falsafah pendidikan barat

40
Falsafah Pendidikan Barat: Progresivisme •Bermula daripada pragmatisme •Perubahan sebagai intipati realiti •Menghasilkan individu yg sedia menghadapi cabaran •Jenis kurikulum- kebebasan utk memilih mata pelajaran yg ingin dipe lajari •Peranan guru- pembimbing dan merangsang minat murid •Kaedah mengajar- pendekatan induktif •Peranan murid- belajar cara mengemukan soalan Falsafah Pendidikan Barat: Esensialisme Menekankan perkara asas sahaja- praktikal + prakmatik Perkara asas boleh berubah Pengajaran berbentuk fakta yg perlu dipelajari dan dihayati Jenis kurikulum- kemahiran 3m Peranan guru- mengawal bilik darjah dan juga sbg rol model Kaedah mengajar- pendekatan didaktik Peranan murid- murid perlu rajin belajar Falsafah Pendidikan Barat: Rekonstruktivisme Sekolah sbg tempat meningkatkan kualiti hidup Mengasaskan corak budaya dan menghapuskan penyakit sosial Jenis kurikulum- sains sosial Peranan guru- agen perubahan dan pembaharuan Kaedah mengajar- berpusatkan murid dan penyelesaian masalah Peranan murid- mengambil bahagian yang aktif dan berani mencuba Falsafah Pendidikan Barat: Perenialisme Perenial-tidak berubah Ciri2 asas manusia berbentuk sejagat Matlamat-mengajar pengetahuan yg bersifat sejagat Jenis kurikulum-kemanusiaan+sastera Peranan guru- menyampaikan ilmu, mendisiplin murid Kaedah mengajar- kaedah didaktik Peranan murid- berusaha mendapat ilmu

Upload: norzai-shahida

Post on 18-Dec-2015

84 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

EDU3101

TRANSCRIPT

Falsafah Pendidikan Barat: ProgresivismeBermuladaripadapragmatismePerubahansebagaiintipatirealitiMenghasilkanindividuygsediamenghadapicabaranJeniskurikulum-kebebasanutkmemilihmatapelajaranygingindipelajariPerananguru-pembimbingdanmerangsangminatmuridKaedahmengajar-pendekataninduktifPerananmurid-belajarcaramengemukansoalanFalsafah Pendidikan Barat: EsensialismeMenekankanperkaraasassahaja-praktikal+prakmatikPerkaraasasbolehberubahPengajaranberbentukfaktaygperludipelajaridandihayatiJeniskurikulum-kemahiran3mPerananguru-mengawalbilikdarjahdanjugasbgrolmodelKaedahmengajar-pendekatandidaktikPerananmurid-muridperlurajinbelajar

Falsafah Pendidikan Barat: RekonstruktivismeSekolahsbgtempatmeningkatkankualitihidupMengasaskancorakbudayadanmenghapuskanpenyakitsosialJeniskurikulum-sainssosialPerananguru-agenperubahandanpembaharuanKaedahmengajar-berpusatkanmuriddanpenyelesaianmasalahPerananmurid-mengambilbahagianyangaktifdanberanimencuba

Falsafah Pendidikan Barat: Perenialisme Perenial-tidak berubah Ciri2 asasmanusia berbentuk sejagat Matlamat-mengajar pengetahuan yg bersifat sejagat Jenis kurikulum-kemanusiaan+sastera Peranan guru- menyampaikan ilmu, mendisiplin murid Kaedah mengajar- kaedah didaktik Peranan murid- berusaha mendapat ilmu

ALIRAN EKSISTENSIALISME DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangEksistensialismemenjadi salah satu ciri pemikiran filsafat abadke- 20yang sangat mendambakan adanya otonomi dankebebasan manusia yang sangat besar untuk mengaktualisasikan dirinya.Dari perspektif eksistensialisme, pendidikan sejatinya adalah upaya pembebasan manusia dari belenggu-belenggu yang mengurungnya.Sehingga terwujudlah eksistensi manusia ke arah yang lebih humanis dan beradab. Beberapa pemikiran eksistensialisme dapat menjadi landasan atau semacam bahan renungan bagi para pendidik agar proses pendidikan yang dilakukan semakin mengarah padapembebasan manusia yang sesungguhnya.Eksistensialisme menentang ajaran materialisme yang memperhatikanprinsipmanusia yang hanya sebagai benda. Eksistensialisme merupakan filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada eksistensi. Yaitu cara manusia berada di dalam dunia. Cara manusia berada di dalam dunia berbeda dengan cara berada benda-benda. Filsafat eksistensialisme menutamakanindividu sebagai faktor dalam menentukan apa yang baik dan dan benar. Norma-norma hidup berbeda secara individual dan ditentukan masing-masing secara bebas.1.2TujuanMemberi bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupanUntuk mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri.

BAB IIPEMBAHASAN2.1.Sejarah dan Pengertian EksistensialismeIstilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger (1889-1976). Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar metodologinya berasal dari metoda fenomologi yang dikembangkan oleh Hussel (1859-1938). Munculnya eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Kieggard dan Nietzche.KiergaardFilsafat Jerman (1813-1855) filsafatnya untuk menjawab pertanyaan Bagaimanakah aku menjadi seorang individu). Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi krisis eksistensial(manusia melupakan individualitasnya).Kiergaard menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia (aku) bisa menjadi individu yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan.Nitzsche(1844-1900) filsuf jerman tujuan filsafatnya adalah untuk menjawab pertanyaan bagaimana caranya menjadi manusia unggul. Jawabannya manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan diri secara jujur dan berani.Eksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan metedologi fenomenologi, atau cara manusia berada. Eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan idealisme.Pendapat materialisme bahwa manusia adalah benda dunia,manusia itu adalah materi , manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi Subjek. Pandangan manusia menurut idealisme adalah manusia hanya sebagai subjek atau hanya sebagai suatu kesadaran. Eksistensialisme berkayakinan bahwa paparan manusia harus berpangkalkan eksistensi, sehingga aliran eksistensialisme penuh dengan lukisan-lukisan yang kongkrit.Eksistensi oleh kaum eksistensialis disebut Eks bearti keluar, sintesi berarti berdiri. Jadi ektensi berarti berdiri sebagai diri sendiri.Menurut beberapa ahli:Eksistensialisme merupakan aliran yang mengakui bahwa tidak ada alam semesta selain alam manusia (Drs. Amsal Amri, M.Pd : 51 )Eksistensialisme merupakan filsafat yang memandang segala gejala berpangkal pada eksistensi. Eksistensi adalah cara manusia berada di dunia (Drs. Uyoh sadulloh, M.Pd :135)Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa eksistensialisme adalah aliran yang memandang bahwa tidak ada alam semesta selain alam manusia.2.2Tujuan PendidikanTujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri dan memberi bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalamsemua bentuk kehidupan.Setiap individu memiliki kebutuhan dan perhatian yang spesifik berkaitan dengan pemenuhan dirinya, sehingga dalam menentukan kurikulum tidak ada kurikulum yang pasti dan ditentukan berlaku secara umum.

2.3. Peran guruMelindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari ini, besok lusa menjadi murid(power 1982)Para guru harus memberikan kebebasan kepada siswa memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu mereka menemukan makna dari kehidupan mereka. Pendekatan ini berlawanan dengan keyakinan banyak orang, tidak berarti bahwa para siswa boleh melakukan apa saja yang mereka sukai : logika menunjukkan bahwa kebebasan memiliki aturan, dan rasa hormat akan kebebasan orang lain itu penting.Guru hendaknya memberi semangat kepada siswa untuk memikirkan dirinya dalam suatu dialog. Guru menanyakan tentang ide-ide yang dimiliki siswa, dan mengajukan ide-ide lain, kemudian guru membimbing siswa untuk mengarahkan siswa dengan seksama sehingga siswa mampu berpikir relatif dengan melalui pertanyaan-pertanyaan.2.4. Peserta DidikAliran eksistensialisme memandang siswa sebagai makhluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya dan siswa dipandang sebagai makhluk yang utuh yaitu yang akal pikiran, rohani, dan jasmani yang semua itu merupakan kebulatan dan semua itu perlu dikembangkan melalui pendidikan. Dengan melaksanakan kebebasan pribadi, para siswa akan belajar dasar-dasar tanggung jawab pribadi dan sosial.2.5. KurikulumAliran eksistensialisme menilai kurikulum berdasarkan pada apakah hal itu berkontribusi pada pencarian individu akan makna dan muncul dalam suatu tingkatan kepekaan personal yang disebut Greene kebangkitan yang luas. Kurikulum ideal adalah kurikulum yang memberi para siswa kebebasan individual yang luas dan mensyaratkan mereka untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan, melaksanakan pencarian-pencarian mereka sendiri, dan menarik kesimpulan mereka sendiri.Menurut pandangan eksistensialisme, tidak ada satu mata pelajaran tertentu yang lebih penting daripada yang lainnya. Mata pelajaran merupakan materi dimana individu akan dapat menemukan dirinya dan kesadaran akan dunianya.Kurikulum eksistensialisme memberikan perhatian yang besar terhadap humaniora dan seni. Karena kedua materi tersebut diperlukan agar individu dapat mengadakan introspeksi dan mengenalkan gambaran dirinya. Pelajaran harus didorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan, serta memperoleh pengetahuan yang diharapkan.Kurikulum yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum liberal merupakan landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan-aturan. Oleh karena itu, disekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar respek (rasa hormat) terhadap kebebasan untuk semua.2.6. MetodeTidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.Diskusi merupakan metode utama dalam pandangan eksistensialisme. Siswa memiliki hak untuk menolak interpretasi guru tentang mata pelajaran. Sekolah merupakan suatu forum dimana para siswa mampu berdialog dengan teman-temannya, dan guru membantu menjelaskan kemajuan siswa dalam pemenuhan dirinya.2.7. EvaluasiEksistensialisme berpandangan bahwa eksistensi di atas dunia selalu terkait pada keputusan-keputusan individu,artinya, andaikan individu tidak mengambil suatu keputusan maka pastilah tidak ada yang terjadi. Individu sangat menentukan terhadap sesuatu yang baik, terutama sekali bagi kepentingan dirinya. Jadi menurut aliran ini manusia itu sendirilah yang dapat menentukan seseuatu itu baik atau buruk. Ungkapan dari aliran ini adalah Truth is subjectivity atau kebenaran terletak pada pribadinya maka disebutlah baik, dan sebaliknya apabila keputusan itu tidak baik bagi pribadinya maka itulah yang buruk.

BAB IIIPENUTUP3.1. KesimpulanEksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan metedologi fenomenologi, atau cara manusia berada. Eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan idealisme Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia adalah benda dunia, manusia itu adalah materi , manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi Subjek.

3.2. SaranKami mengharapkan kepada rekan-rekan mahasiswa/i agar banyak-banyak membaca buku referensi yang lain terutama tentang pembahasan Aliran Eksistensialisme. Karena kami menyadari dalam pembuatan makalah ini kami masih banyak kekurangan.

1. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah TOPIK 1: KEPIMPINAN KURIKULUM BILIK DARJAHHASIL PEMBELAJARANPada akhir pembelajaran topik ini, anda dapat: 1. memberi takrif konsep dan pengertian kepimpinan kurikulum bilik darjah 2. menyatakan ciri-ciri kepimpinan kurikulum bilik darjah yang berkesan 3. menghubungkaitkan antara kepimpinan kurikulum dengan pencapaian pelajar 4. menyatakan isu-isu berkaitan dengan kepimpinan kurikulum bilik darjah.PETA KONSEP Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah Konsep dan Kepimpinan Hubungkaitkan Guru sebagai Isu-isu pengertian kurikulum antara pemimpin kepimpinan kepimpinan bilik darjah kepimpinan kurikulum bilik Kurikulum bilik kurikulum yang kurikulum darjah darjah berkesan dengan bilik darjah pencapainan pelajar 2. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik DarjahPENGENALANGuru adalah pendidik yang dikurniakan dengan pelbagai tanggungjawab. Pendidik disekolah tidak hanya mengajar tetapi juga merupakan pemimpin. Secara sedar atau tidaksifat kepimpinan berkualiti bagi seorang guru di sekolah harus ditelusuri dan diperhalusibagi mewujudkan iklim pendidikan yang mampu memacu kecemerlangan. Pemimpinyang mempunyai sifat kepimpinan berhemah tinggi sentiasa dapat mewujudkanhubungan yang baik dengan kelompok yang dipimpin.Ibarat kepala memimpin badanbegitulah perumpamaan yang diberikan kepada pemimpin bagi mencernakan ketokohandi dalam mengurus dan mengepalai sesebuah organisasi.Itulah jugalah corakkepimpinan yang sepatutnya ditunjukkan seorang pemimpin budiman .Maka di peringkatsekolah sudah tentulah guru besar yang dipertanggungjawabkan sebagai pemimpinkepada semua komuniti samada pendidik, pentadbir serta murid-murid. Bilik darjah pulasebagai tempat berlakunya proses pengajaran dan pembelajaran, merupakan tempatyang terpenting di sekolah. Bilik darjah juga merupakan medan perjuangan utamakerjaya dan kepimpinan seorang guru. Kepimpinan juga berkait secara langsung dantidak langsung dengan keseluruhan aktiviti dalam bilik darjah. Kepimpinan guru dalamkurikulum bilik darjah dianggap sebagai himpunan kemahiran seseorang guru yangselain daripada mengajar ada mempunyai pengaruh yang diperluaskan ke luar bilikdarjahnya, sama ada di dalam atau di luar sekolahnya. Kepimpinan guru inimenggerakkan murid-murid bagi meningkatkan prestasi sekolah, khususnya dalampengajaran dan pembelajaran. Tambahan pula tuntutan masyarakat memaksa paraguru sebagai pemimpin untuk melakukan pelbagai strategi bagi mencapai objektif yangtelah ditetapkan. Fokus utama yang perlu dititikberatkan ialah dari segi pengurusankurikulum.KONSEP DAN PENGERTIANKonsep dan Pengertian Kepimpinan Kurikulum Bilik DarjahCuban (1984) mendefinisikan kepimpinan sebagai tindakan mempengaruhi pihak laindengan sengaja. Tindakan ini bertujuan untuk mencapai.matlamat yang dihasratkan.Kepimpinan yang baik akan sentiasa membawa perubahan positif ke atas pihak yangdipimpin. Drath dan Palus (dlm, Yukl, 2002) mengatakan kepimpinan adalah prosesmenerima apa yang orang lain lakukan secara bersama dengan itu orang akan fahamdan menjadi komited. Bagi House et al, (dlm, Yukl, 2002) kepimpinan adalah keupayaanseseorang individu untuk mempengaruhi, memotivasikan, dan membolehkan orang lainmenyumbang ke arah keberkesanan dan kejayaan organisasi. Bagi Owens (2001) pula,kepimpinan adalah satu set fungsi; ia berlaku di dalam proses interaksi antara dua orangatau lebih yang terlibat; dan pemimpin berniat dan berusaha untuk mempengaruhitingkah laku orang lain. Berdasarkan semua definisi-definisi tersebut, kepimpinanbolehkan dimaksudkan sebagai seni atau proses mempengaruhi kegiatan manusia yangberkaitan dengan tugas mereka, supaya mereka rela terlibat dan berusaha ke arahkeberkesanan dan pencapaian matlamat organisasi. Secara umumnya, pemimpin ialahseorang individu dalam sesuatu kumpulan yang diberi tanggungjawab mengarah danmenyelaraskan aktiviti-aktiviti untuk mencapai matlamat kumpulan itu. Ini bermaknakepimpinan ialah proses mempengaruhi kegiatan kumpulan ke arah pencapaian sesuatuhasil yang telah dirancang. Sesetengah orang menganggap pemimpin itu seseorangyang boleh mendorong pengikut untuk bekerja kuat,menghasilkan sesuatu yang agung 3. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjahdan orang yang membantu lebih daripada orang yang menaikkan semangat ataumengarah. Walau apa pun pandangan, pada asasnya pemimpin adalah gabungansemua sifat iaitu pengarah, pendorong dan pembantu. Sungguh pun demikian, apabila kepimpinan dibincangkan daripada perspektifpendidikan seringkali kepimpinan dikaitkan dengan kepimpinan pengajaran di sekolahdan bilik darjah. Southworth (2002) mendefinisikan pemimpin pengajaran adalah berkaitdengan pengajaran dan pembelajaran termasuk pembelajaran profesion guru-guru danjuga perkembangan pelajar. De Bevoise (1984) pula menegaskan bahawa kepimpinanpengajaran ialah segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang pengetua atau pihak-pihak yang diamanahkan untuk menggalakkan pertumbuhan pembelajaran di kalanganmurid-murid. Oleh itu, guru sewajarnya mengambil berat terhadap pengajaran danpembelajaran termasuk pembelajaran profesionnya mahupun pertumbuhan pelajar itusendiri. Berdasarkan definisi tersebut, kepimpinan merujuk kepada keupayaan sertakebijaksanaan seseorang ketua dalam menguruskan kakitangan bawahannya dansumber yang ada. Ia juga bermaksud sesuatu kuasa yang ada pada seseorangpemimpin untuk menggerakkan anggota kumpulannya untuk mencapai matlamattertentu.Untuk mempengaruhi kakitangan, biasanya seseorang pemimpin menggunakanpelbagai cara seperti memberi pujian, semangat, sokongan, ganjaran, menunjukkanmodel yang baik, menjelaskan matlamat yang dikehendaki dan sebagainya. Dalam pentadbiran pendidikan, peranan kepimpinan adalah sangat penting.Sekolah yang berjaya dalam bidang akademik dan juga kokurikulum adalah bergantungkepada tonggak kepimpinan dan kebolehan seseorang pengetua. Sekolah yangmempunyai pelbagai kelengkapan tetapi pengetuanya pula seorang yang lembap dalammenjalankan tugas menyebabkan sekolah yang berkenaan tidak akan menjadicemerlang. Jadi, kepimpinan yang cekap adalah memainkan peranan penting dalamkepimpinan pendidikan. Untuk menjadi seorang pemimpin di sekolah dan juga seorang pemimpin di bilikdarjah memerlukan ketokohan kepimpinan. Ia memerlukan pengetahuan dalam bidangakademik, latar belakang murid dan masyarakat, masalah tingkah laku pelajar dankakitangan, kurikulum sekolah, pengurusan pejabat, konsep kepimpinan, hubungankomunikasi, masalah politik semasa dan sebagainya. Tanpa pengetahuan yang lengkapdalam bidang-bidang tersebut, seseorang pentadbir pendidikan akan merasa tidak yakinke atas keupayaan kepimpinannya. Sesungguhnya kepemimpinan adalah fungsi kunci di dalam keberkesanansekolah, budaya dan imej sekolah. Fullan (1992) menyatakan bahawa peranan GuruBesar wajar dibentuk semula daripada jaga kepada pemimpin pengajaran. Ciri-ciriyang terdapat di kalangan pemimpin-pemimpin sekolah yang berkesan antaranya,pertama ada sikap berani menghadapi risiko, tidak berpuas hati dengan status quo,tidak pula dihalang oleh sekatan-sekatan organisasi. Selain itu pemimpin seperti inimenjadi teladan kepada guru-gurunya dan berpegang kepada keyakinan bahawasekolah akan mencapai kejayaan. Dengan menggunakapendekatan empowerment yang betul dalam membuat keputusan, pemimpin beginiberjaya mempengaruhi "the capacity to improve from within". Keduanya pemimpinberkesan mempunyai satu komitmen yang amat kuat kepada pengupayaan guru-gurumelalui permuafakatan. 4. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik DarjahKepimpinan Kurikulum Bilik Darjah yang BerkesanPemimpin sekolah yang proaktif akan sentiasa membuat jangkaan-jangkaan tentangperubahan yang sedang dan bakal berlaku agar sentiasa berada dalam keadaanbersedia. Pemimpin sekolah mestilah juga mampu dan berupaya membimbing guru-guru di bawah pengawasannya untuk menjadi lebih berkesan. Sekolah yang berkesandapat dilihat berdasarkan stail kepimpinan yang bukan sekadar mampu bertindaksebagai pemimpin pengajaran dan pembelajaran yang berkesan tetapi juga harusmampu membawa perubahan. Justeru itu, di mana-mana sekolah, guru besar ataupengetua merupakan individu yang paling berpengaruh dan bertanggungjawabterhadap sesuatu perubahan. Dalam memainkan peranan tersebut, guru besar ataupengetua seharusnya tidak bertindak sekadar sebagai gate-keeper semata-mata Pembelajaran yang berkesan dan bermakna perlu diterajui oleh pengetua atauguru besar sesebuah sekolah. Smith dan Andrews (1990) mengatakan perananpengetua, antaranya memberi araban, sumber dan sokongan kepada guru dan pelajarbertujuan untuk memperbaiki pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Situasi ini bolehdilihat menerusi peranannya sebagai kepimpinan pengajaran. lni merujuk kepadakepimpinan yang mempunyai hubungan secara langsung dengan proses-proses pe-ngajaran di mana guru, pelajar dan kurikulum saling berinteraksi. Kepimpinan ke arahproses ini boleh dilaksanakan jika seseorang guru bertindak sebagai penyelia dan jugapenilai perkembangan pelajar; dan ia seolah-olah sedang menjalani latihan dalamperkhidmatan. Dalam perkembangan isu peranan kepimpinan dalam pendidikan didapatibanyak kajian telah dilaksanakan terhadap kepimpinan pengetua berbandingkepimpinan kurikulum oleh guru di dalam bilik darjah. Perubahan yang berlaku padasesuatu bahagian dalam system organisasi yang mempengaruhi keseluruhan organisasidan seterusnya akan membawa perubahan baru kepada organisasi tersebut. Apabilasistem berubah ini dikaitkan dengan peranan kepimpinan guru. Pengertian peranankepimpinan guru adalah uniknya mempengaruhi keseluruhan keberkesanan sesebuahsekolah. Perbezaan dalam pencapaian murid-murid dalam sekolah turut dipengaruhioleh perbezaan yang ketara dalam diri guru-guru menyumbang kepada kecemerlangansesebuah sekolah tersebut serta pencapaian muridnya. Salah satu ciri kepimpinan kurikulum bilik darjah yang berkesan dan palingutama ialah seharusnya beriman kepada Tuhan dan mempunyai kepercayaan dankepatuhan kepada agama. Tidak kiralah samada guru tersebut beragama Islam,Kristian, Hindhu ataupun Buddha, kepercayaan ini penting bagi memastikan merekamempunyai pegangan dan dasar kepercayaan yang utuh. Bertitik tolak kepadakepercayaan kepada agama inilah akan mencernakan peribadi terpuji selaras denganagama yang dianuti.Manakala konsep etika dan amalan keagamaan seharusnyamemberikan kekuatan jatidiri kepada guru sebagai pemimpin tersebut di dalammemimpin bilik darjah terutama memacu kecemerlangan pendidikan di sekolah. Selain itu, di antara ciri seorang pemimpin ialah berilmu pengetahuan yang luas.Ilmu tersebut merangkumi ilmu berteraskan ikhtisas pentadbiran pendidikan, psikologi,komunikasi serta pengetahuan semasa. Ilmu ikhtisas pentadbiran pendidikan amatpenting bagi memastikan komuniti pendidikan dibawahnya seperti guru, kakitangansekolah, serta murid dapat diurus dengan sempurna dan selaras dengan keperluansemasa disamping memenuhi aspirasi pendidikan negara. Manakala ilmu-ilmukemanusiaan seperti psikologi dan komunikasi amat diperlukan oleh guru di sekolahbagi memastikan layanan dan kemesraan yang diwujudkan sesama ahli komunitiberjalan dengan baik di samping dapat mengelakkan konflik. Sementara itu,pengetahuan yang luas tentang isu semasa bakal menjadikan minda pemimpin akansentiasa mengikut peredaran zaman dan bersedia untuk menghadapi sebarang 5. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjahkemungkinan yang mendatang. Pemimpin bercirikan perkara di atas pastinya guru yangpakar di bidang pengurusan serta bidang profesionnya. Di antara ciri terpenting lain yang juga harus wujud di dalam diri guru sebagaipemimpin di sekolah ialah mereka harus mempunyai ketinggian peribadi. Ketinggianperibadi yang dimaksudkan dari segi tutur kata bukan sahaja dari santunan bahasapenuh hemah, malah mereka harus bijak untuk berkomunikasi dengan semua peringkatumur .Komen dan kritikan yang diberikan seharusnya bersifat membina bukannyamerendah-rendahkan martabat seseorang pelajar. Ketinggian peribadi juga boleh diukurdengan tingkah laku yang merendah diri tetapi tegas, tidak sombong dan memberikanlayanan kepada semua pelajar tanpa memilih bulu dan penuh hemah. Guru jenis inipasti manis air mukanya, bijak mengatur kata, penuh hemah perlakuannya sertamempunyai jati diri dan integriti yang tinggi. Perkara di atas akan membawa kepada ciri seterusnya iaitu mempunyaipengaruh melalui tauladan. Pengaruh melalui tauladan diterjemahkan melalui contohyang ditunjukkan oleh guru berdasarkan apa yang diungkapkannya. Kepimpinan guruulung harus menunjukkan contoh tauladan kepada pelajar di bawahnya melaluiperlakuannya yang mendahului yang lain dengan niat untuk diteladani oleh semua. Gurusebegini akan dipandang tinggi oleh komuniti pendidikan sebagai pemimpin yangmampu mengotakan janjinya melalui tauladan. Sebagai contohnya guru yang inginpelajarnya tidak ponteng sekolah pasti menonjolkan dirinya sebagai guru yang datangtidak ponteng kerja. Selain itu, guru yang mempunyai ciri pemimpin budiman harus memiliki visi danmisi yang jelas di dalam membangun dan mentadbir sesebuah organisasi bilik darjah.Inikerana dengan kemampuan untuk membentuk visi dan misi yang jelas, barulah mudahseseorang guru itu untuk membawa pelajar dan bilik darjah yang dipimpinnya ke arahmercu yang direncanakannya. Contohnya, bagi guru yang mempunyai visi dan misiyang jelas pasti berusaha membawa pelajar-pelajar dan bilik darjah di bawahtanggungjawabnya untuk cemerlang dari segala aspek dan dicontohi oleh yang lain jugaoleh guru lain. Bagi menjadikan guru yanag mempunyai kepimpinan yang berkesan, merekaharus mempunyai kemahiran membimbing yang efektif. Kemahiran membimbing inipenting bagi tujuan memperkasakan diri individu yang dibimbing bertujuan mencapaisasaran matlamat dan objektif yang ditetapkan dengan jaya. Guru besar yang budimanharus mampu untuk membimbing kakitangannya bagi menjamin kelangsungan budayakerja berkualiti .Guru-guru muda terutamanya yang baru mula bertugas terutamanyadibimbing agar cepat menyesuaikan diri di dalam sistem pendidikan dan dibantuperkembangan dirinya sebaik mungkin. Manakala guru senior pula yang mempunyaikepakaran berteraskan pengalaman dibimbing untuk terus kekal aktif terutamanyadalam menginovasikan proses pengajaran dan pembelajaran serta menggalakkanbudaya kajian tindakan. Guru sebagai pemimpin juga mesti sedar bahawa tugas mereka bukanlahmudah. Mereka juga dikenali dan terlibat sebagai pentadbir, pengurus, perancang,pelaksana, penilai, penyelia, pengawal dan sebagainya. Seseorang pemimpinhendaklah berupaya membuat keputusan yang terbaik bukan sahaja terbaik untukdirinya sendiri tetapi terbaik kepada semua pihak yang lain termasuk pelajar-pelajardibawahnya. Ia juga hendaklah terbaik kepada orang-orang yang dibawah pimpinannyadan semua yang terlibat dengan keputusannya secara langsung ataupun tidaklangsung. Sebagai contohnya apabila seseorang guru telah mengenal pasti beberapamasalah disiplin yang dilakukan oleh pelajar haruslah disiasat dan diberi pertimbanganrapi berasaskan fakta dan bukti. Andainya wujudnya keraguan munasabah yangmenepati tatacara tatatertib, maka guru tersebut harus membuat keputusan berbentuk 6. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjahamaran atau sebagainya. Ini bagi mengelakkan kesalahan tersebut menjadi barahlantas menimbulkan sesuatu yang tidak diingini. Peranan lain dalam menangani perubahan bagi membangun budaya sekolahberkesan yang harus dimainkan oleh para pemimpin sekolah adalah seperti berikut: Pemimpin sekolah melakukan perubahan dengan melihat pengaruh-pengaruh luaran dan dalaman serta isu-isu berkaitan, dan dalam melaksanakannya bertindak secara responsif bukan bertindak secara menghalang. Pemimpin bertanyakan soalan-soalan bukan memberikan jawapan-jawapan. Pemimpin menggalakkan dan memudahkan perbincangan dan pertimbangan mendalam bagi menuju perubahan daripada sekadar merancang atau mengarahkannya sahaja. Kegagalan dan kesilapan dikongsi bersama. Memegang prinsip "The first rule of leadership, everything is my fault." Pemimpin mengekalkan berpegang kepada teras kepercayaan yang merupakan asas kepada kewujudan komuniti sesebuah sekolah.Membangunkan suatu budaya sekolah yang sihat berkait rapat dengan amalan-amalankepemimpinan yang berkesan di pihak Guru Besar. Budaya ialah nadi yang menggerakdan mengarahkan serta menggambarkan segala komitmen yang ditunjukkan olehkomuniti sesebuah sekolah itu. Di satu segi, sekolah akan mempersembahkan suatuimej yang menggambarkan budaya sekolah itu kepada seluruh warganya iaitu murid-murid, ibu bapa mereka dan masyarakat umum. Glickman(1990) menegaskan bahawa peranan kepimpinan guru akandapat dijalankan dengan berkesan sekiranya guru tersebut mempunyai tiga kategoriutama iaitu keperluan menguasai pengetahuan yang luas, tugasan dan tanggungjawab,dan keperluan mempraktik kemahiran kepakaran. Seorang guru wajib menguasai pengetahuan yang mendalam dalam bidangmereka untuk memastikan proses pengajaran dan pembelajaran dijalankan denganlancer.Apabila murid mengemukakan soalan, guru dapat memberi respons yang positifdan memenuhi keperluan ingin tahu murid yang mana keyakinan diri murid dapatdipupuk.Apabila memberi tugasan kepada murid, guru harus menekankan kepadamatlamat setiap tugasan dan murid patut memahami prosedur menimba ilmun denganpenemuan diri.Peranan kepimpinan guru dalam bilik darjah memerlukan kemahiranyang merangkumi dua aspek iaitu kemahiran interpersonal dan intrapersonal. Guru yangmengguna dan menguasai kemahiran ini akan berjaya menguasai murid dan suasanapengajaran dan pembekajaran di dalam bilik darjah. Kebolehan dan keprihatinan mengecam dan mengenal sifat pelajarmembolehkan guru memupuk budaya murid itu sendiri untuk belajar. Disamping itu gurujuga perlu menguasai ICT agar penggunaan ICT ini dapat menjadikan sesuatu subjek itumenarik dan seterusnya menarik minat pelajar untuk belajar. Guru juga tidak boleh lupapenggunaan bahan edaran dalam proses pengajaran dan pembelajaran seperti keratanakhbar, risalah,poster dan sebagainya dalam mewujudkan pengajaran danpembelajaran yang berkesan.Kejayaan kepimpinan kurikulum adalah bergantung kepada nadi utama iaitu kepimpinankurikulum sekolah. Faktor utama yang memulakan pengurusan yang sistematik danberjaya adalah pembentukan Penubuhan Jawatankuasa Kurikulum yang manapengurusan yang cekap dan sistematik memudahkan guru mengurus kurikulum bilikdarjah dengan lebih mudah dan berkesan. Hasil akhirnya, guru mampu menguruskankewangan, masa dan kemudahan berkaitan pengajaran dan pembelajaran denganmudah dan semuanya berjalan dengan lancar seterusnya mencapai objektif yangdikehendaki. 7. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah Kepimpinan kurikulum bilik darjah juga bergantung kepada bahan pengajarandan pembelajaran yang baik, berkesan dan sesuai untuk mengajar kepelbagaianpelajar-pelajar. Bahan pengajaran yang dikatakan berkesan biasanya merangkumiaspek berikut iaitu cukup untuk semua pelajar, sesuai dan terkini mengikut kepelbagaianciri pelajar dan perkembangan masa kini, berasaskan teknologi dan penuh denganinovasi di samping mesra pengguna. Ini bermaksud bahan tersebut adalah bolehdigunakan banyak kali, beberapa orang dan boleh digunapakai berulang kali sertamemberi output yang maksima kepada guru serta pelajar. Proses pengajaran danpembelajaran yang berkesan bukan sahaja menghasilkan kecemerlangan akademikpelajar malah menjadikan proses belajar yang menyeronokkan seterusnya berjayamenanam minat pelajar terhadap menuntut ilmu. Seterusnya, kepimpinan kurikulum yang berkesan sangat bergantung kepadatenaga pengajar atau guru itu sendiri. Ianya bermula dengan minat guru terhadapbidang perguruan seterusnya kecintaan guru terhadap profesion perguruan itu sendiri.Daripada aspek minat inilah yang akan memacu guru untuk berdedikasi dalammenjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang guru. Selain itu, guru yangmempunyai kredibiliti kepimpinan kurikulum adalah guru yang menghayati sepenuhnyaFalsafah Pendidikan Kebangsaan serta mempunyai kesedaran yang tinggi untukmencapai objektif yang telah digariskan. Untuk mencapai objektif tersebut, tenagapengajar atau guru perlulah mempunyai latihan yang mencukupi, sentiasa komiteddalam menjalankan tugas serta berfikiran kritis dan kreatif dalam menyelesaikan semuapermasalahan dalam pendidikan. Guru cemerlang dalam kepimpinan sentiasa kreatifdan peka dalam inovasi serta teknologi dalam ketinggalan dan tidak pernah ketinggalandalam isu-isu semasa pendidikan. Amalan pengajaran dan pembelajaran seseorang guru juga akan memberi kesankepada kelancaran pengurusan kurikulum bilik darjah. Proses pengajaran danpembelajaran harus dirancang dengan jelas dan bertepatan dengan hasil pembelajaranyang ingin dicapai. Ini akan membantu guru mengajar dengan jelas dan sistematikseterusnya memudahkan pelajar untuk memahami isi kandungan pengajaran. Guruharus menepati Pengajaran dan Pembelajaran yang berpusatkan murid dimanapencapaian pelajar adalah diutamakan dan berdasarkan keperluan, kebolehan dankehendak pelajar itu sendiri. Penilaian terhadap pengajaran dan pembelajaran haruslahmempunyai penilian yang berterusan bagi mengubah, membaiki atau menambahkeberkesanannya di dalam bilik darjah. Dengan itu, pencapaian akademik yang tinggiakan dihasilkan dan akhirnya melahirkan pelajar-pelajar yang bukan hanya cemerlangakademik malah bijak dalam menguruskan kehidupan harian serta mempunyaipandangan jauh dalam perancangan masa depan. Dengan ini, guru akan berjayamengurus kurikulum bilik darjah dengan berkesan sekaligus mencapai matlamatFalsafah Pendidikan Kebangsaan. Perkongsian Bestari adalah konsep pengurusan kurikulum sekolah yang bolehdipraktiskan oleh guru dalam bilik darjah. Hubungan kolaboratif dan koperatif sesamatenaga pengajar serta hubungan yang bersepadu antara pengurusan kurikulum sekolahdan kurikulum bilik darjah adalah penting bagi menjayakan matlamat kurikulum yangdigariskan oleh Pusat Perkembangan Kurikulum di negara kita. Guru-guru harusbekerjasama sesama guru bagi memperbaiki atau meningkatkan mutu pengajaran danpembelajaran dalam bilik darjah. Mereka harus mempunyai objektif yang sama danselaras bagi memudahkan proses pendidikan di negara kita di samping sentiasamenitikberatkan kejayaan seseorang pelajar dalam semua aspek bukan hanya dalamakademik malah dalam semua aspek kehidupan. Budaya pengajaran seseorang guru merupakan satu lagi aspek yang perludiambil kira dalam menguruskan kurikulum bilik darjah. Guru perlu membudayakan ilmu, 8. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjahsentiasa membuat perbincangan profesionalisme sesama guru, mempertimbangkanpandangan pelajar serta mengamalkan sikap kesepunyaan iaitu kebertanggungjawapanyang sama dalam memikul tanggungjawab dalam bidang pendidikan. Maka, segalasalah faham dan ketidak seragaman dalam pengurusan akan dapat dielakkan. Perkarainilah yang akan membawa kepada kejayaan perlaksanaan kurikulum bilik darjah danjuga sekolah. Oleh yang demikian, pemimpin di peringkat sekolah menurut Matnor Daim(1996), perlulah terus menerus berusaha melakukan perubahan-perubahan yang positifuntuk melayakkan kedudukan pengurusan sekolah berada di tahap kecemerlanganbertaraf dunia. Kepimpinan yang berkualiti ialah kepimpinan yang berupaya menjadipenunjuk jalan ke suatu arah yang betul di samping menjadi model ke arah memastikankejayaan sesuatu usaha yang hendak dilaksanakan Untuk memperoleh kemampuan dalam dalam kepimpinan diperlukan sejumlahsifat-sifat yang baik dan tepat, tetapi untuk sejumlah sifat-sifat tersebut tidaklah cukupuntuk memperoleh sifat pemimpin. Kerana sifat-sifat itu harus diterapkan dalam praktekpada waktu dan keadaan yang tepat pula. Disamping itu diperlukan pula adanyabawahan atau sekumpulan orang yang mencari kepimpinannya. Sifat-sifat kepimpinanitu mencakupi : pengetahuan, kecerdasan, imaginasi, kepercayaan diri, integrasi,kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental dan emosional,pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, entusiasme dan keberanian. Kepimpinan yang efektif hanya dapat wujud apabila dijalankan sesuai denganfungsinya. Fungsi pemimpin ini berhubungan langsung dengan keadaan sosial dalamkehidupan kelompok atau organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahawasetiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar keadaan itu. Pemimpin harusberusaha agar menjadi sebahagian di dalam situasi sosial kelompok/organisasinya. Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosialkelompok/organisasinya, akan dirasakan sebagai keputusan bersama yang menjaditanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbukapeluang bagi guru untuk mewujudkan fungsi-fungsi guru sebagai pemimpin sejalandengan situasi sosial yang dikembangkannya. Lima fungsi kepimpinan tersebut adalah : Fungsi Instruktif Guru sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada pelajar-pelajar yang dipimpin. Guru sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bila dan dimana agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Fungsi Konsultatif Guru kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan pelajar-pelajar yang dipimpinnya. Konsultasi dapat pula dilakukan melalui arus sebaliknya, yakni dari pelajar yang dipimpin kepada guru yang menetapkan keputusan dan memerintahkan pelaksanannya. Hal ini bererti fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak guru. Fungsi Partisipan Fungsi ini bererti kesediaan guru untuk tidak berlepas tangan pada saat-saat orang yang dipimpin melaksanakan keputusannya. Guru tidak boleh sekadar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, tetapi juga ikut dalam proses pelaksanaannya, dalam batas-batas tidak menyimpang dan mengganti petugas yang bertanggung jawab melaksanakannya. 9. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah Fungsi Delegasi Fungsi ini mengharuskan guru memilih tugas pokok pelajarnya dan menilai yang dapat dan tidak dapat untuk diberikan kepada pelajar-pelajar yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya bererti kepercayaan. Pemimpin harus bersedia dan dan dapat mempercayai pelajarnya dalam menjalani tugas yang diberikan. Fungsi Pengendalian Pemimpin mampu mengatur aktiviti pelajarnya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimum.Hubungkaitkan antara Kepimpinan Kurikulum dengan Pencapaian PelajarBerteraskan hasrat Kementerian Pelajaran Malaysia yang dinamik serta drastik dalammenjadikan semua rakyat Malaysia ialah golongan yang celik ilmu pengetahuan maka disini peranan seorang guru dalam merealisasikan impian ini adalah penting. FalsafahPendidikan Kebangsaan yang berhasrat untuk membentuk perkembangan potensiindividu secara holistik dan bersepadu supaya dapat menghasilkan pelajar yangseimbang dari segi intelek, jasmani, rohani dan emosi.Ditinjau daripada aspek peranankepimpinan guru dalm kurikulum dapat menerapkan ilmu pengetahuan secarabersepadu berpandukan Falsafah Pendidikan Kebangsan.Guru sebagai agenperubahan dan kepimpinan dalam pendidikan yang bermula daripada bilik darjah melaluiproses pendidikan formal dan informal seterusnya diperluaskan di sekolah,masyarakatdan negara. Pentingnya kepimpinan yang berkesan tidak dapat dinafikan dalammempengaruhi secara positif kepada kualiti imej sekolah secara keseluruhan, danbiasanya guru lah orangnya yang diletakkan segala harapan bagi menjadikan sesebuahsekolah itu maju, berjaya, meningkat dan cemerlang dari masa ke semasa. Kepimpinan dilihat sebagai seni atau proses mempengaruhi kegiatan manusiayang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab mereka dimana ketelitian merekasecara sukarela dan berusaha kearah keberkesanan dan pencapaian matlamatorganisasi. Sungguhpun demikian apabila kepimpinan dibincangkan daripada perspektifpendidikan, Seringkali kepimpinan dikaitkan dengan peranan kepimpinan guru di dalambilik darjah dan sekolah. Matlamat umum peranan kepimpinan guru ialah untuk menambah nilaimengekalkan keadaan yang menggalakkan suasana pembelajaran murid. Kemahirankecekapan peranan kepimpinan guru yang diamalkan pentadbir sekolah perlu adaperkongsian bersama atau delegasi kepada guru-guru yang terlibat dalam prosespengajaran dan pembelajaran.Selain itu pentadbir sekolah perlu mengambil beratmemimpin guru kearah kecemerlangan dalam program pengajaran danpembelajaran.Isu pengajaran pengurusan yang merangkumi penilaian guru dan murid,iklim sekolah, kurikulum dan kokurikulum, sumber dan peralatan mengajar(ABM),kakitangan, kaedah membuat keputusan, matlamat pengajaran jangka pendek danpanjang, sokongan komuniti, komunikasi dan interaksi antara pengetua sebagaipentadbir sekolah dan guru perlu diberi kemahiran yang sewajarnya. Kajian menunjukkan dalam proses memimpin program pengajaran, peranankepimpinan guru memerlukan kecekapan teknik pendidikan dan kecemerlanganakademik yang boleh dilaksanakan dalam bentuk strategi yang berkesan. Pengenalanteknologi pendidikan sebagai sumber kaedah pengajaran dan pembelajaran untukharapan komuniti dan ibu bapa dan perubahan kurikulum. Kemahiran adalah satukebolehan untuk mengaitkan perkara yang berlaku sehari-hari dengan interaksi dua 10. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjahpihak.Kemahiran ini juga merupakan kebolehan guru dalam menyampaikan visi kepadamurid-muridnya dan dapat meyakinkan serta mempengaruhi mereka.Kepimpinan guru-guru wujud dalam keadaan dimana murid-murid memperolehi sesuatu maklumat ataumereka yang tidak jangka dapat capai di dalam setiap bilik darjah atau setiap kaliapabila perkembangan yang positif secara langsung akan mempengaruhi personalitimereka atau menjadi teladan kepada murid-murid. Hook dan Vass (2000) mendefinisikan kepimpinan bilik darjah sebagai satukemahiran dimana guru menggunakan kepimpinan untuk men gurus dirinya sendiri danberkomunikasi dengan yang lain. Selain dari itu, kemahiran ini adalah satu kebolehanuntuk mengaitkan perkara yang berlaku sehari-hari dengan interaksi dua pihak.Kemahiran ini juga merupakan kebolehan guru untuk menyampaikan visi kepada murid-murid dan dapat meyakinkan mereka supaya mengikut. Kepimpinan dalam bilik darjahwujud dalam keadaan berikut: Apabila murid-murid mencapai sesuatu yang mereka tidak jangka dapat capai di dalam setiap bilik darjah; Setiap kali apabila terdapat pertumbuhan yang positif walaupun sedikit dalam personaliti mereka ketika kehadiran seseorang guru; Apabila seorang guru mengangkat tangan semua murid dalam bilik darjah menjadi senyap; dan Setiap kali murid-murid mengharapkan panduan atau teladan dari seseorang guru. Satu pandangan lain mengenai kepimpinan bilik darjah mengatakan bahawapemimpin ini tidak terhad kepada guru sahaja malah boleh diaplikasikan kepada murid -murid yang diberi kuasa bersama oleh seorang guru. Apa yang diperlukan adalahkesanggupan guru menurunkan kuasa kepada murid. Menurut Wilcox (2005) dalamkepimpinan bilik darjah terdapat kepelbagaian pemimpin yang boleh diwujudkan keranadi dalam bilik darjah itu sahaja ada dua jenis pemimpin iaitu pertama, guru kelas atauguru subjek; dan kedua, pelajar yang diberi kuasa untuk memimpin sama ada guru adadi dalam kelas ataupun tidak. Peranan kepimpinan guru yang berkesan memerlukan guru-guru memilikikemahiran yang merangkumi perkembangan keupayaan untuk menghasilkan hubunganyang berkesan dengan pelajar,memahami tingkah laku pelajar,memahami bilik darjahadalah satu sistem dan berkebolehan mencari penyelesaian dan menganalisismaklumat. Proses pengajaran dan pembelajaran secara normal berlaku di dalam bilikdarjah yang mana murid-muridnya mengikuti pengajaran merupakan responden danguru berperanan sebagai pemudahcara. Pembelajaran yang bermakna dilihat dengankualiti kepimpinan guru sama ada bertindak sebagai pendorong,perujuk,berkebolehanmempengaruhi murid. Pelaksanaannya dapat dijayakan sewaktu pengajaran danpembelajaran di bilik darjah dengan merujuk kepada usaha yang diwujudkan olehguru.Kejayaan seorang guru sebagai pemimpin terserlah dalam keupayaan membuatperubahan di dalam bilik darjah menerusi kolaborasi bersama pelajarnya. Peranankepimpinan guru dikaitkan dengan kebolehan merancang, mengarah,mengawal danmembentuk strategi untuk mencapai matlamat. Oleh itu guru seharusnya bijakmemimpin dalam memastikan pencapaian pelajar sentiasa terbaik. Ilmu pengetahuan yang diperolehi oleh guru secara pembelajaran berterusandapat meningkatkan keberkesanan pengajarannya di dalam kelas.Impaknya, situasipengajaran pembelajaran di dalam bilik darjah lebih realistik,sistematik danterkawal.National Association of Elementary School Principals telah merumuskanperkara kepimpinan guru untuk menjana keberkesanan pengajaran dan pembelajaraniaitu; dengan mendorong pelajarnya supaya mengutamakan usaha belajar; menentukan 11. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjahharapan pada pencapaian yang baik; menyesuaiakan kandungan pengajaran danpembelajaran kea rah piawaian yang standard; menggunakan pelbagai sumber datauntuk menilai pembelajaran dan mengaktifkan sokongan komuniti atau pihakberkepentingan stake holder untuk kejayaan sekolah dan pelajarnya. Agenda bilik darjah sangat penting untuk menentukan implementasi pelanperanan kepimpinan guru yang akan membentuk iklim bilik darjah yang sihat untukpembangunan akedemik dan sosial pelajar. Ketika mengaplikasikan teori kepimpinan didalam bilik darjah, guru memerlukan satu rancangan yang jelas yang bolehdisampaikan, yang berkerangka untuk membuat Sesutu keputusan terhadap tingkahlakumurid.Ia merupakan satu kerangka yang boleh diterima dan difahami oleh murid padasituasi tertentu.Keputusan yang dibuat hendaklah berdasarkan perkembangan atas hadyang telah dipersetujui berdasarkan empat hak asasi murid iaitu : 1. Hak murid untuk belajar. 2. Hak guru untuk mengajar. 3. Hak setiap pelajar mendapat keselamatan dari segi fizikal dan psikologi. 4. Hak setiap individu dalam tarap penghormatan dan kemuliaan. Berdasarkan hak asasi tersebut, pengurusan tingkahlaku di dalam bilik darjahadalah hak mutlak guru.Guru harus memastikan pelajarnya berasa kondusif danselamat ketika di dalam kelas dan juga sekolah.Hak dan tanggungjawab ialah duaperkara yang tidak dapat dipisahkan. Tanggungjawab dan peranan kepimpinan guruberfokus pada tingkah laku murid dalam membuat keputusan atau pemikiran secarapositif. Rutin adalah berbeza dengan peraturan kerana rutin mengutamakan aspekpentadbiran dan proses yang diperlukan supaya suasana bilik darjah terurus denganbaik.Rutin merupakan satu set perilaku yang perlu dilaksanakan untuk membantukejayaan murid.Selain itu rutin bilik darjah merujuk kepada aktiviti-aktiviti bilik darjahseperti menanda jadual kedatangan murid,menyemak keadaan fizikal bilik darjah ataumakmal, mengedar alat bantu mengajar dan sebagainya. Iklim yang sesuai untuk pembelajaran dapat dihasilkan apabila guru dapatmemastikan wujud persekitaran yang sesuai untuk membolehkan proses pengajarandan pembelajaran berjalan dengan lancar. Dalam konteks ini, misi kelas dan pelajarharus jelas dan mudah difahami. Guru-guru perlu mempunyai peranan sebagaimembantu mempromosi bilik darjah sebagai tempat untuk pembelajaran akademik.Guru sebagai Pemimpin Kurikulum Bilik DarjahSecara sinonimnya, guru mempunyai persepsi bahawa peranan kepimpinan guruterletak di bahu pengetua atau pentadbir sekolah.Asas kejayaan sebuah sekolah danpencapaian pelajar yang cemerlang bukan disebabkan oleh pemimpin pengajaran iaitupengetua atau guru besar sahaja tetapi adalah didorong kolaborasi dan kordinasi paraguru selaku pemimpin di dalam bilik darjah manakala pengetua adalah selakupenyelaras atau pentadbir. Bagi Hook dan Vass (2000) kepimpinan bilik darjah yang berkesan memerlukanguru yang memiliki kemahiran-kemahiran berikut: 1. Boleh mengembangkan keupayaan untuk memahami dan mempunyai visi; 2. Mempunyai kemahiran menghasilkan hubungan yang berkesan; 3. Memahami tingkah laku dan keinginan murid-muridnya; 4. Memahami bilik darjah adalah satu sistem; dan 12. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah 5. Berkebolehan mencari penyelesaian dan menganalisis maklumat. Kepimpinan sebagai usaha atau tindakan mempengaruhi pihak lain dengansecara informal atau tidak formal bagi bertujuan untuk mencapai matlamat yangdihasratkan.Kepimpinan yang baik akan sentiasa membawa perubahan positif ke ataspihak yang dipimpin. Kepimpinan adalah proses menerima apa yang orang lain lakukanserta bersama dengan orang itu akan faham dan menjadi komited.Kepimpinan guruadalah berkait dengan pengajaran dan pembelajaran termasuk pembelajaran professionguru-guru dan juga perkembangan murid.Selain itu peranan kepimpinan guru ialahsegala tindakan yang dilakukan seseorang pengetua atau pihak yang diamanahkanuntuk menggalakkan pertumbuhan pembelajaran di kalangan murid-murid.Oleh itu, gurusewajarnya mengambil berat terhadap pembelajaran iaitu perkembangan murid itusendiri. Terdapat lapan ciri-ciri kepimpinan guru yang dapat meningkatkan pencapaianpelajar iaitu : 1. Guru boleh membentuk dan menyampaikan visi yang jelas di dalam bilik darjah. 2. Guru mempunyai kebolehan memimpin dan fleksibel serta keterbukaan. 3. Guru berkebolehan untuk memimpin dan menjadi contoh serta teladan role model kepada murid-muridnya. 4. Guru perlu bijak dan cekap membuat keputusan yang memberikan kebaikkan kepada murid-muridnya dengan tidak menjejaskan kepentingan yang lain. 5. Guru perlu mengikis sikap mementingkan diri sendiri sebaliknya mengutamakan kepentingan dan kebajikan murid-muridnya. 6. Guru perlu membuat pertimbangan yang seimbang dan rasional bertujuan mengelak perasaan ketidakpuasan hati dalam kalangan murid. 7. Guru perlu bersifat jujur dan merendah diri bagi tujuan membina jalinan hubungan yang positif antara guru dan murid. 8. Guru perlu berusaha mengamalkan pembelajaran yang berterusan untuk tujuan mempertingkatkan serta menambah ilmu pengetahuan dan kemahiran Menurut pandangan tradisional, kerja guru dilihat sebagai pasif di mana guruakan menunggu arahan dan tunjuk ajar dari pihak atasan sebelum dia bertindak. Maka,penggubalan kurikulum dibuat oleh pakar manakala guru cuma akan melaksanakannyasahaja. Selain itu, guru seolah-olahnya tidak mempunyai halatuju sendiri dan mestimengharapkan pengetua membekalkan halatuju tersebut. Dari sudut pandangan kepimpinan guru, bidang keguruan dilihat sebagai kerjaprofesional di mana pihak guru dibantu dalam pelaksanaan tugasnya oleh hasil kajiandan maklumat. Guru pemimpin juga membina perkongsian bestari dengan guru-gurulain dan pakar-pakar dalam bidang tertentu. Contohnya, seorang guru Biologi bolehmendapat bantuan kepakaran daripada personel kesihatan, pegawai teknikal di JabatanAlam Sekitar dan ekologis di Taman Botanika. Danielson (2006) menyatakan bahawa kepimpinan guru adalah terdiri daripadaamalan-amalan seperti yang berikut: Menggunakan evidens dan data dalam membuat keputusan Melihat peluang dan mengambil inisiatif Menggerakkan orang untuk mencapai matlamat bersama Mengatur maklumat dan mengambil tindakan Memantau kemajuan dan mengubahsuai pendekatan apabila keadaan berubah Mengekalkan komitmen orang lain Menyumbang kepada pembelajaran organisasi 13. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik DarjahKualiti Guru Sebagai Pemimpin: 1. Memahami jiwa pelajar dan tahu menarik perhatian mereka dengan kelakuan yang baik dan mulia, tetapi bukannya merendah diri. 2. Tegas tetapi bukan diktator 3. Lemah lembut tetapi bukannya lembut 4. Boleh mengajar dengan menarik, bukan kelakar. 5. Mempunyai ilmu pengetahuan, tetapi tidak angkuh.Guru dan Ciri-Ciri Kepimpinan:Berdasarkan pandangan al-Farabi, Ibnu Khaldum, al-Ghazali dan Prof. Dr. Hamka,dapat dirumuskan tentang ciri-ciri pemimpin Islam: 1. Taqwa kepada Allah 2. Sihat tubuh badan 3. Berpengetahuan luas 4. Mempunyai keyakinan untuk mencapai tujuan. 5. Memiliki stamina bekerja 6. Rajin berusaha 7. Suka berkerjasama 8. Peramah 9. Menjalin dan mempertahankan kebenaran 10. Penyabar (menghadapi kerenah pelajar) 11. Suka menghubungkan silaturrahim 12. Tidak gentar, atau berani di atas kebenaran 13. Pintar dan fasih berbicara (al-Farabi: Pandai berpidato) 14. Kuat pendirian 15. Melaksanakan apa yang dikatakan 16. Tidak membezakan orang (pelajar) dalam pergaulan 17. Suka memberi dan menerima nasihat 18. Berpakaian kemas dan bersih 19. Rendah hati 20. Ikhlas 21. Cepat memberi keputusan 22. Berfikir secara rasional, bukan dengan emosi 23. Adil 24. Tahan dikritik 25. Bertimbangrasa dan 26. Memiliki sedikit ilmu jiwa secara umum Guru dijangka memimpin para pelajar mereka untuk mencapai kejayaanpembelajaran di luar jangkaan biasa. Para guru mampu memupuk kejayaan sebeginidengan mengenali para pelajar di dalam dan di luar waktu pembelajaran; menyediakanrancangan pendidikan yang memenuhi keperluan setiap pelajar; mengajar dengancukup menarik; bekerjasama dengan para guru lain, para pentadbir dan ahli komunitisetempat untuk memperoleh kemahiran dan sumber untuk kelas; dan mentadbir danmenganalisis keputusan peperiksaan untuk memastikan para pelajar mencapaimatlamat akademik mereka. Menurut Abdullah Sani (et.al), dalam buku Guru Sebagai Pemimpin, kepemimpinanguru dapat dirumuskan sebagai sebagai keupayaan guru menggantikan kuasa ataukedudukan. Bagi mencapai situasi ini, ia memerlukan usaha dan tumpuan penuh pihakpengurusan sekolah dalam menyemai keperibadian guru yang dapat melahirkanperasaan hormat daripada orang dipengaruhi iaitu pelajar. Manakala guru pula perlu 14. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjahmemperkembangkan personaliti diri bagi menarik perhatian orang yang ingindipengaruhi..Bagi mengekalkan kepemimpinan orang lain terhadap guru, seseorang guru perlulahsentiasa meningkatkan kebolehannya dalam bidang yang dipertanggungjawabkan.Dengan itu, pelaksanaan tugasan melalui kepemimpinan guru memerlukan kriteria-kriteria seperti berikut: Keperibadian yang perlu disemai dan dapat melahirkan perasaan hormat. Personaliti yang perlu diperkembangkan bagi mewujudkan pertalian yang dapatmenyakinkan pihak sekolah dan staf. Kedudukan yang perlu dihormati, diteladi dan dipatuhi. Kebolehan yang mewujudkan kepercayaan dan amanah.Menurut Haris dan Muijs (2005), terdapat dua konsep utama dalam membentuk ciri-cirikepemimpinan guru iaitu peranan dan tanggungjawab serta kerjasama. Dalam konseppertama, mereka menerangkan bahawa guru tidak hanya bertanggungjawab danmemainkan peranannya dalam batasan ruang linkup bilik darjah bagi mempengaruhipelajar mencapai matlamat sekolah tetapi tempat memainkan peranan dalam usahamencapai matlamat yang yang telah disusun oleh pihak sekolah.Tambahan itu, guru yang berkepemimpinan memainkan peranannya sebagai guru yangbukan hanya membimbing pelajarnya memperoleh pencapaian yang terbaik tetapi jugaberupaya memimpin dan membimbing teman sekerjanya ke arah matlamat yang hendakdituju iaitu matlamat yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah tanpa arahan ataupaksaan daripada pihak atasan. Berdasarkan kepada perspektif ini, Katzenmeyer danMoller (2005) menghuraikan tiga kemahiran kepemimpinan utama yang perlu dimilikioleh seseorang guru.1) Guru yang berkepemimpinan berkebolehan mempengaruhi pelajar atau rakan laindan bertindak sebagai fasilitator, mentor, pakar kurikulum, pembentuk pendekatanbaharu yang menerajui kumpulan pembelajaran dan sebagainya.2) Mengambil bahagian dalam tugas-tugas operasi sekolah seperti melibatkan dirimenerusi peranannya sebagai ketua bahagian seperti guru kanan, guru sumber danlain-lain, menjadi ahli kepada kumpulan kerja seperti jawatankuasa bertindak sebagaiguru disiplin, guru persatuan dan lain-lain serta bertindak selaras dengan matlamat yangditekankan oleh pihak sekolah. Selain itu, guru yang berkepemimpinan ini juga tidakperlu menunggu arahan daripada pihak atasan bagi menjalankan tanggungjawabsebagai ahli kumpulan kerja. Sebaliknya, beliau mengetahui tugas yang perlu dibuat danbertindak ke arah matlamat yang hendak dicapai dengan sendirinya.3) Melalui keahlian jawatankuasa kantin, jawatankuasa PIBG dan lain-lain, guru yangberkepemimpinan berupaya melakukan perubahan dengan memberi sumbangan ideayang baik, dapat diterima pakai dan melakukan tindakan sesudah diberi kuasa sebagaiahli. Contohnya, memberi idea yang dapat diterima pakai memperbaiki mutuperkhidmatan pelanggan di kantin sekolah seperti menukar sistem perkhidmatankaunter di kantin supaya lebih cepat dan efisien. 15. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik DarjahManakala konsep kedua dalam kepemimpinan pula merujuk kepada konsep kerjasama.Konsep ini penting kerana agak mustahil bagi individu yang berketerampilan memimpindan memajukan institusi tanpa kerjasama daripada individu lain yang mempunyaiperkaitan kerja dengannya.Menurut Liberman (2000), kepemimpinan ialah individu yang membantu rakannnyadalam mencuba idea baru dan memberi dorongan kepada mereka. Kepemimpinan gurubukan sahaja melibatkan kerjasama antara rakan sejawat di sekolah tetapi turutmemastikan kejayaan sekolah. Justeru itu, kepemimpinan guru perlu menjalinkankerjasama antara sekolah dengan masyarakat. Dengan itu, perbincangan dalam temakepemimpinan guru akan dibahagikan kepada beberapa subtajuk kecil. Antaranya,kepemimpinan guru dalam bilik darjah, kepemimpinan guru menurut pandangan Islam,kompeten kepemimpinan guru, implikasi kepemimpinan guru dan kepemimpinan gurudalam pengajaran dan budaya sekolah.Isu dalam Kepimpinan Kurikulum Bilik DarjahKebanyakan guru mempunyai persepsi yang tidak tepat tentang kepimpinan bilik darjahkerana bagi mereka peranan kepimpinan terletak di bahu pengetua atau pentadbirsekolah. Persepsi ini perlu dibetulkan bahawa asas kejayaan sebuah sekolah yangberjaya bukannya disebabkan oleh pemimpin pengajaran (pengetua atau guru besar)tetapi disebabkan oleh kordinasi para guru selaku pemimpin pengajaran. Pendapat initelah membezakan peranan antara pengetua sekolah dengan gurunya di mana guruberperanan sebagai pemimpin pengajaran dan pengetua sebagai penyelaras sahaja.Pendapat ini telah disokong berdasarkan hasil kajian ke atas sekolah-sekolah efektif dimana ciri-ciri kepimpinan pengajaran yang dimiliki pengetua sekolah menjadi faktorutama yang dapat memajukan sesebuah sekolah. Amalan kebiasaan guru di dalam bilikdarjah lebih banyak kepada pengurusan darjah sedangkan kepimpinan bilik darjah tidakmenjadi keutamaan. Situasi ini disebabkan program-program yang berkaitan denganlatihan guru lebih banyak memberi penekanan kepada amalan bilik darjah. Kesannya,guru yang mengajar tidak menyedari tentang peranan mereka yang sebenar. Guruberanggapan bahawa peranan mereka hanya mengajar murid-murid mengikut sukatanpelajaran yang disediakan dan secara tekal akan memastikan sukatan pelajaran yangdiperuntukkan perlu dihabiskan mengikut jangka masa yang ditetapkan. Guru adalahagen perubahan yang penting dalam memastikan sekolah mereka menjadi sekolah yangberkesan. Guru sebagai agen perubahan perlu dijadikan agenda penting iaitumempelajari ciri-ciri kepimpinan bilik darjah yang berkesan perlu dijadikan agendapenting iaitu mempelajari ciri-ciri kepimpinan bilik darjah yang berkesan danmengamalkannya dalam proses pengajaran dan pembelajaran supaya kualiti dankeberkesanan sekolah dapat ditingkatkan. Tanggungjawab sistem pendidikan adalah untuk menyediakan generasi mudadengan pelbagai pengetahuan dan kemahiran supaya mereka dapat menghadapi alamdewasa. Dalam konteks menyediakan pendidikan yang ideal, tujuan dan matlamatpendidikan negara pada abad ke 21 amat jelas sekali. Kementerian Pendidikan telahmenyusun dan merancang untuk memperbaiki, memperkukuh, dan mempertingkatkanmutu pendidikan negara sesuai dengan perubahan sosialisasi masyarakat hari ini. Salahsatu unsur yang penting adalah memberikan peluang pendidikan yang sama kepada 16. Topik 10: Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjahsemua pelajar tanpa mengambil kira budaya, kelas sosial, kelompok etnik dan amalanatau cara hidup. Kekurangan tenaga pengajar yang berkemahiran turut menjadi isu dalampelaksanaan pendidikan pendidikan yang berkesan. Berdasarkan statistik yangdikeluarkan oleh Bahagian Perancangan Pembangunan Pendidikan (BPPDP)Kementerian Pelajaran Malaysia, pada tahun 2000 sebanyak 61.8 guru terdiri daripadaguru perempuan dan KPM menghadapi masalah menempatkan mereka di sekolah luarbandar, khususnya di pedalaman dan pulau. Kebanyakan sekolah di pedalaman danpulau mendapat guru yang kurang berpengalaman atau kurang latihan. Keadaan ini jugaturut menyebabkan berlaku ketidaksepadanan (mismatch) dalam pengagihan gurumengikut opsyen. Maka berlakulah keadaan di mana kebanyakan guru yang mengajardi sekolah menjadi bidan terjun. Guru yang bukan opsyen terpaksa mengajar matapelajaran kritikal seperti Matematik, Sains dan Bahasa Inggeris bagi memenuhikeperluan pelajar. Disebabkan kurang pengalaman dan pengetahuan tentang subjekberkenaan maka kewibawaan guru dalam menyampaikan ilmu kepada pelajar muladipertikaikan Kementerian Pelajaran Malaysia dan Kementerian Pengajian Tinggi menghadapikesulitan untuk membekalkan pengambilan guru yang selayaknya untuk mendidik parapelajar. Permasalahan wujud apabila terdapat segelintir individu yang memasuki bidangperguruan kerana tiada pekerjaan lain dan bukan kerana minat untuk mendidik semata-mata. Masalah ini akan memberikan impak yang besar kepada pelajar dan jugasekolah.Ini kerana guru yang sekadar makan gaji ini tidak akan mengajar secarabersungguh-sungguh atau pun untuk niat mendidik tetapi mengajar untuk tujuan wangsemata-mata. Di sekolah tidak semua guru besar atau guru penolong kanan mengamalkankepimpinan pengajaran yang berkesan. Kebanyakan mereka berfungsi sebagaipentadbir. Kurangnya peranan serta fungsi kepimpinan pengajaran daripada guru besardan guru penolong kanan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh kebanyakansekolah dalam jangka masa yang panjang (Ramaiah, 1992). Kepimpinan pengajaranguru besar dan guru penolong kanan adalah sangat penting kerana kepimpinanbercorak ini dapat menghasilkan pengajaran dan pembelajaran berkesan di kalanganpara guru dan pelajar yang dapat menghasilkan prestasi akademik yang cemerlang.Inibermaksud sekiranya guru besar dan guru penolong kanan juga memainkan perananyang berkesan sebagai pemimpin pengajaran ianya dapat mempengaruhi para gurumengamalkan pengajaran berkesan di bilik darjah. Hanya dengan pengajaran yangberkesan di bilik darjah pembelajaran di kalangan para pelajar akan berlaku secaraberkesan. Oleh itu pertalian antara kepimpinan pengajaran guru besar dan gurupenolong kanan dan amalan pengajaran guru yang berke