kelas 02 sd pendidikan agama kristen dan budi pekerti guru

136

Upload: nguyenliem

Post on 18-Jan-2017

335 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru
Page 2: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

Hak Cipta © 2014 pada Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDilindungi Undang-undang

Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Kontributor Naskah : Fransisca Veronica Muda dan Ev. Robinson Napitupulu.Penelaah : Pdt. Binsar J. Pakpahan.Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud

Cetakan Ke - 1, 2014Disusun dengan huruf Calibri, 12pt

MILIK NEGARATIDAK DIPERDAGANGKAN

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti : buku guru / Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.-- Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. iv, 132 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SD Kelas IIISBN 978-602-282-041-3 (jilid lengkap) ISBN 978-602-282-043-7 (jilid 2)

1 Kristen – Studi dan Pengajaran I. JudulII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

268

Page 3: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

iiiPendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kata Pengantar

Belajar bukan sekadar untuk tahu, melainkan dengan belajar seseorang menjadi tumbuh dan berubah. Tidak sekadar belajar lalu berubah, dan menjadi semakin dekat dengan Allah sendiri. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 119:73, “Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu”. Tidak sekedar belajar lalu berubah, tetapi juga mengubah keadaan. Kurikulum 2013 dirancang agar tahapan pembelajaran memungkinkan peserta didik berkembang dari proses menyerap pengetahuan dan mengembangkan keterampilan hingga memekarkan sikap serta nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Pembelajaran agama diharapkan mampu menambah wawasan keagamaan, mengasah keterampilan beragama dan mewujudkan sikap beragama peserta didik yang utuh dan berimbang yang mencakup hubungan manusia dengan Penciptanya, sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya. Untuk itu, pendidikan agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan penanaman karakter dalam pembentukan budi pekerti yang luhur. Karakter yang ingin kita tanamkan antara lain: kejujuran, kedisiplinan, cinta kebersihan, kasih sayang, semangat berbagi, optimisme, cinta tanah air, kepenasaran intelektual, dan kreativitas.

Buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti ini ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilakukan peserta didik dalam usaha memahami pengetahuan agamanya dan diaktualisasikan dalam tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai dengan tuntunan agamanya, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial.

Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan yang ada pada buku ini. Penyesuaian ini antara lain dengan membuka kesempatan luas bagi guru untuk berkreasi dan memperkayanya dengan kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan, yang bersumber dari lingkungan alam, sosial, dan budaya sekitar.

Implementasi terbatas pada tahun ajaran 2013/2014 telah mendapat tanggapan yang sangat positif dan masukan yang sangat berharga. Pengalaman tersebut dipergunakan semaksimal mungkin dalam menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015 dan seterusnya. Walaupun demikian, sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka untuk terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Januari 2014Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Mohammad Nuh

Page 4: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

iv Kelas II Sekolah Dasar

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup

Bab II Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen A. Hakikat Pendidikan Agama Kristen B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Kristen C. Landasan Teologis D. Landasan Psikologis E. Ruang Lingkup PAK di SD

Bab III Kurikulum 2013 A. Karakteristik Kurikulum 2013 B. Perubahan Kurikulum PAK C. Kompetensi Inti D. Kompetensi Dasar E. Kaitan antara KI, KD dan pembelajaran

Bab IV Pelaksanaan Pembelajaran Dan Penilaian PAK A. Pembelajaran PAK B. Model Pembelajaran PAK C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Bab V Penjelasan Masing-masing Bab dalam Buku Siswa A. Pelajaran 1 B. Pelajaran 2 C. Pelajaran 3 D. Pelajaran 4 E. Pelajaran 5 F. Pelajaran 6 G. Pelajaran 7 H. Pelajaran 8 I.Pelajaran 9 J.Pelajaran 10 K.Pelajaran 11 L.Pelajaran 12

Daftar Pustaka

i

ii

1123

4456712

141417181819

23232728

35354552596674818998107115121

Daftar Isi

Diunduh dari BSE.Mahoni.com

Page 5: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

1Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

BabI Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perubahan kurikulum pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional. Perubahan dimaksud agar lulusan pendidikan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu pendidikan nasional maupun internasional. Kurikulum 2013 yang dilaksanakan secara bertahap mulai Juli 2013 diharapkan dapat mengatasi masalah dan tantangan berupa kompetensi riil yang dibutuhkan oleh dunia kerja, globalisasi ekonomi pasar bebas, membangun kualitas manusia Indonesia yang berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Pada hakikatnya pengembangan Kurikulum 2013 adalah upaya yang dilakukan melalui salah satu elemen pendidikan, yaitu kurikulum untuk memperbaiki kualitas hidup dan kondisi sosial bangsa Indonesia secara lebih luas. Jadi, pengembangan kurikulum 2013 tidak hanya berkaitan dengan persoalan kualitas pendidikan saja, tetapi kualitas kehidupan bangsa Indonesia secara umum.

Di bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK), perubahan ini sejalan dengan arah perubahan PAK dari yang bersifat dogmatis indoktrinatif menjadi PAK yang membebaskan peserta didik untuk mengembangkan kreativitas berpikir, kemerdekaan dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan isi ajaran iman kristiani.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mulai dilakukan sejak Juli 2013 menuntut kesiapan guru-guru untuk mampu menjadi ujung tombak bagi keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Guru membutuhkan acuan yang dapat menuntun mereka melaksanakan kurikulum ini. Untuk kepentingan itulah buku siswa pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi pekerti (PAK) dilengkapi dengan buku guru. Buku guru ini diharapkan dapat digunakan guru sebagai acuan dalam menyelenggarakan proses

Page 6: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

2 Kelas II Sekolah Dasar

pembelajaran dan penilaian PAK di kelas. Buku guru ini diharapkan dapat membantu pemahaman guru tentang esensi pembelajaran PAK di SD serta mampu melaksanakannya pembelajaran dan penilaian di kelas sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

B. Tujuan

Buku panduan ini digunakan guru sebagai acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran dan penilaian Pendidikan Agama Kristen (PAK) di kelas. Secara khusus buku ini dapat dijadikan sebagai hal-hal berikut:

1. Membantu guru dalam mengimplementasikan Kurikulum PAK 2013 menyangkut perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian;

2. Memberikan gagasan berbagai model pembelajaran dalam rangka mengembangkan pemahaman pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta perilaku PAK dalam lingkup nilai-nilai kristiani dan Allah Tritunggal

3. Membantu guru mengembangkan kegiatan pembelajaran dan penilaian pendidikan agama Kristen di tingkat sekolah dasar sesuai dengan buku siswa kelas II

4. Memberikan gagasan contoh pembelajaran PAK yang mengaktifkan siswa melalui berbagai ragam metode dan pendekatan pembelajaran dan penilaian.

5. Mengembangkan metode yang dapat memotivasi siswa untuk selalu menerapkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari siswa.

C. Ruang Lingkup

Buku panduan ini diharapkan dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada buku siswa SD Kelas II berdasarkan Kurikulum 2013. Buku panduan ini juga memberikan wawasan bagi guru tentang prinsip pengembangan Kurikulum 2013 yaitu pengembangan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), lingkup kompetensi dan materi mata pelajaran PAK di SD, fungsi dan tujuan PAK, cara pembelajaran, dan penilaian PAK di SD.

Page 7: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

3Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Buku panduan ini, diawali dengan karakteristik mata pelajaran PAK serta relevansi dengan konteks kekinian. Selain itu diberikan wawasan tentang metode dan model pembelajaran PAK memuat karakteristik masing-masing model pembelajaran. Penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu penilaian yang menekankan pada otentisitas dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Bagian terakhir adalah penjelasan setiap pelajaran dari buku siswa yang akan memandu guru dalam mengajar dan memberi wawasan tentang proses pembelajaran dan penilaian untuk mencapai kompetensi tertentu mulai dari pembelajaran pertama hingga ke duabelas. Guru diharapkan dapat memperkaya ide-ide pembelajaran sehingga lebih menarik minat peserta didik dalam belajar.

Page 8: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

4 Kelas II Sekolah Dasar

BabII

Karakteristik Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen merupakan wahana pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengenal Allah melalui karya-Nya serta mewujudkan pengenalannya akan Allah Tritunggal melalui sikap hidup yang mengacu pada nilai-nilai kristiani. Dengan demikian, melalui PAK peserta didik mengalami perjumpaan de ngan Tuhan Allah yang dikenal, dipercaya dan diimaninya. Perjumpaan itu diharapkan mampu mempengaruhi peserta didik untuk bertumbuh menjadi garam dan terang kehidupan.

Pendidikan Agama Kristen (PAK) merupakan rumpun mata pelajaran yang bersumber dari Alkitab yang dapat mengembangkan berbagai kemampuan dan kecerdasan peserta didik, antara lain dalam memperteguh iman kepada Tuhan Allah, memiliki budi pekerti luhur, menghormati serta menghargai semua manusia dengan segala persamaan dan perbedaannya (termasuk agree to disagree /setuju untuk tidak setuju). Pendidikan Agama Kristen menjadi tanggung jawab keluarga, gereja, dan sekolah formal. Ketiga lembaga tersebut memiliki target capaiannya masing-masing meskipun ketiganya tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu kerja sama yang bersinergi antara keluarga, gereja dan sekolah perlu terus dibangun.

A. Hakikat Pendidikan Agama Kristen

Hakikat PAK seperti yang tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah: “Usaha yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.”

Page 9: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

5Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas.

B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Kristen Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang

pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, disebutkan bahwa; ”Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama” (Pasal 2 ayat 1). Selanjutnya disebutkan bahwa pendidikan agama bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).

Mata pelajaran PAK berfungsi untuk:• Memperkenalkan Allah dan karya-karya-Nya agar peserta didik

bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah dalam hidupnya.

• Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami, menghayati, dan mengamalkannya.

Mata pelajaran PAK bertujuan untuk:• Menghasilkan manusia yang dapat memahami kasih Allah di

dalam Yesus Kristus dan mengasihi Allah dan sesama.• Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati

imannya secara bertanggung jawab serta berakhlak mulia dalam masyarakat majemuk.

Pendidikan Agama Kristen di sekolah disajikan dalam dua ruang lingkup, yaitu Allah Tritunggal dan karya-Nya, dan nilai-nilai kristiani. Secara holistik, pengembangan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAK pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada dogma tentang Allah dan karya-Nya. Pemahaman terhadap Allah dan karya-Nya harus tampak dalam nilai-nilai kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian peserta didik. Inilah dua ruang lingkup yang ada dalam seluruh materi pembelajaran PAK dari SD sampai SMA/SMK.

Page 10: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

6 Kelas II Sekolah Dasar

C. Landasan Teologis

Pendidikan Agama Kristen telah ada sejak pembentukan umat Allah yang dimulai dengan panggilan terhadap Abraham. Hal ini berlanjut dalam lingkungan dua belas suku Israel sampai dengan zaman Perjanjian Baru. Sinagoge atau rumah ibadah orang Yahudi bukan hanya menjadi tempat ibadah melainkan menjadi pusat kegiatan pendidikan bagi anak-anak dan keluarga orang Yahudi. Beberapa nas di bawah ini dipilih untuk mendukungnya, yaitu:

Ulangan 6:4-9Allah memerintahkan umat-Nya untuk mengajarkan tentang

kasih Allah kepada anak-anak dan kaum muda. Perintah ini kemudian menjadi kewajiban normatif bagi umat Kristen dan lembaga gereja untuk mengajarkan kasih Allah. Dalam kaitannya dengan PAK, bagian Alkitab ini telah menjadi dasar dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum dan pembelajaran PAK.

Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya maka pada

masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”Betapa pentingnya penanaman nilai-nilai iman yang bersumber

dari Alkitab bagi generasi muda, seperti tumbuhan yang sejak awal pertumbuhannya harus diberikan pupuk dan air, demikian pula kehidupan iman orang percaya harus dimulai sejak dini. Bahkan dikatakan bahwa pendidikan agama harus diberikan sejak dalam kandungan Ibu sampai akhir hidup seseorang, sehingga seorang anak belajar sedemikian rupa dan mengetahui apa yang baik sejak dini

Matius 28:19-20Tuhan Yesus Kristus memberikan amanat kepada tiap orang percaya

untuk pergi ke seluruh penjuru dunia dan mengajarkan tentang kasih Allah. Perintah ini telah menjadi dasar bagi tiap orang percaya untuk turut bertanggung jawab terhadap PAK.

Sejarah perjalanan agama Kristen turut dipengaruhi oleh peran PAK sebagai pembentuk sikap, karakter dan iman umat Kristen dalam keluarga, gereja dan lembaga pendidikan. Oleh karena itu, lembaga gereja, lembaga keluarga dan sekolah secara bersama-sama bertanggung jawab dalam tugas mengajar dan mendidik anak-anak, remaja, dan kaum muda untuk mengenal Allah Pencipta, Penyelamat, Pembaharu, dan mewujudkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari.

Page 11: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

7Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

D. Landasan Psikologis

Dalam PAK, seperti juga dalam mata pelajaran lainnya, kebanyakan pembelajaran diberlakukan secara massal, artinya semua peserta didik menerima materi yang sama dan diajarkan dengan metode yang juga sama, tanpa mempertimbangkan bahwa setiap peserta didik adalah pribadi yang unik. Artinya, setiap peserta didik memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang dapat saja berbeda dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik lainnya. Keunikan yang tidak diakui akan membuat peserta didik menjadi tertekan, Sebaliknya, keunikan yang diakui akan membuat peserta didik merasa dirinya dihargai dan ini menjadi dorongan baginya untuk mengaktualisasikan segenap kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Asumsi ini adalah dasar pendidikan yang diajarkan oleh para ahli pendidikan sejak beberapa abad yang lalu. Secara psikologis, ada sejumlah aspek perkembangan yang dialami setiap individu dalam perkembangannya dari saat lahir sampai ke tahap usia yang paling lanjut. Wujud aspek-aspek ini berbeda-beda sejalan dengan pertumbuhan yang dialaminya dari satu periode usia ke periode usia berikutnya. Adapun aspek-aspek perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aspek fisik, yaitu pertumbuhan fisik yang mencakup juga kemampuan motorik (gerakan), perseptual (kemampuan melihat atau memandang), serta seksual.

2. Aspek intelektual, yaitu kemampuan berpikir, termasuk juga kemampuan berbahasa.

3. Aspek emosi, yaitu kemampuan untuk mengenali dan mengekspresikan perasaan.

4. Aspek sosial, yaitu kemampuan untuk menjalin hubungan (interaksi) dengan orang lain.

5. Aspek moral spiritual, yaitu kemampuan untuk menghayati nilai-nilai luhur dan mulia, termasuk kemampuan untuk menyembah Tuhan dan menaati perintah-perintah-Nya.

6. Aspek identitas diri, yaitu kemampuan untuk mengenali keberadaan dirinya di tengah-tengah kebersamaannya dengan orang lain.

Dengan demikian, materi dan penyampaiannya serta penuangannya dalam proses belajar-mengajar hendaknya memperhatikan aspek-aspek perkembangan ini. Untuk lengkapnya, dicantumkan dalam Tabel 1, tentang kebutuhan individu berdasarkan tahap perkembangannya dan

Page 12: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

8 Kelas II Sekolah Dasar

bagaimana ini harus dipertimbangkan dalam proses belajar-mengajar. Setiap orang adalah khas (sesuai dengan tahapan usia yang sedang dilaluinya) dan unik (sesuai dengan karakteristik kepribadiannya).

Untuk mengenali kebutuhan peserta didik, di bawah ini tertera tabel yang berisi kebutuhan individu berdasarkan usia SD kelas II.

Tabel 1. Kebutuhan Individu

Kekhususan Anak Berusia 6 - 9 Tahun

Aspek perkembangan Karakteristik khusus

Hal-hal yang dipertimbangkan

dalam proses belajar-mengajar

Fisik 1. Pertumbuhan fisik anak perempuan lebih cepat daripada anak laki-laki dan ini berlanjut sampai usia remaja. Ini juga terkait dengan pertumbuhan emosi yang terjadi lebih cepat pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.

2. Anak laki-laki senang dengan aktivitas yang menggunakan seluruh tubuhnya.

1. Dibandingkan dengan peserta didik pria, yang perempuan lebih meluangkan waktu untuk memperhatikan penampilannya.

2. Anak perempuan masih perlu diberikan kesempatan untuk beraktivitas dengan menggunakan gerakan tubuh.

Page 13: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

9Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Intelektual 1. Pengalaman belajar secara lebih formal merupakan dunia baru bagi anak, punya dampak panjang dalam kehidupan selanjutnya, artinya, bila ia menyukai belajar, maka dapat diharapkan ia akan tetap menyukai belajar.

2. Pertumbuhan fisik anak perempuan lebih cepat daripada anak laki-laki dan ini berlanjut sampai usia remaja.

3. Eksplorasi tetap kuat, bahkan makin menunjukkan kreativitas dan kritisnya, bila lingkungan mendukung.

4. Banyak bertanya, karena ingin kepastian bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang diperintahkan, selain juga melatih cara bertanya dan pengungkapan diri.

5. Membentuk “teori” sendiri tentang apa yang terjadi dalam lingkungan, mungkin tidak merasa perlu dicek kebenarannya dengan orang lain/tokoh otoritas. Ini adalah dasar dari active learning, di mana individu diharapkan mengembangkan sikap mau belajar.

1. Mulai senang aktivitas belajar secara lebih formal, daripada sekedar bermain.

2. Guru perlu membuat suasana belajar menyenangkan untuk semua peserta didik.

3. Guru perlu memberikan kesempatan agar peserta didik melakukan eksplorasi dan mengajukan banyak pertanyaan.

Page 14: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

10 Kelas II Sekolah Dasar

Emosi Karakter kepribadian mulai terlihat melalui apa yang disukai, diminati, sifat-sifat, cara bicara, bersikap, mengungkapkan emosi, dan sebagainya.

Lingkungan perlu mencermati karakter mana yang baik dan tidak, serta memberikan masukan kepada peserta didik agar yang baik dapat terus dikembangkan, dan yang tidak baik dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

Sosial 1. Pada usia 6-7 tahun, peserta didik masih mau bergaul dengan lawan jenis, namun perempuan dan laki-laki tidak langsung mau bergaul karena merasa lawan jenis adalah makhluk yang berbeda dengan dirinya.

2. Mulai membandingkan diri sendiri dengan anak sebaya, merasakan memiliki kelebihan dan kekurangan.

3. Mulai akrab dengan teman sebaya, dan ini makin meningkat terutama pada masa remaja dimana teman/sahabat dirasakan lebih dekat dan lebih memahami daripada orang tua.

1. Guru mengadakan kegiatan di mana peserta didik perempuan diminta berbaur dengan yang laki-laki.

2. Guru membuat kegiatan di mana peserta didik mengerjakan bersama-sama dengan seseorang atau beberapa orang teman sekelasnya, sehingga melatih mereka untuk saling mengenali kekhususan masing-masing.

Page 15: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

11Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Moral-spiritual 1. Keinginan untuk lebih banyak melakukan hal-hal terkait dengan ibadah dan menolong sesama.

2. Konsep tentang siapa Tuhan dan apa yang Tuhan lakukan mulai berkembang.

3. Pemahaman moral bertumbuh, tapi lebih banyak berorientasi pada hadiah dan hukuman, artinya, melakukan yang baik karena berharap dapat hadiah, dan sebaliknya menghindari yang buruk karena takut mendapatkan hukuman.

1. Guru membuat kegiatan yang melatih siswa mengembangkan nilai-nilai moral. Perlu diperhatikan agar peserta didik diberikan penjelasan tentang mengapa sesuatu baik untuk dilakukan, dan sesuatu yang lain harus dihindarkan, sehingga pemahaman tentang nilai moral semakin bertumbuh, bukan sekedar karena mendapatkan hadiah atau menghindarkan hukuman.

2. Pembahasan tentang Tuhan sebagai sang Pencipta mulai dapat disampaikan kepada peserta didik.

Identitas diri Mulai mengenali keunikan yang dimilikinya, misalnya dalam hal bentuk fisik, sifat, kebiasaan, budaya, dan sebagainya.

Guru membuat kegiatan di mana peserta didik mengerjakan bersama-sama dengan seseorang atau beberapa orang teman sekelasnya, sehingga melatih mereka untuk saling mengenali kekhususan masing-masing.

Page 16: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

12 Kelas II Sekolah Dasar

E. Ruang Lingkup PAK

Ruang lingkup kompetensi dan materi PAK di SD sampai dengan SMA/SMK dipetakan dalam dua ruang lingkup, yaitu Allah Tritunggal dan karya-karya-Nya serta nilai-nilai Kristiani. Dua ruang lingkup ini mengakomodir ruang lingkup pembahasan PAK yang bersifat pendekatan yang berpusat pada Alkitab dan tema-tema penting dalam kehidupan. Melalui pembahasan inilah diharapkan peserta didik dapat mengalami “perjumpaan dengan Allah.” Hasil dari perjumpaan itu adalah terjadinya transformasi kehidupan.

Pemetaan ruang lingkup PAK yang mengacu pada tema-tema kehidupan ini tidak mudah untuk dilakukan karena amat sulit mengubah pola pikir kebanyakan teolog, pakar PAK maupun guru-guru PAK. Umumnya mereka masih merasa asing dengan berbagai pembahasan materi yang mengacu pada tema-tema kehidupan, misalnya demokrasi, hak asasi manusia, keadilan, jender, dan ekologi. Seolah-olah pembahasan mengenai tema-tema tersebut bukanlah menjadi ciri khas PAK. Padahal, teologi yang menjadi dasar bagi bangunan PAK baru berfungsi ketika bertemu dengan realitas kehidupan. Jadi, pemetaan lingkup pembahasan PAK tidak dapat mengabaikan salah satu dari dua pemetaan tersebut di atas; baik “issue oriented” maupun “Bible oriented.”

Mengacu pada hasil Lokakarya tentang Strategi PAK di Indonesia yang diadakan oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersama dengan Departemen Agama RI, bahwa isi PAK di sekolah membahas mengenai nilai-nilai iman tanpa mengabaikan dogma atau ajaran. Namun demikian, pembahasan mengenai tradisi dan ajaran (dogma) secara lebih spesifik diserahkan pada gereja (menjadi bagian dari pembahasan PAK di Gereja). Keputusan tersebut muncul berdasarkan pertimbangan:

Gereja Kristen terdiri dari berbagai denominasi dengan berbagai tradisi dan ajaran. Oleh karena itu, menyangkut ajaran (dogma) yang lebih spesifik tidak diajarkan di sekolah.

Menghindari tumpang tindih (overlapping) materi PAK di sekolah dan di gereja.

Page 17: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

13Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Adapun ruang lingkup kompetensi dan cakupan materi PAK di kelas I dan kelas II adalah sebagai berikut:

TingkatKompetensi

TingkatKelas

Kompetensi Ruang Lingkup Materi

1 I-II - Memahami Allah adalah pencipta serta manusia dan alam adalah ciptaan Allah

- Membiasakan diri menghormati orang yang lebih tua serta menjaga kerukunan dalam kaitannya dengan nilai-nilai kristiani

Allah Tritunggal dan karya-Nya- Allah pencipta manusia

dan alam- Allah mengasihiku- Allah memeliharaku

melalui keluarga- Keluarga sebagai

pemberian Allah- Kegunaan anggota tubuh

ciptaan Allah

Nilai-nilai kristiani- Aku merawat tubuhku- Hidup rukun di rumah, di

sekolah dan lingkungan- Hidup disiplin di rumah, di

lingkungan dan di sekolah - Menghormati orang tua

dan orang yang lebih tua- Mengasihi keluarga dan

teman- Melakukan tanggung jawab

di rumah dan di sekolah

Page 18: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

14 Kelas II Sekolah Dasar

BabIII Kurikulum PAK 2013

A. Karakteristik Kurikulum 2013

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum: 1). adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan 2). adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Di samping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dalam hal pembelajaran dan penilaian yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap

spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

Page 19: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

15Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar mata pelajaran.

6. Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar, di mana semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti.

7. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Selain itu, Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir dengan ciri sebagai berikut.

1. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan) yang terkait satu dengan yang lain serta memiliki Kompetensi Dasar yang diikat oleh Kompetensi Inti tiap kelas.

2. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.

3. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya).

4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan scientific). Pendekatan pembelajaran adalah Student Centered: proses pembelajaran berpu sat pada peserta didik, guru berperan sebagai fasilitator atau pendamping dan pembimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Active and cooperative learning: dalam proses pembelajaran peserta didik harus aktif untuk bertanya, mendalami, dan mencari pengetahuan untuk membangun penge tahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan eksperimen pribadi dan kelom pok, metode observasi, diskusi, presentasi, melakukan proyek sosial dan sejenisnya. Contextual:

Page 20: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

16 Kelas II Sekolah Dasar

pembelajaran harus mengaitkan dengan konteks sosial di mana peserta didik hidup, yaitu lingkungan kelas, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Melalui pendekatan ini, Kurikulum 2013 diharapkan dapat menunjang capaian kompetensi peserta didik secara optimal.

5. Konsep dasar pembelajaran mengedepankan pengalaman individu melalui observasi (meliputi menyimak, melihat, membaca, mendengarkan), bertanya, asosiasi, menyimpulkan, mengkomunikasikan, menalar, dan berani bereksperimen yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Pendekatan ini lebih dikenal dengan sebutan pembelajaran berbasis pengamatan (observation-based learning). Selain itu proses pembelajaran juga diarahkan untuk membiasakan peserta didik beraktivitas secara kolaboratif dan berjejaring untuk mencapai suatu kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik pada aspek pengetahuan (kognitif) yang meliputi daya kritis dan kreatif, kemampuan analisis dan evaluasi. Sikap (afektif), yaitu religiusitas, mempertimbangkan nilai-nilai moralitas dalam melihat sebuah masalah, mengerti dan toleran terhadap perbedaan pendapat. Keterampilan (psikomotorik) meliputi terampil berkomu nikasi, ahli dan terampil dalam bidang kerja.

6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.

7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines).

9. Penilaian untuk mengukur kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan hidup peserta didik yang diarahkan untuk menunjang dan memperkuat pencapaian kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta didik di abad ke-21. Dengan demikian, penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran adalah penunjang pembelajaran itu sendiri. Dengan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sudah seharusnya penilaian juga dapat dipersiapkan sedemikian rupa hingga menarik, menyenangkan, dan tidak menegangkan.

Page 21: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

17Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

10. Membangun rasa percaya diri dan keberanian peserta didik dalam berpendapat serta membangun daya kritis ,dan kreativitas.

B. Perubahan Kurikulum PAK

Perubahan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen

No Kurikulum 2006 Kurikulum 20131. Silabus disusun oleh

sekolah.Silabus disusun oleh pemerintah pusat.

2. Pengembangan KD berdasarkan esensi mata pelajaran.

Pengembangan KD berdasarkan Kompetensi Inti (KI) yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan sebagai dampak dari pengetahuan, sikap spiritual dan sikap sosial sebagai dampak pengiring dari aspek pengetahuan tersebut.

3. Asesmen atau penilaian meliputi penilaian proses dan hasil, namun dalam implementasinya penilaian lebih banyak pada hasil.

Asesmen atau penilaian meliputi penilaian proses dan hasil, namun penekanannya pada penilaian otentik sepanjang proses pembelajaran yang menggambarkan dunia nyata bukan dunia sekolah.

4. Buku pelajaran lebih dominan bersifat informasi.

Buku pelajaran bersifat informasi dan kegiatan belajar.

5. Ruang lingkup materi yang tertulis lebih cenderung bersifat pengetahuan saja.

Ruang lingkup materi yang tertulis secara berimbang memuat pengetahuan, keterampilan dan sikap.

6. Guru lebih cenderung pemberi informasi.

Guru berperan sebagai fasilitator.

Page 22: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

18 Kelas II Sekolah Dasar

C. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui Kompetensi Inti, integrasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan;

dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

D. Kompetensi DasarKompetensi Dasar disusun mengacu pada Kompetensi Inti sesuai

dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Iptidaiyah.

Rumusan Kompetensi Dasar disusun sedemikian rupa sehingga memotivasi peserta didik menjadi berikut.

1. Mengembangkan diri sebagai pribadi kristiani yang tangguh, yang mampu memahami siapa dirinya di hadapan Allah, mengenali potensi keku rangan dan kekuatan diri serta mampu mengembangkan citra diri secara positif.

2. Mampu mengekspresikan kasih yang tulus kepada Tuhan Allah, Pene bus dan Pembaharu dengan berbagai cara.

3. Peduli dan peka merespon kebutuhan sesama dan lingkungan berdasar iman yang diyakininya.

4. Tidak bersikap fanatik dan sempit, sebaliknya membangun solidaritas dan toleransi dalam pergaulan sehari-hari.

5. Memiliki kesadaran dan proaktif dalam turut dan mewujudkan demokrasi dan HAM di Indonesia.

6. Memiliki kesadaran untuk turut serta memelihara dan menjaga kelestarian alam.

7. Memiliki kesadaran akan keadilan jender serta mewujudkannya dalam kehidupan.

8. Memiliki kesadaran dalam mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan bertindak.

9. Tidak kehilangan ciri khas sebagai anak-anak dan remaja Kristen Indonesia ketika dihadapkan dengan berbagai tawaran nilai-nilai kehidupan.

Page 23: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

19Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

E. Kaitan antara Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Pembelajaran

Kompetensi Inti merupakan kompetensi yang mengikat seluruh mata pelajaran dalam satu kesatuan kelas. Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti pada setiap tingkat, seperti pada tabel di bawah ini.

Uraian Kompetensi Inti untuk tingkat Kompetensi 1 (Tingkat Kelas I-II SD) adalah:

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

Pengetahuan Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

Keterampilan Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, karya yang estetis, gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Page 24: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

20 Kelas II Sekolah Dasar

Kata kerja yang ada dalam Kompetensi Inti sedapat mungkin tercakup dalam rumusan Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran PAK.

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam

rangka menjabarkan KI-1. 2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka

menjabarkan KI-2. 3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam

rangka menjabarkan KI-3, dan 4. Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam

rangka menjabarkan KI-4.

Pengelompokan kompetensi dasar PAK di kelas II adalah sebagai berikut:KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Meyakini kehadiran orang tua dan orang yang lebih tua sebagai wakil Allah di dunia.

1.2 Menerima dan mensyukuri keberadaan keluarganya sebagai pemberian Allah.

1.3 Meyakini kerukunan di sekolah dan lingkungan sekitar tempat tinggal sebagai wujud ketaatan pada Allah.

1.4 Meyakini disiplin sebagai wujud ketaatan pada Allah.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

2.1 Menunjukkan sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua.

2.2 Menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam keluarga melalui tindakan sederhana.

2.3 Membiasakan menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

2.4 Menunjukkan perilaku disiplin di sekolah dan di lingkungan.

Page 25: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

21Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

3.1.1 Memahami alasan menghormati orang tua dan yang lebih tua berdasarkan Alkitab.

3.1.2 Menceritakan wujud sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua berdasarkan pengalaman.

3.2 Menyebutkan contoh tanggung jawab dalam keluarga.

3.3 Menceritakan cara menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

3.4 Menyebutkan bentuk disiplin di sekolah dan di lingkungan.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

4.1 Mempraktekkan sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua.

4.2 Mempraktekkan tanggung jawab dalam keluarga melalui tindakan sederhana sesuai usia dan kemampuannya.

4.3.1 Turut menjaga kerukunan agar terjadi suasana damai dan harmonis di keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal.

4.3.2 Menerapkan hidup rukun di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

4.4.1 Menerapkan perilaku disiplin di sekolah dan di lingkungan.

4.4.2 Menyanyikan lagu rohani anak-anak yang menunjukkan ucapan syukur pemeliharaan Allah pada dirinya, keluarganya, dan lingkungannya.

Page 26: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

22 Kelas II Sekolah Dasar

Rumusan KD disusun dengan mempertimbangkan usia dan kemampuan peserta didik serta perkembangannya secara keseluruhan dan KD yang bermuara pada materi pembelajaran. Di bidang PAK hal itu menolong memperkuat peran PAK sebagai pencerah kehidupan karena agama berkaitan dengan hampir semua bidang kehidupan.

Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok yang mengacu pada silabus. Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mencakup:

(1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (8) penilaian.Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta

didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.

Page 27: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

23Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

BabIV

A. Pembelajaran PAK Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran,

yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.

Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan

Pelaksanaan Pembelajaran dan

Penilaian PAK

Page 28: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

24 Kelas II Sekolah Dasar

dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: (a). mengamati; (b). menanya; (c). mengumpulkan informasi; (d). mengasosiasi; dan (e). mengomunikasikan. Pembelajaran PAK bersifat student centered, kebutuhan peserta didik merupakan kebutuhan utama yang harus terakomodir dalam proses pembelajaran yang memanusiakan manusia, demokratis, menghargai peserta didik sebagai subjek dalam pembelajaran, menghargai keanekaragaman peserta didik, dan memberi tempat bagi peranan Roh Kudus. Proses pembelajaran PAK adalah proses pembelajaran yang mengupayakan peserta didik mengalami pembelajaran melalui aktivitas-aktivitas kreatif yang difasilitasi oleh guru.

B. Model Pembelajaran PAK

Dalam pembelajaran PAK tidak semua model pembelajaran cocok untuk diterapkan. Hal ini berkaitan dengan tujuan akhir yang ingin dicapai, juga perlu dipertimbangkan usia dan jenjang pendidikan. Berbagai model pembelajaran yang dipersiapkan hendaknya tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja ataupun menghafal aturan maupun ajaran agama, melainkan tercapainya transformasi atau perubahan hidup. Untuk itu model paradigma pedagogi reflektif juga dapat dipakai dalam pembelajaran PAK. Pendekatan ini meliputi tiga unsur utama sebagai satu kesatuan dalam pembelajaran yaitu, pengalaman, refleksi, dan aksi. 1. Menggali pengalaman faktual maupun aktual yang diangkat dari

pengalaman pribadi, kisah, cerita nyata maupun berbagai kisah Alkitab.

2. Melalui refleksi dan perenungan, peserta didik dipandu untuk mencari dan menemukan makna terdalam dari iman dan kepercayaan yang coba ditanamkan melalui pembelajaran PAK, kemudian membentuk kesadaran baru sebagai hasil dari perenungan dan refleksi.

3. Sebagai hasil dari menggali pengalaman dan refleksi, peserta didik melakukan tindakan yang sesuai dengan ajaran imannya. Berbagai metode yang variatif, dinamis, kreatif, partisipatif dan menyenangkan yang bersifat eksploratif dapat dikembangkan dalam pembelajaran PAK.

Page 29: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

25Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Dalam rangka mengoptimalkan pembelajaran, maka guru dapat memanfaatkan berbagai sarana pembelajaran terutama media yang ada dan tersedia di sekolah masing-masing. Peran media pembelajaran amat penting dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

Pembelajaran dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan bersifat dialogis partisipatif, artinya terjadi komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik. Terjadi diskusi dua arah yang saling mengisi. Peran guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber ilmu karena peserta didik dapat belajar dari berbagai pembelajaran yang ada dan tersedia. Pendekatan pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, daya serap dan kamampuannya.

Beberapa model yang relevan dapat digunakan dalam PAK antara lain, sebagai berikut:1. Model inkuiri. Model ini menekankan pada pengembangan kognitif

atau cara berpikir peserta didik. Penekanan kepada peserta didik yang mencari, menggali dan menjelajahi sendiri, akhirnya menemukan sendiri jawabnya. Di sini peserta didik dilatih untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan berpikir, dimana guru lebih berperan sebagai fasilitator yang kreatif. Misalnya dengan menebak pemikiran pendidik, memberikan dua teka-teki dan memberikan clue (kata kunci) sampai peserta didik menemukan jawabannya, dapat juga melalui teknik ”kata bergambar” yang bisa dianalisis. Hal ini penting karena banyak aspek dan konsep-konsep kepercayaan dan ajaran Kristen yang perlu dipikirkan, dipahami, dan dihayati melalui pengembangan ranah berpikir. Model pembelajaran ini dapat diterapkan terutama ketika membahas berbagai persoalan yang dihadapi pada masa kini menyangkut keadilan, kesetaraan, demokrasi, dan HAM.

2. Model perjumpaan dengan Tuhan Allah. Hal ini sangat penting bagi PAK, terutama untuk pengembangan iman dan spiritualitas peserta didik. Pada model ini, guru perlu berperan sebagai seorang seniman yang mampu mendesain model pembelajaran dengan komprehensif. Model ini perlu beberapa tahapan, yakni: (a) mendesain proses belajar-mengajar yang menekankan aspek afektif, (b) menyiapkan bahan/materi yang dibutuhkan, (c) membuat panduan pengalaman, (d) memimpin refleksi atas pengalaman, sehingga peserta didik bisa bertemu dengan Tuhan Allah. Untuk itu, guru perlu mendesain suasana atau lingkungan yang diharapkan (gelap, terang, gembira);

Page 30: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

26 Kelas II Sekolah Dasar

membuat panduan pengalaman dengan alur dan media yang sesuai misalnya gambar, alam, lagu, objek tertentu (lilin, salib, roti, buah anggur); memberi waktu yang memadai kepada peserta didik untuk berefleksi, kontemplasi, meditasi atau perenungan. Acara ini juga bisa dikembangkan misalnya dalam acara refleksi, retreat, rekoleksi, meditasi, dan saat teduh.

3. Mendongeng atau bercerita dengan mempesona. Mendongeng sebenarnya merupakan bagian dari budaya kita, namun sayang hal itu tidak lagi dikembangkan oleh masyarakat, termasuk dalam komunitas kristiani. Dongeng bisa dipakai dalam proses pembelajaran, khotbah, mengajar berbagai usia, atau sebagai ilustrasi. Beberapa tahap untuk bercerita atau mendo ngeng dengan menarik dapat memakai tahap-tahap: (1) tentukan topik cerita/dongeng, (2) mencari maksud utama atau nilai kristiani yang akan

dikembangkan, misalnya kasih, kesa baran, pengampunan, (3) mendesain cerita (pembukaan, isi, penutup), misalnya dengan

membuat dua hal atau tokoh yang saling bertentangan (4) merencanakan pemecahan masalah atau klimaks cerita dengan

dramatis (5) menyimpulkan, (6) membuat evaluasi dengan memberikan pertanyaan seder hana

pada pendengar/peserta didik. (7) berterima kasih pada pendengar untuk perhatiannya. Beberapa

tips mendongeng perlu diadopsi, misalnya: (a) perke nalkan cerita melalui nyanyian atau gambar, (b) gunakan suara sesuai tokoh yang diungkapkan misalnya

suara tokoh laki-laki, perempuan, suara orang yang sedang sedih, marah, gembira,

(c) bukalah Alkitab bila memakai referensi Alkitab, (d) pakailah diri anda sebagai media/alat peraga, dan(e) jangan layani interupsi sampai dongeng selesai agar

konsentrasi pendengar tidak terpecah, sesudah selesai mendongeng baru layani pertanyaan.

4. Bermain peran (role-play). Role-play bertujuan untuk memecahkan masalah aktual yang sedang dihadapi kelompok atau komunitas dengan cara mengidentifikasikan diri, memahami, berempati, mengambil sikap. Masalah dapat diambil dari hal-hal yang dihadapi

Page 31: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

27Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

kelompok atau ko munitas, misalnya kenakalan remaja, mencontek, hamil di luar nikah, sulit memahami peristiwa penyaliban Tuhan Yesus, perkelahian, bullying di sekolah, dan lain-lain. Untuk bermain peran perlu tahapan-tahapan tertentu untuk dilakukan: (a) pemilihan tokoh-tokah yang akan melakukan peme ranan; (b) mendeskripsikan sikap, perasaan, tindakan yang harus

diperankan; (c) pema nasan bermain peran (d) bermain peran yang sesungguhnya; (e) analisis pemeranan, mengenali masalah, sikap, perasaan,

emosi, para tokoh; (f) bermain peran perlu diulang jika para tokoh tidak bermain peran

dengan baik dan sulit dilakukan analisis, sehingga identifikasi perasaan, emosi, sikap, nilai-nilai yang dipegang tokoh tidak dapat disimpulkan dengan baik;

(g) membandingkan masalah sesungguhnya yang sedang dihadapi dengan permainan peran yang dilakukan (persamaan dan perbedaan);

(h) memecahkan dan mendiskusikan masalah aktual yang sedang dihadapi komunitas.

C, Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Acuan penilaian bagi pendidik dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah standar penilaian yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tentang Standar Penilaian. Berbagai metode dan instrumen, baik formal maupun nonformal digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksa-nakan (penilaian hasil/produk).

Page 32: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

28 Kelas II Sekolah Dasar

Penilaian informal berupa komentar-komentar guru yang diberikan atau dapat diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan guru, saat seorang peserta didik atau beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang peserta didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan penilaian informal terhadap per formansi para peserta didik tersebut.

Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.

Ruang lingkup yang berhubungan dengan penilaian proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut.

1. Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.• Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak

dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.• Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara

terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

• Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

• Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

• Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

• Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria. Penilaian Acuan Kriteria merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal.

Page 33: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

29Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen PenilaianPenilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/ kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

a. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,

penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Pembiasaan dapat merupakan bagian dari observasi sikap peserta didik di rumah yang melibatkan orangtua terutama bagi sekolah dasar.

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

Pertanyaan langsung. Guru juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap peserta didik berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban.” Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap obyek

Page 34: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

30 Kelas II Sekolah Dasar

sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik. Laporan pribadi. Teknik ini meminta peserta didik membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi obyek sikap.

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Tujuan jurnal adalah memberikan informasi tentang perkembangan belajar peserta didik.

b. Penilaian Kompetensi PengetahuanPendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes

lisan, dan penugasan. Tes tertulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia (selected-response), misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula yang meminta peserta menuliskan sendiri responsnya (supply-response), misalnya melengkapi, uraian objektif, dan uraian non-objektif. Tes lisan dengan instrumen berupa daftar pertanyaan. Penugasan dengan instrumen berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian

kinerja (unjuk kerja = performance assessment), penilaian projek, dan portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

Penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Penilaian projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik, proses tersebut dilakukan dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

Page 35: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

31Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

d. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)Penilaian (assessment) merupakan suatu kegiatan yang terkait

dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.

Penilaian dilakukan dengan penekanan pada penilaian otentik berkelanjutan (continuous authentic assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajar an yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membukti kan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai yang dilakukan dengan berbagai metode cara (di atas).

Beberapa prinsip-prinsip penilaian otentik yaitu:• Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran.

• Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems).

• Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

• Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Cara penilaian yang ada dalam Kurikulum 2013, yaitu proses belajar dan penilaian berlangsung secara bersama-sama. Jadi, proses penilaian bukan dilakukan setelah selesai pembelajaran, tetapi sejak pembelajaran dimulai. Penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil belajar namun mencakup proses belajar. Memang, biasanya otoritas akan membuat soal bersama untuk ujian, tetapi praktik ini bertentangan dengan jiwa Kurikulum 2013, khususnya Kurikulum PAK yang memang terfokus pada perubahan perilaku peserta didik. Pendidikan agama yang mengajarkan nilai-nilai iman barulah berguna ketika apa yang diajarkan itu membawa transformasi atau perubahan dalam diri anak karena iman baru nyata di dalam perbuatan, sebab iman tanpa pebuatan pada hakikatnya adalah mati (Yakobus 2:26). Untuk itu berbagai bentuk soal

Page 36: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

32 Kelas II Sekolah Dasar

seperti pilihan ganda dan soal-soal yang bersifat kognitif tidak banyak membantu peserta didik untuk mengalami transformasi.

e. Instrumen daftar cek (Check-list)

Dengan daftar cek atau peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memeroleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar atau salah, dapat diamati/tidak dapat diamati, baik/tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan untuk mengamati subyek dalam jumlah besar.

f. Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian (Rating Scale) memungkinkan penilai mem beri nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian teren tang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna dapat menggunakan skala 5 atau 4. Misalnya menilai semangat dalam mengikuti pembelajaran: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = kurang baik, dan 1 = sangat kurang baik.

Berikut diberikan contoh-contoh format atau instrumen penilaian.

(1) Contoh Check listFormat Penilaian Praktik: bermain peran tokoh/cerita AlkitabNama peserta didik: ________ Kelas: _____

No ASPEK YANG DINILAI

Skala Penilaian

4 3 2 1

1. Penghayatan

2. Atribut pendukung yang digunakan

3. Kerja sama

4. Ketepatan isi cerita

Page 37: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

33Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Keterangan:Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:4 = sangat baik3 = baik2 = kurang1 = sangat kurang

Jurnal (buku catatan harian tentang peserta didik oleh guru)

Nama sekolah : ______________________________________

Mata pelajaran : ______________________________________

Kelas : ______________________________________

Tahun Pelajaran : ______________________________________

Nama Guru : ______________________________________

(2) Contoh isi Buku Catatan Harian :

No. Hari/Tanggal Nama Peserta didik Kejadian

1.

2.

3.

dst.

Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.

Page 38: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

34 Kelas II Sekolah Dasar

(3) Contoh Format Lembar Pengamatan atau Penilaian Sikap Peserta didik

Keterangan:Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 4

Page 39: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

35Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

BabV

Penjelasan Masing-Masing Bab dalam Buku Siswa

Pelajaran 1

Saling Mengasihi Anggota Keluarga

Bahan Alkitab: 1 Yohanes 4:7-21;Kejadian 42-45

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Page 40: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

36 Kelas II Sekolah Dasar

Kompetensi Dasar :

1.1 Meyakini kehadiran orang tua dan orang yang lebih tua sebagai wakil Allah di dunia.

2.1 Menunjukkan sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua.

3.1.1 Memahami alasan menghormati orang tua dan yang lebih tua berdasarkan Alkitab.

3.1.2. Menceritakan wujud sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua berdasarkan pengalaman.

4.1 Mempraktekkan tanggung jawab dalam keluarga melalui tindakan sederhana sesuai usia dan kemampuannya.

Indikator :

1. Menyebutkan contoh-contoh perbuatan saling mengasihi di dalam keluarga.

2. Menyebutkan alasan saling mengasihi di dalam keluarga.3. Menceritakan salah satu kisah keluarga di dalam Alkitab yang saling

mengasihi.

A. Pengantar

Pada pelajaran 1 dan 2 ini, peserta didik diajak untuk dapat menerima dan mensyukuri keberadaan keluarganya sebagai pemberian Allah (KD 1.2), yang dapat diwujudkan melalui sikap saling mengasihi anggota keluarga (pelajaran 1) dan saling menolong dalam keluarga (pelajaran 2).

B. Penjelasan Bahan Alkitab

Bahan Alkitab yang dijelaskan 1 Yohanes 4:7-21 dipilih sebagai dasar untuk saling mengasihi anggota keluarga. Sedangkan untuk menjelaskan kepada peserta didik tentang contoh-contoh mengasihi di dalam keluarga. Bahan Alkitab yang digunakan bacaan Kejadian 42-45, yaitu contoh dari keluarga Yusuf dan saudara-saudaranya.

Page 41: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

37Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

1. 1 Yohanes 4:7-21Setiap ayat-ayat dalam bagian pasal ini memiliki satu

kesatuan erat yang berpusat pada satu pokok yaitu tentang Allah yang adalah kasih dan kita juga harus saling mengasihi sesama (ayat 11). Allah adalah kasih bukanlah dalam pengertian yang abstrak, melainkan dalam segala kegiatan-Nya. Ia mencipta dengan kasih. Ia menyelamatkan dengan kasih. Ia mengadili dengan kasih. Allah kita adalah Allah yang penuh kasih. Melalui Roh Allah, kita dimampukan untuk dapat mempraktikkan kasih Allah itu. Mengasihi Allah berarti juga mengasihi sesama kita. Sesama adalah semua manusia yang diciptakan Allah, sehingga kasih itu tidak terbatas hanya kepada satu individu atau satu kelompok tertentu.

2. Kejadian 42-45Kisah yang diceritakan dalam Kejadian 42-45 merupakan

rangkaian cerita dari pasal sebelumnya dari Kejadian 37. Yusuf merupakan salah satu contoh yang dapat menjadi teladan dalam sejarah kehidupannya.

Yusuf adalah anak dari Rahel dan Yakub. Yakub memiliki 10 orang kakak yaitu Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, dan Asyer. Selain itu Yakub juga memiliki seorang adik laki-laki bernama Benyamin.

Kejadian 42 menceritakan tentang awal mula pertemuan Yusuf dan saudara-saudaranya setelah Yusuf harus melalui proses yang panjang sebagai seorang yang dijual, tahanan, sampai menjadi salah satu orang kepercayaan Firaun. Pertemuan itu terjadi melalui peristiwa kelaparan yang melanda seluruh negeri kecuali Mesir. Mesir memiliki persediaan makanan untuk menghadapi masa kekeringan selama 7 tahun. Saudara-saudara Yusuf berangkat ke Mesir untuk membeli gandum dan di sanalah mereka bertemu dengan Yusuf. Tetapi pada pertemuan pertama ini, saudara-saudara Yusuf tidak mengenalinya lagi. Hanya Yusuf saja yang mengenal mereka. Yusuf memberikan gandum secara gratis kepada saudara-saudaranya itu.

Kejadian 43 merupakan pertemuan Yusuf dengan saudara-saudaranya yang kedua kali di Mesir. Mereka datang kembali untuk membeli gandum, sebab persediaan makanan telah habis. Dalam pertemuan yang kedua ini, Yusuf tidak hanya memberikan mereka gandum tetapi Yusuf meminta para

Page 42: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

38 Kelas II Sekolah Dasar

pelayanan untuk menyambut saudara-saudaranya itu dan mengadakan perjamuan makan bagi mereka.

Kejadian 44 menceritakan tentang Yusuf yang ingin menguji apakah kakak-kakaknya ini sudah berubah sikapnya. Apakah mereka masih sama seperti yang dulu, Yusuf pun memasukkan pialanya ke dalam salah satu karung yang berisi gandum. Dan saat mereka diperiksa oleh para pengawal piala itu didapati. Yusuf ingin agar adik mereka, Benyamin, ditinggal di Mesir. Yehuda salah satu kakak Yusuf, berusaha meyakinkan Yusuf untuk tidak melakukannya. Yehuda dengan jujur mengatakan bahwa ia tidak ingin kembali ke Kanaan tanpa adiknya Benyamin, karena mereka tidak mau melakukan kesalahan yang sama yang telah mereka lakukan kepada Yusuf sebelumnya. Yehuda mengakui seluruh kesalahan yang telah dilakukan oleh mereka kepada Yusuf. Yehuda tidak ingin melihat ayah mereka kembali bersedih karena harus kehilangan Benyamin.

Kejadian 45, bercerita bahwa melalui pengakuan yang dibuat oleh Yehuda, Yusuf pun tahu bahwa saudara-saudaranya telah berubah. Mereka bukan lagi kakak-kakaknya yang dulu. Keberanian Yehuda untuk mengakui semua perbuatan yang telah mereka lakukan kepadanya membuat Yusuf mengerti. Yusuf pun memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya itu bahwa dialah anak yang telah dijual. Yusuf mengasihi saudara-saudaranya dan mengampuni saudara-saudaranya. Bahkan, Yusuf memberikan tanah agar seluruh keluarganya dapat berkumpul kembali.

C. Kegiatan PembelajaranKegiatan 1 : Bernyanyi dan Berdoa

Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, guru mengajak peserta didik untuk bernyanyi bersama sesuai dengan tema pelajaran hari ini yaitu “Ku Cinta K’luarga Tuhan.” Selesai bernyanyi guru dapat memimpin doa.

Guru sebaiknya memberikan doa, peserta didik bisa mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru

Page 43: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

39Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

mengajak peserta didik bernyanyi bersama, baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Pengantar Tuhan telah memberikan keluarga yang baik kepada kita. Tuhan memberikan ayah, ibu, kakak dan adik. Kita dapat bersyukur kepada Tuhan dengan cara saling mengasihi anggota keluarga. Mengapa kita harus mengasihi anggota keluarga? Seperti yang dikatakan dalam 1 Yohanes 4:7-21 (lihat penjelasan Alkitab) bahwa jika kita mengasihi Allah maka kita juga mengasihi sesama yang bisa dimulai dari keluarga dan juga kepada semua orang di sekitar kita. Guru perlu memberikan pemahaman tersebut kepada peserta didik. Sebelum menjelaskan alasan kita harus mengasihi anggota keluarga, guru bisa menanyakan kepada setiap peserta didik mengapa mereka harus mengasihi ayah, ibu, kakak dan adik. Setelah itu, guru dapat meminta peserta didik untuk menyebutkan dan menuliskan contoh-contoh perbuatan mengasihi anggota keluarga yang Tuhan inginkan.

Kegiatan 2 : Mendengarkan CeritaSebelum menceritakan kisah Alkitab, Guru dapat mengajukan

beberapa pertanyaan kepada peserta didik, untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang tokoh Yusuf yang akan diceritakan. Guru dapat memulai dengan menanyakan kepada peserta didik berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1. Pernahkan kalian mendengarkan cerita tentang seorang anak yang disayang oleh ayahnya dan diberikan baju yang indah? Siapakah nama anak tersebut?

2. Berapa jumlah saudara-saudara Yusuf?3. Apakah Yusuf mengasihi saudara-saudaranya itu?Guru juga dapat membuat pertanyaan-pertanyaan lain

disesuaikan dengan keadaan kelas. Guru dapat menceritakan secara singkat tentang siapa itu Yusuf dan saudara-saudaranya. Setelah itu Guru dapat menceritakan kisah Yusuf dan saudara-saudaranya yang menunjukkan sikap saling mengasihi, yaitu:

Page 44: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

40 Kelas II Sekolah Dasar

1. Mengakui Kesalahan (Kejadian 44:18-34) Saudara-saudara Yusuf membenci Yusuf, sehingga mereka pernah memasukkan Yusuf ke dalam sumur dan juga menjualnya. Mereka melakukan hal itu karena mereka iri kepada Yusuf yang sangat dikasihi oleh ayahnya Ishak. Yusuf akhirnya dibawa ke Mesir setelah dijual oleh saudara-saudaranya ke pedagang dan tinggal di sana sebagai pelayan di rumah Potifar. Sampai akhirnya Yusuf dapat diangkat menjadi orang kedua yang berkuasa di Mesir. Saat bahaya kelaparan melanda seluruh negeri, banyak orang datang ke Mesir untuk membeli persedian makanan. Begitu pula yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf. Melalui peristiwa kelaparan itu, saudara-saudara Yusuf dapat berjumpa dengannya. Dalam suatu pertemuan, Yehuda salah satu kakak Yusuf berbicara kepada Yusuf tentang kesalahan yang telah mereka lakukan di hadapannya. Mereka tidak mau mengulangi kesalahan yang sama terhadap adik bungsu mereka Benyamin dan juga kepada ayah mereka. Melalui kisah ini, peserta didik dapat mengakui kesalahan yang telah mereka lakukan seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf dengan menceritakan kesalahan yang telah mereka lakukan.

2. Saling Memaafkan (Kejadian 45:1-28) Saudara-saudara Yusuf tahu bahwa mereka pernah berbuat salah kepada Yusuf. Yehuda pernah menceritakan dan mengakui kesalahan yang telah mereka lakukan kepada Yusuf. Yusuf pun tahu apa yang dilakukan oleh saudara-saudaranya itu kepadanya. Setelah ayah mereka meninggal, saudara-saudaranya takut jika Yusuf akan membalas dendam kepada mereka. Tetapi bukan itu yang dilakukan oleh Yusuf. Yusuf telah memaafkan saudara-saudaranya itu. Seperti yang telah dilakukan oleh Yusuf dan saudara-saudaranya, Guru dapat mengajak peserta didik untuk dapat saling memaafkan anggota keluarga. Meskipun kakak, adik, ayah dan ibu telah membuat kesalahan, peserta didik dapat memaafkan kesalahan yang telah diperbuat.

Page 45: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

41Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

3. Saling Berbagi (Kejadian 42-43) Saat seluruh negeri sedang mengalami kelaparan, bangsa Mesir tidak lagi takut akan bahaya kelaparan itu. Karena Yusuf telah memerintahkan seluruh rakyat untuk menyimpan makanan selama 7 tahun kelimpahan. Banyak orang dari berbagai negeri datang ke Mesir untuk membeli makanan di sana. Demikian juga dengan keluarga Yusuf. Saudara-saudaranya datang ke Mesir untuk membeli makanan kepada Yusuf. Saat mereka tiba di sana, Yusuf langsung mengenali mereka, tapi saudara-saudaranya tidak mengenalinya. Yusuf meminta kepada para pegawai istana untuk menyambut mereka, Yusuf memberikan makanan yang enak untuk dihidangkan kepada saudara-saudaranya itu, juga mengisi karung-karung mereka dengan gandum sampai penuh. Yusuf tidak hanya berbagi persediaan makanan tapi juga mau menjamu saudara-saudaranya yang datang ke Mesir. Melalui kisah ini, peserta didik pun dapat memiliki sikap yang mau berbagi dengan sesama anggota keluarga. Jika mereka mempunyai barang atau makanan mereka bisa berbagi itu dengan anggota keluarganya.

Kegiatan 3 : Menempelkan Gambar Guru dapat membagikan koran dan majalah bekas yang berisikan gambar-gambar contoh perbuatan saling mengasihi kepada peserta didik, kemudian menggunting gambarnya dan menempelkan potongan-potongan gambar itu di kolom yang telah tersedia di dalam buku mereka masing-masing. Setelah gambarnya ditempelkan, guru dapat meminta peserta didik untuk menceritakan gambar apa yang dipilih dan contoh perbuatan mengasihi seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar tersebut. Guru juga dapat membagi peserta didik dalam beberapa kelompok. Melalui kegiatan ini, peserta didik dapat mengetahui dan menceritakan contoh-contoh perbuatan saling mengasihi di dalam keluarga.

Page 46: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

42 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 4 : Mengasihi Melalui sikap Berbagi Guru mengajak peserta didik untuk menggambarkan tanda pada gambar yang menunjukkan sikap berbagi dan tanda pada gambar yang bukan sikap berbagi. Melalui kegaitan ini guru dapat menilai sejauh mana peserta didik dapat memahami contoh-contoh berbagi.

Kegaitan 5 : Aku Mau Melakukan Pada kegiatan ini guru menyampaikan kepada peserta didik bahwa mereka telah mengetahui dan menjelaskan contoh-contoh perbuatan mengasihi dalam keluarga. Guru meminta peserta didik memberikan tanda jika mereka sudah melakukan hal tersebut dan tanda jika mereka belum melakukan hal tersebut. Guru juga dapat meminta peseta didik untuk menambahkan contoh-contoh lainnya di dalam kolom yang tersedia.

Kegiatan 6 : Tugas Rumah Sebelum mengakhiri pelajaran dengan berdoa, guru memberitahukan kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas rumah pada buku siswa. Tugas rumah tersebut berupa: 1. Menceritakan Kembali cerita Alkitab yang telah diajarkan oleh

guru tentang Yusuf dan saudara-saudaranya. Peserta didik dapat memilih dari ketiga cerita itu, bagian mana yang ingin mereka ceritakan untuk anggota keluarganya. Guru juga dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik jikalau mereka ingin menceritakan ketiga cerita tersebut. Setelah mereka menceritakan cerita itu, anggota keluarganya (ayah, ibu, atau saudaranya) dapat memberikan kesan mereka terhadap cerita yang mereka dengarkan dari peserta didik. Pada pertemuan berikutnya guru dapat mengecek siapa saja yang telah mengerjakan tugasnya tersebut dengan melihat komentar dari orang tua atau saduaranya.

2. Menuliskan 12 anak Yakub. Peserta didik diminta untuk

membaca terlebih dahulu Kejadian 35:22b-26, kemudian dapat mengisi nama-nama anak Yakub pada kolom yang telah tersedia.

Page 47: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

43Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kegiatan 7 : Berdoa Ajaklah peserta didik berdoa bersama. Guru dapat mengggunakan doa yang terdapat pada buku peserta didik. Guru sebaiknya memberi contoh doa, peserta didik bisa mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Pada pertemuan selanjutnya, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh isi doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas.

D. Perlengkapan Belajar Pada pelajaran ini guru dapat menyiapkan perlengkapan belajar yang dibutuhkan antara lain, koran dan majalah bekas berisikan gambar-gambar contoh perbuatan saling mengasihi, buku atau cerita Alkitab bergambar sesuai cerita yang akan dibawakan. Apabila tidak ada buku atau cerita Alkitab bergambar, guru dapat membuat tokoh-tokoh dalam cerita itu dalam bentuk wayang. Dalam kegiatan hendaknya guru selalu memperhatikan pendekatan saintifik yang ada pada silabus yaitu adanya kegiatan mengamati, merangsang peserta didik untuk berani bertanya, mengeksplorasi atau menggali informasi, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan dalam setiap pembelajaran.

E. Penilaian Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan termasuk yang ada pada buku peserta didik kegiatan pembiasaan.

Page 48: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

44 Kelas II Sekolah Dasar

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika

peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 49: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

45Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pelajaran 2Saling Menolong

dalam Keluarga

Bahan Alkitab: Galatia6:2 Yohanes2: 1-15

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar :

1.2 Menerima dan mensyukuri keberadaan keluarganya sebagai pemberian Allah.

2.2 Menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam keluarga melalui tindakan sederhana.

3.2 Menyebutkan contoh tanggung jawab dalam keluarga.4.2 Mempraktekkan tanggung jawab dalam keluarga melalui

tindakan sederhana sesuai usia dan kemampuannya.

Page 50: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

46 Kelas II Sekolah Dasar

Indikator :1. Menceritakan alasan mau menolong anggota keluarga.2. Menunjukkan perasaannya jika menolong kakak, adik, ayah atau

ibu. 3. Menyebutkan contoh-contoh menolong orang tua di rumah.4. Menceritakan pengalamannya saat menolong orang tua.5. Menceritakan kisah Alkitab tentang menolong orang tua.

A. Pengantar Menerima dan mensyukuri keberadaan keluarga sebagai pemberian Allah (KD 1.2) tidak hanya diwujudkan melalui sikap saling mengasihi, tetapi juga melalui sikap dan perbuatan saling menolong, anggota keluarga.

B. Penjelasan Alkitab Bahan Alkitab yang dipakai untuk menjelaskan tema pelajaran ini adalah Galatia 6:2 dan Yohanes 2:1-15. Galatia 6:2 dipilih untuk menjelaskan bahwa setiap orang diajak untuk dapat menunjukkan kasihnya kepada sesama termasuk keluarganya untuk saling menolong satu dengan yang lainnya. Sedangkan Yohanes 2:1-15 dipilih untuk memberikan contoh kepada peserta didik teladan dari sebuah keluarga yang menunjukkan perbuatan saling menolong.

1. Galatia 6:2Paulus mengajak jemaat di Galatia untuk dapat memenuhi

hukum Kristus dengan saling membantu. Akan ada berbagai hambatan, persoalan dalam kehidupan berjemaat, untuk itu hukum Kristus dalam hal saling membantu menjadi pedoman bagi setiap jemaat di Galatia. Mereka yang dapat hidup menurut hukum Kristus adalah orang-orang setia yang disemangati roh daripada hidup yang dibimbing daging.

Page 51: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

47Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2. Yohanes 2:1-15Kana adalah sebuah kota di dataran tinggi Galilea, dekat

Kapernaum, dan di sebelah barat Danau Galilea. Kota ini disebut Kana yang di Galilea untuk membedakannya dengan kota lain, yaitu Kana yang di Asyer.

Yesus dan Maria ibunya, diundang dalam sebuah pesta pernikahan di Kana. Tidak dijelaskan dalam Yohanes bahwa alasan Maria turut serta dalam persta pernikahan itu. Tetapi dari peranan yang dimainkan oleh Maria nyata bahwa ia adalah keluarga mempelai laki-laki dan mempelai perempuan. Sebab kalau tidak demikian ia pasti tidak dapat mengatakan kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (ayat 5).

Ketika sedang berada di sana, Maria mengatakan kepada Yesus bahwa anggur untuk dihidangkan kepada para tamu sudah habis. Hal ini pasti akan mempermalukan keluarga mempelai laki-laki dan mempelai perempuan. Yesus menyuruh para pelayan untuk mengambil enam tempayan air yang dapat dipakai untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, dan mengisinya dengan air. Kemudian Ia menyuruh mereka untuk mencedok air itu dan membawa kepada pemimpin pesta.

Ketika pemimpin pesta itu mengecapnya, air itu sudah berubah menjadi anggur. Menurut pemimpin pesta itu, inilah air anggur terbaik yang pernah dikecapnya. Air itu diubah menjadi anggur dengan mutu yang tinggi dan jumlah yang besar (enam tempayan, masing-masing lima belas sampai dua puluh gallon). Itulah mujizat pertama yang dilakukan Yesus di Kana.

C. Kegiatan PembelajaranKegiatan 1: Bernyanyi dan Berdoa Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik untuk bernyanyi bersama lagu “Kita Kerja Sama-Sama” (guru juga bisa mengajak peserta didik menyanyikan lagu lain yang sesuai dengan tema pelajaran). Setelah selesai bernyanyi guru dapat memimpin doa atau meminta salah satu peserta didik memimpin doa.

Guru sebaiknya memberikan doa, peserta didik dapat mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh

Page 52: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

48 Kelas II Sekolah Dasar

doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

PENGANTAR

Untuk menjelaskan kepada peserta didik tentang “Saling Menolong dalam Keluarga,” sebelumnya Guru dapat meminta pendapat peserta didik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yaitu:

1. Pernahkah kalian menolong ayah, ibu, kakak atau adik di rumah?

2. Bagaimana perasaanmu ketika menolong ayah, ibu, kakak atau adik?

3. Mengapa kamu mau menolong ayah, ibu, kakak atau adik?4. Ceritakanlah salah satu pengalamanmu saat menolong di

rumah! Setiap pendapat yang dikemukakan oleh peserta didik, dapat dituliskan di tempat yang telah disediakan dalam buku siswa.

Kegiatan 2: Mendengarkan Cerita Peserta didik dapat belajar dari Alkitab kisah sebuah keluarga yang saling menolong yaitu keluarganya Yesus (Yohanes 2:1-15). Kisah itu menunjukan sikap saling menolong antara anak dan orang tua. Ibu Yesus meminta tolong kepada Yesus untuk melakukan sesuatu (mujizat) karena keluarga mempelai kekurangan minuman anggur pada pesta itu. Yesus yang mendengarkan seruan minta tolong ibunya, menyuruh pelayan-pelayan untuk mempersiapkan tempayan-tempayan itu penuh dengan air. Pada saat air itu disajikan, maka air itu telah berubah menjadi minuman anggur, sehingga semua orang bisa menikmati minuman itu tanpa kekurangan. Melalui cerita ini, peserta didik dapat belajar sikap saling menolong dari seorang anak kepada ibunya. Demikian juga dengan peserta didik, dapat melalukan hal yang sama saat diminta tolong oleh anggota keluarganya.

Page 53: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

49Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Guru menceritakan kepada peserta didik cerita tersebut dengan kreatif. Guru dapat menunjukkan peta Alkitab untuk memperlihatkan di mana letak kota Kana kepada peserta didik. Selanjutnya guru melanjutkan dengan isi dari cerita tersebut. Guru juga dapat menggunakan gambar-gambar berwarna sesuai dengan ceritanya, atau peserta didik dapat mendengar ceritanya melalui pemutaran film yang dapat diunggah atau dalam bentuk dvd/cd (jika tidak memiliki, guru dapat mengganti dengan alternatif lainnya seperti menceritakan dengan alat peraga berupa wayang sesuai tokoh-tokoh dalam cerita). Setelah peserta didik selesai menyaksikan film tersebut, guru dapat memberikan pesan dari pelajaran hari ini.

Kegiatan 3: Menceritakan Kembali Setelah mendengarkan cerita, peserta didik diajak untuk menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya dengan menuliskan di buku siswa berdasarkan gambar yang diberikan dalam buku. Jikalau peserta didik telah selesai menuliskan ceritanya, guru dapat meminta setiap peserta didik untuk menceritakan apa yang mereka tulis kepada teman sebangkunya. Melalui kegiatan ini guru dapat menilai peserta didik sampai sejauh mana mereka mengerti cerita yang telah disampaikan.

Kegiatan 4: Mencocokkan Gambar Guru mengajak peserta didik untuk mencocokkan gambar yang di kanan dan gambar yang di kiri yang menunjukkan perbuatan saling menolong dalam keluarga. Melalui kegiatan ini peserta didik dapat mengetahui bahwa saat kita menolong orang lain (ayah, ibu, kakak atau adik) harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh orang tersebut.

Kegiatan 5: Sudahkah Aku Melakukannya Melalui kegiatan ini peserta didik diminta untuk jujur terhadap diri sendiri, perbuatan menolong apa saja yang sudah mereka lakukan dan belum dilakukan. Karena itu guru mengajak peserta didik untuk mewarnai gambar hati sesuai dengan perbuatan menolong yang telah tersedia.

Page 54: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

50 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 6 : Berdoa Kegiatan belajar diakhiri dengan berdoa bersama. Guru dapat memimpin doa penutup atau meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa yang dipandu oleh guru.

D. Perlengkapan Belajar

Perlengkapan belajar yang diperlukan untuk pelajaran ini yaitu Alkitab, cerita Alkitab bergambar, film “Perkawinan di Kana,” alat tulis, pensil warna, enskilopedi Alkitab, peta Alkitab, dvd player, proyektor, screen (jika ada). Di akhir pelajaran, guru mengingatkan kepada peserta didik membawa karton, pensil warna, pernak-pernik pada pertemuan selanjutnya. Dalam kegiatan hendaknya guru selalu memperhatikan pendekatan saintifik yang ada pada silabus yaitu adanya kegiatan mengamati, merangsang peserta didik untuk berani bertanya, mengeksplorasi atau menggali informasi, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan dalam setiap pembelajaran.

E. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan termasuk yang ada pada buku peserta didik kegiatan pembiasaan.

Page 55: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

51Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika

peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 56: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

52 Kelas II Sekolah Dasar

Pelajaran 3

Menghormati Orang Tua

Bahan Alkitab: Keluaran 20:12; Amsal 1:8

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar :

1.1. Meyakini kehadiran orang tua dan orang yang lebih tua sebagai wakil Allah di dunia.

2.1. Menunjukkan sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua.

3.1.1. Memahami alasan menghormati orang tua dan orang yang lebih tua berdasarkan Alkitab.

3.1.2. Menceritakan wujud sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua berdasarkan pengalaman.

4.1. Mempraktekkan sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua.

Page 57: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

53Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Indikator :

1. Mengetahui alasan menghormati orang tua.2. Menunjukkan sikap menghormati orang tua.3. Menceritakan contoh-contoh perbuatan menghormati orang tua.4. Menceritakan contoh-contoh perbuatan yang tidak menunjukkan

sikap hormat kepada orang tua.5. Membuat tekad atau janji untuk menghormati orang tua.

A. Pengantar Pada pelajaran 3 dan 4, peserta didik dijelaskan tentang menghormati orang tua dan juga orang yang lebih tua. Sikap menghormati orang tua merupakan salah satu perintah yang diberikan Allah tidak hanya kepada umat Israel tetapi kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Menghormati orang tua dapat diwujudkan melalui sikap dan perbuatan, di antaranya mendengarkan setiap ajaran dan didikan orang tua, mendoakan orang tua, bersikap sopan terhadap orang tua, dan lain-lain. Untuk itulah peserta didik sejak masih kecil diajarkan untuk dapat menghormati orang tuanya.

B. Penjelasan Alkitab Keluaran 20:12 dipilih sebagai dasar untuk menjelaskan alasan kita menghormati orang tua. Sedangkan Amsal 1:8 dipakai untuk menjelaskan salah satu wujud dari menghormati orang tua. 1. Keluaran 20:12

Kesepuluh firman yang diberikan Allah kepada orang Israel menjadi pedoman dan harus ditaati oleh seluruh orang Israel, baik sebagai bangsa maupun sebagai individu melalui Musa sebagai pengantara.

Ayat 12, merupakan perintah kelima. Keempat perintah sebelumnya (ayat 3-11) mengenai kewajiban orang Israel terhadap Allah, maka pada ayat selanjutnya (ayat 12-17) mengenai kewajiban terhadap sesama.

Page 58: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

54 Kelas II Sekolah Dasar

Kata hormatilah yang dalam bahasa Ibrani kabbed yang berarti “berat”. Dengan demikian, orang Israel harus memperlakukan orang tua dengan hormat. Artinya, seorang Israel tidak dapat menilai rendah orang tua atau memperlakukannya secara keras, dan tidak dapat menolak memberikan kepadanya makanan yang dibutuhkannya atau memaksa dia meninggalkan rumah tangga supaya dia meninggal. Arti ungkapan ”ayahmu dan ibumu” dapat diperluas sehingga bukan hanya termasuk orang tua kita sendiri tetapi semua keluarga yang sudah tua.

2. Amsal 1:8(musar): ”didikan”, yaitu didikan seorang ayah yang tegas

untuk mendisiplinkan atau mengoreksi anaknya dalam sikap dan tingkah laku yang tidak benar. (Torath): Kata benda feminin, arti harfiahnya “ajaran”, yang dapat digambarkan seperti perlakuan seorang ibu kepada anaknya, yaitu ajaran lembut yang penuh kehangatan dan kasih sayang. Ajaran ini berfungi sebagai ”dorongan” yang sangat bermanfaat. Selain bermakna ajaran, kata ini juga berarti ”undang-undang” atau ”aturan” yang keras dan tegas. ”janganlah kau menyia-nyiakan”, kata kerja bentuk perintah negatif dari akar kata natasy, artinya janganlah kau dengan sengaja ”meninggalkan”, “menyia-nyiakan”, “melalaikan”.

Dengan demikian, kita diajak untuk dapat mendengarkan didikan seorang ayah dan tidak menyia-nyiakan ajaran seorang ibu yang bermanfaat bagi diri kita. Meskipun terkadang didikan dan ajaran itu keras bagi seorang anak, tetapi itu diajarkan atas dasar kasih orang tua kepada anaknya.

Melalui ayat ini, guru dapat menyampaikan kepada peserta didik supaya mereka dapat mengerti bahwa melalui setiap ajaran dan didikan dari orang tuanya menjadi salah satu pedoman dan bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari. Setiap ajaran dan didikan yang diberikan kepada peserta didik dan dilaksanakan dengan baik dapat menunjukkan salah satu sikap hormat mereka kepada orang tuanya.

Page 59: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

55Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

C. Kegiatan PembelajaranKegiatan 1: Bernyanyi dan Berdoa Sebelum memulai pelajaran peserta didik diajak untuk bernyanyi bersama lagu “Perintah Allah Kelima.” Lagu ini dapat unduh di http://www.youtube.com/watch?v=WjigGt0Yi4k atau guru dapat mengganti dengan lagu lain yang sesuai dengan materi pelajaran. Setelah bernyanyi, guru dapat meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa di depan kelas.

Guru sebaiknya memberikan doa, peserta didik dapat mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

PENGANTAR Menghormati orang tua adalah perintah Tuhan, yang dapat kita baca di dalam Alkitab. Perintah itu terdapat dalam sepuluh perintah Tuhan di dalam kitab Keluaran 20:12. Guru dapat menanyakan kepada peserta didik apa isi perintah kelima? Biarkan peserta didik mengemukakan pendapatnya. Setelah itu ajaklah mereka untuk membuka kitab Keluaran 20:12, kemudian menuliskannya pada buku siswa dengan menyusun kata-kata yang diacak menjadi sempurna.

Kegiatan 2: Menyusun Ayat Alkitab Setelah gurur menanyakan apa isi dari perintah Tuhan yang kelima, ajaklah mereka untuk membuka Alkitab Keluaran 20:12. Kemudian mintalah peserta didik untuk menuliskan pada buku siswa dengan menyusun kata-kata yang diajak menjadi sempurna.

Page 60: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

56 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 3: Mendengarkan Cerita Guru dapat mengawali dengan bertanya kepada peserta didik alasan mengapa kita harus menghormati orang tua dan berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapat mereka. Setelah itu guru dapat menjelaskan berdasarkan penjelasan Alkitab dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang dapat dimengerti oleh peserta didik. Guru dapat menceritakan secara singkat perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir sampai tiba di Gunung Sinai untuk menerima 10 Firman Allah. Kemudian guru dapat melanjutkan dengan pertanyaan kepada peserta didik tentang contoh-contoh perbuatan menghormati orang tua. Berikan juga kesempatan bagi mereka untuk mengemukakan pendapatnya dan dilanjutkan dengan penjelasan untuk menegaskan kembali contoh-contoh menghormati orang tua, seperti mendengarkan nasihat orang tua, bersikap sopan dan ramah kepada orang tua, mengucapkan terimakasih bila diberikan sesuatu, taat kepada orang tua, dan lain-lain. Akhir dari penjelasan, guru dapat meminta setiap peserta didik untuk menuliskan nasihat-nasihat yang diberikan oleh ayah dan ibunya. Guru dapat bertanya kepada mereka apakah nasihat-nasihat itu sudah dilakukan atau belum dilakukan oleh peserta didik. Berikan pengertian kepada peserta didik saat mereka dapat melakukan nasihat yang disampaikan oleh orang tuanya, mereka telah menunjukkan salah satu contoh dari menghormati orang tua.

Kegiatan 4: Menuliskan Cerita Guru mengajak peserta didik untuk membuat cerita singkat dari contoh-contoh sikap menghormati orang tua berdasarkan gambar yang disediakan. Setelah itu peserta didik dapat diminta untuk membacakan ceritanya secara bergantian.

Kegiatan5: Aku Mau Berjanji Sebagai wujud dari menghormati orang tua, peserta didik diminta untuk menuliskan perbuatan-perbuatan yang pernah mereka lakukan yang menunjukkan sikap tidak menghormati orang tua. Kemudian ajaklah peserta didik untuk membuat janji atau tekad untuk menghormati orang tuanya dengan menuliskan pada sebuah karton yang digunting berbentuk hati. Peserta didik dapat menghias kartu tekad itu dengan kreatif.

Page 61: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

57Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kegiatan 5: Berdoa Di akhir pelajaran Guru dapat memimpin doa untuk mendoakan setiap janji-janji yang telah dibuat oleh peserta didik. Jika waktu memungkinkan, guru dapat membacakan setiap kartu tekad itu dengan menyebutkan nama dari masing-masing peserta didik.

D. Perlengkapan Belajar Perlengkapan belajar yang dibutuhkan dalam pelajaran ini yaitu cerita Alkitab bergambar, karton, pensil warna, pernak-pernik, Ensiklopedi, peta Alkitab, Alkitab, dan alat tulis. Dalam kegiatan hendaknya guru selalu memperhatikan pendekatan saintifik yang ada pada silabus yaitu adanya kegiatan mengamati, merangsang peserta didik untuk berani bertanya, mengeksplorasi atau menggali informasi, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan dalam setiap pembelajaran.

E. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan termasuk yang ada pada buku peserta didik kegiatan pembiasaan.

Page 62: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

58 Kelas II Sekolah Dasar

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika

peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 63: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

59Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar :

1.1 Menyakini kehadiran orang tua dan yang lebih tua sebagai wakil Allah di dunia.

2.1 Menunjukkan sekap hormat kepada orang tua dan orang yan lebih tua.

3.1.1. Memahami alasan menghormati orang tua dan yang lebih tua berdasarkan Alkitab.

3.1.2. Menceritakan wujud sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua berdasarkan pengalaman.

4.1. Mempraktekkan sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua.

Pelajaran 4Menghormati Orang

yang Lebih Tua di Lingkungan

SekitarBahan Alkitab: 1 TIMOTIUS 5: 1-2

Page 64: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

60 Kelas II Sekolah Dasar

Indikator :

1. Menceritakan contoh menghormati orang yang lebih tua yang terdapat dalam Alkitab.

2. Menyebutkan contoh-contoh menghormati orang yang lebih tua.3. Menemukan dan menghafalkan ayat hafalan dengan benar.

A. Pengantar Sikap menghormati tidak hanya diberikan kepada orang tua saja, tetapi juga kepada orang yang lebih tua usianya. Rasa hormat kepada orang tua maupun orang yang lebih tua menunjukkan kasih kita kepada mereka. Melalui pelajaran 4 ini, peserta didik diajak untuk dapat menghormati orang yang lebih tua usianya dari mereka, baik itu kakak, paman, bibi, kakek, nenek, atau guru mereka. Menghormati orang yang lebih tua dari mereka dapat diwujudkan dalam sikap dan perbuatan mereka sehari-hari.

B. Penjelasan Alkitab Bahan Alkitab yang dipakai untuk menjelaskan pelajaran ini adalah 1 Timotius 5:1-2. Melalui bacaan ini peserta didik dapat bejalar dari seorang Paulus yang mengajarkan kepada Timotius bagaimana bersikap dalam menghormati orang yang lebih tua.

Siapakah Paulus? Paulus dilahirkan di Tarsus daerah Silisia, sebuah pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan Yunani (Kisah Para Rasul 9:11; 21:39; 22:3), Ia berasal dari sebuah keluarga Yahudi (Filipi 3:5) yang berbahasa Aram (Kisah Para Rasul 13:9) dan kaya (Kisah Para Rasul 22:28 ). Hari ke-8 setelah lahir ia disunat (Filipi 3:5) dan diberi nama Saul (nama Romawi: Paulus: Kisah Para Rasul 13:9). Sejak kecil ia belajar bahasa Yunani, bahasa pergaulan di Tarsus. Sekitar umur 15 tahun ia diperkirakan datang ke Yerusalem dan menjadi pengikut seorang yang giat dari golongan kaum Farisi. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi (Kisah Para Rasul 22:3; 26:4 dst; Galatia 1:14; Filipi 3:5).

Page 65: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

61Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Sesuai dengan kebiasaan Yahudi ia belajar mengerjakan salah satu pekerjaan tangan (ia adalah seorang pembuat kemah; Kisah Para Rasul 18:3) yang dilakukannya di tengah-tengah kesibukan karya kerasulannya, dan dipakainya untuk penghidupan (Kisah Para Rasul 18:3; 1 Korintus 4:12; 1 Tesalonika 2:9) sehingga ia tidak bergantung pada siapapun juga (1 Korintus 9:15).

Siapakah Timotius? Timotius adalah warga Listra di Provinsi Galatia. Kota itu merupakan koloni Romawi; penduduknya menyebut dirinya sebagai “koloni paling cemerlang,” namun sebenarnya merupakan daerah kecil di pinggir dunia yang beradab. Kota itu menjadi penting karena ada garnisun Romawi yang ditempatkan di sana untuk mengawasi suku-suku liar di Pegunungan Isaurian yang membentang di belakang kota itu. Dalam perjalanan misioner partama, Paulus dan Barnabas sampai di sana (Kisah Para Rasul 14:8-21). Pada waktu itu tidak ada pernyataan tentang Timotius, namun dapat diduga, ketika Paulus berada di Listra, ia mendapat bekal dari rumah Timotius. Hal ini lebih jelas dari fakta bahwa ia mengetahui dengan baik iman dan kesetiaan Eunike, ibu Timotius, serta Lois, neneknya (2 Timotius 1:5). Timotius adalah anak dari perkawinan campuran, ibunya seorang Yahudi dan bapaknya orang Yunani (Kisah Para Rasul 16:1). Timotius menjadi murid Paulus yang juga ikut mendampingi Paulus dalam beberapa pelayanan mengabarkan Injil di antaranya:1. Timotius pernah diutus sebagai pendahulu Paulus ke Makedonia

(Kisah Para Rasul 19:22) dan ada di sana ketika sumbangan jemaat-kemaat untuk Jemaat Yerusalem dikumpulkan (Kisah Para Rasul 20:4).

2. Bersama Paulus di Korintus ketika Paulus menulis surat kepada Jemaat di Roma (Roma 16:21).

3. Ia menjadi pendahulu Paulus ke Korintus ketika ketidakpatuhan jemaat di sana (1 Korintus 4:7; 16:10). Ia bersama Paulus ketika Paulus menulis surat 2 Korintus (2 Korintus 1:1,19).

4. Timotius diutus Paulus untuk menyaksikan apa yang terjadi di Tesalonika dan bersama-sama Paulus ketika Paulus menulis surat untuk jemaat itu (1Tesalonika 1:1; 3:2,6).

5. Ia bersama Paulus dalam penjara ketika Paulus menulis surat Filipi dan Paulus merencanakan untuk mengutusnya ke Filipi mewakili dirinya (Filipi 1:1; 2:19).

Page 66: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

62 Kelas II Sekolah Dasar

6. Ia bersama Paulus ketika Paulus menulis surat kepada Jemaat Kolose dan Filemon (Kolose 1:1; Filemon 1)

Timotius selalu berada di samping Paulus dan ketika ada tugas yang karena satu dan lain hal sulit ditangani Paulus, Timotius diutus untuk membereskannya. Timotius adalah orang yang dapat dipercaya dan dapat diutus ke mana pun oleh Paulus sebab ia pasti akan pergi.

1 Timotius 5:1-2 Dua ayat ini menetapkan semangat yang seharusnya ada di dalam suatu hubungan antara orang-orang yang berbeda usia. Kepada orang yang lebih tua kita harus menunjukkan kasih sayang dan rasa hormat. Orang yang lebih tua harus diperlakukan seperti bapak dan ibu. Paulus menyampaikan kepada Timotius bahwa bagaimana menunjukkan rasa hormat itu kepada orang yang lebih tua adalah berikut:1. Tidak berlaku keras kepada orang yang lebih tua, melainkan

menegurnya sebagai bapa. 2. Menegur orang-orang yang sebaya seperti menegur saudara,

ibu.3. Menegur orang-orang yang lebih muda seperti menegur seorang

adik dengan penuh kemurnian. William Barclay mengatakan tidak mudah untuk menegur orang lain, apalagi jika harus menegur dalam kelembutan. Jika teguran yang diberikan dengan kemarahan mungkin akan menimbulkan rasa takut dan menyakitkan serta bisa menimbulkan dendam. Dengan demikian, apa yang dinasihatkan oleh Paulus kepada Timotius itu dapat menjadi pedoman untuk dapat menghormati orang yang lebih tua.

C. Kegiatan PembelajaranKegiatan 1: Berdoa Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama sebelum memulai pelajaran. Kemudian guru dapat memimpin doa.

Guru sebaiknya memberikan doa, peserta didik bisa mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas.

Page 67: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

63Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Pengantar: Guru dapat menanyakan kepada peserta didik siapa sajakah orang yang lebih tua usianya dari kita? Kita bisa menunjukkan sikap menghormati orang yang lebih tua usianya dari kita, seperti berkata dan bersikap sopan, mendengarkan nasihat, memberi salam bila bertemu, mengucapkan terimakasih bila diberikan sesuatu, dan menjawab saat dipanggil.

Kegiatan 2: Mendengarkan Cerita Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang contoh menghormati orang yang lebih tua dari cerita Alkitab yaitu tentang Paulus dan Timotius. Guru menceritakan tentang siapa itu Paulus dan Timotius (lihat penjelasan Alkitab), dapat juga terlebih dahulu menanyakan kepada peserta didik tentang siapa itu Paulus dan Timotius. Kemudian guru dapat melanjutkan dengan nasihat Paulus kepada Timotius (lihat penjelasan Alkitab). Guru diharapkan dapat menjelaskannya dengan kreatif dan dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh peserta didik. Akhir cerita, guru memberikan penekanan bahwa seperti Paulus yang memberi nasihat kepada Timotius untuk menghormati orang yang lebih tua, demikan juga dengan peserta didik. Mereka juga dapat menghormati orang yang lebih tua di lingkungan sekitar mereka, di antaranya kakek, nenek, paman, bibi, guru, kakak, dan lain-lain. Berdasarkan cerita yang telah disamapaikan oleh guru, peserta didik kemudian diajak untuk menuliskan hal-hal yang mereka dengar tentang Paulus dan Timotius pada kolom yang telah disediakan di buku siswa, juga menuliskan pesan apa yang disampaikan oleh Paulus kepada Timotius.

Page 68: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

64 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 3: Sudahkah Aku Melakukan Setelah mendengarkan cerita, guru mengajak peserta didik untuk mewarnai simbol hati sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan. Kegiatan ini dilakukan oleh peserta didik dengan tujuan untuk menunjukkan kepada peserta didik bahwa sikap menghormati orang yang lebih tua harus dilakukan, tidak sekedar mengetahui saja.

Kegiatan 4: Aku Mau Melakukan Guru mengajak peserta didik untuk menuliskan sikap dan perbuatan menghormati orang yang lebih tua pada kolom yang tersedia. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat menyebutkan contoh-contoh menghormati orang yang lebih tua.

Kegiatan 5: Menemukan dan Menghafal Ayat Alkitab Peserta didik dapat menemukan ayat Alkitab Efesus 6:1 dalam kelompok kata-kata yang tersedia, dengan menarik garis mendatar atau menurun. Kemudian rangkai kata-kata tersebut menjadi satu ayat Alkitab yang benar di tempat yang telah disediakan. Setelah itu guru dapat mengajak seluruh siswa membaca secara bersama-sama ayat tersebut. Kemudian guru dapat menunjuk peserta didik satu per satu untuk menyebutkan ayat itu tanpa melihat ayat Alkitab.

Kegiatan 6: Berdoa Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa.

D. Perlengkapan Belajar Perlengkapan belajar yang dibutuhkan dalam pertemuan ini yaitu alat tulis, Alkitab, Ensiklopedi, pensil warna, dan lain-lain.Dalam kegiatan hendaknya guru selalu memperhatikan pendekatan saintifik yang ada pada silabus, yaitu adanya kegiatan mengamati, merangsang peserta didik untuk berani bertanya, mengeksplorasi atau menggali informasi, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan dalam setiap pembelajaran.

E. Penilaian

Page 69: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

65Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan termasuk yang ada pada buku peserta didik kegiatan pembiasaan.

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika peserta

didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 70: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

66 Kelas II Sekolah Dasar

Pelajaran 5Tanggung Jawabku di Rumah

Bahan Alkitab: Matius 21:28-32

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar :

1.2 Menerima dan mensyukuri keberadaan keluarganya sebagai pemberian Allah.

2.2. Menunjukkan perilaku tanggung jawab dalam keluarga melalui tindakan sederhana.

3.2. Menyebutkan contoh tanggung jawab dalam keluarga.4.2. Mempraktekkan sikap hormat kepada orang tua dan orang

yang lebih tua.

Page 71: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

67Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Indikator :

1. Menyebutkan arti tanggung jawab.2. Menyebutkan akibat tidak bertanggung jawab.3. Menceritakan contoh tanggung jawab melalui cerita Alkitab.4. Menyebutkan contoh-contoh tanggung jawab dalam keluarga.

A. Pengantar Kompentensi Dasar lainnya yang diajarkan kepada peserta didik kelas 2 adalah tetang tanggung jawab. Tanggung jawab ini dapat dilakukan dalam keluarga maupun di sekolah atau lingkungan sekitarnya. Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan di mana seseorang wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung segala akibatnya. Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Seorang anak memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan baik kepada orang tuanya, orang lain, maupun dirinya sendiri. Misalnya, bertanggung jawab atas peralatan sekolah yang di miliki, bertanggung jawab atas kebersihan kamar, bertanggung jawab mematuhi peraturan di rumah, bertanggung jawab menjaga adik, dan lain-lain. Oleh sebab itu, pada pelajaran 5 dan pelajaran 6, peserta didik dapat belajar tentang bagaimana melakukan tanggung jawab itu dengan sebaik-baiknya di rumah maupun di sekolah.

B. Penjelasan Alkitab Untuk menceritakan tanggung jawab seorang anak di dalam keluarga, bahan Alkitab yang digunakan adalah Matius 21:28-32 yaitu perumpamaan tentang dua orang anak.

Page 72: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

68 Kelas II Sekolah Dasar

Matius 21:28-32 Perumpamaan tentang dua orang anak ini hanya terdapat di dalam Injil Matius. Ayat ini mengajarkan bahwa orang yang menolak untuk melakukan apa yang harus dilakukan oleh dirinya tetapi kemudian berubah pikiran dan melakukan tugas itu dengan baik dibandingkan dengan orang yang berjanji untuk melakukan tugas itu tapi tidak pernah menepatinya. Dikisahkan dalam perumpamaan ini bahwa ada seorang ayah yang memiliki kebun anggur yang merupakan salah satu sumber pendapatan bagi keluarga. Karena itu, kebun anggur itu dikerjakan oleh semua anggota keluarga. Ayah tersebut pergi kepada anaknya yang kedua dan menyuruhnya pergi bekerja di kebun anggur pada hari itu. Tidak menjadi masalah apakah waktu itu adalah permulaan musim semi di mana anggur-anggur harus dipangkas, atau musim panas di mana lalang-lalang harus dipotong, atau musim gugur di mana buah anggurnya harus dipanen. Tetapi yang penting adalah permintaan dan tanggapan atas permintaan tersebut. Jawaban anak kedua kepada ayah atas permintaan untuk melakukan tugas itu adalah “Aku tidak mau.” Tetapi anak kedua ini sadar kalau dia harus melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabanya. Kemudian dia segera bergegas untuk pergi ke kebun anggur. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh anak yang sulung, sang ayah meminta hal yang sama kepada anak sulung supaya pergi bekerja di kebun anggur. Anak sulung dengan sopan menjawab ayahnya dengan benar dan mengatakan “Baik bapa.” Tetapi kemudian anak ini tidak pergi ke kebun anggur untuk bekerja. Dia hanya berjanji kepada ayahnya untuk pergi bekerja. Tetapi janji itu hanya merupakan janji yang tidak ditepati. Melalui kedua orang ini, Yesus mau mengatakan bahwa manakah yang lebih taat? Sudah pasti yang menjadi jawaban adalah anak yang kedua. Meskipun awalnya dia menolak tapi akhirnya menyesal dan mau melakukan tugasnya. Ketaatan terhadap apa yang dikatakan oleh sang ayah merupakan wujud tanggung jawab. Bagi Yesus, meskipun kita orang yang hidup dalam dosa, yang menolak melakukan kehendak Allah, tetapi kita diminta untuk mau bertobat, percaya kepada-Nya dan melakukan kehendak Allah karena kita hidup dalam Kerajaan Allah. Berbeda dengan mereka yang tahu kehendak Allah tetapi tidak melakukannya, maka dia tidak hidup dalam Kerajaan Allah. Itulah tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap orang yang percaya kepada Allah.

Page 73: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

69Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

C. Kegiatan PembelajaranKegiatan 1: Berdoa Awal pembelajaran dimulai dengan mengajak peserta didik untuk berdoa. Guru dapat memimpin doa.

Guru sebaiknya memberikan doa, peserta didik dapat mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Pengantar Guru dapat menanyakan beberapa pertanyaan kepada peserta didik seperti yang tertulis di buku siswa yaitu, sudahkah kamu melakukan tugasmu di rumah dengan baik? Apakah kamu menyelesaikannya tanpa menunda-nunda? Jika kamu bisa melakukannya dengan baik, maka kamu adalah anak yang bertanggungjawab.

Kegiatan 2: Mendengarkan Cerita Sebelum menceritakan cerita Alkitab Guru dapat bertanya kepada peserta didik, apa itu tanggung jawab? (penjelasan dapat lihat di bagian pengantar). Bagaimana jika tanggung jawab itu tidak dilakukan dengan baik? Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya. Setelah peserta didik selesai mengemukakan pendapatnya, guru dapat memberikan penjelasan untuk menekankan kembali arti tanggung jawab dan akibat yang diterima jika tidak melakukan tanggung jawab itu. Kemudian guru menceritakan kepada peserta didik salah satu cerita Alkitab yang menceritakan perumpaan tentang bagaimana dua orang anak yang diberikan tanggung jawab oleh ayahnya (lihat penjelasan Alkitab). Guru menyampaikannya sesuai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh peserta didik.

Page 74: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

70 Kelas II Sekolah Dasar

Di akhir cerita guru dapat menyampaikan kepada peserta didik bahwa mereka dapat mewujudkan tanggung jawab sebagai seorang anak dengan melakukan setiap tugas yang diberikan oleh orang tua sampai selesai. Misalnya, menjaga adiknya, membersihkan kamar tidur, merapikan mainan dan buku-buku pelajaran. Terkadang mereka dapat lupa akan tanggung jawabnya itu, tapi mereka dapat belajar dari anak kedua untuk segera menyadari dan mau melakukannya, tidak seperti anak sulung yang hanya berjanji tapi tidak melakukan tanggung jawabnya itu.

Kegiatan 3: Ayo Mengisi TTS! Setelah mendengarkan cerita, peserta didik diajak untuk mengisi Teka Teki Silang berdasarkan cerita tentang “Perumpamaan Dua Orang Anak”. Guru telebih dahulu menjelaskan kepada peserta didik cara mengisi TTS tersebut.

Mendatar1. Anak kedua yang pergi ke kebun anggur awalnya tidak mau, tetapi

kemudian dia...5. Menjadi anak yang bertanggungjawab tidak hanya kepada semua

orang terlebih juga kepada ...7. Anak kedua yang melakukan perintah ayahnya dan mengerjakan

tugasnya itu menunjukkan bahwa anak kedua ... terhadap tugas yang diberikan.

8. Yang menceritakan tentang perumpamaan dua orang anak kepada banyak orang adalah

10. Yang memberikan tugas kepada kedua anaknya adalah ...

Page 75: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

71Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Menurun2. Yang tidak pergi ke kebun anggur untuk bekerja adalah ...3. Kemanakah kedua anak itu disuruh ayahnya?4. Yesus menceritakan kepada orang banyak tentang ... dua orang

anak.6. Yang akhirnya pergi bekerja di kebun anggur adalah ...9. Perumpamaan tentang dua orang anak terdapat dalam kitab ...

Kegiatan 4: Ayo Mewarnai! Peserta didik dapat mewarnai gambar Sem yang sedang merapikan tempat tidurnya sebagai salah satu contoh tanggung jawab yang dapat dilakukan di rumah.

Kegiatan 5: Menuliskan Tanggung Jawab di Rumah Setelah mewarnai, guru dapat meminta peserta didik untuk menuliskan contoh-contoh perbuatan tanggung jawab yang dapat mereka lakukan di rumah pada buah apel yang tersedia.

Kegiatan 6: Kegiatan Mingguan Guru menjelaskan kepada peserta didik untuk mengerjakan kegiatan mingguan berisi tanggung jawab yang harus mereka lakukan selama seminggu. Peserta didik harus memberikan tanda ( ) jika sudah melakukannya dan tanda (x) jika tidak melakukannya pada kolom hari. Setelah memberikan tanda peserta didik harus meminta tanda tangan orang tuanya. Pekerjaan ini dapat diperiksa oleh guru pada pertemuan selanjutnya.

Kegiatan 7: Berdoa Di akhir kegiatan pelajaran, guru dapat meminta salah seorang peserta didik untuk dapat memimpin doa. Peserta didik dapat berdoa dengan dipandu oleh guru.

Page 76: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

72 Kelas II Sekolah Dasar

D. Perlengkapan Belajar Perlengkapan belajar yang dibutuhkan untuk pelajaran ini adalah Alkitab, Ensiklopedi, alat tulis, cerita Alkitab bergambar. Dalam kegiatan hendaknya guru selalu memperhatikan pendekatan saintifik yang ada pada silabus yaitu adanya kegiatan mengamati, merangsang peserta didik untuk berani bertanya, mengeksplorasi atau menggali informasi, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan dalam setiap pembelajaran. Kemudian guru dapat mengingatkan peserta didik untuk membawa gunting dan majalah atau koran yang berisi gambar-gambar yang menunjukkan tanggung jawab di Sekolah.

E. Penilaian Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan termasuk yang ada pada buku peserta didik, yaitu kegiatan pembiasaan.

Page 77: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

73Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika

peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 78: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

74 Kelas II Sekolah Dasar

Pelajaran 6Tanggung Jawabku

di SekolahBahan Alkitab: Matius 25: 14-30

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar :

1.2 Menerima dan mensyukuri keberadaan keluarganya sebagai pemberian Allah.

2.2. Menunjukkan perilaku tanggung jawab dalam keluarga melalui tindakan sederhana.

3.2. Menyebutkan contoh tanggung jawab dalam keluarga.4.2. Mempraktekkan sikap hormat kepada orang tua dan orang

yang lebih tua.

Page 79: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

75Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Indikator :

1. Menyebutkan contoh-contoh tanggung jawab yang dapat dilakukan di sekolah.

2. Menceritakan contoh tanggung jawab yang terdapat dalam Alkitab.3. Menceritakan pengalaman bertanggungjawab di sekolah.

A. Pengantar

Pada pelajaran 6 ini, peserta didik difokuskan untuk mewujudkan tanggung jawab di sekolah, sebab tanggung jawab itu tidak hanya dilakukan di dalam keluarga saja, tetapi dapat dilakukan di mana saja. Sebagai seorang pelajar, tanggung jawab yang ditunjukkan baik kepada sekolah guru dan juga terhadap dirinya sendiri. Misalnya, bertanggung jawab menjaga ketertiban kelas, melakukan piket kelas, taat terhadap tata tertib sekolah, mengikuti pelajaran dengan baik, mengerjakan tugas-tugas sekolah maupun pekerjaan rumah, mengumpulkan pekerjaan rumah tepat waktu, tidak berbuat curang saat ulangan, membawa buku pelajaran sesuai jadwal pelajaran, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan lain-lain.

B. Penjelasan Alkitab

Matius 24:14-30 dipilih sebagai bahan Alkitab untuk mengajarkan tentang tanggung jawab kepada peserta didik. Perumpamaan tentang talenta ini mengajarkan bahwa hamba-hamba Tuhan harus setia dengan melaksanakan apa yang dipercayakan kepada mereka. Perumpaan ini merupakan perumpamaan yang panjang di dalam Injil Matius. Di dalam bentuk yang agak rinci, perumpaan ini berhubungan dengan percakapan antara tuan dan hamba-hambanya.

Matius 24:14-30 Dalam Perjanjian Baru, kata talenta menunjuk pada kesatuan mata uang yang menggambarkan sejumlah uang. Jumlah uang itu sangat besar nilainya, yaitu 6000 dinar (Matius 18:24; 25:15-28). Dinar adalah mata uang Romawi. Satu dinar ialah upah pekerja harian dalam satu hari (Matius 20:2). Jika dihitung dalam rupiah,

Page 80: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

76 Kelas II Sekolah Dasar

misalnya upah pekerja sehari adalah Rp 80.000, maka 1 talenta = Rp 80.000 x 6000 dinar menjadi Rp 480 juta. Dalam perumpamaan ini, dikisahkan seorang yang kaya memanggil hamba-hambanya bersama-bersama dan memeritahu mereka bahwa dia akan keluar negeri untuk jangka waktu yang lama. Tuan itu mengenal hamba-hambanya dengan sangat baik, dia telah belajar menghargai kemampuan mereka dan yakin bahwa mereka dapat dipercayai untuk mengurus kekayaannya. Dia berharap agar mereka menjalankan uangnya, sehingga sekembalinya nanti mereka dapat meningkatkan asset keuangannya. Jadi dia memberi hamba yang pertama lima talenta, hamba yang kedua dua talenta, dan hamba yang ketiga satu talenta. Hamba yang pertama menjalankan lima talenta dan sesudah beberapa lama jumlahnya menjadi sepuluh talenta. Demikian juga dengan hamba yang menerima dua talenta menjadikannya empat talenta. Tetapi, hamba yang diberi satu talenta takut untuk menjalankan uang itu. Dia tidak melakukan apa-apa dengan uang itu kecuali menguburkannya di dalam tanah. Dipikirnya sekembalinya tuannya dia dapat memberikan kepadanya jumlah semula, yaitu satu talenta. Apa yang terjadi dengan sekembalinya tuannya itu kepada mereka?

Dua Hamba yang Bekerja Sesudah jangka waktu yang lama, tuan itu kembali dan memanggil hamba-hambanya untuk mengadakan perhitungan. Hamba yang pertama datang dan bukan hanya dengan lima talenta yang dia terima, tetapi juga dengan lima talenta yang dihasilkannya. Dia mengembalikan kepada tuannya jumlah modal dan juga keuntungannya, semuanya berjumlah sepuluh talenta. Hal ini menyatakan bahwa tanpa keraguan sedikit pun, dia patut diberi kepercayaan oleh tuannya. Hamba ini menunjukkan kesetiaannya dalam melakukan apa yang ditugaskan oleh tuannya. Tuan itu murah hati dalam pujiannya dan suka memberi hadiah kepada hamba itu. Pertama, tuan itu berseru “baik sekali” di dalam pujiannya terhadap perbuatan hambanya yang baik. Kedua, dia menyebut hambanya “baik dan setia.” Ketiga, dia memberikan hambanya tanggung jawab dalam banyak hal. Dan keempat, dia mengundang hamba itu duduk semeja dengan tuannya dan merayakan hasilnya dengan sebuah pesta.

Page 81: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

77Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Hamba yang kedua datang ke hadapan tuannya dengan dua talenta dan tambahan dua talenta yang didapatkannya dengan menjalakan uang itu. Hamba ini juga melakukan tanggung jawab yang diberikan oleh tuannya dengan baik. Tuan itu tidak berkurang kemurahan hatinya terhadap hamba yang kedua ini dibandingkan dengan hamba yang pertama. Sama seperti hamba yang pertama, semua hadiah diberikan berdasarkan kepada kesetiaan yang telah ditunjukkannya.

Satu Hamba yang Tidak Bekerja Ketika giliran hamba yang ketiga untuk memberikan perhitungan, suasananya menjadi berubah. Bukannya mengembalikan uang yang dipercayakan kepadanya seperti yang dilakukan oleh hamba-hamba yang lain. Hamba ini hanya mengembalikan satu talenta yang tadinya diberikan oleh tuannya tanpa melakukan apapun dengan uang itu. Akhirnya, hamba ini tidak mendapatkan apapun dari tuannya. Melalui kisah ini, peserta didik diharapkan dapat melihat bagaimana melakukan suatu tanggung jawab yang diberikan kepada mereka. Mereka dapat melihat contoh dari ketiga orang tersebut. Mereka mau menjadi dua orang hamba atau satu hamba. Jika mereka ingin berhasil, ingin dipercaya maka mereka dapat memilih untuk melakukan tanggung jawab mereka seperti dua orang hamba yang dengan setia melakukan tugasnya sampai selesai. Jika mereka tidak ingin berhasil, tidak ingin dipercaya maka mereka bisa menjadi seperti satu orang hamba yang tidak mau berusaha untuk melakukan tanggung jawabnya.

C. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1: Berdoa Mengawali pelajaran, peserta didik diajak berdoa bersama dan dipimpin oleh guru. Guru juga dapat meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa. Guru dapat menuntun peserta didik untuk berdoa mengikuti apa yang dikatakan oleh guru.

Guru sebaiknya memberikan doa, peserta didik dapat mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas.

Page 82: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

78 Kelas II Sekolah Dasar

Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Pengantar Guru dapat menanyakan kepada peserta didik selain di rumah, mereka dapat melakukan tanggung jawab di mana saja? Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan pendapatnya. Kemudian guru dapat meminta peserta didik untuk bersama-sama membaca pengantar yang terdapat di buku siswa. Guru bertanya kepada peserta didik, apakah contoh-contoh itu sudah dilakukan dengan baik atau belum. Guru diharapkan dapat memberikan sedikit penjelasan mengenai wujud tanggung jawab seorang pelajar kepada peserta didik (lihat penjelasan di bagian pengantar awal).

Kegiatan 2: Mendengarkan Cerita Guru kemudian menjelaskan kepada peserta didik bahwa dengan bertanggung jawab, ada manfaat yang didapatkan yaitu pekerjaan dapat selesai tepat waktu, tidak ada pekerjaan yang tertunda, menjadi anak yang dapat dipercaya. Kemudian guru bisa melanjutkan dengan menceritakan cerita perumpamaan tentang talenta (lihat penjelasan Alkitab). Setelah guru selesai menceritakan cerita, guru mengajak peserta didik untuk bermain peran tentang cerita tersebut. Guru dapat memilih peserta didik untuk memerankan sesuai dengan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Di akhir bermain peran, guru dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa tanggung jawab itu juga harus dilakukan dengan penuh kesetiaan. Jika mereka setia melakukan tanggung jawabnya, maka ada manfaat yang mereka dapatkan. Misalnya, jika mereka bertanggungjawab dalam menjaga ketertiban di kelas maka, mengumpulkan tugas tepat waktu, datang ke sekolah tetap waktu, manfaat yang diperoleh adalah menjadi anak yang disiplin.

Page 83: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

79Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kegaitan 3: Menempelkan Gambar Tanggung Jawab Guru dapat meminta peserta didik untuk menggunting gambar-gambar tanggung jawab di Sekolah dari Majalah atau koran yang telah dibawa dari rumah. Gambar-gambar itu kemudian ditempelkan di buku siswa kemudian setiap peserta didik dapat menceritakan apa bentuk tanggung jawab yang terdapat dalam gambar tersebut.

Kegiatan 4: Sudahkah Aku Melakukannya? Guru mengajak peserta didik untuk memberikan tanda ( ) pada kegiatan yang menunjukkan bahwa bagaimana mereka melakukan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka.

Kegiatan 5: Pengalamanku! Guru meminta setiap peserta didik untuk menuliskan cerita tentang pengalamannya untuk dapat menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab. Peserta didik dapat meceritakan bagaimana perasaannya ketika harus mengerjakan pekerjaan tersebut. Setelah selesai menuliskan ceritanya, guru meminta beberapa peserta didik untuk membacakan pengalamannya tersebut.

Kegiatan 6: Berdoa Di akhir pelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa bersama. Guru dapat memimpin doa atau meminta salah satu peserta didik untuk berdoa.

D. Perlengkapan Belajar

Perlengkapan belajar yang dibutuhkan yaitu alat tulis, Alkitab, cerita Alkitab bergambar, gunting, koran atau majalah tentang tanggung jawab di Sekolah, dan lem. Guru juga mengingatkan peserta didik untuk membawa foto keluarga mereka di pertemuan berikutnya.

Page 84: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

80 Kelas II Sekolah Dasar

E. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan termasuk yang ada pada buku peserta didik kegiatan pembiasaan.

Pedoman kegiatan penilaian:Keterangan:4 = Sangat Baik: jika peserta

didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 85: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

81Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pelajaran 7

KeluargakuHidup Rukun

Bahan Alkitab: Mazmur 133: 1-3

Kompetensi Inti

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.3 Meyakini kerukunan di sekolah dan lingkungan sekitar tempat tinggal sebagai wujud ketaatan pada Allah.

2.3 Membiasakan menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

3.3 Menceritakan cara menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

4.3.1 Turut menjaga kerukunan agar terjadi suasana damai dan harmonis di keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal.

4.3.2 Menerapkan hidup rukun di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

Page 86: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

82 Kelas II Sekolah Dasar

Indikator

1. Menaati peraturan orang tua di rumah.2. Menunjukkan perilaku yang taat, hormat dan sopan.3. Melibatkan orang tua dalam kegiatan belajar di rumah.4. Rajin ikut berdoa bersama orang tua. 5. Berperan aktif dalam mengikuti kegiatan di rumah.6. Berperan aktif menjaga kerukunan di keluarga.

A. Pengantar

Siapa yang tidak mau hidup rukun? Sebagai bagian dari keluarga baik ayah-ibu, orang tua-anak, kakak-adik, sahabat, tetangga, maupun dalam majelis jemaat-anggota jemaat dalam setiap kebersamaan pasti mendambakan kerukunan. Hidup rukun adalah wujud ketaatan kepada Tuhan Yesus Kristus. Dua kompetensi terakhir dalam pembelajaran di akhir kelas II berisi tentang ”Kerukunan dan Disiplin.” Oleh karena itu pembahasan ajaran ini adalah mengenai “Kerukunan dan Disiplin.” Guru dapat bercerita tentang manusia sebagai makhluk sosial hidup bersama dengan orang lain sehingga betapa pentingnya manusia atau diri siswa sebagai ciptaan Tuhan, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan sesama manusia. Berperilaku hidup rukun dan disiplin adalah wajib hukumnya. Tuhan menciptakan manusia dilengkapi dengan otak dan hati, seluruh anggota tubuh manusia melakukan fungsinya dengan panduan otak yang memberikan perintah berbeda-beda pada masing-masing organ tubuh. Kemahakuasaan Allah dalam menciptakan manusia nampak dari terkendalinya manusia atau diri siswa untuk mampu hidup rukun. Dalam setiap kebersamaan semua orang pasti mendambakan hidup rukun. Pemazmur menuliskan ”Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Kerukunan bukanlah pemberian tetapi harus diusahakan dan harus diperjuangkan oleh pihak yang ingin rukun, misalnya dengan cara merendahkan hati, menghargai perbedaan, mendengar pendapat orang lain, menahan diri, menahan lidah, memilih kata-kata yang tepat untuk setiap situasi yang berbeda. Untuk anak-anak, kerukunan mungkin dapat terusik jika setiap anggota keluarga berebut mainan, ingin menonton acara TV yang disukai, atau pembagian tugas mainan atau tempat tidur masing-masing.

Page 87: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

83Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

B. Penjelasan Alkitab

Banyak tokoh Alkitab yang menggambarkan kerukunan dengan keluarganya. Cerita tentang kehidupan Nuh dan keluarganya secara lengkap dapat kita lihat dalam kitab Kejadian 6-10. Alkitab mengisahkan bahwa Nuh adalah orang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sesamanya. Nuh hidup dengan kehendak Allah. Pada zaman Nuh, semua manusia di bumi kecuali keluarga Nuh telah bersalah di hadapan Allah, karena semua manusia telah menyimpang dari perintah-perintah Allah. Melihat keadaan seperti itu, Allah berfirman kepada Nuh agar membuat bahtera dari kayu sebab Allah akan mendatangkan air bah (Kejadian 6:14-19).

Gambaran dari hidup bersama dengan rukun dalam Mazmur 133:2-3a adalah:1. Seperti minyak yang baik Bagi masyarakat Yahudi, minyak menggambarkan banyak hal a. Keharuman (Kidung Agung 1:3). Kita menjadi suratan Kristus

yang terbuka. Dalam Yohanes 12:3, perbuatan Maria yang menumpahkan minyak narwastu murni di kaki Yesus: “Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.” Artinya, keharuman itu dinikmati oleh orang lain dan menjadi berkat bagi orang lain.

b. Ketenteraman. Di dalam kerukunan atau kesatuan, ada ketenteraman, bukan justru kecurigaan atau kecemasan.

c. Minyak urapan menggambarkan “sesuatu yang menguduskan atau menyucikan. ”Setiap manusia pasti ada kekurangan dan kelebihan, di dalam kerukunan dan kesatuan akan disempurnakan.

d. Minyak yang meleleh adalah gambaran dari kemurahan Tuhan yang mencurahkan anugerah yang berlimpah untuk menguduskan atau menyucikan manusia yang hidup bersama dengan rukun.

Page 88: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

84 Kelas II Sekolah Dasar

2. Seperti Embun menggambarkan:a. Kesegaran/kesejukan. Kesegaran ilahi akan melingkupi

orang yang hidup bersama dengan rukun. Dalam Roma 1:10-12, Paulus berkata bahwa ia telah berulang-ulang ingin berjumpa dengan Jemaat Roma, supaya pertemuan antara imannya dengan iman jemaat Roma membawa dampak yang mengobarkan/menyegarkan bagi mereka, sehingga muncullah sukacita yang melimpah.

b. Perlu diperhatikan ungkapan “Seperti embun gunung Hermon mengalir atau turun ke bukit Sion.” Gunung Hermon berada di Kerajaan Utara sangat jauh letaknya dari bukit Sion yang terletak di kerajaan Selatan. Pertanyaannya, bagaimana mungkin embun dari satu gunung yang letaknya jauh dari gunung lain bisa dialiri oleh embun? Kita tahu, sifat dari embun itu tidak dapat bertahan lama. Apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ilustrasi: [1] Gunung yang besar bisa dirobohkan jika ada kesatuan/kerukunan untuk memindahkannya; [2] Lidi yang kurus kecil dapat membersihkan halaman yang luas jika lidi itu bersatu (Guru dapat menunjukkan ilustrasi dengan alat peraga satu lidi mudah untuk dipatahkan tetapi sekumpulan lidi sangat sulit untuk dipatahkan).

C. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1: Bernyanyi dan Berdoa Ajaklah siswa berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Pada setiap akhir pelajaran guru dapat meminta saran siswa untuk topik yang akan didoakan dengan mengggunakan kata-kata yang sederhana atau mengggunakan doa yang terdapat pada buku siswa. Guru sebaiknya memberi contoh doa, siswa bisa mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan siswa memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh doa dan sikap berdoa kepada setiap siswa yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat guru mengajak siswa bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Page 89: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

85Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pengantar Guru bercerita tentang kebersamaan dan kerukunan yang terjadi pada keluarganya sambil memperlihatkan foto bersama keluarga besarnya. Siswa mengamati foto guru dan menyimak guru bercerita tentang keluarganya. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai foto dan cerita guru agar pembelajaran menjadi menyenangkan. Buatlah suasana akrab. Dilanjutkan dengan memperhatikan gambar kebersamaan keluarga Sem yang ada di buku. Secara bergantian siswa dapat diminta untuk menceritakan gambar tersebut, yaitu pada Gambar 1 kebersamaan saat keluarga Sem sedang ibadah dan berdoa bersama dalam ibadah keluarga di sekeliling meja ada Alkitab masing-masing (semua sedang menundukkan kepala dan melipat tangan berdoa). Kegiatan ini diselingi dengan tanya jawab tentang apakah keluarganya juga pernah melakukan hal yang sama. Selanjutnya gambar keluarga Sem sedang menonton TV. Sem dan adiknya ditemani oleh orang tuanya. Gambar berikutnya adalah keluarga Sem sedang belajar bersama dengan orang tuanya. Cerita anak dapat diselingi dengan tanya jawab agar lebih menarik minat siswa.

Kegiatan 2: Kebersamaan dalam Keluargaku Selanjutnya guru meminta siswa secara bergantian menceritakan kebersamaan apa saja yang pernah mereka lakukan di rumah bersama keluarganya dengan bercerita sambil memperlihatkan sebuah foto yang dibawa dari rumah (seminggu sebelumnya guru telah menuliskan di buku penghubung agar orang tua menyediakannya dan dibawa ke sekolah). Biarkan setiap anak mengekspresikan kebersamaan keluarganya dan setiap anak diberikan pujian. Kegiatan bercerita ini dapat diselingi dengan bernyanyi misalnya lagu “Satu–satu aku sayang ibu” dan yang lainnya yang bertema tentang kerukunan di keluarga. Siswa diajak bernyanyi dengan gembira dengan gerakan. Satu atau dua orang siswa dapat diminta ke depan kelas untuk memperagakan gerakan didampingi oleh guru. Tujuan dari kegiatan menyanyi bersama ini adalah untuk mencairkan suasana, membuat siswa merasa nyaman dan senang.

Page 90: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

86 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 3: Membaca Alkitab Bersama dan Mendengarkan Cerita Guru Kegiatan ini diawali dengan cerita guru tentang beberapa tokoh dalam Alkitab yang menunjukkan hidup rukun dalam keluarga misalnya keluarga Nuh bersama-sama menuruti kehendak Allah membangun sebuah bahtera sehingga keluarganya selamat. Keluarga bapa Abraham dan Sara dan Ishak, keluarga Ibu Hana dan dan anaknya Samuel yang diserahkan ke bait Allah. Dibimbing oleh guru siswa diminta membaca Mazmur 133: 1-3 dilanjutkan dengan cerita guru tentang ayat tersebut bahwa Mazmur 133 ini sangat terkenal dengan sebutan: “Mazmur tentang kerukunan keluarga Tuhan.” Dengan kata lain, Mazmur ini merupakan mazmur yang menekankan betapa pentingnya dan indahnya ”hidup bersama dengan rukun.” Persaudaraan yang rukun pastilah diinginkan oleh semua orang. Hal ini jangan dibebankan kepada orang lain tetapi setiap anggota keluarga harus berjuang menciptakannya.

Kegiatan 4: Aku Melakukannya dengan Gembira Pada kegiatan 4 ini, mintalah siswa untuk menggambarkan wajah tersenyum (apabila sudah melakukan) berbagai kegiatan kebersamaan di rumah atau cemberut (apabila belum melakukan) pada buku mereka pada tempat yang telah disediakan dengan jujur. Hargailah setiap gambar siswa yang diungkapkan dengan jujur. Kegiatan dilanjutkan dengan menanyakan siswa tentang kegiatan apa lagi yang dapat dilakukan dalam kerukunan di rumah. Dilanjutkan dengan mewarnai gambar sesuai dengan keinginan siswa. Ajaklah siswa untuk semakin banyak melakukan yang dapat menciptakan kerukunan di rumah.

Kegiatan 5: Kegiatan Mingguan Pada kegiatan ini peran orang tua dilibatkan dalam mewujudkan kerukunan di rumah dalam membina peran aktif siswa dalam perannya. Guru memberikan tugas mingguan sebagai bagian dari pembiasaan yang harus ditanda tangani oleh orang tua masing-masing. Guru memberikan penjelasan cara mengisi tabel-tabel memberi tanda ( ) pada kolom hari dan tanda (-) bila tidak melakukan. Guru mengingatkan siswa agar mengisi dengan apa adanya secara jujur yang dapat disampaikan pada orang tua pada buku penghubung. Di akhir kegiatan mintalah siswa untuk menghitung jumlah tanda mana yang lebih banyak kemudian

Page 91: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

87Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

mintalah mereka untuk membandingkannya dengan temannya. Kemudian ajaklah siswa untuk melakukannya lebih banyak lagi pada minggu berikutnya dan memberi saran kepada orang tua.

Kegiatan 6: Berdoa Di akhir pelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa bersama. Guru dapat memimpin doa atau meminta salah satu peserta didik untuk berdoa.

D. Perlengkapan Belajar

Dalam pelajaran 7 ini, perlengkapan belajar yang perlu dipersiapkan antara lain pensil warna atau crayon serta foto keluarga, guru maupun setiap siswa wajib membawa foto bersama keluarganya (foto koleksi yang sudah tersedia sebelumnya), orang tua diminta menyiapkannya melalui pesan pada buku penghubung agar kegiatan belajar berjalan lancar. Sedangkan untuk pelajaran 8 diminta kepada siswa untuk membawa foto kegiatan bersama dengan tetangganya (foto koleksi yang sudah tersedia sebelumnya), jenis kegiatan yang dilakukan di lingkungan tetangga misalnya, gotong royong pada hari libur atau pada saat perayaan hari kemerdekaan. Mohon agar ini dapat dituliskan di buku penghubung guru dan orang tua murid Dalam kegiatan hendaknya guru selalu memperhatikan pendekatan saintifik yang ada pada silabus, yaitu adanya kegiatan mengamati, merangsang siswa untuk berani bertanya, mengeksplorasi atau menggali informasi, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan dalam setiap pembelajaran

E. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada siswa adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan termasuk yang ada pada buku siswa kegiatan pembiasaan.

Page 92: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

88 Kelas II Sekolah Dasar

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika

peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 93: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

89Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pelajaran 8Rukun

dengan Tetangga

Bahan Alkitab: Amsal 17:22; Roma 15:5-7 2 Korintus 13:11 Efesus 4:2-6; 1Tesalonika 5:13b

Kompetensi Inti

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.3 Meyakini kerukunan di sekolah dan lingkungan sekitar tempat tinggal sebagai wujud ketaatan pada Allah.

2.3 Membiasakan menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

3.3 Menceritakan cara menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

4.3.1 Turut menjaga kerukunan agar terjadi suasana damai dan harmonis di keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal.

4.3.2 Menerapkan hidup rukun di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

Page 94: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

90 Kelas II Sekolah Dasar

Indikator

1. Mempunyai banyak teman.2. Menerima kelemahan orang lain.3. Menunjukkan perilaku yang sopan dan ramah.4. Menunjukkan perilaku pembawa damai.5. Berpenampilan ceria.6. Mengucapkan salam dan terima kasih.7. Berperan aktif menjaga kerukunan dengan teman.8. Mengenal orang tua teman.

A. Pengantar

Pelajaran ini masih berkaitan dengan pelajaran 7, yaitu tentang kerukunan. Kerukunan pertama dimulai dalam keluarga sebagai lingkup yang terdekat dengan kehidupan anak. Selanjutnya berhubungan dengan orang-orang yang ada di sekitar anak, yaitu di lingkungan rumah atau tetangga. Tentunya anak mempunyai teman di rumah yang mungkin bukan merupakan teman di sekolah tetapi teman yang dia kenal sejak belum bersekolah. Dalam konteks lingkungan pada hakekatnya seseorang tidaklah hidup seorang diri, melainkan hidup bersama-sama dengan pribadi lainya yang mempunyai agama atau kepercayaan berbeda. Setiap hari terjadi adanya hubungan dan berkomunikasi dengan pihak lain, baik di lingkungan tempat tinggal, sekolah, di pasar, maupun di tempat-tempat keramaian. Dalam hubungan inilah perlu dijalin dengan rukun. Dengan hidup rukun, damai akan tercipta. Dengan rasa damai setiap anggota keluarga atau setiap orang dapat melakukan segala sesuatu dengan maksimal sehingga menghasilkan yang terbaik. Berkat Tuhan dapat berupa kesehatan dan bagi anak-anak dengan banyak mempunyai teman. Kerukunan mendatangkan ketenangan dan kegembiraan seperti tertulis dalam Amsal 17:22 ”hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Sebaliknya pertentangan dan perselisihan atau permusuhan mengakibatkan seseorang tidak stabil baik fisik dan mentalnya. Di lingkungan masyarakat, hidup rukun dilakukan antara sesama anggota masyarakat walaupun anggota masyarakat dapat berasal dari agama dan suku yang berbeda.

Page 95: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

91Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Walaupun berbeda, anggota masyarakat harus hidup rukun dan harus saling membantu dan menolong. Di sinilah peran orang Kristen untuk menciptakan kerukunan dalam perannya selalu dalam damai seperti dalam 1T esalonika 5:13b: “Hiduplah selalu dalam damai seorang akan yang lain.” Ada banyak hal yang dilakukan untuk menciptakan damai dan hidup rukun di masyarakat, misalnya saling membantu dan menolong, bekerja sama dalam menjaga kebersihan lingkungan, serta bekerja sama dalam menjaga keamanan lingkungan. Menciptakan kerukunan dapat ditanamkan sejak kecil termasuk pada siswa kelas II SD saat ini. Mereka perlu dilatih untuk menciptakan kerukunan dalam tingkatan yang dapat dijangkau mereka. Cara menciptakan kerukunan pada anak adalah dengan menunjukkan keteladanan dari orang dewasa di sekitarnya melalui guru, orang tua dan orang yang lebih tua dari mereka. Pesan dalam Alkitab berkata, “Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera;maka Allah, sumber kasihdan damai sejahtera akan menyertai kamu” (2 Korintus 13:11).

B. Penjelasan Alkitab

Kerukunan atau kesatuan mutlak penting dalam hidup kita karena kerukunan, persatuan, kesatuan, kebersamaan, dan persekutuan itu adalah sebuah “KEKUATAN.” Kesatuan atau kerukunan yang benar adalah kesatuan atau kerukunan yang dibangun di atas dasar kebenaran Firman Tuhan. Demikian juga dalam konteks kehidupan sehari-hari, bahwa kerukunan adalah untuk kebaikan bersama namun selama tidak melanggar Firman Tuhan. Dalam Roma 15:5-7: “Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita untuk kemuliaan Allah.” Ayat ini menggambarkan bahwa bahwa keberhasilan jemaat untuk mencapai kerukunan yang sejati bergantung pada kasih karunia Allah sendiri. Sebagai orang yang kuat dalam iman, sebagai orang yang mempunyai pengetahuan, ataupun sebagai orang yang dikatakan

Page 96: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

92 Kelas II Sekolah Dasar

lemah dalam iman, marilah, kita semua, dengan pertolongan dari Roh Allah, mempermuliakan Allah. Yahudi atau bukan Yahudi, budak atau tuan, kaya atau miskin, dalam Kristus kita semua dapat memuliakan Allah, bukan dalam suasana pertengkaran, tetapi dengan satu hati dan satu suara. Hubungan kita masing-masing dengan Tuhan adalah yang penting, bahwa hanya Tuhanlah yang boleh menghakimi, dan bahwa kasih harus diutamakan lebih dari hak. Semuanya itu dibahas, ada satu hal yang harus diutamakan. Maukah kita meneladani Yesus Kristus, yang telah menerima kita semua demi kemuliaan Allah.Dalam 2 Korintus 13:11 ada lima hal yaitu: (1) bersukacitalah artinya “bergembiralah”; (2) usahakan dirimu sempurna mengandung makna “memulihkan

kepada keadaan semula” (3) terimalah segala nasihatku (4) sehati sepikirlah kamu dalam arti harfiah, pikirkan hal yang

sama; (5) hiduplah dalam damai sejahtera dalam arti peliharalah damai

sejahtera dan dipersatukan dalam sebuah janji masa depan dan keberhasilan yang indah.

Pentingnya memelihara kesatuan seperti dalam Efesus 4:2-6. Kesatuan sudah tersedia bagi mereka yang mempercayai kebenaran dan menerima Kristus sebagaimana diberitakan oleh rasul Paulus. Jemaat Efesus kini harus memelihara kesatuan itu, bukan dengan usaha atau pengaturan manusia, tetapi dengan hidup “berpadanan dengan panggilan itu.” Akhirnya sebagai pengikut Tuhan selalulah dalam damai seorang dengan yang lain (1 Tesalonika 5:13b)

C. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1: Bernyanyi dan Berdoa Ajaklah siswa berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Guru sebaiknya memberi contoh doa, siswa dapat mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan siswa memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh isi doa dan sikap berdoa kepada setiap siswa yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat guru

Page 97: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

93Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

mengajak siswa bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Pengantar Pada setiap akhir pelajaran guru dapat meminta saran siswa untuk topik yang akan didoakan dengan mengggunakan kata-kata yang sederhana atau mengggunakan doa yang terdapat pada buku siswa. Kegiatan belajar diawali dengan membaca bersama atau dengan meminta salah seorang peserta didik untuk membaca teks yang ada pada pengantar buku siswa. Selanjutnya guru bercerita tentang kebersamaan dan kerukunan yang terjadi pada lingkungan di mana guru tinggal atau melalui foto atau gambar yang memperlihatkan kerukunan di lingkungan. Misalnya pada saat perayaan hari kemerdekaan, bergotong-royong, dan kegiatan lainnya. Kegiatan ini diselingi dengan tanya jawab tentang apakah ada pengalaman peserta didik melakukan hal yang sama di lingkungannya dengan tetangganya. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menceritakan isi gambar keluarga Sem dan tetangganya dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus. Selanjutnya guru meminta peserta didik secara bergantian menceritakan kebersamaan apa saja yang pernah mereka lakukan di lingkungan dengan tetangganya, misalnya bergotong royong membersihkan halaman dan lingkungan, membuat tempat sampah bersama, dan menjaga keamanan bersama. Biarkan setiap anak mengekspresikan kebersamaan dengan tetangganya dan setiap anak diberikan pujian. Kegiatan bercerita ini dapat diselingi dengan tanya jawab sekiranya ada beberapa peserta didik yang tidak atau belum pernah melakukan hal tersebut di lingkungan mereka.

Page 98: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

94 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 2: Temanku Banyak

Peserta didik menceritakan siapa saja teman-temannya di rumah. Mungkin sebagian mereka menjadi teman di sekolah juga atau sama sekali berbeda dengan temannya di sekolah. Teman-temannya di rumah mungkin berbeda jenis kelamin, suku, dan agama. Peserta didik diminta menuliskan nama panggilan temannya, laki-laki (LK) atau perempuan (PR), menuliskan kelas, sukunya, dan alasan mengapa peserta didik tersebut berteman. Mungkin alasannya karena teman sekelas, dekat rumah, karena usia sama, karena baik, dan sebagainya. Selanjutnya guru menghitung berapa jumlah semua teman yang dimiliki dari masing-masing peserta didik. Pujilah semua peserta didik yang mempunyai banyak teman.

Kegiatan 3: Membaca Alkitab Bersama dan Mendengarkan Cerita Guru Dibimbing oleh guru peserta didik diminta membaca Alkitab secara bersama yang terdapat dalam Roma 15:5-7. Kemudian menetapkan sikap-sikap yang seharusnya untuk orang Kristen yang menunjukkan penerimaan terhadap saudara-saudara Kristen sebagai suatu kunci ke arah persatuan untuk saling menasehati, saling melayani dan saling mengasihi. Peserta didik diajak bernyanyi dengan gembira dengan gerakan. Satu atau dua orang peserta didik dapat diminta ke depan kelas dan didampingi oleh guru. Tujuan dari kegiatan menyanyi bersama ini adalah untuk mencairkan suasana, membuat peserta didik nyaman, dan senang.

Kegiatan 4: Aku Sopan dan Ramah Pada kegiatan 4 ini, peserta didik menceritakan pengalamannya dengan orang tua temannya. Mungkin ada yang pernah memperoleh hadiah, menolong, sekedar bertegur sapa dengan ramah ketika bertemu. Kejadian tersebut diharapkan agar peserta didik juga dapat mengenali tetangganya terutama orang tua dari temannya. Hal ini dimaksudkan bila suatu saat mereka memerlukan pertolongan. Kemudian mintalah peserta didik untuk menuliskan nama temannya yang sama seperti pada Kegiatan 4 lalu mintalah mereka untuk menuliskan dan menceritakan apakah mereka mengenal orang tua temannya tersebut atau belum. Di akhir

Page 99: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

95Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

kegiatan mintalah mereka untuk berkenalan melalui orang tua masing-masing dan tuliskan di buku penghubung. Ajaklah peserta didik untuk semakin banyak melakukan yang dapat menciptakan kerukunan di lingkungan rumah masing-masing.

Kegiatan 5: Aku Mau Melakukan Pada kegiatan ini peserta didik menceritakan pengalamannya dan menuliskannya di buku pelajaran masing-masing. Ajaklah peserta didik untuk menuliskan dengan jujur dan guru memberikan penguatan terhadap hal-hal yang baik untuk dilakukan. Mintalah mereka bergantian menceritakan pengalamannya seperti dalam buku siswa dan yang lainnya (jika masih ada).

Kegiatan 6: Berdoa Ajaklah siswa berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Pada setiap akhir pelajaran guru dapat meminta saran siswa untuk topik yang akan didoakan dengan menggunakan kata-kata yang sederhana atau menggunakan doa yang terdapat pada buku siswa.

D. Perlengkapan Belajar

Dalam pelajaran 8 ini, perlengkapan belajar yang perlu dipersiapkan antara lain pensil warna atau crayon dan foto bersama dengan tetangganya (foto koleksi yang sudah tersedia sebelumnya). Jenis kegiatan yang dilakukan di lingkungan tetangga misalnya gotong royong pada hari libur, keramaian pada saat perayaan 17 Agustus, memperbaiki jalan di depan rumah masing-masing dan acara lainnya. Orang tua siswa diminta menyiapkannya melalui pesan pada buku penghubung agar turut mendukung kegiatan belajar dapat berjalan lancar. Apabila ada peserta didik yang tidak memiliki maka janganlah dipaksakan dapat membawa gambar tentang kebersamaan dalam lingkungan. Sedangkan untuk pelajaran 9 guru meminta peserta didik membawa CD bekas (bagi yang memiliki) dengan menuliskan di buku penghubung bila sulit mendapatkan guru dapat menyediakan sendiri satu atau dua buah.

Page 100: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

96 Kelas II Sekolah Dasar

Dalam kegiatan hendaknya selalu memperhatikan pendekatan saintifik yang ada pada silabus, yaitu adanya kegiatan mengamati, merangsang peserta didik untuk berani bertanya, mengeksplorasi atau menggali informasi, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan dalam setiap pembelajaran

E. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan .

Page 101: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

97Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika

peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 102: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

98 Kelas II Sekolah Dasar

Pelajran 9Rukun Di Sekolah

Dan Sekolah Minggu

Bahan Alkitab: Matius 5:9; Markus 9:50; Galatia 5:22-23a; 1 Timotius 2:2

Kompetensi Inti

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.3 Meyakini kerukunan di sekolah dan lingkungan sekitar tempat tinggal sebagai wujud ketaatan pada Allah.

2.3 Membiasakan menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

3.3 Menceritakan cara menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

4.3.1 Turut menjaga kerukunan agar terjadi suasana damai dan harmonis di keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal.

4.3.2 Menerapkan hidup rukun di sekolah dan lingkungan agar terjadi suasana damai dan harmonis.

Page 103: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

99Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Indikator

1. Menciptakan suasana rukun.2. Menunjukkan perilaku hidup rukun, saling menolong, menghargai,

dan saling mengasihi. 3. Menjadi pembawa damai di kelas dan di sekolah.4. Berperan aktif menunjukkan kerukunan di sekolah dan di sekolah

minggu.

A. Pengantar

Pelajaran ini masih berkaitan dengan pelajaran 7 dan 8 yaitu tentang kerukunan. Kerukunan dalam keluarga, lingkungan, dan selanjutnya kerukunan di lingkungan sekolah dan sekolah minggu.Hidup rukun adalah hidup damai. Di lingkungan masyarakat, Yesus menginginkan kita agar dapat menjadi pembawa damai (Matius 5:9). Dalam Markus 9:50 dikatakan “Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.” Terciptanya kerukunan di sekolah sangat erat kaitannya dengan latar belakang peserta didik dengan berbagai permasalahan yang dibawa mereka dari rumah. Permasalahan mungkin dari perkembangan jasmani dan kesehatan, masalah keluarga, sosial, kesulitan belajar, dan motivasi belajar. Dengan latar belakang yang berbeda ini, guru berperan untuk menyatukan mereka dalam suasana pembelajaran yang rukun ditunjukkan dengan gembira dan menyenangkan penuh aktivitas, bernyanyi, bercerita, menggambar, mewarnai, serta dapat mengungkapkan perasaan dan keinginan dalam tulisan dan doa. Dalam kegiatan ini, ada kegiatan yang dilakukan berkelompok berempat atau bertiga dalam membangun kerukunan misalnya ketika mewarnai pelangi di buku siswa. Untuk ini berberapa catatan kerukunan di sekolah antara lain:• Berikan kesempatan untuk bergantian melakukannya. Sejak

awal, anak-anak membangun perasaan yang kuat tentang keadilan tetapi mereka biasanya lebih cepat meminta keadilan daripada mengusahakannya. Tidak semua anak membangun

Page 104: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

100 Kelas II Sekolah Dasar

kemampuan sosial dengan tingkat yang sama, dan mereka yang berbuat tidak baik harus dengan sungguh-sungguh ditegur, tetapi dengan kasih.

• Pujilah usaha kerja sama mereka. Tunjukkan peristiwa-peristiwa harmonis dan kerja sama yang produktif. Tindakan-tindakan yang mendapatkan pujian akan mereka ulangi.

• Bantulah anak-anak untuk belajar bahwa kemampuan individual dapat menjadi keuntungan bagi kelompok mereka. Anak-anak tidak hanya perlu menghargai talenta mereka saja, namun juga talenta teman-teman sekelas mereka.

• Doronglah mereka untuk berpikir mandiri. Tuntun dan berikan fasilitas, tetapi berikan pilihan. Gunakan percakapan-percakapan bimbingan untuk menunjukkan perilaku yang benar.

B. Penjelasan Alkitab

Sebagai orang Kristen pembawa damai seharusnya:1. Mempunyai kepedulian dan optimisme. 2. Tekun berdoa. Yesus Kristus menyuruh kita secara khusus untuk berdoa bagi semua orang termasuk orang-orang yang memusuhi kita. Rasul Paulus menegaskan bahwa kewajiban kita yang pertama jika berkumpul sebagai jemaat untuk ibadah, ialah berdoa agar kita hidup tenang dan tentram dalam segala kesalehan dan kehormatan (1Tim. 2:2).3. Menjadi teladan. Dalam Matius 5:9 kita akan disebut anak-anak Allah. Pengikut Kristus diharapkan menjadi model dari suatu masyarakat yang hidup di bawah pemerintahan ilahi yang adil dan membawa damai. 4. Harus menyumbang dalam membangun rasa saling percaya. Sebagai pengikut Kristus kita wajib berperan dalam kehidupan sosial masyarakat sejak kecil5. Mempunyai garam dalam dirimu (Markus 9:50: “Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain”) Kristus memerintahkan para murid untuk dapat memberi pengaruh. Untuk menjadi pengaruh yang baik, kita terlebih dahulu harus memiliki kebaikan itu.

Page 105: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

101Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kemudian guru melanjutkan dengan cerita tentang bagaimana peserta didik seharusnya menjadi anak-anak Allah yang berbuah dalam tingkah laku atau perbuatan (mempunyai buah-buah Roh sebagai perwujudan anak-anak Allah) dalam kehidupan sehari-hari seperti pada Galatia 5:22-23a: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.”

C. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1: Bernyanyi dan Berdoa Ajaklah peserta didik berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Guru sebaiknya memberi contoh doa, peserta didik bisa mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh isi doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Pengantar

Kegiatan belajar diawali dengan membaca bersama atau dengan meminta salah seorang peserta didik untuk membaca teks yang ada pada pengantar buku siswa. Peserta didik diminta mengamati gambar di buku siswa tentang tokoh Sem di depan kelas yang berbaris dengan rapi dan bersalaman dengan guru di depan pintu sebagai contoh. Alangkah bahagianya Sem datang dengan wajah tersenyum dengan baju yang bersih dan rapi menyalam guru di sekolah. Guru menanyakan kepada peserta didik kebaikan apa yang dapat diambil dari kejadian tersebut. Biarkan peserta didik mengungkapkan gagasannya dengan bebas. Peserta didik juga diberi peluang untuk bertanya. Buatlah suasana akrab.

Page 106: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

102 Kelas II Sekolah Dasar

Semua hal-hal yang menyenangkan di sekolah yang diungkapkan oleh peserta didik ditulis Guru di papan tulis. Selanjutnya guru meminta peserta didik bercerita bergantian tentang pengalamannya di sekolah baik ketika berinteraksi dengan teman-teman, dengan guru, kakak kelas, adik kelas, di kantin, ketika olah raga, di perpustakaan, maupun ketika belajar agama. Adakah yang menyenangkan atau justru sebaliknya? Guru mengajak mereka untuk mengingat hal-hal apa saja yang dilakukan bersama dengan teman-temannya yang menunjukkan terbangunnya kerukunan sejak kelas I sampai kelas II.

Kegiatan 2: Sekolahku Menyenangkan Semua hal-hal menyenangkan yang ditulis guru di papan tulis diminta dipindahkan peserta didik satu-persatu ke dalam kotak-kotak yang masih kosong di buku siswa. Kemudian secara individu mereka menggambar wajah tersenyum dan cemberut. Di akhir kegiatan mereka diajak untuk memberi kesimpulan tentang sekolahnya menurut pandangan mereka secara pribadi. Di akhir kegiatan ajaklah peserta didik untuk mensyukuri bahwa kehadirannya di sekolah adalah bagian dari ibadah kepada Tuhan sehingga di manapun mereka berada, mereka tetap mendapatkan waktu yang menyenangkan.

Kegiatan 3: Membaca Alkitab Bersama. Sebelum membaca Alkitab, guru membimbing peserta didik menuliskan kata “damai” pada topi masing-masing dengan spidol. Kemudian guru merekatkan topi dan meminta peserta didik memakainya. Sepanjang pembelajaran biarkan anak memakai topi masing-masing. Kemudian secara bersama-sama membaca Matius 5:9 dengan bersuara. Setelah membaca Alkitab dan penjelasan tentang ayat yang lainnya, dilanjutkan dengan bernyanyi “Ke Gunung Tinggi” dengan gerakan. Biarkan anak menunjukkan ekspresi sesuai lagu.

Page 107: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

103Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kegiatan 4: Aku Pembawa Damai Pada kegiatan ini ajaklah peserta didik untuk menentukan pilihannya apakah dia sudah menjadi pembawa damai sebagai anak yang beriman. Peserta didik menuliskan dengan menggambar muka tersenyum bila melakukan dan gambar muka murung bila belum melakukan. Berilah kesempatan untuk anak bertanya dan mengemukakan pendapatnya tentang hal-hal yang disukai maupun yang tidak disukainya. Di akhir kegiatan mintalah setiap anak untuk dapat berjanji menjadi pembawa damai di manapun dia berada dengan cara memilih kata-kata dalam tabel apa yang dapat dilakukan mulai sekarang (minggu ini) misalnya minggu ini saya akan mulai dengan sabar karena biasanya saya suka marah dan seterusnya.

Kegiatan 5:Bekerja Sama Membuat Pelangi Kegiatan membuat pelangi dengan cara memantulkan permukaan Compact Dict (CD) yang mengkilat ke arah sinar matahari. Anak-anak akan melihat warna-warni yang dipantulkan oleh CD tersebut. Mirip seperti itulah pelangi, permukaan CD dapat dianggap sebagai awan di angkasa yang bening terutama setelah hujan. Mintalah anak mengamati dan menyebutkan warna-warna pelangi yang tampak dan menyebutkan warna warni kesukaannya. Apabila anak-anak kesulitan untuk membawa CD, guru dapat menyiapkannya. Ajaklah mereka bernyanyi pelangi-pelangi dengan gembira. Setelah itu mintalah mereka berkelompok atau perorang untuk mewarnai di buku yang sama secara bersama-sama satu demi satu hingga empat buku telah diwarnai bersama-sama. Bagaimana anak melakukan kegiatan ini? Apakah mereka dapat rukun atau malah saling berebutan? Di akhir kegiatan berilah penguatan perlunya kerukunan dan berilah pujian pada kelompok yang rukun dalam bekerja sama dan alasan-alasannya misalnya mau bergantian mewarnai, tidak berebutan, dan sabar.

Page 108: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

104 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 6: Menaati Aturan Mintalah peserta didik membaca aturan sekolah tanyakanlah mereka aturan apa yang dapat menciptakan kerukunan? Ajaklah peserta didik menuliskan aturan tersebut dengan menuliskan kebaikan yang mereka dapatkan dari aturan tersebut, kemudian mencocokkan dengan aturan sekolah yang ada pada buku siswa. Tanyakan peserta didik apakah ada aturan yang sulit untuk dilakukan? Kemudian nomor berapa saja yang sulit?. Diskusikanlah bahwa semua peraturan itu untuk kebaikan peserta didik.

Kegiatan 7: Aku Mau melakukan Pada kegiatan ini guru menggali pengalaman peserta didik dalam kehidupan di sekolah dan sekolah minggu di mana mereka harus saling menerima kelemahan dan kelebihan masing-masing, saling menasihati dan menegur apabila melakukan kesalahan, saling melayani, dan saling mengasihi. Peserta didik menuliskan tentang perbuatan yang pernah dia lakukan dan mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kerukunan sebagai penjabaran dari buah-buah Roh yaitu perilaku yang taat, hormat dan sopan kepada guru, melakukan kegiatan di sekolah dengan tekun, mau menolong teman, terlibat aktif pada tugas yang diberikan guru, mau dan tidak malu bertanya memiliki perlengkapan belajar pribadi yang rapi,menolong teman, serta berpakaian rapi bersih. Di sekolah minggu mereka bertemu dengan teman baru harus menunjukkan sikap yang baik, berperan aktif dalam mengikuti kegiatan ibadah di sekolah minggu, tekun mendengarkan guru sekolah minggu bercerita tentang firman Tuhan, berpartisipasi aktif dalam bernyanyi memuji Tuhan, dalam berdoa, dalam menjawab pertanyaan, memberi persembahan, turut berbagi dalam kegiatan perayaan Paskah, Natal serta perayaan lainnya di gereja. Peserta didik mengekspresikan jawabannya dengan warna yang berbeda hijau jika selalu melakukan, kuning jika kadang-kadang, dan merah bila belum melakukan.

Page 109: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

105Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kegiatan 8: Berdoa Ajaklah siswa berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Pada setiap akhir pelajaran guru dapat meminta saran siswa untuk topik yang akan didoakan dengan menggunakan kata-kata yang sederhana atau menggunakan doa yang terdapat pada buku siswa.

D. Perlengkapan Belajar

Dalam pelajaran 9 ini, perlengkapan belajar yang perlu dipersiapkan antara lain sebuah spidol, beberapa buah CD bekas, pensil warna atau crayon, serta peraturan sekolah yang telah difoto copi. Sebuah topi kertas putih atau warna lain (polos) yang dibawa dari rumah (belum berbentuk topi) masih rata. Guru meminta agar disiapkan oleh orang tua melalui buku penghubung. Dalam kegiatan hendaknya selalu memperhatikan pendekatan saintifik yang ada pada silabus yaitu adanya kegiatan mengamati, merangsang peserta didik untuk berani bertanya, mengeksplorasi atau menggali informasi, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan dalam setiap pembelajaran.

E. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan baik kerja individu maupun kerja berkelompok.

Page 110: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

106 Kelas II Sekolah Dasar

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika peserta didik

melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 111: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

107Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pelajaran 10

Keluargaku Disiplin

Bahan Alkitab: Amsal 3:1; Amsal 22:6 Efesus 6:4; Ibrani 12: 5-11

Kompetensi Inti

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.4 Meyakini disiplin sebagai wujud ketaatan pada Allah. 2.4 Menunjukkan perilaku disiplin di sekolah dan di lingkungan. 3.4 Menyebutkan bentuk disiplin di sekolah dan di lingkungan. 4.4.1 Menerapkan perilaku disiplin di sekolah dan di lingkungan. 4.4.2 Menyanyikan lagu rohani anak-anak yang menunjukkan ucapan

syukur pemeliharaan Allah pada dirinya, keluarganya, dan lingkungannya.

Page 112: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

108 Kelas II Sekolah Dasar

Indikator

1. Menunjukkan perilaku ketaatan, kepatuhan, dan kesetiaan pada disiplin yang diberikan orang tua di rumah.

2. Menunjukkan perilaku disiplin dalam berbagai kegiatan di rumah.3. Memberikan contoh hidup dalam disiplin di rumah.4. Meneladani perilaku disipin dari orang tua.

A. Pengantar

Bagian akhir dari buku peserta didik adalah pelajaran tentang disiplin, yaitu suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Disiplin sebagai salah satu dari nilai pendidikan karakter harus ditanamkan dan dikembangkan sejak dini menjadi suatu kegiatan pembiasaan. Di dalam keluarga, disiplin adalah suatu ungkapan kasih orang tua. Disiplin yang diajarkan ketika anak-anak masih kecil akan mengurangi masalah yang lebih besar kemudian. Disiplin diperlukan dalam kegiatan apa saja dan di manapun seperti di rumah, di lingkungan sekitar, dan di lingkungan sekolah. Ada tiga pelajaran tentang disiplin yang patut diterapkan anak sebagai anak Kristen walaupun mereka masih kecil yaitu disiplin yang dilakukan anak di rumah dengan anggota keluarganya, di lingkungan sekitar rumah, dan di sekolah. Ketiga tempat yang disebutkan di atas adalah tempat kegiatan anak sehari-hari. Disiplin diketahui anak tentu saja melalui keteladanan orang yang dewasa di sekitarnya mulai dari yang terdekat dalam rumah yaitu orang tua dan orang yang lebih tua misalnya kakak.

B. Penjelasan Alkitab

Sebelum membaca Alkitab guru bercerita tentang beberapa tokoh Alkitab yang hidupnya disiplin yaitu: 1. Daniel sangat berdidiplin dalam jam doa dalam ayat Daniel 6:11 “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat,

Page 113: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

109Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” 2. Daud. Daud ialah cicit dari Rut dan Boas, anak bungsu dari 8 bersaudara (1 Samuel 17: 12), dan dipersiapkan untuk menjadi gembala. Dalam pekerjaan inilah ia ditempa menjadi berani, yang di kemudian hari terbukti dalam pertempuran (1 Samuel 17:34-35). Dalam pekerjaan itu juga ia belajar kelemahlembutan dan jiwa pengasuhan terhadap kawanan dombanya, yang di belakang hari disyairkannya sebagai sifat-sifat Allah-nya yang memelihara umatnya.

Para orang-tua sebaiknya menempatkan rumah sebagai ajang pelatihan disiplin dengan mengikuti materi dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Alkitab, misalnya pada Amsal 29:17 “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Amsal 22:6 mengatakan “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Orang tua atau guru perlu sikap ketegasan dalam menerapkan disiplin ketika mendidik anak-anaknya, tetapi ketegasan ini tidak sama dengan kekerasan. Bagi anak-anak disiplin mungkin berarti mendapat “hukuman” karena melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Tetapi bagi anak Kristen disiplin harus diartikan sebagai menaati perintah Tuhan dengan setia. Banyak orang menganggap bahwa cara untuk mendisiplinkan anak adalah dengan menggunakan rotan atau dengan kata-kata yang keras. Cara disiplin seperti itu dapat menimbulkan luka batin di hati anak-anak kita. Akibatnya bukan rasa disiplin yang tumbuh dalam diri mereka tetapi hanya rasa takut (takut dipukul, takut diomeli, dan sebagainya). Hal demikian mungkin dapat menimbulkan jiwa pembrontakan atau gangguan emosi lainnya yang ditumpahkan ketika mereka merasa cukup kuat untuk memberontak. Rasul Paulus mengajarkan bahwa para orang tua perlu sekali untuk menjaga hati anak-anaknya,seperti yang diungkapkan demikian: “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Efesus 6:4).

Page 114: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

110 Kelas II Sekolah Dasar

C. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1: Bernyanyi dan Berdoa Ajaklah peserta didik berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Guru sebaiknya memberi contoh doa, peserta didik bisa mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh isi doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Pengantar

Kegiatan belajar diawali dengan membaca bersama atau dengan meminta salah seorang peserta didik untuk membaca teks yang ada pada pengantar buku siswa. Kemudian peserta didik mengamati gambar di buku siswa tentang tokoh Sem yang sedang belajar di kamarnya dengan tempat tidur yang rapih dan ibunya duduk di dekatnya sambil memperhatikan Sem sedang belajar. Guru mengajak peserta didik untuk mendiskusikan contoh disiplin apa yang dapat diambil dari kejadian tersebut. Biarkan peserta didik mengungkapkan gagasannya dengan bebas. Peserta didik juga diberi peluang untuk bertanya. Buatlah suasana akrab. Kemudian guru memberi penguatan bahwa setiap anak harus punya waktu untuk belajar sendiri. Guru meminta peserta didik untuk menceritakan gambar yang ada pada buku siswa, yaitu kegiatan Sem belajar di rumah di malam hari pada pukul 19.00. Peserta didik diminta menceritakan waktu belajar yang dilakukan di rumah. Setiap anak mungkin mempunyai waktu belajar yang berbeda. Ada yang langsung sepulang sekolah, ada di sore hari, dan ada juga di malam hari. Biarkan anak-anak dengan bebas mengungkapkan pengalamannya dan mintalah anak untuk menjelaskan alasanya masing-masing. Buatlah kesan kepada peserta didik bahwa setiap hari menyenangkan dan selalu digunakan untuk memuji Tuhan walaupun banyak aturan yang

Page 115: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

111Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

harus dilakukan sebagai wujud tanggung jawab sebagai anak di rumah. Lanjutkanlah dengan menyanyi memuji Tuhan dengan lagu “Hari ini harinya Tuhan” ajaklah semua anak bergembira.

Kegiatan 2: Sepulang Sekolah Peserta didik diminta menceriterakan pengalamannya setelah kembali ke rumah sepulang sekolah. Mereka menggambarkan wajah tersenyum apabila melakukan dan wajah cemberut apabila tidak melakukan beberapa tindakan yang menunjukkan kedisiplinan di rumah. Di akhir kegiatan tanyakanlah kepada siswa berapa banyak jumlah wajah tersenyum yang dapat digambarkan. Peserta didik membandingkan dengan hasil teman sebangkunya kemudian guru memberi penguatan terhadap hal-hal yang mendukung perilaku disiplin di rumah.

Kegiatan 3: Keluargaku Peserta didik mencatat aktivitas di rumah sejak pagi setelah bangun tidur sampai malam hari sebelum tidur selama dua hari terakhir. Hal ini dimaksudkan masih segar dalam ingatan mereka dan satu hari libur yang terdekat misalnya hari minggu atau hari lain pada saat libur sekolah. Mintalah mereka menuliskan dengan jujur. Apakah dalam aktivitasnya menemukan adanya waktu berdoa, beribadah keluarga, belajar, membaca buku cerita anak, belajar, makan, istirahat, menonton TV, bermain, tidur? Tanyakan kepada peserta didik apakah ada aturan di rumah dan siapa yang membuat aturan tersebut. Apakah anak harus mengikuti aturan tersebut dan mengapa. Rumah adalah tempat untuk melatih disiplin, termasuk di dalam doa dan membaca Alkitab. Guru dapat meminta anak-anak untuk menentukan sendiri jadwal doa mereka setiap hari. Guru secara berkala membicarakan dan mengevaluasi pelaksanaan berdoa yang dipandu oleh orang tua di rumah. Apakah setiap anak sudah menepati janji jadwal doanya dengan baik atau tidak, jika belum maka dicari tahu apa penyebabnya. Tentu saja penekanan jadwal berdoa bukan pada waktu doa itu dilakukan melainkan mendidik anak agar disiplin dalam memiliki kehidupan doa pribadi yang hidup. Peran orang tua dalam membantu adanya jam doa ini sangat diperlukan. Disiplin dimulai dari hal-hal yang sederhana di rumah misalnya meletakkan sepatu dan pakaian kotor pada tempatnya. Selain itu mengucapkan kata-kata maaf dan terima kasih dan membiasakan menyapa orang dan tersenyum manis.

Page 116: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

112 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 4: Membaca Alkitab Bersama Peserta didik diminta membaca Alkitab secara bersama-sama Amsal 3:1, diakhiri dengan guru membacakannya. Diskusikanlah dengan peserta didik makna dari ayat tersebut. Pada Amsal 3:1 dikatakan ”Janganlah lupa apa yang kuajarkan akan apa yang telah kuajarkan kepadamu, anakku. Ingatlah selalu akan perintahku”. Bagaimana seharusnya orang tua maupun guru menanamkan disiplin dalam diri anak-anak dengan tegas dan lembut. Ada tiga hal yang dapat di pelajari Pertama:,sebagai orang-tua atau guru harus menjadi pribadi yang akrab kepada anak-anak, sehingga anak-anak tidak canggung, tidak sungkan, tidak takut untuk datang kepada orang tuanya sebagai sandaran yang memberikan mereka keamanan dan kelegaan. Yang kedua, orang tua atau guru harus menanamkan tanggung jawab kepada anak sejak awal akan tugas-tugas (beban) mereka sebagai umat Allah, bahwa disiplin bukanlah beban, tetapi suatu tugas yang mulia. Misalnya tanggung jawab anak untuk bangun pagi, belajar, berdoa, beribadah, menjaga kebersihan diri, dan lingkungan, serta membantu meringankan beban orang tua. Sedangkan yang ketiga, Belajarlah kepadaku, yang berarti orang tua harus menjadi panutan bagi anak-anak. Bahwa orang tua harus menjadi pribadi yang patut dicontoh seperti Tuhan Yesus yang lemah-lembut dan rendah-hati. Ketika orang tua berhasil menjadi tokoh panutan bagi anak-anaknya, hal ini akan memudahkan orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya menjadi pribadi yang diharapkan. Oleh karena itu orang tua memiliki peran penting dalam menegakkan disiplin di rumah.

Kegiatan 5: Aku Mau Taat Aturan Dilanjutkan dengan menuliskan hal-hal apa yang menjadi aturan mendisiplinkan anak-anak di rumah. Aturan dapat dimulai dengan apa yang ada di buku, selanjutnya digali dari pendapat anak. Seluruh aturan dituliskan dalam bahasa yang positif, misalnya menyatakan kebenaran yang berarti bahwa anak tidak boleh berbohong. Makan secukupnya yang berarti anak tidak menghambur-hamburkan makanan atau menyisakan banyak makanan di piring. Anak diminta menggambar dan mewarnai pisang, tomat atau cabai sesuai dengan pilihan mereka masing-masing. Di akhir kegiatan guru memberi penguatan dengan harapan mereka dapat lebih banyak menggambar pisang dengan cara melakukan disiplin di rumah.

Page 117: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

113Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kegiatan 6: Pembiasaan Disiplin di Rumah Dengan melibatkan orang tua anak perlu menaati apa yang sudah dipelajari menjadi suatu kebiasaan di rumah. Mulai dari bangun pagi tanpa dibangunkan, berdoa pagi, membaca Alkitab (termasuk cerita Alkitab bergambar), menyiapkan perlengkapan sekolah sendiri, berpakaian sendiri dan sebagainya. Melalui buku penghubung mintalah orang tua untuk melatihkan dan membubuhkan tanda tangan pada buku siswa. Kemudian orang tua membubuhkan tanda tangan harian dan mingguan apabila anak melakukan disiplin serta memberi nasehat atau contoh keteladanan apabila anak belum melakukan. Di akhir minggu guru wajib mengevaluasi hasil pembiasaan di rumah dan memberi reward pada anak yang bintangnya paling banyak. Reward dapat berupa pujian, tepuk tangan, atau hadiah kecil untuk memotivasi mereka lebih bersemangat.

Kegiatan 7: Berdoa Ajaklah siswa berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Pada setiap akhir pelajaran guru dapat meminta saran siswa untuk topik yang akan didoakan dengan menggunakan kata-kata yang sederhana atau menggunakan doa yang terdapat pada buku siswa

D. Perlengkapan Belajar

Dalam pelajaran 10 ini perlengkapan belajar yang perlu dipersiapkan antara lain adalah pensil warna atau krayon. Buku penghubung antara orang tua dan guru digunakan untuk mencatat tentang keterlibatan orang tua dalam memantau kegiatan pembiasaan anak di rumah.

E. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan baik kerja individu maupun kerja berkelompok .

Page 118: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

114 Kelas II Sekolah Dasar

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika peserta didik

melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 119: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

115Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pelajaran 11Disiplin

Di Lingkungan Kita

Bahan Alkitab: Kejadian 2:15;

Kompetensi Inti

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.4 Meyakini disiplin sebagai wujud ketaatan pada Allah. 2.4 Menunjukkan perilaku disiplin di sekolah dan di lingkungan. 3.4 Menyebutkan bentuk disiplin di sekolah dan di lingkungan. 4.4.1 Menerapkan perilaku disiplin di sekolah dan di lingkungan. 4.4.2 Menyanyikan lagu rohani anak-anak yang menunjukkan

ucapan. syukur pemeliharaan Allah pada dirinya, keluarganya, dan lingkungannya

Page 120: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

116 Kelas II Sekolah Dasar

Indikator

1. Menunjukkan perilaku ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban dalam melakukan disiplin di lingkungan.

2. Berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan indah.

3. Berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang hijau.

A. Pengantar

Pada bagian ke dua, disiplin yang diajarkan adalah disiplin lingkungan tempat tinggal anak. Tentunya lingkungan juga mempunyai aturan yang harus ditaati oleh anak-anak Kristen. Perlu diingat bahwa disiplin menunjukkan suatu tanda kasih yang apabila ditaati mendatangkan kebaikan yang perlu dilatih mulai dari rumah dan sekolah. Dalam hal mendidik anak, seharusnya orang tua tidak hanya banyak bicara, tetapi lebih banyak memberikan teladan kepada anak. Jadi, seandainya orang tua hendak mengajarkan Firman Tuhan, mereka harus terlebih dahulu menunjukkannya, memberikan contoh kepada anak. Hal ini tentunya akan lebih memudahkan orang tua dalam mengajarkan segala sesuatu kepada anak. Pada dasarnya, sejak kecil anak sudah bisa mengerti atau tanggap terhadap teladan yang diberikan orang tua, misalnya ketika diajarkan berdoa.

B. Penjelasan Alkitab

Pada saat penciptaan Adam selaku manusia pertama yang kudus, bebas dosa dan dalam hubungan yang sempurna dengan Allah. Adam merupakan puncak ciptaan Allah yang diberikan tanggung jawab untuk bekerja di bawah pengarahan Allah dalam memelihara ciptaanNya. Dalam Kejadian 2:15, Tuhan Allah mengambil manusia dan menempatkannya dalam Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Page 121: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

117Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

C. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1: Bernyanyi dan Berdoa Ajaklah peserta didik berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Pada setiap akhir pelajaran guru dapat meminta saran peserta didik untuk topik yang akan didoakan dengan mengggunakan kata-kata yang sederhana atau mengggunakan doa yang terdapat pada buku siswa. Guru sebaiknya memberi contoh doa, peserta didik dapat mengulang setiap kalimat doa yang diucapkan guru. Apabila memungkinkan, guru dapat membiasakan peserta didik memimpin doa secara bergilir. Tentu saja guru perlu mendampingi dan memberi contoh isi doa dan sikap berdoa kepada setiap peserta didik yang bertugas. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Pengantar Kegiatan belajar diawali dengan membaca bersama atau dengan meminta salah seorang peserta didik untuk membaca teks yang ada pada pengantar buku siswa. Kemudian peserta didik mengamati dan menceritakan kembali gambar pada buku siswa tentang tokoh Sem dan teman-temannya yang sedang bermain di lapangan dekat rumah mereka. Lingkungan tersebut tertata rapi ada tanaman bunga, pohon buah dengan burung yang bertengger, tempat sampah tertutup dan jalan yang bersih yang menunjukkan contoh lingkungan yang terawat oleh masyarakat di sekitarnya. Kemudian guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menceritakan lingkungan idaman mereka. Kegiatan diakhiri dengan mewarnai gambar di buku siswa.

Page 122: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

118 Kelas II Sekolah Dasar

Kegiatan 2: Lingkunganku Setelah peserta didik diberi kesempatan untuk menceriterakan lingkungan idaman mereka, saatnya mereka diminta bergantian bercerita tentang lingkungannya masing-masing. Peserta didik diminta memberi tanda (√ ) jika ada dan tanda (X) jika tidak. Lingkungan tempat tinggal mereka tidak selalu sama, guru harus mencermati tugas isian yang dikerjakan peserta didik dan memberikan penjelasan perbedaan dari tiap-tiap lingkungan. Jika memungkinkan, hal ini dikerjakan secara bersama-sama dengan dipandu oleh guru.

Kegiatan 3: Lingkunganku Bersih dan Indah Guru mengajak peserta didik untuk mendiskusikan contoh perbuatan apa yang dapat mereka lakukan sebagai anak Kristen untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Biarkan peserta didik mengungkapkan gagasannya dengan bebas. Peserta didik juga diberi peluang untuk bertanya. Buatlah suasana akrab. Kemudian guru memberi penguatan bahwa setiap anak Kristen harus menunjukkan contoh yang baik bagi lingkungannya agar tercipta lingkungan bersih, aman, hijau, dan menyenangkan.

Kegiatan 4: Membaca Alkitab Bersama Kejadian 2:15 merupakan ayat penting dalam memahami tujuan penciptaan manusia, yaitu Tuhan Allah menempatkan mereka di Taman Eden yang indah dan memberikan perintah khusus kepada mereka. Adapun tugas manusia di Taman Eden adalah untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Ini menunjukkan bahwa Allah juga memberi tugas pemeliharaan alam kepada manusia. Meskipun Allah dapat melakukannya, Dia meminta manusia untuk memegang mandat pemeliharaan alam. Guru mengajak peserta didik untuk mendiskusikan makna sederhana dari ayat itu dengan inti pengajaran Firman Tuhan untuk rajin merawat lingkungan. Bebaskankah anak untuk mengemukakan pendapatnya. Berilah pujian untuk setiap pendapat.

Page 123: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

119Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kegiatan 5: Lingkunganku Hijau Peserta didik diminta menceriterakan tentang tanaman yang ada di lingkungannya. Kemudian meminta mereka untuk menyebutkan dan menuliskan tindakan apa yang sudah pernah mereka lakukan sehubungan dengan terciptanya lingkungan yang hijau, misalnya turut menanam, dan menyiram. Apabila ternyata masih banyak di antara peserta didik yang belum terlibat mintalah mereka untuk mau melakukan sebagai anak-anak Tuhan.

Kegiatan 6: Berdoa Ajaklah siswa berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Pada setiap akhir pelajaran guru dapat meminta saran siswa untuk topik yang akan didoakan dengan menggunakan kata-kata yang sederhana atau menggunakan doa yang terdapat pada buku siswa

C. Perlengkapan Belajar

Dalam pelajaran 11 ini perlengkapan belajar yang perlu dipersiapkan antara lain adalah pensil warna atau krayon, gambar tanaman dan lingkungan hidup. Buku penghubung antara orangtua dan guru digunakan untuk mencatat keterlibatan orang tua dalam memantau kegiatan pembiasaan anak di rumah.

D. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan.

Page 124: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

120 Kelas II Sekolah Dasar

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika

peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 125: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

121Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

PELAJARAN 1SALING MENGASIHI

ANTAR ANGGOTA KELUARGA

Pelajaran 12Disiplin di Sekolah

dan Sekolah Minggu

Kompetensi Inti

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.4 Meyakini disiplin sebagai wujud ketaatan pada Allah. 2.4 Menunjukkan perilaku disiplin di sekolah dan di lingkungan. 3.4 Menyebutkan bentuk disiplin di sekolah dan di lingkungan. 4.4.1 Menerapkan perilaku disiplin di sekolah dan di lingkungan. 4.4.2 Menyanyikan lagu rohani anak-anak yang menunjukkan ucapan

syukur pemeliharaan Allah pada dirinya, keluarganya, dan lingkungannya.

Bahan Alkitab: Amsal 4:13; Amsal 8: 32-33 Markus 1: 35-39

Page 126: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

122 Kelas II Sekolah Dasar

Indikator

1. Menunjukkan perilaku disiplin di sekolah, berkaitan dengan kehadiran, ketaatan melakukan tugas, dan menjalankan peraturan sekolah.

2. Berperan aktif dalam mengikuti kegiatan di sekolah.3. Berperan aktif dalam mengikuti kegiatan ibadah di sekolah minggu.4. Berperan aktif dalam menegakkan disiplin di sekolah dan di sekolah

minggu.

A. Pengantar

Meskipun menerapkan disiplin kepada anak bukan tugas yang mudah, namun seorang guru harus melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Hal tersebut merupakan sebuah komitmen agar anak dapat dibawa untuk memiliki disiplin rohani yang baik. Menerapkan aturan dalam kelas merupakan langkah awal yang baik untuk mengajarkan perihal disiplin kepada anak. Bagaimana sebaiknya kita mengajak anak untuk merasakan manfaat aturan pada diri mereka sendiri tentu bukanlah hal yang mudah karena sering sekali aturan dianggap sebagai hukuman. Menanamkan disiplin peserta didik di sekolah memang penting untuk dilakukan karena sekolah merupakan tempat bagi generasi calon pemimpin bangsa dalam menimba ilmu pengetahuan dan berinteraksi dalam dunia keilmuan, dan menjadi salah satu tempat pelatihan bagi mereka untuk belajar banyak hal agar kelak menjadi orang yang sukses. Disiplin merupakan kegiatan pembiasaan yang perlu dilatih di sekolah sejak dini dan dapat diawali dengan hal-hal sederhana seperti mengucapkan terima kasih, meminta maaf, membiasakan mereka menyapa orang lain dengan kata-kata salam dan tersenyum manis. Dalam menerapkan disiplin guru diharapkan menghargai keunikan pribadi anak, misalnya, kepada anak yang memiliki kepekaan perasaan, guru cukup berbicara dengan lembut namun tegas. Sebaliknya, kepada anak yang memiliki pembawaan suka membantah dan kritis, guru perlu berkata tegas dan memberi alasan yang jelas. Ubahlah dasar negatif menjadi ke arah berpikir positif, fokuslah kepada yang dapat dilakukan daripada apa yang tidak akan dilakukan.

Page 127: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

123Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Kata boleh harus lebih banyak dari tidak boleh, misalnya “letakkanlah sampah pada tempatnya” lebih baik daripada “jangan membuang sampah sembarangan”, atau “selalu berdamai dengan teman“ dari “jangan berkelahi,” atau “berdoalah setiap pagi” daripada “jangan lupa berdoa setiap pagi.” Kalimat-kalimat yang positif harus lebih sering diungkapkan karena berdampak baik bagi mereka. Selain guru diharapkan untuk membuat aturan sedikit mungkin tapi dapat dirasakan manfaatnya, bahkan jika memungkinkan buatlah aturan bersama dengan peserta didik yang menonjolkan perilaku positif seperti pada contoh di atas. Dalam menegakkan disiplin di sekolah Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu. Peserta didik tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Kadang-kadang, masalah disiplin muncul hanya karena anak-anak tidak mengetahui batasan-batasannya. Bersikaplah konsisten! Arahkan kembali anak ke perilaku yang positif. Guru harus menghindari kebiasaan masuk kelas selalu terlambat atau molor masuk kelas. Dalam memberlakukan peraturan atau tata tertib harus jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada peserta didik tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal, melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan.

B. Penjelasan Alkitab

Di dalam kitab Amsal, hikmat membawa hidup dan adalah hidup. Untuk hidup sebagaimana direncanakan Allah menghasilkan:1. Hidup yang baik dan penuh sukacita,2. Biasanya hidup jasmani menjadi lebih panjang,3. Harapan untuk hidup setelah kematian. Amsal 4:13“ Menyatakan berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.”Sebagai anak Tuhan kita wajib melaksanakan aturan-aturan di sekolah sebagai didikan untuk kebaikan. Dalam Amsal 8: 32-33: “Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.”

Page 128: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

124 Kelas II Sekolah Dasar

Tuhan Yesus dapat mengajar dengan perbuatan-perbuatannya secara langsung. Yesus dapat mengajar dengan kuasa dimana orang sakit disembuhkan, orang-orang yang terikat dengan setan-setan dilepaskan. Yesus adalah Tuhan sendiri dan Ia tidak dapat dipisahkan dengan pemberitaan Injil. Kemana pun Ia pergi, Yesus selalu membawa kabar sukacita bagi setiap orang. Di dalam Markus 1:35, ”Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Ayat 36 ”Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; Ayat 37 “waktu menemukan Dia mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” Ayat 38 “Jawab-Nya:”Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil karena untuk itu Aku telah datang.” Ayat 39 “Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.” Pagi-pagi benar, mungkin di antara jam 03.00 dan 04.00 sebelum Yesus memberitakan Injil, Yesus menyampaikan maksud-maksud Allah kepada setiap murid-muridNya dan kepada setiap orang, Yesus bergumul terlebih dahulu bersama Bapa-Nya.Yesus meluangkan waktu untuk berdoa sebagai persiapan bagi perjalanan pemberitaan Injil yang akan membawa-Nya ke seluruh Galilea.

C. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1: Bernyanyi dan Berdoa Seperti biasa peserta didik berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Karena pelajaran ini adalah bagian terakhir dari kelas II pada akhir tatap muka, ajaklah peserta didik untuk mengungkapkan topik doa yang akan didoakan tentang harapan-harapan mereka ke depan. Jika memungkinkan ajaklah mereka untuk berdoa syafaat bersama menaikkan doa-doa harapan mereka secara sederhana. Guru membantu peserta didik memberi contoh isi doa dan sikap berdoa kepada peserta didik. Agar pembelajaran lebih sukacita dan penuh semangat, guru mengajak peserta didik bernyanyi bersama baik dengan gerakan maupun tanpa gerakan. Guru dapat menggunakan lagu yang tersedia dalam buku siswa atau menggunakan lagu lainnya yang sesuai dengan topik pembelajaran.

Page 129: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

125Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pengantar

Kegiatan belajar diawali dengan membaca bersama atau dengan meminta salah seorang peserta didik untuk membaca teks yang ada pada pengantar buku siswa. Kemudian mengamati gambar di buku siswa dan meminta mereka menceriterakan gambar tersbut secara bergantiian dan menunjukkan tanda-tanda disiplin yang diterapkan di sekolah Sem. Berikanlah stimulus agar anak dapat menyebutkan indikator atau tanda-tanda anak yang berdisiplin di sekolah, antara lain berpakaian bersih dan rapi, berpenampilan ceria, hadir tepat waktu, dan sebagainya.

Kegiatan 2: Disiplin di Sekolah Mintalah peserta didik menyampaikan pendapat mereka dengan menggambarkan wajah yang tersenyum atau yang cemberut tentang disiplin di sekolah yang diinginkan seperti yang sudah ada pada buku siswa. Beri peluang pada anak untuk mengungkapkan hal yang lain. Buatlah suasana yang menyenangkan sehingga peserta didik berani mengungkapkan pendapatnya.

Kegiatan 3: Aku di Sekolah Pada kegiatan ini guru dan peserta didik membahas peraturan sekolah yang sudah ada berhubungan dengan disiplin. Mintalah pendapat mereka tentang kebaikan dari aturan tersebut apabila dapat dilakukan. Dimulai dengan aturan kehadiran, aturan berpakaian, dan dalam hal etika diantaranya:

1. Aturan Tentang Kehadiran di Sekolah Mintalah pendapat anak tentang aturan kehadiran yang ada di sekolah sesuai dengan pengalamannya. Mintalah anak menggambar dengan jujur apakah selalu, kadang-kadang atau belum pernah. Cara mengisinya dapat dilakukan secara bersama-sama dengan dibacakan oleh guru. Tanyakanlah mereka tentang aturan yang sulit dilakukan dan mintalah mereka menyebutkan alasannya.

Page 130: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

126 Kelas II Sekolah Dasar

2. Aturan Tentang Berpakaian Mintalah anak untuk mengemukakan pendapatnya tentang kebaikan dari aturan berpakaian yang ada. Biarkan mereka memberi pendapat dengan bebas, namun guru diharapkan memberi penguatan tentang tiap-tiap aturan tersebut. Tanyakanlah mereka tentang aturan yang sulit dilakukan dan mintalah mereka menyebutkan alasannya.

3. Aturan Tentang Tingkah Laku Setiap aturan dibuat pastilah ada alasannya. Mintalah anak untuk mengemukakan pendapatnya tentang alasan dibuatnya aturan tersebut. Beberapa aturan ini lebih menonjolkan larangan guru dapat mengarahkannya kepada yang positif. Misalnya aturan “dilarang jajan pada waktu jam pelajaran berlangsung” dapat diganti menjadi “jajan diperbolehkan pada saat istirahat.” Tanyakanlah mereka tentang aturan yang sulit dilakukan dan mintalah mereka menyebutkan alasannya.

Kegiatan 4: Membaca Alkitab dan Mendengarkan Cerita Guru Siswa membaca bersama ayat Alkitab dalam Amsal 8:32-33. Siswa diminta membaca dan menyimak makna dari firman kemudian mengajak peserta didik berdiskusi tentang didikan orang tua atau guru yang merefleksikan didikan Tuhan. Sebagai anak Tuhan peserta didik harus dapat melakukan aturan-aturan yang ada di sekolah, yaitu aturan tentang kehadiran, cara berpakaian, dan tingkah laku semua itu seperti yang ada pada bacaan firman di atas. Selanjutnya guru menjelaskan makna disiplin dan didikan dalam Amsal 4:13 dan bagaimana Tuhan Yesus memberikan teladan disiplin dalam doa (Markus 1:35-39).

Kegiatan 5: di Kelasku Menggali pendapat peserta didik tentang aturan apa yang sebaiknya ada di sekolah dan di dalam kelas sehingga menyenangkan bagi anak-anak dan guru dalam belajar. Kemudian mintalah mereka menuliskannya di kertas berwarna yang mereka punya. Setiap anak membacakan secara bergantian pendapat mereka dan menempelkannya pada tembok kelas hingga semua anak selesai. Dari sejumlah pendapat tersebut mintalah anak untuk menentukan yang mana yang menjadi prioritas yang mereka pikir

Page 131: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

127Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

paling penting. Buatlah mereka terlibat mengurutkannya. Tuliskanlah kembali di papan tulis sehingga semua tulisan menjadi jelas. Beritahukan kepada mereka bahwa Tuhan telah membuat peraturan yang harus diikuti untuk kebaikan kita.

Kegiatan 6: Kelas yang Kuinginkan Setiap anak diminta pendapatnya tentang kelas yang mereka inginkan agar terjadi interaksi yang baik selama pembelajaran. Biarkanlah anak dengan bebas mengemukakan pendapatnya apabila masih ada hal-hal lain yang belum ada di buku siswa. Diakhir kegiatan mintalah mereka mewarnai pada gambar yang paling mereka sukai.

Kegiatan 7: Janji Pribadi Peserta didik membuat janji pribadi tentang aturan yang akan dia lakukan setiap hari. Guru memberikan penguatan seperti tertulis pada kitab Amsal 4:13 “Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.” Janji pribadi dapat berupa penilaian diri anak terhadap disiplin diri yang telah dan yang akan dilakukan. Mintalah anak agar bersemangat melaksanakan janji pribadinya. Tuliskan apabila masih ada hal-hal lain diungkapkan anak.

Kegiatan 8: Berdoa Ajaklah siswa berdoa bersama pada saat memulai dan mengakhiri kegiatan belajar. Pada setiap akhir pelajaran guru dapat meminta saran siswa untuk topik yang akan didoakan dengan menggunakan kata-kata yang sederhana atau menggunakan doa yang terdapat pada buku siswa

Page 132: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

128 Kelas II Sekolah Dasar

D. Perlengkapan Belajar

Dalam pelajaran 12 ini perlengkapan belajar yang perlu dipersiapkan antara lain adalah pensil warna atau crayon, kertas warna, selotip atau doble tip, dan peraturan sekolah yang sudah difoto copi. Buku penghubung antara orang tua dan guru yang mencatat tentang keterlibatan orang tua dalam memantau kegiatan pembiasaan anak di rumah

E. Penilaian

Penilaian yang dilakukan kepada peserta didik adalah penilaian otentik di sepanjang proses pembelajaran melalui penilaian diri, penugasan, dan unjuk kerja ketika melakukan kegiatan.

Page 133: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

129Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pedoman kegiatan penilaian:

Keterangan:4 = Sangat Baik: jika peserta didik

melakukan semua tugas dengan lengkap, aktif dan antusias

3 = Baik: jika peserta didik melakukan tugas dengan lengkap tetapi kurang aktif dan kurang antusias

2 = Cukup: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

1 = Kurang: jika peserta didik melakukan semua tugas dengan kurang lengkap, kurang aktif dan kurang antusias

Apabila di akhir kegiatan ternyata peserta didik dominan bernilai 2 (cukup) atau 1 (kurang) guru harus segera mengevaluasi diri dalam mengajar sehingga pembelajaran berikutnya peserta didik dapat terlibat aktif dan antusias dalam belajar.

Page 134: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

130 Kelas II Sekolah Dasar

Page 135: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

131Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Daftar Pustaka

Abineno, J.L.Ch., Yesus dari Nazaret: Suatu Uraian Historis Alkitabiah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: 1 da 2 Timotius, Titus, Filemon, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.____________, “Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Matius Pasal 11-28, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.

Bergant, Dianne dan Karris, Robert J. (editor), Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pengembangan Metodologi Pembelajaran, Pengembangan Metode Belajar-Mengajar yang Mengaktifkan Siswa, Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum, 2010.

Drescher, Jhon, Tujuh Kebutuhan Anak (arti Jaminan, Penerimaan, Kasih, Doa, Disiplin, dan Tuhan), Terjemahan: Julia Suleeman. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998.

Kistemaker, Simon J., Perumpamaan-Perumpamaan Yesus, Malang: Departemen Literatur SAAT, 2001.

Kriswanda, Inge (penerjemah), Kisah Kota-Kota dalam Alkitab: Seri Ensoklopedi Anak, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2006.

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dalam Terjemahan Baru, Jakarta. 2006.

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dalam Terjemahan Baru, Jakarta. 2007.

Ng, John, Dimsum Untuk Keluarga, :Gloria Graffa, 2011.

Paterson, Robert M., Tafsiran Alkitab: Kitab Keluaran, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.

Page 136: Kelas 02 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

132 Kelas II Sekolah Dasar

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Panduan Pembelajaran dan Penilaian PAK Berdasarkan Kurikulum 2013, 2013.

Tuasuun, Carolina, Rukun Itu Indah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.

Virgil Milla, John, Peranan Keluarga dalam Pengajaran Pendidikan Agama Kristen terhadap Pertumbuhan Rohani Anak, Jakarta: Yaki, 2013

Walker, D.F., Konkordansi Alkitab Register Kata-Kata dan Istilah-Istilah dari Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.

Yayasan Musik Gereja, Kidung Ceria, Jakarta: CV Marintan Djaya, 2004........................ , Aku Ikut Yesus: Berdamai Yuuuk! Seri 2, Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen dan Bapelsin Bidang PWG Sinode XXIV Gereja-gereja Kristen Jawa, 2009.

Diunduh dari Internet:http://alkitab.sabda.org http://www.sarapanpagi.org/42-kebohongan-paulus-tarsus-

vt681.html

Diunduh dari BSE.Mahoni.com