hubungan antara locus of control internal dan

130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 SURAKARTA SKRIPSI Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi Oleh: Risa Suryanti G 0107012 Pembimbing: 1. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi 2. Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: nguyennga

Post on 21-Jan-2017

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KONSEP

DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

SKRIPSI

Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi

Oleh:

Risa Suryanti

G 0107012

Pembimbing:

1. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi

2. Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka

saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.

Surakarta, Juli 2011

Risa Suryanti

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(Q.S. Asy-Syarh: 6)

“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang

yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan”

(Mario Teguh)

“To accomplish great things, we must not only act, but also dream.

Not only plan, but also believe”

(Anatole France)

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada:

Orang-orang yang sangat aku sayangi, dengan doa, cinta, bimbingan, dan kesabarannya

dalam menuntunku mencapai impianku

Terimakasih kuucapkan atas terselesaikannya karya ini kepada: 1. Ibu dan Bapak tercinta atas doa, kasih sayang, kesabaran

dan pengorbanan yang tiada batas 2. Adikku yang selalu memberikan dukungan, dan bantuan

3. Almamaterku tercinta

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan

nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari

dorongan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

penuh rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih :

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr.,Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta atas fasilitas dan

kebijakan beliau.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi

ini.

3. Bapak Drs. Munawir Yusuf, M. Psi., selaku dosen pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan arahan,

bimbingan, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi, M.Si., selaku pembimbing II atas

kesabaran beliau dalam memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis.

vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

5. Ibu Dra. Salmah Lilik, M.Si, selaku penguji I yang telah bersedia memberikan

kritik, saran, serta masukan yang membangun dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

6. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi, selaku penguji II dan koordinator skripsi yang

telah memberikan arahan, masukan, dan ilmu yang sangat bermanfaat dalam

proses penyelesaian dalam skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan banyak bekal ilmu dan

pengalaman berharga demi kemajuan penulis.

8. Seluruh staf tata usaha dan staf perpustakaan yang telah membantu kelancaran

studi penulis.

9. Bapak Drs. Drs. Susanta, MM., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2

Surakarta dan Bapak Sigit Susilo, S.Pd., MT., selaku Wakasek Kurikulum

SMK Negeri 2 Surakarta atas segala informasi dan bantuannya.

10. Adik-adik siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta yang telah bersedia

menjadi subjek penelitian.

11. Kedua orang tuaku tercinta Ibu Samitri, S. Pd., dan Bapak Suroto atas semua

kasih sayang, pengorbanan, nasihat, kesabaran, serta doa yang terus

dipanjatkan bagi penulis. Syukron Jazakumullahu Khoiron Katsiron.

12. Adikku, Nia Suryani atas kasih do’a dan bantuan yang telah diberikan.

Semoga lancar dalam menjalankan sekolahnya.

13. Keluarga bapak Wilopo, S.Pd atas segala do’a dan bantuannya.

viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

14. Teman-teman diskusi: berber, pito, ullum, nike, milla, nisa, dias, mba rizki,

mba dilla, mba dana terima kasih atas bantuan, do’a, dukungan, semangat,

dan senyum kalian.

15. Teman-teman kulineran (uli, inggar, minah, rosita), serta the big four (otit,

luluk,lian) terima kasih atas do’a dan dukungannya.

16. Id Teater (mas jarot, mas wildan, mba diah, mba eka, tika, mutia, elva) yang

telah memberikan banyak pembelajaran. I really miss u all.

17. Teman-teman seperjuangan: ayu, ipeh, farah, lala, icha, mba seva, septi,

sandi, yuli, tetap semangat. If there is a will, there is a way.

18. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Psikologi FK UNS,

khususnya angkatan 2007 untuk semangat dan kebersamaannya.

19. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan.

Mudah-mudahan segala bantuan dan doa yang telah diberikan,

mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca. Amin.

Surakarta, Juli 2011

Penulis,

Risa Suryanti

ix

Page 10: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN KONSEP

DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

Risa Suryanti

G0107012

ABSTRAK

Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Salah

satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai kemandirian dan pemilihan

karir. Kematangan karir merupakan keberhasilan seseorang dalam mencapai tugas

perkembangan karir sesuai tahapan perkembangannya. Kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa siswa belum mempunyai perencanaan yang matang

mengenai karirnya. Berbagai kondisi dimungkinkan berpengaruh dalam proses

kematangan karir. Siswa dengan locus of control internal mempunyai kemampuan

dalam evaluasi terhadap kondisi dirinya sehingga mempunyai gambaran yang

realistik mengenai diri. Melalui gambaran diri yang realistik, memungkinkan

siswa dapat membuat perencanaan karir yang matang. Selain itu, siswa yang

mengembangkan konsep diri yang positif akan lebih melibatkan diri dalam

eksplorasi karir dan mengembangkan tingkah laku yang tepat dalam menghadapi

karir. Locus of control internal dan konsep diri menjadi suatu kondisi yang dapat

membantu siswa dalam kematangan karirnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of

control internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI

SMK Negeri 2 Surakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

cluster sample. Pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random

sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan skala kematangan karir, skala

locus of control internal dan skala konsep diri. Skala kematangan karir terdiri dari

44 item valid dengan koefisien reliabilitas 0,916. Skala locus of control internal

terdiri dari 40 item valid dengan koefisien reliabilitas 0,905. Skala konsep diri

terdiri dari 43 item valid dengan koefisien reliabilitas 0,897. Analisis data yang

digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F-test = 45,803; p 0,05, dan

nilai R = 0,720. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis

dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara

locus of control internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada siswa

kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Nilai R2 dalam penelitian ini sebesar 0,519

atau 51,9%, sumbangan efektif locus of control internal terhadap kematangan

karir sebesar 42,5476% dan sumbangan efektif konsep diri terhadap kematangan

karir sebesar 9,3212%.

Kata kunci : kematangan karir, locus of control internal, konsep diri

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

THE RELATIONSHIP BETWEEN INTERNAL LOCUS OF CONTROL

AND SELF CONCEPT WITH CAREER MATURITY AT THE XIth

GRADE STUDENTS OF SMK NEGERI 2 SURAKARTA

Risa Suryanti

G0107012

ABSTRACT

Teenager is a changing phase from childhood into adult. One of the

purpose of this phase is to achieve independence and choose career. Career

maturity is a person’s success in a achieving the development tasks of career

according to his/her stage of development. The reality in the field shows that

students do not have the careful planning for their career. Various condition may

influence the process of career maturity. Students with internal locus of control

have the ability to evaluate his/her own condition so he/she has description

himself/ herself. Through his/ her real description, if enables students to make

careful career palnning. In addition, students who develop a positif self concept

will involve more in career exploration and develop appropriate behavior dealing

with their career. Internal locus of control and self concept become a condition

which can assist students in their career maturity.

The purpose of this research is to observe the correlation between the

internal locus of control and self concept to career maturity on the XIth grade

students of SMK Negeri 2 Surakarta. This research uses cluster sample.

Technique of sampling used in this research is cluster random sampling. The data

is collected by scale of career maturity, scale of internal locus of control, and scale

of self concepts. Scale of career maturity consists of 44 valid items with

coefficient reliability 0.916. Scale of internal locus of control consists of 40 valid

items with coefficient reliability 0.905. Scale of self concept consists of 43 valid

items with coefficient reliability 0.897. Multiple linear regressions are used to

analyze data.

The results of this research show that F-test= 45,803; p < 0,05 and R =

0,720. Based on the results, we can conclude that the hypothesis are acceptable,

which means there is a significant correlation between internal locus of control

and self concepts by career maturity on the XIth grade students of SMK Negeri 2

Surakarta. The value of R2 is 0,519 or 51,9%, effective contribution of internal

locus of control to career maturity is 42,5476% and effective contribution of self

concept to career maturity is 9,3212%.

Keywords : career maturity, internal locus of control, self concept

xi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

ABSTRAK ......................................................................................................... x

ABSTRACT ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Kematangan Karir

1. Pengertian kematangan karir ....................................................... 13

xii

Page 13: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

2. Perkembangan karir .................................................................... 14

3. Orientasi karir remaja ................................................................. 17

4. Aspek-aspek kematangan karir ................................................... 20

5. Faktor-faktor kematangan karir .................................................. 22

B. Locus of Control Internal

1. Pengertian locus of control internal ............................................ 25

2. Aspek-aspek locus of control internal ........................................ 27

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi locus of control internal ...... 28

4. Karakteristik orang dengan locus of control internal ................. 29

C. Konsep Diri

1. Pengertian konsep diri ................................................................ 32

2. Aspek-aspek konsep diri ............................................................. 34

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri .......................... 36

4. Pembentukan konsep diri ........................................................... 38

D. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Konsep Diri dengan

Kematangan Karir pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) .............................................................................................. 39

E. Hubungan antara Locus of Control Internal dengan Kematangan

Karir ................................................................................................. 43

F. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kematangan Karir .............. 45

G. Kerangka pikir .................................................................................. 46

H. Hipotesis ........................................................................................... 47

xiii

Page 14: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 48

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 48

C. Populasi, Sampel dan Sampling ...................................................... 50

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 51

E. Metode Analisis Data

1. Validitas instrumen penelitian ..................................................... 58

2. Reliabilitas instrumen penelitian ................................................. 59

3. Uji hipotesis ................................................................................. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi kancah penelitian ......................................................... 62

2. Persiapan penelitian ..................................................................... 65

3. Pelaksanaan uji coba .................................................................... 71

4. Analisis daya beda aitem dan reliabilitas skala ........................... 72

5. Penyusunan alat ukur untuk penelitian ........................................ 79

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan subjek penelitian ........................................................ 82

2. Pengumpulan data ....................................................................... 83

3. Pelaksanaan skoring .................................................................... 83

C. Hasil Analisis dan Interpretasi

1. Uji asumsi dasar .......................................................................... 84

2. Uji asumsi klasik ......................................................................... 87

xiv

Page 15: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

3. Uji hipotesis ................................................................................. 91

4. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif ................................. 96

6. Analisis deskriptif ....................................................................... 97

D. Pembahasan ..................................................................................... 101

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 108

B. Saran ................................................................................................ 109

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112

LAMPIRAN ....................................................................................................... 116

xv

Page 16: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penilaian Pernyataan Favourable dan Unfavourable ........................ 52

Tabel 2. Blue Print Skala Kematangan Karir .................................................. 53

Tabel 3. Blue Print Skala Locus of Control Internal ....................................... 55

Tabel 4. Blue Print Konsep Diri ...................................................................... 57

Tabel 5. Daftar Keterserapan Siswa SMK Negeri 2 Surakarta ....................... 64

Tabel 6. Jumlah Siswa SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ... 64

Tabel 7. Distribusi Skala Kematangan Karir ................................................... 68

Tabel 8. Distribusi Skala Locus of Control Internal ........................................ 69

Tabel 9. Distribusi Konsep Diri ....................................................................... 71

Tabel 10. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Kematangan Karir ............ 74

Tabel 11. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Locus of Control Internal .. 76

Tabel 12. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Konsep Diri ....................... 78

Tabel 13. Distribusi Skala Kematangan Karir untuk Penelitian ......................... 79

Tabel 14. Distribusi Skala Locus of Control Internal untuk Penelitian .............. 80

Tabel 15. Distribusi Skala Konsep Diri untuk Penelitian .................................. 81

Tabel 16. Jumlah Siswa untuk Penelitian .......................................................... 82

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 85

Tabel 18. Hasil Uji Linearitas antara Kematangan Karir dengan Locus of Control

Internal ……………………………… ............................................... 86

Tabel 19. Hasil Uji Linearitas antara Kematangan Karir dengan Konsep Diri . 86

Tabel 20. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 87

xvi

Page 17: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

Tabel 21. Hasil Uji Heterokedastisitas antara Kematangan Karir dengan Locus of

Control Internal ................................................................................. 89

Tabel 22. Hasil Uji Heterokedastisitas antara Kematangan Karir dengan Konsep

Diri ..................................................................................................... 89

Tabel 23. Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 91

Tabel 24. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Ganda (R) ........................ 92

Tabel 25. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda (Anova) ............................. 93

Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda (Model Summary) ............. 93

Tabel 27. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi (r) ..................................... 95

Tabel 28. Korelasi Parsial Locus of Control Internal dengan Kematangan

Karir .................................................................................................... 95

Tabel 29. Korelasi Parsial Konsep Diri dengan Kematangan Karir ................... 95

Tabel 30. Deskripsi Data Empirik ..................................................................... 97

Tabel 31. Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 98

Tabel 32. Kriteria Kategori Skala Kematangan Karir dan Distribusi Skor

Subjek .............................................................................................. 99

Tabel 33. Kriteria Kategori Skala Locus of Control Internal dan Distribusi Skor

Subjek ................................................................................................. 100

Tabel 34. Kriteria Kategori Konsep Diri dan Distribusi Skor Subjek ................ 101

xvii

Page 18: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Bagan Kerangka Pemikiran “Hubungan Antara Locus of Control

Internal dan Konsep Diri dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas

XI SMK Negeri 2 Surakarta ........................................................... 46

Gambar 2: Uji Heterokedastisitas dengan scatterplot ....................................... 89

xviii

Page 19: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

19

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Skala untuk Try Out .................................................................... 117

Lampiran B. Data Try Out ............................................................................... 130

Lampiran C. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 149

Lampiran D. Skala untuk Penelitian ................................................................. 166

Lampiran E. Data Penelitian ............................................................................. 177

Lampiran F. Data Hasil Penelitian ................................................................... 205

Lampiran G. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ............................... 213

Lampiran H. Data Kategorisasi ........................................................................ 220

Lampiran I. Surat Ijin Penelitian dan Surat Tanda Bukti Penelitian ................ 224

Lampiran J. Dokumentasi ................................................................................. 228

xix

Page 20: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

Berbagai perubahan perkembangan terjadi selama masa remaja. Sebagai individu

yang sedang mengalami proses peralihan dari masa anak-anak mencapai

kedewasaan, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada

persiapan memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa (Desmita,

2005).

Hurlock (2004) menjelaskan bahwa tugas perkembangan pada masa

remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-

kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Havighurst

(1974, dalam Monks,dkk, 2006) berpendapat bahwa persiapan mandiri secara

ekonomis, pemilihan dan latihan jabatan merupakan salah satu tugas

perkembangan yang harus dilalui selama masa remaja.

Memperoleh kebebasan atau mandiri merupakan suatu tugas bagi remaja.

Dengan kemandirian remaja harus belajar dan berlatih dalam membuat

perencanaan, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan

keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah

dilakukan (Fatimah, 2006).

Pada masa remaja seorang anak membebaskan diri dari perlindungan

orang tua. Anak dalam usahanya untuk berdiri sendiri, mencoba membebaskan

1

Page 21: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

dirinya dari pengaruh kekuasaan orang tua baik segi afektif maupun dalam segi

ekonomi seperti halnya remaja yang bekerja. Dalam masa remaja ini pula minat

yang dibawa dari kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang

lebih matang (Monks,dkk, 2006).

Hurlock (2004) berpendapat bahwa minat yang pada awal masa remaja

dianggap penting, seperti minat pada pakaian, serta penampilan, mulai beralih

pada minat karir. Pada masa remaja, minat kepada karir sering menjadi sumber

pikiran. Remaja akan membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai

dan pekerjaan yang dicita-citakan. Remaja akan memikirkan pekerjaan yang akan

dikerjakan dan mampu dikerjakan. Semakin remaja mendengar dan

membicarakan berbagai jenis pekerjaan, remaja akan semakin kurang yakin

mengenai apa yang akan dilakukan pernyataan ini dikemukakan oleh Thomas

(1976, dalam Hurlock, 2004).

Remaja dalam melewati tugas perkembangan dituntut adanya perubahan

dalam sikap dan pola perilaku. Pada akhirnya dalam memenuhi tuntutan ini hanya

sedikit anak laki-laki dan perempuan yang dapat melewati tugas selama masa

awal remaja, hal ini terutama terjadi pada remaja yang mengalami keterlambatan

kematangan (Hurlock, 2004). Kurangnya persiapan kecakapan mental dari remaja

dimungkinkan menjadi penyebab tidak tercapainya semua tugas dalam tahap

perkembangan remaja. Kaitannya dengan minat remaja pada karir, kurang

persiapan kecakapan mental tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi

pencapaian kematangan karir remaja.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3

Menurut teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh Super (1984,

dalam Winkel, 1997) individu dengan umur 15-24 tahun masuk dalam fase kedua

yaitu fase eksplorasi (exploration) dimana pada tahap ini individu mulai

memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang

mengikat. Kaitannya dengan remaja, pada tahap ini remaja mulai mengidentifikasi

kesempatan serta jenis pekerjaan yang sesuai dengan diri remaja.

Monks, dkk (2006) menjelaskan bahwa pada anak-anak dan remaja, unsur

subjektif masih menguasai sehingga dalam membuat pilihan tidak terlalu realistik.

Pemilihan karir yang dibuat oleh seseorang erat kaitannya dengan kematangan

karir. Bagi remaja yang memiliki kematangan karir telah dapat melihat dan

mempertimbangkan alternatif karir yang tersedia. Komandyahrini (2008)

menyebutkan bahwa kualitas pemilihan karir ditentukan oleh tingkat kematangan

karir seseorang. Keputusan yang tepat mengenai masa depan baik untuk

melanjutkan pendidikan maupun karir akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

tingkat kematangan karir.

Super (1977, dalam Coertse&Schepers, 2004) mendefinisikan kematangan

karir sebagai keberhasilan individu untuk menyelesaikan tugas perkembangan

karir yang khas bagi tiap tahap perkembangan tertentu. Yost&Corbishly (1987,

dalam Safitri, dkk, 2009) menjelaskan bahwa kematangan karir adalah

kemampuan seseorang untuk berhasil menyelesaikan tugas dalam proses

pengembangan karir serta kesiapan seseorang untuk membuat keputusan karir

yang sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4

Santrock (2003) menjelaskan bahwa eksplorasi terhadap berbagai jalur

karir merupakan suatu hal yang penting dalam perkembangan karir remaja.

Remaja melakukan eksplorasi karir dan pengambilan keputusan sampai pada taraf

tertentu disertai dengan ambiguitas dan ketidakpastian. Safitri,dkk (2009)

menyebutkan bahwa remaja cenderung melakukan pekerjaan atau kegiatan yang

sesuai dengan minat dan kemampuannya, dan telah mampu memikirkan atau

merencanakan karir berdasarkan minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin

diperjuangkan.

Salah satu kondisi yang dimungkinkan berpengaruh dalam pengembangan

karir adalah kesadaran mengenai tuntutan pendidikan yang diperlukan untuk

menekuni karir. Pendidikan di sekolah menjadi sebuah penghubung yang

menjembatani pelajar ke dunia pekerjaan. Monks,dkk (2006) mengemukakan

bahwa pekerjaan membutuhkan pendidikan formal sebagai suatu proses belajar

yang sesuai dengan situasi bekerja (learning on the job). Dalam dunia kerja, karir

akan berkembang apabila diawali dengan persiapan pendidikan yang lebih baik

(Santrock, 2003).

Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi salah satu

institusi sekolah yang mempersiapkan siswanya untuk memasuki dunia kerja

setelah lulus sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga

pendidikan formal yang diharapkan mampu menjadi jembatan penghubung antara

tenaga kerja (siswa dan siswi) dengan dunia kerja. Proses pembelajaran di SMK

lebih menitikberatkan pada penerapan teori-teori yang telah diberikan melalui

kegiatan praktikum serta membekali siswa dengan ketrampilan sesuai tuntutan

Page 24: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

dunia kerja (http://www.smkupdates.net, 4 Februari 2011). Siswa SMK yang

sejak dari awal memasuki bangku SMK telah menentukan program sesuai bidang

yang diminati maka memungkinkan siswa untuk mengasah potensi, ketrampilan

yang dimiliki. Pada akhirnya, siswa yang telah memahami bakat, minat, serta

orientasi masa depan akan lebih mudah dalam mencapai kematangan karir sesuai

tahapan perkembangannya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menunjukkan

bahwa pada Agustus 2008 pengangguran terbuka yang terbesar berasal dari SMK

sebesar 17,26%, diikuti dengan lulusan SMA sebesar 14,31%. Peringkat pertama

ini berlanjut pada Februari 2009 dan Agustus 2009. Pada Februari 2009

pengangguran terbuka dari lulusan SMK sebesar 15,69% kemudian diikuti oleh

lulusan diploma I/II/III sebesar 15,38% sedangkan pada Agustus 2009

pengangguran terbuka dari lulusan SMK sebesar 14,59% diikuti oleh lulusan

SMA sebesar 14,50% (http://www.bps.go.id, 6 Februari 2011).

Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut

menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari SMK masih

cukup tinggi. Hal tersebut menjadi indikasi bahwa kesesuaian minat saja tidak

cukup untuk dapat mencapai karir yang diinginkan. Dalam proses eksplorasi karir,

adanya perencanaan karir yang tepat akan menentukan kematangan karir

seseorang. Safitri, dkk (2009) menyebutkan bahwa pelajar seharusnya melakukan

perencanaan karir yang diawali dengan mengumpulkan pengetahuan mengenai

berbagai macam karir yang sesuai dengan minat dan bakat.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6

Santrock (2003) menjelaskan bahwa kebanyakan remaja dalam mengambil

keputusan dilakukan dengan tiba-tiba dan tidak terencana. Remaja tidak cukup

melakukan eksplorasi karir dan kurang memperoleh bimbingan dari sekolah. Di

banyak sekolah, para siswa bukan hanya tidak mengetahui informasi yang harus

dicari mengenai karir, namun siswa tidak mengerti cara untuk mencari informasi.

Pernyataan ini didukung oleh riset perencanaan karir yang dilakukan oleh Peta

Masa Depan Management Center di beberapa SMA, SMK, dan MA di Jakarta

tahun 2007 menunjukkan bahwa pelajar cenderung tidak mempunyai perencanaan

karir yang matang (www.petamasadepanku.net, 14 Juni 2011).

Komandyahrini (2008) menjelaskan bahwa pemahaman remaja mengenai

seluk beluk karir dapat membantu remaja dalam menyelesaikan tugas dalam tahap

perkembangannya sekaligus akan membantu remaja untuk memilih lapangan

pekerjaan sesuai dengan minat dan keinginannya. Coertse&Schepers (2004)

menyebutkan bahwa siswa dengan kematangan karir mempunyai kebiasaan dan

strategi yang lebih baik serta mempunyai sikap yang positif dalam pendidikan dan

pekerjaan.

Kematangan karir menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari

proses perkembangan, namun apabila kematangan karir tersebut tidak tercapai

sesuai tahapan perkembangan maka akan menjadi suatu hambatan dalam melewati

tahap perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, masalah ini menjadi perlu

untuk dipahami melalui penelitian ini agar tidak menimbulkan permasalahan yang

serius. Hal ini dirasakan semakin besar pentingnya karena remaja dalam tugas

perkembangannya dituntut untuk memulai memikirkan kemandirian secara

Page 26: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

ekonomi, dan mulai melakukan pilihan karir. Pendapat ini didukung oleh Partino

(2006) menjelaskan bahwa siswa sekolah menengah harus mulai melakukan

pilihan karir, yakni melanjutkan studi atau bekerja.

Penelitian mengenai kematangan karir ini akan dilaksanakan pada siswa

kelas XI SMK N 2 Surakarta karena beberapa alasan diantaranya dalam beberapa

penelitian mengenai kematangan karir yang telah dilaksanakan sebelumnya,

kebanyakan menggunakan siswa SMA sebagai subjek penelitian. SMK dipilih

menjadi subjek penelitian karena mayoritas siswa SMK berorientasi untuk bekerja

setelah lulus sekolah, sehingga penelitian mengenai kematangan karir lebih sesuai

dengan kondisi subjek. Selain itu, berdasarkan interview yang telah dilakukan

oleh peneliti kepada salah satu guru, dapat diketahui bahwa SMK Negeri 2

Surakarta belum pernah dipakai sebagai tempat penelitian oleh peneliti

sebelumnya mengenai kematangan karir. Alasan-alasan tersebut, mendorong

peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMK Negeri 2 Surakarta mengenai

kematangan karir.

Siswa dalam proses mencapai kematangan karir tidak lepas dari berbagai

kondisi yang dimungkinkan berpengaruh dalam proses mencapai kematangan

karir. Super dan Thompson (1979, dalam Komandyahrini, 2008) menjelaskan

bahwa terdapat enam faktor yang dimungkinkan berpengaruh dalam kematangan

karir seseorang yaitu: (1) kesadaran akan kebutuhan untuk membuat rencana ke

depan. Termasuk di dalamnya adalah kesadaran seseorang dalam membuat

perencanaan karirnya; (2) kemampuan mengambil keputusan; (3) informasi umum

mengenai karir; (4) pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan sumber

Page 27: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

informasi; (5) pengetahuan mengenai dunia kerja dan kemampuan (skill); (6)

informasi yang lebih rinci mengenai pekerjaan yang dipilih.

Hasan (2006) menyebutkan bahwa konsep diri, vocational aspiration, dan

gender merupakan sejumlah variasi komponen pada kematangan karir. Pernyataan

ini sesuai dengan teori Holland (1985, dalam Coertse&Schepers, 2004) yang

menjelaskan bahwa faktor individu (personal) dan lingkungan dimungkinkan

berpengaruh terhadap kematangan karir.

Locus of control merupakan salah satu kondisi yang dimungkinkan

berpengaruh dalam kematangan karir. Naidoo (1998, dalam Kerka, 1998)

menjelaskan bahwa umur, ras, etnis, locus of control, status sosial ekonomi, work

salience, dan gender dimungkinkan mempengaruhi tingkat kematangan karir

seseorang. Duffy&Atwater (2005, dalam Safitri, dkk 2009) memberikan definisi

locus of control sebagai sumber keyakinan yang dimiliki individu dalam

mengendalikan peristiwa yang terjadi dipersepsikan berasal dari dirinya sendiri

ataupun dari luar dirinya.

Dillon&Kaur (2005) menjelaskan bahwa locus of control internal

menunjukkan adanya keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah

hasil dari perilaku, sedangkan locus of control eksternal menunjukkan adanya

keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah hasil kekuatan luar

seperti keberuntungan, kesempatan, serta kekuasaan. Coertse&Schepers (2004)

menambahkan bahwa siswa dengan locus of control internal mempunyai

gambaran yang lebih realistik dengan bakat serta kemampuan berinteraksi dengan

lingkungan. Pemahaman mengenai bakat yang dimiliki serta kemampuan yang

Page 28: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

baik dalam berinteraksi dengan lingkungan memungkinkan seorang siswa dalam

mencapai kematangan karir.

Kondisi lain yang dimungkinkan turut berpengaruh dalam kematangan

karir individu adalah konsep diri. Super (1967, dalam Santrock, 2003)

menjelaskan bahwa konsep diri memainkan peran utama dalam kematangan karir.

Konsep diri melibatkan kepercayaan, sikap, pengetahuan, serta pemikiran

seseorang tentang pribadinya (Meece, 1997). Konsep diri meliputi keseluruhan

konsep, asumsi, dan prinsip selama kehidupan dan menjadi suatu pegangan bagi

individu (Berzonsky, 1981).

Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan dari setiap individu.

Pudjijogyanti (1993) mengemukakan bahwa konsep diri bukan merupakan faktor

yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari

pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Tanggapan yang

muncul dalam suatu interaksi akan dijadikan cermin bagi individu. Apabila

individu memperoleh umpak balik yang positif, maka akan mempunyai

pandangan positif pula pada dirinya.

Remaja yang memperoleh umpan balik positif akan menjadikan remaja

yakin dengan kemampuan diri, tangguh dan mampu membuat perencanaan untuk

masa depan. Pendapat ini sejalan dengan Calhoun&Acocella (1995) yang

menjelaskan bahwa individu yang menerima dirinya apa adanya mampu

menghadapi kehidupan di depannya dengan merancang tujuan-tujuan yang sesuai

realitas.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

Raskin (1985, dalam Santrock, 2003) menjelaskan bahwa remaja yang ikut

terlibat dalam proses pembentukan identitas lebih sanggup dalam mengartikulasi

pilihan karir dan menentukan langkah berikutnya untuk mencapai tujuan jangka

pendek maupun jangka panjang. Hasan (2006) menyebutkakan bahwa individu

yang memelihara dan meningkatkan konsep diri akan lebih melibatkan diri dalam

eksplorasi karir, mencari berbagai informasi mengenai karir, dan mengembangkan

tingkah laku yang tepat dalam menghadapi karir.

Kesimpulan dari uraian diatas adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) tergolong remaja pertengahan yang sudah mulai memikirkan masa depan

terutama masa depan karir. Masa remaja dengan berbagai masukan informasi, dan

pemahaman mengenai seluk beluk dalam karir dapat mencapai kematangan karir

sesuai dengan tahap perkembangan karirnya. Dalam prosesnya, usaha remaja

dalam pencapaian kematangan karir tidak lepas dari berbagai kondisi yang

dimungkinkan berpengaruh di dalamnya. Berdasarkan fenomena tersebut maka

penulis mengadakan sebuah studi tentang “Hubungan Antara Locus of Control

Internal dan Konsep Diri dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas XI SMK

Negeri 2 Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas, maka rumusan masalah yang penulis

ajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara locus of control internal dan konsep diri dengan

kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta ?

Page 30: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

2. Apakah ada hubungan antara locus of control internal dengan kematangan karir

pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta ?

3. Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kematangan karir pada siswa

kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dan konsep diri

dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta.

2. Untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dengan

kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta.

3. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kematangan karir pada

siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan didapat adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai

locus of control internal, konsep diri dan kematangan karir dalam

pengembangan ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan, psikologi

sosial, dan psikologi pendidikan.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, menambah wawasan mengenai locus of control internal, konsep

diri dengan kematangan karir, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam mencapai kematangan karir sesuai dengan tahap perkembangannya.

b. Bagi guru, dapat memberikan masukan mengenai materi yang perlu

diberikan kepada siswa dalam rangka perkembangan kematangan karir serta

memberikan bahan pertimbangan dalam bimbingan karir yang telah

dilaksanakan di sekolah.

c. Bagi orang tua, dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai

hubungan locus of control internal dan konsep diri dengan kematangan karir

pada remaja, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi orang tua dalam

memberikan perlakuan-perlakuan yang tepat dalam upaya mencapai

kematangan karir.

d. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta

perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai

locus of control internal, konsep diri dengan kematangan karir.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kematangan Karir

1. Pengertian kematangan karir

Fatimah (2006) menjelaskan bahwa karir merupakan sesuatu yang

berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan yang dijalani oleh seseorang. Karir

memiliki makna sebagai jalannya peristiwa kehidupan, sekuensi okupasi, dan

peranan kehidupan lainnya yang keseluruhan menyatakan tanggung jawab

seseorang kepada pekerjaan dalam pola pengembangan dirinya (Manrihu,

1988). Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan karir akan mudah

dilampaui dengan adanya kematangan karir pada diri individu.

Super (1977, dalam Coertse&Schepers, 2004) mendefinisikan

kematangan karir sebagai keberhasilan individu untuk menyelesaikan tugas

perkembangan karir yang khas bagi tiap tahap perkembangan tertentu.

Kematangan karir diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat

pilihan serta keputusan karir yang tepat dan realistis (Coertse& Schepers,

2004).

Yost&Corbishly (1987, dalam Safitri, dkk 2009) menjelaskan bahwa

kematangan karir adalah kemampuan seseorang untuk berhasil menyelesaikan

tugas dan transisi dalam proses pengembangan karir serta kesiapan seseorang

untuk membuat keputusan karir yang sesuai dengan tahapan

perkembangannya. Kematangan karir merupakan suatu istilah yang

Page 33: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

menunjukkan tingkat pencapaian individu dalam rangkaian perkembangan

karir dari tahap eksplorasi karir sampai pada tahap kemunduran karir atau

sampai karir berhenti (Dillon&Kaur, 2005).

Berdasarkan definisi yang telah diberikan oleh beberapa ahli di atas,

dapat dijelaskan bahwa kematangan karir merupakan keberhasilan individu

dalam mencapai tugas dalam setiap tahap perkembangan karir. Kematangan

karir disertai pula dengan kemampuan individu dalam melakukan identifikasi

berbagai kesempatan pekerjaan serta dapat membuat keputusan mengenai

pilihan pekerjaan.

2. Perkembangan karir

Super (1984, dalam Winkel, 1997) menjelaskan bahwa kematangan

karir ditunjukkan dengan keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan semua

tugas perkembangan karir yang khas bagi setiap tahap perkembangan tertentu.

Super menyebutkan bahwa proses perkembangan karir dibagi atas lima tahap,

yaitu:

a. Tahap pengembangan (growth)

Pengembangan (growth) dimulai dari saat lahir sampai umur kurang lebih

15 tahun. Pada tahap ini anak mulai mengembangkan berbagai potensi,

pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan yang dipadukan dalam

struktur gambaran diri.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

b. Tahap eksplorasi (eksploration)

Eksplorasi (eksploration) dimulai dari umur 15 sampai 24 tahun. Pada tahap

ini individu memikirkan berbagai alternatif karir, namun belum sampai pada

tahap pengambilan keputusan yang mengikat.

c. Tahap pemantapan (establishment)

Pemantapan (establishment) dimulai dari umur 25 sampai 44 tahun. Tahap

ini ditandai dengan adanya usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-

beluk pengalaman selama menjalani karir tertentu.

d. Tahap pembinaan (maintenance)

Pembinaan (maintenance) dimulai dari umur 45 sampai 64 tahun. Pada

tahap ini individu yang telah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan

karirnya.

e. Tahap kemunduran (decline)

Kemunduran (decline) diawali oleh individu yang memasuki masa pensiun

dan harus menemukan pola hidup baru setelah melepaskan jabatannya.

Ginzberg (1951, dalam Winkel, 1997) perkembangan karir individu

dibedakan menjadi tiga fase, yaitu:

a. Fase fantasi (sampai umur 15 tahun), awalnya kegiatan anak hanya bermain

dan dianggap tidak mempunyai kaitan dengan dunia kerja. Namun pada

akhir fase ini, permainan anak mulai menunjukkan indikasi bahwa anak

kelak cenderung memilih aktivitas tertentu yang mengarah kepada karirnya.

b. Fase tentatif (11-17 tahun), mengalami masa transisi, dari sekedar berperan

sambil bermain sampai menunjukkan kesadaran tentang tuntutan yang

Page 35: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

terkandung dalam suatu pekerjaan. Fase tentatif dibagi menjadi empat

subfase, yaitu tahap minat (interest), anak mengambil sikap terhadap apa

yang disukai; tahap kemampuan (capacity), anak mulai menyadari

kemampuannya sehubungan dengan aspirasi pekerjaan; tahap nilai (value),

anak mulai menghayati nilai-nilai yang ingin dikejarnya; tahap transisi

(transition), anak mulai memadukan minat, kemampuan, dan nilai sehingga

memperoleh gambaran diri yang utuh dan menyadari konsekuensi dari

pengambilan keputusan mengenai karir.

c. Fase realistik (17-25 tahun), dibagi atas tiga subfase yaitu, tahap eksplorasi

(exploration), anak mulai mempertimbangkan dua atau tiga alternatif karir,

tetapi belum dapat mengambil keputusan; tahap pemantapan

(chrystallization), mulai mantap jika memangku jabatan karir tertentu; tahap

penentu (specification), individu mulai mengambil keputusan mengenai

jabatan tertentu.

Berdasarkan uraian yang telah diberikan beberapa ahli di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa tahap serta tugas perkembangan

karir berdasarkan rentang umur tertentu. Perkembangan karir terdapat lima

tahap yaitu, 1) tahap pengembangan (growth) atau disebut pula sebagai fase

tentatif, 2) tahap eksplorasi (exploration), atau menurut ahli lain tahap ini

disebut sebagai fase tentatif dan fase realistik, 3) tahap pemantapan

(establishment), 4) tahap pembinaan (maintenence), 5) tahap kemunduran

(decline).

Page 36: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

3. Orientasi karir remaja

Orientasi karir berkaitan erat dengan latar belakang pendidikan.

Fatimah (2006) menyebutkan bahwa lingkungan sekolah mempunyai pengaruh

yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Selain mengembangkan

fungsi pengajaran, sekolah juga mengembangkan fungsi pendidikan yaitu

transformasi nilai dan norma sosial. Sekolah telah mempertahankan orientasi

yang luas, yang dirancang untuk melatih individu secara intelektual serta di

bidang kesiapan kerja dan sosial (Santrock, 2003).

Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh

minat remaja terhadap pekerjaan. Jika remaja mengharapkan pekerjaan yang

menuntut pendidikan tinggi maka pendidikan akan dianggap sebagai batu

loncatan. Remaja lebih menaruh perhatian pada pelajaran-pelajaran yang

nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya (Harlock,

2004).

Di Indonesia terdapat dua sekolah menengah yaitu Sekolah Menengah

Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana terdapat

perbedaan mendasar dalam pola pembelajarannya. Pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) ditujukan untuk siswa yang akan melanjutkan ke

perguruan tinggi, kurikulum yang digunakan lebih banyak teori dibandingkan

praktik, belajar hanya di lingkungan sekolah, serta siswa lulusan SMA belum

siap bekerja dan belum bisa mandiri. Sedangkan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) ditujukan untuk siswa yang menginginkan bekerja dan melanjutkan ke

perguruan tinggi, kurikulum SMK lebih banyak praktek dibandingkan teori,

Page 37: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

18

tempat belajar di dunia usaha dan di dunia industri, serta lulusan dari SMK

lebih siap bekerja.

Bagi remaja yang berorientasi untuk melanjutkan ke pendidikan yang

lebih tinggi, pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat membantu

siswa dalam mewujudkan cita-citanya melanjutkan pendidikannya. Namun

bagi remaja yang berkeinginan untuk memasuki dunia kerja selepas lulus

sekolah, pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi jembatan

bagi remaja untuk membekali diri dengan berbagai pengetahuan dan

ketrampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.

Departemen Pendidikan Nasional (2007) menjelaskan bahwa model

kurikulum SMA adalah kurikulum yang dikelompokkan sebagai kurikulum

disiplin ilmu sedangkan filosofi pendidikan yang digunakan adalah

esensialisme. Pada kurikulum disiplin ilmu maka tujuan pendidikan adalah

menghasilkan tamatan dengan intelektual tinggi menurut kaidah disiplin ilmu.

Bagi siswa yang tidak melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi

kurikulum SMA tidak menyiapkan peserta didik dengan kemampuan untuk

bekerja. Kurikulum SMA tidak memberikan pengalaman yang dapat digunakan

untuk mencari kehidupan di masyarakat.

Sedangkan SMK dalam penyusunan kurikulum menggunakan

pendekatan berbasis luas dan mendasar (broad based), berbasis kompetensi

(competency-based) dan berbasis produksi (production based learning).

Kurikulum SMK mengembangkan pendidikan dan pelatihan berorientasi pada

kecakapan hidup (life skill). Arah pengembangan pendidikan menengah

Page 38: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

19

kejuruan diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja sehingga

lulusan SMK diharapkan mampu bekerja secara mandiri (wiraswasta) atau

mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia (Departemen Pendidikan Nasional,

2007).

Berkaitan dengan bimbingan karir, setiap sekolah baik SMA maupun

SMK mengembangkan bimbingan karir. Perbedaan terletak pada pelaksanaan

layanan bimbingan karir yang disesuaikan dengan lembaga pendidikan yang

bersangkutan. Tujuan bimbingan karir di sekolah maupun di madrasah adalah

agar siswa mampu memahami, merencanakan, memilih menyesuaikan diri, dan

mengembangkan karir tertentu setelah tamat dari pendidikannya.

Tohirin (2009) berpendapat bahwa bimbingan karir di sekolah atau di

madrasah tidak secara langsung membantu siswa untuk berkarir tetapi lebih

banyak bersifat informasi. Hal ini berbeda bagi sekolah kejuruan yang

berorientasi karir, selain siswa dibekali tentang aplikasi karir, siswa juga

dibimbing dalam pemilihan, perencanaan, dan pengembangan karir.

Berdasarkan uraian di atas, dapat tarik kesimpulan bahwa remaja

melibatkan diri dalam pendidikan di sekolah untuk memperoleh berbagai

informasi atau materi yang berkenaan dengan karir yang diharapkan. Terdapat

dua sekolah menengah di Indonesia, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Perbedaaan diantara SMA dan SMK

terletak pada dasar penggunaan kurikulum, sehingga siswa lulusan dari SMA

dan SMK mempunyai arahan dan orientasi masa depan yang berbeda. Orientasi

siswa SMA lebih kepada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,

Page 39: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

20

sedangkan siswa lulusan SMK lebih dipersiapkan untuk bekerja secara mandiri

maupun mengisi lowongan pekerjaan yang disediakan di pasar kerja.

4. Aspek-aspek kematangan karir

Langley (1996, dalam Coertse&Schepers, 2004) menjelaskan bahwa

terdapat lima aspek dari kematangan karir, yaitu:

a. Pengetahuan diri (knowledge of self), meliputi kebutuhan, nilai, aturan

kehidupan, minat pekerjaan, dan faktor-faktor lain yang relevan.

b. Pengambilan keputusan (decision making), meliputi pemilihan karir dan

pengambilan keputusan yang efektif.

c. Informasi karir (career information), meliputi pengumpulan informasi

mengenai karir.

d. Penggabungan antara pengetahuan diri dan pengetahuan karir (integration of

self with knowledge of career).

e. Perencanaan karir (career planning), mengimplementasikan pengetahuan

yang dimiliki untuk perencaan karir.

Super (1974, dalam Alvarez, 2008) menjelaskan bahwa struktur

kematangan karir mempunyai lima dimensi, yaitu:

a. Perencanaan karir (career planfulness), meliputi perencanaan untuk

sekarang, dan perencanaan untuk masa depan.

b. Eksplorasi karir (career exploration), meliputi konsultasi dengan orang lain,

pencarian, dan keikutsertaan.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

21

c. Informasi (information), meliputi pendidikan, persyaratan penghasilan,

tugas, pembekalan dan tuntutan, kondisi, kemajuan karir.

d. Pengambilan keputusan (decision making), meliputi meliputi prinsip dan

praktis dalam pengambilan keputusan.

e. Orientasi (orientation), meliputi realistik, konsistensi, perwujudan, dan

pengalaman kerja.

Crites (1978, dalam Coertse&Schepers, 2004) menyebutkan bahwa

terdapat dua dimensi dalam kematangan karir, yaitu:

a. Kompetensi (competence)

Pengukuran kompetensi meliputi pengukuran penilaian diri, informasi karir,

seleksi tujuan, perencanaan, dan pemecahan masalah.

b. Sikap (attitude)

Pengukuran sikap meliputi pengukuran terhadap keyakinan, keterlibatan,

kebebasan, orientasi, dan kompromi dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas, maka dalam penelitian

mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Super (1974, dalam

Alvarez, 2008) yaitu aspek perencanaan karir (career planfulness), eksplorasi

karir (career exploration), informasi (information), pengambilan keputusan

(decision making) dan meniadakan aspek orientasi. Aspek tersebut dinilai

komprehensif dan sejalan dengan teori yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

22

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir

Fatimah (2006) menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi perkembangan kehidupan karir, yaitu:

a. Faktor sosial ekonomi

Kondisi sosial ekonomi menyangkut kemampuan orang tua dalam

membiayai bidang pendidikan anaknya. Anak dengan kemampuan

intelektual tinggi kadang tidak dapat menikmati pendidikan yang baik

karena keterbatasan ekonomi. Kondisi ini pula yang akhirnya digunakan

oleh anak dalam pemilihan karirnya.

b. Faktor lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi kehidupan karir individu yaitu, (1)

lingkungan kehidupan masyarakat, membentuk sikap anak dalam

menentukan pola kehidupan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi

pemikirannya dalam menentukan jenis pendidikan dan karir yang

diidamkan; (2) lingkungan lembaga pendidikan atau sekolah yang bermutu

baik, mempunyai kedisiplinan tinggi akan mempengaruhi pembentukan

sikap dan perilaku kehidupan pendidikan anak dan pola pikir dalam

menghadapi karir; (3) lingkungan teman sebaya, pergaulan dengan teman

sebaya akan memberikan pengaruh langsung terhadap kehidupan

pendidikan.

c. Faktor pandangan hidup

Page 42: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

23

Pandangan hidup merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan.

Pada akhirnya pandangan hidup tersebut akan tampak pada pendirian

seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya.

Winkel (1997) menjelaskan bahwa terdapat faktor internal dan faktor

eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir.

a. Faktor internal

1. Nilai (value), nilai memegang peranan penting dalam keseluruhan

perilaku individu dan mempengaruhi seluruh harapan serta lingkup

aspirasi dalam hidup, termasuk bidang pekerjaan yang dipilih dan

ditekuni. Cita-cita dalam bidang pekerjaan kerap merupakan perwujudan

konkret dari suatu nilai kehidupan.

2. Taraf intelegensi, tinggi rendahnya taraf intelegensi yang dimiliki

seseorang akan berpengaruh efektif tidaknya keputusan pemilihan karir.

3. Bakat khusus menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki

berbagai bidang pekerjaan tertentu (fields of occupation) dan mencapai

tingkatan lebih tinggi dalam suatu jabatan (level of occupation).

4. Minat mengandung makna bagi perencanaan masa depan sehubungan

dengan jabatan yang akan dipegang (vocational planning), terutama

mengenai bidang jabatan yang akan dimasuki dan melihat ada tidaknya

kepuasan individu dalam menjalani bidang pekerjaan tertentu (vocational

satisfication).

5. Kepribadian, pada saat memasuki bidang pekerjaan tertentu sifat

kepribadian tidak banyak berpengaruh, namun sifat kepribadian tersebut

Page 43: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

24

akan lebih berpengaruh terhadap kemampuan diri untuk bertahan dan

berhasil dalam karir yang dipilih.

6. Pengetahuan, informasi yang akurat tentang dunia kerja dan diri sendiri

dapat mempengaruhi aspirasi dan taraf aspirasi individu. Jika telah

mendapatkan informasi yang akurat dan menyadari keterbatasan dalam

pilihannya, maka pilihan karir yang fantasi mulai ditinggalnya.

b. Faktor eksternal

1. Masyarakat, lingkungan berpengaruh besar terhadap pandangan dalam

banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga. Pandangan tersebut

meliputi pandangan mengenai tinggi rendahnya aneka jenis pekerjaan,

peranan pria dan wanita, dan sesuai tidaknya karir tertentu untuk pria dan

wanita.

2. Keadaan sosial ekonomi negara, laju pertumbuhan ekonomi, stratifikasi

masyarakat berpengaruh terhadap terciptanya suatu bidang pekerjaan

baru dan terhadap terbuka tertutupnya kesempatan karir bagi individu.

3. Sosial ekonomi keluarga menentukan tingkat pendidikan sekolah yang

dimungkinkan, jumlah kenalan pemegang kunci bagi beberapa karir

tertentu yang dianggap masih sesuai dengan status sosial.

4. Pengaruh keluarga, orang tua, saudara menyatakan harapan serta

mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan

dan karir. Bratcher (1982, dalam Sumari, dkk, 2009) menjelaskan bahwa

remaja yang berada dalam keluarga yang sehat dan fungsional

menunjukkan adanya kemandirian, tangguh, dan dapat mengembangkan

Page 44: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

25

otonominya. Melalui kemandirian dan otonomi yang dimiliki, remaja

menjadi lebih fleksibel dalam pemilihan karir dan lebih memahami

keinginan diri meskipun berbeda dengan aturan maupun pola yang ada di

keluarga.

5. Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan

kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar

mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja.

6. Pergaulan dengan teman sebaya, yaitu beraneka pandangan dan variasi

harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kematangan karir terdiri dari faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal meliputi nilai, bakat khusus, minat,

kepribadian, taraf intelegensi, kepribadian dan pengetahuan. Sedangkan faktor

eksternal meliputi keluarga, masyarakat, kondisi sosial ekonomi baik negara

maupun orang tua, dan pengaruh teman sebaya.

B. Locus of Control Internal

1. Pengertian locus of control internal

Rotter (1966, dalam Berzonsky, 1981) menjelaskan bahwa locus of

control adalah kepercayaan individu mengenai sejauh mana dirinya dapat

dengan efektif mengontrol apa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control

mempunyai empat konsep dasar yakni potensi perilaku individu (behavioral

potensial), harapan (expectancy), nilai penguatan (reinforcement value), dan

Page 45: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

26

suasana psikologis. Dillon&Kaur (2005) menyebutkan bahwa locus of control

merupakan sebuah bagian dari kepribadian individu yang menjelaskan

mengenai pengelompokkan individu berdasarkan derajat kepercayaan individu

untuk mengontrol peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.

Locus of control dikelompokkan menjadi dua macam yakni locus of

control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal

mempercayai bahwa peristiwa yang terjadi sebagai hasil dari perilakunya.

Sedangkan locus of control eksternal menunjukkan adanya keyakinan bahwa

peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah hasil dari kekuatan diluar dirinya

seperti keberuntungan, kesempatan, serta kekuasaan (Dillon&Kaur, 2005).

Locus of control internal mempunyai suatu ekspektasi berupa persepsi yang

menganggap terjadinya suatu peristiwa baik positif maupun negatif merupakan

konsekuensi dari apa yang telah dilakukan (Lefcourt, 1982).

Berdasarkan definisi yang telah diberikan oleh beberapa ahli di atas,

dapat dijelaskan bahwa locus of control internal merupakan hasil evaluasi diri

yang positif terhadap peristiwa yang telah terjadi sepanjang perjalanan hidup.

Evaluasi positif terhadap diri membentuk keyakinan bahwa peristiwa yang

terjadi merupakan hasil kontrol diri.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

27

2. Aspek-aspek locus of control internal

Levenson (1981, dalam Legerski, 2006) menyatakan bahwa terdapat

tiga dimensi dalam locus of control, yakni:

a. Internal (I) berupa keyakinan individu bahwa dirinya dapat mengendalikan

hidupnya sendiri.

b. Exsternal powerful others (P) berupa keyakinan bahwa peristiwa yang

terjadi dalam hidupnya ditentukan oleh kekuatan orang lain.

c. Exsternal chance (C) berupa keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam

hidupnya ditentukan oleh adanya kesempatan, keberuntungan, takdir.

Wolfgang dan Weiss’s (1980, dalam Clachar, 1992) menjelaskan bahwa

terdapat dua dimensi dalam locus of control, yaitu:

a. Locus of personal control

Locus of personal control direfleksikan sebagai kepercayaan individu

terhadap kompetensi serta efikasi diri. Locus of personal control terdiri dari

locus of personal control yang berorientasi internal dan locus of personal

control yang berorientasi eksternal. Locus of personal control yang

berorientasi internal ditandai dengan keyakinan akan efikasi diri, sedangkan

locus of personal control yang berorientasi eksternal ditandai dengan

keyakinan pada kesempatan, keberuntungan.

b. Locus of responsibility

Locus of responsibility digunakan untuk mengukur tingkat tanggungjawab

individu terhadap peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of

responsibility terdiri dari locus of responsibility yang berorientasi internal

Page 47: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

28

dan locus of responsibility yang berorientasi eksternal. Locus of

responsibility yang berorientasi internal ditandai dengan keyakinan adanya

hubungan yng kuat antara usaha, kerja keras dengan kesuksesan yang

dicapai, sedangkan locus of responsibility yang berorientasi eksternal

ditandai dengan keyakinan bahwa sosial, politik, ekonomi adalah kekuatan

dan pembentuk nasib individu.

Berdasarkan uraian beberapa ahli di atas, maka peneliti dalam

penelitian ini menggunakan dimensi yang dikemukakan oleh Levenson (1981,

dalam Legerski, 2006), yaitu dimensi internal (I), exsternal powerful others

(P), dan exsternal chance (C). Dimensi-dimensi tersebut digunakan karena

lebih komprehensif dan sesuai dengan teori yang dijadikan acuan dalam

penelitian ini.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi locus of control internal

Menurut Phares (1984) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi terbentuknya locus of control, antara lain:

a. Keluarga (family)

Keluarga yang mengembangkan kehangatan, perlindungan, dan

mengembangkan sikap positif akan mengembangkan anak ke arah locus of

control internal. Perkembangan ke arah locus of control internal terjadi pula

pada keluarga yang mengembangkan disiplin dan sikap yang konsisten

dalam mendidik anak.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

29

b. By and large

Individu yang berasal dari kelompok dengan akses yang terbatas pada

kekuatan, kesempatan, dan keuntungan materi, maka di masa yang akan

datang individu tersebut cenderung mengembangkan locus of control

eksternal.

c. Gender (sex differences)

Berbagai penelitian telah melaporkan adanya perbedaan locus of control

internal dan eksternal antara pria dan wanita. Hochreich (1975, dalam

Phares, 1984) menyebutkan bahwa antara subjek pria dan wanita, diperoleh

hasil yang menunjukkan adanya skor locus of control internal tinggi pada

pria, dan skor locus of control eksternal yang tinggi pada wanita.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi locus of control internal adalah keluarga, by and

large, dan gender.

4. Karakteristik orang dengan locus of control internal

Phares (1984) menjelaskan bahwa terdapat beberapa karakteristik

individu dengan locus of control internal, antara lain:

a. Reaksi terhadap pengaruh sosial

Individu dengan locus of control internal memperlihatkan kepercayaan diri

yang besar terhadap kompetensi yang dimiliki, serta menunjukkan adanya

kemandirian. Selain itu, individu tersebut akan mampu menolak setiap

Page 49: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

30

pengaruh yang berusaha menguasainya, dan senantiasa berusaha untuk

dapat mengontrol hidupnya sendiri.

b. Pencarian informasi

Pencarian informasi menjadi perbedaan mendasar bagi locus of control

internal dan locus of control eksternal. Individu yang berkeyakinan bahwa

dirinya menentukan nasibnya sendiri akan lebih aktif dalam pencarian

informasi.

c. Kesadaran kesehatan

Individu dengan locus of control internal memperlihatkan adanya usaha

untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan serta meminimalisir

adanya penyakit.

d. Proses atribusi

Locus of control tidak hanya mempengaruhi sikap dan pandangan individu

terhadap dirinya sendiri, namun mempengaruhi pula perilaku individu pada

orang lain. Individu dengan locus of control internal memberikan perlakuan

yang sama pada orang lain seperti individu tersebut memberikan perlakuan

terhadap dirinya sendiri.

e. Prestasi

Bekerja keras dalam bidang kognitif dan penyelesaian tugas merupakan

salah satu karakteristik yang dimiliki individu dengan locus of control

internal. Selain itu, individu tersebut berusaha untuk memperoleh

penghargaan dengan cara mencapai nilai yang terbaik dan menunda rasa

puas.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

31

f. Penyesuaian diri

Pribadi yang aktif, mandiri merupakan salah satu kunci sukses dalam

penyesuaian diri. Individu yang berkeyakinan bahwa nasib merupakan hasil

kontrol diri menjadi indikator bahwa individu tersebut mempunyai

kemampuan yang baik dalam penyesuaian diri.

Rotter (1966, dalam Krueger, 2005) menyatakan bahwa individu yang

mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk mengontrol peristiwa dalam

hidupnya tampak seperti:

a. Lebih cepat belajar mengenali berbagai aspek dalam lingkungan sehingga

dapat membantu dirinya di masa depan.

b. Mengambil langkah-langkah tertentu untuk mengembangkan lingkungan.

c. Mempunyai penilaian yang besar terhadap kemampuan serta hasil yang

diperoleh.

Locus of control dinilai internal jika individu menunjukkan ciri-ciri

bertanggung jawab atas tindakannya, berkemauan keras mencapai suatu tujuan,

dan melihat dirinya pengendali penuh arah hidupnya sendiri (Reber&Reber,

2010).

Aji (2010) menjelaskan bahwa karakteristik individu yang mempunyai

locus of control internal antara lain:

a. Kontrol

Individu mempunyai keyakinan bahwa peristiwa hidupnya adalah hasil dari

faktor internal/ kontrol personal.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

32

b. Mandiri

Individu dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan atau hasil, percaya

dengan kemampuan dan ketrampilannya sendiri.

c. Tanggung jawab

Individu mempunyai kesediaan untuk menerima segala sesuatu sebagai

akibat dari sikap atau tingkah lakunya sendiri, serta berusaha memperbaiki

sikap atau tingkah lakunya agar mencapai hasil yang lebih baik lagi.

d. Ekspektansi

Individu mempunyai penilaian subjektif atau keyakinan bahwa konsekuensi

positif akan diperoleh pada situasi tertentu sebagai imbalan tingkah lakunya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

orang dengan locus of control internal adalah mandiri (berupa keyakinan atas

kemampuan yang dimiliki, selalu aktif, dan bekerja keras), kontrol diri (berupa

keyakinan bahwa peristiwa yang ada terjadi karena perbuatan atau sikapnya

sendiri), tanggung jawab (atas segala peristiwa baik itu kesuksesan maupun

kegagalan yang menimpa dirinya), dan ekspektasi (berupa persepsi mengenai

masa depan, harapan, termasuk pula orientasi sukses).

C. Konsep Diri

1. Pengertian konsep diri

Calhoun&Acocella (1995) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan

gambaran mengenai diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan, pengharapan

serta penilaian terhadap diri sendiri. Konsep diri adalah pandangan dan sikap

Page 52: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

33

individu mengenai dirinya sendiri (Pudjijogyanti, 1993). Pandangan diri terkait

dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri (Wanei, 2006).

Berzonsky (1981) mengemukakan bahwa konsep diri meliputi

keseluruhan konsep, asumsi, dan prinsip selama kehidupan dan menjadi suatu

pegangan bagi individu. Brooks (1971, dalam Sobur, 2003) menjelaskan bahwa

konsep diri didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap aspek fisik, aspek

sosial, dan aspek psikologis yang didasarkan dari pengalaman dan interaksi

dengan orang lain.

Dhillon&Kaur (2005) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan

keseluruhan persepsi individu mengenai fisik, sosial serta kompetensi

akademik yang dimiliki. Hamacheck (1987, dalam Hasan, 2006) berpendapat

bahwa konsep diri sebagai keseluruhan gambaran mengenai diri individu yang

didefinisikan berupa persepsi, kepercayaan, sikap, dan perasaan yang menjadi

bagian dari karakteristik individu.

Reber&Reber (2010) berpendapat bahwa konsep diri merupakan

konsep seseorang tentang dirinya sendiri dengan sebuah deskripsi yang

menyeluruh dan mendalam yang bisa diberikan seoptimal mungkin. Konsep

diri melibatkan kepercayaan, sikap, pengetahuan, serta pemikiran seseorang

tentang pribadinya (Meece, 1997). Konsep diri dapat menjadi suatu deskripsi

yang utuh apabila disertai dengan pengetahuan dan pemahaman mengenai

pribadi individu itu sendiri.

Berdasarkan definisi yang telah diberikan oleh beberapa ahli di atas,

dapat dijelaskan bahwa konsep diri merupakan suatu gambaran atau pandangan

Page 53: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

34

yang menyeluruh mengenai diri individu, termanifestasi dalam sebuah

kepercayaan, sikap, pikiran, maupun perasaan yang melekat dan menjadi

karakteristik bagi individu.

2. Aspek-aspek konsep diri

Konsep diri merupakan suatu gambaran diri yang kompleks yang

terbentuk oleh adanya interaksi dengan lingkungan dan konsep diri merupakan

sesuatu yang terukur.

Aspek-aspek konsep diri menurut Berzonsky (1981), antara lain :

a. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang

dimilikinya, seperti tubuh, pakaian, benda miliknya, dan sebagainya.

b. Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki individu

terhadap dirinya sendiri.

c. Aspek sosial, meliputi bagaimana peran sosial yang dimainkan oleh

individu dan sejauh mana penilaian terhadap kinerjanya.

d. Aspek moral meliputi nilai dan prinsip yang memberikan arti serta arah bagi

kehidupan sesungguhnya.

Konsep diri merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap aspek

pengalaman, pikiran, perasaan, persepsi, dan tingkah laku individu. Potret

mental ini menurut Fitts (1971, dalam Agustiani, 2009) mempunyai dua

dimensi pokok, yaitu sebagai berikut:

Page 54: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

35

a. Dimensi internal

Dimensi internal merupakan suatu kerangka acuan internal (internal frame

of reference) berupa penilaian yang dilakukan individu yakni penilaian yang

dilakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia dalam

dirinya.

b. Dimensi eksternal

Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui aktivitas sosial,

nilai yang dianut, serta hal lain diluar dirinya.

Calhoun&Acocella (1995) berpendapat bahwa konsep diri mempunyai

tiga dimensi, yaitu :

a. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh individu mengenai dirinya,

meliputi umur, jenis kelamin, penampilan, dan sebagainya.

b. Pengharapan bagi diri sendiri adalah berupa gagasan individu mengenai

akan menjadi apa dirinya di masa depan. Pengharapan ini sangat berbeda

untuk setiap individu, namun pengharapan tersebut dapat mendorong dan

memandu individu dalam menyongsong masa depan.

c. Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran terhadap keadaan diri

individu itu sendiri dibandingkan terhadap apa yang seharusnya terjadi pada

diri individu tersebut. Penilaian ini menentukan tingkat harga diri individu.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menggunakan aspek-aspek

yang dikemukakan oleh Berzonsky (1981) yaitu: 1) aspek fisik berupa

penilaian terhadap apa yang dimiliki, 2) aspek psikis berupa pikiran, perasaan,

dan sikap terhadap dirinya sendiri, 3) aspek sosial berupa peran sosial dan

Page 55: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

36

penilaian yang diberikan oleh masyarakat, 4) aspek moral berupa nilai dan

prinsip yang menjadi pedoman bagi individu. Aspek-aspek tersebut digunakan

karena lebih komprehensif dan sesuai dengan teori yang menjadi acuan dalam

penelitian ini.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Mead (1972 dalam Sobur, 2003) menjelaskan bahwa konsep diri

merupakan produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan

organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Fakta ini menandakan bahwa

adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri.

Rakhmat (2001) menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang

mempengaruhi konsep diri, antara lain:

a. Orang lain

Orang lain yang dimaksud adalah orang yang paling berpengaruh dalam

kehidupan individu (significant others). Ketika masih kecil, orang yang

sangat berpengaruh adalah orang tua, saudara, dan orang lain yang tinggal

satu atap bersama individu tersebut. Kaitannya dengan orang tua, pola asuh

orang tua terhadap anak mempunyai andil dalam proses pembentukan

konsep diri anak. Pola asuh yang dikembangkan orang tua dalam

perkembangannya akan mempengaruhi perilaku, pikiran, dan perasaan

individu.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

37

b. Kelompok rujukan (reference group)

Kelompok rujukan merupakan suatu kelompok yang secara emosional

mengikat individu dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri

individu. Individu mengarahkan perilaku dan dan menyesuaikan diri sesuai

dengan karakteristik kelompoknya.

Brooks (1971 dalam Sobur, 2003) menyebutkan ada empat faktor yang

mempengaruhi perkembangan konsep diri seseorang, yaitu :

a. Self Appraisal

Self appraisal merupakan suatu pandangan yang menjadikan diri seseorang

sebagai objek dalam komunikasi. Pandangan tersebut dapat diartikan pula

sebagai kesan individu terhadap dirinya sendiri.

b. Reaction and Response of Others

Konsep diri dipengaruhi oleh reaksi serta respon orang lain terhadap diri

individu. Evaluasi yang dilakukan oleh orang lain melalui proses interaksi,

pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan konsep diri individu.

c. Role Play-Role Taking

Aspek peran yang dimainkan oleh individu akan dapat mempengaruhi

konsep diri individu. Jika individu memainkan banyak peran dan dianggap

positif oleh orang lain, maka konsep diri individu akan positif.

d. Reference Group

Reference group merupakan kelompok di mana individu menjadi anggota di

dalamnya. Jika individu menganggap penting kelompok yang diikuti, maka

Page 57: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

38

segala bentuk penilaian dan reaksi yang diberikan oleh kelompok akan

menjadi kekuatan untuk menentukan konsep.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua

faktor utama yang mempengaruhi konsep diri yaitu faktor internal yang

meliputi self appraisal, role play-role taking dan faktor eksternal yang meliputi

orang lain (significant others), reaction and response of others, dan kelompok

rujukan (reference group).

4. Pembentukan konsep diri

Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan dari setiap individu.

Calhoun & Acocella (1995) berpendapat bahwa ketika lahir individu tidak

memiliki konsep diri, tidak mempunyai pengetahuan, pengharapan maupun

penilaian terhadap diri sendiri. Individu tidak sadar bahwa dirinya merupakan

bagian yang terpisah dari lingkungan.

Pudjijogyanti (1993) mengemukakan bahwa konsep diri bukan

merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari

dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu

lain. Umpan balik yang diberikan oleh lingkungan beserta orang-orang di

dalamnya kepada individu akan membentuk suatu konsep diri (Calhoun &

Acocella, 1995). Tanggapan yang muncul dalam suatu interaksi akan dijadikan

cermin bagi individu. Apabila individu memperoleh umpak balik yang positif,

maka akan mempunyai pandangan positif pula pada dirinya.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

39

Agustiani (2009) menjelaskan bahwa konsep diri berkembang dari

pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri

individu ditanamkan sejak dini dalam kehidupan anak dan menjadi dasar yang

mempengaruhi tingkah lakunya di masa depan. Sobur (2003) menyebutkan

bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang tentang sikap

orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, dirinya mulai belajar berpikir

dan merasakan seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain dalam

lingkungannya. Apabila seorang guru mengatakan secara terus menerus pada

seorang muridnya bahwa dirinya kurang mampu, maka anak akan mempunyai

konsep diri seperti yang dikatakan oleh gurunya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa konsep diri bukan

faktor yang dibawa sejak lahir. Konsep diri terbentuk secara bertahap dan

berkembang seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Terbentuknya

konsep diri merupakan hasil refleksi diri serta hasil cerminan dari berbagai

tanggapan yang diperoleh dari keluarga maupun lingkungan.

D. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Konsep Diri dengan

Kematangan Karir pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Hurlock (2004) menjelaskan bahwa tugas perkembangan pada masa

remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-

kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Havighurst

(1974, dalam Monks,dkk, 2006) berpendapat bahwa persiapan mandiri secara

Page 59: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

40

ekonomis, pemilihan dan latihan jabatan merupakan salah satu tugas

perkembangan yang harus dilalui selama masa remaja.

Pada masa remaja seorang anak membebaskan diri dari perlindungan

orang tua. Anak dalam usahanya untuk berdiri sendiri, mencoba membebaskan

dirinya dari pengaruh kekuasaan orang tua baik segi afektif maupun dalam segi

ekonomi seperti halnya remaja yang bekerja. Dalam masa remaja ini pula minat

yang dibawa dari kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang

lebih matang (Monks,dkk, 2006).

Hurlock (2004) berpendapat bahwa minat yang pada awal masa remaja

dianggap penting, seperti minat pada pakaian, serta penampilan, mulai beralih

pada minat karir. Pada masa remaja, minat kepada karir sering menjadi sumber

pikiran. Remaja akan membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai

dan pekerjaan yang dicita-citakan.

Menurut teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh Super (1984,

dalam Winkel, 1997) individu dengan umur 15-24 tahun masuk dalam fase kedua

yaitu fase eksplorasi (exploration) dimana pada tahap ini individu mulai

memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang

mengikat. Kaitannya dengan remaja, pada tahap ini remaja mulai mengidentifikasi

kesempatan serta jenis pekerjaan yang sesuai dengan diri remaja.

Monks, dkk (2006) menjelaskan bahwa pada anak-anak dan remaja, unsur

subjektif masih menguasai sehingga dalam membuat pilihan tidak terlalu realistik.

Pemilihan karir yang dibuat oleh seseorang erat kaitannya dengan kematangan

karir. Bagi remaja yang memiliki kematangan karir telah dapat melihat dan

Page 60: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

41

mempertimbangkan alternatif karir yang tersedia. Komandyahrini (2008)

menyebutkan bahwa kualitas pemilihan karir ditentukan oleh tingkat kematangan

karir seseorang. Keputusan yang tepat mengenai masa depan baik untuk

melanjutkan pendidikan maupun karir akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

tingkat kematangan karir.

Super (1977, dalam Coertse&Schepers, 2004) mendefinisikan kematangan

karir sebagai keberhasilan individu untuk menyelesaikan tugas perkembangan

karir yang khas bagi tiap tahap perkembangan tertentu. Yost&Corbishly (1987,

dalam Safitri, dkk, 2009) menjelaskan bahwa kematangan karir adalah

kemampuan seseorang untuk berhasil menyelesaikan tugas dalam proses

pengembangan karir serta kesiapan seseorang untuk membuat keputusan karir

yang sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Siswa dalam proses mencapai kematangan karir tidak lepas dari berbagai

kondisi yang dimungkinkan berpengaruh dalam proses mencapai kematangan

karir. Locus of control merupakan salah satu kondisi yang dimungkinkan

berpengaruh dalam kematangan karir. Naidoo (1998, dalam Kerka, 1998)

menjelaskan bahwa umur, ras, etnis, locus of control, status sosial ekonomi, work

salience, dan gender dimungkinkan mempengaruhi tingkat kematangan karir

seseorang.

Duffy&Atwater (2005, dalam Safitri, dkk 2009) memberikan definisi locus

of control sebagai sumber keyakinan yang dimiliki individu dalam mengendalikan

peristiwa yang terjadi dipersepsikan berasal dari dirinya sendiri ataupun dari luar

dirinya. Sedangkan locus of control internal ditunjukkan dengan adanya

Page 61: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

42

keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah hasil dari perilakunya

sendiri (Dillon&Kaur, 2005).

Coertse&Schepers (2004) menjelaskan bahwa siswa dengan locus of

control internal mempunyai gambaran yang lebih realistik dengan bakat serta

kemampuan berinteraksi dengan lingkungan. Pemahaman mengenai bakat yang

dimiliki serta kemampuan yang baik dalam berinteraksi dengan lingkungan

memungkinkan seorang siswa dalam mencapai kematangan karir. Pendapat ini

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Dillon dan Kaur (2005) yang

menyebutkan bahwa locus of control internal dan motivasi berprestasi secara

signifikan berhubungan dengan kematangan karir.

Kondisi lain yang dimungkinkan turut berpengaruh dalam kematangan

karir individu adalah konsep diri. Super (1967, dalam Santrock, 2003)

menjelaskan bahwa konsep diri memainkan peran utama dalam kematangan karir.

Konsep diri melibatkan kepercayaan, sikap, pengetahuan, serta pemikiran

seseorang tentang pribadinya (Meece, 1997). Konsep diri meliputi keseluruhan

konsep, asumsi, dan prinsip selama kehidupan dan menjadi suatu pegangan bagi

individu (Berzonsky, 1981).

Raskin (1985, dalam Santrock, 2003) menjelaskan bahwa remaja yang ikut

terlibat dalam proses pembentukan identitas lebih sanggup dalam mengartikulasi

pilihan karir dan menentukan langkah berikutnya untuk mencapai tujuan jangka

pendek maupun jangka panjang. Hasan (2006) dalam penelitiannya menjelaskan

bahwa kelompok dengan skor konsep diri tinggi menghasilkan skor yang tinggi

pula pada kematangan karirnya. Individu yang memelihara dan meningkatkan

Page 62: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

43

konsep diri akan lebih melibatkan diri dalam eksplorasi karir, mencari berbagai

informasi mengenai karir, dan mengembangkan tingkah laku yang tepat dalam

menghadapi karir.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat keterkaitan

antara locus of control internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada

remaja. Remaja dengan locus of control internal memiliki gambaran diri yang

realistik serta mudah dalam berinteraksi dengan lingkungan. Selanjutnya, remaja

dengan locus of control internal mempunyai kematangan karir tinggi. Sedangkan,

dengan konsep diri yang tinggi dapat lebih melibatkan diri dalam eksplorasi karir.

Sehingga remaja dengan konsep diri tinggi akan diikuti dengan kematangan karir

yang tinggi.

E. Hubungan antara Locus of Control Internal dengan Kematangan Karir

Dillon&Kaur (2005) menyebutkan bahwa locus of control merupakan

sebuah bagian dari kepribadian individu yang menjelaskan mengenai

pengelompokkan individu berdasarkan derajat kepercayaan individu untuk

mengontrol peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control dinilai

internal jika individu menunjukkan ciri-ciri bertanggung jawab atas tindakannya,

berkemauan keras mencapai suatu tujuan, dan melihat dirinya pengendali penuh

arah hidupnya sendiri (Reber&Reber, 2010).

Locus of control internal yang merupakan bagian dari kepribadian individu

mempengaruhi berbagai bidang dalam kehidupan. Dalam dunia karir, locus of

control internal menjadi salah satu penentu dalam kematangan karir individu.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

44

Patton (2001) menyebutkan bahwa sejumlah variabel kepribadian berkorelasi

dengan kematangan karir, khususnya yang berkaitan dengan konsep diri, efikasi

diri, kecenderungan atribusi, dan motivasi berprestasi. Individu dengan

kecenderungan atribusi sukses berdasarkan usaha diri sendiri ditunjukkan dengan

tingkat kematangan karir yang lebih tinggi.

King (1989) berpendapat bahwa perempuan yang mampu mengontrol

peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sendiri, dekat dengan keluarga dan

memperoleh berbagai kesempatan, merupakan hal-hal penting dalam kematangan

karir. Bagi pria, proses kematangan karir lebih kepada umur dan locus of control

internal. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun berbeda gender, namun

terdapat kesamaan antara keduanya yakni adanya locus of control internal (kontrol

diri terhadap peristiwa yang terjadi dalam hidup) yang turut serta dalam proses

kematangan karir.

Dillon dan Kaur (2005) menyebutkan pula bahwa locus of control internal

dan motivasi berprestasi secara signifikan berhubungan dengan kematangan karir.

Hasil dari penelitian tersebut diperkuat pula oleh Zulkaida, dkk (2007) dalam

penelitiannya mengenai “Pengaruh Locus of Control dan Efikasi Diri terhadap

Kematangan Karir” menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

locus of control internal dengan kematangan karir. Individu dengan locus of

control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka akan melakukan

usaha untuk mengenal diri, mencari tahu tentang pekerjaan, langkah-langkah

pendidikan, serta berusaha mengatasi masalah yang dialami.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

45

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan adanya hubungan antara locus of

control internal dengan kematangan karir. Individu dengan dominan locus of

control internal akan mempunyai kematangan karir yang tinggi.

F. Hubungangan antara Konsep Diri dengan Kematangan Karir

Reber&Reber (2010) berpendapat bahwa konsep diri merupakan konsep

seseorang tentang dirinya sendiri dengan sebuah deskripsi yang menyeluruh dan

mendalam yang bisa diberikan seoptimal mungkin. Konsep diri melibatkan

kepercayaan, sikap, pengetahuan, serta pemikiran seseorang tentang pribadinya.

Pudjijogyanti (1993) mengemukakan bahwa konsep diri bukan merupakan

faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk

dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Umpan balik

yang diberikan oleh lingkungan beserta orang-orang di dalamnya kepada individu

akan membentuk suatu konsep diri (Calhoun & Acocella, 1995). Konsep diri

sebagai faktor personal dapat mempengaruhi berbagai sisi kehidupan individu,

salah satunya adalah kematangan karir.

Patton (2001) menyebutkan bahwa sejumlah variabel kepribadian

berkorelasi dengan kematangan karir, khususnya yang berkaitan dengan konsep

diri, efikasi diri, kecenderungan atribusi, dan motivasi berprestasi. Dillon dan

Kaur (2005) dalam penelitiannya mengenai kematangan karir pada siswa sekolah,

menyebutkan bahwa kematangan karir secara signifikan positif berhubungan

dengan konsep diri dan motivasi berprestasi.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

46

Gambar 1. Kerangka Pikir

Hasil penelitian Hasan (2006) mengenai “Kematangan Karir Remaja India

Ditinjau Dari Konsep Diri, Aspirasi Vokasional, dan Gender” menjelaskan bahwa

kelompok dengan skor konsep diri tinggi menghasilkan skor yang tinggi pula

pada kematangan karirnya. Individu yang memelihara dan meningkatkan konsep

diri akan lebih melibatkan diri dalam eksplorasi karir, mencari berbagai informasi

mengenai karir, dan mengembangkan tingkah laku yang tepat dalam menghadapi

karir.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan

antara konsep diri dan kematangan karir. Individu dengan konsep diri yang tinggi

akan mempunyai kematangan karir yang tinggi pula.

G. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa locus

of control internal dan konsep diri, masing-masing mempunyai hubungan

dengan kematangan karir pada seorang remaja. Hubungan yang terjadi adalah

hubungan positif, yaitu apabila remaja memiliki locus of control internal dan

1

Locus of control internal

Konsep diri

2

3

Kematangan karir

Page 66: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

47

mengembangkan konsep diri yang baik, maka akan dapat mencapai

kematangan karir. Sebaliknya, apabila remaja tidak memiliki locus of control

internal dan kurang mengembangkan konsep diri, maka akan menghambat

remaja dalam mencapai kematangan karir.

H. Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah diuraikan tersebut, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif antara locus of control internal dan konsep diri

dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK N 2 Surakarta.

2. Ada hubungan positif antara locus of control internal dengan kematangan

karir pada siswa kelas XI SMK N 2 Surakarta.

3. Ada hubungan positif antara konsep diri dengan kematangan karir pada

siswa kelas XI SMK N 2 Surakarta.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konstruk yang bervariasi atau yang dapat memiliki

bermacam nilai tertentu. Variabel merupakan suatu simbol yang padanya

diberikan nilai atau bilangan (Latipun, 2002). Variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel kriterium : Kematangan karir

2. Variabel prediktor : a. Locus of control internal

b. Konsep diri

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Maksud definisi operasional yaitu suatu definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik variabel tersebut (Azwar, 2009). Variabel

dalam penelitian ini adalah:

1. Kematangan karir

Kematangan karir merupakan keberhasilan individu dalam mencapai

tugas dalam setiap tahap perkembangan karir. Kematangan karir disertai pula

dengan kemampuan individu dalam melakukan identifikasi berbagai

kesempatan pekerjaan serta dapat membuat keputusan mengenai pilihan

pekerjaan.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

49

Kematangan karir dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala

kematangan karir yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan

oleh Super (1974, dalam Alvarez, 2008) yaitu aspek perencanaan karir (career

planfulness), eksplorasi karir (career exploration), informasi (information), dan

pengambilan keputusan (decision making). Seberapa tinggi kematangan karir

akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh subjek melalui alat ukur skala

Likert. Semakin tinggi skor skala kematangan karir yang ditunjukkan oleh

subjek, menunjukkan semakin tinggi kematangan karir subjek, dan begitu pula

sebaliknya.

2. Locus of control internal

Locus of control internal merupakan hasil evaluasi diri yang positif

terhadap peristiwa yang telah terjadi sepanjang perjalanan hidup. Evaluasi

positif terhadap diri membentuk keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi

merupakan hasil kontrol diri.

Locus of control internal dalam penelitian ini diungkap menggunakan

skala locus of control internal yang disusun berdasarkan dimensi yang

dikemukakan oleh Levenson (1981, dalam Legerski, 2006) yaitu dimensi

internal (I), eksternal powerful others (P), dan exsternal chance (C). Seberapa

tinggi locus of control internal akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh

subjek melalui alat ukur skala Likert. Semakin tinggi skor skala locus of

control internal yang ditunjukkan oleh subjek, menunjukkan semakin tinggi

locus of control internal subjek, dan begitu pula sebaliknya.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

50

3. Konsep diri

Konsep diri merupakan suatu gambaran atau pandangan yang

menyeluruh mengenai diri individu yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman

serta penilaian yang termanifestasi dalam sebuah kepercayaan, sikap, pikiran,

maupun perasaan yang melekat dan menjadi karakteristik bagi individu.

Konsep diri dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala konsep

diri yang disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Berzonsky

(1981), yaitu aspek fisik, psikis, sosial, dan moral. Seberapa tinggi konsep diri

akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh subjek melalui alat ukur skala

Likert. Semakin tinggi skor skala konsep diri yang ditunjukkan oleh subjek,

menunjukkan semakin positif konsep diri subjek, dan begitu pula sebaliknya.

C. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang

memiliki beberapa karakteristik yang sama. Karakteristik yang dimaksud dapat

berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, dan

seterusnya (Latipun, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas

XI SMK Negeri 2 Surakarta.

Sampel adalah sebagian dari populasi dan representatif dari populasinya

(Latipun, 2002). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster

sampel yaitu sampel yang sudah dikelompokkan, yang dimaksud sebagai

kelompok dalam penelitian ini adalah kelas. Penelitian ini menggunakan dua kelas

sebagai try out, dan tiga kelas sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel dari

Page 70: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

51

populasi ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu dengan

melakukan randomisasi terhadap kelas, bukan terhadap subjek secara individual,

serta memberikan peluang yang sama pada setiap kelas untuk dijadikan sampel

penelitian. Pada pengambilan sampel ini, peneliti mengambil sampel melalui cara

undian. Cara undian dilakukan dengan jalan membuat gulungan kertas yang berisi

seluruh kelas XI, kemudian mengambil sebanyak sampel yang dibutuhkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Suryabrata (2006) berpendapat bahwa kualitas data ditentukan oleh

kualitas alat pengambilan data atau alat pengukurnya, yaitu:

1. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data yaitu data yang diperoleh atau

dikumpulkan dari sumber pertama. Data penelitian ini diperoleh langsung dari

siswa SMK Negeri 2 Surakarta yang menjadi sampel penelitian. Data tersebut

berupa respons atau tanggapan atas pernyataan yang diajukan peneliti dalam

skala penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data. Azwar (2009) menjelaskan bahwa metode pengumpulan

data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta

mengenai variabel yang diteliti. Data dalam penelitian ini diperoleh dari alat

pengumpulan data berupa skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini

Page 71: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

52

meliputi skala kematangan karir, skala locus of control internal, dan skala

konsep diri.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dengan berpedoman

pada skala model Likert, dengan menghilangkan pilihan ragu-ragu sehingga

subjek akan memilih ke arah jawaban yang pasti ke arah yang sesuai atau tidak

sesuai dengan diri subjek. Penyusunan aitem dalam skala ini dikelompokkan

menjadi aitem favourable dan aitem unfavourable yag dibuat dalam empat

alternatif jawaban. Cara penyekorannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.

Penilaian Pernyataan Favourable dan Unfavourable

Kategori Jawaban Penilaian Aitem

Favourable (F) Unfavourable (UF)

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

a) Skala kematangan karir

Kematangan karir dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala

kematangan karir yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek yang

dikemukakan Super (1974, dalam Alvarez, 2008), yaitu aspek perencanaan

karir, eksplorasi karir, informasi, dan pengambilan keputusan. Jumlah aitem

total skala kematangan karir ini sebanyak 54 aitem yang terdiri dari 27 aitem

favourable dan 27 aitem unfavouorable.

Skala kematangan karir ini merupakan skala model Likert, terdiri

atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban,

yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak

Page 72: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

53

sesuai (STS). Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 (sangat

sesuai), 3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai), sedangkan

penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2

(sesuai), 3 (tidak sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Semakin tinggi skor yang

diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula kematangan karir subjek

tersebut dan sebaliknya.

Tabel 2.

Blue print Skala Kematangan Karir

b) Skala locus of control internal

Locus of control internal dalam penelitian ini diungkap

menggunakan skala locus of control internal yang dimodifikasi oleh peneliti

No. Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

(Persen) F UF

1. Perencanaan

karir

1.1 Mampu belajar 1, 2, 3 4, 5, 6

12

22,22 % 1.2 Mampu

mengantisipasi

masa depan

7, 8, 9 10, 11, 12

2. Eksplorasi

karir

2.1 Berkonsultasi

dengan orang

lain

13, 14, 15

16, 17, 18

12

22,22 %

2.2 Pencarian karir 19, 20, 21 22, 23, 24

3. Informasi 3.1 Persyaratan

pendidikan

25, 26, 27 28, 29, 30

18

33,34 % 3.2 Tuntutan kerja 31, 32, 33 34, 35, 36

3.3 Kondisi dunia

kerja

37, 38, 39

40, 41, 42

4. Pengambilan

keputusan

4.1 Pemilihan karir

sesuai prinsip

43, 44, 45 46, 47, 48

12

22,22 % 4.2 Penyesuaian

dengan

kemampuan

diri

49, 50, 51

52, 53, 54

Jumlah

(Persen)

27

50%

27

50%

54

100 %

Page 73: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

54

dari skala yang telah disusun oleh Yustian (2009) berdasarkan dimensi yang

dikemukakan oleh Levenson (dalam Legerski, 2006) yaitu dimensi internal

(I), eksternal powerful others (P), dan exsternal chance (C). Jumlah aitem

total skala locus of control internal ini sebanyak 60 aitem. Aitem eksternal

merupakan aitem unfavourable, karena skala ini bertujuan untuk mengukur

tingkat dominan locus of control internal. Skala locus of control internal ini

terdiri dari 30 aitem untuk faktor internal dan 30 aitem untuk faktor

eksternal. Hal ini dilakukakan agar jumlah aitem internal dan eksternal

menjadi seimbang.

Skala locus of control internal ini memiliki koefisien yang bergerak

berkisar -0,208 sampai dengan 0,695 dengan p < 0,05 dan memiliki

koefisien reliabilitas sebesar 0,853. Skala locus of control internal ini

dimodifikasi oleh peneliti dengan memperbaiki tata bahasa ataupun makna

aitem-aitem, serta dengan menambah jumlah aitem skala pada penelitian

sebelumnya. Perbaikan aitem juga dimaksudkan agar sesuai dengan kondisi

subjek penelitian. Skala locus of control internal ini merupakan skala model

Likert, terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat

pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan

sangat tidak sesuai (STS). Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4

(sangat sesuai), 3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai),

sedangkan penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 (sangat

sesuai), 2 (sesuai), 3 (tidak sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Semakin tinggi

Page 74: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

55

skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula locus of control

internal subjek tersebut dan sebaliknya.

Tabel 3.

Blueprint skala locus of control internal

No. Dimensi Indikator

Perilaku

Nomor Aitem

Jumlah

(Persen)

1. Internal

(I)

1.1 Yakin kemampuan

diri

2, 12, 14, 16, 20,

22, 28, 44, 48, 60

30

50%

1.2 Mampu mengambil

keputusan

4, 8, 18, 24, 30,

36, 40, 52. 56, 58

1.3 Yakin

keberhasilan/kegagal

an berdasarkan

usaha.

6, 20, 26, 32, 34,

38, 42, 46, 50, 54

2. Eksternal

powerful

others (P)

2.1 Nasib tergantung

orang yang berkuasa

3, 13, 17, 21, 23,

29, 35, 47, 51 15

25% 2.2 Tidak yakin

kemampuan diri

9, 25, 39, 43, 55,

59

3. Exsternal

chance

(C)

3.1 Yakin peristiwa

terjadi karena

keberuntungan.

7, 11, 15, 37, 49

15

25% 3.2 Tidak mampu

mengambil

keputusan

19, 33, 53, 57

3.3 Pasrah pada nasib 1, 5, 27, 31, 41, 45

Jumlah

(Persen)

60

100 %

c) Skala konsep diri

Konsep diri dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala

konsep diri yang dimodifikasi oleh peneliti dari skala yang telah disusun

oleh Hartiyani (2011) berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Berzonsky

(1981), yaitu aspek fisik, psikis, sosial, dan moral. Jumlah aitem total skala

konsep diri ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem favourable dan

30 aitem unfavaorable.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

56

Skala konsep diri ini memiliki koefisien validitas yang bergerak

berkisar dari 0,260 sampai dengan 0,803 dengan p < 0,05 dan memiliki

koefisien reliabilitas sebesar 0,824. Skala konsep diri ini dimodifikasi oleh

peneliti dengan memperbaiki tata bahasa ataupun makna aitem-aitem, serta

dengan menambah jumlah aitem skala pada penelitian sebelumnya.

Perbaikan aitem juga dimaksudkan agar sesuai dengan kondisi subjek

penelitian.Skala konsep diri ini merupakan skala model Likert, terdiri atas

pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu

sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai

(STS). Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 (sangat sesuai), 3

(sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai), sedangkan penilaian aitem

unfavourable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2 (sesuai), 3 (tidak

sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek,

maka semakin positif pula konsep diri subjek tersebut dan sebaliknya.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

57

Tabel 4.

Blue print skala konsep diri

No. Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

(Persen) F UF

1. Fisik 1.1 Percaya dirinya

menarik

1, 2, 3 4, 5

15

25%

1.2 Mampu bicara

dengan baik

6, 7, 8

9, 10

1.3 Yakin dengan

keadaan tubuhnya

yang menarik

11, 12, 13 14, 15

2. Psikis 2.1 Yakin dengan

kemampuan diri

16, 17 18, 19, 20

15

25%

2.2 Percaya dirinya

berarti bagi orang

lain

21, 22

23, 24, 25

2.3 Memiliki

keinginan meraih

cita-cita

26, 27 28, 29, 30

3. Sosial 3.1 Mampu

menyesuaikan diri

dengan

lingkungan

31, 32, 33

34, 35

15

25% 3.2 Mampu menjalin

interaksi dengan

orang lain

36, 37, 38 39, 40

3.3 Mampu bekerja

sama

41, 42, 43 44. 45

4. Moral 4.1 Mampu bersikap

sesuai norma

46, 47 48, 49, 50

15

25%

4.2 Mampu bersikap

jujur

51, 52

53, 54, 55

4.3 Mampu

mengambil

keputusan

56, 57 58, 59, 60

Jumlah

(Persen)

30

50%

30

50% 100%

Page 77: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

58

E. Metode Analisis Data

Kepercayaan dapat diberikan pada kesimpulan penelitian tergantung antara

lain pada akurasi dan kecermatan data yang diperoleh. Akurasi dan kecermatan

data hasil pengukuran tergantung pada validitas dan reliabilitas alat ukurnya

(Azwar, 2009). Oleh karena itu, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Uji validitas instrumen penelitian

Validitas instrumen didefinisikan sejauh mana instrumen dapat

merekam atau mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam atau diukur.

Uji validitas dalam penelitian ini didasarkan pada validitas isi, yakni validitas

yang ditegakkan dengan cara menelaah dan merevisi butir pernyataan,

berdasarkan pendapat professional (professional judgement), yaitu

pembimbing (Suryabrata, 2006).

Suryabrata (2006) berpendapat bahwa menegakkan validitas instrumen

pengumpulan data harus dilaksanakan dalam penelitian karena kualitas

instrumen ini akan sangat menentukan validitas internal yang diteliti. Validitas

internal dapat dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian

instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Instrumen dikatakan memiliki

validitas internal apabila mendukung tujuan instrumen secara keseluruhan,

yaitu mengungkap data dari variabel (Arikunto, 2006).

Uji validitas internal dalam penelitian ini menggunakan teknik

Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai korelasi Product Moment

Pearson, yaitu dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem

Page 78: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

59

dengan skor total (Priyatno, 2008). Pengujian validitas internal menggunakan

uji dua ekor dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai

berikut:

a. Jika r hitung r tabel (uji 2 ekor dengan signifikansi 0,05), maka aitem

tersebut berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Jika r hitung r tabel (uji 2 ekor dengan signifikansi 0,05), maka aitem

tersebut tidak berkorelsi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak

valid).

Guna mempermudah perhitungan, digunakan program Statistical

Product and Sevice Solution (SPSS) versi 16.

2. Uji reliabilitas instrumen penelitian

Azwar (2009) menjelaskan bahwa reliabel mengacu kepada konsistensi

atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan

pengukuran. Instrumen dikatakan reliabel jika terdapat konsistensi hasil

pengukuran yang digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam

waktu berlainan atau jika instrumen digunakan oleh orang atau kelompok

orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan

(Suryabrata, 2006).

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada

dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas

mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien

yang semakin rendah mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya

Page 79: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

60

(Azwar, 2009). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

menggunakan formula Alpha Cronbach. Guna mempermudah perhitungan

digunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.

3. Uji hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu untuk

mengetahui hubungan antara locus of control internal dan konsep diri dengan

kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta dalam

penelitian ini adalah analisis regresi berganda, dengan alasan penelitian ini

terdiri dari dua variabel bebas yaitu locus of control internal dan konsep diri,

serta satu variabel tergantung yaitu kematangan karir.

Analisis regresi berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu

dependent variable dengan dua atau lebih independent variable (Arikunto,

2006). Teknik analisis mempunyai beberapa uji persyaratan antara lain:

a) Uji Asumsi Dasar

1) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode

parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, sehingga hasil

penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi (Priyatno, 2008).

2) Uji linieritas

Uji asumsi linieritas garis regresi berkaitan dengan suatu pembuktian

model garis linier yang ditetapkan telah sesuai dengan keadaan atau

Page 80: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

61

tidak. Pengujian ini perlu dilakukan agar hasil analisis yang diperoleh

dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan pengambilan beberapa

kesimpulan penelitian yang diperlukan (Sudarmanto, 2005).

b) Uji Asumsi Klasik

1) Uji multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2009).

2) Uji heteroskedastisitas

Ghozali (2009) menjelaskan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3) Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2009).

Guna mempermudah perhitungan digunakan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 16.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara locus of control internal dan

konsep diri dengan kematangan karir pada siswa dilakukan di SMK Negeri 2

Surakarta. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan survei

awal untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan subjek.

SMK Negeri 2 Surakarta berdiri pada tanggal 1 Juli 1952 dengan Surat

Keputusan Menteri Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

3095/B tanggal 22 Juli 1952 dengan nomor statistik sekolah (NSS)

321036105001. Bapak Ir. Frederik Camalius Lovis Olden bertindak sebagai

kepala sekolah pertama yang memimpin sekolah ini. SMK Negeri 2 Surakarta

terletak di Jalan JL. Adisucipto 33 Manahan Surakarta. SMK Negeri 2

Surakarta memiliki akreditasi A (amat baik). SMK Negeri 2 Surakarta

menggunakan Manajemen ISO 9001 : 2008.

SMK Negeri 2 Surakarta dibangun di atas tanah dengan luas kurang

lebih 23.150 m2. Fasilitas gedung atau ruang yang dimiliki yaitu ruang kepala

sekolah, ruang guru, ruang pelayanan administrasi, 28 ruang

pramuka/koperasi/UKS/dll, ruang ibadah, ruang perpustakaan multimedia,

ruang bersama, 2 ruang kantin, 13 ruang toilet, ruang gudang, 41 ruang kelas,

ruang lab. fisika/ kimia/ biologi, 7 ruang praktek komputer, ruang lab

Page 82: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

63

multimedia, 2 ruang praktek teknik konstruksi kayu, ruang praktek teknik

konstruksi batu dan beton, ruang praktek teknik gambar bangunan, 3 ruang

praktek teknik instalasi tenaga listrik, 6 ruang praktek teknik pemesinan, ruang

praktek teknik gambar mesin, 4 ruang praktek teknik kendaraan ringan, 3 ruang

praktek teknik audio video.

SMK Negeri 2 Surakarta mempunyai 209 guru yang terdiri dari 186

guru negeri dan 23 guru tidak tetap. Mayoritas guru yang mengajar di SMK

Negeri 2 Surakarta adalah lulusan S1 yaitu sebesar 167 untuk guru negeri dan

22 untuk guru tidak tetap. Sisanya adalah lulusan S2 yaitu sebesar 19 guru

negeri dan 1 guru tidak tetap.

Sebagai salah satu institusi pemerintah yang menyiapkan siswa lulusan

yang mampu bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan pekerjaan

yang ada di dunia kerja, SMK Negeri 2 Surakarta mempunyai suatu pusat

pengembangan karir bagi siswa. Career Center merupakan suatu program yang

diselenggarakan oleh sekolah sebagai upaya dalam membantu siswa dalam

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, serta ketrampilan yang dibutuhkan

di pasar kerja.

Career Center membawahi unit-unit produksi dan unit-unit produksi ini

merupakan suatu unit pelaksana yang dikelola oleh masing-masing program

kejuruan. Dalam pelaksanaan unit produksi ini, siswa diikutsertakan dalam

proses produksi dengan tetap mendapatkan pengawasan dan bimbingan dari

guru pengampu di setiap program kejuruan. Unit produksi ini dilaksanakan

diluar kegiatan belajar mengajar sehingga tidak mengganggu jam belajar siswa.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

64

Daftar keterserapan siswa lulusan SMK Negeri 2 Surakarta selama 3

tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 5.

Daftar Keterserapan Siswa SMK Negeri 2 Surakarta

Tahun

Pelajaran

Jumlah

lulusan

Bekerja Usaha Melanjutkan

ke PT

Proses Total

2007/2008 472 357 5 98 12 472

2008/2009 532 402 6 109 15 532

2009/2010 588 434 8 127 19 588

Jumlah siswa SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah

sebagai berikut:

Tabel 6.

Jumlah Siswa SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas Jumlah Siswa

X 784

XI 638

XII 702

Total 2124

Visi dari SMK Negeri 2 Surakarta adalah mewujudkan SMK Negeri 2

Surakarta sebagai pencetak sumber daya manusia profesional dalam bidang

teknologi dan industri yang mampu menghadapi era global.

Sedangkan misi dari SMK Negeri 2 Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu

mengembangkan diri.

2. Menyiapkan tenaga trampil yang mampu bersaing di lapangan kerja.

3. Menyiapkan wirausahawan yang tangguh dalam bidang Teknologi dan

Industri.

4. Menyiapkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang mandiri

Page 84: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

65

SMK Negeri 2 Surakarta dipilih sebagai lokasi penelitian dengan

pertimbangan sebagai berikut :

a. Penelitian mengenai ”Hubungan Antara Locus of Control Internal dan

Konsep Diri dengan Kematangan Karir” belum pernah dilakukan di

sekolah tersebut.

b. Penelitian mengenai kematangan karir sesuai dengan orientasi mayoritas

lulusan SMK yaitu memulai karir setelah lulus sekolah.

c. Adanya ijin yang diperoleh untuk mengadakan penelitian di sekolah

tersebut.

2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian berjalan lancar dan

terarah. Hal-hal yang dipersiapkan adalah berkaitan dengan perijinan dan

penyusunan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian.

a. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan

yang diajukan pada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian.

Permohonan ijin tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1) Peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada

kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Surakarta, cq SMK

Negeri 2 Surakarta dengan nomor 820/UN27.06.7.1/TU/2011.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

66

2) Peneliti meminta surat rekomendasi dari Kepala Kantor Kesbangpol dan

Linmas Kota Surakarta dengan nomor 070/26/V/2011 serta surat

rekomendasi dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Surakarta dengan nomor 59/PEN/V/2011. Surat rekomendasi digunakan

untuk memperoleh ijin penelitian dari Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kota Surakarta.

3) Surat rekomendasi dari Kepala Kantor Kesbangpol dan Linmas Kota

Surakarta serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Surakarta digunakan oleh peneliti untuk meminta surat ijin penelitian dari

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dengan nomor

070/2211/Set/2011.

4) Surat ijin penelitian dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota

Surakarta kemudian digunakan oleh peneliti untuk meminta ijin

penelitian pada pihak SMK Negeri 2 Surakarta. Setelah peneliti

memperoleh ijin dan berkoordinasi dengan pihak sekolah, peneliti dapat

melaksanakan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh

pihak sekolah.

b. Persiapan Alat Ukur

Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologi, yaitu skala

kematangan karir, skala locus of control internal dan skala konsep diri.

1) Skala Kematangan Karir

Kematangan karir dalam penelitian ini diungkap menggunakan

skala kematangan karir yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan

Page 86: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

67

aspek yang dikemukakan Super (1974, dalam Alvarez, 2008), yaitu aspek

perencanaan karir, eksplorasi karir, informasi, dan pengambilan

keputusan. Jumlah aitem total skala kematangan karir ini sebanyak 54

aitem yang terdiri dari 27 aitem favourable dan 27 aitem unfavaorable.

Skala kematangan karir ini merupakan skala model Likert, terdiri

atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban,

yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak

sesuai (STS). Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 (sangat

sesuai), 3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai), sedangkan

penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2

(sesuai), 3 (tidak sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Semakin tinggi skor

yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula kematangan karir

subjek tersebut dan sebaliknya.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

68

Tabel 7.

Distribusi Skala Kematangan Karir

2) Skala Locus of Control Internal

Locus of control internal dalam penelitian ini diungkap

menggunakan skala locus of control internal yang dimodifikasi oleh

peneliti dari skala yang telah disusun oleh Yustian (2009) berdasarkan

dimensi yang dikemukakan oleh Levenson (dalam Legerski, 2006) yaitu

dimensi internal (I), eksternal powerful others (P), dan exsternal chance

(C). Jumlah aitem total skala locus of control internal ini sebanyak 60

aitem. Aitem eksternal merupakan aitem unfavourable, karena skala ini

bertujuan untuk mengukur tingkat dominan locus of control internal.

No. Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

(Persen) F UF

1. Perencanaan

karir

1.3 Mampu belajar 1, 2, 3 4, 5, 6

12

22,22 % 1.4 Mampu

mengantisipasi

masa depan

7, 8, 9 10, 11, 12

2. Eksplorasi

karir

2.3 Berkonsultasi

dengan orang

lain

13, 14, 15

16, 17, 18

12

22,22 %

2.4 Pencarian karir 19, 20, 21 22, 23, 24

3. Informasi 3.4 Persyaratan

pendidikan

25, 26, 27 28, 29, 30

18

33,34 % 3.5 Tuntutan kerja 31, 32, 33 34, 35, 36

3.6 Kondisi dunia

kerja

37, 38, 39

40, 41, 42

4. Pengambilan

keputusan

4.3 Pemilihan

karir sesuai

prinsip

43, 44, 45 46, 47, 48

12

22,22 % 4.4 Penyesuaian

dengan

kemampuan

diri

49, 50, 51

52, 53, 54

Jumlah

(Persen)

27

50%

27

50%

54

100%

Page 88: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

69

Skala locus of control internal ini terdiri dari 30 aitem untuk faktor

internal dan 30 aitem untuk faktor eksternal. Hal ini dilakukakan agar

jumlah aitem internal dan eksternal menjadi seimbang.

Skala locus of control internal ini merupakan skala model Likert,

terdiri atas pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan

jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan

sangat tidak sesuai (STS). Penilaian aitem favourable bergerak dari skor

4 (sangat sesuai), 3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai),

sedangkan penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 (sangat

sesuai), 2 (sesuai), 3 (tidak sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Semakin

tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula locus of

control internal subjek tersebut dan sebaliknya.

Tabel 8.

Distribusi Skala Locus of Control Internal

No. Dimensi Indikator

Perilaku

Nomor Aitem

Jumlah

(Persen)

1. Internal (I) 1.4 Yakin kemampuan diri 2, 12, 14, 16, 20, 22,

28, 44, 48, 60

30

50%

1.5 Mampu mengambil

keputusan

4, 8, 18, 24, 30, 36,

40, 52. 56, 58

1.6 Yakin

keberhasilan/kegagalan

berdasarkan usaha.

6, 20, 26, 32, 34, 38,

42, 46, 50, 54

2. Eksternal

powerful

others (P)

2.3 Nasib tergantung orang

yang berkuasa

3, 13, 17, 21, 23, 29,

35, 47, 51 15

25% 2.4 Tidak yakin

kemampuan diri

9, 25, 39, 43, 55, 59

3. Exsternal

chance (C)

3.4 Yakin peristiwa terjadi

karena keberuntungan.

7, 11, 15, 37, 49

15

25% 3.5 Tidak mampu

mengambil keputusan

19, 33, 53, 57

3.6 Pasrah pada nasib 1, 5, 27, 31, 41, 45

Jumlah

(Persen)

60

100%

Page 89: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

70

3) Skala Konsep Diri

Konsep diri dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala

konsep diri yang dimodifikasi oleh peneliti dari skala yang telah disusun

oleh Hartiyani (2011) berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh

Berzonsky (1981), yaitu aspek fisik, psikis, sosial, dan moral. Jumlah

aitem total skala konsep diri ini sebanyak 60 aitem yang terdiri dari 30

aitem favourable dan 30 aitem unfavaorable.

Skala konsep diri ini merupakan skala model Likert, terdiri atas

pernyataan-pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban,

yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak

sesuai (STS). Penilaian aitem favourable bergerak dari skor 4 (sangat

sesuai), 3 (sesuai), 2 (tidak sesuai), 1 (sangat tidak sesuai), sedangkan

penilaian aitem unfavourable bergerak dari skor 1 (sangat sesuai), 2

(sesuai), 3 (tidak sesuai), 4 (sangat tidak sesuai). Semakin tinggi skor

yang diperoleh subjek, maka semakin positif pula konsep diri subjek

tersebut dan sebaliknya.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

71

Tabel 9.

Distribusi Skala Konsep Diri

3. Pelaksanaan Uji Coba

Sebelum skala penelitian digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

untuk mengetahui indeks daya beda aitem-aitem dari tiap-tiap skala dan

reliabilitas skala tersebut. Menurut Azwar (2009), uji coba terhadap aitem skala

psikologi bertujuan untuk mengetahui apakah kalimat dalam aitem mudah dan

dapat dipahami oleh responden sebagaimana yang diinginkan oleh penulis

No. Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

(Persen) F UF

1. Fisik 1.4 Percaya dirinya

menarik

1, 2, 3 4, 5

15

25%

1.5 Mampu bicara

dengan baik

6, 7, 8

9, 10

1.6 Yakin dengan

keadaan tubuhnya

yang menarik

11, 12, 13 14, 15

2. Psikis 2.4 Yakin dengan

kemampuan diri

16, 17 18, 19, 20

15

25%

2.5 Percaya dirinya

berarti bagi orang

lain

21, 22

23, 24, 25

2.6 Memiliki keinginan

meraih cita-cita

26, 27 28, 29, 30

3. Sosial 3.4 Mampu

menyesuaikan diri

dengan lingkungan

31, 32, 33

34, 35

15

25%

3.5 Mampu menjalin

interaksi dengan

orang lain

36, 37, 38 39, 40

3.6 Mampu bekerja

sama

41, 42, 43 44. 45

4. Moral 4.4 Mampu bersikap

sesuai norma

46, 47 48, 49, 50

15

25%

4.5 Mampu bersikap

jujur

51, 52

53, 54, 55

4.6 Mampu mengambil

keputusan

56, 57 58, 59, 60

Jumlah

(Persen)

30

50%

30

50% 100%

Page 91: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

72

aitem, dan sebagai salah satu cara praktis untuk memperoleh data dari

responden yang akan digunakan untuk penskalaan atau untuk evaluasi kualitas

aitem secara statistik.

Uji coba dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 Juni 2011 pada siswa

kelas XI TKK dan XI RPL. Jumlah siswa dari kedua kelas tersebut adalah 57

siswa sedangkan jumlah siswa yang hadir untuk mengikuti uji coba adalah 52

siswa, dengan perincian kelas XI TKK berjumlah 21 siswa dan kelas XI RPL

berjumlah 31 siswa. Dari 52 eksemplar yang dibagikan, semua terkumpul dan

memenuhi syarat untuk dilakukan skoring serta dianalisis validitas dan

reliabilitasnya.

4. Analisis Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala

Setelah dilakukan pemberian skor pada hasil pengisian skala,

selanjutnya dilakukan seleksi aitem skala psikologi untuk mendapatkan aitem

valid dari masing-masing skala yang akan dipergunakan dalam proses analisis

data. Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan dan dianalisis untuk

mengetahui indeks daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur. Uji validitas

internal dalam penelitian ini menggunakan teknik Bivariate Pearson atau

sering disebut sebagai korelasi Product Moment Pearson, yaitu dengan cara

mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total. Pengujian

validitas internal menggunakan uji dua ekor dengan taraf signifikansi 0,05.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Page 92: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

73

c. Jika r hitung r tabel (uji 2 ekor dengan signifikansi 0,05) maka aitem

tersebut berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

d. Jika r hitung r tabel (uji 2 ekor dengan signifikansi 0,05) maka aitem

tersebut tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak

valid).

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat kestabilan hasil suatu

pengukuran. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya

berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya

koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0, berarti semakin rendah

reliabilitasnya (Azwar, 2009). Penelitian ini menggunakan batasan reliabilitas

menurut Ghozali (2009) bahwa suatu variabel dinyatakan reliabel jika

mempunyai nilai Cronbach’s Alpha 0,60.

a. Skala Kematangan Karir

Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem

dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.

Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 52 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,273.

Hasil uji validitas skala kematangan karir dapat diketahui bahwa dari 54

aitem, terdapat 10 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 2, 10, 31, 34,

35, 39, 43, 44, 47, dan 52. Adapun aitem yang dinyatakan valid sebanyak 44

aitem dengan indeks daya beda berkisar antara 0,280 sampai dengan 0,655

yaitu aitem 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 45, 46, 48, 49,

Page 93: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

74

50, 51, 53, dan 54. Rincian distribusi aitem valid dan gugur skala

kematangan karir dapat dilihat pada tabel 9. Indeks daya beda masing-

masing aitem skala kematangan karir terlampir.

Tabel 10.

Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Kematangan Karir

Hasil uji reliabilitas skala kematangan karir menunjukkan koefisien

reliabilitas sebesar 0,916. Hal ini berarti bahwa koefisien reliabilitas skala

kematangan karir termasuk dalam kaegori sangat tinggi, sehingga skala

kematangan karir dianggap cukup handal untuk digunakan sebagai alat ukur

No. Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur

1. Perencanaan

karir

1.1 Mampu belajar 1, 3 2 4, 5, 6 - 5 1

1.2 Mampu

mengantisipasi

masa depan

7, 8, 9 - 11, 12 10 5 1

2. Eksplorasi

karir

2.1 Berkonsultasi

dengan orang

lain

13, 14,

15

-

16, 17,

18

- 6 -

2.2 Pencarian karir 19, 20,

21 -

22, 23,

24 - 6 -

3. Informasi 3.1 Persyaratan

pendidikan 25, 26,

27 -

28, 29,

30 - 6 -

3.2 Tuntutan kerja 32, 33 31 36 34, 35 3 3

3.3 Kondisi dunia

kerja 37, 38 39

40, 41,

42 - 5 1

4. Pengambilan

keputusan

4.1 Pemilihan karir

sesuai prinsip 45 43, 44,

46, 48

47 3 3

4.2 Penyesuaian

dengan

kemampuan

diri

49, 50,

51 -

53, 54

52 5 1

Jumlah

(Persen) 22 5 22 5 44 10

Page 94: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

75

suatu penelitian. Penghitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran.

b. Skala locus of control internal

Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem

dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.

Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 52 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,273.

Hasil uji validitas skala locus of control internal dapat diketahui bahwa dari

60 aitem, terdapat 20 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 2, 4, 7, 8,

14, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 29, 31, 35, 40, 42, 46, 48, 50, dan 58. Adapun

aitem yang dinyatakan valid sebanyak 40 aitem dengan indeks daya beda

berkisar antara 0,283 sampai dengan 0,672 yaitu aitem 1, 3, 5, 6, 9, 10, 11,

12, 13, 15, 16, 17, 19, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 41, 43,

44, 45, 47, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 59, dan 60. Rincian distribusi

aitem valid dan gugur skala locus of control internal dapat dilihat pada tabel

10. Indeks daya beda masing-masing aitem skala locus of control internal

terlampir.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

76

Tabel 11.

Distribusi Aitem Valid dan Gugur Locus of Control Internal

No. Dimensi Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Valid Gugur Valid Gugur

1. Internal

(I)

1.1 Yakin

kemampuan

diri

12, 16,

28, 44,

60

2, 14, 20,

22, 48 5 5

1.2 Mampu

mengambil

keputusan

30, 36,

52, 56

4, 8, 18,

24, 40,

58

4 6

1.3 Yakin

keberhasilan/k

egagalan

berdasarkan

usaha.

6, 20, 26,

32, 34,

38, 54

42, 46,

50 7 3

2. Eksterna

l

powerful

others

(P)

2.1 Nasib

tergantung

orang yang

berkuasa

3, 13, 17,

47, 51

21, 23,

29, 35 5 4

2.2 Tidak yakin

kemampuan

diri

9, 25, 39,

43, 55,

59

- 6 -

3. Exsterna

l chance

(C)

3.1 Yakin

peristiwa

terjadi karena

keberuntunga

n.

11, 15,

37, 49

7 4 1

3.2 Tidak mampu

mengambil

keputusan

19, 33,

53, 57

- 4 -

3.3 Pasrah pada

nasib

1, 5, 27,

41, 45 31 5 1

40 20

Hasil uji reliabilitas skala locus of control internal menunjukkan

koefisien reliabilitas sebesar 0,905. Hal ini berarti bahwa koefisien

reliabilitas skala locus of control internal termasuk dalam kategori sangat

tinggi sehingga skala locus of control internal dianggap cukup handal untuk

Page 96: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

77

dipergunakan sebagai alat ukur suatu penelitian. Penghitungan dan perincian

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

c. Skala konsep diri

Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor aitem

dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.

Pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 52 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,273.

Hasil uji validitas skala konsep diri dapat diketahui bahwa dari 60 aitem,

terdapat 17 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem 3, 4, 8, 10, 12, 16, 17,

19, 22, 30, 31, 36, 40, 47, 49, 52, dan 53. Adapun aitem yang dinyatakan

valid sebanyak 43 aitem dengan indeks daya beda berkisar antara 0,280

sampai dengan 0,713 yaitu aitem 1, 2, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 18, 20, 21,

23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46,

48, 50, 51, 54, 55, 56, 57, 58, 59, dan 60. Rincian distribusi aitem valid dan

gugur skala konsep diri dapat dilihat pada tabel 11. Indeks daya beda

masing-masing aitem skala konsep diri terlampir.

Page 97: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

78

Tabel 12.

Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Konsep Diri

Hasil uji reliabilitas skala konsep diri menunjukkan koefisien

reliabilitas sebesar 0,897. Hal ini berarti bahwa koefisien reliabilitas skala

konsep diri termasuk dalam kategoori sangat tinggi, sehingga skala konsep

diri dianggap cukup handal dipergunakan sebagai alat ukur suatu penelitian.

Penghitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

No. Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur

1. Fisik 1.1 Percaya dirinya

menarik 1, 2 3 5 4 3 2

1.2 Mampu bicara

dengan baik 6, 7 8 9 10 3 2

1.3 Yakin dengan

keadaan tubuhnya

yang menarik

11, 13 12 14, 15 - 4 1

2. Psikis 2.1 Yakin dengan

kemampuan diri - 16, 17 18, 20 19 2 3

2.2 Percaya dirinya

berarti bagi orang

lain

21

22

23, 24,

25 - 4 1

2.3 Memiliki keinginan

meraih cita-cita 26, 27 - 28, 29 30 4 1

3. Sosial 3.1 Mampu

menyesuaikan diri

dengan lingkungan

32, 33 31 34, 35 - 4 1

3.2 Mampu menjalin

interaksi dengan

orang lain

37, 38 36 39 40 3 2

3.3 Mampu bekerja

sama

41, 42,

43 - 44, 45 - 5 -

4. Moral 4.1 Mampu bersikap

sesuai norma 46 47 48, 50 49 3 2

4.2 Mampu bersikap

jujur 51 52 54, 55 53 3 2

4.3 Mampu mengambil

keputusan 56, 57 -

58, 59,

60 - 5 -

Jumlah

20 10 23 7 43 17

Page 98: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

79

5. Penyusunan alat ukur untuk penelitian

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya

butir-butir aitem yang valid dipergunakan untuk mengambil data yang

sesungguhnya, sedangkan butir-butir yang gugur tidak diikutsertakan dalam

pengambilan data yang sesungguhnya.

Tabel 13.

Distribusi Skala Kematangan Karir untuk Penelitian

Keterangan:

Nomor aitem dalam tanda kurung (...) dan dicetak tebal adalah nomor baru untuk

aitem valid skala kematangan karir.

No. Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

1. Perencanaan

karir

1.1 Mampu belajar 1(1), 3(2) 4(3), 5(4), 6(5)

10 1.2 Mampu

mengantisipasi

masa depan

7(6), 8(7), 9(8) 11(9), 12(10)

2. Eksplorasi

karir

2.1 Berkonsultasi

dengan orang

lain

13(11), 14(12),

15(13)

16(14), 17(15),

18(16)

12

2.2 Pencarian karir 19(17),

20(18),21 (19)

22(20), 23(21),

24(22)

3. Informasi 3.1 Persyaratan

pendidikan 25(23), 26(24),

27(25)

28(26), 29(27),

30(28)

14 3.2 Tuntutan kerja 32(29), 33(30) 36(31)

3.3 Kondisi dunia

kerja 37(32), 38(33)

40(34), 41(35),

42(36)

4. Pengambilan

keputusan

4.1 Pemilihan karir

sesuai prinsip 45(37)

46(38), 48(39)

8

4.2 Penyesuaian

dengan

kemampuan diri

49(40), 50(41),

51(42)

53(43), 54(44)

Jumlah

(Persen) 22 22 44

Page 99: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

80

Tabel 14.

Distribusi Skala Locus of Control Internal untuk Penelitian

No. Dimensi Indikator

Perilaku Nomor Aitem Jumlah

1. Internal

(I)

1.1 Yakin

kemampuan

diri

12(8), 16(11), 28(17),

44(28), 60(40)

16

1.2 Mampu

mengambil

keputusan

30(18), 36(22),

52(33), 56(37)

1.3 Yakin

keberhasilan

/kegagalan

berdasarkan

usaha.

6(4), 20(6), 26(15),

32(19), 34(21),

38(24), 54(35)

2. Eksternal

powerful

others (P)

2.1 Nasib

tergantung

orang yang

berkuasa

3(2), 13(9), 17(12),

47(30), 51(32)

11

2.2 Tidak yakin

kemampuan

diri

9(5), 25(14), 39(25),

43(27), 55(36), 59(39)

3. Exsternal

chance (C)

3.1 Yakin

peristiwa

terjadi

karena

keberuntung

an.

11(7), 15(10), 37(23),

49(31)

13 3.2 Tidak

mampu

mengambil

keputusan

19(13), 33(20),

53(34), 57(38)

3.3 Pasrah pada

nasib

1(1), 5(3), 27(16),

41(26), 45(29)

Total 40

Keterangan:

Nomor aitem dalam tanda kurung (...) dan dicetak tebal adalah nomor baru untuk

aitem valid skala locus of control internal.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

81

Tabel 15.

Distribusi Skala Konsep Diri untuk Penelitian

Keterangan:

Nomor aitem dalam tanda kurung (...) dan dicetak tebal adalah nomor baru untuk

aitem valid skala konsep diri.

No. Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

1. Fisik 1.1 Percaya dirinya

menarik 1(1), 2(2) 5(3)

10

1.2 Mampu bicara

dengan baik 6(4), 7(5) 9(6)

1.3 Yakin dengan

keadaan tubuhnya

yang menarik

11(7), 13(8) 14(9), 15(10)

2. Psikis 2.1 Yakin dengan

kemampuan diri - 18(11), 20(12)

10

2.2 Percaya dirinya

berarti bagi orang

lain

21(13) 23(14), 24(15),

25(16)

2.3 Memiliki keinginan

meraih cita-cita 26(17), 27(18) 28(19), 29(20)

3. Sosial 3.1 Mampu

menyesuaikan diri

dengan lingkungan

32(21), 33(22) 34(23), 35(24)

12 3.2 Mampu menjalin

interaksi dengan

orang lain

37(25), 38(26) 39(27)

3.3 Mampu bekerja

sama

41(28), 42(29),

43(30) 44(31), 45(32)

4. Moral 4.1 Mampu bersikap

sesuai norma 46(33) 48(34), 50(35)

11 4.2 Mampu bersikap

jujur 51(36) 54(37), 55(38)

4.3 Mampu mengambil

keputusan 56(39), 57(40)

58(41), 59(42),

60(43)

Jumlah

20 23 43

Page 101: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

82

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 2

Surakarta, dengan perincian 2 kelas (52 siswa) untuk uji coba dan 3 kelas (88

siswa) untuk penelitian. Berdasarkan survei yang sebelumnya telah

dilaksanakan oleh peneliti, menunjukkan bahwa siswa SMK kelas XI dalam

bimbingan karir sudah mulai diarahkan untuk perencanaan masa depan, salah

satunya pada mengenai karir. Siswa kelas X tidak dapat digunakan sebagai

subjek penelitian karena masih dalam tahap pengenalan diri, pengenalan

lingkungan sekolah sehingga belum pada tahap perencanaan masa depan.

Sedangkan apabila menggunakan siswa kelas XII, sudah tidak aktif karena

pada saat penelitian dilakukan siswa telah menyelesaikan ujian akhir nasional.

Teknik pengambilan sampel dari populasi ini dilakukan secara random

dengan teknik cluster random sampling, yaitu dengan melakukan randomisasi

terhadap kelas, bukan terhadap subjek secara individual, kemudian cara

pemilihannya dengan menggunakan undian.

Dari populasi penelitian yang berjumlah 19 kelas dilakukan cluster

random sampling dengan undian dan didapatkan 2 kelas untuk uji coba dan 3

kelas untuk penelitian, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 16.

Jumlah Siswa untuk Penelitian

Kelas Jumlah siswa Keterangan

XI TKK 21 Kelas uji coba

XI RPL 31 Kelas uji coba

XI TITL-A 31 Kelas penelitian

XI TKR-A 29 Kelas penelitian

XI TKJ-A 28 Kelas penelitian

Page 102: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

83

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada tanggal 11 Juni 2011

dengan menggunakan alat ukur berupa Skala Kematangan Karir yang terdiri

dari 44 aitem, Skala Locus of Control Internal yang terdiri dari 40 aitem dan

Skala Konsep Diri yang terdiri dari 43 aitem. Pembagian dan pengisian skala

dilakukan secara klasikal dengan menggunakan jam classmeeting setelah

mendapatkan ijin dari guru yang mengampu.

Sebelum siswa mengerjakan skala penelitian yang diberikan, peneliti

terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan

serta tujuan kegiatan yang akan dilakukan. Setelah subjek penelitian

menyatakan kesediaan untuk membantu, kemudian baru peneliti menjelaskan

tentang tata cara pengerjaan skala dan memberikan contoh cara mengerjakan.

Selama subjek mengerjakan skala penelitian, peneliti tetap berada di dalam

kelas melakukan observasi sampai subjek selesai mengerjakan dan

mengumpulkan skala kembali pada peneliti. Setelah data terkumpul

selanjutnya dilakukan skoring.

3. Pelaksanaan Skoring

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah memberikan

skor untuk keperluan analisis data. Skor skala kematangan karir, skala locus of

control internal, dan skala konsep diri bergerak dari 1-4 dengan

memperhatikan sifat aitem favourable dan unfavourable. Skor dari aitem

favourable adalah 4 untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk pilihan

Page 103: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

84

jawaban sesuai (S), 2 untuk tidak sesuai (TS), dan 1 untuk sangat tidak sesuai

(STS). Sedangkan skor aitem unfavourable adalah 1 untuk pilihan jawaban

sangat sesuai (SS), 2 untuk sesuai (S), 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 4

untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Kemudian skor yang diperoleh dari

subjek penelitian dijumlahkan untuk masing-masing skala. Total skor skala

yang diperoleh dari subjek penelitian ini dipakai dalam analis data.

C. Hasil Analisis Data dan Interpretasi

Penghitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi dasar, yang

meliputi uji normalitas dan uji linieritas, serta uji asumsi klasik, yang meliputi uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Penghitungan

analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.

1. Uji asumsi dasar

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode

parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, sehingga hasil

penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi (Priyatno, 2008). Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-

Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi

normal jika nilai signifikansi lebih besar 5% atau 0,05.

Page 104: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

85

Tabel 17.

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kematangan karir .075 88 .200* .988 88 .567

locus of con. internal .064 88 .200* .986 88 .440

konsep diri .059 88 .200* .988 88 .575

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat pada kolom Kolmogorov-

Smirnov dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi kematangan karir

sebesar 0,200 0,05 ; nilai signifikansi locus of control internal sebesar

0,200 0,05 ; serta nilai signifikansi konsep diri sebesar 0,200 0,05.

Karena nilai signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa data pada variabel kematangan karir, locus of

control internal, dan konsep diri berdistribusi normal.

b. Uji linearitas

Uji asumsi linieritas garis regresi berkaitan dengan suatu pembuktian

model garis linier yang ditetapkan telah sesuai dengan keadaan atau tidak.

Pengujian ini perlu dilakukan agar hasil analisis yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan dalam pengambilan pengambilan beberapa

kesimpulan penelitian yang diperlukan (Sudarmanto, 2005). Pengujian pada

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16

menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel

Page 105: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

86

dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila nilai signifikansi

(Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2008).

Tabel 18.

Hasil Uji Linearitas antara Kematangan Karir dengan Locus of Control Internal

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

kematangan

karir * locus

of con.

internal

Between

Groups

(Combined) 5456.243 36 151.562 3.746 .000

Linearity 3753.772 1 3753.772 92.782 .000

Deviation

from

Linearity

1702.471 35 48.642 1.202 .270

Within Groups 2063.348 51 40.458

Total 7519.591 87

Tabel 19.

Hasil Uji Linearitas antara Kematangan Karir dengan Konsep Diri

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

kematangan

karir *

konsep diri

Between

Groups

(Combined) 4798.124 38 126.266 2.273 .004

Linearity 2150.081 1 2150.081 38.712 .000

Deviation

from

Linearity

2648.043 37 71.569 1.289 .201

Within Groups 2721.467 49 55.540

Total 7519.591 87

Tabel tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara locus of control

internal dengan kematangan karir menghasilkan nilai signifikansi pada

Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan kurang

dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel locus of control

internal dengan kematangan karir terdapat hubungan yang linear. Selain itu,

Page 106: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

87

diantara konsep diri dengan kematangan karir juga menghasilkan nilai

signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang

dihasilkan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara konsep

diri dengan kematangan karir terdapat hubungan yang linier.

2. Uji asumsi klasik

a. Uji multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi

antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2009). Pada

pembahasan ini uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai

Variance inflation factor (VIF) pada model regresi. Pada umumnya, apabila

nilai VIF lebih besar dari 5, maka suatu variabel bebas mempunyai

persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lain (Priyatno,

2008).

Tabel 20.

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Locus of control internal .642 1.558

Konsep Diri .642 1.558

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai

variance inflation factor (VIF) kedua variabel bebas, yaitu variabel locus of

control internal dan konsep diri adalah 1,558. Hal tersebut menunjukkan

Page 107: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

88

bahwa antarvariabel independen tidak terdapat persoalan multikolinearitas,

karena nilai VIF yang didapat kurang dari 5.

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Metode pengujian

untuk uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Park dan

melihat titik-titik pada pola scatterplots. Priyatno (2008) menjelaskan bahwa

Uji Park yaitu meregresikan nilai residual (Lnei2) dengan masing-masing

variabel independen (LnX1 dan LnX2). Kriteria pengujian adalah sebagai

berikut:

1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas

2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas

3. Ho diterima apabila –t tabel t hitung t tabel yang berarti tidak

terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak apabila t hitung t tabel atau

–t hitung –t tabel, yang berarti terdapat heteroskedastisitas.

Metode pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas dengan

melihat scatterplots yaitu jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak

jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi (Priyatno,

2008).

Page 108: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

89

Tabel 21.

Hasil Uji Heteroskedastisitas antara Kematangan Karir dengan Locus of

Control Internal

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -11.488 15.523 -.740 .461

LnX1 2.797 3.207 .094 .872 .386

a. Dependent Variable: Lnei2

Tabel 22.

Hasil Uji Heteroskedastisitas antara Kematangan Karir dengan

Konsep Diri

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.221 13.983 -.159 .874

LnX2 .873 2.860 .033 .305 .761

a. Dependent Variable: Lnei2

Gambar 2. Uji Heterokedastisitas dengan scatterplot

Page 109: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

90

Hasil penghitungan di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah

0,872 dan 0,305. Nilai t tabel dapat dicari dengan df = n – 2 atau df = 88 – 2

= 86 pada pengujian dua ekor (signifikansi 0,025), didapat nilai tabel

sebesar 1,988. Karena t hitung (0,872 dan 0,305) berada pada –t tabel t

hitung t tabel, sehingga -1,988 0,872 dan 0,305 1,988 maka Ho

diterima, artinya pengujian antara Lnei2 dengan LnX1 dan Lnei

2 dengan

LnX2 tidak ada gejala heteroskedastisitas. Perhitungan ini didukung dengan

hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan scatterplot yang

menunjukkan bahwa titik-titik menyebar tidak jelas.

c. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2009). Pengujian

otokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji DW (Durbin-Watson).

Cara membaca hasil analisis yaitu dengan kriteria pengambilan jika d

terletak antara dU dan (4-dU), maka Ho diterima yang berarti tidak ada

autokorelasi (Priyatno, 2008).

Page 110: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

91

Tabel 23.

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .720a .519 .507 6.52521 2.263

a. Predictors: (Constant), konsep diri, locus of con. internal

b. Dependent Variable: kematangan karir

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,263.

Sedangkan data table DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) =

88, seta k = 2 diperoleh nilai dL sebesar 1,612 dan dU sebesar 1,703.

Karena nilai DW (2,263) berada antara dU dan (4-dU), sehingga 1,703 <

2,263 < 2,297 Ho diterima, yang berarti bahwa tidak ada autokorelasi.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan

masalah autokorelasi pada model regresi dalam penelitian ini.

3. Uji hipotesis

a. Uji Simultan F

Pengujian hipotesis dilakukan dengan F-test yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara simultan (bersama-sama). Hasil F-test menunjukkan

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen jika nilai p-value (pada kolom Sig.) lebih kecil

dari level of significant yang ditentukan, yaitu taraf signifikansi 0,05

atau nilai F hitung (pada kolom F) lebih besar dari nilai F tabel. Signifikan

Page 111: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

92

berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi, atau dengan

kata lain dapat digeneralisasikan. Hasil F-test dari output program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16 dapat dilihat pada

tabel Anova.

Nilai koefisien korelasi ganda (R) pada Model Summary digunakan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independen terhadap

variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa

besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1 dan X2) secara

serentak terhadap variabel dependen (Y).

Nilai R berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R semakin

mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya apabila

nilai r semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah

(Priyatno, 2008). Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

ganda, adalah sebagai berikut:

Tabel 24.

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Ganda (R)

No. Interval Nilai R Interpretasi

1. 0,000 – 0,199 Sangat Rendah

2. 0,200 – 0,399 Rendah

3. 0,400 – 0,599 Sedang

4. 0,600 – 0,799 Kuat

5. 0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Pada Model Summary juga didapatkan nilai koefisien determinasi

(R2) untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen

(X1 dan X2) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Apabila nilai

R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan

Page 112: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

93

pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen,

sebaliknya apabila nilai R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan

pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen

adalah sempurna.

Tabel 25.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 3900.432 2 1950.216 45.803 .000a

Residual 3619.159 85 42.578

Total 7519.591 87

a. Predictors: (Constant), konsep diri, locus of con. internal

b. Dependent Variable: kematangan karir

Tabel 26.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .720a .519 .507 6.52521

a. Predictors: (Constant), konsep diri, locus of con. Internal

b. Dependent Variable: kematangan karir

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, didapatkan nilai p-value

(pada kolom Sig.) sebesar 0,000 dari nilai taraf signifikansi 0,05

sedangkan nilai F hitung sebesar 45,803 dari nilai F tabel sebesar 3,104.

Hal ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat

diterima, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara locus of control

internal dan konsep diri dengan kematangan karir.

Page 113: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

94

Nilai koefisien korelasi ganda (R) yang dihasilkan sebesar 0,720

menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara locus of control

internal dan konsep diri dengan kematangan karir. Hasil penghitungan

tersebut juga menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2). Nilai ini

digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel

independen (X1 dan X2) secara serentak terhadap variabel dependen (Y).

Nilai R2

(R Square) sebesar 0,519 atau 51,9%, yang berari bahwa persentase

sumbangan pengaruh variabel independen yakni locus of control internal

dan konsep diri terhadap variabel dependen yakni kematangan karir sebesar

51,9%. Sisanya sebesar 48,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

b. Uji korelasi parsial

Priyatno (2008) menjelaskan bahwa uji korelasi parsial dilakukan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel di mana variabel lain yang

dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel

kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin

mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat.

Sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin

lemah.

Page 114: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

95

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi, adalah

sebagai berikut:

Tabel 27.

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi (r)

No. Interval Koefisien

Korelasi (r) Interpretasi

1. 0,000 – 0,199 Sangat Rendah

2. 0,200 – 0,399 Rendah

3. 0,400 – 0,599 Sedang

4. 0,600 – 0,799 Kuat

5. 0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Tabel 28.

Korelasi Parsial Locus of Control Internal dengan Kematangan Karir

Correlations

Control Variables locus of

con. internal

kematangan

karir

konsep diri locus of con.

Internal

Correlation 1.000 .571

Significance (2-tailed) . .000

Df 0 85

kematangan

karir

Correlation .571 1.000

Significance (2-tailed) .000 .

Df 85 0

Tabel 29.

Korelasi Parsial Konsep Diri dengan Kematangan Karir

Correlations

Control Variables konsep diri kematangan

karir

locus of

con.

internal

konsep diri Correlation 1.000 .197

Significance (2-tailed) . .067

Df 0 85

kematangan

karir

Correlation .197 1.000

Significance (2-tailed) .067 .

Df 85 0

Page 115: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

96

Berdasarkan penghitungan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Nilai korelasi parsial antara locus of control internal dengan kematangan

karir adalah sebesar 0,571 menunjukkan hubungan yang sedang atau tidak

terlalu kuat antara antara locus of control internal dengan kematangan karir.

Arah hubungan yang terjadi adalah positif, karena nilai r positif, artinya

semakin tinggi locus of control internal maka akan semakin meningkatkan

kematangan karir.

b. Nilai korelasi parsial antara konsep diri dengan kematangan karir sebesar

0,197 menunjukkan hubungan yang sangat rendah antara konsep diri dengan

kematangan karir. Arah hubungan yang terjadi adalah positif, karena nilai r

positif, artinya semakin tinggi konsep diri maka akan semakin

meningkatkan kematangan karir.

4. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif

Sumbangan relatif dan sumbangan efektif memberikan informasi

tentang besarnya sumbangan pengaruh masing-masing variabel independen

atau prediktor terhadap variabel dependen dalam model regresi. Perbedaan

antara sumbangan relatif dengan sumbangan efektif yaitu sumbangan relatif

menunjukkan ukuran besarnya sumbangan suatu variabel independen terhadap

junlah kuadrat regresi, sedangkan sumbangan efektif menunjukkan besarnya

sumbangan suatu variabel independen terhadap keseluruhan efektifitas garis

regresi yang digunakan sebagai dasar prediksi. Hasil penghitungan

menunjukkan:

Page 116: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

97

a. Sumbangan relatif locus of control internal terhadap kematangan karir

sebesar 81,98% dan sumbangan relatif konsep diri terhadap kematangan

karir sebesar 17,96%.

b. Sumbangan efektif locus of control internal terhadap kematangan karir

sebesar 42,5476% dan sumbangan efektif konsep diri terhadap kematangan

karir sebesar 9,3212%. Total sumbangan efektif locus of control internal

dan konsep diri terhadap kematangan karir ditunjukkan oleh nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,519 atau 51,9%.

5. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum

mengenai kondisi locus of control internal, konsep diri, dan kematangan karir

pada subjek yang diteliti.

Tabel 30.

Deskripsi Data Empirik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

kematangan karir 88 113.00 160.00 1.4057E2 9.29689

locus of con.

internal 88 104.00 150.00 1.2677E2 9.78942

konsep diri 88 99.00 160.00 1.3327E2 11.37423

Valid N (listwise) 88

Page 117: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

98

Tabel 31.

Deskripsi Data Penelitian

Skala Jml

Sbjk

Data

Hipotetik

M SD

Data

Empirik

M SD Sko

r

Min

Skor

Maks

Sko

r

Min

Skor

Maks

K.K 88 44 176 110 22 113 160 140,5682 9,29689

Loc of 88 40 160 100 20 104 150 126,7727 9,78942

K.D 88 43 172 107,5 21,5 99 160 133,2727 11,37423

Keterangan:

Jml Sbjk : Jumlah Subjek

Min : Minimal

Maks : Maksimal

M : Rerata

SD : Standar Deviasi

a. Kategorisasi tingkat kematangan karir berdasarkan nilai subjek

Skala kematangan karir akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2009).

Skor minimal yang diperolaeh subjek adalah 44 x 1 = 44 dan skor maksimal

yang dapat diperoleh subjek adalah 44 x 4= 176. Maka jarak sebarannya

adalah 176 - 44 = 132 dan setiap satuan deviasi standartnya bernilai 132 : 6

= 22 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 44 x 2,5 = 110. Apabila subjek

digolongkan dalam 5 kategorisasi, maka akan di dapat kategorisasi serta

distribusi skor subjek seperti pada tabel berikut.

Page 118: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

99

Tabel 32.

Kriteria Kategori Skala Kematangan Karir dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata

Empirik Frek

(∑N) Persentase

(MH-3SD) X (MH-1,8SD) 44 X 70,4 Sangat

Rendah - -

(MH-1,8SD) X (MH-0,6SD) 70,4 X 96,8 Rendah - -

(MH-0,6SD) X (MH+0,6SD) 96,8 X 123,2 Sedang 4 4,55

(MH+0,6SD) X (MH+1,8SD) 123,2 X 149,6 Tinggi 71 80,68 140,5682

(MH+1,8SD) X (MH+3SD) 149,6 X 176 Sangat

Tinggi 13 14,77

Jumlah 88 100

Berdasarkan kategorisasi skala kematangan karir seperti yang terlihat

pada tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki tingkat

kematangan karir yang tinggi.

b. Kategorisasi tingkat locus of control internal berdasarkan nilai subjek

Skala locus of control internal akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2009).

Skor minimal yang diperolaeh subjek adalah 40 x 1 = 40 dan skor maksimal

yang dapat diperoleh subjek adalah 40 x 4= 160. Maka jarak sebarannya

adalah 160 - 40 = 120 dan setiap satuan deviasi standartnya bernilai 120 : 6

= 20 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 40 x 2,5 = 100. Apabila subjek

digolongkan dalam 5 kategorisasi, maka akan di dapat kategorisasi serta

distribusi skor subjek seperti pada tabel berikut.

Page 119: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

100

Tabel 33.

Kriteria Kategori Skala Locus of Control Internal dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata

Empirik Frek

(∑N) Persentase

(MH-3SD) X (MH-1,8SD) 40 X 64 Sangat

Rendah - -

(MH-1,8SD) X (MH-0,6SD) 64 X 88 Rendah - -

(MH-0,6SD) X (MH+0,6SD) 88 X 112 Sedang 5 5,68

(MH+0,6SD) X (MH+1,8SD) 112 X 136 Tinggi 69 78,41 126,7727

(MH+1,8SD) X (MH+3SD) 136 X 160 Sangat

Tinggi 14 15,91

Jumlah 88 100

Berdasarkan kategorisasi skala locus of control internal seperti yang

terlihat pada tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki

tingkat locus of control internal yang tinggi.

c. Kategorisasi tingkat konsep diri berdasarkan nilai subjek

Skala konsep diri akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya

nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan

bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor

hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2009). Skor minimal

yang diperolaeh subjek adalah 43 x 1 = 43 dan skor maksimal yang dapat

diperoleh subjek adalah 43 x 4= 172. Maka jarak sebarannya adalah 172 -

43 = 129 dan setiap satuan deviasi standartnya bernilai 129 : 6 = 21,5

sedangkan rerata hipotetiknya adalah 43 x 2,5 = 107,5. Apabila subjek

digolongkan dalam 5 kategorisasi, maka akan di dapat kategorisasi serta

distribusi skor subjek seperti pada tabel berikut.

Page 120: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

101

Tabel 34.

Kriteria Kategori Skala Konsep Diri dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata

Empirik Frek

(∑N) Persentase

(MH-3SD) X (MH-1,8SD) 43 X 68,8 Sangat

Rendah - -

(MH-1,8SD) X (MH-0,6SD) 68,8 X 94,6 Rendah - -

(MH-0,6SD) X (MH+0,6SD) 94,6 X 1204 Sedang 10 11,36

(MH+0,6SD) X (MH+1,8SD) 120,4 X 146,2 Tinggi 68 77,27 133,2727

(MH+1,8SD) X (MH+3SD) 146,2 X 172 Sangat

Tinggi 10 11,36

Jumlah 88 100

Berdasarkan kategorisasi skala konsep diri seperti yang terlihat pada

tabel, dapat diketahui bahwa subjek secara umum memiliki tingkat konsep

diri yang tinggi.

D. Pembahasan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini dapat diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara locus of

control internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI

SMK Negeri 2 Surakarta. Hal tersebut berdasarkan hasil output program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16 dengan menggunakan

penghitungan analisis regresi linier berganda, yakni nilai p-value sebesar 0,000

dari nilai taraf signifikansi 0,05 sedangkan nilai F hitung sebesar 45,803 dari

nilai F tabel sebesar 3,104 serta nilai koefisien korelasi ganda (R) yang dihasilkan

sebesar 0,720.

Locus of control internal dan konsep diri secara bersama-sama mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kematangan karir. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Zulkaida, dkk (2007) menyebutkan bahwa terdapat

Page 121: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

102

hubungan yang positif antara locus of control internal dengan kematangan karir.

Individu dengan locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karir,

maka akan melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari tahu tentang pekerjaan,

langkah-langkah pendidikan, serta berusaha mengatasi masalah yang dialami.

Sedangkan konsep diri oleh Calhoun&Acocella (1995) menyebutkan

bahwa individu yang mampu menerima dirinya apa adanya akan mampu

menghadapi kehidupan di depannya dengan merancang tujuan-tujuan. Individu

dengan konsep diri yang baik akan lebih mudah dalam merancang tujuan masa

depan, salah satunya adalah karir. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hasan (2006) yakni ada hubungan signifikan antara konsep diri

dengan kematangan karir yang ditunjukkan dengan adanya kelompok siswa yang

memperoleh skor tinggi dalam konsep diri, memperoleh skor yang tinggi pula

pada kematangan karirnya.

Nilai korelasi parsial antara locus of control internal dengan kematangan

karir adalah sebesar 0,571 menunjukkan hubungan yang sedang atau tidak terlalu

kuat antara antara locus of control internal dengan kematangan karir. Arah

hubungan yang terjadi adalah positif, karena nilai r positif, artinya semakin tinggi

locus of control internal maka akan semakin meningkatkan kematangan karir.

Sedangkan nilai korelasi parsial antara konsep diri dengan kematangan karir

sebesar 0,197 menunjukkan hubungan yang sangat rendah antara konsep diri

dengan kematangan karir. Arah hubungan yang terjadi adalah positif, karena nilai

r positif, artinya semakin tinggi konsep diri maka akan semakin meningkatkan

kematangan karir.

Page 122: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

103

Nilai R Square sebesar 0,519 menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh

dari locus of control internal dan konsep diri secara bersama-sama terhadap

kematangan karir pada siswa kelas XII SMK Negeri 2 Surakarta yaitu sebesar

51,9%. Nilai R Square yang didapat juga merupakan hasil penjumlahan dari

sumbangan efektif. Sumbangan efektif dari locus of control internal terhadap

kematangan karir sebesar 42,5476% sedangkan sumbangan efektif dari konsep

diri terhadap kematangan karir sebesar 9,3212%. Terlihat bahwa locus of control

internal memberikan pengaruh yang lebih besar daripada pengaruh yang diberikan

konsep diri terhadap kematangan karir.

Pengaruh locus of control internal yang lebih besar terhadap kematangan

karir dimungkinkan karena adanya fungsi evaluatif dalam diri individu. Evaluasi

yang positif terhadap diri menjadikan individu mempunyai gambaran yang

realistis. Melalui fungsi evaluatif tersebut, individu memahami kemampuan yang

dimiliki. Kesadaran kemampuan diri memberikan pertimbangan individu dalam

melakukan pilihan karir. Rotter (1966, dalam Krueger, 2005) menambahkan

bahwa individu yang mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk mengontrol

peristiwa dalam hidupnya akan lebih cepat dalam belajar mengenali berbagai

aspek dalam lingkungan sehingga dapat membantu dirinya di masa depan.

Konsep diri merupakan suatu kepercayaan, sikap, pengetahuan, serta

pemikiran seseorang tentang pribadinya. Calhoun&Acocella (1995) menjelaskan

bahwa individu yang menerima dirinya apa adanya mampu menghadapi

kehidupan di depannya dengan merancang tujuan masa depan. Kaitannya dengan

kematangan karir, Hasan (2006) menjelaskan bahwa individu yang memelihara

Page 123: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

104

dan meningkatkan konsep diri akan lebih melibatkan diri dalam eksplorasi karir,

mencari berbagai informasi mengenai karir, dan mengembangkan tingkah laku

yang tepat dalam menghadapi karir. Namun konsep diri yang positif tidak selalu

memberikan kontribusi yang besar pada kematangan karir. Terdapat beberapa

faktor lain yang dimungkinkan lebih berpengaruh dalam kematangan karir,

diantaranya self directedness, keluarga, dan program studi.

Raemdonck (2006) menjelaskan bahwa self directedness merupakan suatu

adaptasi karakteristik di dunia kerja dalam rangka mengatasi diri dalam

permasalahan karir. Self directedness ditunjukkan dengan adanya suatu

perubahan, sikap yang dinamis, memiliki tujuan jangka panjang, mampu

mengatasi masalah karir, dan bersifat aktif. Bateman and Crant (1993, dalam

Raemdonck, 2006) menambahkan bahwa individu yang kurang aktif dan reaktif

terhadap perubahan lingkungan karir, maka kurang dapat mengidentifikasi

peluang dan kurang adanya inisiatif dalam mengatasi perubahan lingkungan.

Pengaruh keluarga oleh Bratcher (1982, dalam Sumari, dkk, 2009)

dijelaskan bahwa remaja yang berada dalam keluarga yang sehat dan fungsional

menunjukkan adanya kemandirian, tangguh, dan dapat mengembangkan

otonominya. Melalui kemandirian dan otonomi yang dimiliki, remaja menjadi

lebih fleksibel dalam pemilihan karir dan lebih memahami keinginan diri

meskipun berbeda dengan aturan maupun pola yang ada di keluarga.

Program studi merupakan faktor lain yang dimungkinkan berpengaruh

dalam kematangan karir. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa perbedaan

program studi menunjukkan perbedaan pula dalam kematangan karir. Thompson

Page 124: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

105

and Lindeman (1981, dalam Patton, 2001) menyebutkan bahwa siswa kejuruan

yang memasuki dunia kerja lebih cepat daripada siswa lain akan mempunyai

perencaan serta eksplorasi karir yang lebih matang dibandingkan siswa lain.

Berdasarkan hasil kategorisasi skala kematangan karir, diketahui bahwa

subjek penelitian memiliki tingkat kematangan karir yang tinggi dengan nilai

mean empirik sebesar 140,5682 berada pada rentang nilai antara 123,2–149,6. Hal

ini karena mayoritas subjek yang meneruskan ke SMK berkeinginan untuk

menekuni karir tertentu setelah lulus sekolah. Aspirasi siswa menjadi salah satu

indikator dalam mencapai kematangan karir. Pendapat ini didukung oleh Hasan

(2006) yang menjelaskan bahwa untuk mencapai kematangan karir, individu harus

mempunyai cita-cita mengenai karir atau pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan, potensi serta realistis terhadap kondisi yang ada.

Selain itu, siswa yang pada tahap perkembangan karir masuk dalam tahap

eksplorasi terbantu dengan adanya bimbingan karir. Melalui informasi yang

diberikan di sekolah, siswa mulai memahami berbagai alternatif yang tersedia

serta memahami cara untuk mengembangkan pilihan karir yang telah dipilih.

Sebagaimana pendapat Tohirin (2009) bahwa bimbingan karir di sekolah

membantu siswa untuk memperoleh informasi mengenai karir, memperoleh

pemahaman mengenai karir, merencanakan dan membuat pilihan karir tertentu

setelah meyelesaikan pendidikan, mampu menyesuaikan dengan karir yang

dipilih, serta mampu mengembangkan karir yang tekah dipilihnya.

Fakta lain yang menyebabkan kematangan karir subjek tinggi adalah

kondisi di lapangan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa subjek

Page 125: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

106

penelitian yaitu siswa SMK Negeri 2 merupakan siswa dengan tingkat kecerdasan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa dari SMK lain di kota Surakarta.

Hal ini dibuktikkan dengan peringkat SMK Negeri 2 Surakarta yang menduduki

peringkat pertama untuk jenjang SMK se- Karesidenan Surakarta. Mona&Kaur

(2006) menjelaskan bahwa kematangan karir berkorelasi positif dengan

kecerdasan. Tingkat kecerdasan yang lebih tinggi secara signifikan dan positif

berhubungan dengan kematangan karir. Hal ini ditunjukkan oleh adanya

keterlibatan orientasi kemandirian, dan kompromi dalam pembuatan keputusan

karir.

Berdasarkan hasil kategorisasi skala locus of control internal, diketahui

bahwa subjek penelitian termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai mean

empirik sebesar 126,7727 berada pada rentang nilai antara 112-136 artinya

mayoritas subjek penelitian ini memiliki locus of control internal tinggi. Locus of

control internal tinggi yang ditunjukkan oleh subjek kemungkinan dipengaruhi

oleh perkembangan kognitif yang sedang dialami oleh remaja yaitu tahap

perkembangan operasional formal. Flavell (1992, dalam Santrock, 2003)

menjelaskan bahwa remaja adalah pemikir aktif dan konstruktif yang melalui

interaksi dengan lingkungannya, membentuk perkembangan mereka sendiri.

Kemampuan berpikir aktif dan kontruktif tersebut membantu remaja dalam proses

evaluasi terhadap peristiwa yang terjadi sepanjang hidup.

Berdasarkan kategorisasi skala konsep diri, diketahui bahwa subjek

penelitian termasuk dalam kategori tinggi, dengan nilai mean empirik sebesar

133,2727 berada pada rentang nilai antara 120,4-146,2. Hal tersebut kemungkinan

Page 126: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

107

disebabkan karena orang tua yang mengembangkan pola asuh yang positif.

Desmita (2005) menjelaskan bahwa orang tua yang mengembangkan pola asuh

yang positif dan suportif memungkinkan anak untuk mengungkapkan perasaan

positif dan negatif, yang membantu anak dalam perkembangan kompetensi sosial

dan otonomi yang bertanggung jawab.

Secara umum, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan dan positif antara locus of control internal dan konsep diri dengan

kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini

memiliki kelemahan dan keterbatasan, antara lain hanya dapat digeneralisasikan

secara terbatas pada populasi saja, sedangkan penerapan penelitian untuk populasi

yang lebih luas, memerlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan atau

menambah variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini.

Page 127: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara locus of control internal dan

konsep diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI di SMK Negeri 2

Surakarta.

2. Adanya hubungan yang positif dan tidak terlalu kuat antara antara locus of

control internal dengan kematangan karir. Adanya hubungan yang positif dan

sangat rendah antara konsep diri dengan kematangan karir.

3. Sumbangan relatif locus of control internal terhadap kematangan karir sebesar

81,98% dan sumbangan relatif konsep diri terhadap kematangan karir sebesar

17,96%. Sumbangan efektif locus of control internal terhadap kematangan

karir sebesar 42,5476% dan sumbangan efektif konsep diri terhadap

kematangan karir sebesar 9,3212%. Total sumbangan efektif locus of control

internal dan konsep diri terhadap kematangan karir ditunjukkan oleh nilai

koefisien dterminasi (R2) sebesar 0,519 atau 51,9%.

4. Tingkat kematangan karir pada subjek penelitian termasuk dalam kategori

tinggi (mean = 140,5682), sedangkan tingkat locus of control internal pada

subjek penelitian termasuk dalam kategori tinggi (mean = 126,7727), serta

Page 128: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

109

tingkat konsep diri pada subjek penelitian termasuk dalam kategori tinggi

(mean = 133,2727).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Siswa diharapkan dapat melakukan evaluasi diri yang positif terhadap

peristiwa yang terjadi sepanjang hidup. Melalui evaluasi diri siswa akan

memperoleh gambaran diri yang realistis. Siswa yang realistis akan memahami

kemampuan yang dimiliki sehingga diharapkan pula mengalami lebih banyak

keberhasilan daripada kegagalan. Hal ini secara tidak langsung akan

membentuk konsep diri yang baik, dan akan mempengaruhi siswa proses

pencapaian karir. Memperbaharui informasi mengenai dunia kerja, membuka

pengalaman-pengalaman baru, mengembangkan self directedness (efikasi diri

dan motivasi berprestasi) adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh

siswa untuk mencapai kematangan karir.

2. Bagi guru

Guru atau pendidik diharapkan melakukan evaluasi baik evaluasi diri

maupun evaluasi terhadap bimbingan karir yang telah dilakukan. Evaluasi

mengenai bimbingan karir perlu dilakukan secara berkala, hal ini perlu

dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari materi atau metode

Page 129: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

110

pemberian bimbingan karir. Guru dapat pula melibatkan pihak sekolah dalam

upaya mengembangkan kemampuan diri siswa. Memberikan berbagai

pelatihan seperti pelatihan kerja atau pelatihan ketrampilan tertentu, pelatihan

pengembangan diri (motivation training, leadership training) dapat dilakukan

oleh pihak sekolah sebagai upaya mencapai kematangan karir. Guru

diharapkan mempunyai sikap yang aktif dan reaktif terhadap segala kebutuhan

siswa dalam kaitannya dengan karir.

3. Bagi orang tua

Keluarga merupakan salah satu komponen penting bagi kehidupan

individu. Dalam hal ini, orang tua mempunyai andil dalam mencapai

kematangan karir. Orang tua diharapkan berupaya membangun komunikasi

aktif dengan saling berdiskusi mengenai perkembangan dunia kerja,

memberikan berbagai masukan yang bermanfaat bagi anak dalam mencapai

karir yang diinginkan. Selain itu, tidak memaksa anak untuk menekuni karir

tertentu. Orang tua diharapkan memberikan kebebasan kepada anak dalam

memilih karir yang diinginkan. Memotivasi, mendukung, dan mengembangkan

perencanaan serta pilihan karir anak, merupakan upaya-upaya yang harus

dikembangkan orang tua dalam mendidik anak. Melalui upaya tersebut

diharapkan anak dapat mencapat kematangan karir tanpa hambatan yang

berarti.

Page 130: HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

111

4. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih menyempurnakan

penelitian ini. Penelitian ini hanya meninjau sebagian hubungan saja, sehingga

bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengadakan penelitian sejenis

atau penelitian dengan topik yang sama, diharapkan dapat memperhatikan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kematangan karir, seperti aspirasi, umur,

gender, intelligensi, efikasi diri, motivasi berprestasi, status sosial ekonomi,

serta work experience.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan subjek lain, seperti

siswa SMA untuk menjawab pertanyaan mengenai permasalah pengangguran

yang dialami oleh remaja. Memperluas populasi dan memperbanyak sampel

juga perlu dilakukan agar ruang lingkup dan generalisasi penelitian menjadi

lebih luas, serta mampu mencapai proporsi yang seimbang, sehingga

kesimpulan yang diperoleh akan lebih komprehensif. Penelitian berulang-ulang

disertai perubahan dan penyempurnaan dalam teknik pengukuran, pemakaian

alat ukur, prosedur penelitian, maupun perluasan ruang lingkup populasi

penelitian, diharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.