kegawatdaruratan ibu bersalin kala i

Upload: mayadamayanti0106200

Post on 17-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Kegawatdaruratan ibu bersalin kala I Ruptur uteri

Kegawatdaruratan ibu bersalin kala I

Ruptur uteriDisusun Oleh : kelompok 15Maya damayantiSela RahayuPengertianRuptur Uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miometrium (Saifuddin,2006)

Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya peritoneum visceral. ( Obstetri dan Ginekologi )

Ruptur uteri ada 2 macam :Ruptur uteri completa kalau semua lapisan dinding rahim robekRuptur uteri incompleta kalau perimetrium masih utuh

Klasifikasi ruptur uteriMenurut waktu kejadiannya :Ruptura uteri gravidarumTerjadi waktu sedang hamil, sering berlokasi pada korpusRuptur uteri durante partumTerjadi waktu melhirkan anak, lokasinya sering pada SBR. Jenis inilah yang terbanyak

Menurut robeknya peritoneum :KompletaRobekan pada dinding uterus berikut peritoneumnya, sehingga terdapat hubungan langsung antara rongga perut dan rongga uterus dengan bahaya peritonitisInkompletaRobekan otot rahim tetapi peritoneum tidak ikut robek.

Menurut lokasinya :Korpus uteri Biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami operasiSegmen Bawah Rahim (SBR)Biasanya terjadi pada partus yang sulit dan lama. Serviks uteriBiasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forsep atau versi , sedang pembukaan belum lengkap.Kolpoporeksis-kolporeksisRobekan-robekan diantara serviks dan vagina

Menurut etiologinya :

Ruptur uteri spontaneaa. Karena dinding rahim yang lemah dan cacat, misalnya pada bekas SC. Miomektomi, pelpasan plasenta secara manual.b. Karena peregangan yang luar biasa dari rahim, misalnya pada panggul sempit atau kelinan panggul, janin besar seperti penderita DM, hidrosfetalis, postmaturitas dan grandemultipara.

Ruptur uteri violenta (traumatika), karena tindakan dan trauma lain seperti :a. Ekstraksi forsepb. Versi dan ekstraksic. Embriotomid. Manual plasentae. Kuretase

ETIOLOGIPenyebab utama dari ruptur uteri adalah karena adanya rintangan, misalnya :Disporposi kepala panggulHidrosefalusLetak LintangAda Tumor Jalan lahirSehingga segmen bawah uterus semakin lama makin direnggangkan, pada saat renggangan melampaui kekuatan miometrium, maka terjadilah rupture uteriFaktor predisposisi ruptur uteri, antara lain :MultiparitasPerut uterus (bekas SC, bekas operasi mioma)Pertolongan yang salah, yaitu :a. Mendorong uterus pada kondisi yang tidak memenuhi syaratb. Versi ekstraksic. Pemberian oksitosin yang berlebihan

patofisiologiPada saat his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi, dinding uteri atau SAR menjadi lebih tebal dan volume korpus uteri menjadi lebih kecil. Akibatnya tubuh janin yang menempati korpus uteri terdorong kebawah dan kedalam SBR. SBR menjadi lebih lebar karena dindingnya menjadi lebih tipis karena tertarik keatas oleh kontraksi SAR yang kuat, berulang dan sering sehingga lingkaran retaksi yang membatasi kedua segmen semakin bertambah tinggi. Apabila bagian terbawah janin tidak dapat terdorong karena sesuatu sebab yang menahannya (misalnya panggul sempit atau kepala janin besar) maka volume korpus yang bertambah mengecil pada saat his harus diimbangi oleh perluasan SBR keatas.

Tanda dan gejala Anamnesis dan inspeksi :Pada suatu his yang kuat sekali, pasien merasa kesakitan yang luar biasaPernafasan jadi dangkal dan cepatSyok, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turunKeluar perdarahan pervaginamKadang-kadang ada perasaan nyeri yang menjalar ketungkai bawah dan dibahuKontraksi uterus biasanya hilang Palpasi Teraba krepitasi pada kulit perut yang menandakan adanya emfisema subkutanBila kepala janin belum turun, akan mudah dilepaskan dari pintu atas panggulBila janin sudah keluar dari kavum uteri , jadi rongga perut, maka akan terbaba bagian-bagian janin janin langsung di bawah kulit perut, dan di sampingnya kadang-kadang teraba uterus sebagai suatu bola keras sebesar kelapaNyeri tekan perut, terutama pada tempat yang robek

AuskultasiBiasanya denyut jantung janin sulit atau tidak terdengar lagi beberapa menit setelah ruptur, apalagi kalau plasenta juga ikut terlepas dan masuk ke rongga perutPemeriksaan DalamKepala janin yang tadinya sudah jauh turun kebawah, dengan mudah dapat didorong keatas, dan ini disertai keluarnya darah pervaginam yang agak banyakKalau rongga rahim sudah kosong dapat diraba robekan pada dinding rahim dan kalau jari atau tangan kita dapat melalui robekan tadi, maka dapat diraba usus, omentum, dan bagian-bagian janin

KeteterisasiHematuri yang hebat menandakan adanya robekan pada kandung kemih

Pencegahana. Panggul sempit atau CPDAnjurkan bersalin di rumah sakit. Lakukan pemeriksaan yang teliti misalnya kalau kepala belum turun lakukan periksa dalam dan evaluasi selanjutnya dengan pelvimetri. Bila panggul sempit (CV 8 cm), lakukan segera seksio sesarea.b. Pada bekas seksio sesareaPada keadaan dimana seksio yang lalu dilakukan korporal pasien harus bersalin dirumah sakit dengan observasi yang ketat dan cermat mengingat besarnya kemungkinan terjadi ruptur spontan.

c. Uterus cacat karena miomektomi, kuretase, manual uri, maka dianjurkan bersalin di RS dengan pengawasan yang teliti.

d. Ruptur uteri karena tindakan obstetrik dapat dicegah dengan jangan melakukan tindakan yang berlebihan, bidan dilarang memberikan oksitocin yang berlebihan atau sebelum waktunya, kepada dukun diberikan penataran supaya waktu memimpin persalinan jangan mendorong-dorong, karena dapat menimbulkan rupturauteri traumatika.

PenangananPenanganan ditempat pelayanan kesehatan tingkat dasar adalah mengatasi syok/pre-syok, untuk itu bidan harus segera melakukan rujukan untuk menyelamatkan jiwa ibu, bidan dapat melakukan :Pemasangan infuse untuk mengganti cairan danperdarahan untuk mengatasi syok/pre-syokMempersiapkan sarana dan pra sarana untuk dapat segera merujuk pasienTidak melakukan pemeriksaan dalam untuk menghindari terjadinya perdarahan yang baru.

Penaganan dirumah sakitBila keadaan umum penderita mulai membaik, selanjutnya dilakukan laparotomi dengan tindakan jenis operasi:(1) Histerektomi, baik total maupun subtotal.(2) Histerorafia, yaitu tepi luka dieksidir lalu dijahit sebaik-baiknya.(3) Konservatif, hanya dengan tamponade dan pemberian antibiotik yang cukup.

KOMPLIKASIApabila terjadi perdarahan yang hebat dalam perut ibu, hal ini mengakibatkan suplai darah ke plasenta dan janin menjadi berkurang, sehingga dapat menyebabkan kematian janin dan ibu.

Jika ibu memiliki riwayat ruptur uteri pada kehamilan sebelumnya, disarankan untuk tidak hamil lagi sebab beresiko terjadinya ruptur uteri yang berulang. Namun, jika hamil lagi, diperlukan pengawasan yang ketat selama kehamilan, kemudian bayi akan dilahirkan dengan cara caesar.

Terimakasih,,,