kelebihan berat badan

Upload: inah-sakinah

Post on 10-Oct-2015

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proposal Penelitian

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    1/27

    I

    LEMBAR PENGESAHAN

    P R O P O S A L P E N E L I T I A N

    Proposal Penelitian dengan judul: Hubungan Overweight

    Terhadap Kadar Glukosa Darah Postprandial pada Dewasa

    Muda di Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu Tahun 2014

    Disusun oleh :

    Dinda Fitriana Setia H1A013035

    Menyetujui

    Ketua Pengelola FKIK UNIB Penanggung Jawab Modul

    Riset

    Dr. Sumpono dr. Sylvia Rianissa Putri

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    2/27

    II

    PERNYATAAN

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

    diajukan untuk memenuhi tugas modul riset dan sepanjang pengetahuan saya

    tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

    lain , kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar

    pustaka.

    Bengkulu, 16 Januari 2014

    Dinda Fitriana Setia

    H1A013035

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    3/27

    III

    Daftar Isi

    LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... I

    PERNYATAAN ...................................................................................................... II

    Daftar Isi.................................................................................................................III

    BAB I PENDAHULUAN..1

    A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2

    D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2

    BAB IILANDASAN TEORI ................................................................................. 4

    A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 4

    1. Dewasa Muda dan Risiko Penyakit ........................................................ 4

    2. Overweight ............................................................................................. 4

    3. Kadar Glukosa Darah ............................................................................ 7

    4. Hiperglikemia Postprandial ................................................................. 10

    5. Hubungan Kelebihan Berat Badan dengan Kadar Glukosa darah ........ 11

    B. Kerangka Konsep ......................................................................................... 13

    C. Hipotesis ....................................................................................................... 13

    BAB IIIMETODE PENELITIAN........................................................................ 14

    A. Desain Penelitian .......................................................................................... 14

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 14

    C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 14

    D. Besar Sampel ................................................................................................ 15

    E. Cara Kerja .................................................................................................... 16

    F. Kriteria penelitian......................................................................................... 19

    G. Identifikasi variabel penelitian ..................................................................... 19

    H. Definisi Operasional..................................................................................... 21

    I. Batasan operasional ...................................................................................... 22

    J. Masalah Etik................................................................................................. 22

    Daftar Pustaka ....................................................................................................... 23

    Lampiran.25

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    4/27

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Overweight menjadi salah satu risiko penyebab kematian di dunia.

    Setidaknya ada 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahunnya akibat

    overweight dan obesitas (WHO, 2011). Beberapa hasil penelitian kesehatan

    mengatakan bahwa overweight berkaitan dengan berbagai macam penyakit

    seperti penyakit jantung dan diabetes. Menurut penelitian (Lewis, 2009)

    dalam artikel kesehatan yang dimuat oleh American Heart Association

    (AHA), bahaya kesehatan bagi seseorang yang overweight harus ditanggapi

    dengan serius terutama jika ada faktor risiko lain seperti intoleransi glukosa

    dan peningkatan tekanan darah.

    Kadar glukosa darah biasanya berfluktuasi, naik turun sepanjang hari dan

    setiap saat tergantung pada makanan yang masuk dan aktivitas fisik seseorang.

    Jika kadar glukosa darah melebihi batas normal disebut Kadar Glukosa darah

    tinggi atau Hyperglikemia. Jika seseorang memiliki kadar glukosa darah yang

    tinggi dan meskipun belum dikategorikan sebagai pengidap diabetes, keadaan

    ini dapat disebut sebagai intoleransi terhadap glukosa atau prediabetes

    (Nathan, 2010).

    Diabetes merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya

    peningkatan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Gustaviani,

    2008). Saat ini, sudah ada 230 juta penduduk dunia yang mengidap diabetes.

    Di Indonesia, pada tahun 1995, ada 4,5 juta orang yang mengidap diabetes dan

    diperkirakan pada 2025 akan menjadi 12,4 juta orang, atau urutan kelima

    terbanyak di dunia (Tandra, 2009).

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    5/27

    2

    Menurut (Whitlock, 2009) dalam sebuah tinjauan sistematis dan meta

    analisis studi kohort prospektif, pria dengan overweight memiliki 2,4 kali lipat

    peningkatan risiko menderita DM tipe 2 dibandingkan dengan berat badan pria

    normal, sedangkan wanita dengan overweight 3,9 kali lipat lebih berisiko

    menderita DM tipe 2 dibanding dengan berat badan wanita normal.

    Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan

    berat badan terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Pada penelitian ini,

    penulis lebih memfokuskan penelitiannya pada dewasa muda. Karena dewasa

    muda saat ini berisiko lebih tinggi mengidap penyakit tidak menular termasuk

    yang terkait dengan kadar glukosa darah.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun masalah yang dapat penulis rumuskan berdasarkan latar belakang

    di atas adalah : Bagaimana hubungan overweight Terhadap Kadar Glukosa

    Darah Terhadap Dewasa Muda di Fakultas Kedokteran Universitas Tahun2014?

    C. Tujuan Penelitian

    Mengetahui hubungan overweight terhadap kadar glukosa darah

    postprandial di Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu tahun 2014.

    D. Manfaat Penelitian

    Beberapa manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Bagi Peneliti

    Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

    mengenai hubungan keadaan overweight terhadap kadar glukosa darah.

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    6/27

    3

    2.

    Bagi Masyarakat dan Pembaca

    Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi

    masyarakat secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai hubungan

    keadaan overweight terhadap kadar glukosa darah dan memberikan umpan

    balik kepada masyarakat mengenai kadar glukosa mereka sudah baik atau

    belum.

    3. Bagi FKIK UNIB

    Hasil penelitian ini bagi FKIK UNIB yaitu

    Hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan informasi dan

    pengetahuan yang bermanfaat mengenai keterkaitan overweight

    terhadap kadar glukosa darah bagi mahasiswa Program

    Pendidikan Kedokteran Universitas Bengkulu

    Meningkatkan citra akademik FKIK Universitas Bengkulu.

    .

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    7/27

    4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Dewasa Muda dan Risiko Penyakit

    Masa dewasa muda dimulai sekitar usia 18 sampai 22 tahun dan

    berakhir pada usia 35 sampai 40 tahun (Andranita,2008). Masa dewasa muda

    merupakan salah satu periode tumbuh kembang yang penting dan

    menentukan pada periode perkembangan berikutnya (Andranita,2008).

    Menurut National Health and Nutrition Examination Study

    (NHANES) antara periode 1988-1994 dan 1999-2000 terjadi peningkatan

    dewasa muda obesitas sebesar 11 % (Sargowo,2005). Menurut WHO

    technical report series tahun 2005, diperkirakan akan terjadi peningkatan

    penyakit kronis meliputi penyakit kardiovaskuler, obesitas, diabetes melitus,

    dan beberapa jenis kanker, sebesar 57% hingga tahun 2020.

    Hal di atas dikaitkan dengan pola makan dan gaya hidup yang

    berkembang saat ini, gaya hidup barat yang bercirikan makanan tinggi kalori

    dan lemak, aktivitas fisik yang kurang serta kebiasaan merokok dan minum

    alcohol (Marchand,1997). Gaya hidup inilah yang menimbulkan

    keseimbangan energi positif pada tubuh, kenaikan berat badan dan berujung

    pada obesitas serta segala risiko penyakit yang mengiringinya

    (Marchand,1997).

    2. Overweight

    Metabolisme energi di dalam tubuh manusia diatur oleh berbagai faktor,

    baik yang menyebabkan meningkatnya penyimpanan energi, atau yang

    mendorong pemakaian energi (Meutia, 2005). Pemakaian energi tubuh diatur

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    8/27

    5

    dalam keadaan seimbang. Bila energi yang masuk lebih besar dari energi yang

    keluar, kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam jaringan lemak.

    Overweight didefinisikan sebagai peningkatan berlebihan jaringan lemak

    pada otot dan jaringan skeletal (Dorlan, 2002). Dikatakan Overweight jika IMT

    23. Secara ilmiah kelebihan berat badan (overweight) terjadi akibat

    mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.

    a. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Overweight

    1. Faktor Genetik

    Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik

    memberikan hubungan sebesar 33% terhadap berat badan seseorang (Mumpuni,

    2010). Menurut penelitian Haines et al (2007) dalam Sartika (2011) Jika ayah

    dan/atau ibu menderita overweight maka kemungkinan anaknya memiliki

    kelebihan berat badan sebesar 40-50 %.

    2. Faktor Lingkungan

    Lingkungan termasuk perilaku atau pola gaya hidup. Penelitian di Amerika

    menunjukkan bahwa anak-anak yang disekitar sekolahnya terdapat restoran

    cepat saji atau fast food akan memiliki kecenderungan untuk jarang

    mengomsumsi buah dan sayuran. Pada akhirnya perubahan pola dan kebiasaan

    tersebut akan memengaruhi jumlah siswa yang kelebihan berat badan atau

    overweight dan kegemukan atau obesitas.

    3. Faktor Pola Makan

    Mengomsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, seperti gula,

    fruktosa, soft drink, bir dan wine akan menyebabkan berat badan karena

    karbohidrat. Para ahli menyebutkan bahwa orang yang makan dalam jumlah

    sedikit dengan frekuensi 4-5 kali sehari memiliki kadar kolesterol dan glukosa

    darah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan frekuensi makannya kurang

    dari itu.

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    9/27

    6

    4. Faktor Psikis

    Dari hasil penelitian juga membuktikan bahwa orang gemuk makan lebih

    banyak dalam situasi yang sangat mencekam (McKenna, 1999) dalam

    (Mumpuni, 2010).

    5. Faktor Aktivitas Fisik

    Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor, yaitu tingkat aktivitas dan

    olahraga secara umum dan angka metabolisme basal atau tingkat energi yang

    dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Kurangnya olahraga

    secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh

    orang tersebut.

    c.

    Dampak Patologis dari Berat Badan Berlebih dan Obesitas

    Tabel 1.2 Dampak Patologis dari Berat Badan Berlebih dan Obesitas

    Jenis efek Contoh penyakit/dampak patologis

    Efek metabolic Diabetes mellitus tipe 2 (gangguan

    intoleransi glukosa, resistensi insulin)

    Penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi

    dislipidemia,dan gangguan pembekuan darah

    Disfungsi hormonal : kelainan

    menstruasi,perubahan anatomis

    Efek Mekanis Muskuloskeletal (osteoarthritis pada

    sendi yang menahan berat badan)

    Kesulitan bernafas termasuksleep apnoe

    dan sesak nafas

    Komplikasi Bedah Resiko anastetik, buruknya

    penyembuhan luka, risiko trombosis

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    10/27

    7

    Efek Psikologis Keletihan, agoraphobia, rasa rendah

    diri, masalah dalam hubungan keluarga

    3. Kadar Glukosa Darah

    a. Definisi

    Kadar glukosa darah (KGD) adalah jumlah kandungan glukosa dalam

    plasma (Dorland, 2002).

    b. Metabolisme Glukosa

    1) Proses Pencernaan dan Absorbsi Glukosa

    Metabolisme glukosa dimulai saat glukosa terkandung sebagai senyawa

    dalam bentuk makanan yang lebih kompleks. Ketika makanan dikunyah,

    makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri dari enzim pencernaan

    ptialin (suatu -amilase) yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis.Enzim ini menghidrolisis tepung menjadi disakarida maltosa dan polimer

    glukosa kecil lainnya. Namun, makanan berada dalam mulut hanya untuk

    waktu yang singkat, sehingga tidak lebih dari lima persen dari total

    karbohidrat yang masuk ke rongga mulut yang bisa diurai untuk menjadi

    karbon yang lebih sederhana (Guyton,2007).

    Pencernaan karbohidrat kemudian berlanjut di dalam lambung selama 1

    jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Setelah itu,

    dalam waktu 15 sampai 30 menit, kimus (hasil pencernaan dari lambung)

    menuju usus halus (duodenum) dan bercampur dengan sekresi dari pankreas

    untuk dicerna lebih lanjut. Pada tahap ini, hampir semua karbohidrat telah

    dicernakan (Guyton,2007).

    Disakarida yang masuk ke dalam usus halus, akan dicerna menjadi

    monosakarida oleh enzim-enzim epitel usus. Disakarida tersebut seperti

    laktosa, sukrosa, dan maltosa. Laktosa dipecahkan menjadi satu molekul

    galaktosa dan satu molekul glukosa. Sukrosa dipecahkan menjadi satu

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    11/27

    8

    molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan turunan glukosa

    kecil lainnya semua dipecahkan menjadi molekul-molekul glukosa. Produk

    akhir dari pencernaan karbohidrat semuanya adalah monosakarida. Seluruh

    monosakarida tersebut bersifat larut-air dan diserap dengan segera ke dalam

    darah portal (Guyton,2007).

    Setelah pencernaan dari saluran pencernaan, banyak fruktosa dan hampir

    semua galaktosa diubah secara cepat menjadi glukosa di dalam hati.

    Glukosa kemudian menjadi bentuk umum akhir untuk mentranspor hampir

    semua karbohidrat ke sel dan jaringan (Guyton,2007).

    2) Pengaturan Glukosa Darah

    Lebih dari 95 persen dari seluruh monosakarida yang beredar di dalam

    darah pada umumnya merupakan produk perubahan akhir, yaitu glukosa

    (Guyton, 2007).

    Kadar glukosa darah normal pada seseorang yang tidak makan dalam

    waktu tiga atau empat jam terakhir adalah sekitar 90 ml/dl. Setelah makan

    makanan yang mengandung banyak karbohidrat sekalipun, kadar ini jarang

    melebihi 140 mg/dl kecuali orang tersebut menderita penyakit seperti

    diabetes melitus. Pengaturan kadar glukosa darah sangat erat hubungannya

    dengan hormon insulin dan glukagon yang diatur dan dihasilkan oleh

    pankreas (Guyton, 2007).

    Bila terdapat makanan tinggi kalori jumlah besar dalam diet, terutama

    tinggi karbohidrat, glukosa yang diabsorpsi ke dalam darah menyebabkan

    cepatnya sekresi insulin. Selanjutnya insulin berfungsi penting dalam

    menyimpanan kelebihan energi. Bila terdapat kelebihan karbohidrat, insulin

    akan menyimpan kelebihan tersebut sebagai glikogen terutama di hati dan

    otot. Semua kelebihan karbohidrat yang tidak dapat disimpan sebagai

    glikogen diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa di

    bawah pengaturan insulin (Guyton, 2007).

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    12/27

    9

    Kemudian, bila kadar glukosa darah mulai berkurang akibat tidak

    tersedia makanan, sekresi insulin menurun dengan cepat dan glikogen hati

    dipecah kembali menjadi glukosa, yang akan dilepaskan ke dalam darah

    untuk menjaga konsentrasi glukosa agar tidak berkurang terlalu jauh.

    Peristiwa ini terjadi di bawah pengaturan hormon glukagon (Guyton, 2007).

    3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Glukosa darah

    Kadar glukosa plasma pada suatu saat sangat ditentukan oleh

    keseimbangan antara jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran darah dan

    jumlah yang meninggalkannya. Lima persen dari glukosa yang dikonsumsi

    langsung dikonversi menjadi glikogen di dalam hati, dan 30-40 %

    dikonversi menjadi lemak. Sisanya dimetabolisme di otot dan jaringan-

    jaringan lain. Pada waktu puasa, glikogen hati dipecah dari hati untuk

    meningkatkan kadar glukosa darah. Jika terjadi puasa yang lebih panjang,

    glikogen hati habis dan terjadi glikoneogenesis dari asam amino dan gliserol

    di dalam hati (Ganong, 2001).

    Kadar glukosa darah juga bervariasi pada waktu-waktu tertentu seperti

    pada kehamilan, saat menstruasi, dan pada pagi hari. Pada pagi hari terjadi

    dawn phenomenon dimana terjadi peningkatan kadar hormon glukagon,

    epinefrin, hormon pertumbuhan, dan kortisol sebelum seseorang bangun.

    Pengeluaran hormon-hormon antagonis terhadap insulin tersebut

    meningkatkan kadar glukosa darah dengan merangsang pengeluaran glukosa

    dari hati dan menghambat tubuh menggunakan glukosa. Penggunaan

    alkohol yang berlebihan dapat menimbulkan hipoglikemia sebab alkohol

    menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati (Klapp, 2011).

    Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres seperti fisik (trauma,

    pembedahan, panas, atau dingin hebat); fisiologis (olahraga berat, syok

    perdarahan, nyeri); psikologis atau emosi (rasa cemas, ketakutan,

    kesedihan); dan sosial (konflik pribadi, perubahan gaya hidup) memicu

    pengeluaran hormon adrenalin dan kortisol yang juga menyebabkan

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    13/27

    10

    pelepasan glukosa hati sebagai respon fight-or- flightuntuk meningkatkan

    ketersediaan glukosa, asam amino, dan asam lemak untuk digunakan jika

    diperlukan (Sherwood, 2001).

    Peningkatan kadar glukosa darah juga terjadi bila terjadi infeksi. Hal ini

    penting untuk menjaga ketersediaan energi untuk pertahanan dalam

    melawan agen penyebab infeksi.

    4. Hiperglikemia Postprandial

    a. Defnisi Hiperglikemia Postprandial Secara Umum

    Istilah kadar glukosa darah yang berlebih di atas ambang normal

    dikenal dengan hiperglikemia (Saunders, 1998), sedangkan hiperglikemia

    postprandial adalah kondisi hiperglikemia dalam 6 jam setelah makan

    (Gerich, 2003). Berbagai penelitian observasional yang dilakukan semenjak

    1997 hingga sekarang menunjukkan bahwa keadaan hiperglikemia

    postprandial bahkan pada pasien non-diabetik yang berada dalam jangka

    140-199 mg/dL (impaired glucose tolerance) meningkatkan risiko penyakit

    diabetes melitus dan komplikasi makrovaskuler seperti penyakit jantung

    koroner, stroke, dan kejadian kardiovaskuler yang lain (Coutinho, 1999).

    Sebuah studi kohort yang dilakukan oleh lembaga Australian

    Diabetes Obesity and Lifestyle (Ausdiab) kepada lebih dari 10.000 orang

    normal yang berisiko tinggi terhadap gangguan toleransi glukosa

    menunjukkan hubungan antara paparan glukosa berlebih dan kematian

    akibat kejadian kardiovaskuler selama kurun waktu lebih dari lima tahun,

    dimana selama penelitian didapatkan perubahan status sampel dari normal

    menjadi prediabetes, kasus diabetes melitus baru dari hasil skrining, dan

    juga yang didiagnosis diabetes melitus (Barr, 2007).

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    14/27

    11

    b. Hubungan Hiperglikemia Postprandial terhadap Gangguan

    Toleransi Glukosa dan Diabetes Melitus

    Resistensi insulin dianggap sebagai mekanisme kompensasi untuk

    melindungi sel dari glukosa dan asam lemak berlebih, yang dapat

    menyebabkan kerusakan oksidatif (Hart, 1999). Stress oksidatif yang terjadi

    juga disebabkan oleh rendahnya antioksidan intraseluer (Tretter, 2002) ,

    sehingga efek dari stress oksidatif mampu mengubah jalur sinyal intraseluler

    yang berakibat pada keadaan resistensi insulin (Bruce et al.,2003).

    Pada tahap awal, resistensi insulin yang terjadi dapat dikompensasi

    tubuh dengan mekanisme hiperinsulinemia, mekanisme ini tersedia dengan

    baik pada orang dengan toleransi glukosa normal (Robertson et al., 2003).

    Keadaan toleransi glukosa terganggu terjadi jika resistensi insulin meningkat

    maupun kompensasi tubuh menurun (Robertson et al., 2003). Toleransi

    glukosa terganggu mulai terjadi saat hasil pemeriksaan kadar glukosa

    postprandial tinggi, tapi normal pada pemeriksaan kadar glukosa darah

    puasa.Gangguan toleransi glukosa di atas disebabkan oleh penurunan

    fungsi insulin fase pertama, insulin fase pertama adalah insulin yang bekerja

    secara cepat saat makanan pertama masuk ke dalam tubuh (Del, 2003). Pada

    tahap ini, telah terjadi kelainan ekspesi gen insulin secara reversibel

    (Ceriello, 2004) , dimana seiring dengan waktu dan pajanan oksidan

    intraseluler yang terus menerus, akan terjadi kerusakan komponen seluler

    dari produksi insulin secara ireversibel (Bast et al., 2002).

    5. Hubungan Kelebihan Berat Badan dengan Kadar Glukosa darah

    Menurut penelitian Zhong et al., LITAF teraktivasi pada pasien yang

    memiliki berat badan berlebih dan berperan terhadap perkembangan

    kegemukan yang menginduksi inflamasi dan resistensi insulin, berdasarkan

    fakta bahwa LITAF berperan dalam proses inflamasi dalam mengatur

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    15/27

    12

    ekspresi dari TNF-, IL-6 and MCP-1 yang mengakibatkan resistensi

    insulin, dan TLR4, salah satu reseptor LITAF pada makrofag juga bisa

    distimulasi oleh asam lemak bebas, yang dapat menimbulkan proses

    inflamasi pada pasien dengan berat badan berlebih.

    Menurut Hotamisligil, et al (1995) dalam Zhong, et al (2011),

    LITAF merupakan pengatur traskripsi TNF-, yang seharusnya berperan

    pada mekanisme imun terhadap infeksi. Gen LITAF terletak pada 16p13.13,

    dan secara signifikan terdapat di limfa, kelenjar getah bening, dan leukosit

    darah perifer. TNF-adalah pemicu kuat adipositokinin proinflamasi seperti

    IL-6, MCP-1, leptin dan PAI-1, dan hal ini sangat terlibat dalam proses

    inflamasi pada pasien obesitas. Peningkatan TNF- yang diobservasi pada

    jaringan lemak pasien obes menunjukkan hubungan langsung timbulnya

    resistensi insulin pada pasien obesitas.

    Insulin berikatan dan beraksi terutama melalui reseptor insulin, dan

    juga reseptor insulin like growth factor1 (IGF-1). Aksi insulin secara

    seluler menimbulkan efek yang bervariasi pada jalur postreseptor dalam sel-

    sel target. Resistensi insulin adalah gangguan respon biologis normal

    terhadap insulin (Dorland, 2002). Menurut Lee, et al (2010) dalam

    Olatunbosun (2011), kegemukan adalah penyebab resistensi insulin

    tersering yang berhubungan dengan penurunan jumlah reseptor dan

    kegagalan post-reseptor untuk mengaktivasi tirosin kinase yang merupakan

    subunit b pada reseptor insulin yang teraktivasi ketika insulin berikatan

    dengan sub unit a. Aktivasi kompleks ini akan mengaktivasi autofosforilase

    dan aksi termediasi insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah.

    ~Kegagalan dalam penghantaran sinyal untuk meregulasi kadar glukosa

    darah ini menimbulkan hiperinsulinemia, gangguan glukosa darah puasa,

    impaired glucose tolerance (IGT), dan diabetes tipe 2 (Olatunbosun, 2011).

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    16/27

    13

    B. Kerangka Konsep

    C. Hipotesis

    Overweight berhubungan pada kadar glukosa darah postprandial dewasa

    muda di Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu tahun 2014.

    Dewasa muda

    ( 18-35 tahun)

    Overweight

    (IMT > 23 kg/m2)

    Kadar Glukosa

    Darah

    Postprandial

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    17/27

    14

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Penelitian ini menggunakan jenis studi observasional dengan desain cross

    sectional, untuk mengetahui hubungan overweight dengan kadar glukosadarah pada dewasa muda.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian yang dipilih adalah Fakultas Kedokteran Universitas

    Bengkulu.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian dimulai dari penyusunan proposal penelitian sampai

    tersusunannya hasil penelitian adalah selama 3 bulan yaitu pada bulan

    Januari sampai Maret 2014 dengan rincian sebagai berikut:

    Penyusunan Proposal : 15 hari

    Persiapan Penilitian : 15 hari

    Penyusunan Data : 15 hari

    Analisis Data : 20 hari

    Laporan Penilitian : 25 hari

    C. Populasi dan Sampel Penelitian

    1.

    Populasi Target

    Dewasa muda usia 18-35 tahun.

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    18/27

    15

    2.

    Populasi Terjangkau

    Dewasa muda usia 18-35 tahun yang menjadi mahasiswa Fakultas

    Kedokteran Universitas Bengkulu

    3.

    Sampel

    Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode consecutive

    sampling, yaitu seluruh sampel yang datang dan memenuhi kriteria

    inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek penelitian

    terpenuhi.

    D.

    Besar Sampel

    Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus

    penentuan besar sampel untuk estimasi proporsi suatu populasi terbatas

    (Wahyuni, 2009), sebagai berikut:

    Keterangan:

    n = besar sampel minimum

    Z1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu

    P = harga proporsi di populasi

    D = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

    N = jumlah populasi

    Perhitungan besar sampel secara kasar:

    Z1- /2 = 1,960

    P = 0,5

    D = 0,1

    N = 1

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    19/27

    16

    = 49,24 ~ 49 orang

    Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa jumlah sampel penelitian

    digenapkan minimal 50 orang

    E. Cara Kerja

    Penelitian akan dimulai dengan menyusun proposal penelitian, lalu memilih

    subjek penelitian dan melakukan informed concent, kemudian pengumpulan

    data yang berupa data primer yaitu berat badan dan tinggi badan untuk

    menghitung indeks masa tubuh (IMT) dan melakukan pemeriksaan kadar

    glukosa darah postprandial pada sampel yang telah dipilih.. Langkah

    selanjutnya, data tersebut akan diolah dan dianalisis dengan program

    komputer, yaitu SPSS untuk diketahui apakah ada hubungan overweightdengan kadar gula darah postprandial.

    1. Prosedur Pengambilan Data

    1. Wawancara

    Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan subjek penelitian

    yang memenuhi kriteria dan dilakukan pencatatan . Dari wawancara

    diperoleh pula data mengenai data dasar yaitu umur, tingkat pendidikan,

    dan pekerjaa subjek.

    2. Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT)

    Definisi: indeks masa tubuh subjek penelitian

    Cara ukur: pengukuran berat badan dan tinggi badan subjek penelitian.

    Penganalisisan

    data

    Pemilahan

    data

    Pengumpulan

    data

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    20/27

    17

    Alat ukur: rumus IMT:

    IMT = Berat Badan (kg)

    Tinggi Badan (m2)

    Hasil ukur: lembar pemeriksaan antropometri, dikategorikan sebagai

    berikut:

    Tabel 2.3 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT untuk Asia Pasifik

    (WHO,2000)

    Kategori IMT (Kg/m2)

    Berat badan kurang < 18,5

    Normal 18,522,9

    Berat badan lebih 2324,9

    Obese I 2529,9

    Obese II 30

    3. Penilaian Aktivitas Fisik

    Penilaian aktivitas fisik berdasarkan kriteria Metabolic Equivalents

    (METS). METS menggambarkan metabolisme basal seseorang yaitu 3,5

    mL O2/Kg/menit. Jenis aktivitas fisik berdasarkan kriteria METS dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.3 Jenis Aktivitas fisik berdasarkan kriteria METS

    No Jenis Contoh

    1 Ringan (< 4

    METS)

    Makan, berpakain, mencuci piring, bermain

    biliar, menyapu

    2 Sedang (47

    METS)

    Mendaki bukit, memindahkan lemari,

    menari, bermain tenis ganda

    3 Berat (> 7 METS) Bertani, berenang, aerobic, bermain tenis

    tunggal

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    21/27

    18

    4. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Postprandial

    Metode pemeriksaan menggunakan metode finger prick, dimana darah

    perifer di ujung jari tangan subjek akan diambil menggunakan lancetdan

    akan diukur mengunakan glucometer untuk mengetahui kadar glukosa

    darahnya.

    Pelaksanaan Pemeriksaan Glukosa Darah Postprandial

    Periode pra pemeriksaan (H-7)

    Pada periode ini dilakukan pemilihan subjek sampel penelitian. Calon

    subjek diberi penjelasan mengenai penelitian dan tata cara yang akan

    dilakukan kemudian subjek yang bersedia ikut serta diminta untuk

    menandatangani lembar persetujuan. Subjek diwawancarai mengenai

    riwayat kesehatan, kemudian subjek penelitian diberi penjelasan

    mengenai cara mencatat makanan harian dan mencatatnya pada

    formulir selama 3 hari yaitu 2 kali pada hari biasa dan 1 kali pada hari

    libur.

    Periode run in (H0)Subjek penelitian diminta berpuasa 10 jam setelah makan malam

    pukul 22.00 WIB dan hanya diperbolehkan minum air putih hingga

    penelitian pada hari pertama

    Periode Pemeriksaan (H1)

    Pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB, dilakukan pengambilan sampel

    darah subjek untuk diperiksa kadar glukosa darahnya sebelum

    penelitian. Setelah itu masing-masing subjek diberikan 100 gram roti

    tawar putih (sekitar empat potong roti tawar ukuran sedang). Setelah

    1 jam dilakukan pemeriksaan kadar postprandial dengan sampel

    darah finger prick, hasilnya dicatat. Kemudian subjek dipersilahkan

    untuk pulang.

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    22/27

    19

    F. Kriteria penelitian

    1. Kriteria inklusi

    Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu berusia 18-

    35 tahun

    Memiliki indeks masa tubuh 23,0 kg/m2

    Memiliki pola aktivitas fisik yang kurang (< 4 METS)

    Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani

    lembar persetujuan penelitian

    2. Kriteria eksklusi

    Mengalami gangguan toleransi glukosa darah oral

    Mengalami penyakit diabetes mellitus

    Memiliki riwayat penyakit pada pankreas dan hati

    Memiliki riwayat gangguan hormonal seperti hormon pertumbuhan

    dan tiroid

    Menggunakan alkohol sebelum pemeriksaan dilakukan

    Sedang hamil dan menstruasi

    3. Kriteria pengeluaran

    Subjek menolak melanjutkan penelitian

    Subjek tidak mengikuti prosedur penelitian dan tidak menjalani

    pemeriksaan secara lengkap

    Selama periode penelitian subjek mengalami sakit berat

    G. Identifikasi variabel penelitian

    1. Variabel Dependen

    Variabel dependen atau terikat pada penelitian ini adalah kadar glukosa darah

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    23/27

    20

    2.

    Variabel Independen

    Variabel independen atau bebas pada penelitian ini adalah overweight.

    3. Rencana Manajemen dan Analisis Data

    Adapun langkah dalam penelitian ini adalah:

    1. Pemilahan kelompok kasus dan kelompok kontrol dengan

    pengukuran kadar glukosa darah

    2.

    Pengukuran indeks masa tubuh menggunakan rumus indeks masa

    tubuh

    3.

    Pengelompokan data dengan menggunakan Tabel 2x2

    Tabel 2x2

    Kasus Kontrol Jumlah

    Terpapar A b a+b

    Tidak terpapar C d c+d

    Jumlah a+c b+d a+b+c+d

    4. Menghitung Rasio Prevalens untuk menguji hipotesis dan

    memperoleh resiko relatif yang diduga.

    Jika hasil RP = 1 maka faktor risiko yang diduga tidak ada

    pengaruhnya.

    Jika hasil RP > 1 maka faktor risiko yang di duga mempengaruhi.

    Jika hasil RP < 1 maka faktor risiko yang diduga adalah faktor protektif

    bukan faktor risiko.

    Penggabungan data yang sudah dikumpulkan dalam tabel frekuensi.

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    24/27

    21

    5. Memasukkan data dalam komputer dengan program software

    Statistical Program for Social Science (SPSS) dan selanjutnya

    dapat dilakukan analisis data.

    H. Definisi Operasional

    No Variable Definisi Alat ukur Jenis data

    1. Kadar glukosa

    darah

    postprandial

    Yang dimaksud

    dengan kadar

    glukosa darah

    postprandial adalah

    kadar glukosa darah

    yang dihitung

    setelah subjek

    mengonsumsi roti

    tawar

    Glucometer Skala numeric

    2. Asupan

    makanan

    Jumlah makanan

    harian yang

    dikonsumsi dalam

    3x24 jam

    Food record Skala numeric

    3. Umur Lama waktu hidup

    atau ada (sejak

    dilahirkan atau

    diadakan); usia

    Tanggal lahir subjek Skala Numerik

    4. Jenis kelamin Sifat jasmani atau

    rohani yang

    membedakan dua

    makhluk sebagai

    betina dan jantan

    atau wanita dan pria

    Skala nominal

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    25/27

    22

    5. IMT Indeks Massa

    Tubuh; digunakanuntuk mengetahui

    apakah berat badan

    seseorang

    dinyatakan normal,

    kurus, atau gemuk.

    Dihitung berdasarkan

    rumus :

    Skala numerik

    I. Batasan operasional

    Subjek penelitian

    Subjek penelitian adalah seluruh laki-laki dan perempuan dewasa muda

    yang sesuai dengan kriteria penelitian.

    Pekerjaan

    Subjek penelitian merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

    Bengkulu.

    Dewasa muda

    Subjek penelitian yang berumur antara 18-35 tahun .

    Jenis kelamin

    Jenis kelamin didasarkan jenis kelamin yang tertera di kartu tanda

    penduduk (KTP), dibagi menjadi laki-laki dan perempuan.

    Kadar Glukosa darah postprandial

    Kadar gukosa darah subjek diukur menggunakan alat glucometer, data

    disajikan dalam mg/dL

    J. Masalah Etik

    Sebelum dilakukannya pengumpulan data, subjek akan dimintai persetujuan

    untuk mengikuti penelitian secara sukarela hingga selesai. Data yang

    diberikan oleh subjek penelitian akan dirahasiakan dan penelitian yang di

    dilakukan tidak menimbulkan risiko yang akan mengancam keselamatan

    subjek.

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    26/27

    23

    Daftar Pustaka

    Andranita Marchantia (2008). .Fokus Karir pada Pekerja Usia Dewasa Muda.

    Jakarta: FPSIUI

    Barr EL, Zimmet PZ, Welborn TA (2007). Risk of cardiovascular and all-cause

    mortality in individuals with diabetes mellitus, impaired fasting glucose,

    and impaired glucose tolerance .The Australian Diabetes, Obesity, and

    Lifestyle Study (AusDiab), 116:151157.

    Bast A, Wolf G, Oberbaurner I, Walter R (2002). Oxidative and Nitrosative Stress

    Induces Peroxiredoxins in Pancreatic Beta Cells. Diabetologia 45: 867876.

    Bruce CR, Carey AL, Hawley Ja, Febbraio MA (2003). Intramuscular Heat Shock

    Protein 72 and Heme Oxygenase-1 mRNA are Reduced in Patients with

    Type 2 Diabetes. Diabetes 52: 23382345.

    Ceriello Antonio, Motz Enrico (2004). Is Oxidative Stress the Pathogenic

    Mechanism Underlying Insulin Resistance, Diabetes, and Cardiovascular

    Disease? The Common Soil Hyphotesis Revisited. Greenville Dalas:

    American Heart Association.

    Coutinho M, Gerstein HC, Wang Y,Yusuf S (1999). The relationship between

    glucose and incident cardiovascular events: a metaregression analysis ofpublished data from 20 studies of 95,783 individuals followed for 12.4

    years. Diabetes Care, 22:233240.

    Del Prato S (2003). Loss of Early Insulin Secretion Leads of Postprandial

    Hyperglicemia. Diabetologia 46: M2M8.

    Dorland, W.A N. ( 2002). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC.

    Ganong, W (2001). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC, pp:

    280- 281.

    Gerich JE (2003). Clinical Significance, Pathogenesis, and Management ofPostprandial Hyperglycemia: Arch Intern Med,163:1306-1316.

    Guyton Arthur C, Hall John E (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-11.

    Jakarta: EGC, pp: 850, 873, 881, 1019.

    Hart Cl, Hole DJ, Smith GD (1999). Risk Factors and 20-year Stroke Mortality in

    Men and Women in the Renfrew. Scotland: Paisley Study.

    Klapp, E. A(2011). Few Factors That Affect Your Blood Glucose Normal

    Levels. The Diabetes Club. Available from:

    http://thediabetesclub.com/ a-few-factors-that-affect-your-blood-glucose-

    normal-levels/ [Accessed 10 Januari 2014]

  • 5/20/2018 Kelebihan Berat Badan

    27/27

    24

    Lewis, E.C (2009). Health Concerns Real for the Overweight Espescially if Other

    Risk Factors Present. American Heart Association (AHA). Available from:

    http://www.theheart.org/article/978551.do [Accessed 10 January 2014]

    Marchand Loic Le, Wilkens R Lynne, Kolonel Laurence N (1997). Associations

    of Sedentary Lifestyle, Obesity, Smoking, Alcohol Use, and Diabetes with

    The Risk of Colorectal Cancer: Cancer Research, 57: 47874794.

    Meutia, N. (2005). Peran Hormon Ghrelin Dalam Meningkatkan Nafsu Makan.

    Universitas Sumatera Utara. Available from :

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1998/3/fisiologi-

    nuraiza2.pdf.txt [Accesed 10 January 2014]

    Mumpuni, Y., dan Wulandari, A (2010). Cara Mengatasi Kegemukan. Yogyakarta

    : Andi

    Nathan, D.M., dan Delahanty, L.M. (2010). Menaklukkan Diabetes. Jakarta :

    Bhuana Ilmu Populer.

    Robertson RP, Harmon J, Tran Po, Tanaka Y, Takahashi H (2003). Glucose

    Toxicity in Cells Type 2 Diabetes Good R`q 1adicals Gone Bad and The

    glutathione Connection. Diabetes 52: 581587.

    Sargowo Djanggan, Andarini Sri (2003). The Relationship between Food Intake

    and Adolescent Metabolic Syndrome : Jurnal Kardiologi Indonesia,

    Volume 32.

    Sartika, R.A.D. (2011). Faktor Resiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun diIndonesia. Universitas Indonesia. Available from :

    http://journal.ui.ac.id/health/article/viewDownloadInterstitial/796/758

    [Accesed 10 January 2014]

    Saunders W.B (1998). Kamus Saku Kedokteran Dorland. Ed ke-25. Jakarta:EGC,

    pp: 473.

    Tandra, H. (2009). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes.

    Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

    Whitlock, G., et al., (2011). Body Mass Index and Cause Specific Mortality in

    900.000 adults : Collaborative Analyses of 57 Prospective Studies. Lancet.2009 ; 373:1083-96.

    WHO (2000). Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Dalam :

    Report of a WHO Consultation. Geneva Switzerland.. Available from

    : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11234459 [Accessed 10 January

    2014]

    WHO (2005). WHO Technical Report Series. Health Communication Australia:

    Melbourne.