hubungan metode bermain peran dengan...

109
HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI DITAMAN KANAK-KANAK AL-HIDAYAH SUKA MAJU TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Skripsi) Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : AISYAH TURROFI’AH NPM. 1311070118 Jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017

Upload: doanngoc

Post on 29-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN KECERDASAN

INTERPERSONAL ANAK USIA DINI DITAMAN KANAK-KANAK

AL-HIDAYAH SUKA MAJU TANGGAMUS

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

(Skripsi)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

AISYAH TURROFI’AH

NPM. 1311070118

Jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H / 2017

Page 2: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN KECERDASAN

INTERPERSONAL ANAK USIA DINI DITAMAN KANAK-KANAK

AL-HIDAYAH SUKA MAJU TANGGAMUS

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

(Skripsi)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

AISYAH TURROFI’AH

NPM. 1311070118

Jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA)

Pembimbing I : Dr. H Achmad Asrori M,A

Pembimbing II : Dra. Romlah M,Pd,i

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H / 2017

Page 3: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

ABSTRAK

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN KECERDASAN INTERPERSOAL DI TAMAN KANAK-KANAK AL-HIDAYAH

SUKA MAJU TANNGGAMUS TAHUN 2016/2017

Oleh Aisyah Turrofi’ah

Anak adalah pembelajar sejati yang penuh kejujuran dalam merealisasikan pikiran dan mengekspresikan perasaannya. Semua orang tua tentu ingin membahagiakan anak-anaknya, melihat mereka tumbuh sehat cerdas dan sukses dalam kehidupannya. Oleh sebab itu dalam rangka mencerdaskan anak tentu harus menggunakan strategi yang handal, seperti menggunakan suatu permainan. Bermain pada prinsipnya merupakan faktor yang berpengaruh dalam periode perkembangan diri anak, intinya bermain erat kaitanya dengan perkembangan anak. Oleh karena itu pembelajaran dengan bermain diharapkan dapat meningkatkan daya kreatifitas anak, keterampilan berbahasa (pembendaharaan kata) walaupun dalam bentuk sederhana, secara khusus perkembangan kecerdasan interpersonal meliputi social sensitivity, social insight, social communication, sepertinya halnya kegiatan bermain. Adapun rumusan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal di taman kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus.?” Dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal ditaman kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif eksploratif riset yang mengklarifikasikan data yang bersifat kuantitatif. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara terpimpin, observasi, dan dokumentasi. Tehnik analisis data penelitian ini mengguakan Uji validitas, uji reliabilitas, analisis korelasi, uji t, (taraf nyata), koefisien determiasi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa rxy = 0,615 bila dikonsultasikan kedalam “r” tabel berada pada taraf korelasi 0,60-0,799 yang menunjukan taraf korelasi yang baik atau tinggi. Dengan istilah lain terdapat hubungan yang tinggi atau signifikan diantara kedua variabel tersebut. Dengan presentasi 37,8225% dipengaruhi oleh kecerdasan interpersonal anak dan 62,1775% di pegaruhi oleh faktor lain. Kata Kunci = Kecerdasan Interpersonal, Metode Bermain Peran

Page 4: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

MOTTO

Artinya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati, agar kamu bersyukur.

(Q.S. An-Nahl (78).)

Page 5: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

RIWAYAT HIDUP

Aisyah Turrofi’ah, lahir di Sumberrahmad 08 Agustus 1997. Ais

demikian sapaan akrabnya, adalah putri pertama dari dua bersaudara buah

hati pasangan Ayahanda Ahmad Dukha dan Ibunda Sumini.

Sebelum masuk jenjang perguruan tinggi penulis mengenyam

pendidikan jenjang tingkat dasar SD N 2 Muara Dua berhasil lulus pada tahun

2006, Kemudian masuk ke jenjang pendidikan menengah tingkat pertama di

SMP 1 Ulu Belu berhasil lulus pada tahun 2009, Kemudian melanjutkan ke

jenjang pendidikan sekolah menengah atas di MA Mathla’ul Anwar Gisting

Tanggamus berhasil lulus pada tahun 2013.

Pada tahun yang sama 2013 penulis menjadi mahasiswa program S1

reguler, penulis mengambil jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal

(PI.AUD) di Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negri (UIN)

Raden Intan Lampung.

Page 6: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

PERSEMBAHAN

Sebagai tanda bukti, hormat dan kasih sayang penulis, skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

1. Teristimewa untuk kedua orang tua ku tercinta : Ayah Ahmad Dukha dan Ibu

Sumini yang selalu meridhai serta memberikan do’a untuk kelancaran segala

urusan ku, yang selalu memberikan semangat ketika aku mulai merasaka

lelah, yang selalu ihlas dan sabar mendidik dan membesarkan aku hingga saat

ini. Terimakasih Ayah Terimakasih ibu tak sanggup ku membalas semua jasa

mu, hanya do’a tulus ikhlas yang selalu ku ucap kepada Rabb ku agar ibu dan

ayah selalu daam limpahan nikmat-nya.

2. Adikku tercinta Ahmad Bahar Rozikin yang selalu memberikan semangat

serta turut mendo’akan keberhasilanku.

3. Keluarga besar PGRA-C 2013 tanpa terkecuali, untuk kebersamaan nya dalam

berjuang memperoleh gelar S.Pd.

4. Almamater ku UIN Raden Intan Lampung tempatku menimba ilmu

pengetahuan.

Page 7: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah yang tidak terkira penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, dengan limpahan karunia, taufik serta hidayahnya, skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik, salawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini berjudul: “Hubungan Metode Bermain Peran Dengan

Kecerdasan Interpersonal .” yang diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada

Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya akan

kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan, namun atas bimbingan dari

berbagai pihak, sehingga semua kesulitan dan hambatan bisa teratasi oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Chairul Anwar M.Pd selaku Dekan Tarbiyah UIN Raden Intan

Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam berbagai hal sehingga

penulisan skripsi ini berjalan dengan baik.

2. Ibu Dr. Hj. Meryati, M.Pd., selaku ketua jurusan PGRA Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan yang telah memberi berbagai pengarahan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 8: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

3. Dr. H. Ahcmad Asrori M.A sebagai dosen pembimbing I dan Dr. Romlah

M.Pd.I sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan demi terselesainya penulisan skripsi ini.

4. Bapak ibu dosen fakultas tarbiyah yang telah ikhlas membimbing dan

mendidik serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis dan juga

para staf kasubag yang telah banyak membantu untuk terselesainya skripsi ini.

5. Bapak staf perpustakaan pusat maupun perpustakaan tarbiyah yang telah

membantu keperluan buku selama kuliah dan selama penyusunan skripsi.

6. Ibu Sulastri, S.Pd., selaku kepala sekolah Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus.

7. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut

serta memberikan bantuan baik materi maupun moril.

Semoga bantuan dan amal mereka akan memperoleh pahala yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Selanjutnya dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya akan adanya kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis harapkan.

Akhirnya kepada Allah SWT, penulis memohon taufiq dan hidayahnya

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pribadi dan berguna bagi bangsa

dan agama.

Bandar Lampung, 9 April 2017

Penulis

Aisyah Turrofi’ah

Page 9: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

PERSETUJUAN BIMBINGAN ......................................................................... iii

MOTTO .............................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul .................................................................................................... 1

B. Alasan Memiilih Judul ........................................................................................... 3

C. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 15

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 15

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI

Page 10: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

A. Metode bermain peran......................................................................................... 16

1. Pengertian metode bermain peran ................................................................. 16

2. Manfaat bermain peran ................................................................................. 19

3. Fungsi bermain peran ..................................................................................... 20

4. Jenis kegiatan main peran .............................................................................. 21

5. Langkah langkah kegiatan main peran ............................................................ 23

6. Kelebihan dan kekurangan main peran............................................................ 25

7. Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan main peran ......................... 26

B. Konsep kecerdasan interpersonal .......................................................................... 27

1. Hakekat kecerdasan ....................................................................................... 27

2. Pengertian kecerdasan interpersonal ............................................................... 29

3. Ciri-ciri kecerdasan interpersonal ................................................................... 34

C. Variabel Penelitian .............................................................................................. 35

D. Hipotesis ............................................................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian ...................................................................... 37

1. Jenis Penelitian ............................................................................................... 37

2. Sifat Penelitian ............................................................................................... 37

B. Populasi dan Tehnik Sampling .............................................................................. 38

1. Populasi ......................................................................................................... 38

2. Tehnik Sampling ............................................................................................ 38

C. Kisi-kisi instrumen penelitian ............................................................................... 39

1. Variabel X (Metode Bermain Peran) ............................................................... 39

2. Variabel Y (Kecerdasan Interpersonal) ........................................................... 40

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 41

1. Metode Wawancara ........................................................................................ 41

2. Metode Observasi........................................................................................... 42

3. Metode Dokumentasi ..................................................................................... 43

E. Metode Analisis Data ........................................................................................... 44

1. Uji Validitas Instrumen .................................................................................. 44

Page 11: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

2. Uji Reliabilitas Istrumen .................................................................................... 45

3. Uji Analisis Korelasi ......................................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................................... 48

1. Sejarah Singkat Taman Kanak-kanak Al-Hidayah.............................................. 48

2. Visi dan Misi ..................................................................................................... 48

3. Letak Geografi .................................................................................................. 49

4. Tenaga Pengajar ................................................................................................ 49

5. Data Jumlah Siswa ............................................................................................ 49

6. Sarana dan Prasarana ......................................................................................... 50

7. Kondisi Objektif Sekolah .................................................................................. 54

B. Analisis data ............................................................................................................ 54

1. Menentukan Bentuk Instrumen .......................................................................... 54

2. Penyusunan Instrumen....................................................................................... 55

3. Uji Coba Instrumen ........................................................................................... 57

4. Analisis Data Variabel Kecerdasan Interpersonal ............................................... 57

a. Uji Validitas Item Instrumen ....................................................................... 57

b. Uji Reabilitas Item Instrumen ...................................................................... 59

5. Uji Korelasi/ Hipotesis ...................................................................................... 62

6. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ................................................................... 67

7. Uji Koefisien Determinasi ................................................................................. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 71

B. Saran-saran .............................................................................................................. 72

C. Penutup ................................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Tabel 1 Indikator tingkat pencapaian kecerdasan interpersonal ...............11

2. Tabel 2 Hasil Praobservasi data awal hasil belajar anak .........................12

3. Tabel 3 jumlah populasi di TK Al-Hidayah TP 2016/ 2017....................38

4. Tabel 4 kisi-kisi intrumen penelitian variabel X TP 2016/ 2017 .............39

5. Tabel 5 kisi-kisi intrumen penelitian variabel Y .....................................40

6. Tabel 6 Nilai Interprestasi Nilai r............................................................47

7. Tabel 7 Data guru di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah ..........................49

8. Tabel 8 Data Jumlah siswa dari tahun 2011-2016 ...................................49

9. Tabel 9 Instrumen Penilaian Variabel X (aktivitas metode bermain peran) ...............................................................................................................55

10. Tabel 10 instumen penilaian variabel Y (kecerdasan Interpersonal) ........56

11. Tabel 11 Hasil validitas item soal variabel Y ..........................................57

12. Tabel 12 Jawaban responden untuk menguji validitas butir soal .............58

13. Tabel 13 Data scor untuk item ganjil variabel X .....................................60

14. Tabel 14 Data scor untuk item genap variabel Y .....................................60

15. Tabel 15 Tabel kerja Uji reliabilitas variabel Y (Kecerdasan Interpersonal) ...............................................................................................................61

16. Tabel 16 Data aktivitas Belajar Metode Bermain Peran Di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus Variabel X ............................63

17. Tabel 17 Scor jawaban hasil dari variabel Y (kecerdasan interpersonal) . ...............................................................................................................64

18. Tebel 18 Hubungan Metode Bermain Peran dengan Kecerdasan Interpersonal Di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus ..................65

Page 13: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

19. Tabel 19 Tabel Interprestasi koefisien Korelasi ......................................67

20. Tabel 20 Hasil Perhitungan Hubungan Antara Metode Bermain Peran (X) Dengan Kecerdasan Interpersonal (Y) di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus. ..........................................................................69

Page 14: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Sebelum penulis menguraikan lebih jauh, perlu penulis jelaskan istilah yang

terdapat dalam judul skripsi ini, agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam

membaca skripsi ini. Adapun judul dalam skripsi ini adalah “HUBUNGAN

METODE BERMAIN PERAN DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL

DI TAMAN KANAK-KANAK AL-HIDAYAH SUKA MAJU TAGGAMUS.

Dan penjelasan judul adalah sebagai berikut:

1. Hubungan

Hubungan berasal dari kata “Hubung” yang mendapat akhiran “an” yang

berarti berangkaian atau bersambung yang satu dengan yang lain.

Disamping itu hubungan juga berarti “keadaan berhubungan, kontak sangkut

paut, ikatan jaringan yang terwujud Karena interaksi satuan-satuan yang aktif”.

2. Metode Bermain Peran

Mendramatisasikan cara tingkah laku didalam hubungan sosial.1

Mendramatisasikan masalah-masalah hubungan sosial.2 Dari kedua pendapat

tersebut dapatlah diketahui bahwa bermain peran adalah suatu kegiatan dimana

1 Nurbiana Dhieni dkk, Metode Perkembangan Bahasa, Universitas Terbuka, Jakarta, 2005, h, 724 2 Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, 88

Page 15: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

anak memainkan berbagai peran dari tokoh-tokoh yang ada dan berdialog

sesuai dengan naskah drama.

3. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal Menurut Lwin may adalah kemampuan untuk

memahami dan memperkirakan perasaan, tempramen, suasana hati, maksud

dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak.3

4. Anak Usia Dini

Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan anak usia dini

adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu

upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun, hal ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, kegiatan ini

dilakanakan dalam jalur formal, nonformal, dan informal.4 Berdasarkan

Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan anak usia dini adalah anak

yang baru lahir hingga berusia enam tahun. Dalam penelitian ini peserta didik

yang diteliti berusia 5-6 tahun.

Dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berlangsung antara dua

pribadi, mencirikan proses-proses yang timbul sebagai suatu hasil dari interaksi

3 Lwin May, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. PT. Indeks, Yogyakarta, 2008, h 197

4 Undang-Undang Dasar Indonesia Tahun 2014, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Citra Umbara, Bandung. h. 7

Page 16: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

individu dengan individu lainnya. Kecerdasan interpersonal menunjukkan

kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka

cenderung untuk memahami dan berinteraksi denga orang lain sehingga mudah

bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya.

4. Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus

Adalah Taman Kanak-Kanak yang berada di pekon suka maju kecamatan

ulu belu adalah sebagai objek penelitian yang letaknya di jalan Suka Maju No

02 Tanggamus.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dijelaskan bahwa yang dimaksud dari

judul skripsi ini adalah sebuah penelitian untuk mengungkap secara lebih jauh

dan mendalam hubungan metode bermain peran dengan kecerdasan

interpersonal di taman kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus.

B. Alasan Memilih Judul

Alasan penulis memilih judul ini adalah sebagai berikut:

1. Bermain peran memberi kesempatan pada anak didik untuk mengungkapkan

perasaan-perasaan dengan bercermin pada orang lain, mengungkapkan

perasaan untuk mengurangi beban emosional atau beban psikologis. Dalam

konteks pembelajaran bermain peran merupakan aktivitas sebagai bukti

keterlibatan mental peserta didik.

2. Kecerdasan interpersonal atau berinteraksi dan berkomunikasi yang baik serta

peka terhadap orang lain, merupakan inti dari suatu pembelajaran interpersonal

karena dengan berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain anak akan

Page 17: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

mengerti apa yang akan disampaikan oleh guru dan teman-teman. Namun

untuk menstimulasi agar anak dapat berinteraksi dengan baik serta peka

terhadap apa yang ada atau kecerdasan interpersonal AUD tidaklah semudah

apa yang kita bayangkan karena harus melalui metode dan proses yang panjang

agar anak dapat hasil yang baik.

3. Emosi atau ide-ide dapat ditingkatkan ketaraf kesadaran untuk ditingkatkan

melalui proses kelompok. Pemecahan masalah tidak selamanya datang dari

guru, melainkan dapat muncul dari reaksi-reaksi anak didik yang lain.

C. Latar Bekang Masalah

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) menyebutkan pasal 31,

ayat (1) bahwa “Tiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3)

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam

undang- undang”.5 Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor

137 tahun 2014. dikemukakan pula bahwa “Sistem pendidikan nasional harus

mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta

relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai

dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu

dilakukan pembaharuan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.”6

5Undang-Undang Dasar 1945, Amandemen (Jakarta: Sandro Jaya Jakarta, 2004), h. 24 6 Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: CV. Medya Jakarta), h. 1

Page 18: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Bertitik tolak dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Sistem pendidikan

Nasional No 137 Tahun 2014 di atas, peningkatan mutu pendidikan menjadi hal

yang sangat penting agar seluruh rakyat Indonesia berkualitas. Sehubungan dengan

hal tersebut, Tilaar mengemukakan bahwa “Tuntutan terhadap kualitas pendidikan

terus menerus berubah sesuai dengan peningkatan pendidikan itu sendiri dan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang.7

Konsekuensi logis dari pernyataan tersebut, terutama memasuki era

globalisasi dewasa ini, maka pada setiap jenjang dan jenis pendidikan perlu

melakukan perbaikan dan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan. Tuntutan kuat dalam era globalisasi ini adalah bahwa semua

sekolah harus mempersiapkan peserta didik dengan berbagai pengalaman,

wawasan, keterampilan, serta basis keilmuan yang memadai, hal ini tentu saja

menuntut upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan mulai dari jenjang pendidikan

dasar, menengah, perguruan tinggi, dan tidak terkecuali pada institusi pendidikan

pra-sekolah (Taman Kanak-Kanak) yang memberikan pelayanan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) telah dimasukkan secara tegas dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 137 Tahun 2014, sedangkan

pada pasal 1 butir 10 dikemukakan bahwa "Suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui

7 H.A.R. Tilaar. 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945- 1995 Suatu Analisis Kebijakan. (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1995), h. 170

Page 19: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Bermain Adalah cara yang paling baik untuk meningkatkan kemampuan anak.

Bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan orang lain dari

dirinya sendiri. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi,

menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.

Bermain merupakan suatu aktivitas yang langsung dan spontan. Bermain

dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang digunakan untuk berbagai tujuan yang

menyenangkan.

Kebutuhan bermain sangatlah mutlak bagi perkembangan anak. Lingkungan

dan orang dewasa, dalam hal ini orang tua, maupun pendidik perlu memfasilitasi

kebutuhan anak dengan menyediakan berbagai permainan yang dapat mendukung

perkembangan anak. Tentu saja permainan dan alat bermainnya tersebut bukanlah

suatu yang harus bernilai ekonomi tinggi atau mahal, tetapi apapun dapat dijadikan

alat bermain. Misalnya daun dapat dijadikan alat hitung untuk mengembangkan

konsep matematika, dengan menggunakan daun anak dapat mengklasifikasikan

jenis- jenis daun, mengenali bentuk daun, memahami manfaat daun dan

sebagainya. Daun juga dapat mengembangkan konsep sains dan dapat dijadikan

bahan kreasi seni untuk anak.

Bagaimana anak bermain? Anak bermain sesuai dengan tahapan usianya,

dengan pikirannya sendiri, dengan perasaannya sendiri, dengan pengertiannya

sendiri dan dunianya sendiri. Anak bermain ditentukan oleh dirinya sendiri, orang

Page 20: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

lain disekitarnya, lingkungannya, kemampuan dirinya, kemampuan orang lain dan

lain-lain, sebagai faktor lain yang mempengaruhinya.

Elkonin dalam Catron dan Allen salah seorang murid dari Vygotsky menggambarkan empat prinsip bermain, yaitu: (1) dalam bermain anak mengembangkan sistem untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka mencapai tujuan yang lebih kompleks, (2) kemampuan untuk menempatkan perspektif orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain, (3) anak menggunakan replika untuk menggantikan objek nyata, lalu mereka menggunakan objek baru yang berbeda, kemampuan menggunakan simbol termasuk kedalam perkembangan berpikir abstrak dan imajinasi, (4) kehati-hatian dalam bermain mungkin terjadi, karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah ditentukan bersama teman mainnya.8

Untuk mendukung keempat hal tersebut, seorang anak dapat melakukan

pembelajaran yang situasinya merupakan khayalan anak tersebut atau yang biasa

disebut dengan bermain sosiodrama, bermain pura-pura, atau bermain drama.

Metode bermain peran dikategorikan sebagai metode mengajar yang bertumpu

pada metode prilaku yang diterapkan pada pengajaran. Metode bermain peran

ditujukan untuk memecahkan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antar

manusia (human relation problem) terutama yang berkaitan dengan anak didik.

Bermain Peran merupakan strategi pembelajaran yang berpijak pada dimensi

pribadi dan dimensi sosial. Dari dimensi pribadi, strategi ini berusaha membantu

pada peserta didik (anak usia dini) menemukan makna dari kehidupan sosial

lingkungannya yang bermanfaat bagi dirinya. Sehingga ada kemungkinan dilema-

dilema pribadi dapat dipecahkan bersama temannya.

8 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, PT. Indeks, Jakarta,2009 h. 145

Page 21: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Dengan kata lain metode bermain peran ini membantu individu melalui proses

kelompok sosial, baik sebagai dampak intruksional dalam pembelajaran maupun

dampak pengiring sebagai hasil belajar anak. Sehubungan dengan itu Joice and

Wei1 mengemukakan bahwa bermain peran digunakan oleh guru dalam

pembelajaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi anak, yakni; (1) masalah

dalam berhubungan dengan orang lain (Interpersonal conplits), (2) masalah

hubungan kerjasama dalam kelompok (Intergroup relation), (3) masalah-masalah

individual (individual dilemas), dan (4) masalah-masalah yang terjadi pada masa

lalu atau sekarang (Historical contemporary problem).9

Adapun kegiatan bermain peran dapat memberikan kesempatan pada anak

untuk mengembangkan berbagai ketrampilan, yang bisa dijadikan sebagai

indikator bermain peran yaitu:

1. Mempelajari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya 2. Belajar untuk menilai dan memilih berbagai informasi tentang peran yang

dilihat dan diamati dari kehidupan sehari-hari da mencoba membuat hubungan dan memunculkan kembali dalam kegiatan bermain peran.

3. Belajar untuk saling berinteraksi dengan orang lain. 4. Belajar menjawab dan memeberikan pertnyaan 5. Belajar membangun kerja sama 6. Membangun kemampuan berkonsentrasi 7. Mempelajari ketrampilan hidup (life skiil) 8. Belajar untuk mengatasi rasa takut 9. Membantu anak untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan.

9 B. Joyce dan Well, Strategi of Teaching, Bostom- London; Allyn and Bacon, h. 241

Page 22: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Dari indikator diatas peeliti dapat mengambil kesimpulan bahwa bermain peran

dapat mendukung perkembangan anak secara keseluruhan kognisi, social, emosi, dan

fisik, termasuk mengembangkan kecerdasan anak.

Untuk membantu mengembangan kecerdasan anak, diperlukan upaya-upaya baik

bagi pendidik, orang tua atau orang-orang yang terkait, untuk mengembangkan

wawasan tentang perkembangan anak yang bersangkutan, diantaranya melalui jalur-

jalur yang digunakan dalam kecerdasan jamak (multiple Intellegences). Jalur-jalur

tesebut yaitu jalur intrapersonal, visual-spasial, logika matematika, naturalis, Rythmic

musical, Interpersonal, Spiritual, bodily Kinesthetics, verbal linguistik. Kecerdasan

jamak( multiple intellegences) yang menjadi fokus dalam penelitian ini, dibatasi pada

pengembangan kecerdasan interpersonal.

Kecerdasan interpersonal adalah suatu kemampuan individu untuk kerjasama,

berhubungan baik dengan orang lain, kemampuan berempati atau memahami

perasaan dan kebutuhan orang lain selama berinteraksi dan mampu memperhitungan

keberadaannya dan menempatkan diri dengan kebiasaan berlaku.10

Sedangkan kecerdasan interpersonal menurut kurikulum Taman Kanak-Kanak

adalah dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan: berinteraksi dan berbagi

dengan teman, menyayangi orang yang dikenal, berbicara dengan ramah, menjalin

kerja sama atau bermain bersama, memimpin anggota kelompok.11

10 Http:// Elimaslikhah. Blogspot. com/ 2016/12/ Membangun Kecerdasan Interpersonal 11 Kementrian Pendidikan Nasional, Kurikulum Taman Kanak-Kanak, 2010, h. 14

Page 23: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Sedangkan menurut Howard Garder kecerdasan interpersonal adalah “Kecerdasan

yang mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, mampu berempati

secara baik, mengembangkan hubungan harmonis dengan orang lain, serta dapat

memahami sifat orang lain.12 Sedangkan menurut Howard dalam buku Psikologi

intelagensi adalah: kecerdasan interpersonal kecerdasan dimana mampu

berkomunikasi, berinteraksi dan saling memahami satu sama lain (berempati), serta

mampu memimpin anggota kelompok.13

Dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia NO 137 Tahun

2014 terdapat Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini selanjutnya disebut

STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek

perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,

kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni.14

12 Aan T Safaria M. Si. Mengembangkan Kecerdasan Anak, Penerbit Pohon Cahaya, Yogyakarta, 2010, h. 45

13 Drs. Saifuddin Azwar, MA. Psikologi Inteligensi, Pustaka Pelajar. 2008, h. 43 14 Undang-Undang Republik Indonesia No 137 tahun 2014, tentang system pendidikan

Nasional, ( Jakarta : Madya Duta Jakarta )

Page 24: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Tabel 1

Indikator tingkat pencapaian perkembangan Kecerdasan Interpersonal

No Dimensi Indicator Aspek yang dinilai 1 Interpersonal Social Sensitivity

Sosial Insight

Social Comunication

1. senang dengan kegiatan-kegiatan kelompok dan percakapan-percakapan hangat

2. berani mengemukakan pendapat kelompok

3. Bersedia mendengarkan pendapat/ pembicaraan orang lain.

4. Melakukan percakapan dengan teman sebaya.

5. percaya diri ketika berjumpa dengan orang baru

6. Berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru/ temannya.

7. Aktif bergaul dengan teman dan belajar mengikuti aturan permainan.

8. Mengatasi konflik dengan teman.

9. Dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh kelompoknya.

10. Menunjukkan antusias dalam bekerja/ belajar/ bermain.

11. mudah berteman 12. Mematuhi aturan

kelompok. 13. Mau berbagi alat bermain

Page 25: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Dapat penulis ambil kesimpulan bahwa kecerdasan interpersonal adalah

kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan orang lain,

kepekaan akan ekspresi wajah, dan suara. Oleh karena itu, proses pembelajaran dapat

merangsang kecerdasan pada anak.

Page 26: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

HASIL OBERVASI AWAL DI KELAS B3 TAMAN KANAK-KANAK AL-

HIDAYAH SUKA MAJU TANGGAMUS

No

Nama Siswa

ASPEK YANG DIAMATI ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 ADI SAPUTRA MB BB BB BB MB BSH BB MB MB BB BB

2 DEWI NURSIH MB BSH BSH MB BB MB BB BB MB BB MB

3 ELIYA ARIYANI BB BB MB BB MB BSH MB BSH MB MB MB

4 HASANUDIN MB BB BB BB MB BB MB MB BB BB BB

5 IRA ANDINI BB MB MB MB BB BB BB BB BB MB BB

6 LAILA MUNIFAH BB BB BB MB BB BB MB MB BB BB BB

7 MUHAMMAD NUR BB BB MB BB MB MB MB BB BSH MB MB

8 ROY ANANDA BSH MB BB BB MB MB BB BB BSH MB MB

9 RAHMAD HADI BB BB MB MB MB BB BB BSH MB MB MB

10 RICO ARDIYANTO MB BB BB BB MB BB BB BB BB MB BB

11 NOPITASARI BSH BB MB BB BB MB MB BSH MB BB MB

12 M.ALDI BB BB BB MB MB BB BB MB MB BB BB

13 BAHAR .R MB BB MB BB BB BB MB BB BB BB BB

14 ERIK ARISANDI MB MB BB MB BB BB BB BB MB MB MB

15 DWI SINTA BB BB BB BB BB MB BB BB BB MB BB

16 MAHARANI BSH BSB MB BB MB BSH BSH MB MB MB BSH

17 SOLEHAH BB MB MB BB BB MB MB BB MB MB MB

18 RISKY MUZAKY BB BB BB MB BB MB BB MB MB BB BB

Page 27: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

19 IRFAN MB MB BB BB BB MB BB BB BB MB BB

20 ICHA APRILIA BB BB MB MB BB MB BB BB BB BB BB

21 HIDAYATULLAH MB BB MB BSH BSB BB MB MB MB MB MB

22 BAGUS SAPUTRA BSH MB BB MB MB BB BB MB MB MB MB

23 M. ILHAM BB BB MB BB BB BB MB BB BB BB BB

24 ANANDA MB BB BB MB MB MB BB BB MB MB MB

25 KHORUL ANAM BB BB MB BB MB BB BB BB BB MB BB

26 AYU .P MB MB BSB BSH MB BB MB MB BSH MB BSH

27 ASSYFA BB BB MB MB MB BB BB BB BB MB BB

28 PUTRI SUSANTI BB MB MB MB BB BB MB MB MB MB MB

29 FAISAL BB BB MB MB BB BB BSH MB BB MB MB

Sumber: hasil observasi data awal hasil belajar anak ditaman kanak-kanak al-hidayah suka maju tanggamus tahun pelajaran 2016/2017 Keterangan

1. Mudah berteman

2. Mau berbagi alat bermain

3. Senang dengan keiatan kelompok

4. Melakukan percakapn dengan teman sebaya

5. Aktif bergaul dengan teman dan belajar mengikuti aturan permainan

6. Berani menjawab pertayaan yang diajukan oleh guru/teman

7. Mengatasi konflik dengan teman

8. Mematuhi aturan kelompok

9. Menunjukan antusias dalam bekarja /belajar/ bermain

10. Berani mengemukakan pendapat dalam kelompok

Page 28: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

BB : Belum muncul

Apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal prilaku yang di

tanyakan dalam indikator scor 50-59 dengan cirri (*)

MB :Mulai muncul

Apabila peserta didik mulai memperlihatkan tanda-tanda awal prilaku yang di

tayakan dalam indikator scor 60-69 (**)

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

Apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda-tanda awal peilaku yang

ditanyakan dalam indikator dan mulai konsisten scor 70-79 (***)

BSB : Berkembang Sangat Baik

Apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan prilaku yang ditanyakan

dalam indikator seecara konsisten atau telah membudaya Scor 80-100 (****)

sumber :direktorat pendidikan madrasah, direktorat jendral pendidikan islam

kementrian agama RI 2011

Dari tabel diatas yang diambil berdasarkan nilai harian anak tahun ajaran 2016

jelas tergambar bahwa kebanyakan dari siswa memeiliki nilai rata-rata BB dan

kebanyakan dari siswa yang memiliki nilai tersebut kemungkinan kecerdasan

interpersoalnya belum berkembang sedangkan sisiwa yang medapat nilai rata-rata

MB, BSH kemungkinan anak sudah mulai berkembang sesuai harapan.

Penelitian ini dipandang sangat penting oleh penulis, karena dalam kegiatan

belajar mengajar diruang kelas penulis lihat secara langsung di sekolah tersebut

didapati banyak peserta didik yang belum berkembang kecerdasan interpesonalnya,

Page 29: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

hal tersebut terlihat dari antusias mereka dalam melakukan kegiatan yang

berkelompok kurang berpartisipasi, dan pada saat melihat teman sekelasnya menangis

belum ada rasa keperdulian terhadap temannya.

Hal ini menarik penulis untuk meneliti hubungan metode bermain peran dengan

kecerdasan interpersonal di Taman Kanak-kanak Al-hidayah suka maju Tanggamus.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis dapat

merumuskan masalahya sebagai berikut: Apakah terdapat hubugan antara metode

bermain peran dengan kecerdasan interpersonal anak usia dini di TK Al-Hidayah

Suka Maju tanggamus T.P. 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan metode bermai peran dengan kecerdasan interpersonal anak, dan untuk

mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya berkembangnya kecerdasan

interpersonal pada peserta didik TK Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus.

F. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah untuk Peneliti sendiri, peneliti

dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman berharga, dalam

mengembangkan kecerdasan jamak bagi anak usia dini khususnya kecerdasan

interpersonal, dengan menggunakan metode bermain peran. Dan untuk Guru, sebagai

alternatif dalam memilih strategi pembelajaran yang efektif bagi pengembangan

Page 30: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

kecerdasan interpersonal pada anak usia dini di lingkungan Taman Kanak-Kanak Al-

Hidayah Suka Maju Tanggamus.

Page 31: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Bermain Peran

1. Pengertian Metode Bermain Peran

Menurut Moesliehaton bermain peran adalah bermain menggunakan daya

khayal, yaitu dengan menggunakan bahasa atau berpura-pura bertingkah laku seperti

benda tertentu, situasi seperti atau orang tertentu dan binatang tertentu yang dalam

dunia nyata tidak dilakukan.15

Metode bermain peran dikategorikan sebagai metode mengajar yang bertumpun

pada metode perilaku yang diterapkan pada pengajaran. Metode bermain peran

ditujukan untuk memecahkan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antar

manusia (human relation problem) terutama yang berkaitan dengan anak didik.

Menurut Van Ments, metode mengajar bermain peran menuju kepada dimensi

pribadi, diupayakan untuk membantu anak didik menemukan makna dari

lingkunganya yang bermanfaat dan dapat memecahkan problem yang tengah dihadapi

dengan bantuan kelompok sebayanya (peer group), dapat juga dikatakan metode ini

membantu individu dalam proses sosialisasi. Ditinjau dari dimensi social metode ini

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dalam menganalisis

situasi-situasi sosial terutama hubungan antara pribadi mereka.16

15Moesliehatoen R, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka

Cipta, 2004. H.38 16 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insani Media, Yogyakarta, 2010, h. 100

Page 32: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Menurut Piaget, awal main peran dapat menjadi bukti perilaku anak. Ia

menyatakan bahwa main peran ditandai oleh penerapan cerita pada objek (misalkan

anak mengaduk pasir dalam sebuah mangkuk dengan sekop dan pura-pura mencicipi)

dan mengulang perilaku menyenangkan yang diingatnya (misalnya anak usia dini

melihat sebuah botol bayi, dan mencoba memberi makan sebuah boneka). Piaget

menyatakan bahwa keterlibatan anak dalam main peran dan upaya anak mencapai

tahap yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak lainnya disebut sebagai collective

symbolism. Ia juga menerangkan percakapan lisan anak lakukan dengan diri sendiri

sebagai idiosyncratic soliloquies.

Main peran tidak hanya dilakukan sudut rumah tangga. Main peran adalah praktik

anak dalam kegiatan kehidupan nyata yang memberikan kesempatan pada anak dalam

kegiatan kehidupan nyata yang memberikan kesempatan kepada anak untuk

membayangkan dirinya kedalam masa depan dan menciptakan kembali kondisi masa

lalu. Main peran mendukung perkembangan anak secara keseluruhan kognisi, sosial,

emosi, dan fisik. Penelitian menunjukan bahwa main peran mendukung

perkembangan kognitif, rangkaian ingatan, penerimaan kosakata, konsep-konsep

hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, pengambilan sudut pandang spasial,

afeksi dan kognisi.17

17 Luluk Asmawati, dkk, pengelolaan kegiatan pengembangan anak usia dini, universitas

terbuka, Jakarta 2008, h 10,3-10,4

Page 33: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Menurut Glistrap dan martin metode bermain peran adalah memerankan karakter

/tigkah laku dalam pengulangan kejadian yang diulang kembali, kejadian masa depan,

kejadian masa kini yang penting atau situasi imajinatif18

Anak-anak pemeran mencoba untuk menjadi orang lain dengan memahami peran

untuk mengahayati tokoh yang diperankan sesuai karakter dan motivasi yang

dibentuk pada tokoh yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Otib Satibi Hidayah, metode bermain peran adalah suatu

kegiatan permainan untuk memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak

sehingga dapat diperagakan /dipakai oleh anak untuk mengembangkan daya khayal

atau imajinasinya diharapkan anak dapat menghayati tujuan dari kegiatan tersebut.19

Dengan demikian metode bermain peran, artinya mendramatisasikan cara

tingkah laku didalam hubungan sosial, dan menekankan kenyataan anak ikut serta

dalam memainkan peranan didalam memainkan peranan dalam mendramatisasikan

masalah-masalah hubungan sosial.

2. Manfaat Bermain Peran

Pembelajaran melalui metode bermain peran adalah proses belajar mengajar

dengan melibatkan anak didik untuk memerankan tokoh-tokoh yang digambarkan

sesuai dengan tema yang ada. Dengan demikian peran, anak diharapkan dapat

menghayati suatu karya sastra melalui gambaran tokoh yang ada dalam karya sastra,

18 Winda Gurlarti, dkk, metode pengembangan prilaku dan kemampuan dasar aak usia dini

(Tanggerang selatan : Universitas terbuka, 2014) h,10,9 19 Otib satibi hidayat, metode penegembangan moral dan nilai-nilai agama. (Jakarta

:Uiversitas terbuka, 2011) h 11.8

Page 34: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

misalnya cerita Malin Kundang. Selain itu, anak akan medapatkan pengalaman-

pengalaman emosi dan estetik, sehingga dapat menunjang perkembangan kecerdasan

bahasa dan emosi anak.

Kegiatan bermain peran juga memiliki manfaat yang besar terutama untuk

menunjang perkembangan bahasa dan berbahasa anak. Karena dengan bermain peran

menyediakan waktu dan ruang bagi anak untuk berinteraksi dengan orang lain,

mereka saling berbicara, mengeluarkan pendapat, bernegosiasi dan menemukan jalan

tengah bagi setiap persoalan yang muncul.

Menurut Naffi bermain peran dapat bermanfaat untuk:

a. Membimbing anak menggunakan prinsip-prinsip dasar berlaku.

b. Memberikan pemahaman anak mengenai motivasi atau tujuan orang lain

dengan melakukan suatu peran.

c. Meningkatkan kesadaran anak berkaitan dengan masalah psikologi dan

sosiologi.

d. Menanamkan nilai-nilai kebenaran hidup (realisme).

e. Memperkaya kegiatan bagi pencapaian proses belajar mengajar yang

objektif.20

3. Fungsi Bermain Peran

Bermain peran atau bermain pura-pura (dalam situasi tertentu) tergolong

kegiatan berdasarkan pada kegemaran anak. Dalam kehidupan usia taman kanak-

kanak bermain pura-pura mempunyai beberapa fungsi, antara lain untuk:

20 Taufik Ampera, Pengajaran Sastra, Widya Padjajaran, Bandung, 2010, h. 38

Page 35: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

a. Menjadi pengganti berbagai hal yang tidak terpenuhi.

b. Menyalurkan perasaan negatif yang tidak mungkin dapat ditampilkan.

c. Anak dapat memerankan tokoh-tokoh yang diidolakan (dicita-citakan).

Menurut Hartely, Frank dan Goldenson ada delapan fungsi bermain peran

bagi anak, yang dapat diterapkan dalam bermain peran yaitu:

a. Menirukan apa yang dilakukan orang dewasa. Misalnya: meniru ibu

memasak di dapur, dokter memeriksa orang sakit, pedagang menjual barang

dagangannya.

b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.

Misalnya: guru mengajar di kelas.

c. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman kehidupan

nyata. Misalnya: ibu memandikan adik, ayah membaca koran.

d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat, Seperti memukul-mukul kaleng.

e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan peran yang tidak dapat diterima.

Misalnya: berperan sebagai pencuri, pelanggar lalu lintas.

f. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan. Misalnya: menggosok

gigi, sarapan pagi.

g. Mencerminkan pertumbuhan anak. Misalnya: semakin tinggi tubuhnya.

h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah.

Misalnya: menghias ruangan.21

4. Jenis Kegiatan Bermain Peran

21 Moesliehatoen R, op.cit h.38

Page 36: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang

digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai dengan tujuan

untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain. Menurut

Vygostky dalam teori konstruksinya mengatakan bahwa anak-anak sebenarnya belum

mampu berfikir abstrak, makna dan objek bagi mereka masih berbaur menjadi satu,

dengan bermain peran anak-anak mengembangkan kemampuan abstrak mereka. Serta

merangsang kreatifitas anak untuk berekspresi, percaya diri dan belajar komunikasi di

depan umum.

Kegiatan bermain peran terbagi dalam dua jenis yaitu:

a. Bermain peran makro

Dalam kegiatan ini, anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseorang atau

sesuatu (anak sebagai model) dan menggunakan alat berukuran besar yang digunakan

untuk menciptakan dan memerankan peran- peran. Contohnya: anak menggunakan

baju warna putih untuk memerankan seorang dokter. Anak menggunakan bakul untuk

memerankan seorang tukang jamu. Saat anak memiliki pengalaman sehari-hari

dengan main peran makro, mereka belajar banyak tentang, keterampilan pra akademis

seperti: mendengarkan tetap dalam menyelesaikan masalah dan bekerja sama dengan

orang lain.

b. Bermain peran mikro

Dalam kegiatan ini, anak memegang atau menggerakkan benda-benda dengan

ukuran kecil untuk menyusun adegan. Contohnya: Kandang dengan binatang-

Page 37: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

binatang dan orang-orangan kecil. Saat anak bermain peran mikro, mereka belajar

untuk menghubungkan dan mengambil sudut pandang dan orang lain.22

Main peran membolehkan anak memproyeksikan dirinya ke masa depan dan

menciptakan kembali masa lalu. Hubungan sosial yang dibangun antar anak hingga

menjadi main peran sebaiknya didukung untuk anak yang berkebutuhan khusus

maupun tidak. Karena pada dasarnya kemampuan setiap anak dalam mengembangkan

potensi yang ada dalam dirinya tidaklah sama, tetap mereka punya hak yang sama

untuk bisa mengembangkan potensinya.

Orang dewasa harus peduli terhadap ekspresi wajah bahwa wajah sebagai mainan

pertama, menjawab dengan senyuman, hubungan timbal balik, ekspresi seluruh

badan, rasa cemas terhadap orang- orang yang tidak dikenal, dan permainan dengan

gerakan badan inilah menjadi dasar yang penting pada main peran selanjutnya.

Sehingga anak benar-benar dapat menjiwai setiap peran yang dilakukan, dan dapat

mengembangkan kreativitas dalam menuangkan imajinasi mereka.

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Bermain Peran

Agar proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode bermain peran

tidak mengalami kekakuan, maka perlu adanya langkah-langkah yang harus kita

pahami terlebih dahulu. Sebagai bekal untuk kelancaran pelaksanaan bermain peran

dapat mempertimbangkan langkah-langkah yang dikemukakan Naffi berikut ini:

a. Rancang situasi bermain peran di samping mengenali masalah yang akan

diteliti. Tentukan peran-peran yang akan dimainkan, seperti memilih siswa

22 Diana Mutiah, Psikologi Anak Usia Dini, Kencana, Jakarta, 2010, h. 115

Page 38: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

yang dapat memerankan watak tertentu. Kelengkapan lain yang diperlukan

juga harus dipersiapkan. Sebelumnya, guru harus menerangkan kelengkapan

yang diperlukan serta peran yang perlu dimainkan.

b. Anak yang mendapatkan tugas untuk memerankan watak tertentu harus suka

cita untuk berperan. Hal ini penting karena bermain peran akan berhasil

apabila anak memahami peran yang dimainkan dengan tanpa ragu untuk

bermain. Terutama bila bermain peran baru pertama kali dilaksanakan, guru

harus bisa membagi pula sesuai karakteristik anak. Selain itu, anak juga bisa

diberi kebebasan memilih peran yang akan dimainkan.

c. Ketika satu kelompok ambil bagian melakukan pertunjukan, anak-anak yang

lain melakukan apresiasi.

d. Selesai kegiatan bermain peran guru dan anak perlu melakukan diskusi

seputar kesan setiap anak dalam bermain peran. Diskusi dilakukan sekitar

kekuatan ataupun kelemahan berperan, masalah-masalah yang disajikan dan

prinsip-prinsip yang digunakan perlu diperhatikan.23

Di samping itu, yang utama adalah melakukan evaluasi mengenai jalannya

kegiatan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi. Sebaiknya

langkah-langkah tersebut perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui

metode bermain peran sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat

terlaksana.

23Taufik Ampera, Op Cit, h. 38

Page 39: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Menurut Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono dalam penerapan pembelajaran

melalui metode bermain peran pada anak usia dini dan menggunakan langkah-

langkah berikut ini:

1. Guru mengumpulkan anak untuk diberi pengarahan dan aturan dalam

permainan.

2. Guru membicarakan alat-alat yang akan digunakan oleh anak-anak

untuk bermain.

3. Guru memberikan pengarahan sebelum bermain dan mengabsen serta

menghitung jumlah anak bersama-sama.

4. Guru membagikan tugas kepada anak-anak sebelum bermain menurut

kelompoknya, agar anak tidak saling berebutan dalam bermain.

5. Guru sudah menyiapkan alat-alat permainan sebelum anak-anak

bermain, guru meletakkan dan menyusun alat permainan sesuai

tempatnya.

6. Anak bermain sesuai dengan perannya. Anak dapat berpindah tempat

apabila sudah merasa bosan dengan peran sebelumnya.

7. Guru hanya mengawasi dan mendampingi anak dalam bermain, apabila

dibutuhkan anak guru dapat membantunya. Guru tidak banyak bicara

dan tidak banyak membantu anak.24

24 Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono, Op Cit, h. 82

Page 40: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

6. Kelebihan dan Kekurangan Bermain Peran

Setiap metode tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan, untuk

diterapkan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tentunya seorang guru harus

bisa memanfaatkan kelebihan metode tersebut dan mempunyai strategi untuk

mengatasi kekurangan metode tersebut.

Menurut Mansyur, kelebihan metode bermain peran, yaitu:

1. Anak melatih dirinya sendiri untuk memahami dan mengingat bahan yang

akan di dramatisasikan (membantu daya ingat anak).

2. Anak terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.

3. Bakat yang terpendam pada diri anak dapat dipupuk sehingga kemungkinan

munculnya bakat seni.

4. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan.

5. Anak memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab

dengan sesamanya.

6. Bahasa lisan anak dapat dibina sehingga menjadi bahasa yang mudah di

pahami.

Adapun kelemahan metode bermain peran, yaitu:

1. Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.

2. Banyak memakan waktu, baik saat persiapan maupun pertunjukkan.

3. Memerlukan tempat yang luas.

4. Kelas lain bisa menyebabkan terganggu.

Adapun cara mengatasi kelemahan metode bermain peran, yaitu:

Page 41: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

1. Guru harus menerangkan kepada anak, bahwa dengan metode ini anak

diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan sosial karena guru

menunjuk siswa yang berperan dan siswa lain menjadi penonton.

2. Guru harus memiliki masalah yang urgen sehingga menarik minat anak.

3. Agar siswa memahami peristiwa yang dilakukan, guru harus bisa

menceritakan sambil mengatur adegan pertama.

4. Bobot/ luasnya bahan pelajaran yang akan disampaikan harus sesuai dengan

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bermain peran

Tahap perkembangan anak berbeda pada setiap anak dan tidak selau sejalan

dengan usia anak. Seorang anak dapat melewati dua tahap pertama dengan cepat,

sementara anak yan lain tetap berada ditahap pertama untuk beberapa bulan. Ada dua

alasan yang membuat setiap anak berbeda dalam perkembangannya. Pertama, anak

memiliki ritme perkembangan yang berbeda. Kedua, banyak faktor mempengaruhi

permainan anak, antara lain pengalaman hidup, pengaruh orang tua dan pemahaman

mengenai permainan, dan kebiasaan menonton televisi dan film. Misalkan,

pengalaman anak tenang pemadam kebakaran dapat direfleksikan dari permainan

mereka. Ide tentang main peran sebagai pemadam kebakaran ini mungkin didapat

dari hal-hal berikut :

a. Melihat mobil pemadam yang lewat dijalan.

b. Mengunjungi pos kebakaran.

c. Mengenal seorang pemadam kebakaran, mungkin saudara, teman, atau

tetangga.

Page 42: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

d. Melihat atau mengalami sendiri kebakaran dan pemadam kebakaran.

e. Mendengar cerita mengenai kebakaran dan pemadam kebakaran.

f. Melihat kebakaran, mobil pemadam, dan pemadam kebakaran di televisi, dan

bercerita kepada orang lain mengenain pemadam kebakaran.25

B. Konsep Kecerdasan Interpersonal

1. Hakekat Kecerdasan

Menurut Gardner Kecerdasan selalu diartikan sebagai “kecerdasan otak” atau

IQ, pada hal hasil temuan penelitian bidang pendidikan ini menunjukkan bahwa

kecerdasan itu bermacam-macam.26 Ada kecerdasan jamak (multiple intelligence-

MI), kecerdasan emosional (emotional intelligence-EQ), dan kecerdasan spiritual

(spiritual intelligence-SQ). Seluruh kecerdasan tersebut menunjukan adanya seluruh

potensi yang ada dalam diri seseorang.

David Wechsler memandang inteligensi (kecerdasan) sebagai kumpulan atau

totalitas kemampuan individu untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara

rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif.27

Gardner menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk

menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa

lingkungan budaya masyarakat.28 Ia memiliki pandangan yang pluralistik mengenai

pemikiran. Menurutnya, pandangan tentang kecerdasan harus mengakui bahwa setiap

25 Luluk Asmawati, Op, cit, h 10.9

26 Howard Gardner, Frames of mind: The theory of Multiple Intelligences, New York: Basic Books, 1993.

27 Paul Suparno, Teori Inteligensi Ganda, (Yogyakarta: KANISIUS, 2004), hal. 15. 28 Yuliani Nurani Sujiono, Op cit, h. 176

Page 43: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

orang mempunyai kekuatan pemahaman berbeda dan berdiri sendiri, menerima

bahwa orang mempunyai kekuatan berbeda dan gaya pemahaman yang kontras.

Setiap anak cerdas. Anak mempunyai berbagai macam potensi kecerdasan.

Gadner berpendapat bahwa setiap anak memiliki beberapa potensi kecerdasan yang

disebut dengan Multiple Intelligences (kecerdasan jamak).29

Secara lebih terperinci Gardner menyatakan bahwa kecerdasan merupakan:

Kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau menyumbangkan

pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya. Sebuah perangkat keterampilan

menemukan atau menciptakan bagi seseorang dalam memecahkan permasalahan

dalam hidupnya. Potensi untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang

melibatkan penggunaan pemahaman baru.

2. Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan atau bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial. diartikan

sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi,

membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak

berada dalam situasi menang atau menguntungkan.30 Artinya kecerdasan

interpersonal adalah kemampuan berfikir lewat komunikasi dengan orang lain.

Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka

29Howard. Gardner, Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek), alih bahasa Alexander Sindoro, 2003 30 http:// rike-rikewiyanti. blogspot.com/ 2016/12/ kecerdasan, hari jumat 02 desember2016 interpersonal

Page 44: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

terhadap perasaan, motivasi, watak, tempramen orang lain. Kepekaan akan ekspresi

wajah, suara, isyarat orang lain juga masuk dalam inteligensi ini.

Kecerdasan interpersonal ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia

tidak bisa menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup seseorang terkait dengan orang

lain, Howard Gardner seorang ahli psikologi perkembangan mengemukakan tentang

teori kecerdasan jamak yang bisa disebut dengan multiple intelegences yang terdiri

dari sembilan kecerdasan, yang mana salah satunya adalah kecerdasan interpersonal.

Kesembilan kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kecerdasan Logis Matematis adalah Kemampuan berpikir secara konseptual.

Biasanya individu dengan kemampuan berpikir yang baik, suka

mengeksplorasi pola, kategori dan hubungan.

2) Kecerdasan Linguistik adalah Kemampuan menggunakan sistem bahasa

manusia untuk berkomunikasi, atau kemampuan berpikir dalam bentuk kata-

kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai

makna yang kompleks.

3) Kecerdasan Visual Spasial adalah Kemampuan anak dalam

memvisualisasikan apa yang ada di benaknya lewat gambar, susunan balok,

atau menjelaskan dengan rinci rute menuju sekolahnya, termasuk ke dalam

kecerdasan visual- spasial.

4) Kecerdasan Musikal adalah Kemampuan untuk menikmati, mengamati,

membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk

musik.

Page 45: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

5) Kecerdasan Kinestetik adalah Kemampuan manusia untuk menggerakkan

alat- alat tubuh sesuai dengan fungsinya, bahkan mampu mengolah gerakan

tubuh yang menarik, merupakan kemampuan yang dihasilkan oleh

kecerdasan gerak tubuh.

6) Kecerdasan Naturalis adalah Kemampuan untuk mengenali, membedakan,

mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam

maupun lingkungan.

7) Kecerdasan Intrapersonal adalah Kemampuan seseorang untuk menguasai

dan mengelola emosinya (self control) dan kemampuan untuk memahami

diri sendiri (self image).

8) Kecerdasan Interpersonal adalah Kemampuan untuk memahami dan

berinteraksi secara efektif dengan orang lain.

9) Kecerdasan Eksistensial adalah Kemampuan seseoarang untuk menjawab

persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.31

Sedangkan Kecerdasan interpersonal menurut Thomas Amstrong alih bahasa

oleh Rina Buntaran, adalah kecerdasan yang melibatkan kemampuan untuk

memahami dan bekerja dengan orang lain.32 Kecerdasan ini berkaitan dengan

kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain,

dengan membedakan dan menaggapi suasana hati.

31Iva Noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar PAUD, Pinus, Yogyakarta, 2010, h. 95

32 Thomas Amstrong, In Their Own Way:DiscoveringAnd Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences, alih bahasa oleh Rina Buntaran, Jakarta, PT. Gramedia, 2003, h.21

Page 46: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Menurut teori kecerdasan interpersonal Thordinke, terdapat tiga dimensi utama

dalam kecerdasan interpersonal, yaitu: social sensitivity, social insight, dan social

communication. Ketiga dimensi tersebut merupakan satu kesatuan utuh, antara

dimensi satu dengan dimensi yang lain saling berkesinambungan. Sehingga jika salah

satu dimensi tersebut timpang, maka akan melemahkan dimensi yang lainnya.

33Berikut penjelasan dari ketiga dimensi utama dalam kecerdasan interpersonal:

a. social Sensitivity

Social sensitivity atau sensitivitas sosial merupakan kemampuan individu untuk bisa

merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan individu lain yang

ditunjukkan baik secara verbal maupun non verbal. Anak yang memiliki sensitif

sosial yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi reaksi

tertentu dari orang lain, entah reaksi itu negatif atau positif

b. Social Insight

Social insight yaitu kemampuan anak untuk memahami dan mencari pemecahan

masalah yang efektif dalam suatu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut

tidak menghambat apalagi menghancurkan relasi sosial yang telah dibangun anak. Di

dalamnya juga terdapat kemampuan anak dalam memahami situasi sosial dan etika

sosial sehingga anak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi tersebut. Fondasi

dasar sosial insight ini adalah berkembangnya kesadaran diri anak secara baik.

Kesadaran diri yang berkembang ini akan memebuat anak mampu memahami

33 Safaria T, interpersonal intelegence,metode pengembangan kecerdasan anak, Yogyakarta

amara book, 2005, h 24

Page 47: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

keadaan dirinya baik keadaan internal maupun eksternal, seperti menyadari emosi

emosinya yang sedang muncul atau menyadari penampilan cara berpakaiannya

sendiri, cara berbicara dan initasi suaranya.

c. Social Communication

Social communication atau keterampilan berkomunikasi sosial merupakan

kemampuan individu untuk menggunakan peroses komunikasi dalam menjalin dan

membangun hubungan Interpersonal yang sehat. Dalam peroses menciptakan,

membangun dan mempertahankan relasi sosial maka seseorang memerlukan

sarananya. Tentu saja sarana yang digunakan adalah melalui peroses komunikasi,

yang mencakup baik komunikasi verbal dan nonverbal maupun komunikasi melalui

penampilan fisik. Keterampilan komunikasi yang harus dikuasai adalah keterampilan

mendengarkan efektif, keterampilan berbicara efektif, keterampilan publik speakingn

dan keterampilan menulis secara efektif.34

Ketiga dimensi ini merupakan satu kesatuan utuh, ketiganya saling mengisi

antara satu dengan lainnya, dimulai dengan social insight yakni kemampuan

seseorang memahami diri, memahami situasi sosial dan keterampilan seseoran dalam

memecahkan masalah. Ketika seseorang sudah bisa mengenal dirinya bagaimana

seseorang memahami dirinya, bagaimana seseorang memecahkan permasalahan pada

dirinya, maka akan dengan mudah bersosialisasi dengan lingkungannya.

Setelahsesorang sudah memahami situasi social maka ia cenderung memiliki sikap

prososial dan rasa empati yang tinggi, terkadang walau seseorang memiliki rasa

34 Ibid , h 24

Page 48: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

empati ia melakukan sesuatu hanya bersifat kebutuhannya sendiri, akan tetapi beda

dengan seseorang yang berempati, ia akan melakukan yang dibutuhkan oleh orang

lain dan bertahap dan berkesinambungan.

Social Comication merupakan bagaimana seseorang mengimplementasikan apa yang

dipahami tentang sosialnya, ketika dari salah satu ketiga dimensi tersebut tidak ada

maka akan melemahkan dimensi lain. 35

Menurut Hamzah B Uno dkk bahwa kecerdasan iterpersoal adalah

kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain, mereka cenderung

memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan

ligkungan disekelilingnya.36

Kecerdasan interpersonal. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk

berhubungan dengan orang- orang di sekitarnya, bisa memperkirakan suasana hati,

maksud, serta kehendak orang lain.37

Dapat peulis ambil kesimpulan dari beberapa teori bahwa kecerdasan

interpersonal adalah kemampuan untuk menunjukan rasa percaya diri serta

menujukan keperdulian terhadap teman oleh karna itu proses pembelajaran dapat

merangsang kecerdasan kepada anak.

3. Ciri-ciri Kecerdasan Interpersonal

35 Ibid h 24 36 Hamzah B Uno, dkk belajar dnegan pendekatan PAILKEM (Jakarta :bumi aksara , 2013) h

245-246 37Asef Umar Fakhruddin,Sukses Menjadi Guru TK/ PAUD, Bening, Yogyakarta, 2010, h. 142

Page 49: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Kemampuan mempersepsikan dan membedakan dalam maksud tertentu,

motivasi dan perasaan dari orang- orang lain. Ini merupakan bagian dari multiple

intelligence yang menghasilkan pengetahuan yang diperoleh melalui kominukasi

dengan orang lain seperti bekerjasama dalam tim. Kecerdasan interpersonal memiliki

ciri-ciri: (1) punya banyak teman (2) banyak bersosialisasi di sekolah dan

lingkungannya (3) dapat sangat mengenali lingkungannya (4) terlibat dalam kegiatan

kelompok di luar sekolah (5) berperan sebagai penengah pada teman-teman atau

keluarga jika ada konflik (6) menikmati permainan kelompok (7) bersimpati besar

terhadap perasaan orang lain (8) menjadi sebagai penasehat atau pemecah masalah di

antara teman- temannya (9) menikmati mengajar orang lain (10) dapat berbakat untuk

menadi pemimpin.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Di dalam suatu variabel penelitian terkandung konsep-konsep yang dapat

dilihat dan diukur. Menurut Suharsimi Arikunto “variabel adalah obyek suatu

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.38

Jadi variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat:

1. Variabel bebas adalah variabel yag dapat mempengaruhi penentu.39 Yang

menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode bermain peran

simbol X.

38 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu oedekatan praktek, Edisi Revisi III, Rineka

cipta, Jakarta ,1993, h.67

Page 50: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

2. Variabel terikat adalah adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung

dengan variabel lainnya.40 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kecerdasan interpersonal anak usia dini di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah

Suka Maju Tanggamus, Simbol Y.

D. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto Hipotesis diartikan “suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul”41

Sedangkan Hipotesis menurut Muhammad Ali adalah “rumusan jawaban

sementara yang harus diuji melalui kegiatan penelitian”42

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa

hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan, dimana kebenarannya masih

harus dibuktikan melalui penelitian lapangan. Untuk mengajukan Hipotesis perlu

kirannya penulis mengemukakan kerangka pemikiran secara teoritis dari pihak ahli,

adapun keragka pemikiran tersebut :

berdasarkan pendapat diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : “ Metode

bermain peran memiliki hububungan yang signifikan dengan kecerdasan

interpersonal anak usia dini di Tk Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus”

39 Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodelogi penelitian, Mandar Maju, Bandung,2002, h.121 40 ibid. h. 52

41 Suharsimi arikunto,prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Yogyakarta Rineka Cipta 2006, h 66

42 Muhammad Ali, penelitian prosedur dan strategi, Angkasa, Bandung,1984, H 48

Page 51: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dalam pelaksanaannya menggunakan jenis penelitian lapangan (fild

research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan

atau pada responden.43 Lokasi tempat penelitian berada di Taman Kanak-kanak Al-

Hidayah Suka Maju Tanggamus.

Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mencari data yang berkenaan dengan

hubungan metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal di taman kanak-

kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang berarti penelitian bersifat memberikan

gambaran objektif dari objek penelitian.44 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif riset yang mengklarifikasikan data yang

bersifat kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pola filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Tehnik

43 Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi dan Aplikasinya (Bogor Ghalia Indonesia,

2002), h. 11 44 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1996, cet ke-

VII), h. 29

Page 52: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara non radom pengumpulan data

digunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik untuk

menjadi hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini, penulis bermaksud menerangkan da menggambarkan suatu

keadaan objektif pada kondisi yang alamiah, faktual, mengenai hubungan metode

bermain peran yang dilakukan guru di sekolah dengan kecerdasan interpersonal.

B. Populasi dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang

menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai,

peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh peserta didik di Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah Suka Maju

Tanggamus yang berjumlah 29 anak, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Page 53: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Tabel 3

Jumlah populasi di TK Al-Hidayah suka Maju Tanggamus

No Usia Jumlah siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 5-6 15 14 29

2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi.”populasi diartikan sebagai wilayah

generaisasi yag terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu

dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.”45

Adapun untuk menentukan perkiraan besarya sampel, penulis berpedoman

pada pedapat Suharsimi Arikunto yaitu: “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

atau lebih.”46

Berdasarkan keterangan diatas, karena populasi penelitian yang ada kurang

dari 100 yaitu 29 peserta didik. Maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

45 Husain Umar, metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2000), h, 77. 46 Suharsimi Arikunto, loc.cit , h 112.

Page 54: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

C. Kisi-kisi instrument penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian

Tabel 4

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Variabel X Aktivitas Pembelajaran metode bermain peran

Variabel Aspek yang Dinilai

Aktivitas pembelajaran metode bermain peran

1. Mempelajari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya

2. Belajar untuk menilai dan memilih berbagai informasi tentang peran yang dilihat dan diamati dari kehidupan sehari-hari da mencoba membuat hubungan dan memunculkan kembali dalam kegiatan bermain peran.

3. Belajar untuk saling berinteraksi dengan orang lain.

4. Belajar menjawab dan memeberikan pertnyaan

5. Belajar membangun kerja sama 6. Membangun kemampuan berkonsentrasi 7. Mempelajari ketrampilan hidup (life skiil)

8. Belajar untuk mengatasi rasa takut

9. Membantu anak untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan.

Page 55: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Tabel 5

Kisi-kisi Intrumen Penilaian Variabel Y kecerdasan interpersonal

Variabel Indikator Aspek yang Dinilai

Kecerdasan

interpersonal

a. social sensivity

b. social Insight

c. Social Comunication

11. Mudah berteman

12. Mau berbagi alat bermain

13. Senang dengan keiatan

kelompok

14. Melakukan percakapn dengan

teman sebaya

15. Aktif bergaul dengan teman

dan belajar mengikuti aturan

permainan

16. Berani menjawab pertayaan

yang diajukan oleh guru/teman

17. Mengatasi konflik dengan

teman

18. Mematuhi aturan kelompok

19. Menunjukan antusias dalam

bekarja /belajar/ bermain

20. Berani mengemukakan

pendapat dalam kelompok

Page 56: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk melakukan penulisan agar sistematis maka dalam hal pengumpulan data peulis

menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

a. Tes

Pengertian tes

b. Wawancara

Interview adalah proses tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih

dengan berhadapan secara fisik, yang satu melihat wajah dan yang lain

mendengarkan dengan telinga masing-masing.47 Atau dengan kata lain interview

merupakan proses pengumpulan data melalui tanya jawab dengan orang yang

dimintai keterangan yang diperlukan dalam suatu penelitian. Jika dilihat dari sifat

maupun teknik pelaksanaannya maka interview dibagi atas tiga bagian :

1) Interview terpimpin, adalah interview/wawancara yang meggunakan

pokok-pokok masalah yang diteliti.

2) Interview tak terpimpin, interview/wawancara dimana interviewer tidak

sengaja mengarahkan Tanya jawab pada poko-pokok dari focus

penelitian interviewer.

3) Interview bebas terpimpin, adalah kombinasi dari keduanya

pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang diteliti,

47 Kartini Kartono,pengantar metodologi research social (bandung: Alumni,1980) h 136

Page 57: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

selanjutnya dalam proses interview/wawancara berlangsung mengikuti

situasi.48

Jenis interview yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara

terpimpin yaitu untuk mempermudah peneliti karena populasi dalam penelitian ini

merupakan anak usia dini. yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-

pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara terpimpin seringkali

disebut juga sebagai wawancara terstruktur. Contohnya wawancara yang dilakukan

pembawa acara di stasiun televisi kepada pihak yang diwawancarai (pejabat, pemuka

masyarakat, dll)49

c. Observasi

Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan data dengan sistematik

mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.”50 Teknik ini peneliti gunakan untuk

mendapatkan inormasi-informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik observasi langsung dan teknik observasi partisipatif. Observasi

dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di TK Al-Hidayah Suka Maju

Tanggamus. Untuk memperoleh data aktivitas metode pembelajaran bermain peran

sebagai variabel X, dan kecerdasan interpersonal anak usia dini sebagai variabel Y.

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berupa instrumen

penilaian.

48 Sutrisno hadi, metode research jilid II (Yogyakarta: Andi, 2004),h. 207 49 Sutriso Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 2000, h 233 50Sutrisno Hadi, Op, Cit, h 136.

Page 58: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Observasi dilakukan terhadap suatu objek secara langsung tanpa melalui

perantara dan langsung dilakukan pada saat kegiatan belajar berlangsung. Dari hasil

observasi akan diperoleh informasi tentang bagaimana kegiatan belajar mengajar

antara guru dan anak didik.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data-data yang diproses melalui

dokumen-dokumen yang digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui

wawancara dan observasi. Dokumentasi peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa

foto dan data tertulis berupa penilaian yang berfungsi sebagai data pelengklap dari

data yang diperoleh selama melakukan penelitian.

E. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan, maka

langkah berikutnya adalah memghimpun dan mengelola data yang sudah terkumpul

tersebut dengan cara mengklarifikasikan semua scor untuk dianalisa.

Mengelola dan menganalisis data merupakan bagian yang sangat penting guna

memproses data yang sudah ada sehingga menghasilkan data yang ada sehingga

menghasilkan jawaban dari hipotesis.

1. Uji Validitas Instrumen

Page 59: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi tersebut jika tehnik

evaluasi atau tes itu dapat sesuai terhadap apa yang sebenarnya akan diukur.51

Sedangakan menurut kartini kartono, alat ukur dapat dikatakn valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur dengan tepat.dan alat pengukur yang bersfungsi dengan baik itu akan mampu mengukur dengan tepat mengenai gejala-gejala sosial tertentu. Disamping itu juga ia mengatakan bahwa : alat pengukur dikatakan valid jika ia mampu memberikan reading/score yang akurat: yaiitu mampu secara cermat menunjukan besar kecilya gradasi dari suatu gejala.52

Adapun rumus yang digunakan dalam validitas angket yaitu dengan rumus

korelasi product moment sebagai berikut.

��� �∑�� � �∑���∑��

���∑�� ��∑������∑�� ��∑����

Keterangan

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y

n : Banyak siswa yang diteliti

∑X : Jumlah scor butir soal

∑Y : Jumalah scor butir soal

∑X Y : Jumalah perkalian scor butir soal dan scor total

∑X 2 : Kuadrat dari jumlah scor butir soal

(∑X )2 : Jumlah scor butir soal yang dkuadratkan

∑Y 2 : Kuadrat dari scor butir soal

51 Ngalim Purwanto,Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002, h. 138) 52 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Social, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h

111

Page 60: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

(∑Y )2 : Jumalah scor total butir butir soal yang dikuadratkan.

Bila korelasi setiap faktor soal dengan skor total tersebut bernilai positif dan

besarnya sama dengan atau lebih dari 0.30 maka faktor tersebut merupakan instruktur

yag kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor, dapat disimpulkan bahwa instrument

tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas Intrumen

Pengujian reliabilitas instrume dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman

Brown agar diketahui koefisien seluruh item :

Rumus :

r i =���������

keterangan:

r i = Reabilitas seluruh Instrumen

r b = korelasi product momen belahan ganjil dan genap53

3. Uji Analisis Korelasi

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis dari

data yang diperoleh dari hasil observasi. Hasil dari observasi tersebut masih

merupakan data mentah yang berupa angka yaitu skor. Analisis data ini dilakukan

terhadap data hasil akhir untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan oleh

peneliti. Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti menggunakan teknik analisis data

53 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, 2008, h 178

Page 61: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Korelasi product momen dengan angka kasar yang digunakan untuk menentukan

metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal.

��� �∑�� � �∑���∑��

���∑�� ��∑������∑�� ��∑����

Keterangan

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y

n : Banyak siswa yang diteliti

∑X : Jumlah scor butir soal

∑Y : Jumalah scor butir soal

∑X Y : Jumalah perkalian scor butir soal dan scor total

∑X 2 : Kuadrat dari jumlah scor butir soal

(∑X )2 : Jumlah scor butir soal yang dkuadratkan

∑Y 2 : Kuadrat dari scor butir soal

(∑Y )2 : Jumalah scor total butir butir soal yang dikuadratkan.54

Bila korelasi setiap faktor soal dengan skor total tersebut bernilai positif dan

besarnya sama dengan atau lebih dari 0.30 maka faktor tersebut merupakan instruktur

yag kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor, dapat disimpulkan bahwa instrument

tersebut valid.

Dari nilai yang diperoleh dikonsultasikan kedalam tabel r product momen

apabila nilai rxy lebih besar dari nilai r table product momen pada taraf 95% dan

54 Sudjana, Metode Statistika, ( Badung : Tarsito, 2005), h. 369

Page 62: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

99% maka hipotesis diterima sebaliknya jika lebih kecil maka hipotesis ditolak untuk

mengetahui besarnya koefisiensi korelasi adalah dengan menginterprestasikan nilai

rxy tersebut pada tabel dibawah ini.

TABEL 6 Tabel interprestasi nilai r

Interval koefisien Tingkat hubungan

0.800 – 1.00 Korelasi tinggi 0,600 – 0.800 Korelasi cukup 0,400 – 0,600 Korelasi agak rendah 0,200 – 0,400 Korelasi rendah 0,000 – 0,200 Korelasi sangat renndah55

Untuk menguji apakah koefisien yang diperoleh merupakan suatu kebetulan

saja sehingga tidak tercapai hubungan antara kedua variable tersebut atau variable itu

benar-benar mempunyai hubungan, dilakukan dengan menggunakan statistik uji t,

rumusnya adalah sebagai berikut:

t = r √��������

Keterangan:

t : Taraf nyata

r : Besarnya korelasi hitung

n : Jumlah

I : Angka kostanta kuadrat besarnya korelasi hitung

r 2 : Besarnya korelasi hitung.56

Untuk menguji besarnya sumbangan variable X terhadap variable Y

digunakan rumus diterminasi sebagai berikut:

55 ibid h 193 56 M.Iqbal Hasan,pokok-pokok metodologi penelitian dan aplikasinya,PT Rineka Cipta, 2002,

h 113

Page 63: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

KP = r 2 x 100%

Keterangan :

KP : Nilai koefisien determinasi

R : Nilai koefisien korelasi57

Dari t dikosultasikan ke t tabel dengan mengambil taraf uji 5% dan 1% karena t

hitung lebih besar dari pada t tabel maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis

nol ditolak dengan demikian terdapat hubungan yang positif antara metode bermain

peran dengan kecerdasan interpersonal di TK Al-Hidayah suka maju Tanggamus.

57 Ibid, h 123

Page 64: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

BAB III

METODE PENELITIAN

F. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini dalam pelaksanaannya menggunakan jenis penelitian lapangan (fild

research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan

atau pada responden.58 Lokasi tempat penelitian berada di Taman Kanak-kanak Al-

Hidayah Suka Maju Tanggamus.

Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mencari data yang berkenaan dengan

hubungan metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal di taman kanak-

kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus.

4. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang berarti penelitian bersifat memberikan

gambaran objektif dari objek penelitian.59 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif riset yang mengklarifikasikan data yang

bersifat kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pola filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Tehnik

58 Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi dan Aplikasinya (Bogor Ghalia Indonesia,

2002), h. 11 59 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1996, cet ke-

VII), h. 29

Page 65: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara non radom pengumpulan data

digunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik untuk

menjadi hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini, penulis bermaksud menerangkan da menggambarkan suatu

keadaan objektif pada kondisi yang alamiah, faktual, mengenai hubungan metode

bermain peran yang dilakukan guru di sekolah dengan kecerdasan interpersonal.

G. Populasi dan Teknik Sampling

3. Populasi

Populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang

menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai,

peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh peserta didik di Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah Suka Maju

Tanggamus yang berjumlah 29 anak, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3

Jumlah populasi di TK Al-Hidayah suka Maju Tanggamus

No Usia Jumlah siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 5-6 15 14 29

Page 66: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

4. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi.”populasi diartikan sebagai wilayah

generaisasi yag terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu

dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.”60

Adapun untuk menentukan perkiraan besarya sampel, penulis berpedoman

pada pedapat Suharsimi Arikunto yaitu: “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

atau lebih.”61

Berdasarkan keterangan diatas, karena populasi penelitian yang ada kurang

dari 100 yaitu 29 peserta didik. Maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

H. Kisi-kisi instrument penelitian 2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian

Tabel 4

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Variabel X Aktivitas Pembelajaran metode bermain peran

Variabel Aspek yang Dinilai

Aktivitas pembelajaran metode bermain peran

10. Mempelajari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya

11. Belajar untuk menilai dan memilih berbagai informasi tentang peran yang dilihat dan diamati dari kehidupan sehari-hari da mencoba membuat

60 Husain Umar, metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2000), h, 77. 61 Suharsimi Arikunto, loc.cit , h 112.

Page 67: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

hubungan dan memunculkan kembali dalam kegiatan bermain peran.

12. Belajar untuk saling berinteraksi dengan orang lain.

13. Belajar menjawab dan memeberikan pertnyaan

14. Belajar membangun kerja sama 15. Membangun kemampuan berkonsentrasi 16. Mempelajari ketrampilan hidup (life skiil)

17. Belajar untuk mengatasi rasa takut

18. Membantu anak untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan.

Tabel 5

Kisi-kisi Intrumen Penilaian Variabel Y kecerdasan interpersonal

Variabel Indikator Aspek yang Dinilai

Kecerdasan

interpersonal

a. social sensivity

b. social Insight

c. Social Comunication

21. Mudah berteman

22. Mau berbagi alat bermain

23. Senang dengan keiatan

kelompok

24. Melakukan percakapn dengan

teman sebaya

25. Aktif bergaul dengan teman

dan belajar mengikuti aturan

permainan

Page 68: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

26. Berani menjawab pertayaan

yang diajukan oleh guru/teman

27. Mengatasi konflik dengan

teman

28. Mematuhi aturan kelompok

29. Menunjukan antusias dalam

bekarja /belajar/ bermain

30. Berani mengemukakan

pendapat dalam kelompok

I. Metode Pengumpulan Data

Untuk melakukan penulisan agar sistematis maka dalam hal pengumpulan data peulis

menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

a. Tes

Pengertian tes

b. Wawancara

Interview adalah proses tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih

dengan berhadapan secara fisik, yang satu melihat wajah dan yang lain

mendengarkan dengan telinga masing-masing.62 Atau dengan kata lain interview

merupakan proses pengumpulan data melalui tanya jawab dengan orang yang

dimintai keterangan yang diperlukan dalam suatu penelitian. Jika dilihat dari sifat

maupun teknik pelaksanaannya maka interview dibagi atas tiga bagian :

62 Kartini Kartono,pengantar metodologi research social (bandung: Alumni,1980) h 136

Page 69: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

4) Interview terpimpin, adalah interview/wawancara yang meggunakan

pokok-pokok masalah yang diteliti.

5) Interview tak terpimpin, interview/wawancara dimana interviewer tidak

sengaja mengarahkan Tanya jawab pada poko-pokok dari focus

penelitian interviewer.

6) Interview bebas terpimpin, adalah kombinasi dari keduanya

pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang diteliti,

selanjutnya dalam proses interview/wawancara berlangsung mengikuti

situasi.63

Jenis interview yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara

terpimpin yaitu untuk mempermudah peneliti karena populasi dalam penelitian ini

merupakan anak usia dini. yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-

pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara terpimpin seringkali

disebut juga sebagai wawancara terstruktur. Contohnya wawancara yang dilakukan

pembawa acara di stasiun televisi kepada pihak yang diwawancarai (pejabat, pemuka

masyarakat, dll)64

c. Observasi

Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan data dengan sistematik

mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.”65 Teknik ini peneliti gunakan untuk

mendapatkan inormasi-informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik observasi langsung dan teknik observasi partisipatif. Observasi

63 Sutrisno hadi, metode research jilid II (Yogyakarta: Andi, 2004),h. 207 64 Sutriso Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 2000, h 233 65Sutrisno Hadi, Op, Cit, h 136.

Page 70: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di TK Al-Hidayah Suka Maju

Tanggamus. Untuk memperoleh data aktivitas metode pembelajaran bermain peran

sebagai variabel X, dan kecerdasan interpersonal anak usia dini sebagai variabel Y.

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berupa instrumen

penilaian.

Observasi dilakukan terhadap suatu objek secara langsung tanpa melalui

perantara dan langsung dilakukan pada saat kegiatan belajar berlangsung. Dari hasil

observasi akan diperoleh informasi tentang bagaimana kegiatan belajar mengajar

antara guru dan anak didik.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data-data yang diproses melalui

dokumen-dokumen yang digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui

wawancara dan observasi. Dokumentasi peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa

foto dan data tertulis berupa penilaian yang berfungsi sebagai data pelengklap dari

data yang diperoleh selama melakukan penelitian.

J. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan, maka

langkah berikutnya adalah memghimpun dan mengelola data yang sudah terkumpul

tersebut dengan cara mengklarifikasikan semua scor untuk dianalisa.

Page 71: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Mengelola dan menganalisis data merupakan bagian yang sangat penting guna

memproses data yang sudah ada sehingga menghasilkan data yang ada sehingga

menghasilkan jawaban dari hipotesis.

4. Uji Validitas Instrumen

Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi tersebut jika tehnik

evaluasi atau tes itu dapat sesuai terhadap apa yang sebenarnya akan diukur.66

Sedangakan menurut kartini kartono, alat ukur dapat dikatakn valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur dengan tepat.dan alat pengukur yang bersfungsi dengan baik itu akan mampu mengukur dengan tepat mengenai gejala-gejala sosial tertentu. Disamping itu juga ia mengatakan bahwa : alat pengukur dikatakan valid jika ia mampu memberikan reading/score yang akurat: yaiitu mampu secara cermat menunjukan besar kecilya gradasi dari suatu gejala.67

Adapun rumus yang digunakan dalam validitas angket yaitu dengan rumus

korelasi product moment sebagai berikut.

��� �∑�� �∑���∑��

���∑�� ��∑������∑�� ��∑����

Keterangan

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y

n : Banyak siswa yang diteliti

∑X : Jumlah scor butir soal

∑Y : Jumalah scor butir soal

66 Ngalim Purwanto,Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002, h. 138) 67 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Social, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h

111

Page 72: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

∑X Y : Jumalah perkalian scor butir soal dan scor total

∑X 2 : Kuadrat dari jumlah scor butir soal

(∑X )2 : Jumlah scor butir soal yang dkuadratkan

∑Y 2 : Kuadrat dari scor butir soal

(∑Y )2 : Jumalah scor total butir butir soal yang dikuadratkan.

Bila korelasi setiap faktor soal dengan skor total tersebut bernilai positif dan

besarnya sama dengan atau lebih dari 0.30 maka faktor tersebut merupakan instruktur

yag kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor, dapat disimpulkan bahwa instrument

tersebut valid.

5. Uji Reliabilitas Intrumen

Pengujian reliabilitas instrume dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman

Brown agar diketahui koefisien seluruh item :

Rumus :

r i =���������

keterangan:

r i = Reabilitas seluruh Instrumen

r b = korelasi product momen belahan ganjil dan genap68

6. Uji Analisis Korelasi

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis dari

data yang diperoleh dari hasil observasi. Hasil dari observasi tersebut masih

68 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, 2008, h 178

Page 73: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

merupakan data mentah yang berupa angka yaitu skor. Analisis data ini dilakukan

terhadap data hasil akhir untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan oleh

peneliti. Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti menggunakan teknik analisis data

Korelasi product momen dengan angka kasar yang digunakan untuk menentukan

metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal.

��� �∑�� � �∑���∑��

���∑�� ��∑������∑�� ��∑����

Keterangan

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y

n : Banyak siswa yang diteliti

∑X : Jumlah scor butir soal

∑Y : Jumalah scor butir soal

∑X Y : Jumalah perkalian scor butir soal dan scor total

∑X 2 : Kuadrat dari jumlah scor butir soal

(∑X )2 : Jumlah scor butir soal yang dkuadratkan

∑Y 2 : Kuadrat dari scor butir soal

(∑Y )2 : Jumalah scor total butir butir soal yang dikuadratkan.69

Bila korelasi setiap faktor soal dengan skor total tersebut bernilai positif dan

besarnya sama dengan atau lebih dari 0.30 maka faktor tersebut merupakan instruktur

69 Sudjana, Metode Statistika, ( Badung : Tarsito, 2005), h. 369

Page 74: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

yag kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor, dapat disimpulkan bahwa instrument

tersebut valid.

Dari nilai yang diperoleh dikonsultasikan kedalam tabel r product momen

apabila nilai rxy lebih besar dari nilai r table product momen pada taraf 95% dan

99% maka hipotesis diterima sebaliknya jika lebih kecil maka hipotesis ditolak untuk

mengetahui besarnya koefisiensi korelasi adalah dengan menginterprestasikan nilai

rxy tersebut pada tabel dibawah ini.

TABEL 6 Tabel interprestasi nilai r

Interval koefisien Tingkat hubungan

0.800 – 1.00 Korelasi tinggi 0,600 – 0.800 Korelasi cukup 0,400 – 0,600 Korelasi agak rendah 0,200 – 0,400 Korelasi rendah 0,000 – 0,200 Korelasi sangat renndah70

Untuk menguji apakah koefisien yang diperoleh merupakan suatu kebetulan

saja sehingga tidak tercapai hubungan antara kedua variable tersebut atau variable itu

benar-benar mempunyai hubungan, dilakukan dengan menggunakan statistik uji t,

rumusnya adalah sebagai berikut:

t = r √��������

Keterangan:

t : Taraf nyata

r : Besarnya korelasi hitung

n : Jumlah

70 ibid h 193

Page 75: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

I : Angka kostanta kuadrat besarnya korelasi hitung

r 2 : Besarnya korelasi hitung.71

Untuk menguji besarnya sumbangan variable X terhadap variable Y

digunakan rumus diterminasi sebagai berikut:

KP = r 2 x 100%

Keterangan :

KP : Nilai koefisien determinasi

R : Nilai koefisien korelasi72

Dari t dikosultasikan ke t tabel dengan mengambil taraf uji 5% dan 1% karena t

hitung lebih besar dari pada t tabel maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis

nol ditolak dengan demikian terdapat hubungan yang positif antara metode bermain

peran dengan kecerdasan interpersonal di TK Al-Hidayah suka maju Tanggamus.

71 M.Iqbal Hasan,pokok-pokok metodologi penelitian dan aplikasinya,PT Rineka Cipta, 2002,

h 113 72 Ibid, h 123

Page 76: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

BAB IV

PENGELOLAAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Taman Kanak- kanak Al-Hidayah Suka Maju

Tanggamus

Saat berdirinya Taman Kanak-kanak (TK) ini bernama TK Al-Hidayah

didirikan pada tanggal 8 Oktober 2003 oleh pemilik yayasan dengan jumlah

siswa sebanyak 20 orang dan diasuh oleh 2 orang guru. Gedung terdiri dari 2

ruang kelas dan berlokasi tidak jauh dengan SD N 1 Suka Maju..

Pada tahun pelajaran yang sedang berjalan saat ini (2016-2017) TK Al-

Hidayah yang dipimpin oleh Ibu Sulastri S.Pd telah memiliki 2 ruang kelas

dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang dengan fasilitas yang lengkap dan

diasuh oleh 5 orang tenaga pendidik.

2. Visi dan Misi

Visi

“Merupan wadah untuk membantu pertumbuhan serta pengembangan

jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat-sifat alami anak”.

Misi

a) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Meningkatkan kemampuan profesional guru dan karyawan.

c) Menciptakan suasana sekolah yang kondusif.

Page 77: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

d) Menciptakan hubungan yang harmonis antar warga sekolah,

masyarakat dan instansi terkait.

3. Letak Geografis

Taman Kanak-kanak (TK) Al-Hidayah suka maju terletak di Jl. Suka

Maju No 02 Kelurahan Ngarip Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus.

Kendaraan umum untuk menuju ke Al-Hidayah tidak ada Harus

menggunakan kendaraan pribadi adalah yang diperkirakan + 180 menit dari kota

Bandar Lampung atau + 3 jam dari kota Bandar lampung.

4. TENAGA PENGAJAR

Tabel 7 Data Guru Di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus

No. NAMA GURU PENDIDIKAN

TERAKHIR TUGAS TAMBAHAN

1 Sulastri S.Pd S1 Kepala TK

2 Maryati. SMA

3 Ramyati SMA Koordinator Seluruh Ekskul

4 Rodiyah S.Pd S1 Koord. Ekskul Mewarnai

Gambar

5 Purwanti SMA

Page 78: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

5. DATA JUMLAH SISWA

Tabel 8 Data Jumlah Siswa Dari Tahun 2011-2016

TAHUN PELAJARAN

2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016 L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML 11 13 24 15 17 32 14 16 30 10 13 23 15 14 29

6. SARANA DAN PRASARANA

a. Sarana Gedung

1. Luas Tanah : 200 M2

2. Luas Bangunan : 100M2

3. Status kepemilikan Tanah : Milik Yayasan

4. Status kepemilikan Bangunan : Milik Yayasan

5. Gedung / bangunan : Dibangun memang khusus untuk

sekolah

6. Status pemakaian : Sendiri

7. Jumlah ruang belajar : 2 ruang

8. Ruang Kantor/Kepala Sekolah : ada / tidak ada

9. Ruang / Aula bermain : ada / tidak ada

10. Ruang gudang : ada / tidak ada

11. Dapur : ada / tidak ada

12. Kamar mandi / WC Guru : ada / tidak ada

Page 79: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

13. Kamar mandi / WC anak : ada / tidak ada

14. Ruang UKS : ada / tidak ada

15. Ruang perpustakaan : ada / tidak ada

16. Tempat cuci tangan : ada / tidak ada

17. Halaman TK

a. Luas : 80 m2

b. Pagar dan pintu permanen : ada / tidak ada

c. Halaman tempat bermain/olah raga : ada / tidak ada

d. Taman hijau dan berbunga : ada / tidak ada

b. Fasilitas Belajar

Ruangan :

1. Ruang kelas

a. Meja dan kursi murid : 100% lengkap

b. Meja dan kursi guru : 100% lengkap

c. Lemari kelas : 100% lengkap

d. Loker penyimpanan perlengkapan : 100% lengkap

belajar anak

e. Papan tulis besar : 100% lengkap

f. Papan tulis kecil untuk murid : 100% lengkap

2. Ruang kantor

a. Lemari guru : ada / tidak ada

b. Meja dan kursi : ada / tidak ada

Page 80: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

c. Papan data : ada / tidak ada

3. Ruang Dapur

a. Alat masak dan penyimpanannya : ada / tidak ada

b. Alat makan dan minum : ada / tidak ada

c. Ruang UKS

1) Lemari obat dan obat-obatan : ada / tidak ada

2) Timbangan dan alat ukur tinggi badan : ada / tidak ada

3) Tempat tidur : ada / tidak ada

Alat peraga pendidikan dan alat bermain didalam kelas

1. Sudut (area) keluarga

a. Boneka-boneka : ada / tidak ada

b. Binatang-binatang tiruan : ada / tidak ada

c. Perabot rumah tangga (bentuk kecil) : ada / tidak ada

d. Perabot kamar makan : ada / tidak ada

e. Perabot kamar tidur : ada / tidak ada

2. Sudut (area) pengenalan lingkungan hidup (Alam sekitar)

a. Aquarium dengan ikan : ada / tidak ada

b. Tanaman dalam pot : ada / tidak ada

c. Biji-bijian : ada / tidak ada

d. Tumbuhan dalam perkembangannya : ada / tidak ada

e. Alat-alat pengetahuan alam : ada / tidak ada

3. Sudut (area) Kebudayan

Page 81: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

a. Buku-buku cerita bergambar : ada / tidak ada

b. Buku perpustakaan untuk anak-anak : ada / tidak ada

c. Boneka-boneka untuk sandiwara : ada / tidak ada

boneka

d. Alat-alat untuk prakarya : ada / tidak ada

e. Alat-alat untuk pendidikan : ada / tidak ada

f. Alat-alat musik dan perkusi : ada / tidak ada

4. Sudut (area) Pembangunan

a. Balok-balok bangunan : ada / tidak ada

b. Alat-alat pertukangan (bentuk kecil) : ada / tidak ada

c. Kendaraan-kendaran (bentuk kecil) : ada / tidak ada

d. Tanda-tanda lalu lintas (bentuk kecil) : ada / tidak ada

5. Sudut (area) Ke Tuhanan

a. Maket-maket dan gambar-gambar : ada / tidak ada

tempat Ibadah

b. Gambar-gambar dan patung-patung : ada / tidak ada

tokoh agama

c. Alat-alat ibadah dan upacara : ada / tidak ada

keagamaan

Alat peraga pendidikan dan alat bermain di luar kelas

1. Bak pasir dengan alat-alat perlengkapannya : ada / tidak ada

2. Bak air dengan perlengkapannya : ada / tidak ada

Page 82: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

3. Ayunan, jungkitan, papan titian, papan luncur : ada / tidak ada

Panjatan

4. Kebun kanak-kanak : ada / tidak ada

5. Binatang peliharaan : ada / tidak ada

6. Lain-lain

7. Kondisi Objektif Sekolah

TK Al-Hidayah Suka Maju terletak di kecamatan Ulu Belu. Dengan luas tanah +

200 M2 dan luas bangunan + 100 M2 TK Al-Hidayah berada + 100 km dari Kota

Agung yang merupakan pusat kota Di Taggamus.

B. Analisis Data

Dalam pengelolaan data penulis menggunakan wawancara terpimpin.

Tetapi sebelum itu melalui tahap-tahap :

1. Menentukan bentuk instrument

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan degan menggunakan

wawancara terpimpin, wawancara ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,

intrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah olehnya.73

73Suharsimi Arikunto, manajemen penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1993, h 134

Page 83: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Untuk meyaring data yang berhubugan dengan metode bermain peran

dengan kecerdasan interpersonal anak usia dini, maka disediakan empat

alteratif.

1. Sangat setuju sekali = 5

2. Sangat setuju = 4

3. Setuju = 3

4. Kurang setuju = 2

5. Tidak setuju = 174

Data primer selain scor jawaban tes dari anggota populasi penelitian juga nilai

kemampuan kecerdasan interpersonal anak usia dini, dan masing-masing

anggota populasi tersebut diperoleh dari hasil akhir anak di Taman Kanak-

kanak Al-hidayah suka Maju Tanggamus.

2. Penyusunan Instrument

Intrumen dalam penelitian ini disusun berdasarkan kegiatan setiap variabel

penelitian. Dalam membuat item berpedoman pada petunjuk dan cara

peyusunan instrumen. Dari setiap variabel memiliki indikator yang disusun

pada kisi-kisi untuk lebih jelasnya dapat dilihat kisi-kisi instrumen tersebut

pada tabel di bawah ini:

74 Kasmadi SST & Nia Siti Sunariah, panduan modern penelitian kuantitatif,(Bandung: cv.

ALFABETA, 2014, h. 76

Page 84: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN “HUBUNGAN METODE BERMAIN

PERAN DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DI TAMAN KANAK-

KANAK AL-HIDAYAH SUKA MAJU TANGGAMUS 2016/2017

Tabel 9

Instrumen Penilaian Variabel X

Aktivitas Pembelajaran metode bermain peran

Variabel Aspek yang Dinilai

Aktivitas

pembelajaran

metode

bermain

peran

19. Mempelajari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya 20. Belajar untuk menilai dan memilih berbagai informasi tentang peran

yang dilihat dan diamati dari kehidupan sehari-hari da mencoba membuat hubungan dan memunculkan kembali dalam kegiatan bermain peran.

21. Belajar untuk saling berinteraksi dengan orang lain.

22. Belajar menjawab dan memeberikan pertnyaan

23. Belajar membangun kerja sama

24. Membangun kemampuan berkonsentrasi

25. Mempelajari ketrampilan hidup (life skiil)

26. Belajar untuk mengatasi rasa takut

27. Membantu anak untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan.

Page 85: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Tabel 10

Intrumen Penilaian Variabel Y

kecerdasan interpersonal

Variabel Indikator Aspek yang Dinilai NO

Kecerdasan interpersonal

A. Social Sisitivity

B. Social Insight

C. Soccial Comuication

31. Mudah berteman 1,2

32. Mau berbagi alat bermain

3

33. Senang dengan keiatan kelompok

4

34. Melakukan percakapn dengan teman sebaya

5,6

35. Aktif bergaul dengan teman dan belajar mengikuti aturan permainan

7,8

36. Berani menjawab pertayaan yang diajukan oleh guru/teman

9

37. Mengatasi konflik dengan teman

10

38. Mematuhi aturan kelompok

11,12

39. Menunjukan antusias dalam bekarja /belajar/ bermain

13,14

40. Berani mengemukakan pendapat dalam kelompok

15

3. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan tersebut itu benar. Sedangkan reliabel dalam arti bahwa suatu alat

tersebut mampu memberikan hasil hasil pengukuran yang konsisten dalam

Page 86: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

waktu dan tempat yang berbeda. Untuk uji coba, penulis telah memperhatikan

beberapa cara proses dan pelaksanaan uji coba.

4. Analisis Data Variabel Kecerdasan Interpersonal

a. Uji Validitas Item Instrumen

Untuk mengetahui validitas alat ukur dalam penelitian ini, penulis

melakukan uji coba 10 orang responden75 dengan menggunakan 15 butir

pertanyaan yang dibuat sesuai dengan indikator dari variabel kedua

Kecerdasan Interpersonal. Adapun hasil validitas tersebut dapat dilihat dari

tabel dibawa ini:

Tabe 11

Hasil Validitas Item soal Instrumen Variabel Y

No Item r hitung r Kritis Keterangan 1 0,43 0,30 Valid 2 0,66 0,30 Valid 3 0,75 0,30 Valid 4 0,71 0,30 Valid 5 0,71 0,30 Valid 6 0,56 0,30 Valid 7 0,59 0,30 Valid 8 0,85 0,30 Valid 9 0,76 0,30 Valid 10 0,76 0,30 Valid 11 0,93 0,30 Valid 12 0,91 0,30 Valid 13 0,54 0,30 Valid 14 0,54 0,30 Valid

75 Lempiran 1

Page 87: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

15 0,58 0,30 Valid Sumber: Uji validitas 10 orang sampel

Berdasarkan hasil analisa pada tabel diatas, diketahui bahwa item soal

dikategorikan valid. Sebab untuk syarat kategori valid nilai rhitung >0,30, oleh

karenanya dapat dipergunakan untuk menggali data penelitian.

Contoh cara perhitungan validitas item variabel Y

Tabel 12 Jawaban Responden Untuk Menguji Validitas Butir Soal

No Jawaban Responden Item Soal Nomor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 42 2 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 2 51 3 3 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 27 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 47 5 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 25 6 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 42 7 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 2 3 1 3 39 8 1 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3 4 2 3 4 46 9 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 51

10 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 4 4 3 4 44 N=10 27 29 23 25 25 26 33 30 25 28 25 31 29 24 35 414

Sumber: jawaban responden item soal ganjil

Validitas Item No 1

No X Y X2 Y2 x.y

1 3 42 9 1764 126

2 4 51 16 2601 204

3 3 27 9 729 81

4 3 47 9 2209 141

5 1 25 1 625 25

6 3 42 9 1764 126

Page 88: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

7 3 39 9 1521 117

8 1 46 1 2116 46

9 3 51 9 2601 153

10 3 44 9 1936 132

N=10 27 414 81 17866 1151

rXY = �∑�� �∑���∑��

��∑����∑������∑����∑����

rxy=����.�����������.�����

������.����������������.������������ ��

rxy=�����

������� �.������ �

rxy= ��������������=

���√������

rxy = ���

���,����� �, �����

b. Uji Relisbilitas Item instrumen

Setelah melakukan uji validitas, item soal yang ada kemudian diuji

reliabiitasnya, dan untuk menguji reabilitasnya, penulis menggunakan cara

mengkorelasikan kelompok instrumen ganjil (variabel x) dan genap (variabel y).

Berdasarkan pada tabel diperoleh uji reabilitas sebagai berikut:

Page 89: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Tabel 13

Data Scor Total Untuk Item Ganjil Instrumen Varriabel Y

No Responden

Jawaban Responden Item Ganjil Nomor :

Scor Total

1 3 5 7 9 11 13 15 1 3 2 2 3 4 2 2 4 22 2 4 4 4 4 4 4 3 2 29 3 3 1 1 3 1 1 2 2 14 4 3 3 3 3 3 3 3 4 25 5 1 1 2 2 1 1 2 2 12 6 3 2 2 2 3 2 4 4 22 7 3 2 3 4 2 2 3 3 22 8 1 4 2 4 2 3 2 4 22 9 3 2 4 4 3 4 4 4 28 10 3 2 2 4 2 3 4 4 24

Sumber : jawaban responden item soal ganjil

Tabel 14

Data Scor Total Untuk Item Genap Instrumen Variabel Y

No Responden

Jawaban Responden Item Genap Nomor : Total Scor 2 4 6 8 10 12 14

1 3 2 3 3 3 3 3 20 2 3 3 2 4 3 4 3 22 3 2 2 2 2 1 2 2 13 4 2 4 3 4 3 4 2 22 5 2 1 2 2 2 1 3 13 6 3 2 3 3 3 3 3 20 7 3 3 2 3 3 2 1 17 8 4 3 3 3 4 4 3 24 9 4 3 3 3 4 4 2 23 10 3 2 3 3 2 4 3 20

Sumber: Jawaban Responden item soal genap

Page 90: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Perhitungan realibilitas sebagai berikut:

Masukan total item ganjil sebagai variabel X dengan nilai total item

genap sebagai variabel Y dalam tabel kerja berikut ini:

Tabel 15

Tabel Kerja Uji Reabilitas Variabel Y

(Kecerdasan Interpersonal)

No

Subjek

X Y X2 Y2 XY

1 22 20 484 400 440

2 29 22 841 484 638

3 14 13 196 169 182

4 25 22 625 484 550

5 12 13 144 169 156

6 22 20 484 400 440

7 22 17 484 289 374

8 22 24 484 576 528

9 28 23 784 529 644

10 24 20 567 400 480

N=10 220 194 5010 3900 4432

Sumber : pengolahan data

rXY = �∑����∑���∑��

��∑����∑������∑����∑����

rxy= ����.������������.�����

������.����������� �������.����������� ��

Page 91: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

rxy = ������������ �.������ �

rxy = ����

������������� = ����√�������

rxy = ����

����,���� �, ������

Diketahui rxy = 0,867533

Rumus mencari reabilitas adalah : ri =�������

ri =�.�,���������,������

rxy =�,�������,������

= 0, 929068

Jadi reabilitas instrumen Kecerdasan Interpersonal adalah 0,92 artinya

angka ini lebih besar dari harga kritik r tabel. Nilai r tabel untuk N=10 dengan

interval (cara membaca nilai r tabel adalah N-2) pada taraf kepercayaan 5%

sebesar 0,632 dan taraf kepercayaan 1% sebesar 0,765. Berarti 0.92>0,632 pada

taraf kepercayaan 5% dan 0,92>0,765 pada taraf kepercayaan 1% Artinya

instrumen ini memiliki nilai reabilitas untuk dijadikan alat pengumpul data,

karena berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh

butirnya, maka instrumen ini dapat digunakan untuk pengukuran dalam

ranngka pengumpulan data tentang Kecerdasan Interpersonal peserta didik.

5. Uji Korelasi/ Hipotesis

Langkah selanjutnya diadakan pengujian hipotesis, untuk mengetahui dan

menguji hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya apakah ditolak

Page 92: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

atau diterima. Untuk menguji hipotesis maka data yang telah diperoleh dari

pelaksanaan wawancara terpimpin dan tes analisis dari dua variabel dimasukan

kedalam rumus korelasi product moment untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal yang telah

teliti. Agar dapat menggunakan rumus tersebut, maka data penelitian terlebih

dahulu dimasukkan ke dalam tabel kerja analisis korelasi product momet

seperti yang terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 16

Data aktivitas Belajar Metode Bermain Peran Di Taman Kanak-kanak Al-

Hidayah Suka Maju Tanggamus Variabel X

No Nama Prestasi Scor

1 ADI SAPUTRA MB (**) 6

2 DEWI NURSIH MB (**) 6

3 ELYA ARIYANI MB (**) 6

4 HASANNUDIN BSH (***) 7

5 IRA ANDINI MB (**) 6

6 LAILA MUNIFAH MB (**) 6

7 MUHAMMAD NUR BSH (***) 7

8 ROY ANANDA BSH (***) 7

9 RAHMAD HADI MB (**) 6

10 RICO ARDIYANTO MB (**) 6

11 NOPITASARI BSB (****) 8

12 M.ALDI BSH (***) 7

13 BAHAR. R MB (**) 6

14 ERIK ARISANDI BSH (***) 7

Page 93: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

15 DWI SINTA BSH (***) 7

16 MAHARANI BSH (***) 7

17 SOLEHAH BSH (***) 7

18 RIZKY MUZAKY BSH (***) 7

19 IRFAN BSB (****) 8

20 ICHA APRILIA BSH (***) 7

21 BAGUS SAPUTRA BSH (***) 7

22 M. ILHAM BSH (***) 7

23 ANANDA BSB (****) 8

24 AYU.P BSH (***) 7

25 ASSYFA BSH (***) 7

26 PUTRI SUSANTI BSH (***) 7

27 KHAIRUL ANAM BSH (***) 7

28 FAISAL BSH (***) 7

29 HIDAYATULLAH BSH (***) 7

N=29 Jumlah 198

Sumber: NIlai rekap hasil belajar metode bermain peran

Page 94: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Tabel 17

Scor Jawaban Hasil dari Variabel Y

(Kecerdasan Interpersonal)

No Item Soal Jml/

Scor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 34

2 1 2 1 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 26

3 1 3 2 2 3 1 3 2 1 2 1 1 2 2 2 28

4 2 3 2 3 3 1 2 3 2 1 3 2 2 1 2 32

5 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 33

6 1 2 1 2 1 3 1 2 1 3 3 1 2 1 2 26

7 2 3 2 3 2 3 1 1 4 3 2 2 1 2 2 33

8 2 3 1 2 3 2 3 1 2 4 3 1 2 2 1 32

9 2 2 3 2 3 1 1 2 3 3 2 1 1 2 2 30

10 2 2 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1 3 3 2 27

11 2 4 3 2 4 2 4 4 3 4 1 3 4 2 2 44

12 3 2 4 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 4 2 45

13 1 2 1 3 3 1 2 1 2 2 3 2 2 3 2 30

14 2 1 3 3 1 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 30

15 3 1 2 1 3 2 2 2 3 2 1 1 3 2 2 30

16 2 1 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 29

17 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 1 2 33

18 3 1 1 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 31

19 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 4 2 2 2 2 35

20 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 31

21 2 2 2 3 4 2 3 2 3 3 1 1 2 2 2 34

22 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 30

23 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 4 3 42

24 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 32

25 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 1 3 2 2 30

Page 95: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

26 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 1 2 2 29

27 1 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 30

28 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 1 4 3 2 34

29 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 35

N=2

9

Jumlah 935

Sumber: hasil wawancara terpimpin

Dari kedua tabel diatas maka selanjutnya dimaksukkan ke dalam tabel kerja

perhitungan korelasi angka kasar sebagai berikut:

Tabel 18

Hubungan Metode Bermain Peran dengan Kecerdasan Interpersonal Di Taman

Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus

No Subjek X Y X2 Y2 XY

1 34 6 1156 36 204

2 26 6 676 36 156

3 28 6 784 36 168

4 32 7 1024 49 224

5 33 6 1089 36 198

6 26 6 676 36 156

7 33 7 1089 49 231

8 32 7 1024 49 224

9 30 6 900 36 180

10 27 6 729 36 162

11 44 8 1936 64 352

12 45 7 2025 49 315

Page 96: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

13 30 6 900 36 180

14 30 7 900 49 210

15 30 7 900 49 210

16 29 7 841 49 203

17 33 7 1089 49 231

18 31 7 961 49 217

19 35 8 1225 64 280

20 31 7 961 49 217

21 34 7 1156 49 238

22 30 7 900 49 210

23 42 8 1764 64 336

24 32 7 1024 49 224

25 30 7 900 49 210

26 29 7 841 49 203

27 30 7 900 49 210

28 34 7 1156 49 238

29 35 7 1225 49 245

N=29 935 198 30751 1362 6432

rXY = �∑�� �∑���∑��

��∑����∑������∑����∑����

rxy= ����.������������.�����

������.������������ �������.����������� ��

Page 97: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

rxy =�����

������� �.������ �

rxy = ����

������������� = ����

√�������

rxy = ����

����,������ �, ��������

Dengan demikian maka jelaslah bahwa besarnya hubungan hitung (r hitung)

adalah 0,61 untuk melihat signifikan 1% dan 5% adalah sebagai berikut :

1. Taraf signifikansi 5% pada N = 29 adalah 0,335 sehingga r hitung = 0,61 lebih

besar dari r tabel sehingga ada hubungan yang sigifikan.

2. Taraf signifikasi 1% pada N = 29 0,456 sehingga r hitung = 0,61 lebih besar

dari r tabel sehingga ada hubungan yang signifikan.

Dari hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja

(Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak, yang artinya terdapat hubungan

yang signifikan antara metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal

di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus. Selanjutnya

adalah mengkonsultasikan nilai r hitung dengan interprestasi sebagai berikut:

Tabel 19

Tabel Interprestasi koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

Page 98: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

Berdasarkan tabel interprestasi koefisien korelasi diatas, maka angka

korelasi hitung 0,615 termasuk kedalam interval koefisien 0,60 - 0,799 yang

menunjukan bahwa adanya hubungan antara Motode Bermain Peran dengan

Kecerdasan Interpersonal Di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju

Tanggamus dengan tingkat korelasi / Hubungan yang signifikan atau kuat.

6. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui apakah hasil r hitung tersebut mempunyai taraf nyata atau

tidak, maka akan dilakukan uji t (taraf nyata) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

� �√� � ��

√� � ��

Keterangan :

t = Taraf nayata r = Besarnya Korelasi hitung

n = Jumlah populasi r2 = Kuadrat besarnya korelasi hitung

1 = Angka konstanta

Dari rumus diatas selanjutya diketahui sebagai berikut:

r = 0,615

n = 29

� �√� � ��

√� � ��

Page 99: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

� � �, ���√�� � ��� � ��, �����

� � �, ���√��

�� � �, ������

� � �, �����, ����, ������

� � �, ����, ���

� � �, ���

Hasil uji taraf nyata yang menunjukan angka sebesar t = 4,049 tersebut di

konsultasikan dengan tabel nilai-nilai uji t pada df atau db76. Jadi db = n-2 yaitu

29-2 =27 dalam tabel nilai taraf signifikansi 5% menunjukan angka sebesar 2,05

yang berarti bahwa hasil hitung lebih besar dari angka tabel atau 4,049> 2,05.

Sesuai dengan keterangan tersebut bahwasannya ada hubungan yang

positif antara metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal di taman

Kanak-kanak Al-Hidayah Suka maju Tanggamus.

7. Uji Koefisien Determinasi

Kemudian untuk mengetahui koefisien determinasi penulis menggunakan

pendapat Muhammad Iqbal "koefisien korelasi diterminasi ini tidak lain dari

perangkat dua koefisien korelasi dikali seratus, yang maknanya menunjukan

dasarnya presetasi varian yang turut ditentukan oleh varian variabel lain”.

76 Lampiran

Page 100: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Pendapat ini juga sering digunakan oleh para dosen statistik dalam

mencari koefisien determinasi yaitu : KP = r2 x 100%

Keterangan:

KP = Koefisien diterminasi

r 2 = Koefisien Korelasi

Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat dicari koefisien korelasi

diterminasi yang mana telah telah diketahui bahwa r = 0,615 maka koefisien

diterminasinya adalah:

KP = (0,615)2 x 100%

KP = 0,378225x100%

KP =37,8225%

Untuk mengetahui hasil-hasil dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 101: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Tabel 20

Hasil Perhitungan Hubungan Antara Metode Bermain Peran (X) Dengan

Kecerdasan Interpersonal (Y) di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju

Tanggamus.

Koefisian korelasi Nilai r

Nilai t Db Hasil Koefisien Determinasi

Hitung Tabel Hitung Tabel 27 Terdapat Korelasi

37,8225%

0,615 0,361 4,049 2,05

Dari tabel di atas penulis memperoleh koefisien korelasi, koefisien

signifikansi nilai t, dan koefisien determinasi yang dipakai untuk membuktikan

hubungan antara metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal di

Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus. Dari hasil

perhitungan diperoleh r = 0,615 atas dasar ini dapat ditafsirkan antara Metode

Bermain Peran dengan Kecerdasan Interpersonal terdapat hubungan yang

positif, karena rhitung > rtabel atau 0,615>0,335 pada taraf signifikasi 5%

Dari pengujian signifikansi koefisien , korelasi diperoleh t = 4,049 sedang

t = tabel 2,02 pada taraf signifikansi 5%. Jadi t hitung lebih besar dari t tabel.

Dengan demikian hipotesis alternatife (Ha) diterima, dan hipotesis nolya

ditolak, dari hasil perhitungan koefisien diterminasi diperoleh nilai 37,8225 hasil

ini bahwa kemampuan anak bermain peran 37,8225% ditentukan oleh

Kecerdasan interpersonal dan sebesar 62,1775 lagi ditentukan oleh variabel lain

yang belum diketahui.

Page 102: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis sebagaimana yang telah dilakukan dari

pembahasan pada skripsi ini mengenai hubungan metode bermain peran

dengan kecerdasan interpersonal di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka

Maju Tanggamus, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari pengelolaan dan analisis data yang penulis lakukan bisa menjawab

rumusan masalah diatas bahwasannya terdapat hubungan yang signifikan

antara metode bermain peran dengan kecerdasan interpersonal terlihat dari

hasil uji korelasi dengan angka korelasi hitung 0,615, yang artinya rhitung >

rtabel atau 0,615>0,361 pada taraf signifikansi 5% dengan N = 29. Hasil

tersebut termasuk kedalam kelompok interval koefisien 0,60 – 0,799 yang

menunjukan bahwa adanya hubungan antara metode bermain peran

dengan kecerdasan interpersonal di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka

Maju Tanggamus. Dengan tingkat korelasi / Hubungan yang signifikasi

atau kuat.

2. Kemudian dari hasil uji taraf nyata yang penulis lakukan untuk

mengetahui apakah hubungan yang diperoleh tersebut merupakan

hubungan yang nyata ataukah hanya secara kebetulan. Hasil yang

diperoleh dari uji t (taraf nyata) adalah 4,049 yang berarti hasil hitung

lebih besar dengan angka tabel atau 4,049>2,05 yang menunjukan adanya

Page 103: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

hubungan yang positif antara metode bermain peran dengan kecerdasan

interpersonal di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus.

3. Selanjutnya dari hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh nilai

37,8225 yang artinya terdapat hubungan antara metode bermain peran

dengan kecerdasan interpersonal di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka

Maju Tanggamus.

4. Dari hasil penelitian ini, hipotesis yang penulis ajukan berbunyi : “ Ada

Hubungan yang Signifikan antara metode bermain peran dengan

kecerdasan interpersonal, dan hasilnya adalah positif”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini maka penulis dapat memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Untuk orang tua dan guru, mengembangkan kecerdasan interpersonal anak

usia dini dapat berkembang dengan baik apabila melalui pendekatan

pembelajaran yang lebih bervariasi dan menarik, sebagai salah satu alternatif

pembelajaran yaitu dengan metode bermain peran yang diyakini sebagai

pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan anak agar dapat meningkatkan kreatifitas dan motivasi belajar

anak.

2. Dalam kegiatan bermain peran anak-anak tidak hanya membutuhkan

kelengkapan sarana dan fasilitas untuk bermain peran, tetapi lebih dari itu

Page 104: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

mereka membutuhkan suasana yang nyaman dan menyenagkan. Melalui

pendekatan metode bermain peran anak tidak harus diam, dan mendengarkan

penjelasan guru, namun dengan mengamati dan berinteraksi secara langsung

dengan objek pembelajaran, dapat menambah wawasan dan pengetahuan jauh

lebih bermakna dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan saja. Karena

dengan mengeksplorasi objek secara langsung dapat membantu proses belajar

anak, serta akan mempermudah guru dalam menerangkan suatu materi, karena

anak itu sendiri yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

tersebut.

3. Anak belum terbiasa menggunakan metode bermain peran dalam

mengembangkan kecerdasan interpersonalnya. Selama ini, sebagian besar

para guru membelajarkan anak melalui metode pembelajaran yang lebih

berpusat pada guru dalam berbagai materi pembelajaran, maka dianjurkan

kepada guru di Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus

untuk dapat mengembangkan lagi metode bermain peran.

C. Penutup

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan ridha dan

magfirahnya yang telah memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan

secara ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

karena itu dengan segala kerendahan hati penulis, dengan lapang hati

Page 105: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

menerima kritikan dan saran yang kotruktif dari para pembaca untuk

penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini kearah yang lebih baik, sehingga

skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif sebagai kesadaran akan

pentingnya penerapan metode bermain peran di taman kanak-kanak

khususnya di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah Suka Maju Tanggamus.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tigginya, penulis

sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan

baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dan

semoga apa yang menjadi usaha kita semua mendapat pahala yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Amin Yaa Robbal ‘alamiin.

Page 106: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Aan T Safaria M. Si. Mengembangkan Kecerdasan Anak, Penerbit Pohon Cahaya,

Yogyakarta, 2010, h. 45

Asef Umar Fakhruddin,Sukses Menjadi Guru TK/ PAUD, Bening, Yogyakarta,

2010

B. Joyce dan Well, Strategi of Teaching, Bostom- London; Allyn and Bacon

Diana Mutiah, Psikologi Anak Usia Dini, Kencana, Jakarta, 2010

Drs. Saifuddin Azwar, MA. Psikologi Inteligensi, Pustaka Pelajar. 2008

H.A.R. Tilaar. 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945- 1995 Suatu

Analisis Kebijakan. (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,

1995)

Husain Umar, metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2000),

Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insani Media, Yogyakarta,

2010

Howard Gardner, Frames of mind: The theory of Multiple Intelligences, New York:

Basic Books

…………………, Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk, Teori dalam

Praktek), alih bahasa Alexander Sindoro

Hamzah B Uno, dkk belajar dnegan pendekatan PAILKEM (Jakarta :bumi

aksara , 2013)

Page 107: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi dan Aplikasinya (Bogor Ghalia

Indonesia, 2002)

Iva Noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar PAUD, Pinus, Yogyakarta, 2010

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1996,

cet ke-VII)

………………,pengantar metodologi research social (bandung: Alumni,1980)

Kementrian Pendidikan Nasional, Kurikulum Taman Kanak-Kanak, 2010

Lwin May, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. PT. Indeks,

Yogyakarta, 2008,

Luluk Asmawati, dkk, pengelolaan kegiatan pengembangan anak usia dini,

universitas terbuka, Jakarta 2008

M.Iqbal Hasan,pokok-pokok metodologi penelitian dan aplikasinya,PT Rineka

Cipta, 2002

Moesliehatoen R, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka

Cipta, 2004

Muhammad Ali, penelitian prosedur dan strategi, Angkasa, Bandung,1984

Nurbiana Dhieni dkk, Metode Perkembangan Bahasa, Universitas Terbuka,

Jakarta, 2005

Otib satibi hidayat, metode penegembangan moral dan nilai-nilai agama. (Jakarta

:Uiversitas terbuka, 2011)

Paul Suparno, Teori Inteligensi Ganda, (Yogyakarta: KANISIUS, 2004), hal. 15.

Page 108: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka

Cipta, Jakarta, 2006,

Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodelogi penelitian, Mandar Maju,

Bandung,2002,

Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu oedekatan praktek, Edisi Revisi III,

Rineka cipta, Jakarta ,

.................................,prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Yogyakarta

Rineka Cipta 2006, h 66

……………………………..manajemen penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1993

Sutrisno hadi, metode research jilid II (Yogyakarta: Andi, 2004),h. 207

…………….Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 2000

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, 2008

Sudjana, Metode Statistika, ( Badung : Tarsito, 2005)

Safaria T, interpersonal intelegence,metode pengembangan kecerdasan anak,

Yogyakarta amara book, 2005

Taufik Ampera, Pengajaran Sastra, Widya Padjajaran, Bandung, 2010

Thomas Amstrong, In Their Own Way:DiscoveringAnd Encouraging Your Child’s

Multiple Intelligences, alih bahasa oleh Rina Buntaran, Jakarta, PT.

Gramedia, 2003,

Page 109: HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN DENGAN …repository.radenintan.ac.id/1655/1/skripsi_lengkap_Aisyah.pdf · 4. Anak Usia Dini Menurut Undang-Undang Dasar No.137 Thn.2014, pendidikan

Undang-Undang Dasar Indonesia Tahun 2014, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Citra Umbara, Bandung. Hlm. 7

Undang-Undang Dasar 1945, Amandemen (Jakarta: Sandro Jaya Jakarta, 2004)

Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Jakarta: CV. Medya Jakarta),

Undang-Undang Republik Indonesia No 137 tahun 2014, tentang system pendidikan

Nasional, ( Jakarta : Madya Duta Jakarta )

Winda Gurlarti, dkk, metode pengembangan prilaku dan kemampuan dasar aak usia

dini (Tanggerang selatan : Universitas terbuka,

Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, PT. Indeks,

Jakarta,2009

Http:// Elimaslikhah. Blogspot. com/ 2016/12/ Membangun Kecerdasan Interpersonal

http:// rike-rikewiyanti. blogspot.com/ 2016/12/ kecerdasan, hari jumat 02

desember2016 interpersonal