halogen ria copy

23
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR SENYAWA HALOGEN ORGANIK NAMA : SEPTARIA YOLAN KL. NIM : H31112253 GOL/KLP : H5A / VII HARI/TGL : SELASA, 23 APRIL 2013 ASISTEN : RAYMOND KWANGDINATA LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: septaria-chara-honfunive

Post on 27-Nov-2015

233 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Halogen Ria Copy

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR

SENYAWA HALOGEN ORGANIK

NAMA : SEPTARIA YOLAN KL.

NIM : H31112253

GOL/KLP : H5A / VII

HARI/TGL : SELASA, 23 APRIL 2013

ASISTEN : RAYMOND KWANGDINATA

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

Page 2: Halogen Ria Copy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Senyawa halogen organik banyak digunakan secara luas dalam masyarakat

modern sebagai pelarut, insektisida, dan bahan sintesis senyawa organik lainnya.

Suatu kelarutan didefinisikan sebagai besaran kuantitatif konsentrasi zat terlarut

dalam larutan jenuh pada suhu tertentu yang juga bergantung pada sifat fisika dan

kimia zat pelarut dan zat terlarut, pH larutan, dan tekanan dengan jumlah lebih

kecil. Bila suatu pelarut sampai pada batas daya melarutkannya, larutan ini disebut

larutan jenuh.

Adapun jenis-jenis pelarut yang digunakan untuk melarutkan adalah

pelarut polar yang melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain dan pelarut

nonpolar .Aksi pelarut dan cairan nonpolar seperti hidrokarbon berbeda dengan

zat polar. Pelarut nonpolar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion

elektrolit kuat dan lemah karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Oleh

karena itu, zat terlarut ionik dan polar tidak dapat larut atau hanya dapat larut

sedikit dalam pelarut nonpolar. Terakhir pelarut semipolar, seperti keton dan

alkohol dapat menginduksi suatu derajat polaritas tertentu dalam molekul pelarut

nonpolar, sehingga dapat larut dalam alkohol.

Semua unsur dalam tabel berkala dapat membentuk halida, kecuali pada

unsur He, Ne, dan Ar. Halida ionik atau kovalen adalah senyawa umum yang

penting karena paling mudah dibuat dan digunakan secara meluas bagi sintesis

senyawaan lain. Halida seringkali dikenal sebagai senyawaan yang paling baik

Page 3: Halogen Ria Copy

dan paling mungkin berada dalam tingkat oksidasi. Terdapat juga kimiawi

senyawaan halogen organik yang luas dan beragam seperti fluor, teristimewa pada

unsur F yang menggantikan H secara sempurna sehingga memiliki sifat-sifat

khusus. Untuk mengetahui lebih rinci mengenai senyawa halogen organik, maka

dilakukanlah praktikum ini.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui reaktifitas beberapa

senyawa halogen organik dan fungsinya sebagai pelarut.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetehui kelarutan dan

reaktifitas senyawa – senyawa halogen organik.

1.2.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah kelarutan suatu senyawa halogen organik

ditentukan melalui reaksinya dengan senyawa polar dan non polar serta

reaktifitasnya ditentukan melalui reaksi dengan AgNO3/alkohol dan NaI/aseton.

Page 4: Halogen Ria Copy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Brzellius kata halogen berasal dari dua kata Yunani yang berarti

garam laut dan menghasilkan, jadi halogen berarti penghasil garam laut. Istilah

tersebut digunakan untuk keempat unsur fluor, klor, brom dan iodida karena

garam-garam natriumnya sangat mirip dengan garam laut biasa (Hadisuwoyo dkk,

1993).

Fluor paling reaktif secara kimia dari semua unsur dan segera bergabung

pada suhu biasa atau suhu tinggi dengan semua unsur selain O2, He, Ne, dan Kr

dengan sangat kuat. Ikatan Fluor juga menyerang banyak senyawaan lain,

memecahkan menjadi fluorida seperti bahan organik yang dapat menyala dan

terbakar dalam F2. Kereaktifan F2 yang besar sebagian dikaitkan dengan energi

disosiasi yang rendah dari ikatan dan fakta bahwa reaksi fluor atomik sangat

eksoterm. Energi ikatan F-F yang rendah mungkin disebabkan oleh tolakan antara

elektron non ikatan. Efek yang serupa dapat menerangkan adanya energi ikatan

yang rendah dalam H2O2 dan N2H4 (Cotton dan Wilkinson, 2007).

Klor terdapat sebagai NaCl, KCl, MgCl, dan sebagainya dalam air laut,

danau bergaram, dan sebagai deposit yang berasal dari penguapan prasejarah

danau bergaram. Klor diperoleh melalui elektrolisis air laut dengan menggunakan

anoda air raksa di mana natrium melarut :

Na+ + e = Na

Cl- = 1/2Cl2 + e

Kemudian natriumnya dihilangkan secara terpisah dengan mencuci amalgam

Page 5: Halogen Ria Copy

dengan air, memberikan NaOH murni. Kecondongan prosedur ini adalah

hilangnya Hg merupakan bahaya polusi yang utama dan beberapa pabrik telah

ditutup. Penggunaan elektroda lain menghasilkan NaOH yang kurang murni

(Cotton dan Wilkinson, 2007).

Fluorinasi biasanya langsung menghasilkan fluor dalam keadaan

oksidasi lebih tinggi. Kebanyakan logam dan nonlogam seperti P4, reaksinya

dapat meledak. Bagi pembentukan cepat dalam reaksi kering dari klorida, bromida

dan iodida biasanya diperlukan suhu yang tinggi. Reaksi logam dengan Cl2 dan

Br2 bisa lebih cepat bila sebagai medium reaksi digunakan tetrahidrofuran atau

beberapa eter lainnya. Halida kemudian diperoleh sebagai zat tersolvasi (Cotton

dan Wilkinson, 2007).

Pelarut logam, oksida atau karbonat dalam larutan asam halogen yang

diikuti oleh penguapan atau pengkristalan memberikan halida terhidrat. Kadang-

kadang zat ini dapat didehidrasi dengan pamanasan dalam vakum, namun ini

sering menjurus kepada hasil tidak murni atau oksohalida. Dehidrasi klorida dapat

dilaksanakan oleh thionil klorida, dan pada umumnya halida dapat dikelola

dengan 2,2-dimetoksipropana (Cotton dan Wilkinson, 2007), yaitu :

CrCl3 . 6 H2O + 6 SOCl2 CrCl3 + 12 HCl + 6 SO2

Reflux

MXn . mH2O in CH3C(OCH3)2CH3 MXn + m(CH3)2CO + 2mCH3OH

Gambar 2.1 Reaksi Dehidrasi Klorida oleh thionil klorida

Chlorine is the most abundan ! of the halogens and occurs as chloride

ion in sea water, salt wells and salt beds, where it is combined with Na+, K+, Mg2+

Page 6: Halogen Ria Copy

and Ca2+. On a small scale, the element can be made by chemical oxidation, as

with MnO2 (Sienko dan Plane,2001).

Klorin merupakan halogen yang paling melimpah dari halogen lain dan

ditemukan sebagai ion klorida dalam air laut, garam sumur, dan tempat yang

mengandung garam, dikombinasikan dengan Na +, K +, Mg 2 + dan Ca 2 +. Pada

skala kecil, elemen dapat dibuat dengan oksidasi kimia, seperti dengan MnO2

(Sienko dan Plane, 2001).

Bromine, from the Greek word bromos for stink, occurs as bromide ion

in sea water, brine wells, and salt beds and is less than a hundredth as abundant

as chlorine. The element is usually prepared by chlorine oxidation of bromide

solutions, as by sweeping chlorine gas through sea water. Since chlorine is a

stronger oxidizing agent than bromine, the reaction occurs as indicated (Sienko

dan Plane, 2001).

Brom, berasal dari kata bromos yaitu dalam bahasa Yunani berarti bau

yang ditemukan sebagai ion bromida dalam air laut, air sumur yang asin, dan

tempat yang mengandung garam. Kelimpahan brom kurang dari seperseratus

kelimpahan klorin. Unsur ini dioksidasi oleh klorin dengan gas klor menyapu

melalui air laut. Karena klorin adalah oksidator kuat dari brom yang reaksinya

ditunjukkan sebagai berikut (Sienko dan Plane, 2001) :

Cl(g) + 2 Br- Br2 + 2 Cl-

Klorin dan senyawanya mempunyai manfaat yang tak terhitung dalam

industri bahan kimia dan yang berhubungan dengannya. Klorin digunakan untuk

memurnikan air minum dan anti bakteri untuk kolam renang, limbah kota, dan

limbah industry. Penggunaan ini didasarkan pada daya oksidasi Cl2 dan OCL,

Page 7: Halogen Ria Copy

yang terbentuk bila Cl2 dilarutkan dalam larutan basa. Larutan hipoklorit

digunakan sehari – hari sebagai pengelantang dan dalam produksi kertas dan

rayon. Klorin digunakan dalam produksi CCl4 , etilenaglikol (bantibeku otomoti),

dan industri dari senyawa organik lain.

Senyawa fluor dan klorin yang berkenaan dengan lingkungan. Akhir-akhir

ini telah diketahui bahwa sejumlah senyawa F dan Cl yang digunakan secara luas

dapat membahayakan lingkungan (Petrucci, 1992).

Page 8: Halogen Ria Copy

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaI/aseton,

AgNO3/alkohol, benzil klorida, kloroform, minyak, mentega, kloro benzene,

diklorometan, dan karbon tetraklorida (CCl4).

3.2 Alat Percobaan

Alat – alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak

tabung, dan pipet tetes.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Reaksi dengan CCl4 dan CHCl3

Disiapkan tiga buah tabung reaksi yang masing-masing tabung reaksi

diisi dengan 0,5 mL CCl4. Kemudian ditambahkan air pada tabung (1), minyak

pada tabung (2), dan mentega yang sudah dicairkan pada tabung (3). Selanjutnya

dikocok dan diperhatikan kelarutannya serta dicatat perubahan yang terjadi.

Dikerjakan sesuai dengan prosedur sebelumnya dengan menggunakan CHCl3.

3.3.2 Reaksi dengan AgNO3/alkohol dan NaI/aseton

Disiapkan empat buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan

1 mL AgNO3/alkohol yang berkadar 2 %. Kemudian ditambahkan 1-2 tetes kloro

benzen pada tabung (1), kloroform pada tabung (2), benzil klorida pada tabung (3)

dan diklorometan pada tabung (4). Kemudian dikocok agak kuat dan diamati serta

Page 9: Halogen Ria Copy

dicatat perubahan yang terjadi. Dikerjakan sesuai dengan prosedur sebelumnya,

dengan menggunakan NaI/aseton.

Page 10: Halogen Ria Copy

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Pengamatan

A. Reaksi dengan CCl4 dan CHCl3

Bahan Kelarutan dalam Keterangan

CCl4 CHCl3 CCl4 CHCl3

Air Bening,

terbentuk 2 fase

Bening,

terbentuk 2 fase

Tidak larut Tidak larut

Minyak Bening, 1 fase Bening, 1 fase Larut Larut

Mentega Keruh, 1 fase,

perubahan warna

menjadi kuning

Keruh, 1 fase,

perubahan warna

menjadi kuning

Larut Larut

B. Reaksi dengan AgNO3/alkohol dan NaI/aseton

Bahan Kelarutan dalam Keterangan

AgNO3/alkohol NaI/Aseton AgNO3/

alcohol

NaI/

Aseton

Benzil Klorida Keruh,

terbentuk

endapan

Keruh,

terbentuk

endapan

Bereaksi Bereaksi

Klorobenzena Bening Bening Tidak

bereaksi

Tidak

bereaksi

Kloroform Bening Bening Tidak

bereaksi

Tidak

bereaksi

Diklorometana Bening Kuning Tidak

bereaksi

Bereaksi

Page 11: Halogen Ria Copy

CH2 O C

CH O C

CH2 O C

(CH2) 16CH3

(CH2) 16CH3

(CH2)16CH3

C

O

O

CCl4

CH2 O C

CH O C

CH2 O C

(CH2)16CH3

(CH2)16CH3

(CH2)16CH3

C

O

O

CCl4

+

CH2 O C

CH O C

CH2 O C

(CH2) 14CH3

(CH2) 14CH3

(CH2)14CH3

C

O

O

CCl4

CH2 O C

CH O C

CH2 O C

(CH2)14CH3

(CH2)14CH3

(CH2)14CH3

C

O

O

CCl4

+

CH2 O C

CH O C

CH2 O C

(CH 2 ) 16 CH3

(CH 2 ) 16 CH3

(CH 2 ) 16 CH3

C

O

O

CHCl 3

CH2 O C

CH O C

CH2 O C

(CH 2 ) 16 CH3

(CH 2 ) 16 CH3

(CH 2 ) 16 CH3

C

O

O

CHCl 3

+

4. 2 Reaksi

4.2.1 Kelarutan CCl4 dalam air, minyak, dan mentega

a. Dalam air

CCl4 + H2O

b. Dalam minyak

c. Dalam mentega

4.2.2 Kelarutan CHCl3 dalam air, minyak, dan mentega

a. Dalam air

H2O + CHCl3

b. Dalam minyak

Page 12: Halogen Ria Copy

Cl

+ AgNO3

NO3

+ AgCl

putih

CH2Cl

+ AgNO3

CH2NO3

+ AgCl

putih

Cl

+ NaI

CH2Cl

+ NaI

CH2 O C

CH O C

CH2 O C

(CH2)14CH3

(CH2)14CH3

(CH2)14CH3

C

O

O

CHCl3

CH2 O C

CH O C

CH2 O C

(CH2)14CH3

(CH2)14CH3

(CH2)14CH3

C

O

O

CHCl3

+

c. Dalam mentega

4.2.3 Reaksi Benzil klorida dalam AgNO3

1.

2.

3. CHCl3 + AgNO3 CHCl2NO3 + AgCl

putih

4. C2H5Br + AgNO3 C2H5NO3 + AgCl

putih

5.

6.

Page 13: Halogen Ria Copy

7. CHCl3 + NaI

8. C2H5Br + NaI

Page 14: Halogen Ria Copy

4.2 Pembahasan

Pada percobaan senyawa halogen organik terdapat dua tahap prosedur

kerja yang akan dilakukan. Percobaan 1 dilakukan untuk mengetahui kelarutan

suatu senyawa halogen organik. Bahan senyawa halogen organik yang digunakan,

yaitu CCl4 dan CHCl3 yang direaksikan dengan air, minyak, dan mentega cair

yang menunjukkan bahwa CCl4 dan CHCl3 tidak larut dalam air melainkan kedua

senyawa tersebut tenggelam di dasar wadah. Hal tersebut terjadi sebab kedua

senyawa tersebut bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar sehingga

menyebabkan kedua senyawa tersebut tidak larut dan juga dikarenakan kedua

senyawa tersebut mempunyai berat molekul yang lebih berat dari pada air

(1 g/cm3) sehingga menyebabkan CHCl3 (1,6 g/cm3) dan CCl4 ( >1 g/cm3)

tenggelam atau berada di dasar tabung.

Sedangkan, ketika CHCl3 dan CCl4 yang masing-masing direaksikan

dengan minyak dan lemak terlihat bahwa kedua senyawa tersebut larut dalam

minyak dan lemak yang disebabkan karena antara CHCl3 dan CCl4 dengan

minyak dan lemak dapat membentuk ikatan yang disebabkan karena CHCl3 dan

CCl4 bersifat nonpolar, begitupun pada minyak dan mentega bersifat nonpolar.

Percobaan 2 dilakukan untuk mengetahui kereaktifan senyawa halogen

organik digunakan AgNO3/alkohol dan NaI/aseton, di mana pada reaksi

AgNO3/alkohol dengan benzil klorida, kloroform, kloro benzene, dan

diklorometan. Hanya benzil klorida yang bereaksi membentuk endapan dan

warnanya sangat keruh, sedangkan tiga senyawa lainnya tidak bereaksi dan tidak

membentuk endapan. Senyawa yang dikatakan bereaksi apabila termasuk dalam

salah satu ciri larutan yang diantaranya adalah terjadi perubahan warna, terbentuk

Page 15: Halogen Ria Copy

endapan, berwarna keruh, dan ada aromanya bila dicium. Urutan senyawa yang

cepat bereaksi yaitu benzil klorida > diklorometan > klroform > kloro benzen.

Alkil halida lebih cepat bereaksi sebab mempunyai kereaktifan dan

keelektronegatifan yang rendah sehingga lebih mudah terlepas dan digantikan

oleh gugus lain. Berdasarkan tingkat kereaktifan dan keelektronegatifan senyawa

non logam yang seharusnya terlebih dahulu bereaksi adalah kloroform bukan

benzil klorida yang berdasarkan teori disebabkan oleh kloro benzen yang

merupakan kategori asil halida yang lebih reaktif dan lebih stabil.

Reaksi antara NaI/aseton dengan benzil klorida, kloro benzena, dan

kloroform tidak terjadi reaksi sebab I tidak dapat mendesak Cl karena Cl

mempunyai kereaktifan dan keelektronegatifan lebih besar dibanding I.

Diklorometan mengalami reaksi dengan perubahan warna dari bening menjadi

kuning.

Page 16: Halogen Ria Copy

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa senyawa halogen organik (CCl4 dan CHCl3) tidak dapat larut dalam air,

namun larut dalam senyawa organik seperti minyak dan mentega sehingga

senyawa halogen organik (CCl4 dan CHCl3) termasuk senyawa nonpolar.

Senyawa halogen organik, seperti klorobenzena dan kloroform tidak

bereaksi dalam AgNO3 maupun NaI, sedangkan benzil klorida dapat bereaksi

dengan AgNO3 dan NaI membentuk endapan putih dan keruh, begitupun pada

diklorometana dapat bereaksi dengan NaI menghasilkan perubahan warna menjadi

kuning, namun diklorometana tidak bereaksi ketika direaksikan dengan AgNO3.

5.2 Saran

Untuk asisten telah cukup baik dalam memberikan pemahaman dan

pengarahan kepada praktikan sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar

dan baik.

Untuk laboratorium agar lebih memperhatikan alat-alat laboratorium

yang mulai rusak dan cepat menggantinya dengan yang baru agar praktikum

berjalan dengan lancar.

Page 17: Halogen Ria Copy

DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson, 1998, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, Erlangga.

Hadisuwoyo, Muljono dan Rubianti Sulianry, 1993, Kimia Dasar II, Makassar, Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.

Petrucci, Ralph H, 1992, Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 2, Jakarta, Erlangga. Said, Nusa Idaman, 2007, Pilot Plant Pengolahan Air Minum dengan

ProsesBiofiltrasi dan Ultrafiltrasi, Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT, (1) : 1-2.

Sienko, Michell dan Robert Plane, 2001, Chemistry Second Edition, Jakarta,

International Student Edition.

Page 18: Halogen Ria Copy

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 23 April 2013

Asisten Praktikan

(RAYMOND KWANGDINATA) (SEPTARIA YOLAN KL.)

H311 09 270 H311 12 253

Page 19: Halogen Ria Copy

LAMPIRAN

A. BAGAN KERJA

− Ditambahkan air pada tabung (1), minyak pada

tabung (2), dan mentega yang sudah dicairkan pada

tabung (3). Dikerjakan sesuai dengan prosedur

sebelumnya, dengan menggunakan CHCl3.

− Dikocok dan diperhatikan kelarutannya.

− Dicatat perubahan yang terjadi.

− Diulangi prosedur percobaan dengan menggunakan

CHCl3.

− Ditambahkan 1-2 tetes kloro benzen pada tabung (1),

kloroform pada tabung (2), benzil klorida pada tabung

(3), dan diklorometan pada tabung (4).

− Dikocok agak kuat dan diamati perubahannya.

− Dicatat perubahan yang terjadi.

− Diulangi prosedur percobaan dengan menggunakan

NaI/Aseton.

0,5 mL CCl4 0,5 mL CHCl3

HASIL

1 mL NaI/aseton

HASIL

1mL AgNO3/alkohol

Page 20: Halogen Ria Copy

LAMPIRAN 2 Gambar hasil reaksi 1.

a. Air + CCl4

b. Minyak + CCl4

c. Mentega + CCl4

Page 21: Halogen Ria Copy

d. Air + CHCl3

e. Minyak + CHCl3

f. Mentega + CHCl3

g. Benzil klorida + AgNO3

Page 22: Halogen Ria Copy

h. Kloro benzen + AgNO3

i. Kloroform + AgNO3

j. Diklorometan + AgNO3

Page 23: Halogen Ria Copy

k. Benzil klorida + NaI/Aseton

l. Kloro benzen + NaI/Aseton

m. Kloroform + NaI/Aseton

n. Diklorometan + NaI/Aseton