kedudukan saksi dalam perkara pidana menurut … · kedudukan saksi dalam perkara pidana menurut...

78
KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: NURUL SHAZWANI WAJIHAH BINTI IBRAHIM NIM: 107045203900 K O N S E N T R A S I S I Y A S A H S Y A R I’ Y Y A H P R O G R A M S T U D I J I N A Y A H S I Y A S A H F A K U L T A S S Y A R I A H D A N H U K U M U N I V E R S I T A S I S L A M N E G E R I S Y A R I F H I D A Y A T U L L A H J A K A R T A 1431 H / 2010 M

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT

UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

NURUL SHAZWANI WAJIHAH BINTI IBRAHIM

NIM: 107045203900

K O N S E N T R A S I S I Y A S A H S Y A R I’ Y Y A H

P R O G R A M S T U D I J I N A Y A H S I Y A S A H

F A K U L T A S S Y A R I A H D A N H U K U M

U N I V E R S I T A S I S L A M N E G E R I

S Y A R I F H I D A Y A T U L L A H

J A K A R T A

1431 H / 2010 M

Page 2: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT

UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Nurul Shazwani Wajihah Binti Ibrahim

NIM: 107045203900

Di Bawah Bimbingan:

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP: 195505051982031012

K O N S E N T R A S I S I Y A S A H S Y A R I’ Y Y A H

P R O G R A M S T U D I J I N A Y A H S I Y A S A H

F A K U L T A S S Y A R I A H D A N H U K U M

U N I V E R S I T A S I S L A M N E G E R I

S Y A R I F H I D A Y A T U L L A H

J A K A R T A

1431 H / 2010 M

Page 3: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA

MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Maret 2010. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada

Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Ketatanegaraan Islam (Siyasah

Syari’yyah).

Jakarta, 15 Maret 2010

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma SH, MA, MM

NIP : 195505051982031012

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

1. Ketua : Dr. Asmawi, M.Ag

(………………………..)

NIP 197210101997031008

2. Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag (………………………)

NIP 197102151997032002

3. Pembimbing : Prof. Dr. H. Muhammad Amin

Suma SH,MA,MM (……………………...)

NIP 195505051982031012

4. Penguji I : Dr. Asmawi, M.Ag

(……………………...)

NIP 197210101997031008

5. Penguji II : Dr. H. Muhammad Nurul Irfan, M.Ag (……………………..)

NIP 150326893

Page 4: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 FEBRUARI 2010 M

22 Safar 1431 H

Nurul Shazwani Wajihah Binti Ibrahim

Page 5: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

KATA PENGANTAR

������ �� �� ������� ��������

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadrat Allah SWT, Tuhan

segenap alam karena dengan limpahan rahmat, nikmat, hidayah dan mahabbah-Nya

ke seluruh alam sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban penyusunan skripsi

ini. Salawat dan salam buat Khatimul Anbiya’, junjungan besar Nabi Muhammad

SAW, ahli keluarga baginda, para sahabat, tabi’ tabi’in serta seluruh pengikut

baginda yang menyeru pada yang ma’ruf dan mencegah pada yang mungkar demi

mengharap keredhaan-Nya sampai akhir zaman, semoga mendapat kejayaan dan

ganjaran di akhirat sana.

Keberhasilan penyusunan skripsi dengan segenap usaha adalah kejayaan dan

kebahagiaan istimewa yang penulis kecapi. Untuk itu, penulis persembahkan

ungkapan syukur dan terima kasih yang tidak terhingga kepada insan tercinta

Ayahanda Ibrahim bin Sa’ad dan Ibunda Hamizan binti Abdul Jalil dengan segala

curahan kasih sayang, pengorbanan dan kesabaran dalam mengasuh, mentarbiyah,

mendoakan serta memberi sokongan baik berbentuk moril maupun materil, semoga

mendapat balasan dan tergolong dikalangan mereka yang mendapat keberuntungan.

Menyadari bahwa selesainya penyusunan ini bukanlah semata-mata atas usaha

penulis sendiri, melainkan atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung dan karena itu penulis sampaikan ucapan terima kasih tidak terhingga

kepada:

Page 6: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

1. Bapak Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, yang merupakan

Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum juga merupakan dosen pembimbing

yang selalu memberikan bimbingan, buah pikiran kritik dan saran

sepanjang proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

2. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah, yang banyak memberikan kemudahan

administratif bimbingan akademika sejak awal perkuliahan hingga

penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag dan bapak Dr. H. Muhammad Nurul Irfan, M.Ag

selaku dosen penguji ujian munaqasyah dan juga banyak memberi

bimbingan kepada penulis sepanjang proses revisi dilakukan.

4. Seluruh pensyarah Kolej Universiti Darul Quran Islamiyyah dan Institut

Pengajian Al-Azhar terutama Bapak Rektor Al-Fadhil Ustaz Mohd Zin

bin Abd.Rahman, Ustaz Muhayyat bin H. Husin dan H. Wan Ahmadul

Badawi bin Wan Ibrahim yang banyak memberikan sokongan sehingga

penulis dapat meneruskan pengajian di bumi Indonesia.

5. Segenap bapak dan ibu dosen yang telah memberi petunjuk dan menyalurkan

ilmu yang bermanfaat kepada diri penulis dan teman-teman seperjuangan

selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

6. Para pemimpin dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Page 7: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

7. Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia atas pengawasan dan kebajikan yang

mengambil alih peran dalam menjaga seluruh mahasiswa Malaysia di

bumi Indonesia.

8. Saudara tercinta yang bersama-sama hidup dalam suka dan duka, Akak

Zunaida, Fathiyyah (angah), Zawani (alang), Wajih (abang), Rifhan,

Anwar, Fadhil Noor, Intan Nur Alisya Qistina, Naqibah dan Iswan yang

selalu menceriakan kehidupan penulis dan senantiasa terpahat di hati.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 yang disayangi, senantiasa

menemani dan menaikkan semangat dalam menuntut ilmu di rantau orang,

Nor Halimah, Nurulhuda, Noorbaizura, Nor Ba’ayah, Sakinah, Ernie,

Noradilah dan suami (Zulkifli), Hazrin, Ahmad Baha, Fami, Anwar,

Shuib, Rais, Syafie, Harmila, Firdous, Muhibburrahman, Muiz, Mizi,

Aziz, Hayafizul, Kamal.

10. Senior dan junior KUDQI, IPA, APID dan KIDU, K. Salwa, K.Masyitah,

K.Hajar Harun, Ust. Baihaqi, Ust. Harun, Ust. Faizal, Syazwani, Alfiyah,

Khalil, Syamil, Farid serta teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan

di sini. Terima kasih atas kebersamaan dalam menuntut ilmu.

11. Segenap guru yang berusaha mendidik penulis dari peringkat Pra-sekolah,

Sekolah Rendah, Sekolah Menengah sehingga penulis berjaya

menempatkan diri di perguruan tinggi.

Page 8: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

12. Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI), Kelab UMNO

Jakarta (KUJ) dan Malaysian Club UIN Jakarta (MCUJ).

13. Kerajaan Malaysia dan Pemerintah Indonesia.

14. Semua pihak yang telah menghulur bantuan secara langsung maupun tidak

langsung sepanjang penyusunan skripsi ini, semoga segala bantuan dan

niat baik diterima sebagai amal shaleh di sisi Allah SWT.

“ Akhirnya penulis menginsafi bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kelemahan, oleh karena itu kritikan dan saran yang konstruktif sangat

diperlukan untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat sebagai

karya ilmiah khususnya bagi penulis dan sekalian pembaca umumnya”.

Jakarta, 7 FEBRUARI 2010 M

22 Safar 1431 H

Penulis

Nurul Shazwani Wajihah Binti Ibrahim

Page 9: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 4

D. Metode Penelitian ..................................................................... 6

E. Sistematika Penulisan .............................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORETIS TENTANG UNDANG-UNDANG ACARA

MALAYSIA DAN INDONESIA

A. Undang-Undang Acara Malaysia ............................................... 9

B. Undang-Undang Acara Indonesia ..............................................13

C. Definisi dan Dasar Hukum ........................................................15

D. Macam-Macam Saksi ................................................................. 21

Page 10: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

BAB III KEDUDUKAN SAKSI PERKARA PIDANA DALAM UNDANG-

UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA

A. Saksi sebagai Alat Bukti ............................................................. 26

B. Syarat-Syarat ............................................................................. 40

C. Pemeriksaan Saksi ..................................................................... 49

D. Sanksi Bagi Saksi Palsu .............................................................. 54

E. Sisi Komparatif .......................................................................... 59

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 61

B. Rekomendasi ............................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

Page 11: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama fitrah, yang artinya seluruh ajaran Islam sesuai

dengan fitrah manusia. Karena itu, segala sesuatu yang berkenaan dengan fitrah

manusia, Islam terlebih dahulu mengaturnya dalam bentuk ajaran-ajaran Islam

atau lebih dikenali sebagai Syariat Islam.

Dengan demikian, Islam sebagai sebuah cara hidup yang universal, syumul

dan menjadi rahmat kepada seluruh alam, hadir dengan aturan-aturan yang

menjadi petunjuk untuk manusia sejagat dan dapat diaplikasikan di setiap kondisi,

masa dan tempat untuk menjaga ketertiban dan kemaslahatan bagi seluruh alam.

Termasuk dalam hukum yang telah diatur oleh Islam adalah berkenaan dengan

perundangan Islam.

Dalam perundangan Islam, undang-undang jinayah merupakan undang-

undang yang termasuk di dalamnya. Undang-undang jinayah merupakan undang-

undang yang terkait dengan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh seseorang

yang boleh didakwa dalam tindak pidana.1

Berhubungan dalam undang-undang jinayah ini adalah pelaksanaan

kehakiman. Menurut mantan mufti Negeri Sabah, Said Ibrahim dalam

1 Said Ibrahim, Qanun Jinayah Syariah, (Kuala Lumpur: Darul Makrifah, 1996), h. 1

Page 12: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

menentukan putusan mahkamah adalah tertakluk di bawah empat perkara yaitu:

Hakim, pendakwa dan terdakwa, ada alat bukti, melakukan sumpah.

Dalam penghakiman dan peradilan, sesuatu kasus yang dibawa ke mahkamah,

persaksian seseorang saksi bagi sesuatu keterangan sebagai bukti menyokong,

atau keterangan yang membawa penentuan adalah merupakan fakta penting bagi

seseorang hakim untuk menetapkan sesuatu kasus atau menolaknya.2

Kesaksian merupakan perkara penting yang terdapat di dalam proses

perundangan. Dengan adanya pembuktian atau kesaksian yang kuat, maka

hukuman yang tepat dan sesuai dapat diberikan. Keadilan juga dapat ditegakkan

sesuai dengan apa yang dituntut di dalam al-Quran dan as-Sunnah.

Ketiadaan kesaksian, dapat membuka ruang kepada unsur penipuan serta

kepalsuan. Akan tetapi, kesaksian yang telah diberikan, jika tidak diteliti, akan

memberikan kesempatan kepada orang yang tidak berakhlak untuk

mempengaruhi hakim sedangkan bukti yang diberikan itu sebenarnya tidak betul

dan tidak beretika. Karena menyadari berbagai kemungkinan itulah maka

kesaksian itu mestilah dipastikan antara benar atau salah.

Dalam proses memberikan keterangan secara keseluruhannya, para ulama

telah sepakat bahwa kesaksian merupakan unsur terpenting yang mesti diberi

perhatian di samping keterangan yang lain, di atas asas tabii manusia yang

melihat dan bercakap. Apatah lagi penekanannya diberikan oleh syara’ melalui al-

Quran dan Sunnah Rasulullah SAW apabila melibatkan isu kehakiman.

2 Ibid, h. 315

Page 13: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Oleh disebabkan kepentingan yang tersebut, maka kedudukan saksi harus

diambil perhatian agar tidak berlaku ketidakadilan kepada peradilan dalam

membuat sesuatu putusan perkara. Hal ini disebabkan keadilan menjadi asas

utama dalam konteks kehidupan manusia.

Keadaan ini akan menjadi masalah apabila kita melihat kepada macam-

macam manusia itu sendiri, dan ini sudah tentu akan mewujudkan kecenderungan

yang tersendiri. Jika dilihat, mereka yang punya hubungan antara satu sama lain,

tentulah akan memberikan keterangan dalam bentuk yang memihak kepada ikatan

hubungan tersebut.3

Dalam konteks dunia masa kini, pemberlakuan hukum tergantung kepada

pemerintah masing-masing negara bagi menerapkan pendapat mana yang menjadi

panutan rakyatnya dan seterusnya dirumus menjadi hukum positif di masing-

masing negara.

Di dalam Akta Keterangan Malaysia, alat bukti terbagi pada pengakuan,

kesaksian, qarinah, dokumen dan pandangan para ahli. Begitu juga jika dilihat

pada KUHAP, alat bukti yang diterima pakai ialah keterangan saksi, keterangan

ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Dengan demikian, jelaslah bahwa

dalam proses perundangan, keterangan sangat penting dan dalam bagian alat-alat

bukti tersebut, saksi merupakan antara bentuk yang diiktiraf oleh syarak dan

diterima dalam konteks perundangan di Malaysia juga di Indonesia.

3 Nasimah Hussin dkk, Undang-Undang Islam Jenayah, Keterangan dan Prosedur, (Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), h.162-163

Page 14: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Justeru itu penulis berhasrat untuk meneliti kedudukan saksi dalam perkara

pidana yang digunakan di Malaysia dan Indonesia. Penelitian yang ingin penulis

lakukan berjudul " KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA

MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN

INDONESIA". Ia juga dapat dilihat sebagai perbandingan antara dua negara.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan kepada kedudukan saksi yang

terdapat di dalam Undang-Undang Acara Malaysia dan Indonesia, maka

persoalan yang timbul adalah seperti berikut:

1) Bagaimanakah pandangan Undang-Undang Acara Malaysia tentang

kedudukan saksi ?

2) Bagaimanakah pandangan Undang-Undang Acara Indonesia tentang

kedudukan saksi ?

3) Apa saja kesamaan dan perbedaan antara Undang-Undang Acara Malaysia

dan Indonesia tentang kedudukan saksi ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang dipaparkan, maka penulisan skripsi ini

bertujuan untuk:

1) Mendapatkan sebuah pemahaman secara ilmiah tentang kedudukan saksi

dalam perkara pidana menurut Undang-Undang Acara Malaysia dan

Indonesia.

Page 15: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

2) Menggambarkan kedudukan kesaksian dalam Undang-Undang Acara

Malaysia dan Indonesia.

3) Menemukan kesamaan dan perbedaan yang terdapat pada Undang-Undang

Acara Malaysia dan Indonesia dalam kedudukan saksi.

Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain adalah

sebagai berikut:

1) Agar penulisan ini bermanfaat dan memiliki nilai ilmiah serta sarana

memenuhi syarat meraih gelar sarjana di Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan kepada masyarakat serta

organisasi yang memerlukan informasi berkaitan kesaksian dalam perkara

pidana.

3) Merupakan perkembangan ilmu bagi perundangan Malaysia dan Indonesia.

4) Dapat menjadi kaedah buat para kadi/law yang terdapat di Malaysia dan

Indonesia.

5) Menambah khazanah literature kepustakaan.

D. Metode Penelitian

Untuk memperolehi sesuatu hasil yang maksimal dari suatu karangan ilmiah,

maka metode merupakan strategi utama dalam usaha untuk pengumpulan data-

data yang diperlukan bagi menjawab persoalan yang dihadapi.

Page 16: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Metode juga memegang peranan yang sangat penting. Ini karena, ia sangat

mempengaruhi setiap isi penulisan sampai kepada tujuan yang ingin dicapai.

Metode yang diaplikasikan dalam menjalankan penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1) Jenis Penelitian

Penelitian ini yang ditelusuri oleh penulis merupakan penelitian kualitatif

yaitu penelitian yang berupa rekabentuk tanpa menggunakan nomor.

2) Teknik Pengumpulan Data

a. Penulis menggunakan pendekatan library research yaitu penelitian yang

dilakukan dengan mengkaji buku-buku atau sumber-sumber yang berkaitan

dengan aspek-aspek permasalahan, mengambil data, meneliti dan mengkaji

literature yang ada relevansinya dengan tema skripsi ini.

b. Data primer merupakan data pelengkap yang terdiri daripada majalah, jurnal,

ensiklopedi, kamus dan sebagainya. Di dalam penelitian ini, penulis telah

menggunakan data primer sebagai bahan pelengkap bagi penulisan skripsi ini.

3) Analisa Data

a. Deskriptif yaitu data yang diperoleh dan terkaitan dengan perbedaan

kedudukan saksi dalam perkara pidana menurut Undang-Undang Acara di

Malaysia serta di Indonesia.

Page 17: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

b. Komparatif merupakan suatu studi untuk menguraikan kedudukan saksi dalam

perkara pidana dari sudut hukum formil yaitu hukum acara yang dilaksanakan

di Malaysia serta di Indonesia.

4) Metode Penulisan

Dalam menyiapkan penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku

Pedoman Penulisan Skripsi dan Karya Ilmiah yang dikeluarkan oleh Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai materi yang

menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam memahami tata

aturan penulisan skripsi ini, maka penulis telah menyusun sistematika penulisan

yang dibagi atas empat bab, tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab dengan rincian

berikut:

BAB I: Merupakan bagian pendahuluan yang memuat latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II: Dalam bab ini, penulis mendeskripsikan pembahasan yang

menghuraikan tinjauan teoretis tentang kedudukan saksi. Dengan

sub bahasannya seputar pengenalan bagi undang-undang acara di

Malaysia dan Indonesia. Selain itu, penulis meletakkan takrif, dan

dasar hukum bahwa perlunya saksi dalam memberikan pembuktian.

Page 18: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

BAB III: Membahas kedudukan saksi dalam perkara pidana menurut undang-

undang acara Malaysia dan Indonesia. Sub bahasan yang terdapat di

dalamnya adalah kesaksian sebagai alat bukti, syarat-syarat yang

harus dimiliki oleh seseorang saksi tersebut serta pemeriksaan saksi

dan sanksi yang dikenakan bagi saksi palsu.

BAB IV: Penutup. Merupakan kesimpulan yang dapat dibuat oleh penulis

berdasarkan semua bab yang telah dibahaskan di dalam skripsi ini

agar dapat menjadi sebuah pengetahuan yang berguna kepada

agama, bangsa dan negara.

Page 19: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

BAB II

TINJAUAN TEORETIS TENTANG UNDANG-UNDANG ACARA

MALAYSIA DAN INDONESIA

Untuk mempelajari dan mengetahui sesuatu perlu dikenal latar belakang atau

sejarahnya. Terkait dengan Undang-Undang Acara di Malaysia dan Indonesia,

masing-masing mempunyai pegangan dan hukum tersendiri. Undang-Undang Acara

di Malaysia, tertuang dalam Akta4 Keterangan 1950 (Akta 56) sedangkan di

Indonesia, hukumnya tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

atau lebih dikenal dengan KUHAP. Maka dengan itu, seharusnya kita mengetahui

latar belakang sejarah lahirnya kedua-dua undang-undang ini.

A. Undang-Undang Acara Malaysia

Undang-Undang Acara di Malaysia, seperti yang telah diketahui, ia tertuang

dalam Akta Keterangan 1950 (Akta 56). Penerimaan awal Undang-Undang

Keterangan di Malaysia terkait dengan penerimaaan Islam dan implementasi undang-

undangnya dalam konteks setempat seawal abad ke-15. Melaka yang melaksanakan

undang-undang Islam melalui penggubalan5 yang telah diatur dalam Undang-Undang

4 Akta= adalah suatu undang-undang yang dibentuk atau digubal oleh Parlimen. Manakala

enakmen adalah suatu undang-undang yang dibentuk atau digubal oleh Dewan Undangan Negeri

masing-masing Negara Bagian di Malaysia dan berlaku mengikat bagi Negara Bagian tersebut selama

mana tidak bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan. Istilah “Ordinan” digunakan untuk Negara bagian Sarawak. Lihat Noor Aziah Mohd Awal, Pengenalan Kepada Sistem Perundangan di

Malaysia, (Selangor: International Law Book Services, 2007), h.48.

5 Penggubalan = peraturan

Page 20: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Kanun Melaka, mengatur undang-undang yang terkait dengan jenayah hudud, qisas,

serta takzir.6

Bagi tujuan pelaksanaannya maka sudah tentu secara logiknya undang-undang

keterangan turut diberlakukan. Jika dilihat dalam bentuk kesaksian, seperti yang

diatur dalam seksyen 37 dan 38. Dalam hal ini, seksyen 37.1 mengaturkan:

Pasal yang ketiga puluh tujuh pada menyatakan hukum saksi yang harusnya di

atas empat martabat. Pertamanya tahu ia akan halal dan haram, kedua tahu ia

akan sunat dan fardu, ketiga tahu ia akan salah dan benar, keempat tahu ia

akan baik dan jahat. Itulah harus diperbuat saksi.

Begitu juga dengan dasar umum (prosedur) dalam sesuatu tuntutan yang dibuat

oleh seseorang, semestinya memenuhi prasyaratnya termasuk soal penerimaan

sumpah sebagai bahan bukti turut dikanunkan dalam seksyen 38.7 Demikian

penjelasan tentang Undang-Undang Keterangan dan implimentasinya di Melaka.

Yang jelas ialah tiga bentuk Undang-Undang Keterangan yang disyariatkan Islam

(Ikrar, Kesaksian dan Sumpah) telah diatur dalam sistem perundangan Melaka pada

masa itu.

Walau bagaimanapun, pelaksanaan Undang-Undang Keterangan terhalang

apabila Inggris meluaskan daerah jajahannya. Dikarenakan itu, maka undang-undang

6 Lihat Hamid Jusoh, Undang-Undang Keterangan Islam dan Perkembangan

Pelaksanaannya di Malaysia, dalam Nasimah Hussin, dkk, Undang-Undang Islam: Jenayah,

Keterangan dan Prosedur, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), h. 136- 138. Segala

bentuk jenayah selain di atas, hukuman yang akan dikenakan adalah atas budi bicara seseorang hakim

berasaskan semangat dan prinsip keislaman.

7 Walaupun ia lebih mementingkan aspek kanun acara, namun perkara-perkara yang terkaitan

dengan undang-undang keterangan tidak dapat dipisahkan. Dalam s.38.1, perkara yang terkait dengan

plaintif dan defendan(pendakwa dan terdakwa), manakala s.38.2 dan 38.3 terkait dengan sumpah.

S.38.4 menggariskan hukuman yang boleh dikenakan kepada saksi yang berdusta serta larangan

kepada para hakim daripada terlibat dengan korupsi.

Page 21: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

yang terkait dengan hudud, qisas dan takzir telah dikesampingkan dan digantikan

dengan Undang-Undang Inggris melalui perjanjian dengan sultan-sultan8 serta

kehakiman dan kemudiannya disusuli secara perundangan apabila Undang-Undang

Sivil 1937 dikenalkan.

Secara khusus dalam zaman pendudukan pihak Inggris, aspek Undang-Undang

Keterangan Islam tidaklah diberi perhatian walaupun undang-undang yang terkait

dengan kekeluargaan dan jenayah telah diatur secara formil. Semuanya ini adalah

implikasi daripada penerimaan Undang-Undang Keterangan Inggris sebagaimana

yang dimuat dalam Ordinan Keterangan 1893.9

Apabila diteliti perkembangan sebelum merdeka (1957), ternyata tiada

peruntukan yang jelas yang diatur bagi tujuan undang-undang keterangan Islam,

kecuali beberapa buah negeri10

yang tertentu. Dalam hal ini, Selangor mendahului

keadaan dengan mengkanunkan Enakmen Pentadbiran Undang-Undang Islam 1952

yang merupakan penyatuan beberapa undang-undang yang terpisah sebelum itu.

Turut sama dimasukkan dalam enakmen ini ialah yang terkait dengan prinsip

Undang-Undang Keterangan Islam seperti yang diatur dalam seksyen 53, yang

8 Ibid, h. 140. Seperti Perjanjian Pangkor, 1874 untuk penguasaan Inggris di Perak. Begitu

jugalah selepas itu siri perjanjian dimateraikan.

9 Ibid.

10 Negeri = Negara bagian. Malaysia mempunyai 14 buah negeri. Selangor. Perak, Pahang

dan Negeri Sembilan dikenal sebagai Negeri-Negeri Melayu Bersekutu. Manakala Perlis, Kedah, Kelantan, Terengganu dan Johor dikenal sebagai Negeri-Negeri Melayu tidak Bersekutu. Melaka dan

Pulau Pinang termasuk di dalam Negeri-Negeri Selat. Tiga lagi negeri di Malaysia ialah Sabah,

Sarawak dan Wilayah Persekutuan.

Page 22: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

kemudian diikuti oleh Terengganu pada tahun 1955, seksyen 33 (2) dan (3) seperti

berikut: 33 (2): Maka hendaklah dipegang seorang saksi itu supaya bercakap benar

dan hendaklah ia mengangkat ikrar sebagaimana berikut setelah ia mengaku yang

dirinya menjadi seorang saksi: “ Adalah saya …………..(nama) dengan ini mengaku

berdiri sebagai saksi di dalam perbicaraan ……... melawan ……….”. Di dalam 33

(3), ia menyatakan Jika pada fikiran Mahkamah mana-mana saksi itu dengan sengaja

telah memberi keterangan bohong dalam mana-mana perbicaraan maka bolehlah

Mahkamah memberitahu perkara itu kepada Pendakwa Raya atau wakilnya atau

sebaliknya bolehlah menjalankan segala kuasa-kuasa sebagaimana yang diberi oleh

Pasal 12 Undang-Undang Sumpah dan Ikrar Tahun 1949, kepada Majistret tingkat

pertama di dalam suatu perkara yang sedemikian, dengan senantiasa tunduk kepada

peraturan dan syarat-syarat yang ditetapkan dengan pasal itu. Sebarang orang yang

dihukumkan di bawah syarat kepada pasal ini hendaklah mempunyai hak pada

mengangkat ipil seolah-olah seperti ianya telah dihukumkan di bawah Undang-

Undang Sumpah dan Ikrar yang tersebut.

Peruntukan di atas, turut diatur bahwa Undang-Undang Keterangan yang

berkuat kuasa pada masa berkaitan hendaklah dirujuk sekadar yang perlu. Dalam hal

ini Undang-Undang Keterangan yang dimaksud adalah Akta Keterangan 1950.

Disebabkan ketiadaan peraturan khusus, maka rujukan tentang Undang-Undang

Keterangan tidak menonjol. Walau bagaimanapun, ini tergantung pada kebijaksanaan

para hakim yang berkaitan dalam merujuk kepada sumbernya. Adapun kedudukan

Page 23: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

sebenar Akta Keterangan 1950, ia terbagi kepada tiga bagian.11

Kedudukan saksi

serta pemeriksaan saksi teletak dalam aturan yang ada pada bagian III.

B. Undang-Undang Acara Indonesia

Undang-Undang Acara Indonesia, dapat dilihat di dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana yang juga disebut sebagai KUHAP. KUHAP yang dipandang

sebagai produk nasional, merupakan penerusan dari asas-asas hukum acara pidana

yang terdapat di dalam HIR atau Ned strafvordering 1926.

Pada tanggal 1 Mei 1848, berdasarkan pengumuman Gubernur Jenderal tanggal

3 Desember 1847 Sbld Nomor 57 ialah Inlands Reglement atau disingkat IR.

Reglemen tersebut berisi acara perdata dan acara pidana. Kemudian dengan Sbld

1941 Nomor 44 diumumkan dengan nama Herziene Inlands Reglement atau HIR.

Yang terpenting dari perubahan IR menjadi HIR ialah dengan perubahan itu dibentuk

lembaga openbaar ministerie atau penuntut umum, yang dahulu ditempatkan di

bawah pamongpraja.

Dalam praktik, IR masih berlaku disamping HIR di Jawa dan Madura. HIR

berlaku di kota-kota besar seperti Jakarta (Batavia), Bandung, Semarang, Surabaya,

Malang dan lain-lain sedangkan di kota lain berlaku IR.12

11 Bagian I (Kerelevanan), Bagian II (Pembuktian), Bagian III (Pengemukaan dan Kesan

Keterangan).

12 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia,(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.54.

Page 24: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Apabila diramu lebih mendalam, detail dan terinci walaupun IR merupakan cikal

bakal HIR, tetapi jikalau diperbandingkan, akan didapatkan perbedaan-perbedaan

yang tidak sedikit. Perbedaan telihat dalam aspek-aspek berikut:13

a. Dalam IR belum ada Badan Penuntut Umum tersendiri, dalam HIR sudah ada

meskipun belum volwaarding.

b. Regen, Patih dan Kepala Afdeeling (Residen atau Asisten Residen) dalam IR

adalah Penyidik, dalam HIR tidak.

c. Penahanan sementara yang untuk itu dalam sistem IR tidak diharuskan syarat-

syarat tertentu, menurut HIR harus selalu atas perintah bertulis.

Hukum Acara Pidana pada periode Undang-Undang Nomor 1 Drt tahun 1951

(LN Nomor 9 Tahun 1951) mulai terbentuk sejak Negara Kesatuan eksis pada tanggal

17 Agustus 1950 dan sekaligus menghilangkan dualisme struktur pengadilan dan

peradilan di Indonesia. Dengan hadirnya undang-undang ini, terciptalah suatu

unifikasi hukum untuk menyelenggarakan kesatuan susunan, kekuasaan dan acara

semua Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi di seluruh Indonesia berdasarkan

Pasal 1 telah dihapuskan dan tidak memberlakukan lagi sembilan buah badan

peradilan yang berlaku sebelum ini.14

13 Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana( Normatif, Teoretis, Praktik dan Permasalahannya ),

(Bandung: PT. Alumni, 2007), h. 35.

14 Ibid, h. 39-40. Sembilan buah badan peradilan yang belaku sebelumnya adalah Mahkamah

Justisi di Makasar dan alat Penuntut Umum padanya; Appelraad di Makasar; Appelraad di Medan;

segala PN dan Landgerecht (cara baru) dan alat Penuntut Umum padanya; segala Pengadilan

Kepolisian dan alat Penuntut Umum padanya; segala Pengadilan Magistraat (Pengadilan Rendah);

segala Pengadilan Kabupaten; segala Raad Distrik; dan segala Pengadilan Negorij di Maluku.

Page 25: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Manakala jika ditinjau dari aspek historis yuridis, Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 disahkan pada tanggal 31 Desember 1981 dengan nama Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana atau lazim disingkat menjadi istilah KUHAP.

Semenjak berlakunya KUHAP, dapatlah disebutkan lebih jauh bahwasanya mulai

tanggal 31 Desember 1981 untuk ketentuan Hukum Acara Pidana berlakulah secara

tunggal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 dan peraturan yang sebelumnya

berlaku dinyatakan telah dicabut. Hal ini dapat dilihat berdasarkan konsiderans huruf

d dan diktum angka 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 yang menyatakan,

bahwa:

Hukum Acara Pidana sebagai yang termuat dalam Het Herzien Inlandsch

Reglement, Stb. 1941 Nomor 44 dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor

1 Drt Tahun 1951 (LN Tahun 1951 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 81) serta semua peraturan pelaksanaannya dan ketentuan yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan lainnya sepanjang hal itu mengenai

Hukum Acara Pidana, perlu dicabut, karena sudah tidak sesuai dengan cita-

cita hukum nasional.

Dari teks di atas, dapatlah dikatakan bahwa untuk Hukum Acara Pidana telah ada

suatu unifikasi hukum karya bangsa Indonesia sendiri sehingga sewaktu lahirnya

KUHAP, undang-undang ini sering disebut sebagai “Karya Agung”. Terlepas dari

adagium bahwa law in book tertinggal dengan perkembangan masyarakat (law in

action).

C. Definisi dan Dasar Hukum

Keterangan daripada para saksi adalah salah satu saluran bagi menetapkan hak

yang didakwa, bahkan sebagian fuqaha berpendapat kesaksian adalah hujah yang

Page 26: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

paling kuat sekali. Dari segi bahasa ia berarti penerangan yang putus atau pasti, iaitu

kata-kata yang diucapkan hasil daripada maklumat yang diperoleh melalui

penyaksian.15

Selain itu, syahadah dari segi bahasa bermaksud “hadir” atau “naik

saksi”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kesaksian bermaksud orang yang

melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian). Manakala kesaksian

menurut Kamus Dewan adalah keterangan yang diberikan oleh orang yang melihat,

mengetahui dan lain-lain.

Dari sudut istilah, ia ditakrif dengan pelbagai bentuk, diantaranya adalah

pemberitahuan yang benar bagi tujuan menentukan sesuatu hak menerusi ungkapan

kesaksian yang disampaikan di dalam peradilan. Takrifnya lagi ialah satu

perkhabaran yang benar yang diberikan dalam majlis kehakiman dengan

menggunakan lafaz “asyhadu” (aku naik saksi) untuk menentukan hak atau

kepentingan bagi orang lain.16

Begitu juga dalam Seksyen 3,17

mentakrifkan syahadah sebagai apa-apa

keterangan yang diberikan di mahkamah dengan menggunakan lafaz asyhadu untuk

membuktikan suatu hak dan kepentingan.

15 Mahmud Saedon, Undang-Undang Keterangan Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan

Pustaka, 1990), h.55.

16 Lihat Afridah Abas, Kebolehterimaan Keterangan Dengar Cakap sebagai Satu Cara

Pembuktian Di Mahkamah Syariah, dalam Nasimah Hussin, Undang-Undang Islam(Jenayah,

Keterangan dan Prosedur), (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), h.212.

17 Akta Keterangan Mahkamah Syariah (Wilayah Perskutuan)1997. Seksyen = Pasal.

Page 27: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Sedangkan Ansorie Sabuan memberi maksud saksi di dalam kitab Hukum Acara

Pidananya adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan

penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar

sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.

Dengan setiap istilah yang digunakan di atas, maka dapat diketahui bahwa

kesaksian adalah keterangan yang terkaitan dengan pancaindera, baik seseorang yang

akan memberi maklumat itu melihat, mendengar, merasa atau mengetahui.

Takrif undang-undang adalah sesuatu peraturan yang digubal oleh pemerintah

dan harus dipatuhi oleh masyarakat yang berkenaan.18

Di dalam Kamus Black,

undang-undang adalah yang diperturunkan, diperintah atau dinyatakan. Satu

peraturan atau metode yang mana fenomena atau perbuatannya saling berganding

antara satu sama lain. Ia juga perlu dipatuhi atau diikuti oleh rakyat tertakluk kepada

hukuman atau implikasi-implikasinya.

Manakala keterangan bermaksud hal atau bukti yang menjadikan sesuatu

perkara itu menjadi jelas. Menurut Akta Keterangan 1950, keterangan diberi dalam

mana-mana guaman atau tatacara baik wujud atau tidak wujudnya tiap-tiap fakta isu

dan mengenai apa-apa fakta lain yang ditetapkan baik relevan atau tidak mengenai

mana-mana fakta lain.19

18 Kamus Dewan, (Ampang:Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005), h.1768.

19 Seksyen 5 tidak membenarkan sesiapa memberi keterangan mengenai sesuatu fakta yang

dia tidak berhak membuktikan menurut undang-undang berhubung dengan prosedur sivil.

Page 28: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Bagi istilah hukum pidana mengandung beberapa arti diantaranya adalah hukum

pidana merupakan kumpulan peraturan yang mengatur tingkah laku masyarakat dan

bila ada yang melanggar akan mendapat hukuman berupa pidana, yaitu suatu

hukuman yang memberikan rasa tidak enak pada si pelanggar.20

Selain itu, definisi Prof. Van Hamel yang diambil dari bukunya Inleading Studie

Ned. Strafrecht 1927, berbunyi: “hukum pidana adalah semua dasar-dasar dan aturan-

aturan yang dianut oleh suatu negara dalam menyelanggarakan ketertiban hukum

(rechtsorde) yaitu melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan mengenakan

suatu nestapa kepada yang melanggar larangan-larangan tersebut.”

Istilah hukum acara pidana yang diberi oleh Kansil menurut Kamus Istilah

Aneka Hukum adalah keseluruhan daripada ketentuan-ketentuan hukum yang

mengatur dengan cara bagaimana tertib hukum pidana harus ditegakkan dalam hal

terjadinya suatu pelanggaran atau bagaimana negara harus menunaikan hak pidana

atau hak menghukumnya dalam hal terjadinya pelanggaran.21

Saksi-saksi mempunyai peran yang amat penting dalam menentukan sesuatu

perkara. Oleh sebab itu, seseorang saksi tidak boleh menyembunyikan perkara-

perkara yang dipersaksikannya,dan hendaklah menyempurnakan persaksiannya

semata-mata karena Allah. Menjadi saksi adalah salah satu kewajiban atau

tanggungjawab bagi seseorang.

20 Waluyadi, Hukum Pidana Indonesia, (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2003), h.15.

21 C.S.T. Kansil, Kamus Istilah Aneka Hukum, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), h. 15.

Page 29: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Keharusan berpegang dengan kesaksian dalam menetapkan hukuman telah

terdapat dalam beberapa nas al-Quran yang berkaitan seperti firman-Nya di dalam

surah al-Baqarah(2):283, surah an-Nisa’(4):6 dan surah at-Talaq(65):2 seperti

berikut:

���� ���☺�� !"# $%&' &()*� + �,-�� &(.☺��/0,1 23��45�6"7

⌦9���: 3���07;"< ! =���

&☺�> ,?�@;&☺�@"# A���;,B Artinya: “……dan janganlah kamu (Wahai orang-orang yang menjadi saksi)

menyembunyikan perkara yang dipersaksikan itu. dan sesiapa yang

menyembunyikannya, maka Sesungguhnya ia adalah orang yang

berdosa hatinya. dan (ingatlah), Allah sentiasa mengetahui akan apa

yang kamu kerjakan.”

(Q.S. Al-Baqarah, 2:283)

"D�6"7 E9�F�@"7&� E9HEI"��J

E9�K�LM��N-�O ���'H.P�Q"7

E9HEI$;,B + +R⌧2⌧T��

���> UV�W�&� Artinya: “Kemudian apabila kamu menyerahkan kepada mereka hartanya,

maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (yang menyaksikan

penerimaan) mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (akan

segala yang kamu lakukan).”

(Q.S. An-Nisa’, 4:6)

���'H.P�O�� .X��"D YZ.',

��:!\�]- ���☺��<�O��

$%&' &()*� ^� + E9_0��M"D _`,�1

a���> �,- ,?<⌧T bc�-�"1 ���>

�dE��eN��� f�WgF& + �,-��

hiP�,1 j� k&@N("l 3Oj�

<☯�,�N1⌧n

Page 30: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Artinya: “Dan adakanlah dua orang saksi yang adil di antara kamu (semasa

kamu merujukkan atau melepaskannya); dan hendaklah kamu (yang

menjadi saksi) menyempurnakan persaksian itu kerana Allah

semata-mata. Dengan hukum-hukum yang tersebut diberi

peringatan dan pengajaran kepada sesiapa yang beriman kepada

Allah dan hari akhirat; dan sesiapa yang bertaqwa kepada Allah

(dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya),

nescaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala

perkara yang menyusahkannya).”

(Q.S. At-Talaq, 65:2)

Di dalam Akta Keterangan Malaysia, alat bukti terbagi pada pengakuan,

kesaksian, qarinah, dokumen dan pandangan para ahli. Begitu juga jika dilihat pada

KUHAP, ada lima alat-alat bukti yang sah22

untuk digunakan dalam setiap

pembuktian dan putusan. Maka kedudukan saksi itu terkait dalam alat bukti bagi

melihat benar atau tidak keterangan terdakwa.

Mengikut ketentuan hukum syara’, meletakkan diri sebagai saksi bagi suatu

perkara itu adalah wajib, di mana mereka yang dipanggil untuk menghadirkan diri ke

pengadilan menjadi saksi dari pihak penuntut atau tersangka adalah “Fardhu Ain”.

Dikarenakan hal tersebut maka, melalui kajian teoretik dan praktik dapat

dikonklusikan bahwa menjadi seorang saksi merupakan kewajiban hukum bagi setiap

orang.

22 Pasal 184 ayat (1) telah menyebut lima alat-alat bukti yang sah digunakan dalam setiap

pembuktian dan putusan. Alat bukti tersebut ialah: keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk

dan keterangan terdakwa.

Page 31: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

D. Macam-Macam Saksi

i. Syahadah al-Hisbah

Saksi hanya akan memberikan keterangan apabila dakwaan yang terkait

dengan hak yang disaksikannya dikemukakan dan pendakwa atau penuntut umum

memanggilnya untuk memberi keterangan.23

Syahadah al-Hisbah ini merupakan

keadaan di mana saksi itu tampil dengan sendiri dan memberi kesaksian tanpa

didahului oleh sebarang dakwaan dan tidak ada permintaan daripada mana-mana

pihak.

Sesungguhnya para fuqaha telah mentakrifkan Syahadah al-Hisbah ini dengan

bahwa ia adalah ibarat daripada pemberian kesaksian oleh saksi pada permulaan

tanpa sebarang permintaan dan dakwaan yang dikemukakan oleh mana-mana

pihak yang menuntut maupun yang mendakwa.

Kesaksian ini akan diterima pakai pada hak-hak yang terkait dengan Allah

SWT, seperti minum khamar, mencuri, merampok. Ia juga diterima pakai pada

zakat, pemerdekaan budak, wasiat dan wakaf pada fuqara’ serta maslahat

umum.24

23 Abdul Karim Zaidan, Sistem Kehakiman Islam, (Kuala Lumpur: Pustaka Haji Abdul Majid,

1997), h.75.

24 Ibid, h. 76.

Page 32: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

ii. Kesaksian atas Kesaksian

Secara eksplisit, titik tolak perkara pidana adalah mencari, mendapatkan

kebenaran material dan mempertahankan kepentingan publik. Prinsip

pemeriksaan dalam persidangan sangat penting eksistensinya karena merupakan

salah satu elemen agar persidangan dinyatakan sah dan tidak diancam supaya

adanya pembatalan.25

Dalam usaha mendapatkan kesaksian, adakalanya saksi asal tidak berupaya

atau gagal memberikan kesaksian mereka atas alasan tertentu baik dikarenakan

saksi itu mati, hilang, sakit, atau dalam tawanan musuh. Dalam keadaan semacam

ini, tentulah persidangan menjadi terganggu, manakala hak orang yang bertikai

akan tersekat dan keadilan tidak dapat dicapai.26

iii. Kesaksian Dengar Cakap

Secara umumnya, setiap peradilan memerlukan keterangan kesaksian secara

langsung untuk memberikan pembuktian atau menolak sesuatu fakta persoalan.

Kesaksian dengar cakap lebih diketahui daripada difahami. Ini disebabkan

perkataan dengar cakap boleh memberikan berbagai-bagai maksud dan juga ianya

mempunyai makna yang kabur. 27

25 Lilik Mulyadi, ibid, (Bandung: PT Alumni, 2007), h. 140. 26 Lihat Afridah Abas, ibid, h. 218.

27 Ahmad Ibrahim, Al-Ahkam (Penghakiman dan Kepeguaman),(Kuala Lumpur: Dewan

Bahasa dan Pustaka, 1997), h. 115.

Page 33: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Kesaksian berdasarkan dengar cakap ialah kesaksian yang diberi oleh

seseorang di hadapan hakim berdasarkan apa yang didengar oleh saksi tersebut

berkenaan sesuatu perkara yang informasinya telah tersebar luas dan diketahui.

Menurut Muhammad Zaid al-Anbani, informasi itu perlulah masyhur dan

tersebar luas serta sampai secara mutawatir kepada orang yang menjadi saksi

kepada khabar tersebut.28

Muhammad Zaid al-Anbani berpandangan pada asalnya

seorang saksi tidak harus memberikan kesaksiannya melainkan dalam perkara

yang dilihat dan dipastikannya. Berdasarkan prinsip istihsan dan keperluan, maka

ulama telah mengharuskan kesaksian melalui cara ini karena jika tidak, kebenaran

akan hilang dan keadilan tidak akan dapat ditegakkan.29

Kesaksian pada asalnya dibuat bagi perkara yang telah dilihat dan dipastikan

sendiri oleh saksi. Fuqaha telah membuat beberapa pengecualian dalam beberapa

masalah.

Mereka mengharuskan seseorang itu memberi kesaksiannya walaupun ia tidak

melihat dan tidak dapat memastikannya dalam perkara nasab, kematian, nikah,

persetubuhan dengan istri, perlantikan hakim dan wakaf. Selain enam perkara

tersebut, sebahagian ulama telah menambah tiga perkara lagi yaitu perbudakkan,

memerdekakan budak dan mahar. Kesaksian berdasarkan dengar cakap

merupakan salah satu cara memberi keterangan berdasarkan kesaksian. Cara ini

28 Mahmod Saedon, ibid, h. 93.

29 Ibid, h. 94.

Page 34: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

bukan keterangan biasa dan bukan juga sekadar memberi keterangan berdasarkan

khabar yang didengar atau diperolehi daripada orang ramai pada tahap

keterangan, tetapi hendaklah pada tahap kesaksian.30

Walaupun prinsip ini terdapat persamaan dengan prinsip khabar mutawatir,

khabar istifadah dan khabar ahad dalam undang-undang keterangan Islam yang

telah disebutkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam al-Turuq al-Humiah,

cara penyampaiannya disampaikan berdasarkan kesaksian, tetapi setakat

keterangan sudah cukup memadai.

iv. Saksi Mahkota

Saksi mahkota dikenal dalam praktik pengadilan di Nederland, yaitu salah

seorang terdakwa yang paling ringan peranannya dalam pelaksanaan kejahatan

itu, misalnya delik narkoba atau terorisme dikeluarkan dari daftar terdakwa dan

dijadikan saksi. Dasar hukumnya ialah asas oportunitas yang ada di tangan jaksa

untuk menuntut atau tidak menuntut seseorang ke pengadilan baik dengan syarat

maupun tanpa syarat.

Dalam hal saksi mahkota, syaratnya ialah dia bersedia membongkar komplotan

itu. Di Italia sudah diciptakan suatu undang-undang mengenai saksi mahkota. Jika

terdakwa yang paling ringan kesalahannya dalam komplotan itu tidak dapat

dibiarkan begitu saja tanpa mendapat pidana karena perbuatannya juga dipandang

sangat serius, maka jaksa dapat berunding dengan dia jika dia bersedia

30 Ibid

Page 35: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

membongkar jaringan komplotan itu dia akan dituntut pidana lebih ringan

dibanding teman berbuatnya.31

31 Andi Hamzah, ibid, h.271-272.

Page 36: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

BAB III

KEDUDUKAN SAKSI PERKARA PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG

ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA

Pembuktian tentang benar tidaknya terdakwa melakukan perkara yang telah

didakwakan, merupakan bagian yang terpenting dalam acara pidana. Dalam hal

seperti inilah yang membuatkan hak asasi manusia dipertaruhkan. Ini disebabkan, jika

seorang yang didakwakan itu telah dinyatakan terbukti melakukan perbuatan yang

didakwakan berdasarkan alat bukti yang didatangkan dan ia juga disertai dengan

keyakinan hakim, padahal ianya tidak benar. 32

Dalam peradilan, keterangan seseorang saksi bagi suatu keterangan sebagai

bukti menyokong atau keterangan yang membawa sabitan adalah merupakan fakta

penting bagi seseorang hakim untuk menjatuhkan vonis ataupun menolaknya.

Keterangan saksi dalam peradilan bukan saja menjadi alat pertimbangan bagi

hakim, malah para saksi itu juga merupakan kuasa pemutus bagi suatu perkara,

karena tiap putusan yang dibuat oleh seorang hakim, atau jemaah hakim adalah

mengikut keterangan-keterangan yang didatangkan dari para saksi dan penilaian

hakim di atas kebenaran atau kepalsuan keterangan yang telah dibuat oleh para saksi

itu.

32 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h. 245.

Page 37: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

A. Saksi sebagai Alat Bukti

Syahadah merupakan kesaksian yang diberikan oleh saksi dan dianggap

pembuktian yang terkuat dalam undang-undang acara karena mengikat hakim dalam

membuat sesuatu putusan perkara.

Keterangan saksi di hadapan hakim adalah salah satu cara menetapkan hukum

yang penting dalam perundangan. Ia juga merupakan salah satu saluran untuk

menentukan hak yang didakwa. Undang-undang ini meliputi segala penyataan yang

dibenarkan atau dikehendaki oleh mahkamah yang dibuat di hadapannya oleh saksi-

saksi berhubungan dengan perkara-perkara fakta yang disiasat. Penyataan sedemikian

disebut keterangan lisan.

Pada umumnya, alat bukti keterangan saksi merupakan alat bukti yang paling

utama dalam perkara pidana. Boleh dikatakan, tidak ada perkara pidana yang luput

dari pembuktian alat bukti keterangan saksi. Hampir semua pembuktian perkara

pidana, selalu bersandar kepada pemeriksaan keterangan saksi. Sekurang-kurangnya

di samping pembuktian dengan alat bukti yang lain, masih selalu diperlukan

pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi.

Orang yang membuat tuntutan atau pendakwaan diminta untuk memberikan

keterangan atau bukti untuk menyokong tuntutan atau pendakwaan tersebut.33

33 Lihat Zulfakar Ramlee, Al-Qarinah: Pemakaiannya dalam Litigasi Mal dan Jenayah,

dalam Nasimah Hussin, dkk, Undang-Undang Islam: Jenayah, Keterangan dan Prosedur, (Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), h.187.

Page 38: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Kegagalan plaintif atau pendakwa membawa alat bukti akan menyebabkan kasus

tersebut ditolak.

Keperluan mendatangkan keterangan dan alat bukti bukan saja menjadi amalan

yang telah ditunjukan oleh Nabi Muhammad SAW, dan para ulama silam bahkan kini

telah dikanunkan dan dikuatkuasakan di setiap mahkamah di Malaysia juga di

Indonesia.

Kedudukan saksi yang terdapat di dalam Undang-Undang Acara Malaysia dan

Indonesia adalah seperti berikut:

UNDANG-UNDANG KETERANGAN

1950(AKTA 56)

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM

ACARA PIDANA (KUHAP)

Seksyen 118: Siapa yang boleh

memberikan keterangan.

Semua orang adalah kompeten

memberi keterangan melainkan jika

mahkamah berpendapat bahwa mereka

tidak boleh memahami soalan-soalan

yang dikemukakan kepada mereka atau

tidak dapat memberi jawapan-jawapan

yang rasional kepada soalan-soalan itu

oleh karena umurnya terlalu muda,

terlalu tua, karena penyakit, baik

Pasal 162:

(1) Jika saksi sesudah memberi

keterangan dalam penyidikan

meninggal dunia atau karena halangan

yang sah tidak dapat hadir di sidang

atau tidak dipanggil karena jauh tempat

kediaman atau tempat tinggalnya atau

karena sebab lain yang berhubungan

dengan kepentingan negara, maka

keterangan yang telah diberikannya

dibacakan.

Page 39: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

penyakit tubuh maupun penyakit otak,

atau oleh apa-apa sebab lain yang

seumpamanya.

(2) Jika keterangan itu sebelumnya

telah diberikan di bawah sumpah, maka

keterangan itu disamakan nilainya

dengan keterangan saksi di bawah

sumpah yang di ucapkan di sidang.

Seksyen 119: Saksi Bisu

(1) Seseorang saksi yang tidak dapat

bercakap boleh memberi keterangannya

dengan apa-apa cara lain yang

dengannya keterangan itu mudah

difahami, seperti misalnya, dengan

tulisan atau isyarat: tetapi tulisan dan

isyarat tersebut harus ditulis dan dibuat

dalam mahkamah terbuka.

(2) Keterangan yang diberi sedemikian

hendaklah disifatkan sebagai

keterangan lisan.

Pasal 163:

Jika keterangan saksi di sidang berbeda

dengan keterangannya yang dapat

dalam berita acara, hakim ketua sidang

mengingatkan saksi tentang hal itu

serta minta keterangan mengenai

perbedaan yang ada dan dicatat dalam

berita acara pemeriksaan sidang.

Pasal 164:

(1) Setiap kali seorang saksi selesai

memberikan keterangan, hakim ketua

sidang menanyakan kepada terdakwa

bagaimana pendapatnya tentang

Page 40: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Seksyen 120: Pihak-pihak dalam

guaman sivil dan istri dan suami.

(1) Dalam semua prosiding sivil, pihak-

pihak dalam guaman itu, dan suami

atau istri kepada mana-mana pihak

dalam guaman itu adalah saksi-saksi

kompeten.

(2) Dalam prosiding jenayah terhadap

seseorang, suami atau istri orng itu

adalah masing-masingnya saksi

kompeten.

(3) Dalam prosiding jenayah, tertuduh

adalah saksi kompeten bagi pihak

dirinya sendiri, dan boleh memberi

keterangan dengan cara yang sama dan

mempunyai kesan dan akibat yang

sama seperti mana-mana saksi lain;

dengan syarat bahwa, setakat mana

pemeriksaan balas itu berhubungan

dengan kebolehpercayaan tertuduh itu,

keterangan tersebut.

(2) Penuntut umum atau penasihat

hukum dengan perantaraan hakim

ketua sidang diberi kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan kepada saksi

dan terdakwa.

(3) Hakim ketua sidang dapat menolak

pertanyaan yang diajukan oleh

penuntut umum atau penasihat hukum

kepada saksi atau terdakwa dengan

memberikan alasannya.

Page 41: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

mahkamah boleh menghadkan

pemeriksaan balas itu setakat yang

difikirkan wajar, walaupun pemeriksaan

balas yang dicadangkan itu mungkin

boleh dibenarkan bagi mana-mana saksi

lain.

Pasal 165:

(1) Hakim ketua sidang dan hakim

anggota dapat minta kepada saksi

segala keterangan yang dipandang

perlu untuk mendapatkan kebenaran.

(2) Penuntut umum, terdakwa atau

penasihat hukum dengan perantaraan

hakim ketua sidang diberi kesempatan

untuk mengajukan pertanyaan kepada

saksi.

(3) Hakim ketua sidang dapat menolak

pertanyaan yang diajukan oleh

penuntut umum, terdakwa atau

penasihat hukum kepada saksi dengan

memberikan alasannya.

(4) Hakim dan penuntut umum atau

terdakwa atau penasihat hukum dengan

perantaraan hakim ketua sidang, dapat

saling menghadapkan saksi untuk

menguji kebenaran keterangan mereka

masing-masing.

Page 42: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Seksyen 126: Komunikasi profesional.

(1) Seseorang peguambela tidak boleh

pada bila-bila masa dibenar, melainkan

dengan persetujuan nyata kliennya,

mendedahkan apa-apa komunikasi yang

telah diberi kepadanya dalam masa dan

bagi maksud dia digunakhidmat sebagai

peguambela itu oleh atau bagi pihak

kliennya, atau menyatakan kandungan

atau keadaan sesuatu dokumen yang

telah diketahuinya dalam masa dan bagi

maksud perkhidmatan profesionalnya,

atau mendedahkan apa-apa nasihat yang

telah diberi olehnya kepada kliennya

dalam masa dan bagi maksud dia

digunakhidmat sedemikian:

Dengan syarat bahawa tiada apa-apa

jua dalam seksyen ini boleh melindungi

dari didedahkan-

(a) apa-apa komunikasi itu yang

dibuat bagi membolehkan tercapainya

Pasal 166:

Pertanyaan yang bersifat menjerat tidak

boleh diajukan kepada terdakwa

maupun kepada saksi.

Pasal 168:

Kecuali ketentuan lain dalam undang-

undang ini tidak dapat didengar

keterangannya dan dapat

mengundurkan diri sebagai saksi:

a. keluarga sedarah atau semenda

dalam garis lurus ke atas atau ke bawah

sampai derajat ketiga dari terdakwa

atau yang bersama-sama sebagai

terdakwa;

b. saudara dari terdakwa atau yang

bersama-sama sebagai terdakwa,

saudara ibu atau saudara bapak, juga

mereka yang mempunyai hubungan

karena perkawinan dan anak-anak

saudara terdakwa sampai derajat

ketiga;

Page 43: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

apa-apa maksud yang menyalahi

undang-undang;

(b) apa-apa fakta yang diketahui oleh

seseorang peguambela dalam

penjalanan perkhidmatannya

sedemikian yang menunjukkan

bahawa sesuatu jenayah atau fraud

telah dilakukan sejak dia mula

digunakhidmat.

(2) Adalah tak material sama ada

perhatian peguambela itu telah diarah

atau tidak diarahkan kepada fakta itu

oleh atau bagi pihak kliennya.

c. suami atau istri terdakwa

meskipun sudah bercerai atau yang

bersama-sama sebagai terdakwa.

.

Seksyen 128: Keistimewaan tidak

terlepas jika keterangan diberi

secara sukarela.

Jika mana-mana pihak dalam guaman

memberi keterangan dalam guaman itu,

sama ada atas kehendaknya sendiri atau

selainnya, maka dia tidak boleh

disifatkan dengan yang demikian itu

Pasal 169:

(1) Dalam hal mereka sebagaimana

dimaksud dalam pasal 168

menghendakinya dan penuntut umum

serta terdakwa secara tegas

menyetujuinya dapat memberikan

keterangan di bawah sumpah.

(2) Tanpa persetujuan sebagaimana

Page 44: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

sebagai telah bersetuju terhadap

pendedahan seperti yang tersebut dalam

seksyen 126;dan jika mana-mana pihak

dalam guaman atau prosiding

memanggil mana-mana peguambela itu

sebagai saksi, dia hendaklah disifatkan

sebagai telah bersetuju terhadap

pendedahan itu hanya jika dia menyoal

peguambela itu mengenai perkara-

perkara yang mana, jika tidak karena

soalan itu peguambela itu tidak bebas

mendedahkannya.

dimaksud dalam ayat (1), mereka

diperolehkan memberikan keterangan

tanpa sumpah

Seksyen 132: Saksi tidak dikecualikan

daripada menjawab soalan atas

alasan bahawa jawapan itu akan

melibatkannya dalam jenayah.

(1) Seseorang saksi tidak boleh

dikecualikan daripada menjawab apa-

apa soalan mengenai apa-apa perkara

yang relevan dengan perkara isu dalam

sesuatu guaman, atau dalam sesuatu

Pasal 171:

Yang boleh diperiksa untuk memberi

keterangan tanpa sumpah ialah:

a. anak yang umurnya belum cukup

lima belas tahun dan belum pernah

kawin.

b. orang sakit ingatan atau sakit jiwa

meskipun kadang-kadang ingatannya

baik kembali.

Page 45: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

prosiding sivil atau jenyah, atas alasan

bahawa jawapan kepada soalan itu akan

melibatkannya dalam jenayah, atau

mungkin secara langsung atau secara

tak langsung melibatkannya dalam

jenayah, atau bahawa jawapan itu akan

mendedahkan atau mungkin secara

langsung atau secara tak langsung

mendedahkan saksi itu kepada apa jua

jenis penalti atau lucuthak, atau bahawa

jawapan itu akan membuktikan atau

mungkin akan membuktikan yang dia

berhutang atau selainnya tertakluk

kepada guaman sivil oleh Kerajaan

Malaysia atau oleh mana-mana

Kerajaan Negeri atau oleh seorang lain.

(2) Tiada apa-apa jawapan yang

seseorang saksi dipaksa oleh mahkamah

supaya memberinya boleh

menyebabkan dia ditangkap atau

didakwa, atau boleh dibuktikan

Pasal 178:

(1) Jika terdakwa atau saksi bisu atau

tuli serta tidak dapat menulis, hakim

ketua sidang mengangkat sebagai

penterjemah orang yang pandai bergaul

dengan terdakwa atau saksi itu.

(2) Jika terdakwa atau saksi bisu atau

tuli tetapi dapat menulis, hakim ketua

sidang menyampaikan semua

pertanyaan atau teguran kepadanya

secara tertulis kepada terdakwa atau

saksi tersebut diperintahkan untuk

menulis jawaban-jawabannya dan

selanjutnya semua pertanyaan

jawabannya harus dibacakan.

Pasal 185:

(1) Keterangan saksi sebagai alat bukti

ialah apa yang saksi nyatakan di sidang

pengadilan.

(2) Keterangan seorang saksi saja tidak

cukup untuk membuktikan bahwa

Page 46: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

terhadapnya dalam sesuatu prosiding

jenayah, kecuali pendakwaan kerana

memberi keterangan palsu melalui

jawapan itu.

(3) Sebelum memaksa seseorang saksi

menjawab sesuatu soalan yang

jawapannya akan melibatkannya dalam

jenayah atau mungkin secara langsung

atau secara tidak langsung

melibatkannya dalam jenayah,

mahkamah hendaklah menghuraikan

kepada saksi itu maksud subseksyen

(2).

terdakwa bersalah terhadap perbuatan

yang didakwakan kepadanya.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2) tidak berlaku apabila

disertai dengan suatu alat bukti yang

sah lainnya.

(4) Keterangan beberapa saksi yang

berdiri sendiri-sendiri tentang suatu

kejadian atau keadaan dapat digunakan

sebagai suatu alat bukti yang sah

apabila keterangan saksi itu ada

hubungannya satu dengan yang lain

sedemikian rupa, sehingga dapat

membenarkan adanya suatu kejadian

atau keadaan tertentu.

Seksyen 133: Rakan sejenayah.

Seseorang rakan sejenayah adalah saksi

yang kompeten terhadap orang

tertuduh; dan sesuatu sabitan bukanlah

(5) Baik pendapat maupun rekaan,

yang diperoleh dari hasil pemikiran

saja, bukan merupakan keterangan

saksi.

Page 47: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

tak sah di sisi undang-undang semata-

mata oleh sebab sabitan itu terbit dari

testimoni tak disokong yang diberi oleh

rakan sejenayah.

(6) Dalam menilai kebenaran

keterangan seorang saksi, hakim harus

dengan sungguh-sungguh

memperhatikan :

a. persesuaian antara keterangan saksi

atau satu dengan lain;

b. persesuaian antara keterangan saksi

dengan alat bukti lain;

c. alasan yang mungkin dipergunakan

oleh saksi untuk memberi keterangan

yang tertentu.

d. cara hidup dan kesusilaan saksi serta

segala sesuatu yang pada umumnya

dapat mempengaruhi dapat tidaknya

keterangan itu dipercaya.

Seksyen 133A. Keterangan seseorang

kanak-kanak yang masih muda.

Jika dalam sesuatu prosiding terhadap

seseorang kerana sesuatu kesalahan,

seseorang kanak-kanak yang masih

(7) Keterangan dari saksi yang tidak

disumpah meskipun sesuai satu dengan

yang lain, tidak merupakan alat bukti,

namun apabila keterangan itu sesuai

keterangan dari saksi yang disumpah

Page 48: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

muda yang dipanggil sebagai saksi

adalah pada pendapat mahkamah tidak

faham apa sebenarnya suatu sumpah

itu, keterangannya boleh diterima,

walaupun diberi dengan tidak

mengangkat sumpah, jika, pada

pendapat mahkamah, dia telah cukup

akal bagi membolehkan keterangannya

diterima, dan dia faham tentang

kewajipan bercakap benar; dan

keterangannya, walaupun diberi dengan

tidak mengangkat sumpah, tetapi

sebaliknya diambil dan dituliskan

menurut seksyen 269 Kanun Prosedur

Jenayah bagi Negeri-Negeri Melayu

Bersekutu hendaklah disifatkan sebagai

suatu deposisi dalam erti seksyen itu:

Dengan syarat bahawa, jika

keterangan yang diterima menurut

seksyen ini diberi bagi pihak pendakwa,

tertuduh itu tidak boleh disabitkan atas

dapat dipergunakan sebagai tambahan

alat bukti sah yang lain.

Page 49: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

kesalahan itu melainkan jika keterangan

itu disokong dengan keterangan-

keterangan material lain yang

menyokong keterangan tersebut dan

melibatkannya.

Seksyen 134: Bilangan saksi.

Tiada apa-apa bilangan tertentu

mengenai saksi dikehendaki dalam

sesuatu kes untuk membuktikan sesuatu

fakta.

Melalui kajian teoretis dan praktik dapat dikonklusikan bahwa menjadi seorang

saksi merupakan kewajiban hukum bagi setiap orang. Apabila seseorang yang

dipanggil menjadi saksi, tetapi menolak atau tidak mau hadir di depan persidangan,

saksi tersebut supaya dihadapkan ke persidangan Pasal 159 ayat (2).34

Di dalam Pasal 185 ayat (5), dinyatakan bahwa baik pendapat maupun rekaan,

yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan saksi. Dalam

keterangan sak si tidak termasuk keterangan yang diperoleh dari orang lain atau yang

disebutkan dalam ilmu hukum acara pidana adalah testimonium de auditu atau

hearsay evidence. Dalam pasal 301 ayat (1) HIR dahulu, hanya dikatakan bahwa

34 Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana (Normatif, Teoretis, Praktik dan Permasalahannya),

(Bandung: PT Alumni, 2007), h. 170.

Page 50: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

keterangan saksi haruslah mengenai hal-hal dan keadaan-keadaan yang dialami,

dilihat, atau didengar olehnya sendiri.35

Sesuai dengan penjelasan KUHAP yang mengatakan kesaksian de auditu tidak

diterima sebagai alat bukti, dan selaras pula dengan tujuan hukum acara pidana yaitu

mencari kebenaran materiil, dan pula untuk perlindungan terhadap hak-hak asasi

manusia, di mana keterangan seorang saksi yang hanya mendengar dari orang lain,

tidak terjamin kebenarannya, maka kesaksian de auditu tidak patut digunakan.

Namun demikian, kesaksian de auditu perlu pula didengar oleh hakim, walaupun

tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti kesaksian tetapi dapat memperkuat

keyakinan hakim yang bersumber kepada dua alat bukti yang lain. Dalam Hukum

Acara Pengadilan Negeri yang ditulis oleh S.M Amin menolak kesaksian de auditu

sebagai alat bukti kesaksian yang mengatakan sebagai berikut.

Memberi daya bukti kepada kesaksian-kesaksian de auditu berarti, bahwa syarat

“didengar, dilihat atau dialami sendiri” tidak dipegang lagi. Sehingga memperoleh

juga dengan tidak langsung daya bukti, keterangan-keterangan yang diucapkan oleh

seseorang di luar sumpah. Umpama A menceritakan kepada B, ia melihat C pada

suatu malam mencari D dengan pisau terhunus dan muka yang membayangkan

kemarahan. Keesokan harinya kedapatan mayat D terdampar di suatu jalan sepi

dengan beberapa tusukan di badan.

35 Ibid, h.260.

Page 51: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Dalam sidang pengadilan, dalam pemeriksaan pembunuhan atas D, maka B

didengar sebagai saksi. Ia menceritakan apa yang pernah didengarnya dari A yang

tidak didengar oleh karena telah meninggal. Ini berarti, bahwa keterangan-keterangan

yang dipergunakan untuk menciptakan bukti adalah keterangan-keterangan saksi B,

bukan keterangan A yang seharusnya didengar sebagai saksi.

Manakala di dalam Seksyen 226 Akta Prosedur Jinayah Syariah (WP) 1997 [Akta

560] menyatakan:

Dalam mana-mana prosiding di bawah Akta ini, Mahkamah hendaklah mematuhi

segala peruntukan hukum berhubung dengan bilangan, kedudukan atau kualiti

saksi atau keterangan yang dikehendaki untuk membuktikan apa-apa fakta.

B. Syarat-Syarat

Pada umumnya semua orang dapat menjadi saksi. Akan tetapi, dalam hal eksepsional

sifatnya seseorang tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri

sebagai saksi.

Dalam hukum Acara Pidana Islam, ada membincangkan syarat bagi

membolehkan saksi tersebut diterima dan seterusnya memberikan kesaksiannya.

Syarat saksi tersebut dibagikan kepada dua jenis yaitu syarat penerimaan dan syarat

penyampaian.36

36 Mahmud Saedon, Undang-Undang Keterangan Islam, ( Kuala Lumpur: Dewan Bahasa

dan Pustaka, 1990), h.63.

Page 52: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

a) Syarat Penerimaan37

Syarat penerimaan kesaksian atau terkenal dengan syurut al-tahammul ialah

syarat yang wajib ada semasa seseorang itu menerima keterangan saksi. Syarat

tersebut ialah seperti berikut: Berakal dan Melihat.

b) Syarat Penyampaian

Agar keterangan saksi boleh diterima maka seseorang saksi itu hendaklah

memenuhi syarat yang wajib ada padanya semasa penyampaian atau ketika

memberikan keterangan tersebut. Syarat tersebut adalah Islam, sempurna akal,

baligh, adil, kuat ingatan, tiada tohmah, bermaruah, merdeka, boleh berkata-kata

serta melihat.

Akta Undang-Undang Keterangan Malaysia dan KUHAP Indonesia tidak

menggariskan Islam sebagai syarat wajib yang perlu ada pada tiap saksi karena dalam

duduk perkara pidana, ia tidak menganut keagamaan. Maka dengan itu, Akta

Undang-undang Keterangan 1950, telah menggariskan beberapa syarat yang harus

ada pada tiap orang yang menjadi saksi bagi membolehkan mereka memberi

keterangan. Syarat-syarat yang digariskan adalah:

a. Sempurna Akal

Seksyen 118: Semua orang adalah kompeten memberi keterangan melainkan

jika mahkamah berpendapat bahwa mereka tidak boleh memahami soalan-soalan

yang dikemukakan kepada mereka atau tidak dapat memberi jawaban-jawaban

yang rasional kepada soalan-soalan itu oleh karena umurnya terlalu muda, terlalu

37 Ibid , h.64-65.

Page 53: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

tua, karena penyakit, baik dikarenakan penyakit tubuh atau penyakit otak, atau

oleh apa-apa sebab lain yang seumpamanya.

Dalam Seksyen 87(5) memperuntukkan bagi seseorang yang mempunyai

ingatan yang lemah atau yang pelupa atau mengidap hilang kewarasan akal

adalah berwibawa untuk memberikan keterangan akan tetapi tidak berwibawa

untuk memberikan kesaksian.

b. Boleh Berkata-kata

Saksi haruslah orang yang boleh berkata-kata, akan tetapi jika berhadapan

dengan saksi yang bisu, ia boleh diterima isyaratnya dalam urusan-urusan yang

khusus dengannya sahaja karena darurat. Bagi pendapat Imam Malik dan Imam

Syafii berkata, saksi bisu boleh diterima jika isyaratnya itu dapat difahami

maksudnya.38

Di karenakan itu, maka seksyen 119 (1): telah memperuntukan undang-

undang bagi orang bisu yaitu:

Seksyen 119 (1): Seseorang saksi yang tidak dapat bercakap boleh memberi

keterangannya dengan apa-apa cara lain yang dengannya keterangan itu

mudah difahami, seperti misalnya, dengan tulisan atau isyarat; tetapi tulisan

itu mestilah ditulis dan isyarat itu dibuat dalam mahkamah terbuka.

38 Abdul Karim Zaidan, Sistem Kehakiman Islam, (Kuala Lumpur: Pustaka Haji Abdul Majid,

1997), h.96-97.

Page 54: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Seksyen 88 (1) : Seseorang saksi yang tidak dapat bercakap dibolehkan untuk

memberikan keterangannya mengikut apa-apa cara yang menjadikannya boleh

difahami seperti dengan tulisan atau dengan isyarat.

Seksyen 88 (2): Keterangan yang disebut dalam subseksyen (1) hendaklah

diberikan didalam mahkamah terbuka.

c. Keterangan seseorang kanak-kanak yang masih muda diterima pakai.

Seksyen 133A: menetapkan jika dalam sesuatu prosiding terhadap seseorang

karena sesuatu kesalahan, seseorang kanak-kanak yang masih muda yang

dipanggil sebagai saksi adalah pada pendapat mahkamah tidak faham apa

sebenarnya suatu sumpah itu, keterangannya boleh diterima, walaupun diberi

dengan tidak mengangkat sumpah, jika, pada pendapat mahkamah, dia telah

cukup akal bagi membolehkan keterangannya diterima, dan dia faham tentang

kewajiban berkata benar; dan keterangannya, walaupun diberi dengan tidak

mengangkat sumpah, tetapi sebaliknya diambil dan dituliskan menurut

seksyen 269 Kanun Prosedur Jinayah bagi Negeri-Negeri Melayu Bersekutu39

hendaklah disifatkan sebagai suatu deposisi.

Pasal 171 KUHAP: menerangkan bahwa terdapat pengecualian pada orang

tertentu untuk memberikan kesaksian di bawah sumpah, yaitu:

39 “Negeri” dapat disamakan sebagai Negara Bagian. Umumnya, Negara Bagian di Malaysia

dapat dibagi kepada Negeri-Negeri Melayu Bersekutu, Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu dan Negeri Selat. Negara bagian yang diklasifikasikan sebagai Negeri-Negeri Melayu Bersekutu adalah

Selangor, Pahang, Perak dan Negeri Sembilan, yaitu Negeri-Negeri Melayu yang mendapat intervensi

Residen secara langsung semasa periode penjajahan Inggris di Tanah Melayu. Manakala Negeri-

Negeri Melayu Tidak Bersekutu, adalah Kedah, Perlis, Terengganu, Kelantan,dan Johor. Negeri-

Negeri Selat terdiri daripada Pulau Pinang dan Melaka.

Page 55: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

i. Anak yang umurnya belum cukup lima belas tahun dan belum pernah kawin ;

ii. Orang sakit ingatan atau sakit jiwa meskipun ingatannya baik kembali.

Dalam penjelasan pasal tersebut dikatakan bahwa anak yang belum berumur

lima belas tahun, demikian juga orang yang sakit ingatan, sakit jiwa, sakit gila

meskipun kadang-kadang saja, yang dalam ilmu penyakit jiwa disebut

psychopaat, mereka ini tidak dapat dipertanggungjawabkan secara sempurna

dalam hukum pidana maka mereka tidak dapat diambil sumpah atau janji

dalam memberikan keterangan, karena itu keterangan mereka hanya dipakai

sebagai petunjuk saja.

d. Pihak-pihak dalam guaman sivil dan istri dan suami sebagai saksi kompeten

menurut seksyen120 (2) dan (3).

Seksyen120 (2) dalam prosiding jinayah terhadap seseorang, suami atau istri

orang itu adalah masing-masingnya saksi kompeten. Manakala bagi seksyen (3)

menetapkapkan dalam prosiding jinayah, tertuduh adalah saksi kompeten bagi

pihak dirinya, dan boleh memberi keterangan dengan cara yang sama dan punyai

implikasi dan akibat yang sama seperti mana-mana saksi lain; dengan syarat

bahwa, setakat mana pemeriksaan balas itu berhubung dengan kebolehpercayaan

tertuduh itu, mahkamah boleh menghadkan pemeriksaan balas itu setakat yang

difikirkan wajar, walaupun pemeriksaan balas yang dicadangkan itu mungkin

boleh dibenarkan bagi mana-mana saksi lain.

Page 56: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Di dalam KUHAP, telah ditentukan bahwa kelurga sedarah atau semenda, serta

saudara-saudara dari terdakwa sampai derajat ketiga juga suami dan istri terdakwa

baik keduanya masih bersama atau telah bercerai, maka kesaksiannya tidak boleh

digunapakai.

Kekecualian seseorang daripada menjadi saksi tercantum dalam Pasal 168:

i. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai

derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;

ii. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu

atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan

dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga;

iii. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama

sebagai terdakwa.

Pasal 160 ayat 3, mengatur bahwa tiap-tiap saksi yang ingin memberi keterangan

akan dikenakan sumpah. Ini dikarenakan pengucapan sumpah itu merupakan syarat

mutlak.

Pasal 185 ayat (4) mengatakan bahwa keterangan beberapa saksi yang berdiri

sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu

alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang

lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau

keadaan tertentu.

Page 57: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Ini dinamai kesaksian berantai (kettingbewijs), yang tersebut juga dalam Pasal

300 ayat (2) HIR. Menurut S.M Amin, kesaksian berantai ada dua macam, yaitu

sebagai berikut.

1. Beberapa kesaksian oleh beberapa saksi, dalam satu perbuatan.

2. Beberapa kesaksian oleh beberapa saksi, dalam beberapa perbuatan.

Contoh bagi kasus kesaksian pertama: Seorang saksi menerangkan bahwa ia

melihat si A (terdakwa) pada jam 12.00 tengah hari tanggal 1 Mei 1993

berjalan di Jalan Tebet Barat Raya, Jakarta. Saksi kedua menerangkan bahwa ia

melihat si A (terdakwa) masuk ke pekarangan rumah nomor 4 di jalan tersebut

pada kira-kira jam 12.00. Saksi ketiga menerangkan bahwa ia melihat si A

(terdakwa) menunggu dan naik taksi jam 13.00 tanggal 1 Mei 1993 di tepi

Jalan Tebet Barat Raya, Jakarta sambil membawa sebuah televisi.

Keterangan-keterangan para saksi tersebut yang berdiri sendiri-sendiri tersebut

berantai, dan menjadi bukti bahwa si A telah mencuri sebuah televisi kepunyaan si C

di rumah nomor 4 Jalan Tebet Barat Raya, Jakarta yang melaporkan kepada polisi

bahwa ia telah kehilangan televisi di rumah tersebut kira-kira pada jam 12.30 tanggal

1 Mei 1993.

Menurut KUHAP,“ keterangan satu saksi bukan saksi ”, hanya berlaku pada

pemeriksaan biasa dan pemeriksaaan singkat, tidak berlaku bagi pemeriksaan cepat.

Hal ini dapat disimpulkan dari penjelasan Pasal 184 KUHAP sebagai berikut.“ Dalam

acara pemeriksaan cepat, keyakinan hakim cukup didukung satu alat bukti yang sah ”.

Page 58: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Ditinjau dari segi nilai dan kekuatan pembuktian atau “the degree of evidence”

keterangan saksi, agar ia mempunyai nilai serta kekuatan pembuktian, perlu

diperhatikan bebrapa pokok ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang saksi.

Artinya, agar keterangan seorang saksi dapat dianggap sah sebagai alat bukti yang

memiliki nilai ketentuan pembuktian, harus dipenuhi aturan ketentuan sebagai

berikut:

a) Harus mengucapkan sumpah atau janji. Adapun sebagian saksi tidak

diharuskan mengucapkan sumpah seperti yang ditentukan di dalam Undang-

Undang Keterangan Malaysia seksyen 133A dan KUHAP pasal 171.

b) Keterangan saksi yang bernilai sebagai bukti.

Tidak semua keterangan saksi yang mempunyai nilai sebagai alat bukti.

Keterangan saksi yang mempunyai nilai ialah keterangan yang sesuai dengan apa

yang dijelaskan di dalam Seksyen 47 (1)40

menjelaskan bahwa keterangan lisan

hendaklah diberikan secara langsung, iaitu:

a) Jika ia merujuk kepada fakta yang boleh dilihat, maka ia mestilah

keterangan saksi yang mengatakan dia telah melihat fakta itu;

b) Jika ia merujuk kepada fakta yang boleh didengar, maka ia mestilah

keterangan saksi yang mengatakan dia telah mendengar fakta itu;

40 Enakmen Keterangan Mahkamah Syariah (Perak), 2004.

Page 59: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

c) Jika ia merujuk kepada fakta yang boleh ditanggap melalui apa-apa

deria rasa yang lain atau dengan apa-apa cara lain, maka ia mestilh keterangan

saksi yang mengatakan dia telah menanggapnya dengan deria rasa itu.

KUHAP juga menjelaskan perihal batasan keterangan saksi secara eksplisit Pasal

1 angka 27, menentukan,

i. Yang saksi lihat sendiri;

ii. Saksi dengar sendiri;

iii. Dan saksi alami sendiri;

iv. Serta menyebut alasan dari pengetahuannya itu.

c) Keterangan saksi harus diberikan di sidang pengadilan.

Agar supaya keterangan saksi dapat dinilai sebagai alat bukti, keterangan itu

harus yang dinyatakan di sidang pengadilan. Hal ini sesuai dengan penegasan

yang terdapat di dalam pasal 185(1).

d) Keterangan bilangan saksi.

Supaya keterangan saksi dapat dianggap cukup membuktikan kesalahan seorang

terdakwa harus dipenuhi paling sedikit atau sekurang-kurangnya dengan dua alat

bukti. Jika dilihat pada seksyen 134, ia tidak menkhususkan kuantiti saksi akan

tetapi pada pasal 185(2) telah dinyatakan bahwa keterangan seorang saksi saja

belum dapat dianggap sebagai alat bukti yang cukup untuk membuktikan

kesalahan terdakwa, atau “unus testis nullus testis”.

Page 60: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

C. Pemeriksaan Saksi41

Keterangan daripada para saksi merupakan aspek penting dalam menghadapi

perbicaraan sesuatu perkara. Tanpanya, maka tuntutan yang dibuat oleh seseorang

plaintif atau penafian yang dibuat oleh seseorang responden tidak akan memberikan

apa-apa makna.

Ketiadaan keterangan atau alat bukti boleh membuka ruang kepada unsur

kepalsuan dan penipuan. Begitu juga, keterangan yang diberikan itu, jika tidak di

dalami, akan memberikan kesempatan atau peluang kepada orang yang tidak

berakhlak untuk mempengaruhi hakim sedangkan alat bukti yang diberikan itu

sebenarnya tidak betul dan tidak beretika.42

Karena menginsafi kepelbagaian kemungkinan itu, maka sesuatu keterangan atau

bukti mestilah dipastikan baik ia benar atau sebaliknya dan dikarenakan menyadari

hakikat kepentingan yang tersebut itu, maka kedudukan saksi perlulah diambil

perhatian agar tidak berlaku ketidakadilan kepada mahkamah dalam membuat sesuatu

putusan.43

Salah satu aspek yang perlu diambil kira ialah pemeriksaan saksi. Dari segi

perundangan, pemeriksaan saksi merupakan pemeriksaan terhadap kejujuran

seseorang saksi yang didatangkan oleh pihak pendakwa. Kebolehpercayaan ini

41 “Pemeriksaan saksi” dalam ungkapan Bahasa Inggeris dikenali sebagai examination of

witness atau secara umumnya lebih dikenali dengan testimoni saksi.

42 Lihat Hamid Jusoh, Tazkiyah Al-Syuhud, dalam Nasimah Hussin, dkk, Undang-Undang

Islam: Jenayah, Keterangan dan Prosedur, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), h.

161-162.

43 Ibid

Page 61: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

penting bagi memastikan agar tidak timbul sebarang keraguan terhadap diri saksi

tersebut.

Pemeriksaan saksi merujuk juga kepada satu bentuk pemeriksaan yang dijalankan

oleh mahkamah bagi memastikan baik keterangan seseorang saksi yang terkaitan itu

boleh diterima atau tidak serta bertujuan untuk mengisytiharkan saksi itu adil atau

sebaliknya.44

Ini bagi memastikan bahwa hakim tidak terperangkap dalam menerima

keterangan daripada saksi yang fasiq. Walau bagaimanapun, harus diingat bahwa

sekiranya seseorang saksi itu telah diketahui akan keadilannya, maka pemeriksaan

saksi ini tidak lagi diperlukan.

Di Malaysia, dapat dilihat melalui Akta Keterangan 1950 yang terkandung dalam

seksyen 135 hingga 166, yang secara keseluruhannya merujuk kepada pemeriksaan

saksi tentang fakta yang disaksikan atau yang didengar atau diingati oleh para saksi.

Berdasarkan seksyen 135, susunan bagaimana saksi-saksi dikemukakan dan

diperiksa hendaklah menurut undang-undang dan amalan yang ada pada masa itu

berhubung dengan acara sivil dan jinayah masing-masing, dan sekiranya tiada

undang-undang sedemikian, maka susunan itu hendaklah menurut budi bicara

mahkamah.

Manakala dalam seksyen 137, terkait dengan pemeriksaan utama, pemeriksaan

balas, pemeriksaan semula. Dalam subseksyen:

44 Ibid, h.164.

Page 62: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

1) Pemeriksaan seseorang saksi oleh pihak yang memanggilnya hendaklah disebut

pemeriksaan utamanya.

2) Pemeriksaan seseorang saksi oleh pihak lawan hendaklah disebut pemeriksaan

balasnya.

3) Jika seseorang saksi telah diperiksa oleh pihak yang telah memanggilnya, maka

pemeriksaan itu hendaklah disebut pemeriksaan semulanya.

Dalam seksyen 138 diatur mengenai susunan pemeriksaan dan arahan bagi

pemeriksaan semula. Jika dilihat dalam seksyen 138 (1), saksi-saksi hendaklah mula-

mula diperiksa utama, kemudiannya diperiksa ulang jika pihak lawan

menghendakinya, kemudian diperiksa ulang lagi oleh pihak yang memanggil para

saksi tersebut.

Dalam hal pemeriksaan saksi ini juga dapat dilihat, apabila sesuatu soalan

yang berhubungan dengan sesuatu perkara yang tidak relevan dengan guaman atau

prosiding perkara itu, maka mahkamah dapatlah memutuskan baik saksi itu boleh

dipaksa menjawab soalan itu atau tidak.

Pemeriksaan saksi juga telah ditentukan dalam Pasal 160 KUHAP bahwa

yang pertama-tama didengar keterangannya, adalah korban yang menjadi saksi. Satu

hal yang perlu diperhatikan adalah ketentuan dalam pasal itu yang mengatakan bahwa

saksi, baik yang menguntungkan maupun yang memberatkan terdakwa, yang

tercantum dalam surat perlimpahan perkara dan atau yang diminta oleh terdakwa atau

penasihat hukum atau penuntut umum selama berlangsungnya sidang atau sebelum

Page 63: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

dijatuhkannya putusan, hakim ketua sidang wajib mendengar keterangan saksi

tersebut.

Di muka penyidik, saksi diperiksa dengan tidak diangkat sumpah, kecuali

apabila melihat ada cukup alasan untuk diduga bahwa saksi tersebut tidak akan hadir

dalam pemeriksaan di pengadilan.

Misalnya jika ada kekhuwatiran bahwa saksi itu dalam pemeriksaan dimuka

pengadilan kelak tidak akan dapat hadir karena ia akan meninggal dunia atau akan

keluar negara untuk waktu yang lama. Dalam hal yang sedemikian, maka saksi

diperiksa dengan disumpah terlebih dahulu. Apabila ternyata saksi tersebut tidak

dapat hadir di muka pengadilan, maka berita acara pemeriksaan saksi yang telah

disumpah terlebih dahulu itu cukup dibaca di muka pengadilan, dan keterangan itu

disamakan nilainya dengan keterangan saksi di bawah sumpah yang diucapkan di

dalam sidang.45

Dalam hal kewajiban saksi mengucapkan sumpah atau janji, KUHAP masih

mengikuti peraturan lama (HIR), di mana ditentukan bahwa pengucapan sumpah

merupakan syarat mutlak suatu kesaksian sebagai alat bukti. Dalam Pasal 160 ayat

(3) KUHAP dikatakan bahwa sebelum memberi keterangan, saksi wajib

mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya masing-masing, bahwa ia akan

memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak lain daripada yang sebenarnya.

45 Ansorie Sabuan,dkk, Hukum Acara Pidana, (Bandung: Angkasa, 1990), h. 110.

Page 64: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Pasal 162 ayat (1) mengatur bahwa jika saksi sesudah memberi keterangan

dalam penyidikan meninggal dunia atau karena halangan yang sah tidak dapat hadir

di sidang, atau tidak dipanggil karena jauh tempat kediaman atau tempat tinggalnya

atau karena sebab lain yang berhubung dengan kepentingan negara, maka keterangan

yang telah diberikannya itu dibacakan.

Manakala ayat (2) menyatakan jika keterangan itu sebelumnya telah diberikan

di bawah sumpah, maka keterangan itu disamakan nilainya dengan keterangan saksi

di bawah sumpah yang diucapkan di sidang.

Seorang saksi dalam memberikan keterangan dalam satu proses sidang, tidak

mengecualikannya daripada menjadi seorang terduga atau tersangka yang melakukan

tindak pidana. Jika dilihat pada persidangan perkara pidana, dalam usaha mencari

kebenaran materiel, tidak jarang ditemukan bahwa sebenarnya saksi tersebut

ditenggarai mempunyai indikasi juga sebagai pelaku tindak pidana.46

Berdasarkan keadaan seperti ini, terhadap saksi yang sedemikian ada dua

polarisasi penyelesaiannya. Pertama, Majelis Hakim bisa secara langsung

mengeluarkan “Penetapan” dengan titik tolak berdasarkan Pasal 108 ayat (3),

bahwa pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui

tentang terjadinya tindak pidana wajib melaporkan kepada penyidik. Dalam

konteks ini, argumentasi yang dikemukakan bahwa hakim dapat dikategorisasikan

sebagai pegawai negeri sesuai dengan pasal 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

46 Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana(Normatif, Teoritis, Praktik dan Permasalahannya),

(Bandung: PT. Alumni, 2007), h.176.

Page 65: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

2004. Kedua, bahwa karena locus dan tempus delicti hal ini tidak di muka

persidangan, kemudian untuk tidak melanggar asas “dominus litis”, Hakim Ketua

Sidang lalu memerintahkan Panitera Pengganti mencatat kasus tersebut dalam

berita acara sidang dan kemudian ditandatangani oleh hakim serta Panitera

Pengganti

D. Sanksi Bagi Saksi Palsu

Apa yang diharapkan dan dituntut undang-undang daripada seorang saksi, tidak

lain daripada keterangan yang sebenar-benarnya. Akan tetapi, sebagai saksi dan

manusia biasa mungkin dipengaruhi oleh motivasi yang sulit diketahui hakim.

Mungkin saja saksi mempunyai kepentingan pribadi dalam perkara yang sedang

diperiksa, sehingga membuat dia cenderung memberi keterangan palsu. Namun,

kadang-kadang bagaimanapun pandainya menyusun kata-kata palsu, sering

kepalsuan itu tidak dapat disembunyikan.47

Saksi adalah asas utama bagi seseorang hakim untuk memutuskan sesuatu

putusan dan menjatuhkan sesuatu hukuman. Oleh yang demikian, ditangan saksilah

terletak menang atau kalah pendakwa dalam sesuatu kasus atau perkara yang dibawa

ke mahkamah.

Ia merupakan senjata bagi pendakwa ini dikarenakan apabila saksi itu benar,

maka menanglah pendakwa itu mengikut jalan kebenaran. Dan apabila saksi itu tadi

47 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan

Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 195.

Page 66: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

memberikan keterangan yang dusta, maka menangnya pendakwa itu secara dusta dan

salah.48

Adakalanya didapati para saksi menarik balik penyaksian mereka, ini memberi

makna dengan sendirinya mereka mendustakan keterangan penyaksian yang mereka

berikan, atau mereka mendakwa telah tersalah dalam memberikan penyaksian.

Dalam Seksyen 19149

telah diperuntukkan bagi siapa yang memberi keterangan

palsu:

Barang siapa, yang terikat di sisi undang-undang oleh suatu sumpah, atau oleh

apa-apa peruntukan undang-undang yang nyata supaya menyatakan hal yang

sebenarnya, atau yang terpaksa di sisi undang-undang supaya membuat suatu

akuan atas apa-apa perkara, membuat sesuatu kenyataan yang palsu, dan yang ia

sama ada ketahui atau percayai sebagai palsu, atau yang ia tidak percaya sebagai

benar, adalah dikatakan memberi keterangan palsu.

Dengan huraian 1: suatu kenyataan baik dibuat secara lisan atau dengan jalan lain

adalah termasuk dalam arti seksyen ini.

Manakala huraian 2: suatu kenyataan palsu berkenaan dengan kepercayaan orang

yang membuat kenyataan itu termasuk dalam arti seksyen ini, dan seseorang

boleh jadi melakukan kesalahan memberi keterangan palsu dengan menyatakan

bahwa ia percaya suatu perkara yang ia tidak percaya atau dengan menyatakan

bahwa ia ketahui sesuatu perkara yang ia tidak ketahui.

48 Idris Ahmad, Fiqh Syafii, (Kuala Lumpur: Pustaka Antara Sdn Bhd, 1995), h.552.

49 Kanun Keseksaan Akta 574.

Page 67: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Jikalau para saksi itu mengakui di atas tuduhan atau dakwaan bahwa keterangan

mereka itu adalah palsu, maka hakim akan mengenakan ke atas mereka hukuman

keseksaan yang setimpal dan gantian yang sewajarnya. Sebaliknya jika mereka

mengingkari tuduhan itu, sedangkan yang mendakwa atau yang membuat tuduhan itu

mempunyai bukti di atas pengakuan mereka, maka hakim hendaklah mendengar

keterangan saksi yang mendakwa.50

Memberi keterangan palsu adalah di antara dosa-dosa besar dan Allah melarang

keras berdasarkan firmannya yang bermaksud:

���0�o,F.p"7 q☯.pr�� g��-

�� ����Fs

���0�o,F.p�� qoE�"<

R�tX� Artinya: “Maka jauhilah kekotoran syirik yang disebabkan oleh

penyembahan berhala, serta jauhilah perkataan yang dusta.”

(Q.S. Al-Hajj, 22:30)

Menurut pengarang Subulussalam, bahwa sah bagi hakim menghukum mengikut

zahirnya apabila yang mendakwa itu bohong dan saksi-saksinya dusta asal dengan

hukum itu tidak menghalalkan perkara yang haram. Dalam surah An-Nisa’, ayat 85

menyatakan sebagai berikut:

�u- .v⌧2.*%w Mx&@ ⌧2⌧j \x�\y�&�

�:!,1 3Oj� A;�Wz,5 xH�{�]- � �,-�� .v⌧2.*%w \x&@ ⌧2⌧j

\x&|r�&} �:!,1 3Oj� kN2�T

&(�U�]- ! ,?<⌧T�� =� +�$#,

h�k:T O:��⌧� �Fe�J�-

50 Abdul Karim Zaidan, Sistem Kehakiman Islam, (Kuala Lumpur: Pustaka Haji Abdul Majid,

1997), h. 113.

Page 68: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Artinya: “Sesiapa yang memberikan syafaat yang baik nescaya ia akan

memperoleh bahagian (pahala) daripadanya; dan sesiapa yang memberikan

syafaat yang buruk, nescaya ia akan mendapat bahagian (dosa) daripadanya. dan

(ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.”

(Q.S. An-Nisa’ , 4:85)

Sanksi yang akan dikenakan bagi mana-mana saksi yang memberikan atau

membuat keterangan palsu di dalam sesuatu perbicaraan adalah penjara selama tujuh

tahun beserta denda. Ini bertepatan dengan seksyen 193.

Seksyen 193 menyatakan barang siapa dengan sengaja memberi keterangan palsu

pada mana-mana tingkat pembicaraan kehakiman, atau dengan sengaja cipta

keterangan palsu bagi maksud digunakan pada mana-mana tingkat pembicaraan

kehakiman, hendaklah diseksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai

tujuh tahun, dan boleh juga dikenakan denda.

Dengan yang demikian, apabila terdapat penerimaan atau penolakan keterangan

dengan cara yang tak wajar, maka tidak ada alasan bagi melakukan perbicaraan yang

baru atau pengakasan putusan dalam mana-mana perkara. Ini berdasarkan seksyen

167.

Begitu juga dalam Pasal 163 KUHAP, telah ditentukan bahwa dalam hal yang

demikian, hakim ketua sidang mengingatkan saksi mengenai hal itu serta meminta

keterangan mengenai perbedaan yang ada dan dicatat dalam berita acara pemeriksaan

di sidang.51

51 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta; Sinar Grafika, 2004), h.239

Page 69: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Karena pelbagai motivasi dan kepentingan, tidak jarang pula keterangan seorang

saksi diberikan dengan tidak sebenarnya dan saksi tersebut diduga melakukan

“sumpah palsu”. Dalam praktik, terhadap hal ini Hakim Ketua Sidang

memperingatkan saksi agar menarik balik keterangan palsunya.52

Hakim Ketua berkuasa bagi memperingatkan secara bersungguh-sungguh kepada

saksi supaya mendatangan keterangan yang sebenarnya dan memberi peringatan

tentang ancaman pidana yang akan dikenakan sekiranya saksi tersebut memberi

keterangan palsu. Sepertimana yang telah diatur dalam pasal 174 ayat (1), apabila

keterangan saksi di sidang disangka palsu, hakim ketua sidang memperingatkan

dengan sungguh-sungguh kepadanya supaya memberikan keterangan yang

sebenarnya dan mengemukakan ancaman pidana yang dapat dikenakan kepadanya

apabila ia tetap memberikan keterangan palsu.

Terhadap hal ini, pasal 174 ayat (4), jika perlu Hakim Ketua Sidang

menangguhkan sidang dalam perkara semula sampai pemeriksaan perkara pidana

terhadap saksi itu selesai.

Mengenai pasal 224 (1), saksi,ahli atau jurubahasa yang menurut undang-undang,

dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus

dipenuhinya, maka mereka diancam dalam perkara pidana, penjara paling lama

sembilan bulan. Manakala bagi saksi yang menarik diri atau mencabut keterangannya

52 Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana (Normatif, Teoritis, Praktik dan Permasalahannya),

(Bandung: PT. Alumni, 2007), h.175-176.

Page 70: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

di muka persidangan, berlakulah ketentuan yang telah diatur dalam pasal 185 ayat (1)

dan (6).

Kebanyakan fuqaha berpandangan, hakim hendaklah memberi hukuman ta’zir ke

atas orang yang telah memberikan kesaksian palsu, apabila ternyata di sisinya bahwa

saksi itu telah memberi keterangan palsu dengan sengaja.

Adapun bentuk ta’zir dan kadarnya mengikut kepada budi bicara hakim. Menurut

al-Mawardi di dalam kitab Adab al-Qadhi, jika hakim membuat pilihan untuk

hukuman cambuk, maka cambukan tersebut tidak boleh melebihi daripada sepuluh

kali cambuk menurut mazhab Hanbali dan bagi mazhab Syafi’i, tidak boleh melebihi

daripada tiga puluh sembilan kali. Hakim juga tidak boleh menjatuhkan hukuman

yang berbentuk al- Muthlah yakni penghinaan.

E. Sisi Komparatif

Kesaksian menurut Undang-Undang Keterangan dan KUHAP, semestinya

mempunyai kesamaan serta perbedaannya. Walau tidak banyak perbedaannya,

penulis akan cuba untuk mencari dan dapat dilihat seperti berikut:

1) Persamaan

Dari sudut persamaan, kesaksian merupakan antara lima alat bukti yang sah

untuk diterima pakai dan digunakan di dalam pengadilan. Empat alat bukti yang

lain adalah pengakuan, qarinah, dokumen dan pandangan para ahli.

Selain itu, kanak-kanak di bawah umur dibolehkan untuk menjadi saksi.

Kesaksian mereka merupakan kesaksian di bawah sumpah. Penerimaan

Page 71: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

kesaksian bagi kanak-kanak yang di bawah umur, telah diatur di dalam seksyen

133A dan pasal 171.Kesaksian orang gila diterima pakai sekiranya kenyataan

mereka selari dengan perkara yang dibicarakan di dalam peradilan.

Mengenai sanksi yang dikenakan kepada para saksi yang memberi keterangan

palsu, Undang-Undang di Malaysia dan Indonesia telah menetapkan penjara

sebagai hukuman.

2) Perbedaan

Perbedaan antara Undang-Undang Acara Malaysia dan Indonesia tidak

banyak yang dapat diuraikan. Walaupun sistem perundangannya berbeda,

Malaysia yang menggunakan sistem Common Law dan Indonesia menggunakan

sistem Eropa Kontinental, akan tetapi sudut perbedaannya hanya dapat dilihat

pada seksyen 134 dan pasal 185 (2) berkenaan bilangan saksi, seksyen120 (2) dan

(3) serta pasal 168 berkenaan suami atau istri dalam memberikan keterangan

saksi.

Walaupun secara asasnya keterangan de auditu tidak diterima, tetapi beberapa

pengecualian diiktiraf karena keterdapat desakkan atau memudahkan. Di

Malaysia, keterangan ini boleh didapati dalam seksyen 32, manakala di Indonesia

dalam pasal 185 (5), ia tidak diterima sebagai alat bukti.

Page 72: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah diteliti kedudukan saksi yang terdapat di dalam Undang-Undang

Keterangan juga yang terdapat di dalam KUHAP, penulis akan memberikan beberapa

kesimpulan bagi pembahasan dari penulisan ilmiah ini antara lain:

1. Kedudukan saksi dalam perkara pidana telah diatur dalam Undang-Undang

Keterangan Malaysia 1950 mulai dari seksyen 118 hingga 166. Secara

kesimpulannya, dari segi pengenalan, saksi boleh diterima apabila seseorang itu

melihat, mendengar atau telah menanggapi sesuatu perkara melalui mana-mana

deria rasa yang ia miliki. Berkenaan dengan kuantiti saksi, undang-undang ini

tidak meletakkan bilangan yang khusus bagi membuktikan sesuatu perkara.

Mengenai keterangan saksi yang diberikan oleh orang yang bisu atau tidak

sempurna otaknya, mahkamah berpendapat keterangan mereka masih boleh

diterima selama mana kenyataan tersebut masih bisa difahami. Undang-Undang

Keterangan juga telah mengatur berkenaan suami dan istri orang itu adalah

masing-masing merupakan saksi yang kompeten. Selain itu, terdapat ancaman

bagi mana-mana saksi yang telah mendatangkan keterangan secara palsu. Sanksi

yang dikenakan adalah penjara selama tempoh yang boleh sampai pada tujuh

tahun beserta denda.

Page 73: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang diberlakukan di Indonesia,

telah mengatur tentang kedudukan kesaksian bermula dari pasal 185. Di dalam

KUHAP, diatur bahwa keterangan daripada seorang saksi tidak memberi makna

bahwa terdakwa itu telah bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan

kepadanya. Manakala keterangan yang diambil daripada saksi yang tidak

disumpah, ia tidak merupakan alat bukti. Akan tetapi, apabila keterangan tersebut

sesuai dengan keterangan saksi yang disumpah, maka ia dapat digunakan sebagai

alat bukti tambahan. Selain itu, KUHAP juga telah menentukan bahwa kelurga

sedarah atau semenda, serta saudara-saudara dari terdakwa sampai derajat ketiga

juga suami dan istri terdakwa baik keduanya masih bersama atau telah bercerai,

maka kesaksiannya tidak boleh didengar dan mereka ini perlulah mengundurkan

diri sebagai saksi. Bagi sanksi saksi yang memberikan keterangan secara dusta,

mereka diancam dalam perkara pidana, penjara paling lama sembilan bulan. Ini

karena mereka tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang

harus dipenuhinya.

3. Komparasi yang telah dilakukaan bagi kedudukan saksi dalam perkara pidana

menurut undang-undang yang digunakan di Malaysia dan di Indonesia, dapat

dikonklusikan dari sisi persamaan dan perbedaan. Jika dilihat dari segi

persamaan, keterangan saksi merupakan alat bukti yang sah bagi menetapkan

sesuatu perkara. Keterangan saksi didatangkan dari pihak penuntut. Selain itu,

keterangan saksi kanak-kanak yang dibawah umur boleh diterima dalam

Page 74: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

keterangan di bawah sumpah bagi undang-undang di kedua negara tersebut.

Manakala dari segi perbedaannya pula, bagi Undang-Undang Keterangan, suami

serta istri merupakan saksi yang kompeten sedang dalam KUHAP, suami dan

istri, masing-masing diminta untuk mengundurkan diri daripada memberikan

kesaksian.

4. Walaupun undang-undang acara Malaysia dan Indonesia tidak sepenuhnya

bersumberkan Hukum Islam, akan tetapi ia masih tidak melanggar Hukum Islam

dan masih menggunakan serba sedikit tindak pidana Hukum Islam, berdasarkan

kedudukan saksi dalam mejadi alat bukti serta kuantiti saksi yang digunakan

minimal dua orang seperti yang digunakan di dalam Hukum Islam.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas dan melihat sudut pandang urgensi dari eksistensi

saksi dalam alat bukti, maka penulis merekomendasikan:

1. Sanksi terhadap mereka yang melakukan atau memberikan kesaksian palsu,

hendaklah ditingkatkan bagi membanteras atau mengurangkan kasus seumpama

ini dari berleluasa. Hal ini dikarenakan penulis merasakan implikasi dan impak

yang akan dilalui serta dirasai oleh tersangka amat kuat jika para saksi

mendatangkan kesaksian palsu yang apalagi boleh menjatuhkan kredibilitas

tersangka sedangkan ia tidak melakukan perkara tersebut. Penulis juga merasakan

masih rendahnya denda yang dikenakan bagi mereka yang melanggar hukum.

Page 75: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah
Page 76: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

DAFTAR PUSTAKA

al-Quran al-Karim

Abd Majid, Mahmood Zuhdi. Bidang Kuasa Jenayah Mahkamah Syariah di

Malaysia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001.

A Adjis, Chairil, dan Dudi Akasyah. Kriminologi Syariah. Jakarta: Graha Pena, 2007.

Ahmad, Idris. Fiqh Syafii. Jil. II. Kuala Lumpur: Pustaka Antara Sdn Bhd, 1995.

Ahmadi, Abu, dan Idris Abd Fatah. Fikih Islam Lengkap. Jakarta: Rineka Cipta,

2004.

Al-Mawardi. Al-Ahkam al-Sulthaniyyah. Penerjemah Fadli Bahri. Jakarta:

Darul Falah, 2006.

Al-Ruhaily, Ruway’i. Fiqhu Umar Ibnu Khattab Muwadzinan bi Fiqhi Al-syhuri Al-

Mujtahidin. Penerjemah A.M Basalamah. Fikih Umar 2. Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 1994.

Aziz, Abdul, dkk. Fatwa-fatwa Terkini. Jil.I. Jakarta: Darul Haq, 2005.

Hamzah, Andi. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

--------------. KUHP&KUHAP, cetXIII. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Harahap, M. Yahya, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP

Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali.

Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Hc M.L Hulsman. Sistem Peradilan Pidana (dalam Perspektif Perbandingan

Hukum). Jakarta: CV Rajawali, 1984.

Ibrahim, Ahmad, dkk. Al-Ahkam Penghakiman dan Kepeguaman. Jil.V. Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997.

Ibrahim, Said. Qanun Jinayah Syar’iyah. Kuala Lumpur: Darul Ma’rifah, 1996.

Ismail, Paizah. Undang-Undang Jenayah Islam. cet.IV. Malaysia: Tradisi Ilmu

Sdn. Bhd, 2003.

Page 77: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Jawatankuasa Pendidikan,Dakwah dan Pelaksanaaan Syariah Negeri Terengganu,

Enakmen Kesalahan Jenayah Syariah (Hudud dan Qisas). Terengganu:

Urusetia Penerangan Kerajaan Negeri Terengganu, 2002.

Jaya, Juanda. Halangan-Halangan Pelaksanaan Syariah Islam. Selangor: Maktabah

Al- Qardhawi, 1998.

Jusoh, Hamid. “Undang-Undang Keterangan Islam dan Perkembangan

Pelaksanaannya di Malaysia”. Dalam Nasimah Hussin, dkk. Undang-

Undang Islam Jenayah, Keterangan dan Prosedur. Jil.XIII. Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007.

Kamal, Abu Malik. Shahih Fiqh Sunnah. Jil.V. Jakarta: Pustaka at-Tazkia, 2006.

Karjadi, M dan Soesilo R. Kitab Undang-Undang hukum Acara Pidana dengan

Penjelasan Resmi dan Komentar (serta Peraturan Pemerintah R.I No.27

tahun1983 tentang Pelaksanaannya). Bogor: Politia, 1988.

Lembaga Penyelidikan Undang-Undang. Akta Keterangan1950 (Akta 56) hingga 25

January 2008. Selangor: ILBS, 2008.

--------------. Kamus Undang-Undang. Selangor: ILBS, 2008.

--------------. Kanun Keseksaan (Akta 574) hingga 25 January 2008. Selangor:

ILBS, 2008.

--------------. Kanun Prosedur Jenayah (Akta 593) hingga 25 January 2008.

Selangor: ILBS,2008.

Muhammad, Taqiyuddin Abu Bakar. Kifayatul Akhyar. cet.II. Penerjemah

Syarifuddin Anwar dan Mishbah Musthafa, Kelengkapan Orang Soleh.

Surabaya: Bina Iman.

Mulyadi, Lilik. Hukum Acara Pidana (normatif, teoritis, praktik dan

permasalahannya). Bandung: PT Alumni, 2007.

Prodjodikoro,Wirjono. Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Bandung:

Refika Aditama, 2003.

Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid. Penerjemah Abu Usamah Fakhtur. Jakarta: Pustaka

Azzam, 2007.

Page 78: KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT … · KEDUDUKAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG ACARA MALAYSIA DAN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah

Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah. Jil.XIII. cet.II. Penerjemah Nor Hasanuddin. Jakarta:

Pena Pundi Aksara, 2007.

Sabuan, Ansorie, dkk. Hukum Acara Pidana. Bandung: Angkasa, 1990.

Saedon, Mahmud. Undang-Undang Keterangan Islam. Kuala Lumpur: Dewan

Bahasa dan Pustaka, 1990.

Shaleh, Qamaruddin, dkk. Ayat-Ayat Larangan dan Perintah dalam Al-Quran.

Bandung: CV Penebit Diponegoro, 2006.

Suparni, Niniek. Tindak Pidana Subversi (Suatu Tinjauan Yuridis). Jakarta: Sinar

Grafika,1991.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. cet.III. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Waluyadi. Hukum Pidana Indonesia, Jakarta: Penerbit Djambatan, 2003.

Yaacob, Abdul Monir. Tinjauan Kepada Perundangan Islam. cet.II. Kuala Lumpur:

Institut Kefahaman Islam Malaysia, 1996.

Zaidan, Abdul Karim. Sistem Kehakiman Islam( Prinsip-Prinsip Pendakwaan dan

Pembuktian). Jil.II. Kuala Lumpur: Pustaka Haji Abdul Majid. 1997.