ii. tinjauan pustakaii. tinjauan pustaka a. alat dan mesin pertanian menurut riyansah (2008) alat...
TRANSCRIPT
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Riyansah (2008) alat dapat didefinisikan sebagai perkakas
sederhana yang berguna meringankan dan mempermudah pekerjaan sehingga
dapat mengurangi tenaga manusia. Sedangkan mesin diartikan sebagai suatu
alat yang digerakkan secara mekanis, yang disertai dengan adanya perubahan
dari satu bentuk energi ke dalam bentuk energi lainnya (Pratomo, 1983).
Aplikasi teknologi dan manajemen alat dan mesin di bidang pertanian
dikenal dengan mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian ini mencakup
aplikasi atau penggunaan alat dan mesin dalam kegiatan prapanen hingga
pascapanen yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian
(Priyanto, 1997). Menurut Daywin et al. (1992) tujuan utama dari penggunaan
alat dan mesin di bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas
kerja petani dan merubah pekerjaan berat menjadi ringan dan menarik.
Ada beberapa cakupan dari alat dan mesin pertanian yaitu: Pertama,
alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pengolahan lahan. Pada
kegiatan ini dibagi atas pengolahan primer dan sekunder. Kedua, alat dan
mesin yang digunakan dalam kegiatan penanaman. Alat dan mesin ini dibagi
atas alat tanam padi dan alat tanam biji-bijian. Ketiga, alat dan mesin yang
digunakan dalam kegiatan pemeliharaan. Alat dan mesin ini dibagi atas
kegiatan alat kegiatan pemupukan dan alat kegiatan pengendalian hama dan
gulma. Kelima, alat dan mesin yang berperan dalam kegiatan pengairan atau
irigasi dalam proses budidaya pertanian. Keenam, alat dan mesin yang
digunakan dalam kegiatan panen dan kegiatan pascapanen. (Riyansah, 2008).
B. Traktor Roda Dua
Menurut Sakai et al. (1998) Traktor Roda Dua merupakan traktor
beroda dua yang digerakkan oleh motor penggerak (engine) dengan
menggunakan bahan bakar bensin, solar atau kerosin yang dapat dipakai untuk
mengolah tanah sawah atau tegalan dan mempunyai sifat serbaguna dengan
tenaga 2 sampai 10 Hp serta operatornya berjalan kaki.
5
Tenaga penggerak traktor roda dua selalu menggunakan internal
combustion engine yang dapat dibedakan terutama dari bahan bakarnya, yaitu
motor bensin dan motor diesel. Biasanya traktor roda dua menggunakan motor
penggerak dengan satu silinder. Sistem transmisi pada traktor roda dua
menggunakan sabuk dan gigi yang berfungsi untuk memindahkan tenaga ke
bagian yang bergerak lainnya. Putaran gigi dapat diatur atau diubah dengan
menggunakan kopling dan pengaturan putaran motor serta stering clutch yang
berfungsi untuk membelokkan traktor. Traktor roda dua juga dilengkapi
implemen untuk mengolah tanah seperti bajak singkal, bajak rotari, garu
penggulud, dan papan perata (Sakai et al., 1998).
Menurut ukurannya, traktor roda dua dapat diklasifikan menjadi 4 tipe
yakni (Sakai et al., 1998):
1. Tipe Mini Tiller (1.47 – 2.21 kW)
2. Tipe Traksi (2.99 – 4.42 kW)
3. Tipe Ganda (3.68 – 5.51 kW)
4. Tipe Gerak (5.51 - 10.30 kW)
Menurut Direktorat Alat dan Mesin Departemen Pertanian RI tahun
2002, traktor roda dua memiliki kapasitas kerja sebesar 20-30 ha/musim
dengan 8 jam kerja/hari dan 50-60 hari kerja/musim. Menurut Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang Pertanian) traktor roda dua
dengan daya 8.5 Hp memiliki kapasitas kerja sebesar 25 ha/musim dengan 8
jam kerja/hari dan 90 hari kerja/tahun.
C. Perontok Padi Bermotor (Power Thresher)
Menurut Purwono (1992) prinsip kerja perontok (thresher) padi yaitu:
1. Cara thresher merontokkan padi dengan melepas bulir-bulir gabah dari
tangkai atau malai untuk kemudian memisahkannya.
2. Pelepasan bulir gabah dari tangkai atas dasar tarikan, pukulan, dan gesekan
serta kombinasi dari masing-masing itu.
3. Bagian thresher yang berfungsi untuk melepaskan bulir gabah adalah gigi
perontok.
6
Menurut tenaga penggerak dan cara kerjanya, thresher padi dapat
dibedakan menjadi tiga (Purwono, 1992):
1. Pedal Thresher
Menurut Purwono (1992) pedal thresher adalah alat perontok yang
digerakkan oleh kaki operator. Pada saat perontokan, padi dipegang dan
bagian malai diumpankan pada bagian atas silinder perontok berputar.
Menurut Direktorat Alat dan Mesin Pertanian (2002) kapasitas kerja dari
pedal thresher yaitu berkisar antara 75–100 kg/jam dengan 6 jam
kerja/hari dan 30 hari kerja/musim.
2. Power Thresher
Menurut Purwono (1992) perontok padi bermotor (power thresher)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 merupakan perontok padi yang
digerakkan oleh motor bahan bakar atau motor listrik melalui sistem
transmisi. Biasanya besar tenaga motor yang digunakan tergantung ukuran
perontoknya (Riyanto, 1994). Purwono (1992) juga menyatakan bahwa
pada umumnya power thresher sudah dilengkapi dengan unit pembersih
berupa saringan dan kipas penghembus untuk memisahkan tangkai atau
jerami, daun, dan gabah hasil perontokan. Pengumpanan padi yang
dirontokkan dengan cara memegang tangkai padi dan bagian malai
diletakkan di bawah atau di atas silinder perontok (Purwono, 1992).
Perontokan dengan power thresher menggunakan motor sebagai
penggeraknya mempunyai kapasitas perontokan sebesar 420 kg gabah/jam
hingga mendekati 1 ton gabah/jam (Dewa, 1998). Menurut Direktorat Alat
dan Mesin (2002), power thresher padi memiliki kapasitas kerja sebesar
600 – 800 kg/jam dengan 8 jam kerja/hari dan 25 hari kerja/musim.
3. Automatic Thresher
Automatic thresher merupakan alat perontok berpenggerak motor
yang disempurnakan dengan menambah alat pengumpan otomatis yang
berupa seperangkat alat terdiri dari rantai (bergerak paralel dengan silinder
perontok), spring (pegas) dan rail (semacam batangan logam yang
menekan rantai) (Purwono, 1992).
7
D. Rice Milling Unit (RMU)
Rice Milling Unit (RMU) termasuk dalam penggiling padi kecil yang
kompak dan lengkap. Menurut Patiwiri (2006) penggilingan padi kecil adalah
unit peralatan teknik yang merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi
satu kesatuan utuh yang berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras
dengan kapasitas lebih kecil 2 (dua) ton per jam gabah kering giling. Skema
proses dari penggilingan gabah kecil tipe lengkap dapat dilihat pada Gambar
2.
Gambar 2. Penggilingan padi kecil tipe lengkap (Patiwiri, 2006).
Pada tipe RMU (lengkap) terdapat empat proses, yaitu: proses
pembersihan gabah, proses pecah kulit, proses pemisahan gabah dengan beras
pecah kulit, dan proses pemutihan beras pecah kulit, serta pemindahan bahan
antarmesin menggunakan elevator. Meskipun peralatan yang digunakan telah
dikategorikan lengkap, akan tetapi peralatan yang digunakan masih sederhana
(Patiwiri, 2006).
Menurut Patiwiri (2006) pula, industri penghasil peralatan
penggilingan padi kecil tipe lengkap yang umum dikenal di Indonesia adalah:
(1) Satake Engineering Co dari Jepang, (2) Yanmar Engineering Co dari
Jepang, (3) Nippon Sharyo dari Jepang, (4) PT Agrindo dari Indonesia, dan
(5) industri local dari Indonesia.
EE. Sistem I
D
saling be
menerim
terorgan
M
yang be
melaksan
pemrose
bagi pro
diartikan
mengatu
(Mannin
Gambar
S
terintegr
Informasi Dilihat dari
erhubungan
ma masukan
isasi (O’Brie
Menurut Sim
ekerja sama
nakan pengo
esan data un
oses pengam
n sebagai s
ur perolehan
no, 2001). K
3.
G
Sistem infor
rasi, sistem
definisinya,
dan bekerjas
dan mengh
en, 1999).
mkin (1987),
baik secara
olahan data y
ntuk mengha
mbilan keputu
suatu kump
n, penyimp
Komponen d
Gambar 3. K
rmasi dapat
manusia-m
, sistem ada
sama untuk m
hasilkan kelu
, sistem info
a manual m
yang berupa
asilkan infor
usan. Selain
pulan komp
panan, man
dari sistem
Komponen si
t pula dide
mesin, untuk
alah sekump
mencapai su
uaran di dal
ormasi adala
maupun berb
a pengumpul
rmasi yang b
n itu, suatu s
onen yang
ipulasi dan
informasi i
istem inform
efinisikan se
k menyedia
pulan komp
uatu tujuan d
lam suatu pr
ah sekumpul
basis kompu
lan, penyimp
bermakna da
sistem inform
bekerja sa
n distribusi
ini dapat di
masi
ebagai sebu
akan inform
8
onen yang
dengan cara
roses yang
lan elemen
uter dalam
panan serta
an berguna
masi dapat
ama untuk
informasi
ilihat pada
uah sistem
masi untuk
9
mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak
komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan
serta basis data (Mannino, 2001). Whitten et al. (2003) mendefinisikan sistem
informasi sebagai kumpulan dari manusia, data, proses, informasi dan
teknologi informasi yang saling berinterkasi untuk mendukung kegiatan bisnis
serta mendukung dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
suatu pengguna atau manajemen.
Secara umum, fungsi utama sistem informasi ada tiga, yaitu (1)
mangambil data (data capturing/input), (2) mengolah, mentransformasikan
dan mengkonversi data menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi
(reporting/disseminating) kepada para pemakai sistem informasi (Dwipayana,
2007).
F. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem berbasis
komputer untuk mendayagunakan dan menghasilgunakan, penyimpanan,
pengolahan dan analisis data spasial (keruangan) serta data non spasial
(tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek
keruangan, baik yang berorientasi ilmiah, komersil, pengelolaan maupun
kebijaksanaan (Purwadhi, 1999). SIG mempunyai karakteristik sebagai
perangkat pengelola basis data, Data Base Management System (DBMS),
sebagai perangkat analisis keruangan (Spatial Analysis), dan juga sekaligus
sebagai proses komunikasi untuk pengambilan keputusan. Suatu SIG biasanya
dihubungkan dengan teknologi komputer yang bereferensi geografis, suatu
sistem terintegrasi yang dipakai sebagai aplikasi subtansial yang telah banyak
menarik perhatian di seluruh dunia.
Komponen SIG terdiri dari komponen yang sama pada Sistem
Informasi secara umum, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), brainware, netware dan dataware seperti pada Gambar 3. Kelima
komponen tersebut saling bersinergi membentuk suatu sistem yang utuh.
10
Secara umum keuntungan SIG pada perencanaan dan pengelolaan sumberdaya
alam adalah sebagai berikut (Kam et al., 1992):
1. Mampu mengintegrasikan data dari berbagai format data (grafik, teks,
digital dan analog) dari berbagai sumber.
2. Memiliki kemampuan yang baik dalam pertukaran data diantaranya
berbagai disiplin ilmu dan lembaga terkait.
3. Mampu memproses dan menganalisis data lebih efisien dan efektif
daripada pekerjaan manual.
4. Mampu melakukan permodelan, pengujian dan perbandingan antara
berbagai alternatif kegiatan sebelum dilakukan aplikasi di lapangan.
5. Memiliki kemampuan pembaharuan data yang efisien, terutama grafik.
Dengan berbagai keuntungan tersebut di atas, penggunaan SIG dalam
klasifikasi penggunaan lahan akan sangat membantu. Dalam klasifikasi
kesesuaian lahan yang membutuhkan fungsi tumpang tindih dari berbagai peta
tematik, dapat dilakukan oleh SIG. Kemampuan SIG mengintegrasikan
berbagai format data sangat dibutuhkan dalam klasifikasi kesesuaian lahan.
Data penggunaan lahan, jenis tanah, kondisi iklim dan data pendukung
lainnya, serta parameter-parameter klasifikasi akan diintegrasikan menjadi
satu kesatuan hingga dapat menghasilkan informasi kesesuaian lahan.
Kemampuan SIG menampilkan data dalam bentuk gambar (peta
digital) memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang diinginkan,
sebagai contoh untuk melihat daerah yang tidak sesuai dengan komoditi
tertentu, perubahan penggunaan lahan dan lain sebagainya dengan mudah
dapat ditampilkan dengan SIG. Klasifikasi kesesuaian lahan dengan
pendekatan SIG memungkinkan pengembangan database dalam bentuk sistem
informasi berorientasi geografis.
G. Database Management System (DBMS)
Database Management Systems (DBMS) atau dalam bahasa Indonesia
disebut Sistem Manajemen Basis Data adalah koleksi terpadu dari sekumpulan
program (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan merawat database
(Post, 1999). Menurut Whitten et al. (2003) Sistem Manajemen Basis Data
11
merupakan perangkat lunak (software) khusus yang diciptakan suatu
perusahaan komputer, yang digunakan untuk menciptakan, mengakses,
mengatur, dan memenej basis data. Pada awalnya DBMS digunakan untuk
mendukung penyimpanan dan pengambilan data. Sejalan dengan permintaan
pasar dan inovasi produksi, penerapan DBMS meluas meliputi aktivitas lain
yang lebih luas seperti penyediaan kesempatan yang luas untuk akuisisi,
diseminasi, pengambilan dan pemformatan data (Mannino, 2001).
DBMS merupakan salah satu alat penting dalam berbisnis dan sistem
informasi manajemen. Aplikasi komputer yang sudah dibangun dapat diubah
oleh DBMS dan juga merubah cara mengatur (manajemen) perusahaan.
Pendekatan awal dari basis data dengan menggunakan premis yang merupakan
aspek penting adalah data yang disimpan (Post, 1999).
Sistem informasi berbasis data memberikan keuntungan yang
signifikan dibandingkan data konvensional (Post, 1999). Keuntungan yang
dapat diperoleh:
1. Data menjadi sumberdaya bersama (shareable resources) dari berbagai
pengguna (user) maupun program aplikasi.
2. Metoda untuk akses dan perawatan data menjadi baku dan konsisten.
3. Tidak terjadi redudansi data dan variasi struktur data.
4. Data tidak tergantung pada perubahan program aplikasinya (data
independence).
5. Keterkaitan logik antar data terpelihara.
Menurut Post (1999) komponen-komponen dasar dari suatu sistem
manajemen basis data adalah sebagai berikut:
1. Database engine, berperan dalam penyimpanan, pengambilan kembali,
dan updating data.
2. Data dictionary, data dictionary dibuat dalam bentuk tabel dalam suatu
database.
3. Query prosesor, semua operasi dalam database dapat dijalankan dengan
query language. Dengan bantuan database engine, data yang diinginkan
user dapat ditampilkan ke layar monitor.
12
4. Report writer, komponen berfungsi untuk membuat laporan dengan
berbagai tipe dan spesifikasi yang ingin ditampilkan dan atau dihitung.
5. Form regenerator, berfungsi untuk menciptakan input/output form
database sehingga lebih menarik dalam segi tampilan.
6. Application generator, laporan dan bentuk form yang dirancang untuk user
tertentu karena mempunyai fungsi input/output spesifik.
7. Communication and integration, perlengkapan yang mendukung
keterkaitan dan kesatuan data pada bebrapa database apabila dijalankan
pada mesin berbeda bahkan lokasi yang berbeda.
8. Security, komponen yang bertanggung jawab dalam memelihara keamanan
dan akses data. Komponen ini mampu mengenali level akses user,
memberikan atau membatasi waktu dan jenis akses pada user.
H. EntityRelationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Digram (ERD) merupakan salah satu pemodelan
data menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam bentuk
entitas-entitas dan relasi-relasi yang digambarkan oleh data tersebut. Entitas
merupakan kelas dari orang, tempat, objek, event, atau konsep tentang apa
yang dibutuhkan untuk mengambil dan menyimpan data. Setiap entitas
memiliki atribut, yaitu suatu properti yang deskriptif atau karakteristik dari
suatu entitas (Whitten et al., 2001). Notasi Entity Relationship Diagram ini
ditunjukkan pada Tabel 1.
Entitas dibedakan menjadi dua tipe, yaitu strong entity dan weak entity.
Strong entity adalah tipe entitas yang memiliki atribut key, dan keberadaannya
tidak tergantung pada entitas lain. Sedangkan weak entity merupakan entitas
yang tidak memiliki atribut key sendiri. Atribut key adalah atribut yang
nilainya berbeda untuk setiap entitas, dan bisa digunakan untuk
mengidentifikasi masing-masing entitas secara unik. Salah satu jenis atribut
lainnya adalah composite attribute, yaitu atribut yang dapat dibagi menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil yang merepresentasikan lebih banyak atribut
dasar dengan keterkaitan makna (Whitten et al., 2001).
Tabel 1.
R
entitas. A
Suatu re
Notasi EntitNotasi
Relasi adalah
Ada dua tip
elasi biner
ty RelationshN
E
E
Ass
E
E
car
Z
car
O
m
car
Zer
or
car
h suatu hub
e constraint
memiliki k
hip DiagramNama
Entity
Su
me
da
inf
Weak
Entity
Tip
ter
sociative
Entity
Tip
ya
key
dig
to-
Exactly
one
rdinality
Ins
ter
lai
Zero or
one
rdinality
Ins
ter
lai
One or
more
rdinality
Ins
ter
en
ro, one,
r more
rdinality
Ins
ter
sat
pa
bungan atau
t pada relasi
kardinalitas
m (Whitten eD
uatu objek
erepresemtasi
an berguna
formasi.
pe entitas
rgantung dari
pe entitas yan
ang merupaka
y entitas
gunakan untu
-many relatio
stance enti
rhubung ke te
in pada relatio
stance enti
rhubung ke m
in pada relatio
stance enti
rhubung ke
ntitas lain pada
stance enti
rhubung ke t
tu, atau bany
ada relationsh
keterkaitan
i yaitu kardi
yang men
t al., 2001) Deskripsi
k konseptu
ikan kesama
a untuk
yang keb
entitas lain.
ng memiliki p
an turunan d
lain. Tipe
uk menggant
onship.
itas ini h
epat satu inst
onship terseb
itas ini h
maksimal inst
onship terseb
itas ini h
minimal sat
a relationship
itas ini h
tidak sama s
yak instance
hip tersebut.
antara satu
inalitas dan
nspesifikasik
13
ual yang
aan atribut
menyimpan
beradaannya
primary key
dari primary
ini biasa
tikan many-
hanya bisa
ance entitas
but.
hanya bisa
tance entitas
but.
hanya bisa
tu instance
p tersebut.
hanya bisa
sekali, tepat
entitas lain
atau lebih
partisipasi.
kan jumlah
14
Investigasi Sistem
Analisis Sistem
Desain Sistem
Implementasi Sistem
Perawatan Sistem
keterhubungan dimana suatu entitas berpartisipasi. Sedangkan partisipasi
suatu entitas pada relasi ada dua macam yaitu total, dimana semua anggota
entitas terlibat pada relasi tersebut; dan relasi parsial, dimana tidak semua
anggota entitas terlibat dalam relasi tersebut (Whitten et al., 2001).
I. System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metode dalam
melakukan pengembangan suatu sistem. SDLC terdiri dari beberapa tahapan
yaitu investigasi (investigation) sistem, analisis (analysis) sistem, desain
(design) sistem, implementasi (implementation) sistem, dan pemeliharaan
(maintenance) sistem (O’Brien, 1999). Diagram alir dari tahapan-tahapan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram alir pengembangan sistem metode SDLC (O’Brien, 1999)
Post dan Anderson (2003) menyatakan bahwa terdapat kelemahan dan
kelebihan dari metodologi SDLC, seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.
15
Tabel 2. Kelebihan dan Kelemahan SDLC Kelebihan Kelemahan
Mudah dalam mengontrol Waktu pengembangan meningkat
Mudah memonitor proyek besar Dana pengembangan meningkat
Kejelasan tahap-tahap Sistem harus didefinisikan dari awal
Baik dalam mengevaluasi dana dan
penyelesaian rencana kerja
Kaku
Baik dalam dokumentasi Sulit untuk memperkirakan dana
Baik dalam mendefinisikan
kebutuhan pengguna
Input dari pengguna terkadang
terbatas
Mudah dalam perawatan
Mudah dalam desain dan
pengembangan sistem
Mentolerasi perubahan dalam
manajemen sistem informasi.
1. Investigasi sistem
Manfaat dari fase investigasi atau penyidikan dilakukan untuk
menentukan masalah-masalah atau kebutuhan yang timbul. Pada tahapan
investigasi sistem dilakukan perumusan masalah yang dihadapi oleh end
user, membuat solusi alternatif pemecahan masalah yang tersedia,
melakukan studi kelayakan (organisasi, ekonomi, teknik dan operasional)
analisis manfaat (baik yang terukur atau yang tidak terukur) terhadap
solusi alternatif, serta membuat perencanaan manajemen proyek
pengembangan (Post, 1999).
Tahapan investigasi sistem terdiri dari studi awal dan studi
kelayakan. Pada tahapan studi awal, dimana gagasan untuk membangun
sistem baru atau menyempurnakan sistem yang berjalan, diterima dan
dipelajari pada sistem yang berjalan paling awal (Sutabri, 2004). Studi
kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor utama yang akan
mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Tujuan studi kelayakan adalah mengevaluasi alternatif sistem
16
dan kemudian mengusulkan sistem yang paling nyata dan layak untuk
pembangunan sistem (Post, 1999).
2. Analisis sistem
Tahapan analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat
penting karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan
pada tahap selanjutnya. Proses analisis sistem dalam pengembangan
sistem informasi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan
masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta
membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan
atau dimodifikasi (Sutabri, 2004). Beberapa aktivitas dasar dari analisis
sistem diperlukan dalam pembangunan aplikasi secara cepat maupun
pembangunan proyek yang memerlukan waktu lama. Pada umumnya
aktivitas tersebut merupakan perluasan dari pelaksanaan studi kelayakan.
3. Desain sistem
Tahapan desain sistem merupakan prosedur untuk mengkonversi
spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan
pada sistem komputer organisasi. Selain itu, melakukan desain informasi
seperti content, form dan time. Mendesain format tampilan yang dapat
menghubungkan antara sistem dengan pengguna dan juga membuat proses
desain yaitu dengan cara mentransformasikan input menjadi output serta
membuat keamanan sistem. Menurut Whitten et al. (2003) tahapan desain
sistem dalam SDLC meliputi :
a. Desain basis data
Pada tahap desain data dilakukan pada desain struktur database
yang akan digunakan oleh sistem.
b. Desain proses
Aktivitas desain proses terfokus pada desain software berupa
program dan prosedur yang telah diusulkan.
c. Desain antar muka (user interface)
Desain user interface merupakan prototipe dimana model kerja
di desain dan dimodifikasi berulang kali menggunakan feedback dari
17
end user. Aktivitas pada desain user interface terfokus pada dukungan
interaksi antara end user dan aplikasi berbasis komputer.
4. Implementasi sistem
Tahap implementasi adalah untuk menyelesaikan desain sistem
yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program-program
dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa komponen yang
terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan bahwa
konversi sistem lama ke sistem baru dapat berjalan secara baik dan benar.
5. Pemeliharaan sistem
Tahap akhir SDLC melibatkan monitoring, evaluasi dan modifikasi
sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan oleh pihak
end user.
J. Internet dan Jaringan Komputer
Internet (interconnected network) adalah jaringan komputer yang
terdiri dari ribuan jaringan komputer independen yang dihubungkan satu
dengan yang lainnya. Internet juga didefinisikan sebagai sekumpulan jaringan
komputer yang menggunakan TCP (Transmission Control Protocol) atau IP
(Internet Protocol) yang saling terhubung, sehingga pengguna pada suatu
jaringan dapat menggunakan laysanan yang disediakan oleh TCP/IP untuk
mencapai jaringan lain (Agusrinaldy, 2006).
Pada awalnya internet merupakan suatu jaringan komputer yang
dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika, melalui proyek ARPA
(Advance Research Project Agency) yang disebut ARPANET. ARPANET
dibentuk secara khusus di empat universitas besar di Amerika, yaitu Stanford
Research Institut, University of California di Santa Barbara, University of
California di Los Angeles dan University of Utah. ARPANET akhirnya
diperkenalkan secara umum pada tahun 1972. Dengan berakhirnya era perang
dingin antara Amerika dan sekutunya Uni Sovyet, seluruh jaringan yang
tercakup pada ARPANET diubah menjadi TCP/IP dan selanjutnya menjadi
cikal bakal dari internet.
18
Menurut Agusrinaldy (2006) ada beberapa jenis jaringan komputer
lainnya yaitu:
1. Local Area Network (LAN)
LAN merupakan suatu jaringan yang terbatas dalam jarak atau area
setempat (local). Jaringan ini banyak digunakan dalam suatu perusahaan
yang berhubungan antara departemen-departemen dalam satu gedung.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN merupakan versi LAN yang memiliki mobilitas tinggi dan
biasanya digunakan di kota-kota besar.
3. Wide Area Network (WAN)
Jaringan dari sistem komunikasi data yang masing-masing node
berlokasi jauh (remote location) satu dengan yang lainnya. Jarak biasanya
mencakup daerah geografis yang luas dan sering kali mencakup sebuah
negara atau benua. WAN disebut juga dengan nama Remote Network atau
External Network atau Long Distance Network.
4. Jaringan tanpa kabel (Wireless Network)
Pada jaringan tanpa kabel jalur transmisi untuk arus informasi
diantara node dapat berupa microwave system, layer system atau satelite
system.
K. Server Side dan Client Side Programming
Ciri-ciri situs yang bersifat dinamis adalah bisa berinteraksi dengan
pengunjung situs, bisa menampilkan informasi-informasi yang berasal dari
basis data dan halaman-halaman web bisa berubah secara otomatis. Menurut
Sutisna (2007) Berdasarkan tempat dijalankannya perintah-perintah program
dalam halaman web, pemrograman web dapat dikategorikan menjadi dua,
yaitu Server-Side Programming dan Client-Side Programming.
1. Server-Side Programming
Pemrosesan kode dijalankan pada server, kemudian hasilnya
dikirim kepada klien untuk ditampilkan pada browser. Karena skrip
berjalan pada server, kode program tidak akan diketahui user. Yang
termasuk dalam server side adalah program jenis middleware seperti PHP,
19
ASP, Perl dan sebagainya. Program jenis middleware mampu
menerjemahkan dan menjalankan bahasa pemrograman web tertentu serta
memungkinkan berinteraksi dengan basis data.
2. Client-Side Programming
Kode program dijalankan pada komputer klien, kemudian hasilnya
ditampilkan pada browser. Skrip program yang termasuk client-side antara
lain HTML, XHTML, CSS, Javascrpit, VbScript dan sebagainya.
L. World Wide Web
World Wide Web (WWW) atau sering disebut Web, adalah jaringan
informasi yang menggunakan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol)
dan dapat diakses melalui suatu interface sederhana dan mudah digunakan
(Agusrinaldy, 2006). Web juga didefinisikan sebagai kumpulan dari banyak
dokumen, gambar, dan sumber lainnya yang saling berhubungan. Sumber-
sumber tersebut dihubungkan dengan hyperlink dan URLs. Hyperlink dan
URLs memungkinkan web server maupun mesin-mesin lain yang menyimpan
sumber informasi dan mengirimkan informasi tersebut menggunakan HTTP.
Selain HTTP, protokol yang sangat penting dalam penggunaan internet adalah
FTP (File Transfer Protocol). Penggunaan FTP sebagai protokol
memungkinkan beberapa operasi sebagai berikut :
a. Pemindahan files antar komputer.
b. Melihat direktori pada komputer yang terhubung.
c. Menghapus, memindahkan, dan mengganti nama files pada komputer lain.
d. Navigasi struktur direktori pada komputer yang terhubung.
e. Membuat dan menghapus direktori pada komputer yang terhubung.
Informasi dalam jaringan disajikan dalam format Hypertext yang
tersimpan pada berbagai server di seluruh dunia. HTML (Hyper Text Markup
Language) sebagai bahasa web memungkinkan web menampilkan citra, teks,
multimedia dan menyediakan instruksi bagi pengguna untuk mengatur
penampilan suatu dokumen dan menghubungkan saru dokumen dengan
dokumen lainnya.
20
M. Open Source
Menurut Coar (2006) Open Source tidak hanya berarti suatu hak atau
kebolehan akses terhadap source code. Coar (2006) juga menambahkan bahwa
terminologi distribusi di dalam perangkat lunak open source harus sesuai
dengan kriteria-kriteria berikut :
1. Free distribution
Lisensi yang didapat tidak akan membatasi pengguna untuk
menjual atau memberikan perangkat lunak. Lisensi juga tidak memerlukan
royalti atau biaya.
2. Source Code
Distribusi program juga harus disertai dengan source code
(program-program atau scripts terkait sebelum dikompilasi.
3. Derived Works
Lisensi harus mengizinkan pemodifikasian berikut derived works
lainnya, dan harus memungkinkan produk terkait didistribusikan dengan
ketentuan yang sama sebagaimana perangkat lunak aslinya.
4. Integrity of The Author’s Source Code
Lisensi secara explisit harus mengizinkan pendistribusian
perangkat lunak yang telah dimodifikasi.
5. No Discrimination Against Persons or Group
Lisensi yang didapat adalah sama baik untuk individu maupun
kelompok.
6. No Discrimination Against Fields of Endeavour
Lisensi yang diberikan adalah sama untuk semua bidang usaha.
7. Distribution of License
Hak yang terkait dengan program harus mengikat pihak-pihak yang
menerima distribusi produk terkait tanpa kebutuhan untuk pengeksekusian
lisensi tambahan oleh pihak-pihak tersebut.
8. License Must Not Be Specified to a Product
Hak yang terkait dengan program tidak tergantung pada program
yang menjadi bagian dari distribusi perangkat lunak tertentu.
21
9. License Must Not Restrict Other Software
Lisensi tidak boleh membatasi perangkat lunak lainnya yang
kebetulan didistribusikan bersama dengan perangkat lunak berlisensi
tersebut.
10. License Must Be Technology Neutral
Lisensi tidak menyebutkan ketentuan teknologi atau ’gaya’
antarmuka yang digunakan
N. Penelitian Terdahulu
Lestari (2003) membangun Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi
Lahan untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di
Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. SIG ini disajikan dalam format project
Arcview, yang bersumber dari data digital Arcinfo. SIG ini terdiri atas
informasi-informasi peta administrasi, peta kemampuan lahan dan kesesuaian
lahan bagi tanaman padi sawah serta dilengkapi data penyebaran dan status
ketersediaan traktor roda dua di kecamatan Jonggol. Klasifikasi kesesuaian
lahan berkenaan dengan data-data yang bersifat spasial (keruangan) yang
membutuhkan analisis geografis, sedangkan status ketersediaan traktor roda
dua berkenaan dengan data-data tabular yang membutuhkan analisis
matematik.
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah SDLC (System
Development Life Cycle) oleh O’Brien (1999). Untuk pemenuhan input data
dalam SIG dilakukan pengumpulan data yang memanfaatkan data sekunder,
baik data yang bersifat keruangan maupun data tabel yang meliputi data
vektor/grafis dan data tabel/atribut. Desain sistem meliputi rancangan proses
transformasi input menjadi output yang terdiri atas dua tahap yakni
penyusunan basis dan analisis data keruangan dan data atribut/label. Proses
kesesuaian lahan menggunakan sistem matching atau membandingkan,
mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan dengan kriteria kelas
kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan syarat tumbuh tanaman.
Dengan sistem ini, berlaku hukum minimum yaitu kelas kesesuaian lahan
ditentukan oleh nilai terkecil, dalam hal ini oleh parameter yang sifat
22
pembatasnya terberat atau yang paling sulit diatasi. Klasifikasi tanaman padi
sawah yang digunakan adalah FAO (1976).
Candra (2004) membangun Sistem Informasi Pemilihan Traktor Roda
Dua Berbasis Internet dengan PHP. Pembangunan sistem informasi tersebut
bertujuan untuk membantu dalam pemilihan traktor roda dua yang banyak
beredar di pasaran.
Pane (2006) membangun Sistem Informasi keberadaan alat dan mesin
pertanian di Indonesia berbasis Internet (Sikampi). Sistem informasi tersebut
dirancang dan dibangun menggunakan sistematika proses pengembangan
sistem, yang dikenal sebagai Sistem Development Life Cycle (SDLC).
Informasi yang disajikan meliputi : penjelasan sistem informasi dan
keanggotaan, profil lembaga/perusaahaan, detail spesifikasi produk alat dan
mesin pertanian (alsintan), cara pemesanan alsintan, kontak detail
lembaga/perusahaan, informasi terkini seputar keberadaan alsintan, serta
memberikan kemudahan dalam pencarian data alsintan. Sistem informasi ini
juga dilengkapi level akses anggota, yaitu registered publisher, dan super
admin.
Agusrinaldy (2006) membangun Sistem Informasi Monitoring
Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa berbasis web.
Sistem informasi ini dibangun dengan tujuan dapat meyajikan informasi
maupun data-data persebaran alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa. Pada
penelitian ini alat dan mesin pertanian dikelompokan berdasarkan fungsinya
yaitu, mesin pengolahan lahan, mesin penanam, alat pemupukan, mesin
pemberantasan hama, mesin perontok padi, mesin pengolah padi dan mesin
pompa air. Pada penelitian ini digunakan perangkat lunak MapServer untuk
membuat aplikasi GIS berbasis web. Tujuan aplikasi dibangun berbasis web
adalah untuk memperluas akses bagi masyarakat.
Dwipayana (2007) mengembangkan Sistem Informasi Kesesuaian Lahan
untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG dan SMS. Sistem
Informasi ini merupakan pengembangan Sistem Informasi yang telah
dibangun oleh Lestari (2003) dengan menambahkan aplikasi SMS. Aplikasi
SMS dibangun dengan tujuan memudahkan pengguna (user) dalam
23
mengakses informasi yang ada di dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis.
Sistem informasi yang dihasilkan diberi nama Gmap.
Aplikasi GMap dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman
Microsoft Visual Basic 6.0 dan MapObject 2.2, didukung dengan penambahan
komponen Mobile FBUS v.1.5, seperangkat PC dan telepon selular atau
modem GSM. Database yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
model data relasional yang dibangun dengan menggunakan Microsoft Access.
Aplikasi GMap terdiri dari dua bagian yaitu Aplikasi Sistem Informasi
Geografis dan Aplikasi SMS Sistem Monitoring tentang keadaan kesesuaian
lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Aplikasi
Sistem Informasi Geografis yang dibangun terdiri atas informasi-informasi
peta administrasi, penggunaan lahan, jenis tanah beserta sifat fisik dan
kimianya, kemampuan lahan, kondisi lahan dan kesesuaian lahan dari
Kecamatan Jonggol.