exchange tf

70
DAFTAR ISI Kata Pengantar............................................................................................i Abstraksi......................................................................................................ii Daftar Isi......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1 A. LATAR BELAKANG..................................................................1 B. TUJUAN STUDI .......................................................................2 C. METODE STUDI ......................................................................2 D. RUANG LINGKUP STUDI .......................................................3 E. OBYEK STUDI ........................................................................3 F. STRUKTUR TIM STUDI ..........................................................4 G. WAKTU STUDI ........................................................................4 BAB II STUDI PUSTAKA ..........................................................................5 A. DEFINISI DAN JENIS EXCHANGE TRADED FUND...............5 B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EXCHANGE TRADED FUND DI NEGARA-NEGARA LAIN .........................................7 C. PERBANDINGAN EXCHANGE TRADED FUND DENGAN REKSA DANA OPEN-ENDED ...............................................12 D. KEUNGGULAN EXCHANGE TRADED FUND DIBANDINGKAN DENGAN REKSA DANA............................14 E. MEKANISME PENERBITAN DAN PERDAGANGAN EXCHANGE TRADED FUND DI BURSA EFEK ....................19 BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN ...................................................25 A. ASPEK HUKUM EXCHANGE TRADED FUND .....................25 1. Pengaturan Exhange Traded Funds di Beberapa Negara .............................................................................25 2. Kajian Exchange Traded Fund dalam Kerangka Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pasar Modal ..................30 3. Kemungkinan Penerapan Exchange Traded Fund di Indonesia...........................................................................36 iii

Upload: airlanggazaky

Post on 07-Feb-2016

54 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Exchange Tf

TRANSCRIPT

Page 1: Exchange Tf

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................i

Abstraksi......................................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................1

B. TUJUAN STUDI .......................................................................2

C. METODE STUDI ......................................................................2

D. RUANG LINGKUP STUDI .......................................................3

E. OBYEK STUDI ........................................................................3

F. STRUKTUR TIM STUDI ..........................................................4

G. WAKTU STUDI ........................................................................4

BAB II STUDI PUSTAKA ..........................................................................5

A. DEFINISI DAN JENIS EXCHANGE TRADED FUND...............5

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EXCHANGE TRADED

FUND DI NEGARA-NEGARA LAIN .........................................7

C. PERBANDINGAN EXCHANGE TRADED FUND DENGAN

REKSA DANA OPEN-ENDED ...............................................12

D. KEUNGGULAN EXCHANGE TRADED FUND

DIBANDINGKAN DENGAN REKSA DANA............................14

E. MEKANISME PENERBITAN DAN PERDAGANGAN

EXCHANGE TRADED FUND DI BURSA EFEK ....................19

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN ...................................................25

A. ASPEK HUKUM EXCHANGE TRADED FUND .....................25

1. Pengaturan Exhange Traded Funds di Beberapa

Negara .............................................................................25

2. Kajian Exchange Traded Fund dalam Kerangka Peraturan

Perundang-undangan di Bidang Pasar Modal ..................30

3. Kemungkinan Penerapan Exchange Traded Fund di

Indonesia...........................................................................36

iii

Page 2: Exchange Tf

B. PEMBAHASAN HASIL KUISIONER ………………………..…39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................56

A. KESIMPULAN ........................................................................56

B. SARAN ..................................................................................57

Daftar Kepustakaan...................................................................................58

Lampiran – lampiran..................................................................................59

iv

Page 3: Exchange Tf

K A T A P E N G A N T A R

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan berkat dan anugerah-Nya sehingga Tim dapat menyelesaikan

penulisan laporan hasil studi tentang Exchange Traded Funds di Pasar

Modal Indonesia. Kami menyadari bahwa studi yang dilakukan masih bersifat

global dan kurang mendalam mengingat adanya keterbatasan pengetahuan

dan dana yang ada. Namun, berkat kerja keras dan dukungan penuh yang

diberikan oleh seluruh anggota Tim dan responden maka penelitian ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Sesuai dengan sasaran pengembangan pasar modal Indonesia yang

tertuang dalam Cetak Biru Pasar Modal Indonesia Tahun 2000-2004, untuk

mengembangkan pasar modal Indonesia diperlukan strategi pengembangan

umum pasar modal Indonesia dan Masterplan Pasar Modal Indonesia 2005-

2009 pada sasaran 4 untuk memperluas alternatif investasi dan pembiayaan

di pasar modal, khususnya strategi 4.2. untuk mengembangkan produk-

produk berbasis investasi kolektif, maka dilakukan studi tentang

kemungkinan penerapan Exchange Traded Fund di Indonesia.

Dalam melaksanakan studi ini telah dilakukan melalui studi pustaka,

perolehan informasi dari nara sumber dengan mengundang nara sumber

untuk menyampaikan pemikirannya, dan penyebaran kuisioner ke beberapa

responden. Untuk memperluas pemahaman mengenai Exchange Traded

Fund juga telah dilakukan perbandingan peraturan dan penerapan Exchange

Traded Fund di negara Kanada, Amerika, Hong Kong, Australia dan

Malaysia.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pelaku

pasar modal Indonesia maupun masyarakat luas mengenai produk

Exchange Traded Fund dan sebagai masukan dalam menetapkan kebijakan

dan peraturan mengenai Exchange Traded Fund di pasar modal Indonesia.

Jakarta, Desember 2005

Tim Exchange Traded Fund

i

Page 4: Exchange Tf

ABSTRAKSI

Exchange Traded Funds (ETF) adalah produk yang relatif baru di dunia

pasar modal. ETF pertama kali dikembangkan di Kanada di sekitar tahun

1990-an. Instrumen ini merupakan instrumen yang murah yang dapat

mengakses eksposur pasar secara luas (atau juga sempit bila memang

dibutuhkan).

ETF pada dasarnya adalah penggabungan karakteristik dari dua produk

yakni reksa dana berbentuk terbuka dan saham. Namun tidak seperti reksa

dana, investor tidak membeli atau menjual kembali unit penyertaannya

kepada manajer investasi. Investor justru membeli unit penyertaan atau

saham ETF di suatu bursa. Meskipun ETF diperdagangkan sama halnya

seperti saham, namun ETF memiliki struktur yang sama dengan reksa dana

yang merepresentasikan kepemilikan atas efek-efek dalam portofolio.

Faktor utama yang mendorong perkembangan ETF secara pesat adalah

efisiensi harga. Harga ETF sangat mendekati nilai aktiva bersihnya sebagai

akibat investor mengetahui nilai aktiva bersih portofolio ETF yang

diumumkan manajer investasi secara harian dan investor mengetahui secara

lengkap portofolio dari ETF itu sendiri. Di samping itu, ETF juga memiliki

struktur biaya yang relatif lebih rendah dari reksa dana.

Produk ETF yang berkembang demikian pesat di sejumlah negara ini

akan juga dikembangkan di pasar modal Indonesia. Untuk itu perlu kajian

mendalam berkaitan dengan peraturan yang dibutuhkan guna penerapan

ETF. Selain itu diperlukan kesiapan pelaku pasar modal dalam penciptaan

dan perdagangan ETF.

ii

Page 5: Exchange Tf

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sebagaimana tertuang dalam Cetak Biru Pasar Modal

Indonesia Tahun 2000-2004, untuk mengembangkan pasar

modal Indonesia diperlukan strategi pengembangan umum pasar

modal Indonesia. Strategi tersebut dapat dicapai dengan

melakukan pengembangan pasar dan instrumen pasar modal.

Upaya yang akan dilakukan untuk pengembangan pasar adalah

dengan memperkuat serta memperluas basis investor domestik,

disamping itu perlu dilakukan pengembangan produk-produk

investasi baru sebagai alternatif investasi dipasar modal.

Pasar modal Indonesia sejak tahun 1996 telah

mengembangkan Reksa Dana sebagai salah satu instrumen

yang didesain untuk menjangkau investor ritel. Industri reksa

dana ini diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam

memperkuat serta memperluas basis investor. Sepanjang kurun

waktu tahun 2000-2003 perkembangan reksa dana menujukkan

peningkatan yang siginifikan, namun pada tahun 2004

peningkatan NAB reksa dana menunjukkan perkembangan yang

melambat atau mengalami titik kejenuhan. Hal ini memerlukan

inovasi-inovasi baru dalam pengembangan reksa dana. Salah

satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan

mengembangkan reksa dana yang dapat diperdagangkan di

bursa (exchange traded funds).

Di Amerika Serikat, sejak diperkenalkan tahun 1993

perkembangan nilai dana kelolaan ETF menunjukkan tingkat

pertumbuhan yang signifikan dan sampai dengan akhir Juni 2005 jumlah ETF yang sudah tercatat dan diperdagangkan sebanyak 171

1

Page 6: Exchange Tf

buah dengan total dana kelolaan sebanyak US$242,6 milliar.

Peningkatan nilai asset yang luar biasa tersebut dikerenakan ETF

memiliki karakteristik yang lebih menarik dibandingkan dengan

reksa dana konvesional. Mempertimbangkan kedua hal tersebut,

perlu dilakukan studi tentang kemungkinan penerapan

perdagangan Exchange Traded Funds di Pasar Modal Indonesia.

B. TUJUAN STUDI Tujuan dari dilaksanakannya studi tentang Exchange

Traded Funds di Pasar Modal Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari karakteristik dari Exchange Traded Funds dan

mekanisme perdagangannya di Bursa Efek.

2. Meneliti kemungkinan penerapan perdagangan Exchange

Traded Funds di pasar modal Indonesia.

3. Mempelajari seberapa besar minat para pelaku pasar modal

Indonesia baik penyelenggara Bursa Efek, Perusahaan Efek

maupun investor potensial terhadap penerapan perdagangan

Exchange Traded Funds.

4. Merumuskan hal-hal yang harus dipersiapkan oleh Bapepam

selaku regulator pasar modal dalam rangka penerapan

perdagangan ETF dari sisi perangkat hukum dan

pengawasan.

C. METODE STUDI Dalam pelaksanaanya, studi ini menggunakan metode

sebagai berikut :

1. Studi Perpustakaan, yaitu dengan melakukan pengumpulan

informasi dan data, berupa buku, artikel dan makalah yang

menjelaskan mengenai teori berkaitan dengan ETF,

peraturan-peraturan pasar modal yang berlaku, aspek

2

Page 7: Exchange Tf

perlindungan investor dan keterbukaan informasi berkaitan

dengan dalam penerbitan ETF, baik dari sumber Indonesia

maupun luar negeri.

2. Studi Lapangan, yaitu dengan melakukan wawancara dan

diskusi dengan Bursa Efek dan nara sumber yang ahli dalam

masalah perdagangan ETF serta melakukan penyebaran

daftar pertanyaan kepada Perusahaan Efek dan investor

potensial.

D. RUANG LINGKUP STUDI

Ruang lingkup studi ini mencakup pangkajian terhadap

perkembangan Exchange Traded Funds di beberapa negara

yang telah mempunyai instrumen serupa termasuk mengenai

aspek hukum dan pengaturannya kemudian membandingkannya

dengan peraturan perundang-undangan mengenai Reksa Dana

di Pasar Modal Indonesia. Di samping itu, studi ini juga

melakukan pengkajian terhadap pendapat atau masukan dari

para pelaku pasar modal, khususnya yang berhubungan dengan

kemungkinan penerapan Exchange Traded Funds di Pasar

Modal Indonesia.

E. OBYEK STUDI Yang menjadi Obyek Studi adalah Perusahaan Efek

yang melakukan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek

(broker), Manajer Investasi dan investor potensial yang terdiri dari

investor institusional (asuransi, dana pensiun) dan nasabah

perusahaan Perantara Pedagang Efek.

3

Page 8: Exchange Tf

F. STRUKTUR TIM STUDI Adapun struktur organisasi Tim Studi Exchange Traded

Funds di Pasar Modal Indonesia adalah sebagai berikut :

1. 1 orang Ketua Tim Studi

2. 1 orang Wakil Ketua Tim Studi

3. 1 orang Sekretaris Tim Studi

4. 9 orang Pelaksana Peneliti

5. 4 orang Pembantu Pelaksana Peneliti

6. 2 orang Staf Sekretariat

G. WAKTU STUDI Studi tentang Exchange Traded Funds di Pasar Modal

Indonesia dilaksanakan selama satu tahun anggaran dari Januari

– Desember 2005.

4

Page 9: Exchange Tf

BAB II STUDI PUSTAKA

A. Definisi dan Jenis Exchage Traded Funds (ETF) Beberapa definisi Exchange Traded Funds (ETF) yang diambil dari

berbagai sumber adalah sebagai berikut :

1. Securities Exchange Commission dalam situsnya1 mendefinisikan

Exchange Traded Funds (ETFs) sebagai berikut :

“An Exchange Traded Funds, or ETFs is a type of investment company whose investment objective is to achieve the same return as particular market index”.

2. Suruhanjaya Sekuriti (Malaysian Securities Commission) dalam

pedoman mengenai ETFs (Guidelines on Exchange Traded Funds)

yang diterbitkan pada tanggal 21 Juni 2005 mendefinisikan ETFs

sebagai berikut :

“ETFs means exchange-traded fund, wich is a listed index-tracking fund structured as a unit trust scheme whose primary objective is to achieve the same whose investment objective is to achieve the same return as particular market index by investing all (full replication) or substantially all (strategic sampling) of its assets in the constituent securities of the index”.

3. Bursa Efek Hong Kong (Hong Kong Exchanges and Clearing Ltd.)

dalam situsnya2 mendefinisikan ETFs sebagai berikut :

“Exchange Traded Funds (ETFs) are investment product that represent a portfolio of securities desigened to track the performance of an index, offering investor an innovative way to get cost-effective exposure to specific markets or sectors”.

1 http://www.sec.gov 2 http://www.hkex.com.hk

5

Page 10: Exchange Tf

4. Dalam materi presentasi yang disampaikan oleh Mr. Kee Shee Wong

(AmInvestment Group, Malaysia) ETFs didefinisikan sebagai berikut :

“ETFs are essentially unit trust funds which are listed on an exchange, open-ended with the unique In-Kind Creation/Redemption mechanism maintained by a system of Participating Dealers and Market Makers”.

Berdasarkan beberapa definisi yang diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa Exchange Trade Funds (ETFs) adalah reksa dana

yang unit penyertaan/sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa

Efek yang tujuan utama investasinya (investment objective) adalah untuk

memperoleh tingkat pendapatan yang sama dengan indeks yang

ditargetkan atau indeks yang menjadi acuan.

Secara garis besar Exchange Trade Funds dapat dikategorikan

menjadi dua jenis yaitu ETF Indeks (Index ETFs) dan Closed-end ETFs.

ETF Indeks adalah ETF yang menginvestasikan dana kelolaanya dalam

sekumpulan portofolio efek yang terdapat pada suatu indeks tertentu

dengan proporsi yang sama dengan bobot dalam indeks yang ditargetkan

dengan tujuan untuk mencerminkan gambaran kinerja indeks di bursa

atau dengan kata lain untuk menciptakan tingkat pendapatan (level of

returns) yang sama dengan indeks acuan.

Sedangkan Closed-end ETFs (CEF) atau dibeberapa negara

disebut dengan Actively Managed ETFs adalah fund yang

diperdagangkan di bursa efek berbentuk perusahaan investasi

(investment company), bersifat tertutup dan dikelola secara aktif oleh

manajer investasi. Close-end ETFs menawarkan sahamnya kepada

publik melalui mekanisme penawaran umum perdana (IPO), kemudian

dana yang terkumpul akan diinvestasikan dalam berbagai jenis efek

sesuai dengan kebijakan investasi. Closed-end ETFs memiliki dewan

direksi yang dipilih oleh pemegang saham, dewan direksi kemudian

menunjuk komite investasi dan manajer portofolio yang bertugas

6

Page 11: Exchange Tf

melakukan pengelolaan reksa dana secara aktif. Close-end ETF tercatat

di Bursa Efek, sehingga sahamnya diperjualbelikan antar investor di

Bursa Efek dan tidak melalui Reksa Dana itu sendiri.

Dari dua jenis ETF ini yang akan dibahas dalam selanjutnya adalah

ETF dari jenis ETF Indeks (Index ETFs) mengingat jenis ETF inilah yang

paling banyak tercatat dan diperdagangkan di berbagai bursa efek dunia

dan paling diminati oleh investor karena sifat dan karakteristiknya yang

unik dan menarik. Disamping itu produk ETF yang akan dikembangkan di

pasar modal Indonesia adalah ETF yang berbasis indeks.

B. Sejarah dan Perkembangan Exchange Traded Funds

Exchange Traded Fund merupakan salah satu inovasi

produk terbaru di Industri Pasar Modal, karena Exchange Traded Fund

baru diperkenalkan pada awal tahun 1990-an di Kanada ketika Toronto

Stock Exchange menerbitkan Toronto Index Participation Fund (TIPs)

yang terdiri dari 35 saham teraktif di Kanada. Sedangkan di Amerika

Serikat, Exchange Traded Fund pertama kali pertama kali dicatatkan di

American Stock Exchange (AMEX) pada tahun 1993. Sejak saat itu,

Exchange Traded Fund mengalami perkembangan yang sangat pesat

khususnya di Amerika dan selanjutnya berkembang ke Negara-negara

Eropa, Asia dan Australia. Berdasarkan data Morgan Stanley Equity

Research pada tanggal 29 Januari 2003 terdapat 280 ETF di seluruh

dunia dengan total asset 141,62 miliar dollar. Tabel 1 menyediakan

informasi tentang perkembangan pasar ETF di beberapa negara per

tanggal 31 Desember 2002.

Tabel 1

Perkembangan ETF di Berbagai Negara

Negara (Jumlah MI)

Jumlah Pencatatan Awal ETF

Jumlah ETF Tercatat

Total Dana Kelolaan

(US$ miliar)

7

Page 12: Exchange Tf

US (6)

Europe (14)

Japan (4)

Canada (3)

Korea (4)

Australia (1)

South Africa (1)

Hong Kong (2)

India (1)

Israel (1)

Singapore (1)

113

118

18

16

4

3

3

2

1

1

1

113

192

18

16

4

3

3

4

1

1

6

102.28

10.69

21.00

2.88

0.314

0.226

0.554

3.09

0.002

0.342

0.184

Source: Morgan Stanley Equity Research

Perkembangan ETF dilihat dari total asset dan jumlah produk

sangat dinominasi di Amerika, untuk lebih mengetahui perkembangan

ETF di beberapa negara seperti Amerika, Kanada, Hong Kong, dan

Australia akan dipaparkan lebih lanjut.

1. Amerika Serikat

Di Amerika perkembangan ETF dimulai sejak diperkenalkannya

ETF pada tahun 1993, dengan total asset sebesar US$464 juta pada

satu fund. Pada akhir tahun 2000 jumlah ETF bertambah menjadi 80

dengan total Asset yang dikelola sebesar 65,6 miliar dollar, dengan

rincian 55 ETF bersifat domistik dengan total asset 63,6 milliar dolar dan

25 ETF bersifat Global/Internasional dengan total asset 2 milliar dollar.

Diagram 1

Perkembangan Jumlah dan Total Aset ETF di Amerika

8

Page 13: Exchange Tf

0 50

100 150 200

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Juni2005

Periode

Jum

lah

ETF

050100 150 200 250 300

Jum

lah

Ass

et

(Bill

ions

of d

olla

rs)

ETF Asset

Sumber data: Investment Company Institute

Perkembangan ETF di Amerika terus mengalami pertumbuhan,

dilihat dari data per Juni 2005 jumlah fund yang sudah ditransaksikan

sebanyak 171 dengan total asset yang dikelola sebanyak 242,6 milliar

dollar, dengan rincian 119 ETF bersifat domestik, 46 International, dan 6

merupakan Bond Index, dengan masing-masing total asset sebesar

189,5 miliar dollar untuk domestic, 40,7 miliar dollar untuk internasional,

dan 12,42 miliar dollar untuk Bond Index.

Diagram 2

Perkembangan ETF berdasarkan jenis

0

50 100 150 200

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Juni2005

Periode

Jum

lah

ETF

Domestik International Bond Index

9

Page 14: Exchange Tf

sumber data: Investment Company Institute

2. Kanada

Di Kanada Exchange Traded Fund diterbitkan pertama kali pada

tahun 2001 oleh Barclays Global Investors dengan total Asset sebesar

4,7 milliar dollars. Pada tahun 2002 total asset dari Barclays Global

Investors mengalami kenaikan menjadi US$5,14 milliar. Di tahun 2003

jumlah ETF bertambah menjadi 2 yang diterbitkan oleh 2 perusahaan

yaitu Barclays Global Investors dan TD Asset Management Inc dengan

total dana kelolaan sebesar US$7,1 milliar.

Tabel 2

Perkembangan ETF di Kanada

Tahun Jumlah Perusahaan Total Dana Kelolaan

(US$ miliar)

2001

2002

2003

2004

Juni 2005

1

1

2

2

1

4,70

5,14

7,10

8,90

0.340

Sumber data: The Investment Funds Institute of Canada

Berdasarkan data dari The Investment Funds Institute of Canada,

pada bulan Juni 2005 hanya terdapat satu Fund yang masih bertahan

yaitu TD Asset Management Inc dengan total dana kelolaan sebesar US$

340 juta.

3. Hong Kong

Exchange Treded Fund pertama kali diperdagangkan di Hongkong

pada tanggal 12 November 1999 dengan nama Tracker Fund of Hong

Kong dengan underlying Hang Seng Index. Hampir keseluruhan

10

Page 15: Exchange Tf

Exchange Traded Fund di Hong Kong merupakan Fund yang memiliki

underlying berupa indeks. Sampai dengan tahun 2004 jumlah fund yang

berdiri sebanyak 7 (tujuh) fund yang di perdagangkan di Hong Kong

Exchange.

Tabel 3

Perkembangan ETF di Hong Kong

NO Kode Nama ETF Tanggal Listing 1

2

3

4

5

6

7

2800

4362

4363

2801

2828

2833

2832

Tracker Fund of Hong Kong

iShares MSCI South Korean Index

Fund

iShares MSCI Taiwan Index Fun

iShares MSCI China Tracker

Hang Seng H-Share Index ETF

Hang Seng Index ETF

iShares FTSE/Xinhua A50 China

Tracker

12/11/1999

02/05/2001

02/05/2001

28/11/2001

10/12/2003

21/09/2004

18/11/2004

Sumber data: HKEx Fact Book 2004

4. Australia

Data per tanggal 30 Juli 2005 di Australian Stock Exchange telah

memperdagangkan 7 produk Exchange Traded Fund dengan total asset

yang dimiliki sebesar 487 milliar dollar. Dari ketujuh fund tersebut, tiga

memiliki underlying berupa indeks dan sisanya merupakan ekuitas baik

domestik maupun internasional.

11

Page 16: Exchange Tf

Tabel 4

Perkembangan ETF di Australia

NO. Kode Nama ETF Total Dana Kelolaan (AUS$ Juta)

1

2

3

4

5

6

7

GCA

GCH

GCE

GGU

STW

SFY

SLF

GEC Asian Value Fund

GEC Australian Healthcare

GEC Eurogrowth Fund

GEC Global Fund

StreetTracks 200 Fund

StreetTracks 50 Fund

StreetTracks 200 Property

7

4

6

12

373

17

68

Sumber data: www.asx.com.au/LMI

C. Perbandingan ETF dengan Reksa Dana Open-Ended.

Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan ETF dengan

reksa dana open-ended antara lain sebagai berikut:

1. Unit penyertaan/saham ETF diterbitkan melalui proses yang disebut

“Creation Unit”. Proses tersebut dilakukan apabila terdapat suatu

investor kelembagaan (institutional investor) dalam hal ini bertindak

sebagai sponsor, mendepositkan sekumpulan efek (basket of

securities) kedalam fund dan sebagai gantinya investor tersebut

akan menerima unit penyertaan/saham ETF dalam satuan jumlah

yang besar (blocks). Sebagian atau seluruh unit penyertaan/saham

tersebut dicatatkan di Bursa Efek untuk diperdagangkan antar

investor retail.

2. Harga unit penyertaan/saham ETF di Bursa akan mengalami

pergerakan secara terus menerus sesuai dengan kekuatan

permintaan dan penawaran (demand and supply), dan dapat

ditransaksikan setiap saat sepanjang jam perdagangan bursa.

12

Page 17: Exchange Tf

3. Investor retail yang ingin melakukan pembelian atau penjualan

kembali unit penyertaan/saham ETF tidak dapat melakukan

pembelian dan penjualan kembali saham ETF secara langsung

melalui Manajer Investasi, namun melalui mekanisme selayaknya

perdagangan saham di Bursa Efek yaitu dengan membuka rekening

efek di perusahaan pialang saham (Perantara Pedagang Efek) dan

kemudian melakukan transaksi pembelian atau penjualan melalui

perusahaan pialang tersebut. Sama halnya ketika investor

melakukan transaksi saham, transaksi pembelian atau penjualan unit

penyertaan/saham penyertaan ETF ini akan dikenakan biaya komisi

oleh perusahaan pialang tersebut.

4. Khusus bagi investor institusi yang memiliki unit penyertaan/saham

ETF dalam jumlah besar (blocks) dapat melakukan pelunasan

(redemption) secara langsung dari reksa dana dalam jumlah yang

telah ditentukan sebelumnya secara in-kind, yaitu dengan menerima

efek yang mendasarinya (underlying) sebagai hasil pelunasan dan

bukan menerima uang tunai.

5. Ketika melakukan pembelian unit penyertaan/saham ETF di pasar

sekunder (bursa), tidak terdapat batasan minimum pembelian. Hal ini

berbeda apabila investor ingin membeli unit penyertaan reksa dana

biasa dimana biasanya terdapat batasan minimum pembelian.

6. Karena ETF tercatat dan diperdagangkan di bursa efek, maka

investor dapat melakukan variasi transaksi terhadap saham ETF

sama halnya dengan transaksi saham biasa (misalnya short sale,

margin trading) dan bahkan di beberapa bursa efek di luar negeri

terdapat efek derivatif (option, futures) dari saham ETF ini.

Secara ringkas, perbedaan antara ETF dengan reksa dana open-

end biasa dapat dilihat dalam uraian tabel berikut :

13

Page 18: Exchange Tf

Tabel 5

Perbedaan ETF dengan Reksa Dana open-ended.

Fitur ETF RD open-ended

Perdagangan Diperdagangkan di Bursa Efek sepanjang jam bursa

Melalui MI atau Agen Penjual

Minimum Investasi

Tidak ada Bervariasi masing-masing RD

Harga Ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar

Ditentukan oleh NAB reksa dana

Pengumuman Harga

Ditampilkan secara berkesinambungan oleh Bursa sepanjang jam perdagangan

Diumumkan satu kali setiap hari oleh MI berdasarkan perhitungan NAB

Variasi transaksi Dapat dilakukan short sale atau margin

Tidak

Efek Derivatif Beberapa ETF memiliki option dan atau futures atas underlying berupa indeks atau ETF itu sendiri

Tidak

Market Making Hampir semua ETF memliliki market maker untuk meningkatkan likuiditas

Tidak ada

D. Keunggulan ETF dibandingkan dengan Reksa Dana

Karena karekterisitiknya yang unik, berinvestasi dalam ETF

memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan berinvestasi dalam

Reksa Dana antara lain :

1. Diversifikasi Penuh (Full diversification)

ETF memiliki keunggulan dari sisi penyebaran resiko investasi

(diversifikasi) karena satu unit penyertaan/saham ETF mewakili

sekumpulan saham yang ada dalam indeks acuan, dengan demikian

maka dengan memiliki 1 unit penyertaan/saham ETF, maka pemodal

14

Page 19: Exchange Tf

dapat memperoleh gain atau loss yang sama dengan indeks acuan

(underlying indeks) tanpa membeli seluruh saham yang ada dalam

indeks yang menjadi acuan.

2. Likuiditas (liquidity)

Karena ETF diperdagangkan di Bursa Efek seperti halnya saham,

maka ETF memiliki keunggulan dalam hal likuiditas, artinya pemodal

dapat melakukan penjualan unit penyertaan/saham ETF setiap saat

sepanjang jam perdagangan bursa. Disamping itu karena terdapat

mekanisme penyediaan likuiditas yang dilakukan oleh market maker

dalam perdagangann ETF di bursa, maka investor tidak perlu

khawatir akan terjadinya kekurangan likuiditas.

3. Transparansi (transparency)

Karena ETF merupakan efek yang tercatat dan diperdagangkan di

Bursa Efek, maka jenis reksa dana ini memiliki tingkat transparansi

yang tinggi. Hal ini tercermin dengan tersedianya informasi

mengenai pergerakan dari indeks acuan serta pergerakan harga dari

saham konstituen yang membentuk indeks bagi publik sepanjang

hari, dan informasi tersebut dapat diakses dengan mudah melalui

media cetak maupun elektronik, bahkan dapat diakses setiap saat

(real time) melalui internet atau fasilitas yang disediakan oleh

penyedia infomasi bursa seperti Bloomberg, RTI dan lain-lain.

Disamping itu informasi mengenai perdagangan dan pergerakan

harga unit/saham ETF serta kuotasi harga dari pembeli dan penjual

tersedia sepanjang hari secara real time.

4. Minimum investasi yang kecil (low minimum investment)

Jumlah minimum dana yang dibutuhkan untuk berinvestasi dalam

ETF biasanya lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah minimum

investasi dalam reksa dana biasa karena unit penyartaan/saham

15

Page 20: Exchange Tf

ETF diperdagangkan dalam satuan lot yang kecil dapat dicapai oleh

investor.

5. Biaya transaksi yang rendah (low transaction cost)

Seperti halnya transaksi saham biasa, pemodal yang melakukan

pembelian dan penjualan unit penyertaan/saham ETF harus melalui

perusahaan pialang (broker) dan akan dikenakan biaya komisi oleh

perusahaan tersebut yang apabila dibandingkan dengan biaya

pembelian (subscription) atau pelunasan (redemption) reksa dana

biasa, maka biaya transaksi unit/saham ETF jauh lebih kecil .

6. Eksposur global (Global Exposure)

Beberapa ETF menginvestasikan dana kelolaannya dalam indeks

efek yang berasal dari luar negeri, hal ini memberikan kesempatan

bagi investor retail untuk berinvestasi di pasar modal luar negeri,

dengan demikian memiliki eksposur efek yang berasal dari luar

negeri.

7. Mengakses berbagai macam sektor dan indeks (access to sectors

and indeks)

Salah satu fitur yang menjadi daya tarik dari ETF adalah

kemampuannya menyediakan variasi yang luas dari berbagai sektor

dan indeks, bahkan saat ini terdapat berbagai jenis ETF dengan

acuan (benchmark) yang berasal dari berbagai jenis kategori seperti

kapitalisasi (kecil, menengah dan besar), style (Growth, Value dan

Core), global dan internasional (sektor atau negara spesifik) serta

sektor dan industri di Amerika.

8. Kemampuan melakukan tracking keseluruhan segmen pasar (ability

to track an entire market segment)

ETF didisain untuk mengikuti (menyamai) indeks atau sektor yang

dijadikan acuan dengan tracking error sekecil mungkin. Manajer

16

Page 21: Exchange Tf

Investasi pengelola ETF dapat melakukan replikasi indeks secara

keseluruhan dengan memiliki setiap efek pembentuk indeks tersebut

dengan bobot yang sama dalam indeks, atau dalam kasus tertentu

mereka dapat melakukan optimalisasi (mengkonstruksi portfolio efek

yang akan mengikuti indeks sedekat mungkin tanpa memiliki setiap

efek dalam indeks).

9. Keyakinan (convenience)

ETF ditransaksikan di bursa efek melalui perusahaan pialang

(broker) sepanjang jam perdagangan bursa (trading hours) dan

diselesaikan (settled) dengan cara dan dalam rentang waktu yang

sama dengan transaksi saham biasa (T+3)

Disamping itu, dari sisi pengelolaan reksa dana, ETF memiliki

kelebihan dibandingkan dengan reksa dana biasa antara lain :

1. Biaya pengelolaan yang efisien (cost efficiency)

Dikarenakan ETF dikelola secara pasif, maka tugas pengelolaan

yang harus dilakukan oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian

tidak terlalu banyak. Manajer Investasi memiliki peran yang penting

pada saat penentuan indeks yang akan dijadikan dasar (underlying)

bagi ETF, selebihnya tidak banyak kegiatan yang dilakukan

kemudian. Oleh karena itu biaya tahunan (annual fee) yang

dikenakan atas jasa pengelolaan ETF cenderung lebih kecil apabila

dibandingkan dengan reksa dana biasa.

Disamping itu biaya operasi (operating expense) yang dikeluarkan

oleh ETF lebih kecil jika dibandingkan dengan reksa dana biasa,

bahkan dengan reksa dana indeks (index fund) yang memiliki indeks

acuan (underlying index) yang sama dengan ETF. Hal ini disebabkan

ETF diperdagangkan di Bursa Efek, sehingga tidak terdapat biaya-

biaya untuk pelayanan kepada pemegang unit/saham (front-end

17

Page 22: Exchange Tf

expense) yang dibebankan kepada reksa dana misalnya sentral

pelayanan telepon (telephone service centre), biaya pencetakan

konfirmasi pembelian dan penjualan kembali dan laporan bulanan

kepada nasabah serta biaya transfer dana. Disamping itu, karena

ETF dikelola secara pasif, tidak terdapat biaya transaksi pembelian

atau penjualan saham yang mendasari ETF.

Dalam laporan hasil riset yang dilakukan oleh James M. Poterba

dan John B. Shoven dari National Bureau of Economic Research (NBER) yang dipaparkan dalam working paper-nya yang berjudul

“Exchange Traded Funds: A New Investment Option For Taxable

Investor” disimpulkan bahwa dari tiga reksa dana yaitu SPDR Trust

(SPY), Ishares S&P 500 (IVV), dan Vanguard Index 500 Fund

(VFINX) yang memiliki indeks acuan yang sama yakni Indeks S&P

500, dua fund yang pertama yang merupakan ETF Indeks diketahui

memiliki rasio biaya operasi (operating expense ratio) yang lebih

kecil dibandingkan dengan reksa dana indeks. Dalam laporan riset

tersebut diketahui bahwa rasio biaya operasi dari SPDR Trust (SPY)

Ishares S&P 500 (IVV) adalah masing-masing sebesar 0.12% dan

0.09%, sedangkan Vanguard Index 500 Fund (VFINX) yang

merupakan reksa dana indeks terbesar memiliki rasio biaya operasi

sebesar 0,18%.

2. Biaya pajak yang lebih efisien (tax efficiency)

Dalam reksa dana biasa, apabila terjadi pelunasan kembali

(redemption), maka manajer investasi harus menjual sebagian efek

yang mendasari reksa dana untuk memenuhi kebutuhan uang tunai

untuk membayar permintaan pelunasan oleh nasabah. Apabila

terdapat capital gain dari transaksi penjualan efek tersebut maka

akan dikenakan pajak atas capital gain. Dalam ETF, apabila

18

Page 23: Exchange Tf

sewaktu-waktu nasabah menjual unit/saham ETF yang dimilikinya,

maka ia dapat menjualnya melalui bursa efek, dengan demikian

ETF tidak harus menjual underlying efek jika terjadi redemption.

Jika terdapat permintaan penjualan kembali yang dilakukan investor

institusi, maka akan dilakukan dengan cara in-kind (membayar

penjualan kembali dengan efek yang mendasari ETF, yang

menyebabkan ETF terhindar dari kewajiban membayar pajak atas

capital gain. Namun demikian reksa dana ETF tetap harus

melakukan jual beli saham yang terdapat dalam indeks acuan untuk

menyesuaikan apabila terjadi perubahan dalam komposisi indeks

yang menjadi acuan, misalnya terjadi aksi korporasi (corporate

action) dari perusahaan yang menjadi pembentuk indeks misalnya

merger, right issue, stock split atau reverse stock split. Begitu pula

apabila terdapat pembagian deviden dari perusahaan yang

sahamnya berada dalam portofolio ETF. Dalam hal ini ETF dapat

melakukan pembagian (distribusi) dividen kepada para pemegang

unit penyertaan/saham ETF atau dapat melakukan investasi kembali

(reinvest) atas dana yang berasal dari pembagian dividen.

E. Mekanisme Penerbitan dan Perdagangan ETF di Bursa Efek

1. Penerbitan unit penyertaan/saham ETF (Creation Units)

Unit penyertaan/saham ETF diterbitkan melalui proses yang

disebut “Creation Unit”. Proses tersebut dilakukan pada saat

investor kelembagaan (institutional investor) dalam hal ini

bertindak sebagai sponsor, mendeposit sekumpulan efek (basket

of securities) kedalam reksa dana dan sebagai gantinya investor

tersebut akan menerima unit penyertaan/saham ETF dalam

satuan jumlah yang ditentukan.

2. Pencatatan dan perdagangan saham ETF di Bursa.

19

Page 24: Exchange Tf

Sebagian atau seluruh unit penyertaan/saham dari hasil proses

kreasi tersebut kemudian dicatatkan di Bursa Efek untuk

diperdagangkan antar investor retail. Dalam proses

perdagangannya di bursa, terdapat mekanisme ”market making”

yang dilakukan oleh investor institusi (sponsor) yang memiliki unit

penyertaan/saham ETF dalam jumlah besar yang bertindak

sebagai ”market maker”. Hal ini bertujuan untuk menjaga tingkat

likuiditas perdagangan ETF di bursa. Market maker memiliki

tugas untuk memasukkan kuotasi beli dan jual setiap hari,

sehingga apabila terdapat kelebihan permintaan beli atau jual

atas saham ETF, maka market maker akan menyerap permintaan

tersebut.

Dengan adanya mekanisme market maker ini, maka pergerakan

harga unit penyertaan/saham ETF di bursa tidak bergerak terlalu

jauh dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana. Disamping itu

dengan adanya mekanisme redemption secara in-kind oleh

investor institusi, maka perbedaan kinerja antara indeks acuan

dengan harga unit penyertaan/saham ETF atau yang disebut

”tracking error” akan menjadi lebih kecil. Untuk lebih jelas

mekanisme penerbitan dan perdagangan ETF di bursa dapat

digambarkan dalam diagram berikut :

Diagram 3

Mekanisme Penerbitan dan Perdagangan ETF3

3 Mark Chamberlain, Jay Jordan; Strategists, Barclays Global Investors Services: “Introduction to Exchange-Traded Funds”

20

Page 25: Exchange Tf

3. Metode Pencerminan Indeks (mirroring index)

ETF dikelola secara pasif dengan tujuan untuk mencerminkan

gambaran kinerja indeks (tracking index) di bursa atau dengan

kata lain untuk menciptakan tingkat pendapatan (level of returns)

yang sama dengan indeks acuan. Terdapat dua metode yang

digunakan untuk menyamai (mendekati) kinerja dari ETF dengan

indeks acuannya dengan yaitu :

a. Metode replikasi penuh (full replication)

Apabila metode yang digunakan adalah metode replikasi

penuh, maka ETF tersebut akan menginvestasikan dana

kelolaannya dalam saham konstituen dengan bobot yang

sama dengan bobot saham tersebut dalam indeks acuan,

sehingga kinerja reksa dana tersebut akan sama dengan

kinerja indeks acuan.

b. Metode sampel perwakilan (representative sampling).

Jika metode yang digunakanan adalah metode sampel

perwakilan, maka ETF tersebut akan menginvestasikan dana

kelolaannya dalam beberapa sampel saham yang memiliki

fitur yang sama yang dianggap mewakili indeks acuan

misalnya dalam hal kapitalisasi pasar, bobot dalam industri

21

Page 26: Exchange Tf

serta likuiditas. ETF yang menggunakan metode sampel

perwakilan cenderung memiliki tingkat kesalahan (tracking

error) yang lebih besar dibandingkan dengan yang

menggunakan metode replikasi penuh.

4. Pihak-Pihak Yang Terlibat.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses penerbitan dan

perdagangan ETF di Bursa Efek adalah sebagai berikut :

a. Sponsor

Pihak sponsor berperan dalam memprakarsai rencana

penerbitan dan perdagangan ETF dan mendukung kerja

sama di tingkat manajerial dari berbagai pihak. Sponsor

dapat berasal dari Bursa Efek, Manajer Investasi, Bank

Investasi dan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab

dalam pengembangan pasar modal

b. Penasihat (advisor)

Penasihat berperan dalam memberikan arahan-arahan yang

bersifat teknis dan operasional dalam proses penerbitan

ETF. Pihak yang menjadi Advisor hendaknya berasal dari

sebuah institusi keuangan yang bergerak dalam bidang bank

investasi yang terintegrasi (integrated investment bank) yang

memiliki keahlian teknis yang menyeluruh dari berbagai area

yang berbeda termasuk jasa penasihat perbankan (bank

advisory), pengelolaan dana (fund management),

perdagangan/market maker saham (trading/market making)

serta operasional/penyelesaian (operations/settlements).

Disamping itu pihak penasihat harus memiliki pengalaman

yang aktual dalam penerapan ETF dari negara-negara lain

yang sudah menerapkan ETF.

22

Page 27: Exchange Tf

c. Regulator

Regulator berperan dalam penyusunan peraturan yang

berkenaan dengan pedoman penerbitan ETF (Guidelines on

ETF)

d. Bursa Efek (Stock Exchange)

Bursa Efek berperan dalam menyiapkan infrastruktur bagi

proses pencatatan, perdagangan ETF, dan memfasilitasi

proses penerbitan (creation) dan pelunasan (redemption)

secara in kind.

e. Manajer Investasi (Fund Manager)

Manajer Investasi berperan dalam pengelolaan dana yang

terhimpun dari penerbitan ETF (manage the fund) dan

memfasilitasi proses penerbitan (creation) dan pelunasan

(redemption) secara in kind.

f. Bank Kustodian (Trustee)

Bank Kustodian mempunyai tugas untuk melindungi

kepentingan pemegang unit penyertaan ETF, mengatur

proses penerbitan (creation) dan pelunasan (redemption)

secara in kind serta memiliki kewajiban pelaporan ETF.

g. Market Maker

Market Maker berperan dalam menyediakan likuiditas

perdagangan ETF di Bursa ETF dengan menyerap apabila

terdapat permintaan dan penawaran atas saham ETF di

Bursa Efek serta membantu menjaga keseimbangan antara

harga ETF dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB).

h. Seeding Party

23

Page 28: Exchange Tf

Seeding party berperan menyediakan modal awal atau

portofolio efek awal untuk membentuk ETF.

i. Pihak Lain

Pihak lain yang dimaksud adalah Konsultan Hukum yang

bertugas menyusun draft dokumen hukum (legal draft

documents), Akuntan yang ditunjuk sebagai Auditor ETF,

Konsultan Pajak yang bertugas memberikan jasa konsultasi

di bidang perpajakan bagi ETF.

24

Page 29: Exchange Tf

BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Aspek Hukum Exchange Traded Fund

1. Pengaturan Exchange Traded Fund di Beberapa Negara

Exchange Traded Fund merupakan salah satu inovasi produk

terbaru di Industri Pasar Modal, karena Exchange Traded Fund baru

diperkenalkan pada awal tahun 1990-an di Kanada. Sedangkan di Amerika

Serikat, Exchange Traded Fund pertama kali dicatatkan di American Stock

Exchange pada tahun 1993. Sejak saat itu, Exchange Traded Fund

mengalami perkembangan yang sangat pesat di beberapa negara.

Di Amerika Serikat, Exchange Traded Fund dapat dikelompokkan

dalam Investment Company sebagaimana diatur dalam The Investment

Company Act of 1940. Dalam the Investment Company Act diberikan

beberapa pengertian Investment Company, yaitu:

a. Section 3(a)(1)(A) defines an investment company as any issuer which

is or holds itself out as being engaged primarily, or purposes to engage

primarily, in the business of investing, reinvesting, or trading in

securities;

b. Section 3(a)(1)(C) specifies statistical test that gives rise to a

rebbutable presumption that a company with 40% or more of its assets

invested in investment securities is an investment company.

c. Section 3(b)(1) provides that, an issuer primarily engaged in a business

other than that of investing, reinvesting, owning, holding, or trading

securities is not an investment company.

Selanjutnya dalam The Investment Company Act dikenal 3 (tiga)

bentuk hukum Investment Company, yaitu Open-End fund, Closed-End

Fund dan Unit Investment Trusts (UITs). Dari ketiga jenis Investment

25

Page 30: Exchange Tf

Company tersebut, Exchange Traded Fund sangat menyerupai sifat Open-

End Fund, karena Exchange Traded Fund menerbitkan Efek yang dibeli

kembali (redeemable securities) pada Net Asset Value (NAV). Namun

demikian, Exhange Traded Fund hanya menerbitkan dan melakukan

pembelian kembali (redeem) dalam jumlah yang besar yang disebut

dengan Creation Unit, misalnya 50.000 lembar. Namun demikian Exchange

Traded Fund juga memiliki kesamaan dengan Closed-End Fund, karena

Efek yang diterbitkan oleh Exchange Traded Fund diperdagangkan di

pasar sekunder pada harga pasar (negotiated price). Untuk itu, investor

Exchange Traded Fund dapat menjual Efek yang dimilikinya secara short

atau membeli Efeknya secara margin.

Pada umumnya Exchange Traded Fund di Amerika Serikat

mempunyai bentuk hukum Open-end Fund. Pemberian bentuk hukum

Open-End Fund kepada Exchange Traded Fund, pertama kali

diperkenalkan oleh US Securities Exchange Commission pada tahun 1996.

Pada tahun tersebut, di Amerika Serikat dibentuk Exchange Trade Fund

dengan menggunakan bentuk hukum Open-End Fund seperti the Country

Basket Index Fund, Inc. dan the Foreign Fund, Inc. Karena Exchange

Traded Fund tidak sepenuhnya sama dengan mutual fund, maka Exchange

Traded Fund memperoleh beberapa pengecualian dari ketentuan the

Investment Company Act of 1940. Pengecualian tersebut antara lain

ketentuan Pasal 2(a) (32) dan 5 (a) (1) sehingga Exchange Traded Fund

dapat terdaftar sebagai Open-End Fund yang melakukan penerbitan dan

pembelian kembali (redeem) Efek hanya dalam bentuk Creation Unit, Pasal

22 (d) dan 22c-1 yang memungkinkan Efek Exchange Traded Fund dapat

ditransaksikan secara individual dalam pasar sekunder pada harga

berdasarkan negosiasi dan Pasal 17 (a) (1) dan (a) (2) yang

memperbolehkan penjualan atau pembelian kembali (redemption) secara in

kind atas Creation Unit oleh pihak terafiliasi dengan Exchange Traded Fund.

26

Page 31: Exchange Tf

Disamping bentuk hukum Open-End Fund, sesuai dengan ketentuan

the Investment Company Act of 1940 Exchange Traded Fund dapat pula

diterbitkan dengan bentuk hukum Unit Investment Trust (UITs). Unit

Investment Trust (UITs) menerbitkan efek yang dapat dibeli kembali

(redeemable Securities) yang disebut dengan “Unit”, seperti mutual fund,

berarti UITs akan membeli kembali unit tersebut apabila investor

menjualnya dengan harga sesuai NAV. Namun demikian, berdasarkan

pengecualian yang diberikan oleh US Securities Exchange Commission (US

SEC) Exchange Trade Fund berbentuk Unit Investment Trust (UITs) juga

hanya dapat melakukan pembelian kembali (redeem) dalam bentuk

Creation Units, misalnya sejumlah 50.000 lembar. Disamping itu, efek

Exchange Traded Fund dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Unit

Investment Trust (UITs) biasanya melakukan sekali penawaran umum pada

suatu jumlah yang telah ditetapkan (seperti closed end fund). Beberapa

sponsor Unit Investment Trust (UITs) akan menjaga pasar sekunder yang

memungkinkan investor dapat menjual unit yang dimilikinya kepada sponsor

dan investor lain membeli unit dari sponsor. Pada saat pembentukan UITs

dapat ditentukan masa berakhirnya suatu UITs, meskipun dalam praktek

terdapat beberapa UITs yang baru dibubarkan 50 (lima puluh) tahun setelah

pendiriannya. UITs tidak secara aktif memperdagangkan portofolio

investasinya, sehingga UITs akan memegang (hold) efek-efek dalam

portofolio dalam kurun waktu yang cukup lama. Unit Investment Trust juga

tidak mempunyai dewan direksi, manajer, dan penasehat investasi yang

memberikan nasihat selama berlangsungnya kontrak.

Penggunaan Unit Investment Trust (UITs) sebagai bentuk hukum

Exchange Traded Fund (ETF) di Amerika Serikat pertama kali digunakan

pada bulan Januari 1993. Pada saat itu, suatu perusahaan yang

merupakan subsidiary dari AMEX membentuk Exchange Trade Fund yang

pertama yaitu the SPDR Trust dengan menggunakan bentuk Unit

Investment Trust (UITs). Dalam menawarkan SPDR tersebut, the SPDR

27

Page 32: Exchange Tf

Trust memperoleh beberapa pengecualian dari ketentuan the Investment

Company Act.of 1940, antara lain dimungkinkannya SPDR untuk

melakukan pembelian kembali (redeem) hanya pada jumlah yang besar

(Creation Unit), dapat diperdagangkannya SPDRs pada harga pasar

(negotiated price) di pasar sekunder, diperkenankannya dealer untuk

menjual SPDR kepada investor di pasar sekunder tanpa disertai

prospektus, dan diperkenankannya pihak terafiliasi dengan SPDR Trust

untuk melakukan transaksi SPDR berkaitan dengan penjualan dan

pembelian kembali (redeem) atas jumlah yang besar dari SPDRs.

Seperti perusahaan pada umumnya (operating company) atau closed

end fund, Exhange Trade Fund wajib menyampaikan pernyataan

pendaftaran kepada regulator dan mencatatkan efeknya di bursa efek, agar

Exchange Trade Fund dapat ditransaksikan di bursa efek. Seperti investor

pada perusahaan tercatat pada umumnya (Listed Company), investor juga

dapat memperdagangkan efek Exchange Traded Fund secara Over The

Counter. Namun demikian, efek Exchange Traded Fund yang dibeli melalui

pasar sekunder tidak dapat dimintakan penjualan kembali (redeem) kecuali

permintaan penjualan kembali (redeem) tersebut dalam bentuk Creation

Unit (misalnya 50.000 lembar) Exchange Traded Fund.

Keuntungan yang diperoleh dari investasi dalam Exchange Traded

Fund antara lain karena Exchange Traded Fund memungkinkan investornya

mempunyai diversfikasi efek hanya dengan memilik satu Efek Exchange

Traded Fund saja. Berbeda dengan bentuk tradisional Closed-End fund,

Exchange Traded Fund dapat menghindari terjadinya diskon atau premium

dari harga pasar yang sering diasosiasikan dengan nilai saham dari suatu

closed end fund, karena Exchange Traded Fund dapat secara terus

menerus menerbitkan dan melakukan pembelian kembali (redeem) atas

efek secara menyeluruh dalam bentuk Creation Unit.

Sedangkan di Kanada dikenal 2 (dua) bentuk hukum Exchange

Traded Fund, yaitu Open-End Fund dan Closed-End Fund. Namun

28

Page 33: Exchange Tf

demikian, sebagian besar Exchange Traded Fund di Kanada menggunakan

bentuk hukum Open-End Fund. Bentuk hukum Closed-End Fund

merupakan bentuk Fund yang efeknya dapat diperdagangkan di Bursa

(Exchange Traded Securities) yang menginvestasikan dana dari para

pemegang sahamnya pada portofolio efeknya. Seperti halnya tradisional

Mutual Fund, Exchange Traded Fund berbentuk Closed-End Fund juga

memiliki Dewan Direksi yang dipilih oleh Rapat Umum Pemegang Saham,

selanjutnya Dewan Direksi akan menunjuk Penasihat Investasi dan Manajer

Investasi. Berbeda dengan Open-End Mutual Fund, yang menerbitkan

saham baru berdasarkan permintaan investor, Closed-End Fund memulai

kegiatannya berdasarkan jumlah saham yang telah ditetapkan. Saham dari

Closed-End Fund diperdagangkan di Bursa Efek, sehingga harganya

ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran. Closed-End Fund

tidak dapat dibeli kembali berdasarkan permintaan sebagaimana mutual

fund. Ketika permintaan saham lebih besar dari penawaran, maka harga

dari Exchange Trade Fund berbentuk Closed-End Fund akan lebih tinggi

dari underlying Net Aset Valuenya. Seperti halnya tradisional Open-End

Mutual Fund, Closed-End Exchange Trade Fund mendistribusikan

pendapatannya kepada para pemegang saham dengan 2 (dua) cara yaitu

income dividend atau stock dividen serta capital gain.

Di Jepang Exchange Trade Fund juga mengalami perkembangan

yang sangat pesat dan saat ini Jepang merupakan negara yang memiliki

industri Exchange Trade Fund terbesar kedua dengan dana kelolaaan lebih

dari US$26 miliar. Pada saat ETF diperkenalkan di Jepang beberapa

lembaga keuangan yang besar dan Perusahaan Efek menyambutnya

dengan baik.

Sedangkan di Malaysia Exchange Trade Fund yang pertama kali

diterbitkan adalah ABF Malaysian Bond Index Fund. Di wilayah the East

Asia Pacific Region, the ABF Malaysian Bond Index Fund merupakan

Exchange Trade fund yang kedua setelah diterbitkannya ABF Hong Kong

29

Page 34: Exchange Tf

Index Fund pada tanggal 21 Juni 2005. Bond Exchange Trade Fund pada

dasarnya merupakan instrumen investasi yang relatif terjangkau bagi

pemodal lemah, karena tidak diperlukannya dana besar dalam investasi

awalnya. Disamping itu, instrumen investasi ini juga sangat efisien,

transparan dan sangat menarik tidak hanya bagi investor kelembagaan

tetapi juga investor retail. The ABF Malaysian Bond Index melakukan

investasi pada Government dan Quasi Government securities.

2. Kajian Exchange Traded Fund dalam Kerangka Peraturan Perundang-

undangan di Bidang Pasar Modal

Dari praktik industri Exchange Trade Fund (ETF) yang berkembang

secara internasional dapat dilihat bahwa konsep dasar Exchange Trade

Fund (ETF) serta bentuk hukum yang dipergunakan dalam Exchange Trade

Fund terdapat beberapa kesamaan dengan Reksa Dana yang dikenal

dalam sistem hukum Pasar Modal Indonesia. Disamping itu, dari konsep

hukum tentang Investment Company sebagaimana didefinisikan dalam The

Investment Company Act 1940 yang menyatakan bahwa Investment

Company sebagai Emiten (Issuer) yang kegiatannya berkaitan dengan

investasi di bidang Efek. Dengan demikian Investment Company yang

terdapat pada The Investment Company Act 1940 sangat mirip dengan

Reksa Dana sebagaimana didefinisikan dalam UUPM Pasal 1 angka 27.

Namun demikian, sebelum ditemukan titik temu antara Exchange Trade

Fund dengan Reksa Dana, diperlukan penelaahan secara mendalam atas

Reksa Dana. Dalam pasal 1 angka 27 UUPM memberi batasan Reksa

Dana sebagai “Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek

oleh Manajer Investasi”. Dengan batasan tersebut di atas, terlihat bahwa

Portofolio Reksa Dana terdiri atas Efek. Sedangkan Efek dalam pengertian

UUPM adalah hanya terbatas pada surat pengakuan utang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak

30

Page 35: Exchange Tf

investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek

(pasal 1 angka 5 UUPM).

Dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal

18 ayat (1) disebutkan ada 2 (dua) bentuk hukum dari Reksa Dana, yaitu

Perseroan dan Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Selanjutnya dalam

penjelasan disebutkan bahwa Reksa Dana berbentuk Perseroan adalah

Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham,

dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada

berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang.

Adapun Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi

dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan dimana

Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi

kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan

penitipan kolektif.

Berkaitan dengan Reksa Dana berbentuk Perseroan, UUPM Pasal 18

(2) menyebutkan lebih lanjut bahwa Reksa Dana bebentuk Perseroan dapat

bersifat terbuka atau tertutup. Reksa Dana terbuka adalah Reksa Dana

yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari

pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan,

sedangkan Reksa Dana tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat

membeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada pemodal.

Sedangkan mengenai Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif,

UUPM Pasal 20 ayat (1) menyebutkan bahwa Manajer Investasi sebagai

pengelola Reksa Dana terbuka berbentuk kontrak investasi kolektif dapat

menjual dan membeli kembali Unit Penyertaan secara terus menerus

sampai dengan jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak.

Mengingat Reksa Dana tertutup tidak dapat membeli kembali saham-

sahamnya telah dijual kepada pemodal, maka apabila pemodal tersebut

bermaksud menjual saham yang dimilikinya maka pemodal tersebut harus

menjual sahamnya melalui mekanisme yang ada di bursa efek dimana

31

Page 36: Exchange Tf

sahamnya dicatatkan. Secara lengkap perbandingan antara PT Reksa Dana

terbuka dan PT Reksa Dana Tertutup tertuang dibawah ini:

Tabel....

No. PT Reksa Dana Tertutup PT Reksa Dana Terbuka 1. Menjual sahamnya pada

penawaran umum perdana sampai

batas modal dasar, tetapi dapat

menerbitkan saham baru melalui

proses rights issue

Menjual sahamnya secara terus

menerus sepanjang ada

pemodal yang membeli

2. Saham Reksa Dana dicatatkan di

bursa Efek

Saham Reksa Dana tidak

dicatatkan di bursa efek

3. Investor tidak dapat menjual

kembali saham yang dimilikinya,

tetapi kepada investor lain melalui

bursa

Investor dapat menjual kembali

sahamnya kepada Reksa Dana

4. Harga jual/beli saham tergantung

penawaran dan permintaan antar

investor bursa

Harga jual/beli saham antara PT

Reksa Dana dengan investor

didasarkan nilai NAB per saham

yang dihitung Bank Kustodian

5. Saham dengan nilai nominal Saham tanpa nilai nominal

6. Harga saham diperdagangkan di

bursa efek sesuai harga pasar

Harga saham diperdagangkan

sesuai nilai NAB

7. NAB awal ditentukan perseroan NAB awal Rp 1000,-

8. Return on investment diperoleh

dari deviden,capital gain, dan

saham bonus

Return on investment dari

deviden, capital gain, dan

perubahan nilai NAB

9. Transaksi dalam jumlah banyak

berpengaruh, karena harga saham

ditentukan berdasarkan supply and

Transaksi dalam jumlah banyak

tidak berpengaruh karena

diperdagangkan sesuai NAB

32

Page 37: Exchange Tf

demand

Selanjutnya, pasal 24 ayat 3 UUPM menjelaskan bahwa

”Pembatasan investasi Reksa Dana diatur lebih lanjut oleh Bapepam”.

Dalam penjelasan Pasal 24 ayat (3) disebutkan bahwa hal-hal yang

berkaitan dengan pembatasan investasi, antara lain jumlah investasi dalam

satu jenis Efek, batasan dalam investasi pada Efek di luar negeri dan jenis-

jenis instrumen yang dilarang dibeli oleh Reksa Dana. Pembatasan

investasi dalam pasal tersebut diatas tertuang dalam angka 9 Peraturan

Bapepam No. IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk

Perseroan yang berbunyi sebagai berikut: ”Reksa Dana yang telah

memperoleh izin usaha dan yang telah dinyatakan efektif hanya dapat

melakukan pembelian dan penjualan atas:

a. Efek yang dijual dalam penawaran umum dan atau dicatatkan di bursa

efek baik di dalam maupun di luar negeri;

b. Instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu)

tahun, meliputi Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang,

Surat Pengakuan Hutang, Sertifikat Deposito baik dalam rupiah maupun

dalam mata uang asing, dan obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah

Republik Indonesia; dan

c. Surat Berharga Komersial yang jatuh temponya dibawah 3 (tiga) tahun

dan telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat Efek.

Bahwasanya penawaran umum atas Reksa Dana Perseroan baik

tertutup maupun terbuka dapat dilakukan pada periode tertentu sebelum

listing di bursa efek dilaksanakan. Penerbitan Reksa Dana Perseroan

diperlakukan sama sebagaimana saham dengan melakukan beberapa

tahap sebagai berikut: 1) sebelum emisi, yaitu persiapan-persiapan yang

dilakukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan penawaran umum, 2)

Tahapan emisi, yaitu masa dimana dilakukan penawaran umum hingga

saham-saham yang telah ditawarkan dicatatkan di bursa efek, dan 3)

33

Page 38: Exchange Tf

Tahapan sesudah emisi, yaitu berupa tahapan pelaporan sebagai

konsekuensi atas penawaran umum tersebut. Jadi dari tiga tahapan diatas

Reksa Dana Perseroan dapat melakukan penawaran umum melalui

mekanisme primary market dan secondary market.

Dibawah ini beberapa perbedaan membeli saham secara langsung

dengan membeli Reksa Dana Perseroan (saham):

Investasi Saham Secara Langsung Membeli Reksa Dana Saham

Akses utk mendapatkan saham

dalam IPO untuk penjatahan tetap

terbatas

Reksa Dana lebih mudah

memperoleh penjatahan tetap

dalam IPO

Diversifikasi portofolio tidak dapat

tercapai dengan dana kecil

Diversifikasi tercapai secara

otomatis

Tidak terkena subscription fee,

management fee, custodian fee,

redemption fee, dll

Ada subscription fee,

management fee, custodian fee,

redemption fee

Investor harus mengelola portofolio

sendiri

Pengelolaan portofolio dilakukan

oleh Manajer Investasi dan Bank

Kustodian

Modal awal investasi relatif besar,

minimal deposit awal berkisar Rp 25

Juta

Investasi awal kecil, dapat

berkisar antara Rp 250 ribu –Rp

500 ribu

Berkenaan dengan penilaian Nilai Pasar Wajar dan perhitungan

NAB/Saham, pasal 22 dan 23 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal menyebutkan bahwa : Pasal 22 UUPM:

”Manajer Investasi Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan Kontrak

Investasi Kolektif wajib menghitung nilai pasar wajar dari Efek dalam

34

Page 39: Exchange Tf

portofolio setiap hari bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh

Bapepam”

Pasal 23 UUPM:

”Nilai saham Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan nilai Unit

Penyertaan kontrak investasi kolektif ditentukan berdasarkan nilai aktiva

bersih”

Dari bunyi pasal 22 dan 23 tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

pasal 22 dan 23 diperuntukkan bagi Reksa Dana perseroan terbuka dan Kontrak Investasi Kolektif dan bukan diperuntukkan bagi Reksa Dana

Perseroan Tertutup. Substansi pasal tersebut adalah berkenaan dengan

penghitungan nilai pasar wajar dari portofolio yang dihitung setiap hari

bursa dan penilaian Nilai Aktiva Bersih.

Sedangkan yang berkenaan dengan perhitungan Nilai Aktiva Bersih

tertuang dalam pasal 25 ayat 3 dan penjelasannya. Pasal tersebut

menyatakan bahwa”Reksa Dana wajib menghitung nilai aktiva bersih dan

mengumumkannya”. Selanjutnya penjelasan pasal tersebut menyatakan

bahwa: ”Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana terbuka dihitung dan diumumkan

setiap hari bursa, sedangkan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana tertutup

dihitung dan diumumkan sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu”. Jadi

jelas disini NAB Reksa Dana Perseroan Tertutup (yang merupakan acuan

bagi ETF) dihitung minimum tiap satu minggu sekali bukan setiap hari.

Sedangkan yang berkenaan dengan penilaian nilai pasar wajar tetap

mengacu pada Peraturan Bapepam No.IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar

Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana.

Selanjutnya Pasal 28 ayat menjelaskan secara tegas bahwa: “Saham

Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan diterbitkan tanpa nilai nominal”.

Berdasarkan ketentuan ini, penerbitan Reksa Dana tanpa nilai nominal

hanya diperuntukkan bagi Reksa Dana Perseroan terbuka, bukan Reksa

Dana Perseroan tertutup. Sedangkan untuk Reksa Dana Perseroan tertutup

mengikuti aturan yang ada di pasal 42 ayat 2 UUPT, karena UUPM tidak

35

Page 40: Exchange Tf

menyebut secara jelas. Pasal 42 ayat 2 berbunyi ”saham tanpa nilai tidak

dapat dikeluarkan”. Dari bunyi pasal tersebut diatas mempertegas bahwa

Saham tanpa nilai nominal hanya ditujukan bagi Reksa Dana perseroan

terbuka, sedangkan Reksa Dana Perseroan tertutup mempunyai nilai

nominal tertentu. Hal ini sejalan dengan adagium “Lex Specialis Derogat

Legi Generalis”.

3. Kemungkinan Penerapan Exchange Trade Fund di Indonesia

Dari praktik ETF secara internasional terlihat bahwa diberbagai

negara ETF pada umumnya diterbitkan dalam bentuk Open-end Fund

maupun Unit Investment Trust. Dengan bentuk hukum tersebut, maka

Exchange Trade Fund dapat menerbitkan Efek yang dapat dibeli kembali

(redeemable securities) sesuai dengan Net Asset Value. Namun demikian,

Exchange Trade Fund juga mempunyai sifat yang mendekati Closed-end

Fund karena Efek Exchange Trade Fund tersebut diperdagangkan di pasar

sekunder pada harga pasar (negotiated price).

Ketiga bentuk hukum yang dikenal dalam The Investment Company

Act of 1940 dalam beberapa hal mempunyai kemiripan dengan bentuk

hukum Reksa Dana sebagaimana dikenal dalam UUPM, yaitu Reksa Dana

berbentuk Perseroan dan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif

serta sifat Reksa Dana yang terdiri atas Reksa Dana terbuka (Open-end)

dan Reksa Dana tertutup (closed-end). Sebagaimana telah diungkapkan

sebelumnya Reksa Dana Terbuka (Open-End Fund) adalah Reksa Dana

yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari

pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan,

sedangkan Reksa Dana tertutup (Closed-end Fund) adalah Reksa Dana

yang tidak dapat membeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual

kepada pemodal.

Dari pendekatan secara legislasi dan praktek penerbitan Exchange

Trade Fund secara internasional, penerapan Exchange Trade Fund di

36

Page 41: Exchange Tf

dalam industri Pasar Modal Indonesia memungkinan untuk dapat

dilaksanakan. Namun demikian, hal tersebut memerlukan semacam

terobosan hukum sebagaimana dilakukan oleh beberapa negara yang telah

memperkenalkan Exchange Trade Fund dalam industri pasar modalnya.

Beberapa penyesuaian di bidang regulasi tersebut diperlukan karena

sebagai inovasi baru di sektor industri keuangan pada dasarnya Exchange

Trade Fund mempunyai sifat hybrid, karena Exchange Trade Fund tidak

sepenuhnya dapat dikategorikan mempunyai sifat sebagaimana Open-end

Fund maupun Close-end Fund.

Mengingat karakteristik Exchange Trade Fund sangat dekat dengan

Reksa Dana sebagaimana dikenal industri Pasar Modal Indonesia, maka

struktur hukum Reksa Dana sebagaimana dikenal saat ini dapat diterapkan

sebagai alas hukum penerbitan Exchange Trade Fund di Indonesia

meskipun disertai dengan beberapa modifikasi.

Oleh karena dalam Reksa Dana saat ini dikenal 2 (dua) bentuk

hukum yaitu Perseroan dan Kontrak Investasi Kolektif, maka secara teori

kedua bentuk hukum tersebut dapat digunakan sebagai vehicle penerbitan

Exchange Trade Fund. Namun, sebagaimana banyak dilakukan di negara

lain, untuk dapat dipergunakan sebagai sarana penerbitan Exchange Trade

Fund, maka baik bentuk hukum Perseroan maupun Kontrak Investasi

Kolektif tersebut harus mempunyai sifat terbuka, artinya dapat membeli

kembali Efek yang telah diterbitkannya.

Sebagaimana mekanisme penerbitan Exchange Trade Fund di

negara lain yang hanya memungkinkan investor untuk melakukan penjualan

kembali (redeem) Exchange Trade Fund dalam jumlah besar (Creation Unit

yang kurang lebih berjumlah 50.000 lembar), maka perlu ditentukan pula

bahwa investor Exchange Trade Fund di Indonesia hanya dapat melakukan

redeem atas Efek yang dimilikinya kalau memenuhi persyaratan minimal

tertentu. Dalam hal investor tersebut bermaksud menjual Efek yang

dimilikinya namun tidak memenuhi persyaratan minimum permintaan

37

Page 42: Exchange Tf

redeem kepada Exchange Trade Fund, maka investor tersebut dapat

mentransaksikan Efeknya di Bursa Efek.

Meskipun secara umum perangkat hukum Reksa Dana yang dikenal

selama ini dapat digunakan sebagai wahana penerapan ETF di Indonesia,

namun terdapat beberapa hal yang perlu diatur secara khusus dalam satu

peraturan. Hal-hal yang perlu diatur secara khusus tersebut meliputi :

a. Batasan Investasi

Batasan-batasan investasi yang sebelumnya terdapat dalam peraturan

mengenai Reksa Dana agar dapat dikecualikan dalam peraturan

mengenai ETF, misalnya :

1) pembatasan investasi pada satu Emiten melebihi 10% dari NAB;

2) tidak adanya penempatan dana awal (sponsorship);

3) Investor dapat berinvestasi pada ETF lebih dari 2%;

4) ETF bisa berinvestasi dalam efek derivatif apabila penggunaannya

untuk lindung nilai (hedging) atau efisiensi dalam manajemen

portofolio;

5) ETF dapat berinvestasi dalam Efek yang tidak tercatat di Bursa

Efek (prior to listing); dan

6) ETF dapat melakukan transaksi meminjamkan efek (securities

lending), adapun transaksi ini dapat dilakukan pembatasan

berdasarkan total dana kelolaan.

b. Penyebaran Informasi :

Berbeda dengan Reksa Dana, Portofolio dari ETF wajib diumumkan

secara publik dengan demikian pasar dapat menentukan harga yang

paling tepat atas setiap unit ETF. Manajer Investasi juga wajib

mengumumkan estimasi NAV per unit ETF. Pengumuman ini dapat

dilakukan melalui web site ETF sendiri atau melalui Bursa Efek.

c. Prospektus

Segala ketentuan dan prosedur yang berkenaan dengan struktur dari

ETF wajib secara jelas dan tepat diungkap dalam prospektus ETF

38

Page 43: Exchange Tf

tersebut, misalnya ketentuan mengenai prosedur subscription dan

redemption, biaya transaksi, perubahan komposisi portofolio, dan lain-

lain.

B. PEMBAHASAN HASIL KUISIONER

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil tabulasi jawaban kuisioner

mengenai exchange traded funds (ETF) yang telah dihimpun dari tiga jenis

responden yang dijadikan obyek penelitian yaitu Perantara Pedagang Efek

(broker), Manajer Investasi, dan Investor. Daerah penyebaran kuisioner

dengan lokasi responden di Jakarta, Semarang, Solo, Bandung, dan

Surabaya. Dari jawaban kuisioner yang dikirim kembali seluruhnya

berjumlah 77 responden terdiri dari masing-masing broker sebanyak 23

responden, manajer investasi sebanyak 19, dan investor sebanyak 35

responden. Dalam tabulasi hasil jawaban dibagi atas pertanyaan-

pertanyaan yang hanya khusus ditujukan untuk masing-masing responden

dan secara menyeluruh dari jawaban ketiga jenis responden tersebut.

1. Jumlah Responden

Tabel 1

Jumlah responden

Jawaban Frekuensi Prosentase

Perantara Pedagang Efek 23 28,97 Manajer Investasi 19 24,68 Investor 35 45,45

Jumlah 77 100

39

Page 44: Exchange Tf

2. Pertanyaan khusus Perantara Pedagang Efek

Tabel 2

Instrumen yang dijadikan investasi oleh nasabah broker

Jawaban Frekuensi Prosentase

Saham 22 53,66 Obligasi 8 19,51 Efek Reksa Dana 8 19,51 Surat Utang Negara 3 7,32 Lainnya, sebutkan 0 0,00

Jumlah 41 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar investor

yang menjadi nasabah broker lebih banyak yang melakukan

investasi di instrumen saham yaitu sebanyak 53,66%, sementara

di obligasi, reksa dana, dan surat utang masing-masing sebanyak

19,51%, 19,51%, dan 7,32%.

Tabel 3

Perlu tidaknya adanya perubahan peraturan mengenai PPE

bilamana ETF diterapkan

Jawaban Frekuensi Prosentase

Ya 9 39,13 Tidak 14 60,87 Jumlah 19 100

Sebagian besar responden 60,87% menyatakan tidak perlu

adanya perubahan peraturan mengenai broker, namun demikian

sebanyak 39,13% broker menyatakan perlunya perubahan

peraturan terkait penyesuaian peraturan borker berdasarkan

instrumen dan mengakomodasi kekhususan dari instrumen ETF.

40

Page 45: Exchange Tf

Tabel 4

Minat perantara pedagang efek menjadi broker atas transaksi ETF

Jawaban Frekuensi Prosentase

Ya 20 86,96 Tidak 2 8,70 Tdk Menjawab 1 4,35 Jumlah 23 100

Dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan

minatnya menjadi broker atas produk ETF yaitu sebanyak 86,96%

dan umumnya menyatakan bahwa dengan menjadi broker ETF

akan memberikan tambahan komisi bagi perusahaan serta dapat

memberikan tawaran produk yang lebih beragam kepada investor.

Sementara hanya 8,70% responden yang menjawab tidak

berminat akan melihat perkembangan perdagangan ETF terlebih

dahulu sebelum menjadi broker ETF.

Tabel 5.

Minat dan Potensi investor nasabah broker atas instrumen ETF

Jawaban Frekuensi Prosentase

Besar 4 17,39 Cukup 10 43,48 Rendah 6 26,09 Tidak berminat 0 0 Tdk menjawab 3 13,04

Jumlah 23 100

Dari keseluruhan investor yang menjadi responden diketahui

bahwa sebagian besar atau sebanyak 44% responden dinilai oleh

broker cukup mempunyai minat dan potensi dengan pertimbangan

sudah banyak alternatif investasi di pasar modal dan instrumen

41

Page 46: Exchange Tf

ETF merupakan produk baru yang belum teruji. Sementara, broker

yang menilai adanya minat dan potensi investor yang besar atas

produk ETF mendasarkan pada perkembangan efek reksa dana

yang menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik.

Tabel 6.

Perlunya tambahan investasi berupa peralatan atau teknologi

jika ETF diterapkan

Jawaban Frekuensi Prosentase

Ya 10 43,48 Tidak 9 39,13 Tidak Menjawab 4 17,39

Jumlah 23 100

Sebagian besar respoden (43,48%) yang menyatakan

membutuhkan investasi tambahan dengan mempertimbangkan

untuk efisiensi dan efektifitas pelayanan bagi investor serta untuk

meningkatkan manajemen risiko dan pemasaran. Sedangkan

39,13% responden yang tidak memerlukan tambahan investasi

peralatan dan teknologi secara umum menyatakan bahwa sistem

yang sudah ada saat ini telah memadai dan kalaupun diperlukan

tambahan kemungkinan hanya pengembangan yang sudah ada.

3. Pertanyaan khusus Manajer Investasi.

Tabel 7

Total dana nasabah reksa dana yang dikelola oleh MI

Jawaban Frekuensi Prosentase

Kurang dari Rp100 milyar 12 63,16 Rp100 milyar s.d. Rp1 triliun 4 21,05 lebih dari 1 triliun 3 15,79

Jumlah 19 100

42

Page 47: Exchange Tf

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar investor

reksa dana yang menjadi nasabah manajer investasi memiliki

dana kurang dari Rp. 100 miliar. Nasabah yang memiliki dana

antara Rp 100 miliar s.d Rp 1 triliun sebanyak 21.05% dan hanya

15,79% investor yang memiliki dana lebih dari Rp 1 triliiun. Hal ini

dapat memberikan gambaran bahwa sebagian besar investor

reksa dana yang menjadi nasabah manajer investasi masih

merupakan investor kecil.

Tabel 8

Jenis reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi

Jawaban Frekuensi Prosentase

Reksa Dana Pendapatan Tetap 13 34,21 Reksa Dana Saham 7 18,42 Reksa Dana Pasar Uang 4 10,53 Reksa Dana Campuran 12 31,58 Reksa Dana Terproteksi - - Reksa Dana Dengan Penjaminan - - Reksa Dana Indeks - - Tidak menjawab 2 5,26

Jumlah 38 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar manajer

investasi atau 34,21% mengelola reksa dana pendapatan tetap

dan dan sebanyak 31,58% mengalola reksa dana campuran.

Sementara untuk reksa dana saham dan pasar uang masing-

masing dibawah 20%.

43

Page 48: Exchange Tf

Tabel 9

Perlu tidaknya adanya perubahan peraturan mengenai MI

bilamana ETF diterapkan

Jawaban Frekuensi Prosentase

Ya 8 42,11 Tidak 11 57,89 Jumlah 19 100

Sebagian besar responden 57,89% menyatakan tidak perlu

adanya perubahan peraturan mengenai manajer investasi

bilamana ETF diterapkan, namun demikian sebanyak 42,11%

manajer investasi menyatakan perlunya perubahan peraturan

terkait dengan antara lain: struktur permodalan, manajemen risiko,

transparansi pengelolaan, standar pemilihan agen.

Tabel 10

Minat manajer investasi menerbitkan ETF

Jawaban Frekuensi Prosentase

Ya 12 63,16% Tidak 5 26,32% Tidak Menjawab 2 10,53%

Jumlah 19 100%

Sebagian besar responden atau 64%-nya menyatakan minatnya

untuk menjadi manajer investasi yang menerbitkan ETF dengan

pertimbangan beberapa hal seperti sebagai alternatif investasi dan

harus adanya kejelasan peraturan. Sementara yang menjawab

tidak berminat sebesar 26,32% antara lain disebabkan karena

44

Page 49: Exchange Tf

sumber daya manusia yang masih terbatas dan melihat animo

investor lebih dahulu.

Tabel 11

Minat dan potensi investor nasabah manajer investasi atas

instrumen ETF

Jawaban Frekuensi Prosentase

Besar 3 15,79 Cukup 7 36,84 Rendah 7 36,84 Tidak berminat 0 0,00 Tdk menjawab 2 10,53

Jumlah 23 100

Dari tabel dapat diketahui bahwa menurut penilaian para manajer

investasi umumnya minat nasabahnya atas produk ETF tidak

besar hal ini dikarenakan antara lain: masih rendahnya

pengetahuan mengenai produk ETF, kemungkinan masih adanya

trauma atas krisis industri reksa dana, dan sosialisasi yang masih

kurang. Sementara 15,79% manajer investasi yang menilai bahwa

adanya minat investor atas produk ETF yang besar dengan alasan

karena ETF lebih transparan dibanding dengan reksa dana dan

lebih likuid.

4. Pertanyaan khusus Investor

Tabel 12

Jenis Investor

Jawaban Frekuensi Prosentase

Investor retail 24 68,57 Investor kelembagaan 11 31,43

Jumlah 35 100

45

Page 50: Exchange Tf

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

atau 68,57%-nya merupakan investor retail sedangkan sebanyak

31,43% merupakan investor kelembagaan.

Tabel 13.

Jenis instrumen pasar modal yang saat ini dimiliki oleh investor

Jawaban Frekuensi Prosentase

Saham 35 47,30 Obligasi 13 17,57 Efek reksa dana 16 21,62 Surat utang negara (SUN) 8 10,81 Efek derivatif 2 2,70 Lainnya - -

Jumlah 74 100

Sebagian besar investor 47,30% yang dijadikan responden

mempunyai investasi dalam bentuk saham, sementara responden

yang berinvetasi di obligasi, efek reksa dana, SUN, dan efek

derivatif lainnya masing-masing sebanyak 17,57%, 21,62%,

10,81%, dan 2,7%.

Tabel 14.

Besarnya nilai investasi yang dimiliki investor di pasar modal

Jawaban Frekuensi Prosentase

Kurang dari Rp. 100 juta 10 28,57 Rp.100 juta- Rp. 1 Miliar 12 34,29 Rp. 1 miliar - Rp. 50 miliar 5 14,29 Lebih dari Rp. 50 miliar 7 20,00 Tidak menjawab 1 2,86

Jumlah 35 100

46

Page 51: Exchange Tf

Sebagian besar investor 34,29% yang dijadikan responden

mempunyai investasi di pasar modal sebesar antara Rp.100 juta-

1 miliar, sebanyak 28,57% mempunyai investasi kurang dari Rp.

100 juta, sebanyak 14,29% mempunyai investasi antara Rp. 1

miliar - 50 miliar, yang berinvestasi lebih dari Rp. 50 miliar

sebabnyak 20%, sementara yang tidak menjawab ada 2,86%.

Tabel 15.

Minat investor berinvestasi atas instrumen ETF

Jawaban Frekuensi Prosentase

Berminat 16 45,71 Tidak ada minat 14 40,00 Tdk menjawab 5 14,29

Jumlah 35 100

Dari tabel diatas dapat diketahui meskipun sebagian besar

investor (45,71%) menyatakan minatnya untuk berinvestasi di

ETF, namun yang menyatakan tidak berminat juga relatif cukup

besar yaitu sebanyak 40%. Investor yang menyatakan minat

menganggap bahwa ETF merupakan alternatif investasi dan

memberikan kepastian transparansi dalam hal return yang akan

didapat. Investor yang tidak menyatakan minat umumnya melihat

perkembangan lebih dahulu, dan investor yang tidak menjawab

karena mereka belum tahu mengenai ETF.

47

Page 52: Exchange Tf

5. Pertanyaan keseluruhan

Tabel 16.

Jangka waktu keterlibatan responden di pasar modal

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosentase

Kurang dari 5 tahun 4 7 15 26 33,77 5-10 tahun 3 7 13 23 29,87 lebih dari 10 tahun 16 5 7 28 36,36

Total 77 100

Sebagian besar responden dinilai telah memiliki pengetahuan

yang relatif baik mengenai industri pasar modal, hal ini terlihat

besarnya prosentase (43,02%) responden telah terlibat dalam

industri reksa dana lebih dari 10 tahun.

Tabel 17.

Pernah mendengar istilah ETF

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosentase

Ya 14 15 9 38 49,35 Tidak 9 4 25 38 49,35 Tidak menjawab - - 1 1 1,30

Total 77 100

Dari tabel diatas, terlihat bahwa jumlah responden yang pernah

maupun yang belum pernah mendengar istilah ETF hampir rata

yaitu masing-masing sebesar 49,35%.

48

Page 53: Exchange Tf

Tabel 18.

Pengetahuan mengenai mekanisme perdagangan ETF di bursa

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosentase

Ya 7 8 5 20 25,97 Tidak 15 11 30 56 72,73 Tidak menjawab 1 - - 1 1,30

Total 77 100

Sebagian besar responden (72,73%) baik itu dari pihak broker,

manajer investasi, maupun investor tidak mempunyai

pengetahuan yang cukup mengenai mekanisme perdagangan ETF

di bursa efek

Tabel 19.

Penilaian perlu tidaknya menerapkan ETF saat ini

di pasar modal Indonesia

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosentase

Ya 20 10 18 48 62,34 Tidak 3 7 12 22 28,57 Tidak menjawab - 2 5 7 9,09

Total 77 100

Sebagian besar responden (62,34%) menyatakan perlunya

penerapan ETF di pasar modal Indonesa karena beberapa

pertimbangan yaitu, sebagai alternatif investasi, dana yang

beredar di pasar modal cukup besar, dan pasar modal Indonesia

cukup dinamis menerima produk baru. Sedangkan yang

menyatakan tidak sebanyak 28,57% dengan alasan, belum

siapnya infrastruktur dan peraturan pendukung, edukasi maupun

sosialisasi yang masih kurang mengenai ETF, banyak investor

49

Page 54: Exchange Tf

masih kurang memahami tentang reksa dana sehingga masih

diperlukan sosialisasi mengenai reksa dana konvensional

Tabel 20.

Kesiapan pasar modal dalam menerapkan ETF

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosentase

Ya 10 7 7 24 31,17 Belum 13 12 24 49 63,64 Tidak menjawab 4 4 5,19

Total 77 100

Dari tabel diatas terlihat sebagian besar responden (63,64%)

menilai bahwa pasar modal Indonesia belum siap menerapkan

ETF dengan pertimbangan antara lain sebagai berikut;

pengawasan pelanggaran di pasar modal masih lemah, kondisi

ekonomi yang sedang buruk, perlu dilakukan penataan lebih dulu

terhadap instrumen yang sudah ada, pemahaman pasar tentang

ETFs maupun reksa dana masih rendah, karena diperlukan

market players agar ETFs likuid dan saat ini tampaknya belum

banyak minat, jumlah saham option yg listing masih sedikit

sehingga index sangat volatile, peraturan yang mendukung dan

sosialisasi kepada investor "mind set" investor Indonesia belum

siap dengan resiko-resiko yang berhubungan dengan investor di

reksa dana

Sebanyak 31,17% menilai pasar modal Indonesia sudah siap

menerapkan ETF dengan alasan antara lain; mekanisme

perdagangan yang mirip saham sehingga hanya diperlukan

evaluasi atas peraturan yang ada, infastruktur sudah memadai,

dan pasar sudah cukup likuid

50

Page 55: Exchange Tf

Tabel 21.

Kendala-kendala yang akan dihadapi dalam penerapan ETF

di pasar modal Indonesia

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosen

tase Tingkat pemahaman atas produk ETFs

21 14 30 65 23,21

Kesiapan profesi penunjang

6 8 10 24 8,57

Kesiapan manajer investasi

7 7 14 28 10,00

Kesiapan Bursa Efek 9 6 13 28 10,00 Kesiapan Regulator 14 10 21 45 16,07 Minat Investor 16 15 20 51 18,21 Perpajakan 11 11 11 33 11,79 Lain-lain 4 1 1 6 2,14

Total 280 100

Sebagian besar responden (23,21%) menilai bahwa kendala yang

mungkin akan dihadapi dalam penerapan ETF adalah tingkat

pemahaman pelaku atas produk ETF yang dinilai masih kurang.

Kendala lainnya yang kemungkinan ada berdasarkan tingkat

kepentingan yaitu; minat investor (18,21%), Kesiapan Regulator

(16,07), Kesiapan Bursa Efek (10,00%), Kesiapan manajer

investasi (10,00%), dan Kesiapan profesi penunjang (8,57%).

Tabel 22

Penilaian peraturan yang ada saat ini sudah mengakomodasi ETF

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosentase

Sudah 4 2 1 7 9,09 Belum 19 17 10 46 59,74 Tidak menjawab - 24 24 31,17

Total 77 100

51

Page 56: Exchange Tf

Sebagian besar responden (59,74%) menilai peraturan yang ada

saat ini belum mengakomodasi atas penerapan ETF yang

dikarenakan beberapa hal antara lain; untuk trading short sell

masih belum cukup, aturan dan mekanisme pedagang di bursa

belum ada, masih banyak sekali aturan-aturan yang harus

dibenahi di dalam bursa efek, dan perlu ditambah yang lebih detail

karena belum ada peraturan khusus mengenai ETFs. Sementara

itu sebanyak 24 responden invetor tidak menjawab karena karena

tidak tahu

Tabel 23.

Hal-hal yang masih perlu diatur dalam penerbitan ETF

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosen

tase Tata cara penerbitan 16 11 14 41 16,87 Keterbukaan lnformasi

18 13 19 50 20,58

Pedoman pengelolaan ETFs

17 14 17 48 19,75

Tata cara penjualan dan pembelian kembali

17 14 16 47 19,34

Mekanisme perdagangan di bursa

18 12 19 49 20,16

Lain-lain 5 2 1 8 3,29 Total 243 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar reponden

(20,58%) menilai keterbukaan informasi mempunyai kepentingan

tertinggi untuk perlu diatur dalam penerapan ETF, kemudian

dilanjutkan dengan perlunya pengaturan mengenai mekanisme

perdagangan di bursa.

52

Page 57: Exchange Tf

Tabel 24.

Jenis indeks yang paling mungkin menjadi dasar perdagangan

ETF di pasar modal

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosen

tase Indeks saham sektoral 8 4 5 17 13,18 Indeks LQ 45 19 13 26 58 44,96 IHSG 15 10 15 40 31,01 Jakarta Islamic Indeks 3 5 3 11 8,53 Indeks lainnya, 2 - 1 3 2,33

Total 243 100

Sebagian besar responden (44,96%) menilai bahwa indeks LQ45

merupakan indeks yang paling mungkin menjadi dasar

perdagangan ETF dipasar modal karena umumnya responden

menilai saham-saham di indeks LQ45 terdiri dari saham-saham

unggulan dan likuid. Sementara indeks saham sektoral berada

pada posisi kedua yaitu sebesar 31,18% kemudian dilanjutkan

dengan indeks saham gabungan 31,01%, Jakarta Islamic indeks

8,53%.

Tabel 25

Bentuk ETF yang akan diterapkan dipasar modal Indonesia

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosen

tase KIK 8 8 12 28 36,36 PT 5 3 11 19 24,68 Keduanya 9 8 9 26 33,77 Tidak menjawab 1 - 3 4 5,19

Total 77 100

53

Page 58: Exchange Tf

Sebagian besar pemodal (36,36%) memilih bentuk KIK dalam

penerapkan ETF di Indonesia, umumnya berpendapat dengan

bentuk KIK akan lebih mudah penyebaran produk ETF ke

masyarakat dan lebih likuid. Sementara yang memilih bentuk PT

sebanyak 24,68%, para responden menganggap dengan bentuk

Perseroan Terbatas akan lebih memberikan jaminan hukum,

kinerja perusahaan akan mencerminkan NAB, dan kejelasan

pengelolaan. Sedangkan responden yang menjawab keduanya

baik KIK maupun PT sebesar 24,68% dengan alasan akan

memberikan alternatif investasi yang lebih banyak bagi investor.

Tabel 26

Penilaian atas kemungkinan keberadaan ETF

akan mempengaruhi pertumbuhan reksa dana

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosentase

Ya 14 11 23 48 62,34 Tidak 7 6 9 22 28,57 Tidak menjawab 2 2 3 7 9,09

Total 77 100

Sebagian besar responden (62,34%) menilai bahwa keberadaan

ETF akan mempengaruhi pertumbuhan reksa dana karena

beberapa pendapat yaitu: ETF akan lebih likuid, berpengaruh

terhadap reksa dana saham, lebih transparan dan harga unit

penyertaan dapat dipantau setiap saat. Sementara yang

menyatakan ETF tidak akan mempengaruhi pertumbuhan reksa

dana sebanyak 28,57% dengan pertimbangan bahwa reksa dana

dan EFT mempunyai karakteristik yang berbeda serta mempunyai

segmen pasar sendiri.

54

Page 59: Exchange Tf

Tabel 27

Pengalaman berinvestasi ETF

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosen

tase Sudah 1 1 - 2 2,60 Belum 22 17 35 74 96,10 Tidak menjawab - 1 - 1 1,30 Jika sudah di negara

Australia & USA

USA -

Total 77 100

Sebagian besar responden (96,10%) menyatakan belum pernah

berinvestasi di luar negeri. Sementara terdapat 1 (satu) responden

broker dan 1 (satu) responden MI yang pernah berinventasi ETF di

negara lain seperti Australia dan USA

Tabel 28

Daya tarik dalam melakukan perdagangan atas ETF

Frekuensi Jawaban PPE MI Investor Total Prosen

tase Hedging 12 2 14 28 25,93 Spekulasi 7 - 11 18 16,67 Efisiensi Pajak 2 2 1 5 4,63 Efisiensi Biaya 4 9 5 18 16,67 Likuiditas perdagangan

12 9 18 39 36,11

Total 108 100

Sebagain besar responden (36,11%) menyatakan bahwa daya

tarik utama dengan berinvestasi pada ETF adalah likuiditas

perdagangan, kemudian untuk kepentingan hedging (25,93%),

efisiensi biaya (16,67%), spekulasi (16,67%), dan efisiensi pajak,

55

Page 60: Exchange Tf

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. ETF merupakan produk inovasi di industri keuangan yang relatif

baru namun belakangan ini berkembang sangat pesat, hal ini

disebabkan ETF merupakan produk yang relatif murah bagi

pendatang baru, efisien, transparan dan mempunyai diversifikasi

risiko.

2. Meskipun ETF secara internasional telah diperkenalkan pada awal

tahun 1990, namun sebagian besar responden yang dijadikan

obyek dalam penelitian ini yaitu PPE, MI dan investor telah lama

terlibat dalam industri pasar modal dan secara umum masih belum

memahami instrumen ETF secara baik sehingga diperlukan adanya

sosialisasi kepada seluruh pelaku di pasar modal. Tingkat

pemahaman para pelaku atas instrumen ETF menjadi faktor yang

paling menentukan dalam keberhasilan penerapan ETF di pasar

modal Indonesia.

3. Para responden kebanyakan menyatakan minatnya untuk terlibat

dalam transaksi ETF dengan pertimbangan bahwa adanya ETF

akan memberikan likuiditas perdagangan yang lebih baik serta

dapat dimanfaatkan sebagai sarana hedging. Keberadaan ETF

dinilai tidak akan mempengaruhi secara signifikan atas

pertumbuhan reksa dana konvensional karena kedua instrumen

investasi tersebut mempunyai segmen pasar tersendiri.

4. Dalam praktek internasional ETF dikategorikan sebagai investment

company sehingga perangkat hukum yang dijadikan dasar

penerbitan ETF diadopsi dari ketentuan tentang investment

company dengan beberapa modifikasi.

56

Page 61: Exchange Tf

5. Secara umum bentuk hukum yang digunakan sebagai landasan

ETF adalah open-end fund atau Unit Investment Trust (UITs).

Bentuk hukum open-end fund maupun UITs yang berlaku secara

internasional tersebut mempunyai beberapa kesamaan dengan

bentuk hukum reksa dana yang dikenal di UUPM, yaitu Perseroan

bersifat terbuka dan KIK, untuk itu kedua bentuk hukum reksa dana

tersebut dapat dijadikan wahana (SPV) penerbitan ETF dengan

beberapa modifikasi karena ETF secara legal merupakan produk

yang bersifat hybrid.

6. Dari sisi peraturan, secara umum responden melihat peraturan yang

ada saat ini tidak perlu dirubah hanya mungkin perlu peraturan

pendukung untuk mengakomodasi ETF seperti struktur permodalan,

manajemen risiko, serta transparansi pengelolaan. Para pemodal

juga menilai keterbukaan informasi merupakan hal yang paling

penting untuk diatur dalam penerapan ETF.

7. Indeks LQ 45 merupakan pilihan utama dari para responden

sebagai dasar ETF dipasar modal karena umumnya responden

menilai saham-saham di indeks LQ45 terdiri dari saham-saham

unggulan dan likuid. Sementara, sebagian besar responden juga

menganggap ETF dapat berbentuk KIK maupun Perseroan

Terbatas sehingga akan memberikan alternatif pilihan investasi

yang lebih banyak.

B. SARAN

1. Mengacu pada keberhasilan ETF dalam meningkatkan likuiditas

pasar di beberapa negara, kiranya perlu dipertimbangkan untuk

memperkenalkan produk ETF di pasar modal Indonesia.

2. Mengingat ETF mempunyai beberapa kesamaan dengan reksa

dana maka diperlukan edukasi kepada para pelaku pasar modal di

57

Page 62: Exchange Tf

Indonesia sehingga diharapkan para pelaku lebih memahami

tentang ETF apabila akan diterapkan di pasar modal Indonesia.

3. Perlu dipersiapkan semua peraturan yang terkait dengan

perdagangan ETF dan sesuai dengan aturan internasional.

4. Perlu ditingkatkan likuiditas melalui peningkatan jumlah perusahaan

(emiten) yang berkualitas untuk listing di bursa. Dengan demikian,

instrumen ETF dapat dijadikan sarana investasi yang optimal.

5. Perlu disiapkan adanya market players agar ETFs memiliki likuiditas

yang memadai.

58

Page 63: Exchange Tf

1

Petunjuk Pengisian : Manajer Investasi • Beri tanda √ atau X pada jawaban pilihan Saudara. • Jika diperlukan Saudara dapat menambahkan pada kertas lain untuk menjelaskan jawaban Saudara.

1. Berapa lama perusahaan Saudara terlibat dalam di industri pasar modal?

Kurang dari 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Lebih dari 10 Tahun

2. Berapa total dana nasabah reksa dana yang dikelola oleh perusahaan Saudara sampai akhir Juni 2005 ?

Kurang dari Rp100 milyar Rp100 milyar s.d. Rp1 triliun lebih dari 1 triliun

3. Apa jenis reksa dana yang saat ini dikelola oleh perusahaan Saudara (boleh lebih dari satu)?

Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Saham Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Campuran

Reksa Dana Terproteksi Reksa Dana Dengan Penjaminan Reksa Dana Indeks Lain-lain, sebutkan ..........

4. Apakah Saudara sudah pernah mendengar istilah exchange traded funds (ETFs)?

Ya Tidak

5. Apakah Saudara mengetahui mekanisme perdagangan ETFs di Bursa efek?

Ya Tidak

6. Menurut Saudara, apakah pasar modal Indonesia perlu menerapkan ETFs?

Ya, alasan....................................................................................................... ............................................ Belum, alasan........ .......................................................................................... ..........................................

7. Menurut Saudara, apakah pasar modal Indonesia telah siap menerapkan ETFs?

Ya, alasan....................................................................................................... ............................................ Belum, alasan........ .......................................................................................... ..........................................

8. Menurut Saudara, hal-hal apa saja yang kemungkinan akan menjadi kendala dalam penerapan ETFs?

Tingkat pemahaman pelaku atas produk ETFs Kesiapan Profesi Penunjang Kesiapan Manajer Investasi Kesiapan Bursa Efek

Kesiapan Regulator Minat Investor Perpajakan Lain-lain, sebutkan............

Alasan:........................................................................................................................... ................................. …………………………………………………………………………………………..................………….

9. Dari pemahaman Saudara, apakah peraturan yang ada sudah cukup mengakomodasi perdagangan ETFs?

Sudah Belum

10. Jika belum, menurut Saudara hal-hal apa saja yang perlu diatur dalam penerbitan ETFs di pasar modal Indonesia?

Tata cara penerbitan Keterbukaan informasi Pedoman pengelolaan ETFs

Tata cara penjualan dan pembelian kembali Mekanisme perdagangan di bursa Lain-lain, sebutkan.....................................

alasan……………………………………………………………………………………............…………… …………………………………………………………………………………………….............….………

Page 64: Exchange Tf

2

11. Menurut Saudara, apakah perlu adanya perubahan peraturan mengenai Manajer Investasi bilamana ETFs diterapkan di pasar modal Indonesia?

Tidak Ya, sebutkan………….…………….………………………………………..…………….……….……

………………………………….…………………….…………..……………………………….…….…..…

12. Menurut Saudara, jenis indeks apa yang paling mungkin menjadi dasar perdagangan ETFs di pasar modal Indonesia? (boleh pilih lebih dari satu)

Indeks saham sektoral Indeks LQ 45 Indeks Harga Saham Gabungan

Jakarta Islamic Indeks Indeks lainnya, sebutkan.....................

Alasan ……………………………………………………………………………………………….……...

……………………………………………………………………………………...............…….....……….

13. Menurut Saudara, sebaiknya bentuk ETFs yang akan diterapkan di pasar modal Indonesia?

Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Perseoran Terbatas (PT) Keduanya

Alasan ………………………………………………………………………………………….…………... …………………………………………………………………………………………………….………….

14. Apakah keberadaan ETFs akan mempengaruhi pertumbuhan reksa dana yang ada saat ini?

Ya, alasan………………………………..……….……………………….………..………….……… Tidak, alasan………………………………………….……………..…………………..……..………

15. Apakah Saudara/perusahaan saudara pernah berinvestasi atas ETFs di negara lain

Sudah, di negara mana…............................................................. Belum.

16. Menurut Saudara, apa keunggulan instrumen ETFs? (boleh pilih salah satu)

Hedging, Spekulasi Efisiensi pajak

Efisiensi biaya likuiditas perdagangan lainnya, sebutkan..........................................

17. Jika perdagangan ETFs telah diterapkan di salah satu Bursa Efek di Indonesia, apakah perusahaan Saudara berminat untuk menerbitkan reksa dana jenis ETFs ?

Ya Tidak

Alasan………..……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………….………………………….………………………..…

18. Menurut Saudara, bagaimana minat dan potensi investor terhadap instrumen ETFs?

Besar Cukup

Rendah Tidak ada minat

Alasan………..……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………….………………………….………………………..…

19. Saran, komentar dan masukan yang Saudara ingin tambahkan berkaitan dengan ETFs.

………………………………………………………………….………….…………………………………

………………………………………………………………….……………………………………………

Page 65: Exchange Tf

3

Page 66: Exchange Tf

1

Petunjuk Pengisian : Perantara Pedagang Efek (Broker) • Beri tanda √ atau X pada jawaban pilihan Saudara. • Jika diperlukan Saudara dapat menambahkan pada kertas lain untuk menjelaskan jawaban Saudara.

1. Berapa lama perusahaan Saudara terlibat dalam industri pasar modal?

Kurang dari 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Lebih dari 10 Tahun

2. Dalam instrumen apa, umumnya nasabah perusahaan Saudara melakukan investasi di pasar modal?

Saham Obligasi Efek Reksa Dana

Surat Utang Negara Lainnya, sebutkan........................

3. Apakah Saudara/perusahaan Saudara sudah pernah mendengar istilah exchange traded funds (ETFs)?

Ya Tidak

4. Apakah Saudara mengetahui mekanisme perdagangan ETFs di Bursa efek?

Ya Tidak

5. Menurut Saudara, apakah pasar modal Indonesia perlu menerapkan ETFs?

Ya, alasan.................................................................................................................................................. Belum, alasan........ ...................................................................................................................................

6. Menurut Saudara, apakah pasar modal Indonesia telah siap menerapkan ETFs?

Ya, alasan.............................................................................................................. ............................................... Belum, alasan........ ............................................................................................... ...............................................

7. Menurut Saudara,hal-hal apa saja yang kemungkinan akan menjadi kendala dalam penerapan ETFs di pasar modal Indonesia?

Tingkat pemahaman pelaku atas produk ETFs Kesiapan Profesi Penunjang Kesiapan Manajer Investasi Kesiapan Bursa Efek

Kesiapan Regulator Minat Investor Perpajakan Lain-lain, sebutkan............

Alasan:............................................................................................................................................................. ………………………………………………………………………………………….............….......…....

8. Dari pemahaman atau sudut pandang Saudara, apakah peraturan yang ada saat ini sudah cukup mengakomodasi perdagangan ETFs?

Sudah Belum, alasan…………………………….…………………………………………………….………

9. Jika belum, menurut Saudara hal-hal apa saja yang perlu diatur dalam penerbitan ETFs di pasar modal Indonesia?

Tata cara penerbitan Keterbukaan informasi Pedoman pengelolaan ETFs

Tata cara penjualan dan pembelian kembali Mekanisme perdagangan di bursa Lain-lain, sebutkan............................

Page 67: Exchange Tf

2

10. Menurut Saudara,apakah perlu adanya perubahan peraturan mengenai perusahaan perantara pedagang efek (broker) bilamana ETFs diterapkan di pasar modal Indonesia?

Tidak Ya, sebutkan………….…………….………………………………………..……………….…….….

………………………………….…………………….…………..…………………………………...…….

11. Menurut Saudara, jenis indeks apa yang paling mungkin menjadi dasar perdagangan ETFs di pasar modal Indonesia? (boleh pilih lebih dari satu)

Indeks saham sektoral Indeks LQ 45 Indeks Harga Saham Gabungan

Jakarta Islamic Indeks Indeks lainnya, sebutkan.....................

Alasan ………………………………………………………………………………………….…..……...

……………………………………………………………………………………...............………………

12. Menurut Saudara, sebaiknya bentuk ETFs yang akan diterapkan di pasar modal Indonesia?

Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Perseoran Terbatas (PT) Keduanya

Alasan ……………………………………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………….……………………………….…..

13. Apakah keberadaan ETFs akan mempengaruhi pertumbuhan reksa dana yang ada saat ini?

Ya, alasan………………………………..………………………………….………..………….….… ……………………………………………………….……………………..…………………………....…

Tidak, alasan……………………………………………………………………………..…………… ……………………………………………………….……………………………………..…………………

14. Apakah perusahaan saudara pernah berinvestasi atas ETFs di negara lain?

Sudah, di negara mana…....................................................... Belum.

15. Menurut Saudara, tujuan/daya tarik melakukan perdagangan atas ETFs? (boleh pilih salah satu)

Hedging, Spekulasi Efisiensi pajak

Efisiensi biaya Likuiditas perdagangan lainnya, sebutkan..........................................

16. Jika perdagangan ETFs telah diterapkan di pasar modal Indonesia, apakah perusahaan Saudara berminat untuk berinvestasi pada ETFs?

Ya. Tidak

Alasan………..………………………………………………………………………………………..…… ……………………………………………………….………………………………………….………….

Page 68: Exchange Tf

3

17. Jika perdagangan ETFs telah diterapkan di pasar modal Indonesia, apakah perusahaan Saudara berminat untuk menjadi broker atas transaksi ETFs?

Ya. Tidak

Alasan………..……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………….………………………………………….…………

18. Menurut Saudara, bagaimana minat dan potensi investor Indonesia terhadap instrumen ETFs?

Besar Cukup

Rendah Tidak ada minat

Alasan:………………………………………….

19. Jika perdagangan ETFs telah diterapkan di pasar modal Indonesia, apakah perusahaan Saudara memerlukan tambahan investasi berupa peralatan atau teknologi?

Ya. Tidak Alasan…………………………………………………..……………………..……………………..…

……………………………………………….….……………….……….………………………………...

20. Saran, komentar dan masukan yang Saudara ingin tambahkan berkaitan dengan ETFs.

……………………………………………………………….………..…….………………………………

……………………………………………………………….………..………………………………….…

……………………………………………………………….………..………………………………….…

……………………………………………………………….………..………………………………….…

……………………………………………………………….…………….…………………………………

Page 69: Exchange Tf

1

Petunjuk Pengisian : Investor • Beri tanda √ atau X pada jawaban pilihan Saudara. • Jika diperlukan Saudara dapat menambahkan pada kertas lain untuk menjelaskan jawaban Saudara.

1. Dalam industri pasar modal, Saudara termasuk kelompok investor? Investor Retail/perorangan Investor kelembagaan/institusional

2. Berapa lama Saudara terlibat dalam industri pasar modal?

Kurang dari 5 Tahun 5 s/d 10 Tahun Lebih dari 10 Tahun

3. Dalam instrumen apa, Saudara melakukan investasi di pasar modal?

Saham Obligasi Efek Reksa Dana

Surat Utang Negara Efek derivatif Lainnya, sebutkan........................

4. Berapa total dana yang saudara investasikan di pasar modal? Kurang dari Rp. 100 juta Rp. 100 juta s/d Rp. 1 miliar Rp. 1 miliar s/d Rp. 50 miliar Lebih dari Rp. 50 miliar

5. Apakah Saudara sudah pernah mendengar istilah exchange traded funds (ETFs)?

Ya Tidak

6. Apakah Saudara mengetahui mekanisme perdagangan ETFs di Bursa efek?

Ya Tidak

7. Menurut Saudara, apakah pasar modal Indonesia perlu menerapkan ETFs?

Ya, alasan....................................................................................................... ............................................ Belum, alasan........ .......................................................................................... ..........................................

8. Menurut Saudara, apakah pasar modal Indonesia telah siap menerapkan ETFs?

Ya, alasan....................................................................................................... ............................................ Belum, alasan........ .......................................................................................... ..........................................

9. Menurut Saudara,hal-hal apa saja yang kemungkinan akan menjadi kendala dalam penerapan ETFs di pasar modal Indonesia?

Tingkat pemahaman pelaku atas produk ETFs Kesiapan Profesi Penunjang Kesiapan Manajer Investasi Kesiapan Bursa Efek

Kesiapan Regulator Minat Investor Perpajakan Lain-lain, sebutkan............

Alasan:....................................................................................................................................................... ………………………………………………………………………………………….............………….

10. Dari pemahaman atau sudut pandang Saudara, apakah peraturan yang ada saat ini sudah cukup mengakomodasi perdagangan ETFs?

Sudah Tidak tahu Belum

Page 70: Exchange Tf

2

11. Jika belum, menurut Saudara hal-hal apa saja yang perlu diatur dalam penerbitan ETFs di pasar modal Indonesia?

Tata cara penerbitan Keterbukaan informasi Pedoman pengelolaan ETFs

Tata cara penjualan dan pembelian kembali Mekanisme perdagangan di bursa Lain-lain, sebutkan.....................................

12. Menurut Saudara, jenis indeks apa yang paling mungkin menjadi dasar perdagangan ETFs di pasar modal Indonesia? (boleh pilih lebih dari satu)

Indeks saham sektoral Indeks LQ 45 Indeks Harga Saham Gabungan

Jakarta Islamic Indeks Indeks lainnya, sebutkan.....................

Alasan ………………………………………………………………………………………………..…...

……………………………………………………………………………………...............………...…….

13. Menurut Saudara, sebaiknya bentuk ETFs yang akan diterapkan di pasar modal Indonesia?

Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Perseoran Terbatas (PT) Keduanya

Alasan ………………………………………………………………………….................……………... ……………………………………………………………………………………................…………….

14. Apakah keberadaan ETFs akan mempengaruhi pertumbuhan reksa dana yang ada saat ini?

Ya, alasan………………………………..………………………………..….………..……………… ……………………………………………………….…………………………….…….…………………

Tidak, alasan………………………………….............………………………………….…………… ……………………………………………………….…………………………………………..…………

15. Apakah Saudara pernah berinvestasi atas ETFs di negara lain?

Sudah, di negara mana…....................................................................................................................... Belum.

16. Menurut Saudara, tujuan/daya tarik melakukan investasi atas ETFs? (boleh pilih salah satu)

Hedging, Spekulasi Efisiensi pajak

Efisiensi biaya likuiditas perdagangan lainnya, sebutkan..........................................

17. Jika ETFs telah diperdagangkan, bagaimana minat Saudara untuk berinvestasi terhadap instrumen ETFs?

Berminat Tidak ada minat

Alasan………………………………………………………………………………………………………..

18. Saran, komentar dan masukan yang Saudara ingin tambahkan berkaitan dengan ETFs

…………………................…………………………………………….………….………………………

………………………………………………………………………….…………….……………………

……………………………………………………………………………..………….……………………

…………………………………………………………………………..…………….……………………

………………………………………………………………………..……..………….…………………