hubungan k.keb dan virus kuning

Upload: musliminspiratif

Post on 12-Jul-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/11/2018 Hubungan k.keb Dan Virus Kuning

    1/6

    J. HPT Iropilea. ISSN 1411-7525Vol. 9, No.2: 115 - 120, September 2009 115

    HUBUNGAN ANTARA POPULASI KUTU KEBUL(BEMISIA TABACI GENN.) DAN PENYAKIT KUNINGPADA CABAl DI LAMPUNG BARAT

    Sudlono' dan Purnomo I

    ABSTRACTRelationship between Bemisia tabaci Genn. and Yellow Diseases ole/lilly in West Lampung. The objective ofthis researchwas to find out the relationship between population of Bemisia tabaci and yellow disease incidence of chilly that wasconducted in West Lampung. The result showed that the population of B. tabaci affected the disease incidence. Higherpopulation of B. tabaciwas followed by high disease incidence. The result also showed that high population of B. tabaciwasaffected by the rainfall intensity.Key words: Bemi si a t ab a ci ; yellow disease, population, rainfall

    PENDAHULUANTanaman cabai di Indonesia banyak yang

    terserang penyakit yang disebabkan oleh virus, diantaranya Virus Gemini (Sudiono et a l . 2006). Sampaisaat ini penyakit tersebut dikenal dengan beberapa nama,antara lain penyakit kuning dan penyakit bulai. VirusGemini merupakan golongan virus tumbuhan yang unikkarena memiliki morfologi partikel yang berbeda dengangolongan virus tumbuhan lainnya. Virus Geminimerupakan kelompok virus yang memiliki asam nukleatdeoksiribonukleat (DNA) dalam bentuk utas tunggal[single stranded (ssDNA)] (Harrison. 1985).

    Di Meksiko, Venezuela, Brazil, Amerika Serikat(Florida), dan di beberapa negara di Arnerika Tengahserta Karibia serangan Virus Gemini yang ditularkanoleh kutu kebul Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera:Aleyrodidae) mengakibatkan hancumya industri tomat(polston &Anderson. 1997). Serangan tomato yellowle af c url v ir us gemini di Israel dan Texas menyebabkankehilangan hasil mencapai 100% (Pico et al., 1996;Stenger et al., 1990). Di Provinsi Lampung, penyakitkuning telah menyebar sejak tahun 2000 di sentra-sentratanaman tomat (Sudiono, 2003) dan tanaman cabai(Sudiono et al., 2005).

    Virus Gemini ditularkan hanya oleh vektor, yaituvektor kutu kebul Bemisia tabaci. Kutu kebul pertama

    kali diidentifikasi pada tahun 1897 di Amerika Serikatpada tanaman ken tang dengan nama asli Aleyrodesinconspicua yang merupakan harna utama pad atanaman tomat, cabai, kedelai, dan beberapa tanamanlainnya di rumah kaca (Oliveira et al., 2001).

    Keterjadian penyakit kuning oleh Virus Geminisangat erat kaitannya dengan vektor kuru kebul.Semakin tinggi populasi kutu kebul maka semakin tinggipula keterjadian penyakit kuning, Serangga vektor,seperti mahluk hidup lainnya, perkembangannyadipengaruhi oleh iklim baik secara langsung maupun tidaklangsung. Temperatur, kelembaban udara relatif, dancurah hujan berpengaruh langsung terhadap sikJus hidup,keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapauseserangga. Sebagai contoh hama kutu kebuI (Bemisiatabaci) mempunyai suhu optimum 32,5C untukpertumbuhan popuJasinya (Bonaro e t a l. , 2007). Narnundemikian terdapat perbedaan di suatu lokasi besaranpengaruh Jingkungan tersebut terhadap vektor.Pengendalian virus secara umum dapat dilakukandengan tanaman perangkap, sanitasi dan eradikasisumber infeksi, benih sehat, dan proteksi silang (Duriat,1995). Sedangkan pengendalian kutu kebul di beberapanegara dilakukan dengan insektisida (Palumbo et al.2001). predator dan parasitoid (Gerling et al., 2001),praktek budidaya (Hilje et al., 2001), dan tanaman tahan(Bellotti et a l .2001).

    IJurusan Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,JI . Prof..8mnantri Brodjonegoro No. I Bandar Lampung 35145. Email ;[email protected]

    mailto:;[email protected]:;[email protected]
  • 5/11/2018 Hubungan k.keb Dan Virus Kuning

    2/6

    116 . J. HPT Troplka, 9(2) September 2009

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuih ub un gan a ntara populasi kutu kebul dan kete rja dia npenyakit kuning pada tanam an cabai di KabupatenLampung Barat.METODE PENELITIAN

    Penelitian d ila ks an ak an d i K ab up ate n LampungB arat dan L aboratorium H am a dan P en yak it T um bu hanFaku lta s P e rta n ia n, Un iv er sita s Lampung, dar i bul an Junihin gg a N ovem ber 2007.P en gama tan p opu lasi k utu k eb ul d an k ete rjad ia np enya kit v iru s, d ila ku ka n d i b eb er ap a lo ka si p en gamata ndi L am pu ng B arat. Dad masin g-mas in g lo ka si te rs eb utdiam ati 3 petak yan g berbeda, deng an lu as pen gam atanmasin g-m asin g b eru ku ra n 100 m~ . P engambila n s amp eldalarn petak con toh dilak uk an den gan cara sistem atls

    p ad a g aris d ia go nal p etak , J um la h ta naman y an g d iam ati1 0% dar i p opu la si. P engama tan d il akukan riga kaJidalamsatu m usim tan am , P ada tan am an sam pel, sem ua stadiakutu kebul dikoleksi untuk selanjutnya dihitung dila bo ra to rium . P er se nta se k ete rja dia n p enya kit d ih itu ngd en ga n ca ra memban din gk an jum lah ta naman terseran gden gan jumlah tan am an yan g diam ati. K orelasi an tarapopulasi kutu kebul dan tingkat keterjadian penyakitk un in g diten tu kan den gan m embu at g rafik dari du a datap en gamata n ( po pu la si k utu k eb ul d an tin gk at k ete rja dia npenyakit kuning) pada sum bu aksis yang sarna. U ntukmelengkapi informasi, data suhu dan curah hujand is er ta ka n. K eg ia ta n in i d ila ku ka n p ad a mu sim kema ra u.D ata y an g d ipe roleh d ian alisis d en ga n reg resi.

    BASIL DAN PEMBAHASANHubungan antara Populasi Kutu Kebul (BemisiatabacI) dan Intensitas Penyakit Kuning.Hasil p en gamata n p ad a d ua d aerah p en gama tan ,y aitu S uk au , H an aku, dan S ek in ca u menunju kk an b ahwap op ulas i k utu k eb ul d an k eterja dian penyakit terdapatpada setiap tan am an yan g diam ati. R ata-rata popu lasikutu kebul yang terdapat pad a areal pertanam an cabaidi daerah Sukau adalah 3,25 ekor per tanaman(terendah) dan p op ula si te rtin gg i 7 ,5 0 e ko r p erta naman .Sedangkan rata-rata populasi kutu kebul pada daerahSekincau adalah 3,25 ekor per tanam an dan 4 ekor pertanaman.Hasil p en gh itu ng an k ete rjad ia n p en yak it k un in gmenunju kk an b ahwa k ete rja dia n p enya kit te re nd ah r ata -rata 31,94% sedangkan tertinggi 87,13% . D ata hasil

    p engama tan te rh ad ap popu la si ! ru tu kebu l d an ke te rja dia npenyakit kuning dapat dilihat p ad a Tab el 1.Hasil pengamatan terhadap popu lasi k utu k ebu lm en un ju kk an bahw a selain pada tanaman cabai, kutukebul juga dapat hidup pada tanam an lain di sekitar

    tanaman cabai yaitu buncis, toma t, d an tumbu han liar.Hasil analisis regresi tin ier dan koefisien korelasim en un ju kk an b ahwa k en aik an p op ula si k utu k eb ul ak anmenlngkatkan keterjadian penyakit kuning denganp ersamaa n reg resi Y = 5,25 + 3 8 ,3 5X d enga n koe fis ie nk orela si r =0,17 (G am bar 1).

    H asil a nalisis re gre si d an k orela si m en un ju kk anbahwa hubungan antara populasi kutu kebul dengank ete rja dia n p enya kit k un in g menunju kk an kore la si y an gkurang erat (r = 1 7% ). P erk emba ng an a tau p en yeb ara np enya kit ta naman tid ak te rle pa s d ari p en ye ba ra n p ato ge ndi lapangan. Hal ini sesuai dengan kaidah segitigapenyakit yang terdiri dari tanam an inang, patogen danfaktor lingkungan yang m endukung perkem banganpenyakit, Untuk ke te rja dia n p enyak it kuning yang t er ja dipada taoaman cabal, maka perkembangan pen yak itk un in g san gat dipen garu hi oleh pen yebaran pen yebabpenyakit ini yaitu Virus Gem ini. Penyebaran padatanam an tom at, cabai, kedelai, dan beberapa tanam anlainnya V irus G em ini dipengaruhi oleh populasi kutuk eb ul d i lap an gan . P ada su atu ag ro ek osistem , k utu k eb ulb erp era nan se bag ai sera ng ga v ek to rya ng men yeb ark anV irus Gem ini. Sesuai dengan sifat um um virus dalamm enginfeksi tanam an, virus tidak dapat m elakukanpenetrasi secara langsung ke dalam sel tanam an inanguntuk m em ulai tahap dalam perkem bangan penyakittanam an, sehingga salah satu penularannya adalahd en gan sera ng ga v ek to r,

    Penyakit kuning dapat m enim bulkan kerugianbesar bagi petani di daerah sentra cabai, karenameng ak ib atk an tu ru nnya p ro duks i c ab ai h in gg aja uh d ariproduksi cabai secara optimal. Dari penelitian inidiketahui bahwa keterjadian penyakit kuning padatanam an cabai dipengaruhi oleh populasi kutu kebul.P er kemba ng an p enya kit k un in g te rg an tu ng p ad a p op uJ as ikutu kebul yang terdapat pada areal pertanaman.P op ulasi k utu k eb ul tin gg i b erp en ga ru h men in gk atk anatau m enurunkan keterjadian penyakit kuning padatan aman ca bai.Pada Gambar I secara umum dapat terlihath ub unga n b ahwa s emakin tin gg i p op ula si k utu k eb ul makak ete rja dia n p enya kit k un in g p ad a ta naman c ab al s ern ak intin ggi, T an am an cabal yan g terseran g pen yak it k un in gy an g d ise bab ka n o eh V iru s G em in i m en un ju kk an g eja la

  • 5/11/2018 Hubungan k.keb Dan Virus Kuning

    3/6

    Sud/ana & Pumamo .. Hubungan anta'a PopuJasl Kutu Kebul dan Penyak.lt Kunlng pads Cabal di Lampung Barat 117

    daun rnenguning, penebalan tulang daun, tepi daunmelengkung ke atas, daun mengecil dan keriting, sertatanaman menjadi kerdil apabila terinfeksi virus sejakawal pertumbuhan. Mengetahui seeara jelas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakitkuning pada tanaman cabai sangat membantu dalammenentukan upaya pengendalian penyakit tersebut.Salah satu eara pengendalian yang dapat dilakukanadalah dengan menekan populasi kutu kebul. Namunusaha ini eukup sulit karen a untuk menekan populasikutu kebul akan mengalami kendala karena kutu kebulmemiliki kisaran inang yang luas.

    Cara lain untuk menekan populasi kutu kebul yaitudengan menggunakan pestis ida kimia sintetik,

    pernanfaatan musuh alami (predator Menochilussexmaculatus dan parasitoid nimfa Encarciaformosa)dan pengendalian fisik atau mekanis. Untuk mendukungkeberhasilan upaya pengendalian penyakit kuning, makadiperlukan peran aktif para petani dalam mengamati ataumemantau kutu kebul dan pengendaliannya mulai daripembibitan sampai di pertanaman agar diketahui lebihdini timbulnya gejala penyakit dan penyebarannya dapatdicegah.Hubungan Curah Hujan dan Populasi Kutu Kebul.Pengamatan terhadap curah hujan dan populasi kutukebul yang dilakukan pad a areal pertanamanmenunjukkan bahwa populasi kutu kebul yang terdapat

    Tabel 1. Populasi kutu kebul (ekor/daun) dan keterjadian penyakit (%)

    LokasiRerata Populasikutu kebul(ekor/daun)

    RerataKejadian Penyakit

    (%)Sukau ASukau BHanakauSekincau ASekincau B

    6,003,257,504,003,25

    80,2787,1373,5544,9031,94

    Rerata 4,80 63,56

    y = 5,25+38,35x,.-.. 100 r= 0,17'$ . -". . . . , . -~ 80;>..t:: 60, (!)Q.t:: r;';j 40: . ar;';j .C ' 20!)" " "~ 0 2 3 4 5 6 7 8

    Populasi Kutu Kebul per Tanaman

    Gambar 1. Grafik hubungan antara populasi kutu kebul dan keterjadian penyakit

  • 5/11/2018 Hubungan k.keb Dan Virus Kuning

    4/6

    118 J. HPT Tropika, 9(2) September 2009

    pada tanaman cabai dipengaruhi oleh curah hujan yangterjadi di lapangan. Curah hujan yang terjadi pada daerahLiwa Lampung Barat yaitu dengan curah hujan bulanantertinggi 157 mm dan curah hujan terendah 66 mm.Curah hujan yang terjadi di lapangan pada daerah Liwadapat dilihat pada Tabel 2.Dari basil analisis regresi dan koefisien korelasididapatkan bahwa kenaikan curah hujan berpengaruhmenurunkan populasi kutu kebul dengan persamaanregresi pad a daerah Liwa yaitu Y = -0,18 + 6,38 Xdengan koefisien korelasi r=0,2897 sesuai dengan grafikGambar 3.

    Hasil analisis regresi dan korelasi menunjukkanbahwa hubungan antara populasi kutu kebul dengancurah hujan di Liwa menunjukkan korelasi yang eratdengan nilai r= 0,28 (r=28%). PadaGambar 2, secaraumum terlihat hubungan bahwa makin tinggi curah hujan

    yang terjadi di lapangan maka populasi kutu kebul diareal pertanaman sernakin rendah.

    Penyebaran penyakit kuning pada tanaman cabaitidak terlepas dari penyebaran penyebab penyakit iniyaitu Virus Gemini. Penyebaran Virus Gemini berkaitandengan jumlah populasi kutu kebul yang merupakanserangga vektor dari virus ini. Peningkatan jumlahpopulasi kutu kebul akan meningkatkan penyebaran virusgemini yang diikuti oleh meningkatnya keterjadianpenyakit kuning. Hal in i sesuai dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Suhardjo (200 l),eterjadianpenyakit kuning yang disebabkan oleh Virus Geminimengalami peningkatan atau puncaknya pada musimkemarau (curah hujan rendah), karena pada musimkemarau atau eurah hujan rendah populasi B. tabacimeningkat. Penelitian mengenai dinamika populasi B.tabaci pada tomat, ketirnun, dan melon, menunjukkan

    Tabel 2. Populasi kutu kebul (ekor/daun) dan intensitas curah hujan (mmlhh) pada daerah Liwa(Perigamatan Tahun 2007)

    Bulan Curah Hujan *) Populasi Kutu KebulJuliAgu stusSeptemberOktober

    86,0066,0042,00157,00

    5,406,804,003,00

    Keterangan: *)Data Curah Hujan Liwa, data curah hujan tersebut merupakan database (koleksi)Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Masgar Bandar Lampung

    8 l7 - 1 _ g . :6 i~ 1I

    ;::I 5 ~- !::I: : . : : ,4 . .I' 0 0 ie e 3 i"5 tC-o 2 .,Q . . . . ,i1 -i,I0 I-i~-----'----~--".---~-~----0 50

    v = .0,018 + 6,38xr ::;:;,2897

    - _ .. '---"'." . '.--"1"" .- ..-.----.-. ,_,.

    100Curah Hujan (mm/hh)

    15 0 200

    Gambar 2. Grafik hubungan curah hujan dengan populasi kutu kebul pada daerah Liwa Lampung Barat

  • 5/11/2018 Hubungan k.keb Dan Virus Kuning

    5/6

    saatono & Purnomo : Hubungan antara Populasi Kutu Kabul dan Penyakit Kuning pada Cabai dl Lampung Barat 119

    bahwa psda populasi B. tabaci rendah selama musimdingin (bulan Februari-April). Hal in i menyimpulkanbahwa pengendalian kutu kebul di musim dingin danmusim semi dapat memainkan peran penting untukpengelolaan hama (kutu kebul) di utara Cina (Lin et al.,2007). Pengaruh keadaan lingkungan terhadappenyebaran virus sebenamya lebih tertuju kepadainangnya, mengingat virus tidak dapat mengadakanmetabolisme sendiri sehingga kurang dapat dimodifikasi.Kondisi lingkungan tempat tanaman tumbuh sebeluminokulasi, saat inokulasi dan selama perkembanganpenyakit dapat berpengaruh pada kelangsungan infeksi.Jika infeksi terjadi, tanaman akan menerima konsentrasivirus yang tinggi atau rendah dan perkembanganpenyebamn penyakit tergantung pada kondisi lingkungan.Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkanbahwa makin tinggi curah hujan maka populasi kutu kebulmakin menurun, sehingga dari hasil tersebut dapat diambilsesuatu rekomendasi yang dapat dimanfaatkan olehpetani untuk mengatasi permasalahan yangmenimbulkan kerugian pada tanaman cabai, Upayapengendalian yang dapat dilakukan dengan memberikananjuran kepada petani bahwa pada musim penghujan(curah hujan tinggi) merupakan waktu yang cocok untukmenanam cabai, Sehingga kerugian produksi cabai yangdiakibatkan penyakit kuning dapat ditekan seminimalmungkin, karena pada musim penghujan vektor penyebabpenyakit kuning dalam populasi yang rendah. Narajo etal., (2005) melaporkan bahwa kematian kutu kebuldipengaruhi oleh curah hujan, angin dan kepadatanpredator.

    SIMPULANPopulasi kutu kebul berpengaruh terhadap

    keterjadian penyakit kuning, makin tinggi populasi kutukebul maka keterjadian penyakit kuning pada tanamancabai makin tinggi. Populasi kutu kebul dipengaruhi olehcurah hujan yang terjadi di lahan pertanaman, tingginyapopulasi kutu kebul terjadi pada curah hujan yang rendah,Pada curah hujan yang tinggi, keterjadian penyakitkuning rendah.

    SANWACANAPenelitian ini didanai oleh Ditjen Dikti Depdiknas

    tahun 2007-2008 melalui program Hibah Bersaing. Atasdukungan dana tersebut diucapkan terima kasih.Ucapan terima kasihjuga disampaikan kepada Ade Apri(Alumnus HPT Unila) atas bantuannya selama surveilapangan.

    DAFTAR PUSTAKABellotti, A.C. &B. Arias. 200 I . Host plant resistance

    to whiteflies with emphasis on cassava as a casestudy. J Crop Protection 20 (9): 813-823.

    Bonaro, 0., A. Lurette, C.Vidal, & J. Fargues.2007.Modelling temperature-dependent bionomics ofBemisia tabaci (Q-biotype). PhysiologicalEntomology 32: 50-55.

    Duriat, A.S. 1995. Pencegahan penyakit virus padatanaman tomat. Prosiding Seminar IlmiahKomoditas Sayuran, him. 575-581.

    Gerling, D., O. Alomar, & J. Arno. 2001. Biologicalcontrol of Bemisia tabaci using predator andparasitoids, J. Crop Protection 20 (9): 779-799.

    Harrison, B.D. 1985. Advances in virus gerniniesresearch. Annu. Rev. Phytopathol. 23 : 55-82.

    Hilje, L., H. S. Costa, & P.A. Stansly. 2001. Culturalpractices for managing Bemisia tabaci andassociated viral diseases. J. Crop Protection 20(9): 801-812.

    Lin, K.,Y. Zhang, &Y. Guo. 2007. Overwintering andpopulation dynamics of Bemisia tabaci biotypeB in greenhouse during the spring in northernChina. J. Crop Protection 26 (12) : 1831-1838.

    Naranjo, S., E. Ellsworth, &C. Peter. 2005. Mortalitydynamics and population regulation in Bemisiatabaci, J. Entomologia Experimentalis etApplicata ]16 ( 2): 93-I8. Diakses tanggal 8lanuari 2009.

    Oliveira, M.R.V., T.J. Henneberry, & P. Anderson.2001. History. current status, and collaborativeresearch project for Bemisia tabaci. J. CropProtection 20 (9) : 709-723.

    Palumbo, J.C., A,R. Horowitz, &N. Prabhaker. 200].Insctisidal control and resistance management forfor Bemisia tabaci. J. Crop Protection 20 (9):739-765.

  • 5/11/2018 Hubungan k.keb Dan Virus Kuning

    6/6

    120 J. HPT Troplka, 9(2) September 2009

    Pico, 8., M.J.Diez, & F. Nuez. 1996. Viral diseasescausing the greatest economic losses to the tomatocrop II. The tomato yellow leaf curl virus. AReview Science Horticulture 67 : IS t - t 96.

    Polston, J. E. & P.K.Anderson. t 997. The emergenceof whitefly-transmitted virus geminies in tomatoin Western Hemisphere. Plant Disease 81 (12) :1358-1369.

    Stenger, D.C., J.E. Duffus, & B. Villalo. t 990...Biological and genomic properties ofvirus geminiisolated from pepper. Phytopathology 80 : 704-709.

    Sudiono, Nuryasin, S. H.Hidayat, &P. Hidayat. 2005.Penyebaran dan deteksi molekuler virus geminipenyebab penyakit kuning pada tanaman cabai diSumatera. J. Hama dan Penyakit TumbuhanTropika 5 (2): 93-97.

    Sudiono, Nuryasin, S. H. Hidayat, &P. Hidayat. 2006.Keragaman Kutu Kebul Vektor Virus Gemini asalSumatera . .I. Harna dan Penyakit TumbuhanTropika 6 (2): 113-119.

    Sudiono. 2003. Deteksi Symtomolgy dan teknik PCRvirus gemini asal tanaman tomato J. Agritek 11(4): 537-544.

    Suhardjo, S. M. 2001. Kisaran luang Virus KrupukTembakau. Skripsi. Institut Pertanian Boger .Bogor.