irisan non embeding akar

10
PEMBUATAN PREPARAT IRISAN NON EMBEDING AKAR, BATANG, DAN DAUN Polyathea longifolia (Glodokan Tiang) LAPORAN PRAKTIKUM Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Pelajaran 2014/2015 Dosen pengampu : Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si Disusun oleh : Rizqi Amalia (4411412038) Biologi Rombel 2 JURUSAN BIOLOGI

Upload: rizqi-amalia

Post on 07-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN NON EMBEDING AKAR, BATANG, DAN DAUN Polyathea longifolia (Glodokan Tiang)

LAPORAN PRAKTIKUMDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum MikroteknikTahun Pelajaran 2014/2015Dosen pengampu :Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si

Disusun oleh :Rizqi Amalia (4411412038)Biologi Rombel 2

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN NON EMBEDING AKAR, BATANG, DAN DAUN Polyathea longifolia (Glodokan Tiang)

A. TujuanMembuat preparat irisan akar, batang dan daun dengan metode embedding dengan pewarnaan zat warna safranin

B. Landasan TeoriPreparat irisan adalah preparat yang objeknya merupakan irisan dari bagian objek yang diamati. Tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya. Jika bahan yang bersangkutan diiris secara langsung menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus atau hand mikrotom sebagai penahan bahan pada waktu proses pengirisan, maka preparat tersebut juga disebut dengan preparat irisan bebas atau Non Embeding (Rudyatmi 2014).Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Organ pokok pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.1. AkarAkar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada tumbuhan, antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah), menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan penyusun akar, antara lain epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem, floem, dan empulur. 2. BatangBatang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang, antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga, dan buah. Jaringan penyusun batang, antara lain epidermis, korteks, stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan kambium.3. DaunDaun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas beberapa jaringan, antara lain epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan tiang), spons (janringan bunga karang), serta stomata.Suntoro (1983) menyatakan bahwa metode pewarnaan yang digunakan dalam pembuatan whole mount epidermis atas dan bawah digunakan pewarnaan safranin. Berdasarkan pengaruh zat warna terhadap objek yang diwarnai, zat warna safranin tergolong dalam pewarnaan difus. Pewarnaan difus yaitu suatu pewarnaan diman zat warna yang diberikan akan mewarnai seluruh jaringan. Hampir semua macam zat warna mempunyai pengaruh difus, misalnya safranin dan eosin. Apabila digunakan untuk mewarnai jaringan, akan mewarnai seluruh sel atau jaringan, sehingga baik nucleus maupun sitoplasma sama-sama terwarnai, hanya saja karena daya serap setiap bagian tidak sam, maka akan terlihat ada perbedaan warna yang ditunjukkan. Pembuatan praktikum non embedding organ akar, batang, dan daun tumbuhan melibatkan proses dehidrasi dan dealkoholisasi. Dehidrasi adalah suatu proses menghilangkan air dari dalam sel penyusun jaringan dengan menggunakan alcohol bertingkat. Ada akhir proses dehidrasi ini dalam jaringan bersangkutan hanyalah berisi alcohol absolut. Dehidrasi harus dilakukan terutama untuk objek yang akan dibuat preparat awetan. Dilakukan setelah proses fiksasi, walaupun ada yang melakukan proses fiksasi sekaligus dehidrasi. Proses dehidrasi ini harus dilakukan dengan sempurna, karena apbila terjadi kegagalan/ketidaksempurnaan proses ini dapat berakibat terjadinya kegagala seterusnya. Kegagalan tersebut diakibatkan oleh keberadaan air yang terjebak di dalam sel/jaringan/organ yang bersangkutan. Air tidak akan bercampur dengan xilol, paraffin, dan Canada balsam yang biasanya digunakan dalam tahap selanjutnya (Rudyatmi 2014).Dealkoholisasi adalah suatu proses menghilangkan alcohol dari dalam sel penyusun jaringan dengan menggunakan xilol bertingkat. Diharapkan pada akhir proses dealkoholisasi ini dalam jaringan bersangkutan hanyalah berisi xilol murni. Proses ini disebut dealkoholisasi karena pada umumnya akhir proses sebelumnya jaringan berada pada medium alcohol absolut. Proses ini disebut juga dengan penjernihan/clearing, karena zat kimia yang digunakan pada proses ini kebanyakan membuat jaringan menjadi jernih dan transparan.Penggunaan xilol sebagai dealkoholan memiliki kelebihan dan kekurangan. Rudyatmi (2014) menyatakan bahwa kebaikan xilol adalah prosesnya cepat, mudah didapat, dan tidak terlalu mahal harganya. Kekurangan peggunaannya adalah jaringan dapat dipindah ke xilol hanya dari alcohol absolut. Selain itu, jaringan tidak terlalu jelas transparan apa belum. Jaringan akan rapuh apabila terlalu lama berada dalam xilol. Apabila proses dehidrasi tidak sempurna, maka akan terjadi butiran-butiran putih berkabut dan sangat mengganggu pengamatan.

C. Prosedur KerjaOrgan akar, batang dan daun Polyathea longifolia dewasa dan segar diiris melintang menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus. Hasil irisan ditampung pada petridish yang berisi air. 12 irisan organ akar, batang dan daun yang tipis masing-masing diletakkan diatas objek glass secara berderet dan diusahakan agar kondisi tetap basah.Irisan organ akar, batang dan daun disortir menggunakan mikroskop. Hasil sortiran difiksasi dalam botol flakon yang berisi 2 ml FAA selama 24 jam. Dicuci 3 kali dengan alkohol sisa 70% sampai bersih menggunakan bantuan spuit. Irisan diwarnai dengan zat warna safranin 1% dalam alkohol 70% selama 24 jam. Dicuci dengan 2 ml alkohol 70% sebanyak 3 kaliPreparat didehidrasi dengan alcohol bertingkat secara berurutan dari alcohol 70%, 80%, 90%, dan absolute masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya didealkoholisasi menggunakan campuran alcohol : xilol dengan perbandingan 3:1, 1:1, 1:3, xilol murni I dan II masing-masing selama 2 menit. Tiga irisan diletakkan pada gelas benda dan langsung ditetesi 1 tetes kanada balsam, ditutup dengan gelas penutup. Labeling sesuai nama preparat. Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran kuat, difoto dan dianalisis hasilnya. Seluruh tahap kegiatan yang menggunakan larutan dilakukan di dalam botol flakon dengan bantuan spuit untuk mengganti larutan yang digunakan.

D. HasilNoGambarKeterangan

1Batang Polyathea longifolia

12345

1. Epidermis2. Korteks3. Floem4. Xilem5. Empulur

2Daun Polyathea longifolia

1

2

3

4

5

1. Xilem2. Floem3. Korteks4. Epidermis bawah5. Epidermis bawah

3Akar Polyathea longifolia1

21

3

1. Epidermis2. Xilem3. Floem

E. PembahasanTujuan pembuatan preparat ini adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya. Pengguanaan metode non embedding diketahui dapat dilakukan dengan pembuatan preparat irisan melintang, dimana jaringan terlihat pada mikroskop tidak mengalami perubahan struktur atau susunan.Pembuatan preparat irisan non embedding ini dibuat menjadi preparat permanen. Dalam melakukan pengirisan bahan, dilakukan dengan menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus karena bahan yang diiris mudah rapuh atau sangat tipis.Sampel yang yang digunakan dalam praktikum pembuatan preparat non embedding ini adalah tumbuhan Polyathea longifolia. Dimana preparat tersebut dibuat dari organ akar, batang dan daun. Pada pembuatan preparat ini, pewarna yang digunakan ialah safranin 1% dalam alcohol 70%, pewarna ini digunakan untuk mewarnai sel. Safranin berwarna dasar merah, sehingga setelah sel diamati, sel tampak berwarna merah. Pada preparat irisan batang Polyathea longifolia teramati cukup baik, preparat tampak tipis yang terwarnai dengan kontras. Struktur bagian batang yang dapat diamati yaitu epidermis, korteks, berkas pengangkut yaitu floem, dan xylem.Pada hasil preparat irisan akar juga teramati cukup baik. Zat warna safranin dapat mewarnain struktur akar dengan baik, sehingga terlihat kontras. Pada preparat irisan daun kurang jelas dalam penamatan, hal ini terjadi karena kurang teitinya dalam melakukan penutupan preparat, sehingga beberapa jaringan pada daun tidak teramati dengan maksimal.

F. Kesimpulan1. Preparat preparat isiran akar, batang dan daun Polyathea longifolia dapat dibuat menggunakan metode non embedding dengan zat warna safranin.2. Struktur bagian batang yang dapat diamati yaitu epidermis, korteks, berkas pengangkut yaitu floem, dan xylem. Struktur bagian akar yang dapat diamati adalah epidermis, korteks, dan jaringan pengangkut. Sedangkan pada daun dapat terlihat epidermis atas, epidermis bawah, dan jaringan pengangkut.

G. Daftar PustakaMulyani, Sri. 2010. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.Rudyatmi, Ely. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.