fixed 1 od dakriosistitis, ods presbiopia, os miopia, ods kim

47
BAB I STATUS PASIEN IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Umur : 77 Tahun No. RM : 24.74.40 Alamat : Salaman, Magelang Pekerjaan : Ibu rumah tangga Tanggal masuk poli : 03 Juni 2015 ANAMNESIS Keluhan Utama “ Mata kanan dekat hidung bengkak, panas dan nerocos” Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poli mata RST Magelang, dengan keluhan mata kanan dekat hidung bengkak, panas, dan nerocos. Keluhan tersebut disadari sejak 1 bulan yang lalu. Keesokan harinya pasien periksa ke Puskesmas dan diberikan obat penghilang radang, tetapi setelah obat habis keluhan pasien tidak hilang. Seminggu yang lalu keluhan semakin bertambah berat, meskipun bengkak sudah tidak ada namun mata masih nerocos disertai rasa sakit pada pangkal hidung kanan dan gatal pada mata kanan. 2 hari yang lalu keluhan diperberat dengan nerocos yang berlebih terutama saat mengendarai motor, air mata yang keluar jernih, dan tidak berbau. Akhirnya pasien datang ke poli mata RST. Mata kiri pasien tidak ada keluhan yang sama. Selain itu sejak 6 bulan yang lalu pasien mengeluh pandangan mata kanan dan kiri seperti berkabut, seperti melihat kaca yang kotor, penglihatan kabut dirasakan secara perlahan lahan. Pasien merasa lebih jelas ketika melihat saat malam hari dibandingkan siang hari. Pasien juga mengaku jelas membaca tanpa kacamata baca meskipun dulu menggunakan kacamata baca. Saat usia 42 tahun pasien kesulitan membaca dekat, sehingga tulisan harus dijauhkan, selain itu jika 1

Upload: riska-kurniawati

Post on 22-Jan-2016

277 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

eye disease

TRANSCRIPT

Page 1: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

BAB ISTATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Umur : 77 Tahun No. RM : 24.74.40 Alamat : Salaman, Magelang Pekerjaan : Ibu rumah tangga Tanggal masuk poli : 03 Juni 2015

ANAMNESIS Keluhan Utama

“ Mata kanan dekat hidung bengkak, panas dan nerocos” Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli mata RST Magelang, dengan keluhan mata kanan dekat hidung bengkak, panas, dan nerocos. Keluhan tersebut disadari sejak 1 bulan yang lalu. Keesokan harinya pasien periksa ke Puskesmas dan diberikan obat penghilang radang, tetapi setelah obat habis keluhan pasien tidak hilang. Seminggu yang lalu keluhan semakin bertambah berat, meskipun bengkak sudah tidak ada namun mata masih nerocos disertai rasa sakit pada pangkal hidung kanan dan gatal pada mata kanan. 2 hari yang lalu keluhan diperberat dengan nerocos yang berlebih terutama saat mengendarai motor, air mata yang keluar jernih, dan tidak berbau. Akhirnya pasien datang ke poli mata RST.

Mata kiri pasien tidak ada keluhan yang sama. Selain itu sejak 6 bulan yang lalu pasien mengeluh pandangan mata kanan

dan kiri seperti berkabut, seperti melihat kaca yang kotor, penglihatan kabut dirasakan secara perlahan lahan. Pasien merasa lebih jelas ketika melihat saat malam hari dibandingkan siang hari.

Pasien juga mengaku jelas membaca tanpa kacamata baca meskipun dulu menggunakan kacamata baca.

Saat usia 42 tahun pasien kesulitan membaca dekat, sehingga tulisan harus dijauhkan, selain itu jika melihat tulisan dari jarak jauh mata pasien agak kabur pada mata kirinya. Lalu pasien memeriksakan matanya ke dokter dan dari hasil pemeriksaan pasien harus menggunakan kacamata baca dan ditemukan juga adanya minus mata kiri. Pasien menyangkal jika kesulitan melihat garis lurus. Pasien menyangkal menggunakan kacamata sebelum usia 40 tahun dan tidak ada riwayat berganti-ganti kacamata.

Riwayat Penyakit DahuluPasien mengaku tidak pernah mengalami hal yang serupa seperti nerocos, nyeri dan gatal pada matanya. Pasien menyangkal ada penyakit gula.

Riwayat Penyakit KeluargaPasien mengaku keluarganya tidak pernah mengalami hal yang serupa seperti nerocos, nyeri dan gatal pada matanya. Pasien menyangkal keluarganya memiliki riwayat diabetes mellitus.

1

Page 2: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Pasien menyangkal ibunya dan bapaknya semasa hidup menggunakan kaca mata.

Riwayat Penggunaan Obat-obatanPasien menyangkal penggunaan amiodarone, fenotiazin, fenitoin

Riwayat Sosial EkonomiPasien seorang pekerja ibu rumah tangga, dan biaya perawatan ditanggung

BPJS. Kesan ekonomi sedang.

PEMERIKSAAN FISIK Status Umum Kesadaran : Compos mentis TD : 130/80 mmHg Nadi : 88 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,50 C

STATUS GENERALIS- Kepala

Bentuk : Normocephal, simetrisRambut : Distribusi merata, tidak mudah dicabut

- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).- Telinga : aurikuler dbn, meatus akustikus eksternus hiperemis (-), serumen

minimal (+), membran timpani kanan=kiri intak.- Hidung : Darah (-), deviasi septum (-)- Mulut : Bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis (-), tonsil T1-T1 - Leher : KGB teraba (-) , kelenjar tiroid tidak membesar, JVP 5+0 cmH2O- Thorax

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak.Palpasi : Ictus cordis tidak terabaPerkusi : Batas pinggang jantung ICS III parasternal kiri

Batas kiri jantung : ICS V midklavikularis kiriBatas kanan jantung : ICS V midstrenalis kanan

Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur(-), gallop (-)Pulmo : Inspeksi : Dinding dada simetris. retraksi interkostal (-),

tidak ada gerakan napas yang tertinggalPalpasi : Vokal fremitus paru kanan = kiri normalPerkusi : Hipersonor pada kedua lapang paruAuskultasi : Suara dasar : Vesikuler +/+

Suara tambahan : Ronkhi basah kasar (-/-), wheezing (-/ -)

- Pemeriksaan AbdomenInspeksi : Datar, benjolan (-), deformitas (-), jejas (-)Auskultasi : Bising Usus (+) normalPalpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-), undulasi (-)

Hepar tidak terabaLien tidak teraba

2

Page 3: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Perkusi : Tympani, pekak beralih (-), undulasi (-), nyeri ketok kostovertebre (-/-)

- Pemeriksaan Extremitas Superior : Edema (-/-), akral hangat (+), CRT < 2 detikInferior : Edema (-/-), akral hangat (+), CRT < 2 detik

Status Ophthalmicus

No. Pemeriksaan OD OS1. Visus 6/12NC 6/20 S -1,50

6/12 NBC

AddS +3.00, J3

2. Gerak bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Enoftalmus (-) (-)

Eksoftalmus (-) (-)

Strabismus (-) Tidak ditemukan

Nyeri gerak bola mata (+) (-)

3. Palpebra Superior

3

Page 4: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Ptosis (-) (-)

Edema Tidak ditemukan (-)

Hematom (-) (-)

Hiperemi Tidak ditemukan (-)

Laserasi (-) (-)

Xantelasma (-) (-)

Entropion

(-) (-)

Ektropion (-) (-)

4. Palpebra Inferior

Edema Tidak ditemukan (-)

Hematom (-) (-)

Hiperemi Tidak ditemukan (-)

Laserasi (-) (-)

Xantelasma (-) (-)

Entropion (-) (-)

Ektropion (-) (-)

5. Konjungtiva

Hiperemi (-) (-)

Injeksi Konjungtiva (-) (-)

Injeksi Siliar (-) (-)

Sekret (-) (-)

6. Kornea

Permukaan Jernih Jernih

Edema (-) (-)

Infiltrat (-) (-)

4

Page 5: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Ulkus (-) (-)

Sikatrik (-) (-)

7. COA

Kedalaman Tidak dangkal Tidak dangkal

Isi (Hifema / Hipopion)

(-) (-)

8. Iris

Sinekia (-) (-)

Shadow test (+) (+)

9. Pupil

Diameter 3 mm 3 mm

Reflek pupil langsungReflek pupil tidak langsung

- Isokor - Tetes Midriatil

(+)(+)

(+) Melebar sempurna

(+)(+)

(+)Melebar sempurna

10. Lensa

Kejernihan Keruh Keruh

Snowflake appearance (-) (-)

11. Corpus Vitreum

Kejernihan Jernih, tidak ada kekeruhan

Jernih, tidak ada kekeruhan

12 Fundus Refleks Suram Suram

13. Funduskopi : Papil - Bentuk- Batas- Warna- Myopic crescent

- Annular patch

Fokus 0

- Bulat- Tegas- Merah jingga- (-)- (-)

AVR 2:3,

Fokus -3

- Bulat- Tegas- Merah Jingga- Tidak ditemukan

AVR 2:3

5

Page 6: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Vasa

Makula

Retina

Mikroaneurisma (-), Neovaskularisasi (-),

Cemerlang, Edema macula (-) Perdarahan retina (-), Neovaskularisasi (-), cotton wool patch (-), Ablasio retina (-)

Mikroaneurisma (-), Neovaskularisasi (-),

Cemerlang, Edema macula (-) Perdarahan retina (-), Neovaskularisasi (-), cotton wool patch (-), Ablasio retina (-)

14. TIO Tidak meningkat Tidak meningkat

15. Probing test Tidak Lancar Lancar

6

Page 7: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

DIAGNOSA BANDINGO D OD Dakriosistitis

Dipertahankan, karena dari keluhan pasien merasakan mata kanan bawah dekat dengan hidung bengkak, nyeri, gatal dan nerocos. Pada Probing Test didapatkan aliran tidak lancar. OD Dakrioadenitis

Disingkirkan, karena pada dakrioadenitis nyerinya didaerah glandula lakrimal yaitu didaerah temporal atas rongga orbita dan disertai kelopak mata bengkak. Pada konjungtiva ditemukan kemotik konjungtiva dengan belek. Pada palpasi kelenjar preaurikuler didapatkan pembengkakan kelenjar tersebutO S OS Miopia

Dipertahankan, karena dari keluhan pasien mengeluh melihat jauh agak kabur dan pemeriksaan didapatkan mengalami penurunan visus yang dikoreksi dengan Sferis -1,50. OS Hipermetropia

Disingkirkan karena pasien tidak mengeluhkan pandangan jauh dan dekat yang kabur. Dan pada pemeriksaan snellen chart dapat dikoreksi dengan sferis negative

OS AstigmatismaDisingkirkan dari anamnesis tidak ada keluhan melihat garis yang berbayang

ODS ODS PresbiopiaDipertahankan, karena dari usia 77 tahun, pada anamnesa pasien lebih nyaman jika membaca harus menjauhkan kertas yang dibacanya pada pemeriksaan dapat dikoreksi dengan lensa AddS +3,00 J3.

ODS Hipermetropia

Disingkirkan karena tidak ada keluhan yg lebih kabur pada saat melihat dekat. Kabur hanya saat melihat jauh. Lalu di pemeriksaan Snellen chart koreksi didapatkan dgn lensa sferis negative bukan positif.

ODS

ODS Katarak Imatur, dipertahankan, karena pada pemeriksaan fisik didapatkan lensa keruh, bilik mata depan tidak dangkal, shadow test positif.

ODS Katarak Insipiens, disingkirkan, karena pada katarak insipiens sudah menimbulkan gangguan visus, sedangkan pada pasien ini sudah timbul gangguan visus 6/12 NC dan 6/12 NBC. Stadium insipies ada gambaran spokes a wheel, jari-jari roda yang terlihat jika pupil di lebarkan. Selain itu pada stadium insipiens shadow test negative, sedangkan pada pasien shadow test positif.

ODS Katarak Matur, disingkirkan karena tidak ada bayangan iris, shadow test (-). ODS Katarak Hipermatur, disingkirkan, karena pada katarak hipermatur

korteks lensa yang seperti bubur telah mencair , sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah. melalui pupil, pada daerah yang keruh,  nukleus lensa terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada

7

Page 8: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

bagian yang diatasnya, yaitu kecoklatan. Dan tidak didapatkan pseudopositif pada iris shadow test.

ODS Katarak Traumatika, disingkirkan karena tidak ada riwayat mata yang mengalami trauma apapun.

ODS Katarak Komplikata Lokal, disingkirkan karena pada katarak komplikata local merupakan katarak akibat penyakit lain seperti radang uvea, ablasio retina, glaucoma, dan trauma pasca bedah mata. Sedangkan pada pasien tidak ada riwayat operasi mata sebelumnya, di pemeriksaan retina dalam batas normal, TIO tidak meningkat.

ODS Katarak Komplikata Sistemik, disingkirkan karena pasien menyangkal adanya penyakit gula, tidak ada penggunaan obat kataraktogenesis.

PEMERIKSAAN PENUNJANGPada kasus diperlukan pemeriksaan gula darah.

DIAGNOSISOD Dakriosistitis, ODS Katarak Imatur, OS Miopia, ODS Presbiopia,

TERAPI DAKRIOSISTITISMedikamentosa

- Topikal : Chloramphenicol 10 mg + Polymyxin B Sulfate 5.000 IU (3 x sehari, 2 tetes pada mata kanan)

- Oral : Amoxicillin 500 mg peroral tiap 8 jam sebagai antibiotik Asam mefenamat 500 mg proral 2x/hari sebagai antinyeri

- Parenteral : Tidak dilakukan- Operatif : Insisi dan drainase pada absesNon Medikamentosa- Kompres air hangat dan massase di bawah area kantus.TERAPI MIOPIA

- Medikmentosa :- Topikal : tidak diberikan- Oral : tidak diberikan- Parenteral : tidak diberikan

- Non medikamentosa:- Kacamata sferis negative, S – 1,50TERAPI KATARAK IMATURa. Medikamentosa :- Topikal

CaCl2 anhidrat, kalium iodida, natrium tiosulfat, fenil merkuri nitrat 3 x 1 tetes sehari atau

Pirenoxine 0,005% 3 x 1 tetes sehari

- Oral Tidak diberikan

- Parenteral Tidak diberikan

8

Page 9: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

- Operatif Pada stadium katarak imatur dapat dilakukan operasi ekstraksi lensa namun dengan menggunakan phacoemulsifikasi

b. Non-MedikamentosaTidak diberikan

TERAPI PRESBIOPIA- Medikmentosa :

- Topikal : tidak diberikan- Oral : tidak diberikan- Parenteral : tidak diberikan

- Non medikamentosa:- Kacamata baca Add S+3,00KOMPLIKASI DAKRIOSISTITIS- Demam dan abses

KOMPLIKASI KATARAK IMATUR- Glaukoma sekunderKOMPLIKASI MIOPIA- Ablasio Retina- Glaukoma sekunder sudut tertutupKOMPLIKASI PRESBIOPIA - Tidak adaEDUKASI DAKRIOSISTITIS- Awal kondisi segera konsultasi ke dokter karena infeksi dapat menebar ke

bola mata dan menyebabkan komplikasi seperti konjungtivitis.- Kompres hangat di sekita kantung mata- Memberitahu kepada pasien bahwa keadaannya akan kembali seperti semula

setelah dilakukan tindakan membuang bagian yang tersumbat Kemudian setelah dilakukan tindakan tersebut agar menjaga kebersihan dari mata dan muka serta dalam bekerja menggunakan alat pelindung muka atau mata agar terhindar dari sumbatan lagi.

EDUKASI MIOPIA- Menjelaskan pada pasien untuk menggunakan kacamata untuk mengurangi

pandangannya yang kabur- Memberitahu pasien jika myopia tidak dapat disembuhkan namun bisa

ditangani memakai kacamata- Memberitahu pasien selalu menjaga kebiasaan hidup sehat untuk matanya

dengan membaca tidak terlalu dekat dan dengan penerangan yang cukup.- Latihan menutup mata yang sehat agar mata kiri yang kabur tersebut mampu

beradaptasi melihat jauh.

EDUKASI PRESBIOPIA- Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang dialami oleh karena

melemahnya otot mata karena faktor usia.- Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat diperbaiki

dengan kacamata baca.

9

Page 10: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

- Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi tidak lagi berubah karena telah berusia 77 tahun dan tidak perlu mengganti ukuran kacamata baca nya.

EDUKASI KATARAK IMATUR- Pasien harus waspada dan segera berobat bila melihat pelangi saat memandang lampu

atau cahaya karena hal tersebut merupakan salah satu tanda komplikasi katarak imatur yaitu glaukoma sekunder

- Pengobatan katarak adalah dengan operasi, sedangkan pengobatan dengan obat tetes mata pencegah katarak (contohnya : Catarlent dan Pirenoxine) hanya usaha untuk menunda progresifitas katarak

- Pada pasien dengan katarak imatur dapat dilakukan operasi dengan phacoemulsifikasi namun bila pasien menolak, dapat disarankan untuk menunggu hingga katarak ‘matang’ dan dilakukan operasi EKEK

- Penglihatan pasien dapat sembuh sempurna setelah operasi bila tidak ada komplikasi lain seperti gangguan nervus optik maupun retinopati.

RUJUKAN

Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke ilmu penyakit lain.

PROGNOSAOS Quo ad visam : Ad bonam Quo ad sanam : Ad bonam Quo ad functionam : Ad bonam Quo ad kosmetikam : Ad bonam Quo ad vitam : Ad bonamOD Quo ad visam : Ad bonam Quo ad sanam : Ad bonam Quo ad functionam : Ad bonam Quo ad kosmetikam : Dubia ad bonam Quo ad vitam : Ad bonam

10

Page 11: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi sistem lakrimalisAparatus lakrimalisTerdiri atas :• Pars glandula lakrimalis Bag.yang produksi air mata • Pars ekskretorius Bag yang menampung air mata dan mengalirkan ke hidung • Glandula sekretorius assesorius Gld.Krause, gld Wolfring, sel gobletPersarafan : N.trigeminus ® sensoris N.simpatis ® lwt gln.cervicale N.fascialis ® parasimpatis

11

Page 12: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Glandula lakrimalis

Glandula lakrimalis diperdarahi oleh pembuluh darah a. lakrimalis. Vena-vena dari glandula lakrimalis akan bergabung dengan vena oftalmika. Aliran limfe menyatu dengan pembuluh limfe konjungtiva untuk mengalir ke dalam limfonodus preaurikuler.

Glandula lakrimalis dipersarafi oleh nervus lakrimalis (sensoris) yang merupakan cabang dari divisi pertama trigeminus (nervus oftalmikus) , nervus petrosus superfisialis magna (sekretorius) yang merupakan cabang dari nucleus salivarius superior, dan nervus simpatis yang menyertai arteri lakrimalis dan nervus lakrimalis.

Glandula lakrimalis terdiri dari struktur berikut :1. Bagian orbita berbentuk kenari yang terletak di dalam fossa lakrimalis di

segmen temporal atas anterior dari orbita, dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis dari muskulus levator palpebra.

2. Bagian palpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal dari forniks konjungtiva superior. Duktus sekretorius lakrimalis, yang bermuara melalui kira-kira 10 lubang kecil, menghubungkan bagian orbital dan palpebral glandula lakrimalis dengan forniks konjungtiva superior. Pembuangan bagian palpebra dari kelenjar memutuskan semua saluran penghubung dan dengan demikian mencegah kelenjar itu bersekresi.

3. Glandula lakrimalis assesorius (glandula Krause dan Wolfring) terletak di dalam substansia propia di konjungtiva palpebrae.

12

Page 13: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

LakrimaAir mata mengalir dari lacuna lakrimalis melalui pungtum superior dan

inferior dan kanalikule ke sakkus lakrimalis yang terletak di dalam fossa lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berlanjut ke bawah dari sakkus lakrimasi dan bermuara ke dalam meatus inferior dari rongga nasal . Air mata diarahkan ke dalam pungtum oleh isapan kapiler , gaya berat, dan berkedip. Kekuatan gabungan dari isapan kapiler dalam kanalikuli, gaya berat, dan kerja memompa dari otot Horner yang merupakan perluasan muskulus orbikularis okuli ke titik di belakang sakkus lakrimalis, semua cenderung meneruskan air mata ke bawah melalui duktus nasolakrimalis ke dalam hidung.

Sistem lakrimalis mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam produksi dan drainase air mata. Komponen sekresi terdiri atas kelenjar yang menghasilkan berbagai unsure pembentuk cairan air mata. Sistem eksresi mulai pada punctum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior. Cairan air mata disebarkan di atas permukaan mata oleh kedipan mata.

Kompleks lakrimalis terdiri atas glandula lakrimalis, glandula lakrimalis aksesorius, kanalikuli, punctum lakrimalis, sakkus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis.

Sakkus lakrimalis terletak di dalam fossa lakrimalis yang merupakan os lakrimalis dan os maksilaris. Lebar sakkus lakrimalis kira-kira 6-7mm dengan panjang antara 12-15 mm. mukosa sakkus merupakan pseudostratified columnar ephiltelium dengan sejumlah substansi limfoid dan jaringan elastic yang terletak pada lapisan jaringan konektif. Sakkus yang normal berbentuk ireguler dan datar dengan lumen yang kolaps.

Pada prosesus frontalis di kantus anterior dari sakkus lakrimalis terdapat ligament palpebrale medial yang menghubungkan tarsus superior dan inferior. Bagian sakkus lakrimalis di bawah ligament ditutupi sedikit serat dari muskulus orbikularis okuli. Serat-serat ini tidak dapat menahan pembengkakan dan pengembangan sakkus lakrimalis. Daerah di bawah ligamentum palpebrale mediale membengkak pada dakriosistitis akut ,dan sering terdapat fistula yang bermuara di daerah ini.

DAKRIOSTITIS

Definisi Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. Dakriosistitis biasanya disebabkan oleh karena adanya blockade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air mata ke hidung. Duktus yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis

13

Page 14: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

dapat berupa akut maupun kronik. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu malformasi pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata, maupun traumaInsidensi

Infeksi pada sakkus lakrimalis umumnya ditemukan pada 2 kategori usia, pada infant dan orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun. Dakriosistitis akut pada bayi baru lahir jarang ditemukan, terjadi pada kurang dari 1% dari semua kelahiran. Dakriosistitis didapat secara primer terjadi pada wanita dan lebih sering pada pasien dengan usia di atas 40 tahun, dengan puncak insidensi pada usia 60 – 70 tahun. Kebanyakan penelitian mendemonstrasikan sekitar 70 – 83% kasus dakriosistitis terjadi pada wanita, sementara dakriosistitis congenital memiliki frekuensi yang sama antara pria dan wanitaEtiologi

Etiologi primer dakriosistitis adalah obstruksi nasolakrimal yang menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis yang dipresipitasi oleh blokade kronik pada duktus nasolakrimal interosseus atau intramembranous. Dakriosistitis akut pada anak-anak biasanya disebabkan oleh Haemophylus influenza. Pada orang dewasa, biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus β hemoliticus sedangkan dakriosistitis kronis disebabkan oleh Staphyloccus epidermidis, Streptococcus pneumoniae dan jarang disebabkan oleh Candida albicans. Agen infeksi dapat ditemukan secara miroskopik dengan apusan konjungtiva yang diambil setelah memeras sakkus lakrimalis.Manifestasi Klinis

Dakriosistitis dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu : akut, kronik dan congenital. Gejala utama dakriosistitis adalah mata berair dan kotoran mata berlebih. Pada dakriosistitis berbentuk akut, di daerah sakkus lakrimalis terdapat gejala radang, sakit, bengkak , nyeri tekan. Materi purulen dapat diperas dari sakkus. Peradangan berupa pembengkakan, merah dan nyeri , biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar pre aurikuler, submandibuler dan disertai peningkatan suhu tubuh. Kadang-kadang kelopak mata dan daerah sisi hidung membengkak. Pada stadium lanjut dapat terjadi komplikasi berupa fistula. Pada dakriosistitis kronik , tanda satu-satunya adalah keluar air mata berlebih.Diagnosis Untuk menentukan adanya gangguan pada system eksresi air mata dilakukan :• Inspeksi pada posisi pungtum• Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan bercampur nanah• Irigasi melalui pungtum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai rongga hidung , maka system eksresi berfungsi baik (tes anel).• Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomic system eksresi lakrimal. Tindakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan dilatators.

14

Page 15: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Gambar : Pertama punctum dilatasi dengan memutar suatu probe berbentuk kerucut, kemudian dibilas dengan larutan salin fisiologis

TatalaksanaPenatalaksanaan dakriosistitis tergantung pada manifestasi klinik penyakit.

Antibiotic sistemik dengan regimen sebagai berikut :o Anak-anak

Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan, diberikan amoxicillin clavulanate 20-40mg/kg/hari peroral yang dibagi dalam tiga dosis.

Pasien demam, akut, kasus sedang hingga berat dirawat di rumah sakit dan diterapi dengan cefuroxime 50-100 mg/kg/hari iv dalam 3 dosis.o Dewasa- Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan diberikan cephalexin 500 mg peroral tiap 6 jam.- Terapi alternative berupa amoxicillin /clavulanate 500 mg peroral tiap 8 jam.- Pasien demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan penanganan cefazolin 1 gram iv tiap 8 jam.Terapi antibiotik diberikan berdasarkan respon klinik dan hasil kultur dan sensitivitas. Antibiotik intravena dapat diganti dengan antibiotik oral dengan dosis yang sebanding tergantung dari tingkat perbaikan, tetapi terapi antibiotic harus tetap dilakukan selama 10-14 hari.- Antibiotik tetes topical seperti trimetorim/polymixin- Kompres air hangat dan massase di bawah area kantus- Pemberian analgesic seperti acetaminophen bila perlu- Insisi dan drainase pada abses- Koreksi dengan pembedahan dapat dipertimbangkan berupa dacryocystorhinostomy setelah episode akut sembuh, khususnya pada pasien dengan dakriosistitis kronik.

15

Page 16: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Gambar teknik dakriosistorinostomi

Diagnosis BandingDakriodesintisHordeolum

KomplikasiDakriosistorinostomi bila dilakukan dengan baik merupakan prosedur yang

cukup aman dan efektif. Namun, seperti pada semua prosedur pembedahan, komplikasi berat dapat terjadi. Perdarahan merupakan komplikasi tersering dan dilaporkan terjadi pada 3% pasien. Selain itu, infeksi juga merupakan komplikasi serius dakriosistorinostomi. Beberapa ahli menyarankan pemberian antibiotic drop spray pada hidung setelah pembedahan.Kegagalan dakriosistorinostomi paling sering disebabkan oleh osteotomi atau penutupan fibrosa pada pembedahan ostium yang tidak adekuat. Kebanyakan kasus kemudian diterapi dengan dilatasi ostium menggunakan probing Bowman berturut-turut.Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan higienitas pada palpebra ,termasuk melakukan kompres air hangat dan membersihkan silia. Selain itu, higienitas nasal dengan spray salin dapat mencegah obstruksi aliran lakrimal bagian distalPrognosis Tingkat kesuksesan dakriosistorinostomi eksternal kira-kira 95%. Dakriosistostorinostomi memiliki tingkat kesuksesan yang sedikit lebih rendah, diduga oleh ketidakmampuan untuk membuat ostium yang lebih lebar.

16

Page 17: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

MIOPIADefinisi

Merupakan kelainan refraksi mata, dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga, oleh mata dalam keadaan istirahat, dibiaskan di depan retina, sehingga pada retina didapatkan lingkaran difus dan bayangan kabur.

Pada penderita mata rabun jauh (miopia) tidak dapat melihat objek atau benda jarak jauh, namun akan terlihat jelas apabila objek atau benda itu berada dalam jarak dekat. Sering kali para penderita rabun jauh merasakan pusing pada kepala jika terlalu memaksa melihat benda yang jauh dari kemampuan jarak pandangnya.

Penderita miopia dapat dibantu dengan menggunakan lensa (corrective lenses) seperti lensa kontak, dengan operasi refraktif seperti lasik atau yang banyak digunakan oleh penderita miopia adalah kacamata dengan kontak lensa negatif.Etiologi

Penyebab miopia dapat bersifat keturunan, ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor keturunan pada miop pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual. Terjadinya miop lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau seseorang yang menghabiskan banyak waktu dengan mebmbaca tanpa istirahat akan lebih besar kemungkinan untuk menderita miopi.Klasifikasi1. Menurut penyebabnya: a. Miopia refraktif bertambahnya indeks bias media penglihatan (katarak intumesen) dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat.b. Miopia aksialis akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.2. Menurut derajat beratnya (tinggi dioptrinya) a. Miopia sangat ringan sampai dengan 1 dioptrib. Miopia ringan sampai dengan 1-3 dioptric. Miopia sedang sampai dengan 3-6 dioptrid. Miopia tinggi sampai dengan 6-10 dioptrie. Miopia sangat tinggi sampai dengan lebih dari 10 dioptri3. Secara klinik a. Miopia stasioner, miopia simpleks, miopia fisiologikTimbul pada usia muda, kemudian berhenti. Dapat juga naik sedikit pada waktu atau segera setelah pubertas atau didapat kenaikan sedikit sampai usia 20 tahun. Besarnya dioptri kurang dari - 5 D atau – 6 D.b. Miopia progresifDitemukan pada semua umur dan mulai sejak lahir. Kelainan mencapai puncaknya waktu masih remaja, bertambah terus sampai usia 25 tahun atau lebih. Besarnya dioptri melebihi 6 dioptri.c. Miopia malignaMiopia yang berjalan progresif, karena disertai kelainan degenerasi dikoroid dan bagian lain dari mata.Gejala Klinis1. Melihat jauh kabur, melihat dekat jelas2. Sakit kepala3. Mempunyai kebiasaan mengernyitkan dahi atau memicingkan mata saat melihat objek yang jauh.

17

Page 18: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Penatalaksanaan1. Kacamata dengan sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal.2. Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (lasik) atau operasi lasik mata. Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubah tingkat miopia dengan menggunakan sebuah laser.

PRESBIOPIADefinisi

Presbiopia merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.

Presbiopia adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Presbiopia merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopia ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah.

Presbiopia adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata mencembung dan memipih. Biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu umumnya seseorang akan membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopnya. Etiologi1. Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut2. Kelemahan otot-otot akomodasi3. Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa.Patofisiologi

Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.Klasifikasi1. Presbiopi Insipien, tahap awal perkembangan presbiopi. Dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca.2. Presbiopia Fungsional, amplitudo akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa.3. Presbiopi Absolut, peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodai sudah tidak terjadi sama sekali.4. Presbiopi Prematur, presbiopi yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhubungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan.5. Presbiopi Nokturnal, kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap, disebabkan oleh peningkatan diameter pupil.Diagnosis Presbiopia1. Anamnesis a. Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus/kecilb. Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama.

18

Page 19: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

c. Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh).d. Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari.e. Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.f. Sulit membedakan warna.2. Pemeriksaan Oftalmologi a. Visus, pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan menggunakan Snellen Chart.b. Refraksi, periksa mata satu persatu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf sebesar 20 atau 30.Diagnosis Banding

Diagnosis banding presbiopia adalah hipermetropia dan low vision jika hipermetropi lebih dari 3 dioptri. Penatalaksanaan Presbiopia Penderita presbiopia dapat ditolong dengan kacamata lensa bikonveks/kacamata berlensa rangkap, yaitu lensa cekung dibagian atas untuk melihat benda yang jauh dan lensa cembung dibagian bawah untuk melihat benda-benda dekat.

1. Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia. Tujan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat.2. Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahkan dengan lensa positif yang sesuai usia, dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu Jaeger.3. Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3,00 D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca terletak pada titik fokus lenca +3,00 D.

Usai (Tahun)Kekuatan Lensa Positif yang

Dibutuhkan

40 tahun +1,00 D

40-45 tahun +1,25 D

45 tahun +1,50 D

45-50 tahun +1,75 D

50 tahun +2,00D

50-55 tahun +2,25 D

55 tahun +2,50 D

55-60 tahun +2,75 D

60 tahun +3,00 D

19

Page 20: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

4. Selain kaca mata untuk kelainan presbiopi, ada beberapa jenis lensa lain yang digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopinya. Ini termasuk :a. Bifokal, untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif.b. Trifokal, untuk mengkoreksi penglihatan dekat, sedang dan jauh, bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif.c. Bifokal kontak, untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat, bagian bawah adalah untuk membaca. Sulit dipasang dan kurang memuaskan hasil koreksinya.d. Monovisioin kontak, lensa kontak untuk melihat jauh di mata dominan, dan lensa kontak untuk melihat dekat pada mata non dominan. Mata yang dominan umumnya adalah mata yang digunakan untuk fokus pad a kamera untuk mengambil foto.e. Monovision modified, lensa kontak bifokal pada mata non dominan, dan lensa kontak untuk melihat pada mata dominan. Kedua mata digunakan untuk melihat jauh dan satu mata digunakan untuk membaca.f. Pembedahan refraktif seperti keratoplasti konduktif, LASIK, LASEK, dan keratektomi fotorefraktif.

KatarakDefinisiSetiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Biasanya kekruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokuler lainnya.

Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal.

Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, galaktosemi dan distrofi miotonik. Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital mata.

Etiologi dan PatofisiologiKekeruhan pada lensa dapat disebabkan oleh kelainan kongenital mata, trauma,

penyakit mata, proses usia atau degenerasi lensa, kelainan sistemik seperti diabetes melitus, riwayat penggunaan obat-obatan steroid dan lainnya. Kerusakan oksidatif oleh paparan sinar ultraviolet, rokok dan alkohol, dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak.

Penyebab katarak senilis sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa konsep penuaan yang mengarah pada proses terbentuknya katarak senilis :

- Jaringan embrio manusia dapat membelah 50 kali kemudian akan mati- Teori cross-link yang menjelaskan terjadinya pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein sehingga mengganggu fungsi

20

Page 21: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

- Imunologis, dengan bertambahnya usia menyebabkan bertambahnya cacat imunologis sehingga mengakibatkan kerusakan sel.- Teori mutasi spontan dan teori radikal bebas

Pada dasarnya, semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Pada katarak terjadi kekeruhan pada lensa, sehingga sinar yang masuk tidak terfokuskan pada retina, maka bayangan benda yang dilihat akan tampak kabur. Klasifikasi Katarak

Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan usia, letak kelainan pada lensa maupun berdasarkan stadiumnya.

BERDASARKAN USIA :Katarak Kongenital

Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.

Katarak kongenital digolongkan dalam katarak :

Kapsulolentikular dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak polaris Lentikular, yang termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau nukleus lensaDalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian primer atau berhubungan dengan penyakit ibu dan janin lokal atau umum.

Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat selama kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus atau hepatosplenomegali. Bila katarak disertai uji reduksi pada urine yang positif, mungkin katarak ini terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi prematur dan gangguan sistem saraf seperti retardasi mental. Hampir 50% dari katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui penyebabnya.

Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, kalsium dan fosfor.

Penanganan tergantung pada unilateral dan bilateral, adanya kelainan mata lain dan saat terjadinya katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut telah terjadi ambliopia. Bila terdapat nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal yang buruk pada katarak kongenital.

Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu leukokoria. Penyulit yang dapat terjadi adalah makula lutea yang tidak cukup mendapat rangsangan. Makula tidak akan berkembang sempurna hingga walaupun dilakukan ekstraksi katarak maka visus biasanya tidak akan mencapai 5/5. Hal ini disebut ambliopia sensoris (amblyopia ex anopsia). Katarak kongenital dapat menimbulkan komplikasi lain berupa nistagmus dan strabismus.

Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubela, galaktosemia, homosisteinuria, diabetes melitus,

21

Page 22: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

hipoparatiroidism, toksoplasmosis, inklusi sitomegalik dan histoplasmosis. Penyakit lain yang menyertai katarak kongenital biasanya merupakan penyakit-penyakit herediter seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokromia, lensa ektopik, displasia retina dan megalokornea.

Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi. Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak. Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan. Tindakan bedah pada katarak kongenital yang umum dikenal adalah disisio lensa, ekstraksi liliar, ekstraksi dengan aspirasi.

Katarak Juvenil

Katarak yang terjadi sesudah usia > 3 bulan tetapi kurang dari 9 tahun. katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital. Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa. Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract. Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu bagian dari penyakit keturunan lain.

Katarak Senilis

Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.

Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur.

1. Stadium insipien. Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheel yang nyata bila pupil dilebarkan.2. Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat di pupil ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,akibat bayangan iris pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).

3. Stadium matur . Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak ada

22

Page 23: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

bayangan iris, shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Shadow test membedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika, oleh karena pada katarak polaris anterior juga terdapat shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur, dengan koreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi 1/300 atau satu per tak hingga, hanya ada persepsi cahaya, walaupun lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan ini disebut vera matur.

4. Stadium hipermatur. Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah. Melalui pupil, pada daerah yang keruh,  nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang diatasnya, yaitu kecoklatan. Uji banyangan iris memberikan gambaran pseudopositif. Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni. Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan yang disebut intumesensi yaitu penyerapan cairan bilik mata depan oleh lensa sehingga lensa menjadi cembung dan iris terdorong ke depan, bilik mata depan menjadi dangkal. Hal ini tidak selalu terjadi. Pada umumnya terjadi pada stadium II.

Tabel 1. Perbandingan Katarak Berdasarkan Stadium

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah

(cairan masuk)

Normal Berkurang

(air + masa lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

23

Page 24: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit Negatif Glaukoma Negatif Uveitis & glaukoma

BERDASARKAN LETAK :1. Katarak NuklearKatarak yang lokasinya terletak pada bagian tengah lensa atau nukleus. Nukleus cenderung menjadi gelap dan keras (sklerosis), berubah dari jernih menjadi kuning sampai coklat. Biasanya mulai timbul sekitar usia 60-70 tahun dan progresivitasnya lambat. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak terjadi. Pandangan jauh lebih dipengaruhin daripada pandangan dekat, bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik, sulit menyetir pada malam hari. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru dan ungu.

2. Katarak KortikalKatarak menyerang lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks, biasanya mulai timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat. Terdapat wedge-shape opacities/cortical spokes atau gambaran seperti ruji. Banyak pada penderita DM, dengan keluhan yang paling sering yaitu penglihatan jauh dan dekat terganggu, disertai penglihatan merasa silau.

Gambar 2. Katarak Nuklear dan Katarak Kortikal

3. Katarak SubkapsularBiasanya dimulai dengan kekeruhan yang sedikit persis di bawah kapsul, biasa di bagian belakang sehingga akan sangat mengganggu cahaya yang masuk melalui lensa ke retina dan umumnya terjadi pada dua mata walaupun mungkin ada satu mata yang lebih parah dibanding mata yang lain dan sangat mengganggu pada saat membaca. Katarak jenis ini keluhannya paling banyak.

a. Subkapsularis PosteriorBentuk ini terletak pada bagian belakang dari kapsul lensa. Katarak subkapsularis posterior lebih sering pada kelompok usia lebih muda daripada katarak kortikal dan katarak nuklear. Biasanya timbul pada usia sekitar 40-60 tahun dan progresivitasnya cepat, bentuk ini lebih sering menyerang orang dengan diabetes obesitas atau pemakaian steroid jangka panjang. Katarak ini menyebabkan kesulitan membaca, silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang.

24

Page 25: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

b. Subkapsular AnteriorPasca glaukoma akut, intoksikasi amiodarone, pemakaian miotik terlalu lama, dan Wilson’s disease.

Gambar 3. Katarak Subskapsular dan Katarak Lanjut

BERDASARKAN ETIOLOGIKatarak Sekunder

Katarak sekunder terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK. Bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel lensa pada katarak sekunder berupa mutiara Elschnig dan cincin Soemmering. Katarak sekunder merupakan fibrin sesudah suatu peradangan dan hasil degenerasi atau degenerasi lensa yang tertinggal sesudah suatu operasi katarak ekstra kapsular atau sesudah suatu trauma yang memecah lensa.

Cincin Soemmering mungkin akan bertambah besar oleh karena daya regenerasi epitel yang terdapat di dalamnya. Cincin Soemmering terjadi akibat kapsul anterior yang pecah dan traksi ke arah pinggir-pinggir melekat pada kapsula posterior meninggalkan daerah yang jernih di tengah dan membentuk gambaran cincin. Pada pinggir cincin ini tertimbun serabut lensa epitel yang berproliferasi.

Mutiara Elschnig adalah epitel subkapsular yang beproliferasi dan membesar sehingga tampak sebagai busa sabun atau telur kodok. Mutiara ini mungkin akan menghilang dalam beberapa tahun oleh karena pecah dindingnya.

Pengobatan katarak sekunder adalah pembedahan seperti disisio katarak sekunder, kapsulotomi, membranektomi, atau mengeluarkan seluruh membran keruh.

Katarak Komplikata

Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular, iskemia okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes melitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa intravena, steroid lokal lama, steroid sistemik, oral kontrasepsi dan miotika antikolinesterase).

Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya di daerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata ataupun linear. Dapat berbentuk rosete, retikulum dan biasanya terlihat vakuol. Ada 2 bentuk yaitu bentuk yang disebabkan kelainan pada polus posterior mata dan akibat kelainan pada polus anterior bola mata.

25

Page 26: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Katarak pada polus posterior terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina dan miopia tinggi yang mengakibatkan kelainan pada badan kaca. Biasanya kelainan ini berjalan aksial yang biasanya tidak berjalan cepat di dalam nukleus, sehingga sering terlihat nukleus lensa tetap jernih. Katarak akibat miopia tinggi dan ablasi retina memberikan gambaran agak berlainan.

Katarak akibat kalainan polus anterior bola mata biasanya akibat kelainan kornea berat, iridosiklitis, kelainan neoplasma dan glaukoma. Pada iridosiklitis akan mengakibatkan katarak subkapsularis anterior. Pada katarak akibat glaukoma akan terlihat katarak disimanata pungtata subkapsularis anterior (katarak Vogt).

Katarak Traumatik

Katarak traumatika dapat disebabkan oleh trauma tajam maupun trauma tumpul. Pada trauma tajam, langsung terjadi pembentukan nukleus katarak sehingga tampak lensa berwarna putih.

Pada trauma tumpul, katarak tidak terjadi seketika namun perlahan-lahan. Terjadi proses penebalan ( imatur menjadi matur) dan tidak langsung terbentuk nukleus.

Gejala Klinis

Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara perlahan-lahan, sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur, karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3-5 tahun.Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritisGejala Subjektif

Penglihatan seperti berasap dan visus menurun secara progresif. (Visus mudur tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan, bila kekeruhan tipis kemunduran visus sedikit dan bila kekeruhan terletak diequator, tak ada keluhan apa-apa)

Silau saat melihat cahaya Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak Diplopia monokular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh karena

refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau

Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopisasi, hal ini terjadi karena proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh dimuka retina.

Melihat pada malam hari lebih jelas daripada siang Gejala Objektif

Pada oblique illumination (mata disinar dari samping), lensa tampak keruh keabuan seperti asap. Pada fundus reflex dengan opthalmoscope kekeruhan tersebut tampak hitam dengan background orange. Pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa background orange, Hal ini menunjukkan bahwa lensa sudah keruh seluruhnya.

Ruang kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut kamera anterior dapat menyempit sehingga tekanan intraokuler meningkat, akibatnya dapat terjadi glaukoma.

26

Page 27: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Diagnosis

1. Anamnesisa. Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama katarak)b. Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merahc. Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti : Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film Perubahan daya lihat warna Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata Lampu dan matahari sangat mengganggu Sering meminta resep ganti kacamata Penglihatan ganda (diplopia)2. Pemeriksaan Fisik Mataa. Pemeriksaan ketajaman penglihatanb. Melihat lensa dengan penlight dan loop

Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedangkan bayangan dekat dan kecil dengan pupil terjadi katarak matur.

c. Slit lampd. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)Komplikasi

1. Glaukoma Sekundera. Phocomorpic Glaucoma

Lensa lebih besar karena menyarap air sehingga pada orang dengan predisposisi tertentu akan menyebabkan bilik matanya menjadi dangkal dan jaringan trabekulum bisa tertutup akibat irisnya maju. Bisa menimbulkan glaukoma sekunder sudut tertutup. Glaukomanya mirip dengan glaukoma akut, tapi glaukomanya sekunder.

b. Phacolytic GlaucomaTerjadi pada katarak hipermatur di mana protein lensa keluar dari kapsul, bisa ke bilik mata depan dan menyumbat trabekulum sehingga menyebabkan tekanan intraokular meningkat. Pada kasus ini glaukomanya sudut terbuka, tetapi tersumbat oleh protein-protein lensa

c. Phacotoxic GlaucomaLensa sudah keriput sehingga bisa maju ke depan atau ke belakang. Kalau lebih ke arah anterior maka keadaan ini bisa menyebabkan blokade pupil yang bisa menyebabkan glaukoma sekunder sudut tertutup.

2. Uveitis. Protein lensa keluar dan dianggap benda asing, sehingga tubuh berusaha menghancurkannya. Keadaan ini menimbulkan reaksi uveitis. 3. Subluksasi dan Dislokasi lensa. Terjadi pada stadium hipermatur, di mana pada stadium ini zonulnya menjadi kaku dan rapuh sehingga bisa lepas dari lensa. Lensa bisa subluksasi atau dislokasi. Komplikasi juga dapat diakibatkan pasca operasi katarak, seperti ablasio retina, astigmatisma, uveitis, endoftalmitis, glaukoma, perdaran dan komplikasi lainnya

27

Page 28: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Penatalaksanaan KatarakPenataksanaan Non-Bedah

1. Terapi Penyebab KatarakPengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-obatan yang bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari iradiasi (infra merah atau sinar-X) dapat memperlambat atau mencegah terjadinya proses kataraktogenesis. Selain itu penanganan lebih awal dan adekuat pada penyakit mata seperti uveitis dapat mencegah terjadinya katarak komplikata.

2. Memperlambat ProgresivitasBeberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium digunakan pada katarak stadium dini untuk memperlambat progresivitasnya, namun sampai sekarang mekanisme kerjanya belum jelas. Selain itu juga disebutkan peran vitamin E dan aspirin dalam memperlambat proses kataraktogenesis.

3. Penilaian terhadap Perkembangan Visus pada Katarak insipien dan Imatur

a. Refraksi : dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering dikoreksi.

b. Pengaturan pencahayaan; pasien dengan kekeruhan di bagian perifer lensa (area pupil masih jernih) dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang. Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya remang yang ditempatkan di samping dan sedikit di belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik. 

c. Penggunaan kacamata gelap; pada pasien dengan kekeruhan lensa di bagian sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dan nyaman apabila beraktivitas di luar ruangan.

d. Midriatil; dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada lataral aksial dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti fenilefrin 5% atau tropikamid 1% dapat memberikan penglihatan yang jelas.Pembedahan KatarakPembedahan katarak adalah pengangkatan lensa natural mata (lensa kristalin) yang telah mengalami kekeruhandan diganti dengan lensa buatan yang disebut sebagai pseudofakia.

IndikasiIndikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi visus, medis, dan kosmetik.1.     Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada tiap individu, tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap aktivitas sehari-harinya.2.     Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti glaukoma imbas lensa (lens-induced glaucoma), endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina. 3.     Indikasi kosmetik; kadang-kadang pasien dengan katarak matur dengan visus 0 meminta ekstraksi katarak (meskipun kecil harapan untuk mengembalikan visus) untuk memperoleh pupil yang hitam.

Jenis-jenis operasi katarak :

1. Phacoemulcification

28

Page 29: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Phacoemulcification maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic (gelombang suara frekuensi tinggi 40.000 MHz) akan digunakan untuk menghancurkan katarak / lensa menjadi kepingan halus, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena insisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

Teknik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Teknik ini kurang efektif pada katarak senilis yang padat, dan keuntungan insisi limbus yang kecil agak berkurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler rigid, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intraokuler fleksibel yang dapat dimasukkan melalui insisi kecil tersebut..

2. Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa

dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan.

Insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior (biasanya 10-12 mm), bagian anterior kapsul dipotong dan diangkat, nukleus diekstraksi, dan korteks lensa dibuang dari mata dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi, sehingga menyisakan kapsul posterior. Insisi harus dijahit. Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia tinggi untuk

29

Page 30: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar, dengan meninggalkan kapsul posterior untuk menahannya.

Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.

Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder. Prosedur ini diindikasikan bagi pasien dengan miopia tinggi dan pasien katarak muda dengan kelainan endotel.

3. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh

lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder.

ICCE tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular.

Risiko komplikasi lebih tinggi sebab membutuhkan insisi yang luas dan tekanan pada vitreous. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan

30

Page 31: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

Setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak, atau lensa tanam intraokular.

Lensa IntraokularSetelah pengangkatan katarak, lensa intraokular (IOL) biasanya diimplantasikan ke

dalam mata. Kekuatan implan IOL yang akan digunakan dalam operasi dihitung sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan dengan kelengkungan kornea (maka juga kekuatan optik) secara optik. Kekuatan lensa umumnya dihitung sehingga pasien tidak akan membutuhkan kacamata untuk penglihatan jauh. Pilihan lensa juga dipengaruhi oleh refraksi mata kontrolateral dan apakah terdapat katarak pada mata tersebut yang membutuhkan operasi.

4. Small Incision Cataract Surgery (SICS)Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik

pembedahan kecil.Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah.Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm, Penutupan luka insisi terjadi dengan sendirinya (self-sealing). Teknik operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak immature, mature, dan hypermature. Teknik ini juga telah dilakukan pada kasus glaukoma fakolitik dan dapat dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara sebagai berikut:

- kacamata afakia yang tebal lensanya- lensa kontak - lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat.

31

Page 32: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

KomplikasiKomplikasi operasi dapat berupa komplikasi preoperatif, intraoperatif, postoperatif awal, postoperatif lanjut, dan komplikasi yang berkaitan dengan lensa intra okular (intra ocular lens, IOL).

1. Komplikasi preoperatif  Ansietas; beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas) akibat ketakutan akan operasi. Agen anxiolytic seperti diazepam 2-5 mg dapat memperbaiki keadaan. Nausea dan gastritis; akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid dan/atau gliserol. Kasus ini dapat ditangani dengan pemberian antasida oral untuk mengurangi gejala. Konjungtivitis iritatif atau alergi; disebabkan oleh tetes antibiotik topical preoperatif, ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari. Abrasi kornea; akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer Schiotz. Penanganannya berupa pemberian salep antibiotik selama satu hari dan diperlukan penundaan operasi selama 2 hari. 2. Komplikasi intraoperatif Laserasi m. rectus superior; dapat terjadi selama proses penjahitan. Perdarahan hebat; dapat terjadi selama persiapan conjunctival flap atau selama insisi ke bilik mata depan. Cedera pada kornea (robekan membrane Descemet), iris, dan lensa; dapat terjadi akibat instrumen operasi yang tajam seperti keratom. Cedera iris dan iridodialisis (terlepasnya iris dari akarnya) Lepas/ hilangnya vitreous; merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi akibat ruptur kapsul posterior (accidental rupture) selama teknik ECCE.3. Komplikasi postoperatif awalKomplikasi yang dapat terjadi segera setelah operasi termasuk hifema, prolaps iris, keratopati striata, uveitis anterior postoperatif, dan endoftalmitis bakterial.

4. Komplikasi postoperatif lanjutCystoid Macular Edema (CME), delayed chronic postoperative endophtalmitis, Pseudophakic Bullous Keratopathy (PBK), ablasio retina, dan katarak sekunder merupakan komplikasi yang dapat terjadi setelah beberapa waktu post operasi.

5. Komplikasi yang berkaitan dengan IOLImplantasi IOL dapat menyebabkan komplikasi seperti uveitis-glaucoma-hyphema syndrome (UGH syndrome), malposisi IOL, dan sindrom lensa toksik (toxic lens syndrome).Prognosis

Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis, karena adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau retina. Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang proresif lambat. Prognosis penglihatan pasien dikatakan baik apabila :

a. Fungsi media refrakta baikDilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai dari kornea, iris, pupil dan lensa melalui lampu sentolop maupun slit lamp.

32

Page 33: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

b. Fungsi makula atau retina baikDilakukan dengan pemeriksaan retpersepsi warna, dengan cara menyorotkan cahaya merah dan hijau di depan mata yang kemudian dengan sentolop cahaya diarahkan ke mata.

c. Fungsi N. Optikus (N.II) baikd. Fungsi serebral baikPencegahan :

Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:

Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata Menjaga kesehatan tubuh dari penyakit kencing manis dan penyakit lainnya

33

Page 34: Fixed 1 Od Dakriosistitis, Ods Presbiopia, Os Miopia, Ods Kim

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Ophtamlology Orbit, Eyelids, and Lachrymal System

Basic and Clinical Science Course, section II, The Foundation of AAO San Fransisco

2008. 207-11.

Sidharta I. Kelainan Kelopak dan Kelainan Jaringan Orbita. Penuntun Ilmu

Penyakit Mata. Edisi ke 3. Jakarta: FKUI. 2005. 98.

S Valentine Fernandes.

Dacryocystorhinostomy.http://emedicine.medscape.com/article/879096-overview diak

ses tanggal 19 juli 2012

Wagner P.; Lang G.K. Lacrimal System. In: Lang G.K. ed. Ophtalmology.

New York. Thieme Stuttgart: 2000.

Nana Wijana. 1993. Ilmu penyakit mata. Edisi 6. p. 1.

Vaughan, dkk. (2000). Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika.

Snell, Richard S,. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; Ed 6.

EGC: Jakarta

34