indeks dst

Upload: basri-kamaruddin

Post on 02-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisis hubungan indeks Dst dengan komponen H medan magnet bumi di daerah lintang tinggi, lintang sedang, dan lintang rendah pada badai magnet tahun 2012

TRANSCRIPT

  • i

    LAPORAN KERJA

    ANALISIS HUBUNGAN INDEKS DISTURBANCE

    STORM TIME DENGAN KOMPONEN H MEDAN

    MAGNET BUMI DI DAERAH LINTANG TINGGI,

    LINTANG SEDANG, DAN LINTANG RENDAH SAAT

    BADAI MAGNET TAHUN 2012

    OLEH

    BASRI KAMARUDDIN

    13.09.2079

    LAPORAN KERJA INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN

    PERSYARATAN MENJADI AHLI MADYA GEOFISIKA

    PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

    JURUSAN GEOFISIKA

    AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

    DESEMBER 2012

  • ii

    PENGESAHAN

    LAPORAN KERJA

    ANALISIS HUBUNGAN INDEKS DISTURBANCE

    STORM TIME DENGAN KOMPONEN H MEDAN

    MAGNET BUMI DI DAERAH LINTANG TINGGI,

    LINTANG SEDANG, DAN LINTANG RENDAH SAAT

    BADAI MAGNET TAHUN 2012

    OLEH :

    BASRI KAMARUDDIN

    NPT. 13.09.2079

    Penguji I

    Drs. Hendri Subakti, S.Si, M.Si

    NIP: 195703151980091001

    Penguji II

    Drs. Sariman, M.M.

    NIP:195502221978111001

    Tangerang, Desember 2012

    Disahkan Oleh

    Direktur AMG

    Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si

    NIP : 196303151985031001

    Pembimbing

    Drs. M. Husni, Dipl, Seis

    NIP: 195404211976031001

  • iii

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan

    rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada suri

    tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    laporan kerja ini.

    Penyusunan Laporan Kerja ini merupakan upaya penulis dalam

    melengkapi sebagian persyaratan menjadi ahli madya geofisika di Akademi

    meteorologi dan Geofisika yang tak lepas dari bimbingan, bantuan, serta dorongan

    banyak pihak. Sehingga penulis patut mengucapkan terima kasih sebagai bentuk

    penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Dr. Suko Prayitno A, M.Si selaku Direktur Akademi Meteorologi

    dan Geofisika.

    2. Bapak Drs. M. Husni, Dipl, Selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

    laporan kerja ini.

    3. Seluruh Dosen Pengajar yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan

    selama penulis menuntut ilmu, dan staf karyawan di Akademi Meteorologi

    dan Geofisika Jakarta yang banyak membantu selama pendidikan.

    4. Bapak Suherman Setiadi selaku Bintal Geofisika Angkatan 2009.

    5. Ayah dan ibu tercinta atas doa restu, semangat serta inspirasi yang

    diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan kerja ini.

    6. Kakak penulis, Aklim serta istri dan anaknya, adik penulis Mimi dan

    Amar, yang telah mendorong dan memberi semangat.

    7. Teman teman kelompok bimbingan (Alex, Nawir, dan Yesi) terima kasih

    atas semangat dan kekompakannya.

    8. Teman-teman seperjuangan Geofisika angkatan 2009 yang telah

    membantu penulis dalam banyak hal, 3 tahun bersama kalian adalah

    pengalaman berharga.

    9. Teman sebangku mas Hakim dan teman sekosan M. Zulkifli, terima kasih

    atas bantuannya.

    10. Ruang laboratorium geofisika, terima kasih atas pinjaman komputer serta

    internetnya.

  • iv

    11. Keluarga besar penulis di Ternate yang selalu memberi dukungan dan

    semangat.

    12. Keluarga penulis yang berada di Jakarta yang telah banyak membantu

    penulis selama penulis menempuh pendidikan di Akademi Meteorologi

    dan Geofisika Jakarta.

    13. Semua pihak yang telah banyak membantu hingga terselesainya laporan

    kerja ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari ALLAH

    SWT.

    Penulis menyadari bahwa laporan kerja ini masih banyak kesalahan dan

    kekurangan baik dalam pengolahan maupun tata cara penulisannya. Oleh karena

    itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan laporan

    kerja ini. Semoga laporan kerja ini dapat bermanfaat bagi semua, khususnya

    dalam disiplin ilmu geofisika.

    Tangerang, Desember 2012

    Penulis

  • v

    Nama: Basri Kamaruddin

    NPT: 13.09.2079

    AMG, Jurusan Geofisika

    Dosen Pembimbing

    Drs. M. Husni, Dipl.Seis

    NIP : 195404211976031001

    ANALISIS INDEKS DISTURBANCE STORM TIME DENGAN

    KOMPONEN HORIZONTAL (H) MEDAN MAGNET BUMI DI DAERAH

    LINTANG TINGGI, LINTANGSEDANG, DAN LINTANG RENDAH

    SAAT BADAI MAGNET TAHUN 2012

    ABSTRAK

    Indeks Dst adalah indeks magnet global sebagai indikator badai magnet

    yang ditunjukkan dengan peristiwa penurunan intensitas indeks Dst yang

    ditandai dengan nilai negatif dari intensitasnya. Indeks ini terjadi di daerah

    lintang menengah dan lintang rendah, termasuk Indonesia. Sedangkan

    komponen H adalah komponen horizontal medan magnet yang lebih sensitif

    terhadap gangguan badai magnet secara lokal dibandingkan dengan

    komponen medan magnet lainnya, seperti komponen medan magnet D dan Z.

    Penelitian dilakukan dengan mengolah data komponen horizontal (H)

    medan magnet bumi dari observatorium magnet Tondano (TND, 129LU; 12495BT) yang merupakan representasi dari daerah lintang rendah, Gnangara (GNA, 31.78 LS; 115.95 BT) yang merupakan representasi dari

    daerah lintang sedang, dan Baker Lake (BLC, 64.318 LU, 263.988 BT) yang

    merupakan representasi dari daerah lintang tinggi. Dengan mencari nilai

    korelasi antara komponen H dengan indeks Dst maka kita dapat

    memperlihatkan bahwa komponen H dapat mewakili indeks Dst pada daerah

    tersebut pada saat badai magnet.

    Komponen H di Tondano memiliki korelasi cukup tinggi dengan indeks

    Dst saat badai magnet terjadi (0.56 hingga 0.94) dengan perbedaan intensitas

    antara (332.921 nT sampai 367.442 nT). Di Gnangara memiliki korelasi yang

    cukup tinggi (0.79 hingga 0.86) dengan perbedaan intensitas antara (559.3875

    nT sampai 525.3875 nT). Sedangkan di Baker Lake memiliki korelasi yang

    sangat lemah (-0.57 hingga 0.15) dengan perbedaan intensitas antara

    (503.014 nT sampai 624.493 nT). Nilai korelasi di observatotium Tondano dan

    Gnangara cukup kuat namun karena nilai perbedaan intensitasnya yang cukup

    tinggi di kedua observatorium tersebut maka tidak semua komponen H di

    kedua daerah tersebut dapat mewakili indeks Dst saat terjadi badai magnet.

    Untuk observatorium Baker Lake nilai korelasi yang lemah dan perbedaan

    intensitas yang tinggi maka komponen H di daerah tersebut tidak dapat

    mewakili indeks Dst saat terjadi badai magnet.

    Kata kunci: Indeks Disturbance Storm Time, Komponen H, Korelasi

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    SAMPUL DALAM ..................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

    UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... iii

    ABSTRAK .................................................................................................. v

    DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

    1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

    1.4 Batasan Masalah ..................................................................................... 2

    1.5 Metodologi Penulisan ............................................................................. 2

    1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................ 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kemagnetan Bumi ................................................................................. 4

    2.1.1. Sumber Kemagnetan Bumi.......................................................... 4

    2.1.2. Medan Magnet Bumi ................................................................... 7

    2.1.3.Medan Magnet Luar Bumi ........................................................... 8

    2.1.4. Medan Magnet Lokal (Medan Anomali) ..................................... 10

    2.2. Badai Magnet ........................................................................................ 11

    2.3. Indeks Disturbance Storm Time (indeks Dst) ........................................ 14

    2.4. Komponen Horizontal (H) Medan Magnet Bumi .................................. 19

    2.5. Analisis Korelasi .................................................................................... 20

  • vii

    BAB III

    DATA DAN METODE

    3.1. Data ...................................................................................................... 21

    3.2. Alur Pengolahan Data ............................................................................ 23

    3.3. Metode ................................................................................................... 23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1.Observatorium Magnet Bumi Tondano Indonesia (TND, 129LU dan

    12495BT) ................................................................................................... 26

    4.2.Observatorium Magnet Bumi Gnangara Australia (GNA, 31.78 LS; 115.95

    BT) ................................................................................................................ 29

    4.3.Observatorium Magnet Bumi Baker Lake Kanada (BLC, 64.318 LU,

    263.988 BT) ................................................................................................. 32

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 36

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 38

    LAMPIRAN ................................................................................................. 40

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Stasiun Dst (sumber http://spidr.ngdc.noaa.gov/spidr) ................... 14

    Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi badai magnet berdasarkan nilai intensitas indeks Dst

    ....................................................................................................................... 15Tabe

    l3.Interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel ................................. 19

    Tabel 4. Nilai koefisien korelasi antara indeks Dst dengan Komponen horizontal

    (H) medan magnet bumi di observatorium Tondano .................................... 27

    Tabel 5. Nilai t hitung dan selisih antara komponen H dengan indeks Dst di

    observatorium magnet bumi Tondano .......................................................... 29

    Tabel 6. Nilai koefisien korelasi antara indeks Dst dengan Komponen horizontal

    (H) medan magnet bumi di observatorium Gnangara (GNA) ...................... 29

    Tabel 7. Nilai t hitung dan selisih antara komponen H dengan indeks Dst di

    observatorium magnet bumi Gnangara ......................................................... 32

    Tabel 8. Nilai koefisien korelasi antara indeks Dst dengan Komponen horizontal

    (H) medan magnet bumi di observatorium Baker Lake (BLC). ................... 33

    Tabel 9. Nilai t hitung dan selisih antara komponen H dengan indeks Dst di

    observatorium magnet bumi Baker Lake (BLC)........................................... 35

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Posisi kutub magnet .................................................................... 6

    Gambar 2.Perpindahan Kutub Magnet Bumi ................................................ 6

    Gambar 3.Komponen-Komponen Medan Magnet Bumi .............................. 7

    Gambar 4.Contoh Pola Indeks Dst Pada Saat Badai Magnet ....................... 14

    Gambar 5.Komponen Horizontal (H) Medan Magnet Bumi ....................... 19

    Gambar 6.Observatorium magnet bumi BMKG Tondano (TND, 129LU;

    12495BT) ................................................................................................... 21

    Gambar 7. Observatorium Gnangara Australia (GNA, 31.78 LS; 115.95 BT )

    ....................................................................................................................... 21

    Gambar 8. Observatorium magnet bumi Baker Lake (BLC, 64.318 LU, 263.988

    BT) ................................................................................................................ 22

    Gambar 9.Jaringan Stasiun Observatorium Pengukuran Indeks Dst (Sumber

    http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dstdir/dst2/onDstindex.html) ......................... 22

    Gambar 10. Intensitas indeks Dst saat terjadi badai magnet tanggal 9 Maret 2012

    ....................................................................................................................... 26

    Gambar 11. Perbandingan antara indeks Dst dengan komponen horizontal (H)

    Tondano saat badai magnet tanggal 9 Maret, 24 April, 15 Juli, dan 1 Oktober

    2012 ............................................................................................................... 28

    Gambar 12. Intensitas indeks Dst saat terjadi badai magnet tanggal 24 April 2012

    ....................................................................................................................... 29

    Gambar 13. Perbandingan antara indeks Dst dengan komponen horizontal (H)

    medan magnet bumi di observatorium magnet bumi Gnangara saat badai magnet

    ....................................................................................................................... 31

    Gambar 14. Intensita indeks Dst saat terjadi badai magnet tanggal 15 Juli 2012

    ....................................................................................................................... 32

    Gambar 15. Intensitas indeks Dst saat terjadi badai magnet tanggal 1 Oktober

    2012 ............................................................................................................... 32

    Gambar 16. Perbandingan antara indeks Dst dengan komponen horizontal (H)

    medan magnet bumi di observatorium magnet bumi Baker Lake saat badai

    magnet. .......................................................................................................... 34

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Magnetogram observatorium magnet bumi Tondano (TND) saat

    badai magnet tanggal 9 Maret, 24 April, 15 Juli, dan 1 Oktober

    2012, diplot dengan software GDASView.

    Lampiran 2 Magnetogram observatorium magnet bumi Baker Lake (BLC) saat

    badai magnet tanggal 9 Maret, 24 April, 15 Juli, dan 1 Oktober

    2012, diunduh dari alamat: http://geomag.nrcan.gc.ca/data-

    donnee/plt/mp-eng.php?plot_type=web_magnetic_field.

    Lampiran 3 Magnetogram observatorium magnet bumi Gnangara (GNA) saat

    badai magnet tanggal 9 Maret, 24 April, 15 Juli, dan 1 Oktober

    2012, yang penulis unduh dari alamat situs internet:

    http://www.ga.gov.au/oracle/geomag/plot_minute_data.jsp tanggal

    3 November 2012.

    Lampiran 4 Data indeks Dst saat badai magnet tanggal 9 Maret 2012

    (http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201203/index.html).

    Lampiran 5 Data indeks Dst saat badai magnet tanggal 24 April 2012

    (http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201204/index.html).

    Lampiran 6 Data indeks Dst saat badai magnet tanggal 15 juli 2012

    (http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201207/index.html).

    Lampiran 7 Data indeks Dst saat badai magnet tanggal 1 Oktober 2012

    (http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201210/index.html).

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Besarnya gangguan pada medan magnet bumi diperoleh dari pengukuran

    komponen-komponen magnetik bumi. Pengukuran ini ditunjukkan dalam indeks

    tertentu, bergantung pada komponen magnetik yang diukur dan lokasi

    pengukuran. Perubahan-perubahan nilai pada indeks menunjukkan adanya

    gangguan pada medan magnet bumi.

    Salah satu indeks yang menunjukkan adanya gangguan pada medan

    magnet bumi adalah indeks Disturbance Storm Time yang disingkat indeks Dst.

    Indeks Dst adalah indeks global yang merupakan indikator badai magnet yang

    ditunjukkan dengan penurunan intensitas indeks Dst dengan satuan nano tesla

    (nT). Indeks Dst diperoleh dari hasil perhitungan gabungan dari beberapa stasiun

    pengamatan magnet di sekitar daerah lintang rendah.

    Berdasarkan analisis indeks Dst dengan komponen horizontal (H) medan

    magnet bumi di daerah lintang rendah pada stasiun magnet bumi LAPAN Biak

    (Rachyany, 2009) dan stasiun magnet bumi BMKG Tangerang (Rachyany, 2010),

    diperoleh korelasi yang sangat tinggi yang ditunjukkan antara keduanya sekitar

    (0,81-0,90) untuk daerah Biak dan sekitar (0,76-1,0) untuk daerah Tangerang.

    Artinya, komponen horizontal (H) Biak dan Tangerang dapat mewakili indeks Dst

    pada saat terjadinya badai magnet.

    Bagaimana dengan komponen horizontal (H) medan magnet bumi di

    daerah lintang sedang dan lintang tinggi, apakah sama dengan komponen

    horizontal (H) medan magnet bumi di daerah lintang rendah saat terjadi badai

    magnet. Untuk itu, dalam tulisan ini akan dibahas analisis indeks Dst dengan

    komponen horizontal (H) medan magnet bumi di daerah lintang tinggi, lintang

    sedang, dan lintang rendah pada saat terjadinya badai magnet dengan intensitas

    indeks Dst lebih kecil dari -100 atau < -100 nT untuk tahun 2012.

  • 2

    1.2. RUMUSAN MASALAH

    1. Analisis data komponen horizontal (H) medan magnet bumi di stasiun magnet

    bumi daerah lintang tinggi, lintang sedang, dan lintang rendah.

    2. Analisis hubungan komponen horizontal (H) medan magnet bumi di daerah

    lintang tinggi, lintang sedang, dan lintang rendah terhadap nilai indeks

    Disturbance storm time (indeks Dst) dengan metode korelasi.

    1.3. TUJUAN PENULISAN

    Tujuan dilakukan penulisan korelasi indeks Disturbance storm time dan

    komponen horizontal (H) medan magnet bumi saat badai magnet adalah untuk

    memberikan informasi tentang hubungan keterikatan antara indeks Disturbance

    storm time (indeks Dst) dengan komponen horizontal (H) medan magnet bumi

    saat terjadi badai magnet pada tahun 2012.

    1.4. BATASAN MASALAH

    Dalam tulisan ini, penulis menggunakan data komponen horizontal (H)

    magnet bumi dari tiga observatorium magnet bumi yaitu observatorium magnet

    bumi BMKG Tondano (TND) untuk daerah lintang rendah, observatorium magnet

    bumi Gnangara (GNA) Australia untuk daerah lintang sedang, dan observatorium

    magnet bumi Baker Lake (BLC) Kanada untuk daerah lintang tinggi. Selanjutnya

    data dari ketiga observatorium tersebut dianalisa hubungannya dengan data indeks

    Disturbance storm time (indeks Dst) dengan intensitas kurang dari -100 atau

  • 3

    1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

    Untuk memudahkan penulisan, dibuat sistematika penulisan sebagai

    berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah,

    tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan penulis dalam menunjang

    analisis yang dilakukan penulis.

    BAB III DATA DAN METODE

    Bab ini menjelaskan data dan metode yang dilakukan penulis dalam

    melakukan analisa hingga mampu menarik sebuah kesimpulan.

    BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menjelaskan tentang analisa serta pembahasan yang dilakukan

    penulis terhadap rumusan masalah yang ditentukan penulis.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan serta saran penulis terhadap

    penelitian yang dilakukan.

  • 4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. KEMAGNETAN BUMI

    2.1.1. Sumber Kemagnetan Bumi

    Medan magnet bumi hampir sama dengan yang dihasilkan oleh dua kutub

    magnet yang terletak pada pusat bumi. Poros kedua kutub magnet ini membentuk

    sudut 11.5o

    dengan poros bumi dan memotong permukaan bumi di kutub magnet

    bumi. Berdasarkan pengertian diatas memberikan beberapa istilah diantaranya

    koordinat magnet bumi, equator magnet bumi dan meridian magnet bumi. Kutub

    bumi sebenarnya terletak pada garis-garis kekuatan medan magnet yang tegak

    lurus permukaan bumi, seperti yang ditunjukan oleh inklinasi magnetnya. Studi

    tentang magnet telah dilakukan orang sejak beberapa abad yang lalu.

    Beberapa ahli seperti Elsasser (1935), menyimpulkan dalam penelitiannya

    bahwa material inti bumi yang dominan adalah besi yang merupakan konduktor

    yang baik. Gerakan inti bumi yang cair memungkinkan adanya arus listrik, arus

    didalam bumi inilah yang menimbulkan medan magnet utama. Setelah itu

    Chapman (1948) melakukan penelitian yang hasilnya menyimpulkan bahwa

    elektrojet merupakan aliran arus listrik dengan konsentrasi tinggi yang mengalir

    dari barat ke timur dalam satu sabuk yang relatif sempit sepanjang equator

    magnet, adanya arus tersebut mengakibatkan terjadinya induksi medan magnet di

    permukaan bumi. Penyebab elektrojet ini karena adanya ionisasi gas oleh partikel

    elektromagnet terutama sinar ultraviolet dari matahari. Menurut Ruhmkorff dalam

    teori kumparannya, ia mengungkapkan bahwa rotasi bumi menyebabkan lepasnya

    elektron yang menimbulkan garis gaya magnet.

    Maxwell menyimpulkan pada zat yang bersifat magnetik, letak magnet

    sejajar dan searah karena zat didalam bumi terdiri dari bagian kecil yang

    mengandung magnet. Sedangkan pada benda yang tidak mengandung magnet

    akan menunjukkan pada satu arah yang sejajar magnet dalam arah sumbu

    perputaran, sehingga bumi dianggap gyromagnetik. Teori-teori mengenai sumber

  • 5

    kemagnetan bumi tidak hanya di simpulkan oleh beberapa sebab diatas karena

    pada dasarnya kemagnetan bumi diakibatkan banyak hal seperti yang dikatakan

    Schmidt pada teorinya Ferromagnetic theory, bahwa didalam susunan bumi

    mengandung nikel, besi yang menyebabkan kemagnetan dalam bumi.

    Telford (1976), menunjukan bahwa medan magnet bumi yang teramati di

    suatu tempat merupakan resultan dari medan magnet utama, medan magnet luar

    dan medan magnet yang ditimbulkan variasi batuan pada masing-masing tempat.

    Medan magnet bumi selalu mengalami gangguan, tingkat gangguan tersebut

    diukur berdasarkan penentuan indeks K setiap 3 jam dari magnetograf untuk

    komponen medan magnet H,D, dan Z.

    Medan magnet bumi mirip dengan medan magnetik yang ditimbulkan oleh

    magnet batang dengan sumbunya membentuk sudut 11.5 derajat dari sumbu

    geografis. Mantel bumi dan inti bumi terlalu panas untuk mempertahankan medan

    magnet permanen, oleh karena itu medan magnet bumi dipastikan bangkit secara

    elektromagnetik. Teori elektromagnetik atau teori dinamo menyatakan bahwa inti

    luar bumi yang terjadi dari besi cair berotasi lambat terhadap mantel yang ada

    disekitarnya. Gerakan ini membangkitkan arus listrik yang kuat, yang kemudian

    menimbulkan medan magnet bumi.

    Bumi yang menghasilkan medan magnet ini diasumsikan sebagai sebuah

    magnet batang yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan benda magnet lain,

    sifat tersebut antara lain:

    1. Kutub utara magnet terletak di Canadian Artic Island dengan posisi 75.50 LU

    dan 100.40 BB.

    2. Kutub selatan magnet terletak di Coast of Antartica south of Tasmania

    dengan posisi 66.50 LS dan 140

    0 BT.

    3. Vektor magnet.

  • 6

    Gambar 1. Posisi kutub magnet

    Namun sejak abad ke 20 kutub magnet bumi telah bergerak ke utara

    dengan kecepatan rata-rata 10 km/tahun.Bahkan belakangan ini telah mengalami

    percepatan hingga 40 km/tahun. Selain kutub magnet yang berubah, medan

    magnet bumi juga mengalami pengurangan hingga 10 % sejak abad ke 19. Namun

    beberapa ahli mengemukakan bahwa berkurangnya nilai medan magnet bukan

    diakibatkan kutub magnet yang berpindah, karena berdasarkan rekaman

    paleomagnetik medan magnet bumi memang mengalami kenaikan dan penurunan.

    (http://www.nasa.gov/vision/earth/lookingatearth/29dec_magneticfield.html).

    Gambar 2. Perpindahan Kutub Magnet Bumi

  • 7

    2.1.2. Medan Magnet Bumi

    Medan magnet utama bumi disebabkan oleh gejala yang terjadi di dalam

    bumi.Seperti yang kita tahu bahwa inti bumi terbagi atas inti luar (outer core)

    yang berbentuk liquid dan inti dalam (inner core) yang berbentuk padat. Menurut

    penelitian USGS (United State Geological Survey), inti dalam bumi memiliki

    suhu 1000 lebih tinggi dibanding dengan permukaan matahari. Inti dalam ini

    juga melakukan rotasi lebih cepat 0.2% per tahun dibanding dengan rotasi bumi

    (dibandingkan dengan longitude/bujur bumi).

    Kondisi ini tentu saja sangat berpengaruh pada inti luar atau outer core.

    Outer core yang terdiri dari logam panas cair, bila diumpakan seperti air yang

    mendidih di atas kompor inti dalam. Inti luar yang terdiri dari logam FeO, Fe2O3,

    MgO, CaO, SO2 tentu saja akan terkena dampak dari rotasi inti dalam. Logam-

    logam tersebut secara terus-menerus akan berputar sehingga menghasilkan efek

    dinamo yang kemudian menimbulkan medan magnet bumi.

    Nilai magnet bumi merupakan besaran vektor total magnet bumi (F) dan

    dapat dinyatakan dalam komponen-komponennya. Hal ini berarti disembarang

    titik disuatu ruang, besaran, arah total medan magnet bumi (F) berubah sebagai

    fungsi waktu. Komponen medan magnet bumi dapat diuraikan sebagai berikut :

    Gambar 3. Komponen-Komponen Medan Magnet Bumi

    Keterangan:

  • 8

    1. Vektor X, Y,dan H terletak pada bidang horizontal dengan komponen X

    berada disepanjang sumbu geografis, komponen Y pada timur geografis dan

    H pada komponen horizontal.

    2. Vektor Z merupakan komponen vertikal medan magnet bumi.

    3. Vektor F merupakan komponen medan magnet total yang terletak pada

    bidang vertikal yang memuat komponen H dan Z.

    4. Sudut D merupakan sudut deklinasi yang dibentuk oleh utara sebenarnya (X)

    dengan komponen horizontal (H).

    5. Sudut I merupakan sudut inklinasi yang besarnya ditentukan oleh vektor H

    dan F.

    Hubungan antara medan magnet dan tiap-tiap komponennya dapat

    dinyatakan melalui persamaan berikut:

    Z = F Sin I (2.1)

    H = F Cos I (2.2)

    X = H Cos D (2.3)

    Y = H Sin D (2.4)

    Dengan mensubsitusikan persamaan (2.2) ke persaamaan (2.3) maka

    dihasilkan :

    X = F Cos I Cos D (2.5)

    Dengan mensubstitusikan persamaan (2.2) ke persamaan (2.4) maka

    dihasilkan :

    Y = F Cos I Sin D (2.6)

    Dan

    F2 = H

    2 + Z

    2

    H2 = X

    2 + Y

    2

    F2 = X

    2 + Y

    2 + Z

    2 (2.7)

    2.1.3. Medan magnet luar bumi

    Medan mangnet luar disebabkan karena adanya arus listrik di lapisan

    ionosfer yang menyebabkan induksi medan magnet di permukaan bumi. Muatan

    listrik di lapisan ini berasal dari ionisasi gas oleh partikel-partikel elektromagnet,

    terutama karena sinar ultraviolet serta aktivitas yang terjadi di permukaan

    matahari dan bulan. Variasi yang disebabkan oleh medan magnet luar ini bersifat

  • 9

    periodik dan hanya menyumbang pengaruh sebesar 1 % terhadap medan magnet

    bumi total.

    Berdasar periodenya, maka medan magnet luar dapat dibedakan menjadi

    (Evi Rosa, Tugas Akhir D3 Geofisika AMG):

    1. Variasi Harian Matahari (Solar Diurnal)

    Variasi harian matahari disebabkan oleh adanya interaksi aliran listrik

    antara matahari dengan lapisan ionosfer, mempunyai periode 24 jam dan

    menggangu fluktuasi komponen magnet antara 10 nT sampai 50 nT. Radiasi

    elektromagnetis menyebabkan adanya arus listrik di lapisan ionosfer pada

    ketinggian 100 km di atas permukaan bumi. Sistem yang disebabkan oleh arus

    listrik ini dapat menguatkan atau melemahkan medan magnet utama bumi.

    2. Variasi Harian Bulan (Lunar Diurnal)

    Variasi ini disebabkan karena adanya interaksi antara bulan dengan lapisan

    ionosfer. Periode variasi ini sama dengan variasi matahari yakni 24 jam dan

    mengganggu fluktuasi komponen magnet sekitar 2 nT. Karena kecil, maka variasi

    ini dapat diabaikan dalam eksplorasi yang menggunakan metoda magnet.

    3. Badai Magnet (Magnetic Storm)

    Badai magnet disebabkan oleh banyaknya partikel bermuatan listrik yang

    sampai ke permukaan bumi beberapa saat setelah terjadi sunspot (bintik

    matahari).Sunspot ini terjadi karena penurunan suhu fotosfer dari 6000K menjadi

    sekitar 4000K. Sunspot merupakan badai massa gas elektrik yang berputar-putar

    di permukaan matahari dan efeknya dapat menyebabkan gangguan pada medan

    magnet bumi. Gangguan ini menyebabkan fluktuasi komponen magnet hingga

    1000 nT bahkan lebih. Badai magnet juga dapat mengganggu siaran radio,

    televisi, jaringan telepon dan arah jarum kompas.Dalam keadaan seperti ini arah

    dan besar magnet menjadi tidak beraturan dan terus berubah.Hal ini tentu sangat

    mengganggu pengamatan-pengamatan magnet yang sedang dilakukan.Badai

    magnet juga tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya, kita hanya bisa

    memantaunya dengan mengamati siklus sunspot.

  • 10

    2.1.4. Medan magnet lokal (Medan Anomali)

    Medan anomali magnet merupakan bagian dari medan magnet bumi yang

    ditimbulkan karena ketidakteraturan distribusi material magnetis di kerak bumi

    bagian luar. Materi penyusun kerak bumi tidak homogen yang terlihat dari adanya

    anomali sampai kedalaman beberapa puluh kilometer. Anomali medan magnet

    bumi ini biasanya bersifat lokal sehingga tidak terlihat pada peta-peta isomagnetik

    secara regional. Untuk kegiatan eksplorasi menggunakan metode magnet bumi

    akan selalu berkaitan dengan anomali medan magnet, karena nilai anomali yang

    terdeteksi di lapangan akan diinterpretasikan untuk mengidentifikasi penyebab

    anomali ini.

    1. Magnetisasi Batuan

    Batuan yang mengandung material magnetis memiliki sifat kemagnetan

    sehingga dapat dideteksi menggunakan sensor kemagnetan.Magnetisasi suatu

    batuan dapat disebabkan oleh induksi dari magnet bumi. Intensitas dari induksi

    geomagnet akan bergantung pada suseptibilitas magnetik batuan, gaya magnet,

    serta intensitas permanennya pada sejarah geologi batu tersebut. Batuan

    termagnetisasi oleh medan magnet bumi sehingga besar dan arahnya

    tergantungpada besar dan arah magnet bumi penyebab kemagnetannya saat itu.

    Sifat pada batuan tersebut dikenal dengan magnetisasi remanen.

    2. Suseptibilitas Batuan

    Benda akan mengalami polarisasi atau termagnetisasi (I) karena mendapat

    pengaruh dari medan magnet homogen (H), sebesar:

    I = k H (2.8)

    Dimana I adalah intensitas kemagnetan, k adalah suseptibilitas atau

    parameter derajat kemagnetan dari batuan, dan H adalah kuat medan magnet.

    Suseptibilitas batuan ini tergantung pada kandungan material magnetis

    yang ada pada batu tersebut yang nilainya berubah sesuai pengaruh medan magnet

    luar. Berdasar suseptibilitasnya, batuan dibedakan menjadi 3 yaitu :

    a. Diamagnetik yaitu sifat batuan dengan suseptibilitas negatif

    b. Paramagnetik yaitu sifat batuan dengan suseptibilitas positif tetapi kecil

  • 11

    c. Ferromagnetik yaitu sifat batuan dengan nilai suseptibilitas besar dan

    positif

    3. Keadaan Kemagnetan Kulit Bumi

    Kulit bumi menimbulkan anomali magnet lokal karena komposisi batuan

    yang kompleks. Nilai kemagnetannya lebih kecil (hanya radius beberapa ratus

    kilometer) dibandingkan dengan keadaan keseluruhan bumi. Kemagnetannya

    kecil disebabkan oleh magnetisai remanen, misalnya batuan vulkanik (beku) bisa

    termagnetisasi oleh medan magnet bumi saat pendinginan namun sebagian juga

    dapat disebabkan oleh magnetisasi induksi pada medan magnet bumi sekarang.

    4. Variasi Lateral Konduktivitas Kulit Bumi

    Konduktivitas bumi & dielektrik konstan, konduktivitas dan dielektrik

    konstan bumi sangat bervariasi di lokasi yang berbeda. Nilai konstanta dielektrik

    yang tinggi cenderung ditemukan di daerah-daerah dengan konduktivitas tinggi

    (resistansi rendah) dan sebaliknya. Daerah pegunungan; daerah dengan tanah

    kering, berpasir atau berbatu; kota-kota dengan bangunan besar, dan daerah hutan

    semua cenderung memiliki konduktivitas rendah. Daerah datar dengan lempung

    basah cenderung memiliki konduktivitas tertinggi.

    Bumi dikelilingi oleh gelombang elektromagnetik yang terjadi secara

    alamiah dengan frekuensi yang luas. Bumi merupakan konduktor listrik yang

    tidak sempurna dan arus yang terinduksi akan memodifikasi gelombang tersebut.

    Besarnya medan magnet yang diukur di permukaan bumi merupakan jumlah

    medan external dan internal yang dapat digunakan untuk menentukan struktur

    konduktivitas dalam bumi. Dari pengamatan medan magnet di seluruh bumi,

    medan external dan internal dapat dipisahkan dan distribusi konduktivitas rata-

    rata terhadap kedalaman dapat diperkirakan. Analisis sedemikian dari variasi

    harian telah banyak dilakukan.

    2.2. Badai Magnet

    Bumi memiliki medan magnet internal yang dibangkitkan oleh efek-efek

    dinamo arus listrik dari fluida dalam lapisan luar intinya. Kopling antara medan

    magnet internal ini dipengaruhi oleh gangguan partikel-partikel solar wind (angin

    matahari) akibat aktivitas fenomena CME (Coronal Massa Ejection) dan coronal

    hole membangkitkan tenaga pengendali bagi bermacam-macam gangguan medan

  • 12

    magnet bumi. Gangguan ini terbesar dalam sistem kopling solar wind-

    magnetosfer-ionosfer dinamakan badai magnet yang ditunjukkan dengan periode

    memanjang dari setengah jam sampai dengan beberapa hari. Oleh karena itu

    variasi komponen horizontal (H) medan magnet bumi mengalami terdepresi dari

    lintang menengah sampai dengan lintang rendah pada skala global.

    Badai magnet disebabkan oleh banyaknya partikel bermuatan listrik yang

    sampai ke permukaan bumi beberapa saat setelah terjadi sunspot (bintik

    matahari). Sunspot ini terjadi karena penurunan suhu fotosfer dari 6000K

    menjadi sekitar 4000K. Sunspot merupakan badai massa gas elektrik yang

    berputar-putar di permukaan matahari dan efeknya dapat menyebabkan gangguan

    pada medan magnet bumi. Gangguan ini menyebabkan fluktuasi komponen

    magnet hingga 1000 nT bahkan lebih. Badai magnet juga dapat mengganggu

    siaran radio, televisi, jaringan telepon dan arah jarum kompas. Dalam keadaan

    seperti ini arah dan besar magnet menjadi tidak beraturan dan terus berubah.Hal

    ini tentu sangat mengganggu pengamatan-pengamatan magnet yang sedang

    dilakukan.Badai magnet juga tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya, kita

    hanya bisa memantaunya dengan mengamati siklus sunspot.

    Selanjutnya, badai magnet merupakan suatu fenomena gangguan dari

    aktivitas matahari mempengaruhi geomagnet dan dampaknya menunjukan pola

    ganda. Kondisi ini memperlihatkan suatu proses-proses transfer energi dari

    partikel-partikel angin mataharimenuju ke magnetosfer bumi yang tersebar dalam

    sistem kopling magnetosfer-ionosfer dalam bentuk arus listrik. Perlu diketahui

    bahwa secara umum badai magnet dapat digolongkan dalam dua kategori yakni:

    1. Badai magnet berulang (recurrent storms) dan badai ini berkaitan dengan

    rotasi Matahari yang berperiode 27 harian.

    2. Badai magnet tidak berulang (non recurrent storms).

    Badai magnet berulang pada umumnya berkaitan dengan badai sedang dan

    kondisi badai yang demikian secara umum tidak berkorelasi dengan bintik

    matahari (sunspot numbers). Sedangkan badai magnet tidak berulang berkaitan

    dengan badai kuat dan menurut hasil penelitian, badai yang demikian umumnya

  • 13

    terjadi pada saat-saat matahari maksimum.Karena peristiwa ini terjadi ketika

    muncul CME (Coronal Mass Ejection) di atas permukaan matahari maka partikel-

    partikel solar wind berenergi dari CME (Coronal Mass Ejection) dilontarkan

    dengan kecepatan tinggi menuju permuaan bumi. Pada saat bertemu dengan

    magnetosfer bumi akan terjadi interaksi/kontak berupa interplanetary shock

    yang selanjutnya akan menyebabkan kompresi pada magnetosfer bumi. Dan hal

    itu akan menyebabkan kenaikan secara mendadak dari variasi komponen medan

    magnet yang teramati diseluruh permukaan bumi pada bujur yang tegak lurus

    dengan aktivitas badai. Peristiwa interplanetary shock ini menimbulkan

    perubahan mendadak naik pada medan magnet, peristiwa ini disebut pula sebagai

    sc (suddent commencement).

    Badai magnet bumi yang terjadi setelah sc dirujuk sebagai badai magnet

    dengan suddent storm commencement atau disebut pula badai geomagnet tipe sc.

    Kondisi itu biasanya dibangkitkan oleh peristiwa fenomena CME (Coronal Mass

    Ejection) dan merupakan bentuk badai yang tidak berulang. Sedangkan badai

    yang terjadi tanpa diawali sc dirujuk sebagai badai magnet dengan gradually

    commencement atau disebut badai geomagnet tipe sg. Peristiwa badai yang

    demikian biasanya dibangkitkan oleh akibat lubang koronal (coronal hole) dan

    merupakan bentuk badai berulang.

    Tipe badai geomagnet sc ditunjukan dengan perubahan mendadak naik

    variasi komponen horizontal (H) medan magnet bumi setelah onset gangguan

    badai, selanjutnya diikuti oleh kejadian badai (penurunan indeks Dst). Kejadian

    seperti demikian disebut ssc (suddent storm commencement), apabila perubahan

    medan magnet tersebut tidak diikuti dengan kejadian badai (penurunan indeks

    Dst) maka badai itu disebut si (sudden impulse). Oleh karena itu karakteristik ssc

    merupakan subyek yang tepat untuk menguji respon medan magnet bumi terhadap

    kenaikan mendadak dari gangguan solar wind yang kuat dari CME. Kejadian

    yang demikian sering merusak sensitifitas peralatan cuaca antariksa, seperti

    satelit-satelit dan peralatan frekuensi tinggi. Amplitudo ssc pada lintang

    menengah lebih besar dari pada lintang lebih rendah.

  • 14

    2.3. Indeks Disturbance Storm Time (Indeks Dst)

    Indeks Disturbance storm time (indeks Dst) adalah indeks global yang

    merupakan indikator badai magnet yang ditunjukkan dengan penurunan intensitas

    indeks Dst dengan satuan nano tesla (nT). Indeks Dst diperoleh dari nilai rata-rata

    pengukuran komponen horizontal dari medan magnetik bumi yang diukur dari 4

    observatorium geomagnet di dekat ekuator seperti yang diberikan pada tabel 1.

    Tabel 1. Stasiun Dst (sumber http://spidr.ngdc.noaa.gov/spidr)

    Adapun ciri pola indeks Dst yang menunjukkan fenomena badai magnet

    diilustrasikan pada gambar 6.

    Gambar 4. Contoh Pola Indeks Dst Pada Saat Badai Magnet (Sugiura, 1964)

    Ketika ada medan listrik yang bergerak kearah timur dari angin Matahari

    yang bersamaan dengan medan magnet antarplanet yang bergerak kearah selatan,

    akan mengakibatkan injeksi arus cincin yang signifikan yang berakibat pada

    perubahan negatif indeks Dst. Dst ini pengukurannya dilakukan dari komponen

    medan magnet Bumi dekat ekuator yang identik dengan lokasi wilayah Negara

    Indonesia. Menurut Loewe dan Prolss (1997), indeks Dst berdasarkan

    intensitasnya dibagi dalam empat kelas dengan klasifikasi: lemah, sedang

  • 15

    (menengah), kuat, dan sangat kuat dengan intensitas, seperti yang ditunjukkan

    dalam tabel 2.

    Tabel 2. Klasifikasi badai magnet berdasarkan nilai intensitas indeks Dst

    No Klasifikasi badai magnet Intensitas Dst

    1 Lemah -50 Dst -30

    2 Sedang -100 Dst -50

    3 Kuat -200 Dst -100

    4 Sangat kuat Dst -200

    Jika indeks monitoring Dst dalam H diturunkan secara kontinyu sebagai

    fungsi dari UT, variasi akan sangat jelas mengindikasikan terjadinya badai

    magnetik dan tingkat keparahannya saat badai itu terjadi. Kemudian, meski dalam

    ketiadaan badai magnetik yang berbeda, indeks tersebut akan memonitor secara

    kontinyu gangguan gangguan yang lebih kecil daripada gangguan yang

    biasadisebut sebagai badai magnetik, atau gangguan yang mulai secara bertahap

    tanpa permulaan yang jelas. Oleh karena itu, variasi Dst yang diturunkan akan

    memberikan pengukuran kuantitatif dari gangguan geomagnetik yang dapat

    berhubungan dengan parameter parameter matahari dan geofisika lainnya.

    Penurunan indeks Dst dipilih empat observatorium magnetik, yaitu

    Hermanus ( 34,400LU - 19,22

    0BT), Kakioka (36,23

    0LS- 140,18

    0BT), Honolulu

    (21,300LS- 201,90

    0BT), dan San Juan (18,38

    0LS- 293,88

    0BT). Observatorium

    observatorium tersebut dipilih atas dasar kualitas observasinya juga dengan alasan

    bahwa lokasinya cukup jauh dari elektrojet aurora dan elektrojet equatorial serta

    distibusi longitudinal dari lokasi lokasi tersebut merata.

    Nilai dasar untuk H didefinisikan untuk setiap observatorium dengan

    tujuan untuk mendapatkan variasi yang menyeluruh. Untuk setiap observatorium,

    nilai rata rata dari H , yang dihitung dari lima hari paling tenang dalam setiap

    bulannya, digunakan untuk mengumpulkan data nilai dasar (baseline). Penting

    untuk diingat bahwa nilai akhir Dst ditentukan setelah setiap tahun kalender dan

    oleh karena itu dalam penentuan ini nilai rata rata tahunan hanya tersedia

  • 16

    sampai dengan dan termasuk tahun tersebut (mengacu ke bawah sebagai tahun

    sekarang) dimana Dst kemudian diasumsikan. Nilai dasar digambarkan pada deret

    pangkat dalam waktu dan koefisien untuk persamaan kuadrat ditentukan oleh

    metode akar terkecil, menggunakan nilai rata rata untuk tahun berjalan dan

    empat tahun sebelumnya. Oleh karena itu, nilai dasar dinyatakan sebagai :

    (2.9)

    Dimana adalah waktu dalam satuan tahun yang diukur dari periode

    acuan.

    Dinyatakan disini bahwa jika ekspansi polinomial dari rata rata tahunan

    dibuat secara garis lurus seperti dijelaskan di atas, sebuah diskontinuitas buatan,

    meskipun kadang kadang tidak cukup besar untuk dapat diamati, dapat dilihat

    antara nilai dasar dari jam terakhir dalam sebuah tahun dan nilai dasar untuk jam

    pertama dari tahun setelahnya, karena nilai dasar ini dihitung dari dua persamaan

    polinomial yang berbeda. Untuk meminimalisir diskontinuitas semacam itu,

    penentuan polinomial sebenarnya dibuat dalam dua tahap. Dari ekspansi

    polinomial yang ditentukan pada tahap pertama, dihitung nilai dasar pada akhir

    tahun yang berjalan.Pada tahap kedua, nilai ini dimasukkan sebagai titik data

    dalam penentuan persamaan polinomial. Prosedur ini telah dinilai memuaskan.

    Nilai dasar H (T) yang dihitung untuk setiap jam UT dari tahun yang

    berjalan, dikurangi oleh nilai H-Hobs(T)

    (2.10)

    Selisihnya, H(T), membentuk database dalam turunan berikutnya untuk

    setiap observatorium.

    Solar quiet daily variation, atau variasi masa tenang matahari, Sq,

    diturunkan untuk setiap observatorium sebagai berikut. Nilai rata-rata variasi Sq

    untuk setiap bulan, ditentukan dari H(T) untuk lima hari tenang dalam setiap

    bulan yang dipilih secara internasional. Hari - hari tenang tersebut ditentukan

    dalam UT. Untuk mendefinisikan nilai rata-rata variasi Sq untuk jam-jam lokal

    pada observatorium, pembentukan nilai rata-rata untuk jam-jam lokal

  • 17

    menggunakan lima hari lokal yang memiliki nilai tumpang tindih (overlap)

    maksimum terhadap lima hari paling tenang internasional. Menggunakan juga

    nilai per jam sesaat sebelum dan sesaat sesudah hari lokal yang dipilih, dievaluasi

    perubahan linier dan mengurangi perubahan linier itu terhadap variasi Sq. Dengan

    cara ini, dapat menghilangkan perubahan non-siklik Sq, yang mana adalah bagian

    dari variasi Dst, dan juga mengevaluasi Sq dari tingkatan tengah malam.

    Keduabelas set dari rata-rata bulanan Sq yang ditentukan untuk tahun

    tersebut diperluas dalam persamaan Fourier ganda (Double Fourier series)

    dengan waktu lokal, t dan nomor bulan, s sebagai dua variabel:

    (2.11)

    Persamaan ini memungkinkan kita untuk menghitung Sq(T) pada setiap

    jam UT, T, pada tahun tersebut. Prosedur ini diaplikasikan ditiap-tiap

    observatorium.

    Untuk setaip observatorium, variasi gangguan, D(T), didefinisikan

    sebagai:

    (2.12)

    Kemudian, D(T) keempat obseravtorium dirata-ratakan dan dinormalkan

    terhadap kutub ekuator sebagai berikut:

    (2.13)

    Dimana nilai pembagi adalah rata-rata dari nilai cosinus dari ketinggian

    kutub, , dari obsevatorium-observatorium yang memberikan

    kontribusi terhadap nilai rata-rata. Prosedur normalisasi ini dibuat untuk

    meminimalisir efek-efek yang tidak diinginkan dari nilai-nilai jam yang hilang.

    Tingkat referensi untuk Dst ditetapkan sehingga pada lima hari paling

    tenang internasional yang telah ditentukan, nilai Indeks Dst adalah nol pada rata-

    ratanya. Namun demikian, meskipun harihari paling tenang, tetap saja ada

    medan magnetik yang mengarah ke selatan yang diproduksi oleh sistem arus

    equatorial di dalam magnetosfer, yang mana sering dijadikan acuan sebagai waktu

    lingkaran arus (the quiet time ring current).Penurunan medan magnetik tenang di

  • 18

    dalam magnetosfer telah disurvey secara mendalam oleh satelit OGO 3 dan 5 (e.g

    Suguira and Poros, 1973). Menurut pengamatan satelit OGO 5, penurunan medan

    magnetik di sekitar kutub equator pada jarak geosentris 2,3 sampai 3,6 radian

    secara statistik bernilai sekitar 45 nT ketika nilai Dst adalah Nol (Suguira,1973).

    Penurunan medan magnetik ini memiliki kecenderungan untuk menuju ke arah

    selatan Bumi, tetapi tidak ada observasi termutakhir yang sempurna untuk

    memberikan distribusi medan magnetik pada jarak geosentris kurang dari 2

    radian. Kajian pendahuluan dengan data Magsat yang diambil pada ketinggian

    350 Km sampai 560 Km menunjukkan bahwa pada permukaan Bumi, medan

    eksternal yang simetris terhadap sumbu diperkirakan adalah -25 nT ketika nilai

    Dst adalah Nol (Langel et al,1980). Meskipun angka ini terlihat masuk akal,

    tingkat referensi absolut untuk variasi Dst akan dikaji di masa yang akan datang.

    Sebagai contoh, nilai off-set Dst dapat saja bervasiasi terhadap siklus matahari.

    Indeks Dst merepresentasikan gangguan medan magnetik yang simetris

    terhadap sumbu kutub equator pada permukaan bumi. Gangguan gangguan

    utama dalam Dst adalah negatif, dan disebut sebagai penurunan pada medan

    geomagnetik. Medanmedan tersebut terutama dibentuk oleh sistem arus

    equatorial pada magnetosfer, dan biasanya disebut sebagai lingkaran arus.

    Lembaran netral yang mengalir sepanjang ekor magnetosfer menimbulkan

    kontribusi yang kecil terhadap penurunan medan di dekat Bumi. Variasi positif

    dalam Dst, utamanya disebabkan oleh pemampatan magnetosfer dari kenaikan

    tekanan angin matahari.

    Telah diketahui bahwa medan gangguan pada umumnya tidak simetris

    terhadap sumbu. Secara spesifik, dalam pengembangan fase badai magentik

    medan gangguan asimetris dapat saja lebih besar dari bagian yang simetris (e.g

    Suguira and Chapman, 1960; Akasofu and Chapman,1964). Dalam medan

    gangguan asimetris, medan penurunan medan paling besar biasanya terjadi pada

    sektor senja. Untuk memonitor medan gangguan asimetris, kami memperluas

    setiap jam UT, T, medan gangguan D (T) dalam deret Fourier di waktu lokal dan

    menentukan amplitude dan fasa dari komponen diurnal. Selama operasi Magsat,

  • 19

    Dst dan komponen diurnal dan komponen semi-diurnal dari D diturunkan dan

    disediakan pada pita data Magsat (Langel et al., 1981). Untuk periode ini, data

    dari empat observatorium Dst ditambahkan oleh data dari Alibag

    untukmemperbaiki cakupan longitudinal. Medan gangguan asimetris biasanya

    dilambangkan sebagai lingkaran arus parsial (Akasofu and Chapman, 1964;

    GCahill, 1966; Frank, 1970; Fukushima and Kamide, 1974). Namun demikian,

    telah disarankan pula bahwa medan gangguan asimetris dapat diproduksi oleh

    arus jaring Birkeland yang mengalir ke dalam ionosfer pada waktu menjelang

    siang hari, dan mengalir keluar pada waktu menjelang tengah malam (Crooker

    andSiscoe, 1981). Oleh karena itu sumber dari gangguan medan magnetik masih

    akan ditentukan dimasa yang akan datang.

    2.4. Komponen Horizontal (H) Medan Magnet Bumi

    Gambar 5.Komponen Horizontal (H) Medan Magnet Bumi (yang dilingkar)

    Komponen horizontal (H) medan magnet bumi yang berarah ke utara

    magnetik adalah komponen medan magnet yang lebih sensitif terhadap gangguan

    badai magnet secara lokal dibandingkan dengan komponen medan magnet

    lainnya, seperti komponen medan magnet D dan Z. Komponen horizontal(H)

    medan magnet bumi bersama dengan dengan komponen X medan magnet bumi

    membentuk sudut deklinasi (D).

    Komponen horizontal (H) medan magnet bumi lebih sensitif terhadap

    gangguan badai magnet karena pada saat terjadinya badai magnet diperkuat

    dengan medan magnet antar planet (Interplanetary Magnetic Field-IMF). Pada

    saat IMF dibawa angin matahari mengarah ke selatan akan terjadi injeksi partikel

  • 20

    dan transfer energi dari angin matahari yang semakin tinggi sehingga memicu

    badai magnet yang lebih besar. hal ini juga mempengaruhi magnetopause (batas

    terluar wilayah yang dikendalikan oleh medan magnet sebuah planet) yang medan

    magnetnya mengarah ke utara sehingga berdampak juga pada komponen

    horizontal (H) medan magnet bumi yang juga mengarah ke utara.

    2.5. Analisis Korelasi

    Studi yang membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel

    dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui

    derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien

    korelasi.Analisis korelasi berhubungan erat dengan analisis regresi.

    Apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier,

    maka derajat hubungannya akan dinyatakan dengan r dan biasa dinamakan

    koefisien korelasi. Harga koefisien korelasi bergerak antara .

    Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara

    dua variabel.Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear

    dan arah hubungan dua variabel acak.Jika koefesien korelasi positif, maka kedua

    variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka

    nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka

    kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi,

    maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan

    melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variable, penulis

    memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono,2009):

    Tabel 3.Interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel.

    Harga koefisian korelasi Kekuatan hubungan antara dua variable

    0 Tidak ada korelasi antara dua variable

    > 0 0,25 Korelasi sangat lemah

    > 0,25 0,5 Korelasi cukup

    > 0,5 0,75 Korelasi kuat

    0,75 0,99 Korelasi sangat kuat

    1 Korelasi sempurna

  • 21

    BAB III

    DATA DAN METODE

    3.1. DATA

    Dalam penulisan laporan ini, data yang digunakan adalah:

    1. Nilai rata-rata per jam komponen horizontal (H) medan magnet bumi di

    observatorium magnet bumi Tondano (TND, 129LU; 12495BT) pada

    bulan Januari sampai bulan Oktober tahun 2012.

    2. Nilai rata-rata per jam komponen horizontal (H) medan magnet bumi di

    observatorium magnet bumi Gnangara (GNA, 31.78 LS; 115.95 BT)

    Australia pada bulan Januari sampai bulan Oktober tahun 2012.

    Gambar 7. Observatorium Gnangara Australia (GNA, 31.78 LS; 115.95 BT )

    Gambar 6.Observatorium magnet bumi BMKG Tondano (TND, 129LU; 12495BT)

  • 22

    3. Data rata-rata per jam komponen horizontal (H) medan magnet bumi di

    observatorium magnet bumi Baker Lake Kanada (BLC, 64.318 LU,

    263.988 BT) Kanada pada bulan Januari sampai bulan Oktober 2012.

    4. Data indeks Disturbance storm time (indeks Dst) dari World Data Center

    (WDC) for geomagnetism, Kyoto, Jepang, bulan Januari sampai bulan

    Oktober 2012.

    Gambar 9.Jaringan Stasiun Observatorium Pengukuran Indeks Dst (Sumber

    http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dstdir/dst2/onDstindex.html)

    Gambar 8. Observatorium magnet bumi Baker Lake (BLC, 64.318 LU, 263.988 BT)

  • 23

    3.2. ALUR PENGOLAHAN DATA

    Data indeks Dst yang didapat dari World Data Center (WDC) for

    geomagnetism, Kyoto, Jepang merupakan data digital per jam maka alur

    pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    3.3. METODE

    Dalam penulisan ini, metode yang digunakan adalah metode korelasi

    untuk menghitung keterkaitan antara indeks Disturbance storm time (Dst) dengan

    komponen (horizontal) H saat badai magnet. Metode korelasi Pearson dipilih

    karena metode ini cocok untuk menganalisa keeratan hubungan antara dua

    variabel yang datanya berbentuk data interval atau rasio. Formula metode korelasi

    Pearson adalah sebagai berikut:

    MULAI

    Mencari nilai rata-rata per jam komponen

    horizontal (H) stasiun magnet bumi

    Kupang dan Pelabuhan Ratu

    Plot nilai rata-rata per jam komponen

    horizontal (H) stasiun magnet bumi

    Kupang dan Pelabuhan Ratu dengan nilai

    per jam indeks Dst

    Mencari korelasi antara nilai rata-rata per

    jam komponen horizontal (H) stasiun

    magnet bumi Kupang dan Pelabuhan Ratu

    dengan nilai per jam indeks Dst

    Plot nilai rata-rata per jam komponen

    horizontal (H) stasiun magnet bumi Kupang

    dan Pelabuhan Ratu dengan nilai per jam

    indeks Dst

  • 24

    (3.1)

    Dimana X adalah menunjukkan indeks Dst dan Y adalah menunjukkan

    komponen horizontal (H) medan magnet bumi.

    Pengujian keterkaitan antara kedua variabel, komponen H medan magnet

    bumi dan indeks Dst adalah dengan hipotesis sebagai berikut:

    Ho: keterkaitan antara indeks Dst dan komponen H medan magnet bumi =

    nol

    Ha: keterkaitan antara indeks Dst dan komponen H medan magnet bumi

    nol

    Dengan menggunakan uji t (Sudjana, 2005) yang dirumuskan sebagai:

    (3.2)

    Dengan r adalah koefisien korelasi dan n adalah banyaknya data pengamatan.

    Untuk mengetahui signifikansi besarnya keterkaitan antara indeks Dst dan

    komponen H medan magnet bumi, yang diperoleh dari hasil perhitungan

    dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari tabel distribusi t (Wei

    Williem W. S., 1994) dengan kriteria:

    Jika maka Ho diterima

    Jika Ho ditolak

    Untuk mengetahui sampai sejauh mana perbedaan nilai antara indeks Dst

    dengan komponen horizontal (H) medan magnet bumi, dihitung selisihnya (rata-

    rata simpangan) sebagai berikut:

    (3.3)

    Dengan RS adalah rata-rata simpangan antara nilai indeks Dst dengan

    komponen horizontal (H) medan magnet bumi. menunjukkan nilai indeks

    Dst. menunjukkan nilai komponen horizontal (H) medan magnet bumi. n

  • 25

    menunjukkan banyaknya data pengamatan. Selanjutnya perhitungan ini diolah

    dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007.

  • 26

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dari hasil pemilihan indeks Dst dengan intensitas kurang dari -100 nT atau

    < -100 nT, diperoleh 4 kejadian badai magnet, yaitu pada 9 Maret 2012, 24 April

    2012, 15 Juli 2012, dan 1 Oktober 2012.

    Analisis hubungan komponen horizontal (H) medan magnet bumi di

    daerah lintang tinggi, lintang sedang, dan lintang rendah dengan indeks

    Disturbance storm time (indeks Dst) yang di analisa akan dibahas pada masing-

    masing sub bab berikut.

    4.1. Daerah lintang rendah stasiun magnet bumi BMKG Tondano (TND)

    Indonesia (129LU dan 12495BT)

    Sebagai gambaran indeks Dst pada saat terjadinya badai magnet pada

    tanggal 9 Maret 2012 yang ditunjukkan dengan adanya penurunan indeks Dst,

    sekitar -100 nT, seperti terlihat pada gambar gambar 12.

    Gambar 10 menunjukkan intensitas indeks Dst pada saat badai magnet

    tanggal 9 Maret 2012 yang diperoleh dari situs internet dengan alamat

    http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201203/index.html. Tanggal terjadinya

    badai magnet ditunjukkan oleh garis horizontal sedangkan besar intensitas indeks

    Dst ditunjukan oleh garis vertikal.

    Gambar 10. Intensita indeks Dst saat terjadi badai magnet tanggal 9

    Maret 2012

  • 27

    Tabel 4. Nilai koefisien korelasi antara indeks Dst dengan Komponen horizontal

    (H) medan magnet bumi di observatorium Tondano.

    No Badai magnet Observatorium Magnet Bumi Tondano (TND)

    1 09-Mar-12 0.935701715

    2 24-Apr-12 0.753133522

    3 15-Jul-12 0.806659781

    4 1-Okt-2012 0.557516846

    Nilai koefisien korelasi pada tabel 4 didapat dari persamaan (3.1) dengan

    range nilai (0.56 hingga 0.94).Namun nilai intensitas dari keduanya cukup jauh

    perbedaannya.Hal ini seperti terlihat pada gambar 13.

  • 28

    Dari gambar 11, terlihat pola pergerakan nilai komponen horizontal (H) di

    observatorium magnet bumi BMKG Tondano saat terjadi badai magnet hampir

    menyerupai pola pergerakan indeks Dst namun intensitas komponen H lebih

    tinggi dibandingkan dengan indeks Dst.

    Dengan menggunakan rumus t hitung pada persamaan (3.2), diperoleh

    nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Ini berarti bahwa korelasi antara komponen

    horizontal (H) dengan indeks Dst saat badai magnet adalah signifikan.

    Selanjutnya dengan menghitung selisih antara komponen horizontal (H) dengan

    indeks Dst, diperoleh selisih yang cukup besar antara (332.921 nT sampai 367.442

    nT), seperti terlihat pada tabel 5. Dengan mengetahui besarnya intensitas

    komponen horizontal (H) dapat diperkirakan pada saat terjadinya badai magnet.

    Gambar 11. Perbandingan antara indeks Dst dengan komponen horizontal (H)

    Tondano saat badai magnet tanggal 9 Maret, 24 April, 15 Juli, dan 1 Oktober

    2012.

  • 29

    Tabel 5. Nilai t hitung dan selisih antara komponen H dengan indeks Dst di

    observatorium magnet bumi Tondano.

    Tanggal Indeks Dst t tabel t hitung simpangan

    09-Mar-12 -133 2.073873058 12.44027139 332.9208333

    24-Apr-12 -107 5.369634948 351.4458333

    15-Jul-12 -126 6.401805165 334.2875

    01-Okt-12 -143 3.149956728 367.4416667

    4.2. Daerah lintang menengah observatorium magnet bumi Gnangara

    (GNA, 31.78 LS; 115.95 BT) Australia

    Sebagai gambaran indeks Dst pada saat terjadinya badai magnet pada

    tanggal 24 April 2012 yang ditunjukkan dengan adanya penurunan indeks Dst,

    sekitar -100 nT, seperti terlihat pada gambar gambar 14.

    Gambar 12 menunjukkan intensitas indeks Dst pada saat badai magnet

    tanggal 24 April 2012 yang diperoleh dari situs internet dengan alamat

    http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201204/index.html. Tanggal terjadinya

    badai magnet ditunjukkan oleh garis horizontal sedangkan besar intensitas indeks

    Dst ditunjukan oleh garis vertikal.

    Tabel 6. Nilai koefisien korelasi antara indeks Dst dengan Komponen horizontal

    (H) medan magnet bumi di observatorium Gnangara (GNA).

    1 09-Mar-12 0.798102724

    2 24-Apr-12 0.864903799

    3 15-Jul-12 0.793360694

    4 01-Okt-12 0.820866891

    No Badai Magnet observatorium magnet bumi Gnangara

    Gambar 12. Intensitas indeks Dst saat terjadi badai magnet tanggal 24 April

    2012

  • 30

    Nilai koefisien korelasi pada tabel 6 didapat dari perhitungan

    menggunakan persamaan (3.1) dengan range nilai (0.79 sampai 0.86). Namun

    nilai intensitas dari keduanya cukup jauh perbedaannya. Hal ini seperti terlihat

    pada gambar 13.

  • 31

    Dari gambar 13, terlihat pola pergerakan nilai komponen horizontal (H) di

    observatorium magnet bumi Gnangara saat terjadi badai magnet hampir

    menyerupai pola pergerakan indeks Dst namun intensitas komponen H lebih

    tinggi dibandingkan dengan indeks Dst.

    Dengan menggunakan rumus t hitung pada persamaan (3.2), diperoleh

    nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Ini berarti bahwa korelasi antara komponen

    horizontal (H) dengan indeks Dst saat badai magnet adalah signifikan.

    Selanjutnya dengan menghitung selisih antara komponen horizontal (H) dengan

    indeks Dst, diperoleh selisih yang cukup besar antara (525.3875 nT sampai

    Gambar 13. Perbandingan antara indeks Dst dengan komponen horizontal (H)

    medan magnet bumi di observatorium magnet bumi Gnangara saat badai

    magnet.

  • 32

    559.3875 nT), seperti terlihat pada tabel 7. Dengan mengetahui besarnya

    intensitas komponen horizontal (H) dapat diperkirakan pada saat terjadinya badai

    magnet.

    Tabel 7. Nilai t hitung dan selisih antara komponen H dengan indeks Dst di

    observatorium magnet bumi Gnangara.

    Tanggal Indeks Dst t tabel t hitung simpangan

    09-Mar-12 -133 2.073873058 6.212947073 525.3875

    24-Apr-12 -107 8.082195671 528.9583

    15-Jul-12 -126 6.112821716 540.8625

    01-Okt-12 -143 6.741507897 559.3875

    4.3. Daerah lintang tinggi observatorium magnet bumi Baker Lake (BLC,

    64.318 LU, 263.988 BT) Kanada

    Sebagai gambaran indeks Dst pada saat terjadinya badai magnet pada

    tanggal 15 Juli 2012 dan 1 Oktober 2012 yang ditunjukkan dengan adanya

    penurunan indeks Dst, sekitar -100 nT, seperti terlihat pada gambar gambar 14

    dan gambar 15.

    Gambar 14. Intensita indeks Dst saat terjadi badai magnet tanggal 15 Juli

    2012

    Gambar 15. Intensitas indeks Dst saat badai magnet tanggal 1 Oktober 2012

  • 33

    Gambar 14 dan gambar 15 menunjukkan intensitas indeks Dst pada saat

    badai magnet tanggal 15 Juli 2012 dan 1 Oktober 2012 yang penulis peroleh dari

    pencarian situs internet dengan alamat http://wdc.kugi.kyoto-

    u.ac.jp/dst_realtime/201207/index.html dan situs intenet dengan alamat

    http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201210/index.html. Tanggal terjadinya

    badai magnet ditunjukkan oleh garis horizontal sedangkan besar intensitas indeks

    Dst ditunjukan oleh garis vertikal.

    Tabel 8. Nilai koefisien korelasi antara indeks Dst dengan Komponen horizontal

    (H) medan magnet bumi di observatorium Baker Lake (BLC).

    1 09-Mar-12 0.153397584

    2 24-Apr-12 -0.577015052

    3 15-Jul-12 -0.086142643

    4 01-Okt-12 -0.170311712

    No Badai Magnet observatorium magnet bumi Baker Lake

    Nilai koefisien korelasi pada tabel 8 didapat dari perhitungan dengan

    menggunakan persamaan (3.1) dengan range nilai antara (-0.58 sampai 0.15).Hal

    ini seperti terlihat pada gambar 16.

  • 34

    Gambar 16. Perbandingan antara indeks Dst dengan komponen horizontal (H)

    medan magnet bumi di observatorium magnet bumi Baker Lake saat badai

    magnet.

  • 35

    Dari gambar 16, terlihat pola pergerakan nilai komponen horizontal (H) di

    observatorium magnet bumi Baker Lake saat terjadi badai magnet tidak

    menyerupai pola pergerakan indeks Dst. Perbedaan intensitas komponen H

    dibandingkan dengan indeks Dst juga sangat tinggi.

    Dengan menggunakan rumus t hitung pada persamaan (3.2), diperoleh

    nilai t hitung lebih kecil dari t tabel. Ini berarti bahwa korelasi antara komponen

    horizontal (H) dengan indeks Dst saat badai magnet adalah tidak signifikan.

    Selanjutnya dengan menghitung selisih antara komponen horizontal (H) dengan

    indeks Dst, diperoleh selisih yang cukup besar antara (503.0142 sampai 624.4933

    nT), seperti terlihat pada tabel 9. Walaupun kita bisa mengetahui besarnya

    intensitas komponen horizontal (H) tapi tidak dapat diperkirakan pada saat

    terjadinya badai magnet karena korelasinya tidak signifikan.

    Tabel 9. Nilai t hitung dan selisih antara komponen H dengan indeks Dst di

    observatorium magnet bumi Baker Lake Kanada (BLC).

    Tanggal Indeks Dst t tabel t hitung simpangan

    09-Mar-12 -133 2.073873058 0.728116023 503.0141667

    24-Apr-12 -107 -3.31373753 533.6783333

    15-Jul-12 -126 -0.40555232 624.4933333

    01-Okt-12 -143 -0.81067653 583.73125

  • 36

    BAB V

    PENUTUP

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis data indeks Dst dan komponen horizontal (H)

    medan magnet bumi dapat disimpulkan bahwa:

    1. Pada daerah lintang rendah yang diwakili oleh observatorium magnet

    bumi BMKG Tondano (TND), indeks Dst dengan komponen horizontal

    (H) medan magnet bumi pada saat terjadi mempunyai pola yang

    cenderung serupa. Korelasi antara indeks Dst dengan komponen H

    Tondano bervariasi cukup tinggi berkisar antara (0.56 hingga 0.94). Selisih

    komponen H Tondano lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas indeks

    Dst berkisar antara (332.921 nT hingga 367.442 nT). Hal ini menyebabkan

    penurunan nilai (negatif) intensitas indeks Dst tidak di ikuti dengan

    penurunan nilai (negatif) intensitas komponen H Tondano. Artinya

    walaupun terdapat korelasi yang kuat namun tidak semua komponen H

    daerah lintang rendah khususnya observatorium magnet bumi Tondano

    dapat mewakili indeks Dst saat terjadi badai magnet.

    2. Pada daerah lintang sedang yang diwakili oleh observatorium magnet

    bumi Gnangara (GNA) Australia, pola antara indeks Dst dengan

    komponen horizontal (H) medan magnet bumi cenderung serupa. Nilai

    korelasinya bervariasi cukup tinggi berkisar antara (0.79 hingga 0.86).

    Selisih dari dari komponen H lebih tinggi dari indeks Dst yakni berkisar

    antara (525.3875 nT hingga 559.3875 nT). Hal ini mengakibatkan

    penurunan nilai (negatif) dari indeks Dst tidak diikuti dengan penurunan

    nilai (negatif) dari komponen H Gnangara. Artinya walaupun ada korelasi

    yang kuat namun tidak semua komponen H didaerah lintang sedang

    khususnya observatorium magnet bumi Gnangara (GNA) dapat mewakili

    indeks Dst saat terjadi badai magnet.

    3. Pada daerah lintang tinggi yang diwakili oleh observatorium magnet bumi

    Baker Lake (BLC) Kanada, pola antara indeks Dst dengan komponen

    horizontal (H) medan magnet bumi tidak serupa. Nilai korelasinya

    bervariasi sangat rendah berkisar antara (-0.57 hingga 0.15). Selisih dari

  • 37

    komponen H lebih tinggi dari indeks Dst yakni berkisar antara (503.014

    nT hingga 624.493 nT). Dilihat dari pola yang tidak serupa, nilai korelasi

    yang rendah dan selisih yang cukup jauh maka tidak terdapat hubungan

    antara indeks Dst dengan komponen H khususnya di observatorium

    magnet bumi Baker Lake (BLC) dan daerah lintang tinggi umumnya.

    4. Tidak semua nilai komponen horizontal (H) magnet bumi di

    observatorium magnet bumi pada daerah lintang rendah dan lintang

    sedang dapat mewakili indeks Dst saat terjadi badai magnet.

    5. Pada daerah lintang tinggi, badai magnet tidak mempengaruhi nilai

    komponen horizontal (H) medan magnet bumi.

    6. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sampai sejauh mana

    hubungan indeks Dst dan pengaruh badai magnet terhadap komponen

    horizontal (H) medan magnet bumi khususnya daerah lintang rendah dan

    lintang sedang.

  • 38

    DAFTAR PUSTAKA

    Hidayat Muhammad, dkk, 2012, The Magnetic Observatory in Indonesia, BMKG.

    Husni M, 2011, Modul kuliah magnet bumi II, Jurusan Geofisika Semester III,

    Akademi Meteorologi dan Geofisika

    Jihad, Abdi., 2009,Pengaruh SUTET Terhadap Stasiun Geofisika Pelabuhan

    Ratu. Tugas Akhir DIII Geofisika, Akademi Meteorologi dan Geofisika.

    Jonathan Sarwono, Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar

    Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16 (Yogyakarta: Penerbit

    Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2009).

    Nindia Winata, Eresia., 2009,Pengaruh Sun Spot Terhadap Komponen Magnet.

    Tugas Akhir DIII Geofisika, Akademi Meteorologi dan Geofisika.

    Rachyany S., 2009, Analisis Indeks Disturbances Storm Time dengan Komponen

    H Geomagnet, Prosiding Seminar Nasional Universitas Negeri Yogyakarta

    (UNY), ISBN: 978-979-96880-5-7

    Rachyany S, 2010, Analisis Indeks Disturbance Storm Time dengan Komponen H

    Tangerang Saat terjadi Badai Geomagnet, Prosiding Seminar Nasional Fisika

    2010, ISBN: 978-979-98010-6-7.

    Subakti Hendri, 2012, Modul Kuliah Prediksi Gempa bumi, precursor gempa

    dengan metode TEC (Total Electron Content), Akademi Meteorologi dan

    Geofisika, Jakarta.

    Sudjana, 2005, Metoda Statistika edisi 6, Tarsito, Bandung

    Sudjana, 1982, Metoda Statitika Untuk Bidang: Biologi, Farmasi, Geologi,

    Industri, Kedokteran, Pendidikan Psikologi, Sosiologi, teknik Dll, Tarsito,

    Bandung.

    Sugiura M., (1964), Hourly values of equatorial Dst fo the IGY, Annual Inter.

    Geophys. Year, 35, pp. 9, Pergamon, New York.

    Wei, William W. S., 1994, Time Series Analysis, Univariate and Multivariate

    methods, Department of Statistics Temple University, Addison-wisley

    publishing company, Inc.

    http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/presentmonth/index.html

    http://repository.upi.edu/operator/upload/s_fis_056288_chapter2.pdf, diakses

    tanggal 1 Mei 2012

  • 39

    sprg.ssl.berkeley.edu/dst_index/estimate.html, diakses tanggal 17 Juni 2012

    http://www.nasa.gov/vision/earth/lookingatearth/29dec_magneticfield.html

    http://www.ga.gov.au/oracle/geomag/plot_minute_data.jsp diunduh tanggal 3

    November 2012.

  • 40

    LAMPIRAN

  • 41

    Lampiran 1. Magnetogram observatorium magnet bumi Tondano (TND) saat

    badai magnet tanggal 9 Maret, 24 April, 15 Juli, dan 1 Oktober 2012, diplot

    dengan software GDASView.

  • 42

  • 43

    Lampiran 2. Magnetogram observatorium magnet bumi Baker Lake (BLC) saat

    badai magnet tanggal 9 Maret, 24 April, 15 Juli, dan 1 Oktober 2012, diunduh dari

    situs internet dengan alamat: http://geomag.nrcan.gc.ca/data-donnee/plt/mp

    eng.php?plot_type=web_magnetic_field.

  • 44

  • 45

    Lampiran 3. Magnetogram observatorium magnet bumi Gnangara (GNA) saat

    badai magnet tanggal 9 Maret, 24 April, 15 Juli, dan 1 Oktober 2012, di unduh

    dari alamat: http://www.ga.gov.au/oracle/geomag/plot_minute_data.jsp tanggal 3

    November 2012.

  • 46

  • 47

    Lampiran 4. Data indeks Dst saat badai magnet tanggal 9 Maret 2012 dalam unit

    nano tesla (nT) (http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201203/index.html).

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

    1 10 12 12 16 6 -5 -2 7 21 14 8 1 -6 -8 -5 -5 -4 -9 -15 -19 -17 -21 -20 -25

    2 -31 -34 -34 -28 -24 -24 -19 -15 -9 -7 -7 -8 -7 -11 -11 -12 -10 -11 -14 -10 -10 -6 -2 -5

    3 -11 -14 -16 -15 -19 -22 -25 -24 -18 -7 -6 -7 -8 -11 -12 -13 -9 -6 -4 -4 -10 -17 -16 -22

    4 -26 -31 -32 -28 -24 -21 -16 -14 -13 -8 -5 -2 -5 -3 -5 -9 -14 -19 -23 -22 -19 -17 -10 -9

    5 -12 -13 -15 -17 -20 -20 -20 -16 -12 -5 -6 -7 -7 -5 -8 -14 -14 -11 -8 -7 -10 -18 -25 -26

    6 -25 -21 -18 -17 -17 -16 -14 -13 -15 -6 3 2 -2 -4 -8 -6 -2 -1 -5 -7 -5 -5 -2 4

    7 7 0 -5 -5 -5 -33 -70 -72 -70 -75 -68 -65 -52 -47 -56 -72 -70 -56 -46 -52 -53 -48 -40 -38

    8 -31 -24 -21 -21 -24 -23 -21 -21 -22 -20 -13 36 28 14 -1 -20 -26 -30 -22 -14 -21 -32 -37 -30

    9 -28 -10 -19 -43 -71 -68 -77 -113 -133 -109 -113 -100 -112 -118 -110 -116 -99 -91 -83 -83 -84 -81 -74 -66

    10 -62 -64 -66 -64 -57 -66 -66 -59 -56 -61 -59 -53 -56 -54 -55 -52 -48 -45 -41 -41 -46 -46 -46 -48

    11 -48 -46 -45 -43 -39 -34 -34 -36 -37 -33 -25 -23 -22 -7 -4 -4 -8 -8 -14 -19 -29 -28 -29 -25

    12 -25 -23 -20 -17 -15 -16 -12 -11 -14 6 9 -3 -30 -27 -20 -32 -50 -49 -40 -38 -41 -37 -35 -34

    13 -34 -36 -34 -32 -33 -35 -33 -31 -30 -29 -24 -24 -27 -23 -23 -23 -22 -18 -15 -22 -27 -27 -26 -29

    14 -29 -30 -28 -27 -24 -24 -26 -24 -24 -21 -18 -15 -19 -21 -24 -23 -24 -24 -25 -25 -27 -27 -25 -24

    15 -23 -26 -33 -33 -28 -24 -20 -22 -21 -14 -10 -12 -18 -7 -4 -22 -39 -54 -65 -73 -74 -57 -61 -53

    16 -46 -42 -37 -40 -44 -48 -44 -40 -42 -39 -37 -36 -31 -28 -28 -31 -30 -28 -26 -32 -34 -33 -42 -50

    17 -56 -51 -40 -39 -44 -45 -42 -31 -24 -29 -27 -21 -17 -15 -17 -19 -22 -22 -23 -26 -25 -32 -27 -24

    18 -23 -34 -44 -40 -38 -32 -29 -32 -33 -31 -25 -21 -22 -20 -22 -23 -24 -27 -24 -24 -26 -25 -23 -23

    19 -20 -11 -8 -14 -28 -27 -22 -19 -26 -24 -18 -18 -18 -15 -15 -16 -16 -21 -23 -23 -25 -24 -23 -16

    20 -19 -18 -16 -14 -13 -13 -13 -11 -10 -12 -11 -10 -8 -6 -3 -4 -5 -7 -9 -10 -11 -12 -11 -12

    21 -13 -10 -4 -2 -4 -5 -6 -6 -6 -4 -3 -3 -5 -3 0 2 3 2 0 -2 -5 -7 -5 -1

    22 0 -1 -4 -5 -7 -7 -4 -3 -4 -1 1 3 3 4 5 7 8 13 13 23 19 -4 -14 -21

    23 -21 -16 -19 -17 -18 -17 -12 -4 -1 1 3 4 0 -1 -2 -1 0 -2 -1 2 5 10 15 16

    24 14 14 15 16 11 3 -6 -17 -10 -7 -1 -3 -7 -8 -7 -7 -9 -7 -5 -4 -4 0 1 3

    25 1 1 3 7 8 5 1 -3 -3 -3 -5 -5 -2 -2 -3 -1 1 4 4 3 2 1 3 4

    26 6 6 4 3 4 5 4 2 6 7 8 8 9 11 11 13 12 10 10 11 11 14 14 13

    27 13 12 9 3 -2 -1 4 10 15 14 6 -6 -12 -13 -12 -22 -27 -26 -23 -24 -28 -32 -42 -39

    28 -40 -40 -41 -44 -56 -54 -50 -39 -33 -30 -27 -30 -37 -34 -31 -29 -28 -26 -24 -22 -20 -15 -10 -8

    29 -7 -6 -6 -6 -7 -5 -2 2 1 1 3 1 -2 -5 -6 -6 -4 -4 -2 2 5 2 -4 -7

    30 -8 -5 -6 -3 2 6 8 8 4 2 3 3 4 3 2 2 1 2 4 6 6 9 14 13

    31 10 10 9 10 11 10 10 8 8 9 10 12 11 11 12 9 8 11 15 11 12 12 16 14

    HARIWAKTU (JAM, UT)

  • 48

    Lampiran 5. Data indeks Dst saat badai magnet tanggal 24 April 2012 dalam unit

    nT (http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201204/index.html).

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

    1 18 13 7 2 4 3 9 10 13 11 1 3 -1 -2 -4 -10 -11 -12 -12 -16 -13 -10 -11 -17

    2 -20 -22 -23 -23 -20 -16 -12 -4 0 -3 -9 -13 -15 -15 -15 -13 -16 -20 -25 -30 -29 -27 -25 -24

    3 -21 -20 -21 -23 -19 -16 -14 -13 -9 -8 -7 -8 -7 -8 -7 -9 -9 -8 -5 -6 -3 -3 -6 -7

    4 -5 -4 -1 -6 -8 -5 0 2 5 7 8 12 14 14 10 8 3 1 -2 2 2 0 -7 -10

    5 -12 -12 -15 -22 -30 -39 -47 -54 -49 -40 -45 -43 -39 -30 -28 -29 -28 -22 -14 -10 -10 -16 -17 -10

    6 -6 -2 -5 -5 -4 -5 -5 -3 -1 0 0 0 0 2 3 5 8 10 9 8 6 4 3 0

    7 0 1 0 -3 -8 -15 -18 -24 -26 -28 -31 -28 -19 -15 -13 -14 -11 -9 -7 -7 -7 -5 -5 -7

    8 -5 -7 -6 -6 -6 -5 -3 -2 -1 -5 -6 -9 -6 -3 -3 -2 -1 0 -1 -1 1 1 0 0

    9 2 2 1 -1 0 3 5 5 4 4 5 7 7 7 6 5 5 4 6 5 4 7 9 7

    10 0 -5 -2 2 3 2 1 0 1 3 7 6 5 5 7 6 8 3 5 5 6 7 4 5

    11 9 14 18 22 22 25 26 25 21 9 5 5 5 9 11 7 7 9 9 9 11 9 4 9

    12 16 19 21 20 15 -1 -6 6 10 5 2 1 2 5 5 7 1 -11 -13 -16 -22 -21 -29 -32

    13 -36 -29 -28 -44 -49 -49 -43 -33 -28 -27 -27 -24 -23 -19 -16 -14 -14 -13 -11 -14 -15 -17 -19 -14

    14 -14 -12 -11 -12 -12 -13 -12 -13 -13 -10 -9 -9 -10 -11 -9 -11 -10 -11 -12 -13 -12 -10 -8 -6

    15 -5 -2 0 -1 1 2 3 4 5 5 4 5 6 7 4 3 4 2 -2 -4 -6 -5 -3 -1

    16 -1 0 1 2 2 3 5 8 10 9 8 7 6 3 3 2 0 -4 -4 -3 2 2 -1 2

    17 6 7 9 9 9 9 6 3 1 2 7 5 -6 -8 -7 -3 -1 -6 -18 -23 -21 -10 -4 -3

    18 -2 -3 -5 -13 -15 -16 -14 -6 -1 -1 -2 -4 -11 -14 -16 -18 -16 -15 -14 -11 -8 -5 -2 1

    19 4 5 7 3 -2 -2 -1 -1 -1 -1 0 -1 -3 -3 -3 -2 -1 0 4 1 -4 -9 -6 2

    20 10 12 11 7 -3 -9 -11 -9 -1 -6 -10 -9 -8 -4 -3 -6 -4 -3 -4 -4 -4 -4 -5 1

    21 7 8 11 11 9 11 10 11 12 6 4 6 7 8 10 10 10 14 13 2 -7 -14 -21 -22

    22 -24 -23 -13 -15 -20 -23 -26 -21 -19 -17 -18 -20 -19 -12 -8 -7 -8 -11 -13 -17 -16 -15 -12 -6

    23 -5 -1 6 17 29 11 -1 1 9 13 17 16 16 14 11 12 11 9 0 -24 -43 -65 -83 -95

    24 -93 -88 -89 -103 -107 -105 -87 -69 -71 -61 -55 -54 -55 -47 -45 -45 -45 -48 -46 -46 -48 -48 -51 -53

    25 -42 -40 -39 -39 -40 -40 -39 -43 -45 -45 -40 -39 -42 -39 -39 -39 -39 -41 -43 -42 -48 -39 -33 -27

    26 -25 -29 -41 -33 -24 -16 -18 -20 -19 -17 -19 -20 -23 -18 -23 -25 -28 -27 -25 -22 -19 -19 -15 -12

    27 -11 -12 -9 -15 -17 -12 -11 -12 -14 -14 -12 -11 -12 -11 -4 0 4 3 0 -3 -6 -1 2 2

    28 3 1 2 -1 -1 -2 -1 -2 -1 -1 -5 -1 2 4 4 1 -2 -1 -4 -7 -10 -10 -8 -11

    29 -12 -12 -7 -13 -12 -10 -12 -10 -6 -7 -9 -9 -8 -5 -3 -3 -2 0 0 -4 -8 -7 -6 -3

    30 2 4 4 1 3 4 3 2 3 2 1 1 -1 -3 -2 -2 -3 -3 -4 -5 -4 -3 -1 1

    HARIWAKTU (JAM, UT)

  • 49

    Lampiran 6. Data indeks Dst saat badai magnet tanggal 15 juli 2012 dalam unit

    nT (http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201207/index.html).

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

    1 -14 -9 -9 -18 -19 -17 -25 -21 -15 -15 -12 -8 -4 2 -1 1 2 1 1 -6 -7 -4 -6 -5

    2 -6 -4 -8 -6 -14 -19 -26 -23 -21 -18 -16 -11 -8 -6 -14 -19 -23 -24 -20 -19 -19 -21 -21 -21

    3 -16 -10 -9 -8 -8 -12 -10 -10 -9 -6 -10 -11 -14 -11 -8 -8 -8 -9 -14 -11 -7 -7 -4 -1

    4 -1 -1 1 3 -2 -8 -10 -9 -8 -10 -8 -9 -6 -1 3 5 7 7 6 5 3 -2 -6 -8

    5 -2 8 13 12 13 11 6 2 3 8 12 30 24 21 42 22 22 23 20 19 23 25 19 18

    6 13 15 15 7 5 10 8 0 -2 0 7 6 4 5 6 4 13 17 7 -5 -16 -23 -13 3

    7 -2 2 9 14 13 12 12 9 5 2 3 4 0 -2 -3 -2 1 7 4 7 10 11 6 0

    8 1 3 3 11 21 25 25 22 23 24 27 19 19 27 27 24 25 27 24 22 24 29 19 2

    9 -17 -28 -21 -21 -25 -26 -25 -33 -39 -47 -52 -54 -61 -60 -54 -51 -53 -56 -54 -52 -52 -58 -65 -59

    10 -55 -45 -36 -34 -34 -29 -27 -26 -27 -28 -25 -21 -20 -17 -18 -18 -18 -18 -18 -15 -10 -9 -13 -15

    11 -18 -20 -21 -27 -26 -15 -14 -16 -22 -19 -12 -9 -13 -10 -11 -12 -10 -7 -6 -2 -4 -7 -12 -20

    12 -24 -25 -14 -10 -7 -13 -19 -22 -21 -18 -20 -16 -10 -7 -7 -5 -2 1 -2 -1 -4 -7 -6 -8

    13 -10 -9 -9 -8 -7 -6 -4 -5 -8 -10 -10 -9 -10 -10 -8 -6 -4 1 3 3 3 4 5 3

    14 1 1 2 4 3 5 4 2 4 4 1 4 3 3 3 8 3 6 25 16 5 8 13 9

    15 19 10 -2 -12 -28 -19 -28 -59 -87 -118 -117 -103 -108 -111 -112 -113 -116 -126 -127 -115 -116 -110 -99 -99

    16 -101 -102 -91 -96 -94 -94 -96 -101 -96 -95 -91 -86 -79 -78 -80 -83 -72 -62 -62 -60 -59 -57 -50 -47

    17 -47 -48 -51 -59 -63 -65 -70 -67 -53 -55 -51 -48 -46 -45 -42 -38 -38 -40 -35 -32 -33 -32 -30 -32

    18 -31 -32 -30 -30 -28 -26 -29 -29 -27 -24 -21 -18 -16 -15 -16 -17 -19 -19 -22 -22 -21 -22 -20 -18

    19 -18 -13 -12 -12 -12 -10 -7 -10 -13 -14 -11 -7 -3 -3 -5 -4 -6 -7 -7 -2 1 1 0 -3

    20 -3 -5 -8 -9 -6 3 -1 3 7 2 -5 -1 7 8 9 0 -11 -16 -21 -20 -17 -15 -14 -16

    21 -16 -13 -6 -4 -11 -10 -6 -5 -9 -7 -5 -1 2 4 5 4 12 11 12 9 16 9 4 2

    22 3 6 8 8 2 -5 -14 -17 -16 -16 -11 -5 3 5 6 4 1 1 1 1 2 4 7 8

    23 9 5 3 3 7 9 11 10 13 13 9 9 5 2 4 3 1 -2 -1 -2 -2 0 0 -2

    24 -3 -2 -3 -9 -8 -2 -5 -6 -3 -4 -1 1 0 0 -1 -1 1 3 3 4 1 -1 -3 -4

    25 -8 -14 -11 -6 -4 0 -1 -1 -3 -2 -2 2 4 5 6 9 9 9 8 9 11 10 8 7

    26 4 2 1 -1 -1 1 1 3 3 2 2 4 6 9 7 6 8 6 7 7 6 8 9 7

    27 6 7 12 14 17 16 18 18 19 20 22 21 19 20 21 22 22 21 20 23 25 26 25 28

    28 30 32 29 28 29 32 35 35 34 35 31 28 32 34 29 18 10 -1 -3 -10 -9 -12 -22 -19

    29 -18 -20 -18 -14 -11 -10 -9 -9 -17 -18 -19 -17 -13 -9 -9 -6 -4 -4 -4 0 5 5 4 5

    30 5 4 5 -1 -13 -11 -4 -6 -17 -20 -14 -9 -11 -13 -13 -15 -21 -25 -20 -27 -24 -19 -15 -14

    31 -13 -11 -9 -9 -9 -11 -11 -8 -5 -4 -4 -5 -6 -7 -5 -4 -2 0 0 0 2 3 2 -1

    HARIWAKTU (JAM, UT)

  • 50

    Lampiran 7. Data indeks Dst saat badai magnet tanggal 1 Oktober 2012 dalam

    unit nT (http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/201210/index.html).

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

    1 -65 -107 -113 -133 -131 -114 -105 -98 -92 -83 -76 -69 -63 -61 -64 -57 -52 -50 -47 -44 -42 -36 -30 -27

    2 -20 -26 -29 -31 -32 -32 -30 -26 -25 -29 -40 -44 -42 -36 -33 -30 -30 -26 -24 -26 -25 -20 -19 -21

    3 -24 -27 -27 -22 -16 -13 -10 -11 -16 -15 -14 -14 -15 -14 -12 -14 -10 -9 -11 -16 -21 -22 -20 -17

    4 -17 -18 -16 -13 -12 -13 -13 -13 -12 -10 -6 -6 -7 -7 -6 -5 -6 -7 -8 -9 -9 -9 -7 -5

    5 -3 -3 -3 -6 -5 -5 -2 4 8 6 2 -2 -1 1 2 -3 -6 -9 -8 -8 -11 -11 -10 -10

    6 -8 -5 -4 -8 -11 -12 -11 -8 -7 -7 -11 -15 -15 -19 -17 -19 -22 -20 -17 -11 -11 -12 -11 -7

    7 -4 -4 -4 -2 -4 -3 -1 3 3 2 1 3 4 2 0 -1 1 2 -2 -11 -17 -18 -18 -16

    8 -14 -14 -17 -19 -20 -24 -36 -64 -84 -94 -101 -101 -106 -96 -78 -73 -65 -55 -54 -60 -69 -75 -83 -89

    9 -85 -90 -89 -76 -83 -104 -104 -102 -111 -107 -89 -71 -62 -60 -59 -59 -52 -47 -46 -39 -31 -31 -33 -32

    10 -28 -25 -27 -30 -31 -35 -36 -31 -35 -38 -39 -43 -41 -37 -33 -31 -32 -33 -31 -35 -34 -35 -34 -30

    11 -27 -26 -30 -32 -32 -32 -32 -32 -29 -30 -30 -28 -24 -19 -20 -22 -24 -21 -20 -21 -20 -19 -17 -7

    12 -4 -8 -8 -14 -20 -27 -25 -22 -18 -18 -16 -19 -19 -18 -15 -16 -20 -16 -18 -24 -24 -25 -23 -22

    13 -17 -19 -25 -36 -53 -69 -81 -91 -87 -85 -89 -86 -66 -51 -49 -46 -48 -54 -63 -67 -68 -55 -49 -43

    14 -40 -37 -30 -33 -31 -34 -36 -34 -37 -44 -51 -57 -46 -34 -32 -33 -30 -33 -35 -46 -44 -38 -41 -39

    15 -35 -34 -32 -32 -35 -35 -31 -28 -28 -27 -26 -27 -24 -21 -21 -18 -17 -17 -19 -17 -17 -19 -17 -16

    16 -14 -12 -12 -13 -12 -15 -12 -9 -8 -4 -4 -4 -8 -13 -17 -18 -15 -12 -11 -11 -11 -8 -9 -8

    17 -13 -16 -17 -20 -25 -26 -22 -22 -20 -17 -11 -8 -7 -7 -7 -5 -7 -6 -4 -3 -5 -7 -10 -11

    18 -10 -6 -3 -5 -10 -11 -9 -9 -9 -10 -13 -12 -10 -8 -6 -7 -6 -7 -8 -9 -12 -10 -8 -7

    19 -7 -7 -4 -1 -1 0 0 0 -3 -6 -7 -7 -5 -2 -1 1 0 -1 -2 -2 -2 -3 -5 -4

    20 -5 -4 -1 1 2 2 2 2 2 2 -1 -5 -4 -3 -2 -2 -1 0 0 0 -1 1 0 -1

    21 -2 -4 -4 -4 -3 -2 -2 -1 -2 0 0 -4 0 1 2 2 4 3 4 4 5 4 3 1

    22 -1 -1 0 -1 1 4 8 9 9 9 7 5 4 4 3 3 6 6 6 6 7 7 8 7

    23 9 13 14 11 7 12 11 5 -1 -8 -6 -7 -6 -5 -7 -8 -9 -12 -13 -12 -9 -7 -4 0

    24 1 -1 -3 -3 -4 -7 -6 -4 -3 -5 -6 -8 -7 -4 -4 -5 -6 -6 -7 -7 -7 -2 0 1

    25 1 -2 -2 -3 -1 1 3 2 -2 -5 -4 -4 -4 -2 1 1 0 -1 -4 -6 -6 -3 -4 -1

    26 1 3 2 0 0 0 1 -2 -3 1 0 -2 0 1 2 0 -6 -6 -2 -1 -4 -5 -6 -9

    27 -10 -11 -12 -14 -17 -16 -11 -11 -10 -9 -8 -9 -9 -9 -8 -8 -8 -7 -5 -3 -2 1 3 6

    28 7 6 4 2 0 -1 -3 -3 0 1 -1 1 1 1 0 0 -1 -2 -1 -2 -2 0 0 1

    29 2 1 0 -2 -4 -7 -7 -8 -6 -6 -4 -3 -2 -1 0 0 -1 0 1 3 5 5 6 5

    30 6 7 6 5 5 4 3 3 3 4 5 8 10 9 8 7 5 5 6 8 9 10 11 11

    31 13 14 15 16 16 15 15 15 15 16 16 16 13 12 13 20 35 31 30 27 28 21 25 26

    HARIWAKTU (JAM, UT)