evaluasi & klasifikasi kemampuan lahan

Upload: dewa-gumay

Post on 21-Jul-2015

191 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

EVALUASI LAHAN DAN KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN

Dr. Ir. M. Rusli Alibasyah, M.S. Prodi Konservasi Sumberdaya Lahan PPs Universitas Syiah Kuala

A. Penjelasan umum Evaluasi lahan merupakan salah satu komponen penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan. Hasilnya memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas kemungkinan penggunaan serta tindakan pengelolaan yang diperlukan sehingga lahan dapat digunakan secara lestari. Klasifikasi kemampuan lahan adalah salah satu bentuk evaluasi lahan

TANAH Mempunyai 3 makna dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia: a. Media alami bagi pertumbuhan tumbuhan kualitas tanah. Suatu benda alami berdimensi tiga (lebar,panjang dan dalam) terletak di bagian paling atas kulit bumi dan mempunyai sifatsifat yang berbeda dari bahan di bawahnya sebagai hasil kerja interaksi antara iklim, kegiatan organisme, bahan induk dan relief selama waktu tertentu (Dokuchaiev dalam Glinka, 1927 dalam Soil Survey staff, 1975).

b. Regolith atau bahan hancuran iklim berasal dari batuan atau bahan organik yang diperlukan sebagai bahan galian atau tambang dan bahan bangunan. c. Tanah diperlakukan sebagai ruangan atau tempat di permukaan bumi yang dipergunakan oleh manusia untuk melakukan segala macam kegiatan.

LAHAN Lahan mengandung makna lebih luas dari tanah. Kata tanah atau lahan dapat dipergunakan dalam makna setara Land. Lahan : Lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief/topografi, tanah, hidrologi dan vegetasi, dimana kelima faktor tersebut menentukan tingkat penggunaannya. Penggunaan lahan : Setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spritual.

Tipe penggunaan lahan : Pertanian & Non pertanian. Pertanian, contoh: tegalan, sawah, kebun, hutan produksi, alang-alang, padang rumput, hutan lindung, cagar alam, dsb. Bukan pertanian, contoh:kota atau desa, pemukiman, industri, rekreasi, kuburan, pertambangan, lapangan terbang, dsb.

Sifat-sifat lahan: atribut atau keadaan unsurunsur lahan yang dapat diukur/diperhatikan misalnya: struktur tanah, tekstur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dsb. Sifat-sifat lahan perilaku lahan pertumbuhan tanaman kualitas lahan Kegunaan evaluasi lahan untuk berbagai tingkat perencanaan ditentukan oleh tingkat pengamatan atau tingkat survei sumberdaya lahan.

B. Evaluasi LahanProses penilaian keragaan atau kinerja lahan jika digunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976)

Pendekatan evaluasi a. Evaluasi kualitatif Evaluasi dilaksanakan dengan cara mengelompokkan lahan ke dalam beberapa ketegori berdasarkan perbandingan relatif kualitas lahan tanpa melakukan perhitungan secara terperinci & tepat biaya dan pendapatan bagi penggunaan lahan tersebut. b. Evaluasi kuantitatif Evaluasi lahan dinyatakan dalam term ekonomi berupa input dan output, benefit cost ratio.

Klasifikasi kemampuan lahan Penilaian lahan (komponen2 lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat2 yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari. Merupakan kapasitas lahan sendiri untk suatu penggunaan Klasifkasi kesesuaian lahan Penilaian dan pengelompokan lahan dalam arti kesesuaian relatif atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan. Kenyataan adaptabilitas (kemungkinan penyesuaian) lahan bagi suatu penggunaan Survey sumberdaya lahan: a. Metode parametrik kualitas lahan (nilai skor 1-10) b. Metode faktor penghambat (Terbaik-Terburuk)

C. Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan Menggunakan sistem yang dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943) dan Klingebiel dan Montgomery (1973). Dimana lahan dibagi menjadi 3 kategori : Kelas, Sub kelas, Satuan kemampuan/ pengelolaan. Pengelompokan berdasarkan intensitas faktor penghambat. Tanah dikelompokkan ke dalam 8 kelas yang ditandai dengan huruf Romawi (Kelas I-VIII). Semakin baik kelas suatu lahan (mendekati kelas I), maka pilihan tipe penggunaan lahan semakin luas.

Pengelompokan ke dalam subklas dasar jenis faktor penghambat. 4 jenis utama faktor penghambat : (1) ancaman nerosi, (2) kelebihan air, (3) pembatas perkembangan akar, dan (4) pembatas iklim

Pengelompokan dalam satuan pengelolaan adalah pengelompokan tanah2 yg mempunyai keragaan & persyaratan yg sama thdp sistem pengelolaan yg sama bagi usahatani tanaman pertanian umum atau rumput makanan ternak.

1. 2.3.

Beberapa asumsi

./

4.

5. 6. 7. 8.

Klasifikasi kemampuan lahan. Tanah2 di dalam suatu kelas kemampuan adalah sama (Katagori kelas perlu pengelolaan berbeda). Suatu nisbah keluar terhadap masukan yang layak adalah sesuai untuk digunakan bagi usaha penanaman tanaman semusim/rumput/hutan Tingkat pengelolaan yang tinggi (suatu tingkat pengelolaan menjamin kelestarian SDA dan dapat memberikan hasil yang tinggi. Derajat/Intensitas hambatan kerusakan tanah bagi penggunaan yang lestari. Adanya air lebih di permukaan / di dalam tanah Klasifikasi lahan disesuaikan dengan pembatas atau ancaman atau keduanya setelah perbaikan dilakukan. Tanah yang telah diperbaiki diklasifikasi menurut hambatandan ancaman kerusakan

9. Kelas kemampuan lahan berubah jika reklamasi besar dilakukan secara permanen. 10. Pengelompokan kemampuan dapat berubah jika didapatkan informasi baru tentang perilaku dan keragaan lahan. 11. Hal-hal yang tidak termasuk kriteria klasifikasi, contoh : jarak ke pasar, ukuran dan bentuk areal, letak di lapangan, sumberdaya penggarap lahan. 12. Lahan dengan hambatan fisiktanaman hanya ditanam, dipelihara, dipanen dengan tangan, shg tidak bisa masuk kelas I-IV. 13. Lahan tanaman semusim seperti rumput,padang penggembalaan,hutan,suaka alam. 14. Data hasil penelitian dipergunakan untuk menempatkan lahan dalam satuan kemampuan, sub kelas dan kelas.

Kelas Kemampuan LahanKelas I : Sedikit hambatan yang membatasi pengunaanya, sesuai untuk penggunaan pertanian. Kelas II : Memiliki beberapa hambatan/ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaan, mengakibatkan tindakan konservasi sedang. Kelas III : Mempunyai hambatan berat yang mengurangi pilihan penggunaan & memerlukan tindakan konservasi khusus. Kelas IV : Hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah lebih besar daripada kelas III dan pilihan tanaman juga terbatas.

Kelas V : Tanah kelas ini tidak terancam erosi tetapi mempunyai hambatan lain yang tidak praktis untuk dihilangkan sehingga membatasi pilihan penggunaan. Kelas VI : Mempunyai hambatan berat yang menyebabkan tanah tidak sesuai untuk penggunaan pertanian. Kelas VII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian Kelas VIII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih sesuai untuk dibiarkan dalam keadaan alaminya.

Sub kelas Berdasarkan jenis faktor penghambat atau ancaman kerusakan dominan yang sama. Terdapat beberapa jenis hambatan yang dikenal pada sub kelas, yaitu: e : ancaman erosi w: keadaan drainase atau kelebihan air atau ancaman banjir s: hambatan daerah perakaran c: hambatan iklim Kelas kemampuan I tidak mempunyai sub kelas Satuan kemampuan Pengelompokan lahan yang sama/hampir sama kesesuaiannya bagi tanaman dan memerlukan pengelolaan yang sama atau memberikan tanggapan yang sama terhadap masukan pengelolaan yang diberikan.

D. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan Manfaat : membantu klasifikasi kategori lahan. Kriteria disusun dengan anggapan suatu lahan yang memiliki iklim yang sama. Harus tersedia informasi tentang tanggapan setiap tanah terhadap pengelolaan dan pengaruh tanah dan yang lainnya terhadap pertumbuhan tanaman. Pengelompokan tanah ke satuan kemampuan, sub kelas, kelas didasarkan atas evaluasi dari kombinasi faktor2 berikut: 1. Kemampuan tanah untuk memungkinkan tanaman memberikan tanggapan terhadap suatu penggunaan dan pengelolaan.

2. Tekstur dan struktur tanah 3. Kepekaan terhadap erosi 4. Penjenuhan / kelebihan air pada tanah yang terus-menerus 5. Kedalaman tanah 6. Garam yang merupakan racun bagi tanaman 7. Hambatan fisik seperti bantuan, erosi parit dalam dan lain-lain 8. Iklim

1.

Iklim Dua komponen yang paling berpengaruh: temperatur dan hujan. Udara bebas bergerak turun temperaturnya dengan 1oC setiap 100 m naik di atas permukaan laut. Namun di Jawa sebesar 0,61 oC. Sehingga besarnya temperatur di suatu tempat dapat diduga dengan persamaan berikut: T = 26,3oC 0,61 h Dimana T : tempertur (oC), 26,3 oC : temperatur rata2 pada permukaan laut, h:ketinggian (hm). Penyediaan air alami (curah hujan) mempengaruhi kemamupan tanah. Sehingga pengaruh interaksi antara iklim-tanah harus diperhitungkan.

2. Lereng, ancaman erosi, dan erosi yang telah terjadiKerusakan oleh erosi berpengaruh thd penggunaan tanah. Cara pengelolaan tanah disebabkan karena alasan: Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar produktivitas tanaman sedang-tinggi. Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil tanaman. Kehilangan unsur hara oleh tanaman. Kehilangan lapisan permukaan tanah. Kehilangan tanah oleh erosi Bangunan-bangunan pengendali tanah dapat rusak oleh sedimen yang berasal dari erosi. Jika terbentuk parit/erosi gully, maka akan lebih sulit pemulihan tanah untuk menjadi produktif kembali.

a. b. c. d. e. f. g.

Kecuraman lereng dikelompokkan sbb:A = 0 3% (datar) B = 3% - 8% (landai atau bermabak) C = 8% - 15% (agak miring atau bergelombang) D = 15% - 30% (miring atau berbukit) E = 30% - 45% (agak curam atau bergunung) F = 45% - 65% (curam) G = 65% (sangat curam)

.

Kepekaan erosi tanah (K) dikelompokkan sebagai berikut: KE1 = 0,00 0,10 (sangat rendah) KE2 = 0,11 0,20 (rendah) KE3 = 0,21 0,32 (sedang) KE4 = 0,33 0,43 (agak tinggi) KE5 = 0,44 0,55 (tinggi) KE6 = 0,56 0,64 (sangat tinggi)

Kerusakan erosi yang telah terjadi dikelompokkan sebagai berikut: e0 = tidak ada erosi e1 = ringan, 75% top soil sampai 25% sub soil hilang e5 = sangat berat : erosi parit

3. Kedalaman tanahKedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman. Klasifikasi kedalaman tanah yang efektif:

ko = >90 cm (dalam)k1 = 90 50 cm (sedang) k2 = 50 25 cm (dangkal) k3 = 12,5 cm/jam

6. Drainase Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut : d0 = berlebihan Air segera keluar dari tanah, sehingga tanaman akan mengalami kekurangan air d1 = baik Tanah mempunyai peredaran udara baik, profil tanah berwarna terang, seragam, tidak terdapat bercak d2 = agak baik Tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah perakaran, tidak terdapat bercak.

d3 = agak buruk Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, tidak terdapat bercak. Pada lapisan bawah terdapat bercak. d4 = buruk Bagian bawah lapisan atas terdapat bercak. d5 = sangat buruk Seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu yang terdapat bercak, terdapat air yang mennggenang di permukaan tanah dalam waktu yang lama.

7. Faktor-faktor khusus Faktor-faktor penghambat lain yang mungkin terdapat adalah batu-batuan (stone dan Rock) dan kerikil, bahaya banjir dan salinitas.Contoh klasifikasi kerikil di dalam lapisan 20 cm permukaan tanah dikelompokkan sbb: b0 = Tidak ada atau sedikit : 0 15% volume tanah b1 = sedang 15 50 % volume tanah b2 = banyak 50 90 % volume tanah b3 = sangat banyak >90% volume tanah

Klasifikasi ancaman banjir/genangan (O)O0 = tidak pernah : dalam 1 th tanah tidak pernah tertutup banjir untuk waktu >24 jam O1 = kadang-kadang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak teratur dalam periode 24 jam O3 = Selama 2-5 bulan dalam 1 th dilanda banjir >24 jam O4 = Selama waktu > 6 bln tanah dilanda banjir yang teratur >24 jam

Klasifikasi SalinitasSalinitas tanah dinyatakan dalam kandungan garam terlarut atau hambatan listrik ekstrak tanah sbb: g0 = bebas = 0 0,15% garam larut; 0 4 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C. g1 = terpengaruh sedikit = 0,15 0,35% garam larut; 4 8 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C. g2 = terpengaruh sedang = 0,35 0,65% garam larut; 8 15 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C. g3 = terpengaruh hebat = lebih dari 0,65% garam larut; lebih dari 15 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C.

Matriks kriteria klasifikasi kemampuan lahan