hubungan antara bimbingan keagamaan
DESCRIPTION
Skripsi PaAITRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN
ORANG TUA DENGAN KETAATAN IBADAH
SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH
PADA SISWA KELAS V MI KENTENG TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. P. dI)
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Di susun Oleh
SRI ASFIYATUN
NIM 073111552
FAKULTAS TARBIYAH
INSITITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHPROGRAM KUALIFIKASI S.1 GURU RA DAN MADRASAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Fax.7615387 Semarang
PENGESAHAN
Nama : Sri Asfiyatun
NIM : 073111552
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan Orang Tua Dengan Ketaatan
Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Madrasah Pada Siswa Kelas V MI Kenteng
Kecamatan Bandungan Tahun 2010.
Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus pada tanggal :
26 Maret 2011
Dan dapat diterima sebagai syarat memenuhi gelar sarjana Strata I (S-I ) tahun Akademik
2010 / 2011.
Semarang, 26 Maret 2011
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
M. Ridwan, M. Ag Lift Anis Ma’shumah, M. Ag
NIP.196301061997031001 NIP.197209281997032001
Penguji I Penguji II
Drs. Abdul wahid, M. Ag Dr. Saifudin Zuhri, M. Ag
NIP. 196911141994031003 NIP. 195808051987031002
iii
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHPROGRAM KUALIFIKASI S.1 GURU RA DAN MADRASAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Fax.7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 9 eksemplar Semarang, Maret 2011Hal : Naskah skripsi a.n. Sri Asfiyatun NIM : 073111552
Yth.Bapak Dekan Fak. TarbiyahIAIN WalisongoSemarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengoreksi dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, bersama ini saya kirimnaskah skripsi saudari :
Nama : Sri AsfiyatunNIM : 073111552Judul : “Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan Orang Tua Dengan Ketaatan
Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Sekolah ( Studi Korelasi Pada Siswa KelasV MI Kenteng Kecamatan Bandungan) Tahun 2010”.
Dengan ini telah kami setujui dan mohon skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.
Demikian atas perhatiannya terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd.NIP. 195702021992032001
iv
MOTTO
(#þq ßJ n=÷æ$#ur!$yJ ¯Rr&öN à6 ä9ºuq øBr&öN ä. ߉» s9÷rr&ur×p uZ÷G Ïùžcr&ur©!$#ÿ¼ çn y‰Y Ïãí• ô_r&ÒOŠÏà tãÇËÑÈ
“Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. ( Q.S. Al Anfal : 28).*
* Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahnya Al-Jumanatul Ali, (Bandung : CV.J-Art, 2005,)Ed. Refisi, hlm. 181.
v
DEKLARASI
Penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 12 Maret 2011
Deklarator,
Sri AsfiyatunNIM 073111552
vi
ABSTRAK
Sri Asfiyatun (NIM: 073111552). “ Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan Orang TuaDengan Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Madrasah Pada Siswa Kelas V MI KentengKecamatan Bandungan Tahun 2010”. Skripsi. Semarang: Program Strata I JurusanPendidikan Agama Islam IAIN Walisongo 2010.
Tujuan yang menjadi penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui bimbingan keagamaan orang tuapada siswa kelas V MI Kenteng Kecamatan Bandungan Tahun 2010. 2)Mengetahui ketaatanibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng KecamatanBandungan Tahun 2010. 3) Mengetahui hubungan antara bimbingan keagamaan orang tuadengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI KentengKecamatan Bandungan Tahun 2010.
Penelitian ini adalah kuantitatif jenis korelasi di mana penulis ingin mengetahui hubunganantara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak dimadrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Kecamatan Bandungan Tahun 2010. Datadiperoleh dari hasil angket yang penulis berikan dan hasil observasi langsung yang penulislakukan pada responden yang berjumlah 15 anak. Data yang telah diperoleh lalu dianalisisdengan analisis statistik menggunakan rumus korelasi product moment. Setelah hasil r(koefisien korelasi) diketahui, maka untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterimalalu dikonsultasikan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehinggadapat diketahui bahwa nilai rxy dengan r tabel signifikan atau tidak.
Hasil penelitian menunjukkan : 1) Nilai bimbingan keagamaan orang tua siswa kelas V MIKenteng terendah 41, nilai tertinggi 89 dan nilai rata-rata 69,2. Hal ini menunjukkan bahwabimbingan keagamaan orang tua siswa kelas V MI Kenteng termasuk kategori sedang. 2)nilai ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah terendah 12, nilai tertinggi 25 dan nilairata-rata 19,47. Hal ini menunjukkan bahwa ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasahpada siswa kelas V MI Kenteng termasuk kategori sedang. 3) Sesuai hasil perhitungandengan menggunakan rumus korelasi product moment diperolen nilai rxy sebesar 0,96 laludikonsultasikan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment denganresponden sebanyak 15 anak pada taraf signifikan 5 % adalah 0.514 sedangkan nilai rxy yangdiperoleh ( ro ) adalah 0.96 maka dengan demikian ro > rt berarti signifikan. Maka hipotesiskerja yang berbunyi "ada hubungan yang positif antara bimbingan keagamaan orang tuadengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah dapat diterima kebenarannya.
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi paramahasiswa, orang tua, tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan.
vii
PERSEMBAHAN
Karya yang sederhana ini penulis persembahkan kepada :
1. Suami tercinta yang senantiasa memberi dorongan dan semangat kepada penulis.
2. Calon anak pertama yang masih dalam kandungan, yang senantiasa menambah semangat
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak dan ibu serta mertua tercinta yang senantiasa memberikan do’a kepada penulis.
4. Teman-teman terkasih yang telah memberikan semangat kepada penulis.
5. IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang
Maha Kuasa. Amin.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad saw beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa mengikutinya
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini
tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima
kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, beserta staf yang telah
memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik selama masa penelitian.
2. Dr. Hj. Sukasih, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
bimbingan kepada peneliti untuk meningkatkan ilmu.
4. Thoyib, S. Ag. selaku kepala sekolah MI Kenteng Kecamatan Bandungan yang telah
memberikan izin penelitian.
5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Kepada semuanya, penulis mengucapakan terima kasih disertai do’a semoga budi
baiknya diterima oleh Allah swt, dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah
swt. Amin.
Kemudian peneliti mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam
menyusun skripsi ini, maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat konstriktif, evaluative
dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya
Semarang, 12 Maret 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
HALAMAN OERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………………... iv
HALAMAN DEKLARASI………………………………………………….......... v
HALAMAN ABSTRAK………………………………………………………….. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………... vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
B. Penegasan Istilah…………………………………………………... 4
C. Rumusan Masalah…………………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 6
BAB II BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN KETAATAN IBADAH
SHALAT DHUHUR ANAK
A. Bimbingan Keagamaan Orang Tua
1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Orang Tua………………… 8
2. Dasar Bimbingan Keagamaan Orang Tua……………………… 10
3. Peranan Orang Tua Dalam Mendidik Anak……………………. 11
4. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua………………………… 12
5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Orang Tua kepada Anak…. 14
B. Ketaatan Anak Dalam Ibadah Shalat Dhuhur
1. Pengertian Ketaatan Dalam Ibadah Shalat Dhuhur…………….. 17
2. Dasar Kewajiban Shalat………………………………………… 19
3. Keistimewaan – keistimewaan Shalat………………………….. 20
4. Syarat Sah Shalat………………………………………………... 21
5. Syarat Wajib Shalat……………………………………………... 22
x
6. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketaatan Ibadah Anak…. 24
C. Hubungan Bimbingan Keagamaan Orang Tua Dengan Ketaatan Ibadah Anak
Dalam Ibadah Shalat Dhuhur
D. Kajian Penelitian yang Relevan…………………………………….. 27
E. Pengajuan Hipotesis………………………………………………… 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 30
B. Subjek Penelitian………………………………………………... 30
C. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………… 30
D. Variabel Penelitian………………………………………………. 31
E. Metode Penelitian………………………………………………. 32
F. Populasi dan Sampel……………………………………………. 32
G. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 33
H. Teknik Analisis Data……………………………………………. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………… 37
B. Analisis Hasil penelitian……………………………………….. 39
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………... 43
D. Keterbatasan Penelitian………………………………………… 43
BAB V PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………………... 44
B. Saran – saran……………………………………………………. 45
C. Kata Penutup…………………………………………………..... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang anak ketika pertama kali lahir ke dunia dan melihat apa yang ada di
dalam rumah dan sekelilingnya, tergambar dalam benaknya sosok awal dari sebuah
gambaran kehidupan. Bagaimana awalnya dia harus bisa melangkah dalam hidupnya
di dunia ini. Jiwanya yang masih suci dan bersih akan menerima segala bentuk apa
saja yang datang mempengaruhinya. Al Ghazali dalam bukunya Ihya ‘Ulumuddin
telah menyebutkan : “perlu diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak termasuk
urusan yang paling penting dan harus mendapat prioritas yang lebih dari lainnya”.
Anak merupakan amanat di tangan kedua orang tuanya dan kalbunya yang masih
bersih merupakan permata yang sangat berharga.Jika ia dibiasakan melakukan
kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di
dunia dan akhirat. Sebaliknya jika ia dibiasakan dengan keburukan serta
diterlantarkan, niscaya ia akan menjadi orang yang celaka dan binasa.1
Orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat besar atas terselenggaranyapendidikan anak. Bahkan di tangan orang tualah pendidikan anak ini dapatterselenggara.2 Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an Surat At Tahrimayat 6.
$pkš‰ r' ¯» tƒtûï Ï%©!$#(#q ãZtB#uä(#þq è%ö/ ä3 |¡ àÿRr&ö/ ä3‹ Î=÷d r&ur#Y‘$tR....
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”.(Q.S. At tahrim : 6)3
Para ahli didik umumnya menyatakan bahwa keluarga atau merupakan pendidik
pertama dan utama bagi anak – anaknya. Hal ini dikarenakan di tempat inilah anak
1 Jamaal ‘Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, terj. Bahrun Abu BakarIhsan Zubaidi Lc, ( Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2005 ), hlm.5.
2 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, ( Bandung : Pustaka Setia, 1997 ) Cet.I, hlm. 245.
3 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya Al-Jumanatul ‘Ali, (Bandung : CV.J-Art,2005,) Ed. Refisi, hlm. 561.
2
2
mendapat pendidikan untuk pertama kalinya. Dikatakan pendidik utama karena
keluarga mempunyai pengaruh yang kuat bagi kehidupan anak di kemudian hari.4
Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan pusat pendidikan. Namun,
keluargalah yang memberikan pengaruh pertama kali. Keluarga merupakan pusat
pendidikan yang paling berpengaruh dibandingkan yang lain, karena seorang anak
masuk Islam sejak awal kehidupannya, dan dalam keluargalah ditanamkan benih –
benih pendidikan. Demikian pula waktu yang dihabiskan seorang anak di rumah lebih
banyak dibandingkan waktu yang ia habiskan di tempat lain, dan kedua orang tua
merupakan figur yang paling berpengaruh terhadap anak ( Muhammad Quthub ).5
Agar pendidikan anak dapat berhasil, maka sangat dibutuhkan lingkungan
keluarga yang harmonis, ada rasa aman yang diperoleh dari ibu, rasa terlindungi dari
ayah, dan bantu membantu antara yang satu dengan lainnya.6
Shalat merupakan suatu amal ibadah yang mempunyai nilai tertinggi dan sebagai
ruh dari agama Islam. Perintah kewajiban shalat yaitu firman Allah Al Qur’an surat
An Nisa’ ayat 103
….(#q ßJŠÏ%r' sùno 4q n=¢Á9$#4¨b Î)no 4q n=¢Á9$#ôMtR% x.’n? tãšúü ÏZÏB÷s ßJ ø9$#$Y7» tFÏ.$Y?q è%öq ¨BÇÊÉÌÈ
“Maka dirikanlah shalat, Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktunya atas orang – orang yang beriman”.( Q.S. An Nisa’ : 103)7
Di samping firman Allah tersebut, kewajiban shalat secara khusus disampaikan
secara langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui proses mi’raj tanpa
perantara malaikat Jibril. Hal ini berbeda dengan kewajiban ritual ibadah yang lain
seperti zakat, puasa, haji dan lain – lain. Dengan melaksanakan shalat dengan baik
dan benar serta khusyu’, niscaya akan diharapkan terbentuknya pribadi yang sehat dan
berakhlak mulia,sehingga akan terhindar dari dari segala kemaksiatan, kejahatan serta
4 Ibid., hlm. 237.5 Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual dalam Keluarga
Muslim, terj. Ibnu Burdah ( Yogyakarta : Mitra Pustaka, 1998 ), Cet. I, hlm. 16.6 _________________, Psikologis Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga, ( Jakarta : BPK. Gunung
Mulia ), hlm. 24 – 25.7 Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 96.
3
3
dapat menjadikan masyarakat yang mempunyai mental yang kuatdan sanggup
membentengi didinya dari nafsu – nafsu yang sekedar menuruti kesenangan pribadi.
Untuk melaksanakan dan mewujdkan harapan di atas tidaklah mudah. Sebaiknya
pendidikan agama ditanamkan sejak dini, yaitu melalui latihan – latihan keagamaan
seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan membaca Al Qur’an.Shalat jamaah harus
dibiasakan sejak kecil sehingga lama – lama akan tumbuh rasa senang untuk
melakukan ibadah tersebut.8
Orang tua yang memberikan pendidikan agama kepada anak terutama dalam
beribadah melalui perhatian, pembiasaan dan keteladanan akan lebih mudah diterima
oleh anak daripada anak dididik dengan kekerasan dan orang tua sama sekali tidak
memberikan pembiasaan dan keteladanan, maka anak akan rajin dan taat hanya waktu
di rumah ketika dalam pengawasan orang tua. Setelah di luar rumah maka anak akan
seenaknya dalam menjalankan ibadah.
Dengan pembiasaan dan keteladanan orang tua dalam mengerjakan ibadah, baik
itu sholat, berpuasa, membaca Al-Qur’an, shodaqoh (infaq, zakat) dan lain
sebagainya, maka anak akan dengan sendirinya taat dalam beribadah. Taat bukan
berarti mengerjakan kebaikan (ibadah) jika ada orang tua atau orang yang ditakuti
akan tetapi mengerjakan ibadah sadar dengan sendirinya, dengan hati nuraninya dan
dengan niat ikhlas.
MI Kenteng merupakan sebuah sekolah yang mengacu pada kurikulum dari
Kementrian Agama dan Dinas Pendidikan Nasional. Dalam kegiatan pembelajaran di
MI Kenteng sama dengan sekolah dasar (SD) pada umumnya, namun masih ditambah
dengan mata pelajaran agama yang lebih lengkap, dengan tujuan para peserta didik
terbiasa mempraktikkannya dalam kehidupan sehari – hari baik saat di sekolah, di
rumah, maupun di masyarakat.
Dengan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul " HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN
ORANG TUA DENGAN KETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI
8 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1996), Cet. XV, hlm.63.
4
4
MADRASAH PADA SISWA KELAS V MI KENTENG KECAMATAN
BANDUNGAN TAHUN 2010.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul di atas, maka perlu adanya
pembatasan dan penjelasan istilah terlebih dahulu dengan judul tersebut. Adapun
istilah-istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:
1. Bimbingan Keagamaan Orang Tua.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak- anak, remaja,
maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma- norma yang yang berlaku.9
Keagaamaan berasal dari kata "agama" yang berarti prinsip kepercayaan
kepada Tuhan dengan aturan-aturan syariat tertentu. 10 Sedangkan keagamaan
berarti hal yang berkaitan dengan agama. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa bimbingan keagamaan berarti suatu usaha memimpin yang mengharap
pada hal-hal yang bersifat agama.
Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang sudah berumur,orang yang
usianya sudah banyak,ayah dan ibu, orang yang sudah lama hidup dan
sebagainya.11Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ayah dan ibu.
Yang dimaksud bimbingan keagamaan orang tua pada penelitian ini adalah
usaha yang dilakukan orang tua dalam mengarahkan anak agar menjadi anak yang
selalu taat menjalankan ibadah yang diajarkan agama, yaitu terutama ibadah
shalat. Adapun yang menjadi indikator bimbingan agama Islam dalam keluarga :
9 Prayitno dan Erman Amti, Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,2004 ), hlm. 99.
10 Em Zul fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkapr Bahasa Indonesia, Cet. III, ( DifaPublisher, 2009), hlm. 23
11 Ibi.,, hlm. 602
5
5
a. Membimbing dalam belajar agama Islam:
1. Membimbing anak untuk melaksanakan sholat
2. Membimbing anak untuk membaca Al-Qur’an
3. Membimbing anak tentang akhlak yaitu dengan :
- Memberikan keteladan..
- Membimbing perilaku yang baik.
4. Membimbing anak untuk melaksanakan puasa wajib dan sunah.
b. Memberi pujian atau hadiah pada anak apabila:
1. Rajin dalam mengerjakan ibadah sholat, puasa dan rajin
dalam membaca Al-Qur’an.
2. Mengerjakan hal-hal yang positif, yang baik.
3. Memberi hukuman secara bertahap apabila anak melakukan kesalahan.
c. Menyediakan fasilitas, yaitu dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak
yang berkaitan dengan keagamaan.
2. Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Madrasah
Ketaatan berasal dari kata taat yang artinya patuh menuruti perintah secara
ikhlas; tidak berlaku curang, setia; shalih, kuat iman, rajin mengamalkan ibadah.12
Taat juga berarti senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah, dsb); patuh.
Ketaatan berarti kepatuhan, kesetiaan, kesalehan. 13 Ibadah adalah hal
memperhambakan diri kepada Allah sengan taat melaksanakan perintah dan
anjuranNya serta menjauhi laranganNya karena Allah semata, baik dalam bentuk
kepercayaan, perkataan, maupun perbuatan.14
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ibadah adalah amalan yang
diniatkan untuk berbakti kepada Allah yang pelaksanaaannya diatur oleh syariat;
ketaatan menjauhi larangan Tuhan dan menjalankan perintahNya.15
Shalat secara lughat berarti do’a. sedangkan menurut istilah syara’ shalat
adalah ibadah yang terdiri dari beberpa perbuatan dan perkataan tertentu yang di
mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam, menurut cara- cara dan syarat-
12 Ibid., hlm. 78213 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 111614, M. Abdul Mujieb, et. al., Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 109.15 Em Zul Fajri, op.cit., hlm. 367.
6
6
syarat serta rukun yang telah ditentukan oleh syara’.16 Sedangkan shalat dhuhur
merupakan shalat wajib yang dikerjakan pada siang hari yaitu dimulai dari saat
tergelincir matahari dari pertengahan langit dan di ketika bayangan sesuatu
(seperti sapu lidi ditegakkan) sama panjang, selain bayangan yang rebah ke
sebelah timur.17
Yang dimaksud ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di sekolah dalam
penelitian ini adalah ketaatan anak (siswa kelas V MI Kenteng) dalam
menjalankan kewajiban ibadah shalat dhuhur yang dilakukan di sekolah ( MI
Kenteng ). Adapun yag menjadi indikator ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di
sekolah adalah :
a. Aktif mengikuti kegiatan shalat dhuhur di madrasah.
b. Berwudhu
c. Hafal bacaan shalat.
d. Tepat dan tertib dalam gerakan shalat.
e. Serius menjalankan shalat dhuhur.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka fokus masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana bimbingan keagamaan orang tua pada siswa kelas V MI Kenteng
Kecamatan Bandungan Tahun 2010 ?
2. Bagaimana ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V
MI Kenteng Kecamatan Bandungan Tahun 2010 ?
3. Bagaimana hubungan bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah
shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Kecamatan
Bandungan Tahun 2010 ?
16 M. Abdul Mujieb, et.al., op. cit., hlm. 313.17 Tengku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, ( Semarang : PT. Pustaka Rizki
Putra, 2001 ), hlm. 24.
7
7
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan, pemikiran dan
pengetahuan dalam bidang pendidikan Islam bagi penulis khususnya dan bagi
dunia Islam pada umumnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapan memberikan pemahaman kepada masyarakat pada
umumnya dan bagi orang tua pada khususnya tentang pentingnya bimbingan
keagamaan orang tua bagi ketaatan ibadah shalat dhuhur anak.
3. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan di Fakultas Tarbiyah pada umumnya dan PAI pada khususnya.
8
8
BAB II
BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN KETAATAN
IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH
A. Bimbingan Keagamaan Orang Tua
1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Orang Tua
Secara etimologis kata bimbingan merupakan tejemahan dari kata “ guidance “
berasal dari kata kerja “ to guide “ yang berarti menunjukkan, membimbing,
menuntun atau membantu. Sedangkan pengertian bimbingan secara terminologi
yaitu antara lain sebagai berikut :
- Bimbingan adalah sustu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri
dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungan.1 ( Muh. Surya, 1988: 12)
- Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang ( individu )
atau sekelompok orang agara mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-
pribadi yang mandiri.2( Prayitno , 1983: 2 dan 1987 : 35 )
- “Guidance is a process of helping individual thorough their own effort to
discover and develop their potentialities both for personal happiness and social
usefulness” atau bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui
usaha sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social.3(Year’s Book of
Education 1995)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah,( Jakarta : PT. RinekaCipta,1995 ), hlm. 2
2 Ibid.3Hallen A, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), hlm. 3
9
9
“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang dibewrikan kepada individu
atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan –
kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individi –
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.4
Keagamaan berasal dari kata agama yang jika dalam bahasa Inggris disebut
religion atau religi.
Menurut A.S. Homby and E.C. Parnwell agama adalah :
a. Kepercayaan kepada Tuhan Sebagai pencipta dan pengawas dalam semesta.
b. Sistem kepecayaan dan penyembahan didasarkan atas keyakinan tertentu.5
Keagaamaan berasal dari kata "agama" yang berarti prinsip kepercayaan
kepada Tuhan dengan aturan-aturan syariat tertentu. Sedangkan keagamaan
berarti hal yang berkaitan dengan agama.6
Pengertian bimbingan keagamaan sebagaimana dikemukakan oleh H.M.
Arifin, M. Ed yaitu usaha pemberian bantuan terhadap seseorang yang
mengalsmi kesulitan baik lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut
kehidupan di masa kini dan mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di
bidang mental dan spiritual, dengan maksud agar orang yang bersangkutan
mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya
sendiri melalui dorongan dari kekuatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.7
Orang tua adalah orang yang sudah tua,dalam artian ayah dan ibu yang
diharuskan untuk mendidik anak yang mereka asuh dengan disertai
penuhtanggung jawab.
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa bimbingan
keagamaan orang tua adalah usaha orang tua dalam memberikan bimbingan
4Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta : Andi Offset, 1995 ), Cet.III,hlm. 4
5Nasruddin Razak, Dienul Islam, ( Bandung : Al- Ma’arif, 1989 ), hlm. 606 Em Zul fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkapr Bahasa Indonesia, Cet. III, ( Difa
Publisher, 2009), hlm. 23
7M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, ( Jakarta : PT. GoldenTerayon Press, tth ), hlm. 2
10
10
atau pembinaan keagamaan kepada anaknya agar terbiasa hidup sesuai dengan
ajaran Islam.
2. Dasar Bimbingan Keagamaan
Al Qur’an dan hadits adalah landasan ideal dan konseptual bimbingan
konseling Islam. Dari kedua sumber tersebut gagasan, tujuan dan konsep-
konsep bimbingan konseling Islam bersumber. Dasar yang menjadi isyarat
kepada manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada orang lain (
keluarga ) yaitu antara lain :
a. Firman Allah dalam Q. S. At Tahrim ayat 6 :
$ pkš‰r'»tƒtûïÏ% ©! $#(#qãZ tB#uä(# þqè%ö/ä3 |¡ àÿRr&ö/ä3‹ Î=÷d r& ur# Y‘$ tR$yd ߊqè% urâ¨$Z9$#äou‘$yf Ït ø:$#ur
$ pköŽ n=tæîp s3 Í´ ¯»n=tBÔâŸxÏî׊#y‰Ï©žwtbqÝÁ÷è tƒ©!$#!$ tBöN èd t•tBr&tbqè=yè øÿ tƒur$tBtbr â• sD ÷sãƒÇÏÈ
“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari apineraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak menghargai Allah terhadap apayang diperinthkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yangdiperintahkan”. (Q.S. At Tahrim : 6)8
b. Sabda Nabi Muhammad SAW
-
: ,
, : :
8 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya Al-Jumanatul ‘Ali, (Bandung : CV.J-Art,2005,) Ed. Refisi, hlm. 561.
11
11
,
.
“Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk mengerjakan Shalatketika mereka ber usia tujuh tahun dan pukulah mereka apabilaameninggalkan shalat ketika mereka berusia sepuluh tahun dan pisahlahtempat tidurnya di antara mereka”. (H.R.Abu Daud)9
3. Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak
Di dalam keluarga, mula-mula anak menerima pendidikan secara langsung
dari orang tuanya. Karena pendidikan anak dalam keluargabersifat kodrat maka
dalam hal ini menjadi fundamen bagi pendidikan yang diterima di luar rumah.
Dengan demikian pendidikan keluarga harus menjadi dasar bagi pendidikan
anak. Jadi orang tua berkewajiban mengasuh, mendidik serta mengarahkan
agar nantinya anak menjadi pribadi yang shalih atau shalihah serta berakhlak
mulia.
Sabda Nabi SAW
)
()10(
“Diceritakan dari abu hurairah ra, nabi Muhammad saw bersabda tidak adasatupun bayi yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah maka kedua orang tualah yang menjadikan dia yahudi, nasrani ataupun majusi sebagaimana seekor
9 Abi Daud Sulaiman Bin Al Asy’ats Al Sajstani, Sunan Abi Daud, Juz. I, hlm. 12710Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Matn Bukhori Masykul,(Beirut:Dar Al
Ma’rifah,tth), Juz I,hlm. 235
12
12
binatang yang dilahirkan oleh induknya dalam keadaan sempurna. Apakah kalianmelihat binatang itu dalam keadaan cacat?kemudian abu hurairah berkata:”Allah yang dengan kekuasaannya membersihkan manusia dari kecacatan”. (H.RImam Bukhori).
Seorang ayah menjadi kepala keluarga mempunyai peranan penting untuk
memimpin, memberikan bimbingan pendidikan, perlindungan serta memberikan
nafkah kepada keluarganya. Dalam bidang pendidikan seorang ayah harus mampu
bertindak sebagai guru dan pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Untuk itulah
orang tua harus memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap amanat Allah yang
dititipkan kepadanya, maka orang tualah yang menjadi sentral figur bagi anak serta
yang akan tampil paling depan sebagai panutan anak dimana orang tua yang
pertama mereka kenal sebelum memasuki bangku sekolah ataupun pondok
pesantren.
Jadi jelas bahwa peran orang tua yang sangat dibutuhkan oleh anak. Jika
ayah dan ibunya membiasakan anak berlatih, bertindak, bersikap sopan dan
menghormati orang lain, mengajari tentang tata cara melaksanakan ibadah sholat,
membiasakan untuk berdo'a dan membaca Al-Qur'an dan mengajarinya
bershadaqah untuk menumbuhkan ketaatan anak dalam beribadah.
4. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua
Orang tua sebagai manusia yang lebih dewasa adalah merupakan pendidik
utama dan pertama bagi anaknya.Dari orang tuanyalah anak menerima
pendidikan pertama baik langsung maupun tidak langsung. Di samping itu
pendidikan tersebut memepunyai pengaruh terhadap kehidupan anak di
kemudian hari.
Pada tahun-tahun pertama, orang tua memegang peranan utama dalam
memikul tanggung jawab pendidikan anak. Pada saat ini pemaliharaan dan
pembiasaan sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan.11
11Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm.237
13
13
Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dalam
membimbing dan mendidik anaknya dengan kebaikan dasar-dasar agama.
Di sini akan diuraikan mengenai tugas dan tanggung jawab orang tua.
a. Orang tua sebagai pelindung dan pemelihara
Orang tua berkewajiban untuk melindungi dan memelihara
keselamatan keluarga. Anak terlahir dengan membawa bakat-bakat sebagai
karunia Allah, maka kewajiban orang tua adalah memelihara, membimbing
dan mengarahkan kepada hal- hal yang positif.
b. Orang tua sebagai pendidik
Mendidik adalah kewajiban orang tua. Sejak kecil anak harus sudah
dididik kea rah kebaikan agar kelak menjadi anak yang sholeh dan
bertanggung jawab dalam kehidupannya.Tugas orang tua dalam mendidik
anak adalah untuk memupuk perkembangan dan melatih mental serta
potensi yang tersimpan dalam diri anak.
Di samping itu orang tua harus membekali anak dengan pendidikan
dan bimbingan keagamaan sebagai dasar kepribadian mereka. Pendidikan
agama bukanlah sekedar menyampaikan pengetahuan agama dan melatih
keterampilan dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi pendidikan jauh
lebih luas dari pada itu ia pertama-tama bertujuan untuk membentuk
kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama. Pembunaan sikap mental
dan akhlak jauh lebih penting dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan
hukum-hukum agama yang tidak diresapi dan dihayatinya dalam hidup.12
c. Orang tua sebagaipemimpin
Orang tua selain sebagai pelindung dan pendidik, juga sebagai
pemimpin bagi anak-anaknya. Memimpin merupakan kegiatan pengarahan
dan pengandalian orang lain kea rah tujuan yang telah ditentukan. Oleh
karena itu sebagai orang tua berkewajiban mempengaruhi, mengarahkan
dan mengendalikan anak agar mereka melaksanakan ajaran-ajaran sesuai
dengan syari’at Islam.
12Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1991), Cet. 13, hlm. 107
14
14
5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Orang Tua kepada Anak
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman dan latihan-latihan yang dilakukan pada masa kecilnya dulu. Anak
yang waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada
masa dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam
hidupnya. Sebaliknya, jika orang yang waktu kecilnya mempunyai
pengalaman-pengalaman agama, misalnya bapak-ibunya adalah orang-orang
yang tahu agama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup
menjalankan agama, ditambah pula pendidikan agama secara sengaja di
rumah, sekolah dan masyarakat. Maka orang itu akan dengan sendirinya
cenderung hidup dalam aturan-aturan agama, terbiasa menjalankan ibadah,
takut melakukan larangan-larangan agama,serta dapat merasakan betapa
nikmatnya hidup beragama.13
Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang
baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan taat beribadah serta berakhlak
terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik yang formal (di
sekolah ) maupun yang informal (di rumah oleh orang tua).14
Di sini akan diuraikan beberapa metode yang efektif untuk membimbing anak
supaya terbentuk pribadi yang shalih atau shalihah.
a. Bimbingan dengan keteladanan
Orang tua sebagai pembimbing dan pendidik merupakan contoh ideal
dalam pandangan anak. Segala tingkah laku dan perbuatannya akan
terrekam dan ditiru, bahkan semua keteladanan itu akan melekat pada diri
dan perasaannya baik dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
Keteladanan mengandung konsekuensi apa yang disampaikan ke
anak-anak bukan sekedar kata-kata saja, namun harus ditopang oleh
perbuatan atau sikap nyata. Nasihat-nasihat dari orang tua akan. Cepat
hilang, sedangkan teladan akan tertancap kuat di benak sang anak.15
13Ibid., hlm. 3514Ibid.,hlm. 5615Abi M. F. Yaqin, Mendidik Secara Islami, ( Jombang: Lintas Media, tth), hlm.30
15
15
Firman Allah Q. S. As Shaaf ayat 2
$ pkš‰ r'»tƒtûïÏ% ©! $#(#qãZ tB#uäzN Ï9šcqä9q à) s?$tBŸwtbqè=yè øÿ s?ÇËÈ
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apayang tidak kamu perbuat ?”.16(Q.S. As Shaaf : 2)
b. Bimbingan dengan cerita
Salah satu cirri khas Al Qur’an dalam menyampaikan nilai-nilai
pendidikan adalah dengan bercerita. Kita dapat menjumpai berbagai cerita
umat terdahulu serta kisah para Nabi Allah dalam mendakwahkan
agamaNya. Kisah semacam ini terasa efektif sekali karena selain untuk
memaparkan sejarah umat terdahulu juga untuk menyampaikan nilai-nilai
kehidupan yang dapat dijadikan cermin dalam kehidupan kita.
Firman Allah Q. S. Huud ayat 120:
yxä.ur•È à) ¯Ry7ø‹n=tãô ÏBÏä!$ t6/R r&È@ß™”•9 $#$tBàMÎm7sVçR¾Ïm Î/x8 yŠ# xsèù4x8 uä!% y ur’ÎûÍn É‹»yd‘
, ysø9 $#×p sàÏã öqtBur3“t• ø.ÏŒ urtûüÏYÏB ÷sßJ ù=Ï9ÇÊËÉÈ
“Dan semua kisah dari rasul- rasul yang Kami ceritakan kepadamu ialahkisah- kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu, dan dalam surat initelah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagiorang- orang yang beriman”.17(Q.S. Huud : 120)
c. Bimbingan dengan imbalan dan sanksi yang tepat
Merujuk pada sikap Al qur’an yang memberikan imbalan dan sanksi
yang berimbang, maka orang tuapun harus memberikan imbalan dan
sanksi dalam porsi yang adil. Hukuman yamg diberikan usahakan tidak
berupa hukuman fisik, cacian, atau kritikan. Prinsip dasar pemberian
hukuman itu harus memberikan manfaat pada anak.18
16Deprtemen Agama RI,op. cit., hlm.55217Ibid., hlm. 236.18Abi M. F. Yaqin, Op. cit., hlm. 43.
16
16
Menurut Al Ghazali pemberian imbalan mempengaruhi hasil belajar.
Beliau adalah salah seorang ulama yang juga memahami bahwa hukuman
haruslah mendidik. Hukuman untuk anak haruslah memiliki karakteristik
tersendiri yang didasarkan pada tujuan kemaslahatan, bukan untuk
menghancurkan perasaan anak, menyepelekan harga dirinya, atau
menghinakan martabatnya.19
d. Bimbingan dengan adat kebiasaan
Orang tua membimbing anak tidak cukup hanya melalui suruhan,
tetapi orang tua dituntut untuk menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Mengajarkan kepada mereka akhlakul karimah kepada sesama manusia
dan makhluk yang lain serta mengerjakan ibadah kepada Allah. Orang tua
membiasakan mengajak anak-anaknya untuk shalat berjamaah, dibiasakan
berdo'a dan membaca Al-Qur'an, berbicara yang baik, menghormati orang
tua dan bersikap sopan kepada orang lain.
Para orang tua hendaknya mengajarkan kepada anak-anak mereka
tetang hukum-hukum halal dan haram.20 Disini orang tua dituntut melatih
anak-anaknya mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi semua
larangan-larangan-Nya. Jika orang tua (pendidik) mendapat anaknya
berbuat dosa atas kemungkaran seperti mencuri, berbicara kotor, maka
orang tua harus mengingatkan bahwa yang dilakukan itu adalah perbuatan
makruh, bahwa perbuatan itu haram. Dan jika orang tua (pendidik)
mendapati anaknya berbuat baik atau positif, seperti mengeluarkan
shadaqah atau menolong orang lain, maka orang tua juga harus
mendorong supaya lebih rajin lagi dan mengatakan bahwa hal yang
dilakukan itu perbuatan baik dan halal.
e. Bimbingan dengan nasihat
Diantara metode dan cara-cara mendidik yang efektif didalam
upaya membentuk keimanan anak, mempersiapkannya secara moral, psikis,
19 Ibid.,hlm. 51.20 Zakiah Daradjat, op. cit., hlm. 62
17
17
dan sosial adalah mendidiknya dengan memberi nasihat. Sebab, nasihat
sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala hakekat,
menghiasinya dengan moral mulia, dan mengajarinya tentang prinsip
Islam.21
Seorang ayah dan ibu diharapkan memiliki waktu luang untuk
berkumpul bersama anak-anaknya dan diisi dengan bercerita tentang kisah-
kisah dan hikmah yang berintikan nasihat, dengan cara yang tidak
membosankan, dan variatif sehingga tujuan membentuk rohani, jiwa, dan
akhlak mereka akan tercapai. Dalam menyampaikan nasihat hendaknya
orang tua menggunakan bahasa yang baik dan lemah lembut.
B. Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak
1. Pengertian Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak
Ketaatan berasal dari kata taat yang artinya patuh menuruti perintah secara
ikhlas; tidak berlaku curang, setia; shalih, kuat iman, rajin mengamalkan
ibadah.22 Taat juga berarti senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah, dsb);
patuh. Ketaatan berarti kepatuhan, kesetiaan, kesalehan.23Ibadah adalah hal
memperhambakan diri kepada Allah sengan taat melaksanakan perintah dan
anjuranNya serta menjauhi laranganNya karena Allah semata, baik dalam
bentuk kepercayaan, perkataan, maupun perbuatan.24
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ibadah adalah amalan yang
diniatkan untuk berbakti kepada Allah yang pelaksanaaannya diatur oleh
syariat; ketaatan menjauhi larangan Tuhan dan menjalankan perintahNya.25
Ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah dengan taat
melaksanakan segala perintah dan anjuranNya, serta menjauhi segala
laranganNya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan,
21Abi M. F. Yaqin, Op. cit., hlm. 65-66.22 Em Zul fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkapr Bahasa Indonesia, Cet. III, ( Difa
Publisher, 2009), hlm. 782.23 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 111624, M. Abdul Mujieb, et. al., Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 109.25 Em Zul Fajri, op.cit., hlm. 367.
18
18
maupun perbuatan.26Ibadah juga diartikan sebagai penyembahan seseorang
hamba terhadap TuhanNya yang dilakukan dengan merendahkan diri serendah-
rendahnya,dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yang ditentukan oleh
agama.27
Menurut bahasa shalat berarti doa, sedangkan menurut syara’ artinya
bentuk ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam.28
Adapun pengertian shalat dhuhur adalah:
:
29
Shalat dhuhur adalah shalat yang dikerjakan setelah tergelincir matahari
dari pertengahan langit sampai bayang - bayang sesuatu telah sama dengan
panjangnya, selain dari bayang - bayang yang ketika matahari menonggak
(tepat di atas ubun - ubun).
Shalat terbagi atas shalat fardhu dan sunah. Shalat fardhu terdiri atas
Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya’ dan Subuh. Sedangkan shalat sunah banyak
macamnya. Antara lain, Shalat Dhuha, Tahajud, Tarawih, Rawatib dan lain-
lain.
2. Dasar kewajiban shalat
Yang menjadikan dasar kewajiban ibadah shalat antara lain :
1. Q. S. Al Hajj : 77
26M. Abdul Mujieb, et. al., op. Cit., hlm. 10927 Slamet Abidin dan Moh. Suyono, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), hlm. 1128 Ibid., hlm. 6129 Al Imam Taqiyyuddin Abi Bakar Bin Muhammad Al Husaini, Kifayatul Akhyar Fi Halli
Ghayatil Ikhtishar, Juz. I (Surabaya: Darul Abidin, tth), hlm. 77
19
19
$ yg•ƒr'»tƒšúïÏ% ©!$#(#qãZ tB# uä(#qãè Ÿ2 ö‘ $#(#r ߉àf ó™$#ur(#r ߉ç6ôã $#uröN ä3 /u‘(#qè=yè øù $# ur
uŽö• y‚ ø9$#öN à6 ¯=yè s9šcqßs Î=øÿ è?ÇÐÐÈ
“Hai orang- orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu,sembahlah Tuhanmu, dan perbuatlah kebajikan supaya kamumendapat kemenangan”. (Q.S. Al Hajj : 77)30
2. Q. S. Al Baqarah : 43
(#qßJŠÏ% r& urno4q n=¢Á9$#(#qè?# uäurno 4qx.“9$#(#q ãè x.ö‘ $#uryìtBtûüÏè Ï.º§•9 $#ÇÍÌÈt
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk” .(Q.S. Al Baqarah : 43)31
3. Q. S. An Nisa : 103
¨b Î)....no4qn=¢Á9$#ôMtR% x.’n?tãšúüÏZ ÏB÷s ßJ ø9$#$Y7»tF Ï.$Y?qè% öqBÇÊÉÌÈ
“Sesungguhnya Shalat itu adalah kewajiban yang ditentuan waktunyaatas orang- orang yang beriman”. (Q.S. An Nisa’ : 103)32
4. Q. S. Al Ankabut : 45
ã@ø? $#!$ tBzÓ Çrr é&y7ø‹ s9Î)šÆ ÏBÉ=»tGÅ3 ø9 $#ÉO Ï% r& urno4q n=¢Á9$#(žc Î)no4q n=¢Á9$#4‘sS÷Z s?
ÇÆ tãÏä!$ t± ósxÿ ø9$#Ì•s3Z ßJ ø9$# ur3ã•ø.Ï% s!ur«!$#çŽt9 ò2r&3ª!$# urÞO n=÷è tƒ$ tBtbqãè oYóÁs?ÇÍÎÈ
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu’ yaitu Al Kitab (AlQur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mebcegah dari(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnyamengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-
30Departemen Agama RI, op.cit., hlm .34231 Ibid., hlm. 8.32Ibid., hlm. 96
20
20
ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu Kerjakan”. (Q. S. Al Ankabut : 45)33
Ayat- ayat di atas menjadi dasar perintah kewajiban shalat.
3. Keistimewaan- keistimewaan Shalat
Shalat merupakan penghubung langsung antara hamba dengan Tuhannya.
Shalat memiliki banyak keistimewaan, antara lain yaitu :
a.Shalat adalah ibadah badaniah yang mula- mula difardhukan.
b. Shalat adalah tiang agama.
Sabda Nabi SAW bahwa “Shalat itu tiang agama. Barang siapa
mendirikan shalat, sesungguhnya ia telah mendirikan agama. Dan barang
siapa meruntuhkan shalat, sungguhlah ia telah meruntuhkan agama.”
(H.R.Al Baihaqy dari Umar r.a., Al Ihya’ 2 : 9).
c. Shalat lima difardhukan di langit di malam mi’raj.
Shalat lima itu difardhukan pada malam Nabi Muhammad SAW
berisra’ (berjalan malam) dan bermi’raj (naik ke alam tinggi).
Seluruh fardhu dan ibadah selain shalat diperintahkan Allah kepada Jibril
untuk menyampaikannya kepada Muhammad SAW.34
d. Shalat adalah akhir wasiat Nabi SAW dan nabi- nabi yang lain.
Dalam wasiatnya yang terakhir kepada kita para umatnya, beliau
mengatakan: “Ingatlah akan Allah , terhadap shalat, dan terhadap budak-
budak sahaya yang kamu miliki.” (H. R. Ahmad, Risalah As Shalah: 8).
e. Shalat adalah permulaan amal yang dihisab di akhirat, dan akhir ibadah yang
ditinggalkan umat di dunia.
f. Shalat adalah syiar Islam yang utama, dan tali perhubungan antara hamba
dengan Allah SWT yang paling kokoh.35
33 Ibid.,hlm. 402.34 Teuku Muhammmad Ash Shidieqy, Pedoman Shalat (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra,
2001), hlm. 5.35 Ibid., hlm. 6.
21
21
4. Syarat- syarat sah Shalat.
Syarat- syarat sah shalat yaitu :
a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim Nabibersabda “Allah tidak menerima shalat seseorang di antara kamu apabilaberhadas hingga ia berwudhu.”36
a. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.
Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Mudassir ayat 4:
y7t/$ u‹ÏO urö• ÎdgsÜsùÇÍÈ
“Dan pakaianmu bersihkanlah”. ( Q. S. Al Mudassir : 4)37
b. Menutup aurat.
Aurat laki- laki yaitu antara pusat sampai lutut, sedangkan aurat
perempuan yaitu seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan.
Firman Allah Q. S. Al A’raf ayat 31 :
ûÓÍ_ t6» tƒtP yŠ#uä(#r ä‹è{ö/ä3 tGt ƒÎ—y‰Z ÏãÈe@ä.7‰Éf ó¡ tB(#q è=à2 ur(#qç/uŽõ°$# urŸwur(# þqèù ÎŽô£ è@4
¼çmR Î)Ÿw•=Ïtä†tûüÏù ÎŽô£ ßJ ø9 $#ÇÌÊÈ
“Hai Anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
memasuki masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih-
lebihkan, sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan”. ( Q. S. Al A’raf : 31)38
c. Mengetahui masuknya waktu shalat.
36 Ibid., hlm. 68.37 Departemen Agama RI, op.cit., hlm .576.38Ibid., hlm. 155.
22
22
d. Menghadap ke kiblat.
Firman Allah Al Qur’an Surat Al Baqarah 144:
4ÉeAuqsùy7ygô_ urt• ôÜx©Ï‰Éf ó¡ yJ ø9$#ÏQ# t• ysø9 $#4ß]øŠ ym ur$ tBóO çFZä.(#q —9uqsùöN ä3 ydqã_ ãr¼ çnt• ôÜx©....
“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya”. ( Q. S. Al Baqarah :
144)39.
5. Syarat Wajib Shalat.
Syarat- syarat wajib shalat yaitu:
a. Islam
Orang yang bukan islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak
dituntut untuk mengerjakannya hingga ia masuk Islam. Karena meskipun ia
mengerjakannya, tetap tidak sah.40
b. Baligh (dewasa).
Umur dewasa itu dapat diketahui melalui salah satu tanda berikut:
- Cukup berumur lima belas tahun.
- Keluar mani.
- Mimpi bersetubuh.
- Mulai keluar haid bagi perempuan.41
c. Berakal.
Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan shalat.42
d. Suci dari haid dan nifas.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhori
bahwa “apabila datang haid, tinggalkanlah shalat”.
39 Ibid., hlm.2340 Hamid Ahmad At-Thahir, Buku Pintar Shalat Lengkap Dan Mudah, (Solo: PT. Aqwam Media
Profetika, 2008), hlm. 20.41 Ibid., hlm. 2142Ibid.
23
23
e. Telah sampai dakwah.
Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum.43
Firman Allah Q. S. An Nisa’: 165.
Wxß™•‘tûïÎŽÅe³ t6•BtûïÍ‘ É‹YãBuržxy¥ Ï9tbqä3 tƒÄ¨$ ¨Z=Ï9’n?tã«!$#8p¤f ãmy‰÷è t/È@ß™”•9$#4
tb% x.urª!$## ¹“ƒÍ•tã$ VJŠÅ3 ymÇÊÏÎÈ
“ (Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembiradan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagimanusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Danadalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. ( Q. S. AnNisa’ : 165)44
f. Jaga.
Orang yang tidur tidak wajib shalat, begitu pula orang yang lupa.
Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya “Yang terlepas
dari hukum ada tiga macam: kanak- kanak hingga ia dewasa, orang tidur
hinga ia bangun, orang gila hingga ia sembuh.”( H. R. Abu Daud dan Ibnu
Majah)
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan beribadah anak
Anak adalah amanat bagi orang tuanya yang harus dijaga, dibimbing
(dididik) dan diarahkan kepada kebaikan agar anak nantinya tidak terjerumus
kepada kemaksiatan dan perbuatan zalim. Orang tua mengharapkan anak-
anaknya menjadi anak yang shaleh dan shalikhah, mempunyai kepribadian
yang kuat, sikap mental yang sehat, akhlak terpuji, serta selalu taat dalam
menjalankan ibadah.
43 Teuku Muhammad Hasbiy Ash Shidieqiy, op cit., hlm. 20.44 Departemen Agama RI, op cit., hlm. 105.
24
24
Semua itu tidak akan terjadi tanpa adanya dukungan, baik dari keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
ketaatan anak beribadah adalah faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern yaitu yang ada pada diri anak tersebut dan sudah melekat
dalam hatinya. Dalam mengerjakan ibadah anak tidak menunggu suruhan dari
orang tua. Anak mengerjakan dengan niat ikhlas.
Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar, antara lain: faktor
keluarga, faktor sekolah, lingkungan dan faktor masyarakat.
a. Faktor keluarga
Keluarga merupakan faktor pertama yang mempengaruhi ketaatan
anak dalam beribadah. Rumah merupakan tempat yang pertama dan utama
dimana anak mendapatkan bimbingan keagamaan dan juga berkewajiban
mendidik, membimbing dan mengarahkannya secara sungguh-sungguh
supaya anak taat dalam menjalankan ibadahnya, baik shalat, membaca Al-
Qur'an, bedoa, zakat, shadaqah, taat dan berbakti kepada orang tua dan
menghormati serta berperilaku baik kepada orang lain. Hal ini tidak lepas
dari kondisi orang tua itu sendiri, jika orang tua di rumah selalu
menjalankan shalat dengan selalu berjamaah, berdoa setelah shalat, rajin
membaca Al-Qur'an, menghormati orang lain, berbicara yang baik,
berzakat, senang bershadaqah, maka anak dengan sendirinya akan
mengikuti seperti apa yang dikerjakan orang tuanya.
b. Faktor sekolah dan lingkungan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang disediakan masyarakat
untuk mendidik generasi penerus, menyiapakan mereka bagi kehidupan
masyarakat. Di tempat inilah anak menghabiskan sebagian besar waktunya.
Pendidikan di sekolah dimulai setelah pendidikan di rumah. Sekolah
meneruskan pendidikan yang telah diterima di dalam keluarganya agar
pertumbuhan dan perkembangan baik kepribadian dan sikap keagamaanya
sesuai dengan harapan.
25
25
Sekolah dalam usahanya untuk memberikan ilmu pengetahuan terhadap
siswa dan sebagai lembaga pendidikan formal, harus memfungsikan
pendidikannya dalam hal yang benar, yaitu dapat mempengaruhi sikap dan
tingkah laku anak didiknya ke arah yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Secara singkat sekolah mempunyai peranan penting dalam usaha
membentuk kepribadian anak untuk masa depannya, terutama yang berciri
khas agama, dimana kurikulumnya diajarkan pendidikan tentang akhlak
dan bagaimana melaksanakan ibadah dengan baik.
Faktor lain yang mempengaruhi anak rajin dan taat menjalankan ibadah
selain guru yang mengarahkan dan membimbingnya adalah adanya fasilitas
di sekolah yang mendukung (masjid) dan teman-temannya. Dengan
adanya fasilitas masjid, guru dan siswa dapat memanfaatkannya untuk
shalat berjamaah, tadarus, pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Teman di sini juga sangat mempengaruhi anak. Jika temannya di sekolahan
cuek-cuek saja dalam melaksanakan kegiatan ibadah, maka anak juga akan
terpengaruh cuek. Dan sebaliknya jika temannya rajin shalat, berpuasa,
bertutur kata sopan, menghormati orang lain, maka kemungkinan besar
anak juga akan berperilaku yang baik dan taat menjalankan ajaran agama
sesuai dengan syari'at Islam.
c. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan yang lebih besar dari pada
lingkungan keluarga dan sekolah, masyarakat di sini kita sebut saja teman
pergaulan, media massa, tempat-tempat rekreasi dan orang sekitar yang
bergaul dengannnya.
Apabila anak tinggal di masyarakat yang kehidupan keberagamaannya
masih kuat dan selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan agama maka anak
juga akan melaksanakan kehidupannya dengan cara Islami. Begitu juga
sebaliknya, jika masyarakat hidup dalam lingkungan yang acuh tak acuh
26
26
dalam melaksanakan ajaran agama maka anak juga akan menjalankan
ajaran agama secara acuh tak acuh.
Masyarakat terbentuk dari kumpulan keluarga yang semakin banyak,
karena itu dalam perkembangan anak pandangan dan sikap hidup orang-
orang yang dikagumi akan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi
anak, dan tidak jarang keadaan masyarakat atau organisasi dalam
masyarakat juga merupakan faktor penting dalam proses pembentukkan
perilaku anak.45
D. Hubungan Bimbingan Keagamaan Orang Tua Dengan Ketaatan Ibadah
Shalat Dhuhur Anak.
Telah diuarikan di atas, mengenai masalah bimbingan keagamaan orang tua
terhadap anak-anaknya. Dari berbagai pembinaan orang tua di dalam mengarahkan
anak-anaknya terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Orang tua membimbing anak
dalam ibadahnya sejak dini supaya anak tersebut taat kepada Allah, selalu
mengerjakan segla perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
larangannya.
Pembinaan keagamaan terhadap anak akan berhasil apabila orang tua
memperhatikan perkembangan jiwa anak dan berusaha menciptakan suasana
harmonis dalam keluarga. Orang tua memberikan contoh, keteladanan yang baik
bagi anak-anaknya dan berpegang teguh pada syariat Islam. Karena dengan cara
tersebut, disamping anak dapat menerima mengenai bimbingan keagamaan yang
diberikan, secara pengalaman dan praktek, mereka dapat merasakan nikmatnya
beribadah dan semakin lama anak akan menjadi semakin taat dalam beribadah.
Tanggung jawab orang tua dalam mendidik agama terhadap anak-anaknya
merupakan sunnatullah yang harus dilaksanakan. Al-Qur'an dengan tegas telah
menandaskan mengenai pentingnya bimbingan keagamaan orang tua dalam upaya
mendidik anak-anaknya taat beribadah dan berakhlak mulia. Orang tua
45 Zakiyah Daradjat, Op.Cit, hlm. 143.
27
27
membimbing dan mendidik anak-anaknya melalui adat kebiasaan dan keteladan
pengalaman-pengalaman keagamaan akan membekas dalam diri anak. Orang tua
memberikan bimbingan keagamaan supaya anak menjadi orang yang beriman,
beramal shaleh dan menjadi bekal hidup di dunia dan akhirat.
Kewajiban orang tua dalam memberikan bimbingan keagamaan pada anak
harus dilakukan secara terus menerus, sehingga anak akan terbiasa untuk
mengerjakan kebaikan.
E. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitaian
yang dilkukan terdahulu dan memiliki relefansi dengan judul skripsi ini. Adapun
karya- karya skripsi tersebut adalah :
1. Skripsi karya Kasdi, NIM 3103024 yang berjudul “Pengaruh Bimbingan
Keagamaan Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Di Masyarakat Nelayan,
Kelurahan Klidang Lor Kec. Batang, Kab. Batang.” Dari hasil koefisien korelasi
ternyata terdapat hubungan yang positif antara pengaruh bimbingan keagamaan
orang tua terhadap akhlak anak di masyarakat nelayan, Kelurahan Klidang Lor
Kec. Batang, Kab. Batang. Ditunjukkan dari hasil koefisien korelasi rxy = 0,409
> 0,403 pada taraf 1% berarti signifikan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarti NIM. 073111361 yang berjudul “Usaha
Orang Tua Dalam Membiasakan Pengamalan Ibadah Shalat Siswa kelas V MI
Ma’arif Blongkeng Ngluwar Magelang Tahun 2008/2009.” Hasil penelitian
menunjukkan :
a. Pembelajaran shalat dalam keluarga adalah :
§ Memberi contoh atau teladan.
§ Dengan pembiasaan
b. Pengamalan ibadah shalat siswa kelas V MI Ma’arif Blongkeng Ngluwar
Magelang Tahun 2008/2009 rata- rata cukup yaitu tiga kali sehari.
c. Motivasi orang tua terhadap pelaksanaan abadah anak yaitu :
§ Penanaman keimanan sejak dini.
28
28
§ Pengawasan melekat.
§ Memberi hadiah maupun sanksi.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sugimin NIM. 073111612 yang berjudul “
Hubungan Antara Perilaku Keberagamaan Orang Tua Dengan Perilaku
Keberagamaan Anak ( Studi pada siswa kelas V ) MI Darul Ulum Pedurungan
Semarang Tahun Ajaran 2008 / 2009 “. Isinya menjelaskan bahwa antara
perilaku keberagamaan orang tua denga perilaku keberagamaan anak tedapat
hubungan yang positif dan signifikan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nanik Nurmilatin NIM. 073111287 yang
berjudul “Analisis Instrumen Tes Multiple Choice Dalam Tingkat Kognitif
(Buatan Guru Rumpun PAI Kelas V Semester 1 Di MI Kenteng Kecamatan
Badungan Tahun 2008/2009)”. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V
MI Kenteng Kecamatan Bandungan.
Dari beberapa penelitian di atas mempunyai relefansi baik dari segi isi
maupun subyek dengan penelitian yang sedang dilakukan. Jadi, beberapa
penelitian di atas dapat dijadikan rujukan bagi peneliti.
F. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara , yang akan diuji kebenarannya
dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu
maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang
sebagai kebenaran.46
Berdasarkan deskripsi teori tentang bimbingan keagamaaan orang tua dan
ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah maka penulis mempunyai
hipotesa sebagai berikut :
46 Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta , 2005), hlm.55
29
29
“ Ada hubungan yang positif antara bimbingan keagamaan orang tua dengan
ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng
Kecamatan Bandungan Tahun 2010”.
30
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Sesuatu yang dilaksanakan dengan sadar pasti mempunyai tujuan.
Berdasarkan pokok masalah dalam penelitian ini , maka tujuan penulis
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana bimbingan keagaamaan orang tua pada
siswa kelas V MI Kenteng Kecamatan Bandungan Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui bagaimana ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di
madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Bandungan Tahun 2010.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bimbingan keagaamaan
orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada
siswa kelas V MI Kenteng Bandungan Tahun 2010.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel
melekat.1Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Kenteng
Bandungan Kabupaten Semarang yang berjumlah 15 orang.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari yaitu antara bulan Oktober
sampai dengan Nopember tahun 2010.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di MI Kenteng yang terletak di Dusun
Ampelgading Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
1Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:PT.Rineka Cipta,2005), hlm.99
31
31
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.2
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Independen (variabel bebas)
yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).3 Adapun
yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah bimbingan
keagamaan orang tua dengan indikator :
1) Membimbing dalam belajar agama Islam :
- Membimbing anak untuk melaksanakan shalat.
- Membimbing anak untuk membaca Al Qur’an.
- Membimbing anak tentang akhlak.
- Membimbing anak untuk melaksanakan puasa wajib dan sunnah.
2) Memberi pujian atau hadiah pada anak apabila rajin shalat, puasa,
membaca Al Qur’an dan mengerjakan hal – hal yang positif.
3) Memberi hukuman secara bertahap apabila anak melakukan
kesalahan.
4) Menyediakan fasilitas yaitu dengan memenuhi kebutuhan anak yang
berkaitan dengan keagamaan.
b. Variabel Dependen (variabel terikat)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.4
Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketaatan ibadah
shalat dhuhur anak di sekolah dengan indikator :
1) Melaksanakan shalat dhuhur tepat pada waktunya.
2) Berwudhu
3) Hafal bacaan- bacaan dalam shalat
2Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm.603Ibid., hlm.614Ibid
32
32
4) Tertib gerakan shalat
5) Seriu dalam melaksanakan ibadah shalat
E. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode
penelitian atau ilmu tentang alat-alat penelitian. Dan metodologi penelitian ini
membahas bermacam -macam cara melakukan penelitian .5
Metodologi penelitian terdiri atas tiga, yaitu kuantitatif, kualitatif serta
gabungan kuantitatif-kualitatif.6 Penelitian korelasi merupakan bagian dari
penelitian kuantitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasi seorang
peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan
variabel lain.7
Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian
kuantitatif jenis korelasi.
F. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.8 Sedangkan sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.9
Populasi juga berarti seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk
diselidiki.Sedangkan sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya
kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat
yang sama.10
5Aji Sofanudin, Metodologi Penelitian Ilmu Tarbiyah, ( Semarang : Lakmus Indonesia ,2009),Cet I,hlm.35
6Ibid7Ibid., hlm. 618Sugiyono, op. cit.,,hlm. 1179Ibid., hlm 11810Sutrisno Hadi, Statistik, Jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset,2004), hlm. 182.
33
33
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Kenteng
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2010 yang berjumlah 15 siswa. Dan
menggunakan sampel sensus karena jumlah populasi yang sedikit sehingga
memungkinkan untuk diteliti serta dipelajari sehingga mudah ditarik
kesimpulannya. Adapun data dari responden yaitu sebagai berikut:
Tabel : 1
Daftar Nama Responden
NO NAMAJenis
KelaminNISN
1. Aldi Fajar Sodiq L 0003530804
2. Qanan Tri Handoko L 9994710578
3. Achwal Al Farid C. L 0003530802
4. Ahmad Udin L 0003530803
5. Hanif Ahmad Rifa’i L 0003530807
6. Maya Khoirun Nisa P 0003530809
7. Musfiroh P 0003530810
8. Nastain Billah L 0003530811
9. Ratna Farida P 0003530812
10. Rifa’i Nur Efendi L 0003530813
11. Yamudi L 9984594987
12. Cholil Said Agil H. L 0003530814
13. Nur Kholis L 0003530815
14. Samsul Arifin L 0003530816
15. Lisa Oktaviani P 0003530817
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini,
digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Metode Angket ( Kuesioner )
34
34
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan
respons sesuai dengan permintaan pengguna.11 Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data tentang bimbingan keagamaan orang tua
melalui siswa kelas V MI Kenteng.
Dalam penelitian ini penulis mengajukan 20 item pertanyaan kepada
15 responden dengan sistem penskoran sebagai berikut :
- jika jawaban a, maka nilainya 5
- jika jawaban b, maka nilainya 4
- jika jawaban c, maka nilainya 3
- jika jawaban d, maka nilainya 2
- jika jawaban e, maka nilainya 1
b. Metode Observasi
Metode observasi disebut juga pengamatan meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indera.12 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data ketika
dilaksanakan penelitian terhadap ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di
madradah.
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung kepada 15
responden berdasarkan indikator penilaian dengan sistem penskoran
sebagai berikut :
- Jika sangat baik (a), maka nilainya 5
- Jika baik (b), maka nilainya 4
- Jika sedang (c), maka nilainya 3
- Jika kurang (d), maka nilainya 2
- Jika tidak baik (e), maka nilainya 1
11Ibid hlm.102-10312Suharsimi Arikunto, Prosrdur Penelitiansuatu Pendekatan Praktek,( Jakarta, Rieneka
Cipta, 2002), Ed. V, hlm. 133
35
35
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis.13Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui gambaran
umum sekolah, guru, sarana dan prasarana MI Kenteng Kecamatan
Bandungan melalui dokumen atau arsip data statistik sekolah.
d. Teknik Analisis Data
Menganalisis data merupakan merupakan suatu langkah yang sangat
kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola mana yang akan
digunakan. Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil penelitian
yang bersifat kuantitatif, maka penulis menggunakan analisis statistik jenis
korelasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi atau
hubungan antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah
shalat dhuhur anak di sekolah yang didasarkan pada data khusus yaitu
bimbingan keagamaan orang tua ( x ) dan data ketaatan ibadah shalat dhuhur
anak di sekolah ( y ). Untuk menguji hipotesis yang diajukan kemudian
diadakan perhitungan lebih lanjut menggunakan analisis statistik dengan
rumus korelasi product moment yaitu :
( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN
yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi variabel x dan variabel y
xy : perkalian antara x dan y
x 2 : Variabel pengaruh
y 2 : Variabel terpengaruh
N : Jumlah Sampel yang diselidiki
Σ : Sigma (jumlah)14
13 Ibid, hlm. 13514 Ritonga, Abdulrahman, Statistik Terapan untuk Penelitian, (Jakarta : Lembaga Penerbit
Fak. Ekonomi UI,1987), hlm. 120.
36
36
Setelah hasil perhitungan di atas diperoleh, langkah selanjutnya adalah
hasil tersebut dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r
yang terdapat dalam tabel nilai r product moment dengan tingkat kepercayaan
5 %. sehingga dapat diketahui bahwa r hitung dengan r tabel signifikan atau
tidak. Hal ini dikarenakan jika r hitung sama dengan atau lebih besar dari r
tabel, maka r hitung dapat dikatakan signifikan dan sebaliknya jika r hitung
sama lebih kecil dari r tabel, maka r hitung dapat dikatakan tidak signifikan.
Untuk memperkuat hasil yang telah diperoleh penulis juga melakukan uji
SPSS di Laboratorium Matematika IAIN Walisongo Semarang.
37
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Bimbingan Keagamaan Orang Tua
Data tentang bimbingan keagamaan orang tua yang merupakan variabel
pengaruh (independen) dalam penelitian ini diperoleh dari hasil yang penulis
berikan kepada seluruh siswa kelas V MI Kenteng yang berjumlah 15 anak
dengan perincian siswa laki-laki 11 anak dan siswa perempuan 4 anak. Dari hasil
tertulis yang penulis berikan kepada responden dengan jumlah soal sebanyak 20
item, dapat diketahui tingkat bimbingan keagamaan orang tua siswa kelas V MI
Kenteng dalam table berikut :
Tabel 2.
DAFTAR NILAI PERTANYAAN TENTANG BIMBINGAN
KEAGAMAAN ORANG TUA
No NamaResponden
Frekuensi Nilai TotalNilaia b c d e a b c d e
1 Aldi F.S 0 1 6 6 7 0 4 18 12 7 41
2 Qanan T.H. 2 7 3 5 3 10 28 9 10 3 60
3 AlFarid C. 8 10 2 0 0 40 40 6 0 0 86
4 Ahmat U. 1 8 9 2 0 5 32 27 4 0 68
5 Hanif A.R. 6 13 1 0 0 30 52 3 0 0 85
6 Maya K. 0 9 7 4 0 0 36 21 8 0 65
7 Musfiroh 4 12 4 0 0 20 48 12 0 0 80
8 Nastain B. 8 10 2 0 0 40 40 6 0 0 86
9 Ratna farida 5 13 2 0 0 25 52 6 0 0 83
10 Rifai Nur E. 10 9 1 0 0 50 36 3 0 0 89
11 Yamudi 2 7 8 3 0 10 28 24 6 0 68
38
No NamaResponden
Frekuensi Nilai TotalNilaia b c d e a b c d e
12 Cholil Said 6 12 2 0 0 30 48 6 0 0 84
13 Nur Kholis 0 2 9 7 2 0 8 27 14 2 51
14 Samsul A. 0 1 8 8 3 0 4 24 16 3 47
15 Lisa O. 0 3 5 6 6 0 12 15 12 6 45
Jumlah 1.038
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai bimbingan keagamaan orang tua
terendah 41, nilai tertinggi 89 dan nilai rata-rata 69,2. Hal ini menunjukkan
bahwa bimbingan keagamaan orang tua siswa kelas V MI Kenteng Tahun 2010
termasuk kategori sedang. Hal ini berdasarkan interval nilai dalam tabel berikut
ini:
Tabel 3.
KATEGORI BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA
No. Interval Nilai Katergori
1 41-50 Tidak pernah
2 51-60 Kurang
3 61-70 Sedang
4 71-80 Baik
5 81-90 Sangat Baik
2. Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Madrasah
Data tentang bimbingan keagamaan orang tua yang merupakan variabel
terpengaruh ( dependen ) dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang
penulis lakukan kepada seluruh siswa kelas V MI Kenteng yang berjumlah 15
anak dengan perincian siswa laki-laki 11 anak dan siswa perempuan 4 anak. Dari
hasil observasi yang penulis lakukan, dapat diketahui tingkat ketaatan shalat
dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng dalam tabel berikut ini:
39
Tabel 4.
DAFTAR NILAI KETAATAN SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH
NoNama
Responden
Frekuensi Nilai Total
Nilaia b c d e a b c d e
1 Aldi F.S 0 0 2 3 0 0 0 6 6 0 12
2 Qanan T.H. 0 2 1 2 0 0 8 3 4 0 15
3 AlFarid C. 5 0 0 0 0 25 0 0 0 0 25
4 Ahmat U. 0 3 2 0 0 0 12 6 0 0 18
5 Hanif A.R. 4 1 0 0 0 20 4 0 0 0 24
6 Maya K. 2 3 0 0 0 10 12 0 0 0 22
7 Musfiroh 4 1 0 0 0 20 4 0 0 0 24
8 Nastain B. 4 1 0 0 0 20 4 0 0 0 24
9 Ratna farida 5 0 0 0 0 25 0 0 0 0 25
10 Rifai Nur E. 5 0 0 0 0 25 0 0 0 0 25
11 Yamudi 0 2 3 0 0 0 8 6 0 0 17
12 Cholil Said 4 1 0 0 0 20 4 0 0 0 24
13 Nur Kholis 0 0 2 3 0 0 0 6 6 0 12
14 Samsul A. 0 0 2 3 0 0 0 6 6 0 12
15 Lisa O. 0 1 1 3 0 0 4 3 6 0 13
Jumlah 292
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai ketaatan shalat dhuhur anak di
sekolah terendah 12, nilai tertinggi 25 dan nilai rata-rata 19,47. Hal ini
menunjukkan bahwa ketaatan shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V
MI Kenteng Tahun 2010 termasuk kategori sedang, sebagaimana berdasarkan
interval nilai dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.
KATEGORI KETAATAN SHALAT DHUHUR ANAK DI SEKOLAH
No. Interval Nilai Katergori
1 12-14 Tidak Baik
2 15-17 Kurang Baik
40
3 18-20 Sedang
4 21-23 Baik
5 24-26 Sangat Baik
B. Analisis Hasil Penelitian
Analisis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
atau hubungan antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat
dhuhur anak di madrasah. Analisis ini didasarkan pada data khusus yaitu keagamaan
orang tua (x) dan data ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah (y). Dalam
menganalisa data-data tersebut penulis menggunakan analisis statistik korelasi dengan
rumus product moment. Langkah awal dari teknik analisis ini adalah membuat tabel
kerja lalu memasukkan angka-angka tersebut dalam tabel.
Di bawah ini disajikan tabel kerja sebagai berikut :
Tabel 4.
KOEFISIEN HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA
DENGAN KETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI SEKOLAH
No X Y X2 Y2 XY
1 41 12 1.681 144 492
2 60 15 3.600 225 900
3 86 25 7.396 625 2.150
4 68 18 4.624 324 1.224
5 85 24 7.225 576 2.040
6 65 22 4.225 484 1.430
7 80 24 6.724 576 1.920
8 86 24 7.396 576 2.064
9 83 25 6.889 625 2.075
10 89 25 7.921 625 2.225
11 68 17 4.624 289 1.156
12 84 24 7.056 576 2.016
41
No X Y X2 Y2 XY
13 51 12 2.601 144 612
14 47 12 2.209 144 564
15 45 13 2.025 169 585
1.038 292 75.872 6.102 21.453
Langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil yang telah diperoleh dari tabulasi
data (variabel x dan y) ke dalam rumus statistik korelasi product moment.
( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN
yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Diketahui :
X = 1.038
y = 292
X2 = 75.872
y2 = 6.102
Xy = 21.453
( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN
yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
( )( )( ){ } ( ){ }22 292102.615038.1872.7515
292038.1453.2115
−−
−=
xx
xrxy
{ }{ }264.85530.91444.077.1080.138.1096.303795.321
−−−
=xyr
{ }{ }266.6636.60699.18
=xyr
176.945.379699.18
=xyr
42
18,492.19699.18
=xyr
96.0=xyr
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y di ketahui, maka
untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterima atau tidak harus
dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam
tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa r hitung dengan r
tabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan jika r hitung sama dengan atau
lebih besar dari r tabel, maka r hitung dapat dikatakan signifikan dan sebaliknya
jika r hitung sama lebih kecil dari r tabel, maka r hitung dapat dikatakan tidak
signifikan
Sesuai dengan responden sebanyak 15 anak maka dapat dilihat dalam tabel
nilai r product moment pada taraf signifikan 5 % adalah 0.514 sedangkan nilai rxy
yang diperoleh ( ro ) adalah 0.96 maka dengan demikian ro > rt berarti signifikan.
Dari analisis data di atas maka hipotesis kerja yang berbunyi "ada hubungan
yang positif antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat
dhuhur anak di madrasah" dapat diterima kebenarannya.
Untuk memperkuat hasil di atas, berikut ini penulis sajikan hasil dan analisis
data melalui uji SPSS di Laboratorium Matematika IAIN Walisongo Semarang.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation NBimbingan keagamaan orang tua
Ketaatan ibadah shalat dhuhur anak
69.2000
19.4667
16.99244
5.46243
15
15
1. Jumlah data (N) tentang bimbingan keagamaan orang tua = 15
2. Jumlah data (N) tentang ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di sekolah = 15
3. Nilai rata-rata (Mean) tentang bimbingan keagamaan orang tua = 69,20
4. Nilai rata-rata (Mean) tentang ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah
= 19,47
5. Standard deviasi data tentang bimbingan keagamaan orang tua = 16,99
6. Standard deviasi data tentang bimbingan keagamaan orang tua = 5,47
43
CorrelationsBimbingan
keagamaan
orang tua
Ketaatan
ibadah shalat
dhuhur anak
Bimbingan keagamaan orang Pearson Correlation
tua
Sig. (2-tailed)
N
1
15
1
.000
15
Ketaatan ibadah shalat dhuhur anak Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.959**
.000
15
1
15** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keterangan :
1. Sig. = 0,000 < 0,05 => Ho ditolak artinya ada/terdapat hubungan antara
bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di
madrasah.
2. r-hitung = 0,959, rt ( 15; 5 %) = 0,514 dan rt (61 : 1%) = 0,641 berarti r-hitung >
r-tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima dan menunjukkan korelasi tersebut
SIGNIFIKAN pada taraf 5% maupun 1% dan menunjukkan bahwa hubungan
tersebut masuk pada kriteria SANGAT KUAT, karena 0,810 < r < 1,00, serta
arah korelasinya positif.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, data tentang bimbingan keagamaan orang tua diperoleh
melalui angket, sedangkan data tentang ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di
sekolah melalui observasi langsung kepada responden yang berjumlah 15 anak.
Setelah data terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan analisis korelasi
menggunakan rumus product moment.
Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rxy sebesar 0.96 dan
selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r tabel untuk N = 15 pada taraf 5 % adalah
sebesar 0.514. Dengan demikian rxy > rt artinya signifikan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara bimbingan keagamaan orang tua dengan
ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah. Dengan demikian hipotesis yang
penulis ajukan diterima kebenarannya.
44
Setelah diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara bimbingan
keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah, maka
selanjutnya dapat diambil pengertian bahwa semakin baik bimbingan keagamaan
orang tua maka akan semakin baik pula ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di
madrasah.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini terjadi banyak kendala dan
hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan tetapi adanya keterbatasan
dalam melakukan penelitian, di antaranya :
1. Keterbatasan waktu penelitian, karena dilaksanakan hanya dalam waktu 30 hari
yaitu antara bulan Nopember dan Desember.
2. Keterbatasan dalam penggeneralisasian. Hal ini disebabkan jumlah responden
hanya 15 anak.
45
45
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul : “
hubungan antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat
dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Tahun 2010 “ dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bimbingan keagamaan orang tua adalah usaha yang dilakukan orang tua dalam
mengarahkan anak agar menjadi anak yang selalu taat menjalankan ibadah yang
diajarkan agama. Bimbingan keagamaan orang tua pada siswa kelas V MI Kenteng
Kecamatan Bandungan tahun 2010 termasuk dalam kategori sedang. Hal ini
dibuktikan berdasarkan pada analisa nilai angket yang diberikan kepada responden
berjumlah 15 anak dengan rata-rata nilai 71,2 dari total nilai 1.038. (lihat tabel. 3)
2. Ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah adalah ketaatan anak (siswa kelas
V MI Kenteng) dalam menjalankan kewajiban ibadah shalat dhuhur yang
dilakukan di sekolah. Ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa
kelas V MI Kenteng Tahun 2010 berada pada kategori sedang. Hal ini dibuktikan
pula berdasarkan pada analisa nilai observasi langsung yang dilakukan oleh penulis
terhadap responden yang berjumlah 15 anak dengan rata- rata nilai 19,47 dari total
nilai 292. (lihat tabel. 5)
3. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus korelasi product
moment diperoleh rxy sebesar 0,96 yang selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel
pada taraf signifikan 5 % untuk N = 15 adalah 0,514. Dengan demikian rxy > rt
berarti signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak
di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Tahun 2010. Maka dengan demikian
hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya.
B. Saran-saran
Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, saran- saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Kepada orang tua
46
46
a. Orang tua hendaknya memberikan bimbingan keagamaan pada anak sejak usia
dini.Hal ini mengingat bahwa bimbingan yang diberikan orang tua akan
membekas dalam diri anak dan menjadi bekal saat ia telah dewasa.
b. Orang tua hendaknya lebih giat untuk membimbing anak-anaknya dalam
menjalankan ibadah khususnya shalat. Bimbingan yang diberikan tidak hanya
berupa nasihat, tetapi dapat juga melalui keteladanan, pembiasaan, pemberian
motivasi dan lainnya.
c. Untuk lebihy meningkatkan ketaatan ibadah anak, maka orang tua perlu juga
bekerja sama dengan pihak- pihak lain dalam memberikan bimbingan
diantaranya dengan lembaga pendidikan tempat anak sekolah.
2. Kepada lembaga pendidikan
a. Hendaknya pihak sekolah menyediakan sarana pendukung yang dapat
meningkatkan ketaatan ibadah anak, terutama ibadah shalat. Hal ini dikarenakan
saat waktu shalat dhuhur anak masih aktif di sekolah.
b. Hendaknya guru selalu menciptakan situasi dan kondisi yang agamis sehingga
anak akan terbiasa dengan lingkungan yang agamis.
3. Saran untuk para siswa
a. Hendaknya lebih ditingkatkan lagi dalam menjalankan ibadah, terutama ibadah
shalat.
b. Hendaknya memilih pergaulan yang sehat, teman yang selalu mengajak kepada
kebaikan, karena pergaulan akan mempengaruhi perilaku.
C. Kata Penutup
Dengan selesainya penelitian skripsi ini, penulis mengucapkan rasa syukur
alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi susunan bahasa maupun bobot ilmiahnya. Oleh karena itu
saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan penulis demi
perbaikan karya mendatang.
Akhirnya semoga skripsi ini menjadi amal shaleh bagi penulis dan dapat
bermanfaat bagi pembaca semua. Amin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A, Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Abdur Rahman, jamal, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, terj. BahrunAbubakar Ihsan Zubaidi Lc, Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2005.
Abidin, Slamet dan Moh. Suyono, Fiqih Ibadah, Bandung : CV. Pustaka Setia,1998.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, Bandung : PustakaSetia, 1997, Cet. I.
Amti, Erman dan Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004.
Arifin, M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta :PT. Golden Terayon Press, tth.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rieneka Cipta, 2002, Ed. V.
_____, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rieneka Cipta, 2005.
As-Sidiqi, Hasby, Pedoman Dzikir dan Shalat, Jakarta : Bulan Bintang, tth.
At- Thahir, Hamid Ahmad, Buku Pintar Shalat Lengkap Dan Mudah, Solo : PT.Aqwam MediaProfetika, 2008
Daradjat, Zakiah , Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, 1991, Cet. Ke-XV.
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya Al- Jumanatul ‘Ali, Bandung : CV. J-Art,2005.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007.
Fajri, Em Zul dan ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap bahasa Indonesia, DifaPublisher, 2009, Cet. III.
Hadi, Sutrisno , Statistik, Jilid II,Yogyakarta : Andi Offset, 2004.
Muhammad, abi Abdillah bin Ismail Al Bukhori, Matn Bukhori Masykul, Beirut :Dar al Ma’rifah, tth.
Mujieb, Abdul, dkk, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994.
Poerwadarminto, WJS, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1982.
R, Abdulrahman, Statistik Terapan untuk Penelitian, Jakarta : Lembaga PenerbitFak. Ekonomi UI, 1987.
Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Bandung : Al-Ma'arif, 1989.
Santhut. Khatib Ahmad, . Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anakdalam Keluarga Muslim, terj. Ibnu Burdah, Yogyakarta : MitraPustaka, 1998, Cet. I.
Sofanudin, Aji, Metodologi Ilmu Tarbiyah, Semarang : Lakmus Indonesia, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2009.
Sukardi, Dewa Ketut, Proses Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Jakarta :PT. Rineka Cipta, 1995.
Sulaiman, Abi Daud Bin Al Asy’ats Al Sajstani, Sunan Abi Daud, Juz.I, tth.
Taqiyyuddin, al Imam abi Bakar Bin Muhammad Al Husaini, Kifayatul Akhyar FiHalli Ghayatil Ikhtishar, Juz.I, Surabaya : Darul Abidin, tth.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset, Yogyakarta :1995, Ed. III.
Yaqin, Abi M.F, Mendidik Secara Islami, Jombang : Lintas Media, tth.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sri Asfiyatun
NIM : 073111552
TTL : Kab. Semarang, 3 September 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tarukan RT 05 RW 05 Candi Kecamatan Bandungan
Kab. Semarang
Pekerjaan : GTY MI Kenteng Kecamatan Bandungan Bandungan
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Candi 01, lulus tahun 1994
2. MTs Al Bidayah Candi, lulus tahun 1997
3. MA Al Bidayah Candi, lulus tahun 2000
Nama Suami : Nur Rohim
TTL : Kab Semarang, 14 Juni 1986
Alamat : Ampelgading RT 01 RW 01 Kenteng Kec. Bandungan
Kab.Semarang
Pekerjaan : GTY Di MTs SA Manbaus Sa’diyah Banyukuning
Bandungan
Nama Ayah : Siswo Sugiman
Pekerjaan : Tani
Alamat : Tarukan RT 05 RW 05 Candi Kec. Bandungan Kab.
Semarang
Nama Ibu : Rudiyah
Pekerjaan : Tani
Alamat : Tarukan RT 05 RW 05 Candi Kec. Bandungan Kab.
Semarang
ANGKET TENTANG BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA
Nama :
Kelas :
NIS :
Petunjuk :
1. Isilah identitas anda pada kolom yang tersedia !
2. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e yang sesuai dengan jawaban anda!
3. Angket ini dibuat hanya untruk menggali data sebagi bahan penulisan skripsi dan
tidak mepengaruhi nilai siswa dalam raport.
4. Jawaban anda tetap terjaga kerahasiaannya.
Bimbingan dengan pemberian nasihat
1. Apakah orang tua mengingatkan jika anda tidak sholat?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
2. Apakah orang tua mengingatkan anda untuk bertanggung jawab apabila melakukan
kesalahan?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
3. Apakah orang tua menegur jika anda ketahuan mencari kesempatan utuk makan saat
puasa bulan Ramadhan?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
4. Apakah orang tua mengajarkan anda berkata jujur ?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
5. Apakah orang tua mengajarkan anda sopan santun kepada orang lain?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
Bimbingan dengan pemberian motivasi agama
6. Apakah orang tua mengajak anda salat tepat waktu?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
7. Apakah orang tua memujia anda jika pergi mengaji?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
8. Apakah orang tua marah jika anda tidak puasa di bulan Ramadhan?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
9. Apakah orang tua memberi hadiah jika anda puasa satu bulan penuh?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
10. Apakah orang tua senang jika anda rajin ke TPA?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
Bimbingan dengan keteladanan
11. Apakah orang tua anda mengucapkan salam ketika masuk rumah?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
12. Apakah orang tua terbiasa melakukan salat tepat waktu?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
13. Apakah orang tua anda melakukan puasa sunah?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
14. Apakah orang tua anda membaca Al-Qur’an tiap hari?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
15. Apakah orang tua anda memberi jika ada pengemis ?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
Bimbingan dengan fasilitas ibadah
16. Apakah orang tua anda menyiapkan tempat salat di rumah?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
17. Apakah orang tua membelikan peralatan salat tiap tahun?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
18. Apakah orang tua menyediakan Al-Qur’an di rumah?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
19. Apakah orang tua menyediakan buku-buku islami di rumah?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
20. Apakah orang tua membelikan anda pakain yang menutup aurat ?
a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah
YAYASAN PUSAT PENDIDIKAN ISLAM SUDIRMANMADRASAH IBTIDAIYAH KENTENG
Alamat : Ampelgading Kenteng Bandungan Telp.712533Akte Notaris : HARTA PRAMONO,SH. No. 02 Tanggal 12 Pebruari 2008
SURAT KETERANGAN
Nomor : 90/MI.K/XII/2010
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :Thoyib, S. Ag NIP :195012311967121168 Jabatan : Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kenteng
Menerangkan bahwa, Nama : Sri Asfiyatun NIM : 073111552 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Telah melaksanakan penelitian di Mi Kenteng dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul“HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DENGANKETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH PADA SISWAKELAS V MI KENTENG TAHUN 2010”.Adapun pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 30 hari yaitu antara bulan Oktobersampai dengan Nopember Tahun 2010.Demikian surat ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bandungan, 13 Desember 2010 Kepala Madrasah
Thoyib,S. Ag NIP. 195012311967121168
Pearson Product- Moment Correlation Coefficient Table Of Critical Values
Df= N-2Level of Significance for two-tailed test
0,1 0,05 0,02 0,011 0,988 0,997 1,000 1,0002 0,900 0,950 0,980 0,9903 0,805 0,878 0,934 0,9594 0,729 0,811 0,882 0,9175 0,669 0,754 0,833 0,8746 0,622 0,707 0,789 0,8347 0,582 0,666 0,750 0,7988 0,549 0,632 0,716 0,7659 0,521 0,602 0,685 0,735
10 0,497 0,576 0,658 0,70811 0,476 0,553 0,634 0,68412 0,458 0,532 0,612 0,66113 0,441 0,514 0,592 0,64114 0,426 0,497 0,574 0,62815 0,412 0,482 0,558 0,60616 0,400 0,468 0,542 0,59017 0,389 0,456 0,528 0,57518 0,378 0,444 0,516 0,56119 0,369 0,433 0,503 0,54920 0,360 0,423 0,492 0,53720 0,352 0,413 0,482 0,52622 0,344 0,404 0,472 0,51523 0,337 0,396 0,462 0,50524 0,330 0,388 0,453 0,49525 0,323 0,381 0,445 0,48726 0,317 0,374 0,437 0,47927 0,311 0,367 0,430 0,47128 0,306 0,361 0,423 0,46329 0,301 0,355 0,416 0,45630 0,296 0,349 0,409 0,44935 0,275 0,325 0,381 0,41840 0,257 0,304 0,358 0,393
NILAI ANGKET TENTANG BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA
No. Nama Item Soal dan Skor Yang Diperoleh TotalNilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Aldi Fajar Sodiq 1 2 3 3 3 1 2 3 2 2 1 1 1 1 4 1 3 3 2 2 412 Qanan Tri Handoko 2 4 4 5 4 2 2 4 3 2 1 5 1 1 3 4 4 4 3 2 603 Achwal Al Farid C. 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 5 5 4 4 4 864 Ahmat Udin 2 3 4 5 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 685 Hanif Ahmad Rifa’i 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 856 Maya Khoirunnisa 2 3 4 4 4 2 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 657 Musfiroh 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 808 Nastain Billah 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 869 Ratna farida 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 83
10 Rifai Nur Effendi 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 8911 Yamudi 3 3 4 5 5 2 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 6812 Cholil Said Agil H. 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 8413 Nur Kholis 2 2 3 3 3 3 2 4 2 2 1 3 1 2 3 3 3 4 3 2 5114 Amsul Arifin 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 1 3 3 3 4 3 2 4715 Lisa Oktaviyani 1 2 3 3 4 1 2 3 3 2 1 2 1 1 4 1 3 4 2 2 45
Jumlah 1.038Keterangan :- Selalu = 5- Sering = 4- Kadang-kadang = 3- Biasa saja = 2- Tidak pernah = 1
NILAI KETAATAN SALAT DHUHUR ANAK DI SEKOLAH
No. Nama INDIKATOR TOTALNILAIKEAKTIFAN BERWUDHU BACAAN GERAKAN KESERIUSAN
1 Aldi Fajar Sodiq 3 3 2 2 2 122 Qanan Tri Handoko 4 4 3 2 2 153 Achwal Al Farid C. 5 5 5 5 5 254 Ahmat Udin 4 4 4 3 3 185 Hanif Ahmad Rifa’i 5 5 5 5 4 246 Maya Khoirunnisa 5 5 4 4 4 227 Musfiroh 5 5 5 5 4 248 Nastain Billah 5 5 5 5 4 249 Ratna farida 5 5 5 5 5 25
10 Rifai Nur Effendi 5 5 5 5 5 2511 Yamudi 4 4 3 3 3 1712 Cholil Said Agil H. 5 5 5 5 4 2413 Nur Kholis 3 3 2 2 2 1214 Amsul Arifin 3 3 2 2 2 1215 Lisa Oktaviyani 3 4 2 2 2 13
Jumlah 292Keterangan :- Sangat baik = 5- Baik = 4- Sedang = 3- Kurang baik = 2- Tidak baik = 1
REKAPITULASI NILAI PENGAMATANKETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI SEKOLAH
PADA SISWA KELAS V MI KENTENGSELAMA 30 HARI
NO. NAMA
INDIKATOR DAN SKOR YANG DIPEROLEHKEAKTIFAN BERWUDHU BACAAN GERAKAN KESERIUSANJML.SKOR
RATA-RATA
JML.SKOR
RATA-RATA
JML.SKOR
RATA-RATA
JML.SKOR
RATA-RATA
JML.SKOR
RATA-RATA
1 Aldi Fajar 92 3,07 90 3 63 2,1 64 2,13 60 22 Qanan Tri 122 4,07 122 4,07 93 3,1 63 2,1 63 2,13 Al Farid 150 5 149 4,97 150 5 148 4,93 148 4,934 A.Udin 125 4,17 122 4,07 120 4 94 3,13 90 35 Hanif A 150 5 150 5 150 5 147 4,9 130 4,36 Maya K 149 4,97 148 4,93 128 4,27 130 4,3 125 4,177 Musfiroh 150 5 150 5 150 5 148 4,93 132 4,48 Nastain B. 149 4,97 150 5 148 4,93 150 5 125 4,179 Ratna 150 5 150 5 149 4,97 150 5 149 4,9710 Effendi 149 4,97 150 5 150 5 148 4,93 149 4,9711 Yamudi 122 4,07 130 4,3 95 3,17 93 3,1 93 3,112 Cholil S.A 149 4,97 148 4,93 150 5 150 5 132 4,413 N.Kholis 85 2,83 85 2,83 63 2,1 63 2,1 60 214 Samsul A 87 2,9 85 2,83 65 2,17 66 2,2 63 2,115 Lisa O 98 3,27 127 4,17 70 2,33 68 2,27 70 2,33
GEDUNG MI KENTENG
SISWA-SISWI SEDANG MELAKSANAKAN WUDHU
KEGIATAN SHALAT DHUHUR BERJAMAAH
SISWA-SISWI KELAS V SEDANG MENGERJAKAN ANGKET