jurnal fiqry nurul hidayat (055108028) (ok)

Upload: elvinsetan

Post on 07-Aug-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    1/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 1 

    POTENSI GERAKAN TANAH

    DAERAH DESA SUMAMPIR DAN SEKITARNYA

    KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA

    PROPINSI JAWA TENGAH 

    Oleh :

    Fiqry Nurul Hidayat, Bambang Sunarwan dan Solihin

    Abstrak

    Daerah penelitian dilakukan di daerah Desa Sumampir dan sekitarnya, Kecamatan Rembang,Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Secara geografis daerah penelitian terletak pada 109° 30'

    3”BT - 109° 34' 23” BT dan 07° 16' 23” LS -07° 20' 21” LS  , dengan luas daerah penelitian

    kurang lebih 7,3 km x 8 km atau ± 58 km2. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aspekgeomorfologi, tatanan stratigrafi, sturktur geologi, sejarah geologi, dan potensi gerakan tanah daerah penelitian.

    Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah geomorfologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4(empat) satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi Perbukitan Patahan (± 15%), SatuanGeomorfologi Perbukitan Homoklin (± 40%), Satuan Geomorfologi Perbukitan Kaki Gunungapi (±35%) dan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial (± 10%). Pola aliran sungainya adalah rektangulardan dendritik dengan stadia sungai dan jentera geomorfik muda dan dewasa.

    Tatanan batuan dari yang tertua hingga termuda adalah Satuan Batuan Lava Andesit dan Breksi-Formasi Kumbang, berumur Pliosen Awal diendapkan pada lingkungan laut dalam, denganmekanisme turbidit berada pada fasies kipas bawah laut Upper fan channel fill (Walker, 1978).Secara selaras di atas satuan ini di endapkan Satuan Batuan Batulempung selang-seling Batupasir-

    Formasi Tapak berumur Pliosen Tengah-Pliosen Akhir atau N20-N21 diendapkan pada lingkunganneritic tepi-neritik tengah (5-100 meter). Dan secara tidak selaras di atasnya di endapkan SatuanBatuan Breksi dan Andesit-Formasi Ligung pada kala Pliosen Akhir-Pleistosen. Aluvial sungai yangterdiri dari material lepas lempung hingga bongkah merupakan endapan termuda yang ada didaerah penelitian.

    Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa sesar (patahan). Struktur patahan berupa struktur Sesar Naik Gunung Wuled dengan arah gaya utama N150E relatif utara-selatan.

    Hasil kajian gerakan tanah yang terdapat di daerah penelitian dipengaruhi oleh jenis dan variasi batuan, struktur geologi, kelerengan, densitas sungai, dan tutupan lahan. Adapun faktor utama pemicuterjadinya gerakan tanah di daerah penelitian adalah iklim (curah hujan), hidrologi, dan aktivitasmanusia. Potensi gerakan tanah di daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga), yaitu potensi gerakan tanah rendah (dengan nilai kali bobot 37), potensi gerakan tanah sedang (dengan nilaikali bobot 58) dan potensi gerakan tanah tinggi (dengan nilai kali bobot 88). 

    Kata-kata kunci :  jentera, debris flow, debris slide, rock fall, soil creep, dan NKB. 

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    2/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 2 

    1. UMUM

    Desa Sumampir, Kecamatan Rembang,Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengahmerupakan wilayah yang terdiri atas dataranhingga perbukitan, terletak pada ZonaAntiklinorium Bogor, Serayu Utara, danKendeng. Daerah penelitian dapat ditempuh

    sekitar 10-12 jam perjalanan dari Kota Bogordan dapat dicapai dengan menggunakankendaraan roda dua dan roda empat.

    Daerah Desa Sumampir dan sekitarnyamerupakan daerah rawan bencana longsor,

    terutama di daerah Desa Gunung Wuled.Penelitian dimaksudkan untuk mengetahuikeadaan dan kondisi geologi serta potensigerakan tanah yang memberikan informasidaerah-daerah yang berpotensi gerakan tanah.

    2.  KONDISI GEOLOGI

    2.1. Geomorfologi

    Dari kenampakan ciri-ciri fisik dilapangan, daerah penelitian secara umummempunyai bentuk morfologi perbukitan yangmemanjang dari barat ke timur. 

    Berdasarkan struktur, litologi dan pengamatan bentang alam di lapangan, geomorfologidaerah penelitian di bagi menjadi 4 (empat)satuan geomorfologi, yakni :

    1)  Satuan Geomorfologi PerbukitanPatahan, dicirikan oleh bentuk morfologi perbukitan landai hingga terjal, berupa

     punggungan yang memanjang dari barat-timur, terdapat gawir-gawir yangdikontrol struktur patahan. Menempati ±15 % luas daerah penelitian dan pada peta geomorfologi satuan ini memilikikisaran kelerengan 7%  –  70% dan berada pada ketinggian 350 m.dpl s/d 1000m.dpl. Sungai yang mengalir pada satuanini memiliki pola aliran rektangular,

    ditandai dengan pola kontur yang rapat.Dari hasil pengamatan lapangan bahwa

    litologi yang menyusun satuan

    geomorfologi ini adalah Satuan BatuanLava Andesit dan Breksi.

    2)  Satuan Geomorfologi PerbukitanHomoklin, menempati ± 40% luas

    daerah penelitian, tersebar di Desa

    Sumampir, Desa Tanalum, DesaLosari, Desa Makam dan Desa Bodas

    Karangjati. Satuan geomorfologi inidicirikan dengan kisaran kelerengan 5%-15% dan dan berada pada kisaranketinggian 200 m.dpl s/d 500 m.dpl.

    Morfologi perbukitan terbentuk oleh

    kemiringan lapisan batuan yang relatif

    searah, kemiringan lapisan ke arah

    selatan dan pola kontur pada satuan ini

    agak renggang hingga rapat. Dari hasil pengamatan lapangan litologi yangmenyusun satuan geomorfologi ini adalah

    Foto 1.  Bentuk morfologi perbukitan patahan

    Gn. Wuled, foto diambil dari Desa

    Tanalum ke arah utara.

    Gambar 1.1 Peta lokasi penelitian

    Lokas enelitian

    Timur  Barat 

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    3/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 3 

    Satuan Batuan Batulempung selang-seling batupasir. 

    3)  Satuan Geomorfologi PerbukitanKaki Gunungapi, menempati ± 35%

    luas daerah penelitian, tersebar di Desa

    Jembangan, Desa Karangbawang,

    Desa Punggelan, Desa Bantarbarang,

    Desa Kecepit dan Desa Karangsari.Satuan geomorfologi ini dicirikandengan kisaran kelerengan 3%-30% dan

    dan berada pada kisaran ketinggian 350

    m.dpl s/d 750 m.dpl. Morfologi

     perbukitan berupa pegunungan yangmemanjang dengan arah relatif barat-

    timur dan pola kontur pada satuan ini

    agak rapat hingga renggang.  Darihasil pengamatan lapangan bahwalitologi yang menyusun satuangeomorfologi ini adalah Satuan BatuanBreksi dan Andesit. 

    4)  Satuan Geomorfologi DataranAluvial, menempati ± 10% luas daerah

     penelitian, ini dicirikan adanya dataran banjir dan endapan rombakan yangterbawa aliran sungai dengan ukuran

    mulai dari pasir halus sampai bongkah. Terdiri dari bongkah batuan

     beku dan batuan sedimen. Satuan ini

     berada pada ketinggian 200 m.dpl s/d

    300 m.dpl. 

    2.2. Stratigrafi

    Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas 4(empat) satuan batuan, dan diketahui urutan

    dari tua ke muda sebagai berikut :

    1)  Satuan Batuan Lava andesit danBreksi, Formasi Kumbang, satuan inimenempati luas sekitar ± 15% daerah penelitian. Satuan ini menempatitopografi perbukitan, menyebar dari bagian utara daerah penelitian. berada didaerah Desa Gunung Wuled. Berdasarkanhasil rekonstruksi penampang pada petageologi, satuan batuan ini memiliki

    ketebalan lebih dari 1000 meter.

    Secara umum Lava Andesit  dicirikandengan warna hitam, massif, besar butirafanitik, dan terdapat urat-urat kalsit.

    Breksi dengan warna abu-abu, ukuran

    fragmen sekitar 0.5 cm-50 cm, bentuk

    fragmen menyudut tanggung sampai

    menyudut, terpilah baik sampai buruk,

    sementasi karbonatan, fragmen

    andesit, monomik, massa dasar pasir,

     porositas sedang, kemas terbuka,kompak.

    Foto 2.  Bentuk morfologi perbukitan homoklin,

     foto diambil di daerah Desa Sumampir

    ke arah utara daerah penelitian.

    Foto 3.  Bentuk morfologi perbukitan kaki

     gunungapi, foto diambil di daerah

     Desa Losari ke arah tenggara

    daerah penelitian.

    Timur  

    Foto 4.  Bentuk morfologi dataran alluvial, foto

    diambil di Sungai Gintung ke arah barat

    daerah penelitian.

    Timur Laut  Barat Daya 

    Selatan  Utara 

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    4/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 4 

    2)  Satuan Batuan Batulempung Selang  –  seling Batupasir, Formasi Tapak ,satuan batuan ini tersebar + 35% dari luasdaerah penelitian, satuan ini dapat

    teramati dengan jelas di sepanjang KaliPuguhan, dan Kali Karang, dengankemiringan batuan yang bervariasi.Kedudukan satuan batuan ini berarahrelatif Barat-Timur (N 80  oE  –   N125oE)dengan kemiringan lapisan batuannyayang bervariasi berkisar antara 15o sampai60o.. Berdasarkan hasil rekonstruksi penampang pada peta geologi, satuan batuan ini memiliki ketebalan 417 meter.

    Secara umum Batulempung  dicirikan

    abu-abu gelap, agak lunak, mengandungfragmen cangkang moluska, sementasikarbonatan. Ketebalan batulempung bervariasi + 20 - 50 cm. Batupasir dicirikan dengan warna abu-abu, ukuran butir pasir halus sampai sedang, bentuk

     butir membulat sampai membulattanggung, pemilahan sedang, porositas baik, kemas terbuka, bersifat karbonatan,kompak. Terdapat mineral feldsfar,kuarsa dengan ketebalan berkisar 5-25

    cm.

    3)  Satuan Batuan Breksi dan Andesit,Formasi Ligung, satuan ini menempatiluas sekitar ± 40% daerah penelitian.Satuan ini menyebar dari bagian selatandaerah penelitian. berada di daerah DesaJembangan, Desa Karangbawang, DesaPunggelan, Desa Bantarbarang, DesaKecepit dan Desa Karangsari. Berada pada ketinggian 350-750 mdpl, di beberapa tempat berupa pedataran dan disebagian besar berbentuk perbukitan, berdasarkan hasil rekonstruksi penampang pada peta geologi, satuan batuan ini memiliki ketebalan kurang dari200 meter.

    Secara umum Breksi  dicirikan dengan

    warna abu-abu gelap sampai terang, bentuk butir menyudut tanggung, massa

    dasar berukuran pasir halus, ukuranfragmen 2-15 cm, fragmen batuan beku.

    Andesit dengan kondisi singkapan

    segar hingga lapuk, dicirikan dengan

    warna abu-abu terang, bertekstur

    kasar, subhedral, komposisi mineral

    hornblenda dan plagioklas.

    Foto 5.  (A) Singkapan lava andesit (pada FZ-19

    di Kali Panyutan). (B) Breksi (pada FZ-

    14 di Kali Panyutan.

    Blp 

    Bps 

    Foto 6.  Singkapan batulempung selang-seling

    batupasir pada FZ-30 di Sungai

     Puguhan.

    Foto 8.  A dan B singkapan andesit yang tidakmemiliki kedudukan. Lokasi di daerah

    Gunung Tukung pada FB-19.

    AB

    Foto 7.  A dan B singkapan breksi yang tidak

    memiliki kedudukan. Lokasi di Kali

    Tliando pada FBB-35.

    AB

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    5/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 5 

    4)  Satuan Endapan Aluvial, satuan inimenempati luas sekitar ± 10% daerah penelitian. Satuan ini menyebar dari bagian utara-selatan daerah penelitian,tersebar di sekitar sungai besar yaituSungai Gintung dan Sungai Arus.Berdasarkan pengamtan di lapangan,ketebalan satuan ini memiliki ketebalankurang dari 3 meter.

    Tabel 1. Kesebandingan stratigrafi daerah penelitian dengan peneliti sebelumnya.

    2.3. Struktur Geologi

    Berdasarkan hasil pengamatan lapangan di

    daerah penelitian dijumpai struktur geologi berupa sesar, yang terdiri dari :

    Struktur Patahan (Sesar), Patahan atausesar merupakan struktur rekahan yangtelah mengalami pergeseran. Sifat pergeserannya dapat bermacam  –   macammulai dari mendatar, miring (oblique), naikmaupun turun.

    Adapun jenis sesar –  sesar yang

     berkembang di daerah penelitian antara lain:

    1)  Sesar Naik Gunung Wuled, Penamaan

    sesar naik Gunung Wuled dikarenakansesar ini berada di Desa Gunung Wuledyang ada di sebelah utara daerah penelitian. Sesar naik ini memanjang

    dari barat-timur searah dengan strukturyang ada di daerah penelitian. Indikasi

    adanya sesar naik Gunung Wuled

    adalah : a)  Cermin sesar dengan kedudukan N278oE /61o, pitch 45o, plunge 50o, N 352o E. Pada FBB-11 di Kali Karang.b)  Lapisan tegak, pada FBB-18.Kedudukan batuan N113o E/52o di KaliBuret.

    Foto 9.  Endapan Aluvial, lokasi di Sungai Arus.

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    6/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 6 

    c)  Cermin sesar dengan kedudukan N285o E /58o, pitch 52o, plunge 80o, N25o  E. Pada FZ-21 di daerah Gn.Wuled.d)  Cermin sesar dengan kedudukan N288o E /60o pitch 55o, plunge 64o, N16o E. 

    3. POTENSI GERAKAN TANAH

    Gerakan tanah adalah perpindahan masa tanahatau batuan akibat gaya gravitasi, yang seringdisebut sebagai longsoran dari masa tanah atau

     batuan. Sedangkan longsoran adalah suatu pergerakan tanah, batuan, timbunan, ataupundalam bentuk campurannya secara alami padalahan miring.

    Berdasarkan pengamatan di lapangan danmengacu pada  Highway Research Board

     Landslide Committee (HWRBLC, 1978) didaerah penelitian gerakan tanah yang berkembang berupa :

    1)  Debr is fal l ,Adalah jenis gerakan tanah yang bergerakrotasi dengan gerakan yang cepat, jenismaterialnya berupa bahan rombakan yang berbutir kasar berukuran pasir sampai bongkah, terjadi disekitar tebing-tebingsungai dan tebing-tebing perbukitan. Faktor penyebab utama gerakan tanah jenis iniadalah sudut lereng curam dan strukturgeologi, sedangkan faktor pendukunglainnya berupa jenis batuan, kandungan airdan kegempaan. Terdapat 9 (sembilan)

    lokasi gerakan tanah jenis Debris Fall yaitu

     pada GT03, GT04, GT06, GT09, GT10,GT13, GT15, GT16 dan GT17.

    2)  Debri s sli de  Adalah jenis gerakan tanah yang bergerak planar berupa longsoran yang membawamaterial rombakan. Faktor-faktor penyebabnya yaitu kandungan air, pelapukan, sudut lereng, tutupan lahan,

     jenis batuan dan struktur geologi. Faktorutama pemicu gerakan tanah jenis iniadalah sudut lereng, tingkat kandungan airdan pelapukan. Terdapat 5 (lima) lokasigerakan tanah jenis Debris Slide yaitu pada

    GT05, GT07, GT08, GT11 dan GT12.

    3)   Rock fall

    Adalah luncuran jatuh bebas dari block batuan pada lereng-lereng yang sangatterjal. Faktor-faktor penyebab gerakantanah jenis ini adalah kemiringan yangterjal, jenis batuan dan struktur geologi.Faktor utama pemicu gerakan tanah jenisini adalah struktur geologi dan gempa.

    Foto 10.  Cermin sesar pada lava andesit, di

     FZ-14 di daerah Kali Panyutan.

    Foto 11.   Longsoran pada GT13 di daerah

     Desa Tanalum.

    Foto 12.   Longsoran pada GT11 di tepi

    Sungai Puguhan.

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    7/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 7 

    Terdapat 1 (satu) Lokasi gerakan tanah jenis Rock Fall yaitu pada GT14.

    4)   Soil creep

    Adalah Perpindahan material tanah ke arahkaki lereng dengan pergerakan yang sangat

    lambat.. Faktor-faktor penyebab gerakantanah jenis ini adalah kemiringan lereng,

    tutupan lahan dan pelapukan. Faktor utama pemicu gerakan tanah jenis ini yaitukemiringan lereng dan tingkat kandunganair. Terdapat 2 (dua) lokasi gerakan tanah jenis Soil Creep yaitu pada GT01 dan

    GT02.

    3.1. Faktor-Faktor Penyebab GerakanTanah, gerakan tanah di daerah penelitiandi kontrol oleh beberapa faktor, antara lainyaitu :

      Faktor internal :a)

     

    Kondisi geologi b)  Kelerenganc)  Hidrologid)  Struktur geologi

      Faktor eksternala)  Curah hujan b)  Tutupan lahanc)  Getaran gempad)  Aktifitas manusia

    3.1. Analisis Gerakan TanahAnalisis gerakan tanah dilakukan per-petayang menjadi faktor terjadinya gerakantanah di daerah penelitian. Pembuatan peta-peta yang berkaitan dengan gerakan

    tanah berisikan bobot dengan besaranyang berbeda-beda tergantung

     pengaruhnya terhadap gerakan tanah.nilai bobot tersebut adalah :1) Peta kemiringan lereng dengan bobot 5

    2) Peta satuan batuan dengan bobot 53) Peta buffering struktur dengan bobot 3

    4) 

    Peta tutupan lahan dengan bobot 45) Peta densitas sungai dengan bobot 4

    Disamping pemberian bobot, pada petatersebut diberikan skoring sesuai dengankecenderungan terhadap gerakan tanah.Skoring tersebut adalah :A. sangat rendah = 1B. rendah = 2C. sedang = 3D. tinggi = 4E. sangat tinggi = 5

    setelah pemerian skoring pada masing-masing peta, nilai skoring tersebutdikalikan nilai bobot peta maka dihasilkannilai NKB (nilai kali bobot). Nilai ini yangnantinya menjadi acuan untuk pembuatan

    Peta Potensi Gerakan Tanah.

    3.1.1. Analisis Peta Kemiringan Lereng

    Informasi kelas lereng yang dipakai untuk potensi gerakan tanah memakai

    klasifikasi lereng yang dibuat olehVanZuidam (1985). Pemerian bobot 5 (lima)

    Foto 13.  Longsoran pada GT14 di daerah

     Desa Losari.

    Foto 14.   Miringnya tiang listrik dan retakan

     pada jalan diakibatkan oleh seretan

     gerakan tanah tipe soil creep,

    tersingkap di GT01, Desa Losari.

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    8/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 8 

     pada kemiringan lereng ini dikarenakankelerengan sangat berpengaruh terhadapgerakan tanah akibat dari gaya gravitasiyang membuat masa tanah dan batuan bergerak cenderung ke arah vertikal. Namun dibeberapa tempat terdapatlongsoran yang terjadi pada daerah yanglandai, hal tersebut dapat terjadidikarenakan faktor lain disampingkemiringan lereng.

    Tabel 2.  Nilai kemiringan lereng

    3.1.2. Analisis Peta Satuan Batuan

    Informasi satuan batuan menunjukkan

    kondisi kekuatan batuan saat menerimatekanan/beban. Semakin kuat batuan

    tersebut menerima beban danmtekananmaka daerah tersebut dapat lebih stabilterhadap gerakan tanah. Pemerian bobot 5

     pada satuan batuan ini dikarenakan satuan batuan adalah aspek penting pada gerakan

    tanah, dimana karakter batuan menjadi pengendali dalam gerakan tanah.

    Tabel 3.  Nilai satuan batuan

    3.1.3. Analisis Peta Buffering   Struktur

    Geologi

    Struktur geologi merupakan pencerminanseberapa besar suatu wilayah mengalami perubahan/periode tektonik. Pemerian bobot 3 (tiga) pada struktur karenasemakin rumit struktur geologi yang berkembang di suatu wilayah, makawilayah tersebut cenderung menjadiwilayah yang tidak stabil. Pengkajian potensi gerakan tanah menggunakansatuan jarak terhadap zona sesar untuk penentuan kestabilan.

    Tabel 4.  Nilai buffering struktur geologi 

     NoStruktur

    Geologi

     Nilai

    Kemampuan

    Bobot NKB

    1 100 m 5

    3

    15

    2 100-300 m 4 12

    3 300-600 m 3 9

    4 600-1000 m 2 6

    5 >1000 m 1 3

    3.1.4. Analisis Peta Tutupan Lahan

    Tutupan lahan daerah penelitian berupa

     persawahan, ladang, semak atau belukar,

     perkebunan dan pemukiman. Daerahdengan tutupan lahan berupa semak atau belukar dan perkebunan akan relatif stabil jika dibandingkan dengan persawahan,

    ladang dan pemukiman. Pemerian bobot 4(empat) pada tutupan lahan didasarkan pada pengaruh tutupan lahan terhadapgerakan tanah sebagai pengontrolrembesan air, pelapukan dan penguatlereng.

    Tabel 5.  Nilai tutupan lahan 

     NoTutupan

    Lahan

     Nilai

    KemampuanBobot NKB

    1 Kebun 1

    4

    4

    2 Ladang 2 8

    3 Pemukiman 3 12

    4 Sawah 4 16

     No

    Sudut

    Lereng

    (%)

     Nilai

    KemampuanBobot NKB

    1 0-2 1

    5

    5

    2 2-7 2 10

    3 7-15 3 15

    4 15-30 4 20

    5 30-70 5 25

     NoSatuan

    Batuan

     Nilai

    Kemampuan

    Bobot NKB

    1 Aluvial 1

    5

    5

    2Breksi dan

    Andesit2 10

    3

    Batulempung

    selang  –  

    seling

    Batupasir

    4 20

    4Lava Andesit

    dan Breksi2 10

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    9/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 9 

    3.1.5. Analisis Peta Kerapatan Sungai

    Kerapatan sungai adalah suatu angkaindeks yang menunjukkan banyaknya

    anak sungai di dalam suatu Daerah AliranSungai (DAS). Kerapatan alurmencerminkan panjang sungai reratadalam satu satuan luas tertentu. Kerapatanalur dapat dihitung dengan menggunakanrumus sebagai berikut (Seyhan, 1977) :

    Dd =

    Keterangan :Dd = kerapatan sungai (m/km2)Ln = total panjang alur (m)A = luas DAS (km2)

     Nilai kerapatan sungai daerah penelitian berada pada kerapatan sungai rendah(

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    10/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 10 

    Batuan Batulempung selang-selingBatupasir-Formasi Tapak, SatuanBatuan Breksi dan Andesit-FormasiLigung dan Satuan Endapan Aluvial.

    3) Struktur geologi yang berkembang didaerah penelitian adalah struktur patahan, yaitu Sesar Naik GunungWuled (barat-timur). Dengan arahgaya utama N150E relatif utara-selatan.

    4) Berdasarkan pengamatan di lapangan,gerakan tanah yang terjadi di daerah penelitian berupa : jatuhan rombakan(debris fall), luncuran rombakan(debris slide), jatuhan batuan (rockfall), dan nendatan (soil creep).Berdasarkan total NKB, daerah

     penelitian dibagi menjadi 3 daerah,yaitu potensi gerakan tanah rendah

    (NKB 37), potensi gerakan tanahsedang (NKB 58) dan potensi gerakantanah tinggi (NKB 88). Secara umumdaerah penelitian terletak pada daerahyang berpotensi gerakan tanah rendah-

    tinggi.

    PUSTAKA

    1) 

    Anonim, 2001,  Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Ribug No. 1408-413,

    Badan Koordinasi Survey dan

    Pemetaan Nasional, Cibinong, Bogor.

    2) 

    Asikin, S., 1986, Geologi Struktur

     Indonesia, Departemen Teknik Geologi,

    Institut Teknologi Bandung.

    3)  Blow, W. H. and Postuma J. A., 1969,

     Range Chart, Late Miosen to Recent

     Planktonic Foraminifera

     Biostratigraphy, Proceeding of The

    First. 4)  Condon dkk., 1996,  Peta Geolgi

     Lembar Banjarnegara dan Pekalongan,

     Jawa, Skala 1:100.000,  Direktorat

    Geologi, Bandung.

    5)  James. D. Dana, 1955,  Manual of

     Mineralogy. John Willey and Son,

    Edisi 16. London.

    6)  Mark, P, 1957, Stratigraphic Lexicon of

     Indonesia,  Geological Research and

     Development Center , Bandung.

    7) 

    Moody, J.D., dan Hill, M.J., 1956,

    Wrench Fault Tectonics, Bulletin of

    the Geological Society of America.8)  Soewarno, 1991,  Hidrologi

     Pengukuran dan Pengolahan Data

     Aliran Sungai (Hidrometri),  Nova

    Bandung.

    9)  Thornbury, William D.,  Principles of

    Geomorphology, Second Edition, John

    Willey and Sons Inc., New York,

    London, Sydney, Toronto, 594 p.

    10)  van Bemmelen, R.W., 1949, The

    Geology of Indonesia, The Hague

     Martinus Nijhoff, Vol.1A, Netherlands.11)

     

    Walker, R.G., James, N.P, 1992, Facies

     Models Respons to Sea Level Change,

    Geological Association of Canada,

    Canada.

    12) 

    Walter T. Huang, Ph, D., 1962,

     Petrology, Associate Professor of

    Geology Department of Geology

    Baylor University, New York.

    13)  Williams, H., Turner, F.J., Gilbert,

    C.M., 1954,  Petrography, An

    Introduction to The Study of Rock in

    Thin Sections, W.H. Freeman and

    Company, New York.

    PENULIS

    1)  Fiqry Nurul Hidayat, ST., Alumni (2014)Program Studi Teknik Geologi, FakultasTeknik, Universitas Pakuan.

    2)  Dr. Ir. Bambang Sunarwan, MT., Staf

    Pengajar Program Studi Teknik Geologi,Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.

    3)  Ir. Solihin, MT., Staf Pengajar ProgramStudi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,

    Universitas Pakuan.

  • 8/20/2019 Jurnal Fiqry Nurul Hidayat (055108028) (Ok)

    11/11

     

     Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –  Universitas Pakuan 11