f1 gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoa
DESCRIPTION
F1 GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKUTRANSCRIPT
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
Jesika Wulandari030.10.142FK TRISAKTI
PPDGJ III Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat Psikoaktif
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol
F10
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan Opioida
F11
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabinoida
F12
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa atau hipnotika
F13•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
kokain
F14
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain termasuk kafein
F15
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika
F16
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau
F17
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah menguap
F18
•Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan penggunaan zaat psikoaktif lainnya
F19
F1x.0 Intoksikasi akut• .00 Tanpa komplikasi• .01 Dengan trauma atau cidera tubuh lainnya• .02 Dengan komplikasi medis lainnya• .03 Dengan delirium• .04 Dengan distorsi persepsi• .05 Dengan koma• .06 Dengan konvulsi• .07 Intoksikasi patologis
F1x.1 Penggunaan yang merugikan (harmful use)
F1x.2 Sindrom ketergantungan• .20 Kini abstinen• .21 Kini abstinen tetapi dalam lingkungan terlindung• .22 Kini dalam pengawasan klinis dengan terapi pemeliharaan atau dengan
pengobatan zat pengganti (ketergantungan terkendali)• .23 Kini abstinen, tetapi sedang dalam terapi dengan obat aversif atau
penyekat• .24 Kini sedang menggunakan zat (ketergantungan aktif)• .25 Penggunaan berkelanjutan• .26 Penggunaan episodik (dipsomania)
F1x.3 Keadaan putus zat• .30 Tanpa komplikasi• .31 Dengan konvulsiF1x.4 Keadaan putus zat dengan delirium• .40 Tanpa konvulsi• .41 Dengan konvulsi
F1x.5 Gangguan psikotik• .50 Lir-skizofrenia (schizophrenia-
like)• .51 Predominan waham• .52 Predominan halusinasi• .53 Predominan polimorfik• .54 Predominan gejala depresi• .55 Predominan gejala manik• .56 CampuranF1x.6 Sindroma amnesik
F1x.7 Gangguan psikotik residual atau onset lambat• .70 Kilas balik• .71 Gangguan kepribadian
atau perilaku• .72 Gangguan afektif residual• .73 Demensia• .74 Hendaya kognitif menetap
lainnya• .75 Gangguan psikotik onset
lambat
F1x.8 Gangguan mental dan perilaku lainnya
F1x.9 Gangguan mental dan perilaku YTT
NAPZA Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya Narkotika
› Tanaman papaver, opium mentah, opium masak, opium obat, morfina, Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina, ekgonina,Tanaman ganja, damar ganja.
› Garam dan turunan dari morfin dan kokain › Bahan alam atau sintetik lain yang memiliki efek yang sama dengan
kokain dan morfin.› Campuran atau seduan yang mengandung opium, morfin, kokain, ganja
Psikotropika› Zat atau obat, alamiah maupun sintetik yang bukan narkotika,
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat adiktif lainnya
Gangguan penggunaan NAPZA, terdiri atas 2 bentuk:› Penyalahgunaan : mempunyai harmful effects
terhadap kehidupan orang, menimbulkan problem kerja, mengganggu hubungan dengan orang lain serta mempunyai aspek legal.
› Adiksi atau ketergantungan : mengalami toleransi, putus zat, tidak mampu menghentikan kebiasaan menggunakan, menggunakan dosis NAPZA lebih dari yang diinginkan.
Epidemiologi Di Indonesia terdapat peningkatan jumlah
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) dari tahun ke tahun.
Tahun 2008 1,99%; tahun 2010 2,21 %; diperkirakan tahun 2015 2,8% (setara dengan 5,1-5,6 juta orang)
Tanda Dan Gejala Klinis Penggunaan NAPZA
ZATTANDA / GEJALA
INTOKSIKASI PUTUS ZATALKOHOL •Ringan : Euforia, cadel,
kantuk, Ataksia• Berat : Stupor, Koma, Bradikardia, Hipotensi, Hipotermia, Kejang• Sangat Berat : Reflek negatif
G. Kesadaran G. Kognitif G. Afektif dan Perilaku
• Halusinasi, ilusi• Kejang• Gemetar• Mual / Muntah• Muka Merah• Konjungtiva Merah• Kelemahan umum• Insomnia• Lemas, marah (Iritabel)• Berkeringat• Hipertensi• Rindu dengan minuman alkohol
Tanda Dan Gejala Klinis Penggunaan NAPZA
ZATTANDA / GEJALA
INTOKSIKASI PUTUS ZATOPIOIDA(Heroin, Putauw)
• Penekanan SSP, Sedasi• Motilitas Gastro-Intestinal• Menurun Sampai Konstipasi• Analgesia• Mual Muntah• Bicara Cadel• Bradikardia• Kontriksi Pupil• Kejang
• Mengantuk, disertai Pilek / Bersin• Lakrimasi• Dilatasi Pupil• Pilo Ereksi• Takikardi• Tekanan Darah Naik• Respirasi dan Suhu Badan Naik• Mual-Muntah• Diare• Insomia• Gemetar / Tremor• Mengeluh Sugesti• Ansietas , Gelisah• Tidak Selera Makan
Tanda Dan Gejala Klinis Penggunaan NAPZA
ZATTANDA / GEJALA
INTOKSIKASI PUTUS ZATKANABIS(Ganja, Marijuana, Hashis)
• Tremor• Takhikardi• Mulut Kering• Nistagmus• Keringat Banyak• Gelisah• Mata Merah• Ataksia• Sering Kencing• Fungsi Sosial/pekerjaan terganggu• Percaya diri meningkat• Perasaan melambung• Disorientasi• Depersonalisasi
• Gangguan daya ingat jangka pendek• Halusinasi visual/pendengaran• Emosi labil, bingung• Waham kejar dan paranoia, ilusi, cemas, depresi, panik serta takut mati• Pusing, mual, diare, haus dan nafsu makan meningkat• Perubahan proses pikir, inkoheren dan asosiasi longgar• Merasa identitas diri berubah
• Insomia• Mual• Mialgia• Cemas• Gelisah• Mudah tersinggung• Demam• Berkeringat• Nafsu makan menurun• Foto fobia• Depresif• Bingung• Menguap• Diare• Kehilangan berat badan• Tremor
Tanda Dan Gejala Klinis Penggunaan NAPZA
ZATTANDA / GEJALA
INTOKSIKASI PUTUS ZATSEDATIF HIPNOTIKA(obat tidur / penenang, misalnya : BK, Rohyp, MG)
• Neurologis :Bicara cadel, Gangguan koordinasi motorik, cara jalan tidak stabil, Nistagmus
• Psikologis :• Afek labil• Hilangnya hambatan impuls
seksual• Agresif• Iritabel• Banyak bicara• G. Pemusatan perhatian• G. Daya ingat• G. Daya nilai
• Mual, muntah• Lemah, letih• Takhikardia• Berkeringat• Tekanan darah tinggi• Ansietas• Depresi• Iritabel• Tremor kasar pada tangan, lidah• Kadang- kadang hipotensi ortostatik
Tanda Dan Gejala Klinis Penggunaan NAPZA
ZATTANDA / GEJALA
INTOKSIKASI PUTUS ZAT
KOKAIN • Takhikardia• Dilatasi Pupil• Meningkatnya Tekanan Darah• Berkeringat• Tremor• Mual , Muntah• Menungkatnya Suhu Tubuh• Aritnia• Halusinasi Visual• Sinkope
• Nyeri Dada• Euforia• Agitasi Psikomotor• Agresif• Waham Kebesaran• Halusinasi• Mulut Kering• Percaya Diri Meningkat• Nafsu Makan Menurun• Panik
• Keletihan• Insomnia atau Hypersomnia• Agitasi Psikomotor• Ide Bunuh Diri dan Paranoid• Mudah Tersinggung atau Iritabel Perasaan depresif
Tanda Dan Gejala Klinis Penggunaan NAPZA
ZAT TANDA / GEJALAINTOKSIKASI PUTUS ZAT
AMFETAMIN(Ekstasi, Shabu)
Kardio Vaskuler :• Palpitasi• Angina• Aritmia• Hiper/ Hipotensi• Keringat banyak• Muka pucat/Merah• Perilaku maladaptif• Gangguan daya nilai• Gangguan fungsi sosial
Pernafasan Bronko-dilatasiGastro-Intestinal Mual, diare, kramGinjal DiuresisEndokrin Libido berubah, impotensi
Fase Awal• Depresi• Ansietas• Anergia• Capek
Menegakkan DiagnosisJika ditemukan tiga atau lebih dari gejala-gejala di bawah ini, dialami 1 tahun sebelumnya:
1. Keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan Napza
2. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan Napza
3. Keadaan sindroma putus Napza4. Adanya toleransi, berupa peningkatan dosis Napza.5. Mengabaikan alternatif menikmati kesenangan karena
penggunaan Napza, meningkatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan Napza atau pulih dari akibatnya
6. Terus menggunakan zat meskipun menyadari akibatnya.
Sasaran Terapi Abstinensia (mengurangi penggunaan
NAPZA bertahap sampai abstinensia total)
Mengurangi frekuensi dan keparahan relaps.
Perbaikan dalam fungsi sosial dalam masyarakat
Tahapan Terapi Fase Penilaian
Diperoleh informasi mengenai Napza yang digunakan dan keparahannya, riwayat medik dan psikiatri, riwayat terapi Napza sebelumnya, riwayat penggunaan Napza sebelumnya, riwayat sosioekonomi, penapisan urin dan darah, skrining penyakit infeksi
Fase Terapi DetoksifikasiRawat inap dan rawat jalan
Intensive out-patient treatmentCold turkey, Terapi simptomatikDetoksifikasi dengan menggunakan : kodein dan ibuprofen,
klontrex (klonidin dan naltrekson), buprenorfin, metadon Fase Terapi lanjutan
Terapi Substitusi Karakteristik obat yang ideal :
› Rendah potensi untuk didiversikan› Lamanya aksi cukup panjang› Potensi rendah menggunakan zat lain selama terapi› Toksisitas rendah untuk terjadi overdose› Fase detoksifikasi harus singkat, sederhana, dan gejala withdrawl
syndrome minimal› Memfasilitasi abstinensia terhadap opioid ilegal› Pasien menerimanya dengan ikhlas dan baik
Untuk ketergantungan opioid dapat digunakan :› Agonis : Metadon› Partial agonis : buprenorfin SL untuk adiksi heroin› Antagonis : Naltrekson (tidak ada di Indonesia)
Relaps dan Pencegahannya
Relaps didahului oleh faktor pencetus atau trigger yang disebut sebagai warning sign.
Tanda warning sign:› Berbohong› Mempersalahkan orang lain› Perasaan malu› Euforia