evaporator

34
Praktikum UOP 2 Modul Evaporator Kelompok 5 : ANDIKA DWI RAMADHAN (1206247096) DANAR ADITYA (1206263401) REYHAN JONATHAN (1206263420) RISA HASHIMOTO (1206225870)

Upload: danar-aditya

Post on 03-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PPT UOP 2 Evaporator

TRANSCRIPT

Praktikum UOP 2 Modul Evaporator

Praktikum UOP 2Modul EvaporatorKelompok 5 :ANDIKA DWI RAMADHAN(1206247096)DANAR ADITYA(1206263401)REYHAN JONATHAN(1206263420)RISA HASHIMOTO(1206225870)

Data Pengamatan (Alami)

Data Pengamatan (Paksa)

Pengolahan DataMengamati pengaruh variasi tekanan sistem terhadap laju evaporasi air (alami)Mengamati pengaruh variasi tekanan sistem terhadap laju evaporasi air (paksa)Tekanan vs Laju Evaporasi

Analisis HasilDari hasil pengolahan data, terutama pada grafik terlihat bahwa semakin tinggi tekanan, maka semakin besar laju evaporasi dari air. Semakin besar kemiringan suatu grafik, maka pertambahan air ke tangki kondensat semakin banyak. Hal ini membuktikan bahwa laju evaporasi atau laju pembentukan kondensat semakin besar.

Analisis HasilFenomena ini disebabkan karena peningkatan tekanan menyebabkan peningkatan perbedaan temperatur. Peningkatan tekanan akan menyebabkan penurunan titik didih air (T7), dan peningkatan tekanan steam. Sehingga nilai perbedaan temperatur semakin besar. Semakin besar nilai perbedaan temperatur, maka perpindahan kalornya menjadi lebih efektif dan laju evaporasinya menjadi besar.Selain itu laju evaporasi pada sirkulasi paksa lebih kecil dibandingkan dengan sirkulasi alami.Analisis HasilPada sirkulasi paksa, perpindahan panas dibantu oleh gaya mekanik berupa pompa. Sedangkan, pada sirkulasi alamiah tidak tedapat gaya tambahan untuk perpindahan panasnya.Dengan demikian, seharusnya perpindahan panas sirkulasi paksa lebih besar dibandingkan dengan sirkulasi alamiah sehingga membuat laju evaporasinya juga lebih besar. Variasi Laju Sirkulasi dan Evaporasi dengan Perbedaan Temperatur

Variasi Laju Sirkulasi dan Evaporasi dengan Perbedaan Temperatur

Analisis HasilTemperatur steam yang semakin naik dan titik didih yang semakin rendah akan menyebabkan perbedaan perbedaan temperature semakin meningkat dan laju perpindahan panas dari steam ke air akan semakin efektif. Semakin banyak panas yang berpindah, semakin mudah evaporasi terjadi sehingaa laju evaporasi pun akan meningkat.Analisis HasilJika dilihat dalam grafik dan data percobaan terdapat data yang kurang sesuai pada P=0,295 dan P=0,53. Temperatur (T6 dan T7) pada kedua data didapati kecenderungan nilai yang serupa. Padahal jika dilihat dari perbedaan tekanan yang cukup besar ini, seharusnya didapati nilai T7 yang berbeda. Hal ini dikarenakan praktikan pada saat mencatat data dari T7 terlalu terburu-buru. Sehingga data yang diambil bukan merupakan data yang keadaannya sudah steady. Karena terburu-buru inilah membuat suhu yang diambil adalah suhu yang masih terpengaruh oleh tekanan sebelumnya (yakni tekanan P=0,53) sehingga kecenderungan datanya sama.

Analisis HasilKesalahan ini membuat perhitungan nilai laju evaporasi dan pembuatan grafik log E vs log TE menjadi menyimpang dan tidak dapat dihitung secara matematis. Walaupun terdapat kesalahan pembacaan, akan tetapi kecenderungan dari grafik sudah sesuai dengan teori. Semakin besar tekanan maka laju evaporasinya akan semakin besar pula.

Membandingkan Keekonomisan untuk Sirkulasi Alamiah dan PaksaKeekonomisan dari kedua jenis sistem evaporasi, yaitu sirkulasi alami dan sirkulasi paksa, yang mana merupakan kemampuan dari tiap jenis sirkulasi sistem evaporasi tersebut dalam menguapkan dan menghilangkan air dapat dihitung dengan prosedur sebagai berikut:

Membandingkan Keekonomisan untuk Sirkulasi Alamiah dan PaksaMembandingkan Keekonomisan untuk Sirkulasi Alamiah dan PaksaMembandingkan Keekonomisan untuk Sirkulasi Alamiah dan PaksaAnalisis HasilDalam percobaan ini, keekonomisan evaporator akan diukur berdasarkan suhu dari umpan. Apabila suhu umpan ternyata lebih rendah dari titik didih di dalam efek pertama, maka sebagian dari entalpi penguapan pemanas akan digunakan untuk beban pemanasan tersebut, dan hanya sebagian yang tersisa untuk evaporasi. Dalam percobaan ini, suhu umpan lebih rendah dari titik didih, sehingga sebagian entalpi steam akan digunakan untuk beban pemanasan tersebut.

Analisis HasilJika ditelaah, hasil lebih diamati, maka terlihat nilai keekonomisan (Ec) sirkulasi paksa dan sirkulasi alami cenderung berdekatan.Hal ini sebenarnya bertolak belakang bahwa seharusnya sirkulasi paksa memberikan nilai keekonomisan yang lebih tinggi karena pada sirkulasi paksa menggunakan pompa yang menyebabkan laju alir umpan yang memasuki evaporator lebih besar (akan dibahas pada analisis kesalahan). Analisis HasilPada akhirnya, laju air yang terevaporasi pada sistem sirkulasi paksa seharusnya juga menjadi lebih besar (nilai We semakin besar). Hanya pada percobaan yang menggunakan tekanan 0 kPa terdapat sedikit penyimpangan nilai Ec (nilai Ec sirkulasi paksa lebih kecil daripada Ec sirkulasi alami).

Analisis HasilDari pengolahan data, dapat dilihat bahwa terdapat satu hasil yang menunjukkan bahwa keekonomisan sirkulasi paksa lebih tinggi daripada sirkulasi alami. Hal ini disebabkan karena laju evaporasi pada sirkulasi paksa lebih tinggi karena pada sirkulasi paksa jumlah cairan yang kontak dengan steam lebih banyak. Karena laju evaporasi yang lebih tinggi ini maka massa air yang teruapkan juga akan lebih banyak untuk jumlah steam yang sama jika dibandingkan dengan sirkulasi alamiah.Analisis HasilJika dilihat dari masing-masing sirkulasi unruk sirkulasi alamiah keekonomisan akan meningkat seiring dengan kenaikan tekanan sistem. Begitu pula untuk sirkulasi paksa keekonomisan juga meningkat seiring kenaikan tekanan sistem.

Menghitung Neraca Energi untuk Sirkulasi Alami dan PaksaMenghitung Neraca Energi untuk Sirkulasi Alami dan PaksaMenghitung Neraca Energi untuk Sirkulasi Alami dan PaksaMenghitung Neraca Energi untuk Sirkulasi Alami dan Paksa

Menghitung Neraca Energi untuk Sirkulasi Alami dan Paksa

Analisis HasilPada penghitungan energi, secara teoritis neraca kesetimbangan energi harus didapat dengan asumsi tidak ada heat loss. Namun pada prakteknya heat loss tidak dapat dihindari dan kita hanya dapat meminimalisasi terjadinya kehilangan panas tersebut. Dari hasil pengolahan data didapat bahwa neraca energi kiri dan kanan tidak sama yang menunjukkan bahwa energi yang dilepaskan oleh steam tidak sama dengan energi yang diterima oleh air untuk proses evaporasi. Energi tersebut kemungkinan hilang ke lingkungan karena insulasi yang kurang sempurna disekitar pipa saluran.

Analisis KesalahanKeterbatasan dalam pembacaan skala level tangki umpan, kondensat, dan konsentrat. Ketelitian skala adalah sebesar 1 mL. Hal ini mengakibatkan pembacaan menjadi kurang akurat. Selain itu, pembacaan level tangki juga diperburuk dengan kondisi angka/skala yang sudah mulai pudar/ hilang.Keterbatasan alat pembaca temperatur otomatis untuk membaca temperatur yang akan diambil pada waktu yang bersamaan. Hal ini membuat data temperatur yang diambil tidaklah tepat pada menit yang ditentukan. Jadi terdapat penundaan pengambilan data temperature tertentu.Ketidakstabilan tekanan steam sehingga membuat percobaan perlu dijaga sedemikian rupa sehingga kesalahan akibat tidak stabilnya tekanan steam dapat benar-benar diminimalisasi.

Analisis KesalahanKetidakstabilan tekanan sistem sehingga membuat skala dari tekanan steam mudah berubah jika tidak dijaga dan diatur ulang.Ketidakakuratan dalam pengambilan data kondensat karena waktu yang cepat berjalan, artinya pengambilan data tidak tepat saat 2 menit melainkan lebih dari waktu tersebut.Ketidakakuratan dalam mengamati data ketinggian air pada tangki karena kesalahan paralaks yang dilakukan oleh praktikan.Pembacaan data dilakukan pada keadaan yang belum steady, sehingga didapat data yang kurang akurat.

KesimpulanKenaikan suhu akan menyebabkan laju evaporasi meningkat.Pada percobaan ini, keekonomisan evaporasi dengan sirkulasi alamiah lebih tinggi daripada keenokomisan evaporasi dengan laju sirkulasi paksa. Hal ini menyimpang dari teori yang berlaku.Perhitungan neraca energi yang menggunakan asumsi tidak ada heat loss menghasilkan neraca energi yang tidak sama pada ruas kiri dan kanan persamaan. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya panas yang berpindah dari sistem ke lingkungan karena insulasi alat yang tidak sempurna.Terima Kasih