faidah penggunaan alif dan lam dalam kalimat bahasa arab.doc

30
Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab Author: admin | Posted: 01-05-2010 | Category: Artikel Ada suatu kaidah penting dalam ushul tafsir, dimana jika terdapat alif dan lam masuk pada isim jenis (seperti manusia, jin dll) atau masuk pada isim sifat (nama sifat), maka menunjukkan istigroqiyah, yakni menunjukkan makna yang mencakup keseluruhan dari jenis atau sifat yang dimasukinya. Pada pelajaran mengenai bahasa arab, kita ketahui bahwa isim yang kemasukan alif dan lam adalah isim yang ma’rifat, yakni isim yang tertentu, namun ketika alif dan lam masuk pada isim jenis dan sifat, maka alif dan lam ini berfungsi sebagaimana kaidah di atas. Kaidah ini telah disepakati oleh para ulama bahasa arab dan juga ulama ushul fiqih. Contohnya sebagaimana dalam surat al-Ahzab ayat 35: ن ن ي م لْ سُ مْ ل ات م لْ سُ مْ ل و ن ي ن مْ ُ مْ ل و ات ن مْ ُ مْ ل و ن ي نِ ن ا قْ ل و ات ن ن ا قْ ل و ن ي ق اد ص ل و ات ق اد ص ل و ن ي ر , ب ا ص ل و ت ر , ب ا ص ل و ن ي ع / ش ا خْ ل و ات ع / ش ا خْ ل و ن ي ق د ص تُ مْ ل و ات ق د ص تُ مْ ل و ن ي م ا ص ل و ات م ا ص ل و ن ي 6 ظ ف ا خْ ل وْ مُ ه , ج وُ رُ ف ات 6 ظ اف خْ ل و ن ي ر ك لد و ً ر يِ / ث ك ت ر ك لد و د ع ُ ْ مُ ه لً ة ر فْ غ م ً رْ , ج وً م ي 6 ظ ع“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” Pada ayat ini terdapat banyak sekali kata-kata sifat yang kemasukan alif dan lam. Sehingga dari hal ini kita ketahui bahwa, semua sifat yang ada pada ayat di atas menunjukkan semua cakupan sifat dan keseluruhan hal yang terkandung dari sifat, yang akan mengantarkannya kepada ampunan dan pahala yang besar dari Allah ta’ala. Kita ambil contoh misalnya pada kata ن ي م لْ سُ مْ ل. Kata ini menunjukkan semua orang muslim yang mempunyai makna-makna islam, orang muslim yang mengamalkan semua bagian dan cabang-cabang islam. Sehingga dengan kesempurnaan islamnya, maka semakin sempurnalah konsekuensinya, yakni magfiroh (ampunan) dan pahala yang besar dari Allah ta’ala. Begitu pula, semakin sedikit kesempurnaan islamnya, semakin sedikit pula magfiroh dan pahala yang akan diterimanya.

Upload: mdjazim

Post on 08-Jul-2016

266 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa ArabAuthor: admin | Posted: 01-05-2010 | Category: ArtikelAda suatu kaidah penting dalam ushul tafsir, dimana jika terdapat alif dan lam masuk pada isim jenis (seperti manusia, jin dll) atau masuk pada isim sifat (nama sifat), maka menunjukkan istigroqiyah, yakni menunjukkan makna yang mencakup keseluruhan dari jenis atau sifat yang dimasukinya.Pada pelajaran mengenai bahasa arab, kita ketahui bahwa isim yang kemasukan alif dan lam adalah isim yang ma’rifat, yakni isim yang tertentu, namun ketika alif dan lam masuk pada isim jenis dan sifat, maka alif dan lam ini berfungsi sebagaimana kaidah di atas. Kaidah ini telah disepakati oleh para ulama bahasa arab dan juga ulama ushul fiqih.Contohnya sebagaimana dalam surat al-Ahzab ayat 35:

3ن 3م3ين إ 3مات3 المسل 3ين والمسل 3ين والمؤم3نات3 والمؤم3ن 3ت 3تات3 والقان والصاد3قات3 والصاد3ق3ين والقان3ر3ين 3رات3 والصاب ع3ين والصاب عات3 والخاش3 3م3ين والمتصدقات3 والمتصدق3ين والخاش3 3مات3 والصائ والصائ3ر3ين والحاف3ظات3 فروجهم والحاف3ظ3ين ه والذاك 3يرا الل 3رات3 كث ه أعد والذاك 3يم وأجرا مغف3رة لهم الل عظ

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”Pada ayat ini terdapat banyak sekali kata-kata sifat yang kemasukan alif dan lam. Sehingga dari hal ini kita ketahui bahwa, semua sifat yang ada pada ayat di atas menunjukkan semua cakupan sifat dan keseluruhan hal yang terkandung dari sifat, yang akan mengantarkannya kepada ampunan dan pahala yang besar dari Allah ta’ala.Kita ambil contoh misalnya pada kata 3م3ين Kata ini menunjukkan .المسلsemua orang muslim yang mempunyai makna-makna islam, orang muslim yang mengamalkan semua bagian dan cabang-cabang islam. Sehingga dengan kesempurnaan islamnya, maka semakin sempurnalah konsekuensinya, yakni magfiroh (ampunan) dan pahala yang besar dari Allah ta’ala. Begitu pula, semakin sedikit kesempurnaan islamnya, semakin sedikit pula magfiroh dan pahala yang akan diterimanya.Sehingga dari hal ini, tidak semua orang muslim akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah ta’ala, akan tetapi hanya orang muslim yang mempunyai keseluruhan makna islamlah yang mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah ta’ala. Dimana besar kecilnya ampunan Allah tergantung kadar keislaman yang dimilikinya.Demikian juga pada kata 3ين yang merupakan kata sifat. Ketika masuk المؤم3نpada kata tersebut alif dan lam, maka menunjukkan bahwa, iman yang akan mengantarkan kepada ampunan dan pahala yang besar dari Allah adalah keimanan seseorang yang mencakup keseluruhan iman dan cabang-cabang iman, yakni orang yang ada pada dirinya semua aspek-aspek iman. Sehingga, semakin sedikit aspek iman yang dikerjakannya dan semakin rendah keimanannya, maka sedikit pula ampunan dan pahala yang ia dapatkan. Jika iman hilang, maka hilanglah ampunan dan pahalanya.

Page 2: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Kaidah ini tidak hanya mencakup pada sifat-sifat yang baik namun juga mencakup pada sifat-sifat yang buruk dan sifat-sifat yang dilarang oleh Allah ta’ala. Ketika Allah mengancam seseorang yang melakukan sifat buruk tertentu, maka jika semakin sempurna sifat buruk yang dilakukannya, maka semakin sempurna pula hukuman yang didapatkan, begitu pula semakin berkurang sifat buruk tersebut, semakin berkurang pula hukumannya.Contoh alif lam yang masuk pada isim jenis adalah apa yang ada pada surat Al-Ma’arij ayat 19-22:

3ن 3نسان إ 3ق اإل 3ذا – هلوعا خل ه إ ر مس 3ذا – جزوعا الش ه وإ – منوعا الخير مس 3ال ين إ المصل“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,(21) kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.”Pada ayat ini terdapat isim jenis, yakni pada kata 3نسان dan terdapat pada ,اإلkata ini alif dan lam. Berdasarkan kaidah di atas, maka makna kata ini mencakup keseluruhan dari manusia, yang artinya semua manusia itu mempunyai sifat keluh kesah dan kikir, kecuali orang-orang yang telah Allah kecualikan, yakni orang-orang yang sholat.Begitu pula pada surat al-’Ashr, Allah ta’ala berfirman:

3ن – والعصر3 3نسان إ 3ال – خسر لف3ي اإل ذ3ين إ 3حات3 وعم3لوا آمنوا ال 3الحق وتواصوا الصال وتواصوا ب3الصبر3 ب“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”Kata 3نسان menunjukkan keseluruhan manusia, sehingga arti dari ayat di اإلatas adalahsesungguhnya semua manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali yang telah Allah ta’ala kecualikan pada ayat di atas.Untuk bisa mengetahui apakah alif lam yang dimaksud adalah alif lam istigroqiyahadalah dengan menambahkan kata كل (kullu) di depan katanya. Jika penambahan kata ini tidak merubah dan merusak arti, maka berarti alif lam tersebut adalah alif lam istigroqiyah.Selain contoh di atas, contoh yang paling agung di dalam penerapan kaidah ini adalah dalam masalah asma’ul husna, dimana hampir disetiap surat terdapat asma’ul husna.Di dalam al-Qur’an Allah ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa dia adalah Allah, Al Malik, Al ‘Alim, Al Hakim, Al Aziz, Al Quddusus Salam, Al Hamidum Majid. Dimana pada lafadz Allah terkandung seluruh makna uluhiyah, hanya dialah dzat yang berhak untuk diibadahi. Pada kata tersebut terdapat seluruh sifat yang sempurna, seluruh sifat terpuji, keutamaan, kebaikan dan tidak ada penyekutuan atasnya, baik dari golongan malaikat, jin, manusia atau seluruh makhluk. Bahkan seluruh makhluk menyembah kepada Allah dengan penuh ketundukan terhadap keagungannya.Begitu pula pada sifat Al malik, yang berarti dzat yg mempunyai semua makna dan unsur kepemilikan dan kekuasaan yg sempurna. Makhluk seluruhnya adalah milik allah.Al ‘alim menunjukkan dzat yg mengetahui segala sesuatu, ilmunya meliputi yang nampak dan tidak nampak, samar dan jelas dan meliputi segala hal yang diperbuat seluruh makhluknya.Dan sifat-sifat lainnya dari nama-nama Allah yang husna, yang dari nama ini terkandung kesempurnaan sifat dan keindahan sifat yang dimiliki oleh Allah.

Page 3: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Sehingga ketika kita menemukan nama-nama Allah, maka sudah terbesit dalam hati kita bahwa makna dari nama tersebut menunjukkan kesempurnaan dari sifat tersebut.Apa dasar munculnya kaidah ini?Kaidah ini merupakan kaidah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana sabda beliau pada saat tasyahud:

الم باد3 وعلى علينا الس ه3 ع3 3ح3ين الل كم. الصال 3ن 3ذا فإ ه3 عبد كل أصابت قلتموها إ 3ل 3ح ل ماء3 ف3ى صال السواألرض3“Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang sholih. (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata) Jika kalian mengucapkan doa ini maka doamu ini akan mencakup seluruh hamba Allah yangsholih yang ada di langit dan di bumi.”Pada kata الحين terdapat alif dan lam yang berarti mencakup الصseluruh hamba Allah yang sholih yang ada di langit dan di bumi.Contoh penerapan kaidah ini sangat banyak di dalam al-Qur’anSumber: Ryper BlogKategori: Artikel

Faidah Penggunaan Isim Nakiroh Dalam JumlahAuthor: Ginanjar Indrajati | Posted: 14-04-2011 | Category:ArtikelDalam ushul tafsir terdapat kaidah bahwa “jika isim nakiroh terletak setelah kata peniadaan (nafyun), pelarangan (nahyun), syarat (syartun) atau pertanyaan (istifhaamun), maka menunjukkan sesuatu yang umum”.

Sebagai contoh adalah dalam surat An-nisa ayat 36ه واعبدوا 3ه3 تشر3كوا وال الل شيئا ب

“dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukannya dengan sesuatu apapun”.Dari ayat ini terdapat isim nakiroh, yakni kata شيئا, berdasarkan kaidah di atas, maka kita dapatkan bahwa kata ini menunjukkan sesuatu yang umum, sehingga jika diartikan sesuai kaidah di atas menjadi “janganlah kamu menyekutukan Allah dengan segala sesuatu yang ada di alam, baik di langit maupun di bumi, baik menyekutukan dengan perkataan atau perbuatan, baik syirik besar atau syirik kecil, baik yang samar ataupun yang jelas”.Ini lah makna yang terkandung dari ayat di atas.Begitu pula pada ayat yang lain pada surat Al-baqoroh ayat 22

ه3 تجعلوا فال 3ل أندادا ل“janganlah kamu menjadikan tandingan bagi Allah”.Kata أندادا terletak setelah kata pelarangan (nahyun), sehingga menunjukkan sesuatu yang umum. Dari hal ini, maka arti yang sesungguhnya dari ayat adalah “janganlah kamu menjadikan segala bentuk tandingan bagi Allah, baik dalam dzatnya, dalam sifat dan nama-namanya, dan segala hal yang merupakan kekhususan bagi Allah”.

Begitu pula dalam surat Al-infthor ayat 193ك ال يوم 3نفس نفس تمل شيئا ل

(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain.

Page 4: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Dari ayat di atas terdapat 3 kata yang merupakan isim nakiroh dan terletak setelah kata peniadaan, maka makna sebenarnya dari ayat di atas adalah “yaitu hari dimana semua manusia tidak ada yang mampu untuk menolong semua manusia yang lain barang sedikitpun, baik segala jenis pertolongan yang dapat mendatangkan manfaat atau menolak bahaya”.

Begitu pula pada surat Yunus ayat 1073ن ه يمسسك وإ 3ضر الل ف فال ب 3ال له كاش3 3ن هو إ 3خير ير3دك وإ 3ه3 راد فال ب 3فضل ل

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya”.Kata  3ضر 3خير dan ب terletak setelah kata yang merupakan kata syarat, maka بisim nakiroh tersebut menunjukkan hal yang umum. Sehingga makna dari ayat di atas adalah “jika Allah menimpakan segala sesuatu kemadhorotan kepadamu, baik kemiskinan, sakit, kebakaran, dll yang merupakan musibah bagi manusia, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Allah. Dan jika Allah menghendaki segala bentuk kebaikan berupa segala bentuk kenikmatan yang ada di dunia, maka tidak ada yang dapat menolak karunianya”.

Ayat ini menunjukkan kepada kita akan taqdir yang Allah berikan kepada manusia, dimana segala sesuatu telah Allah takdirkan, bisa berupa musibah ataupun kenikmatan.Dari ayat ini pula, kita ketahui bahwa kesembuhan kita dari sakit, rizki yang kita dapatkan dll, maka semua itu merupakan karunia yang Allah berikan kepada hamba-hambanya. Walaupun sakit yang didapatkan dan rizki yang diperoleh adalah dari orang lain dan dari obat yang dikonsumsinya, maka perlu diketahui, semua itu merupakan sarana Allah di dalam memberikan karunianya.Contoh isim nakiroh terletak setelah kata syarat adalah pada surat Faathir ayat 2

ه يفتح3 ما اس3 الل 3لن ك فال رحمة م3ن ل ك وما لها ممس3 ل فال يمس3 بعد3ه3 م3ن له مرس3“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu”.Pada surat An-nahl ayat 53

3كم وما ه3 فم3ن نعمة م3ن ب الل“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”.Maka kata yang dicetak tebal menunjukkan sesuatu yang umum.Adapun contoh isim nakiroh terletak setelah kata pertanyaan adalah dalam surat Faathir ayat 3

3ق م3ن هل ه3 غير خال ماء3 م3ن يرزقكم الل 3له ال واألرض3 الس 3ال إ هو إ“Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia”.Kata 3ق dan kata ini ,هل terletak setelah kata pertanyaan yakni خالmenunjukkan penetapan bahwasanya hanya Allah yang memberikan rizki dari langit dan bumi, di dalam kaidah, jika pertanyaan (istifham) ini

Page 5: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

menunjukkan penetapan (takrir), maka mengandung makna tantangan, sehingga maknanya “maka datangkanlah semua kholiq, semua pencipta apapun bentuknya, sebagai bukti akan adanya pemberi rizki selain Allah ta’ala”.

Contoh-contoh lain mengenai kaidah ini sangat banyak sekali..

Semoga dapat dipahami dan dapat mentadabburi al-qur’an dengan sempurna…

Suatu Faidah Dari Seorang Budak Ulama Nahwu SibawaihAuthor: Ginanjar Indrajati | Posted: 15-04-2011 | Category:ArtikelDikisahkan bahwa ada seorang laki-laki hendak menemui Sibawaih bermaksud ingin menandinginya dalam ilmu Nahwu. Ternyata Sibawaih sedang tidak berada di rumah. Lalu budak perempuan Sibawaih keluar menemui lelaki tersebut. Kemudian ia berkata kepada budak itu, “Di mana tuanmu, wahai budak?” Budak perempuan itu pun menjawab:

فاء الفيء فاء فإن الفيء إلى فاء“(Tuan) pergi ke suatu tempat (berteduh), jika bayangan sudah pergi (maksudnya jika matahari berada di atas kepala -pen) maka dia (akan) kembali.”

Mendengar tuturan seperti itu, lelaki itu pun berkata:سيدها يكون فماذا الجارية هذه كانت إن والله

“Demi Allah, jika budaknya saja begini, bagaimana pula dengan tuannya?!”Lalu dia pun kembali (tidak jadi menantang -pen)(Ditulis ulang dari majalah “Al-Hisbah”, No. 98, hal. 81)Faidah yang dapat dipetik dari kisah tersebut:1. Budak saja pintar Nahwu, kenapa kita yang merdeka malas bahkan tidak mau belajar Nahwu?2. Kisah di atas menunjukkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sarat makna. Perhatikanlah, bagaimana sang budak merangkai kalimat hanya dengan menggunakan satu sumber kata saja, yaitu الفيء (bagi bashriyyun dan yang sependapat dengan mereka) atau فاء (bagi kufiyyun dan yang sependapat dengan mereka).3. Budak yang seperti ini termasuk yang diberi taufik oleh Allah, sehingga bisa beristifadah (mengambil manfaat) dari tuannya dari sisi ilmu. Sangatlah disayangkan -khususnya bagi para penuntut ilmu yang langsung meneguk ilmu dari sumbernya- tidak beristifadah dari para syaikh dan ‘alim yang berada di dekatnya, baik dari segi akhlak maupun ilmu. Wallaahul Muwaffiq.4. Bahasa itu bukan monopoli orang-orang di kelas tertentu saja. Siapapun bisa menguasainya. Bahasa arab bukan monopoli orang-orang arab saja. Orang non-arab sekalipun tidak mustahil bisa menjadi ahli dalam bidang ini. Sungguh Sibawaih dan budaknya menjadi perumpamaan pada poin ini. Sibawaih bukan orang arab, namun dia adalah salah satu pakar tersohor dalam bahasa arab -bahkan menjadi rujukan utama-. Budaknya -yang jelas-jelas budak- walaupun di tengah-tengah kesibukan sebagai budak, namun tidak menghalanginya untuk berbahasa arab dengan sangat apik. Anehnya malah orang arab sendiri -kebanyakan- yang meninggalkan bahasa arab. Mereka lebih cenderung menggunakan bahasa ‘pasaran’ yang

Page 6: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

kebanyakannya menghilangkan/memangkas -bahkan mengganti/menukar- kaidah dalam bahasa arab. Semoga Allah memberi petunjuk dan taufik-Nya kepada kita semua untuk bisa belajar dan menerapkan bahasa arab dalam kehidupan kita.Abu Yazid Nurdin

Rahasia dibalik Kata Al-Hayaa’ (Malu) Dalam Bahasa ArabAuthor: admin | Posted: 25-04-2010 | Category: ArtikelPembaca mulia, kata “malu” dalam bahasa Arab adalah الحياء /al-hayaa’/. Kata ini, merupakan derivat dari kata  al-hayaah/, yang artinya/ الحياةadalah “kehidupan”. Selain الحياء, contoh derivat lain kata الحياة adalah حيا /hayaa/, yang artinya “hujan”. Apa kaitan antara hujan dan kehidupan? Kaitannya adalah bahwa hujan merupakan sumber kehidupan bagi bumi, tanaman, dan hewan ternak.Dalam bahasa Arab, al-hayaah “kehidupan” mencakup kehidupan dunia dan akhirat.Lalu, kembali ke pokok bahasan utama, apa kaitan al-hayaa’ “malu” dengan al-hayaah “kehidupan”?Jawabannya adalah karena orang yang tidak memiliki rasa malu, ia seperti mayat di dunia ini, dan ia benar-benar akan celaka di akhirat.Orang yang tidak memiliki rasa malu, tidak merasa risih ketika bermaksiat.Ketika ia mempertontonkan lekuk-lekuk tubuhnya dan memamerkan auratnya, ia tidak merasa bahwa itu adalah perbuatan yang menjijikkan….Ketika ia berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya di tengah keramaian, ia tidak peduli dengan tatapan heran manusia…Ketika ia melanggar setiap larangan Allah, ia anggap sebagai rutinitas, seolah-olah dia tidak merasa bahwa dirinya hina…Benar, ia seperti mayat. Ya! apapun yang terjadi di sekitar mayat, tiada kan dapat mendatangkan manfaat baginya…Maka, benarlah perkataan Ibnul Qayyim

3ها وم3ن ذ3ي الحياء3 ذ3هاب عقوبات 3أجمع3ه3 خير كل وذ3هاب خير كل أصل وهو 3للقلب3 الحياة مادة هو ال بDi antara dampak maksiat adalah menghilangkan MALU yang merupakan SUMBER KEHIDUPAN hati dan inti dari segala kebaikan. Hilangnya rasa malu, berarti hilangnya seluruh kebaikan.( 3من الكاف3ي الجواب اف3ي الدواء3 عن3 سأل ل الش , hal. 45)Ini sebagaimana sabda Nabi

ه خير الحياء كل/Al-hayaa’ khairun kulluhu/“Rasa malu seluruhnya adalah kebaikan” (Shahih Muslim: 87)Oleh karena itu, seseorang yang bermaksiat dan terus menerus melakukannya, dikatakan sebagai orang yang tidak tahu malu. Nabi bersabda“Sesungguhnya termasuk yang pertama diketahui manusia dari ucapan kenabian adalah jika kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu!”(Shahih Bukhari: 5769)Dalam menjelaskan maksud hadits di atas, Ibnul Qayyim berkata,

ى العبد3 م3ن الحياء تضع3ف الذنوب أن والمقصود ما حت 3نسلخ رب ة3 م3نه ا ي 3الكل ى ب ما حت ه رب 3ن إ ر ال يتأث3 3ع3لم اس3 ب 3سوء3 الن 3ه3 ب حال 3اطالع3ه3م وال 3ير بل عليه3 ب 3ر م3نهم كث 3ه3 عن يخب والحام3ل يفعله ما وقبح3 حال

3ك على الخه ذل 3نس3 3ذا الحياء3 م3ن ا 3لى العبد وصل وإ مطمع صالح3ه3 ف3ي يبق لم الحالة3 هذ3ه3 إ

Page 7: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Maksudnya, dosa-dosa akan melemahkan rasa malu seorang hamba, bahkan bisa menghilangkannya secara keseluruhan. Akibatnya, pelakunya tidak lagi terpengaruh atau merasa risih saat banyak orang mengetahui kondisi dan perilakunya yang buruk. Lebih parah lagi, banyak di antara mereka yang menceritakan keburukannya. Semua ini disebabkan hilangnya rasa malu. Jika seseorang sudah sampai pada kondisi tersebut, tidak dapat diharapkan lagi kebaikannya.( 3من الكاف3ي الجواب اف3ي الدواء3 عن3 سأل ل الش , hal. 45)Akhirnya, saya akhiri risalah ini dengan mengutip lagi perkataan Ibnul Qayyim

ند الله3 م3ن استحي ومن3 3ه3 ع3 ت 3ستحى معص3ي 3ه3 م3ن الله ا تعالى الله3 م3ن يستح3 لم ومن يلقاه يوم عقوبت3ه3 م3ن ت 3ه3 م3ن الله يستح3 لم معص3ي عقوبت

Barangsiapa malu terhadap Allah saat mendurhakaiNya, niscaya Allah akan malu menghukumnya pada hari pertemuan dengan-Nya. Demikian pula, barangsiapa tidak malu mendurhakaiNya, niscaya Dia tidak malu untuk menghukumnya.Referensi: Kitab  3من الكاف3ي الجواب اف3ي الدواء3 عن3 سأل ل الش  yang juga dikenal dengan

nama  والدواء الداء , karya  3ي بن محمد وب بكر أب رع3ي أي الله3 عبد3 أبو الز  (yang dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah). Penerbit:  ة3 الكتب3 دار – الع3لم3ي3يروت  via software) ب ام3لة المكتبة الش ).

Pasangan Kata yang Unik dalam Bahasa ArabAuthor: Ginanjar Indrajati | Posted: 04-05-2011 | Category:Artikel

Dalam bahasa Arab, terdapat pasangan kata yang unik. Jika masing-masing kata tersebut berdiri sendiri dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut akan memiliki makna yang sama satu sama lain. Namun, jika kedua kata tersebut terdapat dalam satu susunan kalimat, makna kedua kata tersebut justru berlainan. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak artikel di bawah ini, yang kami nukil dari situswww.pengenkemadinah.wordpress.com, dengan judul asli Pasangan yang Unik.

Pasangan yang UnikPasangan ini berpisah jika sedang berkumpul, tetapi berkumpul jika sedang berpisah.Mereka adalah dua kata yang jika berkumpul lafadznya maka berbeda maknanya. Namun, jika tidak berkumpul lafadznya maka  berkumpullah maknanya (mempunyai makna yang sama), makna kata yang satu mencakup makna kata yang lain. Kaidah ini dalam bahasa Arab sering disebut dengan:

كلمتان إذا اجتمعا افترقا، و إذا افترقا اجتمعاApa sajakah pasangan kata yang memiliki kaidah unik ini? Mari kita simak pembahasannya berikut ini. اإلله و الربJika lafadz “rabb” dan “ilaah” berkumpul maka keduanya mempunyai makna yang berbeda. Contoh disebutkannya lafadz “rabb” dan “ilaah” bersamaan dalam satu dalil yaitu

اس3 3له3 الن اس3 إ 3ك3 الن اس3 مل 3رب الن قل أعوذ بMaka kata “rabb” di sini mempunyai arti Dzat yang menguasai, menciptakan, memiliki alam semesta, dan mengatur makhluk-Nya. Sedangkan

Page 8: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

kata “ilaah” berarti Dzat yang disembah dengan haq dan berhak untuk mendapatkan ibadah semata.Sedangkan jika kedua lafadz tersebut disebutkan terpisah yaitu dalam satu dalil disebutkan “rabb” saja atau “ilaah” saja, maka kata “rabb” mencakup makna“ilaah”, dan kata “ilaah” juga mengandung makna “rabb”. Sebagaimana dalam pertanyaan dua malaikat kepada mayit di dalam kubur, “man rabbuka?” Maksudnya adalah “Siapakah sesembahanmu dan siapakah pencipta dan pengatur hidupmu?”Contoh yang lain:ه نا الل 3ال أن يقولوا رب 3غير3 حق إ ذ3ين أخر3جوا م3ن د3يار3ه3م ب ال“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah.’” (QS. Al-Hajj: 40)Maksudnya adalah “rabb kami dan sesembahan kami adalah Allah.”ه ثم استقاموا نا الل ذ3ين قالوا رب 3ن ال إ“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka …” (QS. Fushshilat: 30)Maka rububiyyah dalam ayat-ayat tersebut mengandung makna ilahiyyah. اإلسالم و اإليمانJika keduanya berkumpul dalam satu dalil maka “islam” berkaitan dengan amalan lahiriyah, misalnya: shalat, puasa, zakat, membaca Al-Qur`an, dll. Sedangkan “iman”berkaitan dengan  amalan batin, misalnya: beriman kepada Allah, beriman kepada Rasulullah, dll. Sebagaimana dalam hadits Jibril tentang islam, iman, dan ihsan.Adapun jika disebutkan terpisah maka “islam” juga mencakup “iman”, dan sebaliknya. Contohnya:3سالم 3ن الدين ع3ند الله3 اإل إ“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)قد أفلح المؤم3نون“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Mu`minuun: 1)Bukan berarti orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang memiliki amal batin saja tetapi tidak mempunyai amal badan. Maka “iman” dalam ayat ini mencakup amal batin dan amal badan sekaligus. البر و التقوىKata “birr” mempunyai arti melaksanakan perintah, sedangkan “taqwa” artinya menjauhi larangan. Contohnya:قوى وتعاونوا على البر والت“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa …” (QS. Al-Ma`idah: 2)Akan tetapi jika lafaznya terpisah maka “birr” dan “taqwa” mempunyai arti yang saling mencakupi yaitu melaksanakan perintah sekaligus menjauhi larangan. Contoh:3ي األلباب3 قون3 يا أول قوى وات اد3 الت 3ن خير الز وتزودوا فإ“Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197) الفقير و المسكينSebagian ulama berbeda pendapat tentang makna “faqir” dan “miskin” jika kedua kata tersebut berkumpul, apakah faqir yang lebih parah ataukah miskin. Ada yang berpendapat bahwa “faqir” adalah orang yang tidak

Page 9: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

mempunyai penghasilan sama sekali, sedangkan “miskin” adalah orang yang mempunyai penghasilan tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan pokoknya. Contoh dibedakannya faqir dan miskin dalam satu dalil:قاب3 والغار3م3ين وف3ي فة3 قلوبهم وف3ي الر 3ين عليها والمؤل 3لفقراء والمساك3ين3 والعام3ل ما الصدقات ل 3ن إ

3يم حك3يم 3يل3 فر3يضة من الله3 والله عل ب 3يل3 الله3 وابن3 الس سب“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 60)Adapun jika disebutkan bersendirian maka berkumpullah makna keduanya. Jika disebutkan faqir saja maka termasuk di dalamnya miskin, dan sebaliknya. Contoh:3يل3 ب فآت3 ذا القربى حقه والم3سك3ين وابن الس“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan.” (QS. Ar-Ruum: 38)كم 3ن تخفوها وتؤتوها الفقراء فهو خير ل 3ع3ما ه3ي وإ 3ن تبدوا الصدقات3 فن إ“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu.” (QS. Al-Baqarah 271) األمر بالمعروف و النهي عن المنكرAmar ma’ruf dan nahi munkar merupakan dua hal yang sangat terkait erat karena amar ma’ruf tidaklah berjalan baik kecuali dengan nahi munkar. Karena diperintahkannya sesuatu mengharuskan adanya larangan dari kebalikannya, dan dilarangnya dari hal yang haram adalah perintah untuk mengambil yang halal. Maka lafadz “amar ma’ruf” dan “nahi munkar” jika disebutkan sendirian, keduanya memiliki makna yang saling mencakupi. Contohnya:3ئس ما كانوا يفعلون كانوا ال يتناهون عن منكر فعلوه لب“Mereka tidak saling melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Ma`idah: 79)Termasuk nahi munkar di sini adalah amar ma’ruf, karena meninggalkan yang ma’ruf termasuk kemungkaran.3ين 3العرف3 وأعر3ض عن3 الجاه3ل خذ3 العفو وأمر ب“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raaf: 199)Termasuk amar ma’ruf dalam ayat ini adalah meninggalkan kemungkaran, karena meninggalkan kemungkaran termasuk ma’ruf.Namun jika disebutkan bersamaan maka ma’ruf adalah ketaatan, sedangkan munkar adalah kemaksiatan.Dan beberapa pasangan unik yang lain..artikel: www. badaronline.comsumber: pengenkemadinah.wordpress.com

Bahasa Arab Bahasa Pemersatu Kita (Bag. I)Author: Ginanjar Indrajati | Posted: 04-05-2011 | Category:Artikel

Page 10: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Dalam satu kesempatan, penulis berbincang-bincang dengan salah satu dosen dari Universitas Cairo, Mesir. Saat itu, beliau akan mengisi seminar internasional tentang kebudayaan Arab di negara kita. Saat itu, penulis memang beliau undang untuk hadir dalam acara tersebut. Ada hal unik di tengah perbincangan hangat itu. Beliau menyampaikan bahwa selayaknya bahasa amiyah (pasaran) Mesir menjadi bahasa Arab yang digunakan secara resmi di dunia Arab. Ketika penulis tanyakan, “Mengapa harus demikian? Bukankah tiap-tiap negara Arab memiliki bahasa amiyahnya masing-masing?” Beliau menjawab, “Lho, bukankah kami (Mesir) punya Lembaga Bahasa Arab Internasional?[1] Mungkin saja itu terjadi.” Penulis balik bertanya, “Lalu, bagaimana  dengan Al-Qur’an? Bukankah Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab fushah? Jika bahasa Arab Amiyah Mesir dijadikan standar bahasa Arab, apa jadinya nanti?”Begitulah kira-kira isi perbincangan kami. Dengan pertanyaan penulis yang terakhir ini, dosen itu pun gugup dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.Pembaca mulia, meninggalkan bahasa Arab fushah (fasih / resmi) merupakan suatu musibah bagi kaum  muslimin. Bagaimana kaum muslimin yang tersebar di berbagai penjuru dunia bisa bersatu  jika mereka enggan mempelajari dan menggunakan bahasa pemersatu  mereka, bahasa Arab? Yang lebih berbahaya dari itu adalah jika bahasa fushah ditinggalkan, akan berakibat pada semakin jauhnya kaum muslimin dari pemahaman Islam yang benar. Mengapa bisa demikian? Ini karena bahasa syariat Islam adalah bahasa Arab. Al-Qur’an, hadits, dan  kitab-kitab para ulama besar ditulis dengan bahasa Arab. Lalu, bagaimana mungkin kita bisa memahami Islam jika kita tidak paham bahasa Arab? Tidakkah kita ingat bahwa sebab disusunnya ilmu kaidah tata bahasa Arab (oleh Abul Aswad Ad-Duali atas perintah Ali bin Abi Thalib) bermula dari kesalahan lisan orang Arab dalam menuturkan bahasa fushah?[2]Benarlah Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah yang berkata,  “Tanda keimananorang non Arab adalah cintanya terhadap bahasa arab.” (via Ibnu Taimiyyah, Iqtidha’Shiratahal Mustaqiem).Coba perhatikan dengan seksama, betapa cerdasnya Imam Ahmad. Bagaimana mungkin kita mengaku cinta Islam, jika kita tidak mempelajari ilmu-ilmu Islam. Lalu, bagaimana mungkin kita bisa mempelajari ilmu-ilmu Islam, jika bahasa agama Islam saja tidak kita kuasai.  Maka, janganlah heran jika saat ini banyak dijumpai aliran-aliran sesat dan pemikiran-pemikiran menyimpang. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya da’i, ustadz, Kyai, cendekiawan muslim, murabbi, atau sekadar pelajar kampus yang berbicara Islam, tetapi ia sendiri buta bahasa Arab. Kondisi ini, persis seperti yang disinggung oleh Imam Asy-Syafi’i rahimahullah. Beliau berkata,“Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konnsep Aristoteles. (via Adz-Dzahabi , Siyaru A’lamin Nubala, 10/74).Kasus di atas juga mengingatkan penulis pada kondisi yang terjadi di Khurasan zaman dulu. Kondisi ini diceritakan Ibnu Taimiyyah dalam kitab beliau Iqtidha’ Shirathil Mustaqim. Dulu, Khurasan adalah wilayah yang berbahasa Persia. Ketika kaum muslimin generasi awal datang ke tempat tersebut, mereka membiasakan bahasa Arab pada penduduk Khurasan sehingga penduduk di seluruh wilayah baik yang sudah muslim maupun kafir menjadi penutur bahasa Arab.  Namun, lambat laun penduduk Khurasan

Page 11: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

semakin lama semakin menyepelekan bahasa Arab dan membiasakan kembali bahasa nenek moyang mereka, bahasa Persia. Akhirnya penduduk tersebut berbahasa Persia kembali.”Hal di atas mirip dengan di tanah air kita. Negara kita adalah negara berpopulasi muslim terbesar di dunia. Namun, lihatlah, betapa banyak orang-orang tua lebih bangga jika anaknya menguasai bahasa Inggris, Jepang, Jerman, Perancis, atau Mandarin daripada bahasa Arab. Tidak tanggung-tanggung, orang tua rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit agar anaknya menguasai bahasa asing. Bahkan, banyak orang tua memberi dukungan penuh apabila anaknya kuliah di negara-negara kafir dengan standar pengajaran bahasa Inggris.Memang, belajar bahasa asing bukanlah hal yang terlarang, bahkan bisa bernilai ibadah jika bahasa asing tersebut digunakan untuk dakwah Islam dan hal yang bermanfaat. Kita tentu tidak lupa bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintah Zaid bin Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani (lih. Riwayat Ahmad: 182/5). Nabi juga pernah memerintah Zaid bin Tsabit tuntuk mempelajari bahasa Yahudi. (lih. Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim). Namun, sebelum kita ikut-ikutan Zaid bin Tsabit mempelajari bahasa asing, sudahkah kita menguasai bahasa agama kita, bahasa Arab? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa merupakan syiar terbesar umat-umat, karenadengan bahasa dapat diketahui   ciri khas   masing-masing umat .” (Iqtidho` Shirotil Mustaqim).Maka, seharusnya bagi kita senantiasa mencamkan dengan baik bahwa bahasa Arab telah Allah pilih sebagai bahasa Al-Qur’an yang turun sebagai petunjuk bagi semua manusia.  Ingatlah bawah Allah ta’ala berfirman yang artinya,“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Q.S. Yusuf: 02).Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,“Oleh karena itu, memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho` Shirotil Mustaqim).Di Mana Rasa Malu Kita?Coba perhatikan, sebagian penjajah dari bangsa asing, mengajarkan bahasa mereka kepada penduduk lokal. Sekarang, kita bisa lihat hasilnya.Penduduk di negara-negara bekas jajahan Perancis dapat berkomunikasi dengan bahasa Perancis, meskipun itu adalah negara muslim Arab, seperti Al-Jazair di Afrika Utara. Penduduk di negara bekas jajahan Spanyol di Amerika Selatan, seperti Argentina, Venezuela, Peru, Bolivia dan sekitarnya juga fasih berbahasa Spanyol. Belum lagi Inggris yang memiliki daerah bekas jajahan yang luas sehingga bahasa Inggris menjadi bahasa internasional. Mereka adalah para penjajah yang memiliki perhatian bahasa sehingga pengaruhnya masih terasa sampai sekarang. Kemudian, bandingkan pula dengan negara kecil, yaitu Jepang. Dengan fanatisme bahasa Jepang yang demikian tinggi, dan tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai prioritas bagi penduduk Jepang, ditambah semangat ekspansi industri dan teknologi yang besar, mereka mampu berpengaruh dalam teknologi, industri, dan perekonomian dunia.

Page 12: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Nah, baru-baru ini dalam laporan studi demografi, disebutkan bahwa perkiraan jumlah populasi muslim di dunia adalah 1,57 milyar dengan perkiraan sebaran 60% di Asia, 20% di Timur Tengah, dan 20% sisanya di Afrika[3]. Namun, berapa banyak dari jumlah tersebut yang berkomunikasi dengan bahasa Arab? Tidak sadarkah kita, dengan fakta di atas bahwa bangsa-bangsa kafir menguasai dunia bermula dari kebanggaan mereka dengan bahasa mereka? Bagaimana kita bisa maju di tengah peradaban dunia jika kita tidak bisa menunjukkan identitas, jati diri, dan syiar bahasa pemersatu kita? Bagaimana kita bisa saling berkomunikasi dan bahu membahu bekerja sama satu sama lain dengan sesama saudara muslim yang tersebar di Arab, Afrika, Eropa, dan Amerika jika kita tidak menguasai bahasa Arab? Apakah kita akan berkomunikasi dengan sesama muslim di negara lain terus menerus dengan bahasa Inggris? Di mana rasa malu kita?Abu Muhammad Al-‘Ashri( www.al-ashree.com )

[1] Yang beliau maksud adalah Al-Majma’ Al-Lughah Al-Arabiyyah, Academy of the Arabic Language in Cairo.[2] Lihat dalam Al-Qawaa’idul Asaasiyah lil Lughotil Arobiyah, Al-Hasyimi, bagian muqaddimah.[3] “Mapping the Global Muslim Population”. PewForum.org The report, by the Pew Forum on Religion and Public Life, took three years to compile, with census data from 232 countries and terrotories. Retrieved 2009-11-08.

Mengenal I’rob Suatu KataAuthor: admin | Posted: 09-06-2009 | Category: ArtikelDalam kaidah bahasa arab, ada yang dikenal dengan I’rob atau mu’rob yang menunjukkan perubahan syakl (biasa berarti perubahan harakat atau perubahan bentuk) akhir dari suatu kata disebabkan kedudukannya dalam kalimat. Lalu, bagaimana kita dapat mengetahui i’rob suatu kata dan bagaimana cara mengi’robnya??Untuk pembahasan kali ini, kita akan membahas bagaimana cara mengi’rob suatu isim dari kalimat. Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu, apa saja isim-isim yang mu’rob, isim-isim menurut jenisnya dan bilangannya serta kedudukannya dalam kalimat, baik marfu’, mansub atau majrur, seperti fa’il, mubtada, khobar dan selainnya dalam pembahasan isim yang marfu, dengan bekal tersebut dapat memudahkan di dalam mengi’rob suatu kata.Sebagai contoh adalah kata فاط3مة dalam kalimat:

3لى فاط3مة تؤمر وق3 إ الس  (Fatimah diperintah untuk ke pasar )Dengan berbekal pemahaman dari pembahasan sebelumnya, kita dapat mengetahui bahwa Fatimah merupakan isim muannats yang menunjukkan perempuan, dengan kata berbentuk tunggal (tidak ada tambahan alif dan nun atau alif dan ta’ yang menunjukkan jamak), dan dengan melihat kedudukannya dalam kalimat, kita bisa tahu ternyata Fatimah berkedudukan marfu sebagai na’ibul fa’il, karena fi’il yang digunakan adalah fi’il mudhori majhul (kata kerja pasif).Bagaimana cara mengi’robnya dalam bahasa arab??Banyak cara untuk meng’irob isim, namun yang termudah dan lebih baik adalah di awali dari keadaannya (marfu’, mansub atau

Page 13: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

majrur), syakal akhirnya (dhommah, fathah, kasrah, dll), jenis dan bilangannya, serta kedudukannya sebagai apa dalam kalimat. Sehingga I’rob dari kata فاط3مة dalam kalimat adalah:

3الضمة3 مرفوع فاط3مة ب ها أل3 3سم ن ث ا 3ب مفرد مؤن فاع3ل نائFaatimatun marfu’un biddhommati liannaha ismu muannaatsin mufrodun naaibu fa’ilin (Fatimah marfu dengan dommah karena ia merupakan isim muannats tunggal, sebagai naibul fa’il)Bisa mengi’robnya? Atau masih bingung? Kita berikan contoh lainnya.(Maryam meminum susu )  لبنا مريم تشربKata مريم jika dii’rob menjadi

3الضمة3 مرفوع مريم ب 3سم نها أل3 ذ3ي ا ال فاعل مفرد ينصر3ف الMaryamu marfu’un bidhdhommati liannaha ismulladzi laa yanshorif mufrodun fa’ilun (Maryam, keadaannya marfu dengan dhommah karena ia termasuk isim la yansorif tunggal, sebagai fa’il).Dari contoh-contoh di atas, apa sebenarnya manfaat kita mengi’rob suatu kata dalam kalimat?Jawabnya, ketika seseorang sudah bisa meng’irob suatu kata dengan benar, dia akan mengetahui makna dari kalimat yang diberikan dengan benar, dan faidah apa terkandung di dalamnya, karena setiap kedudukan kata dalam bahasa arab mempunyai maksud-maksud tertentu, salah I’rob, salah arti, menyesatkan. Selain itu, ketika sudah lancar dalam mengi’rob, dia akan menjadi lancar di dalam membaca kitab gundul.Nah, untuk dapat menguasai cara mengi’rob suatu kata, coba kerjakan soal-soal berikut:I’roblah kata yang digarisbawahi:

3ه3 الله ير3د3 من الدين3 ف3ي يفقهه خيرا ب3كاف الله أليس عبده ب

نار م3ن شواظ عليكما يرسل ة محمد قرأ المجلالم عليكم الس

األحد3 يوم هذاDisamping mengerjakan soal-soal di atas, coba anda mengi’rob sendiri ketika anda sedang membaca al-qur’an, jika tidak tahu bisa ditanyakan kepada kami atau orang yang dianggap mengetahui.Semoga dapat bermanfaat.

Soal Jawab Seputar Urgensi Bahasa ArabAuthor: admin | Posted: 14-06-2009 | Category: ArtikelBahasa Arab merupakan salah satu bahasa tertua yang dikenal oleh manusia dan satu-satunya bahasa yang paling berkembang dan cepat penyebarannya. Sekalipun tata bahasanya demikian lengkap namun sangat mudah dipelajari. Karakter unik yang khusus yang dimilikinya menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa pilihan bagi Kitab Suci yang paling mulia. Berikut kami untaikan sedikit tentang urgensi bahasa Arab dengan format tanya jawab.Bagaimana kedudukan bahasa Arab di mata Islam, dan apakah berbicara dengan bahasa pengantar ini termasuk ashabiyah (fanatisme golongan), atau apakah bahasa Arab memiliki kedudukan yang mulia dibandingkan bahasa lain?Bahasa adalah wasilah untuk berkomunikasi, hanya itu. Demikian pula bahasa Arab, hanyalah sebuah wasilah untuk komunikasi sosial tetapi ada

Page 14: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

satu keistimewaan tambahan yang tidak dimiliki oleh bahasa lain, yaitu nilai ibadah.Maka berkomunikasi dengan bahasa Arab ibadah, demikian juga mempelajarinya, mengajarkannya, menelaah kitab-kitab arabiyah adalah ibadah. Sebab bertaammul(berinteraksi) dengan bahasa ini dianggap telah menghidupkan dan menjaga fondasi terpenting Islam yaitu Al-Qur’an.Mungkin adakah sebuah penjelasan yang lebih terperinci mengapa Allah memilih bahasa Arab untuk Kitab Suci-Nya paling mulia?Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala:

ا 3ن ا قرآنا أنزلناه إ 3ي كم عرب تعق3لون لعل“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rasulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Ramadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surat Yusuf).Urgensi bahasa Arab, dan kepentingan teragung dalam dalam kehidupan kita, bahwa ia adalah bahasa Al-Qur’an, bahasa pengantar Islam. Dengannya berkembanglah Islam ke seantero jagat sebagai rahmatan lilalamin.Dalam sebuah kaidah fiqih dikatakan: “Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.”Maka tatkala hukum membaca Al-Qur’an wajib, menelaah Al-Hadits hukumnya wajib, mengetahui kaidah-kaidah ibadah dan aqidah hukumnya wajib dan tidak ada cara lain untuk memahami semua ini dengan apik kecuali dengan memahami terlebih dahulu bahasa Arab, akhirnya mempelajari bahasa Arab naik hukumnya menjadi wajib.Berangkat dari sini, bahasa Arab menjadi bahasa yang paling berkesan dalam dada kaum muslimin dan menghunjam dalam iman serta ruh mereka. Bahasa Arab tidak mungkin dipisahkan dalam tarikh kegemilangan umat Islam yang akan dan terus dikenang dan diusahakan perwujudannya kembali.Jadi hukum mempelajari bahasa Arab wajib, apakah ada ijtihad dari ulama terpercaya mengenai kesimpulan antum ini?Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Iqtidha Shirathal Mustaqim berfatwa: “Sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa difahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah:Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.”Beliau juga berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan

Page 15: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.”Jauh sebelum masa Ibnu Taimiyah, Imam Syafi’ipun memiliki istimbath (kesimpulan hukum) demikian.Dengan kata lain Bahasa Arab merupakan pokok agama atau dikatakan; “Dienul Islam tidak akan terwujud kecuali dengan bahasa Arab”.?Benar sekali. Ana tekankan bahwa bahasa Arab tidak hanya penting untuk berkomunikasi saja, lebih dari itu bahasa Arab ruhnya segala syiar.Lalu apa perbedaan dengan bahasa lainnya?Kita bisa katakan, bahasa Arab tidak akan musnah selama Dien ini tidak musnah… Bahasa ini akan tetap ada selama masih ada orang yang mengucapkan La illaha illallah.Artinya, janji Allah ta’ala akan terjaganya Kitab-Nya juga mencakup janji terjaganya bahasa Arab?Tepat, sebab bahasa Arab bahasa pengantar Al-Qur’an yang tersusun kalimatnya oleh susunan, kaidah-kaidah dan hukum-hukum tata bahasa Arab.Ana telah sekian lama mempelajari bahasa Arab, tapi sampai sekarang tetap kesulitan membaca kitab, ada solusi?Pertama perhatikan keikhlasannya, belajar hanya untuk mencari ridha-Nya saja. Kedua perhatikan istiqamahnya, dan ketiga perhatikan metode sistematika mempelajarinya setelah itu tawakal kepada Allah.Sumber: http://alghaits.wordpress.com

Pengucapan Dan Penulisan Lafazh "Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam"Author: admin | Posted: 22-03-2009 | Category: ArtikelPembaca kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, shalawat adalah doa yang dipanjatkan oleh seorang muslim kepada Allah untuk Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam ucapan tersebut terkandung ibadah dan pahala yang sangat besar, bahkan Allah memerintahkan bagi orang-orang yang beriman untuk bershalawat kepada beliau, Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”(QS. Al-Ahzab [33]: 56)Makna shalawat dari Allah atas hamba-hambanya adalah pujian dari Allah kepada mereka di hadapan para malaikat di sisinya, inilah makna dari shalawat yang benar. Makna shalawat ini bukanlah “tuduhan” sebagian orang-orang kafir dan munafik yang mengatakan bahwasanya “Muhammad sekarang ini belum selamat, karena ia masih butuh di shalawati..??” maka kita katakan kepada mereka, “Engkau sungguh-sungguh tidak memahami makna shalawat..”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh umatnya, diantara hak tersebut adalah kewajiban mencintainya, dan

Page 16: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

dari kecintaan itu adalah memperbanyak membaca shalawat atasnya pada setiap waktu, dan Allah telah memerintahkan kaum mu’minin untuk melakukan hal itu dan menjanjikan mereka dangan ganjaran yang agung, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammemberitahukan bahwa kehinaanlah bagi orang yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut padanya sedang ia tidak mengucapkan shalawat atasnya.Shalawat yang dilakukan oleh seorang muslim adalah ibadah yang bermanfaat bagi yang mengucapkannya, ibadah yang memberikan pahala bagi orang yang mengucapkannya, bukan kepada diri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Allah telah menjamin bahwa beliau adalah orang yang pertama kali memasuki surga, dan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barang siapa yang bershalawat atasku satu kali, maka Allah akan bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim)Penulisan lafaz shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam teks arab adalah,

م عليه3 الله صلى وسلJika ingin dilafazkan sesuai panjang pendeknya ditulis latin dengan shallallaahu ‘alaihi wa sallam dengan memanjangkan ‘a’ pada lafzhul jajalah ‘Allah’.Ucapan ini adalah doa yang selayaknya ditulis dengan lengkap, sehingga tidak tepatlah perbuatan sebagian kaum muslimin yang menuliskan shalawat tersebut dengan penyingkatan seperti SAW, صلعم dan lainnya, karena singkatan tersebut bukanlah doa akan tetapi sekedar singkatan.

Kunci Sukses Belajar Bahasa ArabAuthor: admin | Posted: 24-07-2009 | Category: ArtikelBagaimana cara cepat sukses menguasai bahasa arab?Pepatah Arab mengatakan:

وجد جد من“Barang siapa bersungguh-sungguh maka akan mendapatkan.”Semoga sedikit kajian ini bisa mencerahkan.

Rahasia huruf "Lam" dan "'Ala" dalam Doa PernikahanAuthor: admin | Posted: 10-08-2009 | Category: ArtikelPembaca mulia, sebagai seorang muslim, kita tentu sering mendengar –bahkan sejak kita kecil- bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas dan paling indah sehingga dipilih sebagai bahasa Al-Qur’an, bahasa umat Islam.Namun, barangkali kebanyakan di antara kita sering timbul pertanyaan, “Di mana letak keindahan bahasa Arab?” atau “saya membaca terjemahan Al-Qur’an kok biasa-biasa saja, tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia lagi atau jika disesuaikan, malah kaku jadinya” atau pertanyaan-pertanyaan semisal.Pembaca mulia, apakah kita pernah mempelajari bahasa Arab? Jika jawabannya “Belum”, sangat wajar apabila pertanyaan-pertanyaan di atas dapat muncul.Sesungguhnya siapa pun yang tidak menguasai bahasa Arab, tidak akan bisa mengetahui, di mana letak keindahannya.Nah, untuk mengungkap seluruh keindahan bahasa Arab, tentunya tidak akan cukup dalam satu artikel. Dalam kesempatan ini, penulis akan coba

Page 17: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

ketengahkan salah satu rahasia bahasa Arab dalam hal preposisi (kata depan) semata. Ya, sebatas preposisi pun mempunyai makna yang dalam.Alasan ditulisnya artikel ini adalah ketika beberapa waktu yang lalu, penulis mendapat undangan pernikahan dari salah seorang ikhwan. Dalam undangan tersebut, tertera doa walimah

خير ف3ي بينكما وجمع عليك وبارك لك الله بارك/baarakallahu lak, wa baaraka ‘alaik, wa jama’a bainakuma fii khair/ (Lihat kitab الصحيحين على المستدرك  /al-mustadral ‘ala shahihain/, karya  عبدالله بن محمد

النيسابوري الحاكم عبدالله أبو  /Muhammad bin Abdillah Abu ‘Abdillah Al-Hakim An-Naisaburi/, cet. I Beirut, tahun 1411 H / 1990 M : Darul Kutub Al-Ilmiyyah, tahqiq: Musthafa Abdul Qadir Atha, juz II, hal. 199, hadits nomor: 2745. Kitab ini dicetak bersama kitab  التلخيص في الذهبي تعليقات  /ta’liqat Adz-Dzahabi fi At-Talkhiis/.)Doa di atas, sering diterjemahkan: “Semoga Allah memberi berkah padamu, dan semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.”Sekilas, terjemahan di atas sudah tampak benar. Akan tetapi, terjemahan tersebut belumlah mewakili makna yang terkandung dalam doa walimah tersebut.Setelah melihat undangan tersebut, penulis menjadi teringat penjelasan Al-Ustadz Al-Fadhil Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif tentang perbedaan preposisi الالم dan على dalam doa walimah secara khusus, dan dalam penggunaan bahasa Arab secara umum. Hal ini beliau sampaikan ketika beliau memberi materi dalam daurah bahasa Arab kelas takhossus Angkatan XI pertengahan tahun 2006 di Ma’had Al-Furqon Gresik. Beliau juga memberikan faidah tambahan setelah menjelaskan makna doa walimah tersebut, yang insya Allah akan penulis tuangkan dalam artikel ini.Rahasia Preposisi الالم dan علىPembaca mulia, bila dilihat secara leksikal, memang tidak salah apabila kita menemui kalimat:

خير ف3ي بينكما وجمع عليك وبارك لك الله باركLalu kita terjemahkan,“Semoga Allah memberi berkah padamu, dan semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan”Pertanyaannya adalah, “Apakah pembaca dapat membedakan makna padamu dan atasmu dalam terjemah doa walimah di atas? Tentu tidak bisa bukan?PenjelasanPembaca mulia, preposisi الالم /laam/ secara harfiyyah artinya memang bisa diterjemahkan ‘pada’. Adapun على /’alaa/ dapat diterjemahkan ‘di atas’. Akan tetapi, jika kedua preposisi tersebut terdapat dalam satu kalimat secara bersamaan, makna preposisi tersebut tidak bisa lagi diterjemahkan secara harfiyyah’ pada’ atau ‘di atas’ lagi. Namun, makna الالم menunjukkan makna yang baik, sedangkan menunjukkan makna yang buruk. Oleh karena itu, jika memerhatikan hal ini, doa walimah di atas jika diterjemahkan akan menjadi panjang, yaitu:“Semoga Allah memberi berkah padamu di saat rumah tanggamu dalam keadaan harmonis, dan semoga Allah (tetap) memberi berkah padamu di saat rumah tanggamu terjadi kerenggangan (terjadi prahara), dan semoga Dia (Allah) mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan”.Nah, bagaimana arti di saat rumah tanggamu dalam keadaan harmonis bisa muncul? Jawabnya adalah karena adanya preposisi الالم yang makna

Page 18: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

menunjukkan hal-hal yang baik jika disandingkan dengan preposisi على dalam satu kalimat. Konteks kalimat di atas adalah pernikahan, sehingga diketahui secara pasti bahwa hal-hal yang baik dalam pernikahan adalah ketika pasangan hidup dalam keadaan harmonis.Demikian pula sebaliknya, arti di saat rumah tanggamu terjadi kerenggangan (terjadi prahara) dapat muncul sebagai terjemahan dari preposisi على . Preposisi ini akan menunjukkan makna yang buruk jika disandingkan dengan preposisi الالم dalam satu kalimat. Konteks kalimat di atas adalah penikahan, sehingga diketahui secara pasti bahwa hal-hal yang buruk dalam penikahan adalah ketika pasangan hidup mengalami kerenggangan atau prahara dalam rumah tangganya.Hal ini membawa pelajaran penting bagi setiap orang yang akan menikah bahwa Nabi sudah mengisyaratkan dalam rumah tangga yang akan dihadapi tidaklah selamanya dalam keadaan yang bahagia dan harmonis. Setelah menikah nanti, seorang istri akan melihat sisi lain dari sang suami, yang tidak ia ketahui sebelum menikah. Demikian pula sebaliknya, sang suami akan melihat banyak hal yang tidak diketahuinya dari si istri setelah ia bergaul dengan istri beberapa hari pasca pernikahan. Pertengkaran sangat mungkin terjadi antara suami dengan istri, yang bisa muncul karena adanya kecemburuan, kesalahan dari salah satu pihak, bahkan karena adanya hal-hal sepele sekalipun. Dalam kondisi prahara ini, Nabi mengisyaratkan bahwa Allah bisa akan tetap memberi berkah pada suami istri tersebut. Bagaimana sikap suami ketika menghadapi kesalahan istri, demikian pula bagaimana istri ketika menghadapi kesalahan suami adalah hal-hal yang telah diajarkan dalam syariat Islam.Anggapan bahwa rumah tangga selamanya 100% akan harmonis, tanpa ada perselisihan dan pertengkaran adalah anggapan yang keliru. Bagi yang sudah menikah, tentu mengetahui hal ini. Nabi kita yang mulia, memberi sifat bagi wanita bahwa mereka adalah kaca-kaca, sebagaimana dalam sabdanya,

بقوارير ارفق‘Lembutlah kamu kepada kaca-kaca (maksudnya para wanita)’Dalam kitab Fathul Bari, dijelaskan bahwa wanita disamakan dengan kaca karena begitu cepatnya mereka berubah dari ridho menjadi tidak ridho, dan karena tidak tetapnya mereka (mudah berubah sikap dan pikiran), sebagaimana kaca yang mudah untuk pecah dan tidak menerima kekerasan. (Periksa dalam Fathul Bari X/545)Oleh karena itu, ulama jenius, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, memberikan nasihat kepada kita tentang wanita,“…Sebuah kata yang Engkau ucapkan bisa menjadikannya menjauh darimu sejauh bintang di langit, dan dengan sebuah kata yang Engkau ucapkan, bisa menjadikannyadekat di sisimu.” (Periksa dalam kitab Syarhul Mumti’, XII/385.)Bahkan, Nabi sendiri juga menjelaskan bahwa sangat memungkinkan suami akan mendapati hal-hal yang tidak ia kehendaki pada istrinya, tetapi hal tersebut Nabi larang dijadikan alasan untuk membenci istrinya tersebut, sebagaimana dalam sabda beliau

3ن مؤم3نة مؤم3ن يفرك ال آخر م3نها رض3ي خلقا م3نها كر3ه إ“Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya). Jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya, maka ia akan ridho dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain)” (Lihat kitab  صحيح shahihil muslim/, karya/ مسلم القشيري الحسين أبو الحجاج بن مسلم

Page 19: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

.Muslim bin Al-Hajjaj Abul Husain Al-Qusyairi An-Naisaburi, cet/ النيسابوريBeirut: Daar Ihya’ At-Turats Al-’Arabi, juz. II, hal. 1091, hadits nomor: 1469. Kitab ini dicetak bersama kitab  الباقي عبد فؤاد محمد تعليق  /Ta’liq Muhammad Fuad Abdul Baqi/.)Maka, benarlah apa yang pernah disampaikan Al-Ustadz Firanda bahwa, “Suami yang paling sedikit mendapat taufik dari Allah dan yang paling jauh dari kebaikan adalah seorang suami yang melupakan seluruh kebaikan-kebaikan istrinya, atau pura-pura melupakan kebaikan istrinya dan menjadikan kesalahan-kesalahan istrinya selalu di depan matanya. Bahkan terkadang kesalahan istrinya yang sepele dibesar-besarkan, apalagi dibumbui dengan prasangka-prasangka buruk yang akhirnya menjadikannya berkesimpulan bahwa istrinya sama sekali tidak memiliki kebaikan.”Ustadz Firanda juga menyampaikan bahwa di antara yang dilakukan syaitan kepada suami tatkala marah kepada istrinya ialah dengan berkata, ” Sudahlah ceraikan saja dia, masih banyak wanita yang shalihah, cantik lagi.., ayolah jangan ragu-ragu…” Syaithan juga berkata, “Cobalah renungkan jika Engkau hidup dengan wanita seperti ini.., bisa jadi di kemudian hari ia akan membangkang kepadamu… Atau syaithan berkata, “Tidaklah istrimu itu bersalah kepadamu kecuali karena ia tidak menghormatimu.. atau kurang sayang kepadamu, karena jika ia sayang kepadamu ia tidak akan berbuat demikian.”—Selesai penjelasan Ustadz Firanda—Demikianlah, syaithan berusaha memisahkan hubungan antara suami dengan istri. Kesempatan yang tidak disia-siakan syaithan adalah ketika suami melihat satu kesalahan istrinya, maka syaithan akan membisiki sang suami untuk menjauhinya sampai menceraikannya. Namun, ingatlah kembali lafadz  عليك بارك  ‘Semoga Allah memberi berkah kepadamu ketika kamu ditimpa prahara’ ketika manusia mengucapkannya di saat Anda menikah dulu.Lalu, bagaimana agar Allah tetap memberi berkah ketika rumah tangga ditimpa prahara dan pertengkaran? Ketika penulis berupaya menyusun risalah untuk menjawab pertanyaan ini, penulis sudah membayangkan berpuluh-puluh halaman untuk menyelesaikannya. Maka, hal tersebut akan penulis sajikan dalam artikel tersendiri. Namun, satu kunci pembuka untuk menjawab pertanyaan di atas adalah sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam,

3ن أال 3قت المرأة إ ك ض3لع م3ن خل 3ن وأن 3قامتها تر3د إ رها إ 3ها تع3ش فدارها تكس3 بKetahuilah bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan jika Engkau ingin meluruskannya, maka Engkau akan mematahkannya. Oleh karenanya, berbasa-basilah! Niscaya Engkau bisa menjalani hidup dengannya.” (Lihat Kitab  الصحيحين على المستدرك  /al-mustadrak ‘ala shahihain/, karya  النيسابوري الحاكم الله عبد أبو الله عبد بن محمد  /Muhammad bin Abdillah Abu ‘Abdillah Al-Hakim An-Naisaburi/, cet. I Beirut, tahun 1411 H / 1990 M : Darul Kutub Al-Ilmiyyah, tahqiq: Musthafa Abdul Qadir Atha, juz 4, hal. 192, hadits nomor: 7334. Kitab ini dicetak bersama kitab  التلخيص في الذهبي تعليقات  /ta’liqat Adz-Dzahabi fi At-Talkhiis/.)Maka, benarlah perkataan Adh-Dhohak, “Jika terjadi pertengkaran antara seorang dengan istrinya, janganlah ia bersegera untuk mencerainya. Hendaknya ia bersabar terhadapnya , mungkin Allah akan menampakkan dari istrinya apa yang disukainya.” (Periksa kitab Ad-Dur Al-Mantsur, II/465).Sumber: http://alashree.wordpress.com

Page 20: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Pasangan yang UnikPosted on April 25, 2011 by pengenkemadinah

Pasangan ini berpisah jika sedang berkumpul, tetapi berkumpul jika sedang berpisah.

Mereka adalah dua kata yang jika berkumpul lafadznya maka berbeda maknanya. Namun, jika tidak berkumpul lafadznya maka  berkumpullah maknanya (mempunyai makna yang sama), makna kata yang satu mencakup makna kata yang lain. Kaidah ini dalam bahasa Arab sering disebut dengan:

كلمتان إذا اجتمعا افترقا، و إذا افترقا اجتمعا

Apa sajakah pasangan kata yang memiliki kaidah unik ini? Mari kita simak pembahasannya berikut ini.

اإلله و الربJika lafadz “rabb” dan “ilaah” berkumpul maka keduanya mempunyai makna yang berbeda. Contoh disebutkannya lafadz “rabb” dan “ilaah” bersamaan dalam satu dalil yaitu

3 اس3 ربقل أعوذ ب اس3 مل3ك3 الن 3له3 الن اس3 إ النMaka kata “rabb” di sini mempunyai arti Dzat yang menguasai, menciptakan, memiliki alam semesta, dan mengatur makhluk-Nya. Sedangkan kata “ilaah” berarti Dzat yang disembah dengan haq dan berhak untuk mendapatkan ibadah semata.Sedangkan jika kedua lafadz tersebut disebutkan terpisah yaitu dalam satu dalil disebutkan “rabb” saja atau “ilaah” saja, maka kata “rabb” mencakup makna “ilaah”, dan kata “ilaah” juga mengandung makna “rabb”. Sebagaimana dalam pertanyaan dua malaikat kepada mayit di dalam kubur, “man rabbuka?” Maksudnya adalah “Siapakah sesembahanmu dan siapakah pencipta dan pengatur hidupmu?”Contoh yang lain:

3ال أن يقولوا 3غير3 حق إ ذ3ين أخر3جوا م3ن د3يار3ه3م ب ه ال نا الل رب“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka mengatakan, ‘Tuhan

Page 21: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

kami ialah Allah.’” (QS. Al-Hajj: 40) Maksudnya adalah “rabb kami dan sesembahan kami adalah Allah.”

ذ3ين قالوا 3ن ال  إ ه ثم استقاموارب نا الل“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka …” (QS. Fushshilat: 30)Maka rububiyyah dalam ayat-ayat tersebut mengandung makna ilahiyyah.

اإلسالم و اإليمانJika keduanya berkumpul dalam satu dalil maka “islam” berkaitan dengan amalan lahiriyah, misalnya: shalat, puasa, zakat, membaca Al-Qur`an, dll. Sedangkan “iman”berkaitan dengan  amalan batin, misalnya: beriman kepada Allah, beriman kepada Rasulullah, dll. Sebagaimana dalam hadits Jibril tentang islam, iman, dan ihsan.Adapun jika disebutkan terpisah maka “islam” juga mencakup “iman”, dan sebaliknya. Contohnya:

3ن الدين ع3ند الله3 3سالم إ اإل“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)

المؤم3نون قد أفلح“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Mu`minuun: 1)Bukan berarti orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang memiliki amal batin saja tetapi tidak mempunyai amal badan. Maka “iman” dalam ayat ini mencakup amal batin dan amal badan sekaligus.

البر و التقوىKata “birr” mempunyai arti melaksanakan perintah, sedangkan “taqwa” artinya menjauhi larangan. Contohnya:

قوىو البر وتعاونوا على الت“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa …”(QS. Al-Ma`idah: 2)Akan tetapi jika lafaznya terpisah maka “birr” dan “taqwa” mempunyai arti yang saling mencakupi yaitu melaksanakan perintah sekaligus menjauhi larangan. Contoh:

اد3 3ن خير الز قوى وتزودوا فإ 3ي األلباب3 الت قون3 يا أول وات“Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)

الفقير و المسكينSebagian ulama berbeda pendapat tentang makna “faqir” dan “miskin” jika kedua kata tersebut berkumpul, apakah faqir yang lebih parah ataukah miskin. Ada yang berpendapat bahwa “faqir” adalah orang yang tidak mempunyai penghasilan sama

Page 22: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

sekali, sedangkan “miskin” adalah orang yang mempunyai penghasilan tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan pokoknya. Contoh dibedakannya faqir dan miskin dalam satu dalil:

3 ما الصدقات ل 3ن 3ين3و لفقراءإ قاب3 والغار3م3ين المساك فة3 قلوبهم وف3ي الر 3ين عليها والمؤل والعام3ل 3يم حك3يم 3يل3 فر3يضة من الله3 والله عل ب 3يل3 الله3 وابن3 الس وف3ي سب

“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 60)Adapun jika disebutkan bersendirian maka berkumpullah makna keduanya. Jika disebutkan faqir saja maka termasuk di dalamnya miskin, dan sebaliknya. Contoh:

3يل3 الم3سك3ينفآت3 ذا القربى حقه و ب وابن الس“Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan.” (QS. Ar-Ruum: 38)

3ن تخفوها وتؤتوها 3ع3ما ه3ي وإ 3ن تبدوا الصدقات3 فن كم الفقراء إ فهو خير ل“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu.” (QS. Al-Baqarah 271)

األمر بالمعروف و النهي عن المنكرAmar ma’ruf dan nahi munkar merupakan dua hal yang sangat terkait erat karena amar ma’ruf tidaklah berjalan baik kecuali dengan nahi munkar. Karena diperintahkannya sesuatu mengharuskan adanya larangan dari kebalikannya, dan dilarangnya dari hal yang haram adalah perintah untuk mengambil yang halal. Maka lafadz “amar ma’ruf” dan “nahi munkar” jika disebutkan sendirian, keduanya memiliki makna yang saling mencakupi. Contohnya:

3ئس ما كانوا يفعلون يتناهون عن منكر كانوا ال فعلوه لب“Mereka tidak saling melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Ma`idah: 79)Termasuk nahi munkar di sini adalah amar ma’ruf, karena meninggalkan yang ma’ruf termasuk kemungkaran.

3العرف3 خذ3 العفو 3ين وأمر ب وأعر3ض عن3 الجاه3ل“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raaf: 199)

Page 23: Faidah Penggunaan Alif Dan Lam Dalam Kalimat Bahasa Arab.doc

Termasuk amar ma’ruf dalam ayat ini adalah meninggalkan kemungkaran, karena meninggalkan kemungkaran termasuk ma’ruf.

Namun jika disebutkan bersamaan maka ma’ruf adalah ketaatan, sedangkan munkar adalah kemaksiatan.

Dan beberapa pasangan unik yang lain..