format laporan 3

30
PRAKTIKUM 2 I. TUJUAN Setelah melaksanakan percobaan mahasiswa diharapkan dapat memahami pengaruh sinyal AC pada komponen pasif kapasitor. II. TEORI DASAR Bilamana sebuah kapasitor dialiri arus bolak-balik (arus AC), maka pada kapasitor tersebut akan timbul resistansi semu atau disebut juga dengan istilah reaktansi kapasitif dengan notasi (Xc). Besarnya nilai reaktansi kapasitif tersebut tergantung dari besarnya nilai kapasitansi suatu kapasitor (F) dan frekuensi (Hz) arus bolak-balik. Gambar berikut memperlihatkan hubungan antara resistansi semu (reaktansi kapasitif) terhadap frekuensi arus bolak-balik. Hubungan Reaktansi Kapasitif Terhadap Frekuensi Besarnya reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan perubahan frekuensi dan kapasitansi suatu kapasitor, semakin kecil frekuensi arus bolak-balik dan semakin kecil nilai kapasitansi suatu kapasitor, maka semakin besar nilai reaktansi kapasitif (Xc) pada kapasitor, sebaliknya semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan semakin besar nilai kapasitansi, maka semakin kecil nilai reaktansi kapasitif (Xc) pada kapasitor tersebut Hubungan ini dapat ditulis seperti persamaan berikut berikut,

Upload: m-syamsuriyadi-arsad

Post on 07-Jul-2016

341 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

asal

TRANSCRIPT

Page 1: Format Laporan 3

PRAKTIKUM 2

I. TUJUANSetelah melaksanakan percobaan mahasiswa diharapkan dapat memahami pengaruh sinyal AC pada komponen pasif kapasitor.

II. TEORI DASAR

Bilamana sebuah kapasitor dialiri arus bolak-balik (arus AC), maka pada kapasitor tersebut akan timbul resistansi semu atau disebut juga dengan istilah reaktansi kapasitif dengan notasi (Xc). Besarnya nilai reaktansi kapasitif tersebut tergantung dari besarnya nilai kapasitansi suatu kapasitor (F) dan frekuensi (Hz) arus bolak-balik. Gambar berikut memperlihatkan hubungan antara resistansi semu (reaktansi kapasitif) terhadap frekuensi arus bolak-balik.

Hubungan Reaktansi Kapasitif Terhadap Frekuensi

Besarnya reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan perubahan frekuensi dan kapasitansi suatu kapasitor, semakin kecil frekuensi arus bolak-balik dan semakin kecil nilai kapasitansi suatu kapasitor, maka semakin besar nilai reaktansi kapasitif (Xc) pada kapasitor, sebaliknya semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan semakin besar nilai kapasitansi, maka semakin kecil nilai reaktansi kapasitif (Xc) pada kapasitor tersebut Hubungan ini dapat ditulis seperti persamaan berikut berikut,

Page 2: Format Laporan 3

III. BUKU BACAANUntuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini, anda disarankan membaca buku-buku:1. Hayt,, W.H. dan J.E. kemmerly, “rangkaian listrik”, erlangga, Jakarta, 1991.2. Scott, D.E., “An Introductionto circuit analysis, A system Approach”, McGraw-Hill

company, Singapore, 1987.IV. PERALATAN.

Utama: papan plug-in saklarSPST penghambat1,5 kΩ kapasitor100nF jumperKabelpenghubung

Pendukung: generator sinyalOsiloskop

V. LANGKAH KERJA1. Tegangan pada kapasitor

a. Siapkan papan plug-in, penghambat 1,5kΩ, kapasitor 100Nf, saklar, osiloskop, dan generator sinyal.

b. Salam keadaan saklar terbuka, buat rangkaian sperti pada gambar 5 pada papan plug-in

c. Bila perlu kalibrasi ulang osiloskop.d. Hidupkan saklar kemudian gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat Vs.

bersamaan dengan itu atur (stel) generator sinyal agar menghasilkan sinyal sinus dengan tegangan sebesar 1,5 Vᵨᵨ dan frekuensinya 1kHz. Setelah itu catat tegangan Vʀ dan Vc pada tabel 5

e. Atur generator sinyal agar menghasilkan frekuensi 700Hz

Page 3: Format Laporan 3

f. Kemudian gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat Vs, Vʀ dan Vc. Usahakan nilai puncak Vs =1,5Vᵨᵨ dengan mengatur generator sinyal. Catat tegangan puncaknya pada tabel 5.

g. Atur generator sinyal agar menghasilkan frekuensi 2kHzh. Kemudian gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat Vs, Vʀ dan Vc. Usahakan

nilai tegangan puncak Vs =1,5Vᵨᵨ dengan mengatur generator sinyal. Catat tegangan puncaknya pada tabel 5.

i. Lengkapi tabel 5j. Pada percobaan ini terliht bahwa reaksi kapasitor berubah terhadap frekuensi . nilai

reaktansi kapasitor (Zc) berkurang dengan bertambahnya frekuensi.k. Setiap tegangan baik Vs, Vʀ mau pun Vc, berbeda fasa satu masa lain, karenanya ini

disebut fasor yang memiliki hubungan Vs=√(Vʀ₂+Vc₂) jadi tegangan Vs tidak dapat diperoleh dengan jalan menjumlahkan Vʀ dan Vs secara biasa (Vs≠Vʀ+Vc).

2. Diagram fasora. Rangkaian sama dengan gambar 5.b. Kemudian letakkan tanah (ground) osiloskop pada ujung pasif C, kanal 1 pada ujung

R, dank anal 2 pada ujung negative C.c. Lengkapi beda fasa pada tabel 6 dengan mengubah-ubah frekuensi generator sinyal.

Acuan beda fasa 0° pada Vʀ.d. Diagram fasor untuk tegangan pada penghambat dilambangkan oleh tanda panah

horizontal menunjuk ke kanan dan panjangnya menunjukkan besar tegangan pada hambatan tersebut

Page 4: Format Laporan 3

e. Diagram fasor untuk tegangan pada penghambat dilambangkan oleh tanda panah vertikal menunjuk ke kanan dan panjangnya menunjukkan besar tegangan pada kapasitor tersebut

f. Diagram fasor untuk tegangan sumber dilambangkan oleh hasil resultan vactor fasor tegangan pada hambatan dan kapasitor.

g. Gambarkan untuk masing-masing frekuensi diagram fasornya!h. Untuk setiap frekuensi Vʀ dan Vc memiliki beda fasa tertentu.

VI. HASIL PENGAMATANa. Simulasi

Tegangan pada kapasitor

No FREK

(HZ)

Vs

(volt)

(volt)

Vc

(volt)I=

VRR

Z=VCI

√¿¿+VC2 VR+VC

1 700 0.496 0.28 0.41

2 1000 0.490 0.34 0.35

3 2000 0.486 0.43 0.23

Page 5: Format Laporan 3

a. Pengamatan langsung

No

FREK

(HZ)

Vs

(volt)

(volt)

Vc

(volt)

I=VRR

Z=VCI

√¿¿+VC2 VR+VC

1 700 0,491

0,261

0,491

0,000174

2821,83

0,555 0,752

2 1000 0,483

0,323

0,491

0,000215

2283,72

0,587 0,814

3 2000 0,458

0,387

0,499

0,000258

1779,06

0,599 0,846

4

No Frekuensi(Hz)

ᵩ(°)

1 700 62,006

21000 56,661

3 2000 49,86

Page 6: Format Laporan 3

VII. ANALISA PRAKTIKUM

Untuk frekuensi 700,1000,2000, dengang tegangan hambatan 1,5 kΩ,100 nf kapasitor

- Untuk frekuensi 700 hz degan tegangan sebesar 1,5 vppData praktikumVs=0,491Vr=0,261Vc=0,491

I=VRR =

0 ,261100 =0,000174

ZC=VCI =

0 , 4910 , 000174=2821,83

VS=√¿¿+VC2 =√¿¿+0,4912=√¿¿+0,241081=0,55

Dimana hasil teori terdapat selisih pada saat pengamatan langsung hal ini disebabkan pada saaat mengukur yang tidak teliti

- Untuk frekuensi 1000 hz degan tegangan sebesar 1,5 vppData praktikumVs=0,483Vr=0,323Vc=0,491

I=VRR =

0 ,323100 =0,000215

ZC=VCI =

0 , 4910 ,000215=2283,72

VS=√¿¿+VC2 =√¿¿+0,4912=0,587

Dimana hasil teori terdapat selisih pada saat pengamatan langsung hal ini disebabkan pada saaat mengukur yang tidak teliti

- Untuk frekuensi 2000 hz degan tegangan sebesar 1,5 vppData praktikumVs=0,458Vr=0,387Vc=0,499

I=VRR =

0 ,387100 =0,000258

ZC=VCI =

0 , 4990 ,000258=1779,06

VS=√¿¿+VC2 =√¿¿+0,4992=0,599

Dimana hasil teori terdapat selisih pada saat pengamatan langsung hal ini disebabkan pada saaat mengukur yang tidak teliti

Page 7: Format Laporan 3

VIII. KESIMPULAN1. Nilai reaktansi suatu kapasitor dipengaruhi frekuensi. Besarnya berkurang jika sinya AC yang

diumpankan membesar.2. Dengan cara penghambatan fasor, terlihar sudut antara fasor tegangan pada kapasitor membentuk

sudut 90° tertinggal terhadap tegangan pada kapasitor. Hal ini sesuai dengan percobaan yang tertera pada tabel 5.

Page 8: Format Laporan 3

I. TUJUANsetelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat memahami pengaruh sinya AC pada komponen pasif kumparan.

II. TEORI DASAR

Pada saat sebuah induktor dialiri arus bolak-balik (AC), maka pada induktor tersebut akan timbul reaktansi induktif resistansi semu atau disebut juga dengan istilah Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbulakibat adanya GGL induksi karena dipasangnyainduktor (L). Berbeda dengan rangkaian AC resitif dimana arus dan tegangan se-phasa, pada rangkaian AC induktif phasa tegangan mendahului 90° terhadap arus. Jika digambarkan diagram phasor-nya maka arus mengarah ke sumbu ‘X’ positif (kanan) dan tegangan mengarah ke sumbu ‘Y’ positif (atas)

Hambatan aliran elektron ketika melewati induktor pada rangkaian AC disebut sebagai ‘Reaktansi Induktif’, reaktansi dihitung dalam satuan Ohm (Ω) sama hal-nya seperti

resistansi.

Besarnya nilai reaktansi induktif tergantung dari besarnya nilai induktansi induktor L (Henry) dan frekuensi (Hz) arus bolak-balik (AC). Gambar berikut memperlihatkan hubungan antara reaktansi induktif terhadap frekuensi arus bolak-balik.

Hubungan Reaktansi Induktif Terhadap Frekuensi

Page 9: Format Laporan 3

Besarnya reaktansi induktif berbanding langsung dengan perubahan frekuensi dan nilai induktansi induktor, semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan semakin besar nilai induktor, maka semakin besar nilai reaktansi induktif XL pada induktor sebaliknya semakin kecil frekuensi arus bolak-balik dan semakin kecil nilai dari induktansinya, maka semakin kecil nilai reaktansi induktif XL pada induktor tersebut.Hubungan ini dapat ditulis seperti persamaan berikut,

III. BUKU BACAANUntuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini, anda disarankan membaca buku-buku:3. Hayt,, W.H. dan J.E. kemmerly, “rangkaian listrik”, erlangga, Jakarta, 1991.4. Scott, D.E., “An Introductionto circuit analysis, A system Approach”, McGraw-Hill

company, Singapore, 1987.IV. PERALATAN.

Utama: papan plug-in saklarSPST penghambat 560Ω kumparan 1000 lilitInti besi IJumperKabel penghubung

Pendukung: generator sinyalOsiloskop

V. LANGKAH KERJA1. Tegangan pada kumparan

a. Siapkan papan plug-in, penghambat 560Ω, kumparan 1000 lilit berinti besi lingkup tertutup, saklar, osiloskop, dan generator sinyal.

b. Dalam keadaan saklar terbuka, buat rangkaian seperti pada gambar 6 pada papan plug-in

c. Bila perlu kalibrasi ulang osiloskop.d. Hidupkan saklar kemudian gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat Vs

bersamaan dengan pengaturan generator sinyal agar menghasilkan sinyal sinus dengan puncak 1..5 Vᵨᵨ dan frekuensi 1kHz catat Vʀ dan V ɩpada tabel 7.

e. Atur kembali generator sinyal agar menghasilkan frekuensi 100Hzf. Kemudian gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat Vs, Vʀ, dan Vɩ. usahakan

nilai Vs= 1,5Vᵨᵨ dengan mengatur generator sinyal. Catat tegangan puncaknya pada tabel 7.

g. Atur ulang generator sinyal sehingga memberikan frekuensi 2kHz.

Page 10: Format Laporan 3

h. Gunakan osiloskop pada kanala 1 untuk untuk melihat Vs, Vʀ, dan Vɩ. usahakan nilai Vs= 1,5Vᵨᵨ dengan mengatur generator sinyal. Catat tegangan puncaknya pada tabel 7.

i. Pada percobaan initerlihat bahwa nilai impedansi kumpara (Zɩ) bertambah dengan menaiknya frekuensi

j. Setiap tegangan baik Vs, Vʀ, mau pun Vɩ berbeda beda frekuensinya, karenanya ini disebut fasor dan memiliki hubungan Vs=√(Vʀ₂+Vɩ₂). jadi tegangan Vs tidak dapat diperoleh dengan menjumlahka Vʀ dan Vɩ secara biasa( Vs≠Vʀ+Vɩ).

2. Diagram fasora. Rangkaian sama dengan gambar 6b. Letakkan tanah (ground) osiloskop pada ujung positif kumparan L kanal 1 padujung

positif penghambat R dank anal 2 pada ujung negative L.c. Lengkapi beda fasa tabel 8 dengan mengubah-ubah frekuensi generator sinyal acuan

beda fasa 0° pada Vʀd. Diagram fasor untuk tegangan pada penghambat dilambangkan dengan tanda panah

horizontal menuju ke kanan dan panjangnya menunjukkan besar tegangan pada penghambat tersebut.

e. Diagram fasor untuk tegangan pada kumparan dilambangkan dengan tanda panah vertikal menuju ke atas dan panjangnya menunjukkan besar tegangan pada lilitan tersebut.

f. Diagram fasor untu tegangan sumber dilambangkan dengan hasil result fasor tegangan penghambat dan vasor tegangan kumparan

g. Gambar untuk masing-masing frekuensi diagram fasornya.h. Setiap frekuensi Vʀ dan Vɩ memiliki fasa yang berbeda.

VI. HASIL PENGAMATANA. SIMULASI

No Frekuensi((Hz)

Vs(volt)

Vʀ(volt)

Vɩ(volt) I=

VRR

Z=VLI

√¿¿+VC2 VR+VC

1 100 0,53 0,53 5,70

2 1000 0,53 0,53 0,05

3 2000 0,53 0,52 0,11

Page 11: Format Laporan 3

B. PENGAMATAN LANGSUNG

No Frekuensi((Hz)

Vs(volt)

Vʀ(volt)

Vɩ(volt) I=

VRR

Z=VLI

√¿¿+VC2 VR+VC

1 100 0,436 0,239 0,338 42 ma 80471 0,4139 0,557

2 1000 0,441 0,045 0,429 80 ma 5362 0,431 0,474

3 2000 0,424 0,025 0,414 44ma 9500 0,4147 0,439

No

Fekuensi (Hz) ᵩ (°)

1 100 54,73

2 1000 84,001

3 2000 86,54

Page 12: Format Laporan 3

VII. ANALISA PRAKTIKUMUntuk frekuensi 100,1000,2000, dengan hambatan 560Ω,kumparan 1000 lilit dengan tegangan sinyal 1,5 vpp

- Untuk frekuensi 100Data praktikum: vs=0,436,vr=0,239,vl=0,338Mencari vs dengan rumus:vs=√¿¿+Vl2=√¿¿+0,3382 √0,171365=0,4139

Mencari arus

i= vrr =

0,239560 =0,00042A,ZL=VL

I =0,3380,0002=0,8047,61A

Dimana hasil teori terdapat selisih dari hasil praktikum hal ini disebabka faktor pada saat mengukur tidak teliti

- Untuk frekuensi 1000Data praktikum: vs=0,441,vr=0,045,vl=0,429Mencari vs dengan rumus:vs=√¿¿+Vl2=√¿¿+0,4292=0,431

Mencari arus

i= vrr =

0,045560 =0,00080A,ZL=VL

I =0,429

0,00080=53621A

Dimana hasil teori terdapat selisih dari hasil praktikum hal ini disebabka faktor pada saat mengukur tidak teliti

- Untuk frekuensi 2000Data praktikum: vs=0,424,vr=0,025,vl=0,414Mencari vs dengan rumus:vs=√¿¿+Vl2=√¿¿+0,4142=0,4147

Mencari arus

i= vrr =

0,025560 =0,00044A,ZL=VL

I =0,414

0,00044 =95001A

Dimana hasil teori terdapat selisih dari hasil praktikum hal ini disebabka faktor pada saat mengukur tidak teliti

Page 13: Format Laporan 3

VIII. KESIMPULAN

1. Nilai reaktansisuatu kumparan dipengaruhi frekuensi biasanya bertambah jika, frekuensi sinyal yang diumpankan membesar.

2. Dengan cara penggabaran fasor terlihat sudut antara fasor tengah pada kumparan membentuk sudut 90° mendahului tegangan hambatan

Page 14: Format Laporan 3

PRAKTIKUM 1

I. TUJUANsetelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat memahami pengaruh sinya AC pada komponen pasif hambatan.

II. TEORI DASARDalam banyak pemakaian,tegangan atau arus listrik yang digunakan dihasilkan oleh sumber tegangan atau arus yang berubah terhadap waktu yang dimakan dengan gelombang sinus

III. BUKU BACAANUntuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini, anda disarankan membaca buku-buku:5. Hayt,, W.H. dan J.E. kemmerly, “rangkaian listrik”, erlangga, Jakarta, 1991.6. Scott, D.E., “An Introductionto circuit analysis, A system Approach”, McGraw-Hill

company, Singapore, 1987.IV. PERALATAN

Utama: papan plug-inVariable power supply PTE-002-02Saklar SPSTHambatan 100ΩHambatan 220ΩHambatan 470ΩHambatan 47ΩJumper

Kabel penghubung

Pendukung: generator sinyalOsiloskopMultimeter digital

V. LANGKAH KERJA1. Pengaruh sinyal AC terhadap hambatan terhubung seri

a. Siapkan papan plug-in hambatan 100Ω dan 47Ω, saklar, osiloskop, dan generator sinyal.

b. Dalam keadaan saklar terbka, buatlah rangkaian seperti pada gambar 1 pada papan plug-in.

c. Bila perlu kalibrasilah osiloskop

Page 15: Format Laporan 3

d. Hidupkan saklar, kemudian gunakan osiloskop pada kanal (channel) 1 untuk melihat Vs. bersamaan dengan itu aturlah (adjust) generator sinyal agar menghasilkan sinyal sinus dengan puncak ke puncak sebesar 1,5Vᵨᵨ dan frekuensinya 1kHz. Setelah itu catat V₂ dan V₃ pada tabel 1.

e. Kemudian atur ulang generator sinyal agar menghasilakan frekuensi 100Hz.f. Gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat Vs, V₂, dan V₃ usahakan nilai

puncak ke puncak Vs = 1,5Vᵨᵨ dengan mengatur generator sinyal. Kemudian catat tegangan puncaknya pada table 13.1.

g. Atur ulang generatos sinyal agar menghasilkan frekuensi 10kHz.h. Gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihar Vs, V₂, dan V₃. usahakan nilai

puncak Vs = 1,5Vᵨᵨ dengan mengatur generator sinyal. Kemudian catat tegangan puncaknya pada table 13.1

i. Pada percobaan ini terlihat bahwa untuk penghambat, nilai hambatannya tidak berubah terhadap frekuensi dan berlaku penjumlahan tegangan biasa yaitu Vs= V₂ + V₃.

2. Pengaruh sinyal AC terhadap penghambat terhubung parallela. Siapkan papan plug-in, penghambat 100Ω, 220Ω, dan 470Ω, saklar SPST, osiloskop,

dan generator sinyal.b. Dalam keadaan saklar terbuka, buat rangkaian seperti pada gambar 2 pada papan

plug-in.

c. Bila perlu kalibrasi osiloskop.d. Hidupkan saklar, kemudiaan gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat Vs, V₁,

V₂, dan V₃. bersamaan dengan itu aturlah generator sinyal agar menghasilkan sinyal sinus dengan puncak ke puncak sebesar 2Vᵨᵨ frekuensinya 100 Hz. Setelah itu catat V₁, V₂, dan V₃ pada table 2.

e. Ubah tegangan pada generator sinyal menjadi 4 Vᵨᵨ.f. Ukur juga tegangan pada V₁, V₂, dan V₃. dengan cara melihat pada kanal 1 osiloskop.g. Lakukan juga percobaan tersebut untuk teganngan sumber sebesar 6 Vᵨᵨ, 8 Vᵨᵨ, 10

Vᵨᵨ.h. Pasang kembali generatos sinyal pada rangkaian tegangan sebesar 10 Vᵨᵨ.i. Hubungkan saklar, kemudian gunakan osiloskop pada kanal 1 untuk melihat Vs.

bersamaan dengan itu kalibrasi generator sinyal agar menghasilkan sinyal sinus dengan puncak sebesar 10 Vᵨᵨ. kemudian catat tegangan masing-masing pada tebel.

3. Hukum pembagi tegangan

a. Siapkan papan plug-in, variable power supply, saklar SPST, dua buah penghambat dengan nilai masing-masing 47Ω dan 100Ω, lampu 6V dan multi meter digital

Page 16: Format Laporan 3

b. Dengan keadaan saklar terbuka, buatlah rangkaian seperti pada gambar 3. Dengan menggunakan papan plug-in

c. Tutup saklar! Dengan meter ukurlah arus I₁, I₂, dan I₃, serta V₁, V₂, dan V₃, juga R₁ dan R₂. catat hasilnya pada table 4.

d. Dengan keadaan saklar terbuka, cabutlah catu-daya tegangan dan saklar.e. Kemudian ukurlah dengan multi meter hambatan yang terpasang secara seri tersebut.

Hasil pembacaan ini disebut Req. isikan hasil pengukuran ini pada tabel f. Dari tabel 4 terlihar bahwa setiap titik pada rangkaian memiliki nilai arus yang sama.g. Dari tabel 4 terlihar bahwa tegangan sumber merupakanpenjumlah tegangan masing-

masing penghambat (V₁ = V₂+V₃). hal ini dinyatakan oleh hokum tegangan Kirchhoff, yang bberbunyi: “tegangan pada sumber terdistribusi pada rangkaian yang tidak bercabang”.

h. Dari tabel 2 terlihat bahwa hambatan dan nilai tegangan : V₁ : V₂ : V₃ = R₁ : R₂. hubungan ini disebut pembagi tegangan.

i. Terlihat bahwa suatu penghambatseri dapat diganti oleh penghambat yang besarnya ekuivalen (Req) yang besarnya adalah jumlah masing-masing resistor (Req=R₁+R₂).

j. Tambahkan dengan lampu 6 volt seperti pada gambar 4 dibawah ini:

k. Catat kembali nilai arus I₁. I₂, dan Iᵧ, serta V₁, V₂, dan V₃.l. Lengkapi tabel 4m. Terlihat bahwa pembagi tegangan tidak lagi benar karena beban tidak

diperhitungkan.

Page 17: Format Laporan 3

VI. HASIL PENGAMATANA. Simulasi

Pengaruh Sinyal Ac Terhadap Hambatan Hubung Seri

No Frek

(Hz)

Vs

(volt)

V₂

(volt)

V₃

(volt)I=

V 2R 1

I=V 3

IV2+V3

1 100 0,041 0,28 0,13 2,8 0,02 0,41

2 1000 0,41 0,28 0,13 2,8 0,046 0,41

3 10000 0,21 0,14 0,06 1,4 0,042 0,2

Pengaruh sinyal ac terhadap rangkaian paralel

Page 18: Format Laporan 3
Page 19: Format Laporan 3

No Vs

(Vᵨᵨ)

V₁

(Vᵨᵨ)

V₂

(Vᵨᵨ)

V₃

(Vᵨᵨ)

I1

(A)

I2

(A)

I3

(A)

Itotal

(A)

1 2 0,70 0,70 0,70 7,06 3,18 2,76 13

2 4 1,42 1,42 1,42 0,0142 6,45 3,02 9,512

3 6 2,13 2,13 2,13 0,02 9,68 4,33 14,23

4 8 2,82 2,82 2,82 0,028 0,01 6,03 6,06

5 10 3,56 3,56 3,56 0,03 0,016 2,37 7,616

No F

(Hz)

V₁

(Vᵨᵨ)

V₂

(Vᵨᵨ)

V₃

(Vᵨᵨ)

I1

(A)

I2

(A)

I3

(A)

ITOT

(A)

1 50 3.51 3,51 3,51 0,035 0,016 7,46 7,511

2 100 3,52 3,52 3,52 0,036 0,017 7,47 7,611

3 500 3,54 3,54 3,54 0,038 0,019 7,49 7,811

4 1000 3,53 3,53 3,53 0,37 0,058 7,48 7,711

5 10000 3,54 3,54 3,54 0,038 0,019 7,89 7,18

Hukum pembagi tegangan

Page 20: Format Laporan 3

No Besaran listrik Tanpa lampu Dengan lampu

1 V₁…………………(volt) 6.8 6.8

2 V₂………………..(volt) 2.17 5.70

3 V₃…………………(volt) 4.62 1.10

4 I₁…………………..(amp) 0.04 0.12

5 I₂………………….(amp) 0.04 0.11

6 I₃………………….(amp) 0.04 0.12

7 R₁……………………..(Ω) 47 47

8 R₂……………………..(Ω) 100 100

9 V₂+V₃………………(volt) 6,79 6,8

10 V₁:V₂:V₃ 6.8 : 2.17 : 4.61 6.8 : 5.70 : 1.10

11 R₁+R₂…………………..(Ω) 147 147

12 Req……………………..(Ω)

13 (R₁+R₂): R₁:R₂ 147 : 47 : 100 147 47 : 100

Page 21: Format Laporan 3

B. Pengamatan langsung

Tabel 1

No Frek

(Hz)

Vs

(volt)

V₂

(volt)

V₃

(volt)I=

V 2R 1

I=V 3

IV2+V3

1 100 0,420 0,263 0,127 0,00263 48,288 0,39

2 1000 0,414 0,260 0,126 0,0026 48,461 0,386

3 10000 0,213 0,130 0,057 0,0013 43,846 0,187

Table 2

No Vs

(Vᵨᵨ)

V₁

(Vᵨᵨ)

V₂

(Vᵨᵨ)

V₃

(Vᵨᵨ)

I1

(A)

I2

(A)

I3

(A)

ITOT

(A)

1 2 1,50 1,50 1,50 0,015 0,0068 0,0031 0,0249

2 4 0,480 0,480 0,480 0,0048 0,0021 0,001 0,0079

3 6 0,878 0,878 0,878 0,0087 0,0039 0,001 0,0139

4 8 1,682 1,682 1,682 0,01 0,007 0,003 0,011

5 10 1,674 1,674 1,674 0,016 0,007 0,0035 0,0265

Table 3

No F

(Hz)

V₁

(Vᵨᵨ)

V₂

(Vᵨᵨ)

V₃

(Vᵨᵨ)

I1

(A)

I2

(A)

I3

(A)

ITOT

(A)

1 50 9,74 9,58 9,42 0,097 0,04 0,02 0,157

2 100 9,50 9,60 9,26 0,095 0,04 0,01 0,145

3 500 9,50 9,78 9,33 0,095 0,044 0,01 0,149

4 1000 9,68 9,42 9,52 0,096 0,04 0,02 0,156

5 10000 9,60 9,50 9,54 0,096 0,04 0,02 0,156

Page 22: Format Laporan 3

Tabel 4

No Besaran listrik Tanpa lampu Dengan lampu

1 V₁…………………(volt) 6,80 6,79

2 V₂………………..(volt) 2,96 5,65

3 V₃…………………(volt) 3,88 0,88

4 I₁…………………..(amp) 1,8 0,18

5 I₂………………….(amp) 1,8 0,16

6 I₃………………….(amp) 1,8 0,35

7 R₁……………………..(Ω) 99,6 88,6

8 R₂……………………..(Ω) 46,8 33,7

9 V₂+V₃………………(volt) 6,84 12,44

10 V₁:V₂:V₃ 0,59 1 : … : 1,36…

11 R₁+R₂…………………..(Ω) 146,4 111,77

12 Req……………………..(Ω)

13 (R₁+R₂): R₁:R₂ 0,031

GAMBAR OSILOSKOP

C. ANALISA PRAKTIKUMa. Pengaruh sinyal AC pada hambatan terhubung seri

Untuk frekuensi 100,1000,10000 dengan hambatan 100,220,47Ω-untuk frekuensi 100 dengan tegangan sinyal 1,5 vppData praktikumVs=0,420,v2=0,263,v3=0,127Mencari vs sesuai dengan rumus :Vs=v2+v3= 0,263+0,127 =0,39Dimana tegangan sumber memilik selisih dengan hasil pengamatan langsung hal ini disebabkan faktor pada saat mengukur yang tidak telitiMencari arus dengan rumus :

i=V 2R 1 ==

0,263100 =0,00263

R2==V 3

I ==0,127

0,00263=48,288

Page 23: Format Laporan 3

- untuk frekuensi 1000 dengan tegangan sinyal 1,5 vppData praktikumVs=0,414,v2=0,260,v3=0,126Mencari vs sesuai dengan rumus :Vs=v2+v3= 0,260+0,126 =0,386Dimana tegangan sumber memilik selisih dengan hasil pengamatan langsung hal ini disebabkan faktor pada saat mengukur yang tidak telitiMencari arus dengan rumus :

i=V 2R 1 ==

0,263100 =0,0026

R2==V 3

I ==0,127

0,00263=48,461

- untuk frekuensi 10000 dengan tegangan sinyal 1,5 vppData praktikumVs=0,213,v2=0,130,v3=0,057Mencari vs sesuai dengan rumus :Vs=v2+v3= 0,130+0,057 =0,187Dimana tegangan sumber memilik selisih dengan hasil pengamatan langsung hal ini disebabkan faktor pada saat mengukur yang tidak teliti atau alat pengukuran itu sendiriMencari arus dengan rumus :

i=V 2R 1 ==

0,263100 =0,0013

R2==V 3

I ==0,127

0,00263=43,846

b. Pengaruh sinyal AC terhadap penghambat terhubung paralel (tabel 2)Untuk tegangan sinyal 2,4,6,8,10 vpp dengan hambatan100,220,47Ω- Untuk 2 vpp frekuensi 100 hz

Data praktikum v1=1,50,v2=1,50, v3=1,50Mencari arus:

I1=V 1R 1=

1,50100 =0,0015, I2=

V 2R 2 =

1,50220 =0,0068, i=

V 3I 3 =

1,5047 =0,0031

ITOT=I1+12+I3=0,0249- Untuk 4 vpp frekuensi 100 hz

Data praktikum v1=0,480,v2=0,480, v3=0,480Mencari arus:

I1=V 1R 1=

0,480100 =0,00480, I2=

V 2R 2 =

0,480220 =0,0021, i=

V 3I 3 =

0,48047 =0,001

ITOT=I1+12+I3=0,0079- Untuk 6 vpp frekuensi 100 hz

Data praktikum v1=0,878,,v2=0,878, v3=0,878Mencari arus:

I1=V 1R 1=

0,878100 =0,0087, I2=

V 2R 2 =

0,878220 =0,0039, i=

V 3I 3 =

0,008747 =0,001

ITOT=I1+12+I3=0,0139

Page 24: Format Laporan 3

- Untuk 8 vpp frekuensi 100 hzData praktikum v1=1,682,v2=1,682, v3=1,682Mencari arus:

I1=V 1R 1=

1,682100 =0,01, I2=

V 2R 2 =

1,682220 =0,007, i=

V 3I 3 =

1,68247 =0,003

ITOT=I1+12+I3=0,011

- Untuk 10 vpp frekuensi 100 hzData praktikum v1=1,50,v2=1,50, v3=1,50Mencari arus:

I1=V 1R 1=

1,674100 =0,016, I2=

V 2R 2 =

1,674220 =0,007, i=

V 3I 3 =

1,67447 =0,0035

ITOT=I1+12+I3=0,0265

Tabel 3

- Untuk frekuensi 50 hz dengan tegangan sinyal sinus 1,5 vppV1=9,74 V2=9,58,V3,9,42Mencari arus=

I1=V 1R 1=

9,74100 =0,057, I2=

V 2R 2 =

9,58220 =0,0068, i=

V 3I 3 =

9,4247 =0,0031

ITOT=I1+12+I3=0,157- Untuk frekuensi 100 hz dengan tegangan sinyal sinus 1,5 vpp

V1=9,50 V2=9,60,V3,9,26Mencari arus=

I1=V 1R 1=

9,50100 =0,095, I2=

V 2R 2 =

9,60220 =0,04, i=

V 3I 3 =

9,2647 =0,01

Itot=I1+12+I3=0,145- Untuk frekuensi 500 hz dengan tegangan sinyal sinus 1,5 vpp

V1=9,50 V2=9,78,V3,9,33Mencari arus=

I1=V 1R 1=

9,50100 =0,095, I2=

V 2R 2 =

9,78220 =0,044, i=

V 3I 3 =

9,3347 =0,01

Itot=I1+12+I3=0,149- Untuk frekuensi 1000 hz dengan tegangan sinyal sinus 1,5 vpp

V1=9,68 V2=9,42,V3,9,52Mencari arus=

I1=V 1R 1=

9,68100 =0,096, I2=

V 2R 2 =

9,42220 =0,04, i=

V 3I 3 =

9,5247 =0,02

ITOT=I1+12+I3=0,156- Untuk frekuensi 1000 hz dengan tegangan sinyal sinus 1,5 vpp

V1=9,60 V2=9,50,V3,9,54Mencari arus=

I1=V 1R 1=

9,60100 =0,096, I2=

V 2R 2 =

9,50220 =0,04, i=

V 3I 3 =

9,5447 =0,02

ITOT=I1+12+I3=0,156

Page 25: Format Laporan 3

D. Kesimpulan1. Besar nilai hambatan suatu penghambat dalam suatu rangkaian tidak dipengaruhi oleh

frekuensi sinya AC yang diumpankan.2. Hokum pembagi tegangan juga berlaku pada rangkaian AC