hakikat manusia dalam agama islam

41
HAKIKAT MANUSIA DALAM AGAMA ISLAM MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dosen : Nuril Huda M.Pd.I Nama Kelompok : 1. Danang Hadi P. (2014420179) 2. Moch. Hanif Alawi (2014420128) 3. Juli Indra Dermawan (2014420171) 4. Afif Hidayat A. (2014420177) 1

Upload: hanifalawi

Post on 21-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

semua

TRANSCRIPT

Page 1: hakikat manusia dalam agama islam

HAKIKAT MANUSIA DALAM AGAMA ISLAM MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen : Nuril Huda M.Pd.I

Nama Kelompok :

1. Danang Hadi P. (2014420179)2. Moch. Hanif Alawi (2014420128)3. Juli Indra Dermawan (2014420171)4. Afif Hidayat A. (2014420177)

FAKULITAS TEKNIK

UNIVERSITAS DR. SOETOMO

TAHUN 2014 / 2015

1

Page 2: hakikat manusia dalam agama islam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut Islam”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan

Agama Islam di Universitas Dr. Soetomo.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan

saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya

kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami

dapat menyelesaikan tugas ini.

Surabaya, 25 Maret 2015

Penyusun

Kelompok 3

2

Page 3: hakikat manusia dalam agama islam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. I

DAFTAR ISI............................................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 2

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

A. Pengertian Hakikat .................................................................................................... 3

B. Pengertian Manusia ................................................................................................... 3

C. Proses Penciptaan Manusia.........................................................................................5

D.Fitrah Manusia ………………………………………………….…………….…… 10

E. Fungsi, peran dan tujuan hidup manusia menurut Islam ……………………….… 11

E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT ……………. 16

F. Hakikat Manusia ………………………………………………………..….…….., 18

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………….……21

Kesimpulan…………………………………………………………………….…..… 21

Sesi Tanya Jawab ……………………………………………………………………..22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...……….……… 24

3

Page 4: hakikat manusia dalam agama islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna. Diciptakan dari saripati

tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang

sekarang ini.

Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah adanya

akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta

memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain

itu ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari

sesama manusia, yaitu hati.

Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT. Namun

sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka tentu derajatnya akan

ditinggikan oleh Allah SWT.

Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki kewajiban.

Kewajiban yang utama adalah beribadah kepadaAllah SWT yang merupakan tugas pokok dalam

kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah

SWT.

Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai

khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.

4

Page 5: hakikat manusia dalam agama islam

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hakikat ?

2. Apa pengertian manusia ?

3. Bagaimana proses penciptaan manusia ?

4. Bagaimana fitrah manusia ?

5. Apakah fungsi, peran dan tujuan hidup manusia menurut Islam ?

6. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT ?

7.  bagaimana hakikat manusia ?

C. Tujuan Penulisan

1. Kita dapat mengetahui pengertian hakikat

2. Kita dapat mengetahui pengertian manusia

3. Kita dapat mengetahui proses penciptaan manusia

4. Kita dapat mengetahui fitrah manusia

5. Kita dapat mengetahui fungsi, peran dan tujuan hidup manusia menurut Islam

6. Kita dapat mengetahui tanggung jawab manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah

SWT

7. Kita dapat mengetahui hakikat manusia

5

Page 6: hakikat manusia dalam agama islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat

Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal

segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi

jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu

sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu

muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat

jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.

B. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.

Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka

sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung

metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk

berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi

antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia

terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia

mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa

6

Page 7: hakikat manusia dalam agama islam

manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam

bawah sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis perilaku yang nampak saja.

Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran

terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).

Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif

pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat

yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi

peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta

kehidupan manusia.

Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna

manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.

Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : “innama anaa

basyarun mitlukum” (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar

selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering

(al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu

“allamal insaana maa lam ya’ ” (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep

Islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang

berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi

(becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.

Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 “walakad dlarabna linnaasi

fii haadzal quraani min kulli matsal” (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-

7

Page 8: hakikat manusia dalam agama islam

quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai

makhluk social atau secara kolektif.

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis,

dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup

tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :

1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.

2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.

3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat

dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu

potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan

bahwa manusia adalah makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah

makhluk sosial untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia

tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai

kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.

C. Proses penciptaan manusia

Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai

manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi dengan

segala karakter kemanusiaannya.

Dalam logika sederhana, dapat di pahami bahwa yang mengerti tentang penciptaan manusia

adalah sang pencipta itu sendiri, Allah merupakan sang maha pencipta. Jadi Allah yang lebih

8

Page 9: hakikat manusia dalam agama islam

memahami tentang proses penciptaan manusia. Dalam Al-Qur’an di jelaskan tentang proses

penciptaan manusia, antara lain dalam Q.S 23:12,13 dan 14.

ط�ين� م�ن� ة� س�لال م�ن� �سان الإن ا ن ق� خل قد� .ولين� مك� ار� ر ق �ي ف $ فة �ط� ن � اه �ن ل جع ,- .ث�م

� اه ن �شأ1 ن أ4 ,- ث�م $ا �م لح �ظام �ع ال ا كسو�ن ف ع�ظام$ا ة غ �ض� �م ال ا ن ق� ل فخ $ ة غ م�ض� قة ل �ع ال ا ن ق� ل فخ $ قة ل ع فة ط� F- الن ا ن ق� خل ,- ث�م �ين �ق ال خ ال� سن� ح� أ4 � ه ,- الل ارك ب ت ف آخر �ق$ا .خل

Artinya:

12.  Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari

tanah.

13.  Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh

(rahim).

14.  Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan

segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang

itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.

Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

Ayat tersebut menjelaskan tentang asal pencipta manusia dari “sulatin minthin (sari pati

tanah)”. Kata sulatin dapat diartikan dengan hasil akhir dari sesuatu yang di sarikan, sedangkan

thin berarti tanah. Pada tahap berikutnya sari pati tanah berproses manjadi nuthfah (air mani).

Pada ayat 14 di jelaskan tentang tahapan reproduksi manusia setelah nuthfah, perubahan

nuthfah secara berturut menjadi alaqah, mudhghah, izham dan khalqan akhar (makhluk lain).

Alaqah memiliki dua pengertian, pertama darah yang mengental sebagai kelanjutan dari nuthfah

9

Page 10: hakikat manusia dalam agama islam

oleh ke dua sesuatu yang menempel di dinding rahim. Mudhghah berarti sebuah daging yang

merupakan proses penciptaan manusia sebagai kelanjutan alaqah. Izham (tulang-belulang)

selanjutnya di balut dengan lahm (daging). Pada fase ini sampai pada pencapaian kesempurnaan

bentuk manusia yang disebut dengan khalqon akhar, berarti ciptaan baru yang jauh berbeda

dengan keadaan dan bentuk sebelumnya.

Selanjutnya Al-Qur’an juga mengatakan dalam beberapa ayatnya bahwa manusia berasal

dari air ( Q.S al-furqan 25: 54).

ر�ا ه� ص� و� ر�ا و و� ه� و� و� و� و� ر�ا و� و� ص� آا و� ه� ا و� �ص �و و� �و ه� ص � و ا و! ه" و� ر�ا ه$ ص% و& و' ه� و) و( و*ا و�

Artinya:

54.  Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya)

keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

Dalam ayat yang lain Allah menyebutkan bahwa air (yang menjadi asal manusia) itu

adalah air hina (mani ) yang terpancar dari (antara) tulang sulbi (pinggang) dan tulang dada (Q.S

af-tariq 86:6-7)

R� �ق داف � آء م-, Vم�ن �ق ص, خ�ل ص.- آا و� / و و!ا� ص� ه� ه0 ص1ا� ه2 و� نه1 ص� ه4 ه� ه5 $ و

Artinya:

6.Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,

7. yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

Pada ayat lain Allah menyebutkan bahwa segala yang hidup di ciptakan Allah dari air

(Q.S Al-anbiya 21).

Menurut ajaran Islam, manusia di banding makhluk lain, mempunyai berbagai ciri, antara lain

ciri utamanya adalah :

10

Page 11: hakikat manusia dalam agama islam

1.      Makhuk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling

sempurna. ”sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya

(Q.S At-tin 95).

2.      Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin di kembangkan ) beriman

kepada Allah.

3.      Manusia di ciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.

4.      Manusia di ciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.

5.      Di samping akal, manusia di lengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak.

6.      Secara individual manusia bertanggug jawab atas segala perbuatannya.

7.      Berakhlak.

Di dalam Al-Qur’an juga di kenal beberapa istilah lain yang mengungkapkan tentang asal

kejadian manusia antara lain sebagai berikut :

1.      Turaab, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebutkan dalam surat al khalfi (18) :37.

2.      Tiin yaitu tanah lempung sebagaimana firman Allah dalam surat as sajada (32) :7.

3.      Tiinul laazib yaitu tanah lempung yang pekat sebagaimana di sebut dalam surat Asb-

shaffaat (37) :11.

4.      Shalshalun, yaitu lempeng yang dikatakan kalfakhar (seperti tembikar).

5.      Shalshalin min hamain masnuun  ( lempeng dari lumpur yang di cetak/diberi bentuk)

sebagai mana dalam surat Al-hijr (15) :26.

6.      Sulalatun min tiin, yaitu dari sari pati lempung, sulalat berarti sesuatu yang di sarikan dari

sesuatu yang lain.

7.      Air yang di anggap sebagai asal-usul seluruh kehidupan sebagaimana di sebut  dalam Q.S

(251) :54.

11

Page 12: hakikat manusia dalam agama islam

Tentang Ruh dan Nafas

Ruh adalah salah satu komponen penting yang menentukan ciri kemanusiaan manusia.

Ruh merupakan getaran ilahiyah atau sinyal ketuhanan sebagai mana rahmat , nikmat dan

hikmah yang kesemuanya sering terasa sentuhannya, tetapi sukar di pahami hakekatnya.

Sentuhan getaran ilahiyah itu menyebabkan manusia dapat mencerna nilai-nilai belas kasih,

kejujuran, kebenaran, keadilan dan sebagainya. Istilah nafs banyak di sebutkan dalam Al-

Qur’an , meski termasuk dalam wilayah abstrak yang sukar di pahami, istilah nafs memiliki

pengertian yang sangat terkait dengan aspek fisik manusia. Gejolak nafs dapat dirasakan

menyebar keseluruhan bagian tubuh manusia karena tubuh manusia merupakan kumpulan dari

bermilyar -milyar sel hidup yang saling berhubungan.

Hubungan antara nafas dan fisik manusia demikian erat meski sukar untuk diketahui

dengan pasti bagai mana hubungan itu berjalan , dua hal yang berbeda , mental dan fisik, dapat

menjalin interaksi sebab akibat.

Firman Allah itu menyatakan bahwa masalah ruh adalah urusan Tuhan sendiri dan akal

manusia terlalu picik untuk memikirkan serta memahami kenyataan yang gaib mutlak itu.

Penelitian tentang ruh telah pernah dilakukan secara ilmiah, namun sampai saat ini mereka yang

penelitian itu masih belum dapat mengetahui hakikat ruh itu.

12

Page 13: hakikat manusia dalam agama islam

D. Fitrah manusia.

Kata fitrah berasal dari kata “sfatara” yang artinya ciptaan, suci dan seimbang. Kata fitrah

dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik dalam konotasi nilai.

Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukan pada Al-araf (7): 172.

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi

mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah

Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".

(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya

kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia.

Potensi yang di miliki manusia tersebut dapat di kelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik

dan potensi rohaniah. Potensi fisik manusia telah di jelaskan pada bagian yang lalu sedangkan

potensi rohaniah adalah akal, kalbu dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti

pikiran/rasio.

Harun Nasution (1986) menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa arab yaitu menahan dan

orang akil di zaman zahilliyah yang dikenal dengan darah panasnya dapat mengambil sikap dan

tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang di hadapinya).

Menurut Al-Ghazali Fitrah manusia:

1. kemampuan dasar sejak lahir yang berpusat pada potensi dasar untuk berkembang.

2. Potensi dasar yang berkembang secara menyeluruh menggerakkan seluruh aspek secara

mekanik dimana satu sama lain saling mempengaruhi menuju kearah tertentu.

3. Merupakan komponen dasar yang bersifat dinamis, dan responsif terhadap pengaruh luar yang

meliputi: bakat, insting, hereditas, nafsu, karakter dan intuisi.

13

Page 14: hakikat manusia dalam agama islam

E. Fungsi, peran dan tujuan hidup manusia menurut Islam.

1. Fungsi manusia

Fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah. Khalifah berarti pemimpin, wakil,

pengelola dan pemelihara. Khalifah Allah berarti wakil Allah, manusia dibekali dengan profesi

untuk memahami dan menguasai hukum Allah yang terkandung dalam ciptaan-Nya. Dengan

pemahaman terhadap kebenaran tersebut manusia dapat menyusun konsep dan melakukan

rekayasa. Pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang baru dalam perkembangan manusia

yang dinamis.

Segala yang dihasilkan manusia dalam konteks sebagai khalifah di landasi dengan

ketundukan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Ketundukan dan ketaatan ini tidak lain adalah refleksi dari fungsi penciptaan sebagai khalifah di

berikan oleh Allah dan akan di pertanggung jawabkan oleh manusia.

Kesatuan wujud manusia antara pisik dan psikis serta didukung oleh potensi-potensi yang ada

membuktikan bahwa manusia sebagai ahsan al-taqwin dan menempatkan manusia pada posisi:

a. Manusia sebagai hamba Allah(‘abd Allah) Musa asy’arie mengatakan bahwa esensi dari ‘abs

adalah ketaatan,ketundukan dan kepatuhan yang semuanya itu hanya layak diberikan kepada

Allah SWT. Sebagai hamba (‘abd), manusia tidak bisa terlepas dari kekuasaan-Nya karena

manusia mempunyai fitrah (potensi) untuk beragama. Mulai dari manusia purba sampai manusia

modern sekarang, mengakui bahwa diluar dirinya ada kekuasaan transendental (Allah). Hal ini

disebabkan karena manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk beragama sesuai

dengan fitrahnya. Pada masa purba, manusia mengasumsikannya lewat mitos yang melahirkan

agama animisme dan dinamisme,meskipun dengan pemikiran dan kondisi yang sederhana.

14

Page 15: hakikat manusia dalam agama islam

Manusia dahulu (purba) mengaplikasikan apa yang mereka yakini dengan berbagai

bentuk upacara ritual seperti pemujaan terhadap batu besar, gunung, matahari dan roh nenek

moyang mereka. Kesemuanya itu menjadi bukti bahwa ia adalah mahkluk yang memiliki potensi

untuk  beragama. Firman Allah dalam surat ar-ruum : 30 yang artinya ”Maka hadapkanlah

wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan

manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;

tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” [1168]

[1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri

beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah

wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

b.    Manusia sebagai khalifah Allah (khalifah Allah fi al-ardhi) Menurut Quraish Shihab istilah

khalifah dalam bentuk mufrad (tunggal) yang berarti penguasa politik yang hanya digunakan

untuk nabi-nabi yang dalam hal ini nabi Adam AS. Sedangkan untuk manusia pada umumnya

bisa digunakan khala’if yang didalamnya mengandung arti luas yaitu bukan hanya sebagai

penguasa politik tetapi juga penguasa dalam berbagai bidang kehidupan.pendapat demikian tidak

ada salahnya karena dalam kata khala’if sudah mengandung makna khalifah, yang mempunyai

fungsi menggantikan orang lain dan menempati tempat serta kedudukan-nya. Untuk lebih

menegaskan fungsi kekhalifahan manusia dialam ini, dapat dilihat dalam QS al an ‘am:165 yang

artinya “dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan

sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa

yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan

Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

15

Page 16: hakikat manusia dalam agama islam

Diterangkan juga dalam QS Fathir:39 yang artinya “Dia-lah yang menjadikan kamu

khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa

dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah

kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan

menambah kerugian mereka belaka.” Dan surah Al-a’raf:69

yang artinya “Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari

Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu?

dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti

(yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan

perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan.”

Ayat- ayat diatas menjelaskan kedudukan manusia dalam raya ini sebagai khalifah dalam

arti yang berbeda juga memberi isyarat tentang perlunya moral dan etika yang harus ditegakan

dalam melaksanakan fungsi kekhalifahannya. Quraisy Shihab mengatakan bahwa hubungan

manusia dengan alam atu hubungan dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara

penakluk dengan ditaklukan,atau dengan tuan dengan hambanya. Tetapi hubungan kebersamaan

dalam ketundukan kepada Allah SWT. Karena kalaupun mampu mengelola (menguasai) namun

hal tesebut bukan dari akibat kekuatan yang dimilikinya tetapi akibat tuhan menundukannya

untuk manusia.

Selanjutnya Ahmad hasan Firhat, membedakan kedudukan kekhalifahan manusia pada

dua bentuk:

1.khalifah kauniyah, dimensi ini mencakup wewenang manusia secara umum yang telah

dianugrahkan Allah SWT untuk mengatur dan memanfaatkan alam beserta isinya. Pemberian

16

Page 17: hakikat manusia dalam agama islam

wewenang Allah SWT kepada manusia dalam konteks ini meliputi makna yang bersifat umum

tanpa dibatasi oleh oleh agama apa yang mereka yakini. Artinya label kekhalifahan yang

dimaksud diberikan kepada semua manusia sebagai penguasa alam. Bila dimensi ini dijadikan

standar dalam melihat predikat manusia sebagai khalifah Allah Fi-Al-ardh, maka akan

berdampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia dan alam semesta.manusia dengan

kekuatannya akan mempergunakan alam semesta sebagai konsekuensi kekhalifahan tanpa

kontrol dan melakukan penyimpangan dari nilai Ilahiah, akibatnya keberadaan manusia dimuka

bumi bukan lagi sebagai pembawa kemakmuran, namun cenderung berbuat kerusakan  dan

merugikan makhluk Allah lainnya. Ketiadaan kontrol inilah yang dikhawatirkan malaikat tatkala

Allah menciptakan manusia.

2. Khalifah sysr’iyat. Dimensi ini wewenang Allah yang diberikan kepada manusia untuk

memakmurkan alam semesta. Hanya saja untuk melakukan tugas dan tanggung jawab ini

predikat khalifah secara khusus ditujukan kepada orang mukmin. Hal ini dimaksudkan, agar

dengan keimanan yang dimilikinya mampu menjadi pilar dan kontrol dalam mengatur

mekanisme alam sesuai dengan nilai-nilai ilahiah yang telah digariskan Allah lewat ajaran-Nya.

Dengan prinsip ini manusia akan senantiasa berbuat kebaikan dan memanfaatkan alam semesta

demi kemaslahatan umat manusia, dengan persepsi terkait dengan hal-hal diatas dapat

disimpulkan manusia berpotensi menjadi pendidik dan peserta didik dengan mengadopsi ilmu

pendidikan Islam yang ideal.

17

Page 18: hakikat manusia dalam agama islam

2. Peran Manusia

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh

Allah di antaranya adalah:

1. Belajar

2. Mengajarkan ilmu

3. Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia

dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada

masyarakat, pada Allah SWT.

3. Tujuan hidup manusia

Menurut Al-Qur’an Tuhan berfirman dalam surah Adz-Dzaariyaat (51 ayat 56) :

“dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah  kepada-Ku.” Awal

ibadah ialah tafakur dan berdiam diri, selain untuk mengingat Allah Sebenarnya bertafakur satu

jam lamanya adalah lebih baik dari pada beribadah selama satu tahun. Sebaik-baiknya Ibadah

adalah bertafakur tentang Allah dan kekuasaan- Nya.  Tafakur merupakan kunci untuk membuka

pintu Ma’rifat dan mempelajari Rohani yang tersembunyi. Arti ibadah : Ketahuilah bahwa bebas

dari kesibukan lain demi tenggelamnya dalam ibadah dapat terjadi bila memiliki waktu yang

luang dan hati yang masih kosong dan ini merupakan salah satu hal amat penting dalam ibadah,

yang tanpa hal ini kehadiran hati tidak mungkin terjadi dan ibadah yang dilakukan tanpa

kehadiran hati tidak ada nilainya.

Yang membuat hati hadir itu ada dua. Yang pertama adalah memiliki waktu yang luang

dan hati yang masih belum disibukan oleh apapun. Sedangkan yang ke dua adalah membuat hati

18

Page 19: hakikat manusia dalam agama islam

memahami penting ibadah yang dimaksud waktu luang adalah kita harus menyisihkan waktu kita

khusus untuk Ibadah di mana kita harus mencurahkan diri semata-mata untuk ibadah tanpa di

ganggu pemikiran atau kesibukan lain. Berikut ini kami mencoba menjelaskan pokok persoalan

ini.

Orang yang saleh tentu akan memperhatikan waktu waktu ibadahnya dalam keadaan

apapun. Tentu saja dia akan memperhatikan waktu-waktu shalat, yang merupakan tindakan

ibadah yang penting dan  melaksanakannya,  dengan sebaik-baiknya. Tidak memikirkan

pekerjaan lain selama waktu-waktu itu. Dan bila beribadah, itu dilakukan dengan tak

bersungguh-sungguh atau asal-asalan saja, karena menganggap ibadah sebagai menghalangi apa

yang dibayangkannya sebagai tugas penting. Namun ibadah semacam itu bukan saja tidak

memiliki kecemerlangan spiritual, namun juga patut mendapat murka Allah. Orang-orang seperti

itu adalah orang-orang yang meremehkan shalat dan mengabaikannya. Aku berlindung kepada

Allah dari meremehkan Shalat dan dari tidak  memberikan makna yang sepatutnya kepada shalat.

E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT

1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT

Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan

manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan

dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.

Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran”

(jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).

2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT

19

Page 20: hakikat manusia dalam agama islam

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan

dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas

kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi

khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang

diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan

apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidpnya.

Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah.

Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah membentuk amal

saleh.

Ada caranya untuk mengabdi dan beribadah kepada tuhan yang benar,  beribadah kepada

tuhan dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu :

Tahap I. Bekerjalah untukku.

Engkau harus mengerti bahwa pekerjaan apapun yang kau lakukan di dunia ini hal itu

telah terkait dengan tuhan (Alloh) karena Dia adalah penguasa tertinggi di Dunia.

Al-Insaan (76 Ayat 30 ):

“Dan tiadalah kamu berkehendak kecuali yang di kendaki Alloh.

Sesungguhnya Alloh adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Tahap II. Semata-mata demi aku.

Apapun yang kau kerjakan tidak kau lakukan untuk kebaikan untuk dirimu sendiri.

Siapakah engkau sebenarnya ?  Tuhan berkata : “Akulah yang bersinar dalam dirimu” kata Aku

ini timbul dari yang Esa, dari roh itu sendiri.  “Apapun yang kau lakukan, lakukanlah bagi

kepuasan-Ku, demi Aku.  Kerjakanlah semua atas nama-KU.

20

Page 21: hakikat manusia dalam agama islam

Bertindaklah sebagai alat-Ku, sadarlah bahwa aemua yang kau lakukan hanyalah demi

Aku. Disini kata “Milik-Ku atau “Aku” menunjukan roh, bukan badan Jasmani.

Tahap III. Berbaktilah Hanya Kepada-Ku

Engkau harus mengerti petunjuk ini.Bakti adalah pernyataan taqwa. Emosi yang

dinamakan taqwa memancar dari roh. Taqwa yang sebenarnya berarti bakti, adalah sebutan

untuk roh.

Prinsip taqwa yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap

perbuatan,perkataan dan pikiran.Hal ini akan terjadi bila engkau beranggapan bahwa segala

sesuatu yang kau lakukan, katakana dan pikirkan, hanya kau perbuat untuk menyenangkan

Tuhan saja. Tidur, makan dan berbagai kegiatan dalam kehidupan sahari-hari kau lakukan karena

cinta kepada Aku dan Aku timbul dari roh.

Al-An’aam (6 ayat 162)  Katakanlah, “Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidup dan

matiku (hanyalah) untuk Allah, Tuhan semesta alam”.

Jadi seluruh kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah untuk Allah. Ibadah, kerja, belajar,

shalat, mati dan semuanya hanyalah untuk Allah. Dan semua itu memang milik Allah semata.

F. Hakikat manusia sebagai khalifah

Hakikat manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan, dibebani tugas, bebas

memilih dan bertanggung jawab.

1. Makhluuq (yang diciptakan)

a)       Berada dalam fitrah Fitrah dapat membawa manusia ke arah kebaikan misalnya hati nurani

dapat membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk. [QS Ar Ruum:30]

21

Page 22: hakikat manusia dalam agama islam

b)      Lemah Sebagai makhluk, manusia juga lemah karena manusia juga diciptakan dengan

keterbatasan akal dan fisik. [QS An Nisaa’:48]

c)      Bodoh, Beban amanat yang begitu besar dari Allah, diterima oleh manusia, disaat makhluk

lainnya tidak menyanggupi amanat tersebut karena beratnya amanat tersebut. [QS Al Ahzab;72]

d)   Memiliki kebutuhan Sebagai makhluk yang terbatas secara fisik dan kemampuan. Maka sangat

mungkin manusia memiliki kebutuhan atau kehendak kepada Allah. [QS Faathir:15]

2. Mukarram (yang dimuliakan)

a)  Ditiupkan ruh  [QS As Sajdah:9]

b)  Diberi keistimewaan  [QS Al Isra:70]

c)   Ditundukkan alam untuknya. Semua alam ini termasuk dengan isinya ini Allah peruntukkan

untuk manusia. [QS Al Jaatsiyah:12-13]

3. Mukallaf (yang mendapatkan beban)

a)  Ibadah Manusia secara umum diciptakan oleh Allah untuk beribadah sebagai konsekuensi

dari kesempurnaan yang diperolehnya. [QS Adz Dzaariyaat:56]

b.) Khilafah Allah mengetahui siapa sebenarya manusia, sehingga Allah tetap menjadikan

manusia sebagai khalifah di bumi walaupun malaikat tidak setuju. [QS Al Baqarah:30]

4. Mukhayyar (yang bebas mamilih)

Manusia diberi kebebasan memilih untuk beriman atau kafir pada Allah. [QS Al kahfi :29]

5. Majziy (yang mendapat balasan)

a) Surga Manusia diminta pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dilakukannya,  Allah

menyediakan surga untuk mereka yang beriman dan beramal soleh yaitu mereka yang

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. [QS As Sajdah:19, Al Hajj:14]

22

Page 23: hakikat manusia dalam agama islam

b) Neraka Balasan di akhirat terhadap perbuatan manusia adalah bentuk keadilan yang Allah

berikan di akhirat. Mereka yang tidak menjalankan perintah Allah mendapatkan hukuman yang

setimpal yaitu dimasukkan ke dalam neraka. [QS As Sajdah:20]>

Adapun Hakikat manusia, selain daripada yang di atas adalah sebagai berikut : : 

1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.

2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual

dan sosial.

3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan

mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai

selama hidupnya.

5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan

dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.

6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

23

Page 24: hakikat manusia dalam agama islam

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

            Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih mulia

dibandingkan makhluk lain seperti yang orang lain katakan. Karena manusia bisa melakukan apa

saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan yang begitu banyak ketimbang

makhluk lain. Salah satu kelebihannya, manusia selalu menyambung silaturahmi terhadap

sesama manusia, saling memaafkan, saling menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang

menyombongkan diri karna kelebihannya tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan,

derajat kita sama.

Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita diciptakan

oleh Allah dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya sesuai dengan

aturan-Nya. Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus baginda Rasulullah SAW

dengan terus belajar, mengamalkannya dan membudayakannya.

Tetapi dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang terancam

keIslamannya akibat pengaruh globalisasi dan westernisasi yang masuk ke negara kita. Sehingga

banyak saudara kita yang meniru gaya asing tersebut (imitasi) padahal itu tidak benar. Untuk

mencegah pengaruh ini, Kita yang sebagai khalifah perlu melakukan tarbiyah.

24

Page 25: hakikat manusia dalam agama islam

Sesi Tanya Jawab

1. Pengertian tafakur itu apa?

2. Perbedaan khalifah kauniyah dan khalifah sysr’iyat !

3. Kapan ruh manusia di tiup kan?

4. Apa tugas manusia sebagai khalifah?

5. Apa ada tugas lain selain belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan ilmu?

6. Bagaimana menurut anda tentang teori Darwin yang menjelaskan bahwa manusia berasal

dari kera !

Jawab.

1. Tafakur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, menyakini secara pasti

untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah.

2. Khalifah kauniyah adalah dimensi ini mencakup wewenang manusia secara umum yang

telah dianugrahkan Allah SWT untuk mengatur dan memanfaatkan alam beserta isinya,

sedangkan Khalifah sysr’iyat adalah dimensi ini wewenang Allah yang diberikan kepada

manusia untuk memakmurkan alam semesta.

3. Pada saat umur kandungan 120 hari atau 4 bulan.

4. Beribadah kepada Allah, Allah menurunkan manusia dengan segala fasilitas yang telah

disediakan, tentunya bukan hanya untuk dipergunakan begitu saja, melainkan juga untuk

dijaga, dirawat, dilestarikan, dan dimanfaatkan keberadaannya

5. Menurut kelompok kami peran manusia hanya belajar, mengajarkan ilmu dan

membudayakan ilmu tidak ada yang lain

25

Page 26: hakikat manusia dalam agama islam

6. Menurut kami manusia pertama dibumi adalah Nabi Adam as. Bukan kera atau monyet,

sebuah hadist menjelaskan bahwa “sesungguhnya manusia itu (berasal) dari adam. Dan

adam pun diciptakan dari saripati tanah” (HR. Bukhari).

26

Page 27: hakikat manusia dalam agama islam

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

1998

Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta :

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001

Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat

Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004

Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung : Mizan,

1990

Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta :

Rineka Cipta, 2004

Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama

Islam Universitas Negeri Makassar.

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan

Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

27