hipertensi & gagal jantung (chf).docx

50
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “CHF dan Hipertensi” dengan sebaik-baiknya.Makalah ini, kami susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai gangguan CHF dan Hipertensi. Disamping itu penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakoterapi di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan setulusnya kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Tidak ada manusia yang sempurna, dalam makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima.

Upload: relinyesika

Post on 09-Jul-2016

253 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-

Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “CHF dan

Hipertensi” dengan sebaik-baiknya.Makalah ini, kami susun untuk memberikan informasi

kepada pembaca mengenai gangguan CHF dan Hipertensi. Disamping itu penulisan makalah ini

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakoterapi di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun

duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini  tidak akan selesai dengan lancar dan

tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa

syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan setulusnya kami sampaikan terima kasih

kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Tidak ada

manusia yang sempurna, dalam makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki

sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah khasanah keilmuan

dalam bidang kesehatan dan dapat memberi pengetahuan mengenai CHF dan Hipertensi.

Padang, 23 november 2014     

                                                                                      Penyusun

Page 2: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi dan CHF merupakan

penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang

ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan

penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi

menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.

Penyakit hipertensi dan CHF merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi

dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan

antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian)

hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang

dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8-28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah

penderita hipertensi.

Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan  lebih

banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain

dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko

penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok,

alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Page 3: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

1.2    Rumusan Masalah

a. Apa itu CHF ?

b. Bagaimana etiologi dari CHF ?

c. Apa saja klasifikasi dari CHF ?

d. Bagaimana patofisologi dari CHF ?

f. Bagaimana maifestasi klinis dari CHF ?

g. Bagaimana diagnose dari CHF ?

h. Apa saja penatalaksanaan dari CHF ?

I. Komplikasi ap saja yang mungkin terjadi pada penderita CHF ?

j.     Apa Itu hipertensi ?

k. Bagaimana cara mengukur tekanan darah ?

l.     Menjelaskan penyebab hipertensi ?

m.     Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi ?

n.     Menjelaskan akibat dari hipertensi ?

o.      Bagaimana pencegahan hipertensi ?

p.     Menjelaskan pengobatan hipertensi ?

q. kasus penderita hipertensi

Page 4: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen. Mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat kontraktil dari jantung, yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi umum yang mendasari termasuk aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau degeneratif otot jantung. Sejumlah faktor sistemik dapat menunjang perkembangan dan keparahan dari gagal jantung. Peningkatan laju metabolic ( misalnya ;demam, koma, tiroktoksikosis), hipoksia dan anemia membutuhkan suatu peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

2.2 ETIOLOGI

Penyebab gagal jantung kongestif dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1.Intrinsik :-Kardiomiopati-Infark miokard-Miokarditis-Penyakit jantung iskemik-Defek jantung bawaan-Perikarditis / tamponade jantung

2.Sekunder :-Emboli paru-Anemia-Tirotoksikosis-Hipertensi sistemik-Kelebihan volume darah-Asidosis metabolik-Keracunan obat-Aritmia jantung

Penyebab kegagalan jantung yaitu :

Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu sehingga volume diastolic akhir meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang optimumnya. Penyebab tersering adalah cedera pada jantung itu sendiri yang memulai siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Akibat buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi akumulasi volume darah  di ventrikel.

Page 5: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :

 a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)

 b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)

Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.

c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload)

Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi. Prinsip Frank Starling ; curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka curah jantung justru akan menurun kembali.

 d. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload)

Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.

       e. Gangguan pengisian (hambatan input).

Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke dalam ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.

       f. Kelainan Otot Jantung

Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.

      g. Aterosklerosis Koroner

Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

Page 6: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

      h. Hipertensi Sistemik / Pulmonal

Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi serabut otot jantung.

       i. Peradangan dan Penyakit Miokardium

Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

        j. Penyakit jantung

Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.

      k. Faktor sistemik

Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas  elektrolit juga dapat menurunkan  kontraktilitas jantung.

Semua situasi diatas  dapat menyebabkan gagal jantung kiri atau kanan. Penyebab yang spesifik untuk gagal jantung kanan antara lain:

-          Gagal jantung kiri

-          Hipertensi paru

-          PPOM

Hipertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, stress emosional, kehamilan/persalinan, pemberian infus/tranfusi merupakan pencetus.

2.3 EPIDEMIOLOGI

Insiden penyakit gagal jantung semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya usia harapan hidup, salah satunya gagal jantung kronis sebagai penyakit utama kematian di negara industri dan negara-negara berkembang. Penyakit gagal jantung meningkat sesuai dengan usia, berkisar kurang dari l % pada usia kurang dari 50 tahun hingga 5% pada usia 50-70 Tahun dan 10% pada usia 70 tahun ke atas. Penyakit gagal jantung sangatlah buruk jika penyebab yang mendasarinya tidak segera ditangani, hampir 50% penderita gagal jantung meninggal dalam kurun waktu 4 Tahun. 50% penderita stadium akhir meninggal dalam kurun waktu 1 Tahun, di Indonesia prevalensi gagal jantung secara nasional belum ada sebagai gambaran di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta, pada tahun 2006 diruang rawat jalan dan inap didapat 3,23% kasus gagal jantung dari total 11,711 pasien, sedangkan di

Page 7: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Amerika pada tahun 1999 terdapat kenaikan kasus gagal jantung dari 577.000 pasien menjadi 871.000 pasien. Gagal jantung merupakan penyebab kematian kardiovaskuler, dan kondisi seperti ini juga menurunkan kualitas hidup, karena itu peburukan akut pada gagal jantung kronik harus di cegah secara dini, pada lansia diperkirakan 10% pasien di atas 75 Tahun menderita gagal jantung, angka kematian pada gagal jantung kronik mencapai 50% dalam 5 tahun setelah pertama kali penyakit itu terdiagnosi

2.4 KLASIFIKASI

Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri, gagal jantung kanan, dan gagal jantung kongestif. Klasifikasi fungsional jantung ada 4 kelas, yaitu:

·         Kelas 1 : Penderita kelainan jantung tanpa pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas sehari-hari tidak menyebabkan keluhan.

·         Kelas 2 : Penderita dengan kelainan jantung yang mempunyai akti vitas fisik terbatas. Tidak ada keluhan sewaktu istirahat, tetapi aktivitas sehari – hari akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.

·         Kelas 3 : Penderita dengan aktivitas fisik yang sangat terbatas. Pada keadaan istirahat tidak terdapat keluhan, tetapi ak tivitas fisik ringan saja akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.

·         Kelas 4 : Penderita yang tidak mampu lagi mengadakan aktivitas fisik tanpa rasa terganggu. Tanda-tanda dekompensasi atau angina malahan telah terdapat pada keadaan istirahat.

2.5 PATOFISIOLOGI

Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh untuk  mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut Gagal Jantung Kongestif (CHF).

Page 8: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi baik pada jantung dan secara sistemik. Jika stroke volume kedua ventrikel berkurang oleh karena penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik dalam kedua ruang jantung akan meningkat. Ini akan meningkatkan panjang serabut miokardium akhir diastolik, menimbulkan waktu sistolik menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, terjadi dilatasi ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa baik tapi, tapi peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama/kronik akan dijalarkan ke kedua atrium dan sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru atau edema sistemik. Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena ; perubahan yang terkhir ini akan meningkatkan volume darah sentral.yang selanjutnya meningkatkanpreload. Meskipun adaptasi – adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena itu , takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada pasien – pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner.

Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer ;adaptasi ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ – organ vital, tetapi jika aktivasi ini sangat meningkatmalah akan menurunkan aliran ke ginjal dan jaringan. Resitensi vaskuler perifer dapat juga merupakan determinan utama afterload ventrikel, sehingga aktivitas simpatis berlebihan dapat meningkatkan fungsi jantung itu sendiri. Salah satu efek penting penurunan cardiac output adalah penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus, yang akan menimbulkan retensi sodium dan cairan. Sitem rennin – angiotensin – aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan resitensi vaskuler perifer selanjutnta dan penigkatan afterload ventrikel kiri sebagaimana retensi sodium dan cairan. Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar arginin vasopresin dalam sirkulasi yang meningkat, yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat ekskresi cairan. Pada gagal jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik atrial akibat peningkatan tekanan atrium, yang menunjukan bahwa disini terjadi resistensi terhadap efek natriuretik dan vasodilator.

Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat. Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ tubuh yang vital. Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua pengaruh utama :1.Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium.2.Vasokontriksi perifer

Page 9: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital, seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung. Peningkatan peregangan serabut otot myocardium memungkinkan kontraktilitas.

Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put, namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk memulai peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload dan kegagalan komponen- komponen.

Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktivkan sistem renin angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya.

Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur miocardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocardium akan menebal atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak peningkatan kebutuhan oksigen untuk miokardium.

Kegagalan ventrikel kiri. Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :

1.Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan kardiak output.

2.Kongesti paru- paru.

a.Dispnea

Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen.

b.Orthopnea

Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan volume darah pada pembuluh- pembuluh paru- paru meningkat.

Page 10: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Kegagalan ventrikel kanan

Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel kanan dalam memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pada hati juga mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler, tekanan di dalam sistem portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong melalui pembuluh darah masuk ke rongga perut (acites) akibatnya akan mendesak diafragma yang akhirnya akan susah untuk bernapas

Sindrom gagal jantung disebabkan oleh beberapa komponen:

1.      Ketidak mampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan stroke volum dan cardiac output menurun.

2.      Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel(systolic overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.

3.      Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel(diastolic overload) akan menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi.

4.      Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung dimana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mamu untuk memenuhi kebuthuna sirkulasi tubuh.

5.      Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk kedalam ventrikel atau pada aliran balik venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.

Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja(tekanan atau volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban volume atau preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih banyak semenit sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kealinan yang meningkatkan tahanan terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan atau gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas dan oleh hilangnya jaringan kontraktil ( infark miokard ).Dalam menghadapi beban lebih, jantung menjawab ( berkompensasi ) seperti bila jantung menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila beban lebih yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan melampaui batas dan ini menimbulkan keadaan yang merugikan. Manifestasi klinis gagal jantung adalah manifestasi mekanisme kompensasi.

Page 11: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

2.6 MANIFESTASI KLINIS

Gagal jantung kiri :

Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu  memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi  yaitu :

·         Dispnu

Terjadi akibat penimbunan cairan  dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnu. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnu pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea ( PND)

·         Batuk

·         Mudah lelah

Terjadi karena curah jantung yang kurang  yang menghambat  jaringan  dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya  pembuangan sisa  hasil katabolisme. Juga terjadi karena  meningkatnya  energi  yang digunakan  untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena  distress pernafasan dan batuk.

·         Kegelisahan dan kecemasan

Terjadi akibat  gangguan oksigenasi  jaringan, stress akibat kesakitan  bernafas dan pengetahuan bahwa jantung  tidak berfungsi dengan baik.

Gagal jantung kanan

1.      Kongestif jaringan perifer dan viseral.

2.      Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting, penambahan berat badan,

3.      Hepatomegali. Dan nyeri tekan  pada kuadran  kanan atas abdomen  terjadi akibat  pembesaran  vena di  hepar.

4.      Anorexia dan mual. Terjadi akibat  pembesaran  vena  dan statis  vena dalam rongga abdomen.

5.      Nokturia

6.      Kelemahan.

Page 12: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

2.7 DIAGNOSA

1.      Auskultasi nadi apikal, biasanya terjadi takikardi (walaupun dalam keadaan berustirahat)

2.      Bunyi jantung, S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke atrium yang distensi. Murmur dapat menunjukkan inkompetensi / stenosis katup.

3.      Palpasi nadi perifer, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulsus alternan (denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin ada.

4.      Tekanan darah

5.      Pemeriksaan kulit : kulit pucat (karena penurunan perfusi perifer sekunder) dan sianosis (terjadi sebagai refraktori Gagal Jantung Kronis). Area yang sakit sering berwarna biru/belang karena peningkatan kongesti vena

pemeriksaan penunjang yang dapat d ilakukan untuk menegakkan diagnosa CHF yaitu:

1.      Elektro kardiogram (EKG)

Hipertropi atrial atau ventrikule r, penyimpangan aksis, iskemia, disritmia, takikardi, fibrilasi atrial. Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia san kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.

2.      Skan jantung

Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding .

3.      Sonogram (ekocardiogram, ekokardiogram dopple)

Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katup, atau area penurunan kontraktili tas ventrikular.

4.      Kateterisasi jantung

Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis katup atau insufisiensi.

5.      Rongent dada

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.

Page 13: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

6.      Enzim hepar

Meningkat dalam gagal / kongesti hepar.

7.      ElektrolitMungkin berubah karena perpindahan cairan / penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik.

8.      Oksimetri nadi

Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut menjadi kronis.

9.      Analisa gas darah (AGD)

Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).

10.  Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin

Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.

11.  Pemeriksaan tiroid

Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre pencetus gagal jantung.

2.8 PENATALAKSANAAN

Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya.Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu :1.Mengobati penyakit penyebab gagal jantung.2.Menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung.3.Mengobati gagal jantung.

1. Mengobati penyebab gagal jantunga.Pembedahan bisa dilakukan untuk : ▪Memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung ▪Memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung ▪Memperbaiki penyumpatan arteri koroner yang kesemuanya bisa menyebabkan gagal jantung.b.Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.c.Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid yang terlalu aktif.d.Pemberian obat anti-hipertensi.

Page 14: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

2. Menghilangkan faktor yang memperburuk gagal jantung

Menghilangkan aktifitas fisik yang berlebihan merupakan tindakan awal yang sederhana namun sangat tepat dalam penanganan gagal jantung.. Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga ringan secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan bagian penting dari pengobatan. Penggunaan garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan cairan yang akan menghalangi pengobatan medis. Jumlah natrium dalam tubuh bisa dikurangi dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan makanan yang asin.

Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan. Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari. Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh penimbunan cairan. Penambahan berat badan yang cepat dan terus menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung. Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat mungkin setiap hari, terutama pada pagi hari, setelah berkemih dan sebelum sarapan. Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis.

3. Mengobati Gagal jantung

Prinsipnya adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap penyebabnya. Pengobatan tahap ini adalah secara medis dan dilakukan oleh dokter.

Tujuan pengobatan adalah :

1.      Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.

2.      Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat farmakologi

3.      Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi antidiuretik, diit dan istirahat.

Terapi Farmakologis :

1.      Glikosida jantung.

Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisi dan mengurangi edema

Page 15: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

2.      Terapi diuretik.

Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus hati – hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.

3.      Terapi vasodilator.

obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

4.      Diet

Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.

·         Diuretik: Untuk mengurangi penimbunan cairan dan pembengkakan

·         Penghambat ACE (ACE inhibitors): untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi beban kerja jantung

·         Penyekat beta (beta blockers): Untuk mengurangi denyut jantung dan menurunkan tekanan darah agar beban jantung berkurang

·         Digoksin: Memperkuat denyut dan daya pompa jantung

·         Terapi nitrat dan vasodilator koroner: menyebabkan vasodilatasi perifer dan penurunan konsumsi oksigen miokard.

·       Digitalis: memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan kekuatan kontraksi, peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung meningkat, volume cairan lebih besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi dan ekskresi dan volume intravascular menurun.

·        Inotropik positif: Dobutamin adalah obat simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik. Efek beta 1 meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium (efek inotropik positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif).

·        Sedati: Pemberian sedative untuk mengurangi kegelisahan bertujuan mengistirahatkan dan memberi relaksasi

Page 16: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

2.9 KOMPLIKASI

Komplikasi dapat berupa :

1.      Kerusakan atau kegagalan ginjal

Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.

2.      Masalah katup jantung

Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi kerusakan pada katup jantung.

3.      Kerusakan hati

Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut yang mengakibatkanhati tidak dapat berfungsi dengan baik.

4.      Serangan jantung dan stroke.

Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan mengembangkan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke

2.10    Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau kekuatan

menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan Darah Tinggi

(hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya

Berlebihan, Tensi artinyatekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran

darah yang menyebabkankenaikan tekanan darah diatas nilai normal.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak

secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan

darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan

Page 17: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda,

paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

2.11    Mengukur Tekanan Darah

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi

diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada

saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis

miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan

puluh. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan

darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus

meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan

menurun drastis.

Tekanan darah ditulis dengan dua angka, dalam bilangan satuan mmHg (millimeter air

raksa) pada alat tekanan darah/ tensi meter, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik adalah angka

yang tertinggi ialah tekanan darah pada waktu jantung sedang menguncup atau sedang

melakukan kontraksi. Diastolik adalah angka yang terendah pada waktu jantung

mengembang berada di dalam akhir relaksasi.

Misalnya tekanan darah 120/ 80 mmHG artinya tekanan sistolik 120 dan tekanan

diastolik 80 mmHg.

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh :

a.     Kekuatan kuncup jantung yang mendesak isi bilik kiri untuk memasukkan darah ke dalam batang pembuluh nadi.

b.     Tahanan dalam pembuluh nadi terhadap mengalirnya darah.c.     Saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatikus dan para simpatikus.

Page 18: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Klasifikasi tekanan darah

No Klasifikasi Sistolik Diastolik

1 Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg

2 Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

3 Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg

4 Hipertensi ringan 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

5 Hipertensi sedang 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

6 Hipertensi berat > 180 mmHg > 110 mmHg

Tekanan darah normal

Tekanan darah setiap orang bervariasi setiap hari, tergantung pada keadaan dan

dipengaruhi oleh aktivitas seseorang, jadi tekanan darah normalpun bervariasi.

Orang dewasa bila tekanan darah menunjukkan angka 140/ 90 mmHg ke atas dianggap

tidak normal. Ada anggapan tekanan darah rendah kurang baik, hal tersebut kurang tepat.

Sebab data statistik menunjukkan bahwa orang dengan tekanan darah rendah mempunyai

umur yang sama dengan yang disebut normal. Yang terbaik adalah menjaga tekanan darah

agar normal dan anggapan bahwa semakin bertambah usia tekanan darah lebih tinggi tidak

menjadi masalah, adalah anggapan yang perlu diluruskan, karena berdasarkan data statistik

orang tua yang tekanan darahnya berkisar di normal, kecenderungan mendapat gangguan

stroke rendah. Periksa tekanan darah secara teratur minimal 6 bulan sekali atau setiap kali ke

dokter/ fasilitas kesehatan.

Page 19: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Di kenal 2 klasifikasi hipertensi (berdasarkan penyebabnya) yaitu :

a.     Hipertensi primer (hipertensi idiophatik), dimana penyebabnya tidak diketahui dengan

pasti. Dikatakan juga bahwa hipertensi ini adalah dampak dari gaya hidup seseorang

dan faktor lingkungan.

b.     Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit dari penyakit

lain misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari sistem hormon.

WHO mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan ada tidaknya kelainan pada organ

tubuh lain, yaitu :

a.     Hipertensi tanpa kelainan pada organ tubuh lain.

b.     Hipertensi dengan pembesaran jantung.

c.     Hipertensi dengan kelainan pada organ lain di samping jantung.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah yaitu :

a.     Hipertensi borderline : tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/95 mmHg.

b.     Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110 mmHg.

c.     Hipertensi moderate : tekanan darah antara 200/110 mmHg dan 230/120 mmHg.

d.     Hipertensi berat : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140 mmHg.

2.12    Penyebab hipertensi

Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.

a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Ada

10-16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.

b.Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya. Hipertesnsi jenis ini

hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%.

Page 20: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :

1.   Keturunan                                        

Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang

memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih

besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar

identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti

gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

2.   Usia

Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang

bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa

tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat

mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.

 3.   Garam

Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada

beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan

usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.

4.   Kolesterol

Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat

menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat

pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan

kolesterol Anda sedini mungkin.

Page 21: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

 5.   Obesitas/Kegemukan

Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan

ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.

6.   Stres

Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu

tekanan darah tinggi.

7.   Rokok

Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi.

Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena

itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi,

merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang

berkaitan dengan jantung dan darah.

8.   Kafein

Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa

menyebabkan peningkatan tekanan darah.

9.   Alkohol

Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan

darah tinggi.

10. Kurang Olahraga

            Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan

tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah

tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah

tinggi.

Page 22: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

2.13   Tanda dan Gejala hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara

tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan

darah tinggi (padahal sebenarnya tidak ada ).

Gejala-gejala hipertensi, antara lain :

a.     Sebagian besar tidak ada gejala.

b.     Sakit pada bagian belakang kepala.

c.     Leher terasa kaku.

d.     Kelelahan.

e.     Mual.

f.      Sesak napas.

g.     Gelisah.

h.     Muntah.

i.      Mudah tersinggung.

j.      Sukar tidur.       

k.   Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal

Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita hipertensi. Sering

juga seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah tersinggung dan sukar tidur,

ketika diukur tekanan darahnya menunjukkan angka tekanan darah yang normal. Satu-satunya

cara untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur tekanan darah.

Page 23: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

2.14    Akibat-akibat hipertensi

Komplikasi/bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi :

1.   Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol

dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata kabur.

2.   Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat

menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan

menyebabkan kematian yang mendadak.

3.   Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi penumpukan

produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal.

4.   Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa

menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan

pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).

2.15    Pencegahan hipertensi

Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi

dengan cara :

a.     Memeriksa tekanan darah secara teratur.

b.     Menjaga berat badan ideal.

c.     Mengurangi konsumsi garam.

d.     Jangan merokok.

e.     Berolahraga secara teratur.

f.      Hidup secara teratur.

g.     Mengurangi stress.

h.    Jangan terburu-buru.

i.      Menghindari makanan berlemak.

Page 24: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Pencegahan Primer :

           Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.

           Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi

berat badan.

           Kurangi konsumsi alkohol.

           Konsumsi minyak ikan.

           Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga

cukup membantu.

Pencegahan Sekunder

           Pola makanam yamg sehat.

           Mengurangi garam dan  natrium di diet anda.

           Fisik aktif.

           Mengurangi Akohol intake.

           Berhenti merokok.

Pencegahan Tersier

           Pengontrolan darah secara rutin.

           Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

2.16    Pengobatan hipertensi

Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah :

a.     Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan diri ke dokter.b.     Selalu minum obat teratur meskipun tanpa keluhan.c.     Mengurangi konsumsi garam.d.     Perbanyak konsumsi sayur dan buah.e.     Mematuhi nasihat dokter.

Page 25: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Pengobatan hipertensi dengan anti hipertensi harus selalu di mulai dengan dosis rendah

agar tekanan darah jangan menurun secara derastis dengan mendadak. Kemudian setiap 1-2

minggu dosis berangsur di naikkan sampai tercapai efek yang di inginkan (metode start low,

go slow). Dan begitu pula terapi harus di hentikan secara berangsur pula.

Anti hipertensi hanya menghilangkan gejala hipertensi dan tidak penyebabnya. Maka

obat pada hakikatnya harus di minum seumur hidup, tetapi beberapa waktu dosis

pemeliharaan pada umumnya dapat diturunkan

Pilihan obat. Untuk penanganan hipertensi rekomendasi WHO menganjurkan

lima jenis obat dengan daya hipotensi dan efektivitas kerang lebih sama, yaitu: diuretic, beta

bloker, antagonis ca, ace inhibitor dan ATII reseptor bloker. Efek melindungi dari semua obat

ini terletak pada daya kerja penurunan tekanan darah dan tidak pada sifat-sifat lain dari obat

tersebut.

Terapi kombinasi kini dianggap mahapenting dan ternyata sangat efektif, karena dengan

dosis obat yang rendah juga efek sampingnya berkurang.lagi pula kesetiaan terapi

ditingkatkan bias suatu sediaan mengandung kombinasi dari 2 atau 3 obat yang hanya harus di

minum satu kali sehari. Dianjurkan untuk langsung denagn 2 kombinasi obat pada pnderita

hipertensi dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

Bila hipertensi disertai Obat yang dianjurkan

Page 26: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

Diabetes tipe 2

Gagal jantung

Angina pectoris

Retinopati diabetic

Setelah infrak jantung

Lansia dengan TD sistolik tinggi

ACE inhibitor + beta blocker

Diuretic, beta blocker atau ACE

inhibitor

Beta belocker atau antagonis ca

ACE inhibitor atau ATII reseptor

blocker

Beta blocker atau ACE inhibitor

Terapi awal sama, tetapi dengan dosis

awal yang lebih rendah.

Kombinasi yang dianjurkan:

= diuretic tiazida+beta blocker, ACE inhibitor atau ATII reseptor blocker.

= antagonis ca+ beta blocker, ACE inhibitor atau ATII reseptor blocker.

Hipertensi tunggal. Kini banyak para ahli sependapat bahwa diuretic atau beta

blocker, atau kombinasinya merupakan pilihan pertama. Dan piihan ke dua adalah ACE

inhibitor.

Obat –obat untuk teapi hipertensi dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

Page 27: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

1. Diuretic

2. Alfa reseptor blocker

3. Beta reseptor blocker

4. Obat-obat SSP

5. Antagonis kalsium

6. Penghambat ACE

7. Vasodilator

8. AT-II-reseptor blocker

Mekanisme kerjanya antara lain:

Meningkatkan pengeluaran urin dari tubuh : diuretic

Memperlambat kerja jantung (beta blocker)

Memperlebar pembuluh : vasodilator langsung, antagonis kalsium, penghambat ACE

dan ATII reseptor bloker

Menstimulan SSP : agonis alfa 2 sentral

Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh: alfa 1 blocker, alfa 2

blocker, beta blocker, alfa/beta blocker labetolo dan carvedilol

2.17 membahas kasus hipertensi

Page 28: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

I. TINJAUAN KASUS

Nama : Tn. K

Umur : 71 Tahun

NO. MR :

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Painan

II. RIWAYAT PENYAKIT

Sesak nafas meningkat sejak 3 hari lalu, sesak dipengaruhi oleh aktivitas, pasien lebih senang

tidur dengan bandal dari pada tanpa bantal, sering terbangun di malam hari karena sesak.

Nyeri dada sebelah kiri sejak 1 bulan yang lalu, nyeri menjalar ke punggung, tidak menjalar

kelengan kiri.

Batuk (+) sejak 1 minggu yang lalu, tidak berdarah.

Kaki sembab tidak ada

III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien pernah dirawat dengan kondisi yang sama 4 bulan yang lalu, pulang dalam kondisi

sehat.

Pasien dikenal hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, control tidak teratur.

IV. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : -

V. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI : -

VI. DATA PENUNJANG

1. Pemeriksaan fisik/penunjangTekanan darah : 140/90 mmHgPernafasan : 36/menitNadi : 91x/menitSuhu : 36,7 0 C

MONITORING VITAL SIGN

Tanggal TD Nadi Pernapasan

Page 29: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

15/1/2013 140/90 98 2416/2/2013 160/80 96 1817/1/2013 140/80 90 1818/1/2013 140/90 82 21

2. hasil laboratorium

a. Hasil laboratorium tanggal 14/01/2013"/μl

Tanggal 15/01/2013 Normal

WBC 8,78 x 103 5 – 10 x 103 / μL

RBC 4,42 x 106 4,5 -5,5 x 106 / μL

HgB 13 g/dL 13-16 g/dL

HCT 39,1% 40- 48%

MCV 88,5 fL

MHC 29,4 pg

MCHC 33,2 g/dL

PLT 189 x103 150 – 400 x 103

Glukosa Darah 238,7 <200

Kreatinin Serum 1,3 0,7 - 1,2

Chol Total 234 <200

Trigliserida 186 <150

Diagnosis:

CHF fc II LVH irama sinus ec ASHD

Hipertensi stage I

Follow Up

Page 30: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

No Tanggal Keadaan

1 16/1 Sesak nafas (-)

Mata konjungtiva anemis (-)

Cardiomegaly

2 17/1 Sesak nafas (-)

Mata konjungtiva anemis (-)

cardiomegaly (+)

b. Terapi

Terapi obat yang diberikan di bangsal penyakit dalam

NO Nama

obat,dosis

Dosis Tanggal

15/01 16/01 17/01 18/01

1 Lasix 1 x 1 √ √ √ √

2 Captopril 2 x 12,5 √ √ √ √

3 Ascardia 1 x 80 √ √ √ √

4 Ramipril 1 x 10 √

5 Bisoprolol 1 x 1,25 √

Page 31: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

2 Pemilihan obat yang 1. jenis Bagaimana pemilihan obat? Apakah sudah

Page 32: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

3 Regimen dosis

4 Duplikasi terapi 1. Apakah ada duplikasi terapi

Page 33: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

7 Interaksi dan kontra 1. Apakah ada interaksi obat dengan obat?

Page 34: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KEIMPULAN

Pada kasus ini ada sedikit obat yang di gunakan kurang efektif yakni:

Obat golongan diuretic kuat dak ACE bloker adalah obat pertama yang di gunakan pada

penderita CHF.

Captopril memiliki efek samping batuk sehingga apabila pasien mengalami efek samping

sebaiknya obat di hentikan.

Pastikan pasien mengkonsumsi obat, apabilah rumah sakit memberikan obat ke keluarga

pasien dan apabila rumah sakit sudah memiliki system distribusi obat yang sudah baik

maka perawat langsung lah yang akan memastikan obat tersebut di konsumsui.

Paien sebaiknya tidak melakukan aktifitas yang berat karenan mempengaruhi keadaan

jantungnya

Pasien sebaiknya melakukan uji labor secara berkalah hal intu untuk memantau keadaan

tekanan darah dan kondisi pasien. Pola hidup sangat mempengaruhi keadaan dan untuk menjaga

kesehatan pasien.seperti olah raga teratur, istirahat yang cukup, kurangi makanan yang berlemak,

hentikan merokok, kurangi mengkonsumsi kopi, dan makan makanan yang bergizi.

Page 35: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

5.2 Saran

Pasien sebaiknya tidak melakukan aktifitas yang berat.

Pasien hendaknya melakukan uji labor secara berkala.

Jaga pola hidup.

Pasien sebaiknya mematuhi nasehat dan mematuhi pantangan makanan.

Pasien hendaknya istrahat dengan teratur untuk menjaga kondisi tubuh.

Page 36: Hipertensi & gagal jantung (CHF).docx

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W. 1999 “Kapita Selekta

Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1. Jakrta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta :Gramedia

Depkes, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian

Dan Alat Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT

HIPERTENSI. 2006

Goodman, Cathrine Cavallaro .1998. Pathology Implication for The Physical

Therapist. US : W. B. Saunders company

T Tan Hoam, R Kirana.2008. OBAT-OBAT PENTING Edisi ke-6. Jakarta: gramedia.