jurnal reading selulitis

20
Etiologi Selulitis & Perkiraan Segi Klinis dari Selulitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus Journal Reading Oleh : Meilani Sulaeman 1420221145 Trond Bruun,1,2 Oddvar Oppegaard,1,2 Bård R. Kittang,1,4 Haima Mylvaganam,3 Nina Langeland,1,2 and Steinar Skrede1,2 1Department of Clinical Science, University of BergenDepartments of 2Medicine, 3Microbiology, Haukeland University Hospital, Bergen, and 4Department of Medicine, Haraldsplass Deaconess Hospital, Bergen, Norway

Upload: sams

Post on 10-Jul-2016

49 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

jurnal kedokeran

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Reading Selulitis

Etiologi Selulitis & Perkiraan Segi Klinis dari Selulitis yang disebabkan oleh

bakteri Streptococcus

Journal ReadingOleh : Meilani Sulaeman

1420221145

Trond Bruun,1,2 Oddvar Oppegaard,1,2 Bård R. Kittang,1,4 Haima Mylvaganam,3 Nina Langeland,1,2 and Steinar Skrede1,21Department of Clinical Science, University of BergenDepartments of 2Medicine, 3Microbiology, Haukeland University Hospital,

Bergen, and 4Department of Medicine, Haraldsplass Deaconess Hospital, Bergen, Norway

Page 2: Jurnal Reading Selulitis

Selulitis merupakan suatu infeksi kulit yang umumnya disebabkan oleh bakteri dan sering menyebar ke jaringan subkutan

Selulitis dengan ciri yang tidak spesifik kemungkinan etiologi yang berbeda

Gambaran klinis penyakit selulitis masih belum jelas

Tujuan dari penelitian : untuk menjelaskan mengenai penyebab dan dari selulitis dan mengidentifikasi gambaran secara klinis yang disebabkan oleh bakteri streptococcus

Page 3: Jurnal Reading Selulitis
Page 4: Jurnal Reading Selulitis

Target dalam penelitian melibatkan 216 pasien yang dirawat inap dengan selulitis.

Kultur bakteri telah di peroleh dari darah, jaringan subkutan maupun dari hasil swab kulit serta sampel serum yang telah dianalisa adanya anti-streptolysin O dan anti-deoxyribonuclease B antibodi.

Page 5: Jurnal Reading Selulitis

Populasi Penelitian

• Rumah Sakit Universitas Haukeland rumah sakit tersier yang berada di Norwegia Barat dan juga sebagai rumah sakit bagi warga setempat yang berjumlah sekitar 300.000 penduduk.

• Subjek penelitian yang diinklusikan yakni pasien yang berusia 18 tahun atau lebih dan didiagnosis kemungkinan adanya infeksi pada kulit dan jaringan lunak (antara bulan September 2010 s.d Agustus 2014).

• Gambaran Kasus : Pasien dengan syarat menderita eritema difus yang bersifat akut pada kulit dan diperkirakan terinfeksi mikroorganisme bakteri dengan ciri-ciri sebagai berikut (1) demam, menggigil atau kondisi umum yang kurang baik; atau (2) memiliki lokasi infeksi.

Page 6: Jurnal Reading Selulitis

Pasien yang dieksklusikan : apabila telah dilakukan tindakan bedah pada lokasi infeksi, memiliki bekas gigitan hewan/manusia, menderita impetigo, menderita infeksi nekrosis jaringan kulit, menderita artritis, osteomielitis, mastitis, luka yang membengkak atau ulkus dengan luas eritema yang <5 cm dari defek kulit, tenosinovitis, atau ditemukannya penyakit dengan penyebab dasar nonbakterial.

Page 7: Jurnal Reading Selulitis

A. PasienDari sejumlah total 216, 203 yang dapat dievaluasi untuk mengetahui etiologi streptococcal β-hemolitikus (BHS). Usia median yakni 54,5 tahun (dari rentang 18-94 tahun), 58% laki-laki. Ekstremitas bawah merupakan lokasi umum selulitis (57%) diikuti di bagian wajah (24%), ekstremitas atas (16%) dan lokasi lain (3%).

B. Hasil Serologi dan Kultur Diantara BHS, GCS/GGS lebih banyak ditemukan dibandingkan GAS dan GBS.

Page 8: Jurnal Reading Selulitis
Page 9: Jurnal Reading Selulitis
Page 10: Jurnal Reading Selulitis
Page 11: Jurnal Reading Selulitis
Page 12: Jurnal Reading Selulitis
Page 13: Jurnal Reading Selulitis

Hasil uji serologi maupun kultur darah/jaringan terdapat 72% (146 dari 203) kasus yang disebabkan oleh bakteri streptococcus β-hemolitikus (BHS).

Tambahan sebanyak 13% kasus (27 dari 203) masih kemungkinan diakibatkan oleh infeki BHS, ditunjukkan oleh adanya respon penisilin atau ditemukan BHS dari hasil kultur swab kulit.

Penyakit selulitis dengan etiologi bakteri streptococcus β-hemolitikus banyak ditemukan, termasuk pada pasien tanpa gejala eritema yang jelas.

Streptococcus β-hemolitikus grup C atau G (GCS/GGS) lebih dominan ditemukan dibandingkan GAS Ditemukannya Streptococcus grup C atau G dari hasil swab dihubungkan dengan hasil serologi yang positif seperti halnya pada GAS.

Utamanya sering ditemukan pada infeksi yang terletak di tungkai bawah

Individu yang memiliki karakteristik klinis seperti terinfeksi BHS hanya sedikit yang dikonfirmasi terinfeksi BHS.

Page 14: Jurnal Reading Selulitis

Hasil penggabungan dari serologi, kultur dan respon terhadap penisilin >80% kasus disebabkan Streptococcus termasuk kasus tanpa tanda erisipelas yg khas, tanda purulensi maupun penyakit komorbid.

Penelitian sebelumnya hasil serologi didapatkan BHS sebagai etiologi dominan selulitis walaupun pada penelitian ini terbatas pada gambaran klinis (tanpa pemeriksaan kultur)

Page 15: Jurnal Reading Selulitis

Hasil penelitian didapatkan bahwa GAS dan GCS/GGS merupakan penyebab utama selulitis, tidak hanya pada selulitis dengan gambaran klinis adanya erisipelas tetapi pada selulitis profunda,selulitis yang tidak khas serta kasus selulitis dengan koinfeksi S.aureus.

Pengetahuan mengenai penyebab dominan selulitis (BHS) merupakan dasar utama dalam pemberian terapi empiris. Akan tetapi pemeriksaan yang lebih akurat dibutuhkan terutama untuk mengidentifikasi kasus non-streptococcal dan menegakkan diagnosis. Hal ini untuk meningkatkan kesesuaian dan pemberian antibiotik sesuai dgn pathogennya.

Page 16: Jurnal Reading Selulitis

TERIMA KASIH

Meilani Sulaeman - 1420221145

Page 17: Jurnal Reading Selulitis
Page 18: Jurnal Reading Selulitis

Terdapat episode traumaPenyakit kulit ex.jamur (memudahkan

masuknya bakteri)KomorbidSurgical history (post) ex: liposuction, hip

replacement

Page 19: Jurnal Reading Selulitis

Selulitis indikasikan inflamasi non-necrotizing pada jaringan kulit dan subkutan

Selulitis Non purulen 4 tanda kardinal : eritem,nyeri, bengkak dan hangat

Infeksi kulit tanpa adanya riw.drainage, trauma penetrasi, abses biasanya karena Streptococcci, S.aureus (MRSA)

Sakit yg minimal, area terbatas, tidak ada fx.resiko/komorbid, tanpa tanda sistemik(sepsis) no work up

The Infectious Disease Society of America (IDSA) rekomendasi test lab darah untuk pasien dengan infeksi soft tissue (t.u dgn tanda dan gejala sistemik toxicity) Kultur darah, CRP dll

Page 20: Jurnal Reading Selulitis

Amoxicillin (250 mg) / eritromycin 250 mg qd/bid

Regimen Beta laktam (dicloxacillin, amoxicillin or cephalexin)

Jika alergi terhadap penicillin: Clindamycin/macrolide