fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

17
RASM USMANI M A K A L A H Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Ulumul Qur’an 2” Dosen Pengampu : Afiful ikhwan, M.pd.I Oleh : Fiana Wulanndari 2013.4.047.0001.1.001678 PAI SMT 3 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM CABANG CAMPURDARAT SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MUHAMMADIYAH Oktober 20114

Upload: fianawulanndari

Post on 22-Jul-2015

278 views

Category:

Art & Photos


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

RASM USMANI

M A K A L A H

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Ulumul Qur’an 2”

Dosen Pengampu :

Afiful ikhwan, M.pd.I

Oleh :

Fiana Wulanndari

2013.4.047.0001.1.001678

PAI – SMT 3

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

CABANG CAMPURDARAT

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MUHAMMADIYAH

Oktober 20114

Page 2: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta

keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.

Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini

banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala

hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIM) Tulungagung Bapak

Nurul Amin M.Ag

2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam

penyusunan makalah ini Bapak Afiful Ikhwan M.Pd I

3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam

penyelesaian makalah.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a

dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi

amal soleh di mata Allah SWT. Amin.

Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak

kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif,

sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir

amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh

pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.

(PENYUSUN)

Page 3: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………….…..… i

Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii

Daftar Isi …………………………………………………..…. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1

B. Rumusan Masalah …………………………………….. 2

C. Tujuan Masalah ……………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

MEMAHAMI RASM USMANI

A. Pengertian Rasm Usmani ……………………………… 3

B. Karakteristik Penulisan Mushaf Usmani ……………… 5

C. Hukum Menulis Al-qur’an Sesuai dengan Rasm Usmani 9

D. Penjelasan Rasm Usmani Mencakup Seluruh Tujuh Huruf 6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 12

Page 4: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran sebagai kitab suci terakhir dimaksudkan untuk menjadi petunjuk,

bukan saja bagi anggota masyarakat tempat kitab diturunkan, tetapi juga bagi

seluruh masyarakat manusia hingga akhir zaman.

Al-Quran juga merupakan salah satu sumber hukum islam yang menduduki

peringkat teratas. Autensitas serta orisinilitas Al-Quran benar-benar dapat

dipertanggung jawabkan. Karena ia merupakan kalam Allah baik dari segi lafadz

maupun dari segi maknanya.

Sejak awal hingga akhir turunnya, seluruh ayat Al-Quran telah ditulis dan

didokumentasikan oleh para tulis wahyu yang ditunjuk oleh Rasulullah SAW.

Disamping itu seluruh ayat Al-Qur’an dinukilkan atau diriwayatkan secara

mutawattir baik secara hafalan maupun tulisan ditulis dan dibukukan dalam satu

mushaf.

Al-Quran yang dimiliki ummat Islam sekarang mengalami proses sejarah

yang unik penulisan untuk dikumpulkan dalam satu mushaf. Akan tetapi hanya

ditulis dalam kepingan-kepingan tulang, pelapah-pelapah kurma, dan batu-batu

sesuai dengan kondisi peradaban masyarakat pada waktu itu yang belum

mengenal adanya alat tulis menulis seperti kertas.

Untuk menfungsikan Al-Qur’an dan memahami isi serta kandungannya maka

diperlukan suatu ilmu yang terkait salah satunya adalah ilmu rasm Usmani.

Page 5: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

2

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan rasm usmani?

2. Apa karakteristik penulisan rasm usmani?

3. Bagaimana hukum menulis al-qur’an sesuai dengan rasm usmani?

4. Apakah penulisan rasm usmani mencakup seluruh tujuh huruf?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rasm usmani.

2. Untuk mengetahui karakteristik penulisan rasm usmani.

3. Untuk mengetahui hukum menulis al-qur’an sesuai dengan rasm usmani.

4. Untuk mengetahui penulisan rasm usmani mencakup seluruh tujuh huruf.

Page 6: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasm Al-qur’an

Rasm berasal dari kata " "رسم_يرسم_رسما yang berarti menggambar

atau melukis.1 Kata rasm ini juga biasa diartikan sebagai sesuatu yang resmi atau

menurut aturan. Jadi rasm berarti tulisan atau penulisan yang mempunyai metode

tertentu. Adapun yang dimaksud rasm dalam makalah ini adalah pola penulisan

al-quran yang mengumpulkan dan membukukan dalam satu mushaf yang dikenal

dengan mushaf usmani. Karena pembukuan al-quran secara resmi pada masa

khalifah usman atas intruksi beliau sehingga dikenal dengan mushaf usmani. Ada

pula yang menyebutnya rasmul utsmani.

Ada ulama yang mempersempit pengertian rasm usmani yaitu apa yang

ditulis oleh para sahabat nabi menyangkut sebagian lafadz-lafadz al-qur’an dalam

mushhaf ‘usmani, dengan pola tersendiri yang menyalahi kaidah-kaidah penulisan

bahasa arab.2 Dan tulisan al-quran banyak berbeda dengan tulisan Arab biasa

karena masing – masing mempunya kaidah tersendiri. Misalnya dalam penulisan

kata “Bismillah” dalam rasm usmani “بسم” (tulisan huruf “ba” tidak disertai

dengan huruf “Alif”) tetapi menurut tulisan Arab biasa ”ba” harus disambung

dengan huruf “alif” (باسم).

Pemeliharaan rasm utsmani merupakan jaminan kuat bagi penjagaan al-

qur’an dari prubahan dan pergantian huruf-hurufnya.Mushaf usmanilah yang

mayoritas dipedomani oleh kaum mu’min dan muslim didunia.

1Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir (Yogyakarta: t.p 1954), hal. 533.

2Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya , (Jilid I; Cet. V; Jakarta: UI

Press, 1985), hlm. 28.

Page 7: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

4

B. Karakteristik Rasm Usmani

Di dalam mushaf Ustmani yang telah ditulis oleh Zaid bin Tsabit dan tiga

orang sahabatnya yang ditunjuk dan diangkat oleh Ustman bin Affan terdapat

beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Kaidah Pertama: tentang membuang huruf ( حذف احلروف ).

Di antara pembahasan rumusan kaidahnya adalah bahwa semua lafal اب ت ك ditulis

dengan membuang huruf alif sesudah huruf ta‘, kecuali di empat tempat, yaitu:

- ك تاب أجل ل كل Q.S. Al-Ra’d (13) : 38.

- معلوم ك تاب Q.S. Al-Hijr (15) : 4.

- ن رب ك ك تاب م Q.S. Al-Kahfi (18) : 27.

- مب ي وك تاب Q.S. Al-Naml (27) : 1.

2. Kaidah Kedua: tentang penambahan huruf ( فو ر احل ة اد ي ز )

Di antara penambahan huruf yang dapat dirumuskan dalam suatu kaidah, yaitu

bahwa sesudah waw al-Jam’ diakhir fi’l, harus ditambah alif, kecuali و ت ع – و اء ج و ع س – و اء ب - yang terdapat dalam Q.S. Saba’ (34) : 5dan ب وءو .ت

3. Kaidah Ketiga: tentang penulisan Hamzah.

Di antara penulisan huruf yang dirumuskan dalam kaidah adalah bahwa huruf

hamzah al-Mutaharrikah pada akhir kata penulisannya dibuang(tidak ditulis)

Page 8: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

5

misalnya ءىش – ء ف د , kecuali pada lafal ن وأ ت (Q.S. al-Qasas {28} :76) ل

dan أت ب و ن أ (Q.S. al-Maidah {5}: 29).

4. Kaidah Keempat: tentang penggantian huruf ( ل د الب )

Di antara penggantian huruf yang dirumuskan dalam kaidah adalah bahwa semua

alif pada lafal اة ك الز – اة ي احل dan ةل الص yang tidak di-mudaf-kan, diganti dengan

waw, ( menjadi – وة ي احل – –– وة ل الص وةك الز – ).

5. Kaidah Kelima: tentang wasl dan fasl.

Di antara wasl (disambung) dan fasl (terpisah) yang dirumuskan dalam kaidah

adalah bahwa:

- Semua lafal ا yang dibaca kasrah hamzahnya, ditulis dengan wasl kecuali إم

yang di Q.S. al-Ra’d (13) : 40, sebab ia ditulis fasl, yakni انر ي ن ك . وإن م

- Semua أين ما ditulis dengan fasl, kecuali yang terdapat pada Q.S. al-Naml (27) :

76 dan yang di Q.S. al-Baqarah (2) : 115.

6. Kaidah Keenam: tentang lafal yang mempunyai dua macam qira’at atau

lebih.

Di antara lafal/kalimah yang mempunyai dua qira’at atau lebih dan tidak termasuk

qira’at Syazzah, yang dirumuskan dalam sebuah kaidah, adalah: ك ل م pada surat

Al-Fatihah oleh karena mempunyai dua qiraat ( ك ل م dan ك ال م ) maka ditulis salah

satunya, yaitu dengan ك ل م (tanpa alif sesudah mim). Demikian juga ايدعون وم

Page 9: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

6

oleh karena ada qiraat lain اياد عون maka ditulis salah satunya, yaitu dengan , وم

Perlu diketahui bahwa apabila disebut rasm .(’tanpa alif sesudah kha) نو ع د اي م و

Usmani, adalah sebuah tulisan tanpa titik dan tanda baca, seperti harakat fathah,

kasrah, dammah, sukun dan tasydid.3

C. Hukum Menulis Al-qur’an Sesuai dengan Rasm Usmani

Kedudukan rasm Usmani diperselisihkan para ulama, apakah pola

penulisan merupakan petunjuk Nabi atau hanya ijtihad kalangan sahabat. Adapun

pendapat mereka adalah sebagai berikut:

Kelompok pertama, (jumhur ulama) bahwa pola rasm Usmani

bersifat taufiqi dengan alasan bahwa para penulis wahyu adalah sahabat-sahabat

yang ditunjuk dan dipercaya Nabi SAW. Pola penulisan tersebut bukan

merupakan ijtihad para sahabat,Nabi, dan para sahabat tidak mungkin melakukan

kesepakatan (ijma) dalam hal-hal yang bertentangan dengan kehendak dan restu

Nabi.Pola penulisan tersebut juga dipertahankan para sahabat dan tabi’in.4

Mereka mengatakan bahwa Nabi pernah berkata kepada Muawiyah,

salah seorang petugas pencatat wahyu : “Ambillah tinta, tulislah huruf” dengan

qalam (pena), rentangkan huruf “baa”, bedakan huruf “siin”, jangan merapatkan

lubang huruf “miim”, tulis lafadz “Allah” yang baik, panjangkan lafadz “Ar-

Rahman”, dan tulislah lafadz “Ar-Rahim” yang indah kemudian letakkan qalam-

mu pada telinga kiri, ia akan selalu mengingat Engkau. Ibnu Mubarak termasuk

orang yang paling bersemangat mempertahankan pendapat seperti itu.

3Jalaluddin Abd al-Rahman Al-Suyuti, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an (Kairo: Maktabat wa

Mathba’at Al-Masyhad al-Husaini, 1967), hal. 147-156. 4M.Quraish Shihab, dkk, Sejarah dan Ulum Al-Qur’an (Cet. III; Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2001), h. 95.

Page 10: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

7

Dalam bukunya yang berjudul Al-Ibrizt ia mencatat apa yang dikatakan

oleh gurunya.Abdul Aziz Ad-Dabbagh, yang mengatakan sebagai berikut :

“Tidak seujung rambutpun dari huruf Qur’an yang ditulis oleh seorang

sahabat Nabi atau lainnya. Rasm Qur’ani adalah tauqif dari Nabi (yakni atas dasar

petunjuk dan tuntunan langsung dari Rasulullah SAW). Beliaulah yang menyuruh

mereka (para sahabat) menulis rasm qur’ani itu dalam bentuk yang kita kenal,

termasuk tambahan huruf alif dan pengurangannya, untuk kepentingan rahasia

yang tidak dapat dijangkau akal fikiran, yaitu rahasia yang dikhususkan Allah

bagi kitab-kitab suci lainnya”.5

Dengan demikian, menurut pendapat ini hukum mengikuti rasm Usmani

adalah wajib, dengan alasan bahwa pola tersebut merupakan petunjuk Nabi,

(taufiqi).

kelompok kedua, berpandapat, bahwa pola penulisan didalam rasm

Usmani tidak bersifat taufiqi, tetapi hanya bersifat ijtihad para sahabat. Tidak

ditemukan riwayat Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Taka ada

dalam nash-nash Al-Qur’an dan didalam nash hadist yang mewajibkan yang

demikian. Karena Rasulullah tidak menerangkan kepada para penulis cara yang

harus ditempuh dalam menulis mushaf tidak pula melarangnya.

Golongan ulama’ yang lain membantah bahwa seandainya itu petunjuk

Nabi, rasm itu akan disebut rasm Nabawi, bukannya rasm ‘Utsmani. Belum lagi

ummi Nabi diartikan sebagai buta huruf, yang berarti tidak mungkin petunjuk

teknis datang dari Nabi. Tidak pernah ditemukan suatu riwayat, baik dari Nabi

maupun sahabat bahwa pola penulisan Al Qur’an itu berasal dari Nabi.

Ringkasnya, segala orang yang mengatakan bahwa wajib atas manusia menempuh

rasm yang satu

5Subhi As Salih, Membahas Ilmu-Ilmu Al Qur’an, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1990), hal.

361-362.

Page 11: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

8

rasm yang satu, wajiblah dia menegakkan hujjah untuk membuktikan

kebenaran dakwahnya.6

Ulama yang tidak mengakui rasm ‘Utsmani sebagai rasm tauqifi,

berpendapat bahwa tidak ada masalah jika Al Qur’an ditulis dengan pola

penulisan standar (rasm imla’i). Soal pola penulisan diserahkan kepada pembaca.

Kalau pembaca lebih mudah dengan rasm imla’i, ia dapat menulisnya dengan pola

tersebut, karena pola penulisan itu hanya simbol pembacaan, dan tidak

mempengaruhi makna Al Qur’an.

kelompok ketiga, mengatakan, bahwa Al-Qur’an dengan rasm imla’I

dapat dibenarkan, tetapi khusus bagi orang awam. Bagi para ulama atau yang

memahami rasm Usmani tetap wajib mempertahankan keaslian rasm tersebut.

Rasm imla’I diperlukan untuk menghindarkan ummat dari kesalahan membaca

Al-Qur’an, sedangkan rasm Usmani di perlukan untuk memelihara keaslian

mushaf Al-Qur’an.

Pendapat yang ketiga ini berupaya mengkompromikan antara dua

pendapat. Disatu pihak mereka ingin melestarikan rasm Usmani, sementara

dipihak lain mereka menghendaki dilakukannya penulisan Al-Qur’an dengan

rasm imla’I untuk memberikan kemudahan bagi kaum muslimin yang

kemungkinan mendapat kesulitan membaca Al-Qur’an dengan rasm Usmani.

Dan pendapat ketiga ini lebih moderat dan lebih sesuai dengan kondisi ummat.

Namun demikian, kesepakatan para penulis Al-Qur’an dengan rasm Usmani harus

diindahkan dalam pengertian menjadikannya sebagai rujukan yang keberadaannya

tidak boleh hilang dari masyarakat Islam. Demikian juga tulisan ayat-ayat Al-

Qur’an dalam karya ilmiah, rasm Usmani mutlak diharuskan karena statusnya

sudah masuk dalam kategori rujukan dan penulisannya tidak mempunyai alasan

untuk mengabaikannya.

6Hasbi Ash Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an: Media-media Pokok dalam Menafsirkan Al-

Qur’an (Cet, II; Jakarta: PT Bulan Bintang, 1998), h.163-164.

Page 12: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

9

penulisan Al-Qur’an mulai dari zaman Rasulullah, zaman khalifah Abu Bakar

sampai khalifah Usman bin Affan yang penulisnya tidak pernah lepas dari Zaid

bin Tsabit yang merupakan sekertaris Rasulullah SAW. Secara historis ini

membuktikan bahwa Allah SWT tetap menjaga dan memelihara keotentikan Al-

Qur’an.

إ نا نن ن زلنا الذ كر وإ نا له حلاف ظون

“Sesunggunya kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya kami

akan melindunginya”.(Qs. Al-hijr : 9)7

D. Penjelasan Apakah Rasm Usmani Mencakup Seluruh Tujuh Huruf

Menurut penjelasan al-Qadhi, ketika daerah kekuasaan Islam makin luas dan

kaum muslimin tersebar di daerah dan kota besar Islam, setiap penduduk Syam

memakai qira’ah Ubay bin Ka’ab, penduduk Kufah memakai qira’ah Abdullah

bin Mas’ud dan seterusnya. Hal tersebut terjadi karena memang Alquran

diturunkan dengan macam-macam bacaan (sab’at ahruf). Maka wajar ketika umat

Islam baru bertemu mereka saling menyalahkan atau saling merasa benar. Apalagi

mereka belum tahu informasi Hadis Rasul, bahwa Alquran diturunkan dengan

macam-macam bacaan (sab’at ahruf).8

Apabila ditanya apakah al-Masahif al-Usmaniyyah itu mencakup keseluruhan

bacaan yang diturunkan oleh Allah swt. kepada Muhammad saw. yang sab’at

ahruf? Terhadap pertanyaan ini ada dua pendapat;

1. pertama, sekelompok kecil ulama yang dipelopori oleh Ibnu Jarir Al-

Tabari berpendapat bahwa al-Masahif al-Usmaniyyah ditulis hanya dalam

satu bentuk tulisan saja dari al-ahruf al- sab’ah, yaitu khusus huruf

Quraisy.

7Depag RI, Al-qur’an dan Terjemahannya,di terjemahkan oleh Yayasan Penyelenggara

Pentafsir Al-Qur’an,(Surabaya,Fajar Mulya,2012), hal. 262. 8 Abdul Fattah Al-Qadi, Tarikh al-Mushaf Al-Syarif,( Kairo: Maktabat wa Matba’at Al-

Masyhad al-Husaini, t.th.),hal.51.

Page 13: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

10

Berdasarkan pesan Khalifah Usman ra. kepada panitia penulisan Alquran:

ن شيء ف ثاب ت بن وزيد أن تم اخت لفتم إ ذا ا ق ريش ب ل سان ه فاكتبو القرآن م م ب ل سان ن زل فإ ن

Jikalau kalian berbeda dengan Zaid bin Tsabit tentang sesuatu dalam

Qur’an, maka tulislah dengan lisan Quraisy. Sebab Qur’an itu diturunkan

dengan lisan mereka.9

2. Kedua, Jumhur ulama menyatakan bahwa al-Masahif al-Usmaniyyah

yang dikenal mempunyai dan memakai aturan penulisan yang khusus,

yaitu rasm Usmani, telah mencakup keseluruhan dari Sab’ah Ahruf serta

qira’at Mutawatirah yang dibaca oleh Rasulullah pada waktu al ‘Ardat

al-Akhirah. Rasm dari keseluruhan al-Masahif al-Usmaniyyah mencakup

al-Ahruf al-Sab’ah. Jadi Ahruf as Sab’ah terpencar di dalam al-Masahif

al-Usmaniyyah.

Pendapat Jumhur di atas mempunyai alasan sebagai berikut:

1. al-Masahif al-Usmaniyyah disalin dari suhuf yang dikumpulkan oleh Abu

Bakar al-Siddiq. Para ulama sepakat bahwa suhuf ini mencakup bacaan-

bacaan Alquran yang diturunkan dengan al-Ahruf al-Sab’ah yang

datangnya mutawatir dari Nabi, yakni yang ditetapkan pada ‘Ardat

Akhirah dan tidak dinasakh tilawahnya. Maka suhuf Abu Bakar al-Siddiq

tersebut dianggap asal dan sumber dari al-Masahif al-Usmaniyyah.

2. Tidak ada riwayat yang sahih maupun yang daif sekalipun, bahwa

Khalifah Usman memerintahkan kepada penulis-penulis al-Masahif al-

Usmaniyyah untuk hanya menulis dalam satu huruf (satu wajah bacaan),

dan meniadakan 6 huruf yang lainnya.

9Muhammad Abd al-Adhim Al-Zarqaniy, Manahil al-Irfan fi `Ulum al-Qur’an, (Kairo:

Dar al-Fikr, t.th.), hal. 168.

Page 14: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

11

3. Sebagai dalil yang jelas dan meyakinkan adalah bahwa di antara al-

Masahif al-Usmaniyyah yang 6 buah itu, terdapat perbedaan di banyak

tempat, misalnya: ةر ف غ م لى إ و ع ار س و Q.S. Ali Imran ditulis pada sebagian al-

Masahif al-Usmaniyyah dengan tambahan waw sebelum sin, sedangkan

sebagian yang lain tidak ada waw sebelumnya; ( و ميح الر ز يز الع لى ع ل ك و ت )

dalam Q.S. al-Syu’ara, di sebagian al-Masahif al-Usmaniyyah ditulis:

م يح الر ز يز ع ى ال ل ع ل ك و ت ف (dengan fa‘); – الغىن و ه للا ن إ ف dalam Q.S. al-Hadid,

tertulis pada sebagian al-Masahif al-Usmaniyyah dengan tanpa هو , dan

masih banyak contoh yang lain. Maka andaikata al-Masahif al-

Usmaniyyah ditulis hanya dengan satu huruf atau satu lugat, yaitu huruf

Quraisy atau lugat Quraisy, tentu di antara al-Masahif yang 6 buah itu

tidak ada perbedaan penulisannya.

Andaikata benar apa yang didakwakan pendapat kelompok pertama yakni

bahwa Khalifah Usman memerintahkan Zayd bin Sabit dan kawan-kawan

untuk menulis dengan lugat Quraisy saja, maka dalam Alquran tidak akan

ditemui lugat-lugat selain lugat Quraisy, dan ini jelas tidak benar adanya,

sebab kenyataannya dalam Alquran ditemui lugat-lugat selain Quraisy.

Sebagai contoh:

adalah lugat Yaman : الرائ ك

adalah lugat Hawazin : أف لم ي يأس

Kelompok pertama beralasan dari qaul (pesan) usman kepada Zaid bin

Tsabit dan kawan-kawan tidak dapat diterima, sebab yang dimaksud khalifah

usman adalah ikhtilaf dalam segi rasm dan tulisan. Lagi pula Zaid dan kawan-

kawan tidak pernah terjadi ikhtilaf di antara mereka dalam penulisan Al-quran,

Page 15: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

12

kecuali rasm dari satu kalimah saja, yaitu: التابوت di dalam firman Allah:

mereka minta pertimbangan khalifah Usman, apakah إ ن آية ملك ه أن يأت يكم التابوت

ditulis dengan ha’ atau ta’ ( التابوة/التابوت). Lalu khalifah Usman bin Affan

memerintahkan untuk ditulis dengan ta’: التابوت, sebab التابوت (dengan ta’) sebagai

lugat quraisy.Adapun pernyataan khalifah Usman bin Affan ra.bahwa al-quran

diturunkan dengan lisan quraisy,juga tidak bisa dijadikan hujjah, sebab al-quran

diturunkan pertama dengan lisan quraisy, kemudian Allah memberi kelapangan

dan kemudahan kepada umatnya dengan menurunkan lugat-lugat yang lain,

sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis-hadis sahih.10

Dengan demikian, pendapat Ibnu Jarir Al-Tabari di atas, sulit diterima,

sebab andaikata benar, tentu seluruh umat Islam di dunia dewasa ini memakai

bacaan dan mushaf Alquran yang sama. Pada kenyataannya, umat Islam di

Maroko, Tunisia, Aljazair, dan Afrika Barat, seperti Sinegal, Nigeria dan lain-lain,

bacaan mereka tidak sama dengan bacaan Alquran di Indonesia. Sebab negara

tersebut memakai versi bacaan yang biasa disebut riwayat Warsy. Demikian juga

Alquran umat Islam Libya, yang berbeda dengan bacaan umat Islam Sudan,

Maroko, dan Indonesia, sebab bacaan mereka biasa disebut dengan versi riwayat

Al-Dury.

10Al-Qadi, op. cit., h. 62-66.

Page 16: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan:

1. rasm adalah pola penulisan al-quran yang mengumpulkan dan membukukan

dalam satu mushaf yang dikenal dengan mushaf usmani. Karena pembukuan al-

quran secara resmi pada masa khalifah Usman atas intruksi beliau sehingga

dikenal dengan mushaf usmani.

2. Rasm Usmani mempunyai beberapa karakteristik antara lain :

a. Kaidah buang (Al_Hadzf)

b. Kaidah panambahan (Al-Ziyadah)

c. Kaidah hamzah (Al-Hamzah)

d. Kaidah penggantian (Al-Badal)

e. Kaidah sambung dan pisah (Washl Wa A-Fashl).

Beliaulah yang menyuruh mereka (para sahabat) menulis rasm qur’ani itu dalam

bentuk yang kita kenal, termasuk tambahan huruf alif dan pengurangannya yaitu

rahasia yang dikhususkan Allah bagi kitab-kitab suci lainnya

3. Untuk menjaga keotentikan Al-Qur’an tetap merujuk kepada penulisan mushaf

Usmani. Akan tetapi segi pemahaman membaca Al-Qur’an bisa menggunakan

penulisan yang lain berdasarkan tulisan yang diketahui ummat Islam.

4. Meskipun ada perbedaan terhadap rasm al-quran tidak hilang kesuciannya ,karena

baik itu satu huruf maupun tujuh ahruf itu sama-sama datangya dari Alloh, karena

Alloh lah yang menjaga kitabnya.

Page 17: Fiana2013.4.047.0001.1.001678.rasm usmani.tugas ulumul qur'an

14

DAFTAR PUSTAKA

Al-Suyuti, Jalaluddin Abdur Rahman, 1967. Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, Kairo:

Maktabat wa Matba’at Al-Masyhad al Husaini.

Al-Qadi, Abdul Fattah. Tarikh al-Mushaf Al-Syarif,( Kairo: Maktabat wa

Matba’at Al-Masyhad al-Husaini, t.th.)

Al-Zarqaniy, Muhammad Abd al-Adhim.Manahil al-Irfan fi `Ulum al-Qur’an,

(Kairo: Dar al-Fikr, t.th.)

As Salih, Subhi. 1990. Membahas Ilmu-Ilmu Al Qur’an. Jakarta : Pustaka Firdaus.

Ash Shiddieqy, Hasbi . 1998.Ilmu-Ilmu Al-Qur’an: Media-media Pokok dalam

Menafsirkan Al-Qur’an .Cet, II; Jakarta: PT Bulan Bintang.

Depag RI, 2012.Al-qur’an dan Terjemahannya,di terjemahkan oleh Yayasan

Penyelenggara Pentafsir Al-Qur’an.Surabaya,Fajar Mulya.

Munawir, Ahmad Warson. 1954.Kamus Al-Munawir Yogyakarta: t.p.

Nasution, Harun . 1985.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.Jilid I; Cet. V;

Jakarta: UI Press.

Shihab, Muhammad Quraish. 2001.dkk, Sejarah dan Ulum Al-Qur’an .Cet. III;

Jakarta: Pustaka Firdaus.