gambarkan bagaimana anda menjelaskan diri anda

26
Gambarkan bagaimana Anda menjelaskan diri Anda? Apa prestasi yang pernah Anda capai semasa kuliah? Apa kegiatan lain yang Anda lakukan semasa kuliah? Jika tidak ada, mengapa? Apa kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki? Apa saja yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kekurangan Anda? Bagaimana pendidikan dan pengalaman Anda berguna untuk pekerjaan Anda nanti? Bagaimana Anda menghadapi pekerjaan yang berat? Anda lebih senang bekerja sendiri atau bersama-sama dalam tim? Ceritakan pengalaman Anda tentang suatu kejadian yang tidak menyenangkan dan bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana Anda mengatasi rasa bosan ketika bekerja? Jika terjadi konflik dengan rekan kerja, bagaimana Anda mengatasinya? Jika Anda berhadapan dengan rekan kerja yang kurang produktif, apa tindakan Anda? Apakah Anda bersedia bekerja lembur untuk mengejar target pekerjaan? Apakah Anda bersedia ditempatkan di luar daerah? Apakah Anda bisa berpisah dengan keluarga? Apa hobi Anda? Berapa gaji yang Anda harapkan untuk posisi yang Anda inginkan? Jika Anda diterima bekerja, apa yang pertama kali ingin Anda lakukan? Demikianlah beberapa pertanyaan wawancara kerja fresh graduate. Bagaimana cara menjawabnya? Silakan sesuaikan dengan kondisi Anda. Saran saya yang terpenting harus diperhatikan adalah jangan sampai jawaban yang dilontarkan justru merugikan Anda. Berikan jawaban yang tepat dan berlatihlah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sehingga nanti anda dapat lebih percaya diri dalam memberikan jawaban di hadapan pewawancara. Semoga sukses JAKARTA - Mayoritas perusahaan selalu mengutamakan fresh graduates dalam merekrut karyawan baru. Namun, minimnya pengalaman dalam menghadapi wawancara kerja di dunia profesional menjadi alasan para fresh graduates gagal dalam proses tersebut. Nah, untuk membantu Anda para fresh graduates, berikut terdapat sejumlah pertanyaan yang kerap diajukan pihak perusahaan selama proses wawancara serta bagaimana kiat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Demikian, seperti dinukil dariCareerigniter, Jumat (11/7/2014). "Ceritakan Tentang Diri Anda" Pertanyaan ini tidak berhubungan tentang diri Anda secara personal. Pewawancara tidak tertarik pada hobi, passion, atau ambisi Anda kecuali hal itu terkait langsung dengan pekerjaan yang lamar. Fokuslah untuk menceritakan prestasi akademik maupun prestasi lain yang berhubungan dengan bidang pekerjaan tersebut. "Apa Kelemahan Anda?" Ini adalah pertanyaan populer lainnya yang sering diajukan kepada para fresh graduates. Lalu, bagaimana caranya menjawab pertanyaan menjebak ini? Tipsnya, tidak perlu memberitahu semua kekurangan

Upload: pangestu-wibisono

Post on 07-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wawancara

TRANSCRIPT

Page 1: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Gambarkan bagaimana Anda menjelaskan diri Anda?

Apa prestasi yang pernah Anda capai semasa kuliah?

Apa kegiatan lain yang Anda lakukan semasa kuliah? Jika tidak ada, mengapa?

Apa kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki? Apa saja yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kekurangan

Anda?

Bagaimana pendidikan dan pengalaman Anda berguna untuk pekerjaan Anda nanti?

Bagaimana Anda menghadapi pekerjaan yang berat?

Anda lebih senang bekerja sendiri atau bersama-sama dalam tim?

Ceritakan pengalaman Anda tentang suatu kejadian yang tidak menyenangkan dan bagaimana Anda

mengatasinya?

Bagaimana Anda mengatasi rasa bosan ketika bekerja?

Jika terjadi konflik dengan rekan kerja, bagaimana Anda mengatasinya?

Jika Anda berhadapan dengan rekan kerja yang kurang produktif, apa tindakan Anda?

Apakah Anda bersedia bekerja lembur untuk mengejar target pekerjaan?

Apakah Anda bersedia ditempatkan di luar daerah?

Apakah Anda bisa berpisah dengan keluarga?

Apa hobi Anda?

Berapa gaji yang Anda harapkan untuk posisi yang Anda inginkan?

Jika Anda diterima bekerja, apa yang pertama kali ingin Anda lakukan?

Demikianlah beberapa pertanyaan wawancara kerja fresh graduate. Bagaimana cara menjawabnya? Silakan sesuaikan

dengan kondisi Anda. Saran saya yang terpenting harus diperhatikan adalah jangan sampai jawaban yang dilontarkan justru

merugikan Anda. Berikan jawaban yang tepat  dan berlatihlah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sehingga nanti

anda dapat lebih percaya diri dalam memberikan jawaban di hadapan pewawancara. Semoga sukses

JAKARTA - Mayoritas perusahaan selalu mengutamakan fresh graduates dalam merekrut karyawan baru. Namun, minimnya pengalaman dalam menghadapi wawancara kerja di dunia profesional menjadi alasan para fresh graduates gagal dalam proses tersebut.

Nah, untuk membantu Anda para fresh graduates, berikut terdapat sejumlah pertanyaan yang kerap diajukan pihak perusahaan selama proses wawancara serta bagaimana kiat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Demikian, seperti dinukil dariCareerigniter, Jumat (11/7/2014).

"Ceritakan Tentang Diri Anda"

Pertanyaan ini tidak berhubungan tentang diri Anda secara personal. Pewawancara tidak tertarik pada hobi, passion, atau ambisi Anda kecuali hal itu terkait langsung dengan pekerjaan yang lamar. Fokuslah untuk menceritakan prestasi akademik maupun prestasi lain yang berhubungan dengan bidang pekerjaan tersebut.

"Apa Kelemahan Anda?"

Ini adalah pertanyaan populer lainnya yang sering diajukan kepada para fresh graduates. Lalu, bagaimana caranya menjawab pertanyaan menjebak ini? Tipsnya, tidak perlu memberitahu semua kekurangan diri Anda kepada pewawancara. Bukan pula bersikap sombong dan arogan dengan tidak mengakui kekurangan yang Anda miliki. Tapi, coba sampaikan kekurangan

Page 2: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Anda sebagai sebuah aset yang tersamarkan. Misalnya, kekurangan saya adalah tidak tahu kapan harus berhenti bekerja.

"Di Mana Anda Melihat Diri Anda Lima Tahun ke Depan?"

Sama seperti pertanyaan tentang menceritakan diri kita, pertanyaan ini diajukan pewawancara bukan untuk melihat tujuan hidup Anda secara personal. Jawablah pertanyaan tersebut secara profesional dalam bidang pekerjaan yang ingin Anda geluti. Sebab perusahaan tentu ingin melihat visi Anda ke depan. Katakan kepada pewawancara jika pekerjaan yang Anda lamar merupakan batu loncatan untuk meraih posisi lebih tinggi kelak

Bab 4. Wawancara

Wawancara merupakan tahap paling awal dari rangkaian proses ‘recruitment’ karyawan di satu perusahaan. Bagi calon karyawan hal ini tentu saja didahului oleh surat panggilan yang dikirim ke alamat tempat tinggalnya. Surat panggilan ini sebaiknya dibawa pada saat wawancara sebagai bukti yang dapat ditunjukkan kepada petugas keamanan di pintu masuk selain mungkin diperlukan dalam mencari alamat. Surat panggilan ini dapat juga mengungkapkan sedikit mengenai ‘bonafiditas’ perusahaannya. Surat panggilan yang masih diketik dengan mesin tik biasa yang manual, yang disertai sedikit noda dari pita mesin tik, dan yang masih ada kesalahan redaksional pastilah mencerminkan bahwa perusahaan itu terbatas budgetnya atau manajemennya masih belum baik. Kemudian dari logo perusahaan di kop surat yang terkesan tidak pernah didisain secara profesionnal juga bisa memperlihatkan bonafid atau tidaknya mereka.

1. Tepat waktu

Tepat waktu adalah hal mutlak dalam menghadiri wawancara. Datang pada waktunya pada saat wawancara tidak hanya menjadi syarat disiplin atau menunjukkan kedisiplinan calon melainkan juga akan memperlihatkan rasa hormat dan menghargai pihak yang memanggil. Harus disadari bahwa pejabat di perusahaan yang akan mewawancarai calonnya bukanlah orang yang berlebihan waktu yang kegiatannya pada hari itu hanya “mengurusi” calon karyawan. Mereka juga adalah (biasanya) orang-orang sibuk dengan jadwal yang padat. Dan bila calon yang akan diwawancara jumlahnya cukup banyak atau lebih dari satu orang pada hari itu, maka biasanya pihak perusahaan menjadwalkan kehadiran mereka pada jam yang berbeda. Jadi bila calon datang terlambat (apalagi cukup lama), selain menimbulkan kesan tidak ‘serius’, juga akan “merusak” rencana dan jadwal pihak perusahaan.

Agar tidak datang terlambat karena masih mencari-cari lokasi perusahaan, calon karyawan harus mencari tahu dengan tepat pada hari-hari sebelumnya. Tanya kiri-kanan, cari lokasinya di peta, dan kalau perlu mengadakan “survey” satu hari sebelumnya. Apabila lokasi kantor tersebut cukup jauh dari tempat tinggal calon, sedangkan jam wawancara masih pagi dan harus menunggu kendaraan umum yang tidak bisa dijamin ketepatan waktunya, maka tidak ada salahnya apabila calon menginap di rumah teman atau famili yang tinggal tidak jauh dari kantor tersebut (apabila memang ada).

2. Penampilan

Penampilan pada bahasan ini terutama mengenai cara berpakaian dan tata rambut saat hadir wawancara. Pada

Page 3: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

dasarnya cara berpakaian haruslah rapi dan sopan. Berpenampilan rapi pada pria adalah setidaknya mengenakan kemeja tangan panjang dan bukan tangan pendek. Kemeja yang dipakai juga sebaiknya warna polos dan jangan bermotif dengan banyak warna misalnya kotak-kotak. Warna polos akan lebih mengesankan suasana formal sedangkan dengan banyak warna dan bermotif akan mengesankan suasana santai, misalnya sedang “jalan-jalan”.

Bila wawancara diadakan di kantor pusat perusahaan besar, perusahaan asing, atau di gedung-gedung perkantoran yang tinggi, maka memakai dasi dapat dikatakan suatu “keharusan”. Tetapi bila wawancara diadakan di lokasi yang tidak terlalu formal seperti di pabrik maka berpenampilan rapi saja tanpa dasi biasanya sudah bisa dianggap cukup. Bila masing ragu, sebaiknya dasi tetap dibawa. Memakai dasi atau tidak juga bisa dilihat dari posisi atau jabatan yang sedang kita lamar. Untuk orang kantoran “asli” maupun posisi-posisi yang memang harus terkesan rapi, misalnya staff marketing yang sering berhubungan dengan pihak luar maka memakai dasi adalah wajib. Tapi untuk posisi orang “lapangan” misalnya supervisor produksi, teknisi di pengeboran minyak, dan lain-lain, tanpa mengenakan dasi tetap dianggap wajar. Namun apapun posisi dan jabatan yang anda lamar, sebagai sarjana janganlah anda datang dengan mengenakan celana jeans atau sepatu olah raga, berapapun mahal harganya.

Untuk wanita, berpenampilan rapi dan sopan dalam berpakaian terutama tidak menampilkan atau menimbulkan kesan “menggoda”, apapun posisi kerja yang dilamar. Kesan “pesolek” dari penampilan muka dan ‘make up’ hanya cocok untuk posisi atau profesi tertentu saja, misalnya sebagai konsultan kecantikan di perusahaan kosmetik, atau barangkali pramugari dan presenter di stasiun televisi. Tetapi berpenampilan sebagai “pesolek” janganlah dibawa pada pekerjaan dan profesi “orang lapangan” seperti di pabrik dan pertambangan karena belum apa-apa anda bisa dianggap tidak cocok untuk pekerjaan itu.

Yang perlu diingat juga adalah, cara berpakaian adalah salah satu hal yang mencerminkan watak dan kepribadian seseorang. Oleh sebab itu aturlah cara berpakaian kita agar lebih cocok dan sesuai dengan profesi dan pekerjaan kita serta disesuaikan dengan seberapa besar kita ingin dihargai dan dianggap oleh lingkungan kerja.

3. Mengisi formulir

ketika tiba di tempat wawancara biasanya kita tidak langsung masuk ke ruang wawancara. Kita akan diminta menunggu sambil mengisi formulir mengenai bio data kita. Pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi pada formulir itu pada umumnya berhubungan dengan data-data Curriculum Vitae (CV) kita ditambah dengan beberapa pertanyaan lainnya seperti : nama orang tua, jumlah saudara kandung dan nama-namanya, pekerjaan orang tua dan saudara kandung, pengalaman organisasi, kursus yang pernah diikuti, kemampuan berbahasa asing, hobi, orang yang dikenal di perusahaan itu, orang yang merekomendasikan kita melamar ke perusahaan tersebut (referensi) dan gaji yang diminta.

Dalam mengisi gaji yang diminta hendaknya kita cukup berhati-hati dan tidak mengisi ‘asal-asalan’ atau terlalu menuruti keinginan kita. Masalah gaji kadang-kadang menjadi faktor penentu utama perusahaan dalam memutuskan penerimaan karyawan. Walaupun calon dianggap memenuhi syarat, bisa saja perusahaan langsung menolak karena gaji yang diminta dinilai terlalu tinggi.Hendaknya para calon karyawan mengetahui harga “pasaran” dan “range” dari gaji di banyak perusahaan untuk posisi, pengalaman kerja, dan pendidikan yang sama, dengan bertanya kepada teman maupun famili yang telah bekerja. Perusahaan bukan hanya akan menolak karena meminta gaji yang terlalu besar, mereka juga bisa menolak kita yang meminta gaji terlalu kecil karena mem’persepsi’kan kita terlalu “murah”.

Yang perlu menjadi perhatian di dalam mengisi formulir adalah kebenaran data yang kita isi. Perusahaan biasanya meminta kita mengisi semua pertanyaan dengan jujur. Hal ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan nantinya apabila kita telah masuk bekerja di sana. Perusahaan bisa mempermasalahkan ke’tidak-jujur’an

Page 4: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

kita.

Terlepas dari masalah pengisian formulir, pelamar kerja juga dapat memperhatikan situasi perusahaan sejak memasuki area perusahaan sampai pada saat duduk di ruang tunggu. Sedikit banyak kita dapat menangkap kesan mengenai ‘baik-buruk’ lingkungan maupun manajemen perusahaan itu. Bisa saja belum apa-apa kita sudah merasa tidak ‘sreg’ dengan perusahaan itu, misalnya situasi yang tidak bersih, orang-orang yang kasar dan tidak ramah, atasan yang memaki-maki bawahan denga kasar, bawahan yang menantang berkelahi atasan, dan lain-lain, ditambah lagi jarak lokasi perusahaan yang terlalu jauh dari tempat tinggal. Apabila kita di awal saja sudah merasa tidak ingin bekerja di sana, mintalah gaji yang tinggi yang rasanya tidak mungkin dipenuhi perusahaan itu. Lamanya waktu menunggu juga dapat menunjukkan bagaimana kondisi manajemen perusahaan itu. Pelamar yang dibiarkan menunggu terlalu lama, katakanlah lebih dari satu jam, tanpa ada alasan, tanpa ada permintaan minta maaf, apalagi terlihat staf perusahaan yang ‘grabak-grubuk’, dapatlah menarik kesimpulan sementara bahwa manajemen di sana kurang baik.

4. Sikap dalam wawancara

Proses wawancara di perusahaan tidaklah sama satu dengan yang lainnya. Ada pewawancara yang hanya satu orang, ada yang beberapa orang. Ada yang dilakukan di ruang kerja (di depan meja kerja), ada yang di ruang tamu dengan meja besar seperti meja makan. Ada yang cukup sekali datang, ada yang harus berulang-ulang dengan pewawancara yang berbeda. Ada yang cukup di satu lokasi, ada yang harus di beberapa lokasi (terutama bila dilakukan oleh perusahaan jasa ‘recruitment’).

Namun bagaimanapun prosesnya dan siapapun pewawancaranya haruslah calon karyawan menunjukkan sikap bersahabat. Sifat tiap pewawancara memang berbeda-beda, ada yang ramah, supel ; ada yang kaku, tidak mudah tersenyum, dan lain-lain. Namun sikap bersahabat dan “hangat” haruslah kita tampilkan saat bertemu dengan orang yang akan mewawancarai kita. Ingat bahwa kesan pertama adalah sangat penting apalagi didukung oleh penampilan dalam berpakaian.

Selanjutnya sikap-sikap yang harus ditunjukkan adalah tidak sombong. Janganlah kita menonjolkan diri bahwa kita paling pandai, serba tahu, dan meremehkan orang lain. Meskipun kita harus menunjukkan sikap rendah hati, kita seharusnya juga tidak terkesan rendah diri atau ‘minder’. Sebaliknya tunjukkanlah sikap percaya diri. Apabila ditanya mengenai kesanggupan kita mengerjakan sesuatu hal yang sebenarnya kita belum bisa, jangan sungkan dan ragu-ragu untuk jujur mengatakan bahwa kita memang belum bisa, tetapi juga tunjukkanlah sikap bahwa kita yakin dapat mengerjakannya apabila diberikan kesempatan untuk mempelajarinya terlebih dahulu. Jangan sekali-kali kita langsung mengatakan tidak mampu sambil menimbulkan kesan langsung menyerah dan tidak mau berusaha. Hal ini tidak disukai pewawancara.

Selama wawancara janganlah sikap kita terlalu “menunduk-nunduk” menunjukkan hormat yang berlebihan sehingga menempatkan diri kita benar-benar ada “di bawah” para pewawancara. Ingat bahwa kita adalah sarjana yang sebenarnya “sejajar” dengan mereka karena mereka (perusahaan) juga membutuhkan kita. Juga janganlah kita bersikap seperti “mengemis” agar dapat diterima bekerja di sana. Walaupun anda memang membutuhkan pekerjaan janganlah anda bersikap “meminta-minta” belas kasihan agar dapat mencari nafkah di sana, apalagi mengatakan bahwa selama ini tidak ada perusahaan yang mau menerima dan anda telah cukup lama menganggur. Hal ini akan membuat mereka “risih”. Para pewawancara bukannya orang yang tidak prihatin atas nasib anda, tetapi mereka adalah petugas profesionnal yang harus memikirkan urusan perusahaan, bukan pribadi anda.

Sebaliknya, apabila merasa santai dan sama sekali tidak tegang sehingga menjalani wawancara seperti mengobrol santai, jagalah sikap anda supaya tidak lepas kendali. Janganlah kita terkesan menjadi kurang menghargai si

Page 5: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

pewawancara dengan menjawab pertanyaan dengan seenaknya dan bercanda. Misalkan, jika anda yang seorang sarjana hukum ditanyakan mengapa tertarik memilih jurusan tersebut, janganlah anda menjawab dengan se”keluar”nya ucapan “Saya cuma tidak mau kena hukum”. Atau anda yang insinyur teknologi pangan dengan pertanyaan yang sama menjawab “Saya suka makan” sambil tersenyum. Apabila jawaban seperti ini memang keluar dari hati yang sesungguhnya, cobalah anda sedikit “mengarang” jawaban yang lebih wajar dan masuk akal, apalagi anda seorang sarjana. Anda mungkin tidak tahu bahwa di dalam hatinya si pewawancara itu sebenarnya sudah men”diskualifikasi” anda sesaat menerima jawaban yang kurang menyenangkan itu dan dengan demikian “gugur”lah anda saat itu juga meskipun tampaknya ia masih melanjutkan bertanya-jawab dengan ramah.

5. Pertanyaan wawancara

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara dapat kita golongkan menjadi beberapa kelompok : pertanyaan seputar data-data pribadi, pertanyaan yang meminta argumen atau alasan, pertanyaan yang meminta solusi atas pemecahan masalah, dan pertanyaan mengenai prinsip, pandangan, dan falsafah pribadi.

Pertanyaan seputar data pribadi biasanya tidak jauh dengan isi CV maupun formulir yang telah anda isi. Mereka hanya ingin tahu lebih banyak, lebih ingin memastikan saja, atau ingin mengetahui lebih jelas. Kalaupun termasuk “melenceng” biasanya mereka ingin mengetahui tentang bagaimana anda berusaha mencari kerja. Dan jawaban atas pertanyaan ini biasanya cukup singkat, tidak terlalu panjang. Contoh-contohnya adalah :- Alamat rumah anda ini berada di daerah mana ?- Saat ini anda tinggal bersama siapa ?- Apakah ke dua orang tua anda masih ada ?- Apa saja yang anda lakukan setelah 6 bulan lulus dan belum bekerja ?- Apa yang anda lakukan selama praktek kerja sebelum lulus ?- Skripsi yang anda buat mengenai apa ? dapat menjelaskan sedikit ?- Apa saja dari mata kuliah yang anda ikuti yang masih diingat ?- Selain melamar di sini apakah anda juga melamar di perusahaan lain ?- Apakah anda juga mendapat panggilan di perusahaan lain ?- Dan lain-lain.

Pertanyaan yang meminta argumen atau alasan terutama untuk melihat logika dan kewajaran jalan pikiran anda. Oleh sebab itu jawab yang harus diberikan juga cukup panjang dan masuk akal. Contoh-contohnya adalah :- Mengapa anda memilih jurusan ini saat kuliah ?- Mengapa anda melamar ke perusahaan ini ?- Atas dasar apa anda menganggap perusahaan ini baik ? (bila anda sempat mengatakan sebelumnya)- Mengapa anda menilai perusahaan ini mempunyai prospek ?- Dan lain-lain

Pertanyaan yang meminta solusi atas pemecahan masalah biasanya lebih ke arah ingin “mengetes” kemampuan otak dan kerja anda. Contoh-contohnya adalah :- Bawahan anda nantinya banyak orang yang lebih tua. Bagaimana cara anda memimpin mereka ? Bagaimana bila mereka tidak menuruti anda ? - Bagaimana anda menghadapi atau mencegah pemogokan karyawan ?- Bagaimana anda menghadapi komplain dari konsumen bila ternyata ada produk yang jelek ?- Sebagai orang marketing apa yang anda lakukan apabila angka penjualan terus merosot ?- Bila produk makanan yang diproduksi terdapat bau yang aneh, apa yang akan anda lakukan ?- Dan lain-lain

Page 6: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Pertanyaan mengenai prinsip, pandangan, dan falsafah pribadi biasanya tidak lazim ditanyakan karena termasuk “kelas berat”. Namun biar bagaimanapun kita harus siap menghadapi pertanyaan yang “aneh” tersebut karena jawaban baik yang kita berikan akan banyak menambah “nilai” kita. Contoh-contohnya adalah :- Menurut anda apakah “sukses” itu ?- Bagaimana pandangan anda mengenai kerja ?- Bagaimana anda memandang diri anda sendiri ?- Menurut anda, apa saja kelebihan dan kelemahan anda ?- Mengapa anda merasa layak diterima di perusahaan ini ? - Mengapa anda merasa dapat bekerja di perusahaan ini dengan baik ?- Sebagai orang yang akan bekerja di perusahaan multinasional, bagaimana pandangan anda mengenai Globalisasi ?- Dan lain-lain.

Selain pertanyaan-pertanyaan di atas, biasanya anda akan ditanyakan atau tepatnya diajak ber‘negosiasi’ mengenai permintaan gaji yang anda tulis. Mereka biasanya akan menanyakan :- Apakah gaji yang anda minta “negotiable” ? (maksudnya dapat ditawar atau dikompromikan) - Berapakah batas gaji yang anda masih mau yang apabila di bawah itu anda benar-benar tidak mau ? ( maksudnya batas minimal gaji yang kita mau) Sebagai orang yang baru pertama kali bekerja, anda sebaiknya tidak terlalu “jual mahal” mengenai gaji apalagi bila anda sangat mendambakan mendapatkan pekerjaan karena sudah sekian lama menganggur, kecuali anda telah menerima banyak panggilan wawancara dan ada beberapa di antaranya yang hampir positif menerima anda dan andapun cukup “sreg” dengan perusahaan itu.

Di samping anda yang selalu ditanya dan harus menjawab pertanyaan, andapun biasanya diberikan kesempatan untuk menanyakan segala sesuatu mengenai perusahaan dan pekerjaannya. Anda sebaiknya memanfaatkan kesempatan ini apabila ada hal yang ingin ditanyakan. Namun ada hal yang HARUS anda pertanyakan adalah, apakah status karyawan baru itu nantinya. Apakah akan diangkat menjadi karyawan tetap atau hanya sebagai karyawan “kontrak” yang masa kerjanya cuma satu tahun dan setelah itu harus diperpanjang lagi setiap tahun. Itupun kalau perusahaan masih mau “memakai”. Kalau tidak berarti karyawan harus siap-siap mencari pekerjaan baru lagi. Dalam wawancara hal ini harus jelas agar si pencari kerja tidak merasa “tertipu” nantinya walaupun bagi seorang yang baru pertama kali bekerja hal ini tampaknya tidak terlalu penting. Sistem kontrak secara tahunan ini tidak melulu diberlakukan bagi buruh pabrik atau pekerja tingkat “bawah” saja karena ada perusahaan yang memberlakukan aturan ini bagi karyawan di tingkat sarjana.

6. Psikotes

Psikotes memang tidak dilakukan di semua perusahaan. Biasanya perusahaan besar atau yang manajemennya maju yang telah menerapkan tes ini untuk penerimaan karyawannya. Psikotes dapat dilakukan di dalam perusahaan sendiri oleh bagian HRD (Human Resources Division) yang para stafnya adalah psikolog atau dilakukan di luar perusahaan, yaitu mengirimkan para calon ke perusahaan lain yang bergerak di bidang jasa ini.

Hal-hal yang dapat diketahui dan ditelusuri melalui psikotes ini adalah : intelegensi, ketelitian, daya tangkap, kestabilan emosi, kematangan mental, logika, imajinasi, kepemimpinan, sifat, watak, kerjasama dengan orang lain, dan lain-lain. Untuk lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai psikotes untuk penerimaan karyawan ini, ada baiknya para calon karyawan melihat dan mempelajari sendiri pada buku-buku yang dibuat oleh para para ahlinya.

Psikotes ada yang dilakukan sendiri oleh para calon dengan mengerjakan soal-soalnya di kertas dan ada pula yang

Page 7: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

dilakukan dalam bentuk wawancara dengan seorang psikolog. Apapun bentuknya, yang penting dilakukan calon adalah mengerjakan dengan tenang, biasa, dan bersikap apa adanya sesuai kemampuan terbaiknya tetapi tetap mengutamakan ketelitian dan konsentrasi. Janganlah “terburu nafsu” dan terlalu bersemangat, seolah-olah ingin membuktikan “kehebatan” kita. Tetapi tidak juga terlalu santai dan lambat. Jangan sampai kita malah salah langkah dan salah kaprah dengan mengira dengan bersemangat dan “berani” akan membuat penilaian kita akan baik tetapi kenyataannya malah kita dinilai ceroboh dan tidak teliti

6 Kesalahan Fresh Graduates Saat Wawancara KerjaHal berikut ini patut untuk Anda hindari agar dapat meminimalisir kesalahan dalam proses wawancara kerja. 

Ketika menjalani sesuatu untuk pertama kali, wajar bila Anda melakukan kesalahan. Termasuk juga ketika pertama kali menghadapi wawancara kerja, ada kemungkinan Anda akan melakukan kesalahan-kesalahan kecil ketika minim persiapan. Meski baru pertama, Anda masih dapat berusaha untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

Apa saja kesalahan-kesalahan dalam wawancara kerja yang biasa dilakukan fresh graduates? Mari simak lansiran dari okezone.com  dan tip dari Rudi Widiyanto, M.Psi., Psikolog berikut ini!

1. Tak Punya Kegiatan Pasca Pewawancara sering melontarkan pertanyaan mengenai kesibukan pelamar setelah lulus. Sebagian besar pelamar memberikan jawaban normatif semacam ‘sedang mencari kerja’ atau ‘membantu orang tua’. Jawaban seperti ini tidak akan memberikan nilai lebih di mata pewawancara. Anda harus memiliki aktivitas setelah lulus yang dapat diceritakan kepada pewawancara. “Tidak harus kegiatan bekerja, Anda bisa ikut kursus, parttime blogger, atau menjadi relawan,” saran Rudi.

2. Menggunakan Kata ‘Kami’Ketika ditanya pengalaman bekerjasama dalam tim, sebagian besar pelamar bersikap rendah hati dengan menyebut ‘kami’. Padahal, pewawancara mengharapkan pelamar bercerita mengenai kontribusi dirinya dalam tim, misal dengan menjawab ‘dalam tim, saya melakukan…’.

3. Menjawab ‘Tidak Tahu’, ‘Tidak Ingat’Jangan hentikan jawaban Anda sebatas kata ‘tidak tahu’, ‘tidak ingat’, atau sejenisnya. Pewawancara biasanya ingin memancing Anda lebih untuk mengetahui pendapat Anda. Bila memang Anda tidak

Page 8: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

tahu, ceritakanlah alternatif lain yang berhubungan dengan pertanyaan, misal ‘saya tidak membaca buku A, tapi saya pernah membaca buku B, isinya …’.

4. Perhatikan Cara MenjawabTerlalu banyak bergumam ‘hmm’ untuk mengulur waktu berpikir akan mengurangi nilai Anda di mata pewawancara. Sampaikan jawaban dengan jelas dan runtut. Perhatikan juga sikap-sikap nonverbal yang tidak baik misalnya duduk membungkuk atau enggan menatap pewawancara.

5. Kenali PerusahaanKenali perusahaan sebelum Anda duduk di depan pewawancara. Carilah informasi melalui berbagai sumber, termasuk website perusahaan. Pahami sejarah perusahaan, visi dan misi, serta produk dan layanan yang dihasilkan perusahaan. “Kalau value perusahaan tidak sesuai dengan value Anda, ya jangan melamar,” ujar Rudi. Misalnya, bila Anda beranggapan bahwa rokok itu berbahaya, tentu Anda tidak akan melamar ke perusahaan rokok.

6. Tidak Tahu Alasan Menginginkan PekerjaanKurang menunjukkan antusiasme sedikit banyak akan membuat Anda kehilangan kesempatan bekerja di perusahaan yang Anda lamar. Mengutip dari okezone.com, Anda harus menunjukkan peran dan daya tarik perusahaan bagi Anda. Ketika diminta menceritakan diri Anda, gunakan kesempatan tersebut untuk menceritakan latar belakang Anda yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang Anda incar.

Whenever you are asked if you can do a job, tell ‘em, ‘Certainly I can!’ Then get busy and find out how to do it.” –Theodore RooseveltSelagi masih ada waktu, persiapkan diri Anda untuk menghadapi wawancara kerja sebaik mungkin dan minim kesalahan. Dan yang terpenting adalah tetap jadilah diri Anda sendiri. Selamat berjuang! [CN/RFK/VINI/CRTV] 

Mayoritas perusahaan memang selalu mengutamakan fresh graduate dalam merekrut karyawan

baru. Akan tetapi, minimnya pengalaman dalam menghadapi wawancara kerja di dunia

profesional menjadi alasan parafresh graduates gagal dalam proses tersebut. Karenanya

dibutuhkan periapan dan strategi yang tepat agar Anda para fesh graduates dapat berhasil alam

menyelesaikan tahapan wawanara kerja yang mana kita tahu bahwa tahapan ini sangat

menentukan. Memang adalah hal wajar ketika Anda melakukan kesalahan ketika menjalani

sesuatu untuk pertama kali, termasuk juga ketika pertama kali menghadapi wawancara kerja.

Karenanya sebelum menghadiri wawancara kerja untuk pertama kali, ada hal-hal yang harus

Anda perhatikan.

Berikut ini adalah tips wawancara kerja untuk fresh graduate yang dapat Anda ikuti:

1. Kenali dengan baik bagaimana profil perusahaan tempat Anda akan melakukan wawancara

kerja, ini termasuk bagaimana budaya berbusana serta gambaran umum tentang perusahaan

tersebut. Ini akan membantu Anda para dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.

Page 9: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

2. Kenakan pakaian yang tepat, sebaiknya untuk menghadiri wawancara kerja hindari

mengenakan pakaian casual karena ini akan memberikan kesan kurang profesional.

3. Pilih pakaian serta aksesoris penunjang yang membuat Anda nyaman dan percaya diri serta

sesuai dengan lingkungan atau perusahaan tempat Anda akan melamar kerja.

4. Tips wawancara kerja untuk fresh graduate selanjutnya adalah Anda harus menjawab setiap

pertanyaan yang diajukan dengan penuh rasa percaya diri dan yakin, perasaan minder dan

kurang percaya diri hanya akan mengurangi penilaiaan pewawancara terhadap Anda.

5. Ceritakan tentang diri Anda. Pertanyaan ini tidak berhubungan tentang diri Anda secara

personal, karena pewawancara tentu tidak tertarik dengan hobi atau ambisi Anda yang tidak

berkaitan dengan pekerjaan yang Anda lamar. Sbaiknya fokus untuk menceritakan prestasi

akademik maupun prestasi lain yang Anda miliki yang tentu saja harus berhubungan dengan

bidang pekerjaan tersebut.

6. Pewawancara biasanya tidak akan melewatkan pertanyaan mengenai kelemahan Anda, karena

ini merupakan pertanyaan populer untuk para fresh graduate. Ini merupakan pertanyaan

jebakan yang tentu saja harus Anda sikapi dengan bijak. Cobalah untuk menyampaikan

kekurangan Anda sebagai sebuah aset yang tersamarkan

15 Pertanyaan Jebakan dalam Wawancara Kerja

May. 31 SolusiHR no comments

Tahap wawancara merupakan tahap yang cukup menentukan untuk kita para pencari kerja dapat di terima di suatu perusahaan atau tidak. Berikut merupakan 15 pertanyaan jebakan dalam wawancara yang mungkin dapat Anda waspadai!

Page 10: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

1. Beritahukan kami tentang diri Anda.

Biasanya ini merupakan pertanyaan pembuka, karena itu jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menjawabnya. Berikan jawaban yang menjawab empat subjek: tahun-tahun terakhir, pendidikan, sejarah kerja, dan pengalaman karir terakhir.

2. Apa yang Anda ketahui tentang kami?

Ketika pertanyaan ini dikeluarkan, anda diharapkan mampu mendiskusikan produk atau pelayanan, pendapatan, reputasi, pandangan masyarakat, target, permasalahan, gaya managemen, orang-orang di dalamnya, sejarah, dan filosofi perusahaan.

Berikan jawaban yang memberitahu pewawancara bahwa Anda meluangkan waktu mencari tahu tentang perusahaan tersebut, namun jangan beraksi seperti Anda tahu segalanya tentang perusahaan tersebut, tunjukan keinginan mempelajari lebih banyak tentang perusahaan tersebut, dan jangan memberikan jawaban negatif seperti “Saya tahu perusahaan anda mengalami problema-problema, itu alasan saya disini”. Tekankan keunggulan perusahaan dan minat Anda terhadap hal tersebut.

3. Apa yang dapat Anda berikan pada kami (yang orang lain tidak bisa beri)?

Sebutkan prestasi-prestasi dan jenjang karir yang Anda telah capai. Sebutkan kemampuan dan hal-hal yang menarik perhatian Anda, gabungkan dengan sejarah Anda mencapai hal-hal itu. Sebutkan kemampuan Anda menentukan prioritas, mengidentifikasi masalah.

4. Apa yang paling menarik menurut Anda dari pekerjaan ini? Dan apa yang paling tidak menarik?

Sebutkan tiga sampai empat faktor menarik dari pekerjaan yang anda hendak ambil dan satu hal kecil sebagai faktor yang kurang menarik.

5. Mengapa kami harus merekrut Anda?

Pertanyaan ini sama seperti pertanyaan nomor empat, sebutkan saja kemampuan-kemampuan Anda yang mampu mendukung perusahaan tersebut.

6. Apa yang Anda cari di dalam sebuah pekerjaan?

Berikan jawaban yang berkisar pada oportunitas di dalam organisasi. Beritahukan pewawancara kalau Anda ingin memberikan kontribusi dan dikenali. Hindari jawaban yang mempersoalkan kestabilan keuangan pribadi.

7. Menurut Anda, apa definisi dari posisi yang Anda inginkan?

Berikan jawaban yang singkat dan berkisar tentang tugas dan kewajiban. Pastikan Anda mengerti posisi tersebut sebelum Anda hendak menjawab.

8. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memberikan kontribusi berarti bagi kami?

Beri jawaban yang realistik. Beritahukan pewawancara bahwa walaupun Anda akan berusaha mengatasi segala harapan dan tantangan dari hari pertama, Anda membutuhkan sekitar enam bulan untuk benar-benar mengerti organisasi perusahaan dan kebutuhannya.

9. Berapa lama Anda akan bersama kami?

Beritahukan pewawancara bahwa Anda tertarik berkarir bersama perusahaan tersebut namun Anda ingin tetap tertantang untuk mencapai target bersama.

10. Dari resume Anda, kami rasa Anda terlalu berpengalaman untuk posisi ini. Bagaimana pendapat Anda?

Page 11: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Ini pertanyaan jebakan. Anda diharapkan untuk tetap rendah hati namun percaya diri dengan kemampuan Anda. Cara terbaik menanganinya adalah menjawab bahwa Anda butuh mengenal perusahaan lebih jauh sebelum dapat dengan efisien bekerja di tingkat yang lebih tinggi.

11. Kenapa Anda meninggalkan pekerjaan Anda yang sebelumnya?

Anda sebaiknya menjawab pertanyaan ini dengan jujur namun singkat dan jelas termasuk jika hal tersebut karena Anda dipecat. Namun yang perlu diperhatikan, Anda sebaiknya jangan menyebutkan konflik pribadi. Perlu Anda perhitungkan bahwa pewawancara mungkin akan bertanya banyak soal masalah ini, jangan sampai Anda terbawa emosi.

12. Apa yang Anda rasakan ketika harus meninggalkan pekerjaan Anda?

Beritahu pewawancara bahwa Anda merasa khawatir namun jangan terkesan panik. Katakan bahwa Anda siap menerima segala resiko demi mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk Anda. Jangan menunjukan bahwa Anda lebih mementingkan kestabilan keuangan.

13. Pada pekerjaan Anda sebelumnya, apa yang berkenan dengan Anda? Dan apa yang tidak berkenan?

Berhati-hatilah dalam menjawab pertanyaan ini dan kemukakan hal-hal positif. Deskripsikan lebih banyak hal yang Anda sukai daripada yang Anda tidak sukai. Jangan menyebutkan masalah pribadi. Jika Anda membuat pekerjaan sebelumnya terkesan buruk, pewawancara akan bertanya-tanya mengapa Anda berada disana. Hal ini jelas mengurangi profesionalisme Anda.

14. Apa pendapat Anda tentang bos Anda sebelumnya?

Ini juga pertanyaan yang harus Anda jawab dengan hati-hati. Sebisa mungkin jawablah pertanyaan ini dengan positif karena calon bos Anda akan merasa Anda akan membicarakan hal-hal buruk tentang dia seperti apa yang telah Anda lakukan terhadap bos yang terdahulu.

15. Mengapa Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di usia Anda?

Lagi-lagi ini bisa menjadi pertanyaan jebakan. Beritahukan pewawancara bahwa inilah alasan Anda mencari lowongan pekerjaan di perusahaan tersebut. Jangan bersikap defensif.

Pertanyaan Yang Sering Diajukan Untuk Wawancara Kerja Fresh Graduate

Page 12: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Kredit Gambar : azies-site.blogspot.com

Wawancara kerja, Hmmmm, memang termasuk alur penting agar anda mendapatkan pekerjaan, karena dalam sesi wawancara si anda akan semakin dikenal oleh pewawancara, baik itu cara bicara, gaya dan apa saja pengalaman anda, jika jawaban anda membuat si pewawancara tertarik maka itu akan menjadi keuntungan bagi anda.

Namun lain halnya bagi tamatan baru atau Fresh Graduated yang perdana dalam sesi wawancara, pastinya akan merasa gugup bahkan gemetaran yang berakibat hilangnya kepercayaan diri anda disaat wawancara. Jika anda sudah kacau dalam menjawab pertanyaan dijamin anda akan langsung tereleminasi dan kalah oleh pesaing yang lebih uggul. [Baca Juga : 6 Rahasia Mudah Mencari Kerja Bagi Fresh Graduate]

Oleh karena itu, anda yang merasa Fresh Graduated dan belum memiliki pengalaman apapun dalam wawancara setidaknya harus mengetahui apa saja pertanyaan yang sering diajukan oleh pewawancara kerja dan pertimbangkanlah jawaban yang bagus agar menjadi nilai plus untuk anda untuk itu anda harus mengetahui terlebih dahuluFaktor Penyebab Gagal Wawancara Kerja dan Solusinya.

Untuk melepas penasaran anda mungkin beberapa pertanyaan yang

Advertisement

sering diajukan untuk tamatan baru / Fresh Graduated dibawah ini bisa membantu anda sekaligus bisa menjadi persiapan untuk menjalani sesi wawancara di tempat kerja lainnya.

Page 13: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Berikut Pertanyaan Wawancara Kerja yang Sering di Ajukan untuk Tamatan Baru / Fresh Graduate

Coba ceritakan tentang detail diri anda / Gambarkan tentang diri anda Selama pendidikan dari SD hingga sekarang, apa saja prestasi yang pernah anda peroleh Selain menjalani kuliah, apa saja aktivitas yang anda lakukan? jika tidak ada, apa alasannya? Apa kelebihan dan kekurangan yang Anda? Bagaimana cara anda mengatasi kekurangan tersebut? Selama kehidupan ini tentunya anda pernah memiliki masalah, bagaimana anda mengatasi masalah tersebut? Bagaimana Anda menghadapi masalah / pekerjaan yang berat yang tidak sesuai dengan kemampuan anda? Anda lebih senang bekerja sendiri atau bersama-sama dalam tim? Ceritakan tentang pengalaman yang pernah anda lalui dengan tidak menyenangkan, apa cara anda untuk mengatasinya? Apakah anda orang yang mudah bosan? jika iya, bagaimana cara mengatasi bosan tersebutdalm versi anda? Jika nanti anda terpilih dalam posisi ini, apabila terjadi konflik dengan rekan kerja, bagaimana cara anda untuk mengatasinya? Apakah Anda bersedia untuk kerja lembur dengan tujuan untuk mengejar target pekerjaan? jika tidak apa alasannya? Apakah Anda bisa berpisah dengan keluarga? serta juga bersedia ditempatkan di luar daerah? Apa hobi Anda yang paling anda geluti? Berapa gaji yang Anda harapkan untuk posisi ini? Jika Anda diterima bekerja, apa yang pertama kali ingin Anda lakukan untuk kedepannya?

Dengan beberapa contoh pertanyaan yang sering diajukan pewawancara untuk fres graduated diatas, mudah-mudahan bisa membuat anda lebih bisa percaya diri dalam menjawab pertanyaannya dan juga anda lebih siap dalam menjawab pertanyaannya si pewawancara tersebut

7 Pertanyaan Sekaligus Jawaban Tepat Untuk Wawancara Kerja

Page 14: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Kredit Gambar : samangi.blogspot.com

Dalam perekrutan karyawan dalam sebuah perusahaan tentunya tidak lepas dari yang namanya Interview atau yang lebih dikenal dengan wawancara kerja, yang adalah sebuah proses yang akan menentukan lulus atau tidaknya seseorang dalam lamaran kerja tersebut, dan ingat! bahwa wawancara adalah proses yang sangat penting dalam proses rekrut karyawan.

Dengan wawancara inilah kita bisa memperlihatkan keunggulan yang ada pada diri kita, dengan menyampaikan semua tentang diri kita yang akan mendapatkan nilai plus agar si pewawancara tertarik dan akan mempertimbangkannya. Namun sebelumnya baca juga Faktor Penyebab Gagal Wawancara Kerja dan Solusinya.

Dalam sesi wawancara yang harus kita pikirkan adalah mendapatkan jawaban yang tepat agar pewawancara tidak menganggap kita sepele dan dan janganlah anda menjawab pertanyaan wawancara tersebut asal-asalan dengan cara sambil tertawa atau hal lainnya yang dianggap salah.

Nah untuk menambah sedikit pengetahuan, berikut ada 7 Pertanyaan yang kerap kali di ajukan dalam sesi wawancara kerja dan bagaimana cara menjawabnya dengan benar dan bagaimana prilaku tubuh sewaktu berbicara.

1. Pertama kali, coba ceritakan tentang diri anda!Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang paling rutin dalam sesi wawancara kerja ini yang mana anda diminta untuk menceritakan siapa anda sebenarnya dengan jujur dan hal apa saja yang sudah anda perbuat baik itu tingkat sekolah maupun pekerjaan yang sudah dilakukan. Namun agar anda tidak bingung sebenarnya ini sangat mudah, anda hanya perlu menceritakan sedikit tentang pribadi anda yang di awali dengan penyebutan nama anda, alamat tinggal, tamat sekolah apa saja, prestasi apa yang pernah anda raih dan apa keunggulan anda.

2. Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan kami?Pertanyan ini harus dijawab dengan baik dan benar usahakan anda menjawab dengan cara tidak menyobongkan diri misal "Saya mengetahui dari sebauh laman website bahwa perusahaan bla-bla ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang Bla-bla", jadi intinya jawablah pertanyaan ini dengan gaya bahwa anda berkeinginan sedang mencari info lengkap tentang perusahaan tersebut sertakan juga produk yang mereka olah dan kerjakan di perusahaan tersebut, namun jangan dalam bertingkah seolah-olah anda tahu segalanya tentang perusahaan tersebut, jadi jawab sambil merendahkan diri agar mereka tidak menyatakan sebagai seorang yang sombong dan berlagak sok tahu.

3. Kenapa anda berhenti dari perusahaan sebelumnya?Ini adalah pertanyaan sensistif untuk orang yang sudah bekerja, jangan sembarang menjawab karena anda akan dinilai sebagai orang yang pemilih dalam bekerja, misalnya adan bisa saja memberikan jawab seperti ini "Pada perusahaan sebelumnya saya berhenti karena tidak adanya gaji tetap namun selama di perusahaan tersebut saya selalu berusaha yang terbaik dan satu hal yang penting saya menginginkan karir yang jelas untuk ke depannya" intinya, jawablah pertanyaan kenapa anda berhenti dari perusahaan sebelumnya tanpa menjelek-jelekan perusahaan tersebut dan usahakan juga ceritakan

Advertisement

permasalahan yang anda temui di perusahaan sebelumnya itu.

4. Pengalaman apa yang anda miliki dalam bidang ini?Dalam mejawab pertanyaan ini anda harus jujur menjawab apa saja yang anda kuasai baik itu ilmu akuntansi, programmer dan ilmu lainnya, jadi janga sampai salah dan asal-asalan mengatakan hal yang anda kuasai misalnya adan menjawab bahwa anda ahli desain web dan PHP yang sebenarnya tidak, pas ditanya lanjutannya, Apa itu PHP?

Page 15: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

anda akan menjadi bingung sendiri dan itu akan menjadi nilai negatif untuk anda. Maka dari itu jawablah seperti ini "Selama kuliah saya lebih banyak menggeluti program Borland Delphi 7 untuk membuat software-software, namun saat ini saya masih belum bisa dikatakan menguasai program ini, tapi tetap terus belajar agar bisa memiliki ilmu yang lebih luas dengan program Broland Delphi 7 tersebut, dan untuk program lainnya saya juga pernah mengoperasikan program Java, PHP dan VB namun sekaran saya masih sedang mempelajarinya lebih lanjut untuk menambah wawasan", jawablah dengan jujur dan jangan bertele-tele.

5. Apakah anda menganggap diri anda sukses ataupun merasa sukses?Pada pertanyaan ini jangan ragu, jawab lah "Iya" dengan tegas, dan jelaskan keberhasilan yang anda raih misalnya selama kuliah ataupun diluar kuliah, setelah menjawab "Iya" maka jelaskan lanjutannya "Saat ini saya pribadi merasa sukses, tapi saya tidak akan berhenti hanya sedikit dari kesuksesan tersebut karena banyak hal yang harus digapai untuk mencapai kata Sukses tersebut"

6. Apa yang anda inginkan di dalam sebuah pekerjaan?Pertanyaan ini harus dijawab dengan muka tegas dan serius dengan memberikan jawaban yang mengarah serta berkisar pada oportunitas di dalam organisasi atau perusahaan. dengan cara, Beritahukan sipewawancara tersebut kalau Anda ingin memberikan kontribusi dan dikenali. Dan jangan sampai anda menjawab anda mengiinginkan pekerjaan hanya karena mendapatkan uang. Pertanyaan ini bisa juga samakan dengan Kenapa anda melamar di perusahaan ini dan apa tujuan anda mencari kerja?. Anda hanya perlu menjawab seperti "Pertama sekali pastinya mencari kerja tidak lepas dari yang namanya mendapatkan uang untuk bisa menjalani hidup, dan juga tujuan saya mencari kerja adalah ingin mendapatkan dan mempergunakan ilmu yang saya miliki agar bisa bermanfaat untuk orang/perusahaan serta juga menjadi tambahan wawasan dan pengalaman untuk pribadi saya agar lebih tegar dalam menjadalani hidup, dan terutama sekali adalah untuk karir kedepannya dengan perusahaan ini sangat jelas" Jawablah dengan nada rendah tapi tegas dan jangan jawab dengan nada sombong.

7. Berapa gaji yang anda harapkan?Inilah pertanyaan yang selalu menjebak para pencari kerja, karena mereka dengan PD nya menjawab nominal untuk gaji yang akan mereka dapatkan tanpa mempedulikan standar dari gaji perusahaan tersebut. untuk menjawabnya seperti "Ini adalah pertanyaan yang cukup sulit pak/bu, namun saya mohon maaf sebelumnya, bisakah Bapak/Ibu menjelaskan kisaran gaji untuk posisi ini? karena setahu saya pasti ada standar gaji untuk posisi ini yang sudah ditentukan perusahan” Namun jika pewawancara tidak mau menyebutkan gaji pas untuk posisi tersebut dan dia hanya memberikan rentang gaji misalnya sekitar 4 sampai 5 jutaan, maka anda harus dengan tegas menanyakan detail mengenai pekerjaan yang akan anda jalani serta tanggung jawabnya, baru kemudian bisa memperkirakan gaji yang anda harapkan, jangan terlalu jauh menyebutkan nominal gaji dari rentang gaji yang sudah disebutkan pewawancara tersebut.

Nah Itulah 7 gambaran pertanyaan yang kebanyakan diajukan saat sesi wawancara kerja yang mana jika salah menjawab akan sangat merugikan kita, oleh karena itu mudah-mudahan dari artikel yang berjudul 7 Pertanyaan dengan Jawaban untuk Wawancara Kerja ini bisa menambah pengetahuan anda dan tidak canggung lagi dalam menjawab pertanyaan wawancara kerja. Semoga bermanfaat :

2. Penampilan

Penampilan pada bahasan ini terutama mengenai cara berpakaian dan tata rambut saat hadir wawancara. Pada dasarnya cara berpakaian haruslah rapi dan sopan. Berpenampilan rapi pada pria adalah setidaknya mengenakan kemeja tangan panjang dan bukan tangan pendek. Kemeja yang dipakai juga sebaiknya warna polos dan jangan bermotif dengan banyak warna misalnya kotak-kotak. Warna polos akan lebih mengesankan suasana formal sedangkan dengan banyak warna dan bermotif akan mengesankan suasana santai, misalnya sedang “jalan-jalan”.

Page 16: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Bila wawancara diadakan di kantor pusat perusahaan besar, perusahaan asing, atau di gedung-gedung perkantoran yang tinggi, maka memakai dasi dapat dikatakan suatu “keharusan”. Tetapi bila wawancara diadakan di lokasi yang tidak terlalu formal seperti di pabrik maka berpenampilan rapi saja tanpa dasi biasanya sudah bisa dianggap cukup. Bila masing ragu, sebaiknya dasi tetap dibawa. Memakai dasi atau tidak juga bisa dilihat dari posisi atau jabatan yang sedang kita lamar. Untuk orang kantoran “asli” maupun posisi-posisi yang memang harus terkesan rapi, misalnya staff marketing yang sering berhubungan dengan pihak luar maka memakai dasi adalah wajib. Tapi untuk posisi orang “lapangan” misalnya supervisor produksi, teknisi di pengeboran minyak, dan lain-lain, tanpa mengenakan dasi tetap dianggap wajar. Namun apapun posisi dan jabatan yang anda lamar, sebagai sarjana janganlah anda datang dengan mengenakan celana jeans atau sepatu olah raga, berapapun mahal harganya.

Untuk wanita, berpenampilan rapi dan sopan dalam berpakaian terutama tidak menampilkan atau menimbulkan kesan “menggoda”, apapun posisi kerja yang dilamar. Kesan “pesolek” dari penampilan muka dan ‘make up’ hanya cocok untuk posisi atau profesi tertentu saja, misalnya sebagai konsultan kecantikan di perusahaan kosmetik, atau barangkali pramugari dan presenter di stasiun televisi. Tetapi berpenampilan sebagai “pesolek” janganlah dibawa pada pekerjaan dan profesi “orang lapangan” seperti di pabrik dan pertambangan karena belum apa-apa anda bisa dianggap tidak cocok untuk pekerjaan itu.

Yang perlu diingat juga adalah, cara berpakaian adalah salah satu hal yang mencerminkan watak dan kepribadian seseorang. Oleh sebab itu aturlah cara berpakaian kita agar lebih cocok dan sesuai dengan profesi dan pekerjaan kita serta disesuaikan dengan seberapa besar kita ingin dihargai dan dianggap oleh lingkungan kerja.

3. Mengisi formulir

ketika tiba di tempat wawancara biasanya kita tidak langsung masuk ke ruang wawancara. Kita akan diminta menunggu sambil mengisi formulir mengenai bio data kita. Pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi pada formulir itu pada umumnya berhubungan dengan data-data Curriculum Vitae (CV) kita ditambah dengan beberapa pertanyaan lainnya seperti : nama orang tua, jumlah saudara kandung dan nama-namanya, pekerjaan orang tua dan saudara kandung, pengalaman organisasi, kursus yang pernah diikuti, kemampuan berbahasa asing, hobi, orang yang dikenal di perusahaan itu, orang yang merekomendasikan kita melamar ke perusahaan tersebut (referensi) dan gaji yang diminta.

Dalam mengisi gaji yang diminta hendaknya kita cukup berhati-hati dan tidak mengisi ‘asal-asalan’ atau terlalu menuruti keinginan kita. Masalah gaji kadang-kadang menjadi faktor penentu utama perusahaan dalam memutuskan penerimaan karyawan. Walaupun calon dianggap memenuhi syarat, bisa saja perusahaan langsung menolak karena gaji yang diminta dinilai terlalu tinggi.Hendaknya para calon karyawan mengetahui harga “pasaran” dan “range” dari gaji di banyak perusahaan untuk posisi, pengalaman kerja, dan pendidikan yang sama, dengan bertanya kepada teman maupun famili yang telah bekerja. Perusahaan bukan hanya akan menolak karena meminta gaji yang terlalu besar, mereka juga bisa menolak kita yang meminta gaji terlalu kecil karena mem’persepsi’kan kita terlalu “murah”.

Yang perlu menjadi perhatian di dalam mengisi formulir adalah kebenaran data yang kita isi. Perusahaan biasanya meminta kita mengisi semua pertanyaan dengan jujur. Hal ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan nantinya apabila kita telah masuk bekerja di sana. Perusahaan bisa mempermasalahkan ke’tidak-jujur’an kita.

Terlepas dari masalah pengisian formulir, pelamar kerja juga dapat memperhatikan situasi perusahaan sejak memasuki area perusahaan sampai pada saat duduk di ruang tunggu. Sedikit banyak kita dapat menangkap kesan

Page 17: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

mengenai ‘baik-buruk’ lingkungan maupun manajemen perusahaan itu. Bisa saja belum apa-apa kita sudah merasa tidak ‘sreg’ dengan perusahaan itu, misalnya situasi yang tidak bersih, orang-orang yang kasar dan tidak ramah, atasan yang memaki-maki bawahan denga kasar, bawahan yang menantang berkelahi atasan, dan lain-lain, ditambah lagi jarak lokasi perusahaan yang terlalu jauh dari tempat tinggal. Apabila kita di awal saja sudah merasa tidak ingin bekerja di sana, mintalah gaji yang tinggi yang rasanya tidak mungkin dipenuhi perusahaan itu. Lamanya waktu menunggu juga dapat menunjukkan bagaimana kondisi manajemen perusahaan itu. Pelamar yang dibiarkan menunggu terlalu lama, katakanlah lebih dari satu jam, tanpa ada alasan, tanpa ada permintaan minta maaf, apalagi terlihat staf perusahaan yang ‘grabak-grubuk’, dapatlah menarik kesimpulan sementara bahwa manajemen di sana kurang baik.

4. Sikap dalam wawancara

Proses wawancara di perusahaan tidaklah sama satu dengan yang lainnya. Ada pewawancara yang hanya satu orang, ada yang beberapa orang. Ada yang dilakukan di ruang kerja (di depan meja kerja), ada yang di ruang tamu dengan meja besar seperti meja makan. Ada yang cukup sekali datang, ada yang harus berulang-ulang dengan pewawancara yang berbeda. Ada yang cukup di satu lokasi, ada yang harus di beberapa lokasi (terutama bila dilakukan oleh perusahaan jasa ‘recruitment’).

Namun bagaimanapun prosesnya dan siapapun pewawancaranya haruslah calon karyawan menunjukkan sikap bersahabat. Sifat tiap pewawancara memang berbeda-beda, ada yang ramah, supel ; ada yang kaku, tidak mudah tersenyum, dan lain-lain. Namun sikap bersahabat dan “hangat” haruslah kita tampilkan saat bertemu dengan orang yang akan mewawancarai kita. Ingat bahwa kesan pertama adalah sangat penting apalagi didukung oleh penampilan dalam berpakaian.

Selanjutnya sikap-sikap yang harus ditunjukkan adalah tidak sombong. Janganlah kita menonjolkan diri bahwa kita paling pandai, serba tahu, dan meremehkan orang lain. Meskipun kita harus menunjukkan sikap rendah hati, kita seharusnya juga tidak terkesan rendah diri atau ‘minder’. Sebaliknya tunjukkanlah sikap percaya diri. Apabila ditanya mengenai kesanggupan kita mengerjakan sesuatu hal yang sebenarnya kita belum bisa, jangan sungkan dan ragu-ragu untuk jujur mengatakan bahwa kita memang belum bisa, tetapi juga tunjukkanlah sikap bahwa kita yakin dapat mengerjakannya apabila diberikan kesempatan untuk mempelajarinya terlebih dahulu. Jangan sekali-kali kita langsung mengatakan tidak mampu sambil menimbulkan kesan langsung menyerah dan tidak mau berusaha. Hal ini tidak disukai pewawancara.

Selama wawancara janganlah sikap kita terlalu “menunduk-nunduk” menunjukkan hormat yang berlebihan sehingga menempatkan diri kita benar-benar ada “di bawah” para pewawancara. Ingat bahwa kita adalah sarjana yang sebenarnya “sejajar” dengan mereka karena mereka (perusahaan) juga membutuhkan kita. Juga janganlah kita bersikap seperti “mengemis” agar dapat diterima bekerja di sana. Walaupun anda memang membutuhkan pekerjaan janganlah anda bersikap “meminta-minta” belas kasihan agar dapat mencari nafkah di sana, apalagi mengatakan bahwa selama ini tidak ada perusahaan yang mau menerima dan anda telah cukup lama menganggur. Hal ini akan membuat mereka “risih”. Para pewawancara bukannya orang yang tidak prihatin atas nasib anda, tetapi mereka adalah petugas profesionnal yang harus memikirkan urusan perusahaan, bukan pribadi anda.

Sebaliknya, apabila merasa santai dan sama sekali tidak tegang sehingga menjalani wawancara seperti mengobrol santai, jagalah sikap anda supaya tidak lepas kendali. Janganlah kita terkesan menjadi kurang menghargai si pewawancara dengan menjawab pertanyaan dengan seenaknya dan bercanda. Misalkan, jika anda yang seorang sarjana hukum ditanyakan mengapa tertarik memilih jurusan tersebut, janganlah anda menjawab dengan se”keluar”nya ucapan “Saya cuma tidak mau kena hukum”. Atau anda yang insinyur teknologi pangan dengan pertanyaan yang sama menjawab “Saya suka makan” sambil tersenyum. Apabila jawaban seperti ini memang keluar

Page 18: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

dari hati yang sesungguhnya, cobalah anda sedikit “mengarang” jawaban yang lebih wajar dan masuk akal, apalagi anda seorang sarjana. Anda mungkin tidak tahu bahwa di dalam hatinya si pewawancara itu sebenarnya sudah men”diskualifikasi” anda sesaat menerima jawaban yang kurang menyenangkan itu dan dengan demikian “gugur”lah anda saat itu juga meskipun tampaknya ia masih melanjutkan bertanya-jawab dengan ramah.

5. Pertanyaan wawancara

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara dapat kita golongkan menjadi beberapa kelompok : pertanyaan seputar data-data pribadi, pertanyaan yang meminta argumen atau alasan, pertanyaan yang meminta solusi atas pemecahan masalah, dan pertanyaan mengenai prinsip, pandangan, dan falsafah pribadi.

Pertanyaan seputar data pribadi biasanya tidak jauh dengan isi CV maupun formulir yang telah anda isi. Mereka hanya ingin tahu lebih banyak, lebih ingin memastikan saja, atau ingin mengetahui lebih jelas. Kalaupun termasuk “melenceng” biasanya mereka ingin mengetahui tentang bagaimana anda berusaha mencari kerja. Dan jawaban atas pertanyaan ini biasanya cukup singkat, tidak terlalu panjang. Contoh-contohnya adalah :- Alamat rumah anda ini berada di daerah mana ?- Saat ini anda tinggal bersama siapa ?- Apakah ke dua orang tua anda masih ada ?- Apa saja yang anda lakukan setelah 6 bulan lulus dan belum bekerja ?- Apa yang anda lakukan selama praktek kerja sebelum lulus ?- Skripsi yang anda buat mengenai apa ? dapat menjelaskan sedikit ?- Apa saja dari mata kuliah yang anda ikuti yang masih diingat ?- Selain melamar di sini apakah anda juga melamar di perusahaan lain ?- Apakah anda juga mendapat panggilan di perusahaan lain ?- Dan lain-lain.

Pertanyaan yang meminta argumen atau alasan terutama untuk melihat logika dan kewajaran jalan pikiran anda. Oleh sebab itu jawab yang harus diberikan juga cukup panjang dan masuk akal. Contoh-contohnya adalah :- Mengapa anda memilih jurusan ini saat kuliah ?- Mengapa anda melamar ke perusahaan ini ?- Atas dasar apa anda menganggap perusahaan ini baik ? (bila anda sempat mengatakan sebelumnya)- Mengapa anda menilai perusahaan ini mempunyai prospek ?- Dan lain-lain

Pertanyaan yang meminta solusi atas pemecahan masalah biasanya lebih ke arah ingin “mengetes” kemampuan otak dan kerja anda. Contoh-contohnya adalah :- Bawahan anda nantinya banyak orang yang lebih tua. Bagaimana cara anda memimpin mereka ? Bagaimana bila mereka tidak menuruti anda ? - Bagaimana anda menghadapi atau mencegah pemogokan karyawan ?- Bagaimana anda menghadapi komplain dari konsumen bila ternyata ada produk yang jelek ?- Sebagai orang marketing apa yang anda lakukan apabila angka penjualan terus merosot ?- Bila produk makanan yang diproduksi terdapat bau yang aneh, apa yang akan anda lakukan ?- Dan lain-lain

Pertanyaan mengenai prinsip, pandangan, dan falsafah pribadi biasanya tidak lazim ditanyakan karena termasuk “kelas berat”. Namun biar bagaimanapun kita harus siap menghadapi pertanyaan yang “aneh” tersebut karena jawaban baik yang kita berikan akan banyak menambah “nilai” kita. Contoh-contohnya adalah :

Page 19: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

- Menurut anda apakah “sukses” itu ?- Bagaimana pandangan anda mengenai kerja ?- Bagaimana anda memandang diri anda sendiri ?- Menurut anda, apa saja kelebihan dan kelemahan anda ?- Mengapa anda merasa layak diterima di perusahaan ini ? - Mengapa anda merasa dapat bekerja di perusahaan ini dengan baik ?- Sebagai orang yang akan bekerja di perusahaan multinasional, bagaimana pandangan anda mengenai Globalisasi ?- Dan lain-lain.

Selain pertanyaan-pertanyaan di atas, biasanya anda akan ditanyakan atau tepatnya diajak ber‘negosiasi’ mengenai permintaan gaji yang anda tulis. Mereka biasanya akan menanyakan :- Apakah gaji yang anda minta “negotiable” ? (maksudnya dapat ditawar atau dikompromikan) - Berapakah batas gaji yang anda masih mau yang apabila di bawah itu anda benar-benar tidak mau ? ( maksudnya batas minimal gaji yang kita mau) Sebagai orang yang baru pertama kali bekerja, anda sebaiknya tidak terlalu “jual mahal” mengenai gaji apalagi bila anda sangat mendambakan mendapatkan pekerjaan karena sudah sekian lama menganggur, kecuali anda telah menerima banyak panggilan wawancara dan ada beberapa di antaranya yang hampir positif menerima anda dan andapun cukup “sreg” dengan perusahaan itu.

Di samping anda yang selalu ditanya dan harus menjawab pertanyaan, andapun biasanya diberikan kesempatan untuk menanyakan segala sesuatu mengenai perusahaan dan pekerjaannya. Anda sebaiknya memanfaatkan kesempatan ini apabila ada hal yang ingin ditanyakan. Namun ada hal yang HARUS anda pertanyakan adalah, apakah status karyawan baru itu nantinya. Apakah akan diangkat menjadi karyawan tetap atau hanya sebagai karyawan “kontrak” yang masa kerjanya cuma satu tahun dan setelah itu harus diperpanjang lagi setiap tahun. Itupun kalau perusahaan masih mau “memakai”. Kalau tidak berarti karyawan harus siap-siap mencari pekerjaan baru lagi. Dalam wawancara hal ini harus jelas agar si pencari kerja tidak merasa “tertipu” nantinya walaupun bagi seorang yang baru pertama kali bekerja hal ini tampaknya tidak terlalu penting. Sistem kontrak secara tahunan ini tidak melulu diberlakukan bagi buruh pabrik atau pekerja tingkat “bawah” saja karena ada perusahaan yang memberlakukan aturan ini bagi karyawan di tingkat sarjana

Cara Pintar Ungkapkan Kelemahan

Jul. 08 SolusiHR no comments

Page 20: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Saat sesi wawancara, salah satu pertanyaan yang biasanya dilontarkan pewawancara adalah “Coba sebutkan kelemahan Anda?” Sebaiknya, hati-hati untuk menjawabnya. Jangan sampai Anda terjebak untuk membeberkan kekurangan diri sendiri. Tentunya, Anda tidak ingin gagal hanya gara-gara pertanyaan ini. Lalu, bagaimana strategi menjawabnya?

Buat PerbandinganMenurut Andrea Kay, penulis buku Interview Strategies That Will Get the Job You Want, pertanyaan ini memang penuh jebakan. Ia menyarankan untuk menghubungkan kelemahan Anda dengan kelemahan orang lain. Contohnya, “Saya menjadi tidak sabar ketika tim saya tidak cepat mengambil inisiatif.”

Tak Perlu BerkaitanJika Anda merasa tak nyaman mengungkap kelemahan, sebutkan saja yang tak ada hubungannya dengan pekerjaan. Misalnya, Anda seorang penulis, katakan “Saya kurang bagus dalam berhitung atau matematika”.

Beri Nilai PlusTak ada salahnya Anda menjawab kelemahan dengan jujur. Namun, tambahkan nilai plus dengan menambahkan pernyataan “… Akan tetapi, saya sedang berusaha memperbaikinya.”

Hindari Cara KliseAda cara sederhana dalam menyatakan kelemahan. Misalnya, “Saya memang mengalami kesulitan dalam mengorganisir sesuatu. Namun, sekarang saya selalu membuat catatan mengenai hal-hal yang harus dilakukan. Cara ini membantu saya menjadi lebih terorganisir.”

Selalu PositifJadikan kelemahan Anda sebagai cara untuk bersinar saat wawancara. Dengan tampil sebagai orang yang berjiwa positif. Anda bisa mengatakan, “Saya jarang duduk di sini untuk sesi wawancara dan memikirkan diri saya dalam pertanyaan seperti ini. Akan tetapi, saya ingin menjawab pertanyaan ini.”

Jangan BerlebihanHindari menggunakan kata bermakna superlatif seperti terlemah, terburuk atau terbesar karena ini menunjukkan tingkat paling atas. Ini artinya, Anda memiliki kelemahan lain yang levelnya lebih rendah.

Gunakan kata “Mungkin”

Page 21: Gambarkan Bagaimana Anda Menjelaskan Diri Anda

Akan lebih baik jika Anda menjawab “Mungkin saya orang yang…” Jawaban ini menunjukkan seolah Anda sendiri tidak sepenuhnya yakin memiliki kelemahan itu.

Hal yang paling penting adalah memahami kelemahan sekaligus kekuatan diri sendiri. Bijaklah saat menjawab karena pertanyaan ini juga menjadi tolak ukur kecerdasan Anda dalam berdiplomasi. Good Luck!

Erma Dwi Kusumastuti/ Turi Miasih(Foto: Thinkstock)

http://www.hipwee.com/tips/wah-ternyata-penting-lho-buat-nanya-balik-saat-wawancara-kerja/

http://e-recruitment.solusiusahaku.com/tips-negosiasi-gaji-dalam-interview-kerja/

http://freshgraduatemasukkerja.blogspot.com/p/blog-page_5401.html