fakta sosial emile durkheim dalam novel hafalan …

13
e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353 Terakreditasi Sinta 4 341 FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Susi Susanti, Mursalim, Irma Surayya Hanum Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman Jalan Pulau Flores No. 1 Kota Samarinda, Kalimantan Timur Email: [email protected] ABSTRAK Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut. Pertama, Fakta cerita dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye terdiri dari alur, tokoh dan penokohan, dan latar. Alur dalam novel ini adalah alur maju. Tokoh-tokoh dalam novel ini mempunyai peranan sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan. Secara garis besar latar tempat yang digunakan dalam novel berada di Lhok Nga dan latar waktu yang digunakan adalah pagi, siang, sore, serta malam hari. Kedua, nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye ada sembilan yakni cinta tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran/amanah diplomatif, hormat dan santun, dermawan, suka tolong menolong, dan gotong royong/kerjasama, percaya diri dan pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, baik dan rendah hati, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Fakta sosial yang terdapat dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye terbagi menjadi tiga tipe. Tipe fakta sosial kolektif, yaitu membaca doa setiap akan beraktifitas, warna ungu sebagai simbol janda, patuh terhadap suami, adat pernikahan, dan berbicara dengan bahasa yang di kehendaki individu. Tipe fakta sosial eksternal, yaitu shalat, bacaan shalat, mengaji, dan seragam sekolah. Tipe fakta sosial koersif, yaitu belajar menghafal bacaan shalat dengan Aisyah, diejek dengan Aisyah, dan belajar arti shalat dengan Ustadz Rahman. Kata Kunci : fakta sosial, emile durkheim, sosiologi sastra ABSTRACT Based on the research that has been done, the following results are obtained. First, the facts of the story in the novel Hafalan Shalat Delisa by Tere Liye consist of plot, character and characterization, and setting. The plot in this novel is the flow forward. The characters in this novel have a role as the main character and additional character. Broadly speaking, the setting used in the novel is in Lhok Nga and the time setting used is morning, afternoon, evening and night. Second, the

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

341

FAKTASOSIALEMILEDURKHEIMDALAMNOVELHAFALANSHALATDELISAKARYATERELIYE:TINJAUAN

SOSIOLOGISASTRA

SusiSusanti,Mursalim,IrmaSurayyaHanum

FakultasIlmuBudaya,UniversitasMulawarmanJalanPulauFloresNo.1KotaSamarinda,KalimantanTimur

Email:[email protected]

ABSTRAK

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut.Pertama, Fakta cerita dalam novelHafalan Shalat Delisa karya Tere Liye terdiridarialur,tokohdanpenokohan,danlatar.Alurdalamnovel iniadalahalurmaju.Tokoh-tokohdalamnovelinimempunyaiperanansebagaitokohutamadantokohtambahan.SecaragarisbesarlatartempatyangdigunakandalamnovelberadadiLhokNga dan latarwaktu yang digunakan adalah pagi, siang, sore, sertamalamhari.Kedua,nilai pendidikankarakter yang terdapatdalamnovelHafalan ShalatDelisakaryaTereLiye ada sembilan yakni cinta tuhandan segenap ciptaan-Nya,kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran/amanah diplomatif, hormat dansantun,dermawan,sukatolongmenolong,dangotongroyong/kerjasama,percayadiridanpekerjakeras,kepemimpinandankeadilan,baikdanrendahhati,karaktertoleransi, kedamaian, dan kesatuan. Fakta sosial yang terdapat dalam novelHafalan ShalatDelisakaryaTereLiye terbagimenjadi tiga tipe.Tipe fakta sosialkolektif, yaitumembacadoa setiapakanberaktifitas,warnaungusebagai simboljanda,patuhterhadapsuami,adatpernikahan,danberbicaradenganbahasayangdi kehendaki individu. Tipe fakta sosial eksternal, yaitu shalat, bacaan shalat,mengaji, dan seragam sekolah. Tipe fakta sosial koersif, yaitu belajarmenghafalbacaanshalatdenganAisyah,diejekdenganAisyah,danbelajarartishalatdenganUstadzRahman.KataKunci:faktasosial,emiledurkheim,sosiologisastra

ABSTRACT

Basedontheresearchthathasbeendone,thefollowingresultsareobtained.First,thefactsofthestoryinthenovelHafalanShalatDelisabyTereLiyeconsistofplot,character and characterization, and setting. The plot in this novel is the flowforward. The characters in this novel have a role as the main character andadditionalcharacter.Broadlyspeaking,thesettingusedinthenovelisinLhokNgaand the time setting used ismorning, afternoon, evening and night. Second, the

Page 2: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

342

valueofcharactereducationcontainedinthenovelHafalanShalatDelisabyTereLiye thereareninenamely the loveofGodandall ofhis creation, independenceandresponsibility,honesty/diplomaticmandate,respectandcourtesy,generous,generous,helpful,andmutualassistance/cooperation,self-confidenceandhard-working, leadership and justice, kind and humble, character of tolerance, peace,andunity.ThesocialfactscontainedinthenovelHafalanShalatDelisabyTereLiyeare divided into three types. The type of collective social facts,which is to readevery prayer will be active, purple as a symbol of a widow, obedient to herhusband,marriagecustoms,andspeakthelanguagedesiredbyindividuals.Typesof external social facts, namely prayer, prayer reading, recitation, and schooluniforms. Types of coercive social facts, namely learning to memorize prayerreadings with Aisha, being ridiculed with Aisha, and learning the meaning ofprayerwithUstadzRahman.

Keywords:socialfacts,emiledurkheim,sociologyofliterature

A. PENDAHULUANKarakter sangatlah penting dalam kehidupan seseorang. Karakter yang

baiktidakakanterbentuktanpaadapembinaanyangdilakukansejakusiadini,olehkarenaitu,nilaipendidikankarakterharusditerapkandalamkehidupansehari-hari.Pendidikankarakteryangmerupakannilai-nilaiperilakumanusiayangberhubungandenganTuhanYangMahaEsa,dirisendiri,sesamamanusia,lingkungan, kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,perkataan, perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,budaya,danadatistiadat.

Karakter yang baik adalah orang yangmemiliki budi pekerti. Karakteryang buruk dapat membawa dampak yang tidak baik, seperti meningkatnyatindakkekerasanyangdilakukanremajadisekitarkita,penggunaankata-katayang buruk, meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas,kaburnya batasan moral baik-buruk, rendahnya rasa tanggung jawab danrendahnyarasahormatkepadaorangtuasertaguru.

Pada zaman sekarang ini anak-anak lebih menyukai acara televisi dangadget yangdapatmembentukkarakteranakmenjadikurangsejalandengannorma-norma sosial dan agama. Ada banyak cara menyampaikan nilai-nilaipendidikanKarakter.SepertihalnyaSastra.Sastrasebagaisaranakomunikasi,yaitukomunikasidenganpenikmatnyaataupembacanya.Novelmemilikiceritayang mengemukakan suatu cerita secara bebas, lebih rinci, detail danmelibatkanberbagaipermasalahanlebihkompleks.

NovelHafalanShalatDelisakaryaTereLiyedipilihdalampenelitian inikarena sangat menarik untuk dikaji. Dalam novel ini diceritakan tentangseoranganakperempuanbernamaDelisa, iaberumurenamtahun,yanginginmenghafalbacaanshalat,iatinggaldiAcehKotaLhokNga.

Page 3: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

343

Kisah dramatis Delisa dimulai ketika terjadi bencana tsunami yangterjadi di Lhok Nga. Delisa yang berumur enam tahun sudah dihadapkandenganujianyangteramatberat,karenabencanatsunami.Akibatdaribencanatersebut Delisa kehilangan kaki kanannya, ketiga kakaknya, ummi, dansahabatnya.Delisamemilikihatiyangbesar,nilaikeikhlasannyasangatdalam.Delisa tidak menyalahkan keadaan yang sudah terjadi dan tidak marahterhadap Tuhan sang pencipta karena kesabaran dan ketabahan. DelisamenjadipenyemangatLhokNgakarnasikapnyayangtegar.

PenulistertarikuntukmengkajinovelHafalanShalatDelisakarenanovelini menghadirkan cerita tentang nilai karakter yang luhur dan pengalamanhidup yang dialami Delisa sebagai tokoh utama. Nilai karakter harusdipertahankanditengahrealitakehidupanyangselalubergantidansangatkuatpengaruhnyaterhadapkeadaanyangdialamiDelisaketikasedangmenghadapicobaan yang berat di usia enam tahun. Delisa harus tegar dan berusahamenerima musibah yang ia alami diusianya yang sangat muda. Delisa yangtetap berpegang teguh terhadap agamanya, dan berusaha menyelesaikanhafalanshalatnyayangtertundakarnamusibahtsunami.

Selain menemukan nilai pendidikan karakter penulis pun akanmenemukanfakta-faktasosialyangterdapatdalamnovelhafalanShalatDelisa,fakta sosial adalah sebuah konsep. Fakta sosial didefinisikan sebagai carabertindak, berfikir, atau berperasaan yang berada di luar individu; namunmemiliki kekuatan untuk memaksa individu tersebut. Bagi Durkheim, faktasosial merupakan pokok bahasa utama sosiologi yang membedakansosiologidengandisiplinilmulain.

Berdasarkan hal-hal tersebut, sangat menarik untukmenjadikan novelHafalan Shalat Delisa karya Tere Liye sebagai objek penelitian denganmenggunakan teori sosiologi sastra. Lebih khususnya, dalam penelitian inimencari nilai pendidikan karakter dan fakta sosial yang terkandung dalamnovelHafalanShalatDelisakaryaTereLiyedalamtinjauansosiologisastra.

B. LANDASANTEORI

1. FaktaCerita

Faktaceritamerupakanunsurpembangunandalamcerita.Elemen-elemendalamfaktaceritaberfungsisebagaicatatanyangdiceritakandalamsebuahcerita. Fakta ceritameliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Ketigaunsur tersebut dinamakan struktur faktual atau tingkatan faktual yangdapat dibayangkan peristiwa dan eksistensinya dalam cerita (Stanton,2012:22).a. TokohdanPenokohan

Tokohmerujukpadaindividu-individuyangmonculdalamcerita.Dalamsebuah cerita dapat ditemukan tokoh yang terkait dengan semua

Page 4: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

344

peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu cerita, atau orang yang menjadipelaku dalam cerita. Sedangkan penokohan merupakan cara dariseorang pencerita untukmenampilkan tokoh dalam cerita. Penokohanadalah watak seseorang yang ditampilkannya, baik secara langsungmaupuntidaklangsungmelaluikatadantindakanseorangtokohdalamsebuahcerita(Stanton,2012:33).

b. AlurAlur cara umum merupakan rangkaian peristiwa pada sebuah cerita.Sebuah cerita tidak sepenuhnyadimengerti tanpa adanyapemahamanterhadap peristiwa-peristiwa yang ada pada cerita. Alur merupakansuatu cerita yang berisi urutan kejadian. Alur merupakan tulangpunggung cerita, dua elemen dasar yang membangun alur adalahkonflikdanklimaks(Stanton,2012:31).

c. LatarLatarmerupakan lingkunganyangmelingkupi sebuahperistiwadalamcerita biasanya berbentuk tempat danwaktu kejadian. Latar biasanyadihadirkan lewat baris-baris kalimat dalam sebuah cerita. Latar dapatberwujudsebuahtempatdanberwujudwaktu-waktutertentu(Stanton2012:35).

2. HakikatNilaiNilai berasal dari bahasa inggris yaitu, value yang berarti berguna. Nilaimerupakan konsepsi tersirat atau tersurat, yang sifatnya membedakanindividu atau ciri-ciri kelompok, sehingga mempengaruhi manusia dalambertindak. Setiap individumemperhatikan budaya dalammenerima nilai.Artinya, budaya turut membentuk atau sebagaireferensi seseorang untukmempertimbangkan ide-idenya dan menghasilkan sesuatu yang bernilai.Nilai bukan hanya merupakan sistem yang dipegang seseorang secarapribadi, namun merupakan sikap yang dinamika secara bersama dalamkelompok sosial dan masyarakat. Karena nilai akan berubah bersamaberlalunyawaktudankeadaanyangberbeda(Uhi,2016:6).

3. PendidikanKarakterDalamduniakontemporerpendidikankaraktermemilikinamalain,sebagaiembrio, seperti: pendidikan budi pekerti, pendidikan kewarganegaraan,pendidikanmoralpancasila,termasukpendidikankesejahterahankeluarga.Keseluruhan pendidikan diatas mengarah pada pola-pola tingkah laku

Page 5: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

345

positif, kesatuanmakna antara kata dan perbuatan, keseimbangan antarajasmani dan rohani dalamarti seluas-luasnya. Perlu ditambahkan bahwasebagai seorang tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dweantara (dalamRatna, 2014: 130) tidakmembedakan antara pendidikan karakter ataupendidikanwatakdenganbudipekerti.Dapatdidugabahwamasalahpokokargumentaitersebutadalahpersamaanhakikat,fungsi,dantujuandiantarakeduanya. Baik pendidikan budi pekerti maupun pendidikan karakteradalahsalahsatu,bahkanmugkinsatu-satunyacaramengantarkanbangsaindonesiapadamasyarakatyangamandandamai.

4. NilaiPendidikanKarakterDalam mewujudkan pendidikan karakter, tidak dapat dilakukan tanpapenanaman nilai-nilai. Terdapat sembilan pilarkarakter yang berasal darinilai-nilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dansegenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggung jawab; ketiga,kejujuran/amanah, diplomatif; keempat, hormat dan santun; kelima,dermawan, suka tolong-menolongdangotongroyong/kerjasama;keenam,percaya diri, dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan, keadilan;kedelapan, baik dan, rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi,kedamaian,dankesatuan(Muslich,2011:75).

5. SosiologiSastraMenurut Rize (dalam Faruk, 2013:18) sosiologimerupakan disiplin ilmutentangmasyarakatyangmelandaskanpadatigaparadigma;(1)paradikmafakta sosial yang berupa lembaga-lembaga dan struktur sosial yangdianggap sebagai suatu yang nyata yang berada di luar individu; (2)paradigma devenisi sosial yang memutuskan perhatian kepada cara-caraindividudalammendevinisikansituasisosialdanefek-efekdaridefinisiituterhadaptindakanyangmengikutinya,dalamparadigmainiyangdianggapsebagaipokokpersoalansosiologibukanlahfakta-faktasosialyangobjektif,melainkan cara pandang subjektif individu dalam menghayati fakta-faktasosialtersebut;(3)paradigmaprilakumanusiasebagaisubjekyangnyata.

6. FaktaSosialEmileDurkheimMenurutDurkheim(dalamArdlin,2013:55)faktasosialmerupakansetiapcarabertindak,baikyangditentukanmaupuntidak,memilikikemampuanuntuk menguasai individu dengan tekanan yang berasal dari luar, atausetiap cara bertindak yang bersifat umum pada masyarakat tertentu,namun pada saat yang sama (fakta sosial), mandiri serta bebas dariindividu.Atau,kehidupanmasyarakatdalamberbagaibentukkebudayaanserta adat istiadat, senantiasa memiliki aturan, kewajiban, kebiasaan,keyakinan, nilai dannorma yangmengatur cara-cara berperilaku, berfikir

Page 6: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

346

danberperasaan.Kebiasaan,cara-caraberperilaku,bertindak,danberfikiradalah suatu yang diwariskan melalui pendidikan dan sosialisasi melaluilingkungan sosial dimana seseorang lahir. Agama dan adat istiadatkebudayaan menjadi kenyataan yang paling rill dari keberadaan realitasobjektif kehidupan sosial. Fakta sosial senantiasa berhubungan dengantindakan,pikiran,perasaan-perasaanindividu,namuntakdapatdisamakansebagaifenomenapsikis.a. FaktaSosialKolektif

Durkheimmengemukakan (dalamArdlin, 2013:57) bahwa fakta sosialtidak menjadi milik seorang individu, namun mengatasi individu danhanya terdapat pada level kehidupan kolektif. Menurut Durkheimbahasaadalahcontohsederhanamengenaibentukkolektif faktasosial.Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan oleh seluruhmasyarakatIndonesia.BahasaIndonesiamenjadirealitastersendiridanmengatur bagaimana setiap orang harus berkomunikasi. Tidak adapaksaan bagi masyarakat Indonesia untuk berbahasa Indonesia.Seorang warga Indonesia dapat menggunakan bahasa yang berbeda,misalnyabahasaInggris.Tetapi,komunikasiakanberjalantidakefektifkarenasistemtanda,simbol,maknayangdipahamiseluruhmasyarakatIndonesia adalah Bahasa Indonesia. Dengan sifat kolektif fakta sosial,maka fakta sosial bukanlah milik individu, namun milik bersamakelompoksosial.

b. FaktaSosialEksternalMenurut Durkheim (Adlin, 2013:58) Keberadaan fakta sosial tidakbergantung pada kesadaran individu perorangan. Fakta sosial eksiskarenaadanyakesadaranbersama.Adaatautidakadanyaindividufaktasosial tetaplah ada.Adat istiadatdalammasyarakat telah ada sebelumseseoranglahirdantetapadasetelahiameninggal.Kesadaraninidividumenjadi semacam tempat bagi keberadaan dan penegasan eksistensifaktasosial.

c. FaktaSosialKoersifFakta sosial tidak mugkin diterima secara koersif apabila tidakmempunyai sifat mengontrol kesadaran individu. Yaitu, kemampuanuntuk memaksa seseorang untuk berfikir, bertindak dan berperasaandengan cara tertentu. Fakta sosial bisa saja tidak dipatuhi, tetapi iamempunyaimekanismeuntukmenghukumparapelanggaryangdisebutsaksi sosial. Seseorang akan dicibir, mendapat cemoohan, teralienasidarilingkungansosialnya,bahkanmendapatkanhukumanfisik(Ardlin,2013:58).

Page 7: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

347

C. METODEPENELITIAN

Penelitian ini adalah jenispenelitiankepustakaan. Penelitiankepustakaandalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai pendidikankarakter yang ada pada novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye danfaktasosialEmileDurkheimdalamnovelHafalanShalatDelisakaryaTereLiye. Dalam melakukan penelitian kepustakaan, peneliti mendapatkaninformasi dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, daninternet. Peneliti akan memperoleh data yang akan menjadi objekpenelitianpenulis.Penelitian ini merupakan Penelitian kualitatif dipergunakan untukmemperoleh gambaran empiris mengenai sosiologi sastra pada novel“Hafalan Shalat Delisa” karya Tere-Liye. Penelitian kualitatif adalahpenelitian yang bermaksuduntukmemahami fenomena tentang apa yangdialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motifasi,tindakan dan lain-lain dengan cara dskripsi dalam bentuk kata-kata danbahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dengan memanfaatkanberbagaimetodealamiah.

D. HASILDANPEMBAHASAN1. FaktaCeritaNovelHafalanShalatDelisKaryaTereLiye

Fakta cerita dalamnovelHafalan ShalatDelisa karyaTereLiye adalahTokoh dan Penokohan, Alur, dan Latar. Tokoh dan Penokohan dalamnovelHafalanShalatDelisakaryaTereLiye,yaitu(1)Delisa,(2)Aisyah,(3)Zahra, (4)Fatimah, (5)UmmiSalamah, (6)AbiUsman, (7) UstadzRahman, (8)Ubay, (9)KoAcan, (10) Shofi. Alur dalamnovelHafalanShalat Delisa karya Tere Liye tersebut terbagimenjadi lima, yaitu (1)Tahap Penyituasian (situation), (2) Tahap Pemunculan Konflik(generating circumstances), (3) Tahap Peningkatan Konflik (risingaction), (4) Tahap Klimaks (climakx), (5) Tahap Penyelesaian(denouement).LatardalamnovelHafalanShalatDelisakaryaTereLiye,yaitu(1)latarwaktu,dan(2)latarsosial.

2. NilaiPendidikanKarakterdalamNovelHafalanShalatDelisakaryaTereLiyeTokoh Delisa memiliki sembilan nilai pendidikan karakter, yaitu: (1)karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (2) kemandirian dantanggung jawab, (3) kejujuran/amanah, diplomatif, (4) hormat dansantun, (5) suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama, (6)percaya diri, dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan, keadilan, (8)baik dan, rendah hati, dan, (9) karakter toleransi, kedamaian, dankesatuan.

Page 8: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

348

Hasil penelitian ini menyampaikan bahwa nilai pendidikan karaktersangat penting dalam kehidupan, nilai pendidikan karakter dapatmembangun seseorang untuk dapat lebih baik dalam menjalanikehidupan, yang diawali dari pengetahuan terhadap nilai kebaikansehinggaakanterusmenggembangkansikapmencintaiperbuatanbaikdan akhirnyamau untukmelaksanakan perbuatan baik tersebut. Nilaipendidikan karakter dapat dimulai sejak dini, karnamembentuk nilaipendidikan karakter lebihmudah dibentuk dan di kembangkan ketikamasihusiadini.

3. FaktaSosialEmileDurkheimFakta sosial terbagi menjadi tiga yaitu fakta sosial kolektif dimanadidalampenelitianinititemukanfaktasosialkolektiftokohDelisaseringmelupakando’atidurketikaakantidur,sehinggamenyebabkaniasusahuntuk bangun subuh, hal tersebutmencerminkan fakta sosial kolektif,dimanadalamagamaIslamsetiapmuslimdianjurkanuntukmelakukando’asebelummelakukankaktifitas.Namunhaltersebuttergantungpadaindividu itu sendiri, mau tidaknya iya membaca do’a sebelummelakukanaktifitas,haltersebuttidakdiwajibkanbagimuslim,dimanafakta sosial kolektif tidak memaksa individu untuk mengikuti norma-normaataunilai-nilaiyangadapadasebuahkelompok. Fakta sosial kolektifpun terdapat ketika Fatimah percaya warnaunggu adalah simbol dari janda, maka ketika Ummi SalamahmengenakankerudungberwarnaungguFalimah langsungperotesdansegera mengganti kerudung unggu tersebut dengan kerudung warnaputih. hal tersebut mencerminkan fakta sosial kolektif, tidak adapaksaan bagi individu untuk mengikuti norma-norma atau kaidah-kaidahyangberlakudidalamkelompok.Tetapiketikaseseorangmasukkedalam sebuahmasyarakat atau sebuah kelompok ia akanmengikutinorma-norma atau kaidah-kaidah yang berlaku didalam kelompoktersebut. Seperti Ummi Salamah yang menuruti keyakinan Fatimahterhadap warna ungu, Ummi Salamah langsung mengganti kerudungungu yang di kenakannya dengan kerudung berwarna putih yangdibawaFatimah. Ummi Salamah yang selalu bersikap baik terhadap suaminya,sekalipun itu di telepon. Ummi salamah selalu bersikap sungguh-sungguhmelayanisuami,karnaUmmiSalamahinginmenjadiistriyangbaik di mata suami. Dimana hal tersebut adalah fakta sosial kolektif.Ummi Salamah percaya bahwa didalam agama islam istri yang baikselalubersikapsungguh-sungguhmelayani suami.Namun tidaksemuaistri selalu melayani suaminya dengan sungguh-sungguh danmemperlakukan suami dengan baik, hal tersebut tergantung seorangistriyanginginatautidakinginmelakukanhaltersebut. Ustadz Rahman akan segera melangsungkan pernikahan setelahlamaranberlangsung,diLhokNgaketikaadaacarapernikahanadaadat

Page 9: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

349

kebiasaanuntukmasyarakatLhokNgasepertiarak-arakan,uangrecehyang dilempar, dan banyak manisan. Namun adat kebiasaan tersebuttidak diharuskan, seperti pada kutipan diatas bahwa Ustadz Rahmanberkata dalam hati, pernikahan Ustadz Rahman tidak akan meriahdengan melakukan adat-adat tersebut karna dirinya hanyalah gurungaji, yang menegaskan bahwa ia tidakpunya cukup uang untukmelakukan ritual-ritual tersebut. Hal tersebut boleh saja terjadi karnaritual-ritual tersebut tidak diharuskan. Hal tersebut mencerminkanfaktasosialkolektifyaitutidakmemaksaindividuuntukmengikutiadatistiadatyangberlakudalamsebuahkelompok. Delisa yang baru sadar dari pingsannya setelah beberapa haritsunamimelanda Lhok Nga, ia susah untukmengatakan kalimat yangutuh,setelahbeberapalamakemudianDelisapunmampumengatakankalimat yang utuh, namun ucapannya tidak dimengerti Shopi susteryang merawat dirinya selama ia pingsan, karna Shopi tidak mengertibahasaindonesiadanDelisapuntidakmengertibahasayangdigunakanShopi.Dimanahal tersebut adalahmencerminkan fakta sosial kolektif,dimana setiap individu bebas menggunakan bahasa apapun diIndonesia. Individu yang berada di Indonesia tidak di paksa untukmenggunakan bahasa Indonesia, namun bahasa Indonesia adalahbahasayangdigunakanolehorangseluruhmasyarakatIndonesia.Tidakada paksaan bagi masyarakat Indonesia untuk berbahasa Indonesianamun komunikasi akan berjalan tidak efektif karena sistem tanda,simbol, makna yang dipahami seluruh masyarakat Indonesia adalahBahasa Indonesia. Fakta sosial kolektif dapat mengkategorikan,mengklarifikasikasi, atau membedakan antara satu kelompok sosialdengankelompoklainnya. Yangkeduaadalah fakta sosial eksternal,Delisa susahsekaliuntukdibanguni shalat subuh, shalat adalah ritual yang wajib bagi umatmuslim. Umat muslim diwajibkan untuk melakukan shalatbagaimanapun keadaannya dan dimana pun. Dimana hal tersebutadalahcerminanfaktasosialeksternalyangmewajibkanindividuuntukmelaksanakannorna-norma,kaidah-kaidah,danketentuanyangadadidalamkelompoktersebut. Keluarga Ummi Salamah selalu mengaji selesai shalat subuh, haltersebut adalah rutinitaswajib keluargaUmmi Salamah selepas shalatsubuh.Dimanahaltersebutadalahcerminandarifaktasosialeksternal,yang mewajibkan setiap individu melakukan norma-norma, kaidah-kaidah, dan ketentuan yang ada pada kelompok tersebut. DibuktikanketikaFatimahyangsudahkhatamAl-Qur’anduakalisetahunterakhirharustetapmengajiwalaupunsudahkhatam. Anak-anak Lhok Nga yang selamat dari bencana tsunami,melanjutkan sekolahmereka di tenda pengungsian,walaupun fasilitasdan peralatan sekolah yang seadanya mereka tetap menempuhpendidikan. Kakak-kakak sukarelawan membagikan seragam sekolah

Page 10: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

350

danperalatansekolahlainnyakepadaanak-anakyangsekolahditendapengungsiantersebut.Dimanasetiapmuritharusmengenakanseragamsekolah,haltersebutwajibdipatuhisetiapmurid. Yang ketiga adalah Fakta sosial koersif yaitu, memiliki kekuatanmemaksaseseoranguntukberpikir,bertindak,danberperasaandengancara tertentu. Fakta sosial koersif bisa saja tidak dipatuhi, tetapi iamempunyaimekanismeuntukmenghukumparapelanggaryangdisebutsanksi sosial. Yaitu dicibir, mendapat cemoohan, teralienasi darilingkungansosialnya,bahkanmendapatkanhukumanfisik.Delisa sedang berusaha belajar bacaan shalat dengan dibantu olehAisyah. hal tersebut adalah cerminan dari fakta sosial koersif, dimanaDelisa dipaksa berfikir, bertindak dan berperasaan dengan caramengikutiAisyahmembacabacaanshalat. Delisa berusaha menghafal bacaan shalat, Delisa yang kesulitanmenghafal bacaan-bacaan shalat tersebut mendapatkan ejekan dariAisyah, namun ejekan Aisyah itu mampu membuat Delisa mengingatbacaanbacaanyang sering terbolak-balik.Delisadipaksaberpikirdariejekan-ejekanAisyah tersebut sehinggamembuatDelisamudah untukmembedakanmanabacaanyangpertamadanbacaanselanjutnya. Delisabertanyaperihalbacaanshalat,yangselaluterbolak-balikbilamenghafal,UstadzRahmanmenjelaskankepadaDelisa caramenghafalbacaanshalatagartidakterbolakbalik,Delisakesulitandenganbacaaanshalat yang hampir mirip sehingga membuat Delisa terbolak-balikmembacanya, Delisa pun bertanya bolehkah bacaan shalat terbolak-balik,UstadzRahmanmenjelaskankepadaDelisabahwabacaanshalattidak boleh tertukar karna artinya dapat berubah. Dari percakapanantara Delisa dan Ustadz Rahman memunculkan intensitas atau levelyang baru. Delisa dapat lebih mengerti dan lebih paham makna daribacaanshalat,yangtidakbolehhanyasembarangmembaca.

E. PENUTUPFaktaceritapadaNovelHafalanShalatDelisaKaryaTereLiye terdiri atasalur, tokoh dan penokohan, serta latar. Alur dalam novel Hafalan ShalatDelisa adalah alur maju karena setiap peristiwa yang terdapat didalamnovel Hafalan Shalat Delisa ini memiliki keterkaitan serta peristiwa satumenyebabkanterjadinyaperistiwa lain.TokohdalamnovelHafalanShalatDelisamemilikitokohutamabernamaDelisadanmemilikitokohtambahanyangbernamaAisyah, Zahra, Fatimah,Ummi Salamah,AbiUsman,UstadzRahman, Ubay, KoAcan, dan Sofi. Secara garis besar latar dalam novelHafalan Shalat Delisa berada di Kota Lhok Nga. Di dalam Novel HafalanShalatDelisaterdapattempatyangdigunakanyaitukamarDelisa,halamanrumah, pasar LhokNga,meunasah, lapangan pantai LhokNga, sekolahan,

Page 11: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

351

bandara, kapal tengker, kaki bukit Lhik Nga, helikopter, dan kapalinduk.waktu dalam penceritaan yang terjadi dalam novel Hafalan ShalatDelisaadalahpagi,siang,sore,danmalamhari.Sedangkanlatarsosialyangterdapat dalam novel Hafalan Shalat Delisa ini adalah sikap salingbertoleransi, saling menghormati, menyayangi, menghargai dan salingmengingatkanagarmemilikikarakteryangbaik.Berdasarkananalisis,nilaipendidikankarakteryangterdapatdalamnovelHafalan ShalatDelisa dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan karakteryang terkandung dari novel ini adalah karakter cinta Tuhan dan segenapciptaan-nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran/amanah,diplomatif, hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong dangotongroyong/kerjasama, percayadiridanpekerjakeras,kepemimpinandan keadilan, baik dan rendah hati, karakter toleransi, keadilan dankesatuan.KemudianfaktasosialEmileDurkheimyangterdapatdalamnovelHafalanShalatDelisakaryaTereLiyeadalahfaktasosialkolektifyaituSetiaporangmemiliki pemikiran-pemikiran, persepsi, atau keinginan masing-masing.Tetapiketika seseorang tersebutmasukkedalamsebuahmasyarakat atausebuah kelompok ia akan mengikuti kaidah-kaidah, norma-norma, ataunilai-nilai yangberlakudi dalamkelompok tersebut.Dengan sifat kolektiffakta sosial, maka fakta sosial bukanlah milik individu, namun milikbersamakelompoksosial.Tidakadapaksaanbagiindividuuntukmengikutiaturan, norma, dan nilai-nilai yang berlaku pada sebuahmasyarakat ataudalamsebuahkelompok.CerminanfaktasosialkolektifdalamnovelHafalanShalatDelisaadalah:membacado’a setiapakanberaktifitas,warnaunggusebagai simbol janda, patuh terhadap suami, adat pernikahan, danberbicara dengan bahasa yang di kehendaki individu. Yang kedua faktasosial eksternal yaitu tidak bergantung pada kesadaran individu, faktasosial eksternal eksis pada kesadaran bersama. Maksudnya adalah, faktasosialeksternaltetapadawalaupunkitasudahtiadaataupunsebelumkitalahir. Kesadaran individumenjadi semacam tempat bagi keberadaan danpenegasaneksistensi faktasosial.Setiapindividudipaksauntukmengikutinilai-nilai, kaidah-kaidah, atau aturan yang berlaku di dalam kelompoktersebut. Cerminan dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liyeadalah:shalat,bacaanshalat,mengaji,danseragamsekolah.SelanjutnyayangketigayaituFaktasosialkoersifyaitumemilikikekuatanmemaksa seseorang untuk berpikir, bertindak, dan berperasaan dengancara tertentu. Fakta sosial koersif bisa saja tidak dipatuhi, tetapi iamempunyai mekanisme untuk menghukum para pelanggar yang disebutsanksisosial.Yaitudicibir,mendapatcemoohan,teralienasidarilingkungansosialnya, bahkan mendapatkan hukuman fisik. Cerminan dalam novelHafalan Shalat Delisa karya Tere Liye adalah: belajar menghafal bacaanshalat dengan Aisyah, di ejek dengan Aisyah, belajar arti shalat denganUstadzRahman.

Page 12: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

352

DAFTARPUSTAKA

Ardlin,Fuad.2013.WaktusosialEmileDurkheim.Bantul:KreasiWacana.

Faruk.2013.PengantarSosiologiSastra:DariStrukturalismeGenetikSampai Post-Modernisme.Yogyakarta:PustakaPelajar.

Gazalba,Sidi.1973.SistematikaFilsafat.Jakarta:BulanBintang.

Koentjaraningrat,1981.Metode-metodePenelitianMasyarakat.Jakarta:Gramedia.

Miles, B. Matthew dan A. Michael Hubermas. 2009. Analisi Data Kualitatif BukuSumber Tentang Metode-metode Baru. Diterjemahkan dalam BahasaIndonesiaolehTjetjepRohendiRohidi.Jakarta;Ar-RuzzMedia.

Liye,Tere.2008.HafalanShalatDelisa.Jakarta:Republika.

Muslich,Mansur.2011.PendidikanKarakter.Jakarta:BumiAksara.

Mulyasa.2012.ManajemenPendidikanKarakter.Jakarta:BumiAksara.

Nawang Sakt, Reny. 2013. Nilai Pendidikan Karakter Novel Bumi Cinta KaryaHabiburrahman El Shirazy dan Relevansinya Terhadap MateriPembelajaran Sastra si SMA. Fakultas Bahasa dan Seni Universita NegeriYogyakarta.(diunduh,08Januari2018).

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

UniversityPress. .2013.TeoriPengkajianFiksi.Yogyakarta:GadjahMadaUniversityPressRaihanHani.2007.PendidikanKarakterdalamNovelLaskarPelangikaryaAndrea

Hirata (Perspektif Pendidikan Islam), Jurusan Pendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.(diunduh,08Januari2018).

Ritzer, George. 2012.Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai

PerkembanganTerakhirPostmodern.Yogyakarta:PustakaPelajar

Revita,Eka.2016.AnalisisTeoriFaktaSosialEmileDurkheimDalam PendidikanKarakterUntukMembentukKarakterJujurPadaSiswaSmpit Insan KamilKaranganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Surakarta.Abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K8412033_bab2.pdf (diunduh, 03januari2018

Semi,M.Atar,2012.MetodePenelitianSastra.Bandung.CV.Angkasa.

Page 13: FAKTA SOSIAL EMILE DURKHEIM DALAM NOVEL HAFALAN …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 340-353

Terakreditasi Sinta 4

353

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Yogyakarta:SuakaMedia.

Uhi, Jannes Alexander. 2016. Filsafat Kebudayaan: Konstruksi Pemikiran CorenlisAnthonievanPeursen.Yogyakarta:PustakaPelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2014. Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya DalamPendidikanKarakter.Yogyakarta:PustakaPelajar.

Zainuddin, Almutaqo. Identifikasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada BukuPelajaran Agama Islam Sekolah Dasar. Jurusan Pendidikan Guru SekolahDasarUniversitasMuhammadiyahSurakarta.(diunduh,03Januari2018).