frozen shoulder tinjauan pustaka

Upload: jamal-lairi-pandawi-sbs

Post on 03-Apr-2018

279 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    1/31

    | 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.Latar Belakang

    Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan

    lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. Mungkin timbul karena adanya trauma,

    mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat

    trauma.Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan penurunan kekuatan otot

    penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi baik secara aktif atau

    pasif.Frozen shoulder secara pasti belum diketahui penyebabnya. Frozen shoulder

    atau yang juga dikenal dengan capsulitis adhesive. Respon autoimmunal terhadap

    rusaknya jaringan lokal yang diduga menyebabkan penyakit tersebut.1

    Frozen shoulder juga dapat disebabkan oleh trauma langsung pada bahu,

    immobilisasi atau disuse dalam jangka waktu lama misalnya terjadi fraktur

    disekitar bahu yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak aktif

    yang dilakukan secara teratur pada bahunya, disamping itu juga karena faktor

    immunologi serta hubungannya dengan penyakit lain misalnya: Tuberkulosa paru,

    hemiparase,ischemic heart desease, bronchitis kronis dan Diabetus Melitus.

    Diduga ini merupakan respon autoimun karena rusaknya jaringan lokal.1

    Diantara beberapa faktor yang menyebabkan frozen shoulder adalah

    capsulitis adhesiva. Keadaan ini disebabkan karena suatu peradangan yang

    mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi dan

    tulang rawan, ditandai dengan nyeri bahu yang timbul secara perlahan-lahan,

    nyeri yang semakin tajam, kekakuan dan keterbatasan gerak. Pada pasien yang

    menderita capsulitis adhesiva menimbulkan keluhan yang sama seperti pada

    penderita yang mengalami peradangan pada jaringan disekitar sendi yang disebut

    dengan periarthritis, keadaan ini biasanya timbul gejala seperti tidak bisa menyisir

    karena nyeri disekitar depan samping bahu. Nyeri tersebut terasa pula saat lengan

    1

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    2/31

    | 2

    diangkat untuk mengambil sesuatu dari saku kemeja, ini berarti gerakan aktif

    dibatasi oleh nyeri. Tetapi bila mana gerak pasif diperiksa ternyata gerakan itu

    terbatas karena adanya suatu yang menahan yang disebabkan oleh perlengketan.

    Gangguan sendi bahu sebagian besar didahului oleh adanya rasa nyeri, terutama

    rasa nyeri timbul sewaktu menggerakan bahu, penderita takut menggerakan

    bahunya. Akibat immobilisasi yang lama maka otot akan berkurang kekuatannya.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    3/31

    | 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Definisi Frozen ShoulderIstilah frozen shouder hanya digunakan untuk penyakit yang sudah

    diketahui dengan baik yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan progresif bahu

    yang berlangsung 18 bulan. Proses peradangan dari tendonitis kronis tapi

    perubahan-perubahan peradangan kemudian menyebar melibatkan seluruh cuffdan capsul.1

    Selama peradangan berkurang jaringan berkontraksi kapsul menempel

    pada kaput humeri dan guset sinovial intra artikuler dapat hilang dengan

    perlengketan. Frozen merupakan kelanjutan lesi rotator cuff, karena degenerasi

    yang progresif. Jika berkangsung lama otot rotator akan tertarik serta

    memperlengketan serta memperlihatkan tnada-tanda penipisan dan fibrotisasi.

    Keadaan lebih lanjut, proses degenerasi diikuti erosi tuberculum humeri yang

    akan menekan tendon bicep dan bursa subacromialis sehingga terjadi penebalan

    dinding bursa. Frozen shoulder dapat pula terjadi karena ada penimbunan kristal

    kalsium fosfat dan karbonat pada rotator cuff. Garam ini tertimbun dalam tendon,

    ligamen, kapsul serta dinding pembuluh darah. Penimbunan pertama kali

    ditemukan pada tendon lalu kepermukaan dan menyebar keruang bawah bursa

    subdeltoid sehingga terjadi rardang bursa, terjadi berulang-ulang karena tekiri

    terus-menerus menyebabkan penebalan dinding bursa, pengentalan cairan bursa,

    perlengketandinding dasar dengan bursa sehingga timbul pericapsulitis adhesive

    akhirnya terjadi frozen shoulder.2

    Frozen shoulder dibagi 2 Klasifikasi, yaitu :

    a. Primer/ idiopetik frozen shoulder

    Yaitu frozen yang tidak diketahui penyebabnya. Frozen shoulder lebih

    banyak terjadi pada wanita dari pada pria dan biasanya terjadi usia lebih dari 41

    tahun. Biasanya terjadi pada lengan yang tidak digunakan dan lebih

    3

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    4/31

    | 4

    memungkinkan terjadi pada orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan

    gerakan bahu yang lama dan berulang.

    b. Sekunder frozen shoulder

    Yaitu frozen yang diikuti trauma yang berarati pada bahu misal fraktur,

    dislokasi, luka baker yang berat, meskipun cedera ini mungkin sudah terjadi

    beberapa tahun sebelumnya.

    Kapsul

    Sendi mengalami

    peradangan

    Gambar 2. 1

    Capsulitis Adhesiva Bahu Kiri Tampak dariAnterior

    2.2Anatomi Fungsional Sendi Bahu (Shoulder Joint)Secara anatomi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint)

    yang terdiri atas bonggol sendi dan mangkuk sendi, gambar 2. 2. Cavitas sendi

    bahu sangat dangkal, sehingga memungkinkan seseorang dapat menggerakkan

    lengannya secara leluasa dan melaksanakan aktifitas sehari-hari. Namun struktur

    yang demikian akan menimbulkan ketidakstabilan sendi bahu dan ketidakstabilan

    ini sering menimbulkan gangguan pada bahu.

    Sendi bahu merupakan sendi yang komplek pada tubuh manusia dibentuk

    oleh tulang-tulang yaitu : scapula (shoulder blade),clavicula (collar bone),

    humerus (upper arm bone), dan sternum. Daerah persendian bahu mencakup

    empat sendi, yaitu sendi sternoclavicular, sendi glenohumeral, sendi

    acromioclavicular, sendi scapulothoracal. Empat sendi tersebut bekerjasama

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    5/31

    | 5

    secara secara sinkron. Pada sendi glenohumeralsangat luas lingkup geraknya

    karena caput humeri tidak masuk ke dalam mangkok karena fossa glenoidalis

    dangkal.

    Berbeda dngan cara berpikir murni anatomis tentang gelang bahu, maka

    bila dipandang dari sudut klinis praktis gelang bahu ada 5 fungsi persendian yang

    kompleks, yaitu:

    a. Sendi GlenohumeraleSendi glenohumeral dibentuk oleh caput humeri yang bulat dan cavitas

    glenoidalisscapula yang dangkal dan berbentuk buah per. Permukaan sendi

    meliputi oleh rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya

    labrum glenoidale.3

    Dibentuk oleh caput humerrus dengan cavitas glenoidalisscapulae, yang

    diperluas dengan adanya cartilago pada tepi cavitas glenoidalis, sehingga rongga

    sendi menjadi lebih dalam. Kapsul sendi longgar sehingga memungkinkan

    gerakan dengan jarak gerak yang lebih luas. Proteksi terhadap sendi tersebut

    diselenggarakan oleh acromion, procecus coracoideus, dan ligamen-ligamen.

    Tegangan otot diperlukan untuk mempertahankan agar caput humerus selalu

    dipelihara pada cavitas glenoidalisnya.

    Ligamen-ligamen yang memperkuat sendi glenohumeral antara lain

    ligamenglenoidalis, ligamenhumeral tranversum, ligamencoraco humeral dan

    ligamencoracoacromiale, serta kapsul sendi melekat pada cavitas glenoidalis dan

    collum anatomicum humeri.3

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    6/31

    | 6

    Ligament yang memperkuat antara lain:

    1) ligamentumcoraco humerale, yang membentang dari procesuscoracoideus sampai tuberculum humeri.

    2) ligament coracoacromiale, yang membemtang dari procesuscoracoideus sampai acromion.

    3) ligament glenohumerale, yang membentang dari tepi cavitasglenoidalis ke colum anatobicum, dan ada 3 buah yaitu:

    a) ligament gleno humerale superior, yang melewati articulatiosebelah cranial

    b) Ligament glenohumeralis medius, yang melewati articulatiosebelah ventral.

    c) Ligamentum gleno humeralis inferius, yang melewati articulationsebelah inferius.

    Bursa-bursa yang ada pada shoulder joint:

    1) Bursa otot latisimus dorsi, terletak pada tendon otot teres mayor dantendon latisimus dorsi.

    2) Bursa infra spinatus, terdapat pada tendon infra spinatus dantuberositashumeri.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    7/31

    | 7

    3) Bursa otot pectoralis mayor, terletak pada sebelah depan insersio ototpectoralis mayor.

    4) Bursa subdeltoideus, terdapat diatas tuberositas mayus humeri dibawahotot deltoideus.

    5) Bursa ligament coraco clavikularis, terletak diatas ligamentumcoracoclaviculare.

    6) Bursa otot subscapularis terletak diantar sisi glenoidalis scapulaedengan otot subscapularis.

    7) Bursa subcutanea acromialis, terletak diatas acromion dibawah kulitAda dua tipe dasar gerakan tulang atau osteokinematika pada sendi

    glenoidal yaitu rotasi atau gerakan berputar pada suatu aksis dan translasi

    merupakan gerakan menurut garis lurus dan kedua gerakan tersebut akan

    menghasilkan gerakan tertentu dalam sendi atau permukaan sendi yang disebut

    gerakan artrokinematika.Rotasi tulang atau gerakan fisiologis akan menghasilkan

    gerakan roll-gliding di dalam sendi dan translasi tulang menghasilkan gerakan

    gliding, traction ataupun compression dalam sendi yang termasuk dalam joint play

    movement.

    Ada dua tipe dasar gerakan tulang atau osteokinematika adalah rotasi atau

    gerakan berputar pada suatu aksis dan translasi merupakan gerakan menurut garis

    lurus dan kedua gerakan tersebut akan menghasilkan gerakan tertentu dalam sendi

    atau permukaan sendi yang disebut gerakan artrokinematika. Rotasi tulang atau

    gerakan fisiologis akan menghasilkan gerakan roll-gliding di dalam sendi dan

    translasi tulang menghasilkan gerakan gliding, traction ataupun compression

    dalam sendi yang termasuk dalam joint play movement.

    Gerakan arthrokinematika pada sendi gleno humeralyaitu : (1) gerakan

    fleksi terjadi rollingcaput humeri ke anterior, sliding ke posterior (2) gerakan

    abduksi terjadi rollingcaput humeri ke cranio posterior, sliding ke caudo ventral

    (3) gerakan eksternal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke dorso lateral, sliding ke

    ventro medial (4) gerakan internal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke ventro

    medial dan sliding ke dorso lateral.4

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    8/31

    | 8

    b. Sendi sterno claviculareDibentuk oleh extremitas glenoidalis clavikula, dengan incisura

    clavicularis sterni. Menurut bentuknya termasuk articulation sellaris, tetapi

    fungsionalnya glubiodea. Diantar kedua facies articularisnya ada suatu discus

    articularis sehingga lebih dapat menyesuikan kedua facies articularisnya dan

    sebagai cavum srticulare. Capsula articularis luas,sehingga kemungkinan gerakan

    luas.

    Ligamentum yang memperkuat:

    1) ligamentum interclaviculare, yang membentang diantara medialextremitassternalis, lewat sebelah cranial incisura jugularis sterni.

    2) ligamentum costoclaviculare, yang membentang diantara costaepertama sampai permukaan bawah clavicula.

    3) ligamentum sterno claviculare, yang membentang dari bagian tepicaudal incisura clavicularis sterni, kebagian cranial extremitas sternalis

    claviculare.

    Gerak osteokinematika yang terjadi adalah gerak elevasi 45 dan gerak

    depresi 70, serta protraksi 30 dan retraksi 30. Sedangkan gerak

    osteokinematikanya meliputi: (1) gerak protraksi terjadi roll clavicula kearah

    ventral dan slide kearah ventral, (2) gerak retraksi terjadi roll clavicula kerah

    dorsal dan slide kearah dorsal, (3) gerak elevasi terjadi roll kearah cranial dan

    slide kearah caudal, gerak fleksi shoulder 10 (sampai fleksi 90) terjadi gerak

    elevasi berkisasr 4, (4) gerak depresi terjadi roll ke arah caudal dan slide

    clavicula kearah cranial.

    c. Sendi acromioclaviculareDibentuk oleh extremitas acromialisclavicula dengan tepi medial dari

    acromion scapulae. Facies articularisnya kecil dan rata dan dilapisi oleh fibro

    cartilago. Diantara facies articularis ada discus artucularis. Secara morfologis

    termasuk ariculatio ellipsoidea, karena facies articularisnya sempit, dengan

    ligamentum yang longgar.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    9/31

    | 9

    Ligamentum yang memperkuatnya:

    1) ligamentacromio claiculare, yamg membentang antara acromiondataran ventral sampai dataran caudal clavicula.

    2) ligament coraco clavicuculare, terdiri dari 2 ligament yaitu:a) Ligamentum conoideum, yang membentang antara dataran medial

    procecuscoracoideus sampai dataran caudal claviculare.

    b) Ligamentum trapezoideus, yang membentang dari dataran lateralprocecuscoraoideus sampai dataran bawah clavicuare,

    Gerak osteokinematika sendi acromio clavicularis selalu berkaitan dengan

    gerak pada sendi scapulothoracalis saat elevasi diatas kepala maka terjadi rotasi

    clavicula mengitari sumbu panjangnya. Rotasi ini menyebabkan elevasi clavicula,

    elevasi tersebut pada sendi sterno clavicularis kemudian 30% berikutnya pada

    rotasi clavicula.

    d. Sendi subacromialeSendi subacromiale berada diantara arcus acromioclaviculare yang berada

    di sebelah cranial dari caput serta tuberositas humeri yang ada di sebeleh caudal,

    dangan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.

    e. Sendi scapulo thoracicSendi scapulo thoracic bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa

    pergerakan scapula terhadap dinding thorax.

    Gerak osteokinematika sendi ini meliputi gerakan kerah medial lateral

    yang dalam klinis disebut down ward-up wardrotasi juga gerak kerah cranial-

    caudal yang dikenal dengan gerak elevasi-depresi.

    Inervasi

    Sedangkan sendi bahu dipersarafi oleh plexus brachialis, plexus brachialis

    merupakan anyaman serat saraf yang berjalan dari tulang belakang C5-T1,

    kemudian melewati bagian leher dan ketiak, dan akhirnya keseluruh bagian lengan

    atas dan bawah.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    10/31

    | 10

    Plexus brachialis dimulai dari rami ventral saraf spinal, dimana rami

    bergabung membentuk 3 truncus, yaitu trunkus superior (C5-C6), trunkus inferior

    (C7), trunkus medialis(C8-T1).

    Peredaran darah arteri yang memelihara sendi bahu adalah arteri axillaris

    yang merupakan lanjutan dari arteri subslavia lalu bercabang-cabang, antara lain :

    arteri subscapularis, dan arteri brachialis. Sedangkan pembuluh darah vena pada

    sendi bahu anatara lain vena axillaris yang bercabang-cabang menjadi vena

    cephalica, vena brachilica.

    2.3EtiologiEtiologi dari frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva masih belum

    diketahui dengan pasti. Adapun faktor predisposisinya antara lain periode

    immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, injuries atau operasi pada sendi,

    hyperthyroidisme, penyakit cardiovascular,clinical depression dan Parkinson.

    Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS tahun 2007 mengenai

    frozen shoulder, teori tersebut adalah :

    a. Teori hormonal.Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan

    dengan datangnya menopause.

    b. Teori genetik.Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder,

    contohnya ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat

    yang sama.

    c.

    Teori auto immuno.Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-hasil

    rusaknya jaringan lokal.

    d. Teori postur.Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap

    menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    11/31

    | 11

    2.4 Patofisiologi

    Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan

    dalamnya terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan

    sinovium, yang berbentuk suatu kantong yang melapisi seluruh sendi, dan

    membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, sinovium tidak meluas

    melampaui permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan

    secara penuh. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi

    permukaan sendi. Cairan sinovium normalnya bening, tidak membeku, tidak

    berwarna. Jumlah yang di permukaan sendi relative kecil (1-3 ml). Cairan

    sinovium juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.

    Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi

    peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan

    mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi fibrous dapat diperburuk

    akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam posisi impingement yang terlalu

    lama.1

    Sindroma nyeri bahu sangat komplek dan sulit untuk diidentifikasi satu

    persatu bagian secara detail. Guna memahami penyebab dan patologi sindroma

    nyeri bahu, maka dapat dikelompokkan menjadi:

    a. Faktor Penyebab:

    1) Faktor penyebab gerak dan fungsi, yang terkait dengan aktifitas

    gerak dan struktur anatomi

    2) Faktor penyebab penyebab secara neurogenik yang berkaitan

    dengan keluhan neurologik yang menyertai baik secara langsung

    maupun tidak langsung yang berupa nyeri rujukan.

    b. Berdasarkan sifat keluhan nyeri bahu dapat dikelompokkan menjadi 2

    yaitu :

    (a) Kelompok spesifik, mengikuti pola kapsuler dan

    (b) Kelompok tidak spesifik sebagai kelompok yang bukan

    mengikuti pola kapsuler.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    12/31

    | 12

    2.5 Tanda dan gejala

    a. Nyeri

    Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma, seringkali

    ringan, diikuti sakit pada bahu dan lengan nyeri secara berangsur-angsur

    bertambah berat dan pasien sering tidak dapat tidur pada sisi yang terkena. Setelah

    beberapa lama nyeri berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin terjadi,

    berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri menghilang. Secara berangsur-

    angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi tidak lagi normal.1

    Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada malam hari

    sering dijumpai mengganggu tidur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

    kesulitan penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita

    akan melakukan gerakan kompensasi dengan mengangkat bahu pada saaqt

    gerakan mengangkat lengan yang sakit, yaitu saat flexi dan abduksi sendi bahu

    diatas 90 atau di sebut dengan shrugging mechanism. Juga dapay dijumpai

    adanya atrofi otot gelang bahu.

    b. Keterbatasan Lingkup gerak sendiCapsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi

    glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Ini adalah suatu

    gambaran klinis yang dapat menyertai tendinitis, infark myokard, diabetes

    melitus, fraktur immobilisasi berkepanjangan atau redikulitis cervicalis. Keadaan

    ini biasanya unilateral, terjadi pada usia antara 4560 tahun dan lebih sering pada

    wanita.

    Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada malam hari

    sering sampai mengganggu tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya

    kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita

    akan melakukan dengan mengangkat bahunya (srugging).5

    c. Penurunan Kekuatan otot dan Atropi ototPada pemeriksaan fisik didsapat adanya kesukaran penderita dalam

    mengangkat lengannya (abduksi) karena penurunan kekuatan otot. Nyeri

    dirasakan pada daerah otot deltoideus, bila terjadi pada malam hari sering

    menggangu tidur. Pada pemeriksaan didapatkan adanya kesukaran penderita

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    13/31

    | 13

    dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan

    melakukandengan mengangkat bahunya (srugging). Juga dapat dijumpai adanya

    atropi bahu (dalam berbagaoi tingkatan). Sedangkan pemeriksaan neurologik

    biasanya dalam batas normal.5

    d. Gangguan aktifitas fungsionalDengan adanya beberapa tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada

    penderita frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva seperti adanya nyeri,

    keterbatasan LGS, penurunan kekuatan otot dan atropi maka secara langsung akan

    mempengaruhi (mengganggu) aktifitas fungsional yang dijalaninya.

    2.6Pemeriksaan fisik1. Pemeriksaan gerak dasar.

    Pemeriksaan gerak yang dilakukan meliputi :

    a. Gerak aktif.Dalam pemeriksaan gerak aktif, pasien diminta untuk menggerakkan

    secara aktif bahunya kearah fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, endorotasi,

    eksorotasi, elevasi, depresi, protraksi, retraksi dan sirkumduksi.

    b. Gerak pasif.Merupakan pemeriksaan gerak sendi bahu yang dilakukan oleh fisioterapis

    kearah fleksi, ekstensi, eksorotasi, endorotasi, sementara pasien dalam keadaan

    pasif dan rileks abduksi dan adduksi horizontal.

    c. Gerak isometris melawan tahanan.Pada pemeriksaan gerak ini prinsipnya masih sama seperti pada

    pemeriksaan gerak aktif pada sendi bahu ke segala arah hanya saja padapemeriksaan gerak ini masih ditambah dengan tahanan secara isometrik oleh

    terapis. Hasil yang dinilai adalah

    (1) Apakah pasien mampu melakukan gerakan isometris melawan tahanan

    terapis dengan atau tanpa timbul adanya nyeri,

    (2) Ada atau tidaknya penurunan kekuatan otot penggerak bahu kiri baik

    fleksor, ekstensor, endorotator, eksorotator, abduktor dan adduktor sendi bahu.

    2. Pemeriksaan khusus

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    14/31

    | 14

    Pemeriksaan khusus yang dilakukan untuk memeriksa hal-hal yang

    diperlukan untuk menegakkan diagnosa ataupun dasar penyusunan problematik,

    tujuan dan tindakan fisioterapi, antara lain sebagai berikut :

    a. Pemeriksaan derajat nyerib. Pemeriksaan lingkup gerak sendi (LGS)Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya keterbatasan lingkup

    gerak sendi menggunakan alat yang disebut dengan goneometer, dalam

    pelaksanaannya banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan

    pengukuran diantaranya letak goneometer yang merupakan aksis dari sendi bahu.

    Hasil pengukuran ditulis dengan standar International Standard Orthopedic

    Measurement (ISOM). Cara penulisannya yaitu dimulai dari gerakan yang

    menjauhi tubuh-posisi netral-gerakan mendekati tubuh. Pemeriksaan lingkup

    gerak sendi bahu ini dilakukan dalm bidang gerak frontal (F), sagital (S),

    tranversal (T) dan rotasi (R), adapun hasil yang telah diperoleh seperti yang ditulis

    dalam tabel 3.2 di bawah ini.

    TABEL 3.2

    PEMERIKSAAN LINGKUP GERAK SENDI BAHU KIRI

    No Pemeriksaan LGS LGS normal

    1

    2

    Gerak aktif

    Gerak pasif

    S 43 -0-95

    F : 85 -0-45

    R(F90) : 39 -0-42

    S : 45 -0-105

    F :98 -0-48

    R(F90) :43 -0-45

    S : 45 -0-180

    F : 180 -0-45

    R(F90) : 90 -0-90

    S : 45 -0-180

    F : 180 -0-45

    R(F90) : 90 -0-90

    c. Appley strech test

    1) Eksternal rotasi dan abduksiPasien diminta menggaruk daerah sekitar angulus medialis scapula dengan

    tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala. Pada penderita frozen

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    15/31

    | 15

    shoulder akibat capsulitis adhesiva biasanya tidak bisa melakukan gerakan ini.

    Bila pasien tidak dapat melakukan karena adanya nyeri maka ada kemungkinan

    terjadi tendinitis rotator cuff.

    2) Internal rotasi dan adduksiPasien diminta untuk menyentuh angulus inferior scapula dengan sisi

    kontralateral, bergerak menyilang punggung. Pada penderita frozen shoulder

    akibat capsulitis adhesiva biasanya tidak bisa melakukan gerakan ini.

    c. Joint play movement testPemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan gerakan transalasi (traksi,

    kompresi, dan gliding) secara pasif untuk menggambarkan apa yang terjadi di

    dalam sendi ketika dilakukan gerakan translasi. Pada frozen shoulder terjadi

    akibat capsulitis adhesiva, pola keterbatasan gerak sendi bahu dapat menunjukkan

    pola yang spesifik, yaitu pola kapsuler saat dilakukan pemeriksaan ini. Pola

    kapsuler sendi bahu yaitu gerak eksorotasi paling nyeri dan terbatas kemudian

    diikuti gerak abduksi dan endorotasi, atau dengan kata lain gerak eksorotasi lebih

    nyeri dan terbatas dibandingkan dengan gerak endorotasi. Bila pada pemeriksaan

    gerak eksorotasi ditemukan paling nyeri dan terbatas kemudian diikuti gerak

    abduksi dan abduksi lebih terbatas daripada gerak endorotasi maka tes positif

    adanya frozen shoulder dan terdapat pola kapsuler. Pada frozen shoulder yang

    diakibatkan capsulitis adhesiva kualitasa gerakan yang terjadi pada saat

    menggerakkan bonggol sendi humerus terasa adanya suatu tahanan dari dalam,

    yang dapat menyebabkan munculnya rasa nyeri dan keterbatasan LGS pada saat

    menggerakkan sendi bahu.

    d. Drop arm test/tes MosleyDrop arm test bertujuan untuk memeriksa adanya kerobekan dari rotator

    cuff terutama otot supraspinatus. Dimana pasien disuruh mengabduksikan

    lengannya dalam posisi lurus secara penuh, kemudian pasien disuruh

    menurunkannya secara perlahan-lahan apabila pasien tidak bisa menurunkan

    dengan perlahan tapi lengan langsung jatuh berarti tes positif.Pada Pemeriksaan

    ini didapatkan hasil negatif karena pasien mampu menurunkan lengannya secara

    perlahan dan ini menunjukkan tidak adanya kerobekan pada otot supraspinatus.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    16/31

    | 16

    2.7KomplikasiPada kondisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva yang berat dan

    tidak dapat mendapatkan penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama,

    maka akan timbul problematik yang lebih berat antara lain :

    (1) Kekakuan sendi bahu

    (2) Kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan otot-otot bahu

    (3) Potensial terjadinya deformitas pada sendi bahu

    (4) Atropi otot-otot sekitar sendi bahu

    (5) Adanya gangguan aktifitas keseharian (AKS).

    2.8Diagnosis bandingKekakuan pasca trauma setelah setiap cedera bahu yang berat, kekakuan

    dapat bertahan beberapa bulan. Pada mulanya kekurangan ini maksimal dan

    secara berangsur-angsur berkurang, berbeda dengan pola bahu beku (

    Appley,1993)

    Kondisi pembanding dari kondisi Frozen shoulder yang diakibatkan

    capsulitis adhesiva antara lain: 1) Bursitis subacromial, 2) Tendinitis bicipitalis 3)

    Lesi rotator cuff

    a. Tendinitis bicipitalis

    Tendon otot biceps dapat mengalami kerusakan secara tersendiri,

    meskipun berada bersama-sama otot supraspinatus. Tendinitis ini biasanya

    merupakian reaksi terhadap adanya trauma akibat jatuh atau dipukul pada bahu

    dengan lengan dalam posisi adduksi serta lengan bawah supinasi.

    Pada kasus tendonitis juga dapat terjadi pada orang-orang yang bekerja

    keras dengan posisi seperti tersebut di atas dan secara berulang kali. Pemeriksaan

    fisik pada penderita tendinitis bisipitalis didapatkan adanya aduksi sendi bahu

    terbatas, nyeri tekan pada tendon otot bisep, tes yorgason disamping timbul nyeri

    juga didapat penonjolan pada samping medial tuberkuluminus humeri, berarti

    tendon otot bisep tergelincir dan berada di luar sulcus bisipitalis sehingga terjadi

    penipisan tuberkulum.5

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    17/31

    | 17

    b. Bursitis Subacromialis

    Bursitus subacromialis merupakan peradangan dari bursa sub acromialis,

    keluhan utamanya adalah tidak dapat mengangkat lengan ke samping (abduksi

    aktif), tetapi sebelumnya sudah merasa pegal-pegal di bahu. Lokasi nyeri yang

    dirasakan adalah pada lengan atas atau tepatnya pada insertion otot deltoideus di

    tuberositas deltoidea humeri. Nyeri ini merupakan nyeri rujukan dari bursitis sub

    acromialis yang khas sekali, ini dapat dibuktikan dengan penekanan pada

    tuberkulum humeri. Tidak adanya nyeri tekan berarti nyeri rujukan.

    Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya Panfull arc sub acromialis 700-

    1200, tes fleksi siku melawan tahanan pada posisi fleksi 900 terjadi rasa nyeri.5

    c. Tendinitis Supraspinatus

    Tendon otot supraspinatus sebelum berinsersio pada tuberkulum mayus

    humeri, akan melewati terowongan pada daerah bahu yang dibentuk oleh kaput

    humeri (dengan pembungkus kapsul sendi glinohumeral) sebagai alasnya, dan

    acromion serta ligamentum coraco acromiale sebagai penutup bagian atasnya.

    Disini tendon tersebut akan saling bertumpang tindih dengan tendon dari otot

    bisep kaput longum. Adanya gesekan berulang-ulang serta dalam jangka waktu

    yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada tendo otot supraspinatus dan

    berlanjut sebagai tendonitis supraspinatus.5

    2.9Problematika Fisioterapi.Adapun berbagai macam gangguan yang ditimbulkan dari frozen shoulder

    adalah sebagai berikut :

    1. Impairment.Pada kasus frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva permasalahan yang

    ditimbulkan antara lain adanya nyeri pada bahu, keterbatasan lingkup gerak sendi

    dan penurunan kekuatan otot di sekitar bahu.

    2. Functional limitation.

    Masalah-masalah yang sering ditemui pada kondisi-kondisi frozen

    shoulder adalah keterbatasan gerak dan nyeri, oleh karena itu dalam keseharian

    sering ditemukan keluhan-keluhan seperti tidak mampu untuk menggosok

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    18/31

    | 18

    punggung saat mandi, menyisir rambut, kesulitan dalam berpakaian, mengambil

    dompet dari saku belakang kesulitan memakai breast holder (BH) bagi wanita

    dan gerakan-gerakan lain yang melibatkan sendi bahu.1

    3. Participation restriction.

    Pasien yang mengalami frozen shoulder akan menemukan hambatan untuk

    melakukan aktifitas sosial masyarakat karena keadaannya, hal ini menyebabkan

    pasien tersebut tidak percaya diri dan merasa kurang berguna dalam masyarakat,

    tapi pada umumnya frozen shoulder jarang menimbulkan disability atau

    kecacatan.

    2.10 TerapiIni adalah skema yang menunjukkan penanangan untuk frozen shoulder.

    Penanganan yang paling aman berada didasar pyramid dan yang paling

    menimbulkan komplikasi berada paling atas.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    19/31

    | 19

    A. Non-bedah1. Obat-obatan

    Pengobatan utama untuk bahu beku peregangan. Pengobatan lain

    meliputi penggunaan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)

    seperti ibuprofen atau aspirin, suntikan kortikosteroid ke bahu yang

    terkena, manipulasi, mobilisasi, pijat gesekan, dan modalitas terapi.

    2. Teknologi Interfensi Fisioterapi

    1. Diatermi gelombang pendek (Short Wave Diathermy/ SWD)

    Short wave diathermy merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan

    stressor berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak-

    balik frekuensi 27, 12 MHz, dengan panjang gelombang 11m.

    Efektifitas dalam penggunaan SWD ditentukan oleh penentuan intensitas

    dan dosis.Intensitas ditentukan oleh perasaan penderita terhadap panas yang

    diterimanya. Besar kecilnya intensitas bersifat subjektif tergantung sensasi panas

    yang diterima pasien oleh karena itu antara orang satu dengan lainnya mungkin

    bisa berbeda intensitas SWD yang diberikan . Menurut schliphake, intensitas

    dibagi menjadi empat tingkat yaitu :

    (a) Intensitas submitis (penderita tidak merasakan panas),

    (b) Intensitas mitis (penderita merasakan sedikit panas),

    (c) Intensitas normalis (penderita merasakan hangat yang nyaman),

    (d) Intensitas fortis (Penderita merasakan panas yang kuat, tapi masih bisa

    ditahan).

    Tujuan terapi panas yang dihasilkan pada pemberian SWD ini adalah:

    a) Mengurangi nyeriAdanya gejala nyeri menunjukkan dalam keadaan tidak normal. Jaringan

    tersebut merupakan sumber nyeri, keadaan yang tidak normal tadi memberikan

    iritasi kepada reseptor nyeri. Stimulus tadi selanjutnya akan dihantarkan oleh

    serabut C tanpa myelin (nyeri tumpul, lamban, diffuse) atau serabut A delta

    bermielin (nyeri tajam, cepat). Panas yang diberikan akan memberikan efek

    sedative karena adanya kenaikan nilai ambang nyeri.karena adanya vasodilatasi

    akan memperlancar pembuangan zat pain producing substanc.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    20/31

    | 20

    b) Memberikan relaksasi otot- otot spasmeNyeri bahu akan merangsang reaksi protektif dari tubuh berupa spasme

    otot- otot sekitar bahu. Ini dimaksudkan untuk memfiksir sendi bahu agar tidak

    bergerak, yang selanjutnya akan terhindar rasa nyeri. Reaksi spasme itu sendiri

    akan menghambat sistem peredaran darah setempat yang mengakibatkan

    terhambatnya reorgnisasi jaringan dan pain producing substance. Hal ini akan

    menambah nyeri, sehingga siklus yang tidak menguntungkan, sel-sel abnormal

    yang menyebabkan bengkak dan nyeri oleh pengaruh medan magnit yang

    ditimbukan oleh gelombang pulsa SWD, sel-sel abnormal dapat dinormalkan.

    Syarat-syarat untuk menentukan indikasi pemberian terapi dengan SWD:

    1) Stadium dari penyembuhan luka2) Sifat dari jaringan atau organ yang mengalami kerusakan3) Lokalisasi dari jaringan/ organ yang mengalami kerusakan

    Pelaksanaan fisioterapi

    a. Persiapan alatPastikan mesin SWD dalam kondisi baik. Sebelum terapi dilakukan

    dilakukan pengecekan kabel, pemilihan elektroda, kabel elektroda tidak boleh

    kontak dengan lantai, pasien ataupun bersilangan. Setelah semua dipastikan siap

    dan aman nyalakan SWD.

    b. Persiapan pasienSebelum dilakukan terapi kita jelaskan terlebih dahulu tentang tujuan dan

    pemberian terapi. Pasien diposisikan duduk senyaman mungkin. Sebelumnya

    diberikan tes sensibilitas rasa panas dan dingin menggunakan tabung reaksi yang

    berisi air hangat dan dingin, selain itu diperiksa daerah yang akan diterapi bebas

    dari logam. Selanjutnya pasien diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai

    prosedur terapi. Apabila pasien merasa kepanasan segera memberi tahu terapis.

    c. Pelaksanaan terapiSetelah persiapan alat dan pasien telah selesai maka pelaksanaan terapi

    dapat dimulai. Disini penulis memilih menggunakan elektroda yang biasanya

    dipakai adalah diplode elektroda diletakkan pada bahu bagian anterior. Intensitas

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    21/31

    | 21

    dinaikkan perlahan sampai pasien merasakan hangat intensitas dinaikkan sesuai

    dengan toleransi pasien. waktu 15 menit dan terapis harus tetap mengontrol

    keadaan pasien selama terapi berlangsung untuk mencegah terjadinya terbakarnya

    kulit. Setelah pelaksanaan terapi selesai turunkan intensitas, matikan alat dan

    kembalikan alat pada keadaan semula.

    2. Terapi Latihan.

    Adapun metode yang digunakan adalah :

    B. Active exerciseLatihan aktif disini bertujuan untuk menjaga serta menambah lingkup

    gerak sendi (LGS).Disini penulis memberikan latihan dengan menggunakan

    metode free active exercise.Gerakan dilakukan oleh kekuatan otot penderita itu

    sendiri dengan tidak menggunakan suatu bantuan dan tahanan yang berasal dari

    luar.Latihan ini bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun penderita berada.

    C. Overhead pulleyTujuan dari pemberian overhead pulley adalah untuk menambah lingkup

    gerak sendi dan meningkatkan nilai kekuatan otot dengan bantuan alat ini. Dengan

    adanya gerakan yang berulang-ulang maka akan terjadi penambahan lingkup

    gerak sendi serta menjaga dan menambah kekuatan otot jika diberi beban.6

    D. Codman pendulum exercis.Codman pendulumexercise dilakukan pada stadium akut.

    1) Tujuan :

    Untuk mencegah perlengketan pada sendi bahu dengan melakukangerakan pasif sedini mungkin yang dilakukan pasien secara aktif.

    Gerakan pasif dilakukan untuk mempertahankan pergerakan pada sendi &

    mencegah pelengketan permukaan sendi. Sedangkan pencegahan gerakan aktif

    adalah untuk mencegah terjadinya kontraksi otot- otot rotator cuff & abductor

    bahu

    2) Cara melakukan:

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    22/31

    | 22

    Pasien membungkukkan badan dan lengan yang sakit tergantung vertical.

    Posisi ini menyebabkan lengan fleksi 90 pada bahu tanpa adanya kontraksi otot-

    otot deltoid maupun rotator cuff. Gravitasi / gaya tarik bumi menyebabkan

    pemisahan permukaan sendi glenohumeral sehingga kapsul sendi tersebut akan

    memanjang. Lutut pasien dalam keadaan fleksi untuk mencegah timbulnya

    gangguan pada pinggang.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    23/31

    | 23

    3. Terapi manipulasiTerapi manipulasi dalam kasus frozen shoulder terjadi akibat capsulitis

    adhesiva, dimana problem yang terjadi merupakan keterbatasan gerak sendi pola

    kapsuler, pada kasus ini penanganan yang diutamakan adalah keterbatasan

    lingkup gerak sendi dengan pola kapsuler.

    a. Traksi latero ventro cranialPosisi pasien berbaring terlentang, posisi terapis berdiri di samping sisi

    yang akan diterapi. Pelaksanaannya kedua tangan terapis memegang humerus

    sedekat mungkin dengan sendi glenohumeral, kemudian melakukan traksi ke arah

    latero ventro cranial. Lengan bawah pasien rilek disangga lengan terapis, lengan

    bawah terapis yang berlainan mengarahkan gerakan. Traksi diawali dengan grade

    I atau grade II, kemudian dilanjutkan dengan traksi grade III. Traksi dilakukan

    secara perlahan. Traksi mobilisasi dipertahankan selama 7 detik kemudian

    dilepaskan sampai grade II kemudian dilakukan traksi grade III lagi. Prosedur

    tersebut dilakukan 6x pengulangan.

    Traksi untuk mengurangi nyeri menggunakan traksi grade I atau traksi

    dalam grade II tetapi tidak sampai terjadi slack taken up. Traksi untuk menambah

    mobilitas sendi menggunakan grade III dengan cara meregangkan jaringan yang

    memendek. Kedua traksi ini dilakukan pada resting position atau actual resting

    position.6

    Gambar 3. 1

    Traksi latero ventro cranial

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    24/31

    | 24

    b. Slide ke arah postero lateralPosisi pasien berbaring terlentang, posisi terapis duduk di kursi

    menghadap pasien. Pada pelaksanaannya kedua tangan terapis memegang bagian

    proksimal lengan atas, siku pasien diletakkan pada bahu terapis kemudian terapis

    mendorong ke arah postero lateral. Tujuan pemberian terapi ini adalah untuk

    memperbaiki gerak endorotasi sendi bahu.6

    Gambar 3. 2

    Slide ke arah postero lateral

    c. Slide ke arah caudalPosisi pasien berbaring terlentang, lengan abduksi sebatas nyeri, posisi

    terapis berdiri di samping sendi bahu pasien. Pelaksanaannya siku terapis ditekuk

    dan diposisikan menempel pada tubuh terapis, sedangkan jari I dan II diletakkan

    pada daerah caput humeri pasien, lengan terapis yang lain menyangga pada siku

    pasien dengan fiksasi, terapis mendorong caput humeri ke arah caudal dengan

    dorongan dari siku terapis yang menempel pada tubuh terapis dan dorongan bisaditambah dengan gaya berat badan. Tujuan pemberian terapi ini adalah untuk

    memperbaiki gerak abduksi sendi bahu.6

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    25/31

    | 25

    Gambar 3. 3

    Slide ke arah caudal

    d. Slide ke arah antero medialPosisi pasien berbaring terlentang, posisi terapis berdiri di samping sisi

    yang akan diterapi. Pelaksanaan tangan terapis di letakkan pada bagian proksimal

    lengan atas (sedekat mungkin dengan axilla). Lengan bawah pasien dijepit dengan

    lengan terapis kemudian terapis menggerakakkan ke arah antero medial. Tujuan

    pemberian terapi ini adalah untuk memperbaiki gerak eksorotasi sendi bahu.6

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    26/31

    | 26

    Gambar 3. 4

    Slide ke arah antero medial

    Dalam melakukan sliding selalu disertai dengan traksi grade I yang

    tujuannya untuk menetralisir gaya kompresi yang ada pada sendi sehingga

    mempermudah terjadinya sliding. Sliding dipertahankan selama 7 detik

    kemudian secara perlahan dilepaskan dan istirahat 10 detik. Setiap satu arah

    gerakan dilakukan 6x pengulangan.

    2. Terapi latihanPrinsip dasar dalam melakukan terapi latihan adalah dengan dilakukan

    dengan tehnik yang benar, teratur, berulang-ulang dan berkesinambungan.Laihan

    ini dilakukan sebatas toleransi nyeri dengan penambahan intensitas latihan secara

    bertahap. Tujuan pemberian terapi latihan pada studi kasus ini adalah untuk

    mengulur jaringan lunak sekitar sendi yang mengalami pemendekan serta

    meningkatkan lingkup gerak sendi dan kekuatan otot serta mengurangi nyeri,

    modalitas yang digunakan penulis antara lain :

    a. Active exercisePosisi pasien berdiri, posisi terapis berdiri di samping pasien. Pelaksanaan

    pasien diminta menggerakkan sendi bahu perlahan ke segala arah sampai batas

    toleransi nyeri yang dirasakan pasien. Gerakan ini bisa di sesuaikan dengan

    dimodifikasi sesuai AKS yang sering dilakukan pasien. Setiap satu arah gerakan

    dilakukan 8x pengulangan.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    27/31

    | 27

    B. BedahPembedahan dilakukan di bawah lokal anestesi atau anestesi umum

    dan melibatkan memotong ligamen yang ketat & kapsul. Hal ini juga melibatkan

    pengangkatan bekas luka jaringan dari bahu yang terkena. Itu dapat dilakukan

    dengan arthroscope atau dengan teknik terbuka (lebih besar sayatan). Keuntungan

    utama dari Teknik arthroscopic adalah lebih pendek waktu pemulihan.

    3. EdukasiEdukasi yang diberikan pada pasien dengan kondisi frozen shoulder antara

    lain : (1) pasien diminta melakukan kompres panas (jika pasien tahan) 15 menit

    pada bahu yang sakit untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul, (2) pasien

    dianjurkan agar tetap meggunakan lengannya dalam batas toleransi pasien untuk

    menghindari posisi immobilisasi yang lama yang dapat memperburuk kondisifrozen shoulder, (3) latihan sesuai metode Codman pendular exercise di rumah

    dengan beban minimal dan dapat ditambah secara bertahap, (4) latihan

    merambatkan jari lengan yang sakit ke dinding (walking finger), (5) menghindari

    posisi menetap yang lama yang dapat memicu rasa nyeri, (6) latihan dengan

    handuk, posisi lengan seperti huruf S terbalik kedua lengan memegang handuk

    kemudian bahu yang sehat menarik ke atas sampai lengan yang sakit tertarik, (7)

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    28/31

    | 28

    latihan penguatan dengan prinsip Codman pendular exercise yang dilakukan di

    dalam kolam atau bak mandi dengan melawan tahanan air.

    Normal Range of Motion for the Shoulder Complex

    Pola gerakan Normal (full) gerakan Functional (acceptable)

    motion

    Flexion 180 120-150

    Abduction 180 120-150

    External Rotation 90 65-90

    Horizontal external

    rotation

    90 or more 65-90

    Horizontal internal

    rotation

    75 60-75

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    29/31

    | 29

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    30/31

    | 30

    2.11 prognosis

    Apabila dilakukan tindakan sendiri mungkin secara tepat maka prognosis

    gerak dan fungsi dari kasus frozen sholder adalah baik. Penderita sebaiknya

    diberitahu bahwa akan dapat menggerakkan bahu kembali tanpa rasa nyeri tetapi

    memerlukan waktu beberapa bulan.

  • 7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka

    31/31

    BAB III

    KESIMPULAN

    Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan lingkup

    gerak sendi (LGS) pada bahu. Frozen atau yang dikenal juga dengan Capsulitis

    adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral yang

    nyata, baik gerakan aktif maupun pasif.

    Komponen yang paling mendasar dari mengobati frozen shoulder adalah gerakan.

    Imobilitas memperburuk kondisi ini. Inilah sebabnya mengapa bahu yang jarang

    bergerak direncanakan sebagai perawatan untuk cedera dan mobilitas

    diperkenalkan awal. Perawatan yang paling umum untuk frozen shoulder adalah

    mobilitas latihan dan anti-inflamasi. Manipulasi bahu juga diindikasikan. Dalam

    kasus resisten, steroid disuntikkan dimanfaatkan. Dalam kasus yang jarang terjadi,

    manipulasi di bawah anestesi atau pembedahan dapat diindikasikan. Dari catatan,

    suntikan steroid memiliki manfaat serupa dengan manipulasi-anestesi di bawah

    (MUA) tanpa risiko yang terkait dengan anestesi.