implementasi akta bantuan guaman 1971 tentang …repository.uinjambi.ac.id/2432/1/muhammad...

95
IMPLEMENTASI AKTA BANTUAN GUAMAN 1971 TENTANG BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA DI JABATAN KEHAKIMAN SYARIAH NEGERI JOHOR SKRIPSI MUHAMMAD AIZUDDIN BIN YAHYA (SHK 101180001) PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN J A M B I 1440 H / 2020 M

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • IMPLEMENTASI AKTA BANTUAN GUAMAN 1971

    TENTANG BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA

    DI JABATAN KEHAKIMAN SYARIAH NEGERI JOHOR

    SKRIPSI

    MUHAMMAD AIZUDDIN BIN YAHYA (SHK 101180001)

    PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

    FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    J A M B I

    1440 H / 2020 M

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    َدُوا ْن تُؤََُّّمرُُكْم أ

    َّْ يَّأ ْمُتْم بَّيْنَّ إَِنَّ اّلَلَّ كَّ ا ِإَوذَّا حَّ ْهلِهَّ

    َّانَّاِت إِلَّى أ مَّ

    َّالْأ

    ِميًعا انَّ سَّ َّ كَّ ا يَِّعُظُكْم بِهِ إَِنَّ اّلَلَّ َّ نِعَِمَّ ْدِل إَِنَّ اّلَلَّ ْن تَّْحُكُموا بِالْعََّّالَنَّاِس أ

    بَِّصيًرا

    Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat

    kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan

    hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan

    adil. Sesungguhnya Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran

    kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha

    Melihat.” (Q.S An-Nisa: 58)

  • vi

    ABSTRAK

    Skripsi ini tentang implementasi dan problematika implementasi Akta Bantuan

    Guaman 1971 di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor. Peneliti menggunakan

    jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini

    dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai implementasi Akta Bantuan

    Guaman 1971 tentang bantuan hukum secara cuma-cuma di Jabatan Kehakiman

    Syariah Negeri Johor serta metode pendekatan yuridis empiris. Dalam rangka

    mengumpulkan mengelola dan menyajikan bahan-bahan yang diperlukan, maka

    dilakukan pengumpulan data melalui studi pustaka dan wawancara pihak terkait,

    setelah itu dilakukan dengan cara membandingkan hasil studi pustaka dengan

    penelitian lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi bantuan

    hukum secara cuma-cuma menurut Akta Bantuan Guaman 1971 di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor telah berjalan dengan baik, meskipun terdapat

    problematika implementasi yaitu implementasi bantuan hukum secara cuma-cuma

    berdasarkan Akta Bantuan Guaman 1971 tidak dikelola secara langsung oleh

    Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor, tiada kantor ataupun ruangan Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor secara

    fisik, Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor tidak mendapat anggaran secara

    langsung dari Bahagian Hal Ehwal Undang-Undang, Jabatan Perdana Menteri,

    dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang keberadaan jasa bantuan hukum secara cuma-cuma yang dikelola oleh Jabatan Bantuan Guaman Negeri

    Johor di Jabatan Kehakiman Negeri Johor.

    .

    Kata Kunci: Implementasi, Akta Bantuan Guaman 1971, Bantuan Hukum Secara

    Cuma-Cuma, Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor.

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang kucintai:

    Ayahanda Yahya Bin Suleiman dan Ibunda Solihah Binti Mohajir yang telah

    mendidik dan mengasuh anakanda dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih

    sayang, agar kelak anakanda menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua

    dan bermanafaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa, seterusnya dapat meraih cita-cita

    murni.

    Adik beradikku yang dikasihi, Hakim, Syuhadah dan Iman, semoga kita sama-

    sama mencapai cita-cita dan membahagiakan Abah dan Mama.

    Terima kasih kepada Puan Masrita atas bantuan dan kesabaran dalam membantu

    saya sepanjang penelitian saya di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor.

    Terima kasih juga kepada Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Umar dan Ibu

    Dian Mustika atas bantuan dan bimbingan dalam rangka menyelesaikan skripsi

    ini.

    Sahabat-sahabatku, Sufi, Fikri, Asyraf, Ilham, Muaz, Azzim, Syafiq, Solehin, Nur,

    teman-teman Batch 20 yang selalu dalam ingatanku, teman-teman yang tergabung

    dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar-Pelajar Malaysia di Indonesia Cabang

    Jambi, serta teman-teman dari Indonesia maupun teman-teman yang berada di

    Malaysia, Syukri, Jalaluddin dan lain-lain yang setia telah memberikan semangat

    dan dorongan di kala suka maupun duka, semoga persahabatan kita tetap terjalin

    dengan baik selamanya.

    Terima kasih atas segalanya.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan ke hadirat

    Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salaam turut

    dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang sangat dicintai.

    Alhamdulillah dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis senantiasa diberi

    nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    yang diberi judul Implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 Tentang

    Bantuan Hukum Secara Cuma-Cuma Di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri

    Johor.

    Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan

    ilmu syariah dalam bagian hukum. Juga memenuhi sebagian persyaratan guna

    memperoleh gelar Program Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Hukum

    Keluarga pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi, Indonesia.

    Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis akui tidak terlepas dari menerima

    hambatan dan halangan baik dalam masa pengumpulan data maupun

    penyusunannya. Situasi yang mencabar dari awal hingga ke akhir menambahkan

    lagi daya usaha untuk menyelesaikan skipsi ini agar selari dengan penjadualan.

    Dan berkat kesabaran dan sokongan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat

    juga diselesaikan dengan baik seperti yang diharapkan

    Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan terima

    kasih kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara langsung

    maupun secara tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

  • ix

    1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS

    Jambi, Indonesia, Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M.EI selaku Wakil

    Rektor I, Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak

    Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., MA selaku Wakil Rektor III.

    2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN

    STS Jambi, Indonesia.

    3. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang

    Akademik, Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH, MH selaku Wakil Dekan

    Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan dan Bapak Dr.

    H. Ishaq, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

    Kerjasama di Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.

    4. Ibu Mustiah, S.Ag., M.Sy, selaku Ketua Prodi Hukum Keluarga dan

    Bapak Irsadunas Noveri, SH, MH selaku Sekretaris Prodi Hukum

    Keluarga Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    5. Bapak Dr. H. M. Umar Yusuf, MHI, selaku Pembimbing I dan Ibu Dian

    Mustika, S.HI., MA selaku pembimbing II yang telah banyak memberi

    masukan, tunjuk ajar dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    6. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen dan seluruh karyawan dan karyawati

    Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi yang bersangkutan.

    Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan

    jauh dari kesempurnaan baik dari segi teknis penulisan, analisis data, penyusunan

    maklumat maupun dalam mengungkapkan argumentasi pada bahan skripsi ini.

  • x

    Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak dapat memberikan kontribusi

    pemikiran, tanggapan dan masukan berupa saran, nasihat dan kritik demi kebaikan

    skripsi ini. Semoga apa yang diberikan dicatatkan sebagai amal jariah di sisi Allah

    SWT dan mendapatkan ganjaran yang selayaknya kelak.

    Jambi, 18 Februari 2020,

    Penulis,

    MUHAMMAD AIZUDDIN BIN YAHYA

    NIM: SHK 101180001

  • xi

    DAFTAR ISI

    PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................i

    PERSETUJUAN PEMBIMBIMBING ....................................................................ii

    SURAT PERNYATAAN ........................................................................................iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN .........................................................................iv

    MOTTO ....................................................................................................................v

    ABSTRAK ...............................................................................................................vi

    PERSEMBAHAN ..................................................................................................vii

    KATA PENGANTAR ...........................................................................................viii

    DAFTAR ISI ...........................................................................................................xi

    DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................xiv

    TRANSLITERASI..................................................................................................xv

    DAFTAR TABEL .................................................................................................xvi

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xvi

    BAB I: PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................................7

    C. Batasan Masalah .....................................................................................7

    D. Tujuan Penelitian.....................................................................................7

    E. Kegunaan Penelitian................................................................................7

    F. Kerangka Teoritis dan Konseptual...........................................................8

    G. Tinjauan Pustaka…...............................................................................12

  • xii

    BAB II: METODE PENELITIAN

    A. Lokasi Penelitian……………...............................................................15

    B. Jenis Penelitian......................................................................................15

    C. Pendekatan Penelitian…………............................................................16

    D. Data dan Sumber Data...........................................................................17

    E. Instrumen Pengumpulan Data................................................................17

    F. Teknis Analisis Data..............................................................................18

    G. Sistematika Penulisan............................................................................19

    BAB III: GAMBARAN UMUM JABATAN KEHAKIMAN SYARIAH

    NEGERI JOHOR

    A. Sejarah & Perkembangan Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor...21

    B. Lambang Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor ............................28

    C. Misi, Visi, Piagam Pelanggan Dan Fungsi Jabatan Kehakiman Syariah

    Negeri Johor……………………………………………………………...28

    D. Carta Organisasi Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor………….30

    E. Lokasi Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor…………………….31

    BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 di Jabatan Kehakiman

    Syariah Negeri Johor……………………………………………………32

    B. Problematika Implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor………………….……………………54

  • xiii

    BAB V: PENUTUP

    A. Kesimpulan............................................................................................61

    B. Saran-Saran ...........................................................................................62

    C. Kata Penutup …………………..………………………………...……63

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    CURICULUM VITAE

  • xiv

    DAFTAR SINGKATAN

    UIN STS: Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin.

    SWT: Subhanahuwata’ala.

    No.: Nomor.

    Q.S: Quran Dan Surah.

    hlm: Halaman.

    BHEUU: Bahagian Hal Ehwal Undang-Undang.

    JBG: Jabatan Bantuan Guaman.

    PERMA: Peraturan Mahkamah Agung.

    POSBAKUM: Pos Bantuan Hukum.

    Vol.: Volume.

    RM: Ringgit Malaysia.

  • xv

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1: Carta Organisasi Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor…...30

    Tabel 2: Tanggungan..................................................................................43

    Tabel 3: Kategori Pemohon Mengikut Penghasilan Tahunan……….…...44

    Tabel 4: Penerima Jasa Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor Di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor………………………………..47

    Tabel 5: Anggaran Pelaksanaan Jabatan Bantuan Guaman……………...49

    Tabel 6: Senarai Petugas/Advokat Jabatan Bantuan Guaman Negeri

    Johor……………………………………………………………...51

    DAFTAR GAMBAR

    Lambang Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor................................28

    Lokasi Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor………………………..31

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Bantuan hukum (legal aid) adalah jasa memberi nasehat hukum kepada

    orang yang tidak mampu, miskin (penghasilan rendah) dan buta hukum (buta

    huruf atau berpendidikan rendah, tidak berani memperjuangkan hak-haknya akibat

    tekanan dari yang lebih kuat) untuk mendapatkan perwakilan hukum dan akses di

    pengadilan baik nonlitigasi maupun litigasi secara adil tanpa adanya diskriminasi1

    Penyelenggaraan pemberian bantuan hukum yang diberikan kepada

    penerima bantuan hukum merupakan upaya untuk mewujudkan hak-hak konstitusi

    dan sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang mengakui dan

    melindungi serta menjamin hak warga negara akan kebutuhan akses terhadap

    keadilan dan kesamaan di hadapan hukum.2

    Berbicara mengenai prinsip equality before the law, hak asasi manusia,

    dan access to law and justice merupakan suatu hal yang mudah dan

    menyenangkan, akan tetapi ketika dalam tataran praktik realitas masyarakat, hal

    itu semua akan menjadi tamparan telak. Realitas dalam masyarakat mengenai

    equality before the law, hak asasi manusia dan access to law and justice sama

    sekali tidak seperti apa yang dibicarakan.

    1 Iwan Wahyu Pujiarto, Syafruddin Kalo, Eka Putra, Edy Ikhsan, Pelaksanaan Pemberi

    Bantuan Hukum Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum,

    Arena Hukum, Universitas Sumatera Utara, Vol. 8, No. 3, Desember 2015, hlm 319.

    2 Ibid., hlm 226.

  • 2

    Hal itu semua hampir tidak terlaksana, diabaikan dan dilanggar secara terang-

    terangan baik dari pemerintah, penegak hukum atau bahkan sampai kepada para

    pencari keadilan.3

    Konsep bantuan hukum berkaitan dengan hak-hak seseorang guna

    menjalankan hak-hak tersebut, oleh karenanya bantuan hukum dijalankan oleh

    para ahli hukum dan orang-orang yang berpengalaman dalam rangka untuk

    menjalankan profesinya. Bantuan hukum dijalankan oleh pemberi bantuan hukum

    yang berorientasi pada nilai-nilai kemuliaan, yaitu aspek kemanusiaan untuk

    memperjuangkan hak-hak manusia untuk hidup sejahtera dan berkeadilan.

    Pemberian bantuan hukum tersebut dapat diberikan kepada semua orang tanpa

    membedakan status sosial seseorang4

    Pelaksanaan hukum bertujuan untuk mencapai keadilan, keharmonian dan

    ketenteraman dalam kehidupan masyarakat. Walau apa juga hukum yang

    diamalkan di sesebuah negara, matlamatnya ialah untuk mewujudkan keadilan.

    Allah SWT berfirman:

    إِنَّ اللَّهَ يَأُْمُرُكْم أَْن تَُؤدُّوا اْْلََمانَاِت إِلَى أَْهِلَها َوإِذَا َحَكْمتُْم بَْيَن النَّاِس أَْن

    ا َيِعُظُكْم بِِه إِنَّ اللَّهَ َكاَن َسِميعًا بَِصيًرا تَْحُكُموا بِاْلعَْدِل إِنَّ اللَّهَ نِِعمَّ

    Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan

    amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum

    di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya

    Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sesungguhnya Allah

    Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S An-Nisa: 58)

    3 Suyogi Imam Fauzi, Inge Puspita Ningtyas, Optimalisasi Pemberian Bantuan Hukum

    Demi Terwujudnya Access To Law And Justice Bagi Rakyat Miskin, Jurnal Konstitusi, Fakultas

    Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Vol. 15, No. 1, Maret 2018, hlm 53. 4 Herning Setyowati, Nurul Muchiningtias, Peran Advokat Dalam Memberikan Bantuan Hukum Kepada Masyarakat Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Lex Scientia Law Review,

    Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang, Vol. 2, No. 2, November 2018, hlm 156.

  • 3

    Negara Malaysia menurut Perlembagaan Persekutuan Pasal 5 (1): Tiada

    seorang pun boleh diambil nyawanya atau dilucutkan kebebasan dirinya kecuali

    mengikut undang-undang5 Seterusnya dalam Pasal 8 Ayat (1): Semua orang

    adalah sama rata di sisi undang-undang dan berhak mendapat perlindungan yang

    sama rata di sisi undang-undang.6 Pasal tersebut tidaklah membeda-bedakan

    antara warga yang satu dengan warga yang lainnya semuanya sama

    dihadapan hukum sekaligus menerangkan bahwa keadilan dan hak asasi manusia

    diakui oleh negara tanpa prejudis.

    Tanpa kecuali hak untuk mendapatkan peguam sebagaimana yang telah

    dijamin oleh Perlembagaan Persekutuan.7 Perlembagaan Persekutuan dan prinsip-

    prinsip persamaan di hadapan hukum dan perlakuan yang adil bagi seluruh

    masyarakat, yang merupakan petunjuk bahwa negara wajib memperhatikan

    masalah bantuan hukum bagi warga negaranya. Demikian pula hak untuk

    didamping pengacara dijamin sistem hukum Malaysia.

    Bantuan hukum yang diyakini dapat memberikan kesamaan dan jaminan

    terhadap seluruh masyarakat dalam menikmati perlindungan dihadapan hukum

    dan dari sesuatu perbuatan yang tidak adil. Bantuan hukum merupakan

    penyempurnaan dari jaminanan sosial, dan menjadi sistem yang melengkapi

    perlindungan terhadap hak asasi manusia.8

    5 Pasal 5 Perlembagaan Persekutuan 1957.

    6 Pasal 8 Perlembagaan Persekutuan 1957.

    7 Zulazhar bin Tahir, Hak Untuk Mendapatkan Peguam Semasa Perbicaraan Jenayah

    Bagi Golongan Yang Tidak Berkemampuan Di Malaysia, Universiti Utara Malaysia Journal of

    Legal Studies, College of Law Government and International Studies, Universiti Utara Malaysia,

    Vol. 2, No. 5, 2011, hlm 80.

    8 Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Bantuan Hukum Akses Masyarakat Marjinal

    Terhadap Keadilan, (Jakarta: Sentralisme Production, 2007), hlm xi.

  • 4

    Gagasan atau konsep bantuan hukum dimana-mana umumnya sama,

    memberikan pelayanan hukum kepada orang yang tidak mampu membayar

    pengacara tanpa memandang agama, asal, suku maupun keyakinan politik masing-

    masing.9

    Hak untuk mendapatkan bantuan hukum, sebenarnya merupakan salah

    satu dari akses terhadap keadilan. Akses terhadap keadilan berarti diperlakukan

    secara adil berdasarkan hukum, akses terhadap keadilan harus dilakukan secara

    menyeluruh kepada setiap elemen masyarakat dengan tujuan mencapai keadilan

    sosial dan tidak hanya membatasi diri pada akses terhadap pengadilan saja.

    Pada dasarnya, bantuan hukum di Malaysia yang diberikan oleh

    pemerintah melalui lembaga bantuan hukum milik negara diatur menurut Akta

    Bantuan Guaman 1971. Ini dimulai dengan pendirian Biro Bantuan Guaman pada

    tahun 1971 selepas seorang pesakit “orthopedic almoner” dari Hospital Kuala

    Lumpur menulis surat kepada pemerintah memohon agar bantuan hukum secara

    cuma-cuma diberi kepada pesakit-pesakit yang mengalami ketidakupayaan

    residuari yang teruk dengan pampasan dapat diberikan sekiranya mereka diberi

    perwakilan hukum.

    Melalui pendirian lembaga bantuan hukum ini, negara memulai memberi

    bantuan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat tidak mampu yang

    memerlukan jasa dalam kasus-kasus kekeluargaan seperti tuntutan nafkah,

    penguatkuasaan perintah nafkah, masalah kekeluargaan dan perkahwinan,

    perceraian dan penjagaan anak. Setelah itu, barulah kewenangan lembaga bantuan

    hukum ini diperluas untuk memberikan jasa bantuan hukum secara cuma-cuma

    9 Ibid., hlm 6.

  • 5

    dalam semua perkara perdata dan pidana baik di pengadilan sipil maupun

    pengadilan agama.

    Dengan banyak permasalahan yang ada di masyarakat, seperti perceraian,

    waris, hadhonah, dan sebagainya yang menjadi kewenangan absolut peradilan

    agama, baik masyarakat mampu atau tidak mampu belum tentu mengetahui

    bagaimana proses beracara di pengadilan dan memperoleh haknya tersebut, di sini

    bagaimana Akta Bantuan Guaman 1971 diimplementasikan dalam memberikan

    bantuan hukum bagi menyelesaikan perkara atau permasalahannya dan hal-hal

    yang dibutuhkan untuk mendukung penyelesaian perkara tersebut.

    Hal ini amatlah menarik untuk dibahas karena keberadaan Jabatan Bantuan

    Guaman yang telah direncanakan oleh pemerintah berada di setiap provinsi di

    Malaysia, akan tetapi menarik bagi untuk peneliti membahas dan mengetahui

    lebih mendalam apakah Akta Bantuan Guaman 1971 terimplementasi dengan baik

    di pengadilan agama di Malaysia dan adakah wujudnya problematika

    implementasi peraturan perundang-undangan ini khususnya di Jabatan Kehakiman

    Syariah Negeri Johor. Apakah dengan adanya bantuan hukum ini, mudah bagi

    masyarakat untuk mendapatkan jasa bantuan hukum baik litigasi maupun non-

    litigasi, apalagi bagi masyarakat yang kurang mampu. Berbeda jika mereka pergi

    ke kantor-kantor pengacara yang tentunya memerlukan biaya yang mahal.

    Karena pentingnya masalah ini dan untuk wawasan, kemudian dari latar

    belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas masalah lebih jauh dan

    mendalam maka penulis merumuskannya dalam bentuk skripsi dengan judul

    “Implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 Tentang Bantuan Hukum Secara

    Cuma-Cuma Di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor.”

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis dapat merumuskan

    masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

    1. Bagaimana implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor?

    2. Apakah problematika implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 di

    Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor?

    C. Batasan Masalah

    Untuk memudahkan pembahasan serta tidak menyalahi sistematika

    penulisan karya ilmiah sehingga membawa hasil yang diharapkan, maka penulis

    membatasi masalah yang yang akan dibahas dalam skripsi ini sehingga tidak

    terkeluar topik yaitu implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 tentang bantuan

    hukum secara cuma-cuma di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor.

    Khususnya dalam skripsi ini adalah di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor

    periode tahun 2017 sampai tahun 2018.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan pokok permasalahan yang

    menjadi pokok pembahasan, maka tujuan dan penelitian karya ilmiah ini adalah:

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui implementasi bantuan hukum secara cuma-cuma di

    Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor.

    b. Untuk mengetahui problematika terhadap implementasi di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor terhadap bantuan hukum secara cuma-

    cuma.

  • 7

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Dari sisi akademis, hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan

    pemikiran bagi perkembangan ilmiah terhadap implementasi Akta Bantuan

    Guaman 1971 tentang bantuan hukum secara cuma-cuma di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor.

    b. Sebagai bahan bacaan dan rujukan bagi mahasiswa, penelitian dan

    masyarakat seluruhnya melalui pembuatan dan penyusunan karya ilmiah

    secara baik.

    c. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi strata satu (S1) pada

    jurusan Hukum Keluarga, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

    1. Kerangka Teori

    a) Teori Implementasi Kebijakan

    Kata implementasi (implementation) berasal dari kata dasar verb

    implement, menurut kamus Oxford-Advanced Learner’s Dictionary (1995:595)

    bahwa to implement (mengimplementasikan) berarti to put something into effect

    (menggerakkan sesuatu untuk menimbulkan dampak/akibat); to carry out

    (melaksanakan sesuatu). Dengan demikian implementasi menurut arti kata harfiah

    adalah pelaksanaan sesuatu, sehingga implementasi kebijakan dapat diartikan

    sebagai pelaksanaan suatu kebijakan.10

    Setelah suatu kebijakan negara memperoleh legitimasi, agar diperoleh

    intende impact, kiranya perlu diimplementasikan. Van Meter dan Van Horn

    10 Abdul Aziz, Humaizi, Implementasi Kebijakan Publik Studi Tentang Kegiatan Pusat

    Informasi Pada Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Sumatera Utara, Jurnal Administrasi

    Publik, Dinas Kominfo Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Universitas Sumatera Utara, Vol.

    3, No. 1, 2013, hlm 4.

  • 8

    (1978), merumuskan mengenai proses implementasi sebagai “those actions by

    public or private individuals (or groups) that are directed at the achievement of

    objectives set forth in prior policy decisions”. Makna perumusan di atas ialah

    bahwa implementasi mengandung pengertian tindakan yang dilakukan individu

    atau pejabat maupun swasta yang mengarah pada tujuan yang ditetapkan.

    Tindakan-tindakan tersebut adalah berupa upaya-upaya untuk

    mengadministrasikan dan menimbulkan dampak nyata pada masyarakat. Fokus

    perhatian implementasi kebijakan adalah memahami apa yang senyatanya terjadi

    sesudah suatu program, dinyatakan berlaku.11

    Model implementasi kebijakan dan bermacam-macam salah satunya,

    Merrile S. Grindle model ini diperkenalkan oleh Merrile S. Grindle pada tahun

    1980, Grindle mengatakan bahwa Implementasi kebijakan; merupakan proses

    umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.12

    Milwan, model ini proses pengambilan keputusan dilakukan oleh beragam

    aktor, dimana keluaran akhirnya ditentukan oleh baik materi program yang telah

    dicapai maupun melalui interaksi para pembuat keputusan dalam konteks politik

    administratif. Sementara proses politik dapat terlihat melalui proses pengambilan

    keputusan yang melibatkan berbagai aktor kebijakan, sedangkan proses

    administrasi terlihat melalui proses umum terkait aksi administratif yangonten

    atau isi kebijakan yang dimaksud meliputi:13

    i. Kepentingan yang terpenuhi oleh kebijakan (interest affected). 11 Zulkarnain Umar, Analisis Implementasi Kebijakan Standar Pelayanan Mininal Untuk

    Peningkatan Kualitas Layanan Publik Di Daerah, Jurnal Analisis Dan Kebijakan Publik, Program

    Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam

    Makassar, Makassar, Vol. 3, Number 1, 2017, hlm 2.

    12 Dedeng Yusuf Maolani, Deding Ishak, Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam

    Pengelolaan Sampah di Kabupaten Dili Negara Timor Leste, Jurnal KELOLA: Jurnal Ilmu Sosial,

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Vol. 1, No. 2, hlm 122. 13 Ibid.

  • 9

    ii. Jenis manfaat yang dihasilkan (tipe of benefit).

    iii. Derajat perubahan yang diinginkan (extent of change envisioned).

    iv. Kedudukan pembuat kebijakan/letak pengambilan keputusan (site of

    decision making).

    v. Para pelaksana program (program implementators).

    vi. Sumber daya yang dikerahkan (Resources commited).

    Kemudian konteks implementasi yang dimaksud adalah:14

    i. Kekuasaan (power) dan kepentingan strategi aktor yang terlibat (interest

    strategies of actors involved)

    ii. Karakteristik lembaga dan penguasa (institution and regime

    characteristics).

    iii. Kepatuhan dan daya tanggap pelaksana (compliance and responsiveness).

    2. Kerangka Konseptual

    a) Implementasi

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi berarti

    pelaksanaan ataupun penerapan.15 Manakala menurut Kamus Dewan,

    implementasi berarti proses melaksanakan (mengusahakan) sesuatu, pelaksanaan;

    mengimplementasikan melaksanakan, menjalankan, dan menunaikan.16 Dengan

    arti kata implementasi suatu tindakan atau pelaksana rencana yang telah disusun

    secara cermat dan rinci (matang).17

    Menurut Solichin Abdul Wahab, implementasi adalah beberapa aksi yang

    dikerjakan baik oleh individu-individu, beberapa petinggi, atau golongan-

    14 Ibid. 15 https://kbbi.web.id/implementasi, diakses pada tanggal 30 Januari 2020. 16 http://prpm.dbp.gov.my/Cari1?keyword=implementasi, diakses pada tanggal 30 Januari

    2020.

    17 https://alihamdan.id/implementasi/, diakses pada tanggal 30 Januari 2020.

    https://kbbi.web.id/implementasihttp://prpm.dbp.gov.my/Cari1?keyword=implementasihttps://alihamdan.id/implementasi/

  • 10

    golongan pemerintah atau swasta yang diarahkan untuk tercapainya tujuan-tujuan

    yang sudah digariskan dalam keputusan kebijakan.18

    b) Akta Bantuan Guaman 1971

    Suatu Akta bagi membuat peruntukan bagi pemberian bantuan guaman

    kepada orang tertentu dan bagi perkara yang berkaitan dengannya. Yaitu undang-

    undang yang menyusun tentang pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma

    kepada masyarakat yang tidak mampu.19

    c) Bantuan Hukum Secara Cuma-Cuma

    Bantuan hukum secara cuma-cuma bermaksud bantuan hukum yang

    diberikan kepada pencari keadilan dalam perkara hukum dalam bentuk konsultasi

    hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela dan melakukan

    tindakan hukum lain untuk kepentingan penerima bantuan hukum. Pelaksanaan

    bantuan hukum tersebut melingkupi upaya hukum melalui jalur pengadilan

    (litigasi) dan di luar jalur pengadilan (non-litigasi).

    Terdapat dua istilah terkait dengan bantuan hukum yaitu legal aid dan

    legal assistance. Istilah legal aid biasanya dipergunakan untuk menunjukkan

    pengertian bantuan hukum dalam arti sempit, yaitu pemberian jasa-jasa di bidang

    hukum kepada seseorang yang terlibat dalam suatu perkara secara cuma-cuma

    khususnya bagi mereka yang tidak mampu. Sedangkan pengertian legal assistance

    dipergunakan untuk menunjukkan pengertian bantuan hukum dalam arti luas,

    karena di samping bantuan hukum terhadap mereka yang tidak mampu, juga

    pemberian bantuan hukum yang dilakukan oleh para pengacara yang

    18 https://www.ngelmu.co/pengertian-implementasi-penjelasan-dan-contoh-

    implementasi/, diakses pada tanggal 30 Januari 2020. 19 Pembukaan Akta Bantuan Guaman 1971.

    https://www.ngelmu.co/pengertian-implementasi-penjelasan-dan-contoh-implementasi/https://www.ngelmu.co/pengertian-implementasi-penjelasan-dan-contoh-implementasi/

  • 11

    mempergunakan honorarium atau mendapatkan pembayaran sejumlah uang dari

    klien.20

    d) Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor

    Merupakan agensi kerajaan Persekutuan di Malaysia yang

    bertanggungjawab menyeragamkan hal ehwal pentadbiran Mahkamah Syariah dan

    Kehakiman Syariah di Malaysia.21 Yaitu badan pengadilan agama dan badan yang

    mengurus pengadilan agama di provnisi Johor.

    F. Tinjauan Pustaka

    Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-

    penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang

    diteliti.

    Dalam kajian pustaka ini, peneliti akan memaparkan beberapa penelitian

    mengenai bantuan hukum secara cuma-cuma di pengadilan Indonesia.

    Diantaranya ialah sebagai berikut:

    Pertama, Mohammad Ilham Fuadi, menulis skripsi yang berjudul:

    Implementasi Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu (Justice For The

    Poor) Oleh Posbakum Di Pengadilan Agama Jakarta Barat. Skripsi tersebut

    membahas tentang implementasi PERMA No 1 tahun 2014 di Pengadilan Agama

    Jakarta Barat. Hasil penelitian menunujukkan bahwa implementasi bantuan

    hukum bagi masyarakat tidak mampu oleh posbakum di Pengadilan Agama

    Jakarta Barat yang mengacu mengenai PERMA No 1 tahun 2014 mengenai

    layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan, masih banyak warga

    20 Angga, Ridwan Arifin, Penerapan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Kurang Mampu

    Di Indonesia, Diversi Jurnal Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang, Vol. 4, No.

    2, Desember 2018, hlm 226.

    21 https://ms.wikipedia.org/wiki/Jabatan_Kehakiman_Syariah_Malaysia, diakses pada tanggal 1 Desember 2019.

    https://ms.wikipedia.org/wiki/Jabatan_Kehakiman_Syariah_Malaysia

  • 12

    Negara Indonesia yang tidak mampu sangat memerlukan bantuan hukum di

    Pengadilan dalam hak persamaan didepan hukum, dengan alasan bantuan hukum

    yang dilakukan oleh pemeriantah melalui MA belum mengatur secara jelas dalam

    bantuan hukum yaitu mengenai anggaran yang dibatasi, serta pelayanan belum

    terlihat jelas implmentasinya yang dilakukan oleh posbakum di Pengadilan

    Agama terhadap Masyarakat pencari keadilan.22

    Kedua, Ashmi Amran, menulis skripsi yang berjudul: Eksistensi Pos

    Bantuan Hukum (POSBAKUM) di Pengadilan Agama Sungguminasa. Skripsi

    tersebut membahas tentang pelaksanaan program Posbakum di Pengadilan Agama

    Sungguminasa, serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi

    pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan Posbakum. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa program layanan Posbakum di Pengadilan Agama

    Sungguminasa telah terlaksana dengan baik, hal tersebut diperoleh berdasarkan

    kesuksesan pelaksanaan Posbakum di tahun 2015 dan pada tahun ini mulai

    kembali dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2016. Dan faktor yang mempengaruhi

    pelaksanaan Posbakum adalah terutama tesedianya sarana dan fasilitas, dukungan

    kelembagaan, dan tingkat pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Posbakum

    di Pengadilan Agama Sungguminasa.23

    Ketiga, Fauzan, menulis jurnal yang berjudul: Penerapan Pemberian

    Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin Melalui Posbakum Di Pengadilan

    Agama Kota Bengkulu. Jurnal tersebut membahas tentang penyelenggaraan

    pemberian bantuan hukum oleh Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di Pengadilan

    22 Mohammad Ilham Fuadi, Implementasi Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Tidak

    Mampu (Justice For The Poor) Oleh Posbakum Di Pengadilan Agama Jakarta Barat, (Jakarta:

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016), hlm v.

    23 Ashmi Amran, Eksistensi Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM) di Pengadilan Agama

    Sungguminasa, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2016), hlm xii.

  • 13

    Agama Kota Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan

    hukum melalui Posbakum di Pengadilan Agama Kota Bengkulu telah berjalan

    dengan baik. Meskipun dalam penyelenggaraan layanan hukum masih terkendala

    oleh faktor Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Posbakum, namun jika

    dihat dari sisi proses administrasi dan dampak layanan bantuan hukum, maka

    secara keseluruahan pelaksanaan layanan hukum melalui Posbakum di Pengadilan

    Agama telah berjalan dengan baik sesuai capaian berdasarkan peraturan

    perundangan.24

    Kesimpulannya kesemua tinjauan pustaka yang digunakan penulis

    semuanya membicarakan mengenai bantuan hukum secara cuma-cuma, yang

    membedakan judul peneliti dengan penelitian yang ditinjau terletak pada judul,

    tempat penelitian, rentang waktu penelitian, dan fokus penelitian yaitu secara

    khusus membahas tentang implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 tentang

    bantuan hukum secara cuma-cuma di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor,

    berbeda dengan penelitian yang ditinjau yaitu membahas tentang bantuan hukum

    secara cuma-cuma di pengadilan Agama di Indonesia yang dikelola oleh

    Posbakum menurut PERMA 2014. Namun bahan-bahan yang digunakan adalah

    sebagai rujukan bagi mengumpul semua data supaya analisis penulis terhadap

    skripsi ini dapat dicapai. Adapun skripsi yang tidak dinyatakan di atas adalah

    sebagai tambahan fakta judul skripsi.

    .

    24 Fauzan, Penerapan Pemberian Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin Melalui

    Posbakum Di Pengadilan Agama Kota Bengkulu, Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan

    Keagamaan, Fakultas Syariah, IAIN Bengkulu, Vol. 4, No. 2, 2017, hlm 125.

  • 15

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor.

    Objek pelaksanaan adalah implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 tentang

    bantuan hukum secara cuma-cuma.

    B. Jenis Penelitian

    Adapun dalam penelitian skripsi ini peneliti menggunakan jenis penelitian

    kualitatif, Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian

    untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

    secara rinci, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

    konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah,

    dengan menggambarkan dan memberikan analisa dari suatu keadaan,25 Jenis

    penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan

    untuk memperoleh informasi mengenai implementasi Akta Bantuan Guaman 1971

    tentang bantuan hukum secara cuma-cuma di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri

    Johor.

    Metode deskriptif yaitu metode yang di arahkan untuk memecahkan

    masalah faktual dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil

    penelitian26

    25 Laxy J, Moleong , Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosakarya,

    2004), hlm 4.

    26 Suharsimi Arikunto, Perosedur Penilaian Suatu Pendekatan Peraktik, (Jakarta, PT.

    Rineka Bukti, 1996), hlm 144.

  • 16

    C. Pendekatan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian ini, metode pendekatan

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis empiris,

    yaitu suatu pendekatan yang meneliti data sekunder terlebih dahulu dan kemudian

    dilanjutkan dengan mengadakan penelitian data primer di lapangan.27 Yaitu

    pendekatan yang digunakan untuk melihat gejala-gejala sosial yang berkaitan

    dengan hukum dalam praktek legislasi di Malaysia.

    Data sekunder yang dimaksud di sini adalah landasan teoritis berupa

    pendapat atau tulisan-tulisan para ahli atau pihak lain yang berwenang dan

    informasi-informasi lain yang berupa ketentuan-ketentuan formal seperti

    peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, dan lain-lain, sedangkan data

    primer dalam penelitian ini adalah hasil dari penelitian lapangan seperti

    wawancara.28

    Pendekatan yuridis empiris mengkaji bagaimana ketentuan nomatif

    diwujudkan senyatanya di masyarakat.29 Pendekatan tersebut mengutamakan

    pelaksanaan Jabatan Bantuan Guaman yang mengacu kepada peraturan perundang

    undangan yaitu Akta Bantuan Guaman 1971 di Jabatan Kehakiman Syariah

    Negeri Johor dengan memusatkan atau konsentrasi pada prinsip-prinsip khusus

    yang mendasari pada peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang

    berkaitan.

    27 Noor Muhammad Aziz, Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum Dalam

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Jurnal Rechtsvinding, Badan Pembinaan Hukum

    Nasional, Kementerian Hukum dan HAM RI, Vol. 1, No. 1, 2012, hlm 19.

    28 Septiawan Syaifin Nuha, Henny Juliani, Nabitatus Saadah, Implementasi Peraturan

    Daerah Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Dan Aset Desa Dalam

    Mewujudkan Pembangunan Desa Pada Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang Kabupaten

    Rembang, Diponegoro Law Journal, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Vol. 6, No. 1,

    2017, hlm 6. 29 Ronny Hanitijo Sumitro, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

    1994), hlm 3.

  • 17

    D. Data dan Sumber Data

    1. Data Primer

    Data primer yang peneliti gunakan meliputi wawancara dengan informan

    kunci yaitu pegawai di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor,

    2. Data Sekunder

    Data yang diperoleh daripada analisa dari peraturan perundang-undangan

    yang berlaku seperti Akta Bantuan Guaman 1971, Perintah Bantuan

    Guaman (Pindaan Jadual Ketiga) 2011, Peraturan-peraturan Bantuan

    Guaman 2017, Peraturan-peraturan Bantuan Guaman (Kriteria dan Ujian

    Kemampuan) 2017, Peraturan-peraturan Bantuan Guaman (Fi dan

    Sumbangan) 2017 dan Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman

    (Pengantaraan) 2006, dan rujukan ilmiah seperti buku, skripsi, laporan dan

    jurnal yang berhubung dengan kajian ini.

    E. Instrumen Pengumpulan Data

    1. Pengamatan (Observasi)

    Pengamatan atau observasi merupakan metode dengan mengumpulkan

    fakta dan data dari kenyataan yang menjadi perhatian. Penulis mengamati

    secara langsung ke Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor untuk

    mendapatkan maklumat yang berkaitan penelitian unuk memperoleh data

    terkait implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 tentang bantuan hukum

    secara cuma-cuma.

    2. Wawancara

    Wawancara adalah cara pengumpulan data yang diambil secara lisan bagi

    memperoleh sesuatu maklumat untuk mencapai sesuatu tujuan. Informasi

  • 18

    yang diberikan bisa berkembang dengan sendirinya. Teknis yang

    digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan mewawancarakan

    pihak yang terkait seperti, pegawai-pegawai yang bertugas di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor untuk mendapatkan komentar dan

    pandangan mengenai implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 tentang

    bantuan hukum secara cuma-cuma.

    3. Dokumentasi

    Dokumnetasi adalah pelengkap daripada teknis pengumpulan data

    wawancara dan observasi. Dokumentasi yang diartikan adalah dengan

    mengambil sumber data dari pegawai-pegawai yang bersangkutan, buku-

    buku ilmiah, jurnal dan apa sahaja sumber informasi yang sahih yang

    berkaitan. Dokumentasi juga berbentuk tulisan, statistik, gambar atau

    karya seseorang.

    F. Teknis Analisis Data

    Setelah semua data yang diperoleh terkumpul sesuai mengikut

    permasalahan kajian yang dibahas dan dipelajari, penulis akan menganalisis teknis

    seperti berikut:

    1. Reduksi Data

    Teknis ini dilakukan dengan merangkum hal-hal yang pokok memfokuskan

    pada hal-hal yang perlu dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

    yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas untuk

    mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan selanjutnya dan

    mencari bila diperlukan.

  • 19

    2. Display Data

    Teknis ini bisa disajikan dalam uraian hubungan antar kategori dan

    sejenisnya. Yang paling digunakan untuk penyajian data kualitatif adalah

    teks yang bersifat naratif. Display adalah format yang menyajikan

    informasi secara tematik kepada pembaca. Pada teknis ini, peneliti

    berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang

    dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

    3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

    Pada tahapan ini teknis yang ketiga ini, kesimpulan awal adalah bersifat

    sementara dan boleh berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

    mendukung pada tahap pengumpulan data. Tetapi apabila kesimpulan pada

    tahap awal didukung bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti ke

    lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan dikemukakan merupakan

    kesimpulan yang kredibel.

    G. Sistematika Penulisan

    Penyusunan skripsi ini terbagi kepada lima bab yang mana setiap bab

    terdiri dari sub-sub bab. Penulis membuat susunan dan sistematika penulisan

    sebagai berikut:

    Bab pertama, pendahuluan, pada bab ini berisi tentang beberapa sub bab

    seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan

    kegunaan penelitian, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.

    Bab kedua, bab ini berisi tentang metode peneltian, menghuraikan tentang

    metod yang digunakan. Adapun metode penelitian dijelaskan secara tegas untuk

    memberikan kepastian mekanisme penelitian ini dilakukan bermula dengan lokasi

  • 20

    penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, data dan sumber data,

    instrumen pengumpulan data, teknis analisis data, dan sistematika penulisan.

    Bab ketiga, membahas tentang gambaran umum Jabatan Kehakiman Syariah

    Negeri Johor yang memuatkan sejarah dan perkembangan, carta organisasi

    Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor, misi, visi, piagam pelanggan dan fungsi

    Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor.

    Bab keempat, bab ini berisi pembahasan dan hasil peneltian tentang

    implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 dan problematika terhadap

    implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 di Jabatan Kehakiman Syariah Negeri

    Johor.

    Bab kelima, huraian penutup yang berkaitan tentang kesimpulan dan juga

    rekomendasi kajian yang dijalankan. Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan dari

    huraian yang telah dituliskan yang berkait rapat dengan pokok permasalahan serta

    dari data-data yang diperolehi agar dapat memberi gambaran keseluruhan kepada

    pembaca berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

  • 21

    BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah dan Perkembangan Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor

    Mahkamah Syariah sememangnya mempunyai peranan yang penting

    dalam menyelesaikan kes-kes dan masalah-masalah yang dihadapi oleh

    masyarakat Islam, menjalankan dan seterusnya melaksanakan keadilan menurut

    undang- undang syarak. Sejauh yang diketahui Mahkamah Syariah Negeri Johor

    diasaskan sejak tahun 1873 sebelum undang-undang Kerajaan Negeri Johor

    diperkanunkan pada tahun 1895, yang diperkenal oleh Maharaja Abu Bakar Johor.

    Cuma ianya mempunyai enakmen khas. Sebelum tahun 1895 lagi, telah wujud

    jawatan mufti dan kadi. Mengikut rekod separa rasmi yang terawal ditemui

    menunjukkan jawatan mufti disandang oleh Y.B Dato’ Syed Halim Al-Attas dan

    jawatan kadi disandang oleh Dato’ Hj. Abdul Rahman dalam tahun 1873.

    Sehingga tahun 1895 agak sukar diterangkan tugas mufti dan kadi kerana tiadanya

    jabatan agama ketika itu. Tetapi yang jelas, mufti adalah juga sebagai pengapit

    hakim dalam perbicaraan di mahkamah-mahkamah sehingga tahun 1909.30

    Berdasarkan Penguatkuasaan Undang-Undang Tubuh Kerajaan Johor-

    Fasal 28, jemaah menteri telah diinstitusikan secara bertulis dan kekal berlaku

    rombakan besar-besaran dalam struktur organisasinya. Antara jabatan baru yang

    dicipta ialah Jabatan Agama dan Pelajaran dengan memperkenalkan jawatan Yang

    Dipertuanya iaitu Yang Mulia Engku Mohd. Khalid. Pada 20 Ogos 1932 suatu

    muktamar tahunan kadi-kadi Johor telah diadakan untuk membincangkan

    mengenai mahkamah kadi, daftar nikah cerai dan rujuk, pungutan zakat,

    30 http://www.kehakiman.gov.my/johor/ms/node/234, diakses pada tanggal 20 Desember 2019.

    http://www.kehakiman.gov.my/johor/ms/node/234

  • 22

    pembahagian harta-harta zakat dan Baitulmal. Semua kadi dilantik oleh

    Duli Yang Maha Mulia Sultan selaku Wali Al-Amar dalam negeri sebagaimana

    diwajibkan perlantikannya menurut hukum syarak. Semua keputusan mahkamah

    kadi adalah berdasarkan syariah muhammadiah dalam mazhab syafie.

    Penubuhan mahkamah di Negeri Johor ini adalah mengikut enakmen

    pentadbiran negeri Johor iaitu Enakmen bil 14 pada tahun 1978. Enakmen

    diwujudkan bagi menyatukan dan meminda undang-undang yang berkaitan

    dengan penubuhan, pentadbiran dan penyusunan semua perkara yang melibatkan

    dengan Agama Islam dan mahkamah-mahkamah di negeri Johor. Mahkamah

    Syariah di Johor telah ditubuhkan pada 1 Januari 1978 oleh Jabatan Agama Johor

    dan lebih dikenali pada masa kini sebagai Mahkamah Kadi. Mahkamahnya

    dibahagikan kepada dua jenis iaitu mahkamah kadi dan mahkamah rayuan. Pada

    masa kini, hakim-hakim mahkamah syariah ini adalah terdiri daripada kadi-kadi

    daripada daerah itu sendiri.31

    Enakmen Pentadbiran Negeri Johor menyatakan bahawa bidang kuasa

    bagi kes jenayah seperti kes-kes khalwat, minum arak, tidak berpuasa dalam bulan

    ramadhan dan lain-lain dan bagi kes mal/sivil iaitu seperti kes cerai, tuntutan

    anak, nafkah dan sebagainya adalah dengan menghukum bagi setiap kesalahan

    denda sebanyak tidak kurang dari RM1000 atau hukuman penjara tidak melebihi 6

    bulan atau kedua-duanya sekali. Mahkamah Syariah di Negeri Johor telah wujud

    sejak tahun 1873 iaitu sebelum Undang-Undang Tubuh Kerajaan Negeri Johor

    diperkanunkan secara bertulis pada tahun 1895 yang diperk enalkan oleh

    Maharaja Abu Bakar Johor, tetapi tidak mempunyai Enakmen Khas ketika itu.

    31 Ibid.

  • 23

    Sebelum tahun 1895 dikatakan bahawa telah wujud jawatan Mufti dan

    Kadi. Rekod separa rasmi yang terawal ditemui menunjukkan jawatan Mufti

    disandang oleh Dato’ Syed Salim Al-Attas dan jawatan Kadi yang disandang oleh

    Dato’ Haji Abdul Rahman dalam tahun 1873. Kedua-dua orang penyandang

    jawatan ini juga telah dilantik oleh Maharaja Johor sebagai Ahli Dewan Negeri

    dan dengan perlaksanaan tradisi menganugerahkan Pingat Kebesaran Negeri,

    kepada Penyandang jawatan Mufti dan Kadi Darjah Mahkota Kelas Pertama iaitu

    Sri Paduka Mahkota Johor (SPMJ) yang membawa gelaran Dato’. Sehingga tahun

    1895 agak sukar diterangkan tugas Mufti dan Kadi kerana tidak ada Jabatan

    Agama ketika itu, yang jelas Mufti adalah juga sebagai Pengapit Hakim dalam

    perbicaraan di Mahkamah-Mahkamah Negeri Johor iaitu suatu amalan hingga ke

    tahun 1909 masihi.32

    Mahkamah Kadi bermula di kampung-kampung iaitu selain di bandar-

    bandar sebagaimana dinyatakan mengikut fasal 27 Peraturan Mahkamah Kadi

    Syariah 1934 antara lain dijelaskan:

    “Adalah kampung-kampung dalam bahagian daerah tersebut di bawah ini

    dipersetujukan bagi kadi-kadi di tiap-tiap daerah mengadakan Mahkamah

    Kadi masing-masing bagi menjalankan perbicaraan yang berkenaan

    dengan Mahkamah Kadi. Kadi tiap-tiap daerah bolehlah berbuat ketentuan

    pada mengadakan bicara di kampung-kampung yang tersebut di mana

    tempat yang telah ditentukan maka lebih dahulu daripada ia menjalankan

    bicara di dalam Mahkmah kampung itu hendaklah ia memberi tahu kepada

    Kepala Polis yang di dalam daerahnya lebih dahulu tiga hari dengan

    32 Ibid.

  • 24

    menyatakan haribulan dan jam serta beberapa kes yang hendak

    dibicarakan disitu. Adapun tentang mengadakan bicara Mahkamah Kadi

    yang ada di dalam bandar-bandar itu berjalanlah bagaimana biasa hanyalah

    bila mengadakan Mahkamah di kampung-kampung sahaja dikehendaki

    berbuat seperti di atas.”

    Berdasarkan penguatkuasaan Undang-Undang Tubuh Kerajaan Johor

    1895, fasal 28, Jemaah Menteri telah diinstitusikan secara bertulis dan telah

    berlaku rombakan besar-besaran dalam struktur perjawatan Kerajaan Johor dan

    diantara Jabatan baru yang dicipta ialah Jabatan Agama dan Pelajaran dengan

    memperkenalkan penjawat Yang diPertuanya iaitu Yang Mulia Ungku

    Mohammad Khalid. Pada 20 Ogos 1932 satu Muktamar Tahunan Kadi-Kadi Johor

    telah diadakan untuk membincangkan mengenai Mahkamah Kadi, Daftar Nikah

    Cerai, Pungutan Zakat, Pembahagian Harta-Harta Zakat dan Baitul Mal.33

    Yang Dipertua Jabatan Agama Johor semasa menutup muktamar ini

    menyifatkan ‘Inilah satu kumpulan orang yang dipertanggungjawabkan oleh Duli

    Yang Maha Mulia Tuanku Sultan yang memelihara Agama Islam bagi orang

    Johor”. Pada 1 Januari 1978 Jabatan Agama Johor telah menubuhkan Mahkamah

    Syariah yang dikenali dengan nama Mahkamah Kadi mengikut peruntukan

    seksyen 58 ceraian (1) dan (2) Enakmen Pentadbiran Agama Islam 1978 dengan

    had bidangkuasa jenayah membicara mana-mana kesalahan yang dilakukan oleh

    orang Islam dan yang berhubung dengan Enakmen ini yang boleh dihukum

    dengan denda tidak melebihi satu ribu ringgit atau penjara selama tidak lebih

    daripada enam bulan atau kedua-duanya sekali. Dalam bidangkuasa Malnya,

    33 Ibid.

  • 25

    mendengar dan memutuskan semua pembicaraan dalam mana pihak beragama

    Islam. Dalam perlantikan Kadi, semua kadi-kadi terdiri daripada mereka yang

    dilantik oleh Duli Yang Maha Mulia Sultan selaku Wali Al-Amr dalam Negeri

    sebagaimana yang diwajibkan perlantikannya itu dibuat menurut Hukum Syarak.

    Undang-undang Islam adalah undang-undang yang terbaik dan sesuai

    untuk kita semua kerana undang-undang itu diwahyukan oleh Allah S.W.T yang

    disampaikan melalui Rasul pesuruhNya supaya dijadikan pedoman dan ajaran

    kepada kita semua dan kita hendaklah mematuhinya.

    Mahkamah Syariah mempunyai peranan yang penting dalam

    menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Islam dari masa ke

    semasa. Memandangkan keperluan itu maka suatu Jawtankuasa petugas khas

    peringkat persekutuan telah dibentuk oleh kabinet dengan dipengerusikan oleh

    Allahyarham Tan Sri Syed Nasir Ismail dan antara jawatankuasanya ialah

    Profesor Tan Sri Ahmad Ibrahim (SH. Kuliah Undang-undang, Universiti Islam

    Antarabangsa sekarang) dan beberapa anggota lain dimana jawatankuasa ini telah

    membuat laporan dan cadangan-cadangan suaya mengasingkan pentadbiran

    Mahkamah Syariah dari Jabatan Agama Islam negeri-negeri dan menyusun

    semula sistem kehakimannya dengan member kuasa dan peningkatan taraf

    Mahkamah dan hakim-hakimnya.34

    Untuk mengembalikan Undang-Undang Syarak kepada kedudukan asalnya

    sebagai undang-undang negeri dan sebagai langkah awal ke arah menaikkan taraf

    Mahkamah Syariah dan mempertahankan kedudukan hakim-hakimnya sebagai

    pelindung Undang-undang Syariah maka suatu pindaan kepada Perlembagaan

    34 Ibid

  • 26

    Persekutuan (Pindaan) 1988 (Akta A 704) Perkara 121 (1A) telah diluluskan oleh

    Parlimen dan seterusnya berkuatkuasa memperuntukan:

    1. Enakmen Mahkamah Syariah 1993

    EMS93 adalah suatu Enakmen bagi menyatu dan meminda undang-undang

    berkaitan dengan Penubuhan, Penyusunan dan Pentadbiran Mahkamah

    Syariah telah diluluskan oleh Majlis Mesyuarat Kerajaan Negeri Johor pada

    22 Disember 1993 dan telah diperkenankan oleh Duli Yang Maha Mulia

    Baginda Sultan Johor pada 27 Disember 1993. Sebagai langkah awal kearah

    melaksanakan tujuan pengasingan itu suatu pindaan Perlembagaan

    Persekutuan pada perkara 121 (1A) telah diluluskan dalam tahun 1984 dan

    seterusnya berkuatkuasa yang memperuntukkan:35

    “Bahawa Mahkamah Tinggi Sivil dan Mahkamah-Mahkamah dibawahnya

    tidaklah ada bidangkuasa di dalam mana-mana perkara yang termasuk di

    dalam bidangkuasa Mahkamah Syariah.”

    2. Perlaksanaan Pengasingan Mahkamah Syariah Dari Jabatan Agama

    Seksyen 5 Enakmen Mahkamah Syariah 1993 memperuntukan Penubuhan

    Mahkamah Syariah oleh Duli Yang Maha Mulia Sultan atas nasihat Menteri Besar

    selepas berunding dengan Majlis dan seksyen 31 Enakmen yang sama

    memperuntukan, Mahkamah-Mahkamah Kadi hendaklah dikenali sebagai

    Mahkamah Rendah Syariah dan hendaklah disifatkan sebagai Mahkamah Rendah

    Syariah yang ditubuhkan di bawah seksyen 5 Enakmen ini. Dengan itu Mahkamah

    Syariah telah diasingkan dari Jabatan Agama Islam dengan rasminya pada 1

    Januari 1996.36

    35 Ibid. 36 Ibid.

  • 27

    Dengan berlakunya pindaan ini membolehkan pengasingan

    pentadbirannya dari Jabatan Agama dilakukan di peringkat Negeri. Mahkamah-

    mahkamah yang dipersetujui ialah:

    a) 1 buah Mahkamah Rayuan Syariah Johor.

    b) 2 buah Mahkamah Tinggi Syariah Johor.

    i. Mahkamah Tinggi Syariah Johor Bahru.

    ii. Mahkamah Tinggi Syariah Muar.

    c) 6 buah Mahkamah Rendah Syariah.

    i. Mahkamah Rendah Syariah Johor Bahru.

    ii. Mahkamah Rendah Syariah Muar.

    iii. Mahkamah Rendah Syariah Segamat/Kluang.

    iv. Mahkamah Rendah Syariah Batu Pahat.

    v. Mahkamah Rendah Syariah Pontian.

    vi. Mahkamah Rendah Syariah Mersing/Kota Tinggi.

    Adapun jawatan-jawatan yang dipersetujukan maka tarikh

    berkuatkuasanya ialah mulai 15 Julai 1994 iaitu sepertimana tarikh berkuatkuasa

    Enakmen Mahkamah Syariah 1993.37

    37 Ibid.

  • 28

    B. Lambang Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor

    (Lambang Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor)38

    C. Misi, Visi, Piagam Pelanggan Dan Fungsi Jabatan Kehakiman Syariah

    Negeri Johor

    1. Misi

    Melaksanakan perbicaran, pengurusan mahkamah dan perkhidmatan sokongan

    secara profesional, berkesan.dan sistematik berasaskan undang-undang dan

    Hukum Syarak.

    2. Visi

    Menjadi institusi kehakiman syariah yang berwibawa

    3. Piagam Pelanggan

    38 Ibid.

  • 29

    a. Menetapkan tarikh sebutan/bicara kepada pelanggan pada hari pendaftaran

    kes apabila segala dokumen didapati lengkap.

    b. Menyebut/membicarakan sesuatu kes mal dan jenayah dalam masa 21 hari

    selepas di daftarkan.

    c. Menyebut/membicarakan dalam setahun sekurang-kurangnya 70%

    daripada kes mal dan jenayah yang telah didaftarkan.Menyiasat ke atas setiap

    aduan pelanggan yang diterima dalam tempoh 14 hari dari tarikh aduan itu

    diterima

    d. Mendengar rayuan kali pertama dalam masa 30 hari selepas rekod rayuan

    diterima daripada mahkamah yang keputusannya di rayu.39

    4. Fungsi Jabatan

    a. Menguatkuasa dan melaksanakan undang-undang islam.

    b. Mengendali dan menguruskan sistem kehakiman islam secara adil,

    tersusun, cekap dan berkesan.

    c. Membangun dan menyelaras keseragaman pentadbiran disemua

    peringkat;

    d. Memperkenal dan memperluaskan pengetahuan kakitangan dan orang

    ramai dalam memahami undang-undang dan prosedur.

    e. Menguruskan perbicaraan kes-kes syariah.

    f. Menguatkuasakan perintah-perintah mahkamah.40

    39 Ibid . 40 Ibid.

  • 30

    D. Carta Organisasi Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor

    TABEL 1

    CARTA ORGANISASI JABATAN KEHAKIMAN SYARIAH NEGERI

    JOHOR41

    41 http://www.kehakiman.gov.my/johor/ms/node/234, diakses pada tanggal 20 Desember

    2019.

    Ketua Jabatan/Hakim Syarie

    H. Muhammad Khaldun Bin Mohamad Sharif

    Bahagian Pentadbiran

    Sumber Manusia

    Pengurusan Data

    Kewangan

    Bahagian Teknologi Maklumat & Pusat

    Sumber

    Seksyen Rekod

    Bahagian Sokongan Keluarga

    Bahagian Kehakiman

    Mahkamah Tinggi Syariah

    Mahkamah Rendah Syariah Daerah-Daerah

    Panel Hakim Mahkamah Rayuan

    SyariahKetua

    Pendaftar

    Pegawai Penyelidik

    http://www.kehakiman.gov.my/johor/ms/node/234

  • 31

    E. Lokasi Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor

    Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor terletak di provinsi Johor,

    tepatnya di Kota Johor Bahru yang beralamat di Jabatan Kehakiman Syariah

    Negeri Johor, Lot 259, Jalan Abu Bakar, 80000 Johor Bahru, Johor. Bangunan

    Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor ini terletak di samping Hospital

    Sultanah Aminah dan Pusat Islam Iskandar Johor. Juga berdekatan dengan Masjid

    Negeri Abu Bakar, Pejabat Kadi Daerah Johor Bahru, Sekolah Menengah Tinggi

    Arab Johor,Kolej Pengajian Islam Johor dan Zoo Johor.

    (Lokasi Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor)42

    42 https://www.google.com/maps/place/Johor+Syariah+Judicial+Department/, diakses

    pada tanggal 10 Februari 2020.

    https://www.google.com/maps/place/Johor+Syariah+Judicial+Department/

  • 32

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Implementasi Akta Bantuan Guaman 1971 di Jabatan Kehakiman

    Syariah Negeri Johor

    Bantuan hukum telah dilaksanakan oleh masyarakat Barat sejak zaman

    Romawi dimana pada waktu itu bantuan hukum didasarkan pada nilai-nilai moral

    dan lebih dianggap sebagai suatu pekerjaan yang mulia, khususnya untuk

    menolong orang-orang tanpa mengharapkan dan/atau menerima imbalan atau

    honorarium. Setelah meletusnya Revolusi Perancis, bantuan hukum kemudian

    mulai menjadi bagian dari kegiatan hukum atau kegiatan yuridis dengan mulai

    lebih menekankan pada hak yang sama bagi warga masyarakat untuk

    mempertahankan kepentingan-kepentingannya di muka pengadilan dan hingga

    awal abad ke-20, bantuan hukum ini lebih banyak dianggap sebagai pekerjaan

    memberi jasa di bidang hukum tanpa suatu imbalan.43

    Di Malaysia, bantuan hukum sebagai suatu legal institution (lembaga

    hukum) semula tidak dikenal dalam sistem hukum tradisional. Bantuan hukum

    baru dikenal di Malaysia sejak tertubuhnya Biro Bantuan Guaman pada tahun

    1970. Jabatan Bantuan Guaman (dahulu dikenali sebagai Biro Bantuan Guaman)

    ialah suatu lembaga negara di bawah Bahagian Hal Ehwal Undang-undang,

    Jabatan Perdana Menteri. Jabatan Bantuan Guaman ini berwenang memberikan

    khidmat bantuan guaman kepada mereka yang layak berpandukan Akta Bantuan

    Guaman 1971. Melalui perkhidmatan ini, rakyat yang kurang berkemampuan

    berpeluang mendapat perkhidmatan guaman pada kadar yang lebih rendah

    43 Bambang Sunggono, Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia,

    (Bandung: CV. Mandar Maju, 2009), hlm 11.

  • 33

    daripada pemerintah sebagai alternatif kepada perkhidmatan yang ditawarkan oleh

    pengacara swasta.

    Penubuhan Biro Bantuan Guaman telah difikirkan sejak tahun 1954, tetapi

    langkah positif yang pertama telah diambil pada tahun 1960 apabila sepucuk surat

    ditulis oleh seorang “orthopedic almoner” dari Hospital Kuala Lumpur. Beliau

    telah memohon agar bantuan guaman percuma diberi kepada pesakit-pesakit yang

    mengalami ketidakupayaan residuari yang teruk dengan pampasan dapat diberikan

    sekiranya mereka diberi perwakilan undang-undang. Pada bulan Oktober 1969,

    perkara ini telah dirujuk kepada Peguam Negara dan beliau menyokong saranan

    ini. Perkara ini kemudiannya telah dirujuk kepada Kementerian Keadilan yang

    seterusnya meminta nasihat daripada Majlis Peguam. Majlis Peguam juga turut

    menyatakan persetujuan mereka terhadap penubuhan skim ini.44

    Suatu jawatankuasa telah dilantik bagi mengkaji perkara ini. Pada

    September 1970, suatu projek percubaan bagi perkhidmatan bantuan guaman dan

    khidmat nasihat telah diperkenalkan. Peruntukan sebanyak RM 100,000.00 telah

    diluluskan bagi tujuan tersebut. Pada awal penubuhannya, perkhidmatan Biro

    Bantuan Guaman adalah terhad kepada prosiding-prosiding tertentu sahaja bagi

    memastikan dana yang telah diperuntukkan dapat digunakan sewajarnya.

    Keutamaan diberikan kepada kes-kes kekeluargaan yang lebih memerlukan

    bantuan segera seperti tuntutan nafkah, penguatkuasaan perintah nafkah, masalah

    kekeluargaan dan perkahwinan, perceraian dan penjagaan anak.45

    44 Nuraisyah Chua Abdullah, Questions & Answers on Malaysian Courts, Statues, Cases

    & Contract, Tort and Criminal Law, Edisi Revisi Ketiga, (Kuala Lumpur: International Law Book

    Services, 2018), hlm 337.

    45 Ibid.

  • 34

    Ketika Biro Bantuan Guaman ditubuhkan pada tahun 1970, ia telah

    diletakkan di bawah Jabatan Peguam Negara. Pada tahun 1985, Biro Bantuan

    Guaman kemudiannya diletakkan pula di bawah Kementerian Undang-Undang

    dengan tertubuhnya Kementerian pada tahun tersebut. Bermula pada tahun 1995

    sehingga kini, Biro Bantuan Guaman telah diletakkan di bawah Bahagian Hal

    Ehwal Undang-Undang, Jabatan Perdana Menteri setelah ia diwujudkan bagi

    menggantikan Kementerian Undang-Undang.46

    Kini, dengan 22 cawangan di seluruh negara dan diterajui oleh seorang

    Ketua Pengarah Gred Jusa B, 2 orang Timbalan Ketua Pengarah Gred Jusa C dan

    54, 39 orang Pegawai Undang-Undang, 28 orang Pegawai Syariah dan 382 orang

    kakitangan sokongan dan selaras dengan langkah-langkah pembaharuan yang

    dijangka akan dilaksanakan dalam tempoh terdekat, maka cadangan penukaran

    nama Biro Bantuan Guaman kepada Jabatan Bantuan Guaman telah diluluskan

    oleh YBhg. Tan Sri Ketua Setiausaha Negara dalam Mesyuarat Jawatankuasa

    Khas Bagi Mengkaji Jawatan-Jawatan Tertinggi (JKTT) yang telah diadakan pada

    21 Januari 2010. Penukaran nama tersebut telah mula berkuat kuasa pada 16

    Januari 2010.47

    Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor ditubuhkan pada tahun 1974

    dengan nama Biro Bantuan Guaman Cawangan Johor yang beralamat di No.

    74/75, Jalan Skudai, Johor Bahru, Johor.48 Pada ketika ini, kantor Jabatan Bantuan

    Guaman Negeri Johor beralamat di Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor, Lot

    L4-01, Tingkat 4, Menara Landmark, No.12, Jalan Ngee Heng, 80000 Johor

    46 Jabatan Bantuan Guaman, Buku 40 Tahun JBG, (Kuala Lumpur: Percetakan Nasional

    Malaysia Berhad, 2011), hlm 25. 47 Ibid., hlm 25.

    48 Ibid., hlm 50.

  • 35

    Bahru, Johor. Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor secara umumnya

    memberikan jasa layanan sama seperti Jabatan Bantuan Guaman yang berada di

    mana-mana provinsi di Malaysia. Jabatan Guaman Negeri Johor memberikan jasa

    layanan di semua pengadilan yaitu pengadilan sipil dan pengadilan agama.

    Sebagai dasar hukum pedoman dalam penyelenggaraan bantuan hukum

    yang diselenggarakan oleh Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor adalah sebagai berikut:

    i. Akta Bantuan Guaman 1971

    ii. Perintah Bantuan Guaman (Pindaan Jadual Ketiga) 2011

    iii. Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman 2017

    iv. Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Kriteria Dan Ujian Kemampuan)

    2017

    v. Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Fi Dan Sumbangan) 2017

    vi. Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Pengantaraan) 2006

    Bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu sudah jelas dinyatakan ada

    untuk membantu masyarakat pencari keadilan, sama ada di pengadilan umum

    ataupun pengadilan agama sebagaimana yang tertera dalam Akta Bantuan

    Guaman 1971 Pasal 12 Ayat (1) yang menjelaskan tentang “Syarat am mengenai

    bantuan guaman dalam tindakan sivil,”: Prosiding sivil yang boleh diberi bantuan

    guaman ialah apa-apa perihal prosiding yang dinyatakan dalam Jadual Ketiga.49

    Manakala Jadual Ketiga dalam Pasal 12 (1) itu menjelaskan pada Nomor 4

    bahwa; Prosiding berhubung dengan nafkah, jagaan, perceraian dan

    49 Pasal 12 Akta Bantuan Guaman 1971.

  • 36

    hartasepencarian dalam mahkamah yang mentadbirkan hukum Syarak di mana

    mana-mana orang atau peguam bela dan peguam cara dibenarkan hadir.50

    Seterusnya, suatu peraturan telah dikeluarkan pada tahun 2011 oleh

    Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Undang-Undang), Mohamed Nazri Bin

    Abdul Aziz melalui Perintah Bantuan Guaman (Pindaan Jadual Ketiga) 2011 yang

    menjelaskan kewenangan Jabatan Bantuan Guaman sebagai lembaga bantuan

    hukum milik negara yang menjalankan kewajibannya dalam memberikan bantuan

    hukum untuk masyarakat pencari keadilan. Bagi menjalankan amanat negara ini

    dalam peradilan agama, dinyatakan menurut Pasal Prosiding Dalam Mahkamah

    Syariah Ayat (1) dan (2):51

    1. Prosiding yang berhubungan dengan pertunangan (ganti rugi), nafkah,

    jagaan, perceraian, hutang perkahwinan, mutaah dan harta sepencarian.

    2. Prosiding yang berhubungan dengan alang semasa hidup (hibah) dan

    wasiat.

    Bantuan hukum ada di setiap pengadilan untuk membantu masyarakat para

    pencari keadilan. Bekerjasama dengan sebuah lembaga bantuan hukum milik

    negara yang dikenal sebagai Jabatan Bantuan Guaman (JBG). Bantuan hukum di

    Pengadilan Agama diperuntukan untuk masyarakat tidak mampu, yang dimaksud

    bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu di Jabatan Kehakiman Syariah

    Negeri Johor dikategorikan yaitu tidak mampu secara ekonomi dan tidak mampu

    membayar jasa advokat swasta yang terlalu mahal biayanya.

    Adapun kriteria orang yang tidak mampu bisa dilihat dari kemampuan

    perekonomiannya boleh dibagikan kepada dua kategori secara umumnya sesuai

    50 Jadual Ketiga Akta Bantuan Guaman 1971. 51 Pasal Prosiding Dalam Mahkamah Syariah Perintah Bantuan Guaman (Pindaan Jadual Ketiga) 2011.

  • 37

    dalam Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Kriteria Dan Ujian Kemampuan)

    2017:52

    i. Kategori I

    Sumber kewangan tahunan yang berjumlah RM30,000 dan ke bawah;

    ii. Kategori II

    Sumber kewangan tahunan melebihi RM30,000 tetapi tidak melebihi

    RM50,000

    Menurut Masrita Binti Masbah, masyarakat yang mendapatkan bantuan

    hukum secara cuma-cuma tanpa harus membayar adalah mereka yang tergolong

    dalam kategori I yang mana penghasilan tahunannya tidak melebihi RM30,000

    yaitu penghasilan bulanannya tidak melebihi RM2,500. Secara umumnya di

    Malaysia, mereka yang penghasilannya di bawah RM2,500 per bulan

    dikategorikan sebagai tidak mampu. Ini karena biaya perkara di pengadilan agama

    yang dikenakan oleh advokat swasta terlalu mahal. Misalnya untuk kasus fasakh

    saja, pihak terkait harus membayar RM3,000-4,000 minimal sekiranya

    menggunakan jasa advokat swasta53

    Menurut Masrita Binti Masbah lagi, layanan jasa yang tersedia oleh

    Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor untuk para pencari keadilan di Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor di antaranya menyediakan litigasi, mediasi, dan

    advis hukum yang benar-benar gratis dan cuma-cuma tanpa dipungut biaya

    apapun bagi siapa saja yang membutuhkan jika memenuhi keperluan yang

    52 Pasal 4 Ayat 4 Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Kriteria Dan Ujian Kemampuan) 2017.

    53 Wawancara dengan Masrita Binti Masbah, Penolong Pendaftar, Mahkamah Rendah

    Syariah Johor Bahru, Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor pada tanggal 21 November 2019.

  • 38

    diperlukan menurut peraturan perundang-undangan. Berikut merupakan

    permasalahan yang diperbolehkan untuk memohon bantuan hukum yaitu:54

    i. Perceraian

    ii. Hadhanah

    iii. Nafkah

    iv. Harta bersama

    v. Mutaah

    vi. Hibah

    vii. Wasiat

    viii. Hutang perkawinan

    ix. Gantirugi pertunangan

    Berikutnya Masrita Binti Masbah mengatakan, bagi orang yang

    menginginkan bantuan litigasi maka tentunya harus mengikuti tata cara yang telah

    ditentukan oleh Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor. Tata cara yang harus

    diikuti oleh para pencari keadilan untuk memperoleh jasa Jabatan Bantuan

    Guaman bagi penerima layanan menurut Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman

    2017 seperti berikut:55

    i. Pemohon haruslah mendaftar di kantor Jabatan Bantuan Guaman Negeri

    Johor yang beralamat di Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor, Lot L4-

    01, Tingkat 4, Menara Landmark, No.12, Jalan Ngee Heng, 80000 Johor

    Bahru, Johor.

    ii. Pemohon diarahkan untuk mengisi formulir Borang Ujian Kemampuan

    dan Borang Akaun Berkanun seperti yang terkandung dalam Peraturan-

    54Ibid.

    55 Ibid.

  • 39

    Peraturan Bantuan Guaman 2017.

    iii. Pemohon akan menjalani Ujian Kemampuan yang akan diuji oleh pegawai

    Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor.

    iv. Temuduga akan dijalankan untuk mengenal pasti, isu, remedi, dan

    keperluan pemohon

    v. Sekiranya permohonan yang diajukan oleh pemohon diluluskan oleh pihak

    Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor, terma bantuan hukum akan

    ditawarkan kepada pemohon.

    vi. Sekiranya pemohon bersetuju untuk meneriman terma bantuan hukum

    tersebut, dia haruslah membayar uang pendaftaran sebesar RM 10 dan

    sumbangan bagi yang penghasilan melebihi RM 30,0000.

    vii. Bantuan hukum diberikan kepada pemohon

    viii. Berkas perkara dibuka dan didaftarkan untuk di bawa ke Jabatan

    Kehakiman Syariah Negeri Johor

    ix. Berkas perkara dibawa ke Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Johor untuk

    diproses

    Masrita Binti Masbah mengatakan lagi, Jabatan Bantuan Guaman Negeri

    Johor, tidak sedikit telah melayani pengguna jasa. Dalam Jabatan Bantuan

    Guaman melayani jasa, para penerima jasa bantuan hukum harus mengadakan

    terlebih dahulu berkas-berkas yang diperlukan sebagaimana persyaratan yang

    harus dibawa oleh penerima layanan hukum sesuai Peraturan-Peraturan Bantuan

    Guaman 2017, adalah sebagai berikut:56

    i. Kartu Tanda Penduduk

    56 Ibid.

  • 40

    ii. Akta nikah/cerai asli

    iii. Surat perintah perceraian

    iv. Akta kelahiran anak

    v. Maklumat pekerjaan

    vi. Nama majikan

    vii. Keterangan daripada majikan

    viii. Penyata gaji

    ix. Laporan kesehatan

    x. Laporan polisi

    xi. Keterangan saksi

    xii. Keterangan tempat tinggal

    xiii. Apa-apa dokumen yang berkaitan

    Adapun untuk mendapatkan bantuan litigasi ini, pemohon haruslah

    mengikuti Ujian Kemampuan yang akan dilakukan oleh pihak Jabatan Bantuan

    Guaman Negeri Johor bagi menentukan pemohon itu berada di dalam kategori

    yang mendapat bantuan hukum secara cuma-cuma ataupun dengan biaya

    berdasarkan Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Kriteria Dan Ujian

    Kemampuan) 2017 Pasal 4 Ayat (1) sampai (6) yaitu:57

    (1) Sebelum penentuan bagi kelayakan seseorang itu untuk mendapatkan

    khidmat bantuan guaman dalam tindakan sivil dibuat, suatu ujian

    kemampuan hendaklah dijalankan ke atas orang itu yang orang itu dikehendaki

    untuk—

    57 Pasal 4 Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Kriteria Dan Ujian Kemampuan) 2017.

  • 41

    (a) menyatakan maklumat yang lengkap berkenaan dengan sumber

    kewangan dan tanggungan orang itu dalam borang ujian kemampuan yang

    ditentukan oleh Ketua Pengarah Bantuan Guaman; dan

    (b) menyediakan dokumen sokongan bagi sumber kewangan dan

    tanggungan sebagaimana yang dinyatakan dalam borang ujian

    kemampuan.

    (2) Setelah melengkapkan borang ujian kemampuan, borang itu

    hendaklah dikemukakan kepada Ketua Pengarah Bantuan Guaman

    bersama dengan semua dokumen yang berkaitan yang berhubungan

    dengan sumber kewangan dan tanggungan orang itu.

    (3) Setelah menerima borang ujian kemampuan itu, Ketua Pengarah

    Bantuan Guaman hendaklah menentukan kemampuan orang itu dengan

    mengambil kira tanggungan orang itu sebagaimana yang dinyatakan dalam

    Jadual dengan merujuk kepada dokumen sokongan yang dikemukakan

    oleh orang itu.

    (4) Penilaian ujian kemampuan bagi orang itu ditentukan mengikut

    kategori yang berikut:

    (a) sumber kewangan tahunan yang berjumlah RM30,000 dan ke bawah;

    (b) sumber kewangan tahunan yang berjumlah RM30,001 hingga

    RM35,000;

    (c) sumber kewangan tahunan yang berjumlah RM35,001 hingga

    RM40,000;

    (d) sumber kewangan tahunan yang berjumlah RM40,001 hingga

    RM45,000;

  • 42

    (e) sumber kewangan tahunan yang berjumlah RM45,001 hingga

    RM50,000; dan

    (f) sumber kewangan tahunan yang berjumlah RM50,001 dan ke atas.

    (5) Kecuali bagi orang itu di bawah kategori yang dinyatakan dalam

    perenggan 4(a), setiap orang di bawah kategori yang dinyatakan dalam

    subperaturan (4) akan dikenakan suatu amaun sumbangan sebagaimana

    yang ditetapkan dalam Jadual Kedua kepada Peraturan-Peraturan

    Bantuan Guaman (Fi dan Sumbangan) 2017 [P.U. (A) 371/2017].

    (6) Walau apa pun peraturan ini, dalam menjalankan ujian

    kemampuan, Ketua Pengarah Bantuan Guaman boleh, jika difikirkannya

    patut, mengarahkan orang itu untuk mengemukakan apa-apa maklumat

    dan dokumen tambahan bagi menyokong ujian kemampuan itu.

    Berdasarkan Pasal 4 Ayat (3): Setelah menerima borang ujian kemampuan

    itu, Ketua Pengarah Bantuan Guaman hendaklah menentukan kemampuan orang

    itu dengan mengambil kira tanggungan orang itu sebagaimana yang dinyatakan

    dalam Jadual dengan merujuk kepada dokumen sokongan yang dikemukakan oleh

    orang itu.58

    Ini berarti Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor haruslah menentukan

    tingkat kemampuan orang yang membuat permohonan dengan melakukan Ujian

    Kemampuan serta mengambil kira tanggungan orang itu berdasarkan tabel

    berikut:

    58 Pasal 4 Ayat 3 Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Kriteria Dan Ujian Kemampuan) 2017.

  • 43

    TABEL 259

    TANGGUNGAN

    No. Tanggungan

    1 Sumbangan untuk Kumpulan Wang Simpanan Pekerja (KWSP)

    2 Sumbangan Pertubuhan Keselamatan Sosial (PERKESO)

    3 Cukai pendapatan

    4 Pinjaman perumahan pertama

    5 Tanggungan isi rumah

    Berdasarkan tabel di atas, ini menujukkan bahwa Ujian Kemampuan tidak

    hanya mengambil kira berdasarkan penghasilan tahunan sahaja. Ini karena pihak

    Jabatan Bantuan Guaman akan mengambil kira tanggunggan yang harus dibayar

    oleh pemohon tiap bulan yaitu sumbangan untuk Kumpulan Wang Simpanan

    Pekerja (KWSP), sumbangan Pertubuhan Keselamatan Sosial (PERKESO), cukai

    pendapatan, pinjaman perumahan pertama, dan tanggungan isi rumah. Merujuk

    kepada kalkulator Ujian Kemampuan, Ujian Kemampuan akan mengambil kira

    gaji pokok, tunjangan, dan penghasilan lain tanpa mengambil kira tanggungan

    pemohon.60

    Setelah menjalani Ujian Kemampuan dengan mengambil kira kemampuan

    dan tanggungan pemohon, Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor akan

    menentukan sama ada pemohon itu mendapatkan bantuan tersebut secara cuma-

    cuma ataupun dengan biaya yang lebih murah dari advokat swasta. Berikut

    59 Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Kriteria Dan Ujian Kemampuan) 2017. 60 http://apps2.jbg.gov.my/apps/means_test/, diakses pada tanggal 2 Januari 2020.

    http://apps2.jbg.gov.my/apps/means_test/

  • 44

    merupakan tabel kategori pemohon mengikut penghasilan tahunan berdasarkan

    Jadual Kedua Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Fi Dan Sumbangan) 2017;

    TABEL 361

    KATEGORI PEMOHON MENGIKUT PENGHASILAN TAHUNAN

    (1)

    No

    (2)

    Sumber kewangan

    (setahun)

    (RM)

    (3)

    Sumbangan di

    bawah

    subseksyen 16(2)

    Akta

    (RM)

    (4)

    Sumbangan di

    bawah

    subseksyen

    16A(2) Akta

    (RM)

    (5)

    Sumbangan di

    bawah

    subseksyen

    29H(3) Akta

    (RM)

    1 0 – 30,000 - - -

    2 30,001 -35,000 500 – 2,000 500 – 2,000 500 – 2,000

    3 35,001 – 40,000 2,001 – 3,000 2,001 – 3,000 2,001 – 3,000

    4 40,001 – 50,000 3,001 – 5,000 3,001 – 5,000 3,001 – 5,000

    5 50,001 dan ke atas - 5,001 – 50,000 5,001 – 50,000

    Berdasarkan tabel di atas, ini menunjukkan bahwa masyarakat boleh saja

    mendapatkan jasa Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor walaupun

    penghasilannya melebihi RM 30,000 setahun, tetapi haruslah membayar biaya

    yang ditetapkan oleh Jabatan Bantuan Guaman Pusat mengikut kategori masing-

    masing. Ini berarti pemohon haruslah penghasilan tahunannya tidak melebihi

    RM30,000 untuk mendapatkan jasa bantuan hukum secara Cuma-Cuma dan tanpa

    61 Jadual Kedua Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Fi Dan Sumbangan) 2017.

  • 45

    apa-apa bayaran sekalipun. Berbeda pula dengan pemohon yang penghasilan

    tahunannya yang melebihi RM30,001 sehingga RM50,000 yang perlu membayar

    pada kadar yang lebih murah berbanding advokat swasta yaitu RM2,000 sehingga

    RM5,000.

    Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor bukan sahaja melayani jasa

    bantuan hukum di dalam pengadilan, bahkan juga di luar pengadilan. Jabatan

    Bantuan Guaman Negeri Johor juga memberikan jasa advis hukum kepada

    masyarakat pencari keadilan berdasarkan kepada Akta Bantuan Guaman 1971

    Pasal 29 Ayat (1) yang menjelaskan tentang “Hak untuk mendapat nasihat dan

    jenis guaman,” yaitu; Tertakluk kepada Bahagian ini, nasihat guaman mengenai

    apa-apa perkara yang dinyatakan dalam Jadual Kedua, Ketiga dan Keempat

    hendaklah diadakan bagi orang yang bermastautin dan berada di Malaysia.62

    Manakala Jadual Keempat dalam Pasal 29 itu menjelaskan bahwa “Perihal

    perkara yang boleh diberi nasihat guaman,” yaitu; “Nasihat guaman atas segala

    perkara.63 Ini berarti advis hukum boleh diberikan di dalam semua hal yang terkait

    dengan soal hukum termasuklah masalah yang terkait di peradilan agama. Advis

    hukum yang diberikan oleh Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor merupakan

    advis yang diberikan secara lisan di dalam semua soal yang terkait hukum di

    peradilan agama.

    Masyarakat pencari keadilan boleh mendapatkan jasa advis hukum ini

    secara langsung di kantor Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor dengan

    membayar fi pendaftaran sebesar RM 10 yang akan dikenakan untuk jasa ini.64

    62 Pasal 29 Ayat (1) Akta Bantuan Guaman 1971. 63 Jadual Keempat Akta Bantuan Guaman 1971.

    64 Jadual Pertama Peraturan-Peraturan Bantuan Guaman (Fi Dan Sumbangan) 2017.

  • 46

    Manakala Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor juga turut memberikan

    jasa mediasi buat masyarakat pencari keadilan berdasarkan Akta Bantuan Guaman

    1971 Pasal 29.A Ayat (1) yang menjelaskan tentang “Penyediaan khidmat

    pengantaraan,” yaitu: Menteri boleh memberi kuasa kepada Ketua Pengarah

    Bantuan Guaman untuk menyediakan pengantaraan kepada orang yang dibantu.65

    Seterusnya bagi menjelaskan kewenangan Jabatan Bantuan Guaman

    Negeri Johor dalam memberikan jasa mediasi di peradilan agama berdasarkan

    Akta Bantuan Guaman 1971 Pasal 29.B Ayat (1) yang menjelaskan tentang

    “Pertikaian,”: Mana-mana orang yang menjadi pihak kepada sesuatu pertikaian

    yang merupakan perkara atau boleh menjadi perkara atau yang berkaitan dengan

    mana-mana prosiding yang perihalnya dinyatakan dalam Jadual Ketiga boleh

    merujukkan pertikaian itu kepada pengantara.66

    Manakala Jadual Ketiga dalam Pasal 29.B Ayat (1) itu menjelaskan pada

    Nomor 4 bahwa: Prosiding berhubung dengan nafkah, jagaan, perceraian dan

    hartasepencarian dalam mahkamah yang mentadbirkan hukum Syarak di mana

    mana-mana orang atau peguam bela dan peguam cara dibenarkan hadir.67

    Ini berarti mediasi boleh diberikan di dalam semua masalah yang terkait di

    peradilan agama. Masyarakat pencari keadilan oleh memohon jasa mediasi ini di

    kantor Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor dengan mengisi Borang Permintaan

    Untuk Pengantaraan seperti yang terkandung dalam.68

    Jasa Jabatan Bantuan Guaman Negeri Johor di Jabatan Kehakiman Syariah

    Negeri Johor banyak dalam membantu baik bagi masyarakat maupun petugas