repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/bab iii - gambaran umum.doc · web viewsebelah...

79
80 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Sejak dulu Kabupaten Lingga telah dikenal beberapa abad yang silam sebagai Kerajaan Melayu Lingga dan mendapat julukan “Negeri Bunda Tanah Melayu”. Pada kurun waktu tahun 1722 - 1911, terdapat dua Kerajaan Melayu yang ber-kuasa dan berdaulat yaitu Kerajaan Riau Lingga yang mana pusat kerajaannya berada di Daik Lingga dan untuk Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan. Sebelum ditandatanganinya Treaty of London, maka kedua Kerajaan Melayu tersebut dilebur menjadi satu sehingga kerajaan tersebut menjadi semakin kuat. Wilayah kekuasaannya pun tidak hanya terbatas di Kepulauan Riau saja, tetapi telah meliputi daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Pusat kerajaannya terletak di wilayah Pulau Penyengat dan menjadi terkenal di seluruh wilayah nusantara dan juga kawasan Semenanjung Malaka. Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir - amirnya sebagai Districh Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder Districh Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau Lingga

Upload: vukiet

Post on 18-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

80

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Sejak dulu Kabupaten Lingga telah dikenal beberapa abad yang silam sebagai

Kerajaan Melayu Lingga dan mendapat julukan “Negeri Bunda Tanah Melayu”. Pada

kurun waktu tahun 1722 - 1911, terdapat dua Kerajaan Melayu yang ber-kuasa dan

berdaulat yaitu Kerajaan Riau Lingga yang mana pusat kerajaannya berada di Daik

Lingga dan untuk Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan.

Sebelum ditandatanganinya Treaty of London, maka kedua Kerajaan Melayu

tersebut dilebur menjadi satu sehingga kerajaan tersebut menjadi semakin kuat.

Wilayah kekuasaannya pun tidak hanya terbatas di Kepulauan Riau saja, tetapi telah

meliputi daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah

Indragiri Hilir. Pusat kerajaannya terletak di wilayah Pulau Penyengat dan menjadi

terkenal di seluruh wilayah nusantara dan juga kawasan Semenanjung Malaka.

Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda

menempatkan amir - amirnya sebagai Districh Thoarden untuk daerah yang besar dan

Onder Districh Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda

akhirnya menyatukan wilayah Riau Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah

keresidenan yang dibagi menjadi dua afdelling yaitu :

1. Afdelling Tanjungpinang yang meliputi Kepulauan Riau – Lingga, Indragiri Hilir,

dan Kateman yang kedudukannya bera-da di wilayah Tanjungpinang dan sebagai

penguasanya ditunjuk seorang Residen.

2. Afdelling Indragiri yang berkedudukan di Rengat diperintah oleh asisten residen

(dibawah) perintah residen. Pada tahun 1940, Keresidenan ini dijadikan menjadi

Residente Riau dengan dicantumkannya Afdelling Bengkalis (Sumatera Timur)

dimana berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tanggal 17

Juli 1947 No.9, maka dibentuklah daerah Zelf Bestur (daerah Riau).

Berdasarkan Surat Keputusan dari delegasi Republik Indonesia (RI), maka

Propinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950 No.9/Deprt. menggabungkan diri ke

Page 2: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

81

dalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat

II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi empat

daerah kewedanan sebagai berikut :

1. Kewedanan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan

(termasuk Kecamatan Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat, dan

Tanjungpinang Timur sekarang).

2. Kewedanan Karimun meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur, dan Moro.

3. Kewedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Kecamatan Singkep,

dan Kecamatan Senayang.

4. Kewedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai,

Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.

Kemudian berdasarkan atas dari Surat Keputusan No. 26/K/1965 dengan

mempedomani Instruksi Gubernur Riau tanggal 10 Pebruari 1964 No. 524/A/1964

dan Instruksi No. 16/V/1964 dan Surat Keputusan Gubernur Riau per - tanggal 9

Agustus 1964 No. UP/247/5/1965, tanggal 15 Nopember 1965 No.UP/256/5/1965

menetapkan terhitung mulai Tanggal 1 Januari 1966 semua daerah administratif

kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapuskan.

Berdasarkan Undang - Undang No. 53 Tahun 1999 dan UU No. 13 Tahun

2000, Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 kabupaten yang terdiri dari:

Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Natuna. Wilayah

Kabupaten Kepulauan Riau hanya meliputi 9 kecamatan saja yang mana terdiri dari:

Kecamatan Singkep, Kecamatan Lingga, Kecamatan Senayang, Kecamatan Teluk

Bintan, Kecamatan Bintan Utara, Kecamatan Bintan Timur, Kecamatan Tambelan,

Kecamatan Tanjungpinang Barat, dan Kecamatan Tanjungpinang Timur.

Kemudian dengan dikeluar-kannya Undang - Undang No. 5 tahun 2001,

maka Kota Administratif Tanjung pinang berubah menjadi Kota Tanjung pinang yang

mana statusnya sama dengan kabupaten yang membawahi Kecamatan Tanjung pinang

Barat dan Tanjung pinang Timur. Dengan demikian, maka Kabupaten Kepulauan

Page 3: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

82

Riau hanya meliputi Kecamatan Singkep, Lingga, Senayang, Teluk Bintan, Bintan

Utara, Bintan Timur dan Tambelan.

Pada akhir tahun 2003 dibentuklah Kabupaten Lingga sesuai dengan UU No.

31/2003 tanggal 18 Desember 2003, yang mana memiliki wilayah Kecamatan

Singkep, Singkep Barat, Lingga, Lingga Utara dan Senayang.

3.1 Kondisi Umum Wilayah Studi

3.1.1 Letak Geografis

Secara ruang wilayah, kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Lingga ini mencakup wilayah administrasi Kabupaten Lingga -

Provinsi Kepulauan Riau dengan luas wilayah daratan dan lautan berdasarkan dengan

undang-undang Republik Indonesia nomor 31 tahun 2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau.

Berdasarkan UU RI seperti tersebut di atas wilayah Kabupaten Lingga

mempunyai luas wilayah daratan dan lautan mencapai 211,772 km2 dengan luas

daratan 2.117,72 km2 (1 %) dan lautan 209,654 km2 (99%). Secara adminitrasi

pemerintahan Kabupaten Lingga terdiri dari 5 Kecamatan (Kecamatan Singkep,

Kecamatan Singkep Barat, Kecamatan Lingga, Kecamatan Lingga Utara dan

Kecamatan Senayang). Jumlah pulau yang terdapat di Kabupaten Lingga sebanyak

531 pulau besar dan kecil 447 buah pulau diantaranya belum berpenghuni.

Kabupaten Lingga terletak di antara 0° 00’ - 1° 00’ Lintang Selatan dan 103°

30’ - 105°00’ Bujur Timur. Adapun batas wilayah Kabupaten Lingga, antara lain:

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Galang Kota Batam

dan Laut Natuna.

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Laut Natuna.

c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Bangka dan Selat Berhala.

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau).

Page 4: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

83

Tabel III.1Banyaknya Pulau Dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan

DI KABUPATEN LINGGA

NoKecamatan Banyaknya Pulau Luas (Km2) Jumlah

Sudah dihuni Belum di huni Jumlah Daratan Lautan Jumlah Desa Kelurahan

1Singkep Barat

12 40 52 337,10 * * 8 1

2 Singkep 4 32 36 491,90 * * 9 23 Lingga 9 60 69 609,51 * * 17 14 Lingga Utara 1 12 12 283,21 * * 7 15 Senayang 59 303 362 396,00 * * 10 1

Jumlah 84 447 531 2.117,72 209,654 211,772 51 6Keterangan : (*) Data Belum Tersedia, Pulau Gabung dengan Kecamatan LinggaSumber : BPS Kabupaten Lingga (Kabupaten Lingga Dalam Angka 2008)

Tabel III.2Jumlah Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Lingga

No Kecamatan Desa/Kelurahan1 Singkep Barat Raya Sungai Buluh

Bakong Sungai RayaKuala Raya Sungai HarapanMarok Tua JagohPosek

2 Singkep Dabo BerhalaDabo Lama Tanjung HarapanBerindat Batu BerdaunKote Batu KacangLanjut SedamaiMarok Kecil

3 Lingga Daik Panggak DaratPekajang Panggak LautKelombok MusaiMapar KerandiPenuba PekakaSelayar KetonKelumu Sei PinangMentuda Bukit Langkap

Merawang Kudung4 Lingga Utara Pancur Resun

Bukit Harapan SekanahDuara TelukLimbung Linau

Page 5: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

84

No Kecamatan Desa/Kelurahan5 Senayang Senayang Mensanak

Mamut Tanjung KelitPasir Panjang Pulau BatangRejai BenanTemiang Batu BelubangPulau Medang

Sumber : BPS Kabupaten Lingga (Kabupaten Lingga Dalam Angka 2008)

3.1.2 Kondisi Fisik Dasar Kondisi Fisik Dasar

A.A. Daya Dukung Lingkungan

Sub bab ini berisi uraian mengenai karakteristik umum wilayah Kabupaten

Lingga, yang mencakup gambaran umum, hasil analisis dan perencanaan karakteristik

fisik dasar pada sumber daya alam.

a) Iklim dan Hidrologi

Berdasarkan data–data yang ada maka dapat diketahui bahwa iklim di daerah

tersebut mempunyai sifat-sifat yaitu suhu rata-rata 26,8⁰ C; kelembaban relatif

rata-rata 84 %; Kecepatan angin rata-rata 5 Knot; tekanan udara rata-rata

1009,4 millibar; jumlah curah hujan rata-rata 13,5mm/hari; Penyinaran

matahari rata-rata 52 %. Di Kabupaten Lingga mempunyai potensi air yang

surplus sepanjang tahun, dengan jumlah curah hujan yang berkisar antara

2000-3500 mm/thn dengan kondisi air surplus maka potensi sumber daya air

cukup besar yang dapat dimanfaatkan, berikut merupakan uraian potensi

ketersediaan air lahan :

Tabel III.3POTENSI KETERSEDIAAN AIR LAHAN DI KABUPATEN LINGGA

Nama Daerah

Curah Hujan

(mm/th)

Air Tersedia

(mm)

Kondisi Air (mm/th)

Defisit SurplusLingga 2600,7 64 0 968Singkep 2600,7 82,2 0 968

Senayang 2600,7 62,7 0 968Sumber : RTRW Kabupaten Lingga, Tahun 2010 dan Hasil Analisis 2009

Page 6: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

85

b) Ketinggian dan Topografi

Ketinggian di Kabupaten Lingga berkisar antara 0 – 1.272 m dpl, sebagian

besar daerah di Kabupaten Lingga adalah berbukit-bukit. Data dari Badan

Pertanahan Nasional (BPN), terdapat 73.947 ha berupa daerah berbukit-bukit,

sementara daerah datarnya hanya sekitar 11.015 ha. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada (Lihat Tabel 3.4)

Kebupaten Lingga memiliki kemiringan yang ideal untuk dikembangkan

sebagai kawasan perkotaan, karena hampir mencapai 65 %, dengan

kemiringan 0 – 2 %, disusul oleh wilayah dengan kemiringan di atas 40 %

yaitu mencapai hampir 17 %. (Lihat Tabel 3.4)

Tabel III.4TINGGI RATA-RATA DARI PERMUKAAN LAUT MENURUT KECAMATAN -

KABUPATEN LINGGA No Kecamatan Tinggi (m dpl)

1. Singkep Barat 0 - 4152. Singkep 0 - 5193. Lingga 0 - 1.2724. Lingga Utara 0 - 8005. Senayang 0 - 200

Sumber : BPS Kabupaten Lingga (Kabupaten Lingga Dalam Angka 2008)

Tabel III.5KELAS LERENG DENGAN LUAS PENYEBARAN DI KABUPATEN LINGGA

No. Kecamatan0 - 2% 2 - 15% 15 - 40% > 40% Jumlah (Ha)

Luas (Ha) (%)Luas (Ha) (%)

Luas (Ha) (%)

Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%)

1 Singkep Barat 13,810.34 40.97 4,790.96 14.20 11,203.17 33.18 3,905.53 11.56 33,798.34 1002 Singkep 31,250.60 63.53 13,696.30 27.81 3,726.88 7.56 516.22 1.05 49,288.90 1003 Lingga 35,281.80 57.89 1,421.89 2.33 3,354.13 5.50 20,893.18 34.24 61,016.71 1004 Lingga Utara 16,571.13 58.51 - - 1,478.35 5.21 10,271.52 36.19 28,384.72 1005 Senayang 39,247.41 99.11 - - 352.59 0.89 - - 39,700.00 100

Jumlah 136,161.28 64.30 19,909.15 9.39 20,115.12 9.48 35,586.45 16.77 212,188.68 100Sumber : Bakosurtana dan Hasil Analisisl, 2009

Page 7: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

86

c) Geomorfologi

Berdasarkan bentuk bentang alam dan sudut lerengnya, daerah penyelidikan

dapat dibagi menjadi 6 (enam) satuan morfologi, yaitu:

1) Dataran

Penyebaran satuan ini adalah di bagian timur daerah pemetaan, yaitu

sekitar Kecamatan Senayang, Kecamatan Lingga Utara, dan sebagian di

Kecamatan Singkep Barat.

2) Perbukitan berelief halus

Penyebaran satuan ini antara lain menempati daerah sebagian di

Kecamatan Singkep Barat dan Kecamatan Singkep.

3) Perbukitan berelief sedang

Berada di sekitar sebagian Kecamatan Singkep Barat dan Kecamatan

Singkep serta sebagian di Kecamatan Lingga.

4) Perbukitan berelief agak kasar

Berada di sekitar Kecamatan Singkep, sebagian kecil di Kecamatan

Singkep Barat, sebagian kecil di Kecamatan Lingga dan Kecamatan

Lingga Utara.

5) Perbukitan berelief kasar

Berada di Kecamatan Lingga dan sebagian kecil di Kecamatan Lingga

Utara serta sebagian kecil di sekitar Kecamatan Singkep.

6) Perbukitan berelief sangat kasar sampai hampir tegak

Berada di Kecamatan Lingga dan sebagian kecil di Kecamatan Lingga

Utara serta sebagian kecil di sekitar Kecamatan Singkep.

B. Kemampuan Lahan

Berbagai aspek geologi tata lingkungan yang ditemui di Kabupaten Lingga

antara lain, kemampuan lahan hidrogeologi, kemampuan lahan morfologi - kestabilan

lereng, kemampuan lahan pertambangan dan kemampuan lahan bencana alam.

Karakteristik lahan mencerminkan potensi, kendala dan limitasi yang berperan

Page 8: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

87

sebagai faktor penunjang dan penghambat dalam pengembangan pola tataguna lahan,

yaitu :

Lahan yang dapat dikembangkan (disebut Wilayah Kemungkinan),

merupakan wilayah yang mempunyai kendala relatif kecil.

Lahan yang mungkin dikembangkan dengan berbagai konsekuensi

ekonomi dan fisik (Wilayah Kendala).

Lahan yang tidak mungkin dikembangkan, karena merupakan limitasi

mutlak yang berkonsekuensi luas secara ekonomi maupun fisik (Wilayah

Limitasi).

a) Kemampuan Lahan Morfologi-Kestabilan Lereng

Untuk wilayah Kabupaten Lingga, sifat tanah/batuan pada umumnya juga

dapat dikatakan stabil, kecuali wilayah yang terdiri dari endapan lempung

laut (M), serta endapan sungai yang muda.

b) Kemampuan Lahan Sumber Air

Kemampuan lahan hidrogeologi Kabupaten Lingga adalah kemampuan

lahan mata air, kemampuan lahan air tanah dangkal dan kemampuan lahan

air daerah pantai.

c) Kemampuan Lahan Mata Air

Wilayah di Kabupaten Lingga yang memiliki kemampuan sebagai lahan

mata air adalah diantaranya:

Sungai Sergang di Kecamatan Singkep

Pulau Kecamatan Singkep

Pulau Penuba Kecamatan Lingga

Putis Kecamatan Lingga

Sekitar Sungai Ketan Kecamatan Lingga

Kudung Kecamatan Lingga

Teluk tebing Kecamatan Lingga Utara

Sekitar Limbong dan Sungai Limbong Kecamatan Lingga Utara

Page 9: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

88

d) Kemampuan Lahan Air Tanah Bebas

Kemampuan lahan air tanah bebas mempunyai pengaruh atas ketersedian

air tanah dangkal yang sangat bermanfaat untuk kehidupan. Litologi di

daerah ini berupa endapan aluvial yaitu endapan limpah banjir dan endapan

sungai muda (sungai aktif). Batuan di daerah zona air tanah bebas ini

umumnya telah lapuk menjadi lempung (tanah liat) berwarna abu-abu

kecoklatan. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Lingga mempunyai zona

lahan air tanah bebas (zona air tanah dangkal).

e) Kemampuan Lahan Hidrologi Pantai

Kemampuan lahan hidrologi pantai sangat mempengaruhi tata air dengan

fungsi penahan intrusi air laut dan abrasi air laut, yang termasuk kawasan

pantai adalah sepanjang pantai timur dan utara Lingga termasuk

Kecamatan Lingga Utara, Kecamatan Lingga bagian Selatan. Kemampuan

lahan hidrologi pantai ini dibagi dua zona, yaitu zona pantai sendiri dan

zona rawa.

C. Rawan Bencana

a) Gerakan Tanah

Bencana gerakan tanah (tanah longsor/gempa) merupakan peristiwa alam

yang seringkali mengakibatkan banyak kerusakan, baik berupa kerusakan lingkungan

maupun kerusakan prasarana dan sarana fisik hasil pembangunan, serta menimbulkan

kerugian berupa harta benda maupun korban jiwa manusia.

1) Faktor Kemiringan Lereng

Pengaruh kemiringan lereng terhadap kejadian gerakan tanah cukup dominan

di daerah penelitian, ini terlihat dari distribusi kejadian gerakan tanah pada

tiap-tiap kemiringan lereng berdasarkan pengamatan lapangan yang tertera

pada Tabel 3.6.

Page 10: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

89

Tabel III.6DISTRIBUSI KEJADIAN GERAKAN TANAH PADA TIAP-TIAP KEMIRINGAN

LERENGJENIS

GERAKAN TANAH

KEMIRINGAN LERENG

0-5 % 5-15 % 15-30 % 30-50 % 50-70% >70 %

Longsoran Bahan Rombakan - - - 45 51 69

Nendatan - 2 6 4 3 1

Runtuhan Batu - - - - - 1

Sumber : RTRW Kabupaten Lingga Tahun 2010 dan Hasil Analisis, 2009

2) Faktor Batuan dan Tanah

Di Kabupaten Lingga tidak setiap satuan batuan dan tanah pelapukannya

terjadi gerakan tanah, pada daerah dengan batuan penyusun yang bersifat

kompak dan tanah pelapukan yang teguh/padat proses gerakan tanah tidak

berkembang. Adapun distribusi kejadian gerakan tanah pada tanah hasil

pelapukan masing-masing satuan batuan yang ada kejadian gerakan tanah dan

pengaruhnya terhadap kemiringan lereng.

3) Faktor Kedudukan Batuan

Pada umumnya daerah yang sering terjadi gerakan tanah adalah merupakan

perselingan antara batuan yang bersifat lulus air berada di bagian atas dengan

batuan yang bersifat kedap air berada di bagian bawah. Sebagai contoh adalah

perselingan antara batuan breksi di bagian atas dengan batuan tufa berada di

bagian bawah, apabila breksi dalam keadaan jenuh air menyebabkan bobot

massanya meningkat dan kuat gesernya mengecil, sedangkan tufa bersifat

kedap air dan dalam keadaan jenuh bersifat lunak, sangat plastis atau bahkan

membubur, sehingga lereng akan mudah longsor.

4) Faktor Struktur Geologi

Struktur Geologi juga merupakan salah satu faktor pendukung penyebab

terjadinya gerakan tanah seperti lipatan, sesar dan kekar. Struktur kekar yang

berkembang pada satuan batuan dapat pula menyebabkan terjadinya

longsoran. Hal ini bisa terjadi apabila terdapat perpotongan bidang kekar dan

Page 11: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

90

keseimbangan lereng terganggu. Keseimbangan lereng dapat terganggu

karena pengaruh dari dalam maupun dari luar. Faktor pengaruh dalam

misalnya terjadi gempa bumi, sedang pengaruh dari luar misalnya

pemotongan lereng, peledakan, getaran mesin dan lain sebagainya.

5) Faktor Keairan

Keairan merupakan faktor penting lainnya yang dapat memicu terjadinya

gerakan tanah. Air permukaan yang berasal dari air hujan, sebagian akan

meresap ke dalam tanah atau batuan melalui ruang antar butir (pori-pori)

tanah atau retakan-retakan yang terdapat pada batuan dan sebagian lagi akan

mengalir di atas permukaan tanah. Hal ini akan menyebabkan perubahan

terhadap sifat fisik tanah, sehingga kekuatan geser tanah berkurang,

sedangkan bobot massa tanahnya bertambah.

6) Faktor Pengaruh Aktivitas Manusia

Pengaruh aktivitas manusia seringkali menjadi penyebab terjadinya gerakan

tanah. Beberapa aktivitas manusia yang kemungkinan dapat menjadi penyebab

terjadinya gerakan tanah yaitu pemotongan lereng, penambangan,

penambahan beban, ledakan, getaran mesin, penggundulan hutan dan

pengelolaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi alam setempat. Dari

beberapa aktivitas tersebut yang paling banyak berpengaruh terhadap kejadian

gerakan tanah di daerah penelitian adalah adanya pemotongan lereng dan

pengelolaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi alamnya.

7) Faktor Tata Guna Lahan

Pengelolaan lahan baik untuk pesawahan maupun tegalan, terutama pada

daerah-daerah yang mempunyai kemiringan lereng terjal dapat mengakibatkan

tanah menjadi gembur. Tanah yang kehilangan vegetasi penutup akan menjadi

retak-retak pada musim kemarau dan pada musim hujan air akan mudah

meresap ke dalam lapisan tanah melalui retakan tersebut dan dapat

menyebabkan lapisan tanah menjadi jenuh air.

Page 12: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

91

Tabel III.7POTENSI TINGKAT KEJADIAN GERAKAN TANAH PADA TIAP KECAMATAN

No Kecamatan Luas (Ha) Ket1 Singkep Barat 47,774.61 22.56 Potensi Terjadi Gerakan Tanah Rendah2 Singkep 31,532.21 14.89 Potensi Terjadi Gerakan Tanah Rendah3 Lingga 16,444.45 7.77 Potensi Terjadi Gerakan Tanah Menengah

36,969.03 17.46 Potensi Terjadi Gerakan Tanah Rendah4 Lingga Utara 2,359.96 1.11 Potensi Terjadi Gerakan Tanah Menengah

30,863.97 14.57 Potensi Terjadi Gerakan Tanah Rendah5 Senayang 486.31 0.23 Potensi Terjadi Gerakan Tanah Menengah

45,341.46 21.41 Potensi Terjadi Gerakan Tanah RendahKabupaten Lingga 211,772.00 100.00

Sumber : Sumber : RTRW Kabupaten Lingga Tahun 2010 dan Hasil Analisis, 2009

b) Banjir

Pada umumnya banjir yang terjadi di Kabupaten Lingga merupakan Banjir

luapan yang diakibatkan kapasitas sungai yang tidak mampu untuk menampung air

masuk dari sistem drainase yang tersedia, diperparah pada saat banjir di sungai terjadi

bersamaan dengan pasang tinggi (spring tide) di laut. Selain itu sistem drainase yang

masih kurang memadai sehingga akibat adanya hujan tinggi air permukaan yang

mengalir sebagian menggenang pada jalan atau permukiman. Penyebaran lokasi

rawan bencana banjir di Kabupaten Lingga adalah pada daerah – daerah yang

berbatasan dan bersentuhan langsung dengan sungai – sungai yang tersebar di

kabupaten Lingga, yaitu pada Kelurahan Daik Kecamatan Lingga, Kelurahan Dabo

dan Desa Marok Kecil di Kecamatan Singkep.

3.2 Potensi Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut

Kajian potensi sumberdaya pesisir dan laut Kabupaten Lingga adalah satu

tujuan yang ingin dicapai dari studi ini yang kenudian dipakai untuk menyusun

arahan pengembangan wilayah berdasarkan pusat pengembangan kegiatan

sumberdaya laut yang ada.

3.2.1 Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tang didominasi oleh

beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah

Page 13: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

92

pasang-surut dipantai berlumpur. Indonesia memiliki keragaman jenis tertinggi di

dunia, yaitu sekitar 47 dari 70 species mangrove sejati tang tumbuh di pesisir

Nusantara. Di Kabupaten Lingga 24 jenis mangrove yang termasuk dalam 18 marga

dan suku (Lihat Tabel 3.9). Masing-masing lokasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pulau Hantu

Di pulau ini ketebalan mangrove hanya sekitar 10 meter dari ketinggian 4 - 6

meter. Di tempat ini ditemukan mangrove yang berupa belta (diameter 2 - < 10

cm) sebanyak 6 jenis dengan kepadatan antara 300 – 900 batang per hektar dan

jenis yang dominan adalah Rhizophora Stylosa.

2) Desa Limbung

Ketebalan mangrove di tempat ini berkisar 40 – 50 meter yang umumnya

didominasi oleh jenis Avicennia aiba untuk bagian depan sedang untuk bagian

belakang ditemukan Rhizophora aplculata. Di tempat ini ditemukan mangrove

dalam bentuk belta dengan kepadatan 500 – 1200 batang perhektar dengan

ketinggian 4 – 9 meter dan ditemukan 11 jenis (Lihat Tabel 3.8).

3) Desa Limbung

Ditempat ini hanya ditemukan 4 jenis, bagian depan untuk pohon ditemukan jenis

Avicennia aiba, Sonneratla dan Rhizophora aplculata. Sedangkan bagian

belakang didominasi oleh Rhizophora aplculata dengan ketinggian ada yang

mencapai 20 meter.

4) Pulau Baru

Kondisi mangrove ditempat ini hanya bergerombol tipis sekitar 5 meter dan hanya

didapatkan 3 jenis (tabel xx6). Hanya ditemukan mangrove dalam bentuk bekta

dengan kepadatan 500 – 800 batang perthektar dan ketinggian 3 – 6 meter.

5) Pulau Kekek

Ketebalam mangrove mencapai 20 meter, pada bagian depan didominasi jenis

Rhizophor stylosa dan bagian belakang didominasi Sonneratla alba. Jenis yang

ditemukan sebanyak 7 jenis belta dengan kepadatan 500 -1000 batang perhektar

dan ketinggian 4 – 7 meter.

Page 14: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

93

6) Desa Limbung

Ditempat ini Rhizophor stylosa mendominasi bagian depan dengan ketinggian 4 –

6 meter berupa belta dengan dengan kepadatan 1000 – 2000 batang per hektar.

Sedangkan di bagian belakang didominasi oleh Rhizophor stylosa.

7) Pulau Pongole

Ketebalan mangrove ditempat ini mancapai 20 meter, di temukan 8 jenis bentuk

belta dengan kepadatan 750 – 1500 batang per hektar. Zonasi depan di dominasi

jenis Rhizophor stylosa, sedangkan bagian belakang didominasi jenis Brugulera

gymnorrhiza. Ditempat ini ditemukan jenis Rhizophora lamarckii yang

merupakan persilangan antara Rhizophor stylosa dan Rhizophora apiculate, jenis

ini bersifat steril yang artinya mempunyai hypocotyls yang tidak bias tumbuh

menjadi semai.

8) Pulau Ujung Beting

Bagian depan di tempat ini di dominasi Rhizophora stylosa dan bagian belakang

didominasi oleh Sonneratia alba. Ketebalan mangrove sekitar 20 meter dengan

kepadatan belta 800 – 1600 batang per hektar yang mempunyai ketinggian

berkisar 4 – 8 meter.

9) Pulau Alut

Ketebalan mangrove di tempat ini 15 meter, bagian depan ditemukan Sonneratia

alba dalam bentuk pohon ada yang berdiameter 80 cm dengan ketinggian 15

meter dan kepadatan 300 batang per hektar, untuk belta didominasi Rhizophoro

styfosa dengan kepadatan 600 – 1000 batang per hektar dan ketinggian mencapai

4 – 6 meter.

10) Pulau Lingga

Bagian depan belta yang didominasi adalah Rhizophora stylosa, sedangkan

dibagian belakang banyak ditemukan Rhizophora mucronata. Ketebalan

mangrove sekitar 20 meter dengan kepadatan belta antar 1000 – 1600 batang per

hektar dan ketinggian mencapai 4 – 7 meter.

Page 15: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

94

11) Pulau Buluh

Ketebalan mangrove di tempat ini mencapai 50 meter, zonasi bagian depan

didominasi oleh Rhizophora stylosa, yang berupa belta dengan kepadatan berkisar

3000 – 4000 batang perhektar dengan ketinggian 4 – 6 meter. Bagian belakang

ditemukan mangrove yang berupa pohon (Bruguiera gymnorrhiza) dengan

diameter 20 – 22 cm dan tingginya mencapai 20 meter. Untuk belta didominasi

Rhizophor mucronata dengan kepadatan antara 3000 – 4000 batang per hektar

dan ketinggian berkisar 4 – 6 meter.

12) Pulau Kongka Kecil

Pertubuhan mangrove hanya ditemukan di pantai bagian barat dengan ketebalan

berkisar antara 15 ingga 75 meter terdiri atas 15 jenis, umumnya didominasi oleh

Rhizophora stylosa (lihat Tabel 3.9). Kepadatan pohon diameter > 10 cm, hanya

berkisar 100 – 200 batang per hektar, sedangkan belta mencapai belta mencapai

400 – 600 batang per hektar dengan habitat berupa pasir dank oral mati dengan

campuran lumpur.

13) Pulau Kongka Besar

Ketebalan mangrove di tempat ini berkisar antar 160 – 300 meter dan

menempatkan adanya zonasi walaupun tipis. Zona pertama yang berdekatan

dengan laut adalah Rhizophora mucronata (0 – 10 meter), disusul oleh

Rhizophora stylosa (50 - 150 meter) dan pada zona berikutnya adalah Rhizophora

apiculate (50 – 150 meter), sedangkan yang berdekatan dengan daratan adalah

Xylocarpus granatum (150 - 160 meter). Rata-rata jumlah pohon dan belta

berkisar 600 – 1200 batang per hektar dengan habitat berupa pasir limpuran.

14) Pulau Ileuh

Kondisi mangrove mempunyai ketebalan sekitar 20 meter yang mendominasi oleh

Rhizophora stylosa. Jenis lain yang ditemukan adalah Sonneratia alba,

Lumnizera racemes, Aegiceras comiculatum, Rhizophora apiculate, Xylocarpus

granatum, Bruguiera gymnorrhiza, Avicennia maria clan Ceriops tagal. Tinggi

tinggi mangrove berkisar antara 4 – 8 meter dengan diameter berkisar 4 – 12 cm

Page 16: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

95

dan kepadatan mencapai 300 batang per hektar. Habitat berupa hamparan terumbu

karang yang mati yang dilapisi sedikit pasir/pecahan koral.

15) Pulau Kecil didepan pulau Ileuh

Lokasi ini meruoakan pulau tanpa nama, terletak didepan Pulau Ileuh. Ketebalan

mangrove hanya sampai 15 meter yang didominasi Rhizophora stylosa, dengan

ketinggian 10 meter dan ketebalan 400 – 8 batang per hektar.

16) Pulau Berang Kecil

Di sebelah utara pada pulau ini jenis yang mendominasi adalah Rhizophora

stylosa demikian juga didaerah selatan didominasi oleh jenis yang sama. Jenis

lain yang dijumpai adalah Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Aegiceras

comiculatum, Bruguiera cylindrical, Heritiera littoralis, pemphis addula,

Excoecaria agallocga, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata,

Oncosperma filamentosa, Baringtonia racemosa dan Thespesia populnea.

Keadaan zonasi ini tidak begitu tampak, jenis dominan Rhizophora stylosa

hamper dijumpai pada bagian depan sampai belakang yang berjarak sekitar 50

meter. Tinggi pohon berkisar antara 4 – 10 meter dengan diameter antara 6 – 12

cm dan kepadatan antara 200 – 400 batang per hektar. Habitat berupa hampara

terumbu karang yang sudah mati yang dilapisi pasir tipis.

17) Pulau Malin

Bagian depan didominasi Rhizophora mucronata yang berasosiasi dengan

Rhizophora stylosa dengan ketinggian 3 – 5 meter dan kepadatan berkisar 800 –

1400 batang per hektar. Zonasi belakang didominasi Sonneratia alba dengan

ketinggian 5 – 7 meter yang berasosiasi dengan bruguiera cylindrical, Rhizophora

apiculata sehingga x=sevara keseluruhan didapatkan 5 jenis (Lihat Tabel 3.8).

18) Pulau Ujung Kayu

Di bagian barat pulau ini hamper semua pantai ada mangrove yang didominasi

jenis Rhizophora stylosa bagian depan dengan ketinggian 4 – 5 meter. Bagian

belakang Rhizophora apiculata merupakan jenis dominan. Kepadatan belta secara

Page 17: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

96

keseluruhan berkisar 800 – 1000 batang per hektar dengan jenis yang didapatkan

hanya 5 jenis (Lihat Tabel 3.8).

19) Pulau Bugai

Di pantai ini tidak dijumpai mangrove yang mumi hanya dijumpai asosiasinya

saja yang berjumlah 4 jenis (Lihat Tabel 3.8).

20) Sta. 20

Bagian timur pulau ini dijumpai mangrove dengan ketebalan berkisar 10 – 20

meter. Bagian depan dijumpai mangrove Sonneratia alba dalam bentuk pohon

berkisar 400 -500 batang per hektar dengan ketinggian 4 – 6 meter. Bagian

belakang hanya hanya di dapat mangrove dalam bentuk belta dengan kepadatan

900 – 1200 batang per hektar dengan ketinggian 4 – 5 meter. Secara keseluruhan

didapatkan hanya 3 jenis (Lihat Tabel 3.8).

21) Pulau Pelabuhan Baru

Ketebalan mangrove berkisar 10 – 20 meter dengan kepadatan belta berkisar 2000

– 3000 batang per hektar dan ketinggiannya mencapai 3 – 6 meter. Bagian depan

didominasi jenis Aegiceras comiculatum. Bagian belakang banyak ditemukan

Rhizophora stylosa ddengan ketinggian, sedangkan untuk pohon dijumpai jenis

Xylocarpus granatum dan Lumnitzera littoralis, kepadatan pohon berkisar 100 –

200 batang per hektar dengan ketinggian 6 – 7 meter, sehingga keseluruhan

didapatkan 6 jenis (Lihat Tabel 3.8).

Dari beberapa jenis mangrove yang termasuk dalam 108 marga dan suku.

Sekita 90 % wilayah Kabupaten Lingga dan pulau-pulau kecil lainnya dipantai

ditumbuhi mangrove. Untuk lebih jelasnnya mengenai sebaran sumberdaya hutan

mangrove di wilayah Kabupaten Lingga.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya mangrove

di wilayah Kabupaten Lingga dan pulau-pulau kecil sekitarnya didominasi jenis

Rhizophora stylosa walau pun sebagian juga ada zona depan didominasi Rhizophora

Page 18: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

97

mucronata yang umumnya hidup pada lumpu yang agak lembek. Kebanyakan

habitatnya berupa batuan koral yang sudah mati atau pasir bercampur sedikit lumpur.

A

B

Gambar: 3.1Tanaman mangrove A. Sonneratia dan B Rhizophora

Page 19: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

98

Tabel III.8Jenis-Jenis Mangrove yang Terdapar di Wilayah Kabupaten Lingga

No JenisLokasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211 Aaostichum aureum - + - - - - - - - - - - - - - - - - - - -2 Aegiceras corniculatum - - - - - - - + - - - + + + - - - - - - +3 Avicennia alba - + + - - - - - - - - - - - - - - - - - -4 Bruguiera cilindrica - - - - + - - - - + - - - - - - + - - - -5 B. gymnorrhiza - - - - + + + - - + + + + + - - - - - - +6 B. parviflora - + - - - - - - - - + - - - - - - - - - -7 Calophyllum inophyllum + - - - - - - - - - - - - + - - - - + - -8 Cerbera odullum - - - - - - - - - + - + + + - - - - - - -9 Ceriops tagal - - - - - - - - - - - + + - - - - - - +10 Excoecaria agallocha - + - - - - - + - + - + + + - + - - - - -11 Lumnitzera littorea - + - - + + + + - + - + - + - - - - - - +12 Nypa fruticans - + - - - - - - - - - - - + - - - - - - -13 Pandanus tectonus - - - - - - + + - - - - - - - - - - - - -14 Phemphis acidula + - - - - - - - - - - + + - - - - - + - -15 Rhizophora apiculata - + + + - - - - - - - + + - - - + - - - -16 R. lamarckii - - - - - - + - - - - + - - - - - - - - -17 R. mucronata - - - - - - - + - + + + + + - + + + - - -18 R. stylosa + + - - + + + + + + + + + + + - + + - + +19 Scaevola taccada + + - + - - + + - - - - - + - - - + + + -20 Sonneratia alba + + + + + - + + + - + + + - + + + - - + -21 Terminalia cattapa + - - - - - - - - - - - - + - - - - - - -22 Thesepesia populnea - + + - + - - + - - - + + + - - - + + - -23 Xylocarpus granatum - - - - + - - + - - + + + - - - - - - - +24 X. moluccensis - - - - - - - + - - + + + - - - - - - - -

Sumber: CRITC – COREMAP Keterangan: (+) Terdapat (-) Tidak terdapat

Page 20: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

99

Tabel III.9Jenis Marga dan Suku Mangrove di Wilayah Kabupaten Lingga

No Suku No Jenis

1 Apocynaceae 1 Cerbera odullum

2 Avicenniaceae 2 Avicennia alba

3 Combretaceae 3 Lumnitzera littorea

4 Terminalia cattapa

4 Euphorbiaceae 5 Excoecaria agallocha

5 Doogeniaceae 6 Scaevola taccada

6 Guttiferae 7 Calophyllum inophyllum

7 Lythaceae 8 Phemphis acidula

8 Malvaceae 9 Thesepesia populnea

9 Meliaceae 10 Xylocarpus granatum

11 X. moluccensis

10 Myrsinanceae 12 Aegiceras corniculatum

11 Palmae 13 Nypa fruticans

12 Pandanaceae 14 Pandanus tectonus

13 Pteridaceae 15 Aaostichum aureum

14 Rhizophoraceae 16 Bruguiera cilindrica

17 B. gymnorrhiza

18 B. parviflora

19 Ceriops tagal

20 Rhizophora apiculata

21 R. lamarckii

22 R. mucronata

23 R. stylosa

15 Sonneratiaceae 24 Sonneratia albaSumber: CRITC – COREMAP

Page 21: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

100

3.2.2 Terumbu Karang (Coral Reef)

Sebagai salah satu sumberdaya di wilayah Kabupaten Lingga, terumbu karang

dengan keunikan dan keindahan yang mempesona memiliki nilai ekologis dan

ekonomi bagi pembangunan daerah, dimana keindahan ekosistem terumbu karang ini

merupakan modal dasar yang sangat besar untuk pengembangan pariwisata bahari di

wilayah Kabupaten Lingga. Terumbu karang yang ada ada wilayah Kabupaten

Lingga dan pulau-pulau kecil yang tepatnya berada pada daerah Limbung kondisi

terumbu karangnnya lebih baik dari pada yang ditemukan di daerah Sekanah.

Dilokasi seperti Pulau Bulu, Pulau Kongka Besar, Pulau Kongka Kecil, pulau Penooh

dan Pulau Empoh kondisiterumbu karangnya cukup baik untuk perairan seperti

Kepulauan Riau yang pereirannya relative keruh dan pesisir pulaunya lebih banyak

ditumbuhi mangrove. Tutupan terumbu karang di pulau – pulau tersebut berkisar

antara 25 – 65%, persentase tertinggi berada pada Pulau Kongka Besar. Untuk karang

Acropora persentase tutupan tertinggi 30% berada pada Pulau Kongka Besar. Untuk

karang non-Acropora persentase tutupannya tertinggi pada Pulau Kongka Besar

sekitar 59,4%.

Ada beberapa lokasi yang di wilayah Kabupaen Lingga yang kondisi terumbu

karangnnya cukup baik dimana persentase tutupan karangnya hidup berkisar antara

30,90 – 71,27 %. Persentase tutupan tertinggi berada di Pulau Buli, di Selat Dasi, dan

terendah di daerah Duara (Limbung).secara rinci dapat dijelaskan pada masing-

masing lokasi. dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pulau Kongka Kecil

Perairan sedikit keruh, rataan terumu agak sempit dilanjutkan dengan lereng

terumbu yang landai. Pertumbuhan terumbu karang dicatathanya sampai

kedalaman 5 atau 6 meter saja dan sdasar perairan terdiri dari pasir halus.

Persentase tutupan karang Acropora sekitar 3,33% sedangkan non- Acropora

cukup tinggi sekitar 62,23%. Kenyataan ini membuktikan bahwa pertumbuhan

terumbu karang dilokasi ini sangat baik karna persentase tutupan antara 50 – 74%.

Untuk katagori DCA karang mati yang sudah ditumbuhi alga persentase sebesar

Page 22: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

101

31,81%, terdiri dari bongkahan terumbu karang massif dan patahan terumbu

karang bercabang yang sudah lama mati. Pertumbuhan karang didominasi oleh

karang massif dengan ukuran koloni sedang, dari kelompok Porites spp, dan sub-

masf dari jenis Porites cylindrical dan Pavona frodifera.

2) Pulau Kongka Besar

Perairan sedikit keruh, rataan terumu agak sempit dilanjutkan dengan lereng

terumbu yang landai. Pertumbuhan terumbu karang hanya sampai kedalam 6

meter dan pada kedalaman selanjutnya dasar perairan terdiri dari pasir halus

bercampur lumpur. Persentase tutupan karang Acropora sekitar 0,77 %

sedangkan non- Acropora cukup tinggi sekitar 64,87%. Pertumbuhan karang

masuk kedalam katagori sangat baik. Untuk katagori DCA persentase sebesar

27,30 %. Biota lain terdiri dari spong sebesar 1,77%. Pertumbuhan karang

didominasi oleh karang massif dengan ukuran koloni sedang, dari kelompok

Porites spp, dan sub-masf dari jenis Porites cylindrical dan Pavona frodifera.

3) Pulau Ileuh / Pulau Berang

Kondisi perairan lebih keruh dari pada lokasi sebelumnya. Pantai sempit

dilanjutkan dengan rataan terumbu yang sempit dengan dasar perairan terdiri batu

kerikil dan batu bulat seperti batu kali (batu andesit), terdiri dari karang sub-masif

dari jenis Porites cylindrical. lereng terumbu landai, pertumbuhan karang hanya

sampai kedalaman 5 meter. Tidak ditemukan karang Acropora dililokasi transek.

Persentase tutupan karang non-Acropora sebesar 62,37 %. Walaupun tidak ada

kelompok Acropora di lokasi transek, kondisi terumbu karang cukup baik. DCA

sebesar 62.37 %. Katagori abiotik yaitu “silt” sebesar 6,53 %. Jenis karang

dominan adalah Porites cylindrical.

4) Pulau Alut

Kondisi perairan yang agak keruh, kurang lebih sama dengan Pulau Ileuh. Pantai

sempit, dilanjutkan dengan rataan terumbu karang yang sempit. Lereng terumbu

landai, pertumbuhan terumbu karang sampai kedalaman 6 meter dan pada

kedalaman selanjutnya dasar perairan terdiri dari lumpur. Persentase tutupan

Page 23: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

102

karang hidup 67,07 % terdiri dari persentase non-Acropora. Kondisi karang di

lokasi ini dikatagorikan cukup baik. Katagori biotic bentik lain sangat kecil,

terdiri dari spong dengan persentase tutupan 3,10 % dan alga 5,10 %. Katagori

abiotik tutupannya sedikit terdiri dari pasir 14,53 %. Karang batu didominasi oleh

kelompok Porites dan Pavona frondifera.

5) Pulau Buluh, Cawa

Kondisi pantai, rataan terumbu dan lereng terumbu tidak beda jauh dengan Pulau

Kongka. Pertumbuhan terumbu karang hanya sampai kedalaman 6 meter.

Persentase tutupan karang hidup 56,30 %, terdiri dari persentase tutupan

Acropora 23,30 % dan merupakan tertinggi yang ada di perairan wilayah

Kabupaten lingga yang tepatnya berada pada kecamatan Lingga Utara, sedangkan

persentase tutupan tutupan non-Acropora 33,00 %. Kondisi karang di lokasi ini

dikatagorikan cukup baik walaupun pesentase tutupannya lebih rendah dari lokasi

sebelumnya. Hal ini ditunjang dengan adanya kelompok Acropora yang

persentasenya cukup baik untuk kondisi perairan seperti ini. Katagori biotic

bentik lain yang cukup baik adalah spong dengan persentase tutupan 27,53 5.

Katagori lain termasuk abiotik tutupannya sangat sedikit dan tidak menunjukkan

nilai yang berarti.

6) Pulau Duara, Limbung

Terletak pada mulut teluk, berdekatan dengan daratan utama Pulau Lingga

berhadapan dengan Pulau Alut. Perairan ini sangat keruh dan jarak pandang

kurang dari 1 meter. Pesisir pantai ditumbuhi mangrove. Rataan terumbu sempit

dilanjutkan dengan lereng terumbu yang landai. Pertumbuhan karang hanya

sampai kedalaman 5 meter. Kondisi terumbu karang kurang baik, persentase

tutupan karang hidup sebesar 30,90 % dan terdiri dari karang non-Acropora

terutama dari bentuk pertumbuhan sub-masif dan seperti lembaran daun (foliosa).

Pertumbuhan alga mendominasi perairan ini, dan terdiri dari makroalga dari jenis

Sargassum sp. Dan Turbinaria sp. Persentase tutupannya 30,30 %. Persentase

tutupan karang mati sudah ditumbuhi alga 13,57 %, sedangkan biotic bentik

Page 24: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

103

lainnya seperti spong sebesar 2,77 % dan karang lunak sebesar 1,27 %. Katagori

abiotik yaitu pasir sebesar 14,83 %.

7) Pulau Buli, Selat Dasi

Dekat ke dataran utama Pulau Lingga. Walaupun letaknya berdekatan dengan

daratan utama yang pesisirnya ditumbuhi mangrove namun kondisi karangnya

cukup baik. Persentase tutupan karang tertinggi sebesar 71,27 % pada lokasi ini.

Karang hiduo didominasi oleh karang non-Acropora dan tidak ditumukan karang

Acropora dilokasi transek. Karang mati yang sudah ditumbuhi alga (DCA)

persentase tutupannya 16,53 %, Spong 2,07 % dan biota lainnya hanya sedikit

sebesar 0,6 %. Katagori abiotik terdiri daari pasir sebesar 8,13% dan patahan

karang mati sebesar 1,40 %. Pertumbuhan karang sangat baik, karna posisinya di

selat kecil memungkinkan sirkulasi arus yang cukup baik. Karang batu

didominasi oleh Kelompok Porites spp dan Pavona frondifera.

8) Pulau Gaja, Selat Dasi

Lokasi ini berekatan dengan Pulau Buli dan terletak di pesisir Pulau Gaja, hanya

dipisahkan oleh selat kecil. Pertumbuhan karang cukup baik sama halnya dengan

di Pulau Buli. Perserntase tutupan karang sebesar 69,39 %, terdiri dari persentase

tutupan Acropora 4,83 % dan non-Acropora 64,47 5. Karang mati yang sudah

ditumbuhi alga persentase tutupannya cukup tinggi 23,67 %, Spong 4,63 % dan

biota lain hanya sedikit sekitar 0,97 %. Katagori abiotik terdiri patahan karang

mati hanya sedikit sebesar 0,53 %. Sama halnya dengan di lokasi Pulau Buli,

pertumbuhan karang dilokasi ini cukup baik karna dipengaruhi oleh sirkulasi air

di daerah selat. Karang batu didominasi oleh kelompok Porites spp dan Pavona

frondifera.

Persentase tutupan karang hidup di perairan wilatah Kabupaten lingga masuk

dalam katagori baik (50 – 74,5 %) kecuali di perairan duara, Limbing (30,90 %) yang

masuk dalam katagori sedang (25 – 49,9 %). Perairan di sini sangat keryh, karna

terletak dimuara. Di lokasi ini banyak ditemukan alga, 30,30 % (fleshy sweed). Alga

ini terdiri dari Sargassum sp dan Turbinaria sp yang merupakan alga musiman.

Page 25: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

104

3.2.3 Padang Lamun (Seagrass)

Padang lamun adalah tempat hidup bagi banyak organism seperti ikan,

kepiting, udang, dan lain-lain. Hampir sebagian besar organism Lamun umumnya

membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat di jangkau oleh

cahaya matahari dengan sirkulasi air yang baik yang memadai bagi pertumbuhannya.

Perairan yang dangkal di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau

terdapat 7 jenis lamun lihat pada (Tabel 3.11). Tumbuhan laut yang terdiri dari

kelompok lamun dan rumput laut hampir menyebar di seluruh kelompok pulau dan

berasosiasi dengan ekosistem hutan bakau dan terumbu karang. Jenis-nenis lamun

yang dijumpai antara lain : Cymodocea rotundata, C.serrulata, Enhalus acoroides,

Thalassia hemprichii, Holodule pinnifolia, H. Uninervis, Holophila ovalis,

Syringodium isoetifolium dan Thalassodendrum ciliatum.

Tabel III.10Jenis Lamun di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau

NoJenis Lamun

Famili Latin Indonesia1 Patamogetonaceae Cymodocea rotundata Lamun Berujung Bulat2 Patamogetonaceae Cymodocea serrulata Lamun Bergigi3 Hydrocharitaceae Enhalus acoroides Lamun tropika4 Patamogetonaceae Thalassia hemprichii Lamun Dugong5 Hydrocharitaceae Holodule pinnifolia Lamun Serabut6 Patamogetonaceae Holodule Uninervis Lamun Serabut7 Hydrocharitaceae Holophila ovalis Lamun Senduk8 Patamogetonaceae Syringodium isoetifolium Lamun Alat Suntik9 Patamogetonaceae Thalassodendrum ciliatum Lamun Dugong

Sumber: CRITC - COREMAP

Padang lamun di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau pada tipe

lamun yang berasosiasi dengan terumbu karang. Padang lamun dimanfaatkan sebagai

daerah penangkapan beberapa jenis ikan.

Page 26: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

105

3.2.4 Rumput Laut (Seaweeds)

Rumput laut adalah nama umum yang dipakai untuk semua jenis ganggang

berukuran sedang dan besar yang hidup di laut. Sesuai dengan lingkungan terumbu

karang dan padang lamun, tumbuhan rumput laut ini hanya dapat hidup pada perairan

yang masih dapat di jangkau oleh cahaya matahari. Rumput laut mendapatkan

makanannya langsung dari air laut.

Terdapat beberapa jenis rumput laut yang banyak ditemukan di rataan

terumbu karang maupun lamun antara lain kelompok algae merah (Gelidiella,

Hypnea, Gracilaria, Neoginiolithon, Lithothamnion, Dictyota, Laurencia, Fauche),

Kelompok alga hijau ( Caulerpa, Halimeda, Cahemorpha, Udoea, Chlorodermis,

Valonia, Ulva) dan kelompok alga coklat ( Sargassum, Padina, Turbinaria).

3.2.5 Ikan

Pusat penangkapan ikan Kabupaten Lingga tergantung tempat tinggal nelayan.

Di desa Temiang, lokasi penangkapan ikan meliputi perairan di sekitar Laut Nyamuk,

Remang, Ompos, Air Tombu, Tue, Terumbu Raye, Tajur, Pulau Belang, ujung Pulau

Batang, Cik Nen, Pulau Senang, Kibon, Air Jambu, Pulau Tuju, Pulau Paku Tinjul

dan Teban. Lokasi penangkapan ikan di desa Benan diantaranya Benan, Kepala

Katang, LautTimor, Malang Tongkang, Karang Laut dan Karang Pesisir. Lokasi

penangkapan ikan di Sekanah diantaranya Karang Pulau, Selat Putut, Karang Sasah,

Karang Laut dan Pulau Burung. Lokasi penangkapan ikan di desa Limbung

diantaranya Pulau Barok, Pulau Kekek, Muara Sakeke dan Pulau Telom. Lokasi

penangkapan ikan di desa Berjung diantaranya Pulau Buaya, Pulau Bulat, Pulau Sipat

dan Pulau Sadai. Lokasi penangkapan ikan di desa Mamut diantaranya Pulau Bugai,

Pulau Kalan, Sungai Sebong, Suak Ratai, Pulau Malim, Pulau Laya, Terumbu

Panjang, Pulau Pelonggot, Pulau Peragi dan Pulau Paku.

Jenis-jenis ikan yang ditangkap nelayan di wilayah Kabupaten Lingga sangat

bervariasi. Ada beberapa jenis ika dan 8 jenis biota laut liannya seperti cumi-cumi,

kepiting, teripang, udang dan tiram. Jenis tangkapan dapat dikelompokkan menjadi

Page 27: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

106

kelompok ikan karang, non ikan dan kelompok ikan karang. Tangkapan dari

kelompok non ikan karang terdiri dari tenggiri, pari dan hiu. Dari ketiga jenis

tersebut, terlihat bahwa tenggiri merupakan ikan yang paling banyak tertangkap. Hal

ini karna ikan tenggiri memiliki ukuran yang relative besar. Kelompok non ikan,

yaitu sotong dan ketam rajungan memberikan kontribusi masing-masing sebesar

334,27 kd dan 306,2 kg. kedua jenis ini memang merupakan komoditi yang dicari

oleh nelayan. Ketam rajungan lebih banyak ditangkap oleh nelayan di desa

Limbungan. Desa ini terdapat usaha mengelola kepiting ini dilakukan oleh ibu-ibu di

desa ini.

Dari seluruh jenis ikan karang yang tertangkap dan telah diidentifikasi terlihat

bahwa jenis yang paling banyak tertangkap adalah ikan selar (Decapterus tabl) dan

ikan mentimun (Lutjanus decussates). Ada 10 jenis ikan karang yang dominan

tertangkap, dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel III.11Jenis-jenis Ikan Karang Dominan di Perairan Wilayah Kabupeten Lingga

No Nama Lokal Nama Ilmiah1 Selar Decapterus tabl2 Mentimun Lunjanus decussatus3 Dingkis Siganus argenteus4 Lebam Siganus guttatus

Plectorhinchus flavomaculatus

5 Ketarap Scarus spCaesio teresCaranx caerule opinnatusCephalopholis minata

6 Tokak Choerodon anchoragoSumber: Data Primer CREEL, Tahun 2008

3.2.6 Pantai

Salah satu sumber daya yang paling bernilai dari gugusan pulau-pulau kecil

obyek wisaha bahari adalah pantai. Kabupaten Lingga yang banyak memiliki

potensial untuk pengembangan berbagai kegiatan seperti budidaya rumput laut dan

Page 28: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

107

pariwisata. Beberapa pantai yang cukup terkenal yang berada di Kabupaten lingga,

diantaranya:

Pantai Pasir Pandak yang berada di Kecamatan Lingga. Keadaan alam

disekitar pantai ini masih natural sehingga menambah keindahan pantai, apalagi

didukung oleh hamparan pasir putih yang halus disepanjang pantainya. Pantai Pulau

Berhala yang berada di Kecamatan Singkep. Keadaan alam disekitar pantai ini sangat

indah seperti tebing-tebing dan hutan yang sangat alami serta hamparan pasir putih

yang sangat halus. Pantai Dungun, pantai ini terletak di desa Teluk Kecamatan

Lingga Utara. Di pantai ini pernah terdampar “Gajah Mina” (sebutan penduduk

setempat) salah satu mahkluk yang ditemukan oleh penduduk setempat pada tanggal

13 Januari 2005. Sampai saat ini masih dilakukan penelitian ilmiah yang dikerjakan

oleh Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Jakarta untuk mengidentifikasi

mahkluk tersebut. keseluruhan tulang dan sisa-sisa tulang mahkluk ini dikumpulkan

oleh bapak Umar sanen kemudian diserahkan kepada museum Mini Linggam Cahaya

yang berada di Daik Lingga pada tangga 6 Januari 2006.

Kabupaten Lingga mempunyai pantai dengan jumlah yang cukup banyak dan

sebagian besar pantai ini belum terjamah dan berada diluar area pemukiman

penduduk. Sebagian pantai yang ada sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai

tempat wisata. Selain untuk memiliki pemandangan alam yang indah dan menawan.

3.2.7 Fishing Festival

Lingga Fishing Festival adalah salah satu event unggulan tahunan Kabupaten

Lingga Provinsi Kepulauan Riau sebagai upaya mempromosikan potensi wisata

bahari yang dimiliki. Festival yang ditunggu-tunggu para penggemar memancing baik

dari dalam dan luar negri ini tidak saja mengetangahkan lomba memancing sebagai

kegiatan utama, tetapi juga kegiatan lomba dayung sampan, kano, snorkeling, diving,

volley pantai, mengunjungi pantai-pantai pulau-pulau tempat penyu bertelur,

mengelilingi tempat tinggal suku laut serta menangkap cumi sebagai kegiatan

pendukung.

Page 29: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

108

3.3 Demografi dan Kondisi Sosial BudayaDemografi dan Kondisi Sosial Budaya

Dalam usaha pengembangan wilayah hal utama yang penting adalahDalam usaha pengembangan wilayah hal utama yang penting adalah

ketersediaan sumberdaya manusia berkualitas memadai dan mampu menjadiketersediaan sumberdaya manusia berkualitas memadai dan mampu menjadi

motivator untuk memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan menangkap peluang-motivator untuk memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan menangkap peluang-

peluang yang timbul dari hasil pembangunan.peluang yang timbul dari hasil pembangunan.

3.3.1 Gambaran Umum Demografi Wilayah Kabupaten Lingga

Perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan

berkelanjutan. sejak dari tahap input data yang di butuhkan. analisis data. hingga

menghasilkan output rencana yang akan digunakan. Pada kenyataannya proses

perencanaan merupakan kegiatan yang tidak pernah selesai karena selalu memerlukan

peninjauan ulang guna memberikan umpan balik dalam proses evaluasi.

Selain sebagai objek dalam suatu pembangunan, penduduk juga sebagai

subjek pembangunan yang dimana dapat menentukan arah atas pembangunan yang

telah direncanakan. Untuk menentukan dan merumuskan baik potensi maupun

permasalahan yang ada di suatu kota maka dibutuhkan analisis kependudukan.

Adapun penduduk yang akan dikaji dalam aspek ini merupakan penduduk

Kabupaten Lingga yang terdiri 5 Kecamatan. yaitu Kecamatan Singkep Barat,

Kecamatan Singkep, Kecamatan Lingga, Kecamatan Lingga Utara dan Kecamatan

Senayang.

Pada dasarnya aspek sosial kependudukan yang dikaji di Kabupaten Lingga

ini terdiri atas jumlah penduduk. struktur penduduk (menurut umur. jenis kelamin.

mata pencaharian. tingkat pendidikan dan agama). Serta kondisi sosial budaya yang

ada di Wilayah Kabupaten Lingga tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

penjelasan dibawah ini.

3.3.2 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang begitu besar dan terus bertambah setiap tahun tidakJumlah penduduk yang begitu besar dan terus bertambah setiap tahun tidak

diimbangi dengan persebaran penduduk. Pada Tahun 2009 penduduk dari Kabupatendiimbangi dengan persebaran penduduk. Pada Tahun 2009 penduduk dari Kabupaten

Lingga tercatat 89.736 jiwa dengan kepadatan penduduk 42 jiwa per km2.Lingga tercatat 89.736 jiwa dengan kepadatan penduduk 42 jiwa per km2.

Page 30: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

109

Dibandingkan dengan tahun 2008 penduduk bertambah sebanyak 1.404 jiwa atauDibandingkan dengan tahun 2008 penduduk bertambah sebanyak 1.404 jiwa atau

mengalami kenaikan sebesar 1,59 persen.mengalami kenaikan sebesar 1,59 persen.

Penduduk terbanyak dan kepadatan tertinggi tercatat di Kecamatan SingkepPenduduk terbanyak dan kepadatan tertinggi tercatat di Kecamatan Singkep

yaitu sebanyak 28.106 jiwa dengan kepadatan 57 jiwa per km2. Kecamatan yangyaitu sebanyak 28.106 jiwa dengan kepadatan 57 jiwa per km2. Kecamatan yang

memiliki penduduk paling rendah adalah Kecamatan Lingga Utara yaitu 10.445 jiwa.memiliki penduduk paling rendah adalah Kecamatan Lingga Utara yaitu 10.445 jiwa.

Tabel III.12Jumlah Penduduk di Kabupaten Lingga

TAHUN 2008-2010

No KecamatanLuas Wil daratan (Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

2008 2009 2010

1 Singkep Barat 337,10 15.735 16.085 16.4492 Singkep 491,90 29.357 29.748 30.1793 Lingga 609,51 16.443 16.688 16.9154 Lingga Utara 283,21 11.123 11.276 11.4245 Senayang 396,00 19.774 19.986 20.228Jumlah 22.117,72 92.462 93.783 95.199

Sumber data: Kabupaten Lingga dalam Angka, Tahun 2009

Berdasarkan data tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Lingga yaitu

sebesar 95.199 jiwa. dimana jumlah penduduk laki-laki lebih mendominasi sebesar

45.212 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuannya yaitu sebesar 44.524 jiwa.

Dengan luas wilayah sebesar 22.117,72 ha. Jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten

Lingga berada di Kecamatan Singkep yaitu sebesar 30.179 jiwa dan yang terkecil

berada di Kecamatan Lingga Utara yaitu sebesar 11.424 jiwa.

3.3.3 Struktur Penduduk

Adapun kajian struktur penduduk di wilayah studi terdiri dari pendudukAdapun kajian struktur penduduk di wilayah studi terdiri dari penduduk

menurut kelompok umur, pendidikan, dan mata pencaharian. Untuk lebih jelasnyamenurut kelompok umur, pendidikan, dan mata pencaharian. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada uraian dibawah ini.dapat dilihat pada uraian dibawah ini.

A. Struktur Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat membedakan jumlah

penduduk berjenis kelamin laki - laki dengan banyaknya jumlah penduduk

Page 31: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

110

perempuan di Wilayah Kabupaten Lingga tersebut. Jumlah penduduk Wilayah

Kabupaten Lingga jika dilihat dari data yang ada. Pada tahun 2009 jumlah penduduk

di Wilayah Kabupaten Lingga di dominasi oleh Laki-laki dengan selisih jumlah

penduduk yang tidak cukup signifikan antara perempuan dan laki - laki. Di

Kabupaten Lingga secara menyeluruh setiap 100 penduduk wanita terdapat 107

penduduk pria. Hal ini berdasarkan data tahun 2009 yang menunjukkan bahwa

jumlah penduduk pria sebanyak 48.401 jiwa (51,61%) dan jumlah penduduk

wanitanya sebanyak 45.382 jiwa (48,39 %). Pada Tahun 2007 secara menyeluruh

besar kelahiran mencapai 779 jiwa dan tingkat kematian mencapai 226 jiwa. Dengan

melihat hal tersebut, tingkat kelahiran di Kabupaten Lingga ini mencapai lebih dari

300 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut ini.

Tabel III.13Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Di Kabupaten Lingga Tahun 2009No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah1 0 - 4 5.546 5.074 10.6202 5 - 9 4.486 4.186 8.6723 10 - 14 4.277 4.123 8.4004 15 - 19 3.750 3.791 7.5415 20 - 24 4.069 4.782 8.8516 25 - 29 4.431 5.440 9.8717 30 - 34 4.480 4.919 9.3998 35 - 39 3.940 3.694 7.6349 40 - 44 3.144 2.548 5.69210 45 - 49 2.359 1.901 4.26011 50 - 54 1.691 1.432 3.12312 55 - 59 1.213 985 2.19813 60 - 64 760 624 1.38414 65 - 69 466 452 91815 70 - 74 355 281 63616 75 + 245 292 537

Jumlah / Total 45.212 44.524 89.736Sumber: BPS Kabupaten Lingga

Page 32: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

111

Data tabel tersebut menunjukan bahwa bahwa perbandingan antara jumlah

penduduk laki - laki dengan jumlah penduduk perempuan pada Kabupaten Lingga

perbedaan perbandingan jumlahnya tidak terlalu signifikan yaitu dari tahun 2009. Hal

ini menjelaskan bahwa hampir di seluruh Wilayah Kabupaten Lingga jumlah

penduduk antara laki-laki dan perempuan perbandingannya relatif berimbang.

B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kemampuan suatu masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakanKemampuan suatu masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan

pembangunan antara lain tergantung kepada taraf pendididkan masyarakatnya.pembangunan antara lain tergantung kepada taraf pendididkan masyarakatnya.

Tingkat pendidikan penduduk merupakan salah satu informasi yang sangat pentingTingkat pendidikan penduduk merupakan salah satu informasi yang sangat penting

untuk mengetahui kualitas sumberdaya manusia, terutama bagi penduduk yanguntuk mengetahui kualitas sumberdaya manusia, terutama bagi penduduk yang

termasuk angkatan kerja.termasuk angkatan kerja.

Untuk analisis penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Lingga,Untuk analisis penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Lingga,

akan ditinjau dari tingkat pendidikan penduduk menurut pendidikan tertinggi yangakan ditinjau dari tingkat pendidikan penduduk menurut pendidikan tertinggi yang

ditamatkan. Berdasarkan statistik pendidikan tahun 2009, terlihat jumlah pendudukditamatkan. Berdasarkan statistik pendidikan tahun 2009, terlihat jumlah penduduk

yang tidak tamat SD (Sekolah Dasar) lumayan besar yaitu sebanyak 21, 79 orang, danyang tidak tamat SD (Sekolah Dasar) lumayan besar yaitu sebanyak 21, 79 orang, dan

yang tamat SD sebanyak 31,51 orang, tamat SLTP sebanyak 10,87 orang, kemudianyang tamat SD sebanyak 31,51 orang, tamat SLTP sebanyak 10,87 orang, kemudian

yang tamat SMU 18,54 orang, sedangkan yang menamatkan pendidikan sampaiyang tamat SMU 18,54 orang, sedangkan yang menamatkan pendidikan sampai

Perguruang Tinggi sampai jenjang Diploma I sampai III dan Akademik hanyaPerguruang Tinggi sampai jenjang Diploma I sampai III dan Akademik hanya

berjumlah 2,73 jiwaa (lihat pada tabel). Angka tersebut menunjukkan relativeberjumlah 2,73 jiwaa (lihat pada tabel). Angka tersebut menunjukkan relative

rendahnya jumlah sumberdaya manusia di wilayah Kabupaten Lingga.rendahnya jumlah sumberdaya manusia di wilayah Kabupaten Lingga.

Tabel Tabel III.14.14Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas

Menurut Tingkat Pendidikan yang di Tamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lingga Tahun 2009

NoNo Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah 01. Tidak/Belum Pernah Sekolah 9,01 20,49 14,5602. Tidak/Belum Tamat SD 22,75 20,75 21,7903. SD/MI/Sederajat 30,94 32,12 31,5104. SMP/Sederajat 12,88 8,72 10,8705. SMA/Sederajat 21,12 15,79 18,5406. DI/DII/DIII/DIV/S1/S2/S3 3,29 2,13 2,73

Jumlah 100,00 100,00 100,00Sumber : BPS Kabupaten Lingga Dalam Angka, Tahun 2009

Page 33: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

112

Di samping masalah-masalah pendidikan yang bersifat kuantitatif, yaitu

masalah-masalah yang baru diuraikan di atas. Kabupaten Lingga menghadapi pula

beberapa masalah pendidikan yang bersifat keilitatif, yaitu mengenai rendanya mutu

pendidikan. Ada beberapa faktor yang menimbulkan keadaan yang demikian,

diantaranya adalah kurangnya fasilitas-fasilitas seperti ketersediaan buku teks,

perpustakaan, alat-alat teknis, dan bangunan sekolah yang kondisinya rusak. Hal ini

disebabkan oleh keadaan wilayahnya yang terpencar antar pulau satu ke pulau

lainnya.

C. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Jumlah penduduk berdasarkan agama yang terdapat di wilayah Selatan

Kabupaten Lingga sebagian besar adalah mayoritas beragama Islam, yaitu ada sekitar

87.006 jiwa yang beragama Islam pada Wilayah Kabupaten Lingga tahun 2009.

dimana jumlah tersebut tersebar di semua kecamatan yang ada di Wilayah Kabupaten

Lingga saat ini. Pada Kecamatan Lingga ternyata terdapat juga masyarakat yang

beragama protestan yaitu sebanyak 417 jiwa. yang beragama Khatolik sebanyak 571

jiwa yang beragama hindu dan sebanyak 53 jiwa berada pada kecamatan Senayang,

juga yang beragama budha yaitu sebanyak 2.922 jiwa yang beada pada Kecamatan

Singkep, dan juga yag beragama Konghucu sebanyak 116 jiwa pada Kecamatan

Senayang. Berbagai macam agama yang dianut oleh masyarakat, ini menunjukan

bahwa Wilayah Kabupaten Lingga memiliki berbagai macam agama yang dianut oleh

masyarakatnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut ini.

Tabel III.15Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut

Di Kabupaten Lingga Tahun 2009No Kecamatan Islam Protestan Khatolik Hindu Budha Konghucu1 Singkep Barat 14.939 150 23 3 1.467 42 Singkep 26.922 356 123 3 2.922 83 Lingga 15.957 417 51 2 762 -4 Lingga Utara 10.114 307 169 - 892 159 Senayang 19.004 392 571 53 1.144 116

Jumlah 87.006 1.622 937 61 7.187 143Sumber: Departemen Agara Kabupaten Lingga

Page 34: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

113

D. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Pertambahan usia produktif di Kabupaten Lingga ternyata tidak dapatPertambahan usia produktif di Kabupaten Lingga ternyata tidak dapat

diimbangi dengan pertambahan kesempatan kerja yang diciptakan oleh kegiatan-diimbangi dengan pertambahan kesempatan kerja yang diciptakan oleh kegiatan-

kegiatan ekonomi yang baru, terutama di sektor kegiatan ekonomi yang baru, terutama di sektor Listrik, Gas, Air Minum dan

Lembaga Keuangan, Real Estate,Usaha Persewaan, Jasa Perusahaan. Sebagian besar

penduduk usia produktif di Kabupaten Lingga berkerja di sektor primer (Pertanian,

Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan) sebesar 39,54 orang, menyusul

kegiatan jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan sebesar 20,34 orang dan sektor

perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 16,00 orang. Selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut ini.

Tabel Tabel III.16.16Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja

menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin di Kabupaten Lingga Tahun 2009

NoNo Lapangan UsahaLapangan Usaha Laki-LakiLaki-Laki PerempuanPerempuan JumlahJumlah

01.Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

47,59 21,47 39,54

02. Pertambangan dan Penggalian 5,18 0,55 3,7603. Industri 6,96 16,07 9,7604. Listrik, Gas dan Air Minum 0,22 0,00 0,1505. Konstruksi 5,56 0,00 3,85

06.Perdagangan, Rumah Makan Dan Jasa Akomodasi

11,91 25,21 16,00

07.Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi

6,55 3,57 5,64

08.Lembaga Keuangan, Real Estate,Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahaan

1,11 0,61 0,96

09.Jasa Kemasyarakatan, Sosial, Dan Perorangan

14,91 32,52 20,34

Jumlah 100,00 100,00 100,00Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka, Tahun 2009Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka, Tahun 2009

3.3.43.3.4 Sosial BudayaSosial Budaya

Perkembangan sosial budaya masyarakat Kabupaten Lingga menunjukkan

adanya adat, budaya, tradisi dan warisan budaya yang sampai saat ini masih dipegang

kuat meskipun terjadi perkembangan yang pesat menuju modernisasi. Untuk

Page 35: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

114

mengetahui perkembangan sosial budaya penduduk Kabupaten Lingga lebih dalam,

akan dibahas lebih lanjut bawah ini.

A. Adat, Budaya dan Warisan Budaya

Mayoritas masyarakat Kabupaten Lingga adalah melayu dan sebagian

kecilnya adalah pendatang yang bergabung melebur bersama masyarakat setempat

dan para pendatang tersebut masih tetap mempertahankan tradisi dan adat mereka.

Demikian pula dalam penggunaan bahasa, masyarakat asli dan pendatang

menggunakan Bahasa Melayu namun tetap ditemukan bahasa para pendatang seperti

Cina, dan, lainnya.

a) Budaya

Pengaruh dominan dari adat istiadat masyarakat Kabupaten Lingga puncaknya

pada zaman Kerajaan Lingga – Riau, dengan dasar Agama Islam yang

sangat kuat, sehingga menjadikan Islam sebagai budaya melayu atau melayu

identik dengan Islam. Pemuka adat, pemuka adama dan pemuka masyarakat

masih menjadi panutan penduduk dalam lingkungannya, mereka masih

dianggap pemimpin informal yang selalu diminta pendapatnya dalam berbagai

kondisi. Bahasa dan status masih terkait dengan tingkatan keturunan, seperti

Tengku, Said, Raja, Datuk, Encik, Wan dan sebagainya. Pengaruh keturunan

ini sangat terlihat berpengaruh dalam berbagai adat istiadat, terutama dalam

upacara perkawinan.

b) Bahasa

Bahasa Melayu Kepulauan Lingga menjadi bahasa lingua franka atau bahasa

pergaulan, karena bahasa melayu mempunyai struktur kalimat yang mudah

dimengeri dan sudah memiliki ejaan yang baik, sehingga bahasa melayu

dijadikan sebagai bahasa nasional Indonesia.

c) Pakaian Tradisional

Jenis pakaian tradisional yang dikenal orang Melayu Kepulauan Lingga

adalah Baju Kurung. Baju ini bentuknya bermacam – macam, seperti Cekak

Musang, Teluk Belanga, Empat Saku, Pesak Sebelah, Gunting Jubah, Kancing

Page 36: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

115

Tujuh dan Belah Bentan. Sedangkan kelengkapan baju kurung tersebut

adalah: tanjak, yaitu tutup kepala yang terbuat dari kain songket. Tanjak

sendiri bermacam – macam, yaitu Tanjak Sultan, Raja Bendahara,

Temenggung, Laksemana, Datuk, Hulubalang, Balong Ayam dan Elang

Menyongsong Angin.

B. Kesenian Rakyat

Masyarakat Melayu Riau memiliki daya tarik yang kuat terhadap kesenian.

Bahkan sampai sekarang banyak yang terus dikembangkan dan dikenalkan, seperti

kesusasastraan, seni tari rakyat, seni theater dan lainnya.

a) Gurindam

Gurindam merupakan karya yang berisikan petuah dan nasehat. Gurindam 12

ini adalah karya dari Raja Ali Haji, beliau merupakan pujangga Istana masa

Kerajaan Lingga – Riau. Konstum yang dikenakan untuk melantunkan

Gurindam ini adalah baju kurung melayu, dengan peralatan musiknya berupa

serunai, kompang dan gong.

b) Teater Bangsawan

Teater Bangsawan adalah salah satu seni pertunjukan tradisional komedi

stambul dengan cerita seputar kehidupan istana, keseniaan ini juga dikenal

dengan nama wayang Bangsawan.

c) Joget

Joget adalah salah satu tarian tradisional masyarakat melayu. Joget

diantaranya: Joget Tandak atau Joget Lambak, disebut tandak karena

penarinya bisa menjadi “ebeng”, dengan laki – lakinya yang menbayar disebut

“Pandak”.

d) Zapin

Sebenarnya kesenian tari Zapin ini berasal dari Arab yang mentradisi

Masayarak Melayu. Kesenian ini dibawa oleh kaum laki-laki karena tarian ini

memang bayak mengeluarkan tenaga (energik). Seiring perkembangan jaman

Page 37: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

116

tarian ini tidak hanya dimonopoli oleh kaum lelaki tetapi kaum wanita juga

ikut menarikannya.

e) Gazal

Kesenian ini juga berasal dari timur tengah. Gazal adalah bahasa Arab yang

berarti Sajak. Kesenian Gazal juga merupakan alat dakwah untuk penyebaran

agama Islam, namun sekarang ini lebih berfungsi sebagai salah satu hiburan.

f) Kompang

Kompang adalah kesenian yang menyerupai hadrah dengan para pemain

melantunkan syair berbahasa Arab – Parsi yang berisi puji – pujian terhadap

Tuhan YME yang diiringi dengan lantunan rebana. Kesenian ini biasanya

diselenggarakan pada pesta perkawinan, khitanan, penyambutan tamu dan

lainnya.

3.4 Perekonomian Wilayah Studi

Untuk mengetahui perkembangan kegiatan perekonomian di Kabupaten

Lingga, akan dianalisis dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), struktur

perekonomian, kegiatan ekonomi sektoral. Pendekatan analisis dalam kajian ini

bersifat kuantitatif dan deskriptif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran

mengenai kondisi dan potensi kegiatan perekonomian diwilayah serta implikasi dari

kondisinya tersebut kepada kemungkinan untuk mengembangkan ekonomi wilayah.

3.4.1 Distribusi PDRB Kabupaten Lingga

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator

yang mempengaruhi perkembangan suatu wilayah, terutama yang menyangkut

perkembangan kegiatan usaha/sektor. Pembahasan Pendapatan Domestik Regional

Bruto meliputi perkembangan dan proyeksinya serta pola kontribusi dari setiap

sektor. Dalam melihat perkembangan perekonomian yang ada di Kabupaten Lingga,

maka sangat penting untuk melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Lingga sendiri. Untuk dapat lebih jelasnya maka dapat dilihat pada table

berikut :

Page 38: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

117

Tabel III.17Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lingga

(Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun 2007 - 2009 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHAAtas Dasar Harga Berlaku

2007 2008 2009 1. Pertanian 291.138,50 319.891,57 341.026,37 2. Pertambangan & penggalian 12.739,18 14.846,24 16.788,13 3. Industri pengolahan 95.856,61 97.754,57 98.849,42 4. Listrik, gas & air bersih 1.739,86 1.919,83 2.058,52 5. Bangunan 58.720,30 71.820,83 84.066,28 6. Perdag., hotel & restoran 150.064,72 177.543,78 202.711,26 7. Pengangkutan & komunikasi 66.334,34 79.590,85 91.045,95 8. Keu. persewaan, & jasa perusahaan 28.919,75 33.331,95 38.070,02 9. Jasa-jasa 36.056,13 41.664,85 46.882,28PDRB KABUPATEN LINGGA 741.569,41 838.364,37 921.498,23

Sumber : BPS Kabupaten Lingga

Berdasarkan data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2007 -2009 diatas

dapat kita ketahui bahwa Kabupaten Lingga memiliki sektor unggulan di sektor

pertanian. Dimana sektor pertanian memiliki kontribusi pemasukan terbesar yang

setiap tahunnya, Sedangkan sektor yang paling rendah kontribusinya adalah sektor

listrik, gas dan air bersih, mengingat wilayah Kabupaten Lingga tidak memiliki

potensi dalam bidang tersebut, sehingga nilai kontribusinya sangat rendah dibanding

sektor lainnya.Tabel III.18

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lingga(Atas Dasar Harga Konstan) Tahun 2007 - 2009 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHAAtas Dasar Harga Konstan

2007 2008 2009 1. Pertanian 206.878,66 215.910,88 223.596,65 2. Pertambangan & penggalian 8.449,68 9.355,48 10.359,33 3. Industri pengolahan 75.960,31 75.223,49 75.163,31 4. Listrik, gas & air bersih 712,25 759,90 804,01 5. Bangunan 25.313,17 28.641,86 32.411,13 6. Perdag., hotel & restoran 99.322,01 110.536,90 122.982,43 7. Pengangkutan & komunikasi 37.265,94 41.761,58 46.784,38 8. Keu. persewaan, & jasa perusahaan 19.610,82 21.897,44 24.438,17 9. Jasa-jasa 22.288,84 24.667,43 27.297,77PDRB KABUPATEN LINGGA 495.801,68  528.754,96  563.837,17

Sumber : BPS Kabupaten Lingga

Page 39: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

118

Untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2007 -2009 diatas dapat kita

ketahui bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar di Kabupaten Lingga,

hampir setiap tahunnya. Sedangkan yang memberikan nilai kontribusi terkecil

terdapat pada sektor listrik, gas dan air bersih.

3.4.2 Perkembangan Kegiatan Ekonomi Sektoral

A. Tanaman Pangan

Sub sektor tanaman bahan makanan adalah merupakan salah satu sub sektor pada

sektor pertanian. Sub sektor tersebut mencakup tanaman ubi kayu dan ubi jalar. Luas

tanam ubi kayu tahun 2009 mencapai 31 Ha, apabila dibandingkan dengan tahun 2008

sebesar 102 Ha, maka terjadi penurunan sekitar 69,60 persen.

Produksi dari tanaman sayur - sayuran pada tahun 2009 mencapai 35,97 ton,

Produksi tertinggi didominasi oleh cabe yakni sebesar 13 ton, kemudian diikuti kacang

panjang sebesar 9,1 ton. Sebaliknya produksi terendah adalah sawi yaitu 1,6 ton.

Tabel III.19Produksi Bahan Makanan/Palawija Meneurut Komoditas

Per Kecamatan di Kabupaten Lingga Tahun 2009 (Ton)

No Kecamatan Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Talas Kacang Jumlah1. Singkep Barat 5,2 105 52 - - 162,22. Singkep 5,2 90 52 - 12 159,23. Lingga 7,8 120 52 - 16 195,84. Lingga Utara 5,2 90 52 - 16 163,25. Senayang - 60 52 - - 112

Jumlah Total 23,4 465 260 - 44 792,4Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lingga

Sebagian besar komoditi pertanian tanaman pangan ini adalah untuk memenuhi

konsumsi lokal. Rendannya produksi tanaman pangan tersebut, lebih disebabkan masih

terbatasnya kemampuan petani dalam melakukan intensifikasi, pemeliharaan tanaman

dan keterbatasan lahan untuk kegiatan ekstensifikasi karena faktor tutupan lahan.

Page 40: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

119

B. Perkebunan

Perkembangan luas tanaman dan produksi perkebunan rakyat tahun 2009 dapat

dilihat pada Tabel 3.20 Produksi Perkebunan pada tahun 2009 mencapai 16.749,753

ton. Produksi tertinggi didominasi oleh sagu sebesar 12.439,564 ton, kemudian diikuti

karet sebesar 3.117,949 ton.

Tabel III.20Luas Lahan Perkebunan Menurut Jenis Komoditas Per Kecamatan di

Kabupaten Lingga Tahun 2009No Komoditi Singkep

BaratSingkep Lingga Lingga

Utara Senayang

1. Karet 4182,4 3.507,07 1.081,23 282,89 221,502. Kelapa 687,42 1.256,40 440,31 270,98 132,353. Lada 19,75 7,01 19,06 16,41 10,844. Sagu - - 1.662,36 1.729,33 -

Jumlah Total 4.889,57 4.770,48 3.202,96 2.299,61 364,69

Komoditas wilayah membatasi kemampuan petani untuk kegiatan produksi,

adanya keterbatasan kondisi tanah yang lebih dominan tutupan batu, terbatasnyasarana

dan prasarana yang dapat dipergunakan untuk akses produksi. Selain itu, permasalah

utama lainnya dalam pengembangan kegiatan perkebunan adalah terbatasnya kegiatan

proses produksi.

C. Peternakan

Populasi ternak besar terdiri dari sapi, kambing dan babi pada tahun 2005 secara

berturut-turut adalah 1.613 ekor, 1.340 ekor, dan 580 ekor. Dan pada tahun 2009

populasi sapi tercatat 1.300 ekor, kerbau 3 ekor, kambing 624 ekor dan babi 320 ekor.

Bila dibandingkan tahun sebelumnya populasi ternak besar mengalami kenaikan untuk

sapi sebesar 6,12 persen, kambing mengalami penurunan sebesar 5,17 persen, dan babi

mengalami penurunan juga sebesar 1,53 persen.

Populasi unggas pada tahun 2009 berjumlah sama dengan tahun 2008 yaitu

sebanyak 73.272 ekor. Sementara itu populasi ayam petelur dan ayam pedaging tidak

mengalami perubahan dibanding tahun lalu sedikit peningkatan sebesar 1,1 persen.

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lingga

Page 41: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

120

Sebaliknya populasi itik mengalami kenaikan dari 120 di tahun 2008 menjadi 1897 ekor

di tahun 2009.

Tabel III.21Populasi Ternak Meneurut Jenis Per Kecamatan di Kabupaten Lingga

Tahun 2009 (Ekor)

No Kecamatan Sapi Kerbau Kambing Babi1. Singkep Barat 322 3 173 2312. Singkep 147 - 67 893. Lingga 582 - 190 -4. Lingga Utara 214 - 78 -5. Senayang 35 - 116 -

Jumlah Total 1.300 3 624 320Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lingga

D. Perikanan

Untuk sub sektor perikanan di Kabupaten Lingga pada umumnya adalah perikanan

laut. Pada tahun 2008 volume produksi perikanan laut sebesar 17.184,78 ton, pada

tahun 2009 bertambah menjadi 18.310,988 ton atau mengalami peningkatan sebesar

6,55 persen.

Jumlah kapal/perahu penangkap ikan dari tahun ke tahun cenderung mengalami

penambahan, namun untuk jumlah kapal/perahu di Kabupaten Lingga pada tahun 2009

mengalami penurunan dibanding dengan pada tahun 2008, yaitu sebesar 20,70 persen.

Tabel III.22Volume Produksi Perikanan Laut dan Perikanan Darat Per Kecamatan di

Kabupaten Lingga Tahun 2009 (Ton)

No KecamatanPerikanan Laut Perikanan Darat Jumlah

TotalPenangkapan Budidaya Budidya Air Tawar1. Singkep Barat 4.291,842 43,755 − 4.335,5972. Singkep 2.248,108 1,033 0,0007 2.249,1413. Lingga 3.559,504 2,768 0,0158 3.562,2884. Lingga Utara 2.435,450 1,927 0,006 2.437,3835. Senayang 5.722,456 4,122 - 5.726,578

Jumlah Total 18.257,360 53,605 0,023 18.310,988Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lingga

Page 42: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

121

Hasil penangkapan nelayan umumnya bersifat fluktuasi, karna disebabkan oleh

adanya hambatan faktor ombak dan arus kuat serta peralatan yang digunakan nelayan.

Serta permasalahan lainnya adalah kurangnya modal untuk lebih mengembangkan

peralatan penangkapan ikan.

3.4.3 Sumberdaya Pariwisata

Berikut ini merupakan beberapa obyek wisata yang potensial untuk

dikembangkan dan dipasarkan di wilayah studi Kabupaten Lingga, yang

dikelompokkan kedalam empat kelompok wisata, diantaranya:

1. Obyek wisata alam

2. Obyek wisata minat khusus

3. Obyek wisata situs dan makam

4. Obyek wisata budaya

Selain itu, obyek-obyek wisata ini, difokuskan pengembangannya yaiyu pada

obyek wisata, karena pada pengembangannya terkait erat dengan keruangan yang

perlu penataan.

Tabel III.23Obyek Wisata menurut Kecamatan di Kabupaten Lingga

Tahun 2009Kecamatan Objek Wisata

Singkep Barat Air Terjun Cik Latif Pulau Pekajang Pasir Keliling Pulau Serak Sumur Hangtuah Pantai Marok Tua Pantai Pasir Bulan Ait Terjun Tg. Baru Bukit Tomang

Singkep Pantai Batu Berdaun Pantai Cemara Pantai Nusantara Pemandian Batu Ampar Pemandian Air Panas Pantai Tg. Sawang Pantai Kute Pantai Penat

Page 43: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

122

Kecamatan Objek Wisata Pemandian Air Bedegam Pantai Indah Sergang Laut Gunung Muncung Pagoda Gedung Nasional Pantai Singa Masjid Azzulfa Pasar Dabo Meriam Pulau lalang Cetya Darma Ratna Pulau Berhala Pantai Tanjung Jodoh

Lingga Perkampungan Damnah Pendakian Bukit Permata Pendakian Gunung Daik Benteng Bukit Cening Benteng Mepar (Desa Wisata P. Mepar) Pantai Teluk Mabok Pantai Pasir Panjang Karang Bersulam Batu Buaya/Batu Babi Monumen Mini Khatulistiwa Pantai Serim Benteng Kuala Daik Komplek Makam Bukit Cengkeh Air Terjun Tanda Air Terjun Hulu Daik Masjid Lama Masjid Sultan Lingga Rumah Jil Benteng Kubu Parit Benteng Tanjung Cengkeh Sungai Tanda Lubuk Batang Lubuk Patimah Lubuk Solok Perkampungan Suku Laut Desa Kelumu Pantai Mempanak Pantai Busung Penuba Air Terjun Kado

Lingga Utara Pancur (Wisata Belanja) Air Terjun Resun (Desa Wisata Resun) Pantai Dungun

Page 44: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

123

Kecamatan Objek Wisata Kelenteng Sambau

Senayang Pulau Belading Pulau Pena’ah (Kmp. Wisata P. Pena’ah) Pantai Tajur Biru Pulau Mensemut Pulau Buaya Pulau Laboh Pantai Indah Belakang Senayang Pulau Adu P. Benan dan Sekitarnya Pulau Duyung Pantai Indah Pantai Buaya Pantai dan Laut Pulau Gelombang Batu Duyung Pulau Mahmud Pulau Mensanak Pulau Burung Busung Perkampungan Suku Laut Pulau Penaah Belakang Hantu

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lingga

3.5 Kondisi Sosial

Perkembangan suatu wilayah pada dasarnya sangat ditentukan ketersediaan

infrastruktur pendukungnya. Sarana prasarana pendukung dirasakan sangat penting

dalam rangka peningkatan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di Kabupaten

Lingga, diantaranya adalah transportasi dan perdagangan. Bila fasilitas penunjang

tersebut cukup tersedia, maka masyarakat akan lebih akses ke produksi maupun

pemasaran.

3.5.1 Kondisi Sarana Prasarana Transportasi

Sarana transportasi dalam percepatan pertumbuhan ekonomi adalah

tersediannya sarana dan prasarana, baik darat, udara dan terutama laut. Semuanya

nanti bias berperan dalam proses produksi, koleksi, hingga distribusi barang dan jasa.

Selain itu juga untuk membuka isolasi wikayah serta memperlancar pergerakan

penduduk.

Page 45: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

124

A. Transportasi Darat

Jalan merupakan salah satu prasarana pengangkutan darat yang penting untuk

memperlancar kegiatan sektor perekonomian. Dengan semakin meningkatnya usaha

pembangunan, maka akan pula menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk

memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu

daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kabupaten Lingga pada tahun 2009 mencapai 504,65 km. Pada

tahun tersebut jalan yang diaspal sebesar 46,7 persen dari total panjang jalan yang

ada.

Tabel III.24Panjang Jalan Dirinci menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan di Kabupaten Lingga

Tahun 2009

No Jenis Jalan Jenis permukaan JumlahTotalBeraspal Kerikil Tanah

1. Jalan Negara 44,1 10,3 - 54,402. Jalan Propinsi 57,9 18,6 9 85,503. Jalan Kabupaten 133,77 32,25 198,72 364,74

Jumlah Total 235,77 61,15 207,72 504,640Sumber: Dinas Perkerjaan Umum Kabupaten Lingga

B. Transportasi Laut

Angkutan laut merupakan sarana perhubungan yang sangat vital dan strategis

bagi masyarakat Kabupaten Lingga sebagai daerah kepulauan. Oleh karena itu, maka

pembangunan di bidang pelayaran terus ditingkatkan dan diperluas termasuk

penyempurnaan manaje-men dan dukungan fasilitas pelabuhan. Di Pelabuhan Dabo

Singkep, angkutan barang luar negeri yang dimuat pada tahun 2009 mencapai

853.935 ton. Berbeda dengan angkutan barang antar pulau, maka pada tahun 2009

barang yang dibongkar pada angkutan antar pulau tercatat sebesar 105.078 ton.

Tabel III.25Banyak Barang antar Pulau yang Dibongkar dan Dimuat Dirinci

menurut Bulan di Dabo Singkep Tahun 2009

Page 46: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

125

No. Bulan Bongkar (Ton) Muat (Ton)1. Januari 8.881 1.2342. Pebruari 2.575 4603. Maret 4.524 6054. April 2.190 3.4075. Mei 50.182 2.6396. Juni 3.237 2.6957. Juli 5.335 4918. Agustus 2.502 4779. September 7.091 1.20710. Oktober 2.491 41311. Nopember 3.175 58612. Desember 12.895 625

Jumlah Total 105.078 14.839Kantor: Pelabuhan Dabo Singkep

C. Transportasi Udara

Lalu lintas pesawat dan penumpang dari dan ke Kabupaten Lingga melalui

Bandara Dabo Singkep tahun 2009 terlihat cukup berfluktuasi. Jika dilihat selama

tahun 2009 lonjakan penumpang yang datang dan berangkat dari Bandara Dabo

Singkep terjadi pada bulan Januari. Untuk bongkar muat bagasi, barang, dan pos

paket perkembangannya juga bervariasi.

Tabel III.26Banyak Pesawat Udara Yang Datang dan Berangkat

Melalui Bandara Dabo Singkep Tahun 2009No. Bulan Bongkar (Ton) Muat (Ton)1. Januari 18 182. Pebruari 16 163. Maret 14 144. April 15 155. Mei 14 146. Juni 6 67. Juli 15 158. Agustus 17 179. September 16 16

10. Oktober 9 9

Page 47: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

126

No. Bulan Bongkar (Ton) Muat (Ton)11. Nopember 14 1412. Desember 5 5

Jumlah Total 159 159Sumber: Kantor Bandar Udara Dabo Singkep

3.5.2 Sarana Kegiatan Sosial

Untuk mengetahui perkembangan kegiatan sosial, maka akan dilihat pada

ketersediaan sarana pendidikan dan kesehatan. Masalah kesehatan dan pendidikan

akan menjadi hal penting, karena hal ini merupakan faktor yang sangat mendukung

keberhasilan dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia di wilayah Kabupaten

Lingga.

A. Sarana Pendidikan

Salah satu dari keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas melalui jalur pendidikan.

Pemerintah berupaya untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Wajib belajar 6 tahun yang dilanjutkan dengan wajib belajar 9 tahun

serta program pendidikan lainnya adalah bentuk upaya pemerintah dalam rangka

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang pada akhirnya akan tercipta

sumber daya manusia tangguh yang siap bersaing pada era globalisasi.

Ketersediaan fasilitas pen-didikan baik sarana maupun pra-sarana akan sangat

menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Gambaran secara umum dari

perkembangan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga dapat

dilihat sebagai berikut :

a) Pendidikan Dasar

Pada tahun 2009/2010, Taman Kanak - Kanak berjumlah 11 sekolah, 569

murid dan 50 guru dengan rasio murid terhadap guru 11,4 dan rasio murid terhadap

sekolah 51,7. Selanjutnya pada tahun yang sama Sekolah Dasar berjumlah 125 buah dan

SLTP berjumlah 33, dengan rasio murid terhadap guru 8,5 untuk SD dan 11 untuk SMP.

b) Pendidikan Menengah

Page 48: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

127

Data statistik pendidikan menengah terbatas pada SMA dan SMK di

lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga saja. Pada tahun 2009/2010 terdapat

7 SMA dan 3 SMK dengan jumlah murid SMA sebesar 2.060 dan murid SMK sebesar

297, sedangkan jumlah guru SMA 149 orang dan guru SMK 34 orang. Rasio murid

terhadap guru SMA 13,8 dan SMK 8,7.

Tabel III.27Banyaknya Sarana Pendidikan di Kabupaten Lingga

Tahun 2009/2010

No Kecamatan Jumlah Fasilitas (unit)TK SD SMP SMU/SEDERAJAT

1. Singkep Barat 1 19 7 12. Singkep 5 25 5 53. Lingga 2 30 8 24. Lingga Utara 2 15 4 15. Senayang 1 38 11 4

Total 11 127 32 13Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Tahun 2009

Fasilitas pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) pada umumnya telah tersebar

cukup merata di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga, bahkan di beberapa

kecamatan terdapat lebih dari satu gedung SD. Sebaliknya pada tingkat SMP, fasilitas

sudah cukup menyebar disetiap kecamatan. Sedangkan untuk tingkat SMU/Sederajat

fasilitas hanya terdapat di masing-masing ibu kota kecamatan. Kondisi tersebut cukup

membantu penduduk usia sekolah yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan

mereka.

B. Sarana Kesehatan

Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila

pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka dengan sendirinya tentu akan

meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung. Selain dari itu, pembangunan

kesehatan juga memuat mutu dan upaya kesehatan yang sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan dari fasilitas kesehatan dengan menciptakan akses pelayanan kesehatan

dasar yang didukung oleh sumber daya yang memadai seperti : rumah sakit, puskesmas,

adanya tenaga kesehatan dan ketersediaan obat

Page 49: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

128

Upaya yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah dalam menyediakan

fasilitas kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan

balai pengobatan tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Tenaga kesehatan me-rupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan

karena dengan bantuan mereka banyak kemungkinan penyakit dapat disembuhkan.

Jumlah dokter umum tahun 2009 tercatat 18 orang , dokter spesialis 3 orang dan dokter

gigi sebanyak 10 orang.Untuk jumlah paramedis mengalami peningkatan, dimana pada

tahun 2009 jumlah paramedis sebanyak 248 orang dibandingkan pada tahun 2008 yang

hanya sebesar 188 orang.

Tabel III.28Banyaknya Sarana Kesehatan di Kabupaten Lingga

Tahun 2009

No Kecamatan Rumah Sakit

PuskesmasPuskesmas pembantu

Puskesmas Keliling

BalaiPengobatan

PoliklinikDesa

1. Singkep Barat - 1 7 1 - 72. Singkep - 2 4 3 - 43. Lingga 1 1 12 1 - 104. Lingga Utara - 1 6 - - 65. Senayang - 2 7 2 - 18

Jumlah Total 1 7 36 7 - 45Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Ling

Jika dibandingkan antara jumlah penduduk (89.736 jiwa) dengan sarana

prasarana kesehatan dan tenaga medis yang tersedia nampak belum memadai. Dari

uraian tersebut, diketahui bahwa tidak seimbangnya rasio jumlah penduduk terhadap

fasilitas kesehatan yang tidak terlalu ada disetiap pulau sehingga masyarakat relatif sulit

menjangkaunya sehingga berpotensi angka kejadian penyakit akan semakin besar pula.

C. Keagamaan

Pembangunan dibidang fisik harus diimbangi dengan pembangunan dibidang

mental spiritual, sehingga diharapkan akan ada keseimbangan dan keserasian antara

Page 50: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

129

kepentingan duniawi dan ukhrawi. Kehidupan beragama yang harmonis antara umat

beragama di Kabupaten Lingga telah terjalin dengan kokoh. Melaksanakan ibadah

haji merupakan salah satu rukun Islam. Jumlah jemaah haji dari Kabupaten Lingga

yang diberangkatkan pada tahun 2009 adalah sebanyak 45 orang atau naik 25 persen

dibandingkan dengan tahun 2008.

Tabel III.29Banyaknya Sarana Peribadatan di Kabupaten Lingga

Tahun 2009

No Kecamatan Masjid MushalaGereja

ProtestanGereja Katolik

Pura Kekenteng Vihara

1. Singkep Barat 43 1 3 1 - 4 -2. Singkep 23 38 3 1 - 1 13. Lingga 22 7 1 1 - 5 24. Lingga Utara 34 4 1 1 - 2 15. Senayang 32 29 1 - - 3 -

154 79 9 4 - 15 4Sumber: Departement Agama Kabupaten Lingga

Fasilitas peribadatan pada umumnya telah tersebar dengan merata pada setiap

kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga. Dengan demikian masyarakat dapat

menikmati fasilitas dengan aman dan nyaman.

3.5.3 Jaringan Listrik, Telekomunikasi, Air Bersih

Sebagian besar kebutuhan listrik di Kabupaten Lingga dipenuhi oleh PT.

Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pada tahun 2008 total daya terpasang sebanyak

4.382 kwh dengan produksi sebesar 15.755.975 kwh. Sedangkan pada tahun 2009

daya terpasangnya lebih tinggi sebesar 5.632 kwh dengan produksi listrik yang

dihasilkan sebesar 17.563.178 kwh.

Ketersediaan air minum yang sehat sangat dibutuhkan masyarakat. Seperti

pada tahun sebelumnya, pada tahun 2009 jumlah perusahaan air minum di Kabupaten

Lingga mencapai dua perusahaan. Untuk jumlah tenaga kerja yang berkerja di kedua

perusahaan tersebut ada sebanyak 25 orang. Seiring meningkatnya ke-butuhan

masyarakat akan air minum yang bersih dan sehat, jumlah air minum yang telah di

Page 51: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/32145/1/Bab III - Gambaran Umum.doc · Web viewSebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri (Provinsi Riau). Tabel III.1 Banyaknya

130

distribusikan tahun 2009 sebanyak 194.240 meter kubik dengan pelanggan sebanyak

780 orang di PDAM Cabang Daik sementara di PDAM cabang Dabo didistribusikan

sebanyak 429.933 meter kubik dngan pelanggan sebanyak 2.046 orang.

Pelayanan pos saat ini tidak hanya melayani jasa pengiriman surat - menyurat

saja, sering dengan perkembangan jaman, pelayanan jasa pos jauh lebih kompleks

dengan berbagai pe-layanan yang ditawarkan oleh PT. Pos Indonesia. Untuk

memperluas jangkauan pelayanan, pemerintah telah banyak membangun kantor pos

baru. Surat tercatat yang dikirim tahun 2009 sebanyak 487 surat. Surat kilat khusus

yang diterima dan dikirim masing-masing sebanyak 5.307 dan 5.771 surat. Sedangkan

jumlah paket pos diterima sebanyak 343 paket dan dikirim sebanyak 230 paket.