hubungan gigi berjejal anterior ra rb dgn gingivitis

Upload: shufi-musdallifah

Post on 30-Oct-2015

198 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    1/48

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Gigi perlu dirawat sejak dini agar anak tidak mengalami gangguan tumbuh

    kembang gigi, di samping mempertahankan keadaan gigi yang normal, sehingga saat

    dewasa memperoleh oklusi gigi yang harmonis, fungsional, dan estetis. Kebiasaan

    mengemut makanan, minum susu dalam botol dot menjelang tidur, mengisap jari, dan

    penyakit talasemia merupakan beberapa faktor penyebab gangguan pertumbuhan

    gigi.1

    Penyebab ketidakteraturan letak gigi (mal posisi) ini karena adanya

    ketidakharmonisan ukuran gigi dengan rahang atau dengan otot sekitar mulut. Hal ini

    disebabkan antara lain oleh faktor genetik/keturunan, pola makan, dan perilaku. Pola

    makan yang membiasakan anak untuk terlalu lama makan makanan lunak

    menyebabkan rahang kurang berkembang. Demikian juga dengan perilaku yang tidak

    baik seperti menghisap jari, pemakaian dot yang terlalu lama, bernafas melalui mulut,

    maupun cara menelan yang salah.2

    Gingivitis merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering di

    jumpai pada anak-anak dan akan meningkat keparahannya, dengan bertambahnya

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    2/48

    2

    umur. Gingivitis adalah peradangan pada gingiva anak yang dihubungkan dengan

    adanya penumpukan bakteri plak. Plak gigi adalah massa yang melekat, yang berisi

    bakteri beserta produk-produknya yang terbentuk pada setiap permukaan gigi dan

    restorasi, dimana hampir tiga perempat bagian dari plak terdiri dari bakteri. Plak yang

    tidak dibersihkan akan mengalami demineralisasi menjadi suatu deposit yang keras

    dan melekat pada permukaan gigi, yang kemudian menyebabkan iritasi mekanis dan

    inflamasi pada gingiva.

    Gigi berjejal merupakan keadaan dimana letak gigi berdesak-desakan dalam

    rongga mulut karna rahang yang kecil sehingga tidak cukup menampung gigi, atau

    sebaliknya ukuran gigi yang terlalu besar sehingga posisi gigi menjadi berdesakan

    atau berjejal. Kondisi dimana gigi berdesakan merupakan salah satu faktor pemicu

    terjadinya gingivitis pada anak-anak. Sisa makanan yang tersangkut pada gigi yang

    berjejal mengakibatkan sulitnya saliva membersihkan sisa makan tersebut. Apabila

    penyikatan gigi tidak dilakukan dengan baik dan benar maka sisa makanan tersebut

    mengakibatkan terjadinya penmpikan plak yang berlebihan yang bila dibiarkan terlalu

    lama akan menyebabkan terjadinya gingivitis.

    Gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang bawah merupakan salah satu

    faktor resiko terjadinya gingivitis. Hal ini dapatv disebabkan oleh karena pada saat

    pembersihan gigi atau menyikat gigi, sikaty gigi sulit mejangkau sisa makanan yang

    menempel pada daerah interdental gigi yang berjejal hal ini mengakibatkan sisa

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    3/48

    3

    makanan tersebut tidak keluar dan masuk ke dalam gingiva sehingga menyebabkan

    gingivitis.

    Untuk menghindari resiko terjadinya gingivitis, maka dapat dilakukan

    beberapa cara seperti menyikat gigi secara baik dan teratur, melakukan skeling untuk

    menghilangkan kalkulus, dan dapat juga dilakukan perawatan ortodontik dengan

    menggunakan alat cekat ataupun lepasan.

    I.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan bahwa yang

    menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah :

    1. Apakah yang dimaksud dengan gigi berjejal ?2. Apakah penyebab terjadinya gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang

    bawah pada anak?

    3. Apakah yang dimaksud dengan gingivitis ?4. Adakah hubungan antara gigi berjejal dengan gingivitis ?5. Bagaimana pencegahan terjadinya gingivitis akibat gigi berjejal ?

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    4/48

    4

    I.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan Umum

    Untuk mengetahui hubungan antara gigi berjejal dan gingivitis pada anak

    usia sekolah

    Tujuan Khusus

    1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gigi berjejal ?2. Mengetahui apa penyebab terjadinya gigi berjejal anterior rahang atas dan

    rahang bawah ?

    3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gingivitis ?4. Mengetahui apakah ada hubungan antara gigi berjejal dengan gingivitis ?5. Mengetahui bagaimana pencegahan terjadinya gingivitis akibat gigi berjejal ?

    I.4. Hipotesa

    Ada hubungan antara gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang bawah

    terhadap derajat gingivitis pada anak SMP 12 MAKASSAR.

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    5/48

    5

    I.5. Manfaat penelitian

    1. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran secara jelas bagimasyarakat mengenai pengaruh gigi berjejal dan gingivitis.

    2. Dari hasil penelitian ini dapat berguna sebagai informasi pada bidangkedokteran gigi umumnya dan kesehatan gigi anak khususnya.

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    6/48

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. Gigi Berjejal

    II.1.1. Definisi Gigi Berjejal

    Maloklusi adalah akibat dari malrelasi antara pertumbuhan dan posisi serta

    ukuran gigi. Maloklusi diklasifikasikan menurut relasi molar pertama (I,II,dan III),

    atau sebagai relasi normal, pranormal, dan pasca normal. Maloklusi juga bisa dibagi

    menjadi maloklusi primer yang timbul pada gigi-geligi yang sedang berkembang dan

    maloklusi sekunder yang timbul pada orang dewasa akibat tanggalnya gigi dan

    pergerakan gigi tetangga. Gangguan yang berasal dari maloklusi primer adalah

    sebagai berikut. Gigi-gigi yang sangat berjejal yang mengakibatkan rotasi gigi-gigi

    individual atau berkembangnya gigi di dalam atau di luar lengkung. Gangguan in I

    mengakibatkan interferensi tonjol dan aktivitas pergeseran mandibula, walaupun pada

    gigi-geligi yang sedang berkembang adaptasi dari pergerakan gigi umumnya bisa

    mencegah timbulnya gangguan tersebut. Gangguan lain yang diakibatkannya adalah

    relasi oklusal yang kurang stabil (tonjol terhadap tonjol ketimbang tonjol terhadap

    fosa) dan kelainan gingiva antara gigi-gigi karena tidak memadainya ruang untuk

    tempat epitelium interdental.3

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    7/48

    7

    Gambar 1. Gigi Berjejal

    (Sumber :http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal)

    Oklusi dikatakan normal jika susunan gigi dalam lengkung gigi teratur baik

    serta terdapat hubungan yang harmonis antara gigi atas dan gigi bawah, hubungan

    seimbang antara gigi, tulang rahang terhadap tulang tenkorak dan otot sekitarnya

    yang dapat memberikan keseimbangan fungsional sehingga memberikan estetika

    yang baik. Cirri-ciri maloklusi adalah : gigi berjejal (crowded), gingsul (caninus

    ektopik), gigi tonggos (distooklusi), gigi cakil (mesio oklusi), gigitan menyilang

    (crossbite), gigi jarang (diastema).4

    http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal
  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    8/48

    8

    Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan oklusi gigi-geligi adalah

    hubungan antara ukuran gigi gigi-geligi dengan ukuran rahang tempat terletaknya

    gigi-gigi tersebut. Foster dkk (1969) menemukan bahwa ukuran rata-rata dari gigi-

    geligi susu adalah sedikit lebih kecil dari pada ukuran rata-rata lengkung gigi, pada

    populasi anak-anak berusia 21/2 tahun di inggris. Sedangkan foster dan Hamilton

    (1969) menemukan hanya 1% gigi-geligi susu yang tidak mempuyai celah pada

    lengkung gigi di populasi yang sama. Ada berbagai macam teori mengenai etiologi

    berjejalnya lengkung gigi. Juga sudah disebutkan bahwa ada kecenderungan evolusi

    ke arah mengecilnya ukuran rahang tanpa disertai dengan mengecilnya dimensi gigi.5

    Teori lain menyebutkan bahwa populasi modern sekarang ini merupakan

    gabungan orang-orang dari berbagai latar belakang etnis, dan pencampuran dari

    orang-orang yang memiliki karakteristik fisik yang berbeda akan menyebabkan

    terjadinya ketidak harmonisan skeletal dan dental. Disproporsi ukuran antara rahang

    dan gigi-geligi merupakan ciri dari beberapa susunan gigi-geligi, namun masalah

    utama yang mengenai perkembangan oklusak ini akan muncul bila gigi-geligi terlalu

    besar untuk ukuran rahangnya, gigi-geligi yang terlalu kecil untuk rahang jarang

    menimbulkan masalah ortodonsi.5

    Efek gigi-geligi yang berlebihan

    1. Penumpukan dan pergeseran dari gigi-geligi2. Impaksi gigi

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    9/48

    9

    3. Penutupan ruang sesudah pencabutan

    II.1.2. Penyebab Gigi Berjejal (Crowding)

    Keberjejalan merupakan sebuah ketidaksesuaian kuantitas antara panjang klinis

    dari lengkung gigi dan jumlah lebar mesiodistal dari gigi geligi. Gigi berjejal terjadi

    ketika ada ketidakharmonisan hubungan gigi dengan ukuran rahang atau ketika gigi

    lebih besar daripada ruang yang tersedia. Crowding dapat disebabkan oleh kesalahan

    erupsi gigi dan terlalu cepat atau lambatnya kehilangan gigi primari. Gigi berjejal

    sebaiknya di koreksi, karena dapat :6

    1. Mencegah pembersihan yang tepat pada permukaan gigi2. Menyebabkan kerusakan gigi3. Memberi kesempatan terjadinya penyakit gusi yang dapat mencegah gigi

    berfungsi secara tepat

    4. Mencegah gigi berfungsi dengan baik5. Membuat senyum kurang atraktif dan menarik

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    10/48

    10

    Gambar 2. Gigi Berjejal Rahang Bawah

    (Sumber :http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal)

    Gigi berjejal merupakan masalah umum dalam ortodonsi. Hal ini pada

    dasarnya terdengar seperti, gigi terlalu ramai bersama-sama dan menjadi berliku-liku.

    Peck dan Peck melaporkan sebuah hubungan yang jelas antara bentuk gigi insisivus

    rahang bawah dan ketidakteraturannya, Smith menemukan sedikit korelasi antara

    bentuk gigi insisivus rahang bawah dan derajat gigi. Ada beberapa perbedaan

    pendapat tentang peran crowding insisivus terhadap penyakit periodontal, namun

    tidak ada perselisihan tentang perbaikan dalam hal estetika oral yang dapat dicapai

    oleh perbaikan gigi. Meskipun perawatan berjejal anterior mandibula harus

    individual, dokter harus selalu diingat potensi tinggi untuk relaps karena mereka

    mempertimbangkan estetika, mekanik perawatan, kondisi periodontal, dan retensi

    tertinggi.6

    http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal
  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    11/48

    11

    Faktor yang menyebabkan susunan gigi tak beraturan:7

    A. Penyebab tidak langsung

    1. Faktor genetik.

    Contohnya orang tua dengan kelainan skelatal (tulang rahang) dengan rahang

    bawah lebih maju ke depan di banding rahang atas kemungkinan akan

    mempunyai anak dengan kondisi rahang yang serupa.

    2. Faktor kongenital

    Misalnya mengkonsumsi obat-obatan pada saat hamil, menderita

    trauma/penyakit tertentu dan kurang gizi. Faktor kongenital ini harus menjadi

    perhatian bagi para calon orang tua.

    3. Gangguan keseimbangan kelenjar endokrin

    Kelenjar endokrin berfungsi menghasilkan hormon dalam tubuh untuk

    mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Termasuk ini adalah kelenjar

    pituitary, thyroid dan parathyroid. Apabila ada kelainan pada kelenjar-kelenjar

    tersebut, maka dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan

    tubuh termasuk rahang dan gigi.

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    12/48

    12

    4. Penyakit

    Misalnya penyakit thalasemia.anak talasemia mengalami hambatan tumbuh

    kembang fisik (berat dan tinggi badan kurang) serta hambatan pertumbuhan

    tulang penyangga gigi. Rahang bawah pendek sehingga muka bagian atas

    tampak maju. Pertumbuhan vertikal juga terganggu sehingga tampak

    divergen, muka lebih cembung. Wajah tidak proporsional, pipi lebih tinggi,

    jarak kedua mata lebih lebar.

    B. Penyebab langsung

    1. Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya

    Pergeseran gigi di sebelahnya menyebabkan penyempitan ruang pada

    lengkung gigi. Akibatnya, gigi permanen tidak memperoleh ruang cukup dan

    akan tumbuh dengan susunan gigi berjejal.

    2. Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada.

    lengkung gigi dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak

    celah antara gigi (diastema).

    3. Gigi yang berlebih

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    13/48

    13

    Gigi berlebih tersebut timbul dalam lengkung gigi, akan menyebabkan gigi

    berjejal (crowding).

    4. Tanggalnya gigi tetap

    Gigi permanen yang tanggal dengan cepat dan tdak diganti segera dengan

    protesa akan menyebabkan gigi lainnya mengisi ruangan kosong bekas gigi

    yang tanggal tadi.

    5. Gigi susu tidak tanggal

    Walaupun gigi tetap penggantinya telah tumbuh (persistens) gigi tetap muncul

    diluar lengkung rahang dan tampak berjejal.

    6. Bentuk gigi tetap tidak normal.

    Misalnya ada gigi permanen yang makrodontia ada juga yang mikrodontia.

    Atau bisa saja jika ukuran gigi besar dan rahang kecil, hingga gigi berjejal.

    7. Kebiasaan-kebiasaan buruk, antara lain:

    Bernapas lewat mulut,menghisap jari,proses penelanan yang salah, minum

    susu dengan botol dot menjelang tidur,menggigit pensil atau membuka jepit

    rambut dengan gigi, meletakkan lidah di antara gigi rahang atas dan gigi

    rahang bawah dll. Beberapa kebiasaan sebagian normal dilakukan oleh

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    14/48

    14

    bayi,misalnya mengisap jari.namun jika hal ini berkelanjutan sampai dewasa

    dapat menyebabkan ketdakteraturan gigi.

    Keadaan gigi yang berjejal atau disebut maloklusi. Maloklusi disebabkan

    oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi

    jaringan sekitar mulut dan tubuh secara keseluruhannya. Maloklusi pada anak-

    anak sering dijumpai dalam tugas dokter gigi baik di klinik maupun di praktek

    pribadi. Susunan gigi geligi yang berjejal selain mengganggu fungsi

    penyunyahan, bicara, estetik juga mengakibatkan terjadinya penyakit gigi dan

    jaringan gusi.8

    Gambar 3. Gigi Berjejal

    (Sumber :http://www.zikir.com/images/gigiberjejal)

    http://www.zikir.com/images/gigiberjejalhttp://www.zikir.com/images/gigiberjejalhttp://www.zikir.com/images/gigiberjejalhttp://www.zikir.com/images/gigiberjejal
  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    15/48

    15

    Akibat tanggalnya gigi sulung yang terlalu cepat yang dapat berakibat

    crowded. Hal tersebut dapat berakibat sebagai berikut:

    a. Efek terhadap fungsi dan kesehatan rongga mulutTanggalnya gigi-gigi sulung yang terlampau cepat bisa mempengaruhi

    fungsi mastikasi, karena dengan hilangnya gigi geligi lengkung rahang maka

    tekanan kunyah akan berkurang. Tanggalnya gigi anterior pada gigi sulung yang

    terlalu cepat juga bias mempengaruhi fungsi bicara yaitu penyebutan huruf-huruf

    tertentu menjadi terganggu, tanggalnya gigi anterior juga mempengaruhi fungsi

    estetik karena akan mempengaruhi penampilan anak. Pengaruh tanggalnya gigi

    sulung terhadap kesehatan rongga mulut yaitu, menghilangkan daerah

    penimbunan makanan dan sepsis oral, selain itu tanggalnya gigi sulung terutama

    gigi molar bisa mempengaruhi insiden karies bagi gigi-gigi yang tersisa.9

    b. Efek psikologis terhadapanak dan orangtuaTanggalnya gigi sulung terutama gigi anterior akan mengubah

    penampilan anak, sehingga akan menimbulkan efek psikologis yang tidak

    diinginkan yaitu anak-anak menjadi kurang percaya diri dan merasamalu karena

    giginya ompong. Tanggalnya gigi sulung yang terlampau cepat dianggap oleh

    orang tua sebagai kegagalan, terutama bila sudah dilakukan upaya untuk

    mempertahankan gigi geligi tersebut.9

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    16/48

    16

    II.1.3. Penanganan Gigi Berjejal

    Penanganan gigi berjejal dilakukan sesuai dengan kasusnya, apakah

    penyebabnya karena faktor rahang, atau faktor gigi, serta disesuaikan pula dengan

    usianya. Pada usia pergantian gigi susu dan gigi tetap bila terdapat tanda-tanda akan

    kekurangan ruangan, bisa dilakukan pencabutan beranting (serial extractie) sesuai

    dengan urutan gigi susu yang tanggal dan urutan gigi tetap yang tumbuh.10

    Pada kasus-kasus gigi berjejal pada usia muda yang terjadi karena

    perkembangan rahang yang kurang sempurna, dilakukan perawatan untuk

    memaksimalkan perkembangan rahang dengan suatu alat yang dipakai di dalam dan

    di luar mulut (peralatan orthodonti ekstra oral). Kasus semacam ini termasuk sulit

    oleh karenanya hanya dilakukan oleh seorang dokter gigi spesialis orthodonti. Dan

    perawatan ini hanya dilakukan pada waktu tertentu saja yakni saat terjadi

    pertumbuhan cepat. Pertumbuhan cepat pada anak terjadi pada usia anak kurang lebih

    8 tahun. Bila usia pertumbuhan cepat telah terlewati, maka perbaikan rahang tidak

    dapat lagi dilakukan, kecuali dengan pembedahan rahang saat dewasa, atau dengan

    perbaikan gigi-giginya saja.10

    Penanganan gigi untuk kasus dental adalah dengan alat orthodonti (alat untuk

    meratakan gigi). Alat orthodonti ada dua macam, yakni alat orthodonti lepasan dan

    alat orthodonti cekat. Alat lepasan dipakai terbatas untuk kasus yang mudah

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    17/48

    17

    sedangkan alat orthodonti cekat dapat dipakai untuk kasus mudah dan sulit. Dokter

    gigi bukan spesialis, dapat mengerjakan perawatan dengan alat orthodonti lepasan.

    10

    Pemakaian alat orthodonti umumnya dipakai pada saat gigi tetap sudah

    tumbuh semua (sekitar usia 15 tahun) dan batas maksimal usia tidak terbatas selama

    keadaan gigi serta tulang penyangganya dalam keadaan sehat.10

    Lamanya perawatan gigi berjejal tergantung dari beratnya kasus. Untuk kasus

    yang sedang umumnya berkisar antara 1-2 tahun, dengan kontrol rutin ke dokter gigi

    setidaknya sebulan sekali untuk mengencangkan kawat.10

    II.2. Gingiva

    II.2.1. Antomi Gingiva

    Gingiva adalah bagian dari mukosa mulut yang menutupi processus

    alveolar dan mengelilingi leher gigi. Gingival meluas mulai dari daerah batas

    servikal gigi, sampai ke daerah batas mucobuccal fold. Gingival merupakan

    bagian dari apparatus pendukung gigi dan jaringan periodonsium, yang berfungsi

    melindungi jaringan dibawahnya terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.11

    Adapun fungsi dari gingiva yakni untuk kepentingan estetik juga

    mempertaliankan gigi pada soketnya serta berfungsi sebagai pertahanan pertama

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    18/48

    18

    terhadap bakteri yang menyerang jaringan periodontal, Penilaian jaringan lunak

    pada pasien gigi dewasa meliputi penilaian berdasarkan pengetahuan mengenai

    ukuran normal, bentuk. warna, dan permukaan dari struktur jaringan lunak rongga

    mulut. Standarnisasi pemeriksaan dan penilaian jaringan lunak rongga mulut

    umumnya diawali dengan pemeriksaan jaringan keras gigi dan oklusi harus

    disimpan dengan cermat dalam rekam medik.12

    Gingiva memiliki tekstur permukaan seperti kulit jeruk yang lembut dan

    tampak tidak beraturan, yang disebut stippling. Stippling adalah gambaran gingiva

    sehat, dimana berkurang atau menghilangnya stippling umumnya dihubungkan

    dengan adanya penyakit gingiva.12

    Secara anatomis gingiva terdiri dari Marginal Gingiva, Sulkus Gingiva,

    Attached (Jingiva) dan interdental Gingiva.

    1. Marginal Gingiva (Unattached Gingi va)Marginal gingiva adalah sambungan tepi atau pinggiran dari gingiva

    yang mengelilingi gigi berbentuk seperti lingkaran atau kerah baju. Marginal

    gingiva dipisahkan dari attached gingiva oleh suatu lekukan dangkal berupa

    garis yang disebut, free gingival groove. Biasanya lebarnya sekitar 1 mm

    dari dinding jaringan lunak sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat

    dipisahkan dari permukaan gigi dengan probe periodontal.12

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    19/48

    19

    Marginal gingiva dapat dikenali melalui pemeriksaan klinik karena

    lunak dan mudah ditarik dengan syringe. Edema pada gingiva dapat

    menyebabkan gingivitis.12,13

    2. Sulkus GingivaSulkus gingiva adalah celah dangkal atau ruang disekitar gigi yang

    mengelilingi gigi pada satu lapisan epithelium free gingival margin gigi

    dengan gigi yang lainnya. Sulkus ini berbentuk V dan hanya sedikit saja

    yang dapat dimasuki oleh probe periodontal. Determinasi klinik dari

    kedalaman sulkus gingiva merupakan parameter diagnostik yang penting.

    Ukuran normal atau ukuran ideal kedalaman sulkus gingiva sekitar 0,43

    mm.12,13

    Pemeriksaan klinik dapat digunakan untuk menentukan kedalaman

    dari sulkus dengan menggunakan instrument logam yang dikenal dengan

    probe periodontal. Penilaian dilakukan berdasarkan kedalaman yang dapat

    ditembus oleh probe periodontal.12,13

    3. Gingiva AttachedAttached gingiva merupakan suatu lanjutan dari marginal gingiva.

    Attached gingiva berbatas tegas, elastis dan merekat erat pada periosteum

    dari tulang alveolar. Aspek facial dari attached gingiva meluas ke mukosa

    alveolar dibatasi oleh mucogingival junction.12,13

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    20/48

    20

    Karena mucogingival junction tetap tidak bergerak hingga dewasa,

    perubahan lebar attached gingiva disebabkan oleh perubahan posisi dari

    coronal end. Lebar dari attached gingiva meningkat sesuai umur dan pada

    gigi yang supraerupsi. Dari aspek lingual mandibula, akhir dari attached

    gingiva dihubungkan oleh mukosa lingual alveolar diteruskan hingga

    mukosa membrane mulut.12

    4. Interdental GingivaInterdental gingiva menempati embrasure gingival yang berupa

    ruang kosong di bawah daerah kontak gigi. lnterdental gingiva meluas

    dalam arah fasiolingual dan cenderung menyempit kearah mesiodistal,

    yang bentuknya menyesuaikan terhadap kontur proksimal gigi. Interdental

    gingiva terdiri atas papilla facialis dan papilla lingualis. Permukaan fasial

    dan lingual berbentuk tapered menuju daerah kontak interproksimal,

    sedangkan permukaan mesial dan distal berbentuk konkaf dan mengkilap.9

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    21/48

    21

    Gambar 4. Gambaran Anatomi Gingiva

    (Sumber:[internet]. Accesess on: 20 Desember 2010. Available from:

    http://www.googleimage.dentistry.org)

    II.2.2. Gambaran Klinik Gingiva Normal atau Sehat

    1. Warna Gingiva

    Warna attached gingiva dan marginal gingiva pada umumnya berwarna

    pink yang dipengaruhi oleh suplai darah, ketebalan dan tingkat keratinisasi

    epithelium dan adanya kandungan sel pigmen. Warna gingiva bervariasi dan

    berbeda tergantung dari individunya karena berhubungan dengan pigmentasi

    kutaneus. Warna gingiva lebih terang pada individu yang berambut hitam. Warna

    http://www.googleimage.dentistry.org/http://www.googleimage.dentistry.org/http://www.googleimage.dentistry.org/
  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    22/48

    22

    gingiva pada anak lebih kemerah-merahan dikarenakan adanya peningkatan

    vaskularisasi dan epithelium yang lebih tipis dibandingkan dengan orang dewasa.

    12

    Attached gingiva yang berbatasan dengan mukosa alveolar pada aspek bukal

    terlihat jelas sebagai Mucogingival Junction. Alveolar mukosa berwarna merah,

    halus dan mengkilat, pink dan berstipling. Epithelium mukosa alveolar lebih tipis,

    nonkeratinisasi dan tidak mengandung rete pegs.12

    2.Kontour Gingiva

    Kontour gingiva sangat bervariasi dan bergantung pada bentuk maupun

    kesejajarannya dalam lengkung gigi, lokasi dan bentuk daerah kontak proksimal,

    serta luas embrasure gingiva sebelah fasial dan lingual. Marginal gingiva

    mengelilingi gigi menyerupai kerah baju. Selama masa erupsi gigi permanen,

    marginal gingiva lebih tebal dan memiliki protuberantia atau tonjolan. Bentuk

    interdental gingiva ditentukan oleh kontur permukaan proksimal gigi, lokasi, bentuk

    daerah kontak, dan luas embrasure gingiva. Pada gigi yang versi lingual, gingiva

    horizontal dan lebih tipis.12

    3. Konsistensi

    Konsistensi gingiva padat, keras, kenyal dan melekat erat pada tulang

    alveolar. Kepadatan attached gingiva didukung oleh susunan lamina propria secara

    alami dan hubungannya dengan mucoperiosteum tulang alveolar, sedangkan

    kepadatan marginal gingiva di dukung oleh serat-serat gingiva.12

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    23/48

    23

    4. Tekstur Permukaan

    Gingiva memiliki tekstur permukaan seperti kulit jeruk yang lembut dan

    tampak tidak beraturan, yang disebut stippling. Stippling adalah gambaran gingiva

    sehat, dimana berkurang atau menghilangnya stippling umumnya dihubungkan

    dengan adanya penyakit gingiva. Stippling tampak terlihat pada anak usia 3 dan

    10 tahun, sedangkan gambaran ini tidak terlihat pada bayi. Pada awal masa erupsi

    gigi permanen, stippling menunjukkan gambaran yang bergerombol dan lebih

    lebar 1/8 inci, meluas dari daerah marginal gingiva sampai ke daerah attached

    gingival.12

    5. Keratinisasi

    Epitel yang menutupi permukaan luar marginal dan attached gingiva

    mengalami keratinisasi maupun parakeratinisasi. Keratinisasi dianggap sebagai

    suatu bentuk perlindungan terhadap penyesuaian fungsi gingiva dari rangsangan

    atau iritasi. Lapisan pada permukaan dilepaskan dalam bentuk helaian tipis dan

    diganti dengan sel dari lapisan granular dibawahnya. Keratinisasi mukosa mulut

    bervariasi pada daerah yang berbeda. Daerah yang paling banyak mengalami

    keratinisasi adalah palatum, gingiva, lidah dan pipi.12

    6. Posisi

    Posisi gingiva menunjukkan tingkatan dimana marginal gingiva menyentuh

    gigi. Ketika masa erupsi gigi, marginal dan sulkus gingiva berada di puncak

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    24/48

    24

    mahkota. Selama proses erupsi berlangsung. marginal dan sulkus gingival terlihat

    lebih dekat kearah apikal.

    12

    7. Ukuran

    Ukuran gingiva menunjukkan jumlah total elemen seluler dan intraseluler,

    serta vaskularisasinya. Penyakit gingival biasanya ditandai oleh terjadinya

    perubahan ukuran dari komponen mikroskopik.12

    Gambar 5. Gambaran Klinis Gingiva Normal

    (Sumber:[internet]. Accesess on: 20 Desember 2010. Available from:

    http://www.googleimage.dentistry.org)

    II.3. Gingivitis

    Derajat kebersihan gigi dan kondisi jaringan gingiva pada anak-anak sangat

    berhubungan. Horowiotz dkk menemukan peningkatan yang signifikan terhadap

    terjadinya gingivitis pada anak sekolah setelah dilakukan program inisiasi plak

    http://www.googleimage.dentistry.org/http://www.googleimage.dentistry.org/http://www.googleimage.dentistry.org/
  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    25/48

    25

    harian. Kebersihan mulut dan gigi yang adekuat dihubungkan dengan frekuensi

    menyikat gigi dengan plak bakteri yang terlepas dari gigi pada saat menyikat gigi.

    14

    Penyakit priodontal merupakan penyakit yang sering dijumpai di dalam mulut

    selain karies. Di Amerika Serikat, 60%-70% gigi yang hilang sesudah usia 40 tahun

    disebabkan oleh penyakit periodontal. Di Kanada, 45% penduduk yang berusia 35-

    44 tahun mengalami kehilangan gigi karena penyakit periodontal. Sedangkan di

    Indonesia berdasarkan laporan departemen kesehatan, disebutkan bahwa prevalensi

    karies dan penyakit periodontal masih tinggi yaitu 74,41%.15

    Gingivitis merupakan penyakit keradangan gusi dikarenakan iritasi dari

    karang gigi, penyakit periodontal ini ringan, biasanya gigi bewarna merah dan mudah

    berdarah. Gejala yang timbul biasanya terjadi perdarahan saat sikat gigi, gusi mudah

    berdarah bila tersentuh sikat gigi, atau tusuk gigi bahkan dengan kumur-kumur air

    saja kadang berdarah, kadang menimbulkan bau mulut. Hal ini perlu diperhatikan,

    sehingga perlunya pemeliharaan gigi secara baik dan benar salah satunya yaitu

    dengan menggosok gigi sehari 3 kali, minimal 2 kali sehari, setelah makan pagi dan

    sebelum tidur malam. Dianjurkan tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan

    manis/lengket. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi kerusakan tulang

    pendukung gigi dan juga abses periodontal.13

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    26/48

    26

    II.3.1. Proses terjadinya Gingivitis

    Gingivitis terjadi dalam 3 tahap. Batas setiap tahap tidak terlalu jelas. Tahap I

    berupa lesi inisial atau awal dengan adanya perubahan vaskular berupa dilasi kapiler

    dan peningkatan aliran darah. Perubahan ini terjadi sebagai respons dari aktivasi

    mikroba terhadap leokosit setempat dan stimulasi terhadap sel endotel.respons awal

    dari gingiva ini subklins. Juga dapat sudah terjadi perubahan pada perlekatan

    epitelium dan jaringan ikat perivaskuler. Leukosit bermigrasi dan berakumulasi

    didalam sulkus menyertai peningkatan aliran cairan gingiva ke dalam sulkus, jika

    keadaan berlanjut, makrofag dan sel-sel limfoid juga terinfiltrasi dalam beberapa

    hari.16

    Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah lagi.

    Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasa terlihat

    mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag meningkat. Pada tahap

    ini sel mast juga ditemukan. Imunoglobulin, terutama IgG ditemukan di daerah

    epithelium dan jaringan Ikat. Gingiva sekarang berwarna merah, bengkak dan mudah

    berdarah. Dengan bertambah parahnya kerusakan kolagen dan pembengkakan

    inflmasi, tepi gingiva dapat dengan mudah dilepas dari permukaan gigi, memperbesar

    kemungkinan ternetuknya poket gingiva atau poket Palsu ('false pocket'). Bila oedem

    inflamasi dan pembengkakan gingiva cukup besar, maka poket gingiva biasanya juga

    cukup dalam. Pada tahap ini sudah terjadi degenerasi sel-sel epitelium jungtion dan

    beberapa berproliferasi dari lapisan basal ke jaringan ikat di bawahnya, namun pada

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    27/48

    27

    tahapan ini belum terlihat adanya mugrasi sel-sel epithelial dalam jumlah besar ke

    permukaan akar.

    13

    Bila inflamasi sudah menyebar disepanjang serabut transeptal, maka akan

    terlihat adanya resorbsi puncak tulang alveolar. Resorbsi ini bersifat reversibel

    terutama dalam hubungannya dengan pemulihan inflamasi. Salah satu tanda penting

    dri penyakit ini adalah tidak ditemukannya bakteri pada epithelium maupun pada

    jaringan ikat. Karena jaringan fibrosa rusak pada adrah inflamsi aktif, pada beberapa

    daerah agak jauh terlihat adanya proliferasi jaringan fibrosa dan pembentukan

    pembuluih darah baru. Aktivitas pemulihan yang produktif ibni merupakan

    karekteristrik yang sangat penting dari lesi kronis dan pada keadaan iritasi serta

    inflamasi jangka panjang, elemen jaringan fibrosa akan menjadi komponen utama

    dari perubahan jaringan. Jadi, kerusakan dan perbaikan berlangsung bergantian dan

    proporsi dari tiap-tiap proses ini akan mempengaruhi warna dan bentuk gingiva. Bila

    inflamsi dominan, jaringan akan berwarna merah, lunak dan mudah berdarah;bila

    produksi jaringan fibrosa yang dominan, gingiva akan menjadi keras dan berwarna

    merah muda walaupun bengkak perdarahan kurng , bahkan tidak ada.13

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    28/48

    28

    II.4. Hubungan antara Gigi Berjejal Anterior Rahang Atas dan Rahang Bawah

    terhadap terjadinya Gingivitis.

    Maloklusi dapat mengakibatkan beberapa gangguan atau hambatan dalam diri

    penderitanya. Dilihat dari segi fungsi, gigi crowded amat sulit dibersikan dengan

    menyikat gigi, kondisi ini dapat menyebabkan gigi berlubang (caries) dan penyakit

    gusi (gingivitis) bahkan kerusakan jaringan pendukung gigi (periodontitis) sehingga

    gigi menjadi goyang dan terpaksa harus dicabut. Dari segi rasa sakit fisik, maloklusi

    yang para pada tulang penunjang dan jaringan gusi, menimbulkan kesulitan dalam

    menggerakkan rahang (gangguan otot dan nyeri), gangguan sendi

    temporomandibular, dan dapa menimbulkan sakit kepala kronis atau sakit pada wajah

    dan leher.4

    Gingivitis merupakan suatu kondisi inflamasi yang melibatkan gingiva. Adapun

    karateristik klinis dari gingivitis dapat dilihat dari :11

    1. Warna gingiva, terjadi perubahan dari warna pink (merah muda) ke warnamerah, merah tua, merah kebiruan pada gingval tepit an meluas sampai

    gingival cekat.

    2. Kontur gingiva, terjadi perubahan bentuk gingiva dari bentuk normal sepertikerah baju (lancip) menjadi membulat dan datar.

    3. Tekstur gingiva, terjadi pengurangan stippling(gambaran seperti kulit jeruk).

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    29/48

    29

    4. Konsistensi, terjadi perubahan kekenyalan gingiva dari kenyal, lunak(odematus) menjadi fibrotik.

    5. Ukuran gingiva, dari yang normal sampai membesar dan menyebabkanterjadinya proliferasi jaringan (didukung dengan hasil radiograf).

    6. Tendensi perdarahan, dapat diliat pada saat gigi, bila berdarah makaterdapat proses inflamasi.

    7. Rasa sakit, terjadi bila ada pembengkakan.

    Gingivitis dapat disebabkan beberapa hal, diantaranya kebersihan mulut yang

    buruk, penumpukan karang gigi (kalkulus/tartar), dan obat-obatan tertentu yang

    diminum secara rutin. Sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan secara seksama

    menjadi tempat pertumbuhan bakteri. Dengan meningkatnya kandungan mineral dari

    air liur, plak akan mengeras menjadi karang gigi (kalkulus). Karang gigi dapat

    terletak di leher gigi dan terlihat oleh mata sebagai garis kekuningan atau kecoklatan

    yang keras dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Kalkulus juga

    dapat terbentuk di bagian dalam gusi (saku gusi/poket). Kalkulus adalah tempat

    pertumbuhan yang baik bagi bakteri, dan dapat menyebabkan radang gusi sehingga

    gusi mudah berdarah.17

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    30/48

    30

    Gambar 6. Gingivitis pada Gigi Berjejal

    (Sumber :http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal)

    http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejalhttp://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal
  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    31/48

    31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    III.1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah observasional analitik

    III. 2. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP 12 Makassar

    III. 3. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Mei 201125 Mei 2011.

    III. 4. Populasi Penelitian

    Popolasi penelitian ini yaitu murid kelas I dan II SMP 12 Makassar

    III. 5. Metode Sampling

    Metode sampling yang digunakan yaitu total sampling

    III. 6. Sampel Penelitian

    Sampel penelitian ini yaitu murid kelas 1 dan 2 SMP 21 Makassar

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    32/48

    32

    III. 7. Jumlah Sampel

    Jumlah sampel adalah 60 orang.

    III. 8. Alat dan bahan

    Alat yang digunakan yaitu:

    a. Kaca mulutb. Sondec. Probe periodontald. Gelas plastice. Eskavatorf. Alat tulis menulis

    Bahan yang digunakan yaitu:

    a. Alcoholb. Tissuec. Lembaran status gigi anak

    III. 9. Data

    Jenis data : Data Primer

    Penyajian Data : Data disajikan dalam bentuk tabel

    Pengolahaan Data : Data diolah dengan system SPSS

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    33/48

    33

    III. 10. Definisi Oprasional

    1. Gigi berjejal anterior rahang atas adalah gigi anterior rahang atas yangmengalami tumpang tindih,gigi berkelompok, berpindah tempat dalam

    berbagai arah atau berputar.

    2. Gigi berjejal anterior rahang bawah adalah gigi anterior rahang bawah yangmengalami tumpang tindih, gigi berkelompok, berpindah tempat dalam

    berbagai arah atau berputar

    3. Gingiva adalah bagian dari mukosa mulut yang menutupi processus alveolardan mengelilingi leher gigi.

    4. Gingivitis merupakan peradangan pada mukosa atau jaringan gingiva yang ditandai dengan berubahnya warna gingiva menjadi merah terang, mengalami

    pembengkakan dan pada kasus yang tertentu dapat berakibat perdarahan pada

    jaringan gingiva.

    III. 11. Jalannya Penelitian

    Sosialisasi kepada pihak sekolah yang bersangkutan yaitu kepala sekolah danguru-guru tentang maksud dan tuuan mengadakan penelitian disekolah

    tersebut.

    Mengambil nama-nama seluruh murid-murid kelas 1 dan 2 pada SMP 21Makassar.

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    34/48

    34

    Memanggil satu persatu murid, kemudian mencatat nama lengkap, umur,jenis kelamin, peerjaan orang tua, dan mengisi tabel yang berisi status gigi

    anak dengan melakukan pemeriksaan gigi yang mengalami gigi berjejal dan

    gingivitis pada gigi anak.

    Setelah semua data telah di catat, selanjutnya mengolah data tersebut dengancara menghitung jumlah keseluruhan data dari masing-masing jenis data

    berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, dan tingkat

    pendidikan orang tua.

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    35/48

    35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    IV.1. Karakteristik sampel penelitian

    Tabel 1.Karakteristik sampel (n=60)

    Karakteristik Sampel N %

    Kelompok umur (tahun)

    11 - 13 42 70,0

    14 - 16 18 30,0

    Jenis kelamin

    Laki-Laki 24 40,0

    Perempuan 36 60,0

    Pekerjaan

    Tidak Bekerja 5 8,3

    PNS 41 68,3

    Swasta 2 3,3

    Wiraswasta 12 20,0

    Sumber : Data Primer

    Tabel 1 menunjukkan karakteristik responden yaitu kelompok umur responden

    umumnya adalah 1113 tahun 42 orang (70,0%) sedangkan 14-16 tahun 18 orang

    (30,0%), jenis kelamin laki-laki 24 orang (40,0%) dan perempuan 36 orang (60,0%).

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    36/48

    36

    Pekerjaan oang tua responden umumnya PNS 41 orang (68,3%) dibanding

    wiraswasta 12 orang (20,0%), tidak bekerja 5 orang (8,3%) dan paling sedikit

    bekerja dibidang swasta 2 orang (3,3%).

    Tabel 2. Distribusi Variabel Penelitian

    Variabel Penelitian N %

    Crowded

    Ya 30 50,0

    Tidak 30 50,0

    Gingivitis Rahang Atas

    Tidak terdapat Inflamasi 15 25,0

    Inflamasi ringan 19 31,7

    Inflamasi sedang 11 18,3

    Inflamasi parah 15 25,0

    Gingivitis Rahang Bawah

    Inflamasi ringan 24 40,0

    Inflamasi sedang 22 36,7

    Inflamasi parah 14 23,3

    Gingivitis RA dan RB

    Ringan 12 20,0

    Sedang 14 23,3

    Berat 34 56,7

    Sumber : Data Primer

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    37/48

    37

    Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami crowded

    dengan tidak crowded sama yaitu 30 orang (50%). Pada gigi rahang atas, umumnya

    terdapat inflamasi ringan 19 orang (31,7%), inflamasi parah dan tidak terdapat

    inflamsi masing-masing 15 orang (25,0%) dan inflamasi sedang 11 orang (18,3%).

    Pada gigi rahang bawah, umumnya responden mengalami inflamasi ringan 24 orang

    (40,0%), inflamasi sedang 22 orang (36,7%) dan inflamasi parah 14 orang (23,3%).

    Responden yang mengalami gingivitis berat pada rahang atas dan bawah sebanyak

    34 orang (56,7%), sedang 14 orang (23,3%) sedangkan yang mengalami gingivitis

    ringan pada rahang atas dan rahang bawah sebanyak 12 orang (20,0%).

    IV.2. Analisis Hubungan

    1.

    Hubungan Umur dengan Gingivitis

    Tabel 3. Hubungan Umur dengan Gingivitis

    Umur

    Status GingivitisJumlah

    pRingan Sedang Berat

    n % N % n % n %

    11 - 13 10 16,7 8 13,3 24 40,0 42 70,0

    0,34614 - 16 2 3,3 6 10,0 10 16,7 18 30,0

    Total 12 20,0 14 23,3 34 56,7 60 100,0

    Sumber : Data Primer

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    38/48

    38

    Tabel 2 menunjukkan hubungan antara umur dengan gingivitis. Tampak

    bahwa pasien yang berumur 11-13 tahun lebih banyak mempunyai gingivitis

    berat sebanyak 24 orang (40,0%), dan 10 orang (16,7%) gingivitis ringan dan

    8 orang (13,3%) mempunyai gingivitis sedang. Sedangkan pasien yang

    berumur 14-16 tahun lebih banyak mempunyai gingivitis berat yaitu 10

    orang (16,7%), dan 6 orang (10,0%) gingivitis sedang dan 2 orang (3,3%)

    gingivitis ringan. Hasil analisis data dengan uji Chi-square diperoleh nilai

    p=0,346 (p.0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna antara

    umur dengan status gingivitis.

    2. Hubungan jenis kelamin dengan gingivitisTabel 4. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gingivitis

    Jenis

    kelamin

    Status GingivitisJumlah

    pRingan Sedang Berat

    n % N % N % n %

    Laki-Laki 5 8,3 5 8,3 14 23,3 24 40,0

    0,932Perempuan 7 11,7 9 15,0 20 33,3 36 60,0

    Total 12 20,0 14 23,3 34 56,7 60 100,0

    Sumber : Data Primer

    Tabel 4 menunjukkan hubungan antara jenis kelamin dengan gingivitis.

    Tampak bahwa pasien laki-laki umumnya mempunyai gingiva berat

    sebanyak 14 orang (23,3%) sedangkan yang ringan maupun sedang masing-

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    39/48

    39

    masing 5 orang (8,5%). Sedangkan pasien perempuan lebih banyak yang

    memiliki gingivitis berat sebanyak 20 orang (33,3%), sedang sebanyak 9

    orang (15,0%) dan gingivitis ringan sebanyak 7 orang (11,7%). Dari hasil

    analisis data dengan uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,932 (p>0,05) yang

    berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan

    gingivitis.

    3. Hubungan pekerjaan orang tua dengan gingivitisTabel 5. Hubungan Pekerjaan Orang Tua Dengan Gingivitis

    Pekerjaan

    Orang Tua

    Status GingivitisJumlah p

    Ringan Sedang Berat

    n % N % n % n %

    Tidak Bekerja 0 0,0 0 0,0 5 8,3 5 8,3

    0,265

    PNS 8 13,3 9 15,0 24 40,0 41 68,3

    Swasta 0 0,0 1 1,7 1 1,7 2 3,3

    Wiraswasta 4 6,7 4 6,7 4 6,7 12 20,0

    Total 12 20,0 14 23,3 34 56,7 60 100,0

    Sumber : Data Primer

    Tabel 5 menunjukkan hubungan antara Pekerjaan Orang Tua dengan

    gingivitis. Tampak bahwa pasien yang memiliki orang tua tidak bekerja

    semuanya mempunyai gingivitis berat 5 orang (8,3%). Pasien yang

    mempunyai orang tua PNS umumnya mempunyai gingivitis berat 24 orang

    (40,0%), dan gingivitis ringan 8 orang (13,3%). Pasien dengan orang tua

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    40/48

    40

    bekerja sebagai wiraswasta mempunyai gingivitis ringan, sedang dan berat

    yang sama masing-masing 4 orang (6,7%). Hasil analisis data dengan uji Chi-

    square diperoleh nilai p = 0,265 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan

    bermakna antara pekerjaan orang tua dengan status gingivitis.

    4. Hubungan crowded dengan gingivitisTabel 6. Hubungan Crowed dengan Gingivitis

    Crowded

    Status GingivitisJumlah

    pRingan Sedang Berat

    n % N % n % n %

    Tidak 11 18,3 8 13,3 11 18,3 30 50,0

    0,002Ya 1 1,7 6 10,0 23 38,3 30 50,0

    Total 12 20,0 14 23,3 34 56,7 60 100,0

    Sumber : Data Primer

    Tabel 6 menunjukkan hubungan antara gigi crowded dengan status gingivitis.

    Tampak bahwa responden yang tidak memiliki gigi crowded lebih banyak

    mempunyai gingivitis ringan dan berat masing-masing 11 orang (18,3%)

    sedangkan gingivitis sedang sebanyak 8 orang (13,3%). Responden yang

    mengalami crowded lebih banyak mempunyai gingivitis berat sebanyak 23

    orang (38,3%) dan gingivitis ringan 1 orang (1,7%). Hasil analisis data

    dengan uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,002 (p

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    41/48

    41

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Gigi berjejal dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor langsung

    dan tidak langsung. Prolong retensi, premature loss, ukuran gigi yang besar

    sedangkan rahang kecil, dan supernumerary teeth (jumlah gigi berlebihan) dapat

    menjadi faktor penyebab terjadinya keberjejalan gigi atau biasa disebut crowding

    teeth.18

    Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kelainan oklusi, gigi berjejal

    menjawab banyak masalah penyakit periodontal, dan gigi berjejal menjadi masalah

    utama dalam pencegahan penyakit periodontal. Beberapa penelitian yang objeknya

    adalah study maloklusi dan hubungan dengan penyakit periodontal lebih dipengaruhi

    oleh status kebersihan mulut individu.19

    Kesulitan dalam pemeliharaan kesehatan mulut dapat mengakibatkan

    akumulasi dari plak gigi, yang mana menjadi pertimbangan utama terjadinya

    penyakit periodontal. Kontak proximal yang tidak seharusnya menyebabkan col.

    Ini menyebabkan radang pada gingiva, periodontitis dan gigi mungkin mengalami

    migrasi patologi.20

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    42/48

    42

    Pada penelitian yang dilakukan oleh Schroeder membuktikan hubungan

    langsung antara plak bakteri dan invlamasi gingival, yang merupakan faktor utama

    penyebab terjadinya gingivitis, tetapi gingivitis tidak akan berkembang pada individu

    dengan status kebersihan mulut yang baik meskipun giginya tidak beraturan.19

    V.1. Karakteristik Sampel Penelitian

    Tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden berumur 11-13 tahun yaitu

    42 orang (70,0%). Hal ini menunjukkan bahwa mereka masih perlu perhatian dan

    anjuran orang tua untuk menjaga kebersihan gigi. Responden umumnya perempuan

    sebanyak 36 orang (60,0%). Perhatian terhadap kesehatan gigi biasanya lebih besar

    pada anak perempuan dibandingkan laki-laki.

    Sebagian besar orang tua responden bekerja sebagai PNS yaitu 41 orang

    (68,3%). Hal ini menunjukkan bahwa umumnya keluarga responden mampu untuk

    menyediakan alat dan bahan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut

    anggota keluarga mereka.

    V.2. Hubungan antara Umur dengan Gingivitis

    Pada tabel 3 menunjukkan hasil uji chi-square yang menunjukkan tidak

    terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan status gingivitis (p

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    43/48

    43

    V.3. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Gingivitis

    Pada tabel 4 menunjukkan hasil uji chi-square yang menunjukkan tidak

    terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan status gingivitis

    p=0,932 (p>0,05).

    V.4. Hubungan antara Pkerjaan Orang Tua dengan Gingivitis

    Pada tabel 5 terlihat hasil uji chi-square yang menunjukkan tidak ada

    hubungan yang bermakna antara pekerjaan orang tua dengan status gingivitis

    responden, dimana nilai p = 0,265 (p>0,05). Dalam penelitian ini pekerjaan orang tua

    sedikit berpengaruh dalam hal edukasi kesehatan mulut untuk anak, dan kemampuan

    untuk menyediakan alat dan bahan dalam proses kebersihan gigi dan mulut anak.

    V.5. Hubungan antara Crowded dengan Gingivitis

    Pada tabel 6 menunjukkan hasil uji chi-square ada hubungan yang bermakna

    antara crowded (gigi berjejal) dengan status gingivitis (p

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    44/48

    44

    BAB VI

    PENUTUP

    VI.1. KESIMPULAN

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di atas, maka dapat ditarik

    kesimpulan, bahwa:

    1. Umur tidak berhubungan dengan gingivitis. Kejadian gingivitis dapat terjadipada semua tingkatan umur.

    2. Jenis kelamin tidak berhubungan dengan gingivitis. Laki-laki maupunperempuan dapat terkena gingivitis

    3. Pekerjaan orang tua tidak berhubungan dengan gingivitis. Keluarga mamputidak menjamin status gingivitis anak-anaknya

    4. Ada hubungan antara crowded dengan gingivitis. Adanya gigi crowdedmembutuhkan upaya membersihkan gigi yang lebih ekstra untuk

    menghindari terjadinya gingivitis.

    VI.2 SARAN

    Penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara gigi berjejal

    rahang atas dan rahang bawah ini masih membutuhkan penelitian yang lebih lanjut

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    45/48

    45

    dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasilnya dapat tergeneralisasikan

    dengan baik.

    Dalam menentukan faktor-faktor predisposisi terjadinya gingivitis perlu juga

    dihubungkan dengan status kebersihan mulut seseorang yang dapat diukur dengn oral

    hygiene indeks, tidak hanya umur, pekerjaan orang tua, dan jenis kelamin. Hal ini

    untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat.

  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    46/48

    46

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Siswono. Kebiasaan buruk sebabkan gigi tumbuh berjejal. [internet].Indonesian Nutrition Network [cited 2011 Feb 4]. Available from : URL :

    http://www.gizinet.com/kebiasaanburukgigiberjejal.htm.

    2. PDGI online. Perawatan dengan kawat gigi. [internet]. PDGI online [cited2011 Feb 4]. Available from : URL :http://www.pdgionline.com/index.php.

    3. Thomson H. Oklusi. 2nd ed. Alih Bahasa : Lilian Yuwono. Jakarta : EGC ;2007. p. 128.

    4. Dewi Oktavia. Hubungan maloklusi dengan kualitas hidup pada remaja dikota Medan. Dentika dental jurnal ; 2009,vol.14 no.2. p.115

    5. TD Foster. Ortodonsi. Alih Bahsa : Lilian Yuwono. Ed 3. Jakarta : EGC ;1997. p. 117-120.

    6. MK Alam. Orthodontic treatment of mandibular anterior crowding. [internet].Bangladesh Journal of Medical science [cited 2011 March 13]. Available

    from: URL :http://www.healthmantra.com/.

    7. Anonymous. [internet]. 2008. Mengapa gigi tidak teratur. Accessed on 20 Juni2011. Available from:

    http://rumahkusorgaku.wordpress.com/2008/0414/mengapa-gigi-tidak-

    teratur/.

    http://www.gizinet.com/kebiasaanburukgigiberjejal.htmhttp://www.gizinet.com/kebiasaanburukgigiberjejal.htmhttp://www.pdgionline.com/index.phphttp://www.pdgionline.com/index.phphttp://www.pdgionline.com/index.phphttp://www.healthmantra.com/http://www.healthmantra.com/http://www.healthmantra.com/http://rumahkusorgaku.wordpress.com/2008/0414/mengapa-gigi-tidak-teratur/http://rumahkusorgaku.wordpress.com/2008/0414/mengapa-gigi-tidak-teratur/http://rumahkusorgaku.wordpress.com/2008/0414/mengapa-gigi-tidak-teratur/http://rumahkusorgaku.wordpress.com/2008/0414/mengapa-gigi-tidak-teratur/http://rumahkusorgaku.wordpress.com/2008/0414/mengapa-gigi-tidak-teratur/http://www.healthmantra.com/http://www.pdgionline.com/index.phphttp://www.gizinet.com/kebiasaanburukgigiberjejal.htm
  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    47/48

    47

    8. Malik,Isnaniah. 2008. Kesehatan Gigi Untuk Keluarga. Bagian OrtodontiFakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran: Bandung

    9. Paradipta. Space Maintainer. [internet] [cited 2011 March 4]. Avalaible from :URL :http://paradipta.blogspot.com/.

    10.C Maulani. [internet]. 2008. Crowding. Accessed on 20 Juni 2011. Availablefrom:http://dention.bravehost.com/CROWDING.htm.

    11.Anonymous. [internet]. Periodontologi aethiologic and pathogenesis. chapter10. Available from:

    http://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9780443102110/9

    780443102110.pdf

    12.Newman MG, Takei RI. Caranzas clinical periodontology. 9th ed. W.B.Saunders Company : USA ; 2002. p. 16-9, 22-30, 269-81, 303-10.

    13.Cilmiaty Risya. Kelainan jaringan penyangga gigi. . [internet]. [2011 March13]. Available from : URL : http://cilmiaty.blogspot.com/2009/04/kelainan-

    jaringan-penyangga-gigi-by.html.

    14.McDonald. Dentistry for the child and adolescent. 8th edition. Mosby.15.Machmud Edy. Desain preparasi gigitiruan cekat mempengaruhi kesehatan

    jaringan periodontal. Jurnal Dentofasial ; April 2008. Volume 07 No.01. p.

    13.

    16.Nurul Dewi. Gingiva yang mudah berdarah serta pengelolaannya. JurnalKedokteran Gigi Universitas Indonesia ; Maret 2003. Volume 10 No.01. p.

    51.

    http://paradipta.blogspot.com/http://paradipta.blogspot.com/http://paradipta.blogspot.com/http://dention.bravehost.com/CROWDING.htmhttp://dention.bravehost.com/CROWDING.htmhttp://dention.bravehost.com/CROWDING.htmhttp://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9780443102110/9780443102110.pdfhttp://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9780443102110/9780443102110.pdfhttp://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9780443102110/9780443102110.pdfhttp://cilmiaty.blogspot.com/2009/04/kelainan-jaringan-penyangga-gigi-by.htmlhttp://cilmiaty.blogspot.com/2009/04/kelainan-jaringan-penyangga-gigi-by.htmlhttp://cilmiaty.blogspot.com/2009/04/kelainan-jaringan-penyangga-gigi-by.htmlhttp://cilmiaty.blogspot.com/2009/04/kelainan-jaringan-penyangga-gigi-by.htmlhttp://cilmiaty.blogspot.com/2009/04/kelainan-jaringan-penyangga-gigi-by.htmlhttp://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9780443102110/9780443102110.pdfhttp://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9780443102110/9780443102110.pdfhttp://dention.bravehost.com/CROWDING.htmhttp://paradipta.blogspot.com/
  • 7/16/2019 Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB Dgn Gingivitis

    48/48

    17.Yayan A. Penyakit gigi dan mulut. FK UNRI. [internet]. [2011 Feb 26].Available from : URL : http://yayanakhyar.wordpress.com

    18.Apin. [internet]. 2008. Gigi berjejalan. Accessed on 20 Juni 2011. Availablefrom:http://papinbukanipin.wordpress.com/2011/0203/crowding.

    19.Schroeder Souza. Evaluation of periodontal index of gingival and plaque withdental crowding in development of gingivits in children and adolescents.

    Odontology Department Campus Universitrio ; 2004. p. 20. Available

    from:http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/1530/153013561003.pdf.

    20.V Chandrasekhara Reddy, BR Ashok Kumar, Anil Ankola. RelationshipBetween Gingivitis and Anterior Teeth Irregularities Among 18 to 26 Years

    Age Group: A Hospital Based Study in Belgaum, Karnataka. Accessed on 20

    Juni 2011. Available from:http://www.johcd.org.

    http://yayanakhyar.wordpress.com/http://yayanakhyar.wordpress.com/http://papinbukanipin.wordpress.com/2011/0203/crowdinghttp://papinbukanipin.wordpress.com/2011/0203/crowdinghttp://papinbukanipin.wordpress.com/2011/0203/crowdinghttp://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/1530/153013561003.pdfhttp://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/1530/153013561003.pdfhttp://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/1530/153013561003.pdfhttp://www.johcd.org/http://www.johcd.org/http://www.johcd.org/http://www.johcd.org/http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/1530/153013561003.pdfhttp://papinbukanipin.wordpress.com/2011/0203/crowdinghttp://yayanakhyar.wordpress.com/