gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan puisi...

115
GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) t Oleh Titih Sundari 1112013000052 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 30-Oct-2019

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN

PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO

DAMONO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI

SEKOLAH MENENGAH ATAS

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd.)

t

Oleh

Titih Sundari

1112013000052

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan
Page 3: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan
Page 4: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan
Page 5: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

ABSTRAK

Titih Sundari (1112013000052). “Gaya Bahasa Perbandingan dalam Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni teknik studi dokumentasi. Data dalam penelitian ini diperoleh dari membaca dan memahami isi puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 59 penggunaan gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Penggunaan gaya bahasa perbandingan yang dominan yaitu personifikasi sebanyak 30 data. Penggunaan lainnya yaitu metafora sebanyak 10 data; simile sebanyak 9 data; epitet sebanyak 6 data; depersonifikasi sebanyak 2 data; dan parabel dan alusi sebanyak 1 data; serta tidak ditemukan penggunaan gaya bahasa perbandingan alegori, eponim, dan simbolik. Penelitian ini dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi unsur-unsur puisi salah satunya gaya bahasa di Sekolah Menengah Atas yang tercantum dalam kurikulum 2013 revisi 2016 dengan kompetensi dasar 3.16, 3.17, 4.16, dan 4.17 untuk memberikan pemahaman belajar yang lebih baik dengan menampilkan contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

Kata kunci: gaya bahasa, gaya bahasa perbandingan, puisi, Sapardi Djoko Damono

i

Page 6: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

ABSTRACT

Titih Sundari (1112013000052). “Comparative Language Style in a poems collection Rain in June by Sapardi Djoko Damono and Its Implications for Learning Literature in Senior High School.” Indonesian Language and Literature Education. Faculty of Tarbiyah and Teaching Science. State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.

This study aims to describe how the use of comparative language style in a collection of Rain in June by Sapardi Djoko Damono. This study uses qualitative-descriptive research methods. Data collection techniques used are documentation study techniques. The data in this study were obtained from reading and understanding the contents of the poems contained in a poem collections of Rain in June by Sapardi Djoko Damono

The results showed that there were 59 uses of comparative language styles in a collection of June Rain poems by Sapardi Djoko Damono. The use of the dominant comparison language style is 30 personifications. Other uses are 10 data metaphors; 9 data similes; 6 data epithets; 2 data depersonifications; and 1 data parable and alution; and no allegory, eponym, and symbolic comparative language styles have been found. This study can be used by teachers in learning Indonesian language with the material of poetry elements, one of which is the style of language in senior high schools listed in the 2016 revised 2013 curriculum with basic competencies 3.16, 3.17, 4.16, and 4.17 to provide better learning understanding with show examples of diverse language styles from a collection of June Rain poems by Sapardi Djoko Damono

Keywords: language style, comparative language style, poetry, Sapardi Djoko Damono

ii

Page 7: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT., atas segala rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, akhirnya buah dari perjuangan degan penuh kesabaran telah

terselesaikan. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan

kita Nabi Muhammad Saw., keluarga, para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir

zaman.

Penyusunan skripsi ini tidak lain guna memenuhi syarat mmenyandang

gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini bukan hanya karya penulis semata, sebab di belakangnya begitu

banyak pendukung yang turut membantu penulisan ini hingga titik di halaman

terakhir. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada:

1. Allah SWT., Tuhan semesta alam yang telah memberikan kenikmatan

tak terhingga kepada penulis.

2. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen

pembimbing skripsi yang telah sabar dalam membimbing, mengarahkan

dan memberikan motivasi selama penyusunan skripsi.

4. Rosida Erowati, M. Hum., selaku dosen penasihat akademik Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah berbagi pengetahuan seluas-luasnya

selama penulis menempuh studi.

6. Alm. Bapak Jamaludin dan Almh. Ibu Titin Suprihatin, kedua orang

tua penulis. Terima kasih telah memberikan kasih sayang, motivasi, dan

doa tiada henti.

iii

Page 8: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

iv

Semoga Bapak dan Mama diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin.

7. Nenek tersayang, Nenek Hayatun yang sudah dengan ikhlas menjadi

ayah dan ibu bagi penulis dan adik-adik selama ini. Semoga Allah

membalas segala kebaikan yang telah nenek berikan kepada kami.

8. Kakak tersayang Erlin, Ridwan, dan Soelihat serta adik tersayang

Mustiqa Ningrum, Sarah Wiranti, dan Rahayu Nuraini terima kasih

selalu mengingatkan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Paman dan bibi tercinta, Mang Herman dan Bibi Nung yang

menggantikan sosok ayah dan Ibu terima kasih selalu ada memberikan

kasih sayang kepada penulis.

10. Nyimas Karina, sahabat sepermainan sejak kecil, terima kasih untuk

doa, nasihat, semangat dan dukungannya, serta terima kasih sudah sabar

dan setia menjadi tempat keluh kesah penulis

11. Teman seperjuangan PBSI Angkatan 2012, khususnya untuk sahabat

yang selalu ada dan tidak pernah bosan untuk mengingatkan dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih

Hasna Puspita Sari, Bernika Liana, Aufalina Husna, Siti Sarah Ismiani,

Haiza Hazrina, Anis Rozanah, dan Saadah Abadiyyah.

12. Terima kasih untuk Bapak Ali dan Ibu Yana yang sudah seperti orang

tua bagi penulis, terima kasih atas tempat tinggal yang diberikan selama

penulis menjalankan PPKT. Semoga kalian selalu sehat.

13. Terima kasih untuk sahabat saya, Wirda Makiyah dan Puji Ayu Lestari,

teman seperjuangan yang selalu menemani mengerjakan skripsi dan

tidak pernah bosan untuk menyemangati dalam menyelesaikan skripsi

ini.

14. Terima kasih untuk Fatimah, sahabat saya sejak SMK hingga berkuliah

di jurusan yang sama, PBSI, yang selalu memberikan semangat untuk

penulis dalam penulisan skripsi ini.

Page 9: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

v

15. Terima kasih untuk teman-teman SMK Tunas Harapan, Eka, Ifa, Kak

Nur, Kak Yuni, Yike, Kak Intan, Kak Septi, Fay, Amel, dan Eky yang

selalu menyemangati dan memberikan dukungan kepada penulis.

16. Terima kasih untuk siswa-siswa ekstrakulikuler Ruang Sastra SMK

Tunas Harapan yang selalu menyenangkan jika diajak diskusi tentang

sastra. Semangat untuk kalian!

17. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skrispsi ini yang tidak bisa

saya sebutkan satu per satu, semoga Allah selalu membalas kebaikan

kalian dengan pahala yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang berguna

untuk perbaikan laporan. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi

penulis khususnya serta pihak yang membutuhkan umumnya.

Jakarta, 5 April 2019

Penulis,

Titih Sundari

Page 10: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4

D. Perumusan Masalah ................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ......................................................................... 6

1. Pengertian Puisi ………..................................................... 6

2. Stilistika ............................................................................. 8

3. Gaya Bahasa ...................................................................... 9

4. Fungsi dan Kedudukan Gaya Bahasa ………………...…. 10

5. Ragam Gaya Bahasa ………………………………..…… 12

6. Jenis-Jenis Gaya Bahasa Perbandingan ............................ 13

7. Metafora dalam Semantik ................................................. 19

8. Pengajaran Sastra di Sekolah ............................................ 20

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian .................................................................... 28

B. Data dan Sumber Data Penelitian ............................................ 29

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 30

D. Langkah Analisis Data ........................................................... 31

vi

Page 11: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Temuan Penelitian ................................................... 33

B. Implikasi terhadap Pembelajaran …..........................................62

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 64

B. Saran ......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66

DAFTAR LAMPIRAN

Page 12: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Puisi

Lampiran 2 : Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 4 : Surat Bimbin

viii

Page 13: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa dalam kehidupan masyarakat saat ini bukan hanya berfungsi

sebagai alat komunikasi melainkan juga sebagai alat untuk menyampaikan

gagasan, pikiran, ataupun pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Begitu

pula terhadap karya sastra, pengarang menyampaikan ide dan pikirannya

dengan gaya masing-masing. Sastra sebagai cabang seni merupakan bagian

integral dari kebudayaan. Sastra telah menjadi bagian dan pengalaman hidup

manusia, baik dari aspek manusia yang memanfaaatkannya bagi pengalaman

hidupnya, maupun dari aspek penciptaannya, yang mengekspresikan

pengalaman batinnya dalam karya sastra.1 Bahasa yang digunakan dalam setiap

karya sastra pun berbeda terutama pada karya sastra puisi. Puisi adalah sebuah

struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana

kepuitisan. Puisi tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa mengetahui dan

menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti,

bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.2 Oleh sebab itu, Bahasa dalam

puisi memiliki kekhasan tersendiri yang biasa kita kenal dengan bahasa puitik

ataupun bahasa kesastraan dengan mengandung citra, majas, metafor, dan

simbol.

Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan

baik secara struktur maupun segi bahasanya. Hal ini mengingat hakikatnya

sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan

pembaharuan (inovasi). Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera

dan perubahan konsep estetiknya.3

1 Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 2.

2 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014), h. 3.

3 Ibid.

1

Page 14: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

2

Berdasarkan konteks tersebut, kita dapat melihat betapa pentingnya

imajinasi dalam merealisasikan ide, gagasan ataupun pikiran pengarang yang

nantinya akan dituangkan melalui teks-teks sastra, dengan tujuan teks-teks

tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Pada akhirnya, perkembangan dan

perubahan yang terjadi pada puisi juga akan menjadikan bahasa sebagai

kekuatan sebuah karya, jika pengarang tersebut memiliki cara tersendiri dalam

menyampaikan gagasannya melalui karya yang dibuatnya.

Penyair di Indonesia banyak yang sudah menggunakan bahasa sebagai

kekuatan dalam karya mereka, terutama karya sastra puisi, sebut saja Chairil

Anwar yang mencoba memberontak konvensi puisi dengan menghadirkan

sesuatu yang baru dalam karya sastra Indonesia, W.S Rendra yang tetap

menggunakan bahasa sehari-hari dalam menulis puisinya, atau Sapardi Djoko

Damono yang menyuntik kita dengan kata-kata penuh romantisme dalam

karyanya. Gaya kepenyairan yang berbeda-beda tersebut tentunya akan

membuat sastra Indonesia semakin beragam.

Kekuatan bahasa yang dimiliki oleh karya-karya penyair tersebut

memang sangat mempengaruhi keindahan dan kenikmatan seseorang

membacakan puisinya. Tak heran nama Chairil Anwar dan W.S Rendra

merupakan nama populer termasuk di antara mereka yang bukan pecinta puisi.

Namun, kita tidak bisa melupakan begitu saja satu nama yang juga populer

seperti halnya Chairil Anwar dan W.S Rendra, yaitu Sapardi Djoko Damono.

Beliau dikenal sebagai penyair yang dapat merangkai kata-kata dengan baik.

Karya-karyanya menggunakan pilihan kata yang sederhana namun sarat akan

makna.

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

(Bait I dalam puisi Hujan Bulan Juni, 1989)

Page 15: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

3

Puisi Sapardi Djoko Damono menghasilkan tafsiran yang luas bagi

para pembacanya. Bait I dalam puisi Hujan Bulan Juni , salah satu bukti

bahwa penyair tersebut menggunakan kata-kata yang dekat dengan keseharian

namun dengan kemampuannya merangkai kata demi kata, kata-kata yang

dihadirkan dalam puisinya menjadi indah dan bermakna. Penggunaan gaya

bahasa perbandingan dalam puisi penyair tersebut tak luput dari perhatian

penulis. Selain Sapardi Djoko Damono, banyak penyair yang sering

menggunakan gaya bahasa perbandingan dalam puisinya, salah satu penyair

tersebut yaitu Goenawan Mohamad dan Abdul Hadi WM.

Pembelajaran sastra di sekolah terutama tentang gaya bahasa sering

sekali kurang menjadi perhatian guru untuk mempelajarinya lebih dalam. Hal

ini dikarenakan contoh gaya bahasa yang digunakan dalam pembelajaran

tersebut merupakan gaya bahasa yang itu-itu saja dan terkesan menggunakan

sumber puisi yang menggunakan bahasa yang sulit dan kurang familiar bagi

siswa di sekolah. Puisi Sapardi Djoko Damono berbeda, seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya beliau menggunakan bahasa keseharian sehingga dapat

mempermudah guru melakukan pembelajaran sastra.

Berdasarkan hal di atas, peneliti memutuskan memilih judul “Gaya

Bahasa Perbandingan dalam Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni Karya

Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya terhadap Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas”

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, penelitian ini akan

membahas gaya bahasa kiasan dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya

Sapardi Djoko Damono. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat

disimpulkan berbagai masalah yang diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Gaya bahasa memiliki kekuatan tersendiri dalam menghasilkan efek

estetis dalam puisi

Page 16: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

4

2. Gaya bahasa sebagai media bagi penulis menyampaikan

ide/gagasannya terhadap pembaca

3. Gaya bahasa yang digunakan Sapardi Djoko Damono memiliki

kekhasan tersendiri

4. Puisi Sapardi Djoko Damono menggunakan berbagai jenis gaya

bahasa

5. Penggunaan contoh gaya bahasa dari sumber puisi yang kurang

beragam dalam pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu pembahasan mengenai

gaya bahasa perbandingan dalam karya sastra puisi dalam kumpulan puisi

Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan

puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono?

2. Bagaiamana implikasi penggunaan gaya bahasa perbandingan dalam

kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

terhadap pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa perbandingan yang

terdapat dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko

Damono.

2. Untuk mengetahui implikasi penggunaan gaya bahasa perbandingan

dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

terhadap pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas

Page 17: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

5

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis

Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat

a. Bagi para guru khususnya guru bahasa Indonesia dapat

menjelaskan penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra

b. Bagi siswa yang sedang mempelajari gaya bahasa, dapat lebih

mengerti tentang gaya bahasa khususya yang digunakan dalam

karya sastra

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan baru

mengenai stilistika terutama gaya bahasa perbandingan dalam

karya sastra.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru dapat menjadi bahan tambahan dalam menyampaikan

materi tentang gaya bahasa dalam karya sastra

b. Bagi mahasiswa bidang bahasa dan sastra dapat menjadi sarana

dalam memahami stilistika dalam puisi

c. Bagi peneliti dapat memahami lebih jauh makna dalam kumpulan

puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

Page 18: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poeisis yang berarti penciptaan.

Tetapi arti tersebut semakin lama dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil

seni sastra”, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan

menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan.4

Dalam bahasa Inggris padanan kata puisi adalah poetry yang erat

berhubungan dengan kata –poet dan kata –poem. Kata poet berasal dari kata

Yunani yang berarti membuat; mencipta. Dalam bahasa Inggris kata poet ini

disebut maker. Dalam bahasa Yunani kata poet berarti orang yang mencipta

melalui imajinasinya, orang yang hampir menyerupai dewa atau yang amat

suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang

suci; yang sekaligus merupakan seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang

dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.5 Sedangkan menurut Ralph

Waldo Emerson, puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa

sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan

alasan yang menyebabkannya ada. Menurutnya ide atau gagasan merupakan

bagian vital dari puisi.6

Puisi sebagai jenis sastra memiliki susunan bahasa yang relatif lebih

padat dibandingkan dengan prosa. Pemilihan kata atau diksi dalam cipta puisi

dapat dikatakan sangat ketat. Kehadiran kata-kata dalam puisi diperhitungkan

dari berbagai segi: makan, kekuatan citraraan, rima, dan jangkauan

simboliknya.7 Puisi juga merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair

mengenai kehidupan manusia, alam, Tuhan sang pencipta, melalui media

bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh, dalam bentuk teks.

4 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 4 5 Ibid. 6 Ibid. 7 Sumardi dan Abdul Rozak Zaidan, Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi SLTP & SMA,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 3

6

Page 19: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

7

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah

dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima,

dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.8 Leight Hunt

mengungkapkan, “Poetry is imaginative passion” (puisi merupakan luapan

perasaan yang imajinatif). Di balik kata-katanya yang ekonomis, padat dan

padu tersebut puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan

persoalan-persoalan kehidupan manusia dan juga manusia dalam hubungannya

dengan alam dan Tuhan sang pencipta. Masalah kehidupan yang disuguhkan

penyair dalam puisinya tentu saja bukan sekadar refleksi realitas melainkan

cenderung mengekspresikan hasil renungan penyair tentang dunia metafisis,

gagasan-gagasan baru ataupun sesuatu yang belum terbayangkan dan

terpikirkan oleh pembaca, sehingga puisi sering dianggap mengandung suatu

misteri.9 Oleh karena itu, kata-kata dalam puisi tidak semata-mata berfungsi

sebagai alat penyampai gagasan atau pengungkap rasa, tetapi juga berfungsi

sebagai bahan.10

Sebagai alat, kata-kata dalam puisi harus mampu diboboti oleh gagasan

yang ingin diutarakan oleh penyair. Di samping itu, kata-kata puisi harus

mampu membangkitkan tanggapan rasa para pembacanya.11

Sebagai bahan, kata-kata dalam puisi dapat diolah sedemikian rupa

sehingga dapat menjelmakan pengalaman jiwa yang senyata-nyatanya dalam

diri pembaca. Penyimpangan bahasa dalam penciptaan puisi dimungkinkan,

bahkan lebih ekstrem lagi “dihalalkan”, karena memang kata-kata itu menjadi

bahan yang harus ditata, diolah, sedemikian rupa dengan memperhatikan

keselarasan bunyi, makna dan citraan yang didukungnya.12

Puisi terdiri atas dua bagian besar, yakni struktur fisik dan struktur

batin. Secara tradisional struktur fisik disebut elemen bahasa puisi dan struktur

8 E. Kosasih, Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra, (Bandung: Yrama Widya, 2012), h. 97

9 Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 51

10 Sumardi. Op. Cit. 11 Ibid. 12 Ibid., h. 4

Page 20: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

8

batin disebut makna puisi. Elemen bahasa puisi ada 4, yakni 1) Diksi; 2)

Bahasa kias; 3) Pencitraan; dan 4) Persajakan. Sedangkan elemen makna puisi

meliputi 1) Tema; 2) Nada; 3) Suasana; 4) Perasaan; dan 5) Amanat.13

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah

karya sastra yang mengutamakan keindahan, di mana pengarang menggunakan

gaya bahasa sesuai dengan ciri khas masing-masing. Gaya bahasa merupakan

unsur utama pembangun puisi, karena gaya bahasa paling dominan dalam

mempengaruhi pembaca memaknai puisi tersebut.

B. Stilistika

Stilistika berkaitan erat dengan stile. Bidang garapan stilistika adalah

stile, bahasa yang dipakai dalam konteks tertentu, dalam ragam bahasa tertentu.

Stilistika menunjuk pada pengertian studi tentang stile, kajian terhadap

performansi kebahasaan, khususnya yang terdapat di dalam teks-teks

kesastraan. Jika berbicara tetang stilistika, kesan yang muncul selama ini mesti

terkait dengan kesastraan. Artinya, bahasa sastra, bahasa yang dipakai dalam

berbagai karya sastra itu yang menjadi fokus kajian. 14

Analisis stilistika biasanya dimaksudkan untuk menerangkan sesuatu

yang pada umumnya dalam dunia kesastraan untuk menerangkan hubungan

bahasa dengan fungsi artistik dan maknanya. Penjelasan fungsi artistik, fungsi

keindahan, bentuk-bentuk kebahasaan tertentu dalam sebuah teks. Dengan kata

lain, kajian stilistika dimaksudkan untuk menjelaskan fungsi keindahan

penggunaan bentuk kebahasaan tertentu mulai dari aspek bunyi, leksikal,

struktur, bahasa figuratif, sarana retorika, sampai grafologi. Hal ini dapat

dibanding sebagai bagian terpenting dalam analisis bahasa sebuah teks dengan

pendekatan stilistika.15

13 Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia Pantun, Puisi, Syair, Peribahasa, Gurindam, dan Majas, (Yogyakarta: Araska, 2015), h. 65-68

14 Burhan Nurgiyantoro, Stilistika, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014), h. 74-75

15 Ibid., h. 75-76

Page 21: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

9

Menurut Sudjiman, stilistika mengkaji wacana sastra dengan orientasi

linguistik. Stilistika mengkaji cara sastrawan memanipulasi (dalam arti

memanfaatkan) potensi dan kaidah yang terdapat di dalam bahasa serta

memberikan efek tertentu. Stilistika meneliti ciri khas penggunaan bahasa

dalam wacana sastra; stilistika meneliti fungsi puitik suatu bahasa. 16

Kajian tentang stilistika terutama berfokus pada gaya bahasa pemaparan

seorang pengarang. Gaya di sini dimaksudkan untuk menyebut bagaimana

pengarang memanfaatkan potensi-potensi bahasa guna memaparkan atau

mengekspresikan gagasan, peristiwa, atau suasana tertentu untuk mencapai

efek-efek tertentu atau mendatangkan efek tertentu bagi pembacanya.

Gaya bahasa yang menjadi tumpuan stilistika pada umumnya bertumpu

pada bentuk cara pemaparan gagasan, peristiwa atau suasana tertentu pada

sebuah karya sastra dengan mengkaji potensi-potensi bahasa yang

diekspoloitasi pengarang untuk tujuan tertentu. Dengan sudut pandang

demikian, sebenarnya adanya kekhususan atau keunikan sebagai suatu wujud

pengeksploitasian potensi-potensi bahasa oleh pengarang sebenarnya

merupakan kesengajaan atau intensi pengarang dalam proses kreatifnya.17

Jadi, penggunaan bahasa dalam karya sastra berbeda dengan

penggunaan bahasa pada karya ilmiah. Jika dalam penulisan karya ilmiah

dibutuhkan bahasa yang baik dan jelas, maka dalam karya sastra penggunaan

tersebut tidak akan mampu menampilkan kekayaan makna, menimbulkan

emotif tertentu bagi pembacanya.

C. Gaya Bahasa

1. Pengertian Gaya Bahasa

Gaya atau khususnya gaya bahasa dalam retorika dikenal dalam

retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata stilus , yaitu

semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian

menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada

16 D. Edi Subroto, dkk, Telaah Stilistika Novel Berbahasa Jawa Tahun 1980-an, (Jakarta: Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa, 1999), h. 26

17 Ibid., h. 1

Page 22: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

10

lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada

keahlian menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan

dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara

indah.18

Walaupun kata style berasal dari bahasa Latin, orang Yunani

sudah mengembangkan sendiri teori-teori mengenai style itu. Ada dua

aliran yang terkenal yaitu:

a. Aliran Platonik: menganggap style sebagai kualitas suatu

ungkapan; menurut mereka ada ungkapan yang memiliki style,

ada juga yang tidak memiliki style.

b. Aliran Aristoteles: menganggap bahwa gaya adalah suatu

kualitas yang inheren, yang ada dalam tiap ungkapan.

Bila kita lihat gaya secara umum, kita dapat mengatakan bahwa

gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa,

tingkaha laku, berpakaian, dan sebagainya. Gaya bahasa

memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan

seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya

bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya; semakin

buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan

padanya.19

Gaya bahasa bisa menghidupkan kalimat. Gaya bahasa

menimbulkan reaksi tertentu, untuk menimbulkan suatu tanggapan

pikiran kepada pembaca. Tiap pengarang mempunyai gaya bahasa

sendiri. Hal ini sesuai dengan sifat dan kegemaran masing-masing

pengarang.20

18 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 112

19 Ibid., h. 113 20 Pradopo, Op. Cit., h. 94

Page 23: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

11

Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).21

Menurut Edgar Dale, “gaya bahasa adalah bahasa indah yang

dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan

serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertetu dengan benda

atau hal lain yang lebih umum. Singkatnya, penggunaan gaya bahasa

tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu.”22

Slamet Muljana berpendapat bahwa majas atau gaya bahasa adalah

susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup

dalam hati penulis yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam

hati pembaca,23 Sedangkan menurut Falah, Gaya bahasa adalah cara

seorang pengarang dalam melukiskan suatu hal dengan menggunakan

bahasa sebagai alat untuk melahirkan perasaan dan pikiran, sehingga

dapat menimbulkan efek estetis.24 Jadi, Gaya bahasa adalah cara

menuangkan perasaan yang terdapat dalam jiwa pengarang dengan

menggunakan media bahasa untuk mendapatkan efek keindahan dan

menimbulkan tanggapan dan perasaan terhadap pembaca.

2. Fungsi dan Kedudukan Gaya Bahasa dalam Karya Sastra

Gaya bahasa paling mendominasi struktur puisi. Dengan kalimat

lain, puisi seolah-olah merupakan struktur gaya bahasa. Puisi pada

dasarnya tidak menampilkan cerita, puisi hanya melukiskan tema,

irama, rima, dan gaya bahasa.25 Gaya Bahasa, baik intensitas

pemakaiannya maupun fungsi dan kedudukannya dalam struktur

totalitas karya berbeda sesuai dengan genre sastra. Dominasi gaya

21 Op. Cit. 22 Henry Guntur Tarigan, Pegajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1985), h. 5 23 Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Kesusastraan Indonesia,

(Bandung: Ruang Kata, 2014), h. 2 24 M. Zainal Falah, Gejala dan Gaya Bahasa Indonesia, (Karyono: Yogyakarta, 1996), h.

34 25 Nyoman Kutha Ratna, Stilistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra dan Budaya,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 56-57

Page 24: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

12

bahasa terkandung dalam puisi dengan pertimbangan keterbatasan

medium penampilannya, sehingga unsur yang ditonjolkan adalah

bahasa. Bahasa dalam puisi sekaligus merupakan alat dan tujuan.

Tujuan utama gaya bahasa adalah menghadirkan aspek keindahan.

Tujuan ini terjadi baik dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa

sebagai sistem model pertama, dalam ruang lingkup linguistik, maupun

sebagai sistem model kedua, dalam ruang lingkup kreativitas sastra. 26

Gaya bahasa bukan sekadar saluran, tetapi alat yang

menggerakkan sekaligus menyusun kembali dunia sosial itu sendiri.

Gaya bahasa bagi penulis dan pembaca berfungsi untuk mengeksplorasi

kemampuan bahasa, khususnya bahasa yang digunakan. Gaya bahasa

membuat kata-kata seolah-olah berjiwa, memiliki energi untuk menarik

semua partikel proses penikmatan.27 Kekuatan gaya di satu pihak

mendorong proses kreatif, sedangkan di pihak lain gaya mendorong

kualitas estetis yang menunjukkan bahwa dalam struktur instrinsik gaya

memegang peranan penting. Lebih-lebih dalam puisi, gaya merupakan

unsur utama.28

3. Ragam Gaya Bahasa

Henry Guntur Tarigan dalam Pengajaran Gaya Bahasa membagi

gaya bahasa yang beraneka ragam menjadi empat kelompok.

Ada sekitar 60 buah gaya bahasa yang akan termasuk ke dalam

empat kelompok tersebut di atas; yaitu:

a. Gaya bahasa perbandingan;

b. Gaya bahasa pertentangan;

c. Gaya bahasa pertautan;

d. gaya bahasa perulangan.29

26 Ibid., h. 67 27 Ibid., h, 84-85 28 Ibid., h. 90 29 Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Op.Cit., h. 6

Page 25: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

13

Dalam hal ini peneliti fokus terhadap gaya bahasa perbandingan

yang nantinya akan penulis rincikan lagi dalam bahasan selanjutnya.

D. Jenis-jenis Gaya Bahasa Perbandingan

Gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang dibentuk

berdasarkan perbandingan atau persamaan. Membandingkan sesuatu dengan

sesuatu hal lain, yang berarti mencoba menemukan ciri-ciri yang

menunjukkan kesamaan antara kedua hal tersebut.30 Perbandingan

sebenarnya mengandung dua pengertian, yaitu perbandingan yang termasuk

gaya bahasa yang polos atau langsung, dan perbandingan yang termasuk

dalam gaya bahasa kiasan. Kelompok (1) merupakan contoh dari gaya bahasa

langsung dan kelompok (2) merupakan contoh dari gaya bahasa kiasan.

(1) Dia sama pintar dengan kakaknya

Kerbau itu sama kuat dengan sapi

(2) Matanya seperti bintang timur

Bibirnya seperti delimah merekah

Keraf menggunakan istilah lain untuk menyatakan gaya bahasa

perbandingan, yaitu gaya bahasa kiasan. Adapun gaya bahasa yang termasuk

gaya bahasa tersebut, yaitu: (a) Persamaan atau simile; (b) Metafora; (c)

Alegori, parabel, dan fable; (d) Personifikasi; (e) Alusi; (f) Eponim; (g)

Epitet; (h) Sinekdoke; (i) Metonimia; (j) Antonomasia; (k) Hipalase; (l) Ironi,

Sinisme, dan Sarkasme; (m) Satire; (n) Inuendo; (o) Antifrasis; dan (p) pun

atau paranomasia.31

Tarigan membagi 10 gaya bahasa yang termasuk gaya bahasa

perbandingan. Gaya bahasa tersebut meliputi: (a) Perumpamaan atau simile;

(b) Metafora; (c) Personifikasi; (d) Depersonifikasi; (e) Alegori; (f) Antitesis;

30 Keraf, Op. Cit., h. 136 31 Keraf, Op. Cit., h. 138-145

Page 26: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

14

(g) Pleonasme dan Tautologi; (h) Perifrasis; (i) Antisipasi; dan (j) Koreksi

atau epanortosis.32

Pradopo menggunakan istilah yang sama dengan Tarigan untuk

menyebut gaya bahasa perbandingan menjadi gaya bahasa kiasan. Adapun

gaya bahasa yang termasuk ke dalam gaya bahasa tersebut, yaitu: (a)

Perumpamaan atau simile; (b) Metafora; (c) Perumpamaan epos; (d) Allegori;

(e) Personifikasi; (f) Metonimia; dan (g) sinekdoke.33

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut penulis menyimpulkan gaya

bahasa yang termasuk ke dalam gaya bahasa perbandingan sedikitnya ada

sepuluh gaya bahasa, sebagai berikut:

1. Perumpamaan atau Simile

Kata ‘simile’ berasal dari bahasa Latin yang bermakna

‘seperti’. Perumpamaan atau simile adalah perbandingan dua hal yang

berlainan dan sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka sering

pula kata ‘perumpamaan’ disamakan saja dengan ‘persamaan’.

Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata

seperti, serupa, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana.34

Gaya bahasa ini sudah dimanfaatkan sejak lama, karena gaya

bahasa ini relatif sederhana. Gaya bahasa simile sering dijumpai

sebagai ucapan ungkapan berbahasa masyarakat. Ungkapan-ungkapan

seperti rambutnya bak mayang terurai, wajahnya seperti bulan empat

belas hari adalah ungkapan-ungkapan yang menggunakan gaya

bahasa simile,35 Contoh: Seperti Kabut karya Sapardi Djoko Damono

(1) aku akan menyayangimu seperti kabut yang raib di cahaya

matahari.

32 Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Op. Cit., h. 9 33 Pradopo, Op. Cit., h. 63-80 34 Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Op. Cit., h. 9-10 35 Hasanuddin , WS, Membaca dan Menilai Sajak, (Bandung: Angkasa, 2012), h. 108

Page 27: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

15

2. Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua

hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Metafora

sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti,

bak, bagai, bagaikan. 36 Metafora adalah gaya yang melukiskan suatu

benda dengan membandingkan langsung pada benda lain yang

mempunyai sifat yang sama dengan benda itu.37

Metafora terdiri dari dua term atau dua bagian, yaitu term

pokok (principal term) dan term kedua (secondary term). Term pokok

disebut juga tenor, term kedua disebut juga vehicle. Term pokok atau

tenor menyebutkan hal yang dibandingkan, sedangkan term kedua

atau vehicle adalah hal yang untuk membandingkan. Misalnya ‘Bumi

adalah perempuan jalang’: ‘Bumi’ adalah term pokok, sedangkan

‘perempuan jalang’ term kedua.38

Seringkali penyair langsung menyebutkan term kedua tanpa

menyebutkan term pokok atau tenor. Metafora semacam ini disebut

metafora implisit (implied metaphor). Misalnya ‘Hidup ini mengikat

dan mengurung’: Hidup diumpamakan sebagai tali yang mengikat dan

juga sebagai kurungan yang mengurung,39Contoh: Lirik untuk Lagu

Pop karya Sapardi Djoko Damono

(1) Pandangmu adalah seru butir air tergelincir dari duri mawar

3. Personifikasi

Personifikasi berasal dari bahasa Latin persona (‘orang,

pelaku, actor, atau topeng yang dipakai dalam drama’) + fic

(‘membuat’). Karena itulah maka apabila kita mempergunakan gaya

bahasa personifikasi, kita memberikan ciri-ciri atau kualitas, yaitu

kualitas pribadi orang kepada benda-benda yang tidak bernyawa

36 Keraf, Op. Cit. 37 Falah, Op. Cit., h. 36 38 Pradopo, Op. Cit., h. 67 39 Ibid., h. 68

Page 28: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

16

ataupun kepada gagasan-gagasan.40 Personifikasi mempersamakan

benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat,

berpikir, dan sebagainya.41

Menurut Keraf, seperti halnya dengan simile dan metafora,

personifikasi mengandung suatu unsur persamaan. Kalau metafora

(sebagai istilah umum) membuat perbandingan dengan suatu hal yang

lain, maka dalam penginsanan hal yang lain itu adalah benda-benda

mati yang bertindak dan berbuat seperti manusia, atau perwatakan

manusia. Pokok yang dibandingkan itu seolah-olah berwujud manusia,

baik dalam tindakan, perasaan dan perwatakan manusia lainnya.42

Menurut Falah, personifikasi adalah gaya melukiskan suatu benda

mati seolah-olah benda bernyawa. Pelukisan di sini diumpamakan

manusia yang mempunyai sifat dan bentuk yang sama.43

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa

personifikasi merupakan gaya bahasa yang menggambarkan benda-

benda mati seolah-olah memiliki sifat yang dimiliki manusia, Contoh:

(1) Mentari mencubit wajahku

(2) Pepohonan tersenyum riang

4. Depersonifikasi

Gaya bahasa depersonifikasi atau pembendaan, adalah

kebalikan dari gaya bahasa personifikasi atau penginsanan. Kalau

personifikasi menginsankan atau memanusiakan benda-benda, maka

depersonifikasi justru membedakan manusia atau insan. Biasanya

gaya bahasa depersonifikasi ini terdapat dalam kalimat pengandaian

yang secara eksplisit memanfaatkan kata kalau, jika, jikalau, bila

(mana), misalkan, dan sebagainya,44 Contoh:

40 Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Op. Cit., h. 17 41 Pradopo, Op. Cit., h. 76 42 Keraf, Op. Cit., h. 141 43 Falah, Op. Cit., h. 35 44 Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Op. Cit., h. 21

Page 29: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

17

(1) Kalau dikau menjadi samudra, maka daku menjadi bahtera

Dalam contoh di atas jelas terlihat pembendaan insan, sebagai

berikut:

a. Dikau Samudra

b. Daku Bahtera

5. Alegori

Alegori berasal dari bahasa Yunani allegorein yang berarti

“berbicara secara kias”; diturunkan dari allos ‘yang lain’ + agoreuein

‘berbicara’. Alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam lambang-

lambang; merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan,

tempat atau wadah objek-objek atau gagasan-gagasan yang

diperlambangkan.45

Menurut Pradopo, Alegori ialah cerita kiasan ataupun lukisan

kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini mengiaskan hal lain atau

kejadian lain. Alegori merupakan metafora lanjutan.46

6. Parabel

Parabel adalah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh

biasanya manusia, yang selalu mengandung tema moral. Istilah

parable dipakai untuk menyebut cerita-cerita fiktif di dalam Kitab

Suci untuk menyampaikan suatu kebenaran moral atau kebenaran

spiritual. Contoh parable adalah kisah Ramayana.47

7. Alusi

Alusi adalah semacam acuan yang berusaha mensugestikan

kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa. Biasanya, alusi ini

45 Ibid., h. 24 46 Pradopo, Op. Cit., h. 72 47 Keraf, Op. Cit., h. 140

Page 30: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

18

adalah suatu referensi yang eksplisit atau implisit kepada peristiwa-

peristiwa, tokoh-tokoh dalam kehidupan nyata, mitologi atau dalam

karya-karya sastra yang terkenal.48 Gaya bahasa ini menggunakan

kata-kata yang telah lazim dipakai atau menggunakan peribahasa,49

Contoh:

(1) Banyak turis berkunjung ke Bandung yang dikenal dengan Paris

van Java

8. Eponim

Eponim adalah suatu gaya di mana seseorang yang namanya

begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu

dipakai untuk menyatakan sifat itu,50 Contoh: belajarlah yang giat

agar kelak pintar seperti Pak Habibie

9. Epitet

Epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau

ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal,51 Contoh: Putri

malam untuk bulan

(1) Putri malam itu ditemani ribuan bintang malam ini

10. Simbolik

Simbolik adalah gaya yang melukiskan suatu maksud dengan

mempergunakan simbol atau lambang, Contoh:

(1) Banyak tikus berkeliaran di gedung rakyat (Tikus merupakan

simbol bagi koruptor)

(2) Kupu-kupu malam berterbangan di malam hari mencari mangsa

(Kupu-kupu malam merupakan simbol bagi wanita tuna susila).52

48 Ibid., h. 141 49 Falah, Op. Cit., h. 43 50 Ibid. 51 Keraf, Op. Cit., h. 141 52 Waridah, Op. Cit., h. 15-16

Page 31: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

19

E. Metafora dalam Semantik

“metaphor has traditionally been viewed as the most important form of figurative language use, and usually seen as reaching its most sophisticated forms in literary or poetic language.”53 Metafora secara tradisional dipandang sebagai bentuk yang paling

penting dari penggunaan bahasa kiasan, dan biasanya dilihat sebagai

pencapaian bentuk-bentuk yang paling canggih dalam bahasa sastra atau

bahasa puitik.

Metafora, dalam semantik kognitif, merupakan proses kognitif dari

konseptualisasi yang bergantung pada pemetaan antara dua bidang, atau tiga

menurut Lakoff yaitu source domain (tenor), biasanya konkret dan familiar;

target domain (vehicle), lebih abstrak; dan set of mapping relation atau

korespondensi. Korespondensi yang terdapat dalam metafora ini, menurut

Lakoff terdiri dari dua macam, yaitu korespondensi ontologis dan

korespondensi epistemis. Korespondensi ontologis mengacu pada sifat dasar

dari dua entitas yang dihubungkan tersebut, sedangkan korespondensi

epistemis mengacu pada pengetahuan kita yang menghubungkan kedua

entitas tersebut.54 Berikut beberapa contoh metafora

1. HEALTH AND LIFE ARE UP; SICKNESS AND DEATH ARE DOWN

(KESEHATAN DAN KEHIDUPAN ADA DI ATAS; PENYAKIT

DAN KEMATIAN ADA DI BAWAH)

a. He’s at the peak of health (Dia berada di puncak kesehatan)

b. He’s in top shape (Dia dalam kondisi prima)

c. He came down with the flu (Dia terserang flu)

d. His health is declining (Kesehatannya menurun)

53 John I. Saeed, Semantics, (Unite Kingdom: Blackweel Publishing, 2003), h. 345 54Makyun Subuki, Semantik, (Jakarta: Trans Pustaka, 2001), h. 197-198

Page 32: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

20

2. HAPPY IS UP; SAD IS DOWN (KEBAHAGIAAN DI ATAS;

KESEDIHAN DI BAWAH)

a. I’m feeling up (Aku merasa bersemangat)

b. You’re in high spirits (Kamu bersemangat tinggi)

c. I’m feeling down (Aku merasa terpuruk)

d. He’s really low these days (Dia benar-benar terpuruk akhir-akhir

ini)

F. Pengajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah

Sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,

maka pengajaran sastra harus kita pandang sebagai sesuatu yang penting yang

patut menduduki tempat yang selayaknya. Jika pengajaran sastra dilakukan

dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan

sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang

cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat.55

Masalah yang dihadapi sekarang adalah menentukan bagaimana

pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan maksimal untuk pendidikan

secara utuh. Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh

apabila cakupannya meliputi 4 manfaat, yaitu: membantu keterampilan

berbahasa, meningkatkan kemampuan budaya, mengembangkan cipta dan

rasa, dan menunjang pembentukan watak.56

1. Membantu keterampilan berbahasa

Pengajaran sastra dapat melatih ketrampilan siswa dalam

menyimak dengan mendengarkan suatu karya yang dibacakan oleh

guru, teman atau lewat pita rekaman. Siswa dapat melatih

keterampilan berbicara dengan ikut berperan dalam suatu drama.

Siswa juga dapat meningkatkan ketrampilan membaca dengan

membacakan puisi atau prosa dan karena sastra itu menarik, siswa

55 B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), h. 15 56 Ibid., h. 16

Page 33: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

21

dapat mendiskusikannya dan kemudian menuliskan hasil

diskusinya sebagai latihan ketrampilan menulis.57

2. Meningkatkan pengetahuan budaya

Setiap sistem pendidikan kiranya perlu disertai usaha untuk

menanamkan wawasan pemahaman bagi setiap anak didik.

Pemahaman budaya dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa

ikut memiliki. Bagaimanapun, sastra sering berfungsi untuk

menghapus kesenjangan pengetahuan dari sumber-sumber yang

berbeda itu dan menggalangnya menjadi suatu gambaran yang

lebih berarti.58

3. Mengembangkan cipta dan rasa

Setiap guru hendaknya menyadari bahwa setiap siswa

adalah seorang individu dengan kepribadiaannya yang sangat khas,

kemampuan, masalah dan kadar perkembangannya yang khusus.

Oleh karena itu penting sekali kiranya memandang pengajaran

sebagai proses pengembangan individu secara keseluruhan.

Kecakapan yang perlu dikembangkan dalam pengajaran sastra

adalah kecakapan yang bersifat indra; yang bersifat penalaran; yang

bersifat afektif; dan yang bersifat sosial; serta dapat ditambahkan

lagi yang bersifat religius. Pengajaran sastra yang dilakukan

dengan benar akan dapat menyediakan kesempatan untuk

mengembangkan kecakapan-kecakapan tersebut lebih dari apa yang

disediakan oleh mata pelajaran yang lain, sehingga pengajaran

sastra tersebut dapat lebih mendekati arah dan tujuan pengajaran

dalam arti sesungguhnya.59

4. Menunjang pembentukan watak

Pengajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan

dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa

yang antara lain meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajian, dan

57 Ibid., h. 16-17 58 Ibid., h. 18 59 Ibid., h. 19

Page 34: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

22

penciptaan. Sastra sanggup memuat berbagai medan pengalaman

yang luas.60

Salah satu penyebab ketidakberhasilan pengajaran apresiasi sastra

belum ditetapkannya alokasi waktu untuk pengajaran apresiasi sastra

Indonesia sebagai mata ajar yang mandiri. Sampai kini sastra diajarkan

sebagai sambilan dalam mengajarkan bahasa Indonesia.61

Dalam pembelajaran bahasa atau sastra pada khususnya, siswa

bukan hanya dituntut memahami teori-teori sastra tetapi siswa lebih

dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengapresiasi karya sastra.

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran apresiasi sastra ini, kehadiran

buku-buku sastra mutlak harus dipenuhi, agar siswa memiliki kesempatan

untuk berakrab dengan karya sastra. Pengalaman membaca sastra

merupakan penentu dalam mengapresiasi karya sastra.62

Pengalaman yang kita lihat tentang pengajaran puisi di sekolah-

sekolah sangat membosankan, sehingga pengertian puisi sebagai karya

seni yang harus dihayati, telah dikaburkan dengan berbagai istilah dan

seribu satu persoalan misalnya: persoalan apa pengertia gurindam, jenis-

jenis pantun, perbedaan puisi lama dan baru, serta berapa baris tiap bait

dan sebagainya, yang harus dihafalkan oleh anak-anak. Akhirnya, jadilah

puisi sebagai materi pelajaran aljabar yang penuh dengan rumus-rumus,

sehingga fungsi puisi sebaai pembangkit daya perasaan, imajinasi, dan

intuisi telah berubah.63

Berbeda dengan materi lain dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia, di mana pengajar cukup hanya dengan memberikan teori

tentang materi itu, maka tidak demikian halnya dengan puisi.64 Sedikit-

dikitnya membutuhkan kecintaan terhadapnya. Pengajaran puisi tidak

60 Ibid., h. 24 61 Widjojoko, Op. Cit., h. 98 62 Ibid. 63 Pesu Aftararudin, Pengantar Apresiasi Puisi, (Bandung: Angkasa, 1984), h. 41 64 Ibid., h. 40

Page 35: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

23

sekadar menyodorkan materi saja, melainkan siswa juga dikenalkan

dengan riwayat hidup penyairnya dan melakukan apresiasi terhadap puisi

tersebut.

Apresiasi puisi pada dasarnya merupakan sikap jiwa pembaca

terhadap puisi yang dibacanya sesuai dengan kadar seni dan kandungan

isinya. Kemampuan mengapresiasi puisi terwujud dalam berbagai bentuk,

antara lain kegemaran membaca puisi dan keterampilan

mendeklamasikannya. Kemampuan dan merumuskan makna puisi bisa

dicapai kalau kita telah berulang-ulang terlibat dalam pengalaman puitis,

pengalaman membaca dan menikmati puisi secara langsung, bukan

melalui teori atau kaidah-kaidah umum yang diutarakan buku pelajaran.65

Oleh sebab itu, pengajaran puisi di sekolah harus dilakukan dengan

tepat agar siswa dapat memahami isi dari puisi tersebut. Pemilihan bahan

pengajaran puisi hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek

bahasa, kematangan, atau perkembangan jiwa siswa dan latar belakang

budaya. Tujuan pengajaran puisi di sekolah adalah agar siswa memperoleh

kesadaran yang lebih terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan

sekitar dan agar siswa memperoleh kesenangan dari membaca dan

mempelajari puisi.66 Dalam pengajaran pemahaman puisi di sekolah, guru

berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru membimbing

siswanya dalam memahami puisi dan bukan mendiktekan pemahaman

puisi. Siswalah yang aktif untuk menafsirkan dan memahami puisi

tersebut.67

Berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2016 materi tentang puisi

tercantum dalam kompetensi dasar 3.16, 3.17, 4.16, dan 4.17 yang

diajarkan di kelas X Sekolah Menengah Atas. Pengajaran puisi meliputi

pengajaran makna, tema, diksi, dan gaya bahasa dalam puisi. Khusus

untuk pengajaran gaya bahasa harus dibuat lebih menarik sehingga siswa

65 Sumardi, Op. Cit., h. 7 66 Emzir dan Saifur Rohman, Teori dan Pengajaran Sastra, (Jakarta: Rajawali Pers,

2015), h. 248 67 Ibid., h. 249

Page 36: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

24

bisa mencapai imajinasi penyair. Oleh sebab itu, pentingnya sumber

belajar yang menampilkan penggunaan gaya bahasa yang beragam.

Dalam pengajaran gaya bahasa, seorang guru dapat menjadikan

pengajaran gaya bahasa sebagai sarana penunjang bagi siswa, di

antaranya:

1. Menunjang pengembangan kosakata

2. Menunjang keterampilan menulis

3. Menunjang keterampilan membaca

4. Menunjang keterampilan berbicara

5. Menunjang keterampilan menyimak

6. Menunjang pemahaman dan penghayatan karya sastra68

Pengajaran sastra memang memiliki banyak hambatan termasuk

dalam pengajaran puisi. Usaha guru dalam mengajarkan bagaimana cara

menikmati puisi memiliki dua macam hambatan yang sangat mengganggu.

Hambatan pertama adalah adanya anggapan bahwa secara praktis puisi

sudah tidak ada gunanya lagi. Hambatan kedua adalah prasangaka bahwa

mempelajari puisi sering tersandung pada ‘pengalaman pahit’. Pandangan

semacam ini mungkin sekali berasal dari para siswa yang berkemauan

keras untuk melakukan yang terbaik dengan berusaha memahami dan

menikmati sajak-sajak terkenal yang ditulis oleh para penyair terkenal

yang sering menggunakan simbol, kiasan dan ungkapan-ungkapan tertentu

yang membingungkan.

Walaupun sumber kesulitan itu kadang-kadang berasal dari sifat

dasar puisi itu sendiri, namun untuk keperluan pengajaran puisi banyak

pula ditemukan puisi yang sangat mengesankan dan cukup mudah untuk

dinikmati dan dipahami oleh siswa sesuai degan tingkat kemampuannya.

Puisi karya Sapardi Djoko Damono, sebagai contoh dapat menjadi bahan

68 Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Op. Cit., h. 4

Page 37: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

25

pembelajaran karena isi dan diksi yang digunakan dekat dengan

keseharian. 69

Demikianlah, pada hakikatnya pembelajaran apresiasi sastra

Indonesia ialah memperkenalkan kepada siswa nilai-nilai yang dikandung

karya sastra dan mengajak siswa menghayati pengalaman-pengalaman

yang disajikan. Pembelajaran apresiasi sastra bertujuan mengembangkan

nilai-nilai indrawi, nilai akali, nilai afektif, nilai keagamaan, nilai sosial

secara sendiri-sendiri atau gabungan keseluruhan seperti yang tercermin

dalam karya sastra. Pada hakekatnya pengajaran sastra dalah menciptakan

situasi siswa membaca dan merespon karya sastra serta membicarakannya

bersama dalam kelas.70

G. Penelitian Relevan

Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian yang peneliti

ambil pernah dilakukan sebelumnya oleh Tri Windusari, Mahasiswa

jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan judul “Gaya Bahasa dalam Kumpulan Puisi Hujan Bulan

Juni Karya Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran Sastra di SMP”. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan

penelitian yang diambil oleh peneliti adalah dalam objek penelitiannya

secara rinci yaitu jika penelitian Tri Windusari menggunakan 25 puisi

yang berkaitan dengan hujan yang terdapat dalam Hujan Bulan Juni.

Sedangkan penulis menggunakan 20 naskah puisi dalam Kumpulan Puisi

Hujan Bulan Juni yang pembahasannya hanya terfokus pada gaya bahasa

perbandingan.

Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Ayu Rizqi Pramulya

Ningrum, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan judul “Penggunaan Gaya Bahasa Berdasarkan

Langsung Tidaknya Makna dalam Kumpulan Puisi Mata Pisau Karya

69 Ibid., h. 44-46 70 Widjojoko, Op. Cit.

Page 38: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

26

Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa

dan Sastra di Sekolah.” Perbedaan dari penelitian ini adalah objek

penelitiannya di mana peneliti tersebut menggunakan kumpulan puisi

Mata Pisau, sedangkan penulis mengambil kumpulan puisi Hujan Bulan

Juni.

Penelitian lain yang terkait adalah penelitian yang dilakukan oleh

Dian Meilawati Yesianda. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Universitas Jember dengan judul “Stilistika Kumpulan

Sajak Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono”. Perbedaan dari

penelitian ini adalah subjek penelitiannya di mana peneliti secara lebih

luas membahas tentang majas, diksi dan citraan yang terdapat dalam

Hujan Bulan Juni, sedangkan penulis hanya terfokus pada gaya bahasa

perbandingan yang terdapat dalam kumpulan puisi tersebut.

Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

yang peneliti ambil merupakan pengembangan dari penelitian yang

dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Tri Windusari melakukan

penelitian terhadapa gaya bahasa pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni

karya Sapardi Djoko Damono dengan data puisi sebagai berikut Sajak

Desember; Sehabis Mengantar Jenazah; Hujan Turun Sepanjang Jalan;

Dalam Doa: I; Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang; Kupandang

Kelam yang Merapat ke Sisi Kita; Pertemuan; Hujan dalam Komposisi, 1;

Hujan dalam Komposisi, 2; Hujan dalam Komposisi, 3; Di Beranda Waktu

Hujan; Kartu Pos Bergambar; Jembatan Golden Gate, San Fransisco;

Cahya Bulan Tengah Malam; Catatan Masa Kecil 2; Sajak I; Percakapan

Malam Hujan; Ku Hentikan Hujan; Sihir Hujan; Hujan Bulan Juni;

Sepasang Sepatu Tua; Pada Suatu Pagi Hari; Puisi Cat Air untuk Rizki;

Lirik untuk Lagu Pop; Dalam Doaku; Hujan, Jalak dan Daun Jambu.

Dari 25 puisi tersebut, semuanya berbeda dengan apa yang peneliti ambil

sebagai data penelitian. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Ayu

Rizqi membahas tentang gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya

makna yang terdiri dari gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan

Page 39: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

27

terhadap kumpulan puisi Mata Pisau karya Sapardi Djoko Damono.

Kemudian penelitian yang dilakukan Diam Meilawati membahas secara

lebih luas tentang majas, diksi, dan citraan yang terdapat dalam puisi

Hujan Bulan Juni.

Page 40: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam seting

dan konteks naturalnya di mana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi

yang diamati.71 Penelitian kualtitaif berusaha menggali dan memahami

pemaknaan akan kebenaran yang berbeda-beda oleh orang yang berbeda.72

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, set kondisi, sistem pemikiran, atau kelas

peristiwa pada masa sekarang. Metode tersebut bertujuan untuk membuat

gambaran, deskripsi secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta

dan hubungan antar fenomena yang diselidiki.73

Menurut Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-rang dan perilaku yang dapat diamati.74

Jadi, metode deskriptif kualitatif adalah metode yang dilakukan untuk

mendeskripsikan fakta dan fenomena yang diselidiki untuk menggali dan

memahami pemaknaan akan kebenaran yang berbeda-beda dari tiap-tiap

orang.

Penelitian ini menggunaan metode deskriptif kualitatif dikarenakan

data yang peneliti ambil adalah karya sastra yang berupa teks puisi karya

Sapardi Djoko Damono untuk mengidentifikasi penggunaan gaya bahasa

71 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT. Indexs, 2012), h. 7 72 Ibid., h. 8 73 Moh. Nazir, Metode Peneitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 54 74 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1993), h. 4

28

Page 41: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

29

perbandingan dalam puisi tersebut. Kemudian penelitian ini dilanjutkan

dengan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan teori.

B. Data dan Sumber Data Penelitian

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen atau bentuk lainnya guna

keperluan penelitian.75 Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana

data dapat diperoleh. Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang

merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala.76

Data yang dijadikan objek penelitian adalah puisi-puisi yang terdapat

dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

Sumber data pada penelitian ini dibedakan menjadi sumber data primer dan

data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data utama. Sumber data

primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa puisi-puisi dalam

Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Puisi-puisi

tersebut meliputi:

1. Di Pemakaman

2. Pada Suatu Malam

3. Tentang Seorang Penjaga Kubur yang Mati

4. Berjalan di Belakang Jenazah

5. Lanskap

6. Sonet: Hei! Jangan Kau Patahkan

7. Ziarah

8. Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka

9. Iring-iringan di Bawah Matahari

10. Malam itu Kami di Sana

11. Dalam Kereta Bawah Tanah, Chicago

12. Tentang Matahari

75 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h. 87

76 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), h. 44

Page 42: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

30

13. Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari

14. Telur, 2

15. Muara

16. Di Banjar Tunjuk, Tabanan

17. Bunga 1

18. Bunga 2

19. Benih

20. Aku Ingin

Alasan peneliti mengambil 20 data dari kumpulan puisi Hujan Bulan

Juni karya Sapardi Djoko Damono tersebut yaitu sebagian besar puisi

tersebut mengandung kata “matahari” dan “malam” yang merupakan kata

yang paling banyak penyair gunakan setelah kata “hujan” yang berjumlah 42

kali penggunaan. Dalam puisi yang penulis pilih, terdapat 23 penggunaan

kata “matahari” dari penggunaan kata tersebut di seluruh puisi yang

berjumlah 34 kali penggunaan. Sedangkan, penggunaan kata “malam”

berjumlah 12 kali penggunaan dari jumlah keseluruhan 37 kali penggunaan.

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh atau berasal dari

kepustakaan untuk melengkapi data primer. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini adalah buku, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan objek

penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data dengan

prosedur yang sistematis.77 Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh

data dan informasi dalam rangka mencapai tujuan penelitian.78 Teknik

pengumpulan data yang lazim digunakan dalam pendekatan kualitatif, adalah

observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan lain-lain.79

77 Nazir, Op. Cit., h. 174 78 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 110 79 Rully Indrawan dan R. Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian, (Bandung: Refika

Aditama, 2014), h. 133

Page 43: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

31

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik studi dokumentasi. Studi dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk

memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis/gambar yang

tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti.80 Dokumentasi hanyalah

nama lain dari analisis tulisan atau analisis terhadap isi visual dari suatu

dokumen.81 Menurut Guba dan Lincoln, tingkat kredibilitas suatu hasil

penelitian kulaitatif sedikit banyaknya ditentukan pula oleh penggunaan dan

pemanfaatan dokumen yang ada.82

Studi dokumentasi dilakukan terhadap objek yang berupa kumpulan

puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono dengan membaca dan

memahami isi yang ada dalam puisi serta didukung dengan sumber-sumber

tambahan seperti buku, jurnal, artikel, dan sebagainya sehingga dapat

memperoleh gambaran yang jelas.

D. Langkah Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.83

Analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian

dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk

mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga

memperoleh gambaran baru atau menguatkan gambaran yang sudah ada.

Bentuk analisisnya merupakan penjelesan-penjelasan, bukan berupa angka-

angka statistik atau bentuk angka lainnya.84 Miles dan Huberman

mengemukakakn tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data

peneltian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data

(data display); (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verifying).85 Langkah analisis data sesuai dengan judul “Gaya

80 Ibid., h. 139 81 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 176 82 Ibid., h. 178 83 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2001), h. 221 84 Subagyo, Op. Cit., h. 106 85 Gunawan, Op. Cit., h. 210

Page 44: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

32

Bahasa Perbandingan dalam Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi

Djoko Damono dan Implikasi terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah

Menengah Atas” sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Setelah data terkumpul, peneliti membaca secara kritis untuk

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan, dan

mengidentifikasi puisi yang dijadikan data dalam penelitian dan gaya

bahasa perbandingan yang terdapat dalam puisi tersebut, dalam hal ini

kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

2. Pemaparan Data

Teknik selanjutnya ialah pemaparan data. Seluruh data dalam

puisi dianalisis dan ditafsirkan maknanya secara keseluruhan. Data

penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian.

3. Penarikan Kesimpulan

Teknik terakhir ialah penarikan kesimpulan. Penarikan

kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus

penelitian berdasarkan hasil analisis data. Hasil analisis data dalam

puisi disusun sistematis sehingga memudahkan dalam

mendeskripsikan makna setiap unsur yang terkandung dalam

kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

Simpulan disajikan dalam bentuk deskripif objek.

Page 45: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA

A. Deskrpsi Temuan Penelitian

Pada 20 puisi yang dipilih sebagai objek penelitian ini, ditemukan

penggunaan beberapa macam gaya bahasa perbandingan. Dalam analisis

data untuk lebih memudahkan penjabarannya, maka penulis menggunakan

gaya bahasa pertama (dengan kode huruf) temuan satu dalam puisi pertama

diwakilkan dengan contoh kode data A1.P1, gaya bahasa kedua dalam puisi

pertama dengan contoh kode B1.P1 begitu pun seterusnya. Berikut adalah

penelitian yang penulis peroleh. Penulis menggunakan Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) untuk menjelaskan makna denotatif pada bagian

metafora.

1. Perumpamaan atau simile

Gaya bahasa perumpamaan atau simile adalah gaya bahasa yang

membandingkan dua hal dengan menggunakan kata bagai, bak, seperti, dll.

Berikut gaya bahasa perumpamaan atau simile yang penulis temukan.

“Barangkali Tuhan seperti kepala sekolah, pikirnya Ketika dulu ia masih di sekolah rendah. Barangkali Tuhan akan mengeluarkan dan menghukum muridnya yang nakal, membiarkannya bergelandangan dimakan iblis. Barangkali Tuhan sedang mengawasi aku dengan curiga, Pikirnya malam ini, mengawasi seseorang yang selalu gagal berdoa.” (S1.P2)86

Berdasarkan data S1.P2, ‘Ia’ mengibaratkan Tuhan seperti kepala

sekolah. Penyair menggunakan perluasan kalimat dengan menggunakan

kata”dulu” dan “masih” dalam kalimat “ketika dulu ia masih di sekolah

rendah”. Dalam kalimat tersebut penyair mencoba menjelaskan sosok ‘ia’,

pembaca bisa mengira-ngira ‘ia’ merupakan orang yang sudah dewasa.

Kepala sekolah memiliki kedudukan tertinggi di sekolah, begitu pula Tuhan

86 Kode data gaya bahasa simile (S), Puisi (P) berarti data gaya bahasa simile 1 dalam puisi kedua berkode (S1.P2), begitupun untuk data selanjutnya.

33

Page 46: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

34

yang memiliki kedudukan tertinggi di dunia maupun di akhirat. Tuhan dan

kepalah sekolah memiliki kendali yang sama yaitu mengawasi dan

menghukum seseorang yang berbuat salah tapi dalam tingkatan dan posisi

yang berbeda. Penggambaran Tuhan seperti kepala sekolah lebih

memudahkan pembaca memahami maksud yang disampaikannya.

Penjabaran yang dilakukan penyair terhadap tindakan kepala sekolah

terhadap murid nakal memiliki konotasi yang menjelaskan bahwa Tuhan

juga akan melakukan hal serupa untuk menghukum hamba-Nya.

“bergelandangan” dalam larik tersebut memiliki makna gramatikal tak

punya arah. Kalimat “membiarkannya bergelandangan dimakan iblis”

bermakna Tuhan akan membiarkan hamba-Nya yang tidak patuh terlantar

tak punya tujuan, dimakan iblis.

Penyair melakukan pengulangan pada frasa “Barangkali Tuhan”

seolah ingin menjelaskan ‘Ia’ mengetahui bahwa Tuhan Maha Mengetahui

apa yang sedang terjadi tetapi masih dalam keraguan yang ditekankan

pada frasa tersebut. Keraguan yang terdapat pada diri seorang yang jauh

dari Tuhan tetapi masih meyakini bahwa Tuhan itu ada.

barangkali karena matanya seperti gula-gula yang dikerumuni beratus semut.” (S2.P2)

Data S2.P2 merupakan gaya bahasa simile karena mengibaratkan

kedua hal dengan kata “seperti”. Larik tersebut memiliki makna bahwa

mata perempuan itu manis seperti gula-gula. “Gula-gula” dalam larik

tersebut memiliki dua makna, yang pertama karena sifatnya yang manis

maka dapat diartikan “gula-gula” mewakilkan manis yang mengacu pada

“matanya”, yang kedua, “gula-gula” dapat diartikan perempuan yang

diperlakukan untuk bersenang-senang. Jika kita menggunakan makna

“gula-gula” yang kedua, frasa “beratus semut” secara asosiatif akan

bermakna “para lelaki” yang hendak mendekati perempuan.

Jadi, larik tersebut bermakna, matanya bisa membuat banyak

lelaki terpikat seperti semut yang digambarkan dalam puisi tersebut.

Page 47: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

35

“bumi tak pernah membeda-bedakan seperti ibu yang baik, diterimanya kembali (S3.P3) anak-anaknya yang terkucil dan membusuk, seperti halnya bangkai binatang.” (S4.P3)

Data S3.P3 menyamakan bumi dan ibu menggunakan kata

“seperti”. Penyair menyamakan hal tersebut karena sifatnya yang hangat

dan tidak pilih kasih. Gaya bahasa simile juga terdapat pada data S4.P3 ,

anak-anak yang terkucil dan membusuk disamakan dengan bangkai

binatang. Frasa “bangkai binatang” berkonotasi negatif karena sifatnya

yang selalu dihindari orang. Kata “terkucil” pada larik tersebut secara

kontekstual bermakna sudah terasing dari dunia.

Dari kutipan bait di atas penyair mencoba menjelaskan bahwa

setiap manusia pasti akan menghadapi kematian tak peduli raja, jenderal,

atau gelandangan sekalipun ketika mereka mati bumi akan menerimanya

dan tubuh mereka sama-sama akan membusuk seperti bangkai binatang.

“dan bumi pun akan menerimanya seperti ia telah menerima seorang laknat, pendeta, atau seorang yang acuh tak acuh kepada bumi, dirinya” (S5.P3)

Data S5.P3 menegaskan meskipun penjaga kubur yang rajin itu

mati, jasadnya akan diterima bumi sama seperti jasad seorang laknat atau

jasad seorang pendeta. “seorang laknat” dan “seorang pendeta” merupakan

kata yang mewakilkan strata sosial masyarakat. Bait tersebut menjelaskan

bahwa setinggi apapun kedudukan kita di dunia, sebanyak apapun harta

kita pada akhirnya kita kembali kepada Tuhan hanya membawa amal

ibadah.

“ketika jari-jari bunga terbuka mendadak terasa: betapa sengit cinta Kita

Page 48: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

36

cahaya bagai kabut, kabut bagai cahaya; di langit (S6.P8)

“Ketika jari-jari bunga terbuka” bermakna manusia yang selalu

meminta pertolongan kepada Tuhan. “Mendadak terasa betapa sengit cinta

Kita” , “Kita” dalam larik tersebut mewakilakn cinta antara manusia dan

Tuhan.

Data S6.P8 mengandung gaya bahasa simile ditandai dengan

penggunaan kata “bagai” untuk membandingkan cahaya dan kabut.

Pemakaian kata “cahaya” dan “kabut yang diulang agar memperjelas

pesan penyair tentang cinta manusia terhadap Tuhan. “kabut” berarti

kelam; suram; tidak nyata. Cahaya bagai kabut berarti cahaya seperti

sesuatu yang tidak nyata. Penyair menyamakan “cahaya” dengan “kabut”

karena sifatnya yang mengganggu penglihatan, “jari-jari bunga”

melambangkan kesenangan/keindahan duniawi. Jadi, ketika manusia diuji

oleh hal-hal yang bersifat duniawi, di saat itulah dapat dilihat besarnya

cinta manusia kepada Tuhan. Ketika manusia dihadapkan dengan

kesenangan duniawi, terkadang manusia mulai keluar dari jalan yang

benar terlihat dalam larik “cahaya bagai kabut”. Jika mereka tidak tergoda

dengan kesenangan duniawi maka mereka akan melihat cahaya,

sebaliknya jika tergoda, mereka akan merasa bahwa cahaya itu kabut yang

mengganggu pandangan mereka.

“Matahari di depan pintu. bayang-bayangmu, seperti bermimpi, mendengarnya kembali (bisik-bisik di balik tembok, langkah-langkah bergegas naik-turun tangga. siut angin di kain jendela, gaung detik jam: nyanyian yang menggugurkan kelopak demi kelopak bunga) nyaring sekali” (S7.P9)

Data S7.P9 mengandung gaya bahasa simile. Bait tersebut

menggambarkan manusia yang sudah meninggal merasakan suara-suara

kehidupan yang nyaring sekali. Penyair lebih memilih menggunakan kata

“nyaring” dibandingkan “keras”, karena kata “keras” bersifat lebih umum,

Page 49: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

37

sedangkan “nyaring” hanya untuk suara karena dalam larik sebelumnya

terdapat kata “nyanyian”.

“bukankah bagai nyanyian bersama cahaya menyilaukan itu (yang selalu terucap dalam igauanmu, yang tak pernah meninggalkan jejak, yang selalu tiba-tiba gaib setiap kali kau begitu rindu)” (S8.P9)

Perbandingan dalam data S8.P9 menggunakan kata “bagai”.

Kutipan bait tersebut menggambarkan rintik hujan yang diibaratkan seperti

nyanyian bersama yang turun di tengah lantunan kalimat pujian kepada

Tuhan. Penyair menyamakan “rintik hujan” dengan “nyanyian bersama”

karena bunyinya yang membuat jiwa tenang.

“bangku-bangku yang separo kosong, beberapa wajah yang seperti mata tombak, dan dari jendela: sileut di atas dasar hitam.” (S9.P11)

Perbandingan dalam larik tersebut menggunakan kata “seperti”.

Kutipan bait tersebut menggambarkan percakapan yang terjadi antara

malaikat dengan si Aku. Posisi ‘Aku’ sedang berada dalam kondisi di

antara hidup dan mati dalam kererta bawah tanah. “beberapa wajah yang

seperti mata tombak” , pengarang menyamakan “wajah” dengan “mata

tombak” karena sifatnya yang tajam, menusuk. Larik tersebut

menggambarkan orang-orang yang berada dalam kereta tersebut menatap

tajam menyaksikan kejadian tersebut.

Berdasarkan data tersebut penulis menemukan sedikitnya sembilan

penggunaan gaya bahasa perumpamaan atau simile. Penggunaan gaya

bahasa simile ditemukan sebanyak 3 kali dalam puisi Tentang Seorang

Penjaga Kubur yang Mati; 2 kali dalam puisi Pada Suatu Malam dan

Iring-iringan di Bawah Matahari; dan 1 kali dalam puisi Ketika Jari-Jari

Bunga Terbuka dan Dalam Kereta Bawah Tanah, Chicago.

Page 50: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

38

2. Metafora Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara

langsung dan biasanya memiliki persamaan. Berikut gaya bahasa metafora

yang penulis temukan.

“matahari akan menjelma api, bau kembang akan membusuk, suara burung akan menjelma terompet” (M1.P1)87

Dalam kutipan bait di atas, penyair mencoba menyampaikan hal-

hal yang akan terjadi setelah kematian menjemput. Pada data M1.P1

“matahari” sebagai source. Penyair lebih memilih menggunakan kata

“matahari” dibandingkan “mentari” karena penggunaan kata “matahari”

lebih cocok digunakan dalam puisi tersebut untuk lebih menegaskan

suasana yang lebih mencekam setelah kematian datang dan pembaca bisa

mencapai imajinasinya. Sedangkan penggunaan kata “mentari” akan

terkesan indah sehingga kurang cocok untuk manusia yang menghadapi

kematian. Sementara itu, “api” sebagai target. Matahari dan api memiliki

persamaan sifat panas, sehingga pengarang menyamakan matahari dengan

api yang dalam puisi tersebut menggambarkan azab-azab kecil yang

manusia terima ketika mereka tidak taat terhadap Tuhan.

Selanjutnya, penyair lebih memilih menggunakan kata “kembang"

dibandingkan “bunga”. Pengunaan kata “kembang” lebih terkesan sakral

dibandingkan dengan penggunaan kata “bunga” yang mengacu pada

bentuk yang indah. “bau kembang akan membusuk” memperingatkan kita

bahwa seharum apapun pakaian, nama, atau kelas sosial manusia selama di

dunia tidak akan ada artinya ketika manusia meninggal, tubuh mereka

87 Kode data gaya bahasa metafora (M), Puisi (P) berarti data gaya bahasa metafora 1 dalam puisi pertama berkode (M1.P1), begitupun untuk data selanjutnya.

Page 51: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

39

akan tetap membusuk di dalam tanah dan tidak ada seorang pun yang bisa

menolong.

“suara burung akan menjelma terompet” , suara burung dalam puisi

tersebut menggantikan suara terompet. Jika di lautan luas kapal-kapal akan

membunyikan terompet, di pemakaman suara terompet akan digantikan

oleh suara burung. Penyair menyamakan suara burung dengan terompet

karena memiliki sifat “sebagai pemberi tanda”, sebagian masyarakat

Indonesia masih meyakini bahwa terdengarnya suara burung tertentu

pertanda bahwa orang di sekitar akan meninggal dunia, sama seperti suara

terompet kapal di lautan lepas yang menandakan keberadaan kapal

tersebut. “suara terompet” juga dapat diartikan sebagai suara terompet

sangkakala.

Dalam puisi tersebut juga terdapat penggunaan kata ‘akan’ yang

merupakan adverbia untuk menyatakan suatu tindakan atau kejadian bakal

terjadi.88 Penggunaan kata “akan” yang berulang-ulang menegaskan

bahwa setelah kematian, manusia bakal mengalami suatu kejadian.

“sunyi adalah minuman keras. Beberapa orang membawa perempuan, beberapa orang bergerombol, dan satu dua orang menyindir diri sendiri.” (M2.P2)

Kutipan bait di atas mengandung gaya bahasa metafora. Dilihat

dari data M2.P2, Penyair mengibaratkan sunyi sebagai minuman keras.

“minuman keras” merupakan frasa nomina subordinatif berstruktur

nomina + adjektiva. Dalam larik tersebut “sunyi” sebagai source dan

“minuman keras” sebagai target. Minuman keras bisa memabukkan orang,

bahkan dalam kutipan puisi di atas, pengarang menggambarkan dampak

dari meminum minuman keras adalah bisa membuat para peminum

mencela/mengejek diri sendiri , secara tidak langsung peminum minuman

keras kehilangan kontrol diri atas kenyataan yang sedang terjadi sehingga

88 Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 63

Page 52: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

40

berdampak buruk juga bagi fungsi sosialnya. Persamaan minuman keras

dan sunyi yaitu ketidaksadaran yang ditimbulkannya. Pengarang mencoba

mewakilkan ketidaksadaran diri tersebut dengan minuman kerasa dan

sunyi. Dalam bait tersebut, penyair merasakan kesunyian yang membuat

dirinya tak sadar dan mudah tersinggung terlihat jelas dalam larik

“barangkali sejuta mata itu memandang ke arahku.”

“Ia pun berjalan ke barat, merapat ke masa lampau” dalam larik

tersebut “ia” sedang mencoba melakukan kilas balik terhadap hidupnya.

“selamat malam, gereja. Hei, kaukah anak kecil yang dahulu menangis di depan pintuku itu? ia ingat kawan-kawannya pada suatu hari natal dalam gereja itu, dengan pakaian serba baru, bernyanyi; dan ia di luar pintu. ia pernah ingin sekali bertemu yesus, tapi ayahnya bilang yesus itu anak jadah. ia tak pernah tahu apakah ia pernah sungguh-sungguh mencintai ayahnya” Dalam bait ketiga, “ia” melakukan kilas balik, dalam larik tersebut

diperlihatkan gambaran masa kecil “ia” , “ia tak pernah tahu apakah ia

pernah sungguh-sungguh mencintai ayahnya”, ayah merupakan orang tua

lelaki yang biasa menjadi teladan bagi anak-anaknya, dengan larik tersebut

dapat terlihat bahwa “ia” sejak dulu meragukan dirinya sendiri dan

kehidupan yang dijalani selama ini.

“barangkali malam ini yesus mencariku, pikirnya. tapi ia belum pernah berjanji kepada siapa pun untuk menemui atau ditemui; ia benci kepada setiap kepercayaan yang dipermainkan.”

Dalam larik di atas, penyair mencoba menyampaikan bahwa “ia”

belum pernah melakukan ibadah kepada Tuhan, diwakilkan dengan “ia

belum pernah berjanji kepada siapapun untuk menemui atau ditemui”.

Page 53: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

41

“barangkali seluruh hidupku adalah sebuah doa yang panjang, katanya sendiri; ia merasa seperti tentram dengan jawabannya sendiri: hidup adalah doa yang panjang.” (M3.P2)

Data M3.P2 mengandung gaya metafora. ‘ia’ mengibaratkan

seluruh hidupnya sebagai doa yang panjang. Dalam larik awal pengarang

menggunakan perluasan kalimat sedangkan dalam larik akhir pengarang

lebih menyederhanakan kalimatnya. Penggunaan di awal merupakan

sebuah penjelasan, sedangkan di akhir adalah sebuah penegasan untuk

lebih meyakinkan. Dalam larik tersebut “hidup” sebagai source dan “doa”

sebagai target. Penggunaan kata “doa” yang berarti permohonan (harapan,

permintaan, pujian) kepada Tuhan menandakan bahwa ‘aku’ merupakan

seorang yang bertuhan. Pengulangan terhadap kalimat “hidup adalah doa

yang panjang” menekankan bahwa sepanjang hidupnya, sebenarnya

manusia harus selalu meminta pertolongan dan menyembah Tuhan.

Pengarang mengibaratkan ‘seluruh hidup’ dengan ‘doa yang panjang’

karena memiliki sifat yang sama yaitu berujung pada takdir Tuhan.

“barangkali karena mulut perempuan itu menyerupai penyakit lepra (M4.P2)

Data M4.P2 mengandung gaya bahasa metafora. Penyair

mengibaratkan mulut perempuan menyerupai penyakit lepra yang

merupakan pengibaratan secara langsung. “Mulut perempuan itu” sebagai

source dan “penyakit lepra” sebagai target. Penyair menyamakan ‘mulut

perempuan’ dengan ‘penyakit lepra’ karena sifat bahanyanya. Larik

tersebut memiliki makna bahwa mulut perempuan itu mudah menyebar

dan buruk seperti penyakit lepra.

Page 54: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

42

bumi adalah pelukan yang dingin (M5.P3)

Data M5.P3 mengandung gaya bahasa metafora. Bumi diibaratkan

sebagai pelukan yang dingin. “Bumi” sebagai source dan “pelukan yang

dingin” sebagai target. Pengibaratan tersebut merupakan pengibaratan

langsung. Pelukan yang dingin memiliki makna bahwa bumi tidak

memberikan kenyamanan kepada orang-orang baik tetapi bumi selalu

menerima manusia seburuk apapun manusia.

“matahari yang di atas kepalamu itu adalah balonan gas yang terlepas dari tanganmu (M6.P12) waktu kau kecil, adalah bola lampu (M7.P12) yang ada di atas meja ketika kau menjawab surat-surat yang teratur kau terima dari sebuah Alamat adalah jam weker yang berdering (M8.P12) saat kau bersetubuh, adalah gambar bulan yang dituding anak kecil itu sambil berkata: Ini matahari! Ini matahari!”

Kutipan larik M6.P12 mengandung gaya bahasa metafora karena

membandingkan matahari dengan balonan gas, bola lampu, dan jam weker

secara langsung. Dalam larik tersebut “matahari” sebagai source yang

memiliki tiga target yaitu “balonan gas”, “bola lampu”, dan “jam weker”.

“balonan gas” merupakan mainan anak-anak dan menjadi salah satu dunia

mereka. Penyair membandingkan “matahari” dengan “balonan gas” karena

memiliki persamaan yaitu dunia. Larik tersebut menyampaikan bahwa

matahari adalah dunia bagi hampir seluruh manusia seperti balonan gas

yang menjadi dunia bagi anak-anak. Matahari disebut dunia untuk hampir

seluruh manusia karena di siang hari orang-orang beraktivitas dan mencari

nafkah untuk kehidupan mereka.

Data M7.P12 mengandung gaya bahasa metafora. Penyair

membandingkan “matahari” dengan “bola lampu” Matahari dan bola

lampu memiliki persamaan yaitu sebagai penerang. Cahaya merupakan

sumber bagi kehidupan seperti matahari.

Page 55: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

43

Data M8.P12 mengandung gaya bahasa metafora. Penyair

membandingkan “matahari” dengan “jam weker” karena memiliki

kesamaan sebagai penanda waktu untuk manusia. Kita bisa membedakan

pagi, siang, dan malam selama beraktivitas karena adanya matahari dan

jam.

Kalau kebetulan dibawanya air dari gunung, katanya, “Inilah lambang cinta sejati, sumber denyut kehidupan.” (M9.P15)

Data M9.P15 mengandung gaya bahasa metafora yang

membandingkan secara langsung air dengan sumber denyut kehidupan.

“Air” sebagai source dan “sumber denyut kehidupan” sebagai target.

Kutipan bait tersebut menggambarkan “muara’ sebagai pikiran manusia

sedangkan “laut sebagai hati manusia. Pikiran manusia yang selalu

berubah-ubah akan mempertimbangkan kata hati. “air” sebagai

perlambangan kesamaan antara isi pikiran dan hati manusia yang dapat

menjadikan hidup manusia itu selaras.

“Cintaku padamu, Adinda,” kata Rama “adalah laut yang pernah bertahun memisahkan kita, adalah langit yang senantiasa memayungi kita , adalah kawanan kera yang di gua Kiskenda.” (M10.P19)

Data M10.P19 mengandung gaya bahasa metafora. Rama

membandingkan cintanya kepada Sita dengan laut, langit dan kawanan

kera. Dalam bait tersebut, “Cinta” Rama sebagai source yang memiliki

tiga target yaitu “laut”, “langit”, dan “kawanan kera”. “laut”

menggambarkan luasnya cinta Rama kepada Sita, “langit”

menggambarkan betapa tingginya cinta Rama kepada Sita dan cintanya

bisa melindungi Sita. Kemudian, “kawanan kera” menggambarkan betapa

besar pengorbanan Rama untuk Sita.

Berdasarkan data yang penulis temukan, sedikitnya ada sepuluh

penggunaan gaya bahasa metafora. Penggunaan gaya bahasa metafora

ditemukan 3 kali dalam puisi Pada Suatu Malam, dan Tentang Matahari;

Page 56: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

44

dan 1 kali penggunaan dalam puisi Di Pemakaman, Tentang Seorang

Penjaga Kubur yang Mati, Muara, dan Benih.

3. Personifikasi

Personifikasi adalah gaya bahasa yang membuat benda mati seolah

memiliki sifat manusia. Berikut data gaya bahasa personifikasi yang

penulis temukan.

“Kaukah yang menyapaku selamat pagi? Kita menundukkan kepala di depan kapal-kapal yang terdampar, elang yang lelah …” (P1.P1)89

Dalam kutipan puisi di atas penyair ingin menjelaskan tentang

kematian. Data P1.P1 mengandung gaya bahasa Personifikasi. Penggunaan

kata “Kau” dalam puisi tersebut bermakna penziarah. “Kita” dalam larik

tersebut mewakili pengarang dan penziarah.“Kapal-kapal” merupakan

reduplikasi nomina. Reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata

dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian,

baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks

maupun tidak.90 Kata tersebut termasuk ke dalam pengulangan utuh.

Penggunaan kata tersebut akan memiliki rasa berbeda jika dibandingkan

dengan penggunaan kata “kapal yang terdampar”. Penggunaan kata

“kapal-kapal yang terdampar” mengacu pada jumlah yang lebih dari satu.

Makna denotatif “kapal” adalah kendaraan pengangkut penumpang dan

barang di laut (sungai dsb) terbuat dari kayu atau besi, bertiang satu atau

lebih, bergeladak, digerakkan oleh mesin atau layar.91 Sedangkan dalam

puisi tersebut “kapal” diartikan sebagai pemakaman. Kapal dan

pemakaman memiliki persamaan yaitu terabaikan atau terasingkan dari

89 Kode data gaya bahasa Personifikasi (P), Puisi (P) berarti data gaya bahasa personifikasi 1 dalam puisi pertama berkode (A1.P1), begitupun untuk data selanjutnya.

90Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 48 91 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 620

Page 57: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

45

orang-orang yang sibuk dengan urusan dunia. Kapal yang terdampar tidak

memiliki aktivitas berarti. Begitupun pemakaman. Penggunaan reduplikasi

tersebut membawa pembaca dapat melihat ada banyak makam-makam

yang sedang terdampar. “elang yang lelah” merupakan klausa adjektiva di

mana elang sebagai subjek dan yang lelah sebagai predikat. Kata “Elang”

memiliki arti burung buas yang mempunyai daya penglihatan yang tajam,

paruhnya bengkok dan cengkramannya kuat, menangkap mangsanya

dengan menyambar.92 Dalam puisi tersebut penyair mencoba

menggambarkan elang sebagai manusia, manusia adalah orang-orang yang

tak mau kalah dan selalu mati-matian bersaing dengan segala kelebihan

dan kekurangannya. Persamaan sifat ‘tak mau kalah’ tersebut membuat

penyair menyamakan manusia dengan elang.“Elang yang lelah”

menggambarkan manusia yang sudah tak berdaya, tak bisa lagi

menggunakan kekuatan dan kekuasaan mereka untuk melawan takdir.

Jadi, ketika manusia dihadapkan oleh kematian yang ditunjukkan dalam

penggunaan kata “kapal-kapal yang terdampar”, mereka hanya seperti

“elang yang lelah” yang tidak berdaya melawan takdir.

Larik tersebut ingin menjelaskan bahwa “kita” yang mewakili

penyair dan penziarah dalam kondisi masih hidup sedang berziarah

menyaksikan orang-orang yang sudah meninggal menyerah pada takdir.

“Angin berhenti. Aku pun membalasmu selamat pagi dengan lirih. dan menundukkan kepala kembali. Kita tidak berhak tengadah ke matahari.” Dalam larik di atas, pennyair mencoba menggambarkan adanya

sebuah percakapan antara “aku” dan “kau”

Kalau “kita” dalam larik awal dalam kondisi masih hidup, dalam

larik di atas, “kita” sedang membayangkan kematian yang akan

menjemput semua manusia termasuk “kau” dan “aku”. “Kita tidak berhak

92 Ibid., h. 362

Page 58: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

46

tengadah ke matahari” menunjukkan sebuah adab berziarah bahwa

penziarah harus menunduk dan tidak berhak menyombongkan dirinya.

“ia sendiri sahut-menyahut dengan malam sedang dibayangkannya sebuah kapal di tengah lautan yang memberontak terhadap kesunyian.” (P2.P2)

Kutipan bait tersebut menjelaskan tentang kesunyian yang

dirasakan ‘ia’. “Ia” dalam puisi tersebut adalah pengarang. Data P2.P2

mengandung gaya bahasa personifikasi. Kata “malam” dibuat seolah-olah

memiliki sifat manusia ditunjukkan dengan kata “sahut-menyahut”.

“sahut-menyahut” berasal dari kata dasar “sahut” yang berarti jawab. Kata

“sahut-menyahut” merupakan pengulangan yang menyatakan bahwa

‘perbuatan tersebut dilakukan oleh dua belah pihak dan saling

mengenai’93, dua belah pihak dalam larik tersebut yaitu ‘ia’ dan ‘malam’.

Dengan kata lain, pengulangan tersebut menyatakan makna saling

bersahutan. Jadi larik tersebut mengungkapkan bahwa malam sedang

melakukan perbincangan dengan ‘ia’.

“kapal di tengah lautan yang memberontak terhadap kesunyian”

juga mengandung gaya bahasa personifikasi, “kapal” melambangkan diri

‘Ia’ yang sedang merasa kesepian. Penyair memilih penggunaan kata

“memberontak” daripada “melawan” agar lebih menegaskan perjuangan

‘ia” melepaskan diri dari kesunyian.

“selamat malam langit, apa kabar selama ini? (P3.P2) Barangkali bintang-bintang masih berkedip buatku, pikirnya. Ia pernah membenci langit dahulu, (P4.P2) Ketika musim kapal terbang seperti burung menukik: dan kemudian ledak-ledakan (saat itu pulalah terdengar olehnya ibunya berdoa dan terbawa pula namanya sendiri).”

93 M. Ramlan, Morfologi, (Yogyakarta: C.V Karyono, 2009), h. 181

Page 59: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

47

Data P3.P2 menggambarkan ‘Ia’ mencoba mengajak bicara langit

yang merupakan benda mati. Seolah-olah ‘Ia’ dan langit akan memulai

perbincangan yang hangat. “Langit” juga mewakilkan tanda kebesaran

Tuhan.

Penggunaan kata “bintang-bintang” pada data P4.P2 merupakan

reduplikasi yang berarti mengacu pada jumlah yang lebih dari satu. Kata

“berkedip” yang memiliki arti bergerak membuka dan menutup berganti-

ganti (tt kelopak mata)94 lebih merujuk kepada sesuatu yang dilakukan

manusia. Bintang-bintang lebih cenderung menggunakan kata “berkelip”

yang memiliki arti mengeluarkan cahaya kecil yang terputus-putus.95

Penyair memilih kata berkedip dibanding berkelip untuk memberi kesan

lebih hidup karena dalam larik tersebut ‘ia’ sedang sendiri dan

membutuhkan seorang teman. Dengan pertanyaan yang diajukan ‘ia’

kepada malam dan berharap adanya isyarat dari bintang akan membuat

pembaca merasakan kesepian yang dirasakan ‘ia’. Kemudian, penggunaan

kata “buatku” lebih terkesan apa adanya dibanding dengan kata “untukku”

atau “bagiku”. Penggunaan kata tersebut terkesan lebih menunjukkan diri

‘ia’ yang tak acuh.

“bumi tak pernah membeda-bedakan (P5.P3)

Data P5.P3 mengandung gaya bahasa personifikasi. Kata “membeda-

bedakan” merupakan reduplikasi. Pengulangan sebagian tersebut berasal dari

kata dasar “membedakan”, sedangkan “anak-anaknya” merupakan reduplikasi

utuh yang menyatakan jumlah lebih dari satu atau jamak. Pada larik tersebut

dapat dikatakan bahwa bumi itu adil terlihat pada kata “tak pernah membeda-

bedakan”, seolah-olah bumi memiliki sifat seperti manusia yaitu tidak pilih

kasih.

94Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 647 95Ibid., h. 657

Page 60: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

48

“dan bumi tak pernah membeda-bedakan, tak pernah mencinta atau membenci; bumi adalah pelukan yang dingin (P6.P3) tak pernah menolak atau menanti, tak akan pernah membuat janji dengan langit.” (P7.P3)

Pada data P5.P3, kata “pelukan” berarti dekapan dengan kedua

tangan96 yang menandakan bahwa hal tersebut hanya dilakukan oleh manusia,

sedangkan bumi adalah benda mati dan menandakan bahwa kalimat tersebut

mengandung gaya bahasa personifikasi. Semua hal yang bumi lakukan dalam

kutipan tersebut (memeluk, menolak, menanti atau membuat janji) merupakan

hal yang dilakukan manusia. Kemudian data P7.P3 menjelaskan bumi dan

langit memiliki sifat yang bertentangan. Mereka memiliki dua cara yang

berbeda dalam menerima manusia yang mati.

“lelaki tua yang rajin itu mati hari ini; sayang bahwa ia tak bisa

menjaga kuburnya sendiri”

Dalam larik akhir tersebut, pengarang ingin menegaskan bahwa ketika

manusia meninggal tak ada yang bisa menolongnya sekalipun penjaga kubur

yang bersahabat dengan liang kubur semasa hidupnya. Ketika manusia

meniggal hanya ada tiga amalan yang dapat menolongnya, yaitu amal jariyah,

ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh/salihah.

“berjalan di belakang jenazah angin pun reda jam mengerdip” (P8.P4) tak terduga betapa lekas siang menepi, melapangkan jalan dunia.”

Data P8.P4 mengandung gaya bahasa personifikasi. Penggunaan kata

“mengerdip” berasal dari kata dasar “kerdip” yang merupakan kata tidak baku

dari “kedip”, kata “kedip” merujuk kepada tindakan yang biasanya dilakukan

manusia untuk memainkan mata. Larik tersebut menjelaskan bahwa ketika

96Ibid., h. 1042

Page 61: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

49

orang-orang mengantar jenazah segala aktivitas di sekitarnya berhenti sejenak

yang dilambangkan dengan angin yang mereda dan waktu seolah berhenti

tetapi sebenarnya waktu terus bergulir hingga siang menepi maksudnya di

akhir siang yang berubah menjadi senja. Senja dilambangkan sebagai akhir

hayat seorang manusia. Hidup penuh dengan masalah dan kesulitan maka

ketika senja datang atau dengan kata lain manusia meninggal, ia dilapangkan

dari segala kerumitan dunia.

“di samping: pohon demi pohon menundukkan kepala (P9.P4) di atas: matahari kita, matahari itu juga jam mengambang di antaranya tak terduga begitu kosong waktu menghirupnya.” (P10.P4)

Data P9.P4 mengandung gaya bahasa personifikasi. Penyair lebih

memilih menggunakan kata “pohon demi pohon” dibandingkan menggunakan

reduplikasi “pohon-pohon” karena penggunaan kata tersebut lebih memiliki

kesan pohon tersebut ikut berduka. Kata “pohon demi pohon” membuat

pembaca bisa mencapai imajinasinya bahwa satu demi satu pohon yang dilalui

oleh jenazah merasakan kedukaan juga. Penyair mencoba menjelaskan dalam

larik “matahari kita, matahari itu juga” melambangkan kehidupan. Hari-hari

yang jenazah pernah lalui dan alami selama hidupnya juga dilalui oleh orang-

orang yang masih hidup. Kematian yang ia alami pun, suatu hari nanti akan

kita alami pula. Data P10.P4 mengandung gaya bahasa personifikasi yang

menggambarkan bahwa setelah waktu yang telah dilalui janganlah kesia-siaan

menghabiskan waktu kita ketika masih diberikan nafas kehidupan.

“sepasang burung, jalur-jalur kawat, langit semakin tua.” (P11.P5)

Dalam larik di atas, “sepasang burung” mewakilkan sepasang manusia,

“jalur-jalur kawat” merupakan waktu-waktu yang sulit yang harus dilalui

dalam hidup.

Page 62: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

50

Data P11.P5 mengandung gaya bahasa personifikasi. Langit

digambarkan seolah-olah seperti manusia yang mengalami penambahan usia,

pernah mengalami saat muda dan kini sudah semakin tua.

“waktu hampir lengkap menunggu senja” merupaka penggambaran

manusia yang sedang menunggu kematiannya. “putih kita pun putih

memandangnya setia sampai habis semua senja” merupakan penggambaran

manusia yang berbenah diri sebelum kematian menjemputnya.

“Hei! Jangan kau patahkan kuntum bunga itu ia sedang mengembang; bergoyang-goyang dahan-dahannya yang tua yang telah mengenal baik, kau tahu segala perubahan cuaca.” (P12.P6)

Data P12.P6 mengandung gaya bahasa personifikasi. Kuntum bunga

itu seolah telah menjalin hubungan dengan perubahan cuaca , tindakan

tersebut merujuk kepada tindakan yang biasa dilakukan manusia. “kuntum

bunga” dalam larik tersebut menggambarkan seorang remaja yang sedang

memulai babak baru dalam hidupnya.

“Bayangkan: akar-akar yang sabar menyusup dan menjalar (P13.P6) hujan pun turun setiap bumi hampir hangus terbakar

Data P13.P6 mengandung gaya bahasa personifikasi. Akar-akar itu

memiliki sifat sabar seperti manusia. “akar-akar” merupakan pondasi atau

dasar si remaja yang sedang mencoba mencar jati diri. “Hujan” merupakan

perlambangan dari orang tua yang menjadi pereda ketika si remaja sedang

mengahadapi gejolak dalam hidupnya. Pengarang menambahkan kata “pun”

dalam kutipan bait tersebut untuk menguatkan kalimat tersebut, bahwa hujan

pasti mulai turun ketika bumi hampir hangus terbakar.

lihat: ia pun terkulai perlahan-lahan dengan indah sekali, tanpa satu keluhan.” (P14.P6)

Page 63: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

51

Data P14.P6 mengandung gaya bahasa personifikasi karena pengarang

menaruh sifat mengeluh pada bunga tersebut.

Puisi tersebut mencoba menggambarkan seorang remaja yang

dilambangkan dengan “kuntum bunga” sedang mencari jati dirinya dengan

bekal akar-akar yang dimiliki, kemudian orang tua yang dilambangkan oleh

“hujan” akan menjadi solusi ketika si remaja menghadapi permasalahan yang

dihadapinya dari pergaulan yang dilambangkan oleh “matahari”. dalam larik

tersebut dijelaskan bahwa matahari bisa membuat si remaja menjadi indah

dengan memoleskannya warna-warni kehidupan tetapi juga akan membuatnya

terbunuh perlahan jika si remaja terbuai dengan pergaulan yang ia hadapi.

“betapa parah cinta Kita mabuk berjalan, di antara jerit bunga-bunga rekah.” (P15.P8)

Data P15.P8 mengandung gaya bahasa personifikasi. Penggunaan kata

“jerit” yang memiliki arti suara yang keras melengking; teriak; pekik membuat

bunga-bunga seolah memiliki sifat seperti manusia. Larik tersebut

menjelaskan cinta manusia kepada Tuhan berada dalam jalan kebimbangan

jika sudah mulai terbuai dengan nafsu terhadap kesenangan duniawi.

“kau pun tiba-tiba melepaskan topi, begitu hati-hati, sebelum menyusur gua siang sepanjang matahari, berdesakan bayang-bayang” (P16.P9)

Data P16.P9 mengandung gaya bahasa personifikasi. Penggunaan kata

“berdesakan” membuat bayang-bayang melakukan sesuatu yang biasa

manusia lakukan. Pennyair lebih memilih menggunakan kata “berdesakan”

dibandingkan menggunakan kata “bersesak-sesak” karena dalam larik tersebut

sudah terdapat penggunaan reduplikasi pada kata “bayang” sehingga kalau

menggunakan kata “bersesak-sesak bayang-bayang” maka akan terkesan

berlebihan, pennyair juga tidak menggunakan kata “berjejal” karena jika

dilihat dari nilai rasanya kata “berjejal” tidak sesuai dengan konteks yang ada

dalam puisi. Kutipan bait tersebut menggambarkan pengantar jenazah yang

Page 64: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

52

melepaskan topi seolah-olah memberikan penghormatan terakhirnya kepada

sang jenazah serta mengucapkan selamat jalan kepada orang yang meninggal

yang pennyair gambarkan sebagai “musafir” yang bermakna setelah kematian

datang, manusia akan menjadi musafir yang akan pergi ke tempat yang jauh

dan memakan waktu yang lama hingga menemukan tempat tujuannya yaitu

surga.

“iring-iringan bunga, iring-iringan bangkai; matahari: dicucinya angkasa dari bau busuk” (P17.P9)

Data P17.P9 mengandung gaya bahasa personifikasi. Pada bait

tersebut, angkasa dicuci dari bau busuk oleh hujan yang diwakilkan oleh

kalimat “cahaya ini, memantul di keranda, memercik…” hujan tersebut turun

di tengah kalimat pujian kepada Tuhan.

“ketika kau pun harus segera menentukan pilihan: jam yang sudah ditetapkan bumi yang dulu melahirkanmu.” (P18.P9)

Data P18.P9 mengandung gaya bahasa personifikasi. Penggunaan kata

“melahirkan” pada bumi merujuk pada tindakan yang biasanya dilakukan

makhluk hidup. Kutipan bait tersebut menjelaskan bahwa kematian seseorang

sudah ditentukan oleh Sang Pencipta.

“tinggal matahari. sementara kau menoleh: isyarat-isyarat buta di batas mimpi dan juga kau pun tak menyahutnya sebab kata dipermainkan angin kemarau sebab mata berkedip di cahaya silau.” (P19.P9)

Data P19.P9 mengandung gaya bahasa personifikasi. “angin kemarau

mempermainkan kata” merujuk pada tindakan yang manusia lakukan. Kutipan

bait tersebut bermakna seseorang yang sedang berada di batas kehidupan dan

kematian diberikan isyarat-isyarat yang ia tak menegerti karena “kata yang

dipermainkan angin kemarau” bermakna kehidupan yang sulit ini

Page 65: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

53

dipermainkan oleh kebohongan yang sia-sia. Kehidupan manusia yang dibuai

dengan kesenangan yang akhirnya menjadi dosa yang harus mereka tanggung

sendiri.

“kenapa kau bawa kemari, saudara?”; sebuah stasiun di dasar malam. Bayang-bayang putih di sudut pron menyusur bangku-bangku panjang; jarum-jarum jam tak letihnya meloncat, merapat ke sepi. Barangkali saja.” (P20.P 10.)

Data P20.P10 mengandung gaya bahasa personifikasi. Jarum jam

seolah memiliki sifat-sifat manusia dengan adanya penggunaan kata “letih”,

“meloncat”, dan “merapat”. Kutipan bait tersebut menggambarkan seseorang

yang sedang menunggu cinta impiannya.

“tetapi manakah yang lebih deras denyutnya, jantung manusia atau arloji (yang biasa menghitung nafas kita)” (P21.P11)

Data P20.P11 mengandung gaya bahasa personifikasi. Denyut berarti

gerakan turun naik (pada urat nadi, ubun-ubun, dan sebagainya). 97

Penggunaan kata denyut untuk menggambarkan bunyi arloji seharusnya hanya

digunakan untuk jantung maupun nadi makhluk hidup. Penggunaan kata yang

lebih tepat untuk arloji adalah “detak”. Detak berarti tiruan bunyi detik, tiruan

bunyi debar jantung yang memukul keras.98

“Waktu aku berjalan ke barat waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang”

Dalam larik tersebut, “barat” melambangkan arah kiblat, larik tersebut

menjelaskan ia membelakangi matahari pagi hari yang terbit di timur yang

97 Ibid, h. 317 98Ibid, h. 321

Page 66: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

54

juga menandakan ia sedang melakukan ibadah atau salat duha. “matahari”

juga bisa dilambangkan sebuah perbuatan baik.

“aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan”

“Aku” melambangkan manusia, sedangkan “bayang-bayang”

mewakilkan hati nurani manusia.

“aku dan matahari tidak pernah bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang aku dan bayang-bayang tidak pernah bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan” (P22.P13)

Data P22.P13 menggambarkan matahari dan bayang-bayang seolah-

olah seperti manusia yang dapat bertengkar. Penggunaan kata “aku dan

matahari” , “aku dan bayang-bayang” menunjukkan adanya hubungan antara

aku, matahari, dan bayang-bayang. Matahari dan bayang-bayang seolah

memiliki emosi yang hanya dimiliki oleh manusia.

Dalam puisi 14, “telur” melambangkan sebuah benih, “burung”

sebagai sesuatu/hasil yang baik. Mengapa harus burung? Ya, karena burung

dapat terbang ke langit setinggi-tingginya. Langit yang tinggi diidentikkan

dengan sebuah kesuksesan. Sedangkan “engkau” diharapkan menjadi manusia

yang baik.

“silau matahari memecah udara dingin memuncak ke lengkung langit menukik melintas sungai merindukan telur.” (P23.P14)

Data P23.P14 mengandung gaya bahasa personifikasi. Penggunaan

kata “memecah” yang silau matahari perbuat kepada udara dingin merupakan

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh makhluk hidup. Puisi tersebut

memiliki makna bahwa manusia berasal tanah meskipun mereka telah melalui

Page 67: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

55

jalan kehidupan berbeda, mereka akan sama-sama kembali ke tanah. Dalam

larik tersebut, pengarang ingin menjelaskan perjuangan manusia untuk

menjadi pribadi baik yang diharapkan.

“Muara yang tak pernah pasti sifatnya selalu mengajak laut bercakap. (P24.P15)

Data P24.P15 mengandung gaya bahasa personifikasi. Penggunaan

kata “bercakap” pada muara dan laut membuat mereka seolah seperti manusia

yang sedang mengobrol.

“Dan ketika pada suatu hari ada bangkai manusia terapung di muara itu, di sana sini timbul pusaran air, dan tepi-tepi muara itu tiba-tiba bersuara ribut.” (P25.P15)

Data P25.P15 mengandung gaya bahasa personifikasi. Tepi-tepi muara

yang bersuara ribut seolah seperti manusia karena penggunaan kata “ribut”

tersebut. Kutipan bait tersebut menjelaskan hati yang berbicara dan melakukan

tindakan. “bangkai manusia” sebagai perlambangan dari jiwa manusia yang

berantakan karena tidak didukung oleh pikiran. Pada akhir puisi terdapat larik

“lubuk-lubukku, dan juga lubuk-lubukmu tidaklah sedalam…”

menggambarkan tidak adanya keselarasan antara hati dan pikiran manusia

yang akan menimbulkan gejolak-gejolak yang sedikitnya merugikan manusia

tersebut. Bermula dari muara yaitu pikiran yang membawa bermacam-macam

hal menuju hati yang dilambangkan oleh “laut” tetapi sebenarnya hanya “air”

yang melambangkan keselarasan antara hati dan pikiran yang sangat

dibutuhkan.

“Bahkan bunga rumput itu pun berdusta . (P26.P17) Ia rekah di tepi padang waktu hening pagi terbit; siangnya cuaca berdenyut ketika nampak sekawanan gagak terbang (P27.P17) berputar-putar di atas padang itu; malam hari ia mendengar seru serigala Tapi katanya, “Takut? Kata itu milik kalian saja, para

Page 68: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

56

manusia. Aku ini si bunga rumput, pilihan dewata!”

Data P26.P17 mengandung gaya bahasa personifikasi. Bunga rumput

digambarkan memiliki sifat dusta seperti manusia. Data P27.P17 juga

mengandung gaya bahasa personifikasi. Penggunaan kata “denyut” pada cuaca

siang kurang tepat karena “denyut” digunakan untuk jantung atau nadi

makhluk hidup. Bait tersebut menjelaskan meskipun kenyataan tidak sesuai

dengan harapan yang digambarkan oleh data P25.P17 tetapi ita harus tetap

menghadapinya. Itulah hidup yang tidak melulu kenyataan harus sesuai

dengan harapan.

“ mawar itu tersirap dan hampir berkata jangan ketika pemilik taman memetiknya hari ini.” (P28.P18)

Data P28.P18 mengandung gaya bahasa personifikasi. Dalam kutipan

tersebut, mawar digambarkan seolah bisa bicara seperti manusia. Puisi

tersebut menjelaskan tentang dua insan yang sebenarnya saling mencintai

digambarkan oleh “mawar” dan “wanita”, namun karena keduanya tidak

memberikan isyarat. Satu di antara mereka menyangka cintanya bertepuk

sebelah tangan dan akhirnya menyerah untuk mencintai orang tersebut.

“aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu” (P29.P20)

Data P29.P20 mengandung gaya bahasa personifikasi. Kayu dibuat

seolah bisa bicara. “aku ingin mencintaimu dengan sederhana”

menggambarkan pengakuan seseorang yang ingin mencintai dengan segala

kekurangan dan kelebihnannya, dengan dirinya apa adanya.

“aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.” (P30.P20)

Page 69: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

57

Data P.30.P20 mengandung gaya bahasa personifikasi. Awan dibuat

bisa menyampaikan isyarat kepada hujan. Pengulangan kata “aku ingin

mencintaimu dengan sederhana” membuktikan ketulusan cintanya dalam

kesederhanaan begitu besar. “kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada

api” dan “isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan”

menggambarkan bahwa cintanya tidak perlu banyak bicara, akan tetapi

ketulusan dan pengorbanannya dibuktikan melalui tindakan.

Berdasarkan data tersebut, penulis menemukan sedikitnya tiga puluh

penggunaan gaya bahasa personifikasi. Penggunaan gaya bahasa personifikasi

ditemukan 4 kali dalam puisi Iring-iringan di Bawah Matahari; 3 kali dalam

puisi Tentang Seorang Penjaga Kubur yang Mati, Berjalan di Belakang

Jenazah, dan Ziarah; 2 kali dalam puisi Pada Suatu Malam, Muara, Bunga, 1,

dan Aku Ingin; 1 kali dalam puisi Di Pemakaman, Sonet: Hei Jangan Kau

Patahkan!, Ketika Jari-jari Bunga Terbuka, Malam itu Kami di Sana, Dalam

Kereta Bawah Tanah, Chicago, Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari, Telur, 2,

dan Bunga, 2.

4. Depersonifikasi

Depersonifikasi adalah gaya bahasa yang membuat manusia seperti

benda mati. Depersonifikasi lebih mudah dipahami gaya bahasa yang

berlawanan dari personifikasi. Berikut gaya bahasa depersonifikasi yang

penulis temukan.

“perempuan itu setangkai bunga; apakah ia juga pernah bertemu yesus atau barangkali pernah juga dikeluarkan dari sekolahnya dulu.” (D1.P2)99

Data D1.P2 mengandung gaya bahasa depersonifikasi. “perempuan

itu setangkai bunga” merupakan kalimat tunggal yang mengibaratkan

99 Kode data gaya bahasa depersonifikasi (D), Puisi (P) berarti data gaya bahasa depersonifikasi 1 dalam puisi kedua berkode (D1.P2), begitupun untuk data selanjutnya.

Page 70: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

58

perempuan dengan setangkai bunga yang merupakan benda mati.

Persamaan perempuan dengan setangkai bunga, yaitu setangkai bunga bisa

memiliki makna yang berbeda tergantung dari jenis dan warnanya, begitu

pula dengan perempuan memiliki karakter yang berbeda tergantung

bagaimana orang melihatnya. Namun, perempuan tetaplah indah seperti

bunga.

“pada suatu saat seorang gadis adalah bunga, tetapi di lain saat menjelma sejumlah angka yang sulit.” (D2.P2)

Data D2.P2 mengandung gaya bahasa depersonifikasi karena gadis

diibaratkan seperti bunga yang merupakan benda mati. Gadis diibaratkan

seperti bunga yang indah yang bisa membuai orang dengan visualisasinya

tetapi terkadang sikap dan pikiran mereka sulit ditebak dan dipecahkan

seperti sejumlah angka yang sulit.

Berdasarkan data tersebut, penulis menemukan sedikitnya dua

penggunaan gaya bahasa depersonifikasi. Penggunaan gaya bahasa

depersonifikasi ditemukan dua kali dalam puisi Pada Suatu Malam.

5. Parabel

Parabel adalah gaya bahasa yang mengandung makna dan biasanya

diambil dari cerita populer. Berikut penggunaan gaya bahasa parabel yang

penulis temukan.

“pemukul gendang itu membayangkan dirinya Rama yang mengiringkan Sita memasuki hutan pemukul gendang itu membayangkan dirinya Garuda yang mencengkram Sita di antara kuku-kukunya pemukul gendang itu membayangkan dirinya Rawana yang memperkosa Sita di Taman Raja” (Pb1.P16)100

100 Kode data gaya bahasa parabel (Pb), Puisi (P) berarti data gaya bahasa parabel 1 dalam puisi keenam belas berkode (Pb1.P16), begitupun untuk data selanjutnya.

Page 71: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

59

Data Pb1.P16 mengandung gaya bahasa parabel. Puisi tersebut

menggunakan cerita Ramayana yang sangat populer. Puisi tersebut

bermakna kita yang dilambangkan dengan “pemukul gendang” seharusnya

tidak hanya membayangkan atau bermimpi tapi mulailah bergerak dari diri

sendiri karena jika hanya bermimpi tanpa adanya tindakan, kita akan

tertinggal oleh orang-orang yang lebih giat berusaha dan kita hanya akan

menjadi tumpukan batu di dasar laut yang tidak diketahui keberadaannya

bahkan keindahannya.

Berdasarkan data tersebut, penulis menemukan sedikitnya satu

penggunaan gaya bahasa parabel dalam puisi Di Banjar Tunjuk, Tabanan.

6. Alusi

Alusi adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu dengan nama

lain dan diketahui oleh orang banyak. Berikut gaya bahasa alusi yang

penulis temukan.

Ketika musim kapal terbang seperti burung (A1.P2) menukik: dan kemudian ledak-ledakan (saat itu pulalah terdengar olehnya ibunya berdoa dan terbawa pula namanya sendiri).”

Data A1.P2 mengandung gaya bahasa alusi. Penyair menjelaskan

bahwa doa sudah ada sejak dulu bahkan ketika musim kapal terbang

seperti burung yaitu sekitar tahun 875 masehi, ketika seorang ilmuwan

muslim di Spanyol melakukan percobaan ‘terbang sepeti burung’,

pengarang menggunakan kalimat tersebut bermaksud ingin menekankan

bahwa orang-orang sudah melantunkan doa-doa sejak dulu.

“kadang ia ingin ke langit, kadang ia ingin mengembara saja ke tanah-tanah yang jauh; pada suatu saat yang dingin ia ingin lekas kawin, membangun tempat tinggal.”

Page 72: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

60

Larik di atas menggambarkan bahwa “ia” ingin mengatur sendiri

kehidupannya sejak dulu, hanya saja berdasarkan bait sebelumnya “ia”

masih ragu dengan kehidupan yang selama ini dijalaninya.

Berdasarkan data tersebut, penulis menemukan sedikitnya satu

penggunaan gaya bahasa alusi dalam puisi Pada Suatu Malam.

7. Epitet

Epitet adalah gaya bahasa yag menyatakan sifat atau ciri khusus

dari seseorang atau suattu hal. Berikut gaya bahasa epitet yang penulis

temukan.

“tetapi disaksikannya: berjuta orang sedang berdoa, Para pengungsi yang bergerak ke kerajaan Tuhan.” (E1.P2)101

Data E1.P2 mengandung gaya bahasa epitet. Kata “kerajaan”

berarti wilayah kekuasaan seorang raja.102 “Para pengungsi” secara

konotatif berarti manusia. Dengan begitu, larik tersebut bermakna setiap

manusia yang sedang bergerak atau melakukan aktivitas dan beribadah ke

wilayah kekuasaan Tuhan yang berarti dunia ini atau juga lingkup yang

menunjukkan bahwa manusia berada dalam agama tertentu dan taat

beribadah kepada Tuhannya.

“dan merkarlah bunga itu perlahan-lahan dengan gaib, dari rahim Alam (E2.P6) Matahari memulasnya warna-warni, sambil diam-diam membunuhnya dengan hati-hati sekali dalam kasih sayang, dalam rindu-dendam alam (E3.P6)

Data E2.P6 mengandung gaya bahasa epitet. Penggunaan kata

“rahim Alam” sebagai pengganti penggunaan kata bumi/tanah. “Matahari”

101 Kode data gaya bahasa epitet (E), Puisi (P) berarti data gaya bahasa epitet 1 dalam puisi keduaa berkode (E1.P2), begitupun untuk data selanjutnya.

102Departemen Pendidikan Nasional, Op Cit, h. 1133

Page 73: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

61

dalam larik tersebut bermakna pergaulan. Data E3.P6 mengandung gaya

bahasa epitet. Pengarang menggunakan kalimat tersebut agar mencapai

titik estetika dari puisi tersebut, sebenarnya kalimat tersebut merupakan

penjabaran dari perubahan cuaca. Penggunaan kata “sekali” juga memberi

kesan bahwa matahari membunuh bunga itu sangat perlahan dan lembut.

“tak ada bau kemenyan tak ada bunga-bunga; mereka telah tidur sejak abad pertama, Semenjak Hari Pertama itu.” (E4.P7)

Data E4.P7 mengandung gaya bahasa epitet. Hari Pertama itu

merujuk pada hari pertama nenek moyang kita pergi meninggalkan kita.

“di tangan kita berkas-berkas rencana, di atas kepala

Sang Surya.” (E5.P7)

Data E5.P7 mengandung gaya bahasa epitet. Sang Surya

merupakan kata lain yang mewakili matahari.

“ampunilah hamba-Mu ini di balik pintu terkunci” (E6.P9)

Data E6.P9 mengandung gaya bahasa epitet. Penggunaan kata “di

balik pintu terkunci” memiliki makna di dalam kubur bersama dengan

dosa-dosa yang telah diperbuat semasa hidup. Manusia yang sudah

meninggal memohon ampunan terhadap Sang Maha Kuasa.

Berdasarkan data tersebut, penulis menemukan sedikitnya enam

penggunaan gaya bahasa epitet. Penggunaan gaya bahasa epitet ditemukan

2 kali dalam puisi Ziarah dan Jari-jari Bunga Terbuka; dan 1 kali dalam

puisi Pada Suatu Malam dan Iring-iringan di Bawah Matahari.

Page 74: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

62

B. Implikasi terhadap Pembelajaran

Pengajaran sastra di sekolah pada dasarnya melatih siswa memiliki

kepekaan rasa terhadap dirinya sendiri dan lingkungan melalui karya sastra.

Dengan membaca karya sastra siswa diharapkan dapat mengambil pesan-

pesan yang terdapat dalam karya tersebut. Bidang pengajaran sastra mencakup

aspek yang sangat luas seluas aspek kehidupan manusia itu sendiri, sebab

wilayah kesusastraan adalah wilayah yang dihuni oleh manusia.103 Pengajaran

sastra ini perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan

apresiasi sastra, dalam kaitan ini adalah pembimbingan apresiasi puisi.

Melalui bimbingan apresiasi puisi ini, anak didik dilatih untuk lebih peka

terhadap nilai-nilai keindahan yang terkadung dalam puisi, khususnya dalam

mempelajari gaya bahasa. Di samping itu, puisi sebagai pengentalan nilai-nilai

hidup yang diolah dari pengalaman konkret penyairnya dengan sendirinya

akan mengandung nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat untuk dikaji dan

direnungkan.104

Dalam pembelajaran puisi di sekolah, siswa diminta untuk

mengapresiasi puisi. Berdasarkan silabus pembelajaran kurikulum 2013 revisi

2016. Siswa mendapatkan pembelajaran tentang puisi pada kelas X dan

diminta untuk dapat mengapresiasinya dengan mengidentifikaasi suasana,

makna dan tema dalam beberapa puisi (KD. 3.16 da 3.17). Siswa ditugaskan

untuk memahami puisi Sapardi Djoko Damono “Berjalan ke Barat Waktu Pagi

Hari” dan “Aku Ingin”, kemudian menentukan suasana, makna, dan tema puisi

tersebut, serta menganalisis unsur pembangun puisi. Siswa diminta untuk

dapat memahami gaya bahasa yang ada dalam karya puisi. Selanjutnya, siswa

diminta untuk memahami cara pembacaan puisi yang baik dan membuat

musikalisasi puisi dari beberapa puisi sastrawan terkenal Indonesia (KD.

4.16). Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membuat musikalisasi

puisi dari sastrawan terkenal Indonesia. Kemudian tahapan terkahir, siswa

diminta untuk menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya

103 Sumardi, Op Cit, h. 13 104 Ibid, h. 8

Page 75: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

63

(KD. 4.17). Siswa ditugaskan menulis puisi dengan menggunakan beberapa

gaya bahasa yang sudah diajarkan dan memperhatikan diksi, rima, dan

tipografi.

Dalam pengajaran apresiasi puisi akan mencapai tujuan jika guru dapat

menumbuhkan kecintaan siswa terhadap karya sastra khususnya puisi,

sehingga siswa memiliki minat untuk menganalisis karya tersebut lebih dalam

lagi. Penguasaan guru terhadap materi juga sangat penting dan pemilihan

bahan pembelajaran yang mudah dan menarik juga akan mempengaruhi

pemahaman siswa. Oleh sebab itu, penulis menggunakan buku kumpulan puisi

“Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono sebagai bahan ajar karena

selain bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu berat untuk pemahaman

siswa sekolah menengah, kumpulan puisi tersebut juga mengandung gaya

bahasa yang beragam sehingga dapat menambah wawasan siswa tentang gaya

bahasa yang mungkin selama ini hanya mengenal beberapa gaya bahasa saja.

Page 76: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan deskripsi data yang penulis lakukan, dapat

disimpulkan bahwa gaya bahasa perbandingan yang terdapat dalam kumpulan

puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ditemukan gaya bahasa

metafora, personifikasi, simile, depersonifikasi, epitet, dan parabel.

Pada penelitian ini, penulis memilih 20 puisi dan ditemukan sebanyak

59 penggunaan gaya bahasa perbandingan. Penggunaan gaya bahasa

perbandingan yang dominan yaitu personifikasi sebanyak 30 data. Penggunaan

lainnya yaitu metafora sebanyak 10 data; simile sebanyak 9 data; epitet

sebanyak 6 data; depersonifikasi sebanyak 2 data; dan parabel dan alusi

sebanyak 1 data; serta tidak ditemukan penggunaan gaya bahasa alegori,

eponim, dan simbolik.

Penelitian ini dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dengan materi unsur-unsur puisi salah satunya gaya bahasa di

Sekolah Menengah Atas yang tercantum dalam kurikulum 2013 revisi 2016

dengan kompetensi dasar 3.16, 3.17, 4.16, dan 4.17 untuk memberikan

pemahaman belajar yang lebih baik dengan menampilkan contoh gaya bahasa

perbandingan yang beragam dari kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya

Sapardi Djoko Damono.

B. Saran

Penelitian yang sederhana ini tidak banyak memberikan kontribusi

terhadap persoalan bahasa di Indonesia, namun tulisan ini bermanfaat bagi

para pelajar, mahasiswa, dan pengguna bahasa lainnya agar lebih

mendalami tentang gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan puisi “Hujan

Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono. Ada beberapa saran yang penulis

ajukan, yakni:

64

Page 77: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

65

1. Bagi para pendidik sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar

menggunakan contoh gaya bahasa yang beragam dari puisi sastrawan

Indonesia dan mudah dipahami siswa.

2. Bagi peneliti lain, diharapkan untuk melibatkan lebih banyak komponen

yang memengaruhi pemahaman siswa tentang gaya bahasa perbandingan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi terhadap dunia

pendidikan, khususnya dalam pembelajaran gaya bahasa di Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, sehingga mutu pendidikan dapat

ditingkatkan lagi.

Page 78: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

DAFTAR PUSTAKA

Aftarudin, Pesu. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa, 1984.

Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:

Balai Pustaka, 2003.

Chaer, Abdul. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Damono, Sapardi Djoko. Hujan Bulan Juni Sepilihan Sajak. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2013.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Emzir dan Saifur Rohman. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Rajawali Pers,

2015.

Falah, M. Zainal. Gejala dan Gaya Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Karyono,

1996.

Ganie, Tajuddin Noor. Buku Induk Bahasa Indonesia Pantun, Puisi, Syair ,

Peribahasa, Gurindam, dan Majas. Yogyakarta: Araska, 2015.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2010

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2013

Indrawan, Rully dan R. Poppy Yaniawati. Metodologi Penelitian. Bandung:

Refika Aditama, 2014.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Kosasih, E. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya,

2012.

Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993.

Muhammad. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2001.

Muslich, Masnur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

66

Page 79: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

67

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Nurgiyantoro, Burhan. Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2014.

Pradopo, Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2014.

Rahmanto, B. Metode Pembelajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius, 1998.

Ramlan, M. Morfologi. Yogyakarta: CV Karyono, 2009.

Ratna, Nyoman Kutha. Stilistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Saeed, John I. Semantics. United Kingdom: Blackwell, 2003.

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT Index, 2012.

Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta, 2015.

Subroto, D. Edi, dkk. Telaah Stilistika Novel Berbahasa Jawa Tahun 1980-an.

Jakarta: Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa, 1999.

Subuki, Makyun. Semantik. Jakarta: Trans Pustaka, 2011.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2012.

Sumardi dan Abdul Rozak Zaidan. Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi SLTP &

SMA. Jakarta. Balai Pustaka, 1997.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa, 1985.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung; Angkasa, 1993.

Waridah, Ernawati. Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Kesusastraan

Indonesia. Bandung: Ruang Kata, 2014.

Widjojoko dan Endang Hidayat. Teori dan Sejarah Sastra Indonesia. Bandung:

UPI Press, 2006.

WS, Hasanuddin. Membaca dan Menilai Sajak. Bandung: Angkasa, 2012.

Page 80: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

LAMPIRAN 1

Data Puisi

1. Di Pemakaman

Kaukah yang menyapaku selamat pagi? Kita menundukkan kepaladi depan kapal-kapal yang terdampar, elang yang lelah,Angin berhenti. Aku pun membalasmu selamat pagidengan lirih.dan menundukkan kepala kembali. Kita tidak berhak tengadah kematahari,kita hanya akan menyihir alam: matahari akan menjelma api,bau kembang akan membusuk, suara burung akan menjelmaterompetdari lembah orang mati. Kita adalah tukang sihir, menunduklah,kita tak berhak tengadah ke matahariKini, saat ini, kau dan aku adalah orang-orang asing terkucildari alam. Kita bukan bagian dari suara dan warna,dan mesti menunduk. Pengembara-pengembara tak dikenal,dan tidak juga mau mengerti. Selamat pagi, katamu105

(1963)2. Pada Suatu Malam

Ia pun berjalan ke barat. Selamat malam, Solo,katanya sambil menunduk.seperti didengarnya sendiri suara sepatunyasatu per satu.barangkali lampu-lampu ini masih menyala buatku, pikirnya.kemudian gambar-gambar yang kabur dalam cahayaia sendiri saja, sahut-menyahut dengan malam,sedang dibayangkannya sebuah kapal di tengah lautanyang memberontak terhadap kesunyian.

sunyi adalah minuman keras. Beberapa orang membawaperempuan,beberapa orang bergerombol, dan satu-dua orangmenyindir diri sendiri; kadang memang tak ada lelucon lain.barangkali sejuta mata itu memandang ke arahku, pikirnya;ia pun berjalan ke barat, merapat ke masa lampau.

selamat malam, gereja. Hei, kaukah anak kecil

105 Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni Sepilihan Sajak , (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 3

Page 81: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

yang dahulu menangis di depan pintuku itu? ia ingat kawan-kawannya pada suatu hari natal dalam gereja itu, dengan pakaian serba baru, bernyanyi; dan ia di luar pintu. ia pernah ingin sekali bertemu yesus, tapi ayahnya bilang yesus itu anak jadah. ia tak pernah tahu apakah ia pernah sungguh-sungguh mencintai ayahnya

barangkali malam ini yesus mencariku, pikirnya. tapi ia belum pernah berjanji kepada siapa pun untuk menemui atau ditemui; ia benci kepada setiap kepercayaan yang dipermainkan.

ia berjalan sendiri di antara orang ramai. seperti didengarnya seorang anak berdoa; ia tak pernah diajar berdoa ia pun suatu saat ingin meloloskan dirinya ke dalam doa, tetapi tak pernah mengetahui awal dan akhir sebuah doa; ia tak pernah tahu kenapa. barangkali seluruh hidupku adalah sebuah doa yang panjang, katanya sendiri; ia merasa seperti tentram dengan jawabannya sendiri: hidup adalah doa yang panjang. pagi tadi ia bertemu seseorang, ia sudah lupa namanya, lupa wajahnya: berdoa sambil berjalan …. ia ingin berdoa malam ini, tapi tak bisa mengakhiri, tak bisa menemukan kata penghabisan.

ia selalu merasa sakit dan malu setiap kali berpikir tentang dosa; ia selalu akan pingsan kalau berpikir tentang mati dan hidup abadi. barangkali tuhan seperti kepala sekolah, pikirnya ketika dulu ia masih di sekolah rendah. barangkali tuhan akan mengeluarkan dan menghukum murid yang nakal, membiarkannya bergelandangan dimakan iblis. barangkali tuhan sedang mengawasi aku dengan curiga, pikirnya mala mini, mengawasi seorang yang selalu gagal berdoa. apakah kamu juga pernah berdoa, tanyanya ketika berpapasan dengan seorang perempuan. Perempuan itu setangkai bunga; apakah ia juga pernah bertemu yesus, atau barangkali pernah juga dikeluarkan dari sekolahnya dulu.

selamat malam, langit, apa kabar selama ini? barangkali bintang-bintang masih berkedip buatku, pikirnya. Ia pernah membenci langit dahulu,

Page 82: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

ketika musim kapal terbang seperti burung menukik: dan kemudian ledakan-ledakan (saat itu pulalah terdengar olehnya ibunya berdoa dan terbawa pula namanya sendiri). kadang ia ingin ke langit, kadang ia ingin mengembara saja ke tanah-tanah yang jauh; pada suatu saat yang dingin ia ingin lekas kawin, membangun tempat tinggal.

ia pernah merasa seperti si pander menghadapi angka-angka …. Ia pun tak berani memandang dirinya sendiri ketika pada akhirnya tak ditemukannya kuncinya. pada suatu saat seorang gadis adalah bunga. tetapi di lain saat menjelma sejumlah angka yang sulit. Ah, ia tak pernah berani berkhayal tentang biara.

ia takut membayangkan dirinya sendiri. Ia pun ingin lolos dari lampu-lampu dan suara-suara malam hari, dan melepaskan genggamannya dari kenyataan; tetapi disaksikannya: berjuta orang sedang berdoa, para pengungsi yang bergerak ke kerajaan tuhan, orang-orang sakit, orang-orang penjara, dan barisan panjang orang gila. ia terkejut dan berhenti, lonceng kota berguncang seperti sedia kala rekaman senandung duka nestapa.

seorang perempuan tertawa ngeri di depannya, menawarkan sesuatu ia menolaknya. ia tak tahu kenapa mesti menolaknya. barangkali karena wajah perempuan itu mengingatkannya kepada sebuah selokan, penuh dengan cacing; barangkali karena mulut perempuan itu menyerupai penyakit lepra; barangkali karena matanya seperti gula-gula yang dikerumini beratus semut. dan ia telah menolaknya, ia bersyukur untuk itu kepada siapa gerangan tuhan berpihak, gerutunya.

ia menyaksikan orang-orang berjalan, seperti dirinya, sendiri; atau membawa perempuan, atau bergerombol, wajah-wajah yang belum ia kenal dan sudah ia kenal, wajah-wajah yang ia lupakan dan ia ingat sepanjang zaman, wajah-wajah yang ia cinta dan ia kutuk, semua sama saja. barangkali mereka mengangguk padaku, pikirnya; barangkali mereka melambaikan tangan padaku setelah lama

Page 83: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

berpisah atau setelah terlampau sering bertemu. Ia berjalan ke barat.

selamat malam. Ia mengangguk, entah kepada siapa; barangkali kepada dirinya sendiri. Barangkali hidup adalah doa yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras. ia merasa Tuhan sedang memandangnya dengan curiga; ia pun bergegas. barangkali hidup adalah doa yang …. barangkali sunyi adalah …. barangkali Tuhan sedang menyaksikannya berjalan ke barat.106

(1964)

3. Tentang Seorang Penjaga Kubur yang Mati

Bumi tak pernah membeda-bedakan. seperti ibu yang baik, diterimanya kembali anak-anaknya yang terkucil dan membusuk, seperti halnya bangkai binatang; pada suatu hari seorang raja, atau jenderal, atau pedagang, atau klerek --- sama saja;

dan kalau hari ini si penjaga kubur, taka da bedanya. Ia seorang tua yang rajin membersihkan rumputan, menyapu nisan, mengumpulkan bangkai bunga dan daunan; dan bumi pun akan menerimanya seperti ia telah menerima seorang laknat, atau pendeta, atau seorang yang acuh tak acuh kepada bumi, dirinya.

Toh akhirnya semua membusuk dan lenyap. yang mati tanpa genderang, si penjaga kubur ini, pernah berpikir: apakah balasan bagi jasaku kepada bumi yang telah kupelihara dengan baik; barangkali sebuah sorga atau ampunan bagi dusta-dusta masa mudanya. Tapi sorga belum pernah terkubur dalam tanah.

dan bumi tak pernah membeda-bedakan, tak pernah mencinta atau membenci; bumi adalah pelukan yang dingin, tak pernah menolak atau menanti, tak akan pernah membuat janji dengan langit.

lelaki tua yang rajin itu mati hari ini; sayang bahwa ia tak bisa menjaga kuburnya sendiri.107

106 Ibid, h. 5

Page 84: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

(1964)

4. Berjalan di Belakang Jenazah

berjalan di belakang jenazah angin pun redajam mengerdiptak terduga betapa lekassiang menepi, melapangkan jalan dunia

di samping: pohon demi pohon menundukkan kepaladi atas: matahari kita, matahari itu jugajam mengambang di antaranyatak terduga begitu kosong waktu menghirupnya.108

(1967)

5. Lanskap

Sepasang burung, jalur-jalur kawat, langit semakin tuawaktu hari hampir lengkap, menunggu senjaputih kita pun putih memandangnya setiasampai habis semua senja.109

(1967)

6. Sonet: Hei! Jangan Kau Patahkan!

Hei! Jangan kau patahkan kuntum bunga ituia sedang mengembang; bergoyang-goyang dahan-dahannya yang tuayang telah mengenal baik, kau tahu,segala perubahan cuaca.

Bayangkan: akar-akar yang sabar menyusup dan menjalarhujan pun turun setiap bumi hampir hangus terbakardan mekarlah bunga itu perlahan-lahandengan gaib, dari Rahim Alam.

Jangan; saksikan saja dengan telitibagaimana Matahari memulasnya warna-warni, sambil diam-diam

107 Ibid, h. 10-11 108 Ibid, h. 15 109 Ibid, h. 17

Page 85: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

membunuhnya dengan hati-hati sekali dalam kasih sayang, dalam rindu-dendam Alam; lihat: ia pun terkulai perlahan-lahan dengan indah sekali, tanpa satu keluhan.110

(1967)

7. Ziarah

Kita berjingkat lewat jalan kecil ini dengan kaki telanjang; kita berziarah ke kubur orang-orang yang telah melahirkan kita. Jangan sampai terjaga mereka! Kita tak membawa apa-apa. Kita tak membawa kemenyan ataupun bunga kecuali seberkas rencana-rencana kecil (yang senantiasa tertunda-tunda) untuk kita sombongkan kepada mereka. Apakah akan kita jumpai wajah-wajah bengis, atau tulang-belulang, atau sisa-sisa jasad mereka di sana? Tidak, mereka hanya kenangan. Hanya batang-batang cemara yang menusuk langit yang akar-akarnya pada bumi keras. Sebenarnya kita belum pernah mengenal mereka; Ibu-bapa kita yang mendongeng tentang tokoh-tokoh itu, nenek moyang kita itu, tanpa menyebut-nyebut nama. Mereka hanyalah mimpi-mimpi kita, kenangan yang membuat kita merasa pernah ada. Kita berziarah; berjingkatlah sesampai di ujung jalan kecil ini: sebuah lapangan terbuka

batang-batang cemara angin.

Tak ada bau kemenyan tak ada bunga-bunga; mereka telah tidur sejak abad pertama, semenjak Hari Pertama itu. Tak ada tulang-belulang tak ada sisa-sisa jasad mereka Ibu-bapa kita sungguh bijaksana, terjebak kita dalam dongengan nina bobok.

110Ibid, h. 21

Page 86: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

Di tangan kita berkas-berkas rencana, di atas kepala

sang Surya.111

(1967)

8. Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka

Ketika jari-jari bunga terbukamendadak terasa: betapa sengitcinta Kitacahaya bagai kabut, kabut cahaya; di langit

menyisih awan hari ini; di bumimeriap sepi yang purba;ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata, suatu pagidi sayap kupu-kupu, di sayap warna

suara burung di ranting-ranting cuaca,bulu-bulu cahaya: betapa parahcinta Kitamabuk berjalan, di antara jerit bunga-bunga rekah112

(1968)

9. Iring-Iringan di Bawah Matahari

/1/Matahari di depan pintu. bayang-bayangmu,seperti bermimpi, mendengarnya kembali(bisik-bisik di balik tembok, langkah-langkahbergegas naik-turu tangga. siut anginadi kain jendela, gaung detik jam:nyanyian yang menggugurkankelopak demi kelopak bunga) nyaring sekali

kau pun tiba-tiba melepaskan topi, begituhati-hati, sebelum menyusur gua siangsepanjang matahari, berdesakan baying-bayang

111 Ibid, h. 22-23 112 Ibid, h. 27

Page 87: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

“selamat jalan, musafir, barangkali di antara kita menghalang sudah sorga itu semenjak hari ini

ketika upacara dimulai semakin jauh bintang kecil di langit yang tinggi, semakin asing surat-surat cinta, tersesat di bawah matahari purba.

/2/ Iring-iringan bunga, iring-iringan bangkai; matahari: dicucinya angkasa dari bau busuk mimpimu siang ini, dan tak diajaknya bercakap kau perihal cuaca. diam-diam kau pun mengancingkan leher bajumu : alangkah dingin cahaya ini, memantul di keranda, memercik…

bukankah bagai nyanyian bersama cahaya menyilaukan itu (yang selalu terucap dalam igauanmu, yang tak pernah meninggalkan jejak, yang selalu tiba-tiba gaib setiap kali kau begitu rindu)

/3/ Tiba-tiba angina kemarau debu dan sobekan-sobekan kertas (barangkali surat kelahiran, barangkali Lelayu, barangkali….) tiba-tiba saja Sempurna lingkaran itu

tiba-tiba kau pun menjelma sunyi ruang kosong antara bumi dan matahari; sebelum tikungan ada yang bertanya, “tapi kau pergi ke mana, saudara?”

(“kapan kau berangkat, saudara?” “hai, ini sudah jam berapa?” “kalau hujan sudah jatuh nanti” “ya, tapi…” seseorang berdiri di ambang pintu kemarin: menunggu, atau ditunggu,

Page 88: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

atau menunggu, atau…. “hei, ini hari apa, saudara?”)

/4/ sebelum tikungan itu harus kau kerjakan sesuatu: melihat arloji, atau menerka letak matahari, atau memungut bunga yang rontok dari peti mati; ya, sebelum tikungan harus tersusun kembali pikiranmu yang keriput di bawah matahari, gugup di antara gumam iring-iringan ini

tetapi tiada nina bobok hari ini hanya cahaya gilang gemilang yang sejak dulu menyisir debu, sobek-sobekan kertas, menyisir rambutmu yang mulai memutih di pelipis itu

tiba-tiba kau merasa dahaga sekali sebelum tikungan itu

/5/ Barangkali terdengar gerit engsel pintu menutup ketika kau pun harus memilih, ketika kau pun harus segera menentukan pilihan: jam yang sudah ditetapkan bumi yang dulu melahirkanmu dan berturutan suara pintu, menutup di belakangmu, di depanmu, di atasmu (seperti ada yang mengajakmu bercakap, yang menyentuh-nyentuh bahumu yang mengulang-ulang pertanyaan itu yang nafasnya di telingamu) ketika kau tiba-tiba mengerti sudah sepenuhnya berdiri di anak tangga penghabisan - tiba-tiba sepenuhnya mengerti harus memilih dongengan itu

(daun terakhir pohon kedondong gugurlah di puncak kemarau, tanda bahwa segera bermuatan bunga-bunga – ketika ia berkata: “kutinggalkan Rumah itu Setelah tak berjumpa Siapa pun di sana; barangkali kau ingat Pembunuhan itu ya, berkas darah di telapak tangan kita:

Page 89: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

barangkali memang tak ada janji itu”

telanjang ia ketika bayang-bayangnya rebah siap bermuat bunga-bunga)

/6/ tinggal matahari. dicucinya angkasa dari bau busuk sementara kau menoleh lupa akan namamu sendiri yang kemarin, yang kemarin dulu, yang selalu mencoretkan lambang-lambang gaib di kalender tua itu: yang senantiasa kau tolakkan dan kau terima kembali dalam gelap utuh dan lengkap

“ampunilah hamba-Mu ini antara pasti dan tak pasti beranjak dari tepi ke tepi tiba di sini”

tinggal matahari. sementara kau menoleh: isyarat-isyarat buta di batas mimpi dan jaga kau pun tak menyahutnya sebab kata dieprmainkan angin kemarau sebab mata berkedip di cahaya silau

“ampunilah hamba-Mu ini di balik pintu terkunci”

kini matahari. kau sepenuhnya sendiri113 (1969)

10. Malam itu Kami di Sana

“kenapa kau bawa aku kemari, Saudara?”; sebuah stasiun di dasar malam. Bayang-bayang putih di sudut peron menyusur bangku-bangku panjang; jarum-jarum jam tak letihnya meloncat, merapat ke Sepi. Barangkali saja

Kami sedang menanti kereta yang biasa tiba setiap kali tiada seorang pun siap memberi tanda-tanda;

113 Ibid, h. 39-43

Page 90: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

barangkali saja kami sekadar ingin berada di sini ketika tak ada yang bergegas, yang cemas, yang menanti-nanti;

hanya nafas kami, menyusur batang-batang rel, mengeras tiba-tiba; sinyal-sinyal kejang, lampu-lampu kuning yang menyusut di udara sementara bayang-bayang putih di seluruh ruangan, “Tetapi katakan dahulu, Saudara, kenapa kau bawa aku kemari?”114

(1970)

11. Dalam Kereta Bawah Tanah, Chicago

“siapakah namamu?” barangkali aku setengah tertidur waktukau tanyakan itu lagi. Bangku-bangku yang separo kosong,beberapa wajah yang seperti mata tombak, dan dari jendela:siluet di atas dasar hitam. Aku pun tak pernah menjawabmu,bahkan ketika kau tanyakan jam berapa saat kematianku, sebabkau toh tak pernah ada tatkala aku sepenuhnya terjaga.

Baiklah, hari ini kita namakan saja ia ketakutan, atau apa sajalah. Disaat lain barangkali ia menjadi milik seorang pahlawan, atauseorang budak, atau Pak Guru yang mengajaranak-anak bernyanyi – tetapi manakah yang lebih derasdenyutnya, jantung manusia atau arloji (yang biasamenghitung nafas kita), ketika seorang membayangkansepucuk pestol teracu ke arahnya? Atau tak usah saja kitanamakan apa-apa; kau pun sibuk mengulang-ulangpertanyaan yang itu-itu juga, sementara aku hanya separoterjaga.

Seandainya –115

(1971)

12. Tentang Matahari

Matahari yang di atas kepalamu ituadalah balonan gas yang terlepas dari tanganmuwaktu kau kecil, adalah bola lampuyang ada di atas meja ketika kau menjawab surat-surat

114 Ibid, h. 46 115 Ibid, h. 51

Page 91: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

yang teratur kau terima dari sebuah Alamat, adalah jam weker yang berdering saat kau bersetubuh, adalah gambar bulan yang dituding anak kecil itu sambil berkata: “Ini matahari! Ini matahari!” – Matahari itu? Ia memang di atas sana supaya selamanya kau menghela bayang-bayangmu itu.116

(1971)

13. Berjalan Ke Barat Waktu Pagi Hari

Waktu aku berjalan ke barat waktu pagi matahari mengikutikudi belakangaku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjangdi depanaku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kamiyang telah menciptakan bayang-bayangaku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antarakami yang harus berjalan di depan.117

(1971)

14. Telur, 2

dalam setiap telur semoga ada burung dalam setiap burungsemoga ada engkau dalam setiap engkau semoga ada yangsenantiasa terbang menembus silau matahari memecah udaradingin memuncak ke lengkung langit menukik melintas sungaimerindukan telur118

(1973)

15. Muara

116 Ibid, h. 54 117 Ibid, h. 55 118 Ibid, h. 67

Page 92: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

Muara yang tak pernah pasti sifatnya selalu mengajak laut bercakap. Kalau kebetulan dibawanya air dari gunung, katanya, “Inilah lambang cinta sejati, sumber denyut kehidupan.” Kalau hanya sampah dan kotoran yang dimuntahkannya ia berkata, “Tentu saja bukan maksudku mengotori hubungan kita yang suci, tentu saja aku tak menghendaki sisa-sisa ini untukmu.” Dan ketika pada suatu hari ada bangkai manusia terapung di muara itu, di sana-sini timbul pusaran air, dan tepi-tepi muara itu tiba-tiba bersuara ribut, “Tidak! Bukan aku yang memberinya isyarat ketika ia tiba-tiba berhenti di jembatan itu dan tanpa memejamkan mata, membiarkan dirinya terlempar ke bawah dan, sungguh, aku tak berhak mengusutnya sebab bahkan lubuk-lubukku, dan juga lubuk-lubukmu, tidaklah sedalam …”119

(1973)

16. Di Banjar Tunjuk, Tabanan

pemukul gendang itu membayangkan dirinya Rama yang mengiringkan Sita memasuki hutan pemukul gendang itu membayangkan dirinya Garuda yang mencengkram Sita di antara kuku-kukunya pemukul gendang itu membayangkan dirinya Rawana yang memperkosa Sita di Taman Raja ketika gong dipukul keras di tengah cerita ia tiba-tiba merasa beratus-ratus kera berloncatan mengepungnya dan merobek-robek tubuhnya dan menguburkannya di bawah tumpukan batu di dasar laut.120

(1973)

17. Bunga, 1

(1) Bahkan bunga rumput itu pun berdusta . Ia rekah di tepi padang waktu hening pagi terbit; siangnya cuaca berdenyut ketika nampak sekawanan gagak terbang berputar-putar di atas padang itu; malam hari ia mendengar seru serigala Tapi katanya, “Takut? Kata itu milik kalian saja, para

119 Ibid, h. 69 120 Ibid, h. 71

Page 93: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

manusia. Aku ini si bunga rumput, pilihan dewata!”

(2) Bahkan bunga rumput itu pun berdusta. Ia kembang di

sela-sela geraham batu-batu gua pada suatu pagi, dan malamnya menyadari bahwa tak nampak apapun dalam gua itu dan udara ternyata sangat pekat dan tercium bau sisa bangkai dan terdengar seperti ada embik terpatah dan ia membayangkan hutan terbakar dan setelah api …

Teriaknya, “Itu semua pemandangan bagi kalian saja, para manusia. Aku ini si bunga rumput: pilihan dewata!”121

(1975)

18. Bunga, 2

mawar itu tersirap dan hampir berkata jangan ketika pemilik taman memetiknya hari ini; tak ada alasan kenapa ia ingin berkata jangan sebab toh wanita itu tak mengenal isyaratnya – tak ada alasan untuk memahami kenapa wanita yang selama ini rajin menyiraminya dan selalu menatapnya dengan pandangan cinta itu kini wajahnya anggun dan dingin, menanggalkan kelopaknya selembar demi selembar dan membiarkannya berjatuhan menjelma pendar-pendar di permukaan kolam.122 (1975)

19. Benih

“Cintaku padamu, Adinda,” kata Rama “adalah laut yang pernah bertahun memisahkan kita, adalah langit yang senantiasa memayungi kita , adalah kawanan kera yang di gua Kiskenda. Tetapi…,” Sita yang hamil itu tetap diam sejak semula, “kau telah tinggal dalam sangkar raja angkara itu bertahun lamanya, kau telah tidur di ranjangnya, kau bukan lagi rahasia baginya.” Sita yang hamil itu tetap diam: pesona. “Tetapi Raksaksa itu ayahandamu sendiri, benih yang menjadikanmu, apakah ia juga yang membenihimu, apakah…” Sita yang hamil itu tetap diam, mencoba menafsirkan kehendak para dewa.123

121 Ibid, h. 75 122 Ibid, h, 76 123 Ibid, h. 92

Page 94: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

(1981)

20. Aku Ingin

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:dengan kata yang tak sempat diucapkankayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:dengan isyarat yang tak sempat disampaikanawan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(1989)

Page 95: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Tunas Harapan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/2

Materi Pokok : Puisi

Pertemuan Ke : 12-16

Jumlah Pertemuan : 4 x pertemuan

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

Page 96: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang

terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.

4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi

dari antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal,

ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)

3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.

4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan konteks untuk

mempersatukan bangsa sebagai tanda syukur atas anugerah Tuhan akan

keberadaan bangsa Indonesia

2. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dalam

memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis

melalui teks observasi, teks eksplanasi, teks negosiasi, teks biografi, puisi

dan ulasan karya.

3. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dalam

mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui

teks observasi, teks eksplanasi, teks negosiasi, teks biografi, puisi dan

ulasan karya.

4. Menunjukkan perilaku tidak menjiplak pada kegiatan menulis teks

observasi, teks eksplanasi, teks negosiasi, teks biografi, puisi dan ulasan

karya

5. Menganalisis unsur pembangun puisi

6. Menyimpulkan makna, suasana, tema dari puisi yang dibaca.

Page 97: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

7. Menanggapi salah satu pembacaan puisi dari kumpulan puisi sastrawan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa terbiasa menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan

konteks

2. Siswa dapat mengenali unsur yang terdapat dalam puisi

3. Siswa dapat menyimpulkan makna, suasana dan tema dalam puisi

4. Siswa dapat menanggapi pembacaan puisi.

5. Siswa dapat membuat puisi dan membacakannya di depan kelas.

6. Siswa dapat mengidentifikasi unsur pembangun puisi

E. Materi Pembelajaran

1. Contoh puisi

2. Unsur dan jenis-jenis puisi

F. Model/Metode Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran Scientific

2. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Based Learning)

3. Metode Diskusi, Penugasan

G. Media Pembelajaran

1. Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono

H. Sumber Belajar

Buku Bahasa Indonesia Kelas X, KBBI V offline, Internet

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1: (2 x 45 menit)

Kegiatan Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan/Kegiatan awal 15 menit

Page 98: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

1. Orientasi

a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa

untuk memulai pembelajaran

b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali

kegiatan pembelajaran.

2. Apersepsi

a. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan tema sebelumnya, yaitu :

Materi Pelajaran Kelas X: Puisi

b. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan

pelajaran yang akan dilakukan.

3. Motivasi

a. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari

pelajaran yang akan dipelajari.

b. Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik

diharapkan dapat menjelaskan tentang :

1) Unsur-unsur dalam puisi

2) Tema, suasana, makan dalam puisi

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang

berlangsung

d. Mengajukan pertanyaan.

4. Pemberian Acuan;

a. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu.

b. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

Page 99: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

c. Pembagian kelompok belajar

d. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

1. Peseta didik mengamati contoh puisi

2. Peserta didik diarahkan untuk memahami dan mempelajari tema,

suasana dan makna puisi dari sumber belajar lain yang relevan

3. Peserta didik diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang kurang

jelas seputar tema, suasana, dan makna puisi

4. Peserta didik dan guru mendiskusikan jawaban terkait materi

5. Guru memberikan soal terkait tema, suasana dan makna puisi

untuk dikerjakan secara individu

60 menit

C. Kegiatan penutup

1. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas

pengayaan

(Siswa ditugaskan mencari satu puisi dari kumpulan puisi Hujan

Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono)

15 menit

Pertemuan ke-2: (2 x 45 menit)

Kegiatan Alokasi Waktu

A. Pendahuluan/Kegiatan awal

1. Orientasi

a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa

untuk memulai pembelajaran

b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam

mengawali kegiatan pembelajaran.

15 menit

Page 100: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

2. Apersepsi

a. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik dengan pelajaran

sebelumnya

b. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

c. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan

pelajaran yang akan dilakukan.

3. Motivasi

a. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari

pelajaran yang akan dipelajari.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang

berlangsung

c. Mengajukan pertanyaan.

4. Pemberian Acuan;

a. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu.

b. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

c. Pembagian kelompok belajar

d. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

1. Peseta didik mengamati penjelasan guru tentang

menginterpretasi makna, suasana dan tema puisi

2. Peserta didik diarahkan untuk memahami makna puisi yang

sudah dibaca

3. Peserta didik diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang

kurang jelas seputar materi yang dijelaskan

60 menit

Page 101: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

4. Peserta didik membuat pertanyaan seputar tema, suasana, dan

makna puisi yang sudah dibaca.

C. Kegiatan penutup

1. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas

pengayaan

(peserta didik menentukan makna, tema, dan puisi Sapardi

Djoko Damono berjudul ‘Aku Ingin’ dan ‘Berjalan ke Barat

Waktu Pagi Hari)

15 menit

Pertemuan ke- 3: (2 x 45 menit)

Kegiatan Waktu

A. Pendahuluan/Kegiatan awal

1. Orientasi

a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan

berdoa untuk memulai pembelajaran

b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap

disiplin

c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam

mengawali kegiatan pembelajaran.

2. Apersepsi

a. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik dengan pelajaran

sebelumnya

b. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan

bertanya.

c. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya

dengan pelajaran yang akan dilakukan.

15 menit

Page 102: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

3. Motivasi

a. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari

pelajaran yang akan dipelajari.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan

yang berlangsung

c. Mengajukan pertanyaan.

4. Pemberian Acuan;

a. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas

pada pertemuan saat itu.

b. Memberitahukan tentang standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan

yang berlangsung

c. Pembagian kelompok belajar

d. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman

belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

1. Peseta didik mengamati penjelasan guru tentang unsur-unsur

dalam puisi

2. Peserta didik diarahkan untuk memahami unsur-unsur tersebut

3. Peserta didik membahas unsur-unsur dalam puisi termasuk

diksi dan gaya bahasa

4. Peserta didik diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang

kurang jelas seputar materi yang dijelaskan

60 menit

C. Kegiatan penutup

1. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas

pengayaan

(peserta didik diberi tugas membuat satu buah puisi di rumah

dengan menyertakan minimal 3 buah gaya bahasa

perbandingan)

15 menit

Page 103: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

Pertemuan ke-4 : (2 x 45 menit)

Kegiatan Alokasi Waktu

A. Pendahuluan/Kegiatan awal

1. Orientasi

a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa

untuk memulai pembelajaran

b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam

mengawali kegiatan pembelajaran.

2. Apersepsi

a. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan

dengan pengalaman peserta didik dengan pelajaran

sebelumnya

b. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

c. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan

pelajaran yang akan dilakukan.

3. Motivasi

a. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari

pelajaran yang akan dipelajari.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang

berlangsung

c. Mengajukan pertanyaan.

4. Pemberian Acuan;

a. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan saat itu

b. Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi

15 menit

Page 104: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

c. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

1. Peseta didik menyerahkan tugas membuat puisi

2. Peserta didik dan guru membahas cara membuat puisi yang

baik

3. Peserta didik diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang

kurang jelas seputar materi yang dijelaskan

60 menit

C. Kegiatan penutup

1. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas

pengayaan

15 menit

J. Penilaian

1. Teknik penilaian: pengamatan dan tes tertulis

2. Prosedur penilaian:

a. Penilaian Proses

No. Aspek yang

Dinilai

Teknik

Penilaian

Waktu

Penilaian

Instrumen

Penilaian

Ket.

1. Religius Pengamatan Selama

pembelajaran

dan saat

diskusi

Lembar

Pengamatan 2. Tanggung

jawab

3. Imajinatif

4. Responsif

5. Santun

Page 105: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

b. Penilaian Hasil

1) Tes Tertulis (pengetahuan)

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian

Instrumen

Memahami tema, suasana,

dan makna dalam puisi

Tes tertulis Isian Jelaskan makna yang

terkandung dalam puisi

tersebut!

Pedoman Penskoran

Soal nomor 1

2) Tes praktik-proyek ( keterampilan )

Interpretasilah makna puisi terlampir!

Aspek Skor

Siswa menjawab benar 100

Siswa menjawab tidak lengkap 60

Siswa menjawab salah 20

No. Aspek Deskripsi Ya Tidak

1. Ketepatan

interpretasi

makna puisi

Sudah tepatkah interpretasi

makna puisi?

Page 106: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

Rubrik Penilaian Keterampilan menginterpretasi makna puisi

Mengetahui, Jakarta, April 2019

Kepala SMK Tunas Harapan Guru Mata Pelajaran

Winartono, S.H. Titih Sundari

2. Ketepatan

penggunaan

bahasa dan ejaan

Apakah penggunaan bahasa dalam

menginterpretasi makna makna puisi

sesuai dengan kaidah kebahasaan?

Page 107: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(1989)

Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari

waktu aku berjalan ke barat di waktu pagi matahari mengikutiku

di belakang

aku berjalan mengikuti baying-bayangku sendiri yang memanjang

di depan

aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami

yang telah menciptakan bayang-bayang

aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara

kami yang harus berjalan di depan

(1971)

Page 108: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

A. Pengertian Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan

kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan

irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Puisi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa

2. Memperhatikan irama dan bunyi

3. Berisi ungkapan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan pengalaman

dan bersifat imajinatif.

4. Bahasa bersifat konotatif.

Unsur-unsur dalam puisi

1. Nada dan suasana dalam puisi

2. Tema puisi

3. Makna puisi

B. Mendemonstrasikan Teks Puisi

1. Membacakan Teks Puisi

a. Pelafalan

b. Intonasi

c. Ekspresi

2. Musikalisasi Puisi

C. Unsur Bahasa Teks Puisi

1. Diksi atau Pilihan Kata

2. Imajinasi/Pengimajian

3. Kata Konkret

4. Majas atau Bahasa Figuratif

5. Rima dan Ritma

Page 109: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

D. Menulis Teks Puisi

1. Tentukan tema puisi.

2. Tuliskan apa yang ada di hati sejelas mungkin sesuai dengan tema

yang dipilih.

3. Kembangkan pilihan kata yang sudah Anda pilih ke dalam larik-larik

beraturan.

4. Susunlah larik-larik puisi menjadi bait dengan memperhatikan rima

atau persamaan bunyi.

5. Berilah judul puisi yang Anda buat.

Page 110: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan
Page 111: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan
Page 112: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan
Page 113: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan
Page 114: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan
Page 115: GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46740/1/TITIH... · contoh gaya bahasa perbandingan yang beragam dari kumpulan

BIODATA PENULIS

Titih Sundari, NIM 1112013000052.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penulis lahir di Jakarta, 3 Januari 1995.

Bertempat tinggal di Jalan Sumur Batu RT

003/07, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan

Kemayoran, Jakarta Pusat. Penulis

merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Orang tua penulis adalah

Almarhum Bapak Jamaludin dan Almarhumah Ibu Titin Suprihatin. Sejak

duduk di bangku SD, penulis sudah gemar menulis puisi. Oleh karena itu,

ketika mulai mengajar penulis adalah orang yang menggagas ekstrakulikuler

baru bernama “RUANG SASTRA” di SMK Tunas Harapan, Grogol

Petamburan, Jakarta Barat.

Riwayat Pendidikan penulis, SD Negeri Cempaka Baru 06 petang, lulus

tahun 2006, SMP Negeri 228 Jakarta, lulus tahun 2009, SMK Negeri 44

Jakarta, Jurusan Administrasi Perkantoran, lulus tahun 2012, dan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.