isolasi hesperidin dari kulit jeruk

Upload: pramudia-ridwan

Post on 09-Jan-2016

362 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

isolasi

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN X

ISOLASI HESPERIDIN DARI KULIT JERUK

OLEH :

NAMA

: MUH. YAMIN A.STAMBUK

: F1C1 08 049KELOMPOK: IASISTEN

: RATNA SARIJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010ISOLASI HESPERIDIN DARI KULIT JERUK MANIS

(Citrus sinensis Osb. Zin. Citrus aunrantium L.)A. TUJUAN

Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengisolasi hesperidin dari kulit jeruk manis dengan menggunakan metode refluks.B. LANDASAN TEORI

Hasperidin pertama kali diisolasi oleh Leberton pada tahun 1828 dari albedo (spon bagian dalam kulit) jaruk dari famili Hesperides, dan diberi nama hesperidin (Leberton, 1828). Adanya hesperidin dalam jaruk telah diketahui oleh Pheffer pada tahun 1872 (Phefer, 1874). Neohesperidin, isomer hesperidin, telah diisolasi bersama-sama dengan hesperidin dari buah jeruk masam belum masak

Neohesperidin, senyawa pahit, terdapat dalam buah jeruk pahit, Citrus aurantum, sedangkan hesperidin, senyawa tidak pahit, merupakan senyawa flavonoid yang dominan dalam lemon dan jeruk yang bisanya manis, Citrus sinensis (Sastrohamidjojo, 1995).Hesperidin dapat diisolasi dengan dua cara : (a) mengekstraksi kulit jeruk kering dengan petroleum eter dan metanol. Pelarut pertama menghilangkan minyak atsiri dan yang ke dua menghilangkan glikosida., (b) kulit jeruk yang dipotong-potong diekstrak dengan alkali dan ekstrak diasamkan. Hesperidin dapat dimurnikan dengan penambahan formamida-arang yang diaktifkan, disebabkan ketidak larutannya yang tinggi, bentuk kristal alami hesperidin merupakan salah satu flavonoid yang paling mudah diisolasi.

(Hardjono, 1995).

Siklamat merupakan pemanis non-nutitif yang tidak kalah popularnya setelah sakarin. Tingkat kemanisannya 30 kali lebih manis dari pada gula dan tidak memberikan after taster. Pada tahun 1970-an di Amerika, Canada dan Inggris siklamat dilarang penggunaannya karena produk degradasinya yaitu sikloheksil amina bersifat karsinogenik (Chopin et al, 2006).

Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula terikat) terdapat dalam berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Agar mudah, cincin diberi tanda A, B, dan C. Atom karbon dinomori menurut sistem penomoran yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C, serta angka beraksen untuk cincin B (Markham, 1988).Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia) mengandung flavonoid yang dikenal mempunyai efek antiinflamasi, antioksidan, hepatoprotektif dan antikarsinogenik (Hertog et al., 1992). Flavonoid yang terkandung dalam kulit jeruk nipis antara lain naringin, hesperidin, naringenin, rutin, hesperitin, nobiletin, dan tengeretin (Choi, et al.., 2007). Hesperidin, naringin dan naringenin mempunyai efek sebagai agen kemopreventif karsinogenesis, penghambatan proliferasi sel kanker, dan menghambat tumorigenesis (De Leo and Del Bosco, 2005 cit Tanaka, 1997). Penelitian Hirano et al. (1995) menemukan bahwa tangeretin dalam buah jeruk dapat menginduksi apoptosis pada sel HL-60. Dengan demikian ekstrak etanolik C. aurantiifolia yang mengandung flavonoid-flavonoid tersebut mempunyai potensi untuk menghambat terjadinya karsinogenesis pada kanker payudara (Pratiwi, et al., 2008).Salah satu spesies jenis dengan tingkat konsumsi tinggi dan banyak dibudidayakan di Indonesia adalah Citrus nobilis Lour atau jeruk keprok. Kulit buah Citrus nobilis lour mengandung berbagai macam komponen yaitu vitamin A, vitamin B, vitamin C, hesperidin, limonene, citral, dan methyl antranilate. Hesperidin merupakan senyawa glikosida flavonoid dan senyawa polifenol yang termasuk bahan inhibitor hialuronidase (Chexal et al, 2006).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut :

a. Alat

1 set alat refluks

Gelas ukur

Aluminium foil

Corong

Gelas nimia

Batang pengaduk

Neraca analitik

b. Bahan

Serbuk kulit jeruk manis (Citrus sinensis Osb. Zin. Citrus aunrantium L.)

Benzene

Metanol

Larutan FeCl3

Kertas saring

D. PROSEDUR KERJA

1. Preparasi sampel

2. Isolasi hesperidin

3. Uji kualitatif senyawa hesperidin

E. HASIL PENGAMATAN1. Gambar Rangkaian Alat

Keterangan:

1. Air keluar

2. Kondensor

3. Air masuk

4. Labu alas bulat + sample

5. Elektromantle

6. Statif

7. Klem

2. Perhitungan

Diketahui :Berat sampel

: 30 gram

Berat kertas saring

: 1,10 gram

Berat kertas saring + kristal: 1,22 gram

Berat kristal

: 1,22 gr - 1,10 gr

: 0,12 gram

Ditanyakan :Kadar efisiensi kristal ...?

Penyelesaian :

Kadar efisiensi kristal =

=

= 0,4%

F. PEMBAHASAN

Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat racun/aleopati terdapat pada kulit jeruk manis, merupakan persenyawaan glucosida yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid yang tidak ada rasanya disebut hisperidin, sedangkan limonin menyebabkan rasa pahit. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungsi sampai angiospermae. Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deret senyawa C6C3C6 artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubtitusi) disambungkan oleh rantai alifatik ketiga karbon. Flavonoid mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar merupakan pigmen warna kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik, mudah terurai pada temperatur tinggi.Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan ikatan hemiasetal yang tak tahan asam. Pengaruh glikolasi menyebabkan flavonoid menjadi kurang reaktif dan mudah larut dalam air (cairan); sifat terakhir ini memungkinkan penyimpanan flavonoid di dalam vakuol sel. Pada percobaan ini bertujuan untuk mengisolasi hesperidin dari kulit jeruk. Pada dasarnya hesperidin dapat diisolasi dengan dua cara yaitu (a) mengekstraksi kulit jeruk kering dengan petroleum eter dan metahnol. (b) kulit jeruk yang dipotong-potong diekstrak dengan alkali dan ekstrak diasamkan. Namun pada percobaan ini, isolasi hesperidin dari kulit jeruk dilakukan dengan cara pertama yaitu mengekstrasi kulit jeruk kering yang telah telah dihaluskan. Yang pertama dilakukan pada percobaan ini yaitu menghaluskan sampel. Penghalusan sampel tersebut bertujuan untuk memperluas permukaan sampel, sehingga hesperidin yang dihasilkan akan lebih banyak. Kemudian serbuk kulit jeruk tersebut dicampur dengan benzena. Penambahan benzena tersebut bertujuan untuk menghilangkan minyak atsiri, sebab apabila masih terdapat minyak atsiri di dalam sampel, maka akan mengganggu proses ekstraksi dan pada akhirnya ekstrak yang dihasilkan tidak banyak mengandung hesperidin kemudian dilajutkan dengan proses refluks sehingga diperoleh ekstrak.

Ekstrak yang dihasilkan kemudian ditambahkan dengan pelarut metanol. Pelarut metanol tersebut berfungsi untuk menghilangkan glikosida, yang mana ada glikosida akan mengganggu terbentuknya kristal hesperidin pada sampel yang digunakan. Kemudian direfluks selama 2 jam. Pada refluks yang kedua ini berbeda dengan refluks yang pertama, dimana refluks yang pertama dilakukan selama 30 menit sedangkan refluks yang kedua selama 2 jam. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri mudah hilang atau larut sehingga proses refluknya hanya 30 menit, sedangkan glikosida agak sulit dihilangkan dari ekstrak sehingga diperlukan waktu yang lama untuk menghilangkannya. Selanjutnya ekstrak tersebut didinginkan, kemudian disaring untuk memisahkan ampas dan filtratnya. Filtrat yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan tujuan untuk menguapkan kelebihan pelarut yang digunakan sehinggan ekstrak yang dihasilkan benar-benar pekat. Kemudian ekstrak yang telah dipekatkan didiamkan selama semalam hingga terbentuk kristal. Kristal yang diperoleh ini selanjutnya direkristalisasi dengan menggunakan asam asetat, sebab masih memungkinkan kristal yang dihasilkan masih mengandung zat-zat pengotor sehingga untuk menghilangkan zat-zat pengotor tersebut, maka perlu dilakukan rekristalisasi sehingga diharapkan dapat diperoleh kristal yang benar-benar murni. Untuk menguji secara kualitatif krista yang telah dimurnikan, maka kristal tersebut ditambahkan dengan beberapa tetes FeCl3. Larutan FeCl3 tersebut dapat membentuk warna ungu. Adanya warna ungu tersebut menunjukkan bahwa kristal yang diperoleh merupakan kristal dari senyawa hesperidin.

Dari hasil percobaan tersebut, diperoleh kristal hesperidin yang berwarna kuning dengan berat 0,12 g dan efisiensi kadar kristal sebesar 0,4 %. Bila dilihat dari nilai efisiensi kadar kristal tersebut sangat kecil dari yang diharapkan. Hal ini mungkin disebabkan karena kulit jeruk terlalu lama dikeringkan atau mungkin juga kurang telitinya pada saat proses refluks.

G. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan ini, maka dapat disimpulkan yaitu hesperidin yang berasal dari kulit jeruk dapat diisolasi dengan cara refluks, dengan menggunakan dua pelarut yaitu benzena dan metanol. Benzena berfungsi untuk menghilangkan minyak atsiri sedangkan metanol berfungsi untuk menghilangkan glikosida. Dari percobaan ini diperoleh kristal yang berwarna kuning dengan berat 0,12 gram dan efisiensi kadar kristal sebesar 0,4 %. DAFTAR PUSTAKA

De Leo, F. and Del Bosco, F.S., (2005), Citrus Flavonoids as Bioactive Compounds: Role, Bioavailability, Socio-Economic Impact and Biotechnological Approach For Their Modification, 9th ICABR International Conference on Agricultural Biotechnology: Ten Years Later, Ravello, Italy. Chexal, K.K, Handa, B.K., and Rahman, W. 2006. Phytochemital Metods. J. Ilmu Kimia. Vol. 2: 4.Choi, Soo-Youn., Ko, Hee-Chul., Ko, Soo-Youn., Hwang, Joon-Ho., Park, Ji-Gweon., Kang, Shin-Hae., Han,Sang-Hun., Yun, Su-Hyun., and Kim, Se-Jae. (2007). Correlation between Flavonoid Content and the NO Production Inhibitory Activity of Peel Extracts from Various Citrus Fruits, Biol. Pharm. Bull. 30(4):772-778.Chopin, J. dan Bouillant, M.L., 2006. The Flavonoids. J. Ilmu Sintesis. Vol. 6: 8. Hertog MGL, Hollman PCH and Katan MB (1992) Content of potentially anticarcinogenic flavonoids of 28 vegetables and 9 fruits commonly consumed in the Netherlands. J Agric Food Chem 40:23792383.Markham, K.R., 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. ITB. Bandung.

Sastrohamidjojo, H., 1995. Sintesis Bahan Alam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pratiwi, D., N. Hastuti, I. Armandari, Niken, N.W., M.Ikawati, S.Riyanto, dan E. Meuyanto, 2008. Ekstrak Etanolik Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantiifolia (Cristm.) Swingle) Meningkatkan Ekspresi P53 Pada Sel Payudara Tikus Galur Spague Dawley Terinduksi 7,12-Dimetilbenzen[A]Antrasena. Prosiding Kongres Ilmiah ISFI XVI.

K. CARA PEMBUATAN1. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih akan menghasilkan benzena.

2. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air akan menghasilkan benzena.

3. Mereduksi fenol dengan logam seng akan menghasilkan benzena.

4. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-Si akan menghasilkan benzena.

L. KEGUNAAN DAN DAMPAK BENZENA DALAM KEHIDUPANa. Kegunaan

1. Benzena digunakan sebagai pelarut.

2. Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat, plastik, karet buatan dan pewarna.

3. Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.

4. Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu benzena juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis karet sintetis) dan nilon66.

Ada beberapa jenis corong yang dapat digunakan, jenis yang umum adalah corong

Buchner dan corong Hirsch. Corong ini digunakan dengan kertas saring yang ukuran

diameternya tepat dengan diameter-dalam corong. Jangan berusaha menggunakan kertas saring yang ukurannya lebih besar dengan melipat ujungnya ke atas; jika kertas saring cukup besar maka guntinglah pinggirnya sampai sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Sebelum melakukan penyaringan, basahi kertas saring dengan sedikit pelarut yang sama dengan pelarut yang digunakan dalam larutan yang akan disaring. Hidupkan aspirator air dengan pelan, dan pastikan kertas saring melekat rapat pada pelat corong. Tuang campuran yang akan disaring ke tengah-tengah kertas saring, dan tambahkan pelan-pelan. Pemakuman parsil dalam labu saringan mempercepat penyaringan. Bila pelarut sangat volatil, jangan menggunakan pemakuman yang sangat kuat, karena pengurangan tekanan yang kuat dapat menyebabkan filtrat mendidih. Jika semua cairan sudah melewati saringan, lepaskan pemakuman. Cuci padatan

yang terkumpul dengan sedikit pelarut bersih dan dingin, dan jalankan aspirator air lagi.

Jangan melakukan pencucian di bawah kondisi penyedotan sebab pelarut melewati padatan dengan sangat cepat. Perpanjanglah waktu penyedotan selama beberapa menit agar padatan benar-benar lebih kering. Untuk lebih mengefektifkan pengeringan, tekanlah padatan di atas pelat penyaring dengan menggunakan penutup gelas yang bersih, sambil penyedotanterhadap pelarut yang tersisa dijalankan terus. Gambar 4.5 Beberapa jenis corong saringan sintered glass Alternatif lain sebagai pengganti kertas saring adalah sintered glass. Sudah banyak

tersedia di pasaran jenis corong penyaring yang terdiri atas piringan sintered glass dengan

ukuran besar dan ukuran pori-pori yang bervariasi (Gambar 4.5). Corong ini sangat baik meskipun mahal. Versi yang lebih memuaskan adalah yang mempunyai asah sambungan dengan ukuran standar dan lengan samping untuk

disambungkan ke aspirator. Corong ini dapat langsung digunakan untuk penyaringan ke

dalam labu-bulat yang mempunyai asah sambungan ukuran standar. Purification of hesperidin with formamide

a 10% solution of hesperidin in formamide, prepared by warming to about 60c, is treated for 30 min with activated charcoal previously boiled with dilute hydrochloric acid. the formamide, when tasted in a 50% aqueous solution, should be slightly acid. if it is not acid, a little glacial acetic acid or formic acid should be added. the solution is then filtered through celite, diluted with an equal volume of water, and allowed to stand for a few hours in order to crystallize. the crystals of hesperidin are filtered off and washed, first with hot water and then with isopropanol. two such crystallizations give a white crystalline product melting at 261 to 263cPemurnian hesperidin dengan formamidalarutan 10% dari hesperidin di formamida, disiapkan oleh pemanasan sekitar 60C, diperlakukan selama 30 menit dengan arang aktif yang sebelumnya direbus dengan asam klorida encer. formamida, ketika mencicipi dalam larutan 50%, harus sedikit asam. jika tidak asam, asam asetat glasial atau sedikit asam format harus ditambahkan. Solusi ini kemudian disaring melalui celite, diencerkan dengan volume air yang sama, dan didiamkan selama beberapa jam untuk mengkristal. kristal dari hesperidin yang disaring dan dicuci, pertama dengan air panas dan kemudian dengan isopropanol. dua kristalisasi seperti memberikan produk kristal putih meleleh pada 261 untuk 263cKulit jeruk manis

Serbuk kulit jeruk

Dipotong kecil-kecil

Dikeringkan

Dihaluskan menggunakan blender

Ekstrak

Dimasukkan ke dalam labu alas bulat

Ditambahkan pelarut benzen

Direfluks selama 30 menit

Didinginkan

Serbuk kulit jeruk manis

Disaring

Filtrat

Direkristalisasi dengan asam asetat

Ditimbang

Dihitung efisiensinya

Kristal

Dimasukkan kedalam labu alas bulat

Dipekatkan

Didinginkan

Didiamkan selama semalaman hingga terbentuk kristal

Residu

Ditambahkan pelarut metanol

Direfluks selama 2 jam

Didinginkan

Disaring

Ekstrak

Kadar efisiensi Kristal hesperidin = 0,4%

Kristal murni

Warna ungu

dimasukkan ke dalam gelas kimia

ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3

_1303214142.unknown

_1336763839.unknown

_1336763940.unknown

_1297237879.unknown