fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah...

73
i FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH AL- BAQARAH AYAT 1-61 (KAJIAN MORFOLOGIS DAN SEMANTIS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Oleh : Nailul Haq Al Musaffa NIM. 53040160017 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 24-Jan-2021

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

i

FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN

DALAM SURAH AL- BAQARAH AYAT 1-61

(KAJIAN MORFOLOGIS DAN SEMANTIS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Oleh :

Nailul Haq Al Musaffa

NIM. 53040160017

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2020

Page 2: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

ii

Page 3: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

iii

Page 4: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

iv

Page 5: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

v

Page 6: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

IKHTIYARE DILAKONI DUNGONE DIKENCENGI

PERSEMBAHAN

Skripsi sederhana ini kupersembahkan teruntuk Abah dan Umi terhebat,

yang do’anya tak pernah terhenti mengiringi langkah penulis, teruntuk juga

para dosen yang menjadi motivator serta inspiratorku, dan secara khusus

saya persembahkan juga untuk pendamping hidup saya (kelak).

Page 7: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

vii

ABSTRAK

Fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah Al- Baqarah.

Alqur’an merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad

SAW melalui perantara malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf dan

disampaikan kepada umatnya secara mutawatir, yang diawali dengan surah

Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang

membaca dinamakan ibadah. Dalam skripsi ini, peneliti memilih surah Al Baqarah sebagai obyek penelitian karena merupakan salah satu surat yang

diturunkan setelah Rasulullah SAW hijrah. Surah Al Baqarah adalah surat

ke- 2 dalam Al Qur’an. Surah ini terdiri dari 286 ayat dan tergolong surah

Madaniyah. Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat terbanyak

dalam Al Qur’an. Surah ini dinamai Al Baqarah yang artinya Sapi Betina

sebab di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang

diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67-74). Surah ini juga dinamai

Fustatul Qur’an (Puncak Al Qur’an) karena memuat beberapa hukum yang

tidak disebutkan dalam surah lain. Dinamai juga surah Alif Lam Mim

karena ayat pertama di surah berisi tiga huruf arab yakni Alif, Lam, dan

Mim.

Dalam memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa induk Al

Quran tidak akan lepas dari beberapa perangkat ilmu yang penting, yang

salah satunya adalah ilmu sharaf ‚ilmu yang mempelajari tentang

perubahan kata dari fi’il madli ke fi’il mudlori’ dan fi’il amar. Dalam ilmu

sharaf ada fi 'il tsulatsi mazid, yakni fi'il yang terdiri dari tiga huruf asal,

lalu ditambah huruf tambahan satu, dua atau tiga huruf. Skripsi ini

mengandung dua rumusan masalah, pertama, apa saja kalimat yang

berbentuk fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah Al Baqarah

ayat 1-61 dan apa ma’na fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah

Al Baqarah ayat 1-61. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah

hazanah pengetahuan tentang fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam

surat Al Baqarah ayat 1-61. Adapun metode yang digunakan penulis adalah

metode kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data-data yaitu metode

dokumentasi yang berupa catatan, transkip, buku-buku atau kitab-kitab dan

lain-lain . Sumber data yang digunakan adalah Alquran dan buku-buku atau

kitab-kitab yang berhubungan dengan judul ini.

Page 8: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

viii

Peneliti menyimpulkan bahwa di dalam surah Al Baqarah terdapat 44 data

fiil tsulasi mazid bi harfin wahidin. Dalam surat Al-Baqarah ayat 1-61

terdapat tiga wazan fiil tsulasi mazid bi harfin wahidin diantaranya wazan ، ، فؼ فاػ أفؼ . Dengan perincian sebagai berikut: wazan ada 12 yakni فؼ

dalam kata ،ي ، لذط، سثخ، تشش، ض ، صذق، وزب، ػ ى، فع ، رتخ، ج . تذي ظ

Sedangkan kata yang ikut wazan ، ada 29 diantaranya lafadz فاػ ، آ الا

فك، ضي، ا ، ا زس، افخ، ايم ، اخشج، اتصش، اصخ، افسذ، ا ، اساد، اػذ، اظ ص ، ا اخ، اظ ا

ثط، اديى، ثؤ، ا ضي، ا ، ا ؼ جى، اغشق، ا ، افسذ، ضي،ا ا ثد، اخشج، ادس Wazan . ا فاػ

hanya ada tiga yakni dalam kata ،اػذ، خادع آذى .

Kata Kunci: Shorof, Morfologis, Semantis, dan Surah Al Baqarah.

Page 9: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi huruf (pengalihan huruf) dari huruf arab ke

huruf latin yang digunakan adalah hasil keputusan Bersama Menteri Agama

RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987

atau Nomor 0543 b/u 1987, tanggal 22 Januari 1988, dengan melakukan

sedikit modifikasi untuk membedakan adanya kemiripan dalam penulisan.

A. Penulisan huruf :

No Huruf Arab Nama Huruf Latin

Alif Tidak dilambangkan ا 1

Ba’ B ة 2

Ta T ث 3

Sa ṡ د 4

Jim J ج 5

Ha ḥ ح 6

Kha Kh ر 7

Dal D د 8

Zal Ż ذ 9

Ra R ر 10

Za Z ز 11

Sin S ش 12

Syin Sy ش 13

Page 10: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

x

Syad ṣ ص 14

Dad ḍ ض 15

Ta’ ṭ ط 16

Za ẓ ظ 17

ain ‘ (koma terbalik di atas)‘ ع 18

Gain G غ 19

Fa’ F ف 20

Qaf Q ق 21

Kaf K ك 22

Lam L ه 23

24 Mim M

25 Nun N

Wawu W و 26

Ha’ H ه 27

Hamzah ‘ (apostrof) ء 28

29 Ya’ Y

B. Vokal :

Fathah Ditulis ‘a’

Kasrah Ditulis ‘i’

Dlammah Ditulis ‘u’

Page 11: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

xi

C. Vokal Panjang

+ ا Fathah+alif Ditulis ā جايح Jāhiliyyah

+ ى Fathah+alif

layyin

Ditulis ā ذسى Tansā

+ Kasrah+ya’ mati Ditulis ī دىي Ḥakīm

+ و Dlammah+wawu

mati

Ditulis ū فشض furūḍ

D. Vokal Rangkap

+ Fathah + ya’ mati Ditulis ai تيى Bainakum

+ و Fathah + wawu mati Ditulis au لي Qaul

E. Huruf Rangkap karena tasydid ) ) ditulis rangkap :

Iddah‘ عد ة Ditulis dd د

Ditulis nn ب Minna

F. Ta’ Marbuthah:

1. bila dimatikan ditulis dengan h :

Hikmah دنت

Jizyah جسيت

Page 12: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

xii

(ketentuan ini tidak berlaku untuk kata-kata bahasa Arab yang sudah

diserap ke dalam bahasa Indonesia)

2. bila hidup atau berharakat ditulis t :

اىفطر زمبة Zakāt al-fitr

الإسب ديبة Ḥayāt al-insān

G. Vokal pendek berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

(‘) :

A’antum أأخ

U’iddat أعد د

شنرح ىئ La’in syakartum

H. Kata sandang alif+lam

Al-qamariyah اىقرأ Al-Qur’ān

Al-syamsiyah اىسبء Al-Samā’

I. Penulisan Kata-kata dalam rangkaian kalimat :

Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

اىفروض ذو żawi al-furūd

اىست اهو Ahl al-sunnah

Page 13: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

xiii

KATA UCAPAN TERIMA KASIH

مالرحي الرحمن الله بسم

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan berkah,

rahmat, dan taufiknya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini

tanpa adanya halangan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga selalu

terlimpah curahkan kehadirat Nabi Agung Muhammad Saw., keluarganya

dan sahabat-sahabatnya.

Penulisan skripsi ini sungguh membutuhkan kesungguhan hati,

kerja keras, kesabaran, serta konsistensi guna menghasilkan penelitian yang

baik dan akurat sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang

berlaku. Skripsi ‚FIIL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN

DALAM SURAT AL-BAQARAH AYAT 1-61 (KAJIAN

MORFOLOGIS DAN SEMANTIS)‛ dapat terselesaikan sesuai harapan

peneliti dan suatu kenikmatan yang tiada ternilai bagi peneliti karena dapat

menyelesaikan skripsi ini untuk melengkapi syarat-syarat guna

mendapatkan gelar sarjana S1 Bahasa dan Sastra Arab, sehingga pada

kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Dr.Benny Ridwan, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin,

Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga.

3. Dr. Agus Ahmad Su’aidi, Lc., M.A., selaku Ketua Program Studi

Bahasa dan Sastra Arab, selaku dosen pembimbing saya yang paling

baik dan bijaksana. Terima kasih atas bantuannya, nasehatnya, dan

ilmunya yang selama ini dilimpahkan pada saya dengan rasa tulus

dan ikhlas.

4. Dr. Supardi, S.Ag., M.A., selaku Wakil Dekan 1 sekaligus dosen

spesialis linguistik (penelitian bahasa), terima kasih karena sudah

menjadi orang tua kedua saya di Kampus.

5. Rina Susanti, M.A., selaku Dosen Pembimbing akademik sekaligus

motivator penelitian penulis.

6. Abah dan Umi tercinta yang telah mengisi dunia saya dengan

begitu banyak kebahagiaan, tidak pernah berhenti untuk memberi

Page 14: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

xiv

semangat dan motivasi. Terima kasih karena selalu menjaga saya

dalam do’a- do’a Abah dan Umi serta selalu membiarkan saya

mengejar impian saya apapun itu. Terimakasih Abah dan Umi,

semoga Allah memberikan kesehatan, kekuatan, umur yang panjang

dan berkah.

7. Kakakku tercinta kak Akmilatul Haq yang selalu ada disisi saya.

Saya bahkan tidak bisa menjelaskan betapa bersyukurnya saya

memiliki kakak yang terhebat dalam hidup saya.

8. Keluarga, kerabat yang selalu mendo'akan, memberi nasihat,

semangat, dukungan dan motivasi

9. Keluarga RUQ (Roudlotul Usyaqil Qur’an) Al Falah Salatiga, yang

selalu memberi semangat, motivasi, dan do'a terbaik. Terkhusus

Neng Alim, selaku pengasuh pondok RUQ yang selalu memberikan

nasihat sehingga semakin semangat mengaji dan menuntut ilmu.

10. Teman-teman seperjuangan BSA 2016. Terima kasih untuk memori

yang kita rajut setiap harinya, atas tawa setiap hari kita miliki, dan

atas solidaritas yang luar biasa. Sehingga masa kuliah selama 4

tahun ini menjadi lebih berarti. Semoga saat- saat indah itu akan

selalu menjadi kenangan yang paling indah.

11. Teman-teman KKN Dusun Mranggen Magelang, terimakasih atas

kebersamaan selama 45 hari dan kesempatan berbagi ilmu dan

pengalaman. Apa yang kita bisa, mari lakukan di masyarakat.

Semoga kita menjadi manusia yang bermanfaat.

12. Dzakiyatul Fikriyah adek pondok sekaligus teman curhat, tanpa

inspirasi, dorongan, dan dukungan yang telah diberikan kepada

saya, saya mungkin bukan apa- apa saat ini.

13. Emma Asyirotul Umami, Lalah Nur Kholilah, terima kasih telah

menyediakan pundak untuk menangis dan memberi bantuan saat

aku membutuhkannya. Terima kasih sudah menjadi sahabat

terbaikku.

14. Sahabat eSKa (Santri Kece) pondok Sarang yang selalu

mendo’akan, memberi semangat dan dukungan.

15. Dan tak lupa semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu yang telah membantu terselesaikannya skrispsi ini.

16. Terima kasih juga untuk seluruh pembaca, semoga tulisan saya ini

senantiasa memberi manfaat dan berguna.

Page 15: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

xv

Teriring do’a, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu

penulis dalam penulisan skripsi ini dibalas dengan kebaikan pula serta

dilipat gandakan pahalanya oleh Allah Swt. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Karenanya, saran dan

kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain (pembaca) pada

umumnya.

Salatiga,4Juli 2020

Penulis,

Nailul Haq Al

Musaffa

NIM. 53040160017

Page 16: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i

HALAMAN BERLOGO ...............................................................................ii

HALAMAN KEASLIAN TULISAN ............................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...............................................v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................v

ABSTRAK ....................................................................................................vi

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI ...............................................viii

KATA UCAPAN TERIMAKASIH ...............................................................xii

DAFTAR ISI ................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Permasalahan ........................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Manfaat penelitian ................................................................... 5

E. Penegasan istilah ...................................................................... 6

F. Metode penelitian .................................................................... 6

G. Sistematika penulisan .............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .................11

Page 17: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

xvii

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 11

B.Landasan Teori ......................................................................... 13

1. Pengertian Ilmu Shorof .......................................................... 13

a. Mengenal Ilmu Shorof....................................................... 13

b. Istilah Dasar Ilmu Shorof .................................................. 14

c. Makna Dasar Setiap Bentuk Kata..................................... 16

d. Jenis Tashrif ...................................................................... 18

e. Wazan- Wazan Tashrif ...................................................... 20

2. Pengertian Semantik .............................................................. 21

3. Pengertian Fiil Tsulasi Mujarrod dan Fiil Tsulasi Mazid ..... 24

a. Fiil Tsulasi Mujarrod......................................................... 24

b .Fiil Tsulasi Mazid ............................................................. 26

BAB III DESKRIPSI FIIL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN

DALAM AL- QUR’AN.................................................................30 30

A. Pengertian Morfologi .............................................................. 32

B. Pengertian Kata ....................................................................... 34

C. Pengertian dan Pembagian Fiil Mazid ..................................... 34

D. Makna Wazan Fiil Mazid ........................................................ 36

1. Makna Wazan Fa’-‘ala ........................................................ 36

2. Makna Wazan Af’ala ........................................................... 37

3. Makna Wazan faa’ala .......................................................... 39

BAB IV ANALISIS FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH AL BAQARAH AYA1-61….………...41

Page 18: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

xviii

A. Pemaparan Fiil-fiil Tsulasi Mazid bi Harfin Wahidin dalam Surah Al Baqarah ayat 1-61 ...................................... 41

B. Daftar Fiil Tsulasi Mazid bi Harfin Wahidin dalam Surah Al Baqarah ayat 1-61 ............................................................ .46

BAB V PENUTUP .............................................................................. .69

A. Kesimpulan .............................................................................. 69

B. Saran ........................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 19: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Al Qur’an merupakan kitab yang terpenting bagi umat

manusia yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Al

Qur’an adalah panutan dan pedoman seluruh umat manusia karena

di dalamnya terdapat kandungan – kandungan makna untuk hidup

kita.

Al Qur’an sungguh telah menunjukkan kecermatan yang

mendalam, keindahan tulisannya, serta sifat menakjubkannya yang

tidak dapat diragukan lagi. Serta akan pesan moral, sikap, dan

watak yang dapat dijadikan petunjuk bagi kehidupan untuk

berbagai zaman.1

Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab ( QS 12:2 ). Hal

ini menunjukkan bahwa Al Qur’an berjalan sesuai dengan bahasa

Arab. Bahasa Arab mencakup sejumlah kosakata yang terdiri dari

tiga jenis kata, yaitu : 1) Fiil, 2) Isim, dan 3) Harf. Masing-masing

memiliki ciri khas tersendiri sehingga setiap jenis kata dapat

diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri tersebut melalui distribusi

morfologis, distribusi sintaksis, dan distribusi makna leksikal

gramatikal sesuai kata dengan konteks nya masing-masing.

Bahasa al Qur’an, sebagaimana disepakati oleh ulama’,

adalah bahasa yang mengalahkan atau mengungguli bahasa apapun.

Karena itu, bagian-bagian yang tersusun di dalamnya memiliki

makna yang mendalam.

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa tertua di dunia.

Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan sempurna bila

dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain. Kesempurnaan dan

kelengkapannya itu merupakan salah satu keistimewaannya. Karena

bahasa arab mempunyai keistimewaan dibidang tata bahasa

disamping keistimewaannya yang lain, maka banyak orang

1 Abdullah Abbas Nadawi, learn The Language of The Holy Qur’an, Tim Redaksi Penerbit Mizan, Belajar Mudah Bahasa Al Qur’an (Bandung: Mizan, 1992), hlm 15

Page 20: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

2

menganggap bahasa arab itu rumit, komplek, sukar dan lain

sebagainya, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa. 2

Bahasa Arab banyak digunakan dalam kitab-kitab pondok

pesantren seperti nahwu, shorof, mantiq, fiqih, dan masih banyak

lagi. Tentu saja kita sebagai orang Islam harus bisa belajar bahasa

arab sehingga bisa memahami kitab-kitab nahwu, shorof, mantiq

terutama dalam Al Qur’an karena bahasa Arab yaitu bahasa Al

Qur’an.

Karena pentingnya mempelajari Al Qur’an, maka peneliti

tertarik untuk mengkaji sebuah surah dalam Al Qur’an yaitu Surah

Al Baqarah ayat 1-61 dengan fokus pada Fiil Tsulasi Mazid bi Harfin Wahidin.

Orang pertama yang menyusun Ilmu shorof ialah Imam

Mu’adz bin Muslim. Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari

Kufah. Beliau wafat tahun 187 H. Ilmu shorof juga termasuk ilmu

tata bahasa Arab yang paling penting karena menjadi pedoman

untuk mengetahui sighat atau bentuk kalimat, tashgirnya,

nisbatnya, jamaknya baik sima’i, qiyas, syadz, i’lalnya, dan lainya.

Hubungan ilmu shorof dengan ilmu nahwu tidak dapat dipisahkan

bagaikan ibu dan bapak yaitu saling membutuhkan serta

melengkapi sebagaimana perkataan sebagian ulama :

اتا اذ اؼ ا اصشف

Artinya : Ilmu shorof adalah induk atau ibu segala ilmu

sedangkan ilmu nahwu adalah bapaknya.3

Ilmu shorof atau morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa

yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk

kata terhadap arti dan golongan kata. Proses morfologi ialah proses

pembentukan kata kata dari satuan lain yang merupakan bentuk

dasarnya. Morfologi juga merupakan cabang yang terpenting dalam

ilmu bahasa karena morfologi membahas bahasa dari bentuk

katanya. Ilmu shorof termasuk ilmu alat yang digunakan untuk

mempelajari bahasa Arab. Karena dengan ilmu ini kita dapat

2 Wiwin Dita Wahyu Triningsih, Bahasa Arab Bahasa Al Qur’an ( STAIN sorong, papua barat, imdomesia) hal. 2 3 Ahmad Warson Munawwir, shorof praktis “metode krapyak”, (jogjakarta: Putera Menara, 2015). Hlm 22

Page 21: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

3

mengetahui perubahan bentuk sebuah kata, baik menjadi isim

maupun fi’il.

Morfologi menjadi salah satu fitur yang menandai afinitas

antara bahasa Arab dan bahasa Semitik umumnya secara lebih

transparan daripada antara bahasa Indo-Eropa selain fitur-fitur

lainna seperti triradikalisme, kehadiran konsonan tegas, hubungan

khusus antara vokal dan konsonan, konstruksi paraktik, sistem

verbal dengan awalan dan konjugasi sufiks, serta sejumlah besar

korespondensi leksikal.4

Menurut kitab Muhtashor Jiddan Matan Al Ajjurumiah,

kalimat fi’il adalah kalimat yang menunjukkan makna dengan

sendirinya dan bersamaan dengan zaman atau waktu. Ketika

kalimat tersebut menggunakan zaman yang sudah lampau maka

disebut fiil madhi seperti contoh ketika ,(Dia sudah berdiri) لا

kalimat tersebut menggunakan zaman sekarang atau yang akan

datang maka disebut fi’il mudhori’ seperti contoh Dia sedang) يم

atau akan berdiri), dan apabila kalimat tersebut menggunakan

perintah pada zaman yang akan datang maka disebut fi’il ‘amr

seperti contoh .(berdirilah) ل

Menurut ilmu shorof, fi’il tsulasi adalah fi’il yang terdiri

dari tiga huruf contoh seperti ظشب . Fi’il tsulasi sendiri terbagi

menjadi dua bagian yaitu fi’il tsulasi mujarod (sepi dari huruf

tambahan) contoh ظشب , dan fi’il tsulasi mazid (ada huruf

tambahan) contoh ظشب ا

Peniliti memilih pembahasan tentang fiil tsulasi mazid ruba’i dalam surah Al Baqarah ayat 1-61 supaya bisa mempelajari

Al Qur’an dan bisa memahami maknanya. Untuk itu dalam

penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengkaji berbagai ayat-ayat

Al Qur’an surah Al Baqarah yang di dalamnya banyak fi’il-fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin sehingga peneliti bisa lebih dalam

memahami lafadznya dan juga ma’nanya. Peneliti memberi judul

‚Fi’il Tsulasi Mazid bi Harfin Wahidin dalam Surah Al Baqarah

ayat 1-61 : Kajian Morfologi dan Semantis‛.

4 Kees Versteegh, The Arabic Language , Columbia University Press New York 1997 ,

Halaman 11

Page 22: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

4

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja kalimat yang berbentuk fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah Al Baqarah ayat 1-61?

2. Bagaimana bentuk perubahan yang terjadi dari wazan tsulasi mujarrad ke wazan tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah

Al Baqarah ayat 1-61 dan apa perubahan makna yang terjadi?

C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui kalimat yang berbentuk fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah Al Baqarah ayat 1-61.

2. Untuk mengetahui perubahan makna yang terjadi dalam

perubahan wazan fi’il-fi’il tsulatsi ke wazan tsulasti mazid biharfin wahidin dalam surah Al Baqarah ayat 1-61.

D. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian selain mempunyai tujuan penelitian juga

diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Menambahkan data atau glosarium yang khusus terkait dengan

fi’il-fi’il tsulasti mazid biharfin wahidin dalam surah Al Baqarah ayat 1-61 beserta makna yang dikandungnya

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi bagi

para pembaca untuk meneliti dan menekuni bagaimana diksi-

diksi dalam al Qur’an disusun agar memiliki kandungan makna

tertentu.

E. Penegasan Istilah Untuk memudahkan pembahasan mengenai judul penelitian

ini, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan arti istilah-istilah

yang terkandung dalam judul tersebut.

1. Shorof adalah ilmu yang mempelajari berbagai macam bentuk

perubahan kata, asal usul kata atau keadaannya.

Page 23: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

5

2. Semantis yaitu ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna,

yakni mempelajari makna yang terkandung dalam suatu lafadz

kata serta kolerasi yang meliputi sebuah makna itu sendiri.

3. Morfologi (linguistik) yaitu suatu bidang ilmu linguistik yang

mengkaji tentang pembentukan kata atau morfem-morfem

dalam suatu bahasa.

F. Metode Penelitian Setiap penelitian tidak terlepas dari metode. Metode

penelitian adalah cara berpikir dengan menggunakan langkah-

langkah sistematis dalam penelitian. Metode penelitian harus

disesuaikan dengan objek penelitian.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di

mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 2. Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah ayat ayat suci Al qur’an dalam surah Al Baqarah ayat 1-

61.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Fi’il tsulasi mazid bi harfin Wahidin dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 1-61, Mushaf

dan terjemahnya indonesia yang di terbitkan oleh Mujtami’ Al

maliki Fahad, PT. Mushaf As syarif: Madinah Munawwarah,

ukuran: 1405x21 SM, tebal 1132 halaman.

4. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sumber data kepustakaan yaitu berupa buku, jurnal skripsi dan

penelitian. Hal ini sejalan dengan perincian sebagai berikut.

a. Sumber Data Primer

Page 24: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

6

Sumber data primer merupakan sumber utama.

Sumber data penelitian ini adalah Al Qur’an surah Al Baqarah, Mushaf dan terjemahnya indonesia yang di

terbitkan oleh Mujtami’ Al Maliki Fahad, PT. mushaf As

Syarif: Madinah Munawwarah, ukuran: 1405x21 SM, tebal

1132 halaman.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data

kedua. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu

data-data yang bersumber dari beberapa sumber selain

sumber data primer atau acuan yang berhubungan dengan

permasalahan yang menjadi objek penelitian. Adapun

sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-

buku atau kitab-kitab seperti Tafsir Al Jalalain, shorof,

semantik, dan jurnal lain yang mempunyai relevansi untuk

memperkuat argumentasi dan melengkapi hasil penelitian

ini.

c. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian digunakan

teknik kepustakaan. Karena penelitian ini bersifat penelitian

kualitatif. Penelitian yang bersifat kualitatif, data yang

diperoleh adalah data deskriptif, berupa data tertulis atau

lisan dari sejumlah orang dan prilaku yang dapat dipahami.

Hanya saja dalam penelitian ini, data yang mungkin

diperoleh adalah data tertulis saja. Karena penelitian ini

berupa penelitian teks dengan tahapan sebagai berikut:

1) Membaca Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 1-61 .

2) Menghimpun ayat-ayat suci Al Qur’an surah Al Baqarah

ayat 1-61 yang didalamnya mengandung fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin berserta maknanya.

3) Memilih dan memilih, kemudian mengelompokkan

dalam tersebut ayat-ayat suci Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 1-61 berdasarkan jenis fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin berserta maknanya.

4) Mengolah dan menganalisis data-data tersebut fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin berserta maknanya.

Page 25: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

7

untuk kemudian ditarik simpulan bahwa struktur fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin berserta maknanya

memiliki tujuan tertentu terhadap struktur maknanya.

d. Teknik Analisis data

Data yang telah terkumpul dan tersusun, kemudian

dikelompokkan lagi untuk menentukan ayat-ayat suci Al

Qur’an yang terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 1-61.

Untuk mengetahui fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin

dalam surah Al Baqarah ayat 1-61 ditinjau dari struktur

bahasa, maka digunakan pendekatan ilmu shorof dan

semantik, yaitu unsur fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin yang terdapat dalam ruang lingkup ilmu shorof dengan

tahapan menentukan jenis fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah Al Baqarah ayat 1-61 dan dilanjutkan

dengan menentukan tujuan terhadap struktur makna.

G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ditentukan agar dapat memperoleh

gambaran yang jelas dan menyuluruh. Adapun sistematikannya

adalah sebagai berikut.

Bab I, pendahuluan memuat latar belakang, perumusan

masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, tinjauan pustaka dan landasan teori bab ini berisi

tinjauan pustaka yang membahas penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian ini. Dan berisi landasan teori yang digunakan

oleh penulis berdasarkan pendapat para ahli yang diperoleh dari

sumber pustaka yang telah penulis baca.

Bab III, deskripsi fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam

Al-qur’an.

Page 26: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

8

Bab IV, berisi pembahasan tentang analisis Fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin, macam-macam fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah Al Baqarah dengan kaidah shorof dan

semantik tersebut.

Bab V, merupakan bab terakhir yang memuat simpulan dan

saran, dan bagian terakhir skripsi terdapat daftar pustaka dan

lampiran-lampiran

Page 27: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjuan Pustaka Penelitian ini memfokuskan perhatian pada fi’il tsulasi

mazid bi harfin wahidin yang terkandung dalam surah Al Baqarah

dari aspek uslub dan tujuan yang timbulkan terhadap maknanya.

Sekalipun sudah ada yang menulis tentang fi’il tsulasi mazid namun

yang meneliti fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin secara khusus

belum ditemukan penelitiannya dalam surah Al Baqarah. Beberapa penelitian terdahulu dalam bentuk skripsi yang

pernah ditulis, yang mendukung penelitian ini antara lain :

1. Lia Sari (Mahasiswa angkatan 2018) UIN Antasari dengan

judul penelitian ‚fi’il tsulasi mazid dengan tambahan satu huruf

dan maknanya dalam surah Ali Imron ‛. Hasil dari penelitian

ini terdapat 179 fiil tsulasi mazid tambahan satu huruf dalam

surah Ali- Imran pada 3 shigat, 99 shigat ‚’af’ala‛, 57 shighat ‚fa’ala‛, dan 23 shigat ‚faa’ala‛ dengan makna ta’diyah 103

kata kerja, makna shairuroh 4 kata kerja, makna wujudu asli al-fi’li 2 kata kerja, makna li wujudi masytaqo minhu al fi’lu 10

kata kerja, makna lil mubalaghoh 9 kata kerja, makna li taksir 12 kata kerja, makna lil mubalaghoh waataksir 5 kata kerja,

makna li nisbati al maf’ul ila ashli al fi’li 1 kata kerja, makna li wujudi maf’ul fi ashsyifah 4 kata kerja, makna li tasyaruk 6

kata kerja, makna lil muwala 11 kata kerja, makna mujjarod 5

kata kerja, makna izzalah 1 kata kerja, makna nisbatu syai’ila ashli al fi’li 1 kata kerja, makna nisbatu fail ila asli al fi’li 1

kata kerja, makna wazan faala 1 kata kerja dan makna doa 2

kata kerja.5

2. Ummu imaroh (2011) UIN Sunnan Ampel Surabaya dengan

judul penelitian Shighat al af’al al tsalasiyah al mazida fi surah al Baqarah : dirasah tahliliyah sarfiyyah. Penelitian ini

disimpulkan bahwa fi’il Tsulasi mazid yang terdapat dalam

5 Lia Sari, “fi’il tsulasi mazid dengan tambahan satu huruf dan maknanya dalam surah

Ali Imron ”, (Makassar: 2018)

Page 28: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

10

surat al baqarah beraneka ragam yakni penulis menemukan 566

fiil tsulasi mazid yang terbagi menjadi 264 fiil tsulasi mazid

yang mengikkuti wazan dan 95 fiil tsulasi mazid yang

mengikuti wazan dan 93 fiil tsulasi mazid yang mengikuti

wazan dan 33 fiil tsulasi mazid yang mengikuti wazan dan 32

fiil tsulasi mazid yang mengukiti wazan dan 21 fiil tsulasi mazid yang mengikuti wazan dan 7 fiil tsulasi mazid yang

mengukuti wazan dan 1 fiil tsulasi mazid.6 3. Laila Nur Afuwah (2018) UIN Sunan Kalijaga penelitian ini

berjudul fawaid al fi’il al tsulasi al mazid fi surah al kahfi wa toriqo taklimihi (dirasah tahliliyah sarfiyya). Penelitian ini

terdapat 67 fiil tsulasi mazid dalam surah al kahfi, yang terdiri

dari 48 fiil dari bab fiil tsulasi mazid dengan satu huruf

tambahan, 13 fiil dari bab fiil tsulasi mazid dengan 2 huruf

tambahan dan 6 fiil dari bab fiil tsulasi mazid dengan 3 huruf

tambahan dan memiliki faedah diantaranya adalah at-ta’diyah, as-shoiruroh, wujdanusyai fi sifat, ittihadzul fi’li minal ismi, al musyarokah, ma’na faala, mutowaatu faala, al ittikhadz, at-thalab dan at-takalluf. 7

Penelitian di atas walaupun sudah memfokuskan pada satu

objek, akan tetapi hanya membahas macam-macam fi’il tsulasi mazid secara teoretis. Oleh sebab itu, maka penelitian dari aspek

fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dan tujuan makna yang

ditimbulkannya terhadap struktur makna pada morfologi dan

semantis masih terbuka dan penting untuk dilakukan.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Ilmu Shorof

a. Mengenai Ilmu Shorof Ilmu Shorof adalah salah satu cabang ilmu penting

yang harus dikuasai dalam mempelajari bahasa Arab.

Dengan ilmu ini, kita dapat mengetahui bentuk perubahan

6 Ummu Imaroh, Shighat al af’al al tsalasiyah al mazida fi surah al Baqarah : dirasah

tahliliyah sarfiyyah, (Surabaya: 2011) 7 Laila Nur Afuwah, fawaid al fi’il al tsulasi al mazid fi surah al kahfi wa toriqo taklimihi

(dirasah tahliliyah sarfiyya), (yogyakarta: 2018)

Page 29: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

11

dari suatu kata. Contohnya untuk kata ‚melakukan‛ atau

‚berbuat‛ فؼ

- فؼ - فؼلا - يفؼ ي - فاػ فؼ - - ا فؼ لاذفؼ

‚Telah melakukan -sedang melakukan - perbuatan- orang yang melakukan- yang dilakukan- lakukanlah!- jangan kamu lakukan‛

Ilmu Shorof atau dikenal dengan tashrif secara

bahasa memiliki arti perubahan. Allah SWT berfirman :

يف (..... ذصش يخ .......) اش

‚.....dan pengisaran angin....‛ (Al-Baqarah:

164)

Tashrif di atas memiliki makna perubahan angin

dari satu kondisi ke kondisi lain dan dari satu arah ke arah

lain.

Adapun secara istilah, Ilmu Sharaf adalah ilmu

yang mempelajari bentuk dan keadaan beberapa bentuk

kata (bina’) yang meliputi jumlah huruf, harakat dan

sukunnya seperti bentuk kata fi’il madhy (kata kerja

lampau ), fi’il mudhari’ (kata kerja sekarang),

mashdar (kata benda), isim fa’il (yang melakukan

perbuatan), isim maf’ul (yang dikenai perbuatan), fi’il amr (kata perintah), fi’il nahyi (kata larangan), dan bentuk kata

yang lain.

Ilmu Sharaf adalah ilmu yang menerangkan tata

cara merubah suatu kata dari satu bentuk ke bentuk yang

lain untuk menghasilkan makna yang berbeda-beda.

Contohnya merubah kata ورة ( telah menulis ) menjadi

8.( penulis ) واذ ة dan ,( sedang menulis ) يىر ة

b. Istilah Dasar Ilmu Sharaf Sebelum kita memulai mempelajari Ilmu Sharaf,

ada baiknya kita mengenal istilah-istilah dasar yang perlu

diketahui. Antara lain

8 Abu Razin & Ummu Razin, Ilmu Shorof untuk Pemula, (Jakarta : 2017) hal.20

Page 30: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

12

1) Wazan Wazan memiliki makna timbangan, acuan, atau

rumus. Wazan adalah suatu rumus baku, di mana setiap

kata kerja nantinya akan masuk ke salah satu dari wazan

yang ada. Perlu diketahui bahwa dalam Ilmu Sharaf ada

35 bab, di mana setiap bab memiliki wazan yang spesifik.

Misalkan bab ي -فؼ فؼ , bab - افؼ ي فؼ , bab - ا سرفؼ يسرفؼ , dan

sebagainya. Namun, beberapa di antara wazan bab-bab

ini sangat jarang dijumpai dalam kalimat Bahasa Arab,

sehingga pada buku ini penulis hanya menampilkan

wazan bab-bab yang penting dan sering digunakan oleh

orang Arab.

Wazan Ilmu Sharaf menggunakan kata fa', 'ain

dan lam dengan segala bentuknya. Semua kata فؼ

kerja Bahasa Arab pastinya akan masuk ke salah satu

dari 35 wazan bab ini.

2) Mauzun Jika wazan adalah rumusnya, maka mauzun adalah

kata yang dibandingkan dan disandingkan dengan wazan.

Misalnya ورة adalah mauzun dari wazan يىر ة dan فؼ

adalah mauzun dari wazan يفؼ

3) Tashrif Tashrif adalah perubahan kata dari bentuk asal

(kata kerja) menjadi bentuk-bentuk yang lain. Ilmu

Sharaf juga sering disebut dengan Ilmu Tashrif, karena

inti Ilmu Sharaf adalah mempelajari tashrif. Secara

umum, suatu kata kerja berubah menjadi jenis perubahan

kata sebagai berikut:

a) Fi’il Madhy (kata kerja lampau)

b) Fi’il Mudhari’ (kata kerja sekarang)

c) Mashdar (kata benda, kata dasar)

d) Isim Faa'il (subjek, pelaku)

e) Isim Maf'ul (objek)

f) Fi’il Amr (kata kerja perintah)

g) Fi’il Nahyi (kata kerja larangan)

h) Isim Zaman (kata penunjuk waktu)

Page 31: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

13

i) Isim Makan (kata penunjuk tempat)

j) Isim Alat (nama alat).9

c. Makna Dasar Setiap Bentuk Kata Setiap bentuk kata memiliki makna dasar

tersendiri. Bentuk kata fi’il madhy, fi’il mudhari’ dan

yang lain dari setiap bab meskipun ada yang berbeda

baris dan penyusunnya, namun memiliki kesamaan

makna dasar. Artinya, makna dasar ini berlaku untuk

setiap wazan, baik dari kelompok tsulatsi, ruba'iy, dan

lainnya.

Secara umum, makna dari fi’il madhy, Mudhari’ sampai fi’il nahyi terwakili oleh makna berikut:

1) Fi’il Madhy (telah melakukan)

2) Fi’il Mudhari’ (sedang melakukan)

3) Mashdar (kata benda)

4) Isim Faa'il (pelaku - yang melakukan)

5) Isim Maf'ul (objek - yang dikenai perbuatan)

6) Fi’il Amr (lakukanlah!)

7) Fi’il Nahyi (Jangan kamu lakukan!)

Untuk lebih mudah memahami makna dasar dari

fi’il madhy, Mudhari’, mashdar sampai fi’il nahyi, perhatikanlah tashrif untuk kata berikut: ورة – ظش 10

اى فؼ الأش فؼ اس

فؼي

اس

فاػ

فؼ صذس

عاسع

فؼ

اض

ظ ش ظ ش لاذ س ا ظا ش ا اظ ظاشا ظشا ظش ي

Jangan

melihat!

Lihatlah

!

Yang

dilihat

Yang

melihat

Penglihatan Sedang

melihat

Telah

melihat

ب ا ور ة لاذىر ة ىر راتحا واذ ة ورة يىر ة و

9 Ibid., hal.21. 10 Ibid., hal.22.

Page 32: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

14

Jangan

kamu ulis!

Tulislah

!

Yang

ditulis

Penulis Tulisan Sedang

menulis

Telah

menulis

Perhatikanlah Tabel di atas. Kita bisa mengetahui

bahwa makna untuk setiap bentuk kata di atas meskipun

dari dua contoh kata yang berbeda tetapi memiliki makna

dasar yang sama untuk bentuk kata yang sama.

d. Jenis Tashrif Di dalam Ilmu Sharaf, tashrif ada dua jenis:

1. Tashrif Ishtilahy 2. Tashrif Lughawi

Tashrif lughawi adalah perubahan kata yang

didasarkan pada perubahan jumlah dan jenis pelakunya,

sedangkan tashrif ishthilahy adalah perubahan kata yang

didasarkan pada perbedaan bentuk katanya.

Perubahan bentuk dari bentuk asli (fi’il madhy) ke

bentuk mashdar, isim fa’il hingga fi’il amr adalah yang

dimaksud dengan tashrif ishthilahy. Untuk lebih

memahami tashrif ishthilahy. Perhatikanlah contoh

tashrif ishthilahy untuk kata ‛menulis‛ ورة :

راتحا - يىر ة - ورة ب - واذ ة - و ىر لاذىر ة أور ة -

"telah menulis (dia laki-laki) – sedang menulis (dia laki-laki) – tulisan – penulis – yang ditulis – tulislah! – jangan kau tulis!"

Adapun tashrif lughawi adalah perubahan suatu

bentuk kata ke jenis-jenis yang berbeda berdasarkan

jumlah (mufrod, mutsanna, jamak) dan jenis (mudzakkar, muannats) pelakunya. Setiap bentuk kata (fi’il madhy hingga fi’il amr) memiliki tashrif lughawi tersendiri.

Contohnya, tashrif lughawi untuk ‛penulis‛ واذ ة

ditunjukkan oleh tabel berikut:11

11 Ibid., hal.23.

Page 33: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

15

Arti Tashrif Lughowi

Penulis laki-laki (tunggal)

Penulis laki-laki (ganda)

Penulis laki-laki (jamak)

واذ ة

وا واذ ثا ذ ثي

\ واذ ث واذ ث ي

Penulis perempuan (tungga

Penulis perempuan (ganda)

Penulis perempuan (jamak)

واذ ثح

\ واذ ثرا واذ ثري

واذ ثاخ

Begitupun dengan fi’il madhy, fi’il mudhori’, dan

lainnya juga memiliki tashrif lughowi yang didasarkan

pada perubahan jenis dan pelakunya.12

e. Wazan-Wazan Tashrif Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan

bahwa tashrif memiliki 35 wazan (bab). Dari 35 bab ini

yang berlaku umum hanya 22 wazan bab; 6 wazan untuk

kelompok tsulatsy mujarrad; 12 wazan untuk tsulatsy mazid, 1 wazan untuk ruba’iy mujarrad dan 3 wazan untuk ruba’iy mazid. 13 wazan sisanya memilik rumus

yang sangat rumit dan jarang sekali ditemukan

penggunaannya dalam kalimat sehari-hari. Kedua puluh

dua wazan yang umum digunakan ini terbagi menjadi

empat kelompok:

1) Kelompok Tsulatsy Mujarrad

Contohnya ,(telah mulia) وش (telah mengetahui)ػ

2) Kelompok Tsulatsy Mazid Contohnya ,(telah memuliakan) اوش telah) ػ

mengajarkan)

3) Kelompok Ruba'iy Mujarrad Contohnya دخشج (telah menggelincirkan)

4) Kelompok Ruba'iy Mazid

Contohnya ذذخشج (telah menggelincirkan)

Keterangan:

12 Ibid., hal.24.

Page 34: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

16

● Kata tsulatsy merujuk pada kelompok kata kerja

yang tersusun dari tiga huruf asli.

● Kata ruba'iy merujuk pada kelompok kata kerja yang

tersusun dari empat huruf asli.

● Kata mujarrad merujuk pada kelompok kata kerja

tanpa adanya huruf tambahan apapun selain huruf

aslinya.

● Kata mazid merujuk pada kelompok kata kerja yang

memiliki huruf tambahan selain huruf aslinya.

Dari keempat kelompok kata kerja yang

disebutkan, kelompok tsulatsy mujarrad dan tsulatsy mazid adalah yang paling banyak digunakan dalam

Bahasa Arab.13

2. Pengertian Semantik Kata semantik, sebenarnya merupakan istilah teknis

yang mengacu pada studi tentang makna.14 Makna yang

dimaksud di sini adalah makna bahasa, baik dalam bentuk

morfem, kata, atau kalimat. Morfem boleh saja memiliki makna,

misalnya reaktualisasi, yang maknanya perbuatan

mengaktualisasikan kembali.15 Coseriu dan Geckeler

Mengatakan bahwa istilah semantik mulai populer tahun 50-an

yang diperkenalkan oleh sarjana perancis yang bernama M.

Breal pada tahun 1883.16

Kata semantik berasal dari bahasa yunani sema (noun)

yang berarti tanda atau lambang. Dalam bahasa Yunani, ada

beberapa kata yang menjadi dasar kata semantik yaitu

semantikos (memaknai), semainein (mengartikan), dan sema (tanda). Sema juga berarti kuburan yang mempunyai tanda yang

menerangkan siapa yang dikubur disana.17 Dari kata sema,

semantik dapat dipahami sebagai tanda yang memiliki acuan

13 Ibid., hal.25 14 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), 3. 15 Ibid.....25 16 Ibid......3 17 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), 981.

Page 35: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

17

tertentu dan menerangkan tentang asal dimana kata itu

disebutkan pertama kali. Hal ini senada dengan yang

disampaikan oleh Pateda yang menyetarakan kata semantics

dalam bahasa Inggris dengan kata semantique dalam bahasa

Prancis yang mana kedua kata tersebut lebih banyak

menjelaskan dengan kesejarahan kata. Dalam bahasa Arab,

semantik diterjemahkan dengan ilmu al-Dilalah atau Dilalat al-Alfaz. Secara terminologis semantik ialah bagian dari struktur

bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan atau sistem

penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa pada

umumnya.18

Adapun secara istilah semantik adalah ilmu yang

menyelidiki tentang makna, baik berkenaan dengan hubungan

antar kata-kata dan lambang-lambang dengan gagasan atau

benda yang diwakilinya, maupun berkenaan dengan pelacakan

atas riwayat makna-makna itu beserta perubahan-perubahan

yang terjadi atasnya atau disebut juga semiologi.19 Semantik

juga berarti studi tentang hubungan antara simbol bahasa (kata,

ekspresi, frase) dan objek atau konsep yang terkandung di

dalamnya, semantik menghubungkan antara simbol dengan

maknanya.20

Semantik lebih dikenal sebagai bagian dari struktur ilmu

kebahasaan (linguistik) yang membicarakan tentang makna

sebuah ungkapan atau kata dalam sebuah bahasa.21 Bahasa

sendiri menurut Plato adalah pernyataan pikiran seseorang

dengan perantara onomate dan rhemata yang merupakan

cerminan dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.

Dalam pengertian ini, bahasa terkait dengan kondisi sekitar

pemakainya sehingga makna dari sebuah kata (ucapan) terkait

erat dengan orang yang mengucapkan dalam konteks diketahui

18 Ahmad Fawaid, “Semantik al-Qur’an : Pendekatan Teori Dilalat al-Faz terhadap Kata Zalal dalam al-Qur’an”, Jurnal Muttawattir, Vol.2 ( Surabaya: 2013), 73 19 Save M.Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LPKN, 2006), 1016. 20 Ray Prytherch, Harrod’s Librarions Glossaary ( England: Gower,1995), 579. 21 Harimukti Kridalaksana, Kamus Linguistik ( Jakarta: Gramedia,1993), 19.

Page 36: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

18

latar belakang sang penutur ketika dia mengucapkan kata

tersebut agar bisa dibedakan dengan pemakai yang lain.22

Slamet Muljana menyatakan bahwa yang dimaksud

semantik adalah penelitian makna kata dalam bahasa tertentu

menurut sistem penggolongan.

Semantik dapat menampilkan sesuatu yang abstrak, dan

apa yang ditampilkan oleh semantik sekadar membayangkan

kehidupan mental pemakai bahasa. Semantik dalam

hubungannya dengan sejarah, melibatkan sejarah pemakai

bahasa (masyarakat bahasa). Bahasa berubah, berkembang tidak

luput dari suatu hal yang mempengaruhinya.23

3. Pengertian Fiil Tsulasi Mujarrod dan Fiil Tsulasi Mazid

a) Fiil Tsulasi Mujarrod Ialah kalimat yang fiil madzinya terdiri dari tiga huruf

dan bebas dari huruf tambahan. Contoh : ظشب , صش

Adapun fiil tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 bab.

Dan diantara tiap-tiap bab dapat dibedakan dengan harokat

‘ain Fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il mudhori’ sebagaimana keterangan pada nadzom berikut ini :24

فرخ وسش فرخ ظ وسش فرذرا فرخ ظ ظ وششذا

فرخ ظ ‘Ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan

dibaca dhommah pada fi’il mudhori’, wazannya

adalah -فؼ يفؼ (bab satu).

وسش فرخ ‘Ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan

dibaca kasroh pada fi’il mudhori’, wazannya adalah

-فؼ يفؼ (bab dua).

Ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan فرذرا

pada fi’il mudhori’, wazannya adalah -فؼ يفؼ (bab

tiga).

فرخ وسش ‘Ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan

dibaca fathah pada fi’il mudhori’, wazannya adalah

-فؼ يفؼ (bab empat).

22 J.D.Parera, Teori Semantik ( Jakarta : Erlangga, 1990), 27. 23 Ibid.....,14 24 H.M.Abd.Manaf Hamid, Istilahi Lughowi (Nganjuk Jatim : 1998), hal 24.

Page 37: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

19

ظ ظ ‘Ain fi’il dibaca dhommah pada fi’il madzi dan fi’il mudhori’, wazannya adalah -فؼ يفؼ (bab

lima).

شذاس و Ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan

pada fi’il mudhori’, wazannya adalah -فؼ يفؼ (bab

enam).

Fi’il tsulasi mujarrod didahulukan dari pada fi’il tsulasi mazid karena dipandang dari segi keasalannya, maksudnya

fi’il tsulasi mujarrod menjadi asal dari pada fi’il tsulasi mazid, sudah barang tentu asal lebih didahulukan dari pada

cabangan.

Fi’il tsulasi mujarrod apabila dilihat dari segi jenis

harokatnya ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il mudhori’ maka berjumlah sembilan bab yaitu:25

– فؼ يفؼ

– فؼ يفؼ

- فؼ يفؼ

– فؼ يفؼ

– فؼ يفؼ

– فؼ يفؼ

– فؼ يفؼ

– فؼ يفؼ

- فؼ يفؼ

Namun yang terpakai hanya ada 6 (enam) bab, sedang

yang tiga bab tidak terpakai yaitu :

- فؼ يفؼ - فؼ يفؼ - فؼ يفؼ

Bab - فؼ يفؼ tidak terpakai karena sehubungan dengan

wazan -فؼ يفؼ itu dikhususkan untuk menunjukkan makna

watak (sifat pembawaan), maka orang arab tidak mau

memberi harokat ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’nya dengan

harokat yang berlainan dengan harokat ‘ain fi’il pada fi’il madzinya karena sengaja untuk isyaroh atas makna watak

tersebut. Demikian juga wazan -فؼ يفؼ tidak terpakai karena

25 Ibid, hal.25.

Page 38: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

20

dalam wazan ini terdapat kumpulnya dua perkara berat yang

berlawanan yaitu dhommah dan kasroh.

b) Fi’il Tsulasi Mazid Ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat lebih dari tiga

huruf dengan perincian yang tiga berupa huruf asal dan yang

lain berupa huruf tambahan, contoh : غ ا جر

Secara garis besarnya fi’il tsulasi mazid terbagi menjadi

tiga macam:

1. ruba’i 2. khumasi 3. sudasi26 Fi’il Tsulasi Mazid Ruba’i ialah kalimah yang fi’il

madzinya terdiri dari empat huruf, yang tiga berupa huruf

asal dan yang satu berupa huruf tambahan. Sedangkan huruf

tambahan disini adakalanya berupa huruf yang sejenis

dengan ‘ain fi’il ( tasydid), hal ini terdapat pada bab ي ذفؼ

yang berwazan atau berupa alif yang ada diantara fa’ dan فؼ

‘ain fi’il, hal ini terdapat pada bab فاػح yang berwazankan

dan adakalanya berupa hamzah qotho’ yang ada di فاػ

permulaan, hal ini terdapat pada bab فؼاي ا yang berwazankan

افؼ

Fiil Tsulasi Mazid Khumasi adalah fi’il tsulasi (kata

yang huruf asalnya ada 3) yang pada bentuk madhinya

ditambah 2 huruf tambahan sehingga hurufnya menjadi 5

huruf dan disebut khumasi. Yang termasuk fi’il tsulasi mazid khumasi ini ada 5

bentuk wazan : 1. Fi’il yang berwazan فؼ ا

Huruf tambahannya adalah alif dan nun di awal fi’il madzi. 2. Fi’il yang berwazan ا فث ؼ

Huruf tambahannya adalah alif di awal dan ta’ antara

fa’ dan ‘ain fi’il madzi. 3. Fi’il yang berwazan ا فؼ

26 Ibid, hal.59.

Page 39: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

21

Huruf tambahannya adalah ta’ di awal dan huruf sejenis

lam fi’il madzi. 4. Fi’il yang berwazan ثفؼ

Huruf tambahannya adalah ta’ di awal dan alif setelah

fa’ fi’il madzi. 5. Fi’il yang berwazan ثفاػ

Huruf tambahannya adalah ta’ di awal dan alif setelah

fa’ fi’il madzi. Fi’il Tsulasi Mazid Sudasi adalah fi’il tsulasi (kata yang

huruf asalnya ada 3) yang pada bentuk madhinya ditambah

3 huruf tambahan sehingga hurufnya menjadi 6 huruf dan

disebut sudasi.27

Yang termasuk fi’il tsulasi mazid sulasi ini ada 4 wazan

dan ditambah 2 wazan yang termasuk mulhaq ruba’i mazid.

1. Fi’il yang berwazan ا سثفؼ

Huruf tambahannya adalah alif, sin dan ta’ di awal fi’il madzi.

2. Fi’il yang berwazan ا فؼ ػ

Huruf tambahannya adalah alif di awal, sejenis ‘ain dan

wawu antara dua ‘ain pada fi’il madhi 3. Fi’il yang berwazan ي ا فؼ

Huruf tambahannya adalah alif di awal dan dua wawu setelah ‘ain pada fi’il madhi.

4. Fi’il yang berwazan ا فؼاي

Huruf tambahannya adalah alif di awal, alif setelah ‘ain

dan sejenis lam pada fi’il madhi.

5. Fi’il yang berwazan ا فؼ

Huruf tambahannya adalah alif di awal, nun setelah

‘ain, dan sejenis lam pada fi’il madhi.

27 Ibid, hal.60.

Page 40: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

22

6. Fi’il yang berwazan ى ا فؼ

Huruf tambahannya adalah alif di awal, nun setelah

‘ain, dan ya’ pada fi’il madhi.28

BAB III

28 Ibid, hal 61.

Page 41: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

23

DESKRIPSI FIIL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM

AL-QUR’AN

Secara Bahasa, Al Qur’an diambil dari kata: لشأج -يمشأ -لشأ-

yang berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna لشأؤ

anjuran kepada umat Islam untuk membaca Alquran. Alquran juga

bentuk mashdar dari امشأج yang berarti menghimpun dan

mengumpulkan. Dikatakan demikian sebab seolah-olah Alquran

menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat secara tertib

sehingga tersusun rapi dan benar.29 Oleh karena itu Alquran harus

dibaca dengan benar sesuai sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat

hurufnya, juga dipahami, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari

dengan tujuan apa yang dialami masyarakat untuk menghidupkan

Alquran baik secara teks, lisan ataupun budaya.

Menurut M. Quraish Shihab, Alquran secara harfiyah berarti

bacaan yang sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah

yang tepat, karena tiada suatu bacaanpun sejak manusia mengenal

tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi

Alquran, bacaan sempurna lagi mulia.30

Dan juga Alquran mempunyai arti menumpulkan dan

menghimpun qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata

satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih.

Quran pada mulanya seperti qira’ah, yaitu mashdar dari kata qara’a,

qira’atan, qur’anan.

Al Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah

kepada nabi Muhammad SAW yang diawali surat Al Fatihah dan di

akhiri surat An Nas. Al Qur’an merupakan mukjizat. Tidak ada satu

orang pun di dunia ini yang mampu menandingi Al Qur’an baik dari

segi bahasanya maupun isinya. Menurut Ali Ash Shabuni, Al-

Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung mukjizat yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara

malaikat Jibril. Dari sini kita dapat melihat bahwa Al Qur’an

merupakan mukjizat yang paling istemewa dibandingkan dengan

29 Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm.17 30 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), hlm.3

Page 42: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

24

mukjizat lain yang dimiliki oleh nabi Muhammad SAW. Karena

sampai saat ini mukjizat ini masih eksis dan masih terus dibaca

khususnya oleh umat Islam di seluruh dunia.

Al-qur’an mendorong kemajuan umat manusia baik dalam

hal teknologi, sumber daya manusia dan juga akhlak. Al-qur’an

sangat mengapresiasi orang yang melakukan penelitian dan orang

yang berfikir. Al-qur’an menyebut dua tipe manusia ini dengan

sebutan ulul albab. Di dalam Al-qur’an hingga ditulis sebanyak

enam belas kali. Allah berfirman dalam surat shad ayat 29 :

أالاثاب يرزوشا يذتشااياذ ثاسن ايه اضا ورة

Yang artinya: ‚Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran‛.

Tanda orang yang berpikir adalah orang yang selalu

melakukan penelitian dan selalu mencari kebenaran. Tidak mudah

terpengaruh dengan pendapat orang lain sebelum mendapat

pengetahuan yang komperhensif dan menyeluruh merupakan tanda

ulul albab.31

Dari pentingnya Al-Qur’an untuk dikaji dan diteliti, maka

peneliti perlu memberi batasan mengenai penelitian ini. Peneliti

tidak akan membahas seluruh al-Qur’an akan tetapi hanya

mengambil satu ayat dari al-Qur’an saja yakni surat al-Baqarah.

Sedangkan yang akan diteliti adalah kata bentukan fi’il mazid

dalam surat al-Baqarah.

A. Pengertian Morfologi Secara etimologi morfologi berasal dari kata morf yang

berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara

harfiah artinya ‘ilmu mengenai bentuk’. Dalam kajian linguistik

berarti ‘ilmu yang mempelajari tentang pembentukan sebuah

kata’.32

31 H.P Akhmad Yasin, Modul Pendidikan Islam. (2002. Semarang: Diponegoron Wilian). 32 Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Sastra), (2015, Jakarta: Rineka Cipta). Hlm.3

Page 43: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

25

Menurut pendapat di atas, Morfologi adalah ilmu yang

mempajari sebuah kata. Akan tetapi menurut Janet ilmu morfologi

tidak terlepas dari ilmu fonologis walaupun diantara dua kajian ilmu

ini mempunyai perbedaan; jika fonologi mempelajari tentang suara

sedangkan morfologi mengkaji struktur kata. 33 Adapun kajian

morfologi bahasa Arab dibahas dalam ilmu Sharf. Menurut Abdul

Mu’in yang dinukil dari Al-Galayin Sharf adalah ilmu yang

mempelajari tentang asal-usul sebuah kata dan dengan ilmu ini

dapat diketahui bentuk-bentuk dari kata-kata bahasa arab dan

keadaannya, yang bukan I’rab dan bukan bina’ yaitu ilmu yang

membahas tentang berbagai kata dari sisi tasrif, i’lal, idhgam, dan

penggantian huruf.34

Jika dilihat dari beberapa pengertian tentang morfologi

maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pengertian morfologi

menunjukkan perubahan sebuah kata sebelum disusun dalam suatu

kalimat, maksudnya adalah menyiapkan kata yang sesuai untuk

dirangkaikan dalam suatu kalimat tertentu. Sedangkan yang kedua

adalah morfologi adalah ilmu yang dipakai untuk meninjau sebuah

proses terjadinya sebuah kata, atau istilah ini disebut dengan proses

morfologis.

Menurut Samsuri proses morfologis adalah cara

pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu

dengan yang lain. Dari pengertian ini dapat kita lihat ‘kata’ adalah

bentuk minimal yang bebas, maksud dari bebas adalah bentuk itu

dapat diucapkan tersendiri, dapat didahului dan diikuti oleh jeda

potensial. Dengan begitu dapat kita amati bahwa bentuk terkecil

sebuah bahasa adalah morfem dan yang terbesar adalah kata.35

33 Abdullah Hasan, Emeritus, Morfologi siri Pengajaran Bahasa Melayu, (2006, Selangor: PTS Profesional) hlm.1 34 Abdul Mu’in, Analisis Kontrasif Bahasa Arab Dan Bahasa Indonesia, (2004, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru), hlm.88 35 Samsuri, Analisis Bahasa memahami Bahasa secara ilmiah, (1987, Jak arta: Erlangga). Hlm.190

Page 44: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

26

B. Pengertian Kata Menurut Rini Damayanti, kata adalah kumpulan beberapa

huruf yang memiliki makna tertentu.36 Sedangkan menurut kamus

besar bahasa Indonesia (KBBI), kata adalah unsur bahasa yang

diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu

perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa.37

C. Pengertian Dan Pembagian Fi’il mazid Untuk mendapatkan pengertian fi’il mazid secara

komperhensif kita bisa melihat pendapat Imaduddin. Menurutnya,

fi’il mazid adalah fi’il yang huruf aslinya mendapatkan tambahan.

Dalam pembagiannya, fi’il mazid terbagi menjadi dua yakni, tsulasi mazid dan ruba’i mazid.38

1. Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah satu huruf ( تذشف ضيذ ثلز ) 39

Adapun fi’il tsulasi mazid yang bertambah satu huruf ini

terbagi menjadi tiga bab:

– أوش ا إ وشا – ي ىش ا – أفؼ إ فؼالا - ي فؼ

- فش يذاا - ي فش ذفش - فؼ يلا - ي فؼ ذفؼ

- لاذ ماذحا - ي ماذ - فاػ فاػحا - ي فاػ

2. Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah dua huruf ( ( تذشفي ضيذ ثلز

Fi’il tsulasi mazid yang bertambah dua huruf (خاسى) ini

terdiri atas lima bab yaitu :

a. ىسش ش -إ ىس ا -ي ساسا ى إ فؼ – إ فؼ ف ؼالاا – ي إ

b. غ غ – إ جر اػاا - يجر إ جر – إ فرؼ إ فر ؼالاا - يفرؼ

c. ش إ د ش - ا -ذذ شاسا إ د – إ فؼ للاا - يفؼ إ فؼ

d. – ذى ا – يرى ا ذى - ذفؼ ذفؼ لا - يرفؼ

e. ذثاػ ذاا – يرثاػذ - ذثاػذ – ذفاػ ذفاػ لا - يرفاػ

3. Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah tiga huruf ( ( تثلثح ضيذ ثلز

36 Rini Damayanti dan Tri Indriyanti, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (2015, Jakarta: Victory Inti Cipta). Hlm.75 37 https://kbbi.web.id/kata. Diakses tanggal 23 juni 2020 jam 14.03. 38 Imaduddin Sukanto & Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis, (2008, Yogyakarta: Nurma Media Idea) hlm.26 39 Ma’sum Ali, Al Amtsilati Al Tashrifiyah (1997, Kediri: Maktabah Alawiyah) hlm.8

Page 45: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

27

Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah tiga huruf ( تثلثح ضيذ ثلز

: terdiri atas empat bab (ادشف

a. ج – إ سرخشج ا – يسرخش إ سر خشجا – إ سرفؼ إ سر فؼالاا - يسرفؼ

b. شة ة يؼ – إ ػش ش يشاا - ش إ ػش ػ – إفؼ ػ يلا - يفؼ إ فؼ

c. ر ر - إ ج اراا – ذج ي إ ج ي – إ فؼ الاا - يفؼ إ فؼ

d. اس اس – إ د ا - يذ يشاسا يللاا - يفؼاي – إ فؼاي إ د إ فؼ

D. Makna Wazan Fi’il Mazid Ketika kita membandingkan morfologi bahasa arab dan

bahasa Indonesia, maka kita temukan bahwa keduanya memiliki

kesamaan, yaitu ada kata yang mendapat imbuhan, dan imbuhan ini

bisa merubah arti kata tersebut. Akan tetapi dalam penelitian ini,

peneliti hanya menjelaskan makna wazan pada fi’il tsulasi mazid

saja yang hanya ada di dalam surat Al-Baqarah ayat 1-61.

1. Makna Wazan fa’-‘ala ( ف عو) a) رؼذيح )memuta’addikan fi’il lazim(

Contoh: ح ا صيذ فش شا ػ

‚Zaid menggembirakan ‘Amar‛. (bentuk asal fi’il lazim FAROHA = gembira)

b) )ارىثيش ػى ذلاح menunjukkan memperbanyak(

Contoh :

صيذ لطغ ذث ا

‚Zaid memotong-motong tali‛

(menjadikannya banyak potongan. Bentuk asal fi’il

QOTHO’A = memotong 1 potongan)

c) افؼ اص اى افؼي سثح (menisbatkan maf’ul (objek) pada

bentuk asal fi’il) Contoh:

شا صيذ وفش ػ

‚Zaid mengkafirkan ‘Amar‛

(menisbatkannya pada bentuk asal fi’il KAFARO=kafir)

Page 46: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

28

d) )افؼي افؼ اص سة membuang bentuk asal fi’il dari

objeknya (maf’ulnya)

Contoh:

صيذ لشش ا اش

‚zaid menguliti buah delima‛ (yakni membuang kulitnya,

bentuk asal fi’il QOSYIRO=berkulit)

e) الإس افؼ لإذخاد (menjadikan fi’il dari isim)

Contoh:

خي م ا

‚Kaum itu berkemah‛

(yakni, mereka mendirikan dan tinggal di kemah, asal

bentuknya kalimah isim yaitu KHIYAAM=kemah)

2. Makna wazan Af’ala أفؼ (tambahan hamzah qotho’ awal

kalimah) a. رؼذيح (memuta’addikan fi’il lazim),

contoh:

د صيذاا أوش

aku menghormati zaid.

b. اشيء فى ذخي (masuk pada sesuatu),

contoh:

سى ساف ش أ ا

Musafir itu/seorang yg dalam perjalanan itu sudah masuk

sore.

c. اىا مصذ (hendak ke suatu tempat), contoh:

صيذا أدجض

Zaid hendak ke Hijaz.

صيذا أػشق

Zaid hendak ke Iraq

d. افاػ فى افؼ أشرك ا جد (untuk menunjukkan adanya

suatu barang pada Fa’il, yg mana fi’ilnya dimusytaq dari

nama barang tersebut, Contoh:

اشجش أسق

Pohon itu telah berdaun

e. ثاغح (mempersangat/melebihkan), contoh:

د ا أشغ شا ػ

Page 47: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

29

Aku sangat menyibukkan Amar.

f. صفح فى اشيء جذا (merasakan adanya sesuatu di dalam

suatu sifat), contoh:

صيذا أػظد

aku mendapati zaid seorang yg agung.

صيذا أدذخ

aku mendapati zaid seorang yg terpuji.

g. صيشسج (menjadi), contoh:

اثذ ألفش

Negeri itu menjadi gersang.

h. رؼشيط (menampakkan/memajang), contoh:

اثب صيذ تاعأ

Zaid memajang baju untuk dijual.

i. سة (menanggalkan), contoh:

اشيط أشفى

orang sakit itu telah hilang kesembuhannya

j. ذيح (tiba masanya), contoh:

اضسع أدصذ

tanaman itu sudah waktunya panen

3. Makna wazan (tambahan alif setelah fa’ fi’il) فاػ

a. اثي تي شاسوح (persekutuan/ interaksi antara dua orang),

Contoh:

ا صيذ ظاسب شا ػ

Zaid saling pukul pada Amar

(yakni salah satunya melakukan pekerjaan yang

dilakukan oleh yang lainnya, sehingga masing- masing

dari kedua orang menjadi subjek dan objek)

b. رىثيش (bermakna wazan fa’ala untuk memperbanyak),

Contoh:

الل ظاػف

Allah melipat gandakan

(yakni, satu arti dengan ظاػف ‚melipatkan‛)

c. رؼذيح (bermakna wazan af‛ala untuk memuta’addikan

fiil lazim), Contoh:

الل ػافان

Semoga Allah menyembuhkan kamu

Page 48: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

30

(yakni, se arti dengan ػافان ‚menyembuhkan/

menyehatkan kamu‛)

d. ؼى جشد فؼ bermakna fa’ala (fiil mujarrod), Contoh: صيذ سافش

Zaid bepergian

الل لاذ

Semoga Allah membinasakannya

ف يه الل تاسن

Semoga Allah memberkahimu

BAB IV

ANALISIS FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN

A. Pemaparan Fiil-fiil Tsulasi Mazid bi Harfin Wahidin dalam Surah Al Baqarah ayat 1-61

Page 49: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

31

Fi’il Tsulasi mazid bi harfin Wahidin adalah Fi’il tsulasi (

jenis kata akar 3 huruf ) yang ditambah dengan satu huruf

memepunyai tiga wazan:

1. Bab At-taf’il (ي و ببة (اىخف ع

2. Bab Al-Mufa’alah ف بع ي ت ببة) ( اى

3. Bab Al-If’al ( ف ع به ب بة (الا 40

J,b

1. Bab Pertama a) Fi’il tsulasi mujarrad dipindah pada wazan ( ف عو) dengan

menambahkan tadh’if (huruf dobel) pada ‘ain fi’ilnya berfungsi untuk menunjukkan makna:

b) Ta’diyah yaitu butuhnya fi’il (pekerjaan) pada maf’ul (obyek). Seperti: ح ي د ف ر را ز ع (Zaid membahagiakan Umar),

karena bentuk mujarradnya adalah lazim.

c) Menunjukkan makna banyak, seperti: ي د ق طع ب و ز اى ذ (Zaid

memotong-motong tali), yakni menjadi banyak potongan.

d) Memposisikan objek pada asal pekerjaannya, seperti ي م فر د ز

را yakni memposisikan ,(Zaid mengkafirkan Umar) ع

kekafiran padanya.

e) Mencabut/ merusak asal pekerjaan dari objek, seperti ي د ق شر ز

ب yakni membuang dari ,(Zaid mengupas kulit delima) اىر

delima.

f) Pengambilan fi’il (kata kerja) dari isim (kata sifat atau

benda), seperti: ي خ اى ق و (orang-orang membuat tenda),

yakni mendirikan tenda.41 \

2. Bab Kedua Fi’il tsulasi mujarrad dipindah pada wazan ( ف بع و) dengan

menambahkan alif setelah fa’ fi’il berfungsi untuk

menunjukkan makna:

40 As Syaikh M. Ma’shum, Tarjamah At-Tashrif Al-Ishtilahy: jombang, hlm.35 41 Ibid hlm.36

Page 50: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

32

a) Musyarokah bainatsnain, yaitu persekutuan/ gabungan

diantara dua orang/ sesuatu. Musyarokah ialah maksud dari

satu pekerjaan yang dikerjakan oleh dua subjek sehingga

kedua-duanya menjadi fa’il (subjek) sekaligus maf’ul

(objek), seperti: بر ي د ض را ز ع (Zaid dan Umar saling pukul).

b) Bermakna ( ف عو) yang menunjukkan makna banyak, seperti:

بع ف الل ض dengan menggunakan lafal عف الل ض (semoga Allah

melipatkan pahalanya).

c) Bermakna ( ا ف ع و ) yang menunjukkan makna ta’diyah, seperti

لل ا ع بف بك dengan menggunakan makna lafal ف بك الل ا ع (semoga

Allah menyehatkanmu)

d) Bermakna ( ف ع و) yang mujarrad, seperti: ي د س بف ر ز (Zaid

bepergian), الل ق بح ي ه (semoga Allah memeranginya), ك ب الل بر

42.(semoga Allah memberkahimu) ف ي ل

3. Bab Ketiga Fi’il tsulasi dipindah pada wazan ( ا ف ع و ) dengan

menambahkan hamzah qatha’ pada permulaan kata berfungsi

untuk menunjukkan makna :

a) Ta’diyah, seperti: ج ر ي د ا م .(saya memuliakan Zaid) از

b) Masuk/melebur dalam sesuatu/ tempat, seperti: س ي س بف ر ا اى

yakni, (si musafir masuk pada waktu sore).

c) Bermakna menuju pada sesuatu/tempat, seperti:

س ج ي د ا د ق ز ا ع ر و و ر ع (yakni, Zaid pergi menuju Hijaz dan

Umar menuju Irak).

d) Menunjukkan adanya sesuatu yang menjadi pengambilan

fi’il dalam diri fa’il, seperti: ر اىطي خ ا ث (yakni, pohon pisang

itu berbuah) ق ر ر ا و اىشج (yakni, pohon itu bedaun).

e) Makna mubalaghoh (sangat), seperti: را غ ي ج ا ش ع (yakni, saya

membuatnya sangat sibuk).

f) Menemukan sesuatu berada dalam suatu sifat, seperti: ر اػظ

(yakni, mendapatinya dalam keadaan mulia), dan ذذ اد

(yakni, saya mendapatinya dalam keadaan terpuji).

g) Bermakna shairurah (menjadi) seperti ثذ الفش ا (yakni, negeri

itu menjadi fakir).

42 Ibid him.39-40

Page 51: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

33

h) Bermakna menawarkan/ menyediakan, seperti: ب اتاع اث

(yakni, dia menawarkan/ menyediakan baju untuk dijual).

i) Bermakna salb (hilang/ sirna), seperti: يط ا اشفى ش (yakni, si

sakit hilang sembuhnya).

j) Bermakna hainuunah (sudah tiba waktunya), seperti: ادصذ

سع 43.(yakni, sudah tiba waktunya memanen tanaman) اض

43 Ibid hlm.43-44

Page 52: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

34

Page 53: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

35

B. Macam-Macam Fi’il Tsulasi Mazid Bi Harfin Wahidin Dalam

Surah Al-Baqarah

No Kalimat

Fiil

Tsulasi

Mazid

Kalimat

Fiil

Tsulasi

Mujarrod

Ayat

ke

Arti /keterangan

1. ي ؤ .Yang artinya mengamankan 3 ا

Kata آ adalah fi’il mazid dari kata -آ ي ؤ yang

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan Wazan .افؼ آ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

2. ي ي م .Yang artinya mendirikan 3 لا

Kata الا adalah fi’il mazid dari kata -لا yang يم

mendapat tambahan huruf

hamzah qotho’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan Wazan افؼ ألا

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

3. م ف Yang artinya berikan. Kata 3 فك ي

فك adalah fi’il mazid dari kata ا

ف ك -فك ي yang mendapat

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya

yang mengikuti wazan .افؼ

Wazan فك mempunyai fungsi أ

li ta’diyah yakni berfungsi

Page 54: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

36

untuk memuta’adikan fi’il lazim.

ضي .4 Yang artinya diturunkan. Kata 4 ضي ا

ي ض mabni majhul dari lafadz أ

ضي ضي kata ,أ adalah fi’il اmazid dari kata ي -ضي ض ي yang

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan ضي Wazan .افؼ ا

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

5. ل ي ل 4 Yang artinya yakin. Kata ايم

adalah fi’il mazid dari kata

ل - ل ي yang mendapat

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya

yang mengikuti wazan .افؼ

Wazan ل mempunyai أ

fungsi li ta’diyah yakni

berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

6. س ز Yang artinya peringatan. Kata 6 زس ذ

زس adalah fi’il mazid dari kata أ

ز س -زس ي yang mendapat

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya yang

mengikuti wazan Wazan .افؼ

زس mempunyai fungsi li أta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

7. ػ ي خاد Yang artinya menipu. Kata 9 خذع

Page 55: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

37

adalah fi’il mazid dari خادع

kata yang mendapat يخذع -خذع

tambahan huruf alif setelah

fa’ fi’il yang mengikuti wazan mempunyai خادع Kata .فاػ

wazan li ta’diyah yakni

berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il.

ذ .8 Yang artinya kerusakan. Kata 11 فسذ ذ فس

adalah fi’il mazid dari أفسذ

kata يفس ذ -فسذ yang mendapat

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya yang

mengikuti wazan Kata .افؼ فسذ ا

mempunyai wazan li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

9. ش Yang artinya melihat. Kata 17 تصش ي ثص

adalah fi’il mazid dari اتصش

kata ش -تص ش يثص yang mendapat

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya yang

mengikuti wazan Wazan .افؼ

mempunyai fungsi li اتصش ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

10. اظ Yang artinya gelap. Kata 22 ظ اظ

adalah fi’il mazid dari kata -ظ

yang mendapat tambahan يظ

huruf hamzah qatha’ pada

awal katanya yang mengikuti

wazan Wazan .افؼ اظ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

Page 56: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

38

memuta’adikan fi’il lazim.

Yang artinya keluar. Kata 22 خشج اخشج .11

adalah fi’il mazid dari اخشج

kata ج -خشج يخش yang

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan اخشج Wazan .افؼ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

ا .12 Yang artinya wahyukan. Kata 23 ضي ض

ي merupakan fi’il mazid dari ض

kata ي -ضي ض ي yang artinya

wahyu kemudian kata ini

mendapat tambahan tasydid pada ‘ain fi’ilnya menjadi ي ض

yang berubah menjadi

wahyukan yang mengikuti

wazan ي wazan .فؼ ض

mempunyai makna fungsi li ta’diyah.

ذخ .13 Yang artinya disediakan. Kata 24 ػذ ا ػ

adalah fi’il mazid dari kata اػذ

yang mendapat يؼ ذ -ػذ

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya

yang mengikuti wazan .افؼ

Wazan اػذ mempunyai fungsi

li ta’diyah yakni berfungsi

untuk memuta’adikan fi’il lazim.

ش .14 .Yang artinya sampaikanlah 25 تشش تش

Page 57: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

39

Kata تشش merupakan fi’il mazid dari kata يثش ش -تشش yang

artinya sampaikan kemudian

kata ini mendapat tambahan

tasydid pada ‘ain fi’ilnya

menjadi ش -تشش ي ثش yang

berubah menjadi

sampaikanlah yang mengikuti

wazan تشش Wazan .فؼ

mempunyai fungsi li ta’diyah.

.Yang artinya menjadikan 26 ساد اساد .15

Kata اساد adalah fi’il mazid dari kata د -ساد يش yang

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan اساد Wazan .افؼ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

16. ص ي ص 27 Yang artinya menghubungkan.

Kata ص ا adalah fi’il mazid dari kata ص - يص yang

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan Wazan .افؼ ص ا

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

17. ي ع .Yang artinya menyesatkan 26 ظ

Kata أظ adalah fi’il mazid dari kata -ظ yang يع

mendapat tambahan huruf

Page 58: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

40

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan Wazan .افؼ اظ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

18. ير ى اخ ي 28 Yang artinya mematikan.

Kata اخ ا adalah fi’il mazid dari kata اخ خ - ي yang

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan اخ Wazan .افؼ آ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

19. .Yang artinya menghidupkan 28 ديى ي ذي يى

Kata اديى adalah fi’il mazid dari kata ي -دي yang يذ

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan آديى Wazan .افؼ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

Yang artinya bertasbih. Kata 30 سثخ سث خ .20

merupakan fi’il mazid dari سثخ

kata يسث خ -سثخ yang artinya

bertasbih kemudian kata ini

mendapat tambahan tasydid pada ‘ain fi’ilnya menjadi سث خ

yang berubah menjadi

bertasbih yang mengikuti

Page 59: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

41

wazan سثخ Wazan .فؼ

mempunyai fungsi li ta’diyah.

ط .21 .Yang artinya mensucikan 30 لذ ط مذ

Kata لذط merupakan fi’il mazid dari kata يمذ ط -لذ ط yang

artinya suci kemudian kata ini

mendapat tambahan tasydid pada ‘ain fi’ilnya menjadi لذط

yang berubah menjadi

mensucikan yang mengikuti

wazan ط لذ Wazan .فؼ

mempunyai fungsi ػى ذلاح

yang berfungsi untuk ارىثيش

menunjukkan memperbanyak.

22. ػ .Yang artinya mengajarkan 32 ػ

Kata merupakan fi’il ػmazid dari kata -ػ يؼ yang

artinya mengajar kemudian

kata ini mendapat tambahan

tasydid pada ‘ain fi’ilnya

menjadi yang berubah ػ

menjadi mengajarkan yang

mengikuti wazan Wazan .فؼ

mempunyai fungsi li ػta’diyah

Page 60: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

42

23. ثؤ Yang artinya 33 ثا ا

memberitahukan. Kata ثؤ ا

adalah fi’il mazid dari kata

ثؤ -ثا yang mendapat ي

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya

yang mengikuti wazan .افؼ

Kata ثؤ mempunyai fungsi li أta’diyah yakni berfungsi

untuk memuta’adikan fi’il lazim.

24. اا ث ط ثط 36 Yang artinya menurunkan.

Kata ثط ا adalah fi’il mazid dari kata ث ط -ثط yang ي

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan ثط Wazan .افؼ أ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

ا .25 .Yang artinya mendustakan 39 وزب وزت

Kata merupakan fi’il وزب mazid dari kata ب -وزب يىز

yang artinya dusta kemudian

kata ini mendapat tambahan

tasydid pada ‘ain fi’ilnya

Page 61: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

43

menjadi ب -ب وز ي ىز yang

berubah menjadi mendustakan

yang mengikuti wazan .فؼ

Wazan وزب mempunyai

fungsi li ta’diyah

د .26 ؼ ا Yang artinya anugerah. Kata 40 ؼ

ؼ adalah fi’il mazid dari kata ا

-ؼ ؼ yang mendapat ي

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya

yang mengikuti wazan .افؼ

Wazan ؼ mempunyai fungsi أ

li ta’diyah yakni berfungsi

untuk memuta’adikan fi’il lazim.

د .27 ض .Yang artinya menurunkan 41 ضي ا

Kata ضي adalah fi’il mazid اdari kata ي -ضي ض ي yang

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan ضي Wazan .افؼ ا

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

لاا .28 صذ .Yang artinya membenarkan 41 صذق

Kata merupakan fi’il صذق mazid dari kata يصذ ق -صذق

yang artinya benar kemudian

kata ini mendapat tambahan

tasydid pada ‘ain fi’ilnya

menjadi ق -صذق yang ي صذ

berubah menjadi

membenarkan yang mengikuti

Page 62: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

44

wazan Wazan.فؼ صذق

mempunyai makna fungsi li ta’diyah

29. ر ى فع .Yang artinya melebihkan 47 فع

Kata merupakan fi’il فعmazid dari kata -فع يفع

yang artinya lebih kemudian

kata ini mendapat tambahan

tasydid pada ‘ain fi’ilnya

menjadi -فع yang ي فع

berubah menjadi melebihkan

yang mengikuti wazan .فؼ

Wazan mempunyai fungsiفع

li ta’diyah.

30. ياو .Yang artinya menyelamatkan 49 جا ج

Kata ى merupakan fi’il جmazid dari kata -جا ج yang ي

artinya selamat kemudian kata

ini mendapat tambahan

tasydid pada ‘ain fi’ilnya

menjadi ى ى -ج ج ي yang

berubah menjadi

menyelamatkan yang

mengikuti wazan Wazan فؼ

ى mempunyai fungsi li جta’diyah

31. .Yang artinya menyembelih 49 رتخ ي ز ت ذ

Kata merupakan fi’il رتخ mazid dari kata yang يزتخ -رتخ

artinya sembelih kemudian

kata ini mendapat tambahan

tasydid pada ‘ain fi’ilnya

menjadi ي زت خ -رتخ yang berubah

menjadi menyembelih yang

Page 63: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

45

mengikuti wazan Wazan .فؼ

mempunyai fungsi li رتخ taktsir

.Yang artinya menggelamkan 50 غشق اغشلآ .32

Kata adalah fi’il mazid اغشق dari kata ق yang يغشق -غش

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan أغشق Wazan .افؼ

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

33. جياو .Yang artinya menyelamatkan 50 جا ا

Kata جى adalah fi’il mazid اdari kata -جا ج yang ي

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan جى Wazan .افؼ ا

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

اػذا .34 ػذ 51 Yang artinya saling berjanji.

Kata اػذ adalah fi’il mazid dari kata ػذ ذ - yang يؼ

mendapat tambahan huruf alif

setelah fa’ fi’il yang

mengikuti wazan Wazan .فاػ

اػذ mempunyai fungsi شاسوح

اثي تي yakni berfungsi untuk

perseketuan / berinteraksi

antara dua orang.

Page 64: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

46

اآذي .35 .Yang artinya memberikan 53 آذى

Kata آذى adalah fi’il mazid dari

kata yang mendapat ير ى -اذى

tambahan huruf alif setelah

fa’ fi’il yang mengikuti wazan

mempunyai آذى Kata .فاػ

wazan li ta’diyah yakni

berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

ا .36 ظ Yang artinya menaungi. Kata 57 ظ

merupakan fi’il mazid dari ظ

kata -ظ yang artinya يظ

naungi kemudian kata ini

mendapat tambahan tasydid pada ‘ain fi’ilnya menjadi

-ظ يظ yang berubah menjadi

menaungi yang mengikuti

wazan Wazan .فؼ ظ

mempunyai fungsi li ta’diyah

ا .37 ض .Yang artinya menurunkan 57 ضي ا

Kata ضي adalah fi’il mazid اdari kata ي -ضي ض ي yang

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan ضي Wazan .افؼ ا

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

38. ي ذس ا .Yang artinya berbuat baik 58 ادس

Kata adalah fi’il mazid ادسdari kata -دس yang يذس

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

Page 65: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

47

katanya yang mengikuti

wazan Wazan .افؼ ادس

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

Yang artinya mengganti. Kata 59 تذي تذي .39

merupakan fi’il mazid dari تذي

kata yang artinya يثذ ي -تذي

ganti kemudian kata ini

mendapat tambahan tasydid pada ‘ain fi’ilnya menjadi تذي-

ي yang berubah menjadiي ثذ

mengganti menaungi yang

mengikuti wazan Wazan.فؼ

mempunyai fungsi li تذي ta’diyah

40. ي ذ فس Yang artinya merusak. Kata 60 فسذ

adalah fi’il mazid dari أفسذ

kata يفس ذ -فسذ yang mendapat

tambahan huruf hamzah qatha’ pada awal katanya

yang mengikuti wazan افؼ .

wazan افسذ mempunyai fungsi

li ta’diyah yakni berfungsi

untuk memuta’adikan fi’il lazim.

ج .41 .Yang artinya mengeluarkan 61 خشج ي خش

Kata adalah fi’il mazid أخشج dari kata ج -خشج yang يخش

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan اخشج Wazan .افؼ

mempunyai fungsi li ta’diyah

Page 66: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

48

yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.

ث د .42 .Yang artinya menumbuhkan 61 ثد ذ

Kata ثد adalah fi’il mazid اdari kata ث د -ثد yang ي

mendapat tambahan huruf

hamzah qatha’ pada awal

katanya yang mengikuti

wazan ثد Wazan .افؼ ا

mempunyai fungsi li ta’diyah yakni berfungsi untuk

memuta’adikan fi’il lazim.44

44 As Syaikh M. Ma’shum, Al Amtsilati At Tashrifiyah : jombang, hlm. 12-20

Page 67: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam Al-Qur’an

juz 1 surat Al-Baqarah, fiil tsulasi mazid bi harfin wahidin itu

terlalu banyak. Maka penulis mengambil mulai dari ayat 1-61

penulis menemukan 44 data fiil tsulasi mazid bi harfin wahidin. Dalam surat Al-Baqarah ayat 1-61 terdapat tiga wazan fiil tsulasi mazid bi harfin wahidin diantaranya wazan ، ، فؼ فاػ

Dengan perincian sebagai berikut: wazan .أفؼ ada 12 yakni فؼ

dalam kata ،ي ، لذط، سثخ، تشش، ض ، صذق، وزب، ػ ى، فع ، رتخ، ج ظ

Sedangkan kata yang ikut wazan . تذي ada 29 diantaranya فاػ

lafadz ، ، آ فك، الا ضي، ا ، ا زس، افخ، ايم اخشج، اتصش، اصخ، افسذ، ا

، ، اساد، اػذ، اظ ص ، ا اخ، اظ ثط، اديى، ا ثؤ، ا ضي، ا ، ا ؼ جى، اغشق، ا ا

ضي، ، افسذ، ا ثد، اخشج، ادس Wazan . ا hanya ada tiga yakni فاػ

dalam kata ،اػذ، خادع آذى .

2. Ada tiga bentuk perubahan yaitu penambahan hamzah di awal

kalimat, penambahan alif setelah fa’ fi’il, dan penambahan

syiddah di ‘ain fi’il. Makna-makna fi’il tsulasi mazid bi harfin wahidin dalam surah Al Baqarah ayat 1-61 adalah Makna

wazan fa’-‘ala ( ( ,)memuta’addikan fi’il lazim( رؼذيح :yaitu (فؼ

ارىثيش ػى ذلاح menunjukkan memperbanyak(, سثح ػى ذلاح

افؼ اص اى فؼيا (menisbatkan maf’ul (objek) pada bentuk asal

fi’il), ‚ افؼي افؼ اص سة (membuang bentuk asal fi’il dari

objeknya (maf’ulnya), الإس افؼ لإذخاد (menjadikan fi’il dari

isim). Makna wazan Af’ala أفؼ (tambahan hamzah qotho’. Mencabut/ merusak asal pekerjaan dari objek, seperti صيذ لشش

ا yakni membuang dari ,(Zaid mengupas kulit delima) اش

delima. Pengambilan fi’il (kata kerja) dari isim (kata sifat atau

benda), seperti: خي م ا (orang-orang membuat tenda), yakni

mendirikan tenda.45 اىا مصذ (hendak ke suatu tempat), جد

افاػ فى افؼ أشرك ا (untuk menunjukkan adanya suatu

barang pada fa’il, yg mana fi’ilnya dimusytaq dari nama barang

tersebut), ثاغح (mempersangat/melebihkan), فى اشيء جذا

45 Ibid hlm.36

Page 68: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

50

صيشسج ,(merasakan adanya sesuatu di dalam suatu sifat) صفح

(menjadi), رؼشيط (menampakkan/memajang), سة

(menanggalkan), ذيح (tiba masanya). Makna wazan فاػ

(tambahan alif setelah fa’ fi’il) yaitu: اثي تي شاسوح

(persekutuan/ interaksi antara dua orang), رىثيش (bermakna

wazan fa’ala untuk memperbanyak), رؼذيح (bermakna wazan

af‛ala untuk memuta’addikan fiil lazim), ؼى جشد فؼ

bermakna fa’ala (fiil mujarrod).

B. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan

beberapa saran kepada pembaca, linguis, dan pembelajar bahasa

Arab agar mampu memahami dan meningkatkan kemampuan

berbahasa khususnya dalam hal penguasaan kaidah bahasa Arab

yang berhubungan dengan fiil tsulasi mazid bi harfin wahidin, yaitu:

1. Bagi pembelajar/ mahasiswa bahasa Arab, hendaknya dapat

meningkatkan kemauan, kemampuan, serta wawasan berpikir

tentang bahasa Arab agar mudah dalam menghadapi hal-hal

yang berhubungan dengan linguistik Arab terutama tentang fiil

tsulasi mazid bi harfin wahidin.

2. Bagi linguis, hendaknya dapat mengembangkan penelitian awal

ini karena banyak hal yang perlu digali lebih dalam lagi.

3. Bagi pembaca skripsi ini, hendaknya dapat lebih kritis

menghadapi fenomena kebahasaan serta lebih giat dalam

melakukan penelitian-penelitian tentang kebahasaan/linguistik.

Page 69: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

51

DAFTAR PUSTAKA

Afuwah, Laila Nur. 2018. Fawaid Al Fiil Al tsulasi Al Mazid Fi Surah Al Kahfi Wa Toriqo Taklimihi (Dirasah Tahliliyah Shorfiyyah). Yogyakarta.

Alawi, M. Al-Maliki Al-Hasani. Qowaidul Asasiyah fi ulumil Qur’an. Haiah as-shofwah

Ali, M. Ash-Shabuni. At-Tibyan fi ulumil Qur’an. Jakarta: Dinamika

Berkah utama.

Ali, Ma’shum. 1997. Al Amtsilati Al Tashrifiyah. Kediri: Maktabah

Alawiyah.

Aminudin. 2005. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tnggi Umum. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anshori. 2013. Ulumul Quran. Jakarta: Rajawali Press.

Asriantira. 2214. ‚analisis Sharaf Tentang Uslub Fi’il stulasi Mazid dengan dua Huruf Dalam Al-Qur’an surah Al-Imron‛. Skripsi thesis,

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif kasim Riau.

Bagus, Lorens. 2002. Kamus Filsafat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Chaer, Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Sastra). Jakarta: Rineka Cipta. Hasan, Abdullah & Emeritus. 2006.

Morfologi siri Pengajaran Bahasa Melayu. Selangor: PTS

Profesional

Damayanti Rini dan Tri Indriyanti. 2015. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Victory Inti Cipta.

Fatirawahidah. 2016. Sistematika Ayat Dan Surat Al-Qur’an. Kendari.

Page 70: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

52

Fawaid, Ahmad. 2213. ‚Semantik al-Qur’an : Pendekatan Teori Dilalat al-Faz terhadap Kata Zalal dalam al-Qur’an‛. Surabaya.

Hamid, H.M.Abd.Manaf. 1998. Istilahi Lughowi. Nganjuk Jatim.

https://kbbi.web.id/kata. Diakses tanggal 23 juni 2020 jam 14.03.

Imaroh, Ummu. 2011. Shighot Al Af’al Al tsalasiyah Al mazida Fi Surah Al Baqarah: Dirasah Tahliliyah Sarfiyyah. Surabaya.

J.D.Parera. 1990. Teori Semantik. Jakarta : Erlangga.

Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya.

Kridalaksana, Harimukti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

M. Ma’shum, As Syaikh. Tarjamah At-Tashrif Al-Ishtilahy: jombang.

Mushaf Al Qur’an dan Terjemah Bhs.Indonesia. jakarta. 1992

M.Dagun, Save. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta.

Ma’shum As syaikh Muhammad. Al amstilatut Tashrifiyah. Jombang.

Mu’in, Abdul. 2004. Analisis Kontrasif Bahasa Arab Dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru

Nadawi, Abdullah Abbas, 1992, Learn The Language of The Holy Qur’an, Tim Redaksi Penerbit Mizan, Belajar Mudah Bahasa Al Qur’an Bandung: Mizan

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta : Rineka.

Prytherch, Ray. 1995. Harrod’s Librarions Glossaary. England: Gower.

Razin, Abu & Ummu Razin. 2017. Ilmu Shorof untuk Pemula. Jakarta.

Rojih, Abdur. At-tatbiq As-Shorfy. Beirut: Darun Nutkhofatul ‘arobiyah.

Page 71: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

53

Samsuri. 1987. Analisis Bahasa memahami Bahasa secara ilmiah. Jakarta:

Erlangga.

Sari, Lia. 2018. Fiil Tsulasi Mazid dengan tambahan satu huruf dan maknanya dalam Surah Ali Imron. Makassar.

Shihab, M. Quraish. 1996. Wawasan Al-qur’an. Bandung: Mizan.

Shihab, M. Quraisy. Sejarah dan ulumul Qur’an. 2001. Jakarta : Pustaka

Firdaus

Sukanto, Imaduddin & Akhmad Munawari. 2008. Tata Bahasa Arab Sistematis. Yogyakarta: Nurma Media Idea

Warson, Ahmad Munawwir. shorof praktis ‚metode krapyak‛, 2015.

Yogyakarta: Putera Menara.

Yasin, H.P Akhmad. 2002. Modul Pendidikan Islam. Semarang:

Diponegoron Wilian

Page 72: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca
Page 73: FI’IL TSULASI MAZID BI HARFIN WAHIDIN DALAM SURAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9621/1/Nailul Haq...Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas dan untuk orang yang membaca

53

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Nailul Haq Al Musaffa

TTL : Demak, 29 Oktober 1998

Alamat : Ds. Kauman Rt 01/Rw 03, Kec. Wedung, Kab.

Demak, Jawa tengah

Domisili : Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah

Salatiga.

B. Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal :

a. MI Tarbiyatul Athfal Wedung Demak (2004-2010)

b. MTS NU Banat Kudus (2010-2013)

c. MA Al- Anwar Sarang (2013-2016)

d. S1 Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas

Ushuluddin, Adab dan Humaniora, IAIN Salatiga (2016-2020)