iain padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini,...

122

Upload: others

Post on 08-Aug-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 2: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 3: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 4: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 5: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 6: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 7: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 8: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 9: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak
Page 10: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya. Sehingga penulis dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah

dipilih Allah SWT menjadi utusan hasanah dalam menyampaikan risalah islam kepada ummat

islam khususnya dan kepada alam semesta pada umumnya.

Untuk mengakhiri perkuliahan di IAIN Padangsidimpuan maka menyusun skripsi

merupakan salah satu tugas yang harus di selesaikan untuk mendapat gelar sarjana. Skripsi ini

berjudul :” STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MA’HAD AL-JAMI’AH

IAIN PADANGSIDIMPUAN ,’’

Dalam menyusun skripsi ini banyak hambatan dan kendala yang di hadapi penulis karena

kurangnya ilmu pengetahuan dan literature yang ada pada penulis, akan tetapi berkat kerja keras

dan bantuan semua pihak akhirnya skripsi ini dapat di selesaikan. Untuk itu penulis mengucap

kan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Muhlison, M. Ag Sebagai pembimbing I dan Bapak Muhammad Yusuf Pulungan,

M.A yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan dan penyusunan

skripsi ini, mudah-mudahan bapak bertambah ilmunya dan panjang umur.

2. Bapak Dr. Ibrahim Siregar, MCL Selaku Rektor IAIN Padangsidimpuan , wakil Rektor

bidang Akademik dan pengembangan, lembaga wakil Rektor Bidang kemahasiswaan, dan

kerjasama, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam staf dan seluruh civitas Akademik IAIN Padangsidimpuan yang telah memberikan

dukungan kepada penulis selama dalam perkuliahan

3. Kepada seluruh Bapak/Ibuk Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan mulai dari

smester I sampai smester VIII sehingga penulis bisa menyusun skripsi ini, mudah-mudahan

ilmu yang di berikan semakin bertambah dan mendapat keberkahan.

4. Bapak kepala perpustakaan serta pegawai perpustakaan yang telah memberikan kesempatan

dan fasilitas bagi penulis untuk memperoleh buku-buku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

5. Bapak pimpinan Ma’had AL-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Ustadz dan Ustdzah bagian

administrasi serta civitas Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan telah membantu

penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan penulisan skripsi ini.

6. Teristimewa kepada keluarga tercinta (Ayahanda Harun Batubara dan Ibunda Nur Saifah

serta saudara Sari Baiyni, Lukman Hakim, Muhammad Arsyad, Muhammad Subhan,

Nurhidayati, Bintang Sahro, Muhammad Rahmat Hidayatullah, Ahmad Sibawehi yang paling

berjasa dalam hidup penulis yang telah banyak berkorban serta memberikan dukungan moril

dan materil demi kesuksesan penulis dalam menyelesaikan studi mulai dari tingkat dasar

sampai kuliah di IAIN Padangsidimpuan, Do’a dan usahanya yang tidak mengenal lelah

memberikan dukungan dan harapan dalam mnyelesaikan skripsi ini semoga Allah nantinya

dapat membalas perjuangan mereka dengan surga FirdausNya.

7. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu memberikan bantuan dan sebagai teman diskusi di IAIN

Padangsidimpuan, terimakasih juga kepada rekan-rekan seperjuangan di stambuk 10

khususnya PAI-2 (Aspan Pardomuan harahap, SiskaHarahap, Sittong Siregar) Dan From

kos’’(Bapak Habib, dan Ibu Hidayanti, serta saudara Bintang Sahro, siska, Devi, Evi, Ainun,

Hodni, Fatma) yang tak pernah lelah mengingatkan dan menyemangati penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

Bantuan, bimbingan dan motivasi yang telah bapak/ibu dan saudara-saudara berikan

amatlah berharga, dan penulis tidak dapat membalasnya. Semoga Allah dapat memberi

imbalan dari apa yang bapak/ibuk dan saudara-saudara berikan kepada penulis

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan dan

kekurangan yang di akibatkan keterbatasan penulis dalam berbagai hal. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman untuk kesempurnaan skripsi

ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita dan mendapat ridhodariNya.

Padangsidimpuan 07-09 -2016

Penulis

BULAN PURNAMA

NIM: 10 3100048

Page 12: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

ABSTRAKSl

Nama :BulanPurnama

Nim :10310048

Judul :Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan

Kemampuan bahasa Arab yang ada pada diri mahasantri sangatlah di pengaruhi oleh

strategi dosen dalam pembelajaran bahasa Arab, itu lah sebabnya dosen bahasa Arab harus

mempunyai strategi khusus dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab mahasantri. Rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi pembelajaran bahasa Arab di Ma’had

Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, apa saja factor pendukung dan penghambat pembelajaran

bahasa Arab. Bagaimana solusi kendala-kendala pembelajaran bahasa Arab.Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui strategi dosen dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab

mahasantri. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dosen dalam meningkatkan

kemampuan bahasa Arab mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan. Untuk

mengetahui solusi kendala-kendala pembelajaran bahasa Arab mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah

IAIN Padangsidimpuan. Kegunaan penelitian adalah sebagai mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) dalam bisang ilmu pendidikan Islam. Menambah wawasan dan pengetahuan

penulis khususnya. Melatih penulis dalam mempraktekkan ilmu pengetahuan yang pernah

didapat saat duduk di bangku perkuliahan.

Pembahasan penelitian ini berkaitan dengan strategi pembelajaran bahasa Arab.

Sehubungan dengan itu, teori-teori yang digunakan adalah Strategi Pembelajaran bahasa Arab.

Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Arab. Metode pembelajaran bahasa Arab.

Penelitian yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif

deskriptif/field research (riset lapangan),dan instrumen pengumpulan datanya dengan observasi,

wawancara, kepada mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dan kepada para dosen

yang mengajar di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpun, serta ustadzah Pembina asrama

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, begitu juga dengan ukhti musrifah dan mahasantri,

yang tinggal di Ma’had AL-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat di ketahui, bahwa stategi dalam meningkatkan

kemampuan bahasa Arab supaya mahir dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab yang benar

ialah dengan menggunakan strategi yang baik, adapun strategi yang di laksanakan dosen dalam

meningkatkan kemampuan bahasa Arab mahasantri, bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan ialah dengan menggunakan metode Jigsaw (bervariasi), metode ini sudah

menggabungkan kemampuan dalam bahasa Arab yaitu kemampuan membaca menulis,

mendengarkan, menghafal, dan bercakap-cakap. Adapun kendala-kendala yang di hadapi dalam

meningkatkan kemampuan bahasa Arab ada yang berasal dari factor internal: a) minat dan

motivasi santri, b) tingkat IQ, c) sifat lupa, 2. Factor eksternal : a) waktu menghafal mufradat

kurang , b) kurangnya metode dosen dalam memberikan setoran hafalan Mufradhat ( kosa kata),

c) kurangnya motivasi dari pihak Ma’had, d) banyaknya bidang studi ( mata pelajaran ) yang di

pelajari oleh mahasantri, sedangkan usaha-usaha dosen dalam meningkatkan kemampuan bahasa

Arab mahasantri yaitu a) meningkatkan minat mahasantri, b) memberikan hukuman, c)

memberikan kegiatan tambahan (ekstra kulikuler) usaha ini bisa di kategorikan sudah berhasil

dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab.

Page 13: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIK

BERITA ACARA UJIAN MUNAQASYAH

HALAMAN PENGESAHAN DEKAN FTIK

ABSTRAKSI ...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1

B. Fokus Masalah ................................................................................................19

C. Rumusan Masalah ............................................................................................20

D. Tujuan Penelitian .............................................................................................20

E. Kegunaan Penelitian ........................................................................................21

F. Batasan Istilah ..................................................................................................21

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori .....................................................................................................24

1. Pengertian Strtegi .........................................................................................24

2. Pembelajaran Bahasa Arab ..........................................................................25

3. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab .............................................................28

4. Prinsip-Prinsip pembelajaran Bahasa Arab ................................................30

5. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab .......................................................32

6. Metode Pembelajaran Bahasa Arab .............................................................34

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................................47

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................................49

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................................49

1. Informan Penelitian ......................................................................................50

2.Teknik Pengumpulan Data ............................................................................50

a. Observasi.................................................................................................50

b. Wawancara ..............................................................................................51

3. Analisis Data ................................................................................................51

4.Tekhnik Menjamin Keabsahan Data .............................................................52

a. Ketentuan / Keajengan Pengamatan .......................................................52

b. Triangulasi ..............................................................................................52

Page 14: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

v

5. Sistematika Pembahasan .............................................................................53

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Temuan Umum .............................................................................................54

1. Sejarah berdirinya Ma’had al- Jamiah IAIN Padangsidimpuan ...............54

2. Visi, Misi Dan Tujuan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ........55

a. Visi Ma’had Al-Jamiah ..........................................................................55

b. Misi Ma’had Al-Jami’ah ........................................................................56

c. Tujuan Ma’had Al-Jami’ah .....................................................................56

d. Pola penyelenggaraan dan Fungsi

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ....................................…..57

e. Program Ma’had Al-Jami’ah .................................................................58

f. Kurikulum dan Metode ..........................................................................60

3. Struktur Organisasi ..................................................................................66

B. Temuan khusus ........................................................................................68

1. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Mahasiswa IAIN di

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan…………………………..68

a. Metode dan teknik mengajarkan bahas Arab……………………….70

b. Nahwu/Sharf………………………………………………………...72

c. Pasal Mengenai Penerapan Bahasa Arab

Mahasantri…………………………………………………………..77

2. Faktor pendukung dan penghambat penerapan bahasa Arab Mahasiswa

di lingkungan Ma’had Al- Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ………….78

a. Faktor pendukung…………………………………………………...78

b. Faktor Penghambat…………………………………………………..78

3. Solusi Terhadap Masalah dalam menerapkan Bahasa Arab Mahasiswa

IAIN di Ma’had Al-Jami’ahIAIN Padangsidimpuan…………………...81

C. Analisa Hasil Penelitian……………………………………………..........83

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………95

B. Saran-saran …………………………………………………………………101

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Lampiran 1

Lampiran 2

Page 15: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab adalah bahasa Agama dan bahasa persatuan bagi ummat

Islam seluruh dunia.Bahasa Arab sebagai satu-satunya bahasa Wahyu

memiliki Gaya bahasa dan Gramatika yang indah dan sempurna sehingga

mampu merefleksikan bahasa aqidah dan bahasa Ilmiyah yang penuh

ukhwah secara universal. Oleh karena itu bahasa Arab adalah bahasa yang

merupakan salah satu bahasa internasional yang banyak dibicarakan dewasa

ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat

Islam tidak dapat terlepas dari bahasa Arab, paling tidak pada penguasaan

bacaan-bacaan ibadah yang tidak dapat diterjemahkan atau ditukar dengan

bahasa lain. Seperti bacaan shalat dan al-Quran sendiri yang merupakan kitab

suci dan sumber hukum Islam adalah berbahasa Arab. Oleh sebab itu yang

bermaksud untuk menyelami ajaran Islam yang sebenarnya tiada jalan lain

kecuali harus menggali dari sumber asalnya (al-Quran)

Bahasa Arab memang sebuah bahasa yang istimewa.Sehingga Allah

Ta‟ala berkenan berbicara kepada ummat manusia dengan bahasa Arab lewat

1Nurfin Sihotang, , , (Padang Indonesia: Multi Cipta, 2008),

hlm. 1.

Page 16: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

2

al- Quran al- Karim. Padahal al-Quran itu bukan hanya ditujukan kepada

bangsa Arab saja. Melainkan untuk seluruh ummat manusia spanjang zaman.

Allah bukan tidak tahu bahwa manusia itu memiliki ribuan jenis

bahasa yang saling berbeda.Namun dia telah menetapkan bahasa yang

digunakannya untuk memberi petunjuk buat milyaran ummat manusia yaitu

bahasa Arab sebelum di utusnya Nabi SAW.

Tentunya ada alasan kuat mengapa bahasa Arab yang dipilih Allah

Ta‟ala untuk dijadikan bahasa komunikasi antara langit dan bumi. Para pakar

bahasa Arab Seringkali menyebutkan diantara keistimewaan itu antara lain:

1.Bahasa Arab adalah bahasa al- Quran

2. Bahasa Arab Adalah bahasa Nabi Muhammad dan bahasa verbal para

sahabat. Hadis-hadis Nabi yang sampai kepada kita dengan berbahasa

Arab

3. kata bahasa Arab tidak banyak. Kebanyakan terdiri atas tiga huruf

saja. Ini akan mempermudah pemahaman dan pengucapannya.

Namun bahasa Arab memiliki jumlah perbendaharaan kata yang

paling banyak. Salah satu keistimewaan bahasa Arab lainnya Adalah

kekayaan dalam jumlah perbendaharaan kata, meski usianya sudah

tua namun masih digunakan hingga hari ini.

4.Indahnya kosa kata bahasa Arab

5.Bahasa Arab adalah induk dari semua bahasa manusia

6.Bahasa Arab adalah bahasa tertua dan abadi

7.Bahasa Arab adalah bahasa yang paling sering diserap

8.Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki perbendaharaan kata yang

banyak.2

Dari penjelasan diatas bisa difahami bahwa bahasa Arab adalah bahasa

yang paling mulia dan istimewa di permukaan seluruh alam jagat raya ini

sehingga Allah Ta‟ala memilihnya bahasa al-Quran yang menjadi penunjuk

2Http:// www.Nahwu Mudah.Com . tanggal 1 Agustus 2015

Page 17: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

3

kepada ummat manusia melalui Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan

Malaikat Jibril.

Adapun pengertian bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang

digunakan untuk berinteraksi dengan sesamanya dan digunakan untuk

mengeluarkan ide-ide yang ada di dalam fikiran baik diekspresikan melalui

ucapan atau tulisan.3

Dan selanjutnya adalah pengertian bahasa Arab. Bahasa Arab adalah

bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan Agama Islam.

Kedatangan Islam sebagai ajaran agama Islam. akan menghubungkan antara

manusia, kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan

masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para

pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab

suci ajaran Islam yaitu al-Quran melalui perantaraan malaikat Jibril kepada

hamba pilihannya, yang menjadi Rasulnya yaitu Nabi Muhammad

SAW,yang akan disampaikan kepada ummat manusia. Dan ini merupakan

petunjuk tentang agama yang diturunkan Allah SWT, Rasulullah yang

menjadi suri tauladan bagi ummat, oleh karena itu segala sesuatu yang

bersumber darinya menjadi sumber petunjuk yang kedua setelah al-Quran

yang di kenal dengan Hadis hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan

Islam tidak lain karena al-Quran dan Hadis di turunkan dalam bahasa Arab.

3 Syaiful Mustofa, Straegi Pembelajaran Bahasa Arab Inovaif, (Malang: UIN Maliki Press,

2011), hlm. 3.

Page 18: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

4

Bahasa Arab adalah bahasa yang muncul dari daerah yang sekarang

termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa

Ibrani dan bahasa Arab.Sebagaimana Islam itu diturunkan di Jazirah Arab

tentu saja menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasinya. Allah

telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-quran karena bahasa Arab

adalah bahasa terbaik yang pernah ada, sebagaimana firman Allah surah

Yusuf ayat 2:

Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan

berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (Q.S. Yusuf: 2).4

Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi, memang seharusnya bagi

seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha untuk

menguasainya.Sesungguhnya mengajarkan bahasa Arab kepada kaum muslim

adalah kewajiban bagi kita. Sebab bahasa Arab adalah bahasa al-Quran kitab

suci bagi kita semua. Walaupun bahasa Arab di Indonesia merupakan bahasa

Asing, tetapi bagi kaum muslimin seharusnya tidak menjadikan asing

dilidahnya Bahasa Arab bagi seorang muslim adalah kunci pokok membuka

cakrawala pengetahuan. Dengan kunci itulah ia dapat mengetahui ajaran

4 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah(Bandung: Jumanatul All-

ART,2005), hlm. 236.

Page 19: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

5

ajaran pokok agamanya dan juga dapat mengetahui sejarah ilmu serta

kebudayaan Islam. 5 Hal ini ditegaskan oleh Firman Allah SWT.

Artinya: dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan

semesta alam Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke

dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di

antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab

yang jelas.(Q.S. Asy-Syu’aro 192- 195) .6

Dari penjelasan ayat di atas bahasa Arab adalah bahasa komunikasi

yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. kedatangan Islam

sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut

sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami

bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Quran

melalui perantaraan malaikat Jibril kepada hamba pilihannya, yang menjadi

Rasulnya yaitu Nabi Muhammad SAW, yang akan di smpaikan kepada

ummat manusia. Dan ini merupakan petunjuk tentang agama yang diturunkan

Allah SWT, Rasulullah yang menjadi suri tauladan bagi ummat, oleh karena

itu segala sesuatu yang bersumber darinya menjadi sumber petunjuk yang

kedua setelah al-Quran yang dikenal dengan Hadis hubungan yang sinergis

5 Muhammad Thalib, Sistem Pengajaran Bahasa Arab(Bandung: Gema Risalah Press, 1997),

hlm.7 6 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Quraan dan Terjemah(Jakarta: Al- Hannan,

2009), hlm. 376

Page 20: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

6

antara bahasa Arab dan Islam tidak lain karena al-Quran dan Hadis di

turunkan dalam bahasa Arab.

Selanjutnya juga ditegaskan bunyi ayat selanjutnya bahwa al-Quran

diturunkan dalam bahasa Arab yang wajib untuk memahaminya bagi kaum

muslimin, dan kaum mu‟minin

Artinya: dan Barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam

Keadaan beriman, Maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak

adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. dan

Demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan

Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya

sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al

Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka(Q.S. Thaha: 112-

113).7

Dari penjelasan ayat di atas selain bahasa al-Quran bahasa Arab juga

merupakan bahasa komunikasi antar sesama manusia maupun antar manusia

dengan sang Kholik yang terwujud dalam bentuk sholat, do‟a dan lain-lain

Untuk menunjukkan pentingnya bahasa Arab diluar motif agama

sebagai berikut:

1.Bahasa Arab kaya sekali dalam kosa kata dan struktur bahasanya,

sehingga bahasa ini cocok/ sesuai sebagai alat untuk mengekspresikan

pikiran dan emosi, serta sebagai alat untuk mengajarkan bermacam-

macam ilmu pengetahuan.

7Ibid., hlm. 319.

Page 21: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

7

2.Bahasa Arab adalah bahasa, dengan nama semua ilmu pengetahuan

modern dan kesusastraan modern dapat dikemukakan, baik dalam

bahasa asli maupun terjemahan.

3.Bahasa Arab adalah bahasa dari kelompok terbesar dunia ketiga. Untuk

mempersatukan kekuatan dunia ketiga, bahasa ini patut di perhatikan di

Indonesia.

4.Bahasa Indonesia mempunyai banyak perkataan yang berasal dari

bahasa Arab, maka untuk studi yang benar bahasa Indonesia, sangat

diperlukan bahasa Arab, sebagaimana ia juga harus dimengerti.8

Berdasarkan studi pendahuluan yang di laksanakan peneliti di Ma‟had

Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, secara umum

peneliti melihat bahwa bahasa Arab Mahasiswi di Ma‟had Al-Jamiah semakin

diperketat pembelajarannya.Hal tersebut terlihat dari penerapan bahasa Arab

MahasiswiMa‟had Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan

sudah terbiasa menggunakan bahasa Arab di lingkungan Ma‟had Al-Jamiah

Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan dan bahasa Arab di Ma‟had

Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan sudah diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ada sebahagian mahasiswi yang

tinggal di Ma‟had Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan

senang menggunakan bahasa arab ketika berjumpa baik di lembaga Institut

Agama Islam Negeri Padangsidimpuan maupun di luar lembaga pendidikan.

Secara teoritis, hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai factor, baik dari

factor dalam maupun dari luar. Menurut Suryabratayang termasuk factor

internal adalah factor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi

8 Karel A, Steebrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam( Jakarta: PT Pustaka

LPJS, I994), hlm. I67-I77.

Page 22: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

8

berprestasi dan kemampuan kongnitif) sedangkan yang termasuk factor

eksternal adalah factor lingkungan dan instrumental (misalnya, guru,

kurikulum, dan model pembelajaran. Dan masih banyak animo di masyarakat

terutama pelajar bahwa bahasa Arab itu tidak perlu, sulit dipelajari, terlalu

rumit gramatikalnya, tidak keren seperti bahasa Inggris. Sebab itulah timbul

pertanyaan „„kenapa demikian‟‟mungkin itu semua diakibatkan oleh :

a. Metodologi mengajar yang tidak baik

b. Guru tidak kompeten

c. Tingkat pendidikan yang berbeda-beda

Ada banyak hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran bahasa Arab.

Salah satu penyebabnya adalah karena bahasa Arab bukan salah satu bahasa

yang dijadikan mata pelajaran yang diUAN-kan, sehingga bahasa Arab

menjadi sesuatu yang kurang menarik dan membosankan untuk di pelajari.

Padahal sebenarnya bahasa ini Adalah bahasa Ibu ajaran Islam (Lughah al-

umm) dan menjadi bahasa pergaulan internasional. Meskipun mayoritas

penduduk Negara Indonesia adalah orang Islam, minat untuk mempelajari

bahasa Arab masih kurang. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang

dijadikan pelajaran wajib dipelajari semua level pendidikan mulai tinkat

dasar maupun menengah. Di samping kursus-kursus bahasa inggris yang

semakin banyak bermunculan, salah satu pendorong tingginya minat untuk

mempelajari bahasa Inggris ialah karena bahasa asing tersebuttermasuk

mata pelajaran yang diUAN-kan.

Page 23: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

9

Selain itu, sebenarnya masih banyak lagi faktor yang melatar

belakanginya. Diantaranya adalah factor-faktor tenaga pengajar bahasa (guru),

faktor subjek pembelajar bahasa (murid), faktor materi (bahan ajar).Untuk

faktor guru, dalam pembelajaran bahasa Arab diperlukan guru bahasa yang

sabar, ulet, profesional, berpengetahuan luas, dan lain-lain. Sedangkan bagi

pembelajar dan materinya, bahasan materi harus disesuaikan dengan

mainstream yang telah terbangun, tertanam awal dalam memori otak

sipembelajar bahasa berupa bahasa Indonesia. Adanya gambaran inilah maka

perlu dicarikan buku panduan belajar bahasa Arab yang sesuai dengan selera

pengetahuan bahasa (atau fungsi sintaksis) yang telah tertanam dalam otak si

pembelajar tersebut.9

Lembaga pendidikan yang memainkan peranannya di Indonesia,

jikadilihat dari struktur material pendidikan yang dilaksanakan ada empat

kategori.

1. Pendidikan pondokpesantren, yaitu pendidikan Islam yang

diselenggarakan secara tradisional, bertolak dari pengajaran Qur‟an

dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya untuk

mengajarkan kepada para siswa Islam sebagai cara hidup atau way of

life.

2. Pendidikan madrasah, yaitu pendidikan yang diselenggarakan

lembaga-lembaga model Baratyang mempergunakan metode

pengajaran klasikaldan berusaha menanamkan Islam sebagai landasan

hidup kedalam diri para siswa.

3. Pendidikan Umum yang bernafaskan Islam di lembaga-lembaga model

Barat, yang mempergunakan metode pengajaran klasikal, dan berusaha

menanamkan Islam sebagai landasan hidup kedalam diri para siswa

9 Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab (Jakarta: Amzah, 2011), hlm.1

Page 24: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

10

4. pendidikan umum yang bernafaskan Islam di lembaga-lembaga

pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat

umum.Pelajaran agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-

lembaga umum sebagai suatu mata pelajaran saja.10

Sedangkan salah satu lembaga pendidikan adalah merupakan

pesantren. Menurut Sudjoko Prasodjo, dalam buku Sejarah Penddikan Islam

karangan karangan Samsul Nizar “ pesantren adalah lembaga pendidikan dan

pengajaran agama umumnya dengan cara non klasikal, dimana seorang kiai

mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab

yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan dan para santri

biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.11

Sedangkan pesantren juga bisa disebut Ma‟had, menurut asal katanya

Ma‟had berasal dari bahasa Arab yang berarti perkumpulan atau tempat

Pendidikan yang menunjukkan tempat. Sedangkan Al- Jamiah menurut asal

katanya berasal dari bahasa Arab yang berarti perhimpunan Dengan demikian

apabila disandingkan akan menjadi Ma‟had Al- jamiah artinya tempat

tinggal/bermalam atau perkumpulan para mahasiswa yang melanjutkan

pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan yang

mempunyai dasar, program, tujuan dan fungsi.

Istilah Ma‟had berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat

berkumpul atau tempat pendidikan yang memiliki tempat tinggal untuk

10

Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurkholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam

Tradisional (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 58-59. 11

Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam(Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 286.

Page 25: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

11

bermalam atau bisa juga di katakan sebagai asrama, pondok berarti hotel,

tempat bermalam, istilah pondok diartikan juga dengan asrama. Dengan

demikian pondok mengandung makna sebagai tempat tinggal. Sebuah

pesantren mesti memiliki asrama tempat tinggal mahasiswa dan kiai,

ditempat tersebut selaluterjadi komunikasi antara santri dan kiai.12

Dengan demikian Ma‟had Al-Jamiah itu memiliki ciri khusus yang

membedakannya dengan lembaga lainnya. Dalam aspek kurikulum terlihat

bahwa pelajaran agama masih dominan di lingkungan Ma‟had Al-Jamiah

bahkan materinya hanya khusus yang disajikan dalam bahasa Arab dan ilmu

agama Islam lainnya, seperti bahasa Arab.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti di Ma‟had

Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, secara umum

peneliti melihat bahwa bahasa Arab Mahasiswi di Ma‟had Al-Jamiah semakin

diperketat pembelajarannya dan dibandingkan Tahun yang telah lewat. Hal

tersebut terlihat dari penerapan perkembangan bahasa Arab Mahasiswi

Ma‟had Al-Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan sudah

terbiasa menggunakan bahasa Arab di lingkungan Ma‟had Al-Jamiah Institut

Agama Islam Negeri Padangsidimpuan dan bahasa Arab di Ma‟had Al-

Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan sudah diterapkan

12

Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di

Indonesia(Jakarta:Kencana, 2007), hlm. 62.

Page 26: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

12

dalam kehidupan sehari-hari, baik di lembaga Institut Agama Islam Negeri

Padangsidimpuan maupun di luar lembaga pendidikan.

Pembelajaran bahasa asing (Arab) adalah sebuah proses yang komplek

dengan berbagai penomena yang pelik sehingga tidak mengherankan kalau hal

ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang (Ellis, 1994).

Pembelajaran bahasa di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang

berkaitan erat dengan pemerolehan bahasa asing adalah bahasa pembelajar,

faktor eksternal pembelajar, faktor internal pembelajar dan pembelajar sebagai

individu.

Bahasa pembelajaran dalah salah satu gejala yang banyak diamatipara

peneliti untuk melihat pemerolehan bahasa asing.Salah satu gejala dari bahasa

pembelajar ini misalnya adalah kesalahan. Dengan mengamati kesalahan yang

ada dapat dilihat proses pemerolehan bahasa seseorang yang pada gilirannya

pendekatan pembelajaran atau pengajaran tertentu dapat diterapkan

Faktor diluar ataupun di dalam pembelajar sendiri adalah aspek yang

tidak kalah pentingnya untuk dapat memahami pemerolehan bahasa. Faktor di

luar pembelajar misalnya adalah lingkungan dan interaksi.Kedua faktor ini

sangat mempengaruhi perkembangan pemerolehan bahasa asing. Sedangkan

faktor internal dari pembelajar di antaranya adalah pengaruh dari bahasa

pertama atau bahasa lain. Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah

pembelajar sendiri sebagai seorang individu. Setiap pembelajar tentu

mempunyai perbedaan dengan pembelajar lain mereka mempunyai strategi

Page 27: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

13

pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu, belajar bahasa asing merupakan

usaha yang berat dan menjenuhkan yang kadang kala membuat orang

frustasi.Hal itu disebabkan karena belajar bahasa asing merupakan upaya

untuk membentuk dan membangun situasi dan kondisi bahasa ibu, baik dalam

tataran sistem bunyi, suku kata, kata maupun tatanan kata, dan adakalanya

memiliki keserupaan dengan kondisi bahasa ibunya.

Apapun kondisinya belajar bahasa asing dimulai setelah seseorang

memiliki tradisi berbahasa sendiri yang sudah mengakar dalam pikirannya

sehingga di perlukan dalam pengkondisian untuk siap menerima tradisi

baru-bahasa yang dipelajari. Berangkat dari kondisi tersebut, berbagai kiat

kiranya perlu dilakukan secara terus menerus di tengah-tengah upaya

mempelajari bahasa asing. Salah satu kiat yang dapat dilakukan untuk

menghindari kejenuhan belajar dalam belajar bahasa asing adalah dengan

memanfaatkan media.

Media pembelajaran merupakan media yang dibuat guna memenuhi

berbagai kebutuhan pembelajar bahasa asing pada waktu salah satu atau

semua faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua ini sulit

didapatkan. Karena media pembelajaran sebagaimana pengertiannya adalah

sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, ). Media

pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan

pembelajaran. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi

Page 28: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

14

antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan

tanpa bantuan sarana penyampaian pesan atau media.13

Apapun persoalan yang muncul, sebagai seorang guru atau siswa yang

terlibat dalam proses pembelajaran harus berusaha memahami dan mencari

solusinya, sehingga proses belajar bahasa Arab akan tetap berjalan dengan

baik, efektif, dan efesien sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Salah

satu solusi yang mungkin dapat di lakukan untuk memecahkan persoalan

tersebut dengan cara‟‟ memahami konsep dasar pembelajaran bahasa Arab‟‟.

Memahami sejarah bahasa Arab dan karakteristiknya merupakan langkah

awal untuk mempersempit ruang persoalan yang muncul ketika belajar atau

mengajar bahasa Arab.

Untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan di perlukan prosedur

atau metode yang merupakan langkah-langkah sistematis dalam proses belajar

mengajar. Prosedur atau cara ini ada kemungkinan berbeda antara satu proses

belajar mengajar dengan tujuan tertentu dan proses belajar mengajar dengan

tujuan yang lain. jadi prosedur ini menyenyesuaikan dengan tujuan yang akan

dicapai. 14

Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar

memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran karena

13

Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab(UIN-Malang: 2009), hlm. 17 14

Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar , (Bandung: Pustaka Setia,

2005), hlm.118-119.

Page 29: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

15

tugas utama guru ialah merancang, mengelola, mengorganisir, dan

mengevaluasi pembelajaran.15

Mengorganisir dalam pembelajaran adalah pekerjaan yang dilakukan

seorang guru dalam mengetahui dan menggunakan sumber belajar dalam

maksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang efektif dan efesien. Untuk

mengorganisir materi pelajaran, maka penggunaan yang tepat untuk

berdasarkan tujuan dan situasi anak sangatlah siknifikan.16

Karena metode

adalah suatu prosedur yang di pergunakan pendidikan dalam melaksanakan

tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.17

Oleh

sebab itu metode sebagai suatu cara yang menghantarkan kepada tujuan harus

benar-benar diperhatikan oleh guru dalam konteks manajemen pembelajaran.

Pemilihan metode mengajar tidak mudah dan mengikutkan selera guru

semaunya saja.Akan tetapi ada prosedur yang harus diperhatikan sebagai

tugas professional.18

Yang salah satunya pemilihan metode untuk mengajarkan

bahasa Arab, di mana pembelajaran bahasa Arab ini patut di kedepankan hal

ini di karenakan kompleksitas permasalahan yang ada dalam prosesi

pembelajaran bahasa Arab. Khususnya bila di hadapkan dengan idealita

bahasa Arab sebagai bahasa al-Quran dan bahasa ummat Islam secara

keseluruhan dikatakan demikian karena difahami, bahwa al-Quran tidak dapat

15

Syafaruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum

Teaching, 2005), hlm. 1 16

Syarifuddin dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006), hlm. 161. 17

Dja‟far Siddik, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2006), hlm. 128. 18

Syarifuddin dkk, Op. Cit., hlm. 162.

Page 30: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

16

difahami, bahwa al-Quran tidak dapat dipisahkan dari medium eksperisi ilmu

bahasa untuk itu secara makro dapat di katakan pula, bahwa bahasa Arab

adalah bahasa ummat Islam, alat komunikasi dan informasi antar ummat

Islam. Peranan bahasa Arab tidak hanya sebagai alat komunikasi manusia

beriman dengan Allah, yang terwujud dalam bentuk ritual ibadah seluruhnya

ummat manusia.

Idealitas bahasa Arab ternyata tidaklah dibarengi dengan realitas

pembelajarannya di negeri Indonesia tercinta. Kemampuan bahasa Arab yang

telah di yakini sebagai syarat bagi setiap individu yang melakukan kajian

Islam secara khusus ternyata sampai saat ini sangatlah tidak menggembirakan

bahasa Arab tampak tertinggal, baik dari segi metode, interest pelajarannya

maupun substansi pembelajaran bahasa Arab di berbagai tingkat sekolah di

pengaruhi oleh banyak factor esensial yakni factor instrinsik bahasa dan factor

ekstrinsik bahasa di mana factor instrinsik bahasa adalah factor internal dari

segi ilmu bahasa Arab sendiri. Selama ini nampaknya masyarakat cendrung

mempunyai kesan bahwa mempelajari bahasa Arab itu jauh lebih sulit

daripada mempelajari bahasa asing lainnya. Pernyataan ini perlu di cermati

lebih lanjut.Karena jangan-jangan kesulitan itu lahir dari sikap masyarakat itu

sendiri yang belum antipasti dengan entitas terhadap bahasa Arab.19

19

Radliyah Zaenuddin, Metodologi dan Strategi Alternatif pembelajaran Bahasa Arab,

(Yokyakarta: Pustaka Riklah Group, 2005), hlm. 17.

Page 31: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

17

Dengan kata lain untuk menyajikan pengajaran, yang lebih menarik

perhatian/ minat bagi anak didik, antara satu mata pelajaran dengan yang

lainnya amatlah diperlukan metode yang berbeda, bahkan di antara bahan-

bahan materi tertentu pun memerlukan metode-metode yang berlainan,

meskipun masih di dalam satu bidang studi tertentu. Misalnya mengajarkan

bahan pelajaran puasa, metodenya berbeda dengan metode mengajarkan

dengan metode mengajarkan shalat, (puasa, dan shalat adalah bidang studi

fiqh).20

Demikian juga metode untuk mengajarkan bahasa Arab, harus

menggunakan metode-metode yang berlainan seperti yang telah di jelaskan di

atas bahwa untuk menyajikan pelajaran yang lebih menarik perhatian bagi

anak didik, antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya amatlah di

perlukan metode yang berbeda bahkan dalam satu bidang studi tertentupun

memerlukan metode yang berlainan termasuk metode untuk mengajarkan

bahasa Arab. Metode-metode mengajarkan bahasa Arab itu antara lain,

metode muhadatshah, insya‟, mahfudzat.21

Akan tetapi kenyataannya yang ada seperti Ma‟had al-Jamiah Institut

Agama Islam Negeri Padangsidimpuan dalam mengajarkan bahasa Arab

tersebut biasanya selalu menggunakan metode mufrodat, imla‟, mahfudzat,

dan muhadatsah di mana guru menggunakan metode ini yaitu menyajikan

pelajaran dengan cara membaca dengan bersuara maupun membaca dalam

20

Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 6. 21

Ibid., hlm.195.

Page 32: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

18

hati, dan sebelum memulai pelajaran guru menyuruh anak didik untuk

membuka buku bacaannya. Setelah itu guru menyuruh anak didiknya satu

persatu agar maju kedepan untuk mengulang apa yang telah di baca dan guru

mendengarkan apa anak didiknya sudah pandai membaca atau tidak.

Sedangkan dalam menggunakan metode imla‟ di mana guru

menuliskan materi pelajaran imla‟ di papan tulis, dan setelah selesai di

perhatikan kepada siswa, maka materi imla‟ tersebut dihapus dan menyuruh

mahasiswa untuk menuliskannya kembali kebuku tulisannya atau bisa juga

dengan guru membacakan pelajaran imla‟ kemudian anak didik

menuliskannya di buku tulis dengan tulisan lattin dan setelah selesai guru

membacakan pelajaran imla‟ anak didiknya apakah sudah pandai menulis

bahasa Arab atau tidak.

Apakah dengan menggunakan metode muthala‟ah dan imla‟ saja dan

tidak menggunakan metode imla‟ dan muthala‟ah saja dan tidak menggunakan

metode yang lainnya akan dapat menarik perhatian bagi anak didik dan bisa

mencapai tujuan yang hendak dicapai padahal dalam menyajikan pelajaran

yang lebih menarik itu harus menggunakan metode yang berbeda dan inilah

yang menarik perhatian dan menurut saya perlu untuk di teliti sehingga

penulis mengadakan penelitian.

Tidak cukup berhenti disitu, memahami prinsip-prinsip pembelajaran

juga harus kita lakukan, hal ini akan mendukung sekali dalam menentukan

langkah-langkah (strategi) dalam pembelajaran bahasa Arab. Begitu juga

Page 33: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

19

memahami media pembelajaran sebagai sarana untuk mendekatkan materi

dengan siswa. Oleh karena itu kata memahami menjadi kunci utama dalam

pembahasan ini. Apapun yang kita kerjakan kalau kita memahami betul akan

menjadi sebuah keasyikan yang berkelanjutan. 22

Beranjak dari uraian di atas, peneliti ingin melihat secara langsung

bagaimana sebenarnya strategi pola pembelajaran bahasa Arab di Ma‟had Al-

Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, karena dari berbagai

informasi yang diterima peneliti Ma‟had Al-jamiah Institut Agama Islam

Negeri Padangsidimpuan merupakan asrama yang dipavoritkan Mahasiswi

khususnya mahasiswi yang melanjutkan pendidikan di kampus Institut Agama

Islam Negeri Padangsidimpuan.Karena itu penulis merumuskan sebuah judul

penelitian mengenai “ STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI

MA‟HAD AL-JAMI‟AH IAIN PADANGSIDIMPUAN” 2015/2016

B. Fokus Masalah

Dari latar belakang masalah di atas banyak hal yang dapat

mempengaruhi pembelajaran bahasa Arab, maka peneliti hanya memfokuskan

masalah dalam penelitian ini mengenai mengkaji, strategi yang berkaitan

dalam proses pembelajaran bahasa Arab saja, dan bagaimana pengaplikasian

bahasa Arab dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma‟had Al-jamiah

Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpun.Dengan adanya fokus masalah

22

Abdul Wahab Rosyidi dan Mamlu‟atul Nikmah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran

Bahasa Arab (Malang: UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI), 2012), hlm. 2

Page 34: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

20

dalam penelitian, maka lebih mendalam dan lebih mudah untuk melakukan

analisisnya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang menjadi rumusan masalah

penelitian ini ialah:

1. Bagaimana Strategi pembelajaran bahasa Arab di Ma‟had Al-Jamiah

Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan?

2. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Bahasa Arab

mahasantri di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Padangsidimpuan?

3. Bagaimana Solusi Kendala-kendala Pembelajaran Bahasa Arab

Mahasantri di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Padangsidimpuan?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Strategi pembelajaran bahasa Arab mahasantri di

Ma‟had

al–Jami‟ah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.

2. Untuk mengetahui apasaja Faktor pendukung dan penghambat

pembelajaran bahasa Arab mahasantri di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN

Padangsidimpuan

3. Untuk mengetahui Solusi Kendala-kendala Pembelajaran Bahasa Arab

Mahasantri di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Padangsidimpuan

Page 35: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

21

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini ialah:

1. Sebagai persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam

bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya, umumnya dapat

dipergunakan oleh para dosen yang ada di Ma‟had Al-jamiah Institut

Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.

3. Melatih penulis dalam mempraktekkan ilmu pengetahuan yang pernah

didapat saat duduk di bangku perkuliahan terutama yang menjadi topik

masalah dalam skripsi ini.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman tentang istilah yang dipakai

dalam penelitian ini, maka dibuat batasan istilah yang dipakai dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Strategi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: rencana yang

cermat untuk mencapai sasaran khusus.23

yang dimaksud peneliti di sini

adalah Strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab

23

Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1995), hlm. 859

Page 36: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

22

mahasiswa yang tinggal di Ma‟had Al-Jamiah Institut Agama Islam

Negeri Padangsidimpuan.

2. Pembelajaran adalah: proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar. Pembelajaran yang dimaksud peneliti adalah cara

yang dilakukan oleh ustadz untuk menjadikan Mahasantri menjadi orang

yang belajar dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab.24

3. Bahasa Arab adalah: bahasa agama Islam dan bahasa Al-Quran,

merupakan bahasa kemuliaan juga bahasa khasanah keilmuan Islam secara

umum.25

Bahasa Arab yang dimaksud peneliti adalah bahasa kemuliaan

yang digunakan Mahasiswi di Ma‟had Al-jamiah Institut Agama Islam

Negeri Padangsidimpuan.

4. Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi didalam struktur pendidikan

Indonesia, menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi diantara yang

lain.26

Mahasiswa yang dimaksud peneliti di sini adalah mahasiswa IAIN

yang tinggal di Ma‟had Al-Jami‟ah IAIN Padangsidimpuan

5. Ma‟had adalah kata yang artinya perkumpulan, tempat pendidikan.

Ma‟had, perkumpulan atau tempat pendidikan yang dimaksud peneliti di

sini ialah perkumpulan atau tempat pendidikan mahasiswa yang tinggal di

asrama Ma‟had al- Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan,

24

Ibid., hlm. 337. 25

Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di

Indonesia(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 63. 26

Ibid., hlm. 111.

Page 37: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

23

yaitu tempat tinggal mahasiswa yang melanjutkan perkuliahan di Institut

Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.

6. Al-Jamiah adalah kata yang artinya penghimpunan. Maksud peneliti al-

Jamiah di sini ialah nama bagi Ma‟had atau tempat tinggal mahasiswa

Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.27

7. Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan adalah nama lembaga

pendidikan kampus perkuliahan mahasiswa yang terletak di kota

Padangsidimpuan

8. Ma‟had Al-Jami‟ah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan,

memiliki multi fungsi yaitu tempat tinggal yang kondusif, ekonomis, dan

strategis dan memiliki ruang kuliah. Ma‟had Al-Jami‟ah Istitut Agama

Islam Negeri Padangsidimpuan merupakan program unggulan yang di

harapkan selama dua smester para mahasiswa sudah dapat menggunakan

bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan aktif, mampu menulis dan

membaca Al-Quran dan trampil dalam menjalankan ibadah dan agama

praktis lainnya.28

27

Departemen Pendidkan dan Kebudayaan. Op.,Cit.hlm. 85 28

Irwan Saleh Dalimunthe, dkk. Buku Panduan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Institut

Agama Islam Negeri Padangsidimpuan,(Padangsidimpuan: IAIN Padangsidimpuan, 2015), hlm. 51

Page 38: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Strategi

Strategi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: rencana yang

cermat untuk mencapai sasaran khusus.1 M. Arifin mengemukakan strategi

sebagai berikut: Strategi biasanya berkaitan dengan taktik (terutama

banyak dikenal di lingkungan militer). Taktik adalah segala cara dan daya

untuk memperoleh hasil yang di harapkan secara maksimal dalam proses

pendidikan. Taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi di pergunakan istilah

metode dan teknik. Metode dan teknik mempunyai pengertian yang

berbeda meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan yang harus di lalui

untuk mencapai tujuan, sedangkan teknik adalah cara mengerjakan suatu

tujuan. Jadi metode mempunyai pengertian yang lebih luas, lebih ideal dan

konseptual. 2

Nana Sudjana menambahkan bahwa strategi mengajar pada dasarnya

adalah tindakan nyata dari guru atau praktek guru dalam melaksanakan

pengajaran mulai dari cara tertentu yang di nilai lebih efektif dan efesien.

Dia juga menyebutkan strategi sebagai politik atau taktik yang di gunakan

1 Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1995), hlm. 859 2 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Indisipliner,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-4, hlm. 58.

Page 39: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

25

guru dalam mengajar dikelas. Ia juga menambahkan bahwa politik atau

taktik yang digunakan guru tersebut harus mencerminkan lankah-langkah

secara sistemik dan sistematik.3

Pengertian pembelajaran sendiri adalah berasal dari kata dasar ‘‘ ajar’’

yang artinya petunjuk yang di berikan kepada orang supaya di ketahui. Dari

kata ‘‘ajar’’ ini lahirlah kata kerja ‘‘ belajar’’ yang berarti berlatih atau

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dan kata ‘‘ pembelajaran’’

berasal dari kata ‘‘ belajar’’ yang mendapat awalan pem- dan akhiran –an

yang merupakan konflik nominal yang mempunyai arti proses.4

2. Pembelajaran Bahasa Arab

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan

mengajar. Pembelajaran terjadi bersama-sama, belajar juga dapat terjadi

tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain.

Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan didalam kelas.

Sebagai landasan menguraikan mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa pendapat ahli.

Monogagne dan Brings berpendapat bahwa belajar ialah proses kongnitif

yang mengubah sikap stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan

3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Sinar Baru Algesindo

Ofiset, 2005), hlm.147. 4 Tim Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta: PT.

Balai Pustaka, 1990), hlm. 14

Page 40: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

26

pengelolaan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas

yang baru.5

Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau

perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan mahasiswa

itulah sebabnya dalam belajar, mahasiswa tidak hanya berintegrasi dengan

dosen Pembina saja sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi

dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin di capai untuk tujuan

pembelajaran.6

Banyak sekali para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang

pengertian belajar, dan yang senada dengan pendapat yang di atas adalah

menurut White rington belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian

yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa

kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.7

Dari pendapat diatas dapat di kemukakan adanya beberapa elemen

yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu bahwa tingkah

laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek

kepribadian. Baik pisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian,

kecakapan, kebiasaan ataupun, kegiatan belajar diartikan sebagai penguasaan

materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju

5 Syarifuddin dan Irwan Nasution, Menejemen Pembelajaran (Jakarta: Quatum Teaching,

2005), hlm. 60. 6 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 85-86.

7Syarifuddin dan Irwan Nasution, Op., Cit.hlm. 62.

Page 41: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

27

terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dimana kawasan kongnitif, epektif dan

psikomotoriknya berkembang dengan baik, sedangkan mengajar adalah

pemberian bimbingan kepada mahasiswa untuk belajar atau menciptakan

lingkungan atau kemudahan bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan

belajar mengajar juga. Bahasa Arab adalah bahasa yang mana semua ilmu

pengetahuan modern dapat di kemukakan baik dalam bahasa asli maupun

terjemahan.

Bahasa Indonesia mempunyai banyak perkataan yang berasal dari

bahasa Arab maka untuk studi yang benar bahasa Indonesia sagat di perlukan

bahasa Arab sebagaimana ia juga harus di mengerti.8

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik kepada

peserta didik agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta

didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta

didik agar dapat belajar dengan baik dan benar. Pada hakikatnya pembelajaran

merupakan aktifitas dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari

beberapa komponennya itu, guru, kurikulum, anak didik, fasilitas, dan

administrasi semua komponen ini harus berjalan secara teratur yakni semua

komponen ini tidak bisa berjalan sendiri atau secara tepisah (varsial).9

8 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm.84.

9Mardianto, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Medan: IAIN SUMUT, 2010),

hlm. 9.

Page 42: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

28

Keberhasilan pembelajaran yang efektif memuat dua tolak ukur

untuk tercapainya tujuan dan hasil pembelajaran. Untuk mencapai tingkat

efektivitas pembelajaran guru harus menguasai berbagai keterampilan dasar

pembelajaran yang meliputi keterampilan membuka dan menutup

pembelajaran, keterampilan bertanya keterampilan menjelaskan, keterampilan

menggunakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan

mengelola kelas, dan lain sebagainya10

Dapat kita pahami bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang di

lakukan oleh individu untuk memperoleh suatu proses suatu perubahan

perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu

itu sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya.11

Belajar merupakan proses

yang di lakukan seseorang untuk mencapai kecakapan dan sikap. Menurut

seorang ahli pendidikan, Dimyati Mahmud, bahwa belajar adalah suatu

perubahan yang terjadi dalam diri seseorang dan yang terjadi dalam diri

seseorang yang terjadi karena pengalaman. Pada hakikatnya kegiatan belajar

mengajar itu adalah suatu proses komunikasi atau proses penyampaiannya. 12

3. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab

‘‘Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkah-

langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui

dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di

dalam kelas guna merealisasikan tujuan. berikut ini penjelasan seputar

strategi pembelajaran unsur bahasa Arab (Ashwat, mufrodat, taraqib)

10

Asfiati, Manajemen Pembelajaran (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2014), hlm. 6. 11

Nini Subini, Psikologi Pembelajaran (Yogyakarta: MentariPustaka, 2012), hlm. 8. 12

Mardianto, Op., Cit., hlm. 12.

Page 43: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

29

dan strategi pembelajaran keterampilan bahasa (istima’, kalam, qiroah,

kitabah).

a. Strategi pembelajaran Mufradat (kosa kata)

Para ahli pembelajaran berbeda pendapat mengenai makna bahasa

serta tujuan pengajarannya mufrodat adalah penting yang

merupakan tuntutan dan syarat dasar dalam pembelajaran bahasa

asing.

b. Strategi Pembelajaran Nahwu (Tata bahasa)

Telah menjadi kesepakatan bahwa penguasaan kaida-kaidah

nahwu bukan merupakan tujuan pembelajaran bahasa melainkan

hanya merupakan sarana untuk membantu para siswa agar mampu

berbicara, membaca serta menulis dengan benar.

c. Strategi Pembelajaran Istima’ ( Mendengar)

Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena

istima’ adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk

berhubungan dengan sesama dalam tahapan-tahapan kehidupan.

d. Strategi Pembelajaran Kalam (Berbicara)

Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas

mempunyai dampak yang jelas dalam kehidupan manusia. Baik

untuk mengungkapkan pikiran-pikirannya atau memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.

e. Strategi Pembelajaran Kitabah (Menulis)

Diantara keterampilan-keterampilan berbahasa, keterampilan

menulis adalah keterampilan tertinggi dari empat keterampilan

berbahasa. Menulis merupakan salah satu sarana bekomunikasi

dengan antara orang dengan orang lainnya yang tidak terbatas oleh

tempat dan waktu.

Pembelajaran menulis terletak pada tiga hal yaitu:

1) Kemampuan menulis dengan tulisan yang benar.

2) Memperbaiki khoth

3) Kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail

’’.13

Dari penjelasan tersebut jelaslah dapat kita fahami sesungguhnya

siswa yang sedang belajar bahasa apapun dituntut untuk mengetahui

mufrodat bahasa yang sedang dipelajari, tanpa mengetahui muprodat

kiranya sulit bahkan siswa tidak akan mampu menguasai keterampilan

13

Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:

UIN Maliki Press, 2012), hlm. 67.

Page 44: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

30

berbahasa yang dimaksud. Atau boleh dikatakan di awal pembelajaran

siswa harus di arahkan untuk memperoleh penguasaan mufrodat dengan

baik.

Nahwu merupakan kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah adanya

bahasa. Oleh sebab itu sesungguhnya nahwu itu dipelajari agar pengguna

bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu

memahaminya dengan baik dan benar dalam bentuk dan tulisan (membaca

dan menulis dengan benar).

Melalui istima’ kita kenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan

taraqib. Dengan istima’ pula kita bisa menguasai keterampilan-

keterampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qiroah dan kitabah.

Berbicara dengan bahasa asing merupakan keterampilan dasar yang

menjadi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana

bicara adalah sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab

a. Prinsip Prioritas (Al Uluwyyat)

Dalam pembelajaran bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas

dalam penyampaian materi pembelajaran, yaitu pertama,

mengajarkan, mendengar, dan bercakap sebelum membaca dan

menulis.Kedua, mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan

kata.Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan

kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan

penutur bahasa Arab.

b. Prinsip Korektisitas (Ad Diqqoh)

Prinsip ini di terapkan ketika sedang mengajarkan materi al-

ashwat (fonemik), at-Taroqib (Morfologi dan sintaksis) dan Ma’ani

(Semantik). Maksud dari prinsip ini adalah seorang guru bahasa

Arab hendaknya jangan hanya menyalahkan peserta didik tetapi ia

juga harus mampu melakukan pembetulan

Page 45: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

31

c. Prinsip Bertahap (Ad Darjiyyah)

Jika dilihat dari sifatnya, ada tiga kategori prinsip bertahap,

yaitu: pertama, penjelasan dari yang kongkrit ke yang abstrak, dari

yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui. Ke yang

belum di ketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah

diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya.

Ketiga ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yg

berikutnya, baik jumlah jam maupun materinya.

1) Tahapan pengajaran kosa kata (mufradat)

2) Tahapan pengajaran qowait (morfem dan sintaksis)

3) Tahapan pengajaran makna ( dalalatul Ma’ani)

d. Prinsip Kerinduan Belajar (At Tasywiq)

Yang dimaksud dengan prinsip kerinduan dalam pembelajaran

bahasa Arab adalah; menghadirkan berbagai macaam metode dalam

pembelajaran, dimana dengan hal itu akan menjadikan pelaksanaan

pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengasikan. Haikat

belajar bahasa adalah hakikat suatu kebiasaan baru dalam istima’

kalam qiro’ah dan kitabah, proses ini merupakan sesuatu yang

membosankan. Kita sebagai guru tentunya tidak begitu saja

mengantikan keterampilan bahasa atau materi yang tidak disukai

atau membosankan peserta didik.14

Dari penjelasan di atas dapat difahami Mendengar dan berbicara

terlebih dahulu dari pada menulis. Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa

pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan

perkembangan bahasa yang dialami oleh manusia, yaitu setiap anak akan

mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan

kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan

mendengar (menyimak) harus lebih dahulu dibina, kemudian kemampuan

menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis.

14

Abdul Wahab Rosydi dan Mamlu’ataul Ni’mah, Memahami konsep dasar Pembelajaran

Bahasa Arab, (Malang; UIN –MALIKI Press, 2012), hlm. 25

Page 46: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

32

Maksud dari prinsip korektisitas adalah seorang guru bahasa Arab

hendaknya jangan hanya menyalahkan peserta didik tetapi ia juga harus

mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik

untuk kritis pada hal-hal berikut: pertama korektisitas dalam pengajaran

(fonemik). Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). korektisitas

dalam pengajaran (semantik).

Prinsip kerinduan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah;

menghadirkan berbagai macaam metode dalam pembelajaran, dimana

dengan hal itu akan menjadikan pelaksanaan pembelajaran menjadi

menyenangkan dan mengasikan

5. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab

a. Pendekatan kemanusiaan (Humanistic Approaach)

Pendekatan kemanusiaan yang dalam bahasa Arab disebut al-

madhakal al-insani.Pendekatan ini sangat memfokuskan pada peserta

didik.Metode Ceramah peserta didik dipandang sebagai manusia yang

harus di perlakukan secara manusiawi, bukan alat atau benda mati yang

menerima rangsangan-rangsangan dan meresponnya.

b. Pendekatan Berbasis Media (Media Based Approach)

Pendekatan yang bebasis media yang dalam bahasa Arab al-

madkhal al-tiqoni, adalah pendekatan yang mengandalkan kepada teknik

penggunaan media pengajaran.

c. Pendekatan Aural-Oral (Aural-Oral Approach)

Pendekatan Aural-Oral yang dalam bahasa Arab al-madkhal al-

asma’i al-syafahi. Pendekatan ini memiliki asumsi, bahwa bahasa adalah

apa yang didengar dan yang di ucapkan sedangkan tulisan adalah

representasi dari ujaran.

d. Pendekatan Analisis dan Non Analisis(Analitycal and Non Analytical

Approach) Pendekatan analisis dan non analisis yang dalam bahasa Arab

disebut al-madkhal al-tahlili wa ghoir al-tahlili adalah pendekatan yang

di gegas oleh Stren dalam kongres tahun 70-an, dan konsep pendekatan

ini lebih di pertajam pada kongres terahir yang diselenggarakan pada

bulan november 1980. Pendekatan ini juga sering disebut juga dengan

Page 47: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

33

pendidikan formal, karena ia memantulkan orientasi aliran sastra

tentang analisa bentuk-bentuk percakapan, pidato dan teori komunikasi

lisan. Sedangkan yang kedua adalah pendekatan non analisis adalah

pendekatan yang menjadikan pembahsan psico linguistik dan ilmu

pendidikan sebagai asas pertimbangan analisis yang bersifat global,

integral dan alami. Pendekatan ini menuntut pengajaran bahasa pada

situasi-situasi kehidupan yang alami difokuskan kepada topic-topik

pembicaraan yang berkaitan dengan kehidupan psikologis murid.

e. Pendekatan komunikatif (Communikative Approach) Pendekatan komunikatife yang dalam bahasa Arab disebut al-

madkhal al-ittishali adalah pendekatan yang memfokuskan kepada

kemampuan komunikasi aktif dan praktis

f. Pendekatan Pembelajaran Aktual

Dari perubahan proses pembelajaran yang berpusat pada guru

menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa melahirkan berbagai

pendekatan pembelajaran yang bertujuanuntuk membelajarkan siswa.

diantaranya adalah pendekatan Konstruktivisme, pendekatan

konstektual,Quantum pembelajarandan pengajaran, pembelajaran

kooperatif, dan PAKEM atau PAIKEM.15

Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui peserta didik sebagai obyek

yang dapat setidaknya dapat mempercepat interelasi antara pengajar dan

murid dalam hubungannya dengan proses transfering , karena kebutuhan

psikologis murid dapat terpenuhi, serta minat dan motivasinya dapat di

kembangkan.

Sebagaimana diketahui bahwa sarana atau alat peraga (alat bantu) besar

peranannya dalam menyampaikan keahlian dan mengubahnya dari keahlian

abstrak kepada keahlian yang kongkrit. Pendekatan ini bertujuan untuk

melengkapi konteks yang menjelaskan makna kata-kata, dan istilah-istilah

kebudayaan baru melalui gambar, peta, foto, contoh model yang hidup,

15

Abd. Wahab Rosyidi dan Mamlua’tul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran

Bahasa Arab, ( Malang: UIN Maliki Press, 2012), hlm. 35

Page 48: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

34

kartu dan segala sesuatu yang menjelaskan makna kata asing kepada murid.

Pada zaman tegnologi canggih alat bantu menjadi lebih bervariasi dan lebih

moderen lagi, seperti: kaset, video, laboratorium bahasa, radio, slide, dan

computer pendekatan ini sering menghadapi kendala khusus berkaitan

dengan biaya pengadaan alat peraga serta tidak lengkapnya materi

pengajaran yang berkualitas.

Berangkat dari asumsi ini, maka bahasa yang pertama adalah ujaran

untuk itu pengajaran bahasa harus dimulai dengan memperdengarkan bunyi-

bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat secara klasikal atau kemudian

meminta murid untuk menirukannya untuk kemudian dihafalkan, sebelum

pengajaran membaca dan menulis diajarkan.

Perbedaan antara analisis dan non analisis dalam perspektif ini adalah

sebagai berikut: satu pendekatan analisis adalah pendekatan yang

menjadikan sosio linguistik sebagai dasar pertimbangan analisis. diskursus

ini memfokuskan diri pada pembahasan. Aktivitas bicara, analisis system

dan pengertian-pengertian pikiran

6. Metode Pembelajaran Bahasa Arab

a. Persiapan Guru Sebelum Mengajar Bahasa Arab

Semua pelajaran harus mengandung tujuan menambah

pengetahuan murid, yang telah di fahaminya, untuk merealisir tujuan

tersebut, maka harus ada saling pengertian antara guru dengan murid,

kesempatan itu mungkin akan tercapai dengan guru membuat

Page 49: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

35

persiapan pelajaran dengan cermat metode penyampaian yang baik,

sehingga murid dapat mempraktekkannya dan menimbulkan semangat

bagi mereka.

Karena itu perlu diingat bahwa bagaimana pun tingginya

pelajaran yang diberikan dan bagaimanapun kemampuannya mengajar,

guru seharusnya tidak boleh menyajikan pelajaran tanpa persiapan,

hal-hal yang harus dipertahankan oleh guru sewaktu membuat

persiapan:

1. Umur murid

2. Waktu

3. Tujuan

4. Alat pelajaran

5. Bahan pengajaran

6. Metode pengajaran

7. Penyusunan persiapan.16

Guru harus memperhatikan umur murid dan kemampuan mereka.

Sewaktu memilih bahan pelajaran serta memilih metodenya yang

sesuai, bahan pelajaran ialah sebenarnya yang ingin disampaikan oleh

guru kepada murid, karena ia guru harus betul-betul menguasai bahan

pelajaran itu.

Guru juga harus bisa memperhatikan waktu tertentu untuk

mengajarkan bahagian pelajaran tertentu, jumlah bahan yang akan

disajikan harus sesuai dengan waktu yang tersedia, hendaklah

diperhatikan juga, bahwa lama waktu bagi tiap-tiap pelajaran

16

Mardianto, Op.,Cit.,hlm. 15

Page 50: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

36

tergantung dari macam bahan pelajaran yang akan diajarkan dan sesuai

dengan umur murid.

Setiap tujuan pengajaran yang dicapai oleh guru mempunyai

pengaruh yang besar dalam memilih materi dan metode, maka

pemilihan materi (bahan) pelajaran dan metode tergantung dari tujuan

yang hendak dicapai. Dan untuk mempermudah pemahaman murid

maka hendaklah guru mempersiapkan semua alat-alat pelajaran yang

ingin di pergunakan dalam menjelaskan pelajarannya, guru harus

menyediakan semua alat-alat pelajaran yang ingin dipergunakan dalam

menjelaskan pelajarannya. Guru harus menyediakan semua alat-alat

pelajaran itu sebelum memulai pelajaran, sehingga tidak terganggu

waktu-waktu memberikan pelajaran.

Bila guru sudah selesai menyusun persiapan pelajarannya maka

jangan dianggap bahwa tujuan sudah tercapai. Tugas pokoknya masih

terus dihadapi, yaitu menyampaikan pelajaran dalam praktek, bahan

terkadang terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan sebelumnya, seakan-

akan di hadapkan pada kesulitan-kesulitan yang tidak di perkirakan

sebelumnya kemahiran dan kepintaran seorang guru yang akan

nampak dengan kemampuannya dalam mengatasi persoalan itu

tercermin tindakan seorang yang cerdik pandai.

Kemudian dalam suatu pembelajaran seorang guru itu harus biasa

memanfaatkan waktu yang disediakan sebaik mungkin, tanpa harus

Page 51: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

37

korupsi dan membuangnya sia-sia. Dengan memanfaatkan waktu

tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan pelajaran itu sendiri, baik

yang bersifat umum maupun khusus

Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran seorang guru itu

haruslah menyampaikan bahan atau materi pelajaran dengan sebaik

mungkin, dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat

pemahaman dan umur murid, kemudian mengaitkannya dengan berbagai

mutu pelajaran yang lain dengan menggunakan metode yang sesuai dan

ditunjang berbagai alat peraga yang dapat memudahkan pemahaman

murid-murid, dengan begitu akan tercipta suasana pembelajaran yang

kondusip dan menyenangkan.

b. Sistem Mengajarkan Bahasa Arab

Berbicara tentang pengajaran bahasa Arab maka ada dua system

yang menjadi landasan dalam pengembangan pelajaran bahasa Arab, yang

pertama system kesatuan, yaitu bahasa Arab itu diajarkan.

‘‘Beberapa metode yang dapat memudahkan proses belajar

bahasa Arab untuk mencapai tujuan tertentu.

1. System kesatuan

Maksudnya ialah bahasa Arab itu di ajarkan sebagai satu

kesatuan yang berhubungan erat bukan di bagi-bagi atas beberapa

bagian yang bercerai–berai, menurut teori ini di ambil satu acara

sebagai pusat, lalu dijadikan bacaan, percakapan, nahwu/sharaf

dengan demikian tidak ada jam khusus untuk membaca, untuk

bercakap-cakap, untuk nahwu/ sharaf dan sebagainya,hanya ada

beberapa jam untuk bahasa Arab mempunyai :

a) Dasar-dasar kejiwaan

b) Dasar-dasar pendidikan

Page 52: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

38

Pelajaran yang diberikan menurut sistem kesatuan menarik hati

murid, suka, rajin belajar, dan tidak bosan, karna pelajaran di

berikan bermacam-macam jalannya. Dan dalam hal ini juga murid-

murid mengulang-ulang pelajaran itu menambah tetap dalam otak

dan menambah pengertian.

Sistem kesatuan ini sesuai dengan teori gestal yaitu memahami

sesuatu secara keseluruhan lelah dahulu, kemudian berpindah

kepada memahami bagian-bagian dengan system kesatuan ada

perhubungan yang erat antara bermacam-macam

pelajaranbahasaArab (nahwu/sharaf ) membaca, bercakap-cakap

dan lain-lain).

2. Sistem bagian-bagian

Maksudnya ialah bahasa Arab yang di ajarkan itu di bagi atas

beberapa bagian(cabang-cabang) Tiap-tiap cabang ada kitabnya

ada rencananya, dan ada jam pelajarannya, seperti:

a) Mahfudzat

b) Bercakap-cakap

c) Nahwu

d) Sharaf

e) Dikte

Sistem ini yang di praktekkan di madrasah-madrasah dan

pesantren di seluruh dunia antara sistem kesatuan dan bagian-

bagian dapat di himpunkan dan sama-sama di praktekkan menurut

dasar-dasar sebagai berikut:

(1) Tiap-tiap cabang bahasa Arab janganlah di jadikan bagian

tersendiri dan terpisah dari bagian-bagian lain. Bahkan

haruslah di pandang semua itu bagian-bagian yang

berhubungan erat antara satu dengan yang lain untuk

kesatuan bahasa.

(2) Hendaklah guru memandang pembagian itu sebagai

pembagian yang di buat-buat untuk memudahkan praktek

mengajarkannya’’.17

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa dalam mengajarkan

bahasa Arab itu ada dua sistem yaitu pertama, kesatuan yang sama pada

prinsipnya merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang guru

17

Ibid., hlm.28-29.

Page 53: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

39

menghubungkan dua atau lebih dari beberapa mata pelajaran yang serumpun

menjadi satu mata pelajaran bahasa Arab saja.

Sedangkan yang kedua. Ada sistem bagian-bagian yang merupakan

kebalikan dari pada kesatuan, yaitu mata pelajaran itu disajikan, secara

terpisah-pisah. Hal ini didukung oleh faktor kemudahan dalam menyajikan

bahan atau isi pelajaran berikut evaluasinya, karena dapat disusun dengan

cara yang lebih sistematis sesuai dengan kekhususan di siplin ilmunya

masing-masing dan yang menjadi ciri khusus sistem bagian-bagian ini yakni

menyajikan mata pelajaran itu secara terpisah-pisah di tandai dengan di

paparkan atau di deretkannya sejumlah mata pelajarannya atau disiplin ilmu

secara terpisah-pisah di tandai dengan di paparkan atau di deretkannya

sejumlah mata pelajarannya atau disiplin ilmu secara terpisah-pisah tanpa

berusaha mencari persinggungan diantara berbagai mata pelajaran yang

masih serumpun masih bisa di pisah-pisah menjadi beberapa mata pelajaran

lagi contohnya nahwu/sharaf, mahfuzdat, muhadatsah, imlak dan

sebagainya, tanpa berusaha menghubungkannya antara satu mata pelajaran

yang satu dengan yang lainnya, meskipun begitu sistem ini tidak terlepas

dari kelebihan dan kekurangannya, bagian-bagian ini yaitu, seorang guru

akan lebih mudah mengajarkan satu cabang ilmu dan dapat mempelajarinya

lebih mendalam lagi sedangkan kekurangannya dapat menyebabkan

pertumbuhan bahasa murid murid tidak sama.

Page 54: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

40

c. Cabang-Cabang Tekhnik dan Metode Mengajarkan Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran dan Hadis, keduanya merupakan

sumber pokok ajaran Islam, dan kandungan keduanya terlebih dahulu

haruslah di fahami, sedangkan untuk memahami kandungan keduanya

terlebih dahulu haruslah di fahami, sedangkan untuk memahami kadungan

karena keduanya bahasaArab, maka haruslah di pelajari, dan dikuasai ilmu

tentang bahsa Arab juga, untuk itu ada 4(empat) kemampuan menyangkut

bahasa Arab, atau kemampuan bahasa Arab, yaitu:

1. Kemampuan membaca dengan benar dan memahami dengan tepat

2. Kemampuan menulis/mengarang degan bahasa Arab

3. Kemampuan berbicara dengan bahasaArab

4. Kemampuanmemahamipembicaraanoranglainyangmenggunakanba

hasa.18

Dari keempat aspek kemampuan di atas maka menurut penulis yang

pertama sekali harus dikuasai adalah aspek kemampuan yang pertama ini

telah memadai, maka akan mudahlah untuk menguasai aspek-aspek

kemampuan yang lainnya, dan Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa

beberapa aspek yang telah di sebutkan di atas merupakan cabang-cabang

dari bahasa Arab, yaitu:

1. Mutal’ah (membaca)

a) Tujuan pelajaran muthala’ah melatih murid-murid supaya pandai

mengucapkan bahasa Arab dengan baik dan lancar, serta betul

makhraj hurufnya, dan mengerti maksudnya.

b) Tekhnik mengajarkan muthal’ah

1) Guru mengadakan Tanya jawab singkat dengan mereka

tentang topic itu kalau ada.

18

Akrum Fahmi, Ilmu Nahwu Dan Sharaf (Jakarta: Raja Grafindo Persada, I999), hlm. 11.

Page 55: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

41

2) Guru menjelaskan pengertian kata-kata yang sulit yang

terdapat pada kalimat pertama dari bacaan tersebut

3) Setelah murid pandai membaca bagian pertama dengan bagian

yang kedua dengan ucapannya yang baik. Hendaklah disuruh

murid untuk menerangkan arti dan maksudnya, serta

menerangkan pengajaran (ibrah) yang di petik daripadanya

4) Kemudian Guru menyuruh murid-murid menyalin arti kata-

kata yang sulit dalam buku tulis khusus.19

Jelaslah bahwa cabang bahasa Arab yang pertama ini sesuai dengan

aspek kemampuan yang pertama juga harus dikuasai dalam pembelajaran

bahasa Arab yang pertama ini sesuai dengan aspek kemampuan yang pertama

juga harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa Arab.

2. Muhadatsah (bercakap-cakap dan mengarang)

Muhadatsah ialah menerangkan dengan lisan apa-apa yang

terlintas dalam hati dengan perkataan yang betul dan sesuai dengan

yang dimaksud ialah:

a) Tujuannya.

Membiasakan Mahasiswa supaya pandaibercakap-cakap dengan

bahasa Arab yang fasih dan juga dapat menyusun kalimat yang

baik.

b) Tekhnik mengajarkan muhadatsah ini guru harus mengikuti

tekhnik berikut:

1) Guru, memilih topic yang sesuai dengan tingkat pemikiran

murid-murid yang cocok dengan tigkat umur mereka.

2) Guru memilih kata-kata dan kalimat-kalimat yang sesuai

dengan pengetahuan murid dan pembendaharaan bahasa

mereka.

3) Guru menyiapkan semua alat peraga yang membantu

kesuksesan pelajaran itu.

4) Pada setiap akhir pelajaran, guru harus mengajukan beberapa

pertanyaan sebagai penerapan dari apa yang telah di jelaskan

sebelumnya dan di mintakan jawaban yang sempurna.20

5) Dan untuk cabang bahasa Arab yang kedua ini juga sejalan

dengan aspek kemampuan yang ketiga yang telah di sebutkan di

atas.

19

Ibid., hlm. 13. 20

Abu Bakar Muhammad, Op., Cit, hlm. 59-6I.

Page 56: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

42

3. (dikte)

Imlak penting sekali diantara cabang-cabang ilmu bahasa.

Bahkan imlak itulah asas yang utama untuk mengibaratkan isi hati

kita dengan tulisan, Nahwu hanya wasilah (jalan) untuk

membetulkan baris akhir kata-kata imlak wasilah untuk membentuk

rupa tulisan kata-kata. Imlak yang salah tidak dapat dibaca dan

tidak dapat di mengerti sama sekali, imlak menjadi ukuran untuk

mengetahui sampai dimana pelajaran murid-murid, supaya dapat di

berikan pelajaran baru,

a) Tujuan Imlak

Melatih murid-murid, supaya biasa menuliskan kata-kata dengan

betul dan juga untuk belajar mengarang.

b) Tekhnik mengajarkan imlak

Tekhnik mengajarkan imlak itu berbeda-beda sesuai dengan

tingkat perkembangan akal murid:

1) Guru mengadakan Tanya jawab, lebih dahulu dengan murid

tentang potongan kalimat yang disusun sendiri oleh guru,

dengan mengambil kata-kata baru yang akan di imlakkan itu.

2) Kemudian guru mengimlakkan potongan kalimat itu.21

4. Qawaid (Nahwu/ Sharaf)

Pembicaraan bahasa yang benar, bukanlah berdasarkan kaidah

bahasa (qawaid), tetapi qawaid didasrkan pembicaraan bahasa yang

benar karena pembicaraan lah yang lebih dahulu. Ada kemudian

dari situlah di susun qawaid (tata bahasa).

Menurut system lama, Nahwu sharaf adalah pelajaran yang

mula-mula dalam pelajaran bahasa Arab. Dan menurut pendapat

terbaru Nahwu sharaf itu diberikan dengan disertakan pelajaran

membaca, bercakap-cakap dan hafalan.22

Dari penjelasan diatas dapat di ketahui adanya metode mutal’ah

(membaca), metode muhadasah (bercakap-cakap), dan metode imla’(dikte),

serta Quwaid (nahu sharaf) yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa

Arab mahasantri di Ma’had al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.

Dalam mengajarkan qawaid harus diperhatikan hal-hal di bawah ini:

21

Ibid., hlm. 49-5I. 22

Muhammad Yunus, Op., Cit., hlm. 8I.

Page 57: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

43

1) Hendaklah dipentingkan lebih dahulu pelajaran sebelum

mengajarkan qawaid, apabila murid-murid telah biasa

bercakap-cakap dengan perkataan yang betul, mudahlah

mereka mengetahui qawaid itu.

2) Hendaklah diperbanyak lebih dahulu pelajaran mutala’ah

(membaca) dalam bahasa Arab, begitu juga dengan

makhfudzat (hafalan), menghafal kalimat yang mudah dan

pendek.

3) Hendaklah dipergunakan metode istimbath (menyimpulkan)

dalam mengajarkan qawaid yaitu mulai dengan beberapa

missal (perumpamaan), sampai mendapat kaedah (ta’rif).

4) Misal-misal itu hendaklah dalam kalimat yang sempurna,

dan misal-misal itu juga diambil dari kisah-kisah pendek,

atau sepotong bacaan.

5) Hendaklah misal-misal itu banyak, terang, menarik hati,

dan sesuai dengan masyarakat sekarang, serta mempunyai

arti yang hakiki.

6) Kemudian juga mengadakan latihan untuk pelajaran

qawaid.

Dan tekhnik untuk mengajarkan qawaid itu antara lain :

1) Pendahuluan, yaitu bersoal jawab dengan murid-murid

tentang pelajaran baru, Dengan kata lain pengetahuan yang

telah diketahui.

2) Memperbandingkan (memperdebatkan), yaitu bersoal

jawab dengan murid-murid tentang misal-misal itu satu

demi satu mana sifat-sifatnya yang berlainan, apa macam

kata-katanya, apa macam I’rabnya dan sebagainya dengan

demikian guru bersama murid-murid dapat mengambil

kesimpulan hukum yang umum (kaidah atau ta’rif)

3) Mengambil kesimpulan.

4) Tabi (mempergunakan kaidah dengan mengadakan

latihan), yaitu setelah murid-murid mengetahui kaidah,

haruslah diadakan latihan yang sesuai dengan kaidah itu.23

Sedangkan untuk cabang bahasa Arab yang ketiga dan yang

keempat ini sesuai dengan aspek kemampuan yang kedua.

5. Mahfudzat (hapalan)

23

Ibid, hlm.8-84.

Page 58: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

44

Mahfudzat ialah mempelajari perkataan sastra yang pendek

menghafalnya dengan sebaik-baiknya, seperti berupa mufradat

sya’ir.24

1) Tujuannya

Pelajaran mahfudzat bertujuan untuk memperkaya kosa kata,

juga untuk memudahkan membaca dan bercakap-cakap

2) Tekhnik pengajaran makhfudzat.

(a) Guru memberikan kalimat yang sudah terpilih yang di

tulis di atas papan tulis dengan tulisan yang jelas.

(b) Guru menjelaskan kepada murid kata-kata sulit begitu

juga kalimat-kalimat sulit dan menulisnya

(c) Guru menyuruh murid membacanya.

(d) Setelah lancar bacaannya, maka guru beralih kepada

menghafalnya degan salah satu metode tersebut.

(e) Guru menyuruh murid membacakan mahfudzatnya itu

seluruhnya, dan menguji pemahaman bacaannya itu

setelah menghafal.25

Terkadang seorang sangat mahir dalam membaca kitab gundul.

Akan tetapi, ketika ditanya artinya tak satu pun yang dia fahami, maka

penting bagi kita untuk memperkaya kosa kata serta teknik-teknik

penerjemahan yang baik. Jadi untuk mempermudah belajar bahasa Arab

itu juga diperlukan kosa kata yag banyak, tentunya dengan metode

hafalan

6. Balagah (ma’ani, bayan, badi’)

Ilmu balaghah adalah ilmu yang mempelajari kefasehan

berbicara, yaitu meliputi ilmu ma’ani, bayan dan badi’.

a. Ilmu ma’ani adalah ilmu utuk menjaga dari kesalahan

berbicara.

b.Ilmu bayan adalah ilmu untuk menjaga dari pembicaraan yang

tidak mengarah kepada tujuannya.

c. Sedangkan ilmu badi’ itu adalah ilmu untuk menghiasi susunan

kalimat.26

24

Ibid.,hlm. 93. 25

Ibid,.hlm. 8I.

Page 59: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

45

Sedangkan ilmu badi’ itu adalah ilmu untuk menghiasi susunan

kalimat.27

Dari beberapa cabang-cabang bahasa Arab yang disebutkan di atas,

ada tujuan yang akan dicapai juga ada tekhnik pembelajarannya, Dan untuk

menyampaikan materinya ada beberapa metode yang dapat di lakukan, yaitu:

1) Metode Ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara

penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan

kepada siswa atau khalayak ramai. Ini sesuai dengan defenisi yang

dikemukakan oleh Rama yulis, bahwa metode ceramah ialah

penerangan dan penuturan secara lisan guru terhadap murid-murid

di ruangan kelas.28

Peran murid di sini sebagai penerima pesan,

mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat keterangan-

keterangan guru bila mana di perlukan

2) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa

memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa siswa di beri

kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam

kegiatan belajar mengajar melalaui Tanya jawab, guru

memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberi kesempatan

untuk bertanya terlebih dahulu pada saat memulai,

pertengahan,atau pada akhir pelajaran, bila mana metode Tanya

jawab ini dilakukan dengan secara tepat akan dapat meningkatkan

perhatian siswa untuk belajar secara aktif.29

3) Metode Diskusi

Metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah

cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan

materi dengan cara mendiskusikannya, dengan tujuan dapat

menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada

siswa.Ramayulis mengemukakan bahwametode diskusi adalah

26

Imam Akhdlori, Ilmu Balagah Terjemah Jauhar Maknun(Bandung: Al-Ma’arif, I989),

hlm. 17-18. 27

Imam Akhdlori, Ilmu Balagah Terjemah Jauhar Maknun(Bandung: Al-Ma’arif, I989),

hlm. 17-18. 28

Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam(Jakarta: Ciputat,2002),

hlm. 136. 29

Basiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam(Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

hlm. 43.

Page 60: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

46

suatu cara penyampaian bahan pelajaran di mana guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk mengadakan

pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan, atau menyusun berbagai alternative pemecahan

masalah.30

Dengan demikian dapat dilihat bahwa metode diskusi adalah

salah satu metode yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas

dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan

pendapat para siswa.

4) Metode Sosidrama

Metode sosi drama adalah metode mengajar di mana guru

memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan

memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan

masyarakat, jadi metode sosiodrama adalah bentuk metode

mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah laku di

dalam hubungan social.

5) Metode Drill

Metode drill atau disebut latihan di maksudkan untuk

memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa-

apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara

praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan.31

Latihan yang

dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat

menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya.

6) Metode Resitasi

Metode resitasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran, guru

memberikan sejumlah tugas terhadap peserta didik untuk

mempelajari sesuatu, tugas yang diberikan oleh guru bisa bentuk

memperbaiki, memperdalam, mencari informasi, atau menghafal

pelajaran yang pada akhirnya membuat kesimpulan tertentu

Metode ini popular dengan sebutan pekerjaan rumah (PR).

Sebenarnya bukan hanya di rumah, tetapi dapat dikerjakan di

sekolah, diperpustakaan, laboratorium, musholla atau tempat-

tempat lainnya. 32

Dari penjelasan di atas bahwa setiap cabang dari bahasa Arab itu

dalam mengajarkannya ada tujuan yang akan dicapai, juga ada metode

yang dapat mempermudah guru dalam mengajarkannya.

30

Armei Arief, Op., Cit, hlm. 145-146. 31

Basiruddin Usman, Op., Cit, hlm. 55. 32

Armei Arief, Op., Cit., hlm. I64.

Page 61: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

47

B. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini di cantumkan penelitian

terdahulu untuk membedakan dari penelitian sebelumnya, diantaranya:

1. Penelitian yang telah dilakukan saudara Muhammad Syawaluddin NIM

09420051 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam dengan

Judul’’ Hubungan Antara Lingkungan Dengan Aktivitas Muhadatasah Dalam

Bahasa Arab Siswa Madrasah Ibnul Qoyyim Putra Piyungan Bantul

yogyakarta denganhasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

a. Penanganan siswa MTs Ibnul Qoyyim Putra mengenal dengan system

pengolahan pondok 24 jam yang diatur oleh direktur dan guru pondok

ibnul Qoyyim putra yang dibentuk untuk tujuan tertentu yang bermanfaat

bagi kelancaran dan tercapainya tujuan yang diinginkan adapun dimaksud

lingkungan disini ialah lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyah).

Evaluasi pembelajaran bahasa Arab bisa lebih terkontrol dengan

berbagai kegiatan kebahasaan yang diadakan guru bahasa pondok dan

memudahkan guru untuk mengawasi yang melanggar bahasa (tidak

berbahasa Arab) dan meningkatkan kreativitas dan kegemaran santri

dalam berbahasa Arab yang di tunjang dari berbagai kegiatan dan

aktivitas kebahasaan.

Page 62: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

48

b. Ada kolerasi positif yang signifikan antara lingkungan dan aktivitas

muhadastah di MTs Ibnul Qoyyim Putra. Dengan demikian berarti Ha

diterima dan Ho ditolak, berarti semakin disiplin mentaati lingkungan

pondok, maka aktivitas muhadatsah semakin lancer prestasi berbahasa

Arab semakin tinggi

Jadi dapat ditarik kesimpulan, tinggi rendahnya aktivitas santri

dalam mengikuti disiplin lingkungan yang telah diatur oleh guru-guru

pondok pesantren Ibnul Qoyyim putra dan kegiatan bahasa, maka

semakin aktif santri mengikuti disiplin dan kegiatan maka semakin tinggi

perestasi dalam berbahasaArab

2. Penelitian Nurbaiti Hasibuan NIM 10 310 0157 Jurusan Tarbiyah Program

Studi Pendidikan Agama Islam Tahun 2013 dengan Judul’’ Strategi Guru

Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab Santri Di Pondok Pesantren

Darul Ulum Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padanglawas Utara

dengan hasil penelitian bahwa strategi dalam kemampuan bahasa Arab yang

benar ialah dengan menggunakan strategi yang baik, adapun strategi yang di

laksanakan guru dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab santri bahasa

Arab di pondok pesantren Darul ulum sipaho ialah dengan menggunakan

Jigsaw (bervariasi). Strategi ini sudah menggabungkan kemampuan dalam

bahaa Arab yaitu kemampuan membaca, menulis mendengarkan dan

bercakap-cakap.

Page 63: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ma’had Al-Jamiah Institut Agama Islam

Negeri Padangsidimpuan. Penelitian ini dilaksanakan mulai taggal 30

Desember 20I5 s.d 20I6, pada tahun pembelajaran 20I6 juga.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan analisis data, penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati fenomena

disekitarnya dan menganalisisnya dengan menggunakan logika ilmiah.1

Penelitian ini didekati dengan metode deskriptif yaitu penelitian yang

berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa

adanya. 2 Pendekatan ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pembelajaran bahasa

Arab di Ma’had Al-jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.

Berdasarkan tempat penelitian ini termasuk penelitian lapangan.3

Pendekatan ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pembelajaran bahasa

Arab di Ma’had Al- Jamiah Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.

1 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosdakarya, 2000), hlm. 5.

2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003), hlm. I57 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hlm. I0.

Page 64: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

50

Berdasarkan tujuan penelitian ini termasuk penelitian eksploratif

yaitu penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkapkan

phenomena murni.4 Sebagaimana apa adanya menggambarkan proses

pembelajaran bahasa Arab di Ma’had Al-Jamiah Institut Agama Islam

Negeri Padangsidimpuan.

1. Informan Penelitian

a. Data primer adalah data pokok yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang

diproleh dari Mudir Ma’had al-jamiah Institut Agama Islam Negeri

Padangsidimpuan, Ustadzah Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

sebanyak 5 orang

b. Data skunder adalah data pendukung yang diproleh Administrasi Ukhti

Musrifah pembimbing mahasiswa yang tinggal di Ma’had AL-jamiah

Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan sebanyak 5 orang dan

Ukhti Kabiroh sebanyak 10 orang ditambah dengan mahasantri yang

tinggal di asrama Ma’had al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

2. Teknik Pengumpulan Data

Alat Pengumpul data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi disebut pula pengamatan, yang meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh Alat Indra.5

4 Ibid,.hlm. 7

5 Ibid, hlm. I56.

Page 65: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

51

Observasi merupakan instrument pengumpulan data yang

digunakan untuk mengamati tingkah laku Individu ataupun proses

terjadinya sesuatu kegiatan yang dapat diamati dalam situasi sebenarnya,

dimana Observasi ini digunakan untuk melihat secara pasti bagaimana

proses pembelajaran dan penerapan Bahasa Arab di Ma’had Al-Jamiah

Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.

b. Wawancara

Wawancara adalah Percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.6

Di sini penulis mengadakan Tanya jawab secara langsung mengenai

bagaimana proses pembelajaran dan penerapan bahasa Arab, serta factor

pendukung pembelajaran bahasa Arab di Ma’had Al-Jamiah Institut

Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.

3. Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka analisis data dilakukan secara deskriptif

yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga lebih

mudah untuk difahami dan disimpulkan. sedangkan tahap untuk

penyimpulannya dilakukan dengan cara induktif yakni proses logika yang

berangkat dari data observasi yang dilakukan menuju kepada suatu teori, serta

analisis terhadap dinamika fenomena yang diamati, dengan menggunakan

logika ilmiah.

6 Lexy j, Moleong, Op.,Cit, hlm. 135.

Page 66: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

52

4. Tekhnik Menjamin Keabsahan Data

Data yang telah dikumpulkan diperiksa kembali dengan tekhnik

menjamin keabsahan data, penulis berpedoman kepada pendapat Lexy J.

Moleong juga yang mengatakan bahwa tekhnik untuk menjamin keabsahan data

itu antara lain:

a. Perpanjangan keikut sertaan

Perpanjangan keikut sertaan berarti peneliti tinggal di lapangan sampai

kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikut sertaan yang

menuntut peneliti agar terjun kelokasi dalam waktu yang cukup panjang

guna mendeteksi dan memperhitungkan destori yang memungkinkan

memenuhi data.

b. Ketentuan / Keajengan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Hal ini berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan

teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap factor-faktor yang

menonjol.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Page 67: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

53

C. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan skripsi ini dibuat sistematika

pembahasan seperti berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari: latar belakag

masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian,batasan istilah.

Bab kedua adalah membahas tentang landasan teori yang terdiri dari,

kajian teori, penelitian terdahulu.

Bab ketiga membahas tentang metodologi penelitian yang terdiri

dari, lokasi dan waktu penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, tekhnik

pengumpulan data, analisis data, dan tekhnik menjamin keabsahan data.

Bab keempat adalah hasil penelitian dan proses pembelajaran dan

factor pendukung dan penghambat pembelajaran bahasa Arab di Ma’had al-

Jamiah IAIN Padangsidimpuan

Bab kelima adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-

saran

Page 68: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah berdirinya Asrama Ma’had al- Jamiah Institut Agama Islam

Negeri Padangsidimpuan

Sejarah berdirinya Ma’had al-Jami’ah. Seiring dengan Visi Misi

untuk melahirkan generasi muslim yang lebih handal di kemudian hari

maka, pembinaan terhadap yang ada harus intensif dengan pembinaan

yang komprehensif yang meliputi pembinaan mental, spiritual keilmuan,

bahasa Arab (sebagai modal membuka ilmu)

Salah satu upaya yang bisa ditempuh untuk mewujudkan keinginan di

atas adalah dengan mengasramakan mahasiswi IAIN Padangsidimpuan

agar dapat dibina dan intensif maka dibangunlah gedung asrama pada

tahun 2002 pada masa kepemimpinan Drs. Agus Salim Daulay, M. Ag.

Gedung Asrama tersebut terdiri dari dua lantai yang terdiri dari tiga puluh

dua kamar dan masing-masing kamar dihuni oleh dua orang mahasiswi di

lantai dapat menampung 64 orang mahasiswi, di lantai atas tersedia empat

kamar mandi yang terletak di sisi kiri dan kamar-kamar mereka.

Demikian juga tersedia empat kamar mandi di lantai bawah yang juga

terletak di sisi kiri dan kanan kamar-kamar dan di tambah sebuah kamar

mandi besar yang terletak di belakang asrama selain itu, masing-masing

Page 69: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

55

kamar disediakan dua tempat tidur, satu set meja belajar dan satu lemari

pakaian.1

Selanjutnya, bangunan gedung asrama tersebut ditambah

dengan bangunan gedung asrama yang lebih besar yang terdiri dari 3

lantai, 75 kamar, setiap lantai terdapat empat kamar mandi, masing-

masing kamar dihuni 3 orang mahasiswa, dan setiap sudut lantai

terdapat satu kamar yang berukuran lebih kecil dari kamar mahasantri

yaitu kamar ukhti musrifah, diberi nama Ma’had Al-Jami’ah, dengan

harapan agar seluruh penghuni asrama Ma’had Al-Jami’ah terjalin

ukhwah Islamiyah yang sebenarnya saling bantu membantu dan

tolong menolong antar sesama dalam kebaikan, yang kebetulan

Ma’had Al-Jami’ah di huni oleh mahasiswi-mahasiswi baru sehingga

cocok dengan nama untuk hunian perempuan diprioritaskannya

perempuan sebagai penghuni asrama ini adalah karena kebanyakan

mahasiswi IAIN Padangsidimpuan adalah mahasiswi (putri).

2. Visi, Misi Dan Tujuan

a. Visi Ma’had Al-Jamiah

Visi Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan adalah

menjadi tempat untuk menggodok generasi Islam Yang memiliki

Integritas Yang tinggi terhadap Tuhan yang diwujudkan dengan

1 Ustadz Muhlison, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Wawancara, Kantor

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan. 11 Maret 2016

Page 70: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

56

ketaatan beribadah dan pengabdian yang tinggi kepada Masyakat

serta mampu tampil di panggung internasional.

b. Misi Ma’had Al-Jami’ah

Misi Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan adalah melatih

dan membiasakan ibadah sebagai dasar kehidupan untuk membuka

pintu-pintu ilmu.2 Dan mengajarkan bahasa Arab.

c. Tujuan Ma’had Al-Jami’ah

Tujuan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan adalah:

1) Mengoptimalkan pendidikan dan pengajaran

2) Mengefektifkan pengajaran bahasa Arab

3) Mengefektifkan penerapan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-

hari.

4) Membiasakan sholat lima waktu secara berjama’ah

5) Melatih membaca kitab kuning (kiab gundul )

6) Mengajarkan ekstra kulikuler secara intensif Melatih berpidato

sekali dalam seminggu

2 Ustadz Muhlison, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Wawancara,

Kantor Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan. 11 Maret 2016

Page 71: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

57

3. Pola Penyelenggaraan dan Fungsi Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan

a. Pola penyelenggaraan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

di lakukan secara kreatif dengan memaksimalkan sumber daya

yang di miliki dan melibatkan stake holders perguruan tinggi.

b. Fungsi Ma’had Al- Jami’ah adalah untuk: Memperkuat dasar-dasar

wawasan keagamaan atau keIslaman

1) Memperkuat kemampuan bahasa asing (Arab. Inggris,

lainnya).

2) Membentuk karakter (character building)

3) Menjadi pusat pembinaan tahsin dan thfidz al-Quran

4) Pengembangan keterampilan dan tradisi akademik lainnya.3

c. Kurikulum Ma’had Al-Jami’ah adalah sebagai berikut:

1) Keterampilan ibadah dan penguasaan dasar-dasar pelaksanaan

ubudiyah.

2) Keterampilan berbahsa asing (Arab atau Asing)

3) Keterampilan memahami khazanah keislaman ( kitab kuning )

4) Masa penyelenggaraan Ma’had Al-Jami’ah minimal 1 (satu)

tahun kelulusan pada program Ma’had Al-Jami’ah menjadi

3 Surat Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Pendikan Islam (Jakarta: Intruksi

Penyelenggaraan Pesantren Kampus ( Ma’had Al-Jamiah 2014).

Page 72: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

58

prasyarat untuk mengambil mata kuliah tertentu atau

pelaksanaan akademik lainnya.4

4. Program Ma’had Al-Jami’ah

Diantara program strategis Ma’had Al- Jami’ah adalah:

1) Program penguatan kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggris

2) Program pengembangan pengasuhan di Ma’had Al-Jami’ah

3) Program pembinaan tahsin dan tahfizul Qur’an.5

Dari program strategis tersebut dapat tercapainya:

1) Penguatan kemampuan berbahasa Arab bahasa Inggris

2) Pembinaan Tahsin dan Tahfizul Qur’an

3) Documen pengembangan pola pengasuhan di Ma’had Al-Jami’ah

4) Ketersediaan kurikulum Ma’had Al-Jami’ah

5) Implementasi rumusan pembangunan karakter mahasiswi di

Ma’had Al-Jami’ah.6

Pendidikan dan pengajaran di Ma’had Al-Jami’ah sudah

include dalam kegiatan harian, mingguan, maupun tahunan.

(1) Jadwal kegiatan harian

05,00 bangun pagi untuk melaksanakan sholat subuh

berjama’ah

4 Ibid.,

5 Aswadi Lubis dkk.,” Rencana strategi Institut Agama Islam Negeri psp 2014-

2019’’,(Padangsidimpuan: IAIN, 2014), hlm. 29-30 6 Ibid., hlm. 35-37.

Page 73: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

59

05,30 pengajaran bahasa Arab dan kosa kata baru

07,00 shalat mandi dan makan pagi

08,00 masuk kuliah

12,00 persiapan zuhur berjama’ah

13,00 makan siang

14,00 belajar bahasa Arab

15,00 persiapan shalat ashar berjama’ah

16,00 membaca al-Quran

17,00 istirahat dan mandi sore

18,00 muhadatsah bahasa Arab sore

19,00 sholat magrib berjama’ah dan membaca al- Quran

20,00 shalat isya berjama’ah

21,00 belajar pelajaran kuliah secara mandiri

22,00 istrahat atau tidur malam

(2) Kegiatan Mingguan

(a) Shalat lail berjama’ah

(b) Membaca YasiinPuasa sunnah senin kamis

(c) Siraman rohani (ceramah agama)

(d) Diskusi kelompok

(e) Belajar seni tulis indah ( huruf latin)

(f) Latihan nasyid

(g) Latihan menjahid

Page 74: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

60

(h) Gotong royong membersihkan asrama

(i) Jalan sehat

(3) Kegiatan bulanan

Kegitan bulanan yaitu mengadakan tamrin lughoh

(4) Kegiatan tahunan

(a) Lomba cerdas cermat bahasa Arab

(b) Lomba pidato bahasa Arab dan Indonesia

(c) Lomba menghafaz Juz’ Amma

(d) Menyelenggarakan seminar tentang kewanitaan

(e) Pagetaran seni Islami (berbahasa Arab) studi tour

5. Kurikulum dan Metode

1) Silabus/pokok bahasan bahasa Arab

Silabus bahasa Arab terdiri dari beberapa pokok bahasan :

a) Pengenalan benda-benda muzakkar

b) Pengenalan benda-benda muannas

c) Pengenalan ismul isyaroh lil muazakkar

d) Pengenalan ismul isyaroh lil muannas

e) Penggunaan isim muzakkar dan muannas secara bersamaan

f) Penggunaan zorf (zorf makan, zaman, dll)

g) Penggunaan domir munfasil dan kata milik

h) Penggunaan domir muttasil

i) Angka dalam bentuk muzakkar

Page 75: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

61

j) Angka dalam bentuk muannas

k) Angka yang terhubung dengan kata benda muzakkar

l) Angka yang terhubung dengan kata benda muannas

m) Bentuk jamak takasir

n) Penggunaan kata-kata laysa, lasna, lastu, dll

2) Silabus pelajaran Nahwu Meliputi : (buku panduannya adalah: an-

nahwi wadih).

a) Pelajaran tentang jumlah mufidah

b) Pelajaran tentang jumlah ismiyah

c) Pelajaran tentang jumlah fi’liyah

d) Pelajaran tentang muftad’ dan khobar

e) Pelajaran tentang kana wa akhwatuha

f) Pelajaran tentang maf’ul bih

g) Pelajaran tentang ahruf al-jar

Sedangkan pelajaran untuk sharf akan dikonsentrasikan

kepada menghafal bentuk-bentuk kata yang bisa ditemui dalam

percakapan sehari-hari. Buku yang menjadi standar pengajaran

adalah al-amsilah attasrifiyah.

3) Silabus/pokok bahasan qiroah (mutala’ah)

Page 76: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

62

Pelajaran qiroah ini akan diajarkan pada semester II setelah

mahasiswi sudah banyak mengenal kosa kata Arab dan banyak

mengetahui kaidah-kaidah nahwu dan sarf.7

a) Al-Anzani

b) Al-Milhu

Judul-judul yang ada dalam qira’ah ini terkesan judul

mengenai kehidupan anak-anak bukan untuk mahasiswa namun,

judul-judul yang terkenal lucu ini adalah bertujuan untuk

menjadikan cerita-cerita yang ada menjadi menarik, karena di

dalamnya akan dijumpai cerita tentang kehidupan yang di alami

oleh benar maka, materi-materi yang di ajarkan dimulai dari yang

sangat dasar seperti berikut ini:

(1) kata-kata yang benar (fashahah)

(2) Pengulangan pelajaran tajwid

(3) Pelajaran tentang huruf-huruf yang tidak bisa disambung jika

didepan

(4) Pelajaran tentang penggalan-penggalan kalimat

(5) Latihan-latihan

4) Silabus/pokok bahasan muhadasah

Pelajaran muhadasah atau praktek berbahasa Arab adalah

bagian dari aflikasi pelajaran yang sudah diterima oleh mahasantri

7 Ibid.,hlm 35-37

Page 77: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

63

setiap harinya, baik yang disampaikan oleh Dosen maupun yang

mereka pelajari sendiri. Oleh karenanya silabus yang disusun

sesuai dengan yang mereka alami langsung setiap hari ;

a) Muhadasah tentang perjumpaan dengan teman/seorang

b) Muhadasah tentang di kelas

c) Muhadasah tentang di mesjid

d) Muhadasah tentang pelajaran yang disukai

e) Muhadasah tentang pelajaran yang sulit

f) Muhadasah tentang dosen

g) Muhadasah tentang asrama

h) Muhadasah tentang kamar, dll.

Judul-judul yang tersebut di atas adalah materi yang akan

mereka buat baru diterjemahkan kedalam bahasa Arab.8

Tahapan pembelajaran materi ini terdiri dari;

a) Menterjemahkan satu kalimat bahasa Indonesia kedalam

bahasa Arab dan bahasa Inggiris 5-7 kata dengan tema sudah

mereka ketahui.

b) Menterjemahkan kalimat kedalam bahasa Arab yang lebih

panjang

c) Mengarang bahasa Arab sebanyak lima baris, selanjutnya

meningkat 6 baris, 7 baris dan terus bertambah.

8 Ibid,hlm. 13.

Page 78: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

64

d) Tema-tema yang akan di tulis meliputi tema tentang mesjid,

kelas, sekolah, taman asrama, dan lain-lain.

6. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan Prasarana merupakan salah satu factor yang

mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran guna pencapaian tujuan

pendidikan secara maksimal. Proses belajar mengajar akan lebih

efektif jika didukung dengan sarana dan prasarana belajar yang

lengkap.

Ma’had al-jami’ah IAIN Padangsidimpuan memiliki sarana dan

prasarana yang memadai yaitu dilihat dari ketersediaan gedung,

perpustakaan, lab computer dan lain-lain yang dapat menunjang

kelancaran proses pembelajaran selain itu, dosen yang mengajar di

Ma’had al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dituntut kreatif untuk

menciptakan dan memotivasi mahasantri dalam menyediakan alat-

alat peraga.

Berdasarkan data-data inventaris asrama Ma’had Al-Jami’ah

IAIN Padangsidimpuan keadaan sarana dan prasarana pokok dan

pendukung kegiatan pembelajaran yang tersedia dapat dilihat pada

table berikut:

Page 79: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

65

Tabel 1

Jumlah kondisi, sarana dan prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah Unit Keterangan

1 Gedung 4 gedung cukup

2 Ruang kelas 16 ruang kelas cukup

3 Perpustakaan 5 memadai

4 Kantor 1 memadai

5 Masjid 1 cukup

6 Kamar Mandi 14 kamar cukup

7 Kamar asrama

mahasiswa

75 kamar cukup

Sumber: Data administrasi asrama /Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan

Tabel II

Jumlah dan kondisi buku pelajaran

No Jenis Buku Jumlah ( eks) keterangan

1 Buku paket 300 cukup

2 Buku penunjang 1000 cukup

Sumber : Data Administrasi Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan 2016

Page 80: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

66

Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat pada table tersebut

berfungsi untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar yang di

laksanakan di yayasan tersebut

Tabel III

Jumlah dan kondisi peralatan praktek dan penunjang

No Alat Peralatan Peraktek dan

Penunjang

Jumlah Unit Keterangan

1 Computer 10 Cukup

2 Tape Recorder 1 Kurang

3 CD Pembelajaran 2 kurang

Sumber: Data Administrasi Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padansidimpuan

7. Struktutur Organisasi Kepemimpinan Di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan

STRUKTUR ORGANISASI MA’HAD AL-JAMI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

I. PENGARAH : DR. H. IBRAHIM SIREGAR, MCL/ Rektor

II. PENANGGUNG JAWAB : DRS. SAMSUDDIN, M.Ag/ W.R. Bid. Kemhs & K. Sama

III. MUDIR MA’HAD : MUHLISON, M.Ag

IV. STAF ADMINISTRASI : IMAM SYAFI’I, S.Pd.I

V. MUWAJJIH/AH

A. ASR. PUTRA IAIN : 1. FADLIKA HIMMAH SYAHPUTRA

HARAHAP, SE

B. ASR. PUTRI IAIN : 1. RISNA HARAHAP, MA

2. NURLIANA DALIMUNTHE

C. ASR. PUTRA PES. AL-ANSOR : 1. PARTAHIAN, MA

Page 81: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

67

2. PURNAMA HIDAYAH HARAHAP

D. ASR. PUTRI PES. BAHARUDDIN : 1. RIJAL SIREGAR

2. MARIA ULFA

3. MASDINGIN HARAHAP

V. MUSYRIF/AH

A. ASR. PUTRA IAIN : 1. PARULIAN SIREGAR

2. HABIBI MORA INDAH

3. JAYA AHMAD

4. RIANDRY FADHILAH

B. ASR. PUTRI IAIN : 1. FITRI AFIFAH HSB

2. HERMITA PANDA HSB

3. AIDATUL IRA HRP

4. ANGIE NAVA R. SITUMORANG

5. NADYA NASUTION

6. NUR ISROIYAH

7. IRNA YATI POHAN

8. SAMARIA SIREGAR

9. RIDWANA SIREGAR

C. ASR. PUTRA AL-ANSHOR : 1. AHMAD RASYID

2. M. ARIF ARQON

3. M. IRFAN NST

4. A. ZUHDI MARTONDI

5. HOTPARMADAN

D. ASR. PUTRI BAHARUDDIN : 1. IRNA KHAIRANI DAULAY

Page 82: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

68

2. SAFRINA HULU

3. PATMAWATI RITONGA

4. CHAIRUNNISA PLG

5. ASMIKA YANTI HRP

6. DEVI HAKIMAH

7. KHOIRIYAH SRG

8. SHOLEHA HTB

9. NURDELILA

10. AMINAH

11. SYAHRO MAS J. WARI

12. MAYA INDAH L.

13. WILDA SYURYANI

14. SITI HAWA

15. MARYAM.9

B. Temuan khusus

1. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di Ma’had Al- Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan

Strategi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: rencana yang

cermat untuk mencapai sasaran khusus.10

Metode dan teknik mempunyai

pengertian yang berbeda meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan

9 Imam Syafii, Sekretaris , Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan,. Studi

Documentasi Arsip Sk, 5 Oktober 2016 10

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1995), hlm. 859

Page 83: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

69

yang harus dilalui mencapai tujuan, sedangkan teknik adalah cara

mengerjakan suatu tujuan. Jadi metode mempunyai pengertian yang lebih

luas, lebih ideal dan konseptual.11

Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkah-

langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui

dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam

kelas guna merealisasikan tujuan .berikut ini penjelasan seputar strategi

pembelajaran unsur bahasa Arab (Ashwat, mufrodat, taraqib) dan strategi

pembelajaran keterampilan bahasa (istima’, kalam, qiroah, kitabah).

Dalam Strategi pembelajaran bahasa Arab, sistem mengajarkan bahasa

Arab harus ada. Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas bahwa sistem

mengajarkan bahasa Arab itu ada dua, yang pertama sistem kesatuan

( ) yaitu bahasa Arab diajarkan satu kesatuan yang berhubngan

erat, tidak di pisah–pisahkan atau di bagi-bagi atau berapa bagian, dan

yang kedua system bagian-bagian ( ), yaitu bahasa Arab di

ajarkan terpisah-pisah atau dibagi atas beberapa bagian.

Berdasarkan wawancara dengan pimpinan Ma’had Al-Jami’ah, dalam

pembelajaran bahasa Arab, Ma’had Al-Jami’ah menggunakan system

yang kedua yaitu system bagian-bagian ( ), seperti bahasa

Arab di jadikan satu mata pelajaran, ada, waktu / jam yang di tentukan,

11

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan, Indisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-4, hlm. 58.

Page 84: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

70

metode, materi, serta tujuan yang ingin di capai khusus untuk pelajaran

bahasa Arab begitu juga dengan Nahwu, sharaf dan lain-lainnya jadi

setiap satu cabang dari bahasa Arab itu di jadikan satu mata pelajaran

dengan waktu yang di tentukan metode, materi, serta tujuan yang ingin di

capai sesuai dengan setiap cabang bahasa Arab tersebut.12

Hal ini didukung oleh dua factor yang pertama bagi Dosen, Yaitu

memudahkan dalam menyampaikan bahasa atau isi pelajaran serta

evaluasinya, karena dapat disusun dengan cara yang lebih sistematis

sesuai dengan kekhususan disiplin ilmunya masing-masing dan yang

kedua bagi mahasiswa, yaitu dapat mempelajari bahasa Arab, lebih

mendalam dengan cabang-cabang bahasa Arab Itu sendiri, yaitu dapat

mempelajari bahasa Arab lebih mendalam lagi sesuai dengan cabang-

cabang bahasa Arab itu sendiri.

a. Metode dan teknik mengajarkan bahasa Arab

Metode dapat diartikan sebagai prosedur ataupun cara-cara

yang digunakan dalam menyampaikan materi dalam proses belajar

mengajar sesuai dengan system yang digunakan dalam pembelajaran

bahasa Arab di Ma’had Al-jami’ah IAIN Padangsidimpuan adalah

system bagian-bagian ( ) maka dalam mengajarkan setiap

12

Ustadz Muhlison, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Wawancara,

Kantor Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan . 5 Oktober 2016

Page 85: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

71

satu cabang dari bahasa Arab tersebut ada metode dan tekhnik yang

digunakan sesuai dengan sumber data yang di tentukan oleh penulis

hanya pada tingkatan semester satu dan dua, untuk itu berdasarkan

hasil wawancara penulis dengan guru bahasa Arab juga Dosen

Nahwu/sharaf bahwa pelajaran, imlak pada tingkatan semester dua

tidak ada lagi karena itu khusus untuk tingkatan semester satu.13

Jadi

di sini penulis hanya menguraikan metode dan tekhnik mengajarkan

bahasa Arab Nahwu sharaf.

Untuk menggunakan metode Tanya jawab ini Dosen tersebut

harus menyesuaikan pelajaran tersebut kepada mahasasantri dengan

kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Karena dengan

menyesuaikannya baik dan benar, akan memudahkan bagi

Mahasiswa, mencerna, memahami, serta mengerti akan pelajaran

bahasa Arab yang diberikan oleh dosen.

Dengan demikian jelaslah bahwa metode Tanya jawab dalam

proses belajar mengajar bahasa Arab sangat berperan. Tanpa adanya

metode ini memungkinkan mahasiswa malas belajar dan tidak

menyimak bahan yang diajarkan oleh dosen. Dan untuk

mempermudah pemahaman para mahasantri terhadap pelajaran

13

Ustadzah Nurliana,Wawancara, diMa’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan , 23 oktober

2016

Page 86: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

72

bahasa Arab, berdasarkan wawancara dengan dosen bahasa Arab

tersebut beliau menggunakan media televisi digunakan supaya para

mahasantri lebih memahami bagaimana cara bercakap-cakap dengan

menggunakan bahasa Arab. Jadi penulis melihat bahwa ini

merupakan salah satu masalah atau kelemahan dalam pembelajaran

bahasa Arab.

Pada proses pembelajaran bahasa Arab sering terganggu

dengan mahasantri yang kurang tekun belajar, ngantuk dan ribut,

agar kondisi pembelajaran tetap kondusif maka dosen tersebut

menggunakan alternatif, untuk mahasantri yang kurang belajar ,

ngantuk, ribut, dikasih peringatan atau di beri hukuman yang sesuai

seperti menghafal surah-surah pendek dan untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman mahasantri terhadap materi yang telah di ajarkan,

maka di lakukan latihan sekali dalam sebulan yang disebut dengan

Tamrin Lughoh sesuai wawancara dengan dosen bahasa Arab

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan latihannya berupa

menjabarkan materi yang telah di pelajari.

b. Nahwu/Sharf

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dosen yang

mengajarkan nahwu /sharf hanya satu untuk tingkatan semester

satu dan dua. Berdasarkan wawancara dengan dosen tersebut bahwa

pembelajaran nahwu/sharaf menggunakan tekhnik dan metode yang

Page 87: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

73

sama dengan pembelajaran bahasa Arab yang telah di uraikan di

atas, hanya saja ada satu tambahan metode lagi, yaitu metode

hafalan. Dosen nahwu atau sharaf tersebut memberikan hafalan

kepada mahasiswa berupa ta’rif dan I’rab, dan mentasrif pada

pelajaran sharaf.14

Pada pembelajaran nahwu/sharaf guru tersebut tidak

menggunakan media selain media pembelajaran selain seperti

papantulis, kapur dan lain sebagainya, dan untuk latihannya

diberikan tugas seperti mengi’rab sebuah kalimat dan juga diadakan

latihan tertulis

Berdasarkan wawancara dengan Dosen bahasa Arab sekaligus

Pembina bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan dalam menerapkan bahasa Arab ini, Metode jasus

(mata-mata), untuk dapat melakukan metode ini mula-mula, dosen

bahasa Arab beberapa mahasantri tertentu, melalui hasil ujian,

latihan harian, dan keaktifan waktu belajar, setelah itu barulah

ditetapkan siapa yang ditunjuk jadi mata-mata, hanya mahasiswi

yang berkompetenlah yang terpilih menjadi mata-mata.15

14

Uztadzah Risna Harahap, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, 9

Februari 2016 15

Irna Yati Pohan, Ukhti Musyrifah, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan, 2 Februari 2016

Page 88: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

74

Tugas mahasiswi yang ditetapkan sebagai mata-mata adalah

melaporkan kepada Pembina bahasa Arab siapa mahasiswa yang

tidak menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi, kemudian

digantikan mahasantri yang kedapatan melanggar bahasa, untuk

menjadi mata-mata untuk mencari mahasantri lain yang melanggar

bahasa, karena para mahasantri aktif menggunakan bahasa Arab

apabila ada pengawasan dari Pembina secara langsung.

Pada saat terlepas dari pengawasan Pembina secara langsung.

Mereka kembali menggunakan bahasa daerah (bahasa batak),

mahasantri yang kedapatan tidak menggunakan bahasa Arab dalam

berkomunikasi diberikan sanksi oleh Pembina, dan sanksi yang

diberikan adalah sebagai berikut:

1.Menghafal mufrodat yang bisa diucapkan sehari-hari sebanyak 25

kosa kata,

2.Menghafal mufrodat juga, dua kali lipat dari sanksi yang pertama

menjadi 50 kosa kata.

3. Memakai jilbab hijau yang ditambal

4.Keliling kampus sekalian muhadasah selama dua hari berturut16

Penerapan bahasa Arab di Ma’had al-Jami’ah IAIN melalui

undang-undang yang ditetapkan oleh Pembina Ma’had Al-Jami’ah

16

Irna Yati Pohan, Ukhti Musyrifah, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan, 2 Maret 2016.

Page 89: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

75

IAIN Padangsidimpuan dan Pimpinan Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan, dari uraian diatas dapat dilihat bahwa

mahasantri yang kedapatan tidak menggunakan bahasa Arab ada

sanksi yang diberikan. Pada pelanggaran pertama, sanksi yang

diberikan menghafal mufrodat sebanyak 25 kosa kata, memakai

jilbab warna hijau yang ditambal, kemudian keliling kampus pada

waktu sore sekalian bercakap-cakap menggunakan bahasa Arab

selama dua hari berturut.

Berdasarkan wawancara dengan Pembina bahasa Arab di

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dalam penerapan

bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan kegiatan ekstrakulikuler sebagai berikut:

1. Setiap hari melakukan muhadatsah (bercakap-cakap sesama

mahasiswa) selama15 menit

2. Setiap hari Ahad belajar qua’idul lughah (tata bahasa) selama

30 menit.

3. Terkadang setiap minggu Pembina bahasa Arab berceramah

menggunakan bahasa Arab, untuk membangkitkan memotivasi

mahasantri berbahasa Arab

Jelaslah bahwa dalam penerapan bahasa Arab di

lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ada

upaya yang dilakukan oleh Pembina bahasa Arab, yaitu melalui

Page 90: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

76

kegiatan ekstra kulikuler, meskipun ada upaya-upaya yang

dilakukan, juga ada sanksi yang diberikan kepada mahasiswi

yang melakukan pelanggaran, kenyataan yang ada melalui

observasi penulis para mahasiswa masih saja menggunakan

bahasa daerah (bahasa batak) dalam berkomunikasi.

Sedangkan penerapan bahasa Arab dilingkungan

Asrama sangatlah berbeda dengan penerapan bahasa Arab

dilingkungan kampus, melalui observasi penulis di lingkungan

Asrama ada dua ustazdah dan sepuluh ukhti musrifah dari

kalangan mahasiswa semester empat keatas yang membina para

mahasantri, para ustadzah dan ukhti musrifah tersebut memiliki

kemampuan untuk menerapkan bahasa Arab, juga ada

keinginan yang kuat untuk menjadikan bahasa Arab sebagai

bahasa komunikasi sehari-hari

Jadi mahasantri di lingkungan asrama wajib

menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi, dan didukung

dengan adanya kesadaran mahasasantri yang memiliki

kesadaran sendiri, penerapan bahasa Arab di lingkungan

Asrama bukan hanya sebatas undang-undang saja, namun

Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh ustadzah dan ukhti

musrifah selaku Pembina mahasantri yang berada di lingkungan

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

Page 91: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

77

c. Pasal Mengenai Penerapan Bahasa Arab Mahasantri.

1. Setiap Mahasiswi wajib berbahasa Arab setiap hari dari,

semester I sampai semester selanjutnya, bagi yang melanggar

bahasa diberi sanksi, yaitu menghafal mufrodat sebanyak 25

kata, memakai jilbab hijau yang di tambal, memakai baju warna

putih, mengelilingi kampus pada waktu sore sekalian bercakap-

cakap menggunakan bahasa Arab selama dua hari berturut.

2. seluruh mahasiswi semester I sampai II wajib mengikuti, belajar

mufrodat dan muhadatsah bahasa Arab setiap hari, dan khusus

semester satu dan dua pemberian mufrodat dan kosa kata, bagi

yang melanggar di beri sanksi, untuk belajar kekamar ukhti

musrifah

3. Setiap mahasantri mengadakan thabligh setiap malam sabtu,

mengadakan acara berpidato, puisi, drama setelah selesai sholat

isa.

4. Pelajaran local semester I-II di terangkan melalui bahasa Arab,

dan bahasa Inggris, Indonesia (khusus pelajaran Ma’had Al-

Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

Page 92: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

78

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Bahasa Arab di

Lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

Ada beberapa hal yang mendukung sekaligus penghambat dalam

penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan

a. Faktor Pendukung

1. Faktor dari Pimpinan Ma’had

2. Dosen Pembina Bahasa Arab

3. Sarana Penerapan

b. Faktor Penghambat

1. Guru Pembina bahasa Arab

Dosen sekaligus Pembina bahasa Arab selain jadi factor

pendukung juga merupakan factor penghambat dalam penerapan

bahasa Arab ini di lingkungan Ma’had, dalam hal ini dapat dilihat

dari pengakuannya ustadzah Risna bahwa:

Bahwa seharusnya jika menjadi Seorang penangung Jawab

selaku Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan, Kita bisa memberikan pengawasan atau

pengontrolan yang lebih ketat lagi akan tetapi saya tidak bisa

mengontrol atau mengawasi mereka setiap saat karena saya masih

ada kegiatan yang lain selain mengawasi mereka, selain itu dari

sekian banyak mahasiswi hanya saya sendiri yang membina para

Page 93: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

79

mahasiswi dalam penerapan bahasa Arab ini. Meskipun ada

metode jasus akantetapi ini juga tidak begitu aktif karena apabila

kawan si mata-mata ini sendiri yang melakukan pelanggaran maka

dia tidak melaporkannya.17

Kalau ada keinginan yang sungguh-sungguh dan tekat yang

kuat pasti bisa dengan belajar dan praktek. Jadi dosen dengan

mahasantri sama-sama belajar dan itu akan lebih baik. Akan tetapi

kenyataan yang ada melalui wawancara dan observasi penulis

tidak seperti itu.

2. Mahasiswi

Setiap mahasantri tidak sama setiap orang pasti memiliki

kelemahan dan kelebihan masing-masing dan memiliki perbedaan,

baik perbedaan sifat, sikap, pola berfikir, kecerdasan, dan lain-lain

dalam hal ini, itulah yang menjadi masalah karena ada sebagian

mahasiswi yang tidak mau menerapkan bahasa Arab ini, di

samping tidak ada kemauan juga kurang bisa memahami bahasa

Arab.

Sebenarnya ada sebagian kecil yang bisa menggunakan bahasa

Arab dalam berkomunikasi akan tetapi mereka tidak mau karena

kawannya yang tidak bisa menggunakan bahasa Arab

17

Uztadzah Risna Harahap, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, 9

Februari 2016

Page 94: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

80

berkomunikasi menanggapinya sok pintar jadi mereka tidak

merasa nyaman dengan hal itu, selain itu juga tidak banyak lawan

bicara yang bisa sama-sama menggunakan bahasa Arab, karena

factor yang terpenting dalam bahasa Arab itu adalah praktek

sedangkan yang bisa saja tetap menggunakan bahasa daerah dalam

berkomunikasi, apalagi yang tidak bisa pastinya menggunakan

bahasa daerah dalam berkomunikasi dan ini juga merupakan

kelemahan juga penghambat dalam penerapan bahasa Arab di

lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.

3. Sarana

Sarana yang kurang lengkap atau sarana yang tidak cukup akan

menjadi masalah dalam penerapan bahasa Arab ini. Dari hasil

observasi penulis sarana dalam kegiatan penerapan bahasa Arab ini

masih kurang dari segi jumlahnya, di mana sarana yang

dibutuhkan di sediakan akan tetapi jumlahnya masih kurang dan

juga kurang diaktifkan.

Melalui wawancara dan observasi penulis, sarana yang sudah

ada saja tidak sering diaktif, seperti televisi yang disediakan oleh

Ma’had tidak diaktifkan oleh dosen khususnya bahasa Arab juga

sarana tipe recorder tidak diaktifkan juga. Bagaimana mahasiswi

bisa aktif menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi apabila

mereka sendiri kurang memahami bahasa Arab

Page 95: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

81

Seandainya jika media tersebut juga sering di aktifkan terutama

mahasiswa lebih mudah memahami bahasa Arab apalagi yang

kurang bahkan tidak aktif. Jadi ini merupakan salah satu factor

penghambat dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had

Al-Jami’ah

3. Solusi Terhadap Masalah Dalam Menerapkan Bahasa Arab di

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

Setelah dilakukan penelitian ternyata ada beberapa masa’alah

yang di temukan dalam proses penerapan bahasa Arab di lingkungan

Asrama Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan untuk itu disini penulis

memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut yaitu:

1. Masalah yang datangnya dari guru Pembina bahasa Arab

Jika ternyata guru Pembina bahasa Arab juga merupakan factor

penghambat dalam menerapkan bahasa Arab, yaitu guru yang banyak

waktu untuk mengotrol para mahasantri menggunakan bahasa Arab

dalam berkomunikasi maka penulis menyarankan untuk kedepannya

agar pihak Ma’had Al-Jami’ah IAIN Benar-benar memberikan

perhatian terhadap penerapan bahasa Arab ini, dengan menambah guru

Pembina bahasa Arab yang memang layak dijadikan sebagai Pembina

bahasa Arab sehingga apabila Pembina yang satu sedang melakukan

kegiatan tertentu, maka ada yang menggantikan mengontrol para

Page 96: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

82

mahasantri, dalam artian bisa bergantian dan untuk Pembina di asrama

mahasiswi seharusnya ada pembina yang juga layak sebagai pembina

yang khusus mengontrol para mahasantri dalam bahasa Arab

2. Masalah yang datangnya dari mahasiswi

Dimana tadi masalah yang muncul dari mahasantri adalah

mahasantri yang tidak lagi mau menerapkan bahasa Arab yang tidak

memiliki kemampuan berbahasa Arab dalam berkomunikasi disini

penulis juga menyarankan agar Pembina bahasa Arab tersebut

memberikan perhatian lebih kepada mahasantri yang demikian, dengan

mendekatinya secara psikologis, dan juga memberikan pelajaran

tambahan bagi mahasiswa yang belum bisa berkomunikasi dengan

bahsa Arab

3. Masalah yang datangnya dari sarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung

terhadap kelancaran proses penerapan bahasa Arab jadi kalau sarana

tidak tersedia/kurang memadai maka jelaslah hal ini akan memadai

masalah, adapun hal yang dapat diupayakan adalah agar pihak

Pembina Ma’had atau pemimpin Ma’had agar menambahi jumlah

sarana yang kurang dalam penerapan bahasa Arab ini juga bagi Dosen

Pembina bahasa Arab agar bisa memanfaatkan sarana yang tersedia

sebaik mungkin.

Page 97: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

83

C. ANALISA HASIL PENELITIAN

1. Mahasantri

Setiap mahasantri tidak sama setiap orang pasti memiliki kelemahan

dan kelebihan masing-masing dan memiliki perbedaan, baik perbedaan

sifat, sikap, pola berfikir, kecerdasan, dan lain-lain dalam hal ini, itulah

yang menjadi masalah karena ada sebagian mahasiswi yang tidak mau

menerapkan bahasa Arab ini, di samping tidak ada kemauan juga kurang

bisa memahami bahasa Arab.

Sebenarnya ada sebagian kecil yang bisa menggunakan bahasa Arab

dalam berkomunikasi akan tetapi mereka tidak mau karena kawannya

yang tidak bisa menggunakan bahasa Arab berkomunikasi menanggapinya

sok pintar jadi mereka tidak merasa nyaman dengan hal itu, selain itu juga

tidak banyak lawan bicara yang bisa sama-sama menggunakan bahasa

Arab, karena factor yang terpenting dalam bahasa Arab itu adalah praktek

sedangkan yang bisa saja tetap menggunakan bahasa daerah dalam

berkomunikasi, apalagi yang tidak bisa pastinya menggunakan bahasa

daerah dalam berkomunikasi dan ini juga merupakan kelemahan juga

penghambat dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-

Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.

2. Dosen Bahasa Arab

Penyelenggaraan Pendidikan akan terselenggara dengan baik dan

lancar apabila didukung oleh Guru yang profesional dan memiliki

Page 98: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

84

kompetensi yang sesuai dengan profesinya sebagai pendidik dan

pengajar.

Dosen sekaligus Pembina bahasa Arab selain jadi factor pendukung

juga merupakan factor penghambat dalam penerapan bahasa Arab ini di

lingkungan Ma’had, dalam hal ini dapat dilihat dari pengakuannya

ustadzah Risna bahwa:

Bahwa seharusnya jika menjadi Seorang penangung Jawab selaku

Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Kita

bisa memberikan pengawasan atau pengontrolan yang lebih ketat lagi akan

tetapi saya tidak bisa mengontrol atau mengawasi mereka setiap saat

karena saya masih ada kegiatan yang lain selain mengawasi mereka, selain

itu dari sekian banyak mahasiswi hanya saya sendiri yang membina para

mahasiswi dalam penerapan bahasa Arab ini. Meskipun ada metode jasus

akantetapi ini juga tidak begitu aktif karena apabila kawan si mata-mata

ini sendiri yang melakukan pelanggaran maka dia tidak melaporkannya.18

Kalau ada keinginan yang sungguh-sungguh dan tekat yang kuat pasti

bisa dengan belajar dan praktek. Jadi dosen dengan mahasantri sama-sama

belajar dan itu akan lebih baik.

18

Uztadzah Risna Harahap, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, 9

Februari 2016

Page 99: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

85

3. Materi Pembelajaran Bahasa Arab

Selain dari buku paket yang ada pada mahasantri, bahan pelajaran

bahasa Arab mengadakan muhadasah atau praktek berbahasa Arab adalah

bagian dari aflikasi pelajaran yang sudah di terima oleh mahasantri setiap

harinya, baik yang disampaikan oleh Dosen maupun yang mereka pelajari

sendiri. Oleh karenanya silabus yang di susun sesuai dengan yang mereka

alami langsung setiap hari ;

a. Muhadasah tentang perjumpaan dengan teman/seorang

b. Muhadasah tentang di kelas

c. Muhadasah tentang di mesjid

d. Muhadasah tentang pelajaran yang disukai

e. Muhadasah tentang pelajaran yang sulit

f. Muhadasah tentang dosen

g. Muhadasah tentang asrama

h. Muhadasah tentang kamar, dll.

Judul-judul yang tersebut di atas adalah materi yang

akan mereka buat baru diterjemahkan kedalam bahasa Arab.19

Tahapan pembelajaran materi ini terdiri dari;

19

Uztadzah Risna Harahap, Wawancara, di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, 9

Februari 2016

Page 100: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

86

1) Menterjemahkan satu kalimat bahasa Indonesia kedalam bahasa

Arab dan bahasa Inggiris 5-7 kata dengan tema sudah mereka

ketahui.

2) Menterjemahkan kalimat kedalam bahasa Arab yang lebih panjang

3) Mengarang bahasa Arab sebanyak lima baris, selanjutnya

meningkat 6 baris, 7 baris dan terus bertambah.

4) Tema-tema yang akan ditulis meliputi tema tentang mesjid, kelas,

sekolah, taman asrama, dan lain-lain.

4. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab

Strategi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: rencana yang

cermat untuk mencapai sasaran khusus.20

Metode dan teknik mempunyai

pengertian yang berbeda meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan

yang harus dilalui mencapai tujuan, sedangkan teknik adalah cara

mengerjakan suatu tujan. Jadi metode mempunyai pengertian yang lebih

luas, lebih ideal dan konseptual.21

Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkah-

langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui

dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam

kelas guna merealisasikan tujuan .berikut ini penjelasan seputar strategi

Page 101: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

87

pembelajaran unsur bahasa Arab (Ashwat, mufrodat, taraqib) dan strategi

pembelajaran keterampilan bahasa (istima’, kalam, qiroah, kitabah).

Dalam strategi pembelajaran bahasa Arab, sistem mengajarkan bahasa

Arab harus ada. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa sistem

mengajarkan bahasa Arab itu ada dua, yang pertama sistem kesatuan

( ) yaitu bahasa Arab diajarkan satu kesatuan yang berhubngan

erat, tidak di pisah –pisahkan atau di bagi-bagi atau berapa bagian, dan

yang kedua system bagian-bagian ( ), yaitu bahasa Arab di

ajarkan terpisah-pisah atau dibagi atas beberapa bagian.

Berdasarkan wawancara dengan Pimpinan Ma’had Al-Jami’ah, dalam

pembelajaran bahasa Arab, Ma’had Al-Jami’ah menggunakan system

yang kedua yaitu system bagian-bagian ( ), seperti bahasa Arab

di jadikan satu mata pelajaran, ada, waktu / jam yang di tentukan, metode,

materi, serta tujuan yang ingin di capai khusus untuk pelajaran bahasa

Arab begitu juga dengan Nahwu, sharaf.22

Berdasarkan wawancara dengan dosen bahasa Arab Ma’had Al-

Jami’ah IAIN Padangsidimpuan untuk kegiatan pembelajaran bahasa

Arab adalah setiap hari 90 menit. Dan metode yang digunakan: yang

pertama adalah Toriqotul Mubasyaroh (metode langsung), penekanan

pada metode ini adalah penekanan pada latihan percakapan terus menerus

22

Ustadz Muhlison, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, Wawancara,

Kantor Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan. 11 Maret 2016

Page 102: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

88

antara pendidik dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa

menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata

maupun menerjemah bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam

pengajaran menekankan pada aspek penuturan yang benar

(annutuqussohihun). Yang kedua adalah toriqotu samiyatusaphiatu yaitu

metode ini menekankan penelaahan dan pendeskrifsian suatu bahasa yang

akan di pelajari dengan memulainya dari system bunyi (fonologi), dan

system pembentukan kalimat karena menyangkut struktur bahasa secara

keseluruhan maka dalam hal ini, juga di tekankan system tekanan, nada

dan makhorijul huruf. Maka tujuan bahasa dengan mencurahkan perhatian

pada lafal kata, dan pada latihan berkali-kali. Yang ketiga adalah Nahu wa

Tarjamatumetode ini menekankan pada pemahaman tata bahasa untuk

mencapai keterampilan membaca, menulis dan menterjemah metode ini

berdasarkan pada satu asumsi bahan seorang peserta didik dalam

psikologinya ia mempunyai daya ingat yang digunakan sebagai salah satu

cara dalam memperoleh kosa kata ataupun aturan-aturan gramatikalnya.

Yang ke empat adalah toriqotul intiqoiyah yaitu penggabungan dari

beberapa metode.

ceramah yaitu menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara

penuturan lisan kepada mahasiswi di ruangan kelas peran mahasiswa

Page 103: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

89

disini sebagai penerima pesan mendengarkan, memperhatikan, dan

mencatat keterangan-keterangan Dosen bila mana di perlukan. 23

Metode ceramah adalah metode yang paling ekonomis untuk

menyampaikan imformasi. Disamping itu metode ini juga di pandang

sebagai metode yang efektif mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan

yang sesuai dengan daya beli dan daya faham mahasiswi. Penerapan

bahasa Arab di Ma’had al-Jami’ah IAIN melalui undang-undang yang di

tetapkan oleh Pembina Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dan

pimpinan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan, dari uraian diatas

dapat di lihat bahwa mahasantri yang kedapatan tidak menggunakan

bahasa Arab ada sanksi yang di berikan. Pada pelanggaran pertama, sanksi

yang di berikan menghafal mufrodat sebanyak 25 kosa kata, memakai

jilbab warna hijau yang di tambal, kemudian keliling kampus pada waktu

sore sekalian bercakap-cakap menggunakan bahasa Arab selama dua hari

berturut.

Berdasarkan wawancara dengan Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-

Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dalam penerapan bahasa Arab di

lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan kegiatan

ekstrakulikuler sebagai berikut:

23

Ardiansyah Harahap, Dosen Bahasa Arab IAIN, Wawancara, di IAIN Padangsidimpuan,

14 Maret 2016

Page 104: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

90

1. Setiap hari melakukan muhadatsah (bercakap-cakap sesama

mahasiswa) selama15 menit

2. Setiap hari Ahad belajar qua’idul lughah (tata bahasa) selama 30

menit.

3. Terkadang setiap minggu Pembina bahasa Arab berceramah

menggunakan bahasa Arab, untuk membangkitkan memotivasi

mahasantri berbahasa Arab

Jelaslah bahwa dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ada upaya yang di

lakukan oleh Pembina bahasa Arab, yaitu melalui kegiatan ekstra

kulikuler, meskipun ada upaya-upaya yang di lakukan, juga ada sanksi

yang di berikan kepada mahasiswi yang melakukan pelanggaran,

kenyataan yang ada melalui observasi penulis para mahasiswa masih

saja menggunakan bahasa daerah (bahasa batak) dalam

berkomunikasi.

Sedangkan penerapan bahasa Arab dilingkungan Asrama

sangatlah berbeda dengan penerapan bahasa Arab dilingkungan

kampus, melalui observasi penulis di lingkungan Asrama ada dua

ustazdah dan sepuluh ukhti musrifah dari kalangan mahasiswa

semester empat keatas yang membina para mahasantri, para ustadzah

dan ukhti musrifah tersebut memiliki kemampuan untuk menerapkan

Page 105: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

91

bahasa Arab, juga ada keinginan yang kuat untuk menjadikan bahasa

Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari

Jadi mahasantri di lingkungan asrama wajib menggunakan

bahasa Arab dalam berkomunikasi, dan didukung dengan adanya

kesadaran mahasasantri yang memiliki kesadaran sendiri, penerapan

bahasa Arab di lingkungan Asrama bukan hanya sebatas undang-

undang saja, namun Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh

ustadzah dan ukhti musrifah selaku Pembina mahasantri yang berada

di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

5. Penerapan Bahasa Arab

Penerapan bahasa Arab di Ma’had al-Jami’ah IAIN melalui undang-

undang yang di tetapkan oleh Pembina Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan dan pimpinan Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan, dari uraian diatas dapat di lihat bahwa mahasantri yang

kedapatan tidak menggunakan bahasa Arab ada sanksi yang di berikan.

Pada pelanggaran pertama, sanksi yang di berikan menghafal mufrodat

sebanyak 25 kosa kata, memakai jilbab warna hijau yang di tambal,

kemudian keliling kampus pada waktu sore sekalian bercakap-cakap

menggunakan bahasa Arab selama dua hari berturut.

Berdasarkan wawancara dengan Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-

Jami’ah IAIN Padangsidimpuan dalam penerapan bahasa Arab di

Page 106: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

92

lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan kegiatan

ekstrakulikuler sebagai berikut:

4. Setiap hari melakukan muhadatsah (bercakap-cakap sesama

mahasiswa) selama15 menit

5. Setiap hari Ahad belajar qua’idul lughah (tata bahasa) selama 30

menit.

6. Terkadang setiap minggu Pembina bahasa Arab berceramah

menggunakan bahasa Arab, untuk membangkitkan memotivasi

mahasantri berbahasa Arab

Jelaslah bahwa dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan ada upaya yang di

lakukan oleh Pembina bahasa Arab, yaitu melalui kegiatan ekstra

kulikuler, meskipun ada upaya-upaya yang di lakukan, juga ada sanksi

yang di berikan kepada mahasiswi yang melakukan pelanggaran,

kenyataan yang ada melalui observasi penulis para mahasiswa masih

saja menggunakan bahasa daerah (bahasa batak) dalam

berkomunikasi.

Sedangkan penerapan bahasa Arab dilinkungan Asrama

sangatlah berbeda dengan penerapan bahasa Arab dilingkungan

kampus, melalui observasi penulis di lingkungan Asrama ada dua

ustazdah dan sepuluh ukhti musrifah dari kalangan mahasiswa

semester empat keatas yang membina para mahasantri, para ustadzah

Page 107: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

93

dan ukhti musrifah tersebut memiliki kemampuan untuk menerapkan

bahasa Arab, juga ada keinginan yang kuat untuk menjadikan bahasa

Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari

Jadi mahasantri di lingkungan asrama wajib menggunakan

bahasa Arab dalam berkomunikasi, dan didukung dengan adanya

kesadaran mahasasantri yang memiliki kesadaran sendiri, penerapan

bahasa Arab di lingkungan Asrama bukan hanya sebatas undang-

undang saja, namun Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh

ustadzah dan ukhti musrifah selaku Pembina mahasantri yang berada

di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

6. Sarana Pembelajaran Bahasa Arab

Sarana dan Prasarana merupakan salah satu factor yang mendukung

dalam pelaksanaan pembelajaran guna pencapaian tujuan pendidikan

secara maksimal proses belajar mengajar akan lebih efektif jika didukung

dengan sarana dan prasarana belajar yang lengkap Ma’had Al-Jami’h

IAIN Padangsidimpuan memiliki sarana dan prasarana yang memadai

yaitu dilihat dari ketersediaan gedung, perpustakaan, laboratorium

computer, dan lain-lain yang dapat menunjang kelancaran proses

pembelajaran selain itu, dosen yang mengajar di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan di tuntut kreatif untuk menciptakan dan mmotivasi

mahasantri dalam menyediakan alat-alat peraga. Melalui wawancara dan

observasi penulis sarana yang sudah ada saja tidak sering di aktif, seperti

Page 108: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

94

televisi yang disediakan oleh Ma’had tidak di aktifkan juga. Bagaimana

Mahasiswi bisa aktif menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi

apabila mereka sendiri kurang memahami bahasa Arab

Seandainya jika media tersebut juga sering diaktifkan terutama

mahasiswa lebih mudah memahami bahasa Arab apalagi yang kurang

bahkan tidak aktif. Jadi ini merupakan salah satu factor penghambat dalam

penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah

Page 109: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian langsung kelokasi dengan

mengadakan observasi dan wawancara, penulis mengambil kesimpulan

bahwa:

1. Strategi pembelajaran bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan adalah seputar strategi pembelajaran unsur bahasa Arab

(Ashwat, mufrodat, taraqib) dan strategi pembelajaran keterampilan

bahasa ( istima’,kalam, qiroah, kitabah)

a. Sistem, pembelajaran bahasa Arab Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan menggunakan system bagian-bagian dimana

pelajaran bahasa Arab itu di pisah-pisah menjadi beberapa mata

pelajaran lagi.

b. Metode, dosen bahasa Arab Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan

metode ceramah, Tanya jawab, mahfuzhat (hafalan), muhadatsah

(bercakap-cakap), selain dari itu ada yang lain lagi yaitu toriqotul

Mubasyaroh (Metode langsung), toriqotussamiyatusaphiyah,

nahuwatarjamatu, toriqotu intiqoiyah (penggabungan beberapa

metode).

Page 110: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

96

c. Tehniknya, karena system yang dipakai di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan system bagian-bagian. Maka tehknik

pembelajarannya sesuai dengan mata pelajaran masing-masing .

Ada beberapa hal yang mendukung sekaligus penghambat dalam

penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran bahasa Arab

a. Faktor Pendukung

1) Faktor dari Pimpinan Ma’had

2) Dosen Pembina Bahasa Arab

3) Sarana Penerapan

b. Faktor Penghambat

1) Guru Pembina bahasa Arab

Dosen sekaligus Pembina bahasa Arab selain jadi factor

pendukung juga merupakan factor penghambat dalam penerapan

bahasa Arab ini di lingkungan Ma’had, dalam hal ini dapat dilihat

dari pengakuannya ustadzah Risna bahwa:

Bahwa seharusnya jika menjadi Seorang penangung Jawab

selaku Pembina bahasa Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan, Kita bisa memberikan pengawasan atau

pengontrolan yang lebih ketat lagi akan tetapi saya tidak bisa

mengontrol atau mengawasi mereka setiap saat karena saya masih

Page 111: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

97

ada kegiatan yang lain selain mengawasi mereka, selain itu dari

sekian banyak mahasiswi hanya saya sendiri yang membina para

mahasiswi dalam penerapan bahasa Arab ini. Meskipun ada

metode jasus akan tetapi ini juga tidak begitu aktif karena apabila

kawan simata-mata ini sendiri yang melakukan pelanggaran maka

dia tidak melaporkannya.

Kalau ada keinginan yang sungguh-sungguh dan tekat yang

kuat pasti bisa dengan belajar dan praktek. Jadi dosen dengan

mahasantri sama-sama belajar dan itu akan lebih baik. Akan tetapi

kenyataan yang ada melalui wawancara dan observasi penulis

tidak seperti itu.

2) Mahasiswi

Setiap mahasantri tidak sama setiap orang pasti memiliki

kelemahan dan kelebihan masing-masing dan memiliki perbedaan,

baik perbedaan sifat, sikap, pola berfikir, kecerdasan, dan lain-lain

dalam hal ini, itulah yang menjadi masalah karena ada sebagian

mahasiswi yang tidak mau menerapkan bahasa Arab ini, di

samping tidak ada kemauan juga kurang bisa memahami bahasa

Arab.

Sebenarnya ada sebagian kecil yang bisa menggunakan bahasa

Arab dalam berkomunikasi akan tetapi mereka tidak mau karena

kawannya yang tidak bisa menggunakan bahasa Arab

Page 112: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

98

berkomunikasi menanggapinya sok pintar jadi mereka tidak

merasa nyaman dengan hal itu, selain itu juga tidak banyak lawan

bicara yang bisa sama-sama menggunakan bahasa Arab, karena

factor yang terpenting dalam bahasa Arab itu adalah praktek

sedangkan yang bisa saja tetap menggunakan bahasa daerah dalam

berkomunikasi, apalagi yang tidak bisa pastinya menggunakan

bahasa daerah dalam berkomunikasi dan ini juga merupakan

kelemahan juga penghambat dalam penerapan bahasa Arab di

lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.

3) Sarana

Sarana yang kurang lengkap atau sarana yang tidak cukup akan

menjadi masalah dalam penerapan bahasa Arab ini. Dari hasil

observasi penulis sarana dalam kegiatan penerapan bahasa Arab ini

masih kurang dari segi jumlahnya, di mana sarana yang

dibutuhkan di sediakan akan tetapi jumlah nya masih kurang dan

jug akurang diaktifkan.

Melalui wawancara dan observasi penulis, sarana yang sudah

ada saja tidak sering diaktif, seperti televise yang disediaka noleh

Ma’had tidak diaktifkan oleh dosen khususnya bahasa Arab juga

sarana tipe recorder tidak diaktifkan juga. Bagaimana mahasiswi

bisa aktif menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi apabila

mereka sendiri kurang memahami bahasa Arab

Page 113: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

99

Seandainya jika media tersebut juga sering di aktifkan terutama

mahasiswa lebih mudah memahami bahasa Arab apalagi yang

kurang bahkan tidak aktif. Jadi ini merupakan salah satu factor

penghambat dalam penerapan bahasa Arab di lingkungan Ma’had

Al-Jami’ah

3. Solusi Kendala-kendala Pembelajaran Bahasa Arab Mahasantri di

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan untuk itu di sini penulis

memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut yaitu:

1. Masalah yang datangnya dari guru Pembina bahasa Arab

Jika ternyata guru Pembina bahasa Arab juga merupakan factor

penghambat dalam menerapkan bahasa Arab, yaitu guru yang

banyak waktu untuk mengotrol para mahasantri menggunakan

bahasa Arab dalam berkomunikasi maka penulis menyarankan

untuk kedepannya agar pihak Ma’had Al-Jami’ah IAIN Benar-

benar memberikan perhatian terhadap penerapan bahasa Arab ini,

dengan menambah guru Pembina bahasa Arab yang memang layak

dijadikan sebagai Pembina bahasa Arab sehingga apabila Pembina

yang satu sedang melakukan kegiatan tertentu, maka ada yang

menggantikan mengontrol para mahasantri, dalam artian bisa

bergantian dan untuk Pembina di asrama mahasiswi seharusnya

Page 114: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

100

ada pembina yang juga layak sebagai pembina yang khusus

mengontrol para mahasantrid alam bahasa Arab

2. Masalah yang datangnya dari mahasiswi

Dimana tadi masalah yang muncul dari mahasantri adalah

mahasantri yang tidak lagi mau menerapkan bahasa Arab yang

tidak memiliki kemampuan berbahasa Arab dalam berkomunikasi

di sini penulis juga menyarankan agar Pembina bahasa Arab

tersebut memberikan perhatian lebih kepada mahasantri yang

demikian, dengan mendekatinya secara psikologis, dan juga

memberikan pelajaran tambahan bagi mahasiswa yang belum bisa

berkomunikasi dengan bahsa Arab

3. Masalah yang datangnyadarisarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung

terhadap kelancaran proses penerapan bahasa Arab jadi kalau

sarana tidak tersedia/ kurang memadai maka jelaslah hal ini akan

memadai masalah, adapun hal yang dapat diupayakan adalah agar

pihak Pembina Ma’had atau pemimpin Ma’had agar menambahi

jumlah sarana yang kurang dalam penerapan bahasa Arab ini juga

bagi Dosen Pembina bahasa Arab agar bisa memanfaatkan sarana

yang tersedia sebaik mungkin.

4. Bagi Pembina bahasa Arab agar lebih bisa meluangkan waktu yang

banyak untuk mengontrol/ mengawasi para mahasantri menggunakan

Page 115: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

101

bahasa Arab dalam berkomunikasi. Agar bahasa Arab bisa di terapkan

seoptimal mungkin bahkan bisa menjadi cirri khusus yang merupakan

keunggulan dari Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dan sebagai dukungan terhadap

Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan sebagai lembaga pendidikan dan

dakwa yang eksistesinya perlu dipertahankan dan dilestarikan maka penulis

mengajukan beberapa saran-saran dengan harapan mudah-mudahan dapat

bermanfaat sebagai masukan dan evaluasi, yaitu:

1. Agar disiplin yang telah dilaksanakan secara rutin dapat berjalan secara

efektif dan efisien, hendaknya pengurus mulai berusaha untuk memulai dari

diri sendiri secara tegas, tepat dan cepat mengambil keputusan

2.Kaitannya dengan aktivitas muhadatsah khususnya dan umumnya semua

aktivitas kebahasaan yang di laksanakan di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan decontrol dan dibimbing secara khusus sehingga biasa

lebih cepat dalam penguasaan berbahasa Arab dalam hal ini perlu adanya

pembenahan administrasit erutama menyangkut eventarisasi dalam setiap

kegiatan yang dilaksanakan sehingga keberadaannya dapat dipantau baik

dari segi kualitasnya.

Page 116: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

102

DAFTAR PUSTAKA

Agama Departemen RI, Al-Quraan dan Terjemah akarta: Al- Hannan, 2009

Akhdlori Imam, Ilmu Balagah Terjemah Jauhar Maknun Bandung: Al-Ma’arif,

I989.

Arief Armei, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam Jakarta:

Ciputat,2002.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

RinekaCipta, 2006..

Asfiati, Manajemen Pembelajaran Bandung: Cipta Pustaka Media, 2014.

Darminta Poerwa, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, I993.

Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1995

Fahmi Akrum, Ilmu Nahwu Dan Sharaf Jakarta: Raja Grafindo Persada, I999.

Huda Nurul, Mudah Belajar Bahasa Arab Jakarta: Amzah, 2011

Http:// www.Nahwu Mudah. Com

Joko Tri Prasetyo & Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka

Setia, 2005

Karel A, Steebrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun

Jakarta: PT Pustaka LPJS, I994

Mardianto, Media Pembelaajaran Pendidikan Agama Islam Medan: IAIN SUMUT,

2010.

Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung :Rosdakarya, 2000.

Mustofa Syaiful, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovaif, Malang: UIN Maliki

Press, 2011 Nizar Syamsul, Sejarah Pendidikan IslamJ akarta: Kencana, 2009.

Page 117: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

103

Nurdin Syafaruddin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Jakarta: Quantum

Teaching, 2005

Putra Daulay Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di

Indonesia Jakarta: Kencana, 2007.

Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

Putra Daulay Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di

IndonesiaJakarta: Kencana, 2007.

Saleh Irwan Dalimunthe, dkk. Buku Panduan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, Padangsidimpuan: IAIN

Padangsidimpuan, 2015

Subini Nini, Psikologi Pembelajaran Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2012

Sihotang Nurfin, ,, Padang Indonesia: Multi Cipta, 2008

Syarifuddin dan Irwan Nasution, Menejemen Pembelajaran Jakarta: Quatum

Teaching, 2005.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya Jakarta:

BumiAksara, 2003.

Syarifuddin dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006.

Siddi Dja’far, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Cita Pustaka Media, 2006

Syaiful Anwar danTayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995

Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Quraan dan Terjemah Bandung:

Jumanatul All-ART, 2005.

Thalib Muhammad, Sistem Pengajaran Bahasa Arab Bandung: Gema Risalah Press,

1997.

Uno Hamzah B., Model Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Page 118: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

104

Usman Basiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam Jakarta: CiputatPers,

2002.

Wahab Rosyidi Abdul, Media Pembelajaran Bahasa Arab, UIN-Malang: 2009.

Wahab Rosyidi Abdul dan Nikmah Mamlu’atul, Memahami Konsep Dasar

Pembelajaran Bahasa Arab Malang: UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI),

2012.

Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurkholis Madjid Terhadap Pendidikan

Islam Tradisional Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Zaenuddin Radliyah, Metodologi dan Strategi Alternatif pembelajaran Bahasa Arab,

Yokyakarta: Pustaka Riklah Group, 2005

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Indisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru

Algesindo Ofiset, 2005

Tim Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1990

Page 119: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Nama : Bulan Purnama

Nim : 10 310 0048

Tempat/Tgl Lahir : Bonandolok /11 Juli 1990

Alamat : Muara Batangkola kec. Siabu Kab.Mandailingnatal

B. Nama orangtua

Ayah : Harun Batubara

Ibu : Nur Saipah Nasution

Pekerjaan : Tani

Alamat : Muara Batangkola kec. Siabu Kab. Mandailingnatal

C. Pendidikan

SD : SD Muara Batangkola kec. Siabu Kab. Mandailingnatal, tamat tahun 2003

MTs : Pon-Pes Darul ‘ulum Muaramais Jambur Kec. Tmbangan Kab. Mandailingnatal

Tamat tahun 2007

MA : MAS Darul ‘ulum Muaramais Jambur Kec. Tmbangan Kab. Mandailingnatal

tamat tahun 2010

Perguruan Tinggi : Masuk IAIN Paadangsidimpuan 2010

Page 120: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

A. Wawancara dengan Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

1. Bagaimanakah latar belakang /sejarah berdirinya Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan?

2. Bagaimana keadaan Sarana dan Prasarana di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan?

3. Bagaimanakah strutur organisasi Jabatan dosen di Ma’had Al-Jami’ah IAIN

Padangsidimpuan?

4. Bagaimanakah system kerja dan kegiatan di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?

B. Wawancara dengan dosen Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan

1. Strategi apa saja yang bapak/ibuk gunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab?

2. Strategi apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab?

3. Berapa kali seminggu kegiatan pembelajaran bahasa Arab dilakukan?

4. Apa kiat/cara bapa/ibuk supaya bahasa Arab itu menarik bagi mahasiswa?

5. Bagaimanan cara /tekhnik bapak /ibu mengadakan Tanya jawab terhadap mahasantri

dalam proses pembeajaran bahasa Arab?

6. Bagaimanakah dengan materi yang telah lewat, apakah masih mengulang pelajaran yang

lewat, seperti mengadakan pertanyyaan?

7. Bagaimana tindakan bapak/ibuk dengan mahasantri yang kurang tekun belajar dalam

proses pembelajaran bahasa Arab?

8. Apakah metode imlak masih di pakai dalam proses pembelajaran bahasa Arab?

Page 121: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

9. Apa metode yang paling handal dan paling sering di gunakan untuk mendukung?

meningkatkan pembelajaran bahasa Arab?

10. Apa upaya bapa/ibuk dalam memotivasi mahasantri pada waktu proses pembelajaran

bahasa Arab?

11. Media apa saja yang di pakai dalam pembelajaran bahasa Arab ?

12. Apakah media yang dipakai tersebut dapat mempermudah mahasiswi memahami

pelajaran bahasa Arab ?

13. Apakah pada pembelajaran bahasa Arab ini sering di lakukan latihan ?

14. Bagaimana tekhnik yang digunakan oleh bapak/ibuk dalam pembelajaran bahasa Arab

15. Factor-faktor apa saja yang mendukung dalam proses pembelajaran bahasa Arab ?

16. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran bahasa

Arab?

17. Menurut? Bapak/ibuk upaya-upaya apa yang di lakukan untuk mengatasi masalah-

masalah yang muncul dalam pembelajaran bahasa Arab?

18. Dari beberapa metode , apakah ada metode khusus yang di terapkan dalam pembelajaran

bahasa Arab ?

Page 122: IAIN Padangsidimpuanetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1444/1/10 310 0048.pdf · 2020. 5. 14. · ini, khususnya di kalangan akademisi perguruan tinggi Islam.1Setiap ummat Islam tidak

Lampiran 2

PEDOMAN OBSERVASI

A. Latar belakang /sejarah berdirinya Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?

B. Keadaan Sarana dan Prasarana di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?

C. Strutur organisasi Jabatan dosen di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?

D. System kerja dan kegiatan di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Padangsidimpuan?