jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

12
ISSN : 0853-9804 JURNAL ISU BULAN MEI-JUNI 2015 Penasehat: Drs. Haryanto|Pemimpin Redaksi: Alfian Putra|Redaktur Pelaksana: Faizal Rapsanjani|Sekretaris Redaksi: Amalia Solehah|Bendahara Redaksi: Nadia Sepria Bada|Koord. Umum Jurnal: Helena Lisa Rosalin|Produksi: Haris Prabowo, Faiz Irsyad Kamil|Koord. Fotografi: Mevi Renanda|Reporter: Fitri, Haris, Mevi, Maryam, Brigita, Winda. SAPA REDAKSI Setiap reporter ASPIRASI diberikan tanda pengenal berupa kartu pers. Narasumber dilarang keras memberikan intensif atau gratifikasi dalam bentuk apapun ketika masa penugasan. Info Utama : - Gencarnya Pembangunan Di Kampus Hijau Fokus : - Menindak Mahasiswa Brutal - Mempertanyakan Kejelasan Dana UKM Selintas : - Aji Mumpung Pencurian Kendaraan Bermotor, etc. Hot News : - BEM Bukan Event Organizer Testimonial : - Mahasiswa Hari Ini, etc. Jendela : - Kunjungan Pejabat Thailand, etc. Tidak seperti jurnal Aspirasi bi- asanya yang terbit per-bulan. Kini, jur- nal Aspirasi hadir untuk dua bulan atau katakanlah edisi yang sedang kalian baca ini ialah double edition Mei dan Juni. Fokus Aspirasi pada jurnal kali ini terletak pada maraknya kasus tindak kekerasan yang terjadi dalam lingkungan kampus. Juga kesim- pangsiuran dana UKM yang hingga kini masih diselimuti asap misteri. Tidak hanya itu, jurnal Aspirasi kali ini pun berisikan informasi teraktual yang terjadi di dalam kampus hijau ini. Semoga saja, apa yang telah kami sajikan mampu menjadi bacaan bergizi untuk para civitas UPNVJ. Tabik, Alfian Putra A.

Upload: lpm-aspirasi

Post on 22-Jul-2016

243 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

what's hot in may 'till early june? read more here

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

ISSN : 0853-9804JURNAL ISU BULAN MEI-JUNI 2015

Penasehat: Drs. Haryanto|Pemimpin Redaksi: Alfian Putra|Redaktur Pelaksana: Faizal Rapsanjani|Sekretaris Redaksi:

Amalia Solehah|Bendahara Redaksi: Nadia Sepria Bada|Koord. Umum Jurnal: Helena Lisa Rosalin|Produksi: Haris Prabowo, Faiz

Irsyad Kamil|Koord. Fotografi: Mevi Renanda|Reporter: Fitri, Haris, Mevi, Maryam, Brigita, Winda.

SAPA REDAKSI

Setiap reporter ASPIRASI diberikan tanda pengenal berupa kartu pers.Narasumber dilarang keras memberikan intensif atau gratifikasi dalam bentuk apapun ketika

masa penugasan.

Info Utama :- Gencarnya Pembangunan Di Kampus Hijau

Fokus :- Menindak Mahasiswa Brutal- Mempertanyakan Kejelasan Dana UKM

Selintas :- Aji Mumpung Pencurian Kendaraan Bermotor, etc.

Hot News :- BEM Bukan Event Organizer

Testimonial :- Mahasiswa Hari Ini, etc.

Jendela :- Kunjungan Pejabat Thailand, etc.

Tidak seperti jurnal Aspirasi bi-asanya yang terbit per-bulan. Kini, jur-nal Aspirasi hadir untuk dua bulan atau katakanlah edisi yang sedang kalian baca ini ialah double edition Mei dan Juni.

Fokus Aspirasi pada jurnal kali ini terletak pada maraknya kasus tindak kekerasan yang terjadi dalam lingkungan kampus. Juga kesim-pangsiuran dana UKM yang hingga kini masih diselimuti asap misteri.

Tidak hanya itu, jurnal Aspirasi kali ini pun berisikan informasi teraktual yang terjadi di dalam kampus hijau ini.

Semoga saja, apa yang telah kami sajikan mampu menjadi bacaan bergizi untuk para civitas UPNVJ.

Tabik,Alfian Putra A.

Page 2: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Fokus

Masih terdapat mahasiswa yang tersandung kasus pelanggaran aturan, ter-lebih tindak kekerasan di lingkungan kam-pus UPNVJ. Tentu hal ini menjadi kontras tersendiri dengan esensi institusi pendidi-kan yang memang diperuntukan sebagai wadah menimba ilmu, kebebasan berek-spresi akan ide dan sarana mahasiswa un-tuk berdialektika.

Memang bukan pekerjaan mudah mengatasinya, apalagi dengan kuantitas mahasiswa yang mencapai angka ribuan dengan pola pikir yang berbeda-beda. Na-mun, Bambang B. Sulistiyono, selaku wakil rektor III (Warek III) mengatakan selalu memantau setiap pelanggaran aturan yang terjadi. Seluruh stakeholder yang ada di UPNVJ, baik fakultas maupun petugas yang ada selalu memberikan laporan akan tinda-kan-tindakan mahasiswa terhadap aturan yang berlaku, jelasnya kepada ASPIRASI (1/6).

“Ketika anda masuk UPNVJ, apak-ah diberikan buku saku tata tertib? Semua tertera bagaimana ketentuan yang harus dipatuhi, bagaimana bentuk sanksi yang diberikan kalau terjadi pelanggaran,” ujar mantan dekan Fakultas Teknik tersebut ke-tika ditanya perihal jenis-jenis pelanggaran dan sanksi yang membedakannya.

Menurut buku saku Kode Etik Dan Peraturan Tata Tertib Mahasiswa, tindak

kekerasan telah diatur dalam Bab IV Laran-gan dan Sanksi, Pasal 7 mengenai Pelang-garan Mahasiswa, butir (g) dan (h) dalam poin 3. Dan sanksi yang akan diterapkan berupa diminta mengundurkan diri sebagai mahasiswa, diberhentikan/dipecat sebagai mahasiswa, atau mengganti atas kerugian yang ditimbulkan, sesuai dengan Pasal 10 mengenai Jenis-Jenis Sanksi.

Bambang pun menjelaskan ter-dapat dua pihak yang berwenang menyele-saikan tindak pelanggaran dalam kategori kekerasan, seperti contoh pemukulan atau penempelengan, dipisahkan menurut ru-ang lingkupnya. Jika konflik terjadi dalam internal fakultas, tingkat penyelesaian akan dilakukan langsung oleh dekan fakultas tersebut. Namun jika hal semacam ini ter-jadi antar fakultas, maka pihak rektorat-lah yang langsung menanganinya. “Semua pe-nyelesaian atas dasar laporan yang didapat dalam kasus itu, sumber laporan dapat dari fakultas yang bersangkutan, atau dari in-stansi lain,” tambahnya.

Lain hal jika tindak kekerasan tersebut ada dalam lingkup organisasi. Faisal Hadi selaku presiden Badan Ekseku-tif Mahasiswa Universitas (BEM-U) tahun 2015/2016, mengatakan bahwa jika ter-dapat konflik antar organisasi mahasiswa (ormawa) dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) seharusnya pihak BEM-U yang ter-lebih dahulu menangani, bukan langsung

Menindak Mahasiswa

BrutalDalam memberantas kasus tindak kekerasan, tak hanya pihak rektorat yang bergerak, presiden mahasiswa pun ikut andil.

Meneliti Lingkar Tindak Kekerasan

Dengan adanya aturan-aturan yang sudah berlaku, masih saja terdapat tindak ke-

kerasan di kampus, bahkan terjadi secara berlanjut dan terus menerus. Perlu adanya

kajian lebih mendalam.

Wakil Rektor III (Warek III), Bam-bang B. Sulistiyono selaku pemegang kend-ali ranah kemahasiswaan mengatakan bah-wa dengan telah ditetapkannya aturan dan norma sedemikian rupa, seharusnya ketika awal menginjak dunia perkuliahan di UPNVJ para calon mahasiswa setuju dan sepakat dengan seluruh tata tertib yang ada. Na-mun realitanya pelanggaran-pelanggaran khususnya tindak kekerasan tak kunjung menghilang.

Beberapa tahun silam mahasiswa UPNVJ kedapatan melakukan pelanggaran seperti pencurian, dengan hasil laptop, helm, hingga extra harddisk pun turut raib. Akhirnya warek III membentuk Tim Komisi Disiplin yang memfokuskan untuk menga-tasi masalah-masalah kehilangan mengin-gat banyaknya laporan yang datang.

Selama ini, menurut Bambang, sudah beberapa cara ditempuh seperti pemecatan mahasiswa baik dalam masalah perkelahian, pencurian, hingga pengguna narkoba. “Itu kurang apa coba? Sudah tegas kita lakukan, tetapi sekarang kok masih ada yang berkelahi,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ketika masih men-jabat sebagai dekan Fakultas Teknik pun Bambang pernah mengumpulkan orang tua mahasiswa, terutama mahasiswa angkatan 2014. Bambang menekankan kepada orang tua untuk mulai berani melaporkan kepada pihak fakultas jika sesuatu terjadi kepada anaknya.

Melihat tindak kekerasan yang terjadi dalam lingkungan kampus, Faisal se-laku presiden mahasiswa punya penilaian sendiri. Ia menilai hal tersebut terjadi kare-

q Isi buku tata tertib mahasiswa UPNVJ

menuju rektorat. “Menurut saya seharus-nya kita selesaikan dahulu secara organisa-si, sebelum kita ke pengadilan lebih tinggi lagi, kan ada ADKBM sebagai acuan kita. Jikalau kita memang tidak bisa menyele-saikan itu, ya, mungkin dari pihak rektorat itu berwenang,” ujar pria jurusan Teknik Mesin tahun 2012 tersebut.

Jika merunut ke Anggaran Dasar Keluarga Besar Mahasiswa (ADKBM), disitu terdapat BAB VXIII mengenai Pembelaan. Yaitu pasal 59 berisikan; (1) Pembelaan diberikan kepada anggota KBM oleh MPM dan BEM-U pada tingkatan Universitas, (2) Pembelaan dilakukan berdasarkan asas praduga tak bersalah dan (3) Pembelaan dilakukan dengan melakukan mediasi.

Page 3: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Fokus

Petinggi-petinggi UKM kebingun-gan ihwal ketidakjelasannya dana pagu, mengingat UKM sudah banyak yang berja-lan periode baru namun nominal dana ta-hun ini belum diketahui, UKM Pecinta Alam GIRIGAHANA pun angkat bicara. “Ketida-kjelasan dana pagu ini pasti akan meng-ganggu, pasti ganggu, kita udah bicara ma-salah duit, semua kegiatan pake duit, kalo sampai sekarang dana pagu belum jelas gimana mau jalan proker, masa kita mau nalangin terus dari organisasi, sedangkan kita kan organisasi dari kampus, masa duit nggak turun,” keluh Rinoto Harto, selaku ketua umum GIRIGAHANA.

Tak hanya itu, rumor terdengar kabar bahwa nominal dana yang akan tu-run akan memangkas hingga 40% dari dana pagu tahun sebelumnya. “Saya denger selentingan doang, tapi nggak fix, katanya kemaren itu (akan turun) 60% dari dana pagu tahun sebelumnya,” ujar lelaki beram-but kriting tersebut.

Bambang, selaku Wakil Rektor III (Warek III) menanggapi, dengan berubahn-ya status UPNVJ menjadi perguruan tinggi

negeri (PTN) tentunya akan ada masa tran-sisi dimana banyak terjadi penyesuaian, termasuk soal anggaran. “Sampai sekarang pun kita masih belum ada suatu kejelasan sejauh mana anggaran pemerintah (Men-ristek Dikti) akan turun kepada kita, karena konsekuensi menjadi negeri maka anggaran pemerintah yang akan membiayai semua kehidupan yang ada di UPN,” jelasnya.

Sargih Ginting selaku Karo Ker-mawa menjelaskan, salah satu faktor ketidakjelasan masalah dana pagu ialah karena dengan adanya Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang mulai di terapkan di UPNVJ tahun ini. Jumlah uang masuk dari mahasiswa baru tidak sama seperti tahun-tahun sebelum-nya yang membuat pihak rektorat berger-ak secara hati-hati. Dengan berkurangnya dana pemasukan tentu saja berimbas lebih mengecilnya nominal uang dari anggaran tahun lalu.

Masalah pertimpangan dana ini berdampak tak hanya ke UKM, namun juga ke satuan kerja di UPNVJ. Ada beberapa satuan kerja programnya dihilangkan kare-

Para pegiat unit kegiatan mahasiswa (UKM) kelimpungan ma-salah dana pagu yang belum menemukan titik jelas, kendala

berpusat di Menristek Dikti.

Mempertanyakan Kejelasan Dana UKM

na kurangnya toleransi antar mahasiswa. “Karena mungkin ketika pas kita (awal) masuk (perkuliahan) pun kita udah diajarin buat masing-masing lah, jadi ada tongkro-ngan ini, tongkrongan itu. Bagaimana cara kita menumbuhkan cara toleransi dan ke-bersamaan kita, nih?,” ujarnya.

Tidak hanya itu, mahasiswa Fakultas Teknik Mesin angkatan 2012 ini pun juga memiliki program kerja (Proker) khusus untuk mencegah konflik atau hal semacam itu antar mahasiswa. Dengan adanya rapat rutin intra per satu bulanan dengan keluarga besar mahasiswa (KBM), Faisal berusaha akan menghasilkan output pengenalan lebih dekat antar mahasiswa yang dapat menimbulkan rasa toleransi.

Lebih lanjut, Bambang men-gatakan perlu adanya pengkajian terhadap kasus kekerasan dan pelanggaran aturan yang lainnya. “Apa karena sosialisasinya kurang? Apa karena latar belakang ma-hasiswanya yang berkarakter seperti itu (melanggar aturan. Red) ? Karena aturan itu kan kesepakatan, dan peraturan itu kan baku,” tegasnya.

na tidak lagi didukung oleh pihak kampus, yang mana lebih mengutamakan bidang pendidikan dan pengajaran. “Kalian masih dikurangin pun masih bisa bergerak, ada satuan kerja yang sama sekali tidak ada, karena memang anggaran itu harus berim-bang dan proporsional,” jelas wanita ber-ambut pendek itu

Menanggapi masalah masa de-pan UKM, Sargih mengatakan telah sharing dengan mahasiswa UKM dari PTN menge-nai dana pagu. Dukungan anggaran untuk UKM pun sedikit, UKM dituntut mandiri, karena itu tak sedikit UKM yang mencari dana keluar.

“Untuk transparan sekarang, kita belum bisa karena kita sendiri belum tahu, begitu nanti sudah turun dari pemerintah anggaran untuk UPN, baru nanti kumpul-kan UKM dan ormawa, nggak mungkin kita kerjakan sendiri, pasti semua yang terkait akan dikumpulkan dan disampaikan, kita tunggu hingga bulan juli, mudah-mudahan akan ada kepastian,” tutup wanita berkaca-mata itu.

1 Haris

1 Haris q Sargih Ginting, selaku KARO KERMAWA.

Page 4: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Rencananya pada lantai dasar yang dikenal dengan Kanopi FISIP akan ditutup dengan kaca, “nanti dibawah (kanopi) akan ditutup dengan kaca dan Insha Allah akan ditambah pendingin ruangan,” ujar Ibu dari 2 anak ini menjelaskan spesifikasinya. Gedung FISIP tersebut nantinya akan menjadi gedung tertutup seperti gedung kedokteran dan teknik. “Nanti kemungkinan tidak lagi ada balkon. Dengan gedung jadi tertutup ini semoga kegiatan perkuliahan tidak terganggu,” tambah wanita kelahiran Sleman ini.

Pembangunan lain yang sedang berlangsung yaitu pembangunan lift di Gedung Jendral Soedirman. “Untuk pembangunan lift ini bukan untuk karyawan, melainkan untuk mempermudah akses ke auditorium kita (UPNVJ) di lantai 4, kalau karyawan itu cuma kena imbasnya saja,” jelas Sukartomo diselingi dengan candaannya. Sukartomo juga menjelaskan bahwa auditorium lantai 4 akan diperbaiki dan akan digunakan apabila ada pertemuan maupun kegiatan yang mengundang masyarakat luar, “untuk acara di audit nanti yang mengundang orang luar kan aksesnya akan jadi lebih mudah dengan menggunakan lift”.

Sedangkan untuk pembangunan Kantin baru yang tertulis dalam kontrak dimulai pada 26 April 2015 dan selesai pada 26 Mei 2015 sampai saat ini belum mulai digunakan. Kantin baru yang memiliki stand lebih banyak dibanding yang lama ini terlihat sudah selesai dibangun. Saat ditanyai mengenai pembangunan gedung kantin, Sukartomo dari pihak biro umum mengakui hanya mengurus bagian pembangunannya saja dan untuk penempatannya sedang dalam proses negosiasi antara pihak penjual kantin lama dan juga pihak koperasi. “Kemungkinan mulai Juni sudah bisa mulai ditempati, tapi tergantung dari pihak koperasinya. Yang pasti tahun ajaran baru kantin sudah bisa dipakai,” jelas Sukartomo. Pembangunan Kantin ini juga dibangun untuk memberikan kenyamanan untuk mahasiswa, “pasti untuk memfasilitasi mahasiswa dan juga untuk kepuasan mahasiswa,” tambah Sukartomo.

Info Utama

Sejumlah pembangunan terlihat diberbagai sudut Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ). Beberapa pembangunan yang sedang berlangsung diantaranya pembangunan gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan pembangunan lift di Gedung Jendral Soedirman. Disalah satu sudut kampus lainnya tepatnya di parkiran dekat guest house, nampak gedung kantin baru yang sudah siap pakai.

Untuk semua pembangunan yang saat ini sedang berlangsung masih menggunakan dana dari yayasan, “karena ini perencanaan pembangunan dari 2014 dan pembangunannya pada 2015 jadi masih menggunakan dana yayasan dan juga masih mendapat surat perintah dari yayasan,” tambah Kasubag pemeliharaan dan penghapusan ini. Pembangunan yang terlihat dimulai paska UPNVJ negeri ini ternyata bukan pembenahan pihak kampus karena baru menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). “Pembangunan ini memang perencanaan, bukan karena negeri. Rencana ini harus diajukan dulu ke yayasan dan kalau disetujui baru kita paparan ke yayasan kemudian kalau disetujui lagi kita lelang kontrak dan baru pembangunan, kalau tidak disetujui ya dipending. Bahkan ada perencanaan dari 2013 dan baru terealisasi 2015,” jelas pria tinggi berkacamata ini.

Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk dapat memfasilitasi mahasiswa, seperti halnya pembangunan gedung FISIP. “Karena memang ruang kelas kita (FISIP) kurang, jadi untuk memenuhinya diadakan penambahan ruang kelas, kan selama ini harus pinjam kelas sana sini seperti di Pusbabimkar, FIK dan FIKES,” jelas Iswahyuni selaku Wakil Dekan II FISIP. Iswahyuni juga menjelaskan bahwa pembangunan gedung FISIP ini akan menambah 4 kelas, “untuk tingkat 2 dan 3 masing-masing akan ditambah 2 kelas, sedangkan untuk tingkat 4 yang merupakan laboratorium akan diperluas”.

Pembangunan Gedung ini awalnya direncanakan akan dimulai pada Maret dan selesai pada Agustus, namun ternyata pembangunan ini baru dimulai pada April. Walaupun pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, namun pembanguan ini akan tetap selesai pada Agustus sehingga dapat di gunakan pada tahun ajaran baru.

Gencarnya Pembangunan di

Kampus HijauBukan karena alih status

menjadi PTN, UPNVJ gencarkan pembangunan yang sudah direncanakan jauh sebelum alih status.

1 Brigita

1 Parkir baru adalah salah satu contoh dari sekian banyaknya proyek pembangunan yang direncanakan UPNVJ.

Page 5: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

1 Brigita

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Girigahana Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) kali ini ber-

kesempatan menjadi tuan rumah dalam Latihan Gabungan (Lat-

gab) dan temu wicara sesama pecinta alam. Latihan ini meru-

pakan gabungan antar tiga Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala)

UPN se-Indonesia. Tepatnya UPN Yogyakarta, Jawa Timur dan

Jakarta serta hadir juga tamu undangan dari mahasiswa pecinta

alam Universitas Lampung (Unila).

Acara berlangsung selama delapan hari, terhitung sejak

tanggal 11 hingga 16 Mei dengan masing – masing delegasi 23

orang. “Intinya untuk kegiatan ini hanya 23 delegasi untuk se-

tiap kampus UPN se-Indonesia,” tutur Muhammad Karim Am-

rullah selaku ketua pelaksana latihan gabungan Girigahana.

Latihan gabungan yang rutin diadakan dua tahun sekali

ini bukan semata – mata untuk menemukan jalur baru saja,

tetapi memiliki berbagai tujuan. Mulai dari silaturahmi, bertu-

kar ilmu hingga melestarikan alam, “latihan gabungan ini bertu-

juan untuk mempererat silaturahmi mapala tiga UPN, sharing

ilmu, serta membahas ekspedisi selanjutnya,” ujar pria yang

kerap dipanggil Kumle.

Kegiatan Latgab ini terpecah dalam beberapa divisi agar

dimaksudkan tujuan dari setiap divisi tercapai. Divisi Susur

goa salah satunya, para peserta divisi ini yang terdiri dari 12

orang, melakukan penyusuran ke Goa Bayah, Banten. Sebel-

umnya goa tesebut belum pernah di eksplor oleh masyarakat.

Begitu pula divisi hutan gunung yang juga penuh tantangan di

latihan gabungan ini, terbukti dari pendakian ke Gunung Salak

2. “Biasanya pendaki tujuannya ke puncak salak satu, namun

UKM Girigahana, sebagai tuan rumah dalam acara yang penuh dengan jalinan silahturami antar

mahasiswa pecinta alam UPN se-Indonesia.

Tiga Mapala UPN Eksplor

Alam Bersama

pas Latgab itu kita ke puncak Salak 2 dan itu belum ada jalur

dan jarang orang melewati,” ungkap Kumle mahasiswa fakultas

Ilmu Komputer. Ia pun menambahkan bahwa untuk divisi arung

jeram di Sungai Citatih Sukabumi, Jawa Barat dan panjat tebing

yaitu Tebing Citatah 125 meter Padalarang, Bandung tidak kalah

menantang.

Selesai melakukan penjelajahan yang begitu penuh tan-

tangan selama berhari-hari baik itu di hutan, goa, sungai, mau-

pun tebing, barulah diadakanya temu wicara di Ruang BEJ lantai

IV Gedung MH. Thamrin Fakultas Ekonomi UPNVJ. Dalam acara

tersebut diadakan sharing, presentasi laporan divisi dan juga

pembahasan latihan gabungan selanjutnya dengan kondisi UPN

sudah Negeri. Temu wicara yang berlangsung seharian diakhiri

dengan acara malam keakraban, diakui Kumle sebagai ketua

pelaksana berjalan dengan lancar. Adapun harapan dari ketua

pelaksana dari latihan gabungan selanjutnya ialah dapat dise-

lenggarakan acara serupa sebagai bekal bagi para mapala dalam

mengeksplor alam, yang dilansir dari situs resmi UPNVJ.

Selintas

1 Maryam

1 Para mahasiswa pecinta alam dari ketiga UPN.

Page 6: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Mahasiswa Hari Ini Status mahasiswa memang sangat mu-dah disandang oleh orang yang telah menge-cam pendidikan dari tingkat dasar hingga putih abu-abu, tak terkecuali pun bagi mereka yang telah berkarir. Memang sudah menjadi kebutu-han yang khusus untuk membekali ilmu kita se-banyak mungkin agar tercapainya kepentingan yang ada, mungkin salah satunya membantu bangsa ini menjadi lebih baik lagi dalam hal apapun. “Kejarlah ilmu sampai negeri cina!”, itu-lah salah satu pepatah yang memotivasi ribuan orang yang mayoritas adalah siswa yang telah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) lang-sung mengikuti tes seleksi di berbagai universi-tas yang dituju, terutama yang memiliki status negeri dan berkualitas sangat baik. Tujuan um-umnya ialah agar mendapatkan label sarjana dari universitas yang prestisius dan memper-mudah mencari pekerjaan, walaupun dalam kenyataannya di dunia kerja skill-lah yang san-gat diperhitungkan. Lingkungan mahasiswa yang biasa dis-ebut kampus, sangat berperan besar dalam membantu meningkatkan skill dan edukasi for-mal untuk para pengontrol sosial ini. Entah itu fasilitas, hukum yang diterapkan, visi dan misi bagi mahasiswa hingga dinamika kampus terse-but. Banyak cara untuk membuat mahasiswa agar menjadi pintar dan handal dalam berbagai hal seperti, pendidikan akademik yang sesuai minat (jurusan) pilihan para mahasiswa serta non-akademik, yaitu ilmu tentang berbagai hal salah satunya yaitu mengikuti club atau organ-isasi mahasiswa. Banyak hal yang bisa kita bicarakan mengenai mahasiswa dari berbagai sudut pan-dang. Mahasiswa yang biasa disebut ujung tombak bangsa yang masih kokoh ini, dihara-pkan dapat membawa perubahan yang signifi-kan bagi bangsa merah putih. Akan tetapi ketika kita selami dunia kampus lebih dalam, ternyata masih ada juga mahasiswa yang kurang re-

Oleh :Ari FirmansyahMahasiswa Fakultas Hukum 2011UPN “Veteran” Jakarta

Testimonial

spect atau bisa disebut apatis terhadap kehidupan sosial yang terjadi. Entah itu terjadi dalam kampus sendiri ataupun pada negeri ini. Kehidupan maha-siswa yang stylish ataupun yang hanya ingin men-cari kesenangan pribadi banyak membawa peru-bahan besar terhadap tujuan awal kuliah. Adapula yang hanya memenuhi kebutuhan pribadi, seperti kuliah pulang (kupu-kupu) walaupun semua hal ini menjadi pilihan pribadi masing-masing orang. Tidak dipungkiri bahwa zaman telah beru-bah drastis dimana kehidupan moderen membawa masyarakat dipaksa menjadi konsumtif. Rakyat pun menjadi kurang memperhatikan sosial karena disibukan oleh kondisi ekonomi yang tak terduga. Ketika dilihat pada zaman pasca kemerdekaan, mahasiswa selalu berkolaborasi dengan rakyat biasa untuk mencari kebenaran agar masyarakat menjadi sejahtera. Hingga pergerakan mahasiswa dan aktivis lain dapat menurunkan jabatan pres-iden yang dianggap otoriter, karena selalu menjadi pengawas atau pengontrol kinerja pemerintah. Akan tetapi, apabila mahasiswa hanya dibentuk menjadi pekerja tanpa adanya sistem pe-mikiran lain, akankah negeri ini hanya dipadati oleh robot yang dapat dikendalikan. Pendidikan aka-demik memang penting bagi semua orang, akan tetapi apabila tidak diimbangi oleh bagaimana cara bersosialisasi, berorganisasi, mencari relasi baru, serta lebih peka terhadap kejadian sosial yang ada di lingkungan, apakah penerus bangsa seperti ini yang dibutuhkan. Negeri ini membutuhkan kader yang kritis, jujur, bertanggung jawab serta adil, bu-kan pemuda penurut yang dapat dikendalikan oleh ocehan sang juragan.

Page 7: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Oleh :Ari FirmansyahMahasiswa Fakultas Hukum 2011UPN “Veteran” Jakarta

Testimonial

Cacatnya Penerapan Birokrasi Berbicara mengenai sis-tem kepemimpinan dan pemerin-tahan di Indonesia, memang tidak ada habisnya. Setidaknya itu yang masih menjadi problema yang di-fikirkan oleh para cendekiawan negeri ini mengenai birokrasi yang diterapkan oleh presiden RI kita sekarang. Topik yang masih di-jadikan bahan diskusi para aktivis mengenai penerapan birokrasi di Indonesia. Mengambil contoh pen-gangkatan jajaran menteri yang di-lakukan oleh presiden Joko Widodo pada awal menjabat. Para pem-bantu orang nomor satu di negeri ini yang menamakan diri mereka dengan “Kabinet Kerja Jokowi”. Na-mun ada yang ganjal dengan cara penunjukan tersebut. Joko Widodo dengan mudahnya memanfaatkan posisinya untuk menunjuk para menteri yang sebenarnya tidak be-rasal dari birokrasi sesungguhnya, yang tentunya tidak mempunyai la-tar belakang yang mumpuni. Birokrasi berasal dari kata bureaucracy, pada dasarnya ada-lah suatu pemerintahan moderen, terutama untuk tugas-tugas yang bersifat administratif. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan birokrasi adalah sistem pemerinta-han yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah ber-pegang pada hierarki dan jenjang jabatan. Untuk itu menjadi birokrat murni di negara dengan pendudu-kan terbesar ke-empat di dunia ini bukan hal yang mudah. Butuh wak-tu dan pendidikan yang panjang, kerja keras dan persaingan yang ketat untuk seorang lulusan S-1 menjadi seorang Pegawai Neg-eri Sipil (PNS), hingga menduduki kursi Direktorat Jenderal (Dirjen) di bidangnya. Kasarnya, butuh bela-san tahun untuk menempati posisi

tersebut yang biasanya diisi oleh orang bergelar S-3/doktor. Orang-orang mempunyai ilmu nyaris sem-purna dan networking yang luas pada pekerjaan yang mereka ge-luti. Dan yang paling penting ada-lah mengerti tata kerja pola mene-jemen dan berhubungan dengan birokrasi. Tentunya hal ini bertolak belakang dengan kebijakan yang Jokowi ambil mengenai penempa-tan kursi-kursi menteri di jajaran-nya. Tidak tahu pengalaman bi-rokrasi yang kurang atau pemimpin negeri yang cenderung ngawur, pemilihan nama-nama menteri sepertinya lebih mementingkan ke-populeran, bahkan kedekatan den-gan pemimpin negara tersebut. Iya, benar, ini adalah nepotisme. Agak menyedihkan jika ke-salahpahaman mengenai birokrasi seperti ini juga terjadi di ranah kampus-kampus nasional. Seperti pemilihan jajaran organisasi maha-siswa tertinggi juga tidak jauh ber-beda dengan apa yang saya bahas daritadi. Setidaknya itu yang saya rasakan di kampus saya sendiri. Jajaran tersebut diisi oleh para mahasiswa yang kurang akan pengalaman organisasi bahkan tidak paham mengenai struktur administrasi di kampusnya sendiri, jika sudah seperti ini apa yang bisa dibanggakan dengan status “ma-hasiswa tertinggi” kalau tidak bisa menjawab pertanyaan mahasiswa biasa untuk permasalahan birokra-si dan administrasi di kampusnya sendiri? Dengan sistem pendafta-ran yang hanya membagikan form dengan mudah, ini menjadi jalan mulus bagi mahasiswa yang berla-tar belakang non-organisasi untuk mengisi jabatan di mahasiswa tert-inggi. Seperti orang-orang yang

Oleh :Haris PrabowoMahasiswa Fakultas Hukum 2013UPN “Veteran” Jakarta

dipilih Jokowi untuk mengisi kursi-kursi kementerian yang sebenarn-ya bukan latar belakangnya, mere-ka disulap untuk dapat memahami, mengkaji, dan memberikan solusi untuk bidangnya hanya dalam wak-tu singkat. Hal yang terdengar ab-surd mengingat seharusnya tugas tersebut dikerjakan oleh manusia-manusia yang sudah ahli dibidang. Yang sudah lama menggeluti bi-dang tersebut. Itulah birokrasi. Apakah keanehan seperti ini juga akan terjadi di ranah ma-hasiswa? Apakah mereka yang menduduki jabatan “mahasiswa tertinggi” diharuskan mempela-jari lagi permasalahan kampus yang bersifat administratif? Pada dasarnya jabatan mahasiswa tert-inggi bukanlah posisi untuk bela-jar organisasi, karena seharusnya mahasiswa yang mengisi jabatan tersebut adalah mahasiswa yang sudah mengerti organisasi dan administrasi kampus secara men-dalam. Organisasi mahasiswa tert-inggi bukan tempat belajar organ-isasi. Untuk para petinggi kam-pus maupun negeri ini, mohon maaf, tolong pahami birokrasi!

Page 8: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Marak Pencurian Motor,Ciptakan Peluang Bisnis

Banyaknya kasus pencurian kendaraan ber-motor, seorang mahasiswa semester empat

Fakultas Ekonomi UPNVJ memanfaatkannya menjadi ladang bisnis.

Melihat maraknya pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) khususnya beroda dua di ibukota, Erico Dwi Dharmawan atau yang kerap disapa Erico menelurkan us-aha barang elektronik yang berbasis pengaman kendaraan terutama kendaraan beroda dua. “Usaha ini tuh karena melihat banyaknya motor dan kasus kehilangan motor ka-rena tidak ada pengamannya terus kebetulan ayah, kan, basic-nya (ilmu) elektro jadi terbentuklah usaha ini,” ujar Erico.

SHERCODE adalah nama produk alarm yang dijala-ni oleh Erico dan juga ayahnya. Usaha yang berdiri sejak 2013 lalu mampu bersaing di pasaran, mulai dari Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi, Sumatra, Batam hingga Papua. Pasa-ran harga alarm ini pun berani memasang harga dibawah rata-rata pemasaran alarm kendaraan lainnya. “Untuk harga dari produk kita, harganya dibawah rata-rata produk alarm lain yaitu 150 ribu per unit untuk konsumen lang-sung,” ulas lelaki kelahiran 1995.

Penjualan produk alarm beroda dua ini di pasarkan melalui via online bagi yang berada di luar kota, sedangkan yang masih berada di Jakarta Erico melayani langsung para konsumennya. Usaha yang digeluti Erico pun di gandrungi para pengendara motor, mulai dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, mahasiswa, pelajar hingga para pekerja.

Bagi para konsumen tak perlu khawatir dengan segala kecemasan akan barang elektro yang kapanpun saat pengiriman ataupun pembelian terjadi kerusakan, produk SHERCODE memiliki garansi selama satu ta-hun, sehingga apabila terjadi kerusakan para konsumen bisa menukarnya. Dengan petunjuk yang lengkap pada produk ini, mempermudah para konsumen untuk mema-sang pada kendaraannya. Bila merasa bingung konsumen bisa langsung meminta pemasangan alarm sehingga konsumen tidak merasa bingung untuk memasang guna keamanan kendaraannya. “Jadi yang mau beli produk kita , tapi gangerti pemasangannya bisa langsung kontak ke sales-sales produk kita yang udah di training dan seben-ernya pemasangannya ga ribet juga karena ada petun-juknnya juga jadi mempermudah konsumen,” tegas lelaki yang hobi berpetualang.

Selintas

1 Mevi

1 Produk SHERCODE.

Page 9: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Selintas

Dalam rangka HUT ke-7 nya, Fourtyfive radio

mengadakan acara Talk Show, Public Speaking and An-

nouncing dengan tema “GROW UP your public speaking

ability and SPEAK OUT as great announcer”. Acara yang

berlangsung pada (27/5) di ruang 101 FISIP UPN “VETER-

AN” JAKARTA, merupakan rangkaian acara yang pertama.

Pada acara pertama ini, Fourtyfive radio menghadirkan

Bintang Cahya dari Kelas Penyiar Indonesia dan penyiar

98.7 Gen fm yaitu Leo Utomo.

Acara yang seharusnya dimulai jam 1 siang,

sempat molor 2 jam lamanya, “ada kendala dari dalam

(lokasi acara), karena sebelumnya kan dipakai kelas jadi

soundnya sempat bermasalah. Tapi Alhamdulillah ngga

sampe parah banget sih,” ujar Tommy selaku Ketua Pelak-

Fourtyfive Radio Rayakan Hari Jadi

Ke Tujuh

sana. Meski mengalami keterlambatan, para peserta yang

juga terdiri jajaran dekanat FISIP, delegasi ormawa dan be-

berapa media eksternal tetap antusias menunggu hingga

berlangsungnya acara.

Sebelum mentup acara, Fourtyfive radio

melakukan re-launching logo mereka, yang dilanjutkan

dengan pemotongan kue. “Kalo yang buat ini (logo) per-

tama senior gue 2011, namanya Luki Nurhakim. Dia tuh

yang bener-bener buatnya yang ngga ada di font. Terus

pas diangkatan gue ada yang namanya Pradana, dia yang

buat background-nya,” jelas Tommy mengenai peluncuran

logo terbaru Fourtyfive.

Setelah rangkaian pertama, Fourtyfive akan

melaksanakan Celebration Day mereka pada (4/6) dan

rangkaian kedua tersebut akan dimeriahkan pula oleh

Hajarbleh Big Band, Dancing Dice, Goodwill Trigger, PSM

Gita Advayatva, Kosmik, Albera, Indonesian Rock Law.

Mengenai rangkaian acara selanjutanya, yaitu acara

puncak, Tommy menghanturkan harapannya, “gue mau

acaranya keren, sukses, pokoknya beda dari acara sebelu-

mya,” ungkapnya.

Tak sekedar perayaan euforia ulang tahun semata. Perayaan hari jadi dibalut dengan

edukasi.

1 Mevi

1 Fitri

1 Pamflet untuk Talkshow dan Celebration Day.

Page 10: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Hot NewsCegah Aklamasi, Open Recruitment

Kembali DijalankanMPM selaku penyelenggara Pemira ketua BEM UPNVJ, menentukan keputusan untuk membuka

open recruitment ketiga demi mencegah adanya aklamasi bagi ‘sang pemimpin’.

Pemilihan Raya (Pemira) ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pem-bangunan Nasional “Veteran” Jakarta (BEM UP-NVJ) merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). Proses pemira dimulai dari open rekruitmen (Oprek) calon kandidat ketua BEM UPNVJ, kemudian pemungutan suara dan penghitungan suara hingga sah terpilihnya ket-ua BEM UPNVJ. Pada pelaksanaannya, pemira kali ini menuai banyak tanggapan dari maha-siswa terkait sistem aklamasi yang kabarnya hampir diberlakukan oleh sang penyelenggara. Mengingat, pro dan kontra selalu hadir dalam proses pemilihan seorang pemimpin. Menanggapi hal tersebut, Aldi selaku ketua pelaksana pemira angkat bicara. “Un-tuk temen-temen semua ketahui MPM belum menetapkan Elya sebagai ketua BEM saat itu secara resmi dan kami belum menetapkan ak-lamasi, karena hanya Elya calon yang saat itu melengkapi persyaratan yang ada. Sekali lagi saya jelaskan Elya bukan diaklamasikan, tetapi calon tunggal,” jelasnya. MPM selaku penye-lenggara menegaskan tidak menerapkan sistem aklamasi dan dikarenakan hanya satu orang kandidat yang memenuhi persyaratan maka MPM mengambil keputusan untuk membuka kembali Oprek untuk ke-tiga kalinya. Pada oprek pertama yang dibuka mulai 16 – 26 Maret 2015 hanya terdapat satu orang yang mendaftarkan diri yaitu Rio maha-siswa program studi (progdi) S-1 Kesehatan Masyarakat. Namun, sampai batas akhir pen-daftaran Rio belum melengkapi persyaratan yang ditentukan, maka dari itu dibuka kembali oprek kedua. Oprek kedua pun berlangsung mu-lai 30 Maret hingga 10 April 2015. Pada oprek kedua ini, terdapat tiga orang yang mendaft-arkan diri yaitu Elyasari mahasiswi progdi S-1 Ilmu Gizi, Hadi mahasiswa progdi S-1 Hukum, dan Achmad Faisal Hadi mahasiswa progdi S-1 Teknik Mesin. Dari ketiga orang tersebut, hanya menyisakan Elyasari yang sudah melengkapi seluruh persyaratan sampai dengan pukul 12 malam ditutupnya oprek. Sebagai penyelenggara, tentunya MPM sudah menentukan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon ketua BEM UP-NVJ. Beberapa syaratnya yaitu merupakan ma-hasiswa aktif UPNVJ, memenuhi IPK minimal 2,75, menguasai Tri Dharma perguruan tinggi, melampirkan biodata diri dan print out KHS tera-khir serta melampirkan surat rekomendasi dari organisasi tingkat fakultas atau jurusan. Selain itu, diadakan pula tes kesehatan dan tes anti

narkoba bagi calon ketua BEM UPNVJ. Menurut pernyataan Aldi, kedua orang lainnya yang telah mendaftar belum melengkapi persyaratan dengan lengkap salah satunya adalah Achmad Faisal Hadi atau yang biasa dipanggil Faisal. Syarat yang belum dilengkapi saat itu adalah surat rekomendasi dari organ-isasi di tingkat jurusan disertai cap serta print out KHS terakhir. “Faisal baru bisa melengkapi seluruh syarat dengan lengkap pada 13 April 2015 dan itu sudah melewati batas akhir yang ditentukan oleh MPM maka dari itu memaksa kami untuk belum bisa menerima Faisal menja-di kandidat calon ketua BEM. Disitu kami MPM selaku penyelenggara Pemira benar-benar ber-pegang teguh dengan aturan yang telah kami buat terutama mengenai persyaratan,” tambah lelaki yang hobi bermusik. Dengan satu orang kandidat calon ketua BEM UPNVJ menandakan bahwa akan terjadinya aklamasi. Namun, MPM pun berputar otak untuk mencegah terjadinya aklamasi yang nantinya akan menjadi polemik di lingkungan civitas kampus. Setelah diadakan rapat sosial-isasi bersama organisasi mahasiswa (Ormawa) pada (21/4), MPM akhirnya mengadakan rapat kembali dengan seluruh anggotanya. Kemudian MPM memutuskan akan mengadakan Oprek ketiga yang berlangsung pada 27 – 30 April 2015. “Sebelum kita memutuskan secara resmi hitam diatas putih mengenai aklamasi, kami membuat rapat sosialisasi bersama ormawa tujuannya adalah melaporkan hasil kerja kami ditambah kami ingin memperkenalkan calon kandidat. Lalu kami mengadakan rapat kembali dan pada tanggal 27 april MPM memutuskan untuk membuka open rekruitmen kembali dan untuk terakhir kalinya. Saat itu Elya kami pasti-kan sebagai calon pertama yang sudah masuk,” tambah Aldi. Sejak dibukanya Oprek ketiga pada (27/4), akhirnya Elyasari memiliki pesaing untuk menjadi ketua BEM UPNVJ. Pasalnya, Achmad Faisal Hadi mendaftarkan kembali dirinya un-tuk menjadi kandidat calon ketua BEM. Hal itu menandakan pula bahwa sistem aklamasi tidak akan diberlakukan. Hadirnya Faisal kembali membuat suasana pemira menjadi lebih kom-petitif. Pemungutan suara dilaksanakan pada (12/5) di setiap fakultas. MPM menye-diakan 6818 surat suara berdasarkan jumlah seluruh mahasiswa UPNVJ yang diperoleh dari kermawa. Namun, saat pelaksanaannya hanya terdapat 1777 mahasiswa yang memilih dan menggunakan hak suara nya. Aldi selaku

ketua pelaksana pemira menyatakan, bahwa sosialisasi yang belum maksimal menjadi salah satu faktor penyebab tidak seluruh mahasiswa UPNVJ menggunakan hak suaranya. Kemudian untuk penghitungan surat suara dilaksanakan esok harinya yaitu pada (13/5). Kendala yang ditemui saat proses penghitungan surat suara ialah hilangnya em-pat surat suara dari tiga fakultas. Menyangkut masalah surat suara yang hilang, Aldi memasti-kan bahwa pihak MPM tidak lalai dalam hal pe-nyimpanan kotak suara. “Kami bisa pastiin se-mua kotak suara disegel dan semua orang yang jaga di situ mulai dari pihak MPM, pihak dari fakultas dan pihak dari Menwa tanda tangan disitu terus kita taruh di kermawa dan kita do-kumentasikan, posisi kotak suara juga masih dalam bentuk yang sama saat kita ambil kem-bali dan segel tidak rusak jadi gue pastiin kotak suara aman,” jelasnya dengan tegas. Hasil penghitungan surat suara pun menyatakan bahwa Achmad Faisal Hadi seba-gai kandidat nomor dua memperoleh suara ter-banyak yaitu sejumlah 793 suara. Sedangkan Elyasari memperoleh 751 suara. Dari data yang diperoleh oleh ASPIRASI, jumlah suara Faisal mendominasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ekonomi (FE), se-dangkan jumlah suara Elyasari mendominasi di lima fakultas lainnya. Dengan begitu, terpilih lah Achmad Faisal Hadi sebagai ketua BEM UP-NVJ periode 2015/2016. Terpilih nya Faisal sebagai ketua BEM UPNVJ periode 2015/2016, Aldi pun menyata-kan bahwa ketua BEM yang terpilih merupakan pilihan mahasiswa yang terbaik. Selain itu, Aldi juga memiliki keyakinan sejak awal bahwa Fais-al layak menjadi ketua BEM. “Sejauh ini yang gue liat Faisal orang yang baik dan berkompe-ten, dia berpengaruh di HMM S-1 dan dia layak menjadi presiden BEM UPNVJ saat ini. Menurut gue patut kita coba, patut kita lihat, patut kita kawal dan patut kita dukung. Kalo tidak layak dia gak bakal lulus dari proper test gue,” tam-bahnya.

1 Winda

Page 11: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Hot News

Terpilihnya Achmad Faisal Hadi sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Vet-eran” Jakarta (BEM UPNVJ) periode 2015/2016 menghadirkan sosok pemimpin baru di kalangan mahasiswa UPNVJ. Visi misi pun dicanangkan oleh lelaki yang kerap disapa Faisal ini. Salah satu misi nya adalah mengadakan rapat kerja mahasiswa guna menyatukan mahasiswa UPNVJ. Misi ketua BEM-Universitas kali ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena tidak mengutamakan untuk mengadakan event atau acara ter-tentu namun lebih mengutamakan untuk menyelesaikan ma-salah internal yang ada di lingkungan mahasiswa UPNVJ.

Tidak hanya rapat kerja, pada periode kepengurusan-nya Faisal juga akan mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) yang termasuk pula ke dalam misi nya se-bagai ketua BEM UPNVJ. “Sebenernya gak banyak proker sih, cuma LDKM sama rapat kerja mahasiswa karena itu termasuk misi gue untuk menyatukan mahasiswa,” ujarnya. Dengan adan-ya rapat kerja mahasiswa, diharapkan dapat diketahui perma-salahan apa saja yang ada di mahasiswa dan bisa menemukan solusi yang tepat.

Pemilihan program kerja (Proker) tersebut juga bertu-juan untuk menghilangkan rasa apatis mahasiswa UPNVJ terha-

dap organisasi. Selain itu, alasan Faisal tidak mengutamakan pengadaan event karena menurutnya BEM memiliki tugas untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa bukan menjadi Event Organizer (EO) di kampus. “Sebenernya kalo ngadain event tuh gampang ya karena setiap ormawa dan himpunan itu bisa ngadain event tapi gue berpikir disini bahwa BEM itu bukan EO dan gue sendiri terpilih karena mahasiswa. Jadi lebih baik me-nyalurkan aspirasi-aspirasi mahasiswa biar BEM terlihat lebih aktif, lebih komunikatif dan transparan,” tambahnya.

Setelah sah terpilih sebagai ketua BEM UPNVJ, hal yang akan dilakukannya terlebih dahulu adalah memperbaiki fasilitas kampus yang mempersulit mahasiswa dalam melak-sanakan kegiatan akademik maupun non akademik. Meng-

ingat, setiap mahasiswa dituntut untuk berorganisasi demi menunjang kegiatan akademiknya di kampus. Menurut lelaki yang hobi bersosialisasi ini, setiap organisasi itu berhak menga-dakan acara dengan menggunakan fasilitas yang ada di kampus asalkan dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk pengadaan event, Faisal memiliki cara tersendiri yaitu dengan mengarahkan setiap divisi untuk membuat Pro-ker berjalan agar tidak hanya Proker seorang ketua saja yang berjalan. Selain itu, Proker berjalan juga bertujuan untuk meng-hindari adanya Proker yang tidak terealisasi dan hasilnya tidak maksimal. “Kalo untuk event itu ada tapi termasuk Proker ber-jalan. Nanti setiap divisi gue suruh buat Proker berjalan karena gak mau Proker gue aja yang berjalan, biar setiap divisi bener-bener bekerja bukan cuma numpang nama. Karena yang udah-udah seperti itu banyak Proker tapi gak terealisasi dan hasilnya gak maksimal juga, mending yang pasti-pasti aja,” jelas lelaki kelahiran Depok.

Terselip harapan dari Faisal selaku ketua BEM UPNVJ, “semoga kedepannya apa yang gue harapkan terkabul walau-pun gak maksimal di mata orang lain tapi akan terus berusaha. Kaya main game aja ketika kita kalah kita ulang lagi,” tambahnya diakhir wawancara.

Faisal: BEM Bukan Event Organizer

Susun Proker sebagai bagian menga-tasi apatisme di kalangan mahasiswa UPNVJ

dan mengurangi pengadaan event.

1 Winda

1 Ketua MPM 2015/2016, Marah Putra (Kiri) berjabat tangan dengan Ketua BEM-U Terpilih, Faisal Hadi (Kanan).

Page 12: Jurnal isu aspirasi bulan mei juni 2015

JURNAL ISU BULAN MEI - JUNI 2015

Jendela

Kunjungan Petinggi Beberapa Universitas dari Thailand ke

UPN “Veteran” Jakarta

Kedatangan petinggi dari Thailand ke Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (Fikes) un-

tuk membangun jalinan kerja sama.

Jakarta, 27 Mei 2015, dua pejabat Thailand dan satu mahasiswa asal Indonesia berkesempatan mengunjungi UPN “Veteran” Jakarta. Pejabat yang datang diantara nya Asst. Prof. Mantana Vongsirinavart, PhD,PT dari Mahidol University Thai-land dan Asst. Prof. Pakavalee Poomsu-TAT, PhD, PT dari Saint Louis College Thailand serta Wahyuddin, SST.FT, M.Sc selaku mahasiswa yang sedang mengambil gelar PhD di Thailand ju-rusan Fisioterapi. Kunjungan dilakukan tak hanya ke UPN saja, namun ke berbagai universitas lainnya seperti Universitas Esa Unggul dan Universitas di Solo.

Pada kesempatan tersebut, kedua pejabat serta maha-siswa berkesempatan untuk melihat kemampuan UPN secara umum maupun fakultas, terutama untuk program studi fisioter-api. Berawal dari penyambutan oleh rektor selaku tuan rumah, dilanjutkan dengan pemaparan profil UPN, lalu beranjak pada peninjauan gedung fisioterapi. Tak sampai disitu, Desak Nyo-man Sithi selaku Dekan Fikes, juga membawa para penjabat dan satu mahasiswa tersebut ke kampus UPN di Limo untuk melihat keadaan lingkungan Fikes.

Kunjungan universitas Thailand ke UPN merupakan kunjungan peninjauan yang nantinya akan berlanjut pada pen-andatanganan nota kesepahaman (MoU) kepada pihak UPN. Dekan Fikes mengatakan, bahwa apabila nanti dapat bekerjasa-ma dengan Mahidol University dan Saint Louis College Thailand, pihak UPN ingin mengadakan pertukaran mahasiswa maupun dosen untuk proses peng-upgrade-an. “Jadi untuk kedepan kita sudah jadi negeri kan harus upgrade, dosen-dosen nya, pembe-lajarannya harus ditingkatkan,” ujar Dekan Fikes.

Menurut Desak, ini merupakan langkah yang baik un-tuk berkerjasama dengan kedua universitas tersebut. Menim-bang Mahidol University Thailand adalah salah satu universitas cukup tua di Thailand, dan jenjang pendidikan fisioterapinya sudah sampai tingkat doktoral. “Kalau dari sisi pengembangan mereka sudah lebih maju Fisioterapinya, karena mereka juga universitasnya sudah cukup tua,” ujarnya.

Persiapan kedatangan pejabat ini hanya berlangsung selama 2 minggu dari pengajuan surat oleh pihak Thailand ke-pada UPN. Surat tersebut di kirimkan kepada Dekan Fikes ke-mudian disampaikan lagi kepada Rektor yang sekaligus untuk meminta izin untuk melakukan pertemuan ini.

Setelah bersafari di lingkungan kampus hijau, pada kesem-patan kali itu juga turut berbincang mengenai kerjasama yang akan di bangun. “Lalu kita mengobrol dan bertukar pikiran, jadi apa kemung-kinan atau peluang-peluang yang bisa kita manfaatkan dari sini,” tutur wanita kelahiran Bali. Pihak Thailand menawarkan para dosen untuk kuliah disana dan riset bersama serta mengadakan pertukaran maha-siswa.

Acara dimulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 13.30 WIB. Setelah melakukan perbincangan hangat dari pihak Thailand dan Fikes, akhirnya acara ditutup dengan foto bersama di depan gedung Fikes, kampus Limo.

“Harapan saya, kita kedepan ini semua harus update ke-mampuan, update kompetensi terutama dosen. Karena begitu tahun ajaran baru, kita terima mahasiswa baru sudah dengan status negeri, jadi kualitas mahasiswa nya sudah beda kan, jadi kita harus memper-siapkan diri dengan benar,” ujar Wanita berkacamata sambil menutup wawancara.

1 Helena