hukum perjanjian

19
Hukum Perjanjian Dion Teguh Pratomo,SH.MH.

Upload: dionteguhpratomo

Post on 21-Mar-2017

676 views

Category:

Law


0 download

TRANSCRIPT

Page 2: Hukum perjanjian

1. Pengertian Perjanjian

• Dalam menjalankan bisnis pada dasarnya manusia tidak bisa melakukan dengan sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersama atau dengan mendapat bantuan orang lain

• Perjanjian merupakan peristiwa hukum dimana 2 (dua) orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu dan dilakukan secara tertulis.

• Perjanjian memiliki kekuatan hukum yang sama dengan perundang – undangan. Artinya perjanjian yang dibuat oleh pihak tertentu dapat dijadikan dasar hukum bagi yang membuatnya.

• Perbedaannya dengan perUU adalah bahwa perjanjian hanya berlaku bagi pembuatnya sedang perUU berlaku umum pada semua pihak.

Page 3: Hukum perjanjian

Lanjutan …

• Perjanjian dapat dikatakan adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana 2 orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal seperti tercantum dalam Pasal 1313 KUHPerdata.

• Hal – hal yang timbul dari aktivitas perjanjian:

- Merupakan pertemuan antara penawaran dan penerimaan

- Aktivitas perdata/pribadi

- Dirancang sesuai dengan kesepakatan para pihak yang berkontrak

- Berlaku dan mengikat para pihak yang menyepakatinya

- Tidak boleh dilakukan perubahan secara sepihak jika sudah disetujui

- Tidak boleh disepakati melalui proses paksaan dan penipuan.

Page 4: Hukum perjanjian

2. Unsur – unsur Perjanjian

• Essentialia artinya syarat sahnya perjanjian

• Naturalia artinya lazimnya melekat pada perjanjian

• Accidentalia artinya yang harus disebut tegas

Page 5: Hukum perjanjian

3. Syarat Suatu Perjanjian

Berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata untuk syarat sahnya suatu perjanjian – perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat antara lain:

• Sepakat mereka yang mengikat dirinya;

• Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

• Suatu hal tertentu / Objek tertentu;

• Suatu sebab yang halal.

Page 6: Hukum perjanjian

Lanjutan …

• Syarat subjektif terdiri dari adanya kesepakatan dari para pihak dan adanya suatu kecakapan dari para pihak.

• Syarat objektif terdiri dari adanya objek yang jelas dan adanya sebab yang halal atau dapat dikatakan tidak melanggar hukum.

• Konsekuensi dari tidak terpenuhinya syarat subjektif adalah maka PERJANJIAN DAPAT DIBATALKAN

• Konsekuensi dari tidak terpenuhinya syarat objektif adalah maka PERJANJIAN BATAL DEMI HUKUM.

Page 7: Hukum perjanjian

4. Jenis – jenis Perjanjian

• Perjanjian Jual – beli • Perjanjian tukar menukar • Perjanjian sewa menyewa • Perjanjian perburuhan/ Kerja • Persekutuan • Hibah • Perjanjian Pinjam Pakai • Perjanjian Pinjam Meminjam • Perjanjian Perdamaian • Persetujuan Untung-untungan • Pemberian kuasa

Page 8: Hukum perjanjian

5. Prestasi dan Wanprestasi

• Prestasi adalah pelaksanaan dari isi kontrak yang telah diperjanjikan menurut tata cara yang telah disepakati bersama. Model prestasi dari suatu kontrak antara lain:

- Memberikan sesuatu;

- Berbuat sesuatu;

- Tidak berbuat sesuatu

Page 9: Hukum perjanjian

Lanjutan …

• Wanprestasi adalah tidak dilaksanakannya suatu prestasi atau kewajiban sebagaimana yang telah disepakati bersama. Wanprestasi dapat berupa :

- Wanprestasi berupa tidak memenuhi prestasi;

- Wanprestasi berupa terlambat memenuhi prestasi;

- Wanprestasi berupa tidak sempurna memenuhi prestasi.

Page 10: Hukum perjanjian

Lanjutan …

Model ganti rugi akibat wanprestasi dari suatu kontrak adalah :

• Ganti rugi dalam kontrak;

• Ganti rugi ekspektasi;

• Pergantian biaya;

• Restitusi;

• Quantum Meruit ;

• Pelaksanaan Kontrak.

Page 11: Hukum perjanjian

6. Asas – asas Kontrak Bisnis

• Asas Kebebasan Berkontrak;

• Asas Konsensualisme;

• Asas Pacta Sunt Servanda;

• Asas Itikad Baik;

• Asas Kepribadian;

• Asas Obligatoir;

• Asas Overmacht.

Page 12: Hukum perjanjian

7. Asas Hukum perikatan nasional

• Asas kepercayaan

• Asas persamaan hukum

• Asas keseimbangan

• Asas kepastian hukum

• Asas moral

• Asas kepatutan

• Asas kebiasaan

• Asas perlindungan.

Page 13: Hukum perjanjian

8. Risiko dan Keadaan Memaksa

• Dalam menjalankan bisni manusia tidak terlepas dari suatu permasalahan atau orang sering menyebutnya risiko, sehingga risiko dapat dikatakan kewajiban untuk memikul kerugian akibat dari peristiwa diluar kesalahan salah satu pihak.

• Sedangkan yang dimaksud dengan Force Majeur atau Overmacht atau keadaan memaksa yakni bencana alam, kehilangan dan keadaan di luar kemampuan.

• Keadaan memaksa (force majeur), tiga unsur yang harus dipenuhi antara lain tidak dipenuhi prestasi, ada sebab yang terletak diluar kesalahan debitur serta faktor penyebab tidak diduga sebelumnya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur.

Page 14: Hukum perjanjian

Lanjutan …

• Akibat keadaan memaksa antara lain:

1. Kreditur tidak dapat menuntut perikatan dipenuhi;

2. Tidak dapat dinyatakan dalam keadaan lalai dan tidak dapat menuntut;

3. Kreditur tidak dapat meminta pemutusan perjanjian, prestasi gugur.

Page 15: Hukum perjanjian

9. Hapusnya Perikatan

• Suatu perikatan akan hapus dan oleh karenanya akan membebaskan debitur dari kewajiban – kewajibannya dengan salah satu dari 10 cara hapusnya perikatan yang diatur dalam Pasal 1382 KUHPerdata yakni antara lain:

1. Pembayaran; 2. Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penitipan; 3. Pembaharuan Utang; 4. Perjumpaan utang; 5. Pencampuran utang; 6. Pembebasan utang; 7. Musnahnya barang yang terutang; 8. Pembatalan; 9. Berlakunya syarat bubar; 10. Daluwarsa.

Page 16: Hukum perjanjian

10. Perjanjian Kredit

• Dasar hukum dari suatu kredit antara lain:

1. Adanya kesepakatan antara debitur dengan kreditur yang disebut perjanjian kredit;

2. Adanya pihak yakni kreditur dan debitur;

3. Adanya kesanggupan atau janji untuk membayar hutang;

4. Adanya pinjaman berupa pemberian sejumlah uang;

5. Adanya perbedaan waktu antara pemberian kredit dengan pembayaran kredit.

Page 17: Hukum perjanjian

Lanjutan …

• Perjanjian kredit dalam bisnis memiliki unsur – unsur antara lain: kepercayaan, waktu suatu masa, prestasi (objek kredit) dan kehati – hatian.

• Dalam memberikan kredit bagi masyarakat biasanya Bank menggunakan prinsip Five C yakni antara lain:

1. Character : Kepribadian Nasabah 2. Capacity : Kemampuan Nasabah 3. Capital : kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki 4. Collateral : Jaminan yang diberikan debitur 5. Condition : kondiri dari luar pihak bank maupun

nasabah atau kondisi ekonomi

Page 18: Hukum perjanjian

Lanjutan …

• Kredit macet adalah suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank beserta bunganya dan tidak tepat waktu apa yang telah diperjanjikan.

• Dalam kredit macet ada 3 (tiga) macam yang tergolong wanprestasi antara lain:

1. Debitur sama sekali tidak dapat membayar angsuran kredit beserta bunganya;

2. Debitur hanya membayar sebagian angsuran kredit beserta bunganya;

3. Debitur membayar lunas kredit beserta bunganya tetapi lewat waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.