kelinci yg sombong dan kura-kura.docx

4
Contoh cerita anak Kelinci yang Sombong dan Kura-kura Di sebuah hutan kecil di pinggiran desa, ada seekor Kelinci yang sombong. Dia suka mengejek hewan- hewan lain yang lebih lemah darinya. Seperti pada suatu hari ketika Kelinci bertemu dengan Semut, ”Hei, kau semut! Bisa apa kau dengan tubuhmu yang amat kecil itu? Kau bahkan tidak lebih besar daripada makananmu. Hahaha,” ejek Kelinci kepada semut. Karena sifat sombong Kelinci itulah, hewan-hewan kecil yang hidup di hutan itu tidak ada yang suka pada Kelinci. Suatu hari setelah kejadian itu, Kelinci berjalan dengan angkuhnya mencari lawan yang lemah untuk diejeknya. Kebetulan ia bertemu dengan kura-kura. “Hei, kura-kura si lambat, kamu jangan jalan saja dong, lari ayo lari, biar cepat sampai,” kata Kelinci sambil mencibirkan bibirnya ke Kura-kura. “Biarlah Kelinci, memang jalanku lambat. Yang penting, aku sampai ke tempat tujuanku dengan selamat. Daripada cepat-cepat nanti bisa jatuh dan terluka,” jawab Kura-kura dengan tenang. Kelinci terdiam, ia tampak sedang merencanakan sesuatu. Tak lama kemudian, ia memulai pembicaraan lagi. “Hei, kura-kura, bagaimana kalau kita adu lari? Kalau

Upload: restu

Post on 13-Nov-2015

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Contoh cerita anak

Kelinci yang Sombong danKura-kura

Di sebuah hutan kecil di pinggiran desa, ada seekor Kelinci yang sombong. Dia suka mengejek hewan-hewan lain yang lebih lemah darinya. Seperti pada suatu hari ketika Kelinci bertemu dengan Semut, Hei, kau semut! Bisa apa kau dengan tubuhmu yang amat kecil itu? Kau bahkan tidak lebih besar daripada makananmu. Hahaha, ejek Kelinci kepada semut. Karena sifat sombong Kelinci itulah, hewan-hewan kecil yang hidup di hutan itu tidak ada yang suka pada Kelinci.

Suatu hari setelah kejadian itu, Kelinci berjalan dengan angkuhnya mencari lawan yang lemah untuk diejeknya. Kebetulan ia bertemu dengan kura-kura. Hei, kura-kura si lambat, kamu jangan jalan saja dong, lari ayo lari, biar cepat sampai, kata Kelinci sambil mencibirkan bibirnya ke Kura-kura. Biarlah Kelinci, memang jalanku lambat. Yang penting, aku sampai ke tempat tujuanku dengan selamat. Daripada cepat-cepat nanti bisa jatuh dan terluka, jawab Kura-kura dengan tenang. Kelinci terdiam, ia tampak sedang merencanakan sesuatu.

Tak lama kemudian, ia memulai pembicaraan lagi. Hei, kura-kura, bagaimana kalau kita adu lari? Kalau kau bisa menang, aku akan beri kau hadiah, apapun yang kau minta, kata Kelinci. Di dalam hatinya dia berkata, Hah, mana mungkin si lambat itu bisa mengalahkanku, batin Kelinci penuh percaya diri. Wah, Kelinci, mana mungkin aku bertanding adu lari denganmu. Kau bisa lari dengan cepat, kau juga dapat melompat jauh. Sedangkan aku, berjalan selangkah demi selangkah sambil membawa rumahku yang berat ini, kata kura-kura. Nggak bisa! Kamu nggak boleh menolak tantanganku ini. Pokoknya, besok pagi aku tunggu kau di sini. Aku akan menghubungi Jerapah untuk jadi wasitnya, Kelinci memaksa. Kura-kura hanya bisa diam melongo. Dalam hatinya berkata, Mana mungkin aku bisa mengalahkan Kelinci?.

Keesokan harinya, Kelinci sudah menunggu dengan sombongnya di tempat yang telah dijanjikan. Jerapah juga sudah datang untuk menjadi wasit adu lari antara Kelinci dan Kura-kura ini. Setelah Kura-kura datang, Jerapah berkata, Begini peraturannya, kalian mulai dari garis ini. Nah, siapa yang bisa kembali duluan di sini, dialah yang menang, kata Jerapah menjelaskan.

Kalian siap?, tanya Jerapah. Siap, jawab Kelinci semangat. Oke, satu dua tiga, Jerapah memberi aba-aba. Kelinci segera berlari mendahului Kura-kura yang mulai melangkah pelan. Kura-kura tidak bisa berlari mengejar Kelinci karena ia tidak bisa meninggalkan rumahnya. Ayo kura-kura, lari dong. Kejar aku kalau kau bisa! teriak Kelinci dari kejauhan. Tampaknya kau tidak bisa mengejarku, haha. Baiklah, aku tunggu di sini ya, katanya lagi sambil mengejek kura-kura. Kelinci duduk-duduk sambil bernyanyi di bawah pohon yang rindang. Angin berhembus pelan dan sejuk, sehingga membuat Kelinci mengantuk. Tak lama kemudian Kelinci pun tertidur.

Dengan pelan tapi pasti, kura-kura melangkah sekuat tenaga. Diam-diam ia melewati Kelinci yang tertidur pulas. Tak terasa, beberapa langkah lagi ia akan mencapai garis finish. Ketika itulah, Kelinci terbangun. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Kura-kura sudah hampir mencapai garis finish. Apa! Kenapa Kura-kura si lambat itu bisa mendahuluiku?, kata Kelinci. Sekuat tenaga ia berlari dan melompat untuk mengejar Kura-kura. Namun sudah terlambat, kaki Kura-kura telah menyentuh garis finish dan Jerapah telah memutuskan bahwa pemenangnya adalah Kura-kura. Kelinci yang sombong itu terdiam, seolah tak percaya bahwa Kura-kura dapat mengalahkannya.

Nah, siapa sekarang yang pemenangnya, Kelinci? tanya Kura-kura kepada Kelinci. Wah, ternyata kau menang, Kura-kura, jawab Kelinci malu. Sesuai kesepakatan awal kita, aku dapat meminta apapun yang aku inginkan. Aku tidak menginginkan hadiah, aku hanya ingin kau berubah. Kau tidak boleh sombong lagi, tidak boleh mengejek teman-teman, dan kau juga tidak boleh nakal ya?, pinta kura-kura. Baik Kura-kura, mulai sekarang aku tidak akan sombong lagi, tidak akan mengejek lag, dan aku tidak akan nakal lagi. Maafkan aku ya, kata kelinci. Iya, nggak apa-apa, sekarang kita berteman ya?, kata kura-kura. Sejak saat itu Kelinci tidak sombong lagi. Ia berteman baik dengan semua hewan di hutan.