kaspan katarak

Upload: poe7t

Post on 08-Mar-2016

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SARI PUSTAKAKATARAK HIPERMATUR

Oleh :Yusuf A Bahtiar0510710151Ima Linda0510714005Tengku Nadia 0510714016

Pembimbing:Dr Debby Sp.M

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR MALANGFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA2011

BAB 1PENDAHULUAN

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia dan menjadi masalah kesehatan yang sangat penting di negara maju dan berkembang. Angka kebutaan di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara dan katarak adalah penyebab utama kebutaan di Indonesia. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut. (Javitt, 2000).Katarakadalahkekeruhanyangberkembangdilensakristalpada mata ataudalam kapsulnya, bervariasidalam derajatdarisedikituntuk menyelesaikanopacitydan menghalangi perjalanan cahaya.Katarakbiasanyaberlangsungperlahan-lahanmenyebabkan kehilangan penglihatan danberpotensimembutakanjikatidak diobati. Kondisiinibiasanya mempengaruhi keduamata,tetapihampirselalusatumatadipengaruhilebih awaldariyang lain (Ilyas, 2005).Menurut WHO prevalensi kebutaan di negara berkembang adalah 10 - 40 x lebih besar daripada negara industri.Penyebab kebutaan itu sendiri dapat di sebabkan karena penyakit infeksi dan rudapaksa pada mata. Penyakit mata yang menyebabkan kebutaan antara lain adalah :glaucoma, penyakit retina oleh karena Diabetes Mellitus dan katarak. Di negara yang sedang berkembang penyebab utamanya adalah katarak.(WHO,2003)Klasifikasi katarak berdasarkan usia dapat dibagi menjadi tiga kelompok iaitu katarak kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis. Katarak senilis pula dapat dibagi menjadi beberapa stadium iaitu katarak insipiens, katarak immatur, katarak matur dan katarak hipermatur. (Ilyas, 2005) Pada makalah ini akan kami bahas tentang katarak hipermatur dengan lebih lanjut terutama tentang komplikasi yang bisa terjadi akibat katarak itu sendiri antara lain seperti subluksasi dan luksasi lensa, glaukoma dan uveitis serta penanganan yang dapat dilakukan bagi setiap komplikasi yang terjadi.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi lensa mataLensa adalah suatu struktur biconvex, avaskular, tidak berwarna dan transparan. Ia mempunyai ketebalan sekitar 4mm dan diameternya 9 mm, namun bentuk dan ukurannya dapat berubah pada proses akomodasi dan lensa turut berkembang sesuai dengan pertumbuhan dari manusia. Lokasinya di belakang iris, dimana lensa digantung oleh zonula zinnii yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaues dan di sebelah posterior terdapat vitreus. Lensa merupakan bagian dari segmen anterior dari bola mata.( Andley,2006)Lensa bersama-sama kornea, ia membantu membiaskan cahaya untuk difokuskan ke retina. Dengan mengubah bentuk dari lensa berfungsi untuk merubah jarak fokal dari mata agar mata bisa fokus terhadap objek dari pelbagai jarak, sehingga memungkinkansebuah gambar nyatayang tajamdariobjekyang akan terbentukdiretina. Penyesuaian ini dikenal sebagai akomodasi. Hal ini mirip dengan memfokuskan kamera dengan menggerakkan lensanya. Lensa lebih datar pada sisi anteriornya. (Candia,2004)Lensa juga dikenali sebagai aquula (bahasa Latin dari sungai, aqua, air) atau lensa kristalin. Pada manusia, dayabiaslensadalamlingkunganalam adalahsekitar18dioptres, sekitarsepertigadaritotal dayamata.

Cahayadarisatu titikdariobjekjauhdancahayadarisatutitikdariobjekdekat dibawakefokus dengan mengubahkelengkunganlensa

Gambar 2.1Anatomi dari mata2.2 Struktur dan fungsi lensaLensa memiliki tiga bagian utama iaitu kapsul lensa, epitel lensa dan serabut lensa. Kapsul lensa membentuk lapisan terluar dari lensa dan serabut lensa membentuk sebagian besar dari bagian dalam lensa. Sel-sel epitel lensa yang terletak diantara kapsul lensa dan lapisan terluar dari serat lensa, hanya dapat ditemukan di sisi anterior dari lensa. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya.(John Forrester,2004)Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik. Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.(John Forrester,2004)Faktor lain yang penting dalam menjaga transparansi lensa adalah tidak ada struktur yang menghalang pembiasan cahaya seperti nukleus, retikulum endoplasma dan mitokondria pda serabut lensa yang matang. Serabut lensa juga memiliki sitoskeleton yang sangat luas untuk mempertahankan bentuk yan tepat dan membungkus serabut lensa. Gangguan/ mutasi pada sitoskeletal tertentu dapat mennyebabkan hilangnya transparansi.

Gambar 2.2Struktur dari lensa2.3 Kelainan dan penyakit dari lensaGangguan lensa adalah terjadinya kekeruhan, distorsi, dislokasi, dan anomali geometrik. Pasien yang mengalami gangguan-gangguan tersebut akan menderita kekaburan penglihatan tanpa nyeri. (Andley,2006) Antara kelainan yang terkait dengan lensa adalah, Katarak Presbiopia Aphakia Ectopia lentis Nuclear Sclerosis3.1 KatarakKatarak berasal dari bahasa latin cataracta dan bahasa yunani katarakts yang artinya adalah air terjun. Sedangkan menurut WHO adalah hilangnya kejernihan lensa kristalin dari mata.Terjadinya kekeruhan karena akibat penimbunan air di susunan serabut - serabut lensa dan absorbsi intra selular atau dapat juga disebabkan karena koagulasi, yaitu perubahan kimia dari kandungan protein lensa yang semula air menjadi tidak larut. (WHO,2003)Sebuah katarak senilis, yang terjadi pada usia lanjut, pertama kali akan terjadi keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan lensa dan penyusutan akhir dengan kehilangan transparasi seluruhnya. Selain itu, seiring waktu lapisan luar katarak akan mencair dan membentuk cairan putih susu, yang dapat menyebabkan peradangan berat jika pecah kapsul lensa dan terjadi kebocoran. bila tidak diobati, katarak dapat menyebabkanglaukoma. (Victor,2005)3.2 Gejala dari katarakPenderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata. Tes sensitivitas kontras harus dilakukan dan jika kekurangan sensitivitas kontras terlihat makan dianjurkan untuk konsultasi dengan spesialis mata. (Javitt, 2000)Di dunia berkembang, khususnya di kelompok berisiko tinggi seperti penderita diabetes, disarankan untuk mencari konsultasi medis jika 'halo' yang terjadi disekitar lampu jalan di malam hari, terutama jika fenomena ini tampak hanya dengan satu mata. (Javitt, 2000)Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.Gangguan penglihatan bisa berupa:- kesulitan melihat pada malam hari- melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata- penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari).Gejala lainnya adalah:- sering berganti kaca mata- penglihatan ganda pada salah satu mata.

Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bosa menimbulkan rasa nyeri. (Tarek, 2009)

3.3 Faktor Resiko Umur : > 50 tahun, resiko meningkat. Seks : Wanita lebih banyak daripada pria Penyakit sistemik Geografis Dataran tinggi Nutrisi protein yang tinggi Obat obatan Lingkungan fisik Trauma pada bola mata

3.4 Penyebab KatarakKatarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak dalam waktu lama dengan cahayaultra violet,radiasi, efek sekunder dari penyakit sepertidiabetesdanhipertensi, usia lanjut, atau trauma(dapat terjadi lebih awal), mereka biasanya akibatdenaturasidari lensa protein. faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasi" dalam katarak pra-senilis. (Karen,2004)3.5 Pemeriksaan Katarak3.5.1 Pemeriksaan fisik adanya pengembunan, atau mutiara keabuan pada mata pupil akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih3.5.2 Pemeriksaan Diagnostik keratometri pemeriksaan dengan ophtalmoskop untuk melihat terpendarnya cahaya hitung sel endotel bila akan dilakukan operasi+2000 sel/mm33.6 Klasifikasi KatarakMenurut terjadinya katarak dapat di klasifikasikan menjadi (Victor, 2005)1. Katarak development2. Katarak degeneratif3. Katarak komplikata4. Katarak traumatikSedangkan menurut usia penderita katarak dapat diklasifikasikan menjadi :1. Katarak Kongenital2. Katarak Juvenil3. Katarak Preseninel4. Katarak SenileKatarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan.Karakteristik dari katarak senile adalah: Selalu billateral (1 mata bisa mendahului mata yang lain) Progresif terhadap maturitas dan hipermaturitas Nucleus yang keras Tiada penyakit lokal dan sistemik yang bisa ditemukan.Katarak Senile dikelompokkan menjadi:(Tarek , 2009)1. Katarak insipiens : Kekeruhan terjadi di perifer korteks dan biasanya belum menimbulkan gangguan tajam penglihatan. lensa masih memiliki bagian yang jernih visual aquity bisa normal kekeruhan didapatkan pada hujung lensa central zone masih jernih gangguan penglihatan terutama pada waktu malam

2. Katarakimmatur: pada stadium ini lensa menyerap air hingga terlihat bulging dan beresiko terjadinya galukoma. Kekeruhan terjadi di posterior nukleus lensa dan belum mengenai seluruh lapisan lensa, dan mulai menimbulkan gangguan penglihatan. lensa sudah seluruhnya keruh Visual aquity 5/6 1/60 Fundus reflex (+) Kekeruhan tidak homogen Iris shadow test (+) Indikasi operasi (+)

3. Katarakmatur: Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa dan terjadi penurunan penglihatan yang sangat tajam Visual acuity 1/60 - LP (+) Kekeruhan lensa homogen Fundus reflex (-) Iris shadow test (-) Indikasi operasi +

4. Katarakhipermatur: ada bagian permukaan lensa yang sudah merembes melaluikapsullensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya. Terjadi degenerasi korteks lensa dan kapsulnya. Shrunken katarak : Terjadi karena permecahan bertahap dari protein lensa dan akan diserap melalui kapsul lensa Lensa menjadi keriput dan menipis karena kehilangan air dan menunjukkan kalsifikasi Deep anterior chamber

Morgagnian katarak : Korteks melunak dan menjadi cair sehingga nukleus tenggelam.

Kebanyakan lensa agak keruh setelah usia 60 tahun. Sebagian besar penderita mengalami perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada salah satu mata mungkin lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya.Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan tidak sadar bahwa mereka menderita katarak.3.7 Katarak hipermatur3.7.1 Definisi Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair (IIyas, 2009).Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks akan memperlihatkan bentuk menjadi sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak morgagni (IIyas, 2009).Tidak diketahui kenapa katarak senile pada orang tertentu berbentuk korteks anterior dengan celah air, nucleus, dan korteks subkapsular posterior. Mungkin terdapat factor penentu lainnya (IIyas, 2009).Penderita dengan katarak hipermatur mengeluh penglihatan sangat terganggu, yang biasanya disertai keluhan mata sakit, cekot-cekot kadang merah, tergantung sejauh mana komplikasi yang sudah terjadi (IIyas, 2009).Penyulit dari katarak hipermatur adalah, uveistis fakoanafilaksis akibat dari rupture spontan ke dalam kamar depan, sehingga terjadi respon inflamasi. Bisa juga terjadi penyulit lain yaitu glaucoma fakolitik. Karena sel inflamasi terperangkap di trabecular meshwork sehingga memblokir outflow akuous. Penyulit yang lain adalah uveitis fakotoksik (Harkness, 2003). Peningkatan tekanan intraokular dan inflamasi harus ditangani dengan cara ekstraksi katarak secepatnya supaya penderita dapat melihat dengan baik (Stainer, 2010).Prognosis penderita katarak hipermatur bergantung kepada komplikasi yang menyertai, dan cepatnya penderita mendapatkan pengobatan (IIyas, 2009).

Katarak hipermatur / katarak morgagni (Harkness, 2003)

3.7.2 Komplikasi Katarak Hipermatur3.7.2.1 Uveitis FakotoksikPada katarak hipermatur, terjadi pencairan korteks lensa dan pengerutan kapsul lensa. Pada keadaan tersebut dapat terjadi kebocoran material korteks ke luar dari kapsul lensa sehingga dapat terjadi proses inflamasi segmen depan mata atau uveitis fakolitik (Suhardjo, 1999). Pada proses inflamasi tersebut, terjadi hiperemi dan pelebaran pembuluh darah iris maupun badan siliar, sehingga dapat terjadi hifema bail spontan maupun karena trauma (Suhardjo, 1999).Tanda dan gejala dari uveitis berupa mata merah, nyeri sampai cekot-cekot, kornea edema, terdapata sel-sel radang di COA, Tyndal efek (+), dan peningkatan tekanan intraocular.3.7.2.2 Uveuitis FaoanafilaktikUveuitis Faoanafilaktik disebabkan protein lensa yang keluar yang disebabkan kapsul lensa pecah atau penyakit degenerative degeneratif dan ditandai oleh reaksi granulomatosa terhadap antigen protein lensa.Protein lensa kemungkinan besar mempunyai imunologi yang berbeda, dan protein tersebut memulai suatu sensitisasi imunologi hanya setelah memasuki aqueous humor. Perbedaan imunologi ini mungkin karena banyak faktor, yaitu: protein lensa terisolasi dari sirkulasi janin sejak awal kehidupan embrio, lensa tanpa persarafan, dan lensa dewasa benar-benar avaskular. Namun, penyebab imunopatogenesis lensa-uveitis belum tepat dapat dipahami. Lens induced uveitis dapat menyebabkan atau mungkin berhubungan dengan edema makula cystoid, hypotony, dan glaukoma sekunder. Endophthalmitis Phacoanaphylactic dan lensa-induced uveitis lebih sering terjadi pada populasi lanjut usia, dengan kejadian puncak pada dekade keenam ketujuh (Graham, 2009).Gejala klinis mungkin termasuk fotofobia berat, epiphora, nyeri, floaters, visus menurun, dan kemerahan mata. Penurunan visus mungkin karena kesalahan bias (pergeseran rabun atau hyperopic) yang berhubungan dengan faktor-faktor seperti edema makula, hypotony, atau perubahan posisi lensa. ketajaman visual pada pasien dengan uveitis phacoanaphylactic cukup bervariasi, mulai dari 20/20 atau tidak ada persepsi cahaya. Peradangan dapat bervariasi dari uveitis anterior ringan ke endophthalmitis fulminan.Biasanya, peradangan unilateral dan hanya melibatkan mata trauma atau degenerasi. Tanda-tanda klinis yang paling penting dari lensa-induced uveitis adalah edema pelpebra, injeksi perilimbal atau menyebar, kabut kornea, keratik presipitat (nongranulomatous), sel dan suar, fibrin di ruang anterior (kadang-kadang), synechiae anterior perifer, synechiae posterior , pupil membran, dan nodul iris. Pada segmen posterior, fragmen lensa, sel-sel inflamasi, band traksi di vitreous, edema retina, cuffing inflamasi pembuluh darah, edema makula cystoid, dan pembentukan membran epiretinal dapat diamati. Jika tidak diobati, lensa-induced uveitis / endophthalmitis phacoanaphylactic dapat mengakibatkan edema makula cystoid kronis, pembentukan membran cyclitic, detasemen retina tractional (Graham, 2009).3.7.2.3 Glaukoma fakolitik3.7.2.3.1 PengertianGlaucoma fakolitik (phacolytic glaucoma) adalah keadaan akut dari glaucoma sudut terbuka disebabkan oleh kebocoran (leaking) dari katarak matur atau hipermatur (Kayoung, 2009). 3.7.2.3.2 PatofisiologiProses terjadinya glaucoma fakoltik akibat keadaan inflamasi pada mata atau uveitis dapat menimbulkan timbunan sel-sel radang dan eksudat protein di dalam trabekulum meshwork, sehingga mengakibatkan hambatan mekanis parsial maupun total terhadap aliran humor aquos, dan selanjutnya akan meningkatkan tekanan bola mata atau glaucoma fakolitik (Suhardjo, 1999).3.7.2.3.3 Gejala KlinisPasien dengan glaukoma phacolytic biasanya memiliki riwayat kehilangan penglihatan lambat selama berbulan-bulan atau tahun sebelum onset akut rasa sakit, kemerahan, dan kadang-kadang lebih lanjut penurunan visus. Persepsi cahaya tidak akurat karena densitas katarak. Gejalanya sama dengan glaukoma sudut tertutup akut. Riwayat kehilangan penglihatan perlahan karena katarak yang telah lanjut, sebelum adanya onset gejala akut (Pradhan, 2001).Pada pemeriksaan didapatkan tekanan intraokular yang sangat meningkat. Pemeriksaan dengan slit lamp, glaukoma fakolitik biasanya menunjukkan edema kornea microcystic, dan ruang anterior berisi flare, sel-sel besar (makrofag), agregat material putih, dan partikel berwarna-warni atau hyperrefringent. Yang terakhir merupakan oksalat kalsium dan kristal kolesterol yang dibebaskan dari lensa katarak yang berdegenerasi. Tidak seperti glaukoma uveitik (seperti yang terlihat pada glaucoma phacoanaphylactic), tidak ada presipitat keratik. Kapsul anterior lensa sering penuh dengan bercak materi lunak berwarna putih. Kapsul lensa masih utuh. Temuan Gonioscopy biasanya normal.3.3.2.4 Glaucoma FakotopikGlaukoma yang disebabkan oleh dislokasi lensa mata. Subluksasi lensa (ruptur parsial dari zonula) atau dislokasi (ruptur komplit dari zonula) dapat menyebabkan glaukoma melalui beberapa mekanisme:a. Blok pupil oleh lensa yang menyebabkan glaukoma sudut tertutup akut atau kronikb. Lensa berada dalam bilik anteriorc. Lensa dalam vitreus menyebabkan glaukoma phakolitik atau yang berhubungan dengan partikel lensa.Pada pemeriksaan slit lamp ditemukan adanya posisi lensa yang berubah-ubah sampai dengan dislokasi lensa ke dalam bilik anterior atau ke vitreus. Adanya perbedaan pada kedalaman bilik anterior juga dapat merupakan pertanda adanya kemungkinan terjadi subluksasi lensa.

3.7.3 Penatalaksanaan Komplikasi Katarak Hipermatur3.7.3.1 Uveitis fakotoksik dan fakoanafilaktikUntuk terapi uveitis adalah medikamentosa dan menghilangkan penyebab. Terapi medikamentosa terdiri dari antiinflamasi dan sikloplegik. Antiinflamasi topikal untuk mengurangkan radang dan nyeri. Obat yang sering dipakai adalah dexamethason 0,1% atau prednisolone 1%. Bila belum berhasil, dapat diberikan sistemik prednisone oral mulai 80 mg perhari sampai tanda radang berkurang, lalu diturunkan 5 mg tiap hari. Midriatikum atau sikloplegik bertujuan agar otot-otot iris dan badan siliar relaks, sehingga dapat mengurangi nyeri, selain itu bermanfaat untuk mencegah sinekia atau melepaskan sinekia yang telah ada. Midriatikum yang biasa digunakan adalah sulfas atropine 1% 3 kali tetes sehari, homatropin 2% atau scopolamine 0,2%.Uveitis komplikasi tersering adalah glaukoma sekunder, jadi diberikan terapi konservatif yaitu timolol 0,25% - 0,5% atau acetazolamide 250 mg tiap 6 jam.Terapi spesifik adalah untuk menghilangkan penyebab dari uveitis yaitu katarak hipermatur. Jadi terapi pilihannya adalah operasi ektraksi lense ektrakapsular.

3.7.3.2 Glaukoma fakolitik dan fakotopikTerapi untuk glaucoma phacolitik adalah medikamentosa, operasi dan diet. Terapi dimulai dengan menurun tekanan intraocular (TIO) dengan obat topical kombinasi dengan sistemik agen. Penggunaan steroid topical selain untuk mengurangi proses inflamasi, dapat memfasilitasi penurunan tekanan intraokuler (TIO) dan mengurangkan nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan obat-obat siklopegik. Terapi medikamentosa diberikan sampai terjadi penurunan tekanan intraocular kemudian baru dilakukan operasi ekstaksi katarak (Kayoung, 2009).Terapi definitif adalah ekstraksi katarak. Prosedur pilihan adalah extracapsular cataract extraction (phacoemulsification) serta dilakukan implantasi lensa intraocular untuk mendapatkan visus yang lebih baik. Bila glaucoma fakolitik disebabkan oleh dislokasi lensa ke dalam rongga vitreus, maka prosedur pilihan adalah pars plana vitrectomy dengan memindahkan lensa dari rongga vitreus (Kayoung, 2009).Prognosis glaucoma tanpa pengobatan, dapat menimbulkan kebutaan total. Jika dapat dilakukan tindakan ekstraksi katarak sedini mungkin prognosis menjadi lebih baik (Kayoung, 2009).

BAB 3KESIMPULAN Katarak hipermatur adalah stadium lanjut dari katarak senile yang terjadi karena pencairan korteks lensa dan pengerutan kapsul lensa. Penderita dengan katarak hipermatur mengeluh penglihatannya sangat terganggu, disertai keluhan mata sakit, cekot-cekot dan kadang merah.Penderita katarak hipermatur perlu dilakukan pengobatan secepatnya supaya penderita dapat melihat dengan baik dan untuk menghindari komplikasi-kaomplikasi dari katarak hipermatur yaitu uveitis dan glaucoma fakolitik. Bila tidak ditangani dengan segera, akan terjadi kebutaan total. Terapi definitif untuk pengobatan katarak adalah melalui pembedahan ektraksi lensa ekstrakapsuler yang merupakan pilihan masa kini. Penggunaan obat-obatan hanyalah untuk mengurangkan keluhan nyeri dan keradangan.

DAFTAR PUSTAKAdr Tarek Mamoun, (2009) Senile cataract http://eyescure.com/Default.aspx?ID=142&Name=Senile_CataractEdward S. Harkness Eye Institute, Columbia University. Lens and Cataract. Digital Reference of Ophthalmology. http://dro.hs.columbia.edu/morgagnian.htmGraham, Robert. 2009. Phacoanafilaktic. http://www.emedicine.comIlyas. S., 2009. Ilmu penyakit mata. Ed 3. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Karen smith (2004) Cataracts and Crystallins http://www.thenakedscientists.com/HTML/articles/article/karensmithcolumn3.htm/Kayoung Yi, Teresa C Chen, 2009 Glaucoma, Phacolytic Medication. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/1204814-medicationJavitt, JC; Wang, F; West, SK (2000)."Blindness Due to Cataract: Epidemiology and John Forrester, Andrew Dick, Paul McMenamin, William Lee (2004).The Eye: Basic Sciences in Practice. London: W.B. Saunders Company Ltd. p. 28ISBN 0-7020-1790-6 http://en.wikipedia.org/wiki/Lens_(anatomy)Prevention".Annual review of public health17: 15977.WHO.Priority Eye Disease (2003).http://www.who.int/blindness/causes/priority/en/index1.htmlO. Candia (2004). Electrolyte and fluid transport across corneal, conjunctival and lens epithelia.Experimental Eye Research78 (3): 527-535 http://en.wikipedia.org/wiki/Lens_(anatomy)Stainer L and Hanratty M., 2010. Cataract part 1: Aetiology, morphology and classification. Optician. Hal: 22-26Suhardjo, Siti Asfani, 1999. Hifema pada Glaukoma fakolitik Laporan Kasus. Berkala Ilmu Kedokteran vol. 31, No.2: 119-123.U. Andley (2006) Crystallins in the eye: function and pathology.Progress in Retinal and Eye Research.http://www.britannica.com/EBchecked/topic/336040/lensVicente Victor D Ocampo Jr, MD. Senile Cataract (2005) http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overviewWhikehart, David R. (2003). Biochemistry of the Eye, 2nd ed. 2003. Philadelphia: Butterworth Heinemann, p.107-8ISBN 0-7506-7152-1 http://www.news-medical.net/health/Cataract-Symptoms.aspx