internal audit hotel

23
1 Pemeriksaan Intern (Internal Audit) Terhadap Piutang Usaha Pada Mesra Business & Resort Hotel Di Samarinda Raissa Pusfitryanie ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman H. Hamid Bone ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Marthen Anzar ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kewajaran saldo piutang usaha yang disajikan dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel. Alat analisis yang digunakan adalah Audit Program dan Audit Prosedur serta Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha, yaitu dengan memeriksa kewajaran saldo piutang usaha MESRA Business & Resort Hotel sesuai audit prosedur dan audit program yang disusun kemudian dilanjutkan dengan pembuatan kertas kerja pemeriksaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel, ditemukan bahwa tidak ada kesalahan yang material dalam perhitungan dan pencatatan saldo piutang usaha, namun ditemukan bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak melakukan perhitungan penyisihan piutang tidak tertagih sehingga dalam laporan keuangan neraca tidak tampak adanya penyajian cadangan kerugian piutang dan piutang yang disajikan merupakan jumlah piutang bruto. Selain itu diketahui juga bahwa apabila terdapat piutang yang tidak dapat ditagih, MESRA Business & Resort Hotel mencatat kerugian piutang yang terjadi sebagai Piutang Karyawan. Kata Kunci: Auditing, Internal Audit, Piutang Usaha ABSTRACT The purpose of this study was to determine the fairness of the accounts receivable balance that presented in the financial report of MESRA Business & Resort Hotel. The analysis tools being used was Audit Program and Audit Procedures, also Accounts Receivable Audit Working Papers, by examine the fairness of accounts receivable balance of MESRA Business & Resort Hotel according to audit procedures and audit programs which has been made then followed by the making of audit working paper. Based on the results of a study of the financial statements of MESRA Business & Resort Hotel, it had been found that no material errors in the calculation and recording of accounts receivable balance, but it had been discovered that MESRA Business & Resort Hotel does not calculate allowance for bad debts so that in the financial report does not appear the presentation of allowance for bad debts and the one being presented is the amount of bruto accounts receivable. Besides, it is also known that if there is any uncollected accounts receivable, MESRA Business & Resort Hotel recorded the account receivable loss as the employee receivable. Keywords: Auditing, Internal Audit, Accounts Receivable

Upload: didi-suprayogi-danuri

Post on 28-Nov-2015

355 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Internal Audit Hotel

TRANSCRIPT

Page 1: Internal Audit Hotel

1

Pemeriksaan Intern (Internal Audit) Terhadap Piutang Usaha Pada Mesra Business &

Resort Hotel Di Samarinda

Raissa Pusfitryanie ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

H. Hamid Bone ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Marthen Anzar ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kewajaran saldo piutang usaha yang disajikan

dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel. Alat analisis yang digunakan

adalah Audit Program dan Audit Prosedur serta Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha,

yaitu dengan memeriksa kewajaran saldo piutang usaha MESRA Business & Resort Hotel

sesuai audit prosedur dan audit program yang disusun kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan kertas kerja pemeriksaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap

laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel, ditemukan bahwa tidak ada kesalahan

yang material dalam perhitungan dan pencatatan saldo piutang usaha, namun ditemukan

bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak melakukan perhitungan penyisihan piutang

tidak tertagih sehingga dalam laporan keuangan neraca tidak tampak adanya penyajian

cadangan kerugian piutang dan piutang yang disajikan merupakan jumlah piutang bruto.

Selain itu diketahui juga bahwa apabila terdapat piutang yang tidak dapat ditagih, MESRA

Business & Resort Hotel mencatat kerugian piutang yang terjadi sebagai Piutang Karyawan.

Kata Kunci: Auditing, Internal Audit, Piutang Usaha

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the fairness of the accounts receivable balance

that presented in the financial report of MESRA Business & Resort Hotel. The analysis tools

being used was Audit Program and Audit Procedures, also Accounts Receivable Audit

Working Papers, by examine the fairness of accounts receivable balance of MESRA Business

& Resort Hotel according to audit procedures and audit programs which has been made then

followed by the making of audit working paper. Based on the results of a study of the

financial statements of MESRA Business & Resort Hotel, it had been found that no material

errors in the calculation and recording of accounts receivable balance, but it had been

discovered that MESRA Business & Resort Hotel does not calculate allowance for bad debts

so that in the financial report does not appear the presentation of allowance for bad debts

and the one being presented is the amount of bruto accounts receivable. Besides, it is also

known that if there is any uncollected accounts receivable, MESRA Business & Resort Hotel

recorded the account receivable loss as the employee receivable.

Keywords: Auditing, Internal Audit, Accounts Receivable

Page 2: Internal Audit Hotel

2

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sebagian besar laba perusahaan berasal dari transaksi penjualan. Transaksi penjualan

ada dua jenis, yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai akan menghasilkan

kas bagi perusahaan. Sedangkan penjualan kredit akan menimbulkan piutang bagi perusahaan

yang nantinya akan dilanjutkan dengan proses penagihan piutang untuk menerima kas.

Banyak perusahaan biasanya meningkatkan jumlah penjualan kredit untuk mengantisipasi

persaingan yang semakin kompetitif, sehingga diharapkan dapat mempertahankan pelanggan

lama dan menarik calon pelanggan baru yang potensial. Untuk dapat mengetahui bagaimana

hasil kinerja perusahaan maka diperlukan suatu informasi tentang kondisi dan jumlah

kekayaan yang dimiliki perusahaan. Untuk itu sangat diperlukan suatu laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menghasilkan informasi kepada

pemilik, sekutu, investor, pemerintah, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan di beberapa alternatif. Laporan keuangan yang utama adalah Neraca,

Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas. Dalam penyusunan

laporan keuangan terdapat panduan utama yang harus dipatuhi yaitu Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan. Selain dari pada itu suatu perusahaan juga harus melakukan proses

akuntansi pada setiap transaksi yang terjadi dengan dibuktikan oleh bukti-bukti transaksi.

Kegunaan dari bukti-bukti transaksi adalah menciptakan suatu struktur pengendalian intern

yang memadai dan baik pada perusahaan untuk kelangsungan dan kesuksesan perusahaan.

Untuk meninjau kegiatan-kegiatan di dalam suatu perusahaan guna memenuhi

kebutuhan pemimpin serta untuk meyakinkan pihak manajemen tentang kondisi pengendalian

manajemen, catatan akuntansi, laporan keuangan dan sebagainya, maka perlu dilakukan

pemeriksaan intern terhadap laporan keuangan. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan

kegiatan seperti meneliti dan menilai baik tidaknya penerapan pengendalian akuntansi,

keuangan, dan cara pengendalian lainnya, dengan meyakinkan sejauh mana kebijakan,

rencana-rencana, dan prosedur yang telah ditetapkan untuk ditaati serta memeriksa sejauh

mana aset perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan terhadap segala macam

kehilangan dan kerugian.

MESRA Business & Resort Hotel adalah salah satu perusahaan di bidang jasa

perhotelan yang berlokasi di jalan Pahlawan No. 1 Kota Samarinda. Sebagai salah satu hotel

yang cukup berkembang di Samarinda, MESRA Business & Resort Hotel tidak hanya

menyediakan jasa penginapan saja, tetapi juga menyewakan ruangan-ruangan dengan

berbagai ukuran untuk melaksanakan berbagai acara, seperti rapat bisnis, seminar,

pernikahan, dan lain-lain.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa piutang usaha

timbul apabila terdapat transaksi penyerahan jasa secara kredit kepada pelanggan. Untuk

pelanggan yang berupa instansi yang ingin melakukan transaksi secara kredit harus memiliki

perjanjian kredit terlebih dahulu. Sedangkan untuk pelanggan yang tidak memiliki perjanjian

kredit, pada saat pemesanan atau reservasi harus menyerahkan deposit terlebih dahulu sebesar

50% dari harga fasilitas yang dipesan.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, ditemukan bahwa sebagian piutang

usaha yang dimiliki MESRA Business & Resort Hotel telah melewati jatuh tempo pelunasan,

bahkan ada piutang usaha yang sudah melewati lebih dari satu tahun dari jatuh tempo

pelunasan. Ditemukan juga bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak pernah melakukan

perhitungan cadangan kerugian piutang dan juga tidak pernah mencatat kerugian piutang.

Maka jika terjadi kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha, dicatat sebagai piutang

karyawan. Dengan adanya beberapa masalah yang ditemukan sehingga menarik peneliti

untuk melakukan Pemeriksaan Intern (Internal Audit) terhadap kewajaran saldo Piutang

Usaha dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel.

Page 3: Internal Audit Hotel

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang

akan diteliti dan dibahas oleh peneliti di MESRA Business & Resort Hotel adalah “Apakah

saldo piutang usaha yang tercantum dalam laporan keuangan Mesra Business & Resort Hotel

per 31 Desember 2011 telah disajikan secara wajar.”

C. Tujuan

Adapun yang merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk

mengetahui kewajaran saldo piutang usaha yang disajikan dalam laporan keuangan

perusahaan.

II. Tinjauan Teoritis

A. Dasar Teoritis Menurut Sukrisno (2004:3), auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara

sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan

tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Tujuan audit atas aktivitas penjualan yang merupakan bagian dari siklus pendapatan, menurut

Henry (2002:13) adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti yang cukup tentang

asersi-asersi laporan keuangan yang signifikan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi

yang dipengaruhi oleh siklus pendapatan.

Menurut Sukrisno (2004:9), audit dapat dibedakan menurut luas pemeriksaannya dan

menurut jenis pemeriksaannya, antara lain:

a. Ditinjau dari Luasnya Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Umum (General Audit)

2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

b. Ditinjau dari Jenis Pemeriksaan

1. Audit Operasional (Management Audit)

2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)

3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)

4. Computer Audit

Pemeriksaan Intern menurut Sukrisno (2004:221) adalah pemeriksaan yang dilakukan

oleh bagian pemeriksaan intern perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan

akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah

ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan

profesi yang berlaku.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan telah disahkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap

mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus untuk merencanakan audit

dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

Page 4: Internal Audit Hotel

4

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Penggunaan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak

dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka

alasannya harus diberikan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dalam laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat

pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang

dipikul oleh auditor.

(Ikatan Akuntan Indonesia, 2006:150)

Menurut Guy, Alderman, dan Winters (2002:180) program audit mencakup daftar

langkah-langkah pengumpulan bukti yang akan digunakan dalam audit. Agar suatu bukti

berguna bagi auditor, maka bukti tersebut harus memiliki empat karakteristik yaitu relevan,

bebas dari bias, obyektivitas, dan persuasif atau meyakinkan. Enam jenis bukti audit tersebut

antara lain:

a. Bukti Fisik

b. Pernyataan dari Pihak Ketiga

c. Bukti Matematis

d. Dokumentasi

e. Pernyataan dari Personel Klien

f. Keterkaitan Data

Menurut Sukrisno (2004:112), definisi kertas kerja pemeriksaan adalah: “Kertas kerja

pemeriksaan merupakan dokumentasi auditor atas prosedur-prosedur audit yang

dilakukannya, tes-tes yang diadakan, informasi-informasi yang didapat, dan kesimpulan yang

didapat atas pemeriksaan, analisa, memorandum, surat-surat perusahaan, ikhtisar dokumen-

dokumen perusahaan, rincian-rincian pos neraca dan laba rugi serta komentar-komentar yang

dibuat atau yang diperoleh auditor.”

Menurut Haryono (2005:52), piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang

dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.

Piutang termasuk komponen aktiva lancar. Dalam hubungannya dengan penyajian

piutang di dalam neraca digunakan dasar pengukuran Nilai Realisasi/Penyelesaian

(realizable/settlement value). Dasar pengukuran ini mengatur bahwa piutang dinyatakan

sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima.

Dari prinsip di atas yang dinyatakan oleh Zaki (2004:125) dapat diketahui bahwa untuk

melaporkan piutang dalam neraca adalah sebesar jumlah yang akan direalisasikan yaitu

jumlah yang diharapkan akan dapat ditagih, yang dihitung dengan mengurangkan jumlah

yang diperkirakan akan tidak dapat ditagih kepada jumlah piutang.

Pencatatan kerugian piutang sebelah debit akan dikreditkan ke rekening cadangan

kerugian piutang, sehingga tidak perlu ada perubahan-perubahan dalam buku pembantu

piutang. Apabila jelas bahwa piutang sudah tidak dapat ditagih maka rekening cadangan

Page 5: Internal Audit Hotel

5

kerugian pitang didebit dan piutangnya dihapuskan, pada saat ini buku pembantu piutang

baru dikredit.

Selain menggunakan cadangan kerugian piutang, terdapat satu cara lain untuk

mengakui kerugian piutang yang disebut metode penghapusan langsung. Dalam metode ini

kerugian piutang baru diakui pada waktu piutang dihapuskan dan penghapusan piutang baru

dilakukan bila terdapat bukti-bukti yang jelas. Penggunaan metode ini tidak dapat

melaporkan piutang dengan jumlah yang diharapkan bisa ditagih, tetapi neraca menunjukkan

jumlah bruto piutang, sehingga tidak sesuai dengan prinsip akuntansi di muka.

Tujuan Pemeriksaan Piutang antara lain adalah sebagai berikut:

a. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian intern yang baik atas piutang dan

transaksi penjualan, piutang, dan penerimaan kas.

b. Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang. Validity maksudnya apakah

piutang itu sah, masih berlaku, dalam arti diakui oleh yang mempunyai uang.

Authenticity maksudnya apakah piutang itu didukung oleh bukti-bukti yang otentik

yang sudah ditandatangani oleh pelanggan sebagai bukti bahwa pelanggan telah

menerima barang yang dipesan dan faktur penjualan.

c. Untuk memeriksa collectibility piutang dan cukupnya tidaknya allowance forbad

debt. Collectibility maksudnya adalah kemungkinan tertagihnya piutang.

d. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari pendiskontoan

wesel tagih.

e. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di Neraca sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

Berikut merupakan prosedur pemeriksaan piutang menurut Sukrisno (2004:):

a. Pahami dan evaluasi Internal Control atas piutang dan dan transaksi penjualan,

piutang, dan penerimaan kas.

b. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang.

c. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca.

d. Periksa mathematical accuracy-nya dan cek saldo individual ke buku pembantu

piutang lalu totalnya ke jurnal umum.

e. Test check umur piutang dari beberapa costumer ke buku pembantu piutang dan

faktur penjualan.

f. Kirimkan konfirmasi piutang.

g. Periksa Subsequent Collection dengan memeriksa buku kas (untuk periode sesudah

tanggal neraca sampai dengan tanggal penyelesaian pemeriksaan di lapangan).

h. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan.

i. Periksa daftar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang

disediakan oleh klien cukup.

j. Tes sales cut-off dengan memeriksa sales invoice, credit note, dan lain-lain, kurang

lebih dua minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.

k. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan

correspondence file.

l. Periksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia/SAK. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang

diperiksa.

Page 6: Internal Audit Hotel

6

B. Kerangka Pikir

PEMERIKSAAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT)

TERHADAP PIUTANG USAHA PADA MESRA

BUSINESS & RESORT HOTEL DI SAMARINDA

Laporan keuangan MESRA

Business & Resort Hotel

Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 01

RUMUSAN MASALAH

Apakah saldo piutang usaha dalam laporan keuangan

MESRA Business & Resort Hotel per 31 Desember 2011

telah disajikan secara wajar?

KESIMPULAN ATAS AUDIT

HASIL PEMERIKSAAN

ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN:

1. Audit Program dan Audit Prosedur

2. Kertas Kerja Pemeriksaan

Page 7: Internal Audit Hotel

7

III. Metode Penelitian

A. Alat Analisis

Untuk melakukan pemeriksaan tentang kewajaran penyajian saldo nilai akhir piutang

pada laporan keuangan tahun 2011 pada MESRA Business & Resort Hotel di Samarinda

maka alat analisis yang digunakan yaitu program audit dan prosedur pemeriksaan piutang

usaha, sebagai berikut:

1. Mempelajari dan mengevaluasi internal control atas piutang dan transaksi

penjualan, piutang, dan penerimaan kas.

2. Membuat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang pertanggal neraca.

3. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain

menunjukkan nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa

subsequent collectionsnya.

4. Memeriksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger

lalu totalnya ke general ledger.

5. Melakukan test check umur piutang dari beberapa costumer ke subledger piutang

dan sales invoice.

6. Kirimkan konfirmasi piutang.

7. Memeriksa apakah pemyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

8. Membuat kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

Selanjutnya dari audit program dan prosedur pemeriksaan piutang maka dibuat kertas kerja

pemeriksaan yang terdiri dari:

a. Kertas Kerja Neraca (Working Balance Sheet)

Daftar yang berisi akun buku besar tahun sebelumnya dan tahun yang akan diaudit.

b. Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang

Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang memperlihatkan saldo per buku, audit

penyesuaian, dan saldo per audit. Isi dari Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang

dirincikan dalam Kertas Kerja Pendukung, maka dari itu perlu dilakukan cross

index.

IV. Analisis dan Pembahasan

Kertas kerja pemeriksaan dimulai dengan audit program. Audit program dideskripsikan

sebagai daftar kumpulan prosedur pemeriksaan yang akan diterapkan untuk memenuhi tujuan

audit. Untuk pemeriksaan piutang MESRA Business & Resort Hotel disusun audit program

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Audit Program Piutang

AUDIT PROGRAM PIUTANG

MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL

TUJUAN DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN

NO TUJUAN PEMERIKSAAN

1 Piutang yang tercatat merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik

perusahaan (validity and ownership).

2 Semua tagihan perusahaan telah dicatat dengan lengkap dan tepat dalam pisah

batas (completeness and cut-off).

3 Cadangan piutang tak tertagih atau penghapusan piutang telah dinilai dengan

cukup memadai (valuation).

4 Piutang yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dalam laporan keuangan

secara memadai (presentation and disclosure).

Page 8: Internal Audit Hotel

8

5 Piutang telah diklasifiksikan dengan tepat (classification).

NO PROSEDUR PEMERIKSAAN INDEKS PARAF

1

Minta daftar piutang usaha terdiri atas nama, alamat

pelanggan, nomor faktur, tanggal faktur dan

jumlahnya, serta cocokkan dengan saldo di buku

besar.

2

Pelajari kebijakan akuntansi perusahaan mengenai

pengakuan pendapatan dan cocokkan apakah sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta

pelajari juga kebijakan pemberian kredit dan jangka

waktu pembayarannya.

3

Lakukan analisis rasio mengenai perputaran piutang

(receivable turnover) dan prosedur analitis

mengenai fluktuasi piutang dengan perbandingan

tahun sebelumnya

4

Lakukan konfirmasi dengan memilih sampel yang

representatif. Pemilihan tanggal konfirmasi dapat

dilakukan juga atas saldo sebelum tanggal neraca.

EE

5

Tindak lanjuti setiap jawaban konfirmasi dan

apabila terdapat selisih diminta atau teliti keterangan

dari klien.

6

Bila konfirmasi yang dikirim tidak diterima jawaban

atau tidak dapat dilakukan konfirmasi, lakukan

alternatif prosedur lainnya.

7 Lakukan subsequent receipt test terhadap

pembayaran piutang setelah tanggal neraca.

8 Perhatikan retur penjualan yang besar setelah

tanggal neraca.

9

Uji pisah batas penjualan (sales cut-off) dengan

memeriksa faktur penjualan beberapa hari sesudah

san sebelum tanggal neraca.

10 Teliti perjanjian-perjanjian yang berkaitan dengan

penjaminan piutang usaha.

11

Verifikasi apakah pencadangan piutang tak tertagih

sudah cukup memadai dan sesuai dengan kebijakan

perusahaan. Waspadalah terhadap saldo-saldo lama

yang masih terhutang (outstanding)

E

12

Bila dalam pemeriksaan ditemukan ada hal-hal yang

perlu perhatian dari para partner, ungkapkanlah hal-

hal tersebut dalam “HAL-HAL YANG PERLU

PERHATIAN PARA PARTNER”.

13

Buatlah daftar koreksi dan kesimpulan hasil

pemeriksaan serta saran-saran untuk pihak

manajemen

Sumber: Soekrisno, dkk., 2009 (modifikasi)

Setelah dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya kesalahan dalam penjumlahan

dan pencatatan saldo piutang pada buku besar piutang usaha. Namun pada neraca ditemukan

Page 9: Internal Audit Hotel

9

ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK). Pada neraca MESRA

Business & Resort Hotel tidak menunjukkan adanya cadangan kerugian piutang. Pada

MESRA Business & Resort Hotel, piutang usaha dicatat tanpa menghitung taksiran kerugian

piutang. Apabila terdapat piutang yang tidak tertagih tidak dicatat sebagai kerugian piutang,

namun diakui menjadi piutang karyawan.

Ada beberapa metode untuk menghitung taksiran kerugian piutang. Namun metode

yang paling baik digunakan adalah metode analisis umur piutang, karena jumlah piutang

yang dilaporkan dalam neraca akan lebih mendekati kenyataan. Dalam penentuan cadangan

kerugian piutang dengan metode analisis umur piutang perlu dilakukan penentuan besarnya

persentase kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur.

Tabel 4.2 Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2011

MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL

Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2011

Kelompok Umur Jumlah Persentase

Kerugian Piutang

Taksiran Kerugian

Piutang

Menunggak 1-30 hari

Menunggak 31-60 hari

Menunggak 61-90 hari

Menunggak 91-120 hari

Menunggak 121-365 hari

Menunggak lebih dari satu tahun

Rp 604.284.186

Rp 163.202.411

Rp 50.556.681

Rp 1.620.949

Rp 5.494.621

Rp 19.834.180

1

2

4

10

40

80

Rp 6.042.842

Rp 3.264.048

Rp 2.022.267

Rp 162.095

Rp 2.197.848

Rp15.867.344

Rp 844.993.028 Rp 29.556.445

Dari perhitungan taksiran kerugian piutang di atas maka perlu dibuat jurnal

penyesuaian untuk mencatat cadangan kerugian piutang sebagai berikut:

Kerugian Piutang Rp 29.556.445

Cadangan Kerugian Piutang Rp 29.556.445

Dalam pemeriksaan intern piutang usaha ini dilakukan pengiriman konfirmasi piutang

kepada pelanggan untuk meminta penegasan mengenai saldo utang pelanggan per tanggal

tertentu. Dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi konfirmasi piutang yang digunakan

peneliti adalah random/judgement sampling, pelanggan yang dipilih adalah pelanggan dengan

jumlah piutang lebih dari Rp30.000.000. Sehingga dikirim konfirmasi piutang kepada

sembilan pelanggan.

Page 10: Internal Audit Hotel

10

Tabel 4.3 Kertas Kerja Neraca – Aset Keterangan Ref KK Per buku Per audit

31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011

Aktiva Lancar

K a s Rp 147.139.715,22 Rp 147.139.715,22 <

B a n k Rp 2.276.186.426,41 Rp 2.276.186.426,41 <

Piutang Usaha E Rp 844.993.028,00 Rp 844.993.028,00 <

Piutang Lain-lain E Rp 422.173.829,73 Rp 422.173.829,73 <

Cadangan Kerugian Piutang E 29.556.445,00 Rp -29.556.445,00 <

Persediaan Barang Dagang Rp 484.579.318,12 Rp 484.579.318,12 <

Uang Muka Pajak Pendapatan Rp 778.499.367,19 Rp 778.499.367,19 <

Uang Muka Lain-Lain Rp 56.205.860,33 Rp 56.205.860,33 <

Total Aktiva Lancar Rp 5.009.777.545,00 Rp 4.980.221.100,00 <

Aktiva Tetap

Aktiva Tetap Rp 73.902.185.522,36 Rp 73.902.185.522,36 <

Akum.Penyusutan Aktiva Tetap Rp -20.842.585.070,08 Rp -20.842.585.070,08 <

Nilai Buku Rp 53.059.600.452,28 Rp 53.059.600.452,28 <

Aktiva Tetap Lain-Lain

Koperasi Rp 303.768,69 Rp 303.768,69 <

Piutang Hubungan Istimewa Rp 10.249.086.914,70 Rp 10.249.086.914,70 <

Total Aktiva Lain-Lain Rp 10.249.390.683,39 Rp 10.249.390.683,39 <

TOTAL AKTIVA Rp 68.318.768.680,67 29.556.445,00 Rp 68.289.212.235,67 <

^ ^ ^ ^

Keterangan tickmark :

^ checked footing

< checked cross footing

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:

MESRA Business & Resort Hotel KKN1

Skedul: Tanggal: Tanggal:

Kertas Kerja Neraca - Aset

Penyesuaian

Page 11: Internal Audit Hotel

11

Tabel 4.4 Kertas Kerja Neraca – Hutang & Modal Per buku Per audit

31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011

Hutang Lancar

Hutang Dagang Rp 2.152.972.900,11 Rp 2.152.972.900,11 <

Hutang Gaji Rp 503.461.477,67 Rp 503.461.477,67 <

Hutang Service Karyawan Rp 229.126.181,20 Rp 229.126.181,20 <

Hutang Rekonsiliasi Bank - - <

Hutang PPh 21. Karyawan Rp 26.714.625,33 Rp 26.714.625,33 <

Hutang Pbn. I Rp 5.780.441.064,46 Rp 5.780.441.064,46 <

Hutang Pajak Perseroan Rp 781.309,64 Rp 781.309,64 <

Hutang Deposit Tamu Rp 153.071.804,08 Rp 153.071.804,08 <

Hutang Lain-lain Rp 925.113.735,64 Rp 925.113.735,64 <

Hutang Voucher Mesra Rp 42.888.973,29 Rp 42.888.973,29 <

Pendapatan diterima dimuka Rp 258.537.205,61 Rp 258.537.205,61 <

Total Hutang Lancar Rp 10.073.109.277,04 Rp 10.073.109.277,04 <

Hutang Jangka Panjang

Hutang Bank BPD Rp 36.314.616.086,98 Rp 36.314.616.086,98 <

Modal

Modal Yang Disetor Rp 9.205.111.797,41 Rp 9.205.111.797,41 <

Laba tahun tahun lalu Rp 4.162.498.301,38 Rp 4.162.498.301,38 <

Laba (rugi) tahun berjalan Rp 8.563.433.217,87 29.556.445,00 Rp 8.533.876.772,87 <

TOTAL HUTANG DAN MODAL Rp 68.318.768.680,67 29.556.445,00 Rp 68.289.212.235,67

^ ^ ^ ^

Keterangan Tick Mark :

^ checked footing

< checked crossfooting

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:

MESRA Business & Resort Hotel KKN2

Skedul: Kertas Kerja Tanggal: Tanggal:

Neraca - Hutang & Modal

Keterangan Ref KKPenyesuaian

Page 12: Internal Audit Hotel

12

Tabel 4.5 Kertas Kerja Laba Rugi

Per buku Per audit

31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011

PENJUALAN Rp 39.681.726.130,00 Rp 39.681.726.130,00 <

BEBAN PENJUALAN Rp (5.425.625.277,00) Rp (5.425.625.277,00) <

LABA KOTOR Rp 34.256.100.853,00 Rp 34.256.100.853,00 <

^ ^

BEBAN USAHA Rp (8.587.634.803,13) Rp (8.587.634.803,13) <

KERUGIAN PIUTANG - 29.556.445,00 Rp (29.556.445,00) <

LABA USAHA Rp 25.668.466.049,87 Rp 25.638.909.604,87 <

^ ^

BEBAN LAIN-LAIN Rp (7.894.446.926,00) Rp (7.894.446.926,00) <

EBIT Rp 17.774.019.123,87 Rp 17.744.462.678,87 <

^ ^

DEPRESIASI/AMORTISASI Rp (4.258.392.736,00) Rp (4.258.392.736,00) <

PBB - -

BUNGA Rp (4.872.131.170,00) Rp (4.872.131.170,00) <

ASURANSI ASET Rp (80.062.000,00) Rp (80.062.000,00) <

EAT Rp 8.563.433.217,87 29.556.445,00 Rp 8.533.876.772,87 <

^ ^ ^ ^

Keterangan Tick Mark :

^ checked footing

< checked crossfooting

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:

MESRA Business & Resort Hotel KKLR

Skedul: Tanggal: Tanggal:

Kertas Kerja Neraca - Aset

Keterangan Ref KKPenyesuaian

Page 13: Internal Audit Hotel

13

Tabel 4.6 Kertas Kerja Pemeriksaaan Piutang

Per buku Per audit

31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011

Piutang Usaha E1 Rp 844.993.028,00 Rp 844.993.028,00 <

Piutang Lain-lain E2 Rp 422.173.829,73 Rp 422.173.829,73 <

Cadangan Kerugian Piutang - 29.556.445,00 Rp (29.556.445,00) <

Rp 1.267.166.857,73 29.556.445,00 Rp 1.237.610.412,73 <

^ ^ ^ ^

Terdapat selisih antara saldo Per Buku dengan saldo Per Audit

Saldo Piutang Per Audit dikurangi dengan cadangan kerugian piutang sebesar Rp 29.556.445,00

sehingga jurnal penyesuaian yang diusulkan adalah:

Kerugian Piutang Rp29.556.445,00

Cadangan Kerugian Piutang

^ checked footing

< checked cross footing

Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:

MESRA Business & Resort Hotel E

Skedul Tanggal: Tanggal:

KKP Piutang

Keterangan Ref KKPenyesuaian

Rp29.556.445,00

Page 14: Internal Audit Hotel

14

Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha

Per buku Per audit

31/12/2011 Debet Kredit 31/12/2011

AEL INDONESIA, PT Rp 22.350.400,00 V - - Rp 22.350.400,00 <

AMEX CARD Rp 595.000,00 V - - Rp 595.000,00 <

AXA ASURANSI Rp 320.164,00 V - - Rp 320.164,00 <

BANK KALTIM EE1 Rp 35.958.294,00 V - - Rp 35.958.294,00 <

BERAU COAL,PT Rp 1.449.151,00 V - - Rp 1.449.151,00 <

BIMA NUSANTARA Rp 10.259.294,00 V - - Rp 10.259.294,00 <

BP DAS MAHAKAM Rp 1.190.000,00 V - - Rp 1.190.000,00 <

CIPTA KRIDATAMA, PT Rp 17.289.180,00 V - - Rp 17.289.180,00 <

Coca Cola, PT Rp 3.619.770,00 V - - Rp 3.619.770,00 <

DAYAN PRAMANA Rp 1.004.900,00 V - - Rp 1.004.900,00 <

DEBIT BCA. Rp 22.690.054,00 V - - Rp 22.690.054,00 <

DINAS KESEHATAN PROV KALTIM Rp 7.039.873,00 V - - Rp 7.039.873,00 <

DISNAKER PROV. KALTIM Rp 28.307.471,00 V - - Rp 28.307.471,00 <

DISHUB BONTANG Rp 25.217.513,00 V - - Rp 25.217.513,00 <

Dr. Dani firnanda Rp 5.590.122,00 V - - Rp 5.590.122,00 <

Duo Mitra Oil Rp 1.994.994,00 V - - Rp 1.994.994,00 <

ENTERPRENUR Rp 2.150.000,00 V - - Rp 2.150.000,00 <

EPIC PRIMAFERTA CARDIATA Rp 1.389.650,00 V - - Rp 1.389.650,00 <

EXTRA BED/TRANSFER Rp 175.000,00 V - - Rp 175.000,00 <

FENDY (MEMBER FITNESS) Rp 299.999,00 V - - Rp 299.999,00 <

GP ANSOR Rp 16.760.366,00 V - - Rp 16.760.366,00 <

Keterangan Ref KKPenyesuaian

Page 15: Internal Audit Hotel

15

Lanjutan dari Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha

H.HERRIYANSYAH ANDRIAN ST/5120 Rp 1.190.000,00 V - - Rp 1.190.000,00 <

HM. Rusli Rp 3.759.576,00 V - - Rp 3.759.576,00 <

HUTAMA KARYA Rp 4.087.476,00 V - - Rp 4.087.476,00 <

INDOMINCO MANDIRI, PT Rp 21.000.082,00 V - - Rp 21.000.082,00 <

KEMENTRIAN ESDM Rp 8.874.958,00 V - - Rp 8.874.958,00 <

KEMENTRIAN KEUANGAN EE2 Rp 57.177.749,00 V - - Rp 57.177.749,00 <

KITADIN, PT Rp 13.284.830,00 V - - Rp 13.284.830,00 <

Kaha Tour & Travel Rp 6.824.964,00 V - - Rp 6.824.964,00 <

Kaltim Prima Coal, PT Rp 2.482.850,00 V - - Rp 2.482.850,00 <

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Rp 18.975.628,00 V - - Rp 18.975.628,00 <

LANA HARITA INDONESIA, PT Rp 2.016.994,00 V - - Rp 2.016.994,00 <

LAP.TENNES FAMILY CLUB Rp 449.999,00 V - - Rp 449.999,00 <

LAUNDRY/SUTARNO Rp 197.524,00 V - - Rp 197.524,00 <

LINDA/BON 3116 RIDANA Rp 495.000,00 V - - Rp 495.000,00 <

Lap. Tennis BNI Rp 249.999,00 V - - Rp 249.999,00 <

MAHAKAM SUMBER JAYA, PT Rp 839.996,00 V - - Rp 839.996,00 <

MASTER CARD EE3 Rp 36.066.120,00 V - - Rp 36.066.120,00 <

MG.HOLLIDAY Rp 6.267.466,00 V - - Rp 6.267.466,00 <

Mandiri Club Rp 599.998,00 V - - Rp 599.998,00 <

Mesra Mining Group Rp 21.368.264,00 V - - Rp 21.368.264,00 <

Moshi-Mhosi T&T EE4 Rp 40.541.714,00 V - - Rp 40.541.714,00 <

Mujek Rp 3.364.651,00 V - - Rp 3.364.651,00 <

PAMA PERSADA, PT Rp 1.152.495,00 V - - Rp 1.152.495,00 <

Page 16: Internal Audit Hotel

16

PKT Bontang, PT EE5 Rp 64.296.209,00 V - - Rp 64.296.209,00 <

POLRESTA Rp 1.190.000,00 V - - Rp 1.190.000,00 <

PT. BUKIT MAKMUR Rp 1.620.949,00 V - - Rp 1.620.949,00 <

PT. FAJAR SURYA SWADAYA Rp 2.099.988,00 V - - Rp 2.099.988,00 <

PT. INDOMINCO MANDIRI Rp 3.199.853,00 V - - Rp 3.199.853,00 <

PT. KALTIM PARNA INDUSTRI Rp 664.998,00 V - - Rp 664.998,00 <

PT.ABICAM Rp 255.309,00 V - - Rp 255.309,00 <

PT.BINA SARANA SUKSES Rp 5.600.077,00 V - - Rp 5.600.077,00 <

PT.CONTROL SYSTEMS Rp 419.998,00 V - - Rp 419.998,00 <

PT.GEOCEAN INDONESIA Rp 9.366.574,00 V - - Rp 9.366.574,00 <

PT.SEMCO EE6 Rp 39.503.260,00 V - - Rp 39.503.260,00 <

Pemkot Balikpapan Rp 664.998,00 V - - Rp 664.998,00 <

Pertamina Rp 1.994.994,00 V - - Rp 1.994.994,00 <

Poltabes EE7 Rp 55.461.389,00 V - - Rp 55.461.389,00 <

RIDANA TARIGAN/3109/3110 Rp 990.000,00 V - - Rp 990.000,00 <

RIDANA TARIGAN/3112 Rp 990.000,00 V - - Rp 990.000,00 <

RIDANA TARIGAN/3122 Rp 495.000,00 V - - Rp 495.000,00 <

SEKJEN ESDM JAKARTA Rp 12.564.542,00 V - - Rp 12.564.542,00 <

SIH ROCHMAN/2116/2104 Rp 3.336.550,00 V - - Rp 3.336.550,00 <

SIH ROCHMAN/2124 Rp 1.190.000,00 V - - Rp 1.190.000,00 <

Samsat Rp 249.999,00 V - - Rp 249.999,00 <

Sanbe farma Rp 1.329.996,00 V - - Rp 1.329.996,00 <

Sri Ayu Miranda Rp 1.469.931,00 V - - Rp 1.469.931,00 <

Page 17: Internal Audit Hotel

17

Lanjutan dari Tabel 4.7 Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha Sucofindo, PT Rp 3.324.982,00 V - - Rp 3.324.982,00 <

TEGUH BUDI HARSO Rp 902.650,00 V - - Rp 902.650,00 <

TRAKINDO UTAMA, PT Rp 974.994,00 V - - Rp 974.994,00 <

MR.ANG (ulang tahun) EE8 Rp 54.745.376,00 V - - Rp 54.745.376,00 <

Universitas Mulawarman Rp 268.688,00 V - - Rp 268.688,00 <

VISA CARD EE9 Rp 32.737.474,00 V - - Rp 32.737.474,00 <

Vaya Tour,PT Rp 8.749.952,00 V - - Rp 8.749.952,00 <

WAHANA INTI SEJATI Rp 59.996,00 V - - Rp 59.996,00 <

IBU MARYA (wedding) Rp 502.150,00 V - - Rp 502.150,00 <

Wijaya Karya, PT Rp 8.241.057,00 V - - Rp 8.241.057,00 <

YAYASAN IRSYADIAH/SEKOLAH ARAB Rp 2.215.231,00 V - - Rp 2.215.231,00 <

Yayasan Bunga Bangsa Rp 62.280.935,00 V - - Rp 62.280.935,00 <

Yusan Triananda Rp 1.540.935,00 V - - Rp 1.540.935,00 <

Yusi Ananda Rp 2.574.466,00 V - - Rp 2.574.466,00 <

- -

- -

Rp 844.993.028,00 L - - Rp 844.993.028,00 <

^ ^ ^ ^

Saldo per buku dengan saldo per audit Piutang Usaha tidak terdapat selisih

sehingga tidak perlu membuat jurnal penyesuaian

Keterangan Tick Mark :

^, < checked footing , crossfooting

L cocok dengan buku besar piutang usaha

V cocok dengan buku besar pembantu piutang usaha

Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:

MESRA Business & Resort Hotel E1

Skedul Tanggal: Tanggal:

KKP Piutang Usaha

Page 18: Internal Audit Hotel

18

Tabel 4.8 Kertas Kerja Daftar Konfirmasi

Jumlah per

Pelanggan (Rp)

1 Bank Kaltim Jl. Jend Sudirman 33 Samarinda 35.958.294,00 CB -

2 Kementerian Keuangan Jl. Dr. Wahidin No 1 Jakarta 57.177.749,00 CB -

3 Master Card Jl. Mulawarman 23 Samarinda 36.066.120,00 CB -

4 Moshi-moshi Tour & Travel Jl. Gubernur Suryo 1-3 Surabaya 40.541.714,00 CB -

5 PT Pupuk Kaltim Bontang Jl. James Simandjuntak No. 1 Bontang 64.296.209,00 CB -

6 PT SEMCO Jl. Jend.Gatot Subroto No.42 Jakarta 39.503.260,00 CB -

7 Poltabes Jl. Bhayangkara Samarinda 55.461.389,00 CB -

8 mr. Ang Jl. Pesona Mahakam Blok A1 No.15 Smd 54.745.376,00 NR -

9 Visa Card Jl. Imam Bonjol 31 A-B Samarinda 32.737.474,00 NR -

416.487.585,00 -

^ ^

CB : Confirm Balance

NR : No Reply

Keterangan Tick Mark :

^ checked footing

Klien Dibuat oleh: Diperiksa Oleh: Indeks:

MESRA Business & Resort Hotel EE

Skedul Tanggal: Tanggal:

KKP Piutang Usaha

No Pelanggan Alamat Hasil Konfirmasi Perbedaan

Page 19: Internal Audit Hotel

19

Tabel 4.9 Ikhtisar Hasil Konfirmasi Piutang Usaha

POSITIF NEGATIF

PERUSAHAAN: MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL TANGGAL NERACA: 31-Des-11

NAMA PERKIRAAN TANGGAL SALDO YANG

Piutang Usaha TAHUN INI TAHUN LALU DIKONFIRMASI: 31-Des-11

RANDOM RANDOM

TANGGAL PENGIRIMAN

KONFIRMASI: 03-Sep-12 KONFIRMASI PERTAMA KONFIRMASI KEDUA

Rp Pelanggan

Jumlah Piutang 844.993.028,00 80 Rp Pelanggan Rp Pelanggan

Jumlah Konfirmasi yang Dikirim 416.487.585,00 9 49% 11% 100% 100%

Jawaban Konfirmasi

Jawaban Setuju 329.004.735,00 7 39% 9% 79% 78%

Jawaban Berbeda:

a. Bisa Direkonsiliasi - - - - - -

b. Tidak Bisa Direkonsiliasi - - - - - -

Dikembalikan Kantor - - - - - -

Pos Tidak Dijawab 87.482.850,00 2 10% 3% 21% 22%

PARAF TANGGAL PARAF TANGGAL

DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH

IKHTISAR HASIL KONFIRMASI

METODE SAMPLING

% dari

TotalKonfirmasi yang

Dikirim

Page 20: Internal Audit Hotel

20

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan uraian yang

tertuang dalam pembahasan berikut:

Kertas kerja yang pertama kali dibuat oleh penulis adalah audit program. Audit

program berisi tujuan dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan selama proses pemeriksaan

piutang usaha MESRA Business & Resort Hotel. Untuk memulai pemeriksaan dilakukan

kuesioner pihak terkait tentang struktur pengendalian intern atas proses penjualan kredit. Alat

analisis yang digunakan adalah Internal Control Questionnaries (ICQ), kemudian dibuat

kesimpulan bahwa struktur pengendalian intern MESRA Business & Resort Hotel sudah

memadai. Selain itu diperoleh informasi bahwa MESRA Business & Resort Hotel tidak

melakukan perhitungan pencadangan piutang tidak tertagih dan tidak ada pencatatan kerugian

piutang, karena apabila terdapat piutang yang tidak tertagih sehingga timbul kerugian piutang

dicatat sebagai piutang karyawan. Sehingga penulis melakukan perhitungan untuk

mendapatkan nilai cadangan kerugian piutang yang seharusnya dicantumkan untuk

mengurangi jumlah piutang usaha pada neraca.

Dari perhitungan untuk menentukan cadangan kerugian piutang dengan metode analisis

umur piutang yang dilakukan penulis, hasil yang didapat yaitu sebesar Rp29.556.445,00.

Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan pembuatan kertas kerja pemeriksaan yang terdiri

dari Kertas Kerja Neraca, Kertas Kerja Laba Rugi, Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang, Kertas

Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha, Daftar Konfirmasi, Ikhtisar Hasil Konfirmasi Piutang

Usaha.

Pada KKP Piutang Usaha, tidak ditemukan adanya kesalahan pencatatan atau kesalahan

perhitungan, sehingga tidak diperlukan adanya penyesuaian. Penyesuaian baru dilakukan

pada KKP Piutang, karena adanya rekening Cadangan Kerugian Piutang sebesar

Rp29.556.445,00 yang mengurangi saldo Piutang per buku dari Rp1.267.166.857,73 menjadi

Rp1.237.610.412,73.

Pada KK Laba Rugi dapat dilihat adanya penyeseuaian dengan adanya Kerugian

Piutang (Bad Debt Expense) sebesar Rp29.556.445,00, sehingga mengurangi laba bersih

(Earnings after Tax) dari Rp8.563.433.217,87 menjadi Rp8.533.876.772,87. Sedangkan pada

KK Neraca dapat dilihat bahwa saldo piutang usaha tidak mengalami perubahan, namun

penyesuaian yang terjadi yaitu terdapat Cadangan Kerugian Piutang sebesar Rp29.556.445,00

di sebelah kredit pada bagian Aset dan pada bagian Hutang & Modal, Laba Tahun Berjalan

dikurangi sebesar Rp29.556.445,00.

Setelah itu untuk meyakinkan saldo piutang debitur, maka dikirimkan konfirmasi

piutang kepada pelanggan yang masih memiliki saldo piutang per 31 Desember 2011 yang

saldonya di atas Rp30.000.000,00. Dari sembilan konfirmasi yang dikirimkan, tujuh

pelanggan menyatakan bahwa saldo piutang sesuai dengan perhitungan pelanggan dan dua

pelanggan tidak mengirim kembali konfirmasinya.

Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas maka penulis dapat memberikan jawaban

dari permasalahan yang dikemukakan sebelumnya yaitu bahwa saldo piutang usaha yang

tercantum dalam laporan keuangan MESRA Business & Resort Hotel per 31 Desember

belum disajikan secara wajar karena belum dikurangi dengan cadangan kerugian piutang.

Berdasarkan analisis dan paparan pembahasan di atas disusun neraca komparatif

sebagai berikut:

Tabel 4.10 Neraca Komparatif - Aset

Page 21: Internal Audit Hotel

21

Per Buku Koreksi Per Audit

31/12/2011 31/12/2011

Aktiva Lancar

K a s Rp 147.139.715,22 Rp 147.139.715,22

B a n k Rp 2.276.186.426,41 Rp 2.276.186.426,41

Piutang Usaha Rp 844.993.028,00 Rp 844.993.028,00

Piutang Lain-lain Rp 422.173.829,73 Rp 422.173.829,73

Cadangan Kerugian Piutang 29.556.445,00 Rp (29.556.445,00)

Persediaan Barang Dagang Rp 484.579.318,12 Rp 484.579.318,12

Uang Muka Pajak Pendapatan Rp 778.499.367,19 Rp 778.499.367,19

Uang Muka Lain-Lain Rp 56.205.860,33 Rp 56.205.860,33

Total Aktiva Lancar Rp 5.009.777.545,00 Rp 4.980.221.100,00

Aktiva Tetap

Aktiva Tetap Rp 73.902.185.522,36 Rp 73.902.185.522,36

Akum.Penyusutan Aktiva Tetap Rp -20.842.585.070,08 Rp -20.842.585.070,08

Nilai Buku Rp 53.059.600.452,28 Rp 53.059.600.452,28

Aktiva Tetap Lain-Lain

Koperasi Rp 303.768,69 Rp 303.768,69

Piutang Hubungan Istimewa Rp 10.249.086.914,70 Rp 10.249.086.914,70

Total Aktiva Lain-Lain Rp 10.249.390.683,39 Rp 10.249.390.683,39

TOTAL AKTIVA Rp 68.318.768.680,67 29.556.445,00 Rp 68.289.212.235,67

MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL

NERACA KOMPARATIF

Sumber: Data Diolah

Tabel 4.11 Neraca Komparatif – Hutang & Modal

Per Buku Koreksi Per Audit

31/12/2011 31/12/2011

Hutang Lancar

Hutang Dagang Rp 2.152.972.900,11 Rp 2.152.972.900,11

Hutang Gaji Rp 503.461.477,67 Rp 503.461.477,67

Hutang Service Karyawan Rp 229.126.181,20 Rp 229.126.181,20

Hutang Rekonsiliasi Bank - -

Hutang PPh 21. Karyawan Rp 26.714.625,33 Rp 26.714.625,33

Hutang Pbn. I Rp 5.780.441.064,46 Rp 5.780.441.064,46

Hutang Pajak Perseroan Rp 781.309,64 Rp 781.309,64

Hutang Deposit Tamu Rp 153.071.804,08 Rp 153.071.804,08

Hutang Lain-lain Rp 925.113.735,64 Rp 925.113.735,64

Hutang Voucher Mesra Rp 42.888.973,29 Rp 42.888.973,29

Pendapatan diterima dimuka Rp 258.537.205,61 Rp 258.537.205,61

Total Hutang Lancar Rp 10.073.109.277,04 Rp 10.073.109.277,04

Hutang Jangka Panjang

Hutang Bank BPD Rp 36.314.616.086,98 Rp 36.314.616.086,98

Laba tahun tahun lalu Rp 4.162.498.301,38 Rp 4.162.498.301,38

Laba (rugi) tahun berjalan Rp 8.563.433.217,87 (29.556.445,00) Rp 8.533.876.772,87

TOTAL HUTANG DAN MODAL Rp 68.318.768.680,67 29.556.445,00 Rp 68.289.212.235,67

MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL

NERACA KOMPARATIF

Sumber: Data Diolah

Page 22: Internal Audit Hotel

22

Tabel 4.12 Laporan Laba Rugi Komparatif

Per Buku Koreksi Per Audit

31/12/2011 31/12/2011

PENJUALAN Rp 39.681.726.130,00 Rp 39.681.726.130,00

BEBAN PENJUALAN Rp (5.425.625.277,00) Rp (5.425.625.277,00)

LABA KOTOR Rp 34.256.100.853,00 Rp 34.256.100.853,00

BEBAN USAHA Rp (8.587.634.803,13) Rp (8.587.634.803,13)

KERUGIAN PIUTANG - (29.556.445,00) Rp (29.556.445,00)

LABA USAHA Rp 25.668.466.049,87 Rp 25.638.909.604,87

BEBAN LAIN-LAIN Rp (7.894.446.926,00) Rp (7.894.446.926,00)

EBIT Rp 17.774.019.123,87 Rp 17.744.462.678,87

DEPRESIASI/AMORTISASI Rp (4.258.392.736,00) Rp (4.258.392.736,00)

PBB - -

BUNGA Rp (4.872.131.170,00) Rp (4.872.131.170,00)

ASURANSI ASET Rp (80.062.000,00) Rp (80.062.000,00)

EAT Rp 8.563.433.217,87 (29.556.445,00) Rp 8.533.876.772,87

MESRA BUSINESS & RESORT HOTEL

LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF

Sumber: Data Diolah

V. Penutup

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan rangkaian pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap piutang MESRA

Business & Resort Hotel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Diketahui saldo piutang per buku Rp1.267.166.857,73 dan saldo piutang per audit

Rp1.237.610.412,73.

2. Setelah dilakukan pemeriksaan piutang pada laporan keuangan MESRA Business

& Resort Hotel untuk periode 31 Desember 2011 ditemukan bahwa tidak dilakukan

perhitungan dan pencatatan Cadangan Kerugian Piutang pada Neraca MESRA

Business & Resort Hotel. Sehingga penulis perlu melakukan perhitungan

Cadangan Kerugian Piutang yang hasilnya sebesar Rp29.556.445,00. Kemudian

penulis melakukan penyesuaian dengan menambahkan Cadangan Kerugian Piutang

pada Neraca dan mengurangi Laba Tahun Berjalan sebesar Rp29.556.445,00.

B. Saran

Sebagai bahan masukan bagi MESRA Business & Resort Hotel, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya melakukan perhitungan Cadangan Kerugian Piutang kemudian

dicantumkan dalam laporan keuangan Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi di

Indonesia yaitu SAK, agar jumlah piutang yang ditunjukkan dalam Neraca dapat

lebih sesuai dengan kenyataan.

2. Untuk piutang yang sudah jatuh tempo hendaknya segera dilakukan penagihan.

Apabila terdapat piutang yang tidak dapat ditagih maka segera dilakukan

pencatatan penghapusan piutang.

3. Segera membenahi kelemahan-kelemahan dalam pengendalian yaitu pemisahan

tugas dan tanggung jawab yang lebih tegas agar terhindar dari kesengajaan dalam

penyelewengan.

Page 23: Internal Audit Hotel

23

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid 1. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

. 2004. Auditing oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid 2. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Baridwan, Zaki. 2004. INTERMEDIATE ACCOUNTING, Edisi Kedelapan. BPFE.

Yogyakarta.

Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters. 2002. AUDITING, Edisi Kelima,

Jilid I, Erlangga, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2006. Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari

2001, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar AKUNTANSI, Edisi 6, Jilid 2, Bagian Penerbitan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Simamora, Henry. 2002. Auditing, Edisi Ke-1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.