issn 0853- jurnal online westphalia, vol.13,no.1 … filedengan negara-negara amerika latin (kuba,...

30
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 11 JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853- 2265 PELUANG PENINGKATAN KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN DENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia di FISIP-UNPAS, FH UNPAS, ITENAS dan SMAN 14 Bandung Abstrak Di negara-negara Amerika Latin terutama yang tergabung dalam OECD, banyak yang menerapkan desentralisasi pendidikan. Desentralisasi pendidikan yang terjadi di negara-negara Amerika Latin tersebut merupakan bagian dari desentralisasi politik dan fiskal penyelenggaraan pemerintahan, dari sistem pendidikan yang sentralistik ke sistem yang memberikan kewenangan lebih besar pada pemerintah daerah dan sistem yang melibatkan partisipasi masyarakat. Kata Kunci: Kerjasama Pendidikan, Amerika Latin. Pendahuluan Negara-negara Amerika Latin mengalami peningkatan yang cukup cepat dalam merespon kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. Seperti yang dialami oleh Cuba dan Venezuela. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di New York, Kuba menempati urutan teratas sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan bagus di Amerika Latin, disusul Brazil, Cile, Argentina, Kolombia dan Venezuela. Sistem pendidikan Finlandia memang adalah yang terbaik di dunia. Namun, rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dalam membaca, matematika, dan sains telah memuat seluruh dunia gempar. Maka tidak salah apabila ada orientasi untuk meningkatkan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin.

Upload: buianh

Post on 09-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 11

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

PELUANG PENINGKATAN KERJASAMA DI SEKTOR PENDIDIKAN DENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL,

ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA)

Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia

di FISIP-UNPAS, FH UNPAS, ITENAS dan SMAN 14 Bandung

Abstrak Di negara-negara Amerika Latin terutama yang tergabung dalam OECD, banyak yang menerapkan desentralisasi pendidikan. Desentralisasi pendidikan yang terjadi di negara-negara Amerika Latin tersebut merupakan bagian dari desentralisasi politik dan fiskal penyelenggaraan pemerintahan, dari sistem pendidikan yang sentralistik ke sistem yang memberikan kewenangan lebih besar pada pemerintah daerah dan sistem yang melibatkan partisipasi masyarakat. Kata Kunci: Kerjasama Pendidikan, Amerika Latin.

Pendahuluan

Negara-negara Amerika Latin mengalami peningkatan yang cukup

cepat dalam merespon kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. Seperti yang

dialami oleh Cuba dan Venezuela. Berdasarkan data dalam Education For

All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict

and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan,

dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di New York,

Kuba menempati urutan teratas sebagai negara yang memiliki sistem

pendidikan bagus di Amerika Latin, disusul Brazil, Cile, Argentina, Kolombia

dan Venezuela.

Sistem pendidikan Finlandia memang adalah yang terbaik di dunia.

Namun, rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD

dalam membaca, matematika, dan sains telah memuat seluruh dunia

gempar. Maka tidak salah apabila ada orientasi untuk meningkatkan

kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin.

Page 2: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 12

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Berkaitan dengan

kerjasama pendidikan dan

kebudayaan dengan negara-

negara Amerika Latin, Sejauh ini,

telah terdapat perjanjian di bidang

kerja sama pendidikan dan budaya

antara Indonesia dengan negara-

negara Amerika Selatan dan

Karibia, antara lain: Satu, Nota

Kesepahaman Kerja sama bidang

Kebudayaan antara Indonesia dan

Kuba, mulai berlaku tanggal 24

Mei 2013;

Dua, Nota Kesepahaman

Kerjasama Bidang Pendidikan

antara Pemerintah Indonesia

dengan Pemerintah Brasil,

disepakati dan mulai berlaku di

Jakarta tanggal 12 Juli 2008; tiga,

Nota Kesepahaman antara

Universitas Santo Tomas, Chile

dengan Kedutaan Besar Republik

Indonesia mengenai Kerjasama

Penyelenggaraan Seminar,

tanggal 5 April 2000; empat,

Agreed Summary of Record of

Discussion mengenai

Pembentukan Chilean-Asian

Institute of Education and Culture,

tanggal 6 Juni 2000; lima,

Persetujuan antara Pemerintah RI

dan Pemerintah Republik

Kolombia mengenai Kerjasama

Kebudayaan dan Pendidikan

tanggal 24 Oktober 1996, dan

mulai berlaku tanggal 21

November 2002; dan enam,

Persetujuan antara Pemerintah RI

dan Pemerintah Republik Bolivar

Venezuela mengenai Kerjasama

Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan,

dan Pendidikan yang disepakati di

Caracas tanggal 19 September

2000, dan mulai berlaku tanggal 2

Februari 2005.

Kalau kita melihat beberapa

nota kesepahamanan yang telah

ditandatangani oleh Indonesia dan

negara-negara Amerika Latin,

timbul pertanyaan nyeleneh,

apakah kerjasasama yang telah

dilakukan ini sudah memenuhi

harapan dari kedua negara, baik

disisi kualitas maupun manajemen

pendidikan diantara negara-negara

yang bekerjasama?

Gambaran Sistem Pendidikan di

Negara-negara Amerika Latin

Pendidikan di Kuba

Kuba menaruh perhatian

cukup besar terhadap

pembangunan pendidikan.

Kebijakan Presiden Fidel Castro

sanggup mempertahankan sistem

pendidikan di Kuba sebagai yang

terbaik di kawasan Amerika Latin.

98 persen penduduk Kuba telah

Page 3: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 13

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

mengenal aksara. Persentasi itu

jauh di atas mayoritas negara di

kawasan Amerika Latin. Dari

komposisi itu, jumlah laki-laki yang

melek huruf mencapai 97, 2

persen, sedangkan perempuan

mencapai 96,9 persen. Sebagai

perbandingan, sebelum revolusi

pada 1959, angka buta huruf

sebesar 30 persen. Kini penduduk

yang buta huruf nol persen.

Dalam sistem pendidikan

tersebut, setiap warga negara usia

sekolah wajib menempuh

pendidikan. Untuk itu, rakyat Kuba

tak perlu mengkawatirkan masalah

biaya. Pasalnya, seluruh biaya

penyelenggaraan pendidikan

ditanggung negara, termasuk

penyediaan gedung dan tenaga

pengajar. Selain itu, pemerintah

juga menyediakan peralatan

sekolah dan makanan bagi dua

juta siswa.

Kuba juga merupakan

negara dengan tenaga guru

terbesar dan tersukses dalam

bidang pendidikan. Dari segi

komposisi jumlah guru-murid,

untuk tingkat sekolah dasar dari

setiap 20 murid dilayani oleh satu

orang pengajar. Untuk tingkat

sekolah menengah, satu orang

pengajar melayani 15 murid.

Keadaan ini menyebabkan

hubungan antara guru-murid

berlangsung secara intensif.

Siswa sekolah dasar di Kuba

Setiap guru di Kuba adalah

lulusan universitas dan

memperoleh pelatihan yang

sangat intensif dan berkualitas

selama masa karirnya. Yang unik

dari sistem pendidikan Kuba,

adalah hubungan guru-murid-

orang tua yang tampak dikelola

secara kolektif. Seluruh staf

pendidikan (pengajar dan pegawai

administrasi) tinggal di dekat

sekolah, sehingga mereka

mengenal satu sama lain.

Bersama murid dan orang tuanya,

para guru ini bekerja bersama dan

menyelesaikan secara bersama

masalah-masalah menyangkut

bidang pendidikan. Metode ini

merupakan pengejawantahan dari

nilai hidup yang diwariskan oleh

Che Guevara, tentang solidaritas

Page 4: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 14

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

kelas. Dengannya, pendidikan

tidak hanya bermakna vertikal,

dimana semakin terdidik orang

peluangnya untuk berpindah kelas

semakin terbuka. Tapi, juga

bermakna horisontal, bahwa

pendidikan juga bertujuan untuk

memupuk dan mengembangkan

solidaritas antar sesama,

penghargaan terhadap alam-

lingkungan dan kemandirian.

Menurut Juan Casassus,

anggota tim dari the Latin

American Laboratory for

Evaluation and Quality of

Education at UNESCO Santiago,

prestasi tinggi Kuba dalam

pendidikan ini merupakan hasil

dari komitmen kuat pemerintahan

Kuba yang menempatkan sektor

pendidikan sebagai prioritas

teratas selama 40 tahun sesudah

revolusi. Pemerintah Kuba

memang menganggarkan sekitar

6,7 persen dari GNP untuk sektor

ini, dua kali lebih besar dari

anggaran pendidikan di seluruh

negara Amerika Latin.

Dengan anggaran sebesar

itu, pemerintah Kuba berhasil

membebaskan seluruh biaya

pendidikan, mulai dari level

sekolah dasar hingga universitas.

Bebas biaya pendidikan juga untuk

sekolah yang menempa

kemampuan profesional.

Kebijakan ini menjadikan rakyat

Kuba sebagai penduduk yang

paling terdidik dan paling terlatih di

seluruh negara Amerika Latin.

Namun karena faktor

keuangan, sejak tahun 2000,

pemerintah Kuba mencanangkan

program yang disebut “University

for All.” Tujuan dari program ini

adalah untuk mewujudkan mimpi

menjadikan Kuba sebagai “a

nation become a university.”

Melalui program ini seluruh rakyat

Kuba (tua-muda, laki-perempuan,

sudah berkeluarga atau bujangan)

memperoleh kesempatan yang

sama untuk menempuh jenjang

pendidikan universitas. Caranya,

pihak universitas bekerjasama

dengan Cubavision and Tele

Rebelde, menyelenggarakan

program pendidikan melalui

televisi. Perlu diketahui, saat ini

media televisi Kuba menyediakan

394 jam untuk program pendidikan

setiap minggunya. Jumlah ini

sekitar 63 persen dari total jam

tayang televisi Kuba. Dalam

kerjasama ini, pihak universitas

menyediakan paket kurikulum

pendidikan dan tenaga pengajar

dan pemikir yang berkualitas.

Page 5: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 15

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Sebagai contoh, salah satu mata

acara yang disuguhkan adalah

sejarah filsafat, yang diasuh oleh

Miguel Limia, seorang profesor

filsafat dari institut filsafat.

Demikianlah, sejak program

ini on-air pada 2 Oktober 2000,

ada sekitar 775 profesor yang

datang dari universitas-universitas

besar di Kuba yang aktif terlibat

dalam program ini. Hasil dari

komitmen dan kerja keras

pemerintah Kuba dalam

membangun sektor pendidikan ini,

nampak dari hasil kajian

perbandingan yang dilakukan oleh

UNESCO, terhadap siswa dari 13

negara Amerika Latin di bidang

matematika dan bahasa. Dari studi

itu diperoleh hasil, prestasi siswa

Kuba jauh di atas prestasi siswa

dari negara lainnya yakni, sekitar

350 point. Bandingkan dengan

Argentina, Chile, dan Brazil yang

nilainya mendekati 250 poin.

Manajemen Pendidikan di Cuba

1. Otorita.

Semua sekolah dalam

pendidikan Nasional berada dalam

naungan Kementrian Pendidikan.

Kementrian ini bertanggung jawab

atas kebijakan pendidikan secara

umum, mendesain serta

melaksanakan silabus dan

kurikulum, menyarankan metode-

metode mengajar, mensupervisi

dan mengontrol pendidikan.

Lembaga-lembaga

pendidikan tinggi berada dibawah

bermacam-macam badan,

tergantung dari jenis dan bidang

garapan. Lembaga Pendidikan

tinggi kedokteran berada dibawah

Kementrian kesehatan rakyat,

Lembaga pendidikan keguruan

yang bertugas mendidik guru-guru

pendidikan dasar dan menengah

berada dibawah kementrian

pendidikan, Institut kesenian

dibawah kementrian kebudayaan,

dan seterusnya. Lembaga

Pendidikan tinggi yang mendidik

calon profesional untuk pertanian,

industri, sosial dan humaniora

menjadi tanggung jawab dan

berada di bawah kementrian

Pendidikan Tinggi.

Reformasi sistem

manageman dan organisasi

diarahkan pada desentralisasi dan

fleksibilitas. Ini memberikan

kekuasaan yang lebih besar

kepada pemerintah dan

kotamadya untuk mengambil

inisiatif dan menjalin hubungan

yang lebih dekat dengan

masyarakat.

Page 6: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 16

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

2. Pendanaan.

Pendidikan di Cuba

diselenggarakan dan didanai oleh

Negara. Pada pendidikan tinggi,

bisnis dilihat dari perkembangan

anggaran yang secara konstan

naik. Pada tahun 1959, misalnya

anggaran untuk setiap penduduk

adalah 11 pesos naik menjadi 175

pesos (US $59,5 juta) naik menjadi

648,5 juta pesos (US$486,4 juta)

dalam tahun 1970, dan dari 134,5

juta pesos ( US $ 1000,8 juta)

menjadi 1823,4 juta pesos tahun

1990.

3. Personalia.

Pendidikan di cuba telah

mengalami pertumbuhan

pendidikan yang dramatis, baik

secara kuantitatif maupun

kualitatif, guru menjadi komponen

yang sangat penting dalam

pertumbuhan ini, Upaya-upaya

yang cukup sistematis selalu

diarahkan pada pendidikan dan

peningkatan pada staf pengajar.

Pendidikan guru tingkat dasar dan

menengah dilakukan berupa

peningkatan latar belakang kultural

serta peningkatan level

kemampuan pedagogik dan

psikologis dalam mengajar.

4. Kurikulum dan Metodologi

Pengajaran

Kurikulum dan silabus

berlaku secara nasional untuk

semua tingkat pendidikan.

Tujuanya agar terjamin

homogenitas atau keseragaman isi

dasar yang diajarkan pada setiap

tingkat. Peningkatan kualitas

pengajar adalah sasaran yang

juga ingin dicapai dalam sistem

pendidikan. Disamping perbaikan

kurikulum dan desentralisasi, ada

beberapa kebijakan untuk

mengaitkan pendidikan sekolah

dengan kehidupan ekonomi,

politik, dan sosial masyarakat,

bahkan juga dengan negara dan

dunia.

5. Ujian Kenaikan Kelas, dan

Sertifikasi.

Pada tingkat pendidikan

dasar kenaikan kelas dari “grade”

yang satu ke “grade” yang lebih

tinggi berlangsung secara

otomatis. Murid-murid yang

mengalami kesukaran dalam

pelajaranya, diberikan perlakuan

dan pelayanan khusus tanpa

memisahkan mereka dari

kelasnya. Untuk menyakinkan

bahwa taraf pengetahuan

Page 7: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 17

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

minimum murid dapat tercapai

pada “grade” 6, 9, dan 12 di

seluruh negara, ujian-ujian negara

dilakukan pada tingkat-tingkat itu.

Selanjutnya untuk memasuki

perguruan tinggi, daftar nama

seluruh pelamar digabungkan

menurut nilai yang diperoleh pada

pendidikan menengah dengan nilai

yang diperoleh pada ujian-ujian

negara.

Untuk setiap level

pendidikan, persyaratan yang

harus dipenuhi untuk

mendapatkan sertifikat atau ijasah

yang telah ditetapkan. Sistem

pendidikan nasional disusun

sedemikian rupa sehingga setiap

level bisa cocok dengan level yang

lain (dovetail). Dua terminal yang

paling besar alternatifnya dalam

sistem adalah pada “grade” 9 dan

12. Tetapi untuk mencapai

fleksibilitas yang lebih besar,

usaha yang dilakukan adalah

untuk memperbanyak tempat

berhenti pendidikan atau

terminmal, dan mendiversifikasi

pendidikan, sehingga kemampuan

dan interes siswa dapat dipenuhi

atau dilayani

Pendidikan di Brazil

Sistem pendidikan di Brasil

adalah wajib untuk anak usia 7

sampai 14. Brasil memiliki kedua

sektor publik dan swasta di bidang

pendidikan. Pendidikan publik

adalah bebas untuk semua

Brazilians. Brasil. Sekolah swasta

tidak gratis. Pemerintah

memberikan 25% dari pendapatan

ke sistem sekolah umum dan

beberapa ke swasta. Perubahan

signifikan telah dibuat dalam

struktur pendidikan Brazil dalam

25 tahun terakhir, bagaimanapun,

masih ada pertempuran panjang

untuk memperjuangkan

pengembangan pendidikan di

Brazil.

Sekolah umum di Brasil

tidak dirawat dengan baik. Banyak

sekolah kekurangan peralatan

yang diperlukan dan sumber daya,

bahkan ada guru tidak

berpendidikan masih mengajar.

Banyak dari mereka belum

menyelesaikan sekolah dasar.

Kemiskinan dan kurangnya

pendidikan berkontribusi terhadap

lingkaran setan buta huruf di

Brazil. Beberapa daerah dari Brasil

memiliki lebih dari setengah dari

populasi yang tidak bisa menulis

nama mereka sendiri. Sekolah

Page 8: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 18

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

swasta di negara itu, berada dalam

keadaan jauh lebih baik.

Saat ini, pemerintah sedang

mencoba untuk memperbaiki

sistem pendidikan Brasil. Sejak

tahun 1998, upaya reformasi telah

membuat sekolah tinggi gratis dan

mereka mengalokasikan 18% dari

anggaran total negara pendidikan.

Upaya ini dilakukan dengan

harapan bahwa tingkat melek

huruf akan meningkat. Masa

depan Brasil tergantung pada

pengembangan sistem pendidikan

mereka.

Konstitusi Federal dan

Hukum Umum Pendidikan di Brasil

tahun 1996 (LDB) menentukan

bagaimana Pemerintah Federal,

Serikat, Distrik Federal, dan Kota

akan mengelola dan mengatur

sistem pendidikan masing-masing.

Konstitusi mengatur bahwa 25%

dari pajak negara dan kota dan

18% dari pajak federal

dianggarkan untuk pendidikan.

Sistem Pendidikan Brasil

mencakup lembaga-lembaga

pemerintah (federal, negara-

negara bagian dan kotamadya),

serta lembaga swasta. Jenjang

pendidikan dimulai dari tingkat

prasekolah, sekolah dasar (Tingkat

Dasar- I Grau ), dan tingkat

menengah (Tingkat Kedua- II Grau

) sampai universitas dan tingkat

pasca sarjana.

Pendidikan wajib bagi anak

usia 7-14 tahun. Undang-Undang

Dasar Brasil 1988 mengalokasikan

sekurang-kurangnya 25% dari

pendapatan pajak negara bagian

untuk pendidikan. Di tahun 2000-

an, 91% dari semua anak-anak

Brasil usia 10-14 tahun

bersekolah. Pemerintah Federal

mendirikan sekurang-kurangnya

satu universitas federal di setiap

negara bagian. Pada tahun 1996

amandemen baru Undang-Undang

Dasar dibuat, memungkinkan bagi

para professor dan ilmuwan asing

untuk menjadi pengajar di

universitas Brasil. Kini di Brasil ada

lebih dari 1.000 program pasca

sarjana yang memiliki dosen

pengajar yang mutunya setara

dengan institusi sejenis di negara-

negara maju.

Seperti halnya Ki Hajar

Dewantara, Imam Syafii, Bu Kasur,

dan tokoh pendidikan yang

lainnya, di Brasil juga terdapat

tokoh yang dikenal dunia, yakni

Paolo Freire, yang telah

menyampaikan pemikiran-

pemikiran kritisnya tentang realitas

pendidikan. Bahwa pendidikan

Page 9: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 19

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

hanya ditakdirkan untuk melayani

dominasi atau reproduksi bentuk-

bentuk dominasi dari sebuah

kekuasaan, telah diuraikan secara

panjang lebar oleh Freire dalam

sejumlah bukunya.

Menelaah sejumlah

karyanya, tampak bagaimana

Freire mengkritisi tentang peran

reproduksi sekolah atau

pendidikan sistematis terhadap

ideologi dominan atau ideologi

yang berkuasa. Tugas utama

pendidikan sistematis adalah

reproduksi ideologi kelas dominan,

reproduksi kondisi-kondisi untuk

memelihara kekuasaan mereka

atau kekuasaan kaum borjuis.

Namun tepatnya karena hubungan

antara pendidikan sistematis

sebagai suatu subsistem dengan

sistem sosial merupakan

hubungan pertentangan dan

kontradiksi timbal balik.

Gambaran Freire tentang

kondisi pendidikan di Brazil ini tak

jauh berbeda ketika masa

pemerintahan orde baru.

Instrumen-instrumen pendidikan

seperti kurikulum, pengajar

maupun siswa berada dalam

sebuah sistem yang berfungsi

untuk mengamankan kekuasaan

yang ada. Maka tidak heran jika

fungsi pendidikan bukan lagi untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa,

melainkan sebuah bentuk

indoktrinasi untuk melanggengkan

pemerintahan yang berkuasa.

Pendidikan dasar di Brazil

dilaksanakan selama 8 tahun dan

dibagi dalam 2 tahap yaitu Ensino

Fundamental I (untuk kelas 1

sampai dengan kelas 4) dan

Ensino Fundamental II (untuk

kelas 5 sampai dengan kelas 8),

Sedangkan di Indonesia

Pendidikan dasarnya dilaksanakan

selama 9 tahun terdiri dari 6 tahun

di Sekolah Dasar (SD) / Madrasah

Ibtidaiyah (MI) dan 3 tahun di

Sekolah Menengah Pertama

(SMP) / Madrasah Tsanawiyah

(MTs) atau bentuk lain yang

sederajat. Struktur kurikulum pada

jenjang pendidikan dasar dinegara

Brazil jumlah jam belajar lebih

sedikit perminggunya serta waktu

belajar pertahunnya lebih singkat

dibandingkan dengan negara

Indonesia.

Selain itu di Negara Brazil

jumlah mata pelajaran yang

diterima siswa pada pendidikan

dasar tidak mengalami perubahan

namun dari segi jam belajar

perminggu terdapat perubahan

untuk kelas 1 sampai dengan

Page 10: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 20

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

kelas 4 jumlah jam belajar

perminggunya adalah 21 jam

perminggu sedangkan untuk kelas

5 sampai dengan kelas 8 jumlah

jam belajar perminggunya adalah

22 jam perminggu sedangkan di

Negara Indonesia jumlah mata

pelajaraan pada tingkat dasar

sama dan jam belajar untuk

Sekolah dasar berbeda untuk

kelas 1 jumlah jam belajar

perminggunya adalah 26 jam

perminggu, kelas 2 jumlah jam

belajar perminggunya adalah 27

jam perminggu, kelas 3 jumlah jam

belajar perminggunya adalah 28

sedangkan untuk kelas 4 sampai

dengan kelas 6 jumlah jam belajar

perminggunya adalah 32 jam

perminggu, Sedangkan untuk SMP

jumlah jam belajar perminggunya

untuk kelas 7 sampai dengan

kelas 9 adalah 32 jam perminggu.

Sistim pendidikan di Argentina

Sistim pendidikan di

Argentina agak berbeda dengan

Indonesia yaitu menganut

klasifikasi pendidikan dasar

(primaria) dari kelas 1 sampai

kelas 7 dan dilanjutkan dengan

pendidikan lanjutan

(secundaria/high school) selama 5

tahun. Seluruh pendidikan dasar

adalah 12 tahun, dengan dua kali

mendapatkan sertifikat/Tanda

Lulus yaitu pada tingkat Primaria

dan Secundaria. Setelah

pendidikan dasar tersebut adalah

pendidikan tingkat universitas.

Pada 1996, dalam usaha

dalam usaha merapatkan jurang

perbedaan antara golongan kaya

dengan miskin, pemerintah

Argentina telah memulai program

dipanggil “Programa Nacional de

Becas Estudiantiles” (PNBE), yang

memberi subsidi kepada pelajar-

pelajar miskin yang ingin

meneruskan pelajaran ke sekolah

menengah. Antara 1997 dan 2000,

program ini telah memberi

beasiswa kepada 170.000 pelajar

sekolah menengah miskin yang

menerima USD$600 per-tahun.

Bank Dunia telah memberi

pinjaman sebanyak USD$56.99

juta untuk memperbaiki mutu dan

peluang melanjutkan pendidikan

ke sekolah menengah di provinsi

Buenos Aires, kepada 60.000

pelajar dari kawasantersebut.

Pinjaman ini tertumpu kepada

program The Buenos Aires

Second Secondary Education

Project (BASSEP) yang ingin

memperkenalkan Jadwal Sepenuh

Hari (Jornada Completa). Proyek

Page 11: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 21

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

ini membidik pelajar dari sekolah

menengah rendah miskin yang

kerap meninggalkan dunia sekolah

saat mencapai usia 15 tahun

karena himpitan ekonomi.

Diperkirakan 50% pelajar miskin

dari sekolah menengah rendah

akan menjadi pelajar yang keluar

dari sekolah.

Berdasarkan proyek baru

ini, jadwal sekolah ditambah dari

empat jam menjadi tujuh hingga

delapan jam sehari. Ini berarti

siswa akan mempelajari lebih

banyak mata pelajaran

dibandingkan dengan masa lalu.

Di samping itu, sekolah di Buenos

Aires mendapat bantuan dari segi

bahan rujukan, perpustakaan,

fasilitas sains dan teknologi dan

sebagainya. Lebih kurang 200

sekolah terlibat dalam proyek ini.

Argentina memiliki populasi

terpelajar terbesar di Amerika

Latin. Pemberantasan buta huruf

telah dilakukan oleh negara ini

selama beberapa periode sebagai

dasar pengembangan kebudayaan

aktif dalam sastra musik kesenian

dan pengetahuan- pengetahuan

sosial. Dari program ini telah

membuahkan hasil, yaitu pada

tahun 1970, sebanyak 92,65%

orang berusia 15 tahun keatas

mampu membaca dan menulis.

Pondasi utama pengembangan

budaya negara ini adalah Sekolah

Dasar.

Walaupun ekonomi negara

ini agak mundur, akan tetapi

Argentina mempunyai tingkat

melek huruf yang tinggi

dibandingkan dengan kebanyakan

negara lain di Amerika Selatan.

Selain itu, negara ini boleh

berbangga sebab melahirkan tiga

pemenang hadiah nobel dalam

bidang pendidikan, antara lain Luis

Federico Leloir, Bernardo Houssay

dan Cesar Milstein. Oleh sebab

faktor ekonomi, banyak rakyat

Argentina terutama dari kelas

bawahan tidak melanjutkan

pelajaran mereka ke Universitas.

Namun, pada tahun 1930-an

Negara ini terkenal dengan sistem

pendidikannya yang maju. Kini di

Ibu Kotanya saja terdapat kurang

lebih 50 buah Perguruan Tinggi.

Meskipun negara ini telah

menerima banyak ilmu dari US,

akan tetapi sekolah- sekolah

Negeri di negara ini tidak

menggunakannya. Sistem

pendidikan di negara ini

menggunakan sistem yang dipakai

di Prancis. Sekolah Dasar

mendaftar murid mulai usia 6- 14

Page 12: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 22

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

tahun dan pendidikan wajib

sampai usia 14 tahun. Guru- guru

di sekolah ini dilatih di sekolah-

sekolah biasa yang setingkat

dengan Sekolah Lanjutan dan

menawarkan 5 tahun pengajaran

guru- guru SMA mendapat

pendidikan setingkat Universitas.

Pendidikan di Cile

Chili bagian utara adalah

wilayah budaya Andes yang

dipengaruhi oleh tradisi altiplano

yang menyebar hingga lembah-

lembah di dekat pesisir di utara.

Sementara wilayah-wilayah di

selatan merupakan tempat bagi

kegiatan kebudayaan Mapuche.

Pada periode pendudukan setelah

penaklukan, dan pada periode

Republik awal, budaya negara ini

didominasi oleh budaya Spanyol.

Pengaruh-pengaruh Eropa lainnya,

terutama orang Britania, Perancis,

dan Jerman dimulai pada abad ke-

19 dan berlanjut hingga kini. Kaum

migran Jerman memengaruhi

arsitektur perdesaan bergaya

Bavaria dan masakan di selatan

Chili di kota-kota seperti Valdivia,

Frutillar, Puerto Varas, Osorno,

Temuco, Puerto Octay,

Llanquihue, Faja Maisan,

Pitrufquén, Victoria, Pucón, dan

Puerto Montt.

Paska Pinochet, pemerintah

La Concertacion Sebastián Piñera,

berusaha untuk mereformasi

sistem dengan meningkatkan

privatisasi pendidikan dasar dan

menengah. Kerangka transformasi

sistem pendidikan Chile tersebut

merupakan campuran antara

konservatif, otoriter dan kapitalis

neo-liberal. Ringkasnya sebagai

berikut: a. keseluruhan proyek

transformasi dalam sistem

pendidikan adalah Cile berakar

dalam konsep model New Public

Management. Ini bisa

digambarkan sebagai berikut:

"Terinspirasi oleh neoliberalisme

ekonomi dan New Public

Management, reformasi

pendidikan dipupuk dengan

kompetisi antar sekolah dan

perguruan tinggi. Para

penyelenggara pendidikan di

motivasi untuk meningkatkan,

mempromosikan efisiensi dan

meningkatkan standar dengan

sistem otonomi sekolah dan

kampus. Maka marak

desentralisasi dari administrasi

pendidikan ke pemerintah daerah,

dan diberlakukan pembiayaan

sekolah berdasarkan sistem

Page 13: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 23

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

voucher untuk menutupi biaya

operasional, dan perputaran

modalnya dihitung pada kehadiran

murid rata-rata bulanan (Matear,

2006: 103104) ". b. Sistem

pendidikan lama, dengan peran

penting negara sebagai pemasok

pendidikan publik sekonyong-

konyong berubah. Hal digantikan

oleh sistem baru berdasarkan

pasar bebas, manajemen swasta

dan berorientasi pada keuntungan

pendidikan dan ketika negara

dipertahankan beberapa fungsi

juga harus bertujuan memenuhi

tujuan tersebut. Negara secara

drastis mengurangi perannya

dalam sektor pendidikan sebagai

pemasok dana; tetapi

mempertahankan eksistensi

secara narsis dalam isu regulasi

pendidikan, seakan menampakkan

kontrol atas program studi dan

kurikulum. c. Hak untuk pendidikan

hanya dimaksudkan untuk

melindungi pasar bebas

pendidikan, tetapi tidak akses

egaliter maupun kualitas

pendidikan. d. Minimnya perhatian

pada kualitas dan kesejahteraan

pengajar dan pegawai-pegawai

administratif di sekolah dan

kampus. Mayoritas pengajar

disana tak mendapatkan tunjangan

dan gaji yang layak. e. Universitas

besar memegang monopoli

penyebaran pendidikan dengan

membuat cabang-cabang di

daerah-daerah, tentu dengan tarif

melangit dengan skala nasional.

Sehingga kampus-kampus kecil

mulai tergulung, justru makin

banyak yang tak mampu

menjangkau perguruan tinggi. f.

Soal partisipasi swasta, Negara

mulai mendistribusikan dana publik

melalui sistem berdasarkan

voucher. Hal ini sedikit mirip

dengan UGM yang bekerjasama

dengan PT. Trans, yang mulai

bulan depan (Oktober 2011) akan

memberlakukan KTM sebagai

karcis TransJogja (dengan

keharusan mahasiswa mengiur

100rb/bln).

Namun pada Juli 2011,

Mahasiswa, professor, gerakan

sosial, dan rakyat biasa ambil

bagian dalam sebuah pawai

nasional untuk menuntut

pendidikan gratis bagi seluruh

rakyat. Demonstran memulai

aksinya dari plaza de italia, kata

Camila Vallejo, Presiden Federasi

Mahasiswa Universitas Chile,

dalam account twitternya.

Pemimpin Universitas

menegaskan bahwa mereka akan

Page 14: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 24

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

tetap bergerak sesuai dengan rute

yang sudah direncanakan, bukan

rute yang dimintakan oleh pejabat

kota. Proposal pemerinta kota itu

bermaksud mempersempit ruang

lingkup dari aksi protes. Menurut

Camila Vallejo, ada dua cara

pandang yang bertentangan di

sini, yaitu: pertama, kebudayaan

uang, dan kedua, keinginan untuk

mendorong sistim pendidikan

kerakyatan untuk membangun

negara.

Gerakan mahasiswa Chile

menolak proposal pemerintah

akhir minggu lalu, dan menganggal

proposal itu tidak dipersiapkan

untuk perubahan struktural dalam

sistem pendidikan di Chile -yang

dianggap paling mahal dan paling

eksklusif di seluruh dunia-.

Pendidikan di Kolombia

Sebagaimana halnya dalam

politik, dalam pendidikanpun

Kolombia melakukan penyerahan

besar-besaran kekuasaan dari

pemerintah pusat (desentralisasi).

Dengan menyerahkan peranan

yang lebih besar kepada rakyat

dalam mengelola lembaga-

lembaga publik, konon alasannya,

pemerintah pusat mengharapkan

legitimasi lembaga-lembaga itu

bisa pulih.

Langkah pertama menuju

desentralisasi dilakukan pada

tahun 1985. Pada tahun 1989

kongres menyetujui undang-

undang yang menyerahkan

peranan yang lebih besar dalam

hal pelayanan umum kepada

kotamadya seperti pendidikan dan

kesehatan. Langkah-langkah

desentralisasi ini mencapai

puncaknya pada tahun 1991

dengan adanya rancangan

undang-undang yang menyatukan

perubahan-perubahan sebelumnya

yang serba terpisah dan

memperkenalkan langkah-langkah

lainnya untuk menggalakkan ide-

ide dan prosedur yang demokratis.

Tujuan utama upaya desentralisasi

adalah “demokrasi oligarki”,

(Hanson 1995b, 103). Selama ini

Kolombia dikendalikan oleh para

elite politik dari partai Konservatif

dan partai Liberal serta kelompok

khusus yang berpengaruh, seperti

gereja Katolik Roma.

Desentralisasi pendidikan

adalah unsur penting dari strategi

komprehensif guna menarik

kembali Kolombia dari tepi jurang

kekacaubalauan. Seperti semua

lembaga social yang utama,

Page 15: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 25

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

pendidikan telah sangat ketat

dikendalikan dari pusat.

Departemen Pendidikan di Bogota

mengatur anggaran belanja untuk

pendidikan dan membuat semua

keputusan penting tentang

kurikulum, buku ajar, dan urusan-

urusan lain yang menyangkut

kebijakan pendidikan. Guru adalah

pegawai pemerintah pusat dan

penggajiannya diatur di tingkat

nasional.

Strategi pemerintah untuk

desentralisasi ke desentralisasi

memang bertujuan ganda, yakni

“mengkotamadyakan” pendidikan

dasar dan meningkatkan otonomi

sekolah-sekolah setempat. Tujuan

pertama dicapai dengan

menyerahkan sumber daya

keuangan ke kotamadya dan

kantor departemen di daerah

(kandep); dan kedua, dengan

memberikan tanggung jawab ke

sekolah-sekolah untuk mengelola

personel, menyusun aspek-aspek

kurikulum, dan mengendalikan

aspek-aspek keuangan. Orang tua

pelajar, guru, dan pelajar

mempunyai peluang partisipasi

yang lebih besar dalam

menyelenggarakan sekolah.

Inspektur dari Bogota ditiadakan,

dan perencanaan pendidikan lalu

menjadi urusan yang lebih bersifat

alur bawah-atas daripada serba

pusat.

Efek program desentralisasi

ternyata kurang mengembirakan.

Baik itu karena desentralisasi

maupun peningkatan secara

umum dalam anggaran belanja

Negara. Pada tahun 1994,

anggaran untuk pendidikan

meningkat 3,65 % dari PDB

menjadi di atas sasaran 3,5 %.

Sekitar 70 % dari kenaikan itu

diarahkan pada kotamadya dan

kandep. Beasiswa untuk pelajar

dari keluarga miskin, dan berbagai

regulasi terhadap persekolahan

swasta dihilangkan. Meskipun

demikian, pada pertengahan

menjadi wewenang kotamadya,

dan 30 % sisanya termasuk

sekolah-sekolah elite kaya di

kolombia masih diatur oleh pusat.

Didalam Kabinet,

Departemen Pendidikan kurang

mempunyai prestise, dan

mempunyai tradisi pengaliran

kepemimpinan sehingga kurang

mendayagunakan kompetensi

profesi apa pun yang ada

padanya. Departemen ini telah

lama mempunyai keinginan yang

kuat untuk menghindari konflik,

terutama pemogokan oleh para

Page 16: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 26

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

guru, berapapun harga yang harus

dibayar. Sebaliknya, serikat guru,

dengan 200.000 anggota, tahu

persis apa yang mereka

kehendaki. Kepemimpinan serikat

guru, dari ujung kiri spektrum

politik, mempertahankan

otoritasnya dengan

mengkonsentrasikan diri pada

perbaikan ampuh menggunakan

senjata mogoknya untuk

mengintimidasi Departemen

Pendidikan serta lembaga

pemerintah lainnya. Kongres

seharusnya bisa menyetujui

rancangan menjadi undang-

undang, tetapi anggota kongres

memilih tidak melakukannya

karena tidak ada keharmonisan

antara pemerintah pusat dan

perserikatan.

Sekolah negeri di Kolombia

akan bebas biaya mulai 2012. Ini

merupakan bagian dari reformasi

pendidikan yang dilakukan

pemerintah. Menurut Menteri

Pendidikan Kolombia Maria

Fernanda Campo, kebijakan ini

akan menguntungkan 8,6 juta

siswa di bawah usia 17 tahun.

Berdasarkan keputusan

pemerintah nasional, Kementerian

Pendidikan mulai tahun 2012,

sistem pendidikan Kolombia akan

benar-benar gratis dari kelas nol

hingga 11.

Biaya pendidikan akan

ditalangi sepenuhnya oleh

pemerintah, yakni 15 miliar peso

Kolombia atau setara dengan

Rp70 miliar (Rp4,6 per peso)

berasal dari anggaran nasional.

Investasi tahun 2012 ditujukan

pada 94 kotamadya yang

mengelola pelayanan pendidikan

dengan cara desentralisasi.

Kebijakan ini sebagai

langkah luar biasa, mengingat

tidak ada alasan bagi orangtua

untuk membiarkan anak-anak

mereka tidak sekolah. Reformasi

ini merupakan bagian dari

proposal Presiden Kolombia, Juan

Manuel Santos, yang mulai

menjabat pada Agustus 2010. Ini

juga bagian dari rencana Kolombia

untuk mengurangi tingkat buta

huruf di negara Amerika Selatan

itu.

Pendidikan Venezuela dalam

Strategi Bolivarian

Setelah Venezuela dipimpin

oleh pemerintahan Chavez, ada

upaya untuk merevolusi seluruh

sistem ideologis, yaitu revolusi

dengan budaya dan pendidikan.

Hal ini menjadi suatu skema

Page 17: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 27

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

transisi sosialisme ala Chavez.

Transformasi pendidikan di

Venezuela secara radikal

diarahkan kepada kurikulum

dengan kesadaran politik dan

kelas yang lebih tinggi, struktur

sosial yang lebih egaliter, dan

sebagai tahap perwujudan konsep

menuju model masyarakat baru,

yang disebut Sosialisme abad 21.

Berikut beberapa peran pendidikan

untuk mencapai Transisi

Masyarakat Sosialisme Bolivarian.

Pendidikan ditujukan untuk

mempercepat pembangunan

model produksi baru menuju

terciptanya sistem ekonomi baru.

Pendidikan tinggi Bolivarian harus

responsif terhadap kebutuhan

masyarakat yang paling miskin,

kritis terhadap realita ekonomi

sosial, dan memberikan kontribusi

pada keragaman dan ketahan

sektor produksi/industri dalam

rangka untuk melawan

ketergantungan dengan modal

asing dan pasar liberal.

Awal tahun 2010, ada

laporan UNESCO yang

mengatakan 'bahwa 4 juta anak-

anak Venezuela berada tak

berpendidikan, namun Menteri

Pendidikan Hector Navarro

membantah klaim dari pemimpin

oposisi (anti Chavez) itu.

Sebaliknya, banyak hal yang luput

dari analisa laporan itu.

Diantaranya misi pendidikan yang

disiapkan pemerintah sebagai

antisipati ketidakmerataan

pendidikan tidak diperhitungkan

oleh laporan itu. Venezuela

mencoba memajukan pendidikan

di semua bidang, seperti

pendidikan bayi, pendidikan

kualitas bagi pengajar, misi

pendidikan gender, misi melek

huruf pemuda dan orang dewasa,

peningkatan kualitas pendidikan,

dan kebutuhan belajar orang

dewasa dan pemuda.

Sejak tahun 2003

pemerintah telah meluncurkan

berbagai misi untuk mengatasi

masalah pendidikan, antara lain

Misi Sucre; yaitu pendidikan

setingkat universitas untuk orang-

orang yang sebelumnya

dikeluarkan dari pendidikan (drop

out atau putus sekolah), karena

faktor biaya dan lokasi. Misi Ribas;

untuk melayani pendidikan

sekunder bagi siswa dewasa (yang

tidak sempat mengenyam

pendidikan sekolah). Misi

Robinson; konsep pendidikan

untuk memberantas buta aksara.

Setengah juta mahasiswa lulus

Page 18: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 28

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

dari Misi Ribas dalam tiga tahun

pertama dan pada tahun 2008 Misi

Sucre memiliki 527.000 siswa

yang terdaftar. Ada pula Senifa

(Layanan Pendidikan untuk Bayi

dan Keluarga). Senifa adalah

lembaga pemerintah yang

bertujuan untuk memberikan

pendidikan awal dan bantuan

untuk anak usia 0-6 melalui

pengasuhan anak masyarakat,

disebut Simoncitos (semacam

Paud).

Tak pelak, dari rentetan

historinya, penyelenggaraan

pendidikan di Venezuela terbilang

cukup maju dibanding negara-

negara Amerika Latin lainnya.

Data dari Education for all

Development Index, menyebutkan

bahwa Venezuela menempati

peringkat ke-55 untuk tingkat

melek huruf orang dewasa, ke-74

untuk kesetaraan gender, dan ke-

49 untuk tingkat partisipasi siswa

ex-putus sekolah.

Di era Chavez, buta-huruf

berhasil dihapuskan. Tak hanya

itu, revolusi Bolivarian telah

memungkinkan sekolah terbuka

lebar bagi seluruh rakyat. Tak ada

lagi diskriminasi dan pengecualian

dalam dunia pendidikan. Chavez

menggaris-bawahi sistem

pendidikan Venezuela sedang

mengadopsi anti-imperialisme.

Pendidikan Venezuela

mengajarkan “kebersamaan,

mengetahui, dan mengerjakan”.

Sedangkan nilai yang diajarkan

mencakup: persatuan,

persaudaraan, dan solidaritas.

Pendidikan memang aspek

penting dalam Revolusi Bolivarian.

Tiap tahun pemerintah

menggelontorkan dana besar

untuk TK, pendidikan dasar,

menengah, atas, dan universitas.

Setiap sekolah baru Bolivarian

didanai 1800 juta bolivar. Gaji guru

juga terus naik dalam tujuh tahun

terakhir. Kenaikan gaji guru

Venezuela mencapai 700%. Tak

hanya itu, guru-guru juga

mendapat fasilitas kesehatan dan

voucher transportasi. Sedang guru

perempuan mendapat hak cuti

menjelang dan pasca kehamilan.

Sekolah-sekolah Venezuela

juga gratis. Maklum, konstitusi

Venezuela menempatkan

pendidikan sebagai hak rakyat.

Ditulis di konstitusi: “pendidikan

adalah hak manusia, hak sosial

yang paling mendasar. Pendidikan

harus gratis, demokratis, dan

wajib. Setiap orang berhak

mengakses pendidikan, menerima

Page 19: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 29

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

kualitas yang sama dan

kesempatan yang sama.”

Venezuela juga punya UU

pendidikan yang progressif. Pada

pasal 4 dinyatakan tanggung-

jawab dari “Estado Docente”

(Negara sebagai pendidik).

Sedangkan pasal 6 menegaskan

kesetaraan rakyat Venezuela

dalam pendidikan, termasuk

kesetaraan gender.

Kemajuan pendidikan

Venezuela bukan hanya gembar-

gembor pemerintah. UNESCO

juga sudah mengakui. Dalam

laporan UNESCO disebutkan,

jumlah anak yang terdaftar di

sekolah Venezuela meningkat

pesat sejak tahun 1999. Indeks

Pembangunan Pendidikan (EDI)

Venezuela meningkat sebesar

5,1% sejak 1999 hingga 2007.

Laporan UNESCO

menempatkan Venezuela di urutan

59 dari 128 negara. Peringkat

pertama diduduki oleh Norwegia.

Peringkat kedua diduduki oleh

Jepang. Sedangkan Negara

sosialis Kuba menempati urutan

ke-14. Indonesia sendiri

ditempatkan di urutan ke-69.

Pendidikan pra-sekolah (TK) di

Venezuela dinamai “Simoncitos”.

Ini merujuk kepada nama sang

pembebas Amerika Latin, Simon

Bolivar. Diharapkan anak-anak

kecil itu bisa menjadi “pembebas”

di masa dewasa. Chavez sendiri

membuat program “Simoncitos

Mission”, yang menyediakan

tempat penitipan anak dan

pendidikan pra-sekolah (TK)

kepada anak usia satu hingga

enam tahun. Semuanya bebas

biaya.

Sedangkan anak-anak

Sekolah Dasar (SD) di Venezeuela

dilengkapi laptop kecil yang

dinamai “Canaimitas”.

Harapannya, anak-anak

Venezuela bisa akrab dengan

teknologi informasi sejak usia dini.

Laptop ini khusus dirancang untuk

anak-anak: ringan dan tahan lama.

Komputer Canaimanata ini dibuat

di Portugal. Ia menggunakan

program Linux. Perangkat

lunaknya dirancang oleh insinyur-

insinyur Venezuela. Program ini

dirancang untuk mempersiapkan

anak-anak di bidang bahasa,

sejarah, matematika dan ilmu

pengetahuan.

Pada tahun 2011,

pemerintah Venezuela

menganggarkan 194 juta bolivar

untuk mencetak buku pelajaran

sekolah. Menteri Pendidikan

Page 20: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 30

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Venezuela, Maryann Hanson,

menyampaikan, untuk tahun

ajaran 2012/2013, berdiri 27

sekolah baru: 7 simoncitos (TK),

12 sekolah dasar, dan 8 sekolah

menengah. Ia juga bilang, laptop

canaimanata sudah dirancang

untuk diterapkan di sekolah

menengah

Maryann Hanson dengan

bangga melaporkan, tingkat putus

sekolah di Venezuela berkurang

50% dalam 13 tahun terakhir.

Pada tahun 1999, tingkat putus

sekolah masih mencapai 15%.

Kemudian pada tahun 2010/2012,

tingkat putus sekolah telah

diturunkan menjadi 7,7% dan

5,9%. Pendidikan tinggi Venezuela

juga dibuka selebar-lebarnya bagi

rakyat. Pada tahun 2003,

pemerintah menciptakan “Mission

Sucre”, yang memberikan bea

siswa kepada setiap mahasiswa

miskin agar bisa lanjut ke

Universitas. Sebuah Universitas

Rakyat juga didirikan dengan

nama Universitas Bolivarian

Venezuela (UBV).

Pembahasan

Masalah pendidikan

bagaimanapun adalah sektor

penting dalam upaya

meningkatkan kualitas masyarakat

yang sekaligus akan memberikan

kontribusi terhadap peningkatan

daya saing suatu negara. Dari

beberapa negara Amerika Latin

yang diuraikan diatas, kita bisa

belajar, bagaimana menata sistem

dan manejemen pendidikan untuk

mengangkat derajat bangsa. Oleh

karenananya dengan

menggambarkan kondisi existing

sistem pendidikan di negara-

negara tersebut, Indonesia

memiliki kesempatan untuk

bekerjasama dengan negara-

negara tersebut, terutama

berkenaan dengan penataan

sistem pendidikan.

Modalitas pendidikan

Indonesia juga cukup baik, karena

posisi 69 bukanlah posisi yang

menyedihkan, ini adalah posisi

lemah yang sebetulnya bisa

ditingkatkan asalkan mau

merubahnya, menyesuaikan

dengan kekuatan yang ada.

Namun kita tidak bisa mengadopsi

secara absolut apa yang terjadi di

negara-negara Amerika Latin,

sebab Indonesia memiliki

karakteristik tersendiri yang bisa

jadi justru akan mendorong sistem

pendidikan Indonesia lebih baik

dari negara-negara Amerika Latin.

Page 21: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 31

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Indonesia-Cuba

Sebagai Membandingkan

Kuba dengan Indonesia tentu

terdapat banyak perbedaan, baik

itu yang fundamental (pokok)

maupun yang komplementer. Kuba

yang sosialistik (karena di bawah

kekuasaan Partai Komunis)

tentunya berbeda dari Indonesia

yang baru saja melewati satu fase

pemerintahan otoriter dan pro-

pasar. Karenanya sistem

pendidikan kedua negara ini juga

berbeda secara fundamental.

Sehingga alangkah tidak layak

kiranya jika tiba-tiba sistem

pendidikan Kuba diterapkan di

Indonesia tanpa memperhatikan

aspek kesejarahan dan kenyataan

faktual di Indonesia. Maka yang

paling mungkin dilakukan adalah

menemukan relevansi yang kira-

kira bisa menjadi pencerahan

terhadap sistem pendidikan

Indonesia.

Pelajaran dari Kuba

Dari keadaan pendidikan

Indonesia yang seperti itu, ada

beberapa hal yang bisa dipelajari

dari sistem pendidikan Kuba

(Ministerio de Educación Superior,

2001). Terdapat empat hal berikut

yang bisa dipelajari. Pertama,

pendidikan gratis untuk seluruh

warga negara. Pemerintah Kuba

memandang pendidikan

merupakan bagian terpenting

dalam mempertahankan revolusi

Kuba, di mana rakyat mempunyai

hak yang sama dalam mengakses

pendidikan dan negara

berkewajiban menyelenggarakan

pendidikan. Akses yang sama ini

diwujudkan dalam bentuk

pendidikan gratis bagi seluruh

warga negara. Sehingga tidak

mengherankan, Kuba sekarang

menempati posisi teratas di dunia

untuk angka melek huruf dan

angka rata-rata sekolah per kapita.

Kedua, jaminan terhadap

persamaan hak ini diwujudkan

dengan pendidikan

diselenggarakan oleh negara

sehingga bisa mewujudkan angka

perbandingan guru dan pelajar

yang luar biasa, yaitu satu tenaga

pengajar untuk 13,6 pelajar.

Pemerintah Kuba membelanjakan

US$ 1,585 miliar atau setara Rp

13,4725 triliun per tahun untuk

pendidikan dengan penduduk 11

juta (bandingkan Indonesia yang

hanya membelanjakan Rp 11,5528

triliun pada tahun anggaran 2002

dengan penduduk 220 juta).

Page 22: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 32

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Ketiga, dengan adanya

penyelenggaraan oleh negara,

terdapat sistem yang terintegrasi

antara orang-orang yang sedang

belajar dengan kebutuhan tenaga

kerja dan lapangan pekerjaan

yang tersedia di seluruh negeri.

Dengan ini, persoalan link and

match menjadi terpecahkan

dengan sistem pendidikan yang

terintegrasi secara nasional. Dari

sekolah menengah, seorang

warga negara dipersiapkan untuk

memilih mengikuti pra-universitas

atau pendidikan teknisi dan

profesional yang akan

mengarahkan pada dunia kerja.

Dari pra-universitas bisa

melanjutkan ke jenjang perguruan

tinggi untuk memperdalam bidang

akademik yang ingin diperdalam

atau menjadi tenaga pengajar.

Keempat, dengan

menggunakan seleksi akademis

itu, pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi benar-

benar berada di tangan yang tepat,

dengan kompetensi akademis

yang benar-benar diarahkan oleh

negara. Lulusan-lulusan perguruan

tinggi terbaik diarahkan masuk ke

211 lembaga-lembaga penelitian

ilmu pengetahuan dan teknologi

dari berbagai kajian yang tersebar

di seluruh negeri.

Indonesia-Brazil

Dibandingkan dengan di B

razil, Di Indonesia beban

belajar dan jumlah mata pelajaran

antara tingkat SD dan SMP terjadi

perbedaan yang cukup besar

sehingga siswa diharuskan untuk

melakukan adaptasi yang cukup

keras, hal inilah yang menjadi

salah satu faktor penghambat

keberhasilan siswa. Sedangkan di

Negara brazil untuk tingkat

pendidikan dasar mata pelajaran

yang diberikan kepada siswa

sama. Jadi berdasarkan uraian

diatas serta analisa perbandingan

kedua Negara terdapat kesamaan-

kesamaan dan perbedaan-

perbedaan, antara lain adalah:

Jenjang Pendidikan Dasar

No.

Aspek Yang

Dibandingkan

Brazil Indonesia

1. Pendidikan dasar

Di Brazil, pendidikan dasar dibagi dalam 2 tahap yaitu Ensino Fundamental I (untuk kelas 1-4) dan Ensino Fundame

Terdiri dari SD 6 tahun dan SMP atau MTs sederajat 3 tahun. Untuk tingkat dasar pendidikannya dilaksanakan selama 9

Page 23: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 33

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

ntal II (Kelas 5-8). Untuk tingkat dasar pendidikannya Dilaksanakan selama 8 tahun

tahun. Untuk SMP dimulai dari usia 13 tahun atau 14 tahun. Selama 3 tahun

2. Usia sekolah pendidikan dasar

Usianya dimulai pada usia 7 tahun sampai dengan usia 14 tahun

Untuk SD dimulai dari usia 6 atau 7 tahun. selama 6 tahun dari kelas 1 – kelas 6. *Untuk SMP di mulai dari usia 13 tahun atau 14 tahu. Selama 3 tahun dari kelas 7 – kelas 9.

3. Waktu belajar

Waktu belajar selama 200 hari efektif / 29 minggu efektif/tahun. Jumlah jam belajar 21 / minggu untuk Ensino Fundamental I sedangkan untuk jumlah jam belajar 22 / minggu untuk Ensino Fundamental II

Waktu belajar selama 34- 38 minggu efektif /tahun, Jumlah jam belajar 26-34 / minggu (untuk SD) Waktu belajar selama 34-38minggu efektif /tahun, Jumlah jam belajar 32 -36 / minggu (untuk

SMP) 4. Tahun

akademik Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester yang pertama dari maret sampai pertengahan juli dan kedua dari bulan Agustus sampai dengan pertengahan desember

Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester yang pertama dari bulan Juli sampai dengan desember dan kedua Januari

Kesamaan-kesamaan

Usia sekolah dasar di

Indonesia dan di Brazil dimulai dari

usia 6 atau tujuh tahun. Tahun

akademik di Indonesia dan di

Brazil dibagi menjadi dua

semester.

Perbedaan-perbedaan

Di Indonesia untuk sekolah

menengah pertama kelas 7,8,9

waktu belajar 34-38 minggu

effektif/tahun, jumlah jam belajar

32-36/ minggu. Untuk sekolah

dasar jumlah jam belajar 26-34 /

minggu. Tahun akademik

semester I dimulai bulan Juli-

Desember, semester II dimulai

Januari-Juni.

Di Brazil waktu 200 hari

effektif / 29 minggu effektif / tahun,

Page 24: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 34

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

jumlah jam belajar 21 / minggu

untuk ensino fundamental I, jumlah

jam belajar 22 / minggu untuk

ensino fundamental II. Tahun

akademik semester I dimulai bulan

Maret-Juli,semester II dimulai

bulan Agustus-Desember.

Kurikulum jumlah jam setiap mata

pelajaran di negara Indonesia dan

di Negara Brazil. Di Indonesia

lebih banyak jam / mata pelajaran.

Berdasarkan uraian diatas

terlihat bahwa terdapat beberapa

perbedaan antara pendidikan

tingkat dasar di Indonesia dan

Brazil. Pendidikan tingkat dasar di

Indonesia dilaksanakan selama 9

tahun, dimana terdiri dari 6 tahun

SD / MI dan 3 tahun SMP / MTs,

sedangkan di Brazil Pendidikan

tingkat dasarnya dilaksanakan

selama 8 tahun, dimana terdiri dari

4 tahun Ensino Fundamental I

(untuk kelas 1-4) dan 4 tahun

Ensino Fundamental II (Kelas 5-8).

Dan juga lamanya waktu belajar di

Indonesia berlangsung selama

lebih kurang 12 bulan, sedangkan

di Brazil berlangsung selama 10

bulan.

Dilihat dari sisi jam belajar

perminggu di Indonesia jam

belajarnya jauh lebih panjang

dibandingkan dengan Negara

Brazil. Dari sini terlihat bahwa

pelajaran di Negera Brazil

berlangsung lebih efektif

dibandingan dengan Indonesia.

Berdasarkan struktur kurikulum

yang berlaku bahwa di Indonesia

memuat jumlah dan jenis mata

pelajaran yang ditempuh dalam

satu periode belajar selama 6

tahun mulai kelas I sampai dengan

kelas VI.

Khusus untuk Sekolah

Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

kelas I, II dan III disebutkan

menggunakan pendekatan tematik

yang disajikan untuk kelas I 26 jam

pelajaran per minggu, kelas II 27

jam pelajaran per minggu

sedangkan kelas III 28 jam

pelajaran per minggu. Dengan

pembagian 15% untuk agama,

50% untuk membaca dan menulis

permulaan serta berhitung, dan

35% untuk pengetahuan alam,

pendidikan kewarganegaraan dan

pengetahuan social, kerajinan

tangan dan kesenian serta

pendidikan jasmani. Sedangkan

untuk SMP itu jumlah jam

pelajaran per minggu untuk kelas

VII, VIII, dan IX itu sama yaitu 32

jam pelajaran per minggu. Untuk

brazil struktur kurikulum untuk

pendidikan tingkat dasar mata

Page 25: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 35

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

pelajaran yang diberikan pada

siswa dari kelas 1 sampai dengan

kelas 8 itu sama cuma yang

membedakannya cuma jumlah jam

pelajaran per minggu kalau untuk

kelas 1 sampai kelas 4 itu 21 jam

pelajaran untuk per minggu

sedangkan untuk kelas 5 sampai

dengan kelas 8 itu 22 jam

pelajaran per minggu.

Indonesia-Argentina

Di Indonesia pendidikan

dasar sepanjang 12 tahun, terbagi

atas S.D. 6 tahun, SLTP 3 tahun

dan SLTA 3 tahun. Sehingga

seorang murid akan mendapatkan

3 Ijazah dari S.D, SLTP dan SLTA

sebelum melanjutkan ke tingkat

yang lebih tinggi.

Sedangkan Argentina,

menganut klasifikasi pendidikan

dasar (primaria) dari kelas 1

sampai kelas 7 dan dilanjutkan

dengan pendidikan lanjutan

(secundaria/high school) selama 5

tahun. Seluruh pendidikan dasar

adalah 12 tahun, dengan dua kali

mendapatkan sertifikat/Tanda

Lulus yaitu pada tingkat Primaria

dan Secundaria. Setelah

pendidikan dasar tersebut adalah

pendidikan tingkat universitas.

Indonesia-Cile

Cile melakukan sebuah

perubahan sistem pendidikan

kearah yang lebih orientasi neo-

liberalisme dalam pendidikan.

Sistem baru berdasarkan pasar

bebas, manajemen swasta dan

berorientasi pada keuntungan

pendidikan dan ketika negara

dipertahankan beberapa fungsi

juga harus bertujuan memenuhi

tujuan tersebut. Negara secara

drastis mengurangi perannya

dalam sektor pendidikan sebagai

pemasok dana; tetapi

mempertahankan eksistensi

secara narsis dalam isu regulasi

pendidikan, seakan menampakkan

kontrol atas program studi dan

kurikulum.

Indonesia-Kolombia

Hal penting yang dapat

ditarik pelajaran dari sistem

pendidikan di Kolombia adalah

desentralisasi pendidikan. Dimana

tanggungjawab pendidikan bukan

hanya merupakan beban

pemerintah pusat semata,

melainkan juga tanggungjawab

daerah dan orangtua siswa.

Meskipun demikian, pemerintah

pusat tetap memiliki konsen

terhadap dunia pendidikan. Hal ini

Page 26: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 36

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

dibuktikan bahwa mulai tahun

2012, pendidikan di Kolombia

digratiskan.

Indonesia-Venezuela

Pendidikan diarahkan

bukan semata berorientasi untuk

bekerja, namun output pendidikan

harus mengutamakan

pemberdayaan dan pengabdian

demi kepentingan masyarakat.

Pendidikan Bolivarian menjadi alat

sangat penting untuk mencapai

"protagonistic" demokrasi. Maka,

prinsip konsep pendidikan ini

adalah memperluas partisipasi

pendidikan bagi seluruh rakyat

sebagai bagian integral dari

kurikulum.

Chavez mengutip parafrase

Paulo Freire, dan menegaskan:

"the act of reading and studying is

a liberating act, education is

liberating, let’s go then, go ahead

with education, towards the

liberation of our people" (MES,

2005: 10). Oleh karena itu, sistem

pendidikan Bolivarian dapat

dianggap bertujuan melawan

segala bentuk diskriminasi dan

dominasi ekonomi antara individu

dan kelas sosial, yaitu "melawan

tatanan kapitalis sarat pemiskinan

massal struktural dan kesenjangan

kelas" (Freire dikutip di MC, 2005).

Sebagai catatan, konsep

ideologi Bolivarian memang sangat

mencolok dan seolah-olah

mengindoktrinasi para anak didik

dengan nilai-nilai sosialis. Dampak

dari pemberlakuan pendidikan ala

Bolivarian ini sempat juga

mendapat protes keras dari

kalangan anti Chavez, termasuk

sebagian gerakan mahasiswa.

Kritik mereka, bahwa pendidikan

adalah kebebasan setiap peserta

didik untuk menganut ideologi apa

pun, namun pendidikan ala

Bolivarian telah mengarahkan ke

satu ideologi saja.

Namun pelajaran bagi

Indonesia, bukan pada

penggiringan pada satu ideology,

namun upaya keras yang

dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pendidikannya. Dengan

Laptopnisasi yang dilakukan oleh

pemerintah, memungkinkan siswa

memperoleh pembelajaran yang

optimal.

Pelajaran Dari Finlandia

Untuk tiap bayi yang lahir

kepada keluarganya diberi

maternity package yang berisi 3

buku bacaan untuk ibu, ayah, dan

Page 27: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 37

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD

adalah tahap belajar pertama dan

paling kritis dalam belajar

sepanjang hayat. Sebesar 90%

pertumbuhan otak terjadi pada

usia balita dan 85% brain paths

berkembang sebelum anak masuk

SD (7 tahun).

Kegemaran membaca aktif

didorong. Finlandia menerbitkan

lebih banyak buku anak-anak

daripada negeri mana pun di

dunia. Guru diberi kebebasan

melaksanakan kurikulum

pemerintah, bebas memilih

metode dan buku teks. Stasiun TV

menyiarkan program berbahasa

asing dengan teks terjemahan

dalam bahasa Finish sehingga

anak-anak bahkan membaca

waktu nonton TV.

Pendidikan di sekolah

berlangsung rileks dan masuk

kelas siswa harus melepas sepatu,

hanya berkaus kaki. Belajar aktif

diterapkan guru yang semuanya

tamatan S2 dan dipilih dari the

best ten lulusan universitas. Orang

merasa lebih terhormat jadi guru

daripada jadi dokter atau insinyur.

Frekuensi tes benar-benar

dikurangi. Ujian nasional hanyalah

Matriculation Examination untuk

masuk PT. Sekolah swasta

mendapatkan dana sama besar

dengan dana untuk sekolah

negeri.

Sebesar 25% kenaikan

pendapatan nasional Finlandia

disumbangkan oleh meningkatnya

mutu pendidikan.

Kesimpulan

Dari 6 (enam) Negara

Amerika Latin, Indonesia bias

belajar banyak berkaitan dengan

keinginan untuk meningkatkan

kualitas pendidikannya. Dari Kuba,

Indonesia bias belajar dan juga

sekaligus sebagai catatan untuk

melakukan kerjasama, berkaitan

dengan penempatan posisi

pendidikan yang penting,

pemerintah menetapkan regulasi

yang seragam dalam rule of law

pendidikan. Mengingat pentingnya

pendidikan bagi Kuba, maka

p3ndidikan dilakukan secara

gratis. Dari Brazil, Indonesia akan

mendapatkan sebuah

pembelajaran bahwa pendidikan

tingkat dasarnya dilaksanakan

selama 8 tahun, dimana terdiri dari

4 tahun Ensino Fundamental I

(untuk kelas 1-4) dan 4 tahun

Ensino Fundamental II (Kelas 5-8).

Dan juga lamanya waktu belajar di

Indonesia berlangsung selama

Page 28: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 38

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

lebih kurang 12 bulan, sedangkan

di Brazil berlangsung selama 10

bulan. Dari Argentina, pelajaran

yang dapat diambil adalah

klasifikasi pendidikan dasar

(primaria) dari kelas 1 sampai

kelas 7 dan dilanjutkan dengan

pendidikan lanjutan

(secundaria/high school) selama 5

tahun. Seluruh pendidikan dasar

adalah 12 tahun, dengan dua kali

mendapatkan sertifikat/Tanda

Lulus yaitu pada tingkat Primaria

dan Secundaria. Dari Cile kita

mendapat pelajaran, Cile

melakukan sebuah perubahan

sistem pendidikan kearah yang

lebih orientasi neo-liberalisme

dalam pendidikan. Negara secara

drastis mengurangi perannya

dalam sektor pendidikan sebagai

pemasok dana; tetapi

mempertahankan eksistensi dalam

isu regulasi pendidikan. Dari

Kolombia, Indonesia mendapatkan

pengalaman berharga berupa

desentralisasi pendidikan. Dimana

tanggungjawab pendidikan bukan

hanya merupakan beban

pemerintah pusat semata,

melainkan juga tanggungjawab

daerah dan orangtua siswa. Dari

Venezuela, Pendidikan diarahkan

bukan semata berorientasi untuk

bekerja, namun output pendidikan

harus mengutamakan

pemberdayaan dan pengabdian

demi kepentingan masyarakat.

Pendidikan Bolivarian menjadi alat

sangat penting untuk mencapai

"protagonistic" demokrasi. Maka,

prinsip konsep pendidikan ini

adalah memperluas partisipasi

pendidikan bagi seluruh rakyat

sebagai bagian integral dari

kurikulum, dan dari Finlandia

sebagai negara yang memiliki

peringkat tertinggi dalam peringkat

system pendidikan adalah: Setiap

anak diwajibkan mempelajari

bahasa Inggris serta wajib

membaca satu buku setiap

minggu; Sistem pendidikannya

yang gratis sejak TK hingga tingkat

universitas; Wajib belajar

diterapkan kepada setiap anak

sejak umur 7 tahun hingga 14

tahun; Selama masa pendidikan

berlangsung, guru mendampingi

proses belajar setiap siswa,

khususnya mendampingi para

siswa yang agak lamban atau

lemah dalam hal belajar. Malah

terhadap siswa yang lemah,

sekolah menyiapkan guru bantu

untuk mendampingi siswa tersebut

serta kepada mereka diberikan les

privat; Setiap guru wajib membuat

Page 29: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 39

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

evaluasi mengenai perkembangan

belajar dari setiap siswa; Ada

perhatian yang khusus terhadap

siswa-siswa pada tahap sekolah

dasar, karena bagi mereka,

menyelesaikan atau mengatasi

masalah belajar bagi anak umur

sekitar 7 tahun adalah jauh lebih

mudah daripada siswa yang telah

berumur 14 tahun; Orang tua

bebas memilih sekolah untuk

anaknya, meskipun perbedaan

mutu antar-sekolah amat sangat

kecil; Semua fasilitas belajar-

mengajar dibayar serta disiapkan

oleh Negara; Negara membayar

biaya kurang lebih 200 ribu Euro

per siswa untuk dapat

menyelesaikan studinya hingga

tingkat universitas; Baik miskin

maupun kaya semua siswa

memiliki kesempatan yang sama

untuk belajar serta meraih cita-

citanya karena semua ditanggung

oleh Negara; Pemerintah tidak

segan-segan mengeluarkan dana

demi peningkatan mutu pendidikan

itu sendiri; Makan-minum di

sekolah serta transportasi anak

menuju ke sekolah semuanya

ditangani oleh pemerintah; Biaya

pendidkan datang dari pajak

daerah, provinsi, serta dari tingkat

nasional; dan Mengenai para

prospek karier dan kesejahteraan,

setiap guru menerima gaji rata-rata

3400 euro per bulan setara 42 juta

rupiah. Guru disiapkan bukan saja

untuk menjadi seorang profesor

atau pengajar, melainkan

disiapkan juga khususnya untuk

menjadi seorang ahli pendidikan.

Makanya, untuk menjadi guru

pada sekolah dasar atau TK saja,

guru itu harus memiliki tingkat

pendidikan universitas.

Page 30: ISSN 0853- JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 … fileDENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN (KUBA, BRAZIL, ARGENTINA, CILE, KOLOMBIA DAN VENEZUELA) Oleh Lies Widyawati Pengajar Mata

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 40

JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.13,NO.1 (JANUARI-JUNI 2014) ISSN 0853-2265

Daftar Bacaan:

http://www.berdikarionline.com/sul

uh/20130531/30-fakta-tentang-

kemajuan-pendidikan-

kuba.html#ixzz2YM8gWdEC

http://www.berdikarionline.com/dun

ia-bergerak/20110715/rakyat-chile-

tuntut-pendidikan-untuk-

rakyat.html#ixzz2YMDdpTqM

Edward B. Fiske, 1998

Desentralization of Education;

politics and Consensus.

Okezone , Mulai 2012, Pendidikan

di Kolumbia Gratis, 20 Desember

2011

http://www.berdikarionline.com/dun

ia-bergerak/20121003/langkah-

maju-pendidikan-

venezuela.html#ixzz2YMJHe0EE

Venezuela : Higher Education for

All oleh Thomas Muhr dan Antoni

Verger – Journal for Critical

Education Policy Studies

UNESCO : Education in

Venezuela has Highly Improved,

oleh Tamara Pearson -

Venezuelanalysis.com