experiential marketing

Upload: yoga-pradipta

Post on 15-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pelayanan kesehatan

TRANSCRIPT

Slide 1

Experiential Marketing Oleh :

Oleh :NencyIndraHabibatinNitaRoriEllyAnikDeviNolaYoga

Experiential Marketing pengalaman nyata pelanggan terhadap brand/product atau service untuk meningkatkan penjualan dan brand image/awareness. Experiential marketing adalah lebih dari sekedar memberikan informasi namun juga peluang pada pelanggan untuk memperoleh pengalaman atas keuntungan yang didapat dari produk atau jasa itu sendiri serta membangkitkan emosi dan perasaan yang akan berdampak positif terhadap pemasaran khususnya penjualan.Tahap awal dari sebuah experiential marketing terfokus pada tiga kunci pokok:Pengalaman Pelanggan.Pola Konsumsi.Keputusan rasional dan emosional.

Karakteristik Experiential MarketingSchmitt (1999:12) membagi Experiential Marketing menjadi empat kunci karakteristik antara lain:Fokus pada pengalaman konsumenMenguji situasi konsumenaspek rasional dan emosional sebagai pemicu dari konsumsiMetode dan perangkat bersifat elektikPendekatan Experiential MarketingSenseMerupakan tipe experiential yang bermunculan untuk menciptaka pengalaman panca indera melalui mata, telinga, kulit, lidah dan hidung

Ada tiga tujuan strategi panca indera (sense strategic objective): (Schmitt,1999)Panca indera sebagai pendiferensiasi Panca indera sebagai motivator Panca indera sebagai penyedia nilai

FeelFeel marketing ditujukan terhadap perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggaan

ThinkThink marketing ditujukan terhadap intelektual dengan tujuan menciptakan kesadaran (cognitive), pengalaman untuk memecahkan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif Menurut Schmitt cara yang baik untuk membuat think campaign berhasil adalah:Kejutan (surprise)Memikat (intrigue)Provokasi (provocation)

ActAct bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen. Act marketing didesain untuk menciptakan pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan Physical body, lifestyle, dan interaksi dengan orang lain

RelateRelate marketing berisikan aspek aspek dari sense, feel, think, act marketing serta menitik beratkan pada penciptaan persepsi positif dimata pelanggan

Selain itu, Schmitt (1999) juga mengemukakan beberapa cara untuk membentuk dan mengelola merek yang experiential. Konsep ini dirangkum menjadi poin-poin dalam Experential Branding, 10 Rules to Create and Manage Experiential Brands.Experiences dont just happen; they need to be planned.Think about the customer experience first.Be obsessive about the details of the experience.Find the duck for your brand.

Think consumption situation, not product. Strive for holistic experiencesProfile and track experiential impact with the Experiential Grid. Use methodologies eclectically.Consider how the experience changes.Add dynamism and dionysianism to your company and brand.

Manfaat Experiential MarketingAda beberapa manfaat yang dapat diterima dan dirasakan suatu badan usaha menurut pandangan Schmitt (1999:34) apabila menerapkan Experiential Marketing antara lain: to turn araund a declining brand, to be differentiate a product from competition, to create an image and identity for a corporation, to promote innovation, to induce trial, purchase and the most important, loyal consumption.

Perlunya Experiential MarketingDengan experiental marketing, pemasar diharapkan dapat menggunakan berbagai pilihan strategi yang sesuai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, baik itu untuk mencapai brand aware-ness, brand perception, brand equity ataupun brand loyalty. Experiential marketing memberikan peluang pada pelanggan untuk memperoleh serangkaian pengalaman atas merek, produk dan jasa yang memberikan cukup informasi untuk melakukan keputusan pembelian. Aspek emosional dan rasional adalah beberapa aspek yang hendak dibidik pemasar melalui program ini dan seringkali kedua aspek ini memberikan efek yang luar biasa dalam pemasaran.

Implementasi Experiential Marketing Seperti yang dinyatakan oleh Lippman bahwa konsep experiential marketing bukanlah merupakan hal baru karena telah diterapkan sejak dulu kala. Hal ini bisa dilihat dari praktek yang terjadi di pasar tradisional. Seorang penjual mangga, misalnya, memberikan sampel atau contoh buah mangga untuk dicicipi calon pembelinya. Calon pembeli akan melakukan transaksi harga (tawar menawar) setelah mencicipi buah mangga yang hendak dibelinya. Karena rasanya manis dan harganya cocok maka dia akan membeli mangga tersebut. Di sini terlihat jelas pengalaman calon pembeli yang meliputi sensekarena tampilan buah mangga yang ranum dan segar, feel karena rasa buahnya yang manis dan kemudian dikaitkan relateatas harga yang sesuai dengan harapannya mampu mengarahkannya dalam keputusan pembelian. Bahkan untuk menarik pelang-gannya, pedagang ini tak lupa juga memberikan bonus sebuah mangga jika pelanggannya membeli 10 buah mangga sekaligus. Praktek seperti ini sudah diterapkan sejak dulu kala oleh masyarakat Jawa dan Madura di Indonesia. STUDI KASUSJudul skripsi:Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Pembentukan Loyalitas Pelanggan 7-ElevenPenulis: Shartika Purnama Dewi

Gambaran Umum 7-Eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara.antara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan Jepang. Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas (kini masuk wilayah Dallas), nama "7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama "7-Eleven" (7-Sebelas).

Hasil AnalisisSenseTemuan penelitian mengindikasikan bahwa selama berada di 7- Eleven, responden tidak mendapatkan pengalaman yang mengesankan berkaitan dengan indera yang mengesankan terhadap produk yang dikonsumsi ketika di 7-elevenFeelSelama berada di 7-Eleven, konsumen merasakan suasana santai berada di 7-Eleven, dilayani dengan baik oleh karyawan, kebersihannya cukup terjaga, merasakan suasana yang hangat dan akrab bersama kerabat mereka, menikmati fasilitas toko yang menambah kenyamanan, sehingga menimbulkan loyalitas pada diri konsumen terhadap took 7-Eleven.ThinkHasil temuan menunjukkan bahwa responden cenderung kurang mengingat 7-Eleven sebagai pilihan utamanya jika ingin berkunjung ke convenience store, konsumen ragu terhadap keamanan produk 7-Eleven untuk dikonsumsi, lokasi yang mudah dijangkau kurang dipertimbangkan oleh konsumen, serta konsumen berpikir harga yang ditawarkan 7-Eleven kurang sesuai dengan kualitas produk serta layanan yang diberikan, sehingga 7-Eleven belum mampu menstimulus proses kognitif konsumen. Akibatnya, think dalam experiential marketing 7- Eleven tidak menimbulkan loyalitas pada konsumen 7-Eleven.

ActHasil temuan menunjukkan bahwa berkunjung ke toko 7-Eleven belum menjadi bagian dari gaya hidup konsumen, pengalaman membuat hidangan minuman sendiri kurang mampu memberikan pengalaman yang mengesankan bagi konsumen, serta konsumen kurang mendapatkan pengalaman interaksi dengan toko 7-Eleven di media website, media sosial, dllRelateHasil temuan menunjukkan bahwa konsumen tidak mendapatkan pengalaman menjadi komunitas dalam 7-Eleven, karena 7-Eleven belum membuat komunitas bagi para pelanggannya, sehingga pelanggan tidak mendapatkan identitas sosial pada 7-Eleven.Loyalitas pelangganDalam penelitian ini hanya variabel feel dalam experiential marketing yang memberi pengaruh signifikan pada toko 7-Eleven dalam pembentukan loyalitas pelanggan.

KesimpulanExperiential marketing merujuk pada pengalaman nyata pelanggan terhadap brand/product atau service untuk meningkatkan penjualan dan brand image/awareness.Tahap awal dari sebuah experiential marketing terfokus pada tiga kunci pokok pengalaman pelanggan, pola konsumsi, keputusan rasional dan emosional. Untuk menciptakan experiential marketing yang dapat memenangkan hati pelanggan diperlukan pendekatan Sense, Feel, Think, Act, Relate.Jadi dengan experiential marketing, pemasar diharapkan dapat menggunakan berbagai pilihan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, baik itu untuk mencapai brand awareness, brand perception, brand equity ataupun brand loyalty.