iman kepada kitab

42
IMAN KEPADA KITAB ALLAH Posted by Bustamam Ismail on November 27, 2007 Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada nabi Musa a.s, Zabur kepada nabi Daud a.s, Injil kepada nabi Isa a.s, dan Al Qur’an kepada nabi Muhammad SAW. Al Qur’an sebagai kitab suci terakhir memiliki keistimewaan yakni senantiasa terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana firman Allah berikut. Artinya : “ Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Sesungguhnya Kami yang memeliharanya.” (Al Hijr : 9) lihat al-Qur’an online di Goole, A. Pengertian Kitab dan Suhuf Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan

Upload: rifka-marwani

Post on 25-Jan-2015

42.977 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Iman kepada kitab

IMAN KEPADA KITAB ALLAHPosted by Bustamam Ismail on November 27, 2007

Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada nabi Musa a.s, Zabur kepada nabi Daud a.s, Injil kepada nabi Isa a.s, dan Al Qur’an kepada nabi Muhammad SAW. Al Qur’an sebagai kitab suci terakhir memiliki keistimewaan yakni senantiasa terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana firman Allah berikut. Artinya : “ Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Sesungguhnya Kami yang memeliharanya.” (Al Hijr : 9) lihat al-Qur’an online di Goole,

A. Pengertian Kitab dan Suhuf

Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.

Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf

Persamaan

Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.

Perbedaan

Page 2: Iman kepada kitab

1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.

Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136) lihat al-Qur’an online di Goole,

Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. Firman Allah SWT .

Artinya : “ (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa” (Al A’la : 19) lihat al-Qur’an online di Goole,

Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT berikut.

Artinya : “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah : 136) lihat al-Qur’an online di Goole

,

B. Prilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada Kitab Allah

Page 3: Iman kepada kitab

1. Meyakini bahwa Kitab Allah itu benar datang dari Allah.

2. Menjadikan kitab Allah sebagai Pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan

kepada kita

3. Memahami isi kandungannya.

4. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari

Umat manusia, khususnya umat muslim harus meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau Rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Upaya memahami isi kandungan Al Qur’an, ada beberapa tahapan yang perlu kita jalani antara lain sebagai berikut.

1. Tahap pertama, kita harus mengetahui dan memahami filosofi Islam sebagai agama yang mendapat ridha Allah SWT.

2. Tahap kedua, kita harus mengetahui tata krama membaca Al Qur’an.

3. Tahap ketiga, kita harus mengetahui bahwa di dalam Al Qur’an itu banyak sekali surah atau ayat yang mengandung perumpamaan atau berupa perumpamaan.

4. Tahap keempat, kita harus mempergunakan akal ketika mempelajari dan memahami Al Qur’an.

5. Tahap kelima, kita harus mengetahui bahwa didalam Al Qur’an banyak sekali surah atau ayat yang

Page 4: Iman kepada kitab

mengandung hikmah atau tidak bisa langsung diartikan, akan tetapi memiliki arti tersirat.

6. Tahap keenam, kita harus mengetahui bahwa Al Qur’an tidak diturunkan untuk menyusahkan manusia dan harus mendahulukan surah atau ayat yang lebih mudah dan tegas maksudnya untuk segera dilaksanakan.

7. Tahap ketujuh, kita harus mengetahui bahwa ayat-ayat didalam Al Qur’an terbagi dua macam (QS Ali Imran : 7) yaitu pertama, ayat-ayat muhkamat yakni ayat-ayat yang tegas, jelas maksudnya dan mudah dimengerti. Ayat-ayat muhkamat adalah pokok-pokok isi Al Qur’an yang harus dilaksanakan oleh manusia dan dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupannya. Kedua, ayat-ayat yang mutasyabihat adalah ayat-ayat yang sulit dimengerti dan hanya Allah yang mengetahui makna dan maksudnya.

8. Tahap kedelapan, kita harus menjalankan isi kandungan Al Qur’an sesuai dengan keadaan dan kesanggupannya masing-masing (QS 12 : 22, 4 : 36, 65 : 7, 2 : 215, 3 : 92, 2 : 269).

B. Hikmah Iman Kepada Kita Allah

Ada hikmah yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Qur’an kepada umat manusia yang diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha :

Page 5: Iman kepada kitab

Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;

1. Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.

Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan itu. lihat al-Qur’an online di Goole,

1. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138,

Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. lihat al-Qur’an online di Goole,

1. Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat QS Al Maidah : 48,

Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki,

Page 6: Iman kepada kitab

niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, lihat al-Qur’an online di Goole,

1. Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67

Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. lihat al-Qur’an online di Goole,

6 Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152

7. Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa.

8. Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit

Page 7: Iman kepada kitab

dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)

Manusia ingin mencapai kehidupan yang selamat sejahtera, baik didunia maupun di akhirat harus menggunakan pedoman hidup yang lurus dan benar yaitu Al Qur’an (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 84-85, dan At Takwir : 27).

Page 8: Iman kepada kitab

One blogger likes this.http://hbis.wordpress.com/2007/11/23/perintah-al-qur%E2%80%99an-tentang-menjaga/

Posted by Bustamam Ismail on November 27, 20073 FEBRUARI 2010 · 17:26

Sumber: Rijal Khaular Rasul, Khalid Muhammad Khalidhttp://paismpn4skh.wordpress.com/2010/01/30/saadz-bin-muadz-2/

Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT

1. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.

a. Pengertian Iman

Menurut bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu =م=ن= AؤCمBنA- أ Cم=ان- ي Bي إ  artinya

“membenarkan”. Sedangkan menurut istilah, iman ialah kepercayaan dalam hati, meyakini dan membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

b. Pengertian Kitab-Kitab Allah swt.

Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para Rasul untuk diajarkan kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab itu agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup yang benar dan diridhai-Nya

Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya

Page 9: Iman kepada kitab

kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.

2. Suhuf

Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman), yang berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi atau rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-masing dengan rincian sebagai berikut:

- 60 Sahifah kepada nabi Syits a.s.

- 30 Sahifah kepada nabi Ibrahim a.s.

- 10 Sahifah kepada nabi Musa a.s.

Firman Allah swt.:

( JنB =فBى ه=ذ=ا إ وCل=ى الصSحAفB لA Cأل Cم= صAحAفB) 18( ا هBي Cر= Bب )19.( و=مAس= إ

Artinya: “Sesungguhnya ini semua benar-benar terdapat di dalam suhuf yang pertama(yaitu) suhuf-suhuf Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.”(Qs.al-a’la: 18-19).

3. Dalil-dalil Naqli yang terkait dengan Iman kepada Kitab-kitab Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah diturunkan Allah SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar. Firman Allah swt.:

Sه=ا ) ي= =أ Cن= يا JذBي AوCا ال م=ن

= BاللهB أ BهB ب وCل Aس =بB و=ر= CلكBت JلذBيC و=ا ل= ا Jز= BهB ع=ل=ى ن وCل Aس =بB ر= CلكBت JلذBيC و=ا ل= ا Cز= =ن CلA مBنC أ 136: النساء.( …ق=ب

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah kamu sekalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.”(Qs.An-Nisa’:136)

Page 10: Iman kepada kitab

Firman Allah swt.:

Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang, niscaya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah bebuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya….(al-Maidah :48)

Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perintah dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt. diturunkan pada masa yang berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan Allah swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.

4. Nama-nama kitab Allah swt. dan Rasul yang menerimanya.

Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:

a. Kitab Taurat

Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi kaum Bani Israil.

Firman Allah swt:

( Jا Bن =ا إ Cن ل Cز= =ن اة= أ JتوCر= Cه=ا ال AوCرv هAدtى فBي 44:المائدة…(وJن

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada )petunjuk dan cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)

Page 11: Iman kepada kitab

Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum syariat sudah tidak ada lagi. Yang beredar di kalangan orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan palsu. Sebab, mereka telah melakukan perubahan-perubahan isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat bahwa taurat yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan sebagai karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa yang berbeda.

Allah berfirman:

Cن= مBن= ) JذBي فAوCن= ه=ادAوCا ال yح=رA Bم= ي =ل Cلك 75: النساء…(م=و=اضBعBهB ع=نC ا

Artinya: “Yaitu orang-orang Yahudi mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.”(Qs. An-Nisa’46).

b. Kitab Injil

Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir Nabi yang terakhir.

Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran manusia bukan wahyu Allah . Misalnya Kitab Injil matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut banyak terdapat perbedaan dan bahkan bertentangan. Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa a.s. dan keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat orang-orang harawi (pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan Injil Bernabas, oleh para ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid. Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh orang-orang Kristen (Nasrani). Dengan demikian, yang wajib dipercayai oleh umat islam hanyalah Injil yang diturunkan Allah SWT.kepada nabi isa a.s.

Firman Allah swt.:

( Aه= Cن =ي ت= Cل= و=أ ي BجC Bن Cإل CهB ا AوCرv هAد=ى فBي 46: المائدة…(وJن

Page 12: Iman kepada kitab

Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)” …(al-Maidah 46)

c. Kitab Zabur

Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud a.s. Nabi Daud hanya diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat syariat.

Firman Allah swt.:

=ا ) Cن =ي =ت ا د=اوAد= و=ا tرCوA ب 55: االءسراء( ز=

Artinya: “Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)

d. Kitab al-Quran

Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 144 surat, 6666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad sedang berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan), karena beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sebahagian isinya menghapus sebahagian syari’at yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai dengan hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Quran merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa , berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh

Page 13: Iman kepada kitab

karena itu,sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman Allah:

( =ا Cن ل Cز= =ن Cك= و=ا =ي Bل =ب= ا CلكBت Cح=قy ا Bال Cن= مAص=دyق=ا ب =ي yم=اب CهB ل =د=ي =بB مBن= ي CكBت tا ال CمBن CهB و=مAه=ي =ي 48: المائدة…(ع=ل

Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)

Firman Allah swt.:

( Bك= =بA ذ=ل CكBت Cب= ال ي =ر= CهB ال Cن= هAدtى فBي JقBي CمAت Bل 2:البقره( ل

Artinya: “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)

Isi pokok kandungan al-Quran adalah:

1. aqidah atau keimanan

2. Ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah

3. Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya

4. Mu’amalah yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia

5. Wa’ad dan wa’id

6. Kisah kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar

7. Ilmu pengetahuan.

Keistimewaan kitab suci al-Quran dibanding dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya adalah sebagai berikut:

a. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin keasliannya. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah swt. sampai akhir zaman.

Page 14: Iman kepada kitab

firman Allah swt.:

( Jا Bن =حCنA إ =ا ن Cن ل Jز= Cر= ن =هA الذyك Jال Bن =ح=فBضAوCن= و=إ 9:الحجر(ل

Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(al-hijr:9)

b. Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna. Isi al-Quran mencakup segala aspek kehidupan manusia.

c. Al-Quran tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya karena Allah swt. yang selalu memeliharanya.

Allah swt. Berfirman:

CلAق BنB =ئ =م=ع=تB ل ت Cاج AسC Bن Cإل CجBنS ا =نC ع=ل=ى و=ال AوCا أ تC Jأ CلB ي BمBث =ن= ه=ذ=ا ب أ CرAلقC = ا AوCن= ال =Cأت BهB ي Cل BمBث =وC ب =ان= و=ل =عCضAهAمC ك =عCض� ب Bب ا ل tرC ( ظ=هBي

88: اإلسراء

Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia. Sekalipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”( Qs.al-Isra’88)

d. Al-quran isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh umat manusia.

e. Membaca dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. Masih banyak keistimewaan al-Quran dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.

Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita harus berusaha mempelajari dan mengkaji al-Quran dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai keuntungan untuk hidup di dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca saja sudah merupakan ibadah kepada Allah apalagi jika kita dapat memahami dan mengamalkannya.

Sabda Rasulullah saw.:

( Cك= =ي =و=ةB ع=ل Bال Bت =ن= ب أ CرAلقC JهA ا Bن AوCرv ف=إ Jك= ن ضB فBى ل Cر= Cأل رA ا CخAك= و=ذ= م=اءB فBى ل Jماجه ابن رواه( الس

Page 15: Iman kepada kitab

Artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”(HR. Ibn Majah)

5. Menjadikan al-Quran sebagai sumber hukum dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak problem kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh manusia.sepertinya:

- Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui cara pengobatannya,

- terjadinya bencana yang tidak disangka-sangka,

- terjadinya gejolak sosial,dsb.

Semuanya itu merupakan dampak sikap sikap manusia yang meninggalkan al-Quran. Padahal Rasulullah saw. Telah berpesan dalam sabdanya yang berbunyi:

AتC ك =ر= AمC ت Cك CنB فBي ي مCر== BنC م=ا أ AمC إ Cت ك =م=س= BهBم=ا ت =نC ب SوCا ل =ضBل =دtا ت =ب =االلهB أ Bت =ة= ك ن Aو=س Aه= وCل Aس حكيم رواه. (ر=  

Artinya: “kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu (al-Quran) dan sunnnah rasulNya.”(al-Hakim) Dengan membaca dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam al-Quran,akan:

- Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan penyakit jasmani.

- Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larang-Nya.

- Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Dengan demikian, selaku seorang muslim haruslah kita:

- Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan berpedoman dengan yang lainnya,

Page 16: Iman kepada kitab

- Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan menjunjung tinggi kitab suci al-Quran.

- Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka.

- berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya

- berusaha untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari.

6. Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt.

a. Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang gaib.

b. Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.

c. Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.

d. Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.

Kesimpulan :

1. Iman kepada kitab Allah swt. adalah rukun iman yang ketiga.

2. Pengertian Iman kepada kitab Allah swt adalah meyakini dan membenarkan bahwa Allah swt telah menurunkan Wahyu-Nya kepada para Rasul, yang termuat di dalam Kitab-kitabNya.(Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran).

Page 17: Iman kepada kitab

3. Isi pokok dari semua kitab Allah swt ini sama yaitu bertauhid dan mengesakan Allah swt.

4. Kitab al-Quran memiliki keistimewaan dibanding kitab yang lainnya, di antara keistimewaan itu adalah, bahwa: – Al-Quran berlaku untuk seluruh umat manusia – Al-Quran terjamin pemeliharaannya sampai akhir zaman.

5. Fungsi utama beriman kepada kitab Allah swt adalah sebagai pedoman bagi umat manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

Page 18: Iman kepada kitab

Makalah “BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH, PERSPEKTIF SEBELUM AL-QURAN”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.

Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.

Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya

1. Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS

2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty

3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani

4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab

Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / Kristen katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh kitab suci yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah

2. Kitab-kitab Allah sebelum Al-Quran

3. Al-Quran sebagai kitab Allah yang terakhir

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah aik III, tetapi juga untuk memberikan pengetahuan mengenai iman kepada kitab-kitab Allah.

Page 19: Iman kepada kitab

BAB II

PEMBAHASAN

KITAB-KITAB ALLAH

A. Pengertian Kitab-Kitab Allah

Secara etimologi kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan. Bentuk jama’ dari kata kitab adalah kutub. Dalam bahasa Indonesia, kitab berarti buku.

Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab (Al-kitab, kitab Allah, Al-kutub kitab-kitab Allah)adlah kitan suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para Nabi dan Rasul-Nya.

Jadi, Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya allah Swt, memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada para hamba-Nya dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

Kata Al-kitab di dalam Al-Quran dipakai untuk beberapa pengertian:

1. Menunjukkan semua kitab suci yang telah diturunkan kepada para Nabi dan Rasul:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebijakan, akan tetapi sesungguhnya kebijakan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, Al-kitab, dab Nabi-Nabi.”(Al-baqarah 2:177).

2. Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran:

”Berkatalah orang –orang kafir:”Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul.”Katakanlah:”Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu dan antara orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Al-kitab.”(Ar-Ra’d 13:43).

3. Menunjukkan kitab suci tertentu sebelim Al-Quran; misalnya Taurat:

”Dan sesungguhnya kami telah mendatangkanAl-kitab (taurat)”kepada Nabi adam.”(Al-baqarah 2:87)

4. Menunjukkan kitab suci Al-Quran secara khusus:

Page 20: Iman kepada kitab

”Al-kitab ini tidak aa keraguan padanya;pentunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”(Al-Baqarah 2:2)

Disamping Al-kitab, untuk menunjukkan kitab kitab suci yang diturunkan Allah swt kepaa para Nabi dan Rasul .Al-quran juga memakaikan istilah lain yaitu

1. Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang berarti lembaran. Dipakai untuk menunujukkan kitab –kita suci sebelum Al-Quran, khususnya yang dirurunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah Al-A’la ayat 18:19:

”Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.”(Al-A’la 87:18:-19)

2. Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang berarti buku. Dipakai untuk menunjukkan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelum Al-Quran, sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ali Imran Ayat 184:

”Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan pula, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur dan kitab yang member penjelasan yang sempurna.”(Ali Imran 3:184)

3. Zabur, bentuk mufrad dari Zubur, dipakai khusus untuk menunjukkan kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah An-Nisa 163:

”Dan kami berikan Zabur kepada Daud.”(An-Nisa 4:163)

Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana firman Allah Swt . dalam surah An-Nisaa’ ayat 136:

“Wahai orang-orang yang beriman , tetaplah beriman kepada kitab-kitab Allah dan Rasulnya sallallahu ‘alaihi wa sallam , kepada kitabNya yang diturunkan kepada RasulNya yakni Al-Quran, sebagaimana Allah juga memerintahkan agar kita beriman kepada kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”

B. Kitab-Kitab Allah Sebagai Wahyu

Karena kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para Nabi an Rasul-Nya itu adalah kumpulan dari wahyu-wahyu-Nya, maka ada baiknya kita juga membahas terlebih dahulu apa pengertian wahyu dan bagaimana Allah menurunkannya.

Kata wahyu secara etimologis adalah bentuk Masdar dari kata auha. Dalam bentuk masdar tersebut dia mempunyai dua arti, pertama al-khafa’ (tersembunyi, rahasia) dan kedua AS-sur’ah (cepat).

Page 21: Iman kepada kitab

Dinamai demikian Karena wahyu itu adalah semacam informasi yang rahasia, cepat, khusus diketahui oleh pihak-pihak yang dituju saja.

Secara terminologis. Wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Disamping itu, Al-Quran menggunakan kata wahyu untuk beberapa pengertian lain, di antaranya:

1. Ilham Fitri yang diberikan kepada manusia, seperti ilham yang diberilkan Allah swt kepada Ibu Musa untuk menyususkan bayinya:

“Dan kami wahyukan (ilhamkan) kepada Ibu Musa:susukanlah dia.” (Al-Qashash 28:7)

2. Instink yang diberikan kepada hewan-hewan, seperti instink yang diberikan Allah swt kepada lebah:

“Dan tuhan mewahyukan (memberikan instink) kepad lebah: “buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat yang dibikin manusia.” (An-nahl 16:68)

3. Isyarat yang cepat dengan cara member tanda dan kode-kode tertentu, seperti yang diberikan oleh Nabi Zakaria kepada kaumnya untuk bertasbih:

“Maka ia keluar dari Mihrab, menuju kaumnya, lalu ia mewahyukan (member isyarat) kepada mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.” (Maryam 19:11).

4. Bisikan syaitan kepada manusia untuk menggoda dan menipunya:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan jin, sebagian mereka mewahyukan (membisikkan ) kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am 6: 112).

5. Perintah Allah SWT kepada para Malaikat-Nya:

“Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan (memerintahkan) kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah hati orang-orang yang beriman……” (Al-Anfal 8: 12).

Wahyu dalam pengertian Kalam Allah itu diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan Rasul-Nya melalui tiga cara:

1. Melalui mimpi yang benar (Ar-ru’ya As-Shadiqah fil manam) misalnya wahyu yang diterima oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihi As-Salam dalam mimpi untuk mengurbankan putranya Isma’il AS, sebagaimana yang diterangkan oleh Allah SWT dalam surat As-Shaffat ayat 100-102 :

Page 22: Iman kepada kitab

“(Ibrahim berdoa) Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk (kelompok) orang-orang yang shaleh. Maka kami beri dya kabar gembira dengan seorang anak yang sabar. Maka tatkala anak itu sampai (kepada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu.” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”(As-Shaffat 37: 100-102).

2. Kalam Ilahi dari balik tabir (Min wara’ Al-hijab), seperti perintah shalat fardhu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW waktu peristiwa Isra’ Mi’raj, atau wahyu yang diterima oleh Nabi Musa AS di bukit Tursina, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Surat Thaha ayat 9-13:

“Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api lalu berkatalah kepada keluarganya: “Tinggallah kamu disini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawasedikit daripadanya atau akan mendapat petunjuk di tempat api itu”. Maka ketika ia datang ke tempat api itu, ia dipanggil (Tuhan): “Hai Musa, sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tinggalkanlah kedua terumpahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu (sebagai Rasul), maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).” (Thaha 20: 9-13).

3. Melalui Malaikat Jibril ‘Alaihi As-Salam, seperti wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Qur’an:

“Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Malaikat Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (As-Syu’ara 26: 192-195).

Penurunan wahyu melalui malaikat Jibril ini berlangsung dalam dua cara, pertama: JIbril datang membawa wahyu seperti bunyi gemerincing lonceng (Shalshalah Al-Jaras) yang amat keras, atau kedua: Jibril datang membawa wahyu dengan memperlihatkan dirinya sebagai seorang lelaki (lihat pembahasan tentang malaikat).

Demikianlah pengertian wahyu dan cara turunnya kepada para Nabi dan Rasul.

C. KITAB-KITAB ALLAH SEBELUM AL-QUR’AN

Page 23: Iman kepada kitab

Sebelum Kitab Suci Al-Qur’an Allah SWT telah menurunkan beberapa Kitab Suci kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Yang disebutkan dalam Al-Qur’an ada 5 (lima); tiga dalam bentuk Kitab yaitu Taurat, Zabur, dan Injil, dan dua dalam bentuk shuhuf yaitu Shuhuf Ibrahim dan Musa. Kelima kitab suci tersebut antaralain disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya….” (Al-Maidah 5: 44).

 “Dan sesungguhnya kami telah memberikan Al-kitab (Taurat) kepada Musa dan kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wasir (pembantu).”(Al-furqan 25:35)

“…Dan kami berikan Zabur kepada Dawud.”(Al-isra’ 17:55).

“Kemudian kami iringkan di belakang mereka Rasul-Rasul kami dan iringkan pula Isa Putra Maryam; dan kami berikan kepadanya Injil.” (Al-HadiD 57-27).

“Sesungguhnya ini benar-benar terdpat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la 87:18-19).

Itulah lima kitab suci yang disebutkan oleh Allah swt nama dan kepada siapa yang diturunkan. Sedangkan kitab suci lainnya yang ditirunkan kepada para Nabi dan Rasul lainnya tidak disebutkan oleh Allah nama-namanya secara terperinci, tapi secara global dijelaskan bahwa Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul dan menurunkan bersama mereka kitab suci. Hal ini dinyatakan oleh Allah swt dalam surah Al-Baqarah ayat 213:

“Manusia itu adalah umat yang satu, maka (setelah timbul peselisihan) Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab suci dengan benar, untuk member keputusan diantara manusia tentang perselisihan yang mereka perselisihkan.” (Al-Baqarah 2:213).

Untuk kitab-kitab suci yang tidak disebutkan namanya tersebut kitab cukup mengimaninya secara global (Ijmal) bahwa Allah swt Allah telah menurunkan kitab-kitab suci kepada paraNabi dan Rasul. Atau dengan kata lain kita mengimani semua kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada para nabi dan Rasul, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak.

Kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelum ktab suci Al-Quran tidaklah bersifat universal seperti Al-Quran, tapi hanya bersifat lokal untuk umat tertentu. Dan juga tidak berlaku sepanjang masa. Oleh

Page 24: Iman kepada kitab

karena Allah swt tidak memberi jaminan terpelihara keaslian atau keberadaan kitab-kitab tesebut sepanjang zaman sebagaimana halnya Allah memberi jaminan tehadap Al-Quran.

Dari segi isi, untuk hal-hal prinsip (masalah aqidah), sejarah dan fakta tentang alam semesta, semua kitab suci tersebut memuat hal yang sama dengan Al-Quran. Tidak akan ada perbedaan apalagi pertentangan satu sama lain (kecuali perbedaan redaksional), baik antar sesama kitab-kitab suci maupun dengan kitab-kitab suci Al-quran. Misalnya, tentang tauhid, semua mengajarkan tentang ke –Esaan Allah swt, bahwa dia adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disemba. Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat, (untuk menyerukan): “sembahlah Allah saja, dam jauhilah thaghut. “ (an –nahl 16:36)

“Dan kami tidak mengutus seorang razul pun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya:” bahwasanya tidak ada tuhan melainkan aku,maka sembahlah olehmu sekalian akan aku.” (Al-Anbiya 21:25).

Ajaran tentang Uzair anak Allah dalam taurat,dan Isa putra Allah serta ajaran tentang trinitas dalam injil bukanlah berasal dari wahyu Allah Swt. Semua itu berasal dari pemalsuan dan penambahan orang-orang Yahudi dan Nashrani. Tentang hal ini allah menjelaskan :

“Orang-orang yahudi berkata:”uzair itu putra allah.”dan orang-orang nasrani berkata:al-masih itu putra allah.:demikian itulah ucapan mereka denan mulut mereka meniru perkataan orang kfir terdahulu.dilaknati allah-lah mereka:bagaimana mereka sampai berpaling?”(At-Taubat 9:30)

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari tiga (Trinitas)”. Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakana itu, pasti orang-orang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”

(Al-Maidah 5: 73).

Adapun mengenai Syari’at dan Hukum serta hal-hal yang praktis lainnya, akan ada perbedaan antara satu kitab dengan kitab yang lain sesuai dengan perkembangan zaman dan keadaan umat tertentu. Tentang hal ini Allah menjelaskan:

“…..Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berika syari’at dan minhaj (aturan) sendiri.” (Al-Maidah 5: 48).

Page 25: Iman kepada kitab

Dari semua Kitab-Kitab Suci yang diturunkan oleh Allah SWT sebelum Al-Qur’an sebagaimana yang sudah diterangkan di atas tidak satu pun lagi yang sampai kepada kita secara utuh sebagaimana diturunkan terdahulu. Bahkan menurut Dokter Muhammad Na’im Yasin, tidak ada satu Kitab Suci pun yang berhak disebut Kitab Allah sekarang ini selain dari Kitab Suci Al-Qur’an. Yasin mengemukakan beberapa alasan untuk mendukung pernyataan tersebut (Yasin, 1983, hal. 85-87). Alasan Yasin setelah penulis lengkapi dengan sumber lain adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada satu pun naskah asli dari semua Kitab Suci yang turun sebelum Al-Qur’an terpelihara sampai sekarang. Semuanya telah hilang. Yang ada hanyalah naskah terjemahan dalam berbagai bahasa. Bahkan terjemahan yang ada pun sudah merupakan hasil terjemahan dari terjemahan. Manuskrip Perjanjian Lama (Perjanjian Lama terdiri dari Taurat Musa dan Zabur Daud serta ajaran Rasul-Rasul lainnya yang kesemuanya itu meliputi lebih kurang tiga perempat Al-Kitab atau Bibel) yang tertua bukanlah tertulis dalam bahasa Ibriyah (bahasa Nabi Musa), akan tetapi dalam bahasa Aramiyah dan bahasa Gryk serta bahasa latin kuno yang tidak lagi digunakan dewasa ini. Begitu juga Manuskrip Perjanjian Baru (Perjanjian Baru terdiri dari Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Rasul-Rasul serta kumpulan surat-surat) yang lengkap hanyalah dipakai dalam bahasa Gryk, bukanlah dalam bahasa Aramiyah, bahasa teks asli Injil. Antara terjemahan ke terjemahan berikutnya terjadilah perubahan dan pergeseran makna di sana-sini. Begitulah seterusnya sampai dewasa ini.

2. Kitab-Kitab Suci tersebut sudah bercampur dengan ucapan manusia, baik berupa tafsir, sejarah hidup para nabi dan murid-murid mereka, kesimpulan para ahli hukum, maupun dengan hal-hal lainnya. Tidak lagi bisa dibedakan mana yang Kalam Allah dan mana yang karya manusia.

3. Tidak ada satu pun dari Kitab-Kitab Suci tersebut yang secara sah dapat dinisbahkan kepada Rasul yang membawa masing-masing kitab tersebut, dan tidak pula mempunyai sanad sejarah yang dipercaya. Kitab Perjanjian Lama dibukukan beberapa abad setelah nabi Musa meninggal dunia. Begitu juga dengan Kitab Perjanjian Baru ditulis lebih satu abad setelah Nabi Isa diangkat oleh Allah SWT.

4. Terdapat pertentangan antara satu bagian dengan bagian yang lain, antara satu kitab dengan kitab yang lain. Oleh sebab itu, dari lebih kurang tujuh puluh naskah Injil yang ditulis oleh tujuh puluh penulis pula, Gereja memilih empat saja, yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Bahkan antara Injil yang empat ini pun terjadi pertentangan satu sama lain dalam beberapa bagian, misalnya tentang asal keturunan Al-Masih: Matius 1: 6 menyebutkan bahwa Yusuf An-Najjar adalah anak Ya’kub, sedangkan Lukas 3: 23 menyebut anak Hali. Matius 1: 7 menyebutkan Yusuf An-Najjar adalah keturunan Sulaiman bin Daud, sedangkan menurut Lukas 3: 31 adalah keturunan Nasan bin Daud.

5. Terdapat beberapa pelajaran yang batil tentang Allah SWT dan beberapa Rasul-Nya. Selain keyakinan Uzair anak Allah dan Trinitas, kita akan menemukan beberapa kisah tentang Allah dan Rasul-Nya yang tidak benar dan sama sekali tidak bisa diterima oleh akal sehat. Misalnya tentang pergulatanyang pernah terjadi antara Allah dan Nabi Ya’kub yang dimenangkan oleh Ya’kub sehingga Allah memberkatinya. (Kejadian 32: 24-30) atau tentang Allah menyesal dan bertobat setelah menetapkan suatu keputusan yang menimbulkan akibat yang tidak diduga sebelumnya seperti halnya penyesalan

Page 26: Iman kepada kitab

penetapan Saul menjadi Raja atas Bani Israel (I. Samuel 15: 10,35). (Yasin, 1983, hal. 85-87 dan Isma’il, 1990, hal. 17-23).

D. AL-QUR’AN SEBAGAI KITAB ALLAH YANG TERAKHIR

Kitab Suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT adalah Al-Quran Al-Karim yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam rentang waktu lebih kurang 23 tahun meliputi periode Mekkah dan Madinah.

Secara etimologis Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca. Berasal dai kata qa-ra-a yang berarti membaca. Secara terminologis Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di samping Al-Qur’an, kitab suci terakhir ini juga dinamai dengan nama-nama lain seperti Al-Kitab (Al-Baqarah 2: 2), Al-Furqan (Al-Furqan 25: 1), Az-Zikru (Al-Hijr 15: 9), Al-Mau’izhah (Yunus 10: 57), Al-Huda (Al-Jin 72: 13), As-Syifa’ (Yunus 10: 57) dan lain-lain.

Keutuhan dan Keaslian Al-Qur’an

Berbeda dengan Kitab-Kitab Suci sebelumnya, Al-Qur’an terjamin keutuhan dan keasliannya. Hal itu bisa terjadi pertama dan utama sekali karena adanya jaminan dari Allah SWT:

”Sesungguhnya Akulah yang menurunkan Az-Zikra (Al-Qur’an) dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr 15: 9)

Kemudian yang kedua karena adanya usaha-usaha yang manusiawi dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW oleh para sahabat di bawah bimbingan Rasulullah SAW dan oleh generasi berikutnya dan oleh setiap generasi kemudian. Usaha-usaha ini dapat kita lihat antara lain dalam nuktah-nuktah berikut ini:

1. Rasulullah saw

Sebagai seorang yang ummi berusaha menghafalkan Al-Quran yang diturunkan Allah swt lewat malaikat Jibril AS. Bahkan belum lagi wahyu selesai disampaikan Jibril beliau segera menggerakkan kedua bibirnya untuk menghafal. Hal ini ditegur oleh Allah swt seraya memberikan jaminan bahwa tanpa usaha, Allah akan membuat Nabi Muhammad saw bisa membaca, hafal dan mengerti maksudnya. Allah berfirman:

“Janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuk membaca Al-Quran karena hendak cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya atas tanggungan kami lah mengunpulkan didadamu dan membuatmu pandai membaca. Apabila kami telah selesai membaca-Nya, maka ikutilah bacaan itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.” (Al-Qiyamah 75:16-19).

Page 27: Iman kepada kitab

Rasulullah saw selalu mempergunakan sebagian besar malamnya untuk taqarub, mendekatkan diri kehadirat Allah. Melakukan shalat dan membaca Al-Quran dengan tartil . kemudian seperti yang diceritakan oleh Siti Aisyah RA bahwa Jibril AS selalu mengunjungi Rasul pada setiap tahun untuk menyaksikan Rasul dalam bertadarrus dan menghafal Al-Quran. Berkat perhatian dan upaya sungguh-sungguh, dan atas bimbingan Jibril AS serta terutama jaminan Allah swt, sehingga Rasulullah benar-benar menguasai Al-Quran dengan sempurna. Tiada seorang pun yang mengungguli Rasul dalam penguasaan Al-Quran, yang menjadi titik tumpuan umat Islam dalam masalah yang mereka perlukan (miftah faridh, 1989, hal 137-138)

2. Setiap Rasulullah Saw selesai menerima ayat-ayat yang diwahyukan, beliau membacakannya kepada para sahabat dan memerintahkan kepada mereka untuk menghafal dan kepada sahabat-sahabat tertentu diperintahkan oleh Rasul saw untuk menuliskannya disarana-sarana yang memungkinkan waktu seperti di pelepah-pelepah kurma, di tulang-tulang binatang, di batu-batu dan kulit-kulit binatang serta sarana lainnya. Begitulah dengan sungguh-sungguh dan penuh kecintaan para sahabat berusaha menghafal dan benar-benar menguasai Al-Quran.

3. Pada masa Abu Bakar As-shiddiq, atas atas anjuran Umar binKhatab, Al-Quran dikumpul dalam sa`tu mushaf oleh panitia tunggal yaitu Zaid bin Tsabit dengan berpedoman kepada hafalan dan tulisan para sahabat. Ayat demi ayat disusun sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw sebelumnya, tapi surat demi surat belum lagi diurutkan sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw.

4. Pada masa Utsman bin Affan pembukaan Al-Quran disempurnakan dengan menyusun surat demi surat sesuai dengan ketentuan Rasulullah saw dan menuliskannya dalam satu system penulisan yang bisa menampung semua qiraat yang benar. System penulisan itu dikenal dengan Ar-Rasmu Al-Usmani. Mushaf yang dikenal dengan mushaf Usman disalin beberapa naskah dan dikirim ke pusat-pusat pemerintahan umat Islam waktu itu untuk dijadikan pedoman dan standar penulisan. Tugas pembukuan yang disempurnakan ini dilaksanakan oleh satu tim yang diketahui oleh Zaid bin Tsabit, dengan anggota Abdullah bin Zubair, sa’id bin ash dan Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam.

5. Pada masa-masa berikutnya para Ulama selalu berusaha menyempunakan penulisan dan pemeliharaan AL-Qur’an sehingga lahirlah beberapa ilmu pengetahuan yang mendukung pemeliharaan keaslian dan keutuhan AL-qur’an, seperti ilmu tajwid untuk qaidah-qaidah qira’ah ilmu Nahwu sharaf dari segi tata bahasa , ilmu khath dari segi penulisan , Ulumul Qur’an dan ilmu Tafsir dari segi metodologi pemahaman, dan ilmu-ilmu lainnya.

Page 28: Iman kepada kitab

Al-Quran dijamin oleh Allah swt keutuhannya sampai akhir zaman karena memang Al-Qran bersiifat universal , berlaku untuk seluruh manusia di mana dan kapan saja. Berbeda dengan kitab-kitab Allah sebelum yang bersifat local untuk umat tertentu.

Fungsi Al-Quran terhadap Kitab-Kitab Allah Sebelumnya

Dalam hubungannya dengan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelumnya, maka Al-Quran berfungsi sebagai:

1. Nasikh, baik lafazt maupun hukum, terhadap kitab-kitab sebelumnya. Artinya semua kitab suci terdahulu dinyatakan tidak lagi berlaku. Satu-satunya yang wajib diikuti dan dilaksanakan petunjuknya hanyalah Al-Quran. Hal disebabkan dua hal :pertama, karena kitab-kitab suci terdahulu itu tidak ada lagi yang utuh dan asli seperti waktu baru di turunkan;kedua, karena kitab-kitab tersebut berlaku untuk umat dan masa tertentu saja. Dalil yang paling kuat menunjukkan bahwa Al-Quran adalah nasikh tehadap kitab-kitab suci sebelum adalah perintah Allah swt terhadap Nabi Muhammad saw untuk memberlakukan seuruh Al-Quran terhadap umat manusia termasuk para ahlul kitab.

2. Muhaimin atau batu ujian terhadap kebenaran kitab-kitab yang sebelumnya. Artinya Al-Quran lah yang jadi korektor terhadap perubahan yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya. Dengan demikan Al-Quranlah satu-satunya yang dijadikan pegangan. Apa yang dibenarkan dan ditetapkan oleh Al-Quran itu lah yang benar dan harus diikuti. Dan jika terdapat perbedaan / pertentangan antara Al-Quran dengan isi kitab-kitabsebelumnya maka Al-Quran lah yang benar dan harus diikuti.

3. Mushaddiq, mengutakan kebenaran-kebenaran pad kitab-kitab Allah sebelumnya, seperti Taurat dan Injil yang membawakan petunjuk Allah dan cahaya kebenaran.

Keistimewaan Al-Quran

Sebagai kitab Allah yang terakhir Al-Quran mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain sebagai berikut:

1. Berlaku umum untuk seluruh umat manusi di manapun dan kapan mereka berada sampai akhir zaman nanti.

2. Ajaran Al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia .

3. Mendapat jaminan pemeliharaan dari Allah swt dari segala bentuk penambahan, penguranga dan pemalsuan.

4. Allah swt menjadikan Al-Quran mudah untuk dipaham, dihafal dan diamalkan.

Page 29: Iman kepada kitab

5. Al-Quran berfungsi sebagai nasikh, muhaimin dan mushaddiq tehadap kitab-kitab suci sebelumnya.

6. Al-Quran berfungsi sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad saw.

E. Perbedaan Iman Kepada Al-Quran dengan Iman Kepada Kitab-Kitab Suci Lainnya

Seorang muslim wajib mengimani semua kitab – kitab suci yang telah diturunkan oleh Allah swt kepada para nabi dan Rasul-nya, baik yang disebutkan nama dan kepada siapa diturnkan maupun yang tidak disebutkan. Allah berfirman :

“Wahai orang –orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat – malaikat-nya, kitab – kitab-nya, Rasul – rasul-nya dan hari kemudian, maka sesunggunya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”(An-NIsa’4:136)

Akan tetapi tentu ada perbedaan konsekuensi keimanan antara iman kepada Al-Qur’an dan iman kepada suci sebelumnya. Kalau terhadap kitab suci sebelumnya seorang muslim hanyalah mempunyai kewajiban mengimani keberadaan dan kebenarannya tanpa kewajiban mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan kandungnya karena kitab – kitab suci tersebut berlaku untuk umat masa tertentu yang telah berakhir dengan kedatangan kitab suci yang terakhir Al-qur’an. Jika ada hal – hal yang sama yang masih berlaku dan diamalkan, itu hanyalah semata- mata karena di perintahkan oleh Al-qur’an bukan karena ada pada kitab suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-qur’an membawa konsekuensi yang lebih luas seperti mempelajarinya mengamalkan dan mendakwahkannya serta membelanya dari serangan musuh – musuh islam.

Untuk lebih jelasnya kewajiban seorang muslim terhadap Al-qur’an sebagai berikut:

1. Mengimani bahwa Al-qur’an adalah kitab Allah yang terakhir yang berfungsi sebagai Nasikh, Muhaimin dan Mushaddiq bagi kitab – kitab suci sebelumnya; mukjizat bagi kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW; Hudan bagi kehidupan umat manusia sampai akhir zaman; dan fungsi – fungsi lainnya (Al-Maidah 5: 48; Al-Baqarah 2: 185)

2. Mempelajari Al-qur’an baik cara membacanya (ilmu tajwid dan qira’an), makna dan taksirnya (iarjamah dan tafsir Al-qur’an) maupun ilmu – ilmu lain yang berhubungan dengan Al-qur’an seperti ulumul Qur’an, hadits, ushulul fiqhi, fiqh, dan lain – lain (Muhammad 47: 24, AT-Taubah 9: 122)

3. Membaca Al-qur’an sebanyak dan sebaik mungkin (Al-Muzammil 73: 4, 20)

Page 30: Iman kepada kitab

4. Mengamalkan ajaran Al-qur’an dalam seluruh kehidupannya, baik kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara maupun kehidupan Internasional. Baik aspek ekonomi, politik, hokum, budaya, pendidikan maupun aspek hidup lainnya (Al-A’raf 7: 3, Al-Jatsiyah 45: 7-8, An-Nur 24: 51,m Al-Baqarah 2: 208)

5. Mengajarkan Al-qur’an kepada orang lain sehingga mereka dapat membaca, memahami dan mengamalkannya (Ali-Imran 3: 110, Ali-Imran 3: 104, An-Nahl 6: 125, Ali-Imran 3: 79, HR Bukhari: sebaik-baik orang diantara kamu ialah mempelajari Al-qur’an dan mengajarkanny.”).

F. Pengaruh Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah memiliki pengaruh yang banyak diantaranya :

1. Mengetahui tentang perhatian Allah terhadap hamba-hambaNya juga kesempurnaan rahmatNya, dimana ia menurunkan kepada setiap kaum sebuah kitab sebagai petunjuk bagi mereka, agar bias mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

2. Mengetahui hikmah Allah Swt. Dalam syariatNya, di mana Allah mensyariatkan bagi setiap kaum apa yang sesuai dengan keadaan dan situasi kaum tersebut.

“untuk tiap-tiap umat diantara kamu. Kami berikan aturan dan jalan yang terang .”(QS.Al-Maidah:48)

3. Bersyukur kepada Allah terhadap diturunkannay kitab-kitab tersebut. Sebab kitab-kitab tersebut adalah cahaya dan petunjuk di dunia maupun di akhirat. Karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah atas nikmat yang agung ini.

Page 31: Iman kepada kitab

BAB III

P E N U T U P

A. Kesimpulan

yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya Allah Swt. Memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasulNya untuk disampaikan kepada para hambaNya dan bahwa kitab-kitab tersebut adalah kalamullah yang dengannya Allah berbicara secara sesungguhnya sesuai yang pantas untuk diriNya, dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya

1. itab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS

2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty

3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani

4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab

Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / Kristen katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu dating Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh kitab suci yang ada.

B. Saran

Page 32: Iman kepada kitab

Sebagai seorang muslim kita harus menjaga kitab suci Al-Quran dari tangan orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengubahnya. Jangan sampai kitab umat islam diganti, ditambah, dan dihilangkan seperti kitab-kitab yang dimiliki bangsa Yahudi dan bangsa Nasrani.

DAFTAR PUSTAKA

- Isma’il, Sa’id, DR, Perbandingan ‘Aqidah Islam & Kristen Menurut Al-Quran & Bibel, terjemahan H. Suhairi Ilyas, MA, Yayasan al-Anshar Bukitinggi, cet.I.th.1990.

- Miftah Faridh, Drs, Pokok-Pokok Ajaran Islam, PUSTAKA Bandung cet. 3 th. 1982.

- Miftah Fardih dan Agus Syihabuddin, Al-Quran Sumber Hukum Islam Yang Pertama, PUSTAKA Bandung, cet.1 th.1989.

- Al-Qathtan, Manna’, Mabahits fi Ulum al-Quran, Muasasah ar-Risalah Beirut, cet.4.th.1976.