intervensi rpk-

24
H. Rencana Keperawatan Diagnosa Kep. Rencana Tindakan Keperawatan Rasional Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Risiko Perilaku Kekerasan TUM : Klien tidak melakukan tindakan kekerasan baik kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria evaluasi : a. Klien mau membalas salam b. Klien mau berjabat tangan c. Klien mau menyebut nama d. Klien mau tersenyum e. Klien ada a. Beri salam dan panggil nama klien b. Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan c. Jelaskan maksud hubungan interaksi d. Jelaskan Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk hubungan selanjutnya.

Upload: mary-peterson

Post on 21-Feb-2016

360 views

Category:

Documents


70 download

DESCRIPTION

fafa

TRANSCRIPT

Page 1: Intervensi RPK-

H. Rencana Keperawatan

Diagnosa Kep. Rencana Tindakan Keperawatan RasionalTujuan Kriteria Hasil Intervensi

Risiko Perilaku

Kekerasan

TUM :

Klien tidak melakukan

tindakan kekerasan baik

kepada diri sendiri, orang lain

maupun lingkungan.

TUK I :

Klien dapat membina

hubungan saling percaya

Kriteria evaluasi :

a. Klien mau

membalas salam

b. Klien mau berjabat

tangan

c. Klien mau

menyebut nama

d. Klien mau

tersenyum

e. Klien ada kontak

mata

f. Klien mau

mengetahui nama

perawat

g. Klien mau

menyediakan waktu

a. Beri salam dan

panggil nama klien

b. Sebutkan nama

perawat sambil

berjabat tangan

c. Jelaskan maksud

hubungan interaksi

d. Jelaskan kontrak

yang akan dibuat

e. Beri rasa aman dan

tunjukkan sikap

empati

f. Lakukan kontak

singkat tetapi sering

g. Penuhi kebutuhan

dasar pasien.

Hubungan saling

percaya merupakan

dasar untuk hubungan

selanjutnya.

Page 2: Intervensi RPK-

untuk perawat. SP 1 Pasien :

Membina hubungan

saling percaya.

TUK II :

Klien dapat mengidentifikasi

penyebab perilaku kekerasan

Kriteria Evaluasi :

a. Klien

mengungkapkan

perasaannya

b. Klien dapat

mengungkapkan

penyebab perasaan

marah, jengkel/

kesal ( diri sendiri,

orang lain dan

lingkungan)

a. Beri kesempatan

klien untuk

mengungkapkan

perasaanya

b. Bantu klien untuk

mengungkapkan

penyebab perasaan

marah, jengkel/

kesal.

SP II :

Identifikasi penyebab

perasaan marah

Beri kesempatan untuk

mengungkapkan

perasaannya dapat

membantu mengurangi

stress dan penyebab

marah, jengkel/ kesal

dapat diketahui.

Page 3: Intervensi RPK-

TUK III :

Diskusikan tanda-tanda pada

pasien jika terjadi perilaku

kekerasan

Kriteria evaluasi :

a. Klien dapat

mengungkapkan

tanda-tanda marah,

jengkel/ kesal

b. Klien dapat

menyimpulkan

tanda-tanda marah,

jengkel/ kesal yang

dialami.

a. Anjurkan klien

mengungkapkan

yang dialami soal

marah, jengkel/

kesal.

b. Observasi tanda

perilaku kekerasan

pada klien

c. Simpulkan bersama

klien tanda-tanda

jengkel/ kesal yang

dialami klien.

SP III :

Diskusikan tanda dan

gejala yang dirasakan

a. Untuk mengetahui

hal yang dialami dan

dirasakan saat

jengkel

b. Untuk mengetahui

tanda-tanda klien

jengkel/ kesal

c. Menarik kesimpulan

bersama klien supaya

kllien mengetahui

secara garis besar

tanda- tanda marah /

kesal.

Page 4: Intervensi RPK-

TUK IV :

Klien dapat mengidentifikasi

perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

Kriteria evaluasi:

a. Klien dapat

mengungkapkan

perilaku kekerasan

yang biasa

dilakukan klien.

b. Klien dapat bermain

peran dengan

perilaku kekerasan

yang biasa

dilakukan

c. Klien mengetahui

cara yang biasa

dapat

menyelesaikan

masalah/ tidak.

a. Anjurkan klien

untuk

mengungkapkan

perilaku kekerasan

yang biasa dilakukan

klien

b. Bantu klien bermain

peran sesuai dengan

perilaku kekerasan

yang biasa

dilakukan

c. Bicarakan dengan

klien apakah dengan

cara yang klien

lakukan masalahnya

selesai.

SP IV :

Diskusikan perilaku

kekerasan yang biasa

dilakukan

a. Mengeksplorasi

perasaan klien

terhadap perilaku

kekerasan yang

biasa dilakukan

b. Untuk mengetahui

perilaku kekerasan

yang biasa klien

lakukan dan dengan

bantuan perawat

bisa membedakan

perilaku konstruktif

dengan destruktif

c. Dapat membantu

klien, dapat

menggunakan cara

yang dapat

menyelesaikan

masalah.

Page 5: Intervensi RPK-

TUK V :

Klien dapat mengidentifikasi

akibat perilaku kekerasan

Kriteria evaluasi :

Klien dapat menjelaskan

akibat dari cara yang

digunakan klien.

a. Bicarakan akibat/

kerugian dari cara

yang telah dilakukan

klien

b. Bersama klien

simpulkan akibat

cara yang digunakan

oleh klien.

c. Tanyakan pada klien

apakah ia ingin

mempelajari cara

baru yang sehat.

SP V :

Diskusikan akibat

perilaku kekerasan.

a. Membantu klien

menilai perilaku

kekerasan yang

dilakukan.

b. Dengan mengetahui

akibat perilaku

kekerasan diharapkan

klien dapat

mengubah perilaku

destruktidf menjadi

konstruktif.

c. Agar klien dapat

mempelajari perilaku

konstruktif yang lain.

Page 6: Intervensi RPK-

TUK VI :

Klien dapat mengidentifikasi

cara konstruktif dalam

berespon terhadap

kemarahan.

Kriteria evaluasi :

Klien dapat melakukan

cara berespon terhdap

kemarahan secara

konstruktif.

a. Tanyakan pada klien

apakah ia ingin

mempelajari cara

baru yang sehat

b. Berikan pujian bila

klien mengetahui

cara lain yang sehat.

c. Diskusikan dengan

klien cara lain yang

sehat.

1) Secara fisik:

tarik nafas

dalam saat

kesal, memukul

kasur/ bantal,

olah raga,

melakukan

pekerjaan yang

penuh tenaga.

2) Secara verbal:

a. Dengan

mengidentifikasi

cara yang

konstruktif dalam

berespon terhadap

kemarahan dapat

membantu klien

menemukan cara

yang baik untuk

mengurangi

kekesalannya

sehingga klien tidak

stress lagi.

b. Reinforcement

positif dapat

memotivasi klien

dan meningkatkan

harga dirinya.

c. Berdiskusi dengan

klien untuk memilih

Page 7: Intervensi RPK-

katakan pada

perawat atau

orang lain

3) Secara sosial:

latihan asertif,

manajemen PK.

4) Secara spiritual:

anjurkan klien

sembahyang,

berdoa,/ ibadah

lain.

SP VI :

Latihan mengontrol

perilaku kekerasan

secara fisik :

a. Evaluasi latihan

nafas dalam

b. Latih cara fisik :

pukul kasur dan

cara yang lain dan

sesuai dengan

kemampuan klien.

Page 8: Intervensi RPK-

bantal

c. Susun jadwal

kegiatan harian

cara kedua.

TUK VII :

Klien dapat

mendemonstrasikan cara

mengontrol perilaku

kekerasan

Kriteria evaluasi:

a. Klien dapat

mendemonstrasikan

cara mengontrol

perilaku kekerasan.

1) Fisik: tarik nafas

dalam, olah raga,

menyiram

tanaman.

2) Verbal:

mengatakan

langsung dengan

tidak menyakiti.

3) Spiritual :

sembahyang,

a. Bantu klien memilih

cara yang paling

tepat untuk klien

b. Bantu klien

mengidentifikasi

manfaat cara yang

dipilih

c. Bantu klien

menstimulasi cara

tersebut (role play)

d. Beri reinforcement

positif atas

keberhasilan klien

menstimulasi cara

tersebut

a. Memberikan

stimulasi kepada

klien untuk menilai

respon perilaku

kekerasan secara

tepat.

b. Membantu klien

dalam membuat

keputusan untuk

cara yang telah

dipilihnya dengan

melihat manfaatnya

c. Agar klien

mengetahui cara

marah yang

Page 9: Intervensi RPK-

berdoa, ibadah

lain.

e. Anjurkan klien

untuk menggunakan

cara yang telah

dipelajari saat

marah.

SP VII :

Latihan mengontrol

perilaku kekerasan

secara sosial/verbal :

a. Evaluasi jadwal

harian untuk dua

cara fisik

b. Latihan

mengungkapkan

rasa marah

secara verbal:

menolak dengan

baik, meminta

dengan baik,

konstruktif

d. Pujian dapat

meningkatkan

motifasi dan harga

diri klien

e. Agar klien dapat

melaksanakan cara

yang telah

dipilihnya jika

sedang kesal.

Page 10: Intervensi RPK-

mengungkapkan

perasaan dengan

baik.

TUK VIII :

Klien mendapat dukungan

keluarga dalam mengontrol

perilaku kekerasan.

Kriteria evaluasi:

Keluarga klien dapat:

a. Menyebutkan cara

merawat klien yang

berperilaku

kekerasan

b. Mengungkapkan

rasa puas dalam

merawat klien.

a. Identifikasi

kemampuan

keluarga klien dari

sikap apa yang telah

dilakukan keluarga

terhadap klien

selama ini.

b. Jelaskan peran serta

keluarga dalam

merawat klien.

c. Jelaskan cara-cara

merawat klien.

d. Bantu keluarga

mendemonstrasikan

cara merawat klien.

e. Bantu keluarga

a. Kemampuan

keluarga dalam

mengidentifikasi

akan

memungkinkan

keluarga untuk

melakukan

penilaian terhadap

perilaku kekerasan

b. Meningkatkan

pengetahuan

keluarga tentang

cara merawat klien

sehingga keluarga

terlibat dalam

perawatan klien.

Page 11: Intervensi RPK-

mengungkapkan

perasaannya setelah

melakukan

demonstrasi.

SP VIII :

Latihan mengontrol

perilaku kekerasan

secara spiritual :

a. Diskusikan hasil

latihan

mengontrol

perilaku

kekerasan secara

fisik dan

sosial/verbal

b. Latihan

s

embahyang/berd

oa

c. Agar keluarga

dapat klien dengan

perilaku

kekerasannya

d. Agar keluarga

mengetahui cara

merawat klien

melalui

demonstrasi yang

dilihat keluarga

secara langsung.

e. Mengeksplorasi

perasaan keluarga

setelah melakukan

demonstrasi.

Page 12: Intervensi RPK-

c. Buat jadwal

latihan

s

embahyang/berd

oa.

TUK IX :

Klien dapat menggunakan

obat dengan benar (sesuai

program pengobatan)

Kriteria evaluasi:

Klien dapat

menyebutkan obat-

obatan yang diminum

dan kegunaan (jenis,

waktu, dosis, dan efek)

-       klien dapat minum

obat sesuai program

terapi.

a. Jelaskan jenis- jenis

obat yang diminum

klien (pada klien dan

keluarga)

b. Diskusikan menfaat

minum obat dan

kerugian jika

berhenti minum obat

tanpa seijin dokter

c. Jelaskan prinsip

benar minum obat

(nama, dosis, waktu,

cara minum).

d. Anjurkan klien

minta obat dan

a. Klien dan keluarga

dapat mengetahui

mana-mana obat

yang diminum

oleh klien.

b. Klien dan keluarga

dapat mengetahui

kegunaan obat

yang dikonsumsi

oleh klien.

c. Klien dan keluarga

dapat mengetahui

prinsip benar

agartidak terjadi

kesalahan dalam

Page 13: Intervensi RPK-

minum obat tepat

waktu.

e. Anjurkan klien

melapor kepada

perawat/ dokter bila

merasakan efek yang

tidak

menyenangkan.

f. Berikan pujian pada

klien bila minum

obat dengan benar.

SP IX :

Latihan mengontrol

perilaku kekerasan

dengan obat :

a. Evaluasi jadwal

kegiatan harian

pasien untuk cara

mencegah marah

mengkonsumsi

obat.

d. Klien dapat

memiliki

kesadaran

pentingnya minum

obat dan bersedia

minum obat

dengan kesadaran

sendiri.

e. Mengetahui efek

samping obat

sedini mungkin

sehingga tindakan

dapat dilakukan

sesegera mungkin

untuk menghindari

komplikasi.

f. Reinforcement

positif dapat

Page 14: Intervensi RPK-

yang sudah

dilatih.

b. Latih pasien

minum obat

secara teratur

dengan prinsip

lima benar

(benar nama

pasien, benar

nama obat, benar

cara minum obat,

benar waktu

minum obat, dan

benar dosis obat)

disertai

penjelasan guna

obat dan akibat

berhenti minum

obat.

c. Susun jadual

memotivasi

keluarga dan klien

serta

meningkatkan

harga diri.

Page 15: Intervensi RPK-

minum obat

secara teratur.