kelompok 5
TRANSCRIPT
0
[ ] CASE
KELOMPOK 5
Tetes mata Asam borat dan Zink
sulfat
CASE
CASE PENTAZIC® tetes mata
1
PREFORMULASI
1. Asam Borat
BM : 61,83
Nama Kimia : asam borat
Kemurnian : asam borat mengandung tidak kurang dari 99,5 % H3BO3.
Pemerian : hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol 95%, dan dalam 5 bagian gliserol.
Suhu Lebur : 170,9°C
Khasiat : antiseptikum ekstern
Wadah Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Analisa Kualitatif dan kuantitatif
1. Kualitatif
a. Basahkan sepotong kertas kurkuma P dengan larutan encer zat yang telah
diasamkan dengan asam klorida P, keringkan; warna kertas berubah menjadi
kecoklatan yang bila dibasakan dengan amonia encer P berubah menjadi
hitam kehijauan.
CASE PENTAZIC® tetes mata
2
b. Panaskan sejumlah zat dalam cawan porselen hingga melebur, tambahkan
metanol P, bakar, nyala berwarna hijau.
2. Kuantitatif
Timbang seksama 1 g zat, larutkan dalam 30 ml air, tambahkan 50 ml gliserol P
yang telah dinetralkan terhadap larutan fenolftalein P. Titrasi dengan natrium
hidroksida 1 N menggunakan indikator larutan fenolftalein P.
1 ml larutan natrium hidroksida 1 N setara dengan 61,83 mg H3BO3.
2. Zink sulfat
ZnSO4.7H2O
Nama kimia : Zink sulfat heptahidrat
Berat molekul : 287,54
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
sepat seperti logam, sedikit merapuh.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol (95%)P,
mudah larut dalam gliserol P.
Identifikasi : Menunjukkan reaksi seng dan sulfat yang tertera pada reaksi identifikasi.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Adstringen
Analisa Kualitatif dan kuantitatif
1. Kualitatif
a. Pada larutan garam seng tambahkan larutan alkali hidroksida; terbentuk
endapan putih yang larut dalam larutan alkali hidroksida berlebih. Larutan
tetap jernih pada penambahan larutan amonium hidroksida P tetapi
CASE PENTAZIC® tetes mata
3
memberikan endapan putih bergumpal pada penambahan larutan natrium
sulfida P.
b. Pada larutan garam seng tambahkan larutan kalium heksasianoferat (II) P;
terbentuk endapan putih yang praktis tidak larut dalam asam klorida encer P.
c. Asamkan larutan garam seng dengan asam sulfat encer P, tambahkan 1 tetes
larutan tembaga (II) sulfat P 0,1% b/v dan 2 ml larutan amonium raksa (II)
tiosianat P; terbentuk endapan violet.
d. Pada larutan sulfat tambahkan larutan barium klorida P, terbentuk endapan
putih yang praktis tidak larut dalam asam klorida P.
e. Pada larutan sulfat tambahkan larutan timbal (II) asetat P; terbentuk endapan
putih yang larut dalam larutan amonium asetat P dan dalam larutan natrium
hidroksida P.
2. Kuantitatif
Timbang seksama 300 mg zat, larutkan dalam 100 ml air, tambahkan 5 ml dapar
amonia-amonium klorida P dan 0,1 ml larutan hitam eriokrom P. Titrasi dengan
dinatrium edetat 0,05 M hingga warna biru tua.
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 8,072 mg ZnSO4.
3. Natrium tetraborat4. Natrium edetat
Na2B4O7.10H2ONama kimia : Natrium tetraborat
Berat molekul : 381,37
Kemurnian : Natrium tetraborat mengandung sejumlah Na2B4O7, yang
setara dengan tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 105,0% Na2B4O7.10H2O.
Pemerian : Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk putih; tidak
berbau. Larutan bersifat basa terhadap fenolftalein. Pada waktu mekar di udara kering
dan hangat, hablur sering dilapisi serbuk warna putih.
CASE PENTAZIC® tetes mata
4
Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih dan dalam
gliserin, tidak larut dalam etanol.
Suhu lebur : 40°C
Khasiat : pendapar
Wadah penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Analisa Kualitatif dan kuantitatif
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
Timbang seksama lebih kurang 3 g, larutkan dalam 50 ml air, tambahkan merah
metil LP, titrasi dengan asam klorida 0,5 N LV (pemanasan di atas tangas uap
mungkin diperlukan untuk menambah kelarutan.)
1 ml asam klorida setara dengan 95,34 mg Na2B4O7.10H2O
5. Benzalkonium klorida
Nama kimia : Alkilbenzildimetilamonium klorida
Berat molekul : 360
Kemurnian : pada zat anhidrat, kadar homolog n – C12H25 tidak kurang dari
40,0% dan kadar dari n-C14H29 tidak kurang dari 20,0% dari kandungan total
alkilbenzildimetilamonium klorida. Jumlah komponen homolog n-C12H25 dan n-C14H29
tidak kurang dari 70,0% dari kandungan total alkilbenzildimetilamonium klorida.
CASE PENTAZIC® tetes mata
5
Kandungan total alkilbenzildimetilamoniumklorida dihitung terhadap zat anhidrat,
sedemikian hingga sisa pemijaran, tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
103,0% [C6H5CH2N(CH3)2R]Cl.
Pemerian : gel kental atau potongan seperti gelatin, putih atau
putih kekuningan, biasanya berbau aromatik lemah. Larutan dalam air berasa pahit,
jika dikocok sangat berbusa dan biasanya sedikit alkali.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan etanol; bentuk
anhidrat mudah larut dalam benzena dan agak sukar larut dalam eter.
Suhu lebur : 40°C
Khasiat : pengawet
Wadah penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Analisa Kualitatif dan kuantitatif
3. Kualitatif
a. Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan asam nitrat 2 N atau raksa (II) klorida
LP: terbentuk endapan putih yang larut dalam etanol P.
b. Larutkan lebih kurang 200 mg dalam 1 ml asam sulfat P, tambahkan 100 mg
natrium nitrat P, panaskan di atas tangas uap selama 5 menit. Dinginkan,
encerkan dengan air hingga 10 ml, tambahkan 500 mg serbuk zink P dan
hangatkan di atas tangas uap selama 5 menit. Pada 2 ml beningan tambahkan
1 ml larutan natrium nitrit P (1 dalam 20), dinginkan dalam air es, kemudian
tambahkan 3 ml larutan 2-naftol P dalam 10 ml amonium hidroksida 6 N;
terjadi warna merah jingga.
c. Larutan dalam campuran air dan etanol P volume sama menunjukkan reaksi
klorida cara A, B, dan C:
CASE PENTAZIC® tetes mata
6
A. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan : terbentuk endapan putih
seperti dadih yang tidak larut dalam asam nitrat P, tetapi larut dalam
amonium hidroksida 6 N sedikit berlebih.
B. Tambahkan amonium hidroksida 6 N, saring, asamkan filtrat dengan
asam nitrat P, dan lakukan seperti yang tertera pada uji A.
C. Campur senyawa klorida kering dengan mangan dioksida P bobot sama,
basahi dengan asam sulfat P, dan panaskan perlahan-lahan, terbentuk klor
yang menghasilkan warna biru pada kertes kanji yang basah.
4. Kuantitatif
Timbang seksama setara dengan lebih kurang 500 mg benzalkonium klorida
anhidrat dan masukkan dengan bantuan 35 ml air ke dalam corong pisah 250 ml
bersumbat kaca yang berisi 25 ml kloroform P. tambahkan 10,0 ml larutan
kalium iodida P (1 dalam 20) yang dibuat segar, kocok, dan biarkan memisah,
buang lapisan kloroform. Cuci lapisan air 3 kali, tiap kali dengan 10 ml
kloroform P dan buang lapisan kloroform. Masukkan lapisan air ke dalam labu
Erlenmeyer 250 ml bersumbat kaca dan bilas corong pisah 3 kali, tiap kali
dengan 5 ml air. Tambahkan 40 ml asam klorida P dingin ke dalam labu, campur
dan titrasi dengan kalium iodat 0,05 M LV hingga larutan berwarna coklat muda.
Tambahkan 5 ml kloroform P ke dalam labu dan kocok kuat. Lanjutkan titrasi
tetes demi tetes, kocok tiap kali penambahan hingga lapisan kloroform menjadi
tidak berwarna dan lapisan air menjadi kuning terang. Lakukan penetapan
blangko menggunakan 20 ml air. Perbedaan antara dua titrasi menyatakan
jumlah kalium iodat yang setara bobot benzalkonium klorida yang digunakan.
1 ml kalium iodat 0,05 M setara dengan 3,60 mg benzalkonium klorida.
5. Aqua Destilata (FI edisi IV, 1995)
BM : 18,02 (H2O)
CASE PENTAZIC® tetes mata
7
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Suhu didih : 100°C
Fungsi : pelarut.
TINJAUAN FARMAKOLOGI
Asam Borat
1. Farmakokinetik
Absorbsi : Asam borat diserap melalui saluran cerna, kulit yang rusak,
luka, dan membran mukosa.
Ekskresi : Sekitar 50% dari jumlah yang diabsorpsi akan diekskresikan
melalui urin dalam waktu 24 jam dan sebagian besar sisanya
diekskresikan dalam waktu 96 jam
2. Farmakodinamik
Mekanisme kerja : Asam borat bersifat fungistatik dan bakteriostatik lemah.
Aktivitas bakteriostatik lebih besar dalam basis yang
mengandung banyak air.
Indikasi : Meredakan iritasi mata.
Kontraindikasi : Iritasi mata serius
Perhatian : Pasien yang menggunakan sediaan untuk mata yang
mengandung larutan asam borat disarankan untuk
berkonsultasi pada dokter bila terjadi nyeri pada mata atau
gangguan penglihatan, mata merah atau iritasi berulang, atau
jika kondisi mata memburuk atau menetap. Pasien dengan
CASE PENTAZIC® tetes mata
8
luka terbuka di dekat mata disarankan untuk segera mencari
pertolongan medis.
Zink Sulfat
1. Farmakokinetik
Absorbsi : Asam borat diserap melalui saluran cerna, kulit yang rusak,
luka, dan membran mukosa.
Ekskresi : Sekitar 50% dari jumlah yang diabsorpsi akan diekskresikan
melalui urin dalam waktu 24 jam dan sebagian besar sisanya
diekskresikan dalam waktu 96 jam
2. Farmakodinamik
Mekanisme kerja : Zink sulfat memiliki efek astringen dan aktivitas antiseptik
lemah. Efek astringen terjadi karena zink sulfat
mengendapkan protein dan membersihkan mukus dari
permukaan luar mata.. Zink sulfat menyebabkan vasodilatasi
ringan pada konsentrasi yang digunakan dalam sediaan mata.
Indikasi : iritasi mata ringan.
Kontraindikasi : iritas mata serius
Efek samping : menghambat pertumbuhan tulang, menekan absorbsi kalsium
dan menunda penyembuhan luka.
Perhatian : Pasien yang menggunakan sediaan yang mengandung larutan
zink sulfat disarankan untuk menghentikan penggunaan obat
dan berkonsultasi pada dokter bila terjadi, mata merah atau
CASE PENTAZIC® tetes mata
9
iritasi yang berlanjut, atau kondisi mata memburuk atau
menetap selama lebih dari tiga hari.
TINJAUAN FARMASETIK
1. Alasan Pemilihan Bentuk Sediaan
Asam borat merupakan senyawa yang bersifat fungistatik dan bakteriostatik,
sementara zink sulfat bekerja sebagai astringen dan antiseptik. Dengan daya kerja
tersebut, kedua senyawa ini dapat digunakan untuk meredakan iritasi mata, sehingga
dirancang suatu sediaan yang dapat digunakan pada mata dan bekerja secara lokal.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, dipilih obat tetes mata sebagai bentuk sediaan yang
tepat.
2. Alasan Pemilihan Bahan
Asam borat
Asam borat merupakan senyawa yang berdaya fungistatik dan bakteriostatik
yang umum digunakan sebagai bahan yang dapat meredakan iritasi mata
ringan.
Zink sulfat
Zink sulfat merupakan senyawa yang memiliki efek astringen dan antiseptik.
Efek astringen diperoleh karena senyawa ini mengendapkan protein serta
membersihkan mukus pada bagian luar mata.
Aqua Destilata
CASE PENTAZIC® tetes mata
10
Pelarut yang sering digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi, bersifat
inert dan stabil dalam berbagai bentuk fisik.
FORMULASI
1. Formula StandarKolirium Asam Borat Seng
(Formularium Nasional Edisi II halaman 11)Komposisi:Tiap 100 ml mengandung:Zinci sulfas 250 mgAcidum boricum 1,62 gNatrii Tetraboras 300 mgPhenylhydragyri boras 1 mgAqua pro Injectione hingga 100 ml
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapatSterilisasi:
Digunakan air untuk injeksi bebas udara Disterilkan dengan cara sterilisasi B atau C
Pada etiket harus juga tertera tidak untuk mata yang luka
2. Sediaan yang Beredar
1. Nama dagang : Takarijima®
Produsen : Universal
Komposisi : Tiap ml tetes mata mengandung Efedrin HCl 0,5 mg, Zn-
sulfat 0,15 mg, Asam borat 14,98 mg, Na-sitrat 4,99 mg.
Indikasi : antiseptik untuk mengobati mata lelah, mata merah, bengkak,
gatal-gatal pada mata, mata berair, mata kemasukan debu.
Dosis : 2-3 tetes 3-5 kali sehari
CASE PENTAZIC® tetes mata
11
K/H : Botol 13 ml tetes mata
2. Nama dagang : Aito®
Produsen : Universal
Komposisi : Asam Borat 2,0% - Seng Sulfat 0,25% - Efedrin HCI 0,05% -
Borneol 0,005%
Indikasi :Mata merah karena radang/infeksi seperti konjunktivitis, maupun
karena iritasi oleh debu, asap, sehabis berenang, juga untuk mata
lelah, mata selalu berair, dan sebagai penyejuk mata.
Dosis : Sehari 3 atau 4 kali, setiap kali 2-3 tetes pada masing-masing mata.
K/H : botol plastik @12 ml
3. Formula yang direncanakan
Asam borat 1,5 %
Zink sulfat 1 %
Borax 0,3 %
Benzalkonium klorida0,01 %
Aqua pro ophtalmic ad 10 ml
4. Penimbangan Bahan
1. Asam borat = 1,5100
x10,5 ml=0,1575 g=157,5 mg
2. Zink sulfat = 1
100x10,5 ml=0,105 g=105 mg
3. Borax = 0,3100
x10,5 ml=0,0315 g=31,5 mg
CASE PENTAZIC® tetes mata
12
4. Benzalkonium klorida = 0,01100
x10,5ml=1,05 x10−3 g=1,05 mg
Perhitungan isotonis
V = W x E x 111,1
= (0,1575 x 0,5 )+(0,105 x0,15 )+ (0,0315 x 0,43 )+(0,00105 x 0,0036 ) x111,1
= 12,00
% isotonis = 12
10,5x 0,9 %=1,03 %
Untuk 500 botol tetes mata
a. Asam borat = 500 ×15 7,5 mg=78750 mg=78,75 gb. ZnSO4 = 500 ×105 mg=52500 mg=52,5 gc.
5. Cara Kerja
1. Siapkan kondisi ruang produksi pada white area/kelas IA (daerah kritis
dibawah laminar air flow). Syarat: jumlah cemaran partikel/m3 ≥ 0,5µm,
maksimal sebanyak 3500, cemaran partikel/m3 ≥ 5µm sebanyak 1, jumlah
cemaran mikroba/m3 maksimal ≤ 1, efisiensi saringan 99,99%, pertukaran
udara 20-40 kali/jam, humidity 45-55% pada 16-250C
2. Apabila akan mengerjakan produk diruang white area /kelas IA maka harus
melewati buffer area daerah kritis, syaratnya: jumlah cemaran partikel /m3 ≥
0,5 µm , maksimal sebanyak 3500, cemaran partikel/m3 ≥ 5µm sebanyak 5,
CASE PENTAZIC® tetes mata
13
jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal ≤ 1, efisiensi saringan 99,99%,
pertukaran udara 20-40 kali/jam, humidity 45-55% pada 16-250C
3. Siapkan peralatan, alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,1%, etanol 75%
dan terakhir bilas dengan aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set
peralatan sesuai dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi.
Beri label “siap digunakan”
4. Alat yang disterilkan secara sterilisasi desinfektan permukaan dengan
menggunakan larutan2% ammonium quartener 1:1000 atau larutan 1-2%.
Gramisida fenolik untuk permukaan keras dan licin. Untuk alat dengan
permukaan logam 0,2% natrium nitrit dalam larutan ammonium quartener dan
0,5% natrium bikarbonat ke dalam gramisida fenolik untuk mencegah
timbulnya karat
5. Karet vial, logam ataupun seal plastic disterilisasi secara sterilitas gas
menggunakan gas etilen oksida dalam ruangan dengan kelembapan 98%
selama 60 menit dan sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 550C dan vakum
awal sekitar 27 inci HG konsentrasi etilen oksida 450 mg/L dengan tekanan 28
dan waktu pemaparan minimum 6 jam.
6. Ruangan (lantai dan dinding) secara sterilisasi desinfektan permukaan
disterilkan dengan menggunakan larutan 2% ammonium quartener 1:1000 atau
larutan 1-2% gramisida fenolik untuk permukaan keras dan licin.
7. Karyawan daerah steril harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Di ruang
ganti pakaian, karyawan harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan
menggunakan cairan antiseptic khusus. Keringkan, lalu ganti pakaian rumah
CASE PENTAZIC® tetes mata
14
dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutup kepala, sarung tangan, dan
sepatu khusus.karyawan masuk keruang produksi melalui air lock khusus
karyawan yang telah dilengkapi dengan air sower. Hal ini untuk mencegah
perpindahan mikroba dari luar ke dalam ruang produksi. Masuk ke ruang
produksi, sebelah ujung tidak boleh dalam keadaan terbuka untuk mencegah
aliran udara luar masuk ke ruang produksi.
8. Sebelum memasuki white area / Kelas II maka karyawan di ruang ganti
pakaian gray area harus melepaskan pakaian grey area dan mengganti dengan
bahan Dacron, sarung tangan, masker dan sepatu steril khusus ruangan white
area. Lalu diair lock akan di semprotkan (sterilisasi gas) dengan menggunakan
etilen oksida. Setelah itu baru aman dan steril untuk masuk ke white area.
9. Botol tetes mata dicuci dengan Na pyrofosfat 0,5% dengan mesin pencuci
otomatis. Cuci dan bilas dengan aqua demineralisata, keringkan dalam tunel
dryer suhu 600C selama 2 jam, dinginkan pada suhu kamar selama 1 jam.
Bawa keruang produksi melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
10. Tabel sterilisasi alat dan bahan
No Jenis alat dan bahan
Cara sterilisasi
Awal Akhir
waktu paraf waktu Paraf
1. Baju karyawan Autoklaf 125 ˚C, 20 menit
CASE PENTAZIC® tetes mata
15
2. Ruang produksiPenyinaran dengan UV 2,4 mikrowatt /m³ minimal 3 jam
3. Alat alat gelas Oven 170 ˚C selama 30 menit
4. Botol plastic
Bilas dengan aqua destilata keringkan dengan tunel drier selama 2 jam suhu 60˚C dinginkan dengan suhu 25 ˚C
5. Tutup karetRendam dengan alkohol 95 % 30 menit
6. Water for ophthalmic
Didihkan dengan aquadest dan dilakukan sterilisasi dengan pemanasan 30 menit dihitung saat mulai mendidih
7. Bahan
Asam boratZink sulfatAqua pro ophtalmicaeTween 80%FenilMerkuriNitratAq pro ophthalmicae
Autoklaf 115°/30 menitAutoklaf 121˚C,15menit (aq)
8. Sterilisasi akhir Autoklaf
CASE PENTAZIC® tetes mata
16
11. Wadah yang tahan pemanasan disterilkan dengan pemanasan kering, dioven
pada suhu 1800C selama 2 jam
12. Bahan baku yang diambil digunakan bahan baku dari ruang timbangan kelas
III melalui air lock. Timbang sesuai master formula. Selesai penimbangan
bahan baku di sterilkan sesuai cara sterilisasi, beri label sterilisasi pada master
formula.
13. Cek oleh kepala regu dan kepala unit bila OK kirim ke ruang produksi melalui
air lock khusus bahan baku.
14. Water pro injection dibuat dengan system reverse osmosis dengan tekanan
200-400 PSI membrane filter dari eter selulosa / poliamida efektif menahan
semua makromolekul hingga 85% ion pyrogen yang merupakan makromolekul
maka air untuk tetes mata harus bebas dari pyrogen. Air disimpan dan
disalurkan dalam system pipa khusus uap panas.
15. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan pengemas, disesuaikan
dengan master formula atau CPOB produk yang akan diproduksi. Kirim
keruang packing sekunder (black area) cetak no batch dan tanggal expired date
sesuai master formula. Cek oleh kepala regu dan kepala unit, apabila sudah OK
baru siap digunakan untuk mengemas produk.
16. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang
penyimpanan masing-masing telah mengalami quality control terlebih dahulu
pada masa karantina. Bahan yang dipakai adalah bahan yang telah lulus QC.
Bila tidak memenuhi spesifikasi standar, maka bahan harus ditolak,
dimusnahkan langsung atau dirusak terlebih dahulu.
CASE PENTAZIC® tetes mata
17
Fisostigmini salisilas 53 mg
Karbakol 2,6 mg
Na CMC 5,3 mg
Tween 80% 0,2 ml
Fenil merkuri nitrat 0,05 ml
Aqua pro injeksi hingga 10 ml
17. Di ruang produksi
10 L water pro injection pada wadah stainless stell dan panaskan hingga suhu
400C pastikan untuk tetap dialiri gas nitrogen. Na CMC di kembangkan dalam
wadah kaca atau beker glass dengan air panas diamkan selama 20 menit lalu
campurkan fisostigmin salisilat stirring dengan suhu 50˚C (larutan A).
Fisostigmin salisilat dlarutkan dengan water pro injection (larutan B).
Tambahkan karbaol dipipet lalu masukkan ke dalam larutan A dan larutan B.
Pada mixing tank masukkan larutan A dan larutan B , campurkan dengan
merata lalu masukan fenil merkuri nitrat yang sebelumnya telah dilarutkan
dengan WPI putar dengan kecepatan 100 rpm selama 30 menit hingga di
peroleh disperse yang homogeny tambahkan Tween 80%, panaskan pada suhu
400C (larutan C)
18. Kemudian masukkan aqua pro ophthalmic yang telah dipanaskan kedalam
mixing tank, lakukan pencampuran pada suhu 400C dan aduk hingga tercampur
homogen dengan kecepatan 100 rpm selama 30 menit.
19. Cek dan atur pH antara 5-7,5
CASE PENTAZIC® tetes mata
18
20. Dibawah aliran gas nitrogen alirkan langsung ke storage tank melalui vakum.
Beri label ”karantina”
21. Lakukan pemeriksaan IPC
22. Tingkat keasaman/ PH
23. Penetapan kadar
24. Apabila telah lulus QC pada storage tank di vakumkan dan dilakukan
pengisian dengan one filling machine. Dalam pengisian ke wadah tetes mata,
penutupan sealing, labeling dan sterilisasi dilakukan dalam ketentuan mesin
hanya di awasi oleh 2 orang operator di ruang pengisian (White area kelas II
atau IA) karyawan hanya bekerja pada white area kelas 2 yang disebut dengan
lembar plastic khusus pada comveyer (ban berjalan untuk memindahkan vial
yang sudah terisi) white area kelas IB atau kelas II ke rak khusus.
25. Setiap 15 menit selama pengisian dan sterilisasi, lakukan IPC: keseragaman
bobot.
26. Sterilisasi produk akhir dilakukan secara UV dari lampu kabut merkuri yang
dipancarkan secara ekslusif pada panjang gelombang 2537 Amstrom dengan
intensitas radiasi 20µwatt tiap cm2 dengan waktu pemaparan 1100 detik
27. Selesai pengisian dan sterilisasi, produk yang sudah disusun pada rak khusus,
dikarantina beri label “qarantina”. Lakukan IPC:
Sterilisasi
Uji kebocoran
Uji kejernihan dan warna
Uji keseragaman volume
CASE PENTAZIC® tetes mata
19
28. Bahan partikulat dalam tetes mata
29. Apabila produk sudah lulus uji, produk yang disusun pada rak khusus di kirim
ke packing sekunder, wadah plastik dimasukkan kedalam inner box lalu
masukkan ke outlet box (dus atau karton) beri nomor registrasi batch dan
expired date pada outbox checking akhir
30. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke
bagian logistic.
6. Evaluasi Sediaan
Evaluasi Fisik
1. Uji kejernihan (hanya untuk larutan).
Larutan tetes mata harus jernih dan bebas dari kotoran sehingga harus
dilakukan uji kejernihan yang dilakukan secara visual.
Prosedur : wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu dengan menyinari
wadah dari samping dengan latar belakang berwarna hitam dan putih. Latar
belakang hitam dipakai untuk menyelidiki kotoran berwarna muda atau cerah,
sedangkan latar belakang putih untuk menyelidiki kotoran berwarna gelap.
2. Penentuan bobot jenis
Prinsip : penentuan bobot jenis didasarkan pada perbandingan bobot zat
diudara pada suhu 250C (atau suhu yang ditetapkan dalam monografi)
terhadap bobot air dengan volume dan suhu sama.
CASE PENTAZIC® tetes mata
20
Prosedur : kalibrasi piknometer bersih dan kering dengan menetapkan bobot
piknometer dan bobot air yang baru dididihkin, pada suhu 250C. suhu zat uji
diatur ± 200, masukkan dalam piknometer. Suhu piknometer telah diatur
hingga 250, buang kelebihan zat uji.
3. Penentuan viskositas dan sifat alir
A. Larutan
Alat : Viscometer Hoeppler
Prosedur :
1) Isi tabung yang ada pada alat dengan cairan yang akan diukur
viskositasnya, kurang lebih setengahnya
2) Masukkan bola yang sesuai
3) Tambahkan cairan dalam tabung hingga penuh, kemudian
tabung ditutup
4) Hitung waktu yang diperlukan oleh bola melalui ciran dengan
jarak tertentu
5) Hitung pula bobot jenis cairan dengan menggunakan
piknometer
6) Hitung viskositas (η) menggunakan rumus :
η = B (ρ1 – ρ2)t
Keterangan : B = konstanta bola
ρ1 = bobot jenis bola
ρ2 = bobot jenis cairan
t = waktu yang diperlukan oleh bola (detik)
Evaluasi Kimia
1. Identifikasi
2. Penetapan kadar/ potensi ( USP 30, 2007)
CASE PENTAZIC® tetes mata
21
Timbang seksama sejumlah larutan 2g asam borat lalu campur larutan gliserin
dan air sebanyak 100 ml yang mana fenolftalein adalah sebagai bahan baku
pembanding, dan titrasi dengan Natrium Hidroksida 1N. Lalu tambahkan 50
ml gliserin dengan menambahkan fenoftalein lagi sampai terbentuk warna
pink, setelah terbentuk warna pink lalu hentikan titrasi, lalu berikan lagi
fenoftalein sebagai bahan pembanding nya lakukan titrasi sampai timbul
warna pink lagi. Setiap ml Natrium Hidroksida 1N setara dengan 61,83 mg
Asam Borat.
Evaluasi Biologi
1. Uji efektifitas pengawet
2. Uji sterilitas
ASPEK KEFARMASIAN
1. Aspek Industri
a. Perencanaan
Pihak pemasaran akan mengetahui keadaan pasar terhadap obat yang
diproduksi dan bila terjadi peningkatan permintaan maka unit pemasaran akan
memberitahukan kepada pihak atau unit produksi.
b. Pengadaan
Bila akan dilakukan produksi panitia pengadaan bagian gudang
mempersiapkan semua bahan yang diperlukan. Di gudang bahan baku
disimpan di tempat yang sesuai dengan kestabilan dan sifat dari zat aktif atau
CASE PENTAZIC® tetes mata
22
bahan tersebut. Dimana, hidrokortison, clorcresolum, cetostearil alkohol
disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, sedangkan
cetomacrogolum, paraffin, dan vaselin album diletakkan di tempat yang sejuk.
c. Produksi
Dalam produksi obat dilakukan oleh bagian PPIC kemudian bagian PPIC
mengeluarkan surat untuk memproduksi sediaan dan catatan pengelolaan
batch ke bagian produksi serta surat permintaan pemesanan barang ke gudang.
Bagian produksi akan memproduksi setelah semua bahan diperiksa QC dan
dinyatakan memenuhi syarat dan akan di produksi sesuai CPOB. Selama
produksi dilakukan IPC dan QC.
d. Pemasaran
Produksi yang telah jadi akan dikeluarkan berdasarkan permintaan PBF,
pengeluaran berdasarkan FIFO & FEFO.
2. Aspek Rumah Sakit
Pengadaan didasarkan berdasarkan perencanaan yang diusulkan ke IFRS, jika
produk pada gudang sudah berkurang jumlahnya maka dipesan ke PBF. Setelah
barang diterima, dilakukan pengecekan jumlah kemasan, No Reg dan ED. Produk
disimpan di gudang berdasarkan system FIFO & FEFO. Obat diserahkan ke
tangan pasien disertai informasi mengenai obat tersebut.
3. Aspek Apotek
Bila persediaan obat telah berkurang di gudang maka obat dipesan ke PBF.
Barang yang telah diterima akan dicek, dicatat, dan dilakukan pembukuan.
Kemudian disimpan di gudang dan dikeluarkan berdasarkan system FIFO &
FEFO.
CASE PENTAZIC® tetes mata
23
ASPEK GMP
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat
dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan
tujuan penggunaannya. Pedoman CPOB sesuai dengan Badan POM meliputi 12
aspek yaitu: manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi
dan hygiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan
keluhan produk dan penarikan kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi,
pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, serta kualifikasi dan validasi.
1. Manajemen Mutu
Industri farmasi bertanggung jawab untuk tercapainya tujuan penggunaannya,
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar dan tidak
CASE PENTAZIC® tetes mata
24
menimbulkan resiko yang membahayakan pengguna, dan manajemen
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan ini. Manajemen mutu harus dapat
mencapai tujuan mutu secara konsisten yang didesain secara menyeluruh dan
ditetapkan secara benar.
Unsur dasar manajemen mutu adalah suatu infrastruktu atau sistem mutu
yang tepat mencakup struktur organisasi, prosedur dan sumber daya; dan tindakan
sistematis dilakukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan
yang tinggi, sehingga produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.
Dalam manajemen mutu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya:
a. Pemastian Mutu (QA)
Pemastian mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal
yang baik secara tersendiri maupun secara kolektif , yang akan mempengaruhi
mutu dari obat yang dihasilkan. Pemastian mutu juga merupakan totalitas
semua pengukuran yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa krim
hidrokortison ini dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya.
b. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
CPOB merupakan bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa
krim hidrokortison ini dibuat dan dikehendaki secara konsisten untuk
mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan
dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk. CPOB mencakup
produksi dan pengawasan mutu.
c. Pengawasan Mutu (QC)
QC merupakan bagian dari CPOB yang berhubungan dengan
pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian yang diperlukan dan relevan
telah dilakukan dan bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta
produk yang belum diluluskan tidak dapat dijual atau dipasok sebelum
CASE PENTAZIC® tetes mata
25
mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. Fungsi pengawasan mutu
bersifat independen dari bagian lain.
d. Pengkajian Mutu Produk
Pengajian mutu produk dilakukan secara berkala dan dilakukan terhadap
semua obat terdaftar, temasuk produk ekspor untuk membuktikan konsistensi
proses, kesesuain dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi,
untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan, ini dilakukan tiap tahun
dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan kajian ulang sebelummya.
2. Personalia
Industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang
terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas.
Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB dan memperoleh pelatihan
awal dan berkesinambungan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada personalia adalah:
a. Organisasi, kualifikasi dan tanggung jawab
Bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dalam struktur organisasi
dipimpin oleh orang yang berbeda agar tanggung jawab dan wewenang kedua
bagian tersebut jelas. Masing masing personil diberi wewenang penuh dan
sarana yang cukup untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
Kedua bagian tersebut tidak boleh mempunyai kepentingan lain di luar
organisasi pabrik, sehingga dapat menghambat, membatasi tanggung jawab
bagian tersebut, dan menimbulkan pertentangan kepentingan pribadi atau
financial. Selain itu, seorang manager produksi dan pengawasan mutu harus
seorang apoteker yang terdaftar, terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang
sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dalam bidang pembuatan
obat dan manajerial sehingga memungkinkan untuk menjalankan tugas secara
profesional.
CASE PENTAZIC® tetes mata
26
Kepala bagian produksi diberikan wewenang serta tanggung jawab penuh
untuk mengelola produksi obat, bertanggung jawab atas kualitas obat, baik
dengan manager pengawasan mutu maupun manager teknik.
Kepala bagian pengawasan mutu memiliki wewenang dan tanggung
jawab penuh dalam seluruh tugas pengawasan mutu yaitu dalam penyusunan
verifikasi dan pelaksanaan seluruh prosedur pengawasan mutu. Selain itu,
seorang manager pengawasan mutu memiliki wewenang untuk meluluskan
bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi bila produk itu sesuai
dengan spesifikasinya, atau menolaknya bila tidak cocok dengan
spesifikasinya atau bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui
dan kondisi yang ditentukan.
Kepala bagian produksi dan pengawasan mutu bersama-sama
bertanggung jawab atau ikut bertanggung jawab dalam penyusunan dan
pengesahan prosedur-prosedur tertulis, pemantauan dan pengawasan
lingkungan pembuatan obat, kebersihan pabrik dan validasi proses produksi,
kalibrasi alat-alat pengukur, latihan personalia, pemberian persetujuan
terhadap pemasok bahan dan kontraktor, pengamanan produk dan bahan
terhadap kerusakan dan kemunduran mutu dan dalam penyimpanan catatan-
catatan.
Tenaga penunjang untuk membantu tenaga inti di atas, ditunjuk tenaga
yang terampil dalam jumlah yang sesuai untuk melaksanakan supervise
langsung dibagian produksi dan pengawasan mutu. Disamping staf tersebut
diatas tersedia tenaga yang terlatih secara teknis dalam jumlah yang memadai
untuk melaksanakan kegiatan produksi dan pengawasan mutu yang sesuai
dengan prosedur dan spesifikasi yang telah ditentukan, serta memahami
petunjuk kerja yang tertulis. Tanggung jawab diberikan kepada setiap
karyawan tidak boleh berlebihan sehingga dapat mecegah timbulnya resiko
terhadap mutu obat.
b. Pelatihan
CASE PENTAZIC® tetes mata
27
Pelatihan diberikan pada seluruh personil, baik yang berhubungan
langsung dengan proses produksi obat maupun tidak. Karyawan dilatih
mengenai kegiatan yang sesuai dengan tugasnya dan prinsip CPOB. Pelatihan
ini diberikan oleh tenaga ahli. Perhatian khusus dalam pelatihan diberikan
kepada mereka yang bekerja diruang steril dan bekerja menggunakan bahan
yang mempunyai resiko tinggi yang berbahaya, toksik dan menimbulkan
sensitifitas.
Latihan mengenai CPOB dilakukan secara berkesinambungan dan
dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin agar para karyawan
memahami dan mengerti betul dengan persyaratan CPOB dilaksanakan
menurut program tertulis yang telah disetujui oleh manager produksi dan
manager pengawasan.
3. Bangunan dan fasilitas
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat memiliki desain, konstruksi
serta letak yang memadai sehingga memudahkan dalam pelaksanaan operasi
yang benar. Sarana kerja yang memadai diperlukan untuk meminimalkan resiko
terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain yang
dapat menurunkan.
Syarat-syarat bangunan dan fasilitas menurut CPOB adalah sebagai berikut:
Letak bangunan dapat mencegah terjadinya pencemaran dari lingkungan
sekitar, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air.
Bangunan dan fasilitas dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat dengan tepat
agar memperoleh perlindungan optimal dari pengaruh cuaca, banjir,
rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya hewan.
Bangunan mendapatkan penerangan yang efektif dan memiliki ventilasi
dengan fasilitas pengendali udara.
Desain dan tata letak bangunan memastikan kesesuaian dengan kegiatan
lain, yang dilakukan dalam sarana yang sama atau dalam sarana yang
CASE PENTAZIC® tetes mata
28
berdampingan, dan pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur
lalu lintas umum.
Permukaan bagian dalam ruangan, dinding, lantai dan langit-langit di
desain licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah
dibersihkan serta didesinfeksi. Lantai dan dinding di daerah pengolahan
dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan
pembersihan secara cepat dan efisien. Sudut-sudut antara dinding dan
langit-langit dalam daerah-daerah kritis dibentuk lekungan.
Pencegahan kontaminasi silang dilakukan terhadap bahan biologi aktif atau
produk obat seperti steroid tertentu atau bahan sitotoksik yang dalam
jumlah sangat sedikit dapat menyebabkan sfek fisiologis.
Pembagian kelas ruangan dilakukan untuk memisahkan ruangan di dalam
bangunan produksi, seperti ruangan ganti pakaian, ruangan bahan baku dan
ruangan pengolahan produksi. Tersedianya sarana penyimpanan dengan
kondisi khusus, seperti suhu, kelembaban dan keamanan tertentu.
Pembuatan saluran air limbah cukup besar dan mempunyai bak control
yang baik.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan krim hidrokortison ini
memiliki rancang bangunan dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai
serta ditemparkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang seragam dari
batch ke batch serta untuk memudahkan pembersihan dan peralatan.
Desain dan kontruksi peralatan hendaklah memenuhi persyaratan berikut:
- Peralatan didesain dan dikonstruksi menurut tujuannya.
- Permukaan peralatan yang digunakan tidak bereaksi atau menimbulkan
akibat bagi bahan yang diolah.
- Bahan yang diperlukan untuk pengoperasian alat khusus (seperti pelumas)
tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang sedang diolah.
- Perlatan tidak boleh merusak produk.
CASE PENTAZIC® tetes mata
29
- Peralatan dapat dibersihkan dengan mudah baik bagian dalam maupun
bagian luar serta peralatan tersebut menimbulkan akibat yang merugikan
terhadap produk.
- Peralatan pencucian dan pembersihan tidak menimbulkan pencemaran.
- Peralatan yang digunakan dalam pengolahan bahan kimia yang mudah
terbakar, ditempatkan di daerah dimana digunakan bahan yang mudah
terbakar, dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosif
serta dibumikan dengan sempurna.
- Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan
mencatat, dikalibrasi menurut suatu program dan prosedur yang tepat.
- Cairan yang digunakan pada proses produksi tidak melepaskan serat ke
dalam produk.
a. Pemasangan dan penempatan
- Pemasangan dan penempatan peralatan diatur sedemikian rupa sehingga
proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien, satu dan lainnya
ditempatkan pada jarak yang cukup.
- Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang
sedemikian rupa sehingga mudah dicapai selama kegiatan berlangsung.
- Tiap peralatan utama diberi nomor pengenal yang jelas.
- Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin diberi isolasi
yang baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan memperkecil
kehilangan energi.
- Peralatan yang rusak dikeluarkan dari area produksi dan QC atau diberi
tanda yang jelas.
b. Perawatan
- Peralatan dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan
baik dan mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas,
mutu atau kemurnian produk.
- Prosedur-prosedur tertulis untuk perawatan peralatan dibuat dan dipatuhi.
CASE PENTAZIC® tetes mata
30
- Catatan mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan pemakaian suatu
peralatan utama dicatat dalam buku catatan harian. Catatan untuk peralatan
yang digunakan khusus untuk satu produk saja, dimasukkan kedalam
catatan produksi batch produk tertentu.
5. Sanitasi dan Higiene
Tingkat sanitasi dan hygiene yang tinggi diterapkan pada setiap aspek
pembuatan. Ruang lingkup santitasi dan hygiene meliputi personalia, bangunan,
peralatan dan perlengkapan, produksi serta wadahnya, setiap hal yang dapat
merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran dihilangkan
melalui suatu program sanitasi dan hygiene yang menyeluruh dan terpadu.
a. Higienitas perorangan
- Semua karyawan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama
bekerja, dan pemeriksaan mata secara berkala.
- Semua karyawan menerapkan hygiene perorangan yang baik.
- Tiap karyawan yang mengidap suatu penyakit yang dapat merugikan
kualitas produk dilarang menangani bahan-bahan sampai sembuh kembali.
- Semua karyawan melaporkan keadaan yang dapat merugikan produk.
- Pemakaian sarung tangan untuk menghindari sentuhan langsung antara
tangan dengan bahan dan produk.
- Karyawan menggunakan pakaiana pelindung untuk keamanan sendiri.
- Hanya petugas yang berwenang yang boleh memasuki bangunan dan
fasilitas daerah terbatas.
- Karyawan diinstruksikan agar mencucui tangan sebelum memasuki daerah
produksi.
- Merokok, makan dan minum dilarang didaerah produksi, laboratorium,
dan daerah lain yang dapat merugikan produk
- Prosedur perorangan diberlakukan bagi semua orang.
b. Sanitasi bangunan dan fasilitas
CASE PENTAZIC® tetes mata
31
- Gedung dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan
pelaksanaan sanitasi yang baik.
- Toilet dengan ventilasi yang tersedia cukup
- Tempat penyimpanan pakaian memadai.
- Tempat pencucian diletakkan diluar daerah steril.
- Penyimpanan, penyiapan dan konsumsi makanan dibatasi didaerah khusus
dan memenuhi standar kebersihan.
- Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan dikumpulkan dalam wadah
yang sesuai.
- Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi, dan bahan pembersih tidak boleh
mencemari peralatan dan bahan.
- Ada prosedur tertulis (SOP/ Standard Operation Prosedure) yang
menunjukkan penanggung jawab sanitasi dan hygiene.
c. Pembersihan dan Sanitasi Peralatan
- Peralatan dibersihkan, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih
serta diperiksa kembali kebersihannya sebelum dipakai.
- Pembersihan dilakukan dengan cara vakum atau basah, dan sedapat
mungkin dihindari pencemaran produk.
- Pembersihan dan penyimpanan alat dan bahan pembersih dilakukan dalam
ruangan yang terpisah dari pengolahan.
- Prosedur yang tertulis untuk pembersihan dan sanitasi dibuat, dipatuhi dan
dilaksanakan.
- Catatatn pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi diri disimpan.
d. Validasi prosedur pemberishan dan sanitasi
Prosedur sanitasi dan hygiene divalidasi dan dievaluasi secara berkala
untuk memastikan prosedur yang bersangkutan cukup efektif dan selalu
memenuhi persyaratan.
6. Produksi
CASE PENTAZIC® tetes mata
32
Produksi dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan dan
memenuhi ketentuan CPOB, yang dapat menjamin produk obat yang memenuhi
spesifikasi yang ditentukan.
a. Bahan Awal
Pengadaan bahan awal hanya dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan.
Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan dicatat, meliputi
keterangan mengenai persediaan.
Setiap bahan awal ditetapkan memenuhi spesifikasi dan diberi label
dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.
Untuk setiap kiriman dan batch diberi nomor rujukan yang menunjukkan
identitas yang jelas.
Pada saat penerimaan barang dilakukan pemeriksaan visual, dan contoh
yang diambil petugas, diuji terhadap spesifikasi bahan yang bersangkutan.
Kiriman bahan awal dikarantina sampai disetujui dan diluluskan untuk
dipakai.
Label dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh penanggung jawab
pengawasan mutu.
Persediaan awal diperiksa dalam selang waktu tertentu.
Bahan awal yang tidak stabil oleh pengaruh suhu, disimpan dalam suhu
udara yang diatur.
Bahan awal yang cenderung rusak potensinya dalam penyimpanan
dinyatakan batas umurnya.
Pengeluaran bahan awal dilakukan oleh petugas yang berwenang.
Tersedianya daerah penyerahan yang tersisa untuk mencegah adanya
kontaminasi silang.
Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat diberi tanda silang,
disimpan terpisah dan secepatnya dimusnahkan atau dikembalikan ke
pemasok.
b. Validasi proses
CASE PENTAZIC® tetes mata
33
Semua proses produksi di validasi dengan tepat dan dilaksanakan dengan
tepat menurut prosedur yang telah ditetapkan dan hasilnya disimpan.
Sebelum suatu proses pengolahan induk ditetapkan, dilakukan langkah-
langkah untuk membuktikan kecocokan dengan pelaksanaan produksi.
Perubahan peralatan atau bahan disertai dengan tindakan validasi ulang.
Proses dan prosedur yang kritis dievaluasi kembali secra rutin.
c. Pencegahan pencemaran silang
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat
merugikan kesehatan atau mengurangi daya terapetik atau mempengaruhi
kualitas suatu produk, tidak dapat diterima.
d. Sistem penomoran batch dan lot
Sistem penomoran dijabarkan secara rinci
Sistem penomoran saling berkaitan dengan produk yang dibuat.
Sistem penomoran menjamin bahwa nomor tidak digunakan berulang dan
memudahkan penandaan suatu produk bila terjadi sesuatu.
Pemberiaan nomor dicatat dalam buku harian.
e. Penimbangan dan penyerahan
Metode penanganan, penimbangan, perhitungan dan penyerahan bahan
dan produk tercakup dalam prosedur tertulis.
Semua pengeluaran bahan dan produk didokumentasikan.
Bahan dan produk yang boleh diserahkan hanya yang telah diluluskan
oleh pengawasan mutu.
Sebelum dilakukan penimbangan dilakukan pemeriksaan terhadap
penandaan.
Kapasitas, ketepatan, dan ketelitian alat timbang sesuai dengan jumlah
bahan.
Pada saat penimbangan, pengukuran dilakukan pembuktian kebenaran
ketepatan identitas dan jumlah bahan.
Kebersihan tempat penimbangan dan penyerahan dijaga.
CASE PENTAZIC® tetes mata
34
Penimbangan dan penyerahan menggunakan peralatan yang cocok dan
bersih.
Bahan baku yang diserahkan diperiksa ulang untuk meminimalkan resiko
penyalahgunaan dan kesalahan bahan baku yang akan diproduksi.
f. Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
yang dikembalikan ke gudang penyimpanan adalah produk yang memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditetapkan dan didokumentasikan dengan cara
benar serta direkonsilasi.
g. Pengolahan
Semua bahan yang dipakai diperikasa dahulu.
Kondisi daerah pengolahn dipantau dan dikendalikan.
Peralatan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu.
Semua kegiatan pengolahan mengikuti prosedur tertulis yang telah
ditentukan dan penyimpanan dilaporkan dengan alas an dan penjelasan.
Wadah dan penutup bahan dan produk bersih.
Semua wadah dan peralatan yang berisi bahan dan produk diberi lael
yang tepat.
Semua produk diberi label yang tepat dan dikarantina sampai diluluskan
oleh bagian pengawasan mutu.
Seluruh pengawasan dalam proses harus dicatat dan diteliti.
Hasil sesungguhnya dicatat dan dicocokkan dengan hasil teoritis.
Dalam sluruh tahap pengolahan harus diperhatikan masalah pencemaran
silang.
7. Pengawasan mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari CPOB agar tiap
bahan obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan. Tugas
pokok pengawasan mutu meliputi penyusunan prosedur, penyiapan, instruksi,
menyusun rencana pengambilan seperti meluluskan atau menolak bahan-bahan
produk, meneliti catatan sebelum produk didistribusikan, menetapakan kadar
CASE PENTAZIC® tetes mata
35
kadaluarsa, mengevaluasi pengujian ulang, menyetujui penunjukan pemasok,
mengevaluasi keluhan, menyediakan baku pembanding, menyimpan catatan,
mengevaluasi obat kembalian, ikut serta pada program inspeksi diri dan
memberikan rekomendasi untuk pembuatan obat oleh pihak lain atas dasar
kontrak.
Didalam pengawasan mutu, hal-hal yang diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik.
Laboratorium pengujian meliputi bangunan dan alat-alat penunjang
lengkap dan memadai, personalia terlatih dan bertanggung jawab, peralatan
instrument yang cocok untuk prosedur dan kalibrasi secara berkala, pereaksi
dan media pembiakan yang sesuai dengan monografi yang bersangkutan,
spesifikasi dan prosedur pengujian yang divalidasi dengan fasilitas yang
digunakan, catatan pengujian menyangkut seluruh aspek yang diperlukan dan
contoh tertinggal yang disimpan dipergunakan dalam pengujian selanjutnya.
b. Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi
Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah spesifikasi, cara
pengambilan contoh pengujian terhadap bahan baku, pengemasan, produk
antara, produk ruahan dan obat jadi, uji sterilisasi untuk produk steril, uji
pirogenitas serta pengawasan lingkungan secara berkala terhadap mutu
kimiawi dan mikrobiologi dari air dan lingkungan produksi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi penting yang berkaitan dengan pengawasan mutu, yang
berisi: spesifikasi, prosedur pengambilan sampel, prosedur pencatatan dan
pengujian (termasuk lembar kerja analisis dan atau buku catatan laboratorium)
laporan dan atau sertifikat analisis/ data pemantauan lingkungan (bila
diperlikan), catatan validasi metoda analisis (bila diperlukan), prosedur dan
catatan kalibrasi instrument serta perawatan peralatan. Semua dokumentasi
yang terkait catatan bets disimpan selama 1 tahun setelah tanggal daluarsa
bets bersangkutan.
d. Pengambilan sampel
CASE PENTAZIC® tetes mata
36
Pengambilan sampel merupakan kegiatan yang penting dari system
pemastian mutu. Personil yang mengambil sampel harus memperoleh
pelatihan awal dan pelatihan secara berkala. Pengambilan sampel dilakukan
terhadap bahan awal dan bahan pengemas. Jumlah sampel yang diambil
hendaknya ditentukan secara statistic dan dicantumkan dalam pola
pengambilan sampel. Kegiatan pengambilan sampel dilakukan sedemikian
rupa untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau efek lain yang berpengaruh
terhadap mutu.
Sampel pertinggal dengan identitas yang lengkap yang mewakili tiap
bets bahan awal. Untuk sampel produk jadi disimpan dalam kondisi yang
sama dengan kondisi pemasaran sebagaimana yang tertera pada label. Jumlah
sampel tertinggal minimal 2 kali dari jumlah yang dibutuhkan untuk
pengujian, kecuali uji sterilitas. Sampel tertinggal dari tiap bets hendaknya
disimpan hingga 1 tahun setelah tanggal daluarsa, untuk sampel bahan awal
disimpan 2 tahun setelah tanggal pelulusan produk terkait, bila stabilitasnya
memungkinkan.
e. Persyaratan pengujian
Pengujian dilakukan terhadap bahan awal, bahan pengemas, produk
antara, produk ruahan dan produk jadi sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan
Pengendalian terhadap lingkungan dilakukan sebagai berikut:
pemantauan terhadap air untuk proses dilakukan secara berkala, pemantauan
terhadap lingkungan produksi dilakukan secara berkala, pemantauan terhadap
lingkungan sekitar area produksi untuk mendeteksi produk lain yang dapat
mencemari produk yang dilakukan secara berkala, dan pengendalian cemaran
udara.
Semua bahan pengawasan selama proses dilakukan menurut metode
yang disetujui oleh badan pengawasan mutu dan hasilnya dicatat. Setelah
batas waktu penyimpanan untuk bahan awal, produk antara, produk ruahan
dan produk jadi tersebut habis dilakukan pengujian ulang. Berdasarkan hasil
CASE PENTAZIC® tetes mata
37
uji tersebut bahan atau produk dapat diluluskan kembali untuk digunakan atau
ditolak. Bila bahan disimpan pada kondisi tidak sesuai, bahan tersebut diuji
ulang dan dinyatakan lulus sebelum digunakan selama proses.
Dilakukan pengujian bahan tambahan pada produk jadi hasil pengolahan
ulang. Bagian pengawasan muutu ikut serta dalam pembuatan prosedur
pengolahan induk dan prosedur pengemasan induk.
Studi stabilitas dirancang untukl mengetahui stabilitas dari produk, dan
program ini dipatuhi dan mencakup jumlah, kondisi penyimpanan, dan
metode pengujian. Penelitian stabiliatas dilakukan terhadap produk baru,
kemasan baru, perubahan formula dan batch yang diluluskan.
8. Inspeksi Diri dan Audit Mutu
Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek
produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB. Program inspeksi diri
iii dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk
menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan. Hal-hal yang harus diperhatikan
adalah mencakup seluruh aspek GMP.
Tim inspeksi diri ditunjuk oleh pemimpin perusahaan sekurang-kurangnya
tiga orang dari bidang yang berlainan dan paham mengenai CPOB. Pelaksanaan
dan selang waktu inspeksi diri sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun.
Laporan inspeksi diri mencakup hasil, penilaian, kesimpulan dan usulan
tindakan perbaikan. Tindak lanjut inspeksi diri berdasarkan laporan dilakukan
oleh pemimpin perusahaan.
Audit mutu berguna sebagai pelengkap dari inspeksi diri, yang meliputi
pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari system managemen mutu
dengan tujuan spesifikasi untuk meningkatkan mutu, dilaksanakan oleh spesialis
dari luar atau independen atau tim khusus. Audit mutu diperluas terhadap
pemasok dan penerima kontrak. Daftar pemasok yang disetujui ditinjau ulang
secara berkala dan dievaluasi secara teratur.
CASE PENTAZIC® tetes mata
38
9. Penanganan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk
Kembalian
Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan kembali satu
atau beberapa batch atau seluruh batch dari peredaran dan dilakukan bila ada
produk yang menimbulkan efek samping atau masalah medis lainnya yang
menyangkut fisik, reaksi-reaksi alergi, efek toksik. Penanganan keluhan dan
laporan dicatat dan secepatnya ditangani kemudian dilakukan penelitian dan
evaluasi. Tinjak lanjut dilakukan berupa tindakan perbaikan, penarikan obat dan
dilaporkan kepada pemerintah yang berwenang.
Obat kembalian dapat dikelompokkan sebagai berikut: yang masih
memenuhi spesifikasi yang dapat digunakan, yang dapat diolah ulang dan yang
tidak dapat diolah ulang. Prosedur penanganan produk kembalian mencakup
jumlah, karantina, penelitian, pengolahan kembali, pemeriksaan dan pengawasan
mutu yang seksama. Obat kembalian yang tidak dapat diolah ulang dimusnahkan
dan dibuat prosedur.
Pencatatan dilakukan untuk penanganan obat kembalian dan dilaporkan
dan setiap pemusnahan dibuat berita acara yang ditanda tangani oleh pelaksana
dan saksi.
10. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dari sistem informasi dan managemen
yang meliputi spesifikasi bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan obat jadi, dokumen dalam produksi, dokumen dalam pengawasan
mutu, dokumen penyimpanan dan distribusi, dokumen dalam pemeliharaan,
pembersihan dan pengendalian ruangan serta peralatan, dokumen dalam
pengamanan keluhan obat dan obat jadi, dokumen untuk peralatan khusus,
prosedur dan catatan tentang inspeksi diri, pedoman dan catatan tentang pelatihan
CPOB bagi karyawan.
CASE PENTAZIC® tetes mata
39
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,
disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat
menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan.
Kontrak tertulis antara pemberi dan penerima kontrak dibuat secara jelas
menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak
menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk yang menjadi
tanggung jawab kepala bagian pemastian mutu (QA).
12. Kualifikasi dan Validasi
a. Kualifikasi
Validasi perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek
klinis dari kegiatan yang dilakukan, meliputi seluruh fasilitas, peralatan, dan
proses yang dapat mempengaruhi mutu produk.
1) Kualifikasi Desain (KD)
Merupakan unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas,
sistem atau peralatan yang baru.
2) Kualifikasi Instalasi (KI)
Dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang
dimodifikasi. Persyaratan minimal untuk melakukan KI adalah: instalasi
peralatan, pipa dan sarana penunjang dan instrument sesuai spesifikasi dan
gambar teknik yang didesain; pengumpulan dan penyusunan dokumen
pengoperasian dan perawatan peralatan dari pemasok; ketentuan dan
persyaratan kalibrasi; dan verifikasi bahan konstruksi.
3) Kualifikasi Operasional (KO)
KO dapat dilakukan setelah KI. KO minimal mencakup: pengujian
tentang proses system dan peralatan; dan pengujian yang meliputi satu
atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional atas dan bawah.
Penyelesaikan formal KO mencakup: kalibrasi, prosedur, pengoperasian
dan pembersihan, pemilihan operator dan perawatan preventif.
CASE PENTAZIC® tetes mata
40
Penyelesaian KO fasilitas, system dan peralatan dilengkapi dengan
persetujuian tertulis.
4) Kualifikasi Kinerja (KK)
KK dilakukan setelah KO selesai, meskipun dalam beberapa kasus KK
disatukan dengan KO. KK minimal mencakup: pengujian dengan
menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi
atau produk simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang
proses, fasilitas, system dan peralatan; dan uji yang meliputi satu atau
beberapa kondisi yang mencakup batas atas dan bawah.
5) Kualifikasi fasilitas, peralatan dan system terpasang yang telah
operasional
Agar dapatmendukung dan memverifikasi parameter operasional dan
batas variable kritis pengoperasian alat. Kalibrasi, prosedur,
pengoperasian dan pembersihan, perawatan preventif serta prosedur dan
catatan pelatihan operator didokumentasikan.
b. Validasi Proses
Validasi proses pada umumnya dilakukan sebelum produk dipasarkan
(validasi prospektif), namun dalam kondisi tertentu dapat juga dilakukan
validasi konkuren dan retrospektif.
Terdapat 3 macam cara untuk melakukan validasi proses:
1) Validasi Prospektif
Validasi proses sebelum produk dipasarkan
2) Validasi konkuren
Validasi proses dilakukan selama proses produksi rutin
3) Validasi Retrospektif
Validasi yang dilakukan pada proses yang sudah berjalan (diambil dari
data-data sebelumnya). Validasi ini tidak berlaku jika terjadi perubahan
formula, peralatan dan prosedur pembuatan
CASE PENTAZIC® tetes mata
41
c. Validasi Perbersihan
Validasi pembersihan dilakukan dengan metode analisis tervalidasi yang
memiliki kepekaan untuk mendeteksi residua tau cemaran serta memiliki
batas deteksi yang peka untuk mendeteksi tingkat residu atau cemaran.
Prosedur pembersihan untuk produk dan proses serupa dilakukan pembersihan
pada rentang interval waktu tertentu. Syarat metode tersebut telah tervalidasi
adalah dengan melaksanakan prosedur 3 kali secara berurutan dengan hasil
memenuhi persyaratan.
d. Pengendalian Perubahan
Prosedur pengendalian perubahan memastikan bahwa data pendukung
cukup untuk menunjukan bahwa proses yang diperbaiki akan menghasilkan
suatu produk yang sesuai mutu yang diinginkan dan konsisten dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Dampak perubahan fasilitas, system dan peralatan terhadap produk
dievaluasi, termasuk analisis resiko, kemudian dikualifikasi dan validasi ulang
dengan berdasarkan kebutuhan dan cakupannya.
e. Validasi Ulang (revalidasi)
Fasilitas, system, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan
secara berkala dievaluasi untuk konfirmasi bahwa validasi yang telah
dilakukan masih abash. Jika terjadi perubahan maka dibutuhkan validasi
ulang/revalidasi.
f. Validasi Metode Analisis
Tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa metode analisis sesuai tujuan
penggunaanya. Validasi proses analisis dilakukan 4 tahapan: uji identitas, uji
kuantitatif kemurnian kandungan, uji batas impuritas, dan uji kuantitatif zat
aktif dalam sampel bahan atau obat atau komponen obat tertentu.
CASE PENTAZIC® tetes mata
42
Karakteristik validasi yang diperhatikan yaitu akurasi, presisi,
repeatability, intermediate precision, spesifikasi, batas deteksi/ LOD, batas
kuantifikasi/LOQ, linieritas, dan rentang.
g. Perencanaan Validasi
Semua kegiatan validasi direncanakan dahulu dan didokumentasian
sementara secara singkat, tepat dan jelas dalam RIV (Rencana IndukValidasi).
RIV mencakup: kebijaksanaan validasi; struktur organisasi kegiatan validasi;
ringkasan fasilitas, system, peralatan dan proses yang akan divalidasi; format
dokumen, protocol,dan laporan validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan;
pengendalian perubahan acuan dokumen yang digunakan.
h. Dokumentasi
Protokol validasi tertulis dibuat untuk merinci kualifikasi dan validasi
yang akan dilakukan, serta merinci langkah kritis dan criteria penerimaan.
Protocol dikaji dan disetujui oleh kabag QA.
Laporan dibuat yang mengacu pada protocol kualifikasi dan atau protocol
validasi yang mencakup seluruh hasil yang diperoleh serta penyimpanan yang
terjadi dan perbaikan yang telah dilakukan dan didokumentasikan.
Setelah kualifikasi selesai diberikan peretujuan tertulis untuk dapat
melanjutkan tahap kualifikasi dan validasi.
CASE PENTAZIC® tetes mata
40
[ ] CASE
FORMULIR REGISTRASI
Nama Obat : Pentazic®
Bentuk Sediaan : Tetes mata
Kelas Terapi : Antiseptik
Tunggal Kombinasi
JENIS KEMASAN : Botol BESAR
UNITJenis kemasan lain yang terdaftarNOMOR IZIN EDAR
Nama Industri Farmasi/ : PENTA PHARMAPBF PendaftarAlamat : Jalan M. Hatta No. 45 PadangAlamat Surat-menyurat : Jalan M. Hatta No.45 Padang
Nama Industri Farmasi Luar Negeri/ : -Pemberi lisensi (khusus untukImpor/ lisensi)Nama Industri Farmasi : -(khusus untuk penerima kontrak)Alamat : -
Padang, 14 September 2012
Penanggung Jawab
(Novialdi, S.Farm. Apt)
SIK : 08/SIK-010/200
X
B O T O L
41
Komposisi : Asam borat
Zink sulfat
Aqua destilata
Total berat : 10 ml
CAS No Nama (INN) Jumlah Tipe
50-03-3 Asam borat zat aktif
59-50-7 Zink sulfat 0,1% zat aktif
9004-95-9 Natrium edetat 10% pendapar
67762-27-0 Benzalkonium klorida 7,2 % pengawet
8002-74-2 Natrium klorida 6 % pengisotonis
8009-03-8 Aqua destillata 15% pelarut
cara pemberian obat : topikal
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya
Pendaftaran ke : Badan POM Jakarta
Catatan:
- CAS No : Chemistry Abstract Service
- Gunakan nama INN-Inggris yang tersedia
CASE PENTAZIC® tetes mata
42
Nama Obat : TRITIRSON® HIDROKORTISON ASETATNama Industri Farmasi :TRI PHARMA
Formulir B2
Informasi Produk
1. Nama Obat Jadi : Pentazic®
2. Bentuk Sediaan : Tetes mata
3. Golongan Obat : Obat bebas terbatas
4. Cara Pemakaian : Topikal
5. Pemerian :
Asam borat
BM : 61,83
Nama Kimia : asam borat
Kemurnian : asam borat mengandung tidak kurang dari 99,5 % H3BO3.
Pemerian : hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol 95%, dan dalam 5 bagian gliserol.
Suhu Lebur : 170,9°C
Khasiat : antiseptikum ekstern
Wadah Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Analisa Kualitatif dan kuantitatif
1. Kualitatif
a. Basahkan sepotong kertas kurkuma P dengan larutan encer zat yang telah
diasamkan dengan asam klorida P, keringkan; warna kertas berubah menjadi
kecoklatan yang bila dibasakan dengan amonia encer P berubah menjadi
CASE PENTAZIC® tetes mata
43
hitam kehijauan.
b. Panaskan sejumlah zat dalam cawan porselen hingga melebur, tambahkan
metanol P, bakar, nyala berwarna hijau.
2. Kuantitatif
Timbang seksama 1 g zat, larutkan dalam 30 ml air, tambahkan 50 ml gliserol P
yang telah dinetralkan terhadap larutan fenolftalein P. Titrasi dengan natrium
hidroksida 1 N menggunakan indikator larutan fenolftalein P.
1 ml larutan natrium hidroksida 1 N setara dengan 61,83 mg H3BO3.
6. Formula, Spesifikasi dan Metoda Pengujian
Formulasi
Komposisi tiap tube
Tiap tube mengandung:
Zat Aktif Jumlah
Asam borat
Zink sulfat
Zat Tambahan
Natrium asetat 0,1%
Benzalkonium klorida 10%
Natrium klorida 7,2%
Aqua pro ophtalmicae 6 %
Cara kerja:
31. Siapkan kondisi ruang produksi pada white area/kelas IA (daerah kritis dibawah
laminar air flow). Syarat: jumlah cemaran partikel/m3 ≥ 0,5µm, maksimal
sebanyak 3500, cemaran partikel/m3 ≥ 5µm sebanyak 1, jumlah cemaran
CASE PENTAZIC® tetes mata
44
mikroba/m3 maksimal ≤ 1, efisiensi saringan 99,99%, pertukaran udara 20-40
kali/jam, humidity 45-55% pada 16-250C
32. Apabila akan mengerjakan produk diruang white area /kelas IA maka harus
melewati buffer area daerah kritis, syaratnya: jumlah cemaran partikel /m3 ≥ 0,5
µm , maksimal sebanyak 3500, cemaran partikel/m3 ≥ 5µm sebanyak 5, jumlah
cemaran mikroba/m3 maksimal ≤ 1, efisiensi saringan 99,99%, pertukaran udara
20-40 kali/jam, humidity 45-55% pada 16-250C
33. Siapkan peralatan, alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,1%, etanol 75%
dan terakhir bilas dengan aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set
peralatan sesuai dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri
label “siap digunakan”
34. Alat yang disterilkan secara sterilisasi desinfektan permukaan dengan
menggunakan larutan2% ammonium quartener 1:1000 atau larutan 1-2%.
Gramisida fenolik untuk permukaan keras dan licin. Untuk alat dengan permukaan
logam 0,2% natrium nitrit dalam larutan ammonium quartener dan 0,5% natrium
bikarbonat ke dalam gramisida fenolik untuk mencegah timbulnya karat
35. Karet vial, logam ataupun seal plastic disterilisasi secara sterilitas gas
menggunakan gas etilen oksida dalam ruangan dengan kelembapan 98% selama
60 menit dan sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 550C dan vakum awal
sekitar 27 inci HG konsentrasi etilen oksida 450 mg/L dengan tekanan 28 dan
waktu pemaparan minimum 6 jam.
36. Ruangan (lantai dan dinding) secara sterilisasi desinfektan permukaan disterilkan
CASE PENTAZIC® tetes mata
45
dengan menggunakan larutan 2% ammonium quartener 1:1000 atau larutan 1-2%
gramisida fenolik untuk permukaan keras dan licin.
37. Karyawan daerah steril harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Di ruang ganti
pakaian, karyawan harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan
cairan antiseptic khusus. Keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian
khusus produksi, kenakan tutup kepala, sarung tangan, dan sepatu
khusus.karyawan masuk keruang produksi melalui air lock khusus karyawan yang
telah dilengkapi dengan air sower. Hal ini untuk mencegah perpindahan mikroba
dari luar ke dalam ruang produksi. Masuk ke ruang produksi, sebelah ujung tidak
boleh dalam keadaan terbuka untuk mencegah aliran udara luar masuk ke ruang
produksi.
38. Sebelum memasuki white area / Kelas II maka karyawan di ruang ganti pakaian
gray area harus melepaskan pakaian grey area dan mengganti dengan bahan
Dacron, sarung tangan, masker dan sepatu steril khusus ruangan white area. Lalu
diair lock akan di semprotkan (sterilisasi gas) dengan menggunakan etilen oksida.
Setelah itu baru aman dan steril untuk masuk ke white area.
39. Botol tetes mata dicuci dengan Na pyrofosfat 0,5% dengan mesin pencuci
otomatis. Cuci dan bilas dengan aqua demineralisata, keringkan dalam tunel dryer
suhu 600C selama 2 jam, dinginkan pada suhu kamar selama 1 jam. Bawa keruang
produksi melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
40. Tabel sterilisasi alat dan bahan
CASE PENTAZIC® tetes mata
46
No Jenis alat dan bahan
Cara sterilisasi
Awal Akhir
waktu paraf waktu Paraf
1. Baju karyawan Autoklaf 125 ˚C, 20 menit
2. Ruang produksiPenyinaran dengan UV 2,4 mikrowatt /m³ minimal 3 jam
3. Alat alat gelas Oven 170 ˚C selama 30 menit
4. Botol plastic
Bilas dengan aqua destilata keringkan dengan tunel drier selama 2 jam suhu 60˚C dinginkan dengan suhu 25 ˚C
5. Tutup karetRendam dengan alkohol 95 % 30 menit
6. Water for ophthalmic
Didihkan dengan aquadest dan dilakukan sterilisasi dengan pemanasan 30 menit dihitung saat mulai mendidih
7. Bahan
Asam boratZink sulfatAqua pro ophtalmicaeTween 80%FenilMerkuriNitrat
Autoklaf 115°/30 menitAutoklaf 121˚C,15menit (aq)
CASE PENTAZIC® tetes mata
47
Aq pro ophthalmicae
8. Sterilisasi akhir Autoklaf
41. Wadah yang tahan pemanasan disterilkan dengan pemanasan kering, dioven pada
suhu 1800C selama 2 jam
42. Bahan baku yang diambil digunakan bahan baku dari ruang timbangan kelas III
melalui air lock. Timbang sesuai master formula. Selesai penimbangan bahan
baku di sterilkan sesuai cara sterilisasi, beri label sterilisasi pada master formula.
43. Cek oleh kepala regu dan kepala unit bila OK kirim ke ruang produksi melalui air
lock khusus bahan baku.
44. Water pro injection dibuat dengan system reverse osmosis dengan tekanan 200-
400 PSI membrane filter dari eter selulosa / poliamida efektif menahan semua
makromolekul hingga 85% ion pyrogen yang merupakan makromolekul maka air
untuk tetes mata harus bebas dari pyrogen. Air disimpan dan disalurkan dalam
system pipa khusus uap panas.
45. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan pengemas, disesuaikan
dengan master formula atau CPOB produk yang akan diproduksi. Kirim keruang
packing sekunder (black area) cetak no batch dan tanggal expired date sesuai
master formula. Cek oleh kepala regu dan kepala unit, apabila sudah OK baru siap
digunakan untuk mengemas produk.
46. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan
masing-masing telah mengalami quality control terlebih dahulu pada masa
CASE PENTAZIC® tetes mata
48
karantina. Bahan yang dipakai adalah bahan yang telah lulus QC. Bila tidak
memenuhi spesifikasi standar, maka bahan harus ditolak, dimusnahkan langsung
atau dirusak terlebih dahulu.
Fisostigmini salisilas 53 mg
Karbakol 2,6 mg
Na CMC 5,3 mg
Tween 80% 0,2 ml
Fenil merkuri nitrat 0,05 ml
Aqua pro injeksi hingga 10 ml
47. Di ruang produksi
10 L water pro injection pada wadah stainless stell dan panaskan hingga suhu
400C pastikan untuk tetap dialiri gas nitrogen. Na CMC di kembangkan dalam
wadah kaca atau beker glass dengan air panas diamkan selama 20 menit lalu
campurkan fisostigmin salisilat stirring dengan suhu 50˚C (larutan A). Fisostigmin
salisilat dlarutkan dengan water pro injection (larutan B). Tambahkan karbaol
dipipet lalu masukkan ke dalam larutan A dan larutan B. Pada mixing tank
masukkan larutan A dan larutan B , campurkan dengan merata lalu masukan fenil
merkuri nitrat yang sebelumnya telah dilarutkan dengan WPI putar dengan
kecepatan 100 rpm selama 30 menit hingga di peroleh disperse yang homogeny
tambahkan Tween 80%, panaskan pada suhu 400C (larutan C)
48. Kemudian masukkan aqua pro ophthalmic yang telah dipanaskan kedalam mixing
CASE PENTAZIC® tetes mata
49
tank, lakukan pencampuran pada suhu 400C dan aduk hingga tercampur homogen
dengan kecepatan 100 rpm selama 30 menit.
49. Cek dan atur pH antara 5-7,5
50. Dibawah aliran gas nitrogen alirkan langsung ke storage tank melalui vakum. Beri
label ”karantina”
51. Lakukan pemeriksaan IPC
52. Tingkat keasaman/ PH
53. Penetapan kadar
54. Apabila telah lulus QC pada storage tank di vakumkan dan dilakukan pengisian
dengan one filling machine. Dalam pengisian ke wadah tetes mata, penutupan
sealing, labeling dan sterilisasi dilakukan dalam ketentuan mesin hanya di awasi
oleh 2 orang operator di ruang pengisian (White area kelas II atau IA) karyawan
hanya bekerja pada white area kelas 2 yang disebut dengan lembar plastic khusus
pada comveyer (ban berjalan untuk memindahkan vial yang sudah terisi) white
area kelas IB atau kelas II ke rak khusus.
55. Setiap 15 menit selama pengisian dan sterilisasi, lakukan IPC: keseragaman
bobot.
56. Sterilisasi produk akhir dilakukan secara UV dari lampu kabut merkuri yang
dipancarkan secara ekslusif pada panjang gelombang 2537 Amstrom dengan
intensitas radiasi 20µwatt tiap cm2 dengan waktu pemaparan 1100 detik
57. Selesai pengisian dan sterilisasi, produk yang sudah disusun pada rak khusus,
dikarantina beri label “qarantina”. Lakukan IPC:
CASE PENTAZIC® tetes mata
50
Sterilisasi
Uji kebocoran
Uji kejernihan dan warna
Uji keseragaman volume
58. Bahan partikulat dalam tetes mata
59. Apabila produk sudah lulus uji, produk yang disusun pada rak khusus di kirim ke
packing sekunder, wadah plastik dimasukkan kedalam inner box lalu masukkan
ke outlet box (dus atau karton) beri nomor registrasi batch dan expired date pada
outbox checking akhir
60. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian
logistic.
7. Evaluasi Sediaan
Evaluasi Fisik
4. Uji kejernihan (hanya untuk larutan).
Larutan tetes mata harus jernih dan bebas dari kotoran sehingga harus dilakukan
uji kejernihan yang dilakukan secara visual.
Prosedur : wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu dengan menyinari wadah
dari samping dengan latar belakang berwarna hitam dan putih. Latar belakang
hitam dipakai untuk menyelidiki kotoran berwarna muda atau cerah, sedangkan
latar belakang putih untuk menyelidiki kotoran berwarna gelap.
CASE PENTAZIC® tetes mata
51
5. Penentuan bobot jenis
Prinsip : penentuan bobot jenis didasarkan pada perbandingan bobot zat diudara
pada suhu 250C (atau suhu yang ditetapkan dalam monografi) terhadap bobot air
dengan volume dan suhu sama.
Prosedur : kalibrasi piknometer bersih dan kering dengan menetapkan bobot
piknometer dan bobot air yang baru dididihkin, pada suhu 250C. suhu zat uji
diatur ± 200, masukkan dalam piknometer. Suhu piknometer telah diatur hingga
250, buang kelebihan zat uji.
6. Penentuan viskositas dan sifat alir
B. Larutan
Alat : Viscometer Hoeppler
Prosedur :
7) Isi tabung yang ada pada alat dengan cairan yang akan diukur
viskositasnya, kurang lebih setengahnya
8) Masukkan bola yang sesuai
9) Tambahkan cairan dalam tabung hingga penuh, kemudian tabung
ditutup
10) Hitung waktu yang diperlukan oleh bola melalui ciran dengan
jarak tertentu
11) Hitung pula bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer
12) Hitung viskositas (η) menggunakan rumus :
η = B (ρ1 – ρ2)t
Keterangan : B = konstanta bola
ρ1 = bobot jenis bola
ρ2 = bobot jenis cairan
t = waktu yang diperlukan oleh bola (detik)
C. Suspensi
Alat : Viscometer Broekfield
CASE PENTAZIC® tetes mata
52
Prosedur :
1) Masukkan 500ml sediaan yang telah dikocok kedalam wadah
gelas 500ml
2) Pengujian dilakukan dengan kecepatan rpm yang berbeda, mulai
dari kecepatan rendah
3) Pada setiap pengubahan kecepatan sediaan diistirahatkan selama
30 menit, lalu dilakukan pengukuran dari rpm yang lebih tinggi ke
rpm rendah
4) Setelah dicapai kecepatan tertinggi, sediaan diistirahatkan selama
30 menit, lalu dilakukan pengukuran dari rpm yang lebih tinggi ke
rpm rendah
5) Perlu diperhatikan keperluan spindle yang digunskan
7. Volume sedimentasi dan kemampuan redispersi untuk suspensi
A. Volume sedimentasi
Prinsip : perbandingan antara volume akhir (Vu) sediment dengan volume
awal (Vo) sebelum terjadi pengendapan.
Prosedur :
1) Sediaan dimasukkan dalam tabung sedimentasi berskala
2) Volume yang diisikan merupakan volume awal (Vo)
3) Setelah waktu tertentu amati volume akhir dengan terjadinya
sedimentasi
4) Hitung volume sedimentasi : F = Vu/Vo
B. Kemampuan redispersi
Penentuan homogenitas untuk suspensi diantara 2 kaca objek dan
diperhatikan adanya partikel-partikel kasar atau ketidakhomogenan.
Evaluasi Kimia
3. Identifikasi
CASE PENTAZIC® tetes mata
53
4. Penetapan kadar/ potensi ( USP 30, 2007)
Timbang seksama sejumlah larutan 2g asam borat lalu campur larutan gliserin
dan air sebanyak 100 ml yang mana fenolftalein adalah sebagai bahan baku
pembanding, dan titrasi dengan Natrium Hidroksida 1N. Lalu tambahkan 50 ml
gliserin dengan menambahkan fenoftalein lagi sampai terbentuk warna pink,
setelah terbentuk warna pink lalu hentikan titrasi, lalu berikan lagi fenoftalein
sebagai bahan pembanding nya lakukan titrasi sampai timbul warna pink lagi.
Setiap ml Natrium Hidroksida 1N setara dengan 61,83 mg Asam Borat.
Evaluasi Biologi
3. Uji efektifitas pengawet
4. Uji sterilitas
7. Cara kerja Obat
menghambat pembentukan asam arakidonat, meng inducedlipocortin-1 yang
dilepaskan ke ekstraselular yang berikatan dengan reseptor membrane leukosit
untuk menghambat inflamasi. Selain itu, juga menekan system imun.
8. Indikasi
Dermatitis alergi, dermatitis seboroik, eksim, intertrigo, ruam popok pada bayi dan
pruritus.
9. Kontra indikasi :
Hipersensitivitas, tuberkulosis kulit, infeksi virus, akne rosasea, dermatitis perioral
10. Efek samping :
Dapat terjadi rasa terbakar, gatal, kekeringan, atropi kulit, infeksi sekunder
.
.
11. Posologi
CASE PENTAZIC® tetes mata
54
Oleskan tipis dan merata pada bagian kulit yang sakit 2-3xsehari.
12. Cara penyimpanan dan batas kadaluarsa
Wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya
Batas kadaluarsa 2 tahun.
Nama obat :TRITIRSON®
Nama Industri Farmasi :TRI PHARMA
FORMULIR B2
Cara Pemberian Nomor Bets
CASE PENTAZIC® tetes mata
55
CARA PENOMORAN NO.REGISTRASI
Nomor Registrasi BPOM
Nomor yang diterbitkan oleh Badan POM memiliki arti khusus
TR = Obat tradisional produksi dalam negeri
TI = Obat tradisional Import
SD = Suplemen produksi dalam negeri
SI = Suplemen Impor
MD = Makanan produksi dalam negeri
ML = Makanan impor
CD = kosmetik dalam negeri
CL = kosmetik impor
CA = kosmetik dengan tanda notifikasi
Penerbitan nomor kode produksi : misalnya “TR0907035″
TR = menunjukkan kode “tradisional dalam negeri”
09 = menunjukkan “tahun pembuatan”
07 = menunjukkan “bulan pembuatan”
03 = menunjukkan produksi ke berapa pada bulan tersebut
5 = menunjukkan jumlah produksi (dalam ribuan) pada bets ybs.
Nama obat :TRITIRSON®
Nama Industri Farmasi :TRI PHARMA
FORMULIR B4
Informasi Harga
CASE PENTAZIC® tetes mata
56
Informasi Harga :
Kelas terapi : Anti InflamasiNama Industri Farmasi : TRI PHARMANama Obat : Hidrokortison AsetatBentuk sediaan : KrimZat aktif : Hidrokortison AsetatKekuatan : 100 mg/tubeKemasan : TubeHNA : Rp. 13.000/tube
Nama obat :TRITIRSON®
Nama Industri Farmasi :TRI PHARMA
FORMULIR C1
Dokumen Mutu dan Teknologi
CASE PENTAZIC® tetes mata
57
1. Zat Aktif : Hidrokortison Asetat1.1 Informasi umum
BM : 404,50 (C23H32O6)
Nama kimia : 21-asetoksi-11β,17-dihidroksipergn-4-en3,20-dion
Kemurinian : Hidrokortison asetat menandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih
dari 102,0% C23H32O6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga praktis putih; tidak berbau, rasa. Melebur
pada suhu lebih kurang 2000 disertai penguraian
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan dalam kloroform.
Khasiat : Adrenoglukokortikoidum, antiinflamasi.
Wadah penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya
Absorbsi : Secara topical dapat diserap melalui kulit. Inflamasi dan proses
penyakit lainnya dapat meningkatkan absorbsi perkutan
Distribusi : Ikatan dengan protein plasma 95%
Matabolisme : dimetabolisme di hati dan sebagian besar jaringan tubuh menjadi
bentuk terhidrigenat dan terdegradasi seperti tetrahidrokortison
dan dihidrokortisol.
Ekskresi : Dieksresikan melalui urin, terutama dalam bentuk konjugasi
sebagai glukoronida, bersama sebagian kecil hidrokortison.
2. Obat2.1 Formula
Zat Aktif Jumlah
Hidrokortison asetat 1% mg
CASE PENTAZIC® tetes mata
58
Zat Tambahan
Chlorcresolum 0,1%
Cetomacrogolum 10%
Cetostearylalcoholum 7,2%
Paraffin liquidum 6 %
Vaselin album 15%
2.2 Prosedur pembuatan
2.2.1 Proses produksi
2.2.2 Pengiriman barang ke gudang
Obat jadi yang telah diluluskan QC selanjutnya dikirim ke gudang obat jadi.
2.3 Spesifikasi dan metode pengujian zat aktif dan zat tambahan
2.3.1 Zat Aktif : Hidrokortison Asetat1.1 Informasi umum
Analisa Kualitatif dan kuantitatif
Kualitatif
1 Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan
dalam minyak mineral P. menunjukan maksimum hanya pada panjang
CASE PENTAZIC® tetes mata
59
gelombang yang sama seperti pada hirokortison asetat BPFI.
2 Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 100.000) dalam methanol P
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti Hidrokortison Asetat BPFI; daya serap masing-masing dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 242 nm, berbeda tidak lebih dari 2,5%.
Kuantitatif
Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi.
Larutan baku internal Timbang sejumlah fluoksimesteron, larutkan dalam kloroform P
jenuh air hingga kadar lebih kurang 0,18 mg/ml.
Fase gerak Buat campuran butyl klorida P – butyl klorida P jenuh air – tetrahidrofuran P
– methanol P – asam asetat glasial P.
Larutan baku Timbang seksama sejumlah hidrokortison asetat BPFI, larutkan dalam
larutan baku internal hingga kadar lebih kurang 0,10 mg/ml.
Larutan uji Timbang seksama lebih kurang 10mg, masukkan ke dalam labu ukur 100ml.
encerkan dengan larutan baku internal sampai tanda.
Sistem kromatografi Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detector 254
nm dan kolom 4mm x 30cm berisi bahan pengisi L3 dengan diameter partikel 10um.
Lakukan kromatografi terhadap larutan baku, rekam respon puncak seperti yang tertera
pada prosedur: resolusi, R, antara puncak hidrokortison asetat dan baku internal tidak
kurang dari 2,0 dan simpangan baku relative pada 6 kali penyuntikan ulang tidak lebih
dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama larutan uji dan larutan baku
ke dalam kromatogram, ukur respon puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C23H32O6
dengan rumus:
100 C x ( Ru )Rs
C adalah kadar hidrokortison asetat BPFI dalam mg/ml. larutan baku ; Ru dan Rs
berturut-turut adalah perbandingan respon puncak hidrokortison asetat dan baku internal
CASE PENTAZIC® tetes mata
60
dalam larutan uji dan larutan baku.
2.3.2 Cetomacrogolum-1000
Pemerian : Krim berwarna, ketika dipanaskan akan meleleh menjadi kuning
kecoklatan, tak bebau atau nyaris tak berbau
Kelarutan : Larut dalam air, etanol (~750 g/l) dan aseton; praktis tidak larut dalam
petroleum
Suhu Lebur : 380C
2.3.3 Cetostearylalcoholum
Pemerian : massa putih atau kekuningan, beraroma
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (~750 g/l) dan eter
Suhu Lebur : 43 - 530C
2.3.4 Parafin Liquidium
Pemerian : hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak berwarna atau putih; tidak
berbau; tidak berasa; agak berminyak
Kelarutan : tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah larut dalam kloroform,
dalam eter, dalam minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak
lemak hangat; sukar larut dalam etanol mutlak
Suhu Lebur : 47 - 650C
2.3.5 Vaselin Album
Pemerian : putih atau kekuningan pucat, masa berminyak transparan dalam lapisan
tipis setelah didinginkan 00C
Kelarutan : tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan
dalam etanol mutlak dingin; mudah larut dalam benzene, dalam karbon
CASE PENTAZIC® tetes mata
61
disulfide, dalam kloroform; larut dalam heksan, dan dalam sebagian
besar minyak lemak dan minyak atsiri
Suhu Lebur : 38 - 600C
2.6 Uji stabilitas
Metologi pengujianLong Time Stability Test (jangka lama)Short Time Stability Test (stabilitas dipercepat)
Parameter dan Kriteria pengujian :
Parameter pengujian Kriteria pengujian
Keseragaman bobot Batas penyimpangan +10%
Bahan partikulat Sesuai FI IV
Uji endotoksin bakteri FI IV
Uji efektifitas pengawet FI IV
Uji pirogen FI IV
Etiket dan kemasan Goeswin Agoes,
Nama Obat :NUTRI-C®
Nama Industri Farmasi :TRI PHARMA
FORMULIR C3
Dokumen Uji KlinikNomor
DokumenJumlah
Halaman
CASE PENTAZIC® tetes mata
62
1. Farmakokinetik
Absorbsi : Secara topical dapat diserap melalui
kulit. Inflamasi dan proses penyakit
lainnya dapat meningkatkan absorbsi
perkutan
Distribusi : Ikatan dengan protein plasma 95%
Matabolisme : dimetabolisme di hati dan sebagian
besar jaringan tubuh menjadi bentuk
terhidrigenat dan terdegradasi seperti
tetrahidrokortison dan dihidrokortisol.
Ekskresi : Dieksresikan melalui urin, terutama
dalam bentuk konjugasi sebagai
glukoronida, bersama sebagian kecil
hidrokortison. (Martindale, 1973)
Interaksi Obat- Acenocoumarol kortikosteroid, mengubah efek
antikoagulan acenocumarol
- Acetylsalicylic acid kortikosteroid, menurunkan efek
- Ambenonium kortikosteroid, menurunkan efek
antikolinesterase
- Amobarbital barbiturat, amobarbital menurunkan
efek kortikosteroid hidrokortison
- Anisindione kortikosteroid, mengubah efek
antikoagulan
- Aprobarbital barbiturat, aprobarbital, menurunkan
efek kortikosteroid hidrokortison
- Bismuth Subsalicylate kortikosteroid, menurunkan
efek
- Butabarbital barbiturat, butabarbital, dapat
CASE PENTAZIC® tetes mata
63
menurunkan kortikosteroid
hidrokortison
- Butalbital barbiturat, butalbital, dapat
menurunkan efek kortikosteroid
hidrokortison
- Butethal barbiturat, butethal, menurunkan efek
kortikosteroid hidrokortison
- Cholestyramine Cholestyramine menurunkan efek
hidrokortison
- Colestipol Cholestyramine menurunkan efek
hidrokortison
- Dicumarol kortikosteroid, mengubah efek
antikoagulan
- Edrophonium kortikosteroid, menurunkan efek
antikolonesterase
- Ethotoin inducer enzim, ethotoin, menurunkan
efek hidrokortison
- Fosphenytoin inducer enzim, fosphenytoin,
menurunkan efek hidrokortison
- Heptabarbital barbiturat, heptabarbital, menurunkan
efek hidrokortison
- Hexobarbital barbiturat, hexobarbital, menurunkan
efek hidrokortison
- Magnesium salicylate kortikosteroid, menurunkan
efek magnesium salicylate.
- Mephenytoin inducer enzim, mephenytoin,
menurunkan efek hidrokortison
- Methohexital barbiturat, methohexital, menurunkan
efek hidrokortison
- Methylphenobarbital barbiturat, methylphenobarbital,
CASE PENTAZIC® tetes mata
64
menurunkan efek hidrokortison
- Midodrine Menigkatkan tekanan arterial
- Neostigmine kortikosteroid, menurunkan efek
antikolinesterase, neostigmine.
- Pentobarbital barbiturat, pentobarbital, menurunkan
efek hidrokortison
- Phenobarbital barbiturat, penobarbital, menurunkan
efek hidrokortison.
- Phenytoin inducer enzim, phenytoin,
menurunkan efek hidrokortison
- Primidone barbiturat, primidone, menurunkan
efek hidrokortison
- Pyridostigmine kortokosteroid, menurunkan efek
antikolnesterase
- Quinidine barbituratebarbiturat, quinidine barbiturate,
menurunkan efek hidrokortison
- Rifampin enzim inducer, rifampin, menurunkan
efek hidrokortison
- Salicylate-sodium kortikosteroid, hidrokortison,
menurunkan efek salislat, salicylate-
sodium.
- Salsalate kortikosteroid menurunkan efek
salicylate, salsalate.
- Secobarbital barbiturat, secobarbital, menurunkan
efek hidrokortison
- Talbutal barbiturat, talbutal, menurunkan efek
hidrokortison
- Trastuzumab Trastuzumab meningkatkan resiko
neutropenia dan anemia.
- Trisalicylate-choline kortikosteroid menurunkan efek
CASE PENTAZIC® tetes mata
65
salicylate, trisalicylate-choline.
- Warfarin kortikosteroid, mengubah efek
antikoagulan
Efek SampingDpat terjadi rasa terbakar, gatal, kekeringan, atropi kulit,
infeksi sekunder.
1. Kesimpulan
Hidrokortison asetat merupakan antiinflamasi, anti alergi dan
antipruritus yang digunakan pada penyakit dermatitis atopic
(eksim), dermatitis alergik, dan pruritus genital. Hidrokortison
Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan dalam
kloroform
ETIKET
ATURAN PAKAI : No.Reg :DBL 1025708729A1Bersihkan bagian kulit yang No batch : 101919
sakit dan gatal lalu oleskan OBAT LUAR Exp. Date : Mei 2012tipis 2-3 x sehari.
ATURAN PAKAI : No.Reg :DKL1025708729A1Bersihkan bagian kulit yang No batch : 101919
sakit dan gatal lalu oleskan OBAT LUAR Exp. Date : Mei 2014tipis 2-3 x sehari.
CASE PENTAZIC® tetes mata
66
BROSUR
Netto : 10 gram
TRITISON® KRIM
TRI FARMA Padang-
Indonesia
Netto : 10 gram
BENZOLES®KRIM
FRILLY FARMA Padang- Indonesia
KOMPOSISI : INDIKASI :Krim mengandung : tHidrokortison asetat................. 1 % kulit yang disebabkan oleh
jamur dan kutu air
Simpan di tempat sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya.
tRITISON® Krim
Tritirson® Krim
KomposisiKrim mengandung :Hidrokortison asetat……………………..…………………………. 1 %
Farmakologi BENZOLES®merupakan suatu sediaan berbentuk krim untuk penggunaan pada kulit
Netto : 10 g
Tritirson® KRIM
Komposisi IndikasiKrim mengandung : Mengobati dermatitis atopik, Hidrokortison asetat…………1 % dermatitis alerik dermatitis seboroik, eksim, intertrigo, ruam popok pada bayi dan pruritus.
Simpan di tempat sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya.
KETERANGAN LEBIH LENGKAP LIHAT BROSURNo.Reg :DBL 1025708729A1
No batch : 101919 TRI farmaExp. Date : Mei 2012 PADANG- INDONESIA
Netto : 10 gram
TRITISON® KRIM
TRI FARMA Padang-
Indonesia
CASE PENTAZIC® tetes mata
67
Tritirson® Krim
KomposisiKrim mengandung :Hidrokortison asetat……………………..…………………………. 1 %
Farmakologi BENZOLES®merupakan suatu sediaan berbentuk krim untuk penggunaan pada kulit
CASE PENTAZIC® tetes mata