hubungan antara bimbingan keagamaan

67
i HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN KETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH PADA SISWA KELAS V MI KENTENG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. P. dI) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Di susun Oleh SRI ASFIYATUN NIM 073111552 FAKULTAS TARBIYAH INSITITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: aswan-m-syafri

Post on 12-Jul-2016

56 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Skripsi PaAI

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

i

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN

ORANG TUA DENGAN KETAATAN IBADAH

SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH

PADA SISWA KELAS V MI KENTENG TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. P. dI)

Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

Di susun Oleh

SRI ASFIYATUN

NIM 073111552

FAKULTAS TARBIYAH

INSITITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

ii

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAHPROGRAM KUALIFIKASI S.1 GURU RA DAN MADRASAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Fax.7615387 Semarang

PENGESAHAN

Nama : Sri Asfiyatun

NIM : 073111552

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan Orang Tua Dengan Ketaatan

Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Madrasah Pada Siswa Kelas V MI Kenteng

Kecamatan Bandungan Tahun 2010.

Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus pada tanggal :

26 Maret 2011

Dan dapat diterima sebagai syarat memenuhi gelar sarjana Strata I (S-I ) tahun Akademik

2010 / 2011.

Semarang, 26 Maret 2011

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

M. Ridwan, M. Ag Lift Anis Ma’shumah, M. Ag

NIP.196301061997031001 NIP.197209281997032001

Penguji I Penguji II

Drs. Abdul wahid, M. Ag Dr. Saifudin Zuhri, M. Ag

NIP. 196911141994031003 NIP. 195808051987031002

Page 3: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

iii

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAHPROGRAM KUALIFIKASI S.1 GURU RA DAN MADRASAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Fax.7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 9 eksemplar Semarang, Maret 2011Hal : Naskah skripsi a.n. Sri Asfiyatun NIM : 073111552

Yth.Bapak Dekan Fak. TarbiyahIAIN WalisongoSemarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya mengoreksi dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, bersama ini saya kirimnaskah skripsi saudari :

Nama : Sri AsfiyatunNIM : 073111552Judul : “Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan Orang Tua Dengan Ketaatan

Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Sekolah ( Studi Korelasi Pada Siswa KelasV MI Kenteng Kecamatan Bandungan) Tahun 2010”.

Dengan ini telah kami setujui dan mohon skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

Demikian atas perhatiannya terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Dr. Hj. Sukasih, M.Pd.NIP. 195702021992032001

Page 4: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

iv

MOTTO

(#þq ßJ n=÷æ$#ur!$yJ ¯Rr&öN à6 ä9ºuq øBr&öN ä. ߉» s9÷rr&ur×p uZ÷G Ïùžcr&ur©!$#ÿ¼ çn y‰Y Ïãí• ô_r&ÒOŠÏà tãÇËÑÈ

“Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan

dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. ( Q.S. Al Anfal : 28).*

* Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahnya Al-Jumanatul Ali, (Bandung : CV.J-Art, 2005,)Ed. Refisi, hlm. 181.

Page 5: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

v

DEKLARASI

Penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 12 Maret 2011

Deklarator,

Sri AsfiyatunNIM 073111552

Page 6: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

vi

ABSTRAK

Sri Asfiyatun (NIM: 073111552). “ Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan Orang TuaDengan Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Madrasah Pada Siswa Kelas V MI KentengKecamatan Bandungan Tahun 2010”. Skripsi. Semarang: Program Strata I JurusanPendidikan Agama Islam IAIN Walisongo 2010.

Tujuan yang menjadi penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui bimbingan keagamaan orang tuapada siswa kelas V MI Kenteng Kecamatan Bandungan Tahun 2010. 2)Mengetahui ketaatanibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng KecamatanBandungan Tahun 2010. 3) Mengetahui hubungan antara bimbingan keagamaan orang tuadengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI KentengKecamatan Bandungan Tahun 2010.

Penelitian ini adalah kuantitatif jenis korelasi di mana penulis ingin mengetahui hubunganantara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak dimadrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Kecamatan Bandungan Tahun 2010. Datadiperoleh dari hasil angket yang penulis berikan dan hasil observasi langsung yang penulislakukan pada responden yang berjumlah 15 anak. Data yang telah diperoleh lalu dianalisisdengan analisis statistik menggunakan rumus korelasi product moment. Setelah hasil r(koefisien korelasi) diketahui, maka untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterimalalu dikonsultasikan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehinggadapat diketahui bahwa nilai rxy dengan r tabel signifikan atau tidak.

Hasil penelitian menunjukkan : 1) Nilai bimbingan keagamaan orang tua siswa kelas V MIKenteng terendah 41, nilai tertinggi 89 dan nilai rata-rata 69,2. Hal ini menunjukkan bahwabimbingan keagamaan orang tua siswa kelas V MI Kenteng termasuk kategori sedang. 2)nilai ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah terendah 12, nilai tertinggi 25 dan nilairata-rata 19,47. Hal ini menunjukkan bahwa ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasahpada siswa kelas V MI Kenteng termasuk kategori sedang. 3) Sesuai hasil perhitungandengan menggunakan rumus korelasi product moment diperolen nilai rxy sebesar 0,96 laludikonsultasikan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment denganresponden sebanyak 15 anak pada taraf signifikan 5 % adalah 0.514 sedangkan nilai rxy yangdiperoleh ( ro ) adalah 0.96 maka dengan demikian ro > rt berarti signifikan. Maka hipotesiskerja yang berbunyi "ada hubungan yang positif antara bimbingan keagamaan orang tuadengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah dapat diterima kebenarannya.

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi paramahasiswa, orang tua, tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan.

Page 7: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

vii

PERSEMBAHAN

Karya yang sederhana ini penulis persembahkan kepada :

1. Suami tercinta yang senantiasa memberi dorongan dan semangat kepada penulis.

2. Calon anak pertama yang masih dalam kandungan, yang senantiasa menambah semangat

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak dan ibu serta mertua tercinta yang senantiasa memberikan do’a kepada penulis.

4. Teman-teman terkasih yang telah memberikan semangat kepada penulis.

5. IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

Semoga amal dan perbuatan mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang

Maha Kuasa. Amin.

Page 8: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat

dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad saw beserta

keluarga dan sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa mengikutinya

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini

tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima

kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, beserta staf yang telah

memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik selama masa penelitian.

2. Dr. Hj. Sukasih, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan

bimbingan kepada peneliti untuk meningkatkan ilmu.

4. Thoyib, S. Ag. selaku kepala sekolah MI Kenteng Kecamatan Bandungan yang telah

memberikan izin penelitian.

5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Kepada semuanya, penulis mengucapakan terima kasih disertai do’a semoga budi

baiknya diterima oleh Allah swt, dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah

swt. Amin.

Kemudian peneliti mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam

menyusun skripsi ini, maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat konstriktif, evaluative

dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya

Semarang, 12 Maret 2011

Penulis

Page 9: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….. ii

HALAMAN OERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO……………………………………………………………... iv

HALAMAN DEKLARASI………………………………………………….......... v

HALAMAN ABSTRAK………………………………………………………….. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………... vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1

B. Penegasan Istilah…………………………………………………... 4

C. Rumusan Masalah…………………………………………………. 6

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 6

BAB II BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN KETAATAN IBADAH

SHALAT DHUHUR ANAK

A. Bimbingan Keagamaan Orang Tua

1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Orang Tua………………… 8

2. Dasar Bimbingan Keagamaan Orang Tua……………………… 10

3. Peranan Orang Tua Dalam Mendidik Anak……………………. 11

4. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua………………………… 12

5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Orang Tua kepada Anak…. 14

B. Ketaatan Anak Dalam Ibadah Shalat Dhuhur

1. Pengertian Ketaatan Dalam Ibadah Shalat Dhuhur…………….. 17

2. Dasar Kewajiban Shalat………………………………………… 19

3. Keistimewaan – keistimewaan Shalat………………………….. 20

4. Syarat Sah Shalat………………………………………………... 21

5. Syarat Wajib Shalat……………………………………………... 22

Page 10: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

x

6. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketaatan Ibadah Anak…. 24

C. Hubungan Bimbingan Keagamaan Orang Tua Dengan Ketaatan Ibadah Anak

Dalam Ibadah Shalat Dhuhur

D. Kajian Penelitian yang Relevan…………………………………….. 27

E. Pengajuan Hipotesis………………………………………………… 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 30

B. Subjek Penelitian………………………………………………... 30

C. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………… 30

D. Variabel Penelitian………………………………………………. 31

E. Metode Penelitian………………………………………………. 32

F. Populasi dan Sampel……………………………………………. 32

G. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 33

H. Teknik Analisis Data……………………………………………. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………… 37

B. Analisis Hasil penelitian……………………………………….. 39

C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………... 43

D. Keterbatasan Penelitian………………………………………… 43

BAB V PENUTUP

A. Simpulan………………………………………………………... 44

B. Saran – saran……………………………………………………. 45

C. Kata Penutup…………………………………………………..... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Page 11: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang anak ketika pertama kali lahir ke dunia dan melihat apa yang ada di

dalam rumah dan sekelilingnya, tergambar dalam benaknya sosok awal dari sebuah

gambaran kehidupan. Bagaimana awalnya dia harus bisa melangkah dalam hidupnya

di dunia ini. Jiwanya yang masih suci dan bersih akan menerima segala bentuk apa

saja yang datang mempengaruhinya. Al Ghazali dalam bukunya Ihya ‘Ulumuddin

telah menyebutkan : “perlu diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak termasuk

urusan yang paling penting dan harus mendapat prioritas yang lebih dari lainnya”.

Anak merupakan amanat di tangan kedua orang tuanya dan kalbunya yang masih

bersih merupakan permata yang sangat berharga.Jika ia dibiasakan melakukan

kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di

dunia dan akhirat. Sebaliknya jika ia dibiasakan dengan keburukan serta

diterlantarkan, niscaya ia akan menjadi orang yang celaka dan binasa.1

Orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat besar atas terselenggaranyapendidikan anak. Bahkan di tangan orang tualah pendidikan anak ini dapatterselenggara.2 Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an Surat At Tahrimayat 6.

$pkš‰ r' ¯» tƒtûï Ï%©!$#(#q ãZtB#uä(#þq è%ö/ ä3 |¡ àÿRr&ö/ ä3‹ Î=÷d r&ur#Y‘$tR....

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka”.(Q.S. At tahrim : 6)3

Para ahli didik umumnya menyatakan bahwa keluarga atau merupakan pendidik

pertama dan utama bagi anak – anaknya. Hal ini dikarenakan di tempat inilah anak

1 Jamaal ‘Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, terj. Bahrun Abu BakarIhsan Zubaidi Lc, ( Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2005 ), hlm.5.

2 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, ( Bandung : Pustaka Setia, 1997 ) Cet.I, hlm. 245.

3 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya Al-Jumanatul ‘Ali, (Bandung : CV.J-Art,2005,) Ed. Refisi, hlm. 561.

Page 12: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

2

2

mendapat pendidikan untuk pertama kalinya. Dikatakan pendidik utama karena

keluarga mempunyai pengaruh yang kuat bagi kehidupan anak di kemudian hari.4

Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan pusat pendidikan. Namun,

keluargalah yang memberikan pengaruh pertama kali. Keluarga merupakan pusat

pendidikan yang paling berpengaruh dibandingkan yang lain, karena seorang anak

masuk Islam sejak awal kehidupannya, dan dalam keluargalah ditanamkan benih –

benih pendidikan. Demikian pula waktu yang dihabiskan seorang anak di rumah lebih

banyak dibandingkan waktu yang ia habiskan di tempat lain, dan kedua orang tua

merupakan figur yang paling berpengaruh terhadap anak ( Muhammad Quthub ).5

Agar pendidikan anak dapat berhasil, maka sangat dibutuhkan lingkungan

keluarga yang harmonis, ada rasa aman yang diperoleh dari ibu, rasa terlindungi dari

ayah, dan bantu membantu antara yang satu dengan lainnya.6

Shalat merupakan suatu amal ibadah yang mempunyai nilai tertinggi dan sebagai

ruh dari agama Islam. Perintah kewajiban shalat yaitu firman Allah Al Qur’an surat

An Nisa’ ayat 103

….(#q ßJŠÏ%r' sùno 4q n=¢Á9$#4¨b Î)no 4q n=¢Á9$#ôMtR% x.’n? tãšúü ÏZÏB÷s ßJ ø9$#$Y7» tFÏ.$Y?q è%öq ¨BÇÊÉÌÈ

“Maka dirikanlah shalat, Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan

waktunya atas orang – orang yang beriman”.( Q.S. An Nisa’ : 103)7

Di samping firman Allah tersebut, kewajiban shalat secara khusus disampaikan

secara langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui proses mi’raj tanpa

perantara malaikat Jibril. Hal ini berbeda dengan kewajiban ritual ibadah yang lain

seperti zakat, puasa, haji dan lain – lain. Dengan melaksanakan shalat dengan baik

dan benar serta khusyu’, niscaya akan diharapkan terbentuknya pribadi yang sehat dan

berakhlak mulia,sehingga akan terhindar dari dari segala kemaksiatan, kejahatan serta

4 Ibid., hlm. 237.5 Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual dalam Keluarga

Muslim, terj. Ibnu Burdah ( Yogyakarta : Mitra Pustaka, 1998 ), Cet. I, hlm. 16.6 _________________, Psikologis Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga, ( Jakarta : BPK. Gunung

Mulia ), hlm. 24 – 25.7 Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 96.

Page 13: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

3

3

dapat menjadikan masyarakat yang mempunyai mental yang kuatdan sanggup

membentengi didinya dari nafsu – nafsu yang sekedar menuruti kesenangan pribadi.

Untuk melaksanakan dan mewujdkan harapan di atas tidaklah mudah. Sebaiknya

pendidikan agama ditanamkan sejak dini, yaitu melalui latihan – latihan keagamaan

seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan membaca Al Qur’an.Shalat jamaah harus

dibiasakan sejak kecil sehingga lama – lama akan tumbuh rasa senang untuk

melakukan ibadah tersebut.8

Orang tua yang memberikan pendidikan agama kepada anak terutama dalam

beribadah melalui perhatian, pembiasaan dan keteladanan akan lebih mudah diterima

oleh anak daripada anak dididik dengan kekerasan dan orang tua sama sekali tidak

memberikan pembiasaan dan keteladanan, maka anak akan rajin dan taat hanya waktu

di rumah ketika dalam pengawasan orang tua. Setelah di luar rumah maka anak akan

seenaknya dalam menjalankan ibadah.

Dengan pembiasaan dan keteladanan orang tua dalam mengerjakan ibadah, baik

itu sholat, berpuasa, membaca Al-Qur’an, shodaqoh (infaq, zakat) dan lain

sebagainya, maka anak akan dengan sendirinya taat dalam beribadah. Taat bukan

berarti mengerjakan kebaikan (ibadah) jika ada orang tua atau orang yang ditakuti

akan tetapi mengerjakan ibadah sadar dengan sendirinya, dengan hati nuraninya dan

dengan niat ikhlas.

MI Kenteng merupakan sebuah sekolah yang mengacu pada kurikulum dari

Kementrian Agama dan Dinas Pendidikan Nasional. Dalam kegiatan pembelajaran di

MI Kenteng sama dengan sekolah dasar (SD) pada umumnya, namun masih ditambah

dengan mata pelajaran agama yang lebih lengkap, dengan tujuan para peserta didik

terbiasa mempraktikkannya dalam kehidupan sehari – hari baik saat di sekolah, di

rumah, maupun di masyarakat.

Dengan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul " HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN

ORANG TUA DENGAN KETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI

8 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1996), Cet. XV, hlm.63.

Page 14: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

4

4

MADRASAH PADA SISWA KELAS V MI KENTENG KECAMATAN

BANDUNGAN TAHUN 2010.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul di atas, maka perlu adanya

pembatasan dan penjelasan istilah terlebih dahulu dengan judul tersebut. Adapun

istilah-istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Bimbingan Keagamaan Orang Tua.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang

ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak- anak, remaja,

maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana

yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma- norma yang yang berlaku.9

Keagaamaan berasal dari kata "agama" yang berarti prinsip kepercayaan

kepada Tuhan dengan aturan-aturan syariat tertentu. 10 Sedangkan keagamaan

berarti hal yang berkaitan dengan agama. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa bimbingan keagamaan berarti suatu usaha memimpin yang mengharap

pada hal-hal yang bersifat agama.

Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang sudah berumur,orang yang

usianya sudah banyak,ayah dan ibu, orang yang sudah lama hidup dan

sebagainya.11Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ayah dan ibu.

Yang dimaksud bimbingan keagamaan orang tua pada penelitian ini adalah

usaha yang dilakukan orang tua dalam mengarahkan anak agar menjadi anak yang

selalu taat menjalankan ibadah yang diajarkan agama, yaitu terutama ibadah

shalat. Adapun yang menjadi indikator bimbingan agama Islam dalam keluarga :

9 Prayitno dan Erman Amti, Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,2004 ), hlm. 99.

10 Em Zul fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkapr Bahasa Indonesia, Cet. III, ( DifaPublisher, 2009), hlm. 23

11 Ibi.,, hlm. 602

Page 15: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

5

5

a. Membimbing dalam belajar agama Islam:

1. Membimbing anak untuk melaksanakan sholat

2. Membimbing anak untuk membaca Al-Qur’an

3. Membimbing anak tentang akhlak yaitu dengan :

- Memberikan keteladan..

- Membimbing perilaku yang baik.

4. Membimbing anak untuk melaksanakan puasa wajib dan sunah.

b. Memberi pujian atau hadiah pada anak apabila:

1. Rajin dalam mengerjakan ibadah sholat, puasa dan rajin

dalam membaca Al-Qur’an.

2. Mengerjakan hal-hal yang positif, yang baik.

3. Memberi hukuman secara bertahap apabila anak melakukan kesalahan.

c. Menyediakan fasilitas, yaitu dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak

yang berkaitan dengan keagamaan.

2. Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Madrasah

Ketaatan berasal dari kata taat yang artinya patuh menuruti perintah secara

ikhlas; tidak berlaku curang, setia; shalih, kuat iman, rajin mengamalkan ibadah.12

Taat juga berarti senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah, dsb); patuh.

Ketaatan berarti kepatuhan, kesetiaan, kesalehan. 13 Ibadah adalah hal

memperhambakan diri kepada Allah sengan taat melaksanakan perintah dan

anjuranNya serta menjauhi laranganNya karena Allah semata, baik dalam bentuk

kepercayaan, perkataan, maupun perbuatan.14

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ibadah adalah amalan yang

diniatkan untuk berbakti kepada Allah yang pelaksanaaannya diatur oleh syariat;

ketaatan menjauhi larangan Tuhan dan menjalankan perintahNya.15

Shalat secara lughat berarti do’a. sedangkan menurut istilah syara’ shalat

adalah ibadah yang terdiri dari beberpa perbuatan dan perkataan tertentu yang di

mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam, menurut cara- cara dan syarat-

12 Ibid., hlm. 78213 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 111614, M. Abdul Mujieb, et. al., Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 109.15 Em Zul Fajri, op.cit., hlm. 367.

Page 16: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

6

6

syarat serta rukun yang telah ditentukan oleh syara’.16 Sedangkan shalat dhuhur

merupakan shalat wajib yang dikerjakan pada siang hari yaitu dimulai dari saat

tergelincir matahari dari pertengahan langit dan di ketika bayangan sesuatu

(seperti sapu lidi ditegakkan) sama panjang, selain bayangan yang rebah ke

sebelah timur.17

Yang dimaksud ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di sekolah dalam

penelitian ini adalah ketaatan anak (siswa kelas V MI Kenteng) dalam

menjalankan kewajiban ibadah shalat dhuhur yang dilakukan di sekolah ( MI

Kenteng ). Adapun yag menjadi indikator ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di

sekolah adalah :

a. Aktif mengikuti kegiatan shalat dhuhur di madrasah.

b. Berwudhu

c. Hafal bacaan shalat.

d. Tepat dan tertib dalam gerakan shalat.

e. Serius menjalankan shalat dhuhur.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka fokus masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana bimbingan keagamaan orang tua pada siswa kelas V MI Kenteng

Kecamatan Bandungan Tahun 2010 ?

2. Bagaimana ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V

MI Kenteng Kecamatan Bandungan Tahun 2010 ?

3. Bagaimana hubungan bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah

shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Kecamatan

Bandungan Tahun 2010 ?

16 M. Abdul Mujieb, et.al., op. cit., hlm. 313.17 Tengku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, ( Semarang : PT. Pustaka Rizki

Putra, 2001 ), hlm. 24.

Page 17: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

7

7

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan, pemikiran dan

pengetahuan dalam bidang pendidikan Islam bagi penulis khususnya dan bagi

dunia Islam pada umumnya.

2. Penelitian ini diharapkan dapan memberikan pemahaman kepada masyarakat pada

umumnya dan bagi orang tua pada khususnya tentang pentingnya bimbingan

keagamaan orang tua bagi ketaatan ibadah shalat dhuhur anak.

3. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu

pengetahuan di Fakultas Tarbiyah pada umumnya dan PAI pada khususnya.

Page 18: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

8

8

BAB II

BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN KETAATAN

IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH

A. Bimbingan Keagamaan Orang Tua

1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Orang Tua

Secara etimologis kata bimbingan merupakan tejemahan dari kata “ guidance “

berasal dari kata kerja “ to guide “ yang berarti menunjukkan, membimbing,

menuntun atau membantu. Sedangkan pengertian bimbingan secara terminologi

yaitu antara lain sebagai berikut :

- Bimbingan adalah sustu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan

sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian

dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri

dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri

dengan lingkungan.1 ( Muh. Surya, 1988: 12)

- Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang ( individu )

atau sekelompok orang agara mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-

pribadi yang mandiri.2( Prayitno , 1983: 2 dan 1987 : 35 )

- “Guidance is a process of helping individual thorough their own effort to

discover and develop their potentialities both for personal happiness and social

usefulness” atau bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui

usaha sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar

memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social.3(Year’s Book of

Education 1995)

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah,( Jakarta : PT. RinekaCipta,1995 ), hlm. 2

2 Ibid.3Hallen A, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), hlm. 3

Page 19: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

9

9

“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang dibewrikan kepada individu

atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan –

kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individi –

individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.4

Keagamaan berasal dari kata agama yang jika dalam bahasa Inggris disebut

religion atau religi.

Menurut A.S. Homby and E.C. Parnwell agama adalah :

a. Kepercayaan kepada Tuhan Sebagai pencipta dan pengawas dalam semesta.

b. Sistem kepecayaan dan penyembahan didasarkan atas keyakinan tertentu.5

Keagaamaan berasal dari kata "agama" yang berarti prinsip kepercayaan

kepada Tuhan dengan aturan-aturan syariat tertentu. Sedangkan keagamaan

berarti hal yang berkaitan dengan agama.6

Pengertian bimbingan keagamaan sebagaimana dikemukakan oleh H.M.

Arifin, M. Ed yaitu usaha pemberian bantuan terhadap seseorang yang

mengalsmi kesulitan baik lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut

kehidupan di masa kini dan mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di

bidang mental dan spiritual, dengan maksud agar orang yang bersangkutan

mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya

sendiri melalui dorongan dari kekuatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.7

Orang tua adalah orang yang sudah tua,dalam artian ayah dan ibu yang

diharuskan untuk mendidik anak yang mereka asuh dengan disertai

penuhtanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa bimbingan

keagamaan orang tua adalah usaha orang tua dalam memberikan bimbingan

4Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta : Andi Offset, 1995 ), Cet.III,hlm. 4

5Nasruddin Razak, Dienul Islam, ( Bandung : Al- Ma’arif, 1989 ), hlm. 606 Em Zul fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkapr Bahasa Indonesia, Cet. III, ( Difa

Publisher, 2009), hlm. 23

7M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, ( Jakarta : PT. GoldenTerayon Press, tth ), hlm. 2

Page 20: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

10

10

atau pembinaan keagamaan kepada anaknya agar terbiasa hidup sesuai dengan

ajaran Islam.

2. Dasar Bimbingan Keagamaan

Al Qur’an dan hadits adalah landasan ideal dan konseptual bimbingan

konseling Islam. Dari kedua sumber tersebut gagasan, tujuan dan konsep-

konsep bimbingan konseling Islam bersumber. Dasar yang menjadi isyarat

kepada manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada orang lain (

keluarga ) yaitu antara lain :

a. Firman Allah dalam Q. S. At Tahrim ayat 6 :

$ pkš‰r'»tƒtûïÏ% ©! $#(#qãZ tB#uä(# þqè%ö/ä3 |¡ àÿRr&ö/ä3‹ Î=÷d r& ur# Y‘$ tR$yd ߊqè% urâ¨$Z9$#äou‘$yf Ït ø:$#ur

$ pköŽ n=tæîp s3 Í´ ¯»n=tBÔâŸxÏî׊#y‰Ï©žwtbqÝÁ÷è tƒ©!$#!$ tBöN èd t•tBr&tbqè=yè øÿ tƒur$tBtbr â• sD ÷sãƒÇÏÈ

“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari apineraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak menghargai Allah terhadap apayang diperinthkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yangdiperintahkan”. (Q.S. At Tahrim : 6)8

b. Sabda Nabi Muhammad SAW

-

: ,

, : :

8 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya Al-Jumanatul ‘Ali, (Bandung : CV.J-Art,2005,) Ed. Refisi, hlm. 561.

Page 21: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

11

11

,

.

“Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk mengerjakan Shalatketika mereka ber usia tujuh tahun dan pukulah mereka apabilaameninggalkan shalat ketika mereka berusia sepuluh tahun dan pisahlahtempat tidurnya di antara mereka”. (H.R.Abu Daud)9

3. Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak

Di dalam keluarga, mula-mula anak menerima pendidikan secara langsung

dari orang tuanya. Karena pendidikan anak dalam keluargabersifat kodrat maka

dalam hal ini menjadi fundamen bagi pendidikan yang diterima di luar rumah.

Dengan demikian pendidikan keluarga harus menjadi dasar bagi pendidikan

anak. Jadi orang tua berkewajiban mengasuh, mendidik serta mengarahkan

agar nantinya anak menjadi pribadi yang shalih atau shalihah serta berakhlak

mulia.

Sabda Nabi SAW

)

()10(

“Diceritakan dari abu hurairah ra, nabi Muhammad saw bersabda tidak adasatupun bayi yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah maka kedua orang tualah yang menjadikan dia yahudi, nasrani ataupun majusi sebagaimana seekor

9 Abi Daud Sulaiman Bin Al Asy’ats Al Sajstani, Sunan Abi Daud, Juz. I, hlm. 12710Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Matn Bukhori Masykul,(Beirut:Dar Al

Ma’rifah,tth), Juz I,hlm. 235

Page 22: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

12

12

binatang yang dilahirkan oleh induknya dalam keadaan sempurna. Apakah kalianmelihat binatang itu dalam keadaan cacat?kemudian abu hurairah berkata:”Allah yang dengan kekuasaannya membersihkan manusia dari kecacatan”. (H.RImam Bukhori).

Seorang ayah menjadi kepala keluarga mempunyai peranan penting untuk

memimpin, memberikan bimbingan pendidikan, perlindungan serta memberikan

nafkah kepada keluarganya. Dalam bidang pendidikan seorang ayah harus mampu

bertindak sebagai guru dan pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Untuk itulah

orang tua harus memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap amanat Allah yang

dititipkan kepadanya, maka orang tualah yang menjadi sentral figur bagi anak serta

yang akan tampil paling depan sebagai panutan anak dimana orang tua yang

pertama mereka kenal sebelum memasuki bangku sekolah ataupun pondok

pesantren.

Jadi jelas bahwa peran orang tua yang sangat dibutuhkan oleh anak. Jika

ayah dan ibunya membiasakan anak berlatih, bertindak, bersikap sopan dan

menghormati orang lain, mengajari tentang tata cara melaksanakan ibadah sholat,

membiasakan untuk berdo'a dan membaca Al-Qur'an dan mengajarinya

bershadaqah untuk menumbuhkan ketaatan anak dalam beribadah.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua

Orang tua sebagai manusia yang lebih dewasa adalah merupakan pendidik

utama dan pertama bagi anaknya.Dari orang tuanyalah anak menerima

pendidikan pertama baik langsung maupun tidak langsung. Di samping itu

pendidikan tersebut memepunyai pengaruh terhadap kehidupan anak di

kemudian hari.

Pada tahun-tahun pertama, orang tua memegang peranan utama dalam

memikul tanggung jawab pendidikan anak. Pada saat ini pemaliharaan dan

pembiasaan sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan.11

11Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm.237

Page 23: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

13

13

Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dalam

membimbing dan mendidik anaknya dengan kebaikan dasar-dasar agama.

Di sini akan diuraikan mengenai tugas dan tanggung jawab orang tua.

a. Orang tua sebagai pelindung dan pemelihara

Orang tua berkewajiban untuk melindungi dan memelihara

keselamatan keluarga. Anak terlahir dengan membawa bakat-bakat sebagai

karunia Allah, maka kewajiban orang tua adalah memelihara, membimbing

dan mengarahkan kepada hal- hal yang positif.

b. Orang tua sebagai pendidik

Mendidik adalah kewajiban orang tua. Sejak kecil anak harus sudah

dididik kea rah kebaikan agar kelak menjadi anak yang sholeh dan

bertanggung jawab dalam kehidupannya.Tugas orang tua dalam mendidik

anak adalah untuk memupuk perkembangan dan melatih mental serta

potensi yang tersimpan dalam diri anak.

Di samping itu orang tua harus membekali anak dengan pendidikan

dan bimbingan keagamaan sebagai dasar kepribadian mereka. Pendidikan

agama bukanlah sekedar menyampaikan pengetahuan agama dan melatih

keterampilan dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi pendidikan jauh

lebih luas dari pada itu ia pertama-tama bertujuan untuk membentuk

kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama. Pembunaan sikap mental

dan akhlak jauh lebih penting dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan

hukum-hukum agama yang tidak diresapi dan dihayatinya dalam hidup.12

c. Orang tua sebagaipemimpin

Orang tua selain sebagai pelindung dan pendidik, juga sebagai

pemimpin bagi anak-anaknya. Memimpin merupakan kegiatan pengarahan

dan pengandalian orang lain kea rah tujuan yang telah ditentukan. Oleh

karena itu sebagai orang tua berkewajiban mempengaruhi, mengarahkan

dan mengendalikan anak agar mereka melaksanakan ajaran-ajaran sesuai

dengan syari’at Islam.

12Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1991), Cet. 13, hlm. 107

Page 24: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

14

14

5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Orang Tua kepada Anak

Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,

pengalaman dan latihan-latihan yang dilakukan pada masa kecilnya dulu. Anak

yang waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada

masa dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam

hidupnya. Sebaliknya, jika orang yang waktu kecilnya mempunyai

pengalaman-pengalaman agama, misalnya bapak-ibunya adalah orang-orang

yang tahu agama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup

menjalankan agama, ditambah pula pendidikan agama secara sengaja di

rumah, sekolah dan masyarakat. Maka orang itu akan dengan sendirinya

cenderung hidup dalam aturan-aturan agama, terbiasa menjalankan ibadah,

takut melakukan larangan-larangan agama,serta dapat merasakan betapa

nikmatnya hidup beragama.13

Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang

baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan taat beribadah serta berakhlak

terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik yang formal (di

sekolah ) maupun yang informal (di rumah oleh orang tua).14

Di sini akan diuraikan beberapa metode yang efektif untuk membimbing anak

supaya terbentuk pribadi yang shalih atau shalihah.

a. Bimbingan dengan keteladanan

Orang tua sebagai pembimbing dan pendidik merupakan contoh ideal

dalam pandangan anak. Segala tingkah laku dan perbuatannya akan

terrekam dan ditiru, bahkan semua keteladanan itu akan melekat pada diri

dan perasaannya baik dalam bentuk ucapan dan perbuatan.

Keteladanan mengandung konsekuensi apa yang disampaikan ke

anak-anak bukan sekedar kata-kata saja, namun harus ditopang oleh

perbuatan atau sikap nyata. Nasihat-nasihat dari orang tua akan. Cepat

hilang, sedangkan teladan akan tertancap kuat di benak sang anak.15

13Ibid., hlm. 3514Ibid.,hlm. 5615Abi M. F. Yaqin, Mendidik Secara Islami, ( Jombang: Lintas Media, tth), hlm.30

Page 25: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

15

15

Firman Allah Q. S. As Shaaf ayat 2

$ pkš‰ r'»tƒtûïÏ% ©! $#(#qãZ tB#uäzN Ï9šcqä9q à) s?$tBŸwtbqè=yè øÿ s?ÇËÈ

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apayang tidak kamu perbuat ?”.16(Q.S. As Shaaf : 2)

b. Bimbingan dengan cerita

Salah satu cirri khas Al Qur’an dalam menyampaikan nilai-nilai

pendidikan adalah dengan bercerita. Kita dapat menjumpai berbagai cerita

umat terdahulu serta kisah para Nabi Allah dalam mendakwahkan

agamaNya. Kisah semacam ini terasa efektif sekali karena selain untuk

memaparkan sejarah umat terdahulu juga untuk menyampaikan nilai-nilai

kehidupan yang dapat dijadikan cermin dalam kehidupan kita.

Firman Allah Q. S. Huud ayat 120:

yxä.ur•È à) ¯Ry7ø‹n=tãô ÏBÏä!$ t6/R r&È@ß™”•9 $#$tBàMÎm7sVçR¾Ïm Î/x8 yŠ# xsèù4x8 uä!% y ur’ÎûÍn É‹»yd‘

, ysø9 $#×p sàÏã öqtBur3“t• ø.ÏŒ urtûüÏYÏB ÷sßJ ù=Ï9ÇÊËÉÈ

“Dan semua kisah dari rasul- rasul yang Kami ceritakan kepadamu ialahkisah- kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu, dan dalam surat initelah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagiorang- orang yang beriman”.17(Q.S. Huud : 120)

c. Bimbingan dengan imbalan dan sanksi yang tepat

Merujuk pada sikap Al qur’an yang memberikan imbalan dan sanksi

yang berimbang, maka orang tuapun harus memberikan imbalan dan

sanksi dalam porsi yang adil. Hukuman yamg diberikan usahakan tidak

berupa hukuman fisik, cacian, atau kritikan. Prinsip dasar pemberian

hukuman itu harus memberikan manfaat pada anak.18

16Deprtemen Agama RI,op. cit., hlm.55217Ibid., hlm. 236.18Abi M. F. Yaqin, Op. cit., hlm. 43.

Page 26: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

16

16

Menurut Al Ghazali pemberian imbalan mempengaruhi hasil belajar.

Beliau adalah salah seorang ulama yang juga memahami bahwa hukuman

haruslah mendidik. Hukuman untuk anak haruslah memiliki karakteristik

tersendiri yang didasarkan pada tujuan kemaslahatan, bukan untuk

menghancurkan perasaan anak, menyepelekan harga dirinya, atau

menghinakan martabatnya.19

d. Bimbingan dengan adat kebiasaan

Orang tua membimbing anak tidak cukup hanya melalui suruhan,

tetapi orang tua dituntut untuk menjadi contoh bagi anak-anaknya.

Mengajarkan kepada mereka akhlakul karimah kepada sesama manusia

dan makhluk yang lain serta mengerjakan ibadah kepada Allah. Orang tua

membiasakan mengajak anak-anaknya untuk shalat berjamaah, dibiasakan

berdo'a dan membaca Al-Qur'an, berbicara yang baik, menghormati orang

tua dan bersikap sopan kepada orang lain.

Para orang tua hendaknya mengajarkan kepada anak-anak mereka

tetang hukum-hukum halal dan haram.20 Disini orang tua dituntut melatih

anak-anaknya mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi semua

larangan-larangan-Nya. Jika orang tua (pendidik) mendapat anaknya

berbuat dosa atas kemungkaran seperti mencuri, berbicara kotor, maka

orang tua harus mengingatkan bahwa yang dilakukan itu adalah perbuatan

makruh, bahwa perbuatan itu haram. Dan jika orang tua (pendidik)

mendapati anaknya berbuat baik atau positif, seperti mengeluarkan

shadaqah atau menolong orang lain, maka orang tua juga harus

mendorong supaya lebih rajin lagi dan mengatakan bahwa hal yang

dilakukan itu perbuatan baik dan halal.

e. Bimbingan dengan nasihat

Diantara metode dan cara-cara mendidik yang efektif didalam

upaya membentuk keimanan anak, mempersiapkannya secara moral, psikis,

19 Ibid.,hlm. 51.20 Zakiah Daradjat, op. cit., hlm. 62

Page 27: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

17

17

dan sosial adalah mendidiknya dengan memberi nasihat. Sebab, nasihat

sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala hakekat,

menghiasinya dengan moral mulia, dan mengajarinya tentang prinsip

Islam.21

Seorang ayah dan ibu diharapkan memiliki waktu luang untuk

berkumpul bersama anak-anaknya dan diisi dengan bercerita tentang kisah-

kisah dan hikmah yang berintikan nasihat, dengan cara yang tidak

membosankan, dan variatif sehingga tujuan membentuk rohani, jiwa, dan

akhlak mereka akan tercapai. Dalam menyampaikan nasihat hendaknya

orang tua menggunakan bahasa yang baik dan lemah lembut.

B. Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak

1. Pengertian Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak

Ketaatan berasal dari kata taat yang artinya patuh menuruti perintah secara

ikhlas; tidak berlaku curang, setia; shalih, kuat iman, rajin mengamalkan

ibadah.22 Taat juga berarti senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah, dsb);

patuh. Ketaatan berarti kepatuhan, kesetiaan, kesalehan.23Ibadah adalah hal

memperhambakan diri kepada Allah sengan taat melaksanakan perintah dan

anjuranNya serta menjauhi laranganNya karena Allah semata, baik dalam

bentuk kepercayaan, perkataan, maupun perbuatan.24

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ibadah adalah amalan yang

diniatkan untuk berbakti kepada Allah yang pelaksanaaannya diatur oleh

syariat; ketaatan menjauhi larangan Tuhan dan menjalankan perintahNya.25

Ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah dengan taat

melaksanakan segala perintah dan anjuranNya, serta menjauhi segala

laranganNya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan,

21Abi M. F. Yaqin, Op. cit., hlm. 65-66.22 Em Zul fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkapr Bahasa Indonesia, Cet. III, ( Difa

Publisher, 2009), hlm. 782.23 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 111624, M. Abdul Mujieb, et. al., Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 109.25 Em Zul Fajri, op.cit., hlm. 367.

Page 28: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

18

18

maupun perbuatan.26Ibadah juga diartikan sebagai penyembahan seseorang

hamba terhadap TuhanNya yang dilakukan dengan merendahkan diri serendah-

rendahnya,dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yang ditentukan oleh

agama.27

Menurut bahasa shalat berarti doa, sedangkan menurut syara’ artinya

bentuk ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbir dan diakhiri dengan salam.28

Adapun pengertian shalat dhuhur adalah:

:

29

Shalat dhuhur adalah shalat yang dikerjakan setelah tergelincir matahari

dari pertengahan langit sampai bayang - bayang sesuatu telah sama dengan

panjangnya, selain dari bayang - bayang yang ketika matahari menonggak

(tepat di atas ubun - ubun).

Shalat terbagi atas shalat fardhu dan sunah. Shalat fardhu terdiri atas

Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya’ dan Subuh. Sedangkan shalat sunah banyak

macamnya. Antara lain, Shalat Dhuha, Tahajud, Tarawih, Rawatib dan lain-

lain.

2. Dasar kewajiban shalat

Yang menjadikan dasar kewajiban ibadah shalat antara lain :

1. Q. S. Al Hajj : 77

26M. Abdul Mujieb, et. al., op. Cit., hlm. 10927 Slamet Abidin dan Moh. Suyono, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), hlm. 1128 Ibid., hlm. 6129 Al Imam Taqiyyuddin Abi Bakar Bin Muhammad Al Husaini, Kifayatul Akhyar Fi Halli

Ghayatil Ikhtishar, Juz. I (Surabaya: Darul Abidin, tth), hlm. 77

Page 29: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

19

19

$ yg•ƒr'»tƒšúïÏ% ©!$#(#qãZ tB# uä(#qãè Ÿ2 ö‘ $#(#r ߉àf ó™$#ur(#r ߉ç6ôã $#uröN ä3 ­/u‘(#qè=yè øù $# ur

uŽö• y‚ ø9$#öN à6 ¯=yè s9šcqßs Î=øÿ è?ÇÐÐÈ

“Hai orang- orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu,sembahlah Tuhanmu, dan perbuatlah kebajikan supaya kamumendapat kemenangan”. (Q.S. Al Hajj : 77)30

2. Q. S. Al Baqarah : 43

(#qßJŠÏ% r& urno4q n=¢Á9$#(#qè?# uäurno 4qx.“9$#(#q ãè x.ö‘ $#uryìtBtûüÏè Ï.º§•9 $#ÇÍÌÈt

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk” .(Q.S. Al Baqarah : 43)31

3. Q. S. An Nisa : 103

¨b Î)....no4qn=¢Á9$#ôMtR% x.’n?tãšúüÏZ ÏB÷s ßJ ø9$#$Y7»tF Ï.$Y?qè% öqBÇÊÉÌÈ

“Sesungguhnya Shalat itu adalah kewajiban yang ditentuan waktunyaatas orang- orang yang beriman”. (Q.S. An Nisa’ : 103)32

4. Q. S. Al Ankabut : 45

ã@ø? $#!$ tBzÓ Çrr é&y7ø‹ s9Î)šÆ ÏBÉ=»tGÅ3 ø9 $#ÉO Ï% r& urno4q n=¢Á9$#(žc Î)no4q n=¢Á9$#4‘sS÷Z s?

ÇÆ tãÏä!$ t± ósxÿ ø9$#Ì•s3Z ßJ ø9$# ur3ã•ø.Ï% s!ur«!$#çŽt9 ò2r&3ª!$# urÞO n=÷è tƒ$ tBtbqãè oYóÁs?ÇÍÎÈ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu’ yaitu Al Kitab (AlQur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mebcegah dari(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnyamengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-

30Departemen Agama RI, op.cit., hlm .34231 Ibid., hlm. 8.32Ibid., hlm. 96

Page 30: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

20

20

ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu Kerjakan”. (Q. S. Al Ankabut : 45)33

Ayat- ayat di atas menjadi dasar perintah kewajiban shalat.

3. Keistimewaan- keistimewaan Shalat

Shalat merupakan penghubung langsung antara hamba dengan Tuhannya.

Shalat memiliki banyak keistimewaan, antara lain yaitu :

a.Shalat adalah ibadah badaniah yang mula- mula difardhukan.

b. Shalat adalah tiang agama.

Sabda Nabi SAW bahwa “Shalat itu tiang agama. Barang siapa

mendirikan shalat, sesungguhnya ia telah mendirikan agama. Dan barang

siapa meruntuhkan shalat, sungguhlah ia telah meruntuhkan agama.”

(H.R.Al Baihaqy dari Umar r.a., Al Ihya’ 2 : 9).

c. Shalat lima difardhukan di langit di malam mi’raj.

Shalat lima itu difardhukan pada malam Nabi Muhammad SAW

berisra’ (berjalan malam) dan bermi’raj (naik ke alam tinggi).

Seluruh fardhu dan ibadah selain shalat diperintahkan Allah kepada Jibril

untuk menyampaikannya kepada Muhammad SAW.34

d. Shalat adalah akhir wasiat Nabi SAW dan nabi- nabi yang lain.

Dalam wasiatnya yang terakhir kepada kita para umatnya, beliau

mengatakan: “Ingatlah akan Allah , terhadap shalat, dan terhadap budak-

budak sahaya yang kamu miliki.” (H. R. Ahmad, Risalah As Shalah: 8).

e. Shalat adalah permulaan amal yang dihisab di akhirat, dan akhir ibadah yang

ditinggalkan umat di dunia.

f. Shalat adalah syiar Islam yang utama, dan tali perhubungan antara hamba

dengan Allah SWT yang paling kokoh.35

33 Ibid.,hlm. 402.34 Teuku Muhammmad Ash Shidieqy, Pedoman Shalat (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra,

2001), hlm. 5.35 Ibid., hlm. 6.

Page 31: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

21

21

4. Syarat- syarat sah Shalat.

Syarat- syarat sah shalat yaitu :

a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim Nabibersabda “Allah tidak menerima shalat seseorang di antara kamu apabilaberhadas hingga ia berwudhu.”36

a. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.

Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Mudassir ayat 4:

y7t/$ u‹ÏO urö• ÎdgsÜsùÇÍÈ

“Dan pakaianmu bersihkanlah”. ( Q. S. Al Mudassir : 4)37

b. Menutup aurat.

Aurat laki- laki yaitu antara pusat sampai lutut, sedangkan aurat

perempuan yaitu seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan.

Firman Allah Q. S. Al A’raf ayat 31 :

ûÓÍ_ t6» tƒtP yŠ#uä(#r ä‹è{ö/ä3 tGt ƒÎ—y‰Z ÏãÈe@ä.7‰Éf ó¡ tB(#q è=à2 ur(#qç/uŽõ°$# urŸwur(# þqèù ÎŽô£ è@4

¼çmR Î)Ÿw•=Ïtä†tûüÏù ÎŽô£ ßJ ø9 $#ÇÌÊÈ

“Hai Anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

memasuki masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih-

lebihkan, sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang berlebih-

lebihan”. ( Q. S. Al A’raf : 31)38

c. Mengetahui masuknya waktu shalat.

36 Ibid., hlm. 68.37 Departemen Agama RI, op.cit., hlm .576.38Ibid., hlm. 155.

Page 32: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

22

22

d. Menghadap ke kiblat.

Firman Allah Al Qur’an Surat Al Baqarah 144:

4ÉeAuqsùy7ygô_ urt• ôÜx©Ï‰Éf ó¡ yJ ø9$#ÏQ# t• ysø9 $#4ß]øŠ ym ur$ tBóO çFZä.(#q —9uqsùöN ä3 ydqã_ ãr¼ çnt• ôÜx©....

“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja

kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya”. ( Q. S. Al Baqarah :

144)39.

5. Syarat Wajib Shalat.

Syarat- syarat wajib shalat yaitu:

a. Islam

Orang yang bukan islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak

dituntut untuk mengerjakannya hingga ia masuk Islam. Karena meskipun ia

mengerjakannya, tetap tidak sah.40

b. Baligh (dewasa).

Umur dewasa itu dapat diketahui melalui salah satu tanda berikut:

- Cukup berumur lima belas tahun.

- Keluar mani.

- Mimpi bersetubuh.

- Mulai keluar haid bagi perempuan.41

c. Berakal.

Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan shalat.42

d. Suci dari haid dan nifas.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhori

bahwa “apabila datang haid, tinggalkanlah shalat”.

39 Ibid., hlm.2340 Hamid Ahmad At-Thahir, Buku Pintar Shalat Lengkap Dan Mudah, (Solo: PT. Aqwam Media

Profetika, 2008), hlm. 20.41 Ibid., hlm. 2142Ibid.

Page 33: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

23

23

e. Telah sampai dakwah.

Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum.43

Firman Allah Q. S. An Nisa’: 165.

Wxß™•‘tûïÎŽÅe³ t6•BtûïÍ‘ É‹YãBuržxy¥ Ï9tbqä3 tƒÄ¨$ ¨Z=Ï9’n?tã«!$#8p¤f ãmy‰÷è t/È@ß™”•9$#4

tb% x.urª!$## ¹“ƒÍ•tã$ VJŠÅ3 ymÇÊÏÎÈ

“ (Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembiradan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagimanusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Danadalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. ( Q. S. AnNisa’ : 165)44

f. Jaga.

Orang yang tidur tidak wajib shalat, begitu pula orang yang lupa.

Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya “Yang terlepas

dari hukum ada tiga macam: kanak- kanak hingga ia dewasa, orang tidur

hinga ia bangun, orang gila hingga ia sembuh.”( H. R. Abu Daud dan Ibnu

Majah)

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan beribadah anak

Anak adalah amanat bagi orang tuanya yang harus dijaga, dibimbing

(dididik) dan diarahkan kepada kebaikan agar anak nantinya tidak terjerumus

kepada kemaksiatan dan perbuatan zalim. Orang tua mengharapkan anak-

anaknya menjadi anak yang shaleh dan shalikhah, mempunyai kepribadian

yang kuat, sikap mental yang sehat, akhlak terpuji, serta selalu taat dalam

menjalankan ibadah.

43 Teuku Muhammad Hasbiy Ash Shidieqiy, op cit., hlm. 20.44 Departemen Agama RI, op cit., hlm. 105.

Page 34: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

24

24

Semua itu tidak akan terjadi tanpa adanya dukungan, baik dari keluarga,

sekolah maupun masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

ketaatan anak beribadah adalah faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern yaitu yang ada pada diri anak tersebut dan sudah melekat

dalam hatinya. Dalam mengerjakan ibadah anak tidak menunggu suruhan dari

orang tua. Anak mengerjakan dengan niat ikhlas.

Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar, antara lain: faktor

keluarga, faktor sekolah, lingkungan dan faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga

Keluarga merupakan faktor pertama yang mempengaruhi ketaatan

anak dalam beribadah. Rumah merupakan tempat yang pertama dan utama

dimana anak mendapatkan bimbingan keagamaan dan juga berkewajiban

mendidik, membimbing dan mengarahkannya secara sungguh-sungguh

supaya anak taat dalam menjalankan ibadahnya, baik shalat, membaca Al-

Qur'an, bedoa, zakat, shadaqah, taat dan berbakti kepada orang tua dan

menghormati serta berperilaku baik kepada orang lain. Hal ini tidak lepas

dari kondisi orang tua itu sendiri, jika orang tua di rumah selalu

menjalankan shalat dengan selalu berjamaah, berdoa setelah shalat, rajin

membaca Al-Qur'an, menghormati orang lain, berbicara yang baik,

berzakat, senang bershadaqah, maka anak dengan sendirinya akan

mengikuti seperti apa yang dikerjakan orang tuanya.

b. Faktor sekolah dan lingkungan

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang disediakan masyarakat

untuk mendidik generasi penerus, menyiapakan mereka bagi kehidupan

masyarakat. Di tempat inilah anak menghabiskan sebagian besar waktunya.

Pendidikan di sekolah dimulai setelah pendidikan di rumah. Sekolah

meneruskan pendidikan yang telah diterima di dalam keluarganya agar

pertumbuhan dan perkembangan baik kepribadian dan sikap keagamaanya

sesuai dengan harapan.

Page 35: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

25

25

Sekolah dalam usahanya untuk memberikan ilmu pengetahuan terhadap

siswa dan sebagai lembaga pendidikan formal, harus memfungsikan

pendidikannya dalam hal yang benar, yaitu dapat mempengaruhi sikap dan

tingkah laku anak didiknya ke arah yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Secara singkat sekolah mempunyai peranan penting dalam usaha

membentuk kepribadian anak untuk masa depannya, terutama yang berciri

khas agama, dimana kurikulumnya diajarkan pendidikan tentang akhlak

dan bagaimana melaksanakan ibadah dengan baik.

Faktor lain yang mempengaruhi anak rajin dan taat menjalankan ibadah

selain guru yang mengarahkan dan membimbingnya adalah adanya fasilitas

di sekolah yang mendukung (masjid) dan teman-temannya. Dengan

adanya fasilitas masjid, guru dan siswa dapat memanfaatkannya untuk

shalat berjamaah, tadarus, pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya.

Teman di sini juga sangat mempengaruhi anak. Jika temannya di sekolahan

cuek-cuek saja dalam melaksanakan kegiatan ibadah, maka anak juga akan

terpengaruh cuek. Dan sebaliknya jika temannya rajin shalat, berpuasa,

bertutur kata sopan, menghormati orang lain, maka kemungkinan besar

anak juga akan berperilaku yang baik dan taat menjalankan ajaran agama

sesuai dengan syari'at Islam.

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan yang lebih besar dari pada

lingkungan keluarga dan sekolah, masyarakat di sini kita sebut saja teman

pergaulan, media massa, tempat-tempat rekreasi dan orang sekitar yang

bergaul dengannnya.

Apabila anak tinggal di masyarakat yang kehidupan keberagamaannya

masih kuat dan selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan agama maka anak

juga akan melaksanakan kehidupannya dengan cara Islami. Begitu juga

sebaliknya, jika masyarakat hidup dalam lingkungan yang acuh tak acuh

Page 36: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

26

26

dalam melaksanakan ajaran agama maka anak juga akan menjalankan

ajaran agama secara acuh tak acuh.

Masyarakat terbentuk dari kumpulan keluarga yang semakin banyak,

karena itu dalam perkembangan anak pandangan dan sikap hidup orang-

orang yang dikagumi akan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi

anak, dan tidak jarang keadaan masyarakat atau organisasi dalam

masyarakat juga merupakan faktor penting dalam proses pembentukkan

perilaku anak.45

D. Hubungan Bimbingan Keagamaan Orang Tua Dengan Ketaatan Ibadah

Shalat Dhuhur Anak.

Telah diuarikan di atas, mengenai masalah bimbingan keagamaan orang tua

terhadap anak-anaknya. Dari berbagai pembinaan orang tua di dalam mengarahkan

anak-anaknya terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Orang tua membimbing anak

dalam ibadahnya sejak dini supaya anak tersebut taat kepada Allah, selalu

mengerjakan segla perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-

larangannya.

Pembinaan keagamaan terhadap anak akan berhasil apabila orang tua

memperhatikan perkembangan jiwa anak dan berusaha menciptakan suasana

harmonis dalam keluarga. Orang tua memberikan contoh, keteladanan yang baik

bagi anak-anaknya dan berpegang teguh pada syariat Islam. Karena dengan cara

tersebut, disamping anak dapat menerima mengenai bimbingan keagamaan yang

diberikan, secara pengalaman dan praktek, mereka dapat merasakan nikmatnya

beribadah dan semakin lama anak akan menjadi semakin taat dalam beribadah.

Tanggung jawab orang tua dalam mendidik agama terhadap anak-anaknya

merupakan sunnatullah yang harus dilaksanakan. Al-Qur'an dengan tegas telah

menandaskan mengenai pentingnya bimbingan keagamaan orang tua dalam upaya

mendidik anak-anaknya taat beribadah dan berakhlak mulia. Orang tua

45 Zakiyah Daradjat, Op.Cit, hlm. 143.

Page 37: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

27

27

membimbing dan mendidik anak-anaknya melalui adat kebiasaan dan keteladan

pengalaman-pengalaman keagamaan akan membekas dalam diri anak. Orang tua

memberikan bimbingan keagamaan supaya anak menjadi orang yang beriman,

beramal shaleh dan menjadi bekal hidup di dunia dan akhirat.

Kewajiban orang tua dalam memberikan bimbingan keagamaan pada anak

harus dilakukan secara terus menerus, sehingga anak akan terbiasa untuk

mengerjakan kebaikan.

E. Kajian Penelitian Yang Relevan

Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitaian

yang dilkukan terdahulu dan memiliki relefansi dengan judul skripsi ini. Adapun

karya- karya skripsi tersebut adalah :

1. Skripsi karya Kasdi, NIM 3103024 yang berjudul “Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Di Masyarakat Nelayan,

Kelurahan Klidang Lor Kec. Batang, Kab. Batang.” Dari hasil koefisien korelasi

ternyata terdapat hubungan yang positif antara pengaruh bimbingan keagamaan

orang tua terhadap akhlak anak di masyarakat nelayan, Kelurahan Klidang Lor

Kec. Batang, Kab. Batang. Ditunjukkan dari hasil koefisien korelasi rxy = 0,409

> 0,403 pada taraf 1% berarti signifikan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarti NIM. 073111361 yang berjudul “Usaha

Orang Tua Dalam Membiasakan Pengamalan Ibadah Shalat Siswa kelas V MI

Ma’arif Blongkeng Ngluwar Magelang Tahun 2008/2009.” Hasil penelitian

menunjukkan :

a. Pembelajaran shalat dalam keluarga adalah :

§ Memberi contoh atau teladan.

§ Dengan pembiasaan

b. Pengamalan ibadah shalat siswa kelas V MI Ma’arif Blongkeng Ngluwar

Magelang Tahun 2008/2009 rata- rata cukup yaitu tiga kali sehari.

c. Motivasi orang tua terhadap pelaksanaan abadah anak yaitu :

§ Penanaman keimanan sejak dini.

Page 38: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

28

28

§ Pengawasan melekat.

§ Memberi hadiah maupun sanksi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sugimin NIM. 073111612 yang berjudul “

Hubungan Antara Perilaku Keberagamaan Orang Tua Dengan Perilaku

Keberagamaan Anak ( Studi pada siswa kelas V ) MI Darul Ulum Pedurungan

Semarang Tahun Ajaran 2008 / 2009 “. Isinya menjelaskan bahwa antara

perilaku keberagamaan orang tua denga perilaku keberagamaan anak tedapat

hubungan yang positif dan signifikan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nanik Nurmilatin NIM. 073111287 yang

berjudul “Analisis Instrumen Tes Multiple Choice Dalam Tingkat Kognitif

(Buatan Guru Rumpun PAI Kelas V Semester 1 Di MI Kenteng Kecamatan

Badungan Tahun 2008/2009)”. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V

MI Kenteng Kecamatan Bandungan.

Dari beberapa penelitian di atas mempunyai relefansi baik dari segi isi

maupun subyek dengan penelitian yang sedang dilakukan. Jadi, beberapa

penelitian di atas dapat dijadikan rujukan bagi peneliti.

F. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi

problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut

merupakan kebenaran yang sifatnya sementara , yang akan diuji kebenarannya

dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu

maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang

sebagai kebenaran.46

Berdasarkan deskripsi teori tentang bimbingan keagamaaan orang tua dan

ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah maka penulis mempunyai

hipotesa sebagai berikut :

46 Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta , 2005), hlm.55

Page 39: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

29

29

“ Ada hubungan yang positif antara bimbingan keagamaan orang tua dengan

ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng

Kecamatan Bandungan Tahun 2010”.

Page 40: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

30

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Sesuatu yang dilaksanakan dengan sadar pasti mempunyai tujuan.

Berdasarkan pokok masalah dalam penelitian ini , maka tujuan penulis

adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana bimbingan keagaamaan orang tua pada

siswa kelas V MI Kenteng Kecamatan Bandungan Tahun 2010.

2. Untuk mengetahui bagaimana ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di

madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Bandungan Tahun 2010.

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bimbingan keagaamaan

orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada

siswa kelas V MI Kenteng Bandungan Tahun 2010.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel

melekat.1Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Kenteng

Bandungan Kabupaten Semarang yang berjumlah 15 orang.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari yaitu antara bulan Oktober

sampai dengan Nopember tahun 2010.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di MI Kenteng yang terletak di Dusun

Ampelgading Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

1Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:PT.Rineka Cipta,2005), hlm.99

Page 41: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

31

31

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.2

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Independen (variabel bebas)

yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).3 Adapun

yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah bimbingan

keagamaan orang tua dengan indikator :

1) Membimbing dalam belajar agama Islam :

- Membimbing anak untuk melaksanakan shalat.

- Membimbing anak untuk membaca Al Qur’an.

- Membimbing anak tentang akhlak.

- Membimbing anak untuk melaksanakan puasa wajib dan sunnah.

2) Memberi pujian atau hadiah pada anak apabila rajin shalat, puasa,

membaca Al Qur’an dan mengerjakan hal – hal yang positif.

3) Memberi hukuman secara bertahap apabila anak melakukan

kesalahan.

4) Menyediakan fasilitas yaitu dengan memenuhi kebutuhan anak yang

berkaitan dengan keagamaan.

b. Variabel Dependen (variabel terikat)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.4

Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketaatan ibadah

shalat dhuhur anak di sekolah dengan indikator :

1) Melaksanakan shalat dhuhur tepat pada waktunya.

2) Berwudhu

3) Hafal bacaan- bacaan dalam shalat

2Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm.603Ibid., hlm.614Ibid

Page 42: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

32

32

4) Tertib gerakan shalat

5) Seriu dalam melaksanakan ibadah shalat

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode

penelitian atau ilmu tentang alat-alat penelitian. Dan metodologi penelitian ini

membahas bermacam -macam cara melakukan penelitian .5

Metodologi penelitian terdiri atas tiga, yaitu kuantitatif, kualitatif serta

gabungan kuantitatif-kualitatif.6 Penelitian korelasi merupakan bagian dari

penelitian kuantitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasi seorang

peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan

variabel lain.7

Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian

kuantitatif jenis korelasi.

F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.8 Sedangkan sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.9

Populasi juga berarti seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk

diselidiki.Sedangkan sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya

kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat

yang sama.10

5Aji Sofanudin, Metodologi Penelitian Ilmu Tarbiyah, ( Semarang : Lakmus Indonesia ,2009),Cet I,hlm.35

6Ibid7Ibid., hlm. 618Sugiyono, op. cit.,,hlm. 1179Ibid., hlm 11810Sutrisno Hadi, Statistik, Jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset,2004), hlm. 182.

Page 43: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

33

33

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Kenteng

Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2010 yang berjumlah 15 siswa. Dan

menggunakan sampel sensus karena jumlah populasi yang sedikit sehingga

memungkinkan untuk diteliti serta dipelajari sehingga mudah ditarik

kesimpulannya. Adapun data dari responden yaitu sebagai berikut:

Tabel : 1

Daftar Nama Responden

NO NAMAJenis

KelaminNISN

1. Aldi Fajar Sodiq L 0003530804

2. Qanan Tri Handoko L 9994710578

3. Achwal Al Farid C. L 0003530802

4. Ahmad Udin L 0003530803

5. Hanif Ahmad Rifa’i L 0003530807

6. Maya Khoirun Nisa P 0003530809

7. Musfiroh P 0003530810

8. Nastain Billah L 0003530811

9. Ratna Farida P 0003530812

10. Rifa’i Nur Efendi L 0003530813

11. Yamudi L 9984594987

12. Cholil Said Agil H. L 0003530814

13. Nur Kholis L 0003530815

14. Samsul Arifin L 0003530816

15. Lisa Oktaviani P 0003530817

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini,

digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Metode Angket ( Kuesioner )

Page 44: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

34

34

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang

lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan

respons sesuai dengan permintaan pengguna.11 Metode ini digunakan

untuk mengumpulkan data tentang bimbingan keagamaan orang tua

melalui siswa kelas V MI Kenteng.

Dalam penelitian ini penulis mengajukan 20 item pertanyaan kepada

15 responden dengan sistem penskoran sebagai berikut :

- jika jawaban a, maka nilainya 5

- jika jawaban b, maka nilainya 4

- jika jawaban c, maka nilainya 3

- jika jawaban d, maka nilainya 2

- jika jawaban e, maka nilainya 1

b. Metode Observasi

Metode observasi disebut juga pengamatan meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh

alat indera.12 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data ketika

dilaksanakan penelitian terhadap ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di

madradah.

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung kepada 15

responden berdasarkan indikator penilaian dengan sistem penskoran

sebagai berikut :

- Jika sangat baik (a), maka nilainya 5

- Jika baik (b), maka nilainya 4

- Jika sedang (c), maka nilainya 3

- Jika kurang (d), maka nilainya 2

- Jika tidak baik (e), maka nilainya 1

11Ibid hlm.102-10312Suharsimi Arikunto, Prosrdur Penelitiansuatu Pendekatan Praktek,( Jakarta, Rieneka

Cipta, 2002), Ed. V, hlm. 133

Page 45: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

35

35

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis.13Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui gambaran

umum sekolah, guru, sarana dan prasarana MI Kenteng Kecamatan

Bandungan melalui dokumen atau arsip data statistik sekolah.

d. Teknik Analisis Data

Menganalisis data merupakan merupakan suatu langkah yang sangat

kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola mana yang akan

digunakan. Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil penelitian

yang bersifat kuantitatif, maka penulis menggunakan analisis statistik jenis

korelasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi atau

hubungan antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah

shalat dhuhur anak di sekolah yang didasarkan pada data khusus yaitu

bimbingan keagamaan orang tua ( x ) dan data ketaatan ibadah shalat dhuhur

anak di sekolah ( y ). Untuk menguji hipotesis yang diajukan kemudian

diadakan perhitungan lebih lanjut menggunakan analisis statistik dengan

rumus korelasi product moment yaitu :

( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN

yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi variabel x dan variabel y

xy : perkalian antara x dan y

x 2 : Variabel pengaruh

y 2 : Variabel terpengaruh

N : Jumlah Sampel yang diselidiki

Σ : Sigma (jumlah)14

13 Ibid, hlm. 13514 Ritonga, Abdulrahman, Statistik Terapan untuk Penelitian, (Jakarta : Lembaga Penerbit

Fak. Ekonomi UI,1987), hlm. 120.

Page 46: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

36

36

Setelah hasil perhitungan di atas diperoleh, langkah selanjutnya adalah

hasil tersebut dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r

yang terdapat dalam tabel nilai r product moment dengan tingkat kepercayaan

5 %. sehingga dapat diketahui bahwa r hitung dengan r tabel signifikan atau

tidak. Hal ini dikarenakan jika r hitung sama dengan atau lebih besar dari r

tabel, maka r hitung dapat dikatakan signifikan dan sebaliknya jika r hitung

sama lebih kecil dari r tabel, maka r hitung dapat dikatakan tidak signifikan.

Untuk memperkuat hasil yang telah diperoleh penulis juga melakukan uji

SPSS di Laboratorium Matematika IAIN Walisongo Semarang.

Page 47: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

37

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Bimbingan Keagamaan Orang Tua

Data tentang bimbingan keagamaan orang tua yang merupakan variabel

pengaruh (independen) dalam penelitian ini diperoleh dari hasil yang penulis

berikan kepada seluruh siswa kelas V MI Kenteng yang berjumlah 15 anak

dengan perincian siswa laki-laki 11 anak dan siswa perempuan 4 anak. Dari hasil

tertulis yang penulis berikan kepada responden dengan jumlah soal sebanyak 20

item, dapat diketahui tingkat bimbingan keagamaan orang tua siswa kelas V MI

Kenteng dalam table berikut :

Tabel 2.

DAFTAR NILAI PERTANYAAN TENTANG BIMBINGAN

KEAGAMAAN ORANG TUA

No NamaResponden

Frekuensi Nilai TotalNilaia b c d e a b c d e

1 Aldi F.S 0 1 6 6 7 0 4 18 12 7 41

2 Qanan T.H. 2 7 3 5 3 10 28 9 10 3 60

3 AlFarid C. 8 10 2 0 0 40 40 6 0 0 86

4 Ahmat U. 1 8 9 2 0 5 32 27 4 0 68

5 Hanif A.R. 6 13 1 0 0 30 52 3 0 0 85

6 Maya K. 0 9 7 4 0 0 36 21 8 0 65

7 Musfiroh 4 12 4 0 0 20 48 12 0 0 80

8 Nastain B. 8 10 2 0 0 40 40 6 0 0 86

9 Ratna farida 5 13 2 0 0 25 52 6 0 0 83

10 Rifai Nur E. 10 9 1 0 0 50 36 3 0 0 89

11 Yamudi 2 7 8 3 0 10 28 24 6 0 68

Page 48: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

38

No NamaResponden

Frekuensi Nilai TotalNilaia b c d e a b c d e

12 Cholil Said 6 12 2 0 0 30 48 6 0 0 84

13 Nur Kholis 0 2 9 7 2 0 8 27 14 2 51

14 Samsul A. 0 1 8 8 3 0 4 24 16 3 47

15 Lisa O. 0 3 5 6 6 0 12 15 12 6 45

Jumlah 1.038

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai bimbingan keagamaan orang tua

terendah 41, nilai tertinggi 89 dan nilai rata-rata 69,2. Hal ini menunjukkan

bahwa bimbingan keagamaan orang tua siswa kelas V MI Kenteng Tahun 2010

termasuk kategori sedang. Hal ini berdasarkan interval nilai dalam tabel berikut

ini:

Tabel 3.

KATEGORI BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA

No. Interval Nilai Katergori

1 41-50 Tidak pernah

2 51-60 Kurang

3 61-70 Sedang

4 71-80 Baik

5 81-90 Sangat Baik

2. Ketaatan Ibadah Shalat Dhuhur Anak Di Madrasah

Data tentang bimbingan keagamaan orang tua yang merupakan variabel

terpengaruh ( dependen ) dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang

penulis lakukan kepada seluruh siswa kelas V MI Kenteng yang berjumlah 15

anak dengan perincian siswa laki-laki 11 anak dan siswa perempuan 4 anak. Dari

hasil observasi yang penulis lakukan, dapat diketahui tingkat ketaatan shalat

dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng dalam tabel berikut ini:

Page 49: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

39

Tabel 4.

DAFTAR NILAI KETAATAN SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH

NoNama

Responden

Frekuensi Nilai Total

Nilaia b c d e a b c d e

1 Aldi F.S 0 0 2 3 0 0 0 6 6 0 12

2 Qanan T.H. 0 2 1 2 0 0 8 3 4 0 15

3 AlFarid C. 5 0 0 0 0 25 0 0 0 0 25

4 Ahmat U. 0 3 2 0 0 0 12 6 0 0 18

5 Hanif A.R. 4 1 0 0 0 20 4 0 0 0 24

6 Maya K. 2 3 0 0 0 10 12 0 0 0 22

7 Musfiroh 4 1 0 0 0 20 4 0 0 0 24

8 Nastain B. 4 1 0 0 0 20 4 0 0 0 24

9 Ratna farida 5 0 0 0 0 25 0 0 0 0 25

10 Rifai Nur E. 5 0 0 0 0 25 0 0 0 0 25

11 Yamudi 0 2 3 0 0 0 8 6 0 0 17

12 Cholil Said 4 1 0 0 0 20 4 0 0 0 24

13 Nur Kholis 0 0 2 3 0 0 0 6 6 0 12

14 Samsul A. 0 0 2 3 0 0 0 6 6 0 12

15 Lisa O. 0 1 1 3 0 0 4 3 6 0 13

Jumlah 292

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai ketaatan shalat dhuhur anak di

sekolah terendah 12, nilai tertinggi 25 dan nilai rata-rata 19,47. Hal ini

menunjukkan bahwa ketaatan shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V

MI Kenteng Tahun 2010 termasuk kategori sedang, sebagaimana berdasarkan

interval nilai dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.

KATEGORI KETAATAN SHALAT DHUHUR ANAK DI SEKOLAH

No. Interval Nilai Katergori

1 12-14 Tidak Baik

2 15-17 Kurang Baik

Page 50: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

40

3 18-20 Sedang

4 21-23 Baik

5 24-26 Sangat Baik

B. Analisis Hasil Penelitian

Analisis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

atau hubungan antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat

dhuhur anak di madrasah. Analisis ini didasarkan pada data khusus yaitu keagamaan

orang tua (x) dan data ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah (y). Dalam

menganalisa data-data tersebut penulis menggunakan analisis statistik korelasi dengan

rumus product moment. Langkah awal dari teknik analisis ini adalah membuat tabel

kerja lalu memasukkan angka-angka tersebut dalam tabel.

Di bawah ini disajikan tabel kerja sebagai berikut :

Tabel 4.

KOEFISIEN HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA

DENGAN KETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI SEKOLAH

No X Y X2 Y2 XY

1 41 12 1.681 144 492

2 60 15 3.600 225 900

3 86 25 7.396 625 2.150

4 68 18 4.624 324 1.224

5 85 24 7.225 576 2.040

6 65 22 4.225 484 1.430

7 80 24 6.724 576 1.920

8 86 24 7.396 576 2.064

9 83 25 6.889 625 2.075

10 89 25 7.921 625 2.225

11 68 17 4.624 289 1.156

12 84 24 7.056 576 2.016

Page 51: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

41

No X Y X2 Y2 XY

13 51 12 2.601 144 612

14 47 12 2.209 144 564

15 45 13 2.025 169 585

1.038 292 75.872 6.102 21.453

Langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil yang telah diperoleh dari tabulasi

data (variabel x dan y) ke dalam rumus statistik korelasi product moment.

( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN

yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Diketahui :

X = 1.038

y = 292

X2 = 75.872

y2 = 6.102

Xy = 21.453

( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN

yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

( )( )( ){ } ( ){ }22 292102.615038.1872.7515

292038.1453.2115

−−

−=

xx

xrxy

{ }{ }264.85530.91444.077.1080.138.1096.303795.321

−−−

=xyr

{ }{ }266.6636.60699.18

=xyr

176.945.379699.18

=xyr

Page 52: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

42

18,492.19699.18

=xyr

96.0=xyr

Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y di ketahui, maka

untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterima atau tidak harus

dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam

tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa r hitung dengan r

tabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan jika r hitung sama dengan atau

lebih besar dari r tabel, maka r hitung dapat dikatakan signifikan dan sebaliknya

jika r hitung sama lebih kecil dari r tabel, maka r hitung dapat dikatakan tidak

signifikan

Sesuai dengan responden sebanyak 15 anak maka dapat dilihat dalam tabel

nilai r product moment pada taraf signifikan 5 % adalah 0.514 sedangkan nilai rxy

yang diperoleh ( ro ) adalah 0.96 maka dengan demikian ro > rt berarti signifikan.

Dari analisis data di atas maka hipotesis kerja yang berbunyi "ada hubungan

yang positif antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat

dhuhur anak di madrasah" dapat diterima kebenarannya.

Untuk memperkuat hasil di atas, berikut ini penulis sajikan hasil dan analisis

data melalui uji SPSS di Laboratorium Matematika IAIN Walisongo Semarang.

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation NBimbingan keagamaan orang tua

Ketaatan ibadah shalat dhuhur anak

69.2000

19.4667

16.99244

5.46243

15

15

1. Jumlah data (N) tentang bimbingan keagamaan orang tua = 15

2. Jumlah data (N) tentang ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di sekolah = 15

3. Nilai rata-rata (Mean) tentang bimbingan keagamaan orang tua = 69,20

4. Nilai rata-rata (Mean) tentang ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah

= 19,47

5. Standard deviasi data tentang bimbingan keagamaan orang tua = 16,99

6. Standard deviasi data tentang bimbingan keagamaan orang tua = 5,47

Page 53: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

43

CorrelationsBimbingan

keagamaan

orang tua

Ketaatan

ibadah shalat

dhuhur anak

Bimbingan keagamaan orang Pearson Correlation

tua

Sig. (2-tailed)

N

1

15

1

.000

15

Ketaatan ibadah shalat dhuhur anak Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

.959**

.000

15

1

15** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Keterangan :

1. Sig. = 0,000 < 0,05 => Ho ditolak artinya ada/terdapat hubungan antara

bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di

madrasah.

2. r-hitung = 0,959, rt ( 15; 5 %) = 0,514 dan rt (61 : 1%) = 0,641 berarti r-hitung >

r-tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima dan menunjukkan korelasi tersebut

SIGNIFIKAN pada taraf 5% maupun 1% dan menunjukkan bahwa hubungan

tersebut masuk pada kriteria SANGAT KUAT, karena 0,810 < r < 1,00, serta

arah korelasinya positif.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, data tentang bimbingan keagamaan orang tua diperoleh

melalui angket, sedangkan data tentang ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di

sekolah melalui observasi langsung kepada responden yang berjumlah 15 anak.

Setelah data terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan analisis korelasi

menggunakan rumus product moment.

Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rxy sebesar 0.96 dan

selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r tabel untuk N = 15 pada taraf 5 % adalah

sebesar 0.514. Dengan demikian rxy > rt artinya signifikan. Hal tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang positif antara bimbingan keagamaan orang tua dengan

ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah. Dengan demikian hipotesis yang

penulis ajukan diterima kebenarannya.

Page 54: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

44

Setelah diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara bimbingan

keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah, maka

selanjutnya dapat diambil pengertian bahwa semakin baik bimbingan keagamaan

orang tua maka akan semakin baik pula ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di

madrasah.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini terjadi banyak kendala dan

hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan tetapi adanya keterbatasan

dalam melakukan penelitian, di antaranya :

1. Keterbatasan waktu penelitian, karena dilaksanakan hanya dalam waktu 30 hari

yaitu antara bulan Nopember dan Desember.

2. Keterbatasan dalam penggeneralisasian. Hal ini disebabkan jumlah responden

hanya 15 anak.

Page 55: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

45

45

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul : “

hubungan antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat

dhuhur anak di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Tahun 2010 “ dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Bimbingan keagamaan orang tua adalah usaha yang dilakukan orang tua dalam

mengarahkan anak agar menjadi anak yang selalu taat menjalankan ibadah yang

diajarkan agama. Bimbingan keagamaan orang tua pada siswa kelas V MI Kenteng

Kecamatan Bandungan tahun 2010 termasuk dalam kategori sedang. Hal ini

dibuktikan berdasarkan pada analisa nilai angket yang diberikan kepada responden

berjumlah 15 anak dengan rata-rata nilai 71,2 dari total nilai 1.038. (lihat tabel. 3)

2. Ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah adalah ketaatan anak (siswa kelas

V MI Kenteng) dalam menjalankan kewajiban ibadah shalat dhuhur yang

dilakukan di sekolah. Ketaatan ibadah shalat dhuhur anak di madrasah pada siswa

kelas V MI Kenteng Tahun 2010 berada pada kategori sedang. Hal ini dibuktikan

pula berdasarkan pada analisa nilai observasi langsung yang dilakukan oleh penulis

terhadap responden yang berjumlah 15 anak dengan rata- rata nilai 19,47 dari total

nilai 292. (lihat tabel. 5)

3. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus korelasi product

moment diperoleh rxy sebesar 0,96 yang selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel

pada taraf signifikan 5 % untuk N = 15 adalah 0,514. Dengan demikian rxy > rt

berarti signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif

antara bimbingan keagamaan orang tua dengan ketaatan ibadah shalat dhuhur anak

di madrasah pada siswa kelas V MI Kenteng Tahun 2010. Maka dengan demikian

hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya.

B. Saran-saran

Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, saran- saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Kepada orang tua

Page 56: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

46

46

a. Orang tua hendaknya memberikan bimbingan keagamaan pada anak sejak usia

dini.Hal ini mengingat bahwa bimbingan yang diberikan orang tua akan

membekas dalam diri anak dan menjadi bekal saat ia telah dewasa.

b. Orang tua hendaknya lebih giat untuk membimbing anak-anaknya dalam

menjalankan ibadah khususnya shalat. Bimbingan yang diberikan tidak hanya

berupa nasihat, tetapi dapat juga melalui keteladanan, pembiasaan, pemberian

motivasi dan lainnya.

c. Untuk lebihy meningkatkan ketaatan ibadah anak, maka orang tua perlu juga

bekerja sama dengan pihak- pihak lain dalam memberikan bimbingan

diantaranya dengan lembaga pendidikan tempat anak sekolah.

2. Kepada lembaga pendidikan

a. Hendaknya pihak sekolah menyediakan sarana pendukung yang dapat

meningkatkan ketaatan ibadah anak, terutama ibadah shalat. Hal ini dikarenakan

saat waktu shalat dhuhur anak masih aktif di sekolah.

b. Hendaknya guru selalu menciptakan situasi dan kondisi yang agamis sehingga

anak akan terbiasa dengan lingkungan yang agamis.

3. Saran untuk para siswa

a. Hendaknya lebih ditingkatkan lagi dalam menjalankan ibadah, terutama ibadah

shalat.

b. Hendaknya memilih pergaulan yang sehat, teman yang selalu mengajak kepada

kebaikan, karena pergaulan akan mempengaruhi perilaku.

C. Kata Penutup

Dengan selesainya penelitian skripsi ini, penulis mengucapkan rasa syukur

alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi susunan bahasa maupun bobot ilmiahnya. Oleh karena itu

saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan penulis demi

perbaikan karya mendatang.

Akhirnya semoga skripsi ini menjadi amal shaleh bagi penulis dan dapat

bermanfaat bagi pembaca semua. Amin.

Page 57: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

DAFTAR KEPUSTAKAAN

A, Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.

Abdur Rahman, jamal, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, terj. BahrunAbubakar Ihsan Zubaidi Lc, Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2005.

Abidin, Slamet dan Moh. Suyono, Fiqih Ibadah, Bandung : CV. Pustaka Setia,1998.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, Bandung : PustakaSetia, 1997, Cet. I.

Amti, Erman dan Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004.

Arifin, M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta :PT. Golden Terayon Press, tth.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rieneka Cipta, 2002, Ed. V.

_____, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rieneka Cipta, 2005.

As-Sidiqi, Hasby, Pedoman Dzikir dan Shalat, Jakarta : Bulan Bintang, tth.

At- Thahir, Hamid Ahmad, Buku Pintar Shalat Lengkap Dan Mudah, Solo : PT.Aqwam MediaProfetika, 2008

Daradjat, Zakiah , Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, 1991, Cet. Ke-XV.

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya Al- Jumanatul ‘Ali, Bandung : CV. J-Art,2005.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007.

Fajri, Em Zul dan ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap bahasa Indonesia, DifaPublisher, 2009, Cet. III.

Hadi, Sutrisno , Statistik, Jilid II,Yogyakarta : Andi Offset, 2004.

Muhammad, abi Abdillah bin Ismail Al Bukhori, Matn Bukhori Masykul, Beirut :Dar al Ma’rifah, tth.

Mujieb, Abdul, dkk, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994.

Poerwadarminto, WJS, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1982.

Page 58: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

R, Abdulrahman, Statistik Terapan untuk Penelitian, Jakarta : Lembaga PenerbitFak. Ekonomi UI, 1987.

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Bandung : Al-Ma'arif, 1989.

Santhut. Khatib Ahmad, . Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anakdalam Keluarga Muslim, terj. Ibnu Burdah, Yogyakarta : MitraPustaka, 1998, Cet. I.

Sofanudin, Aji, Metodologi Ilmu Tarbiyah, Semarang : Lakmus Indonesia, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2009.

Sukardi, Dewa Ketut, Proses Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Jakarta :PT. Rineka Cipta, 1995.

Sulaiman, Abi Daud Bin Al Asy’ats Al Sajstani, Sunan Abi Daud, Juz.I, tth.

Taqiyyuddin, al Imam abi Bakar Bin Muhammad Al Husaini, Kifayatul Akhyar FiHalli Ghayatil Ikhtishar, Juz.I, Surabaya : Darul Abidin, tth.

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset, Yogyakarta :1995, Ed. III.

Yaqin, Abi M.F, Mendidik Secara Islami, Jombang : Lintas Media, tth.

Page 59: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Asfiyatun

NIM : 073111552

TTL : Kab. Semarang, 3 September 1982

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Tarukan RT 05 RW 05 Candi Kecamatan Bandungan

Kab. Semarang

Pekerjaan : GTY MI Kenteng Kecamatan Bandungan Bandungan

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Candi 01, lulus tahun 1994

2. MTs Al Bidayah Candi, lulus tahun 1997

3. MA Al Bidayah Candi, lulus tahun 2000

Nama Suami : Nur Rohim

TTL : Kab Semarang, 14 Juni 1986

Alamat : Ampelgading RT 01 RW 01 Kenteng Kec. Bandungan

Kab.Semarang

Pekerjaan : GTY Di MTs SA Manbaus Sa’diyah Banyukuning

Bandungan

Nama Ayah : Siswo Sugiman

Pekerjaan : Tani

Alamat : Tarukan RT 05 RW 05 Candi Kec. Bandungan Kab.

Semarang

Nama Ibu : Rudiyah

Pekerjaan : Tani

Alamat : Tarukan RT 05 RW 05 Candi Kec. Bandungan Kab.

Semarang

Page 60: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

ANGKET TENTANG BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA

Nama :

Kelas :

NIS :

Petunjuk :

1. Isilah identitas anda pada kolom yang tersedia !

2. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e yang sesuai dengan jawaban anda!

3. Angket ini dibuat hanya untruk menggali data sebagi bahan penulisan skripsi dan

tidak mepengaruhi nilai siswa dalam raport.

4. Jawaban anda tetap terjaga kerahasiaannya.

Bimbingan dengan pemberian nasihat

1. Apakah orang tua mengingatkan jika anda tidak sholat?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

2. Apakah orang tua mengingatkan anda untuk bertanggung jawab apabila melakukan

kesalahan?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

3. Apakah orang tua menegur jika anda ketahuan mencari kesempatan utuk makan saat

puasa bulan Ramadhan?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

4. Apakah orang tua mengajarkan anda berkata jujur ?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

5. Apakah orang tua mengajarkan anda sopan santun kepada orang lain?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

Bimbingan dengan pemberian motivasi agama

6. Apakah orang tua mengajak anda salat tepat waktu?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

7. Apakah orang tua memujia anda jika pergi mengaji?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

8. Apakah orang tua marah jika anda tidak puasa di bulan Ramadhan?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

Page 61: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

9. Apakah orang tua memberi hadiah jika anda puasa satu bulan penuh?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

10. Apakah orang tua senang jika anda rajin ke TPA?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

Bimbingan dengan keteladanan

11. Apakah orang tua anda mengucapkan salam ketika masuk rumah?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

12. Apakah orang tua terbiasa melakukan salat tepat waktu?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

13. Apakah orang tua anda melakukan puasa sunah?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

14. Apakah orang tua anda membaca Al-Qur’an tiap hari?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

15. Apakah orang tua anda memberi jika ada pengemis ?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

Bimbingan dengan fasilitas ibadah

16. Apakah orang tua anda menyiapkan tempat salat di rumah?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

17. Apakah orang tua membelikan peralatan salat tiap tahun?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

18. Apakah orang tua menyediakan Al-Qur’an di rumah?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

19. Apakah orang tua menyediakan buku-buku islami di rumah?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

20. Apakah orang tua membelikan anda pakain yang menutup aurat ?

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. biasa saja. e. tidak pernah

Page 62: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

YAYASAN PUSAT PENDIDIKAN ISLAM SUDIRMANMADRASAH IBTIDAIYAH KENTENG

Alamat : Ampelgading Kenteng Bandungan Telp.712533Akte Notaris : HARTA PRAMONO,SH. No. 02 Tanggal 12 Pebruari 2008

SURAT KETERANGAN

Nomor : 90/MI.K/XII/2010

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :Thoyib, S. Ag NIP :195012311967121168 Jabatan : Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kenteng

Menerangkan bahwa, Nama : Sri Asfiyatun NIM : 073111552 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Telah melaksanakan penelitian di Mi Kenteng dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul“HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DENGANKETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI MADRASAH PADA SISWAKELAS V MI KENTENG TAHUN 2010”.Adapun pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 30 hari yaitu antara bulan Oktobersampai dengan Nopember Tahun 2010.Demikian surat ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bandungan, 13 Desember 2010 Kepala Madrasah

Thoyib,S. Ag NIP. 195012311967121168

Page 63: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

Pearson Product- Moment Correlation Coefficient Table Of Critical Values

Df= N-2Level of Significance for two-tailed test

0,1 0,05 0,02 0,011 0,988 0,997 1,000 1,0002 0,900 0,950 0,980 0,9903 0,805 0,878 0,934 0,9594 0,729 0,811 0,882 0,9175 0,669 0,754 0,833 0,8746 0,622 0,707 0,789 0,8347 0,582 0,666 0,750 0,7988 0,549 0,632 0,716 0,7659 0,521 0,602 0,685 0,735

10 0,497 0,576 0,658 0,70811 0,476 0,553 0,634 0,68412 0,458 0,532 0,612 0,66113 0,441 0,514 0,592 0,64114 0,426 0,497 0,574 0,62815 0,412 0,482 0,558 0,60616 0,400 0,468 0,542 0,59017 0,389 0,456 0,528 0,57518 0,378 0,444 0,516 0,56119 0,369 0,433 0,503 0,54920 0,360 0,423 0,492 0,53720 0,352 0,413 0,482 0,52622 0,344 0,404 0,472 0,51523 0,337 0,396 0,462 0,50524 0,330 0,388 0,453 0,49525 0,323 0,381 0,445 0,48726 0,317 0,374 0,437 0,47927 0,311 0,367 0,430 0,47128 0,306 0,361 0,423 0,46329 0,301 0,355 0,416 0,45630 0,296 0,349 0,409 0,44935 0,275 0,325 0,381 0,41840 0,257 0,304 0,358 0,393

Page 64: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

NILAI ANGKET TENTANG BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA

No. Nama Item Soal dan Skor Yang Diperoleh TotalNilai1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Aldi Fajar Sodiq 1 2 3 3 3 1 2 3 2 2 1 1 1 1 4 1 3 3 2 2 412 Qanan Tri Handoko 2 4 4 5 4 2 2 4 3 2 1 5 1 1 3 4 4 4 3 2 603 Achwal Al Farid C. 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 5 5 4 4 4 864 Ahmat Udin 2 3 4 5 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 685 Hanif Ahmad Rifa’i 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 856 Maya Khoirunnisa 2 3 4 4 4 2 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 657 Musfiroh 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 808 Nastain Billah 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 869 Ratna farida 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 83

10 Rifai Nur Effendi 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 8911 Yamudi 3 3 4 5 5 2 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 6812 Cholil Said Agil H. 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 8413 Nur Kholis 2 2 3 3 3 3 2 4 2 2 1 3 1 2 3 3 3 4 3 2 5114 Amsul Arifin 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 1 3 3 3 4 3 2 4715 Lisa Oktaviyani 1 2 3 3 4 1 2 3 3 2 1 2 1 1 4 1 3 4 2 2 45

Jumlah 1.038Keterangan :- Selalu = 5- Sering = 4- Kadang-kadang = 3- Biasa saja = 2- Tidak pernah = 1

Page 65: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

NILAI KETAATAN SALAT DHUHUR ANAK DI SEKOLAH

No. Nama INDIKATOR TOTALNILAIKEAKTIFAN BERWUDHU BACAAN GERAKAN KESERIUSAN

1 Aldi Fajar Sodiq 3 3 2 2 2 122 Qanan Tri Handoko 4 4 3 2 2 153 Achwal Al Farid C. 5 5 5 5 5 254 Ahmat Udin 4 4 4 3 3 185 Hanif Ahmad Rifa’i 5 5 5 5 4 246 Maya Khoirunnisa 5 5 4 4 4 227 Musfiroh 5 5 5 5 4 248 Nastain Billah 5 5 5 5 4 249 Ratna farida 5 5 5 5 5 25

10 Rifai Nur Effendi 5 5 5 5 5 2511 Yamudi 4 4 3 3 3 1712 Cholil Said Agil H. 5 5 5 5 4 2413 Nur Kholis 3 3 2 2 2 1214 Amsul Arifin 3 3 2 2 2 1215 Lisa Oktaviyani 3 4 2 2 2 13

Jumlah 292Keterangan :- Sangat baik = 5- Baik = 4- Sedang = 3- Kurang baik = 2- Tidak baik = 1

Page 66: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

REKAPITULASI NILAI PENGAMATANKETAATAN IBADAH SHALAT DHUHUR ANAK DI SEKOLAH

PADA SISWA KELAS V MI KENTENGSELAMA 30 HARI

NO. NAMA

INDIKATOR DAN SKOR YANG DIPEROLEHKEAKTIFAN BERWUDHU BACAAN GERAKAN KESERIUSANJML.SKOR

RATA-RATA

JML.SKOR

RATA-RATA

JML.SKOR

RATA-RATA

JML.SKOR

RATA-RATA

JML.SKOR

RATA-RATA

1 Aldi Fajar 92 3,07 90 3 63 2,1 64 2,13 60 22 Qanan Tri 122 4,07 122 4,07 93 3,1 63 2,1 63 2,13 Al Farid 150 5 149 4,97 150 5 148 4,93 148 4,934 A.Udin 125 4,17 122 4,07 120 4 94 3,13 90 35 Hanif A 150 5 150 5 150 5 147 4,9 130 4,36 Maya K 149 4,97 148 4,93 128 4,27 130 4,3 125 4,177 Musfiroh 150 5 150 5 150 5 148 4,93 132 4,48 Nastain B. 149 4,97 150 5 148 4,93 150 5 125 4,179 Ratna 150 5 150 5 149 4,97 150 5 149 4,9710 Effendi 149 4,97 150 5 150 5 148 4,93 149 4,9711 Yamudi 122 4,07 130 4,3 95 3,17 93 3,1 93 3,112 Cholil S.A 149 4,97 148 4,93 150 5 150 5 132 4,413 N.Kholis 85 2,83 85 2,83 63 2,1 63 2,1 60 214 Samsul A 87 2,9 85 2,83 65 2,17 66 2,2 63 2,115 Lisa O 98 3,27 127 4,17 70 2,33 68 2,27 70 2,33

Page 67: Hubungan Antara Bimbingan Keagamaan

GEDUNG MI KENTENG

SISWA-SISWI SEDANG MELAKSANAKAN WUDHU

KEGIATAN SHALAT DHUHUR BERJAMAAH

SISWA-SISWI KELAS V SEDANG MENGERJAKAN ANGKET