islam menyiapkan generasi menuju baligh

46

Upload: tedi-trikoni

Post on 29-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Usia Baligh adalah bagian dari rentetan waktu kehidupan. Semuanya akan melewatinya. Setiap jenjang kehidupan ini mempunyai potensi sekaligus masalahnya. Tapi usia ini mendapatkan perhatian yang cukup besar. Mengingat bahwa ini adalah jenjang usia peralihan. Dari masa kecil menuju masa dewasa dengan semua pertanggunganjawabnya. Dan inilah usia penuh dengan gairah, kekuatan dan kedahsyatan.Sudah sangat banyak yang mencoba menyiapkan generasi menuju balighnya. Teori di luar Islam pun mencoba untuk menyampaikan hal ini. Tapi kalimat Syekh Muhammad Quthub sangat jelas (dalam ceramah beliau tentang pendidikan). Pakar pendidikan Islam itu menyampaikan bahwa kita harus akui hari ini kita kalah dalam ilmu-ilmu detail dengan barat, tetapi tidak ada satupun nilai yang bisa ambil dari mereka.

TRANSCRIPT

Page 1: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh
Page 2: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Materi Kuliah Online Parentingnabawiyah

(Panduan Penyiapan Usia Baligh)

Page 3: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Mukaddimah............................................................................................ ii

Cara pandang yang salah tentang remaja................................................ 1

Masa remaja/pubertas, adakah?................................................ 4

Zionis di balik semua ini!............................................................ 7

Remaja Hijaz............................................................................................ 8

Pemuda dalam Al Quran dan Sunnah...................................................... 13

Islam mengatasi penyakit jahiliyyah kontemporer itu............................. 21

Obat itu ada dalam diri mereka.................................................. 22

Sulit ya, kiamat tidak.................................................................. 24

Gejolak seksual remaja bukan masalah..................................... 24

Pernikahan muda antara pembahasan dan kenyataan............. 28

Allah sedang menyiapkan kekuatan taklif................................. 30

Tahapan pendidikan seksual dalam Islam................................. 32

Menjawab pertanyaan-pertanyaan unik.................................. 35

kuliahonline.parentingnabawiyah.com i

Page 4: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

U sia Baligh adalah bagian dari rentetan waktu kehidupan. Semuanya

akan melewatinya. Setiap jenjang kehidupan ini mempunyai

potensi sekaligus masalahnya. Tapi usia ini mendapatkan perhatian

yang cukup besar. Mengingat bahwa ini adalah jenjang usia peralihan. Dari

masa kecil menuju masa dewasa dengan semua pertanggunganjawabnya. Dan

inilah usia penuh dengan gairah, kekuatan dan kedahsyatan.

Sudah sangat banyak yang mencoba menyiapkan generasi menuju

balighnya. Teori di luar Islam pun mencoba untuk menyampaikan hal ini. Tapi

kalimat Syekh Muhammad Quthub sangat jelas (dalam ceramah beliau tentang

pendidikan). Pakar pendidikan Islam itu menyampaikan bahwa kita harus akui

hari ini kita kalah dalam ilmu-ilmu detail dengan barat, tetapi tidak ada satupun

nilai yang bisa ambil dari mereka.

Justru di sini masalahnya. Pembahasan tentang usia baligh penuh dengan

nilai, sarat dengan moralitas. Tak hanya uraian ilmu biologis manusia

semata.Sehingga harus waspada dalam mengambil teori dari selain Islam untuk

penyiapan menuju baligh.

Sementara ada yang mencoba menyampaikan dengan sentuhan Islam.

Tetapi ternyata baru kemasan dan kulit luarnya. Isi, inti, hingga tips orangtua

berdialog dan berinteraksi dengan anak belum diambil dari sumber asli Islam.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com ii

Page 5: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh
Page 6: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

“Maklum sedang mencari jati diri,” kata sebagian orang saat

menyaksikan ulah anak-anak remaja.

“Namanya juga anak muda, maklum...” begitulah sebagian orang

berapologi tentang kenakalan remaja.

Dan dengarkan lagu anak-anak berikut ini,

“Ayo mama, jangan mama marah beta. Ayo mama dia cuma cium beta.

Ayo mama, jangan mama marah beta. Lah orang muda punya biasa.”

Hal ini diperburuk oleh data yang disuguhkan di hadapan orangtua

tentang ulah kenakalan remaja zaman sekarang. Dasar dari penyuguhan fakta

adalah agar berhati-hati, tetapi sayangnya ini selalu menjadi intro menakut-

nakuti yang membekas dalam hati para orangtua. Kesedihan dan ketakutan

para orangtua tentang anak mereka yang menginjak dewasa, sering berdampak

negatif bagi orangtua dan sikap mereka terhadap anak-anaknya.

Aneh memang. Mereka yang sering menyampaikan materi dengan cara

tersebut, adalah orang-orang yang getol melarang kalimat negatif disampaikan

dihadapan anak-anak. Bahkan ada petunjuk detail cara

mengubah kalimat negatif menjadi positif. Dengan dalih

bahwa kalimat larangan terhadap hal negatif justru akan

mendorong mereka untuk memikirkan dan bahkan

melakukannya. Tapi di sini, mereka tidak menimbang para

orangtua yang sangat khawatir dan ketakutan terhadap

masa depan anak-anak mereka. Justru mereka asyik

berlama-lama dalam membahas data menakutkan tersebut.

Di awal tulisan ini, perlu kita cermati kalimat pembanding yang datang

dari pelaku peradaban besar Islam,

“Allah ta’ala menyebutkan bahwa mereka adalah pemuda. Karena mereka

(para pemuda) lebih mudah menerima kebenaran, lebih mudah mendapatkan

petunjuk jalan (yang lurus) dibandingkan orangtua yang durhaka dan

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 2

Page 7: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

tenggelam dalam agama kebathilan.

Untuk itulah kebanyakan yang menyambut (seruan) Allah dan Rasul Nya

shallallahu alaihi wasallam adalah pemuda. Adapun orang-orang tua dari

Quraisy, kebanyakan mereka tetap bertahan dalam agama mereka dan tidak

masuk Islam kecuali sedikit saja.

Begitulah Allah ta’ala mengabarkan tentang ashabul kahfi bahwa mereka

adalah pemuda.”

(Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, saat menjelaskan kata fityah ashabul kahfi)

Antara kalimat-kalimat yang menakutkan di atas dengan kalimat Imam

Ibnu Katsir berbeda antara langit dan bumi, bukan?

Seharusnya kita sadar, beginilah kita diajari oleh para ulama kita untuk

membicarakan usia muda dengan bahasa yang positif dan penuh rasa optimis.

Bukan bahasa menakuti yang menjerembabkan dalam pesimistis dan putus asa.

Sebagai penguat yang tak terbantahkan, lihatlah usia 10 Sahabat Nabi yang pal-

ing awal masuk Islam sekaligus dijamin masuk surga oleh Nabi dalam satu

hadits. Ini adalah usia mereka saat masuk Islam:

Abu Bakar ash Shiddiq 37 tahun

Umar bin Khattab 27 tahun

Utsman bin Affan 34 tahun

Ali bin Abi Thalib 10 tahun

Thalhah bin Ubaidillah 14 tahun

Zubair bin Awwam 16 tahun

Saad bin Abi Waqqash 17 tahun

Said bin zaid 15 tahun

Abu Ubaidah bin Jarrah 27 tahun

Abdurahman bin Auf 30 tahun

Usia tertua para pembela Nabi dan generasi terbaik dari para sahabat

adalah 37 tahun (usia Abu Bakar). Hanya ada dua orang yang usianya di atas 30

tahun; Abu Bakar dan Utsman. Sementara Abdurahman bin Auf pas berusia 30

tahun. Dan tujuh orang di bawah 30 tahun. Dari tujuh orang itu, hanya dua

orang yang usianya di atas 20 tahun; Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah

(27 tahun). Dan sisanya –subhanallah- berusia di bawah 20 tahun (10 – 17

tahun).

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 3

Page 8: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Mari kita ganti kacamata kita dalam melihat usia muda. Kacamata barat

yang gagal mendidik anak muda, jangan lagi dipakai. Tanggalkan!

Dan gantilah dengan kacamata nabawi....

Masa Remaja/Pubertas, Adakah?

Saya yakin banyak yang kaget dengan judul ini. Jangan-jangan ada yang

menganggap bahwa judul ini menunjukkan tidak pahamnya penulis tentang

usia tahapan perkembangan. Tidak sama sekali.

Mari kita urai. Karena tulisan ini berdasarkan

berbagai penelitian dan kajian ilmiah. Lebih dahsyat

lagi, tulisan ini berdasarkan petunjuk Rasul kita

shallallahu alaihi wasallam.

Sangat menarik tulisan DR. Khalid Ahmad Asy

Syantut: Tarbiyah Asy Syabab Al Muslim lil Aba’ wad

Du’at (Pendidikan pemuda muslim, bagi para

orangtua dan dai). Sebagai seorang ahli pendidikan, tulisan sebanyak 123

halaman (versi Word) itu menggabungkan antara kedalaman ilmu pendidikan,

landasan syar’i yang kuat, kajian ilmiah para pakar muslim dan non muslim,

penelitian lapangan dan pengalaman.

Di Pasal Dua, beliau memberi judul: Syabab bukan Murohaqoh. Setelah

mengkaji di pasal ini, beliau menyampaikan dengan tegas sudah waktunya kita

membuang istilah murohaqoh (yang dalam bahasa kita: remaja). Dan

menegaskan bahwa istilah yang jelas dipakai oleh Nabi adalah Syabab

(pemuda). Ini bukan sekadar pembahasan tentang istilah. Tetapi ada nilai di

balik istilah yang membuat beliau menolak hal tersebut.

Kata Al Murohaqoh dalam Bahasa Inggris disebut: The Teenagers dan

dalam bahasa kita dikenal dengan: Usia Remaja. Al Murohaqoh dalam kamus

Arab bermakna: kedunguan dan kebodohan, kejahatan dan kedzaliman serta

gemar melakukan kesalahan.

Nampak jelas bahwa Arab yang kalah peradaban dari orang-orang barat

hari ini, ikut menamai usia emas dalam sejarah Arab dan Islam itu dengan

istilah yang bermakna sekacau itu. Karena memang dalam berbagai definisi

para ahli pendidikan dan psikologi hari ini, usia remaja identik dengan

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 4

Page 9: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

kekacauan, keguncangan dan kenakalan.

Di usia ini, ada pembahasan tentang Pubertas. Istilah Pubertas jelas dari

konsep hari ini. Dan inilah akar kata Pubertas berikut definisinya :

Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu

pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu

tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.

Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam

perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai ke-

mampuan reproduksi.

Ternyata kata Puber mempunyai makna asli: rambut kemaluan.

Selanjutnya digunakan untuk menandai fase mulia dari kehidupan manusia ini.

Dengan ini, sangat jelaslah bahwa peradaban barat memang peradaban yang

hanya melihat fisik. Itulah mengapa pembahasan yang kita dengarkan tentang

kedewasaan tidak lebih dari pembahasan biologis manusia dan sibuk mencari

celah dan tips untuk menjelaskan hal ini pada usia anak-anak muda kita.

Kemudian bacalah salah satu tulisan tentang pubertas berikut ini :

Those crazy hormones are acting up again and they bring on these emotional

changes again. Following are some of the emotional changes you might experi-

ence during this time:

- You may feel confused.

- You may develop very strong emotions.

- You may feel sad.

- You might have frequent mood changes.

- You might be over sensitive.

- You might get angry and lose your temper more easily.

- You might experience a sense of not belonging to your family, friends etc.

- You might experience problems at school.

- You may ask yourself is it normal to feel what you are feeling.

Yes it is normal to feel this way, you might experience some or most of these

emotional symptoms.

Sebuah gambaran sangat buruk tentang fase ini.

Keadaan menjadi lebih buruk lagi, ketika para ilmuwan hari ini berlama-

lama membahas hal yang menakutkan keluarga-keluarga muslim ini.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 5

Page 10: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Fase remaja dengan berbagai masalahnya dibagi menjadi tiga:

1. Masa Remaja Awal (10 – 12 tahun)

2. Masa Remaja Tengah (13 – 15 tahun)

3. Masa Remaja Akhir (16 – 19 tahun) (sumber: BKKBN, 2003)

Lengkap dengan ciri setiap fasenya. Lagi-lagi, masalah yang

tergambarkan menakut-nakuti para orangtua.

Tidakkah kita melihat dengan kacamata Islam. Lihatlah masa remaja

akhir, yang baru berakhir pada usia 19 tahun. Padahal kita semua tahu, usia

tersebut adalah usia emas dan saat generasi muda muslim telah memiliki karya

mulia di tengah masyarakat luas. Bahkan sebelum usia itu...

Itulah mengapa Rasulullah tidak pernah menyebut fase ini. Beliau

mempunyai istilah sendiri: Syabab. Kata ini dalam Bahasa Arab mempunyai

akar makna: Kekuatan, baru, indah, tumbuh, awal segala sesuatu.

Subhanallah, Rasul langsung yang memilihkan bagi kita istilah untuk fase

ini. Dengan makna penuh optimisme, positif dan penuh harapan.

Setelah dikaji oleh para pakar muslim di bidang pendidikan, ternyata

disimpulkan bahwa keguncangan dan kenakalan di usia ini bukan merupakan

hal yang pasti dan harus dilalui oleh anak-anak kita.

DR. Majid ‘Irsan al Kailani (Falsafah At Tarbiyah Al Islamiyah) berkata,

“Adapun Al Murohaqoh bukan merupakan fenomena yang harus terjadi pada

perkembangan usia manusia. Ini merupakan masalah yang mungkin dihindari

sama sekali dalam kehidupan setiap pribadi. Al Murohaqoh adalah merupakan

penyakit dari berbagai penyakit masyarakat kapitalis.”

Hal yang serupa disampaikan oleh DR. Abdurahman al ‘Aisawi

(Sikolojiyah al Murohiq al Muslim al Mu’ashir), “Pertumbuhan seksual di usia Al

Murohaqoh tidak mesti menyebabkan krisis. Tetapi sistim masyarakat hari

inilah yang bertanggung jawab terhadap krisis Al Murohaqoh. Sebagaimana

yang disampaikan oleh Margareth Mead: Di masyarakat sederhana fase remaja

ini tidak ada. Seseorang berpindah dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa

secara langsung setelah upacara tradisional tertentu.”

Bahkan Al ‘Aisawi menuliskan salah satu judul dalam bukunya tersebut :

Mitos Badai (usia remaja)

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 6

Page 11: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

DR. Khalid Ahmad Asy Syantut (Tarbiyah Asy Syabab Al Muslim lil Aba’

wad Du’at) juga menyebut Al Murohaqoh sebagai : Penyakit Jahiliyah

Kontemporer

Zionis di Balik Semua Ini !

Sebenarnya yang disuguhkan dan dipaksakan agar kita

memandang anak muda kita seburuk itu, adalah fakta

kerusakan generasi muda Amerika. Seperti yang disodorkan

oleh para peneliti Amerika.

Kamal Dasuqi (An Numuw At Tarbawi lith Thifli wal

Murohiq) menjelaskan,

“Bisa jadi, wabah musibah terbesar tentang penyakit jiwa

pada remaja adalah penelitian yang dilakukan oleh Rosen

dan rekan-rekannya tahun 1962. Di mana mereka

mengumpulkan daftar orang-orang yang sakit di Amerika

rentang (usia: 10 – 19 tahun). Mereka mengumpulkannya dari 788 klinik jiwa.

Ternyata dari 54.000 remaja yang mengalami sakit jiwa : 3% saja yang

dianggap tidak mempunyai keguncangan otak, 20% yang lain belum diperiksa

dikarenakan sebab yang tidak diketahui dan 77% remaja sakit !”

Inilah data yang dijadikan acuan dunia. Sayangnya kita memandang anak-

anak muda muslim seperti anak-anak muda mereka. Di sinilah awal musibah

ilmiah tentang usia remaja itu.

Dalam bukunya Protokolat Zionis, Muhammad Khalifah At Tunisy

membongkar rencana jahat Zionis seputar hal ini,

“Di antara orang-orang Kristen mereka telah disesatkan oleh khomr, para

pemuda mereka berubah menjadi gila di usia awal. Hal ini merupakan hasil

para wakil kita, pengajar, pendidik, di rumah-rumah kaya, para penulis kita dan

siapapun yang mendukung, juga para wanita kita di tempat-tempat pesta.

Kepada merekalah disematkan apa yang disebut dengan –wanita masyarakat-

dan ambisi berbuat kerusakan serta kemewahan.”

Dari data ini, ternyata selama ini kita telah dimakan oleh rencana Zionis

dalam ilmu tentang remaja.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 7

Page 12: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 8

Remaja Hijaz

Page 13: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Kini mari kita lihat data penelitian tentang anak-anak remaja di tanah

Hijaz (Mekah dan Madinah). Agar menjadi perbandingan dengan angka

penelitian di Amerika tersebut dan selanjutnya kita akan mengetahui hakekat

sumber pembahasan tentang ilmu ini.

Penelitian dilakukan oleh DR. Khalid Ahmad Asy Syantut (Pakar

pendidikan), dengan menyebarkan kuisioner kepada 50 keluarga muslim di

Mekah dan Madinah. Kebanyakan para kepala rumah tangganya lulusan

universitas. Secara ekonomi, termasuk keluarga menengah.

Mengapa kriteria keluarga seperti ini yang dipilih. Karena menurut

peneliti, keluarga seperti ini biasanya mempunyai komitmen yang tinggi

terhadap Islam dan mendidik anak-anak mereka dengan pendidikan Islami.

Target penelitian adalah untuk mengetahui tentang anak-anak remaja yang

sedang memasuki masa pubertas.

Dan berikut hasil kuisioner tersebut:

A. 84% menjawab bahwa anak-anak mereka tidak membangkang terhadap

keluarga.

16% menjawab bahwa ada pembangkangan dari sebagian kecil anak

mereka.

B. 52% menjawab bahwa anak-anak mereka tidak memilih teman yang tidak

disukai keluarga.

48% menjawab sebagian kecil anak mereka (laki-laki) memilih teman yang

tidak disukai keluarga.

C. 26% orangtua tidak ikut campur secara tidak langsung untuk memilih

teman.

12% orangtua punya perhatian pada sebagian kecil anaknya dalam memilih

teman.

26% orangtua punya perhatian terhadap sebagian anaknya, bukan semua

anaknya.

36% orangtua ikut campur secara tidak langsung untuk memilih teman anak

-anaknya.

D. 60% orangtua menyibukkan waktu anak-anak mereka dengan hal yang

manfaat; menghapal Al Quran, membaca, camp musim panas dan lainnya.

36% orangtua menyibukkan waktu sebagian anak mereka dengan hal yang

manfaat.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 9

Page 14: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

4% orangtua saja yang mengabaikan hal ini pada semua anak-anaknya.

E. 60% memandang bahwa usia remaja/pubertas bukanlah masalah yang

mesti terjadi berupa keguncangan dan kenakalan. Mereka juga tidak

menyaksikan hal tersebut terjadi pada anak-anak mereka.

22% memandang bahwa sebagian kecil dari anak-anak mereka melalui

suasana itu.

12% memandang bahwa pada sebagian anak-anak mereka terjadi masalah

tersebut.

6% saja yang memandang bahwa keguncangan dan kenakalan ini menimpa

semua anak-anak mereka.

F. 90% memandang bahwa usia remaja/pubertas bukan merupakan penyakit

jiwa.

6% memandang bahwa sebagian kecil anak-anak mereka terjangkiti

masalah tersebut.

4% tidak menjawab.

G. 70% memandang bahwa keguncangan dan kenakalan remaja tidak mesti

terjadi pada anak-anak remaja.

12% memandang bahwa itu pasti terjadi pada sebagian kecil anak-anak

remaja.

18% memandang bahwa hal itu pasti terjadi pada setiap anak remaja.

H. 66% tidak melihat adanya keguncangan pada anak-anak mereka setelah

baligh.

30% melihat adanya keguncangan pada sebagian kecil anak-anak mereka.

4% melihat adanya keguncangan pada sebagian anak-anak mereka.

I. 64% melihat sebagian anak-anak mereka melaksanakan ibadah dengan

sungguh-sungguh setelah usia baligh.

22% melihat seluruh anak-anak mereka melaksanakan ibadah dengan

sungguh-sungguh pada masa remaja.

4% mengatakan bahwa sebagian kecil saja dari anak-anak meraka yang

bertambah kesungguhannya untuk beribadah.

10% tidak melihat adanya tambahan kesungguhan beribadah pada anak-

anak mereka.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 10

Page 15: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Dari angka-angka di atas, menjadi jelas bahwa masyarakat muslim

bukanlah masyarakat non muslim. Begitu juga remajanya. Remaja muslim

mempunyai dunia dan karakternya sendiri serta solusi yang tidak sama dengan

remaja yang lain.

Di tengah masyarakat muslim yang sebenarnya belum ideal sama sekali,

tetapi tetap berbeda dengan masyarakat lain. Lihatlah kembali angka-angka

penelitian terhadap keluarga muslim di atas. Dan ternyata kebanyakan melihat

dan merasakan pada anak-anak remaja mereka, bahwa masa remaja bukanlah

masalah.

Sehingga menjadi jelas bagi kita bahwa ternyata yang disuapkan paksa ke

dalam kepala kita sekarang adalah data remaja Amerika dan sejenisnya.

Kemudian dipaksakan untuk diilmiahkan, tanpa melihat perbandingan sebuah

masyarakat yang berada di sisi yang lain. Padahal jelas, karena kita muslim

maka seharusnya kita lebih dekat dari berbagai sisi dengan tanah Hijaz dan

bukan Amerika.

Seharusnya para ahli mengkaji dua fakta di atas, agar setidaknya

mempunyai pembanding dalam kajian ilmiahnya. Apalagi kita muslim.

Penelitian DR. Khalid tersebut dilengkapi dengan pertanyaan kepada para

orangtua tentang sarana yang dipakai orangtua untuk menghadapi usia remaja.

Hal ini menarik karena ternyata remaja mereka bukanlah remaja dengan

kegalauan, kebimbangan, keguncangan dan kenakalan.

Berikut datanya sekaligus berapa banyak orangtua yang menjawabnya :

No Sarana Jumlah yang menjawab

1 Menghapal Al Quran 8 kali

2 Keluarga ikut campur tidak langsung pada hal memilih teman

22 kali

3 Mengisi waktu pemuda dengan olah raga khususnya renang

16 kali

4 Dikirim ke camp-camp Islami 8 kali

5 Mengisi waktu mereka dengan belajar dan membaca

12 kali

6 Mengisi waktu mereka dengan ibadah 8 kali

7 Mengintensifkan pengawasan dan pengarahan orangtua

10 kali

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 11

Page 16: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Berapa kali orangtua menjawab sangat acak jumlahnya. Sehingga agak

sulit dijadikan acuan. Tetapi yang menarik adalah cara orangtua menyiapkan

mereka menghadapi usia remaja. Hingga ketika usia itu hadir, dilewatinya

dengan tanpa masalah. Bacalah kembali cara dan sarana yang dipakai orangtua

dalam 13 poin di atas. Islam lah yang menjadi panduan keluarga-keluarga

tersebut. Sekali lagi, karena kita muslim...

Ayat berikut ini pas untuk menutup pembahasan ini,

“Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak

akan celaka.” (Qs. Thaha: 123)

No Sarana Jumlah yang menjawab

8 Mengirim mereka ke pengajian-pengajian masjid dan ulama

10 kali

9 Mengisi waktu mereka dengan kegiatan ilmia (komputer, otomotif, dll)

6 kali

10 Mendorong mereka untuk puasa 2 kali

11 Sikap terbuka orangtua dengan anak dan saling memahami seperti teman

4 kali

12 Keteladanan yang baik dari orangtua 6 kali

13 Doa orangtua 2 kali

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 12

Page 17: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 13

Page 18: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Sudah waktunya kita menggeser cara kita berpikir dan memutuskan.

Semua harus dimulai dari panduan utama musim; Al Quran dan Sunnah.

Adapun pembahasan di atas sesungguhnya untuk membangunkan mereka yang

tertidur dan terlena.

Al Quran langsung yang mendefiniskan usia muda,

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia

menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia

menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia mencip-

takan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha

Kuasa.” (Qs. Ar Rum: 54)

Jadi, usia muda adalah KEKUATAN di antara dua kelemahan. Kelemahan

pertama adalah kelemahan usia kanak-kanak yang masih lemah secara fisik,

ilmu, pengalaman, posisi. Dan kelemahan kedua adalah usia tua yang sudah

lemah secara fisik, semangat, tenaga dan kemampuan yang juga terus

melemah. Pemuda adalah kekuatan. Kuat fisik, ilmu, posisi, semangat, tenaga,

kemampuan, keputusan, komitmen.

Dan inilah ayat-ayat secara khusus menyebut dan membahas tentang

usia muda :

1. Pemuda bernama Ibrahim

(59 ) (60 )

(61 ) (62 )

(63 )

(64 ) (65 )

(66 )

(67 ) (68 )

األنبياء( 69)

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 14

Page 19: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

59. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-

tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim."60. Mereka

berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini

yang bernama Ibrahim." 61. Mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia

dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan." 62.

Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tu-

han-tuhan kami, hai Ibrahim?" 63. Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung

yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu,

jika mereka dapat berbicara." 64. Maka mereka telah kembali kepada kesada-

ran dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang

menganiaya (diri sendiri)", 65. kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu

berkata): "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-

berhala itu tidak dapat berbicara." 66. Ibrahim berkata: Maka mengapakah

kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat

sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?"67. Ah

(celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu

tidak memahami?68. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan

kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak."69. Kami berfirman: "Hai api

menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". (Qs. Al Anbiya’)

Fata (seorang pemuda belia). Tauhid. Keberanian. Perlawanan terhadap

kebatilan. Logika. Dialog. Kekuatan argumen. Da’wah. Tawakkal.

Dan api pun tak mampu membakarnya dengan izin Allah.

2. Para pemuda Ashabul Kahfi (Para Penghuni Gua)

(35 )

(36 )

الكهف

13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesung-

guhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,

dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.14. Dan Kami meneguhkan hati

mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah

Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia,

sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat

jauh dari kebenaran." (Qs. Al Kahfi)

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 15

Page 20: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Fityah (Para Pemuda belia, bentuk jama’ dari fata). Tauhid. Keteguhan.

Keputusan dahsyat. Kekokohan. Kepasrahan. Kekuatan menghindar dari ling-

kungan dan sistim rusak.

Dan Allah pun mengamankan mereka kemudian langsung memuji

mereka.

3. Pemudi dalam tugas penting : Saudarinya Musa

(5; )

طه( 64)

38. yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan,39.

Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sun-

gai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh

(Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu

kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah penga-

wasan-Ku,40. (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia ber-

kata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang

yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu,

agar senang hatinya dan tidak berduka cita.Dan kamu pernah membunuh seo-

rang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah men-

cobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun dian-

tara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetap-

kan hai Musa. (Qs. Thaha)

Seorang pemudi. Amanah. Tanggung jawab. Cerdas. Teliti. Hati-hati.

Kemampuan komunikasi.

Dan selamatlah bayi Musa dengan izin Allah, atas jasa saudarinya.

4. Dua pemudi (putri Nabi Syu’aib, menurut sebagian ahli tafsir)

(23)

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 16

Page 21: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

(46 )

(47 )

(48)

23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana

sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai

di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat

(ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?"

Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami),

sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ba-

pak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya."

24. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, ke-

mudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku sesung-

guhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikanyang Engkau turunkan

kepadaku." 25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua

wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku me-

manggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi

minum (ternak) kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan

menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata:

"Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu."

26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia seba-

gai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling

baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi da-

pat dipercaya." (Qs. Al Qashash)

Dua orang pemudi yang harus melakukan pekerjaan laki-laki karena ayah

mereka sudah tua. Bakti. Tanggung jawab. Kuat. Sabar. Menjaga kehormatan

wanita. Berakhlak.

Kembali cermatilah kalimat-kalimat ayat di atas. Adakah kalimat negatif

pesimistis penuh dengan permasalahan tentang usia muda?

Yang ada adalah positif optimistis penuh nilai dan keteladanan!

Adapun dalam hadits-hadits Nabi, beliau sering menggunakan kata

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 17

Page 22: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Syabab untuk menyebutkan usia fase ini. Ada banyak kalimat dan perhatian

beliau tentang usia muda.Tapi cukup empat saja yang disebutkan di sini.

1. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah

عن

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam,

“Tujuh kelompok yang akan dilindungi Allah dalam perlindungan Nya saat tidak

ada perlindungan kecuali perlindungan Nya: Pemimpin yang adil, Pemuda yang

tumbuh dalam ibadah kepada Allah, orang yang hatinya tergantung dengan

masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Nya dan

berpisah juga karena Nya, seorang laki-laki yang diajak (berbuat dosa) oleh

wanita yang punya jabatan dan cantik dia berkata: aku takut kepada Allah,

seseorang yang bershadaqah dan disembunyikannya hingga apa yang

diinfakkan oleh tangan kanannya tidak diketahui oleh tangan kirinya dan

seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesendirian dan sepi kemudian

menangislah kedua matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu mulianya. Begitu agungnya. Bukan hanya di kalangan manusia.

Tetapi menurut Allah azza wajalla. Ya, pemuda yang tumbuh dalam ibadah

kepada Allah. Yang terdidik sejak awal hingga tumbuh dalam ketaatan. Bukan

pemuda yang dibiarkan oleh berbagai dalih hingga menjadi puing-puing yang

sulit dipunguti dan susah dibangun kembali.

2. Potensi usia muda

Dari Amr bin Maimun, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

menasehati seseorang,

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 18

Page 23: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

“Jagalah yang lima sebelum datang yang lima: mudamu sebelum rentamu,

sehatmu sebelum sa kitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu

sebelum waktu sibukmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Tirmidzi, Hakim,

Ahmad dalam Az Zuhd, Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dishahihkan oleh Al

Albani; lihat Shahih At Targhib wat Tarhib dan Shahih Al Jami’ Ash Shaghir)

Potensi usia muda jelas harus termanfaatkan secara maksimal. Pasti

dalam kebaikan dan ketaatan. Kata mumpung yang sering membalut usia

muda, merupakan penyesatan besar-besaran. Mengisi dan memanfaatkan usia

muda diungkapkan oleh Nabi dengan kata ightanim. Dari kata ini pula muncul

kata ghonimah: harta rampasan perang. Setidaknya agar kita pahami bahwa

usia muda adalah harta mahal luar biasa seperti harta rampasan perang yang

didapat dengan penuh perjuangan.

3. Fase spesial yang harus dipertanggungjawabkan

“Tidak bergeser kaki seorang anak Adam di hari Kiamat di sisi Tuhannya hingga

ditanya tentang 5 hal: Tentang umurnya dihabiskan untuk apa? Tentang masa

mudanya dihabiskan untuk apa? Tentang hartanya dari mana didapatnya?

Dan untuk apa dimanfaatkannya? Dan tentang amal dari ilmunya.” (HR. Tir-

midzi dan Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir dan Al Shaghir, dishahihkan oleh

Al Albani dalam Silsilah Shahihah).

Pembahasan para ulama dalam hadits ini di antaranya terfokus kepada:

mengapa dipisahkan secara khusus usia muda, bukankah pertanyaan pertama

tentang umur juga pasti akan melewati fase ini. Mereka pun membahas bahwa

betapa pentingnya usia muda, hingga harus dibahas secara khusus. Karena usia

muda adalah fase paling spesial dengan berbagai kekuatan dan

kedahsyatannya.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 19

Page 24: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

4. Pernikahan penyelamat pemuda

Dari Abdurahman bin Yazid berkata: Aku bersama Al Qomah dan Al Aswad

menemui Abdullah (bin Mas’ud). Abdullah berkata: Dulu saat kami masih

berusia muda bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam, kami tidak punya apa-

apa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada kami: “Wahai para pemuda,

siapa yang mempunyai kemampuan, menikahlah. Karena hal itu lebih

menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Siapa yang tidak punya

kesanggupan, maka berpuasalah karena ia adalah benteng.” (HR. Bukhari dan

Muslim)

Teks hadits yang lengkap ini memperjelas kepada kita bahwa ada

pembahasan yang sering menahan para pemuda untuk menikah. Yaitu

ekonomi. Padahal perintah untuk menikah bagi pemuda ternyata malah

dikeluarkan oleh Nabi di hadapan anak-anak muda yang tidak mempunyai apa-

apa. Benar, hal ini memang harus dibahas secara utuh. Tetapi jika masalah

ekonomi yang merupakan kewajiban suami saja tidak boleh menjadi penahan

bagi anak muda untuk menikah, maka apalagi hal-hal yang lebih rendah dari itu.

Sekali lagi, pembahasan hal ini memang harus lebih dalam. Tetapi pahamilah

hadits di atas agar kita sadar bahwa kerusakan generasi muda bermula dari hal

ini.

Inilah sebagian dari pembahasan Nabi tentang usia muda. Selain 4 hadits

di atas, sangat banyak perhatian, petunjuk dan wejangan Nabi bagi para

pemuda secara khusus.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 20

Page 25: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 21

Islam Mengatasi Penyakit Jahiliyah Kontemporer Itu

Page 26: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Semua pembahasan di atas ingin mengingatkan kembali bahwa kita ini

muslim. Generasi muda kita tidak akan serusak yang digambarkan oleh mereka

yang bicara tentang ulah remaja. Sekaligus ingin menyampaikan bahwa anak-

anak muda berkualitas terang benderang bisa kita hadirkan kembali tanpa

harus melalui badai pubertas. Asal kita mengerti dan mau kembali kepada

pendidikan Islami.

Tapi sebagian besar kita hari ini dihadapkan dengan penyakit jahiliyah

kontemporer yang diciptakan oleh sistim masyarakat yang tidak Islami.

Kenyataan ini harus kita terima. Data kerusakan remaja itu memang benar

adanya.

Kita tidak bisa menyalahkan zaman. Karena era jahiliyah tak hanya ada di

zaman kita ini. Tetapi Rasul dan para shahabat yang hidup di zaman jahiliyyah,

tetap bisa mendidik generasi muda mereka dengan baik. Yang salah dari kita

adalah mengikuti alur dan gendang yang ditabuh oleh sistim pendidikan dan

masyarakat tidak Islami itu. Semua itu disebabkan oleh jauhnya kita dari ilmu

Islam. Kita tidak tahu harus berbuat apa dan tidak tahu harus memulai dari

mana dengan urutan seperti apa.

Obat Itu Ada Dalam Diri Mereka...

Syekh Muhammad Quthub salah seorang pakar pendidikan Islam (dalam

ceramah beliau juga dalam buku Manhaj Tarbiyah) menyampaikan kritik-kritik

terhadap pendidikan ala Yahudi hari ini.

“Jika fase Al Murohaqoh dan baligh terlihat kuat membahayakan dan

menyulitkan, itu disebabkan oleh ledakan emosi dan fisik yang begitu besar.

Keduanya muncul seakan meledak tiba-tiba. Seperti banjir yang hampir

menghancurkan titian/jembatan.”

Kesadaran akan potensi tersebut bukan berarti mereka adalah sumber

masalah. Bukan sama sekali. Karena lihatlah selanjutnya kalimat beliau,

“Pada fase sedang meledaknya aliran dorongan seksual, meledak pula aliran

ruhiyah yang sangat mengagumkan, transparan, jernih dan bercahaya.”

Ilmu yang disampaikan kepada para orangtua hari ini hanya mengenalkan

dorongan seksual yang meledak-ledak pada anak muda. Tidak disampaikan

bahwa sebenarnya kekuatan ruhiyah kebaikan juga sedang meledak luar biasa.

Hal ini wajar terjadi pada ilmu non muslim, karena mereka memang tidak

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 22

Page 27: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

pernah mengenal sisi ruhiyah, hati dan iman.

Dalam Islam, usia muda yang memang merupakan usia meledaknya

dorongan seksual, meledak pula kekuatan ruhiyah yang begitu mengagumkan

bahkan tidak bisa disaingin oleh generasi tua yang sudah berpengalaman dalam

hidup.

Bukankah di sini sangat nampak jelas Allah sebagai Yang Maha Adil. Allah

tidak mungkin melemparkan masalah besar seakan kiamat bagi usia ini. Pada

setiap jalan manusia, telah dibentangkan dua pilihan,

(9 )(: )(; )

(34)

7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. maka Allah

mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 9. sesung-

guhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,10. dan sesungguhnya

merugilah orang yang mengotorinya. (Qs. Asy Syams)

Inilah panduan dan pegangan kita. Allah Maha Adil. Tak ada makhluk Nya

yang didzalimi. Jiwa manusia pun diperlakukan dengan sangat adil. Termasuk

kejiwaan usia muda. Dibentangkan di hadapan jalannya dua pilihan. Kefasikan

(kerusakan) dan ketaqwaan.

Dua potensi dan kekuatan ini sudah ada dalam diri anak-anak muda kita.

Potensi dan kekuatan untuk larut di jalan kerusakan. Potensi dan kekuatan

untuk menelusuri jalan kemuliaan.

Jadi, penyakit dan masalah itu ada. Obat dan solusinya juga ada. Ada

dalam diri mereka. Sebelum kita bicara tentang lingkungan di sekeliling mereka.

Mereka mempunyai kekuatan untuk menyelesaikan dan mengobatinya

langsung dari dalam diri mereka sendiri. Sebelum kita bantu dari luar. Sungguh

Allah Maha Adil.

Di sinilah kesalahan kita yang hari ini disibukkan membahas solusi dari

kita para orangtua untuk anak-anak muda. Dengan berbagai program, kegiatan,

kesibukan, pengalihan dan sebagainya. Sayang, potensi internal jiwa anak-anak

muda yang lebih kuat untuk mengobati tidak dibangkitkan.

Maka inilah tugas awal keluarga muslim dan pendidikan Islami hari ini.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 23

Page 28: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Sulit ya, Kiamat tidak !

Usia muda bukan usia masalah, apalagi kiamat. Tidak sama sekali. Ini

adalah bagian dari hari-hari yang pasti akan dilalui oleh siapapun. Ia bukan

badai yang merobohkan segalanya. Ia bukan banjir bandang yang menyapu

titiannya.

Ia hanya bagian dari masa yang harus dilewati. Sebagaimana fase

kehidupan di usia sebelumnya yang telah dilalui dan usia setelahnya yang akan

dilewati,

“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).” (Qs. Al

Insyiqaq: 19)

Kalau kita menjumpai kesulitan demi kesulitan dalam mendidik mereka,

itu hal yang wajar. Karena memang manusia ini diciptakan dalam keadaan sulit

demi sulit,

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah

payah.” (Qs. Al Balad: 4)

Karenanya memerlukan kesungguhan dalam menempuhnya, dengan

panduan Allah hingga menghadap Allah,

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh

menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (Qs. Al Insyiqaq: 6)

Jadi, usia muda adalah bagian dari kesulitan yang harus dilalui oleh anak

manusia. Dengan kesungguhan dan memasang motivasi bertemu Allah untuk

mempertanggung jawabkan semuanya, usia muda bukanlah masalah apalagi

kiamat. Bukan sama sekali.

Gejolak Seksual Remaja Bukan Masalah!

Salah satu masalah yang sering mendapat sorotan di usia muda adalah

dorongan seksual yang begitu kuat. Sehingga potret yang sering muncul adalah

perilaku seksual yang menyimpang.

Syekh Muhammad Quthub menyampaikan,

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 24

Page 29: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

“Dan masalah besar yang sering dibicarakan oleh buku-buku pendidikan dan

psikologi di masa sekarang adalah masalah seksual. Padahal seksual bukanlah

masalah dalam pandangan Islam. Allah menciptakannya seperti sumber daya

yang enerjik untuk berkarya bukan untuk dihentikan. Sesungguhnya Dia

menetapkannya seperti dorongan-dorongan yang lainnya. Kemudian

membuatkan di hadapannya pembatas - pembatas yang tidak menutup

salurannya tetapi mengangkatnya dan membuat aturan bagi salurannya.

Seperti jembatan yang didirikan di hadapan aliran sungai.”

Selanjutnya beliau memberikan kritiknya,

“Dan jahiliyyah mengakui pentingnya aturan dan batasan pada segala bentuk

dorongan fitrah, kecuali seksual!”

Ya, jahiliyyah dahulu ataupun hari ini sama saja. Seksual menjadi alat

untuk merusak dunia dan bisnis yang menggiurkan. Setelah itu semua, mereka

hadir bak seorang dokter hebat yang menguasai cara mengobati penyimpangan

-penyimpangan yang ada.

Dalam Islam, seksual memang bukan masalah. Hanya saja dorongan kuat

dan rasa penasaran tentang seksual dimasukkan dalam frame yang aman.

Berikut beberapa kaidah tentang hal ini :

1. Islam mengharamkan kerahiban

“Menikahlah kalian karena aku akan berbanyak-banyakan (pengikut) pada hari

kiamat nanti. Dan jangan menjadi seperti rahib nasrani.” (Al Baihaqi dalam As

Sunan Al Kubro, dishahihkan oleh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah)

Dalam Islam, seseorang dilarang membenci pernikahan dan berniat

untuk tidak menikah seperti seorang rahib. Justru oleh para ahli, kerahiban

nasrani inilah yang menjadi penyebab rusaknya fitrah seksual di dunia barat.

Dan menimbulkan berbagai masalah dan penyimpangan.

2. Islam tidak menolak tetapi mengatur

Berbagai syahwat termasuk terhadap lawan jenis bukan sesuatu yang

dianggap jijik atau diingkari dalam Islam. Tetapi diatur dan masukkan dalam

frame yang benar, hingga bisa memuliakan manusia dan bukan membuatnya

menjadi seperti binatang.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 25

Page 30: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Allah berfirman,

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang

diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,

perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah ke-

senangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik

(surga).” (Qs. Ali Imron: 14)

Ayat ini menyebutkan berbagai syahwat yang disukai oleh manusia. Di

antaranya adalah pasangan hidup. Ayat tidak mengingkari atau

menganggapnya jijik. Tetapi mengarahkan dan mengatur. Di mana penutup

ayat tersebut mengarahkan kepada kehidupan dan kesenangan di sisi Allah

yang lebih baik daripada semua kesenangan tersebut. Hal ini untuk mendorong

agar manusia mau mengatur syahwatnya sesuai dengan petunjuk Allah, agar

bisa merasakan kehidupan yang lebih baik kelak.

3. Mengubah cara pandang; seksual : Ibadah

“...Dan pada kemaluan seseorang di antara kalian pun ada nilai shadaqahnya.”

Mereka bertanya: Ya Rasulullah, apakah seseorang di antara kami yang

memenuhi syahwatnya (dengan cara yang benar) akan mendapatkan pahala?

Rasul menjawab, “Bagaimana menurut kalian jika hal itu disalurkan kepada

yang haram, bukankah mendapatkan dosa. Begitulah sebaliknya, jika

disalurkan kepada yang halal maka ia akan mendapatkan pahala.” (HR.

Muslim)

Ubahlah cara pandang generasi muda kita tentang seksual bahwa ia

adalah bagian dari ibadah. Penyalurannya pada pasangan yang sah adalah

pahala dan penyalurannya pada lawan jenis yang bukan pasangan sah adalah

dosa.

Tanamkan bahwa seksual adalah ibadah dan lihatlah perubahan positif

pada diri mereka...

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 26

Page 31: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

4. Untuk tugas mulia mengabadikan para khalifah di muka bumi

“Mereka itulah orang yang telah Diberi nikmat oleh Allah, yaitu dari (golongan)

para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang Kami Bawa (dalam kapal)

bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (Ya‘qub) dan dari orang

yang telah Kami Beri petunjuk dan telah Kami Pilih. Apabila dibacakan ayat-

ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud

dan menangis.” (Qs. Maryam: 58)

Alangkah agungnya pembahasan tentang seksual yang diarahkan kepada

keberlangsungan manusia yang diamanahi memakmurkan bumi. Mereka harus

terus berketurunan untuk bisa melanjutkan tugas dari Allah menjadi Khalifah di

bumi. Mereka harus menghasilkan keturunan-keturunan mulia semulia

orangtuanya. Seperti ayat di atas.

Ya, aktifitas seksual untuk melahirkan pemimpin bumi yang

memakmurkan!

5. Menjaga kesucian kehormatan adalah Wajib

“Dan orang yang memelihara kemaluan-nya.” (Qs. Al Mu’minun: 5)

Menjaga kehormatan adalah merupakan kewajiban. Perbuatan zina

merupakan perbuatan keji yang berdampak sangat buruk di berbagai bidang

kehidupan. Budaya kafir seiring dengan erosi iman yang sudah parah, membuat

anak-anak muda hari ini menganggap bahwa menjaga kehormatan adalah hal

yang masih perlu didiskusikan. Tentu ini musibah besar dan menjadi tugas

untuk menyadarkan iman dan ilmu mereka. Supaya mereka sadar bahwa

kehormatan adalah sesuatu yang sangat berharga dan mahal serta tidak boleh

dilepas kecuali dengan cara yang sah secara syariat.

Karenanya Maryam dipuji Allah,

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 27

Page 32: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

“Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami Tiup-

kan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (Ciptaan) Kami; dan dia membenar-

kan kalimat-kalimat Tuhan-nya dan kitab -kitab-Nya; dan dia termasuk orang-

orang yang taat.” (Qs. At Tahrim: 12)

6. Islam menutup seluruh salurannya kecuali pernikahan

Syahwat manusia terhadap lawan jenisnya bukan dihentikan sama sekali

oleh Islam. Tetapi ditahan untuk sementara waktu dan disalurkan ke aliran yang

sah dan halal. Hanya dengan cara pernikahan lah, syahwat itu bisa disalurkan.

Pembatasan penyaluran syahwat ini untuk kemaslahatan manusia

sendiri. Karena hanya dengan pernikahan yang sah, penyaluran itu membawa

seseorang menuju kebahagiaannya. Sementara yang lainnya akan membawa

penyakit, masalah, kesedihan, kehinaan, permasalahan dan kesengsaraan.

Pernikahan Muda Antara Pembahasan dan Kenyataan

Lagi, dalam ceramahnya Syekh Muhammad Quthub menyampaikan,

“Kalau saya ditanya mengapa Islam membatasi dorongan jiwa dalam masalah

seksual. Saya jawab bahwa Islam sengaja melakukan itu semua.”

Kemudian beliau menjelaskan kalimatnya itu. Bahwa ibarat air yang

dibendung, syahwat seksual akan mempunyai daya dorong yang kuat bahkan

bisa meledakkan pipa salurannya. Tetapi ini disengaja dalam Islam. Dan inilah

bedanya dengan konsep jahiliyah yang sengaja membocorkan dorongan

tersebut di sepanjang pipa. Dengan alasan bahwa akan ada efek buruk bagi jiwa

jika ia dipaksa dan ditahan.

Mengapa Islam menahannya. Jawabannya, di sinilah salah satu kunci

besar kebahagiaan rumah tangga. Dan inilah kunci yang hilang dari generasi

yang dimakan oleh konsep jahiliyyah.

Islam melarang penyalurannya kecuali setelah menikah, untuk pasangan

sah nya. Syahwat yang tidak bocor di sepanjang jalan, membuatnya terkumpul

hanya untuk pasangannya. Terbayangkan, alangkah dahsyatnya kebahagiaan

rumah tangga yang suci seperti ini. Berbeda dengan mereka yang telah

membocorkannya di berbagai kesempatan, yang tersisa untuk pasangannya

hanya tinggal setetes yang penuh dengan kelesuan. Dan berapa banyak

masalah rumah tangga yang hadir dengan diawali dari masalah tempat tidur.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 28

Page 33: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Subhanallah, Islam menyimpan rahasia kebahagiaan manusia. Gabungan

antara kesucian yang menenangkan dan kekuatan yang membahagiakan.

Jika demikian keadaannya, maka ada dua hal yang harus diperhatikan:

1. Pipa yang menahan syahwat harus mempunyai kekuatan ekstra

Lapisan penguat yang sangat kokoh menghadapi penggempur yang

menyebabkan kebocoran adalah iman. Karakter iman inilah yang akan

membuat mereka mampu menjauh, seperti Yusuf dalam kamar istri

penguasa Mesir, untuk kemudian berkata ma’adzallah (Aku berlindung

kepada Allah). Dan beliau pun lari....

2. Pernikahan usia muda

Dikarenakan, dipastikan tidak ada kebocoran di sepanjang saluran

syahwatnya maka pernikahan muda otomatis akan menjadi fenomena di

generasi muda kita. Karena mereka hanya diberi satu pintu untuk

menyalurkan dorongan yang telah tertahan sekian tahun itu dengan

pernikahan.

Jadi, kalau kita melihat usia pernikahan muda generasi terbaik Islam

dahulu, bukanlah karena faktor zaman dan kesibukannya yang berbeda. Karena

ini adalah konsekuensi konsep Islam yang selalu membawa kebaikan. Seperti

saat Nabi menikahkan putrinya Fatimah (15,5 tahun) dengan Ali (21,5 tahun).

Anak-anak muda usia yang menggoreskan pelangi indah dalam kanvas rumah

tangga mereka. Dan hasilnya adalah kelahiran dua pemuda pemimpin para

pemuda di Surga; Hasan dan Husain.

Tetapi pembahasan tentang pernikahan muda iniharus dibahas utuh.

Agar tidak menimbulkan ekses negatif, kemudian konsepnya yang disalahkan.

Pernikahan itu harus dikawal dengan ilmu yang cukup, hingga mereka paham

dan bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing. Juga kedewasaan dan

kematangan sepasang laki dan perempuan yang terkadang harus menginjak

kerikil di lorongnya.

Maka setiap orangtua dan pendidik yang berhasil membendung syahwat

seksual generasi mudanya, harus segera menyiapkan ilmu tentang rumah

tangga. Mengajari dan melatih mereka untuk bertanggung jawab atas tugasnya.

Menyiapkan kemandirian ekonomi bagi laki-laki. Dan kematangan jiwa serta

kedewasaan saat menghadapi masalah dan saat bersama.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 29

Page 34: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Agar, saat anak muda kita duduk dan menyampaikan keinginannya untuk

menikah, terjadilah pernikahan indah Ali dan Fatimah.

Allah Sedang Menyiapkan Kekuatan Taklif

Usia baligh adalah usia taklif (siap menerima beban syariat). Jika

seseorang telah sampai pada usia baligh, maka dia telah bertanggung jawab

sendiri di hadapan Allah atas berbagai perintah dan larangan dalam Islam,

“Yang menarik di fase ini (Baligh), shalat dan puasa telah wajib. Konsep Islam

menambahkan selain kewajiban syariat tersebut, juga kewajiban dunia.

Seorang anak laki-laki sejak hari tersebut bertanggungjawab di rumah dan

masyarakatnya. Karena ia telah sampai pada usia sama seperti laki-laki.

Sehingga mereka akan bertindak dengan cara yang sama dan mendapatkan

tugas yang juga sama. Seorang anak perempuan bertanggung jawab di rumah

(tempat utamanya), karena telah mencapai usia wanita dewasa. Ia telah

memasuki dunia wanita dewasa, sehingga ia menjadi salah satu dari mereka

dan mendapatkan tugas yang sama dengan mereka.” (Muhammad Quthub:

Manhaj At Tarbiyah Al Islamiyah)

Jadi, usia muda bukan usia hura-hura. Tetapi usia yang telah Allah

siapkan agar mereka menjadi orang dewasa yang siap menanggung taklif dan

selanjutnya menjadi pemimpin di bumi ini.

Masalah di anak muda kita hari ini adalah mereka yang telah baligh tetapi

belum siap menerima taklif. Mereka hanya matang dari sisi seksual. Sehingga

yang ada adalah dorongan kuat untuk menikmati tanpa tanggung jawab.

“Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah.

Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara

harta), maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan janganlah kamu

memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah

kamu) tergesa-gesa (menyerahkannya) sebelum mereka dewasa.” (Qs. An

Nisa’: 6)

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 30

Page 35: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Perhatikanlah ayat ini. Anak yatim dalam definisi Islam adalah mereka yang

belum baligh. Jika mereka telah sampai di usia pernikahan, maka harta milik

mereka yang ada di tangan walinya harus diserahkan. Tetapi syarat penyerahan

harta, tidak cukup hanya baligh dari sisi umur. Tetapi harus ada sifat شدا) > ( ر

cerdas dalam mengendalikan harta.

Sementara, kita sering melihat bahkan mereka yang telah menginjak usia

pernikahan, belum kunjung mempunyai kecerdasan dalam membelanjakan

harta untuk hal yang manfaat. Banyak yang hanya berorientasi menikmati

uang, sehingga menghamburkannya untuk hal yang tidak baik dan sia-sia.

Maka usia baligh adalah usia kesiapan dan kecerdasan dalam mengatur

kehidupannya, termasuk masalah hartanya.

Usia baligh adalah usia ilmu dan kepemimpinan. Sebagaimana firman

Allah tentang usia mudanya Nabi Yusuf alaihis salam,

(44 )

“Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami Berikan kepadanya kekuasaan dan

ilmu. Demikianlah Kami Memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat

baik”. (Qs. Yusuf: 22)

Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya mengumpulkan pendapat para ulama

tentang kata (علما كما و (ح . Kedua kata itu berarti: akal, pemahaman, kenabian,

ilmu agama dan ilmu tentang kepemimpinan.

Kemudian, para ulama tafsir berbeda pendapat pada usia berapa Yusuf

mendapatkan kemuliaan tersebut. Ada yang mengatakan pada usia awal baligh

hingga 40 tahun.

Dari sini sangat jelas bahwa usia baligh adalah usia awal telah

mempunyai pemahaman, pemikiran, ilmu agama dan ilmu dunia yang baik.

Semua kebaikan ini akan terus bertambah besar hingga mencapai prestasi; baik

dalam rumah tangganya ataupun di masyarakatnya.

Maka, jika seorang anak yang ingin dianggap dan diperlakukan seperti

orang dewasa. Jelas tidak ada masalah. Dimana masalahnya? Apalagi jika ia

telah baligh. Perintah sebesar shalat saja, telah wajib baginya dan dosa jika ia

meninggalkannya.

Hanya saja kata dewasa yang dimaksud tetap dalam koridor kebaikan

seperti penjelasan ayat di atas. Mereka harus mulai ditunjuki tugas-tugas mulia

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 31

Page 36: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

dan kemampuan diri yang harus dimiliki oleh orang dewasa. Bukan sekadar

dewasa dalam arti kematangan biologis.

Mereka mulai harus mendapatkan kepercayaan dan bimbingan di tahap

awal ini untuk mulai bertanggung jawab penuh –sesuai dengan usia balighnya-

atas posisinya di rumah dan masyarakatnya.

Untuk itulah salah besar mereka yang menganggap bahwa usia baligh

(bisa jadi hari ini pada usia 12 tahun) masih kanak-kanak. Sehingga mereka

tidak pernah diperlakukan secara dewasa. Dan akhirnya kemandirian adalah

masalah besar generasi ini.

Tahapan Pendidikan Seksual Dalam Islam

Islam agama yang sangat memperhatikan urutan dan tahapan. Dalam hal

pendidikan seksual umpamanya, Islam tidak tiba-tiba mengajarkan hal ini pada

usia remaja atau menjelang remaja. Tetapi mengajarkannya sudah jauh-jauh

hari.

Pembahasan tentang perbedaan jenis kelamin laki dan perempuan,

umpamanya. Jika hal ini disebut, seringkali yang terbayang kita harus berpikir

sekian kali untuk menjelaskannya. Karena tabu. Karena harus memperlihatkan

aurat.

Padahal kalau hal ini diajarkan sejak kecil menjadi sangat mudah. Dari

sejak usia sangat awal, anak-anak kita sudah bisa diajari tentang perbedaan

jenis kelamin laki dan perempuan.

Di rumah kita ada ayah dan ibu, mungkin kakek dan nenek, mungkin juga

ada kakak-kakak yang berbeda jenis kelaminnya. Maka bisa kita kenalkan di

awal bahwa ayah adalah laki-laki dan ibu adalah perempuan. Kakek laki-laki dan

nenek perempuan. Kakak ahmad adalah laki-laki dan kakak fatimah adalah

perempuan.

Dan subhanallah, anak-anak di usia awal sekalipun (balita) sudah bisa

menilai laki dan perempuan versinya sendiri. Tetapi ketika kita uji, jawabannya

benar. Di antara yang akan ditandai sebagai perbedaan oleh anak kita adalah

pakaian.

Seorang anak perempuan bisa mengatakan: aku perempuan dan kakak

laki-laki.Dikarenakan dia melihat perbedaan yang jelas: karena aku pakai jilbab

dan kakak tidak.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 32

Page 37: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Allah memberikan mereka ilmu untuk membedakan jenis kelamin versi mereka,

tanpa harus membuka aurat.

Untuk itulah Nabi melaknat gaya dan tingkah laki-laki yang seperti

perempuan dan sebaliknya,

Dari Ibnu Abbas berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki

yang kewanita-wanitaan dan wanita yang kelaki-lakian.

Nabi bersabda: Keluarkan mereka dari rumah-rumah kalian.

Maka Nabi mengeluarkan fulan. Dan Umar mengeluarkan fulan (HR. Bukhari)

Syekh Mushtofa al Bugho memberi catatan,

”Yang dimaksud (al Mukhannitsin) adalah berlenggak lenggok, melembut-

lembutkan tingkah. (Keluarkan mereka) yaitu jangan biarkan mereka masuk ke

rumah kalian baik kepada anggota keluarga laki ataupun perempuan. Karena

masuknya mereka menyebabkan kerusakan di dalam rumah. (Fulan) disebutkan

bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengeluarkan Anjasyah budak

hitam yang menyanyikan hida’ saat menuntun unta yang dikendarai para

wanita. (Fulan) tidak disebutkan nama orang yang dikeluarkan oleh Umar

radhiallahu anhu.”

Allah pun melaknat laki-laki yang berpenampilan mirip wanita dan

sebaliknya,

“Allah melaknat para wanita yang mirip dengan laki-laki dan laki-laki yang

mirip dengan wanita.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)

Ath Thabary (Jilbab al Mar ah al Muslimah, Al Albani) menjelaskan,

“Tidak boleh bagi laki-laki bermirip-mirip dengan wanita pada pakaian,

perhiasan khusus bagi wanita, demikian juga sebaliknya.”

Sungguh luar biasa, Islam memperjelas status laki dan perempuan. Islam

tidak pernah mentolerir ketidakjelasan status. Allah dan Rasul Nya melaknat

siapapun yang tidak jelas status jenis kelaminnya. Kata laknat berarti jauh dari

rahmat dan kasih sayang Allah. Kerusakan sudah dipastikan akan merobohkan

rumah tangga yang di dalamnya ada individu yang seperti itu.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 33

Page 38: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Dengan demikian, saat generasi muda kita memasuki usia perlu

penjelasan tentang perbedaan status, sangat mudah menjelaskannya kepada

mereka. Karena hal ini merupukan ketegasan yang sangat dijaga oleh keluarga

muslim.

Dalam hal fikih keseharian kita pun sangat dibedakan antara laki dan

perempuan. Perbedaan yang sangat jauh. Seperti cara berpakaian yang jauh

berbeda antara laki dan perempuan. Batas aurat yang tidak sama. Demikian

juga masalah shalat. Shaf perempuan selalu di belakang laki-laki. Bahkan shaf

laki-laki yang paling baik adalah yang paling depan. Sementara bagi perempuan,

shaf yang paling baik adalah yang paling belakang. Islam juga memberikan

batas yang jelas dalam interaksi antara laki dan perempuan.

Jika hal ini menjadi keseharian yang dipahami oleh generasi muda kita,

maka akan sangat banyak membantu menyelesaikan permasalahan yang

terkadang muncul di usia tersebut.

Salah satu syariat yang pasti melibatkan orangtua sekaligus dialog

tentang hal ini adalah, hadits Nabi,

”Ajarilah anak-anak kalian shalat pada usia 7 tahun. Pukullah mereka karena

(meninggalkan)nya pada usia 10 tahun dan pisahkan tempat tidur

mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Anak-anak kita yang laki dan perempuan selalu bersama bahkan saat

mereka tidur. Tetapi tiba-tiba saat usia salah satu dari mereka 10 tahun dan

berbeda jenis kelamin, mereka harus pisah tempat tidur.

Terbayangkankah oleh kita apa pertanyaan anak kita yang telah lebih

dahulu menginjak usia 10 tahun itu atau bahkan adiknya. Mereka akan

bertanya : mengapa aku tidak boleh tidur sama adik/kakak?

Inilah kebesaran Islam. Hasil dari syariat tersebut, orangtua harus

memberikan jawabannya. Yang harus dijelaskan pada poin pertama adalah: Ini

perintah dari Nabi, Nak. Dan perintah Nabi pasti selalu baik dan berkah.

Barulah kita menjelaskan hikmahnya. Tentu pada batas usia tersebut.

Tentang usia menjelang baligh. Tentang kedewasaan yang membawa berbagai

konsekuensi. Dari mulai kemandirian, kematangan jiwa hingga kemuliaan

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 34

Page 39: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

sebagai calon orang besar di bumi ini. Dan juga masalah latihan berhati-hati

dalam interaksi dengan lawan jenis. Dimulai dari mahromnya sendiri. Dengan

sentuhan awal bahwa ada beda cara berinteraksi dengan lawan jenis yang

mahrom dan yang bukan mahrom.

Mereka mulai belajar.

Tahapan yang indah dalam ilmu Islam.

Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Unik

Berbagai pertanyaan unik mulai bermunculan dari bibir mungil anak-anak

kita. Mereka yang sudah mulai bisa bicara dan penasaran dengan semua yang

ada di sekelilingnya ditambah dengan imajinasi kuatnya, membuat mereka

mulai bertanya tentang hal-hal yang unik.

Usia mereka terus berjalan dengan berbagai pengalaman baru dan

pertanyaan pun semakin beragam dan semakin dalam.

Beberapa pertanyaan sangat sederhana. Beberapa yang lain selesai dengan

sedikit usaha dari orangtua untuk membaca. Dan sekali waktu terkesan sulit

untuk dijawab oleh orangtua dan pendidik.

Dengan demikian, semoga tulisan sederhana ini menjadi bekal awal

untuk memberikan jawaban yang dinanti-nanti oleh anak dan pemuda kita.

1. Saat si kecil bertanya, Allah sedang memberi kesempatan untuk dimasuki

tauhid

Syekh Muhammad Quthub menyampaikan hal menarik dalam tema ini.

Pertanyaan si kecil yang mulai penasaran dengan sekelilingnya, sebenarnya

sebuah kesempatan bagi para orang tua dan pendidik untuk memasukkan

tauhid dalam diri mereka.

Si kecil suka bertanya tentang beberapa hal yang sederhana tetapi sulit

menjawabnya. Seperti : mengapa matahari tidak terlihat di malam hari,

mengapa ayam kakinya dua, mengapa pohon kelapa tinggi dan rumput kecil.

Pertanyaan sederhana ini, sering membuat kita sulit menjawabnya. Yang

langsung terbayang oleh kita adalah jawaban ilmiah atau hikmah kehidupan.

Seperti pertanyaan matahari yang tidak ada di malam hari, dengan jawaban

perputaran bumi mengelilingi matahari. Atau hikmah bagi kehidupan dari

pohon kelapa tinggi dan rumput yang pendek dan kecil.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 35

Page 40: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Dua model jawaban ini tidak salah. Apalagi kalau bermanfaat dan benar.

Tetapi, kalau anak-anak masih belum mempunyai wawasan yang cukup tentang

perputaran bumi dan sebagainya, sangat mungkin menambahi pertanyaan baru

tentang ilmu perputaran itu sendiri. Dan suka memunculkan pertanyaan

berikutnya yang jawabannya sama rumitnya. Seperti : Bumi berputar? Kok aku

gak ngerasa?

Begitu juga jawaban tentang hikmah kehidupan di balik penciptaan. Ini

lebih mudah bagi anak dan penjawabnya. Tentu harapannya, hikmah yang

diambil pun benar. Tetapi biasanya, diskusi akan berlanjut dengan pertanyaan-

pertanyaan yang juga terkadang mengernyitkan dahi para orangtua dan

pendidik.

Sekali lagi, model jawaban di atas tidak salah. Bahkan merupakan salah

satu jenis jawaban. Hanya saja, Syekh Muhammad Quthub menambahkan

jawaban tentang nilai dan biasanya titik di benak dan hati anak.

Sekali waktu, jawablah pertanyaan unik itu dengan: Begitulah nak, Allah

menciptakan.

Inilah yang dimaksud dengan memasukkan nilai. Inilah kesempatan yang

Allah berikan dari sejak dini untuk memasukkan tauhid.

Mungkin masih ada yang merasa mengganjal dengan jawaban ini.

Walaupun seharusnya tidak. Karena banyak sekali di sekitar kita yang tidak

diketahui jawabannya bahkan oleh para ilmuwan. Banyak rahasia alam yang

tidak kunjung terjawab. Nah, inilah yang kita ajarkan sejak usia awal. Karena

memang Nabi pun mengajarkan kepada kita untuk sejak awal, mereka

dikenalkan dengan Penciptanya.

Jadi, ada jawaban ilmiah dan hikmah yang sering kita pakai. Dan ada

jawaban yang menanamkan nilai dan tauhid. Sekaligus mengenalkan sejak awal

model jawaban yang pasti diperlukan saat mereka nanti menjadi orang hebat.

2. Dua pintu, keduanya mulia

Jawaban kita terhadap pertanyaan si kecil dan anak muda kita ibarat

sebuah rumah yang mempunyai dua pintu; pintu depan dan pintu belakang.

Pintu depan, artinya sebelum kita memasuki rumah jawaban itu, mari

kita pikirkan apakah benar akan kita masuki rumah itu.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 36

Page 41: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Pintu depan yang dimaksud adalah jawaban kita: Maaf Nak, ayah/

bunda/ustadz/ustadzah tidak tahu. Insya Allah dicari dulu, nanti diberitahu

kalau sudah ada jawabannya.

Dengan jawaban ini, maka kita tidak jadi membuka rumah jawaban.

Tetapi menjanjikan suatu saat rumah itu akan kita buka.

Jangan ragu untuk mengatakan hal itu. Karena bukanlah aib,

sama sekali bukan. Peristiwa ini justru menambah pelajaran baru

bagi anak-anak kita bahwa tidak berani menjawab kecuali dengan

ilmu dan mempunyai jiwa besar serta pemberani untuk berkata:

Saya tidak tahu.

Para sahabat dan ulama dahulu sangat biasa berkata: Saya

tidak tahu. Dan hal itu tidak menjatuhkan wibawanya sama sekali.

Justru mengangkat derajatnya di mata murid-muridnya. Seperti

Imam Malik yang menjawab 34 pertanyaan dengan jawaban : Saya

tidak tahu.

Tapi, ingat ada janji jawaban yang harus dipenuhi.

Adapun pintu kedua adalah pintu belakang. Rumah itu telah kita masuki,

jawaban telah kita sampaikan. Setelah itu, baru kita paham bahwa ternyata

jawaban kita salah. Maka keluarlah dari pintu belakang.

Pintu belakang yang dimaksud adalah: Maaf nak, ayah/bunda/ustadz/

ustadzah salah dalam memberikan jawaban tentang hal ini...yang benar

adalah begini...jadi yang kemarin itu sudah dihapus ya...

Inipun pintu kemuliaan. Meminta maaf bukan hal sederhana. Terkadang

lebih berat dari berkata : Saya tidak tahu.

Para ulama dahulu pun biasa meminta maaf atas kesalahannya bahkan

menghapus seluruh seluruh pendapat masa lalunya.Seperti yang dilakukan oleh

Abul Hasan al Asy’ari yang berbicara di mimbar Baghdad mengumumkan

taubatnya dari semua pendapat mu’tazilahnya di masa lalu.

3. Hati-hati dengan jawaban: nanti nak, kamu akan tahu kalau sudah besar...

Berhati-hatilah dengan jawaban model seperti ini. Karena akan ada

dampak negatifnya. Di antaranya, penasaran mereka semakin membesar yang

menyebabkan mereka mencari jawaban dari tempat lain yang belum tentu baik

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 37

Page 42: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

dan benar. Dikotomi besar dan kecil sering tidak nyaman didengar oleh anak-

anak kita yang mulai tumbuh besar, karena mereka ingin dianggap sebagai

orang dewasa.

Tetapi tirulah nasehat Imam Abul Walid Al Baji untuk kedua anaknya

tentang membaca ilmu filsafat yang harus ditunda,

“Aku ingatkan kalian berdua dari membacanya (filsafat) sebelum kalian

membaca penjelasan para ulama yang akan menguatkan pemahaman tentang

kerusakannya, lemahnya lontaran-lontaran dan sedikitnya kebenaran.

Ditakutkan ia lebih dahulu masuk ke hati kalian tanpa ada kekuatan untuk

membantahnya....

Jika aku tahu kalian berdua telah mencapai derajat ilmu dan mampu

membedakan, juga kekuatan menganalisa, aku akan memerintahkan kalian

berdua untuk membacanya. Agar kalian berdua bisa melihat sendiri

kelemahannya dan kelemahan para pengikutnya serta rapuhnya mereka yang

tertipu olehnya.

Penundaan itu disertai penjelasan tentang ilmu lain yang harus dibaca

terlebih dahulu. Dan penjelasan awal tentang rusak ilmu tersebut. Serta

kekhawatiran orangtua akan rusaknya hati dan pemahaman dikarenakan salah

dalam urutan.

Jangan hanya menunda jawaban d engan tanpa kejelasan maksud yang

bisa diterima. Jadi, jangan sekadar berkata : Nanti kalau kamu sudah besar juga

tahu sendiri.

4. Menjelaskan dengan ilmu bukan kira-kira

Hampir dipastikan saat bicara tentang kenikmatan surga, anak-anak akan

bertanya: Ada es krim gak? Ada mobil-mobilan remot gak?

Kalau jawabannya : Tidak ada, tidak ada dalilnya, itu kenikmatan sia-sia.

Maka seketika itu juga, anak-anak akan menjawab : Kalau begitu aku gak

mau masuk surga.

Nah, ini masalah baru yang lebih besar.

Ada juga yang menjawab : Oh...ada.

Setiap ditanya, selalu jawabannya : Oh....ada.

Dengan harapan bahwa mereka bersemangat untuk mengejar surga.

Tapi mana di antara dua jawaban di atas yang benar?

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 38

Page 43: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Tidak dua-duanya. Jawaban pertama salah dari sisi efek sebuah jawaban.

Rasulullah sendiri adalah orang yang tidak sekadar menjawab pertanyaan

tetapi sangat memperhatikan siapa yang bertanya sekaligus keadaan di balik

pertanyaan. Sehingga terkadang jawaban beliau lebih dari teks pertanyaannya.

Adapun jawaban kedua salah dari sisi menjawab tanpa ilmu pasti. Hanya

menggunakan logika dan qiyas yang tidak selamanya benar digunakan untuk

menjawab sebuah ilmu.

Terus, bagaimana cara menjawabnya?

Berikut kaidahnya :

1. Jika sebuah ilmu ada jawaban pastinya dengan dalil yang khusus

maka harus dijawab dengan jawaban tersebut.

Seperti saat kita ditanya : Apa nanti di surga ada pasar?

Jawabannya pasti, karena ada hadits yang shahih diriwayatkan oleh

Imam Muslim:

“Sesungguhnya di Surga ada pasar, mereka mendatanginya pada

setiap Jumat.”

1. Jika tidak ada dalil khususnya, kita gunakan dalil umum.

Contohnya pertanyaan di atas. Tidak pernah ada dalil syar’i tentang

es krim dan mobil-mobilan remot. Tetapi kita harus menjaga jiwa si

penanya (anak-anak). Di samping itu juga harus benar secara syariat.

Maka ambillah ayat atau hadits umum tentang kenikmatan Surga.

Contohnya ayat: “Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka

kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya.” (Qs. Qaf: 35). Dan

setelah itu, biarkan mereka menafsirkan dalam benaknya masing-

masing. Yang jelas, dari lisan kita keluar dalil yang benar.

3. Ada kalanya kita harus katakan: Wallahu A’lam tidak ada

penjelasannya

Contohnya ketika para ulama membahas tentang bahasa apa yang

akan dipakai di surga nanti. Ada riwayat yang mengatakan bahwa

Bahasa Arab adalah bahasanya ahli surga. Tetapi riwayat ini

dinyatakan oleh para ulama (Ibnul Jauzi, Ibnu Hibban, Adz Dzahabi,

Ats Tsa’labi, Ibnu Taimiyyah, Al Albani) sebagai hadits palsu. Dengan

demikian tidak ada satupun informasi yang valid tentang bahasa ahli

surga. Juga tidak ada dalil umum yang masuk dalam hal ini.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 39

Page 44: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Sehingga kita pun mengatakan seperti para ulama biasa menyebutnya

sebagai tawaqquf (diam tidak berpendapat). Wallahu A’lam, tidak ada

penjelasannya.

Kesemua ini bisa kita dapatkan dengan dua cara. Cara terus

memperdalami ajaran Islam. Dan cara bertanya kepada ahli ilmu.

5. Menjelaskan tetapi tidak vulgar

Untuk ilmu yang berhubungan dengan hal yang jika dibahasakan secara

vulgar tidak nyaman didengar atau bahkan menimbulkan ekses negatif, maka

tetap harus dijelaskan tetapi tidak boleh vulgar.

Biasanya hal ini berhubungan dengan hubungan suami istri, aurat, hal

yang kotor (seperti urusan kamar mandi) dan sebagainya.

Contoh kalimat ayat,

“Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja

dengan cara yang kamu sukai.” (Qs. Al Baqarah: 223)

Lihatlah Al Quran mengungkapkan tentang sesuatu yang berhubungan

dengan urusan tempat tidur bagi suami istri, dengan bahasa yang sangat halus

tetapi tetap mudah dipahami.

Tak hanya lembut bahasanya dan mudah dipahami. Tetapi juga dengan

ilustrasi yang mudah diambil pelajarannya.

Dalam Al Quran bahasa yang seperti ini bukanlah satu. Contoh yang lain,

“Dia-lah yang Menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya

Dia Menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka

setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan….” (Qs.

Al A’raf: 189)

Kata (تغشاها) berarti menutupinya dan menyelimutinya, dan yang

dimaksud adalah mencampurinya dalam hubungan suami istri.

Dalam hadits Nabi pun demikian. Kita ambil satu contoh saja,

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 40

Page 45: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Dari Aisyah berkata: Seorang wanita bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi

wasallam : Bagaimana caranya seorang wanita mandi dari haidhnya?

Nabi pun menjawabnya. (Aisyah menyebutkan bahwa Nabi mengajarkannya

bagaimana cara mandi). (Dan Nabi berkata): Kemudian mengambil Firshoh

(sepotong kain/wol/kapas) yang diberi wewangian, kemudian dia bersuci

dengannya.

Wanita itu bertanya lagi: Bagaimana aku bersuci dengannya (firshoh)?

Beliau menjawab : Bersucilah dengannya, subhanallah..

Kemudian Nabi menututupi dirinya (Sufyan bin Uyainah mengisyaratkan

dengan tangannya yang menutupi wajahnya)

Aisyah bercerita: Akupun menariknya kepada saya dan aku mengetahui maksud

Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan aku pun berkata: Ikutilah dengannya

jejak darah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam kesempatan lain, Aisyah memuji para wanita Anshar (asli

Madinah) yang tidak malu bertanya ilmu yang berhubungan dengan

kewanitaan kepada Nabi,

”Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, mereka tidak malu untuk

mendalami agama mereka.”

Dari dalil-dalil di atas, bisa kita simpulkan beberapa poin berikut:

1. Ilmu yang bermanfaat tetap harus dijelaskan atau ditanyakan. Bahkan yang

berhubungan dengan hal yang kurang nyaman didengar sekalipun.

2. Untuk menjelaskan hal yang kurang nyaman didengar, gunakan bahasa

yang tidak vulgar, lembut tetapi tetap bisa dipahami.

3. Gunakan juga ilustrasi dan kiasan untuk menjelaskan lebih mudah.

4. Kesalahan fatal jika atas nama ilmu, tapi penjelasan itu vulgar dan justru

mengotori otak dan membangkitkan syahwat.

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 41

Page 46: Islam Menyiapkan Generasi Menuju Baligh

Ya Allah bimbing kami...

Wallahu A’lam

kuliahonline.parentingnabawiyah.com 42