hpk dokumen

159
KARS HAK PASIEN DAN KELUARGA Dr.dr.Sutoto.,M.Kes

Upload: islam-budi-agung

Post on 20-Sep-2015

189 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

KARS

HAK PASIEN DAN KELUARGADr.dr.Sutoto.,M.Kes1Curiculum Vitae: Dr.dr.Sutoto,MKesTEMPAT/TGL LAHIR :PURWOKERTO, 21 JULI 1952

JABATAN SEKARANG: Ketua KARS Th 2011-2014Ketua umum PERSI Th 2009-2012/Th 2012-2015Dewan Pembina MKEK IDI PusatDewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.IDewan Penyantun RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional

PENGALAMAN KERJADirektur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005 Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010 Sesditjen Binyanmed /Plt Dirjen BinYanmed Kemkes R.I. ( Feb- Juli 2010) Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001 PENGALAMAN ORGANISASI

Ketua :IRSPI (Ikatan RS Pendidikan Ind) Th 2005-2008 Ketua :ARSPI (Asosiasi RS Pendidikan Ind) Th 2008-2010Ketua IRSJAM (Ikatan RS Jakarta Metropolitan) 2008-2010

PENDIDIKAN: SI dan Dokter Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)

SUTOTO-PERSISutoto KARS 3

HAK PASIEN DALAM UURS PSL 32Setiap pasien mempunyai hak:Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasienmemperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasimemperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasionalmemperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakitmeminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit; Sutoto KARS 4mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya; mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatanmemberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya didampingi keluarganya dalam keadaan kritis menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya; menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya; menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidanamengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sutoto KARS 5KEWAJIBAN PASIEN (BERDASARKAN UU RI NOMOR 29 PASAL 53, TAHUN 2009 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN).

Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan.Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatSutoto KARS 6Elemen Penilaian HPK.1.1.Para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga.2.Para pemimpin rumah sakit memahami hak pasien dan keluarga sesuai dengan undang-undang dan peraturan dan dalam hubungannya dengan komunitas yang dilayaninya (lihat juga TKP.6, EP 1).3.Rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam beberapa situasi hak dari keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain, dalam situasi tertentu.4.Staf memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien dan dapat menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak pasien.5.Kebijakan dan prosedur mengarahkan dan mendukung hak pasien dan keluarga dalam pelayanan rumah sakit.

STANDAR HPK.1 RS BERTANGG-JWB UTK MEMBERIKAN PROSES YG MENDUKUNG HAK PASIEN DAN KELUARGANYA SELAMA DALAM YAN.

Sutoto KARS 7Regulasi RS :Pedoman/panduan/Kebijakan tentang hak pasien dan keluarga yang mendukung dan melindungi hak pasien dan keluargaDokumen Persetujuan pelepasan informasi apa saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh diketahui keluarganya/ pihak lain (dapat menjadi bagian dari persetujuan umum/general consent) ImplementasiPemahaman pimpinan RS tentang hak pasien dan keluarga sesuai peraturan perundang-undanganPemahaman staf pelayanan atas hak pasien dan keluarga

Standar HPK.1 RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung hak pasien dan keluarganya selama dalam yan.

Sutoto KARS 8Elemen Penilaian TKP. 6.Pimpinan rumah sakit menetapkaan norma-norma etis dan hukum yang melindungi pasien dan hak mereka. (lihat juga HPK.1, EP 1 dan 2)KARSKARS

CONTOH KALIMATPERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3)Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

Saya memahami informasi yang ada didalam diri Saya, termasuk Diagnosis, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang akan di gunakan untuk perawatan medis, akan dijamin kerahasiaannya oleh RSSaya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan informasi tentang tentang rahasia kedokteran saya bila diperlukan untuk memproses klaim asuransi termasuk namun tidak terbatas pada BPJS, asuransi kesehatan lainnya , jamkesda, perusahaan dan atau lembaga pemerintah lainnyaSaya tidak memberikan/memberikan (coret salah satu) wewenang kepada RS untuk memberikan tentang data dan informasi kesehatan saya kepada keluarga terdekat saya, yaitu:1.23..Sutoto KARS 11Standar HPK.1.1.1.Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.

Elemen Penilaian HPK.1.1.Terdapat proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan bila mungkin, juga keluarganya (lihat juga PPK.3. EP 1 dan PP.7, EP 1) .Staf mempraktekan proses tersebut dan memberikan pelayanan yang menghormati nilai-nilai dan kepercayaan pasienElemen Penilaian HPK 1.1.1.Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon permintaan yang bersifat rutin maupun kompleks yang berkenaan dengan agama atau dukungan spiritual. Rumah sakit berespon permintaan untuk keperluan dukungan agama dan spiritual pasien

Sutoto KARS 12KARSElemen Penilaian PPK.3 Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan berkelanjutan atau mencapai sasaran kesehatannya (lihat juga MKI.3, EP 1 dan 2).Elemen Penilaian PP.7.Semua staf harus diupayakan memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan.Standar HPK.1.1.1.Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.

Regulasi RS :Panduan Pelayanan KerohanianSPO pelayanan kerohanianFormulir permintaan pelayanan kerohanian

PROSESProses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan pasienProses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai permintaan pasien atau keluargaBukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian (keagamaan atau spiritual) Sutoto KARS 1414Contoh : PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN Pelayanan rohani dan bimbingan kerohanian harus sesuai dengan agama/kepercayaan pasienRumah sakit berespon dan memfasilitasi kebutuhan kerohanian pasien Bimbingan kerohanian pasien harus dilakukan sesuai dengan agama/kepercayaan pasienSebelum memberikan bimbingan keagamaan harus melakukan identifikasi agama/kepercayaan pasienSeluruh staf yang memberikan pelayanan pasien harus memahami dan menjalankan kebijakan iniSutoto KARS 15KARS

Elemen Penilaian HPK.1.2. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan pengobatan.Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada setiap wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur/pengobatan dan transportasi.

Standar HPK.1.2.Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien

Prosedur dan formulir keinginan privasi pasienPelaksaan yang memperhatikan privasi pasien dlm anamnesis, pemeriksaan fisik, pemberian terapi dan transportasiSutoto KARS 17KEINGINAN PRIVASISaya mengijinkan/ tidak mengijinkan (coret salah satu) Rumah Sakit memberi akses bagi: Keluarga dan handai taulan serta orang orang yang akan menengok/menemui saya. (sebutkan nama/profesi bila ada permintaan khusus): Saya menginginkan/tidak menginginkan privasi khusus (coret salah satu). Sebutkan bila ada permintaan privasi khusus :

CONTOH KALIMATIDENTIFIKASI PRIVASI Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

Sutoto KARS 18KARS

Standar HPK.1.3.Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilanganElemen Penilaian HPK.1.3.Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung jawabnya terhadap barang milik pasien.Pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam melindungi barang milik pribadi.Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit mengambil alih tanggung jawab atau apabila pasien tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnyaSutoto KARS 20Regulasi RS tentang tanggung jawab terhadap barang milik pasien. SPO dan formulir penyimpananProses Penyampaian informasi tentang tanggung jawab RS terhadap barang milik pasienProses perlindungan barang milik pasien pada saat pasien tidak mampu bertanggung jawab atas barang miliknya

Standar HPK.1.3.Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilanganSutoto KARS 21CONTOH PERNYATAAN DALAM GENERAL CONSENT..BARANG BERHARGA MILIK PRIBADI

Saya telah memahami bahwa rumahsakit tidak bertanggung jawab atas semua kehilangan barang-barangmilik saya dan saya secara pribadi bertanggung jawab atas barang-barang berharga yang saya miliki termasuk namun tidak terbatas pada uang, perhiasan, buku cek, kartu kredit, handphone atau barang lainnya. Dan apabila saya membutuhkan maka saya dapat menitipkan barang barang tersebut kepada rumah sakitSaya juga mengerti bahwa saya harus memberitahu/ menitipkan pada RS jika saya memiliki gigi palsu, kacamata, lensa kontak, prosthetics atau barang lainnya yang saya butuhkan untuk diamankan

Sutoto KARS 22KARS

Standar HPK.1.4Pasien dilindungi dari kekerasan fisikElemen Penilaian HPK.1.4Rumah sakit mempunyai proses untuk melindungi pasien dari kekerasan fisikBayi, anak-anak, manula dan lainnya yang kurangi / tidak mampu melindungi dirinya sendiri menjadi perhatian dalam proses ini.lndividu yang tidak memiliki identitas diperiksaLokasi terpencil atau terisolasi di monitor

Sutoto KARS 24Standar HPK.1.4Pasien dilindungi dari kekerasan fisikRegulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik

Dokumen implementasi :Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan

ProsesCara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisikCara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang tidak mampu melindungi dirinya sendiriPenggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannyaPengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi

Sutoto KARS 25CONTOHKARS

CONTOHStandar HPK.1.5Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak.Elemen Penilaian HPK.1.51. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko (lihat juga PP.3.1 s/d PP.3.9).2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di identifikasi rumah sakit untuk dilindungi (lihat juga PP.3.8).3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan.Sutoto KARS 27Standar HPK.1.5Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko mendapatkan perlindungan yang layak.Regulasi RS :Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisikoSPO perlindungan terhadap kekerasan fisikDokumen implementasi :Daftar kelompok yang berisikoProsesIdentifikasi RS terhadap kelompok yang berisikoKelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan kelompok lainnyaPemahaman dan Tanggung jawab staf dalam memberikan perlindunganSutoto KARS 28KARS

Standar HPK.1.6lnformasi tentang pasien adalah rahasiaElemen Penilaian HPK.1.61. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam undang-undang dan peraturan2.Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak tercakup dalam undang-undang dan peraturan.3.Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.

Sutoto KARS 30Standar HPK.1.6lnformasi tentang pasien adalah rahasiaRegulasi RS :Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi pasienProsesPenjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk membuka rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undanganPermintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan merupakan rahasia kedokteranUpaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien

Sutoto KARS 31SUTOTO-KARS

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Rahasia KedokteranBAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN Pasal 4

(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran. (2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien;b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,perawatan, dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien telah meninggal dunia.Sutoto KARS 33PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERANSTAF DIATAS YG DALAM PENDIDIKAN BELUM MENGANGKAT SUMPAH/JANJI SIMPAN RAHASIA PASIEN HARUS DI SUMPAHKARS

UU No 29 tahun 2004: pembukaan informasi yang tidak memerlukan persetujuan pasien pada keadaan-keadaan:

Untuk kepentingan kesehatan pasien Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, misalnya dalam bentuk visum et repertum Atas permintaan pasien sendiri Berdasarkan ketentuan undang-undang, misalnya UU Wabah dan UU Karantina

Sutoto KARS 35Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

35Standar HPK.2Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan.Elemen Penilaian HPK.21. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung dan mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan (lihat juga APK.2, EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1, EP 5; PPK.2, EP 5; PPK.5, EP 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3)2. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien bertujuan untuk tidak menimbulkan rasa takut untuk mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan mereka baik didalam maupun diluar rumah sakit3. Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur serta peran mereka dalam mendukung partisipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan.

Sutoto KARS 36Regulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayananKebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di dalam atau di luar RS Bukti Pr0ses :Bukti pelaksanaan pelatihanSertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif

Standar HPK.2Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan.Sutoto KARS 37HPK DALAM PELAYANANPasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui:pembuatan keputusan tentang pelayananbertanya tentang pelayananMenerima/menolak prosedur diagnostik dan pengobatan. Rumah sakit mendukung dan meningkatkan keterlibatan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan dengan:mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang terkait. Kebijakan dan prosedur mengenai hak pasien untuk mencari second opinion / pendapat kedua tanpa takut untuk berkompromi dalam hal pelayanan, baik di dalam maupun dil luar rumah sakit. Semua staf dilatih untuk pelaksanaan kebijakan dan prosedur dalam peran mereka mendukung hak pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan.KARS

HAK PASIEN DALAM PELAYANANDAN PENJELASAN APA YANG HARUS DIBERIKAN OLEH DPJPPenjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pastiPenjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannyaPenjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui bagaimana proses untuk mendapatkan persetujuanPenjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui haknya untuk berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya

Sutoto KARS 39AP 4.1 EP. 2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen dan setiap diagnosis yang telah ditetapkan apabila diperlukan (lihat juga HPK.2.1, EP 1).EP .3. Pasien dan keluarganya diberi informasi tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan yang perlu dipenuhi (lihat juga HPK.2.1, EP 2 dan 4 dan APK.1.2, EP 5).

Elemen Penilaian AP.4 1.Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan (lihat juga PP.1, EP 1).2.Mereka yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien diikutsertakan dalam proses.PPK4.Ketika informed consent dipersyaratkan, pasien dan keluarga belajar tentang proses memberikan informed consent (lihat juga HPK.2.1, EP 3, dan MKI.3, EP 1 dan 2).5.Pasien dan keluarga belajar tentang bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya (lihat juga HPK.2, EP 1).6.Pasien dan keluarga belajar tentang kondisi kesehatannya dan diagnosis pasti (lihat juga HPK.2.1, EP 1). 7.Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada proses pelayanan (lihat juga HPK.2.1, Ep 4).PPK 7.1 EP 5. Pasien dan keluarga terlibat dalam mengambil keputusan terhadap asuhan (lihat juga HPK.2, EP 1, dan HPK.2.1, EP 4)

PENTINGNYA SECOND OPINIONKesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan dokter sering terjadi di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang biasa terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan merugikan bagi penderita Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman nyawa, kerugian biaya atau dampak finansial yang besar Sutoto KARS 41KEPUTUSAN DOKTER DIBAWAH INI DAPAT DIMINTAKAN SECOND OPINION: Tindakan operasi: appendictomi, tonsilektomi, caesar,dllPemberian obat jangka panjang (>2 mg), misalnya pemberian obat TBC jangka panjang, antibiotika jangka panjang dllMengadviskan pemberian obat yang sangat mahal : obat, antibiotika, susu mahal. imunisasi yang sangat mahalKebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam virus,dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi selalu diberi antibiotika.Mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besarDiagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan istilah gejala seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala usus buntu. Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku lainnya.Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi kesehatan nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi bioresonansi, dll

Sutoto KARS 42KARS

KARS

KARS

CONTOHElemen Penilaian HPK.2.11. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bila perlu (lihat juga AP.4.1, EP 2 dan PPK.2 EP 6).2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan proses bagaimana cara memberikannya (lihat juga PPK.2, EP 4).4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya, bila mereka menghendakinya (Lihat juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1, EP 5; APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP 7).

Standar HPK.2.1Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya Sutoto KARS 46Regulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayananKebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan kedokteranDokumen:Formulir pemberian edukasiFormulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran

Standar HPK.2.1Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya Sutoto KARS 47KARS

HAK PASIEN DALAM PELAYANANDAN PENJELASAN APA YANG HARUS DIBERIKAN OLEH DPJPPenjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pastiPenjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannyaPenjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui bagaimana proses untuk mendapatkan persetujuan dan Ketika informed consent dipersyaratkan, pasien dan keluarga belajar tentang proses memberikan informed consent.Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui haknya untuk berpartisipasi dan terlibat dalam proses dan keputusan pelayanannya

Sutoto KARS 49Pasien dan keluarga berhak diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen dan setiap diagnosis yang telah ditetapkan apabila diperlukan.Pasien dan keluarganya berhak diberi informasi tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan yang perlu dipenuhi.Pasien dan keluarga belajar tentang bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya.Pasien dan keluarga belajar tentang kondisi kesehatannya dan diagnosis pasti.Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada proses pelayanan.pasien dan keluarganya diberitahu tentang bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapkan dan siapa yang akan memberitahukan

KARSCONTOH CATATAN EDUKASI TERINTEGRASIKARS

AP 4.1 EP. 2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen dan setiap diagnosis yang telah ditetapkan apabila diperlukan (lihat juga HPK.2.1, EP 1).EP .3. Pasien dan keluarganya diberi informasi tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan yang perlu dipenuhi (lihat juga HPK.2.1, EP 2 dan 4 dan APK.1.2, EP 5).

Elemen Penilaian AP.4 1.Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan (lihat juga PP.1, EP 1).2.Mereka yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien diikutsertakan dalam proses.PPK4.Ketika informed consent dipersyaratkan, pasien dan keluarga belajar tentang proses memberikan informed consent (lihat juga HPK.2.1, EP 3, dan MKI.3, EP 1 dan 2).5.Pasien dan keluarga belajar tentang bagaimana berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya (lihat juga HPK.2, EP 1).6.Pasien dan keluarga belajar tentang kondisi kesehatannya dan diagnosis pasti (lihat juga HPK.2.1, EP 1). 7.Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada proses pelayanan (lihat juga HPK.2.1, Ep 4).PPK 7.1 EP 5. Pasien dan keluarga terlibat dalam mengambil keputusan terhadap asuhan (lihat juga HPK.2, EP 1, dan HPK.2.1, EP 4)

Elemen Penilaian HPK.2.1.11. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa yang akan memberitahu mereka tentang hasil dari pelayanan dan pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP 1)2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana mereka akan diberitahu dan siapa yang akan memberitahu mereka tentang hasil yang tidak diantisipasi dari pelayanan dan pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP 2).

Standar HPK.2.1.1Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapkan dan siapa yang akan memberitahukan Sutoto KARS 53Standar HPK.2.1.1Regulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayananDokumen:Materi penjelasanFormulir pemberian penjelasan/edukasiMateri wawancara Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan yang tidak terduga

Sutoto KARS 54STD PP 2.4. Pasien dan keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk kejadian tidak diharapkanEP. 1.Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan (lihat juga HPK.2.1.1, EP 1).EP 2.Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan (lihat juga HPK.2.1.1, EP 2).

KARSStandar HPK.2.2Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatanElemen Penilaian HPK.2.2.1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan (lihat juga APK.3.5, EP 2).2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang konsekuensi dari keputusan mereka (lihat juga APK.3.5, EP 2).3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.4.Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.

Sutoto KARS 56Standar APK.3.5Rumah sakit mempunyai proses untuk penatalaksanaan dan tindak lanjut bagi pasien yang pulang karena menolak nasehat medisKARSEP.1. Ada proses untuk penatalaksanaan dan tindak lanjut bagi pasien rawat inap dan pasien rawat jalan yang pulang karena menolak nasehat medis (lihat juga HPK.2, EP.1) dan HPK.2.2, Maksud dan Tujuan).2. Apabila diketahui ada keluarganya yang dokter, kepadanya diberitahu (lihat juga HPK 2.2, EP 1 dan 2). CONTOH FORMULIR PULANG ATAS PERMINTAAN PASIEN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama pasien/keluarga:Tanggal lahir:Denganini menyatakan permintaan untuk menghentikan perawatan/pengobatan (keduanya atau coret salah satu) dan pulang atas permintaan sendiri.Saya telah mendapat penjelasan tentang:Hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan Tentang konsekuensi dari keputusan sayaTentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut.Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga akibat dari keputusan saya pulang atas permintaan sendiriTanda tangan pasien Tanda tangan saksi

Sutoto KARS 58KARS

Standar HPK.2.3Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasarRegulasi RS :Panduan penolakan resusitasi (DNR)SPO penolakan resusitasiFormulir penolakan resusitasiSutoto KARS 60Dr Lauren Jodi Van Scoy

DNR tidak berarti tidak mengobati atau tidak peduli. DNR hanya berarti tidak melakukan resusitasi dengan memberikan CPR, electric shock atau obat untuk restart jantung. Jika situasi memburuk, ada peran dalam situasi tertentu untuk membiarkan kerusakan alami dari tubuh terjadi, DNR does not mean do not treat and it does not mean do not care. It just means do not resuscitate by giving CPR, electric shocks or medications to restart the heart. If things go badly, there is a role in certain situations for letting the natural breakdown of the body occur," DNR tidak mempengaruhi pengobatan ,pasien dengan DNR dapat terus mendapatkan kemoterapi, antibiotik, dialisis, atau perawatan lain yang sesuai.Sutoto KARS 61CONTOHSURAT PERNYATAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI(DO NOT RESUCITATE)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:Nama :.Taggal lahir: Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan dan menyetujui perintah do not resuscitate (jangan di resusitasi).Saya menyatakan bahwa Jika jantung saya berhenti berdetak atau jika saya berhenti bernapas , tidak ada prosedur medis untuk mengembalikan bernapas atau berfungsi kembali jantung akan dilakukan oleh staf Rumah sakit, termasuk namun tidak terbatas pada staf layanan medis daruratSaya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima pelayanan kesehatan lainnya seperti pemberian maneuver Heimlich atau pemberian oksigen dan langkah-langkah perawatan untuk meningkatkan kenyamanan lainnya.Saya memberikan izin agar informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya memahami bahwa saya dapat mencabut pernyataan ini setiap saat. Yang menyatakan Saksi Saksi(.) (.) (..)

Sutoto KARS 62FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit, agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan henti nafas (tak ada pernafasan spontan).Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.Nama pasien : ..Tanggal lahir : .Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayananSaya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis lainnya untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non invasive, mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anati nyeri. TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah pasien diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:PasienTenaga kesehatan yang ditunjuk pasienWali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)Anggota keluarga pasienJika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan perintah DNR berdasarkan pada :Instruksi pasien sebelumnya atau Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan hasil yang tidak efektifTANDA TANGAN DOKTER: .Nama Lengkap:NIP/NIK: No Telepon:Tgl :..

Sutoto KARS 631. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen manajemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial pada hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan pengelolaan nyeri secara akurat. Standar HPK.2.4Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang sesuai manajemen nyeri yang tepatRegulasi RS :Panduan manajemen nyeriSPO asesmen nyeriSPO pelayanan kedokteran tentang manajemen nyeriSutoto KARS 64PP 7.1. Perawatan pasien dalam keadaan menjelang ajal mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya Intervensi dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder

NYERI DALAM STANDAR AKREDITASIHPK HPK 2.4 Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan pengelolaan rasa sakit yang tepat.AP P 1.7 Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diperiksa apakah mengalami rasa nyeri dan diperiksa mengenai rasa nyeri tersebut jika ada.PPPP .6. Staf mendapat pelatihan nyeri sehingga dapat melakukan asesmen nyeri serta memahami dan melaksanakan tatalaksana nyeri serta dapat mengedukasi nyeri kepada pasien dan keluarganyai

PP 7.1. Perawatan pasien dalam keadaan menjelang ajal mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya Intervensi dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder

Sutoto KARS 65Manajemen Nyeri

Pasien memiliki hak untuk:Informasi dan jawaban atas pertanyaan Anda tentang rasa sakit dan nyeriMeminta staf peduli dan menangani keluhan Anda dengan seriusMendapat respon cepat ketika pasien melaporkan nyeri Perlakuan nyeri terbaik yg tersedia.Mendapat jasa dr Spesialis yg dapat mengatasi nyeri jika diperlukan

Sutoto KARS 66TG-JAWAB PASIEN DALAM MANAJEMEN NYERIUntuk berbicara dengan dokter atau perawat tentang:Apa yang diharapkanBerbagai jenis pilihan nyeriRencana penanganan nyeri untuk setiap rasa sakit yang tidak akan hilangUntuk meminta untuk menghilangkan rasa sakit segera setelah nyeri dimulaiUntuk membantu dokter dan perawat mengukur rasa sakit Anda.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:Di mana rasa sakit itu berada?Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?Apakah Anda menggambarkan rasa sakit sebagai tajam, tumpul, sakit,Berdenyut, ditusuk jarum, dll? Apa yang membuat rasa sakit lebih baik?Apa yang membuat rasa sakit lebih buruk?Apakah rasa sakit itu menghentikan Anda dari melakukan hal-hal tertentu sepertiSutoto KARS 67CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN ULANG NYERIIDENTITAS PASIEN:TANGGAL/JAM ASESMEN:P:Q:..R:S:T:

Scala Nyeri

Keterangan:P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa, benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut, ditusuk jarum, dll? R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skala 0 sd 10T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?

Sutoto KARS 68

Asesmen nyeriAsesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating ScaleIndikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 10. 0 = tidak nyeri1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)7 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)3

Sutoto KARS 69Wong Baker FACES Pain ScaleIndikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali2 3 = sedikit nyeri4 5 = cukup nyeri6 7 = lumayan nyeri8 9 = sangat nyeri10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

Sutoto KARS 7071

COMFORT SCALESutoto KARS 72

Sutoto KARS 73

Sutoto KARS 74PARAMETER FINDING POINTS Ekspresi wajahSantai0 Meringis1 MenangisTidak menangis 0 Merengek1 Menangis kuat 2 Pola bernapasSantai0 Perubahan bernapas 1 Lengan Santai0 Fleksi/extensi 1 KakiSantai 0 Fleksi/extensi 1 Keadaan rangsangan Tertidur/ bangun0 Rewel 1 Heart Rate 10% dari baseline 0 11-20% dari baseline 1 >20% dari baseline 2 Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen tambahan 0 Penambahan oksigen diperlukan1 SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebatSKALA NYERI NEONATAL75KATEGORIPARAMETER012WAJAHTidak ada ekspresi tertentu atau senyum Sesekali meringis atau mengerutkan keningSering cemberut, rahang ditarik, dagu tidak tertarik.KAKINormal posisi atausantaiTidak nyaman, gelisah,tegangMenendang, atau kakidisusunACTIVITASBerbaring dengan tenang, posisi normal, bergerak dengan mudahMenggeliat, menggeser maju mundur, tegangMelengkung, kakuMENANGISTidak ada teriakan (terjaga atau tertidur)Erangan atau rengekan,keluhan sesekaliMenangis terus, teriakan atau isak tangis; sering mengeluhCONSOLABILITASKonten, santaiDiyakinkan oleh menyentuh sesekali, memeluk,Sulit kenyamanan atau sedang berbicara; distractableSKOR 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10 : Nyeri hebatSKALA NYERI FLACCSWHO HAS DEVELOPED A THREE-STEP "LADDER" FOR CANCER PAIN RELIEF.

Non Opioid +/- Adjuvant

Opioid for moderate to severe pain+/- Non Opioid+/- Adjuvant Opioid for mild to moderate pain=/- Non opioid+/- AdjuvantSutoto KARS 76INTERVENSI NYERIObat : Non Opioid,Adjuvant, OpioidSuntikan anestesi lokalBlok sarafTerapi fisik dan air: whirlpool, USG, dan pijat ototStimulasi Listrik : stimulasi listrik transkutan (TENS)AkupunkturTerapi PsikologisTeknik relaksasiBedahSutoto KARS 77Suntikan anestesi lokal, Kadang-kadang dikombinasikan dengan kortikosteroid, dapat disuntikkan di sekitar akar saraf atau ke dalam otot dan sendi untuk meringankan iritasi, bengkak, dan kejang otot.Blok saraf. Jika sekelompok saraf, yang disebut ganglion atau pleksus, menyebabkan nyeri pada daerah organ atau tubuh tertentu, suntikan dengan bius lokal mungkin berguna untuk memblokir rasa sakit di daerah ituTerapi fisik dan air. Terapi fisik mungkin meresepkan dirancang khusus program latihan untuk meningkatkan fungsi dan mengurangi nyeri. Pilihan terapi lain fisik di klinik nyeri mungkin termasuk terapi whirlpool, USG, dan pijat otot.Stimulasi Listrik . Bentuk yang paling umum dari stimulasi listrik yang digunakan dalam manajemen nyeri saraf stimulasi listrik transkutan (TENS), suatu teknik yang menggunakan kecil, baterai-dioperasikan perangkat untuk merangsang serat saraf melalui kulit.Akupunktur Praktek Cina kuno melibatkan memasukkan jarum yang sangat tipis pada titik tertentu pada kulit untuk menghilangkan rasa sakit.Terapi Psikologis. Meskipun nyeri adalah sensasi fisik, banyak orang menderita sakit emosional dengan perasaan marah, sedih, dan putus asa. Berurusan dengan nyeri tak henti-hentinya dapat mempengaruhi kemampuan untuk memegang pekerjaan, memelihara rumah, memenuhi kewajiban keluarga, dan berhubungan dengan teman dan anggota keluarga. Dukungan psikologis, bersama dengan pengobatan medis, dapat membantu mengelola kondisi penderita.Teknik relaksasi. Selain konseling, kesehatan mental profesional dapat mengajarkan Anda teknik self-help seperti pelatihan relaksasi atau biofeedback untuk mengurangi stres dan meredakan nyeri.Bedah. Meskipun kadang-kadang diperlukan operasi jelas untuk meringankan masalah yang menyebabkan nyeri, sering itu adalah pengobatan pilihan terakhir. Jika rasa sakit tidak merespon pengobatan lain, operasi pada saraf tertentu dapat menawarkan bantuan dan memungkinkan Anda untuk melanjutkan aktivitas normal77Elemen Penilaian HPK.2.5.1.Rumah sakit mengetahui bahwa pasien yang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik.2.Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang sedang menghadapi kematian, memiliki kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam proses asuhan. Standar HPK.2.5. END OF LIFE

Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pelayanan yang menghargai dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannyaSutoto KARS 78Standar HPK.2.5. END OF LIFE

Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pelayanan yang menghargai dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannyaRegulasi RS :Panduan pelayanan pasien tahap terminalSPO pelayanan pasien tahap terminalBukti dokmentasiDokumentasi pelayanan dalam rekam medisSutoto KARS 79KARS

KARS

POKOK POKOK PANDUAN PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINALPasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik,Berhak mendapat pelayanan yang penuh hormat dan kasih-sayang. Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan. Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri (lihat juga AP.1.7, dan PP. 6); Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau sekunder dan mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan (lih PP 7.1)Staf harus berespon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya (lihat juga HPK.1.1; HPK.1.1.1 dan HPK.1.2) Staf diminta melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan pelayanan.

KARSPOKOK-POKOK PADA PANDUAN PASIEN TAHAP TERMINALPerhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek asuhan selama stadium akhir hidup. Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah sakit termasuk : pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan keluargamenyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organmenghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budayamengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayananmemberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan budaya dari pasien dan keluarganya ((lihat maksud tujuan : HPK 2.5)Rumah sakit memastikan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang kesakitan atau dalam proses kematian dengan cara:melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau sekundermencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluargamengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan (lihat maksud tujuan : PPI 7.1)

KARSASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TAHAP TERMINALKARSASESMEN PASIEN TAHAP TERMINALTANDA-TANDA BAHWA KEMATIAN MUNGKIN DEKATMengantuk, meningkatkan tidur, dan / atau unresponsiveness (disebabkan oleh perubahan dalam metabolisme pasien).Disorientasi waktu, tempat, dan / atau identitas orang yang dicintai;kegelisahan;visi orang dan tempat-tempat yang tidak hadir;menarik-narik seprai atau pakaian (disebabkan sebagian oleh perubahan dalam metabolisme pasien).Penurunan sosialisasi dan penarikan (disebabkan oleh penurunan oksigen ke otak, penurunan aliran darah, dan persiapan mental untuk sekarat).Penurunan kebutuhan untuk makanan dan cairan, dan kehilangan nafsu makan (yang disebabkan oleh kebutuhan tubuh untuk menghemat energi dan kemampuannya menurun untuk menggunakan makanan dan cairan dengan baik).Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus (yang disebabkan oleh kelemahan dari otot-otot di daerah panggul).Sutoto KARS 85Lanjutan tanda kematian.Urin berwarna Gelap atau penurunan jumlah urin (yang disebabkan oleh melambatnya fungsi ginjal dan / atau penurunan asupan cairan).Kulit menjadi dingin dengan sentuhan, terutama tangan dan kaki;kulit bisa menjadi berwarna kebiruan, terutama di bagian bawah tubuh (disebabkan oleh sirkulasi menurun pada ekstremitas).Berderak atau gemericik suara saat bernapas, yang mungkin keras ;bernapas yang tidak teratur dan dangkal;berkurangnya jumlah napas per menit;bernapas yang bergantian antara cepat dan lambat (yang disebabkan oleh kemacetan dari konsumsi menurun cairan, penumpukan produk limbah dalam tubuh, dan / atau penurunan sirkulasi ke organ).Beralih dari kepala ke arah sumber cahaya (yang disebabkan oleh penurunan penglihatan).Peningkatan kesulitan mengendalikan rasa sakit (yang disebabkan oleh perkembangan penyakit).Gerakan tak terkendali (disebutmioklonus), perubahandenyut jantung, dan hilangnyarefleksdi kaki dan tangan adalah tanda-tanda tambahan yang akhir hidup sudah dekat.

Sutoto KARS 86RUMAH SAKIT MEMASTIKAN PEMBERIAN ASUHAN YANG TEPAT BAGI MEREKA YANG KESAKITAN ATAU DALAM PROSES KEMATIAN DENGAN CARA (PP7.1)melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau sekundermencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluargamengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan

Maksud dan Tujuan PP.7.1.Sutoto KARS 87KARS

Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ DonorPasal 3Ruang lingkup pengaturan meliputi:a. penentuan mati batang otak pada seseorang yang diketahui proses kematiannya di fasilitas pelayanan kesehatan;b. penghentian terapi bantuan hidup;c. penundaan terapi bantuan hidup; dand. pemanfaatan organ donor.

SUTOTO-KARSPasal 7Penentuan kematian seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan Kriteria diagnosis kematian klinis/konvensional atau kriteria diagnosis kematian mati batang otak.

Bagian KeduaPenentuan Kematian Klinis/KonvensionalPasal 8(1) Kriteria diagnosa kematian klinis/konvensional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 didasarkan pada telah berhentinya fungsi sistem jantung sirkulasi dan sistem pernafasan terbukti secara permanen.(2) Proses penentuan kematian klinis/konvensional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai standar profesi, standar pelayanan, dan standar operasional prosedur.

SUTOTO-KARSPermenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ DonorPasal 9(1) Penentuan seseorang mati batang otak hanya dapat dilakukan oleh tim dokter yang terdiri atas 3 (tiga) orang dokter yang kompeten.(2) Anggota tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melibatkan dokter spesialis anestesi dan dokter spesialis syaraf.(3) Dalam hal penentuan mati batang otak dilakukan pada calon donor organ, maka tim dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan merupakan dokter yang terlibat dalam tindakan transplantasi.(4) Masing-masing anggota tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan pemeriksaan secara mandiri dan terpisah.(5) Diagnosis mati batang otak harus dibuat di ruang rawat intensif (Intensive Care Unit).

SUTOTO-KARSPENENTUAN MATI BATANG OTAK(siapa , dimana, bagaimana)

Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ DonorPEMERIKSAAN SESEORANG MATI BATANG OTAK DILAKUKAN PADA PASIEN DGN DENGAN KEADAAN SBB:

a. koma unresponsive/GCS 3 atau Four Score 0 b. tidak adanya sikap tubuh yang abnormal (seperti dekortikasi, atau deserebrasi); danc. tidak adanya gerakan yang tidak terkoordinasi atau sentakan epileptik.(2) Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan pemeriksaan mati batang otak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. terdapat prakondisi berupa koma dan apnea yang disebabkan oleh kerusakan otak struktural ireversibel akibat gangguan yang berpotensi menyebabkan mati batang otak; danb. tidak ada penyebab koma dan henti nafas yang reversibel antara lain karena obat-obatan, intoksikasi, gangguan metabolik dan hipotermia.

Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ DonorPASAL 11PROSEDUR PEMERIKSAAN MATI BATANG OTAK a. memastikan arefleksia batang otak yang meliputi:1. tidak adanya respons terhadap cahaya;2. tidak adanya refleks kornea;3. tidak adanya refleks vestibulo-okular;4. tidak adanya respons motorik dalam distribusi saraf kranialterhadap rangsang adekuat pada area somatik; dan5. tidak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk terhadap rangsang oleh kateter isap yang dimasukkan ke dalam trakea.b. memastikan keadaan henti nafas yang menetap dengan cara:1. pre oksigenisasi dengan O2 100% selama 10 menit;2. memastikan pCO2 awal testing dalam batas 40-60 mmHg dengan memakai kapnograf dan atau analisis gas darah (AGD);3. melepaskan pasien dari ventilator, insuflasi trakea dengan O2 100%, 6 L/menit melalui kateter intra trakeal melewati karina;4. observasi selama 10 menit, bila pasien tetap tidak bernapas, tes dinyatakan positif atau berarti henti napas telah menetap.c. bila tes arefleksia batang otak dan tes henti napas sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dinyatakan positif, tes harus diulang sekali lagi dengan interval waktu 25 menit sampai 24 jam.d. bila tes ulangan sebagaimana dimaksud pada huruf c tetap positif, pasien dinyatakan mati batang otak, walaupun jantung masih berdenyut.e. bila pada tes henti napas timbul aritmia jantung yang mengancam nyawa maka ventilator harus dipasang kembali sehingga tidak dapat dibuat diagnosis mati batang otak.

Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ DonorPENGHENTIAN ATAU PENUNDAAN TERAPI BANTUAN HIDUPPasal 14

(1) Pada pasien yang berada dalam keadaan yang tidak dapat disembuhkan akibat penyakit yang dideritanya (terminal state) dan tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup.(2) Kebijakan mengenai kriteria keadaan pasien yang terminal state dan tindakan kedokteran yang sudah sia-sia (futile) ditetapkan oleh Direktur atau Kepala Rumah Sakit. (3) Keputusan untuk menghentikan atau menunda terapi bantuan hidup tindakan kedokteran terhadap pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim dokter yang menangani pasien setelah berkonsultasi dengan tim dokter yang ditunjuk oleh Komite Medik atau Komite Etik.(4) Rencana tindakan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup harus diinformasikan dan memperoleh persetujuan dari keluarga pasien atau yang mewakili pasien.(5) Terapi bantuan hidup yang dapat dihentikan atau ditunda hanya tindakan yang bersifat terapeutik dan/atau perawatan yang bersifat luar biasa (extra-ordinary), meliputi:a. Rawat di Intensive Care Unit;b. Resusitasi Jantung Paru;c. Pengendalian disritmia;d. Intubasi trakeal;e. Ventilasi mekanis;f. Obat vasoaktif;g. Nutrisi parenteral;h. Organ artifisial;i. Transplantasi;j. Transfusi darah;k. Monitoring invasif;l. Antibiotika; danm. Tindakan lain yang ditetapkan dalam standar pelayanan kedokteran.(6) Terapi bantuan hidup yang tidak dapat dihentikan atau ditunda meliputi oksigen, nutrisi enteral dan cairan kristaloid.

Permenkes 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian Dan Pemanfaatan Organ DonorH. Pengelolaan Akhir Kehidupan

1. Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian bantuan hidup (withdrawing life support) dan penundaan bantuan hidup (withholding life support).2. Keputusan withdrawing/withholding dilakukan pada pasien yang dirawat di ruang rawat intensif (ICU dan HCU). Keputusan penghentian atau penundaan bantuan hidup adalah keputusan medis dan etis.3. Keputusan untuk penghentian atau penundaan bantuan hidup dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi dan 2 (dua) orang dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi DanTerapi Intensif Di Rumah Sakit Sutoto KARS 95c. Tidak dilakukan tindakan-tindakan luar biasa, pada pasien-pasien yang jika diterapi hanya memperlambat waktu kematian dan bukan memperpanjang kehidupan. Untuk pasien ini dapat dilakukan penghentian atau penundaan bantuan hidup. Pasien yang masih sadar tapi tanpa harapan, hanya dilakukan tindakan terapeutik/paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas nyeri.d. Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan kerusakan fungsi batang otak yang ireversibel. Setelah kriteria Mati Batang Otak (MBO) yang ada terpenuhi, pasien ditentukan meninggal dan disertifikasi MBO serta semua terapi dihentikan. Jika dipertimbangkan donasi organ, bantuan jantung paru pasien diteruskan sampai organ yang diperlukan telah diambil. Keputusan penentuan MBO dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi, dokter spesialis saraf dan 1 (satu) dokter lain yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi DanTerapi Intensif Di Rumah Sakit Sutoto KARS 96Standar HPK.3 . KOMPLAIN

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keuarganya mengenai proses menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien dan hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses iniElemen Penilaian HPK.31. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik atau perbedaan pendapat.2.Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat diselidiki rumah sakit 3.Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat yang timbul dalam proses pelayanan ditelaah rumah sakit4.Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian 5.Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan.Sutoto KARS 97Regulasi RS :Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat pasien dan keluargaDokumen implementasi :Bukti penjelasan dan catatan komplain Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplainProses :Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat Proses investigasi/.penelitian bila komplain Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplainKeterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplainBagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi pelayanan

Standar HPK.3Sutoto KARS 98POKOK-POKOK PANDUAN KOMPLAINPenjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien serta hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka terimaKeluhan harus ditelaah dan bila mungkin diselesaikan.Keputusan mengenai pelayanan kadang-kadang menimbulkan pertanyaan, konflik, atau dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau pembuat keputusan lainnya. Tetapkan cara-cara mencari solusi bila timbul dilema atas keluhan: Dilema ini dapat timbul dari masalah akses, pengobatan atau pemulangan pasien. Dilema tersebut bisa sulit sekali diselesaikan jika menyangkut, misalnya masalah penolakan pelayanan resusitasi atau membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.Identifikasi dalam kebijakan dan prosedur, siapa yang perlu dilibatkan dalam proses dan bagaimana pasien dan keluarganya berpartisipasi.Susun Prosedur penyampaiaan konflik yang mendukung konsistensi pelayanan.

KARSStandar HPK.4Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasienElemen Penilaian HPK.41. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien maupun keluarganya serta bagaimana nilai dan kepercayaan tersebut dihormati di dalam proses asuhan.2.Staff memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.Regulasi RS:Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayananProsesPelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga dan penerapannya dalam pelayananBagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluargaSutoto KARS 100Standar HPK.4Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasienRegulasi RS:Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayananProsesPelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga dan penerapannya dalam pelayananBagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluargaSutoto KARS 101Elemen Penilaian HPK.51. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberikan kepada setiap pasien .2. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat.3. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak sesuai. Standar HPK.5. PENJELASAN HPK

Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka dengan cara dan bahasa yang dapat mereka pahami.Sutoto KARS 102Standar HPK.5

Regulasi RS:Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasienLeaflet hak dan tanggung jawab pasien

ProsesPelaksanaan pemberian informasi tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien sesuai dg bahasa yg dipahami pasien

Sutoto KARS 103POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENJELASAN HPKHak dan kewajiban pasien sesuai UU yang berlaku (UURS dan UU praktik kedokteran) Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberikan kepada setiap pasien .Pernyataan tentang HPK juga ditempel atau bisa diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat.Tersedia prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak sesuai. Dapat tersedia dalam berbagai cara komunikasi: lisan, materi tertulis, video, demonstrasi/peragaan dan lain-lain. Staf mengidentifikasi bahasa yang dipilih pasien

Sutoto KARS 104STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasienElemen Penilaian HPK.61. Rurnah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent dalam kebijakan dan prosedur.2. Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur tersebut.3. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan prosedur.Sutoto KARS 105Regulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteranDaftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis

Dokumen informed consentFormulir persetujuan/ penolakan

ProsesProses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan kedokteranStandar HPK.6

106Persetujuan (Consent)General consent (persetujuan Umum)Persetujuan perawatan dan pegobatanInformed consent Sutoto KARS 107

Sutoto KARS 108Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

108DAFTAR TINDAKAN YG MEMERLUKAN INFORMED CONSENTPemberian Darah dan Produk DarahWhole bloodWash erytrocitePack red cellFresh frozen plasmaLiquid plasma

KARSTrombositTrombopheresis Human albumin :PlasbuminOctalbinAlbuminarSemua tindakan pembedahan dan tindakan invaisifSemua tindakan anestesi & sedasi sedang dan dalamSemua Pemberian darah dan produk/komponen darah Semua pengobatan berisiko tinggiCONTOH TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI YG PERLU INFORMED CONSENT

Tindakan anestesiAnestesi UmumAnestesi Regional Anastesi InfiltrasiAnastesi Blok Anastesi SpinalBlok EpiduralBlok Pleksus BrakialisAnestesia ParavertebralBlok Transakral (Kaudal)Anastesi Regional IntravenaKARSTindakan sedasiSedasi sedangMengunakan midazolam 0,1 mg/kbggMengunakan ketamin 0,5 mg/kgbbMengunakan propofol 0,5 mg/kgbbSedasi dalamMengunakan ketamin 3-8 mg/kgbb intramuskulerMengunakan ketamin 1 mg/kgbb intravenaMengunakan midazolam oral 10 mg/kgbbMengunakan flunitrazepam 0,1 mg/kgbbMengunakan fentanil 0,5 1 ug/kgbbMengunakan alfentanil 3-5 ug/kgbbMengunakan remifentanil 0,1 mg/kg/min

Sutoto KARS 111Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

111

Sutoto KARS 112Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

112PENJELASAN DALAM INFORMED CONSENT (PMK Nomer 290/2008)Sutoto KARS 113

PEMBERI PERSETUJUAN Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. (PMK 290/2008)pasal 1 nomer 7

Landasan hukum anak : Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak > = 18 tahun dianggap sudah bukan anak-anak.Berdasarkan KUHP umur >= 21 th atau telah menikah dianggap sebagai orang dewasa

114

Sutoto KARS 115Pasal 6(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat atau pengampunyaPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

PMK 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan KedokteranPasal 9(1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan pasien dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta kepentingan umum.(2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.(3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien.(4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. audit medis;b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular;c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa yang akan datang; dan e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat.(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada institusi atau pihak yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Sutoto KARS 116PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERANStandar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANANRegulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi termasuk rencana pengobatanKebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)Dokumen:Catatan pemberian informasiCatatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS harus memiliki data diri DPJP: lamakerja, pendidikan, fellowship, kursus dll)

Sutoto KARS 117Lampiran Permenkes 1691/2011 pengaturan tentang Standar I. Hak pasien, Panduan DPJP

CONTOH DALAM GENERAL CONSENTSaya mengerti dan memahami bahwa:Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.Saya Saya mengerti dan memahami bahwa memiliki hak untuk persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap prosedur/terapi Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis rumah sakit yang bukan karyawan tetapi staf independen/tamu yang telah diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan pengobatan pasien mereka. Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam pemilihan dokter yang akan bertanggung jawab untuk perawatan saya selama saya dalam perawatan di rumah sakit.

Sutoto KARS 119Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN

Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan budaya yang ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuanSutoto KARS 120Sutoto KARS 121Pasal 6(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat atau pengampunyaPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERANStandar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM

Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas dalam cakupan dan batas- batasnya.Regulasi RS:Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan penjelasannyaDokumen:Formulir persetujuan umum Sutoto KARS 122CONTOH GENERAL CONSENTSutoto KARS 123

KARS

CONTOH GENERAL CONSENTPERSETUJUAN UNTUK PENGOBATANSaya mengetahui bahwa saya memiliki kondisi yang membutuhkan perawatan medis, saya mengizinkan dokter dan profesional kesehatan lainnya untuk melakukan prosedur diagnostik dan untuk memberikan pengobatan medis seperti yang diperlukan dalam penilaian profesional mereka. Prosedur diagnostik dan perawatan medis termasuk tetapi tidak terbatas pada electrocardiograms, x-ray, tes darah terapi fisik, dan pemberian obat. Saya sadar bahwa praktik kedokteran dan bedah bukanlah ilmu pasti dan saya mengakui bahwa tidak ada jaminan atas hasil apapun, terhadap perawatan prosedur atau pemeriksaan apapun yg dilakukan kepada saya.Sutoto KARS 125CONTOH GENERAL CONSENT UNTUK RS PENDIDIKANApabila saya terlibat dalam penelitian atau prosedur eksperimental, maka hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan sayaSaya setuju untuk mengizinkan medis, keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya dalam pendidikan/pelatihan, kecuali diminta sebaliknya, untuk hadir selama perawatan pasien, atau berpartisipasi dalam perawatan pasien sebagai bagian dari pendidikan mereka.

Sutoto KARS 126Standar HPK.6.4. SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT TERTULIS

Sebelum operasi atau prosedur invasifSebelum anestesia termasuk sedasi yang moderat dan dalamSebelum penggunaan darah atau produk darahSebelum pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi.

Mencatat ldentitas petugas yang memberikan penjelasanan di dalam rekam medis pasien dan tanda tangannya Bila informed consent lisan juga harus dicatat

Sutoto KARS 127Standar HPK.6.4.1Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed consent yang khusus.DOKUMENDaftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed consentDokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut Sutoto KARS 128DAFTAR TINDAKAN YG MEMERLUKAN INFORMED CONSENTPemberian Darah dan Produk DarahWhole bloodWash erytrocitePack red cellFresh frozen plasmaLiquid plasma

KARSTrombositTrombopheresis Human albumin :PlasbuminOctalbinAlbuminarSemua tindakan pembedahan dan tindakan invaisifSemua tindakan anestesi & sedasi sedang dan dalamSemua Pemberian darah dan produk/komponen darah Semua pengobatan berisiko tinggiCONTOH TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI YG PERLU INFORMED CONSENT

Tindakan anestesiAnestesi UmumAnestesi Regional Anastesi InfiltrasiAnastesi Blok Anastesi SpinalBlok EpiduralBlok Pleksus BrakialisAnestesia ParavertebralBlok Transakral (Kaudal)Anastesi Regional IntravenaKARSTindakan sedasiSedasi sedangMengunakan midazolam 0,1 mg/kbggMengunakan ketamin 0,5 mg/kgbbMengunakan propofol 0,5 mg/kgbbSedasi dalamMengunakan ketamin 3-8 mg/kgbb intramuskulerMengunakan ketamin 1 mg/kgbb intravenaMengunakan midazolam oral 10 mg/kgbbMengunakan flunitrazepam 0,1 mg/kgbbMengunakan fentanil 0,5 1 ug/kgbbMengunakan alfentanil 3-5 ug/kgbbMengunakan remifentanil 0,1 mg/kg/min

HANYA UNTUK RS YANG MELAKUKAN CLINICAL TRIAL DAN DONASI ORGAN SERTA TRANSPLANTASI ORGANSutoto KARS 13125HPK.7726HPK.7.1427HPK.8428HPK.9529HPK.10230HPK.116Standar HPK.7. PENJELASAN AKSES KE CLINICAL TRIAL

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian klinik, pemeriksaan/investigasi atau clinical trial yang melibatkan manusia sebagai subjek.Elemen Penilaian HPK.71.Pasien dan keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian, pemeriksaan atau clinical trial yang relevan dengan kebutuhan pengobatan mereka.2.Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang diharapkan.3.Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak nyamanan dan risiko4.Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang altematif lainnya yang dapat menolong mereka.5.Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang prosedur yang harus diikuti.6.Pasien diyakinkan bahwa penolakan berpartisipasi dan pengunduran diri dari partisipasi tidak mempengaruhi akses terhadap pelayanan rumah sakit.7.Kebijakan dan prosedur mengarahkan informasi dan proses pengambilan keputusanSutoto KARS 132Regulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi termasuk mendapatkan hasil penelitianDokumen:Formulir pemberian informasi dan formulir persetujuan mengikuti penelitianSutoto KARS 133Hak Mendapat Informasi Pasien Bila diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian klinis

INFORMASI Manfaat yang diharapkanPotensi ketidak nyamanan dan risiko.Alternatif yang dapat menolong merekaProsedur yang harus diikutiMenolak atau berpartisipasi atau mengundurkan diri Penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak akan menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakitRS punya kebijakan dan prosedur informasi tentang hal ini kepada pasien dan keluarga.Sutoto KARS 134Standar HPK.7.1. PENJELASAN TENTANG PARTISIPASI DALAM PENELITIAN KLINIS

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang berpartisipasi dalam penelitian klinis, pemeriksaan klinis atau percobaan klinis mendapatkan perlindungan.

Elemen Penilaian HPK.7.11.Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menelaah protokol penelitian.2.Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menimbang manfaat dan risiko bagi peserta.3.Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan.4.Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan.

Sutoto KARS 135Standar HPK.8. INFORMED CONSENT PENELITIAN KLINISInformed Consent diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian klinis, pemeriksaan / investigasi klinis, dan percobaan klinis.Elemen Penilaian HPK.81.lnformed consent diperoleh saat pasien memutuskan ikut serta dalam penelitian klinis, pemeriksaan atau clinical trial.2.Keputusan persetujuan didokumentasikan, diberi tanggal dan berdasarkan atas penjelasan yang diidentifikasi dalam HPK 6.4, Elemen Penilaian 5 dan 6.3.ldentitas petugas yang memberikan penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien4.Persetujuan didokumentasikan dalam rekam medis pasien disertai tandatangan atau catatan persetujuan lisan.

Sutoto KARS 136Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN

Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia sebagai subjeknyaElemen Penilaian HPK.91.Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk mengawasi seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit.2.Rumah sakit mengembangkan suatu pernyataan jelas mengenai maksud untuk pengawasan kegiatan.3. Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur4.Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk menimbang risiko relatif dan manfaat bagi subjek.5.Kegiatan pengawasan mencakup prosedur menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi penelitian.

Sutoto KARS 137Regulasi RS :Keputusan penetapan komite /panitia etik penelitianKebijkan, Pedoman pengorganisasian dan pedoman pelayanan komite etik penelitianProgram kerja komite etik penelitianStandar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN

Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia sebagai subjeknyaSutoto KARS 138INFORMASI KEPADA PASIEN TTG PENELITIAN 1. tujuan penelitian atau penapisan 2. manfaat penelitian dan penapisan3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis 4. keuntungan penelitian dan penapisan 5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai, termasuk risiko yang mungkin terjadi 6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang kesehatan 7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat sewaktu-waktu mengundurkan diri. 8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika Penelitian.

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

Sutoto KARS 139Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

139

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

Sutoto KARS 140Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

140

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

Sutoto KARS 141

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

142Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

142Standar HPK.10. DONASI ORGAN

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana memilih untuk menyumbangkan organ dan jaringan tubuh lainnya.Regulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO pelayanan donasi / transplantasi organDokumen informasi tentang tata cara untuk menyumbang organ tubuh dan jaringan tubuh lainnya Sutoto KARS 143Regulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organDokumen:Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasiKerjasama dengan lembaga kemasyarakatanPelatihanPelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplanPelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup

Standar HPK.11. PENGAWASAN TRANSPLANTASI ORGANRumah sakit menyediakan pengawasan terhadap pengambilan dan transplatasi organ dan jaringanSutoto KARS 144SEKIANTERIMA KASIHKARSKARSKARSBab 2. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

Hak pasien Informed consentPenelitianDonasi organ30 standar, 100 ELEMEN PENILAIANSutoto KARS 148CEKLISKARSKARSRegulasi RS :Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat pasien dan keluargaDokumen implementasi :Bukti penjelasan dan catatan komplain Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplainProses :Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat Proses investigasi/.penelitian bila komplain Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplainKeterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplainBagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi pelayanan

Standar HPK.3Sutoto KARS 151Standar HPK.4Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasienElemen Penilaian HPK.41. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien maupun keluarganya serta bagaimana nilai dan kepercayaan tersebut dihormati di dalam proses asuhan.2.Staff memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.Regulasi RS:Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayananProsesPelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga dan penerapannya dalam pelayananBagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluargaSutoto KARS 152Elemen Penilaian HPK.51. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberikan kepada setiap pasien .2. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat.3. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak sesuai. Standar HPK.5. PENJELASAN HPK

Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka dengan cara dan bahasa yang dapat mereka pahami.Sutoto KARS 153Standar HPK.5

Regulasi RS:Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasienLeaflet hak dan tanggung jawab pasien

ProsesPelaksanaan pemberian informasi tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien sesuai dg bahasa yg dipahami pasien

Sutoto KARS 154STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasienElemen Penilaian HPK.61. Rurnah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent dalam kebijakan dan prosedur.2. Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur tersebut.3. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan prosedur.Sutoto KARS 155Acuan:UU 29/2004 tentang Praktik KedokteranUU 44/2009 tentang Rumah SakitPMK 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan KedokteranManual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI, 2006Regulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteranDaftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulisDokumen informed consentFormulir persetujuan/ penolakan

ProsesProses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan kedokteranStandar HPK.6

Sutoto KARS 156Pasal 9(1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan pasien dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta kepentingan umum.(2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.(3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien.(4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. audit medis;b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular;c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa yang akan datang; dan e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat.(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada institusi atau pihak yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Sutoto KARS 157PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERANSutoto KARS 158Pasal 6(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat atau pengampunyaPasal 8(1) Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat dilakukan dengan pemberian data dan informasi kepada pasien baik secara lisan maupun tertulis.(2) Keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi kesehatan pasien, kecuali dinyatakan sebaliknya oleh pasien.(3) Pernyataan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan pada waktu penerimaan pasien.PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERANPasal 10(1) Pembukaan atau pengungkapkan rahasia kedokteran dilakukan oleh DPJP.(2) Dalam hal pasien ditangani/dirawat oleh tim, maka ketua tim yang berwenang membuka rahasia kedokteran.(3) Dalam hal ketua tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhalangan maka pembukaan rahasia kedokteran dapat dilakukan oleh salah satu anggota tim yang ditunjuk.(4) Dalam hal DPJP tidak ada maka pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dapat membuka rahasia kedokteran.Sutoto KARS 159PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERANStandar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANAN

Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai tentang penyakit, saran pengobatan, dan para pemberi pelayanan, sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang pelayanan.Elemen Penilaian HPK.6.11.Pasien diberikan penjelasan dan rencana pengobatannya dari elemen a s/d h 2. Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi yang lain yang bertanggung jawab melayani mereka. (lihat juga APK.2.1, EP 1)3. Ada proses untuk menanggapi permintaan tambahan informasi dari pasien tentang tanggung jawab praktisi untuk pelayanannya.

Sutoto KARS 160Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANANRegulasi RS :Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi termasuk rencana pengobatanKebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)Dokumen:Catatan pemberian informasiCatatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS harus memiliki data diri DPJP: lamakerja, pendidikan, fellowship, kursus dll)

Sutoto KARS 161Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN

Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan budaya yang ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuanElemen Penilaian HPK.6.2Rumah sakit mempunyai prosedur untuk informed consent yang diberikan oleh orang lainProsedur tersebut sesuai dengan undang-undang, budaya dan adat istiadat.Orang lain selain pasien yang memberikan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien.

Sutoto KARS 162Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM

Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas dalam cakupan dan batas- batasnya.Elemen Penilaian HPK.6.3Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari persetujuan umum, apabila cara ini dipakai oleh rumah sakit.Rumah sakit telah menetapkan bagaimana persetujuan umum, bila dipakai, didokumentasikan di dalam rekam medis pasien

Regulasi RS:Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan penjelasannyaDokumen:Formulir persetujuan umum Sutoto KARS 163Elemen Penilaian HPK.6.41. Persetujuan didapat sebelum operasi atau prosedur invasif (lihat juga PAB.7.1, Maksud dan Tujuan).2. Persetujuan didapat sebelum anestesia (termasuk sedasi yang moderat dan dalam) (lihat juga PAB.5.1, Maksud dan Tujuan dan EP 1)3. Persetujuan didapat sebelum penggunaan darah atau produk darah4. Persetujuan didapat sebelum pelaksanaan tindakan dan pengobatan yang berisiko tinggi.5. ldentitas petugas yang memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya dicatat di dalam rekam medis pasien (lihat juga HPK.8, EP 2).6. Persetujuan didokumentasikan di rekam medis pasien disertai tanda tangan atau catatan dari persetujuan lisan (lihat juga HPK.8, EP 2).

Standar HPK.6.4Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi. Standar HPK.6.4. SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi. Sutoto KARS 164Elemen Penilaian HPK.6.4.11. Rumah sakit telah menyusun daftar tindakan dan pengobatan yang memerlukan persetujuan terpisah 2.Daftar tersebut dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional lain yang memberikan pengobatan dan melakukan tindakan.

Standar HPK.6.4.1Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed consent yang khusus.DOKUMENDaftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed consentDokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut Sutoto KARS 165HANYA UNTUK RS YANG MELAKUKAN CLINICAL TRIAL DAN DONASI ORGAN SERTA TRANSPLANTASI ORGANSutoto KARS 16625HPK.7726HPK.7.1427HPK.8428HPK.9529HPK.10230HPK.116Standar HPK.7. PENJELASAN AKSES KE CLINICAL TRIAL

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian klinik, pemeriksaan/investigasi atau clinical trial yang melibatkan manusia sebagai subjek.Elemen Penilaian HPK.71.Pasien dan keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian, pemeriksaan atau clinical trial yang relevan dengan kebutuhan pengobatan mereka.2.Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang diharapkan.3.Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak nyamanan dan risiko4.Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang altematif lainnya yang dapat menolong mereka.5.Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang prosedur yang harus diikuti.6.Pasien diyakinkan bahwa penolakan berpartisipasi dan pengunduran diri dari partisipasi tidak mempengaruhi akses terhadap pelayanan rumah sakit.7.Kebijakan dan prosedur mengarahkan informasi dan proses pengambilan keputusanSutoto KARS 167Standar HPK.7.1. PENJELASAN TENTANG PARTISIPASI DALAM PENELITIAN KLINIS

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang berpartisipasi dalam penelitian klinis, pemeriksaan klinis atau percobaan klinis mendapatkan perlindungan.

Elemen Penilaian HPK.7.11.Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menelaah protokol penelitian.2.Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk menimbang manfaat dan risiko bagi peserta.3.Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan.4.Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah sakit untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan.

Sutoto KARS 168Standar HPK.8. INFORMED CONSENT PENELITIAN KLINISInformed Consent diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian klinis, pemeriksaan / investigasi klinis, dan percobaan klinis.Elemen Penilaian HPK.81.lnformed consent diperoleh saat pasien memutuskan ikut serta dalam penelitian klinis, pemeriksaan atau clinical trial.2.Keputusan persetujuan didokumentasikan, diberi tanggal dan berdasarkan atas penjelasan yang diidentifikasi dalam HPK 6.4, Elemen Penilaian 5 dan 6.3.ldentitas petugas yang memberikan penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien4.Persetujuan didokumentasikan dalam rekam medis pasien disertai tandatangan atau catatan persetujuan lisan.

Sutoto KARS 169Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN

Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia sebagai subjeknyaElemen Penilaian HPK.91.Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk mengawasi seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit.2.Rumah sakit mengembangkan suatu pernyataan jelas mengenai maksud untuk pengawasan kegiatan.3. Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur4.Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk menimbang risiko relatif dan manfaat bagi subjek.5.Kegiatan pengawasan menc