jurusan pendidikan agama islam fakultas tarbiyah...

99
1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM SURAH NUH SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Oleh: Khoiruz Zad NIM: 111 10 109 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

1

NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS

DALAM SURAH NUH

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:

Khoiruz Zad

NIM: 111 10 109

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

2

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara pelajar no.2 telp. (0298) 323 706, 323 433 Fax 323 433 Salatiga 50721

Website: www.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]

M. Gufron, M.Ag.

Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth,

Dekan Fakultas Tarbiyah Dan

Ilmu Keguruan

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Khoiruz Zad

NIM : 111 10 109

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH

NABI NUH as DALAM SURAH NUH

Dengan ini kami mohon, skripsi tersebut supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Salatiga, 15 Februari 2016

Pembimbing,

M. Gufron, M.Ag.

NIP. 19720814 200312 1 001

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

3

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

4

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoiruz Zad

NIM : 111 10 109

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat

atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga,15 Februari 2016

Yang menyatakan

Khoiruz Zad

111 10 109

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

5

MOTTO

ع امشآ حع خ١شو

"Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar al-Qur'an dan

mengajarkannya kepada orang lain"

(HR. Bukhari)

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

6

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Keluargaku tercinta Bapak H. Ja‟far as dan Ibu Hj. Umroti alm,

Syamsul, Ina, Azka yang tidak pernah lelah selalu mendo‟akan dan

memberi motivasi setiap hari sampai terselesainya skripsiku ini.

2. Kiai Ku RomoYai Mahfud Ridwan Lc, beserta Keluarga besar

Pondok Pesantren Edi Mancoro, tempatku menuntut ilmu-ilmu

Agama.

3. Teman – temanku Mahasiswa angkatan 2010 yang dulu pernah

berjuang bersama di STAIN Salatiga.

4. Sahabat Sahabati PMII Kota Salatiga.

5. Sahabatku Cuyu, Tholabi, Baqi, Latif, Rohman, Syamsul, Fadholi

yang selalu setia menemani dalam pembuatan skripsiku ini.

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

7

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan

rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul

Anbiya Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Educatif Pada Kisah Nabi

Nuh as Pada surah Nuh” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam

Negeri ( IAIN ) Salatiga.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan terima kasih sedalam dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan

3. Ibu Siti Rohayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI

4. Bapak M. Gufron M.Ag. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan

tulisan ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Institut Agama Islam Negeri ( IAIN )

Salatiga yang tak pernah berhenti mendo‟akan danmemberikan

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

8

motivasi kepada penulis sehingga tugas ini dapat terselesaikan

dengan lancar.

6. Segenap karyawan IAIN salatiga

Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan

mendapat balasan yang setimpal dari Allah swt.

Akhirnya, hanya kepada Allah swt penulis berserah diri dan

semoga apayang tertulis dalam skripsi ini memberikan manfaat, khususnya

bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 15 Februari 2016

Penulis,

Khoiruz Zad

NIM.111 10 109

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

9

ABSTRAK

Khoiruzzad, 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Pada Kisah Nabi Nuh as, Dalam Q.S

Nuh. Skripsi fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan

Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M.

Gufron, M.Ag.

Kata Kunci: Kisah Nabi Nuh, Nilai-Nilai Pendidikan

Pendidikan merupakan kegiatan yang hanya dilakukan oleh

manusia dengan lapangan yang sangat luas, yang mencakup semua

pengalaman serta pemikiran manusia tentang pendidikan. Pendidikan

sebagai suatu praktik dalam kehidupan, seperti halnya dengan kegiatan-

kegiatan lain. Kisah Nabi Nuh as, dijelaskan secara khusus dengan

namanya yaitu surah Nuh, isi surah Nuh ini di antaranya adalah ajakan

Nabi Nuh as, kepada para umatnya untuk senantiasa mengikuti ajaran-

ajarannya serta bertaubat kepada Allah swt.

Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan pada kisah Nabi

Nuh Dalam Qur‟an surat Nuh. Pertanyaan yang akan dijawab oleh peneliti

adalah; 1. Bagaimanakah kisah Nabi Nuh as, dalam surah Nuh. 2.

Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan dalam surah Nuh. Untuk menjawab

pertanyaan tersebut maka peneliti mengunakan metode library research (

kajian pustaka ), sumber data penelitian ini penulis bedakan menjadi dua

kelompok yang pertama sumber primer yang berasal dari Al-qur‟an, buku

pendidikan islam dan sejarahNabi, yang kedua sumber skunder berasal

dari data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang masih berkaitan

dengan masalah penelitian seperti : tafsir An-Nuur, Al Misbah, Ibnu Katsir

dan tafsir Al-qur‟an Depag RI.

Kajian ini menunjukkan bahwa 1.bagaimana kisah Nabi Nuh

dalam surah Nuh yaitu pertama : masa hidup Nabi Nuh as. Kedua :dakwah

Nabi Nuh as. Ketiga :Nabi Nuh membuat kapal. 2. nilai-nilai pendidikan

yang terkandung dalam surat Nuh yaitu, pertama: sifat-sifat seorang

pendidik yakni sabar, ikhlas, bijaksana dan tawakal. kedua: materi-materi

seorang pendidik yakni tauhid, intelektual dan pengembangan teknologi melalui pembuatan kapal. ketiga: metode-metode seorang pendidik yakni

metode dakwah dan metode visualisasi.

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING .................................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................................... iii

MOTTO.......................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4

D. Penjelasan Istilah ................................................................................................ 4

E. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................................... 6

F. Metodologi Penelitian ........................................................................................ 6

G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................................ 9

BAB II : KONSEP KENABIAN

A. Sejarah Kenabian ................................................................................................ 10

1. Pengertian Nabi dan Rasul .......................................................................... 12

2. Perbedaan Nabi dan Rasul........................................................................... 16

3. Fungsi Kenabian .......................................................................................... 19

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

11

B. Kata Nuh Dalam Al Qur‟an................................................................................ 23

C. Unsur-unsur Pendidikan ............................................................................... 25

BAB III. KISAH NABI NUH AS DENGAN KAUMNYA

A. Pengertian Kisah ................................................................................................ 30

B. Kenapa Dinamakan Nuh .................................................................................... 31

C. Masa Hidup Nabi Nuh ....................................................................................... 32

D. Dakwah Nabi Nuh Kepada kaumnya ................................................................. 35

1. Isi Dakwah Nabi Nuh as.............................................................................. 38

2. Metode Dakwah Nabi Nuh as ..................................................................... 42

3. Pengalaman Nabi Nuh as Saat Berdakwah ................................................. 46

E. Nabi Nuh as Membuat Kapal ............................................................................. 48

BAB IV. PENDIDIKAN DALAM KISAH NABI NUH AS

A. Peran Nabi Nuh as Sebagai Pendidik ................................................................. 51

B. Nilai-nilai pendidikan dalam surah Nuh ............................................................ 52

C. Tanggung jawab keluarga dan masyarakat terhadap pendidikan anak .............. 62

BAB V. KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 64

B. Penutup ............................................................................................................... 65

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan suci atau fitrah

manusia diciptakan oleh Allah swt. Dengan mempunyai naluri beragama,

yaitu agama tauhid. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran

pengaruh lingkungan. Lingkunganlah yang nantinya akan mempengaruhi

kehidupan selanjutnya.

Firman Allah swt, (Q.S. Ar-Rum : 30).

ك الل خ اخ ـطش ابس ع١ب ل حبذ٠ د١فب ـطشة الل ٠ جه ذ ـأل

أوز ى م١ ا ٠ ره اذ ش ابس ل ٠ع

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada

agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama

yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui . (Depag RI,

2002 : 408 )

Pendidikan Islam adalah konsep berpikir tentang kependidikan

yang bersumberkan atau berlandaskan pada ajaran-ajaran agama islam

tentang hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan

dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia (Muslim) yang seluruh

pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam. Secara sistematikanya menyangkut

subyek-subyek pendidikan, kurikulum, metode, lingkungan, guru dan

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

13

sebagainya. Mengenai dasar-dasar filsafat yang meliputi pemikiran radikal

dan universal. (Arifin, H. Muzayyin, 2003:17)

Ahmad D Marimba ( 1980:12) mengatakan bahwa filsafat

pendidikan Islam bukanlah filsafat pendidikan tanpa batas. Adapun

komentar mengenai radikal dan universal bukan berarti tanpa batas, tidak

ada di dunia ini yang disebut tanpa batas, dan bukankah dengan

menyatakan sesuatu itu tanpa batas, kita telah membatasi sesuatu itu.

Dalam artian, apabila seorang muslim yang telah meyakini isi

keimanannya, akan mengetahui di mana batas-batas pikiran (akal) dapat

dipergunakan. Dari uraian di atas kiranya dapat kita ketahui bahwa filsafat

pendidikan Islam merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai

berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang

didasarkan pada Al-qur‟an dan Hadis sebagai sumber primer, serta

pendapat para ahli ( khususnya para filosof Muslim) sebagai sumber

skunder.

Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi dilahirkan dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi

lahir seperti yang banyak dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan

musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia

akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.

Pendidikan merupakan kegiatan yang hanya dilakukan oleh

manusia dengan lapangan yang sangat luas, yang mencakup semua

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

14

pengalaman serta pemikiran manusia tentang pendidikan. Pendidikan

sebagai suatu praktik dalam kehidupan, seperti halnya dengan kegiatan-

kegiatan lain.

Dalam Al-qur‟an terdapat kisah seorang putra Nabi yang hidup

dalam keadaan tidak beriman kepada Allah swt.Yaitu putra Nabi Nuh as,

yang bernama Kan‟an. Kan‟an adalah seorang anak yang kafir dan tidak

mau mentaati perintah ayahnya. Meskipun ayahnya seorang Nabi, bahkan

Kan‟an juga bergabung dengan kaum Nabi Nuh yang menentang ajaran-

ajaran Nabi Nuh as. Nabi Nuh sudah berusaha menyadarkan anaknya agar

mau mengikuti perintah ayahnya untuk senantiasa menyembah Allah swt.

Dan minta perlindungan kepadanya, tetapi dia tidak menghiraukan nasihat

ayahnya.

Nabi Nuh as, merupakan salah satu utusan Allah swt. Yang diberi

gelar “ULUL AZMI” disebut ULUL AZMI karena berhati teguh dan

berkemauan keras menghadapi cobaan-cobaan dan pendustaan para

kaumnya, dan Nabi Nuh as, juga mempunyai hati yang sangat sabar untuk

menghadapi karakter kaumnya. (Ali ash-Shabani 2001:26 )

Selain sebagai Rasul Ulul Azmi, Nabi Nuh as, juga merupakan

manusia pilihan Allah swt. Yang diutus untuk memberi peringatan kepada

kaumnya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-qur‟an surah Ali Imron

ayat 33.

لى العالمين ن الله اصطفى ءادم ونوحا وءال إبراهيم وءال عمران ع إ

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

15

Artinya:”Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga

Ibrahim dan keluarga „Imran melebihi segala umat (di masa mereka

masing-masing)‟‟(Depag RI, 2002; 55 )

Kisah Nabi Nuh as, dijelaskan secara khusus dengan namanya

yaitu surah Nuh, isi surah Nuh ini di antaranya adalah ajakan Nabi Nuh as,

kepada para umatnya untuk senantiasa mengikuti ajaran-ajarannya serta

bertaubat kepada Allah swt. Dari satu sisi Nabi Nuh as, adalah manusia

terpilih untuk membimbing kaumnya. Terpilihnya Nabi Nuh as karena

Allah swt. Maha mengetahui kredibilitas dia untuk mendidik umatnya.

Namun, di sisi lain ternyata Nabi Nuh as, tidak berhasil mendidik

umatnyatermasuk anaknya sendiri.

B. Rumusan Masalah

Sebagai pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kisah Nabi Nuh as dalam surah Nuh ?

2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan dalam surah Nuh ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana kisah Nabi Nuh as, dalam surah Nuh.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan dalam surah Nuh .

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

16

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dengan

maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini,

maka perlu penjelasan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Nilai Edukatif

Nilai adalah sifat-sifat yang penting ataupun berguna bagi manusia.

Atau sesuatu yang bersifat mendidik. Maksud dari Nilai-nilai edukatif

merupakan nilai-nilai pendidikan yang di dalamnya mencakup sikap

individu dalam kehidupan pribadi, kehidupan sosial, dan

kehidupan yang berhubungan dengan Tuhan. Berbagai penanaman

nilai edukatif melalui pendekatan moral dilakukan dengan berbagai

cara, baik formal maupun nonformal (Kamus lengkap bahasa

indonesia hal 87)

2. Kisah Nabi Nuh as dalam surah Nuh.

Dalam kamus besar bahasa indonesia, kisah adalah riwayat, cerita,

suatu peristiwa/ kejadian . Kisah berasal dari bahasa arab Qishah, yang

berarti kisah, cerita, berita atau kejadian. Qashash, bentuk jamak dari

Qishah yang secara istilah berarti kisah-kisah ( dalam Al-qur‟an )

tentang para Nabi dan Rasul, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi

pada masa lampau, masa kini dan masa sekarang.

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

17

Kisah adalah upaya mengikuti jejak peristiwa-peristiwa yang

benar-benar terjadi atau imajinatif, sesuai dengan urutan kejadiannya

dan jalan menceritakannya satu episode, atau episode demi episode.

(Quraish Shihab, 1994).

Nabi Nuh adalah Rasul pertama yang diutus Allah yang maha

pengasih dengan sebuah kitab suci kepada umat manusia. Surah Nuh

adalah surah yang ke 71 diantara surah-surah dalam Al-qur‟an. Surah

ini terdiri dari 28 ayat dan termasuk dalam golongan surah-surah

makkiyah. Surat ini dinamai surat Nuh karena mengandung

penjelasan-penjelasan mengenai seruan Nabi Nuh dan doa-doanya.

(Abdul Majid, 2002:226).

Surat ini ditutup dengan doa Nabi Nuh as, yang memohon kepada

Allah swt. Supaya dia dan ibu bapaknya diampuni, demikian pula para

mukmin yang beriman kepada dirinya. Sebaliknya, membinasakan

semua orang yang durhaka dan menyangkal kebenaran. Jadi, secara

keseluruhan maksud dari judul “ Nilai-nilai Edukatif Pada Kisah

Nabi Nuh as Dalam Surah Nuh “adalah pemahaman tentang nilai-

nilai pendidikan yang dapat diambil dari kisah hidup Nabi Nuh as yang

terdapat pada surah Nuh.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik dari segi ilmiah

maupun dari segi sosial.

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

18

1. Dari segi ilmiah diharapkan hasil penelitian ini dapat mengembangkan

pemikiran tentang pendidikan melalui kisah dalam Al-qur‟an pada

khalayak umum, khususnya bagi pendidik.

2. Dari segi sosial diharapkan dapat membuka cakrawala baru tentang

nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya, sehingga kita dapat

memahami bagaimana kisah yang terjadi pada zaman dahulu,

khususnya bagi penulis dan pembaca lainnya.

3. Sedangkan dari segi agama kita dapat mengetahui bagaimana kisah-

kisah yang ada dalam kandungan ayat suci Al-qur‟an dan salah satunya

terjadi pada masa Nabi Nuh as pada surah Nuh.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam penelitian literer ( kepustakaan)

karena berdasarkan pada studi kepustakaan dari buku-buku yang berkaitan

langsung dengan pokok permasalahan. Dimulai dengan mengumpulkan

kepustakaan, pertama-tama dicari segala buku yang ada mengenai tokoh

dan topik yang bersangkutan. (Anton,1990:63).

2. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui 2 sumber data yaitu :

a. Sumber data Primer adalah sumber data yang langsung berkaitan

dengan objek riset yaitu Al-qur‟an, buku pendidikan islam dan

buku sejarah nabi.

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

19

b. Sumber data Skunder adalah sumber data yang digunakan untuk

melengkapi dan penunjang sebagai alat bantu dalam menganalisa

objek permasalahan yang muncul, yaitu melalui literatur-literatur

tafsir dan sumber lain yag mendukung, seperti buku-buku tentang

pendidikan, filsafat dan sejarah Nabi. Literatur tafsir yang penulis

gunakan adalah tafsir An Nuur, Al Misbah,, Ibnu katsir, Tafsir

terjemah Al-qur‟an Depag RI.

3. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penulisan ini digunanakan sebagai dasar untuk

menarik kesimpulan penelitian. Analisis dalam penelitian ini penulis

menggunakan deduktif & induktif ( umum ke khusus, khusus ke

umum ).

Induktif yaitu cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal

atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum.

(Waskito, hal 444).

Cara kerja induktif merupakan penarikan kesimpulan yang

bertitik tolak dari data-data konkret menuju pada kesimpulan umum.

Cara kerja induktif ini diterapkan apabila belum ada knowledge (

pengetahuan ) yang definitif ( sudah pasti ) untuk memecahkan suatu

persoalan. Cara kerja induktif ini bertujuan untuk menarik rumus

umum (general) dari kejadian-kejadian yang bersifat khusus dan

spesifik atau dari pengamatan-pengamatan empiris ( pengalaman ).

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

20

Cara kerja induktif ini untuk mencari data tentang poin-poin

pokok yang sudah dicontohkan Nabi Nuh seperti kriteria, materi dan

metode untuk menjadi seorang peserta didik, kemudian dikembangkan

oleh peserta didik ke dunia pendidikan sekarang.

Induktif merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan

yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.

Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-

pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas

dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang

bersifat umum. (Jujun.S.Suriasumantri, 2005 :48 ).

Deduktif berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti

penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan

yang khusus dari yang umum, lawannya induktif ( Waskito, hal 273 ).

Cara kerja deduktif merupakan cara kerja yang berlawanan

dengan cara kerja induktif. Cara kerja deduktif ini berusaha menarik

kesimpulan dari pernyataan yang bersifat umum menjadi pernyataan

khusus yang lebih spesifik. Akal (rasio), ide dan logika sangat

berpengaruh pada penarikan kesimpulan secara deduktif. Pengalaman

tidak terlalu berpengaruh dalam penarikan kesimpulan secara deduktif

(apriori). Pada cara kerja deduktif ini, proses pemecahan permasalahan

dibagi menjadi 3 pernyataan, yaitu:

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

21

a. Pernyataan universal, yaitu pernyataan umum yang telah

diterima.

b. Pernyataan partikular, yaitu pernyataan khusus turunan dari

pernyataan umum.

c. Kesimpulan, yaitu pernyataan hasil penalaran deduksi.

Deduktif yaitu cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat

umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan

secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang

dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan

dan sebuah kesimpulan. (Jujun.S.Suriasumantri, 2005 :48 ).

Cara kerja deduktif ini untuk mencari data tentang apa saja

nilai-nilai pendidikan yang diterapkan peserta didik agar nantinya bisa

mencontoh nilai-nilai pendidikan yang sudah dilakukan oleh Nabi Nuh

dalam Surah Nuh.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini akan peneliti susun dengan sistematika sebagai berikut :

1. Bagian Awal

Bagian awal meliputi: Halaman sampul, pernyataan keaslian tulisan,

nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan,

abstrak, kata pengantar, daftar isi.

2. Bagian Inti

Bagian ini terdiri dari beberapa bab yaitu:

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

22

BAB I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan isi, manfaat

hasil penelitian, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II merupakan kajian pustaka yang menyajikan tinjauan teoritik

mengenai: Sejarah kenabian, kata Nuh dalam Al-qur‟an.

BAB III merupakan hasil gambaran umum tentang kisah Nabi Nuh

yang meliputi: pengertian kisah, masa hidup Nabi Nuh, dakwah Nabi

Nuh, Nabi Nuh memb uat kapal.

BAB IV merupakan analisis data yang memuat tentang: Peran Nabi

Nuh sebagai pendidik, unsur-unsur pendidikan, nilai-nilai pendidikan

dalam surat Nuh, dan tanggung jawab orang tua dan masarakat

terhadap pendidikan anak.

BAB V penutup yang berisikan kesimpulan dan penutup.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir termuat lampiran, daftar pustaka dan daftar riwayat

hidup.

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

23

BAB II

KONSEP KENABIAN

A. Sejarah Kenabian

Secara etimologis ( ilmu tentang asal usul suatu kata ), kata Nubuwah

berasal dari kata “naba-a” yang berarti kabar warta (news), berita

(tidings), dan cerita (story). (M. Dawam Rahardjo, 1997:302).

Kata “Nubuwah” sendiri merupakan mashdar dari “naba-a”. Dan kata

”nubuwah” disebutkan dalam Al-qur‟an sebanyak 5 kali di beberapa surat.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Nabi adalah orang yg

menjadi pilihan Allah untuk menerima wahyu-Nya dan kenabian adalah

sifat (hal) Nabi, yang berkenaan dengan Nabi. Ditinjau dari segi

sosiologis, kenabian (nubuwah) merupakan jembatan transisi dari masa

primitif menuju masa rasioner. Para Nabi dan Rasul diutus ke dunia ini

untuk membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang

terang. Zaman kegelapan di sini maksudnya adalah zaman yang penuh

dengan keburukan-keburukan moral, penyimpangan akhlak dan

keyakinan, sehingga dapat dikatakan bahwa zaman sebelum diutusnya

para Nabi dan Rasul sama dengan zaman primitif. Dikatakan primitif

karena manusia masih dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan kepada

yang magis. Pada saat itu, manusia masih menganut kepercayaan

animisme dan dinamisme sebelum pada akhirnya sebagian dari mereka

beralih kepada kepercayaan monotheisme, dengan menyembah kepada

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

24

Tuhan Yang Maha Esa setelah para Nabi dan Rasul datang membawa

risalah atau ajarannya.

Jika kita melihat kepada sejarah masa lalu, maka akan dapat terbukti

bahwa pada masa sebelum kedatangan para Nabi dan Rasul, manusia

masih berada pada pola keyakinan yang terpengaruh oleh kekuatan-

kekuatan yang ada di alam ini. Sebagai contoh yaitu kepercayaan yang

dianut oleh masyarakat pada masa Ibrahim as, yakni kepercayaan kepada

berhala. Selain kepercayaan terhadap berhala, kepercayaan lama yang ada

pada masa Ibrahim as, di wilayah timur tengah kuno, adalah kepercayaan

terhadap benda-benda luar angkasa, seperti bintang-bintang, bulan, dan

matahari. Kepercayaan yang berkembang pada masa Ibrahim ini,

penyembahan berhala, bintang-bintang, bulan, dan matahari. Selain itu,

pada masa jahiliyah jazirah Arab (sebagaimana peradaban lainnya) masih

dipenuhi dengan paham-paham penyembahan berhala, pohon, hewan,

fenomena alam, dan benda-benda angkasa seperti bintang, matahari, dan

bulan seperti yang terjadi pada masa Nabi Ibrahim. Namun demikian ada

diantara mereka yang masih memegang tradisi Ibrahim. Mereka inilah

yang disebut kaum Ahnaf, (literal orang-orang yang lurus). Paham yang

mereka anut adalah monotheisme karena rata-rata mereka mengikuti

ajaran Ya‟kubi (di Ghassan dan Syam), walaupun sebagian mengikuti

paham Nestorian yang menuhankan Yesus (di wilayah Hirah). (Irene

Handono, 2003 ; 38).

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

25

Secara umum, di Jazirah Arab, paham monoteisme bukanlah hal

sangat baru. Maka disini kita melihat bahwa faktor keluarga masih

berperan dominan dalam penjagaan ajaran tauhid. Nabi Muhammad

dilahirkan dari keluarga Ahnaf yang memegang tradisi Ibrahim. Satu hal

yang sangat penting dari tradisi Ibrahim yang dipegang teguh oleh para

Ahnaf adalah penyembahan kepada Allah swt saja.

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa kenabian merupakan

jembatan dari masa transisional, dari masa primitif kepada masa rasioner

maka akhir dari masa transisional tersebut adalah pada masa Nabi

Muhammad saw, sehingga setelah masa tersebut, lambat laun manusia

sudah meninggalkan kepercayaan yang primitif berganti dengan masa

rasioner, dimana manusia sepenuhnya menggunakan rasio atau akal

mereka dalam segala aspek kehidupan. Dan setelah berakhirnya masa

transisional, maka berakhirlah pula masa kenabian. Oleh karena itu, saat

ini kehadiran Nabi sebagai penuntun ataupun penunjuk tidak dibutuhkan

lagi karena manusia sudah berada pada masa rasioner, manusia sudah

dapat menggunakan akal mereka sepenuhnya dalam segala hal sehingga

mereka dapat mengetahui mana yang seharusnya disembah dan mana yang

tidak, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus dijalankan

ataupun ditinggalkan.

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

26

1. Pengertian Nabi dan Rasul

Menurut bahasa, Nabi berasal dari kata ( بأ أبأ ) yang berarti

mengabarkan, Atau juga berasal dari kata (بب )yang berarti tinggi dan

naik. Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan

suatu berita dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat

wahyu). Sedangkan kata Rasul secara bahasa berasal dari kata Irsal

yang bermakna membimbing atau memberi arahan.

( Amin Syukur, 2006:70 ).

Nabi dalam pengertian ini sama dengan pengertian Rasul. Namun

ada yang membedakannya bahwa Rasul ialah manusia pilihan Allah

yang mendapatkan wahyu untuk disampaikan kepada umatnya.

Sedangkan Nabi menerima wahyu akan tetapi tidak diwajibkan

menyampaikan kepada umatnya. Dan ada yang menyatakan lain

bahwa Rasul ini membawa syari‟at (aturan baru), sedangkan Nabi

tidak. ( Amin Syukur, 2006 :70 ).

Menurut pendapat dari Abdul Akhir Hammad Al-Ghunaimi

diambil dari buku Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwasanya Nabi itu

adalah, manusia yang menyampaikan apa yang diwahyukan Allah

kepadanya, namun ia tidak diutus Allah kepada kaum kafir tertentu,

untuk mengeluarkan mereka dari kekufuran dan kemunafikan. Adapun

Rasul, yaitu orang laki-laki merdeka yang diberikan wahyu oleh Allah

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

27

dan diutus kepada satu kaum kafir tertentu untuk mengajak mereka

kepada tauhid.

Setiap muslim wajib mengimani adanya para Nabi secara

keseluruhan, baik yang namanya disebutkan dalam Al-qur‟an maupun

yang tidak disebutkan. Adapun para Nabi yang namanya tidak

disebutkan dalam Al-qur‟an, setiap muslim wajib percaya dan beriman

bahwasannya ada Nabi-Nabi selain mereka yang 25 itu.

Di antara hikmah Allah swt, terhadap generasi sebelum kita, Dia

mengutus seorang rasul sebagai pemberi peringatan. Karena bagian

dari keadilan Allah, Dia tidak akan menyiksa seorang pun diantara

makhluk-Nya, kecuali setelah disampaikan dakwah kepada mereka.

Karena itulah hujjah (alasan pembenar) bagi Allah untuk memberikan

balasan, baik pahala maupun hukuman bagi para hamba-Nya. (http://

jumlah nabi dan rasul.com 10/02/2016). Allah berfirman:

(QS. Al-Isra: 15).

دخ بعذ سصل ب١ عز ب وب

“Aku tidak akan memberi siksaan, sampai Aku mengutus seorang

rasul.” ( Depag RI, 2002 : 284 ).

Karena itulah, dalam sejarah manusia, jumlah Nabi dan Rasul yang

telah Allah utus sangat banyak.

Abu Umamah, bahwa Abu Dzar bertanya kepada Nabi Muhammad

saw: “Berapa jumlah persis para Nabi.” Beliau menjawab:

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

28

ضت عشش خ بئت ره رلد ص فب اش أ عشش أسبعت ؿ بئت أ

ب ؼف١شا ج

“Jumlah para Nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah Rasul.

Banyak sekali.” HR. Baihaqi dalam kitab Syu‟abul Iman no. 129 dan

dishahihkan al-Albani dalam al–Misykah 5737).

Dari keterangan diatas bisa kita simpulkan jumlah Nabi 124.000 orang

dan diatara mereka berjumlah 315 orang adalah Rasul. (Umar

Sulaiman al-Asyqar, 2000:16 ).

Para Nabi dan Rasul yang suci ini, mempunyai derajat atau

tingkatan yang berbeda. Ada 4 orang Rasul yang diberi kitab suci,

yaitu Nabi Musa as, Nabi Daud as, Nabi Isa as, dan Nabi Muhammad

saw. Masing-masing dengan kitabnya Taurat, Zabur, Injil dan Al-

qur‟an.

Di antara ke-25 Nabi yang wajib diamini setiap muslim terdapat

lima nama dengan status Ulul „Azmi atau yang diunggulkan karena

dianggap telah menghadapi tantangan besar dalam perjuangan sebagai

Nabi, Yaitu Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as dan Muhammad saw. (

Ash Shabuni, 2001 : 158 )

Secara etimologis Ulul Azmi berasal dari kata dua suku kata Ulu

dan Azmi. Ulu mempunyai arti yang empunya (untuk bentuk jamak)

serta Azmi berasal dari kata Azama yang mempunyai arti keteguhan

hati. Ulul „Azmi artinya adalah orang-orang yang mempunyai

keteguhan hati. Maksudnya telah mempunyai keteguhan hati dalam

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

29

menyampaikan wahyu Allah kepada umat mereka masing-masing,

sekalipun mendapatkan perlawanan dan berbagai reaksi hebat dari

musuh-musuhnya. (Humaidi Tatapangarsa,1990 : 134).

Ulu al-Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para Rasul yang

memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran

yang luar biasa, dalam menyebarkan agama. Hanya lima Rasul yang

mendapatkan julukan ini, dari beberapa Rasul yang telah diutus oleh

Allah. Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa ditingkat para Nabi dan

Rasul.

Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan

gelar ini, diantara lain adalah: http// pendidikan-agama-tentang-ulul-

azmi.html.

a. Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah.

b. Senantiasa memohon kepada Allah swt, agar tidak menurunkan

azab kepada kaumnya.

c. Senantiasa berdoa agar Allah swt memberi hidayah kepada

kaum mereka.

Tentang gelar ini telah dijelaskan pada Al-qur‟an Surah Al-ahqaf ayat

35.

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

30

٠ش ٠ وأ ل حضخعج ص اش عز ب صبش أ ا ـبصبش و

فبصم ا ه إل ام ٠ بس بلغ ـ بزا إل صبعت ٠ ب ٠عذ

Artinya ; Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang

mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan

janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari

mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa)

seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.

(Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan

melainkan kaum yang fasik. (Depag RI, 2002; 507).

Nabi Nuh as, merupakan salah satu dari kelima Nabi yang

mendapatkan gelar Ulul Azmi, Nabi Nuh terkenal sebagai Nabi yang

penyabar, juga memiliki misi yang kuat untuk menyampaikan agama

yang benar menurut Allah swt. Usianya yang hampir 1000 tahun ia

gunakan untuk berdakwah dan pengikutnya hanya 200 saja, bahkan

Istrinya sendiri dan Kan‟an (Anaknya) menentang ajarannya tersebut.

Di masyarakatnya Nuh dianggap Gila, suatu hari Nuh mengingatkan

masyarakat jika akan ada Banjir besar dan mereka tidak

mempercayainya. Sebagai Azab masyarakat yang sombong dan atas

izin Allah swt, datang banjir besar dan ditenggelamkanlah semua

dengan gelombang air bah dan hancurlah semuanya kecuali Nabi Nuh

dan Pengikutnya yang beriman.

2. Perbedaan Nabi dan Rasul

Pada prinsipnya tujuan diutusnya Rasul ialah menyampaikan

risalah Allah dan memberi bimbingan kepada ummat-Nya untuk

menuju jalan yang lurus.( Amin Syukur, 2006 : 71).

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

31

Karena tugasnya menyampaikan risalah maka fungsi malaikat

hanya menyampaikan berita dari Allah kepada mereka. Sedang

penyampaian ajaran kepada manusia dan untuk melakukan

pembangunan nilai-nilai di tengah-tengah kehidupan manusia mesti

dari manusia juga, dan bahkan dari bangsanya sendiri, dengan

menggunakan bahasa kaumnya sebagai media komunikasi agar mudah

dipahami dan dipatuhi seperti di dalam firman Allah: ( QS. Ibrahim

ayat 4)

سصي إل بض ب ب أسص ٠شبء الل ـ١ض ١ب١ ل ب

ذى١ اعز٠ز ا ٠شبء ذ ٠

Artinya : Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan

dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan

terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia

kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.

Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” ( Depag

RI, 2002 : 256 )

Ajaran yang disampaikan oleh para Rasul sejak Nabi Adam as,

sampai dengan Nabi Muhammad saw. pada prinsipnya sama yakni

ajaran tauhid, mengesakan Allah swt secara mutlak, oleh karena itulah

Al-qur‟an menyatakan bahwa Nabi atau Rasul terdahulu itu juga

muslim, “(Nuh berkata):

(QS. Yunus : 72).

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

32

١خ ح ـئ أو شث أ أ إل ع الل أجش أجش إ خى ب صأ ـ

١ ض ا

Artinya „ Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak

meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah

dari Allah belaka dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan

orang-orang yang berserah diri (Islam) kepada-Nya”.( Depag RI,

2002 : 218 )

Adapun perbedaan antara keduanya adalah : ( Saifudin, 2006 :7 )

a. Kenabian adalah syarat kerasulan maka tidak bisa menjadi

Rasul orang yang bukan Nabi. Kenabian lebih umum dari

kerasulan. Setiap Rasul pasti Nabi, tetapi tidak setiap Nabi

adalah Rasul.

b. Rasul membawa risalah kepada orang yang tidak mengerti

tentang agama dan Syari‟at Allah, atau kepada kaum yang telah

mengubah Syari‟at dan agama, untuk mengajari mereka atau

mengembalikan mereka ke dalam Syari‟at Allah. Dia adalah

hakim bagi mereka. Sedangkan Nabi diutus dengan dakwah

kepada Syari‟at Nabi/Rasul sebelumnya.

Adapun perbedaan Nabi dan Rasul secara umum antara lain : (

Saifudin, 2006 : 8 )

Nabi

a) Seorang Nabi menerima wahyu dari Allah swt untuk

dirinya sendiri.

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

33

b) Bertugas melanjutkan atau menguatkan syariat dari Rasul

sebelum Nabi tersebut.

c) Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman.

d) Nabi yang pertama adalah Nabi Adamas.

e) Jumlah Nabi sangat banyak bahkan sampai Ratusan Ribu.

f) Setiap Rasul adalah Nabi namun tidak setiap Nabi adalah

Rasul.

g) Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi.

h) Ada Nabi yang dibunuh oleh kaumnya.

Rasul

a) Rasul menerima wahyu dari Allah guna disampaikan

kepada segenap umatnya.

b) Diutus dengan membawa Syariat yang baru.

c) Rasul diutus kepada kaum yang belum beriman (kafir).

d) Rasul yang pertama kali adalah Nuh as..

e) Jumlah Rasul lebih sedikit dibanding dengan Nabi.

f) Setiap Rasul adalah Nabi.

g) Rasul dapat menerima wahyu melalui mimpi maupun

melalui malaikat dan ia dapat melihat serta berkomunikasi

secara langsung dengan malaikat.

h) Seluruh Rasul yang diutus Allah swt selamatkan dari

percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya.

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

34

Sedangkan menurut Ibnu Abil „Izz al Hanafi, Perbedaan antara

Nabi dan Rasul adalah bahwa orang yang diberikan perintah

(wahyu) dari Allah swt. Jika dia diperintahkan untuk

menyampaikannya kepada orang lain maka dia disebut sebagai

seorang Nabi dan Rasul sedangkan jika dia tidak diperintahkan

untuk menyampaikan kepada orang lain maka dia adalah seorang

Nabi dan Bukan seorang Rasul. Karena setiap Rasul merupakan

Nabi namun tidak setiap Nabi merupakan seorang Rasul. (Syarh

ath Thahawiyah fii „Aqidah as Salaf hal 296)

Sedangkan menurut Syeikh „Athiyah Saqar, Nabi merupakan

seorang manusia yang diberikan wahyu oleh Allah swt. Kepadanya

untuk diamalkan akan tetapi dia tidak diperintahkan untuk

menyampaikannya. Sedangkan Rasul merupakan seorang manusia

yang diberikan wahyu oleh Allah swt, untuk diamalkandan dia juga

diperintahkan untuk menyampaikannya kepada segenap umatnya.

Seorang Rasul merupakan Nabi namun tidak semua Nabi

merupakan seorang Rasul. Berikut ayat yang menggambarkan sifat

kenabian dan kerasulan (dalam diri Muhammad saw):

(QS. Al Ahzab : 40).

اب١١ خبح صي الل ى س جبى س ذ أبب أدذ ذ ب وب

ب ء ع١ ش بى الل وب

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki

di antara kamu., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

35

nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Depag

RI, 2002; 424)

(QS. Al Ahzab : 45).

ز٠شا شا بش ذا بن شب إب أسص ٠ب أ٠ب اب

“Hai Nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan

pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.” (Depag RI,

2002; 425).

3. Fungsi Kenabian ( Nubuwah )

Nubuwah adalah anugrah Ilahi dan pilihan khusus oleh Allah Yang

Maha Tinggi, Maha Kuasa bagi makhluk yang

dikehendakinya.Nubuwah tidak dapat diperoleh dengan kerja keras

atau dengan usaha dan jerih payah, atau dengan ketaatan dan banyak

melakukan ibadah kepada Allah swt. Tidak ada yang dapat

memperoleh nubuwah kecuali orang-orang yang memang layak untuk

mengebamnya, sebab nubuwah merupakan beban yang berat.

Nubuwah tidak juga diwariskan atau melalui cara merampas dan

menguasai.

Para Nabi dan Rasul merupakan manusia pilihan dari hamba-

hamba Allah. Allah swt, telah memuliakan para Nabi dan Rasul

dengan nubuwah. Allah swt, memilih mereka untuk menjadi perantara

antara Tuhan dengan hamba-hambanya, menyampaikan perintah

Allah, memperingatkan agar manusia terhindar dari murka dan

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

36

siksanya serta memberi petunjuk kepada hal-hal yang akan

membahagiakan manusia di dunia dan ahirat.

Nabi diutus Allah untuk mencegah kejahatan dan menyampaikan

kabar gembira kepada orang-orang yang shaleh. (Fazlur Rahman,1996

:119).

Manusia membutuhkan Rasul sebagaimana manusia membutuhkan

agama atau wahyu, sebab agama atau wahyu itulah yang dibawa oleh

seorang Rasul. Dibutuhkannya Rasul oleh manusia terutama

disebabkan karena kelemahan akal manusia dalam memecahkan

problema-problema tertentu yang dihadapi dalam hidupnya.

Wahyu bukan sekedar kata-kata atau magis, melainkan berisi

hukum dan undang-undang yang mengatur semua tatanan hidup

manusia, mulai dari masalah yang paling kecil hingga yang paling

besar. Agama datang dari Tuhan sedangkan Tuhan tidak

menampakkan dirinya secara langsung, maka dibutuhkan seorang

Nabi.

Fungsi Nabi adalah menyampaikan semua kemauan, perintah dan

aturan syariah, undang-undang dari Tuhan kepada umat manusia.

Seorang Nabi tidak diberi wewenang untuk menciptakan ajaran

sendiri. Seorang Nabi mendapat wahyu dari Tuhan serta mendapatkan

penjagaan dan pemeliharaan agar tidak melakukan kesalahan. Fungsi

Nabi dijadikan suri tauladan, contoh hidup yang nyata, dan model

untuk bisa ditiru oleh manusia.

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

37

(http : era muslim.com 10/2017/09.00).

Wahyu atau agama tidak dapat diterima langsung oleh sembarang

manusia, sebab untuk itu diperlukan kualitas spiritual yang tidak

dimiliki oleh kebanyakan manusia. Maka diperlukanlah manusia

istimewa yang berfungsi sebagai perantara atau penghubung antara

alam manusia dengan kehendak-kehendak Tuhan. Selanjutnya lewat

da‟i inilah wahyu atau agama Allah itu disampaikan kepada umat

manusia. Manusia istimewa yang berfungsi sebagai perantara atau

penghubung itulah yang disebut Rasul.

Fungsi kenabian ini yang suatu keharusan karena pada dasarnya

manusia adalah umat yang satu. Manusia semula berada dalam

kebenaran dan agama yang suci, namun kemudian mereka berselisih,

merusak bumi ini, mereka menyimpang dari jalan yang lurus, maka

Allah swt, mengutus kepada para Nabi.

Allah swt, telah menjadikan para Nabi sebagai penyelamat bagi

kaumnya dari gelapnya kebodohan dan kesesatan. Allah swt,

menerangkan diutusnya para Rasul dalam firmannya sebagai berikut :

( Qs. An Nisa‟ : 165 ).

ئل زس٠ ش٠ بش سصل ص ت بعذ اش دج بس ع الل ٠ى

ب عز٠زا دى١ الل وب

Artinya “Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita

gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan

bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

38

Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. ( Depag

RI, 2002 : 104 )

Para Nabi telah mengeluarkan umat manusia dari kesesatan kepada

petunjuk yang benar atau hidayah. Misi para Nabi adalah

menyelamatkan umat-umat dari cengkeraman syirik ( menyekutukan

Allah dengan sesuatu yang lain ) dan keberhalaan, mensucikan

masyarakat dari kotornya kerusakan moral dan disintegrasi, anarki dan

kekacauan.

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

39

B. KATA NUH DALAM Al QUR’AN

Dalam Al-qur‟an, kata NUH terdapat dalam beberapa surat sebagai

berikut : ( Ali Audah,1991: 481- 482 ).

1. Kata NUH (ح), dengan huruf ha ( ح ) berharakat fathah - دب

(nuhan).

Terdapat dalam surat dan ayat sebagai berikut :

NO SURAT AYAT

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

3 ( Ali-Imron )

6 ( Al-An‟am)

7 ( Al-A‟raf )

11 ( Huud )

21 ( Al-Anbiya)

23 ( Al-Mukminuun)

29 ( Al-Ankabut )

42 ( As-Syuura )

57 ( Al-Hadid )

71 ( Nuh )

33

84

59

25

76

23

14

13

25

1

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

40

2. Kata NUH ( ح), dengan huruf ha (ح ) berharakat kasrah- ح (

nuhin )

Terdapat dalam surat dan ayat berikut :

NO SURAT AYAT

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

4 ( An-Nisa‟ )

7 ( Al-A‟raf )

9 ( At-Taubah )

10 ( Yunus )

11 ( Huud )

14 ( Ibrahim )

17 ( Al-Isra‟ )

19 ( Maryam )

22 ( Al-Hajj )

25 ( Al-Furqon )

26 ( Asy-Syu‟ara )

33 ( Al-Ahzab )

37 ( Ash-Shaffaat)

38 ( Shaad )

40 ( Al-Mukmin )

50 ( Qaaf )

51 ( Adz-Dzariyat )

53 ( An-Najm )

163

69

70

71

36 & 89

9

3 & 17

58

42

37

105

7

79

12

5 & 31

12

46

52

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

41

19.

20.

54 ( Al-Qomar )

66 ( At-Tamrin )

9

10

3. Kata NUH (ح), dengan huruf ha (ح ) berharakat dhomah - ح (

nuhun )

Terdapat dalam surat dan ayat berikut :

NO SURAT AYAT

1.

2.

3.

4.

11 ( Huud )

26 ( Asy-Syu‟ara )

37 ( Ash-Shaffaat )

71 ( Nuh )

32, 42, 45,

46 & 48

106 & 116

75

21 & 26

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

42

C. Unsur-Unsur Pendidikan

Diantara unsur-usur pendidikan adalah: ( Tamalene, 2011:17).

1. Tujuan

Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

2. Materi

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi

pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari

keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar

pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran

tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.

Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran

hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya

standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya

indikator.

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

43

3. Pendidik

Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta

didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga

lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab

terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program

pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

Pendidik memiliki peran yang sangat vital dan fundamental

dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik kepada

peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pendidik memiliki peran yang amat penting, terutama

sebagai agen of change melalui proses pembelajaran. Oleh

kareana itu , dengan adanya sertifikasi diharapkan pendidik

agar dapat lebih berperan aktif, efektif dan professional.

4. Peserta didik

Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan

baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada

jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

5. Metode

Menurut Poerwadarminta (1999:767). Metode adalah cara

yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

44

maksud. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang

ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6. Media

Media pendidikan adalah suatu bagian integral dari proses

pendidikan di sekolah karena itu menjadi suatu bidang yang

harus dikuasai oleh setiap guru profesional, bidang ini telah

berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu, teknologi

dan perubahan sikap masyarakat, maka telah ditafsirkan secara

lebih luas dan mempunyai fungsi yang lebih luas pula serta

memiliki nilai yang sangat penting dalam dunia pendidikan di

sekolah.

7. Institusi

Pendidikan informal merupakan pendidikan dimana

hubungan peserta didik dengan pendidik adalah anak dan orang

tua. Atupun pada pendidikan dari kakak terhadap adiknya.

Pendidikan ini merupakan dasar atau basis dari peserta didik

untuk mengembangkan karakternya pada pendidikan yang

selanjutnya.

8. Lingkungan

Setiap manusia pasti memiliki sejumlah kemampuan yang

dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu

terjadi karena adanya interaksi manusia dengan lingkungannya.

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

45

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar

diri anak yang memberikan pengaruh terhadap

perkembangannya. Dengan kata lain lingkungan pendidikan

merupakan latar tempat berlangsungnya pendidikan

(Indrakusuma, 1978;12 ).

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan menurut

Tirtarahardja (2000;45) adalah untuk membantu peserta didik

dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya

(fisik/sosial/budaya) dan mengajarkan tingkah laku umum serta

menyeleksi atau mempersiapkan individu untuk peranan-

peranan tertentu.

9. Proses

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi

segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada

pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan

itu dilaksanakan sangat menetukan kualitas hasil pencapaian

tujuan pendidikan.

Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu

kualitas komponen dan kualitas penglolaannya. Kedua segi

tersebut satu sama lainnya saling bergantung. Walaupun

komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya

sarana-prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang

dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

46

akan tercapai secara optimal. Tujuan utama pengelolaan proses

pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman

belajar yang optimal. Sebab berkembangnya tingkah laku

peserta didik sebagai tujuan belajar hanya dimungkinkan oleh

adanya pengalaman belajar yang optimal itu. Di sini jelas

bahwa pendayagunaan teknologi pendidikan memegang

peranan penting. Pengelolaan proses pendidikan harus

memperhitungkan perkembangan IPTEK.

10. Evalusi

Menurut Ramayulis (2008:332) mengatakan “Evaluasi

merupakan suatu proses mengumpulkan, menganalisis, dan

menginterpretasikan informasi guna menetapkan keluasan

pencapaian tujuan oleh individu”. Dan menurut Abdul Mujid

dan Jusuf Mudzakir (2010:211) mengatakan “Evaluasi adalah

suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan

perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.

Sedangkan Evaluasi Pendidikan Islam adalah suatu taraf untuk

menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan

Islam.

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

47

BAB III

KISAH NABI NUH AS DENGAN KAUMNYA

A. Pengertian Kisah

Menurut bahasa kisah berasal dari kata Qashash jamak dari

Qishah, artinya kisah, cerita, atau keadaan dan juga berasal dari kata Al

qashshu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Sedangkan

menurut istilah Qashashul Qur‟an ialah kisah-kisah dalam Al-qur‟an

tentang para Nabi dan Rasul mereka, serta peristiwa-peristiwa yang

terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.

Dikatakan, Qashashtu Atsarahu artinya, “saya mengikuti atau

mencari jejaknya” kata Al-qashash berarti bentuk masdar, seperti

firman Allah swt: (Qs. Al-Kahfi: 64).

ب لصصب آربس ا ع ب وب بػ ـبسحذ ه لبي ر

Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya

kembali, mengikuti jejak mereka semula.(Depag RI, 2002; 302 )

Pengertian Kisah Qashash berarti bekasan atau mengikuti bekasan

(jejak). Lafadz qashash adalah mashdar yang berarti mencari bekasan

atau jejak. Qashash bermakna urusan, berita, khabar dan keadaan.

Qashash juga berarti berita-berita yang berurutan. Qashash Al-qur‟an

ialah kabar-kabar dari Al-qur‟an tentang keadaan-keadaan umat yang

telah lalu dan kenabian masa dahulu, peristiwa-peristiwa yang telah

terjadi, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri serta

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

48

menerangkan bekasan-bekasan dari kaum-kaum purba itu. (T.M. Hasbi

Ash-Shiddieqy, 1993: 187).

Al-qur‟an telah menyebutkan kata qashash dalam beberapa

konteks, pemakaian, dan tashrif (konjungsinya), dalam bentuk fi‟il

mâdhi (kata kerja lampau), fi‟il mudhâri‟ (kata kerja sedang atau akan

datang), fi‟il amar (kata kerja perintah), dan dalam bentuk mashdar

(kata kerja yang dibendakan). Imam ar-Raghib al-Ashfahani

mengatakan dalam kitab Mufradat-nya (al-Muradât fi Ghârib al-

Qur‟an) tentang kata ini (qishash), “al-Qashash berarti mengikuti

jejak”. Dikatakan, qashashtu atsaruhu “saya mengikuti jejaknya”.

B. Kenapa Dinamakan Nuh.

Dinamakan dengan surat “Nuh” karena surat ini seluruhnya

menjelaskan dakwah dan do‟a Nabi Nuh as. Surat ini terdiri atas 28

ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah

surat An-Nahl.

Pokok-pokok isinya: Ajakan Nabi Nuh as, kepada kaumnya untuk

beriman kepada Allah swt, serta bertobat kepadanya. Perintah

memperhatikan kejadian alam semesta, dan kejadian manusia yang

merupakan manifestasi kebesaran Allah, siksaan Allah di dunia dan

akhirat bagi kaum Nuh yang tetap kafir dan ditutup dengan do‟a Nabi

Nuh as. (Abdul Madjid, 2002:226).

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

49

Nabi Nuh as, sebagai manusia pilihan Allah diutus kepada

penduduk bumi untuk memberi peringatan dan memberi ancaman

kepada kaumnya dari siksa Allah swt. Ia memperingatkan manusia

untuk senantiasa menyembah Allah swt, dan bukan menyembah selain

dia (Allah). Allah juga senantiasa memerintahkan kepada Nabi Nuh

untuk mengancam kaumnya yang ingkar bahwa azab Allah akan

datang yaitu banjir bandang yang akan menenggelamkan seluruh

manusia yang ingkar dan kafir.

Kehidupan Nabi Nuh as, merupakan kehidupan yang penuh dengan

penderitaan. Dia adalah Rasul yang paling panjang usianya dan paling

gigih perjuangannya. Dia hidup dalam masa yang sangat panjang dan

hidup beratus-ratus tahun lamanya. Hidup di tengah kaumnya 950

tahun, memberi peringatan dan nasihat kepada kaumnya, serta

menyeru mereka ke jalan Allah swt.

C. Masa Hidup Nabi Nuh as.

Nabi Nuh adalah generasi ke sepuluh dari Nabi Adam as. (

Rafi‟udin, 2001:17) Nuh adalah bin (anak) Lamak bin Metusylah bin

Akhnukh, yaitu Idris. Silsilah ( nasap) ini berkelanjutan sampai Syith

bin Adam as Bapak dari semua manusia. ( M. Ali ash Shabani,

2001:168).

Nuh as, mempunyai empat orang putra, mereka adalah Sam, Harn,

Yafith dan Kan‟an. Kan‟an adalah putra Nabi Nuh yang tenggelam

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

50

dalam taufan ( badai ) karena dia tidak mau mengikuti seruan ayahnya.

Dia adalah anak yang ingkar dan kafir sehingga dia tidak berhasil

menyelamatkan diri dari banjir yang menenggelamkan seluruh umat

Nabi Nuh as yang kafir. Adapun ketiga putranya yang lain, mereka

telah selamat. Sam adalah Bapak bangsa Arab (Smith). Ham adalah

Bapak orang Ethiopia. Yafith adalah Bapak bangsa romawi.

Nabi Nuh as, menerima wahyu Kenabian dari Allah dalam masa

“fatrah” masa kekosongan diantara dua Rasul dimana biasanya

manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang

dibawa oleh Nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik

meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan

kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.

Demikianlah maka kaum Nabi Nuhtidak luput dari proses tersebut,

sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka

sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh

tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai Tuhan-Tuhan yang

dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala

kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan

dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan

ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti

menurut kehendak dan selera mereka. Kadang-kadang mereka

namakan berhala mereka “Wadd, Suwa, Yaguts, Ya‟uq dan Nasr.

(Munawwaroh, 2005 ; 24)

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

51

Mereka adalah nama orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh as,

dan setelah mereka meninggal dunia, setan membisikan kepada

kaumnya untuk mendirikan ditempat tinggal mereka berupa patung-

patung itu dengan nama-nama mereka. Orang-orang melakukannya

dan mereka tidak menyembah patung-patung itu, namun setelah orang-

orang ini meninggal dunia dan melupakan ilmu lalu disembahlah

patung-patung itu. ( Sayyid Muhammad Husain Thabathaba‟i, 1991 :

38 juz 20 ).

Sekian lama kaum Nuh menyembah berhala. Mereka menjadikan

berhala-berhala tersebut sebagai sesembahan yang diharapkan darinya

kebaikan dan memohon perlindungan kepadanya dari segala kejahatan,

menyerahkan segala urusan dalam kehidupan ini kepadanya.

Oleh karena itu Allah mengutus Nabi Nuh as, untuk menyeru dan

memberi peringatan kepada mereka. Allah swt, telah berfirman sebagai

berikut ;

(Qs Nuh Ayat 1).

عزاة ٠أح١ أ لب ه زس ل أ أ ل ب دب إ إب أسص

أ١

Artinya ; “ Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada

kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan

sebelum datang kepadanya azab yang pedih", ( Depag RI, 2002 ;

571)

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

52

Allah mengutus Nabi Nuh as, seorang yang jelas ucapannya,

cerdas dan lembut. Allah telah memberikan kekuatan kepadanya untuk

berdebat dan kemampuan mengemukakan argumentasi untuk

mematahkan semua alasan yang disampaikan oleh kaumnya. Nabi Nuh

as, menyeru kaumnya agar beriman kepada Allah saja, namun mereka

berpaling. Ia juga memberikan peringatan dengan siksa yang pedih,

serta memberikan kabar gembira dengan ganjaran yang besar, namun

mereka tetap buta dan tetap tidak mau mendengar serta

menyombongkan diri. ( Rafi‟udin, 2001:17 )

Betapa berat penderitaan Nabi Nuh as, dalam perjuangan ini serta

musibah besar yang dialami Nabi Nuh as, ini dalam masa yang

panjang. Kehidupan yang merupakan rentetan penderitaan, siksa dan

bencana yang tidak dapat ditanggung kecuali oleh Nabi-Nabi yang

sabar dan teguh hati. Oleh karena itu Nabi Nuh termasuk salah satu

Rasul Ulul „Azmi. ( Humaidi, 1990:134).

Nabi Nuh as, sebagai Rasul Allah disamping meluruskan kembali

penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tugas kekhalifahan

manusia ia pun merupakan tonggak pemacu perkembangan sosial

budaya umat manusia. Dia telah mencoba mengadakan revolusi

pemikiran terhadap kaumnya untuk tidak lagi menyembah berhala dan

beralih menyembah Allah swt.

Masalah umur Nabi Nuh as, banyak mengandung hikmah dan

pelajaran, Umur beliau mencakup beberapa abad yang panjang

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

53

berdakwah kepada kaumnya kepada Allah swt, untuk menjaga mereka

dari azab Allah dan mengharapkan bagi mereka akan rahmatnya,

beliau tidak putus asa dan menyerah, bahkan mengharapkan agar

mereka mendapatkan hidayah Allah swt, meskipun membutuhkan

waktu yang lama, umur beliau yang panjang hendaknya menjadi

pelajaran penting bagi para da‟i, guru dan murabbi dalam hal

kesabaran, kekuatan tekad dan keimanan.

Sebagaimana juga menjadi pelajaran bagi semua manusia, agar

menyadari bahwa kematian itu akan menghampirinya meskipun

memiliki umur yang panjang, dan umur manusia itu hakikatnya adalah

kumpulan hari-hari yang setiap harinya akan berlalu dengan

terbenamnya matahari, untuk menyingkap tabir akan kesempatan

ruhnya untuk mendapatkan kebahagiaan yang abadi di surga, maka

alangkah beruntungnya jika usahanya dalam rangka untuk

mendapatkan kebahagiaan, dan alangkah meruginya jika amalnya

sedikit atau berlebihan.

Seorang muslim yang bijaksana dia akan memperhatikan hal-hal

yang bersifat maknawiyah ( umum ) dan pandai mengambil pelajaran

dalam hidupnya, yang demikian itu akan mendorongnya untuk

memiliki tekad yang kuat dalam beramal. Dan tidak selayaknya

menyibukkan diri dengan rincian sejarah yang tidak ada penjelasannya

dari wahyu, dan tidak ada sandaran dalil yang kuat dalam Syari‟at.

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

54

D. Dakwah Nabi Nuh as, Kepada Kaumnya

Secara etimologis, kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang

mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu

tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang

berasal dari kata kerja ( دعب, ٠ذع, دعة artinya : menyeru,

memanggil, mengajak. Dalam pengertian yang integralistik dakwah

merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh

para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar

bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju kehidupan

yang Islami. (Al Hasmy, 1997:18).

Nabi Nuh as, keluar menuju kaumnya dan memulai dakwahnya.

Nabi Nuh as, berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat

oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan

berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah, Tuhan sekalian

alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya

serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan

oleh Setan dan Iblis. ( Ahmad Syadali, 1997:27).

(QS. al-A‟raf: 59).

ؼ١ش إ ب ى اعبذا الل ـمبي ٠ب ل ل ب دب إ مذ أسص

عظ١ عزاة ٠ إ أخبؾ ع١ى

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

55

“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan

bagi kamu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah

Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar‟‟(Depag RI,

2002; 159).

Dengan kalimat yang singkat tersebut, Nabi Nuh meletakkan

hakikat ketuhanan kepada kaumnya dan hakikat hari kebangkitan.

Disana hanya ada satu Pencipta yang berhak disembah. Disana

terdapat kematian, kemudian kebangkitan hari kiamat. Hari yang besar

yang di dalamnya terdapat siksaan yang besar.

Nabi Nuh as, menarik perhatian kaumnya agar melihat alam

semesta yang diciptakan oleh Allah swt, berupa langit dengan

matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan

kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan

dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada

manusia, pergantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang

kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan

yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat

dengan tangan mereka sendiri. Di samping itu Nabi Nuh as, juga

memberitakan kepada mereka bahwa akan ada ganjaran yang akan

diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia yaitu surga bagi

amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap

perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan. Nabi Nuh

as, yang dikaruniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh

seorang Nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

56

dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada

kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara

yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadangkala

dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi

pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan

menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka

yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya. ( Ali

Abdul Halim, 1991: 2).

Nuh as, mematahkan semua argumentasi orang-orang kafir dengan

logika para Nabi yang mulia. Yaitu, logika pemikiran yang sunyi dari

kesombongan pribadi dan kepentingan-kepentingan khusus. Nabi Nuh

berkata kepada mereka bahawa Allah swt, telah memberinya agama,

kenabian, dan rahmat. Sedangkan mereka tidak melihat apa yang

diberikan Allah kepadanya. Selanjutnya, ia tidak memaksa mereka

untuk mempercayai apa yang disampaikannya saat mereka membenci.

Kalimat tauhid (tiada Tuhan selain Allah) tidak dapat dipaksakan atas

seseorang. Ia memberitahu kepada mereka bahawa ia tidak meminta

imbalan dari mereka atas dakwahnya. Ia tidak meminta harta dari

mereka sehingga memberatkan mereka. Sesungguhnya ia hanya

mengharapkan pahala (ganjaran) dari Allah swt. Allahlah yang

memberi pahala kepadanya. Nabi Nuh as, menerangkan kepada

mereka bahwa ia tidak dapat mengusir orang-orang yang beriman

kepada Allah swt. Meskipun sebagai Nabi, ia mempunyai hak dan

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

57

keterbatasan itu adalah tidak diberikannya hak baginya untuk mengusir

orang-orang yang beriman kerana dua alasan. bahwa mereka akan

bertemu dengan Allah swt, dalam keadaan beriman kepada-Nya, maka

bagaimana ia akan mengusir orang yang beriman kepada Allah swt,

kemudian seandainya ia mengusir mereka, maka mereka akan

menentangnya di hadapan Allah swt. Ini mengakibatkan pemberian

pahala dari Allah swt, atas keimanan mereka dan balasan-Nya atas

siapa pun yang mengusir mereka. Maka siapakah yang dapat menolong

Nabi Nuh dari siksa Allah swt, seandainya ia mengusir mereka? (

Amin Syukur, 2006 :15 ).

1. Isi Dakwah Nabi Nuh as.

Dahulu ada beberapa orang saleh bernama Wad, Suwa‟,

Yaghuts, Ya‟uq, dan Nasr yang dicintai oleh masyarakat. Ketika

mereka wafat, maka masyarakat merasa sedih karena kehilangan

mereka, saat itulah setan memanfaatkan kesedihan itu dengan

membisikkan mereka agar membuatkan patung-patung dengan

nama-nama mereka untuk mengenang mereka. Akhirnya,

masyarakat pun melakukannya. Waktu pun berlalu, namun patung-

patung itu belum disembah sampai mereka yang membuat patung-

patung itu meninggal dan datanglah anak cucu mereka yang

kemudian disesatkan oleh setan. Setan menjadikan mereka

menganggap bahwa patung-patung itu adalah sesembahan mereka.

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

58

Mereka pun menyembah patung-patung itu dan mulai saat itu

tersebarlah kesyirikkan di tengah-tengah mereka, maka Allah swt,

mengangkat seorang laki-laki di kalangan mereka sebagai Nabi dan

Rasul nya, yaitu Nuh as. Allah memilihnya di antara sekian

makhluk nya, Dia mewahyukan kepadanya agar mengajak

kaumnya menyembah kepada Allah swt, saja dan meninggalkan

sesembahan-sesembahan selain nya. ( Humaidi, 1990:150).

Mulailah Nabi Nuh as, berdakwah, ia berkata kepada mereka:

(QS. Al A‟raaf: 59).

ب ى اعبذا الل ـمبي ٠ب ل ل ب دب إ ؼ١ش مذ أسص إ

عظ١ عزاة ٠ إ أخبؾ ع١ى

“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan

yang berhak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya (kalau

kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab

hari yang besar (kiamat).”(Depag RI, 2002; 159).

Maka diantara kaumnya ada yang mengikuti ajakannya, mereka

terdiri dari kaum fakir dan dhu‟afa (lemah). Adapun orang-orang

kaya dan kuat, maka mereka menolak dakwahnya, sebagaimana

istrinya dan salah satu anaknya juga menolak dakwahnya. Mereka

yang menolak dakwahnya menentangnya dan berkata kepadanya,

(QS. Huud: 27).

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

59

ب شان زب ب شان إل بششا ل وفشا ل از٠ ـمبي ا

أسارب احبعه إل از٠ ـض ع١ب ى ب ش أ اش ببد

وبرب١ ظى ب

“Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia

(biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang

mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara

Kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu

memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin

bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.”(Depag RI, 2002;

225).

Nabi Nuh as, tidak berputusa asa terhadap sikap kaumnya yang

menolak dakwahnya, ia terus mengajak mereka saat malam dan

siang hari, menasihati mereka secara rahasia dan terang-terangan,

menjelaskan kepada mereka dengan lembut hakikat dakwah yang

dibawanya, tetapi mereka tetap saja kafir kepadanya, tetap saja

sombong dan melampaui batas, dan terus membantah Nabi Nuh as,

dan keadaan itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Mereka juga menyakitinya, menghinanya, dan memerangi

dakwahnya. ( Amin Syukur, 2006:25 ).

Pernah suatu ketika, sebagian orang-orang kaya mendatangi

Nabi Nuh as, dan meminta kepadanya untuk mengusir orang-orang

fakir yang beriman kepadanya agar orang-orang kaya ridha dan

mau duduk bersamanya sehingga bisa beriman kepadanya, namun

Nabi Nuh as, menjawab, dalam firman Allah :

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

60

QS. Huud: 29-30.

ب أب بطبسد إل ع الل أجش بل إ ع١ ل أصأى ٠ب ل

ب حج ل ى أساو لل سب ا إ آ * از٠ ٠ب ل

ط إ الل صش ٠ أـل حزوش شدح

“Wahai kaumku!Aku tidak meminta harta benda kepada kamu

(sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan

aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah

beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya,

akan tetapi aku memandangmu sebagai suatu kaum yang tidak

mengetahui–Dan (Nuh berkata), “Wahai kaumku! Siapakah yang

akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka.

Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?”(Depag RI, 2002;

226).

Maka kaumnya pun marah dan menuduhnya telah sesat, dan

mereka berkata,

(QS. Al A‟raaf: 60).

ب١ إب شان ـ ضلي ل ل لبي ا

“Sesungguhnya kami melihatmu berada dalam kesesatan yang

nyata.”(Depag RI, 2002; 159).

Nuh balik menjawab, (QS. Al A‟raaf: 61-62).

١ سة اعب ى سصي ١ش ب ضلت * لبي ٠ب ل أبؽى

ب ل حع الل أع صخ ى أ سصبلث سب

“Wahai kaumku! Tidak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi

aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”– “Aku sampaikan

kepadamu amanat-amanat Tuhanku, aku memberi nasehat

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

61

kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu

ketahui.”(Depag RI, 2002; 159).

Nabi Nuh as, tetap bersabar mendakwahi kaumnya, hari demi

hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun dilaluinya, tetapi yang

mau mengikuti seruannya hanya beberapa orang saja. Bahkan

ketika Nuh mendatangi sebagian mereka, mengajak mereka agar

menyembah Allah dan beriman kepada-Nya, mereka taruh anak

jarinya ke telinga mereka agar tidak mendengar kata-kata Beliau,

dan ketika Beliau pergi kepada yang lain sambil menyebutkan

kepada mereka nikmat-nikmat Allah swt, yang diberikan kepada

mereka serta menceritakan tentang penghisapan pada hari Kiamat,

mereka taruh baju mereka di wajah mereka agar tidak melihat

Beliau, dan hal ini berlangsung terus hingga akhirnya orang-orang

kafir berkata kepada Nabi Nuh as. ( Hasby ash-Shiddiqy,

2003:4359).

(QS. Hud: 32).

لبا ٠ب ح لذ جبد ج و ب حعذب إ خب ـأوزشث جذاب ـأحب ب

بدل١ اص

“Wahai Nuh! Sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami,

dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap Kami,

maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan

kepada Kami, jika kamu termasuk orang-orang yang

benar.”(Depag RI, 2002; 226).

Nuh menjawab,

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

62

(QS. Hud : 33-34).

عجز٠ ب ب أخ شبء إ الل ب ب ٠أح١ى صذ لبي إ ل ٠فعى

صخ ى أ أسدث أ إ إ١ سبى ٠ى ٠ؽ ٠ش٠ذ أ الل وب إ

حشجع

“Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika

Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan

diri.–Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika aku

hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak

menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah

kamu dikembalikan.”(Depag RI, 2002; 226).

Maka Nabi Nuh pun bersedih karena kaumnya tidak mau

memenuhi ajakannya, bahkan sampai meminta agar disegerakan

azab untuk mereka. Meskipun begitu, Nabi Nuh tidak berputus asa,

dia tetap berharap kiranya ada di antara mereka yang mau beriman.

Hari demi hari, bulan demi bulan berganti dan tahun pun berganti

dengan tahun berikutnya, tetapi ajakan Beliau tidak membawa

hasil. Beliau berdakwah kepada kaumnya dalam waktu yang cukup

lama, yaitu selama 950 tahun. ( Hasby ash-Shiddiqy, 2003:4350 ).

2. Metode Dakwah Nabi Nuh as.

Diantara metode dakwah yang diterapkan oleh Nabi Nuh as,

adalah : ( Ali Abdul Halim Mahmud, 1991 : juz II )

a. Mengajak kepada umatnya untuk bertauhid.

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

63

Dakwah yang pertama kali yang dilakukan Nabi Nuh as,

kepada kaumnya yakni mengajak untuk menyembah Allah

semata. Tidak diragukan lagi, bahwa dakwah kepada tauhid

adalah asas dari setiap risalah, dan mencurahkan sebagian

besar waktu untuk mendakwahkan tauhid yang dapat

membahayakan jiwanya. Nabi Nuh as, berdakwah kepada

tauhid dengan dakwah yang ikhlas karena khawatir

kaumnya akan tertimpa azab dari Allah swt, pada hari

kiamat.

b. Standar keutamaan seseorang adalah ketakwaan dan amal

soleh.

Dalam melakukan dakwahnya Nabi Nuh as, tidak bertujuan

untuk memperoleh kemulian dihadapan manusia

sebagaimana yang diungkapkan oleh para penguasa yang

menuduh Nabi Nuh as, berdakwah hanya ingin memperoleh

kemulian dihadapan manusia. Nabi Nuh as, membantah

tuduhan para penguasa sebagimana dikisahkan pada surat

Hud bahwa setiap manusia berasal dari Adam as, dan Adam

berasal dari tanah, tidak ada keutamaan Adam dari manusia

yang lain kecuali ketakwaannya. Keutamaan manusia

diperoleh dengan melaksanakan yang wajib, bersabar atas

kecaman, dan ilmu dan amal yang ia lakukan.

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

64

c. Kebenaran yang sudah jelas tidak membutuhkan dalil tapi

membutuhkan Itiba` (mengikuti jejak ).

Nabi Nuh as, menjelaskan kebenaran kepada kaumnya

bahwa dia adalah pengemban risalah (Rasul) tetapi

kaumnya tidak mau mengikuti kebenaran yang disampaikan

dan malah meminta didatangkan azab untuk membuktikan

kebenaran risalah yang disampaikan oleh Nabi Nuh as,

sebagai mana dijelaskan dalam firman Allah swt:

(Qs. Hud:32).

ج و ب حعذب إ خب ـأوزشث جذاب ـأحب ب لبا ٠ب ح لذ جبد

بدل١ اص

“Mereka Berkata "Hai Nuh, Sesungguhnya kamu Telah

berbantah dengan kami, dan kamu Telah memperpanjang

bantahanmu terhadap kami, Maka datangkanlah kepada

kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu

termasuk orang-orang yang benar".(Depag RI, 2002; 227).

d. Dakwah harus terus dan tanpa berhenti.

Nabi Nuh as, melarang kaumnya yang menyembah patung

baik pada waktu siang dan malam bahkan mencapai waktu

yang panjang yakni seratus tahun beliau infaqkan untuk

mendakwahkan kepada tauhid. Genersi selanjutnya

berwasiat kepada sebagian yang lain agar tidak menyembah

kepada patung-patung dan jangan meninggalkan patung

Wadd, dan jangan pula Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr.

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

65

Para muhadisdan ulama atsar ( salaf ) meriwayatkan bahwa

mereka (patung Wadd, dan jangan pula Suwwa', Yaghuts,

Ya'uq dan Nasr) adalah nama laki-laki sholeh dari kaum

Nabi Nuh as. Sebagaimana firman Allah Swt:

(Qs.Nuh:23).

٠عق ل ٠ؽد اعب ل ص ا د ل حزس آخى لبا ل حزس

ضشا

“ Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu

meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan

jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)

wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan

nasr".(Depag RI, 2002; 572).

e. Kezhaliman itu pasti ada.

Pada akhir perjalanan dakwah Nabi Nuh as, Allah

memerintahkan kepada bumi untuk mengeluarkan air dan

kepada langit untuk menurunkan hujan tidak alasan bagi

keduanya kecuali ketaatan dan keridhoan, maka terjadilah

banjir dan berlayarlah kapal Nabi Nuh as, bersama orang-

orang yang ada didalamnya (yang beriman) dari atas

gunung yang bernama Judiy dan tenggelamlah orang-orang

yang tidak mau mengikuti apa yang didakwahkan oleh Nabi

Nuh as, termasuk juga anak dan istrinya karena tidak mau

mengikuti dakwah Nabi Nuh as.

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

66

f. Keluarga dalam islam adalah orang yang seakidah dengan

kita.

Pada saat diatas gunung yang bernama Judiy disanalah

Nabi Nuh as, berdoa kepada Robnya sesungguhnya anakku

dari keluargaku dan tenggelam bersama orang-orang yang

menentang padahal engkau telah berjanji akan

menyalamatkan keluargaku. kemudian Allah swt

membantahnya dengan firmanya dalam Al-qur`an:

(Qs.Hud:46) .

ب ؼ١ش صبخ ـل حضأ ع ه إ أ ١ش لبي ٠ب ح إ

١ش ه ب حى إ أعظه أ ع

١ جب ا

“Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya dia bukanlah

termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan),

Sesungguhnya (perbuatan)nya. perbuatan yang tidak baik.

sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu

yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya

Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan

termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.

"(Depag RI, 2002; 230).

3. Pengalaman Nabi Nuh as Saat Dakwah

Nabi Nuh as, yang berdakwah kepada Penguasa saat itu agar

mereka mau menerima konsep hidup Kal Jasadil-Wahid ( orang

islam satu dan lainya seperti satu tubuh ) jika mereka ingin selamat

dari murka Allah swt, ternyata ditanggapi dengan melecehkan Nabi

Nuh as, dan pengikutnya. Keangkuhan manusia pada saat itu yang

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

67

lebih percaya kemampuan sendiri dibanding konsepsi dari Allah

swt, menurut Sunah Nuh, mereka melecehkan Nuh dengan

memperolok-olokkannya sebagai suatu permainan. Dakwah

diberikan secara terang-terangan kepada Penguasa saat itu, tapi

hasilnya mereka buang muka dengan sombongnya. Dalam

dakwahnya Nabi Nuh as, menyampaikan ancaman Allah swt,

bahwa jika mereka tetap hidup dengan ajaran nenek moyang

mereka maka Azab yang Maha besar akan menimpa mereka,

sebaliknya jika mereka mau mengikuti Ajaran Allah swt, menurut

Sunah Nabi Nuh as, maka mereka akan diselamatkan di Dunia ini

maupun di akhirat nanti. Ancaman yang disampaikan Nabi Nuh as,

ternyata datang juga setelah umat manusia pada saat itu dengan

bangganya bertahan dengan prinsip hidup mereka, azab datang

berupa air bah yang menenggelamkan semua kota di masa itu.

Nabi Nuh as, akhirnya berhasil memenangkan perjuangan hidup

Nur menurut Sunah Rasul Nuh dengan bantuan langsung dari

Allah swt.

a. Masyarakat yang dihadapi Nabi Nuh as.

Bertahun-tahun lamanya kaum Nabi Nuh as, menyembah

berhala mereka menjadikan berhala-berhala itu sebagai Tuhan

tempat meminta kebaikan dan tempat menolak bala. Berhala

menjadi tempat bergantung segala sesuatu dalam kehidupan

mereka. Mereka meminta dan memanggil berhala-berhala itu

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

68

dengan beragam nama. Kadang dengan nama Wadda, Suwaa‟,

dan Yaghuts. Kadang dengan nama Ya‟uq, atau Nasr nama-

nama berhala ini diwarisi masyarakat Arab di masa jahiliyah.

Mereka berbuat yang demikian itu dikarenakan kejahilan dan

menuruti hawa nafsu.

Asal muasal nama-nama berhala itu diambil dari nama-nama

ulama mereka yang pernah hidup bersama mereka sebelumnya.

Dengan dalih untuk mengenang jasa-jasa mereka dan untuk

mengingatkan semangat peribadatan umat ketika itu, maka

dibuatlah patung, gambar, simbol-simbol visualisasi fisik

mereka. Namun lambat laun dengan bergantinya generasi,

patung-patung itu justru disembah dan dijadikan Tuhan.

Kondisi masyarakat seperti itulah Nabi Nuh as, diutus. Nuh

adalah orang yang sangat fasih dalam bertutur, cerdas akalnya,

pemikirannya jauh ke depan, santun perilakunya, sangat sabar

tatkala harus berdebat, memiliki kemampuan berargumentasi

yang kuat, dan punya kekuatan meyakinkan lawan bicara.

Dengan bekal itu Nabi Nuh as mengajak kaumnya untuk

kembali kepada Allah swt. Sayang, kaumnya menolak

seruannya. Namun Nuh as, tetap memberi peringatan tentang

dahsyatnya siksa pembalasan di hari kiamat. Dan kaumnya

tetap membisu dan tuli. Nuh as, terus memotivasi mereka

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

69

dengan imbalan pahala yang sangat besar jika mau beriman,

namun mereka semakin menutup telinga dan mata.

b. Iri dan Sombong Penyebab Penolakan Dakwah.

Adapun orang-orang yang telah Allah swt. tutup hatinya,

mereka tidak akan beriman. Karena potensi pendengaran,

penglihatan, dan akal pikiran mereka tidak difungsikan untuk

meraih hidayah, mereka tidak mendapatkan cahaya tauhid.

Mereka itu adalah para pemuka kaum, para elit yang memiliki

kekuasaan dan jabatan..

Para elit itu berkomentar, ”Kamu kan manusia biasa seperti

kami, kamu salah seorang di antara kami. Kalau Allah swt.

menginginkan Rasul, pasti Dia akan mengutus malaikat. Dan

karena itu kami pasti akan serta merta mendengarkan

perkataannya. Kami akan segera memenuhi seruannya.”

( Ali Abdul Halim Mahmud, 1991 juz II )

E. Nabi Nuh Membuat Kapal.

Nabi Nuh as, di tengah-tengah kaumnya dalam kurun waktu yang

sangat panjang. Menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka

meninggalkan penyembahan berhala dan mengajak menyembah

kepada Allah swt. Akan tetapi, dalam waktu yang cukup lama itu Nabi

Nuh as, tidak berhasil menyadarkan dan menarik kaumnya untuk

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

70

mengikuti ajaran yang dibawanya. Bahkan kaum Nabi Nuh as, tidak

akan ada lagi yang beriman kecuali kaum yang terdahulu. Maka Allah

swt, memerintahkan kepada Nabi Nuh as, untuk membuat kapal dan

mengajarkan kepadanya bagaimana membuatnya dengan baik.

Mulailah Nabi Nuh as,membuat kapal dengan dibantu orang-orang

yang beriman kepadanya. Setiap kali, orang-orang kafir melewati Nuh

dan pengikutnya, mereka menghina dan mengejeknya karena melihat

Beliau membuat kapal besar di gurun sahara yang tidak ada sungai dan

laut. Penghinaan mereka bertambah, ketika mereka tahu bahwa

maksud Nabi Nuh as, membuatnya adalah untuk menyelamatkan

dirinya dan pengikutnya dari azab yang akan Allah timpakan kepada

mereka. Akhirnya, pembuatan kapalpun selesai. Nabi Nuh as,

mengetahui bahwa banjir besar akan tiba, maka ia meminta kepada

setiap mukmin dan mukminah untuk menaiki kapal tersebut, ia juga

mengangkut setiap hewan, burung, dan hewan lainnya sepasang.

Hingga ketika Nabi Nuh as, bersama pengikutnya telah berada di atas

kapal, datanglah banjir besar. Langit mengucurkan hujannya dengan

deras, mata air di bumi pun mulai memancarkan airnya dengan kuat.

Sewaktu Nabi Nuh as, tengah berdiri dihaluan kapal, tiba-tiba mata

Nabi Nuh as, tertuju pada sosok orang yang tenggelam, tidak lain

adalah anaknya sendiri yang bernama Kan‟an. Seorang anak yang

kafir, ingkar, tidak mau mentaati perintah ayahnya, Melihat keadaan

seperti itu, Nabi Nuh as, berusaha menyadarkan dan menghimbau

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

71

anaknya supaya ikut naik ke atas kapal seraya berkata “ Wahai Kan‟an

anakku, marilah bersama-sama dengan kami dan janganlah kamu

mengikuti orang yang kafir itu. ( http://cerita islami.com

01/2016/20.00 ).

Meskipun ia putra Nabi, tetapi tetap mengalami nasib yang

menyedihkan karena termasuk orang –orang kafir. Pada saat itu

muncul rasa iba kasih seorang ayah terhadap putra kandungnya yang

berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.

Kan‟an yang tesesat dan telah terkena rayuan setan serta hasutan kaum

yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan

ayahnya. Akhirnya seluruh manusia ditenggelamkan termasuk putra

Nabi Nuh as, yang bernama Kan‟an yang berfikir bisa selamat setelah

berlindung di gunung terdekat, ternyata dia tidak berhasil

menyelamatkan diri dari ganasnya gelombang karna azab Allah swt.

Banjir bandang yang dasyat serta gelombangnya yang tergulung-

gulung tersebut telah memporak-porandakan serta menelan seluruh

kaum Nabi Nuh as, yang kafir serta zhalim. Kaum Nabi Nuh as, yang

kafir saat melihat air membanjiri rumah mereka dan mengalir dengan

derasnya, maka mereka merasa akan binasa, mereka pun segera

mencari tempat-tempat tinggi untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang

sekali, ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung. Allah swt,

membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh as,

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

72

dan para pengikutnya pun bersyukur kepada Allah swt, atas

keselamatan yang diberikan-Nya. ( Amin Syukur, 2006 : 16).

Semua pintu langit telah tertutup kembali, curahan air hujan telah

berhenti. Sedangkan bumi telah menghisap air yang ada

dipermukaannya. Adapun Nabi Nuh as, berlabuh diatas bukit kecil

yang bernama „Judiy” yang hingga kini bekas-bekasnya tengah dicari

oleh orang-orang ahli sejarah. Untuk selanjutnya Nabi Nuh as, beserta

pengikutnya kembali ke kampung halaman untuk menghirup udara dan

suasana baru yang penuh dengan pertologan serta berkah dari Allah

swt. Ketika berlabuh di bukit Judiy, Allah swt, memerintahkan Nabi

Nuh as dan orang-orang yang menaiki kapal bersamanya untuk turun

dengan aman selamat dan keberkahan dari Allah swt. Mereka

mendarat dari kapal pada hari Asyura ( sepuluh Muharram ) setelah

berada diatas kapal selama 150 hari. Maka pada hari itu Nabi Nuh as,

melakukan puasa untuk menyatakan rasa syukur kepada Allah swt,

serta memerintahkan kepada umatnya untuk berpuasa pula. ( M.Ali ash

Shabuni, 2001:183).

Ash Shabuni mengutip pendapat Ibnu Katsir dalam kitabnya “Al

Bidayah wa annihayah” sebagai berikut :

“ orang-orang yang bersama Nabi Nuh as, di kapal adalah 80

orang bersama keluarganya. Mereka tinggal di kapal selama 150 hari

dan bahwasanya Allah swt, mengarahkan kapal itu ke arah

Makah.Kapal itu kemudian mengelilingi Ka‟bah selama 40 hari. Lalu

diarahkan kebukit judiy dan berlabuh diatasnya.( M. Ali ash.Shabuni.

2001:184).

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

73

Setelah Nabi Nuh as, dan para pengikutnya turun dan melepaskan

hewan-hewan yang diangkutnya, maka mulailah Beliau dan para

pengikutnya menjalani hidup yang baru, Beliau berdakwah kepada

kaum mukmin dan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama,

Beliau banyak melakukan dzikrullah, shalat dan berpuasa hingga

Beliau wafat dan menghadap Allah swt.

Nuh wafat setelah tinggal di tengah kaumnya selama 950 tahun

sebelum taufan datang, sedangkan sesudahnya hanya Allah swt, yang

mengetahui. Menurut Ibnu Abbas masa hidup Nabi Nuh as, adalah

1780 tahun dan itu merupakan masa hidup manusia terpanjang. Setelah

wafat Nabi Nuh as dimakamkan didekat Masjidil Haram Makah. (M.

Ali ash Shabuni, 2001:185).

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

74

BAB IV

PENDIDIKAN DALAM KISAH NABI NUH

A. Peran Nabi Nuh Sebagai Pendidik

Banyak ayat Al-qur‟an yang mengisyaratkan tentang

pendidikan. Surat Al Alaq ayat 1-5, wahyu yang pertama kali

diturunkan kepada Rasulullah saw. Adalah adalah salah satu ayat yang

mengisaratkan pendidikan. Pendidikan dalam ayat ini dijelaskan

dengan menggunakan perintah membaca dengan menyebut nama

Allah semata, dan perintah untuk mempelajari kejadian manusia dan

kejadian alam semesta.

Pendidikan dalam arti luas bermakna merubah dan

memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam

masyarakat. ( Hasan Langgulung, 1985;3). Nabi Nuh as, adalah Rasul

yang diutus oleh Allah swt, ke bumi untuk menyampaikan peringatan

Allah swt. Dia diutus Allah dalam masa “ Fatrah” yaitu masa

kekosongan diantara dua Rasul. Manusia secara berangsur angsur

meninggalkan ajaran agama yang dibawa oleh Nabi yang

meninggalkan mereka. Dengan demikian, mereka telah menjauh dari

Tuhan. Meninggalkan amal kebaikan dan mulai menyembah berhala.

Kaum Nabi Nuh as, tidak luput dari proses tersebut. Ketika Nabi

Nuh as, datang ke tengah tengah mereka, mereka sedang menyembah

berhala. Penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum Nuh

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

75

merupakan kebudayaan yang sudah ada dan sangat bertentangan

dengan ajaran yang dibawa Nabi Nuh as.

B. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Surat Nuh

Ada beberapa kriteria pendidik Nabi Nuh, diantaranya adalah: :

(http/unsur-unsur pendidikan.com 05/01/2016/ 21.00).

1. Tujuan pendidik

Tujuan pendidikan adalah untuk mendekatkan diri kepada

Allah swt, bukan untuk mencari kedudukan, kemegahan dan

kegagahan atau mendapatkan kedudukan yang menghasilkan

uang, karena tujuan pendidikan diarahkan bukan pada

pendekatan kepada Allah swt, akan dapat menimbulkan

kedengkian, kebencian dan permusuhan. (Abudin

Nata,1997;162)

Dari situ dapat diambil pelajaran bagi pendidik maupun

bagi para da‟i bahwa perjuangan yang bertujuan hanya kepada

Allah swt, tidak, akan membuat jenuh dalam menjalankanya.

Sebaliknya, jika perjuangan mereka bermaksud untuk mencari

status dan juga mencari kemuliaan, maka perjuangan mereka

tidak akan bertahan lama.

2. Metode pendidik Nabi Nuh

Nabi Nuh as, telah menunjukkan keteladanan kepada

peserta didiknya, dia telah mempraktekan pendidikan dalam

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

76

kehidupan sehari-hari pada keluarganya. Di dalam dirinya

terhimpun sifat sifat baik yang sepatutnya dimiliki oleh

manusia sebagai pendidik. Yaitu:

a. Sabar

Secara bahasa: Berasal dari kata “ ٠صبش - صبش ”

yang artinya menahan. Secara istilah: Menahan diri dari

kesusahan dan menjaga lisan dari celaan, serta menahan

anggota badan dari berbuat dosa. ( Fauzul Iman,

2005:95).

Definisi sabar menurut sufi ternama Ar-Raghib Al-

Ashfihani, (2010:105). Mengatakan bahwa sabar

memiliki makna yang berbeda sesuai dengan konteks

kejadiannya. Menahan diri saat ditimpa musibah

dinamakan shabr (sabar), sedangkan lawan katanya

jaza‟ (gelisah, cemas, risau), menahan diri dalam

peperangan dinamakan syaja‟ah (keberanian) dan lawan

katanya jubn (pengecut, lari dari peperangan), menahan

diri dari kata-kata kasar disebut kitman (diam) dan

lawan katanya ihdzar (mengecam, marah). Namun

secara umum, semua yang berkaitan dengan menahan

biasanya dikategorikan sabar. Sabar ini tidak hanya

identik dengan cobaan saja. Karena menahan diri untuk

tidak bersikap berlebihan atau menahan diri dari

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

77

pemborosan harta bagi yang mampu juga merupakan

bagian dari sabar. Bukan hanya ketika kita dalam

kesulitan, tapi ketika dalam kemudahaan dan

kesenangan. ( Ibnu al-qayyim, 2010:60 ).

b. Ikhlas

Ikhlas secara bahasa berbentuk masdar, dan fiilnya

adalah akhlasha. Itu bentuk majid, dan bentuk

mujarodnya adalah khalasha maknanya adalah bening

(shafa), segala noda hilang dari padanya, suci, bersih

dan tauhid. Adapun ikhlas dalam syariat islam adalah

sucinya niat, bersihnya hati dari sirik dan riya serta

hanya menginginkan ridha Allah swt, semata dengan

segala kepercayaannya, perkataannya, dan

perbuatannya. Singkatnya ikhlas adalah koreksi diri

terus-menerus kepada Allah dan melupakan semua

peluang nafsu bahkan memberontak hawa nafsu

tersebut. (Ruhan Sanusi, 2010:28).

c. Bijaksana

Menurut Warsito, (KBBI:36). Arti dari kata bijaksana

adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat

sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan

pas. Biasanya, sebelum bertindak disertai dengan

pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

78

dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran. Si bijak

tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang

tidak.

d. Tawakal

Tawakal bahasa Arab ( حو ) atau tawakkul dari

kata wakala dikatakan, artinya, „meyerah kepadaNya.

(Abdullah bin Umar Ad- 2006:1).

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang

merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada

Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini

bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya,

pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan

mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang

mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya

kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak

ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha

Bijaksana. ( Labib Mz, 1998:55).

Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh pendidik demi

tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pendidikan.

3. Media pendidik Nabi Nuh

a. Dakwah

Nuh as, mendakwahi dan mendebat kaumnya dengan

ulet dan sabar. Nuh mencurahkan kepedulian kepada

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

79

mereka dengan tutur kata yang lembut. Nuh tidak putus asa

mengajak mereka untuk beriman. Bahkan, Nuh

menggunakan beragam metode dakwah. Nuh mendakwahi

mereka siang dan malam. Sembunyi-sembunyi dan terang-

terangan, jika melihat peluang dakwah di malam hari,

beliau lakukan dakwah di malam hari. Bila ada peluang

dakwah secara terang-terangan, beliau menyampaikan

dakwah secara terang-terangan.( Ulis Tofa, 2007 :22).

Nuh menggiring nalar pemikiran mereka untuk

mencerna rahasia alam raya, memikirkan keindahan

semesta alam. Nuh menerangkan fenomena malam yang

berangsur gulita, langit yang menghampar penuh bintang,

bulan yang bersinar,matahari yang memberikan cahaya,

bumi yang mengalir disela-selanya sungai-sungai dan

menumbuhkan beragam tanaman. Semua itu ia terangkan

dengan sangat fasih. Ia berbicara dengan dalil yang kuat ia

menerangkan hakekat Tuhan satuyang kekuasaan-Nya tidak

terbatas dan sangat mengagumkan.

b. Visualisasi

Untuk mempermudah kaumnya dalam memahami

ajaran Nabi Nuh as. Beliau menerapkan metode Visualisasi

(gambar). Dia mengajak kaumnya untuk memperhatikan

penciptaan manusia dan fenomena-fenomena alam yang

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

80

merupakan manifestasi kebesaran Allah swt. Dia berkata

kepada kaumnya sebagai mana yang tercantum dalam

terjemah Surah Nuh ayat 13-16 sebagai berikut ;

“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah ?

Padahal sesungguhnya dia telah menciptakan kamu dalam

beberapa tingkatan kejadian. Tindakan kamu diperhatikan

sebagai mana Allah telah menciptakan tujuh langit

bertingkat-tingkat ? dan Allah menciptakan padanya bulan

sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita ?”

(Depag RI 2002:572)

4. Materi Pendidik Nabi Nuh

a. Tauhid

Tauhid berasal dari Bahasa Arab, masdar dari kata

Wahhada-Yuwahhidu. Secara Etimologis, tauhid berarti

Keesaan. Maksudnya, ittikad atau keyakinan bahwa Allah

swt, adalah Esa, tunggal, satu. Pengertian ini sejalan dengan

pengertian tauhid yang digunakan dalam Bahasa Indonesia,

yakni “Keesaan Allah“. Mentauhidkan berarti mengakui

keesaan Allah . (Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan.

2010 : 1)

Mengajarkan tauhid adalah sebagai materi pertama

yang Nabi Nuh as, ajarkan kepada kaumnya. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Abdul Aziz yang mengatakan

bahwa akidah tauhid merupakan ajaran pokok yang di bawa

oleh para Nabi. Tujuan pendidikan islam yang kedua adalah

agar mendapatkan kebahagiaan hidup didunia dan ahirat.

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

81

Allah swt, menyelamatkan Nuh dan orang-orang yang

beriman dari banjir yang melanda kaum Nabi Nuh adalah

sebagai bukti bahwa Allah swt, telah melaksanakan

janjinya kepada Nabi Nuh as, untuk membinasakan orang-

orang kafir dan menyelamatkan orang-orang yang beriman.

Janji Allah adalah pasti, bahwa orang-orang yang

mengikuti kebenaran akan mendapatkan kebahagiaan,

sedangkan mereka yang tidak beriman mendapatkan siksa

dari Allah swt. ( Abdul Aziz,2003;10).

5. Proses Pendidik Nabi Nuh

Proses penciptaan manusia dan fenomena-fenomena alam

yang terjadi didunia ini merupakan manifestasi kebesaran Allah

swt, hal itu dapat diajarkan kepada peserta didik untuk

memudahkannya dalam mengenal Allah sebagai sang pencipta.

Hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan

persamaan kepercayaan atau persamaan aqidah, adalah lebih

erat dan lebih berkesan dari pada hubungan yang terjalin karna

ikatan darah atau kelahiran. Kan‟an, walaupun ia adalah putra

Nabi Nuh oleh Allah swt, dikeluarkan dari bilangan keluarga

ayahnya, karena ia menganut kepercayaan dan agama yang

berlainan dengan yang dianut dan diajarkan oleh ayahnya,

bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

82

6. Institusi

Nabi Nuh as, mengajak keluarganya dan para kaumnya

untuk mengikuti ajaranya akan tetapi, diantara para

pengikutnya yang mau mengikuti ajakan nabi nuh as, hanya

sedikit orang bahkan anaknya yang bernama kan‟an menolak

ajaran ayahnya sehingga sampai ia mati masih dalam keadaan

kafir.

7. Lingkungan

a. Faktor lingkungan keluarga

Manusia selalu menginginkan yang nyata

sedangkan Tuhan yang diperkenalkan oleh Nabi Nuh as,

bersifat ghoib sehingga mereka lebih percaya kepada

berhala-berhala yang dapat dilihatnya, kepercayaan yang

ada pada diri mereka telah menjadi budaya mendarah

daging sehingga iman mereka tidak dapat diubah siapapun

kecuali mereka sendiri yang mengubahnya. ( Muhaimin,

1993;30).

b. Faktor lingkungan masyarakat

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah

lingkungan tempat anak menjalankan proses belajar dan

mengajar. Lingkungan yang dimaksud juga ialah pergaulan

si anak. Orang tua berperan penting disini untuk

memberikan pandangan mencari teman yang baik dan bisa

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

83

membawa anak berkembang ke arah yang lebih baik. Orang

tua hendaklah tidak menjaga anak terlalu protektif dan tidak

juga terlalu bebas yang terpenting adalah anak nyaman

bersosialisasi dan juga tetap tidak menyimpang.

8. Pendidik

Nabi Nuh as, mempunyai sifat yang patut dimiliki oleh

seorang Nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana

dan sabar dalam tingkah lakunya untuk melaksanakan tugas

risalah kepada kaumnya, dengan penuh kesabaran dan

kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut agar bisa

mengetuk hati nurani mereka (kaumnya).

Misi kenabian Nabi Nuh as, sebagai pendidik adalah untuk

menyampaikan risalah Tuhan, bukan berusaha meraih

keunggulan atas kaumnya dan bukan mencari keuntungan

pribadi seperti status, kekayaan dan kekuasaan. Dia hanya

melaksanakan perintah Allah swt, dan hanya mengharap ridho

Nya.

9. Peserta didik

Banyak umat Nabi Nuh yang mati karena azab Allah swt,

dikarenakan semasa hidupnya tidak mau mengikuti semua

ajaran yang sudah diajarkan Nabi Nuh as, namun sebagian

umat yang mau mengikuti ajaran Nabi Nuh bisa selamat dari

azab Allah swt.

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

84

10. Evaluasi

Manusia termasuk kaum Nabi Nuh as, selalu mengiginkan

sesuatu yang nyata dan benar. Sementara Tuhan yang

diperkenalkan oleh Nabi Nuh as, kepada kaumnya bersifat

ghaib sehingga tidak dapat dilihat oleh mata mereka.Sehingga

mereka menolak dan tidak mau mengikuti ajaran yang di bawa

Nabi Nuh as. Mereka lebih percaya kepada berhala-berhala

yang nampak di hadapan mereka. Manusia kadang-kadang

tidak dapat merasakan manisnya kebenaran disebabkan nafsu (

keinginan ) yang meluap-luap. Meskipun ia mengetahui hal

yang benar tetapi dia tidak mau mengikutinya.

Jelaslah bahwa kegagalan Nabi Nuh as, dalam mendidik

putranya disebabkan karena pengaruh lingkungan masyarakat

dan kebudayaan kaumnya yang sudah mendarah daging.

Mereka telah menjauh dari kebenaran dan menyembah kepada

selain Allah swt, yang pengaruh buruknya telah mengotori akal

mereka. Nabi tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam

merubah nasib suatu kaum karena dia hanya menyampaikan

risalah. Keimanan seseorang tidak akan dapat berubah kecuali

mereka sendiri yang akan merubahnya.

Allah swt, memberi tahu kepada Nabi Nuh tentang ilmu

ghaib yang khusus dimiliki-Nya. Allah swt, ingin berkata

kepada Nabinya dan memberi tahu keadaan sebenarnya bahwa

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

85

anaknya bukan termasuk keluarganya karena ia tidak beriman

kepada Allah swt. Di sana terdapat pelajaran bahwa hubungan

darah bukanlah hubungan hakiki diantara manusia. Anak

seorang Nabi adalah anak yang menyakini akidah, dan bukan

anak yang menentangnya.

Nabi Nuh as, adalah seorang yang mengembalikan segala

sesuatu kepada Allah swt. Dia bertawakal kepada Allah swt,

setelah upaya maksimal dilakukanya. Manusia hanya berusaha

sekuat kemampuan sedangkan keberhasilan atau kegagalan

kembali kepada Allah swt.

Setelah mengetahui hal tersebut maka Nabi Nuh as, berdoa

kepada Allah swt. Do‟a Nabi Nuh as, tertulis dalam Al-qur‟an

surah Nuh ayat 28 sebagai berikut: ( Qs. Nuh ayat 28 )

بث ؤ ا ١ ؤ ب ؤ ب١خ دخ اذ سة اؼفش

إل حببسا ١ ل حزد اظب

Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang

masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang

beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau

tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain

kebinasaan".( Depag RI, 2002:572).

Do‟a adalah permohonan pribadi seorang hamba kepada

Tuhannya. Bentuk permohonan ini memberi sang hamba

kesempatan mencurahkan isi hatinya, mengungkapkan kerinduan,

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

86

ketakutan dan kebutuhan kepada hambanya. (Amatullah Amstrong,

1996:60)

Nabi Nuh as, dalam do‟anya menegaskan bahwa anak-anak

orang kafir itu akan menjadi kafir dan durhaka pula. Dari Do‟anya

yang diucapkan oleh Nabi Nuh as, dapat diketahui bahwa pengaruh

orang tua dalam mendidik anak-anaknya sangat besar. Sehingga,

jika orang tua yang kafir dibiarkan hidup dan mendidik anak-

anaknya, tentulah sang anak tidak jauh berbeda dari orang tua yang

mendidiknya.

Dengan demikian, ucapan Nabi Nuh as, dalam Do‟anya

merupakan salah satu isyarat tentang besarnya pengaruh orang tua

dalam mendidik dan membentuk kepribadian anak. Hal ini sejalan

pula dengan hadis yang menyatakan bahwa “Setiap anak yang

dilahirkan, ia dilahirkan dalam keadaan fitrah ( Kesucian ), maka

orang tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai seorang Yahudi,

Nasrani atau Majusi”

Syari‟ati menjelaskan bahwa Nabi merupakan tokoh terbesar

dalam islam. Misinya hanyalah menyampaikan risalah Tuhan. Dia

adalah pembawa kabar gembira dan menunjukkan jalan yang benar

kepada kaumnya. Ia tidak bertanggung jawab atas kemajuan

kaumnya.Nabi dalam Al-qur‟an, tidak dipandang sebagai faktor

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

87

utama dalam transformasi dan perubahan sejarah. ( Ali

Syari‟ati,1996:96)

Jadi, walaupun dia seorang Nabi, dia tetap tidak dapat

mengubah nasib kaum dan putranya untuk menjadi baik, jika

mereka tidak mau mengubahnya sendiri. Besarnya gelombang air

laut tidak dapat mengalahkan ketetapan hati mereka. Hati mereka

telah tertutup untuk menerima petunjuk, meskipun telah jelas

bahwa azab Allah swt, telah berada dihadapan mereka dan telah

jelas pula bahwa jika mereka naik ke kapal pastilah akan selamat.

C. Tanggung Jawab Keluarga dan Masyarakat Terhadap Pendidikan

Anak

Muhaimin mengutip pendapat yang dikemukakan oleh Syari‟ati

bahwa ada lima faktor yang membangun personalitas anak didik, yaitu

: (Muhaimin & Abdul Mujib 1993:30).

1. Faktor Ibu yang memberi struktur dan dimensi kerohanian yang

penuh dengan kasih sayang.

2. Faktor Bapak yang memberikan dimensi kekuatan dan harga

diri.

3. Faktor sekolah yang membantu terbentuknya sifat lahiriyah.

4. Faktor masyarakat lingkungan.

5. Faktor kebudayaan umum masyarakat yang memberi corak

kehidupan manusia.

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

88

Manusia termasuk kaum Nabi Nuh as, selalu mengiginkan sesuatu

yang nyata dan benar. Sementara Tuhan yang diperkenalkan oleh Nabi

Nuh as, kepada kaumnya bersifat ghaib sehingga tidak dapat dilihat

oleh mata mereka.Sehingga mereka menolak dan tidak mau mengikuti

ajaran yang di bawa Nabi Nuh as. Mereka lebih percaya kepada

berhala-berhala yang nampak di hadapan mereka.

Manusia kadang-kadang tidak dapat merasakan manisnya

kebenaran disebabkan nafsu ( keinginan ) yang meluap-luap.

Meskipun ia mengetahui hal yang benar tetapi dia tidak mau

mengikutinya. Hal tersebut telah di jelaskan dalam firman Allah swt.

Surat Yusuf Ayat 53 sebagai berikut :

افش ا فض إ ب أبش سب سب إ ب سد ء إل بسة ببض ل

ؼفس سد١

Artinya : Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan),

karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,

kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya

Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Surat yusuf Ayat

53) Depag RI, 2002:243.

Jelaslah bahwa kegagalan Nabi Nuh as, dalam mendidik putranya

disebabkan karena pengaruh lingkungan masyarakat dan kebudayaan

kaumnya yang sudah mendarah daging.Mereka telah menjauh dari

kebenaran dan menyembah kepada selain Allah swt, yang pengaruh

buruknya telah mengotori akal mereka.Nabi tidak mempunyai

pengaruh yang besar dalam merubah nasib suatu kaum karena dia

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

89

hanya menyampaikan risalah. Keimanan seseorang tidak akan dapat

berubah kecuali mereka sendiri yang akan merubahnya. Begitu juga

dengan nasib mereka. Allah swt, berfirman dalam surah Ar-Ra‟d ayat

11 berikut ini :

الل إ ش الل أ ٠ذفظ ف خ ٠ذ٠ ب١ عمببث

إرا أس فض ب بأ ٠ؽ١شا دخ ب بم صءا ـل ل ٠ؽ١ش بم اد الل

اي د ب شد

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka

menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah

keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan

sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Ar Ra‟d ayat

11) Depag RI, 2002:251)

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis tentang kisah Nabi Nuh as, maka

kesimpulan yang bisa di ambil dari pembahasan diatas adalah sebagai

berikut:

1. Unsur-unsur pendidikan

a. Tujuan

b. Peserta

c. Pendidik

d. Metode

e. Materi

f. Media

g. Lingkungan

h. Proses

i. Institusi

j. Evaluasi

2. Peran Nabi Nuh sebagai pendidik

a. Sifat-sifat seorang pendidik

Sabar, Ikhlas, Bijaksana, Tawakal

b. Materi-materi seorang pendidik

Tauhid, Intelektual, Pengembangan teknologi ( pembuatan

kapal)

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

91

c. Metode-metode seorang pendidik

Metode Dakwah, metode visualisasi.

B. Penutup

Ucapan syukur kepada Allah swt, atas terselesaikannya

penyusunan skripsi ini. Pepatah mengatakan “Tak Ada Gading Yang Tak

Retak “.Sebagai manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan, penulis

menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tentunya

terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk ini penulis berharap kepada

para pembaca atas kritik dan saran yang membangun apabila menjumpai

kekurangan dalam penulisan ini.

Selanjutnya, penulis juga menyadari bahwa penulis tidak dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini tampa adanya bimbingan dan

pengarahan dari Bapak/ Ibu dosen dan berbagai pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karna itu, penulis ucapkan

banyak terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan

manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca lainya.

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Mahmud , Ali, Fikih Dakwah Ilallah, Mesir: Darul

Wafa`,1991, Juz ll.

Al-Abrasy, M. Athiyah, “Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam”, Jakarta:

Bulan Bintang, 1984.

Al-Syaibani, Oemar Muhammad Al-Toumy, “Falsafah At-Tarbiyah Al-

Islamiyah”, Ter. Hasan Lunggalung, Jakarta: Bulan Bintang, cet.

Ke-I, 1979, 399.

Lunggalung, Hasan, “Azas-azas Pendidikan Islam”, Jakarta:

Pustaka A;-Husna, cet ke-II, 1992, 117.

Amrullah, Ahmad. Dakwah dan Perubahan sosial (Yogyakarta: Prima

Duta, 1983), hal 2.

An-Nahlawi, Abdurrahman, “Ushulut Tarbiyah Islamiyah wa Asalihiha fi

Baiti wal Madrasatul wal Mujtama”, Jakarta: Gema Insani Press,

cet ke-3, 2002, 117.

Arifin, H. Muzayyin. 2003. Pendidikan Islam. Jakarta Bumi Aksara.

Ash Shabuni, M. Ali, kenabian dan riwayat para nabi, lentera,jakarta,

november 2001 hal 26.

Aziz, Saefudin dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta :Sekawan.

Bukhari, Imam, “Shahih Bukhari”, Jakarta: Wijaya, 1984.

Departemen Agama RI, “Al-Qur‟an dan Terjemahannya” , Jakarta: CV.

Pustaka Agung Harapan, 2006, 142.

Djalal , Abdul, Ulumul Qur‟an, Surabaya: Dunia Ilmu, 1998.

Fauzul, Iman, Lensa Hati, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), hlm.95-

97.

Hammad Al-Ghunaimi, Abdul Akhir, Tahdzib Syarah Ath-Thahawiyah

Dasar-Dasar „Aqidah Menurut „Ulama Salaf 1, hlm: 255.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-

Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

http://heninoviani.blogalami.com/5-nabi-yang-mendapat-gelar-ulul-azmi/ (

Senin 01 Januari 2016 jam 20.00 ).

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

93

https://nurwahidabdulloh.wordpress.com/pengetahuan/filsafat/filsafat-

pendidikan-islam/ Minggu, 20 Desember 20015 jam 09.00.

http://www.dakwatuna.com/2007/04/01/ 13.00 Kamis 5 feb 2016.

Marimba, Ahmad D . 1980. Pendidikan Islam. Bandung : N. V. Alma'arif.

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake sarasin,

yogyakarta, 1996, hal 49.

Nata, Abuddin, “Filsafat Pendidikan Islam”, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

cet. Ke-I, 1997, 53 – 54.

Nata, Abuddin, “Kapita Selekta Pendidikan Islam“, Bandung: Angkasa

Bandung, 2003.

Rafi‟udin, Kisah Keteladanan Para Rasul Allah, Intermasa, Semarang,

2001.

Rahman, Fazlur, Tema Pokok Al Qur‟an, Pustaka, Bandung, cet-2, 1996.

Syamsuri, Pendidikan Agama Islam. Jakarta :Erlangga. 2006.

Shihab, Quraish, Tafsir Al- Misbah, Pesan, Kesandan Keserasian Al

Qur‟an, vol. 14, Lentera Hati,2002.

Syukur, Amin. Pengantar Studi Islam. Semarang :Lemkota

Semarang.2006 .

Tatapangarsa, Humaidi, Kuliah Aqidah Lengkap, Bina Ilmu, Surabaya,

cet.ke-7, 1990.

Toha, H.M. Chalib, “Kapita Selekta Pendidikan Islam”,Yogyakarta:

Pustaka, cet ke-I, 1996.

Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun. 2005. Perencanaan

Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pelaksanaan, Jakarta: Sinar Grafika, cet ke-3, 1992, 12.

Waskito, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. 2002.

Zhafran, Atha. 2009. Pintar Agama Islam. Solo : CV. Bringin 55.

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

94

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

95

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

96

Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

97

Page 98: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

98

Page 99: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1111/1/skripsi.pdf · 2017. 3. 9. · 1 NILAI-NILAI EDUKATIF PADA KISAH NABI NUH AS DALAM

99

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Khoiruz Zad

Tempat/Tanggal lahir : Demak, 24 Maret 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Bandung, Rt 02 Rw 03 Desa Kunir Kec Dempet kab

Demak

Riwayat Pendidikan :

MI Riyadlotul Ulum : Lulus Tahun 2003

MTs Riyadlotul Ulum : Lulus Tahun 2006

SMA N 1 Dempet : Lulus Tahun 2008

IAIN Salatiga : Lulus Tahun 2016

Demikian, riwayat ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 24 Maret 2016

Penulis

Khoiruz Zad

NIM. 111 10 109