gambaran darah ayam yang diberi ekstrak kunyit, … · respiratory disease muhammad rizki adlrian...

31
GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, TEMU PUTIH DAN BAWANG PUTIH SEBAGAI PENGENDALIAN PENYAKIT CHRONIC RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: phamphuc

Post on 07-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK

KUNYIT, TEMU PUTIH DAN BAWANG PUTIH

SEBAGAI PENGENDALIAN PENYAKIT CHRONIC

RESPIRATORY DISEASE

MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO

DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT
Page 3: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul gambaran darah ayam

yang diberi kunyit, temu putih dan bawang putih sebagai pengendalian penyakit

chronic respiratory disease adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, November 2016

M.Rizki Adlrian P

NIM B04110113

Page 4: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT
Page 5: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

ABSTRAK

MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO. Gambaran Darah Ayam yang

diberi Kunyit, Temu Putih dan Bawang Putih sebagai Pengendalian Penyakit

Chronic Respiratory Disease. Dibimbing oleh ARYANI SISMIN

SATYANINGTIJAS dan EKOWATI HANDHARYANI.

Eritrosit mengandung hemoglobin yang berfungsi dalam pemenuhan

kebutuhan oksigen, sedangkan leukosit berperan dalam proses kekebalan tubuh.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat jumlah eritrosit, kadar hemoglobin,nilai

hematokrit, dan jumlah leukosit ayam yang diberi simplisia kunyit, temu putih

dan bawang putihsebelum dan sesudah diinfeksi oleh Mycoplasma gallisepticum.

Sebanyak 20 ekor ayam SPF diaklimatisasi selama satu minggu kemudian diberi

simplisia kunyit, temu putih dan bawang putih selama satu minggu. Selanjutnya

ayam dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok ayam sehat (K1), ayam yang

diinfeksi tetapi tidak diberikan obat (K2), kelompok ayam yang diinfeksi dan

diberikan antibiotik (K3) dan kelompok ayam yang diinfeksi dan diberikan

ektraksi simplisia kunyit, temu putih dan bawang putih (K4). Pengambilan darah

dilakukan pada hari ke-0dan diinfeksi oleh M. Gallisepticum.Pada hari yang

samapada K3 mulai diberikan pengobatan enrofloxacin dan pada K4 diberi

perlakuan dengan pencekokan ekstrak herbal selama 2 minggu. Pada hari ke-3

pasca infeksi M. Gallisepticum, ayam diinfeksi ke-2 dengan E. Coli. Setelah

itusampel darah diambil kembali pada hari ke-7 & 14 pasca infeksi M.

Gallisepticum, Hasil penelitian menunjukkan bahwa total eritrosit, hemoglobin

dan hematokrit serta leukosit pada ayam yang diinfeksi tidak berbeda dengan

ayam sehat dan masih dalam kisaran normal.

Kata kunci :bawang putih ,CRD,darah, kunyit, temu putih.

ABSTRACT

MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO. Chicken Blood picture given

Turmeric, White and Garlic Meeting as the Chronic Disease Prevention

Respiratory Disease. Supervised by Aryani Sismin SATYANINGTIJAS and

Ekowati HANDHARYANI.

Erythrocytes which contain haemoglobin has function to fulfill the needs

of oxygen, while leucocytes play a role in immune processes. This study was

aimed to count number of erythrocytes, hemoglobin concentration, hematocrite,

and number of leucocytesof chickens fed with extraction of simplisia containing

turmeric, ginger, and white garlic before and after infected by Mycoplasma

gallisepticum. A total of 20 SPF chickens were acclimatized for one week and

then given with simplisia for one week. Furthermore, chickens were divided into 4

groups, i.e., healthy chickens (K1), chicken infected by M. gallisepticum(K2),

infected chickens treated with antibiotics (K3), and infected chickens treated with

extraction of simplisia (K4). Blood sampling was performed at day 0 and groups

of K2, K3, and K4 were infected with M. gallisepticum. In the same day, K3 was

treated with enrofloxacin and K4 was treated with extraction of simplisiafor 2

Page 6: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

weeks. At day 3 post-infection of M. gallisepticum, all chickens were infected by

Escherichia coli. Blood samples were taken again at day 7 and 14 post-infection.

The data were analysed descriptively and the difference among groups was

analysed using analysis of variance. The result showed that the total erythrocytes,

hemoglobin, hematocrite, and leucocytes in the infected chicken were not

different significantly (p>0.05) from healthy chickens and still within the normal

range.

Keywords: blood, CRD, garlic, tumeric, white turmeric.

Page 7: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO

NAMA PENULIS

DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK

KUNYIT, TEMU PUTIH DAN BAWANG PUTIH

SEBAGAI PENGENDALIAN PENYAKIT CHRONIC

RESPIRATORY DISEASE

Page 8: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT
Page 9: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

Judul Skripsi : Gambaran Darah Ayam yang diberi Kunyit, Temu Putih dan

Bawang Putih sebagai Pengendalian Penyakit Chronic Respiratory

Disease.

Nama : Muhammad Rizki Adlrian Prabowo

NIM : B04110113

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Drh Agus Setiyono, MS PhD APVet

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Tanggal Lulus:

Dr Drh Aryani S. Satyaningtijas, MSc

Pembimbing I

Prof Drh Ekowati H, MSi PhD APVet

Pembimbing II

Page 10: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT
Page 11: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.Judul skripsi

ini adalah “Gambaran darah ayam yang diberi kunyit, temu putih dan bawang

putih sebagai pengendalian penyakit chronic respiratory disease.”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Drh Aryani S. Satyaningtijas,

MSc dan Prof Drh Ekowati Handharyani, MSi PhD APvet selaku pembimbing,

ibu Lina Noviyanti Sutardi S, Si APt MSi dan Drh Jenny Vony Nelwan yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian tulisan ini. Penulis juga saya mengucapkan

terima kasih kepada teman saya Citra Ayu Lestari, Habibul Rizki Marros dan

Nadia Alesiana Putri yang telah memberikan semangat dan saran. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis , serta seluruh teman dan

sahabat almarhum ayah penulis yang telah memberikan bantuan

moril,material,doa dan kasih sayang.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2016

M. Rizki Adlrian P

Page 12: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT
Page 13: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Darah 3

Kunyit (Curcuma longa Linn) 3

Temu Putih (Curcuma zedoaria) 4

Bawang Putih (Allium sativum) 4

Penyakit Chronic Respiratory Diseases 4

METODE 5

Tempat dan Waktu Penelitian 5

Alat dan Bahan 5

Persiapan Penelitian 5

Pelaksanaan Penelitian 6

Parameter 7

Analisis Statistik 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Nilai Eritrosit 8

Nilai Hemoglobin 9

Nilai Hematokrit 9

Nilai Leukosit 10

SIMPULAN DAN SARAN 11

Simpulan 11

Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

RIWAYAT HIDUP 18

Page 14: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

DAFTAR TABEL

1 Nilai eritrosit, hemoglobin, hematokrit ayam pada hari ke-7 dan ke-14 8 2 Nilai leukosit ayam pada hari ke-7 dan hari ke-14 10

DAFTAR GAMBAR 1 Gambar eritrosit 3

2 Rimpang kunyit (1), serbuk kunyit (2) 4

3 Umbi (a), suing bawang putih (b) 4

4 Alur pelaksanaan penelitian 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji Ducan pada nilai eritrosit. 13 2 Hasil uji Ducan pada nilai hematokrit 14 3 Hasil uji Ducan pada nilai hemoglobin 15 4 Hasil uji Ducan pada nilai leukosit 16

Page 15: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) merupakan penyakit

pernafasan yang menyerang ayam dan ditemukan pada semua kelompok umur

ayam.Agen penyebab dari CRD adalah Mycoplasma gallisepticum.Penyebaran

penyakit ini dapat secara vertikal terjadi melalui telur yang dihasilkan oleh induk

yang telah terinfeksi, sedangkan secara horizontal yaitu melalui kontak langsung

dengan ayam carrier. Infeksi CRD dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan,

menurunkan berat badan, kualitas karkas dan konversi pakan, serta meningkatkan

kematian.Secara ekonomi penyakit ini merupakan penyakit utama yang dapat

menyebabkan kerugian terbesar pada peternak.

Program vaksinasi CRD belum teraplikasi di lapangan dan pilihan peternak

saat ini hanya mengandalkan preparat antibiotik sebagai pilihan utama preventif

dan pengobatan penyakit ini. Penggunaan antibiotik pada ayam sangat berisiko

mengingat antibiotik meninggalkan residu pada daging ayam.Residu yang

ditimbulkan oleh antibiotik ini sangat berbahaya bagi konsumen yang

mengonsumsi produk ayam karena dapat menyebabkan resistensi antimikrobial.

Produk lain yang bertujuan untuk pencegahan dan pengobatan yang berasal

dari alam sudah banyak digunakan di peternakan tradisional. Preparat herbal

seperti kunyit, bawang putih, jahe, kencur, temulawak, dan sambiloto dipercayai

manfaatnya.Kukuminoid yang terkandung pada kunyit (Darwis et al. 1991) dan

bahan aktif allisin yang terkandung pada bawang putih (Santosa et al. 1991)

mempunyai khasiat sebagai antibakteri. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah

seperti keanekaragaman hayati berbagai khasiat tanaman herbal menjadi

tantangan tersendiri untuk dipelajari.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemberian kunyit, bawang putih,

dan temu putih terhadap gambaran darah ayam sebelum dan setelah diinfeksi.

Aplikasi kunyit, bawang putih, dan temu putih ini ditujukan sebagai pencegahan

alternatif dan pengobatan ayam yang dapat menggantikan penggunaan

antibiotik.Penggunaan antibiotik dapat menimbulkan resistensi pada konsumen

daging ayam, sehingga penggunaannya sudah mulai dibatasi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat jumlah eritrosit, kadar hemoglobin,

nilai hematokrit, dan jumlah leukosit pada ayam yang belum dan sudah diinfeksi

oleh M.gallisepticum terhadap pemberian simplisia kunyit, bawang putih, dan

temu putih.

Page 16: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

2

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan

kunyit, bawang putih, dantemu putih sebagai pengendalian alternatif penyakit

khususnya Chronic Respiratory Disease yang merupakan salah satu penyakit

dalam daftar OIE.

TINJAUAN PUSTAKA

Hematologi

Darah

Darah adalah suatu jaringan kompleks yang berisi banyak sel khusus dan

berperan sebagai sarana pengangkut dalam proses homeostatik fungsi

fisiologis.Secara fisiologis, darah menjalankan fungsinya yaitu pembawa

oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme

homeostasis. Darah terdiri dari bagian padatan yang terdiri dari sel-sel dan bagian

cairan yang disebut plasma,volume plasma darah adalah antara 45-65% dari

seluruh isi darah. Benda-benda darah tersebut adalah eritrosit (sel darah merah),

leukosit (sel darah putih), dan platelet (Meyer dan Harvey 2004)

Eritrosit unggas berbentuk cakram bikonkaf serta memiliki inti. Eritrosit

merupakan sel darah yang terdapat pada sirkulasi, lebih dari 99% sel darah adalah

eritrosit (Vander 2001). Eritrosit pada unggas memiliki ukuran yang lebih besar

dibandingkan dengan eritrosit pada mamalia. Ukurannya bervariasi tergantung

dari spesiesnya (Gunnarson 2012).Daur hidup eritrosit pada unggas cenderung

sangat singkat dibandingkan dengan mamalia. Rata-rata daur hidup eritrosit

manusia sekitar 50 sampai 60 hari, sedangkan pada unggas rata-rata 28 sampai 35.

Eritrosit memiliki fungsi yaitu membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh

tubuh.Kisaran nilai normal eritrosit ayam broiler yaitu 2.68 ± 0.39×106/μl

(Aengwich dan Chinrasri 2003).

Hemoglobin merupakan komponen gabungan yang terdiri dari heme dan

globin. Warna merah pada darah segar disebabkano leh adany ahemoglobin dalam

eritrosit. Selain itu, hemoglobin darah berfungsi sebagai pembawa oksigen dari

paru-paru ke jaringan dan membawa kembali karbondioksida dari jaringan ke

dalam paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Secara fisiologis, hemoglobin di

dalam tubuh memiliki dua bentuk yaitu oksihemoglobin dan deoksihemoglobin.

Oksihemoglobin merupakan bentuk hemoglobin yang mampu mengikat oksigen,

setiap molekul oksigen akan berikatan dengan bentuk ferro (fe++

) sehingga kurang

lebih 80% besi tubuh berada dalam hemoglobin (Almatsier 2001). Sedangkan

deoksihemoglobin merupakan hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen

(Light et al. 2007). Kisaran nilai normal hemoglobin yaitu 6.95±0.95%

(Aengwich dan Chinrasri 2003).

Page 17: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

3

Gambar 1 Eritrosit unggas (Natalia 2008)

Hematokrit adalah persentase volume eritrosit dari volume total sampel

darah yang dikoleksi dalam mikrokapiler. Untuk menghindari penggumpalan,

darah yang dikoleksi, dicampur dengan antikoagulan berupa heparin, oksalat, dan

ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA). Kisaran nilai normal hemoglobin pada

ayam yaitu 29.20±0.9% (Aengwich dan Chinrasri 2003).

Indikator lain yang dapat dijadikan sebagai acuan terhadap adanya suatu

penyakit atau gangguan yaitu sel darah putih atau leukosit. Leukosit berperan

dalam proses pertahanan tubuh dan respon kekebalan terhadap agen infeksi seperti

parasit, bakteri, dan virus. Keadaan yang tidak normal dari sel darah putih serta

konsentrasi leukosit dapat disebabkan infeksi virus HIV/AIDS, kelainan

kongenital terkait dengan fungsi sumsum tulang, gangguan autoimun dan

kekurangan vitamin.

Kunyit (Curcuma longa Linn)

Kunyit merupakan salah satu bumbu masak yang sering digunakan.Kunyit

merupakan salah satu tumbuhan rimpang berwarna kuning dan memiliki bentuk

yang tidak teratur. Selain digunakan sebagai bumbu masak, kunyit sudah lama

digunakan sebagai jamu atau obat tradisional. Pada pengobatan tradisional,

kunyit digunakan sebagai anti inflamasi, antiseptik, anti iritansia, anoreksia, luka

diabetik, dan gangguan hati (Jain et al. 2007.; Chattopadhyay et al. 2004).

Kurkumin merupakan komponen bioaktif dalam kunyit yang berwarna kuning.

Kunyit dan kurkumin menunjukan aktivitas biologi dan potensi terapetik yang

hebat, termasuk aktivitasnya sebagai antibakteri, antifungi, antiprotozoa, antiviral,

antitusif, dan mukolitik (Rudraswamy et al. 2013), namun Satyaningtijas et

al.(2010) menyatakan bahwa pada ayam yang diberikan pakan basal ditambahkan

zink, bawang, dan kunyit tidak ada perubahan terhadap eritrosit, hemoglobin, dan

hematokrit. Menurut Wientarsihet al. (2013) kombinasi herbal kunyit dan zink

dalam pakan dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif kolibasilosis.

Page 18: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

4

Gambar 2 Rimpang kunyit(Natalia 2008).(1) serbuk kunyit putih (2)temu putih

(Curcuma zedoaria).

Temu putih adalah tumbuhan rimpang yang masih jarang digunakan

sebagai bumbu masak, berbeda dengan kunyit. Sebagai obat tradisional, temu

putih sudah lama dikenal oleh masyarakat. Temu putih banyak digunakan pada

pengobatan tradisional pada penyakit diare, rematik, gangguan kulit, dan

hepatoprotektor, analgesik (Kamanashis dan Rahman 2012). Kandungan senyawa

dalam temu putih antara lainminyak atsiri, oil-resin, senyawa terpen, dan

curcumin.Selain itu, dengan adanya komponen cineol, champene, alpha pinen,

temu putih digunakan pada pengobatan batuk, gangguan saluran empedu, dan

halitosis.

Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih merupakan tumbuhan rimpang yang lebih dikenal sebagai

bahan masakan. Bawang putih memiliki rasa sengit dan berwarna putih. Bawang

putih juga sudah dikenal sebagai obat dalam menyembuhkan beberapa penyakit

seperti influenza, bronkitis kronik, gangguan pernapasan, batuk, diare,

tuberkulosis paru, dan beberapa penyakit infeksi lain (Natalia 2008).

Gambar 3 (a) Umbi bawang putih (b) Siung bawang putih (Natalia 2008).

Page 19: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

5

Chronic Respiratory Diseases

Chronic Respiratory Diseases (CRD) juga dikenal dengan airsacculitis pada

ayam yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum (Mushtaq dan

Masood 2012). Rute infeksi bakteri ini melalui konjunktiva atau alat pernafasan

bagian atas dengan masa inkubasi antara 6-10 hari. Penularan CRD dapat melalui

transovari atau kontak langsung dengan ayam yang terinfeksi CRD.Gejala klinis

berupa batuk, nasal okular discharge, ngorok, berat badan menurun, stunting,

pertumbuhan terhambat, tidak nafsu makan.Postmortem pada ayam yang

terinfeksi CRD menunjukkan air sacculitis, pericarditis, perihepatitis (terutama

dengan adanya infeksi sekunder E. coli). Diagnosa CRD dapat dilihat dari sejarah

penyakit, gejala klinis, isolasi atau dengan uji rapid spot agglutination (RSPA),

enzyme linked immunoassay (ELISA), dan haemagglutination inhibition (HI).

Pengobatan CRD biasanya menggunakan preparat antibiotika tylosin, spiramycin,

tetracycline, dan fluoroquinolon (Intervet 2009). Penyakit CRD pada ayam

memberikan dampak buruk pada perekonomian peternak seperti gangguan

pertumbuhan, produksi karkas, penurunan produksi telur, penurunanan efisiensi

pakan dan peningkatan biaya pengobatan dan biaya pencegahan. Penyakit ini juga

dapat menekan kekebalan oleh karena merusak dinding saluran pernafasan bagian

atas yang mempunyai peran penting dalam sistim kekebalan local (McMullin

2004).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2015 bertempat di

kandang hewan percobaan Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran

Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB).

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan yaitu kandang lipat, tempat minum, dan pakan

ayam, dispossible syringe 1 ml, botol tempat ektraksi, dispossible syringe 3 ml,

hemasitometer, kamar hitung Neaubauer, object glass, cover glass, gelas ukur,

mikroskop, pipet, hemoglobinometer Sahli, mikrokapiler hematokrit, crystoseal,

mikrosentrifus, mikrohematokrit reader, dan counter count, dan

EDTAvacuumtube.

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini ayam specific pathogenic

free (SPF) sebanyak 20 ekor, ekstraksi, rimpang bawang putih, rimpang temu

putih, dan rimpang kunyit terstandarisasi Laboratorium Farmasi FKH IPB,

alkohol 70%, akuades, Antibiotik enrofloxacin, larutan hayem, larutan HCl 0.1 N,

dan pakan ayam. Selain itu, isolat bakteri yang digunakan adalah Mycoplasma

gallisepticum dan Escherichia coli yang berasal dari isolat Laboratorium

Page 20: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

6

Bakteriologi Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet) Bogor dan isolat lapang

yang diisolasi dari kantung hawa ayam yang terjangkit CRD.

Persiapan Penelitian

Ayam day old chick broiler Spesific Pathogen Free (SPF) sebanyak 20 ekor

diperiksa terlebih dahulu kondisi kesehatannya.Rata-rata berat badan ayam yaitu

35-40 gram.Ayam yang digunakan adalah ayam berjenis kelamin jantan.Ayam

kemudian dimasukkan ke dalam satu kandang yang diberi pencahayaan, minum,

dan pakan ad libitum. Ayam diaklimatisasi selama satu minggu di dalam kandang

sebesar 150 x 60 x60cm3secara bersamaan. Kemudian ayam dibagi menjadi empat

kelompok, setiap kelompok terdiri dari lima ekor ayam. Pembagian kelompok

yaitu:

Kelompok 1: kontrol (ayam sehat);

Kelompok 2: diinfeksi tetapi tidak diberikan obat;

Kelompok 3: diinfeksi dan diberikan antibiotik;

Kelompok 4: diinfeksi dan diberikan ektraksi simplisia kunyit, temu

putih dan bawang putih.

Pelaksanaan Penelitian

Ayam diaklimatisasi selama satu minggu di dalam kandang.Setelah

aklimatisasi, ayam dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 ekor ayam per

kelompok. Kelompok 1 adalah ayam sehat, kelompok 2 adalah ayam yang

diinfeksi tetapi tidak diberikan obat. Kelompok 3 adalah ayam yang diinfeksi dan

diberikan antibiotic. Kelompok 4 adalah ayam yang diinfeksi dan diberikan

ektraksi simplisia kunyit, bawang putih, dan temu putih.

0 3 7 14

keterangan:

aklimatisasi +herbal

+Herbal/antibiotik

Infeksi E. coli

Gambar 4 Alur pelaksanaan penelitian

Pengambilan darah

+herbal

Infeksi M. gallisepticum

Page 21: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

7

Pengambilan Darah

Setelah itu ayam diberikan ektraksi simplisia kunyit, bawang putih,dan temu

putih setiap hari selama satu minggu dan ayam diambil darahnya melalui rute

intravena (vena brachialis) yang berada di bagian sayap sebagai nilai standar.

Ayam pada kelompok 2, 3 dan 4 diinfeksi oleh M. gallisepticum. Selanjutnya,

ayam pada kelompok 3 mulai diberikan pengobatan enrofloxacin dengan dosis 10

ml/kg bobot badan dan ayam pada kelompok 4 diberi perlakuan dengan

pencekokan ekstrak herbal dengan dosis 8 ml/kg bobot badan setiap hari selama 2

minggu. Pada hari ke-3 pascainfeksi M. gallisepticum, ayam diinfeksi ke-2 dengan

E. coli. Perlakuan infeksi M. gallisepticum dan E.coli dilakukan dengan cara

menyuntikkan sebanyak 0.5 ml ke dalam kantung hawa. Setelah itu sampel darah

diambil kembali pada hari ke-7 dan ke-14 pascainfeksi M. gallisepticum melalui

jantung, namun ayam dianastesi dahulu menggunakan ketamine 40 mg/kg bobot

badan dan xylazin 20mg/kg bobot badan.

Parameter Uji

Penghitungan Total Eritrosit dan Lekosit Sampel darah diambil pada vena brachialis di hari ke-0 dan pada hari ke- 7

dan hari ke-14 diambil langsung pada jantung menggunakan dissposible syringe 3

ml. Kemudian darah ditampung kedalam tabung yang mengandung antikoagulan

Ethylene Diamine Tetraacetic Acid (EDTA). Sampel darah diambil

menggunakam pipet hemositometer neobauer sampai dengan skala 0.5 pada pipet,

lalu diencerkan dengan larutan Brilliant Cresyl Blue (BCB) atau Rees and Ecker

sampai teraan skala 101 dan dihomogenkan dengan penggoyangan membentuk

angka 8. Gelas penutup bersih diletakkan pada counting chamber plate yang telah

dibersihkan. Larutan darah dibuang pada bagian ujungnya lalu setetes larutan

darah ditempatkan diantara gelas penutup dan counting chamber lalu di diamkan

selama dua menit dan siap dihitung di bawah mikroskop (Staf Unit FKH-IPB

2005).

Penghitungan Hematokrit

Untuk menghitung nilai hematokrit, sampel darah yang diambil sebanyak

3/4 pipa mikrokapiler. Ujung pipa mikrokapiler yang satu ditutup dengan

crestasteal, lalu di sentrifuge dengan kecepatan 11000 putaran per menit selama 5

menit. Hasilnya dibaca menggunakan alat Adam’s Hemacytometer Reader (Staf

Unit FKH-IPB 2005).

Penghitungan Hemoglobin

Pada pemeriksaan Hemoglobin (Hb), alat pengukur Hgb-Sahli disiapkan.

Tabung Sahli diisi larutan HCl 0.1 N sebanyak garis tera bawah (skala 10).

Sampel darah diambil dengan menggunakan pipet Hgb sampai tanda tera yaitu

angka 20 (0.02 ml), lalu langsung dimasukkan ke dalam tabung Sahli lalu

dihomogenkan. Warna larutan darah dengan warna standar pada alat Sahli

disamakan dengan ditambahkan aquades sedikit demi sedikit sampai warna

menjadi sama (Staf Unit FKH-IPB 2005).

Page 22: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

8

Analisis Statistik

Hasil parameter yang diukur dinyatakan dengan rataan dan simpangan baku.

Perbedaan antar kelompok perlakuan diuji secara statistik dengan analisis sidik

ragam (ANOVA-Analysis of Variance) dengan pola rancangan acak lengkap

(Steel dan Torrie 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin,Nilai Hematokrit

Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital

keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut

zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,

dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Darah terdiri dari sel yang

bersirkulasi dan cairan yang disebut dengan plasma. Sel yang paling banyak

didalam darah adalah eritrosit (Meyer dan Harvey 2004). Eritrosit berfungsi

membawa oksigen dan nutrisi untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Pada Tabel 1 adalah jumlah eritrosit,kadar hemoglobin, dan nilai hematocrit

ayam setelah infeksi oleh M. gallisepticum dan diberi simplisia kunyit, bawang

putih dan temu putih

Tabel 1 Jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit ayam pada hari ke-7

dan hari ke-14 setelah infeksi oleh M. gallisepticum

Kelompok Eritrosit(x106/mm

3)

H7 H14

1 2.27 ± 0.06a 2.27 ± 0.15

a

2 2.33 ± 0.58a 2.30 ± 0.20

a

3 2.30 ± 0.10a 2.27 ± 0.51

a

4 2.30 ± 0.17a 2.30 ± 0.34

a

Hemoglobin(gr%)

H7 H14

1 9,27 ± 0,41a 9.27 ± 0.58

a

2 9,63 ± 0,64a 9.57 ± 1.20

a

3 8.80 ± 0.50a 9,13 ± 1.27

a

4 9.23 ± 0.66a 9,57 ± 0.81

a

Hematokrit(%)

H7 H14

1 30,33 ± 1,15a 30.00 ± 1.00

a

2 31.33 ± 1.53a 30.33 ± 3.51

a

3 30,33 ± 1.53a 29.67 ± 5,13

a

4 29,67 ± 2,88a 30.33 ± 3,21

a

Keterangan: huruf superscript (a,b) yang tidak berbeda pada baris yang sama menyatakan

tidak adanya perbedaan nyata (P>0.05) antar kelompok perlakuan.

Page 23: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

9

Pada Tabel 1 Jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit tidak

terdapat perbedaan nyata antara ke tiga kelompok (P>0.05). Nilai eritrosit tersebut

masih berada didalam kisaran normal menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988)

yaitu 2.0 - 3.2 x106/mm

3). Nilai eritrosit terendah berada pada kelompok 3, yang

merupakan kelompok yang diinfeksi lalu diberi ekstrak kunyit, bawang putih dan

temu putih, akan tetapi nilai tersebut masih berada didalam kisaran eritrosit

normal. Kunyit dan temu putih memiliki bahan aktif kurkumin yang memiliki

efek antioksidan yang dapat melindungi eritrosit dari oksidasi (Chattopadhyay et

al. 2004). Reaksi oksidasi yang terjadi dapat merusak eritrosit yaitu karena

terjadinya lisis (Meyer dan Harvey 2004). Pada hari ke-7 dan hari ke-14 kelompok

2 memiliki nilai eritrosit tertinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya yaitu

sebesar 2.33 ± 0.58 x106/mm

3dan 2.30 ± 0.20 x10

6/mm

3.

Jumlah eritrosit pada kelompok 4 menunjukan jumlah eritrosit yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok 3. Antibiotik enrofloxacin sebagai

bakterisida mempunyai spektrum aktivitas antibakteri yang cukup luas meliputi

bakteri Gram positif dan negatif. Enrofloksasin bekerja pada tahap pertumbuhan

maupun tahap stasioner bakteri dengan cara menghambat kerja deoxyribonucleid

acid (DNA) gyrase (Rahminiwati 2010), sehingga bakteri ini tidak mampu

memperbanyak diri dan bertahan hidup pada tubuh inangnya. Pada ayam yang

diinfeksi lalu diobati dengan antibiotic enrofloxacin (kelompok 3) tidak terjadi

septikemia yang akan menyebabkan lisisnya eritrosit.

Hemoglobin di dalam tubuh ayam memiliki fungsi utama mengangkut

oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan berlanjut dengan mengangkut

karbon dioksida dari jaringan kembali ke paru-paru (Light et al. 2007).Kadar

hemoglobin pada setiap kelompok tidak berbeda nyata (P>0.05) namun

mengalami penurunan pada kelompok 3. Kadar hemoglobin tersebut masuk ke

dalam kisaran normal yaitu 7.3 - 10.9 g/dl (Smith dan Mangkoewidjojo 1988).

Nilai hemoglobin tertinggi berada pada kelompok 2 yaitu kelompok yang

diinfeksi tanpa diberi pengobatan.

Nilai normal hematokrit ayam yaitu 24.0- 43%. Nilai hematokrit ayam pada

penelitian ini yang diinfeksi juga tidak mengalami perbedaan dengan nilai

hematocrit ayam yang sehat. Nilai hematokrit pada Tabel 1 menunjukan tidak

terdapat perbedaan nyata antar kelompok. Nilai tertinggi terdapat pada kelompok

2 dan terendah terdapat pada kelompok 4. Nilai-nilai tersebut masih berada

didalam kisaran normal. Menurut Meyer dan Harvey (2004), jumlah eritrosit, nilai

hematokrit dan kadar hemoglobin berjalan sejajar satu sama lain apabila terjadi

perubahan. Nilai hematokrit yang rendah dapat mengindikasikan beberapa

kelainan yaitu anemia, kerusakan sumsum tulang, kerusakan eritrosit dan

malnutrisi. Sebaliknya nilai hematokrit yang tinggi mengindikasikan keadaan

dehidrasi (Rebar 2000).

Page 24: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

10

Jumlah Leukosit

Jumlah normal leukosit ayam yaitu 16.0 -40.0 x103/

mm3 (Smith dan

Mangkoewidjojo 1988). Jumlah leukosit ayam setelah infeksi oleh M.

gallisepticum dan diberi simplisia kunyit, bawang putih dan temu putih dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah leukosit ayam pada hari ke-7 dan hari ke-14 setelah infeksi oleh

M. gallisepticum

Leukosit(x103/mm

3)

H7 H14

1 2.63 ± 0.03ab

2.50 ± 0.07a

2 2.71 ± 0.52b 2.50 ± 0.11

a

3 2.66 ± 0.09ab

2.49 ± 0.22a

4 2.64 ± 0.13ab

2,54 ± 0.12ab

Keterangan: huruf superscript (a,b) yang tidak berbeda pada baris yang sama menyatakan

tidak adanya perbedaan nyata (P<0.05) antar kelompok perlakuan.

Jumlah leukosit ayam pada hari ke 7 dan hari ke 14 setelah infeksi oleh M

gallisepticum pada ayam yang tidak diberi pengobatan mengalami penurunan dan

berbeda sevara signifikan (P>0,05) Jumlah leukosit ayam pasca infeksi hari ke 7

pada kelompok 2 adalah yang tertinggi dibanding kelompok yang lain. Kelompok

4 memiliki nilai terendah pada hari ke-14 paska infeksi dibandingkan dengan

kelompok yang lain. Jumlah lekosit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

faktor fisiologis dan patologis. Menurut Ganong (1995) keadaan patologis akibat

infeksi benda asing dapat menurunkan rataan jumlah leukosit bahkan sampai di

bawah normal. Ayam pada penelitian ini diinfeksi oleh M. gallisepticum dan E.

coli sehingga nilai leukosit menjadi turun tetapi masih berada didalam kisaran

normal. Mekanisme bakteri M. gallisepticum masuk melalui rongga hidung

kemudian melekat pada reseptor epitel yang disebut sialoglycoprotein (Patron

recognition receptors sites) yang terletak pada ujung organ sel mikoplasma

(Tajima et al. 1982). Kemudian sel mikoplasma melakukan penetrasi dan merusak

mukosa sambil memperbanyak diri dengan perantara gerakan silia. Selain itu

gerakan silia membantu sel mikoplasma mencapai kantong membran udara

abdominal. Peradangan yang terjadi pada jaringan epitel bukan merupakan akibat

dari toksin mikoplasma melainkan respon imun dari tubuh inang yaitu berupa

reaksi peradangan (Razin et al. 1998). Peradangan tersebut mengakibatkan

terhambatnya perkembangan sel T helper 1 (Th1 cell) sehingga sel T sitotoksik

(killer cytotoxic T cell) menjadi tidak aktif yang mengakibatkan infeksi pathogen

menjadi persisten. Akibat lain yaitu terjadi peningkatan produksi tumor nekrosis

faktor α (TNF α) yang mengakibatkan respon Th2 menurun dan menyebabkan

respon netralisasi antibodi terhadap infeksi bakteri menurun drastis atau disebut

juga dengan imunosupresif (Szathmary dan Stipkovits 2006). Ayam pada

kelompok 4 memiliki nilai leukosit yang paling rendah dibandingkan dengan

kelompok lain. Kelompok 4 merupakan ayam yang diberi infeksi dan diberi oleh

kunyit, temu putih dan bawang putih. Kurkumin didalam kunyit dan temu putih

menunjukkan aktivitas biologi dan potensi terapetik yang hebat, termasuk

Page 25: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

11

aktivitasnya sebagai antibakteri, antifungi, antiprotozoa, antiviral,antitusif, dan

mukolitik (Rudraswamy et al. 2013). Pada bawang putih, allisin bahan aktif yang

terkandung berguna sebagai antibakterial dan antifungal (Lawson et al. 1992).

Ketiga bahan aktif pada tanaman ini memiliki aktivitas sebagai antibakteri tetapi

sayangnya pada penelitian ini nilai leukosit menjadi turun. Diduga ketiga

kombinasi ekstrak menyebabkan efek antagonis dari masing masing fungsi bahan

aktif yang terkandung. Sebagai informasi, dari penelitian Kusnadi dan Rahmat

(2010) menyatakan bahwa pemberian pakan dengan tambahan kunyit pada

kondisi cekaman panas mampu menaikkan nilai eritrosit dan hematokrit.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Ekstrak kunyit, temu putih dan bawang putih mampu memperatahankan

jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, dan jumlah leukosit ayam

yang diinfeksi M. gallisepticum dan masih berada didalam kisaran normal.

Saran

Studi lanjutan diperlukan untuk meneliti efek pemberian obat herbal

kunyit,temu putih dan bawang putih secara bersamaan pada ayam.

DAFTAR PUSTAKA

Aengwanich W, Chinrasri O. 2003. Effects of chronic heat stress on red blood cell

disorders in broiler chickens. Mahasarakham Univ J. 21: 1–10.

Almatsier S. 2001. Prinsip DasarIlmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka

Utama.

ChattopadhyayI KB, BandyopadhyayU, BanerjeeRK. 2004. Turmeric and

curcumin; biological actions and medicinal applications. Current Sci.

87(1):44-53.

Darwis SN, Modjo ABD, Hasiyah S. 1991. Tanaman Obat Familia Zingiberaceae.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Industri.Bogor.

Ganong WF. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta (ID): Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Gunnarson M. 2012. Avian Hematology. Swedia (SW): Institute for Clinical

Chemistry Swedish Agricultural University. Swedish(SE).

Intervet. 2009. Important Poultry Diseases. The Netherlands (NL) : Intervet

Internatioal BV.

Jain S, Shrivastava S, Nayak S, Sumbhate S. 2007. Plant Review Recent trends in

Curcuma Longa Linn. Pharmacognosy Reviews. 1(1): 119–128.

Kamanashis D, Rahman MA. 2012. Analgesic and antimicrobial activities of

Curcuma Zedoaria. Int J Pharm Pharm Sci. 4(5): 322-328.

Kusnadi E, Rachmat A. 2010. Pengaruh suplementasi kunyit (Curcuma

domestical) terhadap perubahan beberapa komponen darah dan

pertumbuhan ayam broiler yang mengalami cekaman panas. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Page 26: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

12

Lawson LD, Ransom DK, Hughes BG. 1992. Inhibition of whole blood platelet

aggregation by coumpounds in garlic clove extracts and commercial garlic

products. Thromb res. 65:141-156.

Light A, GrassC, PursleyD, KrauseJ. 2007. Carboxyhemoglobin level in

smokernonsmokersinasmokingenvironment.J Respir Care. 52(11): 1576.

McMullin Paul. 2004. A Pocket Guide to Poultry Health and Disease.

Meyer DJ, Harvey JW. 2004. Veterinary Laboratory Medicine.Ed ke-3. United

States (US): Elsevier.

MushtaqA, MasoodR. 2012. Chronic Respiratory Disease of Poultry.Pakistan

(PK): Pakistan Times.

Natalia RD. 2008. Jumlah eritrosit, nilai hematokrit dan kadar hemoglobin

ayampedaging umur 6 minggu yang diberi suplemen kunyit, bawang putih

danzink [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rahminiwati M, Mustika AA, Saadiah S, Andriyanto, Soeripto, P Unang.

Bioprospeksi ekstrak jahe gajah sebagai anti-CRD: kajian aktivitas

antibakteri terhadap Mycoplasma galisepticum dan E. Coli in vitro. J IP

Indonesia. 15(1): 7–13.

Razin S, Yogev D, Naot Y. 1998. Molecular biology and pathogenicity of

mycoplasmas. Microbiol mol biol rev. 62: 1094 – 1106.

Rebar AH. 2000. Hemogram Interpretation For Dog and Cats. Clinical Handbook

Series. Ralston Purina Company.

Rudraswamy M, S Arun, S Hiremath, MS Chaithanya. 2013. Efficacy of Actovet-

CRD’ a novel herbal formulation as prophylactic and therapeutic agent for

CRD complex in poultry. J World's Poult Res. 3(2): 57-62.

Santosa MN, Basuki A, Cholil DA. Dharma S. 1991. Pengembangan bawang

putih didataran medium (400 m dpl). Risalah Kongres Ilmu Pengetahuan

Nasional LIPI,Jakarta.

Satyaningtijas AS, Widhyani SD, Natalia RD. Jumlah erirosit, nilai hematokrit,

dan kadar hemoglobin ayam pedaging umur 6 minggu dengan pakan

tambahan. Jurnal Kedokteran Hewan 4(2):69-73.

Staf Unit Fisiologi FKH-IPB. 2005. Penuntun Praktikum Fisiologi

EksperimentalBogor: FKH IPB.

Smith JB, Mankoewidjojo S.1988. Pemeliharaan, pembiakan dan penggunaan

hewan percobaan di daerah tropis [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas

Indonesia

Steel G.D, Torrie J.H. 1993.Principles and Procedures of Statistics: A Biometrical

Approach. English (UK): McGraw-Hill Companies.

Szathmary S, Stipkovits L. 2006. Interaction of mycoplasma and the chicken

immune system.International Novartis Poultry Symposium. Mexico: 1 – 24

Tajima M, Nunoya T Yagihashi T. 1982. An Ultrastructural study on the

interaction of Mycoplasma gallisepticum with the chicken tracheal

epithelium. J Vet Res. 40: 1009 – 1014.

Vander AJ. 2001. Human Physiology: The Mechanisms of Body Function. Edisi

ke-8. NewYork (US):McGraw-Hill.

Wientarsih I, Widhyari SD, Aryanti T. 2013.Kombinasi imbuhan herbal kunyit

dan zink dalam pakan sebagai alternatif pengobatan kolibasilosis pada ayam

pedaging.J Vet. 14(3):327-334.

Page 27: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

13

LAMPIRAN

Lampiran 1.Hasil uji Duncan pada nilai eritrosit

eritrosit

Duncana

perl

akuan

N Subset

for alpha = 0.05

1

tana

m3

3 2.1667

seh

at2

3 2.2667

tana

m2

3 2.2667

seh

at3

3 2.2667

anti

3

3 2.2667

anti

2

3 2.3000

sakit

3

3 2.3000

sakit

2

3 2.3333

seh

at1

3 2.4667

sakit

1

3 2.4667

anti

1

3 2.4667

tana

m1

3 2.4667

Sig. .112

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample

Size = 3.000.

Page 28: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

14

Lampiran 2.Hasil uji Duncan pada nilai hematokrit

ht

Duncana

perl

akuan

N Subset

for alpha = 0.05

1

tana

m3

3 28.3333

tana

m2

3 29.0000

anti

3

3 29.6667

seh

at3

3 30.0000

seh

at2

3 30.3333

anti

2

3 30.3333

sakit

3

3 30.3333

seh

at1

3 30.6667

sakit

1

3 30.6667

anti

1

3 30.6667

tana

m1

3 30.6667

sakit

2

3 31.3333

Sig. .167

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample

Size = 3.000.

Page 29: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

15

Lampiran 3.Hasil uji Duncan pada nilai hemoglobin

Page 30: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

16

Lampiran 4.Hasil uji Duncan pada nilai leukosit

leukosit

Duncana

perl

akuan

N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

tana

m3

3 2.4

467

anti

3

3 2.4

833

2.4

833

seh

at3

3 2.4

967

2.4

967

sakit

3

3 2.5

067

2.5

067

seh

at1

3 2.5

667

2.5

667

2.5

667

sakit

1

3 2.5

667

2.5

667

2.5

667

anti

1

3 2.5

667

2.5

667

2.5

667

tana

m1

3 2.5

667

2.5

667

2.5

667

seh

at2

3 2.6

333

2.6

333

tana

m2

3 2.6

333

2.6

333

anti

2

3 2.6

567

2.6

567

sakit

2

3 2.7

100

Sig. .18

7

.06

3

.11

7

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 31: GAMBARAN DARAH AYAM YANG DIBERI EKSTRAK KUNYIT, … · RESPIRATORY DISEASE MUHAMMAD RIZKI ADLRIAN PRABOWO DEPARTEMEN ANATOMI,FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di kota Ambon,12 April 1993 putra kedua dari Rukkasan (alm)

dan Sri Eka Yuningsih. Penulis pernah menempuh pendidikan di TK Teladan

Ungaran, SDN 02-03 Ungaran , SMPN 1 Ungaran dan SMAN 1 Ungaran. Penulis

diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor

pada tahun 2011 melalui jalur SMNPTN. Penulis pernah mengikuti organisasi

kemahasiswaan di dalam kampus di antaranya sebagai anggota Himpunan Minat

dan Profesi Satwa Liar FKH-IPB (2012-2013).