hilangnyarepository.usd.ac.id/10651/1/hilangnya halaman rumahku...˝saya sudah minumklorokuin. biar...

315

Click here to load reader

Upload: lekien

Post on 21-Jul-2019

281 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente
Page 2: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

HILANGNYAHALAMAN RUMAHKU

G. Budi Subanar

Page 3: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Persembahan

Untuk para pendidik dan para dokteryang tak pernah menghitung waktu

kapan akan selesai berkarya

Untuk dia yang merelakan nyawanyasaat berkarya di wilayah kepulauan Maluku

Page 4: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

HILANGNYA

HALAMAN RUMAHKU

G. Budi Subanar

PenerbitUniversitas Sanata Dharma

Page 5: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

HILANGNYA HALAMAN RUMAHKU

Copyright © 2013PENERBIT UNIVERSITAS SANATA DHARMAJl. STM Pembangunan (Mrican) 1A, GejayanYogyakarta 55281Telp. (0274) 513301, 515253 Ext.1527/1513Fax (0274) 562383e-mail: [email protected]

Diterbitkan oleh:

Penerbit Universitas Sanata DharmaJl. STM Pembangunan (Mrican) 1A,Gejayan Yogyakarta 55281Telp. (0274) 513301, 515253;Ext.1527/1513Fax (0274) 562383e-mail: [email protected]

G. Budi Subanar

Editor 1: Budi SarjonoEditor 2: B. Rahmanto

Desain Sampul:Sigit Pius

Tata Letak:Thoms

Cetakan Pertamavii, 306 hlm.; 125 x 200 mm.ISBN: 978-602-9187-36-6EAN: 9-786029-187366

Penerbit USD

Universitas Sanata Dharmaberlambangkan daun teratai coklatbersudut lima dengan sebuah oborhitam yang menyala merah, sebuahbuku terbuka dengan tulisan ”AdMaiorem Dei Gloriam” dan tulisan”Universitas Sanata DharmaYogyakarta” berwarna hitam didalamnya. Adapun artinya sebagaiberikut.Teratai: kemuliaan dan sudut lima:Pancasila; Obor: hidup dengansemangat yang menyala-nyala;Buku yang terbuka: iImupengetahuan yang selaluberkembang; Teratai warna coklat:sikap dewasa yang matang; ”AdMaiorem Dei Gloriam”: demikemuliaan Allah yang lebih besar.

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dandengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis daripenerbit.

Page 6: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku v

Pengantar Penulis

Novel ini merupakan hasil penulisan darisebuah proses panjang. Baik secara kurun waktu,maupun sejumlah pembicaraan yang memberisumbangan sampai hasil akhir yang sekarang adadi tangan pembaca. Sejumlah pihak perlu sayasebut karena keterlibatannya dalam proses kreatif,memberi komentar atau mengajukan pertanyaansehingga merangsang imajinasi penulisan buku ini.Triyono teman serumah menjadi kawan bercakapsebagai sesama pendidik. Bapak Rahmanto yangberpengalaman sebagai pengajar di Fakultas SastraUniversitas Sanata Dharma telah meluangkanwaktu untuk membaca naskah awal buku ini. Virusdan teman-teman di komunitas Iboekoe pernahmendiskusikan bersama naskah buku ini, danbeberapa kali menanyakan kapan terbit. Mas BudiSarjono memberi masukan berharga sampaiakhirnya novel ini terwujud. Sigit Pius membuatkanilustrasi cover. Terima kasih untuk Anda semua.

Sebagai sebuah novel, nama-nama orangyang ada merupakan tokoh fiktif, rekaan imajinasi.Sekiranya ada pihak yang memiliki kesamaannama, tentu hanya kebetulan saja.

Akhir kata, selamat menikmati.

Page 7: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente
Page 8: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku vii

Daftar Isi

Persembahan ......................................................... ii

Pengantar Penulis ................................................. v

Daftar Isi ................................................................ vii

1. Langkah Nyaris Terhenti ............................. 1

2. Risiko Guru .................................................... 23

3. Melintasi Padang Alang-Alang .................. 64

4. Negeri Angin .................................................. 114

5. Keterbatasan Mengatasi Alam .................... 143

6. Pulang Kampung ........................................... 172

7. Naik Rumah – Memilih HidupMembujang? .................................................. 204

8. Yang Terasing di Tanah Sendiri ................. 228

9. Amok ............................................................... 260

Page 9: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente
Page 10: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 1

LANGKAH NYARIS TERHENTI

“Aduh….”, Suryo mengaduh lirih. Keduatelapak tangannya terbuka memegangi pelipisnya.Dia beringsut agar tidak terjatuh dari bibir kursikayu di belakang meja guru. Empatpuluh tigapasang mata memandanginya sambil menahannapas. Tak tahu apa yang mesti diperbuat. Anak-anak itu baru saja menyaksikan gurunya terhuyungberpindah dari posisi berpegangan papan tulis lalududuk di kursinya.

Suryo memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut. Rasanya semuanya berputar-putar. Inilahgejala kambuhnya malaria.

Rangkaian rumus fisika gerak tentang kecepatantidak sempat diselesaikannya. Tiba-tiba gemetaranmenyerang seluruh tubuhnya. Ia menggigil, dan kepalaberdenyut-denyut memusingkan. Seperti gerbong-gerbong kereta yang bergemuruh menyusuri rel.

“Pak, cincin-cincin plasmodium falcivarum telahmengacak butir-butir darah merah pu Bapak. Dibawah mikroskop itu kelihatan. Seperti rangkaianbutir-butir bulat hitam kadang-kadang diseling

1.

Page 11: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku2

seperti cincin putih. Itulah pencemaran darahyang melemahkan tubuh. Akibatnya, suhu tubuhmeninggi karena infeksi, tapi badan menggigil, mo,”kata petugas laboratorium setelah mengambilsampel darah lewat jari Suryo.

“Untung bukan plasmodium vivax. Kalauyang satu ini, Pak Guru su kena malaria tropika.Akibatnya dahsyat, mo. Bisa menyerang jaringansyaraf otak pu Bapak dan sumsum tulangbelakangnya. Ada yang jadi gila, Pak,” petugas itumenambahkan.

“Gimana Usi ini, sudah demam goyangmenggigil setengah mati masih dibilang beruntung,”kata Suryo lemah menimpali penjelasan petugaslaboratorium.

“Betul, Pak. Kalau Bapak kena yang satu itu,murid-murid rugi. Tidak akan ketularan pinternyaBapak, mo. Malah Bapak yang kena tular keraskepalanya anak-anak,” jawab petugas laboratoriumitu.

“Iya Usi, terima kasih,” ucap Suryo.

“Sudah, Pak. Istirahat dulu ya,” kata petugaslaboratorium itu akhirnya.

“Terima kasih, Usi,” sahut Suryo.

Sudah tiga hari Suryo terbaring di RumahSakit Pemda Kepulauan Maluku Tenggara. Inilahkali pertama dari sekian banyak serangan malariayang mengantarnya sampai rawat inap. BarangkaliSuryo terlalu kelelahan. Biasanya, tak sampai

Page 12: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 3

demam goyang. Tapi yang satu ini, tiba-tiba demamgoyang menyerangnya di depan kelas. Suryo knockout. Dia tak bisa menghindar dari paksaan untukmasuk rumah sakit. Teman-teman di mess guruyang mengantarnya ke sana.

Tak ada kelambu pelindung nyamuk dikamar Suryo. Juga tak ada bekas-bekas pembakaranobat nyamuk. Mungkin Suryo terlalu berhemat. Diajuga tidak memasang obat nyamuk tradisional yangbiasa digunakan penduduk setempat. Menggunakanbunga pohon sukun kering yang jatuh. Entah bauatau asapnya yang mengusir nyamuk-nyamukitu. Yang jelas banyak penduduk memakainya.Tanaman sukun banyak tumbuh karena memangmenjadi satu jenis tumbuhan penyedia pangan dikepulauan Kei.

Siangnya, setelah satu demi satu temannyaberdatangan, mereka menemukan Suryo yangdemam goyangnya masih datang dan pergi.Artinya serangan kali ini cukup serius. Tak bisadihindarkan lagi, harus mondok.

Biasanya Suryo masih bisa bernegosiasi untuktidak dibawa ke rumah sakit. Tapi yang terakhir itu,ia tak kuasa lagi. Ia membiarkan teman-temannyamengambil inisiatif. Yonas, guru bahasa Inggris dariFlores mempersiapkan pakaian dan perlengkapanpribadi lainnya. Mokhtar guru sejarah dari Makasarmencegat kendaraan umum yang membawanya kerumah sakit.

Page 13: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku4

Suryo ingat, bagaimana ia dipapah darikamarnya di deretan mess guru ke mobil angkutanumum. Dari pinggiran desa Langgur, mobil berjalanke rumah sakit, melintasi Ohoibun, Ohoijang,menyeberang jembatan Watdek yang memisahkandua pulau yang saling berdekatan, menanjak danmenikung menembus Wairhir. Sepanjang jalan,campur aduk antara goncangan mobil danmenggigilnya badan. Masih ditambah kepala yangberputar-putar. Dan akhirnya memasuki kawasanRumah Sakit Tual.

“Untung teman-teman berhasil memaksa.Untung saya masih bisa mengontrol kesadaransaya. Kalau tidak, pasti gila seperti yang dibilangusi petugas laboratorium tadi,” kata Suryo dalamhati.

Ia menerawang ke langit-langit, belum bisaduduk berlama-lama. Kepalanya masih serbaberputar kalau duduk. Suryo berusaha memejamkanmata. Mulutnya masih pahit. Tulang-tulangnyangilu. Kepalanya masih berdenyut-denyut. Lemassekali rasa tubuhnya. Duh….

Antara tidur dan terbangun, Suryo merasaibunya muncul dalam bayangan. Duduk di tepiantempat tidurnya. Seperti sebuah kerinduan yang takdapat ditepis. Ingatan tentang pengalaman sakitpada masa kecil. Ibunya menunggui Suryo dipinggiran tempat tidur. Ibunya mengusap-usapkepalanya sambil berucap, “Cepat sembuh ya,Nak…” Sesudahnya, Suryo terlelap.

Page 14: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 5

Ia terbangun karena suara batuk yangberkepanjangan dari pasien yang ada di sebelahruangannya. Kata seorang perawat, itu ruanganisolasi bagi para penderita tuberculosis. Kadang-kadang batuk mereka saling bersautan. Bagaikansebuah konser batuk dari para penderita tbc.

Ketika suara batuk di sebelah ruanganberhenti, Suryo masih tetap terjaga. Ada rasa ngerimenjangkiti dirinya. Belum pernah dia merasakanhal ini selama tinggal di kepulauan ini.

Suryo mengubah posisi tidurnya. Dariterlentang, ke posisi miring, lalu meringkuk. Kendatitak lagi merasakan kedinginan, Suryo merasa enakdengan posisi itu. Posisi yang aman dan nyaman.Kembali dalam posisi seperti ketika masih berada didalam rahim. Ia kembali tertidur.

Dalam posisi meringkuk, seakan ada tigapihak yang istirahat bersama secara total. Keduakakinya juga diistirahatkan total. Dalam keadaannormal dan sehat, Suryo berdiri kokoh di ataskedua kakinya. Kaki-kaki itulah yang membawanyasampai di Kepulauan Kei ini. Sekarang, kedua kakiitu diistirahatkan. Posisinya ditekuk. Di telapakkaki itu ada jejak janin yang tengah meringkuk.Tumit menjadi bagian kepala, dan bagian telapakyang lain menjadi bagian tubuhnya. Suryomeringkuk seperti yang tergambar di telapakkakinya. Dalam keadaan itu kedua telinganya takmendengar suara apapun. Telinga itu baru sajamendengar suara batuk-batuk. Itu yang membuat ia

Page 15: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku6

terbangun dan merasakan kengerian karena takberdaya…

*****

Nyamuk anopeles pembawa petaka, termasukpembunuh berdarah dingin. Korbannya, sampaisekarang secara statistik tetap menempati rankingatas. Angka korbannya untuk Indonesia maupununtuk tingkat dunia tetap tinggi.

Nyamuk-nyamuk itu berbiak di bakpenampungan air hujan. Maklum, pulau inisebagian besar tanahnya berupa batu karang. Diseluruh pulau hanya ada satu sumber mata air.Terpaksa penduduk, mengandalkan air hujan yangditampung. Persediaan air untuk musim kemarau.

Malaria memang jadi momok baik bagipenduduk asli maupun para pendatang. Di dekatlapangan terbang ada kerkhof, makam untuk paramisionaris dan leluhur-leluhur daerah itu yanghidup pada abad-abad lampau. Sebagian dari merekakurban malaria. Mati muda. Pionir misionaris daerahitu datang dan diterima penduduk setempat karenaberhasil membantu menyembuhkan penduduk darimara bahaya penyakit. Ternyata para misionarisyang datang kemudian, tak mampu bertahanberhadapan dengan malaria.

Suryo ingat masa-masa awal kedatangannya.Tiga penghuni baru di mess guru seakan diinisiasioleh guru kenalannya, Pak Lukas Hungan.

Page 16: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 7

Dengan wajah yang merona, Pak Lukasmeyakinkan Suryo. ”Ini penangkal malaria. Rasanyahangat di badan, mo. Kalau badan su merasa ngilu-ngilu, perlu ditambah kayu ular. Sedikit sa. Serbukkayu yang diserut dari potongan kayu itu, diseduhdalam sopi. Rasanya memang pahit. Tapi, sesudahitu tidurnya berkeringat. Seharian tidur saja, nantimalaria tak jadi datang. Kalau sudah terlambatberbahaya mo..., bisa demam goyang, Pak,” katanyamenjelaskan dengan logatnya yang khas.

“Ayo, cobalah,” katanya lagi mencobameyakinkan.

“Terima kasih, Pak Lukas. Saya belumberani,” jawab Suryo. “Belum berani. Masih takutsama sopi.”

Mokhtar juga hanya menggeleng, sambilberucap, “Tidak, terima kasih.”

Yonas yang menyambut ajakan Pak Lukasdan mengiringi tuan rumah menikmati sopi yangdihidangkan. Agaknya dia telah terbiasa denganminuman itu.

Minuman sopi yang terhidang di meja ituwarnanya putih agak kekuningan. Baunya sepertiair tape, tapi lebih keras. Pak Lukas menjelaskanada yang lebih jernih juga. Bahkan kalau disulutkorek api ada yang bisa terbakar.

Kala menyaksikan Pak Lukas meminum sopiitu, yang terlintas dalam ingatan Suryo adalahungkapan-ungkapan yang pernah didengar dariayahnya. Orang Jawa memiliki cara untuk melukiskan

Page 17: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku8

beberapa keadaan tatkala seseorang menikmatiminumannya. Eka padmasari – minum segelas,mukanya akan kemerahan laksana bunga. Dwiamartani - gelas kedua akan membuat banjir kata-kata. Berlanjut ke gelas ketiga, tri kawulo busono.Dunia terasa panas …. Sekujur tubuh bermandikeringat. Kancing baju dilepas satu-persatu. Gelaskeempat menjadikan perangainya seperti monyet.… Catur wanara rukem. Kemabukan itu telah mulaimenguasainya. Panca sureng panggah - gelas kelimaakan membuatnya seakan paling perkasa. Sad gunowiweko - gelas keenam membuat kesadarannyamelayang. Gelas ketujuh, kedelapan, kesembilandan selanjutnya…. Akhirnya terkapar, tumbang.Dia bukan siapa-siapa lagi.

Pak Lukas sama sekali tak menampakkan diritelah menjadi mabuk. Hanya wajahnya meronamerah. Tetap saja dia memprovokasi Suryo danMokhtar.

“Ha... Memang ini air api, mo.. Hangatrasanya. Tapi antimalaria. Terserah Pak Suryo danPak Mokhtar. Kalau nanti su kena malaria, barutahu rasa, mo,” kata Pak Lukas nerocos begitu saja.

“Saya sudah minum klorokuin. Biar kebal,”Suryo memberi penjelasan.

“Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ...Parlente. Omong kosong. Jangan mimpi kebalmalaria, Pak,” sergah Pak Lukas.

Page 18: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 9

Benar juga. Setelah kena serangan pertamamalaria, Suryo mulai mengkonsumsi sopi kalaubadan sudah memberi sinyal malaria akan muncul.Benar-benar mujarab campuran sopi dan kayu ularitu. Tapi yang terakhir, Suryo tidak mendugaserangan mendadak itu. Akibatnya, dia terpaksameringkuk 7 hari di rumah sakit. Menunggu duasiklus putaran malaria tertiana, Suryo diperkenankanpulang. Jadi cuti sakit selama seminggu di rumahsakit setelah hampir dua tahun tinggal di Kei.Lumayan. ...

*****

Kesembuhan dari malaria tidak serta mertamembuat Suryo dapat langsung beraktivitas sepertisedia kala. Di rumah sakit, malaria tak lagidijinakkan dengan klorokuin. Melainkan dihantamdengan kina. Pengaruhnya sangat terasa. Kupingseakan menjadi pekak dan tuli. Jantungnya memaculebih keras. Benar-benar tak mengenakkan badanrasanya. Hasilnya memang mujarab. Setelah duaputaran, cincin-cincin kabut plasmodium menghilang.Kendatipun demikian, setelah sembuh, ritmehidupnya masih lamban.

Situasi ini membuat Suryo menjadi serbasensi. Biasanya, ritme kerjanya seakan mengatasiirama denyut jantung karena harus secara cepat kesana kemari menangani berbagai perkara. Diamemberi les tambahan untuk murid-muridnya yangmasih lamban dalam menghitung-hitung angka.Atau pikirannya harus dibagi untuk memperhatikan

Page 19: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku10

bermacam-macam hal. Berkunjung dan menyambangirumah-rumah orang tua murid untuk mengenalikehidupan keluarganya. Sekaligus mengenali adatistiadat mereka. Khas perilaku seorang gurubimbingan konseling yang merasa perlu mengenalikehidupan murid-muridnya.

Irama hidup seperti itu kerapkali membuatnyatak peduli dengan rasa lelah, atau gairah perasaanyang muncul. Padahal biological alarm, sinyal-sinyaltubuh dan gairah perasaan menjadi sinyal yangmenyuarakan dimensi ketubuhan dan dimensidalam dari hidup seseorang. Sampai akhirnya, jatuhsakit.

Selama berbaring seminggu di rumah sakit,Suryo merasa laju gerak hidupnya direm.

Hari itu ia duduk bersandar di sebuah kursikayu di sudut kamarnya. Sambil mendengarkantape recorder mendendangkan lagu pop. Romantis.Melankolis. Irama dan syairnya membuatnyaseperti ringkih.

Memori, kau membuka luka lamayang kuingin lupa.Memori tolong daku pergi jauh,janji takkan kembali, memori….

Dia memandangi meja kerja yang berisi bukupelajaran dan kertas pekerjaan siswa-siswinya.Pekerjaan-pekerjaan itu selama ini telah ditinggalkan.Dia belum berminat menyentuhnya. Toh, semestergenap baru berjalan dua bulan.

Page 20: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 11

Suryo merasa beruntung bisa sakit danharus menjalani perawatan. Kalau tidak, dia hanyaakan terus digerakkan oleh pikiran-pikiran dankeprihatinannya. Kurang memperhatikan ritmetubuh dan gelombang perasaannya. Tatkala orangkurang memberi perhatian pada dimensi-dimensitersebut, bisa jadi perangainya sangat berbeda.Akan menjadi orang yang mekanistis. Seakan robothidup. Bisa saja dia menjadi ketus. Tidak peka padaperasaannya sendiri. Tak peduli pada perasaanorang lain. Orang bisa menjadi beringas dan taklagi peduli pada perasaan. Semua tak lagidiperhitungkan pada manusia sebagai pribadidengan rasa, akal, dan kehalusan jiwa. Semuanyahanya diperlakukan pada wilayah fungsi. Lebihcelaka lagi, orang lain akan menjadi ancaman dansaling menghancurkan. Sebuah hubungan rivalitas.Homo homini lupus. Manusia menjadi serigala bagisesamanya….

Suryo tak mau berlama-lama di rumah sakit.Selain biaya ekstra yang mesti dikeluarkan daritabungannya, ia tak mau meninggalkan anak-anakdidiknya. Dia juga tak mau terlalu jauh dari rekan-rekan kerjanya. Orang-orang itu dengan segalaceloteh dan perangainya, mereka telah memperkayahidupku. Suryo tersenyum lemah. Inilah hari-haripertama sepulang dari rumah sakit itu.

Bayangan dokter yang merawatnya berkelebatdi ingatan Suryo. Seorang dokter perempuanberparas manis.

Page 21: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku12

“Selamat pagi, Dokter,” sapa Suryo lemah.Dia beringsut ke atas, berusaha duduk menyambutkedatangan dokter perempuan itu.

“Slamat pagi. Bapak tak perlu duduk. Tetapsaja berbaring,” katanya mencegah. Sekilas diamembaca status pasien yang disodorkan perawat.Dia mendekati Suryo lalu memintanya untukmengulurkan tangan kanannya. Tangannyamemegang pergelangan tangan Suryo, lalumeletakkan jari penunjuk pada nadi Suryo danmenghitung denyut nadinya. Pemeriksaan dilanjutkandengan melihat kedua mata Suryo, dan organmulutnya. Dokter itu menyorotkan batere kecilpada kedua mata Suryo, dan rongga mulutnya.

“Coba bernafas biasa, Pak,” katanya padaSuryo saat dia menempelkan stetoskop di dadaSuryo. Suryo tidak jadi menahan napas mendengarinstruksi dokter itu.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter itumemberitahukan keadaan penyakit Suryo. “Bapakterkena malaria tertiana,” katanya. “Apa ini yangpertama kali Bapak terkena malaria?”

“Tidak, Dokter,” jawab Suryo. “Sudah yangkesekian kalinya. Tapi biasanya tidak dengandemam goyang.”

“Bapak terlalu lemah. Perlu istirahat sampaimalarianya hilang,” katanya menyarankan.

“Ya, Dokter,” jawab Suryo lemah. “Tapi, sayaingin cepat sembuh, Dokter.”

Page 22: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 13

“Jangan kuatir, Pak,” katanya menghibur.“Kuncinya satu, Bapak perlu banyak beristirahat,dan banyak makan. Saya akan mengobatimalarianya,” kata dokter itu menegaskan.

Suryo mengingat peristiwa itu. Hari-hariberikutnya, ia merasakan dokter itu menyapanyaramah.

“Kok, sejak pertama saya datang, sepertinyatidak ada anggota keluarga yang menunggui?”tanyanya.

“Saya guru perantau, Dokter,” aku Suryo.

“Oh, perantau yang pemberani. Ternyata kalahberhadapan dengan malaria,” katanya meledek.

Suryo hanya bisa tersenyum kecut.

Dokter itu berusaha menanyainya beberapahal detil. Masih tampak kekakuannya. Dia banyakmendengarkan penjelasan perawatnya. Ketikamemegang nadi Suryo, atau menempatkan stetoskopke dada Suryo, sepertinya juga menghindari tatapmuka dengan pasiennya.

Di tempat duduknya, Suryo berusaha menyusunserpihan-serpihan pengalamannya. Membiarkansemua gairah perasaan muncul dan bergerak. Antarasengaja dan tidak, Suryo membiarkan pengalaman-pengalaman itu membuka kekayaan baru untukhidupnya.

Beberapa bagian pengalaman itu sudahdituangkan dalam catatan hariannya. Suryomenuliskan dengan huruf-huruf kapital. AKHIRNYA,

Page 23: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku14

MALARIA MEMBUATKU K.O. SEMINGGU DIRUMAH SAKIT. Duh…. Satu dua kalimatditambahkan. TERLALU BANYAK YANGMESTI DITULISKAN. MASIH ENGGAN SAJARASANYA…

*****

“Wah, kena malarindu tropikangen ya… Kangenpadaku, kan… Perlu sulfatirangkul tuh, Mas.” Begitulahpenggalan tulisan surat adik perempuannya dariYogya. Suryo membacanya sambil tersenyum kecut.

Ia memaklumi perangai adik perempuannya.Anak bungsu yang memang agak manja padanya.Balasan surat itu diterima Suryo setelah memberitakankepada orang tuanya sepulang dari perawatan diRumah Sakit. Pada bagian akhir surat, Suryomenambahkan, “Bapak Ibu tidak perlu kuatir malariatertiana masih tergolong ringan dibandingkan malariatropika. Yang ini bisa membuat pasien jadi kehilangandaya ingatnya. Ada satu murid terpaksa drop out akibatmalaria tropika yang sudah merusak syaraf otak dantulang belakangnya. Tampaknya sehat tapi tiap kalikambuh, wah gawat. Pernah dia melompat dari jendela dikelas, lalu lari keliling kompleks sekolah sambil teriak,Polisi… Polisi … Entah apa yang ada di dalamingatannya. Untung saya masih bisa mengajar denganbaik. Membagikan ilmu untuk murid-murid di sini. ….”

*****

Setelah beberapa hari Suryo kembali bertugas,sekolahnya didatangi petugas penyuluh dari Dinas

Page 24: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 15

Kesehatan Kabupaten. Memberikan penyuluhanpenyakit malaria. Semua murid dan guru dikerahkan.Berhubung sekolah tidak mempunyai gedungserba guna, ruang yang digunakan adalah dua kelasyang dibongkar batas pemisahnya. Murid-muridantusias mendengarkan. Pembicaranya seorangdokter yang baru datang bertugas, lulusanUniversitas Brawijaya, Malang. Ibu Dokter Jawa,begitu murid-murid memanggilnya. Ada sebutankhusus untuk perantau dari Jawa. Mas Jawa, untuksebutan penjual bakso atau pedagang kelilinglainnya. Mbak Jawa untuk para penjual jamu. Adajuga mbak Jawa yang profesinya adalah PSK.Orang-orang bisa membedakan mana mbak Jawapenjual jamu dan mana mbak Jawa kelompok PSK.Yang terakhir penampilannya lebih menor. Sedangyang berdiri di depan murid dan guru-guru ini IbuDokter Jawa.

Ia bernama Yovita Wijayanti. Biasa dipanggilVita. Begitu dia memperkenalkan diri. Dokter Vitatingginya sedang. Badannya agak subur tapi takterlalu gemuk. Kulit sawo matang. Rambutnyadipotong pendek. Berwajah oval, dan nampakramah. Keramahan juga terasa dari nada bicaranya.Belum lama bermukim di Tual. Baru sekitar 3 bulan.Datang pada awal tahun. Dan kali ini, ditugaskanmemberi penyuluhan tentang malaria di SMABhakti Karya, Langgur. Dengan nada bicarapersuasi yang tidak dibuat-buat, Dokter Vitamenjelaskan, nyamuk anopeles dan daur hidupnya.

Page 25: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku16

Dengan gambar dia juga memperlihatkan gambar-gambar plasmodium falcivarum dan plasmodium vivax.

“Inilah yang meracuni darah Pak Suryosehingga terpaksa dirawat di rumah sakit,” kataDokter Vita sambil menunjuk gambar plasmodiumfalcivarum. “Untung bukan yang ini,” katanya sambilmenunjuk ke gambar plasmodium vivax. “Apa ada diantara kalian yang pernah menderita malariatropika?”, tanyanya.

Pandangannya diedarkan ke seluruh ruangan,menyelidiki murid-murid yang hadir di situ.

Tak ada murid yang mengaku. Merekaterpaku memandangi Dokter Vita yang berdiri didepan papan tulis dengan beberapa gambar peragayang menggantung di sana.

“Berhati-hatilah. Dia bisa menyerang danmerusak jaringan syaraf otak atau sumsum tulangbelakang. Kalau sudah masuk ke jaringan syaraf,orang bisa terganggu fungsi ingatannya.” DokterVita mengingatkan.

Murid-murid hanya saling menengok kanankiri, mencoba saling meyakinkan barangkali adayang terkena jenis itu. Beberapa bulan sebelumnyamemang ada anak yang mengidap malaria tropikakambuh penyakitnya. Dia kehilangan kontrol ketikasedang di dalam kelas dan membuat sekolahmenjadi heboh. Dia melompat dari jendela dan larikeliling kompleks sekolah sambil berteriak-teriak.Terpaksa anak itu kemudian tidak lagi melanjutkan

Page 26: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 17

sekolahnya. Orang tuanya membawanya pulangkampung dan berobat jalan ke rumah sakit Tual.

Seusai penyuluhan, di ruang guru, rekan-rekan guru meledek Suryo.

“Wah, menunggu Pak Suryo jadi korban,baru kita mendapat penyuluhan,” kata Bu Waltenmembuka celotehan. Khas pembawaan seorangguru Bimbingan Konseling.

“Tidak. Bukan, mo. Ibu dokter itu kelihatansekali berulang-ulang menyebut nama Bapak Suryodengan nada yang lain di depan anak-anak. Sampaianak-anak bersuit-suit dan heboh. Barangkali dia pumau sama Pak Suryo,” kata Bu Maria melanjutkanpembicaraan. Naluri keperempuanan Bu Mariamengendus sesuatu dari Dokter Vita.

“Bapak Suryo, bagaimana Bapak pu kataini...” seru Pak Max menggelegar.

Yang dituju sedikit mengangkat kepalasambil omong, “Komentar-komentar seperti inibikin pusing kepala lebih dari serangan malarianyasendiri….”

Yang hadir di ruang guru tertawa.

Dugaan Bu Maria tidak salah. Ataubarangkali komentarnya menjadi pendorong bagiSuryo. Dia ditunjukkan pada peluang itu. Suryopun mulai berkunjung ke perumahan dokter disekitar Kompleks Dinas Kesehatan, Ohoijang. Duakampung dari mess guru tempat tinggalnya.

Page 27: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku18

Mulanya mengungkapkan rasa terima kasih. Dankunjungannya terus berlanjut.

Suryo mulai rajin menyambangi Dokter Vitasesama pendatang dari Jawa yang belum lamabertugas di Kepulauan Maluku Tenggara. Masihsebatas itu.

Vita, salah satu dokter muda dari korpsdokter-dokter PTT, pegawai tidak tetap. Dokter-dokter yang menjadi relawan untuk mencaripengalaman kerja di daerah. Dulu istilahnya dokterinpres. Dokter-dokter yang ditempatkan keberbagai daerah terpencil untuk menjalani wajibkerja. Untuk wilayah Jawa, seorang dokter mudawajib kerja 5 tahun. Untuk wilayah luar Jawa,cukup 2-3 tahun. Pada saat-saat tertentu, korpsdokter dari kabupaten mengadakan kunjungankerja ke daerah-daerah, pulau-pulau kecil di sekitarKei untuk perawatan kesehatan massal dikampung-kampung terpencil. Setelah kunjungan-kunjungannya ke rumah dinas Dokter Vita, kadang-kadang Suryo diajak turne ke daerah.

Dalam sebuah perjalanan kunjungan kekampung jauh di Tanimbar Kei, berenam merekaberada di atas kapal motor pinjaman dari OmHengky, pengusaha dermawan dari Tual. Sebuahkapal motor kecil berkapasitas sepuluh orang.Selama pelayaran, mereka sekaligus memasang kailuntuk ikan cakalang. Sekadar hiburan selinganselama perjalanan.

Page 28: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 19

“Coba, nanti Vita minta bantuan Suryo.Dia kan jago matematika. Kita sering kerepotanmenghitung anak-anak yang ada. Lalu mencocokkandengan jumlah celana mereka.” Dokter Dewa mulaimelempar percakapan sambil bergurau.

“Iya, sekarang giliran Vita yang belumpernah ke kampung,” Dokter Yuni melanjutkan.

“Apaan sih?” Vita tidak paham dengangurauan itu.

Biasanya kalau mereka mengadakan kunjungankerja ke kampung, anak-anak kecil menyambutberderet-deret di pinggir pantai. Sejumlah di antaramereka memang tidak mengenakan celana. Lebihbanyak anaknya daripada celananya, para dokterbiasa bergurau begitu.

“Kita lihat apa Suryo memang gurumatematika sejati,” Dokter Dewa mengalihkanbolanya ke Suryo.

“Yah, saya biasanya mengajar denganmatematika ria,” kata Suryo mengaku.

“Nah, itu pas. Matematika ria, ya matematikaria... ,” Dokter Dewa tertawa karena gurauannyanyangkut dengan pengakuan Suryo.

Dokter Yuni ikut tertawa, “Benar itu, benar.Matematika ria.”

“Apaan sih ini?” Dokter Vita tidak pahamdengan yang mereka tertawakan. Suryo juga takpaham, tapi dia memandangi Dokter Dewa danDokter Yuni yang mentertawakan mereka berdua.

Page 29: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku20

Suryo merasa makin didekatkan dengan cara itu.Tapi Dokter Vita yang namanya disebut pertama,merasa kebingungan.

Dewa, Yuni, Vita ketiganya bertugas di DinasKesehatan Kabupaten Maluku Tenggara. Merekaditempatkan di Rumah Sakit Pemerintah Daerah.Dokter Dewa paling senior di antara ketiganyadatang di Kei paling dulu. Dua tahun lebih belumpernah mengambil cuti. Dia berasal dari Salatigalulusan Kedokteran Universitas DiponegoroSemarang. Dokter Yuni, Tionghoa dari Jakarta,lulusan Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta.Datang ke Tual setahun sesudah dokter Dewa.Dokter Vita yang paling baru. Baru tiga bulandatang ke Tual. Tapi justru dia yang mulai pe-de-ka-te dengan mantan pasiennya, Suryo.

Sambil tertawa, Dokter Yuni mencobamenjelaskan. “Gini, lho Vit. Di Kampung sanananti, kamu akan menemui sejumlah anak yangtidak bercelana. Dari hidungnya kadang-kadangberleleran ingus. Rambut mereka rata-rata keritingkemerahan. Kulitnya gelap agak bersisik. Merekaberdiri berjajar di pinggir jalan masuk kampung.Anak-anak itu nanti akan mengekor di belakangkita. Mereka akan menjadi kelompok pasientersendiri yang perlu diperiksa kesehatannya. Dankamu diminta menghitung jumlah mereka danjumlah celananya. Ya jelas kan, lebih banyak jumlahanaknya.”

Page 30: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 21

“Ah, Mas Dewa keterlaluan!” reaksi Vitasetelah paham apa yang dimaksud.

Suryo menyahut, “Wah itu menarik. Untukmelatih menghitung selisih antara celana danpemakainya. Dilihat satu per satu, dicek lagingitungnya. Sampai yakin betul berapa jumlah anakyang tak bercelana. Wah seru tuh. Perlu benar-benar teliti.”

“Ini juga sama saja,” kata Dokter Vitamencolek lengan Suryo.

“Nah, ini dia. Vita mulai berani mencolek-colek Pak Guru. Ada murid bandel ini,” DokterYuni mengolok Vita. Yang diolok tersipu-sipu.

“Lagi dong, lagi.” Suryo ikut memanfaatkankesempatan.

Vita jadi cemberut dengan perlakuan itu. Diamerasa dipojokkan oleh tiga orang yang mengolok-oloknya.

Dia membuang pandangan ke arah laut.Memandangi riak-riak gelombang yang terciptakarena dibelah oleh jalur kapal motor yangmembawa mereka. Dia berharap dapat menyaksikanlumba-lumba yang berlompat gembira ke permukaan,mengiring jalannya kapal motor. Vita pernahmendengar cerita kalau bisa menyaksikan lumba-lumba yang mengiringi kapal motor, artinyaperjalanannya terberkati.

Melihat gelagat Vita yang berdiam diri,teman-temannya pun ikut berdiam diri. Tak

Page 31: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku22

berminat mengganggunya lagi. Hanya suara mesinyang mendominasi suasana. Juga suara riakgelombang air yang terbelah halauan kapal.

*****

Page 32: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 23

RISIKO GURU

Langgur, seakan menjadi monumen kenangannama Tuan Lange yang berkarya di Ohoingor.Sebuah desa di Kei, Evav. Ya, Kei atau Evav. Tempatyang selalu menerima hembusan angin dan belaianombak. Langgur, satu desa tak seberapa besar dikabupaten Maluku Tenggara. Berada di KepulauanKei Kecil. Dua pulau karang yang kecil memanjang,terbuka pada semua sisinya. Terbuka pada anginyang datang dari berbagai sisi dan penjuru. Pulau-pulau yang terbuka untuk kapal-kapal motor yangdatang dari atau akan berlayar ke berbagai penjuru.Ke Tanimbar Kei, ke Holaat Har di Kei Besar.Bahkan juga siap dan terbuka untuk bersandar bagikapal-kapal perintis besar antarpulau yangmenurunkan dan menaikkan penumpang dariAmbon dan Banda. Penumpang yang akan berlayarke Dobo sampai ke Tanimbar dan tenggara jauh.Bahkan sampai ke wilayah-wilayah Papua. Ataupun kapal-kapal asing yang datang hanya sekadarsandar untuk mengambil air tawar.

Pulau-pulau Kei Kecil sebetulnya ada dua,Toyando dan Dullah. Keduanya dihubungkan oleh

2.

Page 33: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku24

Jembatan Watdek. Konon diresmikan oleh PresidenSukarno, berpuluh-puluh tahun yang lampau. Masadi mana sarana perhubungan masih sulit, PresidenSukarno telah sampai di sana. Dia menunjukkanperhatiannya untuk mempersatukan wilayah-wilayah di Indonesia. Sampai ke ujung-ujung.Tempat di mana kapal-kapal dan perahu-perahuakan berlayar tergantung pada pasang surutnya airlaut, di bawah pengaruh gaya tarik bulan. Seakan-akan menjadi kenyataan bahwa alam diasuh olehrembulan. Presiden Indonesia yang penuh semangatpemersatu itu menyambangi wilayah yang diasuhsang rembulan.

Sebagai sebuah desa, Langgur secaraekonomis tidak banyak menjanjikan sesuatu. Tetapsaja ia bak mutiara putih di lingkungan laut kebiruan.Sama halnya kabupaten yang menaunginya itu.Sebagian besar terdiri dari pulau-pulau karang yangterpencar di perairan Laut Maluku. Pertimbanganstrategis dari geopolitis serta pertahanan seakanmengabaikan perhitungan ekonomis yang dapatdiperoleh dari padanya. Tak kurang dari armadalaut pasukan Jepang. Mereka pernah membangundua lapangan terbang di wilayah ini. LandasanLanggur tetap digunakan sampai kini. Yang lainada di Letvuan, satu desa tak jauh dari Langgur.

Tanah karang yang membentuk pulau-pulau Kei Kecil landai-landai saja. Sejauh matamemandang semua merupakan wilayah datar.Bahkan Bukit Masbait di Gelanit sebagai tempattertinggi pun tak lebih dari 150 meter dari permukaan

Page 34: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 25

laut. Selebihnya pantai ada di mana-mana.Mengelilingi pulau karang. Menyebar sebagaidesa-desa pantai Debut, Rumaat, Ohoidertawun,Namar. Yang bersama-sama Langgur menjaga danmempersatukan penduduk di pantai-pantai laut.

Pulau-pulau di seputar wilayah Malukubersama pulau-pulau Kei Kecil seakan membentuklingkaran mengepung lautan biru. Gugusan pulau-pulau tersebut, masing-masing ditata secaraadministratif sebagai kabupaten tersendiri. DariKabupaten Maluku Utara dengan pusatnya diTernate, dan Maluku Tengah dengan pusatnya diAmbon. Di dalamnya ada kotamadya Ambon. DanMaluku Tenggara, untuk tidak mengatakannyasebagai Maluku Selatan, di situ Kei Kecil ada didalamnya.

Pulau-pulau Kei Kecil, Kei Besar, KepulauanAru, dan Kepulauan Tanimbar menjadi satukabupaten. Sekali lagi, menghindarkan diri daripenamaan Maluku Selatan yang akan membawaingatan pada RMS. Membentuk imajinasi sebuahgaris bulat sabit imaji, menjadi wilayah di bawahasuhan rembulan. Pasang dan surutnya air menjadipenentu perjalanan.

Sejarah Langgur awal abad lampau pernahdikaitkan dengan Tuan Tu, seorang misionarispenyembuh yang menyelematkan nyawa seoranganak dari renggutan maut. Dalam kurun waktubertahun-tahun, wabah kolera sering menyerang

Page 35: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku26

penduduknya sampai ratusan jumlahnya menjadikorban endemi.

Kisah Langgur masih diperpanjang lagidengan kekejian Jepang yang dengan senapan, dankamp interniran menyekap dan membunuhipenduduk dan para misionaris. Di Langgur, seoranguskup yang mengkoordinasi tugas misi pernahbertempat tinggal karena melayani umat yangtersebar di Maluku dan Papua. Bersama sejumlahpastur yang dipimpinnya, dia juga menjadi korbanyang dibunuh oleh tentara Jepang.

Berkat usaha misionaris, di Langgur dansekitarnya didirikan sejumlah fasilitas pendidikandan kesehatan. Ada sekolah-sekolah dari TamanKanak-kanak sampai SMA. Selengkapnya, ada satuKompleks Sekolah Dasar, satu SMP, SekolahKepandaian Putri, satu SMA, dan satu komplekssekolah teknik -ST dan STM. Di sana juga adaRumah Sakit Misi. Di Langgur juga ada satuSeminari Menengah, satu asrama pendidikan calonpastor, calon pemimpin jemaat-jemaat Katolik.

Di SMA Langgur inilah Suryo ditempatkan.Dia telah menyelesaikan pendidikan tinggi denganbeasiswa ikatan dinas dari satu lembaga sosialkemasyarakatan di bidang pendidikan di Jakarta.

*****

Hari-hari pertama di Kei, Suryo mengalamibanyak hal yang mengagetkan. Keadaan alamnya,tak perlu diperbandingkan. Sejauh mata memandang,

Page 36: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 27

tanah serba putih karang. Kering. Hamparan tanahdipenuhi tanaman perdu dan padang alang-alang.Di sekitarnya sebagian besar merupakan pantaidan hamparan laut luas. Di atasnya langit birumembentang. Semua serba luas. Orang-orang disekitarnya, semua serba muka baru. Dunia kerjayang dimasuki, masih merupakan pengalaman yangsama sekali baru. Maklum, Suryo fresh graduate,baru saja lulus perguruan tinggi. Singkatnya iamengalami cultural shock.

Dalam rapat pertama bersama para guru,Suryo dinobatkan menjadi guru serba bisa.Mengajar ilmu eksakta. Semua pelajaran yangberbasis matematika. Walau sebenarnya dia lulusanPendidikan Umum. Mulanya dia tak bersedia. Diaberkelit tatkala kepala Sekolah memberinya bebanmata pelajaran ilmu eksakta itu. Sebagai guru baru,Suryo merasa mesti banyak belajar. Jadi untukmenangani mata pelajaran yang tidak sesuaidengan latar belakang bidang studinya, Suryo taksanggup.

“Ya, Pak Suryo kami baru saja kehilanganguru di bidang studi ini. Untuk Pak Mokhtar danPak Yonas sudah tidak ada masalah. Merekamengajar sesuai dengan bidangnya, sejarah danbahasa Inggris. Tapi, untuk Bapak, mohon maaf,kami butuh guru matematika. Pak Suryo perlumenggantikan Ibu Elen. Dia pindah karenamengikuti kepindahan tugas suaminya ke Ambon.Kalau Pak Suryo dapat memahami keadaan kita,murid-murid tentu akan terbantu. Kan skripsi Pak

Page 37: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku28

Suryo ada hitungan data statistiknya....?” kataKepala Sekolah berusaha meyakinkan.

“Ada, Pak,” jawab Suryo tidak bisamenghindar.

“Nah, itu dia. Prinsipnya kan jugamenggunakan perhitungan. Ada kurva regresi danmacam-macamnya toh...?” tanya Kepala Sekolah.

“Ya, ada, Pak.”

“Nah, sekarang tak perlu diragukan lagi,”kata Kepala Sekolah meyakinkan.

“Tapi, ... tapi, ijazah saya bukan dari bidangitu,” sahut Suryo berdalih.

“Pak Suryo, di sini keadaannya seperti ini,”kata Kepala Sekolah. “Silakan bertanya Pak Wilsonbagaimana pengalamannya. Kami semua hormatpada Pak Wilson dengan keahliannya. Meskipun,guru-guru tahu apa ijazah Pak Wilson. Dia dulusalah satu siswa kebanggaan sekolah ini. Sekarangpun, Pak Wilson menjadi salah satu kebanggaankami. Silakan nanti tanya Pak Wilson,” lanjutKepala Sekolah.

Pak Wilson yang disebut-sebut namanya,dengan senyum dikulum manggut-manggut kearah Suryo. Suryo memandangnya. Orangnyaberkumis. Rambutnya yang ikal agak ditarik kedepan. Wajahnya tidak memberi kesan keras. Malahlebih lembut dibandingkan guru laki-laki yang lain.Dia juga memandang sekeliling, ke arah guru-gurulain yang hadir dalam rapat itu. Pak Lukas, Pak

Page 38: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 29

Max, Pak Tarob, Pak Jamlean, Ibu Walten, IbuMaria, Ibu Wens. Semua guru, masih merupakanorang-orang baru yang belum lama dikenalnya.Mokhtar dan Yonas pun mengalami hal yang sama.Mereka bertiga merupakan guru baru di SMABhakti Karya itu. Yang dirasakan Suryo ternyatasesuatu yang berbeda dari anggapannya. Merekamemandang Suryo penuh harap. Menantikanjawabannya.

“Memang, Pak. Ini bukan tugas ringan.Menjadi pendidik. Kami punya ungkapan o yanandede, ne ya’au yanang hamhamar. Malam-malamanakmu, dan siang-siang anakku. Maaf, sayamenggunakan ungkapan khas kami. Mungkin nantiBapak-bapak sedikit-sedikit juga perlu mengertibahasa kami. Bapak ikut berpartisipasi mendidikanak-anak kami, am yanab. Anak saya juga, ya’auyanang. Kami sangat berterima kasih untuk kerelaanBapak. Dan terlebih, kami butuh Pak Suryo untukmengajar matematika bersama Pak Wilson.Demikianlah keadaan kita. Semoga Pak Suryo dapatmemahaminya,” kata Kepala Sekolah mengakhiripenjelasannya.

Suryo pun tak bisa mengelak lagi. “Iya, Pak.Saya terima tugas ini.”

Guru-guru bernapas lega. Memberikan tepuktangan pada jawaban Suryo. Rapat penyusunanjadwal pelajaran tahun ajaran baru menjadi lancar.Ada tiga guru baru. Salah satunya siap belajarmenjadi akar pengganti rotan.

Page 39: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku30

Rotan menjadi alat pemukul yang liat. Lentur.Tidak membuat bagian tubuh yang terkena menjadilebam, tapi bilur-bilur. Pukulan rotan di rumah-rumah, pukulan rotan di dalam kelas, seringmengiringi proses pendidikan anak-anak di pulau-pulau karang di Maluku. Tubuh-tubuh anak itusungguh menjadi liat. Seolah kebal bahkan mampumeredam berbagai pukulan. Anak-anak itu jugaterbiasa bermain bola di atas tanah-tanah karangtanpa alas kaki. Seakan-akan melengkapi gemblenganfisik mereka.

Tidak terbayang dalam angan Suryo, hal itumasih terjadi. Beberapa kali dia mulai menyaksikanhal-hal yang tidak pernah terbayang sebelumnya.Seorang guru senior mencoba memperkenalkankepada Suryo situasi keseharian yang akandihadapi.

“Pak, alam di sini serba keras. Tidak seperti diJawa, serba tanah hitam. Air ada di mana-mana.Tanaman tumbuh subur di mana-mana. Pak Suryo,tak akan menemukan hal itu di sini. Bahkan untukmenanam ubi pun, orang perlu mengumpulkantanah, membuatkan gundukan, dan memasangbatu-batu karang kecil di sekitarnya. Itu biar akarubi tumbuh, dan akhirnya menjadi makanankita,” tutur rekan guru itu. “Begitu pun, cara kitamendidik anak-anak. Dari rumah, orang tua sumenggunakan tangan untuk bisa memerintah danmengarahkan mereka. Jadi tak terhindarkan jugadi kelas-kelas kita. Maka kalau Pak Suryo, tidakmelakukannya, jangan harap pelajaran-pelajaran

Page 40: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 31

Pak Suryo masuk di kepala mereka. Otak merekaakan penuh pengetahuan lewat caranya yang khas.Pak Suryo mesti tahu hal itu, mo.” Suryo hanyaterdiam mendengarkan nasihat yang seolahbijaksana itu.

Memang, Suryo sering bertanya-tanya. Dilapangan bola saat bermain bola, anak-anak itulincah bergerak, sambil berlarian mengejar ataumenggiring bola di lapangan berkarang tajam. Tapidi dalam kelas, sepertinya anak-anak itu berubahperangai. Mereka menjadi beku, tak banyakbergerak atau leluasa bertanya. Sepertinya ada yangmenekan dan mengancam mereka.

Sejumlah mata pelajaran benar-benar menjadimomok.... Kalau dalam pembicaraan sehari-harimereka biasa membedakan tete manis dan tetemomok, antara Tuhan Allah dan hantu, dalamkelas yang ada hanya momok. Momok dalam artiyang sebenar-benarnya. Menakutkan dan serbamengancam. Bukan tete momok, hantu. Momok yangsatu itu sungguh membekukan mereka.

Dalam pembicaraan keseharian, ada cerita tetemomok atau suanggi yang mampu bergerak cepatberpindah dari keberadaannya di sebuah tempattertentu dan dalam tempo sekejap mampu pindahdi tempat lain. Mereka akan lancar bercerita tentanghal itu. Imajinasi dan bayangannya sedemikianhidup. Sebuah pergerakan yang cepat. Dalamdunia bayangan. Dunia cerita yang diakrabi. Begitu

Page 41: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku32

dicoba, kecepatan itu dipindahkan dalam pengalamannyata, imajinasi itu tak jalan.

Apakah ini disebabkan oleh keterbatasanpengalaman. Bisa jadi demikian. Orang-orang initinggal di pulau yang tidak pernah mengalami alattransportasi yang dijalankan oleh gerobak yangditarik kuda, atau lembu. Atau gerobak yangdidorong oleh kekuatan manusia.

Memang. Orang-orang di Kei sepertinyamengalami loncatan pengalaman alat-alat transport.Di tanah ini orang tidak akan mudah untukmenemukan gerobak. Ya, gerobak. Satu alattransport tanpa mesin untuk memutar rodanya.Semua rodanya bergerak manual bertenaga manusiaatau binatang. Di tanah ini, orang juga tidak akanbanyak menemukan orang bersepeda. Suatu prosesperpindahan yang digerakkan oleh daya kayuh kakimanusia. Hanya ada beberapa guru, merekamenaiki sepeda untuk alat transport ke tempatkerjanya.

Di kepulauan Kei, dan pulau-pulau disekitarnya, tidak mempunyai tempat tinggi yangbergunung-gunung. Juga tidak berbukit-bukit.Sebagai kepulauan karang, sebagian besar tempathanya landai. Dipenuhi hamparan semak, perdu,dan alang-alang. Sama seperti yang digambarkanUmbu Landu Paranggi, tentang tanah kelahirannya.“Rinduku pada Sumba, rinduku pada kuda, dan padang-padang menderu”.

Page 42: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 33

Padahal di pulau ini, bala tentara pasukanJepang pernah membangun dua lapangan terbang.Tapi tak ada satu pun bangkai kendaraan yangpernah digunakan. Adakah orang-orang itubekerja rodi yang semua serba manual? Hanyamengandalkan kerja tangan. Bagaimana mungkinsemua mengandalkan pada kerja tangan? Meratakantanah-tanah karang…. Memindahkan bongkah-bongkah karang untuk mengisi yang berlubang-lubang… Mengeraskan tanah datar itu sehinggamenjadi landas pacu. Tempat yang memungkinkansetiap kali didarati atau menjadi tempat pesawatdapat lepas landas. Sekiranya semua serba kerjatangan, hanya mengandalkan tenaga manusia,berapa tenaga yang dikerahkan. Dari mana merekadidatangkan. Diangkut dengan sarana transportapa? Serba jalan kaki setelah didaratkan dipelabuhan? Apakah semua pekerja dapat bertahandan selamat sampai akhir? Jangan-jangan adapuluhan, ratusan, bahkan ribuan orang menjadikorban untuk membangun lapangan terbang itu.Suryo hanya bertanya-tanya. Tak ada cerita tentanghal-hal itu.

Tapi di beberapa sudut desa, Suryo terpanapada belan. Perahu yang menjadi sarana angkutannenek moyang di tiap-tiap desa itu. Ya, puing bekasperahu itu ada di sana. Juga cerita-ceritanya.Beberapa muridnya sering bercerita. Juga orang tuamereka. “Leluhur kami datang dari Bali. Merekadatang dengan naik perahu. Ini belan yang merekapakai berlayar.” Kenang mereka.

Page 43: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku34

Desa lain menceritakan leluhur merekadatang dari Banda. Demikian seterusnya, berbagaitempat lain disebut. Dan belan yang ditunjukkan itu,rangka perahu yang ada itu menjadi monumenyang menguatkan cerita-cerita tentang tempat asal-usul dan cara kedatangan para leluhur mereka.“Ada sepuluh, duapuluh, tigapuluh pengajuh yangmemegangi dayung. Diiringi dengan tetabuhangendang dan gong yang riuh rendah bunyinya.Mereka orang-orang perkasa yang menempuhperjalanan laut. Mereka, ada yang datang berlayardari jauh karena menghindar dari pengejarankompeni yang mengawasi perdagangan, hongitochten.”

Cerita itu seakan tinggal cerita. Tak banyaklagi disaksikan satu perahu dikayuh beramai-ramai.Hanya ada sampan-sampan kecil didayung satuatau dua orang. Yang lain, hampir semuanyadigantikan mesin.

Sepertinya memang ada loncatan, sebuahrevolusi transportasi. Dari jalan kaki, ataumenggunakan perahu layar, atau perahu berdayunglangsung digantikan dengan alat-alat bermesin.Sepeda motor, mobil, perahu tempel ada di mana-mana. Di beberapa terminal kendaraan umum,beberapa mobil terparkir di sana. Di kantor-kantor instansi pemerintah dan di tempat-tempatperdagangan, sepeda motor banyak berjubel. Tapitidak terdapat gerobak atau sepeda.

Page 44: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 35

Mungkin keadaan itu yang membuat orangsulit membayangkan bagaimana benda berpindahmemerlukan waktu tempuh. Tahunya, semulauntuk pergi ke suatu tempat dilakukan denganjalan kaki, atau menggunakan perahu. Sekarangorang dapat dengan mudah melakukannya dengankendaraan bermotor. Mereka tak peduli denganberapa kecepatan.

Murid-murid di kelas Suryo tak bisa diajakmembayangkan dan membedakan deret hitung danderet ukur. Satu deretan angka, bilangannya terusberubah secara teratur karena ada penambahansecara teratur. Atau deret angka lain perubahannyaterjadi karena bilangannya terus dikalikan denganangka tertentu.

Murid-murid tidak memiliki kemampuanabstraksi numerik. Apakah hal ini sedemikianpenting? Guru-guru tak pernah menyebut apakegunaan perhitungan semacam itu untuk kehidupansehari-hari. Untuk menghitung pembiakan ikan-ikan di lautan? Siapa sanggup? Untuk menghitungjumlah pertambahan pohon untuk penghijauan?Bahkan para pendatang telah menebangi pohon-pohon tua yang telah puluhan tahun umurnyatanpa pernah menggantinya dengan bibit-bibitmuda yang baru.

Juga tidak mempunyai imajinasi untukabstraksi spasial, imajinasi tentang ruang. Imajinasitentang bangun tertentu, bahkan yang sederhanasekalipun mereka tak punya. Keluasan laut dan

Page 45: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku36

langit tak terbatasi. Sejauh mata memandang kedepan, lautan lepas tanpa batas. Tak banyakterhubungkan dengan kapal-kapal yang datangatau yang tampak hanya di kejauhan. Untukmembuat rancang bangun rumah? Sudah sekianlama, turun-temurun anak-anak tinggal di rumah-rumah sederhana dengan atap seng dan temboksemen tipis. Bahkan juga rumah dengan ataprumbia dan dinding dari gaba-gaba, pelepah daunsagu atau enau. Suryo bertanya-tanya apa yang adadi kepala anak-anak ini.

Suatu kali, Suryo terkaget-kaget menemukanseorang murid bersusah payah menghitung hasilperkalian dua bilangan sederhana. Seorang muridSMA menghitung dengan menggambar lidi berjajar-jajar. Ini tahapan yang dialaminya saat di bangkuSekolah Dasar. Mungkin masa Taman Kanak-kanak. Menghitung dengan 20 jari kaki tangan.Atau pinjam teman sebelah, sebagai tambahan jikadibutuhkan. Cara itu tidak untuk siswa SekolahMenengah Atas! Suryo memutar otak untukmemberi penjelasan tentang hitung-menghitung.

“Anak-anak, kalian sering menyaksikanpertandingan volley. Siapa jagonya di kelas ini?”Suryo memancing dan berharap, lewat olahragamurid-murid langsung cepat merespon.

Dugaan Suryo benar. Anak-anak langsungmenyebut beberapa nama dari kelas itu. “Neles...Ivo.... John....Mary… Nety…”

“Oke. Baik, baik,” sahut Suryo.

Page 46: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 37

“Samuel, kau pernah membantu wasitmenjadi pencatat angka?” Suryo bertanya kepadamurid yang sepertinya sedang enggan terlibat.

“Ehm, belum, Pak.. Belum..,” jawabnya agakgeragapan.

“Benny?” tanya Suryo.

“Sudah, Pak,” jawabnya singkat.

“Apa yang kau lakukan?”

“Ya, mencatat skor tim yang bertanding.”

“Kau menulis dengan angka, atau menjajardengan lidi?” tanya Suryo lebih lanjut.

“Biasanya menjajar dengan lidi, Pak. Barupada skor akhir ditulis angka,” jawab Benny.

“Anak-anak lihat, di luar lapangan kalianmelihat peran pembantu wasit. Benny bilang diamencatat poin tiap-tiap kelompok denganmenggambar lidi di papan.”

Anak-anak diam tak paham pembicaraan PakGuru Suryo mau ke mana.

“Catatan itu untuk bukti poin, dan membantuingatan,” Suryo melanjutkan penjelasannya. “Semuapenonton dan pemain dapat mengecek perolehanpoin dengan melihat catatan perhitungan di papan.Kalau petugas pencatat salah, dia dicaci maki pemaindan penonton.” Suryo mencoba mengingatkanfungsi perhitungan yang menggunakan gambarlidi.“Kalian tak perlu menggunakan cara itu untukmengerjakan soal di kelas. Untuk hitungan

Page 47: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku38

perkalian, kalian perlu menggunakan kecepataningatan. Juga operasi bilangan yang lain. Pembagian,penambahan atau pengurangan. Jangan digambarpakai lidi, tapi gunakan kecepatan ingatan. Kalautidak, kalian akan kehilangan waktu. Nanti akanmenjadi cepat tua. Waktunya habis untukmenghitung lidi. Jadi mari kita berlatih menghitungdi luar kepala....”

Suryo mengajak maju ke satu tahap selanjutnya.“Mari, anak-anak, kita mengenali angka-angkadalam bentuk persentase. Kalian tahu apa artinya?”tanya Suryo. Mata Suryo memandangi matamurid-murid itu. Tatapan mata murid-murid itumemperlihatkan sebuah ketidaktahuan mereka.

“Kita perlu menguasai angka-angka ini, agarkita memahami adanya bagian-bagian tertentu darisebuah jumlah keseluruhan.” Sebagai peraga, Suryobermaksud memindahkan peta Indonesia yang adadi tembok samping dan diletakkan di tengah kelas.“Neles, tolong pasang peta Indonesia itu, ke papantulis ini,” pintanya.

“Lihat, peta ini. Kepulauan Maluku inihanya sebagian kecil dari jumlah lautan yangmengelilinginya. Secara angka, jumlah pulau diKepulauan Maluku ini ada 1.028. Ini jumlah yangtidak main-main. Dari utara ke selatan, ada Ternate,Tidore, Halmahera, Buru, Seram, Ambon, Banda,Kei, Tanimbar, Wetar dan pulau-pulau lainnya,”katanya sambil menunjuk pulau-pulau tersebut dipeta. “Tapi, luas seluruh daratan pulau ini tidak

Page 48: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 39

lebih dari 1/10 dari lautan yang mengelilinginya.”Dengan kapur di tangan Suryo menunjuk wilayahpulau-pulau dan lautan yang mengelilingnya. “Ituartinya luas daratan kepulauan Maluku tidak lebihdari 10%. …”

Sambil menyebutkan angka-angka itu, Suryomenuliskan 1/10 dan 10% di papan.

“Dengan memahami angka-angka ini, kalianakan tahu bagaimana bagian-bagian dari yangditunjuk dengan persentase tersebut ditempatkandalam keseluruhan pokok yang dibicarakan. Lihatini, luas daratan ditempatkan dalam keseluruhandaratan dan lautan. Dalam pokok lain jugademikian. Hasil-hasil laut yang melimpah, danyang bisa dipancing oleh orang-orang tuamu dannelayan di sini. Dibandingkan dengan yang diambiloleh kapal-kapal asing. Hasil kayu-kayu di hutanPulau Buru, Seram, Tanimbar, dan yang dipotongioleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi diMaluku ini. Dan seterusnya. …. Tanpa kemampuanmenguasai angka-angka perhitungan seperti ini,kalian hanya akan dibodohi. Kalian mau dibodohi?”tanya Suryo.

“Tidak….!” jawab murid-murid itu hampirserempak.

“Baik. Jadi kita perlu paham hal ini,” kataSuryo memompa motivasi murid-muridnya. Dengancara tersebut, Suryo secara cepat mengadakanremidial penguasaan bilangan itu.

Page 49: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku40

Perlahan-lahan mereka jadi paham. Wajahmereka jadi lain. Pancaran mata anak-anak itumemancarkan sinar yang hidup. Mereka seakanmenemukan sebuah rahasia yang berharga.

Lewat berbagai perhitungan itu, murid diajakmengenali berbagai kemungkinan cara menghitung.Murid diajak mengenali keadaan, dan berpikiruntuk menghitung secara cermat dengan berbagaikemungkinan sekaligus menghitungnya secarateliti.

Kali lain, dia menjelaskan teori probabilitas.Suryo mengajak muridnya untuk terlibat dalam satupermainan. Sepertinya bermain-main menghitungangka undian berhadiah. “Anak-anak, kalian seringmelihat banyak pihak menyelenggarakan undianberhadiah. Lewat iklan, di toko-toko, perusahaan-perusahaan, bahkan bank-bank tempat penyimpananuang atau mencari kredit. Semua menawarkanundian berhadiah. Bermacam-macam cara merekagunakan. Antara lain dengan angka. Ada yangempat angka, lima angka, enam angka, danseterusnya. Ada juga kombinasi huruf dan angka.Kalian lihat?” tanya Suryo.

“Iya…,” jawab beberapa anak.

“Kita akan mencoba membuat permainanundian dengan dua angka. Cukup dua angka saja.Coba kalian pilih pasangan angka yang paling sip.Pikirkan sejenak. Sudah…? Tuliskan dua angka itupada kertas kalian.” Suryo menunggu sebentar.

Page 50: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 41

Memberi kesempatan anak-anak memilih angkamereka. “Sudah ya. Tutup ….”

Suryo melanjutkan permainannya bersamamereka. Mulanya, undian dua angka. Meningkattiga angka. Kemudian empat angka. Hitungannyaakan mencapai puluhan ribu. Mereka ditunjukkan,dugaan-dugaan angka jitu mereka hanya sepersekianpersen. “Omong kosong. Kalian nggak mikir! Iniyang namanya teori kemungkinan. Teori probabilitas.Coba, sekarang buka Buku Matematika halamansekian ....”

“Jadi anak-anak, dengan cara ini kalian akanmemahami betapa kemungkinan-kemungkinanyang ratusan, ribuan, atau bahkan ratusan ribumacamnya. Juga dalam kehidupan sehari-hari,semakin kalian cerdas, semakin mudah melihat danmenemukan berbagai kemungkinan. Siapa palingcerdas di kelas ini, ngaku… ”

Mereka diam, Tak ada yang berani menjawab,atau tunjuk jari.

“Ayo, siapa… Berani dong mengaku,” katanyalagi.

Mereka tetap tak ada yang berani tunjuk jari.

“Oke, kalau sekarang belum ada yang beranimengaku, besok kali lain kalau saya tanya lagikalian siap ngaku ya…,” Suryo memompa semangatmereka.

“Siap…!” jawab mereka serempak.

Page 51: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku42

“Gunakan otakmu untuk memahamimatematika,” katanya datar sambil memandangimata mereka satu persatu. Suryo secara perlahanberusaha meyakinkan mereka.

Begitu seterusnya mereka bermatematika ria.Memulainya dengan permainan. Permainan yangmengasyikkan. Mulai dengan pengalaman. Sebuahketerlibatan dengan perasaan dan gairah... Barupada bagian akhir, mengabstraksikannya dalamrumus-rumus dasar yang menjadi pedoman.Wouw, ternyata asyik.

Kadang-kadang, Suryo memperkenalkancara yang lain untuk membantu pengerjaan. “Inijembatan keledai, anak-anak. Kalau kalian maumenjadi keledai, silakan ....” Mereka akan berteriak,“Huu....”

Suryo mulai dengan pengalaman keterlibatan,memberi suasana lain. Mengubah yang kaku, beku,takut dan malas menghitung. Sebenarnya, karenamereka belum terbiasa menghitung. Mereka takpunya bayangan tentang operasi hitung, denganberbagai bilangan. Akhirnya mereka tidak bergairahsama sekali. Tak ada motivasi untuk mencoba.Bahkan takut untuk mendapat pukulan. Jadi untukmengamankan diri, mereka memilih diam, beku,siap mendapat hukuman. Suryo perlahan-lahanmembangkitkan gairah, membuat mereka mengalamilewat permainan. Akhirnya membuat mereka beranimenghitung. Apalagi setelah tahu kegunaannya.

Page 52: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 43

Karang-karang kecil, lancip, dan menggangguuntuk bergerak itu mulai dihaluskan. Yang beku,dan kaku mulai dicairkan.

Suryo telah memulai perannya, menemaniPak Wilson menjadi guru ilmu Eksakta. PakWilson, dulu, dia murid brilian lulusan dari sekolahitu. Tidak cukup beruntung karena tak bisamelanjutkan pendidikan lanjutan. Kondisi ekonomiorang tuanya tidak memungkinkan. Karena brilian,dia diminta membantu memberi bantuan melatihadik-adik kelas mengerjakan les tambahan sorehari. Tapi, karena guru bidang studi kadang takmasuk karena malarianya kambuh, Wilson mudapun sering masuk kelas. Lama-lama Wilson dimintajadi guru honorer. Beberapa kali dia dikirimmengikuti kursus di Ambon. Akhirnya toh dia jadiguru baik. Mengajar anak yang semula tak lancarberhitung jadi lebih tahu tentang matematika.Lulusan SMA, mengajar SMA. Toh bisa. Pak Wilsonmembuktikan hal itu.

Suryo dan Pak Wilson, mereka menjadipasangan ganda untuk seluruh bidang eksakta.Mereka berdua menjadi momok atau dewa penolonguntuk siswa-siswa yang tidak mempunyaikemampuan abstraksi nominal. Menghitung danmembayangkan angka-angka. Menghitung danmembayangkan ruang. Bersama Suryo, matematikamenjadi bagian keceriaan. Anak-anak makinmenikmati hitungan dengan permainan.

*****

Page 53: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku44

“Awas, Pak. Awas ….”, teriak Kace dan kawan-kawan yang di atas dermaga kayu mengingatkanSuryo untuk tidak menabrakkan sampannya kedermaga.

Suryo berusaha mengerem laju sampannyadengan memasukkan dayung di tangannya kedalam air secara tegak lurus. Tapi tak terhindarkanlagi, sampan yang ditumpangi menabrak dermaga,sedikit oleng dan kemudian menjungkirkan Suryomasuk ke dalam air.

Anak-anak berteriak, “Wah, gagal…..!”

Untuk ke sekian kali Suryo basah kuyuptak terselamatkan dari air karena tak berhasilmeminggirkan sampan dan berpegangan kayu didermaga.

Beda dengan anak-anak yang sudah sangatmahir itu. Mereka sepertinya tak perlu berpikir lagisoal keseimbangan. Baik saat masuk ke sampanuntuk mulai mengayuh sampannya. Atau saatsampan akan menepi dan keluar dari sampan yangdinaiki. Suryo dan Yonas masih harus setengahmati belajar keseimbangan itu.

Ada tahapan yang telah dilalui Suryo danYonas sebagai warga baru yang tinggal di Langgur.Mula-mula mereka diajar naik sampan danmendayung berpasangan. Masing-masing duduk diujung sampan. Saat sudah bertolak dari dermaga,Suryo atau Yonas diajar bagaimana mendayungdalam irama bergantian. Berkali-kali merekatelah mencobanya. Teman pasangannya membuat

Page 54: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 45

mampu meminggirkan sampan ke dermaga tanpabasah kuyup.

Hampir setiap minggu sekali, Suryo danYonas diajak beberapa murid kelas 3, berlatihbersampan di demaga kecil dekat sekolah. Sampaiberbulan-bulan lamanya mereka berdua seakantidak memperlihatkan perkembangannya.

Dua guru muda itu, saling bertukar keahliandengan para muridnya. Di dalam kelas, Suryo danYonas mengajar mereka. Di dermaga dekat sekolah,murid-murid itu melatih gurunya untuk bisamengatur keseimbangan naik sampan, mendayung,dan menambatkan kembali di pinggir dermaga.

Belan ensone yaat enwel. Perahu belan meluncur,dan masyarakat bergerak. Itu satu falsafah hidupmereka. Keahlian mendayung, bagi anak-anak pantaibukan hal yang asing. Mereka tak perlu berpikirbagaimana mengatur keseimbangan, bagaimanamemindahkan dayung ke sisi kanan, atau kiri danmengayuhkannya di dalam air sehingga sampantetap melaju.

*****

“Wah kesehatan Pak Suryo makin terpelihara.Sudah ada penjaganya, mo...” olok Bu Maria.Hubungan Suryo dan Dokter Vita mulai tercium diantara guru-guru.

“Dulu kan Ibu juga yang menunjukkanminat Dokter Vita pada pasiennya. Kalau Ibu Mariadulu tidak ngomong seperti itu, mana kutahu dia

Page 55: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku46

berminat padaku,” kata Suryo membela diri.“Terima kasih, Bu, telah membukakan pintu,”lanjutnya. Guru-guru yang lain tertawa mendengarpengakuan jujur Suryo.

“Bu Maria, mestinya Ibu minta komisi ke PakSuryo,” Pak Jamlean menyela.

“Wah, itu suara guru Ekonomi,” kata PakMax. “Biarlah orang Jawa ketemu orang Jawa dirantau. Solidaritas mereka kan terbangun,” PakMax menengahi dengan suaranya yang khas,lantang.

“Orang jatuh cinta kok dibilang solidaritasperantau,” bu Walten menyela. “Jatuh cinta yajatuh cinta, dengan perasaan. Bukan solidaritaskesukuan,” katanya melanjutkan.

“Eit, siapa gadis-gadis kita yang bisa menarikminat Pak Suryo. So hitam-hitam, keriting, dankurang pendidikan begini. Mana mau Pak Suryomelirik?” Pak Max masih membela diri.

“Wah, Pak Max biar sekolahnya di Jawa,seleranya tetap sekampung. Jadi sekarang PakSuryo juga dianggap begitu. Tanya tuh PakMokhtar dan Pak Yonas yang sudah merintis jalanmenemukan gadis pilihannya,” kata Bu Walten.“Lihat juga tuh, Pak Tarob dengan Usi Yani, yangketemunya di Jawa. Kalau Pak Max kan jatuhcintanya lain.” Bu Walten masih mencari caramenjelaskannya.

Guru-guru yang lain masih mendengarkan.Mokhtar dan Yonas yang disebut belum ikut

Page 56: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 47

berkomentar. Suryo juga masih diam. Bu Mariayang komentar pertama masih menunggu juga. PakMax yang diserang, mengaku.

“Yah, kalau tak ingat Nety, kuliahku pastilebih dari tiga tahun. Pokoknya BA cepat selesai,dan pulang. Dan kawin. Tarada macam-macam. Kanbeasiswanya juga dijatah tiga tahun. Pak Tarob, diamasih mundur,” kata Pak Max.

“Iya, dia mencari biaya sendiri. Itukonsekuensinya jatuh cinta dan melamar UsiYani,” Pak Jamlean menambahkan. “Ada hargayang harus dibayar, istilah ekonominya.”

“Perjuangan. Iya kan Pak Tarob?,” kata PakMax.

Pak Tarob yang ditanya mengangguk-angguk,“He-eh, he-eh. Biar ada perbaikan keturunan,”katanya bergurau. Guru-guru lain ketawa mendengarkomentar Pak Tarob yang terus terang. Hasilnyadengan Bu Yani, seorang perawat dari Yogya, nyata.Dua laki-laki dan satu perempuan, merupakankombinasi Kei-Jawa.

“Kalau pengalaman jatuh cinta tanpamemandang suku, selain Pak Tarob juga ada PakJohn, tuh. Untung anaknya kayak Lien semua.Putih-putih,” kata Bu Walten.

“Iya, kalau tidak kasihan tuh besarnya nantiKei tidak, Cina juga tidak. Siapa akan mauperempuan-perempuan itu.” Pak Max bicara lagi.Pilihan dia hanya satu, murni Kei-Kei, Jawa-Jawa,

Page 57: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku48

atau Cina-Cina. Campuran dua etnis sudah jadimasalah.

“Wah Pak Max ini, rasis. Chauvinistis. Tidaksejalan dengan mata pelajaran yang dipegang.Bahaya ini saya dan keluarga,” keluh Pak John.

“Seng begitu mo maksud saya,” Pak Maxmembuat pembelaan diri.

“Salahnya Pak Max hanya mengacu padapengalamannya sendiri. Jatuh cinta pada gadissesuku. Seolah-olah yang sama harus mencariyang sama,” Bu Walten angkat bicara lagi. GuruBimbingan Konseling ini memang sering menampungkeluhan dari murid-murid yang gelisah denganperasaan jatuh cinta dengan lain suku. Mereka jugasering dihantui dengan adat kawin masuk. Memangadat satu ini agak rumit. Yang jelas berhubung diKei masih ada peninggalan pembedaan strata sosialmel-mel, ren-ren dan iri-iri untuk membedakan antarakaum ningrat, kelompok tengah dan kelompokbawah atau keturunan budak, anak-anak dariketurunan mel-mel merasa takut untuk turunderajad jadi kelompok bawah karena jatuh cintapada gadis temannya dari kelompok yang lebihrendah. Kalau sudah berhadapan dengan masalahyang satu ini, Bu Walten dengan senyum keibuannyaakan mengarahkan anak-anaknya untuk belajardulu. Soal berteman tak perlu pilih derajad. Jugadalam bergaul, dia berpesan untuk bisa mengaturdiri sehingga tidak menimbulkan masalah harusmenikah sebelum mapan hidupnya. Dengan latar

Page 58: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 49

itulah Bu Walten menjadi sangat kritis terhadapPak Max yang melihat hubungan dengan kacamataperbedaan suku.

“Tapi kebanyakan orang tua memang begitu,”Suryo mulai terlibat.

“Bapak saya kalau menasihati kakak-kakakperempuan saya, sebisa-bisa kalau mencari pacaryang Jawa. Susah kalau orang Sumatera atau yanglain harus belajar tatakrama Jawa. Mereka sokbedigasan, tidak tahu aturan sopan-santun. Kalaubicara juga teriak-teriak. Begitu itu cap dari bapaksaya pada pemuda-pemuda yang bukan Jawa.”

“Untung mertua saya tidak seperti Ayah PakSuryo,” kata Pak Tarob menyahut. “Walaupunorang desa, dia lebih terbuka. Pak Suryo keturunanbangsawan ya, mel-melnya di Kei ini?”

“Bukan begitu, Pak. Dia hanya punyapandangan tertentu saja, membuat stereotipe untukorang-orang non-Jawa. Untung kakak saya, tidakmenurut. Kakak saya pernah punya pacar pemudaPalembang. Tapi karena halus, Bapak ya menerima,”kata Suryo menjelaskan.

“Tapi sekarang malah Pak Suryo yangmenjalankan nasihat ayahnya. Di Kei, mencarinyagadis Jawa,” Pak Tarob mengritik Suryo.

Yang dikomentari diam saja, tak berkutik.Walaupun demikian, Suryo menikmati suasana itu.

*****

Page 59: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku50

Sabtu siang selepas kerja menjadi saatberharga untuk melewatkan malam minggu,ditambah seharian penuh hari minggu. Saatterbebas dari kerja rutin. Saat untuk beristirahat.Berelaksasi, mengendorkan otot-otot tubuh yangtelah seminggu terus berkontraksi dan meregangkarena fisik yang terus menerus bergerak, berpindahke sana-ke mari.

Dua tahun lebih, Dokter Dewa tahu bagaimanamengisi hari libur itu. Tergantung mood dan suasanahati. Pergi mancing atau sekadar duduk di pantai.Atau di rumah saja. Tapi dengan kedatangan dokterVita, ada yang berubah dari mood itu. Ada satuharapan baru yang belum tercapai.

Dokter Dewa berusaha mendekati Vita. Tidaksekadar menjadi rekan kerja. Sayang, dia merasabahwa Vita belum merespon sepenuh hati padausahanya. Sejak kunjungan kerja di Tanimbar Kei,Dokter Dewa sadar Pak Guru Suryo telah merebutperhatian Vita. Padahal, Dokter Dewa punyakesempatan lebih dulu tebar pesona pada Vita.Memang, sejak kesan pertama, Vita terasa menjagajarak, Dokter Dewa tidak mundur. Terus berusahauntuk bisa dekat dengan Vita.

Sembari, berdiri di depan meja kerja Vita,Dokter Dewa mengamati Vita yang tengahberkemas. “Vita, sudah jenuh setelah lima bulantinggal di sini? Kita bisa pergi keluar, makan-makan, sambil membuang sebel,” kata DokterDewa menawarkan diri.

Page 60: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 51

“Jenuh bagaimana… Saya merasa masihberusaha mengenali hal-hal baru yang ada di sini.Pengenalannya belum selesai, Mas,” jawab Vita.

“Ya, ini kutawarkan padamu. Mumpung kitanggak kena giliran jaga minggu. Biar Yuni yangmenggantikan kehadiran kita.”

“Nggak, Mas. Saya masih perlu benah-benahrumah juga. Masih ada beberapa bagian yang perluditata. Namanya juga tempat baru. ”

“Kalau butuh hiasan untuk pajangan, ataubarang-barang lain, saya kenal pemilik toko yangpunya persediaan semacam itu,” saut Dokter Dewamenawarkan diri.

“Sudah ada, Mas. Terima kasih. Tinggalmemasangnya saja,” jawab Vita.

“Okelah kalau punya kesibukan dan belumberkesempatan keluar. Nanti lain kali moga-mogaada waktu,” kata Dokter Dewa masih berharap.

“Hmm, nggak berani janji, Mas,” jawab Vitaseakan menjaga jarak.

Antara berharap, dan tidak ingin memberikankesan memaksa, Dokter Dewa berucap, “Minggudepan, saya masih akan memperbarui ajakan inilagi, Vit. Selamat berakhir pekan, ya”

“Terima kasih, Mas. Kamu juga, selamatberakhir pekan,” sahut Vita.

*****

Page 61: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku52

“Vita, kau bisa bayangkan murid-muridkuitu? Dulu, saya shock mengetahui keadaan mereka,”kata Suryo.

“Shock macam apa? Saya juga mengalamishock dengan keadaan kesehatan orang-orang disini, Mas,” kata Vita menanggapi. “Beberapa harilalu ada pasien yang seluruh tubuhnya melepuh.Kena bisa ikan pari kata keluarganya. Bagaimanamungkin seekor ikan menyebarkan bisa yangakibatnya demikian parah? Ngeri sekali melihatkeadaan tubuh orang itu. Rasa sakitnya taktertahan. Tiap kali orang itu mengaduh.” Vita mulaimenceritakan pengalamannya.

“Memang, ikan pari itu, seperti kekecualiandari ikan-ikan yang lain. Mereka akan sembunyi dipasir-pasir pantai. Tubuhnya pipih lebar, ekornyapanjang bergerigi. Kalau orang terkena sabetan ekorikan itu, pasti tubuhnya merah melepuh terkenabisanya,” kata Suryo menjelaskan.

“Keadaan tubuh orang itu melepuh danmerah-merah. Mengerang terus-terusan. Panas,perih, dan ngilu sekali rasanya. Kasihan sekaliorang itu…. Itu salah satu yang membuat sayashock,” cerita Vita menambahkan keterangan Suryo.

“Yah, saya telah mulai mengalaminya duatahun lalu. Sekarang sudah mulai menyesuaikandiri. Kamu baru mulai mengenali,” kata Suryo.

“Iya, memang. Masih terkaget-kaget terus,”kata Vita mengiyakan.

Page 62: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 53

“Itu bisa dimaklumi. Ada masanya, dan akanberproses. Jangan kuatir. Bersabarlah sebentar,”kata Suryo menjelaskan.

“Emangnya, Mas Suryo sejak semula langsungbisa bersabar?” tanyanya setengah protes.

“Ya, nggak juga,” jawab Suryo.

“Nah, tuh kan. Dirinya saja nggak bersabar.Sekarang sok menggurui,” protes Vita lagi.

“Namanya juga guru. Kan mengajarkan yangbaik-baik,” kata Suryo membela diri.

“Guru mesti gitu ya?” katanya setengahbertanya. “Dulu ke sini milih sendiri atau sudahditentukan, sih?” tanya Vita lagi.

“Namanya mahasiswa ikatan dinas. Jadi yapenempatannya sudah ditentukan. Kalau kamu,milih sendiri ya?” tanya Suryo.

Vita mengangguk, mengiyakan.

“Kenapa milih di sini? Mau cari tantangan?”

“Ya, ada unsur itu. Biar sedikit berkembang,nggak berkutat di Jawa terus. Latihan memisahkandiri dari orang tua, dan mencari pengalaman dilingkungan baru,” Vita mengaku.

“Nggak nyesel, sekarang?” tanya Suryo.

“Sejak ketemu Mas Suryo nyeselnyaberkurang,” Vita mengaku setengah bercanda.

“Wah, gawat nih,” kata Suryo seperti maumenghindar.

Page 63: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku54

“Jangan besar kepala dulu. Jangan sokpenting. Nggak nyeselnya itu bisa ketemu temanseperjuangan. Sama-sama di rantau,” kata Vitamencoba menetralisasi pengakuannya.

“Memangnya ketemu teman yang solider bisamengurangi beban perasaan?” kata Suryo.

“Tapi kalau temannya sok alim. Ngajarin soksabar bebannya nggak berkurang. Memangnya,harus bersabar bagaimana?” tanya Vita sedikitmanja.

“Saya mulanya bingung menemui anak yangmenghitung bilangan sederhana saja tak mampu.Bagaimana saya harus mengajarkan berbagai operasihitung yang sebenarnya sulit untuk dibayangkan.Lama-kelamaan saya menemukan cara, makakugunakan matematika ria. Kuajak mereka denganmacam-macam permainan. ..... ”

“Wah, menarik tentunya. Matematika biasanyakan menjadi momok bagi murid-murid. Saya pernahmengalaminya. Untung gurunya baik sekali,”kata Vita.

“Justru itu, saya mencoba menjadi guru yangbaik,” kata Suryo sedikit berbangga.

“Ya, berbangga sedikit boleh,” Vitamenimpalinya memberi angin.

“Memang tidak mudah sih, membuat anak-anak menyukai matematika,” sahut Suryo.

“Kalau sudah menggunakan matematikaria, tentunya murid-murid bisa bermatematika

Page 64: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 55

tanpa dibebani ketakutan.” Vita seolah maumenyimpulkan.

“Saya belum tahu perasaan mereka. Masihberusaha terus,” jawab Suryo masih menghindardari penilaian yang pasti.

“Toh paling tidak sudah berusaha,” Vitaberusaha menyudahinya.

“Moga-moga saja berhasil,” sahut Suryomenimpali. “Kamu ingat, waktu ikut turne kekampung jauh di Tanimbar Kei? Saya menemukansatu jawab atas pertanyaan yang selama inimenghantui. Mengapa murid-murid di kelaskukualitas kemampuan berhitungnya sangat rendah,”lanjutnya “Kamu ingat waktu saya ketemu seorangguru yang mengajar enam kelas hanya dengan satuguru lain?” tanyanya.

“Yang mana, Mas?” tanya Vita.

“Itu, seorang bapak yang mengajak sayaomong terus itu,” Suryo mencoba mengingatkan.

“Oh, itu. Orang yang sedikit pendek tapikalau omong berapi-api. Dia orangnya?”

“Iya,” jawab Suryo. “Saya hampir tak percaya.Dua guru mengajar enam kelas untuk sekian ratusanak. Masih merangkap jadi pengurus sekolah,Kepala Sekolah dan pesuruh sekaligus. Hebatbenar daya juang guru-guru itu. Walau hasilnyakemudian membuat kami jadi kerja keras danpusing kepala,” kata Suryo.

Page 65: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku56

“Hebat bener, kalian para guru,” kata Vitadatar tapi mantap.

“Maka saya tak mau menyerah dengankeadaan. Itu karena saya belajar pada guru-gurusenior yang ada. Pak Wilson teman saya mengajaritu, hanya lulusan SMA,” kata Suryo.

“Masak sih….?” reaksi Vita seolah takpercaya.

“Iya, lulusan SMA mengajar SMA,” kataSuryo menegaskan. “Sepertinya mustahil ya. Tapibegitulah keadaannya. Memang dia itu istimewa.Guru yang lain kan beberapa lulusan SarjanaMuda dari Jawa. Guru-guru produk tahun 80-an,”lanjutnya. “Bu Maria, itu orangnya hebat. Gurubiologi itu kreatif. Mengajak anak-anak ke pantai.Mengumpulkan segala jenis binatang yang ada.Mengajak mereka ke kebon mengumpulkan segalamacam jenis daun. Dijajar-jajar di meja di kelas.Dicocok-cocokkan dengan nama-nama dan yangada dalam gambar di buku pelajaran. Mereka jaditak terasing.”

“Wah, Mas Suryo pengagum Bu Maria, ya.Manis orangnya, Mas?” tanya Vita seperti cemburu.

“Duh, kamu cemburu? Jangan salah. Dia ituyang menemukan perhatianmu pada eks pasienyang mendapat perhatian khusus. Makanya, sayaberani menghubungimu,” kata Suryo terus terang.“Mana ada mantan pasien berani mendekatidokter....”, kata Suryo menjelaskan.

“Buktinya kamu,” kata Vita tak mau kalah.

Page 66: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 57

“Ya, itu berkat bantuan pengamatan BuMaria,” sahut Suryo berterus terang.

“Bu Maria lagi…,” Vita menyambar.

“Iya, betul. Dia. Maaf kalau membuatmutersinggung. Saya omong sejujurnya,” jawabSuryo berterus terang. “Dia punya pengamatantajam memahami tingkah laku makhluk hidup.Dia mengajak anak-anak turun lapangan untukm engamat i . Jadi , ” Suryo m em perl ambatpenjelasannya, ”waktu Dokter Vita turun lapangan,dan memberi penyuluhan kesehatan, tingkahlakunya juga diamati Bu Maria. Gejala perhatianmupadaku itu disampaikan waktu di ruang guru,”Suryo menjelaskan.

“Duh, malu banget. Ketahuan,” kata Vita.

“Makanya jangan cemburu padanya,” kataSuryo.

“Enggak, Cuma mengingatkan saja siapa tahuorang Jawa yang satu ini memang menaruh minatpadanya,” Vita mencoba berkilah.

“Wah kalau itu yang terjadi, tentu saya nggakdatang kemari,” kata Suryo.

‘Waduh, waduh, waduh. Tersanjung nih,aku,” kata Vita.

Suryo masih melanjutkan cerita tentang usahaBu Maria memberi pekerjaan kepada murid-muriduntuk mengadakan pengamatan pada cacing-cacingyang sering muncul di pantai.

Page 67: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku58

“Bahkan di daerah lain, ada upacara untukmengambil cacing pantai. Saya pernah ikutmemakannya. Proteinnya terasa sekali,” kata Suryo.

“Makan cacing? Ih jijik.” Kata Vita.

“Ya, karena kamu dokter. Cacing sepertinyaselalu berurusan dengan penyakit. Tapi ini sangatlain. Kenali dulu baru komentar. Kamu kan orangbaru. Dan kita sama-sama datang dari luar yangbelum banyak mengenal kekayaan hidup orang-orang di sini.”

“Betul juga yah,” jawab Vita menyahut.

Keduanya kemudian berdiam, seperti berusahamenyadari lagi apa yang saling diperbincangkan.

Malamnya, seperti kebiasaan yang seringdilakukannya, Vita bercerita kepada ibunya. DearMama, … Begitu Vita mengawali suratnya. Untukkesekian kalinya, Vita menyebut nama Suryo didalam suratnya.

Di perairan Maluku banyak sekali jenis ikanbendera. Tersebar di mana-mana. Tingkah lakunyasangat menarik. Antara ikan jantan dan betina akansaling memberi tanda untuk memikat satu samalain. Di depan sebuah lubang karang, ikan benderajantan seperti menari-nari mengibarkan sirip-siripbenderanya untuk memikat sang betina. Sampaiakhirnya sang jantan berhasil memikat si betina.Mereka akan bersarang bersama dalam satu lubang.Kemudian beranak pinak.

Page 68: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 59

Hal yang sama juga berlaku untuk burungmanyar. Mereka bersarang di pucuk-pucuk daunpalem raya. Atau di pucuk pohon pinang didesa-desa. Bagaimana manyar jantan memikatbetinanya? Seekor manyar jantan akan menganyamsarang untuk memikat pasangannya. Kalau sangjantan berhasil memikat sang betina, mereka akantinggal satu sarang, kawin mawin dan bertelur,mengerami dan membesarkan anak-anaknya. Kalautidak berhasil memikat sang betina, manyar jantanakan merusak sarangnya dan mencari betina lainuntuk dirajutkan sebuah sarang baru.

Bagaimana halnya dengan Pak Guru Suryodan Bu Dokter Vita. Siapa memikat siapa? Menurutpengamatan Ibu Maria, sejak kedatangan pertamadokter Vita, dia sudah memperlihatkan ketertarikankepada Suryo. Nada suara dan sebutan-sebutanyang diberikan kepada Suryo itu salah satu sinyalyang ditangkap Bu Maria.

Suryo tidak membayangkan bahwapenugasannya di Maluku Tenggara akanmembawanya pada perjumpaan dengan Vita, daramanis yang memikat hatinya. Ledekan teman-temannya yang menyebut Maluku Tenggaradengan ‘maluku sengsara’ ternyata tak terbukti.Bahkan sebaliknya. Ya, dia berjumpa dengan Vita.Ya, Vita. Sesuai namanya, vita berarti kehidupan.Vita secara perlahan menjadi tetes-tetes airkehidupan yang menyegarkan gairah hidup Suryodi antara pulau-pulau karang.

*****

Page 69: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku60

Katamu, kau ketemu anak orang di negeri orang.Kok ungkapannya begitu sih? Benarkah kamu telahmendapatkan tambatan hati? Jangan-jangan hanyakekangenanmu saja padaku dan pada ibu. Dasar anakibu! Tapi, hati-hatilah. Supaya kalau saatnya kamu harusmeminang, dan harus berhadapan dengan ibu yang telahsekian lama menimangnya, Mas Suryo benar-benarsudah siap.

Doamu untuk kami, Mas. Semester depan MasSanto jadi meminangku, . Sungguh akan menjadisurprise kalau kamu dan Vita bisa datang. ….

Surat dari Ari, adiknya senantiasamenggelitik. Kali ini disertai pemberitahuanrencana pernikahannya. Ternyata dia lebih cepat.Padahal belum lama lulus dan baru saja masukkerja. Dasar!

*****

“Bagaimana kira-kira malnutrisi bisa diatasi?”tanya Vita.

“Jangan tanya pada saya. Tapi tentumenyangkut ketersediaan pangan,” jawab Suryo.“Sebagian besar lahan di sini isinya semak danalang-alang. Untung ada juga pohon sukun yangditanam. Tentu tak cukup memadahi untukketersediaan pangan. Mungkin kamu bisa mengajakomong Bu Maria. Saya hanya bisa mengajakmenghitung persentase luas lahan,” lanjut Suryo.

“Bu Maria lagi…,” kata Vita dengancemberut.

Page 70: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 61

“Oh, maaf, maaf,” jawab Suryo.

“Maaf, maaf…. sengit aku,” katanya sambilmencubit lengan Suryo.

Suryo terdiam seperti menyesal.

“Murid-muridmu itu lebih berorientasipada hidup di daratan atau di lautan?” tanya Vitamengalihkan pembicaraan.

“Entahlah. Sepertinya mereka lebih berorientasipada daratan. Lautan terlalu luas. Tapi daratanjuga tidak banyak menjanjikan. Alamnya terlalusulit untuk ditangani. Kalau mereka mau mengelolalaut, bagaimana caranya? Sarana teknologi sangatterbatas. Kapal motornya, begitu-begitu saja. Bahkankalian para dokter pun tak punya kendaraan dinaslaut,” kata Suryo sambil meledek.

“Pak Guru harus menunjukkan kepadamurid-muridnya tentang berbagai kemungkinanini. Menggarap daratan, atau menggarap lautan.Atau memperhatikan juga daerah batas denganhutan mangrove, pohon-pohon bakau …” kata Vitaberpesan pada Suryo.

“Ide yang bagus untuk bicara tentangkemungkinan-kemungkinan. Bisa memperkuatteori probabilitas.”

Kehadiran Suryo dan Vita seakan menjadiklop. Kehadirannya berdua di kepulauan Keisemakin memperkaya, sekaligus saling melengkapisatu sama lain. Untuk anak didik dan masyarakat disana. Vita, dokter yang merawat kesehatan guna

Page 71: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku62

penyelenggaraan hidup sehat. Dan Suryo, pendidikyang menuntun pada pengetahuan.

Cinta bagaikan humus yang mengepung bijibenih penyimpan tunas kehidupan. Merembesicangkang kulit pengaman benih. Menyuplai tetes-tetes air dan pupuk penyubur sampai akhirnyamenumbuhkan pohon cinta berbuah segar. Itulahpohon-pohon kehidupan.

Malam itu, Suryo masih duduk berhadapandengan Vita di ruang tamu rumah dinasnya. Matamereka saling bertatapan. Kedua tangan Suryo danVita saling bertautan di atas meja. Pelan-pelanSuryo menarik tangan Vita. Vita membiarkannyadan mengikuti tarikan tangan itu. Dia membiarkantangan Suryo membelai-belai jemarinya.

Dengan agak membungkukkan badan satutangan Suryo meraih dagu Vita. Mata merekamasih bertatapan. Sorotan lembut mata Vita seolahmenyatakan tidak keberatan atas tindakan Suryo.Posisi duduk Vita menjadi bergeser maju,mengikuti tarikan dagunya. Jarak wajah merekamakin mendekat. Perlahan Suryo mengecupkanbibirnya pada bibir Vita. Kecupan lembut penuhperasaan. Vita memejamkan matanya menerimakecupan itu. Sesaat kemudian Suryo menarik dirimenghentikan kecupan itu. Wajah Vita meronamerah jambu.

“Terima kasih, Mas,” ucap Vita hampir takkedengaran.

“Terima kasih, Vita,” jawab Suryo pendek.

Page 72: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 63

Vita menyandarkan kembali badannya kekursi yang didudukinya. Dia diam. Tak mengatakanapa-apa. Vita berusaha mengatasi jantungnyaberdegup kencang. Dia juga berusaha menatanapasnya kembali normal. Sekaligus, Vita seakantak ingin kehilangan pengalaman ciuman pertamanya.Dia menunduk. Suryo memandangi Vita penuh rasasayang. Ada potongan lagu melintas dalambenaknya. Entah siapa penyanyinya.

Kukecup pipi-pipimuBerkedip matamuKuhembus jidatmuMembelai rambut surimuWouw, wouw, wouw ….

Saat Vita memandang Suryo dengan ekormatanya, dia menangkap Suryo tersenyum-senyum.

“Kenapa senyum-senyum sendiri, Mas,”tanya Vita.

“Aku jadi romantis,” jawab Suryo terusterang.

“Aku juga,” sahut Vita.*****

Page 73: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku64

MELINTASI PADANG ALANG-ALANG

“Wah payah kelasku tadi,” Yonas membukapembicaraan.

“Emang kenapa?” tanya Mokhtar.

“Pengetahuan anak-anak tentang tensesberantakan,” jawabnya.

“Itu keluhan klasikmu, kan,” sahut Suryomengingatkan.

“Hampir saja, saya melempar penghapuspada salah satu murid yang berlama-lama takmenulis apa pun di papan.” Yonas bercerita

“Paling dia akan menghindar lalu mengambilpenghapus itu. Dengan kepala tertunduk dia akanmeletakkan di mejamu…” Suryo menanggapi.

“Untung kemarahanku diredakan seoranganak yang pandai melucu…” Yonas mengaku.

“Ledakan kemarahan akan disalurkan dengancanda tawa. Selalu begitu hukumnya,” sahutMokhtar.

“Jadi kita beruntung kalau ada anak yang bisamenjadi katalisator peredam ketegangan kita. Saya

3.

Page 74: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 65

sendiri merasa kasihan kalau anak harus seriusterus,” Mokhtar melanjutkan.

“Belum meledak sih, kemarahan tadi. Masihsaya tahan terus,” Yonas menjelaskan. “Tapi anakyang berdiri di depan papan terus tersiksa juga.Kelasnya juga agak terganggu… Ikut-ikutan tegang.”

“Untung, ada yang berani tunjuk jari danbilang. Sir, let me help you to tell him what should he do.Setelah dia berdiri, dia bilang, Jadi ban serep lah,biar jalannya nggak macet. Teman-temannyajadi tepuk tangan.” Yonas melanjutkan ceritanya.“Akhirnya, saya nggak jadi marah,” lanjut Yonas.

Mokhtar dan Suryo, diam tak menanggapilagi cerita Yonas.

Para penghuni mess guru mempunyaikebiasaan khusus setelah makan malam. Merekaakan mengeluarkan kursi dari kamar masing-masing. Duduk mengobrol dan membicarakanbanyak hal. Itulah salah satu aktivitas rutin guru-guru bujang dari tanah rantau. Macam-macam halmenjadi bahan obrolan. Tentang pengalaman ataukeprihatinan mereka. Bukan romantisme. Tapimenciptakan saluran ventilasi dari kesumpekanmereka. Guru-guru muda itu merajut benang-benang jejak langkah untuk membentuk jaring-jaring sebagai sarang bersama. Seakan satu jaringlaba-laba dengan banyak penghuninya.

Mokhtar sering bicara hal-hal yang terkaitdengan penguasaan anak didiknya tentang sejarah.Anak-anak kepulauan itu seakan terasing dari jalur-

Page 75: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku66

jalur pelayaran yang terbentang ke wilayah merekaserta pernah membawa nenek moyang petualangmenjelajah di keluasan Nusantara dan mancanegara.Jalur-jalur laut tersebut seakan terhapus dariimajinasi anak-anak itu. Digantikan kesehariandaratan yang serba terbatas.

Perjumpaan dengan berbagai kelompokyang silih berganti datang, barter dan berdagang.Berkomunikasi dan berintegrasi. Bahasa internasionalmenjadi bahasa bersama. Bukan melulu bahasapedagang dan hulubalang. Bahkan juga bahasaorang-orang pedalaman. Jejak-jejak itu tercermindalam bahasa ibu. Kendati pun Yonas mengeluhsaat membahas kemampuan pengucapan bahasaInggris, dan perbendaharaan kata-katanya.

Suryo membahas kemampuan abstraksibilangan, atau penguasaan dalam mempraktikkanoperasi hitung. Bahkan untuk bilangan-bilangansederhana yang paling elementer sekali pun. Jugaketika diajak berabstraksi tentang ruang dan gerak.Semua seakan serba membingungkan. Benar-benartak ada bayangan.

Diskusi ketiganya sebenarnya bisa menjadibekal bagi para penyusun kurikulum dan silabuspengajaran untuk anak-anak SMA. Sayang, timyang berwenang dari Departemen Pendidikan takpernah menjangkau atau mendengarkan parapraktisi di lapangan. Apalagi dari tempat-tempatterpencil. Jadinya para guru muda itu lebih banyakberdiskusi membahas kesenjangan antara beban

Page 76: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 67

kewajiban dengan realitas kemampuan siswa.Syukur, mereka tidak kehabisan akal. Mereka tetappunya harapan.

“Mereka itu, susah untuk memahamikerangka waktu dalam bahasa Inggris dengan past,present dan future. Belum lagi turunan-turunannya.Kan implikasinya terletak pada kata kerja ataubentuk to be-nya. Sudah lafal pengucapannya lucu,kata kerja yang jadi predikatnya nggak karuan,”demikian Yonas mengeluhkannya.

“Kira-kira apa sebabnya?” Suryo bertanya.

“Ya, memang problem dasarnya dari strukturbahasa Indonesia sendiri yang berbeda. BahasaIndonesia mau kemarin, sekarang, atau besok katakerjanya tak berubah. Tinggal tempel saja keteranganwaktunya di depan, atau di belakang. Kata kerjanyatetap saja,” kata Yonas menjelaskan.

“Katamu, bahasa ibu anak-anak ini lebihkompleks. Tiap ganti subjek, ganti kata kerja. Bisajadi dulu mereka kena pengaruh bahasa Portugis.Rumpun neo-latin. Jadi kalau dilihat akar sejarah,wah dahsyat bahasa mereka itu. Zaman itu, sudahkena pengaruh global. Berabad-abad lampau ….Kalau dulu kamu memuji bahasa mereka, mengapasekarang jadi kesal?” sahut Suryo mengingatkan.

“Namanya orang capek, Sur. Jadi, bawaannyamudah marah,” Yonas membela diri.

“Eh, tanya tuh Mokhtar. Sejak kapan pengaruhglobal masuk lewat pelayaran. Tanya dia. Dia tentu

Page 77: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku68

tahu dari sisi sejarahnya,” Suryo berkilah menunjukMokhtar.

“Ya, nenek moyang bangsa kita itu sudahmenjadi bangsa yang punya hubungan internasionalsejak dulu. Zaman masih kerajaan-kerajaan. Adapelabuhan internasional di mana-mana. Artinya kanmereka sudah punya hubungan dagang. Gimanamereka saling berkomunikasi,” kata Mokhtarmencoba menjelaskan.

“Emangnya begitu?” tanya Yonas.

“Makasar sejak berabad-abad sudah jadipelabuhan internasional. Di Flores, orang setempatjuga sudah berjualan kayu gaharu dengan macam-macam pedagang. Portugis, Belanda dansebelumnya juga dari Tiongkok. Ngomong bahasaapa mereka?” Mokhtar mencoba memaparkan sisisejarahnya. Dia sekaligus memancing denganbertanya.

“Yang pasti, tawar menawarnya tidak pakaikalkulator,” Suryo menyahut sambil tertawa.

“Bisa jadi orang-orang zaman dulu memakaisempoa,” kata Mokhtar melanjutkan. “Kan prinsipkerjanya sama dengan kalkulator. Menghitungangka-angka dengan biji-biji bulat di sempoa itu.Wah, seru juga tawar-menawar mereka.” Mokhtarberimajinasi tentang cara tawar menawar zamankuno. “Barangkali kalian mengira, saya mengarang,”Mokhtar melanjutkan penjelasannya.

“Tidak, mo. Jejak-jejak perdagangan zamanitu masih banyak ditemukan di sini. Mungkin

Page 78: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 69

kalian tak menyangka, piring-piring porselenkuno, atau kalung-kalung perhiasan dari logamdengan bermacam-macam motifnya. Barang-barangitu peninggalan hasil perdagangan pada masa-masa lampau. Juga meriam yang sampai sekarangmasih dijadikan mas kawin. Dari mana barang-barang itu diperoleh? Ada yang datang dariTiongkok, ada juga yang datang dari daratanEropa. Jadi barang-barang itu merupakan buktisekaligus jejak perdagangan internasional masalampau.” Demikian Mokhtar menjelaskan lacakansejarahnya.

Jait naasval, azin naksor. Masa berbalik, musimbergeser, demikian para tetua mencoba memahamiperubahan. Kegelisahan-kegelisahan berhadapandengan berbagai perubahan coba dihadapi secarabijak. Kendati pun tak sepenuhnya berhasil. Adasaja reaksi berhadapan dengan perubahan. Apalagiketika musim jadi tak menentu. Musim angin timurmembuat ombak besar-besar, membuat sulit untukmenangkap ikan. Jadinya musim paceklik. Gantimusim, ganti situasi. Demikian pun, pengalaman-pengalaman sulit para guru muda itu mengundangimajinasi mereka sekaligus senantiasa membangunharapan.

Malam itu, Yonas mengeluarkan gitar bututyang dibawanya dari Flores. Lalu bernyanyilah trioguru muda itu. Mereka paham betul bagaimanamenciptakan hiburan untuk sesaat membebaskandiri dari beban keseharian sebagai guru.

Page 79: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku70

Ada dua murid yang akrab dengan guru-guru muda itu, biasa datang menyambangi. Ocedan Buce, panggilan akrab untuk murid-murid itu.Mereka bergabung di tengah guru-gurunya. Ikutbergabung main gitar dan bernyanyi. Ikut ngobroldan berbagi cerita dari pengalaman mereka. Darihal seperti itu, ketiga guru muda menimbapengetahuan tentang masyarakat di kepulauan Keidan Maluku pada umumnya.

“Buce, pagi tadi kau su pi jawab Bu Wens?,”tanya Oce pada temannya.

“Sudah, mo,” jawab Buce meyakinkan.

Ketiga guru muda itu paham betul denganpercakapan mereka. Pertama kali mendengarungkapan itu, mereka tak paham apa yangdiperbincangan. Kata-kata yang diucapkan sepertinyatidak menunjuk pada pengertian tertentu. Tinggirendahnya lagu kalimat, jadi satu hal tersendiri yangmembuatnya perlu belajar, sambil menyesuaikandiri. Menirukan logat-logat mereka sedikit dalampercakapannya. Cukup lama, guru-guru baru itutidak paham apa maksud kalimat itu. “Kau su pijawab” dengan nada naik, punya maksud untukbertanya. “Kau pi jawab sudah” dengan nada turun,punya maksud menyarankan. Ungkapan dengannada bicara yang khas.

Percakapan tak lagi berlanjut. Buce memetikgitar. Dengan nada suaranya yang khas. Buce mulaimenyanyikan syair lagu. Oce mengikuti nyanyianitu…..

Page 80: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 71

berapa puluh tahun lalubeta masih kecil-ebeta ingat tempo itusio mama gendong-gendong beta-e....sambil mama bakar sagumama menyanyi bujuk-bujuksu sampai besar begini-ebeta tak lupa mama-e….

Suryo dan teman-teman membiarkan merekaberdua menyanyikan lagu itu dengan penuhperasaan, sampai selesai. Mereka menikmati lagudengan syair dan ekspresi anak-anak itu.

“Buce, kau pu mama masih bakar sagu kah?”tanya Suryo dengan logat yang mencoba menirukangaya bicara murid-muridnya.

“Enggak Pak…” jawab Buce.

“Jadi hanya dalam nyanyian saja ya?”.

“Katong kan makan enbal, Pak,” Jawab Bucemenjelaskan.

“Jadi mama kerja apa?” tanya Suryo lagi.

“Mama di kebun, Pak. Cari kayu bakar,menanam singkong dan talas,” jawab Buce.

“Kau, Oce?” tanya Suryo kepada Oce.

“Mama guru SD, Pak. Bapak jadi pegawai diDepartemen Penerangan,” jawab Oce.

Menambahkan keterangan tentang mamanya,Buce omong, “Mama membuat enbal sendiri.Dong, orang tua Oce membeli di pasar. Beta pumama enbalnya membuat sendiri,” Buce mengulangi

Page 81: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku72

penjelasannya. “Itu ketela dikukur. Lalu dimasukkanke kain, lalu ditindih batu. Biar airnya keluar. Kalautidak, itu ketela beracun. Jadi racunnya keluarbersama airnya. Baru sisa yang di kain, dimasukkancetakan menjadi enbal.” Kata Buce menjelaskan.

“Jadi kamu tahu cara membuatnya?” tanyaSuryo.

“Iya, mama yang membuat dan mengajaranak-anaknya,” kata Buce menjelaskan.

“Dulu di kampung saya bisa. Kalau tidakmembantu, bisa kena pukul, mo. Sekarang, mamakirim dari kampung untuk disimpan di pondokan.Kami makan itu tiap hari. Tak punya biaya untukbeli”, Buce menceritakan pengalamannya.

Anak-anak itu dengan nama-nama mereka.Buce, Oce. Nama-nama yang sepertinya berulang daritahun ke tahun. Sedemikian banyak yang mirip. Suryoingat, Kace kakaknya Oce ini julukannya Kace Ambon.Orang tuanya campuran Ambon Kei. Karenanya diadijuluki Kace Ambon. Dia yang mengajar Suryo danYonas mendayung sampan sekarang sudah kuliahdi Ambon. Ada Kace yang lain lagi.

Orang-orang tua yang bekerja keras untukanaknya. Mereka bertani di tengah tanah bebatuankarang dan padang alang-alang. Itu yangdibayangkan Suryo. Jadi dia paham kalau ada anakcerita masuk hutan mencari kayu. Ya, merekamembantu meringankan orang tua dengan cara itu.Anak-anak inilah yang dididik Suryo.

*****

Page 82: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 73

Yonas, pernah berusaha untuk bisa belajarbahasa daerah Kei. “Anak-anak, kita bertukarpengetahuan, ya. Saya mengajar kalian bahasaInggris, kalian mengajari saya bahasa daerahkalian.”

“Bahasa daerah yang mana, Pak? Kami kandari macam-macam daerah. Ada yang dari KeiKecil, ada dari Kei Besar. Ada juga yang datang dariTanimbar.”

“Kei Kecil dan Kei Besar, lain ya bahasanya?”

“Beda, Pak. Apalagi Tanimbar, lain samasekali,” jawab salah satu anak di kelas.

“Oke, nanti saya akan belajar banyak bahasa,”kata Yonas mantap.

Yonas barangkali tidak paham dengan apayang diucapkannya. Maklum guru baru. Dia penuhsemangat tapi kurang pengertian. Di meja guru,persis di depan tempat duduknya, ada daftarpresensi semua siswa-siswi dari kelas yangdiajarnya. Ada Poly Ohoiwutun anak Dobo. AdaMary Rahawarin asal Kei Besar. Ada Hok Tan, CinaDobo. Fatimah Alkatiri keturunan Arab. Ada DomiAngwarmase dari Tanimbar. Ada Rita Rahail asliKei Besar. Belum lagi kalau dirinci kampung-kampung asal mereka lebih detil, makin beragamsebaran daerahnya.

Mereka yang terkumpul di kelas I B yangtengah dihadapi itu berasal dari daerah yangberbeda-beda. Untuk ke Kei Besar mestimenggunakan kapal motor. Demikian pun untuk ke

Page 83: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku74

Dobo di Kepulauan Aru mesti menempuh perjalanansemalam dengan kapal perintis. Untuk ke Tanimbarmesti menempuh perjalanan kapal perintis tigamalam. Kapal itu hanya akan melintas dua minggusekali. Untuk menjelajah kampung-kampung di KeiKecil sendiri bisa menggunakan oto. Itu pun tidaksetiap saat ada. Dan tidak semua kampung dilaluitrayek-trayek kendaraan umum. Jadi masih adayang ditempuh dengan jalan kaki.

Dalam keterhubungan yang seperti itu, bisadimaklumi bahwa tiap daerah memiliki bahasadaerahnya sendiri-sendiri. Bahasa-bahasa itumenjadi bahasa ibu orang-orang setempat. Tatkalabahasa Indonesia mulai meluas, anak-anak di kelasitu toh mampu berkomunikasi satu dengan yanglain dalam bahasa yang sama. Bisa dibayangkankalau mereka tetap berbahasa dengan bahasa ibumasing-masing.

Keadaan yang ditemui, murid-murid tidakbanyak menguasai gramatika bahasa ibu. Merekamenunjuk bapak atau mama yang masih fasihmenguasainya. Atau kakek neneknya yang tinggaldi kampung. Sementara, murid-murid itu lebihbanyak menggunakan bahasa Indonesia dengankata dan logatnya yang khas. Kalaupun toh satudua kalimat diajarkan pada Yonas atau guru baruyang lain, saat dikejar lebih lanjut murid-muriditu bilang, “Saya tak tahu banyak, Pak. Bapak danMama yang masih bisa. Tete dan Nenek dikampung mereka paling jago.”

Page 84: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 75

Kalau diibaratkan sebagai burung, anak-anakitu ingin menjadi camar atau elang laut yang punyadaya jelajah tinggi. Mereka bukan burung nuri,bulunya indah tapi terbang rendah dan pendek-pendek saja. Tapi camar dan elang laut, melintasjauh. Menjelajah pulau-pulau dengan kemampuandan ketahanan daya terbangnya. Mata merekamelihat keluasan, mampu menjangkau yang didepan sana. Begitu mereka menemu pantai dankarang di sekitarnya, mereka akan singgah. Ramailahkehadiran mereka. Riuh rendah suara-suaramereka. Atau hanya sebuah teriakan panjang yangmengagetkan.

Anak-anak itu, dari berbagai tempat merekaberdatangan. Meninggalkan sarang kehangatandari rumah-rumah mereka. Kenyamanan di tengahperkampungan antarkeluarga yang telah salingmengenal sejak lama. Berkomunikasi denganbahasa ibu. Dan hidup berpedoman adat-adat yangmendasarkan pada mata rumah. Atau praktik-praktik semacamnya. Sekarang mereka ada didalam kelas bersama. Kendati pun Wuut ainmehenifun, manut ianmehe tilur, telur-telur itu berasal darisatu ikan dan satu burung. Dari tempat dan desaasal yang berserak, dari bahasa dan adat kebiasaanyang beragam, mereka mau mempersiapkan diriuntuk masa depan yang panjang.

Yonas tak jadi minta diajari bahasa setempatKei. Agak berbeda dari bahasa Indonesia, ataubahasa lainnya. Tiap ganti subjek, bentuk katakerjanya juga jadi berubah. Saya makan dan kamu

Page 85: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku76

makan, kata makan-nya akan berubah ketikadikenakan pada saya atau kamu. Ya’ao moan embal.O oan embal. Saya makan embal. Kamu makan embal.Ya’ao ivun suhut. O ung suhut. Saya sakit perut.Kamu sakit perut. Wah susah rasanya. Setiap subjekmemiliki kata kerjanya tersendiri. Sebuah strukturbahasa yang kompleks. Membutuhkan keketatanberpikir para penggunanya.

Bagaimana pengaturannya? Yonas takpernah mendapatkan penjelasan dari murid yangmengajarkannya. Bapak dan mamak, mereka yangtahu. Tete dan nenek di kampung, mereka jago.Begitu jawab murid yang ditanya. Yonas tidak bisamemperoleh buku gramatika atau yang lain yangbisa mencerahi pertanyaan-pertanyaannya untukmempelajari bahasa itu. Tidak seperti bahasaIndonesia, yang predikatnya ditempelkan begitusaja tanpa perduli siapa pun subjeknya. Jangan-jangan bahasa Kei merupakan bagian warisan dariorang-orang Portugis dari abad-abad lampau? Siapayang peduli.

Keinginan untuk belajar bahasa setempatkandas. Murid-muridnya ternyata sudah banyakyang tidak tahu. Sehingga tidak bisa barter. Yonasmengajar mereka bahasa Inggris. Murid-muridtidak bisa mengajarnya bahasa ibu. Siswa-siswa,mereka sendiri sudah tak banyak tahu. Tatabahasanya, kekayaan perbendaharaan katanya,ungkapan-ungkapan khasnya. Mereka tak mampumenjelaskannya. Yang mampu didengar Yonas,percakapan antarmereka. Praktik, penggunaan

Page 86: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 77

komunikasi langsung. Jangan menuntut lebihdari itu. Untuk memperlihatkan kemampuanpenyesuaiannya, paling beberapa kata khusus sajasering keluar dari mulut Yonas. Demikian punSuryo, dan Mokhtar. Guru-guru yang tidakberkecimpung dengan bahasa. Lebih-lebih katapopuler sapaan atau celaan. Parlente. Omongkosong!

B ahasa m encermi nkan masyarakatpenggunanya, atau sebaliknya bahasa tercipta darimasyarakat penggunanya. Tapi anak-anak yangbersekolah di Langgur itu, mereka datang dariberbagai kampung dan pulau sekitar KepulauanKei. Mereka tak lagi akrab dengan bahasa-bahasayang ada di kampungnya. Untung ada bahasaIndonesia. Bahasa yang paling banyak digunakandalam keseharian. Tapi banyak kata yang dipotong-potong sehingga menjadi singkat pengucapannya.Atau dibolak-balik pengucapannya sehingga takmudah dimengerti. Barangkali, para pedagangperantara, orang-orang Tiong Hoa yang tinggal sampaidi pelosok-pelosok, mereka yang memperkenalkanbahasa Indonesia itu. Bahkan sampai orang-orangtua yang tak bersekolah pun, mereka mampuberkomunikasi dengan bahasa Indonesia versimereka. Tapi anak cucu mereka tak mampu lagiberkomunikasi dengan bahasa setempatnya. Lebihmudah omong dengan bahasa Indonesia yangdipotong-potong pendek. Sementara, orang-orangtua pun tak mampu lagi menurunkan kemampuanbahasa yang diwarisi oleh nenek moyang mereka.

Page 87: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku78

Anak-anak itu, mereka sangat cekatan denganbahasa Indonesia yang bercampur dengan logat,sebagaimana halnya mereka yang mampu berlariansecara cekatan di lapangan bola bertanah karang.Logat bahasa sebagaimana terasa dalam intonasiyang membentuk melodi harmonis dalam laguucapan yang terasa dalam percakapan. Sebagaimanahalnya ungkapan kalimat mencerminkan pribadiseseorang pengucapnya. Anak-anak itu menjadiorang yang tidak latah. Menjadi anak lincah kendatiharus berjalan di atas tanah-tanah karang kersang.Menjadi anak lincah kendati harus hidup di tanahkering.

Bahasa mereka seakan bahasa yang cairdalam pergaulan. Bahasa yang demokratis karenatak harus ketat berpikir hormat macam mana yangperlu diungkapkan lewat bahasa. Bahasa yangmenggunakan ungkapan serba singkat. Seakanmendukung mereka bergerak lincah kendati tiapsaat harus menginjak karang-karang lancip. Orangtak perlu berpikir seperti dalam bahasa Jawa yangpenuh dengan aturan. Harus empan papan, tahutempat kepada siapa orang bicara. Dengan bahasaIndonesia logat mereka, komunikasi dengan siapapun dapat mudah dilakukan. Dalam ungkapanyang serba ringkas dan berirama. Irama alam yangbanyak dikitari lautan dan dihembusi angin dariberbagai penjuru. Irama bahasa yang berlagu.

*****

Page 88: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 79

“Selamat siang, Pak Suryo,” sapa PastorFredy sambil menghentikan sepeda motornya.

Yang disapa baru saja keluar dari halamansekolah. “Selamat siang, Pastor. Mau ke mana nih?”tanya Suryo akrab.

“Mari, Bapak ikut kami. Katong mau pi keRumaat untuk acara pembukaan bulan ziarah.Drumband Seminari akan bermain di sana,” ajakPastor Fredy secara spontan. Pamong asramaseminari itu bercerita tentang acara yang akandiikuti anak-anak asuhannya. Ajakan spontan itutidak mengejutkan Suryo. Dia sudah mengenaligaya semacam ini. Kespontanan memang menjadisalah satu ciri keramahan orang-orang Kei.

“Iyo,” sahut Suryo spontan pula menanggapiajakan itu. “Saya belum pernah ikut acara ziarah.”

“Kalau begitu, pi bonceng saya sudah,” kataPastor Suryo. “Sekarang kita pi berangkat,” katanyalebih lanjut.

“Waduh, jangan sekarang,” Suryo mulaitersadar pada konsekuensi tanggapannya. “Sayamesti bilang ke teman-teman dulu.”

“Jadi Pak Suryo akan pi berangkat dengansiapa nanti?” tanya Pastor Fredy.

“Saya pulang dulu. Tanya ke teman-temanapa ada yang mau ikut? Mungkin juga dokter-dokter akan berminat ke sana,” kata Suryo.

Page 89: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku80

“Tidak. Pak dan Bu dokter tarada yang mauikut. Saya sudah tanya kemarin,” Pastor Fredymenjelaskan.

“Oke. Pastur berangkat duluan. Saya nantipinjam motor teman, kalau bisa dapat pinjaman. DiRumaat, acaranya diselenggarakan di mana?”

“Drumbandnya nanti mulai jam 16.30. Kelilingdesa dulu, unjuk salam perkenalan ke warga.Mulainya dari gerbang desa. Besok pagi pi mainsekali lagi. Di halaman gua Maria di dekat gereja.”

“Jadi bermalam?’ tanya Suryo.

“Iyo,” jawab Pastor Fredy. “Bapak Suryokeberatan?” tanyanya.

“Ini malam minggu, Pastor,” kata Suryomenjelaskan sambil tersenyum.

“Wah, iyo,” kata Pastor Fredy. “Hampir lupasaya. Pak Suryo mesti ke Dokter Vita, ya…” kataPastor Fredy sambil tertawa. Sepertinya ia barutersadar.

“Tidak. Tidak,” kata Suryo seperti maumenghindar.

“Tak apa-apa, Pak Suryo. Katong tak akanmengganggu,” Pastor Fredy seperti mau meralatajakannya. “Kalau Pak Suryo tak bisa, tak apa lah.Jangan sampai mengganggu acara Bapak,” PastorFredy melanjutkan.

“Tidak. Justru saya mesti datang ke sana.Selama ini saya belum pernah ikut acara ziarah’”kata Suryo menjelaskan.

Page 90: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 81

“Kalau begitu terserah Bapak. Mau datangnanti atau besok,” kata Pastor Fredy memberi pilihan.

“Saya ingin ikut mulai sore ini. Apalagi adadua acara berbeda,” kata Suryo menjelaskan.

“Iyo. Ini nanti ada acara sirih pinang juga,Pak,” Kata Pastor Suryo lebih lanjut.

“Wah, kalau begitu saya ikut mulai sore ini.Pasti,” kata Suryo semakin yakin. “Saya belumpernah melihat acara sirih pinang juga. SilakanPastor duluan. Saya nanti menyusul ke Rumaat.Pinjam motor atau ikut kendaraan umum.”

“Iyo, Pak. Kami tunggu ya,” Pastor Fredymeninggalkan Suryo.

Suryo berjalan menuju arah berlawanan sambilmembayangkan bagaimana cara menghubungi danmemberitahu Vita dan teman-temannya siapa tahuada yang akan ikut.

Ajakannya tak membuahkan hasil. Yonassudah berencana berangkat dengan pacarnya.Sedangkan Mokhtar yang Muslim memang tidakberkepentingan dengan acara ziarah itu, memilihbermalam minggu dengan pacarnya.

Suryo dapat pinjaman motor, tapi tak adayang ikut. Dia tak berhasil mengajak Vita untukikut menyaksikan pembukaan musim ziarah itu.Kebetulan dia mendapat giliran dinas jaga di rumahsakit. Tapi, ia sudah menjelaskan pada Vita tentangkepergiannya ke Rumaat untuk acara itu. ….

*****

Page 91: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku82

Suryo masih bisa mengikuti acara drumbandkeliling desa. Anak seminari yang berseragamputih-putih sedang bersiap-siap beraksi dengan alat-alatnya. Kendati pun alat-alatnya sangat sederhana,Drumband Seminari Langgur memunculkankekaguman orang-orang se kabupaten. Di kabupatenTual baru ada dua kelompok drumband. MilikSeminari dan satu milik SMA Negeri.

Acara keliling desa dipimpin Pastor Fredy.Dia akan berada di depan mendahului mayoretteyang memegang tongkat komandonya. Sebelummenempatkan diri, dia mengajak Suryo untukmendampinginya untuk berjalan paling depan.“Pak Suryo, Bapak dengan saya berada di depan,”kata Pastor Fredy sebelum mulai.

“Lho, saya hanya mau menonton saja. Ikutdari belakang,” sahut Suryo.

“Tidak, ini perlu Pak Suryo di depan. Untukmembantu saya menerima sirih pinang dariwarga desa yang menyambut,” kata Pastor Fredymenjelaskan. “Nanti saya di sebelah kanan, Bapakyang di sebelah kiri.”

“Lalu, saya mesti berbuat apa,” tanya Suryosama sekali tidak paham. Dia belum pernahmengikuti acara sirih pinang. Sekarang Suryomalah dibenamkan untuk terlibat dalam acaratersebut.

“Pokoknya kalau di depan gerbang halamanada kelompok perempuan dan ada ibu yangmemegang kotak sirih pinang, Bapak datangi ke

Page 92: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 83

pinggir. Mereka akan membuatkan ramuannya,Bapak terima. Sirihnya dikunyah, lalu sesudahnyaboleh dimuntahkan lagi. Kalau ada yang memberiamplop diterima saja. Itu isi uang, sumbanganuntuk seminari.” Suryo berdiam diri mendengarkan.Dia tidak membantah. Ini risiko untuk mengikutikespontanan mereka.

Benar saja, begitu anggota drumband mulaiberaksi menabuh alat-alatnya, anak-anak kampungyang sebelumnya sudah mengelilingi para pemainsegera minggir ke dua sisi. Mereka siap mengikutiperjalanan drum band keliling desa. Berderet-deretorang menyambut di halaman rumah masing-masing. Di kanan kiri jalan, ibu-ibu menyediakansirih pinang yang diterimakan pada mereka berdua.Pastor Fredy di sebelah kanan, dan Suryo di sebelahkiri. Di depan mereka yang memberikan uluransirih pinang itu, Suryo menerimanya tidak dengancara sembarangan. Ada ekspresi dan sikap tertentuyang dihayati para pemberi sirih pinang itu.Kebanyakan yang memberikan adalah merekayang sudah berusia lanjut. Wajahnya telah diwarnaioleh kerutan kulit. Tanda ketuaan mereka. Tapipancaran mata dan mimik wajahnya mengungkapkansebuah ketulusan dalam menyambut tamu.

Sirih pinang itu diletakkan dalam sebuahtalam, atau sebuah piring porselen tua. Piring-piring porselen tua, barang berharga yang merekamiliki turun temurun. Menjadi wadah sirihpinang untuk diberikan kepada tamu yang merekahormati. Diberikan secara tulus sebagaimana

Page 93: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku84

terpancar dari wajahnya. Dengan rasa hormat,sebagaimana terungkap dari gerak-gerik badancara memberikannya. Di hadapan mereka, Suryotunduk takzim menerima pemberian itu. Dengansantun, ia berusaha mengunyahnya. Biar terasapedas dan getah daun sirih, Suryo mengunyahnyasampai menghasilkan air liur merah. Suryo lalumeludahkannya di tempat yang disediakan pula.

Tamu datang dari seberang disambut.Diterima dan direngkuh sebagai bagian keluarga.Menjadi bagian satu darah. Diulurkanlah sirihpinang. Sirih yang diolesi tanah kapur putih.Melambangkan darah-darah putih yang menolakbala. Jangan ganggu tamu-tamu ini, biarlah terbebasdari mala petaka. Putih warna ketulusan dari tuandan nyonya rumah penyambutnya. Kehadiran akanmenjadikan satu ikatan darah. Darah merah bukandari tetesan senjata. Darah merah yang menggeloraoleh pompaan jantung. Kekayaan simbol-simbolpenyambutan itu dikunyah oleh sang pendatang.Dikunyah dan dikunyah untuk diperoleh sari patinya.Sari-sari kehidupan itulah yang menghasilkandarah merah. Itu lah tanda penerimaan. Menjadikantamu diikat dengan darah merah dan putih simbolkehidupan. Menjadi bagian keluarga.

Ikatan itu menjadikan tuan rumah dan tamuyang datang menjadi satu keluarga bersama.Tinggallah di sini. Hiduplah dari yang dihasilkandari tanah ini. Sagu yang diambil dari kebun danrimba pedalaman. Ditumbuk menjadi bahan makanyang menopang hidup. Mari nikmati dengan acara

Page 94: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 85

bakar ikan. Itulah ikan-ikan yang hidup darikeluasan laut yang dititipkan Allah untuk kamipelihara. Bukan dikeruk habis-habisan. Kamimengambil sejauh kebutuhan. Yang lain biar beranakpinak, bahan-bahan penopang hidup anak cucukami.

Saat drumband berkeliling, kadang-kadangSuryo menerima amplop dari mereka saatbersalaman. Suryo lalu memasukkannya ke dalamsaku. Kemudian dia bergerak ke arah berikutnya.Sementara upacara dilakukan kelompok drum bandjalan ditempat sambil terus memainkan alatnya.Pastor Fredy dan Suryo menjadi pimpinan yangmenggerakkan drum band itu berjalan.

Satu jam lebih acara perkenalan keliling desaitu berlangsung. Selesai acara, Suryo menyerahkanamplop itu kepada Pastor Fredy. Pastor Fredymenerima amplop itu. Dia menjelaskan, “Pak, inisumbangan umat untuk seminari. Kadang-kadangmereka menyumbang patatas, atau kelapa keSeminari. Dalam kesempatan istimewa mereka jugamenyumbang uang. Walaupun jumlahnya tidakbanyak. Inilah ungkapan keikutsertaaan merekamenopang pendidikan calon pastur.”

Suryo baru paham tentang hal itu. …

Esoknya, cuaca cerah bulan Mei. Sepertiberkah tersendiri. Umat Katolik yang berbondong-bondong berbaris mengiringi patung Bunda Mariayang dipikul secara bergantian. Di atas Patung itu,ditempatkan tudung dari kain beludru. Laksana

Page 95: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku86

sacred canopy. Kemah kudus untuk menjagakekudusan sang Junjungan. Juga naungan bagiumat-Nya. Suasananya persis seperti yang banyaktergambar dalam perarakan yang muncul di dalamberbagai film. Entah di Italia, Spanyol atau diAmerika Latin. Kemeriahannya seperti pesta rakyatdi mana pun. Ada kelompok umat yang bernyanyidengan nada tinggi. Nyanyian syukur kegembiraandengan nada melengking tinggi. Atau nyanyianratapan yang menyayat-nyayat dalam nada minor.Ada yang bergantian mendaraskan doa. Pukulan-pukulan genderang dan tam-tam, serta tifa dangong dari kelompok musik tradisi menjadi latarbelakang suara yang mengiringi ritme doa dannyanyian.

Sambil berjemur di bawah sengatan mataharipagi, umat mengarak patung itu mengelilingi desamenuju ke gua Maria. Dalam prosesi itu, umat jugamempersembahkan doa dan pujian di dalamkelompok-kelompok mereka. Persembahan kepadaIbu Perlindungan dan Ibu Rohani, Ibu PerantaraRahmat dan Berkat. Bagi masyarakat nelayan dantani perlindungan itu nyata dalam kesehatan dankeselamatan. Berkat itu konkret lewat hasiltangkapan dan panenan. Itulah yang menopanghidup mereka, hasil kerja yang memberikankecukupan hidup. Itulah yang dipersembahkan.

Di antara orang yang membawa persembahanitu, sekelompok perempuan berjalan sambil menari.Sambil mengenakan kain tenun karya tanganmereka. Diiringi tabuhan kendang dan gong yang

Page 96: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 87

dipukul ritmis. Beberapa orang memegangi gongukuran sedang. Berdiameter sekitar 30 centimeter.Dengan pemukul dari kayu. Mereka memukulbergantian. Frekuensinya berlainan sehinggasuara yang dihasilkan juga berbeda-beda. Mung…mung…mung…

Getaran bunyi gong itu tidak menyentak.Tapi mengalun. Layaknya gelombang suara yangmerambat, bergaung dan bergema melampaui batasdan sekat ruang kedap suara. Getaran itu yangmenyentuh hati pendengarnya. Getaran yangmenyentuh perasaan. Lapis halus daya kemampuanjiwa manusia. Getar yang terdengar di tanah lapangtempat upacara berlangsung, menjadi daya yangmenggerakkan syaraf dan fisik para peziarah danpenari.

Mung…mung…mung…Tak…tak…tak…Mung…tak…tak…tak… Mung…tak…tak…Mung…mung… Tak…tak.. Mung….

Kendang dan gong. Kedua alat tetabuhan inimerupakan peninggalan kuno yang menyebar diberbagai tempat. Produk-produk yang dihasilkandari zaman besi. Melalui penempaaan denganderajat panas yang tinggi. Dipalu berulang-ulang. Permukaan-permukaan gong tersebut telahdikontruksi untuk menghasilkan getaran bunyisejak tahap pembuatannya. Pembuatan gong tidakdengan cara cor. Besi cor tak akan menghasilkangetaran suara yang bergaung. Baik itu dipukuldengan pemukul besi,apalagi dengan alat pemukul

Page 97: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku88

dari kayu. Itulah gong, getaran yang ditimbulkanbunyi tersebut menggerakkan gelombang yangtergelar di alam raya. Juga gerak hidup dari parapembuat dan pendengarnya.

Tangan-tangan penari digerakkan perlahan,bak lambaian daun nyiur tertiup angin. Lembar-lembar daun kelapa itu ada di pelepahnya, menjulangmengikuti pertumbuhan batang pohonnya. Yanghadir di alam dalam lambaian daun-daun nyiur,kembali diperagakan dalam gerak jari dan tangan.Dan kaki-kaki mereka, beringsut bergeser diatas hamparan putih tanah karang. Tak ubahnyaombak-ombak kecil yang tiap kali kembali menjilatipantai-pantai karang. Gerak mengingsut dari kaki,seteratur gerak gelombang-gelombang kecil yangdatang dan pergi menerpa pantai. Tari, gendang,dan gong menjadi padu dengan irama dan gerakalamnya.

Maka menarilah para penari. Tangan gemulaiseakan menirukan kepak-kepak sayap burungyang riang mengibas udara. Wajah dan perangaipenduduk khusyuk menyaksikan melambainyadedaunan ditiup angin. Tari itu menyatu danmenyerap, menghadirkan gerak makhluk-makhlukdari jagad raya. Gerak itu adalah geseran kaki yangmenyangga badan, dan dan kaki yang tegak kokohmenopang keseluruhan pribadi penarinya. Kakibergeser dalam waktu yang dikuasai. Janganberjalan cepat. Lihatlah mempelai datang. Kakiyang bergeser mempertahankan keanggunan gerakpenarinya.

Page 98: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 89

Ada lagu yang disenandungkan dari parapenari itu. Saling bersahut-sahutan. Mendaraskanayat-ayat yang bertutur tentang kisah-kisah yangdiwariskan nenek moyang leluhur. Tuturan tentangbagaimana asal usul kehidupan yang sekarangditurunkan dalam hidup keseharian. Dengankelimpahan alam serba hidup tanam-tanaman,umbi-umbian dan makhluk hidup lainnya. Jagalahdan dipelihara. Dari tanah yang memberi hasilbumi itu terjaminlah hidup anak-anak manusiayang beranak pinak dan berbaku saudara denganmereka yang tersebar di mana-mana. Baku bae lahsatu saudara saling menjaga satu sama lain.

Di belakang rombongan itu, beberapa priamemegang parang yang mereka ayun-ayunkan.Seirama kendang dan gerak kaki. Bukan senjatatajam sebagai alat perang. Bukan itu. Parang yangmereka miliki juga bagian dari pusaka yangdiwariskan secara turun temurun. Gerak-gerik trampilmengayunkan parang, seirama gong dan tifa, taklain dari gerak yang seirama dengan denyut jantungserta tarikan dan hembusan nafas. Bukan gerakmemegang senjata seakan mengancam disertaiirama nafas memburu. Tari dengan ayunan senjatamemperlihatkan kesatriaan dalam menghadapitantangan alam. Mereka menari dengan gemulaimengimbangi dan menyesuaikan gerak yang ada disekelilingnya.

Di bawah terpaan matahari, Suryo berbaurbersama orang-orang itu. Para penari menggunakanselendang-selendang itu dengan membentangkannya.

Page 99: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku90

Perempuan-perempuan dan para lelaki tua pesertajiarah menempatkannya selendang-selendangtenunan itu di atas kepala, menggunakannya untukmelindungi mereka dari sengatan matahari. Suryodan anak-anak muda yang lain, melindungi kepaladengan topi beragam warnanya.

Di tengah lapangan, umat berarak dalamprosesi secara berkelompok-kelompok. Sesudahnyamereka mengikuti Perayaan Misa. Dipimpin tigaorang imam. Nyanyian-nyanyian dengan nadamelengking tinggi sebagai ungkapan syukur padaAllah mengiring doa-doa dalam perayaan itu.

Suryo tadinya tak memahami mengapaziarah memakai pasukan drumband. Beberapa kalidia mendengarkan kisah itu dari rekan gurunya.Akhirnya, Suryo mengalami dan menyaksikandengan mata dan kepala sendiri di bawah sengatanmatahari.

*****

Perjalanan pulang dari Rumaat tidak sepertisaat berangkatnya. Kali ini bisa lebih santai, tidakdiburu waktu. Suryo menguntit truk Fuso tua yangmengangkut pasukan drumband. Menyusuri jalandatar setengah berlubang yang di kanan-kirinyaditumbuhi perdu dan ilalang. Tanaman liar yangmenyelimuti kepulauan Kei. Sorak-sorai anak-anakdari atas truk tak dihiraukan Suryo. Ia mengendaraisepeda motor pinjamannya tidak dengan tergesa.

Page 100: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 91

Jalanan raya itu hanya diselimuti aspal tipis.Aspal yang didatangkan dari Buton. Hal demikianbukan berarti memicu orang Buton datang ke Kei.

Orang Buton memang jenis nelayan, pelaut.Tatkala wilayahnya sendiri telah habis didudukibanyak orang, mereka tak mau menyerah menjadiburuh. Mereka berlayar untuk menemu wilayah-wilayah pantai yang menjadi tempat beranak pinak,dan tempat yang dengan mengeluarkan jala sebagaialat kerjanya, mereka boleh membawa kembali ikanhasil tangkapan. Membaginya menjadi dua. Daratdan laut. Dan di laut pun mereka berjaya. Jales VevaJayamahe. Di laut pun mereka berjaya.

Rombongan peziarah umat kristiani dariberbagai wilayah yang berkumpul di Rumaatmengingatkan Suryo pada kenangan pak GuruRenyaan. Seorang pensiunan guru yang tetapmengajar. Dia pernah menyembunyikan PastorBelanda di gua-gua karang sewaktu Jepangberkuasa. Benar, kedatangan Jepang di KepulauanMaluku pernah hampir melumpuhkan kehidupanumat kristiani.

Jepang memang mampu menguasai wilayahMaluku dengan armada lautnya, didukung armadaudara. Seturut pengetahuan sejarah, memangada pembagian pasukan Jepang yang menguasaiNusantara. Jawa dikuasai pasukan darat, dan wilayahluar Jawa dikuasai armada laut. Di Kepulauan Kei,mereka meninggalkan dua lapangan terbangrintisan. Landasan itu dibangun oleh tangan-tangan

Page 101: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku92

orang setempat. Tidak dengan mesin teknologi.Tapi tenaga-tenaga romusha. Entah berapa puluhatau berapa ratus pesawat tempur pernah mendaratdi sana. Di Langgur, sampai sekarang lapanganterbang itu masih digunakan. Satu lagi di Letvuan,lapangan terbang itu menjadi tanah datar yang luasyang ditumbuhi perdu dan alang-alang. Entah dimana lagi lapangan terbang semacam ini terserak diseantero Nusantara. Tak ada catatan sejarah yangmerincinya satu per satu. Tidak juga sejarahRomusha Jepang di sana.

Dalam usahanya untuk menguasai KepulauanMaluku, pasukan Jepang menangkapi paramisionaris Belanda. Mereka yang sudah ditangkapdijebloskan di kamp-kamp konsentrasi. Untung PakGuru Renyaan berhasil menyembunyikan satu.Lainnya, ada puluhan yang dihukum mati selamamasa penahanan itu. Dengan cara disembunyikanitu, kerinduan umat kristiani untuk beribadat bersamadapat terpenuhi. Setiap kali umat berduyun-duyun berkumpul di satu tempat. Lalu, pastorBelanda yang disembunyikan itu dikeluarkandari pesembunyiannya untuk memimpin umat. Iamemimpin jemaat beribadat memuji Allah. Dalamkeadaan hidup seperti apa pun. Juga dengankeadaan derita yang dialaminya. Sesudahnya, iadisembunyikan lagi dalam lubang-lubang gua yangtak banyak diketahui orang.

Sampai akhirnya, pasukan Jepang terusirkembali dari Nusantara. Sang Pastur dapat keluardari persembunyiannya dengan selamat. Tak bisa

Page 102: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 93

dibayangkan bagaimana sistem pengamanandiberlakukan. Bagaimana jaminan hidup kebutuhanpangan dan kebutuhan lainnya dapat terselenggara.Catatan sejarah yang pernah ditulisnya sampaimenghabiskan dua buku tebal tak pernahditemukan kembali. Dia tak bersedia lagi untukmengulangi untuk menuliskannya kedua kalinya.“Sudah saya serahkan kepada Bapak UskupAndreas. Entah di mana dia menyimpannya. …..”

Pak Guru Renyaan, orang itu berperawakanpendek, kecil. Bicaranya keras, meledak-ledak.Khas orang Kei. Badannya ringkih. Dan telahmenjadi tuli karena ketuaannya. Tete Renyaan,Kakek Renyaan, begitu panggilannya. Ia masihkuat mengajar adat istiadat untuk murid-muridSMA. Gaya mengajarnya monolog karena takbisa lagi berkomunikasi dua arah. Kalau muridmau bertanya, setelah tunjuk jari mereka akanmenyodorkan kertas yang sudah ditulisi pertanyaan.Kakek Renyaan akan menggangguk-angguk ataumenggelengkan kepala tanda persetujuan atauketidaksetujuannya terhadap hipotesis dan rumusanpertanyaan yang dituliskan oleh para muridnya.Dengan bantuan kacamatanya, dia mencermatisemua yang ditulis untuknya. Semua pertanyaanyang ada akan ditanggapinya satu per satu. Dengansuaraunya yang lantang.

Pak Guru Renyaan, guru sepanjang zaman.Pernah mengalami pendidikan di Tomohon,Sulawesi tahun-tahun masa remaja dan awalpembentukannya. Dia sudah menjalani masa

Page 103: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku94

demi masa, dari Masa Penjajahan Jepang sampaiMasa Merdeka dan Pembangunan. Kecerdikandan kecermatannya masih sangat tersisa. Jugaketeguhannya. Tanpa itu, tentu tak mampuberinisiatif menyembunyikan pastor Belanda di guakarang. Sekarang, ia masih mendampingi anak-anak muda Kepulauan Kei. Memahami hukum,adat istiadat dengan beragam ekspresi kata dankarya orang-orang Kei itu. Larvul Ngarbal, hukumdan tata adat istiadat masyarakat Kei.

Ingatan Suryo mengembara, kepada masakecilnya. Ikut berjubel di alun-alun depan kratonKasultanan Yogyakarta mengikuti upacara grebeggunungan. Pasukan prajurit Kraton dalam beragamwarna pakaian dan topinya. Putih, merah, hitam,kuning. Putih bergaris-garis. Tiap-tiap kelompokdibedakan dengan seragam warna pakaian. Lengkapdengan bendera umbul-umbul di ujung depanpasukan. Mereka berbaris ritmis, tegap mengikutipukulan genderang, diselingi bunyi tiupan terompetdan seruling. Dan sesudahnya, gunungan yangberisi sayur-mayur dan buah-buahan yang dipikulpasukan prajurit kraton itu menjadi rebutanpengunjung peserta upacara grebeg itu. Merekaseolah berebut untuk mendapatkan berkah. Berusahamendapatkan untaian padi, kacang panjang ataubuah pisang.

Di Rumaat, Kepulauan Kei, dan di Yogyakarta,Jawa, atau orang-orang di mana pun, merekamelakukan upacara ziarah untuk persembahandan permohonan atas panen dan musim tanam.

Page 104: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 95

Analogi, begitu bahasa matematikanya. Jalanpemikiran yang sama, yang diterapkan untukmemperoleh hasil yang sama. Simetris, kongruen,sama dan sebangun. Gambar dan bentuk yangsama. Itu yang hadir baik dalam bahasa matematikamau pun dalam ekspresi budaya dan agama. DiKepulauan Maluku, di Jawa, di mana pun ….

Malam itu, Suryo tertidur di depan pesawattelevisi hitam putihnya. Di tangannya tergeletakcatatan hariannya. Rupanya dia belum selesaimenuangkan pengalamannya mengikuti acaraziarah dengan upacara sirih pinangnya. Buku itumasih terbuka. Penanya tergeletak begitu saja.Suryo kelelahan. …..

*****

Bulan Oktober, bulan Rosario. Bulan aktifnyapara perempuan, kaum ibu dan keluargamenyelenggarakan ibadat bersama. Di berbagaikampung, keluarga-keluarga Katolik secara begilirmengadakan doa bersama. Doa rosario denganmenggunakan kontas. Biji-biji bulat yang dirangkaiberkelompok sepuluh-sepuluh, di sela-sela antarkelompok diberi satu biji pemisah agak berjarak.Biji-biji bulatnya terbuat dari bermacam bahan.Kayu yang dibentuk bulat, batu akik yang diasah,biji buah jali, dan sebagainya. Sekarang banyak jugayang diproduksi dari plastik. Biji-biji ini yangmenjadi penanda rangkaian doa Salam Maria yangdidaraskan terus menerus. Tiap sepuluh SalamMaria menjadi rangkaian doa yang menyertai satu

Page 105: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku96

renungan tentang misteri hidup Bunda Maria,bersama Yesus Kristus anaknya. Rangkaian doaitulah yang dibayangkan sebagai bunga mawar,rosa,rose. Maka jadilah persembahan doa rosarioyang didaraskan tiada lelah.

Hanya penggalan-penggalan khusus sajayang setiap kali direnungkan. Maka jadilah limaperistiwa di dalam satu rangkaian misteri yangdirenungkan. Limapuluh butir, dengan lima butirpenyela. Ditambah beberapa doa pengantar danpenutup. Jadilah persembahan doa rosario itu.Masih ada selingan lagu pujian syukur gembira,atau ratap duka bersama Bunda Maria. Demikianrangkaiannya, berjalan di dalam pertemuan doarosario. Kaum perempuan, ibu, anak-anak. Beberapadi antaranya juga kaum muda, dan bapak-bapak.

Acara itu berjalan seolah tanpa mengenal rasajemu. Setiap malam, di keluarga-keluarga secarabergilir menerima tamu untuk tempat di manaacara doa rosario bersama diselenggarakan. Keluargayang mendapat giliran untuk menyambut parapendoa diserahi Patung Bunda Maria. Malam itudiarak dan di sana patung Bunda Maria akandisemayamkan selama semalam.

Suryo telah mengawalinya, turut hadir dalampembukaan ziarah di Rumaat. Tak sempat lagiuntuk ikut dalam acara rutin di lingkungan tempatdia tinggal.

Hari Minggu, menjelang akhir Oktober, adadoa bersama di Goa Maria dekat gereja tertua di

Page 106: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 97

Langgur. Suryo dan Vita menyempatkan datang.Mereka berdiri di bagian agak belakang. Tak jauh didepan mereka, adalah bagian umat yang masihmemperoleh tempat duduk.

Dari belakang Suryo mengenali, seorangperempuan yang duduk menemani seorang laki-laki tua. Ya, itu Ibu Maria dan bapaknya.

Setelah kebaktian dan doa bersama selesai,Suryo menunjukkannya kepada Vita. “Kamu lihatseorang ibu muda yang menemani bapaknya..”

“Mana, Mas?” tanya Vita mengikut jari Suryoyang menunjuk.

“Itu, mereka yang duduk baris kedua daribelakang. Itu, bapaknya yang menoleh menerimasapaan dari orang yang berdiri di sebelahnya. Itu,Ibu Maria dan bapaknya. Nanti, kita ketemusebentar? Saya ingin kenalan dengan bapaknya BuMaria,” kata Suryo menjelaskan.

“Untuk apa?” tanya Vita heran.

“Ya, untuk berkenalan dengannya. Saya inginmenimba pengalamannya. Kamu juga bisa kenalandengan Bu Maria,” sahut Suryo polos.

“Nggak, usah,” jawab Vita singkat. “Kitapulang saja,” katanya sambil menarik tanganSuryo. Vita mengajak Suryo untuk cepat-cepatpergi dari kerumuman orang yang baru saja selesaidoa di Gua Maria itu. Suryo agak terkejut, tapi diamengikuti tarikan tangan Vita. Sepertinya Suryo

Page 107: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku98

tidak ingat bagaimana reaksi Vita setiap kali diamenyebut nama Bu Maria.

*****

“Hei, diam kau....!” Seru seorang pemudadisela-sela gonggongan anjing.

Suryo melongok keluar jendela mendengarumpatan yang melintas dekat kamarnya. Diamenghentikan sejenak tulisan yang tengah dibuatnya.Mengisi lembar-lembar catatan hariannya. Carodiario, buku harianku, tulisnya.

Seorang pemuda tengah berusaha menghindardari kejaran anjing yang terus mengikutinyadisertai dengan gonggongannya. Sebenarnya Suryotak terusik oleh gonggongan anjing itu. Dia sudahterlalu akrab dengan gonggongan Broni, anjingmilik tetangga mess guru. Dia malah terusik denganhardikan pemuda yang menyebut ‘kau’ pada anjingitu. Aku dan kau, hubungan dua subjek. Kendatipun tidak seimbang karena yang disebut kauadalah anjing. Hubungan aku dan kau antara duaorang bisa menjadi kita. Atau kami. Adakah iniberlaku antara aku orang, dan kau anjing?

Tapi, dalam bahasa Kei kata sebutan antaraanjing, dan pemiliknya hampir mirip. Ya-ao dan ya-hao, dua kata yang berdekatan. Aku dan asu, dalambahasa Jawanya. Atau ako dan aso dalam bahasaTagalog di Filipina. Aku menunjuk ke diri seseorang,pengucap kata itu. Asu menunjuk ke anjing, hewanpiaraan. Dalam hubungan dengan anjing, kata aku

Page 108: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 99

menunjuk pada pemiliknya. Dan, kau Si Anjingmenjadi hewan peliharaannya. Sebuah hubunganyang dekat. Kedekatan itu bisa jadi kemudiantercermin pada dua kata yang mirip, aku dan asu.

Di sekolah SMA Bhakti Karya Langgur,murid-murid Suryo sering menyanyikan laguPotong Lalang untuk membangun suasana keakrabanantar murid. Juga saat malam keakraban dengansiswa-siswi baru. Lagunya sangat sederhana. Laguitu mengisahkan petani yang pergi berkebun,diikuti oleh anjing setianya. Mereka tak tahu bahwalagu itu saduran dari lagu anak-anak Ten LittleIndians. Lagu yang dipergunakan anak-anakuntuk belajar menghitung. Barangkali Pak Yonaspernah menjelaskan nyanyian populer itu tentangasal-usulnya. Tapi di Langgur, lagu itu menjadisarana untuk saling mengakrabkan satu sama lain.Melibatkan semua orang berjoget ke tengah medanpertemuan. Entah bagaimana suasananya jika anak-anak memperagakan ten little indians. Tapi PotongLalang menjadi lagu pergaulan.

Satu orang pergi, pergi potong lalangSatu orang sama anjing pergi potong lalangDua orang pergi, pergi potong lalangDua orang sama dua anjing pergi potonglalangTiga orang pergi, pergi potong lalangTiga orang sama tiga anjing pergi potonglalang….

Page 109: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku100

Sambil lagu tersebut dinyanyikan, adabeberapa anak yang mesti maju bergantian danmemperagakan diri entah menjadi petani SangPemilik dan atau anjingnya. Dan anak yang mestimaju ke depan dan menari makin lama makinbanyak sesuai jumlah bilangan yang disebut. Terus-menerus mereka maju, berombongan dan menari.Riuh rendah suasana pertemuannya. Sorak sorai.Olok-olok. Dorong mendorong.

Tuan dan anjing dalam lagu. Aku dan asuyang meng-‘aku-engkau’. Aktivitas kesehariananak-anak yang setiap kali harus ke ladang mencarikayu atau membabat lalang secara nyata menjadicair dalam permainan.

Tapi terkadang kebiasaan di daerah-daerahjuga bisa menjadi terbalik-balik. Ada macam-macamadat dan cara berhubungan dengan anjing. Dalampraktik hidup di beberapa daerah, anjing bahkanada yang diikutsertakan saat tuannya meninggal.Karena dia hewan kesayangan yang menemanituannya saat berburu. Dengan penciumannya yangtajam, anjing membantu tuannya untuk mendeteksihewan buruan.

******

Siang itu, selesai mengajar, Bu Maria keluarhalaman bersama Suryo. Biasanya, Suryo belok kirike mess guru. Siang itu, Suryo mengikuti Bu Mariamenyeberang jalan masuk kompleks seminari.Dia mengikutinya dengan sedikit was-was. Suryomasih ingat bagaimana Vita menarik lengannya dan

Page 110: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 101

mengajaknya buru-buru pulang saat dia maumemperkenalkannya kepada Bu Maria.

Suryo merasa tidak enak ketika Bu Mariamenagihnya untuk ke sekian kalinya. Di tengahguru-guru yang sedang berkemas untuk pulang,Bu Maria menagih janjinya. “Pak Suryo, kapanBapak akan mengunjungi laboratorium lapangankami. Itu, hasil karya anak-anak menanti peninjauanPak Suryo,” kata Bu Maria penuh diplomasi. Bukandirinya yang diajukan, tapi nama anak-anak.Padahal, ada agenda lain juga yang disertakan. Diamerasa harus bersaing keras dengan Vita. Agendaini, orang belum tahu. Bu Maria bisa menyimpannyarapat-rapat.

Berhubung serba tergesa mau pulang, tidakbanyak guru yang menimpali permintaan Bu Maria.Hanya, Pak Jamlean guru ekonomi. “Tuh, Pak Suryo,mana janjimu. Janji adalah utang, Pak. Harusditepati,” katanya mengingatkan saat melewatipunggung Suryo.

Berkali-kali Suryo berkilah karena memangada acara. Tapi siang itu, tagihan Bu Maria tidakdiungkapkan secara pribadi. Sebuah tagihan yangdiungkapkan di depan publik. Sebuah teror halusyang tak bisa dihindarkan lagi, kecuali harusdipenuhi.

Sebenarnya Suryo mengagumi Bu Maria. Diaanak bapak kaya di sebuah desa yang tak jauh darikompleks sekolah. Seorang keturunan dari kepalaadat di sana. Sampai usianya yang mendekati 40

Page 111: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku102

tahun Bu Maria masih terlihat muda. Maklum diatak menikah. Atau belum menikah. Barangkali takada pemuda yang berani mendekati sejak masamudanya dulu. Anak bapak kaya, mengenyamsekolah di Yogya, dan menjadi guru. Status yangberlapis-lapis tingkatan sosialnya. Tak banyakpemuda Kei punya kedudukan dan profesi sepertiitu. Tak ada pemuda berani mendekati Bu Maria.Apalagi memacari dan mempersuntingnya. Akhirnya,Bu Maria masih tetap lajang.

Sepertinya, dia tak tampak gelisah dengansituasinya itu. Banyak kegiatan yang dilakukannya.Termasuk ikut mengurusi tempat yang sedangdidatanginya. Asrama seminari tempat calon pastoritu tepatnya berada di seberang sekolah. Agakmasuk dari jalan raya. Anak-anak asramanya hampirseluruhnya sekolah di SMA Bhakti Karya. Halamandepan asrama seminari cukup luas. Kebunnya yangada di bagian belakang, lebih luas lagi. Banyakditumbuhi perdu dan alang-alang. Di kedua tempatitulah Ibu Maria mencurahkan perhatiannya.

Bu Maria tidak kerja sama dengan PastorFredy pemimpin asrama, tapi dengan Pak Berti,tukang kebun seminari. Selama ini Suryo hanyamelihat Pak Berti sebagai tukang kebun yang takpernah membakar alang-alang. Tidak seperti orang-orang lain saat membersihkan kebun. Ternyata,dengan pendampingan Bu Maria, Pak Berti memilikiproyek pembuatan pupuk kompos. Bahannya daunalang-alang atau perdu yang setiap minggu dibabat

Page 112: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 103

dari kebun sebagaimana dikerjakan oleh siswa-siswa penghuni asrama Seminari.

Bilah-bilah mencari telur penyu. Bahiban enbahauk fen tilur. Ya, mencari telur penyu di pasirpantai bukan pekerjaan mudah. Mesti berhati-hatiagar telur tak pecah. Seperti halnya kerja Pak Bertidan Bu Maria yang dikerjakan diam tanpa banyakkata-kata.

“Pak Berti, tutup rapat-rapat itu rumput-rumput, yah. Biar udara tidak keluar masuk,” kataBu Maria memberi petunjuk.

“Iyo, Ibu. So pasti,” jawab Pak Berti mantap.

“Besok kalau sudah mau dibuka, saya ajakmurid-murid untuk melihat usahamu membuatkompos. Mereka akan saya tunjukkan reaksikimianya yang terjadi,” kata Bu Maria menjelaskan.

“Ibu jangan bilang itu barang pada beta. Sayaseng tahu dengan pelajaran-pelajaran Ibu,” PakBerti menanggapi pernyataan Bu Maria.

“Ya, ya, ya. Itu semua terkait dengan usahayang sedang berlangsung ini. Usahamu membuatkompos ini berarti juga merupakan proseskimia. Jadi saya akan menggunakannya untukpenjelasan laboratorium di lapangan,” begitukatanya menjelaskan.

Suryo semakin kagum pada Bu Maria. Diamerangkap dalam mengajar, Biologi dan Kimia.Makanya, dia memanfaatkan yang dilakukanPak Berti untuk menjadi laboratorium kimia di

Page 113: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku104

lapangan. Supaya anak-anak bisa menyaksikanproses reaksi kimia secara langsung. Maklum diSMA tidak ada laboratorium Kimia yang memadahi.Jadi, tak banyak menyaksikan bagaimana reaksikimia antarunsur akan menghasilkan uap yang bisadisaksikan kasat mata. Jadilah usaha pembuatankompos itu sebagai laboratorium lapangan.

“Pak Suryo, kapan mau pi ketemu Bapak?”tanya Bu Maria pada Suryo saat meninggalkan PakBerti.

“Iyo, kapan suatu hari saya mau pi ketemuBapa kaya,” jawab Suryo. “Biar bisa menimbaBapak pu ilmu,” kata Suryo mengaku.

“Eh, Pak Suryo, omong apa? Ilmu macamapa? Pak Suryo kan guru, jadi Bapak yang jadisumber ilmu,” kata Bu Maria menjelaskan.

“Tapi, kata orang Bu Maria pu Bapak ilmunyahebat,” kata Suryo mengaku.

“Kenapa Pak Suryo gampang percaya kataorang. Ayah saya mengijinkan saya pi sekolah keJawa, di Yogya. Kan artinya mengakui ilmu oranglain. Sekarang Bapak kalau tidak tahu juga tanyapada saya,” Bu Maria menceritakan pengalamannyadalam hubungan dengan bapaknya.

“Maaf, Bu kalau saya terlalu termakanomongan orang. Iyo, satu saat saya mau bertamuketemu Bapak,” kata Suryo singkat.

“Janji, ya. Nanti sa pu Bapak tanya lai, KapanPak Suryo mau datang,” Bu Maria mengingatkan.

Page 114: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 105

Mereka berpisah di tepi jalan raya setelahkeluar dari gang arah seminari.

Suryo membayangkan peran bapak kaya.Sebagai kepala kampung mengetuai beberapa matarumah. Juga peran Bu Maria. Mereka pembawaperubahan untuk masa depan Kei. Suatu saatperubahan masyarakat akan terjadi. Murid-muridSeminari itu, mereka datang dari seluruh kepulauanMaluku. Yang masuk seminari menengah itu anak-anak laki-laki lulusan SMP. Mereka datang dariberbagai tempat di Kei Besar-Kei, dari KepulauanAru dan dari Kepulauan Tenggara jauh, Saumlaki,Tanimbar dan sekitarnya. Oleh Pak Berti dan BuMaria, mereka diajar dan ditunjukkan cara hidupbaru. Tiap kali rombongan anak seminari darikerja sore menghasilkan potongan rumput dandaun perdu, Pak Berti mengorganisasi untukmenumpuknya. Dia yang kemudian mencarikanpasir-pasir karang untuk ditimbunkan di atasnya.Lalu menutupnya dengan lembaran seng. Sampaipada saatnya nanti, Bu Maria akan menjelaskannyasebagai sebuah proses reaksi kimia. Lengkaplahkerja fisik dan pengetahuan intelektual itu.

Suryo memang tak banyak mengenal anak-anak dan orang-orang yang tinggal di situ. Hanyapastor Fredy yang bergaul dengan guru-guru yangada di sana. Juga sebagian besar anak asrama yangikut sekolah di SMA Bhakti Karya. Beberapa guruSMA Bhakti Karya memberi pelajaran ekstra bidangsosial dan bahasa di sana. Jadi Suryo mendengarseluk beluk seminari itu dari guru-guru yang

Page 115: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku106

mengajar di sana. Kendati pun orang Katolik, Suryobukan orang yang dekat dengan tokoh-tokoh parapimpinan gereja. Dia salah satu umat biasa saja.Tapi, yang disaksikan dari gagasan dan kerja PakBerti dan Bu Maria itu, Suryo membayangkanperubahan yang akan terjadi di masa depan. Lewatanak-anak yang dilatih dan diajar oleh Pak Bertidan Bu Maria itu.

Malamnya, Suryo menyempatkan diri mengisicatatan hariannya. Merekam kekagumannya kepadaBu Maria. Duh, hampir lupa aku nama fam-nya. MariaRettob…. Suryo ingat beberapa penggalan peristiwa.Bu Maria terus-menerus menagih janji. Sampaisiang tadi, tagihan janji diungkapkan di depanpublik. Sesudah menuliskan nama Maria Rettob,Suryo menambahkan, Awas. Aku perlu hati-hati. Itubeberapa deret kata tulisan Suryo.

*****

Pada tanggal-tanggal muda, penghuni messguru kadang-kadang membakar ikan bersama.Sedikit menu ekstra di luar menu harian. Yonas danMokhtar, akan mengerahkan Clara dan Ina pacarmereka. Orang-orang yang telah terbiasa dantrampil mengolah ikan. Bawang merah, cabe merah,dan jeruk nipis. Ditambah kecap dan garam.Bumbu-bumbu tersebut menyertai ikan bakar, dannasi hangat. Tapi Suryo, maunya tetap mengerjakansendiri saja. Clara dan Ina, akan meledek, “Di manaDokter Vitamu?” “Sst, nanti ikannya bisa keracunanobat bius,” jawab Suryo. Mereka tertawa mendengar

Page 116: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 107

dalih Suryo itu. Setiap giliran Suryo masak, Claradan Ina berdua juga yang menyiapkannya. Bisadikatakan, sebulan sekali di mess guru ada semacampesta.

Hari itu Suryo mendapat giliran penyediaikan. Jadinya harus menyempatkan diri ke pasarikan. Letaknya dekat pelabuhan. Sebenarnya pasartersebut juga tak layak disebut pasar ikan. Takada los-los panjang tempat pedagang menggelardagangannya. Tidak banyak pedagang ikan di sana.Di antara orang yang menjajakan hasil tangkapannya,ada juga orang yang menjajakan sayur mayur.

Sebagian mereka yang berdagang adalah orang-orang yang menjajakan ikan hasil tangkapannya.Agak ironis memang. Di luaran, perairan Malukudikenal sebagai sumber penangkapan ikan. Takmengherankan begitu banyak kapal asing melautdi perairan Maluku mencari berbagai ikan segardi sana. Sejumlah kapal asingdilengkapi denganpengolahan dan pendingin, langsung memprosesudang, atau ikan cakalang hasil tangkapannya. Dannelayan-nelayan setempat, mereka tak mampubersaing dengan nelayan Jepang, Thailand, ataupun dari Taiwan. Orang-orang setempat, atau punnelayan Bugis, mereka mengandalkan alatpancingnya saja untuk mengambil ikan-ikan diperairan Maluku.

“Pak Guru, ini ikan ekor merah kami punya.Atau mau ikan Baronang,” kata seorang bapakmenawarkan ikannya pada Suryo. Dia mengipasi,

Page 117: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku108

mengusir pergi beberapa lalat yang beterbangan,berkerumun, mencium amisnya ikan. Suryo memangsudah dikenal oleh beberapa nelayan, penjual dipasar itu. Anak-anak mereka ada yang bersekolahdi SMA Bhakti Karya.

Suryo mendekat dan bertanya, “Berapatangkapan hari ini, Bapak?”

“Tak banyak, Pak Guru. Moga-moga cukupuntuk hidup hari ini. Jangan ditawar lagi de,” pintanelayan itu dengan logatnya yang khas.

“Coba aku lihat ikan baronangnya. Mau kamibakar bersama teman-teman,” kata Suryo.

Suryo tak bisa menawar lagi. Tidak sepertisaat pertama datang ke pasar ikan. Ia sungguhterkejut dengan tawaran mereka. Seakan tak adabedanya dengan harga ikan di tempat lain. Malukuyang dibayangkan sebagai gudangnya ikan ternyatatak memberi penghidupan layak untuk paranelayannya. Mereka hanya bisa menangkap sebanyakikan yang mengunjungi mata kailnya. Sementaranelayan-nelayan asing itu, mereka menggunakanpukat yang ditebar dengan peralatan yang serbamekanik. Sekaligus pengolahannya juga dilakukandi atas kapal. Tapi hasil-hasil itu, langsung dibawapulang ke negaranya. Sementara nelayan-nelayansetempat atau orang-orang Buton dan Bugis yangsudah bermukim di Kepulauan Kei, mereka lahyang melayani kebutuhan penduduk setempat. Itupun harganya hampir tak terjangkau. KarenanyaSuryo datang ke Pasar Ikan pada tanggal-tanggal

Page 118: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 109

muda setelah gajian. Setelah itu, lebih banyakmengencangkan ikat pinggang untuk bisa bertahanhidup dan sedikit menabung.

Beberapa nelayan menunggui dagangannyasebuah penyu laut besar hasil tangkapannya.Hampir seukuran meja di ruang kelas yang dipakaianak-anak. Diameternya mendekati 1 (satu) meter.Tapi, jarang-jarang mereka menangkap penyupemakan rumput laut itu. Didekatnya juga adanelayan yang menimbun ikan-ikan kecil yangditangkap dengan jaring di bagannya di tengahlaut. Mereka itu lah wajah-wajah nelayan diKepulauan Kei yang tak banyak tahu bagaimananelayan asing mengeruk ikan-ikan di perairanMaluku.

Bulan pakai payung tete ruga bertelur …Demikian nyanyian Buce kalau menyaksikan bulandi atas memperlihatkan lingkaran lain di seputarlingkaran bulan. Sebuah situasi yang berlangsungakibat suhu dingin yang ada di atas sehinggamenimbulkan efek cahaya, bulan seperti memilikicincin-cincinnya. Orang setempatnya memberinyaistilah bulan pakai payung. Saat itu merupakankesempatan baik untuk penyu laut datang kedaratan dan mencari tempat di pasir-pasir pantaiuntuk meletakkan telurnya.

Kadang-kadang, Mokhtar memprovokasimurid-muridnya kalau mereka tengah melihatkapal-kapal besar di kejauhan. Kehadiran itu tampakkalau di kejauhan terlihat lampu-lampu kapal.

Page 119: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku110

“Lihat itu, kapal-kapal asing itu. Mereka datangmengeruk ikan-ikan di perairan ini. Padahal, orangtua kalian, hanya bisa memancingnya. Dari kecilkalian sudah diajar menyanyi “nenek moyangkuorang pelaut”. Kenapa sampai sekarang masihtinggal begini. Ayo, pi kuasai laut. Orang-orangBugis sudah bikin kapal pinisi yang berlayar jauhsejak dulu kala. Kapan ini giliran kalian, nyong-nyong?” tanya Mokhtar pada murid-muridnya untukmemprovokasi.

Mendengar kata-kata guru sejarah mereka itu,mereka hanya diam tanpa bisa membela diri.

Suryo ingat, Pak Max salah satu temangurunya. Pak Maximus Resubun, orang yangbersemangat. Khas orang Kei. Bicaranya berapi-api.Perawakannya tidak terlalu tinggi, kulitnyahitam.Rambutnya ikal, di bagian dahi sebagiansudah rontok, alias sudah agak botak. MengajarSosiologi dan Pendidikan Pancasila. Dia pernahkuliah tamat Sarjana Muda di IKIP Yogyakarta. Jadiguru di tanah kelahirannya. Menikah dengan gadistempat asalnya. Sudah punya empat orang anak.Kalau mengajar di kelas, suaranya terdengarsampai kelas-kelas lain. Rupanya dia agak tuli.Bukan tuli bawaan, tapi akibat dari satu pekerjaansampingan.

Sebagai seorang guru, rupanya tidak bisabanyak berhemat. Apalagi di kampung. Memangdia menjadi salah satu penggerak kampung.Apalagi punya pendidikan dari Jawa. Menjadi

Page 120: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 111

orang yang diperhitungkan. Akibatnya, terpaksamerogoh uang dari gajinya juga. Kasihan Pak Max.

Tapi, begitulah kehidupan keluarga dikampung. Menyumbang kampung dengan modalintelektualnya. Masih harus mengurusi karenakemampuan manajerialnya. Celakanya, masih harusmenyumbang dana finansial. Namun di sekolahtidak banyak mengeluh tentang keuangan. Teman-teman kolega guru respek padanya. Memberiacungan jempol. Teman-teman guru juga tahu,bagaimana Pak Max mencukupi kebutuhan keluarga.Kebiasaan Pak Max adalah mencari ikan. Tidakdengan cara biasa seperti nelayan dengan sampandan kail. Caranya adalah menembak ikan. Jadimenggunakan panah yang dibuat seperti semacamsenapan. Pelurunya, jeruji yang diberi runcing diujungnya. Diikat tali senar. Jadi dua kali seminggu,menyelam berburu ikan. Ini dilakukan untukmemperoleh tambahan lauk. Tapi akibat yangdialami adalah menjadi agak tuli. Karena gendangtelinga mengalami tekanan air.

Beratnya perjuangan hidup orang-orangini. Suryo bersyukur bisa ketemu dan menjadirekan-rekan guru sekerjanya di SMA Bhakti Karya.Bapak Ibu guru para pengajar itu. Bukan sekadarmengajarkan ilmu. Tapi mengajarkan kebijaksanaanhidup di alam yang serba laut dan karang,dilingkupi tiupan angin dan deburan ombaksepanjang waktu.

Page 121: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku112

Suryo ingat kembali saat pertama kaliberpisah dari orang tuanya. Penggal hidup itulahyang membawanya sampai menjadi guru diKepulauan Kei. Sore itu, tatkala pamit kepadaorang tuanya, mereka mengantar sampai di pinggirhalaman. Suryo berjalan tanpa berani menoleh. Iamerasa bapak ibunya mengawasinya dari belakang.Bapaknya masih mengenakan sarung. Sedangkanibunya mengenakan gaun yang sehari-hari dikenakanuntuk di rumah.

Ibunya baru saja memeluk dan menciumnyaerat-erat. “Baik-baik di rantau ya. Kakakmu ada disana, jadi kalau perlu datang saja tanpa segan-segan. Belajar di Jakarta bukan perkara mudah.”

“Ya, Bu,” jawab Suryo patuh.

Dan di sepanjang gang dari rumah menujujalan besar, Suryo menguatkan diri, “Jangan menolehke belakang. Jangan menoleh ke belakang.”

Suryo sempat menangis juga saat berpelukandengan ibunya. Ibu kecintaan dan anak kesayangan.Punya ikatan kuat. Maka ia tak berani untukmenoleh ke belakang. Kuatir kalau kemudian hanyamenangis.

Suryo mengenali nada dan irama musikjiwanya. Karenanya, tatkala harus berpisah denganibunya, dia tidak menoleh. Dia berusaha menjagalangkahnya untuk tidak menjadi melambat.Iramanya dia pertahankan terus. Dia tak menoleh,karena begitu menyaksikan lambaian tanganibunya, langkah-langkahnya tentu akan menjadi

Page 122: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 113

berat. Dia tak menoleh, karena begitu menyaksikanibunya yang masih tetap berurai air mata,langkahnya akan menjadi tersendat.

“Jangan menoleh ke belakang. Jangan menolehke belakang.” Itulah yang dilakukannya sampaiakhirnya Suryo mendapatkan tumpangan becakyang membawanya ke stasiun kereta api. Dan pagiharinya, ia sampai ke stasiun Gambir, Jakarta. Darisana, menuju ke tempat kakaknya sampai diamasuk asrama mahasiswa IKIP untuk menjalanikuliah dengan ikatan dinas.

Tahun demi tahun dijalaninya sampaiakhirnya Suryo menyelesaikan skripsinya. Danakhirnya memperoleh penempatan di Langgur.Dengan ijazah Sarjana Pendidikan Umum, Suryoterpaksa mengajar ilmu-ilmu eksakta.

Sastra gumelar ing jagad. Kata orang Jawa kunoyang memang bijak. Sastra tidak melulu berarti su-sastra, kata-kata indah. Tulisan-tulisan peninggalanperadaban. Sastra meliputi tanda yang tertulis, danyang terlihat. Tak melulu tulisan di kertas, tapi jugatanda yang tergelar di alam semesta.Dalamperistiwa sehari-hari, menjadi bagian daripengalaman hidup. Perlu diamati, dicermati,dipahami, dimaknai dan dimanfaatkan.

Page 123: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku114

NEGERI ANGIN

“Sur, kau mau ikut ke Pulau Buru?” tanyaDokter Dewa pada Suryo.

“Oh, dengan senang hati,” jawab Suryomantap.

“Sip!” seru Dokter Dewa mantap. Dia senangajakannya bersambut.

“Ngapain ke pulau Buru?” tanya DokterYuni.

“Mumpung masih berada di Maluku. Kalautidak kapan lagi bisa ke sana,” jawab Dokter Dewa.“Biar Pulau Buru tidak hanya menjadi mitos ataspenderitaan sekian puluh ribu orang yang pernahdibuang ke sana. Saya akan ambil cuti. Sudah tigatahun di sini, dan selama ini belum pernah cuti.Kebetulan sekarang sudah ada Vita. Jadi Yuni,kamu toh tidak akan keberatan. Betul kan Yun?,”kata Dokter Dewa lagi.

“Sebenarnya pertanyaanku belum sepenuhnyaterjawab, Mas,” kata Yuni.

4.

Page 124: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 115

“Oh, masih butuh jawaban panjang?” tanyaDokter Dewa. “Yah, selama ini kita tahu Pulau Burujadi tempat pembuangan para tahanan politik awalOrde Baru. Tetangga saya di Salatiga juga banyakyang dikirim ke sana. Hebatnya, sekarang pulauBuru justru jadi lumbung beras untuk Maluku.Lagian saya pengin bisa makan tahu tempe disana.” Kata Dokter Dewa menambahkan.

“Yah, soal cuti, itu hak Mas Dewa. Nggak bisadiganggu gugat. Dan alasan ke Pulau Buru masukakal juga. Silakan deh Mas, silakan,” jawab DokterYuni. “Tapi ngapain ngajak Suryo?” tanya DokterYuni.

“Ya, biar saya nggak sendirian. Nggakkesepian. Ada temannya. Lagian biar Pak Guru inijuga tambah wawasan. Masak, cuma matematikamelulu setiap hari. Sekalian bisa ngukur luas sawahyang sudah dibuka di sana,” kata Dokter Dewamenjelaskan.

“Nah, Mas Dewanya nggak kesepian. Tapikalau di sini ada yang kehilangan bagaimana?”tanya Dokter Yuni.

“Memangnya ada?” tanya Dokter Dewa pura-pura bodoh.

Yuni melirik ke Vita. “Vit, kamu gimana Vit?”tanya Yuni kepada Vita.

“Apaan sih ini? Kok saya disangkut-sangkutkan.” Kata Vita pura-pura tak terkait.

Page 125: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku116

Suryo diam saja. Agak salah tingkah dia. Takmenyangka jawaban kesiapannya menanggapiajakan Dokter Dewa bakal dikaitkan denganhubungannya dengan Vita. Memang, mereka masihberusaha menyembunyikan hubungannya, tapihampir semua teman tahu.

Yuni melirik ke Suryo sambil senyum-senyum.Suryo pura-pura tidak melihatnya. Yuni dan Suryo,sebelumnya sering ketemu sebagai sesamapengunjung gereja. Sekarang lebih diakrabkan,setelah Suryo menjadi pasien dokter Vita.

Dewa yang berinisiatif mengajak Suryo dalampertemuan para dokter muda. Sebelumnya, Suryodan hanya kenal secara berjauhan. Merekatermasuk pendatang dari Jawa. Di jalanan merekadikenal sebagai Mas Jawa. Orang-orang yangdatang dari Jawa. Di lingkungan kerjanya, merekamendapat panggilan sesuai profesi. Pak GuruSuryo, dan Pak Dokter Dewa. Vita yangmenyambungkan mereka menjadi lebih dekat.

Dewa melanjutkan kelakarnya. “Bukannyasaya mau menyerobot Suryo dari Vita.”

“Nggak, nggak. Nyerobot apaan,” kata Vitamembela diri.

“Saya juga bukan homo kok. Tenang-tenangsaja, Vit,” kata Dokter Dewa.

“Idih, Mas Dewa ini suka omong ngawur!”Sergah Vita.

Page 126: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 117

“Jadi kamu nggak khawatir kan?” KataDokter Dewa lagi.

“Tapi kan akan kehilangan, Mas,” kata Yunimemperjelas.

“Betul Vit, kamu akan kehilangan Suryo?Kalau begitu saya izin dulu deh. Pinjam. Pinjamdulu,” kata Dokter Dewa.

“Silakan saja,” jawab Vita. “Dia belum, eh,bukan milikku kok,” Jawab Vita.

Suryo tidak lagi bisa diam. “Yah, saya mintaizin ya Vit untuk memenuhi ajakan Dewa.”

“Ya, silakan saja,” jawab Vita agak ngambang.Masih ada rasa malu di depan teman-teman itu.Dengan cara itu, relasi Suryo dan Vita semakinterungkap.

Begitulah relasi Vita dan Suryo. Merekamenempatkannya sebagai jalinan berharga. Tidakuntuk diumbar kepada publik karena rajutannyabelum sempurna. Tapi keadaan menuntut lain.Di hadapan orang-orang dekatnya, merekamenyatakannya secara elegan. Vita memberi jawabseakan mengambang. Penuh teka-teki dan diplomasi.Suryo menjawab dengan pengakuan seakan tulus.Jalinan benang-benang sutera, hubungan merekadijabarkan seolah untuk sekadar diketahui.

Harapan-harapan mereka pun belum salingterungkap. Suryo menggunakan prinsip matematis.Penuh perhitungan, sistematis, terbuka dan dapatdilacak secara jernih. Vita ingin tetap menjaga

Page 127: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku118

kesehatan relasi itu untuk tak dicemari. Diamengatakan kendati dengan hati-hati, kendati seolahmengelak. Belum membuka sepenuhnya. Agartidak terkontaminasi. Mengundang kecemburuanpihak-pihak lain.

“Ini kan sudah menjelang akhir Mei. Besokpertengahan Juni, Suryo sudah selesai semesteran.Jadi kita berangkat saat itu. Kamu libur sebulandalam pergantian tahun ajaran. Dan saya mengambilcuti liburan.” Dewa menjelaskan.

“Saya juga cuti. Tidak mau dilibatkan dalampenerimaan murid baru. Kalau dimasukkan, wahrepot.Tidak bisa pergi,” jawab Suryo mengaturstrategi.

*****

“Maaf, Vita, mungkin kemarin aku terbawasikap Mas Dewa,” Suryo membuka percakapannyadengan Vita.

“Mas Dewa memang agak keterlaluan,” Vitamenanggapinya singkat.

“Hubungan kita juga makin terbuka dihadapan mereka berdua,” kata Suryo. “Kamusenang?” tanyanya kepada Vita.

“Mas Suryo sendiri bagaimana? Nggakmau ngaku malah bertanya….,” Vita setengahmenyalahkan Suryo sambil berkelit.

“Tentu saja senang. Moga-moga mereka ikutmeneguhkan hubungan kita,” kata Suryo penuhharap.

Page 128: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 119

“Moga-moga Mas Dewa juga sudahmenghentikan rivalitasnya padamu untukmemikatku,” kata Vita menjelaskan.

“Ups! Saya nggak tahu,” kata Suryo agakterkejut.

“Kamu memang terlalu polos, Pak Guru,”Vita menggoda Suryo. “Yang diurusi cuma muridmelulu.”

“Terima kasih, Vita. Kamu telah memenangkanpeperanganku,” kata Suryo memeluk Vita.

“Iya, Mas. Sudah sejak semula saya dipihakmu.Terima kasih juga mau menerimaku apa adanya,”jawab Vita seakan merendah.

“Kamu juga mengijinkan aku berlibur keBuru?” tanya Suryo.

“Toh, akan balik ke sini lagi kan?” sahut Vitaseakan mau menegaskan.

“Tentu saja. Siapa orangnya maukehilanganmu,” kata Suryo dengan nada riang.Suryo memeluk Vita erat-erat.

*****

Mengatur perjalanan ke Pulau Buru bukanperkara mudah. Kendati pun Kei dan Buru, sama-sama satu propinsi. Jarak antar pulaunya, ratusankilometer terpisahkan oleh lautan. Dan ketersediaanalat transportnya serba terbatas. Jadi, cukup njlimetperencanaannya. Bagi orang yang tak pernahmengadakan perjalanan, hal semacam ini mungkin

Page 129: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku120

tak terbayang. Begitu harus mengalami sendiri,orang baru dapat merasakan kesulitannya. Dewadan Suryo mengalaminya tatkala harus merancangperjalanan. Pilihan transport laut atau udara akanberkait dengan waktu dan dana. Kalau memilihtransport laut, perlu menyediakan banyak waktu.Jalur Kei – Ambon pp. jadwalnya tergantung kapalperintis. Frekuensinya dua minggu sekali. Perjalanandari Kei ke Ambon membutuhkan waktu tiga hari.Kalau menggunakan transport udara Langgur –Ambon pp. harganya berlipat-lipat. Akhirnya,Dewa memutuskan, “Kita naik Cessna dari Langgur– Ambon, pulang pergi. Saya siap ikut menanggungbiayanya, Sur. Untuk jalur Ambon – Buru, hampirsetiap hari ada kapal. Jadi nggak masalah.”

“Sip,” jawab Suryo.

“Di Ambon dan Namlea, kita mencari losmenseadanya,” kata Dewa menambahkan. Suryo setujudengan rencana itu.

*****

Malam ketiga di losmen “Maju”, sebuahlosmen yang kentara semula rumah biasa. Beberapawarga Namlea tahu memanfaatkan kesempatan,mengubah dan memperluas rumah menjadipenginapan. Memenuhi kebutuhan tamu yangberkunjung ke Pulau Buru. Dewa dan Suryo ada disana.

Sampai periode tertentu. Pulau Buru hanyamenjadi semacam legenda. Buru menjadi tempat

Page 130: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 121

tertutup. Semacam Gulag, tanah khusus untukpenahanan yang sama sekali tak boleh dimasukisembarang orang. Kendati pun demikian, toh adabeberapa orang Jawa yang masuk dengan berbagaicara.

Dalam perjalanan waktu, ketertutupan PulauBuru sedikit demi sedikit mulai dibuka. Paratahanan politik yang bertahun-tahun disekap diBuru, secara bertahap dipulangkan ke tempatasalnya. Atau mereka boleh memilih menetap. Dankeluarga mereka pun didatangkan. Orang-orangmantan tahanan itu, mereka seolah menjadi wargabaru. Berbaur bersama para transmigran. Berbaurbersama penduduk asli Buru. Atau orang-orangdari pulau-pulau yang mengadu nasib membangunkehidupan baru di Pulau Buru.

“Aneh rasanya Indonesia ini. Di sini kitaketemu orang-orang yang mengaku nenekmoyangnya dari Majapahit,” kata Suryo. “Di Kei,orang-orang bilang en-bal itu di bawa nenekmoyang yang datang dari Bali. Padahal kalaumelihat bahasa mereka, sepertinya mendapatpengaruh bahasa Portugis yang termasuk kelompokneo-latin.”

“Sur, pengetahuanmu itu banyak. Jadi sayatidak salah ngajak kamu ke Pulau Buru ini. Sayanggak paham kalau bisa dirunut sampai ke sanajejaknya,” kata Dewa terus terang.

Page 131: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku122

“Orang Buru yang kita jumpai tadi, berikatkepala hitam, dan mengunyah sirih. Sementaratangannya membawa tombak,” Suryo mengingatkan.

“Iya. Mengigatkan seperti orang-orangMataram zaman dulu,” Dewa menanggapinya.

“Pengakuan mereka sebagai keturunanMajapahit tentunya berdasar kisah yang diceritakandari mulut ke mulut,” kata Suryo mencobamenjelaskan. “Saya membayangkan kisah ituditurunkan dari generasi ke generasi. Mau nggakpercaya? Padahal orang tuanya yang bercerita. Danorang tuanya, dari orang tuanya di atasnya lagi.Begitu seterusnya kalau dilacak,”

“Terus akibatnya gimana?”

“Gimana hal itu mau ditelusuri terus? Darisumber tulisan? Mereka tentu tak punya,” jawabSuryo.

“Wah mungkin menarik kalau ditelusuri terus.Siapa tahu mendapat kisah yang lebih lengkap,”kata Dewa berandai-andai.

“Itu tugas antropolog dan sejarawan.Mungkin sekalian bisa bertanya apa mereka jugapunya cara pengobatan tradisional yang masihdipakai. Siapa tahu mereka punya,” Suryo mencobamenghubungkannya dengan keahlian Dewa.

“Benar juga katamu, Sur. Siapa tahu? Jelaspasti ada.” Dewa menegaskan.

Page 132: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 123

“Di Kei, saya pernah disodori sopi dan kayuular. Waktu itu belum kena malaria. Setelah minum,toh masih KO juga,” kata Suryo mengaku

“Itu yang membawa keberuntunganmu. Bisaketemu Vita,” seloroh Dewa

Suryo tertawa.

“Sudah larut nih. Kita tidur dulu, besok kitamasih keliling lagi,” Dewa mengingatkan Suryo.

Mereka masing-masing bersiap-siap untuksaling kontes mendengkur. Seperti malam-malamsebelumnya.

*****

Di tengah penjelajahannya di kampung-kampung di pedalaman Pulau Buru, Suryo danDewa sempat ketemu Pak Pramu Yuwono. Diamengaku orang dari Bantul, salah satu wilayahgudang padi di Daerah Istimewa Yogyakarta.Menurut ceritanya sudah lebih dari 20 tahun tinggaldi Pulau Buru. Dia bertugas sebagai penyuluhpertanian. Orang Jawa yang tinggal membujang,dan membuka warung kebutuhan hidup sehari-hari. Perawakan Pak Pramu memang khas orangJawa. Wajah agak bulat. Hidungnya tak begitumancung. Bahkan bisa dikatakan agak pesek. Sinarmatanya tidak bermusuhan, seramah nadabicaranya.

Saat singgah di warungnya, Dewa dan Suryomendengarkan kisah pengakuan Pak Pramu. “Wah,saya sudah lebih dari 20 tahun di Pulau Buru ini.

Page 133: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku124

Jadi PPL. Dulu apa ya istilahnya, sepertinya bukanPetugas Penyuluh Lapangan. Tapi, dari dulumemang sudah begitu. Saya tidak masuk stafInrehab. Jadi tidak boleh masuk. Tapi tidak bisatidak juga tetap bersinggungan. Saya ini dikirapartikelir kok. Yah, orang bodoh, tak banyakpendidikan. Tapi lumayan pengetahuan SekolahPertanian saya juga berlaku. Tapi saya nggak pake-pake ijazah itu. Ya, sluman-slumun slamet bisa masukmasyarakat di sini. Dan, alhamudillah, puji Tuhanbisa bertahan sampai sekarang. Ceritanya panjangbisa masuk sini. Namanya juga menjalani hidup.Semua dijalani dengan lika-likunya,” katanyaseakan berteka-teki. Barangkali dia berusahamenyembunyikan identitas masa lalunya.

“Lah, orang-orang asli di sini kan serbaladang berpindah. Kalah dengan orang-orangtapol yang malah membuka sawah lebar-lebar, dansubur-subur itu. Berkat kerja keras mereka, sekarangPulau Buru jadi gudang beras untuk Maluku. Tapi,dulu saya lebih mengurusi orang-orang lokal, lewatDepartemen Transmigrasi. Mendampingi orangladang berpindah. Jadi nggak boleh masuk kedaerah Inrehab yang menjadi lokasinya tapol-tapol.Mereka dibawa dari Jawa.” Pak Pramu menjelaskansedikit riwayat kerjanya.

Dewa dan Suryo mendengarkan dengansaksama pengakuan Pak Pramu. Mereka masihmenahan diri untuk mengetahui lebih jauhpengalaman Pak Pramu dan kisah-kisahnya denganpara tapol dan orang-orang asli.

Page 134: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 125

“Sekarang ini, ya setelah mereka menjaditrans lokal, keluarga mereka datang ke sini. Masukke wilayah orang-orang asli. Mereka tidak kembalike Jawa. Mereka dapat jatah tanah. Lalu mulaimembuat sawah. Seperti yang dikerjakan di kampInrehab dulu. Ya, jadinya sekarang masyarakatnyajadi beragam.Sebagian besar ya jadi petani. Merekamenemani saya yang sudah lebih lama. Malah jadiketemu saudara sendiri. Kampungnya kan jadiseperti di Jawa. Orang-orang asli yang mengerjakanladang berpindah jadi masuk ke pedalaman. Padahalmereka dulu dibangunkan pemukiman olehDepartemen Transmigrasi. Tapi terus ditinggalkan.”Pak Pramu menjelaskan nasib orang Buru asli yangdidampinginya.

“Mereka, orang-orang asli Buru itu kanngakunya keturunan Majapahit. Sudah pernahdengar pengakuannya?” tanya Pak Pramu.

“Iya, Pak. Kami sempat diskusi, kok bisa-bisanya mereka mengaku keturunan Majapahit?Siapa yang punya cerita itu?” jawab Dewa sambilbertanya.

“Yah, saya pertama-tama juga bertanya-tanya. Tapi akhirnya percaya,” jawab Pak Pramu.“Pernah ada kepala kampung yang menunjukkanpada saya peninggalan leluhur mereka. Mungkin,Mas-mas ini juga akan kaget,” kata Pak Pramu.“Mereka itu ada yang punya keris dari leluhurnya.Tapi waktu itu, nggak diberi pendhok, atau tempatkeris seperti orang-orang di Jawa sana. Lha, saya

Page 135: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku126

ditunjukkan kerisnya yang luk sebelas. Kepalakampung itu bilang, ya ini senjata yang dibawa olehleluhurnya dari Jawa sana. Saya ya hanya bisamelihat sebentar,” kata Pak Pramu menceritakankisah perjumpaannya dengan kepala kampungorang-orang asli Buru itu.

“Barang itu, ya hanya diberi tangkai biasa.Lalu, diselipkan kembali di tembok papan dirumahnya. Begitu cara mereka meyakinkan saya.Jadi bukan hanya sekadar kisah. Tapi ada buktinya,sebuah keris peninggalan,” kata Pak Pramu.

“Mari, silakan diminum, Mas. Saya kalausudah cerita jadi lupa pada tamunya. Nyamikannyajuga silakan ambil. Tapi nggak seperti di Jawa. Iniseadanya. Kebetulan ada panganan. Habis panenketela. Jadi, yang ini nggak perlu bayar, Mas. Gratis,”kata Pak Pramu sambil ketawa. “Nggak rugi. Malahtambah saudara. Saya nggak kulakan ketelanya.Nggak beli, dari kebun sendiri,” lanjutnya.

“Iya, Pak. Terima kasih,” sahut Dewa danSuryo hampir bersamaan. Mereka mengambil tehyang terhidang, dan mengambil potongan ketelarebus.

“Jadi Pak Pramu, melihat keris mereka?”tanya Dewa penuh rasa ingin tahu.

“Ya, tapi kerisnya seperti senjata biasa. Tidakdengan tangkai yang khusus. Tapi, memang luknyasebelas. Hanya, jangan dibayangkan seperti yang diJawa sana.

Page 136: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 127

Kalau di Jawa sana kan, ada yang tangkainyadari gading. Malah saya pernah dengar ada yangdikasih inten. Jadi Keris Naga Sasra Sabuk Inten.Ada juga yang kalau malam Slasa Kliwon atauJumat Kliwon terus diberi sesaji kembang telon,” kataPak Pramu. “Ya, sama-sama mengakui warisanleluhur. Jadi orang Buru punya bukti sejarah kalaunenek moyangnya dari Majapahit,” lanjutnyamenjelaskan.

“Bapak bisa bahasa mereka?” tanya Dewalagi.

“Ya, setelah bertahun-tahun bersama mereka.Malah saya pernah juga membuat daftar katadari bahasa orang-orang Buru sini. Lha, saya kankontak dengan mereka. Jadi saya catat itu, kata-katanya. Lama-lama ya saya tulisi artinya, bahasaindonesianya. Lama-lama ya jadi seperti kamuspribadi. Semacam itu,” kata Pak Pramu lugu.

“Nggak banyak kata yang dekat denganbahasa Jawa. Ya, kalau mereka mengaku keturunanMajapahit, malah sebetulnya kayak keturunannyaTrunajaya. Kan ada itu lagu Jawa yang tembangnyapakai “Trunajaya numbak celeng”. Ya, orang-orangBuru itu yang dekat seperti dulu Trunajaya numbakceleng. Ya, mereka-mereka itu yang masih senangberburu,” kata Pak Pramu kembali mengaitkanorang-orang Buru dengan pengakuan asal usulnya.

“Tapi, kalau nenek moyang mereka orangJawa, mereka nggak bisa membuat tempe,” kataPrak Pramu sambil ketawa. “Orang-orang Buru,

Page 137: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku128

mereka punya kisah sendiri tentang asal usulnya.Ina Kabuki, namanya. Kisah yang menceritakan asalusulnya berbagai hal di Buru. Lebih-lebih yangberkaitan dengan kebutuhan hajat hidup mereka.Soal, makan. Ini sumber kehidupan mereka. Mungkinsemacam kisah dewi-dewi yang bertahan hidupdengan menjelma setengah manusia. Seperti kalaukita punya cerita tentang asal-usul padi, bermacam-macam bambu. Kurang lebih halnya sama,” kataPak Pramu menjelaskan.

“Tapi kalau mas-mas masih di sini, kalau maucari tempe atau tahu, ya masuk ke wilayah unit Ssana. Dari sini tidak begitu jauh. Kalau pake motormasih sekitar setengah jam. Pembuatnya juga darimantan warga Inrehab. Teman-teman mantanwarga inrehab lainnya sebagian besar kembali keJawa.” “Ketika mantan warga inrehab ketemu sayadi sini mereka kaget juga. Saya bukan petugasInrehab kok bisa masuk Buru. Ya saya bilang apaadanya, saya di bawah koordinasi departementransmigrasi, mendampingi orang-orang Buru asli.Saya ya tetap tinggal di sini saja sampai sekarang.”

“Mas-mas kalau pernah ketemu di jalandengan orang asli Buru? Mereka jalan kaki danmembawa tombak,” kata Pak Pramu.

“Iya, Pak. Beberapa waktu lalu kami ketemumereka. Beberapa orang, berjalan dengan pake ikatkepala hitam dan membawa tombak,” Kata Suryomenjelaskan. “Kata Bapak yang punya losmen diNamlea, mereka juga mengunyah sirih.”

Page 138: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 129

“Wouw, iya itu,” jawab Pak Pramu mantap.“Itu yang bikin mereka sehat. Jarang sakit, ataukena penyakit,” kata Pak Pramu.

“Lha. Kalau Mas-mas menginap di Namlea,saya juga dulu di sana. Sekarang hanya sekali-sekalisaja kalau kulakan juga ke sana. Atau kalau kegereja sebulan sekali. Susah mas jalannya ke sana.Apalagi sudah agak tua begini. Biar pake motor.Jadi ikut kendaraan umum. Masih jarang sekali,”kata Pak Pramu.

Sebagai saksi hidup, Pak Pramu menjelaskantempat-tempat di sekitar Namlea, dan wilayahpedalaman. Di Namlea, ada pasar. Ada lapanganterbang. Ada masjid. Ada gereja di pinggir laut.Ada Pasturan, tempat tinggal para pastornya diperempatan jalan. Kebetulan Pak Pramu, orangkatolik. Dia menjelaskan di pinggir pantai itu adagereja yang dibangun dengan cara gotong royong.Ada juga pasturannya di dekat jalan raya. DuluRomo Mangunwijaya pernah tinggal di situ. Dia itupernah menjadi arsitek untuk gedung pertemuanumum di Savana Jaya.

Dokter Dewa dan Suryo, yang berpetualangandi Pulau Buru selama hampir dua minggu,mendapat banyak pengalaman. Apalagi ketemuPak Pramu Yuwono dan beberapa mantan tapolyang kemudian memilih menjadi transmigrasilokal. Itu istilah mereka. Di tempat mereka, Dewadan Suryo bisa merasakan tahu dan tempe yang

Page 139: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku130

dirindukannya. Mereka juga mendapatkan gambarantentang pulau Buru lewat cerita-cerita mereka.

Pulau Buru, ada beberapa tempat yangmengingatkan bacaan yang ada di dalam bukuNegarakertagama. Nama-nama itu seakan berasaldari bahasa Kawi. Gogria. Sama sekali tidak adahubungannya dengan gorilla, orang hutan yanghidup di wilayah Afrika. Gogria. Lebih miripsebuah kata yang berarti kandang sapi, kandanglembu. Satu istilah dari bahasa Kawi. Tapi,pengetahuan itu yang telah diwariskan dari ratusantahun yang lalu seakan tenggelam. Tenggelam atauditenggelamkan?

Suku-suku macam itu tak banyak lagi dikenalikeadaannya. Juga ketika mereka masih menjadipenghuni awal Pulau Buru, sebelum kedatangansuku-suku lain yang mulai mendatangi pantai-pantai pesisir pulau Buru. Barangkali merekanelayan Buton atau Bugis yang mengadu nasib diwilayah baru. Juga sebelum kedatangan rombongan-rombongan dari Jawa. Mereka itu beribu-ribujumlahnya. Dipindah paksa mendiami pulau Buru.

Pulau Buru sekarang telah menjadi gudangberas. Bahan pangan yang memberi makan untuksebagian besar warga di belahan timur Indonesia.Buru juga menjadi penghasil minyak kayu putihuntuk menjaga kesehatan. Hutan-hutannya menjadisumber penghasil kayu lapis. Buru pernah menjaditempat isolasi dari mereka yang hidupnya diburu-buru. Buru penduduk aslinya masih serba hidup

Page 140: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 131

berburu. Buru, Buru, Buru. Ada orang-orang yangmasuk menjadi pemburu. Pemburu apa saja.Mengapa Buru harus buru-buru dilupakan.

Dari Kei, Dewa dan Suryo berlibur ke Buru.Mereka mulai memahami sejarah yang tersimpan.Banyak hal di luar bayangan mereka temukan.Wilayahnya cukup gersang. Dan serba datar.Tanahnya, tanah merah. Tanah liat. Beda dengantanah karang di pulau Kei. Tapi sama-sama tidakmemiliki batu hitam yang menjadi dasar untukmembangun jalan beraspal. Akibatnya, jalan-jalanaspal yang dibangun mudah tergerus air hujan. Dihamparan pulau Buru, ada banyak pohon kayuputih dan tempat penyulingan kayu putih. Dibeberapa tempat. Siapa yang mengusahakan tidakjelas. Sekarang banyak diusahakan pengilanganoleh usaha rakyat, dan sejumlah perusahaan.Mereka mengemas minyak kayu putih dalam botol-botol kaca. Dokter Dewa membawa beberapa botoluntuk oleh-oleh teman-teman di Kei. Aromanyakhas. Dan karena cukup murni kadarnya jugatinggi.

“Wah kita jadi njajah desa milang kori,” kataDewa seperti merumuskan pengalamannyamengelilingi Pulau Buru. Berkelana dari desa kedesa, sambil menghitung jumlah pintu-pintu rumahyang dilaluinya.

“Filsafat Jawamu, kental juga, Wa,” kataSuryo menanggapi.

Page 141: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku132

“Bener, kan kita ini berkeliling wilayah danmengenali satu-satu. Milang kori kan artinyamenghitung pintu-pintu rumah yang kita lewati.Hebat itu orang Jawa yang menciptakan ungkapanitu. Sudah mengenal pars pro toto, menyebutsebagian untuk semua. Sama juga prinsipnya dalamkesehatan, yang sakit giginya tapi semuanya jaditerganggu. Yang infeksi jari tangan atau telapakkaki, pengaruhnya ke seluruh tubuh. Pars pro totoitu berlaku untuk segala hal,” Dewa mencobamenjelaskan.

“Terima kasih, Dewa. Ajakanmu kelilingPulau Buru ini sungguh membuka cakrawalaku.Juga berguna untuk melengkapi perbendaharaanuntuk mengajar murid-muridku nanti,” kata Suryomenghargai ajakan Dewa. Dia mengangankanpengalaman petualangannya akan membukadan menantang mentalitas pulau dari anak-anakdidiknya. Ya, mentalitas pulau. Mengisolasiatau terisolasi? Anak-anak Maluku itu tak banyakberkontak dengan orang-orang dari daerah lain.Maklum, tak banyak orang mengunjungi Maluku.Mereka sendiri pun tentu tak punya biaya untukbisa mengadakan perjalanan ke luar pulau. “Manamungkin, murid-muridku pesiar. Untuk makansehari-hari pun mereka sulit,” kata Suryo setengahberkelakar.

“Kamu itu, ada-ada Sur,” kata Dewamenimpali.

“Tapi bener lho Wa,” kata Suryo meyakinkan.

Page 142: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 133

“Iya, iya. Saya setuju,” sahut Dewa.

“Saya juga beruntung dapat teman kamu.Jelas Yuni dan Vita tentu tak bisa kuajak mengalamiseperti ini. Belum lagi nanti komentar orang disana. Ngapain dokter Dewa itu. Jadi repot kan.Jadi kita sama-sama beruntung lah.” Kata Dewamenanggapi. “Untung kita sama-sama orang yangsuka cari pengetahuan lewat pengalaman sepertiini. Kalau tidak mana tahan, dan ngapain jalan-jalanseperti ini. Menghabiskan uang dan waktu saja.Padahal …”

“Yah, cara orang itu macam-macam, Wa,”kata Suryo menanggapi.

“Kalau saya bilang, pengalaman kita inimemperluas cakrawala pergaulan dan pengetahuan.Saya jadi ingat kakek saya yang setiap kali bilangdadi bocah kuwi sing jembar segarane. Ya sekarang initerlaksana. Memperluas pergaulan dan pengalamandengan cara ini.” Dewa mengenangkan nasihatkakeknya.

“Wah, kakekmu itu pendidik yang jitu.Kakekmu juga dari Salatiga?” tanya Suryomenimpali.

“Iya. Barangkali dia pengikut Ki AgengSuryomentaram. Pemikir jenius yang menyingkirdari lingkungan Kraton Mataram.” Kata Dewamenjelaskan.

“Sepertinya cara memahami orang Jawajuga bisa salah. Katanya orang Jawa nggak kenalindividu. Padahal dorongan kakekmu kan berarti

Page 143: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku134

individu makin terbentuk dan makin kuat ketikarelasi dan lingkungan sosialnya makin luas.Jadinya, dia menyuruhmu untuk banyak bergaul.”Ilmu Bimbingan Konseling-nya Suryo keluar.

“Pasti kakek saya terpengaruh ajaranSuryomentaram.” Kata Dewa menyimpulkan.

“Bisa jadi. Hebat dong pengaruhnya,” kataSuryo mendukung.

“Yah, kamu lihat saya dong,” kata Dewasambil ketawa.

“Iya, iya. Saya percaya. Tapi kan antara nasihatdan pelaksanaannya selang waktunya sekian lama.Dan untungnya kita mendiskusikannya. Coba kalautidak, emangnya kita bisa sadar? Susahnya murid-muridku itu lautan jadi malah membatasi lingkupgeraknya. Mereka jadi orang-orang yang bermentalkepulauan. Serba tertutup. Nggak seperti nasihatkakekmu untuk memperluas samudera pergaulan.”Kata Suryo lagi.

“Padahal nyanyinya, nenek moyangku orangpelaut…” kata Dewa menyela.

“Yah, dengan nyanyian itu maksudnyamemotivasi. Tapi kemampuannya terbatas.” SahutSuryo.

“Jadi mestinya memotivasi.” Kata Dewa.

“Mestinya. Kenyataannya, murid-murid sayaitu orientasinya daratan lho. Bukannya lautan.Karena memang dikondisikan. Buktinya, kita mauke sini saja merencanakannya susahnya setengah

Page 144: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 135

mati. Untung kamu mau membayari saya untuktransportnya. Kalau tidak, mungkin jadinya lain,”kata Suryo.

“Sudah nggak usah dipikir,” Dewa menyela.

“Bukan itu maksud saya. Ini lho, ketegangan-ketegangan ini. Hidup dikelilingi laut, dan menjaditak berdaya. Sedangkan orang Jawa, dicap nggakmengenal konsep individu tapi mengajar anak-anakuntuk mengalami pergaulan luas. Kan seperti serbabertentangan.” Suryo bermaksud menjelaskan.

“Ya, seperti kedokteran. Ada dalam teganganatau gabungan antara science dan art. Pengetahuandan seni. Seninya itu dilaksanakan dalam praktik.Dengan operasi, dan lain-lain. Kalau tidak menguasaikeduanya, bisa malpraktik terus. Coba, kalaumelakukan operasi, tanpa seni yang melengkapipengetahuan, bisa-bisa melakukan malpraktikkarena salah urus. Tapi kalau dokternya sama sekalitak tahu, tak punya bekal pengalaman, ya potensialmakan korban. Nyawa, dan kesehatan manusia kanbukan coba-coba. Kalau itu yang terjadi, berapaorang akan jadi korban malpraktik dokter yangditempatkan pada posisi mulia. Sebagai penyembuh.”Kata Dewa menjelaskan.

“Wah, sekompleks itu ya profesi dokter,” kataSuryo mendapat pencerahan.

“Saya beruntung, kakek dulu, kadang-kadangngomong yang saya nggak paham. Ternyatamewarisi pandangan khusus tentang orang Jawa.

Page 145: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku136

Pengaruh Suryo mentaraman dengan pemikirannyayang khas.” Kata Dewa mengaku.

“Ini, yang sekarang kita sudah mendapat.Saya mencobanya pada murid-murid saya. Ngajarnyamatematika, tapi omongnya mungkin campurbimbingan konseling. Menyemangati, memotivasi.Itu saja yang bisa saya lakukan.” Kata Suryomengaku.

“Saya kira dulu kakek saya juga hanya asalomong saja.” Kata Dewa.

“Eit, saya nggak setuju. Pasti nggak asalngomong. Tentu punya pandangan kamu itukalau diberitahu akan diarahkan ke mana. Perkarakamu nangkapnya sekarang, ya itu mengolahmuterlambat.” Kata Suryo.

“Terima kasih, Pak Guru,” jawab Dewa.

“Hush!” Kata Suryo.

“Habis, ngomongmu sudah seperti kakeksaya saja,” kata Dewa membela diri. “Dia ngomongpemikirannya Suryo metaram. Pake beberapa istilahJawa yang digunakan untuk memperlihatkanpsikologi manusia Jawa. Ada nandhing salira, ngudisalira, tepa salira dan mulat salira hangrasa wani.Istilahnya sih Jawa, padahal isinya sangatuniversal.”

“Saya makin yakin dengan kejawenmu yangmantep banget. Padat dan berisi!” kata Suryoterkagum-kagum.

Page 146: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 137

“Kejawen apaan,” sergah Dewa. “Inipandangan manusia universal dari pemikir yangbersemayam di Salatiga,” kata Dewa mantap.“Ya, dokter kan berhadapan dengan manusia. Jadilumayan juga pikiran Suryometaram untukmemahami hidup, Sur,” kata Dewa meyakinkan.“Ungkapan-ungkapan Jawa itu kan mau menjelaskantentang dinamika umum manusia,” jelasnya lagi.“Kalau sedang begini, kita bisa omong seperti ini.Kenapa di Langgur tak pernah terjadi?”

“Karena saya sedang tidak ngurusi pasien.Kalau ngomong begini di sana, bisa-bisa pasienkuterbengkalai,” kata Dewa.

“Ah, kamu itu terlalu menyangatkan,” sergahSuryo.

“Bisa jadi. Tapi nyatanya seperti ini. Masalahnyakan sekarang kita berjarak dari keseharian kita.Untuk matematika berjarak atau tidak, rumus-rumus, dalil atau aksioma jalan terus. Kedokterannggak bisa. Ada pasien harus segera ditangani.Jadinya, ya nggak bisa merenung,” kata Dewamenjelaskan.

“Kamu mau ngatain saya perenung,” kataSuryo menyela.

“Itu kan jurus yang kamu pakai untukmemikat Vita,” kata Dewa menuduh sekaligusmenohok Suryo.

“Ah, bisa saja kamu, Wa.”

Page 147: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku138

“Buktinya, mereka nggak jatuh cinta padasaya. Soalnya kalau ketemu ngomongnya pasien,penyakit. Jadi isinya serba penyakit. Nggak bisaroman-romanan merayu,” kata Dewa seakanmengaku. “Nah, kamu guru matematika omongannyamalah lain.”

“Yah, mengajar matematika karena keadaan,”Suryo membela diri.

“Gimana Vita nggak jatuh cinta sama gurumatematika yang perenung. Apalagi ketemu pertamadulu, Vita langsung meraba dadamu. Kamu nggakbisa membalas kan ….” Dewa mengolok-olokSuryo.

“Wah, ngaco omonganmu,” kata Suryo nggakbisa membela diri.

“Ngaku saja, Sur, lips servicemu itu memangmanjur. Apalagi Vita masih dalam tahap culturalshock. Serba terkejut. Butuh peneguhan danpencerahan. Jadi mujur lah kamu.” Kata Dewa.

Suryo hanya bisa ketawa.

“Jadi sesuai dengan namamu, Suryo,mencerahkan. Vita serasa menemukan pahlawannya,”Dewa masih menambahkan penjelasannya.

“Terima kasih, Wa, atas pengertianmu,” kataSuryo yang tak bisa membantah penjelasan Dewa.“Tapi kamu belum jadi menjelaskan psikologiJawamu tadi.”

“Yah, percakapan ini sekaligus menjelaskanistilah nandhing salira. Bedanya, saya membandingkan

Page 148: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 139

dengan dirimu, tapi tidak lalu menjadi iri atau maumenyerobot kesempatanmu mendapatkan Vita.Ha…. Sok alim ya saya,” kata Dewa.

“Tenkyu, Wa… Tenkyu, tenkyu, tenkyu….” KataSuryo sambil menyalami Dewa.

“Oke, oke, oke, Kawan…” Dewa menyambutuluran tangan Suryo. Mereka ketawa berkepanjangan.

Dewa dan Suryo jadi asyik perbincangannya.Padahal titik awal percakapan mereka dariperjumpaannya dengan suku asli orang-orangpulau Buru yang masih mengenakan ikat kepalahitam, dan membawa tombak karena setiap hariharus berhadapan dengan hutan yang tak dikenalrimbanya. Sekaligus mereka mengaku punya nenekmoyang dari Majapahit. Pembicaraan mereka jadibermacam-macam. Dan meneguhkan Suryo dalammenjalin hubungannya dengan Vita. Keduanyamenjadi semakin merasa bersahabat.

*****

Ada musim barat. Ada musim timur.Tergantung dari arah mana, angin datang. Initerkait dengan iklim muson, sebagai akibat letakIndonesia yang dekat dengan garis khatulistiwa.Musim timur berarti musim angin datang. Inilahmusim paceklik untuk para nelayan. Biasanyaantara bulan Mei – Juli. Saat angin muson melewatilautan. Biasanya hujan disertai angin. Musim macambegini orang-orang tidak melaut. Hampir seluruhnelayan di Kei mengalaminya. Juga penyelam

Page 149: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku140

mutiara di kepulauan Aru tak bisa melakukankegiatan menyelam. Mereka nelayan dan penyelamtradisional. Tidak banyak atau bahkan belummenggunakan sarana teknologi yang canggih.

Pada musim paceklik tersebut, orang memakanpersediaan pangan seadanya. Simpanan umbi,patatas atau enbal digunakan. Orang berlindung dirumah. Rumah gaba-gaba toh memberi kehangatan.Atap berdaun enau, dinding dibuat dari dahan-dahan pelepahnya. Hangat. Rasa kehangatannyajuga tercermin dengan perbincangan-perbincangan.Kendati terancam kekurangan pangan.

Dan lingkungan guru di Langgur yang hidupdi tengah masyarakat seperti itu mengajar Suryotentang banyak hal. Berangkat dari keakraban diantara mereka. Rata-rata teman gurunya senangdan mudah diajak bicara.

Orang-orang itu dalam pembicaraankeseharian sering banyak memberikan kritik padapemerintah daerah setempat. Tapi mereka tetaptidak sampai bersungut-sungut dengan macam-macam ketidakpuasan. Sebaliknya, mereka berkiprahpada kehidupan di kampung-kampung tempattinggal mereka. Apalagi ada yang anak kepala soa.Keturunan garis pertama.

Suryo punya kebiasaan berkorespondensi.Lewat berbagai surat, dia bercerita tentangpengalaman-pengalamannya di seberang. Kehidupanmasyarakat yang mungkin tak terpahami bagimereka yang tinggal di Jawa.

Page 150: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 141

Sudah lebih dari 3 tahun Suryo menjadiguru di Langgur. Berarti kontrak ikatan dinasnyahampir habis. Empat tahun sesuai kontrak. Suryorajin berkorespondensi mencari informasidengan berbagai pihak penyandang dana yangmenawarkan berbagai bentuk beasiswa. Akhirnya,Suryo mendapatkan beasiswa dari satu lembaga diBelanda yang punya kantor perwakilan di Jakarta.Lembaga yang memberi perhatian kepada parapejuang kesejahteraan masyarakat di daerahtertinggal. Orang lain berpikirnya harus dalamlembaga swadaya masyarakat. Suryo nekad, diaseorang guru. Termasuk ujung tombak yangberjuang untuk kecerdasan dan kesejahteraanmasyarakat di daerah tertinggal.

Dia berkorespondensi dengan pengelolanyadi Jakarta, bercerita tentang perjuangannya.Mengajar berbagai bidang studi, kendati lulusanpendidikan umum. Bahkan temannya, lulusan SMAmengajar SMA diceritakannya juga. Siapa pedulidengan kisah tersebut? Orang-orang pusat tahunyaangka-angka statistik keluaran Biro Pusat Statistik.Laporan dari BPS Kabupaten Maluku Tenggaraangkanya sangat bagus. Rasio guru murid angkanya1:23. Artinya satu guru melayani antara 20-30,tepatnya 23 murid. Kenyataan di lapangan bicaralain. Suryo menjumpai seorang guru SD merangkappesuruh dan kepala sekolah, dan menjadi gurukelas dari kelas 1-6. Artinya di sekolah itu, dia satu-satunya tulang punggung yang menjalankan segala

Page 151: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku142

peran. Kondisi riil lapangan semacam ini tidaktergambar dalam data statistik.

Problem pendidikan menjadi sangat menantang.Baik perkara dalam kelas, mau pun perkarapemerataan dan kualitas tenaga guru. Apalagi gurujuga menjadi pilar bagi masyarakatnya. Betapa punkeadaannya, mereka tidak menyerah. Guru di kelas,dan sekolah, guru di masyarakat. Masih adakahsisanya menjadi guru untuk keluarga? Yangterakhir Suryo belum punya pengalaman. Yangsudah terbukti, ia banyak bereksperimen untukmendorong murid agar punya minat dan bergairahdengan bidang studi ilmu eksakta yang dianggapnyamomok.

Suryo menjadi guru serba bisa. Mengajar ilmueksakta. Semua berbasis matematika. Suryo hanyabisa geleng-geleng kepala. Absurd. Kendatipun iatelah sekian lama, dan tetap tekun menjalaninya.Menjadi guru. Pendidik. Pendidikan yang menjadipenentu bagi pembentukan bangsa yang berkualitas.Pendidikan yang perlu untuk membentuk manusiasebagai pribadi-pribadi yang berkarakter, pemberani,kreatif dan mandiri.

*****

Page 152: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 143

KETERBATASAN MENGATASI ALAM

Vita tak bisa tidur semalaman. Ada firasatburuk yang dialaminya. Benar saja, pagi-pagibenar dua perawat datang membawa kabar tentangmeninggalnya seorang pasien muda. Begitupentingnya pasien itu bagi dokter dan para perawatlainnya. Pasien itu anak seorang bapaksoa, yangkampungnya tak jauh dari rumah sakit. Karuansaja dokter Vita bergegas ke rumah sakit untukmemastikan meninggalnya sang pasien.

“Semalaman saya tak bisa tidur. Seperti adagerombolan orang kampung berjalan mengelilingirumah. Sebagian besar di antaranya mengenakanikat kepala merah. Entah mereka itu siapa. Satuorang di antaranya mengetuk-ngetuk pintu. Sayaantara tertidur dan bangun,” Vita bercerita tentangfirasat yang mendahului pemberitaan anak kepalasoa yang meninggal.

“Ini bukan pengalaman pertama. Beberapawaktu lalu, pengalamanku hampir sama,” ujar Vitamelanjutkan cerita pengalamannya.

5.

Page 153: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku144

Firasat-firasat itu datang, mendahuluimeninggalnya beberapa pasien tertentu. “Gimana,Mas kalau seperti itu? Halusinasi? Kupikir tidak.Saya termasuk orang rasional. Hampir tak percayadengan keampuhan tokoh-tokoh tertentu di daerahini. Tapi kalau ada pengalaman seperti itu, apamemang tidak ada kaitan dengan kepergian pasien-pasienku itu,” katanya lagi.

“Coba, Mas Suryo yang mengajar murid-murid dengan ilmu yang rasional, bisa nggakmenjelaskan pengalaman ini?” tanya Vita lagi.

Suryo yang ditanya, diam saja. Dia tak bisamemberi komentar apa pun. Ia lebih banyakmendengarkan. Pengalaman ya pengalaman. Yangmengalami berusaha menceritakannya kepadaorang dekat yang dipercayainya.

Pengalaman seperti itu hanya bisa dicerna,tidak perlu didiskusikan secara objektif. Adawilayah misteri yang menjadi pengalaman subjektif.Pengalaman istimewa yang belum tentu orangbisa mengalaminya. Dan ada orang tertentu yangmemperoleh pengalaman untuk mengalami tanda-tandanya. Orang dibawa masuk pada wilayahitu. Pengalamannya mengajak untuk merasakanyang tak pernah terbayangkan. Memasuki duniadi luar wilayah pengalaman manusia. Untukmenanggapinya tergantung keperluannya. Danbagaimana cara menanggapinya, tergantung orangyang mengalaminya. Juga tergantung bagaimana

Page 154: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 145

orang itu memandang dan merasai pengalamannyaitu.

Dunia pengabdian Vita dan pelayanannyaadalah dunia kesehatan. Seperti dunianya paradokter pada umumnya. Di mana ada orang sakitbutuh pertolongan, di sana dokter siap sediamenyediakan diri dengan seluruh pengetahuan dankeahliannya. Bahkan juga ketika pasiennya tengahberhadapan dengan Sang Maut. Dokter tetap tidakangkat tangan untuk menyelamatkannya. Kesanalah hati dokter membawa.

“Mas, kamu dulu pernah pergi ke Rumaatsendirian. Pulangnya membawa banyak cerita tentangziarah. Waktu liburan ke Pulau Buru juga begitu.Besok, saya yang pergi,” kata Vita melanjutkanpembicaraan.

“Ke mana, Vit?” tanya Suryo.

“Besok saya ke Tanimbar Kei, tapi ini tugas.Di sana ada wabah yang tengah berjangkit… MasDewa dan Yuni bersepakat saya yang mestiberangkat,” Vita menjelaskan.

“Vita…,” kata Suryo seperti mau menyela.

“Ya, aku juga bersedia. Sekalian mengenaldaerah tidak dengan cara beramai-ramai.” Vitamengungkapkan kesediaan dan semangatnya.

“Tapi, Vita…,” Suryo berusaha untuk menyelalagi.

“Nanti dulu Mas, biar kuselesaikan dulu.Kemarin kami langsung menghubungi Om Hengky,

Page 155: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku146

pemilik kapal yang pernah kita pinjam dulu.Kebetulan anaknya baru saja dirawat Yuni. Dia relameminjamkan speedboat pribadinya. MaklumDinas Kesehatan tak memiliki kendaraan sendiri.Jadi besok saya pamit. Kita tidak malam mingguan.Hari Sabtu dan Minggu saya seharian akan di sana.Kebetulan di sini juga lagi banyak pasien. MasDewa dan Yuni menangani yang di sini. Jatah kerjatiga orang, kukerjakan dalam dua hari. Jadi akuberangkat sendiri. Biar punya pengalaman ….” Vitamengakhiri penjelasannya.

“Vita, apa Dewa dan Yuni sudahmempertimbangkan ini musim timur. Angin besardi laut?” Tanya Suryo menyelidik.

“Salah, Mas. Mas jangan menakut-nakuti. Itusudah dibicarakan… Orang dari Tanimbar Keiyang datang memberitahu juga datang denganmotor tempel. Dan mereka selamat…,” Vitamenjelaskan.

“Oh, begitu. Tapi angin kan tidak pernahdapat diprediksi. Kapan dia datang. Ke mana diabergerak. Tak mudah diperkirakan,” kata Suryoseperti berkeberatan.

“Mas, sekali lagi, jangan menakut-nakuti.Toh ada bantuan ramalan cuaca,” Vita bernadamengingatkan.

“Ya, benar. Tapi seberapa tepat ramalan-ramalan itu bisa dijadikan pegangan,” Suryo masihmengajukan alasan keberatan.

Page 156: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 147

“Atau, kamu ikut menemani? Tapi nanti apakata orang,” Vita menjadi membayang-bayangkanberbagai kemungkinan.

Suryo berdiam diri dan ekspresinya tetapdengan keberatannya.

“Demi tugas kemanusiaan. Keadaan wabahdi sana tak bisa ditangguhkan penanganannya.Yuni dan Mas Dewa juga bilang untuk mengujikeberanianku.” Vita berusaha meyakinkan Suryo.

“Wah, risikonya terlalu besar,” komentarSuryo memperlihatkan keberatannya.

“Duh, sepertinya Mas Suryo takut ditinggal.Jangan kuatir, Mas. Aku akan pulang selamat,”sekali lagi Vita berusaha meyakinkan.

“Bukan begitu maksudku,” sanggah Suryo.“Itu memang tugas mulia…,” Suryo tak bisa lagimelanjutkan kata-katanya.

Dia memandangi Vita lekat-lekat. Vita merasapandangan Suryo yang penuh cinta dan perhatian.Dia pindah tempat duduk ke sebelah Suryo. Lalumerebahkan kepalanya ke pundak Suryo. Suryomemeluk Vita erat-erat. Suryo mendaratkankecupannya di kening Vita. Mereka berdua berdiamdiri sesaat. Di luar anjing menggonggong sepertimenyambut orang datang. Suryo melepaskanpelukannya. Vita kembali duduk tegak, melepaskandiri dari sandarannya di bahu Suryo. Kembalimereka berdiam diri.

Page 157: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku148

Sebuah ketokan pintu dengan nada tergesa,disertai suara keras, “Bu Dokter, Bu Dokter…. Bisatolong maitua di rumah, Bu Dokter?”

Vita bergegas membukakan pintu. Menemuiseorang bapak muda yang biasa menjadi penjagakeamanan di rumah sakit. “Istrimu, ada apa, Pak?”

“Dorang, mau melahirkan Bu Dokter. Tolongmaitua, Bu Dokter. Ini anak pertama, Bu Dokter. Diasu kesakitan di rumah….,” kata-katanya masihpenuh kepanikan.

“Baik, saya akan ikut kamu. Silakan tunggusebentar, saya siapkan alat-alat seperlunya.” Vitabergegas menanggapi permintaan mendadak itu.Suryo mengiringi Vita mengikuti calon bapak mudayang tinggal tak jauh dari rumah dinas Dokter Vita.

*****

Minggu, 12 Nopember 1995. Malam itu Dewadan Suryo sibuk berkoordinasi dengan berbagaipihak di pelabuhan Debut.

Di ruang direksi penyeberangan pelabuhanDokter Dewa memberi penjelasan seperlunya.“Bapak-bapak sekalian, Dokter Vita berangkat keTanimbar Kei karena program khusus. Sama sepertiyang terjadi di Kei saat ini, di sana juga tengahberkecamuk wabah muntaber dan beberapapenyakit lain. Jadi, dia ke sana untuk tugas itu. Dansampai sekarang belum kembali.” Suaranya dicobaditata supaya tidak menambah kepanikan danketegangan yang telah berlangsung.

Page 158: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 149

Toh, kepanikan dan kekuatiran tetap terasa.“Tapi kenapa dia pergi sendirian, dan tidakmenggunakan perahu motor dinas? Mungkin,Dokter perlu menambahkan sedikit kronologinyasehingga koordinasi kita dapat menyeluruh danakan berjalan lancar.” Demikian komandanPangkalan Angkatan Laut Tual menyela. Diamerasa sangat berkepentingan. Dalam situasi daruratseperti kecelakaan laut seperti itu, komandanPangkalan Angkatan Laut Tual ex officio menjadiketua tim task force SAR.

Banyak pihak lain yang juga kelihatan tegangdan suasana yang tak menentu.

Dokter Dewa melanjutkan keterangannya.“Kemarin siang, Dokter Vita berangkat. Setelah adautusan dari Tanimbar Kei datang ke rumah sakit,melaporkan adanya wabah. Surat pengurus desaTanimbar Kei mendesak untuk pengiriman dokterke sana. Dalam kunjungan kerja awal tahun lalu,kami tiga dokter lengkap berangkat ke sana. Tapikali ini tenaga dibagi. Saya yang mengusulkankepala rumah sakit untuk mengirim dia. Soal kapalmotor pinjaman, ini terjadi karena memang rumahsakit dan dinas kesehatan tidak memiliki fasilitasdinas itu. Untung, Om Henky berbaik hati. Setiapkami ke daerah terpencil, dia selalu menyediakanarmada lautnya.” “Jadi ini bukan tanggungjawab Om Henky. Malah Om Henky mengambilalih tanggung jawab pemerintah yang mestinyamenyediakan fasilitas kendaraan. Kalau kenyataan

Page 159: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku150

seperti ini, siapa mau disalahkan?”tanyanya penuhretorika.

Tak seorang pun menjawab pertanyaan itu.Jeda itu seakan memberi kesempatan, orangmendengarkan suara angin dan riak-riak ombakyang masih terus berlangsung.

Dokter Dewa menjelaskan lagi, “Menurutcatatan petugas di sini, kemarin, Dokter Vitaberangkat bertiga pada pukul 14.00. Pulangnya tadi,dari Tanimbar Kei sekitar jam 15.00. Dan itu hanyaberdua, Dokter Vita bersama pengemudi speedboatmilik Om Hengky. Perjalanan yang satu setengahjam itu, akhirnya tidak selesai. Dokter Vita dankaryawan Om Hengky sampai sekarang belumditemukan. Seorang warga Tanimbar Kei yangkemarin menjemput tidak ikut lagi. Jadi merekahanya dua orang. Sekali lagi, sampai sekarangkeduanya belum ditemukan. Sekarang silakan, waktusaya kembaikan kepada Pak Komandan SAR,”demikian Dokter Dewa mengakhiri penjelasannya.

Berita belum kembalinya kapal motor yangditumpangi dokter Vita dari Tanimbar Kei telahmenyebar sejak sore. Beberapa anggota tim SARdari kabupaten spontan merapat ke lokasi. Adajuga task force penyelamatan kecelakaan laut dariLantamal- Pangkalan Angkatan Laut, Tual. Semuadisibukkan dengan pencarian kapal motor yangtenggelam.

Cuaca buruk dengan angin kencang sejaksiang belum mereda. Cuaca yang berbeda dari

Page 160: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 151

musim barat lainnya. Keadaan ini tak menyurutkanpencarian mereka. Tapi suasana malam memangmenjadi hambatan. Beberapa kapal pencari denganlampu sorotnya terlihat di kejauhan. Mereka masihberputar-putar sekitar lokasi yang dicurigai.Pandangan yang terbatas akhirnya membuatmereka memutuskan untuk menunda pencarianlebih lanjut.

Komandan Angkatan Laut di Tual yangmenjadi komandan tim SAR masih berbicaradengan beberapa orang yang ada di situ. Suara-suara yang saling berbicara ada kesan tertahan.Tidak seperti biasanya yang meledak-ledak dandiselingi gelak.

Dengan suara berat, komandan AngkatanLaut mencoba berbicara, memutuskan untukmenghentikan sementara pencarian korbankecelakaan laut itu. “Bapak-bapak, dan saudarasekalian, hari ini cuaca memang seperti musimtimur. Angin kencang dan ombak besar. Kita tidakbisa memperhitungkannya. Justru pada saat DokterVita menjalankan panggilan tugasnya. Dari tadisecara spontan kita langsung bertindak mencariDokter Vita dan Pak siapa, ehmm … Yah, Om Sem,pengemudi speedboatnya. Terima kasih atas usahakita bersama. Tapi, mengingat keadaan cuaca yangtidak menguntungkan dan situasi gelap yang takdapat diatasi dengan keterbatasan peralatan yangkita miliki, saya kira ada baiknya kita menghentikansementara pencarian ini. Kita masih akanmelanjutkannya besok pagi. Untuk selanjutnya, kita

Page 161: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku152

tetap menyiapkan beberapa anggota yang berjagasecara bergilir di pelabuhan ini. Semoga keputusanini bisa diterima oleh semua pihak yang berkentingan.Terima kasih.”

Dewa dan Suryo tak mampu berbuat banyakmendengarkan pemberitahuan komandan danSAR itu. Dalam hati mereka masih ingin terusmelanjutkan usahanya.

“Suryo, saya akan tetap berjaga di sini,” suaraDewa tak berdaya.

“Saya juga,” sahut Suryo pendek menahankedukaan. Hanya itu yang mereka ucapkanselebihnya diam.

Di sekeliling mereka, orang-orang kampungikut berbaur dengan tim SAR. Mereka datang dariberbagai tempat karena berita yang telah menyebar.Mendengar bahwa salah satu yang menjadi korbanadalah dokter Vita, mereka merasa ikut kehilangan.Mengapa harus dia, tenaga yang sangat dibutuhkanoleh warga masyarakat di Kei. Seakan penyesalanterdengar menyebar di mana-mana.

Yuni yang bertugas mengirim berita ke Ambon,dan menghubungi pihak keluarga masih berusahakontak dengan tim SAR, Search and Rescue. Bersamadengan tim dari dinas kesehatan, mereka berunding.Bagaimana merumuskan pemberitahuan. Ataukahperlu menunggu sampai besok pagi, sampaikepastian diperoleh. Diputuskan pemberitahuantidak perlu ditunda-tunda lagi. Hanya perludiberikan catatan, akibat cuaca yang buruk dan

Page 162: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 153

situasi malam yang gelap pencarian untuk sementaradihentikan. Pencarian akan dilanjutkan keesokanharinya.

Di antara orang-orang yang datang dipelabuhan Debut, peristiwa kecelakaan terakhir ditempat yang sama mulai diceritakan kembali.Peristiwa yang terjadi tiga atau empat tahun lalu.Seseorang mulai menceritakan kisah itu. Saturombongan 60 orang naik kapal motor rute Debut –Tanimbar Kei. Ini melebihi kapasitas yang biasadimuati dengan 40 penumpang. Masih ditambah,ada rombongan pengantin yang membawa meriamsebagai mas kawin. Separuh dari mereka yangmengalami kecelakaan adalah keluarga dekat dariseorang mempelai laki-laki dari Kei. Mereka maumenggenapi persyaratan nikah adat denganmengirimkan mas kawin berupa satu buah meriam.Barang-barang itu bersama orang-orang yangmengiringi calon pengantin tak pernah sampai ketujuan. Dan orang-orang itu juga tak pernahkembali. Hanya ada beberapa orang selamat.

Orang lain berkisah tentang keberuntunganyang terjadi. Satu kisah yang dikenang adalah duaorang yang selamat hanya menumpang sebuahbatang bambu panjang. Tak terbayangkan bahwaseorang ibu yang tengah mengandung bisa selamatdari kecelakaan laut di antara korban sebanyak itu.

Ada orang lain menambahkan kisah ibuyang selamat. Dia mendengar sendiri kisah dari ibuyang mengandung itu. Sang Ibu sempat bercerita,

Page 163: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku154

bagaimana ia meminta seorang bapak yangberpegang bambu bersamanya untuk mendaraskandoa dengan manik-manik. Doa dengan kontas, doarosario cara katolik. Orang yang bersamanya itumenurutinya. Dia berdoa dengan tasbih, doa rosarioyang biasa dilakukan oleh orang-orang katolik. Danitu telah menyelamatkannya. Demikian ibu itumengisahkan pengalamannya.

Sang Ibu yang tengah mengandungterselamatkan dari maut. Semoga kali ini pundiharapkan terjadi mukjijat. Demikian beberapaanggota masyarakat mengharapkannya. Merekaberharap Dokter Vita dapat ditemukan selamat.

Seorang ibu tua meneriakkan nama DokterVita. “Dorang su membagi hati dan air mata,”teriaknya lagi. Ya, riik luun ne ham raan memangpepatah populer. Ungkapannya menunjuk padaorang baik hati, mau menimbang rasa, maumembantu duka dan susah orang. Itu kenanganorang terhadap Dokter Vita. Itu yang diteriakkanuntuk mengenangnya.

Mulailah ratapan itu. Seperti layaknya orang-orang mengantar kepergian orang yang meninggal.Orang kecintaan yang tak akan dialami lagikehadirannya. Satu orang telah meneriakkannama Dokter Vita, orang lain mengikuti ekspresiratapan yang telah dimulai dengan lengkingannya.Demikian, susul menyusul lengkingan itu berlanjut.Inilah perpisahan dengan orang yang dicintainya.Dalam sebuah keluarga yang berdukacita, suasana

Page 164: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 155

ini terasa memedihkan dan menyayat-nyayat.Ratapan tersebut biasanya diikuti dengan usahauntuk memegangi jasad yang meninggal. Seakantak ingin dan tidak rela kehilangan dan ditinggalkanorang tercinta itu. Kendatipun demikian, ekspresitersebut sekaligus menyiratkan harapan yang adadi sebalik kesedihan itu. Malam itu, orang-orangmulai meratap karena kepergian Dokter Vita.

Dunyai ne kes, ne sorngai ni yang. Perbekalandunia dan persiapan akhirat. Itulah yang menjadikeyakinan mereka atas kehidupan Dokter Vita. Diatelah menjalani kehidupannya dengan berbuatkebaikan untuk banyak orang. Para pasien telahdilayani dan disembuhkannya. Dengan demikiansemuanya itu menjadi bekal persiapan untukkehidupan abadi yang dijalaninya kelak.

Memang, jasad Dokter Vita belum ditemukan.Tapi mereka mulai merasa, mereka tak akanbertemu lagi dengan Dokter Vita. Kehadiran danpelayanannya tak dapat dialami lagi. Tapi yangtelah mereka rasakan pelayanan dokter Vita telahmenyembuhkan mereka. Meringankan bebanpenderitaan mereka. Kebajikannya telah nyatadialami dan dirasakan. Itulah bekal dunia yangtelah dihimpun Dokter Vita sebagai persiapanperjalanan ke kehidupan abadi. Dunia akhiratmenjadi sedemikian dekat. Telah menyatu dalamdiri kehadiran Dokter Vita. Itulah pengalamanmereka dalam kehadiran Dokter Vita.

Page 165: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku156

Pengalaman yang menumbuhkan pengharapan.Bukan lagi pengharapan untuk dapat menemukankembali Dokter Vita yang sehat, segar bugar. Tapipengharapan akan Dokter Vita yang telah beralihkehidupannya. Pengharapan itu mengilhamibeberapa ibu menyingkir dari tempat kerumunan.Mereka mau berdoa bersama, katanya. Doa rosarioseperti yang diminta ibu yang pernah selamat.

Ibu Maria Bintang Kejora,doakanlah kami …Ibu Maria Bintang Samodra,doakanlah kami …Ibu Maria Pelindung Para Pengembara,doakanlah kami …Ibu Maria Pelindung Para PelautDoakanlah kami …Ibu Maria Penolong orang-orang lemah,doakanlah kami …Ibu Maria Penyelamat Jiwa-jiwadoakanlah kami…

Doa-doa orang itu terus mengalir. Merekaberharap akan terjadi mukjijat…

*****

Berita kecelakaan speedboat yang membawaVita sudah sampai ke orang tua Vita di Malang.Ayah dan ibu Vita duduk dikelilingi kakak-kakakVita. Ibunya menangis tersedu-sedu dipelukananak sulungnya. Mereka berduka karena beritakehilangan anak bungsunya.

Page 166: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 157

Beberapa jam yang lalu, mereka menerimapemberitaan singkat dari Kantor Dinas KesehatanKabupaten Maluku Tenggara. Berita yang merekaterima, Dokter Yovita Wijayanti mengalami kecelakaanlaut. Sampai hari Minggu malam, saat berita itudikirimkan, speedboat yang ditumpanginya tidakkembali dari perjalanan Tanimbar Kei ke Tual. HariMinggu siang, Dokter Vita baru saja menyelesaikantugasnya menangani wabah yang berjangkit diTanimbar Kei. Sampai berita dikirim, masihdiusahakan pencarian oleh Tim SAR gabunganbersama dengan Tim Angkatan Laut dari pangkalandi Tual.

“Saya akan berangkat ke Tual. Siapa tahujenazahnya masih bisa ditemukan,” tiba-tiba AyahVita memecah kesunyian. “Juga untuk ketemudengan rekan-rekan sekerja Vita. Siapa tahu adaisyarat-isyarat akhir yang dikatakan Vita padamereka.” Kata Pak Jatmiko melanjutkan. “AtauSuryo, yang sering disebut Vita dalam surat-suratnya…” Ayah Vita megungkapkan rencananya.Dengan suaranya yang agak parau menahan duka,ia berusaha untuk mampu mengatasi keadaan.

“Saya akan menemui teman-teman kerja Vita,dan Pak Guru Suryo. Siapa tahu ada wasiat akhiryang ditinggalkan Vita menjelang kepergiannya,”demikian Pak Jatmiko mengulangi lagi rencananya.Dia berusaha keras untuk mengatasi keadaan,menahan emosi dan rasa kehilangan anakbungsu kesayangannya. Yang lain-lain diam takmenanggapi. Ibu Vita tetap menangis sesenggukan.

Page 167: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku158

….. Pak Jatmiko berusaha memupuk harapan ditengah-tengah mereka.

*****

Pak Jatmiko tiba di Tual hari Selasa Sore. Diaditemani anak laki-laki sulungnya, kakak Vitapaling besar. Mereka berhasil menjumpai pimpinanDinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara.Pak Jatmiko mendapatkan jawaban standar khasbirokrasi. Dia terkaget-kaget ketika mengetahuiinstansi tersebut tak memiliki kendaraan dinas lautsendiri. Padahal wilayah perairannya luas. …

Tidak lama Pak Jatmiko dan anak sulungnyabertatap muka dengan pejabat Dinas Kesehatan. Diamengungkapkan tujuannya untuk menjumpairekan-rekan sekerja anaknya. Karena merasa perlusuasana kekeluargaan, Pak Jatmiko menolak untukdisertai pejabat Dinas Kesehatan. Dia berharapdapat berbicara dari hati ke hati dengan teman-temannya Vita.

“Ini pembicaraan antara seorang bapak dananak-anaknya, Pak. Jadi mohon pengertiannya.Biarlah dengan cara ini, kami mampu menanggungkedukaan kami. Sekaligus mendapatkan penguatandan penghiburan dari mereka itu. Mereka sayaanggap menjadi pengganti kehadiran anak saya,”demikian Pak Jatmiko mengungkapkan diri. Diamenolak tawaran Kepala Dinas Kesehatan yangmenawarkan diri untuk menyertainya. KepalaDinas itu pun memaklumi permintan Pak Jatmiko.

Page 168: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 159

“Dengan berat hati, dan perasaan berdukakami merelakan kepergian putri kami, YovitaWijayanti. Vita telah membuat kami bangga. Walaudengan rasa kehilangan yang mendalam, kamibangga dia gugur dalam tugasnya. Semoga karyamulianya dikenangkan banyak orang,” kata PakJatmiko terbata-bata. “Sekarang izinkan sayamenemui rekan-rekan sejawatnya. Siapa tahumereka menerima pesan-pesan terakhir sebelumkepergiannya,” kata Pak Jatmiko menambahkan.

Pak Jatmiko berhasil menjumpai rekan-rekandekat Vita. Dokter Dewa dan Dokter Yuni takmampu menahan tangis mereka. Sebaliknya, PakJatmiko tetap tabah. Disertai dengan anak lelakinya,Pak Jatmiko berbincang-bincang dengan mereka.

Mohon, barang-barang Vita bisa dikumpulkan.Juga surat-suratnya. …..

Pak Jatmiko secara khusus menanyakan Suryo.Dia biasa disebut dalam surat Vita kepada ibunya.Mereka mencarikannya dan mempertemukandengan Suryo.

“Maafkan kalau saya mengganggu pekerjaanNak Suryo.” Pak Jatmiko membuka pembicaraan.

“Oh, sama sekali tidak, Pak. Saya sangatbersedih atas kepergian Vita,” kata Suryo dengansuara dalam. Nadanya terbata-bata.

“Pasrah, Nak. Kita adalah orang-orangyang kehilangan,” kata Pak Jatmiko tabah. Suryomenunduk.

Page 169: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku160

“Saya tahu Nak Suryo sangat merasakankehilangan Vita. Bapak dan Ibu Vita sudah tahu,Nak. Surat-surat Vita yang mengatakannya.” KataPak Jatmiko menjelaskan.

Suryo terkejut mendengar pernyataan itu.

“Itulah sebabnya saya merasa perlu menemuiNak Suryo,” kata Pak Jatmiko. Ia berhenti sebentarseperti menata perasaan-perasaannya.

“Sampai selesai kuliah di kedokteran,sepertinya Vita tak pernah berminat punya temanpria. Ibunya selalu mendesak dan menanyainya.Nanti lah, Ma, begitu selalu Vita menjawab desakanibunya.”

“Malah sesudah jauh dari orang tua, di Keisini, dalam surat-suratnya Vita menyebut namaNak Suryo. Guru serba bisa yang mengagumkan,begitu katanya…. Kami jadi penasaran. Jadi setiapsurat Vita yang datang, ibunya selalu membalasdan menanyakan tentang kisah Nak Suryo. Sepertipenasaran saja, ibunya Vita. Orang macam apa NakSuryo itu. Dan dia, Vita selalu ada saja ceritanyatentang Nak Suryo.”

Suryo tertunduk kelu. Tak tahu harusbereaksi bagaimana.

“Vita ngaku juga bagaimana mula pertamadia ketemu Nak Suryo. Saya ingat betul bagaimanaVita mengungkapkan dalam suratnya.” Pak Jatmikoberhenti sebentar.

Page 170: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 161

“Saya, Ma, yang memulai, begitu Vitamenuliskan di suratnya. Malu-maluin ya, demikianpengakuannya. Tapi, Vita menjaga diri kok, Ma.Mas Suryo orangnya baik. Dia jadi guru ikatandinas di sini. Matematika dan ilmu-ilmu pastilainnya. Orangnya pinter, nggak sombong. Ramah.Penuh kebapakan pada murid-muridnya. JadiMama dan Bapak tak perlu berprasangka pada Vitaatau pada Mas Suryo. Kami juga sama-sama masihpelan-pelan untuk saling mengungkapkan diri.Apalagi di tanah orang, di perantauan. Mas Suryojuga pernah cerita, hubungannya denganku jugamenjadi bahan segar untuk pembicaraan di ruangguru. Untung Mas Suryo pandai berdiplomasi.Guru-gurunya juga baik-baik, kata Mas Suryo. Kalaumereka memberi komentar tentang hubungankami, kacamatanya dari keahlian mereka. Atau daripengalaman mereka sendiri. Mas Dewa dan Yuni,teman-teman sekantor juga tahu hubungan kami.Jadi semua baik-baik. Doakan, Vita dan Mas Suryo,ya Ma. Kan Mama dari dulu sudah mengharapkanpunya menantu yang baik…. ,” Demikian PakJatmiko menceritakan surat-surat Vita yang takpernah didengar dari penulisnya.

Suryo sangat terkejut dengan ungkapan Vita.Tak pernah dibayangkan ungkapan Vita yangsedemikian itu. Ada perasaan sakit mendalam yangdirasakan Suryo. Rasa kehilangan. Satu harapanbesar yang diketahuinya sudah terlambat datangnya.Tapi dia diam saja di hadapan Pak Jatmiko.Semakin dia larut dalam perasaan-perasaan dirinya.

Page 171: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku162

Perasaan yang hampir sama dengan yang dirasakanPak Jatmiko yang kehilangan puteri tersayangnya.

Vita yang menyimpan harapan pada Suryotelah pergi. Harapan yang begitu dalam di simpanVita baru terbuka sekarang. Harapan itu tenggelambersama hilangnya Vita. Tenggelam di laut dalamantara Kei dan Tanimbar Kei. Suryo tertundukdalam.

“Sekali lagi maafkan saya Nak Suryo, kalausaya mengganggu ketenangan Nak Suryo.” PakJatmiko berpindah tempat, mendekat tempatduduk Suryo dan memeluknya. “Nak Suryo telahmenjadi bagian hidup kami. Vita telah membuatnyademikian.” “Terima kasih, Bapak,” jawab Suryodalam pelukan Pak Jatmiko. Orang-orang itu takmenangis. Mereka berdua berpelukan erat.

Pak Jatmiko mempersilahkan Suryo datangke Malang. Suryo mencoba duduk tegak di hadapanpak Jatmiko. Seperti halnya Pak Jatmiko yang telahkehilangan puteri kesayangannya. Dia tetap tegar.

*****

Beberapa kali Suryo menyempatkan diripergi ke pelabuhan Debut. Mengenang tempatperjalanan Vita yang membawanya sampai padakematiannya. Jenasahnya tidak pernah diketemukan.Vita…Vita… begitu setiap kali Suryo sepertimengeluhkannya. Seandainya kamu mengungkapkanyang kau tuliskan untuk mamamu, tentu aku takakan mengizinkanmu untuk pergi ke Tanimbar Kei

Page 172: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 163

sana. Pandangan Suryo menerawang laut yangmemisahkan Kepulauan Kei dan Tanimbar Keiyang sepertinya hanya di seberang sana.

Suryo telah menjadi bagian dalam kehidupanVita. Kesadaran itu datangnya terlambat. Seandainyadia mengetahui yang disampaikannya kepadaibunya, barangkali kejadiannya bisa lain. BegituSuryo merenung. Vita telah mempertaruhkanhidupnya. Ia seolah tak mampu mengatasi alam.Ataukah ada kesalahan Dinas Kesehatan yang tidakmenyediakan fasilitas yang memadahi untuk parapetugasnya? Bukannya Vita tak mampu mengatasialam. Tapi dia telah menjadi korban. Barangkali adaorang-orang yang mestinya mengurus fasilitas itutelah menyalahgunakan wewenangnya sehinggamengalihkan alokasi dana yang mestinya digunakanuntuk pembelian kapal motor. Sekiranya itu yangterjadi… Suryo seakan ingin menyumpah. Tapi diamenatap lagi permukaan air itu. Vita… Vita…hanya itu yang digumamkannya.

Sore itu, Suryo kembali mengunjungipelabuhan Debut. Siang tadi, Suryo baru menerimasurat dari Malang, dari ibunya Vita. Isi surat itumendorong Suryo datang ke Debut. Perasaannyaterasa sangat berat. Tatapannya jauh menembuspermukaan air laut yang beriak, ombak-ombak kecildi atas laut tenang.

Page 173: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku164

Malang, ….

Yang terhormat Nak Suryo,Barangkali Nak Suryo terkejut menerima suratini. Sekiranya demikian, maafkanlah saya.Tapi saya merasa perlu menumpahkanperasaan ini kepada Nak Suryo.

Saya Bu Anna Angraini, ibunya almarhumahYovita Wijayanti, anak bungsu saya. Saya telahmendengarkan cerita Bapak. Pak Jatmikotelah menceritakan perjumpaannya denganNak Suryo. Jadi sekarang saya merasa perluuntuk berkomunikasi dengan Nak Suryosendiri.

Saya merasa, Nak Suryo tentu merasakehilangan Vita. Malah barangkali justru adarahasia yang terkuak dengan cerita Bapakkepada Nak Suryo. Sehingga rasa kehilanganitu semakin besar.

Memang benar, seperti yang diceritakanBapak kepada Nak Suryo. Vita punya harapanyang besar pada Nak Suryo. Entah apakah haltersebut telah diungkapkan kepada NakSuryo. Terus terang, dengan saya Vita banyakbercerita tentang Nak Suryo. Mulai dariperjumpaan pertamanya sampai padaperkembangan-perkembangan selanjutnya.

Vita, ya Vita. Dialah kehidupan. Ada ceritatersendiri, mengapa dipanggil Vita. Pada harikelahirannya, saya diultimatum dokter kalaudalam satu jam terakhir dia belum lahir, sayaakan dibedah caesar. Dan keluarlah dia,

Page 174: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 165

15 menit terakhir sebelum ultimatumtersebut berlaku. Jadi, riwayat itulah yangjuga memberi pengaruh pada Vita. Selalu diaakan bertindak dan membereskan segalasesuatunya justru pada saat-saat akhir.Manajemen panik? Mungkin.

Termasuk ketertarikannya kepada Nak Suryo.Mungkin dia telah masuk usia panik,mengingat selama di sekolah dan selamamasa kuliah dia belum pernah pacaran.Entah, barangkali juga belum jatuh cinta.Tetapi, begitu jauh dari orang tua, kok malahbisa terpikat pada Nak Suryo. Tentu bukankarena kepanikannya, tinggal jauh dari kami.Tentu karena Nak Suryo memang patut untukmemperoleh perhatian itu.

Nak Suryo, riwayat Vita dulu sebagai anak,ia sulit lahir, kehidupannya kami harapkanakan memberi kejayaan pada hidupnya.Jadi, Wijayanti adalah pengharapan kami,anak perempuan yang membawa danmemberi kejayaan, kehormatan. Saya tidakmembayangkan bahwa kejayaan yangdiberikannya adalah dengan cara ini. Satu carayang sama sekali tidak masuk dalambayangan kami. Semoga Tuhan menerimadan memberi kejayaan pada Vita bersamaorang-orang pilihan-Nya.

Saya hanya bisa menangis, karenakejayaannya diberikan dengan cara ini.Tentu Nak Suryo dapat merasakan tangissaya.

Page 175: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku166

Dia yang saat kelahirannya dengan cara itu,sekarang pergi dengan cara yang lain.Saya benar-benar kehilangan. Nak Suryobarangkali juga punya rasa kehilangan itu.Kendati tidak sebesar dan sepahit yang sayaalami. Saya lah yang melahirkannya.Merasakan saat kritis sebelum kelahirannya.Bersama dengannya dari hari pertamakelahirannya, sampai saat terakhir menjelangkeberangkatannya ke Kei.

Nak Suryo tak merasakan sakitnya dantegangnya menanti kelahiran itu. Dan sekarang,rasa sedih mendalam karena kepergiannya.Untuk mengenang kepergiannya, kami akanmengadakan sembayangan dengan caraKatolik. Kami sudah menyelenggarakan untukperingatan 7 hari. Beberapa waktu lalu kamijuga telah memperingati empat puluh harimeninggalnya. Demikian nanti, untuk saatselanjutnya masih ada peringatan 100 hari,peringatan setahun, dua tahun dan seribuhari.

Kami merencanakan peringatan-peringatanitu. Dengan demikian kami punya waktuistimewa untuk mengenangnya, danmendoakannya. Kami berharap suatu saatnanti, Nak Suryo juga akan bergabungdengan salah satu peringatannya. …..

Nak Suryo, untuk sementara inilah yang inginsaya sampaikan. Maafkan kalau Nak Suryoterganggu dengan surat ini. Kalau tidak

Page 176: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 167

berkenan, sampaikan saja. Semoga Nak Suryopunya kesempatan untuk membalas surat ini.

Salamku, Anggraini

Permukaan air itu seakan menyimpan misteri.Menampilkan riak-riak kecil saja oleh terpaan anginsepoi. Tapi pada musim timur, permukaan laut iniakan berombak besar. Laut yang seolah tenang initelah menenggelamkan Vita di dalamnya.

Vita meninggal dalam perjalanan sekembalidari kampung jauh. Dia tidak naik kapal motorumum yang bisa dimuati oleh 40 penumpang. Yangditumpangi Vita sebuah speedboat. Vita, Doktercantik dan belia baru saja menyelesaikan tugasmulia itu. Dia sangat bersemangat mengabdi danbertugas kendati harus menempuh ombak danbadai yang tak menentu datangnya, entah padamusim barat atau pada musim timur. Seakan cuacatak dapat ditentukan lagi kapan musimnya. Dan,memang demikianlah yang terjadi. Vita telahtenggelam di sana. Suryo seakan kehilangan sebagiandari masa depannya.

Dia baru saja menerima ungkapan seorangIbu yang telah sekian lama mengenal Vita. Bukanhanya sekadar mengenal. Dia yang telahmelahirkan dan membesarkan Vita. Suryo tak bisamenahan air matanya, membaca surat Ibu AnnaAnggraini itu.

Page 177: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku168

Langgur, …

Ibu Anna Anggraini yang mulia,

Terima kasih untuk surat Ibu yang telah sayaterima. Sungguh, saya turut berduka atasmeninggalnya Vita. Benarlah kata Ibu, saya punmerasa kehilangan Vita.

Terus terang, saya semakin kaget, mendengarcerita Bapak atas isi surat-menyurat Ibu bersamaVita. Seandainya, saya mengetahuinya hal itu,sebelumnya. Tentu saya akan menghalangikeberangkatan Vita atau malah menemaninyake Tanimbar Kei pada kesempatan itu.Namun, waktu telah berlalu. Dan, Vita masihmembuat kita berduka dan kelu.

Saya merasa terhibur mendengar ceritaupacara-upacara yang diadakan untuk Vita.Di sini juga tak ada bedanya. Beberapa kali,masyarakat, ya masyarakat, bukannya hanyakami rekan sekerjanya telah diselenggarakanPerayaan Misa Suci. Mempersembahkan doadan permohonan untuk Vita yang telahberpulang kepada-Nya Sang Empunya Hidup.Semoga Vita boleh bersatu bersama orang-orang pilihan-Nya. Dan tentu, saat-saatberikutnya masih juga akan ada lagi. Doa-doaitu senantiasa kami daraskan. Itulah perhatianmasyarakat yang telah menguatkan kami.

Dalam kesibukan kami yang terus berjalan,kami akan senantiasa mengenang Vita. Tentusurat-menyurat ini juga tidak akan putus.Terima kasih untuk undangannya. Dan semoga

Page 178: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 169

memang akan dapat terlaksana. Saya datangdan berwawan hati secara langsung dengan Ibu.

Semoga Ibu senantiasa dikaruniai kesehatandan penuh pengharapan. Demikian pulahalnya dengan Bapak dan putra-i serta cucu-cucu lainnya.

Teriring salam, Suryo

Vita yang penuh komitmen tidak berumurpanjang. Apa arti sebuah komitmen? Suryoseolah bertanya kembali pada dirinya. Tapi itudirenungkannya sendiri. Dia menjawab surat IbuAnna Anggraini dengan rasa solider. Sekaligusmengungkapkan rasa kehilangan Suryo sendiri.Tentu tak sebesar rasa kehilangan orang-orangdekat Vita. Ibunya, bapaknya, kakak-kakaknya.Juga keponakan-keponakannya. Barangkali adajuga orang-orang lain lagi di luar lingkaransaudara-saudara sedarah. Suryo sendiri, merasakehilangannya makin terasa mendalam setelahmendengar cerita dari Pak Jatmiko. Orangtua itumembuka rahasia Vita yang menaruh harapanpada Suryo untuk menjadi pendamping hidupnya.Harapan Vita itu telah pupus sebelum terlaksana.Bahkan juga belum terungkap sepenuhnya. Suryomasih terlarut dalam rasa kehilangan yangmendalam itu. Untung, beberapa kali ada doayang dipersembahkan untuk mengenangkan Vita.Suryo bergabung dengan umat Kei yang merasakehilangan Vita, dalam doa-doa mereka.

*****

Page 179: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku170

Mas Suryo, Bapak Ibu dan saya, tak bisa banyakberkata-kata. Semoga Vita mendapat kebahagiaan abadidi Pangkuan-Nya.

Surat Ari, singkat. Tak seperti biasa.

Dia menambahkan, Rencana kami jalan terus.Dua bulan lagi kami menikah. Tepatnya, 8 Januari1996. Kalau Mas Suryo tak dapat menyempatkanpulang kami memakluminya. Selamat berjuangterus. Anak didikmu pasti senantiasa merasakankehadiranmu yang inspiratif dan mencerahkan. …

Suryo yang sedang mulai menyerahkanhidupnya bagi pendidikan, harus mengalami rasakehilangan. Vita yang memiliki tanggung jawabuntuk memajukan kesehatan, harus menyerahkannyawanya. Dia telah meraih kesempurnaannya.Usahanya tidak sia-sia. Tapi kepergian Vitamemperlihatkan, pengalaman keluasan IndonesiaTimur yang tak tergarap. Tepian laut yang seolahtanpa batas. Pasang surutnya laut seolah membuatpulau-pulau itu timbul tenggelam. Ribuan jumlahnya.Pulau-pulau itu membutuhkan komitmen orang-orang yang memadati Jawa. Padahal Jawa sendiribarangkali hampir tenggelam.

Orang lebih senang dengan daratan yangserba terbatas. Sejengkal tanah serba diperebutkan.Penggusuran, pengusiran terjadi di mana-mana.Serba saling berebut untuk menempati. Ambangdaya dukung lingkungan telah terlampaui. Tapiorang seperti tak peduli. Mereka terus datang keJawa. Kehidupan di darat semakin merumit.

Page 180: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 171

Suryo, Mokhtar, Yonas. Mereka datang dariberbagai tempat. Bertemu seakan-akan di ujungIndonesia. Memberi sumbangan pengetahuanuntuk anak-anak muda yang tak banyak mengalamimobilitas. Melengkapi pengetahuan mereka.

Dewa, Yuni dan Vita. Mereka datang dariberbagai tempat juga. Bertemu di ujung Indonesia.Memberi sumbangan untuk memelihara danmenjaga kesehatan orang-orang di sana. Dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Mereka yangbanyak diteror malaria dan tbc. Mereka yang hidupdalam persediaan gizi yang serba terbatas. Dansekarang, Vita telah pergi selamanya.

Keluarga besar Vita telah kehilangan putribungsu tercintanya. Suryo kehilangan Vita. Dewa,Yuni kehilangan kolega dan teman yang biasamenjadi korban senda guraunya. Masyarakat Keidan pulau-pulau sekitarnya telah kehilangan satupenjaga kesehatannya. Adakah para pejabat jugakehilangan satu anggota korpsnya? Ketaktersediaansarana transport laut yang memadahi telah dibayarmahal. Oleh nyawa Vita. Ya, hidup Vita yang masihmuda telah direnggut dari kehidupan duniapelayanan yang tengah ditekuninya. Requiest in Pace,Vita. Semoga engkau beristirahat di dalam damai,di pangkuan Allah Sang Empunya Kehidupan.

*****

Page 181: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku172

PULANG KAMPUNG

Surat penerimaan mahasiswa PascasarjanaManajemen Pendidikan di IKIP Negeri Yogyakartasudah sampai di tangan Suryo. Tertanggal ... Juni1996.

Kepada Yth.

Suryo Adi Putro, Theofilus, S.Pd.

SMA Bhakti Karya

Jalan Dumatubun, Langgur

MALUKU TENGGARA – MALUKU.

Suratnya ditandatangani Direktur PascasarjanaInsitut Pendidikan tersebut. Itu membuat hati Suryoberbunga-bunga. Persis seperti yang diharapkan.Selesai ikatan dinas langsung studi lanjut.

Masa empat tahun telah lewat. Suryo tidakmelanjutkan karir yang sudah dirintisnya.Tidakmelamar untuk menjadi pegawai negeri. Tidakmelamar untuk menjadi guru tetap. Dia memilihstudi lanjut. Entah akan ke mana karir mendatang.Yang jelas tetap di jalur pendidikan.

6.

Page 182: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 173

Suryo menyampaikan beritanya pada Mokhtardan Yonas. Mereka hanya berkomentar, “Hebat-hebat.”

Mereka tak punya keinginan untuk melakukanhal yang sama. Masing-masing punya agendanya.Mokhtar telah berhasil memikat Ina, kakak ImaAlkatiri yang masih menjadi muridnya. Dia telahmenyelesaikan pendidikan SMA-nya di tempatMokhtar mengajar. Selepas SMA, Ina membantuberdagang di toko orang tuanya. Ina Alkatirimerupakan salah satu bunga pujaan para pemudadari warga berdarah Arab yang telah turun temuruntinggal di Kei. Mokhtar beruntung karena berhasilmerebut hatinya.

Demikian pun Yonas. Dia telah mendapatkanCarla sebagai tambatan hatinya. Dia gadis dariTanimbar. Seorang gadis berkulit putih, kontrasdengan dirinya yang hitam. Selain mengajar, Yonasbercita-cita akan membuka kursus bahasa Inggris diKei. Usaha semacam ini belum banyak saingannya.

Tanpa diketahui banyak orang, Suryomulai mengemas-emasi barangnya. Kalau malam,ia mensortir kertas dan buku-buku di kamarnya.Ia membaca ulang berbagai kertas yang telahditulisinya. Itulah hasil kebiasaannya, mencatatpengalaman-pengalaman istimewa. Dia juga mencatatbeberapa guru atau murid yang mempunyaipengalaman khusus dengannya.

Pak Lukas, Pak Max, Pak Tarob, Pak Jamlean,Ibu Wens, Ibu Walten. Mereka orang-orang gigih.

Page 183: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku174

Mereka mengenyam pendidikan di Jawa. Beberapaguru laki-laki pulang membawa gadis pujaan dariJawa. Sebagian besar lainnya memilih menyuntinggadis pujaan dari kampung asalnya. Orang-orangini yang kegigihannya menjadi kekaguman Suryo.

Bu Maria, satu di antara mereka. Dia jugalulusan sarjana muda pendidikan biologi dariPerguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta.Perawakannya agak tegap. Kulitnya bersih.Rambutnya agak ikal. Wajahnya dihiasi mata bulatbersinar. Gaya bicaranya tegas. Barangkali karenadia anak bapak raja. Lagipula termasuk orangberpendidikan tinggi. Sehingga tak banyak orangberani mendekatinya.

Suryo ingat pada ibunya. Profesinya sebagaiguru, bukan diturunkan dari ibunya. Juga bukandari ayahnya. Ayahnya, Letnan dua Suryono,seorang tentara. Mendidik anak dengan disiplin.Dengan sorotan mata tanpa kata. Suryo berkakakadik seperti tersihir oleh sorot mata itu. Tidakberdaya. Kecuali satu kakak yang licin sepertibelut. Seakan mau memimpin tapi mencarikesempatan keluar dari pasukan dan akhirnyakabur, menghindar. Ibunya lain lagi. Sebagaikaryawan bidang administrasi sebuah usaha, ibusangat tertib administrasi. Hampir selaras dengannamanya, Setiati. Ibu Setiati, kecintaan Suryo.Jadilah kombinasi saling mengisi dari keduanya.Yang satu dari kejauhan menyihir dengan sorotmata. Yang satunya, menata satu persatu. Tertib.

Page 184: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 175

Ibu selalu di pihak anak. Dalam keadaan apapun. Bahkan anak yang paling licin untuk dijamahpun, dibelanya habis-habisan. Ketika mata penyihirmenemukan kejanggalan dan si licin sudah lepasbarisan, ibu masih membelanya. “Yah, daripadamembuat berantakan barisan ini. Lebih baik energinyadipakai untuk berlari-lari. Kalau dikekang di sini,semua barisan akan meledak dan bubar. Bapak pilihmana? Toh di luar dia juga sehat. Kreatif. Banyakteman. Dan positif, tidak melakukan satu kejahatanapa pun.” Mendengar jawaban itu, biasanya bapakhanya menyahut, “Hehm.”

Suryo kadang-kadang bertanya, dari manaminatnya menjadi guru. Kecelakaan? Karenadulu mengejar beasiswa ikatan dinas sehinggameringankan orang tua. Mau jadi pahlawanpendidikan? Suryo paling anti untuk bersetujudengan hymne guru, pahlawan tanpa tanda jasa.Tidak, guru adalah pahlawan pendidikan. Bukanpahlawan tanda jasa. Enak saja para polisi dantentara. Sudah pegang senjata, sehingga palingberpotensi untuk merenggut nyawa, mereka yangpaling banyak dimakamkan di makam pahlawan.Sedangkan, guru yang setiap hari harus bergelutdengan anak-anak yang selicin belut mengapadisebut pahlawan tanpa tanda jasa. Bahkan anaktentara dan polisi itu, guru-guru juga yangmenangani. Guru, bagi Suryo bukan kecelakaan.Guru, memang pahlawan pendidikan.

Siapa yang memberi julukan guru pahlawantanpa tanda jasa? Mengapa guru ditempatkan

Page 185: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku176

seperti itu? Suryo tak habis pikir. Penugasannya keKei dikomentari negatif. “Jadi guru di Maluku?Celakamu dobel. Jadi pahlawan tanpa tanda jasa.Tambah celaka, makan sagu berak lem…”

Mengapa guru menjadi pahlawan tanpatanda jasa? Bahkan pada zaman kolonial menjadiguru adalah satu kebanggaan. Zaman Sukarnomasih demikian. Bahkan Sukarno mendapat gelarkehormatan Doktor Honoris Causa. Karyanyabisa dilacak pada bangunan-bangunan yangdirancangnya. Memperlihatkan kompetensi bidangstudinya. Buah hasil pendidikan tinggi. Insinyurteknik didikan Belanda. Tak hanya mengenalteknik bangunan. Bahkan juga membangun bangsa.Memikirkan falsafah negara, dan bangsa. Itulahbuah hasil pendidikan.

Bagi Suryo, pengalamannya mengukuhkan:guru adalah pahlawan pendidikan! Dia telahmengalaminya. Anak-anak SMA yang dihadapi,masa yang paling sulit. Ini tak perlu diceritakanlagi. Suryo juga pernah menjadi murid SMA. Merekatengah mencari identitas. Peers groupnya sangatkuat. Suryo beruntung menjadi guru yang bisamengambil hati anak. Dalam hal ini, Suryo belajardari ibunya. Administratur yang bisa bernegosiasi.Bukannya tentara yang serba mengawasi. Kayakbapaknya.

Diam-diam, Suryo menghitung waktumundur. Dia tetap saja tak menampakkan hal itu.Malahan tetap bekerja keras membantu siswa-siswa

Page 186: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 177

mempersiapkan diri menjalani masa akhir semester,menjelang kenaikan kelas dan ujian akhir. Setelahkoreksi dan menyerahkan nilai, Suryo akan bilang,“Selamat tinggal. Ciao...”

Menjelang keberangkatan, Suryo mengirimkansejumlah barangnya ke Yogya. Ada beberapa barangpemberian yang dibawanya. Termasuk kerang khasKepulauan Kei. Ada kerang yang biasa ditiupsebagai sarana komunikasi. Ada juga Nautilluspemberian Ibu Maria. Buku-buku pelajarannyatak dibawanya. Beberapa barang lain tidak bisadiingatnya. Semua telah dia buatkan daftarnya. Taklupa beberapa plastik embal, makanan sehariannya.

Rahasia kepulangan Suryo tak dapatdisembunyikan. Beberapa kali Suryo sempatdipestakan. Guru-guru menyelenggarakan pestaperpisahan tersendiri. Bapak kepala sekolahmengucapkan terima kasih.

“Pak Suryo telah menjadi bagian kami.Mendidik anak-anak kami. O yanan dede, ne ya’auyanang hamhamar benar-benar dilaksanakan.Menjadikan anak-anak kita bagaikan anaknyasendiri. Lebih tepatnya adiknya sendiri. Bukanhanya siang-siang saja ikut mendidik anak-anak didalam kelas. Bahkan malam hari sekalipun. Sayatahu tidak jarang anak-anak ada yang datang kemess guru. Mereka belajar tentang kehidupankepada guru-guru muda kita.” Demikian kata-kataawal kepala sekolah.

Page 187: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku178

“Setelah sekian waktu berlalu, mustinya kitayang digantikan. Tuv ensu ne har endat. Generasiyang pergi dan generasi yang akan datang. Tapi inimalah yang muda yang pergi meninggalkan kita.Tapi, kita tidak bisa meminta Pak Suryo tinggallebih lama lagi. Masa ikatan dinasnya sudah selesai.Kami hanya bisa berterima kasih.”

“Berkat kerelaan Pak Suryo ikut mengajarmatematika dan fisika, gairah belajar ilmu eksaktamenjadi lain. Ilmu eksasta dengan gaya penuhimprovisasi permainan dan eksplorasi,” katakepala sekolah. “Gaya mengajar yang mengolahpengalaman masuk dalam pengajaran Matematikadan Fisika sungguh memberi warna baru. Warnamatematika ria. Dan anak dibawa sampai padapemahaman. Tut naa’ vu’ut ngoen, ne marail liman.Sampai di mulut ikan, dan tangan pemancing,begitu katong mengatakan. Maaf orang tua beginimaunya pakai kata-kata perumpamaan terus,”sambungnya lagi. Para guru tertawa.

“Ilmu Eksakta yang didekatkan padapengalaman peserta didik,” katanya lagi.

“Mewakili para guru dan para murid, sayamengucapkan terima kasih kepada Pak Suryo.Semoga langkah ke depan semakin mantap.” Kepalasekolah mengakhiri sambutannya. Disambungdengan tepuk tangan para guru.

Yonas dan Mokhtar mengajak Suryo makandi luar untuk merayakan perpisahannya. Mereka

Page 188: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 179

berlima bersama Carla dan Ina. Seperti berjamuuntuk terakhir kalinya bersama Suryo.

“Ingat waktu pertama kali kita bertemu?”celetuk Ina.

“Pak Suryo tergeletak di Rumah Sakit waktuitu. Ina juga yang menyambungkan Pak Suryodengan Dokter Vita.” Kata Ina terus terang. “Setelahini, katanya Pak Suryo akan singgah ke Malang.Jangan-jangan langsung dapat ganti adiknya,”katanya lagi.

“Hush, Vita itu paling bungsu,” Mokhtarmenyela.

“Ya, nanti ibunya diminta mencarikansepupunya atau siapa. Jadi pasti dapat ganti jugadari sana,” kata Carla menduga-duga.

“Wah, Suryo akan terjamin kau, Sur,” kataYonas seakan menyimpulkan.

Suryo hanya ikut tertawa, walau agakdipaksakan. Seakan mengikuti yang dibayangkanteman-temannya. Tapi perasaan hatinya bicara lain.

Dua pasangan teman sekerjanya seakan sudahjelas masa depannya. Jadi mereka membayangkanSuryo akan mencari kepastian hidupnya denganmencari ganti Vita dari tengah keluarganya.Sebenarnya, menyaksikan pasangan itu Suryomerasa masih harus mencari jalan hidupnya. Danrasa kehilangan atas diri Vita belum sembuh benar.

Suryo sama sekali tak mau membawa botolsopi. Orang-orang mengatakan, untuk obat malaria

Page 189: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku180

sewaktu-waktu penyakitnya kambuh. Tapi Suryomenolaknya. “Tidak. Terima kasih. Saya tak inginmalaria menjangkiti saya lagi. Maka lebih baiksaya tak membawa sopi. Dan moga-moga, sayamenemukan pengganti dokter Vita yang akanmerawat dan membebaskan saya dari malaria,”Suryo menjawab diplomatis menolak pemberianitu.

*****

Malam terakhir di Kepulauan Kei. Suryoberharap memimpikan Vita. Ya, Vita. Kepergiannyamembuat seolah ada yang tenggelam di laut dalamdi perairan Maluku. Air kebiru-biruan yang tiapkali beriak-riak kecil, membuat Suryo menggigilkedinginan. Setiap kali dia ke pantai Debut,memandangi lautan yang memisahkan Pulau Keidan Tanimbar Kei, Suryo menggigil. Air laut itutelah menelan dan menenggelamkan Vita. Setiapkali angin bertiup, Suryo menggigil. Angin itu telahmembalikkan kapal motor yang ditumpangi Vita.Ya, kendati musim barat, angin yang tiba-tibakencang itu membuat kapal motor itu tak lagiberjalan lurus mengarah pelabuhan yang dituju.Kapal motor itu terbalik dan menjungkir balikkandua penumpangnya. Vita salah satu di antaranya.

Vita yang baru kembali menyelesaikantugasnya menangani endemi di Tanimbar Kei, takbisa mencapai daratan. Bahkan jasadnya pun tidakdapat ditemukan. Barangkali tenggelam ke dasarlaut. Masuk ke relung dalam, menyatu dengan

Page 190: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 181

butiran kerang-kerang di dalam sana. Semuatinggal sebagai misteri bisu tak terjawab.

Tak pernah ada cerita Vita tentangpengalamannya yang terakhir. Dia tak pernah bisamenceritakan berapa obat yang dibagikannya. Berapasuntikan yang telah dihabiskan untuk mengatasiendemi itu. Tak pernah juga ada cerita berapapasien tbc dan malaria yang begitu mengancampenduduk di sana. Apakah dia bertemu denganbapak guru yang dengan semangat setiap harimengajar sekian kelas. Bagaimana pula anak-anakkecil yang tak bercelana. Kisahnya tenggelam dantak pernah terdengar.

Suryo berharap bisa memimpikan Vita yangmelambaikan tangan dengan wajahnya yangmenebarkan senyum sambil menyapa ramah. Tapimimpi itu tak ada.

Menjelang pagi, Suryo tertidur. Justru dalamtidur menjelang fajar itu, Suryo memimpikan sesuatuyang lain. Dia merasa dikelilingi segerombolanorang yang menggunakan ikat kepala merah. Entahdatang dari mana. Orang-orang itu mendekatiSuryo. Mereka datang dalam rombongan, tanpabersuara. Kemudian mereka berjalan berputarmengelilingi Suryo. Jalan berkeliling yang makinlama makin cepat. Tak ada suara yang keluar darimulut mereka.

Suryo tak takut pada orang-orang itu. Kendatiwajah-wajah asing yang tak dikenalnya. Suryomenangkap sorot matanya. Bukan mata yang

Page 191: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku182

buas. Bukan mata yang marah. Bukan mata yangmenuntut balas dendam. Tapi mata mereka yangramah. Seolah mau mengucap terima kasih.

Orang-orang berikat merah itu mengelilingiSuryo dengan tidak lelah-lelahnya. Suryo terusmemandangi mereka itu, dengan mata bertanya-tanya. Untuk apa Anda sekalian memperlakukanhal ini padaku. Tak ada jawab dari mereka. Sampaiakhirnya lari-lari kecil itu berhenti. Perlahan-lahan mereka menghentikannya. Satu orang yangmemimpin rombongan itu akhirnya memimpinmereka pergi. Setelah membungkuk penuh hormatSuryo. Suryo terus memandangi mereka. Suryoterkejut, orang-orang itu menghilang di wilayahlapangan udara.

Suryo terbangun dari tidurnya dan terduduksebentar. Mereka menghilang di lapangan udara.Siapa mereka? Mengapa mereka? Suryo hanyabertanya-tanya dalam hati. Suryo membaringkandiri lagi. Tapi tak bisa memejamkan mata.

Suryo ingat cerita yang pernah didengarnyatentang rombongan orang berikat kepala merah.Vita pernah menceritakannya. Beberapa kali Vitamengalami peristiwa serupa. Saat salah satu pasienVita mau meninggal. Adakah ini kerinduaan Suryokepada Vita yang ingin dimimpikannya. Suryo taktahu. Dia tak mau mencari jawabnya. Semogamenjadi firasat baik.

Tapi mengapa mereka menghilang di lapanganterbang itu. Ada apa dengan mereka? Siapa mereka-

Page 192: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 183

mereka itu? Suryo tak pernah mendengar banyakcerita tentang landasan pesawat terbang itu. Diahanya tahu sepenggal kisah. Lapangan itu dibangunzaman pendudukan Jepang.

Lapangan terbang menjadi gerbang pertamabagi Suryo sewaktu masuk ke daerah Kei. Gerbangitu juga akan menjadi pintu terakhir di manaSuryo akan pergi meninggalkan Kei. Mereka yangmembangun landasan itu seakan menampakkandiri turut mengantar kepergian Suryo. Mungkindulu mereka juga pernah menyambutnya.

Benarkah mereka itu? Adakah mereka adalahorang-orang yang telah mengorbankan diri untukpembangunan lapangan terbang itu? Adakahgerombolan ini juga yang setiap kali mendatangiVita. Untuk apa mereka mendatangiku? TanyaSuryo dalam hati. Suryo tak ingin terjebak denganpertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mimpinya.

*****

Ada seekor anjing menguntit Suryo sampaidi tangga pesawat. Seolah ia tak mau ketinggalanmengantar kepergian Suryo yang sudah bermukimselama 4 tahun di Kepulauan Kei. Bahkan anjingitu lebih istimewa, menerobos dari protokolerpenjagaan lapangan terbang. Memang tak adapagar pemisah antara lapangan terbang danpemukiman penduduk. Lapangan terbang itu jugahanya seperti hamparan rumput biasa. Tak adarunway pesawat yang menggunakan aspal halus.Semuanya serba rumput. Lapangan terbang

Page 193: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku184

peninggalan zaman Jepang. Sesudah merdeka punkeadaannya belum banyak berubah. Tak ada tandaistimewa yang menandakan lapangan terbang.Hanya beberapa tiang dengan kantong penangkapangin di beberapa sudut lapangan. Dan beberapatiang pemancar sarana komunikasi. Agak pinggirdari lapangan terbang ada kompleks perumahanperwira dan bintara Angkatan Udara yang bertugasdi situ. Selebihnya hamparan gerumbul semak-semak dan ilalang.

Ruang tunggu lapangan terbang Dumatubunseminggu dua kali dipenuhi orang. Saat pesawatdatang dan pergi ke pulau Kei. Jadwal biasanyahari Selasa dan Jumat. Entah mengapa jadwalpenerbangan ke Langgur jatuh pada hari Selasa danJumat. Bagi penumpang dari Ambon, merekadatang Jumat barangkali untuk menikmati week enddi Kei. Dan pulang kembali ke Ambon baru hariSelasa, untuk menghindar Senin. I hate Monday, kataorang ibukota.

Suryo merasakan perpisahannya denganmurid-muridnya. “Pak Suryo, jangan lupa kamiya,” kata Buce Welerubun yang biasa melucu dikelas III IPS. “Kirimi surat, kirim kabar dari Jawa,”begitu pintanya.

“Iya, saya akan berkirim surat,” katanya agakterbata-bata dan mata berkaca-kaca.

Perpisahan adalah mati sebagian. Begitu sebuahpepatah Prancis. Mereka sebenarnya tak maukehilangan Suryo. Suryo sudah menjadi bagian

Page 194: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 185

mereka. Untuk tidak merasa kehilangan, merekaberharap kehadirannya digantikan lewat surat.Baku peluk pun tak terhindarkan. Suryo memelukmuridnya satu persatu, erat-erat. Juga beberaparekan guru. Dia pun merasakan kehilangan itu.

Suryo tak ingin terbawa perasaan terharu.Berpasang-pasang mata orang yang mengantarnya,mengawasi Suryo sambil melambaikan tangan.Menjelang naik ke pesawat, Suryo masihmenyempatkan diri berbalik dan melambaikantangan.

Dari balik jendela Cessna berkapasitas 18penumpang, Suryo memandangi Kei dan pulau-pulau lainnya, seperti karang-karang putih yangberserak di lautan biru. Seiring berjalannya pesawat,pengalaman 4 tahun di Langgur seperti tak mautertinggal. Pengalaman-pengalaman itu mulaibermunculan dalam ingatan Suryo. Kilas balikterjadi tanpa dimauinya ....

Perjalanan bersama rombongan dokter-dokteratau bersama guru-guru muda pergi berpromosi kewilayah-wilayah terpencil. Mereka mengadakanpendaftaran murid baru. Menjadi semacam salespromotion teachers. Maklum minat anak untukbelajar lanjut tidak cukup kuat. Padahal secaraekonomi, ada sejumlah keluarga yang mampumengirimkan anak bersekolah. Tapi orang-orangbanyak yang berpikiran praktis. Cukuplah dengansekolah SMP. Toh tak banyak pekerjaan yangterbuka untuk mereka.

Page 195: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku186

Menuju Kepulauan Aru, semalaman Suryobersama kedua temannya hanya duduk di atasdrum-drum minyak. Bercampur dengan segalamacam dagangan, dan ternak. Bersama puluhanbahkan ratusan penumpang lain. Dari Ambon.Banda. Kei. Aru. Tanimbar. Katanya kapal akansampai Tenggara jauh. Bahkan sampai ke Papua.Kapal perintis yang selalu menjadi perintis, pembukajalan ke pedalaman. Menghubungkan yang serbaterpisah oleh lautan. Di Kepulauan Aru yangterkenal dengan hasil mutiaranya, di sana takada SMA.

Anak nelayan mutiara cukup pendidikansedang saja. Pedagang juga tak butuh pendidikantinggi. Man hob enor lanlelean, ne vu’ut hob nefla tahingalaman. Demikian orang-orang tua menanggapibujukan para guru. Burung sedang terbang diangkasa, dan ikan sedang berenang di laut dalam.Mana mungkin kita mengharap yang muluk-muluk.Uang hasil tangkapan ikan dan tanaman ubi talasdari ladang su cukup untuk makan dan pakaian sa.Pas. Mau sekolah? Katong bisa kecewa sepertiberharap pada burung dan ikan.

Perjalanan-perjalanan itu, memberi pengalamantersendiri. Waktu seakan tidak lagi berputar duapuluhempat jam sehari. Waktu tidak mendasarkan padaputaran matahari. Di Kei, juga di pulau-pulau lain,selalu tergantung pada pasang naik, dan metilaut.Saat air laut surut. Perbedaan tinggi rendah airlaut sangat menentukan perjalanan.

Page 196: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 187

Suryo terkenang kembali saat terkapar karenamalaria. Puncaknya, pengalamannya menjalanirawat inap. Itulah saat yang mempertemukannyadengan Vita.

Suryo melongok keluar jendela pesawat. Iaberharap menyaksikan Vita terbang di sampingpesawat mengiringinya. Yang ditemukan, sepi diluar. Hanya awan-awan putih. Suryo mengembalikanpandangannya lagi. Lalu memejamkan mata. Suryoyakin Vita telah terbang di atas sana. Denganpakaian kemilau bersama bidadari-bidadari bersayapkemilau. Suryo melongok ke luar lagi. Jangan-jangan dia menemukan Vita yang terbangmengiringinya. Tak ada apa-apa di luar. Suryomengembalikan lagi pandangannya ke dalampesawat. Di dalam hatinya masih ada kenangantentang Vita. Rasa pahit malaria seperti menyergapdirinya. Bukan, bukan pahit rasa malaria. Pahitkarena kehilangan Vita.

Dia tak berhasil memejamkan matanya. Jaraktempuh dua setengah jam dari Langgur ke keAmbon, seolah lama sekali dijalaninya. Vita... Vita...Engkau telah membiarkan dirimu ditelan di lautsana. Suryo hanya menggelengkan kepalanya. Diamencoba memejamkan mata lagi.

Ingatannya melayang-layang lagi, mengenangKei. Karena menjadi surga ikan, di Kei jarang adadaging ternak. Ternak menjadi binatang sangatmahal. Tidak untuk dikonsumsi. Tak ada tempatpemotongan hewan di sana. Hanya khusus pada

Page 197: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku188

saat pesta perkawinan. Dari pulau Tanimbar, adamitos kerbau Yamdena. Tatkala hutan di Tanimbar,tanamannya masih rapat penuh dengan pohon besi,banyak kerbau liar hidup di situ. Di desa-desaYamdena, sangat terkenal Kerbau Yamdena sebagaihewan buruan. Karena terlalu gemuknya kerbauYamdena, para pemburu ulung yang beruntunghanya bisa memanggul sendirian, bagian keduakaki belakang yang paha-pahanya gempal. Hasilperburuan itu sudah mencukupi kebutuhankeluarga untuk berminggu-minggu lamanya. Adasejumlah keluarga di Yamdena yang seisi keluargadan anak-anaknya tumbuh besar berkat menu yangdicampuri kerbau Yamdena. ...

Kei dan kepulauan Maluku Tenggara memanganeh. Lingkungannya adalah laut, tapi susah untukmengail. Begitu malam-malam memandang keluar,di kejauhan lampu-lampu kapal pukat harimaumilik nelayan dari negeri seberang. Hanya merekayang berpesta. Kalau kapal mau sandar yabersandar di pelabuhan, sekadar mengisi bekal airtawar dari Debut. Selebihnya, penduduk hanyamelihat kapal bersandar di pelabuhan atau kelap-kelip di kejauhan.

Akhirnya mata Suryo pun terpejam dalamtidur. Pesawat itu akan membawanya ke Ambon.Dari Ambon, Suryo akan meneruskan perjalanan keSurabaya.

*****

Page 198: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 189

Mendarat di airport Surabaya, Suryo langsungmenuju ke Terminal bus Wonokromo, lalu naikbus jurusan Malang. Tak banyak bawaan yangdibawanya. Sejak dari Langgur hanya bolehmembawa barang 10 kilogram.

Alamat Jl. Bromo tak terlalu sulit mencarinya.Halaman rumah keluarga Pak Jatmiko memberikesan tersendiri. Suryo sempat ragu-ragu sebelummemencet tombol bel. Dia mencoba melihatsuasana. Melihat dari belakang, seseorang yangpernah bertemu dengannya di Langgur, Suryohilang keraguannya. Sore itu, kebetulan Pak Jatmikosedang menyirami tanaman di halaman rumah. Diamenyambut dengan ramah kedatangan Suryo.

“Eh, Nak Suryo. Selamat datang, selamatdatang,” katanya sambil tergopoh-gopohmenyambutnya. Ember isi air masih sempatdiletakkan di salah satu tempat di bawah pohonmangga. Kemudian menuju pintu gerbang. Suryosendiri yang menggerakkan ke samping gerbangkayu.

Pak Jatmiko merangkul hangat Suryo.“Selamat datang, Nak Suryo,” katanya dipelukansambil menepuk-nepuk punggung Suryo. Seakansudah lama kenal dan berpisah. “Agak gemukansepertinya,” katanya kemudian.

“Ah, Bapak bisa saja,” kata Suryo mengimbangisambutan hangat Pak Jatmiko.

“Iya, sepertinya demikian,” kata Pak Jatmikolagi.

Page 199: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku190

“Benar, Pak,” balas Suryo. “Belakangan iniberatnya agak naik,” katanya lagi.

“Cuma juga tambah hitam,” kata Pak Jatmikolagi.

“Yang satu ini tak bisa ditawar, Pak, ” jawabSuryo.

Keduanya tertawa.

“Bu, Bu, ini Nak Suryo datang!” teriak PakJatmiko sambil mengandeng tangan Suryo melintashalaman. Tidak ada jawaban dari dalam rumah.

“Mari, Nak. Silahkan masuk. Nggak usahdicopot sepatunya,” Pak Jatmiko mengingatkanSuryo yang berhenti di depan keset dan mulaisedikit membungkuk untuk melepaskan sepatunya.

“Kotor, Pak, sepatunya. Sekalian biar sedikitbebas,” kata Suryo menjelaskan alasannya melepassepatu.

“Baik, silahkan kalau itu maunya,” sahut PakJatmiko.

Sambil mempersilahkan Suryo duduk, PakJatmiko sekali lagi agak berteriak memberitahukankedatangan Suryo kepada istrinya. “Bu, ini NakSuryo datang.”

“Iya, Pak. Saya ke depan,” sahut Bu Annadari dalam.

Istri Pak Jatmiko muncul dari dalam. Iamembawa nampan berisi dua gelas teh, hidanganuntuk mereka berdua. Hidangan seperti sore-

Page 200: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 191

sore biasanya. Dia tak menyangka akan kehadiranSuryo.

Bu Anna menjabat erat tangan Suryo.“Selamat datang, Nak Suryo. Selamat datang,”katanya hangat.

“Terima kasih, Bu,” sahut Suryo menanggapisapaan Ibu Anna. Suryo mengambil tempat dudukdi ruang tamu itu. Bapak dan Ibu Jatmiko dudukberdampingan memandang Suryo.

“Akhirnya, kita ketemu di sini,” kat Ibu Annaagak berkaca-kaca.

“Iya, Bu, berkat doa Bapak dan Ibu, akhirnyasaya sampai di sini. Doa Bapa Ibu selama ini telahmenghadirkan kekuatan konkret untuk kami, diLanggur sana,” kata Suryo. “Salam dari DokterDewa dan Dokter Yuni berdua untuk Bapak Ibudi sini.”

Suryo tak menyangka atas sambutan BapakJatmiko dan Ibu Anna. Untuknya disediakan satukamar, di paviliun.

“Jadi, Nak Suryo Ibu, senang. Semoga nakSuryo akan kerasan beberapa hari tinggal di sini,”kata Bu Anna.

“Semoga demikian, Ibu. Selama ini kita hanyasurat menyurat,” jawab Suryo.

“Yah, sudah lebih dari setahun yang lalu.Kami, Bapak, saya, juga kakak-kakak dankeponakan-keponakannya, tidak melupakan Vita,”kata Bu Anna menjelaskan.

Page 201: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku192

“Kedukaan kami sudah hampir sembuh.Malah menjadi kebahagiaan,” lanjutnya dalam kata-kata yang diucapkan dengan tenang, perlahan danjelas.

Suryo terdiam, mendengarkan dengansaksama.

“Ya, kami telah menerima kenyataan ini. Kamibangga punya Vita,” kata Pak Jatmiko menegaskan.

“Yah, itulah Bapak, Nak. Selalu menguatkan.Sejak pertama dulu. Maka, ya langsung bisa ketemudengan Nak Suryo, di sana,” kata Bu Anna lagi.“Malah, terus membongkar rahasia kami berduapada Nak Suryo,” katanya lagi.

“Untung juga, Ibu lalu bisa surat-suratandengan Nak Suryo. Bagi saya, itu melanjutkankebiasaan dengan Vita,” akunya. “Coba, kalauBapak nggak ketemu dengan Nak Suryo. Pasti sayanggak bisa mengirim dan menerima surat dariLanggur,” kata Bu Anna melanjutkan.

Suryo masih diam mendengarkan. Pak Jatmikojuga diam, membiarkan istrinya mengungkapkandiri secara langsung kepada Suryo.

“Jadi, Nak Suryo. Seperti sudah pernah sayaceritakan dalam surat, kami membuatkan satumakam untuk Vita di sini,” kata Bu Anna. “Kamibiasa mengunjunginya setiap tigapuluh lima harisekali. Tiap selapan. Yah, kebiasaan orang Jawa. Paspada hari meninggalnya. Geblaknya, kata orangJawa. Rupanya, itu yang menjadi cara yangmembuat kami mampu menerima kenyataan ini.

Page 202: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 193

Dan menjadi cara baru untuk tetap menempatkanVita di antara kami, ibu bapaknya, dan saudara-saudaranya. Vita tidak melulu menjadi masa lalu.Dia tetap ada di tengah kami. Dia menjadikebanggaan dan kekuatan kami. Keponakan-keponakannya sampai sekarang, masih seringminta diceritain kisahnya,” kata Bu Anna sepertimemberikan pengakuan.

“Ya, kami mulanya cerita sambil menyimpanduka, dan rasa kehilangan. Eh, lama-lama kok bisajadi kebanggaan,” katanya lagi.“Bapaknya, sih sudahsejak semula mengatakan. Kita bangga, Bu, punyaVita,” kata Bu Anna. “Iya, dia nggak mengalamisakit saat melahirkan. Dia nggak mengalami rasawas-was ketika Vita nggak keluar-keluar darikandungan. Coba, kalau merasakan semuanya itu,saya nggak yakin setegar dia,” kata Bu Anna.

“Yah, kan perlu ada yang mengingatkan.Kalau dua-duanya larut dalam duka dan kehilangan,tentu kita ya jadi loyo semua. Kalah perang,namanya,” kata Pak Jatmiko membela diri.

“Itulah, Nak Suryo, Pak Jatmiko selalubegitu,” kata Bu Anna seperti mengeluh.

“Iya, Bu. Saya kagum pada Bapak sejakketemu pertama dulu,” kata Suryo seperti mengaku.“Tapi juga menjadi makin terpukul dan makinmerasa kehilangan, waktu mendengar cerita darisurat-menyuratnya Ibu dengan Vita,” tambahnyalagi.

Page 203: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku194

“Lha, sekarang gimana. Masih patah hatiterus?” tanya Pak Jatmiko terus terang.

“Wah, Bapak ini. Kok tanyanya begitu,” kataBu Anna seperti protes.

“Lebih baik kan terus terang,” kata PakJatmiko membela diri. “Gimana, Nak, masih patahhati?” tanya Pak Jatmiko lagi.

“Wah, Bapak ini,” Suryo jadi merasa kesulitanuntuk membalas. “Nggak sempat mikir cari ganti,Pak,” katanya mengaku.

“Lho, siapa tahu, ganti macarin siapa tuh..Dokter Yuni…? Temannya Vita itu?” Tanya dia lagi.

“Wah, Bapak…! Sekarang kok malah sepertimenuduh atau interogasi,” Bu Anna protes lagi.

“Maaf, maaf, maaf… kalau saya lancang. Kokjadi keterusan,” kata Pak Jatmiko seperti maumencabut pertanyaannya.

“Nggak apa-apa, Pak. Nggak apa. ….” Suryomenanggapinya singkat.

“Ehmm, … Dokter Yuni dan Dokter Dewa,mereka juga sudah berencana pulang. Kami datanghampir bersamaan waktunya. Jadi mereka, tigaempat tahun di sana, sudah melebihi dari masapengabdiannya. Vita yang datang kemudian, malahsudah lebih dulu mencapai kesempurnaannya,”kata Suryo lalu sejenak terdiam.

“Dokter Yuni pulang ke Jakarta, dan DokterDewa kembali ke Jawa Tengah. Mereka melanjutkanstudi, mengambil spesialisasi. Dokter Yuni mengambil

Page 204: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 195

spesialisasi manajemen rumah sakit. SedangkanDokter Dewa sepertinya mengambil penyakitdalam. Kami janjian untuk tetap saling berkontak.Tapi sebelum kami pulang, kami juga berproses.Kami semua kan merasa kehilangan Vita. Bukansaja, saya dan rekan-rekan sekerja. Masyarakat disana juga merasa kehilangan, Pak,” demikian Suryomenjelaskan.

“Jadi di sana juga dilakukan Misa Arwah.Ibadat peringatan itu dilakukan setelah jenasahVita tak dapat ditemukan. Selanjutnya jugamasih diadakan upacara untuk mendoakan danmengenangkan dia. Itu yang dilakukan masyarakatdi sana,” kata Suryo.

“Wah, hebat ya. Orang-orang di sana.Padahal kan, Vita belum satu tahun tinggal disana,” kata Pak Jatmiko.

“Itulah hebatnya orang-orang Kei. Merekatak mengukur kebaikan orang berdasar waktupengabdiannya,” kata Suryo lagi. “Saya kan diledekoleh teman-teman guru, karena Vita turba kesekolah. Dan waktu itu baru bulan ketiga dia disana,” kata Suryo seperti mengenangkan kembaliperjumpaannya dengan Vita.

“Wah, syukurlah. Terima kasih untuk kebaikanorang-orang di sana,” kata Pak Jatmiko mengakui.“Waktu itu, kan saya ketemunya dengan parapejabat Dinas Kesehatan. Jawabannya serba tidakjelas. Birokratis,” cerita Pak Jatmiko. “Akhirnyasaya minta ketemu para dokter dan Nak Suryo

Page 205: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku196

sendiri. Kalau nggak begitu, mungkin saya bisamarah waktu itu,” kata Pak Jatmiko.

“Jadi, Nak Suryo, besok kita mengajak NakSuryo ke makam,” kata Bu Anna memotong.

“Sesudahnya kami meminta Nak Suryobeberapa hari lagi tinggal di sini,” kata Bu Annamelanjutkan. “Yah, untuk sedikit berlibur danmengenal kami tak hanya lewat surat. Setuju kanNak Suryo,” pinta Bu Anna.

Suryo tak siap menghadapi permintaan itu.Jadi hanya bisa menjawab, “Ya, Bu. Terima kasihatas ajakan dan tawarannya.”

“Mari sambil diminum, ini,” Pak Jatmikomenyela mengingatkan. Teh yang telah dihidangkanBu Anna itu hampir terlupa. Mereka meminumnyasambil melanjutkan pembicaraan.

Suryo mengeluarkan oleh-olehnya. Satuselendang tenunan hasil karya orang-orangTanimbar. Kain itu diserahkan kepada Ibu Anna.

“Bisa menjadi penghangat untuk sayayang sudah tua,” katanya sambil menyampirkanselendang itu di pundaknya. Lalu dililitkan kelehernya. Suryo dan Pak Jatmiko memandanginyasambil tersenyum.

Suryo juga menghadiahkan seekor burungCendrawasih yang telah dikeringkan. Tapi belumdiawetkan secara menarik. Masih berupa barangkempis yang bisa dimasukkan dalam amplopcoklat besar. Burung itu dibeli dari orang-orang di

Page 206: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 197

Kepulauan Aru. Suryo memperolehnya ketika kapalperintis dari Papua lewat Maluku Tenggara sandardi Pelabuhan Tual. Memang penjualan secarasembunyi-sembunyi. Perdagangan ilegal.

“Sebetulnya, saya agak tidak enak. Karenasebetulnya, membawa burung cendrawasih keringmerupakan sebuah larangan. Jadi, saya ini melanggarperaturan. Di banyak suku, kan burung-burungistimewa ini digunakan oleh pihak-pihak tertentusaja. Di kalangan orang-orang Dayak, merekamenyelipkan bulu burung istimewa di Kalimantan.Karena sudah langka, malah orang-orang berduitmakin berminat. Mereka mengirim orang untukbisa memperolehnya. Menjadi pajangan eksklusif.Yang ini dipersembahkan kepada Bapak Ibu, adalahpersembahan untuk karya Vita yang mulia. Jadikepala burung Cendrawasih ini, kami anggappenghormatan untuk kemuliaannya. Ya, Vita yangtelah sempurna dan mulia,” kata Suryo sambilmemandang Bapak dan Ibu Jatmiko. Suryo seolah-olah berusaha menyakinkan mereka denganpandangannya.

“Bapak dan Ibu berhak atas kemuliaan yangditerima Vita,” kata Suryo lagi.

Pak dan Ibu Jatmiko diam mendengarkanungkapan Suryo. Mereka mengangguk kecil danseperti kelu. Tak bisa bicara.

Hari berikutnya, Suryo diajak berkunjung kemakam Vita. Di tengah pemakaman umum. Sepertiorang meninggal sebagaimana layaknya. Di nisannya

Page 207: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku198

tertulis nama dan kata-kata kenangan. Sebuahpualam putih dengan tulisan tinta emas. YovitaWijayanti. Terlahir … Wafat … Meninggal dengantenang dalam tugas mulia. “Yang Menabur denganBercucuran Air Mata, Akan Menuai dengan SorakSorai.”(Mazmur 126,5)

Makam itu bersih. Di tengah kotakan semenbeton ada rumput hijau. Di kanan kirinya adabeberapa pohon melati dengan daunnya yang hijautua. Saat itu beberapa bunga putihnya tengahmekar. Menyebarkan bau harum khas melati. Takada kesan suram di makam itu. Malahan, seakantelah menjadi monumen kebanggaan anggotakeluarga. Itulah cara mengenangkan buah hati yangpenuh daya hidup. Vita, dia tetap hadir di tengahkeluarga besarnya.

Yang berasal dari tanah, akan kembalimenjadi tanah. Terpujilah nama Allah.

Namun yang berasal dari tanah tidak sekadarkembali menjadi tanah. Dia yang jasadnyadimakamkan di sana adalah seorang pribadi. Tetapdikenang. Jasadnya memang sudah tak ada, tapikenangannya abadi. Maka dibuatkan nisan daribatu hitam, pualam, atau apa pun yang menjadimonumen.

Seperti halnya yang dialami Vita. Dia hilangsetelah menjalankan tugasnya di nun jauh di tengahperairan pulau-pulau Maluku Tenggara. Jasadnyatenggelam, ditelan laut dalam. Keluarganyatidak meratap berkepanjangan. Ibunya minta Vita

Page 208: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 199

dibuatkan makam agar setiap kali dapat berkunjung.Ada nisan semen dengan pualam putih. Bertuliskan“yang menabur dengan bercucuran air mata, akan menuaidengan sorak sorai.” Tulisan yang mengungkapkankeyakinan orang tua, kakak-kakak dan iparnya,serta keponakan-keponakannya. Vita telah pergisaat ia tengah menaburkan kebaikan, menjaga danmerawat kesehatan. Mereka pun yakin, dalamistirahat kekalnya Vita merasakan kegembiraanabadi.

Di tengah nisan itu, ada petak yang ditanamirumput. Tidak banyak memang. Rumput hijau yangrapi tertata itu seolah mendendangkan masmurpujian,

Tuhan adalah gembalaku,aku takkan kekurangan.Ia menuntun aku ke air yang tenang, danIa membaringkan akudi padang berumput hijau….

Di sekitarnya tak ada pohon kemboja. Disekelilingnya tak ada pohon cemara tinggimenjulang. Tapi di sekeliling nisan Vita, ditanampohon melati. Daunnya hijau, bunganya putihharum mewangi. Makam itu tak suram. Ibu danPak Jatmiko sedemikian akrab dengan tempat itu.Vita yang jasadnya tak ditemukan, dalam keyakinanmereka berbaring abadi di hadapan Allah. Dia YangMaha Melingkupi telah merengkuh Vita dalamalam keabadian. Sekaligus jasanya dialami, dirasa,dan dikenang banyak orang-orang yang pernah

Page 209: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku200

dijumpai dan dilayaninya. Dikenang oleh rekan-rekan sejawatnya. Tiap kali dihadirkan kembali olehibu bapaknya. Bahkan keponakan-keponakannya,yang belum sempat merasakan kehadirannya,mencoba mencerna kenangan itu dengan menagihcerita dari kakek-neneknya.

Ada rasa malu terbersit di benak Suryo.Mengapa aku sedemikian kehilangan. Apa hakku?Padahal orang-orang ini, mereka telah menemukandan menghayati kehadiran Vita dengan cara lain.Dengan cara baru. Dengan semangat baru. Merekatak lagi merasa kehilangan Vita.

Sepulang dari makam, Suryo diajak menyusurijejak-jejak hidup Vita di Malang. Mula-mula sekolahSMA-nya. SMA Cor Jesu di Jalan Jaksa AgungSuprapto. Sekolah itu satu kompleks. Tak jauh darimakam Vita. Gedungnya bangunan peninggalanBelanda.

Bu Anna bercerita tentang riwayat sekolahVita. “Dari SD sampai SMA, Vita sekolahnya di situ.Tapi yang paling akrab dengan teman-teman SMA.Sebagian besar teman akrabnya perempuan. Belumbanyak yang berkeluarga. Bahkan beberapa masihada yang kuliah. Jadi waktu mendengar berita Vitameninggal, beberapa di antara mereka berdatanganke rumah. Walau tidak ada upacara pemakaman.Karena memang tidak ada yang dimakamkan. Tapimereka terus berdatangan. Beritanya dari mulutke mulut.”

Page 210: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 201

“Jadi waktu pemasangan nisan pada 100harinya, mereka juga ada yang ikut ke makam.Mengharukan. Mereka ikut merasa kehilangan.”

“Kalau teman-teman kuliahnya, sebagiansudah menyebar ke berbagai tempat. Tapi ada jugayang menyempatkan datang.” Demikian Bu Annamenceritakan teman-teman Vita.

Dari kompleks Cor Jesu, rute mobil menujuke Kampus Universitas Brawijaya. Sebuah kompleksbesar di daerah pinggiran kota Malang. DaerahKepanjen namanya. Setelah melewati gerbangutama kampus, masuk beberapa blok, akhirnyamengitari kompleks Fakultas Kedokteran.

Suryo merasa aneh. Diajak mengenang Vitadan menyusuri jejak hidupnya. Merunutnya darimakam lalu ke tempat-tempat masa sekolahnya.Seperti sebuah perjalanan sejarah yang terbalik.Seakan membongkar seluruh beban Suryo yangmasih tersimpan sebagai misteri yang membuatnyaberduka dan merasa kehilangan.

Suryo merasa cerita-cerita pengalaman yangdisampaikan Bu Anna dan Pak Jatmiko tak lagimengandung kepahitan. Vita tetap dekat kendatitak lagi hidup. Sekalipun jasadnya juga tak pernahditemukan. Jejak-jejak dari rumah sampai kemakam adalah kejayaan. Kemuliaan. Selarasdengan namanya, Yovita Wijayanti. Hidupnya telahsempurna. Telah mencapai kemuliaannya. Menjadikebanggaan milik keluarga. Kebanggaan yang takterhapuskan.

Page 211: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku202

Suryo sempat diajak ke Batu. Satu tempatrekreasi untuk orang Malang. Daerah dingin dilereng Gunung Paderman. Sebenarnya ia merasasungkan diperlakukan dengan cara itu. Namun Ibumalah Anna sempat terucap, “Wah, kami tak punyaanak perempuan lagi. Seandainya…”

Pak Jatmiko menyahut, “Sudah, Ibu tak usahmengada-ada. Kan, Nak Suryo juga punya masadepannya sendiri.”

“Ya, saya kan hanya omong seandainya.Namanya juga seandainya,” kata Bu Anna membeladiri.

Bu Anna lalu bercerita mengenang Yogyakarta.Kota pelajar yang jadi kota militer. Asrama muriddi sebelah Jembatan Gondolayu. Dan kompleksSekolah di Sebelah Utara Tugu menjadi kompleksmiliter. Ia pernah sekolah di SGB, Sekolah GuruBawah. Asramanya ada di jalan C Simanjuntak.Asrama di timur sungai. Sekolah menyeberangsungai lalu ke arah utara tugu. Bagian paling utara.Sejak dulu gedung sekolah dan asrama laki-laki ituberbatasan dengan kampung. Sekarang gedung itumenjadi kantor instansi militer.

Gedung-gedung itu dulu kebanyakan adalahkompleks persekolahan. Di pinggir jalan. Adasekolah Taman Siswa. Sekolah yang awet. Masihada sampai sekarang. Tapi sekolah-sekolah yanglain telah menjadi instansi militer. Banyak kesanmenjadi bergaya militer. Sejak kapan lalu begitubanyak monumen militer. Padahal, Taman Siswa

Page 212: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 203

dan institusi pendidikan lain yang bermunculan diYogyakarta. Bahkan Presiden Sukarno di Yogyakartajuga meresmikan Universitas Gadjah Mada yangjuga didukung oleh Kraton Kasultanan Yogyakartadan kerjasama dengan pemerintah RI. “Nggakpaham, saya. Nggak paham,” kata Bu Anna.

“Tapi saya kan bukan lagi warga Yogya,”katanya kemudian.

*****

Page 213: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku204

NAIK RUMAH – MEMILIH HIDUPMEMBUJANG?

Sudah seminggu Suryo menikmati suasanakampung halamannya, kembali ke rumah orangtuanya, melepas rindu dari perantauan. Kulitnyayang bertambah hitam, setiap kali mendapatkomentar ibunya, “Suryo, biar kamu sudah mandiatau belum ya tetap sama. Sama hitamnya.”

“Oh, ini barang mahal, Bu. Untuk orang-orangEropa dan Amerika, ini barang mahal. Eksotik,”Suryo berkilah.

“Mereka kan putih-putih. Jadi kalau kenamatahari nggak akan jadi begini,” kata ibunyamenyanggah.

“Ya, biarkan anakmu jadi merasa jantan setelahturun di lapangan,” ayahnya ikut menimbrung.

“Dia kan bukan militer, Pak. Dia itu guru.Jadi lapangannya di dalam kelas, bukan di udaraterbuka,” kata ibunya berkilah.

7.

Page 214: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 205

“Terus, kalau guru mengajar di kelas nggakboleh kulitnya menjadi hitam?” tanya sang Bapakmengikuti logika ibu.

“Ya, bukan begitu. Namanya juga tinggal diMaluku,” kata ibunya.

“Justru karena itu. Maluku kan kepulauankarang di tengah lautan. Mataharinya sangatmenyengat. Jadi biar di kelas mau pun di luar kelas,ya tetap menjadi hitam. Terus, ibu menyesalianaknya jadi hitam?” tanya ayahnya seperti maumembongkar logika ibunya.

“Ya, nggak juga. Memang kenyataannyamenjadi hitam begini,” kata ibunya menanggapi.

“Kamu kecewa Sur, kulitmu jadi hitam?”Bapaknya ganti bertanya pada Suryo.

Suryo sedikit kerepotan untuk menjawab. Diamerasakan pembelaan ibunya, seperti dulu-dulu.Pertanyaan dari bapaknya dan pertanyaan kepadaibunya akan menyudutkan ibunya. Jadi Suryoberusaha mendudukkan perkaranya dan cobamenetralisirnya, “Saya kira ibu nggak kecewa kulitsaya menjadi tambah hitam. Saya juga tidak. Dirumah ini semuanya juga berkulit hitam. Malah,Santo pun juga hitam. Ternyata selera Ari juga lebihmemilih kulit hitam.”

Santo dan Ari yang disebut Suryo hanyatersenyum kecil. Ari, adik Suryo semata wayangduduk berdampingan dengan Santo, suaminya. Diatak bisa lagi bermanja kepada Suryo. Merekapaham, Suryo membela posisi ibunya.

Page 215: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku206

Dalam banyak kesempatan selama semingguitu, selalu saja yang terjadi, hampir senada. Suryomemulai pembicaraan dengan cerita-ceritanya.Kalau terjadi perbincangan, Suryo akan mendapatpembelaan dari ibunya dan akan berhadapandengan ayahnya. Pengalaman seminggu di rumah,bagi Suryo sudah cukup untuk melepas rindu. Diamemutuskan tidak tinggal bersama dengan keduaorang tuanya. Kendati pun, rumah itu tidak terlalujauh dari kampus. Ada satu jalur buskota yangdapat membawanya ke kampus, begitu keluar darimulut gang kampung tempat mereka tinggal. Tapiitu tidak menjadi pertimbangan utama untukmemilih tetap tinggal bersama orang tua. Apalagiada Ari dan Santo yang telah berumah tangga.

Berulang kali Suryo harus meyakinkan ibunya.Dia memilih menjadi mahasiswa kost di dekatkampus. Pertimbangan ekonomis dari ibunya, tidakmenjadi perhitungan utamanya. Beasiswa yangditerima untuk biaya pendidikan, cukup untukmembiayai kebutuhan pembayaran tempat tinggal,makan minum, membayar uang kuliah, dan biayapembelian buku-buku. Masih ada sedikit uangsaku. Ayahnya, memberi keleluasaan kepada Suryountuk memutuskan. Ini menjadi kekuatan Suryountuk yakin dengan pilihannya.

Demikianlah Suryo. Dia menjadi mahasiswaperantau di kota kelahiran sendiri. Tinggal dikamar kos-kosan 3 x 4 meter di wilayah utaraYogya, seakan menjadi perpanjangan pengalaman

Page 216: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 207

masa kuliahnya di Jakarta, dan tinggal di mess guruLanggur.

Memasuki semester dua, Suryo suntuk denganteori Pendidikan Maria Montessori. Dulu, dalam“Pengantar Pendidikan” di jenjang S-1, dia menerimaketerangan selintas dari dosen pengampunya. Hanyapengenalan teori selintas. Sepenggal-sepenggal saja.Safari teori-teori pendidikan, begitu Suryo danteman-teman menjuluki mata kuliah itu. Mencecapiserba sedikit teori sejumlah tokoh. Termasuk teoriMontessori di dalamnya. Karena serba sedikit,ternyata tak memadahi. Suryo harus membacasendiri buku Montessori.

Dua buku Montessori tergeletak di mejanya.Method… dan Handbook … Satu tentang susunanpengetahuan. Yang lain merupakan buku praktis.Tokoh pendidikan yang satu ini seperti perempuanperkasa. Mencetuskan teori dan praktik pendidikandari pengalamannya mengurusi anak-anak jalanan.Itu terjadi di Italia awal abad lampau. Seakanmerangkum pengalaman Montessori sendiri. Diapernah menjadi anak. Jadi dunia anak tak asinguntuknya.

Montessori memang lain, perempuan perkasa.Konon wajah orang ini diabadikan sebagai penghiassatu mata uang Italia. Seribu lire nilainya. Memangtak sebanding dengan wajah seorang pelukisItalia termasyur, Carravaggio. Pelukis abad XVIitu menjadi gambar pada mata uang tertinggi diItalia, 100.000 lire. Tak terbayangkan untuk Suryo,

Page 217: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku208

mata uang tertinggi dihiasi wajah seorang seniman,berambut gondrong dan berkumis tebal. DiIndonesia mata uang tertinggi dihiasi oleh duawajah founding fathers, Sukarno Hatta.

Di mata Montessori, seorang anak sungguhditempatkan pada tempat mulia. Anak dihargaisepenuhnya. Kemampuannya sungguh diperhitungkandalam segala sisi. Itu yang dieksplorasi dandikembangkan melalui pendidikan. Diperlakukansetara dengan orang dewasa. Kemanusiaan tidakmengenal perbedaan usia. Padahal pengalamanMontessori mulanya hanya dengan anak-anakjalanan.

Di Indonesia, anak diperlakukan sebagai anakbawang. Perawan diperlakukan sebagai yang masihberbau kencur. Apalagi anak jalanan. Ribuan anakdi mana-mana dibiarkan hidup di perempatan jalanmenadahkan tangan di sela-sela mobil mewah yangberhenti di perempatan lampu merah. Kendatiundang-undang Dasarnya mencantumkan pasalanak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Montessori yang berpengalaman mendampingimereka, menemukan nilai terdalam pada anak-anakitu. Sama haknya dengan anak-anak gedongan yangtak pernah mengenal sawah dan permainan yangberbau tanah.

Kekaguman Suryo tak berhenti pada Montessori.Dia mencari-cari adakah orang Indonesia yangberpikiran kurang lebih sama. Memperjuangkankesamaan hak. Ada, tapi dalam pengertian lain.

Page 218: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 209

Kartini ditempatkan sebagai yang memperjuangkankesamaan hak, emansipasi. Sama halnya Montessori,dia tokoh perempuan. Benarkah dia memperjuangkankesamaan hak melulu untuk kaum perempuan?Kartini banyak meninggalkan surat-surat. Siapamembaca kembali surat-surat Kartini? Entahlah.Kalau Kartini dianggap memperjuangkan kesamaanhak kaum perempuan, apa alasannya? Kalau yangmau diangkat perjuangan emansipasi, mengapa caramemperingatinya ditampilkan dengan mengenakanpakaian daerah? Adakah cara itu sesuai denganyang mau diperjuangkan Kartini. Pertanyaan-pertanyaan ini berkecamuk di benak Suryo.

Surat-surat Kartini, wouw! Tak hanya bicaratentang kesamaan hak kaum perempuan. Adabanyak yang sama sekali tak pernah didugasebelumnya. Dia mengkritisi perkara ketidakadilan.Dia bicara tentang politik candu yang mengurasuang rakyat dan merusak kesehatan anak-anaknegerinya. Dia bicara tentang sistem upeti yangmengawali dan menyuburkan praktik korupsi.Surat-surat yang mengagumkan.

Kartini membangun argumennya dengandata angka-angka. Berapa kerugian petani tambakdan nelayan bila terjadi banjir? Apa yang dilakukanpemerintah dalam menghargai usaha rakyat danbiaya yang harus dipikul mereka. Kartini bermaindengan data-data. Sama halnya ketika bicara tentangupeti. Rakyat miskin yang mau memberi persembahankepada pemimpinnya. Dan pemimpin yang sudi

Page 219: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku210

menerima. Inilah embrio praktek penyalahgunaanwewenang jabatan. Siapa memikirkan hal-hal ini?

Suryo heran, bagaimana mungkin gagasan-gagasan Kartini tak pernah diketahuinya. Jadipendidikan macam apa yang diterimanya. Suryohanya garuk-garuk kepala. “Aku harus menggalilagi tentang Kartini.”

Suryo kembali ke Montessori. Dia mencaripadanan tokoh pendidikan a la Montessori. Satubuku karya Ki Hajar Dewantara ada di sebelahbuku-buku Montessori itu. Pada zamannya,Dewantara telah melalap habis karya Montessori.Tak mengherankan dia pun memberi catatankritis pada pandangan-pandangan Montessori.Sekaligus, dia menempatkan anak pada dunianya.Ada taman indria, taman muda, taman madya dantaman dewasa. Seperti halnya casa dei bambini-nyaMontessori.

Bagaimana mungkin slogan-slogan dari KiHajar Dewantara sedemikian menyebar di gedung-gedung pendidikan di Indonesia, di sekolah-sekolah, di Departemen Pendidikan Nasional, tapitempat-tempat pendidikan Tamansiswa menyusutdi mana-mana. Kalau tahun 50-60 an, ratusansekolah Tamansiswa tersebar di seluruh Indonesia,sekarang berapa yang tersisa. Ironis.

Beberapa hari terakhir ada kepanikan lain. Ditengah-tengah intensnya menekuni Montessori, diaharus mempersiapkan diri menyambut Rika dan

Page 220: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 211

Nunik. Dua sahabat semasa SMA dan masa kuliahdi Jakarta. Sama-sama kursus Inggris di LIA.

Bermula dari sebuah keisengan. Dalam email,Suryo menulis “Welcome to Jogja tercinta”. Tawarannyadisambut antusias. “Oke,” jawab Rika dan Nunik.Mereka pun mengatur jadwal untuk kumpul diYogya. Break dari ritme pekerjaan rutin, danbernostalgia. Seolah mau minum dari oase ditengah perjalanan di padang gersang.….

Suryo merencanakan menservis mereka alaYogya. Membuat mereka mengalami hospitality hostcity. Yogya asli. “Kalau mau burger tempe, tidakakan kecewa,” tulis Suryo dalam emailnya.

Malam itu, mereka menikmati tempe irisanbulat dan tebal, lengkap dengan saus mayonessenya.Atau dengan olive oil, atau saus jamur. Hmmmm…Mereka memilih mayonesse. Saus warna kuning,ditambah slada dan tomat. Mirip burger layaknya.Tapi bahan dan rasanya, tempe!

Setelah makan malam, mereka bertiga keAlun-alun Kidul. Ada banyak kerumunan di sana.Di pinggir-pinggir jalan, banyak tempat orang bisajajan berbagai makanan. Di sebelah selatan SasanaHinggil Dwi Abad, ada kerumunan tersendiri. Ditengah-tengah alun-alun. Bukan penjual makanan.Kerumunan tersebut mengarah selatan. Secarabergantian ada orang dilepas dari kalangantemannya untuk berjalan sendiri dengan matatertutup. Nunik dan Rika diajak menyaksikanperistiwa itu.

Page 221: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku212

Permainan masangin. Masuk, berjalanmenyusup antara dua beringin dengan matatertutup. …. Nunik dan Rika memang telah punyataste yang lain. Pengalaman beberapa tahunmeninggalkan Yogya seperti telah mengasingkannya.Suryo mau mengembalikan kepada habitatnyasemula. Habitat semasa SMA.

Mereka hanya bereaksi, “Ah, masak sih?”Sebuah reaksi khas orang sekarang. Tak percayapengalaman langsung. Karena telah banyakdibentuk oleh pengalaman tak langsung. Lebihbanyak menyaksikan pengalaman rekaan lewatlayar kaca.

“Nggak mau ah. Ngeri.” Itu reaksinya, ketikadiajak mencoba. Pengalaman mata tertutup,pengalaman gelap adalah pengalaman ngeri. Selamaini yang dimanjakan adalah mata. Begitu matadiajak mengalami pengalaman ekstrim, dalampengalaman gelap, jawabnya, “Ngeri!”.

Setelah dibujuk, akhirnya Nunik dan Rikatergoda untuk mengalami. Mulai saling menutupmata dengan syalnya. Mencoba beberapa kali,tapi tak pernah berhasil. Selalu ada alasan untukmencobanya lagi. Setiap kali gagal selalu ada halyang disalahkan. Sampai akhirnya memang kehabisanalasan.

Suryo mulai komentar, “Kalian masih sangatduniawi. Jadinya, tak berhasil”.

Keduanya langsung bereaksi, “Ngawur kamu,Sur!” Tentu saja mereka tidak terima alasan Suryo.

Page 222: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 213

Rika lulusan Teknik Industri, Universitas Nasional,Jakarta. Nunik dari Manajemen, Trisakti. Keduanyakelahiran Jakarta. Hanya Suryo yang memangmujur dapat kuliah gratis di Jakarta. Ikatan dinasdari sebuah lembaga kemasyarakatan. Jelas caramikirnya berbeda.

“Tahu nggak, kenapa kalian nggak berhasil?”tanya Suryo.

“Coba, jawabannya yang masuk akal,” Nunikagak protes.

“Kalau diperhatikan, jalan yang kaliantempuh dari sini ke selatan, itu seperti rute kalauraja dari kraton ini mau dimakamkan ke Imogiri.Jalan itu arahnya, dari sini ke selatan, sampaiperempatan Plengkung Gading, lalu belok ke kiri.Ke timur. Itu ke arah makam Imogiri. Arah iniberlawanan dengan Pradaksina. Satu lingkaran putarkanan. Lengan kanan merapat ke pusat, terus dekatdan melekat dengan pusat. Memutar jarum jam kearah kanan.” Begitulah Suryo menjelaskan.

“Maaf, Sur. Kamu mantan guru ilmu eksakta,sekarang mendalami manajemen pendidikan. Manajejak-jejak ilmumu itu dalam penjelasan ini. Kamujadi seperti tukang ramal, klenik yang ngawur!”Sanggah Rika.

“Ini pakai logika sejarah dan situs-situsnya,dan dengan ritualnya yang ada,” Suryo mencobaberkelit.

“Jadi, kamu juga sejarawan?” tanya Rika.

Page 223: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku214

Suryo meringis tak bisa menjawab pertanyaanitu. Ada jejak pengaruh cara berargumen Mokhtarsi guru sejarah di Kei.

Rika sudah biasa beradu pendapat dengankaum lelaki. Dalam kerjanya sehari-hari di bidangsurvei industri, dia terlatih untuk tidak menerimabegitu saja jalan pikiran ngawur. Survei lapanganyang diakrabinya membuatnya tajam untukmengikuti jalan pikiran yang tidak konsisten antaradata dan penarikan kesimpulan.

Nunik tidak terlibat dalam adu argumen itu.Untuk bisa memanage situasi konflik, dia terbiasauntuk tidak buru-buru campur tangan. Ketikasilang pendapat reda, Nunik menengahi. “Masak ditengah alun-alun begini malah adu argumen. Kitakan mau menikmati permainan ini. Kalian malahjadi terlalu serius adu argumen…”

Biar saja. Biar Suryo nggak ngawur, asalomong. Apalagi kesimpulannya sok mengadili.Menakut-nakuti. Sok jadi sejarawan. Padahal ngawur!”Rika masih membela diri.

“Ngawur apa…?” Suryo tak kalah membeladiri.

“Nyatanya, penjelasanmu itu…,” kataRika lagi.

“Sudah, ah. Masak masih mau berlama-lamabegini. Kamu kan jadi tuan rumahnya, Sur. Apalagiyang mau kamu tawarkan…” Nunik menengahi

Page 224: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 215

“Nah, lu, Sur. Ayo, kami mau dibawa kemana lagi?” Rika mulai mengikuti jalan pikiranNunik.

Yang ditagih sudah siap dengan tawaran lain.“Kita naik becak ke titik nol Yogya. Di perempatanMalioboro. Tapi, apa nanti nggak kemalaman untukkalian?”

“Kami kan bukan anak kost yang terikatjadwal pulang. Apalagi kami hanya 2 hari di Yogya.Harus siap memuaskan kami berdua, Sur. Sampaikamu sendiri nggak berdaya. …” Kata Rika sambiltertawa.

Nunik menangkap kata-kata Rika yangbersayap. Dia ikut tertawa, sambil mencolek Rika,“Hush….” Mereka berdua tambah tertawa.

Malam berikutnya, mereka bertiga makanmalam di sebuah rumah makan agak di tengahkota. Di dekat kampus. Suasananya agak temaram.

Mereka terlibat dalam pembicaraan agakserius. Tentang kisah-kisah pengalaman mereka.Tentang relasi-relasi dengan teman sekerja ataumantan-mantan pacar mereka. Suryo dudukberhadapan dengan mereka berdua.

Wajah Rika tidak banyak berubah, pikir Suryo.Kulitnya yang putih tetap sama. Matanya sedikitsayu, memberi kesan wajah penyabar. Kendatibibirnya tipis tak memberi kesan perempuannyinyir. Memang Rika dari dulu tidak banyakomongnya. Tipenya lebih banyak mendengarkan.Kali ini agak lain. Di depan Nunik yang memang

Page 225: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku216

sahabat akrab sejak dulu, Rika seperti banyakcurhat. Tentang mantan pacarnya yang dengan reladilepaskan. Dan sekarang untuk waktu yangpanjang tak lagi mikir untuk mencari ganti. Rikaseperti tidak kuatir. Lama-lama keenakan untukmelajang terus.

“Kok kamu bisa tetap putih, Rika?” tanyaSuryo polos.

“Ada dong resepnya,” kata Rika sedikitbergaya.

“Luluran tuh, Sur. Sekarang kan ada spa yangmenawarkan program semacam itu. Kamu sajayang makin item,” kata Nunik menjelaskan sambilmengolok Suryo.

“Yah, konsekuensi hidup di pulau-pulaukarang. Di layar kaca sih, kelihatannya romantis.Di tengah birunya laut, ada pulau putih yang seolahdi kelilingi buih. Padahal kalau mengalami, yabegini ini hasilnya,” katanya sambil mengulurkanlengannya ke atas meja. “Jadinya, Mollucas islands isgood for sightseeing,” katanya lagi.

“Duhhhh… soknya,” kata keduanya hampirbersamaan.

“Gimana dong, cewek-ceweknya?” tanyaRika.

“Pokoknya nggak seperti kamu. Yang kayakNunik agak-agak hitam sawo matang begitu yabanyak juga,” jawab Suryo. Nunik yang disebut

Page 226: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 217

cuma melotot sambil tangannya mencubit tanganSuryo yang ada di meja.

“Jadi toh ada peluang untuk jatuh cinta juga,”kata Rika lagi.

“Yah, lumayan,” jawab Suryo diplomatis.“Tapi tidak dengan murid-murid lho, ya,” kataSuryo memberi catatan. “Bisa runyam mengajarnya.Juga merusak suasana kelas,” katanya lagi.

“Jadi kamu sempat jatuh cinta, Sur?” tanyaNunik.

Suryo menggeleng sambil menjawab, “Nggak,nggak sempat.” Suryo berusaha menyimpankisahnya.

Kadang-kadang Suryo mengalihkan pandangandari kedua teman lama yang duduk di depannyaitu. Ada bagian-bagian tertentu dari wajah Rika danNunik yang mengingatkannya pada Vita. Suryoberusaha menepis wajah Vita yang berkelebat.Entah di bagian mana. Bukan mata. Mata Rika tapiterlebih Nunik, seakan tajam menyelidik. Beranimenatap langsung. Mungkin di bagian kening.Dengan rambut-rambut surinya. Ya, kening itu. Dibalik kening Rika dan Nunik tentu terekam memoriyang berbeda-beda. Kendati mirip dengan bentukkening Vita. Suryo tak bisa bagaimana mencandrabagian ini. Tapi di kening Rika dan Nunik masihada rambut-rambut suri itu. Pada kening Vita,Suryo pernah mendaratkan kecupannya.

Kening dan seluruh permukaannya, ke atasdibatasi rambut-rambut suri. Ke bawah dibatasi

Page 227: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku218

dua alis rambut. Alis rambut Vita dulu tak dicukursedikit pun. Apa adanya. Berbeda dengan alisrambut Rika dan Nunik. Mereka telah sedikitmencukurnya. Meruncing pada kanan kirinya. Danmemoleskan dengan coretan pensil mata. Juga padakedua lingkaran pinggir kedua mata mereka. Rikadan Nunik memoleskan sedikit maskara. Seakanmau mempertegas garis mata itu. Dan di tengahnya,ada sebatang hidung yang lumayan proporsinya.Kombinasi kening, kedua mata dan hidung itu,mengingatkan Suryo pada Vita.

Rambut Rika yang dibelah tepi. Potongannyangebob, pendek, tebal di belakang. Sementara,rambut Nunik dibelah di tengah agak ditarik kebelakang sedikit dan lurus jatuh ke samping.Sebuah potongan biasa. Pada kedua kening keduateman itu, rambut-rambut suri mereka yang lembutmasih ada di sana. Ingatan Suryo muncul. Dia pernahmengecup kening Vita di situ. Dan kenangan itucoba ditepisnya. Dia menjaga diri untuk tidakmenceritakan kisah yang pernah dialaminya. Suryomenyedot jus mangga. Dia berusaha mengalihkanperhatiannya. Dia mengambil sikap lebih banyakmendengar kisah Rika dan Nunik. Tanpa beranimemandang langsung keduanya.

Suryo menempatkan diri menjadi pendengar,atau keranjang sampah dari pengalaman-pengalamanRika dan Nunik yang saling dikisahkan. Obrolanmereka berkisar tentang perjodohan. Rika yangtidak lagi bisa berjalan dengan pacarnya. Cowoknya–kata Rika tanpa bermaksud mengolok-olok- kurang

Page 228: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 219

berani berkomitmen. Kendati pun keduanya sudahmenemukan banyak kecocokan, dia tak beranimengikatkan diri dengannya. Akhirnya pisah. Apaboleh buat.

“Ya, sekarang sendiri lagi. Sayang, dari dulusaya nggak bisa jatuh cinta pada Suryo. Kamuterlalu lurus sih. Jadinya nggak menantang,” kataRika menjelaskan.

“Ingat nggak, saya pernah dibuat malu Suryo.Masak, Suryo mengingatkan untuk membetulkankancing hem saya yang terbuka dua kancing dariatas,” kata Nunik mengenang masa SMAnya.

“Jadinya, hilang rasa. Il feel. Siapa nggak maludiingatkan seperti itu. Rasanya juga nggak bisajatuh cinta pada Suryo,” katanya lagi.

“Padahal, suer, saya nggak mau mancing-mancing Suryo. Emangnya enak, memancing lewatkancing. SMA dulu kan kita belum bisa apa-apa,”kata Nunik lagi.

“Sekarang, rasanya kita juga nggak bisa jatuhcinta. Orbit kita beda,” kata Suryo menimpali.

“Lain, Sur. Kamu jangan membatasi. Waktusudah berganti. Dan alasanmu, itu terlaludeterministik,” Nunik menyanggah. “Kamu janganmenutup kemungkinan dengan batasan itu. Siapatahu, pas saya bersolek, tiba-tiba dicermin munculwajahmu. Kalau itu terjadi, saya akan terbang keYogya, dan memintamu, Suryo pinanglah aku.Sungguh saya akan memintanya.” Kata Nunikbersungguh-sungguh.

Page 229: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku220

Suryo dan Rika sempat terdiam. Agak kaget.Nunik tersenyum dan menggangguk. Suasanamenjadi agak lain.

“My dear, Nunik. I’m not availably,” kataSuryo mencoba mencairkan suasana.

“Jangan begitu, Sur. Nunik nampaknyabersungguh-sungguh dalam hal ini,” Rika mencobamembantu kesungguhan Nunik.

“Terima kasih. Itu akan jadi keputusanku,”Suryo mencoba menjelaskan.

“Tapi, bukan karena kamu pernah patahhati, kan?” Rika mencoba meraba-raba pertahananSuryo.

“Oh, bukan. Tidak,” sahut Suryo membeladiri.

“Oke,” kata Rika seakan berusaha menyudahidiskusi.

“Rasanya seperti menyesal saya terlalucepat lahir. Sekarang, rasanya anak-anak semakinberani,” kata Rika lagi. Dia mencoba membangunpembicaraan baru. “Kita dulu tidak seagresif mereka.Apalagi macam-macam gaya hidup sekarangmuncul di tv,” katanya lagi.

“Nggak hanya sekadar di tv. Kita bisa kelirukalau hanya menunjuk tv. Emangnya itu kotak ajaibyang sepenuhnya mampu menyihir kita?” Suryomenyanggah ketika pengaruh tv dimutlakkan.

“Tapi, inilah dahsyatnya pengaruh media.Masalahnya, media nggak memperlihatkan realitas

Page 230: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 221

lain. Sport, fashion, fun, … Pokoknya gaya hidupbegitu dah. Yang serba enak, mudah, dan hore.Mana ada programa televisi menyajikan sebuahproses kerja keras. Emangnya bakal laku?” kataNunik menjelaskan.

“Tapi, saya rasa penampilan dan gaya hidupkalian juga jadi gimana yah… Nggak kayak dulu,”kata Suryo lagi.

“Nggak kayak dulu, gimana? Pantesan,kamu membatasi orbit kita beda,” kata Nunikmenyimpulkan.

“Maaf, Nunik. Maaf,” kata Suryo kepadaNunik. “Untuk kalian berdua, mungkin nggakngerasa berubah. Mungkin karena Rika koleganyasebagian besar orang asing, para penanam modal.Dan Nunik, juga dua tahun di sono. Jadinya, lain.Nggak ada bekas-bekasnya waktu jadi anak kostdi rumah nenekmu. Beda,” kata Suryo seakankehabisan kata.

“Maksudnya gimana sih?” tanya Rikapenasaran.

“Kamu kan mengalami kesulitan menemukancowok yang bisa committed untuk masa depankalian. Coba pikir saja, apa yang kamu tuntutdan harapkan? Dan cowokmu, seberapa beranimemenuhi tuntutan itu? Siapa tahu yang kamutuntut standardnya beda dengan yang tersedia.Nunik juga berpikir bagaimana modal studinya bisadimanfaatkan untuk menghimpun persiapanmenapaki masa depan. Jadi, ketika kesulitan untuk

Page 231: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku222

menemukan cowok yang mau berkomitmen,akhirnya kalian berpikir lebih enak menjadi carrierwoman yang nggak nikah. Saya nggak tahu, sejakkapan alternatif-alternatif pilihan itu muncul?Orang tua kalian, gimana reaksinya? … Gimanareaksi mereka?” tanyanya.

“Payah nih ngomong sama Suryo. Kayakdetektif saja, mengorek-ngorek reaksi orang tua.Meminta orang melacak ulang jejak-jejak masa lalu?Sok jadi sejarawan, psikolog, apa detektif? …. Tapingakunya pendidik,” kata Rika seakan mengeluh.“Sur, kamu belum menjawab permintaan Nunik.”Rika mengingatkan.

“Setidaknya saya mau jujur, Sur. Bisa jadisaya sungguh datang padamu, dan memintamuuntuk meminangku,” kata Nunik.

“Ehm, saya nggak siap … ,” kelihatan Suryotidak bisa memberikan argumentasi.

“Payah, kamu Sur…,” Rika ikut menyergah.

“Sepertinya, jadi pendidik lebih membuat sayanggak banyak berpikir tentang pacaran. Mendidikanak orang itu menyenangkan. Menyerap perhatian.Sampai-sampai terlalu banyak memikirkan mereka.Bisa lupa diri …,” kata Suryo.

“Kasihan sekali kamu Sur…,” Rikamemprovokasi dengan cara lain.

“Dua teman guru yang sama-sama datang keKei, mereka kecantol cewek-cewek di sana. Merekamemutuskan untuk menjadi guru dan membangun

Page 232: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 223

keluarga di sana. Satu dari Flores. Satu lagi dariMakasar. Sementara, saya memilih balik keYogyakarta. Entah akan ke mana,” kata Suryo.

“Jadi, teman-temanmu telah menemukanjalan benar,” kata Rika menyimpulkan.

“Menjadi pendidik dan hidup membujang.…. Rasanya masa muda diperpanjang. Bachelorforever kayaknya oke juga. Jadinya kan foreveryoung….” kata Suryo.

“Itu sesat pikir! Kamu membohongi dirimusendiri!” Rika menyanggah kesimpulan Suryo.

Diskusi sambil makan malam, tidak berakhirmengenakkan. Semalaman Suryo tidak bisa tidur.Bingung terhadap keterusterangan Nunik. Adakahdia omong apa adanya? Atau sekadar berdiplomasi?Tapi ini menyangkut pasangan hidup. Bagaimanaseandainya Nunik datang, menyatakan apa yangdikatakan tadi. Sur, pinanglah aku. Apa yang akandilakukannya?

Harapan Suryo untuk bisa memimpikanVita nyaris tak berbekas. Diguncang-guncang olehkehadiran Nunik dan Rika. Lebih-lebih pernyataanNunik yang berterus-terang. Itu yang membuatSuryo tak lagi betah sendirian. Usaha melupakandengan membaca di perpustakaan tak banyakmembawa hasil. Bayang-bayang kehadiran merekasangat mengganggu.

Rika, Federika. Fede. Fidelis. Iman. Kesetiaan.Gadis yang kaya akan iman. Demikian harapanorang tuanya. Ternyata, bukan sekadar iman

Page 233: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku224

kepercayaan. Rika juga kaya keberanian. Dia pergimelanglang. Dari satu tugas ke tugas lain. Dari satutempat ke tempat lain. Adakah itu terbayangkankedua orang tuanya sebelum nama itu diberikan?

Perjumpaannya dengan Rika dan Nunik,memunculkan permenungan baru. Teman-temanitu, masa remajanya diisi dengan keriaan bersama.Sekarang menjelma sebagai bidadari yang dengansayap-sayapnya menjadikan diri sebagai makhlukyang siap terbang menyongsong masa depan.Sekaligus mereka bagaikan bidadari penunggujejaka yang bersedia dan sanggup menyimpanselendang pembungkus sayap-sayapnya. Kisahtujuh bidadari yang salah satu selendangnya dicuriseorang jejaka memberi inspirasi Suryo untukmenganalogikan Rika dan Nunik sebagai mereka-mereka yang menunggu jejaka itu.

Suryo membayangkan satu ketidak-tahuannyadulu, ketika ada murid putri yang beberapa hariberturut-turut menunggunya di depan mess guru.Istilahnya, naik rumah. Seorang remaja yangjatuh cinta pada Suryo tidak punya keberanianmengungkapkan dengan kata-kata. Dengantindakannya itu, sang remaja diam-diam maumenyerahkan diri dan siap dibawa ke mana saja.Untung, Suryo segera cepat-cepat pergi sehinggatidak membuat masalah berkelanjutan.

*****

Ibu Suryo menaruh curiga dengan kepulangananaknya yang lebih sering dari biasanya. Dia

Page 234: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 225

mengenali gerak gerik Suryo yang gelisah. Seorangibu senantiasa mampu meraba apa yang ada didunia batin anaknya. Kendati pun, Suryo selalumenyapa bapak ibunya saat datang, lalu duduk didepan pesawat televisi.

“Kamu nggak punya teman, Sur?” tanyaibunya seakan mau mengorek keresahan Suryo.

“Terlalu capek dengan bahan kuliahnya, Bu,”kata Suryo berkilah.

“Semester lalu nggak begini. Kamu janganmembohongi ibumu, Sur,” kata ibunya mengingatkan.

Suryo nyengir, ketahuan keresahannya.“Ehm…, masalah biasa, Bu. Soal cewek,” kata Suryomulai berterus terang.

“Ah, Ibu nggak mau ikut campur. Itumasalahmu. Asal tidak merugikan anak orang,”katanya mengingatkan.

“Nggak, Bu. Enggak,” jawab Suryo mencobameyakinkan ibunya.

Suryo lalu menceritakan keterusteranganNunik yang suatu saat nanti minta dilamar.

“Sur, kamu itu nggak sembodo. Nggakjantan. Nopember tahun lalu, kamu ke Malang.Menghadiri setahunnya Vita. Macam-macam halkamu ceritakan dengan pujian setinggi langit.Sekarang, kamu kuatir kalau diminta meminangNunik. Ngapain bingung? Hatimu itu di mana?”Ibunya menanggapi kekuatirannya sambil tertawa.

Page 235: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku226

Suryo terkejut, dan marah. Perasaannyacampur aduk. Merasa diperlakukan seperti anakkecil lagi. Dunia batinnya yang terkait denganperempuan, dilucuti. Semua hal dimentahkan.Suryo kehabisan kata-kata. Perasaannya dipenuhikemarahan. Dia tak menduga ibunya bereaksidemikian. Suryo bangkit dari tempat duduknya,lalu pergi meninggalkan ibunya.

“Sur,” panggil ibunya. “Sur, Ibu hanyamengingatkan. Boleh saja kamu marah karenatersinggung. Tapi saya beritahu, sepertinya kamumengalami cinta yang datangnya merunduk-runduk. Sampai kamu terjerat. Kenangan tentangVita sepertinya masih menguasaimu. Tapi denganNunik, belum pernah saya mendengarnya. Apakahkamu memang mencintainya?” tanya ibunya. Suryomasih diam.

“Makanya saya bertanya, di mana hatimu?Jangan-jangan karena pikiranmu berbelit-belit. Dankamu masih merasa antara ya atau tidak. Vitasudah tenang di sana, tak akan kembali. Tapi Nunikhanya tinggal di Jakarta. Kalau ternyata Nuniknanti datang, berani nggak kamu menolak, karenamungkin kamu memang tidak mencintainya. Ataukamu memang mau menerimanya, karena dulupernah bersama-sama?” Suryo tetap berdiam diri.

“Kalau kamu memang punya harapanterhadapnya, tanggapi dengan berani. Toh, setahunatau dua tahun lagi kuliahmu selesai. Apalagi diasudah bekerja. Malah enak kamunya. … Kamu

Page 236: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 227

gelisah karena kamu nggak berani bersikap. Hanyadibayang-bayangi, jangan-jangan nanti dia datangminta dilamar. Kalau kamu berani bersikap, pastiakan beres. Tapi kamu berani nggak?” Kata ibunyasetengah menantang.

“Ya, Bu. Maaf, Bu,” kata Suryo mulaimenanggapi.

“Ya, yang mana? Ngapain minta maaf?”katanya lagi.

Suryo sadar, dia berhadapan dengan ibunyayang memang berpikirnya serba realisitis, apaadanya. Sekaligus sungguh-sungguh jernih. Iniyang mau diingatkan padanya. Suryo kembalidiam, tidak menanggapi.

“Silakan mempertimbangkannya,” kata ibunyamengingatkan.

*****

Page 237: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku228

YANG TERASING DI TANAH SENDIRI

Medio 1997. Kampus-kampus di Yogya mulaibergoncang. Inilah kekhasan kampus yang beradadi tengah masyarakat. Keluhan warga kota, warganegara, warga masyarakat menjadi keprihatinanwarga kampus.

Suryo ikut merasakan keguncangan itu.Berbagai mekanisme represi dalam masyarakatyang muncul dalam rumusan magis telah banyakdikritisi. Mana ada stabilitas dinamis tanpa represi?Kalau jer basuki mawa bea, kesejahteraan siapa yangdiperjuangkan dan siapa yang harus menanggungpengorbanan?

“Aktivitasmu gimana, Sur?” sebuah pertanyaanmodel interogasi dari bapaknya.

“Saya lebih di perpustakaan, Pak. Sambilhilir mudik mengamati pemukiman di Code.Pemandangan dan gerak masyarakatnya menarikdiamati.”

“Nggak ikut kelompok diskusi?”

8.

Page 238: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 229

“Untuk yang mau turun ke jalan, merekadigembleng dengan diskusi, Pak. Masa itu sudahlewat sejak pulang dari Maluku. Sekarang lebihbanyak mengamati praktik kelompok-kelompok.Bisa sambil mengumpulkan data-data,” jawabnya.

“Ehm,” reaksi khas bapaknya.

“Kalau boleh tahu prediksi intelejennya,gimana Pak?” Suryo mencoba menjajagi untukmemperoleh informasi.

“Hati-hati saja kamu,” jawab bapaknyadiplomatis.

“Sudah dari dulu, Pak, ati-atinya,” jawabSuryo mengimbangi jawaban bapaknya.

*****

Suryo telah menemukan celah untuk keluardari kegelisahannya. Sekarang malah diserap masukdalam pergulatan baru yang pernah dihidupinya.Menghidupi benih-benih unggul yang telahtersemai dan tumbuh di kepalanya, mengarahkandiri untuk pendidikan bagi anak-anak masa depan.

Kace menjadi teman pengiring jalanbersamanya. Gelisahnya berhadapan dengan Nunikdan Rika, mendamparkan Suryo di atas jembatanCode. Sembari mengamati dari kejauhan. Menjelangterjun ke pinggiran sungainya, Kace datang. Dansekarang setiap kali mereka berdampingan. Berduamenjadi pasangan yang terus berdampingan tanpaharus dibumbui sentuhan-sentuhan fisik yangmenggelorakan.

Page 239: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku230

Kehadiran dan kebersamaannya dengan Kace,aktivitas mereka bersama telah menenggelamkankembali ke dunia pendidikan anak. Sekaligusmendampingi pergulatan Kace sebagai perantauyang tengah menimba ilmu.

Ya, Kace. Dia tengah mulai mengukir sejarahnya.Perjumpaannya dengan guru-guru muda di Langgurtelah membawanya pada pilihan untuk menekunilmu yang terkait dengan kekayaan alam dan hayatidi tanah kelahirannya. Kini, tak hanya menimbailmu di bangku kuliah. Kace bergabung bersamaSuryo. Mantan murid dan mantan guru, sama-samamenjadi mahasiswa.

“Kakak pernah mendengar cerita satu desadi Banda ditukar sebuah kota di Amerika?” tanyaKace.

“Cerita macam apa itu?” Suryo gantibertanya.

“Kisah pedagang Inggris saat menguasairempah-rempah di Banda-Maluku abad XVI,”Jawab Kace.

“Saya belum pernah dengar. Tapi, adapengarang pribumi yang mengisahkan orang-orang Maluku zaman Portugis. YB Mangunwijaya.Pernah dengar orang itu?”

“Pernah mendengar, tapi tidak banyak tahu.”

“Soal politik lokal zaman itu. Demokrasipopulis, semua sama haknya untuk bersuara.”“Menarik,” sambungnya lagi. “Orangnya serba bisa.

Page 240: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 231

Benar. Di pulau Buru dia meninggalkan karya dikompleks inrehab. Saya sempat ke sana,” katanyamenambahkan keterangan.

“Di pulau Buru, gimana suasana dibayangkan?... Tanahnya bukan dari karang. Orang Jawa di sanakan bisa membuat tahu tempe. Karya tangan orang-orang terbuang di tanah rantau. Karya mereka takhanya itu. Mereka membuka lahan sawah untukditanami padi. Sebagian besar kerja tangan. Dibawah rezim lampau memang nyaris tak bersuara.Untung ada Pram. Saya sempat ketemu orang yangbersedia ngomong sejarah. Memang, wilayah-wilayahdi sana masih harus diolah dan dikembangkan.Ilmumu akan sangat dibutuhkan, Kace,” tuturSuryo.

“Orang-orang yang membuka pulau Buru,mereka itu bekerja hari demi hari tanpa bisamenghitung waktu. Mereka bekerja membangunpengharapan. Entah mereka sendiri punya harapanapa, kita tak tahu. Untung toh, sejumlah anak istrimereka datang. Meramaikan kehidupan di sana.”“Rama Mangunwijaya pernah berbulan-bulantinggal di sana,” Suryo mengakhiri keterangannya.

*****

Semenjak pertemuan pertama mereka diYogya, Kace langsung diajak mengunjungi orangtua Suryo dan diperkenalkan kepada mereka danpenghuni rumah yang lain. Di hadapan mereka,Kace menceritakan kehebatan Suryo dalam mengajarmurid-muridnya di Langgur. Termasuk kepada

Page 241: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku232

dirinya. “Beta ini, hasil Kak Suryo pu kerja di sana,”katanya mengaku. Kace mengakui, kuliahnya diKehutanan antara lain berkat motivasi dari trioguru pendatang.

Sebaliknya, Suryo memperkenalkan kehebatanKace sebagai tunas muda dari Maluku. Demikianlah,guru dan murid saling memuji.

“Kamu jangan terlalu mengagungkanpendatang, Kace,” kata Pak Suryono. “Apalagi,guru macam Suryo. Saya kurang begitu percaya.Tapi, apa kamu tidak mengajarkan sesuatu padaSuryo?” tanya Pak Suryono memancing.

“Ehm …, ya …, kami membuat Kak Suryoberani berenang di laut. Itu lucu… Kak Suryoberenang-renang agak takut-takut dia. Panik. Kami,semua tertawa terpingkal-pingkal. Jadi, itu saatperahunya terbalik karena dia salah mengarahkandayungnya. Begitu, Om,” jawab Kace sambiltertawa.

“Nah, itu kalian jago. Kamu membuat Suryolebih berani. Dan sekarang, dia makin jantanpenampilannya,” Pak Suryono menegaskan. “Tanyaitu ibunya Suryo. Apa komentarnya?”

Yang ditunjuk hanya tersenyum sambilgeleng-geleng kepala.

“Ayo, Bu. Ceritakan pada Kace tentang anakkesayanganmu itu,” kata Pak Suryono membujukisterinya.

Page 242: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 233

“Nggak, saya tidak akan komentar,” kataibunya. “Saya senang mendengar Kace ceritatentang kepanikan Suryo belajar berenang.”

“Nah, itu Kace. Kami tidak pernah mendengarcerita gurumu itu belajar berenang dengan panik.”Kata ayah Suryo.

Kace seperti kebingungan menoleh ke kananke kiri. Sepertinya dia salah cerita tentang Suryosehingga dia kelihatan ketidakmampuannya. Kacememandangi mereka seolah mencari jawab lewatekspresi orang-orang di sekitarnya.

“Ndak, kamu bener Kace,” katanyameyakinkan Kace. “Ibunya Suryo mengeluhkananaknya jadi tambah hitam,” kata Pak Suryonoseperti membongkar rahasia istrinya.

“Haa…,” Kace tertawa lepas tanpa rasatersinggung. “Kami ini memang anak-anakkepulauan,” jawab Kace diplomatis.

“Iya.. Bukan hanya kamu saja. Kita inianak-anak kepulauan Indonesia. Jadi sama-samahitamnya,” kata Pak Suryono seolah mengoreksipernyataan Kace. Orang-orang tertawa karenapaham dengan maksud ungkapan itu.

Pembicaraan terasa cair. Kace menjadi satubagian dengan mereka. Ibunya Suryo menanyakantentang cara orang tua mendidik di dalam keluarga.

Ayah Suryo dengan gaya khasnya mencariinformasi tentang Maluku dan Langgur.

Page 243: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku234

Dengan gayanya, Kace menjawab keingintahuanmereka. Melengkapi kisah-kisah yang sudahdiceritakan Suryo. Kisah-kisah dirinya bersamaSuryo, membuatnya makin dirasakan sebagaibagian keluarga.

*****

Suryo memperkenalkan Kace untukmemandangi satu figur yang bisa menjadi acuandan inspirasi, yakni empu dan begawan kemanusiaandan pendidikan Y.B. Mangunwijaya. Dialah yangmembangun perkampungan dan pemukiman bagimereka yang dianggap sebagai sampah kota dilembah Code.

Figur sang begawan itu rasanya jauh dan takterjangkau bagi Suryo. Mustahil rasanya bagi Suryountuk bisa mendekat dan duduk bersimpuh dihadapan sang begawan, belajar jurus dari yangdiajarkan dan mendengarkan segala kata-kataajaran. Suryo memutuskan untuk berperan menjadiBambang Ekalaya yang berguru secara imajiner darisang begawan.

Suryo pernah menghirup udara di padangBuru yang menjadi tanah pembuangan. Di tempatitu, Sang begawan pernah meninggalkan rancangbangun yang akhirnya terwujud menjadi bangunanberkat lelehan keringat dan kerja keras mereka yangdi-Buru-kan. Saat berkunjung, dia menyaksikantempat itu menjadi ruang pertemuan untuk merekayang dibuang di sana.

Page 244: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 235

Suryo melacak jejak tulisan karya SangBegawan. Di antaranya pernah menuliskan tatademokratis dari orang-orang kepulauan. Ia belajardan bertutur tentang ikan-ikan hiu yang mendamba.Ida Homa Ikan Hiu, jurus demikian yang diajarkankepada orang-orang sezaman. Hasil jelajah dariabad XVII menghadirkan tata demokrasi orang-orang di perkampungan di wilayah kepulauan.Bahan itu didiskusikannya bersama Kace.

*****

Untuk ke sekian kalinya Suryo mengajakKace ke rumah orang tuanya. Beberapa bulanterakhir, Suryo ditemani Kace yang telah memulaistudinya di Yogyakarta. Ya, Kace si anak Ambon-Kei. Dulu pernah setahun diajar di SMA BhaktiKarya Langgur. Teman-temannya menggelarinyaKace Ambon karena bapaknya memang berasaldari sana. Untuk membedakan dengan Kace yanglain. Bapaknya menikah dengan mamanya orangKei. Dan mereka menetap di Kei. Sekarang sudahmenyusul kuliah di pascasarjana. Katanya mendapatbeasiswa dari Pemda Maluku. Mendalami ilmukehutanan. Studi lanjut di UGM setelah menyelesaikanS-1 di Unpatti, Universitas Pattimura, Ambon.

Waktu Suryo di Kei, Kace sudah kelas tiga.Justru karena itu, dia dan beberapa temannyaberani mendekati trio penghuni mess guru. Guru-guru muda itu toh tak jauh selisih umurnya denganmereka yang telah duduk di bangku kelas tiga.Guru-guru mengajar mereka di kelas, mereka

Page 245: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku236

mengajari guru-guru untuk berlatih mendayungperahu.

Perjumpaan mereka berdua, seakan membawasuasana nostalgia. Kace yang telah memasukikuliah pascasarjananya, tak lagi memanggil ‘Pak’pada Suryo. Tapi menggantikannya dengan “Kak”.Dalam beberapa hal Kace berusaha beradaptasi kedunianya Suryo, dunia Jawa. Kendati logatnya tetapsama. Dengan Kace, Suryo mempraktekkan lagilogat bahasa yang pernah dialaminya di Kei. JadiSuryo mengimbangi logat Kace.

“Jait nasval, azin naksor. Masa berbalik, musimberganti. Ya, pergeseran-pergeseran yang selalubanyak terjadi. Dong pu pepatah, to, Kace” Suryomengutip pepatah Kei.

“Iyo. Kakak masih ingat?” tanya Kace sepertitak percaya.

“Saya ingat sekali pepatah itu. Karena,hampir tiap malam kami di mess guru selalu diskusibermacam-macam hal. Dan, Pak Max, gurusosiologi dia berulang-ulang menyebut pepatah itu.Perubahan-perubahan itu,” jawab Suryo sepertimengingat. Kace mengangguk kagum.

“Di dalam khazanah sejarah ada yangnamanya Cathetan Pegandring. Berisi notulensipertemuan setiap 5 atau 7 hari dari para penguasaKraton Mataram. Kurun waktunya tercatat selepasPerang Diponegoro, antara 1832-1836. Catatannyatertulis dalam aksara Jawa. Antara lain berkisahtentang hutan-hutan jati di Jawa Timur yang

Page 246: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 237

mengalirkan kayu-kayunya ke pusat kekuasaan diKerajaan Mataram. Kayu-kayu jati dalam bentukutuh. Mengangkutnya beramai-ramai. Yang besardiangkut oleh 100 orang. Yang sedang diangkutoleh 60 orang. Kayu-kayu tersebut mungkindihanyutkan lewat sungai. Mencengangkan! Entahjejak-jejaknya sekarang. Tidak terdeteksi lagi, dimana dermaga-dermaganya yang mengatur jalannyakayu-kayu itu.” Suryo membeberkan satu sejarahMataram.

“Sayang memang, cara-cara tersebut tak lagidilanjutkan sebagai warisan. Sungai-sungai diIndonesia tidak menjadi wilayah yang dihadapisetiap saat,” ucap Kace sejalan dengan pemikiranSuryo. “Sungai dengan alirannya telah dipunggungi.Orang-orang sekarang sungguh-sungguh telahmemalingkan muka dari aliran sungai yangmenopang kehidupan,” jelasnya lebih lanjut.

Mereka berdua terlibat dalam diskusitentang lingkungan di Indonesia. Dengan berbagaiancamannya yang ada sekarang. Suryo menunjukpada catatan sejarah. Kace mengemukakan data-data dari wilayah hutan.

Suryo dan Kace, mengarahkan pandangannyake sungai yang membelah Yogyakarta. Berdiri disebuah jembatan yang melintasi Sungai Code.Memandangi ke bawah.

“Sungai ini menyimpan legenda karenamenjadi tempat aliran lahar yang menyembur dariGunung Merapi. Alirannya menimbulkan suara

Page 247: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku238

dahsyat berkerosak. Dan penduduk meneriakkan,lampor, lampor!!! Memberitahukan lewatnya hantuapi yang melintas sungai bersamaan dengan banjirlahar Merapi.” Suryo memberikan penjelasannyapada Kace.

Ketinggian jembatan Gondolayu yang melintasiCode tak lebih dari 25 meter dari permukaan airsungainya. Tapi memandang ke bawah ke arahpermukaan sungai, tak bisa menduga berapakedalaman airnya. Dasar air tak kelihatan.

Berdiri di atas jembatan sambil memandangiwilayah pemukiman di seputar pinggir sungai,telah menjadi satu kerutinan mereka berdua. Entahkapan mulainya kebiasaan itu. Mencermatipergerakan warga di wilayah-wilayah tempat tinggaldi pinggir sungai, seakan menjadi aktivitaspengganti dari yang dulu dilakukan di Kei. Iniselingan sesudah kuliah untuk mereka berdua.Menjadi pertemuan antara dunia keilmuan, danperhatiannya untuk terlibat di dalam wilayahpendidikan, dan lingkungan hidup masyarakatnya.

Perhatian Suryo telah beralih dari wilayahpendidikan di lembaga resmi pendidikan, danberganti dengan wilayah pendidikan di tengahmasyarakat tanpa lewat institusi pendidikan resmi.Tak memakai ruang-ruang sekolah. Tak memakairuang kelas yang disekat-sekat.

Di mata Suryo, dunia pendidikan di kampusbagaikan wilayah teori-teori steril. Jauh daridunia pengalaman pendidikan di lapangan. Teori

Page 248: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 239

pendidikan yang dicerna di bangku kuliah dirasakanoleh Suryo tak lebih dari sekadar pengajaran. Tidaklebih dari sekadar tindakan intervensi kelas. Tidakdengan ancaman senapan. Hanya dengan alat tulis,kata-kata dan tatapan mata. Tak jelas persuasi atauancaman. Murid di kelas seolah tabula rasa, bagaikertas putih yang bisa ditulisi apa saja. Jadi tinggaldiatur dengan mekanisme pengaturan yang ditataapik. Bisa dipertanggungjawabkan dengan prinsip-prinsip manajemen yang masuk akal. Dan diberifasilitas alat-alat teknologi mutakhir.

“Coba, kita perhatian anak-anak yangbermain di bawah itu. Anak-anak itu adalah produkmasyarakat. Mereka bukan kertas putih yang tanpacoretan apa pun. Anak-anak itu adalah pribadi-pribadi yang unik. Anak-anak itu merupakan cermindari keluarga-keluarga. Cermin dari masyarakat.Produk masyarakat.” Suryo memberi penjelasantentang sekelompok anak yang tengah bermain dibantaran Code.

“Seperti kita juga mengalami, anak-anakmenyimpan ekspresi yang tak tersalurkan dirumah. Berbagai ranjau hadir di sana. Sorotan matabapak. Peringatan untuk hati-hati dari ibu, ataukakek nenek. Dan beberapa rambu lainnya.” Suryomembandingkan keadaan anak-anak itu denganpengalaman dirinya. Kace pun diajak merenungkanhal yang sama. “Kace, kamu juga pernahmengalaminya?” tanyanya pada Kace.

Page 249: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku240

Kace seperti menerawang. “Saya jadi ingatkampung, dan masa kecil saya,” katanya menjelaskan.

“Barangkali mereka terkurung di rumahpetaknya yang sempit-sempit. Mungkin ada televisidengan beragam programa. Tentu mereka takmemiliki perrmainan play stasion yang mampumenjinakkan mereka,” Suryo mencoba menduga-duga. “Tapi mereka tetap membawa gelora dankerinduan tak tersalurkan dari dalam rumah.Mereka mencari salurannya di ruang-ruang kelas.Di antara bangku-bangku teman-teman di kelas.Tapi tak banyak celah tersedia di sana. Untung, dipinggiran sungai ini mereka bisa menemukannya.”

Mereka berdua, melongokkan kepalanyamelampaui tembok jembatan. Memandangi kelompokanak yang bersorak-sorak riuh. Suryo dan Kacesaling berpandangan dan tersenyum satu sama lain.

*****

“Kak, kita ke hilir. Saya mau belajar sesuatuyang lain, mo. Menghitung rumpun-rumpun bambu.Bambu-bambu yang menjulang itu seberangmenyeberang sungai membentuk gapura di atasair.”

“Kok kamu jadi romantis. Apakah kelokan-kelokan kehidupan di sini kurang mengasyikkan?”tanya Suryo.

“Kakak pernah mengajarkan sesuatu padakami, mo. Bilangan-bilangan ini kuajarkan pada

Page 250: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 241

kalian agar kalian bisa menghitung wilayah hutandan lautan kalian,” katanya membela diri.

“Ah, kau masih ingat masa lalu,” kata Suryotersenyum.

“Pak Mokhtar bilang, masa lalu akan tetapselalu aktual,” jawabnya tersenyum bangga.

“Tenyata kau masih mengenang ajaran trioguru di tanah kelahiranmu,” kata Suryo sambilmenepuk-nepuk pundak Kace. Mereka menjadipasangan yang sehati dan sebudi.

“Saya pu pilihan di kehutanan, diinspirasikanoleh situasi dan kondisi masyarakat di sana. Di sini,saya pilih bambu karena tarada sagu,” sahutnyamenjelaskan pilihannya.

“Wouw, pilihan yang jitu,” kata Suryomemuji.

“Saya bayangkan, di bawah keteduhanrumpun bambu, ada banyak ikan di situ,” katanyalagi. Semua dunia dari lingkungan Maluku sanadidekatkan di sini. Sagu dan ikan-ikan itu.

“Ya, kalau di situ airnya dalam,” kata Suryosetengah menguji.

“Kubayangkan memang dalam, Kak,” sahutnyalagi.

“Baik. Besok kita mencoba menemukan yangkaubayangkan.” Kata Suryo mantap.

Mereka berdua tambah aktivitas. Hilir mudikmengamati dua atau tiga kehidupan di pinggiran

Page 251: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku242

sungai. Masyarakatnya, rumpun bambunya, dankadang-kadang menemui koloni ikan-ikan kecilyang berenang-renang di keteduhan rumpunbambu.

Bagi Kace dunia luas semakin terbentanglewat objek pengamatannya. Enfit roa ne enfitnangan. Tujuh di laut dan tujuh di darat. Satuungkapan menunjuk pada banyaknya tantanganyang bisa ditemui di mana pun. Semakin duniaterbuka luas, semakin banyak tantangan dan risikomenghadang. Lewat pengamatan di tempat yangdikunjunginya, Kace semakin mengenali keluasandunia. Membuatnya semakin mempersiapkan diriuntuk menghadapi berbagai tantangan dan risiko.

“Apa kamu kirim berita ke Langgur danAmbon?” tanya Suryo.

“Iya, Kak. Untuk bapak dan mama, sayakirim surat. Untuk teman di Ambon, belum bisapake email. Jadi juga lewat surat.” Kata Kacemenjelaskan.

“Saya juga beberapa kali bersurat. UntukYonas dan Mokhtar di mess. Dan kirim kartu untukguru-guru. Biar komunikasi tidak putus. Beberapaadik kelasmu juga ada yang berkorespondensi.”Suryo menjelaskan. “Pengalaman kehadiran anak-anak yang kita kunjungi. Juga kehadiranmu di sini,itu kuceritakan kepada mereka.”

Jauh dari pengalaman di pulau-pulau karang,Suryo masih mengikuti berita-berita sekitar wilayahitu. Kepulauan dengan wilayah laut dalam. Dia

Page 252: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 243

mendiskusinya bersama Kace. Pernah merekamembahas berita penemuan bangkai kapal dagangdi salah satu perairan. Dan sengketa di sekitarnya.Mereka membayangkan, kapal yang pernah sandaritu. Berapa jumlahnya. Apa yang dibawa didalamnya. Barang-barang dagangan, dijajakan dandipertukarkan. Harta kekayaan nenek moyang.Haknya siapa? Itu persengketaannya.

*****

Suryo memilih. Ia menjadikan dirinya sebagaiBambang Ekalaya yang berguru secara imajinerkepada Begawan Drona. Bagaimana dengan Kace?Akan diajaknya juga. Ekalaya menjadi pemaknaannya.Tak perlu dikomunikasikan. Ini tokoh dari duniapewayangan dari epos Mahabarata. Tokoh yangmerelakan satu jemarinya, karena sang begawan lahyang telah memutuskan demikian. Dia bergurudalam bayang dengan memasang patung SangBegawan saat Bambang Ekalaya berlatih memanah.Baginya, Sang Begawan tetap hadir kendati takterjangkau. Memang, Sang Begawan memilihmenjadi guru panah Sang Arjuna, anak ketiga darilima bersaudara anak-anak Pandawa. Ternyata,keahlian Bambang Ekalaya pun sejajar dengan SangArjuna. Kendati dia hanya berguru dalam bayang.

Tak boleh ada matahari kembar. Demikianprinsipnya. Mengetahui keahlian Ekalaya yang sejajarArjuna, Sang Begawan berupaya memusnahkankeahlian sang Ekalaya. Hanya karena tunduk setiakepada Sang Begawan, Ekalaya sama sekali tak

Page 253: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku244

berprasangka tatkala dia diminta memotong ibujarinya sebagai tanda kesetiaan kepada gurunya.Sang Begawan menguji Ekalaya untuk tundukpada instruksinya yang tak masuk akal. Dan ibu jariyang memegang peran penting dalam memanah,dipersembahkan Ekalaya untuk sang Begawan.Sesudah pemotongan jari tersebut, Ekalaya tak pernahlagi mampu menghadirkan keahlian memanahnya.Keahliannya sirna bersama lepasnya ibu jari daritelapak tangannya.

Suryo bertindak laksana Ekalaya. Tapi jugatak mau menjadi Ekalaya yang menyerahkan ibujarinya sampai dirinya tak berdaya. Dia berguru darijauh, dalam bayang karena tak mampu menjangkausang begawan yang dikerumuni banyak orang. TapiSuryo juga tidak mau membabi buta begitu saja.Dia menjadikan dirinya sebagai penguak tirai darikejauhan untuk mencari yang senantiasa mengusikdirinya. Sekaligus memperkaya pengalaman yangtelah membekalinya. Ada sejumlah hal yang pernahdibuatnya.

Suryo dan Kace, keduanya sehati menjalankanpengintaian sebagaimana yang dilakukan Ekalaya.Mereka secara berkala mengamati dari ketinggianjembatan Code. Di bawah sana telah terbangunmasyarakat yang bercita rasa berkat sentuhanpemikiran, hati, tindakan serta kata-kata bijak SangBegawan. Ada beragam keterlibatan kelompok-kelompok, mereka yang datang dan pergi. Tapilebih-lebih, ada pergumulan total dari orang-orangyang hidup dan tinggal di tempat itu.

Page 254: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 245

Suryo dan Kace memetakan interaksi merekayang terlibat di Code. Mereka yang di dalammaupun di luarnya. Mereka berdua kerap kalimenjadi takjub menyaksikan aktivitas yang dilibatiteman-teman sebayanya. Mereka gigih bereksperimenuntuk meretas dinding penyekat dalam masyarakat.Keduanya sungguh tercerahkan. Mereka menemukanhal yang selama ini tak dibicarakan di dalam kelas.Pendidikan yang berpihak.

Kehidupan di bawah jembatan itu membuatriverside view menjadi bernilai lain. Suryo dan Kacemenjadi paham siapa ahli dan melibati perkara-perkara yang dibangun penyelesaiannya dari bawah.Mereka berdua kerap berlama-lama memandang kebawah, ke tempat yang dilibati oleh orang sebayayang tiap kali datang dan pergi menyambangi sangbegawan untuk bertindak.

“Kita beruntung. Di Yogya ini, paling tidakada tiga sungai yang melintasi tengah kota. Kitatelah menjelajahinya. Belajar tentang kehidupanorang-orang dan lingkungannya. Simfoni bambu-bambu, dan kawanan ikan-ikan kecil.” Kata Suryopada Kace.

“Tarada sagu, bambu pun jadi. Coba kalaudulu Kakak tak mau mengantarku mengamatirumpun bambu dan ikan-ikan di sungai… ,” kataKace mengingatkan sambil meringis memperlihatkanderet gigi-giginya.

“Iya, benar. Terima kasih, Kace. Sekarangkita menemukan yang sederhana sekaligus

Page 255: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku246

mengagumkan. Biasanya, kelokan-kelokan sungaihanya bisa dilihat dari tempat tinggi, atau di peta-peta. Tapi, di tempat ini, kelokan menjadi bagiankehidupan.”

Dari atas jembatan, memang tidak tampaksungai yang berkelok. Walau sebenarnya ada begitubanyak kelokan kehidupan warga masyarakat yangberdiam di wilayah itu. Mereka itu datang dariberbagai daerah. Entah karena tanahnya tandus,atau terusir karena pembangunan waduk, danberagam alasan lain. Tak ada pilihan lain, merekahijrah ke kota. Mengadu nasib demi sesuap nasi.Apa pun pekerjaannya. Memulung barang-barangbekas. Menjadi penarik becak. Buruh gendong dipasar. Kuli bangunan. Tukang parkir di daerahpertokoan. Atau menjadi preman pasar. Orang-orang macam itu mencari pemukiman di dekattempat kerja. Tak ada pilihan lain, daerah pinggirkali disulap untuk membangun gubuk-gubukuntuk bisa menjadi sekadar tempat tinggal. Inilahyang membuat wilayah di sisi-sisi sungai itu,senantiasa siap menampung kelompok masyarakatmacam itu. Sebagaimana ada di wilayah SungaiCode. Entah di sungai-sungai berbagai kota-kotayang lain. Tentu tak banyak bedanya.

Secara berpindah-pindah, Suryo dan Kacememandangi sisi-sisi sungai yang disebut secararomantis riverside view. Panorama wilayah pinggiransungai. Ini wilayah yang kerap disebut dalamproposal yang diajukan kepada mereka yangdipercaya sebagai tuan donor.

Page 256: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 247

Suryo menyebut kunjungannya di ruas-ruasjembatan sebagai hovering like an eagle. Laksanaelang yang mengintai mangsa. Terbang melayang-layang di atas ketinggian. Bersama Kace, ia menjaditamu tak diundang yang mengintai.

Di atas jembatan Code, sejauh matamemandang kelokan ke utara, seakan menemukanwilayah alami yang airnya masih cukup jernih. Airdan pasir berkah dari gunung Merapi. Tapi taksama halnya ketika memandang ke sisi selatan.Sungai itu tak banyak berkelok. Kelokannya justruterdapat pada kisah-kisah warganya yang tinggal disana. Kelokan-kelokan hidup yang berliku-liku.Kelokan dari warga masyarakat yang kadang tidakpernah masuk dalam hitungan warga masyarakat.Wilayah-wilayah tempat tinggal mereka tak pernahmasuk di dalam peta. Penduduknya, barangkali takber-ktp.

Padahal tak sedikit juga jumlah anak-anak.Anak-anak yang tak lagi bernaungan di bawahsayap hangat orang tua. Mereka menjadi anak girli,anak-anak pinggir kali. Merayapi tebing kali,menempuh sepenggal ruas protokol berbelok diperempatan Tugu, anak-anak itu menemukan duniaMalioboro dan Stasiun Kereta Tugu. Di situlahkancah dunia mereka.

Setiap kali habis kuliah atau menjalankankerja di selang waktu, Suryo dan Kace mulaimenuruni tebing sungai di sebelah barat Tugu,menemukan blok rumah-rumah yang membentuk

Page 257: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku248

komunitas di kalangan mereka. The eagles havelanded.

*****

Ada sepucuk surat dari Nunik, “Sur, sayapengin ke Yogya. Mau menjenguk nenek. Jangankuatir, saya tidak memintamu untuk meminangku.Tenang-tenanglah di situ. Kalau kamu punya waktu,saya akan senang untuk bisa sekadar makan malam.Atau membayar penasaranku untuk melewati celahantara dua beringin itu. Siapa tahu, ternyata sayalebih berserah sehingga mampu melewatinya.”

Suryo tersenyum sambil geleng-geleng kepalamembaca surat itu.

Dua tiga kali kunjungan Nunik ke Yogya dalamselang pendek, membuat Suryo merasa lebih amanterhadapnya. Toh tujuan utamanya mengunjungineneknya. Benarkah? Nunik semakin singgah dalamperhatian Suryo menggantikan kenangan akanVita. Suryo tak pernah lagi gelisah atau kuatir. Takada lagi bayangan Nunik mendatanginya. Beberapakali dia menyempatkan mengunjungi neneknya.Suryo belum pernah diajak menjenguknya. MasaSMA dulu, beberapa kali Suryo pernah datang kerumahnya. Waktu itu Nunik tinggal bersamaneneknya selama sekolahnya di Yogyakarta. Takmengherankan, sekarang Nunik rajin mengunjunginya.Sambil mengajak Suryo bernostalgia masa-masaSMA. Kehadiran Nunik ikut mewarnai hidupnya.

Page 258: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 249

Rasa gairah studi Suryo jadi meningkat.Beberapa kali Nunik mengajaknya diskusi tentangpendidikan yang dilibati Suryo. “Maaf dalampekerjaan dan pergaulanku sehari-hari, hal-halsemacam ini sama sekali jauh dari pemikiran. Kerja,uang, kerja, uang, selingan dan kepuasan…. Ya,terus begitu berlangsung hal-hal itu. Susah untukbisa mendapat suasana bicara seperti ini. Beruntungsaya bisa datang ke Yogya ini, dan ketemu orangmacam kamu. Nenekku tentu tidak memberi inspirasisebesar ini.” Kata Nunik memberi penjelasantentang pengalamannya.

Apa sekarang ini, dia mau menjeratku secaraperlahan. Seperti dulu dilakukan Vita terhadapku?Kadang Suryo merenungkannya. Konyol! Konyol!Betapa sok dan konyolnya diriku menempatkan Nunikdalam hidupku. Toh, dia punya kepentingannyasendiri. Menjenguk neneknya. Mau sok ge-er?Ngaca, Sur. Ngaca!

*****

Sementara menunggu Kace, suatu siang,Suryo bertemu dengan seorang yang mengira Suryoadalah pesaingnya. Ketemunya tak sengaja. Dipinggir sungai.

“Mas, juga mencari keris yang dilarung?”tanyanya pada Suryo.

Suryo agak bingung mendapat pertanyaanitu. “Maksudnya?” tanya Suryo.

Page 259: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku250

“Enggak. Saya sering melihat Mas ada dijembatan ini, dan melongok ke bawah. Keperkampungan itu,” katanya sambil menunjuk lokasiperumahan pinggir sungai.

“Saya menyuruh dua orang warga di situuntuk membantu saya mencari keris yang dilarungorang,” kata orang itu mengaku.

“Oh, enggak, Mas. Saya senang saja melihatperkampungan itu dari sini. Banyak aktivitas wargadi sana. Juga banyak mahasiswa yang datangmembantu warga untuk mengadakan kegiatan.Saya pengin tahu saja,” kata Suryo menjelaskan.

“Oh, saya kira Mas menjadi pesaing saya.Saya Broto, Mas,” katanya sambil mengulurkantangan.

“Suryo,” jawabnya sambil menjabat tanganBroto.

“Masnya mahasiswa ya? Atau dosen?” tanyaBroto menebak-nebak.

“Saya kuliah di Manajemen Pendidikan dikampus situ,” jawab Suryo sambil menunjuk kearah kampusnya yang tak jauh dari JembatanGondolayu.

“Saya pedagang barang antik, Mas. Dansekarang sedang banyak berburu keris. Sekarang,banyak orang melarung kerisnya. Nggak tahu kokada gejala ini. Ya, saya untung-untung saja,”katanya polos.

Page 260: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 251

“Oh, gitu. Wah seneng dong, Mas. Dapatbarang yang dibuang. Padahal barang antik,” kataSuryo membaca pikiran Broto.

“Yah, lumayan, Mas,” sahut Broto.

Dia bercerita tentang pengalaman mendapatkankeris dari orang yang mau melarung. “Padahalkerisnya bagus. Tangguh Mataram, luk tujuh,”katanya. Suryo tidak tahu sebutan-sebutan itu. TapiBroto melanjutkan usahanya, “Jadi sekarang sayamenanam orang yang tinggal di situ biar kalau adaorang yang melarung mereka bisa mengambilnya.Lalu saya beli. Mereka ya seneng-seneng saja.”

“Wah kerja sama yang saling menguntungkan,”kata Suryo menyimpulkan.

“Jelas. Saya nggak perlu menunggui sendiri.Dan mereka juga dapat uang,” kata Broto.

Broto bercerita tentang usahanya. Juga orang-orang yang diminta untuk membantunya dibeberapa sungai yang ada di Yogyakarta. Brotomenyebutkan sungai-sungai itu. Code, Winongo,Gajahwong, dan Bedog.

Broto mengemukakan dugaannya mengapaorang melarung keris. “Mungkin, mereka mendapatpengetahuan bahwa menyimpan keris berartimusrik. Menyekutukan barang sebagai pusaka…Jadi, ya dilarung saja. Dibuang. Dihanyutkan. Tapiitu mungkin. Sekali lagi, itu mungkin lho. Padahalwarisan leluhur.”

Page 261: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku252

Ada pedagang asing yang diam-diam kalaudatang ke Indonesia terus menyelundupkan ribuanbilah keris. “Gawat!” kata Broto.

“Padahal, keris tersebut tidak dibeli. Tapidiperoleh dari orang-orang di desa yang memperolehwarisan dari leluhurnya. Sekarang orang-orangdesa itu merasa terteror, karena dianggap musrik.Jadi, satu-satunya jalan, ya dilarung. Atau diserahkanke orang lain. Lha, pedagang antik itu, menanamagen-agennya di mana-mana. Modalnya kuat,Mas,” kata Broto.

“Lha, sampeyan gimana?” tanya Suryomengimbangi.

“Namanya juga pribumi lemah,” sahutnya.

“Lho, kalau tahu jaringan pedagang asing itu,kan tinggal ditempel,” kata Suryo menanggapi.

“Susah, Mas. Susah. Apalagi pedagang asingitu bisa bahasa Indonesia. Jadinya, ya pinter-pinternya dia berkomunikasi dengan orang-orangdi desa-desa. Atau lewat kaki-tangannya. Kalau,nggak mana mungkin bisa sampai dapat ribuan,”sahut Broto.

Suryo terkaget-kaget dengan ungkapanpembicaraan yang lugu dari Broto. Orang yangagaknya memang paham keris itu terus bercerita.Ribuan keris dibawa ke luar negeri berarti hilangnyabukti kemampuan leluhur dalam mengolah teknologi.Lewat kemampuan penguasaan teknologi yangtampaknya tradisional. Sekaligus ekspresi seni yangtinggi kemampuannya. …

Page 262: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 253

Setelah pertemuan itu, Suryo sedikit bertanya-tanya. Bagaimana mungkin Broto bisa omong terus-terang padanya.

*****

Dua tahun di kost sudah lewat. Tesis Suryotidak kunjung selesai. Bahkan belum lama dimulai.Ada banyak hal singgah di benaknya. BeasiswaSuryo sudah jatuh tempo. Tak ada lagi dana bantuan.Terpaksa, Suryo pindah ke rumah orang tuanya.Toh, tidak ada komentar orang di rumah. Ibunyamemaklumi. Malah merasa senang anaknya pulangke pelukan. Bapaknya tak banyak berkomentar.Seperti biasa, lebih bnnyak mengawasi dari kejauhan.Demikian pun pasangan Ari dan Santo, merekamenerima kakaknya dengan kehangatan.

Suryo baru saja ikut ronda malam dikampung. Bukan melulu untuk menjaga keamanan.Memelihara jalinan sosial. Saling berbagi kepeduliandalam hidup bersama.

Tiap malam petugas ronda mengumpulkanberas secangkir kecil plastik. Atau uang ala kadarnya.Beras atau uang itu dikumpulkan. Memaksa petugasberkeliling. Kembali ke pos keamanan lagi. Tak adamakanan, atau minuman. Penghangatnya adalahobrolan.

Mereka merasa aneh, Pak Atmo tak lagikeluar. Kedua anak-anaknya yang telah menanjakdewasa tak lagi kembali. Entah mereka di mana.Ada kabar angin mereka pernah ikut kelompok

Page 263: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku254

khusus ke luar pulau. Turut dalam perjuangan.Dulu keluar pulau untuk transmigrasi. Pulangnyamembawa kisah perjuangan mengolah tanah 2hektar yang semula berupa alang-alang. Melahirkangenerasi pujakesuma. Putera Jawa kelahiranSumatera. Atau Kalimantan. Mereka menjadi bumperpembangunan. Kadang-kadang ada satu dua suratditerima. Sekarang tak lagi. Seperti dialami anak-anak Pak Atmo yang tak pernah kembali.

Pak Atmo tak lagi mau bertemu. Entah sedihmendengar kabar burung itu. Anaknya meninggaldalam bentrokan yang pernah disiarkan di televisi.

Suryo ingat cerita salah satu teman Kace.Seorang murid Langgur yang datang dari pulau-pulau di tenggara. Jauh dari Kei. Menempuhperjalanan laut berhari-hari lamanya unutk bisamencecap pendidikan menengah. Pada masa kecilnya,Bapaknya membawa pulang dua paha kerbau liardari tengah hutan pulau Yamdena. Hanya itu yangbisa dibawanya. Dia berhasil menjerat kerbau liaritu setelah berhari-hari menunggu jerat yang dipasang di antara pepohonan di tengah-tengahhutan. Di antara pekerjaannya sebagai tani, ayahnyadikenal juga sebagai pemburu yang gagah berani.Keluar kampung. Masuk hutan kayu besi. Diamemasang jerat untuk bisa memperangkap kerbauliar. Dan berhasil. Dua paha kerbau dipanggulnya.Dibawa pulang untuk persediaan makan seisirumah dan sebagian dibagi untuk beberapatetangga. Bahkan, tanduk pun tak dibawa untukbisa di pasang di rumah. Tanda keberanian dan

Page 264: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 255

keberhasilan berburu kerbau. Tidak ada tandakegagahan itu. Semua serba biasa, untuk kebutuhanmakan. Mempertahankan hidup. Di tanah Yamdena,pulau karang berhutan kayu, beraliran sungaiberair berkelok mengalir.

Sekarang semua hanya tinggal cerita. Adaperusahaan dari ibukota nun jauh di Jakarta,katanya, datang membawa surat sakti menguasaihutan itu. Mesin-mesin pemotong kayu-kayu kerasdari pohon-pohon besar berumur puluhan ataubahkan ratusan tahun membabati pepohonan itusatu demi satu. Orang-orang setempat, mereka takboleh lagi mendekat. Hak petuanan tak lagi diakui.Perlahan-lahan, pohon-pohon tumbang, sungai-berkelok berkurang debit airnya. Kerbau-kerbauliar, kerbau Yamdena tak lagi memberi jaminanprotein penopang hidup. Para pendatang dengansurat sakti, dengan gergaji-gergaji mesin yangmeraung-raung, tak mau dan tak mampu mendengarisak tangis anak-anak, gerutu dan sungut-sungutibu. Membuat kaum laki-laki tak berdaya hanyaduduk mencangkung, atau hanya mengorek tanahdi sekitar halaman pinggiran rumah. Hutan-hutantelah menjadi gundul karena secarik kertasberstempel kekuasaan.

*****Suryo dan Kace terus belajar bersama. Belajar

tidak dalam suasana di bawah ancaman. Belajardan menemukan keasyikan di dalamnya. Merekamengamati, menghitung, meneliti untuk menjawabpertanyaan. Belajar dengan bertanya seperti halnya

Page 265: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku256

rasa kekaguman anak yang terus bertanya.Kendatipun, dalam banyak budaya anak tak bolehbertanya. Karena bertanya berarti menyulitkanorang tua. Padahal, memang manusia kurangdilengkapi instink. Karena tak disertai instink yangdikembangkan adalah akal. Orang tua tak tahuharus menjawab apa dan bagaimana. Supaya tidakperlu bersusah-susah lebih baik membungkamnya.Pembungkaman yang mematikan rasa kekaguman.Karena akal tidak dikembangkan, yang dikembangkanadalah kekerasan. Apalagi ditambah denganmengawasi. Membatasi gerak. Lengkap sudah.

Seperti yang dulu dilakukan dengan pelayaranhongi tochten. Dimaksudkan sebagai pengawasanuntuk menghilangkan persaingan dalam perdagangan.Yang dilakukan adalah ancaman. Dan kekerasan.Itu yang diwariskan. Tidak terbayangkan bagaimanapara pedagang zaman Portugis, atau Belanda, ataubahkan zaman-zaman sebelumnya ketika parapedagang dari Tiongkok mencari kayu-kayupengharum, atau Gujarat masuk dan mulaiberkontak dengan nenek moyang penghunikepulauan Nusantara pada waktu itu.

Mereka datang dengan bahasa mereka. Nenekmoyang kita dengan bahasa daerah masing-masing.Bandar-bandar pelabuhan yang tersebar di berbagaitempat, menjadi tempat bersandar kapal-kapalmereka. Kapal sandar di banyak pelabuhan diberbagai tempat di banyak pantai di kepulauanNusantara.

Page 266: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 257

Sejarah itu diandaikan begitu saja. Seolah-olah semuanya berjalan lancar. Guru-guru Sejarahtidak pernah menyampaikan kepada murid-muridnya. Siapa peduli ada cerita seperti yangdikisahkan Broto.

Orang-orang zaman itu sangat memegangprinsip berbaur, melebur. Bukannya puritan,pemurnian. Seolah ada yang asli murni takterpengaruh. Mungkinkah demikian? Lebih-lebih diwilayah agama. Dan selebihnya, musti tunduk dibawahnya.

Spirit of hospitality. Manusia yang serbabergerak zaman modern ini memang seperti serbasalah. Menjadi nomad modern. Seakan harus kembalike yang asli. Seakan tak punya akar. Kendati puntoh tetap punya akar. Bahkan bercabang-cabang.

Spirit of Hospitality. Spiritualitas perjumpaan.Perjumpaan bukan untuk dimanfaatkan untukmengeruk untung. …. Perdagangan bukan dibangununtuk mencari untung. Kalau itu yang dituju hanyaakan langsung buntung. Berdagang denganpelayanan. Yang dihargai adalah pelayanan itu.

Bersaing tentu terjadi. Tapi salingmenggunakan akal dan bermain strategi. Saling iri?Wah seperti kisah Kain Abil. Kain iri kepada Abil,lalu melakukan pembunuhan. Sampai-sampai adagugatan dari langit, “Di mana Adikmu?”“Apa sayamesti bertanggung jawab?” tanyanya berbalik.Lempar batu sembunyi tangan. ....

Page 267: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku258

Jangan melakukan kekerasan agar optimaldalam kemampuan berpikir. Pengawasan danpembungkaman berarti menekan kemampuanpemikiran.

Kekerasan senantiasa mencederai. Bukanhanya korban yang cedera. Yang melakukansendiri pun harus berlumur darah. Mencederaikemanusiaannya sendiri. Kalau dalam arenasabung ayam, yang kalah akan sembunyi di balikketiak lawan. Sudah tak akan dilanjutkan. Hukuminternasional juga demikian. Yang angkat tangantidak boleh ditembak. Juga mereka yang tersangkutdalam parasut di pohon, mereka tak bolehdibinasakan. Jadilah korban tawanan perang yangterjamin keselamatannya dan terlindungi.

Berita-berita kekerasan mulai merebak di mana-mana. Perlahan tapi terasa. Setiap kali menjadi halyang mengejutkan. Tersebar di sana-sini, menjadipengalaman bersama. Tidak lagi bisa dibohongidengan menempatkan kambing hitam yang menjadikorban, sasaran pelampiasan kekerasan dan balasdendam. Akumulasi kekerasan berpuncak menjadiMei Hitam Kelam. Bukan hanya Mei Kelabu.

Ganti tahun, suasana tak berubah. Justrumeningkat. Suryo tidak ikut berlarian bersamamahasiswa lainnya. Di Yogya, tak ada penembakanpeluru tajam terhadap mahasiswa. Toh tetap sajaada korban meninggal. Di Jakarta, korban-korbansedemikian beragam. Dari mahasiswa yangditembak peluru tajam, para perempuan kelompok

Page 268: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 259

masyarakat yang jadi korban perkosaan, sampaipara penjarah yang mati terpanggang di pusatperbelanjaan. Bahasa kekerasan menjadi bahasa dimana-mana. Siapa membunuh siapa? Apakah itumelulu berita? ….. Para pemirsa dan para pembacaikut lebur. Antara memahami dan mengalami.

*****

Page 269: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku260

AMOK

Ambon MEMBARA!!! Kampus UniversitasPattimura terbakar. Kace membaca headline beritaitu di warnet, warung internet dekat tempat kost.Kalimat headline dari surat elektronik yang masukke accountnya sangat mencolok. Isinya, apalagi.Kace mencoba menelusuri kalimat demi kalimat.Lama sekali dia berusaha membaca berita satuhalaman itu. Dadanya seakan meledak. Matanyaberkaca-kaca. Sambil terus-menerus mengusap airmata yang menghalangi pandangannya, Kacemencoba terus menyusuri kalimat demi kalimat.Berita satu halaman itu tuntas dibacanya. Informasiyang dibacanya itu tidak nyangkut di kepalanya.Hanya headlinenya saja yang terus mengiang.Kampus Unpatti terbakar!!!

Di depan komputer itu, Kace menekukkepalanya. Kedua tangannya memegangi kedua sisikepalanya. Dadanya seakan meledak menyimpankemarahan. Matanya basah oleh airmata. Kadang-kadang menetes mengenai tuts-tuts komputer didepannya. Sesekali Kace menghapus tetesanairmata yang membasahi tuts komputer dan sekitar

9.

Page 270: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 261

pinggiran meja. Dia tak memperdulikan orang disebelahnya barangkali bertanya-tanya. Berita dukaapa yang dibacanya.

Su seno! Benar-benar gila! Bod-bod! Tindakanbodoh sekali! Untuk tidak mengatakan tindakanbiadab, Kace hanya mengumpat, “Su seno! Bod-bod!”.Siapa pun orangnya. Gila! Sungguh-sungguh gila!

Bagaimana logikanya, hanya perkara uangtransport angkutan sampai menjadi pertikaian yangmakan korban puluhan, bahkan ratusan? Bahkanjuga bangunan-bangunannya. Tempat-tempatpendidikan dan tempat pelayanan umum lainnya.Termasuk Universitas Pattimura. Memangnya adaorang Maluku yang rela, pusat ilmu pengetahuanuntuk memajukan masyarakat dijadikan korbanseperti itu?

Benarkah pengrusakan, penghancuran inidigerakkan oleh hasutan tertentu? Apa punideologinya. Pasti tidak! Tapi jangan-jangan…?Apakah itu tindakan spontan begitu saja? Bisajuga barangkali. Jangan-jangan orang yangmelakukannya sedang fly, berada di bawahpengaruh zat psikotropika. Atau dari pengaruh apasaja. Bisa jadi orang-orang itu, mereka sendiri takmenyadarinya. Orang-orang inilah yang digiring-giring untuk menghancurkan kampus. Kantor-kantor adminstrasinya. Ruang-ruang kuliahnya.Laboratorium-laboratorium yang menjadi pusatpenelitian. Perpustakaan dengan buku-bukunya.Duh, apa yang akan terjadi jika pusat pengetahuan

Page 271: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku262

yang megembangkan peradaban semacam itudimusnahkan! Dihancur luluhkan! Dibumihanguskan!

Di mana polisi dan tentara penegak hukumatau penjaga keamanan berdiri waktu itu? Takberdaya menghadapi massa? Siapa yang disebutmassa? Kalau memang polisi dan tentara tak berdaya,siapa lagi yang bisa diharapkan. Rakyatnya sendiriyang harus berjaga-jaga, membela diri, danmengatasi semuanya? Dan para perusuh itu? Takada satu pun yang bisa ditangkap? Diselidiki danditelusuri mata rantainya? Ditemukan otak sumberkerusuhannya? Duh, betapa tak terpahaminyaperistiwa ini ….

Tidak! Tentu tidak sedemikian mudah.Kalaupun toh mereka ada, tentu tak akan menyerahbegitu saja. Otak sumber kekacauan tentu taksebodoh itu. Bisa jadi menyembunyikan dirinya.Pasti ada berbagai skenario yang dibuat untukmelakukan semua itu. Tentu ada banyak kakitangan yang dilibatkan untuk menggerakkan danmelaksanakan tindakan vandalisme semacam itu.

Ingin sekali Kace, berada di daerah itu.Berteriak menghentikan aksi pengrusakan itu.Berhenti!!! Berhenti!!! Berhenti!!! Jangan lakukantindakan bodoh-bodoh ini! Mengapa kalian salingbaku serang?! Mengapa kalian saling baku tembakdan baku lempar?! Mengapa kalian bakar semuaharta kekayaan pengetahuan, pusat pengetahuan,dan tempat kami generasi muda yang bertekad

Page 272: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 263

dan bekerja keras akan membangun danmenyejahterakan bumi Maluku ini!!! Namun, Kaceberada jauh dari tanah kelahiran yang sudahmenjadi medan baku tikai yang telah luluh lantakitu. Yang tinggal hanya puing. Bekas bangunanyang hangus terbakar. Ya, hanya puing-puing yangada dimana-mana. Berhenti!!! Siapa yang rugidengan segala macam kekacauan ini. Janganbiarkan kekayaan kita sendiri kita rusak dengancara keji ini!!!

Kace tak berdaya. Sungguh tak berdaya. Takbisa berbuat apa pun. Dia hanya memegangikepalanya dan tidak ada lagi airmata yangtertumpah. Di tempat duduknya, perlahan-lahanKace dihinggapi oleh rasa sakit menyesak di dada.Nggak, perasaan semacam ini tidak membantumenyelesaikan masalah. Hanya akan menyimpandendam. Dendam pada siapa? Untuk apa menyimpandendam? Adakah mereka yang kemudian merasamenjadi pahlawan? Berhasil menghancurkan sebuahpusat pegetahuan dan peradaban.

Tanah Ambon manise itu tanah kami. Tanahitu tanah kita bersama. Mengapa harus diluluhlantakkan? Kace sungguh-sungguh tak habismengerti. Dia tak berdaya.

Kace merasa dia tak akan berhasil mendinginkanledakan amarah di dadanya, kendati airmatanyatelah mengering. Kesedihan itu tak akan pergi. Kacebersiap meninggalkan komputer itu. Dia melakukan

Page 273: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku264

yang perlu-perlu saja, membayar biaya sewa. Tanpaberkata-kata. Dia pergi meninggalkan tempat itu.

Bergegas jalannya. Sampai di luar warnet,Kace seperti linglung. Tak tahu mesti ke mana.Diputuskan, langsung ke rumah Suryo.

Tak seperti biasanya, Kace agak kerasmengetok pintu rumah Suryo. Dan tergesa. IbunyaSuryo membuka pintu agak terkejut.

“Kace, ayo masuk. Masuk!” katanya ramahmempersilakan.

“Iya, Tante.” Jawab Kace datar setengahmenunduk.

Melihat wajah Kace bermata merah, danekspresinya seperti itu, Bu Suryono seakan paham.“Silakan, duduk. Silakan. Saya panggilkan Suryo,”katanya sambil masuk dan meneriakkan namaSuryo.

*****

“Jangan, Kace. Kamu jangan terpancingdengan peristiwa yang ada di sana. Benar, sayatahu perasaanmu. Tapi, rentetan peristiwa ini takbegitu saja dapat diatasi. Coba kamu bisa buatapa?” tanya Suryo menantang Kace.

Kace terdiam.

“Orang tua, dan saudara-saudaramu,bagaimana?” tanya Suryo.

“Belum tahu, Kak. Belum jelas merekaselamat. Kei, mungkin belum banyak terpengaruh.

Page 274: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 265

Tapi masak saudara-saudara saling baku pukul, kitatidak berbuat apa-apa di sini,” kata Kace tak bisamenyembunyikan emosinya.

“Tapi, kau bisa buat apa coba?” tanya Suryolagi.

“Justru itu, saya minta pertimbangan KakSuryo,” katanya terus terang.

“Nah, kalau memang itu maumu, mari kitacari cara menghadapinya,” kata Suryo mencobameyakinkan.

“Jadi saya mesti bagaimana?” tanya Kace lagi.

“Coba, kau kontak kau pu bapak di sana. Apakabar mereka…,” Suryo mencoba menentramkanemosi dan kebingungan Kace.

*****

Tatkala mencoba menghubungi ayahnya diTual, dia berhasil bicara dengannya. Bicaranyagugup, belum bisa seperlunya. Masih sangatdiwarnai emosi dan kekalutan. Kace bertanyatentang situasinya.

“Bapak, Ambon su menyala. Bapak danMama selamat kah? Ini berita su menyebar. Perangjuga kah di Kei? … ” tanya Kace gugup. Terdengarterburu-buru, seperti tak karuan.

Dari seberang, bapaknya tanpa rasa gugupmenjawab. Benar, beragam issu telah menyebar. Iamulai berjaga-jaga. Bahkan juga ikut mencegah,jangan sampai tetangga kanan kirinya untuk mudah

Page 275: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku266

termakan issu. “Sabar, sabar. Cek dulu berita yangmenggelisahkan itu, mo. Jangan katong terpancinguntuk terlibat kekerasan dan kerusuhan,” demikiancerita sang ayah pada Kace menepis kekuatirannya.

“Ingat toh, kau pu mama ajar kata hitil fa fit,suman fa fit. Kau kecil dulu suka omong kata itu mo.Iyo, putus tujuh kali, sambung tujuh kali. Kau kecildulu suka diajar kata itu. Mama ajar kau dengankata-kata itu. Bagus bunyinya, baik isinya. Juga baikuntuk hitung menghitung. Biar ada perselisihan,tentu ada perdamaian. Kalau kau sering berselisih,rajin-rajinlah berdamai. Iyo, bener kita kuatir, dorangdi sana su baku pukul. Tapi katong di sini jangankena pengaruh. Kita berjaga.”

Kace yang tengah belajar di seberang tetapsaja kuatir. Dia mendengarkan tuturan bapaknya.

“Saya dan tetangga-tetangga salingmengingatkan agar tidak mudah terpancing beritadan gossip membingungkan,” kata ayahnya.“Moga-moga usaha ini berhasil. Setidaknya tidakterjadi di Langgur, mo. Moga-moga juga tak terjadidi kampung-kampung yang lain,” katanya lagimenanggapi kekuatiran Kace.

“Saya, kau pu mama, dan adik-adikmumemang su siap-siap mengungsi. Siapa tahu. Moga-moga kekerasan yang merebak di Ambon, tak akansampai ke sini. Toh, kapal-kapal akan datang duaminggu sekali. Moga-moga kerusuhan tidakmenjangkiti tempat kelahiranmu di Kei sini.” Telpondari bapaknya, diakhirnya. “Kamu, baik-baik saja

Page 276: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 267

ya. Katong berusaha untuk tetap selamat.” Demikianayah Karel mengungkapkan pengharapannya. Sebuahpengharapan yang mesti diperjuangkan untukmenjaga agar Langgur tidak dirusak sebagaimanaterjadi di Ambon.

Kace belum mau berhenti. Dia mau menemuiSuryo. Begitu banyak bayangan-bayangan berkelebat.Pasar. Toko-toko. Rumah tinggal. Kampus Unpatti.Banyak tempat tak lagi bisa dihuni. Dan parapenghuninya, para pedagangnya, para mahasiswanya,mereka tunggang langgang dengan penuh rasakuatir menyelamatkan diri. Sambil terus meratap,mengumpat, serta mengutuk atas tindakan tidakmanusiawi, dan tak beradab itu.

*****

Suryo terkejut dan seakan-akan tak percaya.Apalagi Kace datang tergopoh-gopoh, penuh emosiceritanya. Bagaimana mungkin? Ulah siapa yangmembuat situasi semacam itu? Berita tentangperistiwa kerusuhan Maluku yang bermula dariAmbon, cepat menyebar.

Suryo tak sempat lagi bertanya-tanya.Emosinya terbawa. Seperti halnya, Kace yang telahmenjadi teman sehati sebudi. Mau tak mau, inimembuat Suryo terlibat. Ada sesuatu hal mendalamyang mengajaknya Suryo terlibat. Ada Kace. Adabeberapa teman Kace, mahasiswa Maluku. AdaYonas, dan Mokhtar di sana. Ada Bu Maria danlain-lain.

Page 277: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku268

Suryo memancing Kace atas keresahan yangterus menerus mengusiknya.

“Forum diskusimu dengan teman-temanMaluku bagaimana?” tanya Suryo.

“Barangkali akan sama panasnya, Kak. Kamidi sini jadi saling mencurigai. Dia dari mana, Obetatau Acang?” kata Kace menjelaskan.

“Ada nggak mediator di antara kalian?” tanyaSuryo.

“Itu, Kak, masalahnya,” kata Kace mengakuitidak adanya mediator di antara teman-temanmahasiswa Maluku di Yogya.

“Kak, kalau sekali-sekali kami ajak omong-omong bisa kan? Jadi semacam mediator atau narasumber untuk diskusi kami,” pinta Kace. “Empattahun pu pengalaman di Kei, Kak. Pasti pengalamanitu memberi kesan sendiri untuk ikut membahaskeadaan Maluku,” Kace menambahkan argumentasiuntuk permintaannya.

“Terus terang, Kace, saya ikut menangismenyaksikan berita yang menyiarkan peristiwayang terjadi di sana. Bener, saya ikut menangis.Kok bisa seperti itu. Pasti ada pihak-pihak yangbermain,” kata Suryo mengungkapkan perasaannya.

“Nah, Kak Suryo sendiri seperti itu. Apalagisaya,” kata Kace.

“Makanya, saya mengajakmu untuk mencobaberpikir jernih. Dan tidak terpancing begitu saja,”kata Suryo setengah menasehati.

Page 278: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 269

“Jadi kalau begitu, kapan-kapan saya mintaKak Suryo omong dengan teman-teman. Saya akanajak mereka,” pinta Kace lagi.

“Oke. Silahkan diatur, kapan kita ketemu,”Suryo mengiyakan permintaan Kace.

Hari-hari terakhir, Kace seperti tak kenal lelah.Terus mengorganisasi teman-temannya. Beberapakali Kace datang ke rumah Suryo. Dia datangbersama beberapa temannya dari Maluku yangsama-sama kuliah di Yogya.

“He, Kace. Kami sangat prihatin dengankeadaan di kampung halamanmu,” kata ayah Suryosatu saat. Dari teras, dia menyambut Kace yangdatang sendirian sambil menyalaminya.

“Iya, Om. Terima kasih,” jawab Kace.

“Bagaimana keadaan orang tua dan saudara-saudaramu?” tanyanya lanjut. Sambil mempersilakanduduk dengan gerakan tangannya.

“Dorang di Langgur selamat, Om. Tapi kita disini, kuatir kekerasan ini akan merembet danmenyebar,” jawab Kace. Dia masih tetap berdiri.

“Jadi apa yang kalian lakukan?” tanyanyalagi.

“Ya, ini, Om. Kita diskusi dengan teman-teman bersama Kak Suryo. Rumah Om juga jadimarkas.” Kata Kace.

“Ya, nggak apa-apa. Syukur kalau kalian maukumpul di sini. Kalau tidak, kalian hanya akanresah terus.” Ayah Suryo masih menanggapi.

Page 279: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku270

“Terima kasih, Om. Terima kasih,” kata Kacemasih tetap berdiri.

“Silakan, masuk saja. Suryo baru saja datang.Silakan,” katanya mempersilakan Kace. Yangdipersilakan sudah tidak merasa asing. “Iya, Om.Terima kasih, Om,” kata Kace sambil masuk rumah.

*****

Ada kemarahan tersendiri, setiap kali diperempatan jalan Suryo menyaksikan sekelompokpemuda menyebarkan selebaran tentang misi sucidi tanah manise. “Ah, apa kerja itu akan sia-sia?Empat tahun berjibaku dengan misi suci. Membuatmurid-murid bisa berpikir demi masa depanmereka. Mengapa sekarang diteriakkan misi suciyang akan semakin menghancurkan masa depanMaluku.” Suryo merasa kepingin mengajak merekaberdebat tentang arti jibaku. “Ah, sudahlah.”Mereka merasa paling tahu kebutuhan orang-orangdi Maluku dan merasa paling pahlawan untukberjibaku di medan Maluku.

Pergumulan Suryo dan konflik batinnya, ikutmengiringi yang dirasakan Kace dan teman-temannya.

“Kalian yakin dengan istilah BBM yang seringmuncul dalam selebaran-selebaran yang ada?”tanya Suryo pada Kace dan teman-temannya.

“Yakin, Kak,” jawab salah satu peserta.

“Betul, yakin?” tanya Suryo lagi.

“Iya, yakin,” jawabnya lagi.

Page 280: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 271

“Nanti dulu, Kak. Pertanyaan Kak Suryo inipu maksud apa?” tanya seorang peserta yang lain.

“Ya, jelas dong. Saya mau mencari kepastianteman-teman tentang hal itu. Kan dalam pemberitaandan analisis-analisis yang ada dikatakan bahwasalah satu yang kemudian membuat konflik dankekerasan di Maluku itu terus berlanjut karenaadanya kecemburuan ekonomi. Lebih-lebih, ekonomidi sana dikuasai oleh kelompok BBM,” kata Suryomenjelaskan.

“Nah, sekarang saya bertanya kalian setujunggak dengan analisis itu. Dan salah satu yang sayatanyakan, bener nggak pelaku ekonomi di Malukuitu BBM. Jadi, saya tanya kalian setuju nggak bahwapelaku ekonomi di Maluku itu BBM. Kalian yakinnggak?” tanya Suryo melanjutkan.

“Kalau, pandangan Kak Suryo sendiribagaimana?” tanyanya.

“Lah, kok ini malah menghindari pertanyaandan ganti bertanya,” kata Suryo.

“Ya, saya kira Kak Suryo pu jawaban yangperlu kami ketahui,” katanya beradu argumen.

“Oke,deh. Oke. Saya jelaskan,” kata Suryo.

“Kok, menurut saya ada sesuatu yang laindengan berita dan analisis itu. Tapi ini bisa salah,”kata Suryo berhati-hati.

“Pengalaman saya di Kei dulu memperlihatkanbahwa pelaku ekonomi di Kei, dan mungkin jugadi Maluku itu bukan BBM. Memang benar, di

Page 281: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku272

beberapa tempat orang-orang Buton, Bugis danMakasar, tersebar di Maluku. Tapi, pelaku ekonomiyang dominan itu bukannya BBM, tapi ABC. Di Keiyang punya usaha-usaha besar dan toko-toko ituorang-orang Arab, orang Bugis dan Cina. Tapimungkin saya salah. Jadi menurut saya ABCbukannya BBM.” Begitu kata Suryo berusahamenjelaskan. Tapi juga mencari peneguhan darimereka sendiri.

“Bener Kak, ABC. Saya setuju ABC, bukannyaBBM,” kata salah satu di antara mereka.

“Betul, ABC. Kak Suryo bener. Saya setuju,”reaksi yang lain lagi.

“Jadi yang BBM tadi bagaimana?” tanyaSuryo.

“Wah, itu keliru Kak. Salah, itu,” kata mereka.

“Bener, salah nih?” tanya Suryo lagi.

“Iya, saya setuju ABC dan bukannya BBM,”kata mereka yakin.

“Nah kenapa yang beredar adalah BBM.Padahal nyatanya ABC. BBM itu kan unsur B-nyadiperluas. Jadi Buton, Bugis, Makasar. Sedangkan Adan C nya jadi hilang. Kenapa ini? Siapa ini yangmembuatnya jadi begitu?” Suryo mengajak merekaberpikir.

Tak ada yang menanggapi.

“Nah, di sini sebenarnya kita menemukanadanya pihak yang membuat atau menciptakandistorsi informasi. Ini namanya ada politik

Page 282: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 273

komunikasi. Tentu mereka punya maksud-maksudyang disembunyikan. Kenyataannya ABC, tapiyang ditiup-tiupkan BBM.” Kata Suryo berusahamencerahkan.

Sebagian mereka mencoba memahami.

“Selama saya mengajar di sana, nggak pernahada konflik besar. ABC itu pemanis kan. Ada kecapABC, ada sirup ABC. Jadi selama ini, ketika hidupnormal, kalian tenang-tenang bersama ABC.Sekarang, dalam situasi seperti ini, kalian diberiBBM ya diterima mentah-mentah. Ya, terang sajajadi meledak. Mana ada barang nggak meledakkalau api dikasih bahan bakar minyak,” Suryomenjelaskan sambil setengah bergurau.

Kace dan temannya, tersenyum kecut.

“Masak, kalian nggak cermat. Coba dicermatilah,” kata Suryo seakan-akan memberi nasehat.

“Nah, itu salah satu pengamatan saya. Tapisekali lagi, bisa salah. Jadi kalian boleh nggaksetuju. Maka tadi saya bertanya. Karena gantiditanya ya jawaban saya itu.” Kata Suryo.

Ada kilatan mata yang berbeda di antaramereka yang hadir. Seperti senyap. Merekamengangguk kepala memahami.

*****

Nunik semakin rutin datang ke Yogya.Hampir sebulan sekali. Kerutinan yang mencairkankekakuan hubungannya dengan Suryo.

Page 283: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku274

“Sur, ini sudah tahun ketigamu, ya? Kapanakan selesai?” tanya Nunik.

“Ehm, iya,” jawab Suryo agak tergagap.“Secepatnya saja lah. Kerja sambilanku sekarangyang menopangku. Beasiswanya sudah habis.Hanya dua tahun, tapi tesis seperti yang tengahkukerjakan, butuh waktu panjang. Saya tak mauasal selesai dengan tesis itu. Sesudah itu nggak bisaapa-apa walau punya ijazah master. Saya ingin bisamengumpulkan data memadahi sehingga bisajadi sebuah karya ilmiah yang lumayan. Bisadiandalkan,” Suryo seperti mau menjelaskan.

Nunik mendengarkan sambil memandanginyalekat-lekat.

Suryo tidak lagi risih menerima pandanganNunik seperti itu. Suryo juga membalas pandanganitu dengan tajam.

“Setelah itu mau ke mana?” tanya Nunikseperti menyelidik.

“Belum tahu,” jawabnya sambil menggeleng.

“Mau ke Jakarta?” tanya Nunik.

“Mungkin lebih senang menetap di sini,”jawab Suryo terus terang.

“Kalau habis itu, kamu saya minta meminangku,kamu mau?” tanya Nunik.

“Serius, Nik? Kamu nggak salah pilihmemintaku?” tanya Suryo.

Page 284: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 275

“Iya,” katanya menggangguk dan tersenyum.“Ini sekarang serius.” Kata Nunik mantap.

“Wah, agendamu serba tak terduga. Hidupsaya nggak menjanjikan apa-apa, Nik. Saat ini, sayamasih menyelesaikan studi. Sambil menemanianak-anak. Sedangkan, kamu sudah melejit dengankarirmu,” kata Suryo. “Sekarang, saya jadi harusmikir,” katanya mengaku.

“ T e r i m a k a s i h k a l a u k a m umempertimbangkannya, Sur. Kamu terlalu baiksehingga sama sekali tak punya kecurigaanterhadapku. Ya, tentu kalau ke Yogya, saya punyamaksud,” kata Nunik sedikit berterus terang.

“Bukan begitu maksud saya. Dulu, kamumengatakan datang untuk mengunjungi nenekmu,”kata Suryo mengingat-ingat.

“Yang pertama belum tentu jadi yang utama.”Jawab Nunik diplomatis.

“Maksudmu?” tanya Suryo.

“Lebih baik kamu saya ajak untuk menemuinenekku. Kamu kan pernah ketemu, mungkinsepuluh tahun yang lalu. Mau ya…,” pinta Nunik.

“Nanti mesti ngomong bagaimana?” tanyaSuryo.

“Jangan berlagak bodoh. Kamu lebih Jawadaripada saya. Sopan santun dan basa-basimutentu membuatnya terkesan. Bisa jadi, nenek akanmencatatmu untuk nominasi calon cucu mantu.Paling dia akan cerita tradisi keluarga kami. Dan

Page 285: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku276

saya dianggap tak bisa mewarisinya. Danseterusnya,” jawab Nunik menanggapi.

“Ini namanya memasukkan dalam perangkap,”kata Suryo tanpa kesan menggugat.

“Kalau tidak bersedia, saya tidak akanmemaksa, Sur,” jawab Nunik.

“Saya nggak suka dipaksa, dan saya takmerasa dipaksa. Yok, kita jalan,” ajak Suryo.

Mereka berdua ke rumah neneknya Nunikbergoncengan sepeda motor. Suryo masih takhabis pikir dengan permintaan Nunik. Sambilmenambahkan gas motornya, Suryo ingin bergegasketemu neneknya Nunik. Terbayang di anganSuryo, sebuah pertemuan babak baru setelahhampir sepuluh tahun lampau.

*****

Aktivitas Kace dan teman-temannya mengalamipercepatan. Mereka terus-menerus mengadakanpertemuan. Dinamika hampir sama, serba meledak-ledak. Merasa mesti bertindak cepat.

“Kalian paham dongpu sejarah?” tanya Suryopada Kace dan teman-temannya. Tanggapaninterogatif ini disampaikan karena mereka masihberpikir dekat. Emosi, meledak-ledak, dansepotong-sepotong tanpa menempatkan sejarah.

“Jadi kalau begitu bagaimana, Kak?” tanyaKace angkat bicara.

Page 286: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 277

“Ya, kita yang ada di sini hati-hati lah. Janganterpancing begitu saja.” Kata Suryo lagi.

“Kalau begitu, katong mesti banyak berpikirdan melihat kembali. Pokoknya kami mau hati-hati,” jawab Kace.

“Yah, memang begitulah. Soalnya, sayabenar-benar curiga. Kalau melihat sejarah, saya jugaakan katakan satu lagi. Ambon itu, juga Malukupada umumnya, hampir limapuluh tahun yang lalujuga sama seperti sekarang. Dijadikan korban.Diledakkan. Dan dijadikan tempat kekerasan,” kataSuryo lagi.

“Kok bisa, Kak? Gimana, gimana peristiwanya?”tanya Kace lagi.

“Iya, mengikuti perkembangan kasus diAmbon dan Maluku, kan mulanya sederhana.Perkara uang transport awak angkutan kota. Kokjadinya meluas dan menjadi besar. Jadi pasti adaunsur dari luar,” kata Suryo lagi.

“Kaitannya dengan sejarah masa lalu itugimana Kak?” tanya Kace mendesak.

“Itu saya membaca kisah sejarah di wilayahsana. zaman riwayat awal Propinsi Irian Barat.Dulu, kan propinsi Irian Barat itu didirikan diTidore. Jadi di Maluku Utara. Untung Sultan UmarSyah yang jadi gubernurnya baik. Tindakannyabijaksana,” kata Suryo menjelaskan.

“Oh, gitu ya,” kata Kace seperti terbukapikirannya.

Page 287: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku278

“Nah, kelanjutannya kan ada KonsepsiPresiden Sukarno. Tapi banyak yang menolak,”kata Suryo.

“Itu konsepsi tentang apa ya?” tanya Kace.

“Ya, Konsepsi Presiden tentang Irian Barat.Nah, ketidakpercayaan terhadap Konsepsi itu yangmemunculkan gerakan Permesta di Minahasa,”kata Suryo.

“Oh, itu,” kata Kace merasa sedikit paham.

“Nanti dulu, saya jelaskan dulu. Jangan lupabahwa dalam kasus ini, daerah Maluku mauditarik-tarik dilibatkan. Maka, akhirnya Ternatedibom. Maluku, eh Ambon juga dikenai bom…. Itusekitar awal tahun 1958…. Jadi hampir limapuluhtahun yang lalu …. Bom di beberapa tempat.Termasuk mengenai kapal-kapal di pelabuhan. Kancelaka. Rugi besar,” kata Suryo.

“Duh, kok seperti itu. Jadi, apa yang sekarangapa Ambon dan Maluku ini juga dijadikan korbanuntuk kasus lain?” tanya Kace.

“Itu yang perlu kita pikirkan,” kata Suryo.“Kan, logikanya bagaimana hanya perkara uangtransport angkutan kok sampai makan korbanpuluhan, bahkan ratusan? Bahkan juga bangunan-bangunannya. Termasuk Universitas Pattimura.Emangnya ada orang Maluku yang rela, pusat ilmupengetahuan yang memajukan masyarakat dijadikankorban seperti itu?” tanya Suryo.

Page 288: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 279

Kace hanya terdiam, geleng-geleng kepala.Teman-temannya juga diam mendengarkan. Merekaseperti terbuka pikirannya. Apalagi mendengarinformasi baru dari sejarah masa lalu yangsepertinya mirip. Mereka jadi tersadar, Malukudijadikan korban. Masyarakat diprovokasi untukmengadakan konflik horisontal. Masih ditambahorang luar yang masuk dan memanas-manasi.Bahkan jangan-jangan mereka yang kemudianjustru mengatur dan menggerakkan penghancuranitu. Kace dan teman-temannya benar-benar jadimikir.

Memecahkan jeda itu, Suryo angkat bicaralagi. “Saya juga masih ada pengamatan yang lain.Saya tarik ke pengalaman saya di Kei. Di Kei itumasyarakatnya mengalami loncatan teknologi. Initerkait dengan transportasi. Saya amati di Kei,nggak ada gerobak. Sepeda juga jarang. Paling-paling yang naik sepeda, bapak-ibu teman-temanguru. Sekarang juga ditambah mas-mas Jawa yangmengedarkan berbagai jasa menggunakan sepeda.Nah, kalian langsung naik kendaraan. Dan terussaja milih oto. Maka menjadi masyarakat konsumtif.Mau yang serba enak. Jadinya ya begitu. Cemburuekonomi. Nggak berani kerja keras, kan?” kataSuryo mengingatkan.

“Kecemburuan yang diarahkan kepadapendatang, beda etnis atau beda agama langsungditanggapi dengan kekerasan.” Kata Suryo lagi.

Page 289: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku280

“Memang sih, bisa juga dipahami kulturkekerasan itu sudah ada sebelumnya. Saya melihatdi mana-mana sebenarnya praktik kekerasan sudahterjadi. Di rumah, di sekolah, di gereja juga kan. Itukalau guru agama mengatur anak-anak, mereka kanjuga menggunakan lidi pemukul. Tentu ini jugamembentuk. Jadinya, kalau hal-hal kecil ini kitacermati, bisa kok kita pelan-pelan membangungenerasi baru. Kalau tidak ya payah. Makin susahnanti kalian. Maka saya menyarankan, coba diskusi-diskusi kalian dipertajam. Jangan terpengaruhdengan pembendaan yang diperuncing. Kalaukalian yang belajar dengan ilmu tinggi pun masihterjebak dengan itu, bagaimana nanti bisa membawaperubahan.” Suryo tidak bermaksud menggurui.Dia hanya mengajak untuk berpikir, mengamatihal kecil dan mewaspadainya.

Diskusi Suryo bersama Kace dan teman-temannya masih terus berlanjut. Mereka masihmerencanakan untuk melibatkan Suryo dalampertemuan selanjutnya.

Suryo mengiyakan untuk terlibat. Jadi takperlu berdebat dengan mereka yang menyebarpamflet. Suryo memilih terlibat bersama Kace danteman-temannya. Putera-putera daerah yang akanbertanggung jawab bagi masa depan Maluku.Bukannya orang-orang luar yang mau sokpahlawan berjibaku dengan kekerasan.

*****

Page 290: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 281

Semester keempat Kace jalannya agakterganggu. Kace berada di Yogyakarta membawamimpi tentang hutan-hutan. Ada keprihatinanbesar yang membawanya ke bidang kehutanan ini.Hutan-hutan kayu besi di Pulau Yamdena. Danhutan-hutan yang terserak di pulau-pulau Maluku.Ribuan hektar, bahkan mungkin jutaan pohon-pohon yang telah tumbuh berpuluh-puluh tahunitu. Pohon-pohon yang kokoh bertumbuh jajar.Seakan tak ada lagi kerimbunan tertinggal di sana.Alur-alur sungai yang terlindung di bawah hijaudaun dari pepohonan yang menjulang itu. Di sana-sini hutan itu mulai meranggas. Tinggal bonggol-bonggol bekas gergajian. Siapa yang menjarah….

Juga di pulau-pulau lain. Di pulau Seram. Dipulau Buru. …. Semua hutan-hutan hijau di wilayah-wilayah itu telah tumbang dihajar gergaji mesin-mesin pemotong. Siapa yang menjarahnya? Tunas-tunas mana yang disemai akan menggantikanhutan-hutan itu. Akan makan berapa puluh tahun?

Di pinggiran sungai, suatu ketika Kacemengaku, “Ya, Ibu Maria, yang mengajar biologi.Dorang berhasil menanamkan kecintaan pada kami.Dulu mengajaknya mencari semua dedaunan dikebun. Kendati hanya daun alang-alang sekali pun.Semua dijajar di atas meja. Mengenali daun-daunitu satu per satu. Mencocokkannya dengan gambaryang ada di buku pelajaran. Berkali-kali dorangmengajak kami menyusup-nyusup, mengenalidedaunan yang ada di pucuk-pucuk pohon yangtelah tumbuh puluhan tahun lamanya. Sebagai

Page 291: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku282

murid, dulu kami mengikuti sambil menggerutu.Tapi sekarang, yang diajarkan dulu menjadiberakar.”

“Suatu kali di pinggir kebun sekolah, IbuMaria menunjuk-nunjuk. Di atas pohon-pohon ituada hewan unggas yang beterbangan. Di batangpohon itu ada lumut-lumut yang menempel. Dibawah pohon itu daun-daun membentuk humus.Di bawah tanah yang keras, di tanah yang tandus,akar-akar pohon itu bergerak menjalar mencari air.Ekosistem itu terbentuk. Puluhan, bahkan ratusantahun. Iyo, beta ingat itu,” kata Kace penuhsemangat. Ingatan Kace itu muncul di saat rawan.“Sekarang katong di sini, Kak. Ada ikan-ikan kecilsaja.” katanya sambil bergurau.

“Kamu dulu mengajarku untuk mendayungsampan. Berkali-kali basah kuyup,” Suryomengenang.

“Di sini seng ada air, Kak. Juga tarada dayungbuat bakayuh,” Kace menimpali.

Suasana-suasana di bawah kerimbunan bambu,dan kemercik air, beberapa kali membawa Kace danSuryo pada kekayaan pengalaman mereka.

“Saya tidak rela. Sekarang, pohon-pohon ituhanya langsung dipotong dengan mesin gergaji.Tak butuh waktu lama. Beberapa menit sa. Berapajam. Lalu diangkut ke pabrik kayu lapis atau entahdibawa ke mana. Orang-orang kita bekerja berlumurankeringat mengangkut kayu. Bekerja keras menjagamesin pengolah sampai menjadi kayu lapis itu. Lalu

Page 292: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 283

dibawa entah ke mana? Hutan-hutan itu sekaranggundul. Meninggalkan rasa panas. Hasil uangnya,entah ke mana….” Kace menutup pembicaraannyasambil setengah bertanya tak berdaya.

Kace sangat peduli dengan hal itu. Rasanya,dia baru memulainya. Ada mimpi-mimpi panjangyang akan dijalaninya. Tapi berita yang dibacanyaitu, menghadirkan sebuah kenyataan lain di tanahkelahirannya. Pahit sekali!

Teganya, orang-orang tak bertanggungjawab itu membumihanguskan pusat pengetahuanuntuk putra-putra daerah Maluku. KelompokObet? Kelompok Acang? Apa mereka yang telahmelakukannya? Tega-teganya. Bukan! Tentubukan mereka. Mana mungkin putra-putra daerahsendiri membumi hanguskan, meluluh lantakkan,menghancur leburkan, pusat ilmu pengetahuanyang menjadi pusat penggerak dan pemikiran yangakan mengembangkan Maluku menyongsong masadepannya.

Kace, terus bergulat dengan gugatan-gugatanitu. Kepalanya hanya bisa tertunduk. Airmatanyasudah tak lagi keluar. Tapi ledakan amarah di dada,belum juga mereda.

Kepala itu tertunduk, karena beratnya gugatan-gugatan yang muncul. Kepala itu tertunduk untukdisembunyikan agar pada waktunya masih bisadigunakan. Kepala itu ditempatkan di antara keduatelapak tangan, agar dapat terjaga tetap dingin. Itu

Page 293: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku284

yang bisa dilakukan Kace. Sambil menangispedih….

*****

Satu kali, Kace tak berhasil menjumpaiSuryo di rumahnya. Hanya bapak ibunya yangmenyambut.

“Sambil menunggu Suryo, barangkali Kacebisa cerita kerusuhan yang makin merembet. Cerita-cerita Suryo banyak membantu kami makinmengenali gambaran daerah-daerah yeng menjadiwilayah pertikaian. Tentu Kace lebih banyak tahu,”pinta ayah Suryo menanyakan perkembanganAmbon dan sekitarnya.

“Ayah saya orang Ambon, mama orang Kei.Entah mereka ketemu di mana. Saya dijulukiteman-teman Kace Ambon. Saya bangga. campurandarah Kei Ambon.” Kace barangkali mengulangmemperkenalkan latar kisahnya. “Bagi saya darahcampuran tetap tenang-tenang. Tarada masalah.Teman-teman saja kadang-kadang menyalahkansaya. Mereka bangga dengan darah aslinya. Tapitetap, saya menyatakan diri, “Ya saya orangMaluku.” Jawab Kace mantap.

“Oh, ada masalah dengan hubungan darahdan pangkat?” tanya ayah Suryo atas pengakuanKace.

“Oh, iya Om. Kadang-kadang teman meledek-ledek,” jawab Kace. “Tapi masalah-masalah besar

Page 294: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 285

lebih banyak lagi. Dan butuh penanganan, Sepertikerusuhan ini, Om,” kata Kace menjelaskan.

Bapak dan ibu Suryo duduk mendengarkanKace yang bercerita di teras depan.

“Sekarang sepertinya sia-sia. Bidang kehutananyang saya ambil, tidak bicara apa-apa berhadapandengan kerusuhan ini,” komentar Kace.

“Jangan, jangan omong begitu,” kata PakSuryono menimpali. “Mungkin tak ada sambungannyasekarang. Tapi, terus saja jalan dengan kuliahmu.Dan pengalaman ini, terus saja didalami. Jaga terusitu kekuatan-kekuatanmu dan teman-temanmu,”kata Pak Suryono menguatkan.

“Iya, Om. Memang semua perlu ditangani.Ada banyak hal perlu diperhatikan untuk wilayahhutan di Maluku. Beberapa tahun lalu, hutanYamdena mulai dibabati untuk usaha kayu lapis.Bukan. Yang dibabati itu, kayu besi. Kayu kerasyang tahan pukulan martil dan paku baja. Bikinbengkok baja itu kayu besi. Entah ke mana kayubesi dari Yamdena itu dibawa. Puluhan, bahkanmungkin ratusan hektar hutan kayu besi, telahdibabati entah di eksport ke mana. Mereka takberpikir berapa puluh atau ratus tahun untukmenanamnya. Betapa pohon-pohon itu satu demisatu tumbuh sampai membentuk hutan kayu besi.”Kace mencoba menjelaskan pada kedua orang tuayang duduk di depannya.

“Dan sekarang, kayu itu sudah dijarah.Rakyat-rakyat dan orang-orang sekitar yang

Page 295: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku286

menunggui, menjaga dan memelihara kawasanhutan itu tak tahu bagaimana kebijakan penguasadalam jual-bali kayu-kayu yang telah ditanamratusan tahun lalu itu. Ke mana potongan-potonganitu dibawa? Dan kami yang selama ini memelihara,mengapa kami tak dimintai pendapat tentangmanfaat dan mudarat dari pohon-pohon yangditebangi itu. Dengan cara bagaimana keadaanini tidak berlarut-larut. Belum selesai memikirkanhal-hal itu, kini giliran konflik kekerasan yangmengganggu.” Katanya lagi.

Pak Suryono dan ibu jelas menangkapkegelisahan Kace ini. Setiap kali dia datang denganteman-temannya membahas kekerasan yangberlangsung. Sekarang dia justru omong tentangmasalah kehutanan yang menjadi obsesi Kace.Mereka masih membiarkan Kace bercerita.

“Langgur, Evav… Jangan sampai tanah ituterkena imbas kekerasan yang berkecamuk diwilayah Ambon itu. Di sana, orang tua masih lari-lari terus. Antara menjaga dan waspada. Kalausampai tanah Langgur itu kena. Aduh… bagaimanasaya ini pu rasa. Beta dilahirkan di sana. Dibesarkan,dididik. Dan sekarang, saat-saat genting sepertiini, sepertinya jadi justru hanya bisa tersiksa dikejauhan.” Katanya mengungkapkan diri.

Pak Suryono dan ibu terus mendengarkan.Mereka pernah mendengar cerita Suryo. DiLanggur, dan tempat-tempat sekitarnya, memangada peninggalan kolonial. Kampung-kampung

Page 296: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 287

dipisah berdasar latar belakang agamanya. Adakampung Islam, Kristen, Kampung Katolik. Iniwarisan taktik devide et impera para penjajah yangratusan tahun mengangkut seluruh hasil rempah-rempah.

Untung, orang-orang setempat mampumengatasi pengkotakan-kotakan macam itu. Adapraktik perkawinan yang telah menerebos sekatkampung berdasar pembedaan agama itu. Memanggetaran rasa, karena menyaksikan ketampanan,keayuan, tetangga sebelah kampung telahmenciptakan relasi keluarga yang dibangun denganikatan perkawinan. Biarlah, garis-garis kolonial itudiwariskan. Tapi praktik kawin mawin antartetangga desa telah meretas garis batas pemisah itu.Si tampan dari kampung anu, telah menyuntingbunga desa dari kampung sebelahnya. Dan salahsatu mereka harus boyong, pindah ke pemukimanbaru. Mereka inilah penyambung tali baru yangmeruntuhkan tembok batas penyekat antarkampung.Dengan cara itulah, yang ditinggalkan oleh kaumkolonial dalam keadaan terkotak-kotak, kini terjalinanyaman baru. Tali kekeluargaan yang diikat olehperkawinan.

Tali pengikat semacam inilah yang menjadipenyambungnya. Meretas ketertutupan kampungpeninggalan kolonial. Moga-moga tali semacam initak membuat warga saling diperhadapkan denganpembedaan ideologi agama. Dan berpuluh tahunsemenjak kepergian kaum kolonial, tali itulah yangmenyambungkan mata rantai kekeluargaan. Moga-

Page 297: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku288

moga mampu bertahan melawan hasutan yangmenjadi sumber konflik dan pepeangan antarsaudara.

Jadi sekarang, siapa gerangan pencipta danpenyebar issu pemicu kekarasan itu? Itu pertanyaanteka-teki Kace dan kawan-kawan. Mereka mendengarberbagai cerita. Tapi mereka juga berharap, moga-moga saudara-saudara di kampung tidak termakanhasutan pengikut pola pikir kolonial. Memecahbelah untuk menghancurkan. Adakah mereka inginberkuasa? Apa keuntungannya? “Kami-kami iniyang menanggung susah payahnya,” keluh Kace.

*****

“Sur, nenekku sudah menanyakanmu. Tadi,baru sampai dan masuk rumah, saya sudah dipesankapan ngajak Nak Suryo ke rumah,” kata Nunikseakan melapor.

“Wah. Lumayan banyak yang merindukanku.”Jawab Suryo bergaya.

“Dasar,” kata Nunik mendorong Suryo.“Jangan sok tengil,” katanya lagi. “Nyebelin,” kataNunik sambil mencubit Suryo. Dia diam saja, takmenanggapi.

“Bagaimana pendampinganmu pada Kace,dan teman-teman?” tanya Nunik berusaha mengikutiperkembangan. Suryo menyambangi Nunik dirumah neneknya. Ini kunjungan Nunik yang kesekian kalinya.

Page 298: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 289

“Tidak mudah. Bisa kamu bayangkan emosi,dan perasaan mereka yang tinggal di sini. Nasiborang-orang dekat mereka yang tinggal dikampung, terancam bentrokan bersenjata. Tapi jugakecurigaan antarmereka karena perbedaan agama.Kace yang peranakan Ambon-Kei agak beruntung.Bisa menengahi perbedaan teman-temannya di sini.Kebetulan dia punya kemampuan bicara dan caramengorganisasi teman-temannya, membuat diaditerima,” jawab Suryo.

“Hasil didikanmu, kan?” tanya Nunikmenggoda.

“Siapa? Dari sononya Kace sudah seperti itu.Juga teman-temannya yang sekarang mulai terbuka,dan banyak aktif. Cepet mereka berbaurnya.Sekarang menjadi kelompok penyumbang pikiranuntuk yang di sana.” Kata Suryo menjelaskan.

“Aku, kapan didampingi?” tanyanya mulaisedikit manja.

“Nanti kenalan sama Kace saja, biar tahusituasi mereka,” kata Suryo mengarahkan.

“Orang saya butuh dampinganmu kok malahdiajak untuk dikenalkan Kace,” kata Nuniksetengah protes.

“Siapa tahu, kamu malah jatuh cinta samadia,” kilah Suryo.

“Enak saja kamu nyodor-nyodorin saya keorang. Awas, kamu,” kata Nunik gemas.

Page 299: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku290

“Daripada kamu cemburu dan bersaing mintadidampingi secara khusus. Ikut campur tangansekalian.” Kata Suryo berargumentasi.

“Itu yang membuat orang tertarik padamu.Mengajak commited tanpa dengan merayu danpromosi macam-macam. Langsung mengajakterlibat,” komentar Nunik tentang diri Suryo. Suryoyang menantang menjadi Suryo yang menawan. Ituyang mau diraih Nunik.

Sorenya, Suryo memboncengkan Nunik, danmempertemukan Nunik dengan Kace di tempatkostnya. Ada kekaguman masing-masing di antarakeduanya. Tercermin dari cara saling memandangdi antara mereka, dan percakapan mereka. Cukuplama mereka saling berbicara. Suryo memotongpembicaraannya, menagih janji Nunik. Suryo maumemperkenalkan Nunik kepada ibunya.

*****

Suryo baru saja mematikan televisi yangmenyiarkan berita pengeboman dan berbagaipertikaian di daerah-daerah di Maluku. Kali inikerusuhan melanda Langgur. Suryo tak tahanmendengarnya. Sudah ke sekian kalinya televisimenyiarkan berita tersebut. Sejak pertama kalipecah berita ... Dan telah lewat beberapa bulanmasih saja menyusul berita-berita sejenis. Denganmatinya suara televisi, ruangan itu terasa senyap.Juga di sekitar rumah tak ada teriak anak-anakbermain. Jam 14.00 jam anak-anak istirahat sepulang

Page 300: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 291

sekolah dan makan siang. Matahari di luar jugasudah bergeser ke barat. Masih terasa panas.

“Aduh…,” Suryo memegangi kepalanya.Kisah-kisah pertikaian Maluku tak pergi daribayangannya. Di mana anak-anak muda yangbeberapa hari berselang berdiskusi dengannya?Entah apa yang ada di benak kepala mereka. Suryohanya merasa sedikit pusing. Ia terkenang laginama murid-murid yang pernah diajarnya. Dansekarang, kekerasan itu meledak di sana. …

Suryo melangkah ke kamar tamu. Baru duamalam berselang dia bertemu dengan sejumlahmahasiswa Maluku yang kuliah di Yogyakarta.Mereka berbincang bersama di tengah kehadiranSuryo yang pernah berkarya di sana.

Di meja tergolek sebuah cangkang Nautillus.Suryo ingat betul nama itu. Bu Maria menyebutnyademikian. Sebuah cangkang berbentuk sepertisiput melingkar dengan warna dominan garis-garismelintang coklat muda di dasar warna putih,mengikuti bentuk lingkaran cangkang. CangkangNautillus itu memang pemberian Bu Maria.Beberapa hari menjelang keberangkatan Suryokembali ke Jawa.

Suryo ingat lagi peristiwanya. Dalam ruangguru yang sudah sepi, Bu Maria mengambilcangkang itu dari almarinya. Ia mengambil satucangkang yang dikira Suryo sebagai alat peraga. BuMaria sambil berdiri menjelaskan apa itu Nautillus.Bukan jenis gastropoda binatang siput yang merayap

Page 301: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku292

dengan perut dan rumahnya. Binatang yangdilindungi kulit cangkang yang keras. Nautillusbinatang bersel yang masih sederhana, tapidilindungi rumah seperti cangkang siput, yangkeras. Warnanya indah. Bagian dalamnya takseperti rumah siput yang lebih kompleks dan keras.Di dalam rongga ternyata sederhana, hanya saturongga menjorok ke dalam. Kulit cangkangnyahalus kemilau. …

B u M a r i a m e n d e k a t i S u r y o , d a nmengungkapkan diri “Saya mengibaratkan sepertiNautillus ini,” kata Bu Maria. Ia memberanikan dirimemegang tangan Suryo…. Suryo tergugup dengankeberanian Bu Maria itu. Tapi ia menguasai diri.

“Iya, Pak Suryo. Maaf, saya, sejak semulamelihat gelagat Dokter Vita. Inilah rivalku. …Benar, kata Bu Walten bahwa cinta tak mengenalbatas suku. Tapi, saya tahu diri. Pak Suryo yangmasih muda… Sedangkan saya ini, sudah perawantua, Pak. Sebenarnya saya juga takut dengan kawinmasuk. Nanti martabatku turun… Jadi sayamempertahankan diri, tidak menikah.”

“Orang memandangku, anak bapak kaya,pandai, …. Tapi aku seperti Nautillus ini. Cantikterbungkus cangkang. Dalamku, lemah.”

“Bawalah cangkang Nautillus ini ke Jawa. AdaMaria yang lemah. Menunggu orang melamarmembawa meriam … Tapi tak kunjung datang. Danmenyimpan rasa pada Pak Suryo.”

Page 302: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 293

Bu Maria menyerahkan cangkang itu dengantenang. Tanpa air mata. Dia perempuan tangguh.

Suryo benar-benar gugup. Tak bisa berbuatapa-apa. Hanya bisa berterima kasih. Menghargaiungkapan perasaan Bu Maria. Terima kasih jugatelah menunjukkan jalan ke Vita. Dia tinggalkenangan. ….

Di depan meja itu, Suryo memandangiNautillus. Ada Maria di sana. Menunggu orangmelamar membawa meriam. … Orang datangmembawa meriam, tanda kehormatan. Janjikebahagiaan. Dasar bagi satu keluarga baru. Yangakan melahirkan generasi baru.

Suryo menunduk sambil memegangipelipisnya dengan kedua telapak tangannya. BuMaria, ada di seberang sana. Sekampung halamandengan orang tua dan saudara-saudaranya Kace.Demikian pun kawan-kawan diskusi Kace.Keluarga mereka ada di sana. Dalam sedih, duka,derita dan suasana kalang kabut yang memporak-porandakan Maluku dan Kei. Kekerasan dengansegala manifestasinya telah memporak-porandakandan menghancurkan apa saja.

Vita, dia sudah istirahat kekal di alamkeabadian. Adakah dia menyimpan kenangan kisahKace yang pernah didengarnya. Seandainya diabisa diajak turut mendoakan mereka yang masihdipikirkan Suryo. Dan, sekarang ada Nunik yangtelah dikenalkan kepada Kace. Adakah dia benar-benar menaruh perhatian pada kegalauan hati Kace

Page 303: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku294

dan teman-temannya? Setidaknya Nunik pernahmenanyakannya tentang hal itu. Ya, situasi Malukuikut membuat keresahan Suryo berlarut-larut.

Bersama mahasiswa-mahasiswa Malukuteman Kace, Suryo membahas orang-orang baruyang berdatangan. Entah dari mana. Mereka datanguntuk memperkuat pemisahan ikat kepala merah,si Obet, dan ikat kepala putih, si Acang. Dankekerasan meledak dan merebak di mana-mana. …

Kepala-kepala yang diikat semakin kacauketika harus mendengar isu, desas-desus, ataumembaca selebaran bertuliskan BBM. Ya, BBM.Istilah umumnya bahan bakar minyak. BBM yangini bukan bakar bakar minyak, tapi telah membakarkesumat. …

Kepala-kepala yang diikat semakin kacaukarena tak mampu membaca ABC, ya ABC. Istilahumum untuk berbagai merk makanan danpenyedap masakan. ABC bukan sekadar merk, yangmemaniskan hidup selama ini, tapi tak dilihat dandirasa lagi karena kesumat….

Sayup-sayup Suryo seakan mendengar laguyang pernah diajarkan kepadanya,

berapa puluh tahun lalubeta masih kecilebeta ingat tempo itusio mama gendong-gendong betae....

Di sebuah kertas di atas mejanya, Suryomenuliskan “Rencana ke depan: Mengumpulkanlagu anak-anak seluruh negeri ini”. Itu cara Suryo

Page 304: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 295

untuk tidak lupa pada yang melintas di kepalanya.Ia duduk di meja itu. Tangannya bertumpu di atasmeja. Suryo memegangi kepalanya. Kepala yangmenjadi berat karena cerita teman-teman Malukuyang telah ditemuinya. Orang-orang yang berkisahtentang peristiwa yang melanda daerahnya. Di tempatitu, Suryo pernah hidup untuk beberapa waktu.Bersama teman-teman gurunya, dia mengajar murid-muridnya. Di tempat itu Vita telah mempersembahkanhidupnya. Di tempat itu, siapa tega berbuatmemporak-porandakan kehidupan orang-orang itu.Suryo masih berdiam diri memegangi kepalanya.

Tak ada banyak kata dari bahasa Melayu,atau Bahasa Indonesia yang diserap atau memilikikesamaan ucapan dan arti dengan perbendaharaankata bahasa Inggris. Dari yang tidak banyak itu,salah satunya amok.

Kata amok tak perlu diuraikan panjang lebar.Sejumlah peristiwa mutakhir di Indonesia dapatmenjadi penjelas konkrit dari istilah yangdimaksudkan.

Suryo masih berdiam di ruang tamu. Merasakankepala yang berat. Suryo merasa seperti belum lamadia terbebas dari malaria itu. Dan ini bukan lagimalaria yang menggoncangkan. Tapi pedih di hatidan rasa kemarahan yang menggumpal.

Mengapa menjadi sedemikian ....

Memang betul di keluarga kadang ada rotan.Bapak atau mamak memukul anak. Tapi itu pukulan

Page 305: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku296

pendidikan, pukulan penuh cinta. Bukan pukulankeji dan penuh kebencian.

Siapa yang menebar keji dan kebencian ditanah sio manise ....

Memang betul di kelas, guru kadang tampildengan kata-kata keras, dan pukul-pukulpenghapus di papan. “Nyong-nyong, nona-nona ....Coba perhatikan papan ini.....” Tapi di situpengetahuan ditanamkan.

Siapa memukul dan berkata keras di jalanan….

Siapa menanam api permusuhan di jalan-jalan….

Memang ada kampung Islam, kampungKristen dan kampung Katolik peninggalan kolonial.Tapi bukankah mereka telah kawin mawin tanpamelihat agama.

Siapa memecah belah keluarga-keluarga dananak beranak itu ....

Memang betul, perangai orang sering menjadipanas. Sepanas karang disengat matahari .... Tapitoh ada guyuran debur lautan. Dan tiupan anginlaut berkadar garam penangkal penyakit.

Siapa meniupkan isu itu.....

Suryo tertunduk kepalanya.

“Kak, Si Anu murid kakak dulu, dikampungnya kena penggal kepalanya .....”

Cacing-cacing di pantai itu menggeliat-menggeliat muncul pada masa meti laut. Orang-

Page 306: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 297

orang berbondong ke pantai mencari cacing-cacingitu. Mereka memanen kehidupan dari laut untukmenopang kehidupan.

Seperti halnya, tatkala memandang ke atas.Dan menemukan bulan berpayung, bulan yangdilingkari tanda lingkaran kabut di luarnya. Itulahsaat di mana teteruga bertelur. Dan berdendanglahorang dari kakek-kakek sampai nyong dan gadisremaja. Bulan pake payung teteruga bertelur .....

Saat alam memulai kehidupan baru itu,saat yang baik juga untuk menyatakan cinta.Memberanikan diri untuk melamar. Saat untukmengawali membangun keluarga. Didukungkeluarga, bapak-mama, tete-nenek, dan ditopangjuga seluruh alam.

Seluruh pengalaman 4 tahun itu telah terlewati.Terakhirnya, Suryo hanya bisa melampiaskandengan memeluk erat pada murid-muridnya sambilberkaca-kaca. Saat-saat akhir pertemuan denganmereka yang empunya masa depan penuh harapan.

Siapa pembawa dan penyebar isu BBM.Bukan hanya penyebar isu BBM. Mereka benar-benar telah membawa BBM, bahan bakar minyak.Penyulut kerusuhan yang memporak poranda kanMaluku. Maluku telah diguyur BBM yang menjadikanAmbon dan berbagai tempat membara...

Suryo jadi bertanya-tanya. Kace dan teman-temannya, berada jauh dari tanah kelahirannya.Suryo tak dapat berbuat banyak untuk mereka.Tentu mereka juga mendengar berita terbaru.

Page 307: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku298

Barang tentu hati mereka membara, mata merekasembab oleh tangis dan berurai air mata. Suryohanya bisa berharap, semoga mereka menjaga diriuntuk tetap dikendalikan akal sehat, penuhperhitungan dan kecurigaan yang sehat.

Mereka hanya bisa bertanya. Siapa pembawamasuk BBM ke Ambon? Buru? Seram? Kei? Danpelosok-pelosok Maluku?

Siapa mengubah ABC pemanis, penyedap,penyegar, penyelenggara hidup di Seribu PulauMaluku dan menggantikan dengan BBM sehinggaMaluku membara?

Berapa ratus atau ribu korban jiwa yang ada?Bapak, Mama, Tete, Nenek, Keponakan, Anak.Siapa pun ….

Rumah siapa yang masih berdiri utuh? Hartasiapa yang masih tersisa?

Betulkah Maluku tak lagi manis? Bahkantelah menjadi amis. Bukan amisnya ikan-ikan darilautan. Bahkan ikan-ikan itu telah diangkut kapal-kapal Thailand, Taiwan, dan Jepang. Amisnyadarah yang telah tertumpah. Amisnya darah orang-orang Maluku dan mereka, orang-orang luar yangberdatangan ke wilayah seribu pulau manise.

Dengan kayu apa rumah-rumah itu mau dibangun kembali? Bahkan kayu-kayu di hutan puntelah ditebangi dan diangkut pergi.

*****

Page 308: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 299

Setiap makhluk pasti punya naluri bagaimanauntuk melindungi diri. Anak kecil yang menghadapisesuatu yang menakutkan akan berbalik, memelukibunya dan menutup mata. Secara reflek orang tuaakan memeluk anaknya. Ayam jago yang kalah dimedan aduan mulanya akan berlari menghindar.Itulah gerak awal penyelamatan sang pecundang.Karena belum takluk, maka sang pemenang akanterus mengejarnya. Ketika tak mampu lagimenghindar untuk melarikan diri, akhirnya akanmenemukan tempatnya yang paling aman. Sangpecundang tak perlu lagi berlari. Ia akan tetapmendekat dan melekat pada sang pemeng, danmembenamkan kepalanya di sayap sang pemenang.Itulah takluk sang pecundang. Naluri menyakitidan memusuhi tak lagi akan diteruskan. Kekerasanakan berhenti. Kemenangan akan nyata, dan yangkalah takkan hancur.

Bagaimana perlindungan kaum kalah? Ketikapeperangan bukan lagi sekadar menang kalah. Bukanlagi sekadar sebuah strategi untuk memenangkanpertempuran. Tapi soal membunuh. Itu dilakukandengan menarik picu. Apalagi digerakkan olehkesumat permusuhan. Menarik picu tak berartimembunuh. Bahwa peluru mengenai sasaran, lalumembuat puas. Apalagi melakukannya dengansedikit memejamkan mata. Tak sepenuhnya melihatapa yang terjadi di pihak sana. Apalagi denganmengucap formula suci sebagaimana diajarkan parapemimpin yang mengklaim bahwa yang dilakukanadalah misi suci. Berlaga untuk mengemban tugas

Page 309: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku300

mulia. Ganjarannya akan diterima kelak. Tak tahuapakah memang demikian halnya. Siapa yangberani memberikan jaminan?

Status quo jadi terguncang .....

Bila gajah-gajah saling bercinta, birahinyamempengaruhi tingkah lakunya. Mereka akansaling bercengkerama dengan beragam tingkahlaku. Perilaku yang dipacu oleh reaksi hormongenitalnya, ataupun perilaku yang digerakkan olehinstinknya. Saling memikat atau terpikat.

Demikian halnya, bila gajah-gajah salingberkelahi. Mereka akan digerakkan oleh doronganagresifnya untuk saling menundukkan satu samalain.

Keadaan demikian tidak akan mencelakakanpelanduk, atau hewan-hewan sekitarnya. Bukanpelanduk atau hewan lain yang akan mati di tengah-tengah. Pelanduk dan hewan lainnya masih dapatmelarikan diri, menghindar untuk menyelamatkandiri. Mereka berlari sambil mendengar lengkinganbirahi dari gajah-gajah itu. Atau mereka akanbersembunyi mendengar lengking kemenangan danrintih kekalahan dari sang pecundang.

Yang tak bisa bergerak adalah rumput yangdiinjak-injak. Mereka akan tetap berada di tempatnya.Diinjak kaki-kaki gajah yang bercengkarama karenadorongan berahi. Atau gajah-gajah yang sedangberlaga penuh nafsu ingin menundukkan. Jadi,baik gajah saling berkelahi atau bercinta, rumput-

Page 310: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 301

rumputlah yang menanggung akibatnya. Merekadiinjak-injak tak berdaya. …..

*****

“Kaubayangkan, anak-anak kita akan sepertiapa?” tanya Suryo memancing.

“Terserah kamu,” jawab Nunik yang sudahterbiasa dengan keusilan pikiran Suryo.

“Terserah aku? Kalau kamu pernahmendengar bahasanya Kace, barangkali kamu akanmengusulkan dia untuk omong cara Kace danteman-temannya. Serba lincah. Tak hanya gerakbahasanya yang lincah. Main sepakbola di atastanah karang yang serba tajam, mereka juga lincah.”

“Jadi, anak kita akan selincah aku,” Nunikmenyela. “Omongku lincah, gerakku lincah,bergaulku lincah. Oke, setuju. Anak kita akansangat lincah nanti,” kata Nunik melanjutkan.

“Asal tak perlu menjadi sok seperti yangbarusan ditunjukkan mamanya,” sahut Suryo.

“Itu tanggung jawab bapaknya untukmendidiknya demikian,” sahut Nunik membericatatan. “Cukup dengan meniru mamanya, diaakan serba lincah.”

Suryo paham pada apa yang dikatakanNunik. Psike anak memang akan mengikuti orangtuanya. Kemampuan bicaranya, tingkah lakunya.Persis seperti yang dikatakan Nunik. Itu salah satuteori pendidikan yang tengah populer kembali.Suryo paham benar tentang hal itu. Tapi ketika

Page 311: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku302

pendidikan orang tua digantikan oleh sekolah,semua akan menjadi serba ditata. Anak tidak akanberkembang secara genuine. Untuk itu Suryomemilih hadir dan menemani anak-anak yangtumbuh di pinggiran sungai. Untung Nunikmengalah, tidak mengajak Suryo pindah Jakarta.Nunik memutuskan tinggal di Yogya.

“Sekarang kamu pilih mana, menjadi bidadariyang menyerahkan selendang sayapmu dan tinggaldi bumi bersamaku? Atau, kamu akan membawakuterbang ke awan-awan bersama selendang sayapmu?”tanya Suryo.

“Sur, kita menikah bukan untuk tinggal diawan. Kita akan beranak pinak memenuhi bumi.Entah berapa pun anak kita,” kata Nunik.

“Hush,” sela Suryo. “Siapa yang akanmenghidupi mereka?”

“Aku, dan kamu. Kita,” jawab Nunik tegas.“Bukankah, anak-anakku akan selincah aku. Dankamu bertanggung jawab untuk mendidik supayatidak berlebihan. Omongan kita tadi gemanyabelum hilang, Sur.”

“Calon mamanya anak-anak kita memanghebat. Kita menikah secepatnya!” kata Suryo sambiltertawa.

Kace sempat mendengarkan percakapanmereka berdua dari luar jendela. Perasaannya yangcampur aduk dia tahan. Dia tak jadi mengetuk pintuuntuk menjemput Suryo. Ada rasa haru mendengarpercakapan mereka berdua. Ada kebanggaan dan

Page 312: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 303

kekaguman Kace pada Suryo. Juga pada Nunikyang belum lama dikenalnya. Tapi Kace jugacemburu pada mereka. Dua pribadi itu menguatkandan meneguhkannya, sementara Kace harus berjuanguntuk tidak larut dengan kekerasan yang telahmemporak porandakan tanah kelahirannya.

Kace seperti kelu. Tak ada kata bisa keluar.Perasaannya tercekat, bergemuruh di dada. Adarasa tak keruan. Kalau bisa, dia rasanya inginberteriak. Tapi itu pun ditahannya. Kace merasatelah kehilangan halaman rumahnya yang nyaman.Justru saat dia di rantau. Bapa mamanya telahmendidiknya, dan bersama adik-adiknya, merekabertumbuh di sekitar halaman itu. Dan sekarangjauh dari kampung halaman, Kace bertemu dengansejoli yang tengah merenda masa depan untukmembangun keluarga dan mendidik anak-anaknyaberlarian di seputar halaman rumah. Berbicaraselincah ibunya. Bergerak selincah ibunya. Bergaulselincah ibunya. Di halaman rumah itu, mereka,anak-anak Suryo dan Nunik akan bertumbuh dalamrengkuhan dan pendidikan kedua orang tuanya.Sebagaimana Kace telah mengalaminya. Dan sekalilagi sesaat dia mengalaminya di sini. Kendati diseberang sana, di halaman rumahnya sana,bapaknya, mamanya, serta adik-adiknya tengahberlari-larian kalang kabut menghindarkan diri daripetaka kekerasan.

Sejenak Kace tertunduk geram sekaligus haru.Dia tak kuat lagi mendengarkan percakapan danketawa mereka berdua. Dia cepat-cepat berbalik,

Page 313: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku304

bergegas meninggalkan Suryo dan Nunik berdua.Perasaan Kace campur aduk tak keruan karena takbisa menceritakan berita kekerasan yang telahmenyerang Langgur, tempat kelahirannya. Diahanya menendang-nendang kerikil yang ada dalamjangkauan kakinya.Sambil meninggalkan halamanrumah itu.

“Nunik, saya harus menemui Kace. Nantikembali ke sini,” kata Suryo tiba-tiba memotongpembicaraan mereka. Kedua tangannya memegangipundak Nunik sambil memandanginya, memintapengertian. “Dia janji akan ke sini. Jangan-jangandia mendengar pembicaraan kita dan tidak beranimengetuk pintu.” Nunik mengangguk kecil. Suryocepat-cepat keluar rumah. Dan berlari ke jalan.

“Kace, tunggu …” teriaknya pada Kace yangberjalan sampai menjelang ujung gang.

Di tempat kost salah satu teman Kace, merekaduduk berdesak-desakkan. Suryo mengikutipembicaraan mereka.

“Tiga hari lalu kita mengikuti siaran RadioAustralia programa bahasa Indonesia. Sejumlahpengungsi yang menghindar dari kerusuhan diMaluku Tenggara terdampar di pulau-pulau sekitarTanimbar Kei. Mereka ketemu seorang dokterperempuan yang dikabarkan pernah tenggelamdan jenasahnya tidak pernah ditemukan,” kataseseorang melaporkan perkembangan situasi dikampung halamannya.

Page 314: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku 305

Deg! Jantung Suryo seakan terhenti. “Sayakenal dokter itu. Saya akan menghubungikeluarganya,” kata Suryo mereaksi spontan. Diaberanjak segera, tidak berkata-kata lebih lanjut.Orang-orang yang ada di situ tak sempat banyakberbicara. Hanya mengikuti kepergian Suryodengan pandangan mata bertanya-tanya. Suryobertindak tidak seperti biasanya.

Seakan berpacu dengan waktu, Suryomengontak Bapak Ibu Jatmiko di Malang. Dariseberang, Suryo mendengar suara Bu Anna penuhkegembiraan, “Benar, Nak Suryo. Bapak sudahberangkat ke Ambon kemarin dulu dengan kakakVita yang sulung. Kami penuh harapan untuk bisamendapatkan Vita kembali. Ini mukjijat, benar-benar mukjijat, Nak Suryo. Allah Maha Murah. PujiTuhan.”

“Iya, Bu. Syukur, syukur,” jawab Suryosingkat. Dia seperti kehilangan kata-kata. Telpon itulalu ditutupnya.Suryo tidak tahan mendengarkanBu Jatmiko dari seberang sana.

Kembali ke tempat Nunik, Suryo tidak bisaberkata-kata. Perasaannya campur aduk. Dia dudukseperti mau mengatur kata-kata. Tidak banyakmenunggu, Nunik mengambil inisiatif bicara, “Sur,sekarang dengarkan saya. Ini agenda tersembunyiyang mau kukatakan padamu. Biar kamu surprised.Kamu sekarang harus mengantar saya, kita pergike rumah busana. Saya mau observasi, mencaripakaian untuk pesta pernikahan kita.”

Page 315: HILANGNYArepository.usd.ac.id/10651/1/Hilangnya Halaman Rumahku...˝Saya sudah minumklorokuin. Biar kebal, ˛ Suryo memberi penjelasan. ˝Siapa kebal malaria? Uih, uih, uih, ... Parlente

Hilangnya Halaman Rumahku306

Suryo terdiam. Dia memandangi wajahNunik tanpa berkata apa-apa.

*****